BAB I - Website Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gill net Milenium adalah sejenis jaring insang ialah suatu alat penangkapan ikan
yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali
ris atas dan bawah (kadang tanpa ris bawah). Besar mata jaring sama pada seluruh tubuh
jaring atau disesuaikan dengan sasaran ikan yang ditangkap. Prinsip penangkapannya
adalah dengan menghadang arah gerakan ikan yang berenang secara bergerombol maupun
satu persatu. Dipasang di bawah permukaan air dengan dihanyutkan maupun dijangkar
pada dasar perairan. Ikan yang tertangkap itu karena terjerat (gilled) pada bagian lubang
tutup insang (overculum), terbelit atau terlilit atau terpuntal (entangled) pada mata jaring.
Sasaran tangkapan adalah jenis ikan pelagis seperti ikan tenggiri, tongkol, layaran,
cakalang dan jenis ikan demersal seperti ikan kakap, manyung, talang-talang, bawal putih,
bawal hitam, pari, alu-alu dan lain sebagainya.
Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut tinting (piece).
Dalam operasi penangkapannya biasanya terdiri dari beberapa tinting yang digabung
menjadi satu sehingga menjadi satu perangkat (unit) yang panjangnya (1000 – 4000 m),
tergantung banyaknya tinting yang akan dioperasikan. Jaring termasuk alat tangkap yang
selektf, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap.
Gill net Millenium merupakan hasil modifikasi bahan dari jaring insang (gill net).
Pada sekitar tahun 2003 dikenalkan pada masyarakat nelayan khususnya nelayan Pantai
Utara Jawa. Hasil pengamatan dan evaluasi di lapangan pada saat ini telah berkembang
dan telah digunakan oleh para nelayan Pantai Utara Jawa dan Selatan bahkan nelayan telah
digunakan para nelayan pesisir Kalimantan Timur.
Bahan jaring dari nylon mono multi filament (mono twist) dengan konstruksi benang
terdiri dari beberapa serat yang dipilin lembek (bukan dipintal) sedangkan jaring insang
(gill net) pada umumnya terbuat dari bahan nylon multi filament yang dipintal.
B. Manfaat Modul
Dengan mempelajari modul ini, diharapkan manfaat yang diperoleh antara lain :
1.
Dapat mengenal / memahami konstruksi Gill net Milenium
2.
Dapat menghitung kebutuhan Gill net Milenium
3.
Dapat membuat Gill net Milenium
C. Tujuan Pembelajaran
1.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mamp u
memahami tentang konstruksi, dan membuat Gill net Milenium
1
2.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diharapkan mampu :
a. Memahami tanda dan singkatan/symbol Gill net Milenium
b.
Memahami ukuran dan jenis bahan
c.
Menyiapkan daging jaring
d.
Menyiapkan tali ris
e.
Menyiapkan pelampung dan pemberat
f.
Memasang tali ris atas dan pelampung
g.
Memasang teli ris bawah dan pemberat
D. Pokok- pokok Bahasan
E.
1.
Membaca Desain Gill net Milenium
2.
Menyiapkan bahan Gill net Milenium
3.
Merakit Gill net Milenium
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dialokasikan waktu 4 sesi (18 JP)
F.
Metode Pembelajaran
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Demonyrasi
4.
Latihan
G. Media
1.
OHP / OHT
2.
White board
3.
Kertas duplicator LCD
4.
Alat peraga lembaran jarring
5.
Bendasesungguhnya.
6.
Modul
2
BAB II
RANCANG BANGUN GILL NET MILLENIUM
A. Tanda dan Singkatan/Simbol
1.
Gill net Milenium Permukaan
DESAIN GILL NET MILENIUMPERMUKAAN
UKURAN 41 MX 14 M
3 PL L 400 x 150 mm
0.10
3 x 20.00 PE 5 mm
20 PVCY8
12
PES 250d/30, 4,”
125
PAMONO0.20 x 10 Ply, 4,”
0.50
3
41.00 PE 8 mm(Z+S)
E 0.45
Salvedge PES 250d/24, 4,” 910
0.20
5 CEM400g
a
PA MONO 0,20 x 10 ply, 4” artinya lembar jaring bahan polyamide
monofilament dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah dan ukuran
mata jaring 10 cm
b
Salvedge PES 250d/24, 4”, artinya lembar jaring penguat bahan Polyester,
dengan nomor benang berat 250 gram setiap yarn untuk panjang 9000 m
sebanyak 24 yarn, ukuran mata jarring 10 cm
c
PES 250d/30, 4” artinya lembar jaring pemberat bahan Polyester (PES) dengan
nomor benang berat 250 gram setiap yarn untuk panjang 9000 m sebanyak 30
yarn, ukuran mata jaring 10 cm.
d
910 artiya jumlah mata jaring ke samping 910 buah
e
125 artinya jumlah mata ke bawah 125 buah
f
3 artinya jumlah mata ke bawah 3 buah
g
12 artinya jumlah mata ke bawah 12 buah
h
41.00 PE 8/Z/S artinya panjang tali ris atas 41 meter bahan polyethylene garis
tengah 8 mm dengan arah pintalan kanan dan kiri
i
0.50 artinya panjang tali ekstra 50 cm
j
0,10 artinya panjang anyaman mata 10 cm
3
k
20.00 PE 5 mm artinya panjang tali pelampung tambahan 20 meter dari bahan
polyethylene garis tengah 5 mm
l
3 PL L 400 x 150 mm artinya 3 buah pelampung tambahan dari bahan plastik
panjang 400 mm garis tengah 150 mm
m
20 PVC Y8 artinya pelampung 20 buah bahan polyvinyl chloride dan daya
apung 80gf
n
0.20 PE 3 mm tali pemberat 20 cm bahan polyethylene garis tengah 3 mm
o
5 CEM 400g artinya pemberat 5 buah bahan semen dengan berat 400 gram
p
H 0,45 artinya hanging ratio 45 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan
tali ris adalah 45 % dari panjang jaring direntang tegang.
2.
Gill net Milenium Dasar
DESAIN JARING MILLENIUM DASAR
PL L 400 x 150 mm
20.00 PE 4 mm
10 cm 65 PVC Y 3
65.25 PE 8/Z/S
1450
72
0.50
H 0.45
PA MONO 0,20 x 10 ply, 4”
10 cm
1450
360 PB 11 g
CEM 400g
72.25 PE 5
72.25 PE 2
0.50
H 0.50
PA MONO 0,20 x 10 ply, 4” artinya lembar jaring bahan polyamide monofilament dengan
nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah dan ukuran mata jarring 10 cm
a 1450 artiya jumlah mata jaring ke samping 1450 buah
b
72 artinya jumlah mata ke bawah 72 buah
c
65.25 PE Ø 8/Z/S artinya panjang tali ris atas 65,25 meter bahan polyethylene
garis tengah 8 mm dengan arah pintalan kanan dan kiri
d
72.25 PE Ø 5 artinya panjang tali ris bawah 72,25 meter bahan Polyethylene
garis tengah 5 mm
e
72.25 PE Ø 3 artinya panjang tali ris bawah 72,25 meter bahan Polyethylene
garis tengah 3 mm
f
0.50 artinya panjang tali ekstra 50 cm
g
10 cm artinya panjang anyaman mata 10 cm
h
20.00 PE Ø 5 mm artinya panjang tali pelampung tambahan 20 meter dari bahan
polyethylene garis tengah 5 mm
i
4 PL L 400 x Ø 150 mm artinya 4 buah pelampung tambahan dari bahan plastik
panjang 400 mm garis tengah 150 mm
4
j
65 PVC Y3 artinya pelampung 65 buah bahan polyvinyl chloride dan daya
apung 30g
k
0.20 PE Ø 3 mm tali pemberat 20 cm bahan polyethylene garis tengah 3 mm
l
5 CEM 400g artinya pemberat 5 buah bahan semen dengan berat 400 gram
m
360 Pb 11g artinya pemberat 360 buah bagan timah dengan berat 11 gram
n
H 0,45 artinya hanging ratio 45 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan
tali ris adalah 45 % dari panjang jaring direntang tegang.
o
H 0,50 artinya hanging ratio 50 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan
tali ris adalah 50 % dari panjang jaring direntang tegang.
B. Ukuran dan Jenis Jaring
1.
Ukuran
a
Panjang satu pis Gill net millennium permukaan (dihanyutkan) 40 – 45 meter
namun dalam satu unit alat ini dioperasikan antara 20 – 100 pis tergantung besar
kecilnya kapal. Sedangkan lebar keseluruhannya 14 – 28 meter.
b
Panjang satu pis Gill net millennium dasar (dilabuh) 60 – 70 meter, dalam satu
unit alat ini bisa 20 – 100 pis dan lebarnya 7 meter
2.
C.
Jenis Jaring
a.
Jaring ingsang permukaan
b.
Jaring insang pertengahan
c.
Jaring insang dasar
d.
Jaring insang melingkar
e.
Trammel net
Bagian-Bagian Gill net Milenium
1.
2.
Gill net Milenium Permukaan
a.
Jaring Utama
b.
Jaring Pemberat
c.
Tali ris atas
d.
Pelampung
e.
Pelampung tambahan
f.
Pemberat
Gill net Milenium Dasar
a.
Jaring Utama
b.
Tali ris atas
c.
Tali ris bawah
d.
Pelampung
e.
Pelampung tambahan
f.
Pemberat
g.
Pemberat tambahan
5
D. Rangkuman
1.
Pengetahuan tentang konstruksi Gill net Milenium mempunyai peranan penting
dalam rangka pebuatan alat penangkap ikan.
2.
Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat alat dalam usa ha
penangkapan ikan.
3.
Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menangani konstruksi Gill net
Milenium dapat mendukung pembuatan alat penangkap ikan maupun dalam operas i
penangkapan ikan.
4.
Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menangani konstruks i Gill net
Milenium dapat memilih / memesan bahan jarring sesuai spesifikasi yang
dikehendaki, disamping itu dalam pembuatan alat penangkap ikan dapat lebih efektif
tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu.
5.
Apabila pengetahuan dan ketrampilan menangani konstruksi Gill net Milenium ini
kurang dipahami
maka kualitas pembuatan alat penangkap ikan tidak dapat
diharapkan keberhasilannya dalam usaha penangkapan ikan.
G. Latihan
1.
Jelaskan secara singkat definisi gill net
2.
Jelaskan cara pengukuran gill net
3.
Jelaskan arti penulisan 40.PE Ø 8 ( Z + S ) dalam desain Gill net Millennium
4.
Jelaskan arti Webbing PA, N0.0,20 x 10 ply, 4” , 910 ML x 72 MD
6
BAB III
MENYIAPKAN BAHAN GIIL NET MILLENIUM
A. Daging Jaring
1.
Jaring utama Gill net Milenium Permukaan
Bagian ini merupakan lembaran jaring yang sangat penting karena merupakan
bagian tempat tertangkapnya ikan- ikan dengan cara terjerat maupun terpintal.
Oleh karena itu lembaran jaring harus memenuhi kriteria baik kelenturan
benangnya, warna jaring, bentuk pembukaan mata jaring maupun kekuatannya.
Lembaran Jaring gill net millennium permukaan berbentuk persegi panjang dengan
jumlah mata jaring kearah panjang (mesh length) 910 mata dan jumlah mata ke arah
bawah / lebar / dalam ( mesh depth ) 125 mata
Mata jaring berbentuk belah ketupat dengan besar mata 10 cm diukur dari titik
tengah simpul arah mesh secara diagonal ditarik / direntang tegang (stretched).
Bahan dari PA (nylon) Monofilamen dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10
buah tidak dipintal namun hanya dipilin lembek.
2.
Jaring Penguat
Jaring penguat merupakan lembaran jaring tambahan yang
dirangkai pada bagian
atas jaring utama pada Gill net millennium permukaan . Lembaran jaring ini
berfungsi sebagai penguat agar pinggir lembaran jaring utama lebih kuat dan tidak
berhubungan lansung dengan tali ris atas penggantung jaring.
Panjang maupun ukuran matanya sama dengan lembaran jaring utama. Lebar jaring
digunakan 3 mata. Bahan jaring yang digunakan adalah jenis Polyester dengan
nomor benang 250d/24.
3.
Jaring Pemberat
Jaring pemberat merupakan lembaran jaring tambahan yang dirangkai pada bagian
bawah jaring utama pada Gill net millennium permukaan . Lembaran jaring ini
berfungsi sebagai pemberat agar lembaran jaring utama dapat terbentang dengan
sempurna pada saat Gill net millennium dioperasikan.
7
Panjang maupun ukuran matanya sama dengan lembaran jaring utama. Lebar jaring
digunakan 12 mata, sehingga jumlah mata jaring arah lebar 140 mata. Bahan jaring
yang digunakan adalah jenis Polyester dengan nomor benang 250d/30.
E 0.45
125
PAMONO0.20 x 10 Ply, 4,”
12
PES 250d/30, 4,”
4.
3
Salvedge PES 250d/24, 4,” 910
Lembaran Gill net millennium dasar berbentuk persegi panjang dengan jumlah mata
jaring kearah panjang (mesh length) 1450 mata dan jumlah mata ke arah bawah /
lebar / dalam ( mesh depth ) 72 mata
Mata jaring berbentuk belah ketupat dengan besar mata 10 cm diukur dari titik
tengah simpul arah mesh secara diagonal ditarik / direntang tegang (stretched). Jaring
millennium dasar tanpa menggunakan jaring pemberat. Bahan dari PA (nylon)
Monofilamen dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah tidak dipintal
namun hanya dipilin lembek.
72
1450
PAMONOTwist no. 0,20 x 10 ply, 4”
Jaring utama
B. Tali Ris
Sebelum dilaksanakan pembuatan Gill net Millenium sebaiknya
mengumpulkan atau
menyiapkan bahan maupun peralatan yang diperlukan termasuk :
1.
Tali yang masih dalam bentuk gulungan harus dilepas dan diluruskan dengan cara
ditegangkan agar tidak tertekuk-tekuk.
2.
Menghitung panjang tali ris atas sebagai tempat tergantungnya jaring denga n
