LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER BAGI PENGAWAS SD SE KECAMATAN BULELENG OLEH: DRS NYOMAN SUBRATHA, M.PD /NIP. 19500502 197803 1002 Prof Dr. Ketut Suma, M.S/Nip. 195901001 198403 1003 Drs.I.B.Putu Mardana, M.Si/ Nip. 19640827 199102 1001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 0795/023.04.2.01/202012 revisi 1, tanggal : 27 Februari 2012. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA- FPMIPA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAN PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2012. HALAMAN PENGESAHAN 1.Judul Kecamatan : Pelatihan Pembelajaran Berbasis Karakter Bagi Pengawas SD Se Buleleng. 2. Ketua Pelaksana: a. Nama b. Nip. c. Pangkat/Gol. d. Jabatan e. Fakultas/Jur. f. Bidang Keahlian : Drs Nyoman Subratha, M.Pd : 19500502 197803 1002 : Pembina Utama Muda/ IV.c : Lektor Kepala. : FPMIPA / Pendidikan Fisika : Pendidikan Sains. 3. Personalia: a. Jumlah Anggota : 3 Orang b. Pembantu Pelaksana : - orang. 4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan 5. Bentuk Kegiatan : Pelatihan/Penyuluhan 6. Sifat Kegiatan : Berlanjut 7. Biaya yang diperlukan : a. Sumber dari DIPA Undiksha: Rp. 5.000.000,00 b. Sumber lain (tidak ada) :Jumlah = Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) Singaraja, 30 Oktober 2012 Mengetahui: Dekan Fakultas MIPA , Prof Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. Nip. 19581231 198601 1005 Ketua Pelaksana Drs. Nyoman Subrathaa, M.Pd. Nip. 19500502 197803 1002 Mengetahui: Ketua LPM Unidsha Prof Dr. Ketut Suma, M.S M.S. Nip. 19590101 198403 1003 2 PELATIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER BAGI PENGAWAS SD SE KECAMATAN BULELENG OLEH: Nyoman Subratha, I Ketut Suma, I.B.Putu Mardana. Abstrak Kegiatan pengabdian kepada masyarkat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru SD se Kecamatan Buleleng melalui peningkatan pengawas SD se Kecamatan Bulelng dalam hal pengelolaan proses pembelajaran berbasis karakter. Permasalahan pokok yang dialami guru-guru SD adalah bagaimana membuat program pembelajaran berbasis karakter agar proses pembelajaran dapat menunjang terbentuknya karakter peserta didik sesuai tujuan pendidikan karakter. Metoda pelaksanaan kegiatan yang ditempuh adalah melalui kegiatn pelatihan yang meliputi: ceramah, diskusi dan tanya jawab tentang pembelajaran berbasis karakter dan dilanjutkan latihan membuat program pengajaran berbasis karakter. Hasil kegiatan kepada masyarakat ini adalah: (1) pengetahuan dan pemahaman para pengawas SD se Kecamatan Buleleng mengalami peningkatan, dan (2) pengawas SD peserta pelatihan sudah dapat menghasilkan contoh perencanaan pembelajaran berbasis karakter untuk tingkat SD. Kata Kunci: pendidikan karakter, program pembelajaran, pembelajaran berbasis karakter. 3 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wase, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya pengabdian kepada masyarakat yang berjudul: “Pelatihan Pembelajaran Berbasis Karakter Bagi Pengawas SD Se Kecamatan Buleleng” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Pengabdian kepada masyarakat ini dapat terlaksana berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untuk itu melalui kesempatan ini kami menyampaika terima kasih kepada pihak yang terkait. 1. Rektor Undiksha melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat telah membantu mulai dari pengajuan proposal, pendanaan kegitan, sampai pelaporan hasil kegiatan ini. 2. Bapak Kepala UPP Kecamatan Buleleng, yang telah memberikan izin dan menugaskan para pengawas SD se Kecamatan Buleleng untuk mengikuti kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis karakter. 3. Bapak Ibi peserta pelatihan yang telah dengan tekun dan antusiasme mengikuti kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis karakter ini. 4. Semua staf LPM Undiksha yang telah banyak memberikan bantuan fisik dan moril untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan ini. Semoga hasil pengabdian kepada masyarkat ini dapat bermanfaat bagi peserta pelatihan, guru-guru SD serta semua pihak dalam hal peningkatan karakter peserta didik. Singaraja, 30 Oktober 2012. Tim Pelaksana. 4 Daftar Isi Halaman. Lembaran Judul. ……………………………………………………………. 1 Halaman Pengesahan ………………………………………………………. 2 Abstrak ……………………………………………………………………… 3 Kata Pengantar ……………………………………………………………… 4 Daftar Isi ……………………………………………………………………. 