SADATH M. NUR-FSH

advertisement
•
"
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PN SUBANG
NOMOR : 234/PID.B/PN. SUBANG TENT ANG KELALAIAN YANG
MENYEBABKAN KEMATIAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh
-------1
SADATH M. NUR
NIM. 103043228007
I
PERPUSTAK/lJ\N L.IT AM/\
UIN
,J,~1< 1\p·r·A
" " " \
I
KONSENTRASI PERBANDINGA"'N,.,H~U~K~UM---·····-·-------·--·'
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PN SUBANG
NOMOR: 234/PID.B/PN. SUBANG TENTANG KELALAIAN YANG
MENYEBABKAN KEMATIAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Hukum Islam
Oleh
SADATH M. NUR
NIM: 103043228007
Di bawah Bimbingan:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
~),e\
.. _.
~
Prof. Dr. H. M. Abduh Malik
NIP: 150094391
KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN
HAKIM PN SUBANG NOMOR : 234/PID.B/PN. SUBANG TENTANG
KELALAIAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN" telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada Program
Strata 1 (Sl) pada Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukurn Program Studi
Perbandingan Hukum.
SH MA MM
PANITIA UJIAN MUNAQOSY AH
Ketua :Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag
NIP: 150275509
Sekertaris: H. Muhammad Taufigi, M.Ag
NIP: 150290159
Pembimbing I: Prof. Dr. H. M. Abduh Ma .
NIP: 150094391
Pembimbing II: Dr. Yayan Sopyan, M.Ag
NIP: 150277991
Penguji I: Dra. Hi. Afidah Wahyuni, M.Ag
NIP: 150281943
Penguji II: H. M. Nurul Irfan, M.Ag
NIP: 150326893
Skripsi lni Aku Persembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku
Sebagai Wujud Bakti dan Pengabdianku Padanya
Serta Kakak, Adik, dan Kedua Ponakanku
MOTO:
"(I) Bukankah Kami le/ah melapangkan untukmu dadamu. (2) Dan Kami le/ah
menghilangkan dari padamu bebanmu, (3) Yang memberatkan punggungmu, (4)
Dan Kami tinggikan bagimu sebulan (nama)mu, Karena Sesungguhnya sesudah
kesulitan ilu ada kemudahan, (5) Sesungguhnya sesudah kesulitan ilu ada
kemudahan. (6) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), (7)
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (8) Dan Hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap".(Q.S Al-Jnsyiroh 194: 1-8)
~)\ <.Jb)I .ilil ~
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. Pencipta dan Pemelihara alam
semesta, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya. Sehingga dengan izin dan
iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta
salam yang selalu tercurah keharibaan Nabi besar Muhammad SAW dan segenap
para sahabat-sahabatnya.
Penulis sangat menyadari, bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak, oleh karenanya
dari relung hati yang paling dalam, penulis ucapkan terima kasih yang tiada hingga
kepada yang terhomat:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,
SH., MA., MM. beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan moril
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ketua Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Bapak Dr. H. Ahmad
Mukri Aji MA. dan Sekertaris Program Studi Bapak H. Muhammad Taufiqi
M.Ag. serta para dosen dan karyawan di Fakultas Syariah Dan Hukum.
3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Abduh Malik dan Bapak Dr. Yayan Sopyan M.Ag,
selaku dosen pembimbing yang telah mengerahkan waktu, tenaga dan ilmunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah Dan
Hukum serta karyawan dan pegawai yang telah membantu dalam pencarian
sumber bacaan buku dan referensi.
5. Kepada Bapak Uli Purnama, SH selaku Kabid Humas Pengadilan Negeri Subang
dan Bapak Hendi Rohendi, SH selaku Panitra Muda Hukum Pengadilan Negeri
Subang, yang telah memberikan data dan wawancaranya yang berhubungan
dengan masalah skripsi penulis seperti, Lampiran Putusan dan Penetapan PN
Subang, serta Lampiran Tuntutan dari Kejaksaan Negeri Subang.
6. Kepada para Dosen penulis haturkan banyak terima kasih, khususnya dari civitas
akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang telah berkontribusi positif bagi
khazanah dialetika pemikiran penulis selama proses pendidikan berlangsung demi
memahami kondisi kontemporer dengan penuh kearifan. Terutama kepada Bapak
Prof. Dr. H. Ahmad Sutarmadi, Bapak Dr. H. Ahmad Juwaini Sukri LCS, MA,
Dr. JM. Muslimin, Bapak Burhanudin SH, MH dan Bapak Alfitra SH, MH, serta
para dosen yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu dan tidak
mengurangi rasa hormat penulis.
7. Kepada Ayahanda tercinta Bapak M. Alwi Nur SMI, M.Sc dan Ibunda Haryati
yang selalu setia menanti ananda dalam meraih gelar keserjanaan. Berkat jasa dan
doa beliaulah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Semoga
Allah membalas kebaikan-kebaikan Ayah dan !bu. Amin.
8. Kepada Keluarga besar di Subang dan Makasar, terutama untuk kedua kakakku
teh Irma Nur, S.Psi, aa Asep, dan adikku dede Ahsad serta kedua ponakanku Aura
dan dede Enji. Dan tak lupa untuk kak yuyun dan warni di Makasar yang selalu
memberikan suport serta dukungan morilnya kepada penulis. Dari merekalah
penulis sangat terinspirasi dan termotivasi untuk menyelesasikan skripsi ini
dengan baik. Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan mereka.
9. Kepada KH Solihan Rohiman, KH Ors. Ahmad Mubarak MA dan Ust. Ors.
Saefudin Hamid, yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis. Dan kepada rekan-rekan Alumni Ponpes Al Mukhlisin, bayu, dekur,
dede, amin, irwan, erica, nantih, ida dan sahabat-sahabat lainnya, serta soni dan
dedi di Subang. Yang banyak memberikan dorongan moril dan nasihatnya bagi
penulis. Tanks for all.
10. Rekan-rekan seperjuangan dan sepenanggungan anak-anak Perbandingan Hukum
angkatan 2003, alwanih, rozaq, tomy, maman, miftah, sahril, yustam, iqbal,
yakob, qodir, salman, fatur, ucup dan sahabat Iainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, serta dadan, soiihin, Bang amril dan Mpo anah, thanks abiz
atas apa yang teiah kamu berikan kepadaku dan jangan pemah lupakan KKS
Subang yang begitu manis dan indah kawan-kawanku.
I I. Kepada Rekan-rekan Menwa, fadiI, mulyono, suhanuI, indah, ratna, artila, debi,
sigit, nazir, sahrun, sudirman, ijad, iyan, ida, ita, yani di!. penuiis ucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada senior dan kawan-kawan Menwa yang telah
memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis tentang iimu ke
Organisasian "Murda Sarwa Labda".
Semoga segala partisipasi, dan motivasi serta doa kepada penulis
memohonkan ridha di sisi-Nya. Harapan terakhir, semoga skripsi ini dapat
berguna bagi pembangunan ke Ilmuan, ke Islaman dan ke Indonesian. akhirnya,
hanya kepada-Nya segala urusan dan akan kembali pula kepada-Nya. Tiada daya
dan upaya hanya milik-Nya, lalu kita memohon hidayah dan ampunan-Nya.
Jakarta, 29 Jumadil Ula 1429 H
4 Juni 2008
Penulis
DAFTARISI
KAT A PEN GANT AR....................................................................
iii
DAFTAR ISi....................................................... ........................
Vil
Bab I: Pendabuluan
A. Latar Belakang...................................................................
I
B. Pembatasan Masalab............................................................
8
C. Tujuan dan Fungsi Penelitian............................................... ...
9
D. Metode Penelitian....................................................................
JO
E. Studi Review.....................................................................
13
F. Sistematika Penulisan.............................................. ... ...... ....
15
Bab II: Konsep Kelalaian Dalam PersefekrifHukum Islam dan Hukum Positif
A. Kelalaian Dalam Hukum Islam
I. Pengertian ............................. :. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ...............
16
2. Ruang Lingkup...... .................. ...... ... ... ... ... . .. ... . .... .........
18
B. Kelalaian Dalam Hukum Positif
I. Pengertian................................................................. ...
25
2. Ruang Lingkup............................................... ...................
28
C. Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian
I. Dalam Hukum Islam........................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
34
2. Dalam Hukum Positif.................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
46
Bab III: Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor:
234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan
Matinya Orang Meliputi :
A. Kronologi Perkara...................................................... ............
49
B. Pertanggungjawaban Hukum................................................ ....
50
C. Pertimbangan Hukum................................................ ...............
56
D. Analisis Putusan................................................ ........................
57
Bab IV : Penutup
A. Kesimpulan................................................ ........ .. .....................
79
B. Saran-Saran...............................................................................
81
Daftar Pustaka................................................ ....... ........................ .........
83
Lampiran-Lampiran............................................... ................................
86
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun-tahun terakhir ini semakin banyak kejahatan terhadap jiwa
manusia atau pembunuhan dalam masyarakat. Hukum pidana positif (KUHP)
tampaknya tidak mampu mencegah perbuatan pidana disengaja dan tidak
disengaja terutama yang menyebabkan kematian di dalam masyarakat. Hal ini
mungkin disebabkan oleh sanksi hukuman yang terlalu ringan. 1
Bahwa pada kenyataanya masih banyak pelanggaran yang sering terjadi
dari berbagai jenis motif tindak pidana yang dilakukan oleh orang-perorangan
maupun berkelompok. Seperti tawuran antar pelajar, pembunuhan disengaja
maupun tidak disengaja, perampokan, pemerkosaan, pencurian, hingga maraknya
kecelakaan lalu lintas yang sering memakan korban baik Iuka ringan, Iuka berat
maupun sampai
meninggal dunia, akibat dari orang-orang yang kurang
bertanggung jawab dan tidak melihat ke depan akan akibat ini, ditambah lagi
maraknya malpraktek yang sering terjadi akhir-akhir ini akibat kelalaian para
dokter dan sangat mengganggu ketertiban masyarakat bahkan sangat meresahkan
masyarakat. Maka kejahatan semacam ini membuat masyarakat panik dan waswas, apabila sesuatu ha! yang akan menimpanya.
1
Abduh Malik dkk, Pidana Islam di Indonesia (Peluang, Prospek, dan Tantangan),
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), Cet. l, h. 87
2
Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat
dipahami dari berbagai sisi yang berbeda. ltu sebabnya dalam keseharian kita
dapat menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang
berbeda yang satu dengan yang Jain.2
Tampaknya kesadaran masyarakat akan menjunjung tinggi norma dan
aturan-aturan hukum yang berlaku, semakin diabaikan (tidak peduli). Pelanggaran
demi pelanggaran membuat orang semakin beringas dan tidak adanya rasa takut
yang mendalam, serta tidak adanya efek jera bagi para tersangka maupun
terdakwa. Sehingga kurangnya kesadaran, untuk menghargai hak asasi seseorang,
serta semakin minimnya rasa cinta dan kasih sayang di antara individu dengan
individu Jainnya. 3
Manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi dengan tujuan agar
mengisi dan memakmurkan hidup dan kehidupan ini sesuai dengan tata aturan
dan hukum-hukum Allah SWT. Oleh karena itu tujuan tersebut berhasil dengan
baik, maka sebagai kasih sayang Allah SWT terhadap manusia, Allah SWT
menurunkan tata aturan dan hukum-hukum-Nya yang disampaikan dalam bentuk
wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. 4
2
Topo Santoso, dan Eva Achzani Zulfa, Kriminologi, (Jakarta: Raja Grafindo Gema
Persada, 2005), h. I
3
Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh (disampaikan dalam
kata pengantar), (Jakarta: Sinar Grafindo, 2005), Cet. III, h. vii
4
Ahmad Munif Suramaputra, Filsafat Hukum !.•lam AL-GHAZAL! (Maslahah
Mursa/ah & dengan Pembaharuan hukum Islam), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet.
I, h. I
3
Suatu sistem hukum pada hakikatnya merupakan kesatuan atau himpunan
dari berbagai cita-cita dan cara-cara manusia berusaha untuk mengatasi masalah
yang nyata maupun potensial yang timbul dari pergaulan hidup sehari-sehari yang
manyangkut kedamaian. Semakin kompleks susunan suatu masyarakat, semakin
luas dan mendalam aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia.
Bahkan hampir semua aspek kehidupan bersama diatur oleh hukum. 5
Maraknya kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di mana-mana, akibat
dari kelalaian seseorang yang tidak memperhatikan dampak akibat dari
kecelakaan tersebut. Sebagaimana yang diutarakan oleh Hadiman: bahwa korban
yang mati akibat kecelakaan lalu-lintas jauh lebih beda bila dibandingakan
dengan korban yang mati akibat sebab-sebab yang lain seprti kecelakaan-kerja,
sakit, pembunuhan dan lain-lain. Beliau menambahkan, bahwa 80 % hingga 90 %
dari 100 kecelakaan lalu lintas adalah ulah dari pengemudi. 6
Kelalaian atau kesalahan merupakan tindak pidana yang lebih ringan dari
kesalahan yang disengaj a. Karena dari unsur ini kelalaian merupakan perbuatan
pelaku yang kurang melihat kedepan akan akibat ini. Walaupun unsur semacam
ini berbeda dengan unsur-unsur yang benar-benar dikehendaki oleh pelaku.
Namun tidak menutup kemungkinan, bahwa perbuatan semacam ini tidak lepas
' Soerjoeno Soekanto, Pokok-Pokok Sosio/ogi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), Cet. V, h. 263.
6
Hadiman, Jadilah Pengemudi Yang Baik, (Jakarta: lnduk Koprasi Kepolisian Repubik
Indonesia, 1988), h. I
4
dari hukuman dan pertanggungjawaban pidana. Sebagaimana yang tertuang dalam
Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP. Yang isinya sebagai berikut:
Pasal 359
" Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun."
Pasal360
l) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
mendapat Iuka-Iuka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau pidana kurungan paling lamasatu tahun.
2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
Iuka-Iuka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat
ribu lima ratus rupiah. 7
Uraian di atas tidak terlepas dari pantauan dan perhatian aparat penegak
hukum dan aparatur negara, demi menciptakan rasa aman terhadap masyarakat
serta mengadili perkara dengan seadil-adilnya. Tanpa melihat stratafikasi
seseorang, dalam ha! ini statusnya sama di hadapan hukum. Para aparat penegak
hukum harus benar-benar cermat dalam memutuskan perkara dan memikirkan
dengan cermat dari penjatuhan hukuman. Sehingga dirasakan oleh masyarakat,
bahwa hukuman tersebut harus benar-benar setimpal dengan kesalahan pelaku.
7
Lihat KUHP, Pasal 359-360.
5
Penyelesaian perkara dengan cepat dan tepat, mengadili sesuai dengan
kesalahan dan pelanggarannya. Maka dalam ha! ini sangat membantu dalam
penegakan ketertiban dan ketentraman masyarakat. Demi terciptanya keadilan
yang merata dan adanya kepastian hukum.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Theo Huijbers dalam bukunya
filsafat hukum, beliau mengatakan: bahwa hukum sangat erat hubungannya
dengan keadilan. Bahkan ada orang yang berpandangan bahwa hukum harus
digabungkan dengan keadilan, supaya sungguh-sungguh berarti sebagai
hukum. 8
Pada hakikatnya fungsi dan tujuan hukum adalah terletak dari kesadaran
masyarakat yang patuh terhadap hukum, serta sadarnya para penegak hukum
dalam
menjalankan tugasnya,
demi mewujudkan keadilan,
ketertiban,
keteraturan serta keamanan yang merata, tanpa melihat struktur kemasyarakatan
dan sama derajatnya di hadapan hukum. Maka dengan ini akan timbul suatu
kecintaan sesama umat manusia dan saling menghargai hak asasi seseorang.
Di bawah ini ada sebuah kasus tindak pidana kelalaian yang merenggut
nyawa seseorang dan mengakibatkan satu orang luka-luka, yang kebetulan
TK.Pnya (Tempat Kejadian Perkara) didaerah Kah. Subang di Jalan Raya Kp.
Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalan Cagak dan termasuk wilayah hukum
PN Subang.
8
Theo Huijbers, Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,2005), Cet. XI, h. 64
6
Pada hari Sabtu tanggal 22 September 2001 kurang lebih pukul 10.00
WIB. Terdakwa Obay Sobari Bin Umsih mengemudikan kendaraan Truck Colt
Mitsubhishi No. Pol. F-8880 VE Warna kuning muda bermuatan kurang lebih 2
(dua) ton sayuran (terong) berangkat dari Kabupaten Indramayu menuju jurusan
Bandung. Di dalam mobil di bangku depan di sebelah kiri terdakwa Obay
Sobari duduk saudara Apung Purnama pemilik barang sayuran, kendaraan
Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan perseneling 4
(empat). Sampai di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalan
Cagak Kah. Subang, kondisi jalan agak menikung ke kanan dengan posisi
searah dengan kendaraan Truck, terdakwa melihat kendaraan sepeda motor
(Yamaha RX King No. Pol. D-2914 BJ yang dikemudikan oleh saksi Jaenal
Asikin) berjalan di sebelah kiri jalan dengan jarak kurang lebih I 0 meter, dan
sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin Hendra dengan
jarak kurang lebih 15 meter, tak lama kemudian Truck meyerempet sepeda
motor, karena terdakwa kaget setelah diperingatkan oleh saksi Apung Purnama
dengan kata-kata: "Awas ada orang" karena terdakwa dalam keadaan ngantuk,
sehingga kendaraan Truck yang dikemudikan oleh terdakwa tersebut menjadi
oleng ke kiri dan menabrak sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri
Bin Hendra yang sedang berlawanan arah dengan Truck di bahu sebelah kiri
kendaraan Truck Colt yang dikemudikan oleh terdakwa.
7
Akibat ditabraknya korban Andri Bin Hendra oleh terdakwa tersebut, korban
Andri Bin Hendra meninggal dunia di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara
VIII Subang dan saksi korban Jaenal Asikin mengalami Iuka ringan. 9
Dari uraian di atas bahwa suatu tindak pidana, terjadi akibat kurangnya
kesadaran seseorang terhadap hukum, yang tidak mengindahkan (tidak
mentaati) peraturan yang berlaku dan sifat egoisme yang mau menang sendiri
dan sering dilanggarnya hak asasi manusia. Kasus kriminal yang sering terjadi
akhir-akhir ini, menambah rentetan tindak pidana yang banyak memakan
korban dan dalam ha! ini para aparat penegak hukum harus benar-benar selektif
dalam mengambil keputusan.
Dengan permasalahan yang disinggung dan deskripsi-deskripsi yang
diuraikan di atas, maka penulis sangat terdorong untuk sedikit melakukan
penelitian dan pembahasan dengan judul:
"Analisis Hukum Islam Terhadap Putusa11 PN Suba11g Nomor: 234/Pid.BIPN
SUBANG. Te11ta11g Kelalaia11 Ya11g Me11yebabka11 Kematia11"
9
Kronologi Perkara Pidana Yang dilampirkan Oleh Kejaksaan Negeri Subang, dalam
Tuntutan Pidana Reg Perk. Nomor: PDM-212/SUBANG/1012001.
8
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
I. Pebatasan Masalab
Agar permasalaban ini lebih terarah dan terfokus berdasarkan latar
belakang dari uraian di atas, dalam ha! ini penulis akan mencoba membatasi
penelitian ini hanya mengenai masalab yang menyangkut: Pembunuhan tidak
sengaja, kasus pidana Obay Sobari bin Umsih di Subang, Analisis Putusan
Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN SUBANG.
2. Perumusan Masalab
Untuk
lebih
memudahkan
dalam
skripsi
ini
penulis
mencoba
mempertimbangkan masalab yang telab diuraikan baik dari latar belakang
masalab maupun dalam pembatasan masalab. Maka dengan ini penulis
mencoba merumuskan masalab ini, sebagai berikut:
I. Apa pertimbangan Hakim dalam menentukan hukum.
2. Dilihat dari perspektif Hukum Islam apakab Putusan Hakim PN Subang
telab memberikan rasa keadilan bagi pihak korban.
3. Apakah tanggapan keluarga korban terhadap Putusan Hakim PN Subang.
4. Apakah kompensasi yang diberikan dapat meringankan hukuman bagi
terdakwa.
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang:
1. Untok
memberikan pemahaman tentang pertimbangan Hakim dalam
menentukan hokum.
2. Memberikan solusi alternatif tentang sanksi diat bagi tindak pidana karena
kelalaian yang menyebabkan kematian yang telah diputuskan oleh hakim,
sehingga memberikan rasa keadilan bagi pihak korban.
3. Menanggapi prihal keluarga korban terhadap Putusan Hakim yang adil.
4. Memberikan tanggapan atas kompensasi yang diberikan oleh terdakwa kepada
pihak korban yang dapat meringankan beban keluarga korban dan dapat
meringankan hukuman bagi terdakwa.
Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat
bagi pihak yang mempunyai kepentingan dengan penelitian hukum ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian semacam ini, maka akan memberikan suatu
gambaran tentang Pembunuhan tidak sengaja, kasus pidana Obay Sobari bin
Umsih
di
Subang,
Analisis
Putusan
Hakim
PN
Subang
Nomor:
234/Pid.B/2001/PN SUBANG, dilihat dari segi perbuatannya, sanksi
pidananya maupun pertanggungjawaban pidananya di depan hokum, ditinjau
dari hukum Islam dan hukum Positif.
IO
2. Manfaat Akademis
Sebagai kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan teori maupun
prinsip-prinsip Hukum Positif dan Hukum Islam yang telah dipelajari dalam
perkuliahan kedalam praktek yang sebenarnya. Dan berdampak positif bagi
perkembangan keilmuan maupun para peneliti selanjutnya.
D. Mctodelogi Penclitian
I. Jenis Data
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan
pendekatan deskriptif yaitu yang bertujuan untuk membuat gambaran yang
sistematis dan akurat tentang fakta-fakta, sifat dan hubungan fenoma yang ada
dalam objek yang diteliti. Sedangkan kualitatif adalah sebuah pemaparan dan
penjelasan terhadap masalah yang diangkat sehingga pada akhirnya akan
membangun kesimpulan-kesimpulan dari permasalahan yang ada dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau bahasa, pada konteks yang lebih
khusus.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan salah satu bagian yang terpenting dalarn
penelitian ini. Maka pencarian data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui
perantara. Data primer ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak
11
yang berhubungan dengan masalah ini yang diteliti dan fakta-fakta ril di
lapangan. Seperti Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN
SUBANG dan Tuntutan dari Kejaksaan Negeri Subang, dalam Tuntutan
Pidana Reg Perk. Nomor: PDM-212/SUBANG/1012001 dan data-data lainnya.
Selain itu data primer ini penulis peroleh dari hasil wawancara dengan
pihak-pihak terkait seperti, Uli Pumama, Hakim Pengadilan Negeri Subang,
Obay Sobari Bin Umsih, mantan terpidana kasus tindak pidana kelalaian yang
menyebabkan matinya orang, Hendra Haryadi Bin Safan, sebagai wali korban
(ayah korban).
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Jenis data skunder
dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
ars1p
(data
dokurnenter)
baik
telah
dipublikasikan
maupun
tidak
dipublikasikan. Bahan data skunder ini penulis peroleh dari Al-Qur'an, AsSunah, Buku-buku ilmu Hukum, dokumen-dokumen, makalah dan data-data
lain yang relevansi dan berkaitan dengan judul skripsi ini.
3. Tehnik Pengurnpul Data
a. Studi kepustakaan seperti buku, dokurnen dan lain sebagainya, dengan cara
dibaca, dikaji dan dikelompokan sesuai dengan pokok masalah yang terdapat
di dalam skripsi ini.
12
b. Interview Jangsung dengan menggunakan metode wawancara bebas dan
terstruktur, cara ini penulis tempuh dengan wawancara dengan: Uli
Purnama SH., Hakim Pengadilan Negeri Subang, Obay Sobari Bin Umsih,
mantan terpidana kasus tindak pidana kelalaian yang menyebabkan matinya
orang, Hendra Haryadi Bin Safan, sebagai wali korban (ayah korban).
4. Analisis data:
Setelah memperoleh data
terseb~t
di atas, maka penulis akan mengolah
data dengan metode deskriptif-deskriptif dan kompratif. Yakni menyajikan
dan menggambarkan data secara alamiah tanpa melakukan suatu manipulasi.
Dalam penyajian data tersebut akan dikomparasikan baik, menurut hukum
Islam maupun hukum Positif. Penulis akan menganalisis kasus yang berkaitan
dengan skripsi yang berjudul A11alisis H11k11m Islam Terhadap P11t11sa11
Hakim
PN S11ba11g
Nomor:
234/Pid.B/2001/PN.SUBANG
Te11ta11g
Kelalaia11 ya11g Me11yebabka11 Kematia11.
5. Teknik penulisan:
Dalam penulisan proposal ini, penulis sepenuhnya menggunakan buku
pedoman skripsi yang di terbitkan Tahun 2007 oleh Fakulatas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga penulisan ini tidak
melenceng dari aturan teknik penulisan yang ada. 10
10
Tim Penulis dari Fakultas Syariah Dan Hukum, Buku Panduan Skripsi, (Jakarta: Fak.
Syariah UJN SyarifHidayatullah Jakarta, 2007)
13
Dokumen
yang
penyusum
peroleh,
maka
penyusun
racik
dan
memaparkan secara deskriptif, kooporatif, dan analisis konstruktif. Tiga
pendekatan semacam ini lazim dipakai dalam penelitian kualitatif ini. Maka
penyusun kombinasikan untuk menghasilkan sebuah konstruksi yang sinergis
dan ilmiah.
