ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA DI

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ASMA DI RUANG POLI KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN RSUD Dr. SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dianjurkan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
IRA RANTIKA
13DB277020
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA DI RUANG POLI
KEBIDANAN RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA1
Ira Rantika2Rosidah Solihah3Asep Gunawan4
INTISARI
Insiden kehamilan asma tergolong kecil sehingga tidak cukup banyak
data yang didapatkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Tasikmalaya, angka kejadian kehamilan dengan asma pada tahun
2015 sebanyak 6 kasus.
Kehamilan asma dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung
terhadap mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi. Pada ibu seperti
preeklamsia bahkan bisa sampai menyumbang angka mortalitas. Sedangkan
pada bayi seperti BBLR, IUGR dan prematuritas dapat meningkatkanmorbiditas
bahkan sampai meningkatkan angka mortalitas pada bayi.
Tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini untuk memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan
asma dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan. Asuhan
kebidanan pada kehamiilan asma ini dilakukan selama 1 hari di Ruang Poli
Kebidanan RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penyusunan Laporan Tugas Akhir ini mendapatkan gambaran
dan pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada kehamilan
asma. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan
asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya di laksanakan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
Kata kunci
: Kehamilan, Asma
Kepustakaan : 12 buku (2008 - 2015), 2 jurnal
Halaman
: i-xii, 54 halama, 8 lamiran
1
Judul Penulisan Ilmiah2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis3STIKes
Muhammadiyah Ciamis4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
(Sarwono, 2009).
Kehamilan
merupakan
proses
yang
alamiah.
Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah
bersifat, bukan patologis. Oleh karena itu, asuhan yang di berikan adalah
asuhan yang meminimalkan intevensi. Bidan harus memfasilitasi proses
alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat
medis yang tidak terbukti manfaatnya. (Maternity Putri Yantini, 2014).
Ukuran
keberhasilan
suatu
pelayanan
ibu
tercermin
dari
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) sampai batas terendah yang dapat
dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi tempat serta waktu. AKI adalah
jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil 6 minggu setelah
persalinan per 100.000 persalinan.
Menurut WHO (World Health Organization) Angka Kematian Ibu
(AKI) di tahun 2013 adalah 81% diakibatkan karena komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan nifas dan 40% kematian ibu di Negara-negara
berkembang. Gangguan Pernafasan atau Asma terjadi di seluruh dunia
dengan angka kejadian yang beragam.
Di Indonesia angka kejadian Gangguan Pernafasan atau Asma 56% dari populasi. Asma dalam kehamilan sekitar 3,7 – 4 %. Hal tersebut
membuat asma menjadi salah satu permasalahan yang biasa di temukan
dalam kehamilan (Sarwono, 2013).
Melihat penyebab kematian diatas sesungguhnya dapat dicegah
dan diatasi dengan penanganan pada saat hamil, salah satunya dengan
1
2
pemeriksaan antenatal yang memenuhi standar (Manuaba 2011).
Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan mental dan
fisik serta dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinannya. Dengan pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai
komplikasi yang dapat mempengaruhi kehamilan sehingga dapat segera
diatasi (Jannah, 2012).
Angka kematian merupakan suatu indikator kualitas pelayanan
kesehatan disuatu Negara Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI 2013) tingkat kematian ibu saat melahirkan masih tinggi, yaitu
setiap satu jam, dua ibu melahirkan meninggal dunia. Berdasarkan
penelitian tentang kualitas penduduk Indonesia tercatat Angka Kematian
Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat tahun 2012 jumlah AKI
837 kasus, presentasi 0,15%. tahun 2013 jumlah AKI 781 kasus,
presentasi 0,12%. tahun 2014 jumlah AKI 747 kasus, presentasi 0,17 %.
Dari jumlah keseluruhan ibu hamil 1.044.334 jiwa. Angka kematian ibu di
Jawa Barat ini disebabkan oleh perdarahan 248 (31,7%), hipertensi
dalam kehamilan (29,3%), infeksi (5,6%), partus lama (0,64%), abortus
(0,12%), lain-lain (32,5%) (Dinkes Jabar 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Tasikmalaya. Jumlah rata-rata
ibu hamil di Kota Tasikmalaya yaitu 15.480 jiwa. Peningkatan angka
kematian ibu pada tahun 2012 sebanyak 16 orang atau (0,12%), tahun
2013 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 20 orang atau (0,16 %),
dan pada tahun 2014 sebanyak 29 orang atau (0,21 %) (Dinkes Kota
Tasikmalaya 2015).
Beberapa kasus kehamilan yang terjadi di Kota Tasikmalaya yaitu
anemia kehamilan 641 kasus, abortus 532 kasus, KET 17 Kasus,
mollahidatidosa 9 kasus, plasenta previa 56 kasus, solusio plasenta 7
kasus, PER 253 kasus, PEB 12 kasus, gemeli 69 kasus, infeksiberat 8
kasus, KPD 222 kasus, dan penyebab lainnya 493 kasus (Dinkes
Tasikmalaya, 2015).
3
Menurut data ANC tahun 2015 (RSUD dr. Soekardjo kota
tasikmalaya), ibu hamil yang menderita penyakit asma sebanyak 6 orang.
Asma adalah penyakit sistem respirasi yang di tandai dengan
sesak yang berulang. Hal ini di sebabkan oleh inflamasi kronik saluran
udara serta sekresi mukus berlebih (World Health Organization, 2013).
Asma ialah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan dengan
komponen herediter mayor, terkait pada kromosom 5,6,11,12,14,16, dan
reseftor IgE dengan afinitas tinggi, sitokin, reseptor T-sel antigen.
Keadaan ini juga di hubungkan dengan mutasi gen ADAM-33 pada rantai
pendek kromosom 20 pada individu yang terpapar rokok, influenza
stimulasi alergi akibat lingkungan (Sarwono Prawiroharjo, 2013).