5 BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 6 1.1 Analisis Situasi ………………………………………………………… 6 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………………… 7 1.3 Tujuan Kegiatan ………………………………………………………… 7 1.4 Manfaat Kegiatan ……………………………………………………… 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 2.1 Pendidikan Karakter …………………………………………………… 2.2 Pengembangan Proses Pembelajaran Berbasis Karakter ……………… 9 9 11 BAB III. METODA PELAKSANAAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ………………………………………………… 3.1 Khalayak Sasaran Yang Strategis ……………………………………… 3.2 Metoda Kegiatan ……………………………………………………… 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ………………………………………… 3.4 Keterkaitan …………………………………………………………….. 3.5 Rancangan Evaluasi …………………………………………………… 14 14 14 16 16 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 4.1 Hasil Kegiatan P2M …………………………………………………… 4.2 Pembahasan …………………………………………………………… 17 17 17 BAB.V. PENUTUP ……………………………………………………… 5.1 Simpulan ……………………………………………………………… 5.2 Saran ………………………………………………………………… 19 19 19 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 20 21 5 BAB I. PENDAHULUAMN 1.1 Analisis Situasi. Sertifikasi guru merupakan suatu upaya yang ditempuh Pemerintah c.q Depdiknas untuk meningkatkan kualifikasi dan profesionalisme guru sebagai agen pembelajaran, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahtraan guru, sehingga dapat diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Proses sertifikasi guru dilakukan melalui uji kompetensi. Hasil uji kompetensi secara holistik akan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional. Program sertifikasi guru sebagai starting point dalam mengatasi keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia telah menjadi isu nasional yang harus disikapi secara bijaksana, proaktif dan terpadu dari semua instansi terkait dan kompeten terhadap propesi guru seperti Depdiknas, LPTK, masyarakat dan guru itu sendiri untuk mensinergikan berbagai sumber daya dalam menciptakan dan mengembangkan profesi guru sebagai pekerjaan propesional. Program pendidikan dan pelatihan propesional dalam jabatan yang dicanangkan secara lintas sektoral pihak terkait dalam konteks peningkatan kualifikasi dan propesionalisme guru haruslah mampu: (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran, (2) Meningkatkan produktivitas ilmiah guru, (3) Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru, dan (4) Mengembangkan karir guru. Selain meningkatkan kualitas pembelajaran, produktivitas ilmiah guru, kualifikasi, potensi guru, serta mengembangkan karier, dipihak lain perlu juga memperhatikan bagaimana menanamkan disiplin, etika serta meningkatkan kualitas karakter peserta didik. Oleh karena itulah perlu insan-insan pendidik memahami bagaimana melakukan pembelajaran berbasis karakter agar tujuan pendidikan tercapai secara utuh. Kita patut memberikan makna lebih tentang tema besar yang diangkat pada acara Hari Pendidikan Nasional tahun 2010 yakni ”Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” Karena dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk mempasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai 6 kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. Untuk menyongsong program pemerintah dalam hal pendidikan, meningkatkan kualitas maka Universitas Pendidikan Ganesha melalui LPM Undiksha ikut mendukung peningkatan kualitas pendidikan tersebut dan telah melakukan kerja sama dengan instansi terkait untamanya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itulah, LPM Undiksha melalui Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat (PLPSM) melakukan kegiatan ”Pelatihan Pembelajaran Berbasis Karakter bagi Pengawas SD se Kecamatan Buleleng” dan diharapkan peserta pelatihan dapat meneruskan kepada Guru-Guru bagaimana merancang pembelajaran berbaisis karakter agar tujuan pendidikan tercapai secara utuh. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi dan kondisi empiris di atas, tampak jelas bahwa guruguru SD se Kecamatan Buleleng dan juga para pengawas yang secara langsung sebagai konsultan para guru tersebut perlu mendapatkan wawasan yang lebih luas termasuk bagaimana implementasi pendidikan karakter tersebut, dan bagaimana merancang pembelajaran berbasis karakter agar tercapai tujuan pendidikan secara utuh baik mental dan sepiritual. Terkait dengan itu, permasalahan pokok yang hendak diselesaikan dalam program ini adalah: “Bagaimana memberikan wawasan tentang pendidikan karakter dan membuat program pembelajaran berbasis karakter bagi guru-guru SD maupun para pengawas SD se Kecamatan Buleleng” Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut di atas, maka kegiatan pokok dalam program ini adalah memberikan pelatihan tentang pembelajaran berbasis karakter pada para pengawas SD se Kecamatan Buleleng dan pendampingan pasca pelatihan. 1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah: “meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru-guru SD melalui peningkatan kemampuan pengawas SD se Kecamatan 7 Buleleng dalam hal pengelolaan proses pembelajaran berbasis karakter melalui program pelatihan. 1.4 Manfaat Kegiatan Kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis karakter bagi para pengawas SD se Kecamatan Buleleng ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Para Pengawas SD se Kecamatan Buleleng Bagi para pengawas SD di Kecamatan Buleleng , kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal pengajaran berbasis karakter dan terampil mengembangkan pembelajaran berbasis karakter. Pengetahuan dan keterampilan ini merupakani bekal untuk dapat membimbing guru-guru SD dalam pengajaran berbasis karakter . b. Bagi Guru-Guru SD Se Kecamatan Buleleng Guru-guru SD di Kecamatan Buleleng melalui bimbingan para pengawasnya akan dapat mengembangkan pendidikan berbasis karakter serta dapat membuat program pembelajaran berbasis karakter c. Bagi Undiksha Program ini sangat bermanfaat dalam menjalin hubungan kerjasama yang mutualistis antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, khususnya masyarakat sekolah, sehingga tenaga dan berbagai potensi yang ada dapat disumbangkan pada masyarakat, khususnya yang berkenaan dengan sektor pendidikan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Karakter Tema besar yang di angkat pada acara Hari Pendidikan Nasional tahun 2010 yakni ”Pendidikn Krakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa”. Makna dari tema ini member penekanan dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indoneia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-niai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara parallel berlanjut pada pendidikan formal dan non formal. Tantangan saat ini dank e depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itukebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukunganyang kondusif dari pranata politik, sosial dan budaya bangsa. Menurut Foerster ada empat cirri dasar dalam pendidikan karakter. Pertama, keteraturan interior dimana setiap tindakan di ukur berdasarhierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normative setiap tindakan. Kedua, koherensi yang member keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi meruntuhkan kredibilitas seseorang.Ketiga, otonomi. Di situseseorang mengimplementasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi.Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghomatan atas komitmen yang dipilih. Dr. Martin Luther King mengemukakan bahwa pendidikan bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat atau kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhirpendidikan yang sebenarnya. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti 9 plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakteryang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emisi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Terdapat Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaannya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab ; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan kerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati; dan kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistic menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan actingthe good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan prilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan. Hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri-St.Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komperhensip terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan adanya penurunan derastis pada perilaku negative siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. Buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederetan factor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan kerja sama , kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, 10 dan kemampuan berkomunikasi. Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, begaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya. Hail penelitian di Negara yang menerapkan pendidkan karakter menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sitematis berdampak positif pada pencapaian akademis. 2.2 Pengembangan Proses Pembelajaran Berbaisis Karakter Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakanpendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak; dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. 1) Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuandalam ranah konitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkkan nilainilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk mengembangkan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru. Untuk pengembangan beberapa nilai lain seperti peduli social, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukan nilai-nilai itu. 2) Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolahyang diikuti seluruh peserta didik, guru, kapala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu, direncanakan sejak awal tahun pelajaran, dimasukan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari buday sekolah. Contoh kegiatan 11 yang dapat dimasukan ke dalam program sekolahadalah lomba vocal grup antar kelas tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dn karakter bangsa, lomba olah raga antar kelas, lomba kesenian antar kelas, pameran hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, pameran foto hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangs, lomba membuat tulisan , lomba mengarang lagu, malakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan dengan budaya dan karakter bangsa, mengundang berbagai nara sumber untuk berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang berubungan dengan budaya dan karakter bangsa. 3) Luar Sekolah, melaui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ketempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menunbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan keperdulia dan kesetiakawanan social (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah tertentu). 2.3 Peran LPM Undiksha. Mengingat permasalahan yang dialami oleh guru-guru SD di Kecamatan Buleleng dan para pengawas SD tersebut tentang pendidikan berbasis karakter, maka Undiksha sebagai lembaga yang bergerak dibidang pendidikan dan pengajaran merasa perlu untuk ikut membantu memecahkan masalah tersebut. Kegiatan ini sejalan dengan salah satu darma yang diusung oleh Undiksha yakni pengabdian kepada masyarakat. Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan pada Masyarakat Undiksha disebutkan bahwa, kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan untuk: (1) pemenuhan berbagai kebutuhan sekolah dan masyarakat guna meningkatkan kesejahtraan masyarakat melalui pendidikan, penyuluhan, dan pembinaan secara partisipatif, (2) mempercepat peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah ( Pedoman Pelaksanaan LPM, 2004). 12 Pelatihan dalam rangka P2M ini selain sesuai dengan misi dan visi yang diemban Undiksha, aktivitas ini sesuai pula dengan propil kemampuan dasar guru yang harus ditingkatkan secara terus menerus menuruti perkembangan dan perubahan yang terjadi. Propil kemampuan dasar guru yang harus ditingkatkan secara terus-menerus itu adalah: (1) penguasaan bahan, (2) pengelolaan belajar-mengajar, (3) pengelolaan kelas, (4) penggunaan sumber/media, (5) penguasaan landasan-landasan kependidikan, (6) pengelolaan intraksi belajar-mengajar, dan (7) penilaian prestasi siswa untuk keperluan pengajaran (T.Raka Joni, 1985). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dasar guru tersebut adalah dengan memberikan pelatihan (inservice training). Pelatihan pembelajaran berbasis karakter adalah merupakan salah satu kegiatan pelatihan (inservice training) yang dapat meningkatkan kemampuan guru-guru dalam mengelola proses pembelajaran sehingga perolehan hasil belajar bisa lebih optimal lagi. 13 BAB III METODA PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 3.1 Khalayak Sasaran Antara Yang Strategis. Khalayak sasaran strategis pelaksnaan P2M ini adalah para pengawas SD se Kecamatan Buleleng yang terdiri dari 14 orang. Pemilihan pengawas SD se Kecamatan Buleleng ini didasarkan pada asumsi bahwa pengawas ini nantinya bisa menularkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini kepada guru-guru SD se Kecamatan Buleleng yang berjumlah sekitar 520 orang guru-guru yang merupakan bawahannya. 