Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS LINGKARAN MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING Yulia Mahmudah SD Negeri Kwayangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada peningkatan kemampuan menghitung luas lingkaran pada siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal -soal tes dan lembar observasi. Penelitian dilakukan di SD Negeri SD Negeri Kwayangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghitung luas lingkaran. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa penggunaan pembelajaran quantum teaching cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika. © 2016 Didaktikum Kata Kunci: Menghitung; Luas Lingkaran; Metode Quantum Teaching; PENDAHULUAN Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian interaksi guru dan siswa dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, baik bersifat akademik maupun non akademik, dilaksanakan di dalam atau di luar kelas, kegiatan kurikulum maupun non kurikulum. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, para guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sangat besar. Menurut Brunner dalam Sugandi (2003) ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu peranan pengalaman, struktur pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara membangkitkan motivasi belajar. Guru dituntut untuk bisa mengondisikan siswanya agar merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, sehingga akan membuat siswa lebih efektif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar yang baik. Hal ini berarti bahwa hasil belajar yang baik sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang baik pula. Namun dalam kenyataannya masih dijumpai beberapa permasalahan yang menghamb at peningkatan mutu tersebut. Masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran tertentu, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS LINGKARAN MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING Yulia Mahmudah 47 tetapi masih kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pembelajaran. Guru masih kurang bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar matematika rendah. Pembelajaran matematika tentang luas lingkaran di SD Negeri Kwayangan Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 tidak mencapai KKM. Untuk mata pelajaran Matematika KKMnya 6,7. Dan dari 16 siswa yang mencapai nilai tuntas ada 5 siswa dan 11 siswa belum tuntas dikarenakan ketidak optimalan guru dalam melibatkan siswa dalam belajar sehingga sikap siswa terhadap belajar masih rendah. Salah satu solusi yang dapat dilakukan berdasarkan permasalahan di atas, adalah dengan menerapkan model quantum teaching dalam pembelajaran matematika dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran. Quantum teaching merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan yang mencakup segal a sesuatu yang diperlukan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. (Anni, 2007). Belajar menurut Skinner dalam Sagala (2010) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan peri laku tersebut terjadi akibat dari pengalaman yang dialami sebagai hasil dari interaksi antar lingkungan sosial. Belajar terjadi bila tampak tanda-tanda bahwa perilaku manusia berubah akibat terjadinya proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2010) bahwa perilaku belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani atau rohani selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Trinandita, menyatakan hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivitasan siswa (Susiloty). Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Anni (2007) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Rifa’i dan Anni (2009) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan pendidik, sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan peserta didik. Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai tujuan pembelajaran tuntas atau tidaknya siswa dalam dalam mencapai hasil pembelajarannya dapat diketahui melalui indikator hasil belajar. Menurut Sugandi (2007) indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar siswa hendaklah diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan atau sikap yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan. Apabila hasil belajar siswa 48 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016) telah direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak maka siswa tersebut telah mencap ai suatu kompetensi. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanak an pembelajaran di kelas merupakan tutorial. Menurut Arends dalam Suprijono (2011) Model pembelajaran mengacu pada pendekatannya yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Arti kata quantum pada awalnya digunakan untuk hal-hal yang hubungan dengan kimia dan fisika. Menurut De Porter (2010) quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur -unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Dari penjelasan di atas mengenai model pembelajaran quantum teaching dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum teaching merupakan model pembelajaran yang mengedepank an interaksi pada proses pembelajaran dan menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas lingkaran melalui metode quantum teaching pada siswa kelas VI SDN Kwayangan. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: apakah model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung luas lingkaran? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis apakah ada peningkatan kemampuan menghitung luas lingkaran pada siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD SD Negeri Kwayangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri Kwayangan. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. HASIL DAN PEMB AHASAN Proses pembelajaran Matematika Kompetensi Dasar Menghitung Luas Lingkaran kelas VI SD Negeri Kwayangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, diperoleh data 5 siswa mencapai tingkat ketuntasan belajar dari 16 siswa. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat proses pembelajaran yang berlangsung memperoleh masukan untuk melakukan perbaikan siklus I. Selanjutnya penulis berkonsultasi dengan pembimbing PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS LINGKARAN MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING Yulia Mahmudah 49 untuk mengungkap dan memperjelas masalah, serta mencari alternatif pemecahannya. Atas masukan dari teman sejawat dan saran dosen pembimbing merencanakan pembelajaran siklus I. Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan pada siklus I diawali dengan apersepsi tanya jawab tentang nama bangun-bangun datar dengan menggunakan benda-benda konkret, misalnya tutup gelas, tutup kaleng, tutup toples, dan lain-lain. Guru meminta dua anak untuk mengukur tutup gelas dengan penggaris. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4 orang anggota. Setiap kelompok mendapatkan satu benda berbentuk lingkaran kemudian tiap kelompok mengukur diameter lingkaran tersebut, setelah selesai kemudian dibahas bersama-sama dengan bimbingan guru. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang dipelajari. Siswa menyelesaikan evaluasi yang telah diselesaikan. 2. Pelaksanaan Kemampuan guru dalam merencanakan dan menyajikan bahan pelajaran baik. Guru menunjukkan sikap sabar dan dapat memahami kesulitan yang dihadapi siswa. Sedangkan hal -hal yang dinilai kurang dan perlu mendapat perhatian adalah dalam meningkatkan pengelolaan kelas, karena di kelas VI anak-anak sulit dikendalikan. Secara umum kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran, pengelolaan kelas, dan melaksanakan evaluasi sudah memadai. 3. Observasi Seluruh siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran. Mereka tampak bersemangat ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Namun, ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, tidak banyak di antara siswa yang mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa dalam mengemukak an pendapat serta cara menyampaikan pendapat masih kurang. Diskusi kelompok di dominasi oleh siswa yang pintar. Hal ini dikarenakan kurangnya percaya diri siswa terhadap kemampuan mereka. Dari analisis tes siklus I diperoleh data 6 siswa mendapat nilai ≥ 65 dengan rata-rata kelas 65. Ketuntasan belajar klasikal mencapai 37,50 %. Tabel 1. Hasil Analisis Nilai Perbaikan Pra Siklus dan Siklus I 50 No. Nama Nilai Pra Siklus Siklus I 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 M.Ghufron Nur Kholis Irfan David M.Mubarok Nur Faud Riza Amriyani Kusuma Wardani Arni Septiasa Arini Nur Febriani Sarifudin Eko Firmasnyah Khafidhatun Khasanah Liviana M.Khafidz Az Zidwi M.Musyafak Naila Anta Safira 60 50 40 50 40 70 70 70 80 40 40 40 70 60 60 60 60 50 60 50 80 80 90 90 50 50 50 80 70 60 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016) Nilai No. Nama 16 Yuyun Apriliani Jumlah Rata-rata Pra Siklus Siklus I 60 900 56,25 60 1040 65,00 66 64 62 60 58 56 54 52 50 Pra Siklus Siklus I Gambar 1. Rata-rata Nilai Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus dan Siklus I 4. Refleksi Dari hasil Proses Belajar Mengajar (PBM) Siklus I, beberapa hal yang harus ditingkatkan sebagai berikut : a) Kemampuannya dalam mengkondisikan siswa agar mampu mengikuti Proses Belajar Mengajar dengan baik, b) membimbing dan mengarahkan ketua kelompok agar mampu mengelola anggotanya sehingga seluruh anggota kelompok terlibat dalam diskusi menyelesaikan tugas, c) membangkitkan keberanian siswa untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapat tanpa disertai rasa takut ataupun malu, d) memotivasi siswa untuk berani memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain. Dari hasil evaluasi terhadap siklus I, perlu untuk mengulangi kembali kegiatan pada siklus I dengan materi yang berbeda, agar kemampuan siswa dalam memahami cara menghitung luas lingkaran ditingkatkan. Siklus II 1. Perencanaan Setelah melakukan refleksi, kegiatan siklus II diawali dengan apersepsi yang menghubungk an materi lalu. Guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 4 anggota. Setiap anggota mendapatkan 1 benda yang berbentuk bundar yang telah dibuat pada siklus I. Sebelum melakukan pengukuran, guru memberikan contoh cara mengukur benda tersebut bersama beberapa ketua kelompok. Setelah semua memahami cara, ketua-ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk membimbing anggota kelompok. Bagi kelompok yang mengalami kesulitan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS LINGKARAN MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING Yulia Mahmudah 51 dapat bertanya pada guru. Setelah diakhiri pembelajaran siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dan mengikuti evaluasi. 2. Pelaksanaan Kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran, pengelolaan kelas, dan melaksanak an evaluasi sudah sangat memadai. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diatasi. 3. Observasi Dari data yang terlampir terlihat adanya peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. Siswa sudah mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan ataupun mengemukak an pendapat. Diskusi kelompok sudah melibatkan seluruh anggita untuk menyelesaikan tugas. Dari hasil tes akhir siklus II, siswa mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 12 siswa. Rata-rata kelas mencapai 75,60 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 75 %. Tabel 2. Hasil Analisis Nilai Perbaikan Siklus II No. Nama Nilai Siklus II 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 M.Ghufron Nur Kholis Irfan David M.Mubarok Nur Faud Riza Amriyani Kusuma Wardani Arni Septiasa Arini Nur Febriani Sarifudin Eko Firmasnyah Khafidhatun Khasanah Liviana M.Khafidz Az Zidwi M.Musyafak Naila Anta Safira Yuyun Apriliani Jumlah Rata-rata 80 70 60 70 60 80 80 90 100 60 60 70 100 80 70 80 1.210 75,63 4. Refleksi Pelaksanaan siklus II mengambil materi. Siswa yang sebelumnya belum memahami cara menghitung luas lingkaran, sedikit demi sedikit mulai memahaminya. Siswa mulai aktif dalam pembelajaran dengan panduan ketua kelompok. Siswa yang ditunjuk menjadi ketua kelompok sudah semakin terampil dalam mengelola kelompoknya. Seluruh anggota kelompok sudah dilibatkan dalam diskusi. Pada saat penyelesaian soal, tiap-tiap siswa menunjukkan peningkatan kecepatan dalam memberikan jawaban dengan benar. Hal ini menunjukkan penguasaan materi oleh siswa semakin meningkat pula. Dapat dilihat pada hasil akhir tes siklus II, dimana siswa yang memperoleh nilai ≥ 52 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016) 65 sebanyak 12 dari 16 siswa seluruhnya. Rata-rata mencapai 75,6 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 75 %. SIMPULAN Penerapan pembelajaran model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatk an kemampuan siswa dalam menghitung luas lingkaran yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi pada siklus II. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memaksimalkan atau mengembangkan penggunaan model pembelajaran quantum teaching atau dengan menggunakan model pembelajaran lain sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan hasil penelitian berikutnya, khususnya pada mata pelajaran Matematika. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih peneliti tujukan kepada Bapak Kepala Sekolah, Guru, Observer, dan Siswa Kelas VI SD Negeri Kwayangan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan atas kerja samanya. DAFTAR PUSTAKA Achmad Sugandi. 2003. Teori Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala. 2020. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar. 2010. Bandung: Sinar Baru. Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sugandi. 2007. Teori Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Tri Anni Chatarina, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS LINGKARAN MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING Yulia Mahmudah 53