24 BAB II KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR 1. Keaktifan A. Pengertian Keaktifan Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangakaian yang tidak dapat dipisahkan.1 Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas yang bersifat fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah aktifitas yang berhubungan dengan badan misal gerak, giat dan aktif, bermain atau berbuat sesuatu. Sedangkan aktifitas psikis adalah aktivitas yang berhubungan dengan kejiwaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja , berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau kedaan dimana siswa dapat aktif. Dalam kamus bahasa Indonesia keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan. Menurut Rosyad Syaleh 1 keaktifan adalah suatu kegiatan atau Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001) 24 25 kesibukan yang dilakukan dengan sadar, sengaja, serta mengandung suatu maksud tertentu.2 Keaktifan ini ada dua macam yakni keaktifan rohani dan keaktifan jasmani., atau keatifan jiwa dan keaktifan raga. Aunurrahman menyatakan keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dandikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan siswa perlu digalidari potensi-potensinya, yang mereka aktualisasikan melalui aktifitasnya untuk mencapaitujuan pembelajaran.3 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik yang mengandung maksud tertentu dan ada manfaatnya bagi siswa. B. klasifikasi keaktifan Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, disekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.aktivitas siswa di sekolah tidak hanya mendengarkan dan menulis. Menurut Paul. B. Diedrich menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut : 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2 Rosyad Syaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), hlm. 20 http://www.scribd.com/doc/135687894/Pengertian-Keaktifan-Siswa#scribd diakses 17 april 2015 jam 05.30 wib. 3 25 26 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya, menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional ectivities. Seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.4 Jadi klsasifikasi aktivitas seperti yang di uraikan di atas, menu njukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis dan tidak membosankan. 4 Sardiman, Ibid. Hlm. 101 26 27 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan. Dari keterangan sebelumnya dapat kita ketahui bahwa keaktifan merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik yang mengandung maksud tertentu dan ada manfaatnya bagi siswa. Keaktifan ini tidak serta muncul dengan sendirinya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa yaitu : 1. Memberikan dorongan dan menarik perhatian siswa agar mengikuti kegiatan tadarus al-Qur’an. 2. Menjelaskan tujuan instruksional kepada siswa. 3. Mengingatkan akan pentingnya manfaat kegiatan tadarus al-Qur’an. 4. Memberikan kepada siswa petunjuk akan pentingnya kegiatan tadarus alQur’an 5. Memberikan umpan balik kepada siswa terhadap kegiatan tadarus alQur’an.5 2. Pengertian Tadarus Al-Qur’an Pengertian tadarus alquran menjadi kabur jika melihat realita yang ada. Nampaknya muslim Indonesia (meskipun tidak semua) belum bisa memaknai tadarus alquran. Istilah tadarus tentu tidak asing di telinga kita. Hampir setiap orang islam mengerti arti kata itu. Umat Islam di Indonesia pada 5 https://elnicovengeance.wordpress.com/2012/10/14/keaktifan-siswa/ di akses pada 17 April 2015 , pukul 05.25 27 28 umumnya memahami tadarus al-Qur’an sebagai kegiatan membaca alQur’an bersama di suatu tempat secara bergiliran. Jika giliran seseorang untuk membaca tiba maka temannya yang lain bertugas menyimak dan mengoreksi bacaannya. Dari sisi bahasa, tadarus berasal dari bahasa arab tadaarus, tadaarus merupakan bentuk kata benda dari kata kerja tadaarasayatadaarasu yang bermakna saling mengajari atau belajar-mengajar. Tadarus al-Qur’an dengan demikian bermakna proses belajar-mengajar al-Qur’an. Dalam tadarus al-Qur’an, ada pihak yang mempelajari dan ada pihak yang menyimaknya. Kedua pihak saling bertukar ilmu pengetahuan seputar al-Qur’an.6 3. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Menurut R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.7 6 Irfan Supandi, Bacalah Al-Qur’an! Agar Keluarga Selalu Dilindungi Allah, hlm. 4-5. 7 Dr. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2003) hlm. 1 28 29 Sedangkan Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila orang tersebut tidak belajar maka responnya menurun.8 Adapun pengertian belajar menurut W.S Wingkel belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.9 Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.10 Dari beberapa pakar psikologi pendidikan tersebut dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah aktivitas mental, perilaku, dan proses dimana suatu organisme mengalami perubahan dalam perilakunya b. Teori Tentang Belajar Belajar merupakan perubahan fungsional. Pendapat ini dikemukakan oleh penganut paham teori daya (faculty psikologi) yang lebih luas lagi termasuk paham nativisme. Paham ini berpendirian bahwa jiwa manusia itu terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi yang memiliki daya atau kemampuan tertentu (misalnya daya mengingat , aya berpikir dan lain sebagainya). Agar daya-daya itu