56 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT ANTAM Tbk. Analisis data sangat penting dalam melakukan penelitian. Pada umumnya, proses analisa data dapat dilakukan pada saat peneliti mulai mengumpulkan data. Analisis data berarti sebuah pencarian pola-pola dalam data, seperti perilaku berulang-ulang objek, atau tubuh pengetahuan (Sibarani, Grace Siska. 2005). Pada penelitian kualitatif, data tidak dianalisis secara statistik. Pada analisis data ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder yang didapatkan pada waktu proses penilitian. Pembahasan diawali dengan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan karena menyangkut dari GCG pada perusahaan Antam serta pendekatan penyususnan kebijakan, nilai-nilai Antam dan pembahasan selanjutanya adalah seperti yang tertulis pada Bab I yaitu Implikasi Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Dalam Implementasinya Pada Program CSR, dan yang terakhir adalah Hambatan Implementasi Penerapan GCG Pada Program CSR. IV.1 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Antam Terkait dengan azaz GCG maka perlu adanya kebijakan manajemen pada sebuah perusahaan dalam hal ini CSR. Hal tersebut harus dimiliki oleh suatu perusahaan agar dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan program CSR. Pedoman Kebijakan Perusahaan merupakan dokumen hidup yang senantiasa dikaji secara periodik guna disesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal dan eksternal Perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Antam sudah memiliki kebijakan manajemen yang terkait dengan CSR, yaiu Corporate Governance Policy (CGP) yang sebelumnya bernama Pedoman Kebijakan Perusahaan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara penulis : ” Antam memiliki Corporate Governance Policy - CGP (Kebijakan Tata Kelola Perusahaan), dimana di dalamnya juga mengatur tentang kebijakan CSR. Pada Kebijakan Umum mengenai CSR, ditekankan bahwa proses CSR harus dilandaskan kepada nilai-nilai Perusahaan dan Standar Etika Antam yang UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 57 berlaku, sedangkan proses CSR harus memenuhi prinsip : transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42) Cakupan Pedoman Kebijakan Perusahaan telah diperluas dan disempurnakan menjadi Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance Policy (CGP) pada tahun 2010. Perluasan cakupan CGP diarahkan untuk melengkapi aspek-aspek kebijakan proses yang telah diatur sebelumnya dengan aspek pedoman praktis implementasi GCG sebagaimana yang diatur di dalam Pedoman Umum GCG Indonesia maupun ASX Principles and Recomendation. Antam memiliki Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance Policy (CGP) yang merupakan kebijakan bagi pelaksanaan pengelolaan perusahaan serta acuan dalam pengambilan keputusan operasional perusahaan. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan, maka seluruh peraturan, keputusan atau kebijakan dalam bentuk apapun juga, harus merujuk dan menjadikan Corporate Governance Policy (CGP) yang bersifat universal, yaitu kewajaran (accountability), (fairness), transparansi kemandirian (transparancy), (independent), dan akuntabilitas pertanggungjawaban (responsibility). Awal penerapan GCG Antam didasari atas kebutuhan Perusahaan utnuk tumbuh, berkembang serta berkelanjutan. Dual listing di bursa menjadi pendorong Antam untuk menerapkan GCG sebagai suati sistim, yakni sistem pengelolaan Perusahaan yang baik selain sejalan dengan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Listing Antam di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia (ASX) mengharuskan Antam untuk dapat memenuhi standar GCG yang lebih ketat. Hal tersebut memberikan dampak pada peningkatan implementasi GCG di Antam, yang pada gilirannya mengoptimalkan kinerja Antam serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Antam terus berbenah menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk menerapkan GCG. Pengembangan GCG Antam mengakomodir adanya perubahan UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 58 yang dinamis dan terbuka terhadap konsep-konsep baru. Antam telah mengembangangkan GCG dengan membangun aspek infrastruktur GCG, baik hard structure maupun soft structure. Hard structure yang telah dibangun diantaranya adalah dengan dibentuknya Dewan Komisaris yang terdiri dari Komisaris Independen beserta lima komite penunjang Dewan Komisaris, meliputi Komite Audit, Komite GCG, Komite NOMINASI Remunerasi dan Pengembangan SDM, Komite CSR Lingkungan dan Pasca-tambang (CSR-LPT), dan Komite Manajemen Resiko. Soft structrure GCG yang telah dikembangkan diantaranya Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP), Management Policy, Standart Operating Procedure (SOP), Standar Etika (Code of conduct) Perusahaan, Chater Dewan Komisaris, Chater Direksi, serta Chater Internal Audit. Struktur Kebijakan Perusahaan Kebijakan Perusahaan di Antam terdiri dari 3 tingkat yaitu tingkat 1 adalah Corporate Governance Policy (CGP), tingkat 2 meliputi Code of Conduct (COC), Pedoman Kebijakan Manajemen (Management Policy ) dan Charter , tingkat 3 adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan Work Instruction (WI). Cakupan dan alur isinya dirinci mulai dari pokokpokok kebijakan pada peringkat teratas sampai acuan kebijakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan, baik yang menyangkut kegiatan usaha, penanganan resiko, maupun fungsi-fungsi pendukung yang diperlukan. Gambar 7: Struktur Kebijakan Perusahaan Sumber : CGP Antam 2010 hal. 5 UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 59 Corporate Governance Policy merupakan induk kebijakan Perusahaan, yang berisi himpunan pedoman-pedoman pokok pengelolaan Perusahaan yang baik, sebagai acuan bagi seluruh kegiatan Antam. Code of Conduct, Charter, Kebijakan Manajemen (Management Policy), dan Standard Operating Procedure (SOP) dan Work Instruction (WI) merupakan himpunan kebijakan – kebijakan bisnis dan uraian pendukungnya yang mengatur kegiatan-kegiatan Antam dalam melakukan usahanya dan disusun dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Corporate Governance Policy. Agar alur kebijakan tetap konsisten maka pada setiap Code of Conduct, Charter, Management Policy dan Standard Operating Procedure harus memuat langsung bagian-bagian yang terkait dengan Corporate Governance Policy. Dengan demikian, inkonsistensi dan benturan kebijakan yang mungkin terjadi akan mudah dideteksi dan dapat langsung dihindari. IV.2 Pendekatan Penyusunan Kebijakan Penyusunan kebijakan dan prosedur Perusahaan berdasarkan pendekatan tiga penopang utama, yaitu Objective, Risk Control (ORC). Pendekatan tersebut berfungsi untuk: a. Menterjemahkan tujuan/cita-cita principal (pemegang saham) dan agent (manajemen) dalam mendirikan dan mengelola organisasi (CGP, MP, SOP); b. Menjadikan risk management dan control sebagai bagian integral aktivitas sehari-hari; c. Menurunkan perilaku Transparan, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Fair (TARIF) ke seluruh bagian organisasi agar tidak berhenti di level board. Pendekatan Objective, Risk, Control (ORC) diarahkan untuk mendorong fungsi level manajemen mampu menghidupkan governance dilandasi oleh check and balance pada setiap level dan fungsi manajemen. Corporate governance merupakan proses dalam pencapaian tujuan Perusahaan agency transaction yang digambarkan sebagai tujuan (objective) yang ditopang oleh kedua pilar (Risk and Control). Objective hanya dapat tercapai jika Perusahaan dapat mengelola resiko dan memiliki kontrol atas organisasi. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 60 Penyusunan kebijakan juga memperhatikan arahan strategis dan kebijakan lain yang telah dituangkan dalam kebijakan Dewan Komisaris dan Direksi sebelumnya. Proses penyusunan dilakukan secara bertahap melalui Top Down dan Bottom up Approach. Menggunakan risk atau opportunity sebagai dua sisi mata uang untuk menyatukan governance, risk dan control. Tujuannya adalah untuk membumikan konsep governance pada semua tingkatan mulai dari top management hingga operator agar dapat memahaminya. Gambar 8: Pendekatan Penyusunan Kebijakan Sumber : CGP Antam 2010 hal. 8 IV.3 Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Pada Program CSR Antam Pada bab I sudah diungkapkan bahwa tujuan pertama pembuatan skripsi ini adalah untuk mempelajari penerapan prinsip-prinsip GCG dalam implementasinya pada program CSR. Namun pada bagian ini akan menjabarkan penerapan 5 azaz GCG yang dilaksanakan pada program CSR. Masing-masing akan dijabarkan seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independency, dan fairness. Antam percaya bahwa implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan sangat mempengaruhi keberlanjutan usaha Antam. Pada bagian ini akan dibahas satu persatu mengenai ke 5 (lima) azaz GCG sebagai berikut: UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 61 A. Transparansi (transparency) Transparansi artinya perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Pada pelaksanaan Program CSR di PT Antam Tbk terlihat sudah terlaksananya transparansi tersebut, hal ini dibuktikan dengan dibuatnya Sustainibility Report dan PKBL Report, hal ini terungkap dari wawancara dengan Senior Manager CSR sebagai berikut: “Adanya laporan CSR (sustainability report) dan PKBL report yang kami buat sejak dari tahun 2005, serta mudahnya masyarakat dalam mengakses CSR Antam dari internet. Saya rasa itu dapat dengan mudah di pahami oleh masyarakat dan kami sangat transparan.” (hasil wawancara dengan SM CSR, Jumat,7 mei 2010 pukul 15.00 wib) Oleh karena itu dengan dibuatnya sustainability report di Antam setiap tahunnya merupakan bentuk dari transparansi program CSR, karena di dalam sustainability report terdapat laporan dari pelaksanaan program CSR selama satu tahun ada juga PKBL report dan kedua buku tersebut dapat dibaca oleh siapapun karena Antam menganut azaz transparansi dalam pengelolaan CSR nya sesuai azaz GCG. Azaz transparansi itu diperkuat pula oleh mudahnya masyarakat dalam mengakses sustainibality report dan PKBL report, baik melalui website di : www.antam.com maupun jika mitra binaan atau siapapun yang datang ke Antam untuk meminta bukunya juga dapat diberikan. Bahkan bentuk transparansinya dapat juga masyarakat luas mengakses Annual Report dari website tersebut, dan semua data yang disajikan oleh Antam merupakan hasil Audit jadi selain transparan juga independen bukan hanya untuk membangun image perusahaan, hal tersebut dilakukan karena Antam menganut azaz GCG dengan kuat. Berikut ini hal-hal yang tercakup dalam sustainability report dan PKBL report: UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 62 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Antam merespon setiap perkembangan PKBL yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan penyesuaian pada struktur organisasi perusahaan. Sejak bulan Juli 2005, pengelolaan PKBL di Antam tidak lagi berbentuk tim, namun masuk ke dalam struktur organisasi perusahaan dan berada di bawah koordinasi Community Development (Comdev) group. Pada tanggal 1 Agustus 2007, Comdev group diubah menjadi CSR group berdasarkan SK Direksi Antam No. 152.K/0251/DAT/2007. Dengan adanya CSR Group, maka cakupan PKBL semakinluas dan terarah. Untuk lebih mengakomodasi kebutuhan perusahaan, pada tanggal 26 Juni 2008, Antam membentuk satu direktorat baru, yaitu Direktorat Umum & Corporate Social Responsibility (CSR), yang dipimpin oleh seorang Direktur berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berikut merupakan program yang dilaksanakan oleh Antam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program Kemitraan Program Kemitraan (PK) Antam dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan memberikan bantuan modal usaha dan investasi. Bantuan ini merupakan dana bergulir (revolving fund) yang diambil dari penyisihan maksimal 2% laba bersih tahun sebelumnya. Dalam skala prioritas, pelaksanaan bantuan pinjaman dana diperuntukan bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk koperasi yang berada dalam wilayah oprasi Antam. Peruntukan ini tidak hanya kepada perorangan, tetapi juga kepada kelompok usaha yang memiliki jenis usaha yang sama. Tabel 8 : penyaluran dana PK Sumber : PKBL report 2008 hal 14 UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 63 Selain memberikan bantuan pinjaman modal, Antam juga melakukan pembinaan bagi semua mitra binaan yang disebut dengan capacity building. Melalui pembinaan ini Antam berusaha meningkatkan kualitas mitra binaan sehingga mereka diharapkan tidak hanya bersandar pada bantuan Perusahaan terus-menerus, namun mampu berkreativitas menuju kemandirian usaha. Pembinaan mitra binaan juga dilakukan dari segi pemasaran. Berbagai pameran diikuti dengan melibatkan mitra binaan dengan tujuan untuk memperluas jaringan pemasaran produk mitra binaan. Realisasi dari program Kemitraan dilapangan adalah dengan adanya Mitra Binaan Antam yang berjumlah ribuan orang. Beberapa contoh diantaranya adalah Denia Ponti berupa sepatu hand made yang kini sudah besar bahkan ada di Pejaten Village Mampang Jakarta Selatan, serta Udin Gallery yang berada pada Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor yang sudah mengekspor hasil kerajinannya berupa miniatur pesawat terbang. Kedua contoh Mitra Binaan (MB) tersebut hanyalah sebagian kecil yang ada, masih ribuan lagi jumlahnya jika disebutkan satu persatu. Azaz transaparansi yang dirasakan oleh MB Antam seperti dikutip pada wawancara berikut: ”Ya, saya mengetahui dari saya pernah lihat buku laporannya CSR Antam itu berarti Antam sudah punya kebijakan managemen” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 1, pada tanggal 1 Juni 2010). ”Saya banyak dibantu oleh staff comdev antam dengan diberitahu persyaratan. Setelah semua terpenuhi, saya menjadi bagian mitra antam. Cukup mudah dan transparan kok” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010). Dana Program Kemitraan Sebagai BUMN Pembina, Antam dapat menyalurkan dana pinjaman kepada mitra binaannya secara langsung atau melalui kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga Penyalur lainnya. Bentuk kerjasama penyaluran dana ini dilakukan berdasarkan kontrak yang disetujui oleh kedua belah pihak, serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahun 2008, terlihat adanya penurunan persentase penyaluran dana di Kantor Pusat dengan angka yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 64 kebijakan penyaluran dana yang lebih ditunjukan pada daerah operasional bisnis inti, dalam hal ini adalah UBP Nikel Pomalaa yang memang berproduksi tinggi. Berdasarkan Peraturan Meneteri BUMN PER-05/MBU/2007, penyaluran dana kerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM) melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Bobato di Ternate, Maluku Utara, untuk menyalurkan bantuan sebesar Rp 1.220.600.000. Dengan tambahan dana kerjasama ini maka total penyaluran dana PK dan kerjasama adalah Rp 9.310.600.000, sedangkan dana PK yang langsung diberikan pada mitra binaan adalah Rp8.090.000.000, seperti tertera pada grafik dibawah. Dalam menyalurkan dana PK, Antam menggunakan prinsip kehati-hatian. Dan yang belum disalurkan disimpan dalam bentuk deposito berjangka untuk memudahkan pengawasan. Jumlah deposito Antam yang dialokasikan pada tahun 2008 adalah Rp39,5 miliar. Total dana PK disalurkan pada beberapa sektor usaha yang dapat dirinci pada tabel dibawah. Pada tahun 2008, penyaluran dana sudah sesuai, sehingga tidak ada lagi sektor usaha ’lain’, diluar sektor usaha yang tercacat. Tabel 9 : penyaluran dana PK berdasarkan sektor usaha Sumber : PKBL report 2008 hal 16 Kinerja Program Kemitraan Kinerja Program Kemitraan dinilai dari efektifitas dana yang disalurkan, yakni kemanfaatan dana tersebut bagi penerima dana, serta tingkat kolektibilitas berupa tingkat pengembalian. Tingkat pengembalian ini adalah pengembalian angsuran yang di dalamnya termasuk jasa administrasi. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 65 Penilaian tingkat kolektibilitas pinjaman dievaluasi pada setiap akhir periode laporan, yakni setiap triwulan. Metode penilaian piutang ini berdasarkan analisis umur piutang (aging schedule) dan klasifikasi kolektibilitas berdasarkan Keputusan Menteri BUMN KEP-100/MBU/2002 tentang kesehatan BUMN. Berdasarkan analisis laporan keuangan yang telah diaudit, tingkat kolektibilitas tertinggi terdapat di wilayah Pasca Tambang Cikotok (97,17%) dengan total penyaluran pinjaman sebesar Rp 380 juta. Sektor usaha yang memiliki tingkat kolektibilitas tertinggi adalah perkebunan yaitu sebesar 79% dengan total pinjaman adalah Rp760 juta. Dilain pihak, wilayah dengan tingkat kolektibilitas terendah adalah UBP Emas Pongkor (43,58%) dengan jumlah pinjaman sebesar Rp1,050 miliar. Demikian pula dengan sektor usaha pertanian, dengan tingkat kolektibilitas 40% dan jumlah pinjaman Rp230 juta, menduduki tingkat kolektibilitas terendah. Secara rata-rata, tingkat kolektibilas dari tahun 2005 hingga 2008 digambarkan pada grafik berikut. Tabel 10 : Tingkat kolektibilitas Sumber : Sumber : PKBL report 2008 hal 17 Untuk memperbaiki kinerja kolektibilitas dan memberikan kesempatan bagi mitra binaan dalam mengembalikan angsuran, maka sebanyak 578 Mitra Binaan mendapat penjadwalan ulang. Angsuran yang belum dikembalikan sebagaian besar merupakan kelanjutan dari pemyaluran dana kemitraan sebelum tahun 2005. Walaupun angsuran dengan jasa administrasi yang harus dikembalikan oleh mitra binaan tergolong sangat rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman rata-rata, namun tanggung jawab dan kedisiplinan dalam berwirausaha harus ditegakan. Pendapatan jasa administrasi ini dihimpun dalam dana bergulir (revolving fund), yang digunakan untuk kelanjutan program kemitraan dengan meyalurkan dana bagi mitra binaan yang lain. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 66 Bina Lingkungan Kepekaan Antam atas masalah sosial merupakan wujud kepedulian Antam pada pembangunan masyarakat yang berkualitas. Hal ini lah yang mendasari Antam melakukan program Bina Lingkungan (BL) yang terstruktur, disamping ketaatan memenuhi peraturan pemerintah. Program bina lingkungan (BL) merupakan bentuk pengembalian sebagian keuntungan perusahaan untuk kepentingan sosial dan pemberdayaan masyarakat, khususnya disetiap daerah operasi perusahaan yang bersangkutan. Dana yang digunakan adalah maksimal 2% dari laba bersih perusahan. Tampak dalam tabel bahwa biaya BL tahun 2008 naik secara signifikan dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN nomor 05/MBU/2007, pasal 11 ayat 2B dan C, 30% dari total dana BL ini dialokasikan ke program BUMN peduli yang disetorkan ke Kementerian Negara BUMN. Rincian dana untuk BL dan dana BUMN peduli dalam empat tahun terakhir dimana laporan ini dibuat oleh tim audit agar transparan dan adil, laporan ini tersaji dalam miliar rupiah dalam grafik berikut: Tabel 11 : Rincian dana BL dan dana BUMN peduli 2005-2008 Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 18 B. Akuntabilitas (accountability) yaitu perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 67 kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Dalam hal ini Antam sudah melaksanakan azaz akuntabilitas bagi program CSR yaitu dengan dipublikasikanya pengelolaan alur pelaksanaan program kemitraan CSR Antam yang diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholders dan shareholders karena dengan demikian program CSR dapat terlaksana serta Antam juga melaksanakan BUMN Peduli sebagai wujud akuntabilitasnya terhadap Negara ini. Karena dengan diketahuinya alur tersebut masyarakat dapat mengajukan permohonan sesuai kebutuhan mereka dan akan dievaluasi pula oleh Antam. Azaz akkuntabilitas ini pula dirasakan oleh MB Antam seperti dikutip pada hasil wawancara berikut: “Saya banyak dibantu oleh staff comdev antam dengan diberitahu persyaratan. Setelah semua terpenuhi, saya menjadi bagian mitra antam. Cukup mudah dan transparan kok” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010). Tata Laksana Program Kemitraan Antam mengatur tata laksana pengajuan keiukut sertaan program kemitraan atau PK yang tertuang dalam standart kerja nomor 001 sebagai lampiran keputusan Direksi Antam nomor 101.K/702/DAT/2005. Proses awal pengajuan keikut sertaan PK adalah calon mitra mengajukan proposal untuk dasar survey awal, yang kemudian dilanjutakn dengan evaluasi dan pembahasan. Apabila calon mitra dinilai layak mendapatkan pinjaman dana PK, maka akan diadakan perjanjian tertentu antara perusahaan dan calon mitra. Setelah perjanjian disepakati, maka dana dapat disalurkan. Otorisasi setiap langkah pengajuan keikut sertaan PK diawali dari staff PKBL dan Comdev, dilanjutkan dengan asistan ASM Comdev, dan berakhir pada SM CSR. Keterlibatan setiap struktur jenjang CSR dilakukan untuk memastikan bahwa calon mitra binaan benar-benar layak menjadi mitra dan hasil yang diharapkan dan dapat maksimal. Keseluruhan tata laksana dan alur proses penyaluran PK dapat digambarkan sebagai berikut : UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 68 Gambar 9 : Alur Proses Kerja Penyaluran Program Kemitrraan Sumber : Sumber : PKBL report 2008 hal 17 Program BUMN Peduli Program BUMN Peduli 008 dititik beratkan pada 2 kegiatan, yakni program BUMN peduli pangan dengan memberikan bantuan langsung pangan dan program BUMN peduli pendidikan dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan. BUMN Peduli Pangan Dalam program BUMN peduli pangan, Antam berpartisipasi menyalurkan sembako ke seluruh wilayah operasi Antam sebanyak 17.541 paket dengan nilai Rp 1,75 miliar. Masyarakat yang menerima bantuan adalah masyarakat yang paling terkena dampak kenaikan harga, yaitu keluarga kurang mampu dan berpenghasilan rendah disekitar wilayah operasi Antam. Bantuan paket sembako yang dibagikan berisi gula pasir, minyak goreng, susu kental manis, sirup, mie instan, serta tepung terigu. BUMN Peduli Pendidikan Program BUMN peduli pendidikan dibagi menjadi beberapa program. Untuk lebih memaksimalkan program tersebut, Antam ikut aktif dan fokus berpartisipasi pada tiga kegiatan di tempat yang terpisah, yakni Program Hartomo Mekanik Training Center (HMTC), Balai Besar Pelatihan Kerja Independen (BBLKI), dan International Garmen Training Center (IGTC). Program HMTC diselenggarakan untuk melatih dan memberikan keterampilan mekanik segala jenis sepeda motor kepada para peserta pelatihan. Pada akhir pelatihan, para peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai modal mereka mendapatkan pekerjaan diberbagai perusahaan maupun untuk membuka usaha sendiri. Pelatihan dilaksanakan dibeberapa kota di Sumatera (Medan, UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 69 Padang, Pekan Baru), Jawa (Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang), dan