E. Studi Review
Pada penulisan skripsi ini, penulis sepenuhnya menggunakan studi review
yaitu dengan melihat skripsi-skripsi, yang pemah dibahas oleh penulis
sebelumnya dan sama-sama membahas masalah skripsi yang berkaitan dengan
judul penulis. Guna dijadikan acuan dan rujukan bagi penulis dalam penelitian
ini. Maka dengan ini penulis telah menemukan empat dari hasil penelitian yang
ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Namun hanya satu yang bisa di inventarisir dan sebagian lagi tidak bisa
di inventalisir, yaitu oleh Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang berjudul: Kedudukan Tindak Pidana Kealpaan
(Culpoose Delict) Dalam Mene11t11ka11 Berat Ri11ga1111ya Sebualz H11k11111a11
Me1111rut KUHP Dan Hukum Islam, yang ditulis oleh Mahasiswa Hetty Chintia
Dewi, pada tahun 2004, SJJS:
Pada penulisan skripsi yang pertama ini, penulis telah menjelaskan
tentang, Kedudukan Tindak Pidana Kealpaan (Culpoose .. Delict) Dalam
Menentukan Berat Ringannya Sebuah Hukuman Menurut KUHP Dan Hukum
Islam. N amun dalam penelitiannya penulis lebih menekankan kepada masalah
14
sanksi pidananya dalam menentukan berat ringannya sebuah hukuman dan lebih
cenderung kepada penjatuhan hukuman.
Dalam penulisan skripsi yang penulis kerjakan, penulis mengambil judul :
Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor:
234/Pid.B/2001/PN.SUBANG
Tentang
Kelalaian
yang
Menyebabkan
Kematian.
Maka dengan permasalahan yang disinggung di atas dapat dsimpulkan
bahwa kelalaian adalah kesalahan secara umum. Meskipun pada umumnya bagi
kejahatan-kejahatan diperlukan adanya kesengajaan, tetapi terhadap sebagian dari
perbuatan yang didasari oleh kesengajaan itu orang juga sudah dipidana bila
kesalahannya berbentuk kealpaan (kalalaian). Dengan kata lain tindak pidana
semacam ini tidak lepas dari jeratan hukuman yang berlaku dan tidak terlepas dari
pantauan aparat-aparat penegak hukum.
Penulis lebih menekankan pada akibat hukum yang ditimbulkan karena
kelalaian yang menyebabkan matinya orang, spesifikasi konsep hukum Islam dan
hukum Posistiftentang kelalaian yang menyebabkan kematian, dan penulis lebih
condong kepada konteks HAM dalam pemberian hukuman baik ditinjau menurut
hukum Islam maupun hukum Positif dalam pertanggungjawaban hukum
(pertanggung jawaban pidana) dan pertimbangan hukum.
15
F. Sistematika Penulisan
Adapun gambaran dan urutan dalam sistematika penulisan, maka
penulis dapat membagi penelitian ini kedalam empat bab dengan beberapa sub
dan sebuah penutup dan uraian sebagai berikut:
Bab I:
Pendahuluan antara lain: Latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan fungsi penelitian,
metodelogi penelitian, studi review dan sistematika penulisan.
Bab II:
Konsep Kelalaian Dalam Perspekrif Hukum Islam dan Hukum Positif
meliputi: Kelalaian Dalam Hukum Islam, Kelalaian Dalam Hukum
Positif, Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian
Bab III: Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor:
234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan
Kematian Meliputi: Kronologi Perkara, Pertanggungjawaban Hukum,
Pertimbangan Hukum, Analisis Putusan.
Bab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan clan saran: Pada bab ini dan dari
penjelasan
bab-bab
di
atas
penulis
memberikan
kesimpulan-
kesimpulan yang menjadi bab terakhir. Pada penulisan skripsi ini juga
dituliskan rekomendasi agar mendapat masukan-masukan yang
menjadikan skripsi ini menjadi lebih berkualitas dari sisi penelitian.
BABII
KONSEP KELALAIAN DALAM PERSEFEKRIF HUKUM ISLAM DAN
HUKUM POSITIF
A. Kelalaian Dalam Hukum Islam
I. Pengertian
Culpa dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah (\.bl-I) al' khata yang
berarti kekeliruan atau kesalahan, 1 sebagaimana yang tercantum dalam surat
An-Nisa ayat 92 yang berbunyi:
Artinya:
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain,
kecuali karena tidak sengaja (tersalah). (Q.S An-Nisa/4: 92)
Al' khata menurut sebagian ahli tafsir diartikan sebagai suatu perbuatan
yang tidak layak akan timbul perbuatan itu dari dirinya (tidak bermaksud untuk
melakukan perbuatan tersebut). 2 Kelalaian yang dimaksud merupakan perbuatan
yang tidak ada niat dan maksud sedikitpun untuk berbuat lebih jauh lagi, karena
perbuatan tersebut timbul bukan karena faktor kesengaj aan, akan tetapi timbul
atas dasar ketidaktahuan si pembuat.
1
Abdullah bin Nuh dan Umar Bakry, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 1979), Cet. JV, h. 98
2
Imam Jalaludin Abdurrahman As Suyuthi dan Imam Jalaludin Al Mahali, Tafs1i·
Jala/ain, (Jedah: Sanqaafurah), h. 84
17
Al' khata menurut istilah adalah suatu perbuatan yang di maafkan. Dalam
ha!
kekeliruan
niat
dan
pengetahuan si
pelaku
sedikitpun tidak
di
pertimbangkan (tidak adanya penduga atau kehati-hatian) dalam berbuat dan
sedikitpun tidak berdosa. 3
Menurut Abu Zahrah Al khata adalah terjadi suatu perbuatan atau
perkataan yang tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pelakunya. 4
Al khata menurut pendapat Ahmad Hanafi ialah apabila terjadi bukan atas
kehendak si pembuat. 5
Sedangkan al khata menurut Abdul Qadir Audah, 6 sebagai berikut :
&- .}J-' i _)-1 j,.,JI LJ V! 0 Lh I 4-,,! c.> .f-!. ') <./' 0~~I r51.f.-1
. ft'-'
\,J=:.
~ j,.,JI
Artinya:
"Jarimah tidak sengaja (culpa) adalah jarimah di mana pelaku tidak sengaja
(bemiat) untuk melakukan perbuatan yang di/arang dan perbuatan tersebut
te1jadi sebagai akibat dari kelalaiannya (kesalahannya). "
Dalam tulisan yang sama, pada jilid II beliau menambahkan bahwa al-khata'
(kelalaian atau nalatings delik), sebagai berikut: 7
3
M. Abdul Mujieb dkk, Kamus lstilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ill.
4
M. Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), Ce!. VIII , h. 529
5
Ahruad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet.
h. 155
VI, h. 141
6
Abu! Qadir' Audah, al Tas yri' al Jinaiy al Islamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul
Hafidz al Basat, 1968), Jilid I, h. 83
7
Audal1, al Tas yri' al Jinaiy, Jilid II h. 104
18
J JI .u...; J \b:.l ..£J J ,~1 0 J~
Juill ~1
.y
..L.,a.i t..
Y' :tkl-1
•<.:J;.
Artinya:
"Al Khata adalah tindak pidana yang diperbuat oleh seseorang dengan tidak
disadari maksud untuk berbuat, tetapi terjadi karena kesalahannya baik
kesalahan dalam perbuatan, maupun kesalahan dalam persangkaan. "
Muslich, mengatakan bahwa kelalaian (al khata') adalah terjadinya suatu
perbuatan di luar kehendak pelaku, tanpa maksud melawan hukum,
perbuatannya tersebut terjadi kerena kelalaiannya atau kurang hati-hati.
8
Maka dapat disimpulkan bahwa jarimah Al khata adalah perbuatan tindak
pidana di mana si pelaku tidak bermaksud untuk melakukan tindak pidana
tersebut atau tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu.
Dengan kata lain Jarimah al khata adalah suatu perbuatan yang dilakukan tidak
adanya unsur kesengajaan untuk mencederai orang maupun hingga tewas (tidak
ada niat dan maksud sedikitpun dari pelaku).
2. Ruang lingkup
Pada pembahasan sebelumnya, tindak pidana atau jarimah yang terjadi
karena kelalaian terjadi akibat ketidakhati-hatian dalam perbuatan dan tidak ada
maksud untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan ini penulis akan mengklasifikasikan tindak pidana kelalaian dari
sudut pandang yang berbeda, menurut ahli hukum islam diantaranya adalah:
8
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jaka11a: Sinar
Grafika, 2006), Cet. II, h. 77.
19
Ahmad Wardi Muslich, membagi dua kriteria perbuatan yang terjadi
karena kelalaian (culpa), ini ada dua macam, 9 yaitu:
1. Pelaku sengaja melakukan perbuatan yang akhirnya menjadi jarimah, tetapi
jarimah ini sama sekali tidak diniatkannya. Kekeliruan atau kelalaian
macam yang peratama ini ada dua macam, yaitu:
. ,,
a. keliru dalam perbuatan, ~I L), l,b;,. )Contohnya seperti orang yang
menembak burung tetapi pelurunya menyimpang dan mengenai orang.
b. Keliru dalam dugaan,
e'a'i11 ;.J ti,;:.) Contohnya seperti seorang tentara
yang menembak seseorang yang disangkanya anggota pasukan musuh,
tetapi ternyata diteliti anggota pasukannya sendiri.
Sejalan dengan pemikiran tersebut yang kemudian diartikan oleh Hanafi
sebagai keliru obyektif dan keliru subyektif, yaitu:
A. al khata
fl asy-syakhsiy
keliru obyektif (kesalahan dalam sasaran)
seseorang dengan perbuatannya yang dituju adalah orang lain tertentu
(dengan maksud membunuh), akan tetapi orang lain yang terkena. Jadi
letak kekeliruannya adalah pada perbuatannya. Contoh: A menembak B
dengan maksud ingin membunuhnya, tetapi B mengelak dan akhirnya
mengenai C yang berada di belakang B.
9
Ibid, h. 23
20
B. al khata fisy-syakhsiyah keliru subyektif (kesalahan dalam menilai
orangnya) unsur ini dapat terjadi apabila seseorang membunuh orang
lain yang disangkanya A, akan tetapi orang tersebut adalah B. disini
letak kekeliruannya adalah sangkan pembuat. Contoh: A membunuh B,
dan A yakin itulah orangnya, temyata setelah diamati bukan B yang
mati, tetapi
c. 10
2. Pelaku tidak sengaja berbuat atau melakukan jarimah dan jarimah yang
terjadi tidak diniatkannya sama sekali. Dalam ha! ini jarimah tersebut
terjadi akibat kelalaiannya atau ketidakhati-hatiannya. Dalam istilah para
, .. ,.
J
fuqaha istilah semacam ini disebut "lk.;Lr;,..;; ;,,?.''. Seperti seseorang yang
tidur di samping seorang bayi dalam barak pengusian dan ia menindih bayi
itu sampai mati.
Muslich menambahkan, pentingnya pembagian ini dapat dilihat dari dua
segi: 11
I. Dalam jarimah sengaja jelas menunjukan adanya kesengajaan berbuat
jarimah,
sedangkan
dalam
jarimah
tidak
sengap
(kelalaian),
kecenderungan untuk berbuat salah tidak ada. Oleh karenanya, hukuman
untuk jarimah sengaja lebih berat dari pada jarimah tidak sengaja
(kelalaian).
10
Hanafi, Asas-Asas Hukwn Pidana, h. 142
11
Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana., h. 23
21
2. Dalam jarimah sengaja hukuman tidak bisa dijatuhkan apabila unsur
sengaja tidak terbukti. Sedangkan pada jarimah tidak sengaja (kelalaian)
hukuman dijatuhkan karena kalalaian pelaku atau ketidakhati-hatiannya
semata-mata
Mengenai hukum kedua macam keliru tersebut, maka para fuqaha
berbeda pendapat. Segolongan para fuqaha mengadakan pemisahan apakah
pendapatnya yang dikerjakannya itu dilarang atau tidak. Kalau dilarang maka
baik keliru pada perbuatan atau keliru pada sangkaan tidak mempengaruhi
adanya pertanggungjawaban sebagai perbuatan sengaja. Akan tetapi kalau
perbuatan tersebut tidak dilarang maka perbuatan tersebut mempengaruhi
sifatnya pertanggungjawaban dan dianggap sebagai perbuatan tidak sengaja,
karena perbuatan tersebut tidak dilarang, seperti kalau hendak menembak
binatang buruan, akan tetapi mengenai orang.
Para fuqaha yang lain mengatakan bahwa pembuat dalam keadaan keliru
dengan kedua macamnya dianggap sebagai pembuat tidak sengaja, sebab
perbuatan yang dikerjakannya mula-mula tidak dilarang dan tidak menghendaki
akibat-akibat yang terjadi dan kalau sekiranya mengetahui sebelumnya bahwa
akibat-akibat tersebut akan terjadi tentu ia akan melakukan perbuatannya.
Golongan fuqaha ketiga melakukan pemisahan antara keliru dalam
perbuatan dengan keliru pada sangkaan pembuat. Kalau kekeliruan terletak
22
pada
perbuatan,
sangkaan
pembuat,
sedangkan
perbuatannya
yang
dikerjakannya adalah haram, maka ia dianggap sebagai sengaja. 12
Al khata' atau culpa dalam segi penilaian (pemeriksaan). Kesalahan
seperti ini biasanya terdapat dalam praktek dokter. Kesalahan seorang dokter
tidak dimintai pertanggungjawaban selama dokter tersebut sudah menggunakan
semua kemampuannya dengan ilmu yang sudah dipelajarinya. 13
Dalam hal ini termasuk beberapa kekeliruan dokter, antara lain adalah:
1. kekeliruan dalam pemeriksaan. Contoh: Seorang dokter setelah memeriksa
penyakit dan memberi resep atau obat, kemudian temyata dia salah dalam
pemeriksaan, sehingga obat tersebut tidak sesuai dengan penyakitnya. Bila
pemeriksaan itu sudah dilakukan secara maksimal dan kemudian si pasien
meninggal, maka dia bebas dari tuntutan, karena pekerjaannya pada
dasarnya diizinkan, dan tidak ada dasar pelanggaran (kesengajaan).
2. Bila kekeliruan pemeriksaan itu mengakibatkan dipotongnya bagian
anggota badan, seperti bila ia mengatakan bahwa anggota badan si pasien
telah terserang (tertular) penyakit yang harus diamputasi agar tidak menular
anggota badan yang lain, tetapi sebenarnya diamputasi itu tidak pcrlu,
karena masih bisa diobati. Dalam hal ini dokter tidak dikenai tuntutan,
selama dia sudah berusaha secara maksimal dalam pemeriksaan.
12
Hanafi, Asas Hukznn Pidana Isla1n, h. 143
13
Zahrah, Ushul Fiqih, h. 531-532
23
3. Bila
dokter
menetapkan
bahwa
satu-satunya
pengobatan
adalah
mengamputasi anggota badan tertentu, kemudian sebenarnya bisa diobati
tanpa amputasi. Ini seperti dua bentuk sebelumnya, dengan syarat dia sudah
berusah semaksimal mungkin.
4. Bila dokter keliru dalam menetapkan obat, setelah mengetahui jenis
penyakitnya, kemudian temyata obat yang ditetapkannya itu tidak tepat.
Dalam semua bentuk tersebut, kekeliruan dokter sudah dimaafkan.
5. Bila dokter keliru dalam melakukan pembedahan, seperti dalam melakukan
bedah atau khitan kemudian mengakibatkan si pasien meninggal.
Kekeliruan semacam ini termasuk kekeliruan dalam perkiraan, yang
menurut kesekapatan fuqaha tidak bisa dituntut. Tapi jangan lupa, bahwa
semua itu berlaku bagi dokter yang propesional (ahli) dan dia sudah
berusaha semaksimal mungkin menurut kemampuannya itu. 14
Dari uraian di atas, penyusun dapat menyimpulkan, bahwa kekeliruan
yang dilakukan oleh pembuat atau pelaku, semata-mata tidak ada niat atau
keinginan yang mengakibatkan seseorang meninggal. Terutama kekeliruan
yang sering terjadi pada pemeriksaan atau praktek dokter, dengan kata lain
dokter dituntut untuk lebih propesional dan berusaha semaksimal mungkin agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
14
Ibid
24
Para ahli hukum Islam membuat dua kaidah umum dasar perimbangan
terhadap delik culpa, kedua kaidah tersebut adalah:
1. Seseorang melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh syara ', atau atas
keyakinan bahwa perbuatan itu tidak dilarang oleh syara', tetapi dari
perbuatan-perbuatan yang mubah (halal) tersebut kemudian timbul akibatakibat yang dilarang oleh syara'. Dalam ha! ini berlaku asas culpa, yang
terdiri dari :
a. Tidak adanya penelitian yang mendalam
b. Tidak adanya kehati-hatian
Jika pelaku masih mungkin menghindari perbuatan itu, maka si pelaku
dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya. Tetapi apabila dalam
perbuatan tersebut tidak perlu mengadakan penghatian dan kehati-hatian,
maka pelaku tersebut bebas dari pertanggung jawaban pidana, misalnya
seseorang menggali sebuah sumur dan sumur itu sudah dipagar untuk
mencegah orang lain jatuh ke dalarnnya, kemudian orang lain melompat
kedalam sumur dengan tujuan bunuh diri, maka pelaku (pembuat) sumur itu
bebas dari pertanggungjawaban pidana.
2. Seseorang melakukan perbuatan yang memang pada dasarnya dilarang oleh
syara' dan perbuatannya itu bukan karena terpaksa, tetapi sasarannya keliru,
maka pelaku tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
tersebut, baik ada kemungkinan untuk berhati-hati maupun tidak. Contoh: A
hendak membunuh B, karena salah membidik, tembakannya mengenai C
25
sehingga C meninggal, malca A tetap dimintai pertanggungjawaban
walaupun tidak melakukan perhatian yang mendalam terhadap akibat dari
perbuatannya itu. 15
B. Kelalaian Dalam Hukum Positif
I. Pengertian
Salah satu unsur subyektif didalam suatu delik kejahatan adalah unsur
kesalahan atau shuld dalam hukum pidana dapat dibedakan menjadi dua bentuk,
yaitu:
a. Do/us atau Opzed atau kesengajaan
b. Culpa atau tidak disengaja
16
Kedua hal tersebut dibedakan "kesengajaan" adalah yang dikehendaki
(adanya unsur kesengajaan), sedangkan "kealpaan" adalah yang tidak
dikehendaki (tidak adanya unsur kesengajaan). Namun dari kedua unsur
tersebut sangat berbeda dari segi sanksi hukumannya. Pada umumnya para
hukum pidana sangat sependapat bahwa kealpaan adalah bentuk kesalahan yang
lebih ringan dari kesengajaan. ltulah sebabnya, sanksi atau ancaman hukuman
terhadap pelanggaran norma pidana yang dilakukan oleh kealpaan lebih ringan
Ill, h. 6
15
Abdul 'Qadir Audah, al Tas yri' al Jinaiy, h. I 05
16
Tongat, Hukum Pidana Materil, (Malang: Univ Muhammadiyah Malang, 2006), Cet.
26
dibandingkan dengan kesengajaan, yang sanksi atau hukumannya pun Iebih
berat. 17
Arti culpa yang dalam bahasa Latin dikenal dengan Istilah culpeus
ditinjau dari segi
etimologis (bahasa) kealpaan atau kelalaian yang
menimbulkan kesalahan. Sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan
Istilah Na!aten yang merujuk kepada istilah lalai, alpa, lengah, tidak
mengindahkan, ingkar atau kurang hati-hati, 18 atau yang lebih populer dikenal
dengan istilah Nalatings Delict menurut pengertian yang lebih luas adalah
perbuatan yang disebabkan oleh kealpaan atau kelalaian. 19
Kata salah mengandung arti luas, misalnya berarti tidak sebagaimana
mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru; atau juga tidak kena, tidak tepat,
luput, gaga!; atau sesuatu yang tidak seharusnya, tidak patut, melanggar hukum,
merugikan orang lain, dan sebagainya. Salah dalam arti hukum pidana adalah
perbuatan melanggar hukum, jadi kesalahan artinya segala sesuatu yang
melanggar hukum pidana. 20
17
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005),
Cet. II, h. 25
18
B.N. Marbun, Kamus Hukum Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006) Cet. I,
19
Sudarmono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. IV, h. 291
h. 151
20
Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung: Penerbit Alumni, 1992),
Cet.11, h. 117
27
Menurut hukum pidana kesalahan itu dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Kesalahan dalam arti luas meliputi tiga elemen yaitu tentang
pertanggunganjawab
(Belanda:
toerekeningsvatbaarheid)
dari
pelaku,
kesalahan dalam arti sempit yaitu karena kehilapan (kealpaan, culpa) atau
karena kesengajaan kepada sipelaku (Belanda: toerekenbaarheid).
Kesalahan dalam arti sempit yang terjadi karena kehilapan (delik culpa)
yaitu delik yang akibatnya tidak dikehendaki oleh pelakunya, sedangkan yang
terjadi karena kesengajaan disebut (delik do/us), yaitu delik yang akibatnya
tidak dikehendaki pelakunya. Ketidaksengajaan pelaku karena kehilapan,
kelalaian dan kurang hati-hati itu merupakan kesalahan dalam arti sempit
apabila perbuatan itu dapat dipertanggungjawabkan kepada pelaku. Jadi apabila
pelakunya orang yang tidak waras otaknya atau anak kecil, perbuatannya
merupakan kesalahan tetapi dapat dikenakan hukuman. 21
Meskipun Undang-undang hukum pidana atau yang lebih dikenal dengan
istilah KUHP tidak memberikan rumusan yang jelas tentang apa yang dimaksud
dengan Nalatings Delict (culpa),
tetapi
beberapa pakar hukum telah
mengemukakan dan mengartikan pendapat mereka tentang Nalatings Delict
tersebut dari segi terminologis, diantaranya:
1. Wirjono Projodikoro, mengatakan bahwa culpa ialah: "kesalahan pada
umunya", tetapi di dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti
21
Ibid
t;~AM~l
I
28
PERPUSTAKAl\N
U!N SY/\HID Ji\i<l\F<TA
·------·-------!
teknis, yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak
berat seperti kesengajan, yaitu kurang berhati-hati, sehingga akibat yang
disengaja terjadi. 22
2. J.E Jonkers, berpendapat bahwa dalam ha! tertentu kesalahan (culpa)
merupakan kebalikan dari kesengajaan. Dalam kesengajaan kehendak
ditujukan pada akibatnya, sedang dalam kesalahan, si pembuat justru
tidak menghendaki akibat yang timbul dari perbuatannya itu.23
2. Ruang Lingkup
Sebelum beranjak Iebih jauh pada pembahasan berikutnya, marilah kita
telaah terlebih dahulu persamaan dan perbedaan yang mendasar antara delik
kesengajaan dan delik kealpaan. Sebuah hukuman dapat dikenakan pada suatu
delik kealpaan, karena pada dasarnya delik kealpaan sudah termasuk unsurunsur yang semestinya sudah dapat dihukum dan sudah ada pada setiap delik
kejahatan, seperti halnya pada delik kesengajaan.
Moeljatno, menerangkan bahwa:" Kesengajaan mengandung kesalahan
yang berlainan jenis dengan kealpaan, tetapi dasarnya sama, yaitu:
a. Adanya perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana;
b. Adanya kemampuan untuk bertanggungjawab; dan
22
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika
Aditama, 2003), ed.3, Cet. I, h. 72
23
J. E . Jonkers, Buku Pedoman Hindia Be/anda, (Jakarta: Bina Aksara, 1987),
Cet. I, h. 91
29
c. Tidak ada alasan pemaaf.
24
Akan tetapi, bentuknya berbeda. Dalam kesengajaan, sikap batin orang
yang melakukannya adalah menentang larangan. Sedangkan dalam kealpaan,
orang yang melakukannya kurang mengindahkan larangan, sehingga tidak
berhati-hati
dalam melakukan suatu perbuatan
yang obyektif kausal
menimbulkan keadaan yang dilarang.
Perbedaan antara kealpaan (culpa) dengan kesengajan (opzed) dalam
hubungannya dengan suatu tindakan yang dapat dipidana atau dihukum adalah:
a. Suatu akibat pada kealpaan, tidak dikehendaki pelaku walaupun dapat
diperkirakan, sedangkan pada kesengajaan justru akibat itu adalah
perwujudan dari kehendak dan kesalahannya;
b. Percobaan untuk melakukan suatu kejahatan karena kealpaan pada
umumnya tidak dapat dibayangkan karena niat untuk melakukannya tidak
ada dan tidak mungkin ada pemidanaan (tertabrak mati) diluar kehendak
pelaku;
c. Dalam bentuk kejahatan, perbuatan sengaja dengan sendirinya dan ada pula
bentuk dari kealpaan yang tidak dengan sendirinya (tidak ada niat sedikit
pun); dan
d. Ancaman yang dilakukan terhadap delik kesengajaan lebih berat
dibandingkan dengan delik yang dilakukan karena kealpaan. 25
24
25
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. VII, h 199
Alfitra, Makalah yang disampaikan pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN
SyarifHidatullah Jakarta, 2005), Semeter Ganji!
30
Hamzah, menambahkan bahwa shuld (kesalahan), Adanya kaitan psikis
antara pembuat dan perbuatan, yaitu adanya sengaja dan kesalahan dalam arti
sempit (culpa), sakibat yang ditimbulkan. 26
Namun P.A.F. Lamintang, menerangkan bahwa culpa dapat meliputi:
a. Tindakan-tindakan baik itu merupakan tindakan untuk melakukan sesuatu
atau tindakan untuk tidak melakukan sesuatu;
b. Suatu akibat yang dilarang oleh undang-undang atau suatu constitutief
gevolg; dan
c. Unsur selebihnya dari delik. 27
Atau dapat dikatakan, bahwa si pelaku Nalatings delict (culpa) telah
melakukan perbuatannya itu tanpa kehati-hatian dan tanpa berusaha mengambil
tindakan-tindakan pencegahan yang dipandang perlu untuk itu serta kurangnya
perhatian si pelaku terhadap akibat yang dapat timbul. Dan tindakan itu
merupakan suatu tindakan yang dilarang oleh Undang-undang .
Sebagaimana dikutip oleh Hamzah, kealpaan terdiri dari dua unsur, yaitu:
a. Tidak mengadakan penduga-duga (kurang melihat kedepan).
b. Tidak mengadakan penghati-hati (kurang hati-hati). 28
26
Andi Hamzah, Asas-asas Hukwn Pidana, (Jakarta: Reneka Cipta, 1994), ed.rev, Cet.