Tidak ada bukti klinik pengaruh kehamilan terhadap asma ataupun
pengaruh asma terhadap kehamilan. Studi perspektif terhadap ibu hamil
dengan asma tidak di dapatkan perbedaan kelompok yang mengalami
perbaikan, menetap, atau memburuk. Namun, ada hubungan antara
keadaan asma sebelum hamil dan morbiditasnya pada kehamilan pada
asma ringan 13%, mengalami serangan pada kehamilan, pada asma
moderat 26%, dan asma berat 50%. Sebanyak 20% dari ibu dengan
asma ringan dan moderat mengalami serangan intrapartum, serta
peningkatan resiko serangan 18 kali lipat setelah persalinan dengan
seksio sesarea jika dibandingkan dengan persalinan pervaginam
(Sarwono Prawiroharjo, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian Achmad (2008) di dapatkan hasil
bukti-bukti
dari
keterkaitan
antara
senyawa
intermediat
fenotip
(khususnya kadar IgE serum) dengan asma, disebabkan oleh beberapa
gen yang dalam ekspresinya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.
Gen tersebut sangat bervariasi antara individu satu dengan yang lain, dan
variasi ini diduga menyebabkan terjadinya perbedaan kerentanan
terhadap asma antar individu baik pada anak, orang dewasa maupun
dalam kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian Ibnu (2009) di dapatkan hasil
prevalensi asma eksaserbasi pada ibu hamil bersalin di RSUP Sanglah
sebesar 0,71%. Rata-rata berat badan bayi baik pada ibu dengan asma
dan tanpa asma dalam batas normal namun dengan kecendrungan berat
4
badan lahir bayi pada kelompok ibu hamil dengan asma lebih rendah
dibanding dengan kelompok ibu hamil tanpa asma. Di perlukan penelitian
lebih lanjut dengan metode, cara dan sampel lebih akurat untuk
mengetahui prevalensi dan pengaruh asma terhadap ibu maupun janin
pada ibu hamil dengan asma. Pengontrolan asma khususnya pada ibu
dalam usia kehamilan mutlak diperlukan.
Allah SWT sebagai pencipta makhluk, telah menjelaskan proses
demi proses penciptaa nmanusia didalam rahim seorang perempuan.
Proses perubahan janin dari setetes mani hingga menjadi manusia yang
sempurna. Sebelum teknologi berkembang, hal itu merupakan perkara
gaib yang tidak di ketahui oleh manusia, karena letaknya yang semakin
dalam. Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses penciptaan manusia
didalam rahim tahap demi tahap.
Artinya :
Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari patitanah. Kemudian
Kami jadikan sari patiitu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Q.S AlMukminun: 12-14).
Ayat menunjukan bahwa proses penciptaan manusia itu mulai dari
sari pati tanah, kemudian mengalami beberapa fase penciptaannya dan
kejadiannya. Sama halnya dengan proses kehamilan yang didalamnya
5
terdapat beberapa fase pertumbuhan termasuk pertumbuhan janin. Allah
adalah sebaik-baiknya pencipta, karena seluruh pencipta tersebut
membuktikan bahwa Allah secara detail mempersiapkan segala hal yang
memungkinkan adanya kehidupan suatu makhluk ciptaan-Nya, termasuk
manusia. Proses kejadian manusia terbukti malalui Al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan sehingga hal tersebut harus memperkuat keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dari hasil pengkajian pada responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, pada hari selasa, 8
maret 2016 ditemukan hasil pemeriksaan, K/U sakit sedang, pernafasan
sesak dengan suara wheezing. Dari hasil pemeriksaan pernafasan cepat
terdapat tarikan dinding dada dan suara wheezing (Asma).
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengkaji, mendalami
dan mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Asma di Poli Kebidanan dan
Kandungan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, memberikan landasan bagi penulis
untuk
membuat
rumusan
masalah
tentang
“Bagaimana
Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Hamil Dengan Asma Di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya?”
C. Tujuan Umum
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuahan kebidanan pada ibu hamil dengan asma
di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan asma di RSUD Dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya.
b. Melakukan
interpretasi
data
serta
merumuskan
diagnose
kebidanan,masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan asma di
RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
6
c. Megidentifikasi diagnose potensial atau masalah pada ibu hamil
dengan asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
d. Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu hamil dengan asma di
RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
f.
Melaksanakan perencanaan secara efisiensi dan aman pada ibu
hamil dengan asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang di berikan pada
ibu hamil dengan asma di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
D. Manfaaat
1. Bagi Penulis
Studi kasus ini sebagai bahan masukan atau informasi untuk
mahasiswa mampu mengaplikasikan seluruh teori ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan mengenai asuhan kebidanan pada ibu
hamil terhadap praktek di lapangan.
2. Bagi Ibu Hamil
Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu dapat
melewati persalinan tanpa terjadi komplikasi, melahirkan bayi dengan
sehat dan melewati masa nifas dengan normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Di harap dapat dijadikan bahan evaluasi belajar terhadap materi
yang telah di berikan dan dapat di jadikan sebagai bahan bacaan serta
acuan mahasiswi kebidanan dakam memberi asuhan kebidanan.
Supaya menghasilkan lulusan bidan yang professional dan mandiri,
juga sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi
banding bagi studi kasus selanjutnya mengenai pendokumentasian
kebidanan secara komprehensif.
4. Bagi Lahan Praktek
Meningkatkan pelayanan kebidanan kesehatan dan melakukan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan asma.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi menjadi 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7
sampai 9 bulan (Sarwono, 2009).
Kehamilan
merupakan
proses
yang
alamiah.
Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah
bersifat, bukan patologis. Oleh karena itu, asuhan yang di berikanpun
adalah
asuhan
yang
meminimalkan
intevensi.
Bidan
harus
memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari
tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
(Maternity Putri Yantini, 2014).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterin sejak konsep sidang terakhir sampai permulaan persalinan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi
dimana terjadi proses pematangan fetus dalam Rahim sampai lahir
janin yang biasanya selama 40 minggu atau 280 hari (Saifuddin,
2002).
2. Diagnosa Kehamilan
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah
sekitar 280 – 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram
bila berakhir disebut keguguran.
b. Usia kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut
prematuritas.
c. Usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterm
d. Usia kehamilan melebihi 42 minggu di sebut kehamilan.
