pengaruh tata kelola perusahaan dan profitabilitas terhadap

advertisement
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN
PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(Skripsi)
Oleh
MAHIPAL SAKILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE AND
PROFITABILITY ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
By
MAHIPAL SAKILA
Interrelated phenomena between Corporate Governance, profitability and social
responsibility. In the company's CSR rules can be implemented through rules are
rules within the company. This study focuses on the influence of corporate
governance indicators and profitability on the disclosure of social responsibility.
This study focuses on the company's property, real estate and mining at the Stock
Exchange in 2010-2015 with 57 sample obtained by purposive sampling method.
Corporate governance proxy used in this study are: institutional ownership,
board size, and independent commissioner. While the profitability ratio using the
ratio of return on equity (ROE). Multiple linear regression analysis is used as a
technique in this study. From these results it can be seen that the institutional
ownership, board size and independent commissioners have a significant effect on
the disclosure of corporate social responsibility, while no significant effect on the
profitability of social responsibility disclosure.
Keywords: GCG (Good Corporate Governance), Profitability, CSR (Corporate
Social Responsibility)
ABSTRAK
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS
TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
Oleh
MAHIPAL SAKILA
Adanya fenomena yang saling berkaitan antara Tata Kelola Perusahaan,
Profitabiltas dan Tanggung Jawab Sosial. Dalam aturannya Tanggung Jawab
Sosial perusahaan dapat dilaksanakan melalui aturan aturan didalam perusahaan.
Penelitian ini berfokus pada pengaruh indikator tata kelola perusahaan dan
profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian ini
berfokus pada perusahaan property, real estate dan pertambangan di BEI tahun
2010-2015 dengan 57 sampel penelitian yang diperoleh dengan metode purposive
sampling. Proksi tata kelola perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan komisaris independen.
Sedangkan rasio profitabilitas menggunakan rasio return on equity (ROE).
Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai teknik dalam penelitian ini.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kepemilikan institusional, ukuran dewan
komisaris dan komisaris independen berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial.
Kata kunci: GCG (Good Corporate Governance), Profitabilitas, CSR (Corporate
Social Responsibility)
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN
PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Oleh
Mahipal Sakila
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Raja pada tanggal 10 November 1994 sebagai anak
keempat dari empat bersaudara dari keluarga Amri Usman, jenjang pendidikan
yang pernah ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar Negeri 03 Tanjung Raja lulus pada tahun 2006.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Tanjung Raja lulus pada tahun
2009.
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Tanjung Raja lulus pada tahun 2012.
4. Dan Penulis melanjutkan kuliah S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2012.
Selain dibidang akademik penulis tercatat aktif di beberapa organisasi baik intra
maupun ekstra kampus, antara lain:
1. Anggota Bidang BUM Rohani Islama (ROIS) pada tahun 2013.
2. Kepala Biro Dana dan Usaha Rohani Islam pada tahun 2014.
3. Anggota Bidang Biro Dana dan Usaha Birohmah UNILA pada tahun
2015.
4. Anggota Biasa Lembaga Amal Zakat Infak dan Sedekah (LAZIS) pada
tahun 2016.
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”.
(QS. Al Insyirah: 5)
Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa
membersihkan dosa dan menyebabkan kamu zuhud atau
tidak cinta kepada dunia.
(Rasulullah)
“Perkecilah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari
dunia. Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap
tanpa kata-kata.
(Jalaluddin Rumi)
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga
engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum
(hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan
berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan
bertambah apabila dibelanjakan.
(Sayidina Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini kepada orang yang aku sayangi dan
cintai serta keluarga dalam kehidupanku. Tanpa kalian semua di sekelilingku, aku
tak akan bisa menyelesaikannya. Aku ingin mempersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, Ubak dan Umak tercinta yang tiada hentinya memberikan
perhatian, dorongan moril dan materil serta senantiasa memanjatkan do’a untuk
keberhasilan putra bungsunya. Serta mbakku tersayang Santi Lusia, mbakku yg
kedua Rina Yati, Kakak pertama John Heri, dan Kakak kedua Roni pasla, dan tak
lupa keponakan ku Sindi, Dinda, Salsa, Panji, Awang, Alvino, Kirani, Ibam, Aina
dan Aini. Terima kasih untuk kasih sayang, motivasi, bantuan, do’a,
perhatiannya, serta masukan-masukannya kalian yang membangun untuk
kehidupan saya menjadi yang lebih baik lagi.hentinya memberikan masukan
support yang membangun dalam hidup.
Serta
Almamater tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS LAMPUNG.
SANWACANA
Puji syukur atas limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan judul “pengaruh tata kelola perusahaan dan profitabilitas
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (Studi empiris pada
Perusahaan Property, Real Estate dan Pertambangan di BEI 2010-2015)”.
Adapun maksud dalam penulisan skripsi ini adalah guna melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Akuntansi, pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis telah banyak
memperoleh bimbingan, bantuan serta dorongan dari semua pihak dan penulis
juga menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis yang sebesarbesarnya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2.
Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4.
Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.selaku penguji utama skripsi.
Terima kasih untuk masukan dan saran-saran yang diberikan. Serta
terimakasih kepada bunda yang telah memberikan banyak motivasi yang
sangat berguna bagi saya selama seminar dan ujian kompre.
5.
Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.. Pembimbing 1 atas kesediaannya untuk
memberikan bimbingan, motivasi, saran, kritik dan perhatiannya dalam
proses penyelesaian skripsi ini, meskipun selama proses bimbingan ibu
sedikit tegas memberikan saran maupun kritik karena ketidak mampuan
saya, namun itu semua adalah demi kebaikan saya kelak dimasa yang akan
datang. Dan terima kasih atas masukan judul yang telah diberikan.
6.
Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak, Akt. Pembimbing 2 atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran, kritik dan perhatiannya
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Serta pembelajaran dan berbagi
pengalaman yang sangat berguna buat saya kedepannya.
7.
Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Akademik.
