• " ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PN SUBANG NOMOR : 234/PID.B/PN. SUBANG TENT ANG KELALAIAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh -------1 SADATH M. NUR NIM. 103043228007 I PERPUSTAK/lJ\N L.IT AM/\ UIN ,J,~1< 1\p·r·A " " " \ I KONSENTRASI PERBANDINGA"'N,.,H~U~K~UM---·····-·-------·--·' PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PN SUBANG NOMOR: 234/PID.B/PN. SUBANG TENTANG KELALAIAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam Oleh SADATH M. NUR NIM: 103043228007 Di bawah Bimbingan: Pembimbing I, Pembimbing II, ~),e\ .. _. ~ Prof. Dr. H. M. Abduh Malik NIP: 150094391 KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PN SUBANG NOMOR : 234/PID.B/PN. SUBANG TENTANG KELALAIAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Strata 1 (Sl) pada Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukurn Program Studi Perbandingan Hukum. SH MA MM PANITIA UJIAN MUNAQOSY AH Ketua :Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP: 150275509 Sekertaris: H. Muhammad Taufigi, M.Ag NIP: 150290159 Pembimbing I: Prof. Dr. H. M. Abduh Ma . NIP: 150094391 Pembimbing II: Dr. Yayan Sopyan, M.Ag NIP: 150277991 Penguji I: Dra. Hi. Afidah Wahyuni, M.Ag NIP: 150281943 Penguji II: H. M. Nurul Irfan, M.Ag NIP: 150326893 Skripsi lni Aku Persembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku Sebagai Wujud Bakti dan Pengabdianku Padanya Serta Kakak, Adik, dan Kedua Ponakanku MOTO: "(I) Bukankah Kami le/ah melapangkan untukmu dadamu. (2) Dan Kami le/ah menghilangkan dari padamu bebanmu, (3) Yang memberatkan punggungmu, (4) Dan Kami tinggikan bagimu sebulan (nama)mu, Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan ilu ada kemudahan, (5) Sesungguhnya sesudah kesulitan ilu ada kemudahan. (6) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), (7) Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (8) Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap".(Q.S Al-Jnsyiroh 194: 1-8) ~)\ <.Jb)I .ilil ~ KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. Pencipta dan Pemelihara alam semesta, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya. Sehingga dengan izin dan iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam yang selalu tercurah keharibaan Nabi besar Muhammad SAW dan segenap para sahabat-sahabatnya. Penulis sangat menyadari, bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari relung hati yang paling dalam, penulis ucapkan terima kasih yang tiada hingga kepada yang terhomat: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ketua Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji MA. dan Sekertaris Program Studi Bapak H. Muhammad Taufiqi M.Ag. serta para dosen dan karyawan di Fakultas Syariah Dan Hukum. 3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Abduh Malik dan Bapak Dr. Yayan Sopyan M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah mengerahkan waktu, tenaga dan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah Dan Hukum serta karyawan dan pegawai yang telah membantu dalam pencarian sumber bacaan buku dan referensi. 5. Kepada Bapak Uli Purnama, SH selaku Kabid Humas Pengadilan Negeri Subang dan Bapak Hendi Rohendi, SH selaku Panitra Muda Hukum Pengadilan Negeri Subang, yang telah memberikan data dan wawancaranya yang berhubungan dengan masalah skripsi penulis seperti, Lampiran Putusan dan Penetapan PN Subang, serta Lampiran Tuntutan dari Kejaksaan Negeri Subang. 6. Kepada para Dosen penulis haturkan banyak terima kasih, khususnya dari civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang telah berkontribusi positif bagi khazanah dialetika pemikiran penulis selama proses pendidikan berlangsung demi memahami kondisi kontemporer dengan penuh kearifan. Terutama kepada Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Sutarmadi, Bapak Dr. H. Ahmad Juwaini Sukri LCS, MA, Dr. JM. Muslimin, Bapak Burhanudin SH, MH dan Bapak Alfitra SH, MH, serta para dosen yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu dan tidak mengurangi rasa hormat penulis. 7. Kepada Ayahanda tercinta Bapak M. Alwi Nur SMI, M.Sc dan Ibunda Haryati yang selalu setia menanti ananda dalam meraih gelar keserjanaan. Berkat jasa dan doa beliaulah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan Ayah dan !bu. Amin. 8. Kepada Keluarga besar di Subang dan Makasar, terutama untuk kedua kakakku teh Irma Nur, S.Psi, aa Asep, dan adikku dede Ahsad serta kedua ponakanku Aura dan dede Enji. Dan tak lupa untuk kak yuyun dan warni di Makasar yang selalu memberikan suport serta dukungan morilnya kepada penulis. Dari merekalah penulis sangat terinspirasi dan termotivasi untuk menyelesasikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan mereka. 9. Kepada KH Solihan Rohiman, KH Ors. Ahmad Mubarak MA dan Ust. Ors. Saefudin Hamid, yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuannya kepada penulis. Dan kepada rekan-rekan Alumni Ponpes Al Mukhlisin, bayu, dekur, dede, amin, irwan, erica, nantih, ida dan sahabat-sahabat lainnya, serta soni dan dedi di Subang. Yang banyak memberikan dorongan moril dan nasihatnya bagi penulis. Tanks for all. 10. Rekan-rekan seperjuangan dan sepenanggungan anak-anak Perbandingan Hukum angkatan 2003, alwanih, rozaq, tomy, maman, miftah, sahril, yustam, iqbal, yakob, qodir, salman, fatur, ucup dan sahabat Iainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, serta dadan, soiihin, Bang amril dan Mpo anah, thanks abiz atas apa yang teiah kamu berikan kepadaku dan jangan pemah lupakan KKS Subang yang begitu manis dan indah kawan-kawanku. I I. Kepada Rekan-rekan Menwa, fadiI, mulyono, suhanuI, indah, ratna, artila, debi, sigit, nazir, sahrun, sudirman, ijad, iyan, ida, ita, yani di!. penuiis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada senior dan kawan-kawan Menwa yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis tentang iimu ke Organisasian "Murda Sarwa Labda". Semoga segala partisipasi, dan motivasi serta doa kepada penulis memohonkan ridha di sisi-Nya. Harapan terakhir, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembangunan ke Ilmuan, ke Islaman dan ke Indonesian. akhirnya, hanya kepada-Nya segala urusan dan akan kembali pula kepada-Nya. Tiada daya dan upaya hanya milik-Nya, lalu kita memohon hidayah dan ampunan-Nya. Jakarta, 29 Jumadil Ula 1429 H 4 Juni 2008 Penulis DAFTARISI KAT A PEN GANT AR.................................................................... iii DAFTAR ISi....................................................... ........................ Vil Bab I: Pendabuluan A. Latar Belakang................................................................... I B. Pembatasan Masalab............................................................ 8 C. Tujuan dan Fungsi Penelitian............................................... ... 9 D. Metode Penelitian.................................................................... JO E. Studi Review..................................................................... 13 F. Sistematika Penulisan.............................................. ... ...... .... 15 Bab II: Konsep Kelalaian Dalam PersefekrifHukum Islam dan Hukum Positif A. Kelalaian Dalam Hukum Islam I. Pengertian ............................. :. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ............... 16 2. Ruang Lingkup...... .................. ...... ... ... ... ... . .. ... . .... ......... 18 B. Kelalaian Dalam Hukum Positif I. Pengertian................................................................. ... 25 2. Ruang Lingkup............................................... ................... 28 C. Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian I. Dalam Hukum Islam........................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34 2. Dalam Hukum Positif.................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 Bab III: Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Matinya Orang Meliputi : A. Kronologi Perkara...................................................... ............ 49 B. Pertanggungjawaban Hukum................................................ .... 50 C. Pertimbangan Hukum................................................ ............... 56 D. Analisis Putusan................................................ ........................ 57 Bab IV : Penutup A. Kesimpulan................................................ ........ .. ..................... 79 B. Saran-Saran............................................................................... 81 Daftar Pustaka................................................ ....... ........................ ......... 83 Lampiran-Lampiran............................................... ................................ 86 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir ini semakin banyak kejahatan terhadap jiwa manusia atau pembunuhan dalam masyarakat. Hukum pidana positif (KUHP) tampaknya tidak mampu mencegah perbuatan pidana disengaja dan tidak disengaja terutama yang menyebabkan kematian di dalam masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan oleh sanksi hukuman yang terlalu ringan. 1 Bahwa pada kenyataanya masih banyak pelanggaran yang sering terjadi dari berbagai jenis motif tindak pidana yang dilakukan oleh orang-perorangan maupun berkelompok. Seperti tawuran antar pelajar, pembunuhan disengaja maupun tidak disengaja, perampokan, pemerkosaan, pencurian, hingga maraknya kecelakaan lalu lintas yang sering memakan korban baik Iuka ringan, Iuka berat maupun sampai meninggal dunia, akibat dari orang-orang yang kurang bertanggung jawab dan tidak melihat ke depan akan akibat ini, ditambah lagi maraknya malpraktek yang sering terjadi akhir-akhir ini akibat kelalaian para dokter dan sangat mengganggu ketertiban masyarakat bahkan sangat meresahkan masyarakat. Maka kejahatan semacam ini membuat masyarakat panik dan waswas, apabila sesuatu ha! yang akan menimpanya. 1 Abduh Malik dkk, Pidana Islam di Indonesia (Peluang, Prospek, dan Tantangan), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), Cet. l, h. 87 2 Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari berbagai sisi yang berbeda. ltu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda yang satu dengan yang Jain.2 Tampaknya kesadaran masyarakat akan menjunjung tinggi norma dan aturan-aturan hukum yang berlaku, semakin diabaikan (tidak peduli). Pelanggaran demi pelanggaran membuat orang semakin beringas dan tidak adanya rasa takut yang mendalam, serta tidak adanya efek jera bagi para tersangka maupun terdakwa. Sehingga kurangnya kesadaran, untuk menghargai hak asasi seseorang, serta semakin minimnya rasa cinta dan kasih sayang di antara individu dengan individu Jainnya. 3 Manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi dengan tujuan agar mengisi dan memakmurkan hidup dan kehidupan ini sesuai dengan tata aturan dan hukum-hukum Allah SWT. Oleh karena itu tujuan tersebut berhasil dengan baik, maka sebagai kasih sayang Allah SWT terhadap manusia, Allah SWT menurunkan tata aturan dan hukum-hukum-Nya yang disampaikan dalam bentuk wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. 4 2 Topo Santoso, dan Eva Achzani Zulfa, Kriminologi, (Jakarta: Raja Grafindo Gema Persada, 2005), h. I 3 Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh (disampaikan dalam kata pengantar), (Jakarta: Sinar Grafindo, 2005), Cet. III, h. vii 4 Ahmad Munif Suramaputra, Filsafat Hukum !.•lam AL-GHAZAL! (Maslahah Mursa/ah & dengan Pembaharuan hukum Islam), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet. I, h. I 3 Suatu sistem hukum pada hakikatnya merupakan kesatuan atau himpunan dari berbagai cita-cita dan cara-cara manusia berusaha untuk mengatasi masalah yang nyata maupun potensial yang timbul dari pergaulan hidup sehari-sehari yang manyangkut kedamaian. Semakin kompleks susunan suatu masyarakat, semakin luas dan mendalam aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia. Bahkan hampir semua aspek kehidupan bersama diatur oleh hukum. 5 Maraknya kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di mana-mana, akibat dari kelalaian seseorang yang tidak memperhatikan dampak akibat dari kecelakaan tersebut. Sebagaimana yang diutarakan oleh Hadiman: bahwa korban yang mati akibat kecelakaan lalu-lintas jauh lebih beda bila dibandingakan dengan korban yang mati akibat sebab-sebab yang lain seprti kecelakaan-kerja, sakit, pembunuhan dan lain-lain. Beliau menambahkan, bahwa 80 % hingga 90 % dari 100 kecelakaan lalu lintas adalah ulah dari pengemudi. 6 Kelalaian atau kesalahan merupakan tindak pidana yang lebih ringan dari kesalahan yang disengaj a. Karena dari unsur ini kelalaian merupakan perbuatan pelaku yang kurang melihat kedepan akan akibat ini. Walaupun unsur semacam ini berbeda dengan unsur-unsur yang benar-benar dikehendaki oleh pelaku. Namun tidak menutup kemungkinan, bahwa perbuatan semacam ini tidak lepas ' Soerjoeno Soekanto, Pokok-Pokok Sosio/ogi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), Cet. V, h. 263. 6 Hadiman, Jadilah Pengemudi Yang Baik, (Jakarta: lnduk Koprasi Kepolisian Repubik Indonesia, 1988), h. I 4 dari hukuman dan pertanggungjawaban pidana. Sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP. Yang isinya sebagai berikut: Pasal 359 " Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun." Pasal360 l) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat Iuka-Iuka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lamasatu tahun. 2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain Iuka-Iuka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. 7 Uraian di atas tidak terlepas dari pantauan dan perhatian aparat penegak hukum dan aparatur negara, demi menciptakan rasa aman terhadap masyarakat serta mengadili perkara dengan seadil-adilnya. Tanpa melihat stratafikasi seseorang, dalam ha! ini statusnya sama di hadapan hukum. Para aparat penegak hukum harus benar-benar cermat dalam memutuskan perkara dan memikirkan dengan cermat dari penjatuhan hukuman. Sehingga dirasakan oleh masyarakat, bahwa hukuman tersebut harus benar-benar setimpal dengan kesalahan pelaku. 7 Lihat KUHP, Pasal 359-360. 5 Penyelesaian perkara dengan cepat dan tepat, mengadili sesuai dengan kesalahan dan pelanggarannya. Maka dalam ha! ini sangat membantu dalam penegakan ketertiban dan ketentraman masyarakat. Demi terciptanya keadilan yang merata dan adanya kepastian hukum. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Theo Huijbers dalam bukunya filsafat hukum, beliau mengatakan: bahwa hukum sangat erat hubungannya dengan keadilan. Bahkan ada orang yang berpandangan bahwa hukum harus digabungkan dengan keadilan, supaya sungguh-sungguh berarti sebagai hukum. 8 Pada hakikatnya fungsi dan tujuan hukum adalah terletak dari kesadaran masyarakat yang patuh terhadap hukum, serta sadarnya para penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, demi mewujudkan keadilan, ketertiban, keteraturan serta keamanan yang merata, tanpa melihat struktur kemasyarakatan dan sama derajatnya di hadapan hukum. Maka dengan ini akan timbul suatu kecintaan sesama umat manusia dan saling menghargai hak asasi seseorang. Di bawah ini ada sebuah kasus tindak pidana kelalaian yang merenggut nyawa seseorang dan mengakibatkan satu orang luka-luka, yang kebetulan TK.Pnya (Tempat Kejadian Perkara) didaerah Kah. Subang di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalan Cagak dan termasuk wilayah hukum PN Subang. 8 Theo Huijbers, Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,2005), Cet. XI, h. 64 6 Pada hari Sabtu tanggal 22 September 2001 kurang lebih pukul 10.00 WIB. Terdakwa Obay Sobari Bin Umsih mengemudikan kendaraan Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 VE Warna kuning muda bermuatan kurang lebih 2 (dua) ton sayuran (terong) berangkat dari Kabupaten Indramayu menuju jurusan Bandung. Di dalam mobil di bangku depan di sebelah kiri terdakwa Obay Sobari duduk saudara Apung Purnama pemilik barang sayuran, kendaraan Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan perseneling 4 (empat). Sampai di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalan Cagak Kah. Subang, kondisi jalan agak menikung ke kanan dengan posisi searah dengan kendaraan Truck, terdakwa melihat kendaraan sepeda motor (Yamaha RX King No. Pol. D-2914 BJ yang dikemudikan oleh saksi Jaenal Asikin) berjalan di sebelah kiri jalan dengan jarak kurang lebih I 0 meter, dan sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin Hendra dengan jarak kurang lebih 15 meter, tak lama kemudian Truck meyerempet sepeda motor, karena terdakwa kaget setelah diperingatkan oleh saksi Apung Purnama dengan kata-kata: "Awas ada orang" karena terdakwa dalam keadaan ngantuk, sehingga kendaraan Truck yang dikemudikan oleh terdakwa tersebut menjadi oleng ke kiri dan menabrak sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin Hendra yang sedang berlawanan arah dengan Truck di bahu sebelah kiri kendaraan Truck Colt yang dikemudikan oleh terdakwa. 7 Akibat ditabraknya korban Andri Bin Hendra oleh terdakwa tersebut, korban Andri Bin Hendra meninggal dunia di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara VIII Subang dan saksi korban Jaenal Asikin mengalami Iuka ringan. 9 Dari uraian di atas bahwa suatu tindak pidana, terjadi akibat kurangnya kesadaran seseorang terhadap hukum, yang tidak mengindahkan (tidak mentaati) peraturan yang berlaku dan sifat egoisme yang mau menang sendiri dan sering dilanggarnya hak asasi manusia. Kasus kriminal yang sering terjadi akhir-akhir ini, menambah rentetan tindak pidana yang banyak memakan korban dan dalam ha! ini para aparat penegak hukum harus benar-benar selektif dalam mengambil keputusan. Dengan permasalahan yang disinggung dan deskripsi-deskripsi yang diuraikan di atas, maka penulis sangat terdorong untuk sedikit melakukan penelitian dan pembahasan dengan judul: "Analisis Hukum Islam Terhadap Putusa11 PN Suba11g Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Te11ta11g Kelalaia11 Ya11g Me11yebabka11 Kematia11" 9 Kronologi Perkara Pidana Yang dilampirkan Oleh Kejaksaan Negeri Subang, dalam Tuntutan Pidana Reg Perk. Nomor: PDM-212/SUBANG/1012001. 8 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah I. Pebatasan Masalab Agar permasalaban ini lebih terarah dan terfokus berdasarkan latar belakang dari uraian di atas, dalam ha! ini penulis akan mencoba membatasi penelitian ini hanya mengenai masalab yang menyangkut: Pembunuhan tidak sengaja, kasus pidana Obay Sobari bin Umsih di Subang, Analisis Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN SUBANG. 2. Perumusan Masalab Untuk lebih memudahkan dalam skripsi ini penulis mencoba mempertimbangkan masalab yang telab diuraikan baik dari latar belakang masalab maupun dalam pembatasan masalab. Maka dengan ini penulis mencoba merumuskan masalab ini, sebagai berikut: I. Apa pertimbangan Hakim dalam menentukan hukum. 2. Dilihat dari perspektif Hukum Islam apakab Putusan Hakim PN Subang telab memberikan rasa keadilan bagi pihak korban. 3. Apakah tanggapan keluarga korban terhadap Putusan Hakim PN Subang. 4. Apakah kompensasi yang diberikan dapat meringankan hukuman bagi terdakwa. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: 1. Untok memberikan pemahaman tentang pertimbangan Hakim dalam menentukan hokum. 2. Memberikan solusi alternatif tentang sanksi diat bagi tindak pidana karena kelalaian yang menyebabkan kematian yang telah diputuskan oleh hakim, sehingga memberikan rasa keadilan bagi pihak korban. 3. Menanggapi prihal keluarga korban terhadap Putusan Hakim yang adil. 4. Memberikan tanggapan atas kompensasi yang diberikan oleh terdakwa kepada pihak korban yang dapat meringankan beban keluarga korban dan dapat meringankan hukuman bagi terdakwa. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi pihak yang mempunyai kepentingan dengan penelitian hukum ini sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian semacam ini, maka akan memberikan suatu gambaran tentang Pembunuhan tidak sengaja, kasus pidana Obay Sobari bin Umsih di Subang, Analisis Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN SUBANG, dilihat dari segi perbuatannya, sanksi pidananya maupun pertanggungjawaban pidananya di depan hokum, ditinjau dari hukum Islam dan hukum Positif. IO 2. Manfaat Akademis Sebagai kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan teori maupun prinsip-prinsip Hukum Positif dan Hukum Islam yang telah dipelajari dalam perkuliahan kedalam praktek yang sebenarnya. Dan berdampak positif bagi perkembangan keilmuan maupun para peneliti selanjutnya. D. Mctodelogi Penclitian I. Jenis Data Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan pendekatan deskriptif yaitu yang bertujuan untuk membuat gambaran yang sistematis dan akurat tentang fakta-fakta, sifat dan hubungan fenoma yang ada dalam objek yang diteliti. Sedangkan kualitatif adalah sebuah pemaparan dan penjelasan terhadap masalah yang diangkat sehingga pada akhirnya akan membangun kesimpulan-kesimpulan dari permasalahan yang ada dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau bahasa, pada konteks yang lebih khusus. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan salah satu bagian yang terpenting dalarn penelitian ini. Maka pencarian data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari: a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui perantara. Data primer ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak 11 yang berhubungan dengan masalah ini yang diteliti dan fakta-fakta ril di lapangan. Seperti Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN SUBANG dan Tuntutan dari Kejaksaan Negeri Subang, dalam Tuntutan Pidana Reg Perk. Nomor: PDM-212/SUBANG/1012001 dan data-data lainnya. Selain itu data primer ini penulis peroleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti, Uli Pumama, Hakim Pengadilan Negeri Subang, Obay Sobari Bin Umsih, mantan terpidana kasus tindak pidana kelalaian yang menyebabkan matinya orang, Hendra Haryadi Bin Safan, sebagai wali korban (ayah korban). b. Data Skunder Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Jenis data skunder dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam ars1p (data dokurnenter) baik telah dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Bahan data skunder ini penulis peroleh dari Al-Qur'an, AsSunah, Buku-buku ilmu Hukum, dokumen-dokumen, makalah dan data-data lain yang relevansi dan berkaitan dengan judul skripsi ini. 3. Tehnik Pengurnpul Data a. Studi kepustakaan seperti buku, dokurnen dan lain sebagainya, dengan cara dibaca, dikaji dan dikelompokan sesuai dengan pokok masalah yang terdapat di dalam skripsi ini. 12 b. Interview Jangsung dengan menggunakan metode wawancara bebas dan terstruktur, cara ini penulis tempuh dengan wawancara dengan: Uli Purnama SH., Hakim Pengadilan Negeri Subang, Obay Sobari Bin Umsih, mantan terpidana kasus tindak pidana kelalaian yang menyebabkan matinya orang, Hendra Haryadi Bin Safan, sebagai wali korban (ayah korban). 4. Analisis data: Setelah memperoleh data terseb~t di atas, maka penulis akan mengolah data dengan metode deskriptif-deskriptif dan kompratif. Yakni menyajikan dan menggambarkan data secara alamiah tanpa melakukan suatu manipulasi. Dalam penyajian data tersebut akan dikomparasikan baik, menurut hukum Islam maupun hukum Positif. Penulis akan menganalisis kasus yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul A11alisis H11k11m Islam Terhadap P11t11sa11 Hakim PN S11ba11g Nomor: 234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Te11ta11g Kelalaia11 ya11g Me11yebabka11 Kematia11. 5. Teknik penulisan: Dalam penulisan proposal ini, penulis sepenuhnya menggunakan buku pedoman skripsi yang di terbitkan Tahun 2007 oleh Fakulatas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga penulisan ini tidak melenceng dari aturan teknik penulisan yang ada. 10 10 Tim Penulis dari Fakultas Syariah Dan Hukum, Buku Panduan Skripsi, (Jakarta: Fak. Syariah UJN SyarifHidayatullah Jakarta, 2007) 13 Dokumen yang penyusum peroleh, maka penyusun racik dan memaparkan secara deskriptif, kooporatif, dan analisis konstruktif. Tiga pendekatan semacam ini lazim dipakai dalam penelitian kualitatif ini. Maka penyusun kombinasikan untuk menghasilkan sebuah konstruksi yang sinergis dan ilmiah. E. Studi Review Pada penulisan skripsi ini, penulis sepenuhnya menggunakan studi review yaitu dengan melihat skripsi-skripsi, yang pemah dibahas oleh penulis sebelumnya dan sama-sama membahas masalah skripsi yang berkaitan dengan judul penulis. Guna dijadikan acuan dan rujukan bagi penulis dalam penelitian ini. Maka dengan ini penulis telah menemukan empat dari hasil penelitian yang ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun hanya satu yang bisa di inventarisir dan sebagian lagi tidak bisa di inventalisir, yaitu oleh Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul: Kedudukan Tindak Pidana Kealpaan (Culpoose Delict) Dalam Mene11t11ka11 Berat Ri11ga1111ya Sebualz H11k11111a11 Me1111rut KUHP Dan Hukum Islam, yang ditulis oleh Mahasiswa Hetty Chintia Dewi, pada tahun 2004, SJJS: Pada penulisan skripsi yang pertama ini, penulis telah menjelaskan tentang, Kedudukan Tindak Pidana Kealpaan (Culpoose .. Delict) Dalam Menentukan Berat Ringannya Sebuah Hukuman Menurut KUHP Dan Hukum Islam. N amun dalam penelitiannya penulis lebih menekankan kepada masalah 14 sanksi pidananya dalam menentukan berat ringannya sebuah hukuman dan lebih cenderung kepada penjatuhan hukuman. Dalam penulisan skripsi yang penulis kerjakan, penulis mengambil judul : Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian. Maka dengan permasalahan yang disinggung di atas dapat dsimpulkan bahwa kelalaian adalah kesalahan secara umum. Meskipun pada umumnya bagi kejahatan-kejahatan diperlukan adanya kesengajaan, tetapi terhadap sebagian dari perbuatan yang didasari oleh kesengajaan itu orang juga sudah dipidana bila kesalahannya berbentuk kealpaan (kalalaian). Dengan kata lain tindak pidana semacam ini tidak lepas dari jeratan hukuman yang berlaku dan tidak terlepas dari pantauan aparat-aparat penegak hukum. Penulis lebih menekankan pada akibat hukum yang ditimbulkan karena kelalaian yang menyebabkan matinya orang, spesifikasi konsep hukum Islam dan hukum Posistiftentang kelalaian yang menyebabkan kematian, dan penulis lebih condong kepada konteks HAM dalam pemberian hukuman baik ditinjau menurut hukum Islam maupun hukum Positif dalam pertanggungjawaban hukum (pertanggung jawaban pidana) dan pertimbangan hukum. 15 F. Sistematika Penulisan Adapun gambaran dan urutan dalam sistematika penulisan, maka penulis dapat membagi penelitian ini kedalam empat bab dengan beberapa sub dan sebuah penutup dan uraian sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan antara lain: Latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan fungsi penelitian, metodelogi penelitian, studi review dan sistematika penulisan. Bab II: Konsep Kelalaian Dalam Perspekrif Hukum Islam dan Hukum Positif meliputi: Kelalaian Dalam Hukum Islam, Kelalaian Dalam Hukum Positif, Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian Bab III: Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian Meliputi: Kronologi Perkara, Pertanggungjawaban Hukum, Pertimbangan Hukum, Analisis Putusan. Bab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan clan saran: Pada bab ini dan dari penjelasan bab-bab di atas penulis memberikan kesimpulan- kesimpulan yang menjadi bab terakhir. Pada penulisan skripsi ini juga dituliskan rekomendasi agar mendapat masukan-masukan yang menjadikan skripsi ini menjadi lebih berkualitas dari sisi penelitian. BABII KONSEP KELALAIAN DALAM PERSEFEKRIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Kelalaian Dalam Hukum Islam I. Pengertian Culpa dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah (\.bl-I) al' khata yang berarti kekeliruan atau kesalahan, 1 sebagaimana yang tercantum dalam surat An-Nisa ayat 92 yang berbunyi: Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tidak sengaja (tersalah). (Q.S An-Nisa/4: 92) Al' khata menurut sebagian ahli tafsir diartikan sebagai suatu perbuatan yang tidak layak akan timbul perbuatan itu dari dirinya (tidak bermaksud untuk melakukan perbuatan tersebut). 2 Kelalaian yang dimaksud merupakan perbuatan yang tidak ada niat dan maksud sedikitpun untuk berbuat lebih jauh lagi, karena perbuatan tersebut timbul bukan karena faktor kesengaj aan, akan tetapi timbul atas dasar ketidaktahuan si pembuat. 1 Abdullah bin Nuh dan Umar Bakry, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1979), Cet. JV, h. 98 2 Imam Jalaludin Abdurrahman As Suyuthi dan Imam Jalaludin Al Mahali, Tafs1i· Jala/ain, (Jedah: Sanqaafurah), h. 84 17 Al' khata menurut istilah adalah suatu perbuatan yang di maafkan. Dalam ha! kekeliruan niat dan pengetahuan si pelaku sedikitpun tidak di pertimbangkan (tidak adanya penduga atau kehati-hatian) dalam berbuat dan sedikitpun tidak berdosa. 3 Menurut Abu Zahrah Al khata adalah terjadi suatu perbuatan atau perkataan yang tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pelakunya. 4 Al khata menurut pendapat Ahmad Hanafi ialah apabila terjadi bukan atas kehendak si pembuat. 5 Sedangkan al khata menurut Abdul Qadir Audah, 6 sebagai berikut : &- .}J-' i _)-1 j,.,JI LJ V! 0 Lh I 4-,,! c.> .f-!. ') <./' 0~~I r51.f.-1 . ft'-' \,J=:. ~ j,.,JI Artinya: "Jarimah tidak sengaja (culpa) adalah jarimah di mana pelaku tidak sengaja (bemiat) untuk melakukan perbuatan yang di/arang dan perbuatan tersebut te1jadi sebagai akibat dari kelalaiannya (kesalahannya). " Dalam tulisan yang sama, pada jilid II beliau menambahkan bahwa al-khata' (kelalaian atau nalatings delik), sebagai berikut: 7 3 M. Abdul Mujieb dkk, Kamus lstilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ill. 4 M. Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), Ce!. VIII , h. 529 5 Ahruad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet. h. 155 VI, h. 141 6 Abu! Qadir' Audah, al Tas yri' al Jinaiy al Islamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul Hafidz al Basat, 1968), Jilid I, h. 83 7 Audal1, al Tas yri' al Jinaiy, Jilid II h. 104 18 J JI .u...; J \b:.l ..£J J ,~1 0 J~ Juill ~1 .y ..L.,a.i t.. Y' :tkl-1 •<.:J;. Artinya: "Al Khata adalah tindak pidana yang diperbuat oleh seseorang dengan tidak disadari maksud untuk berbuat, tetapi terjadi karena kesalahannya baik kesalahan dalam perbuatan, maupun kesalahan dalam persangkaan. " Muslich, mengatakan bahwa kelalaian (al khata') adalah terjadinya suatu perbuatan di luar kehendak pelaku, tanpa maksud melawan hukum, perbuatannya tersebut terjadi kerena kelalaiannya atau kurang hati-hati. 8 Maka dapat disimpulkan bahwa jarimah Al khata adalah perbuatan tindak pidana di mana si pelaku tidak bermaksud untuk melakukan tindak pidana tersebut atau tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu. Dengan kata lain Jarimah al khata adalah suatu perbuatan yang dilakukan tidak adanya unsur kesengajaan untuk mencederai orang maupun hingga tewas (tidak ada niat dan maksud sedikitpun dari pelaku). 2. Ruang lingkup Pada pembahasan sebelumnya, tindak pidana atau jarimah yang terjadi karena kelalaian terjadi akibat ketidakhati-hatian dalam perbuatan dan tidak ada maksud untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan ini penulis akan mengklasifikasikan tindak pidana kelalaian dari sudut pandang yang berbeda, menurut ahli hukum islam diantaranya adalah: 8 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jaka11a: Sinar Grafika, 2006), Cet. II, h. 77. 19 Ahmad Wardi Muslich, membagi dua kriteria perbuatan yang terjadi karena kelalaian (culpa), ini ada dua macam, 9 yaitu: 1. Pelaku sengaja melakukan perbuatan yang akhirnya menjadi jarimah, tetapi jarimah ini sama sekali tidak diniatkannya. Kekeliruan atau kelalaian macam yang peratama ini ada dua macam, yaitu: . ,, a. keliru dalam perbuatan, ~I L), l,b;,. )Contohnya seperti orang yang menembak burung tetapi pelurunya menyimpang dan mengenai orang. b. Keliru dalam dugaan, e'a'i11 ;.J ti,;:.) Contohnya seperti seorang tentara yang menembak seseorang yang disangkanya anggota pasukan musuh, tetapi ternyata diteliti anggota pasukannya sendiri. Sejalan dengan pemikiran tersebut yang kemudian diartikan oleh Hanafi sebagai keliru obyektif dan keliru subyektif, yaitu: A. al khata fl asy-syakhsiy keliru obyektif (kesalahan dalam sasaran) seseorang dengan perbuatannya yang dituju adalah orang lain tertentu (dengan maksud membunuh), akan tetapi orang lain yang terkena. Jadi letak kekeliruannya adalah pada perbuatannya. Contoh: A menembak B dengan maksud ingin membunuhnya, tetapi B mengelak dan akhirnya mengenai C yang berada di belakang B. 9 Ibid, h. 23 20 B. al khata fisy-syakhsiyah keliru subyektif (kesalahan dalam menilai orangnya) unsur ini dapat terjadi apabila seseorang membunuh orang lain yang disangkanya A, akan tetapi orang tersebut adalah B. disini letak kekeliruannya adalah sangkan pembuat. Contoh: A membunuh B, dan A yakin itulah orangnya, temyata setelah diamati bukan B yang mati, tetapi c. 10 2. Pelaku tidak sengaja berbuat atau melakukan jarimah dan jarimah yang terjadi tidak diniatkannya sama sekali. Dalam ha! ini jarimah tersebut terjadi akibat kelalaiannya atau ketidakhati-hatiannya. Dalam istilah para , .. ,. J fuqaha istilah semacam ini disebut "lk.;Lr;,..;; ;,,?.''. Seperti seseorang yang tidur di samping seorang bayi dalam barak pengusian dan ia menindih bayi itu sampai mati. Muslich menambahkan, pentingnya pembagian ini dapat dilihat dari dua segi: 11 I. Dalam jarimah sengaja jelas menunjukan adanya kesengajaan berbuat jarimah, sedangkan dalam jarimah tidak sengap (kelalaian), kecenderungan untuk berbuat salah tidak ada. Oleh karenanya, hukuman untuk jarimah sengaja lebih berat dari pada jarimah tidak sengaja (kelalaian). 10 Hanafi, Asas-Asas Hukwn Pidana, h. 142 11 Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana., h. 23 21 2. Dalam jarimah sengaja hukuman tidak bisa dijatuhkan apabila unsur sengaja tidak terbukti. Sedangkan pada jarimah tidak sengaja (kelalaian) hukuman dijatuhkan karena kalalaian pelaku atau ketidakhati-hatiannya semata-mata Mengenai hukum kedua macam keliru tersebut, maka para fuqaha berbeda pendapat. Segolongan para fuqaha mengadakan pemisahan apakah pendapatnya yang dikerjakannya itu dilarang atau tidak. Kalau dilarang maka baik keliru pada perbuatan atau keliru pada sangkaan tidak mempengaruhi adanya pertanggungjawaban sebagai perbuatan sengaja. Akan tetapi kalau perbuatan tersebut tidak dilarang maka perbuatan tersebut mempengaruhi sifatnya pertanggungjawaban dan dianggap sebagai perbuatan tidak sengaja, karena perbuatan tersebut tidak dilarang, seperti kalau hendak menembak binatang buruan, akan tetapi mengenai orang. Para fuqaha yang lain mengatakan bahwa pembuat dalam keadaan keliru dengan kedua macamnya dianggap sebagai pembuat tidak sengaja, sebab perbuatan yang dikerjakannya mula-mula tidak dilarang dan tidak menghendaki akibat-akibat yang terjadi dan kalau sekiranya mengetahui sebelumnya bahwa akibat-akibat tersebut akan terjadi tentu ia akan melakukan perbuatannya. Golongan fuqaha ketiga melakukan pemisahan antara keliru dalam perbuatan dengan keliru pada sangkaan pembuat. Kalau kekeliruan terletak 22 pada perbuatan, sangkaan pembuat, sedangkan perbuatannya yang dikerjakannya adalah haram, maka ia dianggap sebagai sengaja. 12 Al khata' atau culpa dalam segi penilaian (pemeriksaan). Kesalahan seperti ini biasanya terdapat dalam praktek dokter. Kesalahan seorang dokter tidak dimintai pertanggungjawaban selama dokter tersebut sudah menggunakan semua kemampuannya dengan ilmu yang sudah dipelajarinya. 13 Dalam hal ini termasuk beberapa kekeliruan dokter, antara lain adalah: 1. kekeliruan dalam pemeriksaan. Contoh: Seorang dokter setelah memeriksa penyakit dan memberi resep atau obat, kemudian temyata dia salah dalam pemeriksaan, sehingga obat tersebut tidak sesuai dengan penyakitnya. Bila pemeriksaan itu sudah dilakukan secara maksimal dan kemudian si pasien meninggal, maka dia bebas dari tuntutan, karena pekerjaannya pada dasarnya diizinkan, dan tidak ada dasar pelanggaran (kesengajaan). 2. Bila kekeliruan pemeriksaan itu mengakibatkan dipotongnya bagian anggota badan, seperti bila ia mengatakan bahwa anggota badan si pasien telah terserang (tertular) penyakit yang harus diamputasi agar tidak menular anggota badan yang lain, tetapi sebenarnya diamputasi itu tidak pcrlu, karena masih bisa diobati. Dalam hal ini dokter tidak dikenai tuntutan, selama dia sudah berusaha secara maksimal dalam pemeriksaan. 12 Hanafi, Asas Hukznn Pidana Isla1n, h. 143 13 Zahrah, Ushul Fiqih, h. 531-532 23 3. Bila dokter menetapkan bahwa satu-satunya pengobatan adalah mengamputasi anggota badan tertentu, kemudian sebenarnya bisa diobati tanpa amputasi. Ini seperti dua bentuk sebelumnya, dengan syarat dia sudah berusah semaksimal mungkin. 4. Bila dokter keliru dalam menetapkan obat, setelah mengetahui jenis penyakitnya, kemudian temyata obat yang ditetapkannya itu tidak tepat. Dalam semua bentuk tersebut, kekeliruan dokter sudah dimaafkan. 5. Bila dokter keliru dalam melakukan pembedahan, seperti dalam melakukan bedah atau khitan kemudian mengakibatkan si pasien meninggal. Kekeliruan semacam ini termasuk kekeliruan dalam perkiraan, yang menurut kesekapatan fuqaha tidak bisa dituntut. Tapi jangan lupa, bahwa semua itu berlaku bagi dokter yang propesional (ahli) dan dia sudah berusaha semaksimal mungkin menurut kemampuannya itu. 14 Dari uraian di atas, penyusun dapat menyimpulkan, bahwa kekeliruan yang dilakukan oleh pembuat atau pelaku, semata-mata tidak ada niat atau keinginan yang mengakibatkan seseorang meninggal. Terutama kekeliruan yang sering terjadi pada pemeriksaan atau praktek dokter, dengan kata lain dokter dituntut untuk lebih propesional dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 14 Ibid 24 Para ahli hukum Islam membuat dua kaidah umum dasar perimbangan terhadap delik culpa, kedua kaidah tersebut adalah: 1. Seseorang melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh syara ', atau atas keyakinan bahwa perbuatan itu tidak dilarang oleh syara', tetapi dari perbuatan-perbuatan yang mubah (halal) tersebut kemudian timbul akibatakibat yang dilarang oleh syara'. Dalam ha! ini berlaku asas culpa, yang terdiri dari : a. Tidak adanya penelitian yang mendalam b. Tidak adanya kehati-hatian Jika pelaku masih mungkin menghindari perbuatan itu, maka si pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya. Tetapi apabila dalam perbuatan tersebut tidak perlu mengadakan penghatian dan kehati-hatian, maka pelaku tersebut bebas dari pertanggung jawaban pidana, misalnya seseorang menggali sebuah sumur dan sumur itu sudah dipagar untuk mencegah orang lain jatuh ke dalarnnya, kemudian orang lain melompat kedalam sumur dengan tujuan bunuh diri, maka pelaku (pembuat) sumur itu bebas dari pertanggungjawaban pidana. 2. Seseorang melakukan perbuatan yang memang pada dasarnya dilarang oleh syara' dan perbuatannya itu bukan karena terpaksa, tetapi sasarannya keliru, maka pelaku tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut, baik ada kemungkinan untuk berhati-hati maupun tidak. Contoh: A hendak membunuh B, karena salah membidik, tembakannya mengenai C 25 sehingga C meninggal, malca A tetap dimintai pertanggungjawaban walaupun tidak melakukan perhatian yang mendalam terhadap akibat dari perbuatannya itu. 15 B. Kelalaian Dalam Hukum Positif I. Pengertian Salah satu unsur subyektif didalam suatu delik kejahatan adalah unsur kesalahan atau shuld dalam hukum pidana dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: a. Do/us atau Opzed atau kesengajaan b. Culpa atau tidak disengaja 16 Kedua hal tersebut dibedakan "kesengajaan" adalah yang dikehendaki (adanya unsur kesengajaan), sedangkan "kealpaan" adalah yang tidak dikehendaki (tidak adanya unsur kesengajaan). Namun dari kedua unsur tersebut sangat berbeda dari segi sanksi hukumannya. Pada umumnya para hukum pidana sangat sependapat bahwa kealpaan adalah bentuk kesalahan yang lebih ringan dari kesengajaan. ltulah sebabnya, sanksi atau ancaman hukuman terhadap pelanggaran norma pidana yang dilakukan oleh kealpaan lebih ringan Ill, h. 6 15 Abdul 'Qadir Audah, al Tas yri' al Jinaiy, h. I 05 16 Tongat, Hukum Pidana Materil, (Malang: Univ Muhammadiyah Malang, 2006), Cet. 26 dibandingkan dengan kesengajaan, yang sanksi atau hukumannya pun Iebih berat. 17 Arti culpa yang dalam bahasa Latin dikenal dengan Istilah culpeus ditinjau dari segi etimologis (bahasa) kealpaan atau kelalaian yang menimbulkan kesalahan. Sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan Istilah Na!aten yang merujuk kepada istilah lalai, alpa, lengah, tidak mengindahkan, ingkar atau kurang hati-hati, 18 atau yang lebih populer dikenal dengan istilah Nalatings Delict menurut pengertian yang lebih luas adalah perbuatan yang disebabkan oleh kealpaan atau kelalaian. 19 Kata salah mengandung arti luas, misalnya berarti tidak sebagaimana mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru; atau juga tidak kena, tidak tepat, luput, gaga!; atau sesuatu yang tidak seharusnya, tidak patut, melanggar hukum, merugikan orang lain, dan sebagainya. Salah dalam arti hukum pidana adalah perbuatan melanggar hukum, jadi kesalahan artinya segala sesuatu yang melanggar hukum pidana. 20 17 Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet. II, h. 25 18 B.N. Marbun, Kamus Hukum Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006) Cet. I, 19 Sudarmono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. IV, h. 291 h. 151 20 Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung: Penerbit Alumni, 1992), Cet.11, h. 117 27 Menurut hukum pidana kesalahan itu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Kesalahan dalam arti luas meliputi tiga elemen yaitu tentang pertanggunganjawab (Belanda: toerekeningsvatbaarheid) dari pelaku, kesalahan dalam arti sempit yaitu karena kehilapan (kealpaan, culpa) atau karena kesengajaan kepada sipelaku (Belanda: toerekenbaarheid). Kesalahan dalam arti sempit yang terjadi karena kehilapan (delik culpa) yaitu delik yang akibatnya tidak dikehendaki oleh pelakunya, sedangkan yang terjadi karena kesengajaan disebut (delik do/us), yaitu delik yang akibatnya tidak dikehendaki pelakunya. Ketidaksengajaan pelaku karena kehilapan, kelalaian dan kurang hati-hati itu merupakan kesalahan dalam arti sempit apabila perbuatan itu dapat dipertanggungjawabkan kepada pelaku. Jadi apabila pelakunya orang yang tidak waras otaknya atau anak kecil, perbuatannya merupakan kesalahan tetapi dapat dikenakan hukuman. 