PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Skripsi) Oleh MAHIPAL SAKILA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRACT EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE AND PROFITABILITY ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY By MAHIPAL SAKILA Interrelated phenomena between Corporate Governance, profitability and social responsibility. In the company's CSR rules can be implemented through rules are rules within the company. This study focuses on the influence of corporate governance indicators and profitability on the disclosure of social responsibility. This study focuses on the company's property, real estate and mining at the Stock Exchange in 2010-2015 with 57 sample obtained by purposive sampling method. Corporate governance proxy used in this study are: institutional ownership, board size, and independent commissioner. While the profitability ratio using the ratio of return on equity (ROE). Multiple linear regression analysis is used as a technique in this study. From these results it can be seen that the institutional ownership, board size and independent commissioners have a significant effect on the disclosure of corporate social responsibility, while no significant effect on the profitability of social responsibility disclosure. Keywords: GCG (Good Corporate Governance), Profitability, CSR (Corporate Social Responsibility) ABSTRAK PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Oleh MAHIPAL SAKILA Adanya fenomena yang saling berkaitan antara Tata Kelola Perusahaan, Profitabiltas dan Tanggung Jawab Sosial. Dalam aturannya Tanggung Jawab Sosial perusahaan dapat dilaksanakan melalui aturan aturan didalam perusahaan. Penelitian ini berfokus pada pengaruh indikator tata kelola perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian ini berfokus pada perusahaan property, real estate dan pertambangan di BEI tahun 2010-2015 dengan 57 sampel penelitian yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Proksi tata kelola perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu : kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan komisaris independen. Sedangkan rasio profitabilitas menggunakan rasio return on equity (ROE). Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai teknik dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial. Kata kunci: GCG (Good Corporate Governance), Profitabilitas, CSR (Corporate Social Responsibility) PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Oleh Mahipal Sakila Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tanjung Raja pada tanggal 10 November 1994 sebagai anak keempat dari empat bersaudara dari keluarga Amri Usman, jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Sekolah Dasar Negeri 03 Tanjung Raja lulus pada tahun 2006. 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Tanjung Raja lulus pada tahun 2009. 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Tanjung Raja lulus pada tahun 2012. 4. Dan Penulis melanjutkan kuliah S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2012. Selain dibidang akademik penulis tercatat aktif di beberapa organisasi baik intra maupun ekstra kampus, antara lain: 1. Anggota Bidang BUM Rohani Islama (ROIS) pada tahun 2013. 2. Kepala Biro Dana dan Usaha Rohani Islam pada tahun 2014. 3. Anggota Bidang Biro Dana dan Usaha Birohmah UNILA pada tahun 2015. 4. Anggota Biasa Lembaga Amal Zakat Infak dan Sedekah (LAZIS) pada tahun 2016. MOTTO “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al Insyirah: 5) Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan kamu zuhud atau tidak cinta kepada dunia. (Rasulullah) “Perkecilah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap tanpa kata-kata. (Jalaluddin Rumi) “Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan. (Sayidina Ali Bin Abi Thalib) PERSEMBAHAN Kupersembahkan sebuah karya kecil ini kepada orang yang aku sayangi dan cintai serta keluarga dalam kehidupanku. Tanpa kalian semua di sekelilingku, aku tak akan bisa menyelesaikannya. Aku ingin mempersembahkan kepada: Kedua orang tuaku, Ubak dan Umak tercinta yang tiada hentinya memberikan perhatian, dorongan moril dan materil serta senantiasa memanjatkan do’a untuk keberhasilan putra bungsunya. Serta mbakku tersayang Santi Lusia, mbakku yg kedua Rina Yati, Kakak pertama John Heri, dan Kakak kedua Roni pasla, dan tak lupa keponakan ku Sindi, Dinda, Salsa, Panji, Awang, Alvino, Kirani, Ibam, Aina dan Aini. Terima kasih untuk kasih sayang, motivasi, bantuan, do’a, perhatiannya, serta masukan-masukannya kalian yang membangun untuk kehidupan saya menjadi yang lebih baik lagi.hentinya memberikan masukan support yang membangun dalam hidup. Serta Almamater tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS LAMPUNG. SANWACANA Puji syukur atas limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “pengaruh tata kelola perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (Studi empiris pada Perusahaan Property, Real Estate dan Pertambangan di BEI 2010-2015)”. Adapun maksud dalam penulisan skripsi ini adalah guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Akuntansi, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis telah banyak memperoleh bimbingan, bantuan serta dorongan dari semua pihak dan penulis juga menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 4. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.selaku penguji utama skripsi. Terima kasih untuk masukan dan saran-saran yang diberikan. Serta terimakasih kepada bunda yang telah memberikan banyak motivasi yang sangat berguna bagi saya selama seminar dan ujian kompre. 5. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.. Pembimbing 1 atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran, kritik dan perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini, meskipun selama proses bimbingan ibu sedikit tegas memberikan saran maupun kritik karena ketidak mampuan saya, namun itu semua adalah demi kebaikan saya kelak dimasa yang akan datang. Dan terima kasih atas masukan judul yang telah diberikan. 6. Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak, Akt. Pembimbing 2 atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran, kritik dan perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Serta pembelajaran dan berbagi pengalaman yang sangat berguna buat saya kedepannya. 7. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Akademik. 8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu selama ini. 9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 10. Keluargaku tersayang dan tercinta, Ubakku Amri Usman, Umakku. Darti., Ayukku pertama Santi Lusia, Ayukku yg kedua Rina Yati, kakaku yang pertama John Heri, kakakku yang kedua Roni Pasla dan tak lupa keponakan ku Sindi, Dinda, Salsa, Panji, Awang, Alvino, Kirani, Ibam, Aina dan Aini. Terima kasih untuk kasih sayang, motivasi, bantuan, do’a, perhatiannya, serta masukan-masukannya kalian yang membangun untuk kehidupan saya menjadi yang lebih baik lagi. 11. Kanda/ Yunda alumni ROIS FEB Ekonomi Unila yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dedikasi yang diberikan baik akademik maupun organisasi. 