8.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang telah memberikan ilmu selama ini.
9.
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
10. Keluargaku tersayang dan tercinta, Ubakku Amri Usman, Umakku. Darti.,
Ayukku pertama Santi Lusia, Ayukku yg kedua Rina Yati, kakaku yang
pertama John Heri, kakakku yang kedua Roni Pasla dan tak lupa keponakan
ku Sindi, Dinda, Salsa, Panji, Awang, Alvino, Kirani, Ibam, Aina dan Aini.
Terima kasih untuk kasih sayang, motivasi, bantuan, do’a, perhatiannya,
serta masukan-masukannya kalian yang membangun untuk kehidupan saya
menjadi yang lebih baik lagi.
11. Kanda/ Yunda alumni ROIS FEB Ekonomi Unila yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terima kasih atas dedikasi yang diberikan baik akademik
maupun organisasi.
12. Adinda-adinda ROIS FEB Ekonomi Unila yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya. Terimakasih sudah menjadi bagian dari kader dakwah
yang nantinya akan berguna bangsa dan masyarakat. Dan juga terimakasih
atas dukungannya dan semangat yang telah diberikan.
13. Kance-Kance dari FSPI FISIP UNILA kepengurusan 2013-2014 dan
kepengurusan 2014-2015. Yang sudah memberikan motivasi dan dukungan.
14. Kance-kance dari Birohmah Unila. Terimakasih atas dukungan dan
motivasinya.
15. Kance-kance kepengurusan LAZIZ UNILA. Terimaksih atas pengalama
yang sudah saya dapatkan selama berada di laziz.
16. Bagi pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut
mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, April 2017
Penulis
Mahipal Sakila
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
I. PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................8
2.1 Telaah Teori ............................................................................................8
2.1.1 Teori keagenan ...................................................................................8
2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..........................9
2.1.3 Prinsip Tata Kelola yang Baik .........................................................10
2.1.4 Profitabilitas Perusahaan ..................................................................13
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................14
2.2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................14
2.2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ...........................................................17
2.3 Hipotesis Penelitian ...............................................................................20
III METODE PENELITIAN ........................................................................23
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................23
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................23
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................24
3.3.1.Variabel Dependen; Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ..........24
3.3.2 Variabel Independen ........................................................................26
3.3.3.1 Kepemilikan Institusional ...........................................................26
3.3.2.2 Ukuran Dewan Komisaris ...........................................................26
3.3.2.3 Ukuran Komisaris Independen ...................................................27
3.3.2.4 Profitabilitas ................................................................................27
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................29
3.5 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................29
3.6 Teknik Analisis ......................................................................................29
3.6.1 Analisis Deskriptif ...........................................................................29
3.6.2 Analisis Statistik ..............................................................................29
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik ......................................................................30
3.6.2.1.1 Uji Normalitas .......................................................................30
3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas .............................................................30
3.6.2.1.3 Uji Autokorelasi ....................................................................31
3.6.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas ..........................................................31
3.6.2.2 Uji Hipotesis ...............................................................................32
3.6.2.2.1 Metode Regresi Linear Berganda ..........................................32
3.6.2.2.2 Uji Koefisien Determinasi .....................................................32
3.6.2.2.3 Uji kelayakan model regresi ..................................................33
3.6.2.2.4 Uji Hipotesis (Uji Stastistik t) ................................................33
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................34
4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................34
4.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................................37
4.2.1 Uji Normalitas ..................................................................................37
4.2.2 Uji Multikolinieritas .........................................................................39
4.2.3 Uji Autokorelasi ...............................................................................40
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas .....................................................................40
4.3 Uji Hipotesis ..........................................................................................42
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ...............................................................42
4.3.2 Uji Kelayakan Model Regresi ..........................................................42
4.3.3 Uji Hipotesis ....................................................................................43
4.4 Pembahasan ...........................................................................................47
4.4.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap CSR .......................47
4.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan CSR ............48
4.4.3 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan CSR ....48
4.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR ....................50
V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................51
5.1 Simpulan ................................................................................................51
5.2 Keterbatasan dan saran Penelitian .........................................................52
5.2.1 Keterbatasan penelitian ....................................................................52
5.2.2 Saran ................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Daftar Indikator Tata Kelola yang Baik .....................................................11
3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel ..............................28
4.1 Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................34
4.2 Statistik Deskriptif .....................................................................................35
4.3 Uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov .......................................................37
4.4 Uji Multikolinieritas ...................................................................................39
4.5 Uji Autokorelasi .........................................................................................40
4.6 Uji Koefisien Determinasi ..........................................................................42
4.7 Uji Kelayakan Model Regresi ....................................................................43
4.8 Uji Hipotesis ..............................................................................................44
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................................................20
4.1 Grafik normal P-P Plot of regression standardized residual ....................38
4.2 Grafik Scatterplot .......................................................................................41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lempiran 6
Lampiran 7
nama perusahaan sampel penelitian
tabulasi Corporate social responsibility
tabulasi kepemilikan institusional
tabulasi dewan komisaris
tabulasi komisaris independen
tabulasi profitabilitas (ROE)
tabel corporate social responsibility
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan
perkembangannya saat ini khususnya di Indonesia telah menjadi isu yang sangat
global.Tata kelola perusahaan merupakan seperangkat peraturan dalam rangka
pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value added bagi para pemangku
kepentingan. Keberadaan tata kelola perusahaan akan membentuk pola kerja
manajemen yang transparan, bersih, dan professional (Effendi, 2009). Perusahaan
dengan pengelolaan yang baik dan transparan, berarti sudah menerapkan sisitem
tata kelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan diharapkan tidak
hanya fokus memberikan manfaat bagi manajemen dan karyawan perusahaan,
melainkan juga bagi para pemangku kepentingan, konsumen, pemasok,
pemerintah, dan lingkungan masyarakat terkait dengan perusahaan tersebut.