21 Meskipun Undang-undang hukum pidana atau yang lebih dikenal dengan istilah KUHP tidak memberikan rumusan yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan Nalatings Delict (culpa), tetapi beberapa pakar hukum telah mengemukakan dan mengartikan pendapat mereka tentang Nalatings Delict tersebut dari segi terminologis, diantaranya: 1. Wirjono Projodikoro, mengatakan bahwa culpa ialah: "kesalahan pada umunya", tetapi di dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti 21 Ibid t;~AM~l I 28 PERPUSTAKAl\N U!N SY/\HID Ji\i<l\F<TA ·------·-------! teknis, yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak berat seperti kesengajan, yaitu kurang berhati-hati, sehingga akibat yang disengaja terjadi. 22 2. J.E Jonkers, berpendapat bahwa dalam ha! tertentu kesalahan (culpa) merupakan kebalikan dari kesengajaan. Dalam kesengajaan kehendak ditujukan pada akibatnya, sedang dalam kesalahan, si pembuat justru tidak menghendaki akibat yang timbul dari perbuatannya itu.23 2. Ruang Lingkup Sebelum beranjak Iebih jauh pada pembahasan berikutnya, marilah kita telaah terlebih dahulu persamaan dan perbedaan yang mendasar antara delik kesengajaan dan delik kealpaan. Sebuah hukuman dapat dikenakan pada suatu delik kealpaan, karena pada dasarnya delik kealpaan sudah termasuk unsurunsur yang semestinya sudah dapat dihukum dan sudah ada pada setiap delik kejahatan, seperti halnya pada delik kesengajaan. Moeljatno, menerangkan bahwa:" Kesengajaan mengandung kesalahan yang berlainan jenis dengan kealpaan, tetapi dasarnya sama, yaitu: a. Adanya perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana; b. Adanya kemampuan untuk bertanggungjawab; dan 22 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2003), ed.3, Cet. I, h. 72 23 J. E . Jonkers, Buku Pedoman Hindia Be/anda, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. I, h. 91 29 c. Tidak ada alasan pemaaf. 24 Akan tetapi, bentuknya berbeda. Dalam kesengajaan, sikap batin orang yang melakukannya adalah menentang larangan. Sedangkan dalam kealpaan, orang yang melakukannya kurang mengindahkan larangan, sehingga tidak berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan yang obyektif kausal menimbulkan keadaan yang dilarang. Perbedaan antara kealpaan (culpa) dengan kesengajan (opzed) dalam hubungannya dengan suatu tindakan yang dapat dipidana atau dihukum adalah: a. Suatu akibat pada kealpaan, tidak dikehendaki pelaku walaupun dapat diperkirakan, sedangkan pada kesengajaan justru akibat itu adalah perwujudan dari kehendak dan kesalahannya; b. Percobaan untuk melakukan suatu kejahatan karena kealpaan pada umumnya tidak dapat dibayangkan karena niat untuk melakukannya tidak ada dan tidak mungkin ada pemidanaan (tertabrak mati) diluar kehendak pelaku; c. Dalam bentuk kejahatan, perbuatan sengaja dengan sendirinya dan ada pula bentuk dari kealpaan yang tidak dengan sendirinya (tidak ada niat sedikit pun); dan d. Ancaman yang dilakukan terhadap delik kesengajaan lebih berat dibandingkan dengan delik yang dilakukan karena kealpaan. 25 24 25 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. VII, h 199 Alfitra, Makalah yang disampaikan pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN SyarifHidatullah Jakarta, 2005), Semeter Ganji! 30 Hamzah, menambahkan bahwa shuld (kesalahan), Adanya kaitan psikis antara pembuat dan perbuatan, yaitu adanya sengaja dan kesalahan dalam arti sempit (culpa), sakibat yang ditimbulkan. 26 Namun P.A.F. Lamintang, menerangkan bahwa culpa dapat meliputi: a. Tindakan-tindakan baik itu merupakan tindakan untuk melakukan sesuatu atau tindakan untuk tidak melakukan sesuatu; b. Suatu akibat yang dilarang oleh undang-undang atau suatu constitutief gevolg; dan c. Unsur selebihnya dari delik. 27 Atau dapat dikatakan, bahwa si pelaku Nalatings delict (culpa) telah melakukan perbuatannya itu tanpa kehati-hatian dan tanpa berusaha mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang dipandang perlu untuk itu serta kurangnya perhatian si pelaku terhadap akibat yang dapat timbul. Dan tindakan itu merupakan suatu tindakan yang dilarang oleh Undang-undang . Sebagaimana dikutip oleh Hamzah, kealpaan terdiri dari dua unsur, yaitu: a. Tidak mengadakan penduga-duga (kurang melihat kedepan). b. Tidak mengadakan penghati-hati (kurang hati-hati). 28 26 Andi Hamzah, Asas-asas Hukwn Pidana, (Jakarta: Reneka Cipta, 1994), ed.rev, Cet. II, h. 130 27 P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), Cet. III, h. 342 28 Hamzah, Asas Hukum Pidana, h. 125 31 Untuk lebih jelasnya, penyusun akan membahas satu persatu syarat atau unsur yang terdapat dalam delik culpa tersebut. a. Tidak mengadakan penduga-duga yang perlu menurut hukum Mengenai unsur ini terdapat dua kemungkinan, yaitu: I. Terdakawa berpikir bahwa akibat tidak akan terjadi karena perbuatannya, padahal pandangan itu kemudian tidak benar. Dalam ha! ini kekeliruan terletak pada salah pikir atau salah duga yang seharusnya disingkirkan. Contoh: A mengendarai mobil dengan cepat melalui jalan yang ramai. Ia menyadari abhwa kepandaiannya dalam mengendarai mobil sehingga tidak akan menabrak. Namun dugaannya salah (keliru), karena si A menabrak seseorang yang ada di jalan itu. Seharusnya dia dapat menghindari tabrakan itu, sekalipun dia pandai, karena justru ramainya jalan lalu lintas di jalan tadi lebih memungkinkan dirinya untuk menabrak. Di sini adanya kemungkinan itu di sadari, tetapi tidak berlaku baginya karena kepandaian yang ada padanya, bahwa inilah yang disebut kelalaian yang disadari (Bewuste Cu/pa). 29 2. Terdakwa sama sekali tidak mempunyai pikiran bahwa akibat yang dilarang mungkin akan timbul kerena perbuatannya. Dalam ha! ini kealpaan atau kekeliruan terletak pada tidak adanya pikiran sana sekali bahwa akibat yang dilarang mungkin akan timbul karena perbuatannya. 29 Moeljatno, Asas Hukum Pidana , h. 201-202 33 tadi tinggal mempunyai akademik semata, ha! ini disebabkan pergeseran sistem peradilan dari psikologis menjadi sistem peradilan normatif. 32 b. Tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum. Yang menjadi objek peninjauan dan penilaian dalam ha! ini bukanlah batin terdakwa, tetapi apa yang dilakukan atau tingkah laku yang dilakukan oleh terdakwa tersebut. Di mana si terdakwa tidak mengadakan penelitian, kebijaksanaan, kemahiran, dan kesadaran sebagai usaha pencegah dalam keadaan-keadaan tertentu. 33 Di dalam UU tidak ditentukan secara terperinci arti dari kelalaian, sedangkan arti dari kelalaian dapat diketahui dari pengetahuan ilmu hukum pidana. Sifat atau ciri-cirinya adalah: I. Sengaja melakukan suatu tindakan yang temyata salah, dengan kata lain dia malakukan suatu tindakan (aktif/pasif) dengan kurang kewaspadaan yang diperlukan. 2. Pelaku dapat memperkirakan akibat yang akan terj adi, tetapi merasa dapat mencegahnya. Atas tindakannya itu ia dicela, karena bersifat melawan hukum. Dalam ha! kelalaian, pada diri pelaku terdapat : a. Kurang Pemikiran (pengguanaan aka! yang diperlukan); b. Kurang Pengetahuan (ilmu yang diperlukan); dan 32 Ibid 33 Ibid, h. 204 34 c. Kurang Kebijaksanaan yang diperlukan. 34 Kelalaian terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 35 1. Kelalaian berat (culpa /ata), karena kurang kewapadaan 2. Kelalaian ringan (cupa /evis), hasil pikiran dan perbandingan C. Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian 1. Dalarn Hukurn Islam Pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang atau beberapa orang yang mengakibatkan seseorang atau beberapa orang meninggal dunia. Apabila diperhatikan dari sifat perbuatan seseorang atau beberapa orang dalarn melakukan pembunuhan, maka dapat diklasifikasi atau dikelompokan menjadi tiga bagian: disengaja (amd), tidak disengaja (khata), dan semi disengaja, Ketiga klasifikasi pembunuhan dalarn Hukurn pidana Islam terse but, 36 adalah: a. Pembunuhan Sengaja (Qatl' Amd), yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk membunuh orang lain dengan menggunakan alat yang dipandang layak untuk membunuh. Sebagi contoh: Si A dengan sengaja menghilangkan nyawa Si B, dengan alat yang dipandang layak untuk membunuh. 34 Alfitra, Maka/ah yang disampaikan pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN SyarifHidatullah Jakarta, 2005), Semeter Ganji! 35 Sudarmono,Kamus Hukum, h. 85 36 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet. I h. 24 35 b. Pembunuhan Tidak Disengaja (Qatl al 'Khata), yaitu suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Sebagai contoh: Si A melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang ditebang itu, tiba-tiba tumbang dan menimpa Si B yang lewat dibawahnya dan kemudian Si B meninggal dunia. c. Pembunuhan Menyerupai Sengaja (Qatl Sibhu al 'Amd), yaitu perbuatan yang disengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik. Sebagai contoh: seorang guru memukulkan penggaris kepada salah satu muridnya, yang mengenai kepalanya, tiba-tiba sang murid yang dipukul oleh gurunya, meninggal dunia. Maka perbuatan sang guru tersebut dinyatakan sebagai pembunuhan menyerupai sengaja atau semi sengaja (Sybhu al-amdi). 37 Imam Malik RA memilih bahwa pembunuhan itu adakalanya yang ketiga. Dia mengatakan: bahwa yang ada dalam kitabullah hanya pembunuhan disengaja dan tidak disengaja (tersalah). "Kebanyakan ahli fiqih memilh bahwa ada tiga klasifikasi dalam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja, pembunuhan tidak sengaja (tersalah), pembunuhan semi sengaja". 38 37 38 Ibid Muhammad Ali Ash Shabuni, Tafsir Ahkam (Ta/sir Ayat-ayat Hukum), (Beirut: Darul Kutub lslamiyah, 200 I), Ji lid I, h. 394 36 Dari ketentuan di atas jarimah al khata dapat kita telusuri dari berbagai unsur, yang menjadi tolak ukur dalam menentukan jarimah tersebut. Maka dengan ini unsur-unsur tersebut harus dipenuhi. Dan untuk lebih jelasnya, penyusun akan membahas satu persatu syarat atau unsur yang terdapat dalam menentukan jarimah al khata tersebut. Menurut Djazuli terdapat tiga unsur jarimah pembunuhan tersalah (al khata), yaitu: 39 1. Adanya perbuatan yang menyebabkan kematian; 2. Terjadinya perbuatan itu karena kesalahan;dan 3. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan kesalahan dengan kematian korban. Menurut Hakim ada tiga unsur pula jarimah pembunuhan tidak disengaja (al khata), adalah: 40 1. Perbuatan itu tidak disengaja atau tidak diniati; 2. Akibat yang ditimbulkan tidak dikehendaki; dan 3. Adanya keterkaitan kausalitas antara perbuatan dan kematian. Dari ketentuan di atas, jarimah al khata atau Kelalaian (Nalatings Delik) yang menyebabkan kematian ada beberapa penafsiran, diantaranya : 39 40 A. Djazuli, Fiqih Jinayah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000), h. 134 Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. I, h. 121 37 I. Pembunuhan tidak sengaja (al khata) adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa orang yang melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang ditebang itu, tiba-tiba tumbang dan menimpa orang yang sedang lewat di bawahnya, yang kemudian orang itu meninggal dunia. 41 2. Pembunuhan tidak sengaja (al khata), menurut Sayyid Sabiq adalah ketidaksengajaan dalam kedua unsur, yaitu perbuatan dan akibat yang ditimbulkan. Apabila dalam pembunuhan sengaja terdapat kesengajaan dalam berbuat dan kesengajaan dalam akibat yang ditimbulkannya, dalam pembunuhan tidak sengaja, perbuatan tersebut tidak diniati dan akibat yang terjadi pun tidak dikehendaki. Walaupun demikian, ada kesamaan antara keduanya, mematikan. yaitu alat yang dipergunakan dan sama-sama 42 Dalam hukum Islam pembunuhan karena kelalaian tercantum dalam Firman Allah Surat An Nisa ayat 92, yang berbunyi: 41 Ali, Hukum Pidana , h. 24 42 Hakim, Hukum Pidana, h. 121 38 Artinya: "Dan tidak /ayak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (I'idak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena lersalah (hendak/ah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar dial yang diserahkan kepada keluarganya (si lerbunuh ilu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kajir) yang ada perjanjian (damai) anlara mereka dengan kamu, Maka (hendak/ah si pembunuh) membayar dial yang diserahkan kepada ke/uarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendak/ah ia (si pembunuh) berpuasa dua bu/an berlurut-turut unluk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui /agi Maha Bijaksana".(QS. An Nisa/4: 92) Dalam kasus pembunuhan tersalah yang dalam ha! ini disebut juga dengan delik culpa, berdasarkan ayat tersebut di atas Allah telah mewajibkan dua perkara, yang di kategorikan sebagai hukuman pokok bagi jarimah al khata, yaitu: a. Memerdekan hamba sahaya yang mukmin (kafarat). b. Membayar denda (dial) yang diserahkan pada keluarga yang terbunuh. Dengan perincian sebagai berikut: Apabila seorang mukmin karena tersalah membunuh yang lain, maka hukuman baginya adalah memerdekan seorang hamba sahaya yang beriman, dan membayar diat kepada keluarga korban. Apabila seorang mukmin karena tersalah membunuh mukmin lainnya, yang berasal dari kaum yang memusuhi 39 pembunuh, maka hukuman si pembunuh adalah memerdekan hamba sahaya yang beriman, sedangkan apabila seorang mukmin karena tersalah, membunuh seorang kafir yang berasal dari kaum yang memiliki perjanjian damai antara kaumnya dan kaum si pembunuh, maka hukuman bagi si pembunuh adalah membayar diat dari keluarga korban dan memerdekan hamba sahaya yang beriman. Sedangkan puasa dua bulan berturut-turut termasuk ke dalam hukuman pengganti yang dilaksanakan apabila si pelaku tidak mampu melaksanakan kafarat. Kafarat dibebankan pada diri pribadi si pelaku, sedangkan banyaknya kafarat disesuaikan dengan jumlah korban. Semakin banyak korban yang meninggal akibat dari kelalaian pelaku, maka kafaratnya dihitung dari banyaknya korban yang meninggal itu. Namun menurut pendapat Syafi'i dan Hambali, kafarat itu jumlah hitungannya hanya satu, meskipun korbannya banyak. 43 Mengenai hamba sahaya yang mukmin, terdapat perbedaan pendapat antara beberapa ulama, yaitu : lbnu Abbas dan Hasan RA Berpendapat bahwa: "Tidak diperbolehkan memerdekan hamba sahaya melainkan dia sudah berpuasa dan shalat (Muslim dan Dewasa)." Sedangkan Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa boleh saja seorang budak anak kecil bila dari salah satu dari kedua orang tuanya muslim. Ibnu katsir berkata: "Jumhur Ulama menyatakan, asalkan dia seorang muslim, maka sah dimerdekan kafarat. Baik anak-anak maupun sudaah dewasa". 44 43 Audah, al Tas yri ·al Jinaiy. Jilid II hal 175 44 Ash Shabuni, Taftir Ahkam (faftir Ayat-ayat Hukum), Jilid I, h. 394 40 Hukuman kedua bagi jarimah al khata adalah membayar denda (dial). Di at menurut bahasa artinya membayar tebusan dengan sej umlah harta benda karena perbuatan: Pembunuhan terhadap jiwa, dan Pencederaan badan. Sedangkan menurut syar'i ialah wajibnya membayar sebuah harta benda yang telah ditentukan oleh syari' at karena pembunuhan j iwa atau karena pencederaan badan. 45 Diat menurut istilah adalah sejumlah harta yang diberikan sebagai ganti kerugian bagi tindakannya membunuh atau melukai seseorang. Adapun hal-hal yang mewajibkan diat, adalah: a. Bila wali atau ahli waris yang terbunuh memaafkan orang si pembunuh dari pembalasan j iwa; b. Pembunuhan yang tidak disengaja; dan c. Pembunuhan yang tidak ada unrur membunuh. 46 Diat yang akan dibahas oleh penyusun ialah diat pembunuhan terhadap jiwa (pembunuhan karena kelalaian). Para ahli fiqih telah bersepakat dan tidak ada perbedaan pendapat di antara meraka, bahwa diat itu wajib dipikul oleh keluarga si pembunuh, dimana memikulnya dengan bergotong royong. Mereka " Abdurrahman Madjrie dan Fauzan Al-Anshari, Qishas (Pembalasan Yang Hak), (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h. 64 46 60 Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ill, h. 41 membayamya secara berangsur-angsur dalam masa tiga tahun dengan membayarkan atau memberikan sepertiga disetiap tahunnya. 47 Golongan Syafi'iyah membagi diat kedalam dua jenis, yaitu diat mukhafafah dan diat mughaladzah. Diat mukhafafah (diat ringan) dibebankan padajarimah al khata' (qatl al khata'). 48 Mengenai jumlah diat yang harus dibayarkan dalam pembunuhan tersalah (jarimah al khata ') diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daruqutny dari Ibnu Mas'ud yang berbunyi sebagai berikut: (J J fa <..r'U-. f l..b.:L. 4< .> : J Li ~ .U"' ~I ,y- ~ 1;i I .,?J .>.Y---' .:r.! ,y- ~ IJ Jfa J (J _,.,l ..:A.~ (J Jfa J uP~ ...:.>~ (J Jfa J 4->-.b,. (J Jfa J .!.b:. (~1)..UI ..,,,_ ?f ) .<J _,.,l Artinya: "Dari lbnu Mas'ud, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: "Diat pembunuhan tersalah itu dibagi kedalam Zima jenis, yailu: dua puluh ekor unta Khiqqah (Unta yang berumur empat tahun), dua puluh ekor unta Jaza 'ah (Unta yang berumur empat tahun masuk Zima tahun), dua puluh ekor unta Banat Makhad (Unta betina yang berumur satu tahun masuk dua tahun), dua puluh ekor unta Banat Labun (Unta betina yang berumur dua tahun masuk tiga tahun), dua puluh ekor unta Banu Labun (untajantan yang berumur dua tahun masuk tiga tahun)." (HR Daruqutny). 49 47 Ash Shabuni, Taftir Ahkam (I'aftir Ayat-ayat Hukum), Jilid l, h. 397 48 Ibnu Rusyd, Muhammad lbnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul Kutub, t.tmp., t.th), Jilid II, h. 307 49 Muhammad bin Isma'il as Shan'any, Subulus Salam, (Mesir: Maktabah Tijariyah Kubra, t. th), Juz Ill, h. 248 42 Maka perinciannya sebagai berikut: I. 20 (dua puluh) ekor unta K.hiqqah (Unta yang berumur empat tahun) 2. 20 (dua puluh) ekor unta Jaza'ah (Unta yang berumur empat tahun masuk lima tahun) 3. 20 (dua puluh) ekor unta Banat Makhad (Unta betina yang berumur satu tahun masuk dua tahun) 4. 20 (dua puluh) ekor unta Banal Labun (Unta betina yang berumur dua tahun masuk tiga tahun) 5. 20 (dua puluh) ekor unta Banu Labun (Unta jantan yang berumur dua tahun masuk tiga tahun) Namun, jika tidak mendapatkan unta-unta berdasarkan Hadits Rasulullah tersebut, maka boleh diganti dengan uang yang nilainya sama dengan harga unta tersebut, bahkan kalau orang itu hanya mempunyai emas atau harta lainnya, misalnya sapi 200 ekor, juga dibolehkan oleh syari'at. Tapi tidak boleh dihargai kurang dari nilai unta-unta tersebut. Dalam ha! ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia berkata: JrJ ¥ yl.:5JI J>- ;;....i.JI ~ c:..JlS' :Ju oJ..:.:. if 4.i if~ ..:.r. J~ if Jo>i ;;...) J ('"-" J.) 0)1T a.,,.;V Ji Jt.:.~ ;uL. 0V r J ..,J.v 11 J._.o 11 43 Aritinya: Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya berkata: Diat-diat di masa Rasulullah SAW Ada/ah delapan ralus dinar dan delapan ribu dirham, dan dial ahli kilab adalah separuh dari dial orang Islam. Kakek Amar berkata: maka demikianlah keadannya hingga Umar diangkat menjadi Khalifah, kemudian ia naik khutbah dan berkata: Sesungguhnya unta-unta telah mahal harganya, kemudian Umar menetapakan harga diat bagi orang yang memiliki perak 12. 000 dirham dan bagi orang yang memiliki emas 1000 dinar dan atas orang yang mempunyai sapi 200 ekor sapi dan atas pemilik kambing 1000 ekor kambing dan yang mempunyai perhiasan dengan 200 perhiasan dan diat ahli dzimmalt tanpa menaikan sesuatu pun. (HR. Abu Dawud). 50 Hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Atha bin Abi Ribah dan Jabir yang berbunyi: ,y ;.~ ,y a.1)J J J :~ J ,J.~1 Lr' ..:.J\.. J. ~I ..:.il. JLl-1 J-f J' 'I J.>- J.>-J ,;;w. . t·<.J"' .'.ill ,a.~ Jy ' J .JI : [. \;J ' ~I J. ;.~ ,y J ' J_,....J J'): J t·<.J"' .'.ill ~i ;.L!J I J-f J.>- J ,;;~ ..:.il. _All J-i .(~ )b y. 50 JU ,_.r!b J.>- i • \)J) .d..i..>- Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Dami Fikr, t.th), Juz VI, h. 280 44 Artinya: Dari Atha bin Abi Ribah dan Jabir mereka berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mewajibkan dial bagi orang yang memiliki unla dengan JOO ekor unta dan alas orang yang memiliki sapi 200 ekor sapi dan alas memiliki kambing 1000 ekor kambing dan yang mempunyai perhiasan dengan 200 perhiasan. " (HR Abu Dawud). 51 Hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Amr Bin Syu'aib dari bapaknya dari datuknya: ' ' 01.S' ,y 01 :f·U"" ..::»1 J.r- J ~ :Ju oIJ J) . oL;, ~ i ~ L;, .J..4;:. 0 IS' ,y J , o).! f y "-::!' Ji... _;,JI •...\>.. .:r. r>- y y ~ J'>i ~ _},JI c) .J..4;:. (1$ ..L. _;:ll 'Y l ;;,.._.J...1 Artinya: Dari Amar bin Syu'aib dari bapanya dari datuknya katanya. "Rasulullah SAW. Telah menetapkan, sesungguhnya siapa yang mau bayar diat dengan sapi karena ia pemilik sapi adalah 200 ekor sapi dan yang bayar diat dangan kembing 1000 ekor kambing." (HR. Imam Jima kecuali At-Turmudzi). 52 Berdasarkan hadits-hadits di atas, maka diat pembunuhan terhadap jiwa seorang muslim dengan tidak sengaja adalah Jebih ringan dibandingkan dengan diat pembunuhan agak sengaja. Ketentuanya sebagai berikut: 1. Wajib membayar diat dengan 100 ekor unta dengan yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya. 51 Muhammad bin Ali Muhammad Saukaniy, Nailul Authar Min Ahaadits Akhyar (Sarah Muntaqa al-Akhbar), Juz VI, (ldaarah At-Thabaa'ah Al-Muniyriya: t.tmp, t.th), h. 88 52 Ibid 45 2. Bagi yang mempunyai sapi dan tidak punya unta, maka boleh membayar diatnya dengan 200 ekor sapi. 3. Yang tidak memiliki unta dan sapi, tapi punya kambing atau domba, maka dapat dibayar dengan I 000 ekor kambing atau I 000 ekor domba. 4. Bagi yang tidak memiliki binatang-binatang ternak tersebut, maka boleh membayar dengan 1000 dinar emas atau 12.000 dirham perak atau jika dengan uang, makajumblahnya adalah 1000 dinar dikalikan 4,6 gram emas dikalikan Rp. 300.000,00 I gram. Jadi harga satu nyawa seorang muslim adalah sekitar Rp. 1.380.000.000,00 5. Bagi penduduk desa diberikan keringanan pembayaran diat dengan 50 persennya atau separuh orang kota. 53 Sedangkan untuk diat mughaladzah (diat berat) dibebankan pada pelaku pembunuhan Syibhul al 'Amd (Pembunuhan semi sengaja). 