prosentasi antara 40 – 60 % dari panjang jaring keseluruhan dibentang secara tegang.
Penggantungan lembaran jaring pada tali ris disebut hanging yang mana panjang
jaring lebih poanjang dibanding panjang talinya.
8
Sedangkan pemendekan jaring terhadap tali ris disebut shortening. Hanging da n
shortening dinyatakan dalam persen.
Rumusnya adalah
l=Hx L
Keterangan : l = panjang tali ris (m)
H = hanging ratio (%)
L = panjang jaring sebelum digantung (ditarik tegang)
Contoh :
Selembar jaring panjang 100 meter dan lebar 150 mata, ukuran mata jaring 10
cm. Jaring tersebut akan dipasang tali ris dengan hanging ratio 55 %. Panjang
tali risnya adalah l = H x L
= 0,55 x 100 = 55 meter.
3.
Menghitung kedalaman jaring milenium setelah dipasang tali ris.
Rumus
d = m.nV 1-H
Keterangan :
d = Dalam/lebar jaring setelah dipasang tali ris (m)
m = Ukuran mata jaring (cm)
n = jumlah mata jaring ke arah dalam/lebar
H = Hanging ratio (%)
Pengaruh pembukaan mata jaring
setelah digantung berdasarkan hanging
40 % 45 % 50 % 55 % 60 %
4.
Tali ris Gill net millennium permukaan
Tali ris atas panjang 41 semeter sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene garis
tengah 8 mm terdiri dari pintalan kanan (Z) dan pintalan kiri (S). Satu buah
sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya
sebagai tempat mengikat pelampung.
Panjang tali ris keseluruhan 42 m.
sedangkan untuk tali ektra 1 m (masing- masing panjang 0,5 m kiri dan kanan)
berfungsi untuk menyambung antara jaring yang satu dengan jaring yang
9
lainnya apabila akan dioperasikan dan tidak menggunakan tali ris bawah.
Kadang jumlah tali ris atas sampai 3 buhan bahkan 4 buah tergantung lebar jaring
yang digunakan dan jumlah pis jaring dalam satu set atau unit
0.10
5.
41 meter
PEdia 8 mm
0.50S
Z
Tali ris Gill Net Milenium dasar
a.
Tali ris atas panjang 65.25 sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene (PE) garis
tengah 8 mm terdiri dari pintalan kanan (Z) dan pintalan kiri (S). Satu buah
sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya sebagai tempat
mengikat pelampung. Panjang tali ris keseluruhan 66,25 m. sedangkan untuk
tali ektra 1 m (masing- masing panjang 0,5 m kiri dan kanan) berfungsi untuk
menyambung antara jaring yang satu dengan jaring yang lainnya apabila akan
dioperasikan. Jumlah tali ris atas sampai 3 buhan bahkan 4 buah tergantung
lebar jaring yang digunakan dan jumlah pis jaring dalam satu set atau unit
0.10
b.
65,25 meter
PEdia 8 mm
0.50S
Z
Tali ris bawah panjang 72.50 meter sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene,
satu buah sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya sebagai
tempat mengikat pemberat. Panjang tali ris bawah keseluruhan 73,50 m. Dengan
pembagian 72,50 yang terikat pada jaring dan selebihnya untuk tali ekstra kiri
dan kanan
Terkecuali Gill net millennium yang pengoperasiannya dihanyutkan maka
tidak perlu menggunakan tali ris bawah
0.10
c.
0.50
72,25 meter
PEdia 5 &2 mm
Tali pelampung tambahan panjang 20 meter dari bahan PE garis tengah 5 mm
sebanyak 3 buah
20 Meter
10
d.
Tali pemberat tambahan panjang 20 cm bahan PE garis tengah 3 mm sebanyak 3
buah.
20 cm
C. Pelampung
Pelampung terletak pada bagian tali ris atas guna menarik / mengangkat jaring ke atas.
Pelampung tambahan diikatklan pada tali ris atas berfungsi untuk mengatur letak jaring di
dasar air. Pelampung tanda diikatkan pada pemberat jangkar. berfungsi sebagai batas
panjang alat tangkap atau sebagai awal,penarikan jaring
1.
Menghitung jarak pemasangan pelampung
a.
Pemasangan pelampung yang dihitung jaraknya antara titik
tengah pelampung
Rumusnya adalah
I =
___pt_____
( Jp – 1 )
Keterangan :
I = Interval ( jarak )
Pt = Panjang tali pelampung
Jp = Jumlah pelampung
Pp = Panjang pelampung
1
= Pelampung pertama pada pis lainnya.
Jarak
Jarak
11
b.
Pemasangan pelampung jaraknya antara pinggir pelampung yang berhadapan
I =
___pt_____ - Pp
( Jp – 1 )
Keterangan :
I = Interval ( jarak )
Pt = Panjang tali pelampung
Jp = Jumlah pelampung
Pp = Panjang pelampung
1
= Pelampung pertama pada pis lainnya.
Pp = Panjang pelampung
1
= Pelampung pertama pada pis lainnya.
Jarak
Pelampung Gill net millennium permukaan sebanyak 20 buah dari bahan Polyvinyl Chloride
tipe Y8 atau daya apung ± 80 gram forse dengan ukuran panjang 150 mm dan garis tengah 30
mm
2.
Pelampung tambahan sebanyak 3 buah dari bahan Plastik daya apung 3 kgf denga n
ukuran panjang 400 mm dan garis tengah 150 mm
400 mm
150 mm
Pelampung botol bahan plastik
12
3.
Pelampung Gill net millennium dasar sebanyak 65 buah
D. Pemberat
Gill net millennium dasar pemberat terpasang pada tali ris bawah untuk menarik jaring
turun ke dasar perairan, sehingga tubuh jaring terbuka / terbentang ke bawah secara
vertical.
Pemberat jangkar diikatkan pada ujung jaring berfungsi agar jaring tidak hanyut.
Pemberat tambahan diikatkan pada tali ris pemberat.
Kecuali Gill net millennium permukaan tidak menggunakan pemberat timah
Pemberat Gill net millennium dasar yang digunakan pada umumnya terbuat dari bahan
plumbum (PB) atau timah berbentuk oval dengan lubang ditengah. Ukuran pemberat
panjang 10 mm dengan garis tengah 6 mm dan garis tengah lubang 2 mm Berat pemberat
sekitar 11 gram sedangkan pembeat tambahan dapat digunakan baha n baku, batu bata,
maupun semen dengan berat antara 400 – 800 gr. Untuk Gill net Millenium yang di
pasang di dasar perairan , maka di butuhkan jangkar atau batu jangkar dengan berat 5 –
10 kg.
11gram
CEM800g
5-10 kg
E. Daftar Bahan satu pis
1.
Gill net Millenium Permukaan
a.
Webbing PA mono No.0,20 x 10 ply, 4", 100 yards x 125 MD
= 1 pis
b.
Webbing PES 250d/24, 4”, 100 yards x 3 MD
= 1 pis
c.
Webbing PES, 250d/30, 4", 100 yards x 12 MD
= 1 pis
d.
Tali ris atas PE Ø 8 mm / Z, @ 43 m
= 1 bh
e.
Tali ris atas PE Ø 8 mm / S, @ 43 m
= 1 bh
f.
Tali pelampung tambahan PE Ø 5mm, @ 20 m
= 3 bh
g.
Pelampung PVC Y8
= 20 bh
13
2.
F.
h.
Pelampung PL L400 x Ø 150 mm
= 3 bh
i.
Pemberat tambahan CEM 400 gr
= 5 bh
j.
Twine 210 d/12
= 2 ikat
Daftar Bahan satu pis Gill net Millenium Dasar
a.
Webbing PA mono No.0,20 x 10 ply, 4", 160 yards x 72 MD
= 1 pis
b.
Tali ris atas PE Ø 8 mm / Z, @ 67 m
= 1 bh
c.
Tali ris atas PE Ø 8 mm / S, @ 67 m
= 1 bh
d.
Tali ris bawah PE Ø 5 mm, @ 74 m
= 1 bh
e.
Tali ris bawah PE Ø 2 mm, @ 74 m
= 1 bh
f.
Tali pelampung tambahan PE Ø 5 mm, @ 20 m
= 4 bh
g.
Tali jangkar atau tali pelampung tanda PE Ø 10 mm, @ 30 m
= 2 bh
h.
Pelampung PVC Y3
= 51 bh
i.
Pelampung PL L 400 x Ø 150 mm
= 4 bh
j.
Pemberat PB 11 gr
= 4 kg
k.
Pemberat tambahan CEM 400 gr
= 5 bh
l.
Tali pemberat PE Ø 3 mm, @ 20 cm
= 5 bh
m.
Twine PA 210d/12
= 4 ikat
Rangkuman
1.
Pengetahuan tentang menyiapkan lembar jaring mempunyai peranan penting dala m
rangka menyiapkan bahan Gill net millennium
2.
Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat alat dalam usaha
merakit bagian-bagian jarring .
3.
Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menyiapkan bahan Gill net Milenium
dapat mendukung pembuatan alat penangkap ikan
4.
Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menyiapkan bahan Jaring
Milenium dapat memilih / memesan bahan jaring sesuai spesifikasi yang
dikehendaki, disamping itu dalam pembuatan alat penangkap ikan dapat lebih efektif
tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu.
5.
Apabila pengetahuan dan ketrampilan menyiapkan bahan Gill net Milenium ini
kurang dipahami
maka kualitas pembuatan alat penangkap ikan tidak dapat
diharapkan keberhasilannya dalam usaha penangkapan ikan.
14
G. Latihan
1.
Jelaskan secara singkat cara menghitung panjang tali ris
2.
Jelaskan secara singkat cara menghitung pengaruh kedalaman jaring setelah hanging
3.
Jelaskan cara mengitung jumlah pelampung
4.
Jelaskan cara menghitung jumlah pemberat
15
BAB IV
PERAKITAN GILL NET MILLENIUM
A. Memasang Tali Ris Atas Dan Pelampung
1.
Menghitung jumlah jarak ikatan dan jumlah mata jaring tiap ikatan
Contoh :
Sebuah jaring panjang tali ris 41 meter mempunyai jumlah mata kesamping
908 ( 91 m ), ukuran mata 10 cm. Hanging ratio 45 % (0,45)
Hitung jarak ikatan yang serasi..
a.
Panjang tali ris 41 meter = 4100 cm, jumlah mata ke samping 908 buah
Jarak ikatan = 4100 / 908 = 4,5 cm setiap mata
c.
Ukuran mata jaring 10 cm x Hanging ratio = 10 x 0,45 = 4,5 cm
Jarak ikatan setiap mata jaring = 4,5 cm
Pengikatan yang serasi adalah jarak 4,5 cm setiap mata dikalikan berapa mata
yang genap. Sebagai contoh adalah 4,5 cm x 4 mata = 18 cm.
Jadi jarak ikatan jaring adalah 18 cm dan jumlah mata jaringnya 4 mata.
18 cm
4 mata
2.
18 cm
4 mata
Menggantung jaring
Pada tali ris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu system lansung (usus-usus) da n
system loop (melengkung). Untuk menggantung dengan cara lansung (usus- usus)
maka tali ris dimasukan pada seluruh mata jaring bagian pinggir arah memanjang
(mendatar). Sedangkan dengan system loop (melengkung) maka sebagai gantunga n
dari sisi-sisi mata jaring tadi adalah benang pengikat.
Menggantung dengan cara melengkung ini biasanya hanya mempunyai sebuah tali
ris, yang juga merupakan tali ris pelampung.
Sedangkan untuk system usus-usus pada umumnya menggunakan dua buah tali ris.
Tali ris yang satu sebagai tempat menggantung jaring sedangkan yang lainnya adala h
untuk tali pelampung. Kedua tali ris tersebut sebaiknya mempunyai arah pintala n
16
yang berbeda yaitu pintalan kanan atau kiri agar jaring tidak membelit. Ikatan yang
digunakan dalam menggantung jaring pada tali ris adalah simpul pangkal ganda.
3.
Pemasangan pelampung
Pelampung-pelampung yang akan dipasang pada jaring, sebelumnya tali pelampung
dimasukan pada lubang- lubang pelampung. Kemudian tali pelampung dan tali ris
penggantung jaring diikat bersama-sama sehingga menjadi satu. Jarak setiap ikata n
18 cm dengan jumlah mata jaring 4 mata. Selanjutnya pengaturan jarak pelampung
diatur sesuai dengan perhitungannya yang telah ditentukan.
Untuk Gill net millennium permukaan jarak 200 cm. sedangkan untuk Gill net
millennium dasar jaraknya 50 - 150 cm. Pemasangan pelampung diawali dari sala h
satu ujung tali ris. Setiap pengikatan pelampung digantung mata jaring sebanyak 2
mata untuk Gill net mulenium permukaan; sedangkan untuk Gill net millennium
dasar digantung 1 mata jaring.
18 cm
2
2
200 cm
18cm
18cm
4 mata
4 mata
2 2 mata
Kiri
PE8 mm
Kanan
PAMONOtwist 0.20 x 10 ply, 4”
Cara menggatung jaring pada tali ris dan
cara memasang pelampung MileniumPermukaan
Pemasangan Pelampung dan
Penggantungan mata jaring
MileniumDasar
140 cm
20 cm
4 mata
1
mata
17
B. Memasangan Tali Ris Bawah dan Pe mberat
1.
Menghitung jumlah jarak ikatan dan jumlah mata jaring tiap ikatan
Contoh :
Sebuah jaring panjang tali ris 72.50 meter mempunyai jumlah mata kesamping
1450 ukuran mata 10 cm. Hanging ratio 50 % (0,50)
Hitung jarak ikatan yang serasi..
a.
2.
Panjang tali ris 72.50 meter = 7250 cm, jumlah mata ke samping 1450 buah
Jarak ikatan = 7250 / 1450 = 5 cm setiap mata
b. Ukuran mata jaring 10 cm x Hanging ratio = 10 x 0,50 = 5 cm
Jarak ikatan setiap mata jaring = 5 cm
Pengikatan yang serasi adalah jarak 5 cm setiap mata dikalikan berapa mata
yang genap. Sebagai contoh adalah 5 cm x 4 mata = 20 cm.
Jadi jarak ikatan jaring adalah 20 cm dan jumlah mata jaringnya 4 mata.
Menggantung jaring
Pada tali ris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu system lansung (usus-usus) da n
system loop (melengkung). Untuk menggantung dengan cara lansung (usus- usus)
maka tali ris dimasukan pada seluruh mata jaring bagian pinggir arah memanja ng
(mendatar). Sedangkan dengan system loop (melengkung) maka sebagai gantunga n
dari sisi-sisi mata jaring tadi adalah benang pengikat. Menggantung dengan cara
melengkung ini biasanya hanya mempunyai sebuah tali ris, yang juga merupakan tali