Sistem tata kelola perusahaan menjadi bagian yang sering didiskusikan dengan
tujuan agar para pihak mampu memahami manfaat atau dampak positif dari
penerapan konsep tersebut salah satu tujuan dari tata kelola perusahaan adalah
mengharapkan berbagai perusahaan yang berada di suatu negara mampu
menjalankan aktivitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional yang beretika (Fahmi, 2015).
2
Tata kelola perusahaan juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkontribusi dalam perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
sosial, dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan secara konseptual
adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial
dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan berdasarkan perinsip kesukarelaan dan kemitraan, artinya pihak
perusahaan harus melihat jika tanggung jawab sosial perusahaan bukan program
pemaksaan tapi bentuk rasa kesetiakawanan terhadap sesama umat manusia, yaitu
membantu melepaskan pihak-pihak dari berbagai kesulitan yang mendera mereka,
dan secara tidak langsung berdampak pada perusahaan itu juga (Fahmi, 2015).
Undang-Undang No. 40, tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diterbitkan dan
mewajibkan perseroan yang bidang usahanya terkait dengan bidang sumber daya
alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan pada Pasal 66
ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pelaporan tersebut
merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga para pemangku kepentingan
dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut. CSR pada Pasal 1 ayat 3 dikenal
dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diartikan sebagai
komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
3
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya.
Tanggung jawab sosial perusahaan pada saat ini tingkat pelaporan dan
pengungkapannya di Indonesia masih relatif rendah, Selain itu apa yang
dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca
laporan tahunan untuk melakukan evaluasi, pada umumnya yang diungkapkan
adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan, laporan tersebut
menjadi alat public relation perusahaan dan bukan sebagai bentuk akuntabilitas
perusahaan ke publik, dan hingga kini belum terdapat kesepakatan standar
pelaporan tanggung jawab sosial yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan
dalam menyiapkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan (Fahmi, 2015)
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial di Indonesia memunculkan hasil yang beragam. Sembiring (2003)
menghasilkan temuan bahwa profitabilitas tidak terbukti berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel ukuran perusahaan
terbukti signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Anggraini (2006) dalam penelitiannya menunjukkan hasil yang berbeda.
Profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
informasi sosial. Variabel presentase kepemilikan manajemen dan tipe industri
terbukti mempunyai hubungan positif signifikan. Temuan ini sejalan dengan hasil
yang diperoleh Hackston dan Milne (1996) yang tidak berhasil menemukan
hubungan profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Reverte (2008)
4
juga menemukan hasil yang sama, yaitu profitabilitas tidak terbukti signifikan
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian Parsa dan Kouhy (1994) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan
yang diukur dengan proksi trading profit margin menunjukkan hubungan positif
terhadap pengungkapan sosial. Hossain et al. (2006) juga menemukan hasil yang
sama. Profitabilitas dengan proksi net profit margin mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dan faktor tipe industri
juga terbukti signifikan berpengaruh positif. Penelitian tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial juga dikaitkan dengan corporate governance. Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola
perusahaan sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Menilik definisi tersebut, bahwa tata kelola perusahaan merupakan sistem yang
dapat memberikan arahan dan kendali agar perusahaan melaksanakan dan
mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaannya.
Hasil tidak konsisten yang terlihat dalam pengaruh antara variabel profitabilitas
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial oleh beberapa peneliti menunjukkan
fenomena yang menarik dan perlu dilakukan pengujian ulang. Demikian juga
dengan variabel ukuran perusahaan, secara teoritis keduanya mempunyai
hubungan positif. Sementara pengujian antara tata kelola perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial belum banyak dilakukan…, sehingga
hasilnya belum bisa dijadikan untuk men-judgment pengaruh tata kelola
perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Fenomena
lainnya adalah bahwa ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
5
adalah berbeda di antara beberapa peneliti. Sembiring (2003) dan Sembiring
(2005) menggunakan pendapat Hackston dan Milne (1996).
Perbedaan hasil penelitian di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitan dengan judul “Pengaruh Tata kelola Perusahaan dan Profitabilitas
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada
Industri Property and Real Estate dan Pertambangan di BEI)”. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel mekanisme tata kelola perusahaan
(Farook dan Lanis, 2005; Novita dan Djakman, 2008; Ramadhaningsih dan
Utama, 2013), dan profitabilitas (Parsa dan Kouhy, 1994; Sembiring, 2003 dan
2005; Hossain et al., 2006; Anggraini, 2006; dan Reverte, 2008). Variabel
mekanisme tata kelola perusahaan.
Khusus untuk penelitian ini, indikator tata kelola perusahaan akan diproksikan
dengan kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris independen.
Sedangkan, profitabilitas akan menggunakan rasio return on equity (ROE) karena
rasio tersebut sering diberlakukan dalam membandingkan dua atau lebih
perusahaan dalam sektor yang sama, penelitian ini akan mengkhususkan sampel
pada perusahaan property, real estate dan pertambangan yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2015 karena dalam perusahaan ini program tanggung jawab sosial
perusahaannya sangat penting untuk diperhatikan khususnya dalam pembangunan
dan pertambangan, selain itu perkembangannya pada sektor riil mengalami
pertumbuhan yang cukup baik selama beberapa tahun terakhir.
6
Variabel independen selain mekanisme tata kelola perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas secara teoritis mempunyai
pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Namun dalam penelitiannya Sembiring (2003), Sembiring (2005), dan Reverte
(2008), profitabilitas tidak terbukti signifikan berpengaruh. Profitabilitas
mempunyai peranan penting dalam memberikan keyakinan perusahaan untuk
mengungkapkan tanggung jawab sosial guna memperoleh legitimasi dan nilai
positif dari para pemangku kepentingan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan tersebut, dapat diangkat rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan?