berlaku secara fungsional , harus 8 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), hlm.9 9 10 Ahmad Susanto , Ibid., hlm. 4 Sumadi Surya brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo, 1971) h. 247 29 30 terlebih dahulu dilatih, oleh karena itu dalam hal ini belajar berarti melatih daya. Jadi dalam hal ini hasil belajar berarti dalam bidang tertentu, menurut teori ini maka hasil belajar dapat ditransferkan kebidang bidang lain. Hasil belajar dalam hal ini mengandung makna sebagai perubahan struktural.11 Dari berbagai tulisan yang membahas tentang perkembangan teori belajar seperti Atkinson , Gredler Margaret Bell memaparkan tentang teori belajar yang secara umum dapat dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran meliputi : a) Aliran Behavioristik (Tingkah Laku) Pandangan tentang belajar menurut teori tingkah laku tidak lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang banyak berkarya dalam aliran ini antara lain :Thorndike (1911), Watson (1963), Hull (1943), dan Skinner (1968). 12 b) Aliran Kognitif Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. 11 Prof. Dr. H. Abin Syamsyudin Makmur, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT. Remadja Rosydakarya, 2005), hlm. 159 12 Hamzah. B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006) 30 31 Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan patah-patah, terpisahpisah tetapi melalui proses yang mengalir , bersambung sambung, dan menyeluruh. Teori ini antara lain terwujud dalam “tahap-tahap perkembangan” yang diusulkan oleh Jean Piaget, “Belajar Bermakna” nya Ausubel dan “belajar penemuansecara bebas” (free discovery learning) oleh Jerome Bruner. c) Aliran Teori Humanistik Menurut teori ini proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dari semua teori belajar, teori humanistik inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Meskipun teori ini lebih mementingkan isi dari proses belajar mengajar namun dalam kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan prosesbelajar yang paling ideal. Dengan kata lain teori ini lebih tertarik pada ide belajar. Teori ini antara lain terwujud dalam pendekatan yang diusulkan Ausubel (1968) yang disebut “belajar bermakna” atau Meaningful Learning. Teori ini juga terwujud dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk taksonomi bloom. Selain itu empat pakar lain yang juga 31 32 termasuk ke dalam kubu teori ini adalah Kolb, Honey dan Mubford, serta Habermas.13 d) Aliran Sibernetik Teori belajar yang keempat ini mungkin yang paling baru dari semua teori belajar yang dikenal. Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik.. asumsi lain dari teori ini adalah bahwa tidak ada satu pun proses belajar yang ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu semua informasi mungkin akan dipelajari seorang siswa engan proses belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Teori ini telah dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan heuristik), Pask dan Scott(dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau whoolist dan tipe serial atau serialist) atau pendekatan-pendekatan lain yang berorientasi pada pengolahan informasi. Keempat aliran teori belajar tersebut memiliki karakteristk yang berbeda , yakni aliran behavioristik menekankan pada hasil daripada proses belajar mengajar. Aliran kogntif menekankan pada proses belajar. Aliran humanistik menekankan pada isi atau apa yang 13 Hamzah. B. Uno Op. Cit., hlm. 159 32 33 dipelajari. Aliran sibernetik menekankan pada sistem informasi yang dipelajari.14 Sedangkan Prof. Dr. H. Baharuddin. M. Pd i , Mengatakan bahwa pokok-pokok teori belajar itu ada tiga yaitu : a) Teori Belajar Behavioristik Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori belajar behavioristik diantaranya Edward L. Thordike, Ivan Petrovitch Pavlov, dan Burhus Frederic Skinner. Teori ini menjelaskan mengenai perilaku belajar, menurut Thordike tingkah laku belajar selalu melibatkan kepuasan, skinner melibatkan penguatan.15 b) Teori Belajar Kognitif Dalam aliran kognitif, penataan kondisi bukan sebagai penyembah terjadinya belajar, melainkan sekedar memudahkan belajar. Keaktivan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat pentingdan menentukan kesuksesan belajar. Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori ini diantaranya Geesalt (pemahaman pencerahan),dan Kurt Lewin. c) Teori Belajar Humanistik Ciri khas teori belajar humanistik adalah berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku dan bukan si pengamat. Psikologi humanistik memberi perhatian bahwa guru 14 15 Hamzah . B. Uno Op. Cit h. 159 Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media), hlm. 169 33 34 adalah sebagai fasilitator. Guru harus berupaya berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar.16 c. Prinsip-Prinsip Belajar Belajar itu tidak sederhanaseperti yang digambarkan oleh ilmu jiwa asosiasi, melainkan sangat kompleks. Prinsip-prinsip belajar diantaranya adalah : 1. Agar seseorang benar-benar belajar maka ia harus mempunyai tujuan. 2. Belajar harus timbul dari yang bersangkutan bukan karena terpaksa. 3. Bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran. 4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 5. Selain tujuan pokok yang harus di capai ada pula tujuan sampingan yang harus dicapai. 