II, h. 130
27
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1997), Cet. III, h. 342
28
Hamzah, Asas Hukum Pidana, h. 125
31
Untuk lebih jelasnya, penyusun akan membahas satu persatu syarat atau
unsur yang terdapat dalam delik culpa tersebut.
a. Tidak mengadakan penduga-duga yang perlu menurut hukum
Mengenai unsur ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:
I. Terdakawa berpikir bahwa akibat tidak akan terjadi karena perbuatannya,
padahal pandangan itu kemudian tidak benar.
Dalam ha! ini kekeliruan terletak pada salah pikir atau salah duga yang
seharusnya disingkirkan.
Contoh: A mengendarai mobil dengan cepat melalui jalan yang ramai. Ia
menyadari abhwa kepandaiannya dalam mengendarai mobil sehingga
tidak akan menabrak. Namun dugaannya salah (keliru), karena si A
menabrak seseorang yang ada di jalan itu. Seharusnya dia dapat
menghindari tabrakan itu, sekalipun dia pandai, karena justru ramainya
jalan lalu lintas di jalan tadi lebih memungkinkan dirinya untuk
menabrak. Di sini adanya kemungkinan itu di sadari, tetapi tidak berlaku
baginya karena kepandaian yang ada padanya, bahwa inilah yang disebut
kelalaian yang disadari (Bewuste Cu/pa). 29
2. Terdakwa sama sekali tidak mempunyai pikiran bahwa akibat yang
dilarang mungkin akan timbul kerena perbuatannya. Dalam ha! ini
kealpaan atau kekeliruan terletak pada tidak adanya pikiran sana sekali
bahwa akibat yang dilarang mungkin akan timbul karena perbuatannya.
29
Moeljatno, Asas Hukum Pidana , h. 201-202
33
tadi tinggal mempunyai akademik semata, ha! ini disebabkan pergeseran sistem
peradilan dari psikologis menjadi sistem peradilan normatif. 32
b. Tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum.
Yang menjadi objek peninjauan dan penilaian dalam ha! ini bukanlah
batin terdakwa, tetapi apa yang dilakukan atau tingkah laku yang dilakukan
oleh terdakwa tersebut. Di mana si terdakwa tidak mengadakan penelitian,
kebijaksanaan, kemahiran, dan kesadaran sebagai usaha pencegah dalam
keadaan-keadaan tertentu. 33
Di dalam UU tidak ditentukan secara terperinci arti dari kelalaian,
sedangkan arti dari kelalaian dapat diketahui dari pengetahuan ilmu hukum
pidana. Sifat atau ciri-cirinya adalah:
I. Sengaja melakukan suatu tindakan yang temyata salah, dengan kata lain
dia malakukan suatu tindakan (aktif/pasif) dengan kurang kewaspadaan
yang diperlukan.
2. Pelaku dapat memperkirakan akibat yang akan terj adi, tetapi merasa dapat
mencegahnya. Atas tindakannya itu ia dicela, karena bersifat melawan
hukum.
Dalam ha! kelalaian, pada diri pelaku terdapat :
a.
Kurang Pemikiran (pengguanaan aka! yang diperlukan);
b.
Kurang Pengetahuan (ilmu yang diperlukan); dan
32
Ibid
33
Ibid, h. 204
34
c.
Kurang Kebijaksanaan yang diperlukan. 34
Kelalaian terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 35
1. Kelalaian berat (culpa /ata), karena kurang kewapadaan
2. Kelalaian ringan (cupa /evis), hasil pikiran dan perbandingan
C. Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian
1.
Dalarn Hukurn Islam
Pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang atau
beberapa orang yang mengakibatkan seseorang atau beberapa orang
meninggal dunia. Apabila diperhatikan dari sifat perbuatan seseorang atau
beberapa orang dalarn melakukan pembunuhan, maka dapat diklasifikasi atau
dikelompokan menjadi tiga bagian: disengaja (amd), tidak disengaja (khata),
dan semi disengaja, Ketiga klasifikasi pembunuhan dalarn Hukurn pidana
Islam terse but, 36 adalah:
a. Pembunuhan Sengaja (Qatl' Amd), yaitu pembunuhan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tujuan untuk membunuh orang lain dengan
menggunakan alat yang dipandang layak untuk membunuh. Sebagi
contoh: Si A dengan sengaja menghilangkan nyawa Si B, dengan alat
yang dipandang layak untuk membunuh.
34
Alfitra, Maka/ah yang disampaikan pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN
SyarifHidatullah Jakarta, 2005), Semeter Ganji!
35
Sudarmono,Kamus Hukum, h. 85
36
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet. I h. 24
35
b. Pembunuhan Tidak Disengaja (Qatl al 'Khata), yaitu suatu perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Sebagai contoh: Si A
melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang ditebang itu,
tiba-tiba tumbang dan menimpa Si B yang lewat dibawahnya dan
kemudian Si B meninggal dunia.
c. Pembunuhan Menyerupai Sengaja (Qatl Sibhu al 'Amd), yaitu perbuatan
yang disengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan
mendidik. Sebagai contoh: seorang guru memukulkan penggaris kepada
salah satu muridnya, yang mengenai kepalanya, tiba-tiba sang murid yang
dipukul oleh gurunya, meninggal dunia. Maka perbuatan sang guru
tersebut dinyatakan sebagai pembunuhan menyerupai sengaja atau semi
sengaja (Sybhu al-amdi). 37
Imam Malik RA memilih bahwa pembunuhan itu adakalanya yang ketiga.
Dia mengatakan: bahwa yang ada dalam kitabullah hanya pembunuhan
disengaja dan tidak disengaja (tersalah). "Kebanyakan ahli fiqih memilh
bahwa ada tiga klasifikasi dalam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja,
pembunuhan tidak sengaja (tersalah), pembunuhan semi sengaja". 38
37
38
Ibid
Muhammad Ali Ash Shabuni, Tafsir Ahkam (Ta/sir Ayat-ayat Hukum), (Beirut: Darul
Kutub lslamiyah, 200 I), Ji lid I, h. 394
36
Dari ketentuan di atas jarimah al khata dapat kita telusuri dari berbagai
unsur, yang menjadi tolak ukur dalam menentukan jarimah tersebut. Maka
dengan ini unsur-unsur tersebut harus dipenuhi. Dan untuk lebih jelasnya,
penyusun akan membahas satu persatu syarat atau unsur yang terdapat dalam
menentukan jarimah al khata tersebut.
Menurut Djazuli terdapat tiga unsur jarimah pembunuhan tersalah (al
khata), yaitu: 39
1. Adanya perbuatan yang menyebabkan kematian;
2. Terjadinya perbuatan itu karena kesalahan;dan
3.
Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan kesalahan dengan
kematian korban.
Menurut Hakim ada tiga unsur pula jarimah pembunuhan tidak disengaja
(al khata), adalah: 40
1. Perbuatan itu tidak disengaja atau tidak diniati;
2. Akibat yang ditimbulkan tidak dikehendaki; dan
3. Adanya keterkaitan kausalitas antara perbuatan dan kematian.
Dari ketentuan di atas, jarimah al khata atau Kelalaian (Nalatings Delik) yang
menyebabkan kematian ada beberapa penafsiran, diantaranya :
39
40
A. Djazuli, Fiqih Jinayah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000), h. 134
Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia,
2000), Cet. I, h. 121
37
I.
Pembunuhan tidak sengaja (al khata) adalah pembunuhan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa
orang yang melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang
ditebang itu, tiba-tiba tumbang dan menimpa orang yang sedang lewat di
bawahnya, yang kemudian orang itu meninggal dunia. 41
2.
Pembunuhan tidak sengaja (al khata), menurut Sayyid Sabiq adalah
ketidaksengajaan dalam kedua unsur, yaitu perbuatan dan akibat yang
ditimbulkan. Apabila dalam pembunuhan sengaja terdapat kesengajaan
dalam berbuat dan kesengajaan dalam akibat yang ditimbulkannya, dalam
pembunuhan tidak sengaja, perbuatan tersebut tidak diniati dan akibat
yang terjadi pun tidak dikehendaki. Walaupun demikian, ada kesamaan
antara
keduanya,
mematikan.
yaitu
alat
yang dipergunakan
dan
sama-sama
42
Dalam hukum Islam pembunuhan karena kelalaian tercantum dalam
Firman Allah Surat An Nisa ayat 92, yang berbunyi:
41
Ali, Hukum Pidana , h. 24
42
Hakim, Hukum Pidana, h. 121
38
Artinya:
"Dan tidak /ayak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali Karena tersalah (I'idak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mukmin Karena lersalah (hendak/ah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar dial
yang diserahkan kepada keluarganya (si lerbunuh ilu), kecuali jika
mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum
(kajir) yang ada perjanjian (damai) anlara mereka dengan kamu, Maka
(hendak/ah si pembunuh) membayar dial yang diserahkan kepada
ke/uarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendak/ah ia (si
pembunuh) berpuasa dua bu/an berlurut-turut unluk penerimaan Taubat
dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui /agi Maha
Bijaksana".(QS. An Nisa/4: 92)
Dalam kasus pembunuhan tersalah yang dalam ha! ini disebut juga
dengan delik culpa, berdasarkan ayat tersebut di atas Allah telah mewajibkan
dua perkara, yang di kategorikan sebagai hukuman pokok bagi jarimah al khata,
yaitu:
a. Memerdekan hamba sahaya yang mukmin (kafarat).
b. Membayar denda (dial) yang diserahkan pada keluarga yang terbunuh.
Dengan perincian sebagai berikut:
Apabila seorang mukmin karena tersalah membunuh yang lain, maka
hukuman baginya adalah memerdekan seorang hamba sahaya yang beriman,
dan membayar diat kepada keluarga korban. Apabila seorang mukmin karena
tersalah membunuh mukmin lainnya, yang berasal dari kaum yang memusuhi
39
pembunuh, maka hukuman si pembunuh adalah memerdekan hamba sahaya
yang beriman, sedangkan apabila seorang mukmin karena tersalah, membunuh
seorang kafir yang berasal dari kaum yang memiliki perjanjian damai antara
kaumnya dan kaum si pembunuh, maka hukuman bagi si pembunuh adalah
membayar diat dari keluarga korban dan memerdekan hamba sahaya yang
beriman.
Sedangkan puasa dua bulan berturut-turut termasuk ke dalam hukuman
pengganti yang dilaksanakan apabila si pelaku tidak mampu melaksanakan
kafarat. Kafarat dibebankan pada diri pribadi si pelaku, sedangkan banyaknya
kafarat disesuaikan dengan jumlah korban. Semakin banyak korban yang
meninggal akibat dari kelalaian pelaku, maka kafaratnya dihitung dari
banyaknya korban yang meninggal itu. Namun menurut pendapat Syafi'i dan
Hambali, kafarat itu jumlah hitungannya hanya satu, meskipun korbannya
banyak. 43
Mengenai hamba sahaya yang mukmin, terdapat perbedaan pendapat
antara beberapa ulama, yaitu :
lbnu Abbas dan Hasan RA Berpendapat bahwa: "Tidak diperbolehkan
memerdekan hamba sahaya melainkan dia sudah berpuasa dan shalat (Muslim
dan Dewasa)." Sedangkan Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah
mengatakan bahwa boleh saja seorang budak anak kecil bila dari salah satu dari
kedua orang tuanya muslim. Ibnu katsir berkata: "Jumhur Ulama menyatakan,
asalkan dia seorang muslim, maka sah dimerdekan kafarat. Baik anak-anak
maupun sudaah dewasa". 44
43
Audah, al Tas yri ·al Jinaiy. Jilid II hal 175
44
Ash Shabuni, Taftir Ahkam (faftir Ayat-ayat Hukum), Jilid I, h. 394
40
Hukuman kedua bagi jarimah al khata adalah membayar denda (dial).
Di at menurut bahasa artinya membayar tebusan dengan sej umlah harta benda
karena perbuatan: Pembunuhan terhadap jiwa, dan Pencederaan badan.
Sedangkan menurut syar'i ialah wajibnya membayar sebuah harta benda yang
telah ditentukan oleh syari' at karena pembunuhan j iwa atau karena pencederaan
badan. 45
Diat menurut istilah adalah sejumlah harta yang diberikan sebagai ganti
kerugian bagi tindakannya membunuh atau melukai seseorang.
Adapun hal-hal yang mewajibkan diat, adalah:
a.
Bila wali atau ahli waris yang terbunuh memaafkan orang si pembunuh dari
pembalasan j iwa;
b. Pembunuhan yang tidak disengaja; dan
c. Pembunuhan yang tidak ada unrur membunuh. 46
Diat yang akan dibahas oleh penyusun ialah diat pembunuhan terhadap
jiwa (pembunuhan karena kelalaian). Para ahli fiqih telah bersepakat dan tidak
ada perbedaan pendapat di antara meraka, bahwa diat itu wajib dipikul oleh
keluarga si pembunuh, dimana memikulnya dengan bergotong royong. Mereka
" Abdurrahman Madjrie dan Fauzan Al-Anshari, Qishas (Pembalasan Yang Hak),
(Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h. 64
46
60
Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ill, h.
41
membayamya secara berangsur-angsur dalam masa tiga tahun dengan
membayarkan atau memberikan sepertiga disetiap tahunnya.
47
Golongan Syafi'iyah membagi diat kedalam dua jenis, yaitu diat
mukhafafah dan diat mughaladzah. Diat mukhafafah (diat ringan) dibebankan
padajarimah al khata' (qatl al khata'). 48
Mengenai jumlah diat yang harus dibayarkan dalam pembunuhan
tersalah (jarimah al khata ') diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Daruqutny dari Ibnu Mas'ud yang berbunyi sebagai berikut:
(J J fa
<..r'U-. f
l..b.:L. 4< .>
:
J Li ~ .U"' ~I ,y- ~ 1;i I .,?J
.>.Y---'
.:r.! ,y-
~ IJ Jfa J (J _,.,l ..:A.~ (J Jfa J uP~ ...:.>~ (J Jfa J 4->-.b,. (J Jfa J .!.b:.
(~1)..UI ..,,,_ ?f ) .<J _,.,l
Artinya:
"Dari lbnu Mas'ud, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: "Diat
pembunuhan tersalah itu dibagi kedalam Zima jenis, yailu: dua puluh ekor unta
Khiqqah (Unta yang berumur empat tahun), dua puluh ekor unta Jaza 'ah (Unta
yang berumur empat tahun masuk Zima tahun), dua puluh ekor unta Banat
Makhad (Unta betina yang berumur satu tahun masuk dua tahun), dua puluh
ekor unta Banat Labun (Unta betina yang berumur dua tahun masuk tiga
tahun), dua puluh ekor unta Banu Labun (untajantan yang berumur dua tahun
masuk tiga tahun)." (HR Daruqutny). 49
47
Ash Shabuni, Taftir Ahkam (I'aftir Ayat-ayat Hukum), Jilid l, h. 397
48
Ibnu Rusyd, Muhammad lbnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul
Kutub, t.tmp., t.th), Jilid II, h. 307
49
Muhammad bin Isma'il as Shan'any, Subulus Salam, (Mesir: Maktabah Tijariyah
Kubra, t. th), Juz Ill, h. 248
42
Maka perinciannya sebagai berikut:
I. 20 (dua puluh) ekor unta K.hiqqah (Unta yang berumur empat tahun)
2. 20 (dua puluh) ekor unta Jaza'ah (Unta yang berumur empat tahun masuk
lima tahun)
3. 20 (dua puluh) ekor unta Banat Makhad (Unta betina yang berumur satu
tahun masuk dua tahun)
4. 20 (dua puluh) ekor unta Banal Labun (Unta betina yang berumur dua tahun
masuk tiga tahun)
5. 20 (dua puluh) ekor unta Banu Labun (Unta jantan yang berumur dua tahun
masuk tiga tahun)
Namun, jika tidak mendapatkan unta-unta berdasarkan Hadits Rasulullah
tersebut, maka boleh diganti dengan uang yang nilainya sama dengan harga unta
tersebut, bahkan kalau orang itu hanya mempunyai emas atau harta lainnya,
misalnya sapi 200 ekor, juga dibolehkan oleh syari'at. Tapi tidak boleh dihargai
kurang dari nilai unta-unta tersebut.
Dalam ha! ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Syu'aib
dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia berkata:
JrJ ¥
yl.:5JI
J>- ;;....i.JI ~ c:..JlS' :Ju oJ..:.:. if 4.i if~ ..:.r. J~ if
Jo>i ;;...) J ('"-" J.)
0)1T a.,,.;V
Ji Jt.:.~
;uL.
0V
r
J ..,J.v
11
J._.o 11
43
Aritinya:
Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya berkata: Diat-diat di masa
Rasulullah SAW Ada/ah delapan ralus dinar dan delapan ribu dirham, dan
dial ahli kilab adalah separuh dari dial orang Islam. Kakek Amar berkata:
maka demikianlah keadannya hingga Umar diangkat menjadi Khalifah,
kemudian ia naik khutbah dan berkata: Sesungguhnya unta-unta telah mahal
harganya, kemudian Umar menetapakan harga diat bagi orang yang memiliki
perak 12. 000 dirham dan bagi orang yang memiliki emas 1000 dinar dan atas
orang yang mempunyai sapi 200 ekor sapi dan atas pemilik kambing 1000 ekor
kambing dan yang mempunyai perhiasan dengan 200 perhiasan dan diat ahli
dzimmalt tanpa menaikan sesuatu pun. (HR. Abu Dawud). 50
Hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Atha bin Abi Ribah dan Jabir
yang berbunyi:
,y ;.~ ,y
a.1)J
J
J :~
J ,J.~1 Lr' ..:.J\.. J. ~I
..:.il. JLl-1 J-f
J' 'I J.>-
J.>-J ,;;w.
.
t·<.J"' .'.ill
,a.~
Jy
'
J .JI : [. \;J
'
~I J. ;.~ ,y J
' J_,....J J'):
J t·<.J"' .'.ill
~i ;.L!J I
J-f J.>-
J ,;;~
..:.il. _All J-i
.(~ )b y.
50
JU ,_.r!b
J.>-
i • \)J) .d..i..>-
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Dami Fikr, t.th), Juz VI, h. 280
44
Artinya:
Dari Atha bin Abi Ribah dan Jabir mereka berkata: "Sesungguhnya Rasulullah
SAW telah mewajibkan dial bagi orang yang memiliki unla dengan JOO ekor
unta dan alas orang yang memiliki sapi 200 ekor sapi dan alas memiliki
kambing 1000 ekor kambing dan yang mempunyai perhiasan dengan 200
perhiasan. " (HR Abu Dawud). 51
Hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Amr Bin Syu'aib dari bapaknya dari
datuknya:
'
'
01.S' ,y 01 :f·U"" ..::»1 J.r- J ~ :Ju
oIJ J) . oL;,
~ i ~ L;, .J..4;:. 0 IS' ,y J , o).!
f
y
"-::!'
Ji...
_;,JI
•...\>..
.:r. r>- y
y
~
J'>i
~ _},JI c) .J..4;:.
(1$ ..L. _;:ll 'Y
l ;;,.._.J...1
Artinya:
Dari Amar bin Syu'aib dari bapanya dari datuknya katanya. "Rasulullah SAW.
Telah menetapkan, sesungguhnya siapa yang mau bayar diat dengan sapi
karena ia pemilik sapi adalah 200 ekor sapi dan yang bayar diat dangan
kembing 1000 ekor kambing." (HR. Imam Jima kecuali At-Turmudzi). 52
Berdasarkan hadits-hadits di atas, maka diat pembunuhan terhadap jiwa
seorang muslim dengan tidak sengaja adalah Jebih ringan dibandingkan dengan
diat pembunuhan agak sengaja. Ketentuanya sebagai berikut:
1. Wajib membayar diat dengan 100 ekor unta dengan yang telah disebutkan
oleh Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya.
51
Muhammad bin Ali Muhammad Saukaniy, Nailul Authar Min Ahaadits Akhyar (Sarah
Muntaqa al-Akhbar), Juz VI, (ldaarah At-Thabaa'ah Al-Muniyriya: t.tmp, t.th), h. 88
52
Ibid
45
2. Bagi yang mempunyai sapi dan tidak punya unta, maka boleh membayar
diatnya dengan 200 ekor sapi.
3. Yang tidak memiliki unta dan sapi, tapi punya kambing atau domba, maka
dapat dibayar dengan I 000 ekor kambing atau I 000 ekor domba.
4. Bagi yang tidak memiliki binatang-binatang ternak tersebut, maka boleh
membayar dengan 1000 dinar emas atau 12.000 dirham perak atau jika
dengan uang, makajumblahnya adalah 1000 dinar dikalikan 4,6 gram emas
dikalikan Rp. 300.000,00 I gram. Jadi harga satu nyawa seorang muslim
adalah sekitar Rp. 1.380.000.000,00
5. Bagi penduduk desa diberikan keringanan pembayaran diat dengan 50
persennya atau separuh orang kota. 53
Sedangkan untuk diat mughaladzah (diat berat) dibebankan pada pelaku
pembunuhan Syibhul al 'Amd (Pembunuhan semi sengaja). 54
Lt::'":}:, J ;u,.:. Lt::'":}:,
..Lo.JI ...,_.;, J r-5" ~ : Ju
()J)y.i o\JJ)·l+'l>- Jj~
:ll 9
..i.... ls;
,Y ~
u.i J. l ,Y
rJ:,! \... a...;b:. 0:.-''-UiJ
4.>-i>.-
Artinya:
Dari Ibnu Abi Najih dari Mujahidin dia berkata: Umar telah menetapakan
pembunuhan semi sengaja yaitu 30 ekor unta khiqah, 30 ekor untajadza'ah dan
"Madjrie dan Fauzan, Qishas, h. 68
54
As Shan 'any, Subulus Salam, h. 249
46
40 ekor unta khalifah (yang sedang bunting), maka pen~ecualian tersebut di
antara unta yang baru tumbuh giginya. (HR. Abu Dawud)
;;,.;1.:. :u:..k- 0 Y'-1) ;Jilil1 J
:..:...; t.:
.y. ..1.:jJ 0 t.A.Y .y. 0 ~
0 J? J 0 _,) ..:..>~ 0 _ft J ~ 0 _ft ikJ-1
(~ J) y.i •'JJ)
JJ
,y ~ ~ J. I ,y
. 0 _,) ..:..>~ 0 _ft J ~ 0 _,t J
·'-'°\!:. ..:..>~ 0 J? J J§°°:J 0 _,.,J .)'-!
Artinya:
Dari Abi Iyyadh dari Usman bin Afan dari Zayid bin Tsabit: Pada diat
mughaladzah yaitu 40 ekor unta jadza'ah yang sedang bunting, 30 ekor unta
khiqah, 30 ekor unta banat labun. Sedangkan untuk diat mukhafafah yaitu 30
ekor unta khiqah, 30 ekor unta banat labun, 20 ekor unta banu Iabun dan 20
ekor unta banat makhadh. (HR. Abu Dawud) 56
3. Dalam Hukum Positif
Pada pembahasan sebelumnya kelalaian (culpa), diartikan secara umum
oleh beberapa ahli hukum Pidana, salah satunya adalah pendapat Projodikoro,
mengatakan bahwa culpa ialah: "kesalahan pada umumnya", tetapi di dalam
ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam
kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak berat seperti kesengajan, yaitu
kurang berhati-hati, sehingga akibat yang disengaja terjadi. 57
Undang-undang tidak memberi definisi apakah kelalaian itu. Hanya
memori penjelasan (Memorie van Toe/ichting) mengatakan, bahwa kelalaian
" Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz VI, h. 186
56
Ibid, h. I 87
57
Projodikoro, Asas Hukum Pidana., h. 77
47
(culpa) terletak antara sengaja dan kebetulan. Bagaiarnanapun juga culpa itu
dipandang lebih ringan dibanding dengan disengaja. Dalam Memori Jawaban
Pemerintah (MvA) mengatakan bahwa siapa yang melakukan kejahatan
dengan sengaja berarti mempergunakan salah kemarnpuannya, sedangkan
siapa karena salahnya (culpa) melakukan kejahatan berarti tidak melakukan
kemarnpuannya yang ia harus mempergunakan. 58
Walaupun para ahli hukum Pidana tidak memberikan rumusan yangjelas
tentang kelalaian yang menyebabkan kematian, narnun mereka telah
memberikan input-input atau masukan-masukan yang berkaitan dengan
kelalaian secara umum.
Kelalaian
yang
menyebabkan
kematian
menurut
hukum
Positif
disebutkan dalarn pasal 359 KUHP sebagai berikut :
Pasal 359
"Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) yang menyebabkan
orang lain mati, diancarn dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun"
Tindak pidana melanggar Pasal 359 KUHP biasa disebut "Cu/pose
Doods/ag ". Dalarn Pasal tersebut digunakan istilah karena kealapaannya,
dimana culpa tersebut mengandung dua syarat:
a. Dalarn melakukan perbuatan pelaku kurang hati-hati; dan
b. Akibat yang terjadi karena kurang hati-hati itu harus dibayangkan atau
diduga terlebih dahulu.
