pengaruh operating leverage, financial leverage, dan cyclicality

advertisement
PENGARUH OPERATING LEVERAGE,
FINANCIAL LEVERAGE, DAN CYCLICALITY
TERHADAP BETA SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 DAN 2011
Anindita Syifa Maulidia
Alamat : Jl. H. Saidi IV no.16A Cipete Selatan, Jakarta Selatan 12410
Telp : 0217656662
Email : [email protected]
Dosen Pembimbing : Dr. Titik Indrawati, SE., ME
ABSTRAK
Dalam berinvestasi di pasar modal, khususnya investasi saham, tentu terdapat risiko yang harus
dihadapi oleh para investor. Risiko yang dibahas dalam penelitian ini adalah risiko sistematik,
yaitu risiko yang tidak bisa hilang dengan cara diversifikasi sekuritas. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematik. Faktor-faktor
tersebut adalah operating leverage, financial leverage, dan cyclicality. Sampel yang digunakan
sebanyak 30 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur. Periode yang diteliti selama 2
tahun yaitu 2010-2011. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan pengujian
hipotesis menggunakan uji F untuk pengujian secara simultan dan uji t untuk pengujian secara
parsial, dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating
leverage, financial leverage, dan cyclicality secara simultan berpengaruh terhadap risiko
sistematik, tetapi secara parsial hanya variabel operating leverage dan cyclicality yang
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik secara positif, pada kedua tahun. Dari
pengujian koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa pada tahun 2010 sebesar 23,1% dan pada
tahun 2011 sebesar 28,8% risiko sistematik dapat dijelaskan oleh variabel operating leverage,
financial leverage, dan cyclicality. Sedangkan sisanya 76,9% (2010) dan 71,2% (2011) dapat
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Kata kunci : operating leverage, financial leverage, cyclicality, risiko sistematik.
PENDAHULUAN
Kondisi pasar saham maupun kondisi perekonomian selalu berubah-ubah, membuat ketidakpastian
bagi investor untuk mendapatkan keuntungan (return). Unsur ketidakpastian akan selalu melekat dalam
dunia investasi, para investor akan selalu mendapatkan return yang berbeda dengan yang diharapkan.
Apabila dari suatu kesempatan investasi diperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka risiko yang
ditanggungnya akan tinggi pula. Risiko sistematik yaitu risiko yang tidak bisa hilang dengan cara
diversifikasi sekuritas atau portofolio. Risiko sistematik diukur dengan beta saham.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah causal effect relationship. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder. Data yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan data harga saham bulanan yang diperoleh dari www.idx.co.id pada
periode 2010-2011. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria atau pertimbangan yang ditetapkan. Kriteria-kriteria yang
menjadi pertimbangan dalam penetapan sampel dalam penelitian ini adalah :
1)
2)
3)
4)
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2011.
Mempublikasikan laporan keuangannya.
Yang sahamnya aktif diperdagangkan, dan tidak pernah di-suspend selama periode 2010-2011.
Mempunyai nilai DOL dan DFL yang positif selama periode 2010-2011.
Dari kriteria-kriteria yang ada, terpilih 30 perusahaan yang masuk sebagai sampel pada penelitian
ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan regresi linier
berganda. Untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu variabel DOL sebagai X1, DFL sebagai
X2, variabel dummy cyclicality sebagai X3, dan variabel dependen yaitu beta saham sebagai Y, dengan
menggunakan bantuan software SPSS 19.0.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik dan untuk memenuhi asumsi
metode ordinary least square. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi :
1) Uji Multikolinearitas. Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas.
2) Uji Autokorelasi. Untuk menguji adanya kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
3) Uji Heteroskedastisitas. Untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan yang lain.
4) Uji Normalitas. Untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel
independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian secara parsial dan
pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi.
1) Uji t. Menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen
dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Untuk mengetahui nilai t statistik tabel
ditentukan tingkat signifikansi sebesar 5%.
2) Uji F. Menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk
menguji kelayakan model goodness of fit. Untuk mengetahui nilai F statistik tabel ditentukan
tingkat signifikansi sebesar 5%.
3) Koefisien Determinasi (R2). Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel dependen. Nilai R2 antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel – variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas.
