BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE

advertisement
56
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT ANTAM Tbk.
Analisis data sangat penting dalam melakukan penelitian. Pada umumnya,
proses analisa data dapat dilakukan pada saat peneliti mulai mengumpulkan data.
Analisis data berarti sebuah pencarian pola-pola dalam data, seperti perilaku
berulang-ulang objek, atau tubuh pengetahuan (Sibarani, Grace Siska. 2005). Pada
penelitian kualitatif, data tidak dianalisis secara statistik.
Pada analisis data ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder
yang didapatkan pada waktu proses penilitian. Pembahasan diawali dengan
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan karena menyangkut dari GCG pada perusahaan
Antam serta pendekatan penyususnan kebijakan, nilai-nilai Antam dan
pembahasan selanjutanya adalah seperti yang tertulis pada Bab I yaitu Implikasi
Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Dalam Implementasinya Pada Program CSR, dan
yang terakhir adalah Hambatan Implementasi Penerapan GCG Pada Program
CSR.
IV.1 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Antam
Terkait dengan azaz GCG maka perlu adanya kebijakan manajemen pada sebuah
perusahaan dalam hal ini CSR. Hal tersebut harus dimiliki oleh suatu perusahaan
agar dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan program CSR. Pedoman
Kebijakan Perusahaan merupakan dokumen hidup yang senantiasa dikaji secara
periodik guna disesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal dan
eksternal Perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Antam sudah memiliki
kebijakan manajemen yang terkait dengan CSR, yaiu Corporate Governance
Policy (CGP) yang sebelumnya bernama Pedoman Kebijakan Perusahaan. Hal ini
diperkuat oleh hasil wawancara penulis :
” Antam memiliki Corporate Governance Policy - CGP (Kebijakan Tata Kelola
Perusahaan), dimana di dalamnya juga mengatur tentang kebijakan CSR. Pada
Kebijakan Umum mengenai CSR, ditekankan bahwa proses CSR harus
dilandaskan kepada nilai-nilai Perusahaan dan Standar Etika Antam yang
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
57
berlaku, sedangkan proses CSR harus memenuhi prinsip : transparasi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.”
(hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42)
Cakupan
Pedoman
Kebijakan
Perusahaan
telah
diperluas
dan
disempurnakan menjadi Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate
Governance Policy (CGP) pada tahun 2010. Perluasan cakupan CGP diarahkan
untuk melengkapi aspek-aspek kebijakan proses yang telah diatur sebelumnya
dengan aspek pedoman praktis implementasi GCG sebagaimana yang diatur di
dalam Pedoman Umum GCG Indonesia maupun ASX Principles and
Recomendation.
Antam memiliki Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate
Governance Policy (CGP) yang merupakan kebijakan bagi pelaksanaan
pengelolaan perusahaan serta acuan dalam pengambilan keputusan operasional
perusahaan.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan, maka seluruh
peraturan, keputusan atau kebijakan dalam bentuk apapun juga, harus merujuk
dan menjadikan Corporate Governance Policy (CGP) yang bersifat universal,
yaitu
kewajaran
(accountability),
(fairness),
transparansi
kemandirian
(transparancy),
(independent),
dan
akuntabilitas
pertanggungjawaban
(responsibility).
Awal penerapan GCG Antam didasari atas kebutuhan Perusahaan utnuk
tumbuh, berkembang serta berkelanjutan. Dual listing di bursa menjadi pendorong
Antam untuk menerapkan GCG sebagai suati sistim, yakni sistem pengelolaan
Perusahaan yang baik selain sejalan dengan asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Listing Antam di
Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia (ASX) mengharuskan Antam
untuk dapat memenuhi standar GCG yang lebih ketat. Hal tersebut memberikan
dampak pada peningkatan implementasi GCG di Antam, yang pada gilirannya
mengoptimalkan kinerja Antam serta memberikan nilai tambah bagi para
pemangku kepentingan (stakeholders).
Antam terus berbenah menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk
menerapkan GCG. Pengembangan GCG Antam mengakomodir adanya perubahan
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
58
yang dinamis dan terbuka terhadap konsep-konsep baru. Antam telah
mengembangangkan GCG dengan membangun aspek infrastruktur GCG, baik
hard structure maupun soft structure. Hard structure yang telah dibangun
diantaranya adalah dengan dibentuknya Dewan Komisaris yang terdiri dari
Komisaris Independen beserta lima komite penunjang Dewan Komisaris, meliputi
Komite
Audit,
Komite
GCG,
Komite
NOMINASI
Remunerasi
dan
Pengembangan SDM, Komite CSR Lingkungan dan Pasca-tambang (CSR-LPT),
dan Komite Manajemen Resiko.
Soft structrure GCG yang telah dikembangkan diantaranya Pedoman
Kebijakan Perusahaan (PKP), Management Policy, Standart Operating Procedure
(SOP), Standar Etika (Code of conduct) Perusahaan, Chater Dewan Komisaris,
Chater Direksi, serta Chater Internal Audit.
Struktur Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Perusahaan di Antam terdiri dari 3 tingkat yaitu tingkat
1 adalah Corporate Governance Policy (CGP), tingkat 2 meliputi Code of
Conduct (COC), Pedoman Kebijakan Manajemen (Management Policy )
dan Charter , tingkat 3 adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan
Work Instruction (WI). Cakupan dan alur isinya dirinci mulai dari pokokpokok kebijakan pada peringkat teratas sampai acuan kebijakan dasar bagi
pelaksanaan kegiatan, baik yang menyangkut kegiatan usaha, penanganan
resiko, maupun fungsi-fungsi pendukung yang diperlukan.
Gambar 7: Struktur Kebijakan Perusahaan
Sumber : CGP Antam 2010 hal. 5
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
59
Corporate Governance Policy merupakan induk kebijakan Perusahaan,
yang berisi himpunan pedoman-pedoman pokok pengelolaan Perusahaan yang
baik, sebagai acuan bagi seluruh kegiatan Antam. Code of Conduct, Charter,
Kebijakan Manajemen (Management Policy), dan Standard Operating Procedure
(SOP) dan Work Instruction (WI) merupakan himpunan kebijakan – kebijakan
bisnis dan uraian pendukungnya yang mengatur kegiatan-kegiatan Antam dalam
melakukan usahanya dan disusun dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
ada di dalam Corporate Governance Policy.
Agar alur kebijakan tetap konsisten maka pada setiap Code of Conduct,
Charter, Management Policy dan Standard Operating Procedure harus memuat
langsung bagian-bagian yang terkait dengan Corporate Governance Policy.
Dengan demikian, inkonsistensi dan benturan kebijakan yang mungkin terjadi
akan mudah dideteksi dan dapat langsung dihindari.
IV.2
Pendekatan Penyusunan Kebijakan
Penyusunan kebijakan dan prosedur Perusahaan berdasarkan pendekatan
tiga penopang utama, yaitu Objective, Risk Control (ORC). Pendekatan tersebut
berfungsi untuk:
a. Menterjemahkan tujuan/cita-cita principal (pemegang saham) dan agent
(manajemen) dalam mendirikan dan mengelola organisasi (CGP, MP, SOP);
b. Menjadikan risk management dan control sebagai bagian integral aktivitas
sehari-hari;
c. Menurunkan perilaku Transparan, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi
dan Fair (TARIF) ke seluruh bagian organisasi agar tidak berhenti di level
board.
Pendekatan Objective, Risk, Control (ORC) diarahkan untuk mendorong
fungsi level manajemen mampu menghidupkan governance dilandasi oleh check
and balance pada setiap level dan fungsi manajemen.
Corporate governance merupakan proses dalam pencapaian tujuan
Perusahaan agency transaction yang digambarkan sebagai tujuan (objective) yang
ditopang oleh kedua pilar (Risk and Control). Objective hanya dapat tercapai jika
Perusahaan dapat mengelola resiko dan memiliki kontrol atas organisasi.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
60
Penyusunan kebijakan juga memperhatikan arahan strategis dan kebijakan
lain yang telah dituangkan dalam kebijakan Dewan Komisaris dan Direksi
sebelumnya. Proses penyusunan dilakukan secara bertahap melalui Top Down dan
Bottom up Approach.
Menggunakan risk atau opportunity sebagai dua sisi mata uang untuk
menyatukan governance, risk dan control. Tujuannya adalah untuk membumikan
konsep governance pada semua tingkatan mulai dari top management hingga
operator agar dapat memahaminya.
