Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1 Jejak Langkah Transformasi untuk mencapai tujuan Sejarah perkebunan di Indonesia telah melalui proses panjang dalam industrialisasi agraris, mulai dari nasionalisasi atau pengambilalihan kepemilikan perkebunan besar dari negara asing kepada pemerintah Indonesia hingga menjadi Holding Perkebunan saat ini. Untuk sampai pada tercapainya tujuan, Holding perkebunan telah menapaki sejarah panjang. Holding perkebunan dengan seluruh dimensinya yang mencakup komunitas, perdagangan, industri dan areal perkebunan itu sendiri telah menorehkan sejarah dengan warna tersendiri dalam sejarah Indonesia. Sedari rempah-rempah merupakan barang mewah kerajaan-kerajaan di dunia hingga komitmen perkebunan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara optimal dan berkelanjutan, Holding Perkebunan optimis mampu mewujudkan perusahaan perkebunan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima. Terbukti ketangguhan bio-industri perkebunan manakala krisis moneter melanda Indonesia, Perkebunan justru menjadi salah satu penopang penting bangsa Indonesia dalam menghadang krisis moneter. Bio-industri perkebunan memberikan manfaat tidak saja diperoleh dari ekspor (windfall profit) sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, tapi juga oleh petani di dalam negeri. Peran penting perkebunan akan semakin meningkat di masa depan. Krisis energi dunia telah menempatkan posisi perkebunan pada tingkat yang sangat penting. Perkebunan tak lagi hanya terkait masalah pangan, tetapi kini perkebunan berada di persimpangan kepentingan antara makanan, bibit dan bahan bakar. Seluruh dinamika sejarah perkebunan menarik perhatian terutama dalam meletakkan dan meningkatkan peran di masa mendatang. Sejak dahulu sudah terlihat jelas bio-industri perkebunan dalam perekonomian kerakyatan yang mampu menyentuh setiap sendi-sendi kehidupan manusia. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 2 Daftar Isi LAPORAN MANAJEMEN 21 24 32 40 46 18 Laporan Dewan Komisaris Profil Dewan Komisaris Laporan Direksi Profil Direksi Profil Board of Management 1 Tema Laporan Tahunan 2 Daftar Isi 6 Ikhtisar Kinerja 8 Kontribusi Penjualan Komoditas 8 Produksi 2016 9 Kinerja Keuangan 2016 10 Ikhtisar Keuangan 14 Peristiwa Penting 16 Penghargaan Dan Sertifikasi 50 PROFIL PERUSAHAAN 52 53 54 56 57 60 61 61 62 Data Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Jejak Langkah Kegiatan Usaha Produk Visi & Misi Nilai-Nilai Perusahaan Paradigma Bisnis Perseroan 64 64 Komposisi Pemegang Saham 64 65 66 68 70 Kronologis Pencatatan Saham Informasi Kepemilikan Saham oleh Karyawan atau Manajemen Struktur Grup Perusahaan Informasi Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Wilayah Operasi dan Pengembangan Alamat Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Struktur Organisasi 72 TINJAUAN PENDUKUNG BISNIS 74 75 77 77 79 79 80 80 81 83 88 Sumber Daya Manusia Proses Rekrutmen Fit and Proper Test Program Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Program Pensiun Serikat Pekerja Dan Hubungan Industrial Tingkat Kepuasan Karyawan Penilaian Evaluasi Kinerja Karyawan Komposisi Karyawan Pengembangan Kemampuan SDM Biaya Pengembangan Kompetensi Karyawan Laporan Tahunan 2016 90 90 93 93 93 93 94 94 96 98 99 99 100 Teknologi Informasi Master Plan TI Misi TI Tujuan TI Sasaran Strategis TI Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI Perencanaan Strategis dan Operasional TI Tata Kelola Teknologi Informasi Penilaian Penerapan TI Pelaksanaan TI 2016 Enterprise Resource Planning Investasi TI Rencana Dan Pengembangan TI Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 3 102 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 104 104 106 106 110 112 114 117 117 117 119 120 121 121 121 121 122 122 122 123 123 123 Tinjauan Umum Tinjauan Industri Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Segmen Kelapa Sawit Segmen Karet Segmen Tebu Segmen Tanaman Lainnya Kinerja Keuangan Laporan Posisi Keuangan Aset Liabilitas Ekuitas Laporan Laba Rugi Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Laba Usaha Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laporan Arus Kas Arus Kas dari Aktivitas Operasi 124 124 125 125 126 127 127 Jujur • Tulus • Ikhlas Tingkat Kolektibilitas Piutang Struktur Modal Perusahaan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal Perbandingan Target, Realisasi dan Proyeksi 2017 Informasi Dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan 128 130 130 130 132 132 Prospek Usaha 132 Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum 133 Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi Atau Restrukturisasi Utang/Modal 135 Informasi Transaksi Material Yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan Transaksi Dengan Pihak Afiliasi 139 Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berpengaruh Signifikan Bagi Perusahaan 140 141 Kebijakan Akuntansi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kemampuan Membayar Utang Dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Aspek Pemasaran Strategi Pemasaran Pangsa Pasar Kebijakan Dividen Informasi Kepemilikan Saham Karyawan/ Manajemen Informasi Kelangsungan Usaha Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 4 144 TATA KELOLA PERUSAHAAN 144 145 147 148 Penerapan Prinsip Tata Kelola 149 149 149 150 150 151 151 Struktur Tata Kelola 156 157 159 160 161 162 162 Komitmen Penerapan GCG Roadmap GCG Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Rapat Umum Pemegang Saham Kewenangan RUPS Jenis RUPS di Perusahaan Tata Cara Penyelenggaraan RUPS Pimpinan dan Risalah RUPS Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Dewan Komisaris Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Hak Dewan Komisaris Kewajiban Dewan Komisaris Wewenang Dewan Komisaris Komposisi Dewan Komisaris Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Dewan Komisaris 162 163 163 Pengangkatan Dewan Komisaris 164 164 165 166 166 167 170 Pedoman Kerja Dewan Komisaris Program Pengembangan Dewan Komisaris 177 Proses Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi 178 Hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi 180 180 Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 181 Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi 181 183 184 184 184 185 185 186 186 187 188 188 189 Struktur Remunerasi Dewan Komisaris Struktur Remunerasi Direksi Informasi Pertemuan Dewan Komisaris dan Direksi Rapat Dewan Komisaris Rapat Direksi Rapat Gabungan Informasi Pemegang Saham Utama dan Pengendali Hubungan Afiliasi Keberagaman Komposisi Komite Audit Keanggotaan Komite Audit Profil Komite Audit Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Audit 172 Program Pengembangan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi 172 Program Pengenalan bagi Anggota Direksi Baru 189 190 191 192 192 193 193 193 193 194 194 195 195 173 Persyaratan Dalam Memilih Anggota Direksi 196 174 175 176 Pedoman Kerja Direksi (Board Manual) Persyaratan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko 196 197 Rapat Komite Pemantau Risiko Program Pengenalan bagi Anggota Dewan Komisaris Baru Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016 Komisaris Independen Direksi Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Direksi Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Direksi Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Kriteria Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Laporan Tahunan 2016 Persyaratan keanggotaan Komite Audit Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Program Kerja Komite Audit Tahun 2016 Rapat Komite Audit Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2016 Komite Nominasi dan Remunerasi Prosedur Nominasi dan Remunerasi Sistem Gaji dan Insentif Kebijakan Suksesi Direksi Komite Pemantau Risiko Profil Komite Pemantau Risiko Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko Program Kerja Komite Pemantau Risiko 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 5 197 Realisasi Program Kerja Komite Pemantau Risiko Tahun 2016 198 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko Tahun 2016 199 199 200 200 203 203 204 204 205 205 206 206 207 208 209 210 Sekretaris Perusahaan Profil Sekretaris Perusahaan Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan Tahun 2016 Audit Internal Profil Audit Internal Sumber Daya Manusia SPI Kualifikasi/Persyaratan Profesional Auditor Sertifikasi Sebagai Profesi Audit Internal Kode Etik Struktur Organisasi dan Kedudukan SPI Hubungan Kerja Fungsi dan Tugas Masing-Masing Anggota Unit Kerja SPI Laporan Singkat Pelaksanaan Tugas SPI 2016 Sistem Pengendalian Internal Kesesuaian Pengendalian Internal Dengan Standar Internasional 213 Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal 213 Evaluasi Terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Internal 214 214 214 214 214 215 215 216 217 218 218 219 219 220 220 225 225 228 Akuntan Publik Penunjukan Akuntan Publik Ruang Lingkup Pekerjaan Akuntan Publik Akuntan Publik 2012-2016 Jasa Lain Manajemen Risiko Penerapan Manajemen Risiko Road Map Manajemen Risiko Profil Dan Mitigasi Risiko 2016 Infrastruktur Manajemen Risiko Hubungan Kerja dengan Pemantau Risiko Sosialisasi Manajemen Risiko Evaluasi Efektifitas Manajemen Risiko Kode Etik Isi Kode Etik Sosialisasi Kode Etik Penegakan Kode Etik Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (Whistleblowing System) 228 Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Pelanggaran 229 230 230 231 231 Mekanisme Pelaporan Media Komunikasi Perlindungan Pelapor Pengelola Pengaduan Hasil Laporan 232 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 234 235 235 235 Komitmen Perusahaan terhadap Kegiatan CSR Dasar Kebijakan Biaya Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Bidang Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja Jujur • Tulus • Ikhlas 238 239 Tanggung Jawab Sosial Bidang Lingkungan Hidup 243 Tanggung Jawab Sosial terhadap Konsumen Tanggung Jawab Sosial Bidang Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 6 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 7 Terintegrasi Melalui kinerja dan pencapaian saat ini, Holding perkebunan terbukti mampu melalui tantangan dan siap lepas landas meraih peluang masa depan melalui integrasi usaha dan manajemen sumber daya yang berjalan baik. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 8 Kontribusi Penjualan Komoditas Lain-lain 10% Kelapa Sawit 62% Teh 3% Tebu 16% Karet 9% Produksi 2016 Kelapa Sawit Pertumbuhan Karet Pertumbuhan PTPN Group Nasional PTPN Group Nasional Turun 7,3% GAPKI turun 15-20% PT AALI turun 12% Naik 9% Naik 1,6% (Dirjenbun) Gula Teh Pertumbuhan Pertumbuhan PTPN Group Nasional PTPN Group Nasional Turun 16% Turun 15-20% Naik 19% Turun 13,6% (KPBN) Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 9 Kinerja Keuangan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Total Aset Return on Asset Rp111,96 triliun 1,37% Total Liabilitas Gross Profit Margin Rp60,84 triliun 25,15% Total Ekuitas Net Profit Margin Rp51,12 triliun (4,09)% Nilai Penjualan Debt Equity Ratio Rp33,90 triliun 117,39% Rugi Tahun Berjalan Return on Equity Rp1,39 triliun (0,88)% Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 10 Ikhtisar Keuangan Dalam Jutaan Rupiah LAPORAN LABA RUGI 2016 2015* 2014 2013 2012 Pendapatan 33.897.160 36.212.111 39.497.963 38.549.707 5.963.806 Beban Pokok Penjualan 25.373.311 27.743.718 30.660.468 29.366.547 3.555.083 Laba Kotor 8.523.848 8.468.394 8.837.495 9.183.160 2.408.723 Beban Usaha 9.257.490 9.240.855 6.225.489 6.394.322 1.264.011 (1.087.728) (240.281) 1.292.246 2.070.497 1.164.589 652.954 310.453 848.645 817.342 340.898 (1.386.595) (1.082.915) 347.918 367.303 823.691 (1.204.797) (955.086) 325.444 369.665 824.496 (181.798) (127.829) 22.474 (2.361) (805) (2.073.395) 37.588.363 (571.606) 367.303 820.946 (1.785.765) 34.006.886 (673.854) 369.665 821.751 (287.630) 3.579.476 102.247 (2.361) (805) (37.550) (70.686) 55.452 111.600 249.991 Laba (Rugi) Sebelum Pajak Manfaat (Beban) Pajak Laba Tahun Berjalan Laba (Rugi)Tahun Berjalan yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan non-pengendali Laba Komprehensif Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Pemilik Entitas Induk Kepentingan non-pengendali Laba (Rugi) per saham dasar (Dalam Rupiah) * Restatement Dalam Jutaan Rupiah LAPORAN POSISI KEUANGAN 2016 2015* 2014* 2013 2012 Aset Lancar 15.385.532 14.578.683 13.189.716 14.256.520 2.318.056 Aset Tidak Lancar 96.577.338 94.445.758 51.932.239 47.570.530 7.890.871 111.962.870 109.024.441 65.121.955 61.827.050 10.208.927 Liabilitas Jangka Pendek 21.570.603 21.090.042 21.025.737 16.937.972 1.724.099 Liabilitas Jangka Panjang 39.270.746 34.759.000 31.602.207 24.426.327 3.758.393 Jumlah Liabilitas 60.841.349 55.849.043 52.627.944 41.364.299 5.482.492 Jumlah Ekuitas 51.121.520 53.175.398 12.494.011 20.462.751 4.726.435 111.962.870 109.024.441 65.121.955 61.827.050 10.208.927 251.217 177.258 255.458 376.243 141.839 Jumlah Aset Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Investasi pada Entitas Asosiasi * Restatement Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 11 Dalam Jutaan Rupiah LAPORAN ARUS KAS 2016 2015* 2014 2013 2012 Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2.974.642 3.733.798 3.293.863 1.177.858 419.499 Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Investasi (4.979.507) (8.551.354) (5.359.324) (6.451.290) (854.147) Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 1.926.582 3.752.380 1.452.811 4.435.241 224.892 * Restatement Dalam % RASIO KEUANGAN 2016 2015* 2014 2013 2012 Profitabilitas Marjin Laba Kotor 25,15 23,39 24,28 23,82 40,39 4,38 6,68 7,87 20,08 (4,09) (2,99) 1,71 3,25 13,81 Tingkat Pengembalian Aktiva (ROA) 1,37 1,01 3,24 2,43 8,71 Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) (0,88) (1,55) 2,78 1,81 17,44 71,33 69,13 70,74 84,17 134,45 119,01 105,03 215,89 202,14 116,00 54,34 51,23 68,34 66,90 53,70 Marjin Laba Usaha Marjin Laba Bersih Rentabilitas Likuiditas Rasio Lancar Solvabilitas Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas (DER) Rasio Kewajiban terhadap Aset (DAR) * Restatement Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 12 Pendapatan Dalam Jutaan Rupiah Aset Dalam Jutaan Rupiah 39.497.963 111.962.870 109.024.441 36.212.111 38.549.707 33.897.160 65.121.955 61.827.050 5.963.806 10.208.927 2012 2013 2016 2015 2014 Laba Kotor Dalam Jutaan Rupiah 9.183.160 8.837.495 2012 2015 2014 2013 Liabilitas 2016 Dalam Jutaan Rupiah 8.468.394 60.841.349 55.849.043 8.523.848 52.627.944 41.364.299 2.408.723 5.482.492 2012 2013 2016 2015 2014 Laba Komprehensif Dalam Jutaan Rupiah 2012 2015 2014 2013 Ekuitas 2016 Dalam Jutaan Rupiah 37.586.392 53.175.398 51.121.520 20.462.751 820.946 12.494.011 367.303 4.726.435 (2.073.395) (571.606) 2012 2013 Laporan Tahunan 2016 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 13 Marjin Laba Bersih Dalam % Rasio Lancar Dalam % 13,81 134,45 84,17 3,25 70,74 1,71 2012 2013 2014 (2,99) (4,09) 2015 2016 Return on Assets (ROA) 2012 Dalam % 2013 2014 71,33 2015 2016 Debt to Equity Ratio (DER) Dalam % 215,89 8,71 202,14 117,39 116,00 2,43 2012 69,13 2013 104,08 3,24 2014 1,01 1,37 2015 2016 Return on Equity (ROE) 2012 Dalam % 2013 2014 2015 2016 Debt to Assets Ratio (DAR) Dalam % 17,44 66,90 68,34 53,70 1,81 2012 Jujur • Tulus • Ikhlas 2013 50,50 54,34 2,78 2014 (1,55) (0,88) 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 14 Peristiwa Penting 2016 12 13 Januari April Penyerahan SK Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Penandatanganan Perjanjian PKB Induk antara PTPN III dengan Federasi Serikat Pekerja Perkebunan 1 20 Mei Mei Kunjungan Lapangan ke Angkutan Kereta Api Barang KEK Sei Mangkei 28 27 Mei Juni Kunjungan kerja ke Unilever di KEK Sei Mangkei Puncak rangkaian kegiatan HUT BUMN ke-18 18 23 Juli Juli Penyerahan SK Pengangkatan Direksi Anak Perusahaan PTPN III Holding Laporan Tahunan 2016 Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Halal Bihalal Keluarga Besar Holding Perkebunan Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 15 17 5 Agustus September Pemberian penghargaan Jubilaris kepada karyawan PTPN III Holding Penyerahan SK Pengangkatan Dewan Komisaris Anak Perusahaan PTPN III Holding 23 23 September September Kick Off Project Implementasi dan Managed Service ERP-SAP PTPN III Holding 26 5 Oktober Desember Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perum Perhutani dengan PTPN III Ujicoba operasional angkutan kereta api barang KEK Sei Mangkei 9 9 Desember Desember Penyerahan Bantuan Peduli Gempa Pidie Aceh Jaya Perayaan Natal Oikoumene PT Perkebunan Nusantara III (Persero) beserta anak perusahaan 19 22 Desember Desember Kegiatan Press Conference Kinerja Holding Perkebunan Triwulan IV tahun 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Akselerasi Corporate Turn Around Program Direktur Utama PTPN III Holding menerima penghargaan Leadership untuk kategori BUMN Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 16 Penghargaan & Sertifikasi Piagam Penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Masa Berlaku: 2016 - 2019 PKS Sisumut PKS Sei Silau PKS Rambutan PKS Hapesong PKS Aek Nabara Selatan Kebun Torgamba Kebun Tanah Raja Kebun Sisumut Kebun Sei Silau Kebun Sei Putih Kebun Sei Meranti Kebun Sei Kebara Kebun Sei Dadap Kebun Sei Daun Kebun Sei Baruhur Kebun Pulau Mandi Laporan Tahunan 2016 Kebun Gunung Pamela Kebun Aek Nabara Utara Kebun Belawan Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 17 tentang Sistem Manajemen Lingkungan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit dan karet serta Pelayanan Rumah Sakit. Sertifikat ini berlaku hingga tahun 2017. tentang Sistem Manajemen Mutu Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit dan karet serta Pelayanan Rumah Sakit. Sertifikat ini berlaku hingga tahun 2018. ISO 9001-2008 ISO 14001-2004 Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Sertifikat RSPO Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Aek Nabara Selatan Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Rambutan Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Aek Torop Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Sei Daun Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Sisumut Jujur • Tulus • Ikhlas Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Sei Mangkei Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Sei Meranti Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Aek Raso Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Sei Silau Rountable on Sustainable Palm Oil PKS Torgamba Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 18 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 19 Tantangan Tantangan mengasah pengalaman dan memperkokoh Perseroan Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 20 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Holding Perkebunan berkomitmen menjalankan Transformasi secara terintegrasi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 21 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang tinggi kepada Direksi dan seluruh karyawan Perseroan yang telah berupaya keras untuk mencapai berbagai indikator kinerja sebagai bagian integral dari transformasi Holding Perkebunan yang tengah dan terus berproses “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan visi kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik” Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkenankan kami melaporkan hasil pengawasan yang kami lakukan sepanjang tahun 2016. Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi, kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atas perolehan kinerja pada tahun 2016, walaupun belum memenuhi target-target RKAP. Gambaran kondisi makro ekonomi Indonesia pada akhirnya tergambar dari kinerja dunia usaha secara keseluruhan. Namun demikian, seiring dengan komitmen pemerintah serta berbagai inisiatif dan insentif yang dijalankan pemerintah dan otoritas, secara bertahap mulai terjadi perbaikan pada beberapa indikator makro ekonomi seperti penurunan tingkat suku bunga, tingkat inflasi yang semakin terkendali, penyerapan anggaran negara, pembangunan infrastruktur yang makin masif, diharapkan mampu membawa dan mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun mendatang dan pada saat yang sama mampu meningkatkan kepercayaan pelaku pasar. Kami meyakini bahwa berbagai inisiatif dan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah, secara perlahan tapi pasti akan membawa perbaikan pada berbagai indikator makro ekonomi yang pada gilirannya akan mendorong laju produksi, laju pertumbuhan sektor riil dan pada akhirnya akan berdampak pada kinerja perusahaan dan pelaku usaha termasuk Perseroan. Keyakinan kami tersebut di atas kiranya juga menjadi keyakinan dan motivasi manajemen dalam menjalankan pengurusan perseroan dalam upaya mencapai visi, misi, dan strategi yang telah dikembangkan. Alhamdulillah di tengah berbagai tantangan dan dinamika ekonomi, pada tahun 2016 Perseroan berhasil menorehkan kinerja yang cukup membanggakan. Kami meyakini pula, pencapaian kinerja pada tahun 2016 akan menjadi fondasi bagi manajemen dan seluruh insan Perseroan dalam upaya meraih kinerja yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 22 Penilaian Kinerja Direksi Tahun 2016 Sesuai dengan fungsi Dewan Komisaris yaitu melakukan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam menjalankan pengurusan Perseroan, sepanjang tahun 2016 kami telah melakukan berbagai upaya yang terkait dengan pengawasan atas pengurusan Perseroan. Kaitannya dengan tugas tersebut, kami juga melakukan penilaian atas kinerja Direksi sepanjang tahun 2016. Menurut penilaian kami, Direksi telah berupaya ekstra keras untuk mencapai target-target kinerja seperti yang telah ditetapkan pada RKAP 2016. Ditengah kondisi perekonomian dunia dan domestik yang relatif masih mengalami perlambatan, kami memahami dengan kondisi tersebut, Direksi mengalami berbagai tantangan dan kendala dalam upaya mencapai target-target yang telah ditetapkan di awal tahun 2016. Yang terpenting, berbagai program kerja dan inisiatif yang telah dilaksanakan Direksi merupakan basis bagi upaya perbaikan dan pencapaian kinerja yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang. Kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tergambar dari realisasi pendapatan sebesar Rp33,89 triliun, rugi tahun berjalan sebesar Rp1,38 triliun. Sementara itu total aset mencapai Rp111.96 triliun meningkat 2,70% dari tahun 2015. Secara lebih detail, kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat terlihat dari kinerja aspek produksi dan keuangan sebagai berikut: Kinerja Produksi Secara keseluruhan capaian realisasi produksi tahun 2016 masih dibawah RKAP maupun periode yang sama tahun lalu. Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit sebesar 16,54 ton/ha atau mencapai 95,57% dari RKAP (RKAP sebesar 17,31 ton/ha) dan mencapai 90,95% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 (sebesar 18,19 ton/ha). Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan tanaman, kerusakan pabrik yang mengakibatkan losis dan adanya pencurian. Pencapaian produksi karet kering kebun sendiri sebesar 140.725 ton di atas capaian RKAP dan tahun 2015 masing-masing 100,53 % (dari RKAP sebesar 139.986 ton) dan 109,65% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 128.338 ton. Kinerja Keuangan Sampai dengan Desember 2016, Holding Perkebunan membukukan kerugian konsolidasi sebesar Rp1.387 milyar yang merupakan kontribusi laba bersih dari PTPN III sebesar Rp567 milyar, PTPN IV sebesar Rp529 milyar, PTPN V sebesar Rp42 milyar, PTPN VI sebesar Rp5 milyar, PTPN XI sebesar Rp195 milyar, PTPN XII sebesar Rp41 milyar, PT KPBN sebesar Rp4 milyar dan PT Bio Industri Nusantara Rp0,28 milyar serta kerugian dari PTPN I sebesar Rp87 milyar, PTPN II sebesar Rp307 milyar, PTPN VII sebesar Rp547 milyar, PTPN VIII sebesar Rp377 milyar, PTPN IX sebesar Rp304 milyar, PTPN X sebesar Rp156 milyar, PTPN XIII sebesar Rp658 milyar, PTPN XIV sebesar Rp138 milyar dan PT Riset Perkebunan Nusantara Rp162 milyar. Kerugian tersebut sebagian besar merupakan akibat adanya penurunan nilai (impairment) sebesar Rp1.227 milyar yang disebabkan oleh nilai aset produktif yang tidak sesuai dengan potensi manfaat yang akan diperoleh dari aset tersebut. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 23 Sebagai bagian penting dari upaya restrukturisasi grup secara keseluruhan, kami mendukung upaya yang dijalankan Direksi yaitu melakukan program restrukturisasi keuangan yang difokuskan kepada 2 (dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi hutang bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh fund injection). Restrukturisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN, yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable. Ke depan, Dewan Komisaris berharap Direksi dapat lebih meningkatkan kinerja Perseroan baik dari aspek operasional, bisnis, dan keuangan, termasuk juga berbagai aspek yang akan mendorong peningkatan keunggulan daya saing berkelanjutan antara lain pengendalian internal, manajemen risiko secara terpadu, Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG), pengelolaan hubungan induk dan anak perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. Pandangan atas Prospek Usaha Prospek usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) ke depan tergambar dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2017, yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) serta visi dan misi Perseroan. Proses penyusunan RKAP tahun 2017 telah melalui masukan dan diskusi dengan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan masukan/aspirasi Pemegang Saham. RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah mendapat persetujuan Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tahun 2017. Dewan Komisaris menilai bahwa RKAP tahun 2017 telah mencerminkan prospek usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sejalan dengan dinamika dan perkembangan bisnis dan bidang usaha yang dijalankan Perseroan serta program transfromasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) beberapa tahun ke depan. Intinya, program transformasi yang tengah dan terus berjalan merupakan program dan inisiatif Perseroan selaku holding yang dijalankan secara terencana, sistematik, dan berkelanjutan sesuai dengan visi, misi, dan strategi yang diterapkan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Penerapan Tata Kelola Perusahaan Dalam upaya mewujudkan visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik” tidak dapat dilepaskan dari upaya Perusahaan untuk selalu memberikan kinerja terbaik melalui penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional Perusahaan hingga Anak Perusahaan. Kami sepenuhnya menyadari, penerapan GCG tersebut merupakan wujud nyata dari komitmen dan dedikasi Perseroan untuk memberikan nilai tambah dan membuktikan kepercayaan dari seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perwujudan prinsip GCG dalam arah gerak Perusahaan selama tahun 2016 dilaksanakan dengan mengedepankan praktik usaha sesuai prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Dewan Komisaris senantiasa mendorong seluruh jajaran Direksi, Manajemen dan Karyawan untuk melakukan praktik usaha yang menjunjung tinggi etika, moral serta kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 24 Sebagai bentuk komitmen peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG, telah dilakukan asesmen GCG untuk tahun buku 2015 oleh penilai independen dengan skor 92,47 dan tergolong kategori “SANGAT BAIK”. Pencapaian ini diharapkan akan mendorong manajemen untuk terus meningkatkan kelengkapan infrastruktur GCG dan pembentukan kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan bisnis beretika. Penerapan Whistleblowing System (WBS) Whistleblowing System (WBS) adalah infrastruktur penerapan GCG yang memfasilitasi berbagai laporan pihak luar perusahaan dan pihak internal atas berbagai dugaan pelanggaran. WBS yang efektif akan mendorong terbentuknya kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan penerapan bisnis beretika. Sistem ini memfasilitasi semua pihak baik pimpinan, karyawan, maupun pihak luar yang terkait dengan Perseroan untuk melakukan pelaporan dugaan pelanggaran. Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dengan disertai dokumen pendukung yang diperlukan. Laporan ini ditujukan kepada Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran dan disampaikan melalui media pelaporan yang telah ditentukan. Mengingat pentingnya keberadaan sistem ini, Dewan Komisaris terus mendorong manajemen agar sistem dan mekanisme WBS dijalankan secara efektif, fair, dan secara proaktif melakukan tindak lanjut atas berbagai laporan yang masuk ke sistem WBS. Dewan Komisaris terus mendorong agar sistem WBS disosialisasikan secara intensif khususnya untuk kalangan internal dan mendorong manajemen untuk melakukan peningkatan fungsi dan kapasitas WBS perusahaan. Komposisi Dewan Komisaris Sepanjang tahun 2016 terjadi beberapa kali perubahan komposisi Dewan Komisaris. Dengan susunan Dewan Komisaris yang terakhir adalah sebagai berikut: Komposisi Direksi Januari – Juli 2016 • Komisaris Utama • Komisaris • Komisaris • Komisaris • Komisaris : : : : : Joefly J. Bahroeny Dahlan Harahap Sardan Marbun Subur Budhisantoso Heri Sebayang Komposisi Direksi Juli – Desember 2016 • Komisaris Utama • Komisaris • Komisaris • Komisaris • Komisaris : : : : : Joefly J. Bahroeny Dahlan Harahap Sardan Marbun Subur Budhisantoso Deddy Y.H. Sitorus Selanjutnya, Pemegang Saham Holding Perkebunan Nusantara mengangkat Deddy Fauzi Elhakim dan Dilza Vierson sebagai anggota Komisaris menggantikan Subur Budhisantoso dan Sardan Marbun. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 25 Penilaian Komite Dewan Komisaris Dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat bagi Direksi, Dewan Komisaris didukung oleh organ Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Komite Audit dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas efektivitas pengendalian internal perusahaan dan penelaahan laporan keuangan, sementara itu Komite Manajemen Risiko dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas penerapan manajemen risiko perusahaan. Sepanjang tahun 2016, komite audit telah menjalankan peran dan fungsi organ pendukung secara optimal. Secara periodik komite audit telah melakukan penelaahan pengendalian internal termasuk pembahasan bersama satuan pemeriksa internal (SPI). Komite Audit juga aktif melakukan pemantauan kinerja Audit Eksternal sejak penunjukan KAP, dan rapat koordinasi pencapaian proses audit. Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen Risiko telah menjalankan peran dan fungsi organ pendukung secara optimal. Secara periodik komite Manajemen Risiko telah melakukan penelaahan atas efektivitas manajemen risiko secara terpadu (enterprise risk management). Dewan Komisaris menilai bahwa kontribusi dan dedikasi Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko telah sesuai dengan ekspektasi Dewan Komisaris. Aktivitas program kerja komite telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan disepakati di awal tahun. Kami menilai bahwa Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan yang tercantum dalam program kerja komite, penugasan-penugasan khusus dan sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Apresiasi Sebagai penutup, izinkan Kami atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas keberhasilan Manajemen dalam membawa Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tetap tumbuh di tengah kondisi perekonomian yang masih mengalami perlambatan sepanjang tahun 2016. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kontribusi seluruh jajaran pegawai baik Perusahaan Induk maupun Anak Perusahaan bagi kemajuan Perseroan. Semoga keberhasilan yang telah diraih bersama ini baik kinerja keuangan maupun berbagai penghargaan dari masyarakat menjadi bekal bagi kita semua dalam memelihara keberlanjutan usaha sekaligus menjadikan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai Holding Perusahaan Perkebunan yang semakin sehat dan mampu meraih keunggulan daya saing berkelanjutan. Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dewan Komisaris Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 26 Profil Dewan Komisaris 2 3 4 1 5 1. Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 4. Deddy Fauzi Elhakim Komisaris 2. Dahlan Harahap Komisaris 5. Dilza Vierson N Komisaris 3. Deddy Y.H. Sitorus Komisaris Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 27 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, Lahir di Tanjung Pura, 17 November 1956. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Pertanian dari University of New South Wales, Sidney (1982), Master Bidang Agribisnis dari Universitas Sumatera Utara (1999). Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf Engineer – PT John Holland Construction Indonesia (1982–1983), Direktur – PT Bahruny (1983–2015), Direktur Utama - PT P. Bahrun & Sons (1983–2013), Direktur Utama - PT BAPCO (1983–2013), Direktur Utama PT Joefly J. Bahroeny (1983–sekarang), Direktur Utama PT Nirmala Delima Makmur (1997–sekarang), Direktur Utama PT Sepakat Delima Joyo (1999–2002), Consulat The Republic Of Sri Lanka (2003–sekarang), Komisaris PT PP. London Sumatera Indonesia (2004–2007), Direktur Delma Commodities (2005–sekarang), Komisaris Utama PT P. Bahrun & Sons (2013–sekarang), Komisaris Utama PT BAPCO (2013–sekarang), Komisaris Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2013– sekarang). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 28 Dahlan Harahap Komisaris Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 6 Juni 1953. Memperoleh Sarjana Bidang Pertanian dari Universitas Sumatera Utara (1978), Master Bidang Manajemen Agribisnis dari Universitas Gadjah Mada (2008). Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Tanaman Bidang Pengelola Afdeling komoditi kakao (1981), Staf Bagian Tanaman Kantor Direksi PTP–II Tanjung Morawa, Medan bidang Administrasi dan Produksi (1981–1985), Asisten Kepala PTP–II, bidang pengelolaan tanaman komoditi kakao (1985–1989), Administratur Kebun Maryke PTP–II (1989–1992), Administratur Kebun Tandun PTP–II (1992–1994), Administratur Kebun Kelapa Sawit PTP–II (1994–1995), Administratur Kebun Pagar Merbau PTP – II (1995–1998), Kepala Bagian Tanaman PTPN II (Persero) (1998), Direktur SDM/ Umum PTP Nusantara VI (Persero) (1998–2001), Direktur Utama PTP Nusantara – IX (Persero) (2001–2003), Direktur Utama PTP Nusantara – IV (Persero) (2003–2012), Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2013–sekarang). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 29 Deddy Y.H. Sitorus Komisaris Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 17 November 1970. Memperoleh Sarjana Bidang Pertanian dari Universitas Simalungun, Sumatera Utara (1989), Master Bidang Komunikasi Politik dari Kingston University (2008). Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-164/MBU/07/2016 sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Koordinator Program Advokasi FKPM Foundation, Sumatera Utara (1993–1995), Koordinator Wilayah KSPPM Foundation Sumatera Utara (1995–1997), Kepala DIvisi Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta (1998–2001), Senior Program Officer National Democratic Institute on International Affairs – Amerika Serikat di Jakarta (2001–2004), Asisten Staf Ahli Kantor Yvette Cooper Menteri Perumahan Inggris (2005–2006), Manajer Proyek Civic Engagement in Democratic Governance (CIVED Project) UNDP Indonesia – BAPPENAS – KEMENDAGRI (2006–2008), Koordinator Proyek Multi Donor Support Program Pemilu Indonesia UNDP Indonesia – BAPPENAS – KEMENDAGRI (2008–2009), Komisaris PT Takagama (2009–sekarang), Direktur Eksekutif PT Optima Consulting Network (2010–2012), Komisaris PT Optima Consulting Network (2012–2014), Analis Ekslusif IHS (Information Handling Services) Perwakilan Indonesia (2011–2013), Analis Ekslusif IHS Perwakilan Asia Tenggara (2013–sekarang), Komisaris Independen PT Waskita Beton Precast (2015– sekarang), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III (Persero) (2016–sekarang). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 30 Deddy Fauzi Elhakim Komisaris Warga Negara Indonesia, Lahir di Garut, 20 Februari 1959. Lulus Akademi Kepolisian (1982), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1986), Sekolah Staf Komando Angkatan udara (1997), Sekolah Staf Perwira Tinggi angkatan X (2006). Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-03/MBU/01/2017 tanggal 10 Januari 2017 sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai anggota kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya Polres Klaten - Jawa Tengah (1982–1984), Polres Surakarta (1984), Akpol Semarang (1986), Polda Metro Jaya diantaranya sebagai Kapolsek Kelapa Gading dan Penjaringan (1990–1995), Kepala Bagian Pembinaan dan Operasional Sub Direktorat Polisi Udara (2000), Polda Sulawesi Selatan sebagai Kapolres Bantaeng dan Bone (1999–2000), Wakil Kepala Polisi Wilayah Surakarta (2002), Analis Utama Sekolah Staf Pimpinan Polri (2003), Interpol (Thailand) (2004), Kepala Unit II Direktorat Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2005), Kepala Unit III Direktorat Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2006), Wakil Direktorat Polisi Udara Badan Pembinaan dan Keamanan Polri (2008), Kepala Direktorat Polisi Udara Badan Pembinaan dan Keamanan Polri (2009), Kepala Direktorat Polisi Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Polri (2010), Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (2013), Staf Ahli Sosial dan Ekonomi Kapolri (2015), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III (Persero) (2017–sekarang). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 31 Dilza Vierson N. Komisaris Warga Negara Indonesia, Lahir di Solok, 19 Juli 1970. Memperoleh Sarjana Bidang Ekonomi dari STIE KBP, Padang (1995), Master Bidang Ekonomi dari STIE Ganesha (2003). Diangkat melalui Keputusan Kementerian BUMN No. SK-03/MBU/01/2017 tanggal 10 Januari 2017 sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf Pelaksana Direktorat Informasi, Pengembangan dan Peraturan BUMN, Direktorat Jendral Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1996–1998), Staf Pelaksana Direktorat Perbankan dan Jasa Keuangan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/ Badan Pengelola BUMN (1998–2000), Staf Pelaksana Direktorat Perkebunan II Kantor Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN (2000–2001), Kepala Seksi Pendanaan dan Sumber Daya Perdagangan, Industri Mesin dan Gas Direktorat Jendral Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (2001–2002), Staf Dewan Komisaris PT Kereta Api Indonesia (2002–2003), Kepala Sub Bidang Evaluasi Restrukturisasi dan Privatisasi Usaha Pertambangan Kementerian BUMN (2002–2003), Sekretaris Dewan Komisaris PTPN XII (2003–2008), Kepala Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi II B (2008–2010), Sekretaris Dewan KomisarisPTPN VI (2008–2011), Kepala Bidang restrukturisasi dan Pengembangan Usaha II (2010–2012), Komisaris PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (2011–2012), Kepala Bagian Peraturan Perundang-undangan Kementerian BUMN (2012–2014), Komisaris PT Kliring Berjangka Indonesia (2012–2013), Komisaris PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (2013–2017), Kepala Bidang Restrukturisasi BUMN I Kementerian BUMN (2014–2015), Kepala Bidang Privatisasi dan Sinergi BUMN Kementrian BUMN (2015–2016), Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi I Kementerian BUMN (2016-sekarang), Komisaris Holding Perkebunan PTPN III (Persero) (2017–sekarang). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 32 Dasuki Amsir Direktur Utama Holding Perkebunan memastikan langkahnya melalui program corporate turn around Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 33 Laporan Direksi Kami meyakini seluruh upaya dan inisiatif dalam kerangka Transformasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara bertahap akan mendorong peningkatan kinerja operasional, kinerja keuangan, dan daya tahan grup dalam mengarungi dinamika dan tantangan industri agribisnis. Kami meyakini bahwa komitmen, kebersamaan, dan daya juang seluruh insan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) merupakan fondasi dan bagian integral dari keberhasilan transformasi Holding Perkebunan yang tengah dan terus berproses “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik” Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkenankan kami melaporkan hasil pengurusan dan pengelolaan perusahaan yang kami lakukan sepanjang tahun 2016. Secara keseluruhan, kondisi ekonomi global pada tahun 2016 masih berada dalam kondisi perlambatan namun lebih baik dari tahun 2015. Kondisi demikian tercermin dari beberapa indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, laju inflasi, dan tingkat suku bunga. Tahun 2016 merupakan tahun yang tidak mudah bagi Holding Perkebunan, namun kami optimis menghadapi tantangan yang silih berganti. Diawal tahun 2016 Holding Perkebunan harus memulai langkahnya dengan mengalami kerugian konsolidasi sebesar Rp613,27 miliar yang dalam restatement tahun buku 2015 kerugian tersebut sebesar Rp1,82 triliun. Disamping kerugian tersebut utang kepada pihak perbankan Rp33,27 triliun dengan jumlah karyawan sebesar 139.000. Dengan beban perusahaan tersebut tidak mudah bagi Holding Perkebunan untuk membalikkan situasi yang tidak menguntungkan tersebut dalam waktu singkat. Namun demikian sejak bulan April 2016 Holding Perkebunan telah memastikan langkahnya untuk bergerak maju dengan menyusun program corporate turn around yang salah satu tujuannya adalah untuk melakukan stop the bleeding dan program ini telah dilaporkan kepada pemegang saham di bulan Agustus 2016. Beberapa langkah dalam mengimplementasikan program corporate turn around diantaranya adalah Holding Perkebunan telah melakukan restrukturisasi dan reorganisasi manajemen pada anak usaha, dengan melakukan pergantian direksi dan dewan komisaris anak usaha di bulan Juli dan September. Langkah strategis ini dilakukan untuk mengakselerasi program corporate turn around yang harus diterapkan di anak usaha dengan perubahan budaya kerja yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 34 Langkah-langkah lainnya yang diterapkan Holding Perkebunan kepada anak usaha, meminta anak usaha untuk melakukan peningkatan produksi, perbaikan struktur biaya produksi, restrukturisasi keuangan, pengembangan organisasi dan sumber daya manusia serta pengembangan sistem dan prosedur. Holding Perkebunan akan terus mendorong produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan sehingga sektor ini bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian negara. Oleh sebab itu, kami terus memperbaiki diri melalui pengelolaan SDM beserta tata nilai dan budayanya, serta aspek manajemen dengan beragam sistem di dalamnya terus ditingkatkan. Disamping kondisi keuangan sebagaimana disebutkan diatas, harga komoditas perkebunan kelapa sawit dan karet yang menunjukkan perbaikan tidak cukup memberi kontribusi positif bagi kinerja perkebunan nusantara. Kinerja perkebunan nusantara dihadapkan pada harga input produksi yang meningkat serta kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti el-Nino dan la-Nina sehingga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman perkebunan. Analisis Kinerja Tahun 2016 Kinerja PTPN III (Persero) Stand Alone 2016 Sepanjang tahun 2016 kinerja Perusahaan sebagai entitas induk dari aspek operasional dan keuangan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dari aspek operasional, Perseroan melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas sarana, prasana penunjang dan peningkatan pengamanan produksi untuk mencapai target produksi. Realisasi produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kebun sendiri sebesar 2.076.109 ton, mengalami kenaikan dibandingkan RKAP Perubahan 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar 6.989 ton (0,34%) dan 10.256 ton (0,50%). Dari sisi produkvitas TBS kepala sawit, pencapaian tahun 2016 sebesar 21,28 ton/ha, jika dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 21,26 ton/ha maka pencapaian ini berada diatas RKAP sebesar 20 Kg/ ha (0,09%). Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 22,17 ton/ ha, pencapaian ini masih berada dibawah capaian tahun 2015 sebesar 890 Kg/ha (4,01%). Realisasi produksi minyak sawit sebesar 554.978 ton, jika dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 601.059 ton, maka pencapaian ini masih berada dibawah RKAP 2016 sebesar 46.081 ton (7,66%). Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 598.591 ton. Pencapaian ini masih berada dibawah capaian tahun 2015 sebesar 43.613 ton (7,29%). Untuk realisasi produksi inti sawit tahun 2016 sebesar 20.086 ton, jika dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 6.792 ton (25,26%). Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 sebesar 25.432 ton, pencpaian ini masih berada dibawah capaian tahun 2015 sebesar 5.346 ton (21,02%). Tidak tercapainya target produksi minyak dan inti sawit terutama masih adanya Tanaman Menghasilkan (TM) Muda yang potensi rendemennya dibawah 4%, dilakukannya pembenahan panen dan peralatan pabrik pada semester I serta kandungan minyak dalam mesokrap mengalami penurunan seiring adanya anomali cuaca. Dengan melakukan perubahan sistem sadap, pindah panel sadap dan buka sadap pra promosi Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2011 di beberapa kebun memberikan kontribusi peningkatan produksi tanaman karet. Realisasi produksi karet kering kebun sendiri sebesar 37.661 ton, berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar 255 ton (0,68%) dan 2.888 ton (8,31%). Realisasi produktivitas karet kering tahun 2016 sebesar 1.656,63 kg/ha, berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar 11,79 kg/ha (0,72%) dan 168,85 kg/ha (11,35%). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 35 Dari aspek keuangan, Perseroan melakukan efisiensi dan efektivitas biaya dalam upaya pengendalian/ menekan biaya produksi dan cash out flow. Implementasi aplikasi e-procurement, pelaksanaan pekerjaan berdasarkan skala prioritas dan analisa cost and benefit, revisi kebijakan pengadaan barang dan jasa unit kerja, program pensiun sukarela, serta didukung oleh semakin membaiknya harga jual komoditi karet dan kelapa sawit berdampak terhadap pencapaian laba dan Net Operating Cash Flow (NOCF) yang semakin meningkat. Tahun 2016, Perseroan selaku entitas induk berhasil mencatat laba bersih (equity method) sebesar Rp567 miliar atau berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar Rp239 miliar (72,62%) dan Rp332 miliar (141,59%). Sedangkan laba bersih entitas induk berdasarkan PSAK 4 (cost method) yang diaudit Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja sebesar Rp912 miliar atau berada diatas RKAP 2016 dan realisasi 2015 masing-masing sebesar Rp248 miliar (37,26%) dan Rp316 miliar (52,92%). NOCF tahun 2016 semakin membaik yaitu sebesar Rp1,033 triliun, yang pada tahun 2015 hanya sebesar Rp417 miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp616 miliar (147%). Kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) 2016 Saat ini Holding Perkebunan mencakup anak perusahaan perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Areal keseluruhan Holding didominasi oleh areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal tanaman konsesi karet seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha serta areal tebu sendiri seluas 49.427 ha. Secara keseluruhan capaian realisasi produksi tahun 2016 masih dibawah RKAP maupun periode yang sama tahun lalu. Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit sebesar 16,54 ton/ha atau mencapai 95,57% dari RKAP (RKAP sebesar 17,31 ton/ha) dan mencapai 90,95% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh dampak el-Nino yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera dan juga faktor internal lain seperti kurangnya pemeliharaan tanaman, kerusakan pabrik, pencurian dan losis. Pencapaian produksi karet kering kebun sendiri sebesar 140.725 ton di atas capaian RKAP dan tahun 2015 masing-masing 100,53 % (dari RKAP sebesar 139.986 ton) dan 109,65% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015. Kontribusi porsi penjualan tahun 2016 didominasi oleh komoditi kelapa sawit sebesar 62,36% dari total penjualan. Komoditi gula yang memberikan kontribusi 15,75% dilanjutkan oleh komoditi karet memberikan kontribusi 9,46% dari total penjualan. Komoditi teh memberikan kontribusi 2,41% dari total penjualan dan komoditi aneka tanaman lainnya sebesar 10,01%. Jika dilihat dari nilai penjualan yang diterima, penjualan semua komoditi masih dibawah target yang ditetapkan karena volume produksi yang tidak tercapai. Sampai dengan Desember 2016, Holding Perkebunan membukukan kerugian konsolidasi sebesar Rp1.387 miliar yang merupakan kontribusi laba bersih dari PTPN III sebesar Rp567 miliar, PTPN IV sebesar Rp529 miliar, PTPN V sebesar Rp42 miliar, PTPN VI sebesar Rp5 miliar, PTPN XI sebesar Rp195 miliar, PTPN XII sebesar Rp41 miliar, PTKPBN sebesar Rp4 miliar dan PT Bio Industri Nusantara Rp0,28 miliar serta kerugian dari PTPN I sebesar Rp87 miliar, PTPN II sebesar Rp307 miliar, PTPN VII sebesar Rp547 miliar, PTPN VIII sebesar Rp377 miliar, PTPN IX sebesar Rp304 miliar, PTPN X sebesar Rp156 miliar, PTPN XIII sebesar Rp658 miliar, PTPN XIV sebesar Rp138 miliar dan PT Riset Perkebunan Nusantara Rp162 miliar. Kerugian tersebut sebagian besar merupakan akibat adanya penurunan nilai aset (impairment) sebesar Rp1.227 miliar yang disebabkan oleh nilai aset produktif yang tidak sesuai dengan potensi manfaat yang akan diperoleh dari aset tersebut. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 36 Tahun 2016, Komoditi kelapa sawit memberikan kontribusi laba sebelum pajak sebesar Rp1.458 miliar atau meningkat 236,05% dibandingkan tahun 2015 dan 220,83% dibandingkan RKAP 2016. Komoditi teh memberikan kontribusi negatif meskipun mengalami penurunan kerugian semula Rp412 miliar pada tahun 2015 menjadi rugi Rp186 miliar pada tahun 2016. Komoditi tebu yang sebelumnya pada tahun 2015 memberikan kontribusi keuntungan senilai Rp281 miliar pada tahun ini mengalami kerugian senilai Rp783 miliar (mengalami penurunan laba senilai Rp1.064 miliar atau 378,72%). Komoditi karet juga mengalami peningkatan kerugian dibandingkan tahun 2015 yaitu dari rugi Rp612 miliar meningkat menjadi rugi Rp649 miliar atau meningkat 6,18%. Total Aset Holding Tahun 2016 mencapai Rp111.962,87 miliar, meningkat 2,70% dari tahun 2015 yang dibukukan sebesar Rp109.024,44 miliar. Total liabilitas mencapai Rp60.841,35 miliar atau 54,34% dari total Liabilitas dan Ekuitas. Jumlah liabilitas tersebut menjadi salah satu permasalahan di beberapa PTPN dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Sebagai bagian penting dari upaya restrukturisasi grup secara keseluruhan, tengah dilakukan program restrukturisasi keuangan yang difokuskan kepada 2 (dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi repayment existing loan bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh fund injection) yang disesuaikan dengan kemampuan bisnis / cashflow dalam rangka survival strategy. Restrukturisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN, yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII,PTPN VIII, PTPN IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable. Melalui berbagai program restrukturisasi yang dilakukan, ke depan diharapkan terjadi peningkatan kinerja Perseroan baik dari aspek operasional, bisnis, dan keuangan, termasuk juga berbagai aspek yang akan mendorong peningkatan keunggulan daya saing berkelanjutan antara lain pengendalian internal, manajemen risiko secara terpadu, Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG), pengelolaan hubungan induk dan anak perusahaan sesuai best practice dan ketentuan yang berlaku. Kantor Operasional Laporan Tahunan 2016 Kantor Holding Perkebunan Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 37 Analisis Prospek Usaha Prospek usaha PTPN III Holding (Persero)ke depan tergambar dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2017, yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2014 – 2018 serta visi dan misi Perseroan. Proses penyusunan RKAP tahun 2017 telah melalui masukan dan diskusi dengan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan masukan/aspirasi Pemegang Saham. Prospek usaha diyakini akan semakin membaik sejalan dengan adanya penyusunan Grand Strategy Penyehatan PTPN yang dibuat pada tahun 2016. Dalam Grand Strategy Penyehatan PTPN ditetapkan berbagai upaya dan inisiatif perbaikan melalui kegiatan antara lain: • Peningkatan produktivitas; • Perbaikan struktur biaya; • Program restrukturisasi keuangan; • Penataan organisasi dan SDM yang diawali dengan tahapan pemetaan pejabat 1 level di bawah Direksi; • Implementasi sistem pengadaan terpadu melalui E-Procurement. • Implementasi secara bertahap sistem operasi berbasis IT yaitu Enterprises Resources Planning (ERP). Inisiatif lain yang telah dimulai pada tahun 2016 adalah dimana Manajemen Holding membentuk Tim Adhoc yang beranggotakan 68 orang berasal dari seluruh PTPN untuk memonitor seluruh program kerja di setiap PTPN. Tim ini bekerja dibawah koordinasi holding dengan sistem cross working area dimana suatu tim dari PTPN akan digunakan untuk memonitor kegiatan PTPN lainnya. Tim Adhoc telah melakukan monitoring di beberapa PTPN dan menemukan beberapa permasalahan yang harus ditindaklanjuti. Diharapkan melalui pendekatan ini, terjadi perbaikan secara sistemik dan sistematik di seluruh PTPN. Prospek usaha PTPN III Holding (Persero) semakin membaik seiring dengan perbaikan kinerja pada beberapa PTPN. Di tahun 2015 pada saat dimulainya turn around, terdapat 9 (sembilan) PTPN dalam keadaan “financial distress” yaitu PTPN I, II, V, VI, VII, VIII, IX, XIII dan XIV. Dari upaya maksimal yang telah dilakukan Manajemen Holding, saat ini tinggal 5 (lima) PTPN yang masih memerlukan perhatian khusus (major restructuring & fresh fund injection), yaitu: PTPN II, VII, VIII, IX dan XIII. Sementara PTPN lainnya secara financial sudah bisa berjalan sendiri. Upaya untuk terus memperkuat kinerja dan keunggulan daya saing berkelanjutan PTPN III Holding (Persero) terus dilakukan khususnya untuk tahun 2017 yaitu melalui beberapa program kerja dan inisiatif, antara lain: a. Rencana kerja tahun 2017 difokuskan kepada kegiatan revitalisasion farm dan off farm, dengan menitikberatkan kepada ketepatan waktu pelaksanaan revitalisasi. b. Total rencana investasi yang diperlukan di tahun 2017 sebesar Rp12,9 triliun, terdiri dari investasi on farm Rp3,8 triliun, off farm pabrik gula Rp4,2 triliun, off farm non gula Rp1,7 triliun serta off farm lainnya sebesar Rp3,2 triliun. c. Sumber pendanaan investasi tahun 2017 sebagian besar direncanakan berasal dari bank loan (fresh money injection) dengan didahului kegiatan restrukturisasi hutang bank eksisting khususnya untuk PTPN II, VII, VIII, IX dan XIII. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 38 Penerapan Tata Kelola Perusahaan Sesuai dengan visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik”, maka secara eksplisit dan tegas Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen kuat selalu memberikan kinerja terbaik melalui penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional Induk Perusahaan hingga Anak Perusahaan. Kami sepenuhnya menyadari, penerapan GCG tersebut merupakan wujud nyata dari komitmen dan dedikasi Perseroan untuk memberikan nilai tambah dan membuktikan kepercayaan dari seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perwujudan prinsip GCG dalam arah gerak Perusahaan selama tahun 2016 dilaksanakan dengan mengedepankan praktik usaha sesuai prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Dewan Komisaris senantiasa mendorong seluruh jajaran Direksi, Manajemen dan Karyawan untuk melakukan praktik usaha yang menjunjung tinggi etika, moral serta kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku. Sebagai bentuk komitmen peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG, telah dilakukan asesmen GCG untuk tahun buku 2015 oleh penilai independen dengan skor 92,47 dan tergolong kategori “SANGAT BAIK”. Pencapaian ini diharapkan akan mendorong manajemen untuk terus meningkatkan kelengkapan infrastruktur GCG dan pembentukan kultur perusahaan berbasis prinsip-prinsip GCG dan bisnis beretika. Komposisi Direksi Sepanjang tahun 2016 terjadi beberapa pergantian jabatan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Pergantian komposisi Direksi ini merupakan wujud dari upaya pemegang saham untuk menetapkan komposisi yang relevan dengan tuntutan Perseroan dalam rangka transformasi PTPN III sebagai holding perkebunan yang menghadapi berbagai tantangan peningkatan kinerja dan keunggulan daya saing grup secara berkelanjutan. Komposisi Direksi Januari – April 2016 • Direktur Utama • Direktur Korporasi • Direktur SDM • Direktur Pemasaran • Direktur Produksi • Direktur Keuangan : : : : : : Bagas Angkasa Rafjon Yahya Harianto Alexander Maha Tengku Syahmi Johan Erwan Pelawi Komposisi Direksi April – Desember 2016 • Direktur Utama • Direktur Keuangan dan Korporasi • Direktur SDM • Direktur Pelaksana : : : : Elia Massa Manik Erwan Pelawi Seger Budiarjo Nurhidayat Selanjutnya, Pemegang Saham Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), pada bulan April 2017 telah melantik Ign Suharta Wijaya sebagai Direksi baru melengkapi jajaran Direksi yang belum terisi. Selain itu, pemegang saham pada bulan Mei 2017 juga telah mengangkat Dasuki Amsir sebagai Direktur Utama menggantikan Elia Massa Manik yang mendapatkan penugasan di BUMN lainnya. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 39 Apresiasi Sebagai penutup, perkenankan Kami atas nama Direksi menyampaikan penghargaan atas dukungan yang telah diberikan oleh Pemegang Saham dan Dewan Komisaris sehingga upaya-upaya dalam menjalankan pengurusan Perseroan, khususnya implementasi atas program transformasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara bertahap mulai menunjukkan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari indikator kinerja keuangan dan produksi di tahun 2016. Disamping itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada stakeholders dan seluruh karyawan Perseroan atas dukungan dan dedikasinya sehingga menjadi pendorong semangat kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi Perseroan. Selanjutnya kami akan terus memastikan langkah-langkah Perseroan di tahun 2017 untuk tetap konsisten mengimplementasikan program-program corporate turn around dan terus melakukan perubahan budaya kerja yang berbasis jujur, tulus, dan ikhlas sehingga kami dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Direksi Dasuki Amsir Direktur Utama Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 40 Profil Direksi 2 1 Laporan Tahunan 2016 4 3 1. Dasuki Amsir Direktur Utama 3.Erwan Pelawi Direksi 2.Seger Budiarjo Direksi 4.Nurhidayat Direksi Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 41 Dasuki Amsir Direktur Utama Warga Negara Indonesia, Lahir di Jakarta, 28 Juni 1963. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Ekonomi dari Universitas Krisna Dwipayana (1986), Master Bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (2009). Diangkat melalui SK-77/MBU/04/2017 sebagai Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai pimpinan Sentra Kredit Kecil PT Bank BNI Tbk (2007–2011), pimpinan Business banking wilayah Surabaya PT Bank BNI Tbk (2011–2012), Kepala Kantor PT Bank BNI Tbk wilayah Surabaya (2012–2014), Kepala Divisi Commercial Remedial PT Bank BNI Tbk (2015), Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara XII (2015–2016), Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV (2016–2017), Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2017–sekarang). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 42 Seger Budiarjo Direktur Human Capital Management dan Umum Warga Negara Indonesia, Lahir di Banjarnegara, 18 Juli 1967. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Ekonomi dari Universitas Jenderal Soedirman (1990), Master Bidang Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor (2003). Diangkat melalui SK-98/MBU/05/2016 sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017 ditetapkan sebagai Direktur Human Capital Management dan Umum Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PT BNI (Persero) Tbk (1996–2008), Sekretaris Dewan Komisaris PT BRI (Persero) Tbk (200–2012), Komisaris PT Reasuransi International Indonesia (2009–2012), Kepala Bidang Perencanaan Usaha Perbankan dan Asuransi, Kementerian BUMN (2000–2012), Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2012–2015), Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur I Kementerian BUMN (2012–2014), Asisten Deputi Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian BUMN (2014–2015), Asisten Deputi Bidang Data dan Teknologi Informasi, Kementerian BUMN (2015–2016), Direktur Komersil PT Pupuk Kujang (2016), Direktur Human Capital Management dan Umum Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016–saat ini). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 43 Erwan Pelawi Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Warga Negara Indonesia, Lahir di Medan, 29 Mei 1960. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Ekonomi Manajemen dari Universitas Padjajaran, Bandung (1985), Master Bidang Administrasi Bisnis dari University of Bridgeport, Connecticut - USA (1988). Diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-40/MBU/02/2017 sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017 ditetapkan sebagai Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Staf marketing PT New Pharmindo (1985–1986), Trainee PT Ficorinvest (1989–1990), Credit Officer, Account Officer PT Ficorinvest (1991–1992), Assistant Manager PT Ficorinvest (1993–1994), Assistant Vice President Bank Ficorinvest Tbk (1994–1995), Assistant Vice President Division Head - Corporate Banking Marketing II PT Bank Universal Tbk (1995–1997), Vice President, Group Head Corporate & Merchant Banking PT Bank Universal Tbk (1997–1998), Vice President, Group Head Special Asset Management PT Bank Universal Tbk (1998–1999), Director PT PNM Venture Capital (1999–2000), CEO PT PNM Venture Capital (2000–2006), Direktur Keuangan PTPN V (2006–2012), Direktur Keuangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2013–2017), Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2017–saat ini). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 44 Nurhidayat Direktur Pelaksana Warga Negara Indonesia, Lahir di Lahat, 28 Februari 1961. Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1984), Master Bidang Manajemen dari Institut Pertanian Bogor (1995). Diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-77/MBU/04/2016 sebagai Direktur, dan selanjutnya melalui Surat Keputusan Direksi No.3.06/SKPTS/R/28A/2017 ditetapkan sebagai Direktur Pelaksana Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Tanaman PTP XXIII (1985), Direktur Produksi PTPN XII (2007–2009), Direktur Utama PTPN XII (2009–2012), Direktur Perencanaan & Pengembangan PTPN III (2013–2016), Komisaris Utama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (2014–2016), Direktur Utama PTPN XIII (2016), Direktur Pelaksana Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016–saat ini). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 45 Pejabat Direksi 2016 Elia Massa Manik Bagas Angkasa Harianto Direktur Utama 13 April 2016 – 17 Maret 2017 Direktur Utama 29 April 2013 – 13 April 2016 Direktur 27 November 2013 – 4 Mei 2016 Alexander Maha Rafjon Yahya Tengku Syahmi Johan Direktur 16 September 2014 – 4 Mei 2016 Direktur 9 Maret 2015 – 4 Mei 2016 Direktur 27 November 2013 – 4 Mei 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 46 Profil Board of Management 1 4 3 2 1.Nurhidayat Direktur Pelaksana 2.Alexander Maha SEVP 3.Siwi Peni SEVP 4.Ahmad Gusmar Harahap SEVP Alexander Maha SEVP Lahir di Medan, tanggal 31 Desember 1962. Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sumatera Utara Program Study Ilmu Tanah pada tahun 1986 dan meraih gelar Magister Manajemen di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1997. Pernah menjabat sebagai Distrik Manajer Tapanuli Selatan (2012), Distrik Manajer Asahan (2013), Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN III. Sejak tanggal 17 September 2014 menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan. Sejak Mei 2016 s/d sekarang menjabat sebagai SEVP Bidang Produksi. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 47 Siwi Peni SEVP Lahir di Manokwari, 26 September 1970, meraih gelar Sarjana Sains dari Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995 dan pada tahun1998 meraih gelar Magister Manajemen dari Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Mengawali karir di PT.Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 1996 sebagai analis kredit dan pernah menjabat sebagai CEO Region Kantor Wilayah Palembang, Pemimpin Divisi Bisnis Komersial dan Usaha Kecil, Pemimpin Divisi Risiko Bisnis Komersial dan Usaha Kecil serta Head of Task Force Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit sebelum penugasannya sebagai SEVP Bidang Keuangan. Ahmad Gusmar Harahap SEVP Lahir di Sei Karang, 26 Agustus 1965, menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian Jurusan Agronomi UNSYIAH - Banda Aceh dan Magister Manajemen Agribisnis IPB Bogor. Selama karirnya di PTPN III, pernah menduduki jabatan Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan, Kepala Bagian SPI, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia. Sejak September 2016 s/d sekarang menjabat sebagai SEVP Bidang SDM & Umum. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 48 Kepala Divisi & Bagian Laporan Tahunan 2016 Rizal Ariansyah Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Desmanto Kepala Divisi Operasional Kelapa Sawit dan Karet PUTU SUKARMEN Kepala Divisi Operasional Tebu dan Aneka Tanaman Affan Safiq Kepala Divisi Pengembangan Suhendri Kepala Divisi Keuangan Unang Kuswono Kepala Divisi Human Capital & Umum Setiawan Tarigan Kepala Divisi Teknologi Informasi JUNAIDI Kepala Biro Sekretariat OSPIN SEMBIRING Kepala Bagian Tanaman REDIMAN SILALAHI Kepala Bagian Teknik Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 49 Jujur • Tulus • Ikhlas IRWAN HIDAYAT Kepala Bagian Teknologi ANASTASIA INDRIYANI M. Pertiwi Kepala Bagian Perencanaan & Pengembangan SULIS TIAWAN Kepala Bagian Keuangan DONNY AMRIL Kepala Bagian Akuntansi Kamal Pasha Pakpahan Kepala Bagian Komersil AHMAD DIPONEGORO Kepala Bagian TI/TB & Manajemen Risiko AMALIA NASUTION Kepala Bagian Sumber Daya Manusia TENGKU RINEL Kepala Bagian Umum Mailanta Bangun Kepala Bagian Program Kemitraan Bina Lingkungan Adi Fitria Kepala Bagian Pengadaan Jasir Suwondo Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern IDHAM HARYADI Project Manager Enterprise Resource Planning (ERP) Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 50 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 51 Transformasi Penyebaran kekuatan bio-industri dalam negeri telah mampu menjaga perkebunan tetap eksis dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, kini melalui transformasi perkebunan yang telah melebur menjadi satu Holding Perkebunan semakin memperkuat posisi bio-industri sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 52 Data Perusahaan Nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Bidang Usaha Agrobisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet Status Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Kantor Holding Gedung Agro Plaza Jl. HR. Rasuna Said Kav. X2, No. 1, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12950 Tlp: (021) 2918 3300 Fax: (021) 520 3003 Kepemilikan Saham Negara Republik Indonesia 100% Kantor Operasional Jl. Sei Batanghari No. 2, Medan Tlp: (061) 845 2244, 845 3100 Fax: (061) 8455177, 8454728 Dasar Hukum Pendirian Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1996 Email [email protected] Tanggal Pendirian 11 Maret 1996 Website www.holding-perkebunan.com Modal Dasar Rp66.000.000.000.000 Modal Disetor 34.059.877 lembar saham atau Rp34.059.877.000.000 Jumlah Karyawan 24.764 orang tahun 2016 NPWP: 01.061.127.5-051.000 TDP: 5785/5141/1.1/1904/09/2013 SIUP: 02.12.1.01.05841/4340/5021/09/2013 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 53 Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut Perseroan, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Agro Bisnis dan Agro Industri Kelapa Sawit dan Karet. Perseroan didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 dengan dasar hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Perseroan merupakan hasil penggabungan usaha PT.Perkebunan III, IV dan V. Ketiga PTP yang digabungkan tersebut merupakan hasil restrukturisasi dari Perseroan Perkebunan Negara (PPN), sedangkan PPN ini adalah hasil pengambilalihan (nasionalisasi) perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958. Sebagai BUMN yang berpengalaman dan beroperasi di wilayah Sumatera Bagian Utara, Perseroan dipercaya untuk mengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei (KEK Sei Mangkei) di Simalungun, Sumatera Utara. KEK Sei Mangkei telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No.29 tahun 2012 yang merujuk pada Undang-Undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. KEK Sei Mangkei memiliki luas 1.933,8 ha dan dapat menyerap tenaga kerja 83.304 orang hingga tahun 2031. Pada tahun 2014, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (selanjutnya disebut PP 72/2014), yang mengubah komposisi saham Pemerintah Indonesia pada Perseroan dengan mengalihkan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV. Sehingga Perseroan memiliki 90% saham PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV. Dengan adanya penambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham Perseroan, maka: a. PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV berubah menjadi Perseroan Terbatas yang tunduk sepenuhnya pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. b. Perseroan menjadi Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV sekaligus menjadi induk usaha. c. Kepemilikan saham milik Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara I, II, dan IV sampai dengan XIV masing-masing menjadi 10%. Sejak bulan April 2016, Perseroan mulai memetakan permasalahan yang selama ini dihadapi dan menyusun program transformasi meliputi Peningkatan Produksi, Perbaikan Biaya, Restrukturisasi Keuangan, Restrukturisasi Organisasi & SDM dan Pengembangan Sistem dan Prosedur. Implementasi program transformasi telah terbukti melalui produktivitas beberapa komoditas yang lebih baik, seperti; karet naik 9%, teh naik 19%, kelapa sawit turun 7% di saat produksi nasional turun 15-20%. Program efisiensi juga terbukti dengan pencapaian kerugian yang turun signifikan dari Rp613 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp226 miliar. Sementara program transformasi lainnya yang telah dilakukan Perusahaan adalah merestrukturisasi manajemen dengan memangkas jumlah direksi pada setiap PTPN Anak Perusahaan dari semula 5 menjadi 3 direktur. Sedangkan restrukturisasi pada SDM, manajemen melakukan job enlargement dan job enrichment sehingga terbentuk organisasi bisnis yang lebih sederhana dan profesional. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 54 Jejak Langkah 2007 1996 Penggabungan BUMN perkebunan berdasarkan wilayah kerja meliputi PTP III, PTP IV, dan PTP V menjadi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 2004 Mendapatkan pendanaan obligasi I dan II dari pasar modal masing-masing sebesar Rp150 miliar dan Rp175 miliar untuk peremajaan tanaman dan rekondisi pabrik serta pendanaan 2009 • Pembangunan PKS kapasitas 45 ton/jam • Pembangunan PLTBS kapasitas 2 x 3.5 MW • Pembangunan PKO kapasitas 400 ton/ hari Penerapan awal Program Transformasi Bisnis (PTB) secara korporat 2003 Laporan Tahunan 2016 Pembangunan tahap I infrastruktur KEK Sei Mangkei seluas 46 ha 2005 2008 • Pelaksanaan replanting perkebunan kelapa sawit dan karet pada skala besar (lebih besar dari 50.000 ha) • Peningkatan efisiensi dan efektivitas pabrik pengolahan sawit dan karet secara menyeluruh Groundbreaking penetapan KEK Sei Mangkei sebagai kawasan industri berbasis sawit 2010 Kerjasama Operasional (KSO) pengelolaan perkebunan sawit dan karet antara PTPN I dengan Perseroan Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 55 2015 2011 • Pembangunan tahap II infrastruktur KEK Sei Mangkei menjadi seluas 104 ha • Groundbreaking KEK Sei Mangkei sebagai bagian dari program MP3EI, yang mewakili Koridor I Ekonomi Sumatera 2013 Penetapan Perseroan sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola KEK Sei Mangkei berdasarkan Keputusan Bupati Simalungun No.188.45/193/BPPD/2013. • Perubahan Struktur Organisasi sejalan dengan penetapan Perseroan sebagai induk (holding) dimana dibentuk struktur organisasi yang khusus mengelola anak perusahaan di bidang produksi, keuangan, sumber daya manusia dan pengembangan • Peresmian Operasional KEK Sei Mangkei oleh Presiden Jokowi sekaligus Groundbreaking pembangunan Pabrik Minyak Goreng • Penghargaan KEK Sei Mangkei sebagai Kawasan Industri Baru dengan perkembangan terbaik, inisiasi oleh BUMN 2016 2012 • Penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei berdasarkan PP No.29/2012 • Pengusulan Perseroan sebagai induk BUMN perkebunan Jujur • Tulus • Ikhlas Penambahan modal disetor yang berasal dari Penyertaan Modal Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2015 tanggal 28 Desember 2015 Keputusan menteri BUMN selaku RUPS Perseroan Nomor: S-153/MBU/02/2016 sejumlah Rp3.150.000.000.000,00 (Tiga triliun seratus lima puluh miliar rupiah). 2014 Setelah implementasi PP 72/2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan, menjadi perusahaan induk (holding) bagi PT Perkebunan Nusantara I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII dan XIV. Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 56 Kegiatan Usaha Berdasarkan perubahan terakhir Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perkebunan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut: 1. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; 2. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya; 3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan, baik hasil produksi sendiri maupun produksi pihak lain; 4. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro bisnis, dan agro industri; 5. Selain kegiatan usaha utama tersebut di atas Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk : • Trading house, real estate, pergudangan, pariwisata, resort, olah raga dan rekreasi, rest area, rumah sakit, pendidikan penelitian, prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, jasa penyewaan dan pengusahaan sarana/prasarana yang dimiliki Perusahaan, jalan bebas hambatan (tol), pusat perbelanjaan/mall, pupuk, jasa konsultasi bidang agro bisnis dan agro industri; • Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus; • Pengelolaan Kawasan Industri. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 57 Produk Perseroan merupakan induk usaha BUMN Perkebunan yang bergerak di bidang perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan yang mencakup perkebunan kelapa sawit, karet, tebu, kopi, teh, dan kakao. Areal Holding Perkebunan terdiri atas areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, areal konsesi karet seluas 164.182 ha areal konsesi teh seluas 31.157 ha, dan areal tebu sendiri seluas 49.427 ha. Luas Areal Tanaman Holding Perkebunan Komoditas (Ha) 2016 2015 Kelapa Sawit 575.744,52 577.571,65 Karet 164.182,24 172.957,78 Tebu 199.087,55 216.895,24 31.157,46 31.606,00 Kopi Robusta 6.439,82 5.609,24 Kopi Arabika 6.937,54 6.861,56 Tembakau 1.438,83 1.673,19 Kakao Edel 1.961,90 1.965,96 Kakao Bulk 4.428,59 4.726,65 991.378,45 1.019.867,27 Teh Jumlah Luas Areal 739.927 Ha Total Luas Konsesi Holding Perkebunan PTPN III (Stand Alone) Perseroan memiliki 12 (duabelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 585 ton tandan buah segar per jam dan 7 (tujuh) pabrik karet dengan kapasitas olah sebesar 167,8 ton karet kering per hari. Produk utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet (lateks pekat, crumb rubber dan sheet). Kegiatan Perseroan antara lain mencakup budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Kebun Nama Kebun Luas Kabupaten Jenis Tanaman Distrik Labuhan Batu I Kebun Bukit Tujuh 4.000,00 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Meranti 7.529,70 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Sei Daun 7.555,00 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Torgamba 6.386,26 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Total Jujur • Tulus • Ikhlas 25.470,96 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 58 Nama Kebun Luas Kabupaten Jenis Tanaman Distrik Labuhan Batu II Kebun Sei Baruhur 6.060,27 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Sei Kebara 6.139,87 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Aek Torop 6.471,31 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Aek Raso 3.781,69 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Total 22.453,14 Distrik Labuhan Batu III Kebun Sisumut 5.725,00 Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit Kebun Aek Nabara Utara 3.714,31 Labuhan Batu Induk Kelapa sawit & Karet Kebun Aek Nabara Selatan 7.312,68 Labuhan Batu Induk Kelapa sawit Kebun Rantau Prapat 3.842,59 Labuhan Batu Induk Kelapa sawit & Karet Kebun Membang Muda 2.953,06 Labuhan Batu Utara Kelapa sawit & Karet Kebun Labuhan Haji 3.248,07 Labuhan Batu Utara Kelapa sawit & Karet Kebun Merbau Selatan 3.293,55 Labuhan Batu Utara Kelapa sawit & Karet Total 30.089,26 Distrik Asahan Kebun Sei Dadap 4.694,61 Asahan Kelapa sawit & Karet Kebun Pulau Mandi 3.766,40 Asahan Kelapa sawit & Karet Kebun Ambalatu 3.178,60 Asahan Kelapa sawit & Karet Kebun Bandar Selamat 3.651,40 Asahan Kelapa sawit Kebun Huta Padang 4.790,22 Asahan Kelapa sawit Kebun Sei Silau 6.438,40 Asahan Kelapa sawit & Karet Total 26.519,63 Distrik Simalungun Kebun Dusun Hulu 4.852,43 Simalungun Kelapa sawit & Karet Kebun Bangun 3.378,83 Simalungun Kelapa sawit & Karet Kebun Bandar Betsy 5.348,90 Simalungun Karet Total 13.580,16 Distrik Serdang I Kebun Gunung Para 4.030,00 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Kebun Gunung Pamela 5.589,06 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Kebun Gunung Monako 2.322,77 Serdang Bedagai Kelapa sawit Kebun Silau Dunia 4.963,62 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Total 16.905,45 Distrik Serdang II Kebun Sarang Giting 3.387,89 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Kebun Rambutan 6.837,67 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Kebun Tanah Raja 3.360,07 Serdang Bedagai Kelapa sawit & Karet Kebun Sei Putih 3.387,83 Deli Serdang Kelapa sawit & Karet Total 16.637,29 Distrik Tapanuli Selatan Kebun Hapesong 4.005,01 Tapanuli Selatan Kelapa sawit & Karet Kebun Batang Toru 4.097,37 Tapanuli Selatan Kelapa sawit & Karet Total 8.102,38 Distrik Aceh Timur Kebun Karang Inong/ KSO 4.633,00 Aceh Timur Kelapa sawit & Karet Kebun Julok Rayeuk Selatan/KSO 4.022,00 Aceh Timur Kelapa sawit & Karet Total Laporan Tahunan 2016 8.655,00 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 59 Pabrik Minyak Sawit Nama Kebun Kapasitas Kabupaten Distrik Labuhan Batu I PKS Meranti 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan PKS Sei Daun 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan PKS Torgamba 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Distrik Labuhan Batu II PKS Sei Baruhur 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan PKS Aek Raso 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan PKS Aek Torop 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Distrik Labuhan Batu III PKS Sisumut 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan PKS Aek Nabara Selatan 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Induk Distrik Asahan PKS Sei Silau 60 Ton TBS / Jam Asahan Distrik Simalungun PKS Sei Mangkei 75 Ton TBS / Jam Simalungun Distrik Serdang II PKS Rambutan 30 Ton TBS / Jam 585 ton tandan buah segar per jam Kapasitas Olah 12 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Serdang Bedagai Distrik Tapanuli Salatan PKS Hapesong 30 Ton TBS / Jam Tapanuli Selatan Pabrik Pengolahan Karet Nama Kebun Kapasitas Kabupaten Distrik Labuhan Batu III PPK Rantau Prapat 12 Ton KK / Hari Labuhan Batu Induk PPK Membang Muda 60 Ton KK / Hari Labuhan Batu Utara Distrik Asahan PPK Sei Silau 10 Ton KK / Hari Asahan Distrik Simalungun PPK Bandar Betsy 16 Ton KK / Hari Simalungun Distrik Serdang I PPK Gunung Para 46,8 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Distrik Serdang II PPK Sarang giting 11 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Distrik Tapanuli Selatan PPK Hapesong 12 Ton KK / Hari Tapanuli Selatan Kapasitas Kabupaten 167,8 ton karet kering per hari Kapasitas Olah 7 Pabrik Pengolahan Karet Palm Kernel Oil Nama Kebun Distrik Simalungun PKO Sei Mangkei Jujur • Tulus • Ikhlas 400 Ton Kernel / Hari Simalungun Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 60 Visi & Misi Perseroan didirikan dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kebijakan dan program pemerintah dengan memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di subsektor perkebunan serta meningkatkan keuntungan (profit) melalui prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat berlandaskan peningkatan nilai tambah bagi negara selaku pemegang saham. Visi Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Misi 1.Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan. 2.Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan. 3.Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal. 4.Menjadikan Perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi investor. 5.Menjadikan Perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. 6.Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas. 7.Melaksanakan seluruh aktivitas Perusahaan yang berwawasan lingkungan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 61 Nilai-Nilai Perusahaan Seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan usaha Perseroan dituntut untuk menjalankan nilai-nilai Perusahaan dengan penuh tanggung jawab, nilai-nilai Perseroan adalah sebagai berikut: Proactivity Excellence Bersikap proaktif, inisiatif dan mengevaluasi setiap risiko yang ada. Memperlihatkan gairah keunggulan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal. Team work Innovation Responsibility Mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinerji bagi perusahaan. Menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi metoda dan produk baru. Bertanggung jawab kepada keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. Paradigma Bisnis Perseroan Perusahaan melihat usaha ke depan dengan selalu optimis, oleh karena itu Perseroan memiliki cara pandang yang selaras dengan seluruh pemangku kepentingan di setiap arah kebijakannya, berikut paradigma bisnis Perseroan; 1. Perubahan, perbaikan, dan peningkatan metoda dan kinerja adalah suatu keharusan. 2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan persaingan. 3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. 4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan, dan kebhinekaan. 5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human capital) dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan. 6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan membagi ilmu, membina hubungan baik, dan menjadi panutan. 7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerja. 8. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis. 9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif. 10.Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat. 11.Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas, dan penuh tanggung jawab. 12.Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 62 Struktur Organisasi Direktur Keuangan dan Korporasi Direktur Produksi Divisi Sekretariat Perusahaan Divisi Operasional Kelapa Sawit dan Karet Divisi Keuangan Divisi Pengembangan Divisi Operasional Tebu dan Aneka Tanaman Divisi Korporasi Direktur Human Capital Management & Umum SEVP Bidang Produksi Divisi Human Capital & Umum Bagian Teknik Divisi TI Bagian Teknologi Staf Ahli Bagian Perencanaan & Pengembangan Manager KISMK Senior Manajer Pembelian TBS Distrik Manajer Labuhan Batu-I Manager Keterangan: Bagian Tanaman Distrik Manajer Labuhan Batu-II Manager Distrik Manajer Labuhan Batu-III Manager : Garis Komando Operasional : Garis Komando Fungsional : Garis Koordinasi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 63 Rapat Umum Pemegang Saham Direktur Utama Dewan Komisaris Direktur Pelaksana Operasional SEVP Bidang Keuangan SEVP Bidang SDM & Umum Bagian Keuangan Biro Sekretariat Bagian SPI Bagian SDM Bagian Akuntansi Kepala Keamanan Bagian Hukum Bagian Komersil Bagian Umum Bagian PKBL Bagian TI/TB & Manajemen Risiko Distrik Manajer Asahan Komite Pemantau Risiko Komite Audit Bagian Pelelangan Distrik Manajer Serdang-I Distrik Manajer Serdang-II Distrik Manajer Aceh Timur MR Manager Jujur • Tulus • Ikhlas Manager Manager Manager Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 64 Komposisi Pemegang Saham Berdasarkan anggaran Dasar Perusahaan, saham Perusahaan sebanyak 100% sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Rincian Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perseroan senilai Rp34.059.877.000.000, yang terdiri dari ekuitas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) stand alone senilai Rp6.471.298.805.458 dan penyertaan kepada beberapa PTPN anak perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. PT Perkebunan Nusantara I Rp 268.820.748.900 2. PT Perkebunan Nusantara II Rp 199.415.700.000 3. PT Perkebunan Nusantara IV Rp 9.883.758.000.000 4. PT Perkebunan Nusantara V Rp 4.663.237.849.200 5. PT Perkebunan Nusantara VI Rp 1.023.824.700.000 6. PT Perkebunan Nusantara VII Rp 3.509.438.400.000 7. PT Perkebunan Nusantara VIII Rp 2.085.232.973.400 8. PT Perkebunan Nusantara IX Rp 608.500.800.000 9. PT Perkebunan Nusantara X Rp 1.679.618.700.000 10. PT Perkebunan Nusantara XI Rp 643.806.000.000 11. PT Perkebunan Nusantara XII Rp 889.782.924.942 12. PT Perkebunan Nusantara XIII Rp 1.574.034.694.200 13. PT Perkebunan Nusantara XIV Rp 559.106.703.900 Total 27.588.578.194.542 Informasi Kepemilikan Saham oleh Karyawan atau Manajemen Pada tahun 2016, Perusahaan tidak menjalankan program kepemilikan saham oleh karyawan atau manajemen. Kronologis Pencatatan Saham Pada tahun 2016, Perusahaan tidak mencatatkan sahamnya di Pasar Modal. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 65 Struktur Grup Perusahaan PTPN III (PERSERO) Pemerintah RI : 100,00% PT INDUSTRI KARET NUSANTARA PTPN I PTPN VII PTPN XI • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • PTPN III (Persero) : 99,99% • Ahmad Gusmar Hrp : 0,01% PT SARANA AGRO NUSANTARA • PTPN III (Persero) • PTPN IV • PTPN V PTPN II PTPN VIII PTPN XII • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • • • • PTPN IV PTPN IX PTPN XIII • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% PT SRI PAMELA MEDIKA NUSANTARA PTPN V PTPN X PTPN XIV • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • PTPN III (Persero) : 90,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • Pemerintah RI : 10,00% • PTPN III : 99,98% • Jaya Bakti : 0,02% PT KAWASAN INDUSTRI NUSANTARA PTPN VI • PTPN III (Persero) : 90,00% • Pemerintah RI : 10,00% • PTPN III : 99,98% • Kopkar Nusa Tiga : 0,02% PT INDUSTRI NABATI LESTARI PTPN III (Persero) PTPN V PTPN VII PTPN VIII : 25,00% : 25,00% : 25,00% : 25,00% • • • • • • • • • • • • • • • PTPN I PTPN II PTPN III (Persero) PTPN IV PTPN V PTPN VI PTPN VII PTPN VIII PTPN IX PTPN X PTPN XI PTPN XII PTPN XIII PTPN XIV PT RNI (Persero) : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 7,14% : 6,10% : 0,04% PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA • • • • • • • • • • • • • • • PTPN I PTPN II PTPN III (Persero) PTPN IV PTPN V PTPN VI PTPN VII PTPN VIII PTPN IX PTPN X PTPN XI PTPN XII PTPN XIII PTPN XIV PT RPN : 1,1% : 2,2% : 14,1% : 13,0% : 10,8% : 7,6% : 11,9% : 6,5% : 7,6% : 6,5% : 3,3% : 6,5% : 8,7% : 0,1% : 0,1% : 26,42% : 73,58% PT TIGA MUTIARA NUSANTARA • PTPN III (Persero) • Jaycorp Berhad PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA JIC Wood Co. Ltd. • PTPN III (Persero) 60,00% • Beijing ESW Co.Ltd 20,00% • Guangchai Energy Resc.Co.Ltd 20,00% • PTPN III (Persero) • PT RNI (Persero) PT BIO INDUSTRI NUSANTARA PT ESW NUSANTARA TIGA • PTPN III (Persero) : 74,11% • PTPN IV : 23,86% • Kopkar Nusa Tiga : 2,03% : 39,92% : 50,08% : 10,00% PT PERKEBUNAN MITRA OGAN : 30,00% : 51,00% PT BURSA BERJANGKA JAKARTA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • PTPN III (Persero) PT Asia Nusa Prima PT Askap Futures PT Bakrie Indofutures Nusantara PT Bina Karya Prima PT Bina Serasi Mitra Sejati PT Binasarana Jalatama PT Danareksa (Persero) PT Dewa Arjuna Putra PT Gunung Lintong PT Hanson Agrotama Industri PT Himar Corporation PT Indokom Citrapersada PT Indonesia Futures & Options PT Ivo Mas Tunggal PT Karya Prajona Nelayan PT Manggala Batama Perdana PT Menacom PT Multicontinental PT Panca Nabati Prakarsa PT Parasawita PT Perantara Dagang Kontaktan PT Perkebunan Minanga Ogan PT Permata Hijau Sawit PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT Repindo Raya PT Sariwiguna Sejahtera PT Solid Gold Berjangka PT Valbury Asia Futures : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45 : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% : 3,45% • PTPN III : 99,99% • Rinaldi : 0,01% Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 66 Informasi Entitas Anak dan Entitas Asosiasi PT Perkebunan Nusantara I PT Perkebunan Nusantara II Bidang Usaha: Perkebunan karet dan kelapa sawit Bidang Usaha: Perkebunan karet, kelapa sawit, tembakau dan gula 90% Kepemilikan Saham: Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara V Bidang Usaha: Perkebunan kelapa sawit dan teh Bidang Usaha: Perkebunan karet dan kelapa sawit Kepemilikan Saham: 90% Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara VI PT Perkebunan Nusantara VII Bidang Usaha: Perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan sapi Bidang Usaha: Perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan gula Kepemilikan Saham: 90% Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara IX Bidang Usaha: Perkebunan karet, kelapa sawit, teh, kina dan aneka tanaman Bidang Usaha: Perkebunan karet, teh gula, kopi, kayu, wisata agro dan industri hilir Kepemilikan Saham: 90% Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara X PT Perkebunan Nusantara XI Bidang Usaha: Perkebunan tembakau, gula, ethanol, karung dan aneka tanaman Bidang Usaha: Perkebunan gula, alkohol, karung dan benang Kepemilikan Saham: 90% Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara XII PT Perkebunan Nusantara XIII Bidang Usaha: Perkebunan karet, teh, kopi, kakao, kayu dan aneka tanaman Bidang Usaha: Perkebunan karet dan kelapa sawit Kepemilikan Saham: 90% Kepemilikan Saham: 90% PT Perkebunan Nusantara XIV Bidang Usaha: Perkebunan karet, kelapa sawit, kakao, dan kelapa Kepemilikan Saham: Laporan Tahunan 2016 90% Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 67 PT Industri Karet Nusantara PT Sri Pamela Medika Nusantara Bidang Usaha: Industri karet Bidang Usaha: Rumah Sakit, Pelayanan Medis dan Kesehatan Kepemilikan Saham: 99% PT Industri Nabati Lestari PT ESW Nusantara Tiga Bidang Usaha: Industi Turunan Kelapa Sawit Bidang Usaha: Industri Pengolahan Serbuk Batang Kelapa Sawit Kepemilikan Saham: 99% 74% Kepemilikan Saham: JIC Wood Company Limited PT Sarana Agro Nusantara Bidang Usaha: Industri Panel Wood dari Serbuk Kelapa Sawit Bidang Usaha: Jasa Pompa, Ekspedisi, dan Sewa Tangki Kepemilikan Saham: 60% 40% Kepemilikan Saham: PT Bio Industri Nusantara PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Bidang Usaha: Konsultan, indsutri pupuk dan perdagangan Bidang Usaha: Jasa Pemasaran dan Logistik Komoditas Perkebunan 25% Kepemilikan Saham: 7% Kepemilikan Saham: PT Riset Perkebunan Nusantara PT Tiga Mutiara Nusantara Bidang Usaha: Konsultan dan penelitian bidang pertanian dan perdagangan Bidang Usaha: Industri Furniture Part berbahan baku kayu karet 7% Kepemilikan Saham: 30% Kepemilikan Saham: PT Perkebunan Mitra Ogan PT Bursa Berjangka Jakarta Bidang Usaha: Industri Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet Pertanian dan Industri Perdagangan Bidang Usaha: Komoditi bursa berjangka Kepemilikan Saham: Jujur • Tulus • Ikhlas 99% Kepemilikan Saham: 26,5% Kepemilikan Saham: 3,5% Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 68 Wilayah Operasi dan Pengembangan Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 69 Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 70 Alamat Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Entitas Anak PT PERKEBUNAN NUSANTARA I Jl. Kebun Baru Kota Langsa (24451) PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII Jl. Sidang Sirna No. 4 Bandung Jawa Barat (40153) PT PERKEBUNAN NUSANTARA II Jl. Tanjung Morawa Km 16,5 Medan (20362) PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX Jl. Ronggo Warsito No. 164 Surakarta (57131) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III Jl. Sei Batang Hari No. 2 Medan (20122) PT PERKEBUNAN NUSANTARA X Jl. Jembatan Merah No. 3 – 11 Surabaya Jawa Timur (60175) PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV Jl. Letjen Suprapto No. 2 Medan (20151) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI Jl. Merak No. 1 Surabaya Jawa Timur (60175) PT PERKEBUNAN NUSANTARA V Jl. Rambutan No. 43 Pekan Baru (28294) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII Jl. Rajawali No. 44 Surabaya Jawa Timur (60175) PT PERKEBUNAN NUSANTARA VI Jl. Lingkar Barat Km 10 Kota Baru Jambi (36128) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Jl. Sultan Abdurrahman No. 11 Pontianak Kalimantan Barat (28294) PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung (35141) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV Jl. Urip Sumoharjo No. 72 – 76 Makasar Sulawesi Selatan (90232) Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 71 Entitas Asosiasi PT INDUSTRI KARET NUSANTARA Jl. Medan-Tanjung Morawa Km 9,5 Medan - 20148 Telp. 061-7867357, 7867566 Fax. 061- 7867356 Website : www.ikn.co.id PT ESW NUSANTARA TIGA Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan – 20122 PT SARANA AGRO NUSANTARA Jl. R.A. Kartini No. 23 Medan - 20152, Telp. 061-4524432, 4576213 Fax. 061-4518654 Website : www.pt-san.co.id JIC WOOD COMPANY LIMITED 5/f Pico Tower, 66 Gloucentre Road Wan Chai, Hongkong PT TIGA MUTIARA NUSANTARA Jl. Iskandar Muda No.115 Medan - 20112 Sumatera Utara-Indonesia Telp. 061- 4524833, 4524834, Fax. 061- 4521668 PT PERKEBUNAN MITRA OGAN Jl. Kolonel H. Barlian Km. 9 Palembang -30152 Telp.0711- 415351, 417911 Fax. 0711- 415521, 415379 PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA Jl. Salak No. 1A Bogor 16151, Telp. 0251 – 333382, 333088, 333089 Fax. 0251 - 315985 PT BIO INDUSTRI NUSANTARA Jl. Ir. H. Juanda No. 107 Bandung - 40132 Telp. 022 - 2530580 Fax. 022 - 2530591 E-mail : [email protected] Website : www.bionusa.com PT BURSA BERJANGKA JAKARTA Annex Gedung Bank Dagang Negara Lantai 2, Jl. M. H. Thamrin No. 5 Jakarta Telp. 021- 39832735, Fax. 021- 39832730, Website : www.bbj-jfx.com PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA Jl. Taman Cut Mutiah No.11 Jakarta 10330 Telp. 021 – 3106685, 3907554 Fax. 021 – 31935091 Website : www.kpbptpn.co.id PT RUMAH SAKIT SRI PAMELA Jl. Jend. Sudirman no. 299 Tebing Tinggi Telp. 061- 62121845 Fax. 061- 62123789 PT INDUSTRI NABATI LESTARI Jl. Besar Bandar Tongah, Desa Sei Mangkei Kec Bosar Maligas Kab. Simalungun Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 72 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 73 Human Capital Human capital merupakan wujud kekayaan yang bisa diarahkan untuk mencapai tujuan perkebunan dalam sebuah induk perusahaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 74 Sumber Daya Manusia Pada tahun 2016, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai induk perusahaan PTPN I-XIV telah merancang dan menetapkan “Corporate Turn Around” sebagai grand strategy dalam upaya penyelamatan PTPN yang dilaksanakan dengan melakukan aksi korporasi secara menyeluruh yang mencakup proses transformasi di bidang Finansial maupun Operasional termasuk di bidang Sumber Daya Manusia. Transformasi di bidang Sumber Daya Manusia dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dengan melaksanakan restrukturisasi organisasi secara menyeluruh di PTPN I s.d XIV terutama pada struktur organisasi Komisaris, Direksi dan Pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi dengan tujuan meningkatkan efektivitas manajemen. Sejalan dengan hal tersebut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) juga melakukan Re-assesment pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi secara terpusat dengan maksud untuk pengelolaan talent pool para pejabat puncak di PTPN I s.d XIV. Membangun SDM yang Berkarakter Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 75 Re-strukturisasi Organisasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di Bidang SDM sudah melakukan restrukturisasi organisasi di level Direksi, dan dilanjutkan dengan membuat Talent Pool untuk Pejabat 1 layer dan 2 layer di bawah Direksi yang akan dikelola oleh Holding. Dari hasil restrukturisasi, jumlah Komisaris, terjadi pengurangan sebanyak 21 orang dari jumlah sebelumnya 62 orang Komisaris menjadi 41 orang Komisaris. Sedangkan untuk Direksi terjadi pengurangan sebanyak 20 orang dari sebelumnya sebanyak 61 orang Direksi menjadi 41 orang Direksi. Hal ini dilakukan agar program akselerasi peningkatan kinerja PTPN yang telah dicanangkan dapat lebih terlaksana dengan efektif dan efisien. Perbandingan Jumlah Komisaris dan Direksi Sebelum dan Sesudah Restrukturisasi Jabatan Komisaris Direksi Status PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN JumSelisih I II IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV lah Lama 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 62 Baru 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 41 Lama 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 61 Baru 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 41 21 20 Re-assessment Pejabat 1 Tingkat dibawah Direksi Dalam kaitan restrukturisasi sumber daya manusia, Holding telah melakukan re-assessment terhadap seluruh Pejabat 1 tingkat dibawah Direksi untuk PTPN I s.d XIV sebanyak 582 orang (lima ratus delapan puluh dua orang) dengan biaya pelaksanaan assessment sejumlah Rp5.853.668.700 (lima milyar delapan ratus lima puluh tiga juta enam ratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus rupiah). Hasil re-assessment tersebut akan digunakan untuk mengetahui competency gap dan selanjutnya melaksanakan program pengembangan untuk memenuhi competency gap yang telah dipersyaratkan bagi seluruh Pejabat 1 Tingkat dibawah Direksi PTPN I s.d XIV. Jumlah Pejabat 1 Tingkat Dibawah Direksi Holding PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN PTPN Jumlah PTPN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV Orang 7 22 44 81 50 52 29 38 62 37 26 30 38 42 24 582 Selain itu Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menetapkan kebijakan kepada PTPN I s.d XIV untuk melakukan analisa beban kerja, job enlargement dan job enrichment, serta menghapuskan jabatan-jabatan yang redundant sehingga diperoleh proses bisnis yang lebih sederhana tanpa mengurangi control dan efektifitas organisasi. Pada hal yang mendasar Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) juga melakukan corporate culture transformation (perubahan budaya perusahaan) yang dititik beratkan pada perubahan budaya manusia yang notabene menjadi motor penggerak utama perusahaan, maka disepakati tagline Jujur, Tulus, Ikhlas sebagai sebuah karakter prinsip dan perilaku dalam bekerja untuk menghasilkan kualitas Sumber Daya Manusia yang baik di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) serta seluruh anak perusahaan PTPN I,II,IV s.d XIV. Terkait hal diatas, pelaksanaannya harus dimulai pada level Pimpinan di setiap PTPN I s.d XIV dan berpedoman kepada prinsip eksekusi sebagai berikut : 1. Knowledge; yaitu kemauan belajar dan terus belajar untuk memastikan kualitas eksekusi yang terbaik. 2. Speed; kecepatan untuk bertindak. 3. Gut; yaitu keberanian level Pimpinan untuk membuat keputusan dan bertindak dalam melaksanakan eksekusi. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan AnnualTahunan Report 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 76 Assessment Assessment adalah suatu proses pengumpulan informasi secara komprehensif bagi seorang Karyawan untuk mendapatkan profil psikologis Karyawan, yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, kelebihan/kekuatan dan kelemahannya, serta peran pendukung yang dibutuhkan, sebagai dasar untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan jenjang karir Karyawan. Sistem pengembangan SDM Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) disusun berdasarkan kepada pengukuran kompetensi atau dikenal dengan pengukuran Competency Level Index (CLI) yang dilaksanakan dengan metode 360°. Pengukuran CLI dilakukan kepada seluruh Karyawan,dimana untuk Karyawan Strata III s/d VII dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali, Strata II dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali dan strata I dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali. Perbedaan waktu pengukuran ini didasarkan kepada persyaratan kompetensi di setiap jabatan. Pengukuran CLI untuk strata III-VII dilaksanakan secara online dengan memanfaatkan jaringan intranet. CLI bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Kompetensi Individual atau Current Competency Level (CCL) sesuai dengan Kompetensi Jabatan atau Required Competency Level (RCL), untuk menyusun Program-program Pengembangan atau Purposed Competency Level (PCL). Setelah dilakukan pengukuran CLI, tahapan selanjutnya adalah analisa kebutuhan pelatihan atau Competency Based Training Need Analysis (CBTNA). Dalam CBTNA dilakukan analisa kesenjangan antara kompetensi yang dipersyaratkan dengan kompetensi individu karyawan Berikut adalah proses CBTNA yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero): Pengukuran CLI Analisa Data Tentukan Metode Susunan Program Implementasi Evaluasi RCL IDP Self Training Peserta Input Data (DSS) Satisfaction CCL Daftar Karyawan On The Job Judul Learning GAP Skala Prioritas On The Job Sasaran Application Tujuan Business Impact Biaya Narasumber Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 77 Fit and Proper Test Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) adalah proses untuk menentukan kelayakan dan kepatutan seorang karyawan untuk diangkat menjadi pejabat atau promosi pada jabatan yang lebih tinggi. Di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dikenal dengan Individual Development Program (IDP) dengan mempertimbangkan prioritas persyaratan jabatan (bobot) dan perkembangan bisnis Perusahaan. Proses penyusunan IDP dapat digambarkan sebagai berikut: CLI IDP Self Learning: • Bobot Kompetensi 1 poin • Gap kompetensi • Prioritas; Low • Breading Assigment • Various Learning (belajar dan mengamati) Self Learning: • Bobot Kompetensi 1 poin • Gap kompetensi • Prioritas; Medium • • • • • Structured OJT Coaching & Mentoring Delegation Project Assigment Rotation Self Learning: • Bobot Kompetensi 1 poin • Gap kompetensi • Prioritas; High • • • • Classroom training (IHT) Seminar/Workshop Benchmark Magang Promosi Promosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggungjawab lebih tinggi. Evaluasi Sistem Rekrutmen Perusahaan melalui Direktorat Human Resources & General Affairs, senantiasa melakukan review dan kajian terkait dengan pengembangan sistem rekrutmen, seleksi, dan on boarding, baik menyangkut tools yang digunakan, maupun peningkatan kompetensi para recruiters secara berkala. Program Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Perusahaan memberikan peningkatan kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk 2 komponen utama berupa: 1. Komponen upah: 1.1. Gaji Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan peraturan perusahaan. 1.2. Tunjangan Tetap adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama, dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Istri; Tunjangan Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kemahalan; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan Makan dan Tunjangan Transport dapat dimasukkan dalam komponen tunjangan tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 78 1.3. Tunjangan Tidak Tetap: adalah suatu pembayaran secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok. a. Tunjangan Transport; b. Tunjangan Sewa Rumah (Bagi karyawan di kantor Direksi dan Karyawan di Kebun/ Unit yang tidak mendapatkan rumah dinas dari Perusahaan karena alasan tidak tersedianya rumah dinas); c. Tunjangan Listrik; d. Tunjangan Air; e. Tunjangan Beras; f. Tunjangan Jabatan (untuk Karyawan Pimpinan) g. Tunjangan Kompensasi Prestasi (untuk Karyawan Pimpinan) h. Tunjangan Khusus (untuk Karyawan Pelaksana) i. Premi/Lembur (untuk Karyawan Pelaksana) j. Tunjangan Hari Raya (THR). k. Tunjangan Cuti Tahunan (diberikan setiap 1 tahun sekali ketika jatuh tempo cuti tahunan); l. Tunjangan Cuti Panjang (diberikan setiap 6 tahun sekali ketika jatuh tempo cuti panjang); m. Biaya Pelaksanaan Tugas; n. Biaya Pindah; o.Dll. 2. Komponen Non Upah: 2.1 Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/nature yang diberikan perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, berupa : a. fasilitas kendaraan dinas (bagi yang berhak sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) / peraturan perusahaan); b. Fasilitas Perumahaan; c. sarana ibadah; d. sarana olah raga; e. tempat penitipan bayi; f.koperasi; g.dll. 2.2 Jaminan pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan fasilitas BPJS Kesehatan dan diluar fasilitas BPJS Kesehatan (manfaat tambahan yang diatur dalam peraturan perusahaan); 2.3 Jaminan ketenagakerjaan dalam program BPJS Ketenagakerjaan berupa : a. Jaminan Kecelakaan Kerja; b. Jaminan Kematian; c. Jaminan Hari Tua; d. Jaminan Pensiun. 2.4 Santunan Hari Tua; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 79 2.5 Program pensiun, diberikan berupa : a. Karyawan yang diterima sebelum tahun 2009 diberikan jaminan pensiun dalam bentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (Dana Pensiun Perkebunan), Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun; b. Karyawan yang diterima sesudah tahun 2009 sampai 2015 diberikan jaminan pensiun dalam bentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun; c. Karyawan yang diterima tahun 2016 dan seterusnya diberikan jaminan pensiun dalam program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun; 2.6 Bonus adalah bukan merupakan bagian dari upah, melainkan pembayaran yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja lebih besar dari target produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas; besarnya pembagian bonus diatur berdasarkan peraturan perusahaan; 2.7 Insentif Prestasi (berdasarkan Penjanjian Kerja Bersama (PKB)); 2.8 Penghargaan Masa Pengabdian untuk masa kerja 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun; 2.9 Bantuan Uang Daging dan Uang Tontotan, diberikan bersamaan dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR); 2.10 Bantuan Kematian; 2.11 Bantuan Hukum; 2.12 Pembinaan Rohani dan Jasmani; 2.13Dll; Program Pensiun Sukarela Program Pensiun Sukarela (PPS) di PT perkebunan Nusantara III dilaksanakan dalam 2 tahapan sebagai berikut: No URAIAN JUMLAH PESERTA JUMLAH BIAYA 1 PPS Tahap I 746 Rp147.642.092.139 2 PPS Tahap II 1.443 Rp237.413.666.409 2.189 Rp385.055.758.548 JUMLAH TOTAL Serikat Pekerja Dan Hubungan Industrial Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyediakan mekanisme pengelolaan industrial melalui pembentukan Serikat Pekerja berdasarkan Surat Keputusan : Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) Nomor : FSPBUN/SKEP/12/V/2012 tentang ; Pengukuhan Susunan Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) Tingkat Perusahaan Medan periode 2015 – 2016. Serikat Pekerja memiliki peran sebagai : • Bisnis Perusahaan (hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan) • Pengawalan/Pengawasan terhadap Produksi (Aset Perusahaan) • Motivator Sumber Daya Manusia atau Karyawan/ti untuk peningkatan kinerja. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 80 Tingkat Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan dilakukan melalui Baldrige Assessment, Assessment Centre, Survey Kepuasan & Engagement Karyawan, Survey Knowledge Management Index, Survey Kepuasan Pelanggan, Rekrutmen & On the Job Training, program beasiswa S2 serta program Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Quality Award untuk menilai kinerja unit kerja terbaik. Indikator kinerja sumber daya manusia yaitu Employee Satisfaction Index (ESI) dan Employee Engagement Index (EEI) yang diperoleh dengan melakukan survey terhadap karyawan pada tahun 2016 dan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan angka kepuasan yang cukup yaitu dengan nilai di atas 82%. Berikut adalah angka ESI dan EEI dalam lima tahun terakhir. Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 Employee Satisfaction Index 85,19 85,19 85,05 85,11 82,29 Employee Engagement Index 87,27 87,27 87,79 87,80 88,89 Penilaian Evaluasi Kinerja Karyawan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) akan senantiasa menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi karyawan (corporate equilibrium), dan hal itu menjadi tantangan tersendiri, terutama atas pengelolaan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi kinerja unit kerja dan akhirnya berkontribusi bagi pencapaian kinerja Perusahaan. Pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) dalam pekerjaan adalah salah satu pengelolaan sumber daya manusia yang mempengaruhi kinerja karyawan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi Manajemen SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas pekerjaan. Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri karena programprogam kompensasi merupakan pencerminan Perusahaan dalam memperlakukan sumber daya manusianya. Bentuk penghargaan (reward) yang diberikan kepada karyawan selama tahun 2016, antara lain: a. Kenaikan Golongan Pengabdian Tahun 2016 Sesuai SKPTS yang diterbitkan pada tahun 2016 kepada karyawan yang akan memasuki masa pensiun telah diberikan kenaikan Golongan Pengabdian berupa Kenaikan Golongan atau Kenaikan Berkala Istimewa. b. Kenaikan Golongan Penghargaan Tahun 2016 Sesuai SKPTS yang diterbitkan pada tahun 2016 kepada karyawan yang meninggal dunia diberikan kenaikan Golongan Penghargaan berupa Kenaikan Golongan atau Kenaikan Berkala Istimewa. Selain istilah penghargaan (reward), juga dikenal istilah sanksi (punishment). Pada situasi tertentu, adakalanya kinerja karyawan dapat menurun. Dalam suatu kegiatan usaha, sanksi dapat memberikan feedback yang berguna bagi pengembangan karyawan itu sendiri, sebab sanksi bertujuan mendisiplinkan setiap karyawan agar bertindak sesuai peraturan-peraturan dan tata cara perilaku yang telah ditetapkan Perusahaan. Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan sanksi dapat lebih efektif untuk memperbaiki perilaku pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan waktu, intensitas, jadwal, klarifikasi, dan impersonalitas (tidak bersifat pribadi). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 81 Komposisi Karyawan Hingga 31 Desember 2016, jumlah karyawan Perusahaan mencapai 24.764 orang, berkurang 6,47% dibandingkan pada 31 Desember 2015 sebanyak 26.339 orang. Komposisi karyawan berdasarkan golongan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, dan usia pada 2016 sebagai berikut: Data Karyawan PTPN III (Persero) Tahun Jenis Karyawan 2016 2015 Orang Orang Karyawan Tetap 1. Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III) 23.870 2. Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI) Jumlah Karyawan Tetap 25.410 894 929 24.764 26.339 Data Karyawan PTPN Anak Perusahaan 2016 Anak Perusahaan PTPN I Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III) Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI) Total Jumlah Karyawan Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III) Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI) Total Jumlah Karyawan Orang Orang Orang Orang Orang Orang 5.140 283 5.423 5.033 294 5.327 PTPN II 7.699 392 8.091 8.528 427 8.955 PTPN IV 22.003 537 22.540 21.117 583 21.700 PTPN V 11.697 542 12.239 12.258 503 12.761 PTPN VI 4.836 265 5.101 5.140 283 5.243 PTPN VII 10.327 674 11.001 10.980 723 11.703 PTPN VIII 14.926 622 15.548 16.366 569 16.935 PTPN IX 6.674 447 7.121 7.052 477 7.529 PTPN X 2.992 236 3.228 3.192 259 3.451 PTPN XI 3.098 533 3.631 3.349 561 3.910 PTPN XII 2.640 548 3.188 2.831 567 3.398 PTPN XIII 8.691 480 9.171 9.209 492 9.701 PTPN XIV 2.119 160 2.279 2.361 176 2.537 102.842 5.719 108.561 107.416 5.914 113.330 Jumlah Karyawan Tetap Jujur • Tulus • Ikhlas 2015 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 82 Profil SDM Berdasarkan Golongan Tahun Jenis Karyawan 2016 2015 Orang Orang BERDASARKAN Golongan Karyawan Tetap 1. Karyawan Pelaksana (STRATA I s.d III) 2. Karyawan Pimpinan (STRATA IV s.d VI) Jumlah Karyawan Tetap 126.712 132.826 6.613 6.843 133.325 139.669 Profil SDM Berdasarkan Usia Tahun Uraian 2016 2015 2014 Orang Orang Orang BERDASARKAN USIA Karyawan Pimpinan 18-25 19 27 47 26-35 313 312 310 36-45 254 238 239 46-55 314 332 367 > 55 15 20 17 Jumlah 915 929 980 18-25 2.014 2.596 3.024 26-35 7.335 7.476 7.737 36-45 6.361 6.621 7.487 46-55 7.895 8.717 8.763 Karyawan Pelaksana > 55 244 Jumlah 23.849 25.410 27.011 24.764 26.339 27.991 JUMLAH SELURUH Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 83 Profil SDM Berdasarkan Pendidikan Tahun Uraian 2016 2015 2014 Orang Orang Orang BERDASARKAN PENDIDIKAN Karyawan Pimpinan S3 1 - 47 S2 98 90 310 S1 629 661 239 52 25 367 17 Diploma SMA 135 153 SMP - - SD - - 915 929 Jumlah 980 Karyawan Pelaksana S3 - - - S2 2 2 2 S1 453 448 427 Diploma 261 272 285 SMA 11.734 12.236 12.631 SMP 4.977 5.168 5.550 SD 6.422 7.284 8.116 Jumlah 23.849 25.410 27.011 24.764 26.339 27.991 JUMLAH SELURUH Pengembangan Kemampuan SDM Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) pada tahun 2016 telah melaksanakan program pelatihan & pengembangan secara In house training (IHT), Eksternal Training (Seminar, Workshop, benchmarking) sesuai kebutuhan perusahaan dengan jumlah realisasi sebanyak 665 (enam ratus enam puluh lima) orang dan realisasi anggaran sebesar Rp5.988.001.600 (lima milyar Sembilan ratus delapan puluh delapan juta seribu enam ratus rupiah). Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan bagi Karyawan yang diselenggarakan oleh Perusahaan dalam rangka memberikan wawasan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku dalam bidang kepemimpinan. Pelatihan diharapkan dapat memenuhi persyaratan kompetensi kepemimpinan dalam jenjang jabatan tertentu, yang dipergunakan sebagai salah satu dasar kebijakan penempatan dan/atau prioritas promosi Karyawan sesuai kompetensi dan jenjang jabatan. Pelaksanaan program pelatihan selama tahun 2016 dititikberatkan kepada karyawan yang akan mendapatkan promosi jabatan, ataupun berupa pelatihan dalam bentuk refreshment. Adapun detail program pelatihan rutin selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 84 Realisasi Pengembangan SDM Jakarta No. 1 Nama Pelatihan/Seminar Pelaksana 24 - 25 Agustus 2016 Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Lingkungan Hidup (LPPLH) Rp4.000.000 18 - 20 Oktober 2016 IAI Jakarta Rp7.700.000 8 - 10 Agustus 2016 LPP Yogyakarta Rp85.632.900 Benchmark HCM & Sharing Knowledge 12 Agustus 2016 HOLDING Rp- Benchmark HCM & Sharing Knowledge 15 Agustus 2016 HOLDING Rp- 22 - 24 Agustus 2016 Kementerian Pertanian Rp- DIVISI SEKRETARIAT PERUSAHAAN Workshop : "Kebijakan Industri Hijau dan Audit K3LH Nasional" 2 DIVISI OPERASIONAL KELAPA SAWIT DAN KARET 3 DIVISI TEBU DAN ANEKA TANAMAN 4 DIVISI PENGEMBANGAN 5 DIVISI KORPORASI 6 DIVISI KEUANGAN Workshop PSAK - 38 7 DIVISI HUMAN CAPITAL & UMUM Pelatihan Tim Adhoc Monitoring dan Pengawalan Program PTPN Sosialisasi SKKNI & Profesi Sektor Pertanian BUMN Minister Lecture and International Conference 8 September 2016 NPNC Employee Engagement: The Key to Drive Result 8 September 2016 Dunamis 27 - 29 September 2016 GML Rp8.250.000 27 - 28 Oktober 2016 FHCI Rp9.000.000 8 September 2016 NPNC Rp12.000.000 27 - 28 Oktober 2016 FHCI Rp3.000.000 BATCH 1 - 6 25 - 31 Oktober 2016 PPM Manajemen Rp774.454.450 BATCH 7 - 32 1 - 30 November 2016 PPM Manajemen Rp3.580.594.600 BATCH 33 - 45 1 - 16 Desember 2016 PPM Manajemen Rp1.498.619.650 Certified Assessor Training Indonesia Human Capital Summit 2016 8 DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI 9 PROGRAM PENGEMBANGAN DIREKSI BUMN Minister Lecture and International Conference Indonesia Human Capital Summit 2016 10 Biaya Pelatihan/ Pengembangan Tanggal Pelaksanaan Rp4.000.000 Rp750.000 ASSESSMENT PEJABAT 1 TINGKAT DIBAWAH DIREKSI PTPN I - XIV Rp5.988.001.600 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 85 Realisasi Pengembangan SDM Medan No. 1 Uraian Fisik Biaya Kursus Jabatan KMPD 2 Real s/d Desember 5 93.018.000 KMPM 3 65.282.000 KMP di LPP Medan 1 36.187.000 KMP di LPP Yogyakarta 3 108.341.000 KMPL - - 5 26.856.000 PCIM KMPD PCIM KMPM 3 18.889.000 PCIM KMP di LPP Medan 1 7.549.000 PCIM KMP di LPP Yogyakarta 3 25.905.000 PCIM KMPL - - Jumlah 1 24 382.027.000 20 - Pemenuhan Individual Development Plan (IDP) 2.1.Soft Competency Karyawan Pelaksana Karyawan Pimpinan 52 55.719.355 Jumlah 2.1. 72 55.719.355 2.2. Hard Competency 3 Karyawan Pelaksana 54 18.374.956 Karyawan Pimpinan 100 20.044.823 Jumlah 2.2. 154 38.419.779 Jumlah 2 226 94.139.134 15 25.171.000 Pelatihan Penunjang Pengembangan Knowledge Karyawan (Ad-Hoc) 3.1. Eksternal 3.1.1. Karyawan Pelaksana Jumlah 3.1.1 3.1.2. Karyawan Pimpinan Bidang Tanaman 38 107.583.000 Bidang Teknik Teknologi 26 72.599.000 Bidang Keuangan 45 203.421.000 Bidang SDM/Umum 107 319.443.000 Jumlah 3.1.2 216 703.046.000 231 728.217.000 Jumlah 3.1 3.2. Internal Jujur • Tulus • Ikhlas 3.2.1. Karyawan Pelaksana Bidang Tanaman 187 31.075.000 Bidang Teknik Teknologi 187 31.075.000 Bidang Keuangan 192 36.325.000 Bidang SDM/Umum 336 95.677.586 Jumlah 3.2.1 902 194.152.586 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 86 No. Uraian 4 Real s/d Desember Fisik Biaya 3.2.2. Karyawan Pimpinan Bidang Tanaman 615 339,581,419 Bidang Teknik Teknologi 263 367,217,477 Bidang Keuangan 126 220,094,367 Bidang SDM/Umum 244 392,595,813 Jumlah 3.2.2 1,248 1,319,489,076 Jumlah 3.2. 