ris pemberat.
Sedangkan untuk system usus-usus pada umumnya menggunakan dua buah tali ris.
Tali ris yang satu sebagai tempat menggantung jaring sedangkan yang lainnya adala h
untuk tali pemberat dan ukurannya lebih kecil untuk agar masuk pada lubang
pemberat. Ikatan yang digunakan dalam menggantung jaring pada tali ris adala h
simpul pangkal ganda.
3.
Pemasangan pemberat
Pemberat-pemberat yang akan dipasang pada jaring, sebelumnya tali pelampung
dimasukan pada lubang- lubang pemberat. Kemudian tali pemberat dan tali ris
penggantung jaring diikat bersama-sama sehingga menjadi satu.
Jarak seriap ikatan 20 cm dengan jumlah mata jaring 4 mata. Selanjutnya pengatura n
jarak pemberat diatur sesuai dengan perhitungannya yang telah ditentukan.
Pemasangan pemberat diawali dari salah satu ujung tali ris. Setiap pengikata n
pemberat digantung mata jaring sebanyak 1 mata.
Sedangkan Gill net millennium dasar menggunakan pemberat timah seberat 4 k g
atau 360 buah @ 11 gram.
Dipasang dengan jarak ikatan 20 cm. setiap jarak ikatan ditempatkan 4 mata jaring.
Setiap ikatan ditempatkan satu pemberat dan satu mata jaring diikat di bawah ikata n
pemberat. Jadi mata jaring diantara pemberat tiga mata
18
140
PA MONO 0,20 x 10 ply, 4”
SARAN d/21, 4”
908
15
0.20 PE 4mm
2 CEM 400g
Pemasangan pe mberat
Jaring Milenium Permukaan
4 mata
mata
1
22 cm
Pemasangan Pemberat dan
Penggantungan mata jaring
C. Rangkuman
1.
Pengetahuan tentang menghitung panjang tali ris, mengikat tali ris, memasang
pelampung dan pemberat mempunyai peranan penting dalam rangka pebuatan Gill
net Milenium.
2.
Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat Gill net Milenium
dalam usaha penangkapan ikan.
3.
Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menghitung panjang rali ris, mengikat
tali ris, memasang pelampumg dan pemberat mempumyai peran penting dala m
pembuatan Gill net Milenium maupun dalam operasi penangkapan ikan.
4.
Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menghitung panjang tali ris,
mengikat tali ris, memasang pelampung dan pemberat dapat membuat Jaring
Milenium sesuai desain yang dikehendaki, disamping itu dalam pembuatannya dapat
lebih efektif tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu.
5.
Apabila pengetahuan dan ketrampilan menghitung panang tali ris, mengikat tali ris,
memasang pelampung dan pemberat Gill net Milenium ini kurang dipahami maka
kualitas pembuatan alat penangkap tersebut tidak dapat diharapkan keberhasilannya
dalam usaha penangkapan ikan.
19
D. Latihan
1.
Hitunglah panjang tali ris atas Gill net Milenium bila panjang jaring tegang 100
yards dalam 14 meter dengan hanging ratio 50 persen
2.
Hitunglah berapa meter dalamnya setelah diikat pada tali ris berdasarkan latiha n
nomor satu di atas.
3.
Jelaskan berapa centi meter jarak setiap ikatan bila antara setiap ikatan terdapat 4
mata jaring pada latihan nomor satu.
4.
Pada latihan tersebut di atas dipasang tali ris bawah dengan hanging ratio 55 persen.
Hitunglah panjang tali ris bawah.
5.
Hitunglah jarak setiap ikatan tali ris bawah bila antara setiap ikatan tedapat 4 mata
jaring
20
BAB V
DAERAH PENANGKAPAN IKAN
A. Pengertian Daerah Penangkapan Ikan
Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground) adalah merupakan daerah / area dimana
pupulasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan, yang bahkan
apabila memungkinkan “diburu” oleh para Fishing Master yang bekerja di kapal-kapal
penangkap ikan skala industri
dengan menggunakan peralatan penangkapan ikan dan
teknologi yang dimilikinya semakin cangggih
Kondisi lingkungan ternyata dapat mempengaruhi daerah penangkapan ikan. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan diantaranya adalah temperatur air, kadar
gram (salinitas), pH, kecerahan (transparancy), gerakan air, kedalaman perairan, topographi
dasar perairan, bentuk bangunan yang ada di dsar perairan(bottom propertis), kandungan
oxygen terlarut serta makanan.
Untuk mendapatkan daerah penangkapan ikan ada beberapa hal yang perlu dilacak
keberadaaanya yaitu tentang adanya distribusi massa air sebagai akibat adanya derah
pertemuan arus laut. Distribusi massa air ini juga membawa dan menyebabkan organisme
hidup. Fluktuasi keadaan lingkungan kenyataannya dapat mempengaruhi beberapa hal
diantaranya adalah distribusi, migrasi, pertumbuhan dan migrasi dari beberapa organisme air
termasuk ikan yang menghuninya.
Keadaan lingkungan perlu diamati terutama apabila akan digunakan untuk kegiatan
survai perikanan khsusunya untuk mengetahui lokasi yang memiliki keadaan lingkungan yang
optimum serta pengaruh lingkungan terhadap lokasi daerah penangkapan ikan. Hewan-hewan
laut termasuk ikan suka mendiami lingkungan dan kadang-kadang tinggal disuatu tempat yang
permanen, atau kadang-kadang hanya lewat saja, mendiami suatu tempat hanya untuk jangka
pendek sebelum meneruskan untuk bergerak lagi aatau bermigrasi. Sewaktu hewan-hewan itu
ada atau menetap disuatu tempat, maka hal ini memudahkan mereka untuk ditangkap dengan
menggunakan peralatan penangkapan ikan. maka sejak saat itu daerah tersebut sudah disebut
sebagai Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground).
Beberapa daerah penangkapan ikan yang baik yaitu apab ila mempunyai :
 Karakteristik dari ikan yang menghuninya (seperti sub populasi, umur, ukuran, jangka
waktu/lama kehidupan dan tingkat pertumbuhan)
 Jumlah individu ikan (seperti ukuran sub populasi, jumlah ikan yang datang ke Fishing
ground, jumlah gerombolan ikan dan tingkat kepadatan individu untuk setiap
gerombolan
 Karakteristik fishing ground (seperti : letak/posisinya, wilayahnya, dan kedalamannya).
 Waktu (seperti : musim, lamanya tinggal)
Beberapa keadaan yang umumnya disukai oleh ikan dan hewan laut lainnya adalah :
21
 Daerah yang faktor phisiknya optimum yang menyebabkan spesies ikan dapat
beradaptasi karena fluktuasi yang terjadi di daerah tersebut relatif kecil
 Daerah Upwelling dari perairan yang dalam serta kaya akan nutrient yang bergerak
keatas kedaerah Euphotic yang banyak phitoplanktonnya, dimana dari hasil proses
photosintesisnya dapat dikonsumsi oleh hewan air lainnya.
 Daerah merupakan pertemuan dan puncak Upwelling yang merupakan kombinasi
thermoclin pada perairan yang dangkal dan kisaran temperatur optimumnya bagi
spesies ikan yang merupakan faktor pembatas pada daerah yang sempit
 Migrasi ikan pada waktu tertentu yang melalui massa air yang mempunyai kisaran
temperatur optimum sebagai hasil pertemuan dari 2 massa air yang berbeda (sebagai
contoh adalah daerah pertemuan arus Kuroshio dan Oyashio di Jepang )
 Daerah yang dekat dengan bangunan-bangunan yang ada didasar laut (seperti terumbu
karang, daerah topography yang menghasilkan campuran antra lapisan air atas dan
lapisan air bawahnya, dan organisme yang dibawahnya merupakan makanan ikan)
 Beberap lokasi yang merupakan daerah yang baik untuk fishing ground karena
merupakan derah yang spesifik bagi ikan guna menempelkan telur-telurnya (seperti
dekat rumput laut, bangunan-bangunan atau kapal karam yang ada didasar laut)
B. Syarat-syarat Daerah Penangkapan yang baik
Daerah penangkapan yang baik mempunyai persyaratan sebagai berikut :
 Daerahnya cukup luas sehingga diharapkan suatu kelompok ikan tinggal secara utuh
dalam satu kelompok
 Daerah tersebut banyak terdapat ikan- ikan serta hasil laut lainnya dan dapat dilakukan
penangkapan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama
 Alat tangkap dapat dioperasikan secara baik dan aman
 Daerah tersebut dapat dicapai dengan kapal tangkap yang secara ekonomis
menguntungkan
 Cukup tersedia makanan bagi anggota kelompok ikan, bik ikan kecil maupun ikan
dewasa
C. Daerah Pe rtemuan 2 Buah Arus
Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena pertemuan 2 buah arus sebagai akibat
perbedaan massa air, misalnya Arus Kuroshio dan arus Oyashio di perairan Jepang.
Daerah
Penangkapan Ikan yang terbentuk karena mempunyai Temperatur Optimum Peristiwa
pertemuan arus karena perbedaan massa air adalah sangat komplek.
Ikan- ikan mengikutinya dan bergerak kearah permukaan mengikuti pergerakan
organisme yang menjadi makanannya yang terbawa oleh arus. Contohnya adalah daerah
pertemuan arus Kuroshio dan arus Oyashio di pantai Sauriku Jepang. Disana merupakan
fishing ground dari Bonito, dimana gerakan ke utara dari arus Kuroshio yang panas terhadang
oleh arus yang datang dari utara dari arus Kuroshio yang panas terhadang oleh arus yang
datang dari utara yang dingin dan terjadi penetrasi, sehingga sekitar isotherm 22ºC merupakan
22
derah penangkapan ikan yang baik. Juga yang terjadi di Pantai Sanriku Jepang, arus Oyashio
bertemu dengan cabang dari arus Kuroshio, sehingga merupakan fishing ground ikan Saury
yang berkerumun pada isotehrm 10ºC sebagai akibat dari bertemunya arus tersebut dengan
arus panas yang datang dari selatan.
Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena Percampuran Air yang mengarah ke
atas Pertemuan antara arus panas dan arus dingin juga mengakibatkan terjadinya fluktuasi
perubahan arus karena ruangan dan waktu yang menyebabkan massa air beradu, dan hal ini
mengakibatkan arah arus kebawah atau sebaliknya malah keatas sebagai Upwelling.
Akibat dari adanya perbedaan kecepatan arus dan arah yang saling bersilang sehingga
masing- masing bertemu pada suatu daerah, maka yang demikian itu disebut sebagai
bentuk/formasi Eddy. Hal ini mengingatkan kita pada mekanisme terjadinya Cyclon dan
Typhoon di atmosophere. Gerakan-gerakan bentuk Eddy dengan gerakan air vertikal keatas dn
kemudian bergerak menyebar ini sejenis dengan Upwelling, sedangkan gerakan yang lainnya
adalah gerakan air vertikal kebawah lalu kemudian menyebar. Daerah yang dekat dengan
pertemuan arus yang kemudian berkembang dan menyebabkan gerakan air ke permukaan dan
lantas menyebar ini disebut dengan Surface Divergence, sedang sebaliknya yang
menyebabkan gerakan air kedasar lantas menyebar ini disebut dengan Surface Convergence.
Hal ini tentu menyebabkan tingkat kepadatan pada perairan yang dalam serta
kandungan garam- garam mineral yang terbawa keatas ke lapisan permukaan dimana
phytoplankton berpotosysntesis, sehingga menarik Zooplankton yang langsung maupun tidak
langsung menjadi makanan bagi ikan- ikan. Kenyataannya sekitar daerah Convergence
merupakan pertemuan arus. Disini kegiatan dalam rantai makanan bertambah, yaitu dengan
adanya hewan- hewan yang memakan plankton, yang kemudian menarik ikan untuk
memangsanya. Jadi Convergence yang kuat dapat mengkibatkan ikan- ikan menjadi
terkonsentrasi, dan hal ini merupakan daerah penangkapan ikan yang baik.
Daerah yang produktifitasnya tinggi yang merupakan daerah penangkapan ikan terbaik
di dunia karena bertemunya 2 (dua) arus yaitu :
 Di Tohuku dan Hokkaido Jepang (pertemuan antara Kuroshio dan Oyashio)
 Sepanjang pantai Australia dan New Zealand (pertemuan antara arus timur Australia
(East Australian Current / WWC) dengan Arus balik Angin Bagian Barat (West
Wind Counter Current / WWC)
 Di afrika Selatan (pertemuan antara arus Agulhas (Agulhas Current / AGC) dengan
Arus Balik Angin Barat (West Wind Counter Current/WWC)
 Di Patagonia yaitu disebelah Barat Daya Laut Atlantik pertemuan antara arus Brazil
(Brazil Current/BC) dan arus Falkland (Falkland Current/FC)
 Di sebelah Barat Laut Samudra Atlantik (pertemuan arus frontal)
 Disebelah Timur Laut Samodra Atlantik (pertemuan arus frontal dan arus Artic)
23
D. Daerah Penangkapan Ikan yang te rbe ntuk karena adanya Arus Upwelling
Beberapa bentuk daerah penangkapan ikan dimana beberapa diantaranya adalah
sebagai akibat dari Upwelling yang kuat yang datangnya dari perairan laut dalam menuju ke
permukaan.
Daerah Upwelling diakibatkan oleh berapa hal, yaitu :