Gambar 8: Pendekatan Penyusunan Kebijakan
Sumber : CGP Antam 2010 hal. 8
IV.3 Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Pada Program CSR Antam
Pada bab I sudah diungkapkan bahwa tujuan pertama pembuatan skripsi
ini
adalah
untuk
mempelajari
penerapan
prinsip-prinsip
GCG
dalam
implementasinya pada program CSR. Namun pada bagian ini akan menjabarkan
penerapan 5 azaz GCG yang dilaksanakan pada program CSR. Masing-masing
akan dijabarkan seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independency,
dan fairness.
Antam percaya bahwa implementasi program tanggung jawab sosial
perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan sangat
mempengaruhi keberlanjutan usaha Antam. Pada bagian ini akan dibahas satu
persatu mengenai ke 5 (lima) azaz GCG sebagai berikut:
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
61
A.
Transparansi (transparency)
Transparansi artinya perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku
kepentingan.
Perusahaan
harus
mengambil
inisiatif
untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Pada pelaksanaan
Program CSR di PT Antam Tbk terlihat sudah terlaksananya transparansi tersebut,
hal ini dibuktikan dengan dibuatnya Sustainibility Report dan PKBL Report, hal
ini terungkap dari wawancara dengan Senior Manager CSR sebagai berikut:
“Adanya laporan CSR (sustainability report) dan PKBL report yang kami buat
sejak dari tahun 2005, serta mudahnya masyarakat dalam mengakses CSR Antam
dari internet. Saya rasa itu dapat dengan mudah di pahami oleh masyarakat dan
kami sangat transparan.” (hasil wawancara dengan SM CSR, Jumat,7 mei 2010 pukul 15.00
wib)
Oleh karena itu dengan dibuatnya sustainability report di Antam setiap
tahunnya merupakan bentuk dari transparansi program CSR, karena di dalam
sustainability report terdapat laporan dari pelaksanaan program CSR selama satu
tahun ada juga PKBL report dan kedua buku tersebut dapat dibaca oleh siapapun
karena Antam menganut azaz transparansi dalam pengelolaan CSR nya sesuai
azaz GCG. Azaz transparansi itu diperkuat pula oleh mudahnya masyarakat dalam
mengakses sustainibality report dan PKBL report, baik melalui website di :
www.antam.com maupun jika mitra binaan atau siapapun yang datang ke Antam
untuk meminta bukunya juga dapat diberikan. Bahkan bentuk transparansinya
dapat juga masyarakat luas mengakses Annual Report dari website tersebut, dan
semua data yang disajikan oleh Antam merupakan hasil Audit jadi selain
transparan juga independen bukan hanya untuk membangun image perusahaan,
hal tersebut dilakukan karena Antam menganut azaz GCG dengan kuat. Berikut
ini hal-hal yang tercakup dalam sustainability report dan PKBL report:
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
62
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Antam merespon setiap perkembangan PKBL yang dicanangkan oleh
Pemerintah dengan penyesuaian pada struktur organisasi perusahaan. Sejak bulan
Juli 2005, pengelolaan PKBL di Antam tidak lagi berbentuk tim, namun masuk ke
dalam struktur organisasi perusahaan dan berada di bawah koordinasi Community
Development (Comdev) group. Pada tanggal 1 Agustus 2007, Comdev group
diubah
menjadi
CSR
group
berdasarkan
SK
Direksi
Antam
No.
152.K/0251/DAT/2007. Dengan adanya CSR Group, maka cakupan PKBL
semakinluas dan terarah.
Untuk lebih mengakomodasi kebutuhan perusahaan, pada tanggal 26 Juni
2008, Antam membentuk satu direktorat baru, yaitu Direktorat Umum &
Corporate Social Responsibility (CSR), yang dipimpin oleh seorang Direktur
berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berikut merupakan
program yang dilaksanakan oleh Antam Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan.
Program Kemitraan
Program Kemitraan (PK) Antam dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi
masyarakat sekitar dengan memberikan bantuan modal usaha dan investasi.
Bantuan ini merupakan dana bergulir (revolving fund) yang diambil dari
penyisihan maksimal 2% laba bersih tahun sebelumnya. Dalam skala prioritas,
pelaksanaan bantuan pinjaman dana diperuntukan bagi pengusaha mikro, kecil,
dan menengah, termasuk koperasi yang berada dalam wilayah oprasi Antam.
Peruntukan ini tidak hanya kepada perorangan, tetapi juga kepada kelompok
usaha yang memiliki jenis usaha yang sama.
Tabel 8 : penyaluran dana PK
Sumber : PKBL report 2008 hal 14
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
63
Selain memberikan bantuan pinjaman modal, Antam juga melakukan
pembinaan bagi semua mitra binaan yang disebut dengan capacity building.
Melalui pembinaan ini Antam berusaha meningkatkan kualitas mitra binaan
sehingga mereka diharapkan tidak hanya bersandar pada bantuan Perusahaan
terus-menerus, namun mampu berkreativitas menuju kemandirian usaha.
Pembinaan mitra binaan juga dilakukan dari segi pemasaran. Berbagai pameran
diikuti dengan melibatkan mitra binaan dengan tujuan untuk memperluas jaringan
pemasaran produk mitra binaan.
Realisasi dari program Kemitraan dilapangan adalah dengan adanya Mitra
Binaan Antam yang berjumlah ribuan orang. Beberapa contoh diantaranya adalah
Denia Ponti berupa sepatu hand made yang kini sudah besar bahkan ada di Pejaten
Village Mampang Jakarta Selatan, serta Udin Gallery yang berada pada Unit
Bisnis Pertambangan Emas Pongkor yang sudah mengekspor hasil kerajinannya
berupa miniatur pesawat terbang. Kedua contoh Mitra Binaan (MB) tersebut
hanyalah sebagian kecil yang ada, masih ribuan lagi jumlahnya jika disebutkan
satu persatu. Azaz transaparansi yang dirasakan oleh MB Antam seperti dikutip
pada wawancara berikut:
”Ya, saya mengetahui dari saya pernah lihat buku laporannya CSR Antam itu
berarti Antam sudah punya kebijakan managemen” (hasil wawancara dengan Mitra
Binaan 1, pada tanggal 1 Juni 2010).
”Saya banyak dibantu oleh staff comdev antam dengan diberitahu persyaratan.
Setelah semua terpenuhi, saya menjadi bagian mitra antam. Cukup mudah dan
transparan kok” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010).
Dana Program Kemitraan
Sebagai BUMN Pembina, Antam dapat menyalurkan dana pinjaman kepada
mitra binaannya secara langsung atau melalui kerjasama dengan BUMN Penyalur
dan/atau Lembaga Penyalur lainnya. Bentuk kerjasama penyaluran dana ini
dilakukan berdasarkan kontrak yang disetujui oleh kedua belah pihak, serta sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pada tahun 2008, terlihat adanya penurunan persentase penyaluran dana di
Kantor Pusat dengan angka yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
64
kebijakan penyaluran dana yang lebih ditunjukan pada daerah operasional bisnis
inti, dalam hal ini adalah UBP Nikel Pomalaa yang memang berproduksi tinggi.
Berdasarkan Peraturan Meneteri BUMN PER-05/MBU/2007, penyaluran
dana kerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM) melalui
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Bobato di Ternate, Maluku Utara, untuk
menyalurkan bantuan sebesar Rp 1.220.600.000. Dengan tambahan dana
kerjasama ini maka total penyaluran dana PK dan kerjasama adalah Rp
9.310.600.000, sedangkan dana PK yang langsung diberikan pada mitra binaan
adalah Rp8.090.000.000, seperti tertera pada grafik dibawah.
Dalam menyalurkan dana PK, Antam menggunakan prinsip kehati-hatian.
Dan yang belum disalurkan disimpan dalam bentuk deposito berjangka untuk
memudahkan pengawasan. Jumlah deposito Antam yang dialokasikan pada tahun
2008 adalah Rp39,5 miliar. Total dana PK disalurkan pada beberapa sektor usaha
yang dapat dirinci pada tabel dibawah. Pada tahun 2008, penyaluran dana sudah
sesuai, sehingga tidak ada lagi sektor usaha ’lain’, diluar sektor usaha yang
tercacat.