12. Adinda-adinda ROIS FEB Ekonomi Unila yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya. Terimakasih sudah menjadi bagian dari kader dakwah yang nantinya akan berguna bangsa dan masyarakat. Dan juga terimakasih atas dukungannya dan semangat yang telah diberikan. 13. Kance-Kance dari FSPI FISIP UNILA kepengurusan 2013-2014 dan kepengurusan 2014-2015. Yang sudah memberikan motivasi dan dukungan. 14. Kance-kance dari Birohmah Unila. Terimakasih atas dukungan dan motivasinya. 15. Kance-kance kepengurusan LAZIZ UNILA. Terimaksih atas pengalama yang sudah saya dapatkan selama berada di laziz. 16. Bagi pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Bandar Lampung, April 2017 Penulis Mahipal Sakila DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... I. PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................6 1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................6 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................7 II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................8 2.1 Telaah Teori ............................................................................................8 2.1.1 Teori keagenan ...................................................................................8 2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..........................9 2.1.3 Prinsip Tata Kelola yang Baik .........................................................10 2.1.4 Profitabilitas Perusahaan ..................................................................13 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................14 2.2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................14 2.2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ...........................................................17 2.3 Hipotesis Penelitian ...............................................................................20 III METODE PENELITIAN ........................................................................23 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................23 3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................23 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................24 3.3.1.Variabel Dependen; Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ..........24 3.3.2 Variabel Independen ........................................................................26 3.3.3.1 Kepemilikan Institusional ...........................................................26 3.3.2.2 Ukuran Dewan Komisaris ...........................................................26 3.3.2.3 Ukuran Komisaris Independen ...................................................27 3.3.2.4 Profitabilitas ................................................................................27 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................29 3.5 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................29 3.6 Teknik Analisis ......................................................................................29 3.6.1 Analisis Deskriptif ...........................................................................29 3.6.2 Analisis Statistik ..............................................................................29 3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik ......................................................................30 3.6.2.1.1 Uji Normalitas .......................................................................30 3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas .............................................................30 3.6.2.1.3 Uji Autokorelasi ....................................................................31 3.6.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas ..........................................................31 3.6.2.2 Uji Hipotesis ...............................................................................32 3.6.2.2.1 Metode Regresi Linear Berganda ..........................................32 3.6.2.2.2 Uji Koefisien Determinasi .....................................................32 3.6.2.2.3 Uji kelayakan model regresi ..................................................33 3.6.2.2.4 Uji Hipotesis (Uji Stastistik t) ................................................33 IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................34 4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................34 4.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................................37 4.2.1 Uji Normalitas ..................................................................................37 4.2.2 Uji Multikolinieritas .........................................................................39 4.2.3 Uji Autokorelasi ...............................................................................40 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas .....................................................................40 4.3 Uji Hipotesis ..........................................................................................42 4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ...............................................................42 4.3.2 Uji Kelayakan Model Regresi ..........................................................42 4.3.3 Uji Hipotesis ....................................................................................43 4.4 Pembahasan ...........................................................................................47 4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap CSR .......................47 4.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan CSR ............48 4.4.3 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan CSR ....48 4.