54 Lt::'":}:, J ;u,.:. Lt::'":}:, ..Lo.JI ...,_.;, J r-5" ~ : Ju ()J)y.i o\JJ)·l+'l>- Jj~ :ll 9 ..i.... ls; ,Y ~ u.i J. l ,Y rJ:,! \... a...;b:. 0:.-''-UiJ 4.>-i>.- Artinya: Dari Ibnu Abi Najih dari Mujahidin dia berkata: Umar telah menetapakan pembunuhan semi sengaja yaitu 30 ekor unta khiqah, 30 ekor untajadza'ah dan "Madjrie dan Fauzan, Qishas, h. 68 54 As Shan 'any, Subulus Salam, h. 249 46 40 ekor unta khalifah (yang sedang bunting), maka pen~ecualian tersebut di antara unta yang baru tumbuh giginya. (HR. Abu Dawud) ;;,.;1.:. :u:..k- 0 Y'-1) ;Jilil1 J :..:...; t.: .y. ..1.:jJ 0 t.A.Y .y. 0 ~ 0 J? J 0 _,) ..:..>~ 0 _ft J ~ 0 _ft ikJ-1 (~ J) y.i •'JJ) JJ ,y ~ ~ J. I ,y . 0 _,) ..:..>~ 0 _ft J ~ 0 _,t J ·'-'°\!:. ..:..>~ 0 J? J J§°°:J 0 _,.,J .)'-! Artinya: Dari Abi Iyyadh dari Usman bin Afan dari Zayid bin Tsabit: Pada diat mughaladzah yaitu 40 ekor unta jadza'ah yang sedang bunting, 30 ekor unta khiqah, 30 ekor unta banat labun. Sedangkan untuk diat mukhafafah yaitu 30 ekor unta khiqah, 30 ekor unta banat labun, 20 ekor unta banu Iabun dan 20 ekor unta banat makhadh. (HR. Abu Dawud) 56 3. Dalam Hukum Positif Pada pembahasan sebelumnya kelalaian (culpa), diartikan secara umum oleh beberapa ahli hukum Pidana, salah satunya adalah pendapat Projodikoro, mengatakan bahwa culpa ialah: "kesalahan pada umumnya", tetapi di dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak berat seperti kesengajan, yaitu kurang berhati-hati, sehingga akibat yang disengaja terjadi. 57 Undang-undang tidak memberi definisi apakah kelalaian itu. Hanya memori penjelasan (Memorie van Toe/ichting) mengatakan, bahwa kelalaian " Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz VI, h. 186 56 Ibid, h. I 87 57 Projodikoro, Asas Hukum Pidana., h. 77 47 (culpa) terletak antara sengaja dan kebetulan. Bagaiarnanapun juga culpa itu dipandang lebih ringan dibanding dengan disengaja. Dalam Memori Jawaban Pemerintah (MvA) mengatakan bahwa siapa yang melakukan kejahatan dengan sengaja berarti mempergunakan salah kemarnpuannya, sedangkan siapa karena salahnya (culpa) melakukan kejahatan berarti tidak melakukan kemarnpuannya yang ia harus mempergunakan. 58 Walaupun para ahli hukum Pidana tidak memberikan rumusan yangjelas tentang kelalaian yang menyebabkan kematian, narnun mereka telah memberikan input-input atau masukan-masukan yang berkaitan dengan kelalaian secara umum. Kelalaian yang menyebabkan kematian menurut hukum Positif disebutkan dalarn pasal 359 KUHP sebagai berikut : Pasal 359 "Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) yang menyebabkan orang lain mati, diancarn dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun" Tindak pidana melanggar Pasal 359 KUHP biasa disebut "Cu/pose Doods/ag ". Dalarn Pasal tersebut digunakan istilah karena kealapaannya, dimana culpa tersebut mengandung dua syarat: a. Dalarn melakukan perbuatan pelaku kurang hati-hati; dan b. Akibat yang terjadi karena kurang hati-hati itu harus dibayangkan atau diduga terlebih dahulu. 58 Hamzah, Asas Hukum Pidana. h. 125 48 Dalam hal ini yang perlu kita pertanyakan bilamana dapat dikatakan bahwa seseorang itu kurang hati-hati. Apa yang dimaksud kurang hati-hati itu ia tidak melakukan tindakan untuk mencegah timbulnya akibat disamping itu orang dikatakan kurang hati-hati atau tidak, masih harus ditinjau dalam masalah lain atau hal-hal lain yang mempengaruhi perbuatan yang dilakukan. 59 "Suharto RM, H11k11m Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2, h. 47 BAB III ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN SUBANG NOMOR: 234/PID.B/2001/PN.SUBANG TENTANG KELALAIAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN A. Kronologi Pcrkara Pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I kurang lebih pukul I 0.00 WIB. Terdakwa Obay Sobari Bin Umsih mengemudikan kendaraan TRUCK COLT MITSUBHISHI No. Pol. F-8880 VE Wama kuning muda bermuatan kurang lebih 2 (dua) ton sayuran (terong) berangkat dari Kabupaten Indramayu menuju jurusan Bandung. Di dalam mobil di bangku depan di sebelah kiri terdakwa Obay Sobari duduk saudara Apung Pumama pemilik barang sayuran, kendaraan Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan perseneling 4 (empat). Sampai di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalan Cagak Kab. Subang, kondisi jalan agak menikung kekanan dengan posisi searah dengan kendaraan Truck, terdakwa melihat kendaraan sepeda motor (Yamaha RX King No. Pol. D-2914 BJ yang dikemudikan oleh saksi Jaenal Asikin) berjalan di sebelah kiri jalan dengan jarak kurang lebih I 0 meter, dan sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin Hendra dengan jarak kurang lebih 15 meter, tak lama kemudian Truck meyerempet sepeda motor karena terdakwa kaget setelah diperingatkan oleh saksi Apung Pumama dengan kata-kata: "Awas ada orang" karena terdakwa dalam keadaan ngantuk, sehingga kendaraan Truck yang dikemudikan oleh terdakwa tersebut menjadi oleng ke kiri 50 dan menabrak sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri Bin 1-Iendra yang sedang berlawanan arah dengan Truck di bahu sebelah kiri kendaraan Truck Colt yang dikemudikan oleh terdakwa. Akibat ditabraknya korban Andri Bin 1-Iendra oleh terdakwa tersebut, korban Andri Bin 1-Iendra meninggal dunia di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara VIII Subang dan saksi korban Jaenal Asikin mengalami Iuka ringan.' B. Pertanggungjawaban Hukum Pertanggungjawaban hukum atau pidana merupakan dasar seseorang dapat dipidana dan dimintai pertanggungjawabannya atas perbuatan yang dikerjakannya itu. Maka dengan ini pertanggungjawaban hukum atau pidana dapat diartikan baik menurut hukum Islam maupun hukum Positif dari sudut padang yang berbeda. I. Pertanggungjawaban Hukum atau Pidana Menurut 1-Iukum Islam Pertanggungjawaban hukum atau pidana dalam syari' at Islam ialah pembebasan seseorang dengan hasil (akibat) perbuatan (atau tidak ada perbuatan) yang dikerjakannya dengan kemauannya sendiri, di mana ia mengetahui maksud-maksud dan akibat-akibat dari perbuatannya itu Pertanggungjawaban hukum atau pidana tersebut ditegakan atas tiga hal, yaitu: adanya perbuatan yang dilarang, dikerjakan dengan kemauan sendiri, 1 I<ronologi Perkara Pidana Yang dilampirkan Olch Kejaksaan Negeri Subang, dalan1 Tuntutan Pidana Reg Perk. Nam: PDM-2/2/SUBANG/10/2001. 51 dan pembuat (pelaku jarimah) mengetahui terhadap akibat perbuatan tersebut. 2 Dalam hal ini pertanggungjawaban pidana dapat diartikan sebagai AlMas 'Udiyyah Al-Jinayyah, hanya ada kalau ketiga unsur tersebut hadir dalam pribadi pembuat delik. Ini berarti hanya mereka yang menerima taklif atau pembebanan saja yang dianggap mempunyai pilihan dan mereka itulah yang disebut dalam terminologi fiqih sebagi orang mukalaf. ltulah sebabnya, mereka karena suatu sebab hilangnya kemauan yang tidak dibebani pertanggungjawaban pidana, seperti orang yang sakit ingatan, belum dewasa, dan orang yang menerima tekanan yang berat untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. 3 Orang yang dapat memahami dan sanggup menenma beban, menurut ilmu fiqih dinamai mukalaf, (orang yang dibebani hukuman). Oleh karena itu mereka terkena khitbah (panggilan) untuk menerimanya, sebagaimana yang telah disepakati oleh ulama ushul fiqh, bahwa mahkum ' a/aih adalah seseorang yang perbuatannya dikenai hukum Allah Ta'ala, yang disebut mukalaf (subyek hukum). 4 2 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet Ke VI, h.87 3 Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke I, h.175 4 334 Rachmad Syafi'i , I/mu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 1999), Cet. I, 52 ·----~--- -- Pertanggungjawaban pidana ini tidak hanya bagi orang saja, tetapi juga berlaku bagi badan hukum. Namun, karena badan hukum ini tidak berbuat secara langsung mempertanggungjawabkan perbuatannya, pertanggung jawaban dikenakan pada orang yang mewakili orang tersebut. Hukuman dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan terciptanya ketertiban dan ketentraman masyarakat. Hukuman yang merupakan beban dan tanggung jawab pidana, dipikulkan bagi pembuat jarimah untuk tercptanya tujuan tadi. Untuk harus ada kesesuaian antara hukuman sebagai beban dengan kepentingan masyarakat. 5 Dengan adanya syarat-syarat tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa yang dapat dibebani pertanggungjawaban hukum atau pidana hanya manusia, yaitu manusia yang berakal pikiran, dewasa dan kemauan sendiri. Oleh karena itu tidak ada pertanggungjawaban hukum atau pidana bagi anak-anak, orang gila, oarang dungu, orang sudah hilang kemauannya dan orang yang dipaksa. 2. Pertanggungjawaban Hukum atau Pidana Menurut Hukum Positif Sebelum beranjak lebih jauh Hukum atau Pidana tentang pengertian Pertanggungjawaban Menurut Hukum Positi£ Maka penulis akan mengemukakan perbuatan pidana secara umum. Perbuatan manusia dalam arti luas adalah mengenai apa yang dilakukan, apa yang diucapakan, dan 5 Hanafi, Asas-Asas Hukwn Pidana Islam, h. 87 53 bagaimana sikapnya terhadap sesuatu ha! atau kejadian. Terhadap apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan disebut act, yang oleh sebagian pakar disebut perbuatan positif. Adapun bagaimana sikapnya terhadap sesuatu ha! atau kejadian, disebut omision, yang oleh sebagian pakar disebut perbuatan negatif. Baik act maupun omision merupakan perilaku manusia yang dalam bahasa lnggris disebut behavior dan keduanya tercakup dalam hukum pidana. 6 Maka dari sinilah penyusun dapat menyimpulkan bahwa perbuatan manusia merupakan pangkal dari seseorang dapat dimintai pertanggungjawabannya di muka hukurn sesuai dengan kadar perbuatan yang dilakukannya. Namun obyek dari suatu perbuatan pidana adalah apa yang dilarang dan diancamnya perbuatan dengan suatu perbuatan pidana. Maka disisi lain dapat pula dipertanyakan bahwa apakah orang y;mg melakukan perbuatan kemudian juga dijatuhi pidana, sebagaimana telah diancamkan, ini tergantung dari apakah dalam melakukan perbuatan ini dia mempunyai kesalahan. Sebab asas dalam pertanggungjawaban dalam hukum pidana ialah: Tidak dipidana jika tidak ada kesalahan (Geen Straf Zander Schuld; Actus Non Fa cit Reum Nisi Mens Sir Rea). 7 6 Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika,2005), Cet. II. h. 18 7 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta,2002). h. 153 54 Moeljatno mengatakan bahwa untuk adanya kesalahan, terdakwa harus: I. Melakukan perbuatan pidana (sifat melawan hukum); 2. Di atas umur tertentu mampu bertanggungjawab; 3. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan; dan 4. Tidak adanya alasan pemaaf. Dalam menjelaskan arti kesalahan, kemampuan bertanggungjawab dengan singkat diterangakan sebagai keadaan bathin orang yang normal, yang sehat. 8 Bahwa pertanggungjawaban atas tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang adalah untuk menentukan kesalahan dari tindak pidana yang ia lakukan. Pertanggungjawaban hukum dalam hukum pidana atau yang juga disebut criminal responsibility artinya: "Orang yang telah melakukan tindak pidana belum berarti ia harus dipidana, ia harus mempertanggungjawaban atas perbuatan yang telah ia lakukan."Mempertanggungjawabkan atas suatu perbuatan berarti menentukan pelaku salah atau tidak". 9 Walaupun dalam KUHP kita tidak menjelaskan secara teperinci arti dari kemampuan bertanggungjawab. 8 Ibid, h 164-165 9 Suharto RM, Hukum Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2, h.106 55 Namun yang berhubungan dengan itu diatur dalam pasal 44 KUHP ayat I yang berbunyi: "Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana. Bahwa untuk adanya kemampuan bertanggungjawab harus ada: I. Kemarnpuan uantuk membeda-bedakiln antara perbuatan yang baik dan yang buruk; yang sesuai hukum dan yang melawan hukum; dan 2. Kemarnpuan untuk melakukan kehendaknya menurut keinsyafan tentangh baik dan buruknya perbuatan tadi. Yang pertarna merupakan faktor aka! (intelektual factor) yaitu dapat membeda-bedakan antara perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak. Yang kedua adalah faktor perasaan atau kehendak (volitional facto1) yaitu dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan keinsyafan atas narna yang diperbolehkan dan yang mana yang tidak. 10 Maka dapat ditarik sautu kesimpulan bahwa orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum adalah orang yang sehat aka! dan pikirannya dan mampu dimintai pertangggungjawaban dalarn ha! ini sudah dewasa, sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UU). Dengan kata lain manusia sebagai obyeknya. '° Ibid, h. I65- I66 56 C. Pcrtimbangan Hukum Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan sebagaimana telah dikemukakan dalam kronologis perkara (Putusan Hakim), bahwa terdakwa diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum didakwa melakukan perbuatan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 359 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut: a. Barang Siapa; b. Karena Salahnya; dan c. Menyebabakan Matinya Orang. Hakim menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka Majelis berpendapat bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur dari pasal yang didakwakan kepadanya, sehingga oleh karenanya Majelis harus menyatakan bahwa terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kealpaannya menyebabkan orang lain mati, dan harus dijatuhi pidana. Dalam pertimbangannya, Hakim menjatuhkan pidana 2 (dua) bulan penjara dan dikurangi selama terdakwa ditahan, dengan perintah tetap ditahan. Obay Sobari Bin Umsih didakwa melanggar pasal 359 KUHP terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kelalaian yang 57 menyebabkan kematian dan dibeba 'ni biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. J.000. II D. Analisis Putusan 1. Analisis Putusan Menurut Hukum Islam Dalam syariat Islam, semua tindak pidana yang menyangkut nyawa manusia harus dipertanggungjawabkan, sesuai dengan perbuatannya, baik delik pidana itu dilakukan dengan sengaja (Qatl al 'amd) maupun dilakukan dengan tidak sengaja (Qatl alkhata). Terhadap pelaku tindak pidana yang dilakukan karena sengaja (Qatl al 'amd) ancaman pidananya lebih berat dan qishaslah yang paling tepat untuk tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja sebagai hukuman dunianya, seperti yang tercantum dalam surat alBaqarah ayat 178 yang berbunyi : JJ.!·1 .1 ~jj <\VA: ! ! ;Jj ~151j ~_,~: ~i~ t_~G ~J. ~1 :.r ,~ Jf- (,.J t:. } j;~~ o_;.,.11) .;Jiy1.'.Ll:. ,ZJJ.!·1 ~ l>:,:.;\~'1;.;..Jj ~)~~ Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh: orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema 'ajkan) mengikut dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma 'aj) membayar (dial) kepada yang memberi ma 'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan 11 Putusan Hakim Pengadilan Negeri Subang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian 58 suatu Rahmat. Barang siapa yang me/ampaui batas sere/ah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih ".(Q.S. Al-Baqarah/2: 178). Allah SWT telah memulai uraiannya dalam ayat di atas dengan menyeru kaum beriman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan alas kamu qishas "orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita". lni diwajibkan kalau kamu, wahai keluarga terbunuh menghendakinya sebagai sanksi akibat pembunuhan tidak sah atas keluarga kalian. Tetapi, pembalasan itu harus melalui orang yang berwenangdengan ketetapan bahwa, orang yang merdeka dengan orang yang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita". Jangan menuntut seperti adat jahiliyah, membunuh orang yang merdeka walau yang terbunuhnya adalah hamba sahaya, jangan juga menuntut balas terhadap dua atau banyak orang kalau yang terbunuh secara tidak sah hanya seorang, karena makna qishas adalah "persamaan". Boleh menuntut bunuh lelaki walau yang terbunuhnya adalah wanita, demikian sebaliknya, karena itulah keadilan dan persamaan dalam mencabut nyawa seorang manusia. Tetapi kalau keluarga yang teraniaya mgm memaafkan dengan mengugurkan sanksi dan menggantinya dengan tebusan, maka itu dapat dibenarkan. Disini terlihat bahwa agama tidak memaksakan pemaafan, karena 59 pemaafan yang dipaksakan berdampak buruk. Keluarga yang ingin memaafkan dengan pertimbangan apapuri dapat dibenarkan. 12 Dan neraka jabanam sebagai ganjarannya di akhirat Akibat Buruk dan sanksi ukhrawi bagi pembunuhan sengaja terhadap Mu'min, sebagaimana yang tercantum dalam Firman Allah, Surat An Nisa ayat 93, yang berbunyi: Artinya: "Dan barang siapa yang membunuh seorang mu 'min dengan sengaja, maka be/asannya ia/ah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya ".(Q.S. An Nisa/4: 93). Ayat ini tidak menyebutkan sanksi duniawi, babkan sebagian ulama menetapkan babwa dosa yang bersangkutan tidak akan mendapatkan pengampunan Jlahi. Ada riwayat yang menyatakan bahwa sahabat Nabi Muhammad SAW, lbnu Ahas menganut pabam ini, tapi mayoritas menolaknya. Sekian banyak ayat dan hadits Nabi Muhammad SAW. Yang dijadikan rujukan, menyatakan bahwa dosa besar apapun selama pelakunya bertaubat maka Insya Alllah Tuhan akan mengampuninya. 13 Sedangkan kepada pelaku tindak pidana yang dilakukan dengan tidak sengaja (al khata), ancaman pidananya lebih ringan dibandingkan dengan 12 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Juz I, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet.Ke X, .~ h. 393 13 Ibid, Juz II, h. 555 60 tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja. Sebagaimana yang tercantum pada Firman Allah, Surat An Nisa ayat 92 yang berbunyi: > ,,. ,,,.. .. J ... J ,,. J J }~ 0.!J ~j:; }l.J .r.fa j}.. J.Aj ~ , ~ ._! < .. ~~l ~- > 1- .t·.f Tt\ ~:I:.:. 't~ ".. ~. >~--, • ('"""' ~ ~ ,JA ~· :J y.!~J ~~ U1 •• ~ ~) i• f=~!.! _,.~ r:r, ,--: )lb:. ~ .::: "" ," i-:.. J-:i"'1 ......... ~... A. ~"'1 .. "' :,,.,:. : .LI1 ) .I• ;'f-='> ~ .W -._:_>DJ ~ i:r, "-!y ., .. t:~~ .... ":' ' 1-- - ~ \?-} •• If~ \~ ( ~ "\' Artinya: "Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (I'idak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersa/ah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar dial yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bu/an berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ". (QS. An Nisa/4: 92) Keringanan pemidanaan yang dikenakan kepada pelaku jarimah al khata' salah satunya berlandasan pada Firman Allah, Surat al Baqarah ayat 286, yang berbunyi: 61 ,,,. ,,,, "' .,,,, ,,,. ,,,. ,,, J ;1...- ,,,. ,,,. .... ! s.. ., , . .J (~Ar: i_,A.,)1). J-!J"'::..,,,l\~jl.J\ ~ L:.pa_:.L.9 ~_J-o-.::,..:.1 ~.)lj Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.Ja mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusakannya dan la mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdo 'a): Ya Tuhan kami, jangan/ah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersa/ah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebe/um kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami untuk memikulnya. Beri ma 'ajlah kami; ampunilah kami ampunilah kami; dan rahmati/ah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah terhadap kaum yang kajir". (Q.S. Al Baqarah/2: 286). Pada dasamya menurut aturan pokok, hukuman dijatuhkan atas perbuatan sengaja dan hukuman atas kelalaian hanyakah merupakan pengecualian, seperti diterangkan dalam surat An Nisa ayat 92, yang berbunyi: Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tidak sengaja (tersalah). (Q.S An-Nisa/4: 92). Pengecualian di atas merujuk pada fungsi hukum yang sebenamya diterapkan untuk kemaslahatan umum. Dalam ha! ini kemaslahatan umum menghendaki penjatuhan hukuman atas perbuatan kealpaan, karena jarimahjarimah yang terjadi karena kealpaan atau kekeliruan ada yang sangat berbahaya yang mengakibatkan Iuka berat bahkan mengakibatkan kematian 62 terhadap orang lain. Diharapkan dengan adanya penjatuhan hukuman tersebut, kemaslahatan umum dapat terwujud, sehingga meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian seseorang dalam berbuat, sehingga akibat yang diinginkan tidak harus terjadi. Filosofi diat adalah hak manusia (haqul al-ibad), penggantian dari harta untuk diberikan pada pihak korban yang mana telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pemberian kompensasi Wajib membayar diat dengan 100 ekor unta. Pada pelaksanaan hukuman atau eksekusi terhadap pelaku jarimah al khata', maka penguasa atau hakim harus melaksanakan ketentuan-ketentuan yang sudah tertera dalam Nash, yaitu dalam surat An Nisa ayat 92, yang dikuatkan atau diperjelas dengan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Daruqutny dari Ibnu Mas'ud yang diatnya I 00 ekor unta sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits tersebut. Jika tidak mendapatkan unta-unta berdasarkan Hadits Rasulullah tersebut, maka boleh diganti dengan uang yang nilainya sama dengan harga unta tersebut, bahkan kalau orang itu hanya mempunyai emas atau harta lainnya, misalnya sapi 200 ekor, juga dibolehkan oleh syari'at. Tapi tidak boleh dihargai kurang dari nilai unta-unta. Bagi yang mempunyai sapi dan tidak punya unta, maka boleh membayar diatnya dengan 200 ekor sapi. Yang tidak memiliki unta dan sapi, tapi punya kambing atau domba, maka dapat dibayar dengan 1000 ekor kambing atau 1000 ekor domba. 63 Bagi yang tidak memiliki binatang-binatang temak tersebut, maka boleh membayar dengan l 000 dinar emas atau 12.000 dirham perak atau jika dengan uang, maka jumlahnya adalah 1000 dinar dikalikan 4,6 gram emas dikalikan Rp. 300.000,00 /gram. Jadi harga satu nyawa seorang muslim adalah sekitar Rp. 1.380.000.000,00. 