58
Hamzah, Asas Hukum Pidana. h. 125
48
Dalam hal ini yang perlu kita pertanyakan bilamana dapat dikatakan
bahwa seseorang itu kurang hati-hati. Apa yang dimaksud kurang hati-hati itu
ia tidak melakukan tindakan untuk mencegah timbulnya akibat disamping itu
orang dikatakan kurang hati-hati atau tidak, masih harus ditinjau dalam
masalah lain atau hal-hal lain yang mempengaruhi perbuatan yang
dilakukan. 59
"Suharto RM, H11k11m Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2, h. 47
BAB III
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN SUBANG NOMOR:
234/PID.B/2001/PN.SUBANG TENTANG KELALAIAN YANG
MENYEBABKAN KEMATIAN
A. Kronologi Pcrkara
Pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I kurang lebih pukul I 0.00
WIB. Terdakwa Obay Sobari Bin Umsih mengemudikan kendaraan TRUCK
COLT MITSUBHISHI No. Pol. F-8880 VE Wama kuning muda bermuatan
kurang lebih 2 (dua) ton sayuran (terong) berangkat dari Kabupaten Indramayu
menuju jurusan Bandung. Di dalam
mobil di bangku depan di sebelah kiri
terdakwa Obay Sobari duduk saudara Apung Pumama pemilik barang sayuran,
kendaraan Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan
perseneling 4 (empat). Sampai di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar
Kee. Jalan Cagak Kab. Subang, kondisi jalan agak menikung kekanan dengan
posisi searah dengan kendaraan Truck, terdakwa melihat kendaraan sepeda motor
(Yamaha RX King No. Pol. D-2914 BJ yang dikemudikan oleh saksi Jaenal
Asikin) berjalan di sebelah kiri jalan dengan jarak kurang lebih I 0 meter, dan
sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin Hendra
dengan
jarak kurang lebih 15 meter, tak lama kemudian Truck meyerempet sepeda motor
karena terdakwa kaget setelah diperingatkan oleh saksi Apung Pumama dengan
kata-kata: "Awas ada orang" karena terdakwa dalam keadaan ngantuk, sehingga
kendaraan Truck yang dikemudikan oleh terdakwa tersebut menjadi oleng ke kiri
50
dan menabrak sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin 1-Iendra yang
sedang berlawanan arah dengan Truck di bahu sebelah kiri kendaraan Truck Colt
yang dikemudikan oleh terdakwa. Akibat ditabraknya korban Andri Bin 1-Iendra
oleh terdakwa tersebut, korban Andri Bin 1-Iendra meninggal dunia di Rumah
Sakit PT Perkebunan Nusantara VIII Subang dan saksi korban Jaenal Asikin
mengalami Iuka ringan.'
B. Pertanggungjawaban Hukum
Pertanggungjawaban hukum atau pidana merupakan dasar seseorang
dapat dipidana dan dimintai pertanggungjawabannya atas perbuatan yang
dikerjakannya itu. Maka dengan ini pertanggungjawaban hukum atau pidana
dapat diartikan baik menurut hukum Islam maupun hukum Positif dari sudut
padang yang berbeda.
I. Pertanggungjawaban Hukum atau Pidana Menurut 1-Iukum Islam
Pertanggungjawaban hukum atau pidana dalam syari' at Islam ialah
pembebasan seseorang dengan hasil (akibat) perbuatan (atau tidak ada
perbuatan) yang dikerjakannya dengan kemauannya sendiri, di mana
ia
mengetahui maksud-maksud dan akibat-akibat dari perbuatannya itu
Pertanggungjawaban hukum atau pidana tersebut ditegakan atas tiga hal,
yaitu: adanya perbuatan yang dilarang, dikerjakan dengan kemauan sendiri,
1
I<ronologi Perkara Pidana Yang dilampirkan Olch Kejaksaan Negeri Subang, dalan1
Tuntutan Pidana Reg Perk. Nam: PDM-2/2/SUBANG/10/2001.
51
dan pembuat (pelaku jarimah) mengetahui terhadap akibat perbuatan
tersebut. 2
Dalam hal ini pertanggungjawaban pidana dapat diartikan sebagai AlMas 'Udiyyah Al-Jinayyah, hanya ada kalau ketiga unsur tersebut hadir dalam
pribadi pembuat delik. Ini berarti hanya mereka yang menerima taklif atau
pembebanan saja yang dianggap mempunyai pilihan dan mereka itulah yang
disebut dalam terminologi fiqih sebagi orang mukalaf. ltulah sebabnya,
mereka karena suatu sebab hilangnya kemauan yang tidak dibebani
pertanggungjawaban pidana, seperti orang yang sakit ingatan, belum dewasa,
dan orang yang menerima tekanan yang berat untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu. 3
Orang yang dapat memahami dan sanggup menenma beban, menurut
ilmu fiqih dinamai mukalaf, (orang yang dibebani hukuman). Oleh karena itu
mereka terkena khitbah (panggilan) untuk menerimanya, sebagaimana yang
telah disepakati oleh ulama ushul fiqh, bahwa mahkum ' a/aih adalah
seseorang yang perbuatannya dikenai hukum Allah Ta'ala, yang disebut
mukalaf (subyek hukum). 4
2
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet
Ke VI, h.87
3
Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000),
Cet. Ke I, h.175
4
334
Rachmad Syafi'i , I/mu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 1999), Cet. I,
52
·----~---
--
Pertanggungjawaban pidana ini tidak hanya bagi orang saja, tetapi juga
berlaku bagi badan hukum. Namun, karena badan hukum ini tidak berbuat
secara
langsung
mempertanggungjawabkan
perbuatannya,
pertanggung
jawaban dikenakan pada orang yang mewakili orang tersebut. Hukuman
dimaksudkan sebagai
upaya mewujudkan
terciptanya
ketertiban
dan
ketentraman masyarakat. Hukuman yang merupakan beban dan tanggung
jawab pidana, dipikulkan bagi pembuat jarimah untuk tercptanya tujuan tadi.
Untuk harus ada kesesuaian antara hukuman sebagai beban dengan
kepentingan masyarakat. 5
Dengan adanya syarat-syarat tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa
yang dapat dibebani pertanggungjawaban hukum atau pidana hanya manusia,
yaitu manusia yang berakal pikiran, dewasa dan kemauan sendiri. Oleh
karena itu tidak ada pertanggungjawaban hukum atau pidana bagi anak-anak,
orang gila, oarang dungu, orang sudah hilang kemauannya dan orang yang
dipaksa.
2. Pertanggungjawaban Hukum atau Pidana Menurut Hukum Positif
Sebelum beranjak lebih jauh
Hukum
atau
Pidana
tentang pengertian Pertanggungjawaban
Menurut Hukum
Positi£
Maka
penulis
akan
mengemukakan perbuatan pidana secara umum. Perbuatan manusia dalam
arti luas adalah mengenai apa yang dilakukan, apa yang diucapakan, dan
5
Hanafi, Asas-Asas Hukwn Pidana Islam, h. 87
53
bagaimana sikapnya terhadap sesuatu ha! atau kejadian. Terhadap apa yang
dilakukan dan apa yang diucapkan disebut act, yang oleh sebagian pakar
disebut perbuatan positif. Adapun bagaimana sikapnya terhadap sesuatu ha!
atau kejadian, disebut omision, yang oleh sebagian pakar disebut perbuatan
negatif. Baik act maupun omision merupakan perilaku manusia yang dalam
bahasa lnggris disebut behavior dan keduanya tercakup dalam hukum
pidana. 6
Maka dari sinilah penyusun dapat menyimpulkan bahwa perbuatan
manusia
merupakan
pangkal
dari
seseorang
dapat
dimintai
pertanggungjawabannya di muka hukurn sesuai dengan kadar perbuatan yang
dilakukannya.
Namun obyek dari suatu perbuatan pidana adalah apa yang dilarang dan
diancamnya perbuatan dengan suatu perbuatan pidana. Maka disisi lain dapat
pula dipertanyakan bahwa apakah orang y;mg melakukan perbuatan kemudian
juga dijatuhi pidana, sebagaimana telah diancamkan, ini tergantung dari
apakah dalam melakukan perbuatan ini dia mempunyai kesalahan.
Sebab asas dalam pertanggungjawaban dalam hukum pidana ialah: Tidak
dipidana jika tidak ada kesalahan (Geen Straf Zander Schuld; Actus Non
Fa cit Reum Nisi Mens Sir Rea). 7
6
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika,2005),
Cet. II. h. 18
7
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta,2002). h.
153
54
Moeljatno mengatakan bahwa untuk adanya kesalahan, terdakwa harus:
I. Melakukan perbuatan pidana (sifat melawan hukum);
2. Di atas umur tertentu mampu bertanggungjawab;
3. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan; dan
4. Tidak adanya alasan pemaaf.
Dalam menjelaskan arti kesalahan, kemampuan bertanggungjawab
dengan singkat diterangakan sebagai keadaan bathin orang yang normal, yang
sehat. 8 Bahwa pertanggungjawaban atas tindak pidana yang dilakukan oleh
seseorang adalah untuk menentukan kesalahan dari tindak pidana yang ia
lakukan. Pertanggungjawaban hukum dalam hukum pidana atau yang juga
disebut criminal responsibility artinya: "Orang yang telah melakukan tindak
pidana belum berarti ia harus dipidana, ia harus mempertanggungjawaban atas
perbuatan yang telah ia lakukan."Mempertanggungjawabkan atas suatu
perbuatan berarti menentukan pelaku salah atau tidak". 9 Walaupun dalam
KUHP kita tidak menjelaskan secara teperinci arti dari kemampuan
bertanggungjawab.
8
Ibid, h 164-165
9
Suharto RM, Hukum Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2, h.106
55
Namun yang berhubungan dengan itu diatur dalam pasal 44 KUHP ayat I
yang berbunyi:
"Barang
siapa
melakukan
perbuatan
yang
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau
terganggu karena penyakit, tidak dipidana.
Bahwa untuk adanya kemampuan bertanggungjawab harus ada:
I. Kemarnpuan uantuk membeda-bedakiln antara perbuatan yang baik dan
yang buruk; yang sesuai hukum dan yang melawan hukum; dan
2. Kemarnpuan untuk melakukan kehendaknya menurut keinsyafan tentangh
baik dan buruknya perbuatan tadi.
Yang pertarna merupakan faktor aka! (intelektual factor) yaitu dapat
membeda-bedakan antara perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak. Yang
kedua adalah faktor perasaan atau kehendak (volitional facto1) yaitu dapat
menyesuaikan
tingkah
lakunya dengan
keinsyafan
atas
narna yang
diperbolehkan dan yang mana yang tidak. 10
Maka dapat ditarik sautu kesimpulan bahwa orang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban hukum adalah orang yang sehat aka! dan pikirannya dan
mampu dimintai pertangggungjawaban dalarn ha! ini sudah dewasa, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (UU). Dengan kata lain manusia sebagai
obyeknya.
'° Ibid, h. I65- I66
56
C. Pcrtimbangan Hukum
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan sebagaimana
telah dikemukakan dalam kronologis perkara (Putusan Hakim), bahwa terdakwa
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum didakwa melakukan perbuatan sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 359 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai
berikut:
a. Barang Siapa;
b. Karena Salahnya; dan
c. Menyebabakan Matinya Orang.
Hakim menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang
terungkap di persidangan, maka Majelis berpendapat bahwa perbuatan terdakwa
telah memenuhi unsur-unsur dari pasal yang didakwakan kepadanya, sehingga
oleh karenanya Majelis harus menyatakan bahwa terdakwa terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kealpaannya
menyebabkan
orang
lain
mati,
dan
harus
dijatuhi
pidana.
Dalam
pertimbangannya, Hakim menjatuhkan pidana 2 (dua) bulan penjara dan
dikurangi selama terdakwa ditahan, dengan perintah tetap ditahan. Obay Sobari
Bin Umsih didakwa melanggar pasal 359 KUHP terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kelalaian yang
57
menyebabkan kematian dan dibeba 'ni biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.
J.000.
II
D. Analisis Putusan
1.
Analisis Putusan Menurut Hukum Islam
Dalam syariat Islam, semua tindak pidana yang menyangkut nyawa
manusia harus dipertanggungjawabkan, sesuai dengan perbuatannya, baik
delik pidana itu dilakukan dengan sengaja (Qatl al 'amd) maupun dilakukan
dengan tidak sengaja (Qatl alkhata). Terhadap pelaku tindak pidana yang
dilakukan karena sengaja (Qatl al 'amd) ancaman pidananya lebih berat dan
qishaslah yang paling tepat untuk tindak pidana yang dilakukan dengan
sengaja sebagai hukuman dunianya, seperti yang tercantum dalam surat alBaqarah ayat 178 yang berbunyi :
JJ.!·1
.1
~jj
<\VA:
!
!
;Jj ~151j ~_,~: ~i~ t_~G ~J. ~1
:.r ,~ Jf- (,.J
t:.
}
j;~~
o_;.,.11) .;Jiy1.'.Ll:. ,ZJJ.!·1 ~ l>:,:.;\~'1;.;..Jj ~)~~
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishas berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh: orang yang merdeka dengan orang yang
merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barang
siapa yang mendapat pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema 'ajkan) mengikut dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
ma 'aj) membayar (dial) kepada yang memberi ma 'af dengan cara yang baik
(pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan
11
Putusan Hakim Pengadilan Negeri Subang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang
Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian
58
suatu Rahmat. Barang siapa yang me/ampaui batas sere/ah itu, maka baginya
siksa yang sangat pedih ".(Q.S. Al-Baqarah/2: 178).
Allah SWT telah memulai uraiannya dalam ayat di atas dengan menyeru
kaum beriman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan alas kamu qishas
"orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba dengan hamba dan
wanita dengan wanita". lni diwajibkan kalau kamu, wahai keluarga terbunuh
menghendakinya sebagai sanksi akibat pembunuhan tidak sah atas keluarga
kalian.
Tetapi, pembalasan itu harus melalui orang yang berwenangdengan
ketetapan bahwa, orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba
dengan hamba dan wanita dengan
wanita". Jangan menuntut seperti adat
jahiliyah, membunuh orang yang merdeka walau yang terbunuhnya adalah
hamba sahaya, jangan juga menuntut balas terhadap dua atau banyak orang
kalau yang terbunuh secara tidak sah hanya seorang, karena makna qishas
adalah "persamaan". Boleh menuntut bunuh lelaki walau yang terbunuhnya
adalah wanita, demikian sebaliknya, karena itulah keadilan dan persamaan
dalam mencabut nyawa seorang manusia.
Tetapi kalau keluarga yang teraniaya mgm memaafkan dengan
mengugurkan sanksi dan menggantinya dengan tebusan, maka itu dapat
dibenarkan. Disini terlihat bahwa agama tidak memaksakan pemaafan, karena
59
pemaafan yang dipaksakan berdampak buruk. Keluarga yang ingin memaafkan
dengan pertimbangan apapuri dapat dibenarkan.
12
Dan neraka jabanam sebagai ganjarannya di akhirat Akibat Buruk dan
sanksi ukhrawi bagi pembunuhan sengaja terhadap Mu'min, sebagaimana yang
tercantum dalam Firman Allah, Surat An Nisa ayat 93, yang berbunyi:
Artinya:
"Dan barang siapa yang membunuh seorang mu 'min dengan sengaja, maka
be/asannya ia/ah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya ".(Q.S. An Nisa/4: 93).
Ayat ini tidak menyebutkan sanksi duniawi, babkan sebagian ulama
menetapkan babwa dosa yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan
pengampunan Jlahi. Ada riwayat yang menyatakan bahwa sahabat Nabi
Muhammad SAW, lbnu Ahas menganut pabam ini, tapi mayoritas menolaknya.
Sekian banyak ayat dan hadits Nabi Muhammad SAW. Yang dijadikan rujukan,
menyatakan bahwa dosa besar apapun selama pelakunya bertaubat maka Insya
Alllah Tuhan akan mengampuninya. 13
Sedangkan kepada pelaku tindak pidana yang dilakukan dengan tidak
sengaja (al khata), ancaman pidananya lebih ringan dibandingkan dengan
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Juz I, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet.Ke X,
.~
h. 393
13
Ibid, Juz II, h. 555
60
tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja. Sebagaimana yang tercantum
pada Firman Allah, Surat An Nisa ayat 92 yang berbunyi:
>
,,.
,,,..
..
J
...
J
,,.
J
J
}~
0.!J ~j:; }l.J .r.fa
j}.. J.Aj ~
,
~
._! < .. ~~l ~- > 1- .t·.f Tt\ ~:I:.:. 't~ ".. ~. >~--, • ('"""' ~ ~ ,JA ~· :J y.!~J ~~ U1
•• ~ ~)
i• f=~!.!
_,.~ r:r, ,--: )lb:.
~
.:::
"" ," i-:.. J-:i"'1 ......... ~... A. ~"'1 .. "' :,,.,:.
: .LI1 ) .I• ;'f-='> ~ .W -._:_>DJ ~ i:r, "-!y
., .. t:~~ .... ":' ' 1-- - ~
\?-} •• If~ \~
( ~ "\'
Artinya:
"Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali Karena tersalah (I'idak sengaja), dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin Karena tersa/ah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai)
antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar dial
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba
sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka
hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bu/an berturut-turut untuk
penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana ". (QS. An Nisa/4: 92)
Keringanan pemidanaan yang dikenakan kepada pelaku jarimah al khata'
salah satunya berlandasan pada Firman Allah, Surat al Baqarah ayat 286, yang
berbunyi:
61
,,,.
,,,,
"' .,,,,
,,,. ,,,.
,,,
J
;1...-
,,,.
,,,.
....
!
s.. ., , .
.J
(~Ar: i_,A.,)1). J-!J"'::..,,,l\~jl.J\ ~ L:.pa_:.L.9 ~_J-o-.::,..:.1 ~.)lj
Artinya:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.Ja
mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusakannya dan la mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdo 'a): Ya Tuhan kami,
jangan/ah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersa/ah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebe/um kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami untuk
memikulnya. Beri ma 'ajlah kami; ampunilah kami ampunilah kami; dan
rahmati/ah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah terhadap kaum yang
kajir". (Q.S. Al Baqarah/2: 286).
Pada dasamya menurut aturan pokok, hukuman dijatuhkan atas perbuatan
sengaja dan hukuman atas kelalaian hanyakah merupakan pengecualian, seperti
diterangkan dalam surat An Nisa ayat 92, yang berbunyi:
Artinya:
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain,
kecuali karena tidak sengaja (tersalah). (Q.S An-Nisa/4: 92).
Pengecualian di atas merujuk pada fungsi hukum yang sebenamya
diterapkan untuk kemaslahatan umum. Dalam ha! ini kemaslahatan umum
menghendaki penjatuhan hukuman atas perbuatan kealpaan, karena jarimahjarimah yang terjadi karena kealpaan atau kekeliruan ada yang sangat
berbahaya yang mengakibatkan Iuka berat bahkan mengakibatkan kematian
62
terhadap orang lain. Diharapkan dengan adanya penjatuhan hukuman tersebut,
kemaslahatan umum dapat terwujud, sehingga meningkatkan kewaspadaan dan
kehati-hatian seseorang dalam berbuat, sehingga akibat yang diinginkan tidak
harus terjadi. Filosofi diat adalah hak manusia (haqul al-ibad), penggantian dari
harta untuk diberikan pada pihak korban yang mana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya yaitu pemberian kompensasi Wajib membayar diat dengan 100
ekor unta.
Pada pelaksanaan hukuman atau eksekusi terhadap pelaku jarimah al
khata', maka penguasa atau hakim harus melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang sudah tertera dalam Nash, yaitu dalam surat An Nisa ayat 92, yang
dikuatkan atau diperjelas dengan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
Daruqutny dari Ibnu Mas'ud yang diatnya I 00 ekor unta sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam hadits tersebut. Jika tidak mendapatkan unta-unta
berdasarkan Hadits Rasulullah tersebut, maka boleh diganti dengan uang yang
nilainya sama dengan harga unta tersebut, bahkan kalau orang itu hanya
mempunyai emas atau harta lainnya, misalnya sapi 200 ekor, juga dibolehkan
oleh syari'at. Tapi tidak boleh dihargai kurang dari nilai unta-unta.
Bagi yang mempunyai sapi dan tidak punya unta, maka boleh membayar
diatnya dengan 200 ekor sapi. Yang tidak memiliki unta dan sapi, tapi punya
kambing atau domba, maka dapat dibayar dengan 1000 ekor kambing atau 1000
ekor domba.
63
Bagi yang tidak memiliki binatang-binatang temak tersebut, maka boleh
membayar dengan l 000 dinar emas atau 12.000 dirham perak atau jika dengan
uang, maka jumlahnya adalah 1000 dinar dikalikan 4,6 gram emas dikalikan
Rp. 300.000,00 /gram. Jadi harga satu nyawa seorang muslim adalah sekitar Rp.
1.380.000.000,00. 14
Bagi penduduk desa diberikan keringanan pembayaran diat dengan 50
persennya atau separuh orang kota. Maka diat bagi orang yang tidak mampu sama
dengan Rp. 690.000.000,00. Apabila orang yang tidak mampu itu tidak sanggup
membayar diat yang dimaksud, maka Negara sebagai Institusi tertinggi melalui
baitul malnya, yang menanggung pembayaran diat tersebut.
Imam Syafi'i berpendapat bahwa pada dasarnya diat itu serarus ekor unta.
Adapun penetapan Umar ra. Seribu dinar untuk pemilik emas dan dua belas ribu
dirham untuk pemilik perak, tidak lain karena jumlah tersebut merupakan harga
unta dinilai dengan emas dan perak pada masa itu. 15
Ketentuan-ketentuan tersebut yang sebelumnya telah dibahas pada bah II,
dengan tidak mengurangi atau melebihi ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
tersebut, yaitu dengan memerdekan hamba sahaya yang mu'min dan membayar
diat, apabila si pelaku tidak dapat memerdekan seorang hamba sahaya yang
14
Kadar diat disesuaikan dengan kenaikan harga emas pada setiap waktunya, maka
jelasnya lihat pada Bab II. h. 44. Dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran yang telah ada.
15
lbnu Rusyd, Muhammad Ibnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul
Kutub, t.p., t.thn), Jilid II, h.308
64
mu'min, maka sebagai gantinya dia harus berpuasa selama dua bulan berturutturut.
Kafarat pada masa Nabi selalu diasosiasikan dengan pembebasan
perbudakan, untuk ini hams dicarikan altematif hukum yang esensinya seimbang,
selain itu, hukuman diat seratus ekor unta, sebagaimana yang dikatakan oleh
Sulaiman Rasjid, bahwa pembayaran tersebut bisa diganti dengan yang lain,
asalkan nilainya sarna dengan ketentuan tersebut. 16
Dari ketentuan-ketentuan tersebut bahwa jarimah al khata yang dilakukan
oleh terdakwa yang bemarna Obay Sobari, menurut hemat penulis yang merujuk
pada ketentuan-ketentuan hukum Islam, bahwa pertimbangan hukum yang dengan
kata lain pertimbangan Hakim belum maksimal atau belum sepenuhnya apa yang
ditentukan oleh hukum Islam apabila kita kembalikan pada konsep HAM pada
umumnya. Kompensasi yang diberikan belum maksimal, yaitu sebesar Rp.
5.000.000,00. kalau dilihat dari sistem Hukum Islam, sebagaimana telah diuraikan
di atas melalui konsep diat sangat tidak sebanding dari apa yang diharapkan.
Pihak keluarga terdakwa khususnya maj ikan terdakwa harus membantu
kelangasungan pembayaran diat tersebut, yang mana hanya keluarga terdakwa
saja yang memberikan kompensasi tesebut kepada keluarga korban. Karena
terdakwa hanya sebagai pekerja, yaitu sebagai sopir. Menurut hemat penulis
16
Sulaiman Rasjid, Fiqih /slam.(Hukum Fiqih Islam),
Algensindo, 2000), Cet. XXXIII, h.433
(Bandung: Sinar Baru
65
kompensasi yang cliberikan harus seimbang antara keluarga terclakwa clan majikan
terclakwa, tanpa mengesampingakan hak-hak korban.
Pacla clasamya yang mempunyai hak berhak untuk mempergunakan
haknya clan berhak untuk ticlak mempergunakannya. Jika clia mempergunakannya
ticlak salah, jika clia ticlak mempergunakannya clia ticlak berclosa. Oieh karena itu
hak aclalah sesuatu yang boleh cliperbuat clan ticlak berclosa apabila ticlak
melakukannya.
Kebalikan hak aclalah wajib, kecluanya saling berbecla satu sama lain
clalam tabiatnya. Jika yang hak boleh melakukannya maka yang wajib harus
melakukannya secara mutlak. Jika yang hak ticlak berclosa clan ticlak clihukum
apabila ticlak mempergunakan haknya maka apabila orang yang clibebani
kewajiban berclosa apabila ticlak melakukannya clan mencampakan clirinya pacla
hukuman yang suclah clitetapkan karena meninggalkan kewajiban.
Jika hak clan kewajiban berbecla clalam tabiatnya akan tetapi kecluanya
sangat cocok clari segi piclana bahwa tinclakan yang clilakukan aclalah untuk
menjalankan kewajiban atau mempergunakan hak merupakan perbuatan yang
cliperbolehkan clan ticlak clianggap piclana. 17
Jika kita menempatkan yang hak kita akan menemukan bahwa hak itu
aclalah kekuasaan yang mempunyai batas-batas tertentu, yang memberikan tempat
17
Abdul' Qadir Audah, al Tas yri · al Jinaiy al lslamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul
Hafidz al Basat, 1968), Jilid I, h.320
66
hak bagi orang yang mempunyai hak. Jika kita menempatkan yang wajib kita
akan menemukan bahwa kewajiban itu juga akan memberikan kekuasaan yang
sama terhadap tempat kewajiban. 18
Dari ketentuan-ketentuan di atas bahwa hak dan kewajiban merupakan
satu mata rantai yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya, walaupun keduanya
ada perbedaan dalam tabiatnya, akan tetapi ada kesamaan dalam tujuan dari
penjatuhan hukuman. Oleh karena itu konsep HAM sangat tepat untuk dijadikan
acuan dan rujukan pada penyusunan skipsi ini.
Yang mana dalam konsep HAM tersebut merujuk pada Nash Al Qur'an
dan Al Hadits. Maka konsep diat dan hukuman penjara dua bulan yang menjadi
pertimbangan Hakim, belum maksimal kalau kita kembalikan pada konsep
Rasulullah SAW. Yang mana telah diuraikan di atas. Karena dalam pertimbangan
hakim tidak dijelaskan secara detail tentang diat tersebut dan ancaman penjara
yang diberikan hanya dua bulan sudah termasuk ditahan. Oleh karena itu konsep
Hamlah yang lebih tepat guna dijadikan acuan dan rujukan dalam pemberian
sanksi hukuman, dengan kata lain konsep diat.