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR ....................50 V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................51 5.1 Simpulan ................................................................................................51 5.2 Keterbatasan dan saran Penelitian .........................................................52 5.2.1 Keterbatasan penelitian ....................................................................52 5.2.2 Saran ................................................................................................52 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Daftar Indikator Tata Kelola yang Baik .....................................................11 3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel ..............................28 4.1 Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................34 4.2 Statistik Deskriptif .....................................................................................35 4.3 Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov .......................................................37 4.4 Uji Multikolinieritas ...................................................................................39 4.5 Uji Autokorelasi .........................................................................................40 4.6 Uji Koefisien Determinasi ..........................................................................42 4.7 Uji Kelayakan Model Regresi ....................................................................43 4.8 Uji Hipotesis ..............................................................................................44 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................................................20 4.1 Grafik normal P-P Plot of regression standardized residual ....................38 4.2 Grafik Scatterplot .......................................................................................41 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lempiran 6 Lampiran 7 nama perusahaan sampel penelitian tabulasi Corporate social responsibility tabulasi kepemilikan institusional tabulasi dewan komisaris tabulasi komisaris independen tabulasi profitabilitas (ROE) tabel corporate social responsibility BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan perkembangannya saat ini khususnya di Indonesia telah menjadi isu yang sangat global.Tata kelola perusahaan merupakan seperangkat peraturan dalam rangka pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value added bagi para pemangku kepentingan. Keberadaan tata kelola perusahaan akan membentuk pola kerja manajemen yang transparan, bersih, dan professional (Effendi, 2009). Perusahaan dengan pengelolaan yang baik dan transparan, berarti sudah menerapkan sisitem tata kelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan diharapkan tidak hanya fokus memberikan manfaat bagi manajemen dan karyawan perusahaan, melainkan juga bagi para pemangku kepentingan, konsumen, pemasok, pemerintah, dan lingkungan masyarakat terkait dengan perusahaan tersebut. Sistem tata kelola perusahaan menjadi bagian yang sering didiskusikan dengan tujuan agar para pihak mampu memahami manfaat atau dampak positif dari penerapan konsep tersebut salah satu tujuan dari tata kelola perusahaan adalah mengharapkan berbagai perusahaan yang berada di suatu negara mampu menjalankan aktivitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang beretika (Fahmi, 2015). 2 Tata kelola perusahaan juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan secara konseptual adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan perinsip kesukarelaan dan kemitraan, artinya pihak perusahaan harus melihat jika tanggung jawab sosial perusahaan bukan program pemaksaan tapi bentuk rasa kesetiakawanan terhadap sesama umat manusia, yaitu membantu melepaskan pihak-pihak dari berbagai kesulitan yang mendera mereka, dan secara tidak langsung berdampak pada perusahaan itu juga (Fahmi, 2015). Undang-Undang No. 40, tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diterbitkan dan mewajibkan perseroan yang bidang usahanya terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan pada Pasal 66 ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga para pemangku kepentingan dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. CSR pada Pasal 1 ayat 3 dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diartikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang 3 bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Tanggung jawab sosial perusahaan pada saat ini tingkat pelaporan dan pengungkapannya di Indonesia masih relatif rendah, Selain itu apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk melakukan evaluasi, pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan, laporan tersebut menjadi alat public relation perusahaan dan bukan sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan ke publik, dan hingga kini belum terdapat kesepakatan standar pelaporan tanggung jawab sosial yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan (Fahmi, 2015) Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia memunculkan hasil yang beragam. Sembiring (2003) menghasilkan temuan bahwa profitabilitas tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel ukuran perusahaan terbukti signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Anggraini (2006) dalam penelitiannya menunjukkan hasil yang berbeda. Profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial. Variabel presentase kepemilikan manajemen dan tipe industri terbukti mempunyai hubungan positif signifikan. Temuan ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Hackston dan Milne (1996) yang tidak berhasil menemukan hubungan profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Reverte (2008) 4 juga menemukan hasil yang sama, yaitu profitabilitas tidak terbukti signifikan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian Parsa dan Kouhy (1994) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan proksi trading profit margin menunjukkan hubungan positif terhadap pengungkapan sosial. Hossain et al. (2006) juga menemukan hasil yang sama. Profitabilitas dengan proksi net profit margin mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dan faktor tipe industri juga terbukti signifikan berpengaruh positif. Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial juga dikaitkan dengan corporate governance. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Menilik definisi tersebut, bahwa tata kelola perusahaan merupakan sistem yang dapat memberikan arahan dan kendali agar perusahaan melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaannya. Hasil tidak konsisten yang terlihat dalam pengaruh antara variabel profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial oleh beberapa peneliti menunjukkan fenomena yang menarik dan perlu dilakukan pengujian ulang. Demikian juga dengan variabel ukuran perusahaan, secara teoritis keduanya mempunyai hubungan positif. Sementara pengujian antara tata kelola perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial belum banyak dilakukan…, sehingga hasilnya belum bisa dijadikan untuk men-judgment pengaruh tata kelola perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Fenomena lainnya adalah bahwa ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan 5 adalah berbeda di antara beberapa peneliti. Sembiring (2003) dan Sembiring (2005) menggunakan pendapat Hackston dan Milne (1996). Perbedaan hasil penelitian di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Pengaruh Tata kelola Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Industri Property and Real Estate