Bila angin yang bertiup kearah lepas pantai (off shore wind) sangat keras dan air
dipermukaan terbawa, maka lapisan permukaan menjadi turun, dan hal
tersebutakan dikompensasikan dengan adanya Upwelling dari laut dalam yang
dekat pantai.

Bila ada terumbu karang atau tepi tebing, maka arus bawah air yang
menghantamnya akan naik dan menjadi arus Upwelling

Upwelling yang diakibatkan bertemunya 2 arus lalu naik dan kemudian ada
dipermukaan arahnya berlawanan

Upwelling yang diakibatkan karena adanya arus bawah yang melewati sisi bawah
pulau atu berkarang besar yang kemudian arus tersebut naik kearah atas.

Upwelling yang diakibatkan naiknya arus seperti yang terjadi pada bentuk/formasi
Eddy (Bentuk Daerah Divergence)
Daerah Upwelling ada bermacam- macam ukuran dan kekuatannya, tetapi umumnya
mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Didaerah perairan laut dalam yang kaya akan nutrient akan dibawah ke atas
lapisan permukaan,
bercampur dengan phytoplankton dan
menghasilkan
konsentrasi makanan

Di daerah Divergence dengan Upwelling yang kuat, Upwelling dari perairan laut
dalam yang mana temperaturnya rendah dan kaya akan nutrient, bergerak menuju
ke lapisan permukaan dan menjadikan daerah sekitarnya menjadi lebih dingin
dengan tingkat kecerahan yang semakin berkurang

Di daerah yang merupakan puncak dari Upwelling, lapisan thermocline terngkat
keatas mendekati permukaan, dimana temperaturnya sangat cocok bagi banyak
ikan yang berenang dan berkumpul pada area yang terbatas.
Dibawah ini beberapa daerah Upwelling yang merupakan tujuan daerah penangkapan
ikan di dunia, yaitu :

Di Samodra Pasifik yang merupakan daerah penangkapan ikan teri (Anchovy)
yaitu di Peru, Sardin di california dan Madidihang
(Thunnus albacares) di Costa Rica.

Di Samodra Atlantik yang merupakan daerah penangkapan ikan Sardine dan juga
ikan-ikan dasar.

Di Samodra Hindia yang merupakan daerah penangkapan ikan yang ada
disepanjang pantai Somalia dan di Pantai Cochin di India
24
E. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena Topography Dasar atau Bentuk
Dari Garis Pantai.
Biasanya berpengaruh terhadap kecepatan arus bawah. Pada bentuk/formasi Eddy,
ketika massa air panas dan dingin bertemu dan terjadi Upwelling, maka akibatnya arus air
dingin dengan densitas yang tinggi berbelok kearah menuju kepermukaan (Surface
Divergence). Maka daerah yang demikian ini merupakan daerah penangkapan ikan yang
sangat baik. Sebagai contoh adalah massa air yang besar di Enshu Nada karena terjadinya
fluktuasi arus Kuroshio sehingga naik keatas/kepermukaan (Surface Divergence).
Contoh lain faktor topographi dasar yang ada di selat, arus yang melaluinya dapat
memutar dan mencampur lapisan perairan yang ada dipermukaan dengan lapisan perairan
yang ada dibawahnya. Hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas biologi yang
menghasilkan makanan dan menarik bagi ikan- ikan jenis Bonito dan ikan terbang untuk betah
tinggal disana.
F. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena faktor Kemiringan Benua
(Continental shelves)
Separoh dari sumber biologis di lautan ada pada daerah kemiringan benua, dan ikanikan sangat menyukai tinggal di daerah tersebut. Banyak sungai yang membawa nutrient
dalam jumlah yang besar yang masuk ke perairan Continental shelves. Kenyataanya
gelombang dan arus dapat mempengaruhi suhu perairan antara lapisan atas dengan lapisan
dibawahnya. Daerah kemiringan benua mulai dari permukaan hingga kedasar kaya akan
nutrient, penetrasi sinar matahari berlimpah dan jumlah organik matternya besar, sehingga
menghasilkan phitoplankton dan zooplankton.
Di Daerah kemiringan benua, banyak ikan dan binatang laut lainnya yang menjadi
target dari operasi penangkapan. Di daerah kemiringan benua merupakan tempat yang ideal
bagi ikan-ikan yang masih muda untuk tumbuh, karen banyak organisme dasar yang hidup
didasar perairan. Didaerah ini proses rantai makanan berlangsung lebih cepat, sehingga
produktivitas biologinya tinggi.
Di daerah kemiringan benua yang merupakan daerah yang dangkal dengan sudut dasar
kesinambungan adalah merupakan daerah operasi penangkapan yang baik bagi jenis-jenis alat
yang cara pengoperasiaannya diseret (Drag Net). Perairan pantai di daerah kemiringan benua
umumnya berhubungan langsung perairan laut yang terbuka. Contohnya di Timur Laut Cina
tidak hanya dijumpai banyak ikan yang berenang, tetapi juga ditemukan pe nambahan ikanikan dasar. Contoh lainnya adalah di Laut Bering merupakan daerah yang spesifik karena
masuknya air dingin dari utara.
Dibawah ini adalah beberapa contoh daerah penangkapan di dunia yang merupakan
daerah kemiringan benua :