Tabel 9 : penyaluran dana PK berdasarkan sektor usaha
Sumber : PKBL report 2008 hal 16
Kinerja Program Kemitraan
Kinerja Program Kemitraan dinilai dari efektifitas dana yang disalurkan,
yakni kemanfaatan dana tersebut bagi penerima dana, serta tingkat kolektibilitas
berupa tingkat pengembalian. Tingkat pengembalian ini adalah pengembalian
angsuran yang di dalamnya termasuk jasa administrasi.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
65
Penilaian tingkat kolektibilitas pinjaman dievaluasi pada setiap akhir
periode laporan, yakni setiap triwulan. Metode penilaian piutang ini berdasarkan
analisis umur piutang (aging schedule) dan klasifikasi kolektibilitas berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN KEP-100/MBU/2002 tentang kesehatan BUMN.
Berdasarkan analisis laporan keuangan yang telah diaudit, tingkat
kolektibilitas tertinggi terdapat di wilayah Pasca Tambang Cikotok (97,17%)
dengan total penyaluran pinjaman sebesar Rp 380 juta. Sektor usaha yang
memiliki tingkat kolektibilitas tertinggi adalah perkebunan yaitu sebesar 79%
dengan total pinjaman adalah Rp760 juta. Dilain pihak, wilayah dengan tingkat
kolektibilitas terendah adalah UBP Emas Pongkor (43,58%) dengan
jumlah
pinjaman sebesar Rp1,050 miliar. Demikian pula dengan sektor usaha pertanian,
dengan tingkat kolektibilitas 40% dan jumlah pinjaman Rp230 juta, menduduki
tingkat kolektibilitas terendah. Secara rata-rata, tingkat kolektibilas dari tahun
2005 hingga 2008 digambarkan pada grafik berikut.
Tabel 10 : Tingkat kolektibilitas
Sumber : Sumber : PKBL report 2008 hal 17
Untuk memperbaiki kinerja kolektibilitas dan memberikan kesempatan bagi
mitra binaan dalam mengembalikan angsuran, maka sebanyak 578 Mitra Binaan
mendapat penjadwalan ulang. Angsuran yang belum dikembalikan sebagaian
besar merupakan kelanjutan dari pemyaluran dana kemitraan sebelum tahun 2005.
Walaupun angsuran dengan jasa administrasi yang harus dikembalikan oleh mitra
binaan tergolong sangat rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman rata-rata,
namun tanggung jawab dan kedisiplinan dalam berwirausaha harus ditegakan.
Pendapatan jasa administrasi ini dihimpun dalam dana bergulir (revolving fund),
yang digunakan untuk kelanjutan program kemitraan dengan meyalurkan dana
bagi mitra binaan yang lain.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
66
Bina Lingkungan
Kepekaan Antam atas masalah sosial merupakan wujud kepedulian Antam
pada pembangunan masyarakat yang berkualitas. Hal ini lah yang mendasari
Antam melakukan program Bina Lingkungan (BL) yang terstruktur, disamping
ketaatan memenuhi peraturan pemerintah.
Program bina lingkungan (BL) merupakan bentuk pengembalian sebagian
keuntungan perusahaan untuk kepentingan sosial dan pemberdayaan masyarakat,
khususnya disetiap daerah operasi perusahaan yang bersangkutan. Dana yang
digunakan adalah maksimal 2% dari laba bersih perusahan. Tampak dalam tabel
bahwa biaya BL tahun 2008 naik secara signifikan dari tahun sebelumnya. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara BUMN nomor 05/MBU/2007, pasal 11 ayat 2B
dan C, 30% dari total dana BL ini dialokasikan ke program BUMN peduli yang
disetorkan ke Kementerian Negara BUMN.
Rincian dana untuk BL dan dana BUMN peduli dalam empat tahun terakhir
dimana laporan ini dibuat oleh tim audit agar transparan dan adil, laporan ini
tersaji dalam miliar rupiah dalam grafik berikut:
Tabel 11 : Rincian dana BL dan dana BUMN peduli 2005-2008
Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 18
B.
Akuntabilitas (accountability)
yaitu perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
67
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Dalam hal ini
Antam sudah melaksanakan azaz akuntabilitas bagi program CSR yaitu dengan
dipublikasikanya pengelolaan alur pelaksanaan program kemitraan CSR Antam
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholders dan shareholders karena
dengan demikian program CSR dapat terlaksana serta Antam juga melaksanakan
BUMN Peduli sebagai wujud akuntabilitasnya terhadap Negara ini. Karena
dengan diketahuinya alur tersebut masyarakat dapat mengajukan permohonan
sesuai kebutuhan mereka dan akan dievaluasi pula oleh Antam. Azaz
akkuntabilitas ini pula dirasakan oleh MB Antam seperti dikutip pada hasil
wawancara berikut:
“Saya banyak dibantu oleh staff comdev antam dengan diberitahu persyaratan.
Setelah semua terpenuhi, saya menjadi bagian mitra antam. Cukup mudah dan
transparan kok” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010).
Tata Laksana Program Kemitraan
Antam mengatur tata laksana pengajuan keiukut sertaan program kemitraan
atau PK yang tertuang dalam standart kerja nomor 001 sebagai lampiran
keputusan Direksi Antam nomor 101.K/702/DAT/2005.
Proses awal pengajuan keikut sertaan PK adalah calon mitra mengajukan
proposal untuk dasar survey awal, yang kemudian dilanjutakn dengan evaluasi
dan pembahasan. Apabila calon mitra dinilai layak mendapatkan pinjaman dana
PK, maka akan diadakan perjanjian tertentu antara perusahaan dan calon mitra.
Setelah perjanjian disepakati, maka dana dapat disalurkan.
Otorisasi setiap langkah pengajuan keikut sertaan PK diawali dari staff
PKBL dan Comdev, dilanjutkan dengan asistan ASM Comdev, dan berakhir pada
SM CSR. Keterlibatan setiap struktur jenjang CSR dilakukan untuk memastikan
bahwa calon mitra binaan benar-benar layak menjadi mitra dan hasil yang
diharapkan dan dapat maksimal. Keseluruhan tata laksana dan alur proses
penyaluran PK dapat digambarkan sebagai berikut :
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
68
Gambar 9 : Alur Proses Kerja Penyaluran Program Kemitrraan
Sumber : Sumber : PKBL report 2008 hal 17
Program BUMN Peduli
Program BUMN Peduli 008 dititik beratkan pada 2 kegiatan, yakni program
BUMN peduli pangan dengan memberikan bantuan langsung pangan dan program
BUMN peduli pendidikan dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan.
BUMN Peduli Pangan
Dalam program BUMN peduli pangan, Antam berpartisipasi menyalurkan
sembako ke seluruh wilayah operasi Antam sebanyak 17.541 paket dengan nilai
Rp 1,75 miliar. Masyarakat yang menerima bantuan adalah masyarakat yang
paling terkena dampak kenaikan harga, yaitu keluarga kurang mampu dan
berpenghasilan rendah disekitar wilayah operasi Antam. Bantuan paket sembako
yang dibagikan berisi gula pasir, minyak goreng, susu kental manis, sirup, mie
instan, serta tepung terigu.
BUMN Peduli Pendidikan
Program BUMN peduli pendidikan dibagi menjadi beberapa program.
Untuk lebih memaksimalkan program tersebut, Antam ikut aktif dan fokus
berpartisipasi pada tiga kegiatan di tempat yang terpisah, yakni Program Hartomo
Mekanik Training Center (HMTC), Balai Besar Pelatihan Kerja Independen
(BBLKI), dan International Garmen Training Center (IGTC).
Program
HMTC
diselenggarakan
untuk
melatih
dan
memberikan
keterampilan mekanik segala jenis sepeda motor kepada para peserta pelatihan.
Pada akhir pelatihan, para peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai modal
mereka mendapatkan pekerjaan diberbagai perusahaan maupun untuk membuka
usaha sendiri. Pelatihan dilaksanakan dibeberapa kota di Sumatera (Medan,
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
69
Padang, Pekan Baru), Jawa (Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Malang), dan Bali, selama 3 hingga 4 bulan.