14 Bagi penduduk desa diberikan keringanan pembayaran diat dengan 50 persennya atau separuh orang kota. Maka diat bagi orang yang tidak mampu sama dengan Rp. 690.000.000,00. Apabila orang yang tidak mampu itu tidak sanggup membayar diat yang dimaksud, maka Negara sebagai Institusi tertinggi melalui baitul malnya, yang menanggung pembayaran diat tersebut. Imam Syafi'i berpendapat bahwa pada dasarnya diat itu serarus ekor unta. Adapun penetapan Umar ra. Seribu dinar untuk pemilik emas dan dua belas ribu dirham untuk pemilik perak, tidak lain karena jumlah tersebut merupakan harga unta dinilai dengan emas dan perak pada masa itu. 15 Ketentuan-ketentuan tersebut yang sebelumnya telah dibahas pada bah II, dengan tidak mengurangi atau melebihi ukuran-ukuran yang telah ditetapkan tersebut, yaitu dengan memerdekan hamba sahaya yang mu'min dan membayar diat, apabila si pelaku tidak dapat memerdekan seorang hamba sahaya yang 14 Kadar diat disesuaikan dengan kenaikan harga emas pada setiap waktunya, maka jelasnya lihat pada Bab II. h. 44. Dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran yang telah ada. 15 lbnu Rusyd, Muhammad Ibnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul Kutub, t.p., t.thn), Jilid II, h.308 64 mu'min, maka sebagai gantinya dia harus berpuasa selama dua bulan berturutturut. Kafarat pada masa Nabi selalu diasosiasikan dengan pembebasan perbudakan, untuk ini hams dicarikan altematif hukum yang esensinya seimbang, selain itu, hukuman diat seratus ekor unta, sebagaimana yang dikatakan oleh Sulaiman Rasjid, bahwa pembayaran tersebut bisa diganti dengan yang lain, asalkan nilainya sarna dengan ketentuan tersebut. 16 Dari ketentuan-ketentuan tersebut bahwa jarimah al khata yang dilakukan oleh terdakwa yang bemarna Obay Sobari, menurut hemat penulis yang merujuk pada ketentuan-ketentuan hukum Islam, bahwa pertimbangan hukum yang dengan kata lain pertimbangan Hakim belum maksimal atau belum sepenuhnya apa yang ditentukan oleh hukum Islam apabila kita kembalikan pada konsep HAM pada umumnya. Kompensasi yang diberikan belum maksimal, yaitu sebesar Rp. 5.000.000,00. kalau dilihat dari sistem Hukum Islam, sebagaimana telah diuraikan di atas melalui konsep diat sangat tidak sebanding dari apa yang diharapkan. Pihak keluarga terdakwa khususnya maj ikan terdakwa harus membantu kelangasungan pembayaran diat tersebut, yang mana hanya keluarga terdakwa saja yang memberikan kompensasi tesebut kepada keluarga korban. Karena terdakwa hanya sebagai pekerja, yaitu sebagai sopir. Menurut hemat penulis 16 Sulaiman Rasjid, Fiqih /slam.(Hukum Fiqih Islam), Algensindo, 2000), Cet. XXXIII, h.433 (Bandung: Sinar Baru 65 kompensasi yang cliberikan harus seimbang antara keluarga terclakwa clan majikan terclakwa, tanpa mengesampingakan hak-hak korban. Pacla clasamya yang mempunyai hak berhak untuk mempergunakan haknya clan berhak untuk ticlak mempergunakannya. Jika clia mempergunakannya ticlak salah, jika clia ticlak mempergunakannya clia ticlak berclosa. Oieh karena itu hak aclalah sesuatu yang boleh cliperbuat clan ticlak berclosa apabila ticlak melakukannya. Kebalikan hak aclalah wajib, kecluanya saling berbecla satu sama lain clalam tabiatnya. Jika yang hak boleh melakukannya maka yang wajib harus melakukannya secara mutlak. Jika yang hak ticlak berclosa clan ticlak clihukum apabila ticlak mempergunakan haknya maka apabila orang yang clibebani kewajiban berclosa apabila ticlak melakukannya clan mencampakan clirinya pacla hukuman yang suclah clitetapkan karena meninggalkan kewajiban. Jika hak clan kewajiban berbecla clalam tabiatnya akan tetapi kecluanya sangat cocok clari segi piclana bahwa tinclakan yang clilakukan aclalah untuk menjalankan kewajiban atau mempergunakan hak merupakan perbuatan yang cliperbolehkan clan ticlak clianggap piclana. 17 Jika kita menempatkan yang hak kita akan menemukan bahwa hak itu aclalah kekuasaan yang mempunyai batas-batas tertentu, yang memberikan tempat 17 Abdul' Qadir Audah, al Tas yri · al Jinaiy al lslamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul Hafidz al Basat, 1968), Jilid I, h.320 66 hak bagi orang yang mempunyai hak. Jika kita menempatkan yang wajib kita akan menemukan bahwa kewajiban itu juga akan memberikan kekuasaan yang sama terhadap tempat kewajiban. 18 Dari ketentuan-ketentuan di atas bahwa hak dan kewajiban merupakan satu mata rantai yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya, walaupun keduanya ada perbedaan dalam tabiatnya, akan tetapi ada kesamaan dalam tujuan dari penjatuhan hukuman. Oleh karena itu konsep HAM sangat tepat untuk dijadikan acuan dan rujukan pada penyusunan skipsi ini. Yang mana dalam konsep HAM tersebut merujuk pada Nash Al Qur'an dan Al Hadits. Maka konsep diat dan hukuman penjara dua bulan yang menjadi pertimbangan Hakim, belum maksimal kalau kita kembalikan pada konsep Rasulullah SAW. Yang mana telah diuraikan di atas. Karena dalam pertimbangan hakim tidak dijelaskan secara detail tentang diat tersebut dan ancaman penjara yang diberikan hanya dua bulan sudah termasuk ditahan. Oleh karena itu konsep Hamlah yang lebih tepat guna dijadikan acuan dan rujukan dalam pemberian sanksi hukuman, dengan kata lain konsep diat. Kafarat harus maksimal dilakukan dalam pertimbangan hakim dalam menegakan keadilan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Supaya keluarga korban merasa puas akan penegakan hukuman yang sudah maksimal dilakukan oleh para Hakim dalam menjalankan tugasnya. Maka untuk pelaku jarimah al 18 Ibid h. 623-624 67 khata yaitu Obay Sobari harus diberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang telah ia lakukan. Akibat hukum yang ditimbulkan dari tindak pidana kelalaian menurut hukum Islam, yaitu adanya sanksi diat mukhafafah yang berupa kompensasi bagi keluarga korban dan benar-benar dirasa manfaatnya. Sebagaimana yang telah tertera dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang mana dalam konteks tersebut sanksi diat sangat di kedepankan guna memberikan solusi alternatif bagi pihak korban dan pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat untuk memberikan solusi tersebut. 2. Analisis Putusan Menurut Hukum Positif Pada dasarnya hukum bertujuan untuk memberikan rasa aman dan perlindungan terhadap masyarakat secara umum yang berlandaskan keadilan. Akan tetapi dalam prakteknya masih banyak penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan tersebut, yang mana korban selalu dirugikan baik secara materi maupun secara kejiwaannya. Hal ini perlu disadari terutama para aparat penegak hukum guna mengadili sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dilihat dari sisi pelanggarannya. Maka tindak pidana yang dilakukan secara sengaja sanksi hukumannya lebih berat dibandingkan dengan sanksi yang diberikan pada tindak pidana yang dilakukan dengan kelalaian. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh tindak pidana kelalaian tidak luput dari hukuman. Oleh karena itu harus ada sanksi 68 yang tepat, guna menyelesaikan kasus tersebut harus ada sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Dari uraian yang telah dikemukakan, penyusun mencoba menganalisis dari sisi hukum Positif. Sesuai dengan skirpsi yang penyusun buat. Yaitu skripsi yang berjudul Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor: 234/Pid.B/2001/PN.SUBANG Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian. Kelalaian yang menyebabkan kematian menurut hukum Positif disebutkan dalam pasal 359 KUHP sebagai berikut: Pasal 359 "Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) yang menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun" Tindak pidana melanggar Pasal 359 KUHP biasa disebut "Cu/pose Doodslag ''. Dalam Pasal tersebut digunakan istilah karena kealpaannya, dimana culpa tersebut mengandung dua syarat: a. Dalam melakukan perbuatan pelaku kurang hati-hati; dan b. Akibat yang terjadi karena kurang hati-hati itu harus dibayangkan atau diduga terlebih dahulu. 19 Hukuman terhadap tindak pidana yang disebabkan karena kealpaan atau kelalaian yang telah disebutkan dalam KUHP, apabila kita kembalikan kepada tiga teori penjatuhan hukuman pidana. Maka dengan ini hukuman bagi delik 19 Suharto, Hukum Pidana Materi/, h. 47 69 kelalaian lebih cenderung identik dengan tujuan yang telah dikemukakan oleh Teori Relatif atau Teori Pembatasan, menurut teori ini adalah tujuan dari penghukuman adalah mengamankan masyarakat denganjalan prevensi umum, yaitu membuat orang lain (masyarakat) takut untuk melakukan kejahatan yang sama. Dengan kata lain teori relatif lebih cenderung, hukuman itu dijatuhkan dalam rangka mencari manfaat yang bersifat preventif terhadap kejahatan yang ditimbulkan oleh umum (Slgement Preventive) atau terhadap penjahatnya agar tidak mengulangi perbuatannya (Spiciale Preventive). Baik di dalam KUHP maupun dalam Huk:um Pidana Islam, tindak pidana karena kelalaian (Jarimah al-khata) dikategorikan sebagai suatu bentuk tindak pidana yang lebih ringan dari pada tindak pidana karena kesengajaan, tetapi karena adakalanya tindak pidana karena kelalaian dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi seseorang, terutama yang menyebabkan kematian terhadap orang lain, sehingga dirasakan tidak adil terutama bagi keluarga korban apabila pelaku tindak pidana tersebut tidak dikenai sanksi sama sekali. Hal ini merupakan ha! yang sangat dilematis, apabila pelaku pada tindak pidana karena kelalaian hukumannya disamakan dengan tindak pidana karena kesengajaan, tidaklah memberikan rasa keadilan bagi pihak pelaku. Namun di lain pihak, ketika penjatuhan hukuman tidak sesuai atau sama sekali tidak adanya hukuman yang diberikan oleh pelaku, maka tetap dirasakan tidak adil bagi pihak korban. 70 Oleh sebab itu, dalam KUHP dan dalam hukum Pidana Islam, tindak pidana karena kelalaian, hukumannya tidak seberat hukuman pada tindak pidana karena kesengajaan. 20 Kalau kita lihat dari segi pelanggaran yang dilakukan oleh terdakwa yang bernama Obay Sobari Bin Umsih, Belum maksimal kalau kita merujuk pada konsep HAM. Apabila konsep HAM (hak asasi manusia) dipandang sebagai hak hukum, maka mempunyai dua konsekuensi normatif, yaitu: 21 1. Kewajiban bagi penanggung jawab (pihak yang dibebani kewajiban) untuk menghormati I tidak melanggar hak atau memenuhi klaim yang timbul dari hak; dan 2. Reparasi jika kewajiban tersebut dilanggar I tidak dipenuhi. Dengan mengacu pada penerapan perlindungan hak-hak korban kejahatan, maka dasar dari perlindungan korban kejahatan dapat dilihat dari beberapa teori, di antaranya sebagai berikut: 22 1. Teori Utilitas Teori ini menitikberatkan pada kemanfaatan yang terbesar bagi jumlah yang terbesar. Konsep pemberian perlindungan pada korban kejahatan dapat diterapkan sepanjang memberikan kemanfaatan yang lebih besar 20 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2003), ed.3, Cet. I, h. 77 21 Muladi, Perlindungan Karban da/m Sistem Peradi/an Pidana: Sebagaimana dimuat dalam Kumpulan Karangan Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradi/an Pidana, (Semarang: Sadan Penerbit Universitas Diponogoro, 1997), h. 172 22 Arif Gosita, Masalah Karban Kejahatan, (Jakarta: Akademika Presindo, 1993), h. 50 71 dibandingkan dengan tidak diterapkannya konsep tersebut, tidak saja bagi korban kejabatan, tetapi juga bagi sistem penegakan hukum pidana secara keseruhan; 2. Teori Tanggung Jawab Pada hakikatnya subjek hukum (orang mupun kelompok) bertanggung jawab terhadap segala perbuatan hukum yang dilakukannya sehingga apabila seseorang melakukan suatu tindak pidana yang mengakibatkan orang lain menderita kerugian (dalam arti luas ), orang tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya, kecuali ada alasan yang membebasknnya. 3. Teori Ganti Kerugian Sebagai perwujudan tanggung jawab karena kesalabannya terhadap orang lain, pelaku tindak pidana dibebani kewajiban untuk memberikan ganti kerugian pada korban atau abli warisnya. 23 Dalam konsep perlindungan hukum terhadap korban kejabatan, terkandung pada beberap asas hukum yang memerlukan perhatian. Hal ini disebabkan dalam konteks hukum pidana materil, hukum pidana formil, maupun hukum pelaksanaan pidana. Adapun asas-asas yang dimaksud, yang berdasarkan pada UU RI Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. Yang diatur dalam pasal 3 yang berbunyi: 24 "Ibid 72 I. Pengahargaan atas harkat dan martabat manusia; 2. Rasa aman; 3. Keadilan; 4. Tidak diskriminatif; dan 5. Kepastian hukum. Asas-asas tersebut yang kemudian diperjelas oleh Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, sebagai berikut: 25 I. Asas Manfaat Artinya perlindungan korban tidak hanya ditujukan bagi tercapainya kemanfaatan (baik materil maupun spiritual) bagi korban kejahatan, tetapi juga kemanfaatan bagi masyarakat secara luas, khususnya dalam upaya mengurang1 jumlah tindak pidana serta menciptakan ketertiban masyarakat. 2. Asas Keadilan Artinya, penerapan asas keadilan dalam upaya melindungi korban kejahatan tidak bersifat mutlak karena hal ini dibatasi pula oleh rasa keadilan yang harus juga diberikan pada pelaku kejahatan. 24 25 Lihat UU RI Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 164 73 3. Asas Keseimbangan Karena tujuan hukum di samping memberikan kepastian dan perlindungan terhadap kepentingan manusia, juga untuk memulihkan keseimbangan tatanan masyarakat yang terganggu menuju pada keadaan yang semula (restitutio in integrum), asas keseimbangan memperoleh tempat yang penting dalam upaya pemulihan hak-hak korban. 4. Asas Kepastian hukum. Asas ini dapat memberikan dasar pijakan hukum yang kuat bagi aparat penegak hukum pada saat melaksanakan tugasnya dalam upaya memberikan perlindungan hukum pada korban kejahatan. memperoleh dasar pijakan yuridis yang memadai. Untuk 26 Dari uraian di atas, Yang diatur dalam pasal 3 UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan korban, sedikitnya memberikan gambaran yang berarti bagi aparat-aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas dan kewajibannya selaku aparat penegak hukum. Menyangkut skripsi yang penyusun tulis, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa yang bemama Obay Sobari bin Umsih kalau kita kaitkan dengan UU di atas, belum sepenuhnya memenuhi standar hukuman. Maka dengan ini hams ada supremasi hukum yang tegas dalam menangani kasus ini. Dilihat dari pelanggarannya bahwa Obay Sobari telah merugikan para pengguna jalan, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang Iuka ringan. 26 Ibid 74 Dengan ini penyusun mencoba melihat dari sisi pertanggungjawaban pidananya. Kalau kita lihat dari sisi perdatanya, pelaku hanya memberikan santunan yang tanpa dijelaskan secara detail dalam putusan, jumlah maksimalnya. Seharusnya jumlah tersebut setimpal dengan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, dengan kata lain memenuhi hak-hak korban khususnya bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Belum lagi dilihat dari sisi pidananya, bahwa sanksi hukuman yang diberikan hanya dua bulan penjara belum terlepas dari remisi pengadilan. Dengan kata lain sanksi tersebut belum setimpal dengan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, yang banyak merugikan pihak korban. Maka dengan ini harus ada kepastian hukum yang memberikan efek jera dalam menangani perkara pidana semacam ini. Oleh karena itu, UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Korban dan Saksi harus diaplikasikan dan direalisasikan oleh segenap aparat penegak hukum dalam mengadili perkara ini, dan tidak mengesampingkan KUHP terutama pasal 359 KUHP yang mengatur masalah kealpaan yang menyebabkan kematian. Di bawah ini ada beberapa keterangan yang terangkum dalam wawancara langsung dengan para pihak diantaranya: I .Keterangan ayah korban: Kalau kita lihat dari ketefangan ayah korban sebenarnya sanksi yang diterima oleh terdakwa belum sepenuhnya adil, kalau dilihat dari kejadiannya yang mana pada kejadian tersebut terdakwa lari dari kejadian. 75 Kalau seandainya terdakwa tidak lari mungkin nyawa korban sudah tertolong, karena pada saat itu tidak ada kendaraan yang lewat. Namun ayah korban sangat terpukul atas kejadian ini, walaupun pihak korban menganggap semua itu adalah sebagai suatu musibah. Namun beliau sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya hingga tewas. Dan kompensasi yang diberikan belum belum cukup kalau sanksi hukumannya lebih setimpal. 27 2.Keterangan mantan terpidana: Kalau dilihat dari hukuman yang sudah diputuskan oleh hakim, terdakwa merasa hukuman tersebut sangat memberikan efek jera dan membuatnya berpikir lebih matang lagi dalam mengendarai kendaraan. Namun disisi lain terdakwa sangat menyesal dan merasa bersalah atas kelalaian yang terdawa lakukan kepada korban, yang menyebabkan dia meninggal dunia. Walaupun konpensasi yang diberikan belum cukup. 28 Uli Purnama mengatakan, menurut pendapatnya kasus yang dilakukan oleh Obay Sobari, dikenakan pasal 359 KUHP adalah murni aturan-aturan pidana berdasarkan pada pembuktian dan perbuatan si pclaku. Dengan tidak mengurangi aturan-aturan hukum yang telah ada. Akan tetapi, apabila kasus 27 Wawaneara Pribadi Dengan Ayah Karban, Hendra Haryadi Bin Safan Ayah Karban, Senin 8 April 2008 Kp. Ranea Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalaneagak Kab. Subang 28 Wawaneara Pribadi Dengan Mantan Terpidana Tindak Pidana Kelalaian, Obay Sabari Bin Umsih, Hari selasa 13 April 2008, Tempat Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji Kab. Majalengka 76 yang dilakukan oleh Obay Sobari itu pelanggarannya lebih berat, maka pasal yang digunakannya pun lebih berat dari perbuatan yang dituduhkan sebelumnya. Apa yang dipertimbangkan dalam putusan ini adalah murni berdasarkan kepada pembuktian perbuatan pelaku atau terdakwa yang didasarkan pada KUHP. 29 29 Wawancara Pribadi Dengan Hakim PN Subang, Uli, Purnama SH, Hari Kamis 23 Juli 2007, Tempat Pengadilan Negeri Subang 77 Perbandingan Hukum Hukum Islam Hukum Positif (KUHP) I. Kelalaian menurut Hukum Positif Kelalaian atau jarimah al khata menurut (KUHP) adalah perbuatan yang tidak Hukum Islam adalah perbuatan tindak disengaja terjadi dan akibat yang pidana di mana ditimbulkan dari kesalahannya. bermaksud untuk 2. Kelalaian yang menyebabkan akibat (KUHP). perbuatannya lama t lima tahun atau pidana pelaku melakukan tidak tindak pidana tersebut atau tidak sadar akan kematian diatur dalam pasal 359 l. Jenis hukuman pidana penjara paling s1 yang ditimbulkan itu. Dengan kata oleh lain Jarimah al khata adalah suatu perbuatan yang di lakukan tidak adanya unsur kurungan paling lama satu tahun dan kesengajaan dibebankan biaya perkara sebesar Rp. maupun hingga tewas ( tidak ada niat dan 1.000,00. maksud sedikitpun dari pelaku). Akibat hukum terhadap tindak kelalaian yang yang ditimbulkan pidana telah karena disebutkan untuk mencederai orang Kelalaian yang menyebabkan kematian diatur dalam Nash Al Qur'an surat An Nisa ayat 92 dan Al Hadits yang dalam pasal 359 KUHP, apabila kita diriwayatkan oleh Darul Qutniy, yang kepada teori hukuman pokoknya adalah kafarat dan penjatuhan hukuman pidana. Maka diat. Sedangkan hukuman penggantinya kembalikan tiga 78 dengan ini hukuman bagi delik adalah puasa selama 2 (dua) bulan kelalaian lebih cenderung identik berturut-turut bagi orang yang tidak dengan yang tujuan tel ah mampu. dikemukakan oleh Teori Relatif atau '· Jenis hukuman pidana yang mengarah Teori Pembatasan, menurut teori ini pada adalah tujuan dari pemberian kompensasi bagi keluarga adalah penghukuman mengamankan masyarakat aspek materil yang sifatnya korban yang berupa diat mukhafafah. dengan jalan prevensi umum, yaitu Akibat hukum yang ditimbulkan dari membuat orang lain (masyarakat) tindak pidana kelalaian menurut hukum takut untuk melakukan kejahatan Islam, yanitu adanya sanksi diat yang yang sama. Dengan kata lain teori berupa kompensasi bagi keluarga korban relatif lebih cenderung, hukuman itu dan dijatuhkan dalam rangka mencari Sebagaimana yang telah tertera dalam manfaat nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang I yang bersifat preventif benar-benar dirasa manfaatnya. terhadap kejahatan yang ditimbulkan mana dalam konteks tersebut sanksi diat oleh umum (Slgement Preventive) sangat dikedepankan guna memberikan atau terhadap penjahatnya agar tidak solusi alternatif bagi pihak korban dan mengulangi perbuatannya {Spiciale pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat Preventive). untuk memberikan solusi tersebut. BAB IV Penutup A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penyusun uraikan mulai dari bab I sampai bab Ill terhadap pennasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini, penyusun mencoba mengambil beberapa kesimpulan yang akan dituangkan dalam bab ini : I. Dalam pertimbangannya Hakim menjatuhkan pidana 2 (dua) bulan penjara dan dikurangi selama terdakwa ditahan, dengan perintah tetap ditahan. Obay Sobari Bin Umsih didakwa melanggar pasal 359 KUHP terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kelalaian yang menyebabkan kematian dan dibebani biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 1.000. 