Di Samodra Pasifik sekitar Alaska yang merupakan daerah penangkapan Cod dan
Kepiting (Crab) di laut Bering
25

Di Samodra Atlantik yang merupakan daerah penangkapan Turbot, Sole, Cod dan
Sardine, di Laut Utara dan Laut Barents, Sea Bream dan Octopus di pantai barat
Afrika, serta Cod dan Sardina di Newfoundland.
G. Daerah Penangkapan Ikan yang te rbe ntuk karena adanya Terumbu Karang
Adanya terumbu karng bisa menjadikan sebagai Upwelling yang asalnya dri arus
bawah seperti bentuk/formasi Eddy, sehingga gerakan air tersebut dapat menambah
produktivitas biologi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menjadikan gerombolan ikan
menetap disana. Beberapa jenis ikan dan binatang laut lainnya tinggal dilokasi tersebut sambil
melekatkan telur-telurnya. Bentuk karang asli maupun karang buatan sangat penting untuk
daerah penangkapan ikan, karena di karang banyak organisme dasar yang merupakan makanan
ikan.
Dalam jangka waktu yang lama daerah karang akan tetap selalu di huni oleh ikan dan
hewan laut lainnya, asal tidak rusak atau tercemar. Ada hubungan antara kedalaman, bentuk,
ukuran/luas dan letak dari karang dan kuatnya arus yang melaluinya terhadap jumlah ikan dan
binatang laut lain yang menghuninya. Contoh daerah sekitar karang yang produktif adalah :
Newfoundland di Kanada dan Georgia di Laut Utara.
H.
Syarat-syarat Daerah Penangkapan Gill Net
Daerah penangkapan untuk alat tangkap jaring Gill Net tergantung type jaringnya, tapi
yang jelas faktor kedalaman perairan menjadi perhatian utama. Jaring Gill Net permukaan
(Drift Gill Net) dioperasikan dengan dihanyutkan dilapisan perairan dekat dengan permukaan
untuk menangkap ikan- ikan pelagis, sedang Jaring Gill Net Dasar (Bottom Gill Net)
dioperasikan untuk menangkap ikan-ikan demersal yang ada di lapisan perairan perairan dekat
dengan dasar. Prinsipnya jaring Gill Net dioperasikan pada suatu perairan yang arusnya tidak
kuat sehingga dihrapkan ikan dapat tertangkap secara terpuntal (engtangled). Pengoperasian
jaring Gill Net sangat baik bila dilakukan pada waktu malam hari.
Syarat-syarat daerah penangkapan gill net yang baik (Agus Purnomo, 2002) :

Arus tidak terlalu kuat (1-4 knots) dan arahnya beraturan.

Perairan bukan merupakan daerah alur pelayaran.

Khusus untuk gill net dasar, jangan memasang pada dasar perairan yang berbatu
karang.
I.

Perairan tersebut bebas dari tonggak ataupun bangkai kapal tenggelam.

Kalau mau memasang gill net permukaan jangan di perairan yang terlalu dalam.
RANGKUMAN
Daerah penangkapan adalah suatu perairan yang banyak terdapat ikan- ikan sasaran
tangkap dapat dimamfaatkan untuk keperluan kebutuhan keluarga maupun untuk kalangan
rumah tangga atau skala industri.Keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan tidak sematamata tergantung dari kondisi alat tangkap dan manusianya , faktor lain yang juga berpengaruh
ialah faktor daerah penangkapan dimana alat akan dioperasikan untuk menangkap ikan.
26
Suatu perairan disebut daerah penangkapan yang baik bila memenuhi beberapa kreteria
atau persyaratan antara lain :
 Banyak terdapat kumpulan atau gerombolan ikan sepanjang musim
 Alat tangkap dioperasikan tidak mengalami kerusakan atau tersangkut
 Daerah perairan nya cukup luas
 Tidak terlalu jauh dari pangkalan secara ekonomis menguntungkan
Termasuk kemampuan lain yang tidak kalah penting yaitu skill atau ketrampiln manusia
nya., klasifikasi daerah penangkapan terdiri dari :
1. Daerah pertemuan 2 buah arus di perairan Jepang (Arus Kuroshio dan arus Ayashio):
 Daerah Penangkapan ikan yag terbentuk karena mempunyai temperatur yang optimum
 Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena percamp uran air yang mengarah
keatas
2. Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena adanya arus up welling
3. Daerah penangkapan yang terbentuk karena adanya topografi dasar atau garis pantai
4. Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena faktor kemiringan benua
5. Daerah penangkapan yang terbentuk karena adanya terumbu karang
J.
Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah penangkapan (Fishing ground) ?
2. Jelaskan syarat-syarat daerah penangkapan (Fishing ground) yang baik ?
3. Jelaskan mengapa daerah penangkapan ikan merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha penangkapan ikan ?
4. Jelaskan jenis-jenis daerah penangkapan ikan sesuai dengan alat tangkap yang
digunakan ?
5. Jelaskan hubungan antara alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dengan daerah
penangkapan ?
27
BAB VI
TEKNIK PENGOPERASIAN GILL NET
A. Teknik Pengoperasian Gill Net
Operasi penangkapan jaring gill net biasanya dilakukan pada sore hari atau malam hari
terutama jika bahan gill net dibuat dengan nilon multifilament. Apabila bahan gill net dari
mono filament, gill net dapat dioperasikan siang hari.
Cara pengoperasian jaring gill net setelah tiba di suatu fishing ground yang telah
ditentukan adalah :
1. Kapal ditempatkan sedemikian rupa sehingga angina datangnya dari arah sampingla mbung
kapal dimana jaring akan diturunkan atau di naikkan.
2. Kedudukan jaring diusahakan memotong arus dengan sudut 45 – 90 .
3. Kalau sudut potongnya kecil berarti jaring hamper sejajar dengan arah arus, maka mungkin
ikan akan melanggar jaring kecil, sehingga penangkapan kurang berhasil, ini disebabkan
karena sebagian besar ikan berenang menentang arus.
4. Jaring dipasang diatas arus sedang gerombolan ikan berada di bawah arus.
5. Waktu penurunan jaring, kapal berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keperluan olah
gerak kapal membuang jaring.
6. Urut- urutan pembuangan (setting) jaring gill net :
a. Pelampung bendera sebagai tanda
b. Tali pelampung
c. Jaring
d. Diakhiri oleh tali pelampung dan pelampung bendera
e. Tali pelampung dan ujungnya di ikatkan pada border atau tiang dikapal bila itu gill net
hanyut
f. Bila gill net tetap, pada ujungp-ujung jaring tali ris bawah disambung tali untuk jangkar
7. Setelah jaring berada diair kurang lebih 5 jam, kemudian dilakukan penarikan (hauling), di
mana urut- urutannya berlawanan dengan waktu pembuangan alat tangkap(setting)
8. Waktu penarikkan jaring kapal berjalan sesuai dengan keperluan olah gerak kapal (1 – 4
knots) dan haluan kapal sedemikian rupa sehingga angin dating dari arah jaring yang
sedang di tarik, dengan demikian angina mendorong kapal dan keadaan seperti ini
meringankan dalam penarikan jaring, disamping itu jaring tidak mudah masuk propeller.
9. Hal-hal lain yang menyebabkan gill net menggulung atau kusut adalah arah pintalan tali ris
yang sama, dimana seharusnya pintalannya berlawanan, setelah jaring terpasang,
kemudian terjadi perubahan arah arus atau angina yang tidak beraturan dan karena
diserang oleh kawanan ikan yang cukup besar dan banyak seperti ikan cucut.
B. Cara Ikan Te rtangkap Jaring Gill Net
Ikan menabrak jaring, kemudian tersangkut dimata jaring pada bagian tutup insang,
sirip dada, sirip punggung atau ekor, contohnya gill net yang dipasang hanyut baik
28
dipermukaan, ditengah, maupun didasar, terutama ikan- ikan seperti ikan tenggiri, tongkol,
mackerel dan sebagainya.
Ikan tergulung atau terbelit oleh lembaran jaring. Untuk sikan- ikanbesar seperti ikan
tuna,cucut dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka gill net diberi warnasesuai
dengan warna perairan dimana gill net akan dioperasikan, supaya jaring tidak mudah terlihat
oleh gerombolan ikan.
C. Pemeliharaan Jaring Gill Net
Setelah dipakai operasi penangkapan ikan, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan
yang bersifat pemeliharaan, yaitu dengan :
1. Jaring dicuci dengan air laut dan dibersihkan dari sisa ubur- ubur atau kotoran lain yang
menempel pada benang. Untuk usaha gill net yang bersifat kecil-kecilan dimana kapal
menggunakan kurang dari 10 pcs, disarankan sesampainya didarat dicuci dengan air tawar
yang bersih.
2. Bagian yang rusak segera diperbaiki, sedangkan kalau robeknya besar dapat dilakukan
perbaikan dengan cara menambal.
3. Hindarkan jaring dari terik matahari langsung, lindungilah dengan terpal.
4. Jauhkan jaring dari sumber api.
5. Penyimpanan di darat, sebaiknya digantung dan direntangkan serta diangin-anginkan
ditempat yang terlindung dari terik matahari.
D. Rangkuman
Gill merupakan alat penangkap ikan yang berbentuk empat persegi panjang, dengan
mata jaring yang sama diseluruh tubuh jaring, dilengkapi dengan pelampung, tali ris atas dan
bawah. Ikan yang tertangkap karena terjerat, terbelit atau terpuntal pada mata jaring.
Dilihat dari cara pengoperasiannya gill net biasanya dihanyutkan (drift gill net),
dilabuh (set gill net), dan lingkarkan (encricling gill net). Dan dari tujuan ikan yang akan
ditangkap gill net ada beberapa macam, yaitu gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill
net dasar perairan.
Gill net dioperasikan dengan kapal, disusun pada bagian buritan kapal, samping kiri
atau kanan lambung kapal, dengan lama waktu perendaman + 5 jam. Langkah- langkah
pembuangan jaring gill net :
1. lampu atau bola pelampung bendera sebagai tanda ujung jaring.
2. tali selambar atau tali antara pelampung bendera dan jaring.
3. tubuh jaring gill net.
4. tali selambar belakang.
5. pelampung bendera atau pelampung tanda terakhir.
Setelah operasi alat tangkap gill net perlu dipelihara dengan dicuci air laut atau air
tawar yang bersih untuk membersihkan kotoran yang menempel pada benang, dan dianginanginkan kemudian ditutup terpal agar tidak terkena terik matahari langsung.
29
E. Latihan
1. Jelaskan pengertian gill net !
2. Sebutkan macam- macam gill net !
3. Jelaskan cara pengoperasian gill net !
4. Jelaskan langkah- langkah pemeliharaan gill net !
30
BAB VII
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Pengetahuan tentang pembuatan dan cara mengoperasikan Gill net Milenium
sangat bermanfaat dalam pengoperasian alat penangkapan ikan
Hal ini memungkinkan para pengusaha penangkapan ikan lebih leluasa untuk
mengkonstruksi, membuat dan mengoperasikan Gill net Milenium yang lebih sesuai dan
efektif dalam operasi penangkapan ikan.
Pada umumnya setiap jenis Gill net Milenium sebagai alat penangkapan ikan mempunyai
sifat-sifat dan konstruksi yang khas untuk menangkap ikan dengan jenis tertentu.
Memilih konstruksi untuk pembuatan dan megoperasikan Gill net Milenium
harus
disesuaikan dengan sifat-sifat ikan ikan yang akan ditangkap sehingga dengan demikian
dalam usaha bidang penangkapan ikan dapat diharapkan keberhasilannya.
B. TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN
Modul ini kami sadari masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
untuk menyempurnakan modul ini sangat kami harapkan.
Demikian, semoga bermanfaat dalam mengidentisikasi dan pembuatan serta operas i
penangkapan ikan dengan Gill net Milenium, khususnya bagi peserta Diklat Peningkatan
Keterampilan Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Gill net Milenium
dan umumnya bagi pembaca modul yang sederhana ini.
Dalam melaksanakan tugas kita sehari hari mungkin menemui kesulitan, hambatan,
namun jangan pernah berputus asa, karena setiap kesulitan dan hambatan pasti ada jalan
keluarnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
---------------------, 1975 . FAO Cataloque of Small Scale Fishing Gear. Fishing New (Books).
Ltd. Surrey, England.
---------------------, 1991 . Petunjuk Praktis Bagi Nelayan. Terjemahan BPPI, Semarang.
Marzuki, Arifin, 1984 . Teknik Penangkapan Ikan. BKPI, Tegal.
Shadori, NS. 1985 . Teknik Penangkapan Ikan . Penerbit Angkasa, Bandung.
Pranoto, 1997 . Metode Penangkapan Ikan (Bagian I). Jurusan PSDP. Fakultas Perikanan
Universitas Pancasakti Tegal, Tegal.
Subani, W dan H.R. Barus 1989. Alat Tangkap Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut. No.50 (edisi Khusus). Balai Penelitian
Perikanan Laut, Jakarta.
Supriyanto, dkk. 1983. Teknik Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang. BKPI, Belawan.
32
BAHAN AJAR
KENAVIGASIAN KAPAL IKAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
BPPP TEGAL
2017
BAB I
PENDAHULUAN
33
A. Latar Belakang
Pada kapal perikanan khususnya dalam kegiatan penangkapan ikan
di laut dengan berbagai bentuk dan ukurannya sangat diperlukan pengetahuan dan
keterampilan bernavigasi, navigasi merupakan seni membawa kapal dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan aman dan selamat. Dengan demikian Navigasi
mempunyai peran yang dominan dalam melayarkan kapal sejak dari pelabuhan
pangkalan kemudian berlayar menuju daerah fishing ground, melaksanakan
penangkapan hingga kembali ke pelabuhan pangkalan.
Navigasi berasal dari bahasa Latin yaitu navis yang berarti kapal dan
Agere artinya mengarahkan merupakan suatu proses mengarahkan pergerakan
kapal atau pesawat terbang laut dari suatu tempat ke tempat lain.
Mempelajari tentang navigasi mempunyai dua tujuan yaitu bagaimana
menentukan tempat kedudukan atau posisi kapal di permukaan bumi dan bagaimana
melayarkan kapal dari tempat tolak ke tempat tujuan dengan aman dan selamat
Ilmu Pelayaran adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana membawa kapal dari
tempat tolak ke tempat tiba dengan aman, singkat dan ekonomis. Untuk menentukan
posisi kapal di peta laut merupakan suatu kompetensi tersendiri yang merupakan salah
satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh calon jurumudi kapal penangkapan ikan.
Pengetahuan menentukan posisi kapal di peta laut sangat penting hubungannya dengan
penentuan arah haluan kapal dalam pelayaran. Disamping itu kaitannya dengan letak
posisi tempat alat penangkapan ikan dioperasikan agar lebih berdaya guna dan berhasi
guna.
Peta laut adalah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut lepas pantai maupun
diperairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu bernavigasi untuk
keselamatan pelayaran. Teknologi navigasi termasuk membaca peta laut merupakan
salah satu pengetahuan / kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon
jurumudi kapal penangkapan ikan.
34
Buku ini bertujuan untuk membekali peserta
Safari Pelatihan Penangkapan
Ikan di TPI Asem Doyong Kabupaten Pemalang Tahun 2013.
35
BAB II
PENENTUAN TEMPAT DI BUMI
A. BENTUK BUMI
Bumi merupakan benda berbentuk bulat berongga (didalamnya kosong ) di ruang
angkasa yang bergerak bebas dan mempunyai jari-jari lebih kurang 6370 KM, tetapi di
kulit bumi terdapat laut, tanah, manusia, flora dan fauna.
Bukti bahwa bumi berbentuk bulat ;
1.
Kapal berlayar datang mendekati kita, yang mula- mula tampak adalah
bagian
bangunan atasnya ( tiang ).
2.
Penilik di bumi semakin tinggi tempatnya maka batas pandang akan semakin besar.
3.
Apabila kita berjalan dengan satu jurusan, maka akhirnya kita akan tiba pada tempat
semula.
4.
Ada gerhana bulan, maka bayangan bumi di bulan adalah berbentuk suatu bundaran.
B. DEFINISI LINGKARAN DI BUMI
Bahwa bumi berputar mengelilingi sebuah garis yang disebut poros bumi dengan arah dari
barat ke timur dalam satu kali putaran 24 jam.
1.
Poros bumi, poros dimana bumi berputar / sebuah garis dimana bumi berputar
mengelilinginya.
2.
Kutub-kutub bumi; perpotongan poros bumi dengan permukaan bumi.
Kutub bumi ada dua, yaitu ;
3.
a.
Kutub Utara; Kutub bumi yang letaknya disebelah utara.
b.
Kutub Selatan, Kutub bumi yang letaknya disebelah selatan.
Lingkaran- lingkaran di bumi.
Di bumi ada dua jenis lingkaran, yaitu ;
a.
Lingkaran kecil adalah lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagia n
yang tidak sama besarnya ( titik pusatnya tidak berimpit
dengan titik
pusat bumi )
b.
Lingkaran besar adalah lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagia n
yang sama besar ( titik pusatnya selalu berimpit dengan Titik pusat bumi ).
36
Satuan lingkaran tersebut dalam de rajat.
4.

