BAB II - digilib POLBAN

advertisement
 LANDASAN TEORI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rangkaian Pembangkit Pulsa (Clock)
Rangkaian ini berhubuhan dengan rangkaian Multivibrator.
2.1.1
Multivibrator
Multivibrator adalah suatu rangkaian generatif dengan dua buah piranti
aktif yang
dirancang sedemikian sehingga
salah satu piranti bersifat
penghantar pada saat piranti lain terpancung. Multivibrator dapat menyimpan
bilangan biner, mencacah pulsa, menyerempakan operasi-operasi aritmatika
serta melaksanakan fungsi-fungsi lainya dalam sistem digital. Multivibrator
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
2.1.1.1 Multivibrator Bistabil
Flip-flop adalah nama lain dari Multivibrator bistabil, yakni
Multivibrator yang keluarannya adalah suatu tegangan rendah atau tinggi (0
atau 1). Keluaran ini tetap rendah atau tinggi, untuk mengubah rangkaian
yang bersangkutan harus di driver oleh suatu masukan yang disebut pemicu
(trigger). Sampai datangnya pemicu, tegangan keluaran tetap rendah atau
tinggi untuk waktu selang terbatas.
Rangkaian dasar dari Multivibrator pada gambar 2.1 gandengan
silang dari masing-masing
kolektor
ke
basis
pada
sisi
yang
berlawanan. Gandengan ini menghasilkan umpan balik positif, oleh sebab
itu jika Q1 jenuh, tegangan kolektor Q1 yang rendah akan mendorong Q2
ke keadaan terpancung. Demikian juga jika pada suatu saat kita dapat
menjenuhkan Q2 maka keadaan ini akan mendorong Q1 terpancung. Maka
terdapat dua keadaan kerja yang stabil. Q1dan Q2 terpancung atau Q1
terpancung dan Q2 jenuh. Untuk mengendalikan keadaan flip-flop, harus
ditambahkan masukan-masukan pemicu jika suatu tegangan diterapkan pada
masukan
S (set), maka Q1 jenuh, hal ini mendorong Q2 ke keadaan
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
5
LANDASAN TEORI
terpancung, pemicu pada masukan S dapat dihilangkan. Demikian pula
suatu keadan tinggi dapat diterapkan pada masukan R (reset) hal ini
menjenuhkan Q2 dan mendorong Q1 ke keadaan terpancung
Gambar 2.1 Rangkaian Dasar Multivibrator Bistabil
2.1.1.2 Multivibrator Monostabil
Multivibrator monostabil akan mengalami stabil pada salah satu
keadaan namun tidak stabil pada keadaan yang lainnya. Bila dipicu rangkaian
berpindah dari keadaan stabil ke keadaan tidak stabil. Rangkain ini menetap
pada keadaan tak stabil ini selama sesaat dan selanjutnya kembali keadaan
semula. Rangkaian dasar pada gambar 2.2. memperlihatkan satu cara untuk
menyusun sebuah Multivibrator monostabil. Keadaan stabil adalah Q1 mati
atau Q2 hidup, yang berkaitan dengan keluaran rendah pada saat suatu
pinggiran pulsa lonceng positif tiba, pinggiran ini didefinisikan oleh kapasitor
guna mendapatkan suatu impuls positif yang sempit pada basis Q1. Impuls ini
menghidupkan Q1 dan menurunkan tegangan kolektor Q1, penurunan tegangan
ini digandengkan ke basis Q2, sehingga mematikan transistor ini. Namun
kondisi Q1 hidup dan kondisi Q2 mati
hanya berlaku sementara,
karena dengan berubahnya muatan kapasitor, pra tegangan muncul pada basis
Q2 akan hilang setelah selang waktu tertentu yang ditentukan oleh
tetapan waktu Rc pada rangkaian basis Q2, Q2 kembali hidup dan Q1 mati.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
6
LANDASAN TEORI
Gambar 2.2 Rangkaian Dasar Multivibrator Monostabil
Setiap kali suatu pinggiran pulsa lonceng positif tiba pada basis Q,
tegangan keluaran Y berpindah dari rendah ke tinggi selama sesaat dan
selanjutnya kembali ke keadaan rendah. Terdapat sebuah pulsa segiempat bagi
setiap pinggiran pulsa lonceng positif.