7
8
Tanda-tanda dugaan hamil adalah :
a. Amenorea (tidak mendapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumny wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Penting di ketahui tanggal hari pertama haid
terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila
persalinan diperkirakan akan terjadi.
b. Mual dan muntah
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, keadaan
ini sering terjadi pada pagi hati tetapitidak selalu dan keadaan ini
di sebut “morning sickness”. Dalam batasan-batasan tertentu
keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat
mengakibatkan
gangguan
kesehatan
yang
biasa
disebut
heperemesis gravidarum.
c. Sering kencing
Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama
disebabkan uterus uterus yang membesar menekan kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena
kandung kemih ditekan oleh janin.
d. Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri
Di sebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga glandula
montgomery tampak lebih jelas.
e. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
f.
Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan
akan timbul lagi.
g. Perpigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan
dahi tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal
dengan
kloasma
gravidarum
(topeng
kehamilan).
Areola
mammae juga menjadi lebih hitam karena di dapatkan deposit
9
pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam. Hal
ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
h. Obstifasi
Terjadi katerna tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
i.
Epulsi
Suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama.
j.
Varises (penekanan vena-vena)
Sering di jumpai pada triwulan terakhir didapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki, betis. Pada multigravida
kadang-kadang varices di temukan pada kehamilan yang
terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang
timbulnya carices merupakan gejala pertama kehamilan muda
(Janah Nurul, 2012).
Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian
janin.
c. Terdengar denyut jantung janin (dengar stetoskop lannec, alat
kadiotografi, alat dopler)
d. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
e. Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG). (Janah Nurul, 2012)
3. Jadwal pemeriksaan Antenatal
a. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan
pertama
dilakukan
segera
setelah
diketahui
terlambat haid.
b. Pemeriksaan ulang
1) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan.
2) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.
3) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan (Walyani, 2015).
10
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi
tersebut.
Status
kesehatan
dapat
di
ketahui
dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan
terdekat. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang
sangat berpengaruh sekama masa kehamilan. Kekurangan gizi
tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan
janinnya.ibu dapat menderita anemia, sehingga suplay darah yang
mengantarkan ke oksigen dan makanan pada janinnya akan
terlambat. Sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat
berdampak tidak baik juga untuk ibu dan janin. Janin akan tumbuh
besar melebihi batas normal, sehingga ibu akan kesulitan saat
persalinan.
b. Faktor psikologis
1) Stressor internal
Stressor internal karena faktor dari ibu sendiri. Adanya beban
fsikologis yang di tanggung oleh ibu dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin janin dapat mengalami keterlambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika
stressor pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang baik untuk menentukan status kesehatan
ibu.
Jika
seluruh
keluarga
mengharapkan
kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya, dalam
berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap menjalani kehamilannya, persalinan dan
masa nifas
c. Faktor lingkungan sosial budaya dan ekonomi
Banyak alasan kenapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi
sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena
11
kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan
pengetahuan,
termasuk
pengaruh
sosial
budaya
berupa
kepercayaan yang merugikan atau membahayakan. Tersedianya
fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah
terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering
memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan
dalam keadaan darurat. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi
kehamilan
ibu
karena
berhubungan
dengan
pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan
sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan
dan transfortasi. Ibu hamil yang lebih tinggi sodsial ekonominya
maka ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan
mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara ibu hamil yang lebih
rendah ekonominya maka ia akan mendapatkan banyak kesulitan,
terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer (Rukiah Yeyeh Ai,
Lia Yulianti, Hj. Maemunah, Hj. Lilik Susilawati,2009)
5. Perubahan Fisik dan Psikologis
a. Perubahan fisiologis ibu hamil
1) Rahim dan uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
menjadi 1000 gram saat kehamilan.
2) Vagina
Agina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampa makin merah dan
kebiru-biruan.
3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16
minggu.
4) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula montgomey makin
tampak, areola payudara makin menghitam (hiperpigmentasi).
12
5) Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume darah)
meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah
sekitar 20%.
6) Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai
16,5kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar
0,5kg / minggu.
b. Perubahan psikologis
1) Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi
progesterone
kehamilan
kadar hormon estrogen dan
akan
meningkat
dan
ini
akan
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
Banyak ibu merasa kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Sering kali biasanya pada awal kehamilannya ibu
berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda–
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu di
perhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin di
beritahukannya pada orang lain atau di rahasiakan.
2) Perubahan psikologis trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh
ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu
belum terlalu besar sehingga belum di rasakan sebagai beban.
Ibu sudah dapat menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya
dan ibu merasakan kehadiran bayinya bagi seorang di luar
13
selain dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang di rasakannya
pada trimester pertama.
3) Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali di sebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Rasa ketidak nyamanan trimester III seperti sakit
punggung, konstifasi, gangguan pernafasan, sering buang air
kecil, insomnia, bengkak kaki, dan kram kaki akibat kehamilan
yang semakin membesar timbul kembali dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehamilan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester III
inilah
ibu
memerlukan
asuhan
dan
dukungan
petugas
kesehatan, suami, dan keluarga yang memeberikan bimbingan
dan konseling (Dewi dan Sunarsih,2010).
6. Ketidaknyamanan pada Trimester III
a. Sakit Punggung
Sakit punggung ini karena meningkatnya beban berat yaitu bayi
dalam kandungan. Cara mengatasinya yaitu pakailah sepatu tumit
rendah, hindari mengangkat beban yang berat, berdiri dan
berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak mintalah
pertolongan untuk melakukan pekerjaan rumah sehingga tidak
perlu membungkuk terlalu sering, pakailah sarung yang nyaman.
b. Konstipasi
Pada trimester ke 3 ini konstripasi juga karena tekanan rahim
yang membesar di daerah usus selain meningkatkan hormon
progesterone. Atasi dengan makan berseratbuah-buahan dan
sayuran dan minum air yang banyak serta olahraga.
c. Gangguan Pernafasan
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasakan
susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada di bawah
14
diafragma menekan paru ibu tapi setelah bayi sudah turun ke
rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan
pada ibu yang pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernafas lebih mudah.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga pangul
akan makin menekan kantung kencing, mengatasinya tetap
minum 2 liter sehari.
e. Masalah tidur
Setelah perut semakin besar,bayi sering menendang di malam
hari, maka akan menimbulkan kesulitan untuk dapat tidur
nyenyak.
f.