1 (satu) lingkaran = 360 derajat ( 360 º )

1 (satu) derajat
= 60 menit ( 60 ‘ )

1 (satu) menit
= 60 detik
( 60 “).
Katulistiwa ( Equator )
Katulistiwa adalah lingkaran besar di bumi ( perpotongan antara permukaan
bumi dengan bidang yang melalui pusat bumi dan tegak lurus pada poros bumi ).
Karena bidangnya tegak lurus pada poros bumi, maka semua titik-titik yang berada
di katulistiwa jauhnya sama terhadap kutub utara dan kutub selatan.
Bumi terbagi dalam dua belahan, yaitu ;
a.
Belahan bumi utara adalah bagian bumi dari katulistiwa ke sebelah utara hingga
sampai kutub utara.
b.
Belahan bumi selatan adalah bagian bumi mulai dari katulistiwa ke sebela h
selatan hingga sampai kutub selatan.
Katulistiwa / Equator disebut juga dengan Jajar Lintang Nol.
5.
Derajah
Derajah adalah setengah lingkaran besar di permukaan bumi yang ditarik dari
kutub ke kutub.
Derajah dibagi dalam dua belahan, yaitu ;
a.
Derajah timur ialah derajah pada setengah belahan bumi melalui derajah 0 ke
arah timur.
b.
Derajah barat ialah derajah pada setengah belahan bumi melalui derajah 0 ke
arah barat.
Derajah disebut juga Meridian atau Garis Bujur.
Derajah Nol adalah derajah yang melalui bujur 0 atau yang melalui
Kota Greenwich / Kota London ( Inggris ).
6.
Jajar
Jajar ialah semua lingkaran kecil di bumi yang berjalan atau letaknya Sejajar
dengan katulistiwa.
37
Jajar disebut juga dengan parallel atau jajar lintang ataupun garis Lintang.
Jajar terdapat pada kedua belahan bumi, yaitu ;
a.
Belahan bumi utara / jajar lintang utara adalah jajar yang letaknya di utara jajar
lintang 0º.
b.
Belahan bumi selatan / jajar lintang selatan adalah jajar yang letak nya di selata n
jajar lintang 0º.
C. KOORDINAT DI BUMI
Koordinat di bumi ialah penentuan tempat di bumi dengan lintang dan bujur.
1.
Lintang
Lintang suatu tempat di bumi adalah sebagaian busur derajah yang melalui
tempat
itu, di ukur mulai dari katulistiwa sampai jajar lintang tempat tersebut.
Lintang dinyatakan dengan derajah, menit dan detik.
Lintang dibedakan dalam lintang utara dan lintang selatan.Lintang utara di
hitung mulai dari katulistiwa ( 0 º ) ke utara sampai 90 º dan Lintang Selatan di
hitung mulai dari katulistiwa ( 0 º ) ke selatan sampai 90 º.
Perbedaan Lintang ( Delta Lintang )
Perbedaan Lintang adalah sebagaian busur derajah di hitung dari jajar titik yang
satu sampai jajar titik yang lain atau perbedaan lintang antara dua tempat di
bumi ini di sebut juga perubahan lintang.
a.
Lintang senama
Adalah kedua titik atau tempat di bumi terletak pada lintang yang sama,
Jadi kedua – duanya pada lintang utara atau lintang selatan. Apabila dua
Tempat di bumi mempunyai lintang yang sama, maka perbedaan lintang
diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain yaitu
lintang yang besar dikurangi lintang yang kecil.
b.
Lintang tak senama
Adalah satu titik / tempat berada di lintang utara dan lainnya pada lintang
selatan. Jadi kedua titik / tempat di bumi berada pada lintang yang berbeda.
Sehingga untuk mengetahui perbedaan lintangnya dengan cara menjumlah
38
kan kedua lintangnya satu sama lain.
2.
Bujur
Bujur suatu tempat di bumi ialah sebagaian busur dari katulistiwa , di Ukur / di
hitung mulai dari derajah nol (0) sampai derajah yang melalui tempat itu.
Bujur dinyatakan dengan derajat, menit dan detik.
Bujur dibedakan dua bagian, yaitu ;
a.
Bujur timur di hitung pada katulistiwa, mulai dari derajah 0º ke arah timur
sampai 180º.
b.
Bujur barat di hitung pada katulistiwa mulai dari derajah 0º ke arah barat sampa i
180º.
Perbedaan Bujur ( Delta bujur ).
Perbedaan adalah sebagaian bujur pada katulistiwa di hitung dari derajah
titik yang satu sampai derajah titik yang lain atau perbedaan / selisih bujur
antara dua tempat dipermukaan bumi.
c.
Bujur senama
Adalah bujur kedua tempat senama. Jadi kedua-duanya tempat bi bumi
berada pada bujur timur atau bujur barat.
39
BAB III
ARAH MATA ANGIN
A. ARAH MATA ANGIN
UTL
UBL
U
292
.5
022.
5
04
5
337.5
5
31
BBL
000
BL
TL
TTL
5
067.
270
B
090
112.
5
180
202.
5
TTG
5
13
.5
157
22
5
5
247.
BBD
T
STG
SBD
TG
BD
S
Mawar Pedoman
1. Mawar Pedoman
a. Bagian-bagian mawar pedoman

Terdapat Piringan Pedoman dan ada dipeta laut.