Program BLKI adalah program pelatihan untuk empat kejuruan yakni,
welding, drafter, mesin bubut, dan otomotif. Pelatihan ini dilaksanakan di Serang,
Banten.Peseta yang lulus pelatihan dan memenuhi syarat test lanjutan untuk
penempatan akan langsung bekerja di wilayah jabodetabek atau bahkan di luar
negeri. Peserta yang tidak berhasil lulus, akan kembali ke daerah masing-masing
dan diharapkan untuk tetap berkarya.
Program terakhir di BUMN Peduli Pendidikan adalah Peduli Pendidikan
Garmen atau IGTC di Sentul. Program ini dibagi menjadi 3 macam, tergantung
lama waktu program, meliputi 6 bulan, 8 bulan, dan 2 tahun.peserta yang lulus
pendidikan ditempatkan di wilayah Cikarang, Cirebon, Bandung, Yogyakarta,
Semarang, dan Surabaya.
Antam berpartisipasi aktif dalam program peduli pendidikan dan melakukan
seleksi secara serentak dengan mengajak tim penguji masingmasing program
turun ke wilayah daerah kerasi Antam. Pada tahun 2008, Antam mengirimkan 45
orang peserta pada program HMTC, 3 orang untuk progam IGTC selama 8 bulan,
dan 34 untuk propgram BBLKI. Melihat keberhasilan ketiga program yang telah
diikuti tersebut, Antam akan melanjutkan partisipasinya di tahun 2009.
Kegiatan Bina Lingkungan Antam
Di tahun sebelumnya, kegiatan Bina Lingkungan (BL) dialokasikan menjadi
5 kegiatan, yaitu untuk sarana prasarana umum; pendidikan dan pelatihan;
peningkatan kesehatan; sarana ibadah; dan bencana alam. Namun berdasarkan
Peraturan Menteri BUMN PER-05/MBU/2007, pada tahun 2008 ini kegiatan
ditambah dengan ’pelestarian alam’, sehingga terdapat 6 bentuk kegiatan dalam
program BL, yaitu:
1.
Pendidikan dan pelatihan
2.
Sarana Prasarana Umum
3.
Peningkatan Kesehatan
4.
Sarana Ibadah
5.
Bencana alam
6.
Pelestarian alam
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
70
Total biaya BL tahun 2008 meningkat sekitar Rp 20 miliar dibandingkan
dengan 2007, termasuk dana untuk BUMN Peduli. Dari komposisi penyaluran
biaya, dana untuk pendidikan dan pelatihan mendapat bagian terbesar, dengan
pengeluaran dana sebanyak Rp 5,802 miliar, sedangkan alokasi dana tertinggi
diberikan untuk wilayah UBP Nikel Pomalaa, sebagai daerah operasi Antam yang
terbesar. Total dana untuk BL tahun 2008 adalah Rp 15.319.828.001 dan bagian
dana lain adalah Rp 13.849.000.000 untuk kegiatan BUMN Peduli. Dari 2 macam
pembiayaan ini maka total dana BL yang langsung disalurkan oleh Antam untuk 6
macam kegiatan, serta dana untuk BUMN Peduli adalah Rp 29.168.828.001.
Gambar 12 : Rincian Penyaluran Bina Lingkungan Tahun 2008 (dalam miliar rupiah)
Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 30
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pemberian Beasiswa
Antam memberikan perhatian besar pada pendidikan anak Indonesia. Antam
yakin bahwa pendidkanmerupakan salah satu upaya untuk meningkatkan taraf
hidup dan memberantas kemiskinan. Disamping itu, melalui pendidikan, Antam
mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa menuju masyarakat
yang mandiri,serta menciptakan kesempatan bersaing secara nasional maupun
internasional. Kepedulian ini diwujudkan dalam bentuk bantuan pendidikan
berupa beasiswa,juga bantuan honor guru,serta pembangunan sarana dan
prasarana pendidkan seperti pembangunan gedung sekolah,pagar sekolah, dan
pemberian buku pembelajaran.
Bentuk beasiswa yang diberikan oleh Antam mulai dari jenjang pendidikan
Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pemberian beasiswa tersebut
dioeruntukan bagi pelajar yang tidak mampu namun berprestasi. Khusus untuk
beasiswa perguruan tinggi diberikan kepada mahasiswa terpilih, yakni kepada
putera daerah. Dalam memberikan beasiswa tingkat strata satu ini Antam
bekerjasama dengan berbagai Universitas di Indonesia,misalnya Universitas
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
71
Haluleo, Kendari; Universitas 19 November, Kolaka; Universita hasanuddin,
Makassar. Kerjasama ini dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun, meliputi
pemberian uang kuliah dan uang buku, juga pengawasan prestasi mahasiswa yang
bersangkutan. Jumlah penerima beasiswa pada tahun 2008 mengalami
peningkatan signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya, yakni dari 974
menjadi 2.449 orang (151,44%).
Tabel 13: Jumlah penerima beasiswa tahun 2007 dan 2008
Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 31
Pelatihan dan Capcity Building
Selain memberikan besiswa, Antam secara rutin mengadakan berbagai
pelatihan untuk masyarakat. Pelatihan yang berhubungan dengan pendidikan
adalah Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Teen Basic Training yang diberikan
bagi siwa SMP dan SMA yang berada disekitar kantor Antam di Jakarta. Tujuan
pelatihan ini untuk menciptakan kestabilan emosi dan mental bagi generasi muda,
seiring dengan tumbuhnya pengetahuan yang mereka miliki.
Pelatihan lainnya diberikan melalui capacity building bagi mitra binaan
Antam. Pelatihan Mitra Binaan tahap I tahun 2008 dilakukan bekerjasama dengan
Asosiasi Mitra Binaan Antam, bertempat di Hotel Kaisar, Jakarta, pada tanggal 14
dan 15 Agustus 2008. Peltihan ini mencakup materi
holistic economy
dan
entrepeneurship, yakni pemahaman atas kinerja ekonomi dan wirausaha untuk
membuka usahawan yang tangguh, profesional, dan berkinerja tinggi. Acara ini
diikuti oleh 50 mitra binaan yang berasal dari wilayah operasi Antam di
Pomalaa,Pongkor, Cikotok, dan Kantor Pusat Jakarta. Selain pelatihan, kegiatan
ini menjadi ajang silahturahmi dan pemantapan eksistensi Asosiasi Mitra Binaan
Antam sebagai lembaga yang mewadahi kegiatan seluruh mitra binaan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
72
Pelatihan Mitra Binaan tahahp II dilakukan dengan Corporate Leadership
Development Institute (CLDI) di Gedung Antam Pusat, Jakarta, pada tanggal 24
dan 25 November 2008. Sama dengan pelatihan tahap I, dalam tahap II ini 50
mitra binaan hadir, bersilahturahmi, dan belajar mengenai peluang, tantangan,
masalah, serta tata kelola manajemen dan administrasi bagi wirausaha.
Pelatihan ini dilakukan di Maluku Utara bekerjasama dengan PT
Permodalan Nasional Madani (PNM) bagi calon mitra binaan Antam yang diikuti
122 peserta. Selain pelatihan mental dan pembentukan karakter serta manajemen
usaha dan Administrasi, kegiatan ini menjadi ajang seleksi untuk mencari mitra
binaan yang berkualitas. Lebih lanjut, secara khusus Antam juga mengadakan
pelatihan budidaya dan pemeliharaan ayam Arab bekerjasam dengan Badan Pusat
Pengembangan Teknologi (BPPT). Kegiatan dilakukan di Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diikuti oleh 20 orang dari 10 desa Kecamatan
Nanggung. Budidaya ayam Arab ini menpunyai peluang usaha yang besar karena
ayam Arab lebih cepat menghasilkan telur, serta khasiat telur yang dipercaya lebih
baik dari telur ayam biasa. Oleh karenanya pangsa pasra telur ayam Arab menjadi
semakin tinggi seiring tingginya permintaan dari konsumen. Usaha inilah yang
akan dibidik oleh para mitra binaan Antam.
PENINGKATAN KESEHATAN
Sebagi upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, Antam telibat aktif
dalam perbaikan gizi, khususnya untuk anak balita. Pelaksanaan perbaikan gizi
dimulai dari bulan Mei hingga September 2008. Sepanjang kurun waktu tersebut,
Antam melakukan kunjungan rutin sebanyak 36 kali untuk mensosialisasikan
maksud maksud dan tujuan pemberian makanan yang harus dilakukan, dengan
rangkaian pemeriksaan status gizi, konseling gizi, serta pengobatan penyakit.