2. Apa pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan?
3. Apa pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan?
4. Apa pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
7
2. Menganalisis bagaimana pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan?
3. Menganalisis bagaimana pengaruh komisaris independen terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?
4. Menganalisis bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi:
1. Bagi akademisi, sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep atau teori
CSR dan pengungkapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi praktisi, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Teori
2.1.1 Teori keagenan
Menurut Brigham dan Houston (2006) para manajer diberi kekuasaaan oleh
pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana
hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori
keagenan . Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu, yang
disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut
sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan
untuk membuat keputusan kepada agen tersebut.
Tata kelola perusahaan berkembang sekaligus mengacu pada teori keagenan
dimana tata kelola perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan
bahwa tata kelola tersebut dilakukan dengan kepatuhan kepada peraturan dan
ketentuan yang berlaku, hal ini menunjukkan bahwa manajer tidak selamanya
bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan, di sisi lain sering pula
terjadi para manajer bertindak untuk mengejar kepentingan mereka sendiri yang
lebih menguntungkan (Solihin, 2008)
9
2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial definisinya sekarang ini sangatlah beragam, seperti
definisi tanggung jawab sosial yang dikemukan oleh Kotler dan Lee (2005).
memberikan definisi bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu
komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis
dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. Menurut definisi tersebut, elemen
kunci dari tanggung jawab sosial adalah kata discretionary, terdapat pengaruh
kinerja perusaaan dari partisipasi terhadap tanggung jawab sosial, diantaranya
adalah meningkatkan penjualan dan market share, menguatkan posisi merk,
menurunkan biaya operasional, dan lain sebagainya. Definisi tersebut memberikan
pemahaman bahwa tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya adalah
komitmen perusahaan terhadap tiga elemen yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor determinan
yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi
tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan. Ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan profil industri berkorelasi positif dengan pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial perusahaan (Haniffa et al., 2005; Sembiring,
2003; Sembiring, 2005; dan Anggraini, 2006).
Tata kelola perusahaan juga dikorelasikan dengan tingkat pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan.
Ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, kualitas auditor eksternal, dan
struktur kepemilikan berkorelasi positif dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan (Sembiring, 2005; dan Anggraini, 2006).
10
2.1.3 Prinsip Tata Kelola yang Baik
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola
perusahaan sebagai seperangkat peraturan atau sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku
kepentingan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pihak- pihak yang
berkepentingan tersebut. Adapun prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu:
a. Keterbukaan
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya
serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta
pemegang saham.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas menekankan pada kepentingan penciptaan sistem pengawasan yang
efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan
pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
c. Responsibilitas
Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen,
pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan
pemegang saham.
11
d. Independensi
Yaitu melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan, perusahaan harus
dikelola secara independen sehingga sehingga masing-masing organ perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat di intervensi oleh pihak lain.
e. Kewajaran
Yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak para pemangku
kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang
berlaku.
Tabel 2.1 Daftar Indikator Tata Kelola yang Baik
No
Pilar
Indikator
1
Keterbukaan
1. Waktu penerbitan laporan keuangan
2. Visi perusahaan
3. Misi perusahaan
4. Sasaran perusahaan
5. Strategi perusahaan
6. Kondisi keuangan
7. Susunan pengurus
8. Kompensasi pengurus
9. Pemegang saham pengendali
10. Pejabat eksekutif
11. Pengelolaan risiko
12. Sistem pengaawasan dan pengendalian intern
13. System pelaksanaan GCG
14. Kejadian penting
15. Kepemilikan saham komisaris
16. Hubungan keluarga dan hubungan keuangan
dewan komisaris dengan pihak lain
2
Akuntabilitas
3
Responsibilitas
4
Independensi
1. Jumlah komite audit
2. Reward dan punishment system
1. Kehati-hatian
2. Melaksanakan tanggungjawab social
RUPS minimal 1 kali dalam satu tahun
12
5
Keadilan
f. Keberadaan dewan komisaris independen
g. Uraian untuk meberikan kesempatan bagi
seluruh stakeholders untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan bank serta mempunyai homepage
sebagai akses informasi
Dari kesimpulan tersebut penulis akan memilih indikator yang dijadikan variabel
independen berdasarkan penelitian terdahulu yang mana penelitian tersebut
berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusional
Investor bertanggung jawab menerapkan prinsip tata kelola perusahaan untuk
melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga otomatis
pihak tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara
transparan, sehingga kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengungkapan sukarela (Rustiarini, 2009).
2. Ukuran Dewan komisaris
Sembiring (2005) dengan penelitianya menemukan hasil bahwa jika jumlah
anggota dewan komisaris makin besar, maka pengawasan yang dilakukan
tentunya semakin efektif sehingga tekanan terhadap manajemen akan semakin
besar dalam hal pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
13
3. Komisaris Independen
Penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) maupun Jo dan Maretno
(2011) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berpengaruh pada
keputusan perusahaan.
Perusahaan akan mampu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dengan segala
aktivitas bisnis yang dilakukannya jika telah menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan dengan baik. Diharapkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan dapat membantu terwujudnya persaingan usaha yang sehat dan
tentunya bebas praktik monopoli.
2.1.4 Profitabilitas Perusahaan
Menurut Wiagustini (2010) profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memperoleh profit atau efektivitas terkait pengelolaan manajemen
perusahaan. Kemampuan ini dapat dihitung dari modal sendiri atau seluruh dana
yang diinvestasikan ke perusahaan. Dari batasan ini kita dapat mengetahui jumlah
laba perusahaan yang diperoleh pada suatu periode tertentu dan jumlah modal
sendiri yang digunakan sekaligus nilai investasi yang digunakan untuk
memperoleh laba tersebut. Rasio Return On Equity (ROE) ini lebih diminati oleh
para pemegang saham dan manajemen perusahaan sebagai salah satu alat
keputusan investasi, apakah investasi bisnis ini akan dikembangkan,
dipertahankan, dan sebagainya.