Terdiri dari 360° dibaca dari kiri kekanan

Terbagi atas 32 surat pedoman, sehingga satu surat pedoman
11 1/4 º.
b. Mawar Pedoman terdiri dari 4 arah mata angin pokok, yaitu :

Utara / North ( U/N )
= 000 º

Timur / East ( T/E )
= 090 º

Selatan / South ( S/S )
= 180 º

Barat / West ( B/W )
= 270 º.
c. Terbagi lagi dalam 4 arah mata angin pokok antara, yaitu :

Timur Laut / North East ( TL / NE )
= 045 º

Tenggara / South East ( TG / SE )
=
135 º

Barat Daya / South West ( BD / SW )
=
225 º

Barat Laut / Nort West ( BL / NW )
=
315 º
d. Di antara arah mata angin popok dan pokok antara terdapat 8 arah
mata angin antara , yaitu :
40

Utara Timur Laut / North North East ( UTL / NNE )
= 022 ½ º

Timur Timur Laut / East North East ( TTL / ENE )
= 067 ½ º

Timur Menenggara / East South East ( TTG / ESE
= 112 ½ º

Selatan Menenggara / South South East (STG/SSE) = 157 ½º

Selatan Barat Daya / South South West (SBD/SSW) = 202 ½º

Barat Barat Daya / West South West( BBD / WSW ) = 247 ½º

Barat Barat Laut / West North West ( BBL / WNW ) = 292 ½ º

Utara Barat Laut / North North West ( UBL / NNB )
= 337 ½º
e. Dalam pelayaran pembacaan arah (haluan) kapal ada 2 macam , yaitu :

Di baca derajatnya pada mawar pedoman, jadi dari 000 º sampai
360º .
 Haluan Utara
= 000º
 Haluan Barat
= 270º
 Haluan Timur Menenggara = 112 ½ º
 Haluan Barat – Barat laut = 292 ½ º

Pembacaan haluan tidak lebih dari 090 º, jadi dibaca dengan
menyebutkan utara – selatan sebagai arah mata angin pokok, dan
Barat / Timur sebagai kererangan,
 Haluan 200 º
= Selatan 20 ºBarat
 Haluan 310 º
= Utara 50 º Barat
 Haluan 125 º
= Selatan 55 º Timur
 Haluan 070 º
= Utara 70 º Timur dstnya.
B. VARIASI , DEVIASI dan SALAH TUNJUK ( SEMBIR ).
1. Variasi
Arah Utara yang ditunjukkan oleh pedoman magnet ialah Arah Utara
Magnetis bukan Arah Utara Sejati. Karena itu ada sudut selisih antara arah utara
sejati dengan arah utara magnet disebut Variasi.
Variasi disebut Sudut yang dibentuk antara arah utara sejati (US) dengan arah
utara Magnet ( UM ).
41
Variasi dapat terjadi 2 kemungkinan, yaitu ;
1.
Variasi Positif ( + ) atau Timur (T)
Apabila Utara Magnet (UM) berada disebelah kanan Utara Sejati (US).
b.
Variasi Negatif ( - ) atau Barat (B)
Apabila Utara Magnet ( UM ) berada disebelah kiri Utara Sejati ( US ).
UM
US
Var
(-)
Variasi kiri
( Barat )
US
UM
Var
(+)
Variasi kanan
( Timur )
Variasi Positif dan Negatif
Besar kecilnya variasi berbeda-beda menurut tempat dimana kita berdiri (bumi).
Karena itu pada peta laut terdapat mawar pedoman yang juga menunjukkan berapa
besar variasi di tempat tersebut pada waktu peta di buat ( Tahun ).
Mawar pedoman yang luar menunjukkan arah utara sejati dan yang dalam
menunjukkan arah utara magnet.
Selisihnya adalah variasi tahun pembuatan peta tersebut.
Mawar Pedoman pada Peta
42
Semua magnet mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ;

Kutub magnet yang senama akan tolak menolak dan kutub tidak senama
(berbeda ) akan tarik menarik.
Kutub Magnet

Kutub magnet mempunyai gaya tarik terhadap besi dan baja.
Karena sifat - sifatnya maka kapal yang terbuat dari besi dan baja akan
mempengaruhi dalam penunjukkan arah pedoman magnet. Sehingga
bagi kapal besi/baja arah yang ditunjukkan oleh pedoman magnet tidak
lagi arah utara magnet melainkan arah utara pedoman.
2.
Deviasi
Sudut antara utara pedoman (UP) dengan arah utara magnet(UM) disebut
Deviasi.
Deviasi ada 2 kemungkinan, yaitu ;
a.
Deviasi positif (+) atau Timur (T) yaitu apabila utara pedoman (UP) berada
disebelah kanan utara magnet
b.
Deviasi negatif (-) atau Barat (B) yaitu apabila utara pedoman (UP) berada
disebelah kiri utara magnet.
UP
UM
Dev
(-)
Deviasi kiri
( Barat )
UM
UP
Dev
(+)
Deviasi kanan
( Timur )
Deviasi Positif dan Negatif.
43
3.
Salah Tunjuk / Sembir.
Sudut yang di bentuk antara arah utara pedoman (UP) dan arah utara sejati
(US) di sebut Salah tunjuk (ST) / sembir atau penjumlahan nilai variasi dan
deviasi.
Salah Tunjuk / Sembir
44
BAB IV
HALUAN DAN BARINGAN
A. Haluan Kapal
Haluan Kapal adalah Sudut yang di bentuk oleh garis utara selatan dengan lunas
kapal.
Karena arah utara ada 3 yaitu ;
1.
Utara Sejati (US),
2.
Utara Magnet (UM) dan
3.
Utara Pedoman (UP), maka haluan juga 3 macam.
Ke 3 macam haluan, yaitu ;
a.
Haluan Sejati ( HS )
b.
Haluan Magnet (HM)
c.
Haluan Pedoman (HP)
Haluan Kapal.
Dari pengertian di atas dapat di ambil rumus sebagai berikut ;
1.
HS = HM + V
2.
HS = HP + ST
3.
HM = HP + D
Pada kapal kayu dianggap tidak terdapat Deviasi, sehingga untuk mendapatkan
45
haluan sejati menggunakan rumus ; HS = HM + V
Haluan Kapal
HS = HM + V
= 258º + ( -4º )
= 254º
HS = HP + ST
= 261º + ( -4º + -3º )
= 254º
HM = HP + D
= 261º + ( -3º )
= 258º
B. Baringan Kapal
Baringan kapal adalah Sudut yang di bentuk antara arah Utara dengan garis baringan.
Garis baringan adalah Garis yang di tarik dari kapal ke benda baringan.
46
Baringan Kapal
Syarat benda baringan ;
2.
a.
Harus di kenal
b.
Tidak berpindah tempat ( bergerak )
c.
Tertera/ ada di peta.
Baringan ada 3 macam, yaitu ;
a.
Baringan Sejati ( BS )
b.
Baringan Magnet ( BM )
c.
Baringan Pedoman ( BP )
Dari keterangan di atas dapat di ambil rumus ;

BS = BM + V

BS = BP + ST
Untuk kapal kayu menggunakan rumus ; BS = BM + V
Baringan Silang untuk menentukan posisi kapal.
Garis baringan seperti dibicarakan di atas sangat penting dalam pelayaran,
karena dengan garis baringan kita dapat mengetahui di mana kapal kita
berada (posisi kapal).
Jadi apabila kita mempunyai dua (2) atau lebih garis baringan dan garis- garis
tersebut saling berpotongan maka kita dapat mengetahui kedudukan / posisi
kapal.
Baringan silang
47
3.
Peringatan waktu membaring.
a.
Benda – benda yang di baring harus dicari dan dipilih antara lain ;

Benda – benda yang betul-betul ada terlukis di atas peta

Benda – benda tetap di darat

Benda – benda yang dapat berubah tempatnya kurang baik untuk benda
baringan tetapi apabila akan di ambil sebagai baringan terakhir