2. Akibat hukum yang ditimbulkan dari tindak pidana kelalaian menurut hukum Islam, yaitu adanya sanksi dial mukhafafah yang berupa kompensasi bagi keluarga korban dan benar-benar dirasa manfaatnya. Sebagaimana yang telah tertera dalam nash Al Qur'an dan Al Hadits, yang mana dalam konteks tersebut sanksi diat sangat dikedepankan guna memberikan solusi altematif bagi pihak korban dan pelaku. Maka sanksi diatlah yang tepat untuk memberikan solusi tersebut. 3. Bahwa sanksi yang diberikan oleh hakim belum maksimal dan sangat merugikan bagi keluarga korban, di samping sanksi hukumnnya hanya 2 (dua) 80 bulan penjara dan kompensasi yang diberikan oleh pihak terdakwa belum setimpal yaitu sebesar Rp.5.000.000,00. Kalau dilihat dari sanksi yang diberikan oleh Hukum Islam yaitu sebesar Rp.1.380.000.000,00 yang berupa diat mukhafafah jauh lebih besar ketimbang yang diberikan oleh terdakwa. 4. Kompensasi yang diberikan oleh terdakwa sangat bermanfaat bagi keluarga korban dan dapat meringankan hukuman bagi terdakwa. Maka ke depannya Hakim harus selektif dalarn menangani kasus tindak pidana karena kelalaian, dengan memperhatikan beratnya ringannya sebuah hukuman. Dan konpensasi yang diberikan sangat bermanfaat bagi keluarga korban dan hukuman yang diberikannya pun lebih memberikan efek jera bagi pelaku tindak pidana karena kelalaian yang menyebabkan kematian. Oleh Karena itu, proses pengarnbilan keputusan hakim pada perkara pidana merupakan proses yang membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Hal ini merupakan suatu yang menarik untuk dikaj i lebih dalam lagi, karena kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga hukum di Indonesia. Fenomena yang banyak terjadi di dalam mengambil keputusan hakim pada perkara pidana adalah masih adanya disparitas pemidanaan, yaitu perbedaan putusan hakim pada perkara pidana yang relative sama. Hukum Pidana Islam maupun Hukum Pidana Positif mengartikan Nalatings delict sebagai suatu bentuk dari tindak pidan yang timbul karena suatu kelalaian atau kealpaan. Dalam hukum islam sendiri diartikan dengan istilah Jarimah al Khata'. 81 B. Saran-Saran I. Dengan adanya supremasi hukum yang jelas, maka akan memberikan dampak positif bagi tegaknya keadilan yang merata. Karena pada dasarnya proses pengadilan dan hukuman yang ditetapkan merupakan suatu pembelajaran terpenting untuk mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan karena kelalaian yang merugikan orang lain dilain hari. Dan hukuman yang setimpalah, yang menjadi tolak ukur bagi tegaknya keadilan yang merata dan tidak diskriminatif. 2. Alangkah baiknya pemerintah memperhatikan bentuk-bentuk pemidanaan tindak pidana kelalaian dalam konteks Hukum Pidana Islam, yang mana dalam bentuk tersebut Jebih menitikberatkan konsep diat (denda) yang berbentuk besar, sebagaimana yang penyusun bahas pada bab sebelumnya. Karena dengan penetapan denda yang tinggi, disamping dengan adanya hukuman tambahan yang berupa penetapan hukuman penjara atau kurungan. Diharapkan dapat terpenuhi hak-hak korban, disamping tujuan penjatuhan hukuman sebagai upaya preventif atau pencegahan dapat tercapai dan terpenuhi, selain itu juga dapat membantu kelangsungan hidup keluarga korban dimasa yang akan datang dan tegaknya sendi-sendi keadilan. 3. Untuk saat ini dan masa yang akan datang, penerapan hukuman menurut Hukum Pidana Islam sebagai pelengkap hukuman pidana yang telah ada, sangatlah mungkin direalisasikan. Akan tetapi penerapan itu hams melalui proses yang sangat matang dan tidak dapat dilakukan secara mentah-mentah, ,-------------, · "-~"" UTAMA f<ARTA 82 tetapi melalui suatu proses pencarian suatu esensi huktiman yang seimbang dengan konteks hukum yang sebenamya, tanpa mengesampingkan sistem hukum yang ada. Yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia saat ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang berarti dan dapat diterima oleh kalangan masyarakat pada umumnya. Diat harus menjadi solusi altematifbagi pembentukan KUHP baru di Indonesia. Dan tujuan penegakan hukum adalah menuju masyarakat yang adil dan makmur tanpa merugikan pihak manapun dan dapat tercapai, dengan kata Jain kejadian-kejadian berikutnya tidak terulang kembali. DAFTAR PUSTAKA 83 DAFT AR PUSTAKA: Al-Qur-anul Karim. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Darul Fikr, t.th), Juz VI. Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), Cet. I Arief Mansur, Dikdik M, dan Gultom Elisatris, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), ed. l. Ash Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ahkam (Iafsir Ayat-ayat Hukum), (Beirut: Darul Kutub Islamiyah, 2001 ), Jilid I As Suyuthi, Jalal al-Din, Abdurrahman dan Al Mahali, Jalal al-Din, Tafsir Jalalain, (Jedah: Sanqaafurah, t. th). Audah, Abdul' Qadir, al Tasyri' al Jinaiy al lslamiy, (Beirut: Muassasah al Abdul Hafidz al Basa!, 1968), Jilid I dan II. Djazuli, A, Fiqih Jinayyah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1997). Gosita, Arif, Masa/ah Korban Kejahatan, (Jakarta: Akademika Presindo, 1993) Hadikusuma, Hilman, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung: Penerbit Alumni, 1992), Cet. II Hadiman, Jadilah Pengemudi Yang Baik, (Jakarta: Induk Koprasi Kepolisian Repubik Indonesia, 1988). Hakim, Rahmad, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. I. Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana (Jakarta: Rineka Cipta,1994).Cet.II. Hanafi ,Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), Cet VI. Huijbers, Theo, Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,2005), Cet. XI. 84 Ibnu Rusyd, Muhammad Ibnu Ahmad al-Qurthuby, Bidayah al-Mujtahid, (Darul Kutub, t.tmp., t.th), Jilid IL Isma'il As-Shan'any, Muhammad bin, Subulus Salam, (Mesir: Maktabah Tijariyah Kubra, t. th), Juz Ill. Jonkers, J. E , Buku Pedoman Hindia Belanda, (Jakarta: Bina Aksara, 1987). KUHAP dan KUHP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet. V. Lamintang, P.A.F, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), Cet. Ill. Madjrie, Abdurrahman dan Al-Anshari, Fauzan, Qishas (Pembalasan Yang Hak), (Jakarta: Khairul Bayan, 2003). Malik, Abduh, dkk., Pidana Islam di Indonesia Peluang, Prospek, dan Tantangan, (jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), Cet. l. Marbun., B.N, Kamus Hukum Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006), Cet. I. Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005),Cet. IL _ _ _ _ _ _ , Tindak Pidana Terhadap Nyawa, (Jakarta: Sinar Grafika,2005). Muhammad Saukaniy, Muhammad bin Ali, Nailul Author Min Ahaadits Akhyar (Sarah Muntaqa Al Akhbar), Juz VJ, (Idaarah At-Thabaa'ah Al-Muniyriya: t.tmp, t.th). Muladi, Per/indungan Karban dalam Sistem Peradilan Pidana: Sebagaimana dimuat dalam Kumpulan Karangan Hak Asasi Manusia, Po/itik dan Sistem Peradilan Pidana, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 1997). Munif, Ahmad Suramaputra, Filsafat Hukum Islam AL-GHAZAL! Mursalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), Cet. I. Maslahah Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta,2002). Mujieb, Abdul, M., dkk., Kamus lstilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. Ill. 85 Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Cet. II. Nuh, bin Abdullah dan Bakry, Umar, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1979), Cet. IV. Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2003),Edisi Ketiga, Cet. I. Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, (Hukum Fiqih Islam), (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), Cet. XXXIII Santoso, Topo, dan Zulfa, Achzani Eva, Kriminologi, (Jakarta: Raja Grafindo Gema Persada, 2005). Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. X, Juz I dan Juz II. Soekanto, Soerjoeno, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), Cet.V. Sudarmono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. IV. Suharto RM, Hukum Pidana Materil, (Jakarta: Sinar Grafika), ed.2. Syafi'i, Rachmad, I/mu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia Bandung, 1999), Cet. I Tongat, Hukum Pidana Materil, (Malang: Univ Muhammadiyah Malang, 2006), Cet. III. UU RI NOMOR 13 TAHUN 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Karban, (Jakarta: Buku Kita, 2007), Cet. I. Zahrah, Abu, M, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), Cet. VIII. PERPUSTAi<l\AN UT/.\M/\ LAMPIRAN 86 LAMPIRAN: Al-Fitra, SH, MH, Disampaikan Pada Mata Kuliah Hukum Pidana, (Jakarta: UIN, 2005), Semeter Ganji!. Tuntutan Kejaksaan Negeri Subang, dalam Tuntutan Pidana Reg Perk. Nomor: PDM212/SUBANG/1012001. Putusan Hakim Pengadi/an Negeri Subang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Kematian. Wawancara Pribadi Dengan Ayah Korban, Hendra Haryadi Bin Safan Ayah Korban, Senin 8 April 2008 Kp. Ranea Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalan Cagak Kab. Subang Wawaneara Pribadi Dengan Mantan Terpidana Tindak Pidana Kelalaian, Obay Sobari Bin Umsih, Hari selasa 13 April 2008, Tempat Kp. Ciomas Rt. 06107 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji Kab. Majalengka Wawaneara Pribadi Dengan Hakim Pengadilan Negeri Subang, Uli Purnama SH, Hari Kamis 23 Juli 2007, Tempat Pengadilan Negeri Subang DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM .Juanda No.95 Ciputat Jakarta 15412 Telp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821 Website: www.uinjkt.ac.jd. Email : syar [email protected] Nomor: FT43/PP.042.2//~1fV/2007 Lamp: H a I : Mohon Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi Jakarta, 10 Mei 2007 Kepada Yth. Prof. Dr. Ahduh Malik Yayan Sopyan, M.Ag Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa: Nama NIM Prodi Judul Skripsi Sadath M. Nur io3043228007 Perbandingan Mazhab dan Hukum/ Perbandingan Hukum Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor : 234/Pid.B/PN. Subang Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Matinya Orang Beberapa ha! yang dapat dipertimbangkan adalah: I. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempurnaan. 2. Teknik penulisan agar merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta". Demikian atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Tembusan: n. -' - ~----- _:L-- .,.1,....,...,.....,,...,, h.rvrYYrnt lronnrln · LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PROPOSAL SKRIPSI ma : Sadath M.Nur : I 03043228007 nggal Ujian : 30 April 2007 lul asal : Pengaruh Kelalaian dalam Pertanggung Jawaban Pidana menyebabkan matinya orang ( Analisis Putusan Hakim PN Subang Nomor : 234/Pid.B/2001/PN.Subang). lul Revisi : Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Hakim PN Subang Nomor : 234/Pid.B/PN. Subang Tentang Kelalaian Yang Menyebabkan Matinya Orang '· n Penguji tua Majelis kretaris : Muhammad Taufiki, M.Ag n Penguji Muhammad Taufiki, M.Ag DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM Janda No. 95 Ciputat - Jakarta 15412 Tclp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821 Website: www.ujnjkt.ac.id. email : [email protected]<l T ANDA PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI {ang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa mahasiswali: Nama Sadath M. Nur NIM 103043228007 Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Konsentrasi Perbandingan Hukum Semester JO .,. relah memenuhi syarat dan sudah mendaftar ujian skripsi di Program Studi ~crbandi.ngan Mazhab dan Hukum. r""'"'r11hammad Taufiki, M.Ag .150290159 ..,. STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI SUBANG K.ETUA C. H. Sulriuio D. S.H Ull Pumama S.H Ariel .Ha1lm N, SJl Noerilta S.H Devi S.H., M.H Shhu l'O, SJl H. M. Rori Wahlbm. S.H WAKA PANSl!K Sogcag T....,.. S.H I I WAPAN WASl!K J. Sri.nggo R. S.11.. M.H I I Panmud Perda!.a M.Salch Pmmul l'idalla Audi Safari S.H Dn. Dad.tags - Pmmod Hcndi RollClldi I PTHK>iir Kaur Ktcsangan PTH~Umum UDd:I Cahyati Sudnj>dS.H Kcpcpwailll Rina Safriai Amd i; H I Aang Robli R.1harjo Im.ts Mas'ah Aminah Buteo S.Sos SU£imin Much3m:Jd Zahrani y 11)1111 y unali Stamet M:tl:nwr Toti Wantina Jae!.mi Didi R.uswandi S.H !is Susi la "'1li Sahroni S.H Sbcilo Mclati S.H UlohS.XMbh Subonm.n DEPARTEME AGAMA RI UNIVERSITAS !SLAM NEGERI (UlN) SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM Telp. (62-21) 7411537 Fax. (62-21) 7491821 Website: www.uinjkt.ac.id Email : syar hukuin @yahoo.comsg. H.. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412 ~r : Ft. 43/KM. 00.02/913/2007 >iran : Mohon Data/Wawancara Kepada Yth I. Ketua Pengadilan Negeri Subang diTempat Asslamu 'alaikum Wr. Wb. Pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa : Nam a NomorPokok Tempat/Tanggal Lahir Semester Jurusan Alamat : Sadath M. Nur : 103043228007 : Subang, 31 08 1985 : VIII : PMH/Perbandingan Hukum : JI. Swadaya II, Tanjung Barat Kee. Jagakarsa Kodya JakartaSelatan. Adalah benar Mahasiswa Fakultas Syari'ah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi dengan topik/judul : "A11a/isis H11k11m Islam Terlzadap P11t11san PN S11bang Nomor: 234/Pid.BIPN SUBANG. Tentang Kelalaian Yang Me11yebabka11 Kematian. Untuk melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembah;,san Topik/Judul di atas, dimohon kiranya Bapak I lbu I Saudara I i dapat membantu I menerima yang bersangkutan untuk berwawancara. Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/l, kami ucapkan banyak terima kasih. Wm;e11lt111111 '11/11ikwn Wr. Wb. an.DEKAN f'l'n ( ~i!~~i:'t>~. 1 Bid. Akadernik .4.~,~~··•''-" o:t;-.~\ *-~f~·~'t* ~ ' :I;/ ..... ~ • ~ ' .•_r.: ·"· «( I . . Pl!NOADILAN NOOl!RI SUBANO IL. Mayor Sendra! Sutoyo No. I SURAT KBTBIW!OAN Nomor: PN/ PID. IWJ.c.4112007 Panitra PN Subang merujuk Surat Dek1111 Univtnitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jalcarta Nomor : Ft 43 K.002191312007 tertanggal 26 Februari 2007 scbagaimana yang lel"lampir pada pokok surat, bahwa nama dibewah ini : Nama : SMath M. Nur NIM : I03043228007 Fakultas : Syari'ah Dan Hulcum Jurusanl Prodi : Pcrbaningsn Madlub Dan Hukuml Pcrbandingan Hulcum Topilc Judut :-Analisis Hukum Islam Terlurlap Putusan Halim PN Suhang Nomor : 23./IPID. BIPN SU/JANG Ten1ang Kelalatan Yang Menyelxzbkan Kemallan- Tel ah rnengadakan penelitian I riset data langgal 8-10 Mei 2007 di Pengadilan Negeri Subang. Demikian Surat ketarangan ini dibuat untuk dapat dipe<gunakan sepenulmya. Subang I! Mei 2007 Panitm Sckcrtaris SUOENQ IARSONO. S.H. NIP. 040042681 DEPARTEMEN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM lr.H.Juando No.9$ Clpu111 Jak1rl1 1$412 lomor ampiran : Ft.43/ KM.00.02/('{YJ8;01 l~I : Mohon Data/Wawancara Ttlp. (62-21174711~7 Fn. (62·2117491121 \\'tbillt : www,ulnll;t.ac.ld. Em•ll: 1y1r hukulntl>y1htt.cqm.1g Jakarta, 24 Mei 2007 Kepada Yth. , Pimpinan h,pdie-. ..k-~ ~:·~···················· d1- Tempat Assa/amu'laikum 1-\T.Wb. Dengan hormat, Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa : Narna Tempat/Tanggal Lahir Nomor Pokok Semester Jurusan/Konsentrasi Alarnat Telp : Sadath M. Nur : Subang, 31 Agustus 1985 : 1030432 28007 : VIII ( Delapan) :PMH /PH :JI. H. Hanafi Ciracas Jakarta Timur : 0813 1982 0314 Adalah benar rnahasiswa Fakultas Syari'ah &: Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik/ Judul: ~-· Analisis Hk. Islam terhadap putusan hakim PN Subang No.234/Pid. B /2001 /PN SBG ;Tentang Kelalaian yang menyebabkan matinya Orang." bahan/ data yang berkaitan dengan penulisan Untuk melengkapi /pembahasan Topik/Judul di atas, dimohon klranya Bapak/Ibu/Saudara /i dapat membantu/menerima yang bersangkutan untuk berwawancara. Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i, kami ucapkan banyak terima kasih. i,;~;JAKSAAN NEGERI SLIUANG .II .. MA y JEN s1rroYO NO. 3 SUBANG KARTU DISPOSISI In-~EK : }~~'.;:;?~i:?.~r::::!.~~:~~.~.~.~~.:~=::::::.::::~.~~. : 1 TANGG:\L/NOMOR· i'(.of-?oor 1 -(t</'l/kro.uo.o~ /11.?i? /or ...................................................................................................... . : .\.)~!~~!:!!~.~~ ...~~!:'.~...~.~.~.~~.'. .. ~.~.1.~?.. :.r~~~f ~'.r:?.:f.~~.1•1~~... J.~~. ASAL INSTRUKSI I INFORMASI r<.-lwa.iwi iA-('tA · Q . V4fa~ · -"tb> · /71.t.~ I ~ hi I'- ~ (e-i.y Ii i' !I ~- II Sesudah digunaka I ! KEPADA l - P ~ harap segera // ·Ol. 6 -] : KASUBAG PEMBINAAN 2. KASI INTEUJEN ~k~ ~. f04te-i~/?vi,043. : Ditcruskan Kcpada 1 . KASITIPIDUM KASI TIPIDSUS S. KASIDA11JN 6. KAUR TATA USAiiA ·embalikan . .................... .................... ......... ..... .... ........................................... . Lo\NGG.'\l. ...................................................................................................................... Kepada bawahan " INSTRUKSI " dan atau " INFO Kepada atasan " INFORMASI" coret "INSTRuN~~· CATATANSEKRT : SKEMA UNSUR·UNSUR DEUK - - SUBJEKTIF - KesengaJun dengan Kelnufan Akin Kemungklnan (Do/us EVlllCUSlbj - Tak Berhatl-haU ~ K8lllpaan ~ UN SUR DEUK Maklud (Oogmtrl<I KesengaJun dengan Kelnuf1n Paatl (Opul .,, zekedlBkllMllVlfzl/tl) Ko1engajaan (Oo/tll) ~ Keffllgljun Hbagal Oapat Menduga (Culpa) - lalal - Perbuatan Aktlf atau Positif (Acl) - Perbuatan Pasil atau Negatif (Om1Sst0n} >- y OBJEKTIF ~ -1 Perbuatan ~ Aki bat Pelbuatan Manusla H f- S~at Melawan Hokum (Wederrechtelijkheif) y dan Oapat Oihukum Keadaan·Keadaan (Circumstances) I PERBUATAN PIDANA TANGGUNG JAWAB PIDANA I I - PEllllUATAN I I - TJDAK BERTAllGGUNGJAWAll TIDAK TERBUICTI TERBUl(TJ l'ASAl MANA? BE BAS .- DIANCAM HUKUMAN . TIDAK DAPAT DIHUKUM - BERTAllGGUNBJAWAB KEBeASA!C HAICIM . DIHUICUM TElll'IDMA i DIKIOOIM BEllAPA TAIMI? Gambar 9. Langkah Pengambilan Keputusan Perkara Pidana I (a) tahap menganalisis perbuatan pidana, yaitu tahap hakim menganalisis perbuatan terdakwa tergolong perilaku kriminal a tau tidal<; (b) tahap menganalisis tanggung jawab pidana, yaitu tahap hakim menganalisis tanggung jawab terdakwa terhadap perilakunya; (c) tahap penentuan pemidanaan, yaitu ketika terdakwa dinyatakan bersalah, hakim akan menentukan pemidanaan baginya. Berikut akan dijabarkan langkah-langkah hakim dalam pembuatan putusan hakim dengan kajian psikologis. Gambaran lengkap tentang bahasan ini dapat dilihat pada gambar 10. PROSES KOGNITIF (Psikalogij TAHAP PERTIMBANGAH HAKIM PUTUSAN HAKIM IHukuml P11bu111n Pid1n1 BEBAS Tanggungjawab Pidana lEPAS PEMIOAHAAN Gambar 10. Langkah Hakim dalam Pengambilan Keputusan Pemidanaan (Kajian Hukum dan Psikologi) MENYUSUN CERITA MEMPELAJARI PASAL YANG 1 DIOAKWAKAN •I PERISTIWA AWAL ANALISIS ~ PERBUATAN PERBUATAN PIOANA • - KEADAAN FISIK I . . - - - - - - + ! KONDISI PSIKOLOGI !MENTAU Ill 1--------TUJUAN (ANALISIS) t - - - - - ' TAMBAHAN ..-----t ANALISIS TANGGUNG JAWAB PIOANA PERBUATAN PASAL 49 AYAT 2 KUHP Gambar 11. Langkah pengambilan keputusan bersalah atau lidak pada hakim Indonesia " Tabel. 2 Pertimbangan Hal-hal yang Meringankan Hat-Ital Meringankan A B c 0 E F G Tolll T1rus tiring 2 1 1 7 20 19 10 60 8111111 pemah dihuk1111 3 1 1 8 20 18 9 58 Menyasal 3 1 I 6 14 20 8 54 Berusia mud a 2 1 4 13 13 8 39 Sopao 2 6 2 4 5 19 Ko<ban puny11ndil akin tirlnlnya petbuaten tetdakwL 1 1 4 3 1 10 Pl!buatan tembut bul<an hrena niatjahat . 1 . 1 Keterangan: A B C D E F G Kelompoksubjek yang mendakwa pasal351 ayat 3, pemidanaan ringan Kelompoksubjek yang mendakwa pasal 354ayat 2, pemidanaan berat Kelompoksubjek yang mendakwa pasal354 ayat 2,pemidanaansedang Kelompoksubjekyang mendakwa pasal 354 ayat 2, pemidanaan ringan Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, pemidanaan berat Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, pemidanaan sedang Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, pemidanaan ringan _____ ,_ Tabel 3 Pertimbangan Hal-Hal yang Memberatkan Hll-hll Mllfllanlkln A ltridlri lllWJl(I jawab tknglll btrd1 liri Mllllahbnmasylll&bt MtlaiiQnl:ijWUn denoM lltnlll nndiri E F G ToUI 4 3 7 8 8 6 2 20 1 17 3 . 3 8 3 15 . 1 5 4 3 14 1 . 2 4 4 . 11 . . I 3 3 2 9 2 4 1 8 1 2 2 1 1 ~ nyawaacang1ai1 1 Sld¥dlhmmelabbl pedmtannya Hakebt dlril*fiuit111 ~u ua&ri (Ped>uatan kejam/ Iida\: maoo-siawil c D 8 . M~111hacapan k.ebaru• koro111 1 . Sebagai pilak yang bertwtano. ierdBw• sehwmya bisa rnooaluo emosl. 1 Penyeh3bnya~ . . . P«lxsatan yang dianam ld:unan berat lnisiatif per!JU8t111 danten!al<wa . . 1 1 1 1 . 