Bali, selama 3 hingga 4 bulan. Program BLKI adalah program pelatihan untuk empat kejuruan yakni, welding, drafter, mesin bubut, dan otomotif. Pelatihan ini dilaksanakan di Serang, Banten.Peseta yang lulus pelatihan dan memenuhi syarat test lanjutan untuk penempatan akan langsung bekerja di wilayah jabodetabek atau bahkan di luar negeri. Peserta yang tidak berhasil lulus, akan kembali ke daerah masing-masing dan diharapkan untuk tetap berkarya. Program terakhir di BUMN Peduli Pendidikan adalah Peduli Pendidikan Garmen atau IGTC di Sentul. Program ini dibagi menjadi 3 macam, tergantung lama waktu program, meliputi 6 bulan, 8 bulan, dan 2 tahun.peserta yang lulus pendidikan ditempatkan di wilayah Cikarang, Cirebon, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Antam berpartisipasi aktif dalam program peduli pendidikan dan melakukan seleksi secara serentak dengan mengajak tim penguji masingmasing program turun ke wilayah daerah kerasi Antam. Pada tahun 2008, Antam mengirimkan 45 orang peserta pada program HMTC, 3 orang untuk progam IGTC selama 8 bulan, dan 34 untuk propgram BBLKI. Melihat keberhasilan ketiga program yang telah diikuti tersebut, Antam akan melanjutkan partisipasinya di tahun 2009. Kegiatan Bina Lingkungan Antam Di tahun sebelumnya, kegiatan Bina Lingkungan (BL) dialokasikan menjadi 5 kegiatan, yaitu untuk sarana prasarana umum; pendidikan dan pelatihan; peningkatan kesehatan; sarana ibadah; dan bencana alam. Namun berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-05/MBU/2007, pada tahun 2008 ini kegiatan ditambah dengan ’pelestarian alam’, sehingga terdapat 6 bentuk kegiatan dalam program BL, yaitu: 1. Pendidikan dan pelatihan 2. Sarana Prasarana Umum 3. Peningkatan Kesehatan 4. Sarana Ibadah 5. Bencana alam 6. Pelestarian alam UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 70 Total biaya BL tahun 2008 meningkat sekitar Rp 20 miliar dibandingkan dengan 2007, termasuk dana untuk BUMN Peduli. Dari komposisi penyaluran biaya, dana untuk pendidikan dan pelatihan mendapat bagian terbesar, dengan pengeluaran dana sebanyak Rp 5,802 miliar, sedangkan alokasi dana tertinggi diberikan untuk wilayah UBP Nikel Pomalaa, sebagai daerah operasi Antam yang terbesar. Total dana untuk BL tahun 2008 adalah Rp 15.319.828.001 dan bagian dana lain adalah Rp 13.849.000.000 untuk kegiatan BUMN Peduli. Dari 2 macam pembiayaan ini maka total dana BL yang langsung disalurkan oleh Antam untuk 6 macam kegiatan, serta dana untuk BUMN Peduli adalah Rp 29.168.828.001. Gambar 12 : Rincian Penyaluran Bina Lingkungan Tahun 2008 (dalam miliar rupiah) Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 30 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemberian Beasiswa Antam memberikan perhatian besar pada pendidikan anak Indonesia. Antam yakin bahwa pendidkanmerupakan salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan memberantas kemiskinan. Disamping itu, melalui pendidikan, Antam mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa menuju masyarakat yang mandiri,serta menciptakan kesempatan bersaing secara nasional maupun internasional. Kepedulian ini diwujudkan dalam bentuk bantuan pendidikan berupa beasiswa,juga bantuan honor guru,serta pembangunan sarana dan prasarana pendidkan seperti pembangunan gedung sekolah,pagar sekolah, dan pemberian buku pembelajaran. Bentuk beasiswa yang diberikan oleh Antam mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pemberian beasiswa tersebut dioeruntukan bagi pelajar yang tidak mampu namun berprestasi. Khusus untuk beasiswa perguruan tinggi diberikan kepada mahasiswa terpilih, yakni kepada putera daerah. Dalam memberikan beasiswa tingkat strata satu ini Antam bekerjasama dengan berbagai Universitas di Indonesia,misalnya Universitas UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 71 Haluleo, Kendari; Universitas 19 November, Kolaka; Universita hasanuddin, Makassar. Kerjasama ini dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun, meliputi pemberian uang kuliah dan uang buku, juga pengawasan prestasi mahasiswa yang bersangkutan. Jumlah penerima beasiswa pada tahun 2008 mengalami peningkatan signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya, yakni dari 974 menjadi 2.449 orang (151,44%). Tabel 13: Jumlah penerima beasiswa tahun 2007 dan 2008 Sumber: Sumber : PKBL report 2008 hal 31 Pelatihan dan Capcity Building Selain memberikan besiswa, Antam secara rutin mengadakan berbagai pelatihan untuk masyarakat. Pelatihan yang berhubungan dengan pendidikan adalah Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Teen Basic Training yang diberikan bagi siwa SMP dan SMA yang berada disekitar kantor Antam di Jakarta. Tujuan pelatihan ini untuk menciptakan kestabilan emosi dan mental bagi generasi muda, seiring dengan tumbuhnya pengetahuan yang mereka miliki. Pelatihan lainnya diberikan melalui capacity building bagi mitra binaan Antam. Pelatihan Mitra Binaan tahap I tahun 2008 dilakukan bekerjasama dengan Asosiasi Mitra Binaan Antam, bertempat di Hotel Kaisar, Jakarta, pada tanggal 14 dan 15 Agustus 2008. Peltihan ini mencakup materi holistic economy dan entrepeneurship, yakni pemahaman atas kinerja ekonomi dan wirausaha untuk membuka usahawan yang tangguh, profesional, dan berkinerja tinggi. Acara ini diikuti oleh 50 mitra binaan yang berasal dari wilayah operasi Antam di Pomalaa,Pongkor, Cikotok, dan Kantor Pusat Jakarta. Selain pelatihan, kegiatan ini menjadi ajang silahturahmi dan pemantapan eksistensi Asosiasi Mitra Binaan Antam sebagai lembaga yang mewadahi kegiatan seluruh mitra binaan. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 72 Pelatihan Mitra Binaan tahahp II dilakukan dengan Corporate Leadership Development Institute (CLDI) di Gedung Antam Pusat, Jakarta, pada tanggal 24 dan 25 November 2008. Sama dengan pelatihan tahap I, dalam tahap II ini 50 mitra binaan hadir, bersilahturahmi, dan belajar mengenai peluang, tantangan, masalah, serta tata kelola manajemen dan administrasi bagi wirausaha. Pelatihan ini dilakukan di Maluku Utara bekerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bagi calon mitra binaan Antam yang diikuti 122 peserta. Selain pelatihan mental dan pembentukan karakter serta manajemen usaha dan Administrasi, kegiatan ini menjadi ajang seleksi untuk mencari mitra binaan yang berkualitas. Lebih lanjut, secara khusus Antam juga mengadakan pelatihan budidaya dan pemeliharaan ayam Arab bekerjasam dengan Badan Pusat Pengembangan Teknologi (BPPT). Kegiatan dilakukan di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diikuti oleh 20 orang dari 10 desa Kecamatan Nanggung. Budidaya ayam Arab ini menpunyai peluang usaha yang besar karena ayam Arab lebih cepat menghasilkan telur, serta khasiat telur yang dipercaya lebih baik dari telur ayam biasa. Oleh karenanya pangsa pasra telur ayam Arab menjadi semakin tinggi seiring tingginya permintaan dari konsumen. Usaha inilah yang akan dibidik oleh para mitra binaan Antam. PENINGKATAN KESEHATAN Sebagi upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, Antam telibat aktif dalam perbaikan gizi, khususnya untuk anak balita. Pelaksanaan perbaikan gizi dimulai dari bulan Mei hingga September 2008. Sepanjang kurun waktu tersebut, Antam melakukan kunjungan rutin sebanyak 36 kali untuk mensosialisasikan maksud maksud dan tujuan pemberian makanan yang harus dilakukan, dengan rangkaian pemeriksaan status gizi, konseling gizi, serta pengobatan penyakit. Terdapat 26 balita dengan gizi buruk di 3 desa (desa Bantar Karet,Malasari,dan Cisarua)di wilayah Kecamatan Nanggung yang merupakan daerah ring satu unit operasi UBP Emas Pongkor. Unit mencegah timbulnya masalah gizi ini, Antam juga berupaya memberikan penyuluhan, khususnya kepada para ibu agar maslah gizi dapat diatasi sejak dini. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 73 Selain itu, program lain seperti pengobatan gratis, khitanan masal dan pemberian obat-obatan dilakukan secara berkala. Pengobatan gratis dilakukan di wilayah Maluku Utara bagi masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini ini meliputi pemberian gizi tambahan dan penanggulangan penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan atas,malaria,alergi,diare,dan penyakit kulit. Pelaksanaan dilakukan oleh Tim Medis Antam yang berkeliling mengunjungi desa-desa menggunakan transportasi darat dan laut. Bantuan peralatan kesehatan juga disalurkan ke berbagai rumah sakit atau poliklinik setempat. Pembangunan dan kegiatan untuk mendukung kesehatan seperti ini dilakukan secara rutin di semua unit operasi Antam berdasarkan kebutuhan tiap daerah. Bahkan kegiatan khitanan massal sudah menjadi program utama Antam setiap tahunnya di kantor pusat. SARANA IBADAH Disamping fasilitas sosial, umum dan kesehatan, Antam memberikan bantuan pembangunan sarana ibadah untuk berbagai agama dalam jumlah yang seimbang. Beberapa kegiatan untuk mendukung saran ibadah dilakukan misalnya di pulau Malin, Kecamatan Bintan Timur, dan di Kampung Kalong, Pongkor, Jawa Barat. Pembuatan mushola di Pulau Malin dilakukan memenuhi permintaan masyarakat yang memang tidak mempunyai tempat ibadah yang memadai. Pembangunan ini dilakukan bekas tambang. Sedangkan renovasi Masjid Al-Azhar di Pongkor dilakukan karena kondisi masjid yang sudah tidak layak pakai. Renovasi ini dikerjaan bersama-sama dengan masyarakat setempat. Perhatian Antam tidak terhenti pada pembangunan infrastruktur semata. Dalam bidang keagamaan ini Antam turut berpartisipasi dalam berbagai program seperti penyelenggaraan MTQ Maluku Utara serta perayaan hari-hari besar agama lainnya. BANTUAN BENCANA ALAM Antam selalu cepat tanggap dalam memberikan bantuan sosial pada korban bencana alam dalam skala nasional maupun lokal. Bentuk bantuan yang diberikan adalah makanan dan minuman, pakaian, obat-obatan, termasuk penyediaan tenaga dokter. Pada tahun 2008, Antam membantu korban bencana alam yang terjadi di Pulau Obi (Halmahera Selatan) senilai Rp 72.115.000, serta korban gempa di Gorontalo dan Sulawesi Tengah sebesar Rp 109.390.000. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 74 PELESTARIAN ALAM Program unggulan BL Antam pada pelesatarian alam adalah dibangunnya Model Kampung Konservasi (MKK) di wilayah Kecamatan Nanggung, PongkorJawa Barat. MKK merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mereka melakukan penanaman lahan-lahan tidur dengan tanaman yang bernilai ekonomis serta bertujuan untuk menjaga ekosistem hayati yang disekitarnya. Kelompok MKK bekerja sama dengan pihak Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) berencana melakukan konservasi lahan kritis dengan lebih terarah dan sekaligus membantu menjaga habitat suaka yang ada di Taman Nasional tersebut. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kondisi lingkungan dan pelestarian alam dapat terjaga dengan lebih baik. C. Responsibilitas (responsibility) Responsibilitas artinya perusahaan harus mematuhi peraturan perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapatkan pengakuan sebagai good corporate citizen. Penulis melihat adanya azaz responsibility ini diterapkan pada Antam, karena pada buku laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability report) dijelaskan komitmen Antam dalam melaksanakan CSR dijelaskan bahwa pada tahun 2008 adalah tahun yang penuh tantangan bagi Antam, dimana harga komoditas secara signifikan, khususnya untuk komoditas Nikel, dan krisis global yang memaksa perusahaanperusahaan baja di berbagai Negara mengurangi produksinya sehingga penjualan bijih nikel maupun feronikel mengalami kelesuan, merupakan tantangan di sisi bisnis dan operasional yang harus dihadapi (sustainability report 2008, hal. 8). Namun dalam kondisi seperti apapun Antam tetap melaksanakan tanggung jawabnya baik dalam mengelola lingkungan, serta mengembangkan masyarakat di daerah operasi karena hal tersebut tidak terpisahkan dari kegiatan operasional. Maka sesuai dengan komitmen tersebut, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di bulan Juni 2008, telah diangkat satu direktur baru, yaitu Direktur Umum & CSR. Sejalan dengan itu, saat ini di tingkat Dewan Komisaris telah memiliki satu komite sebagai counterpart Direktorat Umum & CSR yang baru, UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 75 yaitu Komite Corporate Social Responsibility, Lingkungan & Pasca Tambang (CSR-LPT). Pengangkatan Direktur Umum & CSR serta pembentukan Komite CSRLPT tersebut merupakan awal bagi implementasi tanggung jawab sosial Antam yang lebih baik. Keberlanjutan dan peningkatan program tanggung jawab sosial Antam selama ini merupakan bukti komitmen tersebut. Berikut merupakan kutipan dari bagaimana CSR antam menjalankan azaz responsibility-nya : “Telah disinggung di atas, bahwa sebelum suatu program CSR disetujui, maka dilakukan pemetaan terhadap kebutuhan stakeholder, kemudian dibentuk focus group discussion (FGD) yang anggotanya diambil dari Antam, Pemda, masyarakat dan LSM. Pada FGD inilah digodok program-program apa yang akan dijalankan di masing-masing desa. Jika semua pihak telah menyetujui maka barulah Antam akan memasukkan hal tersebut dalam RKAP-nya.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42) Tinjauan Utama (Highlights) program CSR Antam 1. Bidang Ekonomi Sebagai perusahaan pertambangan dan pengelolaan mineral terkemuka, kegiatan operasi Antam yang terintegrasi bertujuan menciptakan nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan. Pencapaian nilai dan kinerja ekonomi perusahaan yang baik menjadi dasar untuk melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial yang semakin terpola. Bentuk tanggung jawab perusahaan di bidang ekonomi ditunjukan dengan berkontribusi secara aktif terhadap pengembangan ekonomi masyarakat melalui Program Kemitraan (PK). Antam juga memaparkan kontribusi perusahaan terhadap Negara melalui pembayaran pajak, royalty, dan deviden. 2. Bidang Lingkungan Antam mewujudkan komitmen pada pelestarian lingkungan dengan melakukan penutupan tambang sesuai peraturan. Kegiatan pemulihan lingkungan pasca tambang ini disesuaikan dengan tata ruang dan telah berjalan dengan baik. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 76 Selain mempertahankan proses kunci dalam pengelolaan lingkungan dengan penerapan system manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001, Antam Pongkor berhasil meraih prestasi “PROPER Hijau”. PROPER Hijau merupakan sertifikasi kedua di bawah PROPER Emas yang terbilang istimewa untuk didapatkan oleh perusahaan di bidang pertambangan karena berarti berhasil menerapkan pengelolaan lingkungan melebihi peraturan yang telah ditetapkan dan mengimplementasikan program CSR dengan baik. Pencapaian ini merupakan langkah awal menuju target prestasi “PROPER Hijau” untuk semua unit usaha Antam di tahun 2010 ini. Penulis juga mengutip mengenai tanggung jawab lingkungan yang telah dilakukan Antam dan sudah dirasakan oleh MB Antam: “Yaah lumayan laah paling tidak kan tidak ada pencemaran yang berakibat fatal apalagi waktu tahun 2008 ada penanaman pohon bersama Pak Menteri BUMN itu” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010). 