dan Pertambangan di BEI)”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel mekanisme tata kelola perusahaan (Farook dan Lanis, 2005; Novita dan Djakman, 2008; Ramadhaningsih dan Utama, 2013), dan profitabilitas (Parsa dan Kouhy, 1994; Sembiring, 2003 dan 2005; Hossain et al., 2006; Anggraini, 2006; dan Reverte, 2008). Variabel mekanisme tata kelola perusahaan. Khusus untuk penelitian ini, indikator tata kelola perusahaan akan diproksikan dengan kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris independen. Sedangkan, profitabilitas akan menggunakan rasio return on equity (ROE) karena rasio tersebut sering diberlakukan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sektor yang sama, penelitian ini akan mengkhususkan sampel pada perusahaan property, real estate dan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015 karena dalam perusahaan ini program tanggung jawab sosial perusahaannya sangat penting untuk diperhatikan khususnya dalam pembangunan dan pertambangan, selain itu perkembangannya pada sektor riil mengalami pertumbuhan yang cukup baik selama beberapa tahun terakhir. 6 Variabel independen selain mekanisme tata kelola perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas secara teoritis mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun dalam penelitiannya Sembiring (2003), Sembiring (2005), dan Reverte (2008), profitabilitas tidak terbukti signifikan berpengaruh. Profitabilitas mempunyai peranan penting dalam memberikan keyakinan perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial guna memperoleh legitimasi dan nilai positif dari para pemangku kepentingan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan tersebut, dapat diangkat rumusan masalah yaitu: 1. Apa pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 2. Apa pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 3. Apa pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 4. Apa pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 7 2. Menganalisis bagaimana pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 3. Menganalisis bagaimana pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 4. Menganalisis bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi: 1. Bagi akademisi, sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep atau teori CSR dan pengungkapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Bagi praktisi, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori 2.1.1 Teori keagenan Menurut Brigham dan Houston (2006) para manajer diberi kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan . Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Tata kelola perusahaan berkembang sekaligus mengacu pada teori keagenan dimana tata kelola perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa tata kelola tersebut dilakukan dengan kepatuhan kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku, hal ini menunjukkan bahwa manajer tidak selamanya bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan, di sisi lain sering pula terjadi para manajer bertindak untuk mengejar kepentingan mereka sendiri yang lebih menguntungkan (Solihin, 2008) 9 2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung jawab sosial definisinya sekarang ini sangatlah beragam, seperti definisi tanggung jawab sosial yang dikemukan oleh Kotler dan Lee (2005). memberikan definisi bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. Menurut definisi tersebut, elemen kunci dari tanggung jawab sosial adalah kata discretionary, terdapat pengaruh kinerja perusaaan dari partisipasi terhadap tanggung jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan dan market share, menguatkan posisi merk, menurunkan biaya operasional, dan lain sebagainya. Definisi tersebut memberikan pemahaman bahwa tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga elemen yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan profil industri berkorelasi positif dengan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan (Haniffa et al., 2005; Sembiring, 2003; Sembiring, 2005; dan Anggraini, 2006). Tata kelola perusahaan juga dikorelasikan dengan tingkat pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, kualitas auditor eksternal, dan struktur kepemilikan berkorelasi positif dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005; dan Anggraini, 2006). 10 2.1.3 Prinsip Tata Kelola yang Baik Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai seperangkat peraturan atau sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pihak- pihak yang berkepentingan tersebut. Adapun prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu: a. Keterbukaan Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang saham. b. Akuntabilitas Akuntabilitas menekankan pada kepentingan penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. c. Responsibilitas Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan pemegang saham. 11 d. Independensi Yaitu melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat di intervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran Yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak para pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku. Tabel 2.1 Daftar Indikator Tata Kelola yang Baik No Pilar Indikator 1 Keterbukaan 1. Waktu penerbitan laporan keuangan 2. Visi perusahaan 3. Misi perusahaan 4. Sasaran perusahaan 5. Strategi perusahaan 6. Kondisi keuangan 7. Susunan pengurus 8. Kompensasi pengurus 9. Pemegang saham pengendali 10. Pejabat eksekutif 11. Pengelolaan risiko 12. Sistem pengaawasan dan pengendalian intern 13. System pelaksanaan GCG 14. Kejadian penting 15. Kepemilikan saham komisaris 16. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan dewan komisaris dengan pihak lain 2 Akuntabilitas 3 Responsibilitas 4 Independensi 1. Jumlah komite audit 2. Reward dan punishment system 1. Kehati-hatian 2. Melaksanakan tanggungjawab social RUPS minimal 1 kali dalam satu tahun 12 5 Keadilan f. Keberadaan dewan komisaris independen g. Uraian untuk meberikan kesempatan bagi seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai homepage sebagai akses informasi Dari kesimpulan tersebut penulis akan memilih indikator yang dijadikan variabel independen berdasarkan penelitian terdahulu yang mana penelitian tersebut berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan sebagai berikut: 1. Kepemilikan institusional Investor bertanggung jawab menerapkan prinsip tata kelola perusahaan untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga otomatis pihak tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara transparan, sehingga kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan sukarela (Rustiarini, 2009). 