Kafarat harus maksimal dilakukan dalam pertimbangan hakim dalam
menegakan keadilan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Supaya keluarga
korban merasa puas akan penegakan hukuman yang sudah maksimal dilakukan
oleh para Hakim dalam menjalankan tugasnya. Maka untuk pelaku jarimah al
18
Ibid h. 623-624
67
khata yaitu Obay Sobari harus diberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang telah ia lakukan.
Akibat hukum yang ditimbulkan dari tindak pidana kelalaian menurut
hukum Islam, yaitu adanya sanksi diat mukhafafah yang berupa kompensasi bagi
keluarga korban dan benar-benar dirasa manfaatnya. Sebagaimana yang telah
tertera dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang mana dalam konteks tersebut
sanksi diat sangat di kedepankan guna memberikan solusi alternatif bagi pihak
korban dan pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat untuk memberikan solusi
tersebut.
2. Analisis Putusan Menurut Hukum Positif
Pada dasarnya hukum bertujuan untuk memberikan rasa aman dan
perlindungan terhadap masyarakat secara umum yang berlandaskan keadilan.
Akan tetapi dalam prakteknya masih banyak penyimpangan-penyimpangan
terhadap tujuan tersebut, yang mana korban selalu dirugikan baik secara
materi maupun secara kejiwaannya. Hal ini perlu disadari terutama para aparat
penegak hukum guna mengadili sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dilihat dari sisi pelanggarannya. Maka tindak pidana yang dilakukan
secara sengaja sanksi hukumannya lebih berat dibandingkan dengan sanksi
yang diberikan pada tindak pidana yang dilakukan dengan kelalaian. Namun
tidak menutup kemungkinan bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh tindak
pidana kelalaian tidak luput dari hukuman. Oleh karena itu harus ada sanksi
68
yang tepat, guna menyelesaikan kasus tersebut harus ada sanksi yang sesuai
dengan tingkat pelanggarannya. Dari uraian yang telah dikemukakan,
penyusun mencoba menganalisis dari sisi hukum Positif.
Sesuai dengan skirpsi yang penyusun buat. Yaitu skripsi yang berjudul
Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor:
234/Pid.B/2001/PN.SUBANG
Tentang
Kelalaian
Yang
Menyebabkan
Kematian.
Kelalaian
yang
menyebabkan
kematian
menurut
hukum
Positif
disebutkan dalam pasal 359 KUHP sebagai berikut:
Pasal 359
"Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) yang menyebabkan
orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun"
Tindak pidana melanggar Pasal 359 KUHP biasa disebut "Cu/pose
Doodslag ''. Dalam Pasal tersebut digunakan istilah karena kealpaannya,
dimana culpa tersebut mengandung dua syarat:
a.
Dalam melakukan perbuatan pelaku kurang hati-hati; dan
b. Akibat yang terjadi karena kurang hati-hati itu harus dibayangkan atau
diduga terlebih dahulu. 19
Hukuman terhadap tindak pidana yang disebabkan karena kealpaan atau
kelalaian yang telah disebutkan dalam KUHP, apabila kita kembalikan kepada
tiga teori penjatuhan hukuman pidana. Maka dengan ini hukuman bagi delik
19
Suharto, Hukum Pidana Materi/, h. 47
69
kelalaian lebih cenderung identik dengan tujuan yang telah dikemukakan oleh
Teori Relatif atau Teori Pembatasan, menurut teori ini adalah tujuan dari
penghukuman adalah mengamankan masyarakat denganjalan prevensi umum,
yaitu membuat orang lain (masyarakat) takut untuk melakukan kejahatan yang
sama. Dengan kata lain teori relatif lebih cenderung, hukuman itu dijatuhkan
dalam rangka mencari manfaat yang bersifat preventif terhadap kejahatan
yang ditimbulkan oleh umum
(Slgement Preventive)
atau
terhadap
penjahatnya agar tidak mengulangi perbuatannya (Spiciale Preventive).
Baik di dalam KUHP maupun dalam Huk:um Pidana Islam, tindak pidana
karena kelalaian (Jarimah al-khata) dikategorikan sebagai suatu bentuk
tindak pidana yang lebih ringan dari pada tindak pidana karena kesengajaan,
tetapi karena adakalanya tindak pidana karena kelalaian dapat menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi seseorang, terutama yang menyebabkan
kematian terhadap orang lain, sehingga dirasakan tidak adil terutama bagi
keluarga korban apabila pelaku tindak pidana tersebut tidak dikenai sanksi
sama sekali. Hal ini merupakan ha! yang sangat dilematis, apabila pelaku
pada tindak pidana karena kelalaian hukumannya disamakan dengan tindak
pidana karena kesengajaan, tidaklah memberikan rasa keadilan bagi pihak
pelaku. Namun di lain pihak, ketika penjatuhan hukuman tidak sesuai atau
sama sekali tidak adanya hukuman yang diberikan oleh pelaku, maka tetap
dirasakan tidak adil bagi pihak korban.
70
Oleh sebab itu, dalam KUHP dan dalam hukum Pidana Islam, tindak
pidana karena kelalaian, hukumannya tidak seberat hukuman pada tindak
pidana karena kesengajaan. 20
Kalau kita lihat dari segi pelanggaran yang dilakukan oleh terdakwa yang
bernama Obay Sobari Bin Umsih, Belum maksimal kalau kita merujuk pada
konsep HAM. Apabila konsep HAM (hak asasi manusia) dipandang sebagai
hak hukum, maka mempunyai dua konsekuensi normatif, yaitu:
21
1. Kewajiban bagi penanggung jawab (pihak yang dibebani kewajiban)
untuk menghormati I tidak melanggar hak atau memenuhi klaim yang
timbul dari hak; dan
2. Reparasi jika kewajiban tersebut dilanggar I tidak dipenuhi.
Dengan
mengacu
pada
penerapan
perlindungan
hak-hak
korban
kejahatan, maka dasar dari perlindungan korban kejahatan dapat dilihat dari
beberapa teori, di antaranya sebagai berikut:
22
1. Teori Utilitas
Teori ini menitikberatkan pada kemanfaatan yang terbesar bagi jumlah
yang terbesar. Konsep pemberian perlindungan pada korban kejahatan
dapat diterapkan sepanjang memberikan kemanfaatan yang lebih besar
20
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika
Aditama, 2003), ed.3, Cet. I, h. 77
21
Muladi, Perlindungan Karban da/m Sistem Peradi/an Pidana: Sebagaimana dimuat
dalam Kumpulan Karangan Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradi/an Pidana,
(Semarang: Sadan Penerbit Universitas Diponogoro, 1997), h. 172
22
Arif Gosita, Masalah Karban Kejahatan, (Jakarta: Akademika Presindo, 1993), h. 50
71
dibandingkan dengan tidak diterapkannya konsep tersebut, tidak saja bagi
korban kejabatan, tetapi juga bagi sistem penegakan hukum pidana secara
keseruhan;
2. Teori Tanggung Jawab
Pada hakikatnya subjek hukum (orang mupun kelompok) bertanggung
jawab terhadap segala perbuatan hukum yang dilakukannya sehingga
apabila seseorang melakukan suatu tindak pidana yang mengakibatkan
orang lain menderita kerugian (dalam arti luas ), orang tersebut harus
bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya, kecuali ada alasan
yang membebasknnya.
3. Teori Ganti Kerugian
Sebagai perwujudan tanggung jawab karena kesalabannya terhadap orang
lain, pelaku tindak pidana dibebani kewajiban untuk memberikan ganti
kerugian pada korban atau abli warisnya. 23
Dalam
konsep
perlindungan
hukum
terhadap
korban
kejabatan,
terkandung pada beberap asas hukum yang memerlukan perhatian. Hal ini
disebabkan dalam konteks hukum pidana materil, hukum pidana formil,
maupun hukum pelaksanaan pidana.
Adapun asas-asas yang dimaksud, yang berdasarkan pada UU RI Nomor
13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. Yang diatur dalam
pasal 3 yang berbunyi: 24
"Ibid
72
I. Pengahargaan atas harkat dan martabat manusia;
2. Rasa aman;
3. Keadilan;
4. Tidak diskriminatif; dan
5. Kepastian hukum.
Asas-asas tersebut yang kemudian diperjelas oleh Dikdik M. Arief
Mansur dan Elisatris Gultom, sebagai berikut: 25
I. Asas Manfaat
Artinya perlindungan korban tidak hanya ditujukan bagi tercapainya
kemanfaatan (baik materil maupun spiritual) bagi korban kejahatan, tetapi
juga kemanfaatan bagi masyarakat secara luas, khususnya dalam upaya
mengurang1 jumlah tindak pidana
serta
menciptakan
ketertiban
masyarakat.
2. Asas Keadilan
Artinya, penerapan asas keadilan dalam upaya melindungi korban
kejahatan tidak bersifat mutlak karena hal ini dibatasi pula oleh rasa
keadilan yang harus juga diberikan pada pelaku kejahatan.
24
25
Lihat UU RI Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban
Kejahatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 164
73
3. Asas Keseimbangan
Karena
tujuan
hukum
di
samping
memberikan
kepastian
dan
perlindungan terhadap kepentingan manusia, juga untuk memulihkan
keseimbangan tatanan masyarakat yang terganggu menuju pada keadaan
yang semula (restitutio in integrum), asas keseimbangan memperoleh
tempat yang penting dalam upaya pemulihan hak-hak korban.
4. Asas Kepastian hukum.
Asas ini dapat memberikan dasar pijakan hukum yang kuat bagi aparat
penegak hukum pada saat melaksanakan tugasnya dalam upaya
memberikan perlindungan hukum pada korban kejahatan.
memperoleh dasar pijakan yuridis yang memadai.
Untuk
26
Dari uraian di atas, Yang diatur dalam pasal 3 UU Nomor 13 Tahun 2006
tentang Perlindungan Saksi dan korban, sedikitnya memberikan gambaran
yang berarti bagi aparat-aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya selaku aparat penegak hukum. Menyangkut skripsi yang
penyusun tulis, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa yang bemama
Obay Sobari bin Umsih kalau kita kaitkan dengan UU di atas, belum
sepenuhnya memenuhi standar hukuman. Maka dengan ini hams ada
supremasi hukum yang tegas dalam menangani kasus ini. Dilihat dari
pelanggarannya bahwa Obay Sobari telah merugikan para pengguna jalan,
yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang Iuka ringan.
26
Ibid
74
Dengan ini penyusun mencoba melihat dari sisi pertanggungjawaban
pidananya. Kalau kita lihat dari sisi perdatanya, pelaku hanya memberikan
santunan yang tanpa dijelaskan secara detail dalam putusan, jumlah
maksimalnya. Seharusnya jumlah tersebut setimpal dengan perbuatan yang
dilakukan oleh terdakwa, dengan kata lain memenuhi hak-hak korban
khususnya bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Belum lagi dilihat dari
sisi pidananya, bahwa sanksi hukuman yang diberikan hanya dua bulan
penjara belum terlepas dari remisi pengadilan. Dengan kata lain sanksi
tersebut belum setimpal dengan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa,
yang banyak merugikan pihak korban. Maka dengan ini harus ada kepastian
hukum yang memberikan efek jera dalam menangani perkara pidana
semacam ini. Oleh karena itu, UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Perlindungan Korban dan Saksi harus diaplikasikan dan direalisasikan oleh
segenap aparat penegak hukum dalam mengadili perkara ini, dan tidak
mengesampingkan KUHP terutama pasal 359 KUHP yang mengatur masalah
kealpaan yang menyebabkan kematian.
Di bawah ini ada beberapa keterangan yang terangkum dalam wawancara
langsung dengan para pihak diantaranya:
I .Keterangan ayah korban:
Kalau kita lihat dari ketefangan ayah korban sebenarnya sanksi yang
diterima oleh terdakwa belum sepenuhnya adil, kalau dilihat dari
kejadiannya yang mana pada kejadian tersebut terdakwa lari dari kejadian.
75
Kalau seandainya terdakwa tidak lari mungkin nyawa korban sudah
tertolong, karena pada saat itu tidak ada kendaraan yang lewat. Namun ayah
korban sangat terpukul atas kejadian ini, walaupun pihak korban
menganggap semua itu adalah sebagai suatu musibah.
Namun beliau sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya
hingga tewas. Dan kompensasi yang diberikan belum belum cukup kalau
sanksi hukumannya lebih setimpal. 27
2.Keterangan mantan terpidana:
Kalau dilihat dari hukuman yang sudah diputuskan oleh hakim, terdakwa
merasa hukuman tersebut sangat memberikan efek jera dan membuatnya
berpikir lebih matang lagi dalam mengendarai kendaraan. Namun disisi lain
terdakwa sangat menyesal dan merasa bersalah atas kelalaian yang terdawa
lakukan kepada korban, yang menyebabkan dia meninggal dunia. Walaupun
konpensasi yang diberikan belum cukup. 28
Uli Purnama mengatakan, menurut pendapatnya kasus yang dilakukan
oleh Obay Sobari, dikenakan pasal 359 KUHP adalah murni aturan-aturan
pidana berdasarkan pada pembuktian dan perbuatan si pclaku. Dengan tidak
mengurangi aturan-aturan hukum yang telah ada. Akan tetapi, apabila kasus
27
Wawaneara Pribadi Dengan Ayah Karban, Hendra Haryadi Bin Safan Ayah Karban,
Senin 8 April 2008 Kp. Ranea Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalaneagak Kab. Subang
28
Wawaneara Pribadi Dengan Mantan Terpidana Tindak Pidana Kelalaian, Obay Sabari
Bin Umsih, Hari selasa 13 April 2008, Tempat Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka
Haji Kab. Majalengka
76
yang dilakukan oleh Obay Sobari itu pelanggarannya lebih berat, maka pasal
yang digunakannya pun lebih berat dari perbuatan yang dituduhkan
sebelumnya. Apa yang dipertimbangkan dalam putusan ini adalah murni
berdasarkan kepada pembuktian perbuatan pelaku atau terdakwa yang
didasarkan pada KUHP.
29
29
Wawancara Pribadi Dengan Hakim PN Subang, Uli, Purnama SH, Hari Kamis 23
Juli 2007, Tempat Pengadilan Negeri Subang
77
Perbandingan Hukum
Hukum Islam
Hukum Positif (KUHP)
I. Kelalaian menurut Hukum Positif
Kelalaian atau jarimah al khata menurut
(KUHP) adalah perbuatan yang tidak
Hukum Islam adalah perbuatan tindak
disengaja terjadi dan akibat yang
pidana
di
mana
ditimbulkan dari kesalahannya.
bermaksud
untuk
2. Kelalaian
yang
menyebabkan
akibat
(KUHP).
perbuatannya
lama
t
lima
tahun
atau
pidana
pelaku
melakukan
tidak
tindak
pidana tersebut atau tidak sadar akan
kematian diatur dalam pasal 359
l. Jenis hukuman pidana penjara paling
s1
yang
ditimbulkan
itu.
Dengan
kata
oleh
lain
Jarimah al khata adalah suatu perbuatan
yang di lakukan tidak adanya unsur
kurungan paling lama satu tahun dan
kesengajaan
dibebankan biaya perkara sebesar Rp.
maupun hingga tewas ( tidak ada niat dan
1.000,00.
maksud sedikitpun dari pelaku).
Akibat
hukum
terhadap
tindak
kelalaian
yang
yang
ditimbulkan
pidana
telah
karena
disebutkan
untuk
mencederai
orang
Kelalaian yang menyebabkan kematian
diatur dalam Nash Al Qur'an surat An
Nisa ayat 92 dan
Al
Hadits yang
dalam pasal 359 KUHP, apabila kita
diriwayatkan oleh Darul Qutniy, yang
kepada
teori
hukuman pokoknya adalah kafarat dan
penjatuhan hukuman pidana. Maka
diat. Sedangkan hukuman penggantinya
kembalikan
tiga
78
dengan ini hukuman
bagi delik
adalah puasa selama 2 (dua) bulan
kelalaian lebih cenderung identik
berturut-turut bagi orang yang tidak
dengan
yang
tujuan
tel ah
mampu.
dikemukakan oleh Teori Relatif atau '· Jenis hukuman pidana yang mengarah
Teori Pembatasan, menurut teori ini
pada
adalah tujuan dari
pemberian kompensasi bagi keluarga
adalah
penghukuman
mengamankan
masyarakat
aspek
materil
yang
sifatnya
korban yang berupa diat mukhafafah.
dengan jalan prevensi umum, yaitu
Akibat hukum yang ditimbulkan dari
membuat orang lain (masyarakat)
tindak pidana kelalaian menurut hukum
takut untuk melakukan kejahatan
Islam, yanitu adanya sanksi diat yang
yang sama. Dengan kata lain teori
berupa kompensasi bagi keluarga korban
relatif lebih cenderung, hukuman itu
dan
dijatuhkan dalam rangka mencari
Sebagaimana yang telah tertera dalam
manfaat
nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang I
yang
bersifat
preventif
benar-benar
dirasa
manfaatnya.
terhadap kejahatan yang ditimbulkan
mana dalam konteks tersebut sanksi diat
oleh umum (Slgement Preventive)
sangat dikedepankan guna memberikan
atau terhadap penjahatnya agar tidak
solusi alternatif bagi pihak korban dan
mengulangi perbuatannya {Spiciale
pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat
Preventive).
untuk memberikan solusi tersebut.
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah penyusun uraikan mulai dari bab I sampai
bab Ill terhadap pennasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini,
penyusun mencoba mengambil beberapa kesimpulan yang akan dituangkan dalam
bab ini :
I. Dalam pertimbangannya Hakim menjatuhkan pidana 2 (dua) bulan penjara
dan dikurangi selama terdakwa ditahan, dengan perintah tetap ditahan. Obay
Sobari Bin Umsih didakwa melanggar pasal 359 KUHP terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kelalaian yang
menyebabkan kematian dan dibebani biaya perkara kepada terdakwa sebesar
Rp. 1.000.
2. Akibat hukum yang ditimbulkan dari tindak pidana kelalaian menurut hukum
Islam, yaitu adanya sanksi dial mukhafafah yang berupa kompensasi bagi
keluarga korban dan benar-benar dirasa manfaatnya. Sebagaimana yang telah
tertera dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang mana dalam konteks
tersebut sanksi diat sangat dikedepankan guna memberikan solusi altematif
bagi pihak korban dan pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat untuk
memberikan solusi tersebut.
3. Bahwa sanksi yang diberikan oleh hakim belum maksimal dan sangat
merugikan bagi keluarga korban, di samping sanksi hukumnnya hanya 2 (dua)
80
bulan penjara dan kompensasi yang diberikan oleh pihak terdakwa belum
setimpal yaitu sebesar Rp.5.000.000,00. Kalau dilihat dari sanksi yang
diberikan oleh Hukum Islam yaitu sebesar Rp.1.380.000.000,00 yang berupa
diat mukhafafah jauh lebih besar ketimbang yang diberikan oleh terdakwa.
4. Kompensasi yang diberikan oleh terdakwa sangat bermanfaat bagi keluarga
korban dan dapat meringankan hukuman bagi terdakwa.
Maka ke depannya Hakim harus selektif dalarn menangani kasus
tindak pidana karena kelalaian, dengan memperhatikan beratnya ringannya
sebuah hukuman. Dan konpensasi yang diberikan sangat bermanfaat bagi
keluarga korban dan hukuman yang diberikannya pun lebih memberikan efek
jera bagi pelaku tindak pidana karena kelalaian yang menyebabkan kematian.
Oleh Karena itu, proses pengarnbilan keputusan hakim pada perkara
pidana merupakan proses yang membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
yang mendalam. Hal ini merupakan suatu yang menarik untuk dikaj i lebih
dalam lagi, karena kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berdampak
pada ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga hukum di Indonesia.
Fenomena yang banyak terjadi di dalam mengambil keputusan hakim pada
perkara pidana adalah masih adanya disparitas pemidanaan, yaitu perbedaan
putusan hakim pada perkara pidana yang relative sama. Hukum Pidana Islam
maupun Hukum Pidana Positif mengartikan Nalatings delict sebagai suatu
bentuk dari tindak pidan yang timbul karena suatu kelalaian atau kealpaan.
Dalam hukum islam sendiri diartikan dengan istilah Jarimah al Khata'.
81
B. Saran-Saran
I. Dengan adanya supremasi hukum yang jelas, maka akan memberikan dampak
positif bagi tegaknya keadilan yang merata. Karena pada dasarnya proses
pengadilan dan hukuman yang ditetapkan merupakan suatu pembelajaran
terpenting untuk mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan karena kelalaian
yang merugikan orang lain dilain hari. Dan hukuman yang setimpalah, yang
menjadi tolak ukur bagi tegaknya keadilan yang merata dan tidak
diskriminatif.
2. Alangkah baiknya pemerintah memperhatikan bentuk-bentuk pemidanaan
tindak pidana kelalaian dalam konteks Hukum Pidana Islam, yang mana
dalam bentuk tersebut Jebih menitikberatkan konsep diat (denda) yang
berbentuk besar, sebagaimana yang penyusun bahas pada bab sebelumnya.
Karena dengan penetapan denda yang tinggi, disamping dengan adanya
hukuman tambahan yang berupa penetapan hukuman penjara atau kurungan.
Diharapkan dapat terpenuhi hak-hak korban, disamping tujuan penjatuhan
hukuman sebagai upaya preventif atau pencegahan dapat tercapai dan
terpenuhi, selain itu juga dapat membantu kelangsungan hidup keluarga
korban dimasa yang akan datang dan tegaknya sendi-sendi keadilan.
3. Untuk saat ini dan masa yang akan datang, penerapan hukuman menurut
Hukum Pidana Islam sebagai pelengkap hukuman pidana yang telah ada,
sangatlah mungkin direalisasikan. Akan tetapi penerapan itu hams melalui
proses yang sangat matang dan tidak dapat dilakukan secara mentah-mentah,
,-------------,
· "-~"" UTAMA
f<ARTA
82
tetapi melalui suatu proses pencarian suatu esensi huktiman yang seimbang
dengan konteks hukum yang sebenamya, tanpa mengesampingkan sistem
hukum yang ada. Yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masyarakat Indonesia saat ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang
berarti dan dapat diterima oleh kalangan masyarakat pada umumnya. Diat
harus menjadi solusi altematifbagi pembentukan KUHP baru di Indonesia.
Dan tujuan penegakan hukum adalah menuju masyarakat yang adil
dan makmur tanpa merugikan pihak manapun dan dapat tercapai, dengan kata
Jain kejadian-kejadian berikutnya tidak terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA
83
DAFT AR PUSTAKA:
Al-Qur-anul Karim.
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Darul Fikr, t.th), Juz VI.
Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet. I
Arief Mansur, Dikdik M, dan Gultom Elisatris, Urgensi Perlindungan Korban
Kejahatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), ed. l.
Ash Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ahkam (Iafsir Ayat-ayat Hukum), (Beirut:
Darul Kutub Islamiyah, 2001 ), Jilid I
As Suyuthi, Jalal al-Din, Abdurrahman dan Al Mahali, Jalal al-Din, Tafsir Jalalain,
(Jedah: Sanqaafurah, t. th).
Audah, Abdul' Qadir, al Tasyri' al Jinaiy al lslamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul
Hafidz al Basa!, 1968), Jilid I dan II.
Djazuli, A, Fiqih Jinayyah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta:
Raja Grafindo Persada: 1997).
Gosita, Arif, Masa/ah Korban Kejahatan, (Jakarta: Akademika Presindo, 1993)
Hadikusuma, Hilman, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung: Penerbit Alumni, 1992),
Cet. II
Hadiman, Jadilah Pengemudi Yang Baik, (Jakarta: Induk Koprasi Kepolisian Repubik
Indonesia, 1988).
Hakim, Rahmad, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia,
2000), Cet. I.
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana (Jakarta: Rineka Cipta,1994).Cet.II.
Hanafi ,Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet
VI.
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,2005), Cet. XI.
84
Ibnu Rusyd, Muhammad Ibnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul
Kutub, t.tmp., t.th), Jilid IL
Isma'il As-Shan'any, Muhammad bin, Subulus Salam, (Mesir: Maktabah Tijariyah
Kubra, t. th), Juz Ill.
Jonkers, J. E , Buku Pedoman Hindia Belanda, (Jakarta: Bina Aksara, 1987).
KUHAP dan KUHP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet. V.
Lamintang, P.A.F, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1997), Cet. Ill.
Madjrie, Abdurrahman dan Al-Anshari, Fauzan, Qishas (Pembalasan Yang Hak),
(Jakarta: Khairul Bayan, 2003).
Malik, Abduh, dkk., Pidana Islam di Indonesia Peluang, Prospek, dan Tantangan,
(jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), Cet. l.
Marbun., B.N, Kamus Hukum Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006), Cet.
I.
Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika,
2005),Cet. IL
_ _ _ _ _ _ , Tindak Pidana Terhadap Nyawa, (Jakarta: Sinar Grafika,2005).
Muhammad Saukaniy, Muhammad bin Ali, Nailul Author Min Ahaadits Akhyar
(Sarah Muntaqa Al Akhbar), Juz VJ, (Idaarah At-Thabaa'ah Al-Muniyriya:
t.tmp, t.th).
Muladi, Per/indungan Karban dalam Sistem Peradilan Pidana: Sebagaimana dimuat
dalam Kumpulan Karangan Hak Asasi Manusia, Po/itik dan Sistem Peradilan
Pidana, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 1997).
Munif, Ahmad Suramaputra, Filsafat Hukum Islam AL-GHAZAL!
Mursalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet. I.
Maslahah
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta,2002).
Mujieb, Abdul, M., dkk., Kamus lstilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet.
Ill.
85
Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2006), Cet. II.
Nuh, bin Abdullah dan Bakry, Umar, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Mutiara
Sumber Widya, 1979), Cet. IV.
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika
Aditama, 2003),Edisi Ketiga, Cet. I.