Terdapat 26 balita dengan gizi buruk di 3 desa (desa Bantar Karet,Malasari,dan
Cisarua)di wilayah Kecamatan Nanggung yang merupakan daerah ring satu unit
operasi UBP Emas Pongkor. Unit mencegah timbulnya masalah gizi ini, Antam
juga berupaya memberikan penyuluhan, khususnya kepada para ibu agar maslah
gizi dapat diatasi sejak dini.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
73
Selain itu, program lain seperti pengobatan gratis, khitanan masal dan
pemberian obat-obatan dilakukan secara berkala. Pengobatan gratis dilakukan di
wilayah Maluku Utara bagi masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini ini
meliputi pemberian gizi tambahan dan penanggulangan penyakit, seperti infeksi
saluran pernapasan atas,malaria,alergi,diare,dan penyakit kulit. Pelaksanaan
dilakukan oleh Tim Medis Antam yang berkeliling mengunjungi desa-desa
menggunakan transportasi darat dan laut. Bantuan peralatan kesehatan juga
disalurkan ke berbagai rumah sakit atau poliklinik setempat. Pembangunan dan
kegiatan untuk mendukung kesehatan seperti ini dilakukan secara rutin di semua
unit operasi Antam berdasarkan kebutuhan tiap daerah. Bahkan kegiatan khitanan
massal sudah menjadi program utama Antam setiap tahunnya di kantor pusat.
SARANA IBADAH
Disamping fasilitas sosial, umum dan kesehatan, Antam memberikan
bantuan pembangunan sarana ibadah untuk berbagai agama dalam jumlah yang
seimbang. Beberapa kegiatan untuk mendukung saran ibadah dilakukan misalnya
di pulau Malin, Kecamatan Bintan Timur, dan di Kampung Kalong, Pongkor,
Jawa Barat. Pembuatan mushola di Pulau Malin dilakukan memenuhi permintaan
masyarakat yang memang tidak mempunyai tempat ibadah yang memadai.
Pembangunan ini dilakukan bekas tambang. Sedangkan renovasi Masjid Al-Azhar
di Pongkor dilakukan karena kondisi masjid yang sudah tidak layak pakai.
Renovasi ini dikerjaan bersama-sama dengan masyarakat setempat. Perhatian
Antam tidak terhenti pada pembangunan infrastruktur semata. Dalam bidang
keagamaan ini Antam turut berpartisipasi dalam berbagai program seperti
penyelenggaraan MTQ Maluku Utara serta perayaan hari-hari besar agama
lainnya.
BANTUAN BENCANA ALAM
Antam selalu cepat tanggap dalam memberikan bantuan sosial pada korban
bencana alam dalam skala nasional maupun lokal. Bentuk bantuan yang diberikan
adalah makanan dan minuman, pakaian, obat-obatan, termasuk penyediaan tenaga
dokter. Pada tahun 2008, Antam membantu korban bencana alam yang terjadi di
Pulau Obi (Halmahera Selatan) senilai Rp 72.115.000, serta korban gempa di
Gorontalo dan Sulawesi Tengah sebesar Rp 109.390.000.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
74
PELESTARIAN ALAM
Program unggulan BL Antam pada pelesatarian alam adalah dibangunnya
Model Kampung Konservasi (MKK) di wilayah Kecamatan Nanggung, PongkorJawa Barat. MKK merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian
terhadap lingkungan dan mereka melakukan penanaman lahan-lahan tidur dengan
tanaman yang bernilai ekonomis serta bertujuan untuk menjaga ekosistem hayati
yang disekitarnya. Kelompok MKK bekerja sama dengan pihak Taman Nasional
Gunung Halimun Salak (TNGHS) berencana melakukan konservasi lahan kritis
dengan lebih terarah dan sekaligus membantu menjaga habitat suaka yang ada di
Taman Nasional tersebut. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kondisi
lingkungan dan pelestarian alam dapat terjaga dengan lebih baik.
C.
Responsibilitas (responsibility)
Responsibilitas artinya perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang dan mendapatkan pengakuan sebagai good corporate citizen. Penulis
melihat adanya azaz responsibility ini diterapkan pada Antam, karena pada buku
laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability report) dijelaskan komitmen
Antam dalam melaksanakan CSR dijelaskan bahwa pada tahun 2008 adalah tahun
yang penuh tantangan bagi Antam, dimana harga komoditas secara signifikan,
khususnya untuk komoditas Nikel, dan krisis global yang memaksa perusahaanperusahaan baja di berbagai Negara mengurangi produksinya sehingga penjualan
bijih nikel maupun feronikel mengalami kelesuan, merupakan tantangan di sisi
bisnis dan operasional yang harus dihadapi (sustainability report 2008, hal. 8).
Namun dalam kondisi seperti apapun Antam tetap melaksanakan tanggung
jawabnya baik dalam mengelola lingkungan, serta mengembangkan masyarakat di
daerah operasi karena hal tersebut tidak terpisahkan dari kegiatan operasional.
Maka sesuai dengan komitmen tersebut, pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) di bulan Juni 2008, telah diangkat satu direktur baru, yaitu Direktur
Umum & CSR. Sejalan dengan itu, saat ini di tingkat Dewan Komisaris telah
memiliki satu komite sebagai counterpart Direktorat Umum & CSR yang baru,
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
75
yaitu Komite Corporate Social Responsibility, Lingkungan & Pasca Tambang
(CSR-LPT).
Pengangkatan Direktur Umum & CSR serta pembentukan Komite CSRLPT tersebut merupakan awal bagi implementasi tanggung jawab sosial Antam
yang lebih baik. Keberlanjutan dan peningkatan program tanggung jawab sosial
Antam selama ini merupakan bukti komitmen tersebut. Berikut merupakan
kutipan dari bagaimana CSR antam menjalankan azaz responsibility-nya :
“Telah disinggung di atas, bahwa sebelum suatu program CSR disetujui, maka
dilakukan pemetaan terhadap kebutuhan stakeholder, kemudian dibentuk focus
group discussion (FGD) yang anggotanya diambil dari Antam, Pemda,
masyarakat dan LSM. Pada FGD inilah digodok program-program apa yang
akan dijalankan di masing-masing desa. Jika semua pihak telah menyetujui maka
barulah Antam akan memasukkan hal tersebut dalam RKAP-nya.”
(hasil wawancara
dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42)
Tinjauan Utama (Highlights) program CSR Antam
1. Bidang Ekonomi
Sebagai perusahaan pertambangan dan pengelolaan mineral
terkemuka,
kegiatan
operasi
Antam
yang
terintegrasi
bertujuan
menciptakan nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku
kepentingan. Pencapaian nilai dan kinerja ekonomi perusahaan yang baik
menjadi dasar untuk melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial yang
semakin terpola. Bentuk tanggung jawab perusahaan di bidang ekonomi
ditunjukan dengan berkontribusi secara aktif terhadap pengembangan
ekonomi masyarakat melalui Program Kemitraan (PK). Antam juga
memaparkan kontribusi perusahaan terhadap Negara melalui pembayaran
pajak, royalty, dan deviden.
2. Bidang Lingkungan
Antam mewujudkan komitmen pada pelestarian lingkungan dengan
melakukan penutupan tambang sesuai peraturan. Kegiatan pemulihan
lingkungan pasca tambang ini disesuaikan dengan tata ruang dan telah
berjalan dengan baik.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
76
Selain
mempertahankan
proses
kunci
dalam
pengelolaan
lingkungan dengan penerapan system manajemen lingkungan berdasarkan
ISO 14001, Antam Pongkor berhasil meraih prestasi “PROPER Hijau”.
PROPER Hijau merupakan sertifikasi kedua di bawah PROPER Emas
yang terbilang istimewa untuk didapatkan oleh perusahaan di bidang
pertambangan karena berarti berhasil menerapkan pengelolaan lingkungan
melebihi peraturan yang telah ditetapkan dan mengimplementasikan
program CSR dengan baik. Pencapaian ini merupakan langkah awal
menuju target prestasi “PROPER Hijau” untuk semua unit usaha Antam di
tahun 2010 ini.
Penulis juga mengutip mengenai tanggung jawab lingkungan yang
telah dilakukan Antam dan sudah dirasakan oleh MB Antam:
“Yaah lumayan laah paling tidak kan tidak ada pencemaran yang
berakibat fatal apalagi waktu tahun 2008 ada penanaman pohon bersama
Pak Menteri BUMN itu” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni
2010).