Benda – benda yang jauh di baring lebih dahulu, kemudian benda yang
dekat.
b.
Besarnya sudut antara dua (2) garis baringan paling kecil 30º dan tidak lebih 90º.
c.
Waktu membaring harus dikerjakan dengan cepat dan dalam saat yang
singkat
d.
Pada tiap – tiap membaring, waktu harus di catat.
Pentingnya menentukan posisi kapal.
Posisi kapal dalam pelayaran sangat penting untuk diketahui pada setiap saat,
hal tersebut karena dapat mencegah pelanggaran bernavigasi dan diketahui
waktu tiba secara tepat serta memberi keamanan selama pelayaran.
Penentuan posisi kapal dalam pelayaran umumnya dilaksanakan setiap 1 (satu)
jam, Tetapi apabila cuaca cerah dilaksanakan setiap kurang dari 15 menit.
Contoh baringan silang
Haluan kapal HS = 335º, Variasi = + 1º Timur, Deviasi = + 2º
Membaring lampu berhala BP ( I )
= 312º
Membaring Tanjung Jabung BP ( II ) = 262º
Perhitugan :
ST = Var + Dev
= 1º + 2º
= 3º
BS ( I ) = BP + ST
= 312º + 3º
= 315º
BS ( II ) = BP + ST
= 262º + 3º
= 365º
48
BAB. V.
MENJANGKA PETA
A. Penge rtian
Map atau Peta ialah pemindahan bentuk lengkung bumi yang dipindahkan ke
atas sebuah bidang datar. Secara umum map dan peta mempunyai pengertian
yang sama, tetapi pada dasarnya mempunyai perbedaan – perbedaan yang
sangat prinsip.
Map yaitu lebih menjurus kepada keadaan umum, keadaan daratan dan
batas-batasnya secara geografis maupun politis.
Map tidak dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan tidak ada peruman –
peruman, Sehingga tidak dapat digunakan untuk bernavigasi.
Peta Laut yaitu lebih menjurus ke hal- hal dan keterangan-keterangan yang
dibutuhkan oleh Seorang navigator dalam hal menentukan posisi, jarak,
haluan serta hal- hal yang menyangkut keselamatan bernavigasi di laut.
Dengan sendirinya dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan perumanperuman.
Sehubungan dengan definisi dan pemakaiannya tersebut di atas, maka peta
perlu dibedakan sesuai dengan sifat pemakaiannya ;
a. Peta laut ( Nautical Chart )
b. Peta Penerbangan ( Aeronautical Chart )
c. Peta Cuaca ( Weather Chart )
d. Peta Bintang ( Star Chart )
Peta Laut merupakan gambaran sebagian permukaan bola bumi dalam
bidang datar yang dipakai untuk suatu pelayaran baik di laut lepas maupun di
peraiaran, seperti ; danau, Sungai, terusan dan lain- lainnya. Dengan kata lain
peta laut merupakan peta yang dapat dipergunakan untuk berlalu lintas di
atas air.
Pembagian Peta Laut menurut Skala
1. Peta Ikhtisar
Peta yang menggambarkan daerah yang luas dengan ukuran skala kecil
1 : 1 000 000 atau lebih kecil. Dipergunakan terutama menunjukkan variasi,
angin, arus, dan lain- lain.
2. Peta Haluan atau Peta Perantau
Peta dengan ukuran skala lebih besar yaitu 1 : 1 000 000 sampai dengan 1 : 600
000. Dipergunakan untuk pelayaran pada jarak yang jauh dari panta i atau untuk
menarik garis haluan.
3. Peta Pantai
Peta dengan ukuran skala makin besar yaitu 1 : 600 000 sampai dengan
1 : 100 000. Dipergunakan untuk pelayaran antara pulau- pulau ataupun pelayaran
sepanjang pantai.
4. Peta Penjelas
Peta dengan ukuran skala 1 : 50 000 atau lebih besar. Dipergunakan untuk
navigasi di selat-selat atau di air pelayaran sulit/sempit.
49
5. Peta Rencana
Peta dengan ukuran skala 1 : 50.000 atau lebih besar. Namun menggambarkan
bandar-bandar, pelabuhan, tempat berlabuh. Dipergunakan oleh kapal yang akan
menyinggahi atau menuju tempat - tempat tersebut.
Semakin besar skala suatu peta, semakin banyak detail-detail perairan yang
ditunjukkan secara teliti demi keselamatan navigasi.
Satuan Jarak di Laut
Satuan jarak yang dipergunakan dalam bernavigasi di laut adalah Mil Laut
( International Nautical Mile ).
Panjang keliling lingkaran katulistiwa bumi adalah 40 070 368 meter, sedangkan
panjang lingkaran derajah bumi sepanjang 40 003 423 meter. Panjang rata-rata
keliling lingkaran – lingkaran besar di bola bumi adalah 40 000 000 meter.
Keliling busur lingkaran besar bola bumi tersebut adalah 360º atau dalam satuan
menit menjadi sebesar 21 600 menit. Ukuran 1 mil laut sama dengan 1 menit
busur lingkaran besar rata-rata sehingga panjang 1 mil laut adalah 40 000 000
meter dibagi 21 600 = 1 851,851 meter dibulatkan menjadi 1 852 meter.
Skala Grafik
Untuk mengukur atau menjangka jarak dari suatu tempat ke tempat lain di peta
laut dipergunakan skala grafik peta.
Skala grafik terdapat di garis-garis tepian peta sepanjang derajah yang berada di
kiri dan kanan peta dimana sepanjang garis tersebut tertera nilai- nilai busur suatu
lintang dari daerah yang dipetakan. Skala grafik merupakan skala yang
dipergunakan untuk menyatakan besarnya jarak di peta. Setiap 1 derajat busur lintang
menyatakan jarak 60 mil laut, dan 1 menit busur lintang menyatakan jarak 1 mil laut.
Mawar Peta
Mawar peta selalu tertera disetiap peta laut ini merupakan busur lingkaran yang
menyatakan arah dengan pernyataan notasi angka. Mawar peta mempunyai fungsi
sebagai petunjuk arah dari suatu tempat ke berbagai tempat lainnya di areal yang
dipetakan. Notasi angka adalah nilai- nilai arah yang dinyatakan dengan angka-angka
busur derajat yang dihitung mulai dari 0º ( Utara ) ke arah kanan searah putaran
jarum jam menuju 90º ( Timur ), 180º ( Selatan ), 270º
( Barat ), menuju 359 º dan kembali ke 0º ( Utara = 360º ).
Notasi angka sangat dominan dipakai dalam proses perhitungan-perhitungan untuk
menentukan arah haluan kapal maupun arah baringan.
Hal utama yang harus ada di dalam peta laut ;
a.Garis batas kedalaman harus nyata dan merata. Mengenai kedalaman air
ini harus diberikan cukup jelas dan terperinci mengenai dalamnya air yang
terkecil sampai pada yang terbesar.
b. Sifat utama dari penerangan – penerangan navigasi yang utama, seperti ;
suar, kapal suar, dan lain- lain harus ada.
Demikian juga benda-benda darat, garis merkah, tempat-tempat labuh
jangkar serta
Tanda-tanda lainnya yang diperlukanharus ada.
c. Bagian darat tidak hanya menuujukan sifat serta bentuk garis pantai saja,
tetapi harus menyatakan pula apakah daratan itu landai, rata, berbukut,
curam atau bergunung-gunung.
d. Keterangan yang bertautan dengan arus – arus tertentu.
50
e. Keterangan-keterangan peta pada umumnya harus ada.
f. Kerangka- kerangka serta bahaya-bahaya navigasi yang lainnya.
Judul peta harus menggambarkan daerah yang dipetakan. Yang terpenting
dalam keterangan ini antara lain skala, tahun percetakan, tahun survey,
koreksi besar terakhir dan tahun koreksi kecil terakhir.
Peta dikatakan baik , artinya :
a. Pemetaan harus dilakukan secara modern
b. Peruman harus berdekatan dan merata tanpa ada tempat-tempat yang
kosong.
c. Garis batas kedalaman perairan harus ada dan nyata tidak terputus-putus
d. Keterangan-keterangan dan tanda-tanda yang diperlukan seorang
navigator harus nyata dan jelas
e. Garis pantai harus nyata, jelas, dan tidak terputus-putus
f. Warna peta harus jelas, tiap peta diberi judul/title yang sesuai dengan
daerah yang dipetakan.
g. Kertas yang dipakai harus baik dan ukuran peta normal.
B. Keterangan-keterangan umum pada peta laut
1. Keterangan detail yang terdapat pada peta laut, antara lain
a. Nomor peta terdapat pada sudut kiri atas atau sudut kanan bawah peta
b. Nama peta (title atau judul) biasanya ditempatkan pada tempat yang
sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu tanda-tanda atau
keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pelayaran dalam peta
tersebut
c. Tahun survey/tahun pemetaan terdapat di bawah nama peta
d. Tahun penerbitan terdapat di luar batas peta, tengah-tengah bawah
f. Tahun penerbitan baru biasanya terdapat pada sebelah kanan tahun
penerbitan lama.
Jadi setelah kita mengetahui keterangan-keterangan yang terdapat pada peta laut,
Maka apabila kita akan memesan peta laut cukup dengan tulisan ;
a.
b.
c.
d.
e.
Nomor peta
Nama peta dan skalanya
Negara yang menerbitkan dan tahun penerbitan
Tahun percetakkan terbaru
Tanggal koreksi besar dan kecil yang terakhir.
Membaca tanda-tanda dan singkatan-singkatan di peta laut
a. Garis pantai (Sifat pantai)
Pantai pasir
Batu karang
51
Lumpur
b. Bentuk pantai
b.
Tk
Teluk
Sel
Selat
Ka/Ma
Kuala/Muara
Tg/Ug
Tanjung/Ujung
Pk
Puncak
Bandar dan Pelabuhan
Tempat berlabuh kapal-kapal
Perikanan , Sero
Kantor Syahbandar
d. Bahaya
Batu karang tenggelam, berbahaya
bagi
Navigasi dipermukaan air.
Pusaran air
52
Ombak pecah
e. Berbagai batas
Garis penuntun
Batas daerah perikanan
Daerah terlarang
f. Keadaan dasar laut
T
Tanah
P
Pasir
L
Lumpur
Kri
Kerikil
Spo
Lumut karang
Mata air tawar di dasar laut
C. Sistem pelampung dan perambuan
Di Indonesia digunakan sistem Lateral, karena sistem ini di pakai
dipedalaman .
Misalnya ; di tepi pantai, perairan sempit, sungai, dan pelabuhan.
a. Fungsi pelampung/rambu
Fungsi pelampung/rambu adalah sebagai tanda adanya bahaya, ada
hambatan,
Perubahan-perubahan, pembatasan dari dasar laut serta merupakan
penuntun atau
Petunjuk jalan yang aman diperbagai tempat terutama pada perairan yang
Sempit agar kapal terhindar dari bahaya navigasi.
53
b. Konstruksi pelampung / rambu
Di air / laut
Di darat / pantai
c. Sistem Lateral dibedakan atas ;
1. Pelampung sisi kanan
- Bentuk
: Runcing
- Warna
: Hitam, hitam putih berpetak, hitam kuning
berpetak.
- Tanda puncak
: Segitiga hitam atau belah ketupat hitam
- Lampu suar(jika ada) : Cerlang putih atau cerlang hijau
- Nomor
: Ganjil ( 1, 3, 5, 7 dstnya ).
Pelampungan dan Perambuan
2. Pelampung sisi kiri
- Bentuk
: Tumpul atau guntung
- Warna
: Merah, merah putih berpetak, merah kuning
berpetak.
- Tanda puncak
: Segi empat atau huruf “ T “ berwarna merah
- Lampu suar(jika ada) : Cerlang putih atau cerlang merah
- Nomor
: Genap ( 2, 4, 6, 8 dstnya ).
54
3. Pelampung pertemuan atau gosong tengah pemisah
- Bentuk
: Bulat ( baik hilir maupun mudik )
- Warna
: Putih merah melajur datar (baik hilir maupun
mudik)
- Tanda puncak
: Bulat untuk hilir dan salib untuk mudik
- Lampu suar(jika ada) : Isophase ( periode gelap sama dengan
- periode terang )
4. Pelampung kerangka
- Bentuk
: Runcing, Guntung, Bulat
- Warna
: Hijau.
- Tanda puncak
: Kerucut hijau, Guntung hijau, bola hijau
- Lampu suar(jika ada) : Cerlang hijau 3,cerlang hijau 2,cerlang hijau1.
5. Pelampung Suar
a. Warna penerangan
Warna penerangan yang selalu di pakai ada 3 macam , yaitu :
- Warna putih
- Warna merah
- Warna hijau
55
Penerangan merah khusus di pakai untuk pelampung warna mera h
dan Penerangan hijau untuk pelampung warna hitam sedangkan
penerangan putih dapat dipakai untuk semua pelampung menurut
kebutuhan.
b. Sifat penerangan dan artinya
- TM 10 M 18 m
artinya Suar tetap merah, jarak tampak 10 Mil,
dengan
ketinggian menara suar 18 meter.
- P 20 M 25 m
artinya Suar terputus-putus, jarak tampak 20
Mil, dengan
ketinggian menara suar 25 meter.
- KC(2)5sec21M40m artinya Suar kelompok cerlang 2 kali dalam 5
detik, jarak tampak 21 Mil, dengan
ketinggian menara
suar 40 meter.
- CH 7sec 10M 15m artinya Suar cerlang hijau setiap 7 detik, jarak
tampak 10
Mil, dengan ketinggian menara suar 15
meter.
D. Daftar pasang surut
Daftar ini memuat untuk setiap bentuk pelabuhan, sungai, selat, teluk, dan alur-alur
Pelayaran penting.
Untuk kepulauan Indonesia dan Singapore kita memakai buku pasang surut kepulauan
Indonesia ( Indonesia Archipelago Tide Table ).
Cara menggunakan daftar pasang surut :
- Cari tempat yang kita maksud
- Bulan apa
- Tanggal berapa
- Jam berapa
56
Waktu yang dipergunakan adalah waktu setempat dan muka surutan yang dipergunakan air
rendah perbani ( air rendah pada waktu bulan mati )
Contoh :
a. Tempat / Lokasi
: Pelabuhan Semarang
b. B u l a n
: Mei
c. Tanggal
: 31
d. J a m
: 15.00 adalah pasang tertinggi
23.00 adalah surut terendah.
Daftar Pasang Surut.
57
Download