3.2 Medoda Kegiatan Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pengabdian kepada masyarakat ini, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1). Pelatihan. Jenis kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai dalam peltihan ini adalah sebagai berikut. Jenis Kegiatan Tujuan Yang Ingin Dicapai 1. Ceramah, diskusi dan Tanya jawan 1. tentang pendidikan/ pembelajaran Memahami pendidikan/pembelajaran berbasis karakter berbasis karakter. 2. Latiahan membuat program pengajaran berbasis karakter. 2 Terampil membuat program pengajaran berasis karakter. 2) Pasca Pelatihan.. Agar kegiatan ini mendapatkan hasil yang maksimal, maka pada pasca pelatihan dilakukan kegiatan pendampingan dan monitoring. Kegiatan pendampingan dan monitoring ini dilakukan untuk memantau kegiatan peserta pelatihan dalam hal melakukan bimbingan pada guru-guru SD dalam merancang pembelajaran berbasis 14 karakter. Pada saat pendampingan dan monitoring ini juga dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan program yang dilaksanakan ini. 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana program ini dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan kemampuan guru-guru SD untuk melakukan pembelajaran berbasis karakter masih rendah, oleh karena itu perlu diberikan pelatihan tentang pembelajaran berbasis karakter. Mengingat jumlah guru SD se Kecamatan Buleleng sangat banyak, maka pelatihan ini diberikan peda para pengawas SD yang nantinya dapat menularkan pada guru-guru SD yang merupakan binaannya. Untuk lebih jelasnya tentang rasional, prosedur dan target dari kerangka pemecahan masalah yang dikembangkan dalam program ini dapat dilihat pada bagan berikut. Guru-guru SD Se Kecamatan Buleleng Analisis Kebutuhan Penentuan Model dan Pola Program Kondisi riil Guru – guru SD Se Kecamatan Buleleng Kebijakan Kepala UPTD Kecamatan Buleleng Pemilihan Sumber Daya di Undiksha dan Kebijakan Kepala UPTD Kecamatan Buleleng Evaluasi Pemilihan dan Penentuan Tenaga Pelatih Peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengembangkan pembelajaran berbasis karakter Agar para pengawas Guru SD se Kecamatan Buleleng memahami pembelajaran berbasis karakter, maka modus yang dipilih untuk mencapai tujuan ini adalah melakukan pelatihan pembelajaran berbasis karakter. Pelatihan pembelajaran berbasis karakter dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : (1) pelatihan pembelajaran berbasis karakter, dan (2) pendampingan pasca pelatihan . 15 3.4 Keterkaitan Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan P2M ini, maka pihak terkait yang terlibat dalam pengabdian ini antara lain adalah: (1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Bulelng, dan (2) Kepala UPTD Kecamatan Buleleng sebagai penaggung jawab pendidikan tingkat Kecamatan di Kematan Buleleng. 3.5 Rancangan Evaluasi Untuk mengetahui tercapainya tujuan (pada butir 6), maka evaluasi dilakukan melalui proses kegiatan, yaitu: (1) melakukan wawancara pada para pengawas yang mengikuti pelatihan tentang pendidikan karakter, (2) mengamati hasil kerja pembuatan program pengajaran berbasis karakter oleh peserta pelatihan, (3) mengamati kinerja para pengawas dan guru-guru dalam mengimplementasikan program pengajaran berbasis karakter pada pasca pelatihan. 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kegiatan P2M Untuk mencapai tujuan kegiatan yaitu: “meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru-guru SD melalui peningkatan kemampuan pengawas SD se Kecamatan Buleleng dalam hal pengelolaan proses pembelajaran berbasis karakter, maka ditempuh dengan metoda pelatihan. Kegiatan pelatihan dimulai dari ceramah, diskusi dan tanya jawab tentang karakter dan pendidikan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, nilai-nilai karkter sebagai hasil belajar pendidikan karakter, mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran, serta asesmen pendidikan karakter. Kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan. Untuk mencapai tujuan pelatihan :”Agar peserta dapat mengembangkan proses pembelajaran berbasis karakter”, maka ditempuh