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, (Hukum Fiqih Islam), (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), Cet. XXXIII
Santoso, Topo, dan Zulfa, Achzani Eva, Kriminologi, (Jakarta: Raja Grafindo Gema
Persada, 2005).
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. X, Juz I dan
Juz II.
Soekanto, Soerjoeno, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2006), Cet.V.
Sudarmono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. IV.
Suharto RM, Hukum Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2.
Syafi'i, Rachmad, I/mu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 1999), Cet. I
Tongat, Hukum Pidana Materil, (Malang: Univ Muhammadiyah Malang, 2006), Cet.
III.
UU RI NOMOR 13 TAHUN 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Karban,
(Jakarta: Buku Kita, 2007), Cet. I.
Zahrah, Abu, M, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), Cet. VIII.
PERPUSTAi<l\AN UT/.\M/\
LAMPIRAN
86
LAMPIRAN:
Al-Fitra, SH, MH, Disampaikan Pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN,
2005), Semeter Ganji!.
Tuntutan Kejaksaan Negeri Subang, dalam Tuntutan Pidana Reg Perk. Nomor: PDM212/SUBANG/1012001.
Putusan Hakim Pengadi/an Negeri Subang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang
Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian.
Wawancara Pribadi Dengan Ayah Korban, Hendra Haryadi Bin Safan Ayah Korban,
Senin 8 April 2008 Kp. Ranea Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalan
Cagak Kab. Subang
Wawaneara Pribadi Dengan Mantan Terpidana Tindak Pidana Kelalaian, Obay
Sobari Bin Umsih, Hari selasa 13 April 2008, Tempat Kp. Ciomas
Rt. 06107 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji Kab. Majalengka
Wawaneara Pribadi Dengan Hakim Pengadilan Negeri Subang, Uli Purnama SH,
Hari Kamis 23 Juli 2007, Tempat Pengadilan Negeri Subang
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM
.Juanda No.95 Ciputat Jakarta 15412
Telp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821
Website: www.uinjkt.ac.jd. Email : syar [email protected]
Nomor: FT43/PP.042.2//~1fV/2007
Lamp: H a I : Mohon Kesediaan Menjadi
Pembimbing Skripsi
Jakarta,
10
Mei 2007
Kepada Yth.
Prof. Dr. Ahduh Malik
Yayan Sopyan, M.Ag
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing skripsi
mahasiswa:
Nama
NIM
Prodi
Judul Skripsi
Sadath M. Nur
io3043228007
Perbandingan Mazhab dan Hukum/
Perbandingan Hukum
Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim
PN Subang Nomor : 234/Pid.B/PN. Subang
Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Matinya
Orang
Beberapa ha! yang dapat dipertimbangkan adalah:
I. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan
dan penyempurnaan.
2. Teknik penulisan agar merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta".
Demikian atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tembusan:
n. -' - ~-----
_:L-- .,.1,....,...,.....,,...,, h.rvrYYrnt lronnrln ·
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PROPOSAL SKRIPSI
ma
: Sadath M.Nur
: I 03043228007
nggal Ujian
: 30 April 2007
lul asal
: Pengaruh Kelalaian dalam Pertanggung Jawaban Pidana menyebabkan
matinya orang ( Analisis Putusan Hakim
PN
Subang Nomor :
234/Pid.B/2001/PN.Subang).
lul Revisi
: Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor :
234/Pid.B/PN. Subang Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Matinya Orang
'·
n Penguji
tua Majelis
kretaris
: Muhammad Taufiki, M.Ag
n Penguji
Muhammad Taufiki, M.Ag
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
Janda No. 95 Ciputat - Jakarta 15412
Tclp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821
Website: www.ujnjkt.ac.id. email : [email protected]<l
T ANDA PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
{ang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa mahasiswali:
Nama
Sadath M. Nur
NIM
103043228007
Program Studi
Perbandingan Mazhab dan Hukum
Konsentrasi
Perbandingan Hukum
Semester
JO
.,.
relah memenuhi syarat dan sudah mendaftar ujian skripsi di Program Studi
~crbandi.ngan Mazhab dan Hukum.
r""'"'r11hammad Taufiki, M.Ag
.150290159
..,.
STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI SUBANG
K.ETUA
C. H. Sulriuio D. S.H
Ull Pumama S.H
Ariel .Ha1lm N, SJl
Noerilta S.H
Devi S.H., M.H
Shhu l'O, SJl
H. M. Rori Wahlbm. S.H
WAKA
PANSl!K
Sogcag T....,.. S.H
I
I
WAPAN
WASl!K
J. Sri.nggo R. S.11.. M.H
I
I
Panmud Perda!.a
M.Salch
Pmmul
l'idalla
Audi Safari S.H
Dn.
Dad.tags
-
Pmmod
Hcndi
RollClldi
I
PTHK>iir
Kaur Ktcsangan
PTH~Umum
UDd:I Cahyati
Sudnj>dS.H
Kcpcpwailll
Rina Safriai
Amd
i; H
I
Aang Robli R.1harjo
Im.ts Mas'ah
Aminah Buteo S.Sos
SU£imin
Much3m:Jd Zahrani
y 11)1111 y unali
Stamet M:tl:nwr
Toti Wantina
Jae!.mi
Didi R.uswandi S.H
!is Susi la "'1li
Sahroni S.H
Sbcilo Mclati S.H
UlohS.XMbh
Subonm.n
DEPARTEME AGAMA RI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI (UlN)
SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
Telp. (62-21) 7411537 Fax. (62-21) 7491821
Website: www.uinjkt.ac.id Email : syar hukuin @yahoo.comsg.
H.. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412
~r
: Ft. 43/KM. 00.02/913/2007
>iran
: Mohon Data/Wawancara
Kepada Yth
I. Ketua Pengadilan Negeri
Subang
diTempat
Asslamu 'alaikum Wr. Wb.
Pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menerangkan bahwa :
Nam a
NomorPokok
Tempat/Tanggal Lahir
Semester
Jurusan
Alamat
: Sadath M. Nur
: 103043228007
: Subang, 31 08 1985
: VIII
: PMH/Perbandingan Hukum
: JI. Swadaya II, Tanjung Barat Kee. Jagakarsa Kodya
JakartaSelatan.
Adalah benar Mahasiswa Fakultas Syari'ah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi dengan topik/judul : "A11a/isis H11k11m Islam
Terlzadap P11t11san PN S11bang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang Kelalaian
Yang Me11yebabka11 Kematian.
Untuk melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembah;,san
Topik/Judul di atas, dimohon kiranya Bapak I lbu I Saudara I i dapat membantu I
menerima yang bersangkutan untuk berwawancara.
Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/l, kami ucapkan banyak terima kasih.
Wm;e11lt111111 '11/11ikwn Wr. Wb.
an.DEKAN
f'l'n
(
~i!~~i:'t>~.
1
Bid. Akadernik
.4.~,~~··•''-" o:t;-.~\
*-~f~·~'t*
~
' :I;/
..... ~
•
~
'
.•_r.: ·"·
«(
I
.
.
Pl!NOADILAN NOOl!RI SUBANO
IL. Mayor Sendra! Sutoyo No. I
SURAT KBTBIW!OAN
Nomor: PN/ PID. IWJ.c.4112007
Panitra PN Subang merujuk Surat Dek1111 Univtnitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah
Jalcarta Nomor : Ft 43 K.002191312007 tertanggal 26 Februari 2007 scbagaimana yang
lel"lampir pada pokok surat, bahwa nama dibewah ini :
Nama
: SMath M. Nur
NIM
: I03043228007
Fakultas
: Syari'ah Dan Hulcum
Jurusanl Prodi
: Pcrbaningsn Madlub Dan Hukuml Pcrbandingan Hulcum
Topilc Judut
:-Analisis Hukum Islam Terlurlap Putusan Halim PN Suhang
Nomor : 23./IPID. BIPN SU/JANG Ten1ang Kelalatan Yang
Menyelxzbkan
Kemallan-
Tel ah rnengadakan penelitian I riset data langgal 8-10 Mei 2007 di Pengadilan Negeri Subang.
Demikian Surat ketarangan ini dibuat untuk dapat dipe<gunakan sepenulmya.
Subang I! Mei 2007
Panitm Sckcrtaris
SUOENQ IARSONO. S.H.
NIP. 040042681
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM
lr.H.Juando No.9$ Clpu111 Jak1rl1 1$412
lomor
ampiran
: Ft.43/ KM.00.02/('{YJ8;01
l~I
: Mohon Data/Wawancara
Ttlp. (62-21174711~7 Fn. (62·2117491121
\\'tbillt : www,ulnll;t.ac.ld. Em•ll: 1y1r hukulntl>y1htt.cqm.1g
Jakarta, 24 Mei 2007
Kepada Yth.
,
Pimpinan h,pdie-. ..k-~
~:·~····················
d1-
Tempat
Assa/amu'laikum 1-\T.Wb.
Dengan hormat,
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menerangkan bahwa :
Narna
Tempat/Tanggal Lahir
Nomor Pokok
Semester
Jurusan/Konsentrasi
Alarnat
Telp
: Sadath M. Nur
: Subang, 31 Agustus 1985
: 1030432 28007
: VIII ( Delapan)
:PMH /PH
:JI. H. Hanafi Ciracas Jakarta Timur
: 0813 1982 0314
Adalah benar rnahasiswa Fakultas Syari'ah &: Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik/
Judul:
~-· Analisis Hk. Islam terhadap putusan hakim PN Subang No.234/Pid. B /2001
/PN SBG ;Tentang Kelalaian yang menyebabkan matinya Orang."
bahan/ data yang berkaitan dengan penulisan
Untuk melengkapi
/pembahasan Topik/Judul di atas, dimohon klranya Bapak/Ibu/Saudara /i
dapat membantu/menerima yang bersangkutan untuk berwawancara.
Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i, kami ucapkan banyak terima
kasih.
i,;~;JAKSAAN
NEGERI SLIUANG
.II .. MA y JEN s1rroYO NO. 3
SUBANG
KARTU DISPOSISI
In-~EK
:
}~~'.;:;?~i:?.~r::::!.~~:~~.~.~.~~.:~=::::::.::::~.~~. :
1 TANGG:\L/NOMOR· i'(.of-?oor 1 -(t</'l/kro.uo.o~ /11.?i? /or
......................................................................................................
.
: .\.)~!~~!:!!~.~~ ...~~!:'.~...~.~.~.~~.'. .. ~.~.1.~?.. :.r~~~f ~'.r:?.:f.~~.1•1~~... J.~~.
ASAL
INSTRUKSI I INFORMASI
r<.-lwa.iwi iA-('tA · Q
. V4fa~ ·
-"tb> · /71.t.~
I
~
hi I'- ~ (e-i.y Ii
i'
!I
~-
II Sesudah digunaka
I
! KEPADA
l
-
P
~
harap segera
// ·Ol.
6 -]
:
KASUBAG PEMBINAAN
2. KASI INTEUJEN
~k~ ~. f04te-i~/?vi,043.
:
Ditcruskan Kcpada
1
.
KASITIPIDUM
KASI TIPIDSUS
S. KASIDA11JN
6. KAUR TATA USAiiA
·embalikan
. .................... .................... ......... ..... .... ........................................... .
Lo\NGG.'\l. ......................................................................................................................
Kepada bawahan " INSTRUKSI " dan atau " INFO
Kepada atasan
" INFORMASI" coret "INSTRuN~~·
CATATANSEKRT :
SKEMA UNSUR·UNSUR DEUK
-
-
SUBJEKTIF
-
KesengaJun dengan
Kelnufan Akin
Kemungklnan (Do/us
EVlllCUSlbj
-
Tak Berhatl-haU
~
K8lllpaan
~
UN SUR
DEUK
Maklud (Oogmtrl<I
KesengaJun dengan
Kelnuf1n Paatl
(Opul .,,
zekedlBkllMllVlfzl/tl)
Ko1engajaan
(Oo/tll)
~
Keffllgljun Hbagal
Oapat Menduga
(Culpa)
-
lalal
-
Perbuatan Aktlf atau
Positif (Acl)
-
Perbuatan Pasil atau
Negatif (Om1Sst0n}
>-
y
OBJEKTIF
~
-1
Perbuatan
~
Aki bat
Pelbuatan
Manusla
H
f-
S~at Melawan Hokum (Wederrechtelijkheif)
y
dan Oapat Oihukum
Keadaan·Keadaan
(Circumstances)
I
PERBUATAN
PIDANA
TANGGUNG
JAWAB PIDANA
I
I
-
PEllllUATAN
I
I
-
TJDAK
BERTAllGGUNGJAWAll
TIDAK
TERBUICTI
TERBUl(TJ
l'ASAl MANA?
BE BAS
.-
DIANCAM
HUKUMAN
.
TIDAK DAPAT
DIHUKUM
-
BERTAllGGUNBJAWAB
KEBeASA!C
HAICIM
.
DIHUICUM
TElll'IDMA
i
DIKIOOIM BEllAPA
TAIMI?
Gambar 9. Langkah Pengambilan Keputusan Perkara Pidana
I
(a) tahap menganalisis perbuatan pidana, yaitu
tahap hakim menganalisis perbuatan terdakwa
tergolong perilaku kriminal a tau tidal<;
(b) tahap menganalisis tanggung jawab pidana,
yaitu tahap hakim menganalisis tanggung jawab
terdakwa terhadap perilakunya;
(c) tahap penentuan pemidanaan, yaitu ketika
terdakwa dinyatakan bersalah, hakim akan
menentukan pemidanaan baginya.
Berikut akan dijabarkan langkah-langkah hakim
dalam pembuatan putusan hakim dengan kajian
psikologis. Gambaran lengkap tentang bahasan ini
dapat dilihat pada gambar 10.
PROSES KOGNITIF
(Psikalogij
TAHAP
PERTIMBANGAH
HAKIM
PUTUSAN HAKIM
IHukuml
P11bu111n
Pid1n1
BEBAS
Tanggungjawab
Pidana
lEPAS
PEMIOAHAAN
Gambar 10.
Langkah Hakim dalam Pengambilan Keputusan Pemidanaan
(Kajian Hukum dan Psikologi)
MENYUSUN CERITA
MEMPELAJARI PASAL YANG
1
DIOAKWAKAN
•I
PERISTIWA AWAL
ANALISIS ~
PERBUATAN
PERBUATAN
PIOANA
•
-
KEADAAN FISIK
I . . - - - - - - + ! KONDISI PSIKOLOGI
!MENTAU
Ill
1--------TUJUAN (ANALISIS) t - - - - - '
TAMBAHAN
..-----t
ANALISIS
TANGGUNG
JAWAB PIOANA
PERBUATAN
PASAL 49
AYAT 2 KUHP
Gambar 11. Langkah pengambilan keputusan bersalah atau lidak pada hakim Indonesia
"
Tabel. 2 Pertimbangan Hal-hal yang Meringankan
Hat-Ital Meringankan
A
B
c
0
E
F
G
Tolll
T1rus tiring
2
1
1
7
20
19
10
60
8111111 pemah dihuk1111 3
1
1
8
20
18
9
58
Menyasal
3
1
I
6
14
20
8
54
Berusia mud a
2
1
4
13
13
8
39
Sopao
2
6
2
4
5
19
Ko<ban puny11ndil
akin tirlnlnya
petbuaten tetdakwL
1
1
4
3
1
10
Pl!buatan tembut
bul<an hrena
niatjahat
.
1
.
1
Keterangan:
A
B
C
D
E
F
G
Kelompoksubjek yang mendakwa pasal351 ayat
3, pemidanaan ringan
Kelompoksubjek yang mendakwa pasal 354ayat
2, pemidanaan berat
Kelompoksubjek yang mendakwa pasal354 ayat
2,pemidanaansedang
Kelompoksubjekyang mendakwa pasal 354 ayat
2, pemidanaan ringan
Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
pemidanaan berat
Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
pemidanaan sedang
Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
pemidanaan ringan
_____
,_
Tabel 3 Pertimbangan Hal-Hal yang Memberatkan
Hll-hll Mllfllanlkln
A
ltridlri lllWJl(I
jawab tknglll btrd1 liri
Mllllahbnmasylll&bt
MtlaiiQnl:ijWUn
denoM lltnlll nndiri
E
F
G
ToUI
4
3
7
8
8
6
2
20
1
17
3
.
3
8
3
15
.
1
5
4
3
14
1
.
2
4
4
.
11
.
.
I
3
3
2
9
2
4
1
8
1
2
2
1
1
~
nyawaacang1ai1
1
Sld¥dlhmmelabbl
pedmtannya
Hakebt dlril*fiuit111
~u ua&ri (Ped>uatan
kejam/ Iida\: maoo-siawil
c
D
8
.
M~111hacapan
k.ebaru• koro111
1
.
Sebagai pilak yang
bertwtano. ierdBw•
sehwmya bisa
rnooaluo emosl.
1
Penyeh3bnya~
.
.
.
P«lxsatan yang
dianam ld:unan berat
lnisiatif per!JU8t111
danten!al<wa
.
.
1
1
1
1
.
2
1
1
Keterangan:
A : Kelompoksubjek yang mendakwa pasal 351 ayat 3,
pemidanaan ringan
B : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2,
pemidanaan berat
C : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2,
pemidanaan sedang
D : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2,
pemidanaan ringan
E : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
pemidanaan berat
F : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
pemidanaan sedang
G : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338,
oemidanaan ringan
PEDOMAN WAWANCARA
Narna
: Uli Purnarna, S. H.
Jabatan
: Kabid Humas PN Subang/ Hakim PN Subang
Hariffanggal : Kamis 23 Juli 2007
Tempat
: PN Subang
PENGADILAN NEGERI SUBANG
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kelalaian menurut hemat anda ?
Jawaban:
Kelalaian atau alpa adalah suatu perbuatan yang tidak ada niat sedikitpun dari
si pelaku untuk berbuat yang lebih jauh lagi, intinya tidak ada maksud. Untuk
adanya kealpaan atau kelalaian, harus dibuktikan adanya kesalahan dan
kesengajaan, diantaranya:
tidak menduga-duga,
tidak mengindahkan,
kurang hati-hati,
kurang atau tidak mengambil tindakan pencegahan,
tidak ada maksud.
Beliau juga menekankan, bahwa kelalaian itu dilihat dari ukuran kesalahannya
dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran yang telah ada. Kelalaian yang
menyebabkan kematian itu, tidak diniati si pelaku. Dengan kata lain, kematian
itu tidak ada niat si pelaku. Bukan berarti orang yang melakukan tindakan
hukumannya tidak seberat pada tindakan karena kesengajaan. Oleh karena itu,
tindak pidana karena kelalaian bermula dari kurang hati-hati seseorang yang
mengakibatkan pihak lain mengalami karugian baik secara kejiwaan maupun
secara materlil dan yang
lebih besar lagi
menyebabkan kematian,
sebagaimana yang telah terurai di atas.
2. Apakah Konsep Analisa Kelalaian dalam Hukum Positif tanpa melihat
banyaknya korban, seperti halnya yang dilakukan oleh Obay Sobari ?
Jawaban:
Bahwa konsep analisa kelalaian dalam hukum Positif tanpa melihat
banyaknya korban, merupakan suatu indikasi yang positif dengan tidak
mengurangi ukuran-ukuran hukum yang telah ada dalam perundangundangan. Dengan kata lain tidak adanya kumulasi hukuman dalam satu kasus
yang sama. Beliau menambahkan pula walaupun dalam kasus kelalaian itu
jarang atau tidak, akan tetapi yang menyebabkan kematian dapat digunakan
apabila terjadi banyaknya korban, dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran
hukum yang telah ada daiam perundang- undangan. Disisi lain tidak menutup
kemungkinan bahwa pada kejadian perkaranya bisa saja dikenai pasaI yang
berlipat atau kumulasi selama ia dihadapkan pada banyaknya korban, baik
yang menyebabkan kematian maupun yang mengaiami Iuka-Iuka, baik Iuka
ringan maupun Iuka berat. Yang disesuikan dengan peraturan perundangundangan yang ada.
3. Menurut anda apakah sanksi yang dikenakan Obay Sobari bin Umsih sudah
'n
Jawaban:
Pengadopsian hukum merupakan suatu proses yang sangat memakan waktu
dan harus adanya sosialisasi dan aktualisasi terhadap masyarakat umum
dengan tidak mengurangi aturan-aturan hukum yang lama. Dengan kata lain
suatu perubahan itu harus ada ha! yang mendasar, dengan melihat sisi positif
dan negatifnya. Beliau menambahkan, Hukum Islam tidak bisa mempengaruhi
hukum positif selama belum adanya suatu perubahan. Pengadilan hanya
menentukan berat ringannya, hanya berdasar kepada murni ketentuan pidana
tanpa dimasuki oleh konsep atau pengertian kelalaian menurut Hukurn Islam.
Begitu juga sebaliknya Hukum Islam pun tidak bisa dimasuki Hukurn Pidana
Positif. Diakhir pembicaraannya, beliau menambahkan bisa saja konsep
tersebut dimasuki oleh konsep Hukum Islam, dengan kata lain, adanya suatu
kesepakatan diantara para Hakim yang menangani kasus tertsebut dan
dijadikan sebagai doktrin Jurisprudensi guna dijadikan rujukan.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Hendra Haryadi Bin Safan
Sebagai
: Ayah Korban
Hariffanggal
: Senin 8 April 2008
Tempat Tinggal
: Kp. Ranca Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee.
Jalancagak Kab. Subang
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
KP. RANCA TEJA RT.01/01 DESA TAMBAK MEKAR KEC.
JALANCAGAK KAB. SUBANG
I. Apakah anda selaku ayah dari korban yang bernama Andri ?
Jawaban : la, benar saya sendiri selaku dari ayah korban yang bernama Andri
2. Apakah sanksi hukuman yang diterima oleh terdakwa sudah
adil?
jawaban : sebenarnya sanksi yang diterima oleh terdakwa bclurn scpenuhnya adil,
kalau kita lihat dari kejadiannya yang mana pada kejadian tersebut terdakwa lari
dari kejadian. Kalau seandainya terdakwa tidak lari mungkin nyawa anak saya
sudak tertolong, karena pada saat itu tidak ada kendaraan yang lewat. Namun
semua itu saya anggap sebagai suatu musibah dan harus saya terima kenyataan
1111.
3. Apakah Konpensasi yang diberikan oleh terdakwa sudah cukup ?
Kalau dilihat dari konpensasi yang diberikan oleh terdakwa, belum cukup, kalau
dibandingkan dengan nyawa anak saya. Konpensasi yang diberikan sebesar Rp.
5.000.000. walaupun jauh dari cukup, namun saya sangat menghargai upaya yang
telah dilakukan oleh keluarga terdakwa, walaupun konpensasi yang diberikan
belum cukup. Disisi lain tertdakwa sendiri segabai kepala rumah tangga, yang
mana saya harus memahami kondisi beliau selaku kepala rumah tangga
4. Sampai dimana upaya hukum yang sudah anda tempuh selama ini, apakah
Putusan Hakim tertsebut sudah maksimal ?
Jawaban : Saya tidak melanjutkan masalah ini pada tahap berikutnya, karena
berhubung terdakwa sudah bertanggungjawab atas perbuatan yang telah
menghilangkan nyawa anak saya. Dan terdakwa sendiri sudah melaksanakan
masa hukumannya di penjara, sebagai bukti dari tanggungjwabnya.
Kalau dibilang maksimal, sebenarnya belum. Karena Hakim memberikan sanksi
dua bulan penjara, yang menurut pendapat saya sendiri tidak sebanding dengan
nyawa anak saya yang hilang.
PEDOMAN WA WANCARA
Nama
: Obay Sobari Bin Umsih
Sebagai
: Terdakwa
Hari/Tanggal
: selasa 13 April 2008
Tempat Tinggal
: Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji
Kab. Majalengka
Agama
: Islam
Pekerjaan
:Buruh
Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka
Haji Kah. Majalengka
L Apakah benar anda sebagai pelaku dari tindak pidana kelalaian yang
menyebabkan kematian, yang mana korbannya adalah Andri Bin Hendra ?
Jawaban : Ia, saya sendiri yang bemama Obay Sobari Bin Umsih
2. Apakah hukuman yang anda terima sudah memberikan efekjera?
Jawaban : Kalau dilihat dari hukuman yang sudah diputuskan oleh hakim,
saya merasa hukuman tersebut sangat memberikan efek jcra dan membuat
saya berpikir lebih matang lagi dalam mengendarai kendaraan. Namun disisi
lain saya sangat menyesal dan merasa bersalah atas kelalaian yang saya
lakukan kepada korban, yang menyebabkan dia meninggal dunia. Di lain
.
pihak, keluarga korban tidak menerima kejadian ini, dan akhimya keluarga
korban mcncrima kejadian tersebut sebagai musibah.
3. Upaya apa saja yang sudah anda lakukan kepada pihak korban, dengan kata
lain memberikan konpensasi berupa santunan kepada pihak korban ?
Jawaban : Kalau dilihat, dari konpensasi yang sudah di bcrikan mclalui
keluarga saya kepada keluarga korban, sebenarnya belum cukup membantu
biaya-biaya yang telah dikeluarkan keluarga korban, mulai dari biaya rumah
sakit sampai proses pemakaman selesai. Namun akhimya keluarga korban
menerima konpensasi tersebut, dengan lapang.
4. Apakah Putusan Hakim Tersebut sangat meringankan hukuman anda?
Jawaban : Saya harus mengahargai keputusan apapun dari Hakim, dan
Putusan itu sangat berarti bagi saya dalam mepertanggungjawabkan apa yang
selama ini sudah saya lakukan.
KEJAKSAAN NEGERI SUBANG
JL. MAY JEN SU TOYO NO. 03
SU BANG
P-42
NTl.IK KEAOILAN"
TUNTUTAN PIDANA
Reg. Perk. Nomor: PDM- 212 /SUDAN/ 1012001
r ENDAHULUA N:
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Subang, dengan mempcrhatikllll hasil pcmeriksaan
sidang dalam pcrkara terdakwa :
Nama lcngkap
: ODAY SODA RI Bin UMSIH
Tempat lahir
: Majalengka
Umur/Tgl. Lahir
: 37 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Ke·warganegaraan
: Indonesia
Tcmpat tinggal
Agama
: Kp. Ciomas Rt.06/07 Os. Candra Jaya. Kee. Sukahaji. Kabupaten
Majalcngka.