Varises
Peningkatan volume darah dan aliran selama kehamilan akan
menekan darah panggul dan vena di kaki. Yang menyebabkan
vena menonjol, dan pada akhir kehamian pada bayi akan
menekan yang darah panggul varises juga di pengaruhi faktos
keturunan.
g. Kontraksi perut
Kontraksi atau kontraksi palsu kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, hilang bila duduk dan istirahat.
h. Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada darah kaki
dan pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga itu di
sebut oedema, di sebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
i.
Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester 2 dan 3, dan biasanya
berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syarap di
kaki atau karena rendahnya kadar kalsium. Konsumsi makanan
sumber kalsium dan magnesium misalnya susu, dan sayuran
berdaun, hindari minuman bersoda, sesering mungkin posisi kaki
lebih tinggi dari pinggang. Lakukan pengurutan kaki agar secara
15
teratur aliran teratur sehingga aliran dalam tubuh lancar (Romauli,
2011).
7. Tanda bahaya pada kehamilan
Tanda bahaya pada kehamilan, di antaranya:
a. Perdarahan vagina.
b. Sakit kepala yang hebat.
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun
senja).
d. Nyeri abdomen yang hebat.
e. Bengkak pada muka atau tangan .
f.
Bayi kurang bergerak seperti biasa, ibu mulai merasakan gerakan
bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayi lebih awalbayi harus bergerak paling
sedikit 3x dalam periode 3 jam. Biasanya di ukur selama 12 jam
yaitu sebanyak 10 kali.
g. Keluar air ketuban sebelum waktunya (ketuban pecah sebelum
waktunya).
h. Muntah terus-menerus (hiperemesis gravidarum).
i.
Demam.
j.
Anemia (anemia ringan 9-10 gr%, anemia sedang 7-8gr%, anemia
berat <7gr%).
k. Kejang (Nurul janah, 2012).
8. Pemantauan pada kehamilan
a. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
Pada
trimester
1,
calon
ibu
akan
melakukan
sejumlah
penyesuaian Kebutuhan penambahan gizi pada trimester ini
masih relatif kecil. Hal itu di mungkinkan karena pertumbuhan
janin yang masih lambat. Trimester 1 merupakan masa penting
bagi ibu menginvestasikan zat gizi sebaik-baiknya. Setiap sari pati
makanan yang disantap pada trimester 1 akan dijadikan cadangan
untuk
trimester
berikutnya.
Pada trimester ini ibu belum
memperlihatkan perubahan yang berarti.
16
b. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu)
Pada trimester II janin mulai tumbuh pesat. Trimester II ini bisa
dikatakan sebagai kontak antara bayi dan ibu, dimana adanya
gerakan janin yang mulai dapat dirasakan, morning sickness mulai
berangsur hilang. Trimester II bisa dikatakan sebagai periode
yang paling menyenangkan, karena ibu merasa nyaman, kondisi
tubuh yang membaik juga bisa mendorong nafsu makan tersebut.
c. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu)
Pada trimester III ini ibu membutuhkan vitamin dan mineral. Hal ini
diperlukan untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan tubuh dan
pembentukan otak janin. Pasalnya, selama selama proses
pertumbuhan yang pesat ini, janin memanfaatkan cadangan
energi
yang
disimpan
ibu
pada
masa-masa
kehamilan
sebelumnya. Penting diperhatikan bahwa pada trimester III ini ibu
hamil ini cenderung terkena anemia, ini terjadi karena janin
menimbun cadangan zat besi untuk ketahanan dirinya pada bulan
pertama sesudah lahir (Manuaba, 2010).
9. Kebutuhan ibu hamil
a. Kebutuhan ibu hamil trimester I
1) Diet dalam kehamilan
Ibu di anjurkan untuk makan makanan yang mudah di cerna
dan makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya
rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang
menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
2) Pergerakan dan gerapak badan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi
jangan terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat.
Istirahat yang di butuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari.
3) Hygiene dalam kehamilan
Ibu di anjurkan menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga
kebersihannya untuk menjamin pencernaan yang sempurna.
17
4) Koitus
Pada umumnya koitus di perbolehkan pada masa kehamilan
jika di lakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
sebaiknya di hentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat
abortus, ibu dianjurkan untuk koitus di tunda sampai usia
kehamilan 1 pada waktu itu plasenta telah terbentuk.
b. Kebutuhan ibu hamil trimester II
1) Pakaian dalam kehamilan
Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman
digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah
penyerapan
keringat.
Menganjurkan
ibu
untuk
tidak
menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena
dapan menyebabkan nyeri pada pinggang.
2) Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka
ibu di anjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat
besi.
c. Kebutuhan ibu hamil trimester III
1) Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat
a) Bekerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat untuk
mempersiapkan
rencana
kelahiran,
termasuk
mengidentifikasi penolong dan tempat peralinan, serta
perencanaan
tabungan
untuk
mempersiapkan
biaya
persalinan.
b) Bekerja sama dengan ibu, keluarga dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:
(1) Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transfortasi
untuk mencapai tempat tersebut.
(2) Mempersiapkan donor darah.
(3) Mengadakan persiapan financial.
(4) Mengidentifikasi
pembuat
keputusan
kedua
pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat.
jika
18
2) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
b) Keluar lendir campur darah yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada sevik.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan
telah ada (Romauli, 2011)
3) Senam hamil
a) Pengertian
Senam hamil adalah senam yang merupakan suatu bentuk
latihan untuk memperkuat dan juga mempertahankan
kelenturan dari dinding perut, otot-otot dasar panggul yang
nantinya akan mempermudah proses persalinan normal.
Senam hamil dilakukan dengan tujuan menjaga kondisi
bagian tubuh yang berperan dalam proses persalinan
sehingga di harapkan ibu dapat melakukan persalinan
fisiologis (normal).
b) Manfaat senam hamil
Berikut ini adalah beberapa manfaat senam hamil:
(1) Memperkuat kelenturan otot
Biasanya seseorang yang sedang mengalami proses
kehamilan akan merasa nyeri di perut dan bokong,
dengan melakukan senam hamil, akan membuat
elastisitas beberapa otot pada dinding perut sehingga
akan mengurangi rasa nyeri pada perut dan bokong.
(2) Melatih teknik pernapasan
Dengan melakukan senam hamil secara rutin maka
anda akan mendapatkan oksigen secara optimal. Hal ini
sangat membuat selama proses persalinan.