3. Bidang Sosial
Tanggung jawab Antam di bidang social diwujudkan dalam
program Pengembangan Masyarakat (community development/Comdev)
dan Bina Lingkungan. Kegiatan Pengembangan Masyarakat bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain melalui pemberian
beasiswa dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan, serta kegiatan
social yang mengarah pada bantuan masyarakat, misalnya pembangunan
infrastruktur dan pembagian sembako. Kegiatan tanggung jawab di bidang
Comdev dan bina lingkungan ini dilakukan secara terus menerus dan
merata di seluruh wilayah operasi Antam.
Pencapaian Antam yang menonjol dalam bidang social ditandai
dengan meningkatnya secara signifikan tingkat kesejahteraan, tingkat
kesehatan, tingkat kualitas pendidikan, misalnya yang terjadi di Sulawesi
Tenggara dan Maluku Utara, daerah di mana Unit Bisnis Pertambangan
Nikel Antam beroperasi. Pencapaian ini tidak hanya berdampak langsung
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
77
pada masyarakat di daerah tersebut, namun mendorong kerjasama yang
lebih erat antara perusahaan dan pemerintah. Pencapaian tersebut
menggambarkan prinsip dasar kegiatan tanggung jawab social dalam tiga
pilar utama (trimitra): perusahaan, pemerintah, dan masyarakat yang saling
berhubungan, serta tali temali antar program yang tidak dapat dipisahkan
(triple bottom line). Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan Senior
Manager CSR:
“Seperti yang sebelumnya dikatakan yaitu dengan menggunakan pola
Trimitra. Jadi, Antam itu menggunakan pola Trimitra dalam menyusun
programnya. Kami berdiskusi dengan stakeholders apa yang menjadi
kebutuhan dari mereka agar perusahaan dapat membuat program yang
sesuai dengan kebutuhan.” (hasil wawancara dengan SM CSR pada hari
Jumat, 7 mei 2010 pukul 15.00 wib)
Gambar 10 : triple bottom line
Sumber : Sustainibility report CSR Antam hal. 4
Hubungan antar kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta masyarakat,
pemerintah, dan perusahaan yang saling melengkapi dan berkaitan.
Tanggung jawab sosial Antam tidak hanya berhenti pada
pencapaian di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial bagi pihak eksternal
saja. Kesejahteraan dan hubungan internal di dalam perusahaan juga
mendapat perhatian yang besar dari perusahaan. Ketaatan pada tata kelola
perusahaan yang baik mencerminkan ketangguhan Antam dalam menjaga
kualitas komponen internal perusahaan. Pembinaan dan peningkatan
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
78
kesejahteraan pegawai merupakan nilai investasi perusahaan yang terus
dijaga. Dengan demikian, kegiatan tanggung jawab sosial yang
diperuntukan bagi pihak eksternal dan internal selalu diupayakan agar
seimbang dan berkesinambungan.
Secara keseluruhan menurut sustainibility report pada tahun 2008
cukup menggembirakan. Kinerja ini meliputi produktifitas, dan proses
peraturan dan lingkungan yang realisasinya melebihi target yang
dicanangkan. Dua hal yang belum mencapai target, yakni resiko operasi
dan komposisi pegawai yang belum sepenuhnya sesuai dengan best
practies, menjadi tantangan tersendiri bagi Antam. Kedua risiko tersebut
mendapat perhatian khusus dan Antam telah menganalisis ssemua kendala
untuk menyusun strategi perbaikan.
D.
Indepedensi (independency)
Indepedensi artinya perusahaan harus dikelola secara independent
sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
diintervensi oleh pihak lain. Oleh karena itu Antam dalam menyusun program
CSR nya tidak secara spontan dan bukan tanpa dasar perencanaan yang matang
baik dari segi biaya maupun kegiatan, namun hal tersebut sudah direncanakan
untuk 5 (lima) tahun kedepan dan tidak bersifat kaku, pada PT Antam Tbk disebut
dengan Master Plan. Hal ini dilakukan agar tidak ada dominasi dari pembuat
program CSR di Antam dan tidak ada intervensi karena master plan dibuat
berdasarkan hasil diskusi dan survey dari stakeholders berikut hasil kutipan
wawancara: “Antam memiliki konsep yaitu Trimitra. Trimitra adalah konsep
Antam dalam menyusun program CSR dengan lingkungan Antam sendiri,
masyarakat, dan Pemda.” (hasil wawancara dengan SM CSR pada hari Jumat, 7 mei
2010 pukul 15.00 wib) dibawah ini akan dijabarkan mengenai Master Plan CSR
Antam secara garis besar.
Master Plan
Untuk memastikan efektifitas implementasi Kebijakan Manajemen CSR di
lingkungan perusahaan termasuk unit-unit bisnis Antam membuat Master Plan
yang menjadi pedoman bagi seluruh Unit Bisnis maupun Kantor Pusat dalam
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
79
mengimplementasikan program-program CSR. Hal ini seperti kutipan dari hasil
wawancara sebagi berikut:
“Antam membuat “Master Plan CSR” yang akan menjadi pedoman bagi seluruh
Unit Bisnis maupun Kantor Pusat dalam mengimplementasikan program program CSR yang selaras dengan Kebijakan Manajemen CSR. Di dalam Master
Plan tersebut dimuat mengenai Visi dan Misi CSR PT Antam Tbk, termasuk
Strategi Pengembangan dan Program Unggulan. Unit Bisnis dan Kantor Pusat
selanjutnya akan menerjemahkan program unggulan tersebut dalam bentuk
program utama yang akan dijalankan setiap tahun. Dengan demikian, efektifitas
implementasi Kebijakan Manajemen CSR yang tersebut di dalam CGP bisa
dipastikan dengan melihat kesesuaian program unggulan dan program utama
terhadap CGP CSR.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30
April 2010 pukul 15.42)
Corporate Social Responsibility memiliki nilai strategis sebagai bentuk
investasi sosial jangka panjang. Implementasi CSR juga menjadi bagian dari
upaya
untuk
meningkatkan
kinerja
perusahaan,
baik
dalam
menjaga
keberlangsungan operasional usaha (business sustainability), membangun nilai
positif/citra perusahaan (imaging) di mata publik, maupun menjaga hubungan
harmonis dengan stakeholders.
Berkembangnya isu mengenai CSR kemudian memunculkan berbagai
pertanyaan
di
benak
korporat,
sejauhmana
dan
bagaimana
CSR
diimplementasikan agar dapat memberikan dampak positif baik bagi perusahaan
maupun stakeholders?
Berdasarkan Analisis Kesenjangan (gap analysis) terhadap Posisi Antam
(yang pada dasarnya bertujuan untuk melihat lebih jauh antara keinginan yang
akan dicapai oleh perusahaan dengan kondisi saat ini atau secara sederhana adalah
untuk melihat posisi perusahaan sekarang dalam kaitannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan) maka terlihat apakah posisi perusahaan relatif berada pada
jarak yang masih jauh, sedang atau dekat untuk mencapai tujuan tersebut. Hal
ini berimplikasi pada strategi yang nantinya akan dilakukan oleh
perusahaan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
80
Gambarannya dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut
Dimana Posisi Kita Saat ini
1
2
3
VISI/MISI/Tujuan
Selanjutnya dari ilustrasi tersebut dapat dibuat matrik strategi perusahaan
sebagai berikut :
Tabel 14 : ilustrasi matrik strategi perusahaan
Posisi
1.
2
3
Keterangan
Strategi
Posisi Jauh (perusahaan masih jauh Intensif
dengan tujuan yang ingin dicapai)
Internalisasi
Pembentukan Nilai-nilai
Perusahaan (corporate
value building)
Posisi Medium (perusahaan berada Evaluasi (Evaluation)
pada upaya pencapaian tujuan Koreksi (Corrective)
perusahaan, perlu langkah evaluasi Explanation
apakah on the track)
Posisi dekat (perusahaan berada Sustainability
pada posisi yang sudah matang
untuk dapat mencapai tujuan)
Sumber : master plan CSR hal. 4
Secara ideal posisi perusahaan dapat dipilah diantaranya berdasarkan
aspek:
1. Organisasi (SDM pengelola)
2. Pembiayaan
3. Program CSR
Evaluasi pelaksanaan program CSR PT Antam berada pada posisi 2, dan
memerlukan strategi untuk mengkoreksi program-program yang telah ada dengan
disesuaikan pada VISI untuk menjadi perusahaan yang terkemuka dan terpercaya.