HASIL DAN BAHASAN
1. Analisis Deskriptif Variabel – Variabel Penelitian
Tabel 1 Statistik Deskriptif Tahun 2010
Descriptive Statistics
N
DOL
DFL
D_Cyclical
Valid N (listwise)
30
30
30
30
Minimum
,0176
,8909
0
Maximum
33,0707
3,9792
1
Mean
7,821786
1,339630
,60
Std. Deviation
10,1923267
,6832944
,498
Tabel 2 Statistik Deskriptif Tahun 2011
Descriptive Statistics
N
DOL
DFL
D_Cyclical
Valid N (listwise)
30
30
30
30
Minimum
,1003
,9630
0
Maximum
10,3344
2,7524
1
Mean
1,941582
1,184660
,60
Std. Deviation
2,3697129
,3509449
,498
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa jumlah observasi atau jumlah perusahaan yang diteliti
sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, terlihat bahwa pada tahun 2010
variabel DOL memiliki nilai terendah sebesar 0,0176, nilai tertinggi sebesar 33,0707, dan nilai rata-rata
sebesar 7,821786. Variabel DFL memiliki nilai terendah sebesar 0,8909, tertinggi 3,9792, dan rata-rata
1,339630. Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada tahun 2011 variabel DOL memiliki nilai terendah sebesar
0,1003, nilai tertinggi 10,3344, dan nilai rata-rata 1,941582. Variabel DFL memiliki nilai terendah sebesar
0,9630, tertinggi 2,7524, dan rata-rata 1,184660. Sedangkan variabel D_Cyclical memiliki nilai terendah 0,
nilai tertinggi 1, dan nilai rata-rata 0,60. Standar deviasi yang baik adalah yang bernilai kecil, atau dapat
dikatakan semakin kecil standar deviasi maka semakin baik.
2. Uji Normalitas
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Data Tahun 2010
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas Data Tahun 2011
Dari Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan data tahun 2010 dan 2011 berdistribusi normal.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Tahun 2010
a
Model
1
Coefficients
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
DOL
DFL
D_Cyclical
a. Dependent Variable: Beta
,729
,904
,797
1,372
1,107
1,254
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Tahun 2011
a
Model
1
Coefficients
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
DOL
DFL
D_Cyclical
a. Dependent Variable: Beta
,998
,998
,997
1,002
1,002
1,003
Dari Tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa semua variabel independen mempunyai nilai VIF kurang
dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, artinya data penelitian tahun 2010 dan 2011 tidak memiliki
gangguan multikolinearitas dalam model regresinya.
4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahun 2010
Gambar 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahun 2011
Dalam Gambar 3 dan 4 terlihat tidak terdapat pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi tahun 2010 dan 2011.
5. Uji Autokorelasi
Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Tahun 2010
b
Model Summary
Model
Durbin-Watson
1
1,823
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL
b. Dependent Variable: Beta
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Tahun 2011
Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1
2,287
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL
b. Dependent Variable: Beta
Dari Tabel 5 dan 6 dapat dilihat nilai DW sebesar 1,823 untuk tahun 2010 dan sebesar 2,287 untuk
tahun 2011. Dapat disimpulkan bahwa pada kedua tahun tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW
terletak antara 1,6498 dan 2,3502. Dengan demikian asumsi nonautokorelasi terpenuhi.
6. Uji Regresi Parsial (Uji t)
Tabel 7 Hasil Uji t Tahun 2010
a
Coefficients
Model
1
t
(Constant)
2,406
DOL
1,821
DFL
,189
D_Cyclical
2,272
a. Dependent Variable: Beta
Sig.
,024
,074
,852
,034
Tabel 8 Hasil Uji t Tahun 2011
Coefficientsa
Model
1
t
(Constant)
1,073
DOL
2,178
DFL
,000
D_Cyclical
2,318
a. Dependent Variable: Beta
a)
Sig.
,293
,039
1,000
,029
Degree of operating leverage
Dalam Tabel 7 dan 8 terlihat nilai t-hitung DOL sebesar 1,821 untuk tahun 2010 dan sebesar
2,178 untuk tahun 2011, sementara t-tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05.
Dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya operating leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis satu yang
menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh positif terhadap beta saham.
b) Degree of financial leverage
Dalam Tabel 7 dan 8 terlihat nilai t-hitung DFL sebesar 0,189 untuk tahun 2010 dan sebesar
0,000 untuk tahun 2011, sementara t-tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,05.
Berarti t-hitung < t-tabel. Dengan demikian Ho tidak ditolak, artinya financial leverage tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Hasil ini tidak mendukung hipotesis dua yang
menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap beta saham.
c) Cylicality
Dalam Tabel 7 dan 8 terlihat nilai t-hitung D_Cyclical sebesar 2,272 untuk tahun 2010 dan
sebesar 2,318 untuk tahun 2011, sementara t-tabel adalah sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan
0,05. Berarti t-hitung > t-tabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya cyclicality berpengaruh positif
signifikan terhadap beta saham. Hasil ini mendukung hipotesis tiga yang menyatakan bahwa
cyclicality berpengaruh positif terhadap beta saham.
7.
Uji Regresi Simultan (Uji F)
Tabel 9 Hasil Uji F Tahun 2010
b
Model
1
Regression
Residual
Sum of Squares
2,914
31,422
Total
ANOVA
df
3
26
34,337
Mean Square
1,209
,971
F
3,246
Sig.