(3) Melatih relaksasi
Relaksasi dibutuhkan saat proses persalinan, senam
hamil akan membantu anda untuk mengatasi rasa sakit
maupun ketergantungan selama proses persalinan.
19
(4) Mengurangi keluhan
Bentuk serta sikap tubuh orang hamil sangat berbeda
dengan yang lainnya, senam hamil dapat membantu
mengurangi keluhan terhadap perubahan bentuk tubuh.
(5) Melancarkan persalinan
Menurut para ahli, dengan melakukan senam hamil
secara rutin, anda akan terhindar dari kesulitan ketika
menjalani proses persalinan.
10. Kehamilan dengan Asma
a. Pengertian
Asma adalah penyakit sistem respirasi yang di tandai dengan
sesak yang berulang. Hal ini di sebabkan oleh inflamasi kronik
saluran udara serta sekresi mukus berlebih (World Health
Organization, 2013).
Kehamilan bisa mempengaruhi penderita asma, sebaliknya
asma juga bisa mempengaruhi kehamilan, yaitu bisa menghambat
pertumbuhan janin atau memicu terjadinya persalinan prematur
(Maulana Mirza, 2008).
b. Patofisiologi
Asma ialah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan
dengan komponen herediter mayor, terkait pada kromosom
5,6,11,12,14,16, dan reseftor IgE dengan afinitas tinggi, sitokin,
reseptor T-sel antigen. Keadaan ini juga di hubungkan dengan
mutasi gen ADAM-33 pada rantai pendek kromosom 20 pada
individu yang terpapar rokok, influenza stimulasi alergi akibat
lingkungan.
Peningkatan respons inflamasi menyebabkan obstruksi
reversibel akibat kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus,
dan edema mukosa pada saluran pernapasan. Adanya infeksi
virus, aspirin, udara dingin, dan olahraga dapat menstimulasi
responsinflamasi ini. Terjadi aktivasi sel mest oleh sitokin
mediates
bronkokonstiksi
akibat
pelepasan
histamin,
prostaglandin D, dan leukotriens. Prostatlandin F dan ergonovin
20
harus di hindari karena dapat menyebabkan eksaserbasi asma
(Sarwono Prawiroharjo, 2013).
c. Gejala Klinik
Penilaian secara subjektif tidak dapat secara akurat menurut
derajat asma. Gejala klinik bervariasi dari wheezing
ringan
sampai brokokonstriksi berat. Pada keadaan ringan, hipoksia
dapat di kompnsasi hiperventalasi, ditandai dengan PO2 normal,
penurunan PCO2 dan alkalosis respirasi. Namun, bila bertambah
berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan retensi CO2
akibat hiperventilasi, di tandai dengan PCO2 yang kembali normal.
Bila terjadi gagal napas, di tandai asidosis, hiperkapnea, adanya
pernapasan dalam, takikardi, pulpus paradoksus, ekspirasi
memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis
sentral, sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat
reversibel dan dapat di toleransi. Namun pada kehamilan sangan
berbahaya akibat adanta penurunan residu.
Analisis gas darah merupakan penilaian objektif oksigenasi
maternal, ventilasi, keseimbangan asam-basa. Pemeriksaan
fungsi paru merupakan penanganan rutin pada semua pasien
asma kronis atau akut. Pengaruh FEV1< 1 I (< 20%)
menggambarkan asma berat. Peak expiratory flow rate (PEFR)
berkolerasi erat dengan FEV1da dapat diukur dengan spirometri
dengan mudah.
Tabel 2.1 Stadium Klinik Asma
Stadium
PO2
PCO2
pH
FEV(%)
Normal
↓
↑
65-80
Alkalosis respirasi
↓
↓
↑
50-64
Zona bahaya
↓
Normal
Normal
35-49
Asidosis respirasi
↓
↑
↓
<35
Alkalosis respirasi ringan
d. Pengaruh kehamilan terhadap asma
Tidak ada bukti klinik pengaruh kehamilan terhadap asma ataupun
pengaruh asma terhadap kehamilan. Studi perspektif terhadap ibu
hamil dengan asma tidak di dapatkan perbedaan kelompok yang
21
mengalami perbaikan, menetap, atau memburuk. Namun, ada
hubungan antara keadaan asma sebelum hamil dan morbiditasnya
pada kehamilan. Pada asma ringan 13%, mengalami serangan pada
kehamilan, pada asma moderat 26%, dan asma berat 50%. Sebanyak
20 % dari ibu dengan asma ringan dan moderat mengalami serangan
intrapartum, serta peningkatan resiko serangan 18 kali lipat setelah
persalinan dengan seksio sesarea jika di bandingkan dengan
persalinan pervaginam (Sarwono Prawiroharjo, 2013).
Terdapat
komplikasi
preeklamsia
11%,
IUGR
12%,
dan
prematuritas 12% pada kehamilan dengan asma. Komplikasi ini
bergantung pada derajat penyakit asma. Pada asma berat hipoksia
janin dapat terjadi sebelum hipoksia pada ibu terjadi. Hipoksia
maternal menyebabkan penurunan aliran darah pada tali pusat,
peningkatan
resistensi
vaskuler
pulmonar
dan
sistemik,
dan
penurunan cardiac output.
e. Penanganan asma kronis
Menurut National Asthma Education and Prevention Program
Expert Palen,1997. Penanganan yang efektif asma kronis pada
kehamilan harus mencakup hal-hal berikut:
a) Penilaian objektif pungsu paru dan kesejahteraan janin
b) Menghindari/menghilangkan faktor presipitasi lingkungan
c) Terapi farmakologi
d) Edukasi pasien
Tabel 2.2 Penanganan asma kronis pada kehamilan
Derajat Asma
Terapi
Ringan intermiten
Agonis inhalasi
Ringan persisten
Agonis inhalasi + Kromolin/ Kortikosteriod inhalasi
Moderat persisten Agonis inhalasi + Kortikosteroid inhalasi + Teofilin
Severe persisten
Agonis
inhalasi
+
Kortikosteroid
TeofilinKortikosteroid per oral
inhalasi
+
22
f.
Penanganan asma pada kehamilan
(1) Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala. Pemantauan kadar
teofilin dalam darah, karena selama hamil terjadi hemodilusi
sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.
(2) Pengobatan untuk mencegah serangan dan penanganan dini
bila terjadi serangan.
(3) Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk menghindari efek
sistemik pada janin.
(4) Pemeriksaan fungsi paru ibu.
(5) Pada pasien yang stabil, NST dilakukan pada akhir trimester II/
awal trimester III.
(6) Konsultasi anestesi untuk persiapan persalinan.
B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney :
1. Pengertian
a. Proses pemecahan masalah.
b. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah.
c. Penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
yang berfokus pada iklan.
2. Langkah-langkah
a. Pengkajian yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
b. Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
c. Mengidentifikasi
diagnosa
atau
masalah
potensial
dan
mengantisipasi penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi
dengan
tenaga
kesehatan
lain
serta
rujukan
berdasarkan kondisi klien.
e. Perencanaan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkahlangkah sebelumnya.
f.
Pelaksanaan langsung secara efisien dan aman.
23
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
a) Langkah I : Pengkajian
Pengakjian merupakan metode pengumpulan semua informasi
(data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
denga kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital (Soepardan,2008).
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berterkaitan dengan kondisi klien
yang terdiri dari dua subjektif dan objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan,
dan nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif
adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang di rumuskan
dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang
sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan
khusus
(inspeksi,
pemeriksaan
penunjang
palpasi,
(laboratorium,
aukultasi,
catatan
perkusi),
baru
dan
sebelumnya).
b) Langkah II : Interprestasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan.
c) Langkah III : Diagnosa potensial
Diagnosa
potensial
merupakan
identifikasi
yang
dilakukan
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah
ini
membutuhkan
antisipasi
bila
memungkinkan
dilakukan
pencegahan agar tidak terjadi kegawat daruratan. Pada langkah ini
kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
24
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisifasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi.
Langkah
ini
membutuhkan
antisipasi,
bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial itu benarbenar terjadi.
d) Langkah IV : Tindakan segera
Tindakan
segera
adalah
menetapkan
kebutuhan
terhadap
tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan untuk di konsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e) Langkah V : Perencanaan
Perencanaan adalah membuat rencana tindakan saat itu atau
yang akan datang untuk mengusahakan tercapainya kondisi klien
yang sebaik mungkin. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari
kebutuhan klien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu,
tindakan yang di ambil harus membantu mencapai kemajuan dalam
kesejahteraan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi.
f)
Langkah VI : Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah segala hal bentuk tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya diharapkan perencanaan.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang di
uraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
25
melakukan
sendiri
ia
tetap
memikul
tanggung
jawab
untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
g) Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi adalah tahap di mana dilakukannya pengkajian secara
sistematis dan mengkaji ulang aspek asuhan untuk mengetahui
keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar aka terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya (Walyani,2015).
C. Metode SOAP
1. S : Subjektif
a. Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
b. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil pertanyaan dari
klien, suami, atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat
menarche,
riwayat
perkawinan,
riwayat
kehamilan,
riwayat
persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwayat psikologis, pola hidup).
c. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran keluhannya di catat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang
“S” diberi tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu,.data
subjektif menggunakan diagnosa yang dibuat.
2. O : Objektif
a. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien.
Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung assessment.
b. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
(keadaan
umum,
vital
sign,
fisik,
pemeriksaan
dalam,
26
laboratorium, dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
c. Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan faktor yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar-X, rekaman
CTG, dan lain-lain) serta informasi dari kelurga atau oranglain
dapat dimasukan dalam kategori ini. Apakah yang diobservasi
oleh bidan akan menjadu komponen yang berarti dari diagnosa
yang akan ditegakan.
3. A : Assesment
a. Masalah atau yang di tegakan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang di kumpulkan atau disimpulkan.
Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru
baik subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian adalah
suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu
yang penting dalam mengikuti perkembangan klien.
b. Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi;
1) Diagnosa/masalah
a) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien: hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh.
b) Masalah
adalah
segala
sesuatu
yang
menyimpang
sehingga kebutuhan klien terganggu.
2) Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial.
4. P : Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assesmant. Untuk perencanaan, implementasi
dan evaluasi dimasukan dalam “Planing”.
a. Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin.
Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan klien
yang harus dicapai dalam batas wajtu tertentu, tindakan yang di
27
ambil harus membantu mencapai kemajuan dalam kesejahteraan
dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
b. Implementasi
Pelaksanaan
rencana
tindakan
untuk
menghilangkan
dan
mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus di setujui oleh klien
kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan.
Bila kondisi pasien berubah, intervensi mungkin juga harus
berubah atau di sesuaikan.
c. Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang diambil merupakan hal penting
untuk menilai efektifnya asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil
yang dicapai menjadi fokus dari ketetapan nilai tindakan. Jika
kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar
untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga mencapai
tujuan (Walyani, 2015).
28
D. Skema Manajemen Varney dengan Dokumentasi SOAP
Alur Pikir
Pencatatan dari Asuhan Kebidanan
Bidan
Pendokumentasian
AsuhanKebidanan
Proses manajemen
kebidanan
7 LANGKAH VARNEY
5 LANGKAH
SOAP NOTES
(KOMPETENSI
BIDAN)
1. Pengumpulan Data Dasar
2. Interpretasi Data, Diagnosis,
Data
Assasment/
Masalah, Kebutuhan
Subjektif (hasil anamnesis)
Objektif (pemeriksaaan)
Assasment (analisa dari
3. Identifikasi Diagnosis atau
Diagnosa
masalah potensial
interpretasi Data)
Diagnosis dari masalah
Diagnosis atau masalah
potensial
4. Identifikasi kebutuhan yang
Planing
memerlukan penanganan
segera secara mandiri,
Kebutuhan tindakan segera
Planning (dokumentasi
Implementasi
Implementasi dan evaluasi)
konsultasi atau kolaborasi
5. Rencana asuhan: melengkapi
Asuhan mandiri
data, tes diagnostik /
Kolaborasi
laboratorium.
Tes diagnostik atau tes
Pendidikan/konseling
laboratorium
Rujukan, Follow Up
Konseling
Follow Up
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
Evaluasi
Gambar 2.1 : keterkaitan antara manajemen kebidanan dan system
pendokumentasian SOAP
(Sumber : Muslihatun,2010)
29
E. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dengan Asma
1. Data Subjektif
Data subjektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan ibu sesuai dengan kondisinya. Jenis data yang dikumpulkan
adalah :
a. Biodata
Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan
suami meliputi:
1) Nama Ibu dan Suami
Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
2) Umur
Dalam kurung waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.
3) Suku/bangsa
Untuk
mengetahui
kondisi
sosial
budaya
ibu
yang
mempengaruhi perilaku kesehatan.
4) Agama
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama, antara lain dalam
keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan
perawatan dapat di ketahui dengan siapa harus berhubungan,
misalnya agama islam memanggil ustad dan sebagainya.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkatan Intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
6) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti
bekerja di pabrik pokok, percetakan, dan lain-lain.
30
7)
Alamat
Untuk mengetahui itu tinggal dimana, menjaga kemungkinan
bila ada yang namanya sama. Di tanyakan alamatnya, agar
dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong itu. Alamat
juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada pasien.
8) Telepon
Ditanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi.
b. Alasan Kunjungan
Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya
untuk memeriksakan kehamilannya.
c. Kunjungan
Apakah kunjungan ini adalah kunjungan awal atau kunjungan
ulang.
d. Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Riwayat keluhan utama
Riwayat
keluhan
utama
ditanyakan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui sejak kapan seorang klien merasakan keluhan
tersebut.
f.
Riwayat kebidanan
1) Riwayat menstruasi
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data
yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain
yaitu menarche (usia pertama kali mengalami menstruasi yang
pada umumnya wanita indonesia mengalami menarche pada
usia sekitar 12 sampai 16 tahun), siklus menstruasi (jarak
antara menstruasi yang dialami dengan mesntruasi berikutnya
dalam hitungan hari yang biasanya sekitar 23 sampai 32 hari),
volume darah data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang dilakukan biasanya acuan yang digunakan
berupa kriteria banyak atau sedikitnya, keluhan, beberapa
wanita.
Menyampaikan
keluhan
yang
dirasakan
ketika
31
mengalami menstruasi dan dapat merujuk kepada diagnosa
tertentu.
2) Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan
memberikan petunjuk bagi kita tentang organ reproduksi klien.
Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat
dengan personal hygiene pasien, atau kebiasaan lain yang
tidak mendukung kesehatan reproduksinya. Jika di dapatkan
adanya
salah
satu
atau
beberapa
riwayat
gangguan
kesehatan alat reproduksi, maka kita harus waspada adanya
kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa
postpastum.
Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien adalah apakah
pasien pernah mengalami gangguan seperti keputihan, infeksi,
gatal karena jamur, tumor.
Riwayat menstruasi pasien yang akurat biasanya membantu
penetapan tanggal perkiraan yang disebut taksiran partus
dibeberapa tempat. Perhitungan dilakukan dengan menambah
9 bulan dan 7 hari pada hari pertama dan haid terakhir (HPHT)
atau
dengan
mengurangi
bulan
dengan
3,
kemudian
menambah dengan 7 dan 1 tahun.
3) Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal
dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode
lain dapat membantu “menanggulangi” kehamilan. Ketika
seorang wanita menghabiskan pil berisi hormon dalam kaplet
kontrasepsi oral, periode menstruasi yang selanjutnya akan
dialami disebut “withdrawal bleed”. Menstruasi ini karena
pengaruh hormon alami wanita tersebut tetapi karena
dukungan hormonal terhadap endrometrium yang di suplai
oleh kontrasepsi yang dihentikan. Menstrusi spontan mungkin
tidak terjadi atau terjadi pada waktu biasanya. Kurangnya
menstruasi spontan disebut amenorea post pil.
32
2. Data Objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita
dalam menegakan diagnosa, maka kita harus melakukan pengkajian
data objektif melalui melalui pemeriksaan insfeksi, palpas, aukultasi,
dan perkusi yang dilakukan secara berurutan.
Data-data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut:
a. Keadaan umum
:
Baik
b. Kesadaran
:
Compos mentes
c. Postur tubuh
:
Pada saat ini diperhatikan pula
bagaimana sikap tubuh, keadaan
punggung, dan cara berjalan.
d. Tinggi badan
:
Ibu
hamil
dengan
tinggi
badan
kurang dari 145 cm tergolong resiko
tinggi untuk melahirkan.
e. Berat badan
:
Ditimbang tiap kali kunjungan untuk
mengetahui
penambahan
berat
badan ibu. Normalnya berat badan
tiap minggu adalah 0,50 kg dan
penambahan berat badan ibu dari
awal sampai akhir kehamilan adalah
6,50 sampai 16,60 kg.
f.
LILA pada bagian kiri
:
Lila
kurang
merupakan
dari
indikator
23,50
kuat
cm
untuk
status gizi ibu yang kurang/buruk,
sehingga ia beresiko melahirkan
BBLR. Dengan demikian bila hal ini
ditemukan sejak awal kehamilan,
petugas dapat memotivasi ibu agar
lebih memperhatikan kesehatannya
serta jumlah dan kualitas makannya.
g. Pemeriksaan tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah
:
Tekanan darah normal di atas 90/60
mmHg, dikatakan tinggi bila lebih
33
dari 140/90 mmHg. Bila tekanan
darah meningkat, yaitu sistolik 30
mmHg atau lebih, dan atau diastolic
15 mmHg atau lebih, kelainan ini
dapat berlanjut menjadi pre eklamsi
dan eklamsi kalau tidak di tangani
dengan tepat.
2) Nadi
:
Dalam keadaan santai denyut nadi
ibu sekitar 60-80 x/menit. Denyut
nadi 100 x/menit atau lebih dalam
keadaan santai merupakan pertanda
buruk. Jika denyut nadi ibu 100x/
menit
atau
lebih,
mungkin
ibu
mengalami salah satu atau lebih
keluhan seperti tegang, ketakutan
atau cemas akibat masalah tertentu,
perdarahan
berat,
anemia
sakit/
demam, gangguan tyroid, gangguan
jantung.
3) Pernapasan
:
Untuk
mengetahui fungsi sistem
pernapasan,
x/menit,
di
normalnya
katakan
16-24
asma
bila
pernafasan lebih dari 24x /menit
disertai whezzing.
4) Suhu tubuh
:
Suhu tubuh yang normal adalah
36,5ºc -37,5ºc. Suhu tubuh lebih dari
37,5ºc
perlu
diwaspadai
adanya
infeksi.
h. Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :
1) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat.
2) Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
meraba.
3) Aukultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
34
didengar.
4) Perkusi adalah pemeriksaan yang di lakukan dengan cara
diketuk.
i.
Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah
2) Urin
3. Menentukan Diagnosa
Setelah seluruh pemeriksaan selesai dilakukan, kemudian ditentukan
diagnosa.
4. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Asma
a) Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
b) Menjelaskan hasil pemeriksaan
c) Memfasilitasi
konseling
tanda
bahaya
kehamilan
seperti
perdarahan, sakit kepala hebat, berkurangnya gerakan janin.
d) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas dan istirahat yg
cukup.
e) Menganjurkan ibu memiliki asupan nutrisi yg baik seperti makan
makanan yang sehat dan buah–buahan terutama apel.
f)
Menganjurkan ibu untuk pola hidup sehat seperti menghindari
asap rokok, hewan berbulu, debu, makanan yang pedas dan
asam, yang akan memicu panas pada perut.
g) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan dirinya, ibu mengerti dan
memahami.
h) Mempasilitasi pemeriksaan USG, berkolaborasi dengandokter
obgyn.
i)
Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam.
F. Tugas dan Wewenang Bidan (Purwoastuti dan Walyani,2014)
1. Landasan hukum
Permenkes No.1464/Menkes/SK/III/2010
Pasal 9
Bidan dalam menyelenggarakan praktik berwenanguntuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
35
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
Pasal 10
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyesuaikan dan masa antara dua
kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagai dimaksud pada ayat (1)
meluputi :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu menyusui dan
5) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Bidan memberi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berwenang untuk
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan
kegawat
daruratan,
dilanjutkan
dengan
perujukan.
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemebrian vitamin A pada ibu nifas
6) Fasilitas / bimbingan inisiasi menyusui dini dan program air
susu ibu ekslusif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan kepada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian, dan
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
2. Tugas Bidan
a. Tugas Mandiri
Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal :
36
1) Mengkaji status keadaan klien yang dalam keadaan hamil
2) Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan keadaan
hamil
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah
4) Melakukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
yang telah disusun
5) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
6) Memberikan pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
b. Tugas Kolaborasi/Kerjasama
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan
keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dan tindakan kolaborasi
2) Menentukan diagnosis, dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko
tinggi.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil
resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
4) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan
pertama
5) Membuat rencana tindakan lanjut bersama klien
6) Membuat catatan dan laporan
c. Tugas Rujukan
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil denga resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu hamil
2) Menentukan diagnosis, dan prioritas
37
3) Memberikan
pertolongan
pertama
pada
kasus
yang
memerlukan rujukan.
G. Pandangan Islam Tentang Kehamilan
Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang proses penciptaan manusia
didalam rahim tahap demi tahap. Ayat Al-Qura’an tentang kehamilan,
dimuat bersama-sama dengan ayat tentang persalinan, antara lain ada
dalam Al-Qur’an.
Artinya :
Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanah.
Kemudian Kami jadikan sari patiitu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpa
ldarah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Q.S
Al-Mukminun: 12-14).
Ayat menunjukan bahwa proses penciptaan manusia itu mulai
dari sari patitanah, kemudian mengalami beberapa fase penciptaannya
dan kejadiannya. Sama halnya dengan proses kehamilan yang
didalamnya terdapat beberapa fase pertumbuhan termasuk pertumbuhan
janin. Allah adalah sebaik – baiknya pencipta, karena seluruh pencipta
tersebut membuktikan bahwa Allah secara detail mempersiapkan segala
hal yang memungkinkan adanya kehidupan suatu makhluk ciptaan-Nya,
termasuk manusia. Proses kejadian manusia terbukti malalui Al-Qur’an
dan ilmu pengetahuan sehingga hal tersebut harus memperkuat
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
38
Artinya “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S AlLukman ayat 14)
Ayat di atas memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua
terutama kepada ibu yang telah mengandung dan melahirkan. Dan tetap
bersyukur kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga
menurunkan penawarnya.” (H.R Bukhari)
Rasulullah bersabda allah akan menurunkan penyakit beserta obatnya.
Artinya :
“Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun,dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S An Nahl : 78).
Ayat menunjukan bahwa manusia lahir dari perut ibu, tidak
mengetahui sesuatu apapun, dan Allah SWT memberikan pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur, beriman kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran Al-Mukminun: 12-14
Al- Quran Al-Lukman ayat 14
Al- Quran An Nahl : 78
Achmad, A (2008) keaneka ragaman HLA-DR dan Variasi Kerentanan Terhadap
Penyakit Asma. [Internet].
http://Biodiversitas.Mipa.uns.ac.id/D/D093/D0903ID.pdt
Anna, LK (2015). Angka Kematian Ibu Tertinggi di Jawa Barat. Available
from: http://www.health.kompas.com.
Dewi, VNL, Sunarsih, T. (2011) Asuhan Kebidanan untuk Kehamilan. Jakarta
Salemba Medika.
DinKes (2014) Data AKI dan AKB Tasikmalaya. Tasikmalaya : DinKes.
Ibnu (2009) Prevalensi Asma Eksaserbasi Pada Ibu Hamil Dan Pengaruhnya
Terhadap Janin Dan Ibu. From [Internet].
http://Ojs.unud.ac.id/index.php/Jlm/article/vieeFile/3936/2928
Manuaba. I.B.G (2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Maternity. D. Putri, RD. Yantiana,Y (2014) Asuahan Kebidanan Kehamilan,
Tanggerang : 2014.
Prawirohardjo, S (2009) Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. (2013) Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
53
54
Prawirohardjo. S. (2011) Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, AY & Lia Yulianti (2010) Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media
Romauli, S. (2011) Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Muha Medika.
Susilawati, A. (2009) Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta.Muha Medika
Varney , H. (2010) Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC
World, HO. (2013) pelayanan kesehatan ibu di fasilitasi kesehatan dasar dan
rujukan. Jakarta: Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan
Walyani. ES. (2015) asuhan kebidanan kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Download