Oleh karena itu program-program yang ada harus berbeda dengan perusahaan
sejenis sehingga stakeholders dapat menangkap image yang positif dan sekaligus
sebagai upaya untuk brand building. Koreksi terhadap program-program
selanjutnya dilakukan dengan ekspansi program-program unggulan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
81
Berdasarkan hal tersebut dengan memperhatikan kondisi saat ini, maka
diperlukan adanya Master Plan CSR yang holistik dan integratif, yang
memberikan jalan dan arah untuk pencapaian CSR yang Excellent, yang sejalan
dengan visi misi Antam 2010 Undang-undang nomor 40 Tahun 2007, rencana
ISO 26000 dan berbagai standar-standar CSR lain.
Dokumen Master Plan adalah sebuah ”living document”. Living document
disini berarti adalah bahwa master plan bukanlah suatu dokumen yang bersifat
kaku dan tidak dapat dirubah, tetapi memungkinkan untuk selalu diadaptasikan
dengan perkembangan dan dinamika yang senantiasa berubah. Dalam master plan
ini juga terdapat diskresi kreatifitas bagi Antam Tbk. untuk dapat memperbaiki,
merubah, dan menyesuaikan program, tujuan, dan indikator yang sudah tercantum
dalam dokumen dikaitkan dengan perubahan yang terjadi.
Untuk
dapat
merubah
program,
tujuan,
dan
indikator,
Antam
menggunakan media monitoring dan evaluasi dalam memantau perkembangan
capaian dari program yang dilaksanakan. Monitoring dilakukan selama program
berlangsung. Evaluasi dilakukan selama setahun sekali dan evalusi mid-term
dilakukan dipertengahan project.
Namun dalam hal monitoring sepertinya Antam masih kekurangan tenaga
untuk monitoring tersebut hal ini seperti hasil wawancara yang dikutip sebagai
berikut: “Monitoring. Itu saja. Dengan monitoring masalah dapat segera
diketahui dan kami dibantu mencari solusinya kalo kami belum mampu” (hasil
wawancara dengan Mitra Binaan 1, pada 1 Juni 2010). Jadi, selama ini monitoring
memang dilakukan namun masih belum maksimal, hal ini diakibatkan karena
terlalu banyak jumlah mitra binaan namun tenaga untuk monitoring masih kurang
dapat memenuhinya.
Adapun tujuan dari pembuatan master plan CSR adalah:
1) Penyusunan Master Plan CSR dimaksudkan untuk mendukung Antam
menyiapkan dan merancang Grand Strategy dan Miles stone program CSR
yang berbasiskan karakteristik dan kondisi pada masing-masing wilayah unit
bisnis.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
82
2) Tercapainya CSR Antam Excellent yang holistik dan integratif, sejalan
dengan Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007, rencana ISO 26000 dan
berbagai standar-standar CSR lain.
3) Terwujudnya KPI Direksi 2010 dan visi misi Antam sebagai perusahaan
tambang ramah lingkungan yang berstandar internasional dengan keunggulan
kompetitif di pasar global.
Pokok Kebijakan Pengembangan Master Plan CSR
Pokok pengembangan Master Plan CSR ini difokuskan pada:
1. Kebijakan Dasar CSR (CSR policy)
Kebijakan dasar program CSR Antam yang menyangkut:
 Visi
 Misi
 Nilai-nilai inti (Core value)
 Tujuan, dan
 Sasaran program
Berbagai hal tersebut diharapkan sejalan dengan visi misi dan kebijakan
Antam secara corporate, UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, rencana ISO 26000, dan berbagai
standar-standar CSR lainnya serta menjadi perangkat pencapaian KPI (Key
Performance Indicator) Direksi tahun 2013.
2. Rencana Strategis Program CSR (Grand strategy and milesstone CSR
program); yang mengintegrasikan dan mengakomodasi karakteristik,
masalah, kebutuhan, dan potensi seluruh wilayah operasi PT Antam.
Adapun program selama 5 tahun dibagi sebagai berikut:

Program Jangka Pendek adalah Program dengan Jangka Waktu 1
sampai 2 tahun

Program Jangka Menengah adalah Program dengan Jangka Waktu 2
sampai 3 tahun

Program Jangka Panjang adalah Program dengan Jangka Waktu 3
sampai 5 tahun
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
83
3. Mekanisme Pelaksanaan CSR (CSR procedure), meliputi:

Sistem koordinasi kelembagaan

Prosedur/mekanisme dalam implementasi program

Pola komunikasi, baik internal maupun eksternal.
4. Strategi Pelibatan Stakeholder (Stakeholders Engagement Strategy),
meliputi:

Identifikasi stakeholder

Analisis stakeholder berdasarkan persepsi dan kepentingan

Strategi kemitraan dengan stakeholder
5. Indikator Kinerja Program CSR, meliputi:

Keberlanjutan (Sustainability)

Dampak (Impact)

Cakupan (Outreach)
Program CSR Antam Tbk.
Berbagai program CSR yang dilaksanakan disasarkan pada :
 Mendukung program-program di tingkat daerah untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, meningkatkan kesehatan ibu
dan anak
 Mendukung program-program di tingkat daerah khususnya yang berkaitan
dengan pendidikan dasar 9 tahun
 Mendukung program-program di tingkat daerah dalam penyediaan
infrastruktur yang berbasis kemandirian ekonomi lokal
 Mendukung kecukupan pangan melalui aktivitas ekonomi berbasis
sumberdaya
 Mengembangkan
program
yang
menyangkut
penguatan
kapasitas
kelembagaan, perlindungan budaya lokal, dan pelestarian lingkungan
 Terlaksananya program CSR yang didasari tata kelola yang baik melalui
pelibatan multi pihak
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
84
 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dalam mengelola
program CSR
 Meningkatkan profesionalitas unit pelaksana CSR di masing-masing Unit
Bisnis.
Adapun strategi untuk mengembangkan dari Program CSR adalah :
1. Melakukan perencanaan program CSR secara bersama-sama antara kantor
pusat dan masing-masing Unit Bisnis yang mengacu kepada Master Plan
Program.
2. Mengembangkan
program
yang
menyangkut
penguatan
kapasitas
kelembagaan, perlindungan budaya lokal, dan pelestarian lingkungan.
3. Meningkatkan kualitas dan penguatan kapasitas kemandirian kelembagaan
kelompok-kelompok masyarakat (Civil Society Organization) yang ada di
sekitar wilayah operasi Unit Bisnis.
4. Adanya program CSR yang bersifat pilot project di masing-masing Unit
Bisnis dengan melibatkan pihak ketiga.
5. Program CSR di masing-masing Unit Bisnis harus sesuai dengan tahapan
siklus penambangan termasuk di dalamnya alokasi penganggaran.
6. Mendorong adanya multi stakeholder forum sebagai wadah komunikasi
berbagai
pihak
terhadap
permasalahan-permasalahan
sosial
dan
pembangunan sesuai dengan karakteristik masing-masing Unit Bisnis.
7. Memperkuat pengendalian dan pengawasan kantor pusat terhadap
pelaksanaan program CSR di masing-masing Unit Bisnis melalui alat
monitoring yang komprehensif dan terukur.
E.
Kewajaran dan Kesetaraan (fairness)
Dalam hal ini berarti perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan. Program CSR Antam yang selama ini dijalankan
oleh Antam telah mempengaruhi profit perusahaan oleh karena itu kepentingan
pemegang saham dan juga kepentingan saham lainnya merasa tidak rugi untuk
menyimpan sahamnya di Antam. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
sebagai berikut;
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
85
“Dalam kaitan dengan pelaksanaan CSR, Antam tetap mengedepankan prinsipprinsip GCG termasuk azas fairness baik kepada pemegang saham (shareholder)
maupun pemangku kepentingan (stakeholder). Kepada shareholder, dengan
melaksanakan CSR yang baik, maka diharapkan perusahaan akan sustain dan
penciptaan profit (yang sekaligus akan meningkatkan nilai pemegang saham)
dapat berjalan dalam jangka panjang. Sedangkan bagi stakeholder, program CSR
yang baik akan meningkatkan tingkat kesejahteraannya.”(hasil wawancara
dengan Direktur Umum&CSR melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42
wib).