,042a
F
3,508
Sig.
a
,029
29
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL
b. Dependent Variable: Beta
Tabel 10 Hasil Uji F Tahun 2011
b
Model
1
Regression
Residual
Sum of Squares
5,734
14,166
Total
ANOVA
df
19,899
3
26
Mean Square
1,911
,545
29
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL
b. Dependent Variable: Beta
Dari hasil uji F pada Tabel 9 dan 10 didapat nilai F-hitung tahun 2010 sebesar 3,246 dan tahun
2011 sebesar 3,508 sementara F-tabel sebesar 2,975 dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan demikian Fhitung > F-tabel, sehingga Ho ditolak, artinya tidak semua variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, terbukti model penelitian sudah cocok (fit).
8. Koefisien Determinasi (R²)
Tabel 11 Hasil R² Tahun 2010
Model Summaryb
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
a
1
,481
,231
,160
1,0993417
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DFL, DOL
b. Dependent Variable: Beta
Tabel 12 Hasil R² Tahun 2011
b
Model Summary
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
a
1
,537
,288
,206
,7381265
a. Predictors: (Constant), D_Cyclical, DOL, DFL
b. Dependent Variable: Beta
Dalam Tabel 11 dan 12 dapat dilihat nilai R² tahun 2010 sebesar 0,231 dan tahun 2011 sebesar
0,288 Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa perubahan DOL, DFL dan cyclicality dapat menjelaskan
perubahan beta saham tahun 2010 sebesar 23,1% dan tahun 2011 sebesar 28,8%. Sisanya 76,9% untuk
tahun 2010 dan 71,2% untuk tahun 2011 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
9.
Koefisien Regresi Linier Berganda
Tabel 13 Hasil Regresi Tahun 2010
a
Coefficients
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
1,198
,498
DOL
DFL
D_Cyclical
a. Dependent Variable: Beta
,479
,059
,593
,263
,314
,459
Standardized
Coefficients
Beta
,293
,037
,272
Dari Tabel 13 diperoleh hasil regresil linier berganda tahun 2010 yaitu sebagai berikut:
Untuk non-cyclical firms :
Beta = 1,198 + 0,479 DOL + 0,059 DFL
Untuk cyclical firms :
Beta = 1,791 + 0,479 DOL + 0,059 DFL
Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a) Konstanta sebesar 1,198 menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel independen 0, maka
beta sebesar 1,198 untuk non-cyclical firms dan sebesar 1,791 = (1,198 + 0,593) untuk cyclical
firms.
b) β1 sebesar 0,479 menunjukkan bahwa apabila DOL naik sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan
beta sebesar 47,9%, dengan asumsi variabel-variabel independen lain konstan.
Tabel 14 Hasil Regresi Tahun 2011
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
,564
,526
DOL
DFL
D_Cyclical
a. Dependent Variable: Beta
,126
,001
,639
,058
,391
,276
Standardized
Coefficients
Beta
,361
,000
,384
Dari Tabel 4.14 diperoleh hasil regresil linier berganda tahun 2011 yaitu sebagai berikut:
Untuk non-cyclical firms :
Beta = 0,564 + 0,126 DOL + 0,001 DFL
Untuk cyclical firms :
Beta = 1,203 + 0,126 DOL + 0,001 DFL
Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a) Konstanta sebesar 0,564 menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel independen 0, maka
beta sebesar 0,564 untuk non-cyclical firms dan sebesar 1,203 = (0,564 + 0,639) untuk cyclical
firms.
b) β1 sebesar 0,126 menunjukkan bahwa apabila DOL naik sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan
beta sebesar 12,6%, dengan asumsi variabel-variabel independen lain konstan.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap perusahaan manufaktur pada tahun
2010 dan 2011, yang memiliki hasil yang serupa pada kedua tahun, maka kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Dari hasil pengujian hipotesis satu diperoleh hasil bahwa DOL berpengaruh positif signifikan
terhadap beta saham. Operating leverage yang tinggi mencerminkan biaya tetap yang tinggi yang
harus ditanggung oleh perusahaan. Perubahan kecil pada penjualan mengakibatkan perubahan
besar dalam keuntungan karena fixed cost tetap dikeluarkan. Semakin tinggi operating leverage
perusahaan, semakin besar fluktuasi penjualan yang akan mempengaruhi laba, maka semakin besar
juga risikonya.
2) Dari hasil pengujian hipotesis dua diperoleh hasil bahwa DFL tidak berpengaruh signifikan
terhadap beta saham. Financial leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak
menggunakan utang dalam struktur modalnya. Semakin besar utang semakin besar pula beban
bunga yang harus dibayar setiap tahunnya, sehingga akan meningkatkan financial leverage.