14
Kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang
diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat
suatu perusahaan memperoleh laba. Manajemen yang sadar dan memperhatikan
masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk
menggerakkan kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan yang
mempunyai respon sosial dalam hubungannya dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial seharusnya menyingkirkan seseorang yang tidak merespon hubungan
antara profitabilitas perusahaan dengan dengan variabel akuntansi seperti tingkat
pengembalian investasi dan variabel pasar seperti differensial return harga saham
(Sembiring, 2003).
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.2.1 Penelitian Terdahulu
1. Sembiring (2003)
Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan, political visibility,
ketergantungan pada hutang terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hasilnya, hanya variabel ukuran perusahaan sebagai salah satu proksi
political visibility yang terbukti signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pada alpha 5%. Sementara variabel lainnya,
seperti tingkat leverage, profitabilitas, umur perusahaan, dan earning per share
tidak terbukti adanya pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
15
2. Sembiring (2005)
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (tahun 2003).
Dengan sampel yang lebih banyak dan memasukkan variabel profile dan ukuran
dewan komisaris sebagai pengganti dari variabel kepemilikan publik. Hasilnya
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara
variabel lainnya menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Farook dan Lanis (2005)
Farook dan Lanis (2005) melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung
jawab sosial pada bank Islam di seluruh dunia. Penelitian tersebut menemukan
bahwa islamic governance sebagai proksi tata kelola perusahaan di bank Islam
terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab social perusahaan. Dalam penelitian yang sama, juga ditemukan bukti
bahwa jumlah muslim terbukti secara signifikan mempunyai hubungan positif.
Namun, dalam penelitian ini variabel size tidak terbukti signifikan.
4. Hossain et al. (2006)
Hossain et al. (2006) dalam penelitiannya tentang pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan di Bangladesh menemukan bukti bahwa faktor profitabilitas
dengan proksi net profit margin mempunyai hubungan positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor lain yang terbukti
signifikan berpengaruh adalah tipe industri. Sementara variabel independen
lainnya seperti size, subsidiaries of multinational company, dan audit firm tidak
16
terbukti mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
5. Anggraini (2006)
Menurut Anggraini (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan, hasilnya
menunjukkan bahwa hanya variabel presentase kepemilikan manajemen dan tipe
industri yang terbukti mempunyai hubungan positif signifikan, sementara variabel
lainnya (leverage, size, dan profitabilitas) tidak terbukti adanya pengaruh terhadap
pengungkapan informasi sosial.
6. Parsa dan Kouhy (2007)
Parsa dan Kouhy (2007) melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi
sosial oleh perusahaan kecil dan menengah (UMKM) yang terdaftar pada
Alternative Investment Market (AIM) Inggris. Ia menghubungkan variabel umur
perusahaan, tipe industri, size, dan gearing terhadap pengungkapan informasi
sosial.
Hasilnya menunjukkan bahwa variabel tipe industri, size, dan gearing terbukti
signifikan mempunyai korelasi terhadap pengungkapan informasi sosial, umur
perusahaan tidak terbukti berkorelasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa variabel size dan media exposure yang terbukti
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di laporan
tahunan.
17
7. Novita dan Djakman (2008)
Penelitian ini mengkaitkan struktur kepemilikan (kepemilikan asing dan
kepemilikan institusional) dengan variabel kontrol tipe industri, ukuran
perusahaan, dan kategori BUMN Non-BUMN terhadap luas pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan tidak mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
8. Ramadhaningsih dan Utama (2013)
Penelitian ini diproksikan dengan dewan komisaris, komisaris independen,
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional dan profitabilitas. Variabel
independennya yaitu pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Hasilnya
menunjukan bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
2.2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk pertanggungjawaban
perusahaan yang semakin luas kepada masyarakat dan lingkungan. Pelaporan dan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga dilakukan, hal ini
dilakukan karena perusahaan menginginkan legitimasi dan nilai positif dari
masyarakat. Sehingga perusahaan akan memperoleh peningkatan laba dalam
jangka waktu yang panjang. Kerangka teoritis yang menjadi kajian selama
beberapa tahun untuk menjelaskan mengapa organisasi melaksanakan pelaporan
sukarela terkait dengan lingkungan adalah teori legitimasi. Organisasi
mengungkapkan kinerja lingkungan mereka dalam berbagai komponen untuk
18
mendapatkan reaksi positif dari lingkungan dan mendapatkan legitimasi atas
usaha perusahaan (Guthrie dan Parker,1990)
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dikaitkan dengan
Tata kelola perusahaan dan profitabilitas, tuntutan terhadap perusahaan untuk
memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata
kelola perusahaan yang baik memaksa perusahaan untuk memberikan informasi
mengenai aktivitas sosialnya. Mekanisme tata kelola perusahaan seperti struktur
kepemilikan dan komposisi dewan komisaris independen adalah mekanisme yang
dapat memberikan arahan dan kontrol terhadap perusahan dalam pelaksanaan dan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Anggraini, 2006)
Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan contoh kontrol yang dapat diberikan adalah memberikan
arahan dan masukan kepada manajemen ketika manajemen tidak melakukan
aktivitas positif seperti pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk
mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring terhadap manajemen
untuk melakukan aktivitas positif tersebut. Dengan demikian pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan
institusional (Novita dan Djakman, 2008).
Keberadaan dewan komisaris independen di Indonesia diatur dengan Ketentuan
Bapepam dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. 1-A tanggal 14 Juli tahun 2004.