:Islam
Pekcrjaan
: Buruh
Pcndidikan
: S.D.
·~
Berdasarkan Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemcriksan Biasa Nomor: ...... ./02.27.'Epo.2/1 O
/2001 tangf(al .... Oktober 2001 dan Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Negeri Subanµ
/,.. Nomor: .... /l'en.Pid/2001/PN.Sbg. tanggal .... Oktobcr 2001 terdakwa dihadapkan
kcpcrsidangan dcngan dakwaan sebagai berikut:
.llAKWAAN:
Bahwa ia terdakwa Obay Sol>ari Bin Umsih, pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I
sckira pukul 12.00 \Vib. Atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bu Ian September 200 I,
bertempat di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar, Kee. Jalancagak, Kab. Subang atau
sctidak-tidaknya pada suatu tempat lain masih dalam dacrah hukum Pengadilan Negeri Subang,
karcna salahnya atau lalainya sewaktu mengemudikan Truk Colt Mitubhishi No. Pol. F-8880 UE
warna kuning muda menyebabkan matinya orang yaitu korban Andri Bin Hendra yang dilakukan
dcngan cara sebagai berikut:
Pada hari Sabtu tanggal 22 September 2001 sekira pukul I 0.00 Wib.terdakwaObay Sobari Bin
Umsih mengemudikan kendaraan Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 VE wama kuning
muda bermuatan kurang lebih 2 (dua) ton syuran (terong) berangkat dari Patrol Kab. lndramayu ·
menuju jurusan Bandung.
Didalam mobil dibangku depan disebelah kiri terdakwa Obay Sobari duduk Sdr. Apung pemilik
barang snyuran, kendaraan Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan
perscneling 4 (empat).
~amnal Ill Inion Ra.,. l<'n lhnra T,.i• no Tnmmk M"knr K""- Jalancaeak Kab. SubanR.
Aklbat tcbrakan antnra Truck Colt yang dlkemudikan olch terdakwa Obey dengan sepeda angin
tcrscbut mcnyebabkan korban Andri mendcrha Iuka berat den meninlll!al dunia di RS. PTPN.
Subang' sebagalmana ditenmgkan dalam Vlsum Et Repenum Pro Yustitia yang dikeluarkan
R.S. 11 'Subang Nomor: RS 11143/ IX I 2001 tangC11l 24 September 2001 dengan kesimpulan:
ccdcra kepala tingkat IV, disebabkan benturan benda keras.
••••••• Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalaln Pasal 359
KUllPldana.
FAKTA-FAKTA PER51DANGAN:
Fakta-fakta yang terungkap dalam peuidangan 1ec11r11 berturuMurut bcrupa keterangan para 1111k1l,
surat, petuajuk dan keterangan terdakwa serta barang buktl yang dinjukan dalam persldangan adalah
sebagai bcrikut :
a. Keterangan saksi-saksl :
I. Knmlta Bin Sudln, 33 Tahun, tempat tinggal: Kp. Rance Teja Rt.211 Desa Tarnbak Mekar
Kee. Jaiancagak Kab. Subang, agama: Islam, pekerjaan: Swasta, memben"kan keterangan
dibawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa benar, Saksi dalarn keadaan sehat.
Bahwa benar, saksl tidak kenal dengan terdakwa.
Bahwa benar, saksi melihat telah terjadi kccelakaan lalu lintas pada hari Sabtu tanggal
22 September 2001 sekira pukul I I.SO Wib. Dari jarak IS meter dari tempat kejadian
antara kcndaraan Truck Colt Mitssubhishi No. Pol. F-8880 UE yang dikcmudikan
terdakwa datang dari arah Utara menuju arah Bandung (Selatan), penania menyerempet
sebuah sepeda motor merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang berjalan scarah dengan
Truck, lalu kemudian menabrak sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri
yang datang bcrlawanan arah dengan datangnya Truck Colt.
Beriar, keadaan jalan ditempat kejadian agak menikung ke kiri dari arah datangnya
Truck, arus lalu lintas tidak ramai dan cuaca pada saat itu cerah tidak dalam keadaan
hujan.
Bahwa bcnar, saksi setelah melihat kejadian kecelakaan tersebut, saksi menolong korlmn
Andri mcnaikkan korban ke kendaraan lain dan membawa korban ke RS. PTP VIII
Subang.
Bahwa benar, akibat kccelakaan tersebut, korban Andri meninggal di RS. PTPN Subang.
Semua ketcrangan saksi dibenarkan oleh para terdakwa.
2. Hendra Haryadi Bin Safan, 40 Tahun, tempat tinggal: Kp. Rance Teja Rt.01/01 Desa
Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kab. Subang, agarna: Islam, pekerjaan: Swasta.
memberikan keterangan dibawah sumpah pada pokoknya scbagai berikut:
- Bahwa benar, saksl dalarn kcadaan sehat .
- Bahwa benar, saksl tldak kenal dengan terdakwa.
- Bahwa benar, telah terjadi kecelakaan lalu lintas pada hari Sabtu tanggal 22 Se1>tcmber
2001 sekira pukul 12.00 Wib. antara kendaraan Truck Colt Mitssubhishi No. Pol. F-8880
UE yang dikemudikan terdakwa datang dari arah Utara menuju arah Bandung (Sclatan),
pertama menyerempet sebuah sepeda motor merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang
berjalan searah dengan Truck, lalu kemudinn menabrak sebuah sepeda angin yang
dikendarai oleh korban Andri (anak saksi) yang datang berlawanan arah dengan
datangnya Truck Colt.
· Benar, keadaan jalan ditempat kejadian agak menikung ke kiri dari arah datangnya Truck
di kanan dan kiri
. jalan. daerah perkampungan, arus lalu lintas tidak ramai/i:edang dan
.
J
3. J11enal A1lk!n Bin Atems. 37 T11hun, tempat tlnggal: Kp. Dan Ocs11 Clnanglit Rt.06/0.2 Kee·
Jalancagak Kab. Subang, agama: Islam. pckerjaan: Swasta. mcmbcrikam kctcrangan d1bawah
sumpah pada pokoknya sebagal bcrlkut:
- Bahw11 bcDlll'. Sakal dalam keadaan sehat.
- Bahwa bcn11r, a.1ksl t!dak kenal ken11I dengan u:rdakw11.
- Bahwa bcnar, saksl mcnerangkan bahwa pada hari Sabtu tangga! 22 September 200 I
scklra pukul 12.00 Wib. Pada saat 111ksi sedang meni;cndarai kendara11n Yamaha RX
King No. Pol. D-2914 BJ di Jalan Raya daerah Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mckar Kee.
Jalancagak Kab. Subang menuju arah Bandung, pada jalan agak menikung kckanan, tibatlba darl arah bclakang sakll, datang kendaraan Truck Colt Mlt11ubh11hl No. Pol. F-8880
UE yang dikemudikan terdakwa menyerempat kcndaraan saksl dan saksi tcrjatuh,
1ela11lutnya lcendaraan Truck Colt tercebut oleng kcklrl ke bahu Jnlt111 dan menabrak
sebuah sepcda angln yang datang bcrlawanan arah dengan Truck tcrscbut aklbatnya
pcngcndara sepcda angin terscbul dibawa kc Rumah Sakit olch penduduk sctcmpat.
- Bahwa bcnar, aklbat dari kecclakaan tersebut saksi mengalarni Iuka ringan dan saksi
mcneruskan perjalanan.
Scmua keterangan saksi dibcnarkan oleh para terdakwa.
4. Apung Pumama Bin Jasum, 24 Tahun, tempat tinggal: KpJDs. Kaso Kanda! Rt.3/l Kee.
Dauwan Kab. Majalengka, agama: Islam, pekerjaan: Swasta, mcmbcrikan keterangan
dibawah sumpah pada pokoknya sebagai bcrikut:
- Bahwa bcnar, Saksi dalarn keadaan schat.
- Bahwa bcnar, saksi kenal dengan tcrdakwa tapi tidak ada hubungan keluarga.
- Bahwa benar, saksi mengetahui telah terjadi kecelakean lalu lintas pada hari Sabtu
tanggal 22 September 200 I sckira pukul 12.00 Wib. Bcrtempat di Jalan Raya Kp. Ranca
Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kah. Subang antara kcndaraan Truck Colt
Mitssubhishi No. Pol. F-8880 UE yang dikcmudikan terdakwa Obay Sobrindatang dari
a:ah Utara menuju arah Bandung (Selatan), pertama menyercmpct sebuah sepcda motor
merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang berjalan searah dcngan Truck, lalu kcmudian
menabrak scbuah scpeda angin yang datang berlawanan arah dcngan datangnya Truck
Colt.
- Bahwa bcnar, saksi ikut dalam Truck Colt Mitsubhishi terscbut sebagai pcngawal barang
sayuran duduk disamping kiri terdakwa yang mengemudikan Truck.
- Bahwa benar, kcndaraan Truck Colt Mitsubhishi terscbut berangkat dari Patrol pada hari
Sabtu tanggal 22 September 200 I sekira pukul I0.00 Wib. Mcmbawa muatan sayuran
(terong) yang saksi kawal menuju arah Bandung, keadaan terdakwa (pcngemudi) sehat,
tidak dalam kcadaan mabok, dan keadaan cuaca cerah tidak hujan.
- Bahwa bcnar, saksi mcnerangkan scwaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F8880 UE sampal di Jalan Raya Kp. Ranca Tcja Os. Tarnbak Mckar Kee. Jalancagak Kab.
Subang keadaan jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, saksi melihat
scbuah sepcda motor berjalan disebelah kiri jarak kurang lebih 10 meter dan sebuah
sepcda angin yang sedang dikendarai dengan jarak kurang lebih IS meter dldepan Truck,
tak lama kemudian Truck menyerempct sepcda 11l9tor, karcna sopir (tel'dkwa) kaget,
kendaraan Truck oleng keklri dan mcnabrak pcngendara scpcda yang sedang berjalan
berlawanan arah dengan Truck.
·
- Bahwa bcnar, sewaktu pctugas lalu lintas melakukan pengukuran dan pcnggambaran
tempat kejadian, saksi tidak diternpat kejadian dan saksi setuju dengan sket gambar yang
dibuat petugas.
Semua ketcranaan saksi dibcnarkan olch para terdakwa.
I
4
yang ber}alan dldepan aearah dengan Truck, lalu kemudian mena~ sebuah sepeda angin
yang datang bertawanan ltlh dengan datangnya Truck Colt.
Oahwa benar, kendaraan Truck Colt Mltaubhlshl yang dikemudikan terdakwa berangkat dnri
Patrol pada harl Sabtu tanggal 22 September 2001 aekira pukul 10.00 Wlb. Membawa
muatan uyuran (terong) bel'l8JTIA dengan Sdr. Apung Pumarna Bin Jasum yang mcngawal
barang nyuran menuju arah Bandung, keadaan tcrdakwa sehat, tldak dalam keada11n mnhok.
dnn kendaan cuaca cerah tld11.k hujan, kendaraan dijalankan dcngan keccpatan r11t11-n1111 ~O
KntlJam poslsi porsenellng 4(empat) .
Bahwa bennr, aewaktu kendar1L1n Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UF. ~·ang
terdakwa kemudikan sampal di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Os. Tambak Mekar Kee.
Jalancagalc Kab. Subang lceadaan jalan agftk menikung ke kiri darl arah datangnya Truck.
tlba-tlba terdakwa mellhllt aebuah aepeda motor bcrjala.n dlaebelah kiri yang Jaraknya aangat
dekat sehlngga terserempet Truck, karena tcrdkwa kaget, kendaraan Truck oleng keklri dan
menabrak pengcndara sepeda yang sedang berjalan berlawanan arah dcngan Truck.
Denar, aklbat darl tertabraknya pengcndara sepada angln tersebut, pengcndar3nya yaitu
korban Andri Bin Hendra dibawa kc RS. PTPN Subang dan mcninggal di Rumah Sakit.
Bahwa benar, terdakwa tldak berhenti ditempat kejadian sctclah tabrakan terjadi, karena
lngln menyelamatkan din hcndak melapor ke Polsck Jalancagak.
Bahwa benar, Sdr. Apung Pumama ikut dalam Truck Colt Mitsubhishi tersebut scbagai
pengawal barang sayuran duduk disamping kiri tcrdakwa yang mcngemudikan Truck.
Dahwa benar, sewaktu petugas lalu lintas melakukan pengukuran dan penggambaran tempat
kejadian, terdakwa tidak ditempat kejadian untuk menyaksikan dan terdakwa setuju dengan
sket gambar yang dibuat petugas.
Benar, atas kejadian kccelakaan tersebut, terdakwa sangat menycsalinya karcna tidak ada
kescngajaan.
b. Barang Bukti :
a. Satu unit Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE wama kuning:
b. Satu lembar STNK Truck Colt Diesel No. Pol. F-8880 UE:
c. Scbuah SIM B II Umum An. Obay Sobari.
c. Alat Bukti Surat:
Bahwa berdasarkan ketentuan dari Pasal 184 (I) KUHAP, alat bukti yang syah salah
satu diantaranya adalah alat bukti surat dan berdasarkan Pasal 187 a. KUHAP, maka Visum Et
Repertum Pro Yustitia tentang hasil pemeriksaan medislpengobatan/ perawatan scbagaimana
diterangkan datam Visum Et Repertum Pro Yustitia yang dikcluarkan R.S. II Subang Visum Et
Repertum Pro Yustitla yang dikeluarkan R.S. II Subang Nomor: RS 111431 IX I 2001 tanggal 24
September 200 I.
I.
ANALISA FAKTA:
Mnjclis Hakim Yang Terhormat,
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yang berasal dari keterangan
saksi-saksi dan keterangan terdakwa dan didukung adanya petunjuk-petunjuk dan Barang bukti dari
hasil pemerlksaan dalarn Berita Acara Pemeriksaan para saksi dan terdakwa yang selaras dengan
••AR•• •-.- ..... -t ..... - ..1:---z.1 .... - .... A,. .. 11ata1nh AUnt,..111ran 111nsi1iu dstnnt dikctnhui adanva fakta-takta
Onhwa benar kendarnan Truck Coli Mluubhishi No .. Pol. F-8880 UE wamn kuning tersebut
dlkemudlkan 'otch terdakwa Obay Sobrln Bin Umslh. berangkat dari Patrol pada hari Sabtu
tangg11l 22 September 2001 scklra pukul 10.00 Wlb. Membllwa muatan uyuran (terong)
dltcrnanl olch Sdr. Apung Pumarna yang mengawal barang mcnuju arah Bandung, keadaan
tcrdakwa (pengcmudl) schat, tldak da1'1m keadaan rnabok, dan keadaan jalan beraspat, cuaca
cerah d11n tldnk bujan.
Uahwa benar, sewaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishl No. Pol. F-8880 UE wnpai di Jalan
Roya Kp. Ranes Teja Os. Tambak Mckar Kee. Jalancagak Knb. Subang keadaan jahm agak
mcnlkung ke kiri dari arah datangnya Truck, saksi melihat sebuah sepeda motor berjnlan
disebclah kiri jarak kurang lebih 10 meter dan scbuah sepeda angin yang sedang dikendarai
dcngan jnrak kurang lcbih IS meter didepan Truck, tak lama kemudian Truck menycrcmpet
sepeda motor, karena soplr (tardakwa) bget, kendaraan Truck otens keklrl dan menabrak
pengendara sepeda yang sedang berjalan berlawanan arah dengan Truck.
Bahwa benar, Cerdakwa tldak hatl·hall atau kurang kosentrasl mengemudikan kendaraan
Truck pada saat memasuki jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, sehingga
tidak ada kescmpalan lagi untuk melakukan tindaknn mcnghentikan Truck yang
dikcmudikBMya, yang kemudian telah menycrempet speda motor dan setcrusnya menabrak
sepeda angin yang berjalan pada bahu jalan.
Bahwa benar, akibat kelalalan terdakwa mengemudikan kendaraan Truck Colt tersebut,
menyeb::bkan pengendara sepeda motor Jaenal Asikin mcngalami Iuka ringan dan pengendara
scpeda angln yaitu korban Andri Bin Hendra mcnlnggal dunla di Rwnag Saklt.
ANALISA YURIDIS/ PEMBUKTIAN:
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan sebagaimana telah dikemukakan
diatas, sclanjutnya izlnkanlah kaml untuk mcmbuktikan unsur-unsur pokok tlndak pidana yang
didakwakan. Bahwa perbuatan pidana yang didakwakan terhadap terdakwa disusun dalam
dakwaan lunggal, untuk itu akan kami buktikan dakwaan kami yaitu tcrdakwa mclanggar Pasal
359 KUHPidana, yang unsur-unsumya scbagai bcn'kut:
a. Bnrang slapa ;
b. Karena salahnya;
c. mcnycbabkan matinya orang.
~c\apun
-unsur dalam dakwaan tersebut adalah sebagai bcrikut :
-Ad. n. Unsur "Barang Siapa".
llahwa rumusan unsur "Barang Siapa" menurut Undang-undang Hukum Pidana adalah untuk
mcnunjukkan tentang siapa subyek hukum atau pelaku tindak pidana, sehingga siapa saja pemangku
hak dan kewajiban yang tidak cacad mental dan mampu bcrtanggung jawab. Dengan demikinn yang.
tlimaksud "Barang Siapa" dalam perkara ini adalah Obay Sobri Uin Umslh sepeni tersebut
dalam dakwaan dan awal tuntutan ini.
Bahwa subyck hukum yang diajukan kcpcrsidangan dalam perkara ini adalah terdakwa bemama
Obay Sobrl Bin Umsih dengan segala identltasnya yang tennunt dalam surat Dakwaan dan
tcrmuat pula pada awal Tuntutan Pidana ini, identitas tersebut tclah dibenarkan olch terdakwa
sebagai identitas etas jatl dirinya.
Berdasarkan hal-hal tcrsebut dlatas maka kami bcrpendapat unsur •·sarong Siapa" dalam surat
dakwnan sudah terbukti dan terpenuhi.
Ad. b. Unsur "kama s1dahnya".
Bahwa pengertian dari unsure ini adalah aninya kurang hati-hati atnu lalainya (delik culpa) yaitu
suatu akibat yang tidak dilnglnkan oleh si petindak dalam hat ini adalah terdakwa Obay Sobri dalam
6
lnl, temyata (ICrbulltan yan 11 dilakukan olch tcrdakwa Ohay Soliri dilula1kan ~arena 1i,la\.. hati·
lmtlny11 a111u lulnlnyn 1erd11kw11 dalam mcngemudlkan kcndnrnan Truck {'\\II J1 Jal.in Rayn ymi.·
po sis I j11l11n mcnlkung. dikanan kiri jalan banyak perumahan penduduk.
llerdasarkan hal·hal tcnebut dlatas kaml bcrpcndapat unsur "karcna aalanya" scbagaimana
dimaksud dalam Posa! 359 KUHPldana telah terbuktl dan terpcnuhi.
Ad. c:. Unsur "mcnyebabkan matlnya orang".
Ouhwa pengertlan dari unsure int artlnya adalah matinya orang disini tidak dimaksud sama sekali
olch terdakwa, akan tetapl kematian tersebut hanya mcrupakan aklbat dart pada kurang hatl·hatl
11t11u lalainya tcrdakwa. dalam mengemudikan kendaraan Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880
UB dUalan raya yang po11Jlnya menlkung.
ll:ihwa fakta hukum yang terungkap dipersidangan y:ing sesuai pula dengan keterangan para snksi
yaitu saksi Apung Pumama, Kamila llin Sudin, Jaenal Asikin dan tcrdakwa tcrbukti dalarn perkara
ini, tcmyata perbuatan yang dilakukan olch terdakwa Obay Sobri dilakukan kercna tidak hnti·
hatinya atau laiainya terdakwa dalam rnengcmudikan kendaraan Truck Colt di Jalan Raya yang
posisi jalan rnenikung, dikanan kiri jalan banyak perumahan penduduk.
Untuk jelasnya fakta yang terungkap dipersidangan tcrsebut, scbagai bcrikut:
Bahwa bcnar, scwaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE sampai di Jalan
Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kab. Subang kcadaan jalan agak
menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, saksi Apung Pumama rnelihat sebuah sepeda
motor bcljalan discbclah kiri jarak kurang lebih I0 meter dan sebuah sepeda angin yang sedang
dikendarai dengan jarak kurang lebih IS meter didepan Truck, tak lama kemudian Truck
menyerempet scpeda motor, karena sopir (terdakwa) kaget, kcndnra.in Truck c;leng kekiri dan
menabrak pengendara scpeda yang sedang bcljalan bcrlawanan 8Iah dengan Truck.
Bahwa bcnar, terdakwa tidak hati·hati atau kunmg koscntrasi mcngemudikan kendaraan
Truck pada saat mcmasuki jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, sehingga
tidak ada kesempatan lagi untuk mclakukan tindakan menghentikan Truck yang
dikemudikannya, yang kemudian telah menyercmpet speda motor dan seterusnya menabrak
sepcda angin yang berjalan pada bahu jalan.
Akibat tebrakan antara Truck Colt yang dikemudikan oleh tcrdakwa Obay dengan sepeda angin
terscbut, menyebabkan korban Andri meninggal dunia di RS. l'Tl'N. Subang, sebagaimana
diterangkan dalam Visum Et Repertum Pro Yustitia yang dikcluarkan R.S. II Subang Nomor:
RS 11/43/ IX/ 2001 tanggal 24 September 2001 dengan kesimpulan: ceder:i kepala tingkat IV.
discbabkan benturan benda keras.
lkrdasarkan hal-hal tersebut diatas kami bcrpendapat unsur "mcnycbabkan q1ntinya or.mg"
scbagaimana dimaksud dalam Pasal 359 KUHPidana telah terbukti dan terpcnuhi.
f.
KE SIM PU LAN:
Mnjclis Hakim Yang Terhonnat,
Dari uralan kaml dalam analisa hukum/pembuktian sebagalmana tersebut dlatas tcrdakwa Obay
Sobri Bin Umsih, telah terbukti dengan syah dan meyakinkan memenuhi rumusan tindak pidana
scbagaimana didakwakan padanya telah melangg8I Pasal 359 KUHPidana.
S~telah perbuatan pidana dapat dibuktikan maka untuk menentukan apakah terdakwa dapat dijatuhi
pidana alas perbuatannya tersebut, dapat atau tidaknya, perlu diti1tjau pertanggungjawaban
nlAonnnua .... : ... .. 1............. 1......... ........ _ - ............1. .........t.. ..........:i,.lnnttnua
~
7
...
~
Ila 1-hal yang mcmberatkan :
- Terdnkwn tldak hatl·hatl dalam mcngemudikan kendaraan hingga mcnycbabknn matlnya oran11.
llal-hal ynng merinpnkan:
• Terdakwa tldak tldak memperaullt jalannya peraldangan;
Terdakwa menycsall perbuatannya, dan kcpada kcluarga korban tcrdakwa telah meminta mauf.
scrta kcluarga tefdakw11 tclah berscpakat untuk menerlma kccclakaan itu suatu musibah da.n Kel.
Terdakwa telah mcmberik11n aantunan kepada Kel. Korban.
• Tcrdakwa adalah kepala kcluarga yang mennnggung hiaya hidup kclunrgn yang sangat
dibu1uhkan oleh anak-anaknya.
l3erdasark11n uralan-urainn tersebut diatas, , kami Jaksa rcnuntut Umum dalam perkarit ini :
M
E
N
U N
T
U
T
supaya Majclis Hakim Pcng11dil11n Ncgcri Subang, yang memeriksa dan mengadili p.:.-rJ..nra ini
dan sekaligus rnenjatuhkan putusan sebagai ben'lcut:
I. Menyatakan terdakwa Obay Sobri Din Umslh terbukti secara syah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana melanggar eiiaat Pasal 3S9 KUHPidana.
2. Men;~kum,
;erdl!%wa Obay Sobri Bin
Umsih
dengan
pidana
penjara
selama
;2. £«-.«<bf., .&1.-C.u~ ...... - r n n . •• • •• • •• .;dikurangi selama terdakwa ditahan. dengan
perintah tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa:
Satu unit Truck Colt Diesel Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE warna kuning dan Satu lembar
STNK Truck Colt Diesel Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE, dikcmbalikan kcpada
pemiliknya;
Satu buah SIM B JI Umum An. Oba'y Sobri Bin Umsih, dikembalikan kcpada terdakwa.
4. Membebani biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah).
De~ikian
tuntutan pidana ini kami bacakan dan sampaikan dipersidange.n pada hari ini
... ::)c;~ .... tanggal {.'(, ........ Nopember 2001.
SY
UDIN DJAMAIN Sii.
JAKS'A MUDA NIP. 230011312.
I
p
i'.a.or. ,
.- t
N E T A
I;
L
,\ ...
r.:.c •
~'I'/ ,·~~!.r!D /:~·: )1 / .P".io
::aon.ur
·OJ;o 1:.u1.& :>:u. "
m;:tt '.."'.:.!'J<A:l ie."i.'ll:.:.J.IX:'
lb.l:irn / llo.l:i!.\ ~ '-1\Ga.dilan i{l);;ori. Gh.iia ; -----....---...,-.Surat/ bo:~•.010 ;ork:u.•:i ,idall!\ nw.r 1 234 / l'ID·~ /200!1 Y.l·3::'0·
i1~t'.J ~l CJ I;
l 111.hir
I
:elo.r.u.n
I
e.a.n
J: ·:~
7 ~ l'l:t lll
Lr.:· i-l•i}. i
j
:
IC
Ir1tlOnC:z.1i ·.
l
'
1'1•• Cio·,1:; !.!' llli/07 lioou Cl!lur:1 .r·.1 .... 1
he.ji !~'.!.h. i-l~o,Jt'lfJ1l1'b1.
...
•a
Iolwa
..