T (time periode) = 1,1 x RA x C………..…..(2.1)
dengan RA = resistor (Ω), C = kapasitor (F)
2.3.1.3 Multivibrator Astabil
Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada
salah satu keadaan diantaranya dengan perkataan lain. Multivibrator akan
berada pada salah satu keadaanya selama sesaat dan kemudian berpindah
ke keadaan yang lain. Disini Multivibrator tetap untuk sesaat sebelum
kembali ke keadaan semula, perpindahan pulang pergi berkesinambungan ini
menghasilkan suatu gelombang segiempat dengan waktu bangkit yang sangat
cepat. Karena tidak dibutuhkan sinyal masukan untuk memperoleh suatu
keluaran.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
7
LANDASAN TEORI
Gambar 2.3 Rangkaian Dasar Multivibrator Astabil
Kerja rangkaian dasar Multivibrator astabil seperti pada flip flop RS
salah satu transistor jenuh pada saat yang lainnya terpancung, perpindahan
dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya akibat adanya pandangan
kapasitor, maka keadaan tersebut tidak stabil dengan begitu kapasitor akan
mengisi dan mengosongkan muatan selama sesaat dan mengakibatkan salah
satu transistor menghantar, kemudian transistor lainnya. Pengatur waktu
NE 555 adalah sebuah IC dengan berbagai fungsi yang berlainan, termasuk
operasi astabil. Rangkaian ini bekerja bebas pada frekuensi yang ditentukan
oleh dua buah resistor dan 1 buah kapasitor.
Tm (mark time) = 0,7 x (RA+RB) x C…..(2.2)
Ts (space time) = 0,7 x RB x C…………(2.3)
dengan Tm = waktu aktif (detik)
Ts = waktu mati (detik)
RA, RB = resistor (Ω), C = kapasitor (F)
Gambar 2.4 Multivibrator Astabil pada IC NE 555
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
8
LANDASAN TEORI
2.2 Shift Register (IC 74194)
Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti untuk banyak
digunakan dalam sistem digital. Register dibentuk dari beberapa flip-flop yang
disusun
sedemikian rupa. Jumlah flip-flop yang digunaka disesuaikan dengan
jumlah
moulus yang dibutuhkan. Jadi banyak flip-flop menentukan jumlah bit
data. Satu bit data sama dengan 1 kata atau karakter, register geser berfungsi
untuk menyimpan data secara digital yang diproses (memory characteristic) atau
memory sementara.
2.2.1 Universal Shift Register
Register geser universal 74194 adalah register 4 bit. Register ini
mempunyai sepuluh masukan, yaitu 4 data parallel (A, B, C, D), masukan seri
(geser kanan dan geser kiri), clock clear, dan dua control mode (S0 dan S1),
dan mempunyai keluaran (A, B, C, D), keluaran ini dihubungakn pada
keadaan normal (Q) dari masing-masing FF dalam IC tersebut.
Masukan-masukan pada register 74194 terdapat empat masukan di
bagian atas merupakan masukan beban parallel (A, B, C, D). Dua masukan
berikutnya adalah untuk memasukan data kedalan register secara serial (setiap
waktu satu bit). Begitu register terebut digeser ke kanan maka serial geser ke
kanan (DSR) memasukan bit-bit kedalam posisi A (QA). Begitu register
digeser ke kiri, masukan serial geser ke kiri (DSL) masukan bit-bit kedalam
posisi D (QD). Pada pergeseran high dan low dari clock, masukan clock
(CK) memacu empat flip-flop. Bila clear (CLR) aktif low (trigger positif),
maka masukan mereset masing-masing flip-flop menjadi 0. Control mode
memerintahkan register melalui register penggerbangan untuk menggeser ke
kanan, menggeser ke kiri, membebani dengan paralel, atau tetap.
IC TTL 74194 mempunyai suatu hubungan catu daya +5 volt dan
ground. Seperti biasanya, hubungan catu daya tidak ditunjukan pada
simbol logika.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
9
LANDASAN TEORI
Gambar 2.5 Shift Register
2.3
Flip fliop
Flip-flop mereupakan rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan
satu bit secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau
mengganti isi dari bit yang disimpan. Prinsip dasar kerja dari flip-flop adalah
suatu komponen elektronika dasar seperti transistor, resistor dan dioda yang di
rangkai menjadi satu gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial.