2 1 1 Keterangan: A : Kelompoksubjek yang mendakwa pasal 351 ayat 3, pemidanaan ringan B : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2, pemidanaan berat C : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2, pemidanaan sedang D : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 354 ayat 2, pemidanaan ringan E : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, pemidanaan berat F : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, pemidanaan sedang G : Kelompok subjek yang mendakwa pasal 338, oemidanaan ringan PEDOMAN WAWANCARA Narna : Uli Purnarna, S. H. Jabatan : Kabid Humas PN Subang/ Hakim PN Subang Hariffanggal : Kamis 23 Juli 2007 Tempat : PN Subang PENGADILAN NEGERI SUBANG 1. Apa yang dimaksud dengan konsep kelalaian menurut hemat anda ? Jawaban: Kelalaian atau alpa adalah suatu perbuatan yang tidak ada niat sedikitpun dari si pelaku untuk berbuat yang lebih jauh lagi, intinya tidak ada maksud. Untuk adanya kealpaan atau kelalaian, harus dibuktikan adanya kesalahan dan kesengajaan, diantaranya: tidak menduga-duga, tidak mengindahkan, kurang hati-hati, kurang atau tidak mengambil tindakan pencegahan, tidak ada maksud. Beliau juga menekankan, bahwa kelalaian itu dilihat dari ukuran kesalahannya dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran yang telah ada. Kelalaian yang menyebabkan kematian itu, tidak diniati si pelaku. Dengan kata lain, kematian itu tidak ada niat si pelaku. Bukan berarti orang yang melakukan tindakan hukumannya tidak seberat pada tindakan karena kesengajaan. Oleh karena itu, tindak pidana karena kelalaian bermula dari kurang hati-hati seseorang yang mengakibatkan pihak lain mengalami karugian baik secara kejiwaan maupun secara materlil dan yang lebih besar lagi menyebabkan kematian, sebagaimana yang telah terurai di atas. 2. Apakah Konsep Analisa Kelalaian dalam Hukum Positif tanpa melihat banyaknya korban, seperti halnya yang dilakukan oleh Obay Sobari ? Jawaban: Bahwa konsep analisa kelalaian dalam hukum Positif tanpa melihat banyaknya korban, merupakan suatu indikasi yang positif dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran hukum yang telah ada dalam perundangundangan. Dengan kata lain tidak adanya kumulasi hukuman dalam satu kasus yang sama. Beliau menambahkan pula walaupun dalam kasus kelalaian itu jarang atau tidak, akan tetapi yang menyebabkan kematian dapat digunakan apabila terjadi banyaknya korban, dengan tidak mengurangi ukuran-ukuran hukum yang telah ada daiam perundang- undangan. Disisi lain tidak menutup kemungkinan bahwa pada kejadian perkaranya bisa saja dikenai pasaI yang berlipat atau kumulasi selama ia dihadapkan pada banyaknya korban, baik yang menyebabkan kematian maupun yang mengaiami Iuka-Iuka, baik Iuka ringan maupun Iuka berat. Yang disesuikan dengan peraturan perundangundangan yang ada. 3. Menurut anda apakah sanksi yang dikenakan Obay Sobari bin Umsih sudah 'n Jawaban: Pengadopsian hukum merupakan suatu proses yang sangat memakan waktu dan harus adanya sosialisasi dan aktualisasi terhadap masyarakat umum dengan tidak mengurangi aturan-aturan hukum yang lama. Dengan kata lain suatu perubahan itu harus ada ha! yang mendasar, dengan melihat sisi positif dan negatifnya. Beliau menambahkan, Hukum Islam tidak bisa mempengaruhi hukum positif selama belum adanya suatu perubahan. Pengadilan hanya menentukan berat ringannya, hanya berdasar kepada murni ketentuan pidana tanpa dimasuki oleh konsep atau pengertian kelalaian menurut Hukurn Islam. Begitu juga sebaliknya Hukum Islam pun tidak bisa dimasuki Hukurn Pidana Positif. Diakhir pembicaraannya, beliau menambahkan bisa saja konsep tersebut dimasuki oleh konsep Hukum Islam, dengan kata lain, adanya suatu kesepakatan diantara para Hakim yang menangani kasus tertsebut dan dijadikan sebagai doktrin Jurisprudensi guna dijadikan rujukan. PEDOMAN WAWANCARA Nama : Hendra Haryadi Bin Safan Sebagai : Ayah Korban Hariffanggal : Senin 8 April 2008 Tempat Tinggal : Kp. Ranca Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kab. Subang Agama : Islam Pekerjaan : Swasta KP. RANCA TEJA RT.01/01 DESA TAMBAK MEKAR KEC. JALANCAGAK KAB. SUBANG I. Apakah anda selaku ayah dari korban yang bernama Andri ? Jawaban : la, benar saya sendiri selaku dari ayah korban yang bernama Andri 2. Apakah sanksi hukuman yang diterima oleh terdakwa sudah adil? jawaban : sebenarnya sanksi yang diterima oleh terdakwa bclurn scpenuhnya adil, kalau kita lihat dari kejadiannya yang mana pada kejadian tersebut terdakwa lari dari kejadian. Kalau seandainya terdakwa tidak lari mungkin nyawa anak saya sudak tertolong, karena pada saat itu tidak ada kendaraan yang lewat. Namun semua itu saya anggap sebagai suatu musibah dan harus saya terima kenyataan 1111. 3. Apakah Konpensasi yang diberikan oleh terdakwa sudah cukup ? Kalau dilihat dari konpensasi yang diberikan oleh terdakwa, belum cukup, kalau dibandingkan dengan nyawa anak saya. Konpensasi yang diberikan sebesar Rp. 5.000.000. walaupun jauh dari cukup, namun saya sangat menghargai upaya yang telah dilakukan oleh keluarga terdakwa, walaupun konpensasi yang diberikan belum cukup. Disisi lain tertdakwa sendiri segabai kepala rumah tangga, yang mana saya harus memahami kondisi beliau selaku kepala rumah tangga 4. Sampai dimana upaya hukum yang sudah anda tempuh selama ini, apakah Putusan Hakim tertsebut sudah maksimal ? Jawaban : Saya tidak melanjutkan masalah ini pada tahap berikutnya, karena berhubung terdakwa sudah bertanggungjawab atas perbuatan yang telah menghilangkan nyawa anak saya. Dan terdakwa sendiri sudah melaksanakan masa hukumannya di penjara, sebagai bukti dari tanggungjwabnya. Kalau dibilang maksimal, sebenarnya belum. Karena Hakim memberikan sanksi dua bulan penjara, yang menurut pendapat saya sendiri tidak sebanding dengan nyawa anak saya yang hilang. PEDOMAN WA WANCARA Nama : Obay Sobari Bin Umsih Sebagai : Terdakwa Hari/Tanggal : selasa 13 April 2008 Tempat Tinggal : Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji Kab. Majalengka Agama : Islam Pekerjaan :Buruh Kp. Ciomas Rt. 06/07 Ds. Candra Jaya Kee. Suka Haji Kah. Majalengka L Apakah benar anda sebagai pelaku dari tindak pidana kelalaian yang menyebabkan kematian, yang mana korbannya adalah Andri Bin Hendra ? Jawaban : Ia, saya sendiri yang bemama Obay Sobari Bin Umsih 2. Apakah hukuman yang anda terima sudah memberikan efekjera? Jawaban : Kalau dilihat dari hukuman yang sudah diputuskan oleh hakim, saya merasa hukuman tersebut sangat memberikan efek jcra dan membuat saya berpikir lebih matang lagi dalam mengendarai kendaraan. Namun disisi lain saya sangat menyesal dan merasa bersalah atas kelalaian yang saya lakukan kepada korban, yang menyebabkan dia meninggal dunia. Di lain . pihak, keluarga korban tidak menerima kejadian ini, dan akhimya keluarga korban mcncrima kejadian tersebut sebagai musibah. 3. Upaya apa saja yang sudah anda lakukan kepada pihak korban, dengan kata lain memberikan konpensasi berupa santunan kepada pihak korban ? Jawaban : Kalau dilihat, dari konpensasi yang sudah di bcrikan mclalui keluarga saya kepada keluarga korban, sebenarnya belum cukup membantu biaya-biaya yang telah dikeluarkan keluarga korban, mulai dari biaya rumah sakit sampai proses pemakaman selesai. Namun akhimya keluarga korban menerima konpensasi tersebut, dengan lapang. 4. Apakah Putusan Hakim Tersebut sangat meringankan hukuman anda? Jawaban : Saya harus mengahargai keputusan apapun dari Hakim, dan Putusan itu sangat berarti bagi saya dalam mepertanggungjawabkan apa yang selama ini sudah saya lakukan. KEJAKSAAN NEGERI SUBANG JL. MAY JEN SU TOYO NO. 03 SU BANG P-42 NTl.IK KEAOILAN" TUNTUTAN PIDANA Reg. Perk. Nomor: PDM- 212 /SUDAN/ 1012001 r ENDAHULUA N: Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Subang, dengan mempcrhatikllll hasil pcmeriksaan sidang dalam pcrkara terdakwa : Nama lcngkap : ODAY SODA RI Bin UMSIH Tempat lahir : Majalengka Umur/Tgl. Lahir : 37 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Ke·warganegaraan : Indonesia Tcmpat tinggal Agama : Kp. Ciomas Rt.06/07 Os. Candra Jaya. Kee. Sukahaji. Kabupaten Majalcngka. :Islam Pekcrjaan : Buruh Pcndidikan : S.D. ·~ Berdasarkan Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemcriksan Biasa Nomor: ...... ./02.27.'Epo.2/1 O /2001 tangf(al .... Oktober 2001 dan Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Negeri Subanµ /,.. Nomor: .... /l'en.Pid/2001/PN.Sbg. tanggal .... Oktobcr 2001 terdakwa dihadapkan kcpcrsidangan dcngan dakwaan sebagai berikut: .llAKWAAN: Bahwa ia terdakwa Obay Sol>ari Bin Umsih, pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I sckira pukul 12.00 \Vib. Atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bu Ian September 200 I, bertempat di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar, Kee. Jalancagak, Kab. Subang atau sctidak-tidaknya pada suatu tempat lain masih dalam dacrah hukum Pengadilan Negeri Subang, karcna salahnya atau lalainya sewaktu mengemudikan Truk Colt Mitubhishi No. Pol. F-8880 UE warna kuning muda menyebabkan matinya orang yaitu korban Andri Bin Hendra yang dilakukan dcngan cara sebagai berikut: Pada hari Sabtu tanggal 22 September 2001 sekira pukul I 0.00 Wib.terdakwaObay Sobari Bin Umsih mengemudikan kendaraan Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 VE wama kuning muda bermuatan kurang lebih 2 (dua) ton syuran (terong) berangkat dari Patrol Kab. lndramayu · menuju jurusan Bandung. Didalam mobil dibangku depan disebelah kiri terdakwa Obay Sobari duduk Sdr. Apung pemilik barang snyuran, kendaraan Truck dijalankan dengan kecepatan rata-rata 50 Km/Jam dengan perscneling 4 (empat). ~amnal Ill Inion Ra.,. l<'n lhnra T,.i• no Tnmmk M"knr K""- Jalancaeak Kab. SubanR. Aklbat tcbrakan antnra Truck Colt yang dlkemudikan olch terdakwa Obey dengan sepeda angin tcrscbut mcnyebabkan korban Andri mendcrha Iuka berat den meninlll!al dunia di RS. PTPN. Subang' sebagalmana ditenmgkan dalam Vlsum Et Repenum Pro Yustitia yang dikeluarkan R.S. 11 'Subang Nomor: RS 11143/ IX I 2001 tangC11l 24 September 2001 dengan kesimpulan: ccdcra kepala tingkat IV, disebabkan benturan benda keras. ••••••• Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalaln Pasal 359 KUllPldana. FAKTA-FAKTA PER51DANGAN: Fakta-fakta yang terungkap dalam peuidangan 1ec11r11 berturuMurut bcrupa keterangan para 1111k1l, surat, petuajuk dan keterangan terdakwa serta barang buktl yang dinjukan dalam persldangan adalah sebagai bcrikut : a. Keterangan saksi-saksl : I. Knmlta Bin Sudln, 33 Tahun, tempat tinggal: Kp. Rance Teja Rt.211 Desa Tarnbak Mekar Kee. Jaiancagak Kab. Subang, agama: Islam, pekerjaan: Swasta, memben"kan keterangan dibawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa benar, Saksi dalarn keadaan sehat. Bahwa benar, saksl tidak kenal dengan terdakwa. Bahwa benar, saksi melihat telah terjadi kccelakaan lalu lintas pada hari Sabtu tanggal 22 September 2001 sekira pukul I I.SO Wib. Dari jarak IS meter dari tempat kejadian antara kcndaraan Truck Colt Mitssubhishi No. Pol. F-8880 UE yang dikcmudikan terdakwa datang dari arah Utara menuju arah Bandung (Selatan), penania menyerempet sebuah sepeda motor merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang berjalan scarah dengan Truck, lalu kemudian menabrak sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri yang datang bcrlawanan arah dengan datangnya Truck Colt. Beriar, keadaan jalan ditempat kejadian agak menikung ke kiri dari arah datangnya Truck, arus lalu lintas tidak ramai dan cuaca pada saat itu cerah tidak dalam keadaan hujan. Bahwa bcnar, saksi setelah melihat kejadian kecelakaan tersebut, saksi menolong korlmn Andri mcnaikkan korban ke kendaraan lain dan membawa korban ke RS. PTP VIII Subang. Bahwa benar, akibat kccelakaan tersebut, korban Andri meninggal di RS. PTPN Subang. Semua ketcrangan saksi dibenarkan oleh para terdakwa. 2. Hendra Haryadi Bin Safan, 40 Tahun, tempat tinggal: Kp. Rance Teja Rt.01/01 Desa Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kab. Subang, agarna: Islam, pekerjaan: Swasta. memberikan keterangan dibawah sumpah pada pokoknya scbagai berikut: - Bahwa benar, saksl dalarn kcadaan sehat . - Bahwa benar, saksl tldak kenal dengan terdakwa. - Bahwa benar, telah terjadi kecelakaan lalu lintas pada hari Sabtu tanggal 22 Se1>tcmber 2001 sekira pukul 12.00 Wib. antara kendaraan Truck Colt Mitssubhishi No. Pol. F-8880 UE yang dikemudikan terdakwa datang dari arah Utara menuju arah Bandung (Sclatan), pertama menyerempet sebuah sepeda motor merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang berjalan searah dengan Truck, lalu kemudinn menabrak sebuah sepeda angin yang dikendarai oleh korban Andri (anak saksi) yang datang berlawanan arah dengan datangnya Truck Colt. · Benar, keadaan jalan ditempat kejadian agak menikung ke kiri dari arah datangnya Truck di kanan dan kiri . jalan. daerah perkampungan, arus lalu lintas tidak ramai/i:edang dan . J 3. J11enal A1lk!n Bin Atems. 37 T11hun, tempat tlnggal: Kp. Dan Ocs11 Clnanglit Rt.06/0.2 Kee· Jalancagak Kab. Subang, agama: Islam. pckerjaan: Swasta. mcmbcrikam kctcrangan d1bawah sumpah pada pokoknya sebagal bcrlkut: - Bahw11 bcDlll'. Sakal dalam keadaan sehat. - Bahwa bcn11r, a.1ksl t!dak kenal ken11I dengan u:rdakw11. - Bahwa bcnar, saksl mcnerangkan bahwa pada hari Sabtu tangga! 22 September 200 I scklra pukul 12.00 Wib. Pada saat 111ksi sedang meni;cndarai kendara11n Yamaha RX King No. Pol. D-2914 BJ di Jalan Raya daerah Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mckar Kee. Jalancagak Kab. Subang menuju arah Bandung, pada jalan agak menikung kckanan, tibatlba darl arah bclakang sakll, datang kendaraan Truck Colt Mlt11ubh11hl No. Pol. F-8880 UE yang dikemudikan terdakwa menyerempat kcndaraan saksl dan saksi tcrjatuh, 1ela11lutnya lcendaraan Truck Colt tercebut oleng kcklrl ke bahu Jnlt111 dan menabrak sebuah sepcda angln yang datang bcrlawanan arah dengan Truck tcrscbut aklbatnya pcngcndara sepcda angin terscbul dibawa kc Rumah Sakit olch penduduk sctcmpat. - Bahwa bcnar, aklbat dari kecclakaan tersebut saksi mengalarni Iuka ringan dan saksi mcneruskan perjalanan. Scmua keterangan saksi dibcnarkan oleh para terdakwa. 4. Apung Pumama Bin Jasum, 24 Tahun, tempat tinggal: KpJDs. Kaso Kanda! Rt.3/l Kee. Dauwan Kab. Majalengka, agama: Islam, pekerjaan: Swasta, mcmbcrikan keterangan dibawah sumpah pada pokoknya sebagai bcrikut: - Bahwa bcnar, Saksi dalarn keadaan schat. - Bahwa bcnar, saksi kenal dengan tcrdakwa tapi tidak ada hubungan keluarga. - Bahwa benar, saksi mengetahui telah terjadi kecelakean lalu lintas pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I sckira pukul 12.00 Wib. Bcrtempat di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kah. Subang antara kcndaraan Truck Colt Mitssubhishi No. Pol. F-8880 UE yang dikcmudikan terdakwa Obay Sobrindatang dari a:ah Utara menuju arah Bandung (Selatan), pertama menyercmpct sebuah sepcda motor merk Yamaha No. Pol. D-91 BJ yang berjalan searah dcngan Truck, lalu kcmudian menabrak scbuah scpeda angin yang datang berlawanan arah dcngan datangnya Truck Colt. - Bahwa bcnar, saksi ikut dalam Truck Colt Mitsubhishi terscbut sebagai pcngawal barang sayuran duduk disamping kiri terdakwa yang mengemudikan Truck. - Bahwa benar, kcndaraan Truck Colt Mitsubhishi terscbut berangkat dari Patrol pada hari Sabtu tanggal 22 September 200 I sekira pukul I0.00 Wib. Mcmbawa muatan sayuran (terong) yang saksi kawal menuju arah Bandung, keadaan terdakwa (pcngemudi) sehat, tidak dalam kcadaan mabok, dan keadaan cuaca cerah tidak hujan. - Bahwa bcnar, saksi mcnerangkan scwaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F8880 UE sampal di Jalan Raya Kp. Ranca Tcja Os. Tarnbak Mckar Kee. Jalancagak Kab. Subang keadaan jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, saksi melihat scbuah sepcda motor berjalan disebelah kiri jarak kurang lebih 10 meter dan sebuah sepcda angin yang sedang dikendarai dengan jarak kurang lebih IS meter dldepan Truck, tak lama kemudian Truck menyerempct sepcda 11l9tor, karcna sopir (tel'dkwa) kaget, kendaraan Truck oleng keklri dan mcnabrak pcngendara scpcda yang sedang berjalan berlawanan arah dengan Truck. · - Bahwa bcnar, sewaktu pctugas lalu lintas melakukan pengukuran dan pcnggambaran tempat kejadian, saksi tidak diternpat kejadian dan saksi setuju dengan sket gambar yang dibuat petugas. Semua ketcranaan saksi dibcnarkan olch para terdakwa. I 4 yang ber}alan dldepan aearah dengan Truck, lalu kemudian mena~ sebuah sepeda angin yang datang bertawanan ltlh dengan datangnya Truck Colt. Oahwa benar, kendaraan Truck Colt Mltaubhlshl yang dikemudikan terdakwa berangkat dnri Patrol pada harl Sabtu tanggal 22 September 2001 aekira pukul 10.00 Wlb. Membawa muatan uyuran (terong) bel'l8JTIA dengan Sdr. Apung Pumarna Bin Jasum yang mcngawal barang nyuran menuju arah Bandung, keadaan tcrdakwa sehat, tldak dalam keada11n mnhok. dnn kendaan cuaca cerah tld11.k hujan, kendaraan dijalankan dcngan keccpatan r11t11-n1111 ~O KntlJam poslsi porsenellng 4(empat) . Bahwa bennr, aewaktu kendar1L1n Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UF. ~·ang terdakwa kemudikan sampal di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Os. Tambak Mekar Kee. Jalancagalc Kab. Subang lceadaan jalan agftk menikung ke kiri darl arah datangnya Truck. tlba-tlba terdakwa mellhllt aebuah aepeda motor bcrjala.n dlaebelah kiri yang Jaraknya aangat dekat sehlngga terserempet Truck, karena tcrdkwa kaget, kendaraan Truck oleng keklri dan menabrak pengcndara sepeda yang sedang berjalan berlawanan arah dcngan Truck. Denar, aklbat darl tertabraknya pengcndara sepada angln tersebut, pengcndar3nya yaitu korban Andri Bin Hendra dibawa kc RS. PTPN Subang dan mcninggal di Rumah Sakit. Bahwa benar, terdakwa tldak berhenti ditempat kejadian sctclah tabrakan terjadi, karena lngln menyelamatkan din hcndak melapor ke Polsck Jalancagak. Bahwa benar, Sdr. Apung Pumama ikut dalam Truck Colt Mitsubhishi tersebut scbagai pengawal barang sayuran duduk disamping kiri tcrdakwa yang mcngemudikan Truck. Dahwa benar, sewaktu petugas lalu lintas melakukan pengukuran dan penggambaran tempat kejadian, terdakwa tidak ditempat kejadian untuk menyaksikan dan terdakwa setuju dengan sket gambar yang dibuat petugas. Benar, atas kejadian kccelakaan tersebut, terdakwa sangat menycsalinya karcna tidak ada kescngajaan. b. Barang Bukti : a. Satu unit Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE wama kuning: b. Satu lembar STNK Truck Colt Diesel No. Pol. F-8880 UE: c. Scbuah SIM B II Umum An. Obay Sobari. c. Alat Bukti Surat: Bahwa berdasarkan ketentuan dari Pasal 184 (I) KUHAP, alat bukti yang syah salah satu diantaranya adalah alat bukti surat dan berdasarkan Pasal 187 a. KUHAP, maka Visum Et Repertum Pro Yustitia tentang hasil pemeriksaan medislpengobatan/ perawatan scbagaimana diterangkan datam Visum Et Repertum Pro Yustitia yang dikcluarkan R.S. II Subang Visum Et Repertum Pro Yustitla yang dikeluarkan R.S. II Subang Nomor: RS 111431 IX I 2001 tanggal 24 September 200 I. I. ANALISA FAKTA: Mnjclis Hakim Yang Terhormat, Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yang berasal dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dan didukung adanya petunjuk-petunjuk dan Barang bukti dari hasil pemerlksaan dalarn Berita Acara Pemeriksaan para saksi dan terdakwa yang selaras dengan ••AR•• •-.- ..... -t ..... - ..1:---z.1 .... - .... A,. .. 11ata1nh AUnt,..111ran 111nsi1iu dstnnt dikctnhui adanva fakta-takta Onhwa benar kendarnan Truck Coli Mluubhishi No .. Pol. F-8880 UE wamn kuning tersebut dlkemudlkan 'otch terdakwa Obay Sobrln Bin Umslh. berangkat dari Patrol pada hari Sabtu tangg11l 22 September 2001 scklra pukul 10.00 Wlb. Membllwa muatan uyuran (terong) dltcrnanl olch Sdr. Apung Pumarna yang mengawal barang mcnuju arah Bandung, keadaan tcrdakwa (pengcmudl) schat, tldak da1'1m keadaan rnabok, dan keadaan jalan beraspat, cuaca cerah d11n tldnk bujan. Uahwa benar, sewaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishl No. Pol. F-8880 UE wnpai di Jalan Roya Kp. Ranes Teja Os. Tambak Mckar Kee. Jalancagak Knb. Subang keadaan jahm agak mcnlkung ke kiri dari arah datangnya Truck, saksi melihat sebuah sepeda motor berjnlan disebclah kiri jarak kurang lebih 10 meter dan scbuah sepeda angin yang sedang dikendarai dcngan jnrak kurang lcbih IS meter didepan Truck, tak lama kemudian Truck menycrcmpet sepeda motor, karena soplr (tardakwa) bget, kendaraan Truck otens keklrl dan menabrak pengendara sepeda yang sedang berjalan berlawanan arah dengan Truck. Bahwa benar, Cerdakwa tldak hatl·hall atau kurang kosentrasl mengemudikan kendaraan Truck pada saat memasuki jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, sehingga tidak ada kescmpalan lagi untuk melakukan tindaknn mcnghentikan Truck yang dikcmudikBMya, yang kemudian telah menycrempet speda motor dan setcrusnya menabrak sepeda angin yang berjalan pada bahu jalan. Bahwa benar, akibat kelalalan terdakwa mengemudikan kendaraan Truck Colt tersebut, menyeb::bkan pengendara sepeda motor Jaenal Asikin mcngalami Iuka ringan dan pengendara scpeda angln yaitu korban Andri Bin Hendra mcnlnggal dunla di Rwnag Saklt. ANALISA YURIDIS/ PEMBUKTIAN: Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan sebagaimana telah dikemukakan diatas, sclanjutnya izlnkanlah kaml untuk mcmbuktikan unsur-unsur pokok tlndak pidana yang didakwakan. Bahwa perbuatan pidana yang didakwakan terhadap terdakwa disusun dalam dakwaan lunggal, untuk itu akan kami buktikan dakwaan kami yaitu tcrdakwa mclanggar Pasal 359 KUHPidana, yang unsur-unsumya scbagai bcn'kut: a. Bnrang slapa ; b. Karena salahnya; c. mcnycbabkan matinya orang. ~c\apun -unsur dalam dakwaan tersebut adalah sebagai bcrikut : -Ad. n. Unsur "Barang Siapa". llahwa rumusan unsur "Barang Siapa" menurut Undang-undang Hukum Pidana adalah untuk mcnunjukkan tentang siapa subyek hukum atau pelaku tindak pidana, sehingga siapa saja pemangku hak dan kewajiban yang tidak cacad mental dan mampu bcrtanggung jawab. Dengan demikinn yang. tlimaksud "Barang Siapa" dalam perkara ini adalah Obay Sobri Uin Umslh sepeni tersebut dalam dakwaan dan awal tuntutan ini. Bahwa subyck hukum yang diajukan kcpcrsidangan dalam perkara ini adalah terdakwa bemama Obay Sobrl Bin Umsih dengan segala identltasnya yang tennunt dalam surat Dakwaan dan tcrmuat pula pada awal Tuntutan Pidana ini, identitas tersebut tclah dibenarkan olch terdakwa sebagai identitas etas jatl dirinya. Berdasarkan hal-hal tcrsebut dlatas maka kami bcrpendapat unsur •·sarong Siapa" dalam surat dakwnan sudah terbukti dan terpenuhi. Ad. b. Unsur "kama s1dahnya". Bahwa pengertian dari unsure ini adalah aninya kurang hati-hati atnu lalainya (delik culpa) yaitu suatu akibat yang tidak dilnglnkan oleh si petindak dalam hat ini adalah terdakwa Obay Sobri dalam 6 lnl, temyata (ICrbulltan yan 11 dilakukan olch tcrdakwa Ohay Soliri dilula1kan ~arena 1i,la\.. hati· lmtlny11 a111u lulnlnyn 1erd11kw11 dalam mcngemudlkan kcndnrnan Truck {'\\II J1 Jal.in Rayn ymi.