Dengan dilaksanakannya program CSR dengan komitmen yang kuat
ssehingga berdampak pula pada pemegang saham serta masyarakat. Hal ini
dipengaruhi dengan pelaksanaan program CSR sehingga profit perusahaan
menjadi sustain sehingga pemegang saham percaya kepada Antam untuk
menanamkan sahamnya di Antam. Selain itu, dampak di masyarakat adalah
dengan adanya program ini sehingga masyarakat menjadi loyal dan percaya
kepada Antam karena kehidupan mereka bisa dapat lebih terbantu dan lebih baik
dari sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan MB sebagai berikut :
“Wah puas laah mba, saya sekarang sudah lumayan maju pesat karena program
mitra binaan antam ini. Lebih mengetahui apa yang kami perlukan agar dapat
berdaya. Pameran sudah membantu, tapi dengan bantuan di bangun gallery,
tentu akan mudah bagi kami untuk memasarkannya” (hasil wawancara dengan
Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010).
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Kinerja keuangan perusahaan di tahun 2008 Antam membukukan laba
bersih diaudit (audit consolidated report) sebesar Rp1,368 triliun dengan Laba
Bersih per lembar saham (Earning Per Share, EPS) sebesar Rp143,48 turun 73%
dibandingkan pencapaian laba bersih sebesar Rp5,119 triliun dengan EPS
Rp536,67 pada tahun 2007. Penurunan ini salah satunya disebabkan adanya
penurunan pendapatan dari segmen nikel serta adanya kenaikan biaya yang terkait
dengan peningkatan harga bahan bakar.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
86
Penjualan Antam tahun 2008 turun sebesar 20% menjadi Rp9,592 triliun
dibandingkan penjualan tahun 2007 sebesar Rp12,008 triliun. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh turunnya volume penjualan dan harga komoditas
feronikel serta bijih nikel. Komoditas feronikel dan bijih nikel masing-masing
menyumbang menyumbang 37% dan 31% dari nilai penjualan Antam, sedangkan
emas, perak dan jasa pemurnian sebesar 29%, serta bauksit sebesar 3%.
Walau harga nikel menurun sehingga menyebabkan penurunan laba
perusahaan namun tidak menyurutkan kegiatan program CSR nya terbuktinya
dengan tetap berjalannya program CSR bahkan hubungan dengan stakeholders
pun tetap dijaga sebaik mungkin.
IV.4 Implikasi Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Pada Program CSR Antam
Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan
dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam
berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan
kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengambangkan masyarakat disekitar
kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak
hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi,
melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan
kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di
sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas
keberadaan perusahaan. Penerapan CSR pada PT Antam Tbk pun mempunyai
kebijakan yang mendasarinya yaitu melalui 5 azaz GCG seperti yang telah
disebutkan.
Dengan melaksanakan program-program CSR yang didasari oleh kelima
azaz GCG artinya penerapan program CSR PT Antam Tbk sudah dilaksanakan
dengan benar, karena azaz-azaz tersebut mengatur kegiatan-kegiatan CSR agar
terarah dan sesuai kelima azaz GCG. Implikasi dengan diterapkannya azaz GCG
pada satuan kerja CSR berdampak positif pada program-program yang dijalankan
oleh satuan kerja tersebut. Antam secara terus menerus melakukan analisis dan
respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan, sosial, dan
ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan dalam
bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan oleh stakeholders seperti
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
87
yang dikemukakan pada azaz fairness dimana harus memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Analisis dampak secara mendalam merupakan langkah awal untuk
memahami tantangan-tantangan keberlanjutan dan akan dicapai melalui
transparansi dengan stakeholder. Antam melakukan usaha-usaha yang maksimal
untuk mengevaluasi dampak-dampaknya melalui kolaborasi dengan karyawan dan
para stakeholders yang terkena dampak terbesar. Contoh konkret yang
dilaksanakan dalam mengatasi dampak yang dirasakan oleh stakeholders adalah
dengan penanaman pohon di Pongkor dimana itu merupakan lokasi tambang emas
bagi Antam dan dengan diraihnya sertifikasi ISO 14001 (Sistem Managemen
Lingkungan) pada tahun 2000 di wilayah UBP Nikel Pomalaa dan tahun 2002 di
UBP Emas Pongkor. Selain itu dengan membantu dalam pemberian beasiswa
yang ada disekitar wilayah operasi Antam seperti Maluku Utara, Buli, dan
sebagainya.
Implementasi pembangunan berkelanjutan harus bermakna dan relevan pada
setiap situasi lokal. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab
sosial (CSR) Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal,
sekalipun nasional, bahkan internasional. Pada intinya, Antam berupaya
”menghidupkan” konsep pembangunan berkelanjutan melalui praktik dan
implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini dicapai dengan adanya panduan
operasional bagi setiap individu di seluruh wilayah kegiatan Antam.
Bukti dengan sudah diterapkannya azaz GCG pada kegiatan CSR adalah
bahwa Antam termasuk salah satu anggota dari Program for Pollution Control
Evaluation and Rating (PROPER) Indonesia, yang mendorong perusahaan untuk
berkinerja melabihi aturan – aturan dan standar-standar mendasar yang telah
ditetapkan dalam hal lingkungan. Penilaian PROPER di tahun 2005 memberikan
peringkat Biru kepada UBP Nikel Pomalaa dan UBP Emas Pongkor yang
didasarkan pada implementasi pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun, sistem manajemen lingkungan, manajemen
penggunaan sumber daya, serta hubungan dengan masyarakat sekitar.
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
88
IV.5 Hambatan Implementasi Penerapan GCG Pada Program CSR
Pada bab I penulis telah menyebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah
selain untuk mengetahui implikasi penerapan prinsip-prinsip GCG dalam
implementasinya pada program CSR juga untuk mengetahui hambatan
implementasi penerapan GCG pada program CSR.
Hambatan yang dihadapi oleh PT Antam Tbk. khususnya dalam
mengimplementasikan kelima azaz GCG adalah pada saat mengimplementasikan
azaz independensi karena sering kali masih adanya intervensi dari beberapa pihak
terkait dalam hal pengelolaan dana CSR, beberapa oknum menggunakan jabatan
yang terkadang dilematis untuk dihadapi karena walau bagaimanapun Antam
masih membutuhkan campur tangan pemerintah dalam keberlangsungan
perusahaan. Oknum tersebut biasanya menggunakan suatu institusi tertentu dan
menggunakan pendekatan yang tidak jarang bersifat ancaman. Sehingga Antam
membutuhkan pemimpin yang mempunyai pemikiran dan strategi yang mapan
untuk mengahadapi hal-hal semacam ini.
Gambar 11 : CSR problems VS Corporate Sustsinability
Sumber
: presentasi Rapat Pimpinan 18-20 Februari 2010 di Hotel Borobudur
Tidak harmonisnya hubungan dengan Pemda menyebabkan beberapa
masalah menimpa Antam seperti Tumpang tindih Izin Usaha Pertambangan
(IUP), pencabutan IUP, dan masalah lainnya. Begitupun juga hubungan dengan
masyarakat, dikarenakan pembangunan dari negara ini yang tidak merata sehingga
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
89
Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang berada
pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi
karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga menyebabkan gangguan
operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak sustain. Namun sejauh
ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan stakeholders.
Pada hasil wawancara penulis bertanya mengenai hambatan implementasi
penerapan GCG pada program CSR di Antam dan dikatakan sebagai berikut:
“Yaaa secara umum sih permasalahan yang ada ya itu tadi banyak nya
kepentingan dari pihak-pihak tertentu. Misal kita mau buat kebijakan begini tapi
ada pihak lain yang minta berbeda, yah al-hal semacam itu lah.” (hasil wawancara
dengan SM CSR pada hari Jumat,7 mei 2010 pukul 15.00 wib)
“Tantangan utama datang dari stakeholder yang belum memahami secara
baik prinsip-prinsip GCG dalam melaksanakan program-program CSR. Oleh
sebab itu dalam setiap kali bertemu dengan stakeholder (Pemda & masyarakat),
hal GCG ini selalu di sosialisasikan.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR
melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42)
UNIVERSITAS INDONESIA
Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010
Download