3. Bidang Sosial Tanggung jawab Antam di bidang social diwujudkan dalam program Pengembangan Masyarakat (community development/Comdev) dan Bina Lingkungan. Kegiatan Pengembangan Masyarakat bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain melalui pemberian beasiswa dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan, serta kegiatan social yang mengarah pada bantuan masyarakat, misalnya pembangunan infrastruktur dan pembagian sembako. Kegiatan tanggung jawab di bidang Comdev dan bina lingkungan ini dilakukan secara terus menerus dan merata di seluruh wilayah operasi Antam. Pencapaian Antam yang menonjol dalam bidang social ditandai dengan meningkatnya secara signifikan tingkat kesejahteraan, tingkat kesehatan, tingkat kualitas pendidikan, misalnya yang terjadi di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, daerah di mana Unit Bisnis Pertambangan Nikel Antam beroperasi. Pencapaian ini tidak hanya berdampak langsung UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 77 pada masyarakat di daerah tersebut, namun mendorong kerjasama yang lebih erat antara perusahaan dan pemerintah. Pencapaian tersebut menggambarkan prinsip dasar kegiatan tanggung jawab social dalam tiga pilar utama (trimitra): perusahaan, pemerintah, dan masyarakat yang saling berhubungan, serta tali temali antar program yang tidak dapat dipisahkan (triple bottom line). Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan Senior Manager CSR: “Seperti yang sebelumnya dikatakan yaitu dengan menggunakan pola Trimitra. Jadi, Antam itu menggunakan pola Trimitra dalam menyusun programnya. Kami berdiskusi dengan stakeholders apa yang menjadi kebutuhan dari mereka agar perusahaan dapat membuat program yang sesuai dengan kebutuhan.” (hasil wawancara dengan SM CSR pada hari Jumat, 7 mei 2010 pukul 15.00 wib) Gambar 10 : triple bottom line Sumber : Sustainibility report CSR Antam hal. 4 Hubungan antar kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta masyarakat, pemerintah, dan perusahaan yang saling melengkapi dan berkaitan. Tanggung jawab sosial Antam tidak hanya berhenti pada pencapaian di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial bagi pihak eksternal saja. Kesejahteraan dan hubungan internal di dalam perusahaan juga mendapat perhatian yang besar dari perusahaan. Ketaatan pada tata kelola perusahaan yang baik mencerminkan ketangguhan Antam dalam menjaga kualitas komponen internal perusahaan. Pembinaan dan peningkatan UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 78 kesejahteraan pegawai merupakan nilai investasi perusahaan yang terus dijaga. Dengan demikian, kegiatan tanggung jawab sosial yang diperuntukan bagi pihak eksternal dan internal selalu diupayakan agar seimbang dan berkesinambungan. Secara keseluruhan menurut sustainibility report pada tahun 2008 cukup menggembirakan. Kinerja ini meliputi produktifitas, dan proses peraturan dan lingkungan yang realisasinya melebihi target yang dicanangkan. Dua hal yang belum mencapai target, yakni resiko operasi dan komposisi pegawai yang belum sepenuhnya sesuai dengan best practies, menjadi tantangan tersendiri bagi Antam. Kedua risiko tersebut mendapat perhatian khusus dan Antam telah menganalisis ssemua kendala untuk menyusun strategi perbaikan. D. Indepedensi (independency) Indepedensi artinya perusahaan harus dikelola secara independent sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Oleh karena itu Antam dalam menyusun program CSR nya tidak secara spontan dan bukan tanpa dasar perencanaan yang matang baik dari segi biaya maupun kegiatan, namun hal tersebut sudah direncanakan untuk 5 (lima) tahun kedepan dan tidak bersifat kaku, pada PT Antam Tbk disebut dengan Master Plan. Hal ini dilakukan agar tidak ada dominasi dari pembuat program CSR di Antam dan tidak ada intervensi karena master plan dibuat berdasarkan hasil diskusi dan survey dari stakeholders berikut hasil kutipan wawancara: “Antam memiliki konsep yaitu Trimitra. Trimitra adalah konsep Antam dalam menyusun program CSR dengan lingkungan Antam sendiri, masyarakat, dan Pemda.” (hasil wawancara dengan SM CSR pada hari Jumat, 7 mei 2010 pukul 15.00 wib) dibawah ini akan dijabarkan mengenai Master Plan CSR Antam secara garis besar. Master Plan Untuk memastikan efektifitas implementasi Kebijakan Manajemen CSR di lingkungan perusahaan termasuk unit-unit bisnis Antam membuat Master Plan yang menjadi pedoman bagi seluruh Unit Bisnis maupun Kantor Pusat dalam UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 79 mengimplementasikan program-program CSR. Hal ini seperti kutipan dari hasil wawancara sebagi berikut: “Antam membuat “Master Plan CSR” yang akan menjadi pedoman bagi seluruh Unit Bisnis maupun Kantor Pusat dalam mengimplementasikan program program CSR yang selaras dengan Kebijakan Manajemen CSR. Di dalam Master Plan tersebut dimuat mengenai Visi dan Misi CSR PT Antam Tbk, termasuk Strategi Pengembangan dan Program Unggulan. Unit Bisnis dan Kantor Pusat selanjutnya akan menerjemahkan program unggulan tersebut dalam bentuk program utama yang akan dijalankan setiap tahun. Dengan demikian, efektifitas implementasi Kebijakan Manajemen CSR yang tersebut di dalam CGP bisa dipastikan dengan melihat kesesuaian program unggulan dan program utama terhadap CGP CSR.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR, melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42) Corporate Social Responsibility memiliki nilai strategis sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang. Implementasi CSR juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, baik dalam menjaga keberlangsungan operasional usaha (business sustainability), membangun nilai positif/citra perusahaan (imaging) di mata publik, maupun menjaga hubungan harmonis dengan stakeholders. Berkembangnya isu mengenai CSR kemudian memunculkan berbagai pertanyaan di benak korporat, sejauhmana dan bagaimana CSR diimplementasikan agar dapat memberikan dampak positif baik bagi perusahaan maupun stakeholders? Berdasarkan Analisis Kesenjangan (gap analysis) terhadap Posisi Antam (yang pada dasarnya bertujuan untuk melihat lebih jauh antara keinginan yang akan dicapai oleh perusahaan dengan kondisi saat ini atau secara sederhana adalah untuk melihat posisi perusahaan sekarang dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan) maka terlihat apakah posisi perusahaan relatif berada pada jarak yang masih jauh, sedang atau dekat untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini berimplikasi pada strategi yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 80 Gambarannya dapat dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut Dimana Posisi Kita Saat ini 1 2 3 VISI/MISI/Tujuan Selanjutnya dari ilustrasi tersebut dapat dibuat matrik strategi perusahaan sebagai berikut : Tabel 14 : ilustrasi matrik strategi perusahaan Posisi 1. 2 3 Keterangan Strategi Posisi Jauh (perusahaan masih jauh Intensif dengan tujuan yang ingin dicapai) Internalisasi Pembentukan Nilai-nilai Perusahaan (corporate value building) Posisi Medium (perusahaan berada Evaluasi (Evaluation) pada upaya pencapaian tujuan Koreksi (Corrective) perusahaan, perlu langkah evaluasi Explanation apakah on the track) Posisi dekat (perusahaan berada Sustainability pada posisi yang sudah matang untuk dapat mencapai tujuan) Sumber : master plan CSR hal. 4 Secara ideal posisi perusahaan dapat dipilah diantaranya berdasarkan aspek: 1. Organisasi (SDM pengelola) 2. Pembiayaan 3. Program CSR Evaluasi pelaksanaan program CSR PT Antam berada pada posisi 2, dan memerlukan strategi untuk mengkoreksi program-program yang telah ada dengan disesuaikan pada VISI untuk menjadi perusahaan yang terkemuka dan terpercaya. Oleh karena itu program-program yang ada harus berbeda dengan perusahaan sejenis sehingga stakeholders dapat menangkap image yang positif dan sekaligus sebagai upaya untuk brand building. Koreksi terhadap program-program selanjutnya dilakukan dengan ekspansi program-program unggulan. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 81 Berdasarkan hal tersebut dengan memperhatikan kondisi saat ini, maka diperlukan adanya Master Plan CSR yang holistik dan integratif, yang memberikan jalan dan arah untuk pencapaian CSR yang Excellent, yang sejalan dengan visi misi Antam 2010 Undang-undang nomor 40 Tahun 2007, rencana ISO 26000 dan berbagai standar-standar CSR lain. Dokumen Master Plan adalah sebuah ”living document”. Living document disini berarti adalah bahwa master plan bukanlah suatu dokumen yang bersifat kaku dan tidak dapat dirubah, tetapi memungkinkan untuk selalu diadaptasikan dengan perkembangan dan dinamika yang senantiasa berubah. Dalam master plan ini juga terdapat diskresi kreatifitas bagi Antam Tbk. untuk dapat memperbaiki, merubah, dan menyesuaikan program, tujuan, dan indikator yang sudah tercantum dalam dokumen dikaitkan dengan perubahan yang terjadi. Untuk dapat merubah program, tujuan, dan indikator, Antam menggunakan media monitoring dan evaluasi dalam memantau perkembangan capaian dari program yang dilaksanakan. Monitoring dilakukan selama program berlangsung. Evaluasi dilakukan selama setahun sekali dan evalusi mid-term dilakukan dipertengahan project. Namun dalam hal monitoring sepertinya Antam masih kekurangan tenaga untuk monitoring tersebut hal ini seperti hasil wawancara yang dikutip sebagai berikut: “Monitoring. Itu saja. Dengan monitoring masalah dapat segera diketahui dan kami dibantu mencari solusinya kalo kami belum mampu” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 1, pada 1 Juni 2010). Jadi, selama ini monitoring memang dilakukan namun masih belum maksimal, hal ini diakibatkan karena terlalu banyak jumlah mitra binaan namun tenaga untuk monitoring masih kurang dapat memenuhinya. Adapun tujuan dari pembuatan master plan CSR adalah: 1) Penyusunan Master Plan CSR dimaksudkan untuk mendukung Antam menyiapkan dan merancang Grand Strategy dan Miles stone program CSR yang berbasiskan karakteristik dan kondisi pada masing-masing wilayah unit bisnis. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 82 2) Tercapainya CSR Antam Excellent yang holistik dan integratif, sejalan dengan Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007, rencana ISO 26000 dan berbagai standar-standar CSR lain. 3) Terwujudnya KPI Direksi 2010 dan visi misi Antam sebagai perusahaan tambang ramah lingkungan yang berstandar internasional dengan keunggulan kompetitif di pasar global. Pokok Kebijakan Pengembangan Master Plan CSR Pokok pengembangan Master Plan CSR ini difokuskan pada: 1. Kebijakan Dasar CSR (CSR policy) Kebijakan dasar program CSR Antam yang menyangkut: Visi Misi Nilai-nilai inti (Core value) Tujuan, dan Sasaran program Berbagai hal tersebut diharapkan sejalan dengan visi misi dan kebijakan Antam secara corporate, UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, rencana ISO 26000, dan berbagai standar-standar CSR lainnya serta menjadi perangkat pencapaian KPI (Key Performance Indicator) Direksi tahun 2013. 2. Rencana Strategis Program CSR (Grand strategy and milesstone CSR program); yang mengintegrasikan dan mengakomodasi karakteristik, masalah, kebutuhan, dan potensi seluruh wilayah operasi PT Antam. Adapun program selama 5 tahun dibagi sebagai berikut: Program Jangka Pendek adalah Program dengan Jangka Waktu 1 sampai 2 tahun Program Jangka Menengah adalah Program dengan Jangka Waktu 2 sampai 3 tahun Program Jangka Panjang adalah Program dengan Jangka Waktu 3 sampai 5 tahun UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 83 3. Mekanisme Pelaksanaan CSR (CSR procedure), meliputi: Sistem koordinasi kelembagaan Prosedur/mekanisme dalam implementasi program Pola komunikasi, baik internal maupun eksternal. 4. Strategi Pelibatan Stakeholder (Stakeholders Engagement Strategy), meliputi: Identifikasi stakeholder Analisis stakeholder berdasarkan persepsi dan kepentingan Strategi kemitraan dengan stakeholder 5. Indikator Kinerja Program CSR, meliputi: Keberlanjutan (Sustainability) Dampak (Impact) Cakupan (Outreach) Program CSR Antam Tbk. Berbagai program CSR yang dilaksanakan disasarkan pada : Mendukung program-program di tingkat daerah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, meningkatkan kesehatan ibu dan anak Mendukung program-program di tingkat daerah khususnya yang berkaitan dengan pendidikan dasar 9 tahun Mendukung program-program di tingkat daerah dalam penyediaan infrastruktur yang berbasis kemandirian ekonomi lokal Mendukung kecukupan pangan melalui aktivitas ekonomi berbasis sumberdaya Mengembangkan program yang menyangkut penguatan kapasitas kelembagaan, perlindungan budaya lokal, dan pelestarian lingkungan Terlaksananya program CSR yang didasari tata kelola yang baik melalui pelibatan multi pihak UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 84 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dalam mengelola program CSR Meningkatkan profesionalitas unit pelaksana CSR di masing-masing Unit Bisnis. Adapun strategi untuk mengembangkan dari Program CSR adalah : 1. Melakukan perencanaan program CSR secara bersama-sama antara kantor pusat dan masing-masing Unit Bisnis yang mengacu kepada Master Plan Program. 2. Mengembangkan program yang menyangkut penguatan kapasitas kelembagaan, perlindungan budaya lokal, dan pelestarian lingkungan. 3. Meningkatkan kualitas dan penguatan kapasitas kemandirian kelembagaan kelompok-kelompok masyarakat (Civil Society Organization) yang ada di sekitar wilayah operasi Unit Bisnis. 4. Adanya program CSR yang bersifat pilot project di masing-masing Unit Bisnis dengan melibatkan pihak ketiga. 5. Program CSR di masing-masing Unit Bisnis harus sesuai dengan tahapan siklus penambangan termasuk di dalamnya alokasi penganggaran. 6. Mendorong adanya multi stakeholder forum sebagai wadah komunikasi berbagai pihak terhadap permasalahan-permasalahan sosial dan pembangunan sesuai dengan karakteristik masing-masing Unit Bisnis. 7. Memperkuat pengendalian dan pengawasan kantor pusat terhadap pelaksanaan program CSR di masing-masing Unit Bisnis melalui alat monitoring yang komprehensif dan terukur. E. Kewajaran dan Kesetaraan (fairness) Dalam hal ini berarti perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Program CSR Antam yang selama ini dijalankan oleh Antam telah mempengaruhi profit perusahaan oleh karena itu kepentingan pemegang saham dan juga kepentingan saham lainnya merasa tidak rugi untuk menyimpan sahamnya di Antam. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut; UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 85 “Dalam kaitan dengan pelaksanaan CSR, Antam tetap mengedepankan prinsipprinsip GCG termasuk azas fairness baik kepada pemegang saham (shareholder) maupun pemangku kepentingan (stakeholder). Kepada shareholder, dengan melaksanakan CSR yang baik, maka diharapkan perusahaan akan sustain dan penciptaan profit (yang sekaligus akan meningkatkan nilai pemegang saham) dapat berjalan dalam jangka panjang. Sedangkan bagi stakeholder, program CSR yang baik akan meningkatkan tingkat kesejahteraannya.”(hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42 wib). Dengan dilaksanakannya program CSR dengan komitmen yang kuat ssehingga berdampak pula pada pemegang saham serta masyarakat. Hal ini dipengaruhi dengan pelaksanaan program CSR sehingga profit perusahaan menjadi sustain sehingga pemegang saham percaya kepada Antam untuk menanamkan sahamnya di Antam. Selain itu, dampak di masyarakat adalah dengan adanya program ini sehingga masyarakat menjadi loyal dan percaya kepada Antam karena kehidupan mereka bisa dapat lebih terbantu dan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan MB sebagai berikut : “Wah puas laah mba, saya sekarang sudah lumayan maju pesat karena program mitra binaan antam ini. Lebih mengetahui apa yang kami perlukan agar dapat berdaya. Pameran sudah membantu, tapi dengan bantuan di bangun gallery, tentu akan mudah bagi kami untuk memasarkannya” (hasil wawancara dengan Mitra Binaan 2, pada 1 Juni 2010). KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Kinerja keuangan perusahaan di tahun 2008 Antam membukukan laba bersih diaudit (audit consolidated report) sebesar Rp1,368 triliun dengan Laba Bersih per lembar saham (Earning Per Share, EPS) sebesar Rp143,48 turun 73% dibandingkan pencapaian laba bersih sebesar Rp5,119 triliun dengan EPS Rp536,67 pada tahun 2007. Penurunan ini salah satunya disebabkan adanya penurunan pendapatan dari segmen nikel serta adanya kenaikan biaya yang terkait dengan peningkatan harga bahan bakar. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 86 Penjualan Antam tahun 2008 turun sebesar 20% menjadi Rp9,592 triliun dibandingkan penjualan tahun 2007 sebesar Rp12,008 triliun. Hal ini salah satunya disebabkan oleh turunnya volume penjualan dan harga komoditas feronikel serta bijih nikel. Komoditas feronikel dan bijih nikel masing-masing menyumbang menyumbang 37% dan 31% dari nilai penjualan Antam, sedangkan emas, perak dan jasa pemurnian sebesar 29%, serta bauksit sebesar 3%. Walau harga nikel menurun sehingga menyebabkan penurunan laba perusahaan namun tidak menyurutkan kegiatan program CSR nya terbuktinya dengan tetap berjalannya program CSR bahkan hubungan dengan stakeholders pun tetap dijaga sebaik mungkin. IV.4 Implikasi Penerapan Prinsip-Prinsip GCG Pada Program CSR Antam Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengambangkan masyarakat disekitar kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi, melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas keberadaan perusahaan. Penerapan CSR pada PT Antam Tbk pun mempunyai kebijakan yang mendasarinya yaitu melalui 5 azaz GCG seperti yang telah disebutkan. Dengan melaksanakan program-program CSR yang didasari oleh kelima azaz GCG artinya penerapan program CSR PT Antam Tbk sudah dilaksanakan dengan benar, karena azaz-azaz tersebut mengatur kegiatan-kegiatan CSR agar terarah dan sesuai kelima azaz GCG. Implikasi dengan diterapkannya azaz GCG pada satuan kerja CSR berdampak positif pada program-program yang dijalankan oleh satuan kerja tersebut. Antam secara terus menerus melakukan analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan oleh stakeholders seperti UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 87 yang dikemukakan pada azaz fairness dimana harus memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Analisis dampak secara mendalam merupakan langkah awal untuk memahami tantangan-tantangan keberlanjutan dan akan dicapai melalui transparansi dengan stakeholder. Antam melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mengevaluasi dampak-dampaknya melalui kolaborasi dengan karyawan dan para stakeholders yang terkena dampak terbesar. Contoh konkret yang dilaksanakan dalam mengatasi dampak yang dirasakan oleh stakeholders adalah dengan penanaman pohon di Pongkor dimana itu merupakan lokasi tambang emas bagi Antam dan dengan diraihnya sertifikasi ISO 14001 (Sistem Managemen Lingkungan) pada tahun 2000 di wilayah UBP Nikel Pomalaa dan tahun 2002 di UBP Emas Pongkor. Selain itu dengan membantu dalam pemberian beasiswa yang ada disekitar wilayah operasi Antam seperti Maluku Utara, Buli, dan sebagainya. Implementasi pembangunan berkelanjutan harus bermakna dan relevan pada setiap situasi lokal. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab sosial (CSR) Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal, sekalipun nasional, bahkan internasional. Pada intinya, Antam berupaya ”menghidupkan” konsep pembangunan berkelanjutan melalui praktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh wilayah kegiatan Antam. Bukti dengan sudah diterapkannya azaz GCG pada kegiatan CSR adalah bahwa Antam termasuk salah satu anggota dari Program for Pollution Control Evaluation and Rating (PROPER) Indonesia, yang mendorong perusahaan untuk berkinerja melabihi aturan – aturan dan standar-standar mendasar yang telah ditetapkan dalam hal lingkungan. Penilaian PROPER di tahun 2005 memberikan peringkat Biru kepada UBP Nikel Pomalaa dan UBP Emas Pongkor yang didasarkan pada implementasi pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, sistem manajemen lingkungan, manajemen penggunaan sumber daya, serta hubungan dengan masyarakat sekitar. UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 88 IV.5 Hambatan Implementasi Penerapan GCG Pada Program CSR Pada bab I penulis telah menyebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah selain untuk mengetahui implikasi penerapan prinsip-prinsip GCG dalam implementasinya pada program CSR juga untuk mengetahui hambatan implementasi penerapan GCG pada program CSR. Hambatan yang dihadapi oleh PT Antam Tbk. khususnya dalam mengimplementasikan kelima azaz GCG adalah pada saat mengimplementasikan azaz independensi karena sering kali masih adanya intervensi dari beberapa pihak terkait dalam hal pengelolaan dana CSR, beberapa oknum menggunakan jabatan yang terkadang dilematis untuk dihadapi karena walau bagaimanapun Antam masih membutuhkan campur tangan pemerintah dalam keberlangsungan perusahaan. Oknum tersebut biasanya menggunakan suatu institusi tertentu dan menggunakan pendekatan yang tidak jarang bersifat ancaman. Sehingga Antam membutuhkan pemimpin yang mempunyai pemikiran dan strategi yang mapan untuk mengahadapi hal-hal semacam ini. Gambar 11 : CSR problems VS Corporate Sustsinability Sumber : presentasi Rapat Pimpinan 18-20 Februari 2010 di Hotel Borobudur Tidak harmonisnya hubungan dengan Pemda menyebabkan beberapa masalah menimpa Antam seperti Tumpang tindih Izin Usaha Pertambangan (IUP), pencabutan IUP, dan masalah lainnya. Begitupun juga hubungan dengan masyarakat, dikarenakan pembangunan dari negara ini yang tidak merata sehingga UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010 89 Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang berada pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga menyebabkan gangguan operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak sustain. Namun sejauh ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan stakeholders. Pada hasil wawancara penulis bertanya mengenai hambatan implementasi penerapan GCG pada program CSR di Antam dan dikatakan sebagai berikut: “Yaaa secara umum sih permasalahan yang ada ya itu tadi banyak nya kepentingan dari pihak-pihak tertentu. Misal kita mau buat kebijakan begini tapi ada pihak lain yang minta berbeda, yah al-hal semacam itu lah.” (hasil wawancara dengan SM CSR pada hari Jumat,7 mei 2010 pukul 15.00 wib) “Tantangan utama datang dari stakeholder yang belum memahami secara baik prinsip-prinsip GCG dalam melaksanakan program-program CSR. Oleh sebab itu dalam setiap kali bertemu dengan stakeholder (Pemda & masyarakat), hal GCG ini selalu di sosialisasikan.” (hasil wawancara dengan Direktur Umum&CSR melalui email pada 30 April 2010 pukul 15.42) UNIVERSITAS INDONESIA Pelaksanaan good corporate..., Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, FISIP UI, 2010