Perusahaan manufaktur biasanya mempunyai biaya operasi yang tinggi, jadi sudah mempunyai
risiko bisnis yang tinggi, mungkin mereka berhati-hati terhadap penggunaan utang untuk
meminimalkan risiko keuangannya. Sebagai contoh perusahaan Berlina Tbk. yang mempunyai
DFL tahun 2011 sebesar 1,4542 yang besarnya di atas rata-rata, tetapi beta sahamnya sebesar
0,4407. Membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi belum tentu memiliki
beta saham yang tinggi juga.
3) Dari hasil pengujian hipotesis tiga diperoleh hasil bahwa cyclicality berpengaruh positif signifikan
terhadap beta saham. Dengan demikian cyclical firm mempunyai beta saham lebih tinggi daripada
non-cyclical firm, walaupun memiliki nilai DOL dan DFL yang sama. Jadi semakin sensitif suatu
perusahaan terhadap kondisi perekonomian, dapat dikatakan semakin tinggi pula risikonya.
4) Dari hasil pengujian secara simultan diperoleh hasil tidak semua variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap beta saham.
2. Keterbatasan dan Saran
1) Jumlah sampel yang digunakan hanya 30, sehingga kurang mewakili seluruh perusahaan
manufaktur yang terdapat di BEI. Selain itu, teknik penarikan sampel adalah purposive sampling,
yang merupakan non-probability sampling. Oleh karena itu, hasil penelitian skripsi ini tidak dapat
digeneralisasi untuk sektor manufaktur.
2) Penelitian ini memiliki nilai R² yang relatif rendah, yaitu sebesar 23,1% untuk tahun 2010 dan
sebesar 28,8% untuk tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor-faktor lain
yang mungkin signifikan mempengaruhi beta. Oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya
dapat menggunakan faktor-faktor mikro lainnya maupun makro ekonomi agar hasilnya lebih
signifikan.
REFERENSI
Al-Qaisi, K.M. (2011). The Economic Determinants of Systematic Risk in the Jordanian Capital Market.
International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 20: 85-95, November
Alaghi, K. (2011). Financial Leverage and Systematic Risk. African Journal of Business Management Vol.
5: 6648-6650, August
Damodaran, A. (1999). Estimating Risk Parameters. New York: Stern School of Business
Darmadji, T., dan Fakhruddi, H.M. (2006). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta:
Salemba Empat
Emery, D.R., Finnerty, J.D., dan Stowe, J.D. (2004). Corporate Financial Management (Second Edition).
Upper Saddle River: Prentice Hall
Fahmi, I., dan Hadi, Y.L. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Teori dan Soal Jawab. Bandung:
Alfabeta
Ghozali, I. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17 . Semarang: BP-UNDIP
Hadi, A., Hartatik, dan Pramesti, G. (2012). Aplikasi SPSS Dalam Saham. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Hadianto, B., dan Tjun, L.T. (2009). Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei: 1-16
Hartono, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi 7). Yogyakarta: BPFE
Hidayat, T. (2011). Buku Pintar Investasi. Jakarta: Mediakita
Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Edisi 4). Yogyakarta: SPP STIM
YKPN
Kartikasari, L. (2007). Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal Akuntansi & Manajemen STIE YKPN Volume XVIII,
No.1, April
Miswanto dan Husnan, S. (1999). The Effect of Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business
Risk. Gadjah Mada International Journal of Business. Vol.1, No.1: 29-43
Munawir, S. (2007). Analisa Laporan Keuangan (Edisi Ke 4). Yogyakarta: Liberty
Nasarudin, M.I., dan Surya, I. (2004). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana
Priyatno, D. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI
Salama, A., dan Nguyen, D.T. (2005). The Association Between Accounting and Market-Based Risk
Measures. York: The University of York. Department of Management Studies, Working Paper 15,
December
Sinaga, B. (2010). Kitab Suci Pemain Saham. Jakarta: Dua Jari Terangkat
Sinaga, B. (2011). Buku Saham Paling Fundamental. Jakarta: Gerrmedia Komik
Soedijatno, K., Mediawati, E., dan Widaningsih, M. (2009). Pengaruh Operating Leverage dan Firm Size
Terhadap Financial Leverage dan Implikasinya Terhadap Risiko Sistematis Saham. Jurnal
Percikan: Vol. 102, Juli
Sufiyati dan Na’im, A. (1998). Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap Risiko
Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 13, No. 3: 57-69
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. (Edisi Pertama). Yogyakarta: Kanisius
Umar, H. (2003). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Widoatmodjo, S. (2012). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal (Edisi Revisi). Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Yulianti, R., dan Zuhrohtun. (2006). Operating Leverage dan Risiko Sistematik Perusahaan. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, April :1-8
www.idx.co.id
RIWAYAT PENULIS
Anindita Syifa Maulidia lahir di kota Jakarta pada 11 Oktober 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1
di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada 2013.
Download