6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7. Dalam belajar seseorangbutuh bimbingan dari orang lain. 8. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat belajar.17 d. Pengertian Hasil Belajar Pembelajaran adalah pengorganisasian sumber daya , fasilitas dan lingkungan untuk mengusahakan kegiatan belajar siswa. Belajar adalah kegiatan sengaja yang menimbulkan perubahan perilaku pada pembelajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku pada diri pembelajar setelah mengalami proses belajar.18 16 Baharuddin, Op. Cit, hlm. 169 Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 46-47 18 Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.185 17 34 35 Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.19 Secara sederhana apa yang di maksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring . kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.20 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa . Dari beberapa pandangan diatas dapat kita simpulkan bahwa perbuatan dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud : a. Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta , informasi, prinsip atau hukum atau kaidah prosedur atau kaidah pola atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya. b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) , proses berpikir, mengingat atau mengenal kembali perilaku afektif (sikap sikap 19 20 Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 5 Dimyati dan Mudjiono. Op.cit., hlm. 20 35 36 apresiasi , penghayatan dan sebagainya), perilaku psikomotorik (ketrampilan ketramppilan yang bersifat ekspresif. c. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang tangible maupun yang intangible. 21 Morrison berpendapat bahwa hasil belajar yang merupakan perubahan yang sungguh-sungguh dalam perilaku dan pribadi seseorang dapat bersifat permanen. Apalagi kalu sudah menjadi pola-pola kebiasaan, meskupin kita mungkin kurang menyadari lagi terutama hasilhasil belajar yang berkaitan dengan proses dan hasil perkembangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan d. Tolak Ukur Hasil Belajar Tolak ukur hasil belajr dapat diihat dari beberapa indikator dan kemungkinan secara garis besar adapt digambarkan sebagai berikut :22 Jenis Hasil Belajar Indikator-Indikator Cara Pengukuran A. Kognitif Pengamatan/perseptual Dapat menunjukka/ Tugas/ Membandingkan/ tes/ 21 Ahmad Susanto, Op.Cit Prof. Dr. Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung : PT. Remadja Rosydakarya, 2005) 22 36 37 Hafalan/Ingatan Menghubungkan observasi Dapat menyebutkan/ Pertanyaan/ Menunjukkan lagi Tugas/ Tes Pengertian/Pemahaman Dapat menjelaskan/ Tugas/ Mendefinisikan dengan Persoalan/ kata-kata sendiri Tes/ Tugas Aplikasi/Penggunaan Dapat contoh/ memberikan Tugas/ menggunakan Persoalan/ dengan Analisis tepat/ Tes/ memecahkan masalah Tugas Dapat menguraikan/ Tugas/ Mengklasifikasikan persoalaan/ tes Sintesis Evaluasi Dapat menghubungkan/ Tugas/ menyimpulkan/ persoalaan/ menggeneralisasikan tes Dapat Tugas/ menginterpretasikan/ persoalaan/ Memberikan kritik/ tes Memberikan pertimbangan/penilaian 37 38 B. Afektif Penerimaan Sambutan Bersikap menerima/ Pertanyaan/ Menyetujui atau tes/ Sebaliknya skala sikap Bersedia terlibat/ Tugas/ partisipasi/ Observasi/ memanfaatkan atau Tes sebaliknya Penghargaan/ Apresiasi Memandang penting/ Skala penilaian/ bernilai/ berfaidah/ Tugas/ indah/ harmonis/ Observasi kagum atau sebaliknya Internalisasi/ pendalaman Karakterisasi/ penghayatan Mengakui/ Skala sikap/ mempercayai/ Tugas/ meyakinkanatau Ekspresif/ sebaliknya Proyektif Melembagakan/ Skala sikap/ membiasakan/ Tugas/ menjelmakan pribadi perilakunya 38 dalam Ekspresif/ dan Proyektif sehari- 39 hari C. Psikomotorik Ketrampilan Bergerak/ Koordinasi mata, Tugas/ observasi/ tangan dan kaki Tes/ tindakan Gerak Tugas/ bertindak Ketrampilan ekspresi verbal dan Mimik non verbal observasi/ Ucapan Tes/ Tindakan e. Domain Hasil Belajar Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiawaan ersebut dibagi kedalam tiga domain yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat di gambarkan sebagai berikut : 23 INPUT PROSES HASIL Siswa : Proses Siswa : 1. Kognitif 23 belajar 1. Kognitif Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 48- 49 39 40 2. Afektif mengajar 3. psikomotorik Potensi 3. psikomotorik perilaku Usaha yang dapat diubah 2. Afektif Perilaku mengubah perilaku yang telah berubah : 1. efek pengajaran 2. efek pengiring f. Macam-macam Hasil Belajar Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pemahaman konsep Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang di pelajari. Pemahamn menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mapu , menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dia baca, yang dilihat yang di alami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang siswa lakukan.24 24 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Kencana, 2013), hlm.6 40 41 2. Ketrampilan proses Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan ketranpilan yang mengarah pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemapuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. Sedangkan menurut indrawati merumuskan bahwa ketrampilan roses merupakan keseluruhan ketrampilan ilmiah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep untuk mengembangkan konsep sebelumnya.25 3. Sikap Menurut Lange dalam Azwar, sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Sedangkan Bloom membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. a. Ranah kognitif 25 Ahmad susanto, Op.cit., hlm. 9 41 42 Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: 1) Pengetahuan (knowledge) Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat. 2) Pemahaman Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan. 3) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulangulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. 4) Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau 42 43 susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas. 6) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll. b. Ranah afekif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. c. Ranah psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.26 g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Menurut teori Geesalt belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami 26 Nana sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remadja Rosdakarya, 2005) 43 44 perkembangan. Berdasar teori ini hasil belajar siswa terdiri dari dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya.27 Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajat yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interakis antara berbagi faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhikemampuan belajarnya. Faktor internalini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Russefendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ke dalam sepuluh macam yaitu : 1. Kecerdasan 2. Kesiapan anak 3. Bakat anak 27 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : CV. Kencana Prenada Media Grup, 2013 ), hlm. 12 44 45 4. Kemauan belajar 5. Minat anak 6. Model penyajian materi 7. Pribadi dan sikap guru 8. Suasana belajar 9. Kompetensi guru 10. Kondisi masyarakat. Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir sepenuhnya tergantung pada siswa dan sebagian sisa sepenuhnya tergantung pada guru. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya mengatakan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 1. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu:28 a. Lingkungan alami/fisik Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam arti lingkungan fisik. Yang termasuk lingkungan 28 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : CV Pustaka Setia, 2005), hlm.105 45 46 alami adalah lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bermain. Lingkungan fisik termasuk di dalamnya keadaan shu, kelembaban, kepengapan udara. b. Lingkungan sosial Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidup bersama atau homo socius. Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat siswa tinggal mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum. Lingkungan sosial ini seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, dan juga gemuruhnya pasar dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. 2. Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya di rancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktorfaktor keras maupun lunak. Setiap penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan instruksional yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat kelengkapan atau instrumen dalam berbagai bentuk dan jenis. Instrumen dalam pendidikan dikelompokkan menjadi : 46 47 a. Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. b. Program Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia; baik tenaga, finansial, sarana, dan prasarana. c. Sarana dan fasilitas d. Guru Guru merupakan penyampai bahan ajar kepada siswa yang membimbing siswa dalam proses penguasaan ilmu pengetahuan di sekolah. Perbedaan karakter, kepribadian, cara mengajar yang berbeda pada masing-masing guru, menghasilkan kontribusi yang berbeda pada proses pembelajaran. Sementara faktor-faktor internal menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 47 48 1. Fisiologis Merupakan faktor internal yang berhubungan dengan proses-proses yang terjadi pada jasmaniah. Seperti kesehatan yang prima dan hal-hal yang dapat dilihat dengan mata.29 a. Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis umunya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah. b. Kondisi panca indera Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada kondisi indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa mempengaruhi hasil belajar. Anak yang memilki hambatan pendengaran akan sulit menerima pelajaran apabila ia tidak menggunakan alat bantu pendengaran.30 2. Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang berhubungan dengan rohaniah. Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar adalah: a. Minat b. Kecerdasan. c. Bakat 29 30 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Op.Cit., hlm. 106 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Op. Cit., Hlm. 107 48 49 d. Motivasi e. Kemampuan kognitif Dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua macam yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa (faktor internal) yang meliputi kecerdasan anak, bakat anak, kemauauan belajar, minat dan motivasi belajar. Faktor yang kedua datangnya dari luar siswa (faktor eksterna) yakni meliputi keluarga dan keadaan kelas, serta kemampuan guru. 49