2. Ukuran Dewan komisaris Sembiring (2005) dengan penelitianya menemukan hasil bahwa jika jumlah anggota dewan komisaris makin besar, maka pengawasan yang dilakukan tentunya semakin efektif sehingga tekanan terhadap manajemen akan semakin besar dalam hal pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 13 3. Komisaris Independen Penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) maupun Jo dan Maretno (2011) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berpengaruh pada keputusan perusahaan. Perusahaan akan mampu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dengan segala aktivitas bisnis yang dilakukannya jika telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dengan baik. Diharapkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dapat membantu terwujudnya persaingan usaha yang sehat dan tentunya bebas praktik monopoli. 2.1.4 Profitabilitas Perusahaan Menurut Wiagustini (2010) profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh profit atau efektivitas terkait pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan ini dapat dihitung dari modal sendiri atau seluruh dana yang diinvestasikan ke perusahaan. Dari batasan ini kita dapat mengetahui jumlah laba perusahaan yang diperoleh pada suatu periode tertentu dan jumlah modal sendiri yang digunakan sekaligus nilai investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio Return On Equity (ROE) ini lebih diminati oleh para pemegang saham dan manajemen perusahaan sebagai salah satu alat keputusan investasi, apakah investasi bisnis ini akan dikembangkan, dipertahankan, dan sebagainya. 14 Kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan yang mempunyai respon sosial dalam hubungannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial seharusnya menyingkirkan seseorang yang tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan dengan variabel akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar seperti differensial return harga saham (Sembiring, 2003). 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.2.1 Penelitian Terdahulu 1. Sembiring (2003) Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan, political visibility, ketergantungan pada hutang terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasilnya, hanya variabel ukuran perusahaan sebagai salah satu proksi political visibility yang terbukti signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada alpha 5%. Sementara variabel lainnya, seperti tingkat leverage, profitabilitas, umur perusahaan, dan earning per share tidak terbukti adanya pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. 15 2. Sembiring (2005) Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (tahun 2003). Dengan sampel yang lebih banyak dan memasukkan variabel profile dan ukuran dewan komisaris sebagai pengganti dari variabel kepemilikan publik. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara variabel lainnya menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Farook dan Lanis (2005) Farook dan Lanis (2005) melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial pada bank Islam di seluruh dunia. Penelitian tersebut menemukan bahwa islamic governance sebagai proksi tata kelola perusahaan di bank Islam terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. Dalam penelitian yang sama, juga ditemukan bukti bahwa jumlah muslim terbukti secara signifikan mempunyai hubungan positif. Namun, dalam penelitian ini variabel size tidak terbukti signifikan. 4. Hossain et al. (2006) Hossain et al. (2006) dalam penelitiannya tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Bangladesh menemukan bukti bahwa faktor profitabilitas dengan proksi net profit margin mempunyai hubungan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor lain yang terbukti signifikan berpengaruh adalah tipe industri. Sementara variabel independen lainnya seperti size, subsidiaries of multinational company, dan audit firm tidak 16 terbukti mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 5. Anggraini (2006) Menurut Anggraini (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan, hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel presentase kepemilikan manajemen dan tipe industri yang terbukti mempunyai hubungan positif signifikan, sementara variabel lainnya (leverage, size, dan profitabilitas) tidak terbukti adanya pengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial. 6. Parsa dan Kouhy (2007) Parsa dan Kouhy (2007) melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan kecil dan menengah (UMKM) yang terdaftar pada Alternative Investment Market (AIM) Inggris. Ia menghubungkan variabel umur perusahaan, tipe industri, size, dan gearing terhadap pengungkapan informasi sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel tipe industri, size, dan gearing terbukti signifikan mempunyai korelasi terhadap pengungkapan informasi sosial, umur perusahaan tidak terbukti berkorelasi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel size dan media exposure yang terbukti signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di laporan tahunan. 17 7. Novita dan Djakman (2008) Penelitian ini mengkaitkan struktur kepemilikan (kepemilikan asing dan kepemilikan institusional) dengan variabel kontrol tipe industri, ukuran perusahaan, dan kategori BUMN Non-BUMN terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur kepemilikan tidak mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 8. Ramadhaningsih dan Utama (2013) Penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional dan profitabilitas. Variabel independennya yaitu pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. 2.2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan yang semakin luas kepada masyarakat dan lingkungan. Pelaporan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga dilakukan, hal ini dilakukan karena perusahaan menginginkan legitimasi dan nilai positif dari masyarakat. Sehingga perusahaan akan memperoleh peningkatan laba dalam jangka waktu yang panjang. Kerangka teoritis yang menjadi kajian selama beberapa tahun untuk menjelaskan mengapa organisasi melaksanakan pelaporan sukarela terkait dengan lingkungan adalah teori legitimasi. Organisasi mengungkapkan kinerja lingkungan mereka dalam berbagai komponen untuk 18 mendapatkan reaksi positif dari lingkungan dan mendapatkan legitimasi atas usaha perusahaan (Guthrie dan Parker,1990) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dikaitkan dengan Tata kelola perusahaan dan profitabilitas, tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Mekanisme tata kelola perusahaan seperti struktur kepemilikan dan komposisi dewan komisaris independen adalah mekanisme yang dapat memberikan arahan dan kontrol terhadap perusahan dalam pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Anggraini, 2006) Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan contoh kontrol yang dapat diberikan adalah memberikan arahan dan masukan kepada manajemen ketika manajemen tidak melakukan aktivitas positif seperti pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa mendatang. Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring terhadap manajemen untuk melakukan aktivitas positif tersebut. Dengan demikian pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan institusional (Novita dan Djakman, 2008). Keberadaan dewan komisaris independen di Indonesia diatur dengan Ketentuan Bapepam dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. 1-A tanggal 14 Juli tahun 2004. Berdasarkan aturan tersebut, jumlah dewan komisaris independen minimal adalah 19 30%. Ketentuan ini memberikan pengaruh terhadap pengendalian dan pengawasan terhadap manajemen dalam operasi perusahaannya, diantaranya adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Aktivitas pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Komisaris independen dapat melakukan aktivitas pengawasan dan pengendalian terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk melakukan pengungkapan sukarela tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari para pemangku kepentingan. Hackston dan Milne (1996) mengungkapkan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan kebebasan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme tata kelola perusahaan (Farook dan Lanis, 2005; Novita dan Djakman, 2008; Ramadhaningsih dan utama, 2013) dan profitabilitas (Parsa dan Kouhy, 1994; Sembiring, 2003 dan 2005; Hossain et al., 2006; Anggraini, 2006; Reverte, 2008; 20 Ramadhaningsih dan utama, 2013). Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini tampak seperti gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis X1 Kepemilikan Institusional X2 Komposisi Dewan Komisaris Pengungkapan Tanggungjawab Sosial X3 Komposisi Dewan Komisaris Independen X4 Profitabilitas (ROE) 2.3 Hipotesis Penelitian Investor bertanggung jawab menerapkan prinsip tata kelola perusahaan untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga otomatis pihak tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara transparan, sehingga kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan sukarela. Hal ini diasumsikan kepemilikan institusional dapat menuntut perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yang berarti kepemilikan institusional berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Rustiarini, 2009). H 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 21 Sembiring (2005) dengan penelitianya menemukan hasil bahwa jika jumlah anggota dewan komisaris makin besar, maka pengawasan yang dilakukan tentunya semakin efektif sehingga tekanan terhadap manajemen akan semakin besar dalam hal pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari Purwati (2012) dan Puspa (2012) bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diuji yaitu: H 2 : Ukuran Dewan komisaris berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) maupun Jo dan Maretno (2011) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berpengaruh pada keputusan perusahaan. Komisaris independen berkewajiban untuk memberikan nasihat dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris, sehingga jika jumlah anggota komisaris independen makin besar, maka akan semakin besar pengawasan terhadap keputusan CEO dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diuji yaitu: H 3 : Komisaris Independen berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Nurkhin (2010) membuktikan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh secara positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profit yang tinggi dapat mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih banyak. Untuk menjaga 22 kepercayaan para pemangku kepentingan, maka jika suatu perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, pengungkapan informasi sosial tersebut akan semakin besar. H 4 : Profitabilitas berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory, untuk memperoleh kejelasan fenomena yang terjadi di dunia empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara variabelvariabel melalui analisis data dalam rangka pengujian hipotesis. 3.2 Populasi dan Sampel Penarikan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria tersebut diantaranya: 1. Perusahaan Property, Real Estate dan Pertambangan yang memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan tahun 2010-2015 yang dapat diakses melalui www.idx.co.id atau website resmi perusahaan. 2. Data yang berkaitan dengan variabel-variabel tata kelola perusahaan yang digunakan oleh peneliti tersedia lengkap. 3. Tidak melakukan pindah sektor perusahaan selama periode 2010-2015 Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini hanya menggunakan laporan 24 tahunan sebagai sumber utama informasi dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Dibandingkan dengan media pengungkapan yang lain, laporan keuangan dan laporan tahunan memiliki tingkat kredibilitas yang paling tinggi (Gray et al., 1995). 2. Kemudahan akses laporan tahunan perusahaan (Gray et al., 1995). 3. Keterbatasan tersedianya laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang berdiri sendiri, misal sustainability report (ACCA, 2002). 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1 Variabel Dependen; Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi corporate social responsibility disclosure index (CSRDI) berdasarkan indikator global reporting initiatives (GRI) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi global reporting standard (www.globalreporting.org). Indikator GRI terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai dasar sustainability reporting. Indikator GRI ini dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia. Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Haniffa et al. (2005), yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran CSRDI yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnya 25 menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item tanggung jawab sosial perusahaan dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Adapun item-item CSRi penelitian ini berdasarkan pada indikator Globar Reporting Initiative (GRI, 2013) yang meliputi 91 item pengungkapan yang terdiri dari : 1. Kinerja ekonomi, terdiri dari 1 dimensi, 4 aspek, dan 9 indikator. 2. Kinerja lingkungan, terdiri dari 1 dimensi, 12 aspek, dan 34 indikator. 3. Kinerja sosial, terdiri dari 4 dimensi, 29 aspek, dan 48 indikator. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut: = ∑(KEi + KLi + KSi) ∑indeks GRI G4 Keterangan: ∑ indeks GRI G4 ∑(KEi + KLi + KSi) KEi KLi KSi : 91 item CSR menurut GRI : jumlah item CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. : indikator kinerja ekonomi yang diungkapkan : adalah indikator kinerja lingkungan yang diungkapkan : adalah indikator kinerja sosial yang diungkapkan Pengukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan hanya dilakukan dengan melihat item-item yang termuat dalam laporan tahunan saja dan dilakukan secara non repeated yaitu hanya menghitung sekali tiap item tanpa mempertimbangkan item tersebut diungkapkan lagi dalam bagian lain yang berbeda. 