Annual Report - pt. perkebunan nusantara iii

advertisement
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1
Jejak Langkah Transformasi
untuk mencapai tujuan
Sejarah perkebunan di Indonesia telah melalui proses panjang dalam
industrialisasi agraris, mulai dari nasionalisasi atau pengambilalihan
kepemilikan perkebunan besar dari negara asing kepada pemerintah
Indonesia hingga menjadi Holding Perkebunan saat ini.
Untuk sampai pada tercapainya tujuan, Holding perkebunan telah menapaki
sejarah panjang. Holding perkebunan dengan seluruh dimensinya yang
mencakup komunitas, perdagangan, industri dan areal perkebunan itu sendiri
telah menorehkan sejarah dengan warna tersendiri dalam sejarah Indonesia.
Sedari rempah-rempah merupakan barang mewah kerajaan-kerajaan di
dunia hingga komitmen perkebunan dalam meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan secara optimal dan berkelanjutan,
Holding Perkebunan optimis mampu mewujudkan perusahaan perkebunan
agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima.
Terbukti ketangguhan bio-industri perkebunan manakala krisis moneter
melanda Indonesia, Perkebunan justru menjadi salah satu penopang
penting bangsa Indonesia dalam menghadang krisis moneter. Bio-industri
perkebunan memberikan manfaat tidak saja diperoleh dari ekspor (windfall
profit) sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika,
tapi juga oleh petani di dalam negeri.
Peran penting perkebunan akan semakin meningkat di masa depan. Krisis
energi dunia telah menempatkan posisi perkebunan pada tingkat yang
sangat penting. Perkebunan tak lagi hanya terkait masalah pangan, tetapi
kini perkebunan berada di persimpangan kepentingan antara makanan,
bibit dan bahan bakar. Seluruh dinamika sejarah perkebunan menarik
perhatian terutama dalam meletakkan dan meningkatkan peran di masa
mendatang. Sejak dahulu sudah terlihat jelas bio-industri perkebunan dalam
perekonomian kerakyatan yang mampu menyentuh setiap sendi-sendi
kehidupan manusia.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
2
Daftar
Isi
LAPORAN MANAJEMEN
21
24
32
40
46
18
Laporan Dewan Komisaris
Profil Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Profil Direksi
Profil Board of Management
1
Tema Laporan Tahunan
2
Daftar Isi
6
Ikhtisar Kinerja
8
Kontribusi Penjualan Komoditas
8
Produksi 2016
9
Kinerja Keuangan 2016
10
Ikhtisar Keuangan
14
Peristiwa Penting
16
Penghargaan Dan Sertifikasi
50
PROFIL PERUSAHAAN
52
53
54
56
57
60
61
61
62
Data Perusahaan
Sejarah Singkat Perusahaan
Jejak Langkah
Kegiatan Usaha
Produk
Visi & Misi
Nilai-Nilai Perusahaan
Paradigma Bisnis Perseroan
64
64
Komposisi Pemegang Saham
64
65
66
68
70
Kronologis Pencatatan Saham
Informasi Kepemilikan Saham oleh Karyawan
atau Manajemen
Struktur Grup Perusahaan
Informasi Entitas Anak dan Entitas Asosiasi
Wilayah Operasi dan Pengembangan
Alamat Entitas Anak dan Entitas Asosiasi
Struktur Organisasi
72
TINJAUAN PENDUKUNG BISNIS
74
75
77
77
79
79
80
80
81
83
88
Sumber Daya Manusia
Proses Rekrutmen
Fit and Proper Test
Program Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
Program Pensiun
Serikat Pekerja Dan Hubungan Industrial
Tingkat Kepuasan Karyawan
Penilaian Evaluasi Kinerja Karyawan
Komposisi Karyawan
Pengembangan Kemampuan SDM
Biaya Pengembangan Kompetensi Karyawan
Laporan Tahunan 2016
90
90
93
93
93
93
94
94
96
98
99
99
100
Teknologi Informasi
Master Plan TI
Misi TI
Tujuan TI
Sasaran Strategis TI
Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI
Perencanaan Strategis dan Operasional TI
Tata Kelola Teknologi Informasi
Penilaian Penerapan TI
Pelaksanaan TI 2016
Enterprise Resource Planning
Investasi TI
Rencana Dan Pengembangan TI
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
3
102
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
104
104
106
106
110
112
114
117
117
117
119
120
121
121
121
121
122
122
122
123
123
123
Tinjauan Umum
Tinjauan Industri
Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha
Segmen Kelapa Sawit
Segmen Karet
Segmen Tebu
Segmen Tanaman Lainnya
Kinerja Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Aset
Liabilitas
Ekuitas
Laporan Laba Rugi
Penjualan Bersih
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Laba Usaha
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Laporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
124
124
125
125
126
127
127
Jujur • Tulus • Ikhlas
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Struktur Modal Perusahaan
Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal
Perbandingan Target, Realisasi dan Proyeksi 2017
Informasi Dan Fakta Material Setelah Tanggal
Laporan Akuntan
128
130
130
130
132
132
Prospek Usaha
132
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum
133
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi,
Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha,
Akuisisi Atau Restrukturisasi Utang/Modal
135
Informasi Transaksi Material Yang Mengandung
Benturan Kepentingan Dan Transaksi Dengan
Pihak Afiliasi
139
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Yang
Berpengaruh Signifikan Bagi Perusahaan
140
141
Kebijakan Akuntansi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Kemampuan Membayar Utang Dan Tingkat
Kolektibilitas Piutang
Aspek Pemasaran
Strategi Pemasaran
Pangsa Pasar
Kebijakan Dividen
Informasi Kepemilikan Saham Karyawan/
Manajemen
Informasi Kelangsungan Usaha
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
4
144
TATA KELOLA PERUSAHAAN
144
145
147
148
Penerapan Prinsip Tata Kelola
149
149
149
150
150
151
151
Struktur Tata Kelola
156
157
159
160
161
162
162
Komitmen Penerapan GCG
Roadmap GCG
Penilaian Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG)
Rapat Umum Pemegang Saham
Kewenangan RUPS
Jenis RUPS di Perusahaan
Tata Cara Penyelenggaraan RUPS
Pimpinan dan Risalah RUPS
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
Dewan Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Hak Dewan Komisaris
Kewajiban Dewan Komisaris
Wewenang Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris
Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota
Dewan Komisaris
162
163
163
Pengangkatan Dewan Komisaris
164
164
165
166
166
167
170
Pedoman Kerja Dewan Komisaris
Program Pengembangan Dewan Komisaris
177
Proses Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan
Direksi
178
Hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan
Direksi
180
180
Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi
181
Indikator Penetapan Remunerasi Dewan
Komisaris Dan Direksi
181
183
184
184
184
185
185
186
186
187
188
188
189
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
Struktur Remunerasi Direksi
Informasi Pertemuan Dewan Komisaris dan Direksi
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Direksi
Rapat Gabungan
Informasi Pemegang Saham Utama dan Pengendali
Hubungan Afiliasi
Keberagaman Komposisi
Komite Audit
Keanggotaan Komite Audit
Profil Komite Audit
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite
Audit
172
Program Pengembangan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi
172
Program Pengenalan bagi Anggota Direksi
Baru
189
190
191
192
192
193
193
193
193
194
194
195
195
173
Persyaratan Dalam Memilih Anggota
Direksi
196
174
175
176
Pedoman Kerja Direksi (Board Manual)
Persyaratan Keanggotaan Komite Pemantau
Risiko
196
197
Rapat Komite Pemantau Risiko
Program Pengenalan bagi Anggota Dewan
Komisaris Baru
Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016
Komisaris Independen
Direksi
Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi
Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Direksi
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Masing-Masing Direksi
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
Kriteria Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan
Direksi
Laporan Tahunan 2016
Persyaratan keanggotaan Komite Audit
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Program Kerja Komite Audit Tahun 2016
Rapat Komite Audit
Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2016
Komite Nominasi dan Remunerasi
Prosedur Nominasi dan Remunerasi
Sistem Gaji dan Insentif
Kebijakan Suksesi Direksi
Komite Pemantau Risiko
Profil Komite Pemantau Risiko
Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite
Pemantau Risiko
Program Kerja Komite Pemantau Risiko 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
5
197
Realisasi Program Kerja Komite Pemantau
Risiko Tahun 2016
198
Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko
Tahun 2016
199
199
200
200
203
203
204
204
205
205
206
206
207
208
209
210
Sekretaris Perusahaan
Profil Sekretaris Perusahaan
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris
Perusahaan
Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan
Tahun 2016
Audit Internal
Profil Audit Internal
Sumber Daya Manusia SPI
Kualifikasi/Persyaratan Profesional Auditor
Sertifikasi Sebagai Profesi Audit Internal
Kode Etik
Struktur Organisasi dan Kedudukan SPI
Hubungan Kerja
Fungsi dan Tugas Masing-Masing Anggota
Unit Kerja SPI
Laporan Singkat Pelaksanaan Tugas SPI 2016
Sistem Pengendalian Internal
Kesesuaian Pengendalian Internal Dengan
Standar Internasional
213
Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Internal
213
Evaluasi Terhadap Penerapan Sistem
Pengendalian Internal
214
214
214
214
214
215
215
216
217
218
218
219
219
220
220
225
225
228
Akuntan Publik
Penunjukan Akuntan Publik
Ruang Lingkup Pekerjaan Akuntan Publik
Akuntan Publik 2012-2016
Jasa Lain
Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko
Road Map Manajemen Risiko
Profil Dan Mitigasi Risiko 2016
Infrastruktur Manajemen Risiko
Hubungan Kerja dengan Pemantau Risiko
Sosialisasi Manajemen Risiko
Evaluasi Efektifitas Manajemen Risiko
Kode Etik
Isi Kode Etik
Sosialisasi Kode Etik
Penegakan Kode Etik
Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (Whistleblowing
System)
228
Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan
Pelanggaran
229
230
230
231
231
Mekanisme Pelaporan
Media Komunikasi
Perlindungan Pelapor
Pengelola Pengaduan
Hasil Laporan
232
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
234
235
235
235
Komitmen Perusahaan terhadap Kegiatan CSR
Dasar Kebijakan
Biaya Kegiatan
Tanggung Jawab Sosial Bidang
Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan
Kerja
Jujur • Tulus • Ikhlas
238
239
Tanggung Jawab Sosial Bidang Lingkungan Hidup
243
Tanggung Jawab Sosial terhadap Konsumen
Tanggung Jawab Sosial Bidang Pengembangan
Sosial dan Kemasyarakatan
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
6
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
7
Terintegrasi
Melalui kinerja dan pencapaian saat ini, Holding perkebunan terbukti
mampu melalui tantangan dan siap lepas landas meraih peluang masa
depan melalui integrasi usaha dan manajemen sumber daya yang berjalan
baik.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
8
Kontribusi Penjualan Komoditas
Lain-lain
10%
Kelapa Sawit
62%
Teh
3%
Tebu
16%
Karet
9%
Produksi 2016
Kelapa Sawit
Pertumbuhan
Karet
Pertumbuhan
PTPN Group
Nasional
PTPN Group
Nasional
Turun 7,3%
GAPKI turun 15-20%
PT AALI turun 12%
Naik 9%
Naik 1,6% (Dirjenbun)
Gula
Teh
Pertumbuhan
Pertumbuhan
PTPN Group
Nasional
PTPN Group
Nasional
Turun 16%
Turun 15-20%
Naik 19%
Turun 13,6% (KPBN)
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
9
Kinerja Keuangan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Total Aset
Return on Asset
Rp111,96 triliun
1,37%
Total Liabilitas
Gross Profit Margin
Rp60,84 triliun
25,15%
Total Ekuitas
Net Profit Margin
Rp51,12 triliun
(4,09)%
Nilai Penjualan
Debt Equity Ratio
Rp33,90 triliun
117,39%
Rugi Tahun Berjalan
Return on Equity
Rp1,39 triliun
(0,88)%
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
10
Ikhtisar
Keuangan
Dalam Jutaan Rupiah
LAPORAN LABA RUGI
2016
2015*
2014
2013
2012
Pendapatan
33.897.160
36.212.111
39.497.963
38.549.707
5.963.806
Beban Pokok Penjualan
25.373.311
27.743.718
30.660.468
29.366.547
3.555.083
Laba Kotor
8.523.848
8.468.394
8.837.495
9.183.160
2.408.723
Beban Usaha
9.257.490
9.240.855
6.225.489
6.394.322
1.264.011
(1.087.728)
(240.281)
1.292.246
2.070.497
1.164.589
652.954
310.453
848.645
817.342
340.898
(1.386.595)
(1.082.915)
347.918
367.303
823.691
(1.204.797)
(955.086)
325.444
369.665
824.496
(181.798)
(127.829)
22.474
(2.361)
(805)
(2.073.395)
37.588.363
(571.606)
367.303
820.946
(1.785.765)
34.006.886
(673.854)
369.665
821.751
(287.630)
3.579.476
102.247
(2.361)
(805)
(37.550)
(70.686)
55.452
111.600
249.991
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
Manfaat (Beban) Pajak
Laba Tahun Berjalan
Laba (Rugi)Tahun Berjalan yang
diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan non-pengendali
Laba Komprehensif
Laba (Rugi) Komprehensif Tahun
Berjalan yang diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan non-pengendali
Laba (Rugi) per saham dasar
(Dalam Rupiah)
* Restatement
Dalam Jutaan Rupiah
LAPORAN POSISI
KEUANGAN
2016
2015*
2014*
2013
2012
Aset Lancar
15.385.532
14.578.683
13.189.716
14.256.520
2.318.056
Aset Tidak Lancar
96.577.338
94.445.758
51.932.239
47.570.530
7.890.871
111.962.870
109.024.441
65.121.955
61.827.050
10.208.927
Liabilitas Jangka Pendek
21.570.603
21.090.042
21.025.737
16.937.972
1.724.099
Liabilitas Jangka Panjang
39.270.746
34.759.000
31.602.207
24.426.327
3.758.393
Jumlah Liabilitas
60.841.349
55.849.043
52.627.944
41.364.299
5.482.492
Jumlah Ekuitas
51.121.520
53.175.398
12.494.011
20.462.751
4.726.435
111.962.870
109.024.441
65.121.955
61.827.050
10.208.927
251.217
177.258
255.458
376.243
141.839
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Investasi pada Entitas Asosiasi
* Restatement
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
11
Dalam Jutaan Rupiah
LAPORAN ARUS KAS
2016
2015*
2014
2013
2012
Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas
Operasi
2.974.642
3.733.798
3.293.863
1.177.858
419.499
Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas
Investasi
(4.979.507)
(8.551.354)
(5.359.324)
(6.451.290)
(854.147)
Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas
Pendanaan
1.926.582
3.752.380
1.452.811
4.435.241
224.892
* Restatement
Dalam %
RASIO KEUANGAN
2016
2015*
2014
2013
2012
Profitabilitas
Marjin Laba Kotor
25,15
23,39
24,28
23,82
40,39
4,38
6,68
7,87
20,08
(4,09)
(2,99)
1,71
3,25
13,81
Tingkat Pengembalian Aktiva
(ROA)
1,37
1,01
3,24
2,43
8,71
Tingkat Pengembalian Ekuitas
(ROE)
(0,88)
(1,55)
2,78
1,81
17,44
71,33
69,13
70,74
84,17
134,45
119,01
105,03
215,89
202,14
116,00
54,34
51,23
68,34
66,90
53,70
Marjin Laba Usaha
Marjin Laba Bersih
Rentabilitas
Likuiditas
Rasio Lancar
Solvabilitas
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
(DER)
Rasio Kewajiban terhadap Aset
(DAR)
* Restatement
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
12
Pendapatan
Dalam Jutaan Rupiah
Aset
Dalam Jutaan Rupiah
39.497.963
111.962.870
109.024.441
36.212.111
38.549.707
33.897.160
65.121.955
61.827.050
5.963.806
10.208.927
2012
2013
2016
2015
2014
Laba Kotor
Dalam Jutaan Rupiah
9.183.160
8.837.495
2012
2015
2014
2013
Liabilitas
2016
Dalam Jutaan Rupiah
8.468.394
60.841.349
55.849.043
8.523.848
52.627.944
41.364.299
2.408.723
5.482.492
2012
2013
2016
2015
2014
Laba Komprehensif
Dalam Jutaan Rupiah
2012
2015
2014
2013
Ekuitas
2016
Dalam Jutaan Rupiah
37.586.392
53.175.398
51.121.520
20.462.751
820.946
12.494.011
367.303
4.726.435
(2.073.395)
(571.606)
2012
2013
Laporan Tahunan 2016
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
13
Marjin Laba Bersih
Dalam %
Rasio Lancar
Dalam %
13,81
134,45
84,17
3,25
70,74
1,71
2012
2013
2014
(2,99)
(4,09)
2015
2016
Return on Assets (ROA)
2012
Dalam %
2013
2014
71,33
2015
2016
Debt to Equity Ratio (DER)
Dalam %
215,89
8,71
202,14
117,39
116,00
2,43
2012
69,13
2013
104,08
3,24
2014
1,01
1,37
2015
2016
Return on Equity (ROE)
2012
Dalam %
2013
2014
2015
2016
Debt to Assets Ratio (DAR)
Dalam %
17,44
66,90
68,34
53,70
1,81
2012
Jujur • Tulus • Ikhlas
2013
50,50
54,34
2,78
2014
(1,55)
(0,88)
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
14
Peristiwa
Penting 2016
12
13
Januari
April
Penyerahan SK Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur
Utama
Penandatanganan Perjanjian PKB Induk antara PTPN III dengan
Federasi Serikat Pekerja Perkebunan
1
20
Mei
Mei
Kunjungan Lapangan ke Angkutan Kereta Api Barang KEK Sei
Mangkei
28
27
Mei
Juni
Kunjungan kerja ke Unilever di KEK Sei Mangkei
Puncak rangkaian kegiatan HUT BUMN ke-18
18
23
Juli
Juli
Penyerahan SK Pengangkatan Direksi Anak Perusahaan PTPN III
Holding
Laporan Tahunan 2016
Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Holding
Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Halal Bihalal Keluarga Besar Holding Perkebunan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
15
17
5
Agustus
September
Pemberian penghargaan Jubilaris kepada karyawan PTPN III
Holding
Penyerahan SK Pengangkatan Dewan Komisaris Anak Perusahaan
PTPN III Holding
23
23
September
September
Kick Off Project Implementasi dan Managed Service ERP-SAP
PTPN III Holding
26
5
Oktober
Desember
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perum Perhutani
dengan PTPN III
Ujicoba operasional angkutan kereta api barang KEK Sei
Mangkei
9
9
Desember
Desember
Penyerahan Bantuan Peduli Gempa Pidie Aceh Jaya
Perayaan Natal Oikoumene PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) beserta anak perusahaan
19
22
Desember
Desember
Kegiatan Press Conference Kinerja Holding Perkebunan
Triwulan IV tahun 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Akselerasi Corporate Turn Around Program
Direktur Utama PTPN III Holding menerima penghargaan
Leadership untuk kategori BUMN
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
16
Penghargaan &
Sertifikasi
Piagam Penghargaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Masa Berlaku: 2016 - 2019
PKS Sisumut
PKS Sei Silau
PKS Rambutan
PKS Hapesong
PKS Aek Nabara Selatan
Kebun Torgamba
Kebun Tanah Raja
Kebun Sisumut
Kebun Sei Silau
Kebun Sei Putih
Kebun Sei Meranti
Kebun Sei Kebara
Kebun Sei Dadap
Kebun Sei Daun
Kebun Sei Baruhur
Kebun Pulau Mandi
Laporan Tahunan 2016
Kebun Gunung
Pamela
Kebun Aek
Nabara Utara
Kebun Belawan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
17
tentang Sistem Manajemen
Lingkungan Perkebunan dan
Pengolahan Kelapa Sawit
dan karet serta Pelayanan
Rumah Sakit. Sertifikat ini
berlaku hingga tahun 2017.
tentang Sistem Manajemen
Mutu Perkebunan dan
Pengolahan Kelapa Sawit dan
karet serta Pelayanan Rumah
Sakit. Sertifikat ini berlaku
hingga tahun 2018.
ISO 9001-2008
ISO 14001-2004
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Sertifikat RSPO
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Aek Nabara Selatan
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Rambutan
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Aek Torop
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Sei Daun
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Sisumut
Jujur • Tulus • Ikhlas
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Sei Mangkei
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Sei Meranti
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Aek Raso
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Sei Silau
Rountable on
Sustainable Palm Oil
PKS Torgamba
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
18
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
19
Tantangan
Tantangan mengasah pengalaman dan memperkokoh Perseroan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
20
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
Holding Perkebunan
berkomitmen menjalankan
Transformasi secara
terintegrasi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
21
Laporan
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang tinggi kepada Direksi dan seluruh
karyawan Perseroan yang telah berupaya keras untuk mencapai berbagai indikator
kinerja sebagai bagian integral dari transformasi Holding Perkebunan yang tengah
dan terus berproses “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan visi kinerja
prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik”
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkenankan kami melaporkan hasil pengawasan
yang kami lakukan sepanjang tahun 2016. Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi, kerja keras
seluruh jajaran manajemen dan karyawan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atas
perolehan kinerja pada tahun 2016, walaupun belum memenuhi target-target RKAP.
Gambaran kondisi makro ekonomi Indonesia pada akhirnya tergambar dari kinerja dunia usaha
secara keseluruhan. Namun demikian, seiring dengan komitmen pemerintah serta berbagai inisiatif
dan insentif yang dijalankan pemerintah dan otoritas, secara bertahap mulai terjadi perbaikan pada
beberapa indikator makro ekonomi seperti penurunan tingkat suku bunga, tingkat inflasi yang semakin
terkendali, penyerapan anggaran negara, pembangunan infrastruktur yang makin masif, diharapkan
mampu membawa dan mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun
mendatang dan pada saat yang sama mampu meningkatkan kepercayaan pelaku pasar.
Kami meyakini bahwa berbagai inisiatif dan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah, secara perlahan
tapi pasti akan membawa perbaikan pada berbagai indikator makro ekonomi yang pada gilirannya
akan mendorong laju produksi, laju pertumbuhan sektor riil dan pada akhirnya akan berdampak pada
kinerja perusahaan dan pelaku usaha termasuk Perseroan. Keyakinan kami tersebut di atas kiranya
juga menjadi keyakinan dan motivasi manajemen dalam menjalankan pengurusan perseroan dalam
upaya mencapai visi, misi, dan strategi yang telah dikembangkan. Alhamdulillah di tengah berbagai
tantangan dan dinamika ekonomi, pada tahun 2016 Perseroan berhasil menorehkan kinerja yang cukup
membanggakan. Kami meyakini pula, pencapaian kinerja pada tahun 2016 akan menjadi fondasi bagi
manajemen dan seluruh insan Perseroan dalam upaya meraih kinerja yang lebih baik pada tahun-tahun
mendatang.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
22
Penilaian Kinerja Direksi Tahun 2016
Sesuai dengan fungsi Dewan Komisaris yaitu melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan pengurusan Perseroan, sepanjang tahun 2016 kami telah melakukan
berbagai upaya yang terkait dengan pengawasan atas pengurusan Perseroan. Kaitannya dengan tugas
tersebut, kami juga melakukan penilaian atas kinerja Direksi sepanjang tahun 2016.
Menurut penilaian kami, Direksi telah berupaya ekstra keras untuk mencapai target-target kinerja seperti
yang telah ditetapkan pada RKAP 2016. Ditengah kondisi perekonomian dunia dan domestik yang relatif
masih mengalami perlambatan, kami memahami dengan kondisi tersebut, Direksi mengalami berbagai
tantangan dan kendala dalam upaya mencapai target-target yang telah ditetapkan di awal tahun 2016.
Yang terpenting, berbagai program kerja dan inisiatif yang telah dilaksanakan Direksi merupakan basis
bagi upaya perbaikan dan pencapaian kinerja yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang.
Kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tergambar dari realisasi pendapatan sebesar
Rp33,89 triliun, rugi tahun berjalan sebesar Rp1,38 triliun. Sementara itu total aset mencapai Rp111.96
triliun meningkat 2,70% dari tahun 2015.
Secara lebih detail, kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat terlihat dari kinerja
aspek produksi dan keuangan sebagai berikut:
Kinerja Produksi
Secara keseluruhan capaian realisasi produksi tahun 2016 masih dibawah RKAP maupun periode yang
sama tahun lalu. Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit sebesar 16,54 ton/ha atau mencapai 95,57%
dari RKAP (RKAP sebesar 17,31 ton/ha) dan mencapai 90,95% jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2015 (sebesar 18,19 ton/ha). Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan tanaman,
kerusakan pabrik yang mengakibatkan losis dan adanya pencurian. Pencapaian produksi karet kering
kebun sendiri sebesar 140.725 ton di atas capaian RKAP dan tahun 2015 masing-masing 100,53 % (dari
RKAP sebesar 139.986 ton) dan 109,65% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 128.338
ton.
Kinerja Keuangan
Sampai dengan Desember 2016, Holding Perkebunan membukukan kerugian konsolidasi sebesar
Rp1.387 milyar yang merupakan kontribusi laba bersih dari PTPN III sebesar Rp567 milyar, PTPN IV
sebesar Rp529 milyar, PTPN V sebesar Rp42 milyar, PTPN VI sebesar Rp5 milyar, PTPN XI sebesar
Rp195 milyar, PTPN XII sebesar Rp41 milyar, PT KPBN sebesar Rp4 milyar dan PT Bio Industri Nusantara
Rp0,28 milyar serta kerugian dari PTPN I sebesar Rp87 milyar, PTPN II sebesar Rp307 milyar, PTPN VII
sebesar Rp547 milyar, PTPN VIII sebesar Rp377 milyar, PTPN IX sebesar Rp304 milyar, PTPN X sebesar
Rp156 milyar, PTPN XIII sebesar Rp658 milyar, PTPN XIV sebesar Rp138 milyar dan PT Riset Perkebunan
Nusantara Rp162 milyar. Kerugian tersebut sebagian besar merupakan akibat adanya penurunan
nilai (impairment) sebesar Rp1.227 milyar yang disebabkan oleh nilai aset produktif yang tidak sesuai
dengan potensi manfaat yang akan diperoleh dari aset tersebut.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
23
Sebagai bagian penting dari upaya restrukturisasi grup secara keseluruhan, kami mendukung upaya
yang dijalankan Direksi yaitu melakukan program restrukturisasi keuangan yang difokuskan kepada 2
(dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi hutang bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh
fund injection). Restrukturisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN,
yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable.
Ke depan, Dewan Komisaris berharap Direksi dapat lebih meningkatkan kinerja Perseroan baik dari
aspek operasional, bisnis, dan keuangan, termasuk juga berbagai aspek yang akan mendorong
peningkatan keunggulan daya saing berkelanjutan antara lain pengendalian internal, manajemen
risiko secara terpadu, Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG), pengelolaan hubungan induk dan anak
perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pandangan atas Prospek Usaha
Prospek usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) ke depan tergambar dari Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2017, yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) serta visi dan misi Perseroan. Proses penyusunan RKAP tahun 2017 telah
melalui masukan dan diskusi dengan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan masukan/aspirasi
Pemegang Saham.
RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah mendapat persetujuan Pemegang Saham
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tahun 2017.
Dewan Komisaris menilai bahwa RKAP tahun 2017 telah mencerminkan prospek usaha Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sejalan dengan dinamika dan perkembangan bisnis dan
bidang usaha yang dijalankan Perseroan serta program transfromasi Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) beberapa tahun ke depan. Intinya, program transformasi yang tengah dan terus
berjalan merupakan program dan inisiatif Perseroan selaku holding yang dijalankan secara terencana,
sistematik, dan berkelanjutan sesuai dengan visi, misi, dan strategi yang diterapkan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero)
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Dalam upaya mewujudkan visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) “Menjadi perusahaan
agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik” tidak dapat
dilepaskan dari upaya Perusahaan untuk selalu memberikan kinerja terbaik melalui penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dalam seluruh kegiatan usaha dan
operasional Perusahaan hingga Anak Perusahaan. Kami sepenuhnya menyadari, penerapan GCG
tersebut merupakan wujud nyata dari komitmen dan dedikasi Perseroan untuk memberikan nilai
tambah dan membuktikan kepercayaan dari seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Perwujudan prinsip GCG dalam arah gerak Perusahaan selama tahun 2016 dilaksanakan dengan
mengedepankan praktik usaha sesuai prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian
dan kewajaran. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Dewan Komisaris senantiasa mendorong seluruh
jajaran Direksi, Manajemen dan Karyawan untuk melakukan praktik usaha yang menjunjung tinggi
etika, moral serta kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
24
Sebagai bentuk komitmen peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG, telah dilakukan asesmen
GCG untuk tahun buku 2015 oleh penilai independen dengan skor 92,47 dan tergolong kategori
“SANGAT BAIK”. Pencapaian ini diharapkan akan mendorong manajemen untuk terus meningkatkan
kelengkapan infrastruktur GCG dan pembentukan kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan
bisnis beretika.
Penerapan Whistleblowing System (WBS)
Whistleblowing System (WBS) adalah infrastruktur penerapan GCG yang memfasilitasi berbagai
laporan pihak luar perusahaan dan pihak internal atas berbagai dugaan pelanggaran. WBS yang efektif
akan mendorong terbentuknya kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan penerapan bisnis
beretika. Sistem ini memfasilitasi semua pihak baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait
dengan Perseroan untuk melakukan pelaporan dugaan pelanggaran.
Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang
diperlukan. Laporan ini ditujukan kepada Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran dan disampaikan
melalui media pelaporan yang telah ditentukan.
Mengingat pentingnya keberadaan sistem ini, Dewan Komisaris terus mendorong manajemen agar
sistem dan mekanisme WBS dijalankan secara efektif, fair, dan secara proaktif melakukan tindak lanjut
atas berbagai laporan yang masuk ke sistem WBS.
Dewan Komisaris terus mendorong agar sistem WBS disosialisasikan secara intensif khususnya untuk
kalangan internal dan mendorong manajemen untuk melakukan peningkatan fungsi dan kapasitas
WBS perusahaan.
Komposisi Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2016 terjadi beberapa kali perubahan komposisi Dewan Komisaris. Dengan susunan
Dewan Komisaris yang terakhir adalah sebagai berikut:
Komposisi Direksi Januari – Juli 2016
• Komisaris Utama
• Komisaris
• Komisaris
• Komisaris
• Komisaris
:
:
:
:
:
Joefly J. Bahroeny
Dahlan Harahap
Sardan Marbun
Subur Budhisantoso
Heri Sebayang
Komposisi Direksi Juli – Desember 2016
• Komisaris Utama
• Komisaris
• Komisaris
• Komisaris
• Komisaris
:
:
:
:
:
Joefly J. Bahroeny
Dahlan Harahap
Sardan Marbun
Subur Budhisantoso
Deddy Y.H. Sitorus
Selanjutnya, Pemegang Saham Holding Perkebunan Nusantara mengangkat Deddy Fauzi Elhakim dan
Dilza Vierson sebagai anggota Komisaris menggantikan Subur Budhisantoso dan Sardan Marbun.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
25
Penilaian Komite Dewan Komisaris
Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat bagi Direksi, Dewan Komisaris
didukung oleh organ Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Komite Audit dibentuk dengan
tujuan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas efektivitas pengendalian
internal perusahaan dan penelaahan laporan keuangan, sementara itu Komite Manajemen Risiko
dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas penerapan
manajemen risiko perusahaan.
Sepanjang tahun 2016, komite audit telah menjalankan peran dan fungsi organ pendukung secara
optimal. Secara periodik komite audit telah melakukan penelaahan pengendalian internal termasuk
pembahasan bersama satuan pemeriksa internal (SPI). Komite Audit juga aktif melakukan pemantauan
kinerja Audit Eksternal sejak penunjukan KAP, dan rapat koordinasi pencapaian proses audit.
Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen Risiko telah menjalankan peran dan fungsi organ pendukung
secara optimal. Secara periodik komite Manajemen Risiko telah melakukan penelaahan atas efektivitas
manajemen risiko secara terpadu (enterprise risk management).
Dewan Komisaris menilai bahwa kontribusi dan dedikasi Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko
telah sesuai dengan ekspektasi Dewan Komisaris. Aktivitas program kerja komite telah dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan dan disepakati di awal tahun. Kami menilai bahwa Komite Audit
dan Komite Manajemen Risiko telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan
yang tercantum dalam program kerja komite, penugasan-penugasan khusus dan sesuai dengan arahan
Dewan Komisaris.
Apresiasi
Sebagai penutup, izinkan Kami atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas
keberhasilan Manajemen dalam membawa Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tetap
tumbuh di tengah kondisi perekonomian yang masih mengalami perlambatan sepanjang tahun
2016. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kontribusi seluruh jajaran pegawai
baik Perusahaan Induk maupun Anak Perusahaan bagi kemajuan Perseroan. Semoga keberhasilan
yang telah diraih bersama ini baik kinerja keuangan maupun berbagai penghargaan dari masyarakat
menjadi bekal bagi kita semua dalam memelihara keberlanjutan usaha sekaligus menjadikan Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai Holding Perusahaan Perkebunan yang semakin sehat
dan mampu meraih keunggulan daya saing berkelanjutan.
Holding Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Dewan Komisaris
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
26
Profil
Dewan Komisaris
2
3
4
1
5
1. Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
4. Deddy Fauzi Elhakim
Komisaris
2. Dahlan Harahap
Komisaris
5. Dilza Vierson N
Komisaris
3. Deddy Y.H. Sitorus
Komisaris
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
27
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, Lahir di Tanjung Pura, 17 November 1956.
Memperoleh gelar Sarjana Bidang Pertanian dari University of New South
Wales, Sidney (1982), Master Bidang Agribisnis dari Universitas Sumatera
Utara (1999).
Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-383/MBU/2013
tanggal 21 November 2013 sebagai Komisaris Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf Engineer – PT John Holland
Construction Indonesia (1982–1983), Direktur – PT Bahruny (1983–2015),
Direktur Utama - PT P. Bahrun & Sons (1983–2013), Direktur Utama - PT
BAPCO (1983–2013), Direktur Utama PT Joefly J. Bahroeny (1983–sekarang),
Direktur Utama PT Nirmala Delima Makmur (1997–sekarang), Direktur Utama
PT Sepakat Delima Joyo (1999–2002), Consulat The Republic Of Sri Lanka
(2003–sekarang), Komisaris PT PP. London Sumatera Indonesia (2004–2007),
Direktur Delma Commodities (2005–sekarang), Komisaris Utama PT P. Bahrun
& Sons (2013–sekarang), Komisaris Utama PT BAPCO (2013–sekarang),
Komisaris Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2013–
sekarang).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
28
Dahlan Harahap
Komisaris
Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 6 Juni 1953. Memperoleh Sarjana Bidang Pertanian
dari Universitas Sumatera Utara (1978), Master Bidang Manajemen Agribisnis dari Universitas Gadjah
Mada (2008).
Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013
sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Tanaman Bidang Pengelola Afdeling komoditi kakao
(1981), Staf Bagian Tanaman Kantor Direksi PTP–II Tanjung Morawa, Medan bidang Administrasi dan
Produksi (1981–1985), Asisten Kepala PTP–II, bidang pengelolaan tanaman komoditi kakao (1985–1989),
Administratur Kebun Maryke PTP–II (1989–1992), Administratur Kebun Tandun PTP–II (1992–1994),
Administratur Kebun Kelapa Sawit PTP–II (1994–1995), Administratur Kebun Pagar Merbau PTP – II
(1995–1998), Kepala Bagian Tanaman PTPN II (Persero) (1998), Direktur SDM/ Umum PTP Nusantara
VI (Persero) (1998–2001), Direktur Utama PTP Nusantara – IX (Persero) (2001–2003), Direktur Utama
PTP Nusantara – IV (Persero) (2003–2012), Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
(2013–sekarang).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
29
Deddy Y.H. Sitorus
Komisaris
Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 17 November 1970. Memperoleh Sarjana Bidang
Pertanian dari Universitas Simalungun, Sumatera Utara (1989), Master Bidang Komunikasi Politik dari
Kingston University (2008).
Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-164/MBU/07/2016 sebagai Komisaris Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Koordinator Program Advokasi FKPM Foundation, Sumatera
Utara (1993–1995), Koordinator Wilayah KSPPM Foundation Sumatera Utara (1995–1997), Kepala
DIvisi Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta (1998–2001), Senior Program
Officer National Democratic Institute on International Affairs – Amerika Serikat di Jakarta (2001–2004),
Asisten Staf Ahli Kantor Yvette Cooper Menteri Perumahan Inggris (2005–2006), Manajer Proyek Civic
Engagement in Democratic Governance (CIVED Project) UNDP Indonesia – BAPPENAS – KEMENDAGRI
(2006–2008), Koordinator Proyek Multi Donor Support Program Pemilu Indonesia UNDP Indonesia –
BAPPENAS – KEMENDAGRI (2008–2009), Komisaris PT Takagama (2009–sekarang), Direktur Eksekutif
PT Optima Consulting Network (2010–2012), Komisaris PT Optima Consulting Network (2012–2014),
Analis Ekslusif IHS (Information Handling Services) Perwakilan Indonesia (2011–2013), Analis Ekslusif
IHS Perwakilan Asia Tenggara (2013–sekarang), Komisaris Independen PT Waskita Beton Precast (2015–
sekarang), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III (Persero) (2016–sekarang).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
30
Deddy Fauzi Elhakim
Komisaris
Warga Negara Indonesia, Lahir di Garut, 20 Februari 1959. Lulus Akademi Kepolisian (1982), Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian (1986), Sekolah Staf Komando Angkatan udara (1997), Sekolah Staf Perwira
Tinggi angkatan X (2006).
Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-03/MBU/01/2017 tanggal 10 Januari 2017
sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai anggota kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas di
beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya Polres Klaten - Jawa Tengah (1982–1984), Polres Surakarta
(1984), Akpol Semarang (1986), Polda Metro Jaya diantaranya sebagai Kapolsek Kelapa Gading dan
Penjaringan (1990–1995), Kepala Bagian Pembinaan dan Operasional Sub Direktorat Polisi Udara (2000),
Polda Sulawesi Selatan sebagai Kapolres Bantaeng dan Bone (1999–2000), Wakil Kepala Polisi Wilayah
Surakarta (2002), Analis Utama Sekolah Staf Pimpinan Polri (2003), Interpol (Thailand) (2004), Kepala Unit
II Direktorat Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2005), Kepala Unit III Direktorat Ekonomi dan Khusus
Bareskrim Polri (2006), Wakil Direktorat Polisi Udara Badan Pembinaan dan Keamanan Polri (2008),
Kepala Direktorat Polisi Udara Badan Pembinaan dan Keamanan Polri (2009), Kepala Direktorat Polisi
Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Polri (2010), Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika
Nasional (2013), Staf Ahli Sosial dan Ekonomi Kapolri (2015), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III
(Persero) (2017–sekarang).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
31
Dilza Vierson N.
Komisaris
Warga Negara Indonesia, Lahir di Solok, 19 Juli 1970. Memperoleh Sarjana Bidang Ekonomi dari STIE
KBP, Padang (1995), Master Bidang Ekonomi dari STIE Ganesha (2003).
Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-03/MBU/01/2017 tanggal 10 Januari 2017
sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf Pelaksana Direktorat Informasi, Pengembangan dan Peraturan
BUMN, Direktorat Jendral Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1996–1998), Staf Pelaksana
Direktorat Perbankan dan Jasa Keuangan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/ Badan
Pengelola BUMN (1998–2000), Staf Pelaksana Direktorat Perkebunan II Kantor Menteri Negara
Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN (2000–2001), Kepala Seksi Pendanaan dan Sumber Daya
Perdagangan, Industri Mesin dan Gas Direktorat Jendral Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan
(2001–2002), Staf Dewan Komisaris PT Kereta Api Indonesia (2002–2003), Kepala Sub Bidang Evaluasi
Restrukturisasi dan Privatisasi Usaha Pertambangan Kementerian BUMN (2002–2003), Sekretaris
Dewan Komisaris PTPN XII (2003–2008), Kepala Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi II B (2008–2010),
Sekretaris Dewan KomisarisPTPN VI (2008–2011), Kepala Bidang restrukturisasi dan Pengembangan
Usaha II (2010–2012), Komisaris PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (2011–2012), Kepala Bagian
Peraturan Perundang-undangan Kementerian BUMN (2012–2014), Komisaris PT Kliring Berjangka
Indonesia (2012–2013), Komisaris PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (2013–2017), Kepala Bidang
Restrukturisasi BUMN I Kementerian BUMN (2014–2015), Kepala Bidang Privatisasi dan Sinergi BUMN
Kementrian BUMN (2015–2016), Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi I Kementerian
BUMN (2016-sekarang), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III (Persero) (2017–sekarang).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
32
Dasuki Amsir
Direktur Utama
Holding Perkebunan
memastikan langkahnya
melalui program
corporate turn around
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
33
Laporan
Direksi
Kami meyakini seluruh upaya dan inisiatif dalam kerangka Transformasi Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara bertahap akan mendorong
peningkatan kinerja operasional, kinerja keuangan, dan daya tahan grup dalam
mengarungi dinamika dan tantangan industri agribisnis. Kami meyakini bahwa
komitmen, kebersamaan, dan daya juang seluruh insan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) merupakan fondasi dan bagian integral dari keberhasilan
transformasi Holding Perkebunan yang tengah dan terus berproses “Menjadi
perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata
kelola bisnis terbaik”
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkenankan kami melaporkan hasil pengurusan
dan pengelolaan perusahaan yang kami lakukan sepanjang tahun 2016.
Secara keseluruhan, kondisi ekonomi global pada tahun 2016 masih berada dalam kondisi perlambatan
namun lebih baik dari tahun 2015. Kondisi demikian tercermin dari beberapa indikator ekonomi seperti
pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, laju inflasi, dan tingkat suku bunga.
Tahun 2016 merupakan tahun yang tidak mudah bagi Holding Perkebunan, namun kami optimis
menghadapi tantangan yang silih berganti. Diawal tahun 2016 Holding Perkebunan harus memulai
langkahnya dengan mengalami kerugian konsolidasi sebesar Rp613,27 miliar yang dalam restatement
tahun buku 2015 kerugian tersebut sebesar Rp1,82 triliun. Disamping kerugian tersebut utang kepada
pihak perbankan Rp33,27 triliun dengan jumlah karyawan sebesar 139.000. Dengan beban perusahaan
tersebut tidak mudah bagi Holding Perkebunan untuk membalikkan situasi yang tidak menguntungkan
tersebut dalam waktu singkat. Namun demikian sejak bulan April 2016 Holding Perkebunan telah
memastikan langkahnya untuk bergerak maju dengan menyusun program corporate turn around yang
salah satu tujuannya adalah untuk melakukan stop the bleeding dan program ini telah dilaporkan
kepada pemegang saham di bulan Agustus 2016.
Beberapa langkah dalam mengimplementasikan program corporate turn around diantaranya adalah
Holding Perkebunan telah melakukan restrukturisasi dan reorganisasi manajemen pada anak usaha,
dengan melakukan pergantian direksi dan dewan komisaris anak usaha di bulan Juli dan September.
Langkah strategis ini dilakukan untuk mengakselerasi program corporate turn around yang harus
diterapkan di anak usaha dengan perubahan budaya kerja yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
34
Langkah-langkah lainnya yang diterapkan Holding Perkebunan kepada anak usaha, meminta anak usaha
untuk melakukan peningkatan produksi, perbaikan struktur biaya produksi, restrukturisasi keuangan,
pengembangan organisasi dan sumber daya manusia serta pengembangan sistem dan prosedur.
Holding Perkebunan akan terus mendorong produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan sehingga
sektor ini bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian negara. Oleh sebab itu, kami terus
memperbaiki diri melalui pengelolaan SDM beserta tata nilai dan budayanya, serta aspek manajemen
dengan beragam sistem di dalamnya terus ditingkatkan.
Disamping kondisi keuangan sebagaimana disebutkan diatas, harga komoditas perkebunan kelapa
sawit dan karet yang menunjukkan perbaikan tidak cukup memberi kontribusi positif bagi kinerja
perkebunan nusantara. Kinerja perkebunan nusantara dihadapkan pada harga input produksi
yang meningkat serta kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti el-Nino dan la-Nina sehingga
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman perkebunan.
Analisis Kinerja Tahun 2016
Kinerja PTPN III (Persero) Stand Alone 2016
Sepanjang tahun 2016 kinerja Perusahaan sebagai entitas induk dari aspek operasional dan keuangan
menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Dari aspek operasional, Perseroan melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas sarana,
prasana penunjang dan peningkatan pengamanan produksi untuk mencapai target produksi. Realisasi
produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kebun sendiri sebesar 2.076.109 ton, mengalami
kenaikan dibandingkan RKAP Perubahan 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar 6.989 ton
(0,34%) dan 10.256 ton (0,50%).
Dari sisi produkvitas TBS kepala sawit, pencapaian tahun 2016 sebesar 21,28 ton/ha, jika dibandingkan
dengan RKAP 2016 sebesar 21,26 ton/ha maka pencapaian ini berada diatas RKAP sebesar 20 Kg/
ha (0,09%). Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 22,17 ton/
ha, pencapaian ini masih berada dibawah capaian tahun 2015 sebesar 890 Kg/ha (4,01%). Realisasi
produksi minyak sawit sebesar 554.978 ton, jika dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 601.059
ton, maka pencapaian ini masih berada dibawah RKAP 2016 sebesar 46.081 ton (7,66%). Dan jika
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 598.591 ton. Pencapaian ini masih
berada dibawah capaian tahun 2015 sebesar 43.613 ton (7,29%). Untuk realisasi produksi inti sawit tahun
2016 sebesar 20.086 ton, jika dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 6.792 ton (25,26%). Dan jika
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 sebesar 25.432 ton, pencpaian ini masih berada
dibawah capaian tahun 2015 sebesar 5.346 ton (21,02%). Tidak tercapainya target produksi minyak
dan inti sawit terutama masih adanya Tanaman Menghasilkan (TM) Muda yang potensi rendemennya
dibawah 4%, dilakukannya pembenahan panen dan peralatan pabrik pada semester I serta kandungan
minyak dalam mesokrap mengalami penurunan seiring adanya anomali cuaca.
Dengan melakukan perubahan sistem sadap, pindah panel sadap dan buka sadap pra promosi
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2011 di beberapa kebun memberikan kontribusi peningkatan
produksi tanaman karet. Realisasi produksi karet kering kebun sendiri sebesar 37.661 ton, berada diatas
RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar 255 ton (0,68%) dan 2.888 ton (8,31%). Realisasi
produktivitas karet kering tahun 2016 sebesar 1.656,63 kg/ha, berada diatas RKAP 2016 dan realisasi
2015 masing-masing sebesar 11,79 kg/ha (0,72%) dan 168,85 kg/ha (11,35%).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
35
Dari aspek keuangan, Perseroan melakukan efisiensi dan efektivitas biaya dalam upaya pengendalian/
menekan biaya produksi dan cash out flow. Implementasi aplikasi e-procurement, pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan skala prioritas dan analisa cost and benefit, revisi kebijakan pengadaan barang
dan jasa unit kerja, program pensiun sukarela, serta didukung oleh semakin membaiknya harga jual
komoditi karet dan kelapa sawit berdampak terhadap pencapaian laba dan Net Operating Cash Flow
(NOCF) yang semakin meningkat.
Tahun 2016, Perseroan selaku entitas induk berhasil mencatat laba bersih (equity method) sebesar
Rp567 miliar atau berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar Rp239 miliar
(72,62%) dan Rp332 miliar (141,59%). Sedangkan laba bersih entitas induk berdasarkan PSAK 4 (cost
method) yang diaudit Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja sebesar Rp912 miliar
atau berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar Rp248 miliar (37,26%) dan
Rp316 miliar (52,92%).
NOCF tahun 2016 semakin membaik yaitu sebesar Rp1,033 triliun, yang pada tahun 2015 hanya sebesar
Rp417 miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp616 miliar (147%).
Kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) 2016
Saat ini Holding Perkebunan mencakup anak perusahaan perkebunan dengan komoditi kelapa sawit,
karet, tebu, teh, kopi, dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Areal keseluruhan Holding
didominasi oleh areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal tanaman konsesi karet
seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha serta areal tebu sendiri seluas 49.427 ha.
Secara keseluruhan capaian realisasi produksi tahun 2016 masih dibawah RKAP maupun periode yang
sama tahun lalu. Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit sebesar 16,54 ton/ha atau mencapai 95,57%
dari RKAP (RKAP sebesar 17,31 ton/ha) dan mencapai 90,95% jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh dampak el-Nino yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera
dan juga faktor internal lain seperti kurangnya pemeliharaan tanaman, kerusakan pabrik, pencurian dan
losis. Pencapaian produksi karet kering kebun sendiri sebesar 140.725 ton di atas capaian RKAP dan
tahun 2015 masing-masing 100,53 % (dari RKAP sebesar 139.986 ton) dan 109,65% jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2015.
Kontribusi porsi penjualan tahun 2016 didominasi oleh komoditi kelapa sawit sebesar 62,36% dari
total penjualan. Komoditi gula yang memberikan kontribusi 15,75% dilanjutkan oleh komoditi karet
memberikan kontribusi 9,46% dari total penjualan. Komoditi teh memberikan kontribusi 2,41% dari
total penjualan dan komoditi aneka tanaman lainnya sebesar 10,01%. Jika dilihat dari nilai penjualan
yang diterima, penjualan semua komoditi masih dibawah target yang ditetapkan karena volume
produksi yang tidak tercapai.
Sampai dengan Desember 2016, Holding Perkebunan membukukan kerugian konsolidasi sebesar
Rp1.387 miliar yang merupakan kontribusi laba bersih dari PTPN III sebesar Rp567 miliar, PTPN
IV sebesar Rp529 miliar, PTPN V sebesar Rp42 miliar, PTPN VI sebesar Rp5 miliar, PTPN XI sebesar
Rp195 miliar, PTPN XII sebesar Rp41 miliar, PTKPBN sebesar Rp4 miliar dan PT Bio Industri Nusantara
Rp0,28 miliar serta kerugian dari PTPN I sebesar Rp87 miliar, PTPN II sebesar Rp307 miliar, PTPN VII
sebesar Rp547 miliar, PTPN VIII sebesar Rp377 miliar, PTPN IX sebesar Rp304 miliar, PTPN X sebesar
Rp156 miliar, PTPN XIII sebesar Rp658 miliar, PTPN XIV sebesar Rp138 miliar dan PT Riset Perkebunan
Nusantara Rp162 miliar. Kerugian tersebut sebagian besar merupakan akibat adanya penurunan nilai
aset (impairment) sebesar Rp1.227 miliar yang disebabkan oleh nilai aset produktif yang tidak sesuai
dengan potensi manfaat yang akan diperoleh dari aset tersebut.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
36
Tahun 2016, Komoditi kelapa sawit memberikan kontribusi laba sebelum pajak sebesar Rp1.458 miliar
atau meningkat 236,05% dibandingkan tahun 2015 dan 220,83% dibandingkan RKAP 2016. Komoditi
teh memberikan kontribusi negatif meskipun mengalami penurunan kerugian semula Rp412 miliar
pada tahun 2015 menjadi rugi Rp186 miliar pada tahun 2016. Komoditi tebu yang sebelumnya pada
tahun 2015 memberikan kontribusi keuntungan senilai Rp281 miliar pada tahun ini mengalami kerugian
senilai Rp783 miliar (mengalami penurunan laba senilai Rp1.064 miliar atau 378,72%). Komoditi karet
juga mengalami peningkatan kerugian dibandingkan tahun 2015 yaitu dari rugi Rp612 miliar meningkat
menjadi rugi Rp649 miliar atau meningkat 6,18%.
Total Aset Holding Tahun 2016 mencapai Rp111.962,87 miliar, meningkat 2,70% dari tahun 2015 yang
dibukukan sebesar Rp109.024,44 miliar. Total liabilitas mencapai Rp60.841,35 miliar atau 54,34% dari
total Liabilitas dan Ekuitas. Jumlah liabilitas tersebut menjadi salah satu permasalahan di beberapa
PTPN dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
Sebagai bagian penting dari upaya restrukturisasi grup secara keseluruhan, tengah dilakukan program
restrukturisasi keuangan yang difokuskan kepada 2 (dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi repayment
existing loan bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh fund injection) yang disesuaikan
dengan kemampuan bisnis / cashflow dalam rangka survival strategy. Restrukturisasi dilakukan secara
bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN, yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII,PTPN VIII, PTPN
IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable.
Melalui berbagai program restrukturisasi yang dilakukan, ke depan diharapkan terjadi peningkatan
kinerja Perseroan baik dari aspek operasional, bisnis, dan keuangan, termasuk juga berbagai aspek
yang akan mendorong peningkatan keunggulan daya saing berkelanjutan antara lain pengendalian
internal, manajemen risiko secara terpadu, Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG), pengelolaan
hubungan induk dan anak perusahaan sesuai best practice dan ketentuan yang berlaku.
Kantor Operasional
Laporan Tahunan 2016
Kantor Holding Perkebunan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
37
Analisis Prospek Usaha
Prospek usaha PTPN III Holding (Persero)ke depan tergambar dari Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) tahun 2017, yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) tahun 2014 – 2018 serta visi dan misi Perseroan. Proses penyusunan RKAP tahun 2017 telah
melalui masukan dan diskusi dengan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan masukan/aspirasi
Pemegang Saham.
Prospek usaha diyakini akan semakin membaik sejalan dengan adanya penyusunan Grand Strategy
Penyehatan PTPN yang dibuat pada tahun 2016. Dalam Grand Strategy Penyehatan PTPN ditetapkan
berbagai upaya dan inisiatif perbaikan melalui kegiatan antara lain:
• Peningkatan produktivitas;
• Perbaikan struktur biaya;
• Program restrukturisasi keuangan;
• Penataan organisasi dan SDM yang diawali dengan tahapan pemetaan pejabat 1 level di bawah
Direksi;
• Implementasi sistem pengadaan terpadu melalui E-Procurement.
• Implementasi secara bertahap sistem operasi berbasis IT yaitu Enterprises Resources Planning
(ERP).
Inisiatif lain yang telah dimulai pada tahun 2016 adalah dimana Manajemen Holding membentuk Tim
Adhoc yang beranggotakan 68 orang berasal dari seluruh PTPN untuk memonitor seluruh program
kerja di setiap PTPN. Tim ini bekerja dibawah koordinasi holding dengan sistem cross working area
dimana suatu tim dari PTPN akan digunakan untuk memonitor kegiatan PTPN lainnya. Tim Adhoc
telah melakukan monitoring di beberapa PTPN dan menemukan beberapa permasalahan yang harus
ditindaklanjuti. Diharapkan melalui pendekatan ini, terjadi perbaikan secara sistemik dan sistematik di
seluruh PTPN.
Prospek usaha PTPN III Holding (Persero) semakin membaik seiring dengan perbaikan kinerja pada
beberapa PTPN. Di tahun 2015 pada saat dimulainya turn around, terdapat 9 (sembilan) PTPN dalam
keadaan “financial distress” yaitu PTPN I, II, V, VI, VII, VIII, IX, XIII dan XIV. Dari upaya maksimal yang
telah dilakukan Manajemen Holding, saat ini tinggal 5 (lima) PTPN yang masih memerlukan perhatian
khusus (major restructuring & fresh fund injection), yaitu: PTPN II, VII, VIII, IX dan XIII. Sementara PTPN
lainnya secara financial sudah bisa berjalan sendiri.
Upaya untuk terus memperkuat kinerja dan keunggulan daya saing berkelanjutan PTPN III Holding
(Persero) terus dilakukan khususnya untuk tahun 2017 yaitu melalui beberapa program kerja dan
inisiatif, antara lain:
a. Rencana kerja tahun 2017 difokuskan kepada kegiatan revitalisasion farm dan off farm, dengan
menitikberatkan kepada ketepatan waktu pelaksanaan revitalisasi.
b. Total rencana investasi yang diperlukan di tahun 2017 sebesar Rp12,9 triliun, terdiri dari investasi
on farm Rp3,8 triliun, off farm pabrik gula Rp4,2 triliun, off farm non gula Rp1,7 triliun serta off farm
lainnya sebesar Rp3,2 triliun.
c. Sumber pendanaan investasi tahun 2017 sebagian besar direncanakan berasal dari bank loan (fresh
money injection) dengan didahului kegiatan restrukturisasi hutang bank eksisting khususnya untuk
PTPN II, VII, VIII, IX dan XIII.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
38
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Sesuai dengan visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) “Menjadi perusahaan agribisnis
kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik”, maka secara eksplisit
dan tegas Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen kuat selalu memberikan
kinerja terbaik melalui penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/
GCG) dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional Induk Perusahaan hingga Anak Perusahaan. Kami
sepenuhnya menyadari, penerapan GCG tersebut merupakan wujud nyata dari komitmen dan dedikasi
Perseroan untuk memberikan nilai tambah dan membuktikan kepercayaan dari seluruh pemegang
saham dan pemangku kepentingan.
Perwujudan prinsip GCG dalam arah gerak Perusahaan selama tahun 2016 dilaksanakan dengan
mengedepankan praktik usaha sesuai prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian
dan kewajaran. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Dewan Komisaris senantiasa mendorong seluruh
jajaran Direksi, Manajemen dan Karyawan untuk melakukan praktik usaha yang menjunjung tinggi
etika, moral serta kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.
Sebagai bentuk komitmen peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG, telah dilakukan asesmen
GCG untuk tahun buku 2015 oleh penilai independen dengan skor 92,47 dan tergolong kategori
“SANGAT BAIK”. Pencapaian ini diharapkan akan mendorong manajemen untuk terus meningkatkan
kelengkapan infrastruktur GCG dan pembentukan kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan
bisnis beretika.
Komposisi Direksi
Sepanjang tahun 2016 terjadi beberapa pergantian jabatan Direksi Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero). Pergantian komposisi Direksi ini merupakan wujud dari upaya pemegang saham
untuk menetapkan komposisi yang relevan dengan tuntutan Perseroan dalam rangka transformasi
PTPN III sebagai holding perkebunan yang menghadapi berbagai tantangan peningkatan kinerja dan
keunggulan daya saing grup secara berkelanjutan.
Komposisi Direksi Januari – April 2016
• Direktur Utama
• Direktur Korporasi
• Direktur SDM
• Direktur Pemasaran
• Direktur Produksi
• Direktur Keuangan
:
:
:
:
:
:
Bagas Angkasa
Rafjon Yahya
Harianto
Alexander Maha
Tengku Syahmi Johan
Erwan Pelawi
Komposisi Direksi April – Desember 2016
• Direktur Utama
• Direktur Keuangan dan Korporasi
• Direktur SDM
• Direktur Pelaksana
:
:
:
:
Elia Massa Manik
Erwan Pelawi
Seger Budiarjo
Nurhidayat
Selanjutnya, Pemegang Saham Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), pada bulan April
2017 telah melantik Ign Suharta Wijaya sebagai Direksi baru melengkapi jajaran Direksi yang belum
terisi. Selain itu, pemegang saham pada bulan Mei 2017 juga telah mengangkat Dasuki Amsir sebagai
Direktur Utama menggantikan Elia Massa Manik yang mendapatkan penugasan di BUMN lainnya.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
39
Apresiasi
Sebagai penutup, perkenankan Kami atas nama Direksi menyampaikan penghargaan atas dukungan
yang telah diberikan oleh Pemegang Saham dan Dewan Komisaris sehingga upaya-upaya dalam
menjalankan pengurusan Perseroan, khususnya implementasi atas program transformasi Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara bertahap mulai menunjukkan hasil yang baik, hal ini
dapat dilihat dari indikator kinerja keuangan dan produksi di tahun 2016. Disamping itu kami juga
mengucapkan terimakasih kepada stakeholders dan seluruh karyawan Perseroan atas dukungan dan
dedikasinya sehingga menjadi pendorong semangat kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi
Perseroan.
Selanjutnya kami akan terus memastikan langkah-langkah Perseroan di tahun 2017 untuk tetap konsisten
mengimplementasikan program-program corporate turn around dan terus melakukan perubahan
budaya kerja yang berbasis jujur, tulus, dan ikhlas sehingga kami dapat mencapai target-target yang
telah ditetapkan oleh pemegang saham.
Holding Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Direksi
Dasuki Amsir
Direktur Utama
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
40
Profil
Direksi
2
1
Laporan Tahunan 2016
4
3
1. Dasuki Amsir
Direktur Utama
3.Erwan Pelawi
Direksi
2.Seger Budiarjo
Direksi
4.Nurhidayat
Direksi
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
41
Dasuki Amsir
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, Lahir di Jakarta, 28 Juni 1963. Memperoleh gelar
Sarjana Bidang Ekonomi dari Universitas Krisna Dwipayana (1986), Master
Bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (2009).
Diangkat melalui SK-77/MBU/04/2017 sebagai Direktur Utama Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai pimpinan Sentra Kredit Kecil PT Bank
BNI Tbk (2007–2011), pimpinan Business banking wilayah Surabaya PT Bank
BNI Tbk (2011–2012), Kepala Kantor PT Bank BNI Tbk wilayah Surabaya
(2012–2014), Kepala Divisi Commercial Remedial PT Bank BNI Tbk (2015),
Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara XII (2015–2016), Direktur
Utama PT Perkebunan Nusantara IV (2016–2017), Direktur Utama Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2017–sekarang).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
42
Seger Budiarjo
Direktur Human Capital
Management dan Umum
Warga Negara Indonesia, Lahir di Banjarnegara, 18 Juli 1967. Memperoleh gelar Sarjana Bidang
Ekonomi dari Universitas Jenderal Soedirman (1990), Master Bidang Agribisnis dari Institut Pertanian
Bogor (2003).
Diangkat melalui SK-98/MBU/05/2016 sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan
Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017 ditetapkan sebagai Direktur Human Capital Management dan
Umum Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PT BNI (Persero) Tbk (1996–2008),
Sekretaris Dewan Komisaris PT BRI (Persero) Tbk (200–2012), Komisaris PT Reasuransi International
Indonesia (2009–2012), Kepala Bidang Perencanaan Usaha Perbankan dan Asuransi, Kementerian
BUMN (2000–2012), Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2012–2015), Asisten Deputi Bidang Usaha
Industri Strategis dan Manufaktur I Kementerian BUMN (2012–2014), Asisten Deputi Bidang Informasi
dan Komunikasi Publik, Kementerian BUMN (2014–2015), Asisten Deputi Bidang Data dan Teknologi
Informasi, Kementerian BUMN (2015–2016), Direktur Komersil PT Pupuk Kujang (2016), Direktur Human
Capital Management dan Umum Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016–saat ini).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
43
Erwan Pelawi
Direktur Manajemen Operasi dan
Pengembangan
Warga Negara Indonesia, Lahir di Medan, 29 Mei 1960. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Ekonomi
Manajemen dari Universitas Padjajaran, Bandung (1985), Master Bidang Administrasi Bisnis dari
University of Bridgeport, Connecticut - USA (1988).
Diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-40/MBU/02/2017
sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017
ditetapkan sebagai Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf marketing PT New Pharmindo (1985–1986), Trainee PT
Ficorinvest (1989–1990), Credit Officer, Account Officer PT Ficorinvest (1991–1992), Assistant Manager
PT Ficorinvest (1993–1994), Assistant Vice President Bank Ficorinvest Tbk (1994–1995), Assistant Vice
President Division Head - Corporate Banking Marketing II PT Bank Universal Tbk (1995–1997), Vice
President, Group Head Corporate & Merchant Banking PT Bank Universal Tbk (1997–1998), Vice
President, Group Head Special Asset Management PT Bank Universal Tbk (1998–1999), Director PT
PNM Venture Capital (1999–2000), CEO PT PNM Venture Capital (2000–2006), Direktur Keuangan
PTPN V (2006–2012), Direktur Keuangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2013–2017),
Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
(2017–saat ini).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
44
Nurhidayat
Direktur Pelaksana
Warga Negara Indonesia, Lahir di Lahat, 28 Februari 1961. Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari
Institut Pertanian Bogor (1984), Master Bidang Manajemen dari Institut Pertanian Bogor (1995).
Diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-77/MBU/04/2016
sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017
ditetapkan sebagai Direktur Pelaksana Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Tanaman PTP XXIII (1985), Direktur Produksi PTPN XII
(2007–2009), Direktur Utama PTPN XII (2009–2012), Direktur Perencanaan & Pengembangan PTPN III
(2013–2016), Komisaris Utama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (2014–2016), Direktur Utama
PTPN XIII (2016), Direktur Pelaksana Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016–saat ini).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
45
Pejabat Direksi
2016
Elia Massa Manik
Bagas Angkasa
Harianto
Direktur Utama
13 April 2016 – 17 Maret 2017
Direktur Utama
29 April 2013 – 13 April 2016
Direktur
27 November 2013 – 4 Mei 2016
Alexander Maha
Rafjon Yahya
Tengku Syahmi Johan
Direktur
16 September 2014 – 4 Mei 2016
Direktur
9 Maret 2015 – 4 Mei 2016
Direktur
27 November 2013 – 4 Mei 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
46
Profil
Board of Management
1
4
3
2
1.Nurhidayat
Direktur Pelaksana
2.Alexander Maha
SEVP
3.Siwi Peni
SEVP
4.Ahmad Gusmar Harahap
SEVP
Alexander Maha
SEVP
Lahir di Medan, tanggal 31 Desember 1962. Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sumatera
Utara Program Study Ilmu Tanah pada tahun 1986 dan meraih gelar Magister Manajemen di Institut
Pertanian Bogor pada tahun 1997. Pernah menjabat sebagai Distrik Manajer Tapanuli Selatan (2012),
Distrik Manajer Asahan (2013), Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN III. Sejak tanggal 17
September 2014 menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan. Sejak Mei
2016 s/d sekarang menjabat sebagai SEVP Bidang Produksi.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
47
Siwi Peni
SEVP
Lahir di Manokwari, 26 September 1970, meraih gelar Sarjana Sains dari Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995 dan pada tahun1998 meraih gelar Magister Manajemen
dari Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Mengawali karir di PT.Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk pada tahun 1996 sebagai analis kredit dan pernah menjabat sebagai CEO Region Kantor
Wilayah Palembang, Pemimpin Divisi Bisnis Komersial dan Usaha Kecil, Pemimpin Divisi Risiko Bisnis
Komersial dan Usaha Kecil serta Head of Task Force Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit sebelum
penugasannya sebagai SEVP Bidang Keuangan.
Ahmad Gusmar Harahap
SEVP
Lahir di Sei Karang, 26 Agustus 1965, menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian Jurusan Agronomi
UNSYIAH - Banda Aceh dan Magister Manajemen Agribisnis IPB Bogor. Selama karirnya di PTPN III,
pernah menduduki jabatan Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan, Kepala Bagian SPI, Kepala Bagian
Sumber Daya Manusia. Sejak September 2016 s/d sekarang menjabat sebagai SEVP Bidang SDM &
Umum.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
48
Kepala
Divisi & Bagian
Laporan Tahunan 2016
Rizal Ariansyah
Kepala Divisi Sekretariat
Perusahaan
Desmanto
Kepala Divisi Operasional
Kelapa Sawit dan Karet
PUTU SUKARMEN
Kepala Divisi Operasional
Tebu dan Aneka Tanaman
Affan Safiq
Kepala Divisi Pengembangan
Suhendri
Kepala Divisi Keuangan
Unang Kuswono
Kepala Divisi Human Capital
& Umum
Setiawan Tarigan
Kepala Divisi Teknologi
Informasi
JUNAIDI
Kepala Biro Sekretariat
OSPIN SEMBIRING
Kepala Bagian Tanaman
REDIMAN SILALAHI
Kepala Bagian Teknik
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
49
Jujur • Tulus • Ikhlas
IRWAN HIDAYAT
Kepala Bagian Teknologi
ANASTASIA INDRIYANI M.
Pertiwi
Kepala Bagian Perencanaan
& Pengembangan
SULIS TIAWAN
Kepala Bagian Keuangan
DONNY AMRIL
Kepala Bagian Akuntansi
Kamal Pasha Pakpahan
Kepala Bagian Komersil
AHMAD DIPONEGORO
Kepala Bagian TI/TB &
Manajemen Risiko
AMALIA NASUTION
Kepala Bagian Sumber Daya
Manusia
TENGKU RINEL
Kepala Bagian Umum
Mailanta Bangun
Kepala Bagian Program
Kemitraan Bina Lingkungan
Adi Fitria
Kepala Bagian Pengadaan
Jasir Suwondo
Kepala Bagian Satuan
Pengawasan Intern
IDHAM HARYADI
Project Manager Enterprise
Resource Planning (ERP)
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
50
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
51
Transformasi
Penyebaran kekuatan bio-industri dalam negeri telah mampu menjaga perkebunan
tetap eksis dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, kini melalui transformasi
perkebunan yang telah melebur menjadi satu Holding Perkebunan semakin
memperkuat posisi bio-industri sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
52
Data
Perusahaan
Nama
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Bidang Usaha
Agrobisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet
Status Perusahaan
Badan Usaha Milik Negara
Kantor Holding
Gedung Agro Plaza
Jl. HR. Rasuna Said Kav. X2, No. 1, Setiabudi,
Jakarta Selatan, 12950
Tlp: (021) 2918 3300
Fax: (021) 520 3003
Kepemilikan Saham
Negara Republik Indonesia 100%
Kantor Operasional
Jl. Sei Batanghari No. 2, Medan
Tlp: (061) 845 2244, 845 3100
Fax: (061) 8455177, 8454728
Dasar Hukum Pendirian
Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1996
Email
[email protected]
Tanggal Pendirian
11 Maret 1996
Website
www.holding-perkebunan.com
Modal Dasar
Rp66.000.000.000.000
Modal Disetor
34.059.877 lembar saham atau Rp34.059.877.000.000
Jumlah Karyawan
24.764 orang tahun 2016
NPWP:
01.061.127.5-051.000
TDP:
5785/5141/1.1/1904/09/2013
SIUP:
02.12.1.01.05841/4340/5021/09/2013
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
53
Sejarah Singkat
Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut Perseroan, merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Agro Bisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan
Karet. Perseroan didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 dengan dasar hukum pendirian merujuk pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Perseroan
merupakan hasil penggabungan usaha PT.Perkebunan III, IV dan V. Ketiga PTP yang digabungkan
tersebut merupakan hasil restrukturisasi dari Perseroan Perkebunan Negara (PPN), sedangkan PPN ini
adalah hasil pengambilalihan (nasionalisasi) perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh
Pemerintah RI pada tahun 1958.
Sebagai BUMN yang berpengalaman dan beroperasi di wilayah Sumatera Bagian Utara, Perseroan
dipercaya untuk mengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei (KEK Sei Mangkei) di Simalungun,
Sumatera Utara. KEK Sei Mangkei telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan
Pemerintah No.29 tahun 2012 yang merujuk pada Undang-Undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus. KEK Sei Mangkei memiliki luas 1.933,8 ha dan dapat menyerap tenaga kerja 83.304
orang hingga tahun 2031.
Pada tahun 2014, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tanggal 17
September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam
Modal Saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (selanjutnya disebut PP 72/2014), yang mengubah
komposisi saham Pemerintah Indonesia pada Perseroan dengan mengalihkan saham milik Negara
Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV. Sehingga Perseroan
memiliki 90% saham PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV.
Dengan adanya penambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham Perseroan, maka:
a. PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV berubah menjadi Perseroan Terbatas yang
tunduk sepenuhnya pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
b. Perseroan menjadi Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV
sekaligus menjadi induk usaha.
c. Kepemilikan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV
sampai dengan XIV masing-masing menjadi 10%.
Sejak bulan April 2016, Perseroan mulai memetakan permasalahan yang selama ini dihadapi dan
menyusun program transformasi meliputi Peningkatan Produksi, Perbaikan Biaya, Restrukturisasi
Keuangan, Restrukturisasi Organisasi & SDM dan Pengembangan Sistem dan Prosedur.
Implementasi program transformasi telah terbukti melalui produktivitas beberapa komoditas yang
lebih baik, seperti; karet naik 9%, teh naik 19%, kelapa sawit turun 7% di saat produksi nasional turun
15-20%. Program efisiensi juga terbukti dengan pencapaian kerugian yang turun signifikan dari Rp613
miliar pada tahun 2015 menjadi Rp226 miliar. Sementara program transformasi lainnya yang telah
dilakukan Perusahaan adalah merestrukturisasi manajemen dengan memangkas jumlah direksi pada
setiap PTPN Anak Perusahaan dari semula 5 menjadi 3 direktur. Sedangkan restrukturisasi pada SDM,
manajemen melakukan job enlargement dan job enrichment sehingga terbentuk organisasi bisnis yang
lebih sederhana dan profesional.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
54
Jejak
Langkah
2007
1996
Penggabungan BUMN
perkebunan berdasarkan
wilayah kerja meliputi
PTP III, PTP IV, dan PTP V
menjadi PT Perkebunan
Nusantara III (Persero)
2004
Mendapatkan
pendanaan obligasi I
dan II dari pasar modal
masing-masing sebesar
Rp150 miliar dan Rp175
miliar untuk peremajaan
tanaman dan rekondisi
pabrik serta pendanaan
2009
• Pembangunan PKS
kapasitas 45 ton/jam
• Pembangunan PLTBS
kapasitas 2 x 3.5 MW
• Pembangunan PKO
kapasitas 400 ton/
hari
Penerapan awal
Program Transformasi
Bisnis (PTB) secara
korporat
2003
Laporan Tahunan 2016
Pembangunan tahap
I infrastruktur KEK Sei
Mangkei seluas 46 ha
2005
2008
• Pelaksanaan
replanting
perkebunan kelapa
sawit dan karet pada
skala besar (lebih
besar dari 50.000 ha)
• Peningkatan efisiensi
dan efektivitas pabrik
pengolahan sawit
dan karet secara
menyeluruh
Groundbreaking
penetapan KEK Sei
Mangkei sebagai
kawasan industri
berbasis sawit
2010
Kerjasama
Operasional (KSO)
pengelolaan
perkebunan sawit
dan karet antara
PTPN I dengan
Perseroan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
55
2015
2011
• Pembangunan tahap
II infrastruktur KEK
Sei Mangkei menjadi
seluas 104 ha
• Groundbreaking KEK
Sei Mangkei sebagai
bagian dari program
MP3EI, yang
mewakili Koridor I
Ekonomi Sumatera
2013
Penetapan Perseroan
sebagai Badan Usaha
Pembangunan dan
Pengelola KEK Sei
Mangkei berdasarkan
Keputusan Bupati
Simalungun
No.188.45/193/BPPD/2013.
• Perubahan Struktur Organisasi sejalan
dengan penetapan Perseroan sebagai
induk (holding) dimana dibentuk
struktur organisasi yang khusus
mengelola anak perusahaan di bidang
produksi, keuangan, sumber daya
manusia dan pengembangan
• Peresmian Operasional KEK Sei
Mangkei oleh Presiden Jokowi sekaligus
Groundbreaking pembangunan Pabrik
Minyak Goreng
• Penghargaan KEK Sei Mangkei
sebagai Kawasan Industri Baru dengan
perkembangan terbaik, inisiasi oleh
BUMN
2016
2012
• Penetapan Kawasan
Ekonomi Khusus
(KEK) Sei Mangkei
berdasarkan PP
No.29/2012
• Pengusulan
Perseroan sebagai
induk BUMN
perkebunan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Penambahan modal disetor yang berasal dari
Penyertaan Modal Negara berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 135 Tahun 2015 tanggal 28
Desember 2015 Keputusan menteri BUMN selaku
RUPS Perseroan Nomor: S-153/MBU/02/2016
sejumlah Rp3.150.000.000.000,00 (Tiga triliun
seratus lima puluh miliar rupiah).
2014
Setelah implementasi PP
72/2014 tanggal 17 September
2014, tentang Penambahan
Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia Ke Dalam
Modal Saham Perusahaan
Perseroan, menjadi perusahaan
induk (holding) bagi PT
Perkebunan Nusantara I, II, IV,
V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII
dan XIV.
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
56
Kegiatan
Usaha
Berdasarkan perubahan terakhir Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan
adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perkebunan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut:
1. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain
yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;
2. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang
setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya;
3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta
melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan,
baik hasil produksi sendiri maupun produksi pihak lain;
4. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro bisnis, dan agro industri;
5. Selain kegiatan usaha utama tersebut di atas Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk :
• Trading house, real estate, pergudangan, pariwisata, resort, olah raga dan rekreasi, rest area,
rumah sakit, pendidikan penelitian, prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, jasa
penyewaan dan pengusahaan sarana/prasarana yang dimiliki Perusahaan, jalan bebas hambatan
(tol), pusat perbelanjaan/mall, pupuk, jasa konsultasi bidang agro bisnis dan agro industri;
• Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus;
• Pengelolaan Kawasan Industri.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
57
Produk
Perseroan merupakan induk usaha BUMN Perkebunan yang bergerak di bidang perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan yang mencakup perkebunan kelapa sawit, karet, tebu,
kopi, teh, dan kakao. Areal Holding Perkebunan terdiri atas areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744
ha, areal konsesi karet seluas 164.182 ha areal konsesi teh seluas 31.157 ha, dan areal tebu sendiri
seluas 49.427 ha.
Luas Areal Tanaman Holding Perkebunan
Komoditas
(Ha)
2016
2015
Kelapa Sawit
575.744,52
577.571,65
Karet
164.182,24
172.957,78
Tebu
199.087,55
216.895,24
31.157,46
31.606,00
Kopi Robusta
6.439,82
5.609,24
Kopi Arabika
6.937,54
6.861,56
Tembakau
1.438,83
1.673,19
Kakao Edel
1.961,90
1.965,96
Kakao Bulk
4.428,59
4.726,65
991.378,45
1.019.867,27
Teh
Jumlah Luas Areal
739.927 Ha
Total Luas Konsesi
Holding Perkebunan
PTPN III (Stand Alone)
Perseroan memiliki 12 (duabelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 585 ton tandan
buah segar per jam dan 7 (tujuh) pabrik karet dengan kapasitas olah sebesar 167,8 ton karet kering per
hari. Produk utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet (lateks
pekat, crumb rubber dan sheet). Kegiatan Perseroan antara lain mencakup budi daya dan pengolahan
tanaman kelapa sawit dan karet.
Kebun
Nama Kebun
Luas
Kabupaten
Jenis Tanaman
Distrik Labuhan Batu I
Kebun Bukit Tujuh
4.000,00
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Meranti
7.529,70
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Sei Daun
7.555,00
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Torgamba
6.386,26
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Total
Jujur • Tulus • Ikhlas
25.470,96
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
58
Nama Kebun
Luas
Kabupaten
Jenis Tanaman
Distrik Labuhan Batu II
Kebun Sei Baruhur
6.060,27
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Sei Kebara
6.139,87
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Aek Torop
6.471,31
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Aek Raso
3.781,69
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Total
22.453,14
Distrik Labuhan Batu III
Kebun Sisumut
5.725,00
Labuhan Batu Selatan
Kelapa sawit
Kebun Aek Nabara Utara
3.714,31
Labuhan Batu Induk
Kelapa sawit & Karet
Kebun Aek Nabara Selatan
7.312,68
Labuhan Batu Induk
Kelapa sawit
Kebun Rantau Prapat
3.842,59
Labuhan Batu Induk
Kelapa sawit & Karet
Kebun Membang Muda
2.953,06
Labuhan Batu Utara
Kelapa sawit & Karet
Kebun Labuhan Haji
3.248,07
Labuhan Batu Utara
Kelapa sawit & Karet
Kebun Merbau Selatan
3.293,55
Labuhan Batu Utara
Kelapa sawit & Karet
Total
30.089,26
Distrik Asahan
Kebun Sei Dadap
4.694,61
Asahan
Kelapa sawit & Karet
Kebun Pulau Mandi
3.766,40
Asahan
Kelapa sawit & Karet
Kebun Ambalatu
3.178,60
Asahan
Kelapa sawit & Karet
Kebun Bandar Selamat
3.651,40
Asahan
Kelapa sawit
Kebun Huta Padang
4.790,22
Asahan
Kelapa sawit
Kebun Sei Silau
6.438,40
Asahan
Kelapa sawit & Karet
Total
26.519,63
Distrik Simalungun
Kebun Dusun Hulu
4.852,43
Simalungun
Kelapa sawit & Karet
Kebun Bangun
3.378,83
Simalungun
Kelapa sawit & Karet
Kebun Bandar Betsy
5.348,90
Simalungun
Karet
Total
13.580,16
Distrik Serdang I
Kebun Gunung Para
4.030,00
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Kebun Gunung Pamela
5.589,06
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Kebun Gunung Monako
2.322,77
Serdang Bedagai
Kelapa sawit
Kebun Silau Dunia
4.963,62
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Total
16.905,45
Distrik Serdang II
Kebun Sarang Giting
3.387,89
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Kebun Rambutan
6.837,67
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Kebun Tanah Raja
3.360,07
Serdang Bedagai
Kelapa sawit & Karet
Kebun Sei Putih
3.387,83
Deli Serdang
Kelapa sawit & Karet
Total
16.637,29
Distrik Tapanuli Selatan
Kebun Hapesong
4.005,01
Tapanuli Selatan
Kelapa sawit & Karet
Kebun Batang Toru
4.097,37
Tapanuli Selatan
Kelapa sawit & Karet
Total
8.102,38
Distrik Aceh Timur
Kebun Karang Inong/ KSO
4.633,00
Aceh Timur
Kelapa sawit & Karet
Kebun Julok Rayeuk Selatan/KSO
4.022,00
Aceh Timur
Kelapa sawit & Karet
Total
Laporan Tahunan 2016
8.655,00
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
59
Pabrik Minyak Sawit
Nama Kebun
Kapasitas
Kabupaten
Distrik Labuhan Batu I
PKS Meranti
60 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
PKS Sei Daun
60 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
PKS Torgamba
60 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
Distrik Labuhan Batu II
PKS Sei Baruhur
30 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
PKS Aek Raso
30 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
PKS Aek Torop
60 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
Distrik Labuhan Batu III
PKS Sisumut
30 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Selatan
PKS Aek Nabara Selatan
60 Ton TBS / Jam
Labuhan Batu Induk
Distrik Asahan
PKS Sei Silau
60 Ton TBS / Jam
Asahan
Distrik Simalungun
PKS Sei Mangkei
75 Ton TBS / Jam
Simalungun
Distrik Serdang II
PKS Rambutan
30 Ton TBS / Jam
585 ton
tandan buah segar per jam
Kapasitas Olah
12 Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit
Serdang Bedagai
Distrik Tapanuli Salatan
PKS Hapesong
30 Ton TBS / Jam
Tapanuli Selatan
Pabrik Pengolahan Karet
Nama Kebun
Kapasitas
Kabupaten
Distrik Labuhan Batu III
PPK Rantau Prapat
12 Ton KK / Hari
Labuhan Batu Induk
PPK Membang Muda
60 Ton KK / Hari
Labuhan Batu Utara
Distrik Asahan
PPK Sei Silau
10 Ton KK / Hari
Asahan
Distrik Simalungun
PPK Bandar Betsy
16 Ton KK / Hari
Simalungun
Distrik Serdang I
PPK Gunung Para
46,8 Ton KK / Hari
Serdang Bedagai
Distrik Serdang II
PPK Sarang giting
11 Ton KK / Hari
Serdang Bedagai
Distrik Tapanuli Selatan
PPK Hapesong
12 Ton KK / Hari
Tapanuli Selatan
Kapasitas
Kabupaten
167,8 ton
karet kering per hari
Kapasitas Olah
7 Pabrik Pengolahan Karet
Palm Kernel Oil
Nama Kebun
Distrik Simalungun
PKO Sei Mangkei
Jujur • Tulus • Ikhlas
400 Ton Kernel / Hari
Simalungun
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
60
Visi &
Misi
Perseroan didirikan dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
dengan memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di subsektor
perkebunan serta meningkatkan keuntungan (profit) melalui prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat
berlandaskan peningkatan nilai tambah bagi negara selaku pemegang saham.
Visi
Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima
dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
Misi
1.Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
2.Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3.Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan
mengembangkannya secara optimal.
4.Menjadikan Perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil
terbaik bagi investor.
5.Menjadikan Perusahaan yang paling menarik untuk bermitra
bisnis.
6.Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam
pengembangan komunitas.
7.Melaksanakan seluruh aktivitas Perusahaan yang berwawasan
lingkungan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
61
Nilai-Nilai
Perusahaan
Seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan usaha Perseroan dituntut untuk menjalankan nilai-nilai
Perusahaan dengan penuh tanggung jawab, nilai-nilai Perseroan adalah sebagai berikut:
Proactivity
Excellence
Bersikap
proaktif,
inisiatif dan
mengevaluasi
setiap risiko
yang ada.
Memperlihatkan
gairah
keunggulan
berusaha bekerja
keras untuk hasil
maksimal.
Team work Innovation Responsibility
Mengutamakan
kerja sama tim,
agar mampu
menghasilkan
sinerji bagi
perusahaan.
Menghargai
kreativitas dan
menghasilkan
inovasi metoda
dan produk baru.
Bertanggung
jawab kepada
keputusan yang
diambil dan
tindakan yang
dilakukan.
Paradigma
Bisnis Perseroan
Perusahaan melihat usaha ke depan dengan selalu optimis, oleh karena itu Perseroan memiliki cara pandang yang
selaras dengan seluruh pemangku kepentingan di setiap arah kebijakannya, berikut paradigma bisnis Perseroan;
1. Perubahan, perbaikan, dan peningkatan metoda dan kinerja adalah suatu keharusan.
2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan persaingan.
3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.
4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan, dan kebhinekaan.
5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human capital) dan intelektual yang
dibutuhkan perusahaan.
6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan membagi ilmu, membina hubungan
baik, dan menjadi panutan.
7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerja.
8. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.
9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.
10.Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat.
11.Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas,
berkualitas, dan penuh tanggung jawab.
12.Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
62
Struktur
Organisasi
Direktur
Keuangan dan
Korporasi
Direktur
Produksi
Divisi
Sekretariat
Perusahaan
Divisi Operasional
Kelapa Sawit dan
Karet
Divisi
Keuangan
Divisi
Pengembangan
Divisi Operasional
Tebu dan Aneka
Tanaman
Divisi
Korporasi
Direktur
Human Capital
Management &
Umum
SEVP
Bidang Produksi
Divisi
Human Capital
& Umum
Bagian
Teknik
Divisi
TI
Bagian
Teknologi
Staf Ahli
Bagian
Perencanaan &
Pengembangan
Manager
KISMK
Senior Manajer
Pembelian TBS
Distrik Manajer
Labuhan Batu-I
Manager
Keterangan:
Bagian
Tanaman
Distrik Manajer
Labuhan Batu-II
Manager
Distrik Manajer
Labuhan Batu-III
Manager
: Garis Komando Operasional
: Garis Komando Fungsional
: Garis Koordinasi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
63
Rapat Umum Pemegang Saham
Direktur Utama
Dewan Komisaris
Direktur
Pelaksana Operasional
SEVP
Bidang Keuangan
SEVP
Bidang SDM & Umum
Bagian
Keuangan
Biro Sekretariat
Bagian SPI
Bagian SDM
Bagian
Akuntansi
Kepala
Keamanan
Bagian Hukum
Bagian
Komersil
Bagian Umum
Bagian PKBL
Bagian
TI/TB &
Manajemen Risiko
Distrik Manajer
Asahan
Komite
Pemantau Risiko
Komite Audit
Bagian Pelelangan
Distrik Manajer
Serdang-I
Distrik Manajer
Serdang-II
Distrik Manajer
Aceh Timur
MR
Manager
Jujur • Tulus • Ikhlas
Manager
Manager
Manager
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
64
Komposisi
Pemegang Saham
Berdasarkan anggaran Dasar Perusahaan, saham Perusahaan sebanyak 100% sepenuhnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.
Rincian Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham
Perseroan senilai Rp34.059.877.000.000, yang terdiri dari ekuitas pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) stand alone senilai Rp6.471.298.805.458 dan penyertaan kepada beberapa PTPN anak
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.
PT Perkebunan Nusantara I
Rp
268.820.748.900
2.
PT Perkebunan Nusantara II
Rp
199.415.700.000
3.
PT Perkebunan Nusantara IV
Rp
9.883.758.000.000
4.
PT Perkebunan Nusantara V
Rp
4.663.237.849.200
5.
PT Perkebunan Nusantara VI
Rp
1.023.824.700.000
6.
PT Perkebunan Nusantara VII
Rp
3.509.438.400.000
7.
PT Perkebunan Nusantara VIII
Rp
2.085.232.973.400
8.
PT Perkebunan Nusantara IX
Rp
608.500.800.000
9.
PT Perkebunan Nusantara X
Rp
1.679.618.700.000
10.
PT Perkebunan Nusantara XI
Rp
643.806.000.000
11.
PT Perkebunan Nusantara XII
Rp
889.782.924.942
12.
PT Perkebunan Nusantara XIII
Rp
1.574.034.694.200
13.
PT Perkebunan Nusantara XIV
Rp
559.106.703.900
Total
27.588.578.194.542
Informasi Kepemilikan Saham
oleh Karyawan atau Manajemen
Pada tahun 2016, Perusahaan tidak menjalankan program kepemilikan saham oleh karyawan atau
manajemen.
Kronologis
Pencatatan Saham
Pada tahun 2016, Perusahaan tidak mencatatkan sahamnya di Pasar Modal.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
65
Struktur
Grup Perusahaan
PTPN III (PERSERO)
Pemerintah RI
: 100,00%
PT INDUSTRI KARET NUSANTARA
PTPN I
PTPN VII
PTPN XI
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• PTPN III (Persero) :
99,99%
• Ahmad Gusmar Hrp :
0,01%
PT SARANA AGRO NUSANTARA
• PTPN III (Persero)
• PTPN IV
• PTPN V
PTPN II
PTPN VIII
PTPN XII
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
•
•
•
•
PTPN IV
PTPN IX
PTPN XIII
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
PT SRI PAMELA MEDIKA
NUSANTARA
PTPN V
PTPN X
PTPN XIV
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• PTPN III :
99,98%
• Jaya Bakti :
0,02%
PT KAWASAN INDUSTRI
NUSANTARA
PTPN VI
• PTPN III (Persero)
: 90,00%
• Pemerintah RI
: 10,00%
• PTPN III :
99,98%
• Kopkar Nusa Tiga :
0,02%
PT INDUSTRI NABATI
LESTARI
PTPN III (Persero)
PTPN V
PTPN VII
PTPN VIII
: 25,00%
: 25,00%
: 25,00%
: 25,00%
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PTPN I
PTPN II
PTPN III (Persero)
PTPN IV
PTPN V
PTPN VI
PTPN VII
PTPN VIII
PTPN IX
PTPN X
PTPN XI
PTPN XII
PTPN XIII
PTPN XIV
PT RNI (Persero)
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 7,14%
: 6,10%
: 0,04%
PT RISET PERKEBUNAN
NUSANTARA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PTPN I
PTPN II
PTPN III (Persero)
PTPN IV
PTPN V
PTPN VI
PTPN VII
PTPN VIII
PTPN IX
PTPN X
PTPN XI
PTPN XII
PTPN XIII
PTPN XIV
PT RPN
: 1,1%
: 2,2%
: 14,1%
: 13,0%
: 10,8%
: 7,6%
: 11,9%
: 6,5%
: 7,6%
: 6,5%
: 3,3%
: 6,5%
: 8,7%
: 0,1%
: 0,1%
: 26,42%
: 73,58%
PT TIGA MUTIARA NUSANTARA
• PTPN III (Persero)
• Jaycorp Berhad
PT KHARISMA PEMASARAN
BERSAMA NUSANTARA
JIC Wood Co. Ltd.
• PTPN III (Persero)
60,00%
• Beijing ESW Co.Ltd
20,00%
• Guangchai Energy Resc.Co.Ltd
20,00%
• PTPN III (Persero)
• PT RNI (Persero)
PT BIO INDUSTRI NUSANTARA
PT ESW NUSANTARA TIGA
• PTPN III (Persero) :
74,11%
• PTPN IV :
23,86%
• Kopkar Nusa Tiga :
2,03%
: 39,92%
: 50,08%
: 10,00%
PT PERKEBUNAN MITRA OGAN
: 30,00%
: 51,00%
PT BURSA BERJANGKA JAKARTA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PTPN III (Persero)
PT Asia Nusa Prima
PT Askap Futures
PT Bakrie Indofutures Nusantara
PT Bina Karya Prima
PT Bina Serasi Mitra Sejati
PT Binasarana Jalatama
PT Danareksa (Persero)
PT Dewa Arjuna Putra
PT Gunung Lintong
PT Hanson Agrotama Industri
PT Himar Corporation
PT Indokom Citrapersada
PT Indonesia Futures & Options
PT Ivo Mas Tunggal
PT Karya Prajona Nelayan
PT Manggala Batama Perdana
PT Menacom
PT Multicontinental
PT Panca Nabati Prakarsa
PT Parasawita
PT Perantara Dagang Kontaktan
PT Perkebunan Minanga Ogan
PT Permata Hijau Sawit
PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk
PT Repindo Raya
PT Sariwiguna Sejahtera
PT Solid Gold Berjangka
PT Valbury Asia Futures
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
: 3,45%
• PTPN III :
99,99%
• Rinaldi :
0,01%
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
66
Informasi Entitas Anak
dan Entitas Asosiasi
PT Perkebunan Nusantara I
PT Perkebunan Nusantara II
Bidang Usaha:
Perkebunan karet dan kelapa sawit
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, kelapa sawit,
tembakau dan gula
90%
Kepemilikan Saham:
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara IV
PT Perkebunan Nusantara V
Bidang Usaha:
Perkebunan kelapa sawit dan teh
Bidang Usaha:
Perkebunan karet dan kelapa sawit
Kepemilikan Saham:
90%
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara VI
PT Perkebunan Nusantara VII
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, kelapa sawit, teh
dan sapi
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, kelapa sawit, teh
dan gula
Kepemilikan Saham:
90%
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara VIII
PT Perkebunan Nusantara IX
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, kelapa sawit, teh,
kina dan aneka tanaman
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, teh gula, kopi, kayu,
wisata agro dan industri hilir
Kepemilikan Saham:
90%
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara X
PT Perkebunan Nusantara XI
Bidang Usaha:
Perkebunan tembakau, gula, ethanol,
karung dan aneka tanaman
Bidang Usaha:
Perkebunan gula, alkohol, karung dan
benang
Kepemilikan Saham:
90%
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara XII
PT Perkebunan Nusantara XIII
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, teh, kopi, kakao,
kayu dan aneka tanaman
Bidang Usaha:
Perkebunan karet dan kelapa sawit
Kepemilikan Saham:
90%
Kepemilikan Saham:
90%
PT Perkebunan Nusantara XIV
Bidang Usaha:
Perkebunan karet, kelapa sawit, kakao,
dan kelapa
Kepemilikan Saham:
Laporan Tahunan 2016
90%
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
67
PT Industri Karet Nusantara
PT Sri Pamela Medika Nusantara
Bidang Usaha:
Industri karet
Bidang Usaha:
Rumah Sakit, Pelayanan Medis dan
Kesehatan
Kepemilikan Saham:
99%
PT Industri Nabati Lestari
PT ESW Nusantara Tiga
Bidang Usaha:
Industi Turunan Kelapa Sawit
Bidang Usaha:
Industri Pengolahan Serbuk Batang
Kelapa Sawit
Kepemilikan Saham:
99%
74%
Kepemilikan Saham:
JIC Wood Company Limited
PT Sarana Agro Nusantara
Bidang Usaha:
Industri Panel Wood dari Serbuk
Kelapa Sawit
Bidang Usaha:
Jasa Pompa, Ekspedisi, dan Sewa Tangki
Kepemilikan Saham:
60%
40%
Kepemilikan Saham:
PT Bio Industri Nusantara
PT Kharisma Pemasaran Bersama
Nusantara
Bidang Usaha:
Konsultan, indsutri pupuk dan
perdagangan
Bidang Usaha:
Jasa Pemasaran dan Logistik Komoditas
Perkebunan
25%
Kepemilikan Saham:
7%
Kepemilikan Saham:
PT Riset Perkebunan Nusantara
PT Tiga Mutiara Nusantara
Bidang Usaha:
Konsultan dan penelitian bidang
pertanian dan perdagangan
Bidang Usaha:
Industri Furniture Part berbahan baku
kayu karet
7%
Kepemilikan Saham:
30%
Kepemilikan Saham:
PT Perkebunan Mitra Ogan
PT Bursa Berjangka Jakarta
Bidang Usaha:
Industri Perkebunan Kelapa Sawit dan
Karet Pertanian dan Industri Perdagangan
Bidang Usaha:
Komoditi bursa berjangka
Kepemilikan Saham:
Jujur • Tulus • Ikhlas
99%
Kepemilikan Saham:
26,5%
Kepemilikan Saham:
3,5%
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
68
Wilayah Operasi
dan Pengembangan
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
69
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
70
Alamat Entitas Anak
dan Entitas Asosiasi
Entitas Anak
PT PERKEBUNAN NUSANTARA I
Jl. Kebun Baru
Kota Langsa (24451)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII
Jl. Sidang Sirna No. 4
Bandung Jawa Barat (40153)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA II
Jl. Tanjung Morawa Km 16,5
Medan (20362)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX
Jl. Ronggo Warsito No. 164
Surakarta (57131)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
Jl. Sei Batang Hari No. 2
Medan (20122)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X
Jl. Jembatan Merah No. 3 – 11
Surabaya Jawa Timur (60175)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV
Jl. Letjen Suprapto No. 2
Medan (20151)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI
Jl. Merak No. 1
Surabaya Jawa Timur (60175)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA V
Jl. Rambutan No. 43
Pekan Baru (28294)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII
Jl. Rajawali No. 44
Surabaya Jawa Timur (60175)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VI
Jl. Lingkar Barat Km 10
Kota Baru Jambi (36128)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII
Jl. Sultan Abdurrahman No. 11
Pontianak Kalimantan Barat (28294)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Jl. Teuku Umar No. 300
Bandar Lampung (35141)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV
Jl. Urip Sumoharjo No. 72 – 76
Makasar Sulawesi Selatan (90232)
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
71
Entitas Asosiasi
PT INDUSTRI KARET NUSANTARA
Jl. Medan-Tanjung Morawa Km 9,5
Medan - 20148
Telp. 061-7867357, 7867566
Fax. 061- 7867356
Website : www.ikn.co.id
PT ESW NUSANTARA TIGA
Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan – 20122
PT SARANA AGRO NUSANTARA
Jl. R.A. Kartini No. 23 Medan - 20152,
Telp. 061-4524432, 4576213
Fax. 061-4518654
Website : www.pt-san.co.id
JIC WOOD COMPANY LIMITED
5/f Pico Tower, 66 Gloucentre Road Wan Chai,
Hongkong
PT TIGA MUTIARA NUSANTARA
Jl. Iskandar Muda No.115 Medan - 20112
Sumatera Utara-Indonesia
Telp. 061- 4524833, 4524834,
Fax. 061- 4521668
PT PERKEBUNAN MITRA OGAN
Jl. Kolonel H. Barlian Km. 9
Palembang -30152
Telp.0711- 415351, 417911
Fax. 0711- 415521, 415379
PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA
Jl. Salak No. 1A Bogor 16151,
Telp. 0251 – 333382, 333088, 333089
Fax. 0251 - 315985
PT BIO INDUSTRI NUSANTARA
Jl. Ir. H. Juanda No. 107 Bandung - 40132
Telp. 022 - 2530580
Fax. 022 - 2530591
E-mail : [email protected]
Website : www.bionusa.com
PT BURSA BERJANGKA JAKARTA
Annex Gedung Bank Dagang
Negara Lantai 2, Jl. M. H. Thamrin No. 5
Jakarta
Telp. 021- 39832735,
Fax. 021- 39832730,
Website : www.bbj-jfx.com
PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA
NUSANTARA
Jl. Taman Cut Mutiah No.11 Jakarta 10330
Telp. 021 – 3106685, 3907554
Fax. 021 – 31935091
Website : www.kpbptpn.co.id
PT RUMAH SAKIT SRI PAMELA
Jl. Jend. Sudirman no. 299 Tebing Tinggi
Telp. 061- 62121845
Fax. 061- 62123789
PT INDUSTRI NABATI LESTARI
Jl. Besar Bandar Tongah, Desa Sei Mangkei
Kec Bosar Maligas Kab. Simalungun
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
72
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
73
Human Capital
Human capital merupakan wujud kekayaan yang bisa diarahkan untuk
mencapai tujuan perkebunan dalam sebuah induk perusahaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
74
Sumber Daya
Manusia
Pada tahun 2016, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai induk perusahaan PTPN
I-XIV telah merancang dan menetapkan “Corporate Turn Around” sebagai grand strategy dalam upaya
penyelamatan PTPN yang dilaksanakan dengan melakukan aksi korporasi secara menyeluruh yang
mencakup proses transformasi di bidang Finansial maupun Operasional termasuk di bidang Sumber
Daya Manusia. Transformasi di bidang Sumber Daya Manusia dilakukan Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) dengan melaksanakan restrukturisasi organisasi secara menyeluruh di PTPN I s.d
XIV terutama pada struktur organisasi Komisaris, Direksi dan Pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi
dengan tujuan meningkatkan efektivitas manajemen. Sejalan dengan hal tersebut Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) juga melakukan Re-assesment pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi
secara terpusat dengan maksud untuk pengelolaan talent pool para pejabat puncak di PTPN I s.d XIV.
Membangun SDM
yang Berkarakter
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
75
Re-strukturisasi Organisasi
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di Bidang SDM sudah melakukan restrukturisasi
organisasi di level Direksi, dan dilanjutkan dengan membuat Talent Pool untuk Pejabat 1 layer dan
2 layer di bawah Direksi yang akan dikelola oleh Holding. Dari hasil restrukturisasi, jumlah Komisaris,
terjadi pengurangan sebanyak 21 orang dari jumlah sebelumnya 62 orang Komisaris menjadi 41 orang
Komisaris. Sedangkan untuk Direksi terjadi pengurangan sebanyak 20 orang dari sebelumnya sebanyak
61 orang Direksi menjadi 41 orang Direksi. Hal ini dilakukan agar program akselerasi peningkatan
kinerja PTPN yang telah dicanangkan dapat lebih terlaksana dengan efektif dan efisien.
Perbandingan Jumlah Komisaris dan Direksi Sebelum dan Sesudah Restrukturisasi
Jabatan
Komisaris
Direksi
Status
PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN JumSelisih
I
II
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
lah
Lama
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
62
Baru
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
41
Lama
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
61
Baru
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
41
21
20
Re-assessment Pejabat 1 Tingkat dibawah Direksi
Dalam kaitan restrukturisasi sumber daya manusia, Holding telah melakukan re-assessment terhadap
seluruh Pejabat 1 tingkat dibawah Direksi untuk PTPN I s.d XIV sebanyak 582 orang (lima ratus delapan
puluh dua orang) dengan biaya pelaksanaan assessment sejumlah Rp5.853.668.700 (lima milyar delapan
ratus lima puluh tiga juta enam ratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus rupiah). Hasil re-assessment
tersebut akan digunakan untuk mengetahui competency gap dan selanjutnya melaksanakan program
pengembangan untuk memenuhi competency gap yang telah dipersyaratkan bagi seluruh Pejabat 1
Tingkat dibawah Direksi PTPN I s.d XIV.
Jumlah Pejabat 1 Tingkat Dibawah Direksi
Holding PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN Jumlah
PTPN
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV Orang
7
22
44
81
50
52
29
38
62
37
26
30
38
42
24
582
Selain itu Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menetapkan kebijakan kepada PTPN I s.d
XIV untuk melakukan analisa beban kerja, job enlargement dan job enrichment, serta menghapuskan
jabatan-jabatan yang redundant sehingga diperoleh proses bisnis yang lebih sederhana tanpa
mengurangi control dan efektifitas organisasi.
Pada hal yang mendasar Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) juga melakukan corporate
culture transformation (perubahan budaya perusahaan) yang dititik beratkan pada perubahan budaya
manusia yang notabene menjadi motor penggerak utama perusahaan, maka disepakati tagline Jujur,
Tulus, Ikhlas sebagai sebuah karakter prinsip dan perilaku dalam bekerja untuk menghasilkan kualitas
Sumber Daya Manusia yang baik di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) serta
seluruh anak perusahaan PTPN I,II,IV s.d XIV.
Terkait hal diatas, pelaksanaannya harus dimulai pada level Pimpinan di setiap PTPN I s.d XIV dan
berpedoman kepada prinsip eksekusi sebagai berikut :
1. Knowledge; yaitu kemauan belajar dan terus belajar untuk memastikan kualitas eksekusi yang
terbaik.
2. Speed; kecepatan untuk bertindak.
3. Gut; yaitu keberanian level Pimpinan untuk membuat keputusan dan bertindak dalam melaksanakan
eksekusi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan
AnnualTahunan
Report 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
76
Assessment
Assessment adalah suatu proses pengumpulan informasi secara komprehensif bagi seorang Karyawan
untuk mendapatkan profil psikologis Karyawan, yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala
yang dialami, kelebihan/kekuatan dan kelemahannya, serta peran pendukung yang dibutuhkan,
sebagai dasar untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan jenjang karir
Karyawan.
Sistem pengembangan SDM Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) disusun berdasarkan
kepada pengukuran kompetensi atau dikenal dengan pengukuran Competency Level Index (CLI) yang
dilaksanakan dengan metode 360°. Pengukuran CLI dilakukan kepada seluruh Karyawan,dimana untuk
Karyawan Strata III s/d VII dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali, Strata II dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali
dan strata I dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
Perbedaan waktu pengukuran ini didasarkan kepada persyaratan kompetensi di setiap jabatan.
Pengukuran CLI untuk strata III-VII dilaksanakan secara online dengan memanfaatkan jaringan intranet.
CLI bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Kompetensi Individual atau Current Competency Level
(CCL) sesuai dengan Kompetensi Jabatan atau Required Competency Level (RCL), untuk menyusun
Program-program Pengembangan atau Purposed Competency Level (PCL).
Setelah dilakukan pengukuran CLI, tahapan selanjutnya adalah analisa kebutuhan pelatihan atau
Competency Based Training Need Analysis (CBTNA). Dalam CBTNA dilakukan analisa kesenjangan
antara kompetensi yang dipersyaratkan dengan kompetensi individu karyawan Berikut adalah proses
CBTNA yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero):
Pengukuran
CLI
Analisa
Data
Tentukan
Metode
Susunan
Program
Implementasi
Evaluasi
RCL
IDP
Self Training
Peserta
Input Data
(DSS)
Satisfaction
CCL
Daftar
Karyawan
On The Job
Judul
Learning
GAP
Skala
Prioritas
On The Job
Sasaran
Application
Tujuan
Business
Impact
Biaya
Narasumber
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
77
Fit and Proper Test
Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) adalah proses untuk menentukan kelayakan dan
kepatutan seorang karyawan untuk diangkat menjadi pejabat atau promosi pada jabatan yang lebih
tinggi. Di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dikenal dengan Individual Development
Program (IDP) dengan mempertimbangkan prioritas persyaratan jabatan (bobot) dan perkembangan
bisnis Perusahaan. Proses penyusunan IDP dapat digambarkan sebagai berikut:
CLI
IDP
Self Learning:
• Bobot Kompetensi
1 poin
• Gap kompetensi
• Prioritas; Low
• Breading Assigment
• Various Learning
(belajar dan mengamati)
Self Learning:
• Bobot Kompetensi
1 poin
• Gap kompetensi
• Prioritas; Medium
•
•
•
•
•
Structured OJT
Coaching & Mentoring
Delegation
Project Assigment
Rotation
Self Learning:
• Bobot Kompetensi
1 poin
• Gap kompetensi
• Prioritas; High
•
•
•
•
Classroom training (IHT)
Seminar/Workshop
Benchmark
Magang
Promosi
Promosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggungjawab lebih tinggi.
Evaluasi Sistem Rekrutmen
Perusahaan melalui Direktorat Human Resources & General Affairs, senantiasa melakukan review dan
kajian terkait dengan pengembangan sistem rekrutmen, seleksi, dan on boarding, baik menyangkut
tools yang digunakan, maupun peningkatan kompetensi para recruiters secara berkala.
Program Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan memberikan peningkatan kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk 2 komponen
utama berupa:
1. Komponen upah:
1.1. Gaji Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis
pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan peraturan perusahaan.
1.2. Tunjangan Tetap adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang
diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu
yang sama, dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Istri; Tunjangan Anak;
Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kemahalan; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan
Makan dan Tunjangan Transport dapat dimasukkan dalam komponen tunjangan tetap apabila
pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima secara tetap
oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
78
1.3. Tunjangan Tidak Tetap: adalah suatu pembayaran secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya
serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah
pokok.
a. Tunjangan Transport;
b. Tunjangan Sewa Rumah (Bagi karyawan di kantor Direksi dan Karyawan di Kebun/ Unit
yang tidak mendapatkan rumah dinas dari Perusahaan karena alasan tidak tersedianya
rumah dinas);
c. Tunjangan Listrik;
d. Tunjangan Air;
e. Tunjangan Beras;
f. Tunjangan Jabatan (untuk Karyawan Pimpinan)
g. Tunjangan Kompensasi Prestasi (untuk Karyawan Pimpinan)
h. Tunjangan Khusus (untuk Karyawan Pelaksana)
i. Premi/Lembur (untuk Karyawan Pelaksana)
j. Tunjangan Hari Raya (THR).
k. Tunjangan Cuti Tahunan (diberikan setiap 1 tahun sekali ketika jatuh tempo cuti tahunan);
l. Tunjangan Cuti Panjang (diberikan setiap 6 tahun sekali ketika jatuh tempo cuti panjang);
m. Biaya Pelaksanaan Tugas;
n. Biaya Pindah;
o.Dll.
2. Komponen Non Upah:
2.1 Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/nature yang diberikan perusahaan oleh
karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, berupa :
a. fasilitas kendaraan dinas (bagi yang berhak sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) /
peraturan perusahaan);
b. Fasilitas Perumahaan;
c. sarana ibadah;
d. sarana olah raga;
e. tempat penitipan bayi;
f.koperasi;
g.dll.
2.2 Jaminan pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan fasilitas BPJS Kesehatan dan diluar
fasilitas BPJS Kesehatan (manfaat tambahan yang diatur dalam peraturan perusahaan);
2.3 Jaminan ketenagakerjaan dalam program BPJS Ketenagakerjaan berupa :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
b. Jaminan Kematian;
c. Jaminan Hari Tua;
d. Jaminan Pensiun.
2.4 Santunan Hari Tua;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
79
2.5 Program pensiun, diberikan berupa :
a. Karyawan yang diterima sebelum tahun 2009 diberikan jaminan pensiun dalam bentuk
Dana Pensiun Pemberi Kerja (Dana Pensiun Perkebunan), Jaminan Hari Tua dan Jaminan
Pensiun;
b. Karyawan yang diterima sesudah tahun 2009 sampai 2015 diberikan jaminan pensiun
dalam bentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Jaminan Hari Tua dan Jaminan
Pensiun;
c. Karyawan yang diterima tahun 2016 dan seterusnya diberikan jaminan pensiun dalam
program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun;
2.6 Bonus adalah bukan merupakan bagian dari upah, melainkan pembayaran yang diterima
pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja lebih
besar dari target produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas; besarnya
pembagian bonus diatur berdasarkan peraturan perusahaan;
2.7 Insentif Prestasi (berdasarkan Penjanjian Kerja Bersama (PKB));
2.8 Penghargaan Masa Pengabdian untuk masa kerja 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun;
2.9 Bantuan Uang Daging dan Uang Tontotan, diberikan bersamaan dengan pemberian
Tunjangan Hari Raya (THR);
2.10 Bantuan Kematian;
2.11 Bantuan Hukum;
2.12 Pembinaan Rohani dan Jasmani;
2.13Dll;
Program Pensiun Sukarela
Program Pensiun Sukarela (PPS) di PT perkebunan Nusantara III dilaksanakan dalam 2 tahapan sebagai
berikut:
No
URAIAN
JUMLAH PESERTA
JUMLAH BIAYA
1
PPS Tahap I
746
Rp147.642.092.139
2
PPS Tahap II
1.443
Rp237.413.666.409
2.189
Rp385.055.758.548
JUMLAH TOTAL
Serikat Pekerja Dan Hubungan Industrial
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyediakan mekanisme pengelolaan industrial
melalui pembentukan Serikat Pekerja berdasarkan Surat Keputusan : Federasi Serikat Pekerja
Perkebunan Nusantara (FSPBUN) Nomor : FSPBUN/SKEP/12/V/2012 tentang ; Pengukuhan Susunan
Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) Tingkat Perusahaan Medan periode 2015 – 2016.
Serikat Pekerja memiliki peran sebagai :
• Bisnis Perusahaan (hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan)
• Pengawalan/Pengawasan terhadap Produksi (Aset Perusahaan)
• Motivator Sumber Daya Manusia atau Karyawan/ti untuk peningkatan kinerja.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
80
Tingkat Kepuasan Karyawan
Tingkat kepuasan karyawan dilakukan melalui Baldrige Assessment, Assessment Centre, Survey
Kepuasan & Engagement Karyawan, Survey Knowledge Management Index, Survey Kepuasan
Pelanggan, Rekrutmen & On the Job Training, program beasiswa S2 serta program Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) Quality Award untuk menilai kinerja unit kerja terbaik.
Indikator kinerja sumber daya manusia yaitu Employee Satisfaction Index (ESI) dan Employee
Engagement Index (EEI) yang diperoleh dengan melakukan survey terhadap karyawan pada tahun
2016 dan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan angka kepuasan yang cukup yaitu dengan nilai di atas
82%. Berikut adalah angka ESI dan EEI dalam lima tahun terakhir.
Keterangan
2012
2013
2014
2015
2016
Employee Satisfaction Index
85,19
85,19
85,05
85,11
82,29
Employee Engagement Index
87,27
87,27
87,79
87,80
88,89
Penilaian Evaluasi Kinerja Karyawan
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) akan senantiasa menjaga keseimbangan antara
hak dan kewajiban bagi karyawan (corporate equilibrium), dan hal itu menjadi tantangan tersendiri,
terutama atas pengelolaan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi kinerja unit kerja
dan akhirnya berkontribusi bagi pencapaian kinerja Perusahaan.
Pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) dalam pekerjaan adalah salah satu
pengelolaan sumber daya manusia yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi Manajemen SDM yang berhubungan
dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas
pekerjaan. Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena besarnya
kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri karena programprogam kompensasi merupakan pencerminan Perusahaan dalam memperlakukan sumber daya
manusianya.
Bentuk penghargaan (reward) yang diberikan kepada karyawan selama tahun 2016, antara lain:
a. Kenaikan Golongan Pengabdian Tahun 2016
Sesuai SKPTS yang diterbitkan pada tahun 2016 kepada karyawan yang akan memasuki masa
pensiun telah diberikan kenaikan Golongan Pengabdian berupa Kenaikan Golongan atau Kenaikan
Berkala Istimewa.
b. Kenaikan Golongan Penghargaan Tahun 2016
Sesuai SKPTS yang diterbitkan pada tahun 2016 kepada karyawan yang meninggal dunia diberikan
kenaikan Golongan Penghargaan berupa Kenaikan Golongan atau Kenaikan Berkala Istimewa.
Selain istilah penghargaan (reward), juga dikenal istilah sanksi (punishment). Pada situasi tertentu,
adakalanya kinerja karyawan dapat menurun. Dalam suatu kegiatan usaha, sanksi dapat memberikan
feedback yang berguna bagi pengembangan karyawan itu sendiri, sebab sanksi bertujuan
mendisiplinkan setiap karyawan agar bertindak sesuai peraturan-peraturan dan tata cara perilaku yang
telah ditetapkan Perusahaan. Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan sanksi dapat lebih efektif
untuk memperbaiki perilaku pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan waktu, intensitas, jadwal,
klarifikasi, dan impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
81
Komposisi Karyawan
Hingga 31 Desember 2016, jumlah karyawan Perusahaan mencapai 24.764 orang, berkurang 6,47%
dibandingkan pada 31 Desember 2015 sebanyak 26.339 orang.
Komposisi karyawan berdasarkan golongan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, dan usia
pada 2016 sebagai berikut:
Data Karyawan PTPN III (Persero)
Tahun
Jenis Karyawan
2016
2015
Orang
Orang
Karyawan Tetap
1. Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III)
23.870
2. Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI)
Jumlah Karyawan Tetap
25.410
894
929
24.764
26.339
Data Karyawan PTPN Anak Perusahaan
2016
Anak
Perusahaan
PTPN I
Karyawan
Pelaksana
(STRATA
I s.d III)
Karyawan
Pimpinan
(STRATA
IV s.d VI)
Total
Jumlah
Karyawan
Karyawan
Pelaksana
(STRATA
I s.d III)
Karyawan
Pimpinan
(STRATA
IV s.d VI)
Total
Jumlah
Karyawan
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
5.140
283
5.423
5.033
294
5.327
PTPN II
7.699
392
8.091
8.528
427
8.955
PTPN IV
22.003
537
22.540
21.117
583
21.700
PTPN V
11.697
542
12.239
12.258
503
12.761
PTPN VI
4.836
265
5.101
5.140
283
5.243
PTPN VII
10.327
674
11.001
10.980
723
11.703
PTPN VIII
14.926
622
15.548
16.366
569
16.935
PTPN IX
6.674
447
7.121
7.052
477
7.529
PTPN X
2.992
236
3.228
3.192
259
3.451
PTPN XI
3.098
533
3.631
3.349
561
3.910
PTPN XII
2.640
548
3.188
2.831
567
3.398
PTPN XIII
8.691
480
9.171
9.209
492
9.701
PTPN XIV
2.119
160
2.279
2.361
176
2.537
102.842
5.719
108.561
107.416
5.914
113.330
Jumlah
Karyawan Tetap
Jujur • Tulus • Ikhlas
2015
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
82
Profil SDM Berdasarkan Golongan
Tahun
Jenis Karyawan
2016
2015
Orang
Orang
BERDASARKAN Golongan
Karyawan Tetap
1. Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III)
2. Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI)
Jumlah Karyawan Tetap
126.712
132.826
6.613
6.843
133.325
139.669
Profil SDM Berdasarkan Usia
Tahun
Uraian
2016
2015
2014
Orang
Orang
Orang
BERDASARKAN USIA
Karyawan Pimpinan
18-25
19
27
47
26-35
313
312
310
36-45
254
238
239
46-55
314
332
367
> 55
15
20
17
Jumlah
915
929
980
18-25
2.014
2.596
3.024
26-35
7.335
7.476
7.737
36-45
6.361
6.621
7.487
46-55
7.895
8.717
8.763
Karyawan Pelaksana
> 55
244
Jumlah
23.849
25.410
27.011
24.764
26.339
27.991
JUMLAH SELURUH
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
83
Profil SDM Berdasarkan Pendidikan
Tahun
Uraian
2016
2015
2014
Orang
Orang
Orang
BERDASARKAN PENDIDIKAN
Karyawan Pimpinan
S3
1
-
47
S2
98
90
310
S1
629
661
239
52
25
367
17
Diploma
SMA
135
153
SMP
-
-
SD
-
-
915
929
Jumlah
980
Karyawan Pelaksana
S3
-
-
-
S2
2
2
2
S1
453
448
427
Diploma
261
272
285
SMA
11.734
12.236
12.631
SMP
4.977
5.168
5.550
SD
6.422
7.284
8.116
Jumlah
23.849
25.410
27.011
24.764
26.339
27.991
JUMLAH SELURUH
Pengembangan Kemampuan SDM
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) pada tahun 2016 telah melaksanakan program
pelatihan & pengembangan secara In house training (IHT), Eksternal Training (Seminar, Workshop,
benchmarking) sesuai kebutuhan perusahaan dengan jumlah realisasi sebanyak 665 (enam ratus enam
puluh lima) orang dan realisasi anggaran sebesar Rp5.988.001.600 (lima milyar Sembilan ratus delapan
puluh delapan juta seribu enam ratus rupiah).
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan bagi Karyawan yang diselenggarakan oleh Perusahaan dalam
rangka memberikan wawasan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku dalam bidang
kepemimpinan. Pelatihan diharapkan dapat memenuhi persyaratan kompetensi kepemimpinan dalam
jenjang jabatan tertentu, yang dipergunakan sebagai salah satu dasar kebijakan penempatan dan/atau
prioritas promosi Karyawan sesuai kompetensi dan jenjang jabatan.
Pelaksanaan program pelatihan selama tahun 2016 dititikberatkan kepada karyawan yang akan
mendapatkan promosi jabatan, ataupun berupa pelatihan dalam bentuk refreshment. Adapun detail
program pelatihan rutin selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
84
Realisasi Pengembangan SDM Jakarta
No.
1
Nama Pelatihan/Seminar
Pelaksana
24 - 25 Agustus 2016
Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Lingkungan
Hidup (LPPLH)
Rp4.000.000
18 - 20 Oktober 2016
IAI Jakarta
Rp7.700.000
8 - 10 Agustus 2016
LPP Yogyakarta
Rp85.632.900
Benchmark HCM & Sharing Knowledge
12 Agustus 2016
HOLDING
Rp-
Benchmark HCM & Sharing Knowledge
15 Agustus 2016
HOLDING
Rp-
22 - 24 Agustus 2016
Kementerian Pertanian
Rp-
DIVISI SEKRETARIAT PERUSAHAAN
Workshop : "Kebijakan Industri Hijau dan
Audit K3LH Nasional"
2
DIVISI OPERASIONAL KELAPA SAWIT
DAN KARET
3
DIVISI TEBU DAN ANEKA TANAMAN
4
DIVISI PENGEMBANGAN
5
DIVISI KORPORASI
6
DIVISI KEUANGAN
Workshop PSAK - 38
7
DIVISI HUMAN CAPITAL & UMUM
Pelatihan Tim Adhoc Monitoring dan
Pengawalan Program PTPN
Sosialisasi SKKNI & Profesi Sektor
Pertanian
BUMN Minister Lecture and International
Conference
8 September 2016
NPNC
Employee Engagement: The Key to Drive
Result
8 September 2016
Dunamis
27 - 29 September 2016
GML
Rp8.250.000
27 - 28 Oktober 2016
FHCI
Rp9.000.000
8 September 2016
NPNC
Rp12.000.000
27 - 28 Oktober 2016
FHCI
Rp3.000.000
BATCH 1 - 6
25 - 31 Oktober 2016
PPM Manajemen
Rp774.454.450
BATCH 7 - 32
1 - 30 November 2016
PPM Manajemen
Rp3.580.594.600
BATCH 33 - 45
1 - 16 Desember 2016
PPM Manajemen
Rp1.498.619.650
Certified Assessor Training
Indonesia Human Capital Summit 2016
8
DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI
9
PROGRAM PENGEMBANGAN DIREKSI
BUMN Minister Lecture and International
Conference
Indonesia Human Capital Summit 2016
10
Biaya Pelatihan/
Pengembangan
Tanggal Pelaksanaan
Rp4.000.000
Rp750.000
ASSESSMENT PEJABAT 1 TINGKAT
DIBAWAH DIREKSI PTPN I - XIV
Rp5.988.001.600
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
85
Realisasi Pengembangan SDM Medan
No.
1
Uraian
Fisik
Biaya
Kursus Jabatan
KMPD
2
Real s/d Desember
5
93.018.000
KMPM
3
65.282.000
KMP di LPP Medan
1
36.187.000
KMP di LPP Yogyakarta
3
108.341.000
KMPL
-
-
5
26.856.000
PCIM KMPD
PCIM KMPM
3
18.889.000
PCIM KMP di LPP Medan
1
7.549.000
PCIM KMP di LPP Yogyakarta
3
25.905.000
PCIM KMPL
-
-
Jumlah 1
24
382.027.000
20
-
Pemenuhan Individual Development Plan (IDP)
2.1.Soft Competency
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pimpinan
52
55.719.355
Jumlah 2.1.
72
55.719.355
2.2. Hard Competency
3
Karyawan Pelaksana
54
18.374.956
Karyawan Pimpinan
100
20.044.823
Jumlah 2.2.
154
38.419.779
Jumlah 2
226
94.139.134
15
25.171.000
Pelatihan Penunjang Pengembangan Knowledge
Karyawan (Ad-Hoc)
3.1. Eksternal
3.1.1. Karyawan Pelaksana
Jumlah 3.1.1
3.1.2. Karyawan Pimpinan
Bidang Tanaman
38
107.583.000
Bidang Teknik Teknologi
26
72.599.000
Bidang Keuangan
45
203.421.000
Bidang SDM/Umum
107
319.443.000
Jumlah 3.1.2
216
703.046.000
231
728.217.000
Jumlah 3.1
3.2. Internal
Jujur • Tulus • Ikhlas
3.2.1. Karyawan Pelaksana
Bidang Tanaman
187
31.075.000
Bidang Teknik Teknologi
187
31.075.000
Bidang Keuangan
192
36.325.000
Bidang SDM/Umum
336
95.677.586
Jumlah 3.2.1
902
194.152.586
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
86
No.
Uraian
4
Real s/d Desember
Fisik
Biaya
3.2.2. Karyawan Pimpinan
Bidang Tanaman
615
339,581,419
Bidang Teknik Teknologi
263
367,217,477
Bidang Keuangan
126
220,094,367
Bidang SDM/Umum
244
392,595,813
Jumlah 3.2.2
1,248
1,319,489,076
Jumlah 3.2.
2,150
1,513,641,662
Jumlah 3 (3.1 + 3.2)
2,381
2,241,858,662
76
473,513,712
Pelatihan Sertifikasi
4.1.Eksternal
Satpam
Profesional
Jumlah 4.1.
83
586,132,750
159
1,059,646,462
280
1,760,948,345
21
174,108,000
4.2. Internal
Surat Izin Operator (Boiler, Turbin, Forklif, dll)
AK3 Umum
Jumlah 4.2.
301
1,935,056,345
Jumlah 4
460
2,994,702,807
26
15,500,000
5
Talent Pool
6
Program Pengembangan Direksi
7
Program Pemberian Penghargaan
-
10,000,000
8
Program Survey Kepuasan Karyawan
-
-
9
Orientasi Karyawan Baru
-
-
Klasikal
35
309,402,746
Evaluasi OJT
10
7,397,700
Jumlah 9
45
316,800,446
35
687,195,800
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pimpinan
10
Program D3
TA. 2013 - 2016 (Lanjutan) - IPB
Jumlah 10
11
Program Pasca Sarjana
12
OJT di Kebun/Unit
4,462
8,432,500
Jumlah
7,659
6,750,656,349
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menyusun database dalam bentuk klasifikasi
yang berisi gambaran tentang kondisi masing-masing karyawan yang dibuat berdasarkan kombinasi
kapasitas potensial dan unjuk kerja. Program pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan
secara internal di Pusdiklat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau eksternal dengan
menggunakan metode : In House Training (IHT), On the Job Training (OJT), External Training (Seminar,
Workshop, Kursus), benchmarking/magang, pendidikan formal (program D3 untuk karyawan pelaksana
dan S2 untuk karyawan pimpinan), penugasan, dan belajar mandiri.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
87
In House Training
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan In House Training (IHT) di Pusat Pendidikan
& Pelatihan yang mengelola pelaksanaan program pengembangan SDM di bawah pengawasan
Bagian SDM. Pusdiklat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang berada di Sei Karang,
dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar, seperti ruang
kelas, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, penginapan, outbound, dan
cafetaria.
Narasumber untuk pelaksanaan IHT berasal dari kalangan internal Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) maupun eksternal. Narasumber internal tidak hanya diberdayakan untuk peningkatan
kompetensi karyawan, tetapi juga mengajar di instansi luar yang membutuhkan, seperti: Lembaga
Pendidikan Perkebunan, BUMN atau instansi pemerintahan.
Talent Pool
Ada dua alternatif dalam mengisi jabatan manajerial dalam Perusahaan yakni mengambil talent dari
dalam atau luar Perusahaan. Pengambil kebijakan internal diperlukan dalam mempersiapkan dan
mengidentifikasi talent yang dibutuhkan dan talent yang dimiliki. Talent pool adalah strategi yang tepat
untuk menghasilkan sumber daya terbaik bagi Perusahaan, selain itu proses rotasi kepemimpinan juga
akan lebih mudah dijalankan.
Talent pool di Perusahaan diperlukan guna mempersiapkan internal personel yang mempunyai potensi
kepemimpinan sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan yang mampu bertahan di Perusahaan. Jika
hal itu tidak dilakukan, Perusahaan akan merekrut karyawan/talent dari luar melalui rekrutmen yang
dapat memakan waktu lama dalam pelaksanaannya selain itu, kandidat yang didapat juga belum tentu
sesuai dengan apa yang diharapkan Perusahaan.
Ada tiga unsur untuk melakukan penyusunan talent pool, yakni skill, knowledge, dan performance.
Meskipun demikian, eksternal rekrutmen masih bisa dimungkinkan dan juga sebagai proses dinamisasi
internal Perusahaan. Namun untuk proses promosi sekaligus menyelaraskan antara kebutuhan
Perusahaan dengan kompetensi serta talent internal personel, maka proses talent pool menjadi pilihan
terbaik dan perlu dipersiapkan.
Kursus Jabatan
Pelaksanaan program kursus jabatan dititikberatkan kepada karyawan yang akan mendapatkan
promosi jabatan, ataupun berupa pelatihan dalam bentuk refreshment. Hal itu dilakukan guna
mempersiapkan manajer terkait tugas manajerial perkebunan dan kepemimpinan, PTPN III (Persero)
Holding Perkebunan mengirimkan para karyawan untuk mengikuti Kursus jabatan secara berjenjang
yang dilaksanakan bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta dan Medan
terdiri dari:
No.
1
Uraian
KMPD
5
2
KMPM
3
3
KMP di LPP Medan
1
4
KMP di LPP Yogyakarta
3
5
KMPL
-
6
PCIM KMPD
5
7
PCIM KMPM
3
8
PCIM KMP di LPP Medan
1
9
PCIM KMP di LPP Yogyakarta
3
10
PCIM KMPL
-
Jumlah
Jujur • Tulus • Ikhlas
Jumlah Peserta
24
KMPL:
Kursus Manajemen Perkebunan Lanjut
KMP:
Kursus Manajemen Perkebunan
KMPM:
Kursus Manajemen Perkebunan Madya
KMPD:
Kursus Manajemen Perkebunan Dasar
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
88
Biaya Pengembangan Kompetensi Karyawan
Selama tahun 2016 dana yang telah dikeluarkan untuk pelatihan sebesar Rp5,9 miliar, menurun
2,02% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp7,40 miliar. Penurunan ini disebabkan karena Perusahaan
berkomitmen untuk melakukan efisiensi tanpa menurunkan kompetensi. Berikut gambaran data
perkembangan pelaksanaan program pengembangan SDM sejak tahun 2012 – 2016:
2012
Jumlah Peserta
Rasio
Biaya (Miliar)
2013
2014
2015
7.952
3.783
3.917
2.391
0.94
0.14
0,14
0.64
22.771
10.147
12.799
7.399
2016
1.674
Untuk akselerasi peningkatan kompetensi seluruh karyawan secara merata, karyawan yang telah
mengikuti pendidikan & pelatihan diwajibkan untuk melaksanakan sharing (berbagi) hasil pelatihan
kepada karyawan lainnya, minimal di bagian dimana yang bersangkutan bekerja. Untuk mendukung hal
ini, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengadakan media knowledge sharing berbasis
TI dengan alamat http://forum.ptpn3.co.id. Media ini memungkinkan karyawan dari berbagai unit kerja
yang berjauhan untuk berbagi best practices, inovasi, materi pelatihan dan knowledge lainnya. Melalui
fasilitas media ini, seluruh karyawan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki peluang
untuk menjadi knowledgeable worker tanpa hambatan jarak ataupun waktu. Realisasi jumlah karyawan
yang telah mengikuti pelatihan baik secara internal maupun eksternal sampai Bulan Desember 2016
adalah sebagai berikut:
No.
1.
Uraian
2015
2016
a. KMPD
30
10
20
b. KMPM
10
7
10
8
6
5
c. KMP
d. KMPL
1
1
e. PCIM KMPD
22
7
20
f. PCIM KMPM
10
7
10
g. PCIM KMP
8
6
5
h. PCIM KMPL
Jumlah 1
2.
2014
1
1
90
45
70
Pemenuhan Individual Development Plan (IDP)
2.1. Soft Competency
a. Karyawan Pelaksana
50
48
20
b. Karyawan Pimpinan
39
52
50
Jumlah (2.1)
89
100
70
163
98
50
2.2. Hard Competency
a. Karyawan Pelaksana
b. Karyawan Pimpinan
289
297
100
Jumlah (2.2)
452
395
150
541
495
220
Jumlah 2
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
89
No.
3.
Uraian
2014
2015
2016
Pelatihan Penunjang Knowledge Karyawan
(AD-Hoc)
3.1. Eksternal
a. Karyawan Pelaksana
b. Karyawan Pimpinan
27
17
10
- Bidang Tanaman
39
43
25
- Bidang Teknik Teknologi
13
21
15
- Bidang Keuangan
167
-
10
- Bidang SDM/Umum
72
100
35
Jumlah b
140
171
85
Jumlah (a+b)
167
188
95
3.2. Internal
a. Karyawan Pelaksana
- Bidang Tanaman
167
68
70
- Bidang Teknik Teknologi
122
15
60
- Bidang Keuangan
63
-
40
- Bidang SDM/Umum
562
203
100
914
286
270
76
194
60
109
108
60
Jumlah a
b. Karyawan Pimpinan
- Bidang Tanaman
- Bidang Teknik Teknologi
- Bidang Keuangan
43
31
25
- Bidang SDM/Umum
56
161
80
Jumlah b
Jumlah (a+b)
Jumlah 3
4.
494
225
780
495
1.365
968
590
Pelatihan Sertifikasi
a. Eksternal
183
71
65
b. Internal
129
163
65
Jumlah 4
312
234
130
5.
Talent Pool
89
-
20
6.
Program Pengembangan Direksi
14
17
10
7.
Orientasi Karyawan Baru
a. Karyawan Pelaksana
1.211
-
-
b. Karyawan Pimpinan
152
64
99
1.363
64
99
Jumlah 7
8.
Program Sarjana
11
4
-
9.
Program D3
35
35
10
10.
OJT Kebun/Unit
528
500
2.391
1.674
Jumlah Keseluruhan
Jujur • Tulus • Ikhlas
284
1.198
3.919
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
90
Teknologi
Informasi
Guna menunjang program transformasi yang saat ini masih berlangsung, manajemen percaya bahwa
teknologi informasi (TI) menjadi bagian yang sangat penting didalam mewujudkan strategi bisnis
perusahaan. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus meningkatkan kinerja TI untuk
mendukung produktivitas kinerja yang dapat meningkatkan daya saing Perusahaan. Teknologi yang
diimplementasikan berfokus pada peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja.
Master Plan TI
Dalam menyusun Master Plan Teknologi Informasi, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
menggunakan Metodologi sebagai berikut:
Business
Strategy
Disruptive
Technologies
Business
Business
Requirements
IT Industry Trends
& Best Practice
IT
Requirements
Assesment of
Current IT
Implications
Implications
Implications
IT
IS/IT Strategic Direction
Identity Building
Blocks
3 year master plan
Ongoing reviews
& updates
IT
Master Plan
Rolling Plans
Process &
Governance
Portofolio &
Financial
Technology &
Architecture
Organizations
& Supply
IT Strategy Dimensions
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
91
Master Plan TI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang menjadi acuan adalah, sebagai
berikut:
• Rencana strategis TI konsisten dengan tujuan dan strategi bisnis perusahaan
• Tujuan strategis dan akuntabilitas yang terkait tergambar dengan jelas dan dipahami oleh semua
pihak
• Opsi strategis TI teridentifikasi dan terstruktur serta terintegrasi dengan rencana bisnis
• Inisiatif TI lebih terarah (mengurangi kemubaziran dan penyetiran oleh vendor)
• Rencana strategis TI yang lengkap dan dapat direalisasikan serta bermanfaat.
Oleh karena itu, sejalan dengan penyusunan Perencanaan Teknologi Informasi, Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) secara konsisten menjalankan kebijakan-kebijakan yang diarahkan dalam
Master Plan tersebut untuk menunjang strategi bisnis dan memperkuat eksistensi Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero).
Tujuan Master Plan tersebut untuk memastikan dukungan TI dalam implementasi operasional bisnis
dengan berprinsip pada tersedianya standardisasi proses bisnis dan sistem di seluruh bagian di Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Seluruh Inisiatif terkait pengembangan Teknologi Informasi yang ditetapkan oleh PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) dalam rangka mendukung salah satu program Corporate Turn Around yang
ditetapkan oleh manajemen yaitu System & Procedure Development disusun dalam Roadmap
Pengembangan Teknologi Informasi 2016-2018.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
92
Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi tersebut adalah sebagai berikut:
IT Development PTPN
2016
2017
2018
E-Procurement
Mapping/Citra Digital (GIS)
IT Infrastructure Library
Goal:
• Efektivitas & Efisiensi
• Transparansi
• Akuntabilitas
• Cepat
• Akurasi
Benefit:
• Penyeragaman Nomor Kode Barang (NKB)
• Harga Terendah dan Barang Terbaik
Goal:
• Peta Digital Seluruh Unit Usaha PTPN
• Mapping hingga Level Blok Unit Usaha
Benefit:
• Monitoring dan Perencanaan Panen
• Data Sebaran Panen
• Analisa Daerah Rawan Pencurian
Goal:
• Data Master Infrastructur IT Seluruh
PTPN
Benefit:
• Mempermudah Rencana Pengembangan
• Analisa Kebutuhan Infrastruktur
• Gap Analysis Infrastruktur IT PTPN
IT Monitoring & Control
Big Data
Internet of Things
Implementasi ERP
Goal:
• Efisiensi
• Integrasi antar PTPN
• Pelaporan yang Cepat
• Layanan Pelanggan
• Akurasi Data
• Konsistensi Data
• Keamanan Data
• Akses Data
Benefit:
• Konsolidasi Laporan Keuangan
• Proses Bisnis Best Practice
• Penyeragaman Proses Bisnis Seluruh PTPN
• Analisis Multifungsional dalam
Pengambilan Keputusan oleh Manajemen
Consolidation and Integration
Sensor Tangki dan Jembatan Timbang
Goal:
• Digitalisasi Tangki dan Jembatan Timbang
Benefit:
• Akurasi dan Monitoring Hasil Produksi
IT Master Plan
IT Maturity Audit
Goal:
• Penyusunan Rencana Strategis
Pengembangan IT
Benefit:
• Perencanaan Pengembangan IT Yang Baik
Goal:
• Pengumpulan Manajemen Proses
Benefit:
• Mengurangi Resiko, Meningkatkan
Efisiensi
Tata Kelola IT (IT Governance)
Audit TI
Goal:
• Penyusunan Tata Kelola
Benefit:
• Standarisasi Pengelolaan IT PTPN
Goal:
• Audit Terhadap Rancangan IT PTPN
Benefit:
• Rancangan Best Practice dan Efektifitas IT
Precision Agriculture
Growth and Value Added Services
• Tahun 2016, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding telah mengimplementasikan:
- E-Procurement
- Enterprise Resource Planning
• Tahun 2017, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding merencanakan untuk
mengimplementasikan:
- Sistem Informasi Geografis
- Sensor Tangki / Jembatan Timbang
-Penyusunan IT Master Plan
- Penyusunan Tata Kelola Teknologi Informasi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
93
• Tahun 2018, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding mengimplementasikan:
- IT Monitoring & Control
- IT Maturity Audit
- Audit TI
Misi TI
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Perusahaan dan memenuhi kebutuhan bisnis terhadap
TI, maka implementasi dan pemanfaatan TI di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
memiliki misi utama yang mencakup aspek pemenuhan informasi, bisnis proses, keunggulan produk,
keunggulan SDM dan layanan yang memuaskan stakeholder sebagai berikut:
• Mendukung bisnis dengan menyediakan informasi yang tepat, akurat, akuntabel, dan lengkap
untuk mencapai proses pengambilan keputusan yang handal,
• Mendukung pencapaian proses bisnis Perusahaan yang efisien dan terintegrasi
• Mendukung pengembangan karyawan berkinerja tinggi
• Meningkatkan pengawasan dan pengelolaan terhadap aset/ sumber daya Perusahaan.
• Meningkatkan kedekatan (intimacy) dengan stakeholder dan shareholder, lewat kemudahan,
kecepatan dan keamanan akses informasi.
Tujuan TI
Tujuan TI Secara umum beberapa aspek utama yang akan menjadi fokus Perusahaan dalam penggunaan
teknologi informasi adalah:
a. Aspek Efisiensi Waktu Teknologi Informasi diharapkan dapat menghasilkan efisiensi waktu dan
dapat mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan informasi bagi manajemen
maupun dalam pengambilan keputusan.
b. Aspek Efektifitas dan Optimalisasi Sumberdaya Teknologi Informasi diharapkan dapat
meningkatkan efektifitas dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki Perusahaan
dalam mendukung upaya peningkatan produktifitas Perusahaan.
c. Aspek Efisiensi Biaya Produksi berbanding lurus dengan lama waktu dan besar sumberdaya yang
diperlukan, sehingga dengan tercapainya efiensi dan optimalisasi waktu serta sumberdaya yang
dibutuhkan dalam proses produksi, maka teknologi informasi diharapkan dapat menghasilkan
efisiensi biaya produksi.
d. Aspek Efektifitas Proses Bisnis Teknologi informasi diharapkan dapat mendukung upaya
peningkatan dan mempermudah koordinasi serta kolaborasi dalam proses bisnis Perusahaan,
sehingga efektifitas proses bisnis dapat dicapai.
Sasaran Strategis Teknologi Informasi
Sasaran Strategis Teknologi Informasi yang ditetapkan dibagi dalam 4 perspektif yaitu:
1.Keuangan
• Keselarasan antara Strategi Teknologi Informasi dan Bisnis
• Pemenuhan dan dukungan Teknologi Informasi dalam rangka kepatuhan bisnis terhadap
undang-undang dan peraturan eksternal
2.Pelanggan
• Penyediaan Layanan Teknologi Informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis
3.Internal
• Terwujudnya aplikasi dan teknologi yang terintegrasi dan mendukung proses bisnis
• Terciptanya Proyek Teknologi Informasi yang dapat memberikan manfaat/nilai tambah, tepat
waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi persyaratan dan standar kualitas.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
94
4. Pertumbuhan dan Pembelajaran
• Tersedianya informasi yang andal dan berguna untuk pengambilan keputusan oleh manajemen
• Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan inisiatif seluruh Sumber Daya Manusia untuk
menghasilkan inovasi bisnis.
Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI
Penerapan Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI yang efektif dirancang dan ditetapkan melalui
struktur organisasi TI beserta kelengkapan organisasi dan mekanisme kerja dengan unit kerja yang lain.
selain itu, penerapan kerangka kerja juga mempertimbangkan peran TI di Perusahaan serta pemisahan
fungsi (segregation of duties) untuk menghindari rangkap jabatan dan/atau fungsi yang menganggu
efektivitas pengendalian internal.
Perumusan dan penetapan kerangka kerja proses dan organisasi TI Perusahaan dilakukan dengan
mempertimbangkan kebutuhan peran TI bagi Perusahaan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari fungsi–
fungsi sebagai berikut: Perumusan, penetapan dan pelaksanaan koordinasi strategis pengelolaan TI
pada tingkat Direksi, yang dibantu oleh Komite Pengarah TI (IT Steering Committee) dan komite teknis
lain yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
Perencanaan strategis dan operasional TI
Pengembangan dan/atau pengadaan TI dilakukan melalui koordinasi dengan unit kerja bidang
pengadaan. Pengoperasian TI dilakukan melalui koordinasi dengan unit kerja bidang umum. Penjamin
mutu (quality assurance) yang merencanakan, mengembangkan, dan mengendalikan standar kualitas
layanan TI Perusahaan. Pengawasan TI yang melekat pada unit kerja Satuan Pengawasan Intern (SPI)
dengan tugas dan fungsi melakukan audit dan/atau review TI Perusahaan.
Kerangka kerja proses dan organisasi TI wajib dilengkapi melalui penetapan terkait :
• Identitas jabatan;
• Kedudukan jabatan dalam struktur organisasi;
• Fungsi, tugas dan wewenang;
• Hubungan kerja;
• Persyaratan jabatan;
• Indikator kinerja utama atau KPI (Key Performance Indicator);
Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata kelola teknologi informasi (IT governance) adalah suatu struktur dan proses yang saling
berhubungan serta mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam pencapaian visi dan misi
untuk mendapatkan peningkatan nilai tambah dan penyeimbang antara resiko dan manfaat dari
teknologi informasi serta prosesnya.
Peran Teknologi Informasi sebagai pengendali bisnis pada Perusahaan diperlukan tata kelola teknologi
informasi agar dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. Tata kelola TI dimaksudkan sebagai pola
dari otoritas atau kebijakan terhadap aktivitas TI. Pola ini diantaranya adalah membangun kebijakan
dan pengelolaan IT Infrastructure, penggunaan TI oleh end-user secara efisien, efektif dan aman, serta
proses IT Project Management yang efektif.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
95
Tata kelola TI membangun suatu sistem dimana semua pemangku kepentingan, termasuk Direksi dan
Komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti bagian keuangan, dapat memberikan
masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Tata Kelola Teknologi Informasi
yang disusun meliputi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan sesuai
Anggaran Dasar yaitu Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) selaku Pemegang Saham Seri
A dapat menetapkan kebijakan umum terhadap Perseroan dalam Bidang Teknologi Informasi.
Dengan adanya tata kelola TI yang baik, maka IT Process dapat dijalankan secara sistematis, terkendali
dan efektif. Bahkan dapat secara efisien mengurangi biaya operasional dan menunjang peningkatan
daya saing. Oleh karena itu aspek tata kelola TI merupakan bagian dari rencana strategis TI yang
akan selalu dievaluasi dan ditingkatkan secara berkesinambungan sehingga dapat selalu mendukung
strategi Perusahaan.
Tugas Organ Tata Kelola Perusahaan yaitu Komisaris, Direksi, dan Komite Audit terkait Tata Kelola
Teknologi Informasi adalah sebagai berikut:
• Komisaris bertugas mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi;
• Direksi bertanggung jawab membangun dan memanfaatkan teknologi informasi dan melaporkan
informasi-informasi yang relevan kepada Komisaris terkait kinerja pemanfaatan teknologi informasi;
• Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab Mengevaluasi pembangunan dan pemanfaatan
teknologi informasi
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No PER-02/MBU/2013, bahwa untuk menerapkan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan TI maka perlu disusun tata kelola
TI yang menjadi bagian integral dari Enterprise Governance agar dapat menjamin pemanfaatan
dari implementasi TI. Tata kelola TI merupakan salah satu pilar utama dari GCG. Sehingga dalam
pelaksanaan tata kelola TI yang baik sangat diperlukan standar tata kelola Tl.
Maksud dan Tujuan dari Tata kelola teknologi informasi adalah untuk memberikan pedoman kepada
seluruh unit kerja yang terkait penyelenggaraan teknologi informasi serta dapat melaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan pengelolaan TI Perusahaan.
Dalam penyusunan dan penetapan Standard Operating Procedure (SOP) agar terjadi sinergi antara
pengembangan dan operasional di lingkungan organisasi unit kerja terkait.
Pedoman terwujudnya pola standardisasi kerangka pelaksanaan pengembangan, penerapan dan
operasional teknologi informasi.
Alat bantu untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses bisnis, produktivitas dan tersediannya
informasi yang lengkap, komprehensif, akurat dan tepat waktu yang mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen, dalam rangka meningkatkan kinerja, pertumbuhan Perusahaan dan
memenangkan persaingan bisnis.
Kebijakan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi
a) Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung
terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif.
b) Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan
biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
c) Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang:
• Bertanggung jawab untuk mewujudkan rancangan menjadi konstruksi yang detil
• Bertindak sebagai konsultan dengan melakukan komunikasi secara rutin dengan pihak
pengguna (users)
• Memfasilitasi berlangsungnya pelatihan teknologi informasi
• Dibebaskan dari kegiatan pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan
teknologi informasi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
96
d) Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk
memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi
telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
e) Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa
data/informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi telah berada pada kualitas, kuantitas dan
waktu yang diharapkan.
f) Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi teknologi informasi harus
menerapkan kendali-kendali terkait dengan aktivitas TI.
Tahapan
Perusahaan harus memaksimalkan penggunanaan teknologi informasi melalui tahapan-tahapan yang
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Tahap Pra-Implementasi, yang mencakup:
1. Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi
2. Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi
bisnis Perusahaan.
3. Penyusunan rancangan dan desain teknis
4. Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara
fisik dan fungsional.
b) Tahap Implementasi, yang meliputi:
1. Perencanaan yang matang
2. Pelatihan dan pengembangan SDM
3. Pembakuan/standardisasi mutu layanan
4. Evaluasi dan pengendalian system
5. Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planing).
Tahap Pengembangan Pengembangan teknologi informasi harus dilaksanakan dalam koridor
penerapan teknologi informasi yang terintegrasi dan handal melalui:
1)Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi.
2)Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System.
3) Penggunaan satu Enterprise Resources Planning (ERP) sebagai back office system, dan aplikasi
ekstensi lainnya
Pengendalian
Fungsi TI:
a) mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengelolaan TI.
b) mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi informasi yang terjadi.
c) melakukan pemantauan secara berkala.
d) membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja teknologi informasi
e)bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang disepakati (service level
agreement) dan direviu secara berkala.
Penilaian Penerapan TI
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menyusun langkah strategis dengan menerapkan
tata kelola TI guna memastikan penyelenggaraan layanan TI di lingkungan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) yang lebih baik. Penilaian maturity level dilakukan untuk mengetahui
efektivitas implementasi tata kelola TI yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak
eksternal secara independen. Melalui penilaian maturity level, target-target yang sudah ditetapkan
oleh Perseroan terkait impelementasi IT Governance dapat dicapai. Penilaian tingkat kematangan
penerapan Tata Kelola TI perusahaan bertujuan untuk:
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
97
• Menilai kematangan proses TI yang telah dijalankan saat ini;
• Melakukan analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi proses TI yang diharapkan di
masa yang akan datang;
• Merumuskan rekomendasi perbaikan dan kegiatan yang akan dlaksanakan untuk menuju tingkat
kematangan yang diperlukan serta roadmap pelaksanaan.
Lingkup kegiatan penilaian Tata Kelola TI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah
dengan melakukan assesmen terhadap 37 proses TI pada area COBIT 5 yakni:
• Evaluate, Direct, and Monitor
• Align, Plan, and Organize (PO),
• Build, Acquire, and Implement (AI),
• Deliver, Service, and Support (DS),
• Monitor, Evaluate, and Assess (MS).
Process for Governance of Enterprise IT
Evaluate, Direct and Monitor
EDM01 Ensure
Governance
Framework Setting
and Maintenance
EDM02 Ensure
Benefits Delivery
EDM03 Ensure
Risk Optimization
EDM04 Ensure
Resource
Optimization
EDM05 Ensure
Stakeholder
Transparency
Align, Plan and Organise
Monitor, Evaluate
and Assess
AP001
Manage the IT
Management
Framework
AP002
Manage
Strategy
AP003
Manage
Enterprise
Architecture
AP004
Manage
Innovation
AP005
Manage
Portfolio
AP006
Manage Budget
and Costs
AP008
Manage
Relationships
AP009
Manage Service
Agreements
AP010
Manage
Suppliers
AP011
Manage
Quality
AP012
Manage Risks
AP013
Manage
Security
BAI04
Manage
Availability
and Capacity
BAI05
Manage
Organizational
Change
Enablement
BAI06
Manage
Changes
DSS04
Manage
Continuity
DSS05
Manage
Security
Services
DSS06
Manage
Business
Process
Controls
AP007
Manage Human
Resources
MEA01
Monitor, Evaluate and
Assess Performance and
Conformance
Build, Acquire and Implement
BAI01
Manage
Programmers
and Projects
BAI02
Manage
Requirements
Definitions
BAI03
Manage
Solutions
Identification
and Build
BAI08
Manage
Knowledge
BAI09
Manage
Assets
BAI10
Manage
Configuration
BAI07
Manage Change
Acceptance
and
Transitioning
MEA02
Monitor, Evaluate and
Assess the System of
Internal Control
Deliver, Service and Support
DSS01
Manage
Operations
DSS02
Manage Service
Requests and
Incidents
DSS03
Manage
Problems
MEA03
Monitor, Evaluate and
Assess Compliance with
External Requirements
Process for Management of Enterprise IT
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
98
Lokasi assesmen meliputi Kantor Pusat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan seluruh
wilayah operasi Anak Perusahaan. Metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan
melihat langsung keadaan penyelenggaraan TI. Pendekatan yang digunakan pada assesmen ini adalah
Control Objectives for Information and related Technology (COBIT). COBIT merupakan framework Tata
Kelola TI yang berfokus pada pengendalian yang meliputi keselarasan TI dengan bisnis, pengendalian
risiko TI, kontribusi TI, pengelolaan kinerja TI, dan pengelolaan sumber daya TI.
Pelaksanaan TI 2016
Pada Tahun 2016 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengimplementasikan
e-Procurement Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang merupakan aplikasi pengadaan
barang/jasa secara elektronik yang bertujuan untuk mencapai 4 Aspek Utama yaitu:
• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan
• Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan
• Menjamin proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) dan Anak Perusahaan berjalan lebih cepat dan akurat
Quality
• Meningkatkan kualitas barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan baik dari segi mutu barang/jasa maupun waktu
penyerahan barang/penyelesaian jasa.
Speed
• Mempercepat waktu proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan.
Efficiency
• Meningkatkan efisiensi nilai pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan.
Sinergi
• Meningkatkan sinergi pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahan dengan Pengadaan Bersama melalui
E-Procurement.
Go-Live e-Procurement dilaksanakan pada tanggal 1 September 2016.
Kinerja e-Procurement sampai dengan Bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut:
• Jumlah Pengadaan yang melalui e-Procurement s.d Bulan Desember adalah 967 Paket Pengadaan.
• Nilai Efisiensi dengan e-Procurement s.d Bulan Desember 2016 adalah 7.43%
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
99
Enterprise Resource Planning
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengaplikasikan solusi Enterprise Resource Planning
(ERP) berbasis System Application and Product (SAP) in data processing dengan pola managed
services yang berlaku pada seluruh perusahaan perkebunan milik negara untuk meningkatkan kinerja
agar tumbuh lebih cepat menjadi Perusahaan agro industri berskala global. ERP yang digunakan
oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah SAP yang merupakan aplikasi dengan
pengguna terbanyak di dunia dan merupakan best practice yang digunakan oleh perusahaanperusahaan dalam Forbes Global.
Di tengah persaingan industri yang semakin dinamis, implementasi teknologi informasi sangat
dibutuhkan di era globalisasi. Hal itu dilakukan, mengingat wilayah kerja PTPN tersebar diseluruh
Nusantara, ERP dibutuhkan untuk mengintegrasikan data di seluruh PTPN dengan cepat, efektif dan
efisien secara real time. Tujuannya adalah untuk mendukung proses pengambilan keputusan secara
cepat dan tepat menggunakan data dan informasi yang terintegrasi secara akurat, tepat waktu, serta
dapat meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan internal dan eksternal, termasuk ke holding.
Implementasi ERP di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dilakukan secara bertahap yaitu
melalui:
• Penyusunan Global template, setelah seluruh perwakilan PTPN melakukan harmonisasi bisnis
proses dan penyusunan Global template PTPN.
• Pilot Project, tahap awal implementasi ERP akan dilakukan di Kantor Holding, PTPN XI (untuk
tanaman semusim) dan PTPN V (untuk tanaman tahunan).
• Roll Out, setelah berhasil di pilot project akan dilakukan roll out ke seluruh PTPN.
• Business Planning & Consolidation (BPC) dan
• Businness Intelligent-Dashboard.
Adapun modul-modul ERP yang akan diimplementasikan di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) nantinya meliputi;
• modul AGRI (tanaman semusim dan tahunan),
• modul FI (finance),
• modul CO (controlling),
• modul PM (Plant Maintenance),
• modul PS (Project System).
• modul PP (Project Planning),
• modul QM (Quality Management),
• modul SD (Sales and Distribution),
• modul MM (Material Management),
• modul BI (Business Intelligence)
• BPC (Business Planning and Consolidation).
Implementasi ERP dipersiapkan mulai dari perbaikan infrastruktur pendukung, perbaikan Standart
Operating Procedure dan persiapan lain yang dibutuhkan dalam rangka mendukung implementasi
ERP ditargetkan selesai di seluruh PTPN pada 1 Januari 2018.
Investasi TI
Investasi TI dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan pengembangan dan/atau pengadaan TI
serta fungsi pengoperasian TI yang wajib dilakukan dengan mengacu pada Rencana Strategis TI serta
mendapat persetujuan manajemen.
Setiap investasi TI didokumentasikan dan ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) Bidang TI, dan dalam pelaksanaan/realisasi setiap investasi TI wajib dibentuk Manajemen
Proyek yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan
investasi TI.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
100
Rencana Dan Pengembangan TI
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas strategi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi
di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diarahkan sebagai berikut:
• Identifikasi dan kajian proses bisnis yang akan diotomasi TI harus dilakukan secara menyeluruh,
sehingga implementasi Teknologi Informasi tidak sekedar mengotomasi proses yang sebelumnya
berjalan secara manual, akan tetapi didahului dengan BPR (Business Process Re-engineering) untuk
menghasilkan proses bisnis yang ramping dan didukung TI (enabled by IT).
• Penyusunan arsitektur aplikasi perlu dilakukan, agar ke depan akuisisi ataupun implementasi aplikasi
baru bisa terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada, sekaligus menghindari vendor driven dalam
perencanaan dan akuisisi/implementasi aplikasi.
• Penggunaan dan penyediaan platform infrastruktur TI yang tepat untuk aplikasi bisnis yang sejalan
arsitektur TI dan standar teknologi yang terbuka.
• Change Management yang mampu mendorong SDM dan organisasi ke arah sikap IT minded dan
IT awareness, sehingga tercapai kinerja yang efektif dan efisien. Peningkatan awareness terhadap
TI dan manfaatnya perlu dilakukan terus menerus melalui media-media yang tersedia.
• Pemanfaatan TI harus mempermudah dan menyederhanakan, tidak menambah proses.
• Sistem TI harus memenuhi kriteria user friendly sehingga keengganan (reluctant) pengguna dalam
mengoperasikannya bisa diminimalisir.
• Mempertimbangkan keterbatasan sumber daya internal, implementasi aplikasi akan menggunakan
aplikasi komersial (COTS: Commercial Off The Shelf) untuk memastikan pemanfaatan best practice
industry, kematangan teknologi dan kecepatan implementasi. Pengembangan aplikasi dari awal
memperhatikan kriteria teknologi yang memungkinkan integrasi dengan sistem yang sudah
berjalan.
• Setiap aplikasi legacy yang akan dipertahankan dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi enterprise,
perlu direncanakan dari awal untuk mengembangkan adapter aplikasi.
• Pengembangan TI bertahap, dapat mengubah persepsi akan manfaat TI pada tingkat Manajemen
dan Direksi.
• Penggunaan infrastruktur secara bersama dengan metode virtualisasi untuk meningkatkan efisiensi
dan biaya rendah.
• Penyediaan sumber daya yang mencukupi pada area yang terkait dengan proses bisnis inti.
Adapun keputusan dan tindakan yang mungkin dilakukan setelah melakukan analisa kesenjangan ini
adalah:
• Upgrade: melakukan pembaruan dari sistem atau sumber daya TI yang ada
• Replace: mengganti sistem lama dengan sistem baru
• Continue as-is: melanjutkan penggunaan sistem lama, karena masih bermanfaat dan cocok dengan
strategi ke depan
• New system: mengimplementasikan sistem TI yang sama sekali baru
• Retire: jika proses yang ada sebelumnya, berdasarkan rancangan arsitektur dianggap tidak
diperlukan dan ditinggalkan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
101
Selain itu direncanakan pada tahun 2017 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyusun
kebijakan Hubungan Induk dan Anak (Holding Company – Operating Company) dalam Penyediaan
Layanan ICT.
Area
Jujur • Tulus • Ikhlas
Kebijakan
Keterangan
Relationship with Op Co
Holding Company adalah ICT Service
Provider bagi Operating Company
Seluruh kebutuhan layanan ICT
Operating Company di dikembangkan
dan dikelola oleh Holding Company
Scope of Service
Holding Company melaksanakan
seluruh kegiatan penyediaan,
pemeliharaan dan dukungan layanan
ICT untuk masing-masing Operating
Company
Scope layanan dan garansi tingkat
layanan secara detail dituliskan dalam
Service Catalog dan Service Level
Guarantees
Asset Owner
Seluruh fasilitas/asset yang diperlukan
untuk penyediaan ICT di sediakan dan
dimiliki oleh Holding Company
Asset ICT yang sudah dibeli dan
dimiliki Operating Company tidak
akan dialihkan ke Holding. Selanjutnya
Operating Company tidak boleh
membeli asset ICT yang baru
Cost/Expense
Seluruh biaya yang timbul dalam
operasional dan pengembangan ICT
ditanggung oleh Holding Company
Tidak ada biaya operasional ICT
Operating Company, termasuk
biaya pemeliharaan, asset lama
miliki Operating Company (semua
ditanggung Holding Company)
HR
Seluruh personil ICT, organic atau
outsourced dikelola dan dibiayai oleh
Holding
Tidak ada biaya SDM ICT Operating
Company
Charging
Holding Company akan mencharge
Operating Company atas layanan ICT
yang diberikan, mencakup Depresiasi/
Amortisasi investasi dan biaya
operasional ICT
Asset yang dibeli sendiri oleh
Operating Company tidak termasuk
dalam Dep/Amort
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
102
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
103
Pencapaian terbesar
Pencapaian terbesar diraih dengan upaya keras bahkan pengorbanan
untuk hasil yang dapat dirasakan di masa depan
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
104
TINJAUAN
UMUM
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tercatat sebesar 5,02%, membaik dibandingkan tahun
2015 yang sebesar 4,88%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 didukung oleh pertumbuhan konsumsi
rumah tangga, perbaikan kinerja investasi, dan peningkatan ekspor. Konsumsi rumah tangga yang
masih tumbuh cukup kuat didukung oleh terkendalinya inflasi. Peningkatan kinerja investasi terutama
didorong oleh pertumbuhan investasi nonbangunan dalam bentuk kendaraan dan peralatan lainnya.
Perbaikan ini terindikasi pada kinerja sektor pertambangan dan perkebunan yang meningkat. Di sisi
lain, investasi bangunan masih melambat sejalan dengan belum kuatnya dukungan investasi sektor
swasta. Sementara itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan yang signifikan seiring dengan mulai
meningkatnya harga beberapa komoditas seperti harga batubara dan kelapa sawit.
Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 mencatat surplus sebesar US$0,99 miliar, lebih
tinggi jika dibandingkan surplus November 2016 yang tercatat sebesar US$0,83 miliar. Peningkatan
surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh surplus neraca perdagangan nonmigas.
Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2016 tercatat sebesar US$1,45 miliar, sedikit
lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,46 miliar. Surplus neraca
perdagangan nonmigas tersebut turun tipis karena dipengaruhi oleh pertumbuhan impor nonmigas
(1,35%, mtm) yang melebihi pertumbuhan ekspor nonmigas (1,13%, mtm). Pertumbuhan impor
nonmigas terutama bersumber dari peningkatan impor serealia, kapal laut dan bangunan terapung,
perhiasan/permata, daging hewan, serta senjata/amunisi. Sementara itu, pertumbuhan ekspor
nonmigas terutama didorong kenaikan ekspor bahan bakar mineral, karet dan bahan dari karet, kelapa
sawit dan turunannya, pakaian jadi bukan rajutan, bijih, kerak, dan abu logam, serta besi dan baja.
Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan 2016 tercatat surplus
US$8,78 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan 2015 yang sebesar
US$7,67 miliar. Perbaikan neraca perdagangan 2016 tersebut didorong oleh naiknya surplus neraca
perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas dibandingkan tahun 2015.
TINJAUAN
Industri
Selama 2016 kinerja ekspor sawit tumbuh positif dari aspek nilai perdagangan. Data Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) menunjukan bahwa nilai ekspor produk sawit mencapai
US$17,8 miliar atau naik 8% dibandingkan tahun sebelumnya US$16,5 miliar. Kenaikan nilai ekspor
sawit disebabkan oleh kenaikan harga CPO dunia yang cukup signifikan. Kenaikan harga CPO dunia
disebabkan oleh faktor penurunan produksi dari akibat Elnino pada 2015 di Indonesia dan Malaysia,
serta akibat keberhasilan program mandatori biodiesel.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
105
Kenaikan nilai ekspor tak diimbangi oleh volume ekspor sawit yang mengalami penurunan sebesar 2%
sebanyak 25,7 juta ton jika dbandingkan tahun sebelumnya mencapai 26,2 juta ton.
Sementara pada sektor karet, berdasarkan data Gapkindo, produksi karet tahun 2016 sebesar 3,182
juta ton, faktor penyebab kenaikan produksi karet tahun ini adalah kenaikan harga karet yang sudah
mencapai Singapore Exchange Limited (SGX) US$2,2 per kilogram (kg) atau US$2,8 berdasarkan
perdagangan Tokyo Commodity Exchange (Tocom), Indonesia menggunakan SGX.
Ada dua faktor penyebab kenaikan harga karet. Pertama adalah faktor fundamental dimana kenaikan
penjualan mobil di Tiongkok mencapai 6% pada tahun 2016 sehingga mendorong peningkatan
konsumsi karet. Sementara pada waktu bersamaan produksi karet berkurang karena banjir dan hujan
terjadi di Indonesia, Malaysia dan Thailand, yang merupakan negara produsen karet. Selain itu, kenaikan
harga karet juga disebabkan naiknya harga minyak dunia di atas US$50 per kg.
Adapun mengenai harga karet, saat ini komoditas tersebut dihargai US$2,8-3 per kilogram. Sementara,
harga di tingkat petani dapat mencapai Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh
lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya di mana harga karet sempat merosot tajam di bawah
satu dolar AS per kilogram.
Peningkatan kinerja dua sektor perkebunan tersebut mampu mendorong surplus neraca perdagangan
nonmigas, khususnya pertumbuhan ekspor nonmigas.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
106
TINJAUAN OPERASI
PER SEGMEN USAHA
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) merupakan perusahaan induk yang bergerak dalam
bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perusahaan
mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, dan kakao,
serta produk hilirnya masing-masing. Produk utama Perusahaan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti
Sawit (Kernel) serta produk hilir karet.
Areal keseluruhan Holding terdiri atas areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal
tanaman konsesi karet seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha, areal tebu sendiri seluas 49.383
ha, areal tanaman kopi seluas 13.377 ha serta areal tanaman kakao seluas 6.390 ha.
Segmen Kelapa Sawit
Luas Area Kelapa Sawit
Luas areal tanaman kelapa sawit pada tahun 2016 adalah 575.744,52 Ha menurun seluas 1.826,82 Ha
dari tahun sebelumnya. Luas areal tanaman kelapa sawit terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) seluas
463.817,63 Ha, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 55.705,96 Ha, Tanaman Baru (TB)/Tanaman Ulang
(TU) /Tanaman Tahun Ini (TTI) 20.599,64 Ha dam Tanaman Tidak Produktif seluas 34.931,36 Ha, Bibitan
seluas 385,93 Ha dan Kebun Benih Sawit seluas 304,00 Ha. Total tanaman kelapa sawit diuraikan dalam
tabel berikut ini;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
107
Tabel Area Tanaman Kelapa Sawit
Keterangan
(Ha)
2016
2015
463.817,63
455.764,65
101,77
TBM
55.705,96
74.554,50
74,72
TU/TK/TB/TTI
20.599,64
13.707,59
150,28
ATP/ITAD
34.931,36
32.878,07
106,25
TM
Pencapaian
Bibitan
385,93
420,53
91,77
Kebun Benih
304,00
246,00
123,58
Jumlah Area
575.744,52
577.571,34
99,68
Kapasitas Produksi Kelapa Sawit
Pencapaian produksi TBS kelapa sawit kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 7.698.104 ton atau
95,19% dari RKAP sebesar 8.086.841 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama
tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 7,40%. Sementara pencapaian produksi Pembelian TBS
Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 3.503.141 ton atau 72,66% dari RKAP sebesar 4.821.421
ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di
bawah 30,26%.
Pencapaian Total produksi TBS realisasi tahun 2016 sebesar 11.201.245 ton atau 86,78% dari RKAP
sebesar 12.908.262 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini
masih berada di bawah 16,01%.
Pencapaian produksi minyak sawit kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 1.708.750 ton atau
92,76% dari RKAP sebesar 1.842.046 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun
lalu, capaian ini masih berada di bawah 8,94%. Sementara pencapaian produksi minyak sawit hasil
dari Pembelian TBS Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 668.412 Ton atau 71,71% dari RKAP
sebesar 932.111 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini
masih berada di bawah 30,14%.
Pencapaian total produksi Minyak Sawit realisasi tahun 2016 sebesar 2.377.162 ton atau 85,69% dari
RKAP sebesar 2.774.157 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian
ini masih berada di bawah 16,10%.
Pencapaian produksi Inti Sawit (kernel) kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 318.746 ton atau
88,71% dari RKAP sebesar 359.311 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun
lalu, capaian ini masih berada di bawah 12,53%. Sementara pencapaian produksi Inti Sawit (kernel)
hasil pembelian TBS Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 147.876 ton atau 71,30% dari RKAP
sebesar 207.398 ton, Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini
masih berada di bawah 29,93%.
Pencapaian total produksi Inti Sawit (kernel) realisasi tahun 2016 sebesar 466.622 ton atau 82,34% dari
RKAP sebesar 566.709 ton, Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian
ini masih berada di bawah 18,91%.
Kendala yang menyebabkan tidak tercapainya produksi kebun sendiri antara lain:
• Penurunan produksi kelapa sawit sebagai akibat el-Nino di setiap wilayah/daerah
• Pengaruh el-Nino yang mengakibatkan water defisit
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
108
• Realisasi pemupukan dilaksanakan tidak sesuai rencana karena beberapa hal tidak dilaksanakan
dikarenakan kondisi keuangan yang kurang memadai.
• Masih terjadi pencurian di beberapa kebun
• Tingkat lossis minyak di pabrik pengolahan kelapa sawit masih tinggi yang disebabkan maintenance
mesin, peralatan tidak optimal
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian produksi plasma/pihak III antara lain:
• Harga beli kurang kompetitif
• Tingkat likuiditas yang kurang baik
• TBS olah yang masuk ke pabrik pengolahan kelapa sawit masih belum memenuhi kriteria matang
panen.
Produktivitas Kelapa Sawit
Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit realisasi tahun 2016 sebesar 16,54 ton/Ha dari RKAP sebesar
17,31 ton/Ha atau 95,57% dan masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 9,05%.
Pencapaian produktivitas Minyak Sawit realisasi tahun 2016 sebesar 3,67 ton/Ha dari RKAP sebesar 3,94
ton/Ha atau 93,14% dan masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 10,56%.
Pencapaian produktivitas Inti Sawit sebesar 0,68 ton/Ha atau 89,7% dari RKAP sebesar 0,77 ton/Ha dan
masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 14,09%.
Penjualan
Realisasi nilai penjualan CPO tahun 2016 terealisasi senilai Rp18.257.390 juta atau mengalami penurunan
dibandingkan nilai yang dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 Rp20.187.784 juta dan realisasi periode
yang sama tahun lalu Rp19.462.044 juta. Penurunan ini disebabkan tidak tercapainya volume penjualan
(sejalan dengan capaian produksi CPO) meskipun harga jual CPO mengalami kenaikan dibandingkan
dengan RKAP dan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Keterangan
1
2015
2
2016
3
RKAP 2016
4
Perbandingan (%)
5 (3:2)
6 (3:4)
Nilai (Rp Juta)
19.462.044
18.257.390
20.187.784
93,81
90,44
Volume (Ton)
2.827.543
2.367.302
2.768.017
83,72
85,52
6.883
7.712
7.293
112,05
105,75
Harga (Rp/Kg)
Realisasi nilai penjualan Inti Sawit tahun 2016 terealisasi senilai Rp859.184 juta atau mengalami
penurunan dibandingkan nilai yang dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 dan periode yang sama
tahun lalu. Penurunan ini disebabkan tidak tercapainya volume penjualan meskipun harga jual kernel
mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan RKAP dan periode yang sama tahun lalu.
Keterangan
2015
2016
RKAP 2016
1
2
3
4
Perbandingan (%)
5 (3:2)
Nilai (Rp Juta)
934.524
859.184
984.378
Volume (Ton)
226.171
143.081
188.801
63,23
75,78
4.132
6.005
5.214
147,53
115,17
Harga (Rp/Kg)
Laporan Tahunan 2016
93,29
6 (3:4)
87,28
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
109
Faktor – faktor yang mempengaruhi kenaikan harga CPO dan Turunannya:
1.Data World Bank menunjukkan bahwa produksi minyak sawit Malaysia untuk periode 2015/16 turun
1,9% menjadi 19.500.000 ton dari semula 19.879.000 ton pada periode 2014/15, sedangkan
2. Produksi minyak sawit Indonesia tahun 2015/16 bertahan pada level 33 juta ton dari tahun
sebelumnya.
3. Menurut GAPKI produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan turun sekitar 1,5% tahun ini menjadi
32,0 juta ton dari semula 32,5 juta ton pada tahun 2015, yang akan menjadi penurunan pertama
sejak tahun 1998, karena kemarau yang disebabkan oleh pola cuaca el-Nino yang dapat membatasi
produksi.
4. Menurut Departemen Pertanian AS produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan turun menjadi 19,5
juta ton di tahun 2015/16 dari semula 19,8 juta ton di tahun 2014/15, sedangkan perkiraan produksi
minyak sawit Indonesia pada tahun 2016 tidak berubah yaitu 33 juta ton.
5. Mandatori Biodiesel.
a) Indonesia menaikkan kandungan bio minimum diesel menjadi 20% (B-20) tahun 2016 dari tahun
2015 sebesar 15% (B-15).
b) Tahun ini dengan program B-20, target penyerapan bahan bakar berbasis minyak kelapa
sawit diharapkan mencapai 3,6 juta kiloliter. Dengan target tersebut, Badan Pengelola Dana
Perkebunan (BPDP) memperkirakan realisasi sebesar 60%.
6. Perkiraan naiknya harga minyak mentah. World Bank menaikkan forecastnya untuk harga minyak.
mentah tahun 2016 menjadi $43 per barrel dari $41 per barrel karena stok turun dan meningkatnya
permintaan pada kuartal kedua. Harga minyak melonjak 37% pada kuartal kedua tahun 2016
karena gangguan stok, khususnya kebakaran hutan di Kanada dan sabotase infrastruktur minyak di
Nigeria. Pergerakan minyak mentah crudeoil untuk bulan September 2016, rata-ratanya sedikit naik
dibandingkan dengan rata-rata harga crudeoil bulan Agustus 2016 yaitu naik 1,0% mencapai US$
45,23 per bbl atau % dari harga rata-rata Minyak mentah bulan Agustus yang juga mencapai US$
44.80 per bbl. Pergerakan harga minyak mentah sangat mempengaruhi pergerakan harga Sawit
tahun 2016.
7.Regulasi.
a) India mengumumkan akan menurunkan bea masuk CPO dan refined vegetable oils sebanyak
5% masing-masing menjadi 7,5% dan 15%, dalam rangka untuk mengurangi food inflation.
Trader mengatakan, penurunan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor sawit, yang turun
bulan ini karena melemahnya permintaan dari India.
b) Menteri Perdagangan mengatakan bahwa Indonesia akan menurunkan pajak ekspor untuk CPO
pada bulan Juli menjadi 0, turun dari $3 per ton pada bulan Juni.
8.Pasokan soybean AS akan berkurang secara tajam di paruh tahun pertama tahun 2016/17. Jika
kondisi la-Nina terus berkembang dan cuaca yang merugikan terjadi di Amerika Selatan di kemudian
hari akan menyebabkan kejenuhan soybean AS karena kekeringan dan fase kritis pertumbuhan
biji di empat minggu kedepan. Permintaan global untuk soybean dan produk soy akan terus naik
secara tajam di tahun 2016/17. Ini akan membuat produksi soybean dunia kesulitan untuk memenuhi
permintaan, dan juga untuk tahun 2017/18. Planting soybean tampaknya akan tidak terjadi banyak
peningkatan di tahun tanam 2016/17 dengan forecast untuk Amerika akan tetap atau naik secara
marginal, Amerika Selatan akan juga tetap atau cenderung turun, seperti terjadinya penurunan di
Argentina 0.9 juta ha dan di Brazil hanya naik 0.5 juta ha.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
110
Segmen Karet
Luas Area Karet
Luas areal Tanaman Karet pada tahun 2016 adalah 164.182,24 Ha, menurun seluas 8.775,54 Ha dari
tahun sebelumnya. Luas areal Tanaman Karet terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) karet seluas
106.587,25 Ha, Tanaman belum menghasilkan seluas 44.425,25 Ha, Tanaman Baru (TB) /Tanaman Ulang
(TU) /Tanaman Tahun Ini (TTI) 144.89 Ha dan Tanaman Tidak Produktif seluas 12.868,46 Ha dan Bibitan
seluas 156,39 Ha. Total areal tanaman karet diuraikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel Area Tanaman Karet
Keterangan
TM
TBM
TU/TK/TB/TTI
ATP/TTAD*
Bibitan
Jumlah Area
(Ha)
2016
2015
Pencapaian
106.587,25
101.308,25
105,21
44.425,25
54.044,19
82,20
144,89
3.541,92
4,09
12.868,46
13.810,28
93,18
156,39
253,14
61,78
164.182,24
172.957,78
94,93
*ATP: Areal Tidak Produktif
*TTAD: Tanaman Tahun Akan Datang
Kapasitas Produksi dan Produktivitas Karet
Pencapaian produksi karet kering kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 140.725 ton atau 100,53%
dari RKAP sebesar 139.986 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu,
capaian ini berada di atas 9,65%. Sementara pencapaian produksi pembelian karet kering Plasma/Pihak
III realisasi tahun 2016 sebesar 33.782 ton atau 62,97% dari RKAP sebesar 53.644 ton. Jika dibandingkan
dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 39,73%.
Pencapaian total produksi karet kering realisasi tahun 2016 sebesar 174.507 ton atau 90,12% dari RKAP
sebesar 193.631 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini
masih berada dibawah 5,36%.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
111
Pencapaian produktivitas karet kering realisasi tahun 2016 sebesar 1.262,32 Kg/Ha atau 99,71% dari
RKAP sebesar 1.265,97 Kg/Ha. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu,
capaian ini berada di atas 4,49%.
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian produksi karet kering kebun sendiri antara lain:
1.Pengaruh el-Nino yang mengakibatkan water defisit.
2. Tanaman Menghasilkan (TM) dominan tanaman tua dan tua renta.
3. Lowong sadap yang diakibatkan tingginya hari hujan, kekurangan tenaga sadap dan mangkir yang
tidak teratasi dengan pelaksanaan sadap hari Minggu/libur.
4. Ketidakmampuan bersaing dengan pabrik pengolahan karet swasta dalam hal Pembelian bahan
baku karet pihak ketiga.
5. Rendahnya harga pembelian bahan baku karet dari petani, sehingga petani menahan panen.
Penjualan Karet
Realisasi penjualan karet tahun 2016 senilai Rp3.217.900 juta belum mampu mencapai nilai yang
dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 (senilai Rp3.423.349 juta) dan realisasi nilai penjualan periode
yang sama tahun lalu yaitu senilai Rp3.620.697 juta. Tidak tercapainya nilai penjualan dibandingkan
periode yang sama tahun lalu disebabkan realisasi harga jual dan volume masih di bawah harga dan
volume yang teralisasi periode yang sama tahun lalu.
Keterangan
2015
2016
RKAP 2016
1
2
3
4
Nilai (Rp Juta)
Jujur • Tulus • Ikhlas
Perbandingan (%)
5(3:2)
6(3:4)
3.620.697
3.217.900
3.423.349
88,88
94,00
Volume (Ton)
191.358
174.895
194.747
91,40
89,81
Harga (Rp/Kg)
18.921
18.399
17.578
97,24
104,67
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
112
Segmen Tebu
Luas Area Tebu
Luas areal Tanaman Tebu pada tahun 2016 adalah 199.087,55 Ha, menurun seluas 91,79% dari tahun
sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut;
Tabel Area Tanaman Tebu
Keterangan
(Ha)
2015
2016
Pencapaian
Tebu Sendiri
48.133,88
49.427,21
90,98
Tebu Rakyat
168.781,93
149.704,79
96,33
Bibitan
Jumlah Area
5.437,06
5.397,12
99,27
216.895,24
199.087,55
94,95
Kapasitas Produksi dan Produktivitas Tebu
Kapasitas produksi tebu digiling adalah sebanyak 15.253.409 Ton atau 99,13% dari RKAP tahun 2016
sebanyak 15.387.884 ton dan mengalami peningkatan 6,83% dari realisasi tahun 2015 sebanyak
15.387.884 ton.
Total Realisasi rendemen tahun 2016 adalah 6,18%, atau 7,85% lebih rendah dibanding dengan RKAP
tahun 2016 yang dianggarkan sebesar 6,71% dan lebih rendah 21,85% dibandingkan dengan realisasi
tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya musim kemarau basah (la-Nina) sehingga kemasakan
tebu tidak sesuai dengan harapan dan tebang angkut mengalami banyak hambatan dan berdampak
pada penurunan kualitas BBT. Hal itu juga berakibat pada pasokan tebu yang tidak sesuai kapasitas
giling, efektivitas rendemen, rendahnya produksi gula dan downtime mesin yang tinggi serta terjadi
idle kapasitas giling.
Total Produksi gula tahun 2016 sebesar 942.678 ton atau 91,07% dari RKAP Tahun 2016 sebanyak
1.035.101 ton dan mengalami penurunan 16,80% dari realisasi realisasi tahun 2015 sebanyak 1.132.985
ton. Hal ini disebabkan dari jumlah tebu yang digiling dan rendemen berada jauh dibawah RKAP 2016.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
113
Total produksi tetes tahun 2016 sebesar 794.244 ton atau 111,17% dari RKAP Tahun 2016 sebanyak
714.461 ton dan mengalami penurunan 1,08% dari realisasi tahun 2015 sebanyak 785.753 ton.
Tercapainya produksi tetes disebabkan karena rendemen tetes 12% diatas RKAP 2016.
Kapasitas giling mengindikasikan rata–rata jumlah tebu digiling tiap harinya, kinerja kapasitas giling
inklusif sebesar 98.680 TCD atau tercapai 77,54% dari RKAP 2016, sedangkan pada periode yang sama,
realisasi kapasitas giling tahun 2015 sebesar 110.631 TCD, lebih rendah dengan adanya 3 PG yang
tidak giling pada periode yang sama dan tidak terpenuhinya pasokan bahan baku tebu serta kerusakan
peralatan dalam pabrik.
Produktivitas tebu per hektar secara total sebesar 76.33 ton/Ha atau 104,01% dari RKAP tahun 2016 dan
mengalami peningkatan 15,96% dari realisasi tahun 2015 sebesar 65.82 ton/Ha dengan adanya curah
hujan merata sepanjang tahun.
Penjualan Gula
Realisasi nilai penjualan gula tahun 2016 masih di bawah RKAP dan periode yang sama tahun lalu. Hal
ini disebabkan realisasi volume penjualan hanya terealisasi 435.709 ton atau 72,95% dari RKAP dan
82,16% dari volume periode yang sama tahun lalu meskipun dari sisi harga jual, realisasi harga jual gula
(Rp10.114,-/Kg) mengalami kenaikan dibandingkan harga yang dianggarkan dalam RKAP (Rp10.028,-/
Kg) dan dari realisasi periode yang sama tahun lalu (Rp8.466,-/Kg).
Keterangan
2015
2016
RKAP 2016
1
2
3
4
Nilai (Rp Juta)
Volume (Ton)
Perbandingan (%)
5 (3:2)
5.360.109
4.403.784
6.036.963
633.169
435.709
599.017
68,81
72,74
8.466
10.114
10.028
119,63
100,86
Harga (Rp/Kg)
82,16
6 (3:4)
72,95
Penjualan Tetes
Sementara nilai penjualan tetes mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan RKAP dan mengalami
penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Nilai penjualan tetes realisasi tahun
2016 dibukukan senilai Rp953.185 juta atau mencapai 116,32% dibandingkan dengan nilai yang
dianggarkan yaitu Rp819.454 juta dan 89,84% dibandingkan dengan nilai yang terealisasi tahun lalu
yaitu Rp1.097.691 juta. Kenaikan dibandingkan RKAP disebabkan volume penjualan yang terealisasi
sebesar 604.276 ton atau 113,51% dari volume yang dianggarkan sebanyak 532.359 ton atau 87,25%
dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 692.551 ton. Kenaikan harga jual dari semula Rp1.539,-/
Kg (RKAP) dan Rp1.585,-/Kg (tahun sebelumnya) menjadi Rp1.577,-/Kg mampu meningkatkan nilai
penjualan secara signifikan.
Keterangan
1
Nilai (Rp Juta)
Volume (Ton)
Harga (Rp/Kg)
Jujur • Tulus • Ikhlas
2015
2016
RKAP 2016
2
3
4
Perbandingan (%)
5(3:2)
6(3:4)
1.097.691
953.185
819.454
86,84
116,32
692.551
604.276
532.359
87,25
113,51
1.585
1.650
1.539
99,52
102,48
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
114
Peningkatan penjualan tetes dipengaruhi oleh;
1. Produksi gula dunia dan Indonesia tahun 2016 diperkirakan menurun dibanding tahun 2015.
2. Tren harga eceran lokal sejak bulan Agustus 2015 hingga Juli 2016 cenderung naik karena ketatnya
pasokan dan terkendalinya peredaran gula rafinasi sehingga tidak merembes ke pasar konsumsi
rumah tangga.
3. Sentimen positif atas kebijakan pengetatan impor dan pengendalian distribusi gula rafinasi, serta
kerjasama pemerintah dengan KPK dalam memperbaiki Tata Niaga Gula. Pemerintah melanjutkan
kebijakan pengedalian distribusi gula rafinasi sehingga tidak merembes ke pasar konsumsi.
4. HPP GKP 2016 naik menjadi Rp9.100 per kg dibanding HPP GKP 2015 sebesar Rp 8.900,- per kg
(Permendag No. 42/M-DAG/PER/5/2016 tgl. 31 Mei 2016 Penetapan Harga Gula Kristal Putih Tahun
2016).
5. Permintaan meningkat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2016 (Juli 2016).
6. Berdasarkan hasil survey Ditjen Perkebunan atas Biaya Pokok Produksi Gula Petani (BPP Gula) Tahun
2016, maka BPP Gula tertinggi dikisaran Rp10.276,- per kg (PG Sudhono – PTPN X) dan Rp10.549,per kg (PG Sindang Laut – PT. RNI).
Segmen Tanaman Lainnya
Luas Area Tanaman Lainnya
Luas areal Teh seluas 31.157,46 Ha di PTPN IV, VI, VII, VIII, IX, dan XII dimana areal terluas berada di
PTPN VIII seluas 20.618,07 Ha. Total areal tanaman kopi seluas 13.377,36 Ha berada di PTPN VI, VIII, IX,
dan XII dengan areal terluas berada di PTPN XII seluas 11.125,68 Ha, sedangkan komoditi kakao hanya
dimiliki oleh PTPN XII seluas 6.390,49 Ha.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
115
Tabel Area Tanaman Lainnya
(Ha)
Keterangan
2015
Teh
2016
Pencapaian
31.606,00
31.157,46
98,58
Kopi Robusta
5.609,24
6.439,82
114,81
Kopi Arabika
6.861,56
6.937,54
101,11
Tembakau
1.673,19
1.438,83
85,99
Kakao Edel
1.965,96
1.961,90
99,79
Kakao Bulk
4.726,65
4.428,59
93,69
Kapasitas Produksi dan Produktivitas Teh
Keterangan
2015
2016
RKAP 2016
1
2
3
4
Areal TM (ha)
Perbandingan (%)
5(3:2)
6(3:4)
27.524,16
29.472,66
29.472,66
100
107
186.588
218.039
247.552
88
117
- Pembelian Pihak ke-3
7.515
6.394
7.897
81
85
- ATP/Lancuran
3.411
4.462
5.139
87
131
197.514
228.894
260.588
88
116
42.610
48.968
54.674
90
115
1.601
1.373
1.708
80
86
790
983
1.146
86
124
45.001
51.324
57.528
89
114
1.548
1.661
1.855
90
107
- Kebun Sendiri
22,84
22,46
22,09
102
98
- Pembelian Pihak ke-3
21,30
21,48
21,63
99
101
- ATP/Lancuran
23,16
22,04
22,29
99
95
22,78
22,42
22,08
102
98
Produksi Basah (ton)
- Kebun Sendiri
- Jumlah Produksi Basah
Produksi Kering (ton)
- Kebun Sendiri
- Pembelian Pihak ke-3
- ATP/Lancuran
- Jumlah Produksi Kering
Produktivitas (kg/ha)
Rendemen (%)
- Rata-rata Rendemen
1. Luas lahan teh yang menghasilkan adalah seluas 29.472,66 ha (100% terhadap RKAP 2016 dan 107%
terhadap pencapaian 2015).
2. Produksi teh realisasi Tahun 2016 sebesar 51.324 ton (89% terhadap RKAP 2016, 114% thd Real 2015)
3. Produktivitas teh mencapai 1.661 kg/ha (90% thd RKAP 2016 dan 107% thd Real 2015 yaitu 1.548
kg/ha), tertinggi dicapai oleh PTPN VII sebesar 2.618 kg/ha (90% thd RKAP 2016 dan 104% thd Real
2015 yaitu 2.530 kg/ha) sedangkan terendah dicapai oleh PTPN VIII sebesar 1.487 kg/ha (90% thd
RKAP 2016 dan 118% thd Real 2015 yaitu 1.261 kg/ha).
4. Pencapaian rendemen sebesar 22.42% (102% thd RKAP 2016 dan 98% thd Real 2015), tertinggi
dicapai PTPN VIII sebesar 23.22% (103% thd RKAP dan 98% thd Real 2015) sedangkan terendah
dicapai oleh PTPN IX sebesar 20.33% (100% thd RKAP dan 99% thd Real 2015).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
116
Penjualan Teh
Realisasi nilai penjualan teh tahun 2016 senilai Rp821.229 juta masih di bawah nilai yang dianggarkan
dalam RKAP yaitu Rp1.083.382 juta dan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yaitu
senilai Rp910.591 juta. Hal ini disebabkan karena meskipun dari harga jual mengalami peningkatan
dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun realisasi volume penjualan teh tahun 2016 sebesar
44.542 ton atau hanya mencapai 85,14% dari volume yang dianggarkan dalam RKAP yaitu sebesar
52.212 ton dan hanya mencapai 90,84% jika dibandingkan dengan volume penjualan tahun lalu yang
mencapai 48.933 ton. Dari sisi harga jual, realisasi harga jual realisasi tahun 2016 senilai Rp18.474,-/kg
juga masih di bawah harga jual yang dianggarkan yaitu Rp20.750,-/Kg. Namun realisasi harga jual teh
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi harga jual periode yang sama tahun lalu yaitu
Rp18.609,-/Kg.
Keterangan
2015
2016
1
2
3
RKAP 2016
4
Perbandingan (%)
5(3:2)
6(3:4)
Nilai (Rp Juta)
910.591
821.229
1.083.382
90,19
75,80
Volume (Ton)
48.933
44.452
52.212
90,84
85,14
Harga (Rp/Kg)
18.609
18.474
20.750
99,28
89,03
Areal keseluruhan Holding didominasi oleh areal konsesi kelapa
sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal tanaman konsesi karet
seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha serta areal tebu sendiri
seluas 49.427 ha.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
117
KINERJA
KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan
Rp miliar
Tahun
2016
Uraian
Aset Lancar
15.385,53
Aset Tidak Lancar
Tahun 2015
(disajikan kembali)
14.578,68
Jumlah
Pertumbuhan
%
Pertumbuhan
806,85
5,53%
96.577,33
94.445,76
2.131,54
2,26%
111.962,87
109.024,44
2.938,43
2,70%
Liabilitas Jangka Pendek
21.570,60
21.090,04
480,56
2,28%
Total Liabilitas Jangka Panjang
39.270,75
34.759,00
4.511,75
12,98%
TOTAL LIABILITAS
60.841,35
55.849,04
4.992,31
8,94%
34.059,88
13.511,68
20.548,20
152,08%
(13.850,61)
6.639,77
(7.210,84)
-108,60%
34.906,13
35.096,93
(190,80)
-0,54%
TOTAL ASET
EKUITAS
Ekuitas yang dapat didistribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal Saham - nilai nominal Rp1.000.000
per saham. Modal dasar - 54.000.000
saham. Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 34.059.877 saham (2015 :
13.511.677 saham)
Komponen ekuitas lainnya
Surplus revaluasi aktiva tetap
Saldo Laba :
- Ditentukan penggunaannya
1.603,34
1.603,34
-
0,00%
- Belum ditentukan penggunaannya
(10.106,35)
(8.486,60)
(18.592,95)
-219,08%
Total ekuitas yang dapat didistribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
46.612,38
48.365,12
(1.752,49)
-3,62%
4.509,14
4.810,28
(301,14)
-6,26%
51.121,52
53.175,40
(2.053,88)
-3,86%
111.962,87
109.024,44
2.938,84
2,70%
Kepentingan non Pengendali
Total Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Aset
Total Aset Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun 2016 mencapai Rp111.962,9 miliar,
meningkat 2,7% dari tahun 2015 yang dibukukan sebesar Rp109.024,4 miliar. Peningkatan total aset
disebabkan oleh bertambahnya aset lancar.
Aset lancar
Aset lancar meningkat 5,5% menjadi Rp15.385,5 miliar per tanggal 31 Desember 2016 dari Rp14.578,7
miliar pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
118
Kas dan Setara Kas
Selama tahun 2016, kas dan setara kas Perusahaan sebesar Rp3.815,2 miliar, turun sebesar Rp80,8
miliar atau 2,1% dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp3.896 miliar. Penurunan kas dan setara kas
yang terbesar berasal dari komponen kas yang berada di bank entitas berelasi dengan Pemerintah
sebesar Rp886,67 miliar atau 32,25%, yaitu dari sebesar Rp2,75 triliun pada tanggal 31 Desember
2015 menjadi sebesar Rp1,86 triliun pada tanggal 31 Desember 2016.
Piutang Usaha - Neto
Piutang usaha – neto Perseroan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihakpihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang usaha - neto terealisasi sebesar Rp556,9 miliar, turun
9,3% atau sebesar Rp56,9 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp613,8 miliar. Peningkatan
tersebut terjadi karena adanya peningkatan pada jumlah piutang yang berumur lebih dari 3 tahun.
Piutang Lain-lain - Neto
Piutang lain-lain - neto Perusahaan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan
pihak-pihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang lain-lain - neto adalah sebesar Rp910,5 miliar, naik
22% atau sebesar Rp164,3 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp746,2 miliar.
Pajak Dibayar Dimuka
Selama tahun 2016, pajak dibayar dimuka adalah sebesar Rp872,4 miliar, turun 1,7% atau sebesar
Rp15 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp887,4 miliar.
Persediaan
Selama tahun 2016, aset persediaan adalah sebesar Rp5.535,1 miliar, naik 27,4% atau sebesar
Rp1.191,1 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp4.344,0 miliar. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya prduktivitas tanaman.
Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar meningkat 2,3% menjadi Rp96.577,3 miliar per tanggal 31 Desember 2016 dari
Rp94.445,8 miliar pada tahun 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan tanaman yang
menghasilkan dan meningkatnya aset tetap.
Piutang Lain-lain Jangka Panjang – Neto
Piutang jangka panjang - neto Perusahaan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga
dan pihak-pihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang jangka panjang - neto adalah sebesar Rp596,2
miliar, turun 3,3% atau sebesar Rp20,2 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp616,4 miliar.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya Piutang Petani Tebu Rakyat (PTR).
Investasi Saham
Nilai investasi saham neto pada tanggal 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp251,22 miliar,
mengalami peningkatan sebesar Rp75,98 miliar atau 41,72% dibandingkan dengan pada tanggal
31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp177,26 miliar.
Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan Perusahaan diakui berdasarkan tanaman menghasilkan – neto, tanaman
belum menghasilkan – neto, tanaman semusim, dan tanaman kayu. Selama tahun 2016, tanaman
perkebunan terealisasi sebesar Rp34.264,3 miliar, naik 3,5% atau sebesar Rp1.163,9 miliar dibanding
dengan tahun 2015 sebesar Rp33.100,3 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya
tanaman yang menghasilkan sebesar Rp22.012,8 miliar.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
119
Aset Tetap – Neto
Selama tahun 2016, aset tetap - neto adalah sebesar Rp56.743,6 miliar, naik 1,7% atau sebesar
Rp977,3 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp55.766,3 miliar. Peningkatan jumlah aset
tetap (sebelum dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai) terbesar berasal
dari komponen mesin dan peralatan.
Aset Tidak Lancar Lainnya – Neto
Selama tahun 2016, aset tidak lancar lainnya terealisasi sebesar Rp1.241,4 miliar, turun 6,5% atau
sebesar Rp86,8 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp1.328,2 miliar. Penurunan ini
terutama disebabkan oleh akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset tidak produktif dan
beban tangguhan.
Liabilitas
Total liabilitas pada tahun 2016 adalah sebesar Rp60.841,3 miliar atau naik 8,9% dari total Liabilitas tahun
2015 sebesar Rp55.849,0 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka panjang.
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek meningkat 2,3% menjadi Rp21.570,6 miliar per 31 Desember 2016 dari
Rp21.090,0 miliar pada 31 Desember 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh utang usaha dan liabilitas
imbalan kerja karyawan yang jatuh tempo.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Utang Usaha
Utang usaha terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi.
Saldo utang usaha per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp5.912,7 miliar, meningkat Rp1.145,3
miliar atau 24% dibanding dengan per 31 Desember 2015 sebesar Rp4.767,4 miliar. Peningkatan ini
didorong oleh peningkatan utang usaha kepada pihak berelasi.
Utang Lain-lain
Utang lain-lain terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi.
Saldo utang lain-lain per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp2.051,2 miliar, naik Rp184,1 miliar
atau 9,9% dibanding dengan pada tahun 2015 sebesar Rp1.867,1 miliar. Peningkatan ini disebabkan
oleh utang pihak ketiga.
Uang Muka Pelanggan
Saldo uang muka pelanggan per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp1.215,0 miliar, menurun
Rp189,8 miliar atau 14,8% dibanding tahun 2015 sebesar Rp1.404,7 miliar.
Utang Pajak
Saldo utang pajak per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp723,3 miliar, menurun Rp143,9 miliar
atau 16,5% dibanding tahun 2015 sebesar Rp867,1 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan
oleh penurunan utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Biaya yang masih harus dibayar
Pada tanggal 31 Desember 2016 tercatat total biaya yang masih harus dibayar adalah sebesar
Rp2.013,8 miliar, meningkat sebesar Rp257,12 miliar atau 14,64% dibandingkan pada tanggal 31
Desember 2015 yaitu sebesar Rp1.756,7 miliar.
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
120
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar 13,0% menjadi Rp39.270,7 miliar per tanggal 31 Desember
2016 dari Rp34.759,0 miliar pada 31 Desember 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan utang lain-lain jangka panjang pada pihak berelasi dan liabilitas pajak tangguhan.
Utang Lain-lain Jangka Panjang
Utang lain-lain jangka panjang Perseroan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak
ketiga dan pihak-pihak berelasi. Saldo utang lain-lain jangka panjang per 31 Desember 2016
tercatat sebesar Rp281,2 miliar, naik Rp84,9 miliar atau 43,2% dibanding pada tahun 2015 sebesar
Rp196,3 miliar.
Pendapatan Diterima Di Muka
Saldo pendapatan diterima dimuka – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp251,9 miliar, naik Rp37,7 juta atau 17,6% dibanding
pada tahun 2015 sebesar Rp214,2 miliar.
Utang Jangka Panjang
Saldo utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp26.904,5 miliar, meningkat Rp4.166,3 miliar atau
18,3% dibanding tahun 2015 sebesar Rp22.738,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan
wesel bayar (MTN) dan utang jangka panjang lain-lain.
Ekuitas
Total ekuitas menurun sebesar 3,9% menjadi Rp51.121,5 miliar per 31 Desember 2016 dari Rp53.175,4
miliar pada tahun 2015. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan ekuitas lainnya.
Laporan Laba Rugi
Rp miliar
Uraian
Penjualan
Tahun
2016
Tahun 2015
(disajikan
kembali)
Jumlah
%
Pertumbuhan Pertumbuhan
33.897,16
36.212,11
(2.314,95)
-6,39%
(25.373,31)
(27.743,72)
2.370,41
-8,54%
Laba (Rugi) Kotor
8.523,85
8.468,39
55,45
0,65%
Laba (Rugi) Usaha
1.172,93
902,27
270,66
29,99%
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
Penghasilan
(733,64)
(772,46)
38,82
-5,03%
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
(1.386,59)
(1.082,91)
(303,68)
28,04%
(1.204,78)
955,09
(249,69)
-26,14%
(181,79)
(127,90)
(53,89)
41,35%
(1.785,76)
34.008,87
(32.269,41)
-94,89%
(287,63)
3.579,48
3.297,20
-92,11%
Beban Pokok Penjualan
Laba (Rugi) yang dapat didistribusikan
ke :
- Pemilik Entitas Induk
- Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif
yang dapat didistribusikan kepada :
- Pemilik Entitas Induk
- Kepentingan Non Pengendali
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
121
Penjualan Bersih
Pendapatan Perusahaan pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 6,4% menjadi Rp33.897,2
miliar dari Rp36.212,1 miliar pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan berkurangnya volume
kapasitas produksi akibat dari bencana la-Nina yang menghambat produktivitas beberapa komoditas
Perusahaan.
Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan mengalami penurunan sebesar 8,5% menjadi Rp25.373,3 miliar pada tahun
2016 dari Rp27.743,7 miliar pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kinerja
Perusahaan yang sedang melakukan efisiensi biaya bahan baku.
Laba Kotor
Sebagai akibat dari hal tersebut di atas, laba kotor meningkat menjadi Rp8.523,8 miliar pada 2016
dari Rp8.468,4 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya beban pokok
penjualan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
122
Laba Usaha
Sementara laba usaha juga mengalami kenaikan 30,0% dari Rp970,64 miliar pada tahun 2015 menjadi
Rp1.189,46 miliar pada tahun 2016. Peningkatan laba usaha disebabkan oleh penurunan beban umum
dan administrasi.
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Laba (rugi) tahun berjalan merupakan laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi
beban pajak penghasilan. Dengan perhitungan tersebut, Perusahaan membukukan rugi tahun berjalan
tahun 2016 sebesar Rp1.386,6 miliar, lebih tinggi Rp303,7 miliar atau 28% dibandingkan tahun 2015
sebesar Rp1.082,9 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan penurunan yang signifikan pada kinerja
pendapatan komprehensif lainnya pada tahun 2016, seperti keuntungan dari hasil revaluasi aset sebesar
Rp83,6 juta, pajak tangguhan atas kerugian aktuaria sebesar Rp510,8 miliar, dan penyesuaian liabilitas
bersih sebesar Rp1,2 miliar.
Laporan Arus Kas
Rp miliar
Uraian
Tahun
2016
Tahun 2015
(disajikan
kembali)
Jumlah
%
Pertumbuhan Pertumbuhan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
2.974,64
3.733,80
22,09
-20,33%
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
(4.979,51)
(8.551,35)
(250,42)
-41,77%
1.926,58
3.752,38
527,39
-48,66%
(78,28)
(1.065,17)
299,06
-92,65%
(2,54)
(12,40)
9,86
-21,67%
Saldo Kas dan Setara Kas pada Awal
Periode
3.896,02
4.973,60
(1,077,58)
-21,67%
Saldo Kas dan Setara Kas pada Akhir
Periode
3.815,19
3.896,03
(80,83)
-21,67%
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan
Setara Kas
Dampak Neto Selisih Kurs atas Kas
dan Setara Kas
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
123
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas
kepada pemasok, pembayaran kas untuk aktivitas operasi lain-lain, pembayaran kas kepada karyawan,
penerimaan dan pembayaran bunga, pembayaran pajak penghasilan dan penerimaan dari restitusi
pajak.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2016 mengalami penurunan 20,4% dari
Rp3.733,8 miliar pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp2.970,0 miliar, penurunan arus kas dari aktivitas
operasi terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp34.233,6 miliar yang sebagian
diimbangi dengan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp28.635,7 miliar,
pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya sebesar Rp5.597,8 miliar, pembayaran bunga sebesar
Rp2.080,9 miliar dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp92,6 miliar.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitasi investasi sampai dengan 31 Desember 2016 dibukukan sebesar Rp4.974,5
miliar, turun sebesar Rp3.576,8 miliar atau 41,8% dibanding dengan 31 Desember 2015 sebesar
Rp8.551,3 miliar. Penurunan tersebut diakibatkan oleh berkurangnya penerimaan dari penjualan aset
tetap dan penambahan investasi pada entitas asosasi serta adanya Penempatan kas yang dibatasi
penggunaannya.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitasi pendanaan sampai dengan 31 Desember 2016 dibukukan sebesar Rp1.926,6
miliar, turun Rp1.825,7 miliar atau 48,7% dibanding dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp3.752,3 miliar.
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya penerimaan setoran modal dan pinjaman dari pihak
berelasi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
124
KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG DAN
TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG
Kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dapat dilihat dari rasio kinerja keuangan
Perusahaan. Nilai Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2015 disebabkan peningkatan hutang modal kerja (supplier dan hutang bank jatuh tempo) dan
pencairan kredit investasi. Tahun 2016 perusahaan masih membukukan Margin Laba Kotor sebesar
25,15% mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,53% dan berada diatas
RKAP sebesar 15,05%. Akan tetapi Margin Laba Bersih yang dibukukan masih diposisi minus dikarenakan
realisasi penjualan yang masih dibawah RKAP yang hanya mencapai 84,77%.
Sementara tingkat solvabilitas Perusahaan dapat diukur dengan rasio kewajiban terhadap ekuitas (DER)
dan rasio kewajiban terhadap aset (DAR). Rasio kewajiban terhadap ekuitas Perusahaan pada tahun
2016 adalah sebesar 119,01%, mengalami peningkatan dibandingkan rasio kewajiban terhadap ekuitas
tahun 2015 sebesar 105,03%. Adapun rasio kewajiban terhadap aset (DAR) pada tahun 2016 adalah
sebesar 54,34%, mengalami peningkatan dibandingkan rasio kewajiban terhadap aset pada tahun
2015, yaitu sebesar 51,23%. Penurunan kedua rasio ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah
aset dan ekuitas tahun 2016.
Rasio Kinerja Keuangan
Realisasi
Realisasi
RKAP
2015
2016
2016
Tahun 2015
RKAP
2
3
4
5 (3:2)
6 (3:4)
Gross Profit Margin
23,39
25,15
21,85
107,53
115,06
Net Profit Margin
(2,99)
(4,09)
(6,02)
(136,79)
67,96
Return On Asset
1,01
1,37
0,20
135,89
674,99
Return On Equity
(1,55)
(0,88)
(4,23)
(56,50)
20,68
69,13
71,33
62,21
103,18
114,66
Debt to Equity Ratio
105,03
119,01
132,55
105,69
94,89
Debt to Assets Ratio
51,23
54,34
68,34
50,50
54,34
RASIO(%)
1
Capaian Terhadap
PROFITABILITAS
Operating Profit Margin
RENTABILITAS
LIKUIDITAS
Current Ratio
SOLVABILITAS
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
125
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Perputaran piutang Perusahaan selama tahun 2016 adalah selama 6 hari, sama dengan tahun 2015
yakni selama 6 hari.
Tingkat Kolektibilitas Piutang
2014
2015
2016
Penjualan (Rp miliar)
39.497,9
36.212,1
33.897,2
Piutang usaha (Rp miliar)
778,553
613,8
556,9
Perputaran Piutang (hari)
51
60
7
6
Collection Period (hari)
STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman/hutang
yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Gambaran struktur modal pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut:
Rp miliar
Uraian
Tahun 2016
Tahun 2015
(disajikan kembali)
Liabilitas Jangka Pendek
21.570,60
21.090,04
Liabilitas Jangka Panjang
39.270,74
34.759,00
Total Liabilitas
60.841,35
55.849,04
Ekuitas
51.121,52
53.175,40
111.963,11
109.024,43
42,19%
39,66%
Total Piutang Lain-lain
Rasio :
Rasio Liabilitas Jangka Pendek terhadap Ekuitas
Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Rasio Total Liabilitas terhadap Ekuitas
Jujur • Tulus • Ikhlas
76,82%
65,37%
119.01%
105.03%
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
126
KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan terpeliharanya rasio modal
yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Kebijakan
pengelolaan modal Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Perusahaan mengelola struktur
permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara
atau menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah besaran dividen
kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.
IKATAN MATERIAL UNTUK
INVESTASI BARANG MODAL
Di tahun 2016 Perseroan tidak melakukan ikatan yang material atas investasi barang modal.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
127
PERBANDINGAN TARGET,
REALISASI PROYEKSI 2017
Laba (Rugi)
Rp miliar
Uraian
Penjualan
Tahun 2016
RKAP 2016
Pencapaian (%)
33.897,16
39.988,34
84.77%
(25.373,31)
(31.248,92)
81.20%
Laba (Rugi) Kotor
8.523,85
8.739,43
97.53%
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
(733.,64)
(2.052,44)
35.74%
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
(1.386,59)
(2.406,89)
57.61%
Laba (Rugi) Komprehensif
(2.049,83)
(2.506,12)
81.79%
Beban Pokok Penjualan
Posisi Keuangan
Uraian
Rp miliar
Tahun 2016
RKAP 2016
Pencapaian (%)
Aset Lancar
15.385,53
15.665,98
98.21%
Aset Tetap
91.007,83
92.800,35
98.07%
5.569,22
10.952,03
50.85%
111.962,86
119.418,37
93.76%
Liabilitas Jangka Pendek
21.570,60
25.183,76
85.65%
Liabilitas Jangka Panjang
39.270,74
43.077,35
91.16%
Total Liabilitas
60.841,34
68.261,11
89.13%
Ekuitas
51.121,77
51.157,26
99.93%
Aset Tidak Lancar
Total Aset
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL
SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak terhadap keuangan dan hasil usaha Perusahaan
yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
128
PROSPEK
USAHA
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada tahun 2016 berhasil memutus tren
perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi sejak 2011. Hal ini menimbulkan optimisme
bahwa siklus perlambatan ekonomi Indonesia telah berakhir dan siklus percepatan ekonomi tengah
dimulai.
Indonesia juga menuai pujian dari International Monetary Fund (IMF), yang menilai bahwa perekonomian
Indonesia tetap stabil dan kuat di tengah gejolak keuangan dan perlambatan ekonomi global.
Kebijakan makro yang terukur dan reformasi struktural yang berkelanjutan menjadi faktor penting yang
mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Diharapkan pada tahun 2017 diharapkan target-target penting ekonomi Indonesia sesuai dengan
APBN dapat dicapai dengan baik, di antaranya adalah target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%,
target inflasi tidak lebih dari 4% dan nilai tukar rupiah per dolar Amerika sebesar Rp13.300,-.
Namun demikian pada tahun 2017 perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan yang tidak
lebih ringan. Dari aspek internal, Indonesia masih harus menghadapi tingkat kemiskinan yang masih
tinggi, pada bulan September 2016 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan Indonesia) di Indonesia sebesar 27,76 juta orang (10,70
persen). Sekalipun memang terjadi penurunan sebesar 0,25 juta orang dibandingkan dengan kondisi
bulan Maret 2016, jumlahnya masih cukup tinggi.
Tantangan dari aspek internal Indonesia berikutnya adalah kerentanan penduduk Indonesia yang
hidup di atas garis kemiskinan terhadap goncangan ekonomi, kesenjangan ditandai dengan tingkat
rasio gini di angka 0,39 yang dapat dikatakan masih cukup tinggi, dan tingkat pengangguran terbuka
yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,5 persen, serta kondisi fiskal yang masih dihadapkan pada persoalan
belum optimalnya penerimaan negara dan belanja yang masih harus dipertajam.
Sementara itu tantangan dari eksternal yang harus dihadapi Indonesia antara lain masih terjadinya
perlambatan ekonomi global, masih berlanjutnya ketidak pastian perekonomian Eropa pasca Brexit,
perubahan politik di Amerika Serikat, dan harga komoditas.
Kelapa Sawit
El-Nino panjang yang terjadi di Indonesia pada tahun 2015 membawa
dampak menurunnya produksi minyak sawit Indonesia pada tahun
2016, sementara itu harga rata-rata sepanjang tahun 2016 tercatat
sebesar US$700 pe metric ton, meningkat 14% dibandingkan ratarata harga pada tahun 2015 yaitu sebesar US$ 614 per metric ton.
Prospek industri sawit di tahun 2017 diharapkan masih cukup cerah
karena digalakkannya mandatori BBN (Bahan Bakar Nabati) di dalam
negeri dan di Malaysia. Apabila mandatori BBN di Indonesia dan
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
129
Malaysia berjalan dengan konsisten maka penggunaan minyak sawit di kedua Negara akan tinggi,
sehingga supply ke pasar global akan berkurang dan tentunya akan meningkatkan harga jual di pasar
global.
Karet
Pada tahun 2017 diharapkan harga karet
akan mengalami peningkatan, terutama
karena kenaikan penjualan mobil di China
mencapai 6% pada tahun 2016 sehingga
mendorong
peningkatan
konsumsi
karet. Sementara pada waktu bersamaan
produksi karet berkurang karena banjir
dan hujan terjadi di Indonesia, Malaysia
dan Thailand, yang merupakan negara
produsen karet.
Selain itu, kenaikan harga karet juga disebabkan naiknya harga minyak dunia di atas US$50 per kg.
Meskipun tidak ada hubungan karet sitentis yang bahan bakunya minyak, dengan karet alam, tapi ini
mempengaruhi faktor psikologis pasar.
Tebu
Pemerintah menargetkan produksi gula
BUMN pada tahun 2017 mencapai 1,6 juta
ton, meningkat 33% dari realisasi 1,2 juta
ton pada 2016 sejalan dengan penataan
pabrik gula milik negara.
Menurut Deputi Bidang Usaha Agro dan
Farmasi Kementerian BUMN Peningkatan
produksi gula BUMN pada 2017 akan
dicapai melalui program penataan ulang
pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Pulau
Jawa periode 2016-2020.
Penataan ulang pabrik gula BUMN akan dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama peningkatan
kapasitas produksi, kedua optimalisasi kapasitas dan produktivitas, ketiga penutupan pabrik gula yang
kapasitas produksinya di bawah 2.000 ton tebu per hari (TCD).
Peningkatan produksi pabrik gula dilakukan pada sisi “on farm” (kebun tebu) dan off farm (pabrik gula)
yang dijalankan secara pararel untuk menciptakan efisiensi.
Dalam mengembangkan pabrik gula BUMN, setidaknya dibutuhkan investasi hingga sekitar Rp13,61
triliun dalam lima tahun ke depan yang digunakan untuk membangun pabrik baru, meningkatkan
kapasitas produksi mesin dan termasuk pengembangan lahan kebun. Selain itu, diperlukan juga
sinergi semua pihak, terutama dalam ketersediaan lahan tebu, pembangunan infrastruktur di daerah
dan sentra penghasil tebu, pengembangan hilirisasi, pengembangan bisnis ekonomi kreatif berbasis
agrowisata heritage.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
130
Teh
Dewan Teh Indonesia menargetkan produksi teh tanah air meningkat
50% pada 2017 mendatang. Saat ini kapasitas produksi perkebunan
teh di Indonesia rata-rata mencapai 1.500 kilogram per hektar.
Para pelaku industri teh perlu melakukan revitalisasi perkebunan di
dukung oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi
mereka. Dengan demikian, target peningkatan kapasitas produksi
dapat terwujud tahun depan, selain meningkatkan pemberian pupuk
dan pengolahan teh dengan teknologi tinggi.
ASPEK
PEMASARAN
Pemasaran dan Pangsa Pasar
Produk utama PTPN III adalah Minyak Sawit (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Mill (PKM)
dan Inti Sawit (Kernel) serta produk Karet Olahan seperti Ribbed Smoked Sheet (RSS), Crumb Rubber
(CR) dan Lateks yang dipasarkan melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) dan
ditujukan untuk memenuhi pasar lokal dan ekspor.
Harga jual produk CPO, PKO, PKM, Inti Sawit dan Karet ditentukan oleh mekanisme permintaan dan
penawaran yang terbentuk di pasar serta daya serap pasar yang cenderung fluktuatif. Oleh sebab
itu PTPN III (Persero) harus mampu menghasilkan produk bermutu dengan biaya seefisien mungkin
sebagai prasyarat utama.
Strategi Pemasaran
PTPN III (Persero) melakukan strategi penjualan Kelapa Sawit dan Karet dengan sistem Tender dan
Bid Offer maupun Long Term Contract (LTC) yang mengacu pada formulasi harga sesuai Term of
Regulation (TOR) Tata Cara dan Ketentuan Penjualan Komoditi Perkebunan di PT Kharisma Pemasaran
Bersama Nusantara serta memperkuat analisa pasar dengan mencari informasi harga dari berbagai
sumber tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi pasar Kelapa Sawit dan Karet.
Strategi tersebut didukung dengan faktor-faktor utama keberhasilan antara lain :
• Ketepatan waktu dalam pengiriman barang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
• Mutu produk sesuai dengan SNI.
• Kondisi peralatan pabrik yang sesuai standar.
• Kesesuaian produk yang dipesan dan yang diterima pembeli sesuai dengan kontrak.
• Komunikasi yang efektif antara PTPN III (Persero) dengan pelanggan dalam menyelesaikan setiap
keluhan/komplain pelanggan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
131
Untuk memenangkan persaingan usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) harus mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Memberikan pelayanan dengan cara memberikan
produk yang berkualitas, harga yang kompetitif dan penyerahan produk tepat waktu merupakan upaya
yang dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dalam menghadapi persaingan usaha
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya mempertahankan pelanggan yang loyal
dan sekaligus memperluas pasar untuk mendapatkan pelanggan baru.
Guna mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan PT Perkebunan Nusantara III melakukan
komunikasi dengan pelanggan untuk berbagi informasi melalui:
• Komunikasi langsung
• Komunikasi melalui telepon
• Kunjungan Pelanggan ke Pabrik Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan Karet
Terhadap hasil komunikasi dengan pelanggan dilakukan evaluasi untuk perbaikan proses, mutu dan
pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan juga dapat menyampaikan keluhannya secara lisan atau pun
tertulis melalui surat dan email. Saat ini PTPN III memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk
menyampaikan keluhan dan sarannya melalui website www.ptpn3.go.id.
Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelompokkan menjadi :
1. Keluhan Ringan
Keluhan yang disebabkan proses administrasi dan pelayanan.
2. Keluhan Sedang
Keluhan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian mutu dan kuantitas produk.
3. Keluhan Berat
Keluhan yang menyebabkan timbulnya klaim dari pelanggan (penggantian barang atau denda).
PTPN III (Persero) menyadari peran penting informasi kepuasan dan ketidak puasan pelanggan serta
loyalitas pelanggan yang akan dapat menjadi acuan dalam merespon perubahan berbisnis dari
ekonomi industri ke era ekonomi digital sehingga perusahaan dapat merumuskan kembali visi, misi,
tata nilai (values) serta strategi perusahaan terimplementasi dalam kehidupan bisnis perusahaan. Oleh
karena itu kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama dalam kinerja perusahaan sebagai informasi
yang terkini dan valid, sebagai bahan dalam melakukan desain ulang strategi yang bermanfaat dalam
pengembangan produk. Karena pelanggan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan
maka PTPN III (Persero) secara periodik melakukan Survey Kepuasan Pelanggan yang bertujuan untuk
memperoleh informasi antara lain :
• Produk yang ditawarkan dapat diterima dan didukung oleh pelanggan pasar;
• Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam membangun dan mengelola hubungan dengan
pelanggan serta usaha dan upaya untuk menarik pelanggan baru;
• Mengetahui keinginan/permintaan dan keluhan pelanggan terhadap produk dan pelayanan produk
antara lain konsistensi mutu, harga, ketepatan waktu penyediaan barang/pengiriman barang serta
komunikasi;
• Mengetahui citra perusahaan di mata pelanggan;
• Memperbaiki kinerja perusahaan melalui pengidentifikasian Room to Improve;
Sebagai dasar dalam penyusunan dan monitoring rencana tindak lanjut ke depan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
132
KEBIJAKAN
DIVIDEN
Perusahaan membagikan dividen kas sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Dengan tidak
mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perusahaan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS
Perusahaan untuk menentukan keputusan lain sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perusahaan,
maka besaran dividen kas yang dibagikan adalah dikaitkan dengan keuntungan Perusahaan pada
tahun buku yang bersangkutan.
Keterangan
Dividen kas yang dibagikan
2014
2015
2016
346.352.718.720
-
-
25.633,58
-
-
46,22%
-
-
Tanggal pengumuman
28 Mei 2015
20 Juni 2016
Tanggal pembayaran
23 Juni 2015
-
Dividen per lembar saham
Payout rasio
-
INFORMASI KEPEMILIKAN SAHAM
KARYAWAN/MANAJEMEN
Pada tahun 2016, Perusahaan tidak memiliki program kepemilikan saham karyawan dan manajemen.
REALISASI PENGGUNAAN DANA
HASIL PENAWARAN UMUM
Pada tahun 2016 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) belum mencatatkan sahamnya
di Pasar Modal sehingga informasi realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tidak dapat
disajikan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
133
INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI,
DIVESTASI, PENGGABUNGAN/PELEBURAN USAHA,
AKUISISI ATAU RESTRUKTURISASI UTANG/MODAL
Investasi
Realisasi investasi tahun 2016 hanya mencapai 58,50% dan 107,31% dibandingkan dengan RKAP dan
periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini disebabkan internal generated fund oleh PTPN masih sangat
minim sehingga manajemen Perusahaan sangat selektif terhadap pelaksanaan kegiatan investasi.
Berikut tabel Investasi yang dilakukan:
2016
Capaian (%)
Keterangan
Realisasi
2015
Realisasi
RKAP
Realisasi
RKAP
1
2
3
4
5(3:2)
6(3:4)
Kelapa Sawit
1.677.088
1.418.597
2.046.326
84,59
69,32
Karet
1.287.197
926.375
1.100.369
71,97
84,19
Kopi
81.083
87.388
145.164
107,78
60,20
Teh
98.447
53.076
71.997
53,91
73,72
1. Investasi Tanaman
Aneka Tanaman
Total Investasi Tanaman
164.440
212.031
162.027
128,94
130,86
3.308.255
2.697.467
3.525.883
81,54
76,50
2. Total Investasi Non
Tanaman
Bangunan Rumah
144.455
91.485
302.522
63,33
30,24
Bangunan Perusahaan
153.403
380.804
630.974
248,42
60,35
1.396.448
2.512.416
2.936.614
179,91
85,55
201.710
149.708
391.055
74,22
38,28
Alat Pengangkutan
46.870
67.362
173.215
143,72
38,89
Inventaris Kecil
88.794
107.205
242.910
120,73
44,13
7.357
9.290
12.025
126,27
77,26
293.823
140.429
849.179
47,79
16,54
98.062
54.458
553.238
55,53
9,84
Mesin dan Instalasi
Jalan, Jembatan dan saluran air
Instalasi Pembibitan
Aktiva Dalam Konstruksi
HGU/Setifikasi
Sapi Pola Pembiakan
7.234
2.043
7.881
28,24
25,92
174.630
140.965
1.235.665
80,72
11,41
Total Investasi Non Tanaman
2.612.786
3.656.166
7.335.278
139,93
49,84
Total Investasi PTPN
5.921.041
6.353.633
10.861.161
107,31
58,50
Aktiva Lain-Lain
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
134
Restrukturisasi
Program restrukturisasi keuangan difokuskan kepada 2 (dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi
hutang bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh fund injection). Restrukturisasi dilakukan
secara bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN, yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN
VIII, PTPN IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable dengan total hutang bank unsustain
sebesar Rp15 triliun.
a. Restrukturisasi Hutang Bank Existing
Pola restrukturisasi hutang eksisting yang digunakan adalah dengan perpanjangan jangka waktu
angsuran, penyesuaian besaran angsuran dengan debt service availability masing-masing PTPN,
grace period dan divert sebagian beban bunga serta penurunan suku bunga. Selama periode
tahun 2016 total hutang perbankan beberapa PTPN yang telah direstrukturisasi adalah sebesar
Rp9,4 triliun, yakni sebagai berikut:
No
PTPN
FASILITAS
JUMLAH
(Rp Miliar)
MODEL
RESTRUKTURISASI
PTPN I
KMK BRI
KI Eximbank
100
550
Perubahan Angsuran Pokok;
Penurunan Bunga (11%-->9,5%)
Perubahan Jangka Waktu dan Angsuran Pokok;
Penurunan Bunga (11%-->10,75%)
2
PTPN II
KI & KMK BRI
KMK BRI Agro
TBYDMandiri
TBYDBRI Agro
926
48
20
3
Perpanjangan Jangka Waktu (2021-->2024)
Penurunan Bunga (10,5%-->9%)
Perpanjangan Jangka Waktu (2016-->2019)
Perpanjangan Jangka Waktu (2017-->2019)
Perpanjangan Jangka Waktu (2016-->2025)
3
PTPN VII
KI
5.142
Perpanjangan Jangka Waktu (2025-->2028)
Perubahan Angsuran Pokok
4
PTPN XIII
KI Mandiri
KMK BRI
2.122
490
Perpanjangan Jangka Waktu (2023-->2031)
Penurunan Bunga (9,75%-->8%)
Perpanjangan Jangka Waktu (2018-->2025)
Penurunan Bunga (9,75%-->8%)
5
PTPN XIV
Bank Mandiri
Bank Agro
1
TOTAL
19
18
Penjadwalan Kembali Fasilitas sd tahun 2023
Penjadwalan Kembali Fasilitas sd tahun 2026
9.438
b. Fresh Fund Injection
Penarikan pinjaman baru di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara dilakukan dengan beberapa
metode; bagi PTPN yang memang masih bankable dilakukan secara bilateral antara PTPN tersebut
dengan pihak bank/lembaga keuangan. Sedangkan untuk PTPN yang tidak bankable, Holding
membantu dengan cara: memberikan corporate letter/garansi, menjadi joint borrower, fronting
sebagai debitur dan kemudian meneruskan pinjaman tersebut kepada anak perusahaan dalam
bentuk subsidiary loan serta pemberian pinjaman langsung Holding kepada anak perusahaan.
Sampai dengan 31 Desember 2016 total pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan yang
melibatkan Holding adalah sebesar Rp3,8 triliun.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
135
Rincian fresh fund injection yang melibatkan Holding;
No
PTPN
PINJAMAN
LANGSUNG
DARI HOLDING
PINJAMAN
PERBANKAN &
SURAT HUTANG
TOTAL
1
PTPN I
168
-
168
2
PTPN II
180
640
820
3
PTPN V
-
1.000
1.000
4
PTPN VII
101
5
PTPN VIII
250
* 350
600
6
PTPN IX
-
500
500
7
PTPN XIII
182
350
532
8
PTPN XIV
74
-
74
955
2.840
3.795
TOTAL
101
Holding memberikan Corporate Guarantee untuk MTN PTPN XIII Rp350 Miliar.
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG
MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI
Kelompok Usaha, melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yaitu dengan beberapa bank
yang dikendalikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, beberapa asosiasi perusahaan
perkebunan, beberapa koperasi karyawan dan pusat koperasi karyawan berupa penempatan giro,
deposito dan fasilitas kredit modal kerja, penyewaan kendaraan dan peralatan kantor, pemberian
pinjaman modal kerja kepada perusahaan afiliasi dan lain-lain.
Saldo-saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Kas dan setara kas
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada entitas
berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 95,02% dan 97,04% dari total kas dan setara kas.
Kas yang dibatasi penggunaannya
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo kas yang dibatasi penggunaannya yang ditempatkan
pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 99,97% dan99,97% dari total kas
yang dibatasi penggunaannya.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
136
Piutang Usaha
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang usaha kepada entitas berelasi dengan Pemerintah
(setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing sebesar 19,32% dan 14%
dari total piutang usaha neto.
Piutang Lain-lain
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang lain-lain kepada entitas berelasi dengan Pemerintah
(setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing sebesar 34,78% dan5,91%
dari total piutang lain-lain jangka panjang neto.
Piutang Lain-lain Jangka Panjang
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang lain-lain jangka panjang kepada entitas berelasi
dengan Pemerintah (setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing
sebesar 0,45% dan 10,85% dari total piutang lain-lain neto.
Utang bank jangka pendek
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang bank jangka pendek yang ditempatkan pada
entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 84,85% dan 86,72% dari total utang bank
jangka pendek.
Utang Usaha
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang usaha yang ditempatkan pada entitas berelasi
dengan Pemerintah masing-masing sebesar 19,84% dan 10,43% dari total utang usaha.
Utang Lain-lain
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang lain-lain yang ditempatkan pada entitas berelasi
dengan Pemerintah masing-masing sebesar 24,33% dan 28,36% dari total utang lain-lain.
Utang Lain-lain Jangka Panjang
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang lain-lain jangka panjang yang ditempatkan
pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 30,26% dan 20,10% dari total utang
lain-lain jangka panjang.
Biaya masih harus dibayar - BPJS Ketenagakerjaan
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo biaya masih harus dibayar (iuran BPJS Ketenagakerjaan)
pada entitas berelasi dengan Pemerintah adalah sebesar 1,89% dan 0,59% dari total biaya masih harus
dibayar.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
137
Pendapatan diterima di muka jangka panjang
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo pendapatan diterima di muka jangka panjang pada
entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 61,03% dan 56,03% dari total pendapatan
diterima di muka jangka panjang.
Utang jangka panjang
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang jangka panjang pada entitas berelasi dengan
Pemerintah masing-masing sebesar 98,29% dan 97,64% dari total utang jangka panjang.
Rincian pihak berelasi, sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi
adalah sebagai berikut:
Pihak berelasi
Jujur • Tulus • Ikhlas
Hubungan
Sifat transaksi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito,
bunga atas deposito fasilitas kredit
modal kerja dan investasi
PT Bank Rakyat Indonesia,
(Persero) Tbk (BRI)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia fasilitas kredit
Penempatan giro dan deposito
bunga atas deposito, modal kerja
dan investasi
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (BNI)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito,
fasilitas kredit modalkerjadan
investasi
PT Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga (Persero) Tbk
Dikendalikan oleh PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
Penempatan giro dan deposito,
bunga atas deposito fasilitas kredit
modal kerja dan investasi
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi JawaTengah
Penempatan giro
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro, fasilitas kredit
modal kerja dan investasi
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Jawa Timur
Penempatan giro
Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro, fasilitas kredit
modal kerjadan investasi
PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat & Banten Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Jawa Barat
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan
Daerah Propinsi Sumatera &
Bangka Belitung Selatan
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Sumatera Selatan
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Syariah Mandiri
Dikendalikan oleh PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan Daerah
Riau Daerah
Dikendalikan oleh Pemerintah
Propinsi Riau
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah
Bengkulu
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Bengkulu
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah
Lampung
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Lampung
Penempatan giro
PT Bank Nagari
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Sumatera Barat
Penempatan giro
PT Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Barat
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Kalimantan Barat
Penempatan giro
Balai BesarWilayah Sungai
Bengawan Solo
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Propinsi Jawa Tengah
Pendapatan ganti rugi lahan
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
138
Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro dan deposito
PT Bank Pembangunan
Sumatera Utara
Dikendalikan oleh Pemerintah
Daerah Sumatera Utara
Penempatan giro dan deposito
Bank Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penempatan giro
PT Mardec Nusa Riau
Entitas Asosiasi
Penjualan komoditas perkebunan
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa kesehatan karyawan
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jamsostek karyawan
PT Sinkona Indonesia Lestari
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham dan penjualan
komoditas perkebunan
PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penyewaan tanah
PT Perkebunan Mitra Ogan
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham, jasa kesehatan
PT Asuransi Jasa Tania Tbk
Dikendalikan oleh Dana Pensiun
Perkebunan
Asuransi
Hamburg Indonesische Import
Gmbh (Indoham)
Entitas Asosiasi
Biaya talangan
PT Langkat Nusantara Kepong
Entitas Asosiasi
Biaya talangan
Koperasi Karyawan Nusa Tiga
Koperasi Karyawan Perusahaan
Pembelian bahan pembantu dan
sewa kendaraan
Pusat Penelitian Teh dan Kina
Entitas Asosiasi
Pembelian bibit
PT Tiga Mutiara Nusantara
Entitas Asosiasi
Biaya talangan dan jasa perobatan
Dana Pensiun Perkebunan
(Dapenbun)
Dana Pensiun Perusahaan
Peserta dana pensiun perkebunan
Koperasi Karyawan Ruwa Jurai
Koperasi Karyawan Entitas Anak
Pembelian bahan pembantu dan
jasa pemeliharaan
PT Industri Gula Nusantara
Entitas Asosiasi
Penyertaan saham dan pinjaman
Serikat Pekerja Perkebunan
Serikat Pekerja Entitas Anak
Pemberian pinjaman
PKBL PT Perkebunan Nusantara
IV
Unit PKBL Entitas Anak
Pemberian pinjaman
Perum Jasa Tirta
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penyertaan pada entitas asosiasi
Perum Jasa Tirta I
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penyertaan pada entitas asosiasi
Pemerintah Daerah Siak
Pemerintah Daerah
Pemberian pinjaman modal dan
tenaga kerja
Perusahaan Umum Kehutanan
Negara
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Penjualan saham entitas asosiasi
PT Pupuk Kalimantan Timur
Dikendalikan oleh PT Pupuk
Indonesia (Persero)
Penyertaan saham pada entitas
anak
PT Mega Eltra
Dikendalikan olehPT Pupuk
Indonesia (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan
pembantu
PT Pupuk Sriwijadja Palembang
Dikendalikan oleh PT Pupuk
Indonesia (Persero)
Pembelian pupuk dan bahan
pembantu
PT Barata Indonesia (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa konstruksi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
139
Pihak berelasi
Hubungan
Sifat transaksi
PT Pertamina (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Pembelian bahan bakar minyak
WIKA-WIP KSO
Dikendalikan oleh PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk
Jasa konstruksi
PT Petrosida Gresik
Entitas Anak PT Petrokimia Gresik
(Persero)
Pembelian pupuk dan bahan
pembantu
PT Gresik Cipta Sejahtera
Entitas Anak PT Petrokimia Gresik
(Persero)
Pembelian pupuk dan bahan
pembantu
Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Pembelian beras dan bahan
pembantu
Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Entitas Asosiasi
Pembelian bibit
PT Amarta Karya (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa konstruksi
PT Kereta Api Indonesia
(Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa angkutan CPO
PT Waskita Karya (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa konstruksi
PT Boma Bisma Indra (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Pengadaan barang dan jasa
Pusat Koperasi Karyawan
Koperasi Karyawan Entitas Anak
Pengadaan barang dan jasa
PT Rekayasa Industri (Persero)
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa konstruksi
Lembaga Pendidikan
Perkebunan
Lembaga Pendidikan Perkebunan
Kelompok Usaha
Biaya pendidikan dan pelatihan
karyawan
PT Rajawali Nusantara Indonesia
Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat
Republik Indonesia
Jasa pengadaan
Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan
Lembaga Pendidikandan Pelatihan
Kelompok Usaha
Biaya pendidikan dan
pelatihankaryawan
PT Telekomunikasi Seluler
Dikendalikan oleh PT Telkom
(Persero) Tbk
Penyewaan tanah
PERUBAHAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERPENGARUH SIGNIFIKAN BAGI PERUSAHAAN
Pada tahun 2016, tidak ada peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap
kinerja Perusahaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
140
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
Perusahaan menerapkan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi,terutama terkait PSAK 69
Agrikultur (adopsi IAS 41 - Agriculture) yang sangat berpengaruh pada industri perkebunan.
Sebagaimana disampaikan di dalam Laporan Hasil Audit, berikut adalah perubahan kebijakan akuntansi
dan pengungkapan.
Penerapan dari standar baru berikut, tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan
akuntansi Kelompok Usaha dan tidak berdampak signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada
periode berjalan atau periode sebelumnya:
• Amandemen PSAK No.4 (2015): Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam
Laporan Keuangan Tersendiri.
• Amandemen PSAK No.15 (2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang
Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi.
• Amandemen PSAK No.16 (2015): Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusunan dan Amortisasi.
• Amandemen PSAK No.19 (2015): Aset Tak berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi.
• Amandemen PSAK No.24 (2015): Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, yang
diadopsi dari amandemen IAS 19.
• Amandemen PSAK No.65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
141
INFORMASI
KELANGSUNGAN USAHA
Sampai dengan tahun 2016, PTPN III tidak memiliki hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap
kelangsungan usahanya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Asumsi Dasar Kelangsungan Usaha
Peluang usaha komoditi perkebunan di masa yang akan datang akan semakin baik seiring dengan
membaiknya kondisi perekonomian baik regional maupun global, harga jual komoditi perkebunan
diharapkan akan semakin baik dan produksi juga mengalami peningkatan.
Dalam rangka mengamankan kelangsungan usaha, Perusahaan senantiasa melakukan kajian risiko dan
mitigasi secara berkala terhadap aspek-aspek strategis dengan baik. Selain memantau risiko utama
tersebut, Perusahaan juga memantau berbagai risiko dengan kategori kritikal dan ekstrem di bidang
operasional, SDM, lingkungan maupun aspek lainnya, diikuti upaya mitigasi.
Selain itu, Perusahaan berupaya untuk senantiasa mengoptimalkan produksi, diantaranya dengan
melakukan pengendalian proses pada Stasiun Sterilizer, Stasiun Press dan Stasiun Klarifikasi sehingga
lossis pada Buah Ikut Tandan Kosong (BITK), serabut press dan drab akhir dapat diminimalisir,
menggunakan stimulansia untuk meningkatkan produksi tanaman karet, terutama mengoptimalkan
produksi TM karet tua yang akan didongkel, dan melakukan klasterisasi guna optimalisasi kapasitas
giling tebu.
Di samping itu, Perusahaan juga berupaya untuk senantiasa meningkatkan mutu dari produk-produk
yang dihasilkan seperti meningkatkan kualitas BBT (Bahan Baku Tebu) yang MBS (manis, bersih dan
segar) melalui penyesuaian jadual tebang berdasarkan kondisi real yang ada dilapangan serta perlakuan
ekstra untuk mendapatkan mutu tebu yang optimal.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
142
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
143
Ekonomi kerakyatan
Konsistensi kinerja perkebunan terbukti telah mampu menjaga stabilitas
ekonomi kerakyatan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
144
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance (GCG) diyakini menjadi dasar bagi
peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan sesuai dengan ekspektasi shareholders
dan stakeholders. Melalui penerapan GCG, diharapkan perusahaan mampu melindungi kepentingan
seluruh pemangku kepentingan dan mampu meraih keunggulan daya saing secara berkelanjutan.
Wujud komitmen manajemen dalam upaya untuk menerapkan GCG secara terencana, sistemik,
dan berkesinambungan tergambar dari visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yaitu:
“Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis
terbaik”.
Penerapan prinsip-prinsip GCG Perseroan didasarkan pada standar yang berlaku baik secara nasional
maupun internasional. Perseroan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendasarkan penerapan
GCG pada Peraturan Menteri BUMN No. Per – 01/MBU/2011 jo. Peraturan Menteri BUMN No. Per –
09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN. Penerapan GCG
tersebut dimaksudkan untuk menjadikan GCG sebagai dasar operasional Perusahaan, seperti yang
telah ditegaskan oleh Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN bahwa Direksi dan Dewan
Komisaris dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, kemandirian dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip GCG yang dijalankan Perseroan sejalan
dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development).
Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen agar penerapan GCG
tidak hanya memenuhi (comply) dengan ketentuan yang berlaku, namun penerapan juga dilakukan
dengan mengacu kepada praktik-praktik terbaik (beyond compliance).
Penerapan Prinsip Tata Kelola
Penerapan Prinsip Tata Kelola yang baik dilakukan Perseroan agar pencapain kinerja dapat memuaskan
dan dapat meningkatkan kualitas serta efektifitas hubungan kerja antara manajemen dan karyawan
sebagai Organ Perseroan. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik, yakni :
1.Transparansi (Transparency); yaitu mengutamakan keterbukaan dalam pengambilan keputusan
dan pengungkapan informasi material dan relevan mengenai Perseroan.
2.Akuntabilitas (Accountability); yaitu memiliki sistem manajemen dengan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban yang jelas sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif.
3.Responsibilitas (Responsibility); yaitu memastikan kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap
personel secara efektif melalui pembuatan laporan penerimaan cinderamata atau gratifikasi,
laporan conflict of interest.
4.Independensi (Independent)
Perseroan memastikan bahwa pengelolaan Perseroan dilakukan secara independen tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kemandirian dan Kewajaran (Fairness)
Perseroan menerapkan perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Pemangku
Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan, dalam hal
ini adalah pemerintah, pekerja, masyarakat umum serta pemangku kepentingan lainnya.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
145
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut maka hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris
bisa selalu harmonis, saling mendukung dan saling mengingatkan supaya tekad dan komitmen yang
kuat menuju satu arah tujuan Perseroan tetap terus tumbuh dan berkembang.
Komitmen Penerapan GCG
Bagi Perseroan, komitmen terhadap penerapan GCG tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi
peraturan yang berlaku tetapi juga diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja bisnis
yang efektif, efisien, serta berkelanjutan. Langkah implementasi kebijakan penerapan GCG, adalah
dengan menjalankan budaya Perseroan yang tercermin pada sikap dan tingkah laku sehari-hari di
seluruh jajaran manajemen dan karyawan.
Perseroan juga melakukan komunikasi dan sosialisasi, pelatihan, serta memetakan akuntabilitas dan
tanggung jawab sesuai perubahan bisnis dan organisasi dalam Perseroan. Selain itu, Perseroan juga
senantiasa mematuhi peraturan dan menjunjung tinggi kebijakan serta nilai-nilai yang terkandung
dalam praktik tata kelola Perseroan.
Komitmen impelementasi GCG di antaranya:
1. Menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) dan Pedoman Perilaku. Panduan/kebijakan terhadap penerapan tata kelola Perseroan yang
baik telah disosialisasikan kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan. Untuk menciptakan
situasi kondusif, Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh Karyawan diwajibkan untuk menerapkan
pedoman perilaku (Code of Conduct) dengan menandatangani Pernyataan Kepatuhan secara
berkala tahunan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
146
2. Meninjau dan menyempurnakan pedoman pedoman GCG. Perseroan menunjuk seorang anggota
Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perseroan yang
Baik, dan melaporkan hasil monitoring/evaluasi kepada RUPS dan Dewan Komisaris. Pelaksanaan
tata kelola Perseroan yang baik menjadi salah satu unsur Key Performance Indicator (KPI) Perseroan
dan dituangkan ke dalam kontrak manajemen
3. Melakukan asesmen/evaluasi penerapan GCG secara berkala. Penilaian (assessment) penerapan
GCG dilakukan secara berkala oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, penilai juga
melakukan evaluasi pada tahun berikutnya dengan self assessment oleh Tim Internal Perseroan.
4. Menerbitkan kebijakan tentang pengendalian gratifikasi. Terkait dengan hubungan bisnis, maka
hal yang sering terjadi adalah pemberian dan/atau permintaan gratifikasi dari satu pihak kepada
pihak lainnya. Gratifikasi menjadi salah satu perhatian dari Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
mengingat sifatnya yang mengarah pada tindak pidana suap. Kebijakan pengendalian gratifikasi
bertujuan sebagai pedoman bagi insan Perseroan dalam mengambil sikap yang tegas, pentingnya
kepatuhan melaporkan, dan penanganan praktik gratifikasi di Perseroan.
5. Menerbitkan kebijakan tentang sistem pelaporan pelanggaran (Whistleblowing System)
Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tata kelola Perseroan yang baik, nilai-nilai etika, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Perusahaan adalah hal yang harus dihindari oleh seluruh insan
Perseroan. Kebijakan sistem pelaporan pelanggaran bertujuan menjadi peringatan dini bagi seluruh
insan Perseroan dalam menangani pelaporan pelanggaran, menjamin penyelesaian pelaporan
pelanggaran, menghindari publikasi negatif, dan mengungkap permasalahan di Perseroan seperti
fraud, diskriminasi, pelecehan atau penyimpangan lainya.
6. Kepatuhan dalam melaporkan harta kekayaaan penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK
Menerbitkan surat keputusan Direksi tentang penetapan jabatan struktural satu tingkat dibawah
direksi yang menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), serta
memberikan teguran bagi pejabat yang tidak menyampaikan LHKPN.
7. Sistem Pengendalian Intern berbasis Committee of Sponsoring Organization (COSO).
Perseroan berkomitmen untuk membangun suatu sistem pengendalian intern yang efektif agar
dapat memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance).
8. Manajemen Risiko Terintegrasi berbasis ISO 31000
Perseroan menerapkan pengelolaan Sistem Manajemen Risiko secara kaskade dan agregasi. Secara
kaskade berarti dari atas ke bawah menguraikan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan
sampai pada organisasi terendah, sedangkan agregasi berarti sebaliknya pengelolaan itu dimulai
dari organisasi terendah kemudian dikelompokkan terus sampai organisasi tertinggi.
Bagi Perseroan, komitmen terhadap
penerapan GCG tidak hanya mewakili
kewajiban untuk mematuhi peraturan
yang berlaku tetapi juga diyakini
sebagai kunci sukses dalam upaya
pencapaian kinerja bisnis yang efektif,
efisien, serta berkelanjutan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
147
Roadmap GCG
Perseroan berkomitmen untuk membangun dan menerapkan GCG di lingkungan Perseroan, hal
tersebut diawali oleh kesadaran untuk menata kelola Perseroan sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan korporasi yang sehat. Perusahaan terus mendorong peningkatan implementasi GCG dan
berupaya menciptakan budaya kerja yang menjunjung tinggi integritas, profesionalisme dan kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku sejalan dengan prinsip-prinsip GCG.
Roadmap GCG Perseroan Tahun 2004 – 2017 merupakan grand strategy dan milestone implementasi
GCG menuju tata kelola perusahaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek kepatuhan,
pengendalian internal, manajemen risiko dan tanggung jawab sosial Perseroan.
Tahapan dan Roadmap Penerapan GCG
2004 – 2010
Mematuhi semua ketentuan dan
peraturan perundang-undangan
terkait dengan GCG (wajib dan
sukarela)
Jujur • Tulus • Ikhlas
2011 – 2013
Pengoperasian yang dikendalikan
dengan baik melalui internal
control yang wajar dan
implementasi manajemen risiko
2014 - 2017
Menjadi perusahaan yang ramah,
amanah dan professional serta
dibarengi dengan implementasi
tanggung jawab sosial Perseroan
KPI
KPI
KPI
1. Penyusunan GCG manual dan
Kode Etik Perusahaan pada
tahun 2004
2. Penyempurnaan GCG manual:
tahun 2008, 2010 dan Kode Etik
Perusahaan tahun 2008, 2010
dan 2012
3. Internalisasi dan
penandatanganan pakta
integritas dan Etika Kerja
4. Pembentukan Sekretaris
Perusahaan pada tahun 2007
5. Terbentuknya sistem
pengendalian intern yang
berbasis teknologi informasi
dan manajemen risiko
6.Pelaksanaan assessment secara
berkala, sebagai berikut:
Tahun 2004 = 75.89
Tahun 2005 = 78.45
Tahun 2006 = 79.38
Tahun 2007 = 80.79
Tahun 2009 = 82.62
7. Capaian hasil assesment pada
tahun 2011 GCG : 83,77 dengan
kualifikasi Baik.
1. Mengoptimalkan struktur
pengelola Etika GCG dan
pengawas Etika
2. Penyempurnaan Penyusunan
Pedoman/Kebijakan:
a.GCG
b. Board Manual
c. Kode Etik Perusahaan
d. Anggaran Dasar
3. Penyusunan Prosedur Program
Kerja Tahunan SPI Berbasis
Risiko
4. Penyusunan Pedoman
Umum Sistem Pengendalian
Intern Perusahaan yang
mengadopsi pada konsep
dan praktik terbaik saat
ini, yaitu Internal Control –
Integrated Framework oleh
The Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway
Commissions (COSO)
5. Penyusunan Pedoman
Pelaksanaan Evaluasi Sistem
Pengendalian Intern
6. Penyempurnaan Sistem
Manajemen Terintegrasi QSHE
7. Target capaian hasil assesment
GCG tahun 2013: 84 dengan
kualifikasi baik
1. Secara konsinsten dan
berkelanjutan melaksanakan
penyempurnaan penerapan
GCG dalam pelaksanaan
kegiatan Perusahaan
2. Menyusun kebijakan dan
penyempurnaan GCG:
• Hubungan Korporasi
dengan Anak Perusahaan
• Charter Komite
• Charter Komisaris
• Charter Direksi
• Kebijakan manajemen risiko
• Kebijakan teknologi
informasi
3. Memonitor, mengevaluasi,
dan menyempurnakan struktur
pengelola Etika GCG dan
pengawas Etika disesuaikan
dengan perkembangan
perusahaan
4. Penyempurnaan pelaksanaan
self assessment penerapan
GCG setiap dua (2) tahun sekali
5. Target capaian hasil assessment
GCG mencapai diatas 85
dengan kualifikasi sangat baik
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
148
Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian GCG Tahun Buku 2015 dilakukan dengan mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris
Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter
Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG pada BUMN.
Assesment penerapan GCG tahun 2016 pada Perseroan untuk periode 2015 yang terdiri dari 6 (enam)
aspek governance, yaitu:
1. Komitmen terhadap Penerapan Tata kelola Perusahaan yang baik secara berkelanjutan;
2. Pemegang Saham dan RUPS;
3. Dewan Komisaris;
4.Direksi;
5. Pengungkapan Informasi & Transparansi; dan
6.Lainnya.
Hasil Assessment GCG Perseroan periode tahun 2016 untuk masing-masing aspek dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aspek Komitmen terhadap penerapan GCG secara berkelanjutan.
Aspek governance terkait dengan Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik secara Berkelanjutan dinilai berdasarkan 6 indikator dan 15 parameter, menghasilkan skor 6,59
dari skor maksimum 100 (seratus) atau 94,11%, dengan predikat “Sangat Baik”.
2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS.
Aspek governance terkait dengan Pemegang Saham dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator dan 25
(dua puluh lima) parameter, menghasilkan skor 8,33 dari skor maksimum 9 (sembilan) atau 92,59%
dengan predikat “Sangat Baik”.
3. Aspek Dewan Komisaris
Aspek governance terkait Dewan Komisaris dinilai berdasarkan 12 (dua belas) indikator dan 43
(empat puluh tiga) parameter, menghasilkan skor 33,28 dari skor maksimum 35 (tiga puluh lima)
atau 95,10% dengan predikat “Sangat Baik”.
4. Aspek Direksi
Aspek governance terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 13 (tiga belas) indikator dan 52 (lima
puluh dua) parameter, menghasilkan skor 33,03 dari skor maksimum 35 (tiga puluh lima) atau
94,37%, dengan predikat “Sangat Baik”.
5. Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi
Aspek governance terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 4 (empat) indikator dengan 16 (enam
belas) parameter, menghasilkan skor 7,69 dari skor maksimum 9 (sembilan) atau 85,39% dengan
predikat “Sangat Baik”.
6. Aspek Lainnya
Aspek governance terkait dengan Aspek lainnya dinilai berdasarkan 2 (dua) indikator yaitu :
i. Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi perusahaan lainnya di
Indonesia.
ii. Praktik Tata Kelola Perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
Baik sesuai pedoman penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN, Pedoman
Umum GCG Indonesia dan standar-standa praktik dan ketentuan lainnya.
Bagi BUMN yang praktik Tata Kelola Perusahaannya sangat baik menjadi contoh atau benchmark
bagi perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia sehingga diberikan apresiasi berupa tambahan
nilai maksimal 5 poin. BUMN yang dapat memperoleh tambahan nilai adalah BUMN yang mampu
memperoleh nilai atau skor di atas 85. Mengingat kelima aspek sudah mencapai skor di <85 dan
Perseroan telah menjadi benchmark bagi perusahaan lain, maka untuk Aspek Lainnya diperoleh
skor 4,38 dari skor maksimum 5 (lima) atau 93,29% dengan predikat “Sangat Baik”.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
149
Perbandingan hasil assessment GCG Tahun Buku 2014, 2015 dan 2016 sebagai berikut:
No.
Indikator
Parameter
Bobot
Capaian Tahun
Buku 2014
Capaian Tahun
Buku 2015
Capaian Tahun
Buku 2016
Skor
Skor
Skor
%
%
%
1
Komitmen Terhadap
Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik
secara berkelanjutan
7
6,74
96,28
6,66
95
6,59
94,11
2
Pemegang Saham
9
8,33
92,60
8,33
93
8,33
92,59
3
Dewan Komisarais
35
33,61
96,03
33,01
91
33,28
95,10
4
Direksi
35
33,88
96,79
33,38
95
33,03
94,37
5
Pengungkapan Informasi
dan Transparansi
9
7,66
85,09
8,09
90
7,69
85,39
6
Aspek Lainnya
5
4,38
87,50
4,00
80
4,38
87,50
TOTAL
100
94,59
“Sangat Baik”
92,47
“Sangat Baik”
93,29
“Sangat Baik”
Struktur Tata Kelola
Struktur tata kelola perusahaan mengacu kepada UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
dimana terdapat organ Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi selaku pihak yang menjalankan
pengurusan Perseroan, dan Dewan Komisaris selaku pihak yang menjalankan fungsi pengawasan dan
pemberian nasihat bagi Direksi. Masing-masing organ memiliki peran setara sesuai dengan fungsinya
dan bekerja untuk kepentingan terbaik perusahaan.
RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Organ Perseroan yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam
struktur pengurusan dan memegang segala kewenangan untuk menentukan arah Perseroan yang tidak
diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS Perseroan terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS
Luar Biasa.
Kewenangan RUPS
1. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris
2. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan dengan
memberikan pelunasan dan pembebasan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh
tindakan tersebut ternyata dalam laporan tahunan termasuk laporan keuangan serta sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
150
3. Memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
4. Memberikan persetujuan terhadap hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan
perusahaan yang belum dicantumkan dalam Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
Jenis RUPS di Perusahaan
1. RUPS Tahunan
RUPS Tahunan diadakan setiap tahun, meliputi:
a. RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan
RUPS tahunan untuk menyetujui laporan tahunan diadakan paling lambat dalam bulan
Juni setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dan dalam rapat tersebut Direksi
menyampaikan:
1) Laporan Tahunan yang telah ditandatangani oleh semua Anggota Direksi dan semua
Anggota Dewan Komisaris.
2) Usulan penggunaan laba bersih Perusahaan
3) Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perusahaan.
Perusahaan menyampaikan penjelasan lengkap dan informasi yang akurat kepada Pemegang
Saham berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS yang meliputi metode perhitungan dan
rincian penentuan gaji/honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain bagi setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat.
b. RUPS untuk menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
RUPS tahunan untuk menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan diadakan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan (tahun anggaran Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan yang bersangkutan), dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan:
1) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan termasuk Proyeksi Laporan Keuangan.
2) Hal-hal lain yang perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan
Perusahaan yang belum dicantumkan dalam Rancangan Rencana Kerja.
Dalam acara RUPS tahunan dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh Dewan
Komisaris, dengan ketentuan bahwa usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh
Direksi sebelum tanggal panggilan RUPS tahunan.
2. RUPS Lainnya (RUPS Luar Biasa)
RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan
Perusahaan.
Tata Cara Penyelenggaraan RUPS
1. RUPS diselenggarakan pada tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan
kegiatan usahanya yang utama yang terletak di wilayah Negara Republik Indonesia.
2. RUPS dapat diadakan dimanapun dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
3. RUPS sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat mengambil keputusan jika keputusan tersebut
disetujui dengan suara bulat.
4. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dengan didahului pemanggilan
RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan
penyelenggaraan RUPS diterima.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
151
5. Dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS, maka:
a. Permintaan penyelenggaraan RUPS oleh Pemegang Saham diajukan kembali kepada Dewan
Komisaris; atau
b. Dewan Komisaris melakukan pemanggilan RUPS.
Dewan Komisaris wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima
belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima.
6. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada angka 4 dapat pula dilakukan atas permintaan
Dewan Komisaris.
7. Permintaan sebagaimana dimaksud angka 5 huruf a diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat
disertai dengan alasannya yang disampaikan oleh Pemegang Saham, tembusannya disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
8. Alasan sebagaimana dimaksud pada angka 6 antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Direksi tidak melaksanakan RUPS Tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Masa jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Komisaris akan berakhir; atau
c. Dalam hal Direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara Direksi dan
Perusahaan.
9. RUPS yang diselenggarakan Direksi berdasarkan panggilan RUPS hanya membicarakan masalah
yang berkaitan dengan mata acara rapat lainnya yang dipandang perlu oleh Direksi.
10.Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.
11.Pemanggilan RUPS dilakukan dengan melalui surat yang didokumentasikan.
12.Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat dan agenda rapat termasuk usul yang
direncanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam RUPS, disertai pemberitahuan bahwa bahan yang
akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perusahaan sejak tanggal dilakukan pemanggilan
RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan.
13.Perusahaan wajib memberikan salinan bahan rapat kepada Pemegang saham.
Pimpinan dan Risalah RUPS
1. RUPS dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang
hadir.
2. Risalah RUPS dibuat dan ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang
Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
3. Risalah RUPS berisi hal-hal yang dibicarakan dan hal-hal yang diputuskan (termasuk pendapat
berbeda/dissenting opinion, jika ada).
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
1. RUPS Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2016
Keputusan RUPS:
1. Menyetujui RKAP Tahun 2016 serta RKAP PKBL Tahun 2016
2. Menetapkan Indikator Aspek Operasional untuk Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun
2016;
3. Menetapkan Kontrak Manajemen Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2016;
4.Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang tertuang dalam Kontrak Manajemen Tahun
2016 antara Direksi dan Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham;
5.Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris Tahun 2016;
6. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan persetujuan apabila terdapat
tindakan-tindakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan program dan realokasi anggaran
investasi maksimal 10% dari plafon RKAP dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
152
7. Menyetujui penggunaan sebagian aset perusahaan dalam rangka penarikan pinjaman dari
Perbankan/Lembaga Keuangan Lainnya dalam rangka memperoleh pinjaman dana sebesar
Rp3,- triliun (tiga triliun rupiah). Rincian daftar asset yang akan diagunkan sebagaimana terlampir
dalam keputusan RUPS ini.
8. Menyetujui secara prinsip rencana penambahan penyertaan pada:
a. Anak Perusahaan PT Mitra Ogan, sebesar Rp120,- miliar (seratus dua puluh miliar rupiah).
b. Anak Perusahaan PT Industri Nabati Lestari, sebesar Rp107,- miliar (seratus tujuh miliar
rupiah).
9. Menyetujui secara prinsip melakukan Penyertaan pada:
a. Pembentukan Perusahaan Patungan antara PTPNIll (Persero), PTPN IV dan PTPN XIII untuk
pengelolaan kebun kelapa sawit dan PKS di Kalimantan Timur, dengan nilai penyertaan
sebesar Rp563 miliar (lima ratus enam puluh tiga miliar rupiah).
b. Pembentukan Perusahaan Patungan antara PTPN III (Persero) dengan PTPN XIV di Sulawesi
Selatan, dengan nilai penyertaan sebesar Rp456 miliar (empat ratus lima puluh enam miliar
rupiah).
c. Pembentukan usaha patungan antara PTPNIII (Persero), PTPN IX dan PTPN XI atas akuisisi
PT Gendhis Multimanis sebesar Rp80,- miliar (delapan puluh miliar rupiah).
10.Menyetujui secara prinsip melakukan akuisisi terhadap PT Gendhis Multi Manis bekerja sama
dengan PTPN IX dan PTPN XI, dengan nilai sebesar Rp328,- miliar (tiga ratus dua puluh delapan
miliar rupiah).
11.Menyetujui secara prinsip melakukan kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dalam rangka
Pembangunan Instalasi Pengolahanan Limbah Padat Tandan Kosong Kelapa Sawit bekerja
sama antara PTPN III (Persero) dengan PT ZUG lndonesia di PKS Hapesong.
12.Menyetujui secara prinsip melakukan Kerjasama Operasional (KSO) I Kerjasama Usaha (KSU)
dengan PT Rumah Sakit Sri Pamela Medika Nusantara dalam pengelolaan unit Rumah Sakit
Sei Dadap, Rumah Sakit Sri Membang Muda, Rumah Sakit Aek Nabara dan Rumah Sakit Sri
Torgamba.
Arahan Pemegang Saham
1. RKAP dan RKAP PKBL Tahun 2016 yang disahkan merupakan pedoman kerja dalam pengelolaan
perusahaan oleh Direksi dan sebagai sarana pemantauan dan pengawasan bagi Dewan
Kornisaris. Untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan, maka RKAP Tahun 2016 agar
dirinci dalam Rencana Kerja Operasional (RKO) bulanan dengan prinsip pendapatan merupakan
target minimal dan peningkatan biaya harus lebih rendah dari peningkatan pendapatan serta
berlandaskan pada Good Corporate Governance (GCG).
2.Kesanggupan Direksi untuk merealisasikan target-target dalam RKAP Tahun 2016 dan
dituangkan dalam Kontrak Manajemen yang terdiri dari beberapa Key Performance Indicators,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Risalah RUPS ini. KPI tersebut agar dijabarkan
dan diterapkan ke seluruh unit perusahaan.
3. RKAP bersifat fleksibel sehingga apabila terdapat perubahan asumsi atau kondisi tertentu diluar
kendali manajemen yang berdampak signifikan terhadap target-target, maka RKAP tersebut
dapat segera diajukan revisi kepada Pemegang Saham setelah terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari Dewan Kornisaris termasuk penyesuaian KPI dalam kurun waktu Semester I
tahun 2016.
4. Penataan anak perusahaan agar menjadi perhatian bagi Direksi sehingga dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai perusahaan serta kegiatan bisnisnya
menunjang kinerja perusahaan induk dan tidak menjadi beban perusahaan induk.
5. Dalam rencana melakukan kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dalam rangka Pembangunan
Instalasi Pengolahanan Limbah Padat Tandan Kosong Kelapa Sawit bekerja sama antara PTPN.
III (Persero) dengan PT ZUG. Indonesia di PKS Hapesong, sebagaimana agenda No.11 sesuai
Nomor SKU-351/MBU/12/2015, apabila dipandang lebih menguntungkan, dapat menyertakan
Mitra Strategis lainnya dengan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Pemegang
Saham dan disertai kajian komprehensif.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
153
6. Manajemen agar meningkatkan konsistensi dan kelengkapan pengisian 5 (lima) portal BUMN,
yakni Portal Financial Information System, Portal Aset, Portal SDM, Portal PKBL dan Portal
Publik.
7. Dalam rangka untuk memperoleh margin yang lebih besar pada setiap proses produksi, Direksi
agar mengarahkan investasi pada pengembangan produksi industri hilir dengan memperhatikan
penyerapan pasar.
8.Penggunaan e-procurement merupakan keharusan bagi Direksi dalam pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa dengan tetap berpedoman kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku.
9. Apabila Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang telah disusun sudah tidak relevan
lagi dengan RKAP tahun 2016 ini, Direksi agar segera menyusun revisi Rencana Jangka Panjang
Perusahaan dan menyampaikannya kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan.
10.Dalam pelaksanaan RKAP PKBL dan penggunaan dana operasional PKBL Tahun 2016, Direksi
agar senantiasa mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku.
11.
Dewan Komisaris diminta untuk senantiasa memonitor, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan RKAP dan pelaksanaan RKAP PKBL Tahun 2016 dan hasil evaluasi dimaksud agar
disampaikan secara berkala dan tepat waktu kepada Pemegang Saham.
12.Direksi diminta untuk memperhatikan saran dan pendapat Dewan Komisaris, sebagaimana
yang telah disampaikan dalam surat Dewan Komisaris maupun dalam RUPS. Tanggapan Dewan
Komisaris tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan RUPS ini.
13.Buku RKAP tahun 2016 yang disampaikan oleh Direksi kepada Pemegang Saham dengan
memperhatikan pembahasan-pembahasan dalam RUPS ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan RUPS ini.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang
hadir dalam RUPS Pengesahan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun
Buku 2016, yaitu:
DEWAN KOMISARIS
No
NAMA
JABATAN
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
2
Dahlan Harahap
Komisaris
3
Sardan Marbun
Komisaris
4
Subur Budhisantoso
Komisaris
5
Heri Sebayang
Komisaris
DIREKSI
No
Jujur • Tulus • Ikhlas
NAMA
JABATAN
1
Bagas Angkasa
Direktur Utama
2
Tengku Syami Djohan
Direktur Produksi
3
Erwan Pelawi
Direktur Keuangan
4
Harianto
Direktur SDM & Umum
5
Rafjon Yahya
Direktur Korporasi
6
Alexander Maha
Direktur Perencanaan &
Pengembangan
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
154
2. RUPS Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero).
1. Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
oleh RUPS dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2016 bertempat di Ruang Rapat Kementerian
BUMN Lt.7, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta 10110 dengan agenda sebagai berikut:
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama
Tahun Buku 2015, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun
Buku 2015.
2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015 sekaligus memberikan
Pelunasan dan Pembebasan Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de charge)
kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan
Perseroan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2015, serta mengesahkan penyajian
kembali (restatement) laporan keuangan Tahun Buku 2014 dan 2013, dengan ketentuan:
a. Sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana atau tidak melanggar
ketentuan/prosedur hukum yang berlaku;
b.Tindakan tersebut tercatat dan dilaporkan dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Tahun Buku 2015 termasuk Penyajian Kembali (restatement) Laporan
Keuangan Tahun Buku 2014 dan 2013. Pokok-pokok laporan keuangan Tahun Buku 2015
sebagai berikut:
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Akun
Nilai
(Rp juta)
Nilai
(Rp juta)
Akun
Aset Lancar
15.347.000
Liabilitas Jangka Pendek
21.111.000
Aset Tidak Lancar
94.373.000
Liabilitas Jangka Panjang
34.299.000
Ekuitas
Jumlah Aset
109.720.000
54.311.000
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
109.720.000
Laba/Rugi Konsolidasian
Uraian
Nilai
(Rp juta)
Penjualan
36.212.000
Beban Pokok Penjualan
27.741.000
Laba Kotor
8.471.000
Laba Sebelum Pajak
(157.000)
Laba Bersih Tahun Berjalan
(613.000)
2. Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2015, sekaligus memberikan Pelunasan dan Pembebasan
Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2015, dengan ketentuan:
a. Sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana atau tidak melanggar
ketentuan/prosedur hukum yang berlaku;
b. Tindakan tersebut tercatat dan dilaporkan dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2015. Pokok-pokok laporan keuangan
PKBL Tahun Buku 2015 PT Perkebunan Nusantara III entitas induk sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
155
Program Kemitraan
(Rp juta)
Uraian
Bina Lingkungan
(Rp juta)
Jumlah Dana Tersedia
25.811
8.207
Penggunaan Dana
17.935
3.007
7.876
5.200
Dana Per 31 Desember 2015
3. Menetapkan besaran alokasi dana PKBL tahun buku 2016 sebesar Rp10.056.487.432,40 atau
equivalen dengan 4% dari laba bersih Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun
Buku 2015, dengan alokasi masing-masing sebesar Rp2.514.121.858,10 atau equivalen dengan
1% dari laba bersih Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun Buku 2015 untuk PK
dan sebesar Rp7.542.365.574,30 atau equivalen dengan 3% dari laba bersih Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) Tahun Buku 2015 untuk BL yang sumber dananya dibebankan
menjadi biaya di tahun 2016.
4. Penetapan gaji Direksi dan honorarium Dewan Komisaris, serta tunjangan dan fasilitas bagi
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun 2016 akan ditetapkan secara tersendiri.
5. Menyetujui penunjukan kembali KAP Purwantono, Sungkoro dan Surja untuk melakukan audit
atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL untuk Tahun Buku yang akan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dengan ketentuan:
1.Pelaksanaan audit harus memperhatikan persyaratan ketepatan waktu penyelesaian
pekerjaan;
2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya biaya audit
dengan batas maksimal sebesar nilai kontrak tahun lalu;
Keputusan RUPS 2015
a. Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan,
Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Tahunan
Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015.
b. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015.
c. Penetapan besarnya gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya Tahun Buku 2016
serta tantiem Tahun Buku 2015 untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
d. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan
Tahunan, Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang akan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang
hadir dalam RUPS Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015, yaitu:
DEWAN KOMISARIS
No
Jujur • Tulus • Ikhlas
NAMA
JABATAN
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
2
Dahlan Harahap
Komisaris
3
Sardan Marbun
Komisaris
4
Subur Budhisantoso
Komisaris
5
Heri Sebayang
Komisaris
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
156
DIREKSI
No
NAMA
JABATAN
1
Elia Massa Manik
Direktur Utama
2
Erwan Pelawi
Direktur Keuangan
3
Harianto
Direktur SDM & Umum
4
Rafjon Yahya
Direktur Korporasi
5
Alexander Maha
Direktur Perencanaan &
Pengembangan
Realisasi Keputusan RUPS 2015
Keputusan RUPS 2015 telah direalisasikan melalui keputusan;
• RUPST No: KPJAK/HOLD/RIS/117/2015 tanggal 28 Mei 2015 tentang Persetujuan Laporan
Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan
Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015.
• RUPST No: KPJAK/HOLD/RIS/117/2015 tanggal 28 Mei 2015 dan SK Direksi Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) No.3.08/SKPTS/R/117/2015 tentang Penetapan Penggunaan Laba
Bersih Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.
• Kuasa Menteri BUMN selaku Pemegang Saham PerusahaanHolding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi No: S-45/D1.MBU/06/2015
tanggal 17 Juni 2015 Perihal Penetapan gaji/honorarium tunjangan dan fasilitas untuk tahun
2015 serta tantiem atas kinerja tahun buku 2014.
• Surat Keputusan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Nomor: 3.08/
SKPTS/R/154/2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
• Surat No.DK/M. BUMN/59/X/2015 tanggal 7 Oktober 2015 tentang Penetapan KAP Purwantono,
Sungkoro & Surja dan persetujuan Menteri BUMN No: S-709/ MBU/10/2015 tanggal 28 Oktober
2015
DEWAN
KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang memiliki tugas pokok melakukan pengawasan atas
kebijakan Direksi dalam mengelola Perusahaan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan
Komisaris juga bertugas untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam
setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Perseroan. Dewan
Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.
Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi inti yang dibutuhkan untuk memastikan
efektivitas Dewan Komisaris. Kompetensi tersebut meliputi bidang perkebunan, kemampuan strategis,
pemahaman bisnis, pengalaman dan kedalaman manajerial, pengetahuan agro industri, pemahaman
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
157
regulasi serta manajemen dan pengendalian risiko. Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan nasihat manajemen Perseroan, Dewan Komisaris Perseroan
dibantu oleh dua Komite, yakni Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko. Fungsi pengawasan
dan nasihat ini dilaksanakan melalui pertemuan rutin yang diadakan dengan Direksi serta melalui
pendelegasian tugas dan kewenangan kepada masing-masing Komite terkait.
Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menelaah laporan keuangan Perseroan sebelum
dilaporkan ke Pemegang Saham dan stakeholder lainnya serta melakukan pengkajian atas laporan
penilaian internal Perseroan. Komite Pemantau Risiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun
kebijakan yang menyangkut pengkajian risiko dan pengelolaan Perusahaan. Komite ini juga menelaah
kecukupan, kelengkapan dan efektivitas pelaksanaan prosedur manajemen risiko Perusahaan serta
merekomendasikan arah kebijakan jika diperlukan.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Tugas Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan yang dilakukan
oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan
Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk
kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Melaksanakan semua ketentuan peraturanperundang-undangan Perseroan Terbatas yang berlaku
saat ini.
2.Melaksanakan semua ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MMBU/2012,diantaranya:
• Memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan;
• Membuat pembagian tugas Dewan Komisaris yang diatur oleh Dewan Komisaris;
• Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari RKAP;
• Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku
yang baru lampau kepada RUPS;
• Mengusulkan Key Performance Indicators untuk ditetapkan RUPS;
• Menyampaikan laporan triwulan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada
para Pemegang Saham;
• Menyampaikan laporan harta kekayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
• Memastikan Laporan Tahunan Perusahaan telah memuat informasi mengenai identitas Dewan
Komisaris, pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di Perseroan lain, termasuk rapatrapat yang dilaksanakan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan
Direksi), serta honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain yang diterima dari perusahaan yang
bersangkutan;
• Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya;
• Memastikan bahwa auditor eksternal maupun auditor internal memiliki akses informasi mengenai
Perseroan untuk melaksanakan tugas audit.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
158
3. Melaksanakan semua ketentuan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku, diantaranya:
• Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan
serta memberi nasihat kepada Direksi dalam hal:
a) Penetapan Visi dan Misi;
b) Pelaksanaan strategi korporasi;
c) Penyusunan RJPP dan RKAP;
d) Pengawasan implementasi rencana yang telah dirumuskan dalam RJPP/RKAP penilaian
efektivitas dan kinerja teknologi informasi.
• Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP yang diusulkan oleh
Direksi serta masalah material lainnya;
• Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan serta memberikan pendapat dan saran kepada
Pemegang Saham atas setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan,
termasuk mencegah dan mengelola krisis Perseroan;
• Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi (triwulan, semesteran, dan tahunan).
4. Melaksanakan kewajiban lainnya terkait pegawasan dan evaluasi kinerja Perseroan yang berada di
bawah fungsi dan kewenangan Dewan Komisaris.
• Membangun kerja sama tim yang efektif dan terpadu (kolegial) dengan meluangkan waktu yang
cukup dalam menjalankan tugas;
• Menetapkan rencana kerja setiap tahun dan melakukan evaluasi terhadap pencapaiannya
secara self assessment;
• Menetapkan anggaran Dewan Komisaris termasuk komite-komite dan sekretariat Dewan
Komisaris;
• Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan risiko serta memberi saran mengenai penanganan risiko kepada Direksi;
• Mengevaluasi kinerja Direksi dan mengusulkan kompensasi Direksi, berdasarkan wewenang
yang diberikan oleh RUPS;
• Melaksanakan tugas-tugas lain dari Pemegang Saham yang berkaitan dengan tanggung jawab
sosial;
• Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), ketetapan RUPS dan ketentuan perundangundangan
lainnya;
• Memastikan bahwa Perseroan telah mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang
berlaku serta standar transparansi;
• Menyusun program pengembangan (Knowledge and Skill) untuk Dewan Komisaris;
• Berperan untuk meningkatkan citra Perseroan;
• Menetapkan kriteria informasi yang relevan serta kriteria yang dapat atau yang tidak dapat
diberikan kepada stakeholders;
• Dalam batas kewenangannya, merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari
stakeholders (pelanggan, pemasok, kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung kepada
Dewan Komisaris maupun penyampaian oleh Direksi;
• Memberikan arahan tentang penguatan sistem pengendalian intern Perseroan;
• Melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
manajemen risiko Perseroan;
• Memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan Perseroan;
• Memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir;
• Memberikan arahan terhadap kebijakan rencana promosi dan mutasi pejabat kunci yang akan
dilakukan Direksi;
• Memberikan arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi yang berlaku Umum di Indonesia (PSAK);
• Memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya;
• Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan
tersebut;
• Melakukan pengawasan dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan
perundangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
159
• Memberikan persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangannya atau
RUPS;
• Melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal melalui Komite Audit sesuai ketentuan
pengadaan barang dan jasa, dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam
proses penunjukannya;
• Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS berdasarkan usul dari Komite Audit;
• Memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan secara efektif serta melaksanakan
telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan yang diterima oleh Dewan Komisaris;
• Melaporkan dengan segera kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan
serta saran-saran yang telah disampaikan kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan
yang dihadapi;
• Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan anak perusahaan/
perusahaan patungan termasuk dalam pemilihan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris
anak perusahaan/ perusahaan patungan;
• Mengusulkan calon anggota Direksi kepada Pemegang Saham sesuai kebijakan dan kriteria
seleksi yang ditetapkan;
• Mengusulkan remunerasi Direksi berdasarkan ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja
Direksi;
• Menetapkan setiap tahun indikator pencapaian kinerja beserta target-targetnya untuk disetujui
RUPS;
• Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris
Hak Dewan Komisaris
a. Menerima honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan
jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
b. Memperoleh akses atas informasi Perseroan secara akurat, lengkap dan tepat waktu.
c. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas biaya Perusahaan
jika dianggap perlu.
d. Membentuk komite Audit dan satu Komite lain jika diperlukan.
e. Membentuk Komite lain lebih dari satu dan/atau menetapkan jumlah anggota komite yang bukan
berasal dari anggota Dewan Komisaris lebih dari 2 (dua) orang, apabila:
1) diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan; atau
2) disetujui oleh Menteri berdasarkan kompleksitas dan beban yang dihadapi Dewan Komisaris
dalam menjalankan tugas Perseroan.
f. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat membentuk Sekretariat Dewan
Komisaris atas biaya Perseroan.
g. Mendapatkan fasilitas Perseroan sesuai dengan hasil penetapan RUPS.
h. Menerima tantiem atas prestasi kerjanya yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila Perseroan
mencapai tingkat keuntungan.
i. Melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, dengan ketentuan:
1)mengajukan permohonan izin kepada Menteri Negara BUMN mencakup kepentingan
perjalanan dinas, lama waktu perjalanan dinas, pembiayaan dan informasi lain yang relevan;
2) dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan perjalanan dinas, wajib melaporkan
pelaksanaan perjalanan dinas kepada Menteri Negara BUMN;
3) dalam hal perjalanan ke luar negeri dilaksanakan atas kepentingan dan biaya pribadi,
menyampaikan pemberitahuan kepada Menteri Negara BUMN.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
160
Kewajiban Dewan Komisaris
a. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan.
b. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan serta Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan
serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani
Rencana Jangka Panjang Perusahaan serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
d. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja Direksi berdasarkan telaahan
kriteria, target dan indikator kinerja utama yang tercakup dalam kontrak manajemen Direksi secara
kolegial dan individu dengan realisasi pencapaian.
e. Dewan Komisaris membahas hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf d melalui proses
pembahasan internal Dewan Komisaris maupun dalam Rapat Gabungan Direksi dan Dewan
Komisaris.
f. Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi kepada RUPS dalam laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris.
g. Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris disampaikan kepada Pemegang Saham dalam
laporan triwulanan dan laporan tahunan, yang antara lain terdiri atas:
1) Rencana Kerja dan anggaran;
2) Realisasi pencapaian rencana kerja dan anggaran;
3) Realisasi pencapaian key performance indicators Dewan Komisaris;
4) Review dan penilaian kinerja Direksi
h. Dewan Komisaris dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris dalam melakukan
proses penelaahan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf d.
i. Mengingatkan Direksi untuk menyampaikan usulan RKAP paling lambat tanggal 15 September
tahun sebelumnya.
j. Menyampaikan tanggapan/usulan pengesahan RKAP kepada RUPS paling lambat 60 (enam puluh)
hari sebelum periode RKAP.
k. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perusahaan.
l. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan.
m.Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani Laporan Tahunan.
n. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila
diminta.
o. Menyusun Program Kerja Tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
p. Membentuk Komite Audit.
q. Mengusulkan Akuntan Publik kepada RUPS.
r. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.
s. Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perusahaan tersebut dan Perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
t. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang
baru lampau kepada RUPS.
u.Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
v.Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban serta
kewajaran;
w. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas pengawasan
dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
161
Wewenang Dewan Komisaris
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain, surat berharga, dan memeriksa kekayaan Perusahaan.
b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan.
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan Perusahaan.
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi.
e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri Rapat Dewan Komisaris.
f. Memberikan persetujuan kepada Direksi terhadap usulan pengangkatan Sekretaris Perusahaan dan
Kepala Satuan Pengawasan Intern.
g. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu.
h. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
i. Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
j. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan.
k. Mengajukan usulan calon Direksi yang baru kepada RUPS.
l. Dengan suara terbanyak, memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih Anggota
Direksi, jika Direksi bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya
atau terdapat alasan mendesak bagi Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
m. Menunjuk anggota Direksi yang ada untuk menjalankan tugas anggota Direksi yang lowong dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama, di samping tetap menjalankan tugas utamanya.
n. Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib
memberikan penjelasan.
o. Menjalankan kewenangan lain yang diberikan oleh Pemegang Saham melalui RUPS.
p. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.
q. Melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal berdasarkan usul Komite Audit sesuai
ketentuan pengadaan barang dan jasa, dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi
dalam proses penunjukannya.
r. Menyampaikan kepada RUPS mengenai alasan pencalonan Auditor Eksternal dan besarnya
honorarium/imbal jasa yang diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut.
s. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan
pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. Jika hal ini terjadi,
maka berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban Direksi terhadap
Perusahaan dan Pihak ketiga.
t. Memperoleh kepastian dari Direksi bahwa informasi mengenai Perusahaan diterima oleh Dewan
Komisaris secara tepat waktu, terukur dan lengkap.
u. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko perusahaan yang dilakukan sekurangkurangnya satu kali dalam setahun atau dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan secara signifikan.
v.Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
Perusahaan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
w. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan dengan aktivitas
usaha perusahaan yang melampaui kewenangan Direksi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
162
Jumlah, Komposisi, dan Pengangkatan Dewan Komisaris
Per 31 Desember 2016, jumlah anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN
III (Persero) sebanyak 5 (lima) orang, yang terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama, 1 (satu) Komisaris
Independen, dan 3 (tiga) Komisaris. Seluruh anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) berdomisili di Indonesia. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah 5 (lima)
tahun. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir sebagaimana daftar di bawah ini:
No.
NAMA
JABATAN
NOMOR SK
PERIODE
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
SK-383/MBU/2013
2013 s/d 2018
2
Sardan Marbun
Komisaris
SK-383/MBU/2013
2013 s/d 2017
3
Dahlan Harahap
Komisaris
SK-383/MBU/2013
2013 s/d 2018
4
Subur Budhisantoso
Komisaris
SK-21/MBU/2013
2013 s/d 2017
5
Dedi Y.H. Sitorus
Komisaris
SK-164/MBU/07/2016
2013 s/d 2017
Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Dewan Komisaris
Pembagian tugas anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 02/DK/IX/2016 tanggal 1 September 2016
tentang Pembagian Tugas Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Anggota Dewan
Komisaris dengan susunan sebagai berikut:
Nama
Jabatan
Tugas
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
Koordinator Dewan Komisaris
Dahlan Harahap
Komisaris
Bidang Produksi, Keuangan dan sebagai Ketua Komite Audit
Sardan Marbun
Komisaris
Bidang Perencanaan dan Pengembangan, Pengurusan HGU dan
sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko
Subur Budhisantoso
Komisaris
Bidang Pemasaran, Teknologi Informasi dan Pengadaan Barang/Jasa
Deddy Y.H. Sitorus
Komisaris
Bidang Umum, SDM, Hukum, PKBL dan CSR
Pengangkatan Dewan Komisaris
1. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh Pemegang
Saham, pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS dan waktunya tidak bersamaan dengan
pengangkatan anggota Direksi.
2. Anggota Dewan Komisaris diangkat berdasarkan petimbangan integritas, dedikasi, memahami
masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen,
memiliki pengetahuan yang memadai di bidang Perusahaan, serta dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk melaksanakannya.
3. Komposisi Komisaris harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen.
4. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
5. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap
melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya
pernah:
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
163
a. Dinyatakan pailit oleh Pengadilan;
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu Perusahaan dinyatakan pailit; atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan.
Persyaratan ini harus dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh calon anggota
Dewan Komisaris dan surat tersebut disimpan Perusahaan.
Program Pengembangan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan pihak yang posisinya sangat penting dalam menentukan sukses tidaknya
Perusahaan dikelola dengan baik. Oleh karena itu, setiap anggota Dewan Komisaris dituntut untuk
memiliki kemampuan dan keahlian (Skill) yang dapat memenuhi kebutuhan Perusahaan. Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengantisipasinya dengan upaya meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan melalui pendidikan informal antara lain: Seminar, Workshop, Studi Banding. Program
pengembangan tersebut harus sesuai dengan rencana kerja dan anggaran Perusahaan, dan membuat
laporan pelaksanaan program pengembangan kepada Pemegang Saham.
Program pengembangan yang diikuti oleh anggota Dewan Komisaris dalam tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
Program Pengembangan
Penyelenggara
Biaya
Tanggal
Rp18 juta
23 - 25 November 2016
Indonesian Palm Oil Conference
and 2017 Price Outlook
Gabungan Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI)
International PEAT Congress 2016
International Peatland
Society (IPS) Malaysia
Rp19,5 juta
15 - 19 Agustus 2016
Sosialisasi Pencegahan Korupsi
dan Gratifikasi
Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK)
-
24 Mei 2016
Sosialisasi Business Judgement
Rule
PTPN III (Persero)
Rp25 juta
Oktober 2016
Program Pengenalan bagi Anggota Dewan Komisaris Baru
Program Pengenalan diadakan bagi anggota Dewan Komisaris baru yaitu, agar yang bersangkutan
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris dengan sebaikbaiknya.
Program Pengenalan bagi Dewan Komisaris meliputi:
1. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan;
2. Gambaran mengenai Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), berkaitan dengan tujuan,
sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana jangka pendek dan
jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
3. Pemahaman tentang kewenangan yang didelegasikan, Audit Internal dan Eksternal, sistem dan
kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit.
4. Pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris, dan Direksi
serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
164
Pedoman Kerja Dewan Komisaris
Dalam rangka mengatur tata tertib kerja dan hubungan dengan Direksi, perusahaan telah memiliki
Board Manual yang selalu direview dan dilakukan pengkinian. Board Manual berisi pengaturan sebagai
berikut:
• Fungsi Dewan Komisaris
• Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
• Hak dan Wewenang Dewan Komisaris
• Komposisi Dewan Komisaris
• Pengangkatan Dewan Komisaris
• Program Pengenalan Perusahaan bagi Dewan Komisaris Baru
• Program Pengembangan Dewan Komisaris
• Rapat Dewan Komisaris
• Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
• Organ Pendukung Dewan Komisaris
Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016
a. Program Kerja bidang tugas rutin dan monitoring
1. Melaksanakan rapat Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan.
2. Melaksanakan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sekurang-kurangnya 1 kali dalam
sebulan.
3. Melakukan kunjungan kerja ke kantor cabang dalam rangka penilaian atas kinerja cabang.
b. Program kerja bidang administrasi, pelaporan dan rekomendasi kepada Pemegang Saham.
1. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai kinerja usaha tahun buku 2015
sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan laporan
keuangan Perusahaan tahun buku 2015.
2. Monitoring dan evaluasi laporan manajemen berkala atas pelaksanaan RKAP tahun 2016 yang
meliputi tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Manajemen Triwulan I sd IV Tahun 2016.
3. Menyampaikan laporan penilaian terhadap kinerja Direksi yang disampaikan kepada Pemegang
Saham pada setiap Laporan Semester.
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan dan pencapaian KPI Dewan Komisaris
tahun 2015 setiap triwulan.
5. Menyusun SOP Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris.
6. Melakukan pengukuran dan penilaian kinerja Anggota Dewan Komisaris secara individu sesuai
KPI yang telah ditetapkan.
7. Berkoordinasi dengan Pemegang Saham membuat dan menetapkan kebijakan mengenai
usulan remunerasi Direksi.
8. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RKAP tahun buku 2016 sebagai
rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan RKAP tahun 2016.
c. Program kerja bidang koordinasi dan pengawasan
1. Menyampaikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi atas hasil monitoring dan evaluasi
atas tindak lanjut temuan auditor eksternal (KAP) dan auditor internal (SPI) berdasarkan hasil
laporan yang disampaikan oleh Komite Audit.
2. Memberikan pendapat tertulis terhadap permohonan Direksi yang terkait dengan berbagai
kegiatan Perusahaan.
3. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan risiko atas kegiatan
Perusahaan berdasarkan laporan dan analisis dari Komite Pemantau Risiko.
4. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan sistem teknologi
dan informasi Perusahaan.
5. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan dan
pelaksanaan pengembangan karir karyawan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
165
6. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan pengadaan
barang dan jasa Perusahaan.
7.Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan
produktivitas dan kualitas tanaman.
8. Melakukan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) yang diterima Dewan Komisaris.
d. Program kerja bidang pengembangan wawasan dan pengetahuan
1. Melaksanakan kegiatan yang bersifat publikasi dengan tujuan meningkatkan peran Dewan
Komisaris untuk membantu meningkatkan citra Perusahaan.
2. Mengikuti seminar, pelatihan dan workshop dalam rangka pengembangan pengetahuan Dewan
Komisaris dan meningkatkan kompetensi terhadap keahlian tertentu baik di dalam maupun di
luar negeri.
Rekapitulasi Kunjungan Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016
No.
Tanggal/Bulan
Nomor Surat
Kebun/Unit Yang Dikunjungi
Keterangan
1
28 s.d 29 Maret 2016
DK/3.00/12/III/2016, tgl 22 Maret 2016
KISMK, DSER I, DSIMA
√
2
16 s.d 18 Mei 2016
DK/3.00/24/IV/2016, tgl 29 April 2016
DLAB-1, DLAB-2
√
3
09 s.d 11 Juni 2016
DK/3.00/31/VI/2016, tgl 03 Juni 2016
PTPN V
√
4
13 s.d 15 Juli 2016
DK/3.00/37/VI/2016, tgl 30 Juni 2016
DLAB-3
√
5
8 s.d 10 Agustus 2016
DK/3.00/43/VII/2016, tgl 27 Juni 2016
PTPN VI JAMBI
√
6
08 s.d 09 Sept 2016
DK/3.00/53/VIII/2016, tgl 31 Agustus 2016
DASAH
√
7
26 s.d 28 Sept 2016
DK/3.00/60/IX/2016, tgl 22 Sept 2016
PTPN VII LAMPUNG
√
8
10 s.d 12 Oktober 2016
DK/3.00/63/X/2016, tgl 04 Oktober 2015
DSER-2
√
9
07 s.d 10 Nop 2016
DK/3.00/67/XI/2016, tgl 2 Nop 2016
PTPN X, XI, XII SURABAYA
√
10
29 Nop 2016
DK/3.00/71/XI/2016, tgl 21 Nop 2016
PT KPBN
√
11
6 s.d 7 Desember 2016
DK/3.00/72/XI/2016, tgl 30 Nop 2016
PTPN II MEDAN
√
Komisaris Independen
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Kementerian BUMN Nomer PER–01/MBU/2011 tentang Tata
Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN, maka Komisaris Independen Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas lainnya, anggota Direksi dan/
atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat
mempengaruhi kemampuanya untuk bertindak independen.
Komisaris Independen Perusahaan memiliki persyaratan sebagai berikut;
a. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota
Dewan Pengawas Syariah (DPS), atau pemegang saham Perusahaan, dalam Perusahaan yang sama;
b. Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota DPS atau menduduki
jabatan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi pada Perusahaan yang sama atau perusahaan lain yang
memiliki hubungan afiliasi dengan Perusahaan tersebut dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;
c. Memahami peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan dan peraturan perundangundangan lain yang relevan;
e. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi keuangan Perusahaan tempat Komisaris
Independen dimaksud menjabat
f. Memiliki kewarganegaraan Indonesia; dan
g. Berdomisili di Indonesia.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
166
Independensi Dewan Komisaris
Seluruh anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tidak memiliki
hubungan keluarga dan hubungan keuangan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, maupun pemegang saham. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
DIREKSI
Direksi berfungsi sebagai manajemen tertinggi yang melakukan pengurusan Perusahaan untuk
kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi bertugas
dan bertanggung jawab penuh secara kolegial dalam memaksimalkan nilai Perusahaan dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara optimal. Direksi diangkat dan diberhentikan
oleh Pemegang Saham. Proses pemilihan dan pengangkatan Direksi didahului dengan proses fit and
proper test.
Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi
Seluruh anggota Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah lulus Fit and Proper
Test dan telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham, dan berdomisili di Indonesia. Masa
jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima) tahun. Berikut daftar anggota Direksi Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) yang menjabat di tahun 2016:
No.
NAMA
JABATAN
NOMOR SK
PERIODE
1
Bagas Angkasa
Direktur Utama
SK-233/MBU/2013
29 April 2013 s/d 13 April 2016
2
Tengku Syahmi Johan
Direktur
SK-402/MBU/2013
27 November 2013 s/d 4 Mei 2016
3
Harianto
Direktur SDM & Umum
SK-402/MBU/2013
27 November 2013 s/d 4 Mei 2016
4
Alexander Maha
Direktur
SK-485/MBU/09/2014
16 September 2014 s/d 4 Mei 2016
5
Rafjon Yahya
Direktur
SK-24/MBU/03/2015
9 Maret 2015 s/d 4 Mei 2016
6
Elia Massa Manik
Direktur Utama
SK-77/MBU/04/2016
13 April 2016 s/d 17 Maret 2017
7
Seger Budiarjo
Direktur
SK-98/MBU/05/2016
4 Mei 2016 s/d saat ini
8
Erwan Pelawi
Direktur
SK-88/MBU/2012
1 Maret 2012 s/d saat ini
9
Nurhidayat
Direktur
SK-98/MBU/05/2016
4 Mei 2016 s/d saat ini
Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direksi
Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Nomor:
3.00/SKPTS/41/2016 tanggal 1 Agustus 2016 dengan susunan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Elia Massa Manik
Erwan Pelawi
Seger Budiarjo
Nurhidayat
Laporan Tahunan 2016
: Direktur Utama
: Direktur Keuangan & Korporasi
: Direktur Human Capital & Management Umum
: Direktur Pelaksana
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
167
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Anggota Direksi
Tugas Direksi:
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara tanggal
21 Mei 2012 yang kemudian dituangkan Perusahaan dalam Pedoman GCG Perseroan pada tanggal 26
Januari 2015, maka tugas dan Tanggung Jawab Direksi adalah sebagai berikut :
a. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk kepentingan BUMN dan sesuai
dengan maksud dan tujuan BUMN, serta memastikan agar BUMN melaksanakan tanggung jawab
sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai Pemangku Kepentingan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung jawab dalam
penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang bersangkutan.
c. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan
Dewan Komisaris di anak perusahaan atau perusahaan patungan dan atau perusahaan lain, termasuk
rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan
Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas), serta gaji, fasilitas dan atau tunjangan lain yang diterima
dari BUMN yang bersangkutan dan anak perusahaan atau perusahaan patungan BUMN yang
bersangkutan, untuk dimuat dalam Laporan Tahunan BUMN.
d. Direksi wajib melaporkan kepada BUMN mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya
(istri/suami dan anak-anaknya) pada BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk
setiap perubahannya.
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk
kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan
baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan atau
Keputusan RUPS.
Kewajiban:
a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud
dan tujuan serta kegiatan usahanya.
b. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan rencana strategis
yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dan
perubahannnya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris paling lambat tanggal 30
September dan kepada Pemegang Saham paling lambat tanggal 31 Oktober sebelum periode
RJPP tahun berjalan untuk mendapatkan pengesahan RUPS. RJPP paling sedikit memuat:
1) evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya;
2) posisi Perusahaan saat ini;
3) asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP;
4) penetapan Visi dan Misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan program kerja jangka panjang.
Pengesahan Rencana Jangka Panjang ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah
diterimanya Rancangan Rencana Jangka Panjang secara lengkap. Jika dalam waktu 60 (enam
puluh) hari Rencana Jangka Panjang belum disahkan, maka Rancangan Rencana Jangka Panjang
tersebut dianggap telah mendapat persetujuan Direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan dan
pencapaian sasaran-sasaran dalam Rencana Jangka Panjang.
c. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai penjabaran tahunan dari
RJPP, serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris paling lambat tanggal 15 (lima belas)
September sebelum periode RKAP tahun berjalan. RKAP paling sedikit memuat:
1) Visi dan Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan, dan program kerja/kegiatan;
2) anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan;
3) proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaan; dan
4) hal lain yang memerlukan keputusan RUPS/Menteri.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
168
Permohonan persetujuan RKAP disampaikan oleh Direksi kepada RUPS paling lambat dalam waktu
60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran perusahaan. Pengesahan atas RKAP
diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan.
d. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
e. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi.
f. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan, serta
dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen
Perusahaan.
g. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada
Akuntan Publik untuk diaudit.
h. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Kuangan kepada RUPS untuk disetujui dan
disahkan serta Laporan mengenai hak-hak Perusahaan yang tidak tercatat dalam pembukuan
antara lain akibat penghapusbukuan piutang.
i. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan.
j. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris
dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perusahaan sebagaimana
dimaksud pada huruf e dan f dan dokumen perusahaan lainnya.
k. Menyimpan di tempat kedudukan Perusahaan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen
keuangan Perusahaan serta dokumen Perusahaan lainnya sebagaimana huruf l.
l. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan
prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan
pengawasan.
m. Memberikan laporan berkala termasuk laporan pelaksanaan manajemen risiko menurut cara dan
waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan
Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
n. Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan tugasnya.
o. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang dinyatakan atau yang diminta anggota Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham.
p. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perusahaan.
q. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran
Dasar dan ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
r. Mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban
dan pencapaian tujuan Perusahaan.
s.Mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban serta kewajaran.
t. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dengan mengindahkan perundang-undangan yang
berlaku.
u.Direksi wajib melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya (istri/suami dan anak-anaknya) pada Perusahaan dan perusahaan lain, termasuk
setiap perubahannya untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota Direksi yang tidak
melaksanakan kewajiban dimaksud dan menimbulkan kerugian bagi Perusahaan, bertanggungjawab
secara pribadi atas kerugian Perusahaan tersebut.
v. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
1) mengalihkan kekayaan Perusahaan (transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang
terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku); atau
2) menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu
sama lain maupun tidak, yaitu transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang terjadi
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
169
w. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf v tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atau
penjaminan kekayaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha
Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar.
x. Menyampaikan kepada Dewan Komisaris tentang usulan peluang bisnis ataupun isu-isu perubahan
lingkungan bisnis untuk memperoleh arahan dari Dewan Komisaris.
Wewenang Direksi:
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan.
b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi
untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar
Pengadilan.
c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang karyawan
Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili
Perusahaan di dalam maupun di luar Pengadilan.
d.Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji,
pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan Perusahaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS.
e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Perusahaan berdasarkan peraturan Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan dan Kepala SPI dengan persetujuan
Dewan Komisaris.
g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan
kekayaan Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan segala kejadian, dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
h. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Kewenangan ini tidak terbatas
dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang tentang Peseroan Terbatas,
Anggaran Dasar, atau Keputusan RUPS. Keputusan RUPS dimaksud tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran
Dasar Perusahaan.
i. Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili Perusahaan
adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.
j. Menjalankan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan serta sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
ditentukan dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar.
k. Menyusun Kebijakan dan Strategi manajemen risiko perusahaan secara tertulis dan komprehensif,
termaasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per
aktifitas kegiatan usaha. Kegiatan ini dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun atau
dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan usaha perusahaan secara signifikan.
l. Mengembangkan budaya manajemen risiko perusahaan pada seluruh jenjang di organisasi, antara
lain melalui komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya
pengendalian intern yang efektif.
m.Memastikan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang terkait dengan penerapan
manajemen risiko perusahaan, antara lain melalui program pendidikan dan latihan yang
berkesinambungan terutama yang berkaitan dengan sistem dan proses manajemen risiko
perusahaan.
n. Memastikan bahwa manajemen risiko perusahaan telah diterapkan secara independen yang
dicerminkan antara lain dengan adanya pemisahan fungsi antara unit kerja manajemen risiko,
yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan unit kerja
operasional dan unit pengendalian intern perusahaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
170
Pembagian Tugas Masing-Masing Direksi
Pembagian tugas dan tanggungjawab Direksi sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Direksi
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Nomor: 3.00/PERDIR/XI/2016 tentang Pembagian Tugas dan
Wewenang Anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero), adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
a. Menjalankan pengurusan Perseroan selaku Holding dan mengkoordinasikan tugas-tugas Divisi
Sekretaris Perusahaan, Divisi Pengembangan dan Satuan Pengawasan Internal.
b. Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan program kegiatan masingmasing anggota Direksi.
c. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.
d. Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi.
e. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi Perseroan dan atau rapat Direksi Holding secara berkala,
untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat.
f. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisaris dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai
Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Laporan
Tahunan.
g. Melakukan pengawasan baik secara langsung atau melalui Dewan Komisaris Perseroan atau Dewan
Komisaris Perusahaan Anak PTPN atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN.
h. Mengkoordinasikan Anggota Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key
Performance Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.
i. Mengkoordinasikan perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat Holding, yang
dijabarkan dari RKAP dan RJPP.
j. Mengkoordinasikan penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan
kepada Dewan Komisaris dan RUPS .
k. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
Manajemen Risiko di lingkungan Perusahaan.
Direktur Pelaksana Operasional
a. Menjalankan pengurusan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional (kecuali
tindakan terkait dengan pengurusan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS) sesuai sebagaimana ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan.
b. Mengkoordinasikan tugas-tugas SEVP Produksi, SEVP SDM dan Umum serta SEVP Keuangan.
c. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat
Operasional (Produksi, SDM dan Umum dan Keuangan).
d. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.
e. Mengadakan dan memimpin rapat antar Direktorat Operasional secara berkala, untuk mengevaluasi
pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat Operasional.
f. Menyampaikan laporan dan/atau penjelasan kepada Direktur Utama atas kegiatan operasional
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan/atau Perusahaan Anak Non PTPN.
g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key Performance Indicators (KPI) serta
merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.
h.Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat Operasional, yang
dijabarkan dari RKAP dan RJPP.
i. Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) Operasional untuk disampaikan kepada Direktur Utama.
j. Mengusulkan kepada Direktur Utama atas tindakan-tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan
kepada Dewan Komisaris dan RUPS.
k. Merumuskan strategi-strategi yang memuat rencana aksi guna mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan, baik di tingkat korporasi, fungsi maupun unit bisnis strategis (Strategic Business Unit/
Distrik) dengan mengitegrasikan dengan strategi dan kebijakan Holding.
l. Menyampaikan RJPP dan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional
kepada Direksi Holding.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
171
m. Mengevaluasi RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional secara berkala
serta melakukan analisa dan kajian untuk melakukan perubahan apabila terjadi penyimpangan
pencapaian RKAP.
n. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Operasional kepada Direksi Holding.
o. Melakukan pengawasan langsung atau melalui Dewan Komisaris Perusahaan Anak Non PTPN atas
pengelolaan Perusahaan Anak Non PTPN.
p.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
Manajemen Risiko di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional.
q. Melaksanakan mandat Direktur Utama sebagai penanggung jawab Tata Kelola Perusahan yang
Baik.
Direktur Human Capital Management dan Umum
a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat HCM dan Umum yaitu Divisi
Human Capital dan Umum dan Divisi Teknologi Informasi;
b. Menyusun struktur organisasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero);
c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat HCM dan Umum;
d. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di bawah Direktorat HCM dan Umum;
e. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS;
f. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala pada Direktorat HCM dan Umum untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatannya;
g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key Performance Indicators (KPI)
yang berkaitan dengan aspek operasional;
h. Menindaklanjuti temuan audit SPI atau audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.
i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan
Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada
Dewan Komisaris dan RUPS;
j. Menyiapkan rancangan RKAP dan RJPP Direktorat HCM dan Umum.
k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat
HCM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.
l. Melakukan pengawasan atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN dalam bidang HCM dan Umum
dan Teknologi Informasi.
m.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
Manajemen Risiko di lingkungan Direktorat HCM dan Umum.
Direktur Keuangan dan Korporasi
a. Memimpin dan mengkordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Keuangan dan Korporasi yaitu
Divisi Operasional, Divisi Korporasi dan Divisi Keuangan;
b. Melaksanakan program restrukturisasi bidang keuangan dan korporasi Perusahaan Anak PTPN;
c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan di bawah Direktorat Keuangan dan Korporasi;
d. Melaksanakan dan mengendalikan program kerja Direktorat Keuangan dan Korporasi;
e. Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS;
f. Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah di bawah Direktorat
Keuangan dan Korporasi;
g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key Performance Indicators (KPI) yang
berkaitan dengan aspek operasionalnya;
h. Menindaklanjuti temuan audit SPI atau audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.
i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan
Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
j. Menyiapkan rancangan RKAP dan RJPP Direktorat Keuangan dan Korporasi.
k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat
Keuangan dan Korporasi dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.
l. Melakukan pengawasan atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN dalam bidang keuangan dan
korporasi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
172
m. Melakukan evaluasi RKAP atau RKAP perubahan Perusahaan Anak PTPN sebelum disahkan oleh
RUPS.
n.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
Manajemen Risiko di lingkungan Direktorat Keuangan dan Korporasi.
Program Pengembangan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi
Program pengembangan yang diikuti oleh anggota Direksi dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Nama/Jabatan
Direktur Utama
Program Pengembangan
Tanggal
Tempat
Penyelenggara
Semiloka dengan tema : “MEMBAWA
INOVASI FRUGAL KE DALAM BISNIS
PERKEBUNAN, Meraih Kinerja Unggul
Berkelanjutan”
5 Feb 2016
Yogyakarta
LPP Kampus Yogyakarta
Seminar Teknologi Pemupukan dan
Strategi untuk Mengatasi Anomali Iklim
di Perkebunan
31 Maret-1 April 2016
Bali
PT. Riset Perkebunan
Nusantara
Direktur Umum
Sosialisasi Sertifikasi Kompetensi
28 Jan 2016
Jakarta
LSP-PHI
Direktur Keuangan
Sharing Session
28 Juni 2016
Pusdiklat Sei Karang
Pusdiklat Sei Karang
Direktur Pelaksana
Operasional
Sosialisasi Sertifikasi Kompetensi
28 Jan 2016
Jakarta
LSP-PHI
31 Maret-1 April 2016
Bali
PT. Riset Perkebunan
Nusantara
06-07 April 2016
Jakarta
Pertamina Training &
Consulting
24 Mei 2016
Jakarta
KPK
Seminar Teknologi Pemupukan dan
Strategi untuk Mengatasi Anomali Iklim
di Perkebunan
Seminar “CEO Talk on Holding
Company”
Sosialisasi Pencegahan Korupsi dan
Gratifikasi
Program Pengenalan bagi Anggota Direksi Baru
Program pengenalan diadakan bagi anggota Direksi baru, agar yang bersangkutan dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Direksi dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan Pedoman GCG yang telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta ditandatangani
pada Notulen Rapat Nomor: 3.00/NR/5A/III/2015 tanggal 17 Maret 2015, materi untuk program
pengenalan Perusahaan bagi Direksi baru adalah sebagai berikut:
a. pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan;
b. gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja
keuangan dan operasi, strategi, rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif,
risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
c. keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem
dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit;
d. keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab anggota Direksi serta hal-hal lain yang tidak
diperbolehkan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
173
Persyaratan Dalam Memilih Anggota Direksi
1. Persyaratan formal bagi anggota Direksi sebagai berikut:
a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum.
b. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan.
c. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pencalonan.
d. Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pencalonan.
e. Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan anggota
Direksi lain dan/atau anggota Dewan Komisaris.
f. Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Swasta
atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan.
g. Tidak boleh merangkap jabatan lain dalam jabatan struktural dan/atau fungsional lainnya pada
instansi/lembaga pemerintah pusat dan/atau daerah.
h. Tidak boleh merangkap jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan dan/atau yang bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar.
2. Persyaratan material bagi anggota Direksi sebagai berikut:
a. Pengalaman, dalam arti yang bersangkutan memiliki rekam jejak (track record) yang menunjukkan
keberhasilan dalam pengurusan BUMN/ Perusahaan/ Lembaga tempat yang bersangkutan
bekerja sebelum pencalonan;
b. Keahlian, dalam arti yang bersangkutan memiliki:
1) pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perusahaan;
2) pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan;
3) kemampuan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan strategis dalam rangka
pengembangan Perusahaan.
c. Integritas, dalam arti yang bersangkutan tidak pernah terlibat dalam perbuatan:
1) rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, dalam pengurusan BUMN/ Perusahaan/Lembaga
tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berbuat tidak jujur);
2) cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati
dengan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum
pencalonan (berperilaku tidak baik);
3) perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum
kepada pribadi calon Anggota Direksi, karyawan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang
bersangkutan bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik).
4) perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan perusahaan yang sehat (perilaku yang tidak
baik).
d. Kepemimpinan, dalam arti yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk:
1) memformulasikan dan mengartikulasikan visi Perusahaan.
2) mengarahkan pejabat dan karyawan Perusahaan agar mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkan tujuan Perusahaan.
3) membangkitkan semangat (memberi energi baru) dan memberikan motivasi kepada pejabat
dan karyawan Perusahaan untuk mampu mewujudkan tujuan Perusahaan
e. Memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan Perusahaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
174
3. Persyaratan lain
a. Bukan pengurus partai politik, dan/atau anggota legislatif, dan/atau tidak sedang mencalonkan
diri sebagai calon anggota legislatif.
b. Bukan kepala/wakil kepala daerah dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon
kepala/wakil kepala daerah;
c.Tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada Lembaga, Anggota Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas pada BUMN, Anggota Direksi pada BUMN dan/atau Perusahaan, kecuali
menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika
terpilih sebagai Anggota Direksi Perusahaan.
d. Tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang
untuk dirangkap dengan jabatan Anggota Direksi, kecuali menandatangani surat pernyataan
bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai anggota Direksi.
e. Tidak menjabat sebagai anggota Direksi Perusahaan selama 2 (dua) periode berturut-turut.
f. Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Pedoman Kerja Direksi (Board Manual)
Dalam rangka mengatur tata tertib kerja dan hubungan dengan Dewan Komisaris, perusahaan telah
memiliki Board Manual yang selalu direview dan dilakukan pengkinian sesuai dengan perkembangan
regulasi dan tata kelola perusahaan yang baik.
Tujuan penyusunan dan pelaksanaan Board Manual adalah:
1. terciptanya satu pola hubungan kerja yang harmonis antar Organ Perusahaan dalam mengelola
perkebunan secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance;
2. memudahkan organ-organ Direksi dan organ-organ Dewan Komisaris untuk memahami tugas
dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris maupun hubungan tugas antara organ-organ
tersebut.
Materi yang diatur dalam Tata tertib kerja Direksi adalah sebagai berikut:
• Fungsi Direksi
• Persyaratan Anggota Direksi, Proses Pengangkatan Direksi
• Keanggotaan dan Komposisi Direksi, Masa Jabatan Direksi
• Tugas, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Direksi
• Wewenang dan Hak Direksi
• Program Pengenalan Perusahaan kepada Direksi Baru
• Program Pengembangan Direksi
• Rapat Direksi, Rapat Gabungan, Rapat Direktorat, Rapat Kerja Nasional
• Tata Tertib Rapat
• Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
• Penilaian Kinerja Direksi
• Pemberhentian , Berakhirnya Jabatan Direksi
• Larangan Rangkap Jabatan
• Karyawan Menjadi Anggota Direksi
Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen dari Direksi dalam rangka
mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, dengan harapan akan tercipta suatu pola hubungan kerja
yang harmonis dalam upaya mencapai Visi dan Misi PTPN III (Persero) Holding Perkebunan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
175
PENILAIAN KINERJA
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan setiap tahun, dengan menggunakan
key performance indicator secara garis besar dengan memberikan kontribusi dan dukungan dalam
mengimplementasikan visi dan misi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam program
kerja di tahun berjalan, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai Perusahaan, serta melakukan
monitoring untuk tercipta dan berkembangnya Good Corporate Governance di Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero), dengan terlebih dahulu:
1. Dewan Komisaris dan Direksi mengusulkan Key Performance Indicators (KPI) kepada RUPS untuk
ditetapkan.
2. Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau anggaran dasar.
3. Dewan Komisaris dan Direksi menyampaikan laporan triwulanan perkembangan realisasi Indikator
Pencapaian Kinerja kepada para Pemegang Saham/Menteri.
Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Aspek Operasional berisikan indikator yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan secara
operasional oleh Dewan Komisaris dan pengelolaan oleh Direksi dalam bentuk rapat internal dan
gabungan.
2. Aspek Administrasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan dokumentasi dan pelaporan hasil
pengawasan dari Dewan Komisaris dan hasil pencapaian kinerja dari Direksi.
3. Aspek Dinamis adalah indikator yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam kegiatan yang
mengandung nilai pendidikan dan pelatihan serta kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
citra Perusahaan.
Dalam memulai pelaksanakan tugas di tahun 2016, Dewan Komisaris dan Direksi telah menetapkan
sasaran kerja yang akan dicapai dalam tahun tersebut. Sasaran kerja Dewan Komisaris dan Direksi
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tujuan Perusahaan secara keseluruhan, sasaran Dewan
Komisaris ditujukan guna mengoptimalkan fungsi dan tugas Dewan Komisaris dan Direksi serta dalam
rangka memenuhi harapan dan target Pemegang Saham. Sasaran Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
tahun 2016 yang dapat dicapai dengan baik antara lain:
(a)Meningkatnya efektivitas tugas dan fungsi Dewan Komisaris dan Direksi secara optimal atas
pencapaian Perusahaan, yaitu adanya frekuensi pertemuan rutin yang intensif antara Dewan
Komisaris beserta perangkatnya dengan Direksi beserta jajaran dalam rangka mengkomunikasikan
berbagai program kerja Perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi.
(b)Meningkatnya kualitas hasil analisa dan kajian Dewan Komisaris terhadap realisasi pencapaian
kinerja Perusahaan tahun buku 2015, rancangan RKAP tahun 2016 dan berbagai kegiatan operasional
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada
Direksi.
(c) Pelaksanaan rekomendasi dari Dewan Komisaris kepada Direksi atas setiap kegiatan perkebunan
sehingga dapat memberikan dukungan yang positif dalam pencapaian sasaran Perusahaan.
Sasaran ini berkaitan erat dengan tindakan Direksi yang perlu mendapat persetujuan/rekomendasi
Dewan Komisaris, dimana dalam setiap pemberian keputusannya Dewan Komisaris senantiasa
memberikan arahan dan argumentasi yang didasarkan pada praktek korporasi (BUMN) yang sehat
secara umum dan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
176
(d)Telah dilaksanakan pelaporan hasil penilaian Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang
Saham terhadap pencapaian KPI Dewan Komisaris dan Direksi atas kinerja masing-masing baik
secara kolegial maupun individual.
(e) Ditetapkannya Kantor Akuntan Publik (KAP) yang capable untuk melakukan pemeriksaan laporan
keuangan (audited) Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun buku 2016 yaitu
dengan ditunjuknya kembali KAP Purwantono, Suherman & Surja sebagai auditor pelaksana audit
tahun buku 2016 yang diputuskan dalam RUPS pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015
(f) Berpartisipasi aktif dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi dengan
mengikuti kegiatan terkait dengan pengembangan pengetahuan yang berhubungan dengan bisnis
Perusahaan.
(g)Meningkatnya pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip GCG Dewan Komisaris dan Direksi
berdasarkan parameter yang baru sesuai SK-16/S.MBU/2012, yang ditandai dengan meningkatnya
nilai skor penerapan GCG yang wajib dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
(h) Peran organ Perusahaan lebih optimal dalam mendukung peningkatan kinerja Perusahaan.
Kriteria Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
Kriteria assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan Kontrak Kinerja yang memuat
Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi, yang merupakan ukuran penilaian atas
keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan atau anggaran dasar.
Secara umum Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi dapat diklasifikasikan ke
dalam 4 (empat) bidang, berikut:
A. Program Kerja Bidang Tugas Rutin dan Monitoring
1) Melaksanakan rapat sebanyak 12 kali dalam setahun
2) Melaksanakan rapat gabungan Dewan komisaris dan Direksi sebanyak 12 kali dalam setahun
3) Melaksanakan kunjungan kerja diseluruh wilayah Indonesia dalam rangka penilaian kinerja
B. Program Kerja Bidang Administrasi, Pelaporan dan Rekomendasi kepada Pemegang Saham
1) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai kinerja usaha tahun buku 2015
sebagai rekomendasi untuk pengesahan laporan keuangan Perusahaan tahun buku 2015
2) Monitoring dan evaluasi laporan manajemen berkala atas pelaksanaan RKAP tahun 2016 yang
meliputi tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Manajemen Triwulan I sd Triwulan IV
3)Menyampaikan laporan penilaian atas kinerja yang dicapai untuk disampaikan kepada
Pemegang Saham pada setiap Laporan Semester
4) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta pencapaian KPI tahun
2015 setiap triwulanan
5)Menetapkan Standard Operating Procedure (SOP)
6) Menyepakati usulan remunerasi pengurus tahun 2016 kepada Pemegang Saham
7) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai usulan RKAP tahun 2017 sebagai
rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan RKAP tahun 2017
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
177
C. Program Kerja Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Pengelolaan
1) Dewan Komisaris telah memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi atas hasil
monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut temuan auditor ekternal (KAP) dan auditor internal
(SPI) berdasarkan hasil laporan yang disampaikan oleh Komite Audit
2) Keselarasan aksi atas kegiatan Perusahaan sesuai dengan kewenangan Dewan Komisaris dan
Direksi berdasarkan Anggaran Dasar
3) Menindaklanjuti temuan terkait dengan risiko atas kegiatan Perusahaan berdasarkan laporan
dan analis Komite Pemantau Manajemen Risiko
4) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan sistem teknologi dan
informasi perusahaan
5) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan akutansi dan
penyusunan laporan keuangan
6) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan
pengembangan kompetensi karyawan
7) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan pengadaan
barang dan jasa Perusahaan
8) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan efeisiensi dan peningkatan
produktivitas
9) Melakukan telaah dan tindak lanjut atas pengaduan masyarakat dan para stakeholder yang
bekaitan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
D. Program Kerja Bidang Pengembangan Wawasan dan Pengetahuan
1) Melaksanakan kegiatan yang bersifat publikasi dengan tujuan meningkatkan peran Dewan
Komisaris dan Direksi untuk membantu meningkatkan citra Perusahaan
2) Mengikuti seminar, pelatihan dan workshop dalam rangka pengembangan pengetahuan dan
meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi dalam keahlian tertentu yang dapat
menambah wawasan pemahaman terhadap bisnis Perusahaan.
Proses Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
Pengukuran kinerja Dewan Komisaris dan Direksi mengacu pada Sistem Kriteria Penilaian Kinerja
Unggul dengan menggunakan beberapa indikator sebagai berikut;
I. Pendorong kinerja
• Kepemimpinan
• Perencanaan strategis
• Fokus pada pelanggan dan pasar
II. Kinerja dasar
• Perbaikan kinerja pegawai
• Pengelolaan proses produksi dan pelayanan
III. Hasil capaian kinerja
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
178
Hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
Berikut hasil penilaian Kinerja Direksi
Perspektif
KPI
Bobot (%)
Satuan
Target 2016
I. PENDORONG KINERJA
Kepemimpinan
Skor KPKU
2,00
Skor
600,00
Skor GCG
2,00
Skor
93,50
2,00
%
90,00
2,00
Unit
7,00
2,00
Unit
19
- Target Program
2,00
%
100,00
- Target Fisik
2,00
%
75,00
%
84,00
4,00
Perencanaan Strategis
Tingkat Utilisasi Peralatan Produksi
Tingkat Penilaian Proper
- Warna Biru
Tingkat Keselamatan Kerja Perusahaan
- Bendera Emas
Tingkat Penyerapan CAPEX
10,00
Fokus Pada Pelanggan dan Pasar
Tingkat Kepuasan Pelanggan/ CSI
19,00
19,00
II. KINERJA DASAR
Perbaikan Kinerja Pegawai
Competency Level Index
- Karyawan Pimpinan
3,00
%
85,00
- Karyawan Pelaksana
3,00
%
77,00
Employee Engagement Index
3,00
%
85,00
2,00
Kg KK /HK
18,10
3,00
Kg TBS /HK
1.440,00
Produktifitas Tenaga Kerja Bidang Produksi
- Karet
- Kelapa Sawit
14,00
Pengelolaan Proses Produksi
dan Pelayanan
Penjualan Produksi
1. Karet
2,00
Ton
35,012
2. CPO
2,00
Ton
694,069
3. PKO dan PKM
2,00
Ton
135,516
1. Karet
2,00
Kg. KK/Ha
1,531
2. CPO
3,00
Ton/Ha
5,45
1. Karet
2,00
Rp/Kg
17.520,15
2. Kelapa Sawit
3,00
Rp/Kg
6.128,47
4,00
Kg/Pokok/Tahun
0,595
9,00
Kg/Pokok/Tahun
8,860
Produktivitas (Kebun Sendiri)
Harga Pokok FOB
Pemupukan Tanaman Menghasilkan
1. Karet
2. Kelapa Sawit
29,00
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
179
Perspektif
KPI
Bobot (%)
Satuan
Target 2016
III. CAPAIAN KINERJA
Hasil Capaian Kinerja Perusahaan
Profitabilitas
- Return on Asset
12.00
%
1.28
- Solvabilitas
12.00
%
446.43
24.00
TOTAL
100.00
Berikut hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris
No.
Aspek & Parameter
Periode
Satuan Output
Bobot
Rencana Output
Aspek Perencanaan
1
Menyusun RKA Dewan Komisaris tahun 2016
Tahunan
Dokumen
5
1
2
Menyusun kontrak manajemen (KPI) Dewan
komisaris tahun 2016
Tahunan
Dokumen
5
1
Sub Total
10
Aspek Pengawasan & Nasehat
1
Memberikan tanggapan/ rekomendasi kepada
Pemegang Saham untuk:
a. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
b. Laporan Tahunan
c. Laporan Kinerja Triwulanan
d. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
2016-2020
Tahunan
Tahunan
Triwulanan
Setahun
Surat
Surat
Surat
Surat
5
5
7
5
1
1
3
1
Setahun
Surat
12
12
2
Memberikan nasehat/ rekomendasi kepada
Direksi sesuai tugas Dewan Komisaris
3
Rapat Dewan Komisaris
a. Jumlah Rapat
b. Kehadiran Rapat
c. Penyelesaian Risalah rapat
Bulanan
Bulanan
Bulanan
Kali
%
Risalah
10
5
5
12
100
12
4
Kunjungan Kerja
Setahun
Kunjungan
5
12
Sub Total
59
Aspek Pelaporan
1
Laporan realisasi pelaksanaan KPI Dewan
Komisaris
2
Laporan pengawasan Dewan Komisaris
Triwulanan
Laporan
7
2
Tahunan
Laporan
7
1
Aspek Dinamis
1
Pengusulan Auditor eksternal kepada pemegang
saham
Tahunan
Surat
5
1
2
Peningkatan kompetensi melalui seminar,
workshop dll
Setahun
Kali
4
7
3
Hasil assessmen GCG Dewan Komisaris
Tahunan
Skor
4
25
4
Tanggapan terhadap tindaklanjut temuan
Auditor/ SPI/ assesor GCG
Setahun
Surat
4
1
Sub Total
TOTAL
Jujur • Tulus • Ikhlas
17
100,00
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
180
KEBIJAKAN REMUNERASI
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Remunerasi Dewan Komisaris mengacu pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia Nomor: 04/MBU/2014tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Anggota Dewan Komisaris
diberikan honorarium menurut komposisi faktor jabatan sebagai berikut:
1. Komisaris Utama : 45% dari Direktur Utama
2. Anggota Dewan Komisaris
: 90% dari Komisaris Utama
Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Pada prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, Direksi membuat kajian perhitungan
penghasilan diterima (take home pay) yang terdiri atas Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem/
Insentif Kinerja yang formulasinya mengacu kepada PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014.
Usulan penghasilan ini dibahas bersama Dewan Komisaris yang selanjutnya dianggarkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun
2016. Usulan penghasilan yang sudah dianggarkan tersebut selanjutnya disampaikan kepada RUPS
untuk ditetapkan bersamaan dengan Persetujuan Laporan Tahunan 2015 dan Pengesahan Laporan
Keuangan Tahun 2015 yang diselenggarakan pada Juli 2016. RUPS melakukan penilaian atas usulan
penghasilan Dewan Komisaris dan mengesahkan usulan penghasilan Dewan Komisaris tersebut.
Untuk menerapkan keputusan RUPS tersebut, Direksi menerbitkan Surat Keputusan Nomor:3.00/
SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan.
I
II
III
IV
Laporan Tahunan 2016
Peraturan Menteri BUMN No: PER-04/MBU/2014
RKAP PTPN III Holding Tahun 2016
Rapat Umum Pemegang Saham
SK No: 3.00/SKPTS/R/24/2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
181
Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara,
prinsip dasar pemberian remunerasi, sebagai berikut:
a. Penetapan penghasilan yang berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi
dan kemampuan keuangan perusahaan, dan faktor- faktor lain yang relevan, serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
b. Penetapan penghasilan yang berupa tantiem yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor kinerja dan kemampuan keuangan perusahaan, serta faktor faktor lain
yang relevan.
Penetapan penghasilan tersebut mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat inflasi,
kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan dan faktor-faktor yang lain yang relevan, serta tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat memberikan tantiem kepada anggota Direksi
berdasarkan penetapan RUPS dalam pengesahan laporan tahunan, apabila:
a. Realisasi tingkat kesehatan perusahaan paling rendah dengan nilai 70; dan
b. Target tingkat kesehatan dalam RKAP tercapai meskipun nilainya di bawah 70.
Besaran tantiem dikaitkan dengan capaian KPI dalam Kontrak Manajemen dengan prinsip agresif, yakni
semakin tinggi dan menantang target, semakin besar tantiem yang diberikan. Selain mempertimbangkan
capaian KPI, penetapan tantiem juga mempertimbangkan investasi jangka panjang yang dilakukan
secara agresif dan keberhasilan penugasan pemerintah.
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
Sesuai Keputusan RUPS atas persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan tahun
buku 2015 Nomor3.00/SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016, bahwa Komisaris Utama dan Anggota
Komisaris masing-masing mendapat honorarium sebesar 45% dari gaji Direktur Utama dan 90% dari
honorarium Komisaris Utama.
1. Imbalan Jangka Pendek
• Honorarium
Merupakan penghasilan tetap berupa uang yang diterima setiap bulan oleh seseorang karena
kedudukannya sebagai anggota Dewan Komisaris. Besaran honorarium anggota Dewan
Komisaris ditetapkan dengan Faktor Jabatan: Komisaris Utama sebesar 45% dari gaji Direktur
Utama dan Anggota Komisaris sebesar 90% dari Komisaris Utama.
• Tunjangan
Merupakan penghasilan berupa uang atau yang dinilai dengan uang yang diterima pada waktu
tertentu oleh anggota Dewan Komisaris. Jenis tunjangan yang diberikan terdiri dari tunjangan
hari raya, tunjangan transportasi, dan tunjangan purna jabatan. Besaran tunjangan terdiri dari
tunjangan hari raya diberikan sebesar 1 (satu) kali honorarium dan tunjangan transportasi
sebesar 20% dari honorarium masing-masing anggota Dewan Komisaris.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
182
• Fasilitas
Merupakan penghasilan berupa sarana dan atau kemanfaatan dan atau penjaminan yang
digunakan/dimanfaatkan oleh anggota Dewan Komisaris dalam rangka pelaksanaan tugas,
wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangundangan. Jenis
fasilitas terdiri dari fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum.
• Tantiem
Merupakan penghasilan yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada anggota Dewan
Komisaris apabila Perusahaan memperoleh laba dan tidak mengalami akumulasi kerugian.
Komposisi besaran tantiem bagi Komisaris Utama adalah 90% dari tantiem Direktur utama
sedangkan untuk anggota Dewan Komisaris adalah 90% dari tantiem Komisaris Utama.
Komponen penghasilan bagi Dewan Komisaris untuk tahun 2016, adalah sebagai berikut:
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Penghasilan
Bulanan
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
86.724.000
2
Dahlan Harahap
Komisaris
78.051.600
3
Sardan Marbun
Komisaris
78.051.600
4
Deddy Yevri Sitorus
Komisaris
78.051.600
5
Subur Budhisantoso
Komisaris
TOTAL
78.051.600
398.930.400
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara,
prinsip dasar pemberian remunerasi, sebagai berikut:
a. Penetapan penghasilan yang berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi
dan kemampuan keuangan perusahaan, dan faktor- faktor lain yang relevan, serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
b. Penetapan penghasilan yang berupa tantiem yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor kinerja dan kemampuan keuangan perusahaan, serta faktor faktor lain
yang relavan.
2. Imbalan Jangka Panjang
Imbalan jangka panjang diberikan dalam bentuk santuan purna jabatan berupa uang asuransi yang
dikelola oleh PT Asuransi Bumi Putera. Imbalan ini akan diberikan pada saat Dewan Komisaris
mengakhiri masa jabatannya, dengan jumlah manfaat Asuransi (uang Asuransi) untuk Komisaris
Utama sebesar Rp598.002.671,- sedangkan masing–masing komisaris menerima manfaat asuransi
(uang asuransi) sebesar Rp415.775.221,-.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
183
Struktur Remunerasi Direksi
Sesuai Keputusan RUPS atas persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan tahun
buku 2015 Nomor 3.00/SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016, remunerasi gaji Direktur Utama untuk
tahun 2016. Gaji anggota Direksi ditetapkan sebesar 90% dari gaji Direktur Utama.
1. Imbalan Jangka Pendek
Imbalan jangka pendek yang diberikan Perusahaan kepada Direksi meliputi tantiem yang
terpisah dari ketentuan bonus karyawan dan besarnya tantiem ditetapkan oleh RUPS. Selain itu,
Direksi menerima Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan, tunjangan komunikasi yang diberikan
maksimal sebesar 5% dari gaji, tunjangan pakaian dinas, tunjangan cuti tahunan, tunjangan cuti
besar, tunjangan perumahan apabila Perusahaan tidak menyediakan rumah jabatan, dan tunjangan
utilitas.
2. Imbalan Jangka Panjang
Imbalan jangka panjang diberikan dalam bentuk santunan purna jabatan berupa uang asuransi
yang dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya, maksimal premi sebesar 25% dari gaji. Imbalan ini
akan diberikan pada saat Direksi mengakhiri masa jabatannya, dengan jumlah manfaat Asuransi
(uang Asuransi) untuk Direktur Utama sebesar Rp40.150.000,- sedangkan masing-masing Direktur
menerima manfaat asuransi (uang asuransi) sebesar Rp36.135.000,3.Fasilitas
Direksi juga mendapatkan fasilitas berupa fasilitas kenderaan dinas, fasilitas kesehatan, fasilitas
bantuan hukum, fasilitas rumah jabatan, fasilitas club membership, fasilitas perkumpulan profesi,
dan fasilitas biaya representasi (batas maksimum ditetapkan RUPS).
Komponen penghasilan bagi Direksi untuk tahun 2016, adalah sebagai berikut:
No.
Nama
Jumlah Penghasilan
Bulanan
3
4
1
2
1
Elia Massa Manik
Direktur Utama
188.600.000
2
Seger Budiarjo
Direktur Human Capital & Umum
172.540.000
3
Nurhidayat
Direktur Pelaksana
172.540.000
4
Erwan Pelawi
Direktur Keuangan & Korporasi
172.540.000
TOTAL
Jujur • Tulus • Ikhlas
Jabatan
706.220.000
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
184
INFORMASI PERTEMUAN
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan guna membahas hal yang bersifat strategis dan memerlukan
keputusan segera. Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan dan setiap saat jika diminta oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat
Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan
dengan kuasa kepada Komisaris lain.
Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan
suara terbanyak. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat, dengan ketentuan bahwa seluruh anggota Dewan Komisaris telah memberikan
persetujuan atas usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan melalui rapat formal.
Segala keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan pendapat
(dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam
risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
10
10
100%
2
Sardan Marbun
Komisaris
10
10
100%
3
Dahlan Harahap
Komisaris
10
10
100%
4
Subur Budhisantoso
Komisaris
10
10
100%
5
Dedi Y.H. Sitorus
Komisaris
10
10
100%
Rapat Direksi
Rapat Direksi telah diatur di dalam Anggaran Dasar dan Board Manual yaitu paling sedikit 1 (satu) kali
setiap bulan. Selama tahun 2016, Direksi telah menyelenggarakan 12 kali Rapat Direksi. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat,
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Segala keputusan yang diambil dalam
rapat Direksi bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat
Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
185
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
1
Elia Massa Manik
Direktur Utama
9
9
100%
2
Nurhidayat
Direktur Pelaksana
12
12
100%
3
Erwan Pelawi
Direktur Keuangan
12
12
100%
4
Seger Budiarjo
Direktur Umum
12
12
100%
Rapat Gabungan
Dewan Komisaris secara berkala mengadakan rapat internal, dan rapat koordinasi dengan Direksi yang
disebut dengan Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris tentang kinerja Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) secara menyeluruh.
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
1
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
12
12
100%
2
Sardan Marbun
Komisaris
12
12
100%
3
Dahlan Harahap
Komisaris
12
12
100%
4
Subur Budhisantoso
Komisaris
12
12
100%
5
Dedi Y.H. Sitorus/
Heri Sebayang
Komisaris
12
12
100%
6
Elia Massa Manik
Direktur Utama
12
12
100%
7
Nurhidayat
Direktur Pelaksana
12
12
100%
8
Erwan Pelawi
Direktur Keuangan
12
12
100%
9
Seger Budiarjo
Direktur Umum
12
11
92%
INFORMASI PEMEGANG SAHAM
UTAMA DAN PENGENDALI
Perseroan adalah Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya 100% dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
186
HUBUNGAN
AFILIASI
Hubungan Keluarga dengan
Nama
Dewan
Komisaris
Direksi
Hubungan Keuangan dengan
Pemegang
Saham
Dewan
Komisaris
Direksi
Pemegang
Saham
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
KOMISARIS UTAMA
(Joefly J. Bahroeny)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
KOMISARIS
(Sardan Marbun)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
KOMISARIS
(Dahlan Harahap)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
KOMISARIS
(Subur Budhisantoso)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
KOMISARIS
(Dedi Y.H. Sitorus)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
DIREKTUR UTAMA
(Elia Massa Manik)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
DIREKTUR Pelaksana
(Nurhidayat)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
DIREKTUR KEUANGAN
(Erwan Pelawi)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
DIREKTUR UMUM
(Seger Budiarjo)
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Anggota Dewan Komisaris, masing-masing tidak memiliki hubungan keuangan maupun hubungan
kekeluargaan sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis vertikal maupun horizontal terhadap
sesama anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, maupun Pemegang Saham.
KEBERAGAMAN
KOMPOSISI
Dalam rangka mewujudkan proses dan mekanisme pemilihan dan penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi yang transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, Perusahaan
telah mengikuti persyaratan dan tata cara yang diatur melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-02/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
187
dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara,
serta Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang
Persyaratan, Tata Cara Pengangkatan, dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara.
Komposisi Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah memenuhi
unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi independensi, keahlian/pendidikan, serta pengalaman
kerja. Seluruh Anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki
integritas, kompetensi dan reputasi yang baik.
Berdasarkan kebijakan Pemegang Saham, dalam penetapan komposisi Dewan Komisaris telah
dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) termasuk memperhatikan unsur keberagaman sebagaimana pada tabel berikut:
Nama
Kompetensi
Usia
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Terakhir
KOMISARIS UTAMA
(Joefly J. Bahroeny)
Agribisnis
60
Laki-Laki
S2
KOMISARIS
(Sardan Marbun)
Manajemen
68
Laki-Laki
Lemhanas
KOMISARIS
(Dahlan Harahap)
Agribisnis
63
Laki-Laki
S2
KOMISARIS
(Subur Budhisantoso)
Antropologi
79
Laki-Laki
S3
KOMISARIS
(Dedi Y.H. Sitorus)
Agribisnis dan
Komunikasi Politik
46
Laki-Laki
S2
DIREKTUR UTAMA
(Elia Massa Manik)
Teknik dan Manajemen
51
Laki-Laki
S2
DIREKTUR PELAKSANA
(Nurhidayat)
Agribisnis
55
Laki-Laki
S2
DIREKTUR KEUANGAN
(Erwan Pelawi)
Ekonomi
60
Laki-Laki
S2
DIREKTUR UMUM
(Seger Budiarjo)
Ekonomi dan Agribisnis
49
Laki-Laki
S2
KOMITE
AUDIT
Komite Audit berfungsi sebagai organ pendukung yang membantu Dewan Komisaris, melaksanakan
tugas monitoring, evaluasi, supervisi, dan pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
188
Keanggotaan Komite Audit
Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) beranggotakan 3 (tiga) orang, yang
terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen, dan 2 (dua) orang anggota yang
semuanya merupakan Pihak Independen yang memenuhi kriteria integritas, kompetensi, akhlak, moral
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diangkat berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris, dengan susunan sebagai berikut:
Posisi di Perusahaan
SK Dewan Komisaris
Masa Jabatan
KEP-06/DK/XII/2013
tanggal 11 Desember 2013
2013 – 2018
Ketua
Dahlan Harahap
Komisaris Independen
Anggota
Syamsuddin Lubis
Pihak Independen
KEP-03/DK/VIII/2014
tanggal 18 Agustus 2014
2014 – 2016
Anggota
Darwin Bagindo Pakih
Pihak Independen
KEP-02/DK/VII/2015
tanggal 1 Juli 2015
2015 - 2017
Profil Komite Audit
Dahlan Harahap
Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 6 Juni 1953. Lulusan
Pendidikan Sarjana Fakultas Pertanian USU Medan tahun 1976 dan lulus
Magister S2 bidang Manajemen Agribisnis MMA – UGM Yogyakarta tahun
2008. Mengawali karier sebagai Asisten Tanaman PTP II Tanjung Morawa,
bidang pengelola Afdeling komoditi kakao tahun 1981. Dan jabatan terakhir
adalah Direktur Utama PTP Nusantara IV (Persero) tahun 2012. Sejak tahun
2013 menjabat sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) dan merangkap sebagai ketua Komite Audit.
Syamsuddin Lubis
Warga Negara Indonesia, Lahir di Medan, 13 Agustus 1956. Lulusan
Pendidikan Sarjana Fakultas Ekonomi, dan Magister Akuntansi USU, Medan.
Mengawali karier sebagai staf akuntansi di Bagian Pembiayaan PTP V
Sei Karang, pernah menjabat Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Bagian
Keuangan, Kepala Bagian Corporate Secretary, Kepala Bagian Satuan
Pengawasan Intern, Kepala Bagian Kemitraan Bina Lingkungan, General
Manager Rumah Sakit, Direktur PT Industri Karet Nusantara dan Staf Ahli
Direktur Utama. Mulai Agustus tahun 2014 menjabat sebagai Anggota
Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
189
Darwin Bagindo Pakih
Warga Negara Indonesia, Lahir di Kisaran, Medan, 20 Juni 1955. Lulusan
Pendidikan Sarjana Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Swasta Riama,
Medan, Menyelesaikan Sertifikasi Qualified Internal Auditor, YPIA, Jakarta,
Master Bussiness Administration, Institute Management Study, Jakarta.
Diangkat menjadi Anggota Komite Audit sejak Juli 2015 - sekarang.
Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Audit
Seluruh anggota Komite Audit adalah pihak independen, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Hubungan Keluarga dengan
Nama
Jabatan
Dewan
Komisaris
Ya
Tidak
Direksi
Ya
Tidak
Hubungan Keuangan dengan
Pemegang
Saham
Dewan
Komisaris
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Pemegang
Saham
Direksi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Dahlan Harahap
Ketua
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Syamsuddin Lubis
Anggota
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Darwin Bagindo
Pakih
Anggota
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Persyaratan keanggotaan Komite Audit
1. Persyaratan Independensi
a. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak
pernah terikat dalam pekerjaan atau penugasan yang memberikan jasa audit, jasa konsultasi
hukum, jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan;
b. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak
pernah terikat dalam kewenangan dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, atau
mengendalikan kegiatan Perusahaan;
c. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha perusahaan;
d. Tidak memiliki kepentingan/keterikatan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan
benturan kepentingan terhadap perusahaan;
e. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semendawa sampai derajat ketiga baik
menurut garis lurus maupun garis kesamping dengan anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi atau Pemegang Saham;
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
190
f. Tidak merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris, Sekretaris/Staf Sekretariat Dewan
Komisaris pada BUMN/Perusahaan lain;
g. Tidak merangkap sebagai anggota Komite Audit, anggota Komite Lain pada perusahaan dan/
atau anggota Komite pada BUMN/perusahaan lain.
2. Persyaratan Kompetensi
a. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang
pengawasan/pemeriksaan;
b. Salah seorang dari anggota Komite Audit harus memiliki latar belakang pendidikan atau
memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan;
c. Salah seorang dari anggota Komite Audit harus memahami industri/bisnis perusahaan dan
pengetahuan yang cukup di bidang system dan teknologi informasi;
d.Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan terutama yang
menyangkut BUMN dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi perusahaan;
e. Mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
menyelesaikan tugasnya.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Menilai Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
a. Komite Audit memonitor kecukupan upaya Direksi dalam menjalankan, mengembangkan dan
mempertahankan sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan
aset Perusahaan.
b.Komite Audit melakukan evaluasi terhadap kehandalan sistem pengendalian internal
Perusahaan guna memberikan masukan dan saran perbaikan untuk meningkatkan efektivitas
sistem pengendalian internal, manajemen risiko, dan sistem informasi dan komunikasi.
c. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap rencana jangka panjang, rencana jangka menengah
dan rencana jangka pendek tata kelola sistem dan teknologi informasi yang dikembangkan oleh
Perusahaan.
2. Menilai efektivitas tugas Auditor Eksternal
a. Setiap tahun, laporan keuangan tahunan Perusahaan harus diaudit oleh Auditor Eksternal yang
ditunjuk melalui RUPS dari calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris cq Komite Audit;
b. Komite Audit memiliki kewenangan untuk melakukan proses seleksi calon auditor eksternal,
merekomendasikan penunjukan, mengevaluasi independensi, mengawasi perencanaan dan
pelaksanaan audit sampai memeriksa pelaporan serta monitor tindaklanjut hasil audit dari
Auditor Eksternal;
c. Komite Audit melakukan proses seleksi calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan
pengadaan barang dan jasa yang berlaku bagi Perusahaan dan apabila diperlukan dapat
meminta bantuan Direksi dalam proses pengadaannya;
d. Komite Audir dapat menggunakan laporan atau berkomunikasi dengan auditor eksternal untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal;
e. Komite Audit melakukan supervisi audit untuk memastikan bahwa auditor eksternal menerapkan
Standar Profesi Akuntan Publik dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
dan bersikap obyektif serta independen dalam melaksanakan tugas audit.
3. Menilai Efektivitas Tugas Auditor Internal
a. Komite Audit melakukan monitoring pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI)
b. Analisis terhadap Laporan Pelaksanaan Kegiatan SPI yang disampaikan kepada Dewan Komisaris
cq Komite Audit;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
191
c. Penyelenggaraan rapat berkala dengan SPI sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk
membahas:
- Temuan hasil audit dan hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan sistem
pengendalian intern, inefisiensi operasi Perusahaan, kekeliruan penerapan standar akuntansi,
dan pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku;
- Tindak lanjut temuan hasil audit serta hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
SPI.
d. Komite Audit melalui Dewan Komisaris dapat meminta SPI untuk melakukan audit khusus atau
audit investigasi terhadap kemungkinan adanya indikasi penyelewengan/penggelapan atau
penyimpangan di lingkungan Perusahaan.
4. Melaksanakan Tugas Khusus
a. Pemberian tugas khusus kepada Komite Audit oleh Dewan Komisaris dilakukan dengan perintah
tertulis dari Dewan Komisaris;
b. Lingkup pekerjaan tugas khusus bagi Komite Audit sepenuhnya ditentukan oleh Dewan
Komisaris sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku;
c. Dalam melaksanakan tugas khusus Komite Audit dapat :
- Memeriksa dan menganalisis semua catatan, dokumen dan informasi lainnya yang diperlukan
termasuk notulen rapat Direksi dan rapat Dewan Komisaris;
- Jika dianggap perlu, melakukan audit investigasi bekerjasama dengan SPI atau meminta
bantuan tenaga ahli atau konsultan untuk membantu Komite Audit;
- Komite Audit menyampaikan laporan pelaksanaan tugas khusus kepada Dewan Komisaris.
Program Kerja Komite Audit Tahun 2016
1. Evaluasi Laporan Keuangan Konsolidasian tahun 2016
2. Evaluasi atas Laporan Keuangan Konsolidasian Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Tahun Buku 2015
3. Evaluasi atas Laporan Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Triwulanan
Tahun Buku 2016.
4. Review atas usulan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun 2017.
5. Review atas usulan PKPT SPI Tahun 2017.
6. Evaluasi Laporan Kinerja SPI, Triwulanan Tahun 2016 yang meliputi:
• Evaluasi atas pelaksanaan PKPT SPI Tahun 2016.
• Monitoring tidak lanjut atas hasil audit SPI Tahun Buku 2015.
• Evaluasi pelaksanaan Internal Audit Charter.
7. Melakukan proses pengusulan calon Auditor Eksternal (KAP) untuk pelaksanaan audit Tahun Buku
2016.
8. Monitoring audit atas Laporan Keuangan yang dilaksanakan oleh KAP
9. Evaluasi tindak lanjut hasil audit atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 yang dilaksanakan oleh
KAP.
10.Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Internal Perusahaan.
11.Menyelenggarakan rapat internal Komite Audit.
12.Melakukan pertemuan secara berkala dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
13.Melakukan kunjungan kerja ke perkebunan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
14.Menyusun Laporan Kegiatan Komite Audit secara berkala.
15.Menyusun Rencana Kerja Komite Audit Tahun 2017.
16.Meningkatkan kompetensi melalui pelatihan/workshop/seminar.
17.Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
192
Rapat Komite Audit
Sebagaimana ditetapkan dalam Piagam Komite Audit, Komite dapat mengadakan rapat setiap saat.
Komite Audit mengadakan pertemuan secara berkala dengan Manajemen berdasarkan tugas dan
tanggung jawab Komite Audit.
Selama tahun 2016, Komite Audit telah menyelenggarakan 10 kali rapat, yang terdiri dari:
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
Dahlan Harahap
Ketua
10
10
100%
Syamsuddin Lubis
Anggota
10
10
100%
Darwin Bagindo Pakih
Anggota
10
10
100%
Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2016
Pada tahun 2016 Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Rencana Kerja yang telah disetujui
sebagai berikut :
a) Menghadiri rapat-rapat Dewan komisaris baik internal maupun rapat gabungan Dewan komisaris
dengan Direksi
b) Mengadakan koordinasi melalui rapat-rapat dengan berbagai unit/divisi Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dengan menyampaikan saran-saran dan rekomendasi yang dituangkan
dalam notulen rapat
c) Mengadakan rapat rutin mingguan dan bulanan dalam bentuk rapat internal Komite Audit dan rapat
dengan berbagai Unit/Divisi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) untuk membahas
segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi komite
d) Membuat laporan hasil evaluasi Komite Audit atas Laporan keuangan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) triwulan I sd III tahun 2015 dan Laporan Evaluasi Komite Audit atas
laporan Keuangan Konsolidasian Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun buku
yang berakhir tanggal 31 desember 2015 (Audited)
e) Membuat laporan hasil evaluasi Komite Audit terhadap hasil pemeriksaan SPI Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) triwulan I sd IV
f) Membuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kondisi keuangan dan berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, sebagai referensi untuk pengambilan
keputusan Dewan Komisaris.
g) Melakukan kunjungan kerja ke beberapa Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang dalam rangka
monitoring
h) Membuat dan menyusun RKA Komite Audit Tahun 2016 sebagai Pedoman kegiatan Komite dalam
melaksankan tugas sebagi organ Dewan Komisaris
i) Melakukan pertemuan dengan auditor ekternal dan menghadiri rapat closing audit atas laporan
keuangan tahun buku 2015di beberapa kantor cabangutama dan kantor cabang
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
193
KOMITE NOMINASI
DAN REMUNERASI
Fungsi nominasi dan remunerasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dijalankan oleh
Dewan Komisaris dengan mengacu pada PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawan Badan usaha Milik Negara
dan Kepmen BUMN No:SK-46/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Perhitungan Gaji
Direktur Utama dan Tantiem/Insentif Kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Milik Negara.
Prosedur Nominasi dan Remunerasi
Prosedur Nominasi
1. Penyusunan sistem seleksi dan rekrutmen calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
2. Penyusunan kriteria dan jumlah calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan oleh
Dewan Komisaris ke RUPS serta calon Direktur yang akan dipilih oleh Dewan Komisaris untuk
mengisi kekosongan, apabila terjadi situasi demikian;
3. Penyusunan sistem penilaian dan nominasi calon Direksi dan Dewan Komisaris;
4. Memberikan evaluasi dan analisis atas sistem seleksi, rekrutmen, dan suksesi karyawan Perusahaan.
Prosedur Remunerasi
1. Dewan Komisaris bersama Direksi melakukan kajian serta pembahasan perhitungan Remunerasi
2. Dewan Komisaris mengusulkan Besaran Nilai Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi kepada RUPST;
3. RUPST memberikan persetujuan terkait Besaran Nilai Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
untuk tahun berjalan.
Sistem Gaji dan Insentif
Perusahaan memiliki sistem job grading dalam penggajian karyawannya. Perhitungan job grading
tersebut ditinjau dari beberapa elemen yaitu knowhow, problem solving dan akuntabilitas dalam
pekerjaan tersebut. Dengan sistem grading ini, karyawan akan terus terpacu untuk meningkatkan kinerja
guna mencapai peningkatan karir ke jabatan dengan bobot yang lebih tinggi dan secara otomatis akan
meningkatkan pendapatan karyawan tersebut.
Kebijakan Suksesi Direksi
Perusahaan telah memiliki mekanisme penetapan kandidat pengganti / suksesor Direksi, yaitu dengan
mempunyai “Talent Pool” satu tingkat di bawah Direksi. Proses penilaian kompetensi dilakukan
oleh Konsultan Independen. Talent Pool tersebut kemudian diajukan oleh Dewan Komisaris kepada
Pemegang Saham.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
194
KOMITE
PEMANTAU RISIKO
Komite Pemantau Risiko berfungsi sebagai organ pendukung Dewan Komisaris yang membantu dalam
pelaksanaan tugas memantau dan monitoring pelaksanaan Manajemen Risiko dan penerapan GCG
pada Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Komite Pemantau Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terdiri dari 2 (dua) orang,
yang terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota yang merupakan anggota Dewan Komisaris, dan
seorang anggota dari Pihak Independen. Komite Pemantau Manajemen Risiko Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dengan susunan sebagai berikut:
Posisi di Perusahaan
Ketua
Deddy Y.H. Sitorus
Komisaris
Anggota
Afrah Yusren
Pihak Independen
SK Dewan Komisaris
Masa Jabatan
KEP-02/DK/XII/2016
tanggal Desember 2016
2016 – sekarang
KEP-03/DK/XII/2015
tanggal 31 Desember 2015
2015 - 2017
Profil Komite Pemantau Risiko
Deddy Y.H. Sitorus
Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 17 November 1970..
Memperoleh Sarjana Bidang Pertanian dari Universitas Simalungun,
Sumatera Utara (1989), Master Bidang Komunikasi Politik dari Kingston
University (2008). Memiliki pengalaman kerja sebagai Komisaris PT Takagama
(2009–sekarang), Direktur Eksekutif PT Optima Consulting Network (2010–
2012), Komisaris PT Optima Consulting Network (2012–2014), Analis Ekslusif
IHS (Information Handling Services) Perwakilan Indonesia (2011–2013),
Analis Ekslusif IHS Perwakilan Asia Tenggara (2013–sekarang), Komisaris
Independen PT Waskita Beton Precast (2015–sekarang), Komisaris Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016-sekarang)
Afrah Yusren
Warga Negara Indonesia, Lahir di Sibolga, Sumatera Utara, tanggal 29
Agustus 1949, Sarjana Pertanian dari Universitas Sumatera Utara (USU)
tahun 1978. Beliau pernah menjabat sebagai Administratur PTP IV (1989
– 1993), Kepala Bagian Teknologi, Kepala Bagian Komersil PTP IV (1994 –
1996), Kepala Bagian Pengadaan, Manajer Industri Hilir, Kepala Bagian
Pengolahan, Kepala Bagian Teknik dan Distrik Manajer PTPN III (1996–2004)
dan Direktur Utama PT Sarana Agro Nusantara (2004 –2005) dan sejak tahun
2007 hingga saat ini menjabat sebagai Komite Pemantau Risiko Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
195
Independensi Anggota Komite Risiko
Seluruh anggota Komite Risiko adalah pihak independen, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
Hubungan Keluarga dengan
Nama
Jabatan
Dewan
Komisaris
Direksi
Hubungan Keuangan dengan
Pemegang
Saham
Dewan
Komisaris
Pemegang
Saham
Direksi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Sardan Marbun
Ketua
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Afrah Yusren
Anggota
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Tugas Komite Pemantau Risiko:
1. Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi
serta menilai toleransi yang dapat diambil oleh Perusahaan;
2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengidentifikasi risiko usaha sesuai best practices pengelolaan
risiko;
3. Memantau pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang terdiri dari risiko keuangan, risiko pasar,
risiko operasional, risiko legal dan risiko sumber daya manusia sesuai Best Practices pengelolaan
risiko.
4. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
sesuai best practices pengelolaan risiko dan selanjutnya melaporkan kepada Dewan Komisaris;
5. Melakukan pendalaman atas potensi risiko sesuai dengan best practices pengelolaan risiko yang
perlu mendapatkan perhatian Komisaris dan memberikan saran perbaikan dan tindaklanjut kepada
Komisaris.
6. Membantu Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk
yang berhubungan dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility).
7. Memastikan seluruh aktivitas Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) selalu berlandaskan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik/GCG dan beretika bisnis yang sehat.
8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko:
1. Komite Pemantau Manajemen Risiko berwenang mengakses catatan atau informasi tentang
karyawan, aset serta sumber daya lainnya milik Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya;
2. Dalam hal-hal tertentu, Komite Pemantau Manajemen Risiko dapat melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Dewan Komisaris setelah mendapat surat tugas yang ditandatangani oleh Komisaris
Utama;
3. Melalui persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, bilamana diperlukan Komite Pemantau Risiko
dapat meminta bantuan tenaga ahli dan/atau kosultan yang biayanya menjadi beban Perusahaan;
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
196
4. Komite Pemantau Risiko bertanggungjawab untuk menjaga kerahasiaan dokumen, data dan
informasi Perusahaan baik dari pihak internal maupun pihak eksternal dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan tugasnya;
5. Komite Pemantau Risiko bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan
laporan atas pelaksanaan tugasnya;
6. Evaluasi kinerja Komite Pemantau Risiko, baik secara individual maupun secara kolektif akan
dilakukan setiap tahun oleh Komisaris.
Persyaratan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko
1. Persyatan Independen
a. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak
pernah terikat dalam pekerjaan atau penugasan yang memberikan jasa manajemen risiko, jasa
di bidang GCG, jasa konsultasi hukum, jasa audit dan jasa konsultasi lainnya kepada Perusahaan;
b. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris
tidak pernah terikat dalam kewenangan dan tanggung jawab merencanakan, memimpin atau
mengendalikan kegiatan Perusahaan;
c. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Perusahaan;
d. Tidak memiliki kepentingan/keterikatan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan
benturan kepentingan terhadap Perusahaan;
e. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semendawa sampai derajat ketiga menurut
garis lurus maupun garis kesamping dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau
Pemegang Saham Perusahaan;
2. Persyaratan Kompetensi
a. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang
Manajemen Risiko dan GCG;
b. Salah seorang dari anggota Komite Pemantau Risiko harus memiliki latar belakang pendidikan
atau memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan;
c. Salah seorang dari anggota Komite Pemantau Risiko harus memahami industri/bisnis perusahaan
dan pengetahuan yang cukup di bidang agroindustri;
d.Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan terutama yang
menyangkut BUMN dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasional
Perusahaan;
e. Mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
menyelesaikan tugasnya.
Rapat Komite Pemantau Risiko
Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu bulan
yang dipimpin oleh Ketua Komite Pemantau Risiko, atau anggota Komite Pemantau Manajemen Risiko
yang paling senior, apabila Ketua Komite Pemantau Risiko berhalangan hadir. Jika dipandang perlu,
Komite Pemantau Risiko dapat mengundang Manajemen terkait dengan materi rapat untuk hadir
dalam rapat Komite.
Setiap rapat Komite Pemantau Risiko dituangkan dalam Risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh
anggota Komite Pemantau Risiko yang hadir. Komite Pemantau Risiko dapat hadir dalam Rapat Dewan
Komisaris, atau Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris, apabila diundang.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
197
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
Deddy Y.H. Sitorus
Ketua
10
10
100%
Afrah Yusren
Anggota
10
10
100%
Program Kerja Komite Pemantau Risiko 2016
1. Evaluasi Laporan bulanan Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun
2016.
2. Evaluasi penerapan mitigasi risiko.
3. Evaluasi hasil assessment GCG.
4. Pendampingan tindak lanjut GCG.
5. Evaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG.
6. Menyampaikan laporan triwulanan kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan program
kegiatan Komite.
7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk pemberian keputusan atas permohonan
Direksi yang dipandang mempunyai muatan risiko tertentu.
8. Monitoring dan evaluasi kebijakan manajemen risiko yang terdiri dari risiko pasar, risiko keuangan,
risiko operasional, risiko legal dan risiko SDM sesuai dengan best practice pengelolaan risiko.
9. Melakukan kunjungan lapangan ke wilayah operasi dalam rangka monitoring terhadap berbagai
aspek risiko yang dihadapi Perusahaan.
10.Menyusun dan mengusulkan program kerja Komite Tahun 2017.
11.Melaksanakan tugas lainnya dari Dewan Komisaris.
Realisasi Program Kerja Komite Pemantau Risiko Tahun 2016
Sepanjang tahun 2016, Komite Pemantau Risiko melakukan aktivitas dalam rangka pelaksanaan
tugasnya sepanjang tahun 2016, dirinci dalam pokok-pokok kegiatan sebagai berikut :
1. Menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris baik internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris
dengan Direksi dalam tahun 2016.
2. Mengadakan koordinasi melalui rapat-rapat dengan berbagaiUnit/Divisi Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) dengan menyampaikan saran-saran dan rekomendasi.
3. Membuat hasil evaluasi Komite Pemantau Risiko atas operasional Holding Perkebunan Nusantara
PTPN III (Persero) triwulan I s.d IV tahun 2016.
4. Membuat surat rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai analisis risiko yang berkaitan
dengan operasional Perusahaan yang dilaporkan oleh Direksi, sebagai referensi untuk pengambilan
keputusan.
5. Mengadakan rapat bulanan untuk membahas pencapaian kinerja tahun 2016 dan rencana kerja
tahun 2017.
6. Menyusun rancangan Standard Operating Procedure (SOP) tentang Kebijakan Pengawasan dan
Pemberian Nasihat Dewan Komisaris kepada Direksi
7. Membuat dan menyusun RKA Komite Tahun 2017 yang merupakan pedoman kegiatan Komite
dalam melaksanakan tugas sebagai organ Dewan Komisaris.
8. Melakukan persiapan Evaluasi Penerapan GCG Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
tahun buku 2015 dengan menyampaikan Laporan Ketua Komite Pemantau Risiko kepada Komisaris
Utama.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
198
Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko Tahun 2016
1.Mengevaluasi dan memantau potensi risiko dari LM yang disampaikan manajemen dan
melaporkannya kepada Dewan Komisaris
2. Mengikuti Rapat Intern Dewan Komisaris bulan Januari sampai dengan Desember 2015
3. Mengikuti rapat Dewan Komisaris bersama Direksi
4. Bersama Sekretaris Perusahaan membuat risalah rapat Dewan Komisaris yang mencatat segala
sesuatu yang dibicarakan dan yang diputuskan dalam rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi
ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.
5. Mendampingi Dewan Komisaris melakukan kunjungan kerja ke unit-unit usaha dan anak perusahaan
kemudian membuat laporan hasil kunjungan dengan saran dan nasihat dalam usaha meningkatkan
kinerja Perusahaan
6. Komunikasi dengan manajemen mengenai tindak lanjut hal-hal yang dinasehatkan/dimintakan
perhatian yang tercantum didalam Risalah Rapat Dewan Komisaris, Risalah Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi, Hasil kunjungan Dewan Komisaris ke unit-unit usaha dan anak perusahan yang
setiap bulan dikomunikasikan dengan manajemen perkembangan tindaklanjutnya yang merupakan
implementasi peningkatan pengawasan Dewan Komisaris.
Tindak lanjut hal-hal yang dinasehatkan/dimintakan perhatian oleh Dewan Komisaris disusun
bersama Sekretariat Perusahaan untuk dibahas setiap bulannya mulai Januari 2016 sampai dengan
Desember 2016 didalam Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi.
7. Mengadakan rapat Komite Dewan Komisaris sebelum rapat internal Dewan Komisaris yang
membahas LM bulanan, LM Triwulanan, LM Tahunan dan laporan kunjungan untuk disampaikan
ke Dewan Komisaris sebagai bahan rapat Dewan Komisaris dengan Direksi dari bulan Januari –
Desember 2016.
8. Melakukan kajian/evaluasi atas setiap usulan Direksi yang terkait dengan kerjasama investasi,
penyertaan modal, pendirian perusahaan patungan/anak perusahaan, pelepasan aset Perusahaan,
dan kegiatan lain untuk mendapatkan rekomendasi Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
199
Sekretaris
Perusahaan
Sekretaris Perusahaan memiliki peran penting dalam memfasilitasi komunikasi antara Perusahaan
dengan seluruh pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Guna mendukung peranan tersebut, Sekretaris Perusahaan diangkat dan
bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi sebagai Liason Officer, Corporate Communication, Compliance
Officer, Investor Relation, serta administrasi dokumen dan notulensi rapat guna memenuhi ketentuan
tata kelola perusahaan yang baik. Tugas lainnya adalah memastikan bahwa Perusahaan mematuhi
peraturan tentang persyaratan keterbukaan informasi yang sejalan dengan penerapan prinsip GCG,
memastikan bahwa laporan tahunan Perusahaan telah mencantumkan implementasi GCG di lingkungan
Perusahaan, serta mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPS.
Fungsi Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengacu pada
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Good
Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 3.06/
SKPTS/R/30/2016 tanggal 30 Desember 2016, Rizal Ariansyah diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Profil Sekretaris Perusahaan
Rizal Ariansyah
Warga Negara Indonesia, Lahir di Surabaya, 24 Juni 1974. Memperoleh gelar
Sarjana Bidang Hukum dari Universitas Indonesia (1996), Master Bidang
Hukum dari Universitas Indonesia (2006).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Kepala Grup Hukum Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (1999–2004), Kepala Sub Bagian Hukum PT Perusahaan
Pengelola Aset (2004–2005), Kepala Bagian Hukum-2 PT Perusahaan
Pengelola Aset (2005–2009), Partner Firma Hukum Radjiman Bilitea &
Partners (2009–2012), Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset
(2012–2016).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
200
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara Perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, Sekretaris Perusahaan akan selalu menjaga hubungan yang baik dengan;
• Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan
dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
• Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/ atau
sewaktu-waktu apabila diminta;
• Menyiapkan daftar khusus sehubungan dengan kepemilikan saham dan hubungan usaha dari
Direksi, Dewan Komisaris dan anggota keluarga mereka masing-masing dalam Perusahaan, yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan.
• Menyiapkan buku Daftar Pemegang Saham Perusahaan, yang wajib memuat seluruh pihak yang
memiliki 5% atau lebih saham Perusahaan;
• Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat;
• Menghadiri rapat Direksi;
• Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan; dan
• Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada
Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan
RUPS.
Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan Tahun 2016
Selama tahun 2016, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut:
a. Menangani Administrasi Perusahaan dengan melakukan pengelolaan surat masuk dan surat keluar
ke Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Instansi Pemerintah dan Stakeholders lainnya.
b. Melaksanakan RUPS Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tentang Persetujuan Laporan
Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 telah dilaksanakan pada tanggal Juli
2016 di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lt. 13, Jakarta Pusat.
c. Melakukan rapat dan sosialisasi kebijakan investasi perusahaan dengan Jumlah calon investor yang
ditangani dan investasi yang berhasil direalisasikan selama tahun 2016.
d. Menangani administrasi Perusahaan dengan melakukan pengelolaan surat masuk dan surat keluar
ke Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Instansi Pemerintah dan Stakeholders lainnya.
e. Memastikan Penerapan Good Corporate Governance di Bagian Sekretariat Perusahaan sudah
berjalan dengan baik, dengan pelaksanaan asessment baik yang dilakukan oleh BPKP maupun
pihak independen lainnya.
f. Melaksanakan kegiatan Sekretariat Perusahaan yang terkait dengan Stakeholders sesuai dengan
Laporan Manajemen bulanan Bagian Sekretariat Perusahaan.
g. Melaksanakan focus grup discussion (FGD) dengan tema “Prinsip Judgement Rule” bagi direksi dan
Dewan Komisaris bersama ahli Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S., Direksi dan Dewan Komisaris
serta Kepala Divisi
h. Melaksanakan FGD dengan tema “akselerasi program corporate turn around” yang dihadiri seluruh
Direksi dan Dewan Komisaris PTPN Grup.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
201
I. Melaksanakan FGD dengan ahli hukum pertanahan dan ahli sejarah Prof. Djoko Suryo
J. Pelaksanaan tandatangan Nota kesepahaman kerjasama antara Kejaksaan Agung cq Jamdatun
dengan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
K. Pelaksanaan tandatangan Nota kesepahaman kerjasama antara BPKP dengan Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero)
L. Melaksanakan RUPS RKAP-P tahun buku 2016
M. Pelaksanaan rapat Direksi selama 21 kali dalam tahun 2016
Kegiatan Sekretaris Perusahaan Tahun 2016
No
Uraian
Tanggal Rapat
Keterangan
1
Rapat Kerja Direksi
19 Januari 2016
- Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
2
Rapat Kerja Direksi
09 Pebruari 2016
- Pembentukan New Co Holding BUMN Perkebunan
- Penandatanganan MoU IT dengan Telkom (Sentralisasi E-Procurement)
- Product Branding Gula
- Kajian dan penyusunan Bisnis Industri Hilir Teh
- Kondisi atas Permasalahan Keuangan Anak Perusahaan PTPN-VII dan Mitra
Ogan
3
Rapat Kerja Direksi
22 Pebruari 2016
4
Rapat Kerja Direksi
30 Maret 2016
- Pemberian Pinjaman dan Penerbitan Corporate Guarantee
5
Rapat Kerja Direksi
08 April 2016
- Press Tour Media Rusia ke Indonesia untuk meliput Minyak kelapa sawit
6
Rapat Kerja Direksi
27 April 2016
- Pengambilalihan Saham di PT Mitra Ogan
- Pembentukan Tim Pengawasan (Ad-Hoc)
- Penentuan Deviden Payout Ratio untuk masing-masing Anak perusahaan
- PLTBG Sei Mangkei
7
Rapat Kerja Direksi
10 Mei 2016
- Program Akselarasi Peningkatan Kinerja PTPN-III
8
Rapat Kerja Direksi
11 Mei 2016
- Pembekalan Direksi dan SEVP Baru
9
Rapat Kerja Direksi
11 Mei 2016
- Perubahan Struktur Organisasi
- Tindak Lanjut terkait Kunjungan Direktur Utama
10
Rapat Kerja Direksi
23 Mei 2016
- Pengadaan Pupuk Bersama
- Penutupan PLTBS Rambutan
- Training Manajer dan Evaluasi Kompetensi Manajer
11
Rapat Kerja Direksi
24 Mei 2016
- Evaluasi Kinerja PTPN-I s/d PTPN-XIV
- Perkembangan harga CPO dan Karet
- Strategi untuk upaya Akselerasi Produksi & Efisiensi Biaya
12
Rapat Kerja Direksi
26 Mei 2016
- Kinerja s/d bulan April 2016
- Target Cash Flow PTPN-III
- Rencana Pengelolaan Kebun Keera Maroangin Awaya milik PTPN-XIV
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
202
No
13
Uraian
Rapat Kerja Direksi
Tanggal Rapat
27 Mei 2016
Keterangan
- Hasil Kunjungan Kerja Dewan Komisaris ke DLAB-I dan DLAB-II
- Penetapan Harga DHBB dan Pengadaan Barang
- Perubahan Budaya PTPN-III
14
Rapat Kerja Direksi
29 Juni 2016
- RKAP Perubahan Tahun 2016
- Pembahasan SOP dan Premi
- Evaluasi Anak Perusahaan
15
Rapat Kerja Direksi
23 Juli 2016
- Kebun/Unit sebagai Profit Centre & Distrik sebagai SBU
- Strategi Perusahaan Perkebunan
- Konsep Pengukuran Profit and Loss Responsibility
- Analisa Gross Profit Margin
16
Rapat Kerja Direksi
15 Agustus 2016
- Pertemuan Silahturahmi Direktur Utama dengan SP-BUN Tingkat
Perusahaan dan SP-BUN Basis se DLAB-I
17
Rapat Kerja Direksi
29 Agustus 2016
- Fungsi Bagian & Peningkatan Professionalisme
- Strategic Business Unit
- Corporate Turn Around
- Pembahasan Rencana Judical Review terhadap Surat Keputusan Menteri
Kehutanan tentang Kawasan Hutan Provinsi SUMUT
18
Rapat Kerja Direksi
19 Oktober 2016
19
Rapat Kerja Direksi
03 Desember 2016
- Program Pembelian TBS Pihak Ketiga Tahun 2017
20
Rapat Kerja Direksi
05 Desember 2016
- Rencana Roadmap Teknologi PKS
21
Rapat Kerja Direksi
15 Desember 2016
- Pembahasan Evaluasi dan Program Kerja Tahun 2017
Korespondensi Sekretaris Perusahaan Tahun 2016
No
1
Uraian
Pemegang Saham
Jumlah Surat
Masuk
Jumlah Surat
Keluar
155
104
2
Surat Dewan Komisaris
69
42
3
Instansi Pemerintah
1699
943
4
Stakeholders Lainnya
812
198
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
203
AUDIT
INTERNAL
Perusahaan membentuk Satuan Pengawas internal (SPI) yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi
efektivitas sistem pengendalian internal Perusahaan, memastikan seluruh sistem dan prosedur yang
ditetapkan Perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu. Selain itu SPI
juga memastikan keandalan informasi operasional dan keuangan bagi manajemen serta memastikan
kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan Perusahaan.
Pelaksanaan fungsi SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengacu pada Bab VI
Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Selain itu,
keberadaan SPI Perusahaan juga mengikuti peraturan dan ketentuan perundang-undangan sebagai
berikut;
• Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 tentang Perusahaan,
tercantum pada bab III Satuan Pengawasan Intern: Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30
• Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara
Ketua SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) pada 2016 dijabat oleh Jasir Swondo
berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 3.08/SKPTS/R/98/2014 tentang mutasi dan promosi Kepala
Bagian/Manajer.
Profil Audit Internal
Jasir Swondo
Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Bidang
Ekonomi dari Universitas Darma Agung, Medan (1988), Master Bidang
Manajemen dari Universitas Sumatera Utara (2006).
Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Administrasi Kebun PTP-III
(1991), Staf Pembiayaan PTP-III (1992–1994), Kepala Tata Usaha Kebun PTPIII (1994–1995), Staf Pembiayaan PTPN III (1995–1998), Asisten Tata Usaha
Kebun Membang Muda PTPN III (1998–2000), Asisten Tata Usaha Kebun
PRA PTPN III (2000 - 2002), Asisten Urusan Pajak PTPN III (2002–2003), Staf
Pajak dan Asuransi PTPN III (2003 – 2004), Kepala Bidang Pembiayaan Distrik
Manajer Labuhan Batu PTPN III (2004–2006), Kepala Bidang Pembiayaan
Distrik Manajer Rumah Sakit PTPN III (2006–2008), Kepala Bidang Keuangan
Distrik Manajer Labuhan Batu PTPN III (2008), Pengawas Wilayah II
Satuan Pengawas Intern PTPN III (2008–2011), Wakil Direktur PT Industri
Karet Nusantara (2011 – 2014), Kepala Satuan Pengawas Intern Holding
Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2014–sekarang).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
204
Sumber Daya Manusia SPI
Berdasarkan SKPTS Nomor: 3.00/SKPTS/36/2016 tanggal 1 Agustus 2016 tentang perubahan dari
penyempurnaan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Bagian Satuan Pengawasan
Intern yang terdiri dari:
Jabatan
Jumlah
Kepala Bagian
1
Pengawas Wilayah
2
Ketua Tim
5
Staf Pengawas Bidang Tanaman
5
Staf Pengawas Bidang Teknik/Pengolahan
5
Staf Pengawas Bidang Keuangan/Umum
4
Staf Urusan Administrasi
-
Jumlah
22
Kualifikasi/Persyaratan Profesional Auditor
Auditor Internal harus mempunyai kecakapan profesional yang memadai dan kecermatan yang seksama
untuk bidang tugasnya. Bagian SPI harus membuat Rencana Kebutuhan Tenaga Auditor, sehingga
jumlah tenaga auditor mencukupi kebutuhan perusahaan. Kecukupan tenaga auditor dihasilkan dari
analisis beban kerja yang dilakukan oleh Bagian SPI dan/atau Divisi SDM. Kualitas tenaga auditor yang
ditugaskan di Bagian SPI, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan
tugasnya;
2. Kepala Bagian SPI memiliki keahlian yang diakui dalam profesi auditor internal dengan mendapatkan
sertifikasi profesi yang tepat (Certified Internal Auditor/Qualified Internal Auditor);
3. Staf Bagian SPI memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dengan mendapatkan
sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam Fungsi Auditor Internal;
4. Mengikuti program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi staf auditor internal, baik
untuk mempertahankan sertifikasi profesinya maupun ikut serta dalam pendidikan yang mendukung
usaha-usaha memperoleh sertifikasi profesi;
5. Wajib mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal dan mematuhi kode
etik Audit Internal;
6. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif;
dan
7. Memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
205
Sertifikasi Sebagai Profesi Audit Internal
Anggota SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mematuhi Standar Profesi Auditor
Intern untuk menjaga kinerja dan hasil audit dalam melaksanakan tugasnya.
Standar profesi dan pedoman pelaksanaan audit intern mencakup standar atribut, standar kinerja dan
standar implementasi. Standar atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu dan pihakpihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit
internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit yang mencakup mulai dari perencanaan sampai
dengan pemantauan tindak lanjut. Standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu
yang mencakup kegiatan assurance (A), consulting (C), investigation (I) dan control self assessment
(CSA).
Standar Profesi yang melandasi pelaksanaan tugas Bagian SPI adalah Standar Profesi Audit Internal
yang diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal tahun 2004.
Kode Etik
Panduan pelaksanaan tugas SPI senantiasa mengacu pada ketentuan perilaku atau etika pelaksanaan
pemeriksaan yang baik sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pemeriksa internal wajib bersikap jujur, objektif, hati-hati, bijaksana, bertanggung jawab, berani, dan
memiliki integritas yang tinggi serta harus mampu bertindak secara independen dalam menjalankan
tugas maupun kewajibannya, dan harus mampu memelihara kepercayaan yang diberikan oleh Direktur
Utama dan/atau Kepala Audit Internal;
1. Jujur, obyektif, dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawabnya;
2. Loyal terhadap perusahaan, namun tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
menyimpang atau melanggar hukum;
3. Tidak boleh terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi auditor
intern atau perusahaan;
4. Menahan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan perusahaan,
atau kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara obyektif;
5. Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dari auditan, karyawan, ataupun mitra bisnis
perusahaan, yang patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya;
6. Melaksanakan seluruh penugasan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya;
7. Mematuhi sepenuhnya Standar Profesi Audit Internal, kebijakan dan peraturan perusahaan;
8. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk mendapatkan keuntungan pribadi, melanggar
hukum, atau menimbulkan kerugian terhadap perusahaan;
9. Mengungkapkan semua fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas
kegiatan yang direviu, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum; dan
10.Senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya, dan wajib
mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
206
Struktur Organisasi dan Kedudukan SPI
SPI bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama, serta bertindak sebagai mitra kerja
dari Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan, pemantauan dan tindak lanjut temuan audit
serta perkembangan proses audit. Temuan-temuan dari SPI disampaikan kepada Manajemen dan
Komite Audit sebagai masukan dalam melakukan peningkatan efektifitas pengendalian internal serta
melakukan tindak lanjut atas penerapannya.
Kedudukan SPI sebagai organ yang membantu Direktur Utama ditempatkan dalam struktur organisasi
dibawah Direktur Utama yang memiliki peran dan tanggung jawabnya dalam pengungkapan pandangan
dan pemikiran yang tidak dapat dipengaruhi ataupun ditekan dari manajemen dan pihak lain.
Direktur
Utama
Kepala Bagian
SPI
Pengawas Wilayah
SUMUT
Tim Auditor
Pengawas Wilayah
Jakarta
Tim Auditor
Hubungan Kerja
Hubungan kerja yang dilakukan oleh SPI meliputi aktivitas hubungan kerja dengan manajemen,
hubungan kerja dengan Komite Audit, serta hubungan dengan Auditor Eksternal.
A. Hubungan Kerja dengan Manajemen
SPI sebagai mitra bagi semua tingkatan manajemen serta sebagai advisor yang memberikan
masukan konstruktif kepada Direksi, berwenang setiap saat melaksanakan fungsinya pada semua
unit kerja dalam lingkup Perusahaan guna memastikan bahwa kebijakan Direksi dan Sistem
Pengendalian Internal dijalankan secara konsisten.
B. Hubungan Kerja dengan Komite Audit
Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI dan Komite Audit merupakan mitra kerja, dimana Komite Audit
melakukan penilaian atas aktivitas hasil audit yang dilakukan oleh SPI, dan memberikan masukan
yang konstruktif kepada SPI sebagai umpan balik atas pelaksanaan tugas yang dilakukan SPI, yang
diwujudkan dengan rapat koordinasi yang dilakukan sekali dalam sebulan.
C. Hubungan dengan Auditor Eksternal
Guna mendukung audit yang dilakukan pihak eksternal (Kantor Akuntan Publik, BPK dan BPKP),
maka SPI mendukung sepenuhnya dengan memberikan informasi yang relevan berkaitan dengan
tujuan audit eksternal yang dilakukan, dan secara jabatan SPI menjadi mitra kerja KAP, BPK dan
BPKP untuk mendukung proses audit berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
207
Fungsi dan Tugas Masing-Masing Anggota Unit Kerja SPI
Ruang lingkup tugas SPI melaksanakan pengawasan secara optimal sehingga perusahaan mengarah
pada zero fraud, mencakup:
1. Audit Keuangan;
2. Audit Operasional;
3. Audit Investigasi/Khusus;
4. Audit Kepatuhan;
5. Konsultasi/Bimbingan Teknis; dan
6.Evaluasi/Reviu.
• Audit Keuangan
Audit ini mencakup audit transaksi, perkiraan, kegiatan fungsi dan pertanggungjawaban keuangan
untuk menentukan apakah:
- Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang berhasil guna;
- Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sumber daya, kewajiban dan
operasi perusahaan; serta
- Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat dipercaya dan bermanfaat serta
disajikan secara layak.
• Audit Operasional
Audit Operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan pada Perusahaan dengan
tujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan.
Audit operasional bertujuan untuk menilai apakah sumber daya ekonomi yang tersedia telah
dikelola secara ekonomis, efisiensi, dan efektif.
Manfaat audit operasional adalah:
- Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan;
- Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif
yang akan diambil;
- Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil
pemborosan; serta
- Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
• Audit Investigasi/Khusus
Audit investigasi/khusus bertujuan untuk memperoleh kepastian tentang ada tidaknya
penyimpangan atau kecurangan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
• Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Konsultasi/Bimbingan Teknis
Bagian SPI dapat membantu auditan memberi solusi berupa saran dan rekomendasi audit yang
dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. Peran Bagian SPI sebagai konsultan diharapkan dapat
meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis,
efisien, dan efektif sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi
yang mengarah pada tujuan perusahaan.
• Evaluasi/Reviu
Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan/kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
208
Laporan Singkat Pelaksanaan Tugas SPI 2016
Tugas utama SPI adalah menilai kelayakan dan efektivitas pengendalian internal, aktivitas manajemen
risiko, serta implementasi GCG. Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI adalah untuk memberikan
kesimpulan tentang kinerja sistem pengendalian internal Perusahaan yang meliputi:
• Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian internal pada setiap unit kerja dan
kantor pusat di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero);
• Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku, termasuk
kelayakan dan efektivitas kebijakan operasi yang telah ditetapkan oleh Pengurus Perusahaan;
• Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, termasuk
sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi tersebut;
• Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya, termasuk proses untuk memperoleh dan
pemanfaatan sumber daya;
• Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan tujuan Perusahaan;
• Penilaian (assessment) atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen risiko.
• Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau perintah dari
Direktur Utama.
SPI Perusahaan juga mengatur dua aspek pokok penting yang terdiri dari struktur pemeriksaan serta
proses pemeriksaan.
1. Struktur Pemeriksaan
Aspek struktur akan mengatur mengenai kedudukan, tugas, dan fungsi; wewenang;
pertanggungjawaban, persyaratan pengawas internal; piagam pengawasan internal; serta
hubungan SPI dengan Komite Audit.
2. Proses Pemeriksaan
Aspek proses mengatur mengenai:
• Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan pengawasan internal;
• Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal dan pengawasan eksternal;
• Pelaksanaan program quality assurance;
• Dokumentasi dan administrasi.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
209
SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012,
dinyatakan dalam pasal 26, Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian internal yang
efektif untuk mengamankan investigasi dan aset perusahaan. Sistem Pengendalian Internal dimaksud
mencakup lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan, pengkajian terhadap pengelolaan
risiko usaha, aktivitas pengendalian , sistem informasi dan komunikasi, dan pemantauan.
Sistem pengendalian internal yang diterapkan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat
memberikan keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha dapat mencapai
tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan Perusahaan secara transparan
dan prudent, mengamankan aset Perusahaan, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, yang dalam penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Perusahaan.
Sistem Pengendalian Internal Perusahaan merupakan proses yang digerakkan oleh Dewan Komisaris,
Direksi dan Karyawan yang didesain untuk memastikan bahwa Perusahaan:
1. Menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas sejalan dengan misi perusahaan;
2. Mendorong pelaksanaan kegiatan perusahaan yang terstruktur, efisien dan efektif serta memperoleh
hasil sebagaimana direncanakan;
3. Melindungi sumber daya perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, penyalahgunaan dan
salah urus;
4. Menjaga keandalan pelaporan keuangan dan operasional perusahaan serta memastikan bahwa
laporan Perusahaan telah disajikan dengan pengungkapan yang cukup seluruh informasi yang
relevan bagi para pengambil keputusan;
5. Ketaatan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang ditetapkan manajemen.
Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Sistem Pengendalian Internal
Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Sistem Pengendalian Internal terletak pada kemampuannya
menciptakan budaya organisasi yang sehat melalui kepemimpinan, arah dan tujuan organisasi serta
penetapan standar perilaku etis yang harus diteladani oleh seluruh jajaran organisasi.
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk
kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan. Direksi berwenang
menetapkan kebijakan dan prosedur operasional di Perusahaan berupa :
1. Rencana strategis dan operasional dalam mencapai tujuan dan target-target Perusahaan;
2. Kebijakan mengatur sumber daya Perusahaan, baik SDM, aset, keuangan maupun teknologi
melalui penetapan standar-standar proses dan hasil kerja serta pendelegasian tanggungjawab
serta kewenangan dan distribusi informasi yang mendukungnya.
3. Kebijakan menggerakkan sumber daya Perusahaan melalui penetapan target kinerja, pembentukan
budaya organisasi dan pemberian instruksi operasional.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
210
Kumpulan kebijakan manajemen Perusahaan merupakan dokumentasi atas strategi dan cara
melaksanakan proses bisnis di Perusahaan yang paling baik, paling efektif, paling mudah, paling
aman, paling cepat, paling efisien, paling murah maupun paling dapat diaplikasikan pada saat ini.
Dalam kapasitas ini manajemen harus memastikan adanya mekanisme penyempurnaan yang
berkesinambungan atas berbagai kebijakan dan prosedur yang berlaku di Perusahaan.
Direksi memiliki tugas utama mengelola, mengarahkan dan menggerakkan serta mengontrol seluruh
sumber daya Perusahaan untuk melaksanakan seluruh proses bisnis yang ada di Perusahaan sebagai
upaya mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja Perusahaan.
Dalam pelaksanaan sehari-hari, seluruh sumber daya yang dimiliki saling berinteraksi menjalankan
proses bisnis Perusahaan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal Perusahaan
serta deviasi dari asumsi yang digunakan dalam rencana kerja seringkali menimbulkan kebutuhan untuk
mengubah kebijakan strategis, rencana kerja maupun prosedur kerja Perusahaan. Melalui mekanisme
pengelolaan risiko dan penyempurnaan kebijakan prosedur organisasi, perubahan ini terus dipantau
dan diantisipasi dalam tindakan korektif berupa perubahan kebijakan, rencana kerja maupun prosedur
kerja di perusahaan.
Kesesuaian Pengendalian Internal Dengan Standar Internasional
Kesesuaian Sistem Pengendalian Internal dapat terlihat melalui lima aspek pengendalian yang senantiasa
dijaga oleh Perusahaan, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan.Penerapan lima aspek tersebut dilaksanakan terintegrasi
dari akuntabilitas seluruh kegiatan perusahaan yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu
yang menjadi fondasi dari pengendalian internal adalah Direksi dan Karyawan di dalam organisasi yang
dapat membentuk lingkungan pengendalian yang baik. Sistem Pengendalian internalakan berjalan
secara efektif jika kelima unsur tersebut terbangun dengan baik dan beroperasi sesuai proporsinya
masing-masing.
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian yang efektif diperlukan dalam mendukung setiap karyawan untuk
menjalankan semua aktivitasnya, dedikasi atas tugas dan tanggung jawab, memiliki pengetahuan
yang memadai serta berkomitmen untuk melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang benar.
Manajemen wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan
perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Internal dan manajemen yang
sehat dalam lingkungan kerjanya, diwujudkan melalui:
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika;
2. Komitmen terhadap kompetensi;
3. Kepemimpinan yang kondusif;
4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia.
7. Perwujudan peran aparat pengawasan internal Perusahaan yang efektif.
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran Perusahaan. Penilaian risiko dilakukan untuk menentukan dampak dari risiko
teridentifikasi terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebagai acuan dalam mengembangkan
kegiatan pengendalian yang diperlukan dalam meminimalkan risiko. Penilaian risiko diawali
dengan penetapan maksud dan tujuan Perusahaan yang jelas dan konsisten, mengidentifikasi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
211
secara efisien dan efektif terhadap risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik
yang bersumber dari dalam maupun dari luar Perusahaan dan terakhir melakukan analisis untuk
mengetahui dampak dari risiko serta pengendalian yang diperlukan.
Berikut hal-hal yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam penilaian
risiko;
• Penetapan tujuan Perusahaan
• Penetapan kegiatan
• Identifikasi dan Analisis Risiko
• Penerapan sistem manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009
c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian merupakan unsur pengendalian internal yang ketiga. Kegiatan
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya
arahan pimpinan untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko.
Kebijakan dibuat untuk mengarahkan apa yang seharusnya dikerjakan dan berfungsi sebagai dasar
bagi penyusunan prosedur.
Kegiatan Pengendalian diselenggarakan sesuai dengan ukuran, kompleksitas, sifat dari tugas dan
fungsi Perusahaan, sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Diutamakanpada kegiatan pokok Perusahaan;
2. Harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
3. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Perusahaan atau bisnis inti
Perusahaan;
4. Seluruh kegiatan memiliki kebijakan dan prosedur yang ditetapkan secara tertulis;
5. Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan.
Kegiatan pengendalian harus dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut
masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan, kegiatan pengendalian terdiri atas:
1. Reviu atas kinerja perusahaan;
2. Pembinaan sumber daya manusia;
3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
4. Pengendalian fisik aset;
5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
6. Pemisahan fungsi;
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. Pencapaian yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10.Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
11.Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian internal serta transaksi dan kejadian penting.
d. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi merupakan suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan
operasional, finansial serta ketaatan dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan.
Perusahaan memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan
maupun non keuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa internal serta eksternal.
Informasi tersebut direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan Perusahaan dan lainnya di
seluruh Perusahaan yang memerlukan dalam bentuk yang memungkinkan yang bersangkutan
melaksanakan pengendalian internal dan tanggung jawab operasional.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
212
Berikut beberapa hal yang dilakukan dalam aspek Informasi dan Komunikasi:
• Perusahaan telah memiliki website: www.holding-perkebunan.com media saluran komunikasi
dengan pihak eksternal perusahaan. Dalam website telah dikomunikasikan antara lain: berita
terbaru Perusahaan saat ini, visi, misi dan tujuan Perusahaan, Code of Conduct, Panduan
Pedoman Pelaksanaan GCG, Board Manual, Annual Report;
• Sebagai Perseroan Terbuka, Perusahaan telah secara rutin menyampaikan pelaporannya ke
pihak luar yang terkait;
• Perusahaan memiliki mekanisme keluhan atas pelayanan perusahaan berikut penanganannya;
• Perusahaan telah memiliki Master Plan Teknologi Informasi;
• Perusahaan telah menindaklanjuti masukan atau saran dari pihak eksternal perusahaan, termasuk
dari eksternal auditor (KAP, BPK) dan evaluator lainnya (BPKP, Assessor KPKU);
• Untuk menjalin komunikasi internal, Perusahaan telah memiliki mekanisme yang memungkinkan
informasi mengalir ke seluruh bagian, antar kegiatan fungsional, antara lain dengan adanya
rapat Management Review, pertemuan informal setiap pekan;
• Perusahaan telah memiliki Buku Saku Pegawai yang direviu setiap 2 tahun sekali, yang sebelum
disahkan dikonsultasikan terlebih dahulu ke Departemen Tenaga Kerja;
• Perusahaan juga telah memiliki kebijakan dan mekanisme tentang Pengendalian Gratifikasi,
Whistle Blowing System.
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal, termasuk
fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit dalan struktur organisasi.Pemantauan dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan
reviu lainnya.
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi,
kompaasi, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Internal dengan
ruang lingkup dan frekuensi tertentu berdasarkan pada penilaian risiko dan efektifitas prosedur
pemantauan yang berkelanjutan. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu,
dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Internal dan dfilakukan dengan mempertimbangkan
lingkup dan frekuensi evaluasi, metodologi, dan sumber daya.
Pemantauan Berkelanjutan (On Going Monitoring)
1. Manajemen memiliki strategi untuk meyakinkan bahwa pemantauan berkelanjutan efektif dan
dapat memicu evaluasi terpisah pada saat persoalan teridentifikasi atau pada saat sistem berada
dalam keadaan kritis, serta pada saat pengujian secara berkala diperlukan.
2.Adanya strategi yang meliputi rencana untuk mengevaluasi secara berkala kegiatan
pengendalian atas kegiatan operasi penting dan sistem pendukung pencapaian misi. Karyawan
dalam pelaksanaan tugas rutinnya memperoleh informasi mengenai berfungsinya pengendalian
internal secara efektif.
3. Komunikasi dengan pihak eksternal harus dapat menguatkan data yang dihasilkan secara
internal atau harus dapat mengidikasikan adanya masalah dalam pengendalian internal.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
213
Penyelesaian Hasil Audit
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya berguna untuk memperkuat pengendalian
internal.Rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan
mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan Perusahaan.
Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal
Dewan Komisaris, Direksi dan Pimpinan Unit Kerja bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Internal dan untuk memperkuat atau menunjang efektivitas Sistem Pengendalian
Internal dimaksud maka dilakukan pengawasan internal atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
Perusahaan termasuk akuntabilitas keuangan Perusahaan dan pembinaan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Internal.
Evaluasi Terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Internal
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki mekanisme evaluasi yang diselenggarakan
melalui penilaian sendiri, review, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Internal dan evaluasi
terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern Perusahaan atau pihak eksternal.
Perusahaan menetapkan evaluator, ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara
terpisah dan telah memadai bagi Perusahaan, yang meliputi :
a. Hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan yang berkelanjutan dipertimbangkan saat
menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi .
b. Perusahaan melakukan evaluasi terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti perubahan rencana
atau strategi manajemen yang mendasar, ekspansi atau penciutan usaha, perubahan yang signifikan
pada operasi atau proses informasi keuangan dan anggaran.
c. Pengendalian intern pada seksi atau bagian tertentu dievaluasi secara periodik.
Evaluasi terpisah dilakukan oleh pegawai yang mempunyai keahlian tertentu yang disyaratkan dan
dapat melibatkan aparat pengawasan internal Perusahaan atau auditor eksternal.
Evaluasi Terpisah
Berikut ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian yang dapat dijadikan pertimbangan:
1. Hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan yang berkelanjutan;
2. Terjadinya perubahan dalam Perusahaan seperti perubahan rencana atau strategi manajemen yang
mendasar, ekspansi atau penciutan usaha, perubahan yang signifikan pada operasi atau proses
informasi keuangan dan anggaran.
Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internal Perusahaan atau pihak eksternal
yang ditunjuk oleh Perusahaan, jika diperlukan evaluator dapat menggunakan metode atau alat lain
yang sesuai seperti pembandingan (benchmarking), kuesioner, bagan arus (flowchart) dan teknik
kuantitatif.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
214
Akuntan
Publik
Penunjukan Akuntan Publik
Dalam memastikan integritas penyajian laporan keuangan kepada pemegang saham, Perseroan
menggunakan jasa Auditor Eksternal. Penunjukan Auditor Eksternal untuk mengaudit Laporan
Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2015 ditetapkan melalui RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi
dari Dewan Komisaris dan Komite Audit.
Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak diperkenankan memiliki benturan kepentingan (Conflict of
Interest) dengan Perusahaan guna menjamin independensi dan kualitas hasil audit. Auditor Eksternal
bertanggung jawab untuk menyampaikan opini atas ketaatan Laporan Keuangan Perusahaan yang
diaudit terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum.
Ruang Lingkup Pekerjaan Akuntan Publik
a. Melaksanakan audit umum atas laporan keuangan konsolidasi Perseroan tahun buku 2015.
b. Melakukan evaluasi atas Laporan Hasil Kinerja Perseroan untuk tahun buku 2015. Sesuai Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-04/MBU/2011 Tanggal 19 Agustus 2011
tentang indikator penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara Jasa Keuangan Bidang
Usaha Perasuransian Jasa Penjaminan.
c. Melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Perseroan tahun buku 2015.
d. Melakukan audit kepatuhan atas peraturan dan pengendalian Internal yang diterapkan perusahaan
untuk tahunan yang berakhir 31 Desember 2015.
e.Jasa Review Laporan Aset & Liabilitas.
f. Jasa Laporan Kinerja.
Akuntan Publik 2012–2016
Tahun
Nama KAP
Biaya
Keterangan
2015
Purwantono, Sungkoro & Surja
Rp1.704.883.950,- (PPN)
Audit Laporan Keuangan
2014
Purwantono, Sungkoro & Surja
Rp2.479.860.000,- (PPN)
Audit Laporan Keuangan
2013
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
Rp1.042.442.500
Audit Laporan Keuangan
2012
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
Rp1.042.442.500
Audit Laporan Keuangan
Jasa Lain
Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk hanya melakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian,
dan tidak memberikan jasa lain selain audit atas laporan keuangan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
215
Manajemen
Risiko
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memastikan bahwa seluruh potensi risiko dalam
rangka pencapaian Visi dan Misi Perusahaan telah diidentifikasi, dianalisa, dievaluasi, dan dimitigasi
probabilitas serta dampaknya sehingga tidak akan menghambat pencapaian tujuan strategis
Perusahaan. Komitmen Perusahaan untuk melaksanakan manajemen risiko diwujudkan melalui
penyusunan kebijakan dan kerangka kerja manajemen risiko, dengan mempertimbangkan aspek
konteks Perusahaan, integrasi proses, dan akuntabilitas.
Penerapan Manajemen Risiko
Sebagai salah satu bentuk mandat dan komitmen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
dalam penerapan Manajemen Risiko, Perusahaan mengubah standar sistem manajemen risiko dari
COSO menjadi standar ISO31000:2009 yang sekarang juga telah didaptasi Indonesia menjadi SNI ISO
31000:2011.
a. Manajemen Risiko di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di kelola oleh Unit
Manajemen Risiko yang secara struktural berada di dalam Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko
dan di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan. Unit Manajemen Risiko berperan
menjalankan fungsi pengembangan, pemeliharaan, dan evaluasi sistem manajemen risiko. Dalam
konteks ini, Unit Manajemen Risiko tidak dapat mengambil alih tanggungjawab para Risk Owner.
b. Tanggungjawab dan wewenangnya meliputi:
1. Mengembangkan, memelihara, dan mengevaluasi validitas dan kapasitas sistem manajemen
risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
2. Merumuskan format dan formula Kriteria Risiko Korporat dan Kriteria Risiko masing-masing
Bagian / Distrik / Kebun / Unit dan mengusulkan kepada Direksi bersama dengan Komite
Manajemen Risiko untuk disahkan dan digunakan sebagai acuan bagi pengukuran nilai risiko
oleh para Risk Owner.
3. Menjadi fasilitator dan katalisator bagi penerapan sistem manajemen risiko yang terintegrasi
oleh para Risk Owner dan bawahannya (atau dapat disebut Risk Controller), dan memastikan
bahwa para Risk Owner dan Risk Controller memiliki kompetensi yang memadai untuk
mengelola risiko sesuai ketentuan dalam Pedoman Manajemen Risiko.
4. Menyusun, memelihara, memantau dan mengkaji perkembangan status risiko korporat sesuai
dinamika perubahan database risiko yang dilaporkan para Risk Owner dan melaporkannya
kepada Direksi dalam bentuk Profil/Portofolio Risiko, termasuk memberikan opini terhadap
kebijakan Perusahaan, tindakan korporat (corporate action), dan investasi dari sudut pandang
manajemen risiko, untuk keperluan pengambilan keputusan strategis oleh Direksi maupun
keputusan lainnya oleh para Risk Owner.
5. Mengevaluasi aplikasi sistem manajemen risiko melalui pemantauan dan pengkajian (review)
terhadap laporan pengelolaan risiko oleh para Risk Owner serta merekomendasikan langkahlangkah perbaikan sistem kepada Direksi, sedangkan untuk hal khusus disampaikan melalui
Komite Manajemen Risiko.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
216
6. Memberikan opini terhadap semua kebijakan Perusahaan, tindakan korporat (corporate action),
dan investasi dari sudut pandang manajemen risiko guna mendukung pengambilan keputusan
strategis Penerapan Manajemen Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
perencanaan strategis maupun operasional Perusahaan, sebagai perwujudan dari penerapan
tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Dengan manajemen risiko yang baik, maka diharapkan semua risiko dapat diidentifikasi, dikelola,
dikendalikan dan dimitigasi secara tepat, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
pencapaian tujuan Perusahaan. Selain itu, penerapan manajemen risiko yang baik dapat mengeksplorasi
peluang untuk meningkatkan laba Perusahaan serta meningkatkan kepercayaan dari para pemangku
kepentingan.
Road Map Manajemen Risiko
Perusahaan mempunyai road map manajemen risiko yang dijadikan rencana kerja Komite Pemantau
Risiko sebagai unit pengelola risiko Perusahaan.
Terukur
• Asesment Maturitas
• Pemetaan & Pengembangan MR
• Bank Data Risiko Berkualitas
Pondasi & Komitmen
• Struktur Organisasi
• Benchmarking
• Interview Kepala Unit
2009
2014
2014
2015
Infrastruktur & Sistem
• Kebijakan & Pedoman
• Pengelolaan MR di seluruh Unit
• Sosialisasi/Training
• Update WI
• Modifikasi iRinQ
Laporan Tahunan 2016
2016
2017
Budaya
• RKAP berbasis Risiko
• Evaluasi & Feedback Efektif
semua level
• Review & Improve iRinQ
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
217
Profil Dan Mitigasi Risiko 2016
Dari hasil proses Manajemen Risiko yang telah dilakukan maka berikut ini disampaikan profil dan
peta risiko korporat PT Perkebunan Nusantara III Holding. Kriteria yang digunakan sebagai indikator
pengelompokan risiko korporat harus dapat memenuhi salah satu syarat di bawah ini:
1. Risiko tersebut ada di seluruh unit kerja dan memiliki indikator secara korporat yang tertuang dalam
RKAP ataupun KPI.
2. Risiko tersebut berkaitan dengan nilai investasi dengan jumlah signifikan.
3. Risiko tersebut berkaitan dengan eksternal yang sulit dalam pengelolaannya.
4. Risiko tersebut berkaitan dengan aspek legal yang sangat memungkinkan menjadi permasalahan
hukum bila gagal dikendalikan.
5. Risiko tersebut dapat memberikan dampak signifikan bagi Perusahaan secara korporat (baik
dampak finansial, non finansial, operasional dan reputasi perusahaan).
Profil Risiko Korporat pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No.
Risiko Korporat
Probabilitas
Dampak
Tingkat Risiko
1
Target Produksi tidak tercapai
ST
5
ST
5
Ekstrim
25
2
Pengadaan dan Distribusi pupuk
terhambat
ST
5
ST
5
Ekstrim
25
3
Biaya dan Harga Pokok Produksi
diatas RKAP
T
4
T
5
Ekstrim
20
4
Harga Jual Produk Turun
ST
5
ST
5
Ekstrim
25
5
Pengembangan dan Pelaksanaan
Kawasan Industri Sei Mangkei
ST
5
ST
5
Ekstrim
25
6
Risiko Legal
T
4
T
5
Ekstrim
20
7
Kontribusi Kerugian Anak Perusahaan
ST
5
ST
5
Ekstrim
25
ST: Sangat Tinggi T: Tinggi S: Sedang
Berdasarkan kajian yang dilakukan selama periode tahun 2016 risiko-risiko utama yang dihadapi
Perusahaan antara lain adalah :
No.
Risiko Utama
Mitigasi
Kejadian Risiko
1
Risiko tidak tercapainya target produksi
berakibat pada pencapaian laba yang
tidak optimal.
Perusahaan meningkatkan peranan distrik
dalam hal pengawasan.
Risiko ini umumnya terjadi akibat adanya
pergeseran iklim yang cukup ekstrim serta
adanya keberadaan beberapa kebun/unit
penggalian produksi yang belum optimal.
2
Risiko keterlambatan pengadaan dan
distribusi pupuk
Perusahaan melakukan pengawasan lebih
ketat dari setiap elemen yang terlibat.
Pengadaan pupuk sering terhambat
akibat birokrasi pengadaan atau realisasi
pelaksanaan oleh rekanan.
3
Risiko harga pokok produksi/pengolahan
di atas RKAP
Perusahaan mengawasi harga pokok
produksi
Risiko turunan dari tidak tercapainya target
produksi
4
Risiko turunnya harga jual produk di pasar
Menerapkan penjualan “wait and see”
serta melakukan penjualan jangka panjang
Risiko penurunan harga minyak bumi yang
merupakan bahan dasar karet sintetis.
5
Risiko pengembangan dan pelaksanaan
kawasan industri Sei Mangkei
• Perusahaan merekrut profesional
yang sudah berpengalaman di bidang
pemasaran khususnya pemasaran
kawasan
• Perusahaan membentuk anak
perusahaan pada kawasan industri
untuk mempersingkat birokrasi dan
mempercepat respon ke pasar
• Perusahaan mempersiapkan sarana dan
prasarana bagi tenant yang sudah ada
seperti ketersediaan suplai listrik dari
pembangkit, pengolahan air limbah,
dsb
Pengembangan kawasan industri
membutuhkan sumber daya yang
berpengalaman, sementara karyawan
internal PTPN III masih perlu diuji dalam
bidang pemasaran
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
218
No.
Risiko Utama
Mitigasi
Kejadian Risiko
6
Risiko Legal
Perusahaan mengantisipasi pertikaian
hukum yang mungkin terjadi dari kontrakkontrak bisnis kategori ekstrim/high risk
Penyelesaian kontrak bisnis seperti PLTBS
Sei Mangkei dan PHP SG masih berjalan
7
Risiko Keuangan dari Kontribusi Anak
Perusahaan
Kontribusi Kerugian Anak Perusahaan
PTPN III sebagai induk holding PTPN I, II
dan IV s/d XIV menimbulkan konsekuensi
pencapaian laba/rugi seperti halnya
kontribusi kerugian dari PT IKN dan PT
ESW.
Infrastruktur Manajemen Risiko
Dari profil risiko yang diperlihatkan, Manajemen perlu membuat daftar yang menjadi prioritas utama
untuk dilakukan mitigasi atau memutuskan pilihan pengelolaan risiko bentuk lainnya dan mengambil
keputusan agar risiko tersebut tidak menjadi risiko yang berkelanjutan, hingga berkembang menjadi
permasalahan hukum.
Dalam mendukung terlaksananya proses manajemen risiko yang efektif dan berkesinambungan,
Perusahaan perlu membangun infrastruktur sebagai prasarana pendukung yang dapat menunjang
proses manajemen risiko bagi seluruh pemangku kepentingan internal Perseroan. Infrastruktur yang ada
saat ini, antara lain adanya prosedur dan divisi khusus yang mengatur pengelolaan risiko Perusahaan
dalam bentuk Prosedur Manajemen Risiko.
Hubungan Kerja dengan Pemantau Risiko
Salah satu wujud implementasi manajemen risiko yang terintegrasi, Perusahaan menggunakan konsep
“Three Lines of Defense” atau tiga lapis pertahanan Manajemen Risiko, yang terdiri dari:
1. Lapis Pertahanan Pertama
Lapis pertahanan pertama yaitu manajemen operasional, merupakan fungsi unit bisnis yang
melakukan operasional sehari-sehari. Sebagai lapis pertahanan pertama adalah proyek, cabang,
divisi produksi dan Unit Kantor Pusat.
Lapis pertahanan pertama ini merupakan risk owner yang bertugas untuk mengelola risiko di unit
masing-masing, menjaga lingkungan pengendalian yang kondusif, menerapkan pengendalian
internal yang efektif dan konsisten melaksanakan kebijakan dan prosedur manajemen risiko.
2. Lapis Pertahanan Kedua
Lapis pertahanan kedua yaitu manajemen risiko, bertugas menyiapkan kerangka kerja, memfasilitasi
penerapan manajemen risiko, mengawasi pelaksanaan manajemen risiko di Perusahaan dan
memantau serta melaporkan risiko-risiko utama di Perusahaan kepada manajemen. Sebagai lapis
pertahanan kedua adalah Komite Pemantau Risiko sebagai penanggung jawab pengelolaan risiko
di Perusahaan.
3. Lapis Pertahanan Ketiga
Lapis pertahanan ketiga adalah audit internal, dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI)
yang bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Tugas lapis ketiga adalah mengawasi dan
memastikan efektivitas manajemen risiko serta memastikan bahwa lapis pertahanan pertama dan
lapis pertahanan kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Audit internal dan unit manajemen
risiko secara tidak langsung berkoordinasi dengan Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
219
Sosialisasi Manajemen Risiko
Untuk meningkatkan pengetahuan dan implementasi manajemen risiko pada semua pegawai dan
menumbuhkan budaya manajemen risiko di Perusahaan, maka Komite Pemantau Risiko memiliki
program kerja sosialisasi manajemen risiko. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk in house training kepada
semua pegawai sesuai otorisasi masing-masing dalam pengelolaan risiko Perusahaan, antara lain:
• Training Manajemen Risiko untuk pegawai baru melalui Orientasi Pegawai Baru (OPB).
• Sosialisasi Prosedur Manajemen Risiko untuk semua Fasilitator Risiko
Evaluasi Efektifitas Manajemen Risiko
Efektifitas Manajemen Risiko dilakukan oleh SPI. Efektifitas Manajemen Risiko dinilai berdasarkan
seberapa besar penanganan/mitigasi yang dilakukan dapat mengurangi risiko. Evaluasi dilaksanakan
untuk mengetahui efektivitasnya dari pelaksanaan manajemen risiko masing-masing Divisi, Unit
maupun Kawasan. Evaluasi dilakukan setiap triwulan yang kemudian direkap oleh Komite Pemantau
Risiko.
Mitigasi risiko yang dianggap efektif, akan dikumpulkan dan direkap oleh Komite Pemantau Risiko
untuk menjadi bank data/pustaka risiko. Pustaka risiko akan diberikan kepada semua risk owner, untuk
digunakan sebagai panduan penyusunan profil risiko selanjutnya.
Evaluasi atas penerapan Manajemen Risiko dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan assessment atas
penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian
BUMN RI Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penerapan Manajemen Risiko, disimpulkan terdapat area of
improvement sebagai berikut :
• Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan terbatas kepada Dewan Komisaris
belum disampaikan kepada Pemegang Saham.
• Satuan Pengawasan Internal belum melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian
intern tingkat entitas pada tahun 2016.
Rekomendasi perbaikan atas area of improvement adalah:
• Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada Dewan Komisaris dan
kepada Pemegang Saham;
• Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian internal
tingkat entitas.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
220
Kode
Etik
Perusahaan telah mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan pada setiap kegiatan operasi di semua
tingkat dan struktur organisasi. Untuk mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan Perusahaan,
pada 2016 Perseroan melakukan review kembali terhadap Pedoman Etika Perusahaan dengan
menyempurnakan budaya atau nilai-nilai Perusahaan yang hendaknya dihayati dan dijalankan dengan
sukarela dan sukacita oleh Insan Perusahaan, juga menambahkan tentang Pengendalian Gratifikasi.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) yang
merupakan standar perilaku bagi seluruh individu dalam beraktivitas baik di dalam maupun di luar
lingkungan Perusahaan, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan Perusahaan bagi individu
yang meliputi Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan pelaku bisnis lainnya yang berhubungan
dengan bisnis Perusahaan dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan
stakeholders.
Manfaat Code of Conduct adalah:
a. Menciptakan suasana kerja yang sehat dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan.
b. Membentuk karakter individu perusahaan yang disiplin dan beretika dalam bergaul dengan sesama
individu dalam perusahaan maupun dengan pihak lain di luar Perusahaan.
c. Sebagai pedoman yang mengatur, mengawasi sekaligus mencegah penyalahgunaan wewenang
dan jabatan setiap individu dalam Perusahaan.
d. Sebagai acuan terhadap penegakan kedisiplinan.
e. Menjadi acuan perilaku bagi individu dalam Perusahaan untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders Perusahaan.
Isi Kode Etik
Kode etik Perseroan mewajibkan seluruh jajaran Perusahaan baik itu para pejabat, manajemen maupun
karyawan untuk patuh dan taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku di dalam Perusahaan,
termasuk budaya perusahaan, menghindari kegiatan yang menyebabkan benturan kepentingan,
serta menyimpan dan menjaga kerahasiaan informasi bisnis Perusahaan dan informasi yang berkaitan
dengan pihak yang memiliki hubungan dengan Perusahaan.
Code of Conduct berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, serta penegakan terhadap
peraturan-peraturan Perusahaan bagi individu yang meliputi Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan
pelaku bisnis lainnya yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan dalam menjalankan bisnis, dan
aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders.
Berikut Kode Etik Perusahaan:
Sistem Nilai
1. Paradigma Baru
• Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan;
• Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dalam memenangkan persaingan;
• Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi Perusahaan;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
221
• Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan
kebhinekaan;
• Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human and intellectual
capital) yang dibutuhkan Perusahaan;
• Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan
membagi ilmu, membina hubungan baik dan menjadi panutan;
• Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya;
• Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis;
• Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktivitas kerja dan
keunggulan kompetitif;
• Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat;
• Setiap tugas dan operasional Perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak
lanjut, tuntas, berkualitas, dan penuh tanggungjawab;
• Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan
2. Tata Nilai
• Proactivity, selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif mengevaluasi risiko yang mungkin
terjadi.
• Excellence, selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil
maksimal sesuai kompetensi.
• Team Work, perusahaan selalu mengutamakan kerjasama tim agar mampu menghasilkan sinergi
optimal bagi Perusahaan.
• Innovation, selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metoda baru dan
produk baru.
• Responsibility, selalu bertanggungjawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang
dilakukan.
3. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola
bisnis terbaik.
MISI
• Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan;
• Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan;
• Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal;
• Berupaya menjadi Perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor;
• Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis;
• Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas;
• Melaksanakan seluruh aktivitas Perusahaan yang berwawasan lingkungan.
4.Tagline
Jujur
Selaras antara kata dan tindakan
Tulus
Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan didasari dengan hati yang bersih
Ikhlas
Melaksanakan tugas sebagai bentuk pengabdian
5.Strategi
• Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategis untuk
mewujudkan peluang bisnis;
• Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan
pergerakan pasar mencermati pesaing;
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
222
• Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulabaan (profitability);
• Mematuhi aturan HSE (Health, Safety, and Environment) kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan;
• Melaksanakan keunggulan operasional agar Perusahaan menjadi efisien dan efektif dalam
biaya;
• Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan paradigma baru;
• Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi
dan kinerja
Etika Bisnis
1. Etika Bisnis
Aktivitas Perusahaan berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dan melaksanakan
dengan sepenuhnya prinsip-prinsip integritas Perusahaan sesuai UU No 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Menyusun Laporan Keuangan sesuai standar akuntansi yang lazim dan
mengungkapkan seluruh transaksi di dalam Laporan Keuangan (disclosure). Mengutamakan mutu
layanan dan produk, menghargai kinerja dan prestasi karyawan, serta tidak melakukan bisnis ilegal
dan menghindari praktek korupsi, kolusi, nepotisme.
2. Komitmen Kepada Pemangku kepentingan
Perusahaan mempunyai komitmen untuk secara terus menerus membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, kepada: pemegang saham, karyawan,
pelanggan, pemasok/ rekanan, pemerintah, pesaing, auditor, masyarakat sekita, mitra binaan, dan
lingkungan, media massa, LSM dan ormas, serikat pekerja, mitra usaha strategis, perguruan tinggi
dan lembaga penelitian, anak perusahaan, petani plasma.
Etika Kerja
1. Sikap Individu
• Taat terhadap peraturan-peraturan perusahaan;
• Malu untuk berbuat hal-hal di luar kepatutan;
• Jujur dan disiplin dalam bekerja;
• Terbuka dan mau meningkatkan diri;
• Saling menghargai dan sopan santun terhadap sesama;
• Egaliter (kebersamaan, kesetaraan);
• Bersedia ditempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan ketentuan yang
berlaku;
• Perilaku Individu di Dalam dan di Luar Perusahaan
• Melakukan pekerjaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, saling mendukung untuk
kemajuan maupun kelangsungan Perusahaan;
• Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, berperilaku sopan dan santun baik di dalam
maupun di luar tugas;
• Tidak melakukan penekanan atau intimidasi, penghinaan, atau berkata kasar, pelecehan
ataupun provokasi, dan tidak menimbulkan persaingan tidak sehat diantara sesama karyawan;
• Menjaga dan menghormati hal yang bersifat pribadi sesama karyawan, seperti agama, hari libur
agama/nasional, status, suku/ras dan keluarga;
• Disiplin, tidak meninggalkan aktivitas kerja sebelum waktunya tanpa izin dari atasan, dan atau
tidak melakukan aktivitas lain untuk kepentingan pribadi atau pihak di luar perusahaan tanpa
izin selama jam kerja;
• Bersikap terbuka kemungkinan adanya perbedaan pendapat (dissenting opinion) di dalam
merumuskan suatu keputusan;
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
223
• Tidak melalaikan tugas dan pekerjaan sehingga mengakibatkan kerugian Perusahaan;
• Tidak mabuk, madat, memakai narkotik dan obat berbahaya (narkoba) maupun
memperdagangkan minuman keras, narkoba, dan yang sejenisnya di tempat kerja atau di luar
Perusahaan;
• Tidak membujuk pimpinan, bawahan dan atau sesama karyawan untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan;
• Tidak melakukan perbuatan asusila seperti pelecehan seksual, pencemaran nama baik atasan
maupun bawahan serta keluarganya;
• Tidak melakukan tindakan melawan hukum seperti berjudi, mencuri dan atau menggelapkan
harta Perusahaan, melakukan penipuan kepada atasan, bawahan maupun sesama karyawan dan
memperdagangkan harta Perusahaan secara ilegal;
• Tidak membiarkan dirinya atau teman kerja dalam keadaan bahaya, walaupun telah mendapat
peringatan, seperti membiarkan teman sekerja bekerja tidak sesuai dengan standar K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja);
• Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai Perusahaan.
2. Perilaku Atasan
• Memberi panutan dalam tindakan dan tutur kata, bersikap adil dan terbuka dengan bawahannya;
• Membangun komunikasi terbuka dan konstruktif, melaksanakan koordinasi dan hubungan
kerjasama yang harmonis;
• Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri;
• Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB);
• Patuh dan konsekuen terhadap hukum dan kebijakan (policy) yang sudah ditetapkan;
• Menilai kinerja bawahan secara objektif berdasarkan kriteria yang jelas, tidak memanfaatkan
posisi/jabatan untuk kepentingan pribadi, kelompok atau pihak lain.
3. Perilaku Bawahan
• Hormat dan santun kepada atasan dan loyal kepada Perusahaan dalam setiap pelaksanaan
tugas yang diberikan;
• Selalu kreatif dan berani mengambil inisiatif, memberikan dukungan, terutama dalam
menghadapi permasalahan yang timbul;
• Berkomunikasi dengan atasan secara jujur, terbuka dan beretika;
• Patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard Operating Procedure
(SOP)/ Instruksi Kerja yang sudah ditetapkan;
• Tidak melakukan tindakan di luar kewenangannya, disiplin dalam melaksanakan setiap tugasnya;
• Mematuhi dan menghormati tugas dan petunjuk atasan yang tidak bertentangan dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku;
• Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
4. Perilaku Kepada Rekan Kerja
• Tidak melakukan penekanan atau intimidasi terhadap rekan kerja, atasan atau bawahannya untuk
kepentingan tertentu, baik pribadi atau kepentingan pihak lain, internal maupun eksternal;
• Tidak melakukan pelecehan terhadap suku, agama, ras, adat istiadat dan hal-hal lain yang
bertentangan dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan seperti penggunaan kata-kata
kasar, merendahkan, dan tidak senonoh terhadap sesama karyawan;
• Tidak melakukan ancaman fisik maupun nonfisik, tindakan permusuhan atau provokasi terhadap
rekan kerja, atasan dan bawahan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan tertentu yang
dapat merugikan Perusahaan;
• Menghindari persaingan tidak sehat dan pemanfaatan jabatan untuk kepentingan tertentu,
bersikap terbuka dan menghargai perbedaan pendapat (dissenting opinion).
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
224
Komitmen Khusus
1. Pengelolaan Catatan, Dokumen, dan Informasi
Catatan, dokumen dan informasi perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan, akurat, dan
tepat waktu, oleh karena itu individu yang bertanggungjawab atas pengelolaan catatan, dokumen
dan informasi harus berlaku jujur, obyektif, dan setia.
2. Kewajiban Pengamanan Harta Perusahaan
Seluruh individu menjaga, melindungi, memelihara dan menggunakan harta benda perusahaan
sebaik-baiknya. Menjaga keakuratan alat ukur, alat hitung untuk membantu karyawan dalam
menjalankan tugas yang diberikan. Menjaga rahasia Perusahaan meliputi: formula, desain, dokumen
atau informasi sensitif perusahaan. Menjaga dan menghargai hak milik intelektual (propertyrights)
dan merusak harta benda Perusahaan.
3. Transaksi Perdagangan Internal
Tidak dapat mentolerir adanya praktek-praktek pemberian informasi dari orang dalam (insider
trading) serta melakukan tindakan hukum terhadap pelaku insider trading sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Benturan Kepentingan
Tidak diperkenankan untuk memegang jabatan rangkap apapun di luar perusahaan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan bisnis dengan Perusahaan, kecuali dalam hubungannya dengan
koperasi karyawan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak
diperkenankan untuk melakukan ikatan bisnis secara pribadi maupun melibatkan keluarga, dengan
pihak lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan bisnis dengan Perusahaan.
5. Kegiatan Politik
Perusahaan berkomitmen tidak menjalankan aktivitas politik dan tidak berafiliasi kepada partai
politik serta tidak memberikan kontribusi apapun menyangkut aktivitas politik. Tidak menjadi
pengurus partai politik dan/atau anggota legislatif, serta tidak memperkenankan dana atau fasilitas
dan sumber daya Perusahaan disumbangkan/dipinjam/ dipakai kepada partai atau kandidat partai
maupun non partai.
6. Donasi, Komisi, dan Suap
Pemberian donasi hanya dapat dilakukan untuk tujuan amal dan tujuan sosial lainnya dalam batas
yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Perusahaan serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Donasi yang diterima perusahaan menjadi milik Perusahaan.
Seluruh komisi yang diterima sebagai akibat adanya transaksi yang dilakukan perusahaan menjadi
milik Perusahaan dan dibukukan sebagai pendapatan Perusahaan, dan seluruh komisi dagang yang
diberikan harus sesuai dengan kepatutan dan kewajaran transaksi yang dilakukan.
Perusahaan dan setiap individu tidak memberikan, menawarkan, atau menerima baik langsung atau
tidak langsung sesuatu yang berharga yang dapat dikategorikan sebagai suap kepada atau dari
pelanggan atau pejabat pemerintah maupun pihak lainnya untuk mempengaruhi keputusan.
Pelaksanaan Code of Conduct diawasi oleh Dewan Kehormatan yang bertugas mengawasi pelaksanaan
pedoman ini. Pembentukan Dewan Kehormatan (terdiri dari unsur Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan
yang ditunjuk, dan Serikat Pekerja) dan mekanisme kerjanya diatur dalam Surat Keputusan Direksi.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
225
Penegakan Code of Conduct
Pelaporan Pelanggaran Code of Conduct:
• Setiap individu berkewajiban melaporkan setiap pelanggaran atas Code of Conduct yang dilakukan
individu lain dengan bukti yang cukup kepada Dewan Kehormatan. Laporan dari pihak luar wajib
diterima sepanjang didukung bukti dan identitas yang jelas dari pelapor;
• Dewan Kehormatan wajib mencatat setiap laporan pelanggaran pedoman perilaku Perusahaan
dan melaporkannya kepada Direksi dengan didukung oleh bukti yang cukup dan dapat
dipertanggungjawabkan;
• Dewan Kehormatan wajib memberikan perlindungan terhadap pelapor.
Sosialisasi Kode Etik
Perseroan senantiasa melakukan sosialisasi dalam penerapan Code of Conduct Perusahaan kepada
seluruh pegawai, mulai dari level operasional sampai kepada top manajemen. Sosialisasi ini dimaksudkan
agar seluruh Insan Perusahaan senantiasa patuh terhadap Code of Conduct Perusahaan. Perusahaan
melakukan penegakan terhadap Code of Conduct yang dilakukan dengan melakukan pemantauan
secara berkala terhadap penegakan Code of Conduct Perusahaan dan menyediakan fasilitas bagi
pengaduan terhadap pelanggaran Code of Conduct Perusahaan. Perusahaan berkomitmen untuk
melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Melakukan sosialiasi kode etik kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja secara
berkala
• Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa
orientasi maupun masa bekerja.
• Pengkajian secara berkala butir-butir aturan kode etik dalam rangka pengembangan kode etik
lebih lanjut. Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Bagian Sekretaris Perusahaan, selaku
penanggung jawab implementasi GCG dan kode etik berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
Penandatanganan Pakta integritas
Perusahaan mewajibkan setiap karyawan dan manajemen Perusahaan untuk menandatangani Pakta
Integritas mengenai kepatuhan terhadap Kode Etik Perusahaan untuk memastikan bahwa semua organ
Perusahaan memiliki komitmen untuk membangun etika dan kultur bisnis yang sehat serta membangun
pemahaman, kepedulian dan komitmen dari semua jajaran perusahaan. Penandatanganan Kepatuhan
terhadap Kode Etik ini diperbaharui setiap awal tahun oleh seluruh karyawan Perusahaan.
Management Review
Perusahaan secara konsisten menyelenggarakan Management Review per triwulanan dalam rangka
mengevaluasi kinerja perseroan dan melakukan internalisasi pelaksanaan etika bisnis sehingga
terbentuk rasa memiliki dan dari semua pihak dalam Perusahaan serta memahami atas pelaksanaan
pedoman dalam kegiatan sehari-hari.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
226
Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja
Penegakan terhadap pelanggaran kode etik adalah berupa penindakan secara serius yang dapat
mengakibatkan tindakan indisipliner sesuai dengan peraturan Perusahaan yang berlaku. Pelaksanaan
pengawasan kepatuhan kode etik Perusahaan menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala Unit.
Penerapan
Code of Conduct
Infrastruktur GCG
Penandatanganan
Pakta Integritas &
Form Kepatuhan
Penyebaran
Code of Conduct
Sosialisasi dalam
Management Review
Pelaporan Pelanggaran
Etika Kepada SPI
Penegakan
Code of Conduct
Sosialisasi dalam
Management Review
Pemeriksaan oleh SPI
Rapat Direksi
Proses Sanksi
Divisi SDM
Keputusan Direksi
untuk Sanksi Disiplin
Sedang dan Berat
Penerapan Sanksi
Divisi SDM untuk
Sanksi Disiplin Ringan
Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar
negeri yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Jadi, dapat disimpulkan gratifikasi merupakan kegiatan pemberian dan/atau penerimaan hadiah/
cinderamata dan hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun luar negeri, dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan
Perusahaan terkait dengan wewenang/jabatannya di Perusahaan, sehingga dapat menimbulkan
benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas, maupun profesionalisme Insan
Perusahaan.
Bagi Perusahaan, gratifikasi merupakan penerimaan yang berkaitan dengan jabatan dan bertentangan
tugas pokok dan fungsi. Gratifikasi memiliki tujuan dan maksud untuk mempengaruhi kebijakan dalam
pengambilan keputusan, antara lain:
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
227
•
•
•
•
•
Fee Marketing.
Uang Pelicin, uang pulsa dan uang lainnya.
Hadiah/Cinderamata/Bingkisan dari Pihak Lain untuk kepentingan Insan Perusahaan.
Parcel dan atau bingkisan hari-hari keagamaan.
Uang transportasi, tiket dan akomodasi perjalanan dinas dari pihak lain yang tidak tertuang dalam
kontrak kerja.
• Diskon/potongan harga/pemberian atau keuntungan lainnya dari pihak lain yang diberikan secara
tidak wajar untuk kepentingan Insan Perusahaan.
Kebijakan Gratifikasi
Ketentuan mengenai gratifikasi dalam Peraturan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia
tercantum dalam Pasal 12 B Ayat (1) Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan juga Pasal
2 Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan KPK Nomor 06
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan KPK Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan
dan Penetapan Status Gratifikasi, yang menyatakan bahwa “setiap gratifikasi kepada pegawai negeri
atau penyelenggara Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan
yang berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya.”
Berdasarkan penjelasan Pasal 2 angka 7 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan juga Pasal 1
huruf d dan e Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Termasuk dalam kategori penyelenggara Negara adalah Direksi, Dewan Komisaris dan Pejabat
Struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
Dengan terbitnya surat edaran KPK No B.2974/01-13/07/2014 tanggal 8 Juli 2014 perihal Himbauan
Gratifikasi Menjelang Hari Raya dan Peraturan Menteri BUMN No: PER 05/MBU/2014 tentang Program
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian BUMN serta dalam rangka menyempurnakan
kebijakan gratifikasi yang disampaikan dalam buku kode etik, Perusahaan telah menjalankan sosialisasi
tentang gratifikasi melalui Surat Edaran.
Berikut Tahapan Gratifikasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero):
Agenda Acara
Tahap I
• Direktur Utama & Direksi
Gratifikasi KPK melakukan
Penandatangan Komitmen
Gratifikasi;
• Penyerahan Drop Box &
Sosialisasi.
Tahap II
Tahap III
Bimbingan Teknik: Penyusunan
Petunjuk Teknis, Konsultasi
& diskusi tentang ketentuanketentuan/pasal-pasal yang
akan diatur dalam Peraturan
Gratifikasi.
Training for Trainer: Training/
pembelajaran kepada seluruh
peserta yang mewakili dari seluruh
PTPN I sampai dengan XIV
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Sosialisasi: Sosialisasi
Gratifikasi ke seluruh karyawan
PTPN III dan Anak Perusahaan.
Hasil
Tahap I
Memorandum of Understanding
Komitmen Pelaksanaan
Pengendalian Gratifikasi.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Peraturan/Pedoman Gratifikasi.
Trainer Gratifikasi (Tenaga
Penyuluh).
Tahap IV
Penerapan Gratifikasi.
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
228
Sistem Pelaporan dan Pelanggaran
(Whistleblowing System)
Keberadaan WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah terjadinya
praktik penyimpangan. Dengan keberadaan WBS diharapkan Perusahaan dapat menerapkan
sistem yang efektif dalam mengungkap terjadinya berbagai bentuk penyimpangan dan mampu
menyelesaikannya dalam waktu singkat serta bertujuan untuk:
a. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian finansial maupun nonfinansial dan dapat merusak citra Perusahaan serta
mengurangi kerugian yang terjadi karena pelanggaran melalui deteksi dini.
b. Menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah
pelanggaran yang bersifat publik serta mengurangi risiko yang dihadapi Perseroan, akibat dari
pelanggaran baik dari segi keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja, dan reputasi.
c. Mempermudah manajemen dalam menangani laporan-laporan pelanggaran secara efektif dan
sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta tetap menjaga kerahasiaan informasi
dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya.
d. Meningkatnya reputasi Perseroan di mata pemangku kepentingan (stakeholders), regulator, dan
masyarakat umum.
Lingkup pengaduan yang akan ditindaklanjuti oleh Whistleblowing System adalah pelanggaran terhadap
kode etik, penyimpangan dari peraturan danperundangan yang berlaku, benturan kepentingan atau
penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan lain di luar Perusahaan dan gratifikasi.
Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Pelanggaran
Prosedur Pengelolaan WBS
Pelapor
Insan PTPN III, Pihak Luar
Tidak
Terbukti
Selesai
Petugas Pengelola WBS
Bagian Distrik/Kebun/
Unit Terkait
Seleksi, Investigasi Awal
Koordinasi
OK
Tidak
Terbukti
Direksi
Tim Incestigasi/SPI/
Auditor Eksternal
Selesai
Investigasi Lanjutan
Rekomendasi
Terbukti
Sanksi
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
229
Mekanisme penyaluran pengaduan penyimpangan oleh Pelapor pada dasarnya dilakukan melalui jalur
formal. Prosedur pelaporan pelanggaran, antara lain:
1. Setiap Insan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan atau Pihak Ketiga yang melihat atau
mengetahui adanya pelanggaran terhadap:
• peraturan perundang-undangan;
• pedoman etika perusahaan atau melanggar norma-norma kesopanan;
• prinsip akuntansi yang berlaku umum;
• kebijakan dan prosedur operasional Perusahaan, ataupun kebijakan, prosedur, dan peraturan
lain yang dianggap perlu oleh Perusahaan;
• menyalahgunakan wewenang atau jabatan untuk kepentingan pribadi dan atau golongan/
kelompok;
• melakukan iregularitas;
• gratifikasi;
• tindakan yang membahayakan keselamatan kerja;
• tindakan kecurangan lainnya yang dapat menimbulkan kerugian finansial ataupun non-finansial.
2. Laporan pengaduan yang diterima oleh Unit Pengelola WBS diadministrasikan oleh Petugas
Pengelola WBS dengan mencatat alamat, nama pengirim, e-mail, dan nomor telepon agar bisa
dihubungi oleh petugas Pengelola WBS.
3. Pengelola WBS yang menerima pelaporan pelanggaran, menyeleksi laporan pelanggaran dan
melaksanakan investigasi awal terhadap pengaduan. Hasil investigasi awal tersebut dilaporkan
kepada Direksi.
4. Dari laporan Unit Pengelola WBS, Direksi menetapkan rekomendasi apakah akan dilakukan
investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi (Bagian Satuan Pengawasan Internal dan/atau Eksternal
Investigator), serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris.
5. Tim Investigasi (Bagian Satuan Pengawasan Internal dan/atau Eksternal Investigator) melakukan
investigasi lanjutan terhadap pengaduan/ pengungkapan dan melaporkan hasilnya kepada Direksi.
6. Dari laporan investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi, Direksi menetapkan rekomendasi tindakan
selanjutnya. Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan Pengaduan/Pengungkapan akan ditutup.
Apabila pengaduan/pengungkapan tersebut terbukti atau memerlukan tindak lanjut, maka akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, atau diteruskan kepada pihak penyidik untuk
diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
7. Seluruh proses Sistem Pelaporan Pelanggaran harus terdokumentasi dengan baik dan reliable
(dapat dipertanggungjawabkan).
Mekanisme Pelaporan
• Pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan oleh anggota Direksi, atau orang yang
mempunyai hubungan khusus dengan anggota Direksi, maka laporan pelanggaran disampaikan
oleh pelapor kepada Unit Pengelola WBS untuk selanjutnya diserahkan kepada Komisaris Utama.
Penanganan lebih lanjut diserahkan kepada Dewan Komisaris dan bila diperlukan investigasi,
disarankan untuk menggunakan investigator/ auditor luar yang independen;
• Pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris maka
pelanggaran disampaikan oleh pelapor kepada Unit Pengelola WBS untuk selanjutnya diserahkan
kepada Direktur Utama. Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut dilakukan oleh
pihak yang ditunjuk oleh Direksi, dan bila diperlukan investigasi disarankan untuk menggunakan
investigator/auditor eksternal yang independen;
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
230
• Pelanggaran yang dilakukan oleh Insan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diluar
yang diatur di atas, maka laporan pelanggaran disampaikan oleh pelapor kepada Unit Pengelola
WBS untuk diproses lebih lanjut. Hasil dari penanganan dari Unit Pengelola WBS disampaikan
kepada Direksi. Penanganan terhadap laporan dari Unit Pengelola WBS ditetapkan oleh Direksi,
bila diperlukan investigasi maka Direksi dapat menunjuk Bagian SPI dan/atau eksternal investigator,
serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris.
• Dalam hal pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan bersama-sama anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan anggota Unit Pengelola WBS, maka laporan pelanggaran tersebut
diserahkan kepada penegak hukum yang berwenang.
Media Komunikasi
Perusahaan menyediakan media komunikasi bagi insan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) dan semua pihak untuk menyampaikan laporannya kepada Tim WBS, melalui:
Alamat: Gedung Agro Plaza
Jl. HR. Rasuna Said Kav. X2, No. 1, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12950
Telepon: (021) 2918 3300
SMS
: SMS ke 9600, dengan format : ptpn3[spasi]pesan
Email: [email protected]
Perlindungan Pelapor
Fungsi Komite Pemantau Sistem Pelaporan Pelanggaran wajib menjaga kerahasiaan pelapor dengan
menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan, yaitu:
• Dalam melakukan proses tindak lanjut atas setiap pengaduan/penyingkapan wajib mengedepankan
kerahasiaan, asas praduga tidak bersalah dan profesionalisme.
• Identitas pelapor dijamin kerahasiaannya oleh Perusahaan.
• Perusahaan menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi,
hukuman ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga
kerahasiaan kasus yang diadukan kepada pihak manapun.
• Perlindungan ini juga berlaku bagi pekerja yang melaksanakan investigasi maupun pihak-pihak
yang memberikan informasi terkait dengan pengaduan/ penyingkapan.
Penanganan Pengaduan
1. Apabila hasil investigasi menyimpulkan pengaduan yang disampaikan mengandung unsur tidak
ada niat baik, menyampaikan bukti palsu, ada unsur kedengkian, tanpa dasar yang jelas, maka
pelapor dapat digugat balik atau dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Untuk pelapor yang beritikad baik, Perusahaan juga dapat menyediakan perlindungan hukum
sesuai peraturan yang berlaku.
3. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pelapor atas pelanggaran yang dapat
dibuktikan sehingga aset/keuangan Perusahaan dapat diselamatkan. Penghargaan diberikan
melalui kebijakan Direksi dengan tetap memperhatikan aspek kerahasiaan atau perlindungan
pelapor.
4. Terlapor yang terbukti melakukan pelanggaran, dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
5.Terlapor yang tidak terbukti melakukan pelanggaran, ada kewajiban Perusahaan untuk
mengembalikan nama baik atau rehabilitasi.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
231
Pengelola Pengaduan
Perusahaan menunjuk Tim Khusus yang bertanggung jawab untuk penanganan laporan terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh Insan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang disebut Unit
Pengelola Whistleblowing System (WBS).
Pengarah
: Direksi PT Perkebunan Nusantara III
Pelaksana:
1. Ketua/Anggota
: Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan
2. Wakil Ketua/Anggota
: Kepala Bagian TI/TB & MR (CMR)
3. Sekretaris/Anggota
: Kepala Urusan Evaluasi & Pengembangan TB
4. Wakil Sekretaris/Anggota
: Kepala Urusan Kesekretariatan
5.Anggota:
• Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern
• Kepala Bagian SDM
• Kepala Bagian Hukum
• Kepala Urusan Humas
• Kepala Urusan Kesejahteraan Karyawan
• Kepala Urusan Hukum
• Pengawas Wilayah
• Staf Urusan Evaluasi & Website Perencanaan Basis Data
Jumlah Jumlah Informasi
Informasi yang Dilaporkan
ke Direksi
yang
Diterima
Pihak Terlapor
Informasi
yang
Kebun/
Diterima Bagian
Unit
1
54
2
4
Jujur • Tulus • Ikhlas
3
26
Total
4 = (2+3)
30
Jumlah
Informasi
yang
Tidak Di
laporkan
5 = (1-4)
24
Jumlah
Informasi yang
Ditindaklanjuti
Bagian
Kebun/
Unit
6
7
1
8
Total
8 = (6+7)
9
Jumlah Tindak
Lanjut Informasi
yang Belum
Efektif
Bagian
Kebun/
Unit
9
10
3
18
Total
Keterangan
11 = (9+10)
12
21
Kolom Tindak Lanjut
Informasi yang Belum
Efektif relatif tinggi
karena masih dalam
proses oleh Bagian
terkait
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
232
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
233
Berkelanjutan
Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara
optimal menjadi fokus utama jangka pendek Holding Perkebunan guna
memperkokoh pondasi sistem pertanian bio-industry yang berkelanjutan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
234
Komitmen Perusahaan
terhadap Kegiatan CSR
Perusahaan menjalankan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR menyasar pada para
Pemangku Kepentingan secara luas, yakni mencakup konsumen, masyarakat sekitar, dan juga terhadap
lingkungan. Kebijakan CSR terangkum di dalam Kode Etik yang diberlakukan kepada seluruh elemen
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) demi mendukung tujuan CSR dalam membangun
kepercayaan para Pemangku Kepentingan terhadap Perusahaan.
Melalui Program BUMN Hadir untuk negeri, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
berkomitmen untuk mengintegrasikan program CSR dengan bisnis perkebunan. Perusahaan menyadari
bahwa pertumbuhan usaha tak lepas dari hubungan baik antara Perusahaan dengan masyarakat. Oleh
karena itu, Perusahaan senantiasa berupaya menjaga dan membina hubungan baik tersebut, tidak
terbatas untuk kepentingan bisnis saja, namun juga untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada
masyarakat secara umum. kegiatan CSR Perusahaan meliputi:
1.
2.
3.
4.
Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja;
Lingkungan Hidup;
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan; dan
Tanggung Jawab terhadap Konsumen
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
235
Dasar Kebijakan
Seluruh Kebijakan CSR berlandaskan pada kebijakan umum dan peraturan yang berlaku di Indonesia,
antara lain:
1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Pelanggan;
3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
5. PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
Biaya Kegiatan
Sepanjang 2016, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)telah mengeluarkan biaya sebesar
Rp403,54 miliar untuk pelaksanaan kegiatan PKBL.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
YANG TERKAIT DENGAN KETENAGAKERJAAN,
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA
Kegiatan CSR Ketenagakerjaan mengacu pada Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Keselamatan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi perhatian penting
Perusahaan khususnya terkait pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan yaitu karyawan. Kami
menyadari untuk memproduksi komoditas berstandar internasional, tuntutan implementasi K3 akan
semakin tinggi. K3 juga dipandang sebagai bagian yang berperan signifikan dalam menciptakan
suasana kerja yang aman dan kondusif bagi setiap pekerja. Setiap tahunnya, kami senantiasa melakukan
peninjauan kinerja agar tiap aspek yang memerlukan perbaikan dapat segera ditindaklanjuti.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Untuk memastikan dan memperbaiki kesehatan, keselamatan dan keamanan lokasi kerja, Perusahaan
melakukan audit Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta pengukuran Hyperkes secara berkala dan pelaksanaan
manajemen risiko. Skor audit dan jumlah kecelakaan kerja menjadi Performance Indicator (PI) masingmasing unit tersebut. Hasil audit dan pemantauan pelaporan bulanan yang dikenal dengan Laporan
P2K3 dan Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) yang meliputi laporan kecelakaan kerja, kesehatan
dan tingkat keamanan seperti pencurian produksi dan lain-lain menjadi dasar untuk memperbaiki
lingkungan kerja. Di samping itu, Holding Perkebunan melibatkan seluruh tenaga kerjanya untuk
meningkatkan kesehatan, keselamatan, keamanan dan ergonomis tempat kerja melalui:
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
236
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pembentukan P2K3 (Manajemen, karyawan dan SPBUN)
Sosialisasi prosedur, peraturan dan hak/ kewajiban
Pemberian Alat Pelindung Diri (APD) seperti earplug, sarung tangan, masker, sepatu, helm dll
Pemenuhan kualifikasi, perizinan para personil dan peralatan sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku.
Memberikan pelatihan (OJT, Seminar, dan lain-lain) SMK3 kepada karyawan
Pemeriksaan berkala kesehatan karyawan yang terlibat langsung dengan penggunaan Bahan
Berbahaya Beracun (B3) dan lokasi kerja berbahaya
Pemeriksaan sarana dan prasarana perusahaan
Pemeriksaan dan uji lingkungan kerja, seperti tingkat kebisingan, humidity, dll
Pemberian extra fooding untuk karyawan yang bekerja dengan bahan kimia, radiasi (komputer, dll)
Pemenuhan peralatan tanggap darurat
Pemasangan rambu peringatan di lokasi kerja
Rapat-rapat pengurus P2K3 secara rutin dan berkala untuk membahas efektivitas penyelesaian
permasalahan, keluhan dan masukan karyawan serta kinerja keseluruhan SMK3.
Memberikan pelatihan Hyperkes bagi para dokter PTPN III (Persero)
Memberikan pelatihan satpam secara profesional oleh lembaga eksternal Kepolisian
Penataan tempat kerja sesuai dengan ergonomika dan alur kerja, misal tata ruang Pabrik Kelapa
Sawit.
Keberhasilan kinerja dan target yang dicapai dalam implementasi SMK3 ditunjukkan dengan terciptanya
lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat, efisien dan produktif. Guna menciptakan hal tersebut,
lokasi kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya diidentifikasi dan setiap tenaga kerja yang bekerja
pada lokasi tersebut diberikan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan lokasi
kerja. Untuk pekerja tertentu yang dipersyaratkan memiliki sertifikat keahlian diberikan pelatihan untuk
menda-patkan sertifikat tersebut.
Sebagai indikator keberhasilan penerapkan SMM, SML dan SMK3 tercermin dengan dipertahankannya
sertifikat yang sudah diraih dari Badan Sertifikasi yang berwenang dan memperoleh penghargaan
Bendera Emas dari Presiden RI. Selanjutnya, sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan tersebut
digunakan acuan keputusan dan peraturan perundangan pemerintah, seperti untuk tingkat kebisingan,
emisi udara, layout pergudangan dan batasan lainnya sesuai kondisi lingkungan kerja. Penilaian
terhadap pemenuhan indikator-indikator keselamatan kerja dilaksanakan setahun sekali dengan
memperhatikan berat dampak, skala dampak, lama dampak, pertimbangan biaya, kuantitas dampak
dan kepedulian terkait sesuai dengan kondisi lingkungan kerja. Masing-masing item penilaian memiliki
batasan nilai kriteria yang bersifat kuantitatif. Nilai rata-rata hasil evaluasi diranking. Jika nilai aspek
ada di atas rata-rata atau aspek tersebut dipersyaratkan dalam peraturan perundangan, maka aspek
tersebut menjadi aspek penting/target yang perlu ditindaklanjuti.
Sebagai bentuk evaluasi terhadap penerapan SMK3 di Perusahaan, manajemen secara berkala
melaksanakan Audit Eksternal SMK3. Pelaksanaan Audit Eksternal SMK3 tahun 2016 mencatat hasil
sebagai berikut:
Audit Eksternal SMK3 Tahun 2016
No.
Kebun/Unit
Nilai (%)
Penghargaan
1
Kebun Merbau Selatan
97.55
Sertifikat dan Bendera Emas
2
Kebun Labuhan Haji
96.32
Sertifikat dan Bendera Emas
3
Kebun Aek Nabara Selatan
96.32
Sertifikat dan Bendera Emas
4
Kebun Ambalutu
96.32
Sertifikat dan Bendera Emas
5
Kebun Gunung Para
96.32
Sertifikat dan Bendera Emas
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
237
No.
Kebun/Unit
Nilai (%)
Penghargaan
6
Kebun Gunung Monako
96.32
Sertifikat dan Bendera Emas
7
Kebun Hapesong
96.00
Sertifikat dan Bendera Emas
8
Kebun Dusun Hulu
95.71
Sertifikat dan Bendera Emas
9
Kebun Bukit Tujuh
95.18
Sertifikat dan Bendera Emas
10
Pabrik Aek Torop
95.09
Sertifikat dan Bendera Emas
11
Kebun Bandar Selamat
95.09
Sertifikat dan Bendera Emas
12
Kebun Huta Padang
95.09
Sertifikat dan Bendera Emas
13
Kebun Bangun
95.09
Sertifikat dan Bendera Emas
14
Pabrik Torgamba
95.18
Sertifikat dan Bendera Emas
15
Kebun Batang Toru
95.00
Sertifikat dan Bendera Emas
16
Kebun Aek Torop
92.17
Sertifikat dan Bendera Emas
17
Kantor Direksi
90.36
Sertifikat dan Bendera Emas
Selain inisiatif K3 dan SMK3 tersebut, Perusahaan juga menyediakan sarana dan prasarana kerja yang
cukup mengakomodir kebutuhan tenaga kerja agar perform dengan optimal baik dari sisi keselamatan
maupun kesehatan kerja. Seperti, mendesain pabrik agar sesuai dengan alur kerja dan ergonomik atau
menyediakan alat kerja/APD yang berkualitas untuk meminimalisasi kecelakaan kerja.
Holding Perkebunan juga telah menetapkan ukuran kinerja dan sasaran untuk setiap faktor kesehatan,
keselamatan dan keamanan pada lokasi kerja yang berbeda. Lokasi kerja dibedakan berdasarkan
perbedaan produk pada unit kerja.
Perusahaan juga memberikan layanan kesehatan kepada pekerjanya seperti, menyediakan pelayanan
kesehatan berupa perawatan kesehatan dan perobatan bagi karyawan yang diimplementasikan
dengan menyediakan poliklinik kebun di setiap kebun/ unit, tersedianya 4 (empat) unit Rumah sakit
dimana ketentuannya diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Selain itu, karyawan juga diberikan
izin untuk meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat gaji sesuai dengan ketentuan dalam PKB.
Karyawan juga didukung dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja seperti diatur dalam PKB dan
jaminan sosial serta kesejahteraan tenaga kerja. Bagi para pensiunan, perusahaan juga memberikan
jaminan perawatan kesehatan sesuai dengan ketentuan.
Ketentuan di atas berlaku untuk seluruh karyawan dan karyawan honorer Holding Perkebunan
sedangkan untuk karyawan outsourcing ketentuan pelayanan dan manfaat ditetapkan oleh perusahaan
pemasok tenaga kerja.
Selama tahun 2016, Perusahaan telah merealisasikan anggaran SMK3 mencapai Rp439.450.000 yang
secara garis besar dialokasikan untuk menyelenggarakan kegiatan Audit Eksternal SMK3.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
238
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
YANG TERKAIT DENGAN Lingkungan
Hidup
Kebijakan
Perusahaan berkomitmen untuk mengurangi dampak aktivitas usaha terhadap alam yang
berkesinambungan dengan produk-produk berkualitas. Komitmen ini merupakan bentuk partisipasi
aktif Perusahaan.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Limbah Padat
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki instruksi kerja dalam proses dan prosedur
pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Kegiatan ini mencakup pemilihan dan pengelolaan limbah
biasa dengan bahan berbahaya dan beracun (B3), serta pengelolaan tempat pembuangan sampah
sementara. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pemanfaatan terhadap limbah ramah lingkungan
dengan menggunakannya sebagai pupuk.
Limbah Cair
Perseroan mengelola limbah cair melalui proses sedimentasi atau mengalirkan limbah cair ke kolam
penampungan, diendapkan, kemudian air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air dialirkan ke
saluran umum. Sedangkan endapan dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara.
Pencemaran Udara
Selama bertahun-tahun, hasil uji ambien udara di lingkungan Perusahaan senantiasa berada di bawah
ambang batas. Perusahaan menggunakan instalasi pengolahan pencemaran udara yaitu dust collector,
hal ini dilakukan agar kualitas udara dapat selalu terjaga dalam kondisi baik. Ambang batas tersebut
secara umum menunjukkan kualitas udara di lingkungan kerja dan secara khusus menunjukkan kadar
debu dan CO yang ada. Hal ini dilakukan untuk memenuhi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja.
Penghematan Energi
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) senantiasa melakukan upaya penghematan energi
dalam aktivitas perkantoran yang dilakukan dengan mengurangi konsumsi energi di lingkungan
Perusahaan. Penghematan energi ini dilakukan dengan penggunaan barang-barang elektronik
berdaya rendah, pengendalian penggunaan air, efisiensi waktu penggunaan AC, serta meminimalisir
penggunaan kertas. Saat ini, Perusahaan telah menerapkan penerangan menggunakan lampu LED
pada beberapa fasilitas umum dan office block yang dimiliki.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
239
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
YANG TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
Kebijakan
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pada aspek sosial kemasyarakatan diarahkan pada
program-program yang bersifat memberdayakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di lokasi
sekitar Perusahaan, terutama para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta masyarakat
yang termasuk dalam kategori ekonomi kurang mampu.
Perusahaan mengimplementasikan program CSR melalui program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) sebagaimana diatur dalam peraturan Meneg. BUMN No.Per-03/MBU/12/2016 tanggal 16
Desember 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Meneg. BUMN No.Per-09/MBU/07/2015 tanggal 03
Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
Kedua program tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pemangku
kepentingan berupa :
• Kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat
• Pelestarian lingkungan
• Hubungan baik dan kerjasama dengan pemangku kepentingan
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Perusahaan mewujudkan tanggung jawab perusahaan di bidang sosial dan kemasyarakatan melalui
realisasi Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Koperasi sejak tahun 1992 dan pelaksanaan
Program Bina Lingkungan sejak tahun 2000. Program Kemitraan (PK) dilaksanakan dengan suatu
konsep pembinaan terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan
lembaga/instansi terkait yang berkompenten dibidangnya.
Dalam pelaksanaannya, Perusahaan menyisihkan maksimal 1-2% dari laba bersih untuk Program
Kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri, serta 1-2% dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan
kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di Wilayah Usaha BUMN melalui pemanfaatan dana dari BUMN.
Dalam melaksanakan kegiatannya pada tahun 2016, Bagian PKBL Perusahaan telah melakukan kegiatan
antara lain :
• Menyalurkan Pinjaman kepada Usaha Kecil, Menengah di tahun 2015 sebesar Rp21.310.000.000,kepada 507 UKM.
• Sampai dengan tahun 2016, Perusahaan telah menyalurkan pinjaman kepada UKM sebesar
Rp239.363.552.113,- kepada 7.325 UKM di 22 Pemko/Pemkab. di Wilayah Sumatera Utara.
• Melaksanakan Pembinaan berupa pelatihan Kewirausahaan bagi Usaha Kecil dan Menengah yang
baru mendapat pinjaman modal kerja.
• Mengikutsertakan Mitra Binaan Unggulan dalam Pameran-Pameran untuk memperkenalkan
produk-produk Mitra Binaan.
• Melaksanakan program pelatihan kerajinan tangan dan tata boga di Wilayah Pemkab. Deli Serdang,
Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu Induk, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu
Selatan dan Tapanuli Selatan.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
240
Realisasi Penyaluran Program Kemitraan per Wilayah
No.
PEMKAB/PEMKOT
Realisasi Tahun 2016
Mitra Binaan
Realisasi s.d. Tahun 2016
Rp
Mitra Binaan
Rp
I. Penyaluran
1
Asahan
27
1.095.000.000
523
13.676.946.000
2
Deli Serdang
67
2.910.000.000
1.117
31.996.347.380
3
Serdang Bedagai
51
1.770.000.000
520
16.442.000.000
4
Dairi
6
315.000.000
78
2.599.911.111
5
Karo
6
320.000.000
232
8.704.183.000
6
Labuhan batu Induk
41
1.690.000.000
618
17.944.918.603
7
Labuhan batu Utara
55
2.145.000.000
414
14.707.688.000
8
Labuhan batu Selatan
29
1.070.000.000
291
10.683.820.000
9
Medan
113
5.280.000.000
1.812
65.503.738.350
10
Simalungun
44
1.650.000.000
571
15.052.044.000
11
Tebing Tinggi
15
730.000.000
232
6.372.100.000
12
Tap. Selatan
32
1.330.000.000
461
14.157.850.939
13
Mandailing Natal
-
-
56
658.169.980
14
Tap. Tengah
12
580.000.000
175
4.322.500.000
15
Tap. Utara
-
-
78
1.843.506.375
16
Toba Samosir
-
-
20
449.875.000
17
Batu Bara
9
425.000.000
54
1.887.800.000
18
Nias
-
-
1
3.092.500
19
Cluster
-
-
2
10.754.914.875
20
Humbahas
-
-
7
303.145.000
21
Prop. Sumbar
-
16
170.000.000
22
Prop. NAD
-
47
1.129.001.000
21.310.000.000
7.325
239.363.552.113
Total
507
Realisasi Penyaluran Program Kemitraan per Sektor
No.
PEMKAB/PEMKOT
Realisasi Tahun 2016
Mitra Binaan
Realisasi s.d. Tahun 2016
Rp
Mitra Binaan
Rp
I. Penyaluran
1
Perdagangan
344
14.285.000.000
4.069
133.206.079.349
2
Jasa
111
4.925.000.000
1.885
61.366.415.875
3
Pertanian
1
50.000.000
187
3.183.976.441
4
Industri
39
1.525.000.000
754
20.631.160.411
5
Perikanan
4
180.000.000
106
2.708.343.178
6
Peternakan
7
295.000.000
147
4.555.020.522
7
Perkebunan
1
50.000.000
175
2.957.641.462
8
Sektor Lainnya/Cluster
-
-
2
10.754.914.875
507
21.310.000.000
7.325
239.363.552.113
Total
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
241
Selain kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut, sebagai perusahaan BUMN bidang perkebunan yang
peduli pada masyarakat lingkungan, Perusahaan juga telah menyalurkan dana CSR Tahun 2016 sebesar
± Rp519.400.000,- (lima ratus sembilan belas juta empat ratus ribu rupiah) untuk menyelenggarakan
kegiatan sosial dan kemasyarakatan sebagai berikut :
Bantuan Peringatan Hari Besar / Perayaan Nasional ataupun Keagamaan.
Rp31.900.000,- diantaranya meliputi bantuan pelaksanaan perayaan hari besar keagamaan, hari
besar nasional, peringatan ulang tahun institusi dan kegiatan keagamaan dari berbagai institusi dan
stakeholder di berbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara.
Bantuan untuk Kegiatan Lain dari Pemangku Kepentingan
Rp487.500.000,- diantaranya bantuan untuk korban bencana Alam erupsi Gunung Sinabung,
Pembangunan Kantor Satlantas Dolok Merawan Kab. Sergai, Bantuan dana partisipasi untuk Masjid
Kementerian BUMN, Bantuan pelestarian hutan bakau mangrove di Pangkalan Berandan, Bantuan
penghijauan Toba Go Green, Cuci Ulang Parit di Labuhan Haji, Beasiswa untuk Siswa SD, SMP & SMA
di sekolah-sekolah sekitar Kebun PTPN III , Pengerasan Jalan Batang Gogar Aek Torop, Bantuan untuk
bencana banjir dan tanah longsor di Tapteng, dan lain-lain.
Dalam melaksanakan setiap kegiatan CSR Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tetap
bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun para pemangku kepentingan
dilingkungan unit kerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) guna menjaga hubungan
yang harmonis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai
Perusahaan BUMN tetap memiliki komitmen kuat untuk menjalankan program CSR yang telah
diwajibkan pemerintah untuk dilaksanakan sebagai eksistensi perusahaan dimata pemerintah daerah,
pusat, maupun stake holder dalam membangun Good Corporate Governance (GCG).
BANTUAN BINA LINGKUNGAN TAHUN 2016
Bantuan Bencana Alam
Memberikan bantuan korban bencana alam berupa sembako untuk korban Erupsi Gunung Sinabung
Karo Sumatera Utara dan gempa bumi di Aceh. Total realisasi adalah sebesar Rp178.410.280,-
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
242
Bantuan Pendidikan dan/atau Pelatihan
Memberikan bantuan pelatihan berupa pelatihan keterampilan kerajinan tangan bagi ibu-ibu dan
remaja putri, Prasarana dan sarana pendidikan serta renopasi rumah sekolah disekitar kebun-kebun
PTPN III di Sumatera Utara dan Program Siswa Mengenal Nusantara. Total realisasi adalah sebesar
Rp1.131.608.979,Bantuan Pengembangan Prasarana dan/atau Sarana Umum
Memberikan bantuan berupa sarana olah raga, bantuan truk pengangkut sampah di Wil. Simalungun
dan bantuan lainnya sekitar kebun-kebun PTPN III di sumatera Utara. Total realisasi adalah sebesar
Rp6.373.950.321,Bantuan Sarana Ibadah
Memberikan bantuan renovasi rumah-rumah ibadah dan sarana keagamaan. Total realisasi adalah
sebesar Rp1.264.727.563,Bantuan sosial Kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan
Dalam rangka pengentasan kemiskinan Perusahaan melaksanakan Program Bedah Rumah sebanyak
52 unit bagi masyarakat tidak mampu, bedah rumah bagi veteran di luar Pulau Sumatera Utara,
melaksanakan kegiatan Pasar Murah sembako di sekitar kebun-kebun PTPN III di sumatera Utara dan
Bantuan Hadir Untuk Negeri di Prov. Jawa Barat. Total Realisasi adalah sebesar Rp3.924.000.084,-
Realisasi Penyaluran Program Bina Lingkungan per Wilayah
No.
PEMKAB/PEMKOT
Realisasi Tahun 2016
Realisasi s.d. Tahun 2016
I. Penyaluran
1
Asahan
505.437.163
11.967.519.304
2
Deli Serdang
616.928.517
10.744.334.299
3
Serdang Bedagai
77.245.302
14.331.028.807
4
Dairi
-
147.060.000
5
Karo
3.000.000
1.222.673.100
6
Labuhan Batu Induk
117.905.583
17.425.407.363
7
Labuhan Batu Utara
475.735.617
7.004.553.502
8
Labuhan Batu Selatan
9
Medan
964.261.317
12.966.488.607
2.259.762.250
48.868.028.025
10
Simalungun
474.244.562
12.078.423.265
11
Tebing Tinggi
119.651.400
2.858.452.400
12
Tapanuli Selatan
449.387.536
10.359.309.913
13
Mandailing Natal
-
267.378.150
14
Tapanuli Tengah
-
169.032.000
15
Tapanuli Utara
-
455.436.240
16
Toba Samosir
-
660.159.800
17
Langkat
-
2.471.484.840
18
Samosir
-
387.028.080
19
Nias
-
20.000.000
20
Pemkab. Aceh Timur
-
816.954.240
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
243
No.
PEMKAB/PEMKOT
21
Batu Bara
22
23
Realisasi Tahun 2016
Realisasi s.d. Tahun 2016
15.527.875
1.456.377.615
Binjai
-
288.342.000
Humbahas
-
268.100.000
24
Padang Lawas
25
Diluar Pulau Sumatera
Total
-
50.100.000
6.794.010.105
6.893.528.755
12.873.097.227
164.177.200.305
Realisasi Penyaluran Program Bina Lingkungan per Sektor Usaha
No.
PEMKAB/PEMKOT
Realisasi Tahun 2016
Realisasi s.d. Tahun
2016
I. Penyaluran
1
Bencana Alam
2
Pendidikan dan/atau Pelatihan
178.410.280
1.383.221.480
1.131.608.979
47.219.495.442
3
Peningkatan Kesehatan
-
5.732.692.600
4
Pengembangan Prasarana dan/atau
Sarana Umum
6.373.950.321
41.819.306.587
5
Sarana Ibadah
1.264.727.563
58.184.532.240
6
Pelestarian Alam
-
39.375.000
7
Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam
rangka Pengetasan Kemiskinan
3.924.400.084
9.798.576.956
12.873.097.227
164.177.200.305
Total
Tanggung Jawab Sosial
terhadap Konsumen
Kebijakan
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) senantiasa patuh pada peraturan perundangundangan terkait dengan industri perkebunan di Indonesia. Selain itu, Perseroan juga memprioritaskan
kebutuhan pelanggan dalam mengakses informasi dan menyampaikan keluhan. Oleh karena itu,
Perusahaan memproses setiap keluhan pelanggan dengan cepat dan tepat serta.
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
Ikhtisar Kinerja
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis
244
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Perusahaan senantiasa menjaga keseluruhan proses dilaksanakan dengan terencana, sistematis dan
terkendali, baik dari sisi material, proses, maupun produk.
Di samping itu, Perusahaan mengandalkan Quality Asssurance untuk menjaga kualitas produk dalam
proses yang telah ditetapkan Manajemen. Proses Quality Asssurance adalah melakukan pemeriksaan
terhadap hasil panen, dan juga terhadap bahan pendukung lainnya pada saat bahan baku diterima.
Pemeriksaan proses produksi dilaksanakan sejak dari hulu hingga hilir, dan juga terhadap kualitas
produk akhir.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) juga harus mampu memberikan kepuasan kepada
pelanggannya dengan memberikan pelayanan dan produk yang berkualitas, harga yang kompetitif
serta upaya-upaya yang dapat menjaga kepuasan kepada pelanggan, diantaranya:
•
•
•
•
•
Ketepatan waktu dalam pengiriman barang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
Mutu produk sesuai dengan SNI
Kondisi peralatan pabrik yang sesuai standar
Kesesuaian produk yang dipesan dan yang diterima pembeli sesuai dengan kontrak
Komunikasi yang efektif antara PTPN III (Persero) dengan pelanggan dalam menyelesaikan setiap
keluhan/komplain pelanggan.
Terhadap hasil komunikasi dengan pelanggan dilakukan evaluasi untuk perbaikan proses, mutu dan
pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan juga dapat menyampaikan keluhannya secara lisan ataupun
tertulis melalui surat dan email. Saat ini Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memberikan
kemudahan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan dan sarannya melalui website www.
ptpn3.go.id.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyadari peran penting informasi kepuasan dan
ketidak puasan pelanggan serta loyalitas pelanggan yang akan dapat menjadi acuan dalam merespon
perubahan berbisnis dari ekonomi industri ke era ekonomi digital sehingga Perusahaan dapat
merumuskan kembali visi, misi, tata nilai (values) serta strategi Perusahaan terimplementasi dalam
kehidupan bisnis perkebunan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama dalam
kinerja Perusahaan sebagai informasi yang terkini dan valid sebagai bahan dalam melakukan desain
ulang strategi yang bermanfaat dalam pengembangan produk. Karena pelanggan sangat penting
bagi kelangsungan hidup Perusahaan, maka Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara
periodik melakukan Survey Kepuasan Pelanggan yang bertujuan untuk memperoleh informasi antara
lain:
• Produk yang ditawarkan dapat diterima dan didukung oleh pelanggan pasar;
• Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam membangun dan mengelola hubungan dengan
pelanggan serta usaha dan upaya untuk menarik pelanggan baru;
• Mengetahui keinginan/permintaan dan keluhan pelanggan terhadap produk dan pelayanan produk
antara lain konsistensi mutu, harga, ketepatan waktu penyediaan barang/pengiriman barang serta
komunikasi;
• Mengetahui citra perusahaan di mata pelanggan;
• Memperbaiki kinerja perusahaan melalui identifikasi Room to Improve;
• Sebagai dasar dalam penyusunan dan monitoring rencana tindak lanjut ke depan.
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
245
Tanggung Jawab
PeLaporan Tahunan
Dewan Komisaris dan Direksi menyatakan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan
Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait
Dewan Komisaris
Joefly J. Bahroeny
Komisaris Utama
Dahlan Harahap
Deddy Y.H. Sitorus
Komisaris
Komisaris
Deddy Fauzi Elhakim
Dilza Vierson N.
Komisaris
Komisaris
Direksi
Dasuki Amsir
Direktur Utama
Seger Budiarjo
Erwan Pelawi
Direktur Human Capital Management
dan Umum
Direktur Manajemen Operasi dan
Pengembangan
Nurhidayat
Direktur Pelaksana
Jujur • Tulus • Ikhlas
Laporan Tahunan 2016
246
Halaman ini sengaja dikosongkan
Laporan Tahunan 2016
Jujur • Tulus • Ikhlas
Download