`2.3.1
J-K Flip Flop
Flip-flop J-K merupakan rangkaian flip-flop yang ideal digunakan
sebagai rangkaian pencacah yang mencacah banyaknya pinggiran positif atau
negatif pulsa clock yang men-Drivere masukan clock-nya. Simbol dari flipflop ini terlihat seperti pada gambar 2.6
J
K
SET
CLR
Q
Q
Gambar 2.6 Simbol jk flip-flop
Salah satu cara untuk membangun flip-flop J-K adalah seperti pada
gambar 2.7. J dan K disebut masukan pengendali karena keduanya
menentukan apa yang dilakukan oleh flip-flop pada saat diberikan suatu
pulsa clock positif.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
10
LANDASAN TEORI
J
S
SET
Q
CLK
R
CLR
Q
K
Gambar 2.7 Salah satu cara membangun Flip-flop J-K.
Pada saat J dan K adalah rendah, kedua gerbang AND tertutup sehingga
pulsa clock tidak memberikan dampak. Kemungkinan pertama adalah entry
awal pada tabel 2.1. Seperti terlihat pada tabel itu, pada saat J dan K
keduanya berlogic 0, Q tetap pada nilai terakhirnya.
Pada saat J rendah dan K tinggi, gerbang atas tertutup, maka tidak
terdapat kemungkinan untuk mengeset flip-flop. Satu-satunya kemungkinan
adalah reset. Pada saat Q-nya tinggi, gerbang bawah melewatkan suatu
pemicu reset segera setelah pinggiran pulsa clock positif berikutnya tiba. Hal
ini mendorong Q menjadi rendah ( entry kedua pada Tabel 2.1 ). Oleh karena
itu, J=0 dan K=1 berarti bahwa pinggiran pulsa clock positif berikutnya akan
mereset flip-flop ( kecuali jika Q memang telah reset ).
Pada saat J tinggi dan K rendah, gerbang bawah tertutup, maka tidak
terdapat kemungkinan untuk mereset flip-flop. Namun kita dapat mengeset
flip-flop dengan cara berikut. Pada saat Q rendah,
tinggi, membuat gerbang
atas melewatkan suatu pemicu set pada saat pinggiran pulsa clock positif
berikutnya tiba. Hal ini menDrivere Q ke keadaan tinggi ( entry ketiga pada
Tabel 2.1 ).
Pada saat J dan K keduanya tinggi, kita dapat mengeset atau mereset
flip-flop. Jika Q-nya tinggi, gerbang bawah melewatkan suatu pemicu
resetpada saat pinggiran pulsa clock positif berikutnya tiba. Sebaliknya, jika
Q-nya rendah, gerbang atas melewatkan suatu pemicu set pada saat pinggiran
pulsa clock positif berikutnya tiba. Dalam kedua hal diatas, Q berubah
menjadi komplemen keadaan terakhirnya. Oleh karena itu, J=1 dan K-1
berarti bahwa flip-flop akan toggle (berpindah ke keadaan sebaliknya/
lawannya) pada saat pulsa clock positif berikutnya tiba.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
11
LANDASAN TEORI
Tabel 2.1Tabel kebenaran Flip-flop J-K.
J
K
CLK
Q
0
0
↑
Keadaan terakhir (Qo)
1
0
↑
0
0
1
↑
1
1
1
↑
Toggle (
)
2.4
Saklar
2.4.1 Saklar Elektronik
2.4.1.1 Transistor
Transistor adalah device semikonduktor yang berfungsi sebagai
penguat, stabilisasi tegangan, switching, dll. Pada umumnya, transistor
memiliki 3 terminal (Collector, Base, Emitter). Tegangan atau arus yang
dipasang disatu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui
2 terminal lainnya. Transistor merupakan komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog meliputi pengeras
suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaianrangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
2.4.1.1.1 Cara Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada
dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau
transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masingmasing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan
demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua
polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus
listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
12
LANDASAN TEORI
lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron
atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama
mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di
kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah
Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah
perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang
mengatur aliran arus utama tersebut. FET (juga dinamakan transistor
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
2.4.1.1.2 Arus pada transistor
Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang
memungkinkan elektron dan hole berdifusi antara kolektor dan emitor
menerjang lapisan base yang tipis itu. Sebagai rangkuman, prinsip
kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar
arus kolektor-emiter. Bagian penting berikutnya adalah bagaimana
caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat
bekerja optimal.
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada
transistor, yaitu rangkaian CE (Common Emitter), CC (Common
Collector) dan CB (Common Base). Namun saat ini akan lebih detail
dijelaskan bias transistor rangkaian CE. Dengan menganalisa
rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter penting dan
berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi
tertentu. Tentu untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio
semestinya tidak menggunakan transistor power, misalnya.
2.4.1.1.2.1 Arus Emiter
Dari hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang
masuk kesatu titik akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika
teorema tersebut diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu
menjelaskan hubungan :
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
13
LANDASAN TEORI
IE = IC + IB ........(1)
Gambar 2.8 arus emiter
Persamanaan (1) tersebut mengatakan arus emiter IE adalah jumlah
dari arus kolektor IC dengan arus base IB. Karena arus IB sangat
kecil sekali atau disebutkan IB << IC, maka dapat di nyatakan :
IE = IC ..........(2)
Alpha (α)
Pada tabel data transistor (databook) sering dijumpai spesikikasi
α dc (alpha dc) yang tidak lain adalah :
α dc = IC/IE ..............(3)
Defenisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus
emitor.
Beta (β)
Beta didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor
dengan arus base.
β = IC/IB ............. (4)
Dengan kata lain, β adalah parameter yang menunjukkan
kemampuan penguatan arus (current gain) dari suatu transistor.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
14
LANDASAN TEORI
2.4.1.1.2.2 Common Emitter (CE)
Rangkaian CE adalah rangkain yang paling sering
digunakan untuk berbagai aplikasi yang mengunakan transistor.
Dinamakan rangkaian CE, sebab titik ground atau titik tegangan 0
volt dihubungkan pada titik emiter.
Gambar 2.9 rangkaian CE
Sekilas Tentang Notasi, ada beberapa notasi yang sering digunakan
untuk mununjukkan besar tegangan pada suatu titik maupun antar
titik. Notasi dengan 1 subscript adalah untuk menunjukkan besar
tegangan pada satu titik, misalnya VC = tegangan kolektor, VB =
tegangan base dan VE = tegangan emiter. Ada juga notasi dengan 2
subscript yang dipakai untuk menunjukkan besar tegangan antar 2
titik, yang disebut juga dengan tegangan jepit. Diantaranya adalah :
VCE = tegangan jepit kolektor- emitor
VBE = tegangan jepit base - emitor
VCB = tegangan jepit kolektor - base
Notasi seperti VBB, VCC, VEE berturut-turut adalah besar sumber
tegangan yang masuk ke titik base, kolektor dan emitor.
Kurva Base
Hubungan antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva dioda.
Karena memang telah diketahui bahwa junction base-emitor tidak
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
15
LANDASAN TEORI
lain adalah sebuah dioda. Jika hukum Ohm diterapkan pada loop
base diketahui adalah :
IB = (VBB - VBE) / RB ......... (5)
VBE adalah tegangan jepit dioda junction base-emitor. Arus hanya
akan mengalir jika tegangan antara base-emitor lebih besar dari
VBE. Sehingga arus IB mulai aktif mengalir pada saat nilai VBE
tertentu.
Gambar 2.10 kurva IB -VBE
Besar VBE umumnya tercantum di dalam databook. Tetapi untuk
penyerdehanaan umumnya diketahui VBE = 0.7 volt untuk
transistor silikon dan VBE = 0.3 volt untuk transistor germanium.
Nilai ideal VBE = 0 volt.
Kurva Kolektor
Sekarang sudah diketahui konsep arus base dan arus
kolektor. Satu hal lain yang menarik adalah bagaimana hubungan
antara arus base IB, arus kolektor IC dan tegangan kolektor-emiter
VCE. Dengan mengunakan rangkaian-01, tegangan VBB dan VCC
dapat diatur untuk memperoleh plot garis-garis kurva kolektor.
Pada gambar berikut telah diplot beberapa kurva kolektor arus IC
terhadap VCE dimana arus IB dibuat konstan.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
16
LANDASAN TEORI
Gambar 2.11 kurva kolektor
Dari kurva ini terlihat ada beberapa region yang menunjukkan
daerah kerja transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah
cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown.
Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah
aktif, dimana arus IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari
kurva ini diperlihatkan bahwa arus IC hanya tergantung dari besar
arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear (linear
region).
Jika hukum Kirchhoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada
loop kolektor (rangkaian CE), maka dapat diperoleh hubungan :
VCE = VCC - ICRC .............. (6)
Dapat dihitung dissipasi daya transistor adalah :
PD = VCE.IC ............... (7)
Rumus ini mengatakan jumlah dissipasi daya transistor adalah
tegangan kolektor-emitor dikali jumlah arus yang melewatinya.
Dissipasi daya ini berupa panas yang menyebabkan naiknya
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
17
LANDASAN TEORI
temperatur transistor. Umumnya untuk transistor power sangat
menunjukkan temperatur kerja maksimum yang diperbolehkan
agar transistor masih bekerja normal. Sebab jika transistor bekerja
melebihi kapasitas daya PDmax, maka transistor dapat rusak atau
terbakar.
Daerah Saturasi
perlu untuk mengetahui spesifikasi PDmax. Spesifikasi ini
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kirakira 0.7 volt (transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda
kolektor-base yang mana tegangan VCE belum mencukupi untuk
dapat menyebabkan aliran elektron.
Daerah Cut-Off
Jika kemudian tegangan VCC dinaikkan perlahan-lahan,
sampai tegangan VCE tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan.
Pada saat perubahan ini, daerah kerja transistor berada pada daerah
cut-off yaitu dari keadaan saturasi (OFF) lalu menjadi aktif (ON).
Perubahan ini dipakai pada system digital yang hanya mengenal
angka biner 1 dan 0 yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh
status transistor OFF dan ON.
Gambar 2.12 : rangkaian Driver LED
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
18
LANDASAN TEORI
Misalkan pada rangkaian Driver LED di atas, transistor yang
oleh sebuah gerbang logika (logic gate) dengan arus output high =
400 uA dan diketahui tegangan forward LED, VLED = 2.4 volt.
Lalu pertanyaannya adalah, berapakah seharusnya resistansi RL
yang dipakai.
IC = β IB = 50 x 400 uA = 20 mA
digunakan adalah transistor dengan β = 50. Penyalaan LED diatur
Arus sebesar ini cukup untuk menyalakan LED pada saat transistor
cut-off. Tegangan VCE pada saat cut-off idealnya = 0, dan
aproksimasi ini sudah cukup untuk rangkaian ini.
RL = (VCC - VLED - VCE) / IC
= (5 - 2.4 - 0)V / 20 mA
= 2.6V / 20 mA
= 130 Ohm
Daerah Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari
40V, arus IC menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah
ini disebut berada pada daerah breakdown. Seharusnya transistor
tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena akan dapat merusak
transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai tegangan
VCEmax yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi.
VCEmax pada databook transistor selalu dicantumkan juga.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
19
LANDASAN TEORI
2.4.2 Saklar Toggel
Saklar toggel merupakan bentuk saklar yang paling sederhana,
dioperasikan oleh sebuah tuas yang dapat ditekan keatas dan kebawah.
Menurut konfensinya, posisitual kebawah mengindikasikan konsisi off atau
kontak saklar terputus, dan posisi tuas ke atas kengindikasikan kondisi on
atau terhubung.
Saklar-saklar toggel yang lebih besar memiliki dua tag terminal yang
mengindikasikan bahwa saklar-saklar ini memiliki kontak jenis single pole
single throw atau satu kutub satu arah biasa disingkat SPST.
Saklar-saklar toggle yang berukuran lebih kecil memiliki tiga buah
tag terminal, yaitu kontak jenis single pole double throw atau satu kutub dua
arah, biasanya disingkat SPDT. Tag terminal yang berbeda ditengah adalah
jalur arus bersama dan dapat membentukkontak dengan salah satu dari
kedua tag lainnya. Kontak-kontak semacam ini seribf disebut sebagai
kontak-kontak ganti Changeover contact.
Simbol untuk saklar SPST dan SPDT dapat dilihat pada gambar 2.13
Gambar 2.13 Simbol saklar SPST dan SPDT
2.5 Driver
Untuk menggerakan motor stepper berbeda dengan menggerakan motor dc,
dimana untuk menggerakan motor stepper diperlukan rangkaian driver yang
fungsinya untuk memberikan catu ke motor stepper. Driver tidak hanya
mengeluarkan tegangan, namun tegangan yang dikeluarkan juga harus dalam
bentuk pulsa. Karena motor stepper bergerak step by step sesuai dengan pulsa.
Bentuk pulsa yang dikeluarkan oleh Driver dapat dilihat pada Gambar 2.14 dan
Gambar 2.15.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
20
LANDASAN TEORI
Gambar 2.14. Pulsa Driver Bipolar mode Full Step
Gambar 2.15. Pulsa Driver Unipolar mode Full Step
Bentuk pulsa seperti pada Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.harus dapat
dikeluarkan oleh Driver sebagai syarat untuk dapat menggerakan motor stepper.
tinggi pulsa yang dikeluarkan juga harus sesuai dengan spesifikasi tegangan motor
stepper yaitu kisaran 5 sampai 36 volt. Pada pada Gambar 2.14 dan Gambar 2.15
sebenarnya memiliki bentuk yang sama hanya saja susunannya berbeda. pada
Gambar 2.14 adalah susunan pulsa untuk menggerakan motor stepper tipe bipolar,
sedangkan pada Gambar 2.15 adalah susunan pulsa untuk menggerakan motor
stepper tipe unipolar.
Driver untuk motor stepper unipolar lebih sederhana dari driver tipe
bipolar karena untuk motor stepper tipe unipolar driver cukup dengan dilalui arus
satu arah saja sedangkan untuk tipe bipolar driver harus dapat dilalui oleh arus
dengan dua arah. dari alasan ini motor stepper tipe unipolar lebih banyak
digunakan karena untuk menggerakannya lebih sederhana. driver untuk motor
stepper unipolar data menggunakan ULN2803.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
21
LANDASAN TEORI
Gambar 2.16 IC ULN 2803
IC ini merupakan piranti yang menghubungkan dua piranti lainnya. Driver
biasanya mempunyai impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran
yang rendah, yang dalam sistem digital berarti arus masukan yang kecil dan arus
keluaran yang besar. IC ULN 2803A merupakan driver yang didalamnya berisi
rangkaian transistor darlington 8 pasang. Setiap pasangan transistor darlington
mampu
mengendalikan
beban 500mA,
dan
apabila
diperlukan
untuk
mengemudikan beban yang lebih besar maka dapat disusun secara parallel.
2.6 Motor Stepper
Motor stepper merupakan motor yang mengubah pulsa listrik menjadi
gerakan rotor yang diskrit disebut step. Misalnya jika satu derajat per langkah
(step) maka motor tersebut memerlukan 360 pulsa untuk bergerak sebanyak satu
putaran (pada intinya stepper motor mengubah pulsa listrik menjadi suatu
perpindahan gerak yang tertentu secara rotasi) . Ukuran kerja dari stepper
biasanya diberikan dalam jumlah langkah per putaran per detik.
Motor stepper banyak digunakan dalam bidang industri terutama dipakai
pada suatu mesin atau peralatan kontrol digital yang membutuhkan ketepatan
posisi. Keunggulan motor stepper lainnya adalah frekuensi pulsa input-nya tidak
tergantung pada beban. Perputaran motor stepper adalah perputaran yang diskrit
dan arah perputarannya dapat searah ataupun berlawanan dengan arah jarum jam.
Jika dilihat dari prinsipnya motor stepper terbagi menjadi tiga jenis motor,
dimana 3 jenis motor stepper memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
22
LANDASAN TEORI
Sedangkan jika dilihat dari lilitan yang ada didalamnya motor stepper dapat dibagi
menjadi 2 jenis.
2.6.1 Jenis motor Stepper Berdasarkan Prinsip Kerjanya
2.6.1.1 Permanen Magnet (PM)
Motor stepper berjenis PM adalah motor stepper yang rotornya
merupakan magnet yang permanen, stator memperoleh medan magnet dari
lilitan yang melingkari stator tersebut sehingga stator menghasilkan kutub
– kutub magnet. Dengan adanya interaksi antara fluks rotor dengan gaya
magnet stator maka motor stepper ini akan bergerak atau beroperasi.
Terjadinya fluks dikarenakan pembiasan dari magnet rotor. Ciri – ciri dari
motor stepper bejenis PM adalah pada saat keadaan tidak ada aliran arus
(biasa disebut keadaan tanpa eksitasi) maka jika motor ini diputar terdapat
torsi yang menahan atau melawan.
Gambar 2.17 Konstruksi Motor Stepper Magnet Permanent
Gambar 2.17 merupakan magnet permanent sederhana 90 derajat motor
magnet permanent dengan empat phase (A-D).
2.6.1.2 Variable Reluctance (VR)
Motor stepper jenis ini memiliki bentuk rotor yang unik yaitu
berbentuk silinder dan pada semua unitnya memiliki gerigi yang memiliki
hubungan dengan kutub-kutub stator. Rotor pada magnet tipe ini tidak
menggunakan magnet permanent. Stator terlilit oleh lilitan sehingga pada
saat teraliri arus, stator akan menghasilkan kutub magnet. Jumlah gerigi
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
23
LANDASAN TEORI
pada rotor akan menentukan langkah atau step motor. Perbedaan motor
stepper berjenis PM dengan VR yaitu motor berjenis VR memiliki torsi
yang relatif lebih kecil dibanding dengan motor stepper berjenis PM. Hal
lain yang dapat dilihat adalah sisa kemagnetan sangat kecil sehingga pada
saat motor stepper tidak dialiri arus maka ketika diputar tidak ada torsi
yang melawan. Sudut langkah motor stepper berjenis VR ini bervariasi
yaitu sekitar sampai dengan 30o. Motor stepper berjenis VR ini memiliki
torsi yang kecil. Sering ditemukan pada printer dan instrumen-instrumen
pabrik yang ringan yang tidak membutuhkan torsi yang besar.
Gambar 2.18 Konstruksi Motor Stepper Variable Reluctance
Seperti pada gambar 2.18 motor mempunyai 3 pasang kutub stator (A,
B, C) yang diset terpisah 15 derajat. Arus dialirkan ke kutub A melalui
lilitan motor yang menyebabkan tarikan magnetic yang menyejajarkan gigi
rotor kekutub A. jika kita memberi energi kekutub B maka akan
menyebabkan rotor berputar 15 derajat sejajar kutub B. proses ini akan
berlanjut kekutub C dan kembali kekutub A searah dengan jarum jam
2.6.1.3 Permanent Magnet – Hybrid (PM-H)
Permanent magnet hybrid merupakan penyempurnaan motor
stepper di mana motor stepper ini memiliki kecepatan 1000step/detik
namun juga memiliki torsi yang cukup besar sehingga dapat dikatakan
bahwa PM-H merupakan motor stepper kombinasi antara PM dan VR
motor stepper. Motor hybrid mengkombinasikan karakteristik terbaik dari
motor variable reluktansi dan motor magnet permanent. Motor ini
dibangun dengan kutub stator yang banyak-gigi dan rotor magnet
permanent. Motor hybrid standar mempunyai 200 gigi rotor dan berputar
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
24
LANDASAN TEORI
pada 1,8 derajat sudut step. Karena memperlihatkan torsi tinggi dan
dinamis serta berputar dengan kecepatan yang tinggi maka motor ini
digunkan pada aplikasi yang sangat luas.
Gambar 2.19. Konstruksi Motor Stepper Jenis PM-hybrid
2.6.2 Jenis Motor Stepper Berdasarkan Lilitannya
2.6.2.1 Motor Stepper Unipolar
Motor stepper unipolar terdiri dari dua lilitan yang memiliki
center tap. Center tap dari masing masing lilitan ada yang berupa kabel
terpisah ada juga yang sudah terhubung didalamnya sehingga center tap
yang keluar hanya satu kabel. Untuk motor stepper yang center tapnya ada
pada masing – masing lilitan kabel inputnya ada 6 kabel. Namun jika
center tapnya sudah terhubung di dalam kabel inputannya hanya 5 kabel.
Center tap dari motor stepper dapat dihubungkan ke pentanahan atau ada
juga yang menghubungkannya ke +VCC hal ini sangat dipengaruhi oleh
Driver yang digunakan. Sebagai gambaran dapat dilihat konstruksi motor
stepper unipolar pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20 . Konstruksi Motor Stepper Unipolar
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
25
LANDASAN TEORI
2.6.2.2 Motor Stepper Bipolar
Motor stepper bipolar memiliki dua lilitan perbedaaan dari tipe
unipolar adalah bahwa pada tipe bipolar lilitannya tidak memiliki center
tap. Keunggulan tipe bipolar yaitu memiliki torsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan tipe unipolar untuk ukuran yang sama. Pada motor
stepper tipe ini hanya memiliki empat kabel masukan. Namun untuk
menggerakan motor stepper tipe ini lebih rumit jika dibandingkan dengan
menggerakan motor stepper tipe unipolar. Sebagai gambaran dapat dilihat
konstruksi motor stepper bipolar pada Gamnar 2.21.
Gambar 2.21. Konstruksi Motor Stepper Bipolar
Bentuk asli dan susunan motor stepper dapat dilihat pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22. Bentuk Motor Stepper
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
26
LANDASAN TEORI
Dudukan Almunium
bagian belakan
Sekrup
Bulatan kumpulan
stator
d
Dudukan
Almunium
bagian
Rotor dengan
bearing
belakang
Gambar 2.23. Bagian Motor Stepper.
Dari Gambar 2.23 dapat dilihat bagian-bagian dari motor stepper
yaitu tersusun atas rotor, stator, bearing, casing dan sumbu. sumbu
merupakan pegangan dari rotor dimana sumbu merupakan bagian tengah
dari rotor, sehingga ketika rotor berputar sumbu ikut berputar. Stator
memiliki dua bagian yaitu pelat inti dan lilitan. Plat inti dari motor stepper
ini biasanya menyatu dengan casing. Casing motor stepper terbuat dari
aluminium dan ini berfungsi sebagai dudukan bearing dan stator
pemegangnya adalah baud sebanyak empat buah. Di dalam motor stapper
memiliki dua buah bearing yaitu bearing bagian atas dab bearing bagian
bawah.
Gambar 2.24. Bagian Stator Motor stepper
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
27
LANDASAN TEORI
Gambar 2.25. Bagian Rotor Motor stepper
2.7 Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari
sebuah catu daya agar efek darinaik atau turunnya tegangan jala-jala tidak
mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil.
Ada 4 jenis regulator :
1. Regulator dengan Zener
2. Regulator ZenerFollower
3. Regulator dengan op-amp
4. Regulator dengan IC (Integrated Circuit)
2.7.1. Regulator IC (Integrated Circuit)
IC regulator adalah suatu circuit/rangkaian elektronik yang
terintegrasi yang berfungsi mengatur (membatasi) arus tegangan listrik
yang dihasilkan oleh altenator atau sumber tegangan. Sekarang
mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan
komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator karena
rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator
tegangan tetap. Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan
output DC stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan
positif dan IC 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator
Tegangan.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
28
LANDASAN TEORI
1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt
2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt
3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt
4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt
5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt
6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt
7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt
8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt
Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus
( current limiter ) dan juga pembatas suhu ( thermal shutdown ).
Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa
komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang terregulasi dengan baik.Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat
tegangan 5 volt, 7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya,
sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturutturut adalah regulator tegangan negatif 5 dan 12 volt.
IC regulator tersebut akan bekerja sebagai regulator tegangan
DC yang stabil jika tegangan input di atas atau sama dengan MIV
(Minimum Input Voltage), sedangkan arus maksimum beban output
yang diperbolehkan harus kurang dari atau sama dengan MC (Maximum
Current) sesuai karakteristik masing-masing.
Tabel 2.2: Nilai MIV dan MC IC Regulator
Type
Regulation
Maximum
Maximum
number
voltage
current
input voltage
7805
+5
1A
+7V
7809
+9
2A
+12V
7812
+12
1A
+14.5V
Berikut ini adalah gambar rangkaian dasar regulator tegangan
dengan input DC stabil.
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
29
LANDASAN TEORI
Gambar 2.26 Rangkaian Dasar IC Regulator
Untuk mengetahui susunan kaki IC regulator 78XX dan 79XX,
dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 2.27 Susunan Kaki IC Regulator 78XX
Keterangan :
1. INPUT
2. GND
3. OUTPUT
Gambar 2.28 Susunan Kaki IC Regulator 79XX
Keterangan :
1. GND
2. INPUT
3. OUTPUT
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
30
LANDASAN TEORI
Gambar 2.29 Bentuk Fisik IC Regulator
MODUL SIMULASI KERUSAKAN PERGERAKAN MOTOR STEPPER
31
Download