.an
I PC!ll(:\l!:·u1H. I
ti ta.'ian borcU:iaarl:an Sura. t / :en1ta~ .FcOZ.:..c.1:..:.."'l "l ..!l 1
_
•'• t'111aca.1 1 ·2il· oi;e~:Q>.r..-1">•:!:• '2~~"1· ilcmor : fAt. •I• .~5~/;;:ar.)i-·.:.:.~··: ..;/~:>J 1
• I .a). Uc ..t•t li'lr.b">,. 2001 •••.•• o(d t:mcGcl I • ~~ ·~·;:l;-:>'ll•.•?"• .:}l.)oJ 1 • •••
~
Pr:.nuntut 1.4:1~ tall8'aal t • ..,..r,...... .......,_ ••la.\C\!."' s • • • ~..-a.•.AJ..a.s. • • • •
.
t
:J/d t~
•••• -:-~~-;":":":"";"'.--:-;":":-•••••• .
t
.............. .-....--............ .
n tal"IG~l a t1.l~.··~~h.·.ii.:.!;:1;t;"1·······l!a.1or z £"1~·~.·~:~--.·~T,!'9:~.°dt·:~~···~·/"'··~'')l
l: •1•1·~•l'i(;O\)f~i.•.:;~~4••••.,;
.,.. s/d 'ttr~t,;al
:·:e·~t'.a
PcalS"'"'...clil.Ch 11eceri ~t!i.i~
----·- -·--· • 8
I• e •
l
3
•J
r:•
·' ..
- •":•·.,•1····
..... ...
111 • ...................
·"'"'~
...
t=r..c:::al :. • • •• -··- ..._ .... •· .... • • • • • • ·
::ej:li:. tai~
t
•
8 e 8 I e ••
:.t..•..!..:.:,.!..!...-..!..!.:.:"_!,... Ge
8 G G •
·:m:; bci1;·ra Te~:;:;, -~.,la!t µlak\lll lilClakuka.n tind.i:k pidann sobai:;aiJ":.:!U
~~l .. ] 1 ~·· . • . .. • • . ...• K'.M'/ Undan(r-~ •• •..!..l.L!.:.!.~.!.:.~..!.! :.:..· ••••••
>an.:;1 <>ahua. :/m,• .:. :;n;1t~\;!.-'1 :.icuoril=an di~ porlu untuk e1on<;c-·
i;>erinta.h pe~ir. tor~C.;> tcril.dar.; ·•3racb;,:.t cliu ta.a 1
neat ?ao;:J. 26 :.;.·:;·c :1-) j> ?c::;.:,l 21 a:;;a.t (4) !'::U:ti' (Uti.No.8 ta.hun ~9:..~)
..•.. -·
~
·•
· ;;;GJ.
.. ::..c~uU"'.:
• ..1
•
:'i'
• •
J.·ntCll.i':::!.:.1
\!!'1 t t:.i::
;_iOX..1.ltlllell
C.. +...
v.:o.S '-Cl"'..;.aa~.~
: v• · • •· •· • •· • • • • c' .. " • ~.
han= ifo.:;ar::: di :;tib~'2:/l:ota. 1 ;:cli~ 1'.r.ia ::,.; ( t::.GQ.puluh) h.--.ri
~
tanc0el
EtnhY""'1
~.
.1~~ .•;J;"i0~\:: i.'2J.~~J1s/d -~1: ·'·1~ . :.~.~r..•~-~-·~~·"~ ..... _
1
1
!lf;a..r
kO!>Cd.'.:.
~o::da.kHa
rombua:i.n daJ.•i ponot;;.llJJI ini •
...
a ts.u !:ol«=gan;,-., ac::.cJC<is mtulgk.in cli be-·
Submnc. 12 Nopember 2001
::orodo :: 1.t
:It,,:.:
Ko~1
~·al\b:>dilal> ·11"'6'1rl
Rubnng.
di ...
o.
S U D :.. :1
Terdala-rc : •ADAY'. SOB.ARI. .bin. UMSIH, .••••• , , ••• • •• • ••••• • • • •
2. Sul·at :.' •::cd:.. :,>:"n ~t~~ i nil(;:it'.il
1'
!~o.::;ori s.,,,i;i-.~!;' tt.nssal
.tA.Ok.t.abn·. ~002 .. r7omo1• I 234 ,'::Cl:;.:'1U./ 2001
I
1
-~
PN; Bbg, -
tentanc Ponunjuldcan llr.jr.lb i; J!.:im y:m;;- 1?1<?r.1er!.ks:i dan r.iengodi-liperkara tol'oebut 1
3. Surat l'enetr.l,)llil Kotw:i llajelic :!:il:l.1:1 re~:<'.: l:'.11 ;fe(Ieri Subang t:inoeal 1 22 Oktober2001Jl.-iac-r 1234 /i'o:r·--1i/2001/PN,Sbg tontcna ~i cidnng porkar1, 'in:reebu-:; :'.J ::t:::i ;
I
l, Bahu:> !i'al'd.:-Jorr. tolch c!.idnkt:.:. 1>el::'.-:ul:::.t1 tL'ldl'k pidana 11ep1lrti
ape :rcr..:; Gi::t= d.nn d.i:m:: .:o J:lidane dcl.;:-J:I :;i::oi:l 1 - - - - - - -
.159, l<Illt , Pid.aJ1e.,. .,.. • • • • •• • • • • • • o • '"'• • e • • ..- • • • • • o e • • • • • e e • • e e • •
e •
·······~·······················································
2. !l::hmi r:encha."1.-:n r.tau d.iI i T"l'd:'.l:;yc 1 q~f.Y. JiQ\3mr,. .bill. ,Qij~fli....
.:.ken be:;:odchi:.• ;.>::.<!'=. tarc;.;c.l 1·16. •lii>pemller- .:209{ .. 1 s&tl.nnel= -
pcrlo:irorvi: ",; .. l.: •. Jole ;::! ;
•
3. :Bohuc untuk !copentinr,.m pacol'iJ.,-:;":m yer.-.horn:m ntcs diri Terdnk:w:o.
P.~f..Y..s.q~mi:..\iiri. .l!¥~1fi ................ parlu diperpcnjCJ36..r.a.
soln~ : l9••('ti~e;f1J>tA-\lll). ,l]ii;t').. ........... d.ixumoh tnhonan ~,,,_
11H.ATIKA.N 1 Pq_sQl .2.6 "Y".t 2
YJJIW ( Und::ng..Und:1~ I:. I, :Tonor._8 'l(,ahun 1981.J. ::
- - - - - - - - - - - - - ;; E i-i I lT T .6.
1
. Perpnnjonaon pent'hC.'lan atao di:d Tortl.~!:wr 1 -ClJJU. ~QJJ61U. .'bin. .l!MSIH
eeloma 1 .lQ, {.ti.g'1.00uli.), J\arj.,,,.,. ·~cr:,:.·tlaig aulai tonggal 1
1:r. RQPfll!\Qer• .MQl .......
e/d tonr.g:.: ' . H>..neeM.b11r. 2.QQJ ... .
di Ru.mah Tohcnnn lTssnro / Loroc:-iG'C Ponr.::;ynr:.b::ton Subong,
.1:: '..
t., .•
'
'
-· J
'
_
-·-·--
A' ......................
:..: ,. ~ T A P 1 N
.Kettu:i Ponc;odilr.n ;;CGOl-:1. Sul:::i:; ' - - - - - - - - -
-~~m~jbt!
1
2
1
surTr.t ;:ca u;>~a;~~ ~f~~"'; ~1i ;· c;.~\i::L:·:, -;;~~1j;·~; j~Pf,~f@1~8itor1"
~3C I '''-•T:' ... ,':"\t~ift• tC~iO~ I •••";f••••••'/•~•1/eo~t ~luf,,...
pGJ:'karo 'l'ordakuc 1 - - ·
•·----------
u..1. L'U.
Dl'l£:J
1romo I.e~::;p
.'?:ll~X .~qi!;\!!~ .1!1" .l!l~l}! .......... •••• ••••• •
Tompat l=bi~
!fa.~~~~•t•••••••••••••••••••••••••••••
Umur ctr.u
t~.:;t!l l~.M:t- .3,i !::*'!21 ..• •••••••••••••.••. ••••••• •••. ••
. ,Lald.-la.ld
........ ············••:•················
Jonis l~lmin
~
Ko bcJW!ot!n
'l'ompct til\'..r;"-l
..
Indonasia
' ·······································•··
.Ii~·. .q~~ .1!:~<26/.'![/. .I?'?':'!-.~~ .~mi .Jicze.
1
.
A.game
.~~~~ .. .~1l'!~1~11.11tl~tH~~ ......•.••
Islem
.
···~······································
: .~'!~~~; .................................
Pe1corjncn
Jicnimb~, b~htt:1 r>c-:.-I:~l·::
tc1•::;c.but ti::oa:eu!: -:: ..::c:r~ Pcncodilrul -
5..t.bcl\';1 mt'.kn dipcnd.."'.ll,.'.; :pcrlu c..•tu!: r.icnu."'ljU::
i~.j::li::
Z,...;:im Yt'.na
~!=
meey!
~o.
1-lone;ine;r.t,
P~-"r.l
152 ~ 0,~t (1) 11f:~ ( ;..u,:·o.:J.~·:'.;,un l9Cll ).
ll
T
·-••
n,
!i.u!dtn ~O.·
:J:,.....im .A:\Xnta.
i'onl.tore.
••
....
~
~~ n ..,,,~•~.,,
ltntult fl\GJllorilCSc ·'-:n
.:..... ·-~n··--·•
~ • ...,_,J,.,..la....,. .:-"'"-·-:':-"· .t. 0 •u... . .a .... ._.,.
ODAY SOJlARI
Utsm
o ••et o:Bill
a e o •II
ee I# e o o •
• f" • • • •
Roetr:rtor P.l.cl::i1-U! 1:!'acr : .t.~W.~J;J?~~~t/.~~~JP.~ ...... •••••••••••••••••••••
~•T···········r
-.w.
.:.iJ!G..i".....;.!' .il.!..
;;
18
:;J
,\
Oktobor
., . . :r
/
lf 01
2001
T::illlSE!ll'T
/l
'
...
"
fi:1,..i1.;•l';Ul H-.::i1· 'C:'IJ:::dil::m tlogarl
l·IOOG(l<:ni h~ri oid~ng.
( Paoal 152 la.lll..&
----
}.
------~~~~-
P'Dll'i'JT.\P.'.11
uooon . , .:i. ~ .
im'. I'Ill/ 2001 /
: .
a1 .~oo.
f •
'
booli:~rat
I
I
I
'
..
;
I.
,·
______
.......__
.,
I,
11
Not:o r
1 '.;
1'
C
S
A
li
j!,/fi.d.• !I/COO 1/i'N .Si><;•
ui::..•1 1rn1uril.Ji!i lli:l'..t.1..!i1Jo:t.:: 1:.;mnv..'lk!; u;;i; i·J.!L\. Btt.
ro1:cr~Ulun llor,t1ri Sub!U".t;
yr.ne momorikor• <l1:n ::... ni;odil i porltr.rc...po :.:--
k:nrr. f1itlMn J,JCllJ.I\ ti.ni,;ki.t (>OrtCIUU c1<1ni;r.n &Or.rt. (.OIDlll'il:AW'J'I l•ir.t111 U lu): -
monjc.tuhlt1.n putuann nopo1•ti ttlrou\>ut <li bnut'Ji ini, d::.l:.:r.i poritni·u 1.t>1-C.>.\k
WC.
I
- - - · - - - - - - - - - · · - - - - · - - · · - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - .. -·--- •• ·
.@I-Y SO!Wtl llip t/1.ISIJI
Lnhir di 1-ir.jlllenckA, w.1U1· 37 tohun 1 jonic kc.lazni.n Lw:i-luki,
k"bt:.r-<.:or.·~·:
InJon11cir.1 1.ompnt tine:i;Hl 1<1~pwie Ciomr.s RT 06/07 Dosr. Cnndm Jn.vi:., f:cci::?1r,tr11 fiukahr.ji l<r.\>upr;t.cn He.jaler.ckF.1 1·e,r..'Un Iull-..':1, :.'l!~:~·~jr.::.n !'~r.~::i\Y.!i.
'l\ t-:lrJa.~" di 1.t'bcn olch 1 - - - - - - - - - - - - - -.. ··----- -··- ·-- ---...
1.
l'c~;rh i'.·, ~;llc.i d:7.l'i kJ'lc~;t'J. ~3 Soptcr.i1Je1·
.::io1 c::r.p::.i
:lo)i'(:";J: t.:i::.,r. :r..1.
10 Ok~w.- <.'001 I ------------------·--------------------2. Pcr1t:ut.:it Umum, r.:ul&i <b~i 1.CJlCl.:nl 11 Okt.ooor 2001 Bt•'llpr.i dcn;;n."' tt.r.:.;
t.:nJ. 17 Ok'.obcr ?.oo1 I ------------------------------··------
3, Hcl:in l'ol'lGr.dilrJ\ No{t'lri, r.iulcl. dr.ri
t~nl
1!l Oktobcr 2001 su.-.:;;w -
4. Pc;prJLji:nG!:I\ Ko tun. ?ens;;i.l.ile.11 Nuge:::'i. 1 mul tl d&.ri te.ngcal. !7 l!o:i:or.ibc.2001 e:::mp<U
dGn.'.;l"1
tc:%16mJ. 16 Doeomber 2001 ; - - - - - - - - - - - - - -
Pelll:iviilM trcg&ri rorscbut. ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Sct.clch mem\>::-.c::. BU1'<'.t-surnt dnlM berke.:; purkara I - - - - - - - - Sotclcl1 recndeJ1Gar kotcrancim saksi-oaksi dan kater<J1Ct:n 'fuxtl&h."'\o".:'. rl.ip~ rsi d::1'.i:;nn ; ---------·---------------·--·-·---------------- --------
So leld! rondensr..r tuntutan .T&ksa Penuntut Umura YC!lf. pade. polcoloiya
ssnr MEtjoli.e llnkim PBl\Bn<i.ilFJl Iiegcri SubE'Jll; yrllc>
l i pork.arn ini rnemutuElkc.n
rnemeriku~; d:m n:e1icr..li-
1 ---------------------------------
1. Monyc.taken tordeJclm Oba_v Sob&ri bin Umsih te1'llukti sooc.ra unh don ma
yflkinlam bersal.ah meluktt%an tintlnk pidanc r~9lruii:;gn.r ps.sal 359
zin·
Pidar,r. ; --------------------------------------.. -------- - ... - ·-·-;•. MeMhul:um t(i:rde.klro. Obey
~bari
bin Umeil1 dOflGBn pidann ponjnrs. ool.a.-
-------------··----------- -- Bo.tu. unit 'l'J:uok Colt Dieael Mitaubiahi. No. Pol. ~· 8880 UE wr.mP. l<wdng dlll\ ae.tu. lombnr 91"1{ TJ:uclc Colt Die1ol 1-11 taub1.ah1 No. Pol.
F
8680 ml d.1ke111beliknn kopsde. pomililalyn 1 - - - - - - - - - - - -
- Sa.tu lembll.t' Bn.t B II U111w11 n.n. Obey Bobo.ri bin Umoih, diltombal.i kllJl kopcd.a
tordakwa I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
40 MemlJObnni bie,ya parka.re:. Jcepflda tord.clalo. aeboai:.r ltp 1.000,- ( l!l•ribu
rupir.h ) • - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Se tr.ll:sh mend.engar pombelu.n terd.l.'llora YMC di&julcan seci:.rn liscn -
ycng p!lila pokolalyn bah'lrll. ic. lllCl\YBDsli perbu&tcJU'IYt'. dtn berjr.nji tidi:J:
nl'.n..'1 ment;Ulcngi lcci srtr. mohon kori.nci:ru:in hukuman olob karons pun:;". t~on keluuga ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
itenimbi:ni;1 bahm. tordrklra. dinjuke.n ko111uk.a p<>reic!.£..r-G&n oleh J:-kflr:
____________________________
Penuntut Umum, didolaro. dengsn dekwcn tl.ll'iegGl Y&nli pc.dn pol:olalya r.oi.-t,,
gci berfr.ut
I
- llahws. in i"erd.alc'lla Obey Soba.ri bin Umsih, p&d& hi:ri Sabtu
ti::nge~J. <:2
Septembor 2001 eold.rn pukul 12.00 \/IB, ntnu sc tid&ktidskn,;·o:. pat!.::
tu lnin dslc!?l bul:in September 2001 1 bartempnt di
JFJ.&11
Rsyn
l7".!<.·-
~ung ,,,,_
Rsncateja Desa Tambskmeker KecamE.tan Jslnno!lgclc Knbupnten SUbr.J'lb ""''·""
eotid&k-tidcicn,ya pmn sue.tu tompc.t lnin e11J.Bih drlcm d£10rah hUkum Pangs
dllen Heceri Subans1 karenE> nslnbny"n ate.u lolll.icyc. sewGktu me1'15"mudi
knn Truck. Colt Mitsubishi No. Pol. F 8880 UE wo:.i-na kuning muds :ncn:rc. -
babknn maticya orang yn.i tu korb<:.n A.nd.ri bin !le!llln. l -----· - -·-- ··· -· ·
Fe1•tn.i.-.t:.:n terdckln>. tereobut sebagc.imana diatur ds.n
di;~·u:;ur,
:·iu.1.r.;,
del!llll pnsal 359 KUH Pidenn I -------------------------------Menimbong1 bahmi. borBBIDll.Cll diajukalmyn tord.likwa. ke m\lk.& persid&ng
nn jUGa disjukan bars.ng bilk.ti borupa 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- Satu unit Truck Colt Diesel Mi tsubiobi No. Pol. F 8880 UE 1 - - - - - - Sn tu lembar STNK Truck Colt Dieeol J.ti tsubiehi No. Pol. F 8880 UE 1 - Satu lomba.r SIM B II Umum n.n. Oba;y Sobari 1 - - - - - - - - - - - - - -
-
l
,a
titll\h meng1.julw\ 4
Oral'\8
•Dkai Im auk.a poN1d.ansan ye.1 tu
I
I
1. Bolal1 Hll:m>RA !Wtll.J>I bin BU.LI I - - - - - - - - - - - 2. ZJJl:llAL MIIl<DI bin A.T.AllO I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - · - - - -
), Y..ARHITA. bin SIJJ>DI' I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - _ . . ._ _
•
•
L
4. 1..aus KURllIAWAN bin l..OAT.AROA I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - MonimQonf;, bnh1111. donge.n mompodiati.kM kotorting&n 11a1ca1-iiakaS. di.hu·
bun8kan dencllll ketersne;M taJ.Usklm sorta barcng bulct1 dilihs.t dal.8111 hu
burl/;an dnn Jca1 tsneya Batu dongcn la1nnya make.
!llkta hukwn eabega1 bori.kut
l·~jel ie
mempi!roleh Far.ta
1 ------------------------
- llalwa bon!ll" pad.a. hari Sabtu tanc8al <!2 Soptombor 2001 kurang lebih .
.
pukul 12.00 'llIB talllh terje.d.i kooeloka.D.n di Jcl&n Ra,ya KampUne Ranca
.
.
~·
.
ta.ja Xaocr:iatan Jalanoagck J<nbupnton Subonc antnrc. k.endt:ni.ala Txuck -
d·:COl t.'.Diellal ){itaubishi lfo. Pol. F 8880 UE ycng dikamudikr.n oleh tel:'. ..
•
t
•
deklm. Oba,y Bob&rl bin Umaih doni:;e.n eopoda motor Yomeha No. Pol.
.
...
~
.. ;
D 91 DJ Ylll'llI borjalsn
#•
••
-
cenroh doncc.n '!'Nck kemud.ian menabrek eoped.4
t
:
f
.•
i
Mgin :r&n& d.atoog dari &rah berlallal1M 1 - - - - - - - - - ' - - " -
- Jlah'lla benar, lo!nd.araan 'l'l:Uek Colt )ii teubiahi
.
i
N~ Pol.
F 8880 UE ycng
~
. '
dikomud.ikan oloh to:r:d.ak:wa. Oba,y Sobr:.ri bin Umsih, berangkat dllri l'n _-
•
.
trol pad.a hari Sabtu tanggnl 22 September <!001 eeldra pukul. 01.00 -
.
.
..
. : ' .: . · :
tUD dongsn m11&tan ea,yur&n ( 'l'erong ) eeberat la.1rang labih, 2 'l'on .milik
.
.
.
.
Sakai l..plJZ18' l'Urlwn4 )'!.U1l; ikut dal&JU kand.arrum tereobut i:ienuju &M.lins1
'
;
•,
.
.
.
- Bahwa. bona.r ee'lfaktu kendar1UU1 Truck tarsebut yang dikemwii.lcan olah tor
deklm k:etika Bampai di Jelen Ra,ya l<MlpUl'llJ Rsnontoja Kocamatan Jal.anon-
.
.
gllk kew:le.an jalan sgak monikung ke kiri, oakoi .A,pung Pumama. meli;tE.-•. oebullh eepeda mtor bel'j&lan dioobolah kirido%18an ;larak kUren8 lobih 10 meter dnn eebuM. oepodn angin yang eedang d.ikonda:L'a1 oleh korbM ,A.ndi-i bin Honore. danglll\ jarfJc kUr!Ul8 lobih 15 motor, tak llllD!l. kemudir.n
Truck l!IGnyerempet oepede. motor karona tel1iek'lfn k£ieet eetelah diperi nge.tknn oleh Baksi A,pung Purtuuna del18a.n kat&-katn
"
1 "
A'KM ad" o-::1mg "
-
Bal\\111.
4 -
boruir oki'bnt· d.i tnbre.lalye. la>r'ban Anld bi.Ji llendr& oleh t.lrd.al: im.
ter110'but1 \cor'ban A1dr1 \iin B.ondro moingsnl d.unia. d.i l1uniah Snl;.i t J>·l'.
Peeklir'bunan NWlllantara. VIII Subong d.on oci~ol l'.orbr.n JL~nal Aaildn monseltllll1 lllka. ringan 1 - - - - - - · - - -
--------·-- ·----
j.lonimbi:J!a 1 bahw tord.llk\m dinjllklln kD rnuka poroJ.d&l1l:M oleb Jlllain
Ponuntut Ur.IUll) d.idl:llam molN<.uksn Il<lrbuat&n eo\JflGnirnr.m dil!'.tur dM d.iNroD111 pidann dal.MI Pc-.enl 359 J...'UH Pidann yazia
ikut
unour-WUJurn,;·~
oobBt;::.i be:r-
I-·----------·---------·-----·-------·-··-----
1. llc.rnnc oinpc. 1 -------------------------------· ··--········ ·· ·-- -- 2. l:c..ronn 11ul.o.heyn 1 --------------------------------··--------···
3. itenyebo.lll'..an me.tinyo. orC!ll> I -----------------------··--··-£lofdmbi:nc1 bo.hvo. denco.n ironiperlie.tikan :fr.ld&-faktn ycng toruncr..r.p
dimuka porui~an, ~ l-io.jeli11 borpond.apat bch1m. porbue.t&r1 teJ:\lekwi..
telEJh 111emonuh.i unsur-unsur dari pe.sal yang didakllakan kepada.n;re.1 oohiw_;
ca.
oleh ka.rene.eya i!o.jolio hanw llltll\Yataksn bO>hwa· tord.aklra torbukti se-
ce.rc. oeh den llltlyeld.nkan. borsalah 111olekuke.n tilld.al<: pidsna. Ka1'ona. keal.pa
IUU\70. llltlnyebablr.an orsng lo.in mati, dan ha:rus dije.tuhi pidane. J - - -
Meniclbani;1 bab\la oleh ke.Nna. tord.s.k:ll1;. borcdu. d.el&111 tahsnen 1
Illa.ks.<
Hajoli& ekc.n 111Gnorapkan kotentUDn pasal 22 eye.t 4 KUHAl' kepad.en;ra. 1 i:cnimbanc 1 be.hwe. torhs.d.e.p bar-.,,ne bukti YOI\13 di&jukan kemuka per:>::.
d.s.nge.n &ken ditetspke.n be.hwa
1 ------------------ ·
- Se.tu unit T:r\lclc Colt Bieaol J.litoubiehi No. Pol. F 8300 UE war!lt\ ku -
nine dan ee.tu lembar
SWK Tntck Colt Dicnel Mi tsubiahi No. Pol. - -
F 8880 UE, dikembalikan kepr.do. pemilil::ny& yai tu H. HIDAY.AT UNAY.A. J -
- So.tu ler.ibe.r SDt B II Urcum c.tao 11a111a Obay Sobari dikemb!llikan kepedo.
te:rdskwa I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
MoniJu\Jf.UlG1 be.hwa oloh kx.rena terd.alara dijo.tuhi pitie.na., make.
l·~aje-
.
.
lie mombobF.111'.an bie;ya per!ro.ra kepeda terd.e.km:. 1 ------------------
lfonimbang 1 be.hws. olch ka.rena terd.elara. bored.a dalam tahe.nan, mnka
Majelie momorintahks.n iiaar te:rdalrna tet&p di ta.hen 1 - - - - - - - - __ .1..w ___
•---A . .
+.amrkn,. - -
-
6
-
.MUot~ putuann mcna diuoa.pkan deltJll poraidanann YN'IC terbuka un t•llt WllWfl
pl!Aa bo.ri itu jUGa oloh Ho.ld.m K.oWa. toroo\>ut. dtmc::in didcmpin...,-1. - -
olob llokim 11.oldm #J'IC:gotn. torae\>ut., donaan dibcntu oloh SU..".lt•T
~W<.-:UR
-
~::;
-
ooloku Pnni tora Poncgonti donsroJI dihadiri olob :JYAFltullr;1 DJ/J·ll-DI,
Jn!rJJa Ponuntut Umum pad.a Kojek.Otu:n llec11r1 Subana drJI dihe.d.iri olu'1 'l't'l'daklla. oond.iri • ----------------------------------------
:31i.
p~·
r- Poncct".nti,
r;M41 s
.e~nm.
f-1 F.:R F" US-1~ /:\K/;;~\\J
liiN S'f/jJ-!l~l ,J,
---------·"
Download