26 3.3.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri yang sifatnya mempengaruhi variabel terikat.Variabel dalam penelitian ini adalah tata kelola perusahaan dan juga Profitabilitas yang diklasifikasikan dalam beberapa karakteristik sebagai berikut: 3.3.2.1 Kepemilikan Institusional (KI) Kepemilikan institusional dihitung dengan membandingkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional (bank, dana pension,perusahaan, asuransi, perseroan terbatas, dan lembaga keuangan lainnya) dengan jumlah saham yang beredar. mengukur variabel ini sebagai berikut: Keterangan: KI = Jumlah saham yang dimiliki institusi Jumlah saham yang beredar KI : Kepemilikan Institusional 3.3.2.2 Ukuran Dewan Komisaris (UDK) Ukuran dewan komisaris adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan cara menghitung dewan komisaris yang dimiliki perusahaan yang disebutkan dalam laporan tahunan (Said et al., 2009). UDK = ∑Dewan Komisaris Perusahaan Keterangan: UDK : Ukuran Dewan Komisaris 27 3.3.2.3 Ukuran Komisaris Independen Ukuran komisaris independen adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris independen. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini ukur dengan mengukur dewan komisaris independen yang disebutkan dalam laporan tahunan (Said et al., 2009). Keterangan UKI = ∑Ukuran Komisaris Independen UKI : Ukuran Komisaris Independen 3.3.2.4 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tertentu. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ukuran probabilitas yang digunakan berbeda-beda. Hakcston dan Milne (1996) menggunakan ukuran rata-rata dari return on equity, atau return on asset lebih dari satu periode. Hakston dan Milne (1996) menggunakan return on equity dan return on assets. Gray et al. (2001) menggunakan net earning before interest and tax (NEBIT). Sembiring (2003) menggunakan gross profit margin sebagai proksi. Sembiring (2005) menggunakan proksi earning per share. Hossain et al. (2006) menggunakan proksi net profit margin (NPMARGIN) dan rate of return of assets (ROASSETS). Profitabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan proksi return on equity (ROE) seperti Hakston dan Milne (1996). ROE dipilih karena merupakan alat 28 yang dapat menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan. ROE dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: ( )= Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas Definisi operasional dan skala pengukuran variabel di atas adalah seperti dalam tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Operasional 01 Variabel Dependen (Y): Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Luas pengungkapan tanggung jawab sosial dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan dengan jumlah pengungkapan yang diharapkan 02 Variabel Independen (X): X1; Kepemilikan institusional X2; Komposisi dewan komisaris X3; komposisi komisaris independen Indikator Pengukuran Variabel CSRDI berdasarkan GRI Skala Pengukuran Rasio Rasio Jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi terhadap total jumlah saham yang beredar Jumlah keanggotaan dewan komisaris independen terhadap keseluruhan jumlah anggota dewan komisaris Persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari total saham beredar Persentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari Rasio Rasio seluruhanggota dewan komisaris Rasio 29 X4; Profitabilitas (ROE) Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba ROE (return on equity) Rasio 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia, yaitu di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan tahunan periode tahun 2010-2015. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Data yang diperlukan diambil dari laporan tahunan yang diambil dari website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id) serta data tambahan yang terdapat dari website tersebut. 3.6 Teknik Analisis Teknik analisis dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis statistik. Kedua teknik ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal. 3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel. penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain; mean, median, minimum, maximum, dan standard deviation. 3.6.2 Analisis Statistik Analisis statistik digunakan untuk menguji kualitas data dan pengujian hipotesis. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 30 3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi model yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Sehingga model tersebut dapat digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. 3.6.2.1.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak mengunakan analisis statistik non-parametrik OneSample Kolmogorov-Smirnov. 3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hamper sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 10, 31 apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif (Ghozali, 2013). 3.6.2.1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson (Ghozali, 2013). 3.6.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah: 1.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 32 2.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas. 3.6.2.2 Uji Hipotesis 3.6.2.2.1 Metode Regresi Linear Berganda Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) metode regresi linear berganda, yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance dan profitabilitas. Penelitian ini juga menggunakan variable kontrol, yaitu ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : CSRDI = α + KI + UDK + UKI + PROFIT + ε CSRDI α KI UDK UKI PROFIT ε = Corporate Social Responsibility disclosure index = intercept = kepemilikan institusional = ukuran dewan komisaris = ukuran komisaris independen = profitabilitas = error term 3.6.2.2.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel– variable independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir 33 semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). 3.6.2.2.3 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji F) Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan statistik F dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel serta membandingkan nilai signifikansi. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhada variabel dependen. Model regresi dinyatakan layak jika nilai signifikansi < 0.05, jika sebaliknya maka model regresi dinyatakan tidak layak (Ghozali, 2013). 3.6.2.2.4 Uji Hipotesis (Uji Stastistik t) Menurut Ghozali (2013), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah tata kelola perusahaan (kepemilikan institusi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen) dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan sosial perusahaan, mengingat CSR diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Perusahaan diharapkan dapat mengungkapkan CSR sebagai bentuk dari tanggung jawab perusahaan terhadap tempat perusahaan tersebut beroprasi. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property, real estate dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkkapan tanggung jawab sosial. 52 5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian 5.2.1 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya terbatas pada dua jenis perusahaan. 2. Sampel pada penelitian ini terbatas karena masih banyak perusahaan yang belum melaporkan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. penelitian ini hanya mengamati pada enam tahun periode 2010-2015 4. penelitian yang diteliti hanya berfokus pada empat variabel independen yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan profitabilitas. 5.2.2 Saran Adanya keterbatasan pada penelitian ini, maka penulis mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: 1. Pemerintah hendaknya berlaku tegas terhadap pihak yang tidak mengugkapkan tanggung jawab sosial, sebab banyak sekali perusahaan yang belum mengungkapkan CSR pada perusahaannya. 2. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memakai lebih banyak komponen variabel GCG, karena kemungkinan komponen dari variabel GCG yang tidak tercantum pada penelitian ini lebih banyak pengaruh signifikan terhadap CSR. 3. Bagi perusahaan hendaknya CSR bukan hanya dianggap sebagai penggugur suatu kewajiban sosial, namun jadikan CSR sebagai media promosi yang bersifat tidak hanya baik bagi perusahaan namun juga baik bagi masyarakat luas atau media yang saling menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr.Reni Retno, 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Jurnal manajemen CSR. hal 52-67. Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (alih bahasa: Ali Akbar Yulianto). Jakarta: Salemba Empat. Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. Febriana dan Agung Suaryana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 7(1): h:26-39. Fahmi, Irham. 2015. Etika Bisnis. Cetakan III. Bandung, Badan Penerbitan ALFABETA,cv Farook, Sayd dan Roman Lanis. 2005. “Banking On Islam? Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure”. Journal of Islamic Accounting and Business Research,114-141. Farooq, syed Umar., Subhan Ullah, and Danson Kimani. 2014. “The Relationship Between Coorporate Governance and Corporate Social Ressponsibility Disclousure: Evidance from the USA”. Abasyn Journal of Social Sciences. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan V. Semarang; Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Global reporting Initiatives (GRI). 2013, Sustainability Reporting Guidelines: G4. Amsterdam. Gray, et al. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting: a Review of Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, vol.8 no 2: 47-76 Guthrie, J. dan Parker, L.D. (1990), "Corporate social disclosure practice: a comparative international analysis", Advances in Public Interest Accounting, Vol. 3. Pp. 159-75. Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100. Haniffa, R.M. dan T.E. Cooke, 2005, “The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting”, Journal of Accounting and Public Policy 24, pp. 391-430. Hossain, M., K. Islam dan J. Andrew. 2006. Corporate Social and Environmental Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh. Faculty of Commerce Papers, University of Wollongong. http://ro.uow.edu.au/commpapers/179 Indriantoro Nur dan Supomo Bambang, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakarta;Penerbit BFEE UGM. Jensen, M.C. W.H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: ManagerialBehavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3 (4) pp: 305-360. Jo, Hoje and Maretno A Harjoto. 2011. Corporate Governance and Firm Value: The Impact of Corporate Social Responsibility. Journal of Business Ethics, 103: pp:351-383. Kotler Philip and Nancy Lee 2005. Corporate social Responsibility. Amerika : John Willey & Sons, Inc. Majeed, Sadia., Tariq Aziz, and Saba Saleem. 2015. “ The Effect of Corporate Governance Elements on Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure: An Emperical Evidance from Listed Companies at KSE Pakistan. International Journal of Financial Studies. Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 11(1): h:30-41. Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat diBursa Efek Indonesia tahun 2006. Jurnal ekonomi bisnis akuntansi. Hal 64-71 Nur, Marzully dan Priantinah, Denies. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 13 hlm. Nurkhin, Ahmad. 2010. Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap Pengungkapan CSR Sosial Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol2(1): h:46-55. Parsa, S. dan R. Kouhy. 1994. Disclosure of Social Information by UK Companies; a Case Study of Legitimacy Theory. 2007. Social Reporting by Companies Listed on the Alternative Investment Market. Journal of Business Ethics, Vol. 79, 345–360 Raharjaputra, Hendra S. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Ramadhaningsih, Amalia dan Utama, I Made Karya, 2013. “Pengaruh Indikator Good Corporate Governance dan Profitabilitas pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility”Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3.(3): h:65-82 Rustiarini, Ni Wayan. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Riset Akuntansi, h:1-24. Reverte, Carmelo. 2008. “Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms”. Journal of Business Ethics. Vol 79 hal 345–360 Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. 2009. “The Relationship between Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”. Social Responsibility Journal. Vol.5, No.2, hal. 212-226. Sayekti, Yosefa, dan Ludocyfus Sensi Wodabio, 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap earning Response Coefficient. Jurnal akuntabilitas earnings Response Coefficient Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. “Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal bisnis keuangan dan akuntansi. Vol 14 (1): h:33-50 Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek. Jurnal bisnis keuangan dan akuntansi 17(2): h:21-44 Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Sudana, I Made dan Putu Ayu Arlindania W, 2011. “Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility pada Perusahaan GoPublic di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Volume 4 Nomor 1 hal 37-49. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Susi Susansti dan Ikhsan Budi Riharjo.2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Cosmetic and Household. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Vol. 1 No. 1. Hal 152-167.Januari 2013.STIESA. Surabaya. Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Cetakan Pertama, Denpasar: Penerbit Udayana University Press.