Berdasarkan aturan tersebut, jumlah dewan komisaris independen minimal adalah
19
30%. Ketentuan ini memberikan pengaruh terhadap pengendalian dan pengawasan
terhadap manajemen dalam operasi perusahaannya, diantaranya adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Aktivitas pelaksanaan dan
pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Komisaris independen
dapat melakukan aktivitas pengawasan dan pengendalian terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk melakukan
pengungkapan sukarela tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan
semakin memotivasi perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari para pemangku
kepentingan. Hackston dan Milne (1996) mengungkapkan bahwa profitabilitas
merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan kebebasan kepada
manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sangat
mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme tata kelola
perusahaan (Farook dan Lanis, 2005; Novita dan Djakman, 2008;
Ramadhaningsih dan utama, 2013) dan profitabilitas (Parsa dan Kouhy, 1994;
Sembiring, 2003 dan 2005; Hossain et al., 2006; Anggraini, 2006; Reverte, 2008;
20
Ramadhaningsih dan utama, 2013). Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian
ini tampak seperti gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
X1 Kepemilikan Institusional
X2 Komposisi Dewan
Komisaris
Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial
X3 Komposisi Dewan
Komisaris Independen
X4 Profitabilitas (ROE)
2.3 Hipotesis Penelitian
Investor bertanggung jawab menerapkan prinsip tata kelola perusahaan untuk
melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga otomatis
pihak tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara
transparan, sehingga kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengungkapan sukarela. Hal ini diasumsikan kepemilikan institusional
dapat menuntut perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan, yang berarti kepemilikan institusional berpengaruh positif pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Rustiarini, 2009).
H 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
21
Sembiring (2005) dengan penelitianya menemukan hasil bahwa jika jumlah
anggota dewan komisaris makin besar, maka pengawasan yang dilakukan
tentunya semakin efektif sehingga tekanan terhadap manajemen akan semakin
besar dalam hal pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian dari Purwati (2012) dan Puspa (2012) bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diuji yaitu:
H 2 : Ukuran Dewan komisaris berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) maupun Jo dan Maretno
(2011) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berpengaruh pada
keputusan perusahaan. Komisaris independen berkewajiban untuk memberikan
nasihat dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris, sehingga jika jumlah
anggota komisaris independen makin besar, maka akan semakin besar
pengawasan terhadap keputusan CEO dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, hipotesis yang diuji yaitu:
H 3 : Komisaris Independen berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Nurkhin (2010) membuktikan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh secara
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat profit yang tinggi dapat mengungkapkan aktivitas
tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih banyak. Untuk menjaga
22
kepercayaan para pemangku kepentingan, maka jika suatu perusahaan memiliki
tingkat profitabilitas yang tinggi, pengungkapan informasi sosial tersebut akan
semakin besar.
H 4 : Profitabilitas berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory, untuk memperoleh kejelasan
fenomena yang terjadi di dunia empiris dan berusaha untuk mendapatkan
jawaban, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara variabelvariabel melalui analisis data dalam rangka pengujian hipotesis.
3.2 Populasi dan Sampel
Penarikan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan
kriteria tertentu. Adapun kriteria tersebut diantaranya:
1. Perusahaan Property, Real Estate dan Pertambangan yang memiliki laporan
keuangan dan laporan tahunan tahun 2010-2015 yang dapat diakses melalui
www.idx.co.id atau website resmi perusahaan.
2. Data yang berkaitan dengan variabel-variabel tata kelola perusahaan yang
digunakan oleh peneliti tersedia lengkap.
3. Tidak melakukan pindah sektor perusahaan selama periode 2010-2015
Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini hanya menggunakan laporan
24
tahunan sebagai sumber utama informasi dikarenakan beberapa alasan sebagai
berikut:
1. Dibandingkan dengan media pengungkapan yang lain, laporan keuangan dan
laporan tahunan memiliki tingkat kredibilitas yang paling tinggi (Gray et al.,
1995).
2. Kemudahan akses laporan tahunan perusahaan (Gray et al., 1995).
3. Keterbatasan tersedianya laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang
berdiri sendiri, misal sustainability report (ACCA, 2002).
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Dependen; Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi
terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan
tanggung jawab sosial diukur dengan proksi corporate social responsibility
disclosure index (CSRDI) berdasarkan indikator global reporting initiatives (GRI)
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi global reporting
standard (www.globalreporting.org). Indikator GRI terdiri dari 3 fokus
pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai dasar sustainability
reporting. Indikator GRI ini dipilih karena merupakan aturan internasional yang
telah diakui oleh perusahaan di dunia.
Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Haniffa et al. (2005), yang
menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Content
analysis adalah salah satu metode pengukuran CSRDI yang sudah banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnya
25
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item tanggung jawab sosial
perusahaan dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai
0 jika tidak diungkapkan. Adapun item-item CSRi penelitian ini berdasarkan pada
indikator Globar Reporting Initiative (GRI, 2013) yang meliputi 91 item
pengungkapan yang terdiri dari :
1. Kinerja ekonomi, terdiri dari 1 dimensi, 4 aspek, dan 9 indikator.
2. Kinerja lingkungan, terdiri dari 1 dimensi, 12 aspek, dan 34 indikator.
3. Kinerja sosial, terdiri dari 4 dimensi, 29 aspek, dan 48 indikator.
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan
skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:
=
∑(KEi + KLi + KSi)
∑indeks GRI G4
Keterangan:
∑ indeks GRI G4
∑(KEi + KLi + KSi)
KEi
KLi
KSi
: 91 item CSR menurut GRI
: jumlah item CSR yang diungkapkan oleh perusahaan.
: indikator kinerja ekonomi yang diungkapkan
: adalah indikator kinerja lingkungan yang diungkapkan
: adalah indikator kinerja sosial yang diungkapkan
Pengukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan hanya dilakukan
dengan melihat item-item yang termuat dalam laporan tahunan saja dan dilakukan
secara non repeated yaitu hanya menghitung sekali tiap item tanpa
mempertimbangkan item tersebut diungkapkan lagi dalam bagian lain yang
berbeda.
26
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri yang sifatnya
mempengaruhi variabel terikat.Variabel dalam penelitian ini adalah tata kelola
perusahaan dan juga Profitabilitas yang diklasifikasikan dalam beberapa
karakteristik sebagai berikut:
3.3.2.1 Kepemilikan Institusional (KI)
Kepemilikan institusional dihitung dengan membandingkan jumlah lembar saham
yang dimiliki oleh investor institusional (bank, dana pension,perusahaan, asuransi,
perseroan terbatas, dan lembaga keuangan lainnya) dengan jumlah saham yang
beredar. mengukur variabel ini sebagai berikut:
Keterangan:
KI =
Jumlah saham yang dimiliki institusi
Jumlah saham yang beredar
KI : Kepemilikan Institusional
3.3.2.2 Ukuran Dewan Komisaris (UDK)
Ukuran dewan komisaris adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris.
Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan cara menghitung
dewan komisaris yang dimiliki perusahaan yang disebutkan dalam laporan
tahunan (Said et al., 2009).
UDK = ∑Dewan Komisaris Perusahaan
Keterangan:
UDK : Ukuran Dewan Komisaris
27
3.3.2.3 Ukuran Komisaris Independen
Ukuran komisaris independen adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris
independen. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini ukur dengan mengukur
dewan komisaris independen yang disebutkan dalam laporan tahunan (Said et al.,
2009).
Keterangan
UKI = ∑Ukuran Komisaris Independen
UKI : Ukuran Komisaris Independen
3.3.2.4 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada
periode tertentu. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ukuran
probabilitas yang digunakan berbeda-beda. Hakcston dan Milne (1996)
menggunakan ukuran rata-rata dari return on equity, atau return on asset lebih
dari satu periode. Hakston dan Milne (1996) menggunakan return on equity dan
return on assets. Gray et al. (2001) menggunakan net earning before interest and
tax (NEBIT). Sembiring (2003) menggunakan gross profit margin sebagai proksi.
Sembiring (2005) menggunakan proksi earning per share. Hossain et al. (2006)
menggunakan proksi net profit margin (NPMARGIN) dan rate of return of assets
(ROASSETS).
Profitabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan proksi return on equity
(ROE) seperti Hakston dan Milne (1996). ROE dipilih karena merupakan alat
28
yang dapat menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan. ROE dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut:
(
)=
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas
Definisi operasional dan skala pengukuran variabel di atas adalah seperti dalam
tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel
No
Variabel
Definisi
Operasional
01
Variabel Dependen (Y):
Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial
Luas
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
dengan
membandingkan
jumlah
pengungkapan
yang dilakukan
dengan
jumlah
pengungkapan
yang diharapkan
02
Variabel Independen (X):
X1; Kepemilikan
institusional
X2; Komposisi dewan
komisaris
X3; komposisi komisaris
independen
Indikator
Pengukuran
Variabel
CSRDI
berdasarkan GRI
Skala
Pengukuran
Rasio
Rasio
Jumlah
kepemilikan
saham oleh
investor
institusi terhadap
total
jumlah saham
yang
beredar
Jumlah
keanggotaan
dewan komisaris
independen
terhadap
keseluruhan
jumlah
anggota dewan
komisaris
Persentase
jumlah
saham yang
dimiliki
institusi dari total
saham beredar
Persentase
jumlah
anggota dewan
komisaris
independen dari
Rasio
Rasio
seluruhanggota
dewan komisaris
Rasio
29
X4; Profitabilitas (ROE)
Kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba
ROE (return on
equity)
Rasio
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Indonesia, yaitu di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan data laporan tahunan periode tahun 2010-2015.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Data yang diperlukan diambil dari laporan tahunan yang diambil dari website
bursa efek Indonesia (www.idx.co.id) serta data tambahan yang terdapat dari
website tersebut.
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis
statistik. Kedua teknik ini digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel.
penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain; mean, median,
minimum, maximum, dan standard deviation.
3.6.2 Analisis Statistik
Analisis statistik digunakan untuk menguji kualitas data dan pengujian hipotesis.
Analisis statistik yang dilakukan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
30
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi model
yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Sehingga model tersebut dapat
digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik
yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
3.6.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data
berdistribusi normal atau tidak mengunakan analisis statistik non-parametrik OneSample Kolmogorov-Smirnov.
3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hamper
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk menguji adanya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai
tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 10,
31
apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang
digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif (Ghozali, 2013).
3.6.2.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan melihat
nilai Durbin-Watson (Ghozali, 2013).
3.6.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisisnya adalah:
1.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
32
2.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.6.2.2 Uji Hipotesis
3.6.2.2.1 Metode Regresi Linear Berganda
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) metode regresi linear berganda, yaitu
metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam
suatu persamaan linier. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
mekanisme corporate governance dan profitabilitas. Penelitian ini juga
menggunakan variable kontrol, yaitu ukuran perusahaan. Sedangkan variabel
dependennya adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun
persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
CSRDI = α + KI + UDK + UKI + PROFIT + ε
CSRDI
α
KI
UDK
UKI
PROFIT
ε
= Corporate Social Responsibility disclosure index
= intercept
= kepemilikan institusional
= ukuran dewan komisaris
= ukuran komisaris independen
= profitabilitas
= error term
3.6.2.2.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–
variable independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir
33
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013).
3.6.2.2.3 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji F)
Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan statistik F dengan
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel serta
membandingkan nilai signifikansi. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhada variabel dependen. Model regresi
dinyatakan layak jika nilai signifikansi < 0.05, jika sebaliknya maka model regresi
dinyatakan tidak layak (Ghozali, 2013).
3.6.2.2.4 Uji Hipotesis (Uji Stastistik t)
Menurut Ghozali (2013), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah tata kelola perusahaan
(kepemilikan institusi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen) dan
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan sosial
perusahaan, mengingat CSR diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007. Perusahaan diharapkan dapat mengungkapkan CSR
sebagai bentuk dari tanggung jawab perusahaan terhadap tempat perusahaan
tersebut beroprasi. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property,
real estate dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2015.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional, ukuran
dewan komisaris dan komisaris independen terbukti berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkkapan tanggung
jawab sosial.
52
5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian
5.2.1 Keterbatasan Penelitian
1.
Penelitian ini hanya terbatas pada dua jenis perusahaan.
2.
Sampel pada penelitian ini terbatas karena masih banyak perusahaan yang
belum melaporkan tanggung jawab sosial perusahaan.