dengan cara latihan membuat perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Dalam kegiatan ini, para peserta dilatih membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter. Dalam kegiatan ini para peserta dapat menghasilkan RPP berbasis karakter. Dari hasil observasi yang dilakukan pada saat kegiatan menunjukan bahwa antusiasme para peserta cukup tinggi terhadap kegiatan ini. Peserta melakukan latihan mengembangkan pembelajaran berbasis karakter mulai dari menganalisis setandar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dan merumuskan indikator ketercapaian kompetensi serta menetapkan karakter-karakter yang bisa dikembangkan. Selanjutnya peserta pelatihan merancang proses pembelajaran untuk mengembangkan karakterkarakter yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan ini peserta menghasilkan rencana pengembangan pembelajaran berbasis karakter dengan kualitas cukup baik (contoh RPP yang dihasilkan terlampir). 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan ini, maka dapat diungkap beberapa hal terkait dengan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut. (1) Peninkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan yaitu para 17 pengawas SD se Kecamatan Buleleng tentang pembelajaran berbasis karakter, maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para guru SD dalam hal merancang pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pemdidikan karakter bagi peserta didik, (2) Peningkatan keterampilan merancang perencanaan pembelajaran berbasis karakter mulai dari menanalisis standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan Indikator ketercapaian kompetensi, maka diharapkan pengembangan pendidikan karakter dapat diwujudkan sesuai dengan misi masing-masing mata pelajaran untuk menunjang pendidikan karakter tesebut, dan (3) Pembinaan terhadap guru-guru SD agar dapat merancang proses pembelajaran selain mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), perlu juga ada pembinaan cara mengembangkan perencanaan pembelajaran berbasis karakter termasuk merancang proses pembelajarannya. Pembinaan ini perlu berlanjut dan penularan terhadap guru-guru yang lain agar pendidikan karakter ini dapat terwujud. 18 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan kegiatan, serta hasil dan pembahasan di atas, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut 1. Pelatihan pembelajaran berbasis karakter dapat meningkatkan wawasa pengawas SD se Kecamatan Buleleng dalam hal pendidikan karakter. 2. Para peserta pelatihan dapt mengembangkan pembelajaran berbasis karkter berdasarkan sandar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan Indikator ketercapaian kompetensi, serta dapat merancang proses pembelajaran berbasis karaker. 5.2 Saran Beberapa saran dapat disampaikan terkait dengan kegiatan pelatihan pembelajaran bebasis karakter bagi pengawas SD se Kecamatan Buleleng, yaitu: 1. Karena pendidikan karakter ini sangat penting bagi generasi penerus bangsa, maka pengembangan pembelajaran harus betul-betul direncanakan dengan baik supaya tujuan pendidikan karakter bisa tercapai. 2. Pengembangan pendidikan karakter ini agar direncanakan dengan baik agar ketercapaian standar kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) dapat dicapai. 19 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur-Balitbang Setiawan, D. (2010). Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa. Diakses dari internet: http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG302.pdf, dikses 7 Mei 2010. Joni, T. Raka. (1985). Wawasan Pendidikan Guru. Jakarta: PPLPTK. Joni, T. Raka. (1985). Pendekatan Kemampuan Dalam Pengembangan Kurikulum Inti. Jakarta: PPLPTK. Regers, E. M. (1984). Diffusion of innovations. New York: MacMillan Publishing Co.,Inc. Rooijakkers, Ad . (1984). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Granada Sudjana, N. dan Rivai, A. (2001). Teknologi Pengajaran. Bandung: AlgenSindo. Suryanto, Prof. Ph.D. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. Dimuat pada internet: Uhttp://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html . Diakses 7 Mei 2010. Suparlan.2010. Pendidikan Karakter dan Kecerdasan. Diakses dari internet: http:/www.suparlan.com/pages/pendidikan-karakter-dan-kecerdasan288.php, Diakses 18 Juni 2010. 20 LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 01. Foto Kegiatan 21 22 23