2,150 1,513,641,662 Jumlah 3 (3.1 + 3.2) 2,381 2,241,858,662 76 473,513,712 Pelatihan Sertifikasi 4.1.Eksternal Satpam Profesional Jumlah 4.1. 83 586,132,750 159 1,059,646,462 280 1,760,948,345 21 174,108,000 4.2. Internal Surat Izin Operator (Boiler, Turbin, Forklif, dll) AK3 Umum Jumlah 4.2. 301 1,935,056,345 Jumlah 4 460 2,994,702,807 26 15,500,000 5 Talent Pool 6 Program Pengembangan Direksi 7 Program Pemberian Penghargaan - 10,000,000 8 Program Survey Kepuasan Karyawan - - 9 Orientasi Karyawan Baru - - Klasikal 35 309,402,746 Evaluasi OJT 10 7,397,700 Jumlah 9 45 316,800,446 35 687,195,800 Karyawan Pelaksana Karyawan Pimpinan 10 Program D3 TA. 2013 - 2016 (Lanjutan) - IPB Jumlah 10 11 Program Pasca Sarjana 12 OJT di Kebun/Unit 4,462 8,432,500 Jumlah 7,659 6,750,656,349 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menyusun database dalam bentuk klasifikasi yang berisi gambaran tentang kondisi masing-masing karyawan yang dibuat berdasarkan kombinasi kapasitas potensial dan unjuk kerja. Program pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan secara internal di Pusdiklat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau eksternal dengan menggunakan metode : In House Training (IHT), On the Job Training (OJT), External Training (Seminar, Workshop, Kursus), benchmarking/magang, pendidikan formal (program D3 untuk karyawan pelaksana dan S2 untuk karyawan pimpinan), penugasan, dan belajar mandiri. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 87 In House Training Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan In House Training (IHT) di Pusat Pendidikan & Pelatihan yang mengelola pelaksanaan program pengembangan SDM di bawah pengawasan Bagian SDM. Pusdiklat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang berada di Sei Karang, dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar, seperti ruang kelas, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, penginapan, outbound, dan cafetaria. Narasumber untuk pelaksanaan IHT berasal dari kalangan internal Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) maupun eksternal. Narasumber internal tidak hanya diberdayakan untuk peningkatan kompetensi karyawan, tetapi juga mengajar di instansi luar yang membutuhkan, seperti: Lembaga Pendidikan Perkebunan, BUMN atau instansi pemerintahan. Talent Pool Ada dua alternatif dalam mengisi jabatan manajerial dalam Perusahaan yakni mengambil talent dari dalam atau luar Perusahaan. Pengambil kebijakan internal diperlukan dalam mempersiapkan dan mengidentifikasi talent yang dibutuhkan dan talent yang dimiliki. Talent pool adalah strategi yang tepat untuk menghasilkan sumber daya terbaik bagi Perusahaan, selain itu proses rotasi kepemimpinan juga akan lebih mudah dijalankan. Talent pool di Perusahaan diperlukan guna mempersiapkan internal personel yang mempunyai potensi kepemimpinan sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan yang mampu bertahan di Perusahaan. Jika hal itu tidak dilakukan, Perusahaan akan merekrut karyawan/talent dari luar melalui rekrutmen yang dapat memakan waktu lama dalam pelaksanaannya selain itu, kandidat yang didapat juga belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan Perusahaan. Ada tiga unsur untuk melakukan penyusunan talent pool, yakni skill, knowledge, dan performance. Meskipun demikian, eksternal rekrutmen masih bisa dimungkinkan dan juga sebagai proses dinamisasi internal Perusahaan. Namun untuk proses promosi sekaligus menyelaraskan antara kebutuhan Perusahaan dengan kompetensi serta talent internal personel, maka proses talent pool menjadi pilihan terbaik dan perlu dipersiapkan. Kursus Jabatan Pelaksanaan program kursus jabatan dititikberatkan kepada karyawan yang akan mendapatkan promosi jabatan, ataupun berupa pelatihan dalam bentuk refreshment. Hal itu dilakukan guna mempersiapkan manajer terkait tugas manajerial perkebunan dan kepemimpinan, PTPN III (Persero) Holding Perkebunan mengirimkan para karyawan untuk mengikuti Kursus jabatan secara berjenjang yang dilaksanakan bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta dan Medan terdiri dari: No. 1 Uraian KMPD 5 2 KMPM 3 3 KMP di LPP Medan 1 4 KMP di LPP Yogyakarta 3 5 KMPL - 6 PCIM KMPD 5 7 PCIM KMPM 3 8 PCIM KMP di LPP Medan 1 9 PCIM KMP di LPP Yogyakarta 3 10 PCIM KMPL - Jumlah Jujur • Tulus • Ikhlas Jumlah Peserta 24 KMPL: Kursus Manajemen Perkebunan Lanjut KMP: Kursus Manajemen Perkebunan KMPM: Kursus Manajemen Perkebunan Madya KMPD: Kursus Manajemen Perkebunan Dasar Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 88 Biaya Pengembangan Kompetensi Karyawan Selama tahun 2016 dana yang telah dikeluarkan untuk pelatihan sebesar Rp5,9 miliar, menurun 2,02% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp7,40 miliar. Penurunan ini disebabkan karena Perusahaan berkomitmen untuk melakukan efisiensi tanpa menurunkan kompetensi. Berikut gambaran data perkembangan pelaksanaan program pengembangan SDM sejak tahun 2012 – 2016: 2012 Jumlah Peserta Rasio Biaya (Miliar) 2013 2014 2015 7.952 3.783 3.917 2.391 0.94 0.14 0,14 0.64 22.771 10.147 12.799 7.399 2016 1.674 Untuk akselerasi peningkatan kompetensi seluruh karyawan secara merata, karyawan yang telah mengikuti pendidikan & pelatihan diwajibkan untuk melaksanakan sharing (berbagi) hasil pelatihan kepada karyawan lainnya, minimal di bagian dimana yang bersangkutan bekerja. Untuk mendukung hal ini, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengadakan media knowledge sharing berbasis TI dengan alamat http://forum.ptpn3.co.id. Media ini memungkinkan karyawan dari berbagai unit kerja yang berjauhan untuk berbagi best practices, inovasi, materi pelatihan dan knowledge lainnya. Melalui fasilitas media ini, seluruh karyawan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki peluang untuk menjadi knowledgeable worker tanpa hambatan jarak ataupun waktu. Realisasi jumlah karyawan yang telah mengikuti pelatihan baik secara internal maupun eksternal sampai Bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut: No. 1. Uraian 2015 2016 a. KMPD 30 10 20 b. KMPM 10 7 10 8 6 5 c. KMP d. KMPL 1 1 e. PCIM KMPD 22 7 20 f. PCIM KMPM 10 7 10 g. PCIM KMP 8 6 5 h. PCIM KMPL Jumlah 1 2. 2014 1 1 90 45 70 Pemenuhan Individual Development Plan (IDP) 2.1. Soft Competency a. Karyawan Pelaksana 50 48 20 b. Karyawan Pimpinan 39 52 50 Jumlah (2.1) 89 100 70 163 98 50 2.2. Hard Competency a. Karyawan Pelaksana b. Karyawan Pimpinan 289 297 100 Jumlah (2.2) 452 395 150 541 495 220 Jumlah 2 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 89 No. 3. Uraian 2014 2015 2016 Pelatihan Penunjang Knowledge Karyawan (AD-Hoc) 3.1. Eksternal a. Karyawan Pelaksana b. Karyawan Pimpinan 27 17 10 - Bidang Tanaman 39 43 25 - Bidang Teknik Teknologi 13 21 15 - Bidang Keuangan 167 - 10 - Bidang SDM/Umum 72 100 35 Jumlah b 140 171 85 Jumlah (a+b) 167 188 95 3.2. Internal a. Karyawan Pelaksana - Bidang Tanaman 167 68 70 - Bidang Teknik Teknologi 122 15 60 - Bidang Keuangan 63 - 40 - Bidang SDM/Umum 562 203 100 914 286 270 76 194 60 109 108 60 Jumlah a b. Karyawan Pimpinan - Bidang Tanaman - Bidang Teknik Teknologi - Bidang Keuangan 43 31 25 - Bidang SDM/Umum 56 161 80 Jumlah b Jumlah (a+b) Jumlah 3 4. 494 225 780 495 1.365 968 590 Pelatihan Sertifikasi a. Eksternal 183 71 65 b. Internal 129 163 65 Jumlah 4 312 234 130 5. Talent Pool 89 - 20 6. Program Pengembangan Direksi 14 17 10 7. Orientasi Karyawan Baru a. Karyawan Pelaksana 1.211 - - b. Karyawan Pimpinan 152 64 99 1.363 64 99 Jumlah 7 8. Program Sarjana 11 4 - 9. Program D3 35 35 10 10. OJT Kebun/Unit 528 500 2.391 1.674 Jumlah Keseluruhan Jujur • Tulus • Ikhlas 284 1.198 3.919 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 90 Teknologi Informasi Guna menunjang program transformasi yang saat ini masih berlangsung, manajemen percaya bahwa teknologi informasi (TI) menjadi bagian yang sangat penting didalam mewujudkan strategi bisnis perusahaan. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus meningkatkan kinerja TI untuk mendukung produktivitas kinerja yang dapat meningkatkan daya saing Perusahaan. Teknologi yang diimplementasikan berfokus pada peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja. Master Plan TI Dalam menyusun Master Plan Teknologi Informasi, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menggunakan Metodologi sebagai berikut: Business Strategy Disruptive Technologies Business Business Requirements IT Industry Trends & Best Practice IT Requirements Assesment of Current IT Implications Implications Implications IT IS/IT Strategic Direction Identity Building Blocks 3 year master plan Ongoing reviews & updates IT Master Plan Rolling Plans Process & Governance Portofolio & Financial Technology & Architecture Organizations & Supply IT Strategy Dimensions Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 91 Master Plan TI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang menjadi acuan adalah, sebagai berikut: • Rencana strategis TI konsisten dengan tujuan dan strategi bisnis perusahaan • Tujuan strategis dan akuntabilitas yang terkait tergambar dengan jelas dan dipahami oleh semua pihak • Opsi strategis TI teridentifikasi dan terstruktur serta terintegrasi dengan rencana bisnis • Inisiatif TI lebih terarah (mengurangi kemubaziran dan penyetiran oleh vendor) • Rencana strategis TI yang lengkap dan dapat direalisasikan serta bermanfaat. Oleh karena itu, sejalan dengan penyusunan Perencanaan Teknologi Informasi, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara konsisten menjalankan kebijakan-kebijakan yang diarahkan dalam Master Plan tersebut untuk menunjang strategi bisnis dan memperkuat eksistensi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Tujuan Master Plan tersebut untuk memastikan dukungan TI dalam implementasi operasional bisnis dengan berprinsip pada tersedianya standardisasi proses bisnis dan sistem di seluruh bagian di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Seluruh Inisiatif terkait pengembangan Teknologi Informasi yang ditetapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam rangka mendukung salah satu program Corporate Turn Around yang ditetapkan oleh manajemen yaitu System & Procedure Development disusun dalam Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi 2016-2018. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 92 Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi tersebut adalah sebagai berikut: IT Development PTPN 2016 2017 2018 E-Procurement Mapping/Citra Digital (GIS) IT Infrastructure Library Goal: • Efektivitas & Efisiensi • Transparansi • Akuntabilitas • Cepat • Akurasi Benefit: • Penyeragaman Nomor Kode Barang (NKB) • Harga Terendah dan Barang Terbaik Goal: • Peta Digital Seluruh Unit Usaha PTPN • Mapping hingga Level Blok Unit Usaha Benefit: • Monitoring dan Perencanaan Panen • Data Sebaran Panen • Analisa Daerah Rawan Pencurian Goal: • Data Master Infrastructur IT Seluruh PTPN Benefit: • Mempermudah Rencana Pengembangan • Analisa Kebutuhan Infrastruktur • Gap Analysis Infrastruktur IT PTPN IT Monitoring & Control Big Data Internet of Things Implementasi ERP Goal: • Efisiensi • Integrasi antar PTPN • Pelaporan yang Cepat • Layanan Pelanggan • Akurasi Data • Konsistensi Data • Keamanan Data • Akses Data Benefit: • Konsolidasi Laporan Keuangan • Proses Bisnis Best Practice • Penyeragaman Proses Bisnis Seluruh PTPN • Analisis Multifungsional dalam Pengambilan Keputusan oleh Manajemen Consolidation and Integration Sensor Tangki dan Jembatan Timbang Goal: • Digitalisasi Tangki dan Jembatan Timbang Benefit: • Akurasi dan Monitoring Hasil Produksi IT Master Plan IT Maturity Audit Goal: • Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan IT Benefit: • Perencanaan Pengembangan IT Yang Baik Goal: • Pengumpulan Manajemen Proses Benefit: • Mengurangi Resiko, Meningkatkan Efisiensi Tata Kelola IT (IT Governance) Audit TI Goal: • Penyusunan Tata Kelola Benefit: • Standarisasi Pengelolaan IT PTPN Goal: • Audit Terhadap Rancangan IT PTPN Benefit: • Rancangan Best Practice dan Efektifitas IT Precision Agriculture Growth and Value Added Services • Tahun 2016, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding telah mengimplementasikan: - E-Procurement - Enterprise Resource Planning • Tahun 2017, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding merencanakan untuk mengimplementasikan: - Sistem Informasi Geografis - Sensor Tangki / Jembatan Timbang -Penyusunan IT Master Plan - Penyusunan Tata Kelola Teknologi Informasi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 93 • Tahun 2018, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) – Holding mengimplementasikan: - IT Monitoring & Control - IT Maturity Audit - Audit TI Misi TI Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Perusahaan dan memenuhi kebutuhan bisnis terhadap TI, maka implementasi dan pemanfaatan TI di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki misi utama yang mencakup aspek pemenuhan informasi, bisnis proses, keunggulan produk, keunggulan SDM dan layanan yang memuaskan stakeholder sebagai berikut: • Mendukung bisnis dengan menyediakan informasi yang tepat, akurat, akuntabel, dan lengkap untuk mencapai proses pengambilan keputusan yang handal, • Mendukung pencapaian proses bisnis Perusahaan yang efisien dan terintegrasi • Mendukung pengembangan karyawan berkinerja tinggi • Meningkatkan pengawasan dan pengelolaan terhadap aset/ sumber daya Perusahaan. • Meningkatkan kedekatan (intimacy) dengan stakeholder dan shareholder, lewat kemudahan, kecepatan dan keamanan akses informasi. Tujuan TI Tujuan TI Secara umum beberapa aspek utama yang akan menjadi fokus Perusahaan dalam penggunaan teknologi informasi adalah: a. Aspek Efisiensi Waktu Teknologi Informasi diharapkan dapat menghasilkan efisiensi waktu dan dapat mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan informasi bagi manajemen maupun dalam pengambilan keputusan. b. Aspek Efektifitas dan Optimalisasi Sumberdaya Teknologi Informasi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki Perusahaan dalam mendukung upaya peningkatan produktifitas Perusahaan. c. Aspek Efisiensi Biaya Produksi berbanding lurus dengan lama waktu dan besar sumberdaya yang diperlukan, sehingga dengan tercapainya efiensi dan optimalisasi waktu serta sumberdaya yang dibutuhkan dalam proses produksi, maka teknologi informasi diharapkan dapat menghasilkan efisiensi biaya produksi. d. Aspek Efektifitas Proses Bisnis Teknologi informasi diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan dan mempermudah koordinasi serta kolaborasi dalam proses bisnis Perusahaan, sehingga efektifitas proses bisnis dapat dicapai. Sasaran Strategis Teknologi Informasi Sasaran Strategis Teknologi Informasi yang ditetapkan dibagi dalam 4 perspektif yaitu: 1.Keuangan • Keselarasan antara Strategi Teknologi Informasi dan Bisnis • Pemenuhan dan dukungan Teknologi Informasi dalam rangka kepatuhan bisnis terhadap undang-undang dan peraturan eksternal 2.Pelanggan • Penyediaan Layanan Teknologi Informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis 3.Internal • Terwujudnya aplikasi dan teknologi yang terintegrasi dan mendukung proses bisnis • Terciptanya Proyek Teknologi Informasi yang dapat memberikan manfaat/nilai tambah, tepat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi persyaratan dan standar kualitas. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 94 4. Pertumbuhan dan Pembelajaran • Tersedianya informasi yang andal dan berguna untuk pengambilan keputusan oleh manajemen • Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan inisiatif seluruh Sumber Daya Manusia untuk menghasilkan inovasi bisnis. Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI Penerapan Kerangka Kerja dan Proses Organisasi TI yang efektif dirancang dan ditetapkan melalui struktur organisasi TI beserta kelengkapan organisasi dan mekanisme kerja dengan unit kerja yang lain. selain itu, penerapan kerangka kerja juga mempertimbangkan peran TI di Perusahaan serta pemisahan fungsi (segregation of duties) untuk menghindari rangkap jabatan dan/atau fungsi yang menganggu efektivitas pengendalian internal. Perumusan dan penetapan kerangka kerja proses dan organisasi TI Perusahaan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan peran TI bagi Perusahaan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari fungsi– fungsi sebagai berikut: Perumusan, penetapan dan pelaksanaan koordinasi strategis pengelolaan TI pada tingkat Direksi, yang dibantu oleh Komite Pengarah TI (IT Steering Committee) dan komite teknis lain yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Perencanaan strategis dan operasional TI Pengembangan dan/atau pengadaan TI dilakukan melalui koordinasi dengan unit kerja bidang pengadaan. Pengoperasian TI dilakukan melalui koordinasi dengan unit kerja bidang umum. Penjamin mutu (quality assurance) yang merencanakan, mengembangkan, dan mengendalikan standar kualitas layanan TI Perusahaan. Pengawasan TI yang melekat pada unit kerja Satuan Pengawasan Intern (SPI) dengan tugas dan fungsi melakukan audit dan/atau review TI Perusahaan. Kerangka kerja proses dan organisasi TI wajib dilengkapi melalui penetapan terkait : • Identitas jabatan; • Kedudukan jabatan dalam struktur organisasi; • Fungsi, tugas dan wewenang; • Hubungan kerja; • Persyaratan jabatan; • Indikator kinerja utama atau KPI (Key Performance Indicator); Tata Kelola Teknologi Informasi Tata kelola teknologi informasi (IT governance) adalah suatu struktur dan proses yang saling berhubungan serta mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam pencapaian visi dan misi untuk mendapatkan peningkatan nilai tambah dan penyeimbang antara resiko dan manfaat dari teknologi informasi serta prosesnya. Peran Teknologi Informasi sebagai pengendali bisnis pada Perusahaan diperlukan tata kelola teknologi informasi agar dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. Tata kelola TI dimaksudkan sebagai pola dari otoritas atau kebijakan terhadap aktivitas TI. Pola ini diantaranya adalah membangun kebijakan dan pengelolaan IT Infrastructure, penggunaan TI oleh end-user secara efisien, efektif dan aman, serta proses IT Project Management yang efektif. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 95 Tata kelola TI membangun suatu sistem dimana semua pemangku kepentingan, termasuk Direksi dan Komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti bagian keuangan, dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Tata Kelola Teknologi Informasi yang disusun meliputi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan sesuai Anggaran Dasar yaitu Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) selaku Pemegang Saham Seri A dapat menetapkan kebijakan umum terhadap Perseroan dalam Bidang Teknologi Informasi. Dengan adanya tata kelola TI yang baik, maka IT Process dapat dijalankan secara sistematis, terkendali dan efektif. Bahkan dapat secara efisien mengurangi biaya operasional dan menunjang peningkatan daya saing. Oleh karena itu aspek tata kelola TI merupakan bagian dari rencana strategis TI yang akan selalu dievaluasi dan ditingkatkan secara berkesinambungan sehingga dapat selalu mendukung strategi Perusahaan. Tugas Organ Tata Kelola Perusahaan yaitu Komisaris, Direksi, dan Komite Audit terkait Tata Kelola Teknologi Informasi adalah sebagai berikut: • Komisaris bertugas mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi; • Direksi bertanggung jawab membangun dan memanfaatkan teknologi informasi dan melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Komisaris terkait kinerja pemanfaatan teknologi informasi; • Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab Mengevaluasi pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No PER-02/MBU/2013, bahwa untuk menerapkan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan TI maka perlu disusun tata kelola TI yang menjadi bagian integral dari Enterprise Governance agar dapat menjamin pemanfaatan dari implementasi TI. Tata kelola TI merupakan salah satu pilar utama dari GCG. Sehingga dalam pelaksanaan tata kelola TI yang baik sangat diperlukan standar tata kelola Tl. Maksud dan Tujuan dari Tata kelola teknologi informasi adalah untuk memberikan pedoman kepada seluruh unit kerja yang terkait penyelenggaraan teknologi informasi serta dapat melaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan pengelolaan TI Perusahaan. Dalam penyusunan dan penetapan Standard Operating Procedure (SOP) agar terjadi sinergi antara pengembangan dan operasional di lingkungan organisasi unit kerja terkait. Pedoman terwujudnya pola standardisasi kerangka pelaksanaan pengembangan, penerapan dan operasional teknologi informasi. Alat bantu untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses bisnis, produktivitas dan tersediannya informasi yang lengkap, komprehensif, akurat dan tepat waktu yang mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, dalam rangka meningkatkan kinerja, pertumbuhan Perusahaan dan memenangkan persaingan bisnis. Kebijakan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi a) Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif. b) Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi. c) Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang: • Bertanggung jawab untuk mewujudkan rancangan menjadi konstruksi yang detil • Bertindak sebagai konsultan dengan melakukan komunikasi secara rutin dengan pihak pengguna (users) • Memfasilitasi berlangsungnya pelatihan teknologi informasi • Dibebaskan dari kegiatan pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan teknologi informasi. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 96 d) Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan. e) Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa data/informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi telah berada pada kualitas, kuantitas dan waktu yang diharapkan. f) Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi teknologi informasi harus menerapkan kendali-kendali terkait dengan aktivitas TI. Tahapan Perusahaan harus memaksimalkan penggunanaan teknologi informasi melalui tahapan-tahapan yang sekurang-kurangnya meliputi: a) Tahap Pra-Implementasi, yang mencakup: 1. Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi 2. Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi bisnis Perusahaan. 3. Penyusunan rancangan dan desain teknis 4. Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara fisik dan fungsional. b) Tahap Implementasi, yang meliputi: 1. Perencanaan yang matang 2. Pelatihan dan pengembangan SDM 3. Pembakuan/standardisasi mutu layanan 4. Evaluasi dan pengendalian system 5. Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planing). Tahap Pengembangan Pengembangan teknologi informasi harus dilaksanakan dalam koridor penerapan teknologi informasi yang terintegrasi dan handal melalui: 1)Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi. 2)Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System. 3) Penggunaan satu Enterprise Resources Planning (ERP) sebagai back office system, dan aplikasi ekstensi lainnya Pengendalian Fungsi TI: a) mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengelolaan TI. b) mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi informasi yang terjadi. c) melakukan pemantauan secara berkala. d) membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja teknologi informasi e)bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang disepakati (service level agreement) dan direviu secara berkala. Penilaian Penerapan TI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menyusun langkah strategis dengan menerapkan tata kelola TI guna memastikan penyelenggaraan layanan TI di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang lebih baik. Penilaian maturity level dilakukan untuk mengetahui efektivitas implementasi tata kelola TI yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak eksternal secara independen. Melalui penilaian maturity level, target-target yang sudah ditetapkan oleh Perseroan terkait impelementasi IT Governance dapat dicapai. Penilaian tingkat kematangan penerapan Tata Kelola TI perusahaan bertujuan untuk: Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 97 • Menilai kematangan proses TI yang telah dijalankan saat ini; • Melakukan analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi proses TI yang diharapkan di masa yang akan datang; • Merumuskan rekomendasi perbaikan dan kegiatan yang akan dlaksanakan untuk menuju tingkat kematangan yang diperlukan serta roadmap pelaksanaan. Lingkup kegiatan penilaian Tata Kelola TI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah dengan melakukan assesmen terhadap 37 proses TI pada area COBIT 5 yakni: • Evaluate, Direct, and Monitor • Align, Plan, and Organize (PO), • Build, Acquire, and Implement (AI), • Deliver, Service, and Support (DS), • Monitor, Evaluate, and Assess (MS). Process for Governance of Enterprise IT Evaluate, Direct and Monitor EDM01 Ensure Governance Framework Setting and Maintenance EDM02 Ensure Benefits Delivery EDM03 Ensure Risk Optimization EDM04 Ensure Resource Optimization EDM05 Ensure Stakeholder Transparency Align, Plan and Organise Monitor, Evaluate and Assess AP001 Manage the IT Management Framework AP002 Manage Strategy AP003 Manage Enterprise Architecture AP004 Manage Innovation AP005 Manage Portfolio AP006 Manage Budget and Costs AP008 Manage Relationships AP009 Manage Service Agreements AP010 Manage Suppliers AP011 Manage Quality AP012 Manage Risks AP013 Manage Security BAI04 Manage Availability and Capacity BAI05 Manage Organizational Change Enablement BAI06 Manage Changes DSS04 Manage Continuity DSS05 Manage Security Services DSS06 Manage Business Process Controls AP007 Manage Human Resources MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance Build, Acquire and Implement BAI01 Manage Programmers and Projects BAI02 Manage Requirements Definitions BAI03 Manage Solutions Identification and Build BAI08 Manage Knowledge BAI09 Manage Assets BAI10 Manage Configuration BAI07 Manage Change Acceptance and Transitioning MEA02 Monitor, Evaluate and Assess the System of Internal Control Deliver, Service and Support DSS01 Manage Operations DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS03 Manage Problems MEA03 Monitor, Evaluate and Assess Compliance with External Requirements Process for Management of Enterprise IT Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 98 Lokasi assesmen meliputi Kantor Pusat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan seluruh wilayah operasi Anak Perusahaan. Metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan melihat langsung keadaan penyelenggaraan TI. Pendekatan yang digunakan pada assesmen ini adalah Control Objectives for Information and related Technology (COBIT). COBIT merupakan framework Tata Kelola TI yang berfokus pada pengendalian yang meliputi keselarasan TI dengan bisnis, pengendalian risiko TI, kontribusi TI, pengelolaan kinerja TI, dan pengelolaan sumber daya TI. Pelaksanaan TI 2016 Pada Tahun 2016 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengimplementasikan e-Procurement Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang merupakan aplikasi pengadaan barang/jasa secara elektronik yang bertujuan untuk mencapai 4 Aspek Utama yaitu: • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan • Menjamin proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan berjalan lebih cepat dan akurat Quality • Meningkatkan kualitas barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan baik dari segi mutu barang/jasa maupun waktu penyerahan barang/penyelesaian jasa. Speed • Mempercepat waktu proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan. Efficiency • Meningkatkan efisiensi nilai pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan. Sinergi • Meningkatkan sinergi pengadaan barang/jasa di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Anak Perusahan dengan Pengadaan Bersama melalui E-Procurement. Go-Live e-Procurement dilaksanakan pada tanggal 1 September 2016. Kinerja e-Procurement sampai dengan Bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut: • Jumlah Pengadaan yang melalui e-Procurement s.d Bulan Desember adalah 967 Paket Pengadaan. • Nilai Efisiensi dengan e-Procurement s.d Bulan Desember 2016 adalah 7.43% Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 99 Enterprise Resource Planning Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengaplikasikan solusi Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis System Application and Product (SAP) in data processing dengan pola managed services yang berlaku pada seluruh perusahaan perkebunan milik negara untuk meningkatkan kinerja agar tumbuh lebih cepat menjadi Perusahaan agro industri berskala global. ERP yang digunakan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah SAP yang merupakan aplikasi dengan pengguna terbanyak di dunia dan merupakan best practice yang digunakan oleh perusahaanperusahaan dalam Forbes Global. Di tengah persaingan industri yang semakin dinamis, implementasi teknologi informasi sangat dibutuhkan di era globalisasi. Hal itu dilakukan, mengingat wilayah kerja PTPN tersebar diseluruh Nusantara, ERP dibutuhkan untuk mengintegrasikan data di seluruh PTPN dengan cepat, efektif dan efisien secara real time. Tujuannya adalah untuk mendukung proses pengambilan keputusan secara cepat dan tepat menggunakan data dan informasi yang terintegrasi secara akurat, tepat waktu, serta dapat meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan internal dan eksternal, termasuk ke holding. Implementasi ERP di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dilakukan secara bertahap yaitu melalui: • Penyusunan Global template, setelah seluruh perwakilan PTPN melakukan harmonisasi bisnis proses dan penyusunan Global template PTPN. • Pilot Project, tahap awal implementasi ERP akan dilakukan di Kantor Holding, PTPN XI (untuk tanaman semusim) dan PTPN V (untuk tanaman tahunan). • Roll Out, setelah berhasil di pilot project akan dilakukan roll out ke seluruh PTPN. • Business Planning & Consolidation (BPC) dan • Businness Intelligent-Dashboard. Adapun modul-modul ERP yang akan diimplementasikan di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) nantinya meliputi; • modul AGRI (tanaman semusim dan tahunan), • modul FI (finance), • modul CO (controlling), • modul PM (Plant Maintenance), • modul PS (Project System). • modul PP (Project Planning), • modul QM (Quality Management), • modul SD (Sales and Distribution), • modul MM (Material Management), • modul BI (Business Intelligence) • BPC (Business Planning and Consolidation). Implementasi ERP dipersiapkan mulai dari perbaikan infrastruktur pendukung, perbaikan Standart Operating Procedure dan persiapan lain yang dibutuhkan dalam rangka mendukung implementasi ERP ditargetkan selesai di seluruh PTPN pada 1 Januari 2018. Investasi TI Investasi TI dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan pengembangan dan/atau pengadaan TI serta fungsi pengoperasian TI yang wajib dilakukan dengan mengacu pada Rencana Strategis TI serta mendapat persetujuan manajemen. Setiap investasi TI didokumentasikan dan ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bidang TI, dan dalam pelaksanaan/realisasi setiap investasi TI wajib dibentuk Manajemen Proyek yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan investasi TI. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 100 Rencana Dan Pengembangan TI Untuk mencapai tujuan tersebut diatas strategi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diarahkan sebagai berikut: • Identifikasi dan kajian proses bisnis yang akan diotomasi TI harus dilakukan secara menyeluruh, sehingga implementasi Teknologi Informasi tidak sekedar mengotomasi proses yang sebelumnya berjalan secara manual, akan tetapi didahului dengan BPR (Business Process Re-engineering) untuk menghasilkan proses bisnis yang ramping dan didukung TI (enabled by IT). • Penyusunan arsitektur aplikasi perlu dilakukan, agar ke depan akuisisi ataupun implementasi aplikasi baru bisa terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada, sekaligus menghindari vendor driven dalam perencanaan dan akuisisi/implementasi aplikasi. • Penggunaan dan penyediaan platform infrastruktur TI yang tepat untuk aplikasi bisnis yang sejalan arsitektur TI dan standar teknologi yang terbuka. • Change Management yang mampu mendorong SDM dan organisasi ke arah sikap IT minded dan IT awareness, sehingga tercapai kinerja yang efektif dan efisien. Peningkatan awareness terhadap TI dan manfaatnya perlu dilakukan terus menerus melalui media-media yang tersedia. • Pemanfaatan TI harus mempermudah dan menyederhanakan, tidak menambah proses. • Sistem TI harus memenuhi kriteria user friendly sehingga keengganan (reluctant) pengguna dalam mengoperasikannya bisa diminimalisir. • Mempertimbangkan keterbatasan sumber daya internal, implementasi aplikasi akan menggunakan aplikasi komersial (COTS: Commercial Off The Shelf) untuk memastikan pemanfaatan best practice industry, kematangan teknologi dan kecepatan implementasi. Pengembangan aplikasi dari awal memperhatikan kriteria teknologi yang memungkinkan integrasi dengan sistem yang sudah berjalan. • Setiap aplikasi legacy yang akan dipertahankan dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi enterprise, perlu direncanakan dari awal untuk mengembangkan adapter aplikasi. • Pengembangan TI bertahap, dapat mengubah persepsi akan manfaat TI pada tingkat Manajemen dan Direksi. • Penggunaan infrastruktur secara bersama dengan metode virtualisasi untuk meningkatkan efisiensi dan biaya rendah. • Penyediaan sumber daya yang mencukupi pada area yang terkait dengan proses bisnis inti. Adapun keputusan dan tindakan yang mungkin dilakukan setelah melakukan analisa kesenjangan ini adalah: • Upgrade: melakukan pembaruan dari sistem atau sumber daya TI yang ada • Replace: mengganti sistem lama dengan sistem baru • Continue as-is: melanjutkan penggunaan sistem lama, karena masih bermanfaat dan cocok dengan strategi ke depan • New system: mengimplementasikan sistem TI yang sama sekali baru • Retire: jika proses yang ada sebelumnya, berdasarkan rancangan arsitektur dianggap tidak diperlukan dan ditinggalkan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 101 Selain itu direncanakan pada tahun 2017 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyusun kebijakan Hubungan Induk dan Anak (Holding Company – Operating Company) dalam Penyediaan Layanan ICT. Area Jujur • Tulus • Ikhlas Kebijakan Keterangan Relationship with Op Co Holding Company adalah ICT Service Provider bagi Operating Company Seluruh kebutuhan layanan ICT Operating Company di dikembangkan dan dikelola oleh Holding Company Scope of Service Holding Company melaksanakan seluruh kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan dukungan layanan ICT untuk masing-masing Operating Company Scope layanan dan garansi tingkat layanan secara detail dituliskan dalam Service Catalog dan Service Level Guarantees Asset Owner Seluruh fasilitas/asset yang diperlukan untuk penyediaan ICT di sediakan dan dimiliki oleh Holding Company Asset ICT yang sudah dibeli dan dimiliki Operating Company tidak akan dialihkan ke Holding. Selanjutnya Operating Company tidak boleh membeli asset ICT yang baru Cost/Expense Seluruh biaya yang timbul dalam operasional dan pengembangan ICT ditanggung oleh Holding Company Tidak ada biaya operasional ICT Operating Company, termasuk biaya pemeliharaan, asset lama miliki Operating Company (semua ditanggung Holding Company) HR Seluruh personil ICT, organic atau outsourced dikelola dan dibiayai oleh Holding Tidak ada biaya SDM ICT Operating Company Charging Holding Company akan mencharge Operating Company atas layanan ICT yang diberikan, mencakup Depresiasi/ Amortisasi investasi dan biaya operasional ICT Asset yang dibeli sendiri oleh Operating Company tidak termasuk dalam Dep/Amort Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 102 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 103 Pencapaian terbesar Pencapaian terbesar diraih dengan upaya keras bahkan pengorbanan untuk hasil yang dapat dirasakan di masa depan Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 104 TINJAUAN UMUM Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tercatat sebesar 5,02%, membaik dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,88%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga, perbaikan kinerja investasi, dan peningkatan ekspor. Konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh cukup kuat didukung oleh terkendalinya inflasi. Peningkatan kinerja investasi terutama didorong oleh pertumbuhan investasi nonbangunan dalam bentuk kendaraan dan peralatan lainnya. Perbaikan ini terindikasi pada kinerja sektor pertambangan dan perkebunan yang meningkat. Di sisi lain, investasi bangunan masih melambat sejalan dengan belum kuatnya dukungan investasi sektor swasta. Sementara itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan yang signifikan seiring dengan mulai meningkatnya harga beberapa komoditas seperti harga batubara dan kelapa sawit. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 mencatat surplus sebesar US$0,99 miliar, lebih tinggi jika dibandingkan surplus November 2016 yang tercatat sebesar US$0,83 miliar. Peningkatan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2016 tercatat sebesar US$1,45 miliar, sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,46 miliar. Surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut turun tipis karena dipengaruhi oleh pertumbuhan impor nonmigas (1,35%, mtm) yang melebihi pertumbuhan ekspor nonmigas (1,13%, mtm). Pertumbuhan impor nonmigas terutama bersumber dari peningkatan impor serealia, kapal laut dan bangunan terapung, perhiasan/permata, daging hewan, serta senjata/amunisi. Sementara itu, pertumbuhan ekspor nonmigas terutama didorong kenaikan ekspor bahan bakar mineral, karet dan bahan dari karet, kelapa sawit dan turunannya, pakaian jadi bukan rajutan, bijih, kerak, dan abu logam, serta besi dan baja. Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan 2016 tercatat surplus US$8,78 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan 2015 yang sebesar US$7,67 miliar. Perbaikan neraca perdagangan 2016 tersebut didorong oleh naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas dibandingkan tahun 2015. TINJAUAN Industri Selama 2016 kinerja ekspor sawit tumbuh positif dari aspek nilai perdagangan. Data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) menunjukan bahwa nilai ekspor produk sawit mencapai US$17,8 miliar atau naik 8% dibandingkan tahun sebelumnya US$16,5 miliar. Kenaikan nilai ekspor sawit disebabkan oleh kenaikan harga CPO dunia yang cukup signifikan. Kenaikan harga CPO dunia disebabkan oleh faktor penurunan produksi dari akibat Elnino pada 2015 di Indonesia dan Malaysia, serta akibat keberhasilan program mandatori biodiesel. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 105 Kenaikan nilai ekspor tak diimbangi oleh volume ekspor sawit yang mengalami penurunan sebesar 2% sebanyak 25,7 juta ton jika dbandingkan tahun sebelumnya mencapai 26,2 juta ton. Sementara pada sektor karet, berdasarkan data Gapkindo, produksi karet tahun 2016 sebesar 3,182 juta ton, faktor penyebab kenaikan produksi karet tahun ini adalah kenaikan harga karet yang sudah mencapai Singapore Exchange Limited (SGX) US$2,2 per kilogram (kg) atau US$2,8 berdasarkan perdagangan Tokyo Commodity Exchange (Tocom), Indonesia menggunakan SGX. Ada dua faktor penyebab kenaikan harga karet. Pertama adalah faktor fundamental dimana kenaikan penjualan mobil di Tiongkok mencapai 6% pada tahun 2016 sehingga mendorong peningkatan konsumsi karet. Sementara pada waktu bersamaan produksi karet berkurang karena banjir dan hujan terjadi di Indonesia, Malaysia dan Thailand, yang merupakan negara produsen karet. Selain itu, kenaikan harga karet juga disebabkan naiknya harga minyak dunia di atas US$50 per kg. Adapun mengenai harga karet, saat ini komoditas tersebut dihargai US$2,8-3 per kilogram. Sementara, harga di tingkat petani dapat mencapai Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya di mana harga karet sempat merosot tajam di bawah satu dolar AS per kilogram. Peningkatan kinerja dua sektor perkebunan tersebut mampu mendorong surplus neraca perdagangan nonmigas, khususnya pertumbuhan ekspor nonmigas. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 106 TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) merupakan perusahaan induk yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perusahaan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Produk utama Perusahaan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) serta produk hilir karet. Areal keseluruhan Holding terdiri atas areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal tanaman konsesi karet seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha, areal tebu sendiri seluas 49.383 ha, areal tanaman kopi seluas 13.377 ha serta areal tanaman kakao seluas 6.390 ha. Segmen Kelapa Sawit Luas Area Kelapa Sawit Luas areal tanaman kelapa sawit pada tahun 2016 adalah 575.744,52 Ha menurun seluas 1.826,82 Ha dari tahun sebelumnya. Luas areal tanaman kelapa sawit terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 463.817,63 Ha, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 55.705,96 Ha, Tanaman Baru (TB)/Tanaman Ulang (TU) /Tanaman Tahun Ini (TTI) 20.599,64 Ha dam Tanaman Tidak Produktif seluas 34.931,36 Ha, Bibitan seluas 385,93 Ha dan Kebun Benih Sawit seluas 304,00 Ha. Total tanaman kelapa sawit diuraikan dalam tabel berikut ini; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 107 Tabel Area Tanaman Kelapa Sawit Keterangan (Ha) 2016 2015 463.817,63 455.764,65 101,77 TBM 55.705,96 74.554,50 74,72 TU/TK/TB/TTI 20.599,64 13.707,59 150,28 ATP/ITAD 34.931,36 32.878,07 106,25 TM Pencapaian Bibitan 385,93 420,53 91,77 Kebun Benih 304,00 246,00 123,58 Jumlah Area 575.744,52 577.571,34 99,68 Kapasitas Produksi Kelapa Sawit Pencapaian produksi TBS kelapa sawit kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 7.698.104 ton atau 95,19% dari RKAP sebesar 8.086.841 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 7,40%. Sementara pencapaian produksi Pembelian TBS Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 3.503.141 ton atau 72,66% dari RKAP sebesar 4.821.421 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 30,26%. Pencapaian Total produksi TBS realisasi tahun 2016 sebesar 11.201.245 ton atau 86,78% dari RKAP sebesar 12.908.262 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 16,01%. Pencapaian produksi minyak sawit kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 1.708.750 ton atau 92,76% dari RKAP sebesar 1.842.046 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 8,94%. Sementara pencapaian produksi minyak sawit hasil dari Pembelian TBS Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 668.412 Ton atau 71,71% dari RKAP sebesar 932.111 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 30,14%. Pencapaian total produksi Minyak Sawit realisasi tahun 2016 sebesar 2.377.162 ton atau 85,69% dari RKAP sebesar 2.774.157 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 16,10%. Pencapaian produksi Inti Sawit (kernel) kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 318.746 ton atau 88,71% dari RKAP sebesar 359.311 ton, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 12,53%. Sementara pencapaian produksi Inti Sawit (kernel) hasil pembelian TBS Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 147.876 ton atau 71,30% dari RKAP sebesar 207.398 ton, Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 29,93%. Pencapaian total produksi Inti Sawit (kernel) realisasi tahun 2016 sebesar 466.622 ton atau 82,34% dari RKAP sebesar 566.709 ton, Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 18,91%. Kendala yang menyebabkan tidak tercapainya produksi kebun sendiri antara lain: • Penurunan produksi kelapa sawit sebagai akibat el-Nino di setiap wilayah/daerah • Pengaruh el-Nino yang mengakibatkan water defisit Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 108 • Realisasi pemupukan dilaksanakan tidak sesuai rencana karena beberapa hal tidak dilaksanakan dikarenakan kondisi keuangan yang kurang memadai. • Masih terjadi pencurian di beberapa kebun • Tingkat lossis minyak di pabrik pengolahan kelapa sawit masih tinggi yang disebabkan maintenance mesin, peralatan tidak optimal Kendala yang dihadapi dalam pencapaian produksi plasma/pihak III antara lain: • Harga beli kurang kompetitif • Tingkat likuiditas yang kurang baik • TBS olah yang masuk ke pabrik pengolahan kelapa sawit masih belum memenuhi kriteria matang panen. Produktivitas Kelapa Sawit Pencapaian produktivitas TBS kelapa sawit realisasi tahun 2016 sebesar 16,54 ton/Ha dari RKAP sebesar 17,31 ton/Ha atau 95,57% dan masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 9,05%. Pencapaian produktivitas Minyak Sawit realisasi tahun 2016 sebesar 3,67 ton/Ha dari RKAP sebesar 3,94 ton/Ha atau 93,14% dan masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 10,56%. Pencapaian produktivitas Inti Sawit sebesar 0,68 ton/Ha atau 89,7% dari RKAP sebesar 0,77 ton/Ha dan masih berada di bawah periode yang sama tahun lalu sebesar 14,09%. Penjualan Realisasi nilai penjualan CPO tahun 2016 terealisasi senilai Rp18.257.390 juta atau mengalami penurunan dibandingkan nilai yang dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 Rp20.187.784 juta dan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp19.462.044 juta. Penurunan ini disebabkan tidak tercapainya volume penjualan (sejalan dengan capaian produksi CPO) meskipun harga jual CPO mengalami kenaikan dibandingkan dengan RKAP dan realisasi periode yang sama tahun lalu. Keterangan 1 2015 2 2016 3 RKAP 2016 4 Perbandingan (%) 5 (3:2) 6 (3:4) Nilai (Rp Juta) 19.462.044 18.257.390 20.187.784 93,81 90,44 Volume (Ton) 2.827.543 2.367.302 2.768.017 83,72 85,52 6.883 7.712 7.293 112,05 105,75 Harga (Rp/Kg) Realisasi nilai penjualan Inti Sawit tahun 2016 terealisasi senilai Rp859.184 juta atau mengalami penurunan dibandingkan nilai yang dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 dan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan tidak tercapainya volume penjualan meskipun harga jual kernel mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan RKAP dan periode yang sama tahun lalu. Keterangan 2015 2016 RKAP 2016 1 2 3 4 Perbandingan (%) 5 (3:2) Nilai (Rp Juta) 934.524 859.184 984.378 Volume (Ton) 226.171 143.081 188.801 63,23 75,78 4.132 6.005 5.214 147,53 115,17 Harga (Rp/Kg) Laporan Tahunan 2016 93,29 6 (3:4) 87,28 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 109 Faktor – faktor yang mempengaruhi kenaikan harga CPO dan Turunannya: 1.Data World Bank menunjukkan bahwa produksi minyak sawit Malaysia untuk periode 2015/16 turun 1,9% menjadi 19.500.000 ton dari semula 19.879.000 ton pada periode 2014/15, sedangkan 2. Produksi minyak sawit Indonesia tahun 2015/16 bertahan pada level 33 juta ton dari tahun sebelumnya. 3. Menurut GAPKI produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan turun sekitar 1,5% tahun ini menjadi 32,0 juta ton dari semula 32,5 juta ton pada tahun 2015, yang akan menjadi penurunan pertama sejak tahun 1998, karena kemarau yang disebabkan oleh pola cuaca el-Nino yang dapat membatasi produksi. 4. Menurut Departemen Pertanian AS produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan turun menjadi 19,5 juta ton di tahun 2015/16 dari semula 19,8 juta ton di tahun 2014/15, sedangkan perkiraan produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 2016 tidak berubah yaitu 33 juta ton. 5. Mandatori Biodiesel. a) Indonesia menaikkan kandungan bio minimum diesel menjadi 20% (B-20) tahun 2016 dari tahun 2015 sebesar 15% (B-15). b) Tahun ini dengan program B-20, target penyerapan bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit diharapkan mencapai 3,6 juta kiloliter. Dengan target tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) memperkirakan realisasi sebesar 60%. 6. Perkiraan naiknya harga minyak mentah. World Bank menaikkan forecastnya untuk harga minyak. mentah tahun 2016 menjadi $43 per barrel dari $41 per barrel karena stok turun dan meningkatnya permintaan pada kuartal kedua. Harga minyak melonjak 37% pada kuartal kedua tahun 2016 karena gangguan stok, khususnya kebakaran hutan di Kanada dan sabotase infrastruktur minyak di Nigeria. Pergerakan minyak mentah crudeoil untuk bulan September 2016, rata-ratanya sedikit naik dibandingkan dengan rata-rata harga crudeoil bulan Agustus 2016 yaitu naik 1,0% mencapai US$ 45,23 per bbl atau % dari harga rata-rata Minyak mentah bulan Agustus yang juga mencapai US$ 44.80 per bbl. Pergerakan harga minyak mentah sangat mempengaruhi pergerakan harga Sawit tahun 2016. 7.Regulasi. a) India mengumumkan akan menurunkan bea masuk CPO dan refined vegetable oils sebanyak 5% masing-masing menjadi 7,5% dan 15%, dalam rangka untuk mengurangi food inflation. Trader mengatakan, penurunan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor sawit, yang turun bulan ini karena melemahnya permintaan dari India. b) Menteri Perdagangan mengatakan bahwa Indonesia akan menurunkan pajak ekspor untuk CPO pada bulan Juli menjadi 0, turun dari $3 per ton pada bulan Juni. 8.Pasokan soybean AS akan berkurang secara tajam di paruh tahun pertama tahun 2016/17. Jika kondisi la-Nina terus berkembang dan cuaca yang merugikan terjadi di Amerika Selatan di kemudian hari akan menyebabkan kejenuhan soybean AS karena kekeringan dan fase kritis pertumbuhan biji di empat minggu kedepan. Permintaan global untuk soybean dan produk soy akan terus naik secara tajam di tahun 2016/17. Ini akan membuat produksi soybean dunia kesulitan untuk memenuhi permintaan, dan juga untuk tahun 2017/18. Planting soybean tampaknya akan tidak terjadi banyak peningkatan di tahun tanam 2016/17 dengan forecast untuk Amerika akan tetap atau naik secara marginal, Amerika Selatan akan juga tetap atau cenderung turun, seperti terjadinya penurunan di Argentina 0.9 juta ha dan di Brazil hanya naik 0.5 juta ha. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 110 Segmen Karet Luas Area Karet Luas areal Tanaman Karet pada tahun 2016 adalah 164.182,24 Ha, menurun seluas 8.775,54 Ha dari tahun sebelumnya. Luas areal Tanaman Karet terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) karet seluas 106.587,25 Ha, Tanaman belum menghasilkan seluas 44.425,25 Ha, Tanaman Baru (TB) /Tanaman Ulang (TU) /Tanaman Tahun Ini (TTI) 144.89 Ha dan Tanaman Tidak Produktif seluas 12.868,46 Ha dan Bibitan seluas 156,39 Ha. Total areal tanaman karet diuraikan dalam tabel dibawah ini. Tabel Area Tanaman Karet Keterangan TM TBM TU/TK/TB/TTI ATP/TTAD* Bibitan Jumlah Area (Ha) 2016 2015 Pencapaian 106.587,25 101.308,25 105,21 44.425,25 54.044,19 82,20 144,89 3.541,92 4,09 12.868,46 13.810,28 93,18 156,39 253,14 61,78 164.182,24 172.957,78 94,93 *ATP: Areal Tidak Produktif *TTAD: Tanaman Tahun Akan Datang Kapasitas Produksi dan Produktivitas Karet Pencapaian produksi karet kering kebun sendiri realisasi tahun 2016 sebesar 140.725 ton atau 100,53% dari RKAP sebesar 139.986 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini berada di atas 9,65%. Sementara pencapaian produksi pembelian karet kering Plasma/Pihak III realisasi tahun 2016 sebesar 33.782 ton atau 62,97% dari RKAP sebesar 53.644 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada di bawah 39,73%. Pencapaian total produksi karet kering realisasi tahun 2016 sebesar 174.507 ton atau 90,12% dari RKAP sebesar 193.631 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini masih berada dibawah 5,36%. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 111 Pencapaian produktivitas karet kering realisasi tahun 2016 sebesar 1.262,32 Kg/Ha atau 99,71% dari RKAP sebesar 1.265,97 Kg/Ha. Jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, capaian ini berada di atas 4,49%. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian produksi karet kering kebun sendiri antara lain: 1.Pengaruh el-Nino yang mengakibatkan water defisit. 2. Tanaman Menghasilkan (TM) dominan tanaman tua dan tua renta. 3. Lowong sadap yang diakibatkan tingginya hari hujan, kekurangan tenaga sadap dan mangkir yang tidak teratasi dengan pelaksanaan sadap hari Minggu/libur. 4. Ketidakmampuan bersaing dengan pabrik pengolahan karet swasta dalam hal Pembelian bahan baku karet pihak ketiga. 5. Rendahnya harga pembelian bahan baku karet dari petani, sehingga petani menahan panen. Penjualan Karet Realisasi penjualan karet tahun 2016 senilai Rp3.217.900 juta belum mampu mencapai nilai yang dianggarkan dalam RKAP tahun 2016 (senilai Rp3.423.349 juta) dan realisasi nilai penjualan periode yang sama tahun lalu yaitu senilai Rp3.620.697 juta. Tidak tercapainya nilai penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu disebabkan realisasi harga jual dan volume masih di bawah harga dan volume yang teralisasi periode yang sama tahun lalu. Keterangan 2015 2016 RKAP 2016 1 2 3 4 Nilai (Rp Juta) Jujur • Tulus • Ikhlas Perbandingan (%) 5(3:2) 6(3:4) 3.620.697 3.217.900 3.423.349 88,88 94,00 Volume (Ton) 191.358 174.895 194.747 91,40 89,81 Harga (Rp/Kg) 18.921 18.399 17.578 97,24 104,67 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 112 Segmen Tebu Luas Area Tebu Luas areal Tanaman Tebu pada tahun 2016 adalah 199.087,55 Ha, menurun seluas 91,79% dari tahun sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut; Tabel Area Tanaman Tebu Keterangan (Ha) 2015 2016 Pencapaian Tebu Sendiri 48.133,88 49.427,21 90,98 Tebu Rakyat 168.781,93 149.704,79 96,33 Bibitan Jumlah Area 5.437,06 5.397,12 99,27 216.895,24 199.087,55 94,95 Kapasitas Produksi dan Produktivitas Tebu Kapasitas produksi tebu digiling adalah sebanyak 15.253.409 Ton atau 99,13% dari RKAP tahun 2016 sebanyak 15.387.884 ton dan mengalami peningkatan 6,83% dari realisasi tahun 2015 sebanyak 15.387.884 ton. Total Realisasi rendemen tahun 2016 adalah 6,18%, atau 7,85% lebih rendah dibanding dengan RKAP tahun 2016 yang dianggarkan sebesar 6,71% dan lebih rendah 21,85% dibandingkan dengan realisasi tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya musim kemarau basah (la-Nina) sehingga kemasakan tebu tidak sesuai dengan harapan dan tebang angkut mengalami banyak hambatan dan berdampak pada penurunan kualitas BBT. Hal itu juga berakibat pada pasokan tebu yang tidak sesuai kapasitas giling, efektivitas rendemen, rendahnya produksi gula dan downtime mesin yang tinggi serta terjadi idle kapasitas giling. Total Produksi gula tahun 2016 sebesar 942.678 ton atau 91,07% dari RKAP Tahun 2016 sebanyak 1.035.101 ton dan mengalami penurunan 16,80% dari realisasi realisasi tahun 2015 sebanyak 1.132.985 ton. Hal ini disebabkan dari jumlah tebu yang digiling dan rendemen berada jauh dibawah RKAP 2016. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 113 Total produksi tetes tahun 2016 sebesar 794.244 ton atau 111,17% dari RKAP Tahun 2016 sebanyak 714.461 ton dan mengalami penurunan 1,08% dari realisasi tahun 2015 sebanyak 785.753 ton. Tercapainya produksi tetes disebabkan karena rendemen tetes 12% diatas RKAP 2016. Kapasitas giling mengindikasikan rata–rata jumlah tebu digiling tiap harinya, kinerja kapasitas giling inklusif sebesar 98.680 TCD atau tercapai 77,54% dari RKAP 2016, sedangkan pada periode yang sama, realisasi kapasitas giling tahun 2015 sebesar 110.631 TCD, lebih rendah dengan adanya 3 PG yang tidak giling pada periode yang sama dan tidak terpenuhinya pasokan bahan baku tebu serta kerusakan peralatan dalam pabrik. Produktivitas tebu per hektar secara total sebesar 76.33 ton/Ha atau 104,01% dari RKAP tahun 2016 dan mengalami peningkatan 15,96% dari realisasi tahun 2015 sebesar 65.82 ton/Ha dengan adanya curah hujan merata sepanjang tahun. Penjualan Gula Realisasi nilai penjualan gula tahun 2016 masih di bawah RKAP dan periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan realisasi volume penjualan hanya terealisasi 435.709 ton atau 72,95% dari RKAP dan 82,16% dari volume periode yang sama tahun lalu meskipun dari sisi harga jual, realisasi harga jual gula (Rp10.114,-/Kg) mengalami kenaikan dibandingkan harga yang dianggarkan dalam RKAP (Rp10.028,-/ Kg) dan dari realisasi periode yang sama tahun lalu (Rp8.466,-/Kg). Keterangan 2015 2016 RKAP 2016 1 2 3 4 Nilai (Rp Juta) Volume (Ton) Perbandingan (%) 5 (3:2) 5.360.109 4.403.784 6.036.963 633.169 435.709 599.017 68,81 72,74 8.466 10.114 10.028 119,63 100,86 Harga (Rp/Kg) 82,16 6 (3:4) 72,95 Penjualan Tetes Sementara nilai penjualan tetes mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan RKAP dan mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Nilai penjualan tetes realisasi tahun 2016 dibukukan senilai Rp953.185 juta atau mencapai 116,32% dibandingkan dengan nilai yang dianggarkan yaitu Rp819.454 juta dan 89,84% dibandingkan dengan nilai yang terealisasi tahun lalu yaitu Rp1.097.691 juta. Kenaikan dibandingkan RKAP disebabkan volume penjualan yang terealisasi sebesar 604.276 ton atau 113,51% dari volume yang dianggarkan sebanyak 532.359 ton atau 87,25% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 692.551 ton. Kenaikan harga jual dari semula Rp1.539,-/ Kg (RKAP) dan Rp1.585,-/Kg (tahun sebelumnya) menjadi Rp1.577,-/Kg mampu meningkatkan nilai penjualan secara signifikan. Keterangan 1 Nilai (Rp Juta) Volume (Ton) Harga (Rp/Kg) Jujur • Tulus • Ikhlas 2015 2016 RKAP 2016 2 3 4 Perbandingan (%) 5(3:2) 6(3:4) 1.097.691 953.185 819.454 86,84 116,32 692.551 604.276 532.359 87,25 113,51 1.585 1.650 1.539 99,52 102,48 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 114 Peningkatan penjualan tetes dipengaruhi oleh; 1. Produksi gula dunia dan Indonesia tahun 2016 diperkirakan menurun dibanding tahun 2015. 2. Tren harga eceran lokal sejak bulan Agustus 2015 hingga Juli 2016 cenderung naik karena ketatnya pasokan dan terkendalinya peredaran gula rafinasi sehingga tidak merembes ke pasar konsumsi rumah tangga. 3. Sentimen positif atas kebijakan pengetatan impor dan pengendalian distribusi gula rafinasi, serta kerjasama pemerintah dengan KPK dalam memperbaiki Tata Niaga Gula. Pemerintah melanjutkan kebijakan pengedalian distribusi gula rafinasi sehingga tidak merembes ke pasar konsumsi. 4. HPP GKP 2016 naik menjadi Rp9.100 per kg dibanding HPP GKP 2015 sebesar Rp 8.900,- per kg (Permendag No. 42/M-DAG/PER/5/2016 tgl. 31 Mei 2016 Penetapan Harga Gula Kristal Putih Tahun 2016). 5. Permintaan meningkat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2016 (Juli 2016). 6. Berdasarkan hasil survey Ditjen Perkebunan atas Biaya Pokok Produksi Gula Petani (BPP Gula) Tahun 2016, maka BPP Gula tertinggi dikisaran Rp10.276,- per kg (PG Sudhono – PTPN X) dan Rp10.549,per kg (PG Sindang Laut – PT. RNI). Segmen Tanaman Lainnya Luas Area Tanaman Lainnya Luas areal Teh seluas 31.157,46 Ha di PTPN IV, VI, VII, VIII, IX, dan XII dimana areal terluas berada di PTPN VIII seluas 20.618,07 Ha. Total areal tanaman kopi seluas 13.377,36 Ha berada di PTPN VI, VIII, IX, dan XII dengan areal terluas berada di PTPN XII seluas 11.125,68 Ha, sedangkan komoditi kakao hanya dimiliki oleh PTPN XII seluas 6.390,49 Ha. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 115 Tabel Area Tanaman Lainnya (Ha) Keterangan 2015 Teh 2016 Pencapaian 31.606,00 31.157,46 98,58 Kopi Robusta 5.609,24 6.439,82 114,81 Kopi Arabika 6.861,56 6.937,54 101,11 Tembakau 1.673,19 1.438,83 85,99 Kakao Edel 1.965,96 1.961,90 99,79 Kakao Bulk 4.726,65 4.428,59 93,69 Kapasitas Produksi dan Produktivitas Teh Keterangan 2015 2016 RKAP 2016 1 2 3 4 Areal TM (ha) Perbandingan (%) 5(3:2) 6(3:4) 27.524,16 29.472,66 29.472,66 100 107 186.588 218.039 247.552 88 117 - Pembelian Pihak ke-3 7.515 6.394 7.897 81 85 - ATP/Lancuran 3.411 4.462 5.139 87 131 197.514 228.894 260.588 88 116 42.610 48.968 54.674 90 115 1.601 1.373 1.708 80 86 790 983 1.146 86 124 45.001 51.324 57.528 89 114 1.548 1.661 1.855 90 107 - Kebun Sendiri 22,84 22,46 22,09 102 98 - Pembelian Pihak ke-3 21,30 21,48 21,63 99 101 - ATP/Lancuran 23,16 22,04 22,29 99 95 22,78 22,42 22,08 102 98 Produksi Basah (ton) - Kebun Sendiri - Jumlah Produksi Basah Produksi Kering (ton) - Kebun Sendiri - Pembelian Pihak ke-3 - ATP/Lancuran - Jumlah Produksi Kering Produktivitas (kg/ha) Rendemen (%) - Rata-rata Rendemen 1. Luas lahan teh yang menghasilkan adalah seluas 29.472,66 ha (100% terhadap RKAP 2016 dan 107% terhadap pencapaian 2015). 2. Produksi teh realisasi Tahun 2016 sebesar 51.324 ton (89% terhadap RKAP 2016, 114% thd Real 2015) 3. Produktivitas teh mencapai 1.661 kg/ha (90% thd RKAP 2016 dan 107% thd Real 2015 yaitu 1.548 kg/ha), tertinggi dicapai oleh PTPN VII sebesar 2.618 kg/ha (90% thd RKAP 2016 dan 104% thd Real 2015 yaitu 2.530 kg/ha) sedangkan terendah dicapai oleh PTPN VIII sebesar 1.487 kg/ha (90% thd RKAP 2016 dan 118% thd Real 2015 yaitu 1.261 kg/ha). 4. Pencapaian rendemen sebesar 22.42% (102% thd RKAP 2016 dan 98% thd Real 2015), tertinggi dicapai PTPN VIII sebesar 23.22% (103% thd RKAP dan 98% thd Real 2015) sedangkan terendah dicapai oleh PTPN IX sebesar 20.33% (100% thd RKAP dan 99% thd Real 2015). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 116 Penjualan Teh Realisasi nilai penjualan teh tahun 2016 senilai Rp821.229 juta masih di bawah nilai yang dianggarkan dalam RKAP yaitu Rp1.083.382 juta dan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yaitu senilai Rp910.591 juta. Hal ini disebabkan karena meskipun dari harga jual mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun realisasi volume penjualan teh tahun 2016 sebesar 44.542 ton atau hanya mencapai 85,14% dari volume yang dianggarkan dalam RKAP yaitu sebesar 52.212 ton dan hanya mencapai 90,84% jika dibandingkan dengan volume penjualan tahun lalu yang mencapai 48.933 ton. Dari sisi harga jual, realisasi harga jual realisasi tahun 2016 senilai Rp18.474,-/kg juga masih di bawah harga jual yang dianggarkan yaitu Rp20.750,-/Kg. Namun realisasi harga jual teh mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi harga jual periode yang sama tahun lalu yaitu Rp18.609,-/Kg. Keterangan 2015 2016 1 2 3 RKAP 2016 4 Perbandingan (%) 5(3:2) 6(3:4) Nilai (Rp Juta) 910.591 821.229 1.083.382 90,19 75,80 Volume (Ton) 48.933 44.452 52.212 90,84 85,14 Harga (Rp/Kg) 18.609 18.474 20.750 99,28 89,03 Areal keseluruhan Holding didominasi oleh areal konsesi kelapa sawit seluas 575.744 ha, sedangkan areal tanaman konsesi karet seluas 164.182 ha, areal konsesi teh 31.157 ha serta areal tebu sendiri seluas 49.427 ha. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 117 KINERJA KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan Rp miliar Tahun 2016 Uraian Aset Lancar 15.385,53 Aset Tidak Lancar Tahun 2015 (disajikan kembali) 14.578,68 Jumlah Pertumbuhan % Pertumbuhan 806,85 5,53% 96.577,33 94.445,76 2.131,54 2,26% 111.962,87 109.024,44 2.938,43 2,70% Liabilitas Jangka Pendek 21.570,60 21.090,04 480,56 2,28% Total Liabilitas Jangka Panjang 39.270,75 34.759,00 4.511,75 12,98% TOTAL LIABILITAS 60.841,35 55.849,04 4.992,31 8,94% 34.059,88 13.511,68 20.548,20 152,08% (13.850,61) 6.639,77 (7.210,84) -108,60% 34.906,13 35.096,93 (190,80) -0,54% TOTAL ASET EKUITAS Ekuitas yang dapat didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham - nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Modal dasar - 54.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh - 34.059.877 saham (2015 : 13.511.677 saham) Komponen ekuitas lainnya Surplus revaluasi aktiva tetap Saldo Laba : - Ditentukan penggunaannya 1.603,34 1.603,34 - 0,00% - Belum ditentukan penggunaannya (10.106,35) (8.486,60) (18.592,95) -219,08% Total ekuitas yang dapat didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 46.612,38 48.365,12 (1.752,49) -3,62% 4.509,14 4.810,28 (301,14) -6,26% 51.121,52 53.175,40 (2.053,88) -3,86% 111.962,87 109.024,44 2.938,84 2,70% Kepentingan non Pengendali Total Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS Aset Total Aset Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun 2016 mencapai Rp111.962,9 miliar, meningkat 2,7% dari tahun 2015 yang dibukukan sebesar Rp109.024,4 miliar. Peningkatan total aset disebabkan oleh bertambahnya aset lancar. Aset lancar Aset lancar meningkat 5,5% menjadi Rp15.385,5 miliar per tanggal 31 Desember 2016 dari Rp14.578,7 miliar pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 118 Kas dan Setara Kas Selama tahun 2016, kas dan setara kas Perusahaan sebesar Rp3.815,2 miliar, turun sebesar Rp80,8 miliar atau 2,1% dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp3.896 miliar. Penurunan kas dan setara kas yang terbesar berasal dari komponen kas yang berada di bank entitas berelasi dengan Pemerintah sebesar Rp886,67 miliar atau 32,25%, yaitu dari sebesar Rp2,75 triliun pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi sebesar Rp1,86 triliun pada tanggal 31 Desember 2016. Piutang Usaha - Neto Piutang usaha – neto Perseroan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihakpihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang usaha - neto terealisasi sebesar Rp556,9 miliar, turun 9,3% atau sebesar Rp56,9 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp613,8 miliar. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan pada jumlah piutang yang berumur lebih dari 3 tahun. Piutang Lain-lain - Neto Piutang lain-lain - neto Perusahaan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang lain-lain - neto adalah sebesar Rp910,5 miliar, naik 22% atau sebesar Rp164,3 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp746,2 miliar. Pajak Dibayar Dimuka Selama tahun 2016, pajak dibayar dimuka adalah sebesar Rp872,4 miliar, turun 1,7% atau sebesar Rp15 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp887,4 miliar. Persediaan Selama tahun 2016, aset persediaan adalah sebesar Rp5.535,1 miliar, naik 27,4% atau sebesar Rp1.191,1 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp4.344,0 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya prduktivitas tanaman. Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar meningkat 2,3% menjadi Rp96.577,3 miliar per tanggal 31 Desember 2016 dari Rp94.445,8 miliar pada tahun 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan tanaman yang menghasilkan dan meningkatnya aset tetap. Piutang Lain-lain Jangka Panjang – Neto Piutang jangka panjang - neto Perusahaan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi. Selama tahun 2016, piutang jangka panjang - neto adalah sebesar Rp596,2 miliar, turun 3,3% atau sebesar Rp20,2 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp616,4 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya Piutang Petani Tebu Rakyat (PTR). Investasi Saham Nilai investasi saham neto pada tanggal 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp251,22 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp75,98 miliar atau 41,72% dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp177,26 miliar. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan Perusahaan diakui berdasarkan tanaman menghasilkan – neto, tanaman belum menghasilkan – neto, tanaman semusim, dan tanaman kayu. Selama tahun 2016, tanaman perkebunan terealisasi sebesar Rp34.264,3 miliar, naik 3,5% atau sebesar Rp1.163,9 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp33.100,3 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya tanaman yang menghasilkan sebesar Rp22.012,8 miliar. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 119 Aset Tetap – Neto Selama tahun 2016, aset tetap - neto adalah sebesar Rp56.743,6 miliar, naik 1,7% atau sebesar Rp977,3 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp55.766,3 miliar. Peningkatan jumlah aset tetap (sebelum dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai) terbesar berasal dari komponen mesin dan peralatan. Aset Tidak Lancar Lainnya – Neto Selama tahun 2016, aset tidak lancar lainnya terealisasi sebesar Rp1.241,4 miliar, turun 6,5% atau sebesar Rp86,8 miliar dibanding dengan tahun 2015 sebesar Rp1.328,2 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset tidak produktif dan beban tangguhan. Liabilitas Total liabilitas pada tahun 2016 adalah sebesar Rp60.841,3 miliar atau naik 8,9% dari total Liabilitas tahun 2015 sebesar Rp55.849,0 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka panjang. Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas jangka pendek meningkat 2,3% menjadi Rp21.570,6 miliar per 31 Desember 2016 dari Rp21.090,0 miliar pada 31 Desember 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh utang usaha dan liabilitas imbalan kerja karyawan yang jatuh tempo. Jujur • Tulus • Ikhlas Utang Usaha Utang usaha terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi. Saldo utang usaha per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp5.912,7 miliar, meningkat Rp1.145,3 miliar atau 24% dibanding dengan per 31 Desember 2015 sebesar Rp4.767,4 miliar. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan utang usaha kepada pihak berelasi. Utang Lain-lain Utang lain-lain terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi. Saldo utang lain-lain per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp2.051,2 miliar, naik Rp184,1 miliar atau 9,9% dibanding dengan pada tahun 2015 sebesar Rp1.867,1 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh utang pihak ketiga. Uang Muka Pelanggan Saldo uang muka pelanggan per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp1.215,0 miliar, menurun Rp189,8 miliar atau 14,8% dibanding tahun 2015 sebesar Rp1.404,7 miliar. Utang Pajak Saldo utang pajak per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp723,3 miliar, menurun Rp143,9 miliar atau 16,5% dibanding tahun 2015 sebesar Rp867,1 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Biaya yang masih harus dibayar Pada tanggal 31 Desember 2016 tercatat total biaya yang masih harus dibayar adalah sebesar Rp2.013,8 miliar, meningkat sebesar Rp257,12 miliar atau 14,64% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2015 yaitu sebesar Rp1.756,7 miliar. Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 120 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar 13,0% menjadi Rp39.270,7 miliar per tanggal 31 Desember 2016 dari Rp34.759,0 miliar pada 31 Desember 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain jangka panjang pada pihak berelasi dan liabilitas pajak tangguhan. Utang Lain-lain Jangka Panjang Utang lain-lain jangka panjang Perseroan terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi. Saldo utang lain-lain jangka panjang per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp281,2 miliar, naik Rp84,9 miliar atau 43,2% dibanding pada tahun 2015 sebesar Rp196,3 miliar. Pendapatan Diterima Di Muka Saldo pendapatan diterima dimuka – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp251,9 miliar, naik Rp37,7 juta atau 17,6% dibanding pada tahun 2015 sebesar Rp214,2 miliar. Utang Jangka Panjang Saldo utang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun per 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp26.904,5 miliar, meningkat Rp4.166,3 miliar atau 18,3% dibanding tahun 2015 sebesar Rp22.738,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan wesel bayar (MTN) dan utang jangka panjang lain-lain. Ekuitas Total ekuitas menurun sebesar 3,9% menjadi Rp51.121,5 miliar per 31 Desember 2016 dari Rp53.175,4 miliar pada tahun 2015. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan ekuitas lainnya. Laporan Laba Rugi Rp miliar Uraian Penjualan Tahun 2016 Tahun 2015 (disajikan kembali) Jumlah % Pertumbuhan Pertumbuhan 33.897,16 36.212,11 (2.314,95) -6,39% (25.373,31) (27.743,72) 2.370,41 -8,54% Laba (Rugi) Kotor 8.523,85 8.468,39 55,45 0,65% Laba (Rugi) Usaha 1.172,93 902,27 270,66 29,99% Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan (733,64) (772,46) 38,82 -5,03% Laba (Rugi) Tahun Berjalan (1.386,59) (1.082,91) (303,68) 28,04% (1.204,78) 955,09 (249,69) -26,14% (181,79) (127,90) (53,89) 41,35% (1.785,76) 34.008,87 (32.269,41) -94,89% (287,63) 3.579,48 3.297,20 -92,11% Beban Pokok Penjualan Laba (Rugi) yang dapat didistribusikan ke : - Pemilik Entitas Induk - Kepentingan Non Pengendali Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif yang dapat didistribusikan kepada : - Pemilik Entitas Induk - Kepentingan Non Pengendali Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 121 Penjualan Bersih Pendapatan Perusahaan pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 6,4% menjadi Rp33.897,2 miliar dari Rp36.212,1 miliar pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan berkurangnya volume kapasitas produksi akibat dari bencana la-Nina yang menghambat produktivitas beberapa komoditas Perusahaan. Beban Pokok Penjualan Beban pokok penjualan mengalami penurunan sebesar 8,5% menjadi Rp25.373,3 miliar pada tahun 2016 dari Rp27.743,7 miliar pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kinerja Perusahaan yang sedang melakukan efisiensi biaya bahan baku. Laba Kotor Sebagai akibat dari hal tersebut di atas, laba kotor meningkat menjadi Rp8.523,8 miliar pada 2016 dari Rp8.468,4 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya beban pokok penjualan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 122 Laba Usaha Sementara laba usaha juga mengalami kenaikan 30,0% dari Rp970,64 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp1.189,46 miliar pada tahun 2016. Peningkatan laba usaha disebabkan oleh penurunan beban umum dan administrasi. Laba (Rugi) Tahun Berjalan Laba (rugi) tahun berjalan merupakan laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi beban pajak penghasilan. Dengan perhitungan tersebut, Perusahaan membukukan rugi tahun berjalan tahun 2016 sebesar Rp1.386,6 miliar, lebih tinggi Rp303,7 miliar atau 28% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp1.082,9 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan penurunan yang signifikan pada kinerja pendapatan komprehensif lainnya pada tahun 2016, seperti keuntungan dari hasil revaluasi aset sebesar Rp83,6 juta, pajak tangguhan atas kerugian aktuaria sebesar Rp510,8 miliar, dan penyesuaian liabilitas bersih sebesar Rp1,2 miliar. Laporan Arus Kas Rp miliar Uraian Tahun 2016 Tahun 2015 (disajikan kembali) Jumlah % Pertumbuhan Pertumbuhan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 2.974,64 3.733,80 22,09 -20,33% Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (4.979,51) (8.551,35) (250,42) -41,77% 1.926,58 3.752,38 527,39 -48,66% (78,28) (1.065,17) 299,06 -92,65% (2,54) (12,40) 9,86 -21,67% Saldo Kas dan Setara Kas pada Awal Periode 3.896,02 4.973,60 (1,077,58) -21,67% Saldo Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 3.815,19 3.896,03 (80,83) -21,67% Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Dampak Neto Selisih Kurs atas Kas dan Setara Kas Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 123 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran kas untuk aktivitas operasi lain-lain, pembayaran kas kepada karyawan, penerimaan dan pembayaran bunga, pembayaran pajak penghasilan dan penerimaan dari restitusi pajak. Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2016 mengalami penurunan 20,4% dari Rp3.733,8 miliar pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp2.970,0 miliar, penurunan arus kas dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp34.233,6 miliar yang sebagian diimbangi dengan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp28.635,7 miliar, pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya sebesar Rp5.597,8 miliar, pembayaran bunga sebesar Rp2.080,9 miliar dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp92,6 miliar. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitasi investasi sampai dengan 31 Desember 2016 dibukukan sebesar Rp4.974,5 miliar, turun sebesar Rp3.576,8 miliar atau 41,8% dibanding dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp8.551,3 miliar. Penurunan tersebut diakibatkan oleh berkurangnya penerimaan dari penjualan aset tetap dan penambahan investasi pada entitas asosasi serta adanya Penempatan kas yang dibatasi penggunaannya. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitasi pendanaan sampai dengan 31 Desember 2016 dibukukan sebesar Rp1.926,6 miliar, turun Rp1.825,7 miliar atau 48,7% dibanding dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp3.752,3 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya penerimaan setoran modal dan pinjaman dari pihak berelasi. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 124 KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG Kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dapat dilihat dari rasio kinerja keuangan Perusahaan. Nilai Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 disebabkan peningkatan hutang modal kerja (supplier dan hutang bank jatuh tempo) dan pencairan kredit investasi. Tahun 2016 perusahaan masih membukukan Margin Laba Kotor sebesar 25,15% mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,53% dan berada diatas RKAP sebesar 15,05%. Akan tetapi Margin Laba Bersih yang dibukukan masih diposisi minus dikarenakan realisasi penjualan yang masih dibawah RKAP yang hanya mencapai 84,77%. Sementara tingkat solvabilitas Perusahaan dapat diukur dengan rasio kewajiban terhadap ekuitas (DER) dan rasio kewajiban terhadap aset (DAR). Rasio kewajiban terhadap ekuitas Perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar 119,01%, mengalami peningkatan dibandingkan rasio kewajiban terhadap ekuitas tahun 2015 sebesar 105,03%. Adapun rasio kewajiban terhadap aset (DAR) pada tahun 2016 adalah sebesar 54,34%, mengalami peningkatan dibandingkan rasio kewajiban terhadap aset pada tahun 2015, yaitu sebesar 51,23%. Penurunan kedua rasio ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah aset dan ekuitas tahun 2016. Rasio Kinerja Keuangan Realisasi Realisasi RKAP 2015 2016 2016 Tahun 2015 RKAP 2 3 4 5 (3:2) 6 (3:4) Gross Profit Margin 23,39 25,15 21,85 107,53 115,06 Net Profit Margin (2,99) (4,09) (6,02) (136,79) 67,96 Return On Asset 1,01 1,37 0,20 135,89 674,99 Return On Equity (1,55) (0,88) (4,23) (56,50) 20,68 69,13 71,33 62,21 103,18 114,66 Debt to Equity Ratio 105,03 119,01 132,55 105,69 94,89 Debt to Assets Ratio 51,23 54,34 68,34 50,50 54,34 RASIO(%) 1 Capaian Terhadap PROFITABILITAS Operating Profit Margin RENTABILITAS LIKUIDITAS Current Ratio SOLVABILITAS Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 125 Tingkat Kolektibilitas Piutang Perputaran piutang Perusahaan selama tahun 2016 adalah selama 6 hari, sama dengan tahun 2015 yakni selama 6 hari. Tingkat Kolektibilitas Piutang 2014 2015 2016 Penjualan (Rp miliar) 39.497,9 36.212,1 33.897,2 Piutang usaha (Rp miliar) 778,553 613,8 556,9 Perputaran Piutang (hari) 51 60 7 6 Collection Period (hari) STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman/hutang yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Gambaran struktur modal pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Rp miliar Uraian Tahun 2016 Tahun 2015 (disajikan kembali) Liabilitas Jangka Pendek 21.570,60 21.090,04 Liabilitas Jangka Panjang 39.270,74 34.759,00 Total Liabilitas 60.841,35 55.849,04 Ekuitas 51.121,52 53.175,40 111.963,11 109.024,43 42,19% 39,66% Total Piutang Lain-lain Rasio : Rasio Liabilitas Jangka Pendek terhadap Ekuitas Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rasio Total Liabilitas terhadap Ekuitas Jujur • Tulus • Ikhlas 76,82% 65,37% 119.01% 105.03% Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 126 KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan terpeliharanya rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Kebijakan pengelolaan modal Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah besaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL Di tahun 2016 Perseroan tidak melakukan ikatan yang material atas investasi barang modal. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 127 PERBANDINGAN TARGET, REALISASI PROYEKSI 2017 Laba (Rugi) Rp miliar Uraian Penjualan Tahun 2016 RKAP 2016 Pencapaian (%) 33.897,16 39.988,34 84.77% (25.373,31) (31.248,92) 81.20% Laba (Rugi) Kotor 8.523,85 8.739,43 97.53% Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan (733.,64) (2.052,44) 35.74% Laba (Rugi) Tahun Berjalan (1.386,59) (2.406,89) 57.61% Laba (Rugi) Komprehensif (2.049,83) (2.506,12) 81.79% Beban Pokok Penjualan Posisi Keuangan Uraian Rp miliar Tahun 2016 RKAP 2016 Pencapaian (%) Aset Lancar 15.385,53 15.665,98 98.21% Aset Tetap 91.007,83 92.800,35 98.07% 5.569,22 10.952,03 50.85% 111.962,86 119.418,37 93.76% Liabilitas Jangka Pendek 21.570,60 25.183,76 85.65% Liabilitas Jangka Panjang 39.270,74 43.077,35 91.16% Total Liabilitas 60.841,34 68.261,11 89.13% Ekuitas 51.121,77 51.157,26 99.93% Aset Tidak Lancar Total Aset INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak terhadap keuangan dan hasil usaha Perusahaan yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 128 PROSPEK USAHA Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada tahun 2016 berhasil memutus tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi sejak 2011. Hal ini menimbulkan optimisme bahwa siklus perlambatan ekonomi Indonesia telah berakhir dan siklus percepatan ekonomi tengah dimulai. Indonesia juga menuai pujian dari International Monetary Fund (IMF), yang menilai bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil dan kuat di tengah gejolak keuangan dan perlambatan ekonomi global. Kebijakan makro yang terukur dan reformasi struktural yang berkelanjutan menjadi faktor penting yang mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Diharapkan pada tahun 2017 diharapkan target-target penting ekonomi Indonesia sesuai dengan APBN dapat dicapai dengan baik, di antaranya adalah target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, target inflasi tidak lebih dari 4% dan nilai tukar rupiah per dolar Amerika sebesar Rp13.300,-. Namun demikian pada tahun 2017 perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan yang tidak lebih ringan. Dari aspek internal, Indonesia masih harus menghadapi tingkat kemiskinan yang masih tinggi, pada bulan September 2016 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan Indonesia) di Indonesia sebesar 27,76 juta orang (10,70 persen). Sekalipun memang terjadi penurunan sebesar 0,25 juta orang dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2016, jumlahnya masih cukup tinggi. Tantangan dari aspek internal Indonesia berikutnya adalah kerentanan penduduk Indonesia yang hidup di atas garis kemiskinan terhadap goncangan ekonomi, kesenjangan ditandai dengan tingkat rasio gini di angka 0,39 yang dapat dikatakan masih cukup tinggi, dan tingkat pengangguran terbuka yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,5 persen, serta kondisi fiskal yang masih dihadapkan pada persoalan belum optimalnya penerimaan negara dan belanja yang masih harus dipertajam. Sementara itu tantangan dari eksternal yang harus dihadapi Indonesia antara lain masih terjadinya perlambatan ekonomi global, masih berlanjutnya ketidak pastian perekonomian Eropa pasca Brexit, perubahan politik di Amerika Serikat, dan harga komoditas. Kelapa Sawit El-Nino panjang yang terjadi di Indonesia pada tahun 2015 membawa dampak menurunnya produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 2016, sementara itu harga rata-rata sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar US$700 pe metric ton, meningkat 14% dibandingkan ratarata harga pada tahun 2015 yaitu sebesar US$ 614 per metric ton. Prospek industri sawit di tahun 2017 diharapkan masih cukup cerah karena digalakkannya mandatori BBN (Bahan Bakar Nabati) di dalam negeri dan di Malaysia. Apabila mandatori BBN di Indonesia dan Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 129 Malaysia berjalan dengan konsisten maka penggunaan minyak sawit di kedua Negara akan tinggi, sehingga supply ke pasar global akan berkurang dan tentunya akan meningkatkan harga jual di pasar global. Karet Pada tahun 2017 diharapkan harga karet akan mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan penjualan mobil di China mencapai 6% pada tahun 2016 sehingga mendorong peningkatan konsumsi karet. Sementara pada waktu bersamaan produksi karet berkurang karena banjir dan hujan terjadi di Indonesia, Malaysia dan Thailand, yang merupakan negara produsen karet. Selain itu, kenaikan harga karet juga disebabkan naiknya harga minyak dunia di atas US$50 per kg. Meskipun tidak ada hubungan karet sitentis yang bahan bakunya minyak, dengan karet alam, tapi ini mempengaruhi faktor psikologis pasar. Tebu Pemerintah menargetkan produksi gula BUMN pada tahun 2017 mencapai 1,6 juta ton, meningkat 33% dari realisasi 1,2 juta ton pada 2016 sejalan dengan penataan pabrik gula milik negara. Menurut Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Peningkatan produksi gula BUMN pada 2017 akan dicapai melalui program penataan ulang pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Pulau Jawa periode 2016-2020. Penataan ulang pabrik gula BUMN akan dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama peningkatan kapasitas produksi, kedua optimalisasi kapasitas dan produktivitas, ketiga penutupan pabrik gula yang kapasitas produksinya di bawah 2.000 ton tebu per hari (TCD). Peningkatan produksi pabrik gula dilakukan pada sisi “on farm” (kebun tebu) dan off farm (pabrik gula) yang dijalankan secara pararel untuk menciptakan efisiensi. Dalam mengembangkan pabrik gula BUMN, setidaknya dibutuhkan investasi hingga sekitar Rp13,61 triliun dalam lima tahun ke depan yang digunakan untuk membangun pabrik baru, meningkatkan kapasitas produksi mesin dan termasuk pengembangan lahan kebun. Selain itu, diperlukan juga sinergi semua pihak, terutama dalam ketersediaan lahan tebu, pembangunan infrastruktur di daerah dan sentra penghasil tebu, pengembangan hilirisasi, pengembangan bisnis ekonomi kreatif berbasis agrowisata heritage. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 130 Teh Dewan Teh Indonesia menargetkan produksi teh tanah air meningkat 50% pada 2017 mendatang. Saat ini kapasitas produksi perkebunan teh di Indonesia rata-rata mencapai 1.500 kilogram per hektar. Para pelaku industri teh perlu melakukan revitalisasi perkebunan di dukung oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Dengan demikian, target peningkatan kapasitas produksi dapat terwujud tahun depan, selain meningkatkan pemberian pupuk dan pengolahan teh dengan teknologi tinggi. ASPEK PEMASARAN Pemasaran dan Pangsa Pasar Produk utama PTPN III adalah Minyak Sawit (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Mill (PKM) dan Inti Sawit (Kernel) serta produk Karet Olahan seperti Ribbed Smoked Sheet (RSS), Crumb Rubber (CR) dan Lateks yang dipasarkan melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) dan ditujukan untuk memenuhi pasar lokal dan ekspor. Harga jual produk CPO, PKO, PKM, Inti Sawit dan Karet ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran yang terbentuk di pasar serta daya serap pasar yang cenderung fluktuatif. Oleh sebab itu PTPN III (Persero) harus mampu menghasilkan produk bermutu dengan biaya seefisien mungkin sebagai prasyarat utama. Strategi Pemasaran PTPN III (Persero) melakukan strategi penjualan Kelapa Sawit dan Karet dengan sistem Tender dan Bid Offer maupun Long Term Contract (LTC) yang mengacu pada formulasi harga sesuai Term of Regulation (TOR) Tata Cara dan Ketentuan Penjualan Komoditi Perkebunan di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara serta memperkuat analisa pasar dengan mencari informasi harga dari berbagai sumber tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi pasar Kelapa Sawit dan Karet. Strategi tersebut didukung dengan faktor-faktor utama keberhasilan antara lain : • Ketepatan waktu dalam pengiriman barang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. • Mutu produk sesuai dengan SNI. • Kondisi peralatan pabrik yang sesuai standar. • Kesesuaian produk yang dipesan dan yang diterima pembeli sesuai dengan kontrak. • Komunikasi yang efektif antara PTPN III (Persero) dengan pelanggan dalam menyelesaikan setiap keluhan/komplain pelanggan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 131 Untuk memenangkan persaingan usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Memberikan pelayanan dengan cara memberikan produk yang berkualitas, harga yang kompetitif dan penyerahan produk tepat waktu merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dalam menghadapi persaingan usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya mempertahankan pelanggan yang loyal dan sekaligus memperluas pasar untuk mendapatkan pelanggan baru. Guna mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan PT Perkebunan Nusantara III melakukan komunikasi dengan pelanggan untuk berbagi informasi melalui: • Komunikasi langsung • Komunikasi melalui telepon • Kunjungan Pelanggan ke Pabrik Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan Karet Terhadap hasil komunikasi dengan pelanggan dilakukan evaluasi untuk perbaikan proses, mutu dan pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan juga dapat menyampaikan keluhannya secara lisan atau pun tertulis melalui surat dan email. Saat ini PTPN III memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan dan sarannya melalui website www.ptpn3.go.id. Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelompokkan menjadi : 1. Keluhan Ringan Keluhan yang disebabkan proses administrasi dan pelayanan. 2. Keluhan Sedang Keluhan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian mutu dan kuantitas produk. 3. Keluhan Berat Keluhan yang menyebabkan timbulnya klaim dari pelanggan (penggantian barang atau denda). PTPN III (Persero) menyadari peran penting informasi kepuasan dan ketidak puasan pelanggan serta loyalitas pelanggan yang akan dapat menjadi acuan dalam merespon perubahan berbisnis dari ekonomi industri ke era ekonomi digital sehingga perusahaan dapat merumuskan kembali visi, misi, tata nilai (values) serta strategi perusahaan terimplementasi dalam kehidupan bisnis perusahaan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama dalam kinerja perusahaan sebagai informasi yang terkini dan valid, sebagai bahan dalam melakukan desain ulang strategi yang bermanfaat dalam pengembangan produk. Karena pelanggan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan maka PTPN III (Persero) secara periodik melakukan Survey Kepuasan Pelanggan yang bertujuan untuk memperoleh informasi antara lain : • Produk yang ditawarkan dapat diterima dan didukung oleh pelanggan pasar; • Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan serta usaha dan upaya untuk menarik pelanggan baru; • Mengetahui keinginan/permintaan dan keluhan pelanggan terhadap produk dan pelayanan produk antara lain konsistensi mutu, harga, ketepatan waktu penyediaan barang/pengiriman barang serta komunikasi; • Mengetahui citra perusahaan di mata pelanggan; • Memperbaiki kinerja perusahaan melalui pengidentifikasian Room to Improve; Sebagai dasar dalam penyusunan dan monitoring rencana tindak lanjut ke depan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 132 KEBIJAKAN DIVIDEN Perusahaan membagikan dividen kas sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perusahaan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perusahaan untuk menentukan keputusan lain sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perusahaan, maka besaran dividen kas yang dibagikan adalah dikaitkan dengan keuntungan Perusahaan pada tahun buku yang bersangkutan. Keterangan Dividen kas yang dibagikan 2014 2015 2016 346.352.718.720 - - 25.633,58 - - 46,22% - - Tanggal pengumuman 28 Mei 2015 20 Juni 2016 Tanggal pembayaran 23 Juni 2015 - Dividen per lembar saham Payout rasio - INFORMASI KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN/MANAJEMEN Pada tahun 2016, Perusahaan tidak memiliki program kepemilikan saham karyawan dan manajemen. REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Pada tahun 2016 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) belum mencatatkan sahamnya di Pasar Modal sehingga informasi realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tidak dapat disajikan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 133 INFORMASI MATERIAL MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, PENGGABUNGAN/PELEBURAN USAHA, AKUISISI ATAU RESTRUKTURISASI UTANG/MODAL Investasi Realisasi investasi tahun 2016 hanya mencapai 58,50% dan 107,31% dibandingkan dengan RKAP dan periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini disebabkan internal generated fund oleh PTPN masih sangat minim sehingga manajemen Perusahaan sangat selektif terhadap pelaksanaan kegiatan investasi. Berikut tabel Investasi yang dilakukan: 2016 Capaian (%) Keterangan Realisasi 2015 Realisasi RKAP Realisasi RKAP 1 2 3 4 5(3:2) 6(3:4) Kelapa Sawit 1.677.088 1.418.597 2.046.326 84,59 69,32 Karet 1.287.197 926.375 1.100.369 71,97 84,19 Kopi 81.083 87.388 145.164 107,78 60,20 Teh 98.447 53.076 71.997 53,91 73,72 1. Investasi Tanaman Aneka Tanaman Total Investasi Tanaman 164.440 212.031 162.027 128,94 130,86 3.308.255 2.697.467 3.525.883 81,54 76,50 2. Total Investasi Non Tanaman Bangunan Rumah 144.455 91.485 302.522 63,33 30,24 Bangunan Perusahaan 153.403 380.804 630.974 248,42 60,35 1.396.448 2.512.416 2.936.614 179,91 85,55 201.710 149.708 391.055 74,22 38,28 Alat Pengangkutan 46.870 67.362 173.215 143,72 38,89 Inventaris Kecil 88.794 107.205 242.910 120,73 44,13 7.357 9.290 12.025 126,27 77,26 293.823 140.429 849.179 47,79 16,54 98.062 54.458 553.238 55,53 9,84 Mesin dan Instalasi Jalan, Jembatan dan saluran air Instalasi Pembibitan Aktiva Dalam Konstruksi HGU/Setifikasi Sapi Pola Pembiakan 7.234 2.043 7.881 28,24 25,92 174.630 140.965 1.235.665 80,72 11,41 Total Investasi Non Tanaman 2.612.786 3.656.166 7.335.278 139,93 49,84 Total Investasi PTPN 5.921.041 6.353.633 10.861.161 107,31 58,50 Aktiva Lain-Lain Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 134 Restrukturisasi Program restrukturisasi keuangan difokuskan kepada 2 (dua) kegiatan utama yakni restrukturisasi hutang bank eksisting dan penarikan pinjaman baru (fresh fund injection). Restrukturisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas pada 7 (tujuh) PTPN, yakni; PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN XIII dan PTPN XIV yang sudah tidak bankable dengan total hutang bank unsustain sebesar Rp15 triliun. a. Restrukturisasi Hutang Bank Existing Pola restrukturisasi hutang eksisting yang digunakan adalah dengan perpanjangan jangka waktu angsuran, penyesuaian besaran angsuran dengan debt service availability masing-masing PTPN, grace period dan divert sebagian beban bunga serta penurunan suku bunga. Selama periode tahun 2016 total hutang perbankan beberapa PTPN yang telah direstrukturisasi adalah sebesar Rp9,4 triliun, yakni sebagai berikut: No PTPN FASILITAS JUMLAH (Rp Miliar) MODEL RESTRUKTURISASI PTPN I KMK BRI KI Eximbank 100 550 Perubahan Angsuran Pokok; Penurunan Bunga (11%-->9,5%) Perubahan Jangka Waktu dan Angsuran Pokok; Penurunan Bunga (11%-->10,75%) 2 PTPN II KI & KMK BRI KMK BRI Agro TBYDMandiri TBYDBRI Agro 926 48 20 3 Perpanjangan Jangka Waktu (2021-->2024) Penurunan Bunga (10,5%-->9%) Perpanjangan Jangka Waktu (2016-->2019) Perpanjangan Jangka Waktu (2017-->2019) Perpanjangan Jangka Waktu (2016-->2025) 3 PTPN VII KI 5.142 Perpanjangan Jangka Waktu (2025-->2028) Perubahan Angsuran Pokok 4 PTPN XIII KI Mandiri KMK BRI 2.122 490 Perpanjangan Jangka Waktu (2023-->2031) Penurunan Bunga (9,75%-->8%) Perpanjangan Jangka Waktu (2018-->2025) Penurunan Bunga (9,75%-->8%) 5 PTPN XIV Bank Mandiri Bank Agro 1 TOTAL 19 18 Penjadwalan Kembali Fasilitas sd tahun 2023 Penjadwalan Kembali Fasilitas sd tahun 2026 9.438 b. Fresh Fund Injection Penarikan pinjaman baru di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara dilakukan dengan beberapa metode; bagi PTPN yang memang masih bankable dilakukan secara bilateral antara PTPN tersebut dengan pihak bank/lembaga keuangan. Sedangkan untuk PTPN yang tidak bankable, Holding membantu dengan cara: memberikan corporate letter/garansi, menjadi joint borrower, fronting sebagai debitur dan kemudian meneruskan pinjaman tersebut kepada anak perusahaan dalam bentuk subsidiary loan serta pemberian pinjaman langsung Holding kepada anak perusahaan. Sampai dengan 31 Desember 2016 total pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan yang melibatkan Holding adalah sebesar Rp3,8 triliun. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 135 Rincian fresh fund injection yang melibatkan Holding; No PTPN PINJAMAN LANGSUNG DARI HOLDING PINJAMAN PERBANKAN & SURAT HUTANG TOTAL 1 PTPN I 168 - 168 2 PTPN II 180 640 820 3 PTPN V - 1.000 1.000 4 PTPN VII 101 5 PTPN VIII 250 * 350 600 6 PTPN IX - 500 500 7 PTPN XIII 182 350 532 8 PTPN XIV 74 - 74 955 2.840 3.795 TOTAL 101 Holding memberikan Corporate Guarantee untuk MTN PTPN XIII Rp350 Miliar. INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI Kelompok Usaha, melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yaitu dengan beberapa bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, beberapa asosiasi perusahaan perkebunan, beberapa koperasi karyawan dan pusat koperasi karyawan berupa penempatan giro, deposito dan fasilitas kredit modal kerja, penyewaan kendaraan dan peralatan kantor, pemberian pinjaman modal kerja kepada perusahaan afiliasi dan lain-lain. Saldo-saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Kas dan setara kas Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 95,02% dan 97,04% dari total kas dan setara kas. Kas yang dibatasi penggunaannya Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo kas yang dibatasi penggunaannya yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 99,97% dan99,97% dari total kas yang dibatasi penggunaannya. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 136 Piutang Usaha Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang usaha kepada entitas berelasi dengan Pemerintah (setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing sebesar 19,32% dan 14% dari total piutang usaha neto. Piutang Lain-lain Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang lain-lain kepada entitas berelasi dengan Pemerintah (setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing sebesar 34,78% dan5,91% dari total piutang lain-lain jangka panjang neto. Piutang Lain-lain Jangka Panjang Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang lain-lain jangka panjang kepada entitas berelasi dengan Pemerintah (setelah dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan nilai) masing-masing sebesar 0,45% dan 10,85% dari total piutang lain-lain neto. Utang bank jangka pendek Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang bank jangka pendek yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 84,85% dan 86,72% dari total utang bank jangka pendek. Utang Usaha Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang usaha yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 19,84% dan 10,43% dari total utang usaha. Utang Lain-lain Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang lain-lain yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 24,33% dan 28,36% dari total utang lain-lain. Utang Lain-lain Jangka Panjang Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang lain-lain jangka panjang yang ditempatkan pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 30,26% dan 20,10% dari total utang lain-lain jangka panjang. Biaya masih harus dibayar - BPJS Ketenagakerjaan Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo biaya masih harus dibayar (iuran BPJS Ketenagakerjaan) pada entitas berelasi dengan Pemerintah adalah sebesar 1,89% dan 0,59% dari total biaya masih harus dibayar. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 137 Pendapatan diterima di muka jangka panjang Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo pendapatan diterima di muka jangka panjang pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 61,03% dan 56,03% dari total pendapatan diterima di muka jangka panjang. Utang jangka panjang Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo utang jangka panjang pada entitas berelasi dengan Pemerintah masing-masing sebesar 98,29% dan 97,64% dari total utang jangka panjang. Rincian pihak berelasi, sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak berelasi Jujur • Tulus • Ikhlas Hubungan Sifat transaksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito fasilitas kredit modal kerja dan investasi PT Bank Rakyat Indonesia, (Persero) Tbk (BRI) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia fasilitas kredit Penempatan giro dan deposito bunga atas deposito, modal kerja dan investasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro dan deposito, fasilitas kredit modalkerjadan investasi PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (Persero) Tbk Dikendalikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Penempatan giro dan deposito, bunga atas deposito fasilitas kredit modal kerja dan investasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi JawaTengah Penempatan giro PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro, fasilitas kredit modal kerja dan investasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Penempatan giro Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro, fasilitas kredit modal kerjadan investasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat Penempatan giro dan deposito PT Bank Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera & Bangka Belitung Selatan Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Sumatera Selatan Penempatan giro dan deposito PT Bank Syariah Mandiri Dikendalikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Penempatan giro dan deposito PT Bank Pembangunan Daerah Riau Daerah Dikendalikan oleh Pemerintah Propinsi Riau Penempatan giro PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu Penempatan giro PT Bank Pembangunan Daerah Lampung Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung Penempatan giro PT Bank Nagari Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat Penempatan giro PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Barat Penempatan giro Balai BesarWilayah Sungai Bengawan Solo Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah Pendapatan ganti rugi lahan Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 138 Pihak berelasi Hubungan Sifat transaksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro dan deposito PT Bank Pembangunan Sumatera Utara Dikendalikan oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara Penempatan giro dan deposito Bank Indonesia Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penempatan giro PT Mardec Nusa Riau Entitas Asosiasi Penjualan komoditas perkebunan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa kesehatan karyawan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jamsostek karyawan PT Sinkona Indonesia Lestari Entitas Asosiasi Penyertaan saham dan penjualan komoditas perkebunan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penyewaan tanah PT Perkebunan Mitra Ogan Entitas Asosiasi Penyertaan saham, jasa kesehatan PT Asuransi Jasa Tania Tbk Dikendalikan oleh Dana Pensiun Perkebunan Asuransi Hamburg Indonesische Import Gmbh (Indoham) Entitas Asosiasi Biaya talangan PT Langkat Nusantara Kepong Entitas Asosiasi Biaya talangan Koperasi Karyawan Nusa Tiga Koperasi Karyawan Perusahaan Pembelian bahan pembantu dan sewa kendaraan Pusat Penelitian Teh dan Kina Entitas Asosiasi Pembelian bibit PT Tiga Mutiara Nusantara Entitas Asosiasi Biaya talangan dan jasa perobatan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Dana Pensiun Perusahaan Peserta dana pensiun perkebunan Koperasi Karyawan Ruwa Jurai Koperasi Karyawan Entitas Anak Pembelian bahan pembantu dan jasa pemeliharaan PT Industri Gula Nusantara Entitas Asosiasi Penyertaan saham dan pinjaman Serikat Pekerja Perkebunan Serikat Pekerja Entitas Anak Pemberian pinjaman PKBL PT Perkebunan Nusantara IV Unit PKBL Entitas Anak Pemberian pinjaman Perum Jasa Tirta Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penyertaan pada entitas asosiasi Perum Jasa Tirta I Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penyertaan pada entitas asosiasi Pemerintah Daerah Siak Pemerintah Daerah Pemberian pinjaman modal dan tenaga kerja Perusahaan Umum Kehutanan Negara Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Penjualan saham entitas asosiasi PT Pupuk Kalimantan Timur Dikendalikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) Penyertaan saham pada entitas anak PT Mega Eltra Dikendalikan olehPT Pupuk Indonesia (Persero) Pembelian pupuk dan bahan pembantu PT Pupuk Sriwijadja Palembang Dikendalikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) Pembelian pupuk dan bahan pembantu PT Barata Indonesia (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa konstruksi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 139 Pihak berelasi Hubungan Sifat transaksi PT Pertamina (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Pembelian bahan bakar minyak WIKA-WIP KSO Dikendalikan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Jasa konstruksi PT Petrosida Gresik Entitas Anak PT Petrokimia Gresik (Persero) Pembelian pupuk dan bahan pembantu PT Gresik Cipta Sejahtera Entitas Anak PT Petrokimia Gresik (Persero) Pembelian pupuk dan bahan pembantu Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Pembelian beras dan bahan pembantu Pusat Penelitian Kelapa Sawit Entitas Asosiasi Pembelian bibit PT Amarta Karya (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa konstruksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa angkutan CPO PT Waskita Karya (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa konstruksi PT Boma Bisma Indra (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Pengadaan barang dan jasa Pusat Koperasi Karyawan Koperasi Karyawan Entitas Anak Pengadaan barang dan jasa PT Rekayasa Industri (Persero) Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa konstruksi Lembaga Pendidikan Perkebunan Lembaga Pendidikan Perkebunan Kelompok Usaha Biaya pendidikan dan pelatihan karyawan PT Rajawali Nusantara Indonesia Dikendalikan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia Jasa pengadaan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pendidikandan Pelatihan Kelompok Usaha Biaya pendidikan dan pelatihankaryawan PT Telekomunikasi Seluler Dikendalikan oleh PT Telkom (Persero) Tbk Penyewaan tanah PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN BAGI PERUSAHAAN Pada tahun 2016, tidak ada peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja Perusahaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 140 KEBIJAKAN AKUNTANSI Perusahaan menerapkan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi,terutama terkait PSAK 69 Agrikultur (adopsi IAS 41 - Agriculture) yang sangat berpengaruh pada industri perkebunan. Sebagaimana disampaikan di dalam Laporan Hasil Audit, berikut adalah perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan. Penerapan dari standar baru berikut, tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dan tidak berdampak signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau periode sebelumnya: • Amandemen PSAK No.4 (2015): Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri. • Amandemen PSAK No.15 (2015): Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi. • Amandemen PSAK No.16 (2015): Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusunan dan Amortisasi. • Amandemen PSAK No.19 (2015): Aset Tak berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi. • Amandemen PSAK No.24 (2015): Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, yang diadopsi dari amandemen IAS 19. • Amandemen PSAK No.65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 141 INFORMASI KELANGSUNGAN USAHA Sampai dengan tahun 2016, PTPN III tidak memiliki hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usahanya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Asumsi Dasar Kelangsungan Usaha Peluang usaha komoditi perkebunan di masa yang akan datang akan semakin baik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian baik regional maupun global, harga jual komoditi perkebunan diharapkan akan semakin baik dan produksi juga mengalami peningkatan. Dalam rangka mengamankan kelangsungan usaha, Perusahaan senantiasa melakukan kajian risiko dan mitigasi secara berkala terhadap aspek-aspek strategis dengan baik. Selain memantau risiko utama tersebut, Perusahaan juga memantau berbagai risiko dengan kategori kritikal dan ekstrem di bidang operasional, SDM, lingkungan maupun aspek lainnya, diikuti upaya mitigasi. Selain itu, Perusahaan berupaya untuk senantiasa mengoptimalkan produksi, diantaranya dengan melakukan pengendalian proses pada Stasiun Sterilizer, Stasiun Press dan Stasiun Klarifikasi sehingga lossis pada Buah Ikut Tandan Kosong (BITK), serabut press dan drab akhir dapat diminimalisir, menggunakan stimulansia untuk meningkatkan produksi tanaman karet, terutama mengoptimalkan produksi TM karet tua yang akan didongkel, dan melakukan klasterisasi guna optimalisasi kapasitas giling tebu. Di samping itu, Perusahaan juga berupaya untuk senantiasa meningkatkan mutu dari produk-produk yang dihasilkan seperti meningkatkan kualitas BBT (Bahan Baku Tebu) yang MBS (manis, bersih dan segar) melalui penyesuaian jadual tebang berdasarkan kondisi real yang ada dilapangan serta perlakuan ekstra untuk mendapatkan mutu tebu yang optimal. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 142 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 143 Ekonomi kerakyatan Konsistensi kinerja perkebunan terbukti telah mampu menjaga stabilitas ekonomi kerakyatan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 144 TATA KELOLA PERUSAHAAN Tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance (GCG) diyakini menjadi dasar bagi peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan sesuai dengan ekspektasi shareholders dan stakeholders. Melalui penerapan GCG, diharapkan perusahaan mampu melindungi kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan mampu meraih keunggulan daya saing secara berkelanjutan. Wujud komitmen manajemen dalam upaya untuk menerapkan GCG secara terencana, sistemik, dan berkesinambungan tergambar dari visi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yaitu: “Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik”. Penerapan prinsip-prinsip GCG Perseroan didasarkan pada standar yang berlaku baik secara nasional maupun internasional. Perseroan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendasarkan penerapan GCG pada Peraturan Menteri BUMN No. Per – 01/MBU/2011 jo. Peraturan Menteri BUMN No. Per – 09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN. Penerapan GCG tersebut dimaksudkan untuk menjadikan GCG sebagai dasar operasional Perusahaan, seperti yang telah ditegaskan oleh Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN bahwa Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian dan tanggung jawab. Prinsip-prinsip GCG yang dijalankan Perseroan sejalan dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen agar penerapan GCG tidak hanya memenuhi (comply) dengan ketentuan yang berlaku, namun penerapan juga dilakukan dengan mengacu kepada praktik-praktik terbaik (beyond compliance). Penerapan Prinsip Tata Kelola Penerapan Prinsip Tata Kelola yang baik dilakukan Perseroan agar pencapain kinerja dapat memuaskan dan dapat meningkatkan kualitas serta efektifitas hubungan kerja antara manajemen dan karyawan sebagai Organ Perseroan. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik, yakni : 1.Transparansi (Transparency); yaitu mengutamakan keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi material dan relevan mengenai Perseroan. 2.Akuntabilitas (Accountability); yaitu memiliki sistem manajemen dengan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban yang jelas sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. 3.Responsibilitas (Responsibility); yaitu memastikan kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap personel secara efektif melalui pembuatan laporan penerimaan cinderamata atau gratifikasi, laporan conflict of interest. 4.Independensi (Independent) Perseroan memastikan bahwa pengelolaan Perseroan dilakukan secara independen tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Kemandirian dan Kewajaran (Fairness) Perseroan menerapkan perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini adalah pemerintah, pekerja, masyarakat umum serta pemangku kepentingan lainnya. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 145 Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut maka hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris bisa selalu harmonis, saling mendukung dan saling mengingatkan supaya tekad dan komitmen yang kuat menuju satu arah tujuan Perseroan tetap terus tumbuh dan berkembang. Komitmen Penerapan GCG Bagi Perseroan, komitmen terhadap penerapan GCG tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku tetapi juga diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja bisnis yang efektif, efisien, serta berkelanjutan. Langkah implementasi kebijakan penerapan GCG, adalah dengan menjalankan budaya Perseroan yang tercermin pada sikap dan tingkah laku sehari-hari di seluruh jajaran manajemen dan karyawan. Perseroan juga melakukan komunikasi dan sosialisasi, pelatihan, serta memetakan akuntabilitas dan tanggung jawab sesuai perubahan bisnis dan organisasi dalam Perseroan. Selain itu, Perseroan juga senantiasa mematuhi peraturan dan menjunjung tinggi kebijakan serta nilai-nilai yang terkandung dalam praktik tata kelola Perseroan. Komitmen impelementasi GCG di antaranya: 1. Menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan Pedoman Perilaku. Panduan/kebijakan terhadap penerapan tata kelola Perseroan yang baik telah disosialisasikan kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan. Untuk menciptakan situasi kondusif, Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh Karyawan diwajibkan untuk menerapkan pedoman perilaku (Code of Conduct) dengan menandatangani Pernyataan Kepatuhan secara berkala tahunan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 146 2. Meninjau dan menyempurnakan pedoman pedoman GCG. Perseroan menunjuk seorang anggota Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perseroan yang Baik, dan melaporkan hasil monitoring/evaluasi kepada RUPS dan Dewan Komisaris. Pelaksanaan tata kelola Perseroan yang baik menjadi salah satu unsur Key Performance Indicator (KPI) Perseroan dan dituangkan ke dalam kontrak manajemen 3. Melakukan asesmen/evaluasi penerapan GCG secara berkala. Penilaian (assessment) penerapan GCG dilakukan secara berkala oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, penilai juga melakukan evaluasi pada tahun berikutnya dengan self assessment oleh Tim Internal Perseroan. 4. Menerbitkan kebijakan tentang pengendalian gratifikasi. Terkait dengan hubungan bisnis, maka hal yang sering terjadi adalah pemberian dan/atau permintaan gratifikasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Gratifikasi menjadi salah satu perhatian dari Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengingat sifatnya yang mengarah pada tindak pidana suap. Kebijakan pengendalian gratifikasi bertujuan sebagai pedoman bagi insan Perseroan dalam mengambil sikap yang tegas, pentingnya kepatuhan melaporkan, dan penanganan praktik gratifikasi di Perseroan. 5. Menerbitkan kebijakan tentang sistem pelaporan pelanggaran (Whistleblowing System) Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tata kelola Perseroan yang baik, nilai-nilai etika, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di Perusahaan adalah hal yang harus dihindari oleh seluruh insan Perseroan. Kebijakan sistem pelaporan pelanggaran bertujuan menjadi peringatan dini bagi seluruh insan Perseroan dalam menangani pelaporan pelanggaran, menjamin penyelesaian pelaporan pelanggaran, menghindari publikasi negatif, dan mengungkap permasalahan di Perseroan seperti fraud, diskriminasi, pelecehan atau penyimpangan lainya. 6. Kepatuhan dalam melaporkan harta kekayaaan penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK Menerbitkan surat keputusan Direksi tentang penetapan jabatan struktural satu tingkat dibawah direksi yang menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), serta memberikan teguran bagi pejabat yang tidak menyampaikan LHKPN. 7. Sistem Pengendalian Intern berbasis Committee of Sponsoring Organization (COSO). Perseroan berkomitmen untuk membangun suatu sistem pengendalian intern yang efektif agar dapat memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance). 8. Manajemen Risiko Terintegrasi berbasis ISO 31000 Perseroan menerapkan pengelolaan Sistem Manajemen Risiko secara kaskade dan agregasi. Secara kaskade berarti dari atas ke bawah menguraikan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sampai pada organisasi terendah, sedangkan agregasi berarti sebaliknya pengelolaan itu dimulai dari organisasi terendah kemudian dikelompokkan terus sampai organisasi tertinggi. Bagi Perseroan, komitmen terhadap penerapan GCG tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku tetapi juga diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja bisnis yang efektif, efisien, serta berkelanjutan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 147 Roadmap GCG Perseroan berkomitmen untuk membangun dan menerapkan GCG di lingkungan Perseroan, hal tersebut diawali oleh kesadaran untuk menata kelola Perseroan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan korporasi yang sehat. Perusahaan terus mendorong peningkatan implementasi GCG dan berupaya menciptakan budaya kerja yang menjunjung tinggi integritas, profesionalisme dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku sejalan dengan prinsip-prinsip GCG. Roadmap GCG Perseroan Tahun 2004 – 2017 merupakan grand strategy dan milestone implementasi GCG menuju tata kelola perusahaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek kepatuhan, pengendalian internal, manajemen risiko dan tanggung jawab sosial Perseroan. Tahapan dan Roadmap Penerapan GCG 2004 – 2010 Mematuhi semua ketentuan dan peraturan perundang-undangan terkait dengan GCG (wajib dan sukarela) Jujur • Tulus • Ikhlas 2011 – 2013 Pengoperasian yang dikendalikan dengan baik melalui internal control yang wajar dan implementasi manajemen risiko 2014 - 2017 Menjadi perusahaan yang ramah, amanah dan professional serta dibarengi dengan implementasi tanggung jawab sosial Perseroan KPI KPI KPI 1. Penyusunan GCG manual dan Kode Etik Perusahaan pada tahun 2004 2. Penyempurnaan GCG manual: tahun 2008, 2010 dan Kode Etik Perusahaan tahun 2008, 2010 dan 2012 3. Internalisasi dan penandatanganan pakta integritas dan Etika Kerja 4. Pembentukan Sekretaris Perusahaan pada tahun 2007 5. Terbentuknya sistem pengendalian intern yang berbasis teknologi informasi dan manajemen risiko 6.Pelaksanaan assessment secara berkala, sebagai berikut: Tahun 2004 = 75.89 Tahun 2005 = 78.45 Tahun 2006 = 79.38 Tahun 2007 = 80.79 Tahun 2009 = 82.62 7. Capaian hasil assesment pada tahun 2011 GCG : 83,77 dengan kualifikasi Baik. 1. Mengoptimalkan struktur pengelola Etika GCG dan pengawas Etika 2. Penyempurnaan Penyusunan Pedoman/Kebijakan: a.GCG b. Board Manual c. Kode Etik Perusahaan d. Anggaran Dasar 3. Penyusunan Prosedur Program Kerja Tahunan SPI Berbasis Risiko 4. Penyusunan Pedoman Umum Sistem Pengendalian Intern Perusahaan yang mengadopsi pada konsep dan praktik terbaik saat ini, yaitu Internal Control – Integrated Framework oleh The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions (COSO) 5. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Sistem Pengendalian Intern 6. Penyempurnaan Sistem Manajemen Terintegrasi QSHE 7. Target capaian hasil assesment GCG tahun 2013: 84 dengan kualifikasi baik 1. Secara konsinsten dan berkelanjutan melaksanakan penyempurnaan penerapan GCG dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan 2. Menyusun kebijakan dan penyempurnaan GCG: • Hubungan Korporasi dengan Anak Perusahaan • Charter Komite • Charter Komisaris • Charter Direksi • Kebijakan manajemen risiko • Kebijakan teknologi informasi 3. Memonitor, mengevaluasi, dan menyempurnakan struktur pengelola Etika GCG dan pengawas Etika disesuaikan dengan perkembangan perusahaan 4. Penyempurnaan pelaksanaan self assessment penerapan GCG setiap dua (2) tahun sekali 5. Target capaian hasil assessment GCG mencapai diatas 85 dengan kualifikasi sangat baik Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 148 Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Penilaian GCG Tahun Buku 2015 dilakukan dengan mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG pada BUMN. Assesment penerapan GCG tahun 2016 pada Perseroan untuk periode 2015 yang terdiri dari 6 (enam) aspek governance, yaitu: 1. Komitmen terhadap Penerapan Tata kelola Perusahaan yang baik secara berkelanjutan; 2. Pemegang Saham dan RUPS; 3. Dewan Komisaris; 4.Direksi; 5. Pengungkapan Informasi & Transparansi; dan 6.Lainnya. Hasil Assessment GCG Perseroan periode tahun 2016 untuk masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek Komitmen terhadap penerapan GCG secara berkelanjutan. Aspek governance terkait dengan Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara Berkelanjutan dinilai berdasarkan 6 indikator dan 15 parameter, menghasilkan skor 6,59 dari skor maksimum 100 (seratus) atau 94,11%, dengan predikat “Sangat Baik”. 2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS. Aspek governance terkait dengan Pemegang Saham dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator dan 25 (dua puluh lima) parameter, menghasilkan skor 8,33 dari skor maksimum 9 (sembilan) atau 92,59% dengan predikat “Sangat Baik”. 3. Aspek Dewan Komisaris Aspek governance terkait Dewan Komisaris dinilai berdasarkan 12 (dua belas) indikator dan 43 (empat puluh tiga) parameter, menghasilkan skor 33,28 dari skor maksimum 35 (tiga puluh lima) atau 95,10% dengan predikat “Sangat Baik”. 4. Aspek Direksi Aspek governance terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 13 (tiga belas) indikator dan 52 (lima puluh dua) parameter, menghasilkan skor 33,03 dari skor maksimum 35 (tiga puluh lima) atau 94,37%, dengan predikat “Sangat Baik”. 5. Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi Aspek governance terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 4 (empat) indikator dengan 16 (enam belas) parameter, menghasilkan skor 7,69 dari skor maksimum 9 (sembilan) atau 85,39% dengan predikat “Sangat Baik”. 6. Aspek Lainnya Aspek governance terkait dengan Aspek lainnya dinilai berdasarkan 2 (dua) indikator yaitu : i. Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi perusahaan lainnya di Indonesia. ii. Praktik Tata Kelola Perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai pedoman penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN, Pedoman Umum GCG Indonesia dan standar-standa praktik dan ketentuan lainnya. Bagi BUMN yang praktik Tata Kelola Perusahaannya sangat baik menjadi contoh atau benchmark bagi perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia sehingga diberikan apresiasi berupa tambahan nilai maksimal 5 poin. BUMN yang dapat memperoleh tambahan nilai adalah BUMN yang mampu memperoleh nilai atau skor di atas 85. Mengingat kelima aspek sudah mencapai skor di <85 dan Perseroan telah menjadi benchmark bagi perusahaan lain, maka untuk Aspek Lainnya diperoleh skor 4,38 dari skor maksimum 5 (lima) atau 93,29% dengan predikat “Sangat Baik”. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 149 Perbandingan hasil assessment GCG Tahun Buku 2014, 2015 dan 2016 sebagai berikut: No. Indikator Parameter Bobot Capaian Tahun Buku 2014 Capaian Tahun Buku 2015 Capaian Tahun Buku 2016 Skor Skor Skor % % % 1 Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara berkelanjutan 7 6,74 96,28 6,66 95 6,59 94,11 2 Pemegang Saham 9 8,33 92,60 8,33 93 8,33 92,59 3 Dewan Komisarais 35 33,61 96,03 33,01 91 33,28 95,10 4 Direksi 35 33,88 96,79 33,38 95 33,03 94,37 5 Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9 7,66 85,09 8,09 90 7,69 85,39 6 Aspek Lainnya 5 4,38 87,50 4,00 80 4,38 87,50 TOTAL 100 94,59 “Sangat Baik” 92,47 “Sangat Baik” 93,29 “Sangat Baik” Struktur Tata Kelola Struktur tata kelola perusahaan mengacu kepada UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana terdapat organ Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi selaku pihak yang menjalankan pengurusan Perseroan, dan Dewan Komisaris selaku pihak yang menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat bagi Direksi. Masing-masing organ memiliki peran setara sesuai dengan fungsinya dan bekerja untuk kepentingan terbaik perusahaan. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Organ Perseroan yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam struktur pengurusan dan memegang segala kewenangan untuk menentukan arah Perseroan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS Perseroan terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Kewenangan RUPS 1. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris 2. Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan dengan memberikan pelunasan dan pembebasan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut ternyata dalam laporan tahunan termasuk laporan keuangan serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 150 3. Memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. 4. Memberikan persetujuan terhadap hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan perusahaan yang belum dicantumkan dalam Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Jenis RUPS di Perusahaan 1. RUPS Tahunan RUPS Tahunan diadakan setiap tahun, meliputi: a. RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan RUPS tahunan untuk menyetujui laporan tahunan diadakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan: 1) Laporan Tahunan yang telah ditandatangani oleh semua Anggota Direksi dan semua Anggota Dewan Komisaris. 2) Usulan penggunaan laba bersih Perusahaan 3) Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perusahaan. Perusahaan menyampaikan penjelasan lengkap dan informasi yang akurat kepada Pemegang Saham berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS yang meliputi metode perhitungan dan rincian penentuan gaji/honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain bagi setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat. b. RUPS untuk menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RUPS tahunan untuk menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan (tahun anggaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang bersangkutan), dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan: 1) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan termasuk Proyeksi Laporan Keuangan. 2) Hal-hal lain yang perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan Perusahaan yang belum dicantumkan dalam Rancangan Rencana Kerja. Dalam acara RUPS tahunan dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi sebelum tanggal panggilan RUPS tahunan. 2. RUPS Lainnya (RUPS Luar Biasa) RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan. Tata Cara Penyelenggaraan RUPS 1. RUPS diselenggarakan pada tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama yang terletak di wilayah Negara Republik Indonesia. 2. RUPS dapat diadakan dimanapun dalam wilayah Negara Republik Indonesia. 3. RUPS sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat mengambil keputusan jika keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. 4. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dengan didahului pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 151 5. Dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS, maka: a. Permintaan penyelenggaraan RUPS oleh Pemegang Saham diajukan kembali kepada Dewan Komisaris; atau b. Dewan Komisaris melakukan pemanggilan RUPS. Dewan Komisaris wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima. 6. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada angka 4 dapat pula dilakukan atas permintaan Dewan Komisaris. 7. Permintaan sebagaimana dimaksud angka 5 huruf a diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat disertai dengan alasannya yang disampaikan oleh Pemegang Saham, tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris. 8. Alasan sebagaimana dimaksud pada angka 6 antara lain namun tidak terbatas pada: a. Direksi tidak melaksanakan RUPS Tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Masa jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Komisaris akan berakhir; atau c. Dalam hal Direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara Direksi dan Perusahaan. 9. RUPS yang diselenggarakan Direksi berdasarkan panggilan RUPS hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan mata acara rapat lainnya yang dipandang perlu oleh Direksi. 10.Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. 11.Pemanggilan RUPS dilakukan dengan melalui surat yang didokumentasikan. 12.Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat dan agenda rapat termasuk usul yang direncanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam RUPS, disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perusahaan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan. 13.Perusahaan wajib memberikan salinan bahan rapat kepada Pemegang saham. Pimpinan dan Risalah RUPS 1. RUPS dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir. 2. Risalah RUPS dibuat dan ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. 3. Risalah RUPS berisi hal-hal yang dibicarakan dan hal-hal yang diputuskan (termasuk pendapat berbeda/dissenting opinion, jika ada). Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 1. RUPS Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2016 Keputusan RUPS: 1. Menyetujui RKAP Tahun 2016 serta RKAP PKBL Tahun 2016 2. Menetapkan Indikator Aspek Operasional untuk Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun 2016; 3. Menetapkan Kontrak Manajemen Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2016; 4.Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang tertuang dalam Kontrak Manajemen Tahun 2016 antara Direksi dan Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham; 5.Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris Tahun 2016; 6. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan persetujuan apabila terdapat tindakan-tindakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan program dan realokasi anggaran investasi maksimal 10% dari plafon RKAP dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 152 7. Menyetujui penggunaan sebagian aset perusahaan dalam rangka penarikan pinjaman dari Perbankan/Lembaga Keuangan Lainnya dalam rangka memperoleh pinjaman dana sebesar Rp3,- triliun (tiga triliun rupiah). Rincian daftar asset yang akan diagunkan sebagaimana terlampir dalam keputusan RUPS ini. 8. Menyetujui secara prinsip rencana penambahan penyertaan pada: a. Anak Perusahaan PT Mitra Ogan, sebesar Rp120,- miliar (seratus dua puluh miliar rupiah). b. Anak Perusahaan PT Industri Nabati Lestari, sebesar Rp107,- miliar (seratus tujuh miliar rupiah). 9. Menyetujui secara prinsip melakukan Penyertaan pada: a. Pembentukan Perusahaan Patungan antara PTPNIll (Persero), PTPN IV dan PTPN XIII untuk pengelolaan kebun kelapa sawit dan PKS di Kalimantan Timur, dengan nilai penyertaan sebesar Rp563 miliar (lima ratus enam puluh tiga miliar rupiah). b. Pembentukan Perusahaan Patungan antara PTPN III (Persero) dengan PTPN XIV di Sulawesi Selatan, dengan nilai penyertaan sebesar Rp456 miliar (empat ratus lima puluh enam miliar rupiah). c. Pembentukan usaha patungan antara PTPNIII (Persero), PTPN IX dan PTPN XI atas akuisisi PT Gendhis Multimanis sebesar Rp80,- miliar (delapan puluh miliar rupiah). 10.Menyetujui secara prinsip melakukan akuisisi terhadap PT Gendhis Multi Manis bekerja sama dengan PTPN IX dan PTPN XI, dengan nilai sebesar Rp328,- miliar (tiga ratus dua puluh delapan miliar rupiah). 11.Menyetujui secara prinsip melakukan kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dalam rangka Pembangunan Instalasi Pengolahanan Limbah Padat Tandan Kosong Kelapa Sawit bekerja sama antara PTPN III (Persero) dengan PT ZUG lndonesia di PKS Hapesong. 12.Menyetujui secara prinsip melakukan Kerjasama Operasional (KSO) I Kerjasama Usaha (KSU) dengan PT Rumah Sakit Sri Pamela Medika Nusantara dalam pengelolaan unit Rumah Sakit Sei Dadap, Rumah Sakit Sri Membang Muda, Rumah Sakit Aek Nabara dan Rumah Sakit Sri Torgamba. Arahan Pemegang Saham 1. RKAP dan RKAP PKBL Tahun 2016 yang disahkan merupakan pedoman kerja dalam pengelolaan perusahaan oleh Direksi dan sebagai sarana pemantauan dan pengawasan bagi Dewan Kornisaris. Untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan, maka RKAP Tahun 2016 agar dirinci dalam Rencana Kerja Operasional (RKO) bulanan dengan prinsip pendapatan merupakan target minimal dan peningkatan biaya harus lebih rendah dari peningkatan pendapatan serta berlandaskan pada Good Corporate Governance (GCG). 2.Kesanggupan Direksi untuk merealisasikan target-target dalam RKAP Tahun 2016 dan dituangkan dalam Kontrak Manajemen yang terdiri dari beberapa Key Performance Indicators, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Risalah RUPS ini. KPI tersebut agar dijabarkan dan diterapkan ke seluruh unit perusahaan. 3. RKAP bersifat fleksibel sehingga apabila terdapat perubahan asumsi atau kondisi tertentu diluar kendali manajemen yang berdampak signifikan terhadap target-target, maka RKAP tersebut dapat segera diajukan revisi kepada Pemegang Saham setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Dewan Kornisaris termasuk penyesuaian KPI dalam kurun waktu Semester I tahun 2016. 4. Penataan anak perusahaan agar menjadi perhatian bagi Direksi sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan nilai perusahaan serta kegiatan bisnisnya menunjang kinerja perusahaan induk dan tidak menjadi beban perusahaan induk. 5. Dalam rencana melakukan kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dalam rangka Pembangunan Instalasi Pengolahanan Limbah Padat Tandan Kosong Kelapa Sawit bekerja sama antara PTPN. III (Persero) dengan PT ZUG. Indonesia di PKS Hapesong, sebagaimana agenda No.11 sesuai Nomor SKU-351/MBU/12/2015, apabila dipandang lebih menguntungkan, dapat menyertakan Mitra Strategis lainnya dengan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham dan disertai kajian komprehensif. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 153 6. Manajemen agar meningkatkan konsistensi dan kelengkapan pengisian 5 (lima) portal BUMN, yakni Portal Financial Information System, Portal Aset, Portal SDM, Portal PKBL dan Portal Publik. 7. Dalam rangka untuk memperoleh margin yang lebih besar pada setiap proses produksi, Direksi agar mengarahkan investasi pada pengembangan produksi industri hilir dengan memperhatikan penyerapan pasar. 8.Penggunaan e-procurement merupakan keharusan bagi Direksi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan tetap berpedoman kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku. 9. Apabila Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang telah disusun sudah tidak relevan lagi dengan RKAP tahun 2016 ini, Direksi agar segera menyusun revisi Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan menyampaikannya kepada Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan. 10.Dalam pelaksanaan RKAP PKBL dan penggunaan dana operasional PKBL Tahun 2016, Direksi agar senantiasa mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku. 11. Dewan Komisaris diminta untuk senantiasa memonitor, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan RKAP dan pelaksanaan RKAP PKBL Tahun 2016 dan hasil evaluasi dimaksud agar disampaikan secara berkala dan tepat waktu kepada Pemegang Saham. 12.Direksi diminta untuk memperhatikan saran dan pendapat Dewan Komisaris, sebagaimana yang telah disampaikan dalam surat Dewan Komisaris maupun dalam RUPS. Tanggapan Dewan Komisaris tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan RUPS ini. 13.Buku RKAP tahun 2016 yang disampaikan oleh Direksi kepada Pemegang Saham dengan memperhatikan pembahasan-pembahasan dalam RUPS ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan RUPS ini. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang hadir dalam RUPS Pengesahan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun Buku 2016, yaitu: DEWAN KOMISARIS No NAMA JABATAN 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 2 Dahlan Harahap Komisaris 3 Sardan Marbun Komisaris 4 Subur Budhisantoso Komisaris 5 Heri Sebayang Komisaris DIREKSI No Jujur • Tulus • Ikhlas NAMA JABATAN 1 Bagas Angkasa Direktur Utama 2 Tengku Syami Djohan Direktur Produksi 3 Erwan Pelawi Direktur Keuangan 4 Harianto Direktur SDM & Umum 5 Rafjon Yahya Direktur Korporasi 6 Alexander Maha Direktur Perencanaan & Pengembangan Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 154 2. RUPS Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). 1. Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) oleh RUPS dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2016 bertempat di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lt.7, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta 10110 dengan agenda sebagai berikut: 1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama Tahun Buku 2015, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2015. 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015 sekaligus memberikan Pelunasan dan Pembebasan Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan Perseroan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2015, serta mengesahkan penyajian kembali (restatement) laporan keuangan Tahun Buku 2014 dan 2013, dengan ketentuan: a. Sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana atau tidak melanggar ketentuan/prosedur hukum yang berlaku; b.Tindakan tersebut tercatat dan dilaporkan dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 termasuk Penyajian Kembali (restatement) Laporan Keuangan Tahun Buku 2014 dan 2013. Pokok-pokok laporan keuangan Tahun Buku 2015 sebagai berikut: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Akun Nilai (Rp juta) Nilai (Rp juta) Akun Aset Lancar 15.347.000 Liabilitas Jangka Pendek 21.111.000 Aset Tidak Lancar 94.373.000 Liabilitas Jangka Panjang 34.299.000 Ekuitas Jumlah Aset 109.720.000 54.311.000 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 109.720.000 Laba/Rugi Konsolidasian Uraian Nilai (Rp juta) Penjualan 36.212.000 Beban Pokok Penjualan 27.741.000 Laba Kotor 8.471.000 Laba Sebelum Pajak (157.000) Laba Bersih Tahun Berjalan (613.000) 2. Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2015, sekaligus memberikan Pelunasan dan Pembebasan Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2015, dengan ketentuan: a. Sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana atau tidak melanggar ketentuan/prosedur hukum yang berlaku; b. Tindakan tersebut tercatat dan dilaporkan dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2015. Pokok-pokok laporan keuangan PKBL Tahun Buku 2015 PT Perkebunan Nusantara III entitas induk sebagai berikut: Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 155 Program Kemitraan (Rp juta) Uraian Bina Lingkungan (Rp juta) Jumlah Dana Tersedia 25.811 8.207 Penggunaan Dana 17.935 3.007 7.876 5.200 Dana Per 31 Desember 2015 3. Menetapkan besaran alokasi dana PKBL tahun buku 2016 sebesar Rp10.056.487.432,40 atau equivalen dengan 4% dari laba bersih Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun Buku 2015, dengan alokasi masing-masing sebesar Rp2.514.121.858,10 atau equivalen dengan 1% dari laba bersih Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun Buku 2015 untuk PK dan sebesar Rp7.542.365.574,30 atau equivalen dengan 3% dari laba bersih Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun Buku 2015 untuk BL yang sumber dananya dibebankan menjadi biaya di tahun 2016. 4. Penetapan gaji Direksi dan honorarium Dewan Komisaris, serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun 2016 akan ditetapkan secara tersendiri. 5. Menyetujui penunjukan kembali KAP Purwantono, Sungkoro dan Surja untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL untuk Tahun Buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dengan ketentuan: 1.Pelaksanaan audit harus memperhatikan persyaratan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan; 2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya biaya audit dengan batas maksimal sebesar nilai kontrak tahun lalu; Keputusan RUPS 2015 a. Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. b. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. c. Penetapan besarnya gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya Tahun Buku 2016 serta tantiem Tahun Buku 2015 untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris. d. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan dan Laporan Tahunan, Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang hadir dalam RUPS Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2015, yaitu: DEWAN KOMISARIS No Jujur • Tulus • Ikhlas NAMA JABATAN 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 2 Dahlan Harahap Komisaris 3 Sardan Marbun Komisaris 4 Subur Budhisantoso Komisaris 5 Heri Sebayang Komisaris Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 156 DIREKSI No NAMA JABATAN 1 Elia Massa Manik Direktur Utama 2 Erwan Pelawi Direktur Keuangan 3 Harianto Direktur SDM & Umum 4 Rafjon Yahya Direktur Korporasi 5 Alexander Maha Direktur Perencanaan & Pengembangan Realisasi Keputusan RUPS 2015 Keputusan RUPS 2015 telah direalisasikan melalui keputusan; • RUPST No: KPJAK/HOLD/RIS/117/2015 tanggal 28 Mei 2015 tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. • RUPST No: KPJAK/HOLD/RIS/117/2015 tanggal 28 Mei 2015 dan SK Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) No.3.08/SKPTS/R/117/2015 tentang Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. • Kuasa Menteri BUMN selaku Pemegang Saham PerusahaanHolding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi No: S-45/D1.MBU/06/2015 tanggal 17 Juni 2015 Perihal Penetapan gaji/honorarium tunjangan dan fasilitas untuk tahun 2015 serta tantiem atas kinerja tahun buku 2014. • Surat Keputusan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Nomor: 3.08/ SKPTS/R/154/2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). • Surat No.DK/M. BUMN/59/X/2015 tanggal 7 Oktober 2015 tentang Penetapan KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dan persetujuan Menteri BUMN No: S-709/ MBU/10/2015 tanggal 28 Oktober 2015 DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang memiliki tugas pokok melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam mengelola Perusahaan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Perseroan. Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi inti yang dibutuhkan untuk memastikan efektivitas Dewan Komisaris. Kompetensi tersebut meliputi bidang perkebunan, kemampuan strategis, pemahaman bisnis, pengalaman dan kedalaman manajerial, pengetahuan agro industri, pemahaman Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 157 regulasi serta manajemen dan pengendalian risiko. Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan nasihat manajemen Perseroan, Dewan Komisaris Perseroan dibantu oleh dua Komite, yakni Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko. Fungsi pengawasan dan nasihat ini dilaksanakan melalui pertemuan rutin yang diadakan dengan Direksi serta melalui pendelegasian tugas dan kewenangan kepada masing-masing Komite terkait. Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menelaah laporan keuangan Perseroan sebelum dilaporkan ke Pemegang Saham dan stakeholder lainnya serta melakukan pengkajian atas laporan penilaian internal Perseroan. Komite Pemantau Risiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun kebijakan yang menyangkut pengkajian risiko dan pengelolaan Perusahaan. Komite ini juga menelaah kecukupan, kelengkapan dan efektivitas pelaksanaan prosedur manajemen risiko Perusahaan serta merekomendasikan arah kebijakan jika diperlukan. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Tugas Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1. Melaksanakan semua ketentuan peraturanperundang-undangan Perseroan Terbatas yang berlaku saat ini. 2.Melaksanakan semua ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MMBU/2012,diantaranya: • Memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan; • Membuat pembagian tugas Dewan Komisaris yang diatur oleh Dewan Komisaris; • Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKAP; • Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS; • Mengusulkan Key Performance Indicators untuk ditetapkan RUPS; • Menyampaikan laporan triwulan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada para Pemegang Saham; • Menyampaikan laporan harta kekayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; • Memastikan Laporan Tahunan Perusahaan telah memuat informasi mengenai identitas Dewan Komisaris, pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di Perseroan lain, termasuk rapatrapat yang dilaksanakan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain yang diterima dari perusahaan yang bersangkutan; • Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya; • Memastikan bahwa auditor eksternal maupun auditor internal memiliki akses informasi mengenai Perseroan untuk melaksanakan tugas audit. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 158 3. Melaksanakan semua ketentuan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku, diantaranya: • Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan serta memberi nasihat kepada Direksi dalam hal: a) Penetapan Visi dan Misi; b) Pelaksanaan strategi korporasi; c) Penyusunan RJPP dan RKAP; d) Pengawasan implementasi rencana yang telah dirumuskan dalam RJPP/RKAP penilaian efektivitas dan kinerja teknologi informasi. • Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP yang diusulkan oleh Direksi serta masalah material lainnya; • Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan serta memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham atas setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan, termasuk mencegah dan mengelola krisis Perseroan; • Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi (triwulan, semesteran, dan tahunan). 4. Melaksanakan kewajiban lainnya terkait pegawasan dan evaluasi kinerja Perseroan yang berada di bawah fungsi dan kewenangan Dewan Komisaris. • Membangun kerja sama tim yang efektif dan terpadu (kolegial) dengan meluangkan waktu yang cukup dalam menjalankan tugas; • Menetapkan rencana kerja setiap tahun dan melakukan evaluasi terhadap pencapaiannya secara self assessment; • Menetapkan anggaran Dewan Komisaris termasuk komite-komite dan sekretariat Dewan Komisaris; • Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan pengelolaan risiko serta memberi saran mengenai penanganan risiko kepada Direksi; • Mengevaluasi kinerja Direksi dan mengusulkan kompensasi Direksi, berdasarkan wewenang yang diberikan oleh RUPS; • Melaksanakan tugas-tugas lain dari Pemegang Saham yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial; • Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), ketetapan RUPS dan ketentuan perundangundangan lainnya; • Memastikan bahwa Perseroan telah mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang berlaku serta standar transparansi; • Menyusun program pengembangan (Knowledge and Skill) untuk Dewan Komisaris; • Berperan untuk meningkatkan citra Perseroan; • Menetapkan kriteria informasi yang relevan serta kriteria yang dapat atau yang tidak dapat diberikan kepada stakeholders; • Dalam batas kewenangannya, merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders (pelanggan, pemasok, kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris maupun penyampaian oleh Direksi; • Memberikan arahan tentang penguatan sistem pengendalian intern Perseroan; • Melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan; • Memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan Perseroan; • Memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir; • Memberikan arahan terhadap kebijakan rencana promosi dan mutasi pejabat kunci yang akan dilakukan Direksi; • Memberikan arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku Umum di Indonesia (PSAK); • Memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya; • Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut; • Melakukan pengawasan dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 159 • Memberikan persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangannya atau RUPS; • Melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal melalui Komite Audit sesuai ketentuan pengadaan barang dan jasa, dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam proses penunjukannya; • Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS berdasarkan usul dari Komite Audit; • Memastikan audit eksternal dan audit internal dilaksanakan secara efektif serta melaksanakan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan yang diterima oleh Dewan Komisaris; • Melaporkan dengan segera kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan serta saran-saran yang telah disampaikan kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi; • Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan anak perusahaan/ perusahaan patungan termasuk dalam pemilihan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan/ perusahaan patungan; • Mengusulkan calon anggota Direksi kepada Pemegang Saham sesuai kebijakan dan kriteria seleksi yang ditetapkan; • Mengusulkan remunerasi Direksi berdasarkan ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi; • Menetapkan setiap tahun indikator pencapaian kinerja beserta target-targetnya untuk disetujui RUPS; • Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris Hak Dewan Komisaris a. Menerima honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. b. Memperoleh akses atas informasi Perseroan secara akurat, lengkap dan tepat waktu. c. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas biaya Perusahaan jika dianggap perlu. d. Membentuk komite Audit dan satu Komite lain jika diperlukan. e. Membentuk Komite lain lebih dari satu dan/atau menetapkan jumlah anggota komite yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris lebih dari 2 (dua) orang, apabila: 1) diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan; atau 2) disetujui oleh Menteri berdasarkan kompleksitas dan beban yang dihadapi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas Perseroan. f. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat membentuk Sekretariat Dewan Komisaris atas biaya Perseroan. g. Mendapatkan fasilitas Perseroan sesuai dengan hasil penetapan RUPS. h. Menerima tantiem atas prestasi kerjanya yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila Perseroan mencapai tingkat keuntungan. i. Melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, dengan ketentuan: 1)mengajukan permohonan izin kepada Menteri Negara BUMN mencakup kepentingan perjalanan dinas, lama waktu perjalanan dinas, pembiayaan dan informasi lain yang relevan; 2) dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan perjalanan dinas, wajib melaporkan pelaksanaan perjalanan dinas kepada Menteri Negara BUMN; 3) dalam hal perjalanan ke luar negeri dilaksanakan atas kepentingan dan biaya pribadi, menyampaikan pemberitahuan kepada Menteri Negara BUMN. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 160 Kewajiban Dewan Komisaris a. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan. b. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. d. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target dan indikator kinerja utama yang tercakup dalam kontrak manajemen Direksi secara kolegial dan individu dengan realisasi pencapaian. e. Dewan Komisaris membahas hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf d melalui proses pembahasan internal Dewan Komisaris maupun dalam Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris. f. Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris. g. Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris disampaikan kepada Pemegang Saham dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan, yang antara lain terdiri atas: 1) Rencana Kerja dan anggaran; 2) Realisasi pencapaian rencana kerja dan anggaran; 3) Realisasi pencapaian key performance indicators Dewan Komisaris; 4) Review dan penilaian kinerja Direksi h. Dewan Komisaris dapat menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris dalam melakukan proses penelaahan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf d. i. Mengingatkan Direksi untuk menyampaikan usulan RKAP paling lambat tanggal 15 September tahun sebelumnya. j. Menyampaikan tanggapan/usulan pengesahan RKAP kepada RUPS paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum periode RKAP. k. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perusahaan. l. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan. m.Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan. n. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta. o. Menyusun Program Kerja Tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. p. Membentuk Komite Audit. q. Mengusulkan Akuntan Publik kepada RUPS. r. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. s. Melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan tersebut dan Perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya. t. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. u.Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS. v.Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban serta kewajaran; w. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 161 Wewenang Dewan Komisaris a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, surat berharga, dan memeriksa kekayaan Perusahaan. b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan. c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan. d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi. e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris. f. Memberikan persetujuan kepada Direksi terhadap usulan pengangkatan Sekretaris Perusahaan dan Kepala Satuan Pengawasan Intern. g. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu. h. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. i. Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. j. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. k. Mengajukan usulan calon Direksi yang baru kepada RUPS. l. Dengan suara terbanyak, memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih Anggota Direksi, jika Direksi bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. m. Menunjuk anggota Direksi yang ada untuk menjalankan tugas anggota Direksi yang lowong dengan kekuasaan dan wewenang yang sama, di samping tetap menjalankan tugas utamanya. n. Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan. o. Menjalankan kewenangan lain yang diberikan oleh Pemegang Saham melalui RUPS. p. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS. q. Melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal berdasarkan usul Komite Audit sesuai ketentuan pengadaan barang dan jasa, dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam proses penunjukannya. r. Menyampaikan kepada RUPS mengenai alasan pencalonan Auditor Eksternal dan besarnya honorarium/imbal jasa yang diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut. s. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. Jika hal ini terjadi, maka berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban Direksi terhadap Perusahaan dan Pihak ketiga. t. Memperoleh kepastian dari Direksi bahwa informasi mengenai Perusahaan diterima oleh Dewan Komisaris secara tepat waktu, terukur dan lengkap. u. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko perusahaan yang dilakukan sekurangkurangnya satu kali dalam setahun atau dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan secara signifikan. v.Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko Perusahaan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali. w. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan dengan aktivitas usaha perusahaan yang melampaui kewenangan Direksi. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 162 Jumlah, Komposisi, dan Pengangkatan Dewan Komisaris Per 31 Desember 2016, jumlah anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebanyak 5 (lima) orang, yang terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama, 1 (satu) Komisaris Independen, dan 3 (tiga) Komisaris. Seluruh anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berdomisili di Indonesia. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir sebagaimana daftar di bawah ini: No. NAMA JABATAN NOMOR SK PERIODE 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama SK-383/MBU/2013 2013 s/d 2018 2 Sardan Marbun Komisaris SK-383/MBU/2013 2013 s/d 2017 3 Dahlan Harahap Komisaris SK-383/MBU/2013 2013 s/d 2018 4 Subur Budhisantoso Komisaris SK-21/MBU/2013 2013 s/d 2017 5 Dedi Y.H. Sitorus Komisaris SK-164/MBU/07/2016 2013 s/d 2017 Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Dewan Komisaris Pembagian tugas anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 02/DK/IX/2016 tanggal 1 September 2016 tentang Pembagian Tugas Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Anggota Dewan Komisaris dengan susunan sebagai berikut: Nama Jabatan Tugas Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Koordinator Dewan Komisaris Dahlan Harahap Komisaris Bidang Produksi, Keuangan dan sebagai Ketua Komite Audit Sardan Marbun Komisaris Bidang Perencanaan dan Pengembangan, Pengurusan HGU dan sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko Subur Budhisantoso Komisaris Bidang Pemasaran, Teknologi Informasi dan Pengadaan Barang/Jasa Deddy Y.H. Sitorus Komisaris Bidang Umum, SDM, Hukum, PKBL dan CSR Pengangkatan Dewan Komisaris 1. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham, pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS dan waktunya tidak bersamaan dengan pengangkatan anggota Direksi. 2. Anggota Dewan Komisaris diangkat berdasarkan petimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang Perusahaan, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakannya. 3. Komposisi Komisaris harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen. 4. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. 5. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah: Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 163 a. Dinyatakan pailit oleh Pengadilan; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Persyaratan ini harus dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh calon anggota Dewan Komisaris dan surat tersebut disimpan Perusahaan. Program Pengembangan Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan pihak yang posisinya sangat penting dalam menentukan sukses tidaknya Perusahaan dikelola dengan baik. Oleh karena itu, setiap anggota Dewan Komisaris dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian (Skill) yang dapat memenuhi kebutuhan Perusahaan. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengantisipasinya dengan upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan melalui pendidikan informal antara lain: Seminar, Workshop, Studi Banding. Program pengembangan tersebut harus sesuai dengan rencana kerja dan anggaran Perusahaan, dan membuat laporan pelaksanaan program pengembangan kepada Pemegang Saham. Program pengembangan yang diikuti oleh anggota Dewan Komisaris dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut : Program Pengembangan Penyelenggara Biaya Tanggal Rp18 juta 23 - 25 November 2016 Indonesian Palm Oil Conference and 2017 Price Outlook Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) International PEAT Congress 2016 International Peatland Society (IPS) Malaysia Rp19,5 juta 15 - 19 Agustus 2016 Sosialisasi Pencegahan Korupsi dan Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) - 24 Mei 2016 Sosialisasi Business Judgement Rule PTPN III (Persero) Rp25 juta Oktober 2016 Program Pengenalan bagi Anggota Dewan Komisaris Baru Program Pengenalan diadakan bagi anggota Dewan Komisaris baru yaitu, agar yang bersangkutan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris dengan sebaikbaiknya. Program Pengenalan bagi Dewan Komisaris meliputi: 1. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan; 2. Gambaran mengenai Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya; 3. Pemahaman tentang kewenangan yang didelegasikan, Audit Internal dan Eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit. 4. Pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris, dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 164 Pedoman Kerja Dewan Komisaris Dalam rangka mengatur tata tertib kerja dan hubungan dengan Direksi, perusahaan telah memiliki Board Manual yang selalu direview dan dilakukan pengkinian. Board Manual berisi pengaturan sebagai berikut: • Fungsi Dewan Komisaris • Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris • Hak dan Wewenang Dewan Komisaris • Komposisi Dewan Komisaris • Pengangkatan Dewan Komisaris • Program Pengenalan Perusahaan bagi Dewan Komisaris Baru • Program Pengembangan Dewan Komisaris • Rapat Dewan Komisaris • Penilaian Kinerja Dewan Komisaris • Organ Pendukung Dewan Komisaris Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016 a. Program Kerja bidang tugas rutin dan monitoring 1. Melaksanakan rapat Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan. 2. Melaksanakan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan. 3. Melakukan kunjungan kerja ke kantor cabang dalam rangka penilaian atas kinerja cabang. b. Program kerja bidang administrasi, pelaporan dan rekomendasi kepada Pemegang Saham. 1. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai kinerja usaha tahun buku 2015 sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan laporan keuangan Perusahaan tahun buku 2015. 2. Monitoring dan evaluasi laporan manajemen berkala atas pelaksanaan RKAP tahun 2016 yang meliputi tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Manajemen Triwulan I sd IV Tahun 2016. 3. Menyampaikan laporan penilaian terhadap kinerja Direksi yang disampaikan kepada Pemegang Saham pada setiap Laporan Semester. 4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan dan pencapaian KPI Dewan Komisaris tahun 2015 setiap triwulan. 5. Menyusun SOP Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris. 6. Melakukan pengukuran dan penilaian kinerja Anggota Dewan Komisaris secara individu sesuai KPI yang telah ditetapkan. 7. Berkoordinasi dengan Pemegang Saham membuat dan menetapkan kebijakan mengenai usulan remunerasi Direksi. 8. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RKAP tahun buku 2016 sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan RKAP tahun 2016. c. Program kerja bidang koordinasi dan pengawasan 1. Menyampaikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi atas hasil monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut temuan auditor eksternal (KAP) dan auditor internal (SPI) berdasarkan hasil laporan yang disampaikan oleh Komite Audit. 2. Memberikan pendapat tertulis terhadap permohonan Direksi yang terkait dengan berbagai kegiatan Perusahaan. 3. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan risiko atas kegiatan Perusahaan berdasarkan laporan dan analisis dari Komite Pemantau Risiko. 4. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan sistem teknologi dan informasi Perusahaan. 5. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir karyawan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 165 6. Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan pengadaan barang dan jasa Perusahaan. 7.Memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi berkaitan dengan kebijakan produktivitas dan kualitas tanaman. 8. Melakukan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang diterima Dewan Komisaris. d. Program kerja bidang pengembangan wawasan dan pengetahuan 1. Melaksanakan kegiatan yang bersifat publikasi dengan tujuan meningkatkan peran Dewan Komisaris untuk membantu meningkatkan citra Perusahaan. 2. Mengikuti seminar, pelatihan dan workshop dalam rangka pengembangan pengetahuan Dewan Komisaris dan meningkatkan kompetensi terhadap keahlian tertentu baik di dalam maupun di luar negeri. Rekapitulasi Kunjungan Kerja Dewan Komisaris Tahun 2016 No. Tanggal/Bulan Nomor Surat Kebun/Unit Yang Dikunjungi Keterangan 1 28 s.d 29 Maret 2016 DK/3.00/12/III/2016, tgl 22 Maret 2016 KISMK, DSER I, DSIMA √ 2 16 s.d 18 Mei 2016 DK/3.00/24/IV/2016, tgl 29 April 2016 DLAB-1, DLAB-2 √ 3 09 s.d 11 Juni 2016 DK/3.00/31/VI/2016, tgl 03 Juni 2016 PTPN V √ 4 13 s.d 15 Juli 2016 DK/3.00/37/VI/2016, tgl 30 Juni 2016 DLAB-3 √ 5 8 s.d 10 Agustus 2016 DK/3.00/43/VII/2016, tgl 27 Juni 2016 PTPN VI JAMBI √ 6 08 s.d 09 Sept 2016 DK/3.00/53/VIII/2016, tgl 31 Agustus 2016 DASAH √ 7 26 s.d 28 Sept 2016 DK/3.00/60/IX/2016, tgl 22 Sept 2016 PTPN VII LAMPUNG √ 8 10 s.d 12 Oktober 2016 DK/3.00/63/X/2016, tgl 04 Oktober 2015 DSER-2 √ 9 07 s.d 10 Nop 2016 DK/3.00/67/XI/2016, tgl 2 Nop 2016 PTPN X, XI, XII SURABAYA √ 10 29 Nop 2016 DK/3.00/71/XI/2016, tgl 21 Nop 2016 PT KPBN √ 11 6 s.d 7 Desember 2016 DK/3.00/72/XI/2016, tgl 30 Nop 2016 PTPN II MEDAN √ Komisaris Independen Sebagaimana diatur dalam Peraturan Kementerian BUMN Nomer PER–01/MBU/2011 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN, maka Komisaris Independen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas lainnya, anggota Direksi dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuanya untuk bertindak independen. Komisaris Independen Perusahaan memiliki persyaratan sebagai berikut; a. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS), atau pemegang saham Perusahaan, dalam Perusahaan yang sama; b. Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota DPS atau menduduki jabatan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi pada Perusahaan yang sama atau perusahaan lain yang memiliki hubungan afiliasi dengan Perusahaan tersebut dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir; c. Memahami peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan dan peraturan perundangundangan lain yang relevan; e. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi keuangan Perusahaan tempat Komisaris Independen dimaksud menjabat f. Memiliki kewarganegaraan Indonesia; dan g. Berdomisili di Indonesia. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 166 Independensi Dewan Komisaris Seluruh anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tidak memiliki hubungan keluarga dan hubungan keuangan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, maupun pemegang saham. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. DIREKSI Direksi berfungsi sebagai manajemen tertinggi yang melakukan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi bertugas dan bertanggung jawab penuh secara kolegial dalam memaksimalkan nilai Perusahaan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara optimal. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Pemegang Saham. Proses pemilihan dan pengangkatan Direksi didahului dengan proses fit and proper test. Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi Seluruh anggota Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham, dan berdomisili di Indonesia. Masa jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima) tahun. Berikut daftar anggota Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang menjabat di tahun 2016: No. NAMA JABATAN NOMOR SK PERIODE 1 Bagas Angkasa Direktur Utama SK-233/MBU/2013 29 April 2013 s/d 13 April 2016 2 Tengku Syahmi Johan Direktur SK-402/MBU/2013 27 November 2013 s/d 4 Mei 2016 3 Harianto Direktur SDM & Umum SK-402/MBU/2013 27 November 2013 s/d 4 Mei 2016 4 Alexander Maha Direktur SK-485/MBU/09/2014 16 September 2014 s/d 4 Mei 2016 5 Rafjon Yahya Direktur SK-24/MBU/03/2015 9 Maret 2015 s/d 4 Mei 2016 6 Elia Massa Manik Direktur Utama SK-77/MBU/04/2016 13 April 2016 s/d 17 Maret 2017 7 Seger Budiarjo Direktur SK-98/MBU/05/2016 4 Mei 2016 s/d saat ini 8 Erwan Pelawi Direktur SK-88/MBU/2012 1 Maret 2012 s/d saat ini 9 Nurhidayat Direktur SK-98/MBU/05/2016 4 Mei 2016 s/d saat ini Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direksi Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Nomor: 3.00/SKPTS/41/2016 tanggal 1 Agustus 2016 dengan susunan sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Elia Massa Manik Erwan Pelawi Seger Budiarjo Nurhidayat Laporan Tahunan 2016 : Direktur Utama : Direktur Keuangan & Korporasi : Direktur Human Capital & Management Umum : Direktur Pelaksana Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 167 Tugas, Kewajiban dan Wewenang Anggota Direksi Tugas Direksi: Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara tanggal 21 Mei 2012 yang kemudian dituangkan Perusahaan dalam Pedoman GCG Perseroan pada tanggal 26 Januari 2015, maka tugas dan Tanggung Jawab Direksi adalah sebagai berikut : a. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk kepentingan BUMN dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUMN, serta memastikan agar BUMN melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai Pemangku Kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di BUMN yang bersangkutan. c. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di anak perusahaan atau perusahaan patungan dan atau perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas), serta gaji, fasilitas dan atau tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan dan anak perusahaan atau perusahaan patungan BUMN yang bersangkutan, untuk dimuat dalam Laporan Tahunan BUMN. d. Direksi wajib melaporkan kepada BUMN mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya (istri/suami dan anak-anaknya) pada BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan atau Keputusan RUPS. Kewajiban: a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. b. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dan perubahannnya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris paling lambat tanggal 30 September dan kepada Pemegang Saham paling lambat tanggal 31 Oktober sebelum periode RJPP tahun berjalan untuk mendapatkan pengesahan RUPS. RJPP paling sedikit memuat: 1) evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya; 2) posisi Perusahaan saat ini; 3) asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP; 4) penetapan Visi dan Misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan program kerja jangka panjang. Pengesahan Rencana Jangka Panjang ditetapkan paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya Rancangan Rencana Jangka Panjang secara lengkap. Jika dalam waktu 60 (enam puluh) hari Rencana Jangka Panjang belum disahkan, maka Rancangan Rencana Jangka Panjang tersebut dianggap telah mendapat persetujuan Direksi bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pencapaian sasaran-sasaran dalam Rencana Jangka Panjang. c. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai penjabaran tahunan dari RJPP, serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris paling lambat tanggal 15 (lima belas) September sebelum periode RKAP tahun berjalan. RKAP paling sedikit memuat: 1) Visi dan Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan, dan program kerja/kegiatan; 2) anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan; 3) proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaan; dan 4) hal lain yang memerlukan keputusan RUPS/Menteri. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 168 Permohonan persetujuan RKAP disampaikan oleh Direksi kepada RUPS paling lambat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran perusahaan. Pengesahan atas RKAP diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan. d. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). e. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi. f. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan, serta dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. g. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit. h. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Kuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan serta Laporan mengenai hak-hak Perusahaan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain akibat penghapusbukuan piutang. i. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan. j. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf e dan f dan dokumen perusahaan lainnya. k. Menyimpan di tempat kedudukan Perusahaan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan serta dokumen Perusahaan lainnya sebagaimana huruf l. l. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan. m. Memberikan laporan berkala termasuk laporan pelaksanaan manajemen risiko menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. n. Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan tugasnya. o. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang dinyatakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. p. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perusahaan. q. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan. r. Mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian tujuan Perusahaan. s.Mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran. t. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku. u.Direksi wajib melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya (istri/suami dan anak-anaknya) pada Perusahaan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajiban dimaksud dan menimbulkan kerugian bagi Perusahaan, bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian Perusahaan tersebut. v. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk: 1) mengalihkan kekayaan Perusahaan (transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku); atau 2) menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yaitu transaksi pengalihan kekayaan bersih Perusahaan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 169 w. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf v tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atau penjaminan kekayaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar. x. Menyampaikan kepada Dewan Komisaris tentang usulan peluang bisnis ataupun isu-isu perubahan lingkungan bisnis untuk memperoleh arahan dari Dewan Komisaris. Wewenang Direksi: a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan. b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan. c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang karyawan Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar Pengadilan. d.Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan Perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Perusahaan berdasarkan peraturan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan dan Kepala SPI dengan persetujuan Dewan Komisaris. g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS. h. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Kewenangan ini tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang tentang Peseroan Terbatas, Anggaran Dasar, atau Keputusan RUPS. Keputusan RUPS dimaksud tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan. i. Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili Perusahaan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. j. Menjalankan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar. k. Menyusun Kebijakan dan Strategi manajemen risiko perusahaan secara tertulis dan komprehensif, termaasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per aktifitas kegiatan usaha. Kegiatan ini dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun atau dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan secara signifikan. l. Mengembangkan budaya manajemen risiko perusahaan pada seluruh jenjang di organisasi, antara lain melalui komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif. m.Memastikan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang terkait dengan penerapan manajemen risiko perusahaan, antara lain melalui program pendidikan dan latihan yang berkesinambungan terutama yang berkaitan dengan sistem dan proses manajemen risiko perusahaan. n. Memastikan bahwa manajemen risiko perusahaan telah diterapkan secara independen yang dicerminkan antara lain dengan adanya pemisahan fungsi antara unit kerja manajemen risiko, yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan unit kerja operasional dan unit pengendalian intern perusahaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 170 Pembagian Tugas Masing-Masing Direksi Pembagian tugas dan tanggungjawab Direksi sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Nomor: 3.00/PERDIR/XI/2016 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero), adalah sebagai berikut: Direktur Utama a. Menjalankan pengurusan Perseroan selaku Holding dan mengkoordinasikan tugas-tugas Divisi Sekretaris Perusahaan, Divisi Pengembangan dan Satuan Pengawasan Internal. b. Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan program kegiatan masingmasing anggota Direksi. c. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS. d. Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi. e. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi Perseroan dan atau rapat Direksi Holding secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat. f. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisaris dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan. g. Melakukan pengawasan baik secara langsung atau melalui Dewan Komisaris Perseroan atau Dewan Komisaris Perusahaan Anak PTPN atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN. h. Mengkoordinasikan Anggota Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key Performance Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan. i. Mengkoordinasikan perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat Holding, yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP. j. Mengkoordinasikan penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS . k. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Perusahaan. Direktur Pelaksana Operasional a. Menjalankan pengurusan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional (kecuali tindakan terkait dengan pengurusan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS) sesuai sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas SEVP Produksi, SEVP SDM dan Umum serta SEVP Keuangan. c. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat Operasional (Produksi, SDM dan Umum dan Keuangan). d. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS. e. Mengadakan dan memimpin rapat antar Direktorat Operasional secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat Operasional. f. Menyampaikan laporan dan/atau penjelasan kepada Direktur Utama atas kegiatan operasional Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan/atau Perusahaan Anak Non PTPN. g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key Performance Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan. h.Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat Operasional, yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP. i. Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional untuk disampaikan kepada Direktur Utama. j. Mengusulkan kepada Direktur Utama atas tindakan-tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan kepada Dewan Komisaris dan RUPS. k. Merumuskan strategi-strategi yang memuat rencana aksi guna mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, baik di tingkat korporasi, fungsi maupun unit bisnis strategis (Strategic Business Unit/ Distrik) dengan mengitegrasikan dengan strategi dan kebijakan Holding. l. Menyampaikan RJPP dan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional kepada Direksi Holding. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 171 m. Mengevaluasi RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional secara berkala serta melakukan analisa dan kajian untuk melakukan perubahan apabila terjadi penyimpangan pencapaian RKAP. n. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional kepada Direksi Holding. o. Melakukan pengawasan langsung atau melalui Dewan Komisaris Perusahaan Anak Non PTPN atas pengelolaan Perusahaan Anak Non PTPN. p.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Operasional. q. Melaksanakan mandat Direktur Utama sebagai penanggung jawab Tata Kelola Perusahan yang Baik. Direktur Human Capital Management dan Umum a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat HCM dan Umum yaitu Divisi Human Capital dan Umum dan Divisi Teknologi Informasi; b. Menyusun struktur organisasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero); c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat HCM dan Umum; d. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di bawah Direktorat HCM dan Umum; e. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS; f. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala pada Direktorat HCM dan Umum untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatannya; g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional; h. Menindaklanjuti temuan audit SPI atau audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya. i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS; j. Menyiapkan rancangan RKAP dan RJPP Direktorat HCM dan Umum. k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat HCM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. l. Melakukan pengawasan atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN dalam bidang HCM dan Umum dan Teknologi Informasi. m.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Direktorat HCM dan Umum. Direktur Keuangan dan Korporasi a. Memimpin dan mengkordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Keuangan dan Korporasi yaitu Divisi Operasional, Divisi Korporasi dan Divisi Keuangan; b. Melaksanakan program restrukturisasi bidang keuangan dan korporasi Perusahaan Anak PTPN; c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan di bawah Direktorat Keuangan dan Korporasi; d. Melaksanakan dan mengendalikan program kerja Direktorat Keuangan dan Korporasi; e. Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS; f. Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah di bawah Direktorat Keuangan dan Korporasi; g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasionalnya; h. Menindaklanjuti temuan audit SPI atau audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya. i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham j. Menyiapkan rancangan RKAP dan RJPP Direktorat Keuangan dan Korporasi. k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan Korporasi dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. l. Melakukan pengawasan atas pengelolaan Perusahaan Anak PTPN dalam bidang keuangan dan korporasi. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 172 m. Melakukan evaluasi RKAP atau RKAP perubahan Perusahaan Anak PTPN sebelum disahkan oleh RUPS. n.Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Direktorat Keuangan dan Korporasi. Program Pengembangan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi Program pengembangan yang diikuti oleh anggota Direksi dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut: Nama/Jabatan Direktur Utama Program Pengembangan Tanggal Tempat Penyelenggara Semiloka dengan tema : “MEMBAWA INOVASI FRUGAL KE DALAM BISNIS PERKEBUNAN, Meraih Kinerja Unggul Berkelanjutan” 5 Feb 2016 Yogyakarta LPP Kampus Yogyakarta Seminar Teknologi Pemupukan dan Strategi untuk Mengatasi Anomali Iklim di Perkebunan 31 Maret-1 April 2016 Bali PT. Riset Perkebunan Nusantara Direktur Umum Sosialisasi Sertifikasi Kompetensi 28 Jan 2016 Jakarta LSP-PHI Direktur Keuangan Sharing Session 28 Juni 2016 Pusdiklat Sei Karang Pusdiklat Sei Karang Direktur Pelaksana Operasional Sosialisasi Sertifikasi Kompetensi 28 Jan 2016 Jakarta LSP-PHI 31 Maret-1 April 2016 Bali PT. Riset Perkebunan Nusantara 06-07 April 2016 Jakarta Pertamina Training & Consulting 24 Mei 2016 Jakarta KPK Seminar Teknologi Pemupukan dan Strategi untuk Mengatasi Anomali Iklim di Perkebunan Seminar “CEO Talk on Holding Company” Sosialisasi Pencegahan Korupsi dan Gratifikasi Program Pengenalan bagi Anggota Direksi Baru Program pengenalan diadakan bagi anggota Direksi baru, agar yang bersangkutan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Direksi dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan Pedoman GCG yang telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta ditandatangani pada Notulen Rapat Nomor: 3.00/NR/5A/III/2015 tanggal 17 Maret 2015, materi untuk program pengenalan Perusahaan bagi Direksi baru adalah sebagai berikut: a. pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan; b. gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya; c. keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit; d. keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab anggota Direksi serta hal-hal lain yang tidak diperbolehkan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 173 Persyaratan Dalam Memilih Anggota Direksi 1. Persyaratan formal bagi anggota Direksi sebagai berikut: a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum. b. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan. c. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan. d. Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan. e. Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan anggota Direksi lain dan/atau anggota Dewan Komisaris. f. Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan. g. Tidak boleh merangkap jabatan lain dalam jabatan struktural dan/atau fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan/atau daerah. h. Tidak boleh merangkap jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan dan/atau yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar. 2. Persyaratan material bagi anggota Direksi sebagai berikut: a. Pengalaman, dalam arti yang bersangkutan memiliki rekam jejak (track record) yang menunjukkan keberhasilan dalam pengurusan BUMN/ Perusahaan/ Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan; b. Keahlian, dalam arti yang bersangkutan memiliki: 1) pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perusahaan; 2) pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan; 3) kemampuan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan strategis dalam rangka pengembangan Perusahaan. c. Integritas, dalam arti yang bersangkutan tidak pernah terlibat dalam perbuatan: 1) rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, dalam pengurusan BUMN/ Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berbuat tidak jujur); 2) cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik); 3) perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada pribadi calon Anggota Direksi, karyawan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik). 4) perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan perusahaan yang sehat (perilaku yang tidak baik). d. Kepemimpinan, dalam arti yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk: 1) memformulasikan dan mengartikulasikan visi Perusahaan. 2) mengarahkan pejabat dan karyawan Perusahaan agar mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan Perusahaan. 3) membangkitkan semangat (memberi energi baru) dan memberikan motivasi kepada pejabat dan karyawan Perusahaan untuk mampu mewujudkan tujuan Perusahaan e. Memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan Perusahaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 174 3. Persyaratan lain a. Bukan pengurus partai politik, dan/atau anggota legislatif, dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif. b. Bukan kepala/wakil kepala daerah dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon kepala/wakil kepala daerah; c.Tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada Lembaga, Anggota Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas pada BUMN, Anggota Direksi pada BUMN dan/atau Perusahaan, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Anggota Direksi Perusahaan. d. Tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Anggota Direksi, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai anggota Direksi. e. Tidak menjabat sebagai anggota Direksi Perusahaan selama 2 (dua) periode berturut-turut. f. Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Pedoman Kerja Direksi (Board Manual) Dalam rangka mengatur tata tertib kerja dan hubungan dengan Dewan Komisaris, perusahaan telah memiliki Board Manual yang selalu direview dan dilakukan pengkinian sesuai dengan perkembangan regulasi dan tata kelola perusahaan yang baik. Tujuan penyusunan dan pelaksanaan Board Manual adalah: 1. terciptanya satu pola hubungan kerja yang harmonis antar Organ Perusahaan dalam mengelola perkebunan secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance; 2. memudahkan organ-organ Direksi dan organ-organ Dewan Komisaris untuk memahami tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris maupun hubungan tugas antara organ-organ tersebut. Materi yang diatur dalam Tata tertib kerja Direksi adalah sebagai berikut: • Fungsi Direksi • Persyaratan Anggota Direksi, Proses Pengangkatan Direksi • Keanggotaan dan Komposisi Direksi, Masa Jabatan Direksi • Tugas, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Direksi • Wewenang dan Hak Direksi • Program Pengenalan Perusahaan kepada Direksi Baru • Program Pengembangan Direksi • Rapat Direksi, Rapat Gabungan, Rapat Direktorat, Rapat Kerja Nasional • Tata Tertib Rapat • Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Direksi • Penilaian Kinerja Direksi • Pemberhentian , Berakhirnya Jabatan Direksi • Larangan Rangkap Jabatan • Karyawan Menjadi Anggota Direksi Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen dari Direksi dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, dengan harapan akan tercipta suatu pola hubungan kerja yang harmonis dalam upaya mencapai Visi dan Misi PTPN III (Persero) Holding Perkebunan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 175 PENILAIAN KINERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan setiap tahun, dengan menggunakan key performance indicator secara garis besar dengan memberikan kontribusi dan dukungan dalam mengimplementasikan visi dan misi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam program kerja di tahun berjalan, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai Perusahaan, serta melakukan monitoring untuk tercipta dan berkembangnya Good Corporate Governance di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dengan terlebih dahulu: 1. Dewan Komisaris dan Direksi mengusulkan Key Performance Indicators (KPI) kepada RUPS untuk ditetapkan. 2. Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau anggaran dasar. 3. Dewan Komisaris dan Direksi menyampaikan laporan triwulanan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada para Pemegang Saham/Menteri. Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu: 1. Aspek Operasional berisikan indikator yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan secara operasional oleh Dewan Komisaris dan pengelolaan oleh Direksi dalam bentuk rapat internal dan gabungan. 2. Aspek Administrasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan dokumentasi dan pelaporan hasil pengawasan dari Dewan Komisaris dan hasil pencapaian kinerja dari Direksi. 3. Aspek Dinamis adalah indikator yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam kegiatan yang mengandung nilai pendidikan dan pelatihan serta kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan citra Perusahaan. Dalam memulai pelaksanakan tugas di tahun 2016, Dewan Komisaris dan Direksi telah menetapkan sasaran kerja yang akan dicapai dalam tahun tersebut. Sasaran kerja Dewan Komisaris dan Direksi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tujuan Perusahaan secara keseluruhan, sasaran Dewan Komisaris ditujukan guna mengoptimalkan fungsi dan tugas Dewan Komisaris dan Direksi serta dalam rangka memenuhi harapan dan target Pemegang Saham. Sasaran Kerja Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2016 yang dapat dicapai dengan baik antara lain: (a)Meningkatnya efektivitas tugas dan fungsi Dewan Komisaris dan Direksi secara optimal atas pencapaian Perusahaan, yaitu adanya frekuensi pertemuan rutin yang intensif antara Dewan Komisaris beserta perangkatnya dengan Direksi beserta jajaran dalam rangka mengkomunikasikan berbagai program kerja Perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. (b)Meningkatnya kualitas hasil analisa dan kajian Dewan Komisaris terhadap realisasi pencapaian kinerja Perusahaan tahun buku 2015, rancangan RKAP tahun 2016 dan berbagai kegiatan operasional Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi. (c) Pelaksanaan rekomendasi dari Dewan Komisaris kepada Direksi atas setiap kegiatan perkebunan sehingga dapat memberikan dukungan yang positif dalam pencapaian sasaran Perusahaan. Sasaran ini berkaitan erat dengan tindakan Direksi yang perlu mendapat persetujuan/rekomendasi Dewan Komisaris, dimana dalam setiap pemberian keputusannya Dewan Komisaris senantiasa memberikan arahan dan argumentasi yang didasarkan pada praktek korporasi (BUMN) yang sehat secara umum dan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 176 (d)Telah dilaksanakan pelaporan hasil penilaian Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham terhadap pencapaian KPI Dewan Komisaris dan Direksi atas kinerja masing-masing baik secara kolegial maupun individual. (e) Ditetapkannya Kantor Akuntan Publik (KAP) yang capable untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan (audited) Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun buku 2016 yaitu dengan ditunjuknya kembali KAP Purwantono, Suherman & Surja sebagai auditor pelaksana audit tahun buku 2016 yang diputuskan dalam RUPS pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 (f) Berpartisipasi aktif dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi dengan mengikuti kegiatan terkait dengan pengembangan pengetahuan yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan. (g)Meningkatnya pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip GCG Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan parameter yang baru sesuai SK-16/S.MBU/2012, yang ditandai dengan meningkatnya nilai skor penerapan GCG yang wajib dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi. (h) Peran organ Perusahaan lebih optimal dalam mendukung peningkatan kinerja Perusahaan. Kriteria Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Kriteria assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan Kontrak Kinerja yang memuat Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi, yang merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan atau anggaran dasar. Secara umum Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris dan Direksi dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) bidang, berikut: A. Program Kerja Bidang Tugas Rutin dan Monitoring 1) Melaksanakan rapat sebanyak 12 kali dalam setahun 2) Melaksanakan rapat gabungan Dewan komisaris dan Direksi sebanyak 12 kali dalam setahun 3) Melaksanakan kunjungan kerja diseluruh wilayah Indonesia dalam rangka penilaian kinerja B. Program Kerja Bidang Administrasi, Pelaporan dan Rekomendasi kepada Pemegang Saham 1) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai kinerja usaha tahun buku 2015 sebagai rekomendasi untuk pengesahan laporan keuangan Perusahaan tahun buku 2015 2) Monitoring dan evaluasi laporan manajemen berkala atas pelaksanaan RKAP tahun 2016 yang meliputi tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Manajemen Triwulan I sd Triwulan IV 3)Menyampaikan laporan penilaian atas kinerja yang dicapai untuk disampaikan kepada Pemegang Saham pada setiap Laporan Semester 4) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta pencapaian KPI tahun 2015 setiap triwulanan 5)Menetapkan Standard Operating Procedure (SOP) 6) Menyepakati usulan remunerasi pengurus tahun 2016 kepada Pemegang Saham 7) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai usulan RKAP tahun 2017 sebagai rekomendasi Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham untuk pengesahan RKAP tahun 2017 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 177 C. Program Kerja Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Pengelolaan 1) Dewan Komisaris telah memberikan pendapat, arahan dan saran kepada Direksi atas hasil monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut temuan auditor ekternal (KAP) dan auditor internal (SPI) berdasarkan hasil laporan yang disampaikan oleh Komite Audit 2) Keselarasan aksi atas kegiatan Perusahaan sesuai dengan kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan Anggaran Dasar 3) Menindaklanjuti temuan terkait dengan risiko atas kegiatan Perusahaan berdasarkan laporan dan analis Komite Pemantau Manajemen Risiko 4) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan sistem teknologi dan informasi perusahaan 5) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan akutansi dan penyusunan laporan keuangan 6) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi karyawan 7) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan kebijakan pengadaan barang dan jasa Perusahaan 8) Menindaklanjuti pendapat, arahan dan saran yang berkaitan dengan efeisiensi dan peningkatan produktivitas 9) Melakukan telaah dan tindak lanjut atas pengaduan masyarakat dan para stakeholder yang bekaitan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). D. Program Kerja Bidang Pengembangan Wawasan dan Pengetahuan 1) Melaksanakan kegiatan yang bersifat publikasi dengan tujuan meningkatkan peran Dewan Komisaris dan Direksi untuk membantu meningkatkan citra Perusahaan 2) Mengikuti seminar, pelatihan dan workshop dalam rangka pengembangan pengetahuan dan meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi dalam keahlian tertentu yang dapat menambah wawasan pemahaman terhadap bisnis Perusahaan. Proses Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Pengukuran kinerja Dewan Komisaris dan Direksi mengacu pada Sistem Kