Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 Pengaruh Pemberian Konsentrasi Gula Lontar pada Dendeng Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) terhadap Lama Simpan berdasarkan Kadar Air, Nilai Organoleptik dan Total Cemaran Mikroba Satria K. Frans1, Annytha I. R. Detha2, Elisabeth Tangkonda2 1 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang E-mail : [email protected] 2 Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang. E-mail : [email protected] dan [email protected] ABSTRACT Dendeng is a traditional food results by the public Rote Ndao. Method for making dendeng by drying using sunlight as well as using palm sugar as the main ingredient pickling as well as the addition of spices. This study aims to determine the effect of the use of palm sugar in the manufacture of Dendeng Ikan. The processing is done in the District Lobalain(Rote Ndao). Methods of use of the sugar palm consisting of 4 treatments, KO (without giving sugar palm), K1 (10% concentration of palm sugar), K2 (20% concentration of palm sugar), K3 (30% concentration of palm sugar), K4 (40% concentration palm sugar). 4 times the storage of dendeng with the observation that the 5 th day (P1), 10th day (P2), 15th day (P3), 20th day (P4). The quality of dendeng observed included presentations lost water content after processing, testing organoleptic and microbiological quality in terms of Total Plate Count (TPC). The test results of water content during storage of dendeng showed that, giving palm sugar concentration of 40% in the processing of fish dendeng, has a water content lower than the palm sugar concentration of 10%, 20% and 30%. During storage, less than the 15th day dendeng with palm sugar concentration giving 40% meet the Standar Nasional Indonesia moisture content, while the dendeng with the provision of palm sugar concentration of 30% has less storage than dayto-5 that meets the water content of the Standar Nasional Indonesia. The test results showed that the organoleptic, Giving palm sugar concentration levels in the processing of fish dendeng affect the appearance, consistency / texture, aroma and taste of dendeng. During storage in certain storage time of each treatment dendeng change the appearance, consistency / texture, aroma and taste. The test results TPC (Total Plate Count) of dendeng showed that, giving the concentration of sugar palm sugar palm 40% in the processing of dendeng, has a value of TPC (Total Plate Count) is lower than the concentration of sugar palm 10%, 20%, and 30 %. During storage, only on day 5 dendeng with palm sugar concentration giving 40% to abide by the TPC (Total Plate Count) of Standar Nasional Indonesia. Key words: Dendeng, Palm Sugar, storage Cara PENDAHULUAN yang dapat dikembangkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memanfaatkan potensi hasil perikanan adalah memiliki potensi sumber daya laut yang dapat dengan diversifikasi pengolahan, sebagai salah diandalkan sebagai salah satu upaya penganekaragaman pangan hasil pemenuhan sumber kebutuhan satu alternatif pangan. perikanan. Menurut Mutialyta (2008 cit. Marpaung dan Asmaida, 2011) hasil perikanan potensi untuk dimanfaatkan. cukup baik Ikan tembang merupakan salah satu memiliki jenis ikan yang sering diperdagangkan di pasaran. 28 Berdasarkan data Badan Pusat Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 Statistik di tahun 2012 jumlah ikan tembang penyayatan dan menggunakan gula lontar dari setiap kabupaten di NTT sebanyak sebagai 6.595,34 ton. Ikan biasanya dikelola dalam penggunaan gula lontar sudah dilakukan bentuk secara turun temurun karena bahannya mudah segar sehingga alternatif diperlukan untuk penyimpananya. cara memperpanjang Penanganan pada bahan pengawetan. Tradisi diperoleh dan mudah diolah oleh masyarakat. ikan merupakan hal yang penting dalam pasca MATERI DAN METODE panen karena ikan mudah mengalami proses Penelitian ini dilaksanakan pada bulan kerusakan. Menurut Sopandi dan Wardah, Juli hingga bulan Agustus 2016. Proses (2014) Ikan yang telah dipanen seperti ikan air pegawetan ikan dilakukan di kabupaten Rote tawar maupun ikan air asin mudah mengalami Ndao Kecamatan Lobalain pada lokasi industri kerusakan karena aktivitas autolisis enzim, perumahan. Pengujian kadar air, organoleptik oksidasi dan Total Plate Count dilakukan pada asam lemak tak jenuh dan pertumbuhan mikroba. Salah pemanfaatan Laboratorium Penyakit Hewan dan Kesehatan satu ikan pembuatan proses adalah dendeng alternatif dengan Masyarakat cara Veteriner (PHK) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana. ikan untuk simpan. Dendeng Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang dibagi merupakan bahan makanan semi basah yang ke dalam 5 kelompok sampel. 5 kelompok biasanya terbuat dari daging atau ikan, tersebut dibagi atas 1 kelompok kontrol dan 4 berbentuk tipis dan lebar, dibumbui dan kelompok konsentrasi gula lontar dengan 3 dikeringkan. Dendeng ikan kali ulangan. memperpanjang lama adalah Penelitian jenis menggunakan metode makanan awetan yang dibuat dengan cara K0 : Tanpa perlakuan gula lontar pengeringan dengan menambah garam, gula, K1 : Pemberian konsentrasi gula lontar dan bahan lain untuk memperoleh rasa yang 10% diinginkan (Esti dan Sediadi, 2000 cit. Husna et al., 2014). Metode dapat pembuatan K2 dendeng 20% dilakukan dengan metode sayat dan K3 metode giling dengan penambahan gula yang berfungsi sebagai pemberi cita : Pemberian konsentrasi gula lontar : Pemberian konsentrasi gula lontar 30% rasa dan K4 : Pemberian konsentrasi gula lontar mempertahankan lama simpan (Husna et al., 40% 2014). Alat yang digunakan dalam penelitian Berdasarkan yang ini antara lain: pisau, wadah perendaman, dilakukan pada masyarakat Kabupaten Rote plastik klip, cawan petri, kulkas, kalkulator, Ndao tabung reaksi, pipet, pembakar bunsen, beaker di hasil Kecamatan observasi Lobalain, metode pembuatan dendeng dilakukan dengan cara gelas, 29 inkubator, gunting, batang gelas Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 bengkok, pipet volumetrik, tabung durham, pelarut air dalam skala mililiter sebanyak botol media, pinset, timbangan, pengocok 100 mL. tabung (vortex), pemanas air, autoklaf, gelas 4. Pengeringan ukur, Erlenmeyer, mikropipet, dan tip Setelah mikropipet. diberikan konsentrasi gula dan penaburan bumbu ikan akan Bahan yang digunakan dalam diletakan pada plat seng lalu akan penelitian ini antara lain : Fillet ikan, gula dijemur selama 12 jam. lontar, 5. Pengemasan bawang putih, alkohol 70%, akuades ketumbar, garam, steril, media Plate Setelah dijemur produk ikan tersebut Count Agar (PCA), kapas, kertas label, dikemas menggunakan plastik klip. alumunuim foil, tisu, dan larutan Buffered Peptone Water (BPW) 0.1%. Jenis Pengujian Jenis pengujian yang dilakukan yaitu perhitungan kadar air dengan menghitung total Proses Pembuatan Dendeng Pembuatan dendeng ikan dibantu oleh padatan (Detha et al. 2015), pengujian salah seorang yang ahli dalam pengolahan organoleptic dan pengujian Total Plate Count dendeng (TPC). Pengolahan dari kabupaten dendeng Rote dimulai Ndao. dengan pembuatan fillet ikan,, pembuatan bumbu dan HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi Kadar Air gula lontar, pengeringan, pengeamasan dan penyimpanan. Hasil 1. Pembuatan Fillet ikan Fillet merupakan analisis ragam menunjukan berdasarkan perlakuan pemberian gula lontar pemisahan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar daging dan tulang ikan. Langkah pertama air yang hilang dari dendeng ikan. Hasil uji sebelum pembuatan fillet, ikan harus lanjut Anova yaitu uji Beda Nyata Terkecil dibersihkan terlebih dahulu kemudian isi terdapat perbedaan (P<0,05) antara setiap perut ikan dibuang lalu daging dan tulang perlakuan (KO, K1, K2, K3 dan K4) seperti ikan dipisahkan. yang dinyatakan dalam tabel 2 dan lampiran. 2. Penaburan bumbu Pembuatan bumbu untuk setiap Tabel 1. Nilai kadar air yang hilang pada kelompok konsentrasi akan ditaburkan proses pengolahan dendeng dalam jumlah yang sama. 3. Pembuatan konsentrasi Konsentrasi yang Perlakuan Lama Simpan digunakan Hari ke dalam penelitian ini yaitu 10%, 20%, 5 30% dan 40% gula lontar menggunakan 30 KO(*) K1(*) K2(*) K3(*) K4(*) 27 % 20,7 % 16,0 % 10,7 % 9,0 % 32,7 % 25,3 % 24,0 % 15,3 % 10,7 % Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Hari ke Volume 4, No 2 : 28-39 dengan perlakuan K4 selama penyimpanan 10 dari hari ke-5 sampai hari ke-15 masih Hari ke 15 Hari ke 20 36,3 % 23,3 % 24,3 % 16,7 % 12,7 % 41,3 % 28,0 % 26,3 % 17,0 % 16,0 % memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu 12% (Tabel 2). Husna et al., 2014 juga menyatakan bahwa, kadar air dendeng yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Keterangan : data dengan tanda (*) menunjukan adanya berbeda nyata antara tidak lebih dari 12%. setiap Selama penyimpanan, kadar air dari perlakuan. setiap perlakuan mengalami peningkatan. Hal Hasil penelitian kadar air yang hilang dendeng K4) lebih besar jika dibandingkan dengan penelitian ikan selama penyimpanan kelembapan lingkungan. Ibrahim dan Dewi sesuia dengan pendapat Henry dan Heppell (2008), juga menyatakan bahwa peningkatan (1998) cit. Dewi dan Ibrahim (2006), yang kadar air dendeng selama penyimpanan menyatakan bahwa gula bersifat higroskopis air dengan mengalami peningkatan karena dipengaruhi tanpa perlakuan gula lontar (K0). Hal ini mengikat sesuai Sumbaga (2006), bahwa kadar air dari pada perlakuan gula lontar (K1, K2, K3 dan atau tersebut dipengaruhi melalui ikatan kelembapan udara dari Penampakan dari lingkungan. hydrogen. Restu (2014) juga menyatakan bahwa pemberian gula pada produk ikan Uji dapat menarik air keluar. Dendeng Ikan Nilai kadar air dendeng ikan yang Berdasarkan pada setiap perlakuan K1, K2, K3 dan K4 pada perlakuan K3 dan K4. Nilai 3 yang 2). Perlakuan K4 memiliki kemampuan diberikan oleh panelis adalah kriteria dengan menarik air yang lebih besar dibandingkan warna coklat tanpa penampakan jamur dengan perlakuan K1, K2 dan K3. Hal ini K4 (Tabel 2). Dendeng dengan perlakuan K2 memiliki pada hari ke-5 sampai hari ke-10, rata-rata konsentrasi gula lontar yang lebih besar panelis dibandingkan dengan perlakuan K1, K2 dan yang 3 yang ke 15 dendeng dengan perlakuan K2 yang menyatakan bahwa dendeng ikan gula angka tanpa penampakan jamur namun, pada hari pernyataan dari Ibrahim dan Dewi (2008), konsentrasi memberikan merupakan kriteria dengan warna coklat K3. Pernyataan tersebut sesuai dengan dengan penampakan panelis memberikan nilai 3 dendeng ikan konsentrasi gula lontar yang berbeda (Tabel perlakuan pengujian pada hari ke-5 sampai hari ke-20, rata-rata berbeda, karena setiap perlakuan memiliki dikarenakan Organoleptik mengalami perubahan penampakan. Hal besar, tersebut memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berdasarkan rata-rata penilaian panelis memberikan nilai 2 yang merupakan menarik air keluar. Kadar air pada dendeng 31 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 kriteria dengan warna coklat dan adanya dendeng ikan dengan perlakuan K3 dan K4 penampakan jamur, sedangkan hari ke-20 tetap berwarna coklat tanpa penampakan semakin mengalami perubahan penampakan. jamur. Hal tersebut berdasarkan rata-rata penilaian Penampakan jamur pada dendeng panelis yang memberikan nilai 1 yang dengan perlakuan K1 dan K2 dapat merubah merupakan kriteria dengan warna tidak warna coklat dan adanya penampakan jamur (Tabel dikarenakan 2). perlakuan dari dendeng. Hal konsentrasi K3 dan tersebut gula K4 lontar lebih besar Dendeng ikan dengan perlakuan K1 dibandingkan dengan perlakuan K1 dan K2. pada hari ke-5, rata-rata panelis memberikan Buckle et al., (2010) menyatakan gula angka 3 yang merupakan kriteria dengan dengan konsentrasi besar dapat menghambat warna coklat tanpa penampakan jamur pertumbuhan mikroba. namun, pada hari ke-10 dendeng dengan perlakuan K1 mengalami perubahan Tabel 2. Nilai rata-rata dari uji penampakan penampakan berdasarkan rata-rata panelis dendeng memberikan nilai 2 yang merupakan yang merupakan kriteria dengan warna coklat dan Lama adanya Simpan penampakan jamur (Tabel 2), Perlakuan KO Hari ke sedangkan hari ke-15 sampai hari ke-20 juga 5 semakin mengalami perubahan penampakan Hari ke berdasarkan rata-rata panelis memberikan 10 nilai 1 yang merupakan kriteria kriteria Hari ke dengan warna tidak coklat dan adanya 15 Hari ke penampakan jamur (Tabel 2). Perlakuan K0 20 K1 K2 K3 K4 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 1 3 3 pada hari ke-5 sampai hari ke-20 rata-rata panelis memberikan nilai 1 yang merupakan Keterangan : kriteria dengan warna tidak coklat dan krieria 1 : Warna tidak coklat dan adanya penampakan jamur (Tabel 2). adanya penampakan jamur. Ibrahim dan dewi (2006) menyatakan kriteria 2 : Warna coklat dan tampak proses terjadinya warna coklat dari dendeng adanya penampakan jamur. karena adanya reaksi malliard antara gula kriteria 3 : Warna coklat dan tanpa dan gugus amino dari ikan. Hal ini juga penampakan jamur. dinyatakan oleh Restu (2014) penambahan gula pada produk ikan dapat menyebabkan Uji warna produk ikan menjadi coklat. Selama Organoleptik Dendeng Ikan penyimpanan sampai hari ke-20, warna dari 32 Konsistensi dari Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Berdasarkan konsistensi penilaian panelis memberikan nilai 1 yang dari dendeng ikan pada hari ke-5 sampai hari merupakan kriteria dendeng ikan dengan ke-10, rata-rata panelis memberikan nilai 3 tekstur tidak padat dan tidak kering (Tabel pada dendeng ikan perlakuan K4 (Tabel 3). 3). Nilai 3 yang pengujian Volume 4, No 2 : 28-39 diberikan oleh panelis merupakan kriteria dendeng ikan dengan Tabel 3. Nilai rata-rata dari uji konsistensi tekstur yang padat dan kering. Pengujian dendeng pada hari ke-15 dan hari ke-20 dendeng ikan dengan perlakuan K4 mengalami perubahan Lama konsistensi. Hal tersebut berdasarkan rata- Simpan Perlakuan KO K1 K2 K3 K4 1 2 2 3 3 1 2 2 3 3 1 2 2 2 3 1 1 1 2 2 Hari ke rata penilaian panelis yang memberikan nilai 5 2. Nilai 2 merupakan kriteria dendeng ikan Hari ke dengan tekstur kurang padat dan kurang 10 kering. Dendeng ikan dengan perlakuan K3 Hari ke pada penyimpanan hari ke-5, rata-rata 15 Hari ke panelis memberikan nilai 3 yang merupakan 20 kriteria dendeng ikan dengan tekstur yang padat dan kering. Pengujian pada hari ke-15 Keterangan : dan hari ke-20 dendeng ikan dengan perlakuan K3 mengalami Krieria 1 : Tekstur dendeng tidak padat perubahan dan tidak kering. konsistensi. Hal tersebut berdasarkan rata- Kriteria 2 : Tekstur dendeng agak padat rata penilaian panelis yang memberikan nilai dan agak kering. 2. Nilai 2 merupakan kriteria dendeng ikan Kriteria 3 : Tekstur dendeng padat dan dengan tekstur kurang padat dan kurang kering. kering (Tabel 3). Dendeng dengan perlakuan K2 dan K1 pada pengujian hari ke-5 dan hari ke-10, Evanuriani rata-rata penilaian panelis memberikan nilai 2 yang merupakan kriteria dan Huda (2010), menyatakan bahwa pemberian gula dapat dendeng ikan menurunkan dengan tekstur kurang padat dan kurang kandungan air, sehingga berkurangnya air dapat membuat tektur kering. Pengujian pada hari ke-20 rata-rata dendeng semakin baik. Proses penyimpanan penilaian panelis memberikan nilai 1 yang dalam waktu tertentu konsistensi setiap merupakan kriteria dendeng ikan dengan perlakuan dendeng dengan gula mengalami tekstur tidak padat dan tidak kering (Tabel perubahan. Hal ini dikarenakan kadar air 3). Perlakuan K0 selama penyimpanan dari pada hari ke-5 sampai hari ke-20, rata-rata dendeng mempengaruhi 33 meningkat konsistensi sehingga dari setiap Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 dendeng dengan perlakuan K1, K2, K3 dan merupakan kriteria dendeng ikan dengan K4. Evanuriani dan Huda (2010), juga aroma kurang harum. menyatakan bahwa kandungan air berperan Dendeng dengan perlakuan K2 dan K1 dalam karakteristik tekstur dendeng. Hal di hari ke-5 dan hari ke-10, rata-rata tersebut diperkuat dengan pernyataan dari penilaian panelis memberikan nilai 2 yang Sumbaga (2006), bahwa konsistensi dari merupakan kriteria dendeng ikan dengan dendeng dipengaruhi oleh kandungan air. aroma kurang harum. Aroma dendeng dengan perlakuan K2 dan K1 pada pengujian hari ke hari ke- 15 dan hari ke-20 mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan ratarata penilaian panelis memberikan nilai 1 Uji Organoleptik Aroma dari Dendeng Ikan (Tabel 4). Nilai 1 merupakan kriteria Berdasarkan pengujian aroma dari dendeng dendeng beraroma bau tidak sedap (aroma ikan pada hari ke-5 sampai hari ke-15, rata- busuk dan tengik). Perlakuan K0 selama rata panelis memberikan nilai 3 pada penyimpanan, rata-rata dari penilaian panelis dendeng ikan perlakuan K4 (Tabel 4). Nilai memberikan nilai 1 (Tabel 4). Nilai 1 3 yang diberikan oleh panelis merupakan merupakan kriteria dendeng dengan aroma kriteria dendeng ikan dengan aroma harum tidak sedap (aroma busuk dan tengik) (aroma khas dendeng). Pengujian pada hari ke-20 aroma dendeng ikan dengan perlakuan K4 mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan rata-rata penilaian panelis yang memberikan nilai 2 (Tabel 4). Nilai 2 yang diberikan oleh panelis merupakan kriteria dendeng ikan dengan aroma kurang harum. Dendeng ikan dengan perlakuan K3 pada hari ke-5, rata-rata panelis memberikan nilai 3 (Tabel 4). Nilai 3 yang diberikan oleh panelis merupakan kriteria dendeng ikan Tabel 4. Nilai rata-rata dari uji aroma dengan aroma harum (aroma khas dendeng). dendeng Pengujian hari ke-10, hari ke-15 dan hari ke20 aroma dari dendeng ikan dengan Simpan perlakuan K4 mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan rata-rata 2 yang diberikan oleh KO K1 K2 K3 K4 Hari ke penilaian 5 panelis yang memberikan nilai 2 (Tabel 4). Nilai Perlakuan Lama 1 2 2 3 3 1 2 2 2 3 Hari ke panelis 10 34 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 memberikan nilai 2 (Tabel 5). Nilai 2 yang Hari ke 15 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 Hari ke 20 diberikan oleh panelis merupakan kriteria dendeng ikan dengan rasa yang kurang enak. Dendeng dengan perlakuan K3 pada hari ke- Krieria 1 5, rata-rata panelis memberikan nilai 3 yang : Aroma tidak sedap merupakan kriteria dendeng ikan dengan (aroma busuK dan tengik) Kriteria 2 : Kurang harum Kriteria 3 : Aroma harum rasa yang sangat enak (rasa khas dendeng). Pengujian hari ke-10 sampai hari ke-20, rasa dari dendeng ikan dengan perlakuan K2 (aroma khas dendeng) mengalami penurunan mutu. Hal tersebut berdasarkan Fungsi utama gula dalam curing dalah untuk menambahkan beberapa garam dapur, ikan bahan panelis ikan dengan rasa yang kurang enak (Tabel 5). Ibrahim, 2006). Proses curing merupakan pengolahan penilaian memberikan nilai 2 yaitu kriteria dendeng memodifikasi aroma dari dendeng (Soeparno, 1994 cit. Dewi dan cara rata-rata Dendeng dengan perlakuan K2 pada dengan pengujian hari ke-5 dan hari ke-10, rata-rata seperti penilaian panelis memberikan nilai 2 yaitu gula dan bumbu-bumbu) dendeng ikan dengan kriteria rasa yang dengan pengeringan. Proses penyimpanan kurang enak. Berdasarkan penilaian panelis dalam waktu tertentu dapat mengubah aroma pada perlakuan K2 pada hari ke-15 dan hari dari setiap perlakuan mengalami penurunan ke-20, mutu. Hal tersebut diperkuat dari penelitian rasa dari dendeng mengalami penurunan mutu. Hal tersebut berdasarkan Sumbaga (2006) bahwa lama penyimpanan rata-rata penilaian panelis memberikan nilai akan menurunkan aroma dari dendeng ikan. 1 (Tabel 5). Nilai 1 merupakan kriteria dendeng ikan dengan rasa yang tidak enak. Uji Organoleptik Rasa dari Dendeng Ikan Dendeng dengan perlakuan K1 selama penyimpanan hari ke-5, rata-rata penilaian Berdasarkan pengujian pada hari ke-5 sampai hari ke-15, rata-rata panelis memberikan nilai 2 dengan kriteria panelis dendeng ikan dengan rasa yang kurang enak memberikan nilai 3 pada dendeng ikan (Tabel 5). Pengujian pada hari ke-10, hari perlakuan K4 (Tabel 5). Nilai 3 yang ke-15 dan hari ke-20 diberikan oleh panelis merupakan kriteria rata-rata penilaian panelis memberikan nilai 1 yaitu kriteria dendeng ikan dengan rasa yang sangat enak dendeng ikan dengan rasa yang tidak enak (rasa khas dendeng). Pada pengujian hari ke- (Tabel 5). Perlakuan K0 pada pengujian hari 20, rasa dari dendeng ikan dengan perlakuan ke-5 sampai hari ke-20, rata-rata penilaian K4 mengalami penurunan mutu. Hal tersebut panelis memberikan nilai 1 (Tabel 5). Nilai 1 berdasarkan rata-rata penilaian panelis yang 35 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 merupakan kriteria dendeng ikan dengan penyimpanan akan mengalami perubahan rasa yang tidak enak. rasa. Tabel 5. Nilai rata-rata dari uji rasa dendeng ikan Kualitas Mikrobiologi dari Dendeng Ikan Berdasarkan pengujian TPC hari ke-5, Perlakuan Lama Simpan KO K1 K2 K3 K4 1 2 2 3 3 1 1 2 2 3 hanya dendeng dengan perlakuan K4 yang Hari ke memiliki nilai TPC dibawah dari batas 5 maksimum SNI (1x105 cfu/g). Pengujian Hari ke 10 pada hari ke-10, hari ke-15 dan hari ke-20, telah mengalami peningkatan pertumbuhan Hari ke 15 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 mikroba yang melebihi dari batasan SNI Hari ke 20 (Tabel 6). Perlakuan K0, K1, K2, dan K3 pada hari ke-5, menunjukkan pertumbuhan Perlakuan Lama Simpan K0 K1 K2 K3 K4 Hari Ke 5 2,34x107 cfu/g 8,3x106 cfu/g 4,1x106 cfu/g 2,8x105 cfu/g 8x104 cfu/g Hari Ke 10 2.48x107 cfu/g 1,16x107cfu/g 6,4x106 cfu/g 1,28x106 cfu/g 6,8x105 cfu/g Hari Ke 15 1,24x108 cfu/g 3,2x107 cfu/g 2,4x107 cfu/g 7,6x106 cfu/g 3,8x106 cfu/g Hari Ke 20 2,24x108 cfu/g 1,12x108 cfu/g 5,2x107 cfu/g 1,16x107 cfu/g 7,4x106 cfu/g mikroba telah melebihi batas SNI (1x105 Keterangan : Krieria 1 : Rasa yang tidakt enak cfu/g). Pengujian pada hari ke-10, hari ke-15 kriteria 2 : Rasa yang kurang enak dan Kriteria 3 : Rasa yang sangat enak peningkatan petumbuhan mikroba (Tabel 6). hari ke-20, semakin mengalami (rasa khas dendeng) Fungsi utama gula dalam curing dalah untuk memodifikasi rasa dari dendeng (Soeparno, 1994 cit. Dewi dan Ibrahim, 2006). Selama penyimpanan terjadi perubahan Tabel. 6 Nilai TPC dendeng ikan rasa dari setiap perlakuan dendeng. Hal ini diperkuat pernyataan Buckle et al., (2010) produk pangan selama 36 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 mikroba, serta pendapat dari Dewi dan Ibrahim (2006), Fungsi utama gula dalam pembuatan dendeng dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Soeparno, 1994 cit. Dewi dan Ibrahim, 2006). Soepandi dan Wardah Kesimpulan menyatakan gula mempunyai sifat osmotik. Salamah et al., (1996), menyatakan jika Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat larutan gula diberikan dalam konsentrasi yang besar hipertonik akan yang plasmollisis mengalami sel membuat dapat 1. Hasil pengujian kadar air dari dendeng menyebabkan sehingga hambatan disimpulkan sebagai berikut : suasana dalam ikan mikroba selama menunjukkan proses bahwa, penyimpanan pemberian konsentrasi gula lontar 40% dalam pertumbuhan. Pernyataan tersebut diperkuat pengolahan dendeng ikan, mempunyai dengan pendapat Buckle et al. (2010), kadar air lebih rendah dibandingkan baahwa semakin besar konsentrasi gula dengan konsentrasi gula lontar 10%, yang diberikan dapat menekan pertumbuhan 20%, dan 30%. Selama penyimpanan, 37 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 kurang dari hari ke-15 dendeng Volume 4, No 2 : 28-39 1. Saran yang dapat diberikan dengan pemberian konsentrasi gula berdasarkan hasil penelitian adalah lontar 40% memenuhi kadar air masyarakat dapat menggunakan gula Standar lontar dengan konsentrasi 40% dalam Nasional Indonesia, sedangkan dendeng dengan pemberian pengolahan dendeng ikan konsentrasi penyimpanan 5 hari. gula lontar 30% mempunyai penyimpanan kurang dari 2. Bagi peneliti lain, dapat melakukan hari ke-5 yang memenuhi kadar air identifikasi Standar Nasional Indonesia. dendeng ikan. 2. Hasil pengujian menunjukkan tingkatan dalam konsentrasi gula lontar ikan penampakan, Buckle, A. K. Edward A. R. G. H. Fleet. ikan. M. Wooton. 2010, Ilmu Pangan. Selama Penerjemahan Purnomi. H. Adiono. penyimpanan dalam beberapa waktu Penerbit Universitas Indonesia. penyimpanan tertentu setiap perlakuan dendeng mengalami penampakan, perubahan Badan konsistensi/tekstur, Statistik (BPS). 2012, Pada 3. Hasil pengujian TPC (Total Plate dari Pusat Produksi Ikan di Setiap Kabupaten aroma dan rasa. Count) pada DAFTAR PUSTAKA konsistensi/tekstur, aroma dan rasa dendeng mikroba Pemberian dendeng mempengaruhi dari jenis organoleptik bahwa, pengolahan dengan ikan Provinsi Nusa Tenggara Timur Sumb pemberian er. http://ntt.bps.go.id/linkTabelStatis konsentrasi gula lontar gula lontar /view/id/446. (Diakses pada tanggal 40% dalam pengolahan dendeng ikan, 5 Mei 2016). menunjukkan dendeng bahwa, mempunyai nilai TPC (Total Plate Count) lebih rendah dibandingkan Dewi, E, N. dan Ibrahim R. 2006, dengan konsentrasi gula lontar 10%, Pengaruh Jenis Gula Pada Proses 20%, dan 30%. Selama penyimpanan, Pengolahan hanya pada hari ke-5 dendeng dengan Dendeng Terhadap Ikan Mutu. Nila pemberian konsentrasi gula lontar Merah Jurnal 40% memenuhi nilai TPC (Total Plate Sanitek Perikanan, 1(2) : 59-66. Count) Standar Nasional Indonesia. 5.1. Saran Evanuriani, H. dan Huda. 2010, Quality of Dendeng Giling on Different Sugar 38 Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 28-39 Addition. Jurnal Ilmu Peternakan, Salamah, E. Dadi, R. Nina K. D. 1996, 21(2) :7-10. Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Henry. C. J. K and Heppel, N. .J. 1998. “Nutritional processing aspects and of Garam Terhadap Mutu Jambal Roti, food ingredient”, Jurnal An Bulletin Teknologi Hasil Perikanan, 11(12) : 59-66 Aspen Publication cit. Dewi, E, N. dan Ibrahim R. 2006, Pengaruh Jenis Gula Pada Proses Sumbaga, D. 2006, Pengaruh Waktu Pengolahan Curing (Perendaman Dalam Larutan Dendeng Ikan Nila Merah Terhadap Bumbu) Terhadap Mutu Dendeng Mutu. Jurnal Sanitek Perikanan, Fillet Ikan Lele Dumbo (Clarias 1(2) : 59-66. gariepinus) Selama Penyimpanan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Husna, E. Asmawati, N. dan Gunawan S. 2014, Dendeng Ikan Pertanian Bogor. Bogor. Leubiem (Canthidermis Maculatus) Dengan Sopandi, T. dan Wardah. Variasi Metode Pembuatan, Jenis Mikrobiologi Gula, Praktik, Penerbit ANDI Yogyakarta. Jurnal dan Metode Teknologi Pengeringan. Dan Industri Pangan Teori 2014, dan Yogyakarta. Pertanian Indonesia, 6(3) : 76-81. Soeparno, 1994. “Ilmu dan teknologi daging”, Jahidin, P. J. 2014, Aspek Mikrobiologi Gadjah Mada Universit Dendeng Asap Dengan Daging yang Press, Yogyaakarta. cit Dewi, E, N. Berbedapada dan Ibrahim R. 2006, Pengaruh Jenis Pengasapan Tempurung Kelapa. Jurnal Ilmiah Gula Pada Ilmu-Ilmu Peternakan, 152(1) : 39- Dendeng Ikan Nila Merah Terhadap 43. Mutu. Jurnal Sanitek Perikanan, 1(2) : 59-66. Restu, 2014. Pengaruh Penambahan Gula Aren (Arenga pinnatawurmb merrill) Terhadap Cita-Rasa Wadi Ikan Patin (Pangasius sp). Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 3(1) : 12-16. 39 Proses Pengolahan