· po sis I j11l11n mcnlkung. dikanan kiri jalan banyak perumahan penduduk. llerdasarkan hal·hal tcnebut dlatas kaml bcrpcndapat unsur "karcna aalanya" scbagaimana dimaksud dalam Posa! 359 KUHPldana telah terbuktl dan terpcnuhi. Ad. c:. Unsur "mcnyebabkan matlnya orang". Ouhwa pengertlan dari unsure int artlnya adalah matinya orang disini tidak dimaksud sama sekali olch terdakwa, akan tetapl kematian tersebut hanya mcrupakan aklbat dart pada kurang hatl·hatl 11t11u lalainya tcrdakwa. dalam mengemudikan kendaraan Truck Colt Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UB dUalan raya yang po11Jlnya menlkung. ll:ihwa fakta hukum yang terungkap dipersidangan y:ing sesuai pula dengan keterangan para snksi yaitu saksi Apung Pumama, Kamila llin Sudin, Jaenal Asikin dan tcrdakwa tcrbukti dalarn perkara ini, tcmyata perbuatan yang dilakukan olch terdakwa Obay Sobri dilakukan kercna tidak hnti· hatinya atau laiainya terdakwa dalam rnengcmudikan kendaraan Truck Colt di Jalan Raya yang posisi jalan rnenikung, dikanan kiri jalan banyak perumahan penduduk. Untuk jelasnya fakta yang terungkap dipersidangan tcrsebut, scbagai bcrikut: Bahwa bcnar, scwaktu kendaraan Truck Clot Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE sampai di Jalan Raya Kp. Ranca Teja Ds. Tambak Mekar Kee. Jalancagak Kab. Subang kcadaan jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, saksi Apung Pumama rnelihat sebuah sepeda motor bcljalan discbclah kiri jarak kurang lebih I0 meter dan sebuah sepeda angin yang sedang dikendarai dengan jarak kurang lebih IS meter didepan Truck, tak lama kemudian Truck menyerempet scpeda motor, karena sopir (terdakwa) kaget, kcndnra.in Truck c;leng kekiri dan menabrak pengendara scpeda yang sedang bcljalan bcrlawanan 8Iah dengan Truck. Bahwa bcnar, terdakwa tidak hati·hati atau kunmg koscntrasi mcngemudikan kendaraan Truck pada saat mcmasuki jalan agak menikung kc kiri dari arah datangnya Truck, sehingga tidak ada kesempatan lagi untuk mclakukan tindakan menghentikan Truck yang dikemudikannya, yang kemudian telah menyercmpet speda motor dan seterusnya menabrak sepcda angin yang berjalan pada bahu jalan. Akibat tebrakan antara Truck Colt yang dikemudikan oleh tcrdakwa Obay dengan sepeda angin terscbut, menyebabkan korban Andri meninggal dunia di RS. l'Tl'N. Subang, sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Pro Yustitia yang dikcluarkan R.S. II Subang Nomor: RS 11/43/ IX/ 2001 tanggal 24 September 2001 dengan kesimpulan: ceder:i kepala tingkat IV. discbabkan benturan benda keras. lkrdasarkan hal-hal tersebut diatas kami bcrpendapat unsur "mcnycbabkan q1ntinya or.mg" scbagaimana dimaksud dalam Pasal 359 KUHPidana telah terbukti dan terpcnuhi. f. KE SIM PU LAN: Mnjclis Hakim Yang Terhonnat, Dari uralan kaml dalam analisa hukum/pembuktian sebagalmana tersebut dlatas tcrdakwa Obay Sobri Bin Umsih, telah terbukti dengan syah dan meyakinkan memenuhi rumusan tindak pidana scbagaimana didakwakan padanya telah melangg8I Pasal 359 KUHPidana. S~telah perbuatan pidana dapat dibuktikan maka untuk menentukan apakah terdakwa dapat dijatuhi pidana alas perbuatannya tersebut, dapat atau tidaknya, perlu diti1tjau pertanggungjawaban nlAonnnua .... : ... .. 1............. 1......... ........ _ - ............1. .........t.. ..........:i,.lnnttnua ~ 7 ... ~ Ila 1-hal yang mcmberatkan : - Terdnkwn tldak hatl·hatl dalam mcngemudikan kendaraan hingga mcnycbabknn matlnya oran11. llal-hal ynng merinpnkan: • Terdakwa tldak tldak memperaullt jalannya peraldangan; Terdakwa menycsall perbuatannya, dan kcpada kcluarga korban tcrdakwa telah meminta mauf. scrta kcluarga tefdakw11 tclah berscpakat untuk menerlma kccclakaan itu suatu musibah da.n Kel. Terdakwa telah mcmberik11n aantunan kepada Kel. Korban. • Tcrdakwa adalah kepala kcluarga yang mennnggung hiaya hidup kclunrgn yang sangat dibu1uhkan oleh anak-anaknya. l3erdasark11n uralan-urainn tersebut diatas, , kami Jaksa rcnuntut Umum dalam perkarit ini : M E N U N T U T supaya Majclis Hakim Pcng11dil11n Ncgcri Subang, yang memeriksa dan mengadili p.:.-rJ..nra ini dan sekaligus rnenjatuhkan putusan sebagai ben'lcut: I. Menyatakan terdakwa Obay Sobri Din Umslh terbukti secara syah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar eiiaat Pasal 3S9 KUHPidana. 2. Men;~kum, ;erdl!%wa Obay Sobri Bin Umsih dengan pidana penjara selama ;2. £«-.«<bf., .&1.-C.u~ ...... - r n n . •• • •• • •• .;dikurangi selama terdakwa ditahan. dengan perintah tetap ditahan. 3. Menyatakan barang bukti berupa: Satu unit Truck Colt Diesel Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE warna kuning dan Satu lembar STNK Truck Colt Diesel Mitsubhishi No. Pol. F-8880 UE, dikcmbalikan kcpada pemiliknya; Satu buah SIM B JI Umum An. Oba'y Sobri Bin Umsih, dikembalikan kcpada terdakwa. 4. Membebani biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah). De~ikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan sampaikan dipersidange.n pada hari ini ... ::)c;~ .... tanggal {.'(, ........ Nopember 2001. SY UDIN DJAMAIN Sii. JAKS'A MUDA NIP. 230011312. I p i'.a.or. , .- t N E T A I; L ,\ ... r.:.c • ~'I'/ ,·~~!.r!D /:~·: )1 / .P".io ::aon.ur ·OJ;o 1:.u1.& :>:u. " m;:tt '.."'.:.!'J<A:l ie."i.'ll:.:.J.IX:' lb.l:irn / llo.l:i!.\ ~ '-1\Ga.dilan i{l);;ori. Gh.iia ; -----....---...,-.Surat/ bo:~•.010 ;ork:u.•:i ,idall!\ nw.r 1 234 / l'ID·~ /200!1 Y.l·3::'0· i1~t'.J ~l CJ I; l 111.hir I :elo.r.u.n I e.a.n J: ·:~ 7 ~ l'l:t lll Lr.:· i-l•i}. i j : IC Ir1tlOnC:z.1i ·. l ' 1'1•• Cio·,1:; !.!' llli/07 lioou Cl!lur:1 .r·.1 .... 1 he.ji !~'.!.h. i-l~o,Jt'lfJ1l1'b1. ... •a Iolwa .. .an I PC!ll(:\l!:·u1H. I ti ta.'ian borcU:iaarl:an Sura. t / :en1ta~ .FcOZ.:..c.1:..:.."'l "l ..!l 1 _ •'• t'111aca.1 1 ·2il· oi;e~:Q>.r..-1">•:!:• '2~~"1· ilcmor : fAt. •I• .~5~/;;:ar.)i-·.:.:.~··: ..;/~:>J 1 • I .a). Uc ..t•t li'lr.b">,. 2001 •••.•• o(d t:mcGcl I • ~~ ·~·;:l;-:>'ll•.•?"• .:}l.)oJ 1 • ••• ~ Pr:.nuntut 1.4:1~ tall8'aal t • ..,..r,...... .......,_ ••la.\C\!."' s • • • ~..-a.•.AJ..a.s. • • • • . t :J/d t~ •••• -:-~~-;":":":"";"'.--:-;":":-•••••• . t .............. .-....--............ . n tal"IG~l a t1.l~.··~~h.·.ii.:.!;:1;t;"1·······l!a.1or z £"1~·~.·~:~--.·~T,!'9:~.°dt·:~~···~·/"'··~'')l l: •1•1·~•l'i(;O\)f~i.•.:;~~4••••.,; .,.. s/d 'ttr~t,;al :·:e·~t'.a PcalS"'"'...clil.Ch 11eceri ~t!i.i~ ----·- -·--· • 8 I• e • l 3 •J r:• ·' .. - •":•·.,•1···· ..... ... 111 • ................... ·"'"'~ ... t=r..c:::al :. • • •• -··- ..._ .... •· .... • • • • • • · ::ej:li:. tai~ t • 8 e 8 I e •• :.t..•..!..:.:,.!..!...-..!..!.:.:"_!,... Ge 8 G G • ·:m:; bci1;·ra Te~:;:;, -~.,la!t µlak\lll lilClakuka.n tind.i:k pidann sobai:;aiJ":.:!U ~~l .. ] 1 ~·· . • . .. • • . ...• K'.M'/ Undan(r-~ •• •..!..l.L!.:.!.~.!.:.~..!.! :.:..· •••••• >an.:;1 <>ahua. :/m,• .:. :;n;1t~\;!.-'1 :.icuoril=an di~ porlu untuk e1on<;c-· i;>erinta.h pe~ir. tor~C.;> tcril.dar.; ·•3racb;,:.t cliu ta.a 1 neat ?ao;:J. 26 :.;.·:;·c :1-) j> ?c::;.:,l 21 a:;;a.t (4) !'::U:ti' (Uti.No.8 ta.hun ~9:..~) ..•.. -· ~ ·• · ;;;GJ. .. ::..c~uU"'.: • ..1 • :'i' • • J.·ntCll.i':::!.:.1 \!!'1 t t:.i:: ;_iOX..1.ltlllell C.. +... v.:o.S '-Cl"'..;.aa~.~ : v• · • •· •· • •· • • • • c' .. " • ~. han= ifo.:;ar::: di :;tib~'2:/l:ota. 1 ;:cli~ 1'.r.ia ::,.; ( t::.GQ.puluh) h.--.ri ~ tanc0el EtnhY""'1 ~. .1~~ .•;J;"i0~\:: i.'2J.~~J1s/d -~1: ·'·1~ . :.~.~r..•~-~-·~~·"~ ..... _ 1 1 !lf;a..r kO!>Cd.'.:. ~o::da.kHa rombua:i.n daJ.•i ponot;;.llJJI ini • ... a ts.u !:ol«=gan;,-., ac::.cJC<is mtulgk.in cli be-· Submnc. 12 Nopember 2001 ::orodo :: 1.t :It,,:.: Ko~1 ~·al\b:>dilal> ·11"'6'1rl Rubnng. di ... o. S U D :.. :1 Terdala-rc : •ADAY'. SOB.ARI. .bin. UMSIH, .••••• , , ••• • •• • ••••• • • • • 2. Sul·at :.' •::cd:.. :,>:"n ~t~~ i nil(;:it'.il 1' !~o.::;ori s.,,,i;i-.~!;' tt.nssal .tA.Ok.t.abn·. ~002 .. r7omo1• I 234 ,'::Cl:;.:'1U./ 2001 I 1 -~ PN; Bbg, - tentanc Ponunjuldcan llr.jr.lb i; J!.:im y:m;;- 1?1<?r.1er!.ks:i dan r.iengodi-liperkara tol'oebut 1 3. Surat l'enetr.l,)llil Kotw:i llajelic :!:il:l.1:1 re~:<'.: l:'.11 ;fe(Ieri Subang t:inoeal 1 22 Oktober2001Jl.-iac-r 1234 /i'o:r·--1i/2001/PN,Sbg tontcna ~i cidnng porkar1, 'in:reebu-:; :'.J ::t:::i ; I l, Bahu:> !i'al'd.:-Jorr. tolch c!.idnkt:.:. 1>el::'.-:ul:::.t1 tL'ldl'k pidana 11ep1lrti ape :rcr..:; Gi::t= d.nn d.i:m:: .:o J:lidane dcl.;:-J:I :;i::oi:l 1 - - - - - - - .159, l<Illt , Pid.aJ1e.,. .,.. • • • • •• • • • • • • o • '"'• • e • • ..- • • • • • o e • • • • • e e • • e e • • e • ·······~······················································· 2. !l::hmi r:encha."1.-:n r.tau d.iI i T"l'd:'.l:;yc 1 q~f.Y. JiQ\3mr,. .bill. ,Qij~fli.... .:.ken be:;:odchi:.• ;.>::.<!'=. tarc;.;c.l 1·16. •lii>pemller- .:209{ .. 1 s&tl.nnel= - pcrlo:irorvi: ",; .. l.: •. Jole ;::! ; • 3. :Bohuc untuk !copentinr,.m pacol'iJ.,-:;":m yer.-.horn:m ntcs diri Terdnk:w:o. P.~f..Y..s.q~mi:..\iiri. .l!¥~1fi ................ parlu diperpcnjCJ36..r.a. soln~ : l9••('ti~e;f1J>tA-\lll). ,l]ii;t').. ........... d.ixumoh tnhonan ~,,,_ 11H.ATIKA.N 1 Pq_sQl .2.6 "Y".t 2 YJJIW ( Und::ng..Und:1~ I:. I, :Tonor._8 'l(,ahun 1981.J. :: - - - - - - - - - - - - - ;; E i-i I lT T .6. 1 . Perpnnjonaon pent'hC.'lan atao di:d Tortl.~!:wr 1 -ClJJU. ~QJJ61U. .'bin. .l!MSIH eeloma 1 .lQ, {.ti.g'1.00uli.), J\arj.,,,.,. ·~cr:,:.·tlaig aulai tonggal 1 1:r. RQPfll!\Qer• .MQl ....... e/d tonr.g:.: ' . H>..neeM.b11r. 2.QQJ ... . di Ru.mah Tohcnnn lTssnro / Loroc:-iG'C Ponr.::;ynr:.b::ton Subong, .1:: '.. t., .• ' ' -· J ' _ -·-·-- A' ...................... :..: ,. ~ T A P 1 N .Kettu:i Ponc;odilr.n ;;CGOl-:1. Sul:::i:; ' - - - - - - - - - -~~m~jbt! 1 2 1 surTr.t ;:ca u;>~a;~~ ~f~~"'; ~1i ;· c;.~\i::L:·:, -;;~~1j;·~; j~Pf,~f@1~8itor1" ~3C I '''-•T:' ... ,':"\t~ift• tC~iO~ I •••";f••••••'/•~•1/eo~t ~luf,,... pGJ:'karo 'l'ordakuc 1 - - · •·---------- u..1. L'U. Dl'l£:J 1romo I.e~::;p .'?:ll~X .~qi!;\!!~ .1!1" .l!l~l}! .......... •••• ••••• • Tompat l=bi~ !fa.~~~~•t••••••••••••••••••••••••••••• Umur ctr.u t~.:;t!l l~.M:t- .3,i !::*'!21 ..• •••••••••••••.••. ••••••• •••. •• . ,Lald.-la.ld ........ ············••:•················ Jonis l~lmin ~ Ko bcJW!ot!n 'l'ompct til\'..r;"-l .. Indonasia ' ·······································•·· .Ii~·. .q~~ .1!:~<26/.'![/. .I?'?':'!-.~~ .~mi .Jicze. 1 . A.game .~~~~ .. .~1l'!~1~11.11tl~tH~~ ......•.•• Islem . ···~······································ : .~'!~~~; ................................. Pe1corjncn Jicnimb~, b~htt:1 r>c-:.-I:~l·:: tc1•::;c.but ti::oa:eu!: -:: ..::c:r~ Pcncodilrul - 5..t.bcl\';1 mt'.kn dipcnd.."'.ll,.'.; :pcrlu c..•tu!: r.icnu."'ljU:: i~.j::li:: Z,...;:im Yt'.na ~!= meey! ~o. 1-lone;ine;r.t, P~-"r.l 152 ~ 0,~t (1) 11f:~ ( ;..u,:·o.:J.~·:'.;,un l9Cll ). ll T ·-•• n, !i.u!dtn ~O.· :J:,.....im .A:\Xnta. i'onl.tore. •• .... ~ ~~ n ..,,,~•~.,, ltntult fl\GJllorilCSc ·'-:n .:..... ·-~n··--·• ~ • ...,_,J,.,..la....,. .:-"'"-·-:':-"· .t. 0 •u... . .a .... ._.,. ODAY SOJlARI Utsm o ••et o:Bill a e o •II ee I# e o o • • f" • • • • Roetr:rtor P.l.cl::i1-U! 1:!'acr : .t.~W.~J;J?~~~t/.~~~JP.~ ...... ••••••••••••••••••••• ~•T···········r -.w. .:.iJ!G..i".....;.!' .il.!.. ;; 18 :;J ,\ Oktobor ., . . :r / lf 01 2001 T::illlSE!ll'T /l ' ... " fi:1,..i1.;•l';Ul H-.::i1· 'C:'IJ:::dil::m tlogarl l·IOOG(l<:ni h~ri oid~ng. ( Paoal 152 la.lll..& ---- }. ------~~~~- P'Dll'i'JT.\P.'.11 uooon . , .:i. ~ . im'. I'Ill/ 2001 / : . a1 .~oo. f • ' booli:~rat I I I ' .. ; I. ,· ______ .......__ ., I, 11 Not:o r 1 '.; 1' C S A li j!,/fi.d.• !I/COO 1/i'N .Si><;• ui::..•1 1rn1uril.Ji!i lli:l'..t.1..!i1Jo:t.:: 1:.;mnv..'lk!; u;;i; i·J.!L\. Btt. ro1:cr~Ulun llor,t1ri Sub!U".t; yr.ne momorikor• <l1:n ::... ni;odil i porltr.rc...po :.:-- k:nrr. f1itlMn J,JCllJ.I\ ti.ni,;ki.t (>OrtCIUU c1<1ni;r.n &Or.rt. (.OIDlll'il:AW'J'I l•ir.t111 U lu): - monjc.tuhlt1.n putuann nopo1•ti ttlrou\>ut <li bnut'Ji ini, d::.l:.:r.i poritni·u 1.t>1-C.>.\k WC. I - - - · - - - - - - - - - · · - - - - · - - · · - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - .. -·--- •• · .@I-Y SO!Wtl llip t/1.ISIJI Lnhir di 1-ir.jlllenckA, w.1U1· 37 tohun 1 jonic kc.lazni.n Lw:i-luki, k"bt:.r-<.:or.·~·: InJon11cir.1 1.ompnt tine:i;Hl 1<1~pwie Ciomr.s RT 06/07 Dosr. Cnndm Jn.vi:., f:cci::?1r,tr11 fiukahr.ji l<r.\>upr;t.cn He.jaler.ckF.1 1·e,r..'Un Iull-..':1, :.'l!~:~·~jr.::.n !'~r.~::i\Y.!i. 'l\ t-:lrJa.~" di 1.t'bcn olch 1 - - - - - - - - - - - - - -.. ··----- -··- ·-- ---... 1. l'c~;rh i'.·, ~;llc.i d:7.l'i kJ'lc~;t'J. ~3 Soptcr.i1Je1· .::io1 c::r.p::.i :lo)i'(:";J: t.:i::.,r. :r..1. 10 Ok~w.- <.'001 I ------------------·--------------------2. Pcr1t:ut.:it Umum, r.:ul&i <b~i 1.CJlCl.:nl 11 Okt.ooor 2001 Bt•'llpr.i dcn;;n."' tt.r.:.; t.:nJ. 17 Ok'.obcr ?.oo1 I ------------------------------··------ 3, Hcl:in l'ol'lGr.dilrJ\ No{t'lri, r.iulcl. dr.ri t~nl 1!l Oktobcr 2001 su.-.:;;w - 4. Pc;prJLji:nG!:I\ Ko tun. ?ens;;i.l.ile.11 Nuge:::'i. 1 mul tl d&.ri te.ngcal. !7 l!o:i:or.ibc.2001 e:::mp<U dGn.'.;l"1 tc:%16mJ. 16 Doeomber 2001 ; - - - - - - - - - - - - - - Pelll:iviilM trcg&ri rorscbut. ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Sct.clch mem\>::-.c::. BU1'<'.t-surnt dnlM berke.:; purkara I - - - - - - - - Sotclcl1 recndeJ1Gar kotcrancim saksi-oaksi dan kater<J1Ct:n 'fuxtl&h."'\o".:'. rl.ip~ rsi d::1'.i:;nn ; ---------·---------------·--·-·---------------- -------- So leld! rondensr..r tuntutan .T&ksa Penuntut Umura YC!lf. pade. polcoloiya ssnr MEtjoli.e llnkim PBl\Bn<i.ilFJl Iiegcri SubE'Jll; yrllc> l i pork.arn ini rnemutuElkc.n rnemeriku~; d:m n:e1icr..li- 1 --------------------------------- 1. Monyc.taken tordeJclm Oba_v Sob&ri bin Umsih te1'llukti sooc.ra unh don ma yflkinlam bersal.ah meluktt%an tintlnk pidanc r~9lruii:;gn.r ps.sal 359 zin· Pidar,r. ; --------------------------------------.. -------- - ... - ·-·-;•. MeMhul:um t(i:rde.klro. Obey ~bari bin Umeil1 dOflGBn pidann ponjnrs. ool.a.- -------------··----------- -- Bo.tu. unit 'l'J:uok Colt Dieael Mitaubiahi. No. Pol. ~· 8880 UE wr.mP. l<wdng dlll\ ae.tu. lombnr 91"1{ TJ:uclc Colt Die1ol 1-11 taub1.ah1 No. Pol. F 8680 ml d.1ke111beliknn kopsde. pomililalyn 1 - - - - - - - - - - - - - Sa.tu lembll.t' Bn.t B II U111w11 n.n. Obey Bobo.ri bin Umoih, diltombal.i kllJl kopcd.a tordakwa I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 40 MemlJObnni bie,ya parka.re:. Jcepflda tord.clalo. aeboai:.r ltp 1.000,- ( l!l•ribu rupir.h ) • - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Se tr.ll:sh mend.engar pombelu.n terd.l.'llora YMC di&julcan seci:.rn liscn - ycng p!lila pokolalyn bah'lrll. ic. lllCl\YBDsli perbu&tcJU'IYt'. dtn berjr.nji tidi:J: nl'.n..'1 ment;Ulcngi lcci srtr. mohon kori.nci:ru:in hukuman olob karons pun:;". t~on keluuga ; - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - itenimbi:ni;1 bahm. tordrklra. dinjuke.n ko111uk.a p<>reic!.£..r-G&n oleh J:-kflr: ____________________________ Penuntut Umum, didolaro. dengsn dekwcn tl.ll'iegGl Y&nli pc.dn pol:olalya r.oi.-t,, gci berfr.ut I - llahws. in i"erd.alc'lla Obey Soba.ri bin Umsih, p&d& hi:ri Sabtu ti::nge~J. <:2 Septembor 2001 eold.rn pukul 12.00 \/IB, ntnu sc tid&ktidskn,;·o:. pat!.:: tu lnin dslc!?l bul:in September 2001 1 bartempnt di JFJ.&11 Rsyn l7".!<.·- ~ung ,,,,_ Rsncateja Desa Tambskmeker KecamE.tan Jslnno!lgclc Knbupnten SUbr.J'lb ""''·"" eotid&k-tidcicn,ya pmn sue.tu tompc.t lnin e11J.Bih drlcm d£10rah hUkum Pangs dllen Heceri Subans1 karenE> nslnbny"n ate.u lolll.icyc. sewGktu me1'15"mudi knn Truck. Colt Mitsubishi No. Pol. F 8880 UE wo:.i-na kuning muds :ncn:rc. - babknn maticya orang yn.i tu korb<:.n A.nd.ri bin !le!llln. l -----· - -·-- ··· -· · Fe1•tn.i.-.t:.:n terdckln>. tereobut sebagc.imana diatur ds.n di;~·u:;ur, :·iu.1.r.;, del!llll pnsal 359 KUH Pidenn I -------------------------------Menimbong1 bahmi. borBBIDll.Cll diajukalmyn tord.likwa. ke m\lk.& persid&ng nn jUGa disjukan bars.ng bilk.ti borupa 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Satu unit Truck Colt Diesel Mi tsubiobi No. Pol. F 8880 UE 1 - - - - - - Sn tu lembar STNK Truck Colt Dieeol J.ti tsubiehi No. Pol. F 8880 UE 1 - Satu lomba.r SIM B II Umum n.n. Oba;y Sobari 1 - - - - - - - - - - - - - - - l ,a titll\h meng1.julw\ 4 Oral'\8 •Dkai Im auk.a poN1d.ansan ye.1 tu I I 1. Bolal1 Hll:m>RA !Wtll.J>I bin BU.LI I - - - - - - - - - - - 2. ZJJl:llAL MIIl<DI bin A.T.AllO I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - · - - - - ), Y..ARHITA. bin SIJJ>DI' I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - _ . . ._ _ • • L 4. 1..aus KURllIAWAN bin l..OAT.AROA I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - MonimQonf;, bnh1111. donge.n mompodiati.kM kotorting&n 11a1ca1-iiakaS. di.hu· bun8kan dencllll ketersne;M taJ.Usklm sorta barcng bulct1 dilihs.t dal.8111 hu burl/;an dnn Jca1 tsneya Batu dongcn la1nnya make. !llkta hukwn eabega1 bori.kut l·~jel ie mempi!roleh Far.ta 1 ------------------------ - llalwa bon!ll" pad.a. hari Sabtu tanc8al <!2 Soptombor 2001 kurang lebih . . pukul 12.00 'llIB talllh terje.d.i kooeloka.D.n di Jcl&n Ra,ya KampUne Ranca . . ~· . ta.ja Xaocr:iatan Jalanoagck J<nbupnton Subonc antnrc. k.endt:ni.ala Txuck - d·:COl t.'.Diellal ){itaubishi lfo. Pol. F 8880 UE ycng dikamudikr.n oleh tel:'. .. • t • deklm. Oba,y Bob&rl bin Umaih doni:;e.n eopoda motor Yomeha No. Pol. . ... ~ .. ; D 91 DJ Ylll'llI borjalsn #• •• - cenroh doncc.n '!'Nck kemud.ian menabrek eoped.4 t : f .• i Mgin :r&n& d.atoog dari &rah berlallal1M 1 - - - - - - - - - ' - - " - - Jlah'lla benar, lo!nd.araan 'l'l:Uek Colt )ii teubiahi . i N~ Pol. F 8880 UE ycng ~ . ' dikomud.ikan oloh to:r:d.ak:wa. Oba,y Sobr:.ri bin Umsih, berangkat dllri l'n _- • . trol pad.a hari Sabtu tanggnl 22 September <!001 eeldra pukul. 01.00 - . . .. . : ' .: . · : tUD dongsn m11&tan ea,yur&n ( 'l'erong ) eeberat la.1rang labih, 2 'l'on .milik . . . . Sakai l..plJZ18' l'Urlwn4 )'!.U1l; ikut dal&JU kand.arrum tereobut i:ienuju &M.lins1 ' ; •, . . . - Bahwa. bona.r ee'lfaktu kendar1UU1 Truck tarsebut yang dikemwii.lcan olah tor deklm k:etika Bampai di Jelen Ra,ya l<MlpUl'llJ Rsnontoja Kocamatan Jal.anon- . . gllk kew:le.an jalan sgak monikung ke kiri, oakoi .A,pung Pumama. meli;tE.-•. oebullh eepeda mtor bel'j&lan dioobolah kirido%18an ;larak kUren8 lobih 10 meter dnn eebuM. oepodn angin yang eedang d.ikonda:L'a1 oleh korbM ,A.ndi-i bin Honore. danglll\ jarfJc kUr!Ul8 lobih 15 motor, tak llllD!l. kemudir.n Truck l!IGnyerempet oepede. motor karona tel1iek'lfn k£ieet eetelah diperi nge.tknn oleh Baksi A,pung Purtuuna del18a.n kat&-katn " 1 " A'KM ad" o-::1mg " - Bal\\111. 4 - boruir oki'bnt· d.i tnbre.lalye. la>r'ban Anld bi.Ji llendr& oleh t.lrd.al: im. ter110'but1 \cor'ban A1dr1 \iin B.ondro moingsnl d.unia. d.i l1uniah Snl;.i t J>·l'. Peeklir'bunan NWlllantara. VIII Subong d.on oci~ol l'.orbr.n JL~nal Aaildn monseltllll1 lllka. ringan 1 - - - - - - · - - - --------·-- ·---- j.lonimbi:J!a 1 bahw tord.llk\m dinjllklln kD rnuka poroJ.d&l1l:M oleb Jlllain Ponuntut Ur.IUll) d.idl:llam molN<.uksn Il<lrbuat&n eo\JflGnirnr.m dil!'.tur dM d.iNroD111 pidann dal.MI Pc-.enl 359 J...'UH Pidann yazia ikut unour-WUJurn,;·~ oobBt;::.i be:r- I-·----------·---------·-----·-------·-··----- 1. llc.rnnc oinpc. 1 -------------------------------· ··--········ ·· ·-- -- 2. l:c..ronn 11ul.o.heyn 1 --------------------------------··--------··· 3. itenyebo.lll'..an me.tinyo. orC!ll> I -----------------------··--··-£lofdmbi:nc1 bo.hvo. denco.n ironiperlie.tikan :fr.ld&-faktn ycng toruncr..r.p dimuka porui~an, ~ l-io.jeli11 borpond.apat bch1m. porbue.t&r1 teJ:\lekwi.. telEJh 111emonuh.i unsur-unsur dari pe.sal yang didakllakan kepada.n;re.1 oohiw_; ca. oleh ka.rene.eya i!o.jolio hanw llltll\Yataksn bO>hwa· tord.aklra torbukti se- ce.rc. oeh den llltlyeld.nkan. borsalah 111olekuke.n tilld.al<: pidsna. Ka1'ona. keal.pa IUU\70. llltlnyebablr.an orsng lo.in mati, dan ha:rus dije.tuhi pidane. J - - - Meniclbani;1 bab\la oleh ke.Nna. tord.s.k:ll1;. borcdu. d.el&111 tahsnen 1 Illa.ks.< Hajoli& ekc.n 111Gnorapkan kotentUDn pasal 22 eye.t 4 KUHAl' kepad.en;ra. 1 i:cnimbanc 1 be.hwe. torhs.d.e.p bar-.,,ne bukti YOI\13 di&jukan kemuka per:>::. d.s.nge.n &ken ditetspke.n be.hwa 1 ------------------ · - Se.tu unit T:r\lclc Colt Bieaol J.litoubiehi No. Pol. F 8300 UE war!lt\ ku - nine dan ee.tu lembar SWK Tntck Colt Dicnel Mi tsubiahi No. Pol. - - F 8880 UE, dikembalikan kepr.do. pemilil::ny& yai tu H. HIDAY.AT UNAY.A. J - - So.tu ler.ibe.r SDt B II Urcum c.tao 11a111a Obay Sobari dikemb!llikan kepedo. te:rdskwa I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - MoniJu\Jf.UlG1 be.hwa oloh kx.rena terd.alara dijo.tuhi pitie.na., make. l·~aje- . . lie mombobF.111'.an bie;ya per!ro.ra kepeda terd.e.km:. 1 ------------------ lfonimbang 1 be.hws. olch ka.rena terd.elara. bored.a dalam tahe.nan, mnka Majelie momorintahks.n iiaar te:rdalrna tet&p di ta.hen 1 - - - - - - - - __ .1..w ___ •---A . . +.amrkn,. - - - 6 - .MUot~ putuann mcna diuoa.pkan deltJll poraidanann YN'IC terbuka un t•llt WllWfl pl!Aa bo.ri itu jUGa oloh Ho.ld.m K.oWa. toroo\>ut. dtmc::in didcmpin...,-1. - - olob llokim 11.oldm #J'IC:gotn. torae\>ut., donaan dibcntu oloh SU..".lt•T ~W<.-:UR - ~::; - ooloku Pnni tora Poncgonti donsroJI dihadiri olob :JYAFltullr;1 DJ/J·ll-DI, Jn!rJJa Ponuntut Umum pad.a Kojek.Otu:n llec11r1 Subana drJI dihe.d.iri olu'1 'l't'l'daklla. oond.iri • ---------------------------------------- :31i. p~· r- Poncct".nti, r;M41 s .e~nm. f-1 F.:R F" US-1~ /:\K/;;~\\J liiN S'f/jJ-!l~l ,J, ---------·"