3.
penelitian ini hanya mengamati pada enam tahun periode 2010-2015
4.
penelitian yang diteliti hanya berfokus pada empat variabel independen yaitu
kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan
profitabilitas.
5.2.2 Saran
Adanya keterbatasan pada penelitian ini, maka penulis mengajukan saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1.
Pemerintah hendaknya berlaku tegas terhadap pihak yang tidak
mengugkapkan tanggung jawab sosial, sebab banyak sekali perusahaan yang
belum mengungkapkan CSR pada perusahaannya.
2.
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memakai lebih banyak komponen
variabel GCG, karena kemungkinan komponen dari variabel GCG yang tidak
tercantum pada penelitian ini lebih banyak pengaruh signifikan terhadap
CSR.
3.
Bagi perusahaan hendaknya CSR bukan hanya dianggap sebagai penggugur
suatu kewajiban sosial, namun jadikan CSR sebagai media promosi yang
bersifat tidak hanya baik bagi perusahaan namun juga baik bagi masyarakat
luas atau media yang saling menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fr.Reni Retno, 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan
FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan
yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Jurnal manajemen CSR. hal 52-67.
Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan (alih bahasa: Ali Akbar Yulianto). Jakarta: Salemba Empat.
Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Febriana dan Agung Suaryana. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, 7(1): h:26-39.
Fahmi, Irham. 2015. Etika Bisnis. Cetakan III. Bandung, Badan Penerbitan
ALFABETA,cv
Farook, Sayd dan Roman Lanis. 2005. “Banking On Islam? Determinants of
Corporate Social Responsibility Disclosure”. Journal of Islamic
Accounting and Business Research,114-141.
Farooq, syed Umar., Subhan Ullah, and Danson Kimani. 2014. “The Relationship
Between Coorporate Governance and Corporate Social Ressponsibility
Disclousure: Evidance from the USA”. Abasyn Journal of Social Sciences.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Cetakan V. Semarang; Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Global reporting Initiatives (GRI). 2013, Sustainability Reporting Guidelines: G4.
Amsterdam.
Gray, et al. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting: a Review of
Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting,
Auditing, and Accountability Journal, vol.8 no 2: 47-76
Guthrie, J. dan Parker, L.D. (1990), "Corporate social disclosure practice: a
comparative international analysis", Advances in Public Interest
Accounting, Vol. 3. Pp. 159-75.
Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social and
Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting,
Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100.
Haniffa, R.M. dan T.E. Cooke, 2005, “The Impact of Culture and Governance on
Corporate Social Reporting”, Journal of Accounting and Public Policy 24,
pp. 391-430.
Hossain, M., K. Islam dan J. Andrew. 2006. Corporate Social and Environmental
Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh. Faculty
of Commerce Papers, University of Wollongong.
http://ro.uow.edu.au/commpapers/179
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis,
Cetakan Kedua, Yogyakarta;Penerbit BFEE UGM.
Jensen, M.C. W.H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: ManagerialBehavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3
(4) pp: 305-360.
Jo, Hoje and Maretno A Harjoto. 2011. Corporate Governance and Firm Value:
The Impact of Corporate Social Responsibility. Journal of Business Ethics,
103: pp:351-383.
Kotler Philip and Nancy Lee 2005. Corporate social Responsibility. Amerika :
John Willey & Sons, Inc.
Majeed, Sadia., Tariq Aziz, and Saba Saleem. 2015. “ The Effect of Corporate
Governance Elements on Corporate Social Responsibility (CSR)
Disclosure: An Emperical Evidance from Listed Companies at KSE
Pakistan. International Journal of Financial Studies.
Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social
Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam satu
Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 11(1): h:30-41.
Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure)
pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik
yang Tercatat diBursa Efek Indonesia tahun 2006. Jurnal ekonomi bisnis
akuntansi. Hal 64-71
Nur, Marzully dan Priantinah, Denies. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di
Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile Yang
Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 13
hlm.
Nurkhin, Ahmad. 2010. Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan CSR Sosial Perusahaan. Jurnal Dinamika
Akuntansi. Vol2(1): h:46-55.
Parsa, S. dan R. Kouhy. 1994. Disclosure of Social Information by UK
Companies; a Case Study of Legitimacy Theory. 2007. Social Reporting
by Companies Listed on the Alternative Investment Market. Journal of
Business Ethics, Vol. 79, 345–360
Raharjaputra, Hendra S. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan
Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Ramadhaningsih, Amalia dan Utama, I Made Karya, 2013. “Pengaruh Indikator
Good Corporate Governance dan Profitabilitas pada Pengungkapan
Corporate Social Responsibility”Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
3.(3): h:65-82
Rustiarini, Ni Wayan. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Riset Akuntansi,
h:1-24.
Reverte, Carmelo. 2008. “Determinants of Corporate Social Responsibility
Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms”. Journal of Business Ethics.
Vol 79 hal 345–360
Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. 2009. “The
Relationship between Corporate Governance Characteristics in Malaysian
Public Listed Companies”. Social Responsibility Journal. Vol.5, No.2, hal.
212-226.
Sayekti, Yosefa, dan Ludocyfus Sensi Wodabio, 2007. Pengaruh CSR Disclosure
terhadap earning Response Coefficient. Jurnal akuntabilitas earnings
Response Coefficient
Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. “Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Jurnal bisnis keuangan dan akuntansi. Vol 14 (1): h:33-50
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek. Jurnal bisnis keuangan dan akuntansi 17(2): h:21-44
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility from Charity to
Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Sudana, I Made dan Putu Ayu Arlindania W, 2011. “Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility pada Perusahaan GoPublic di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
Volume 4 Nomor 1 hal 37-49.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Susi Susansti dan Ikhsan Budi Riharjo.2013. Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan
Cosmetic and Household. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Vol. 1 No. 1.
Hal 152-167.Januari 2013.STIESA. Surabaya.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Cetakan
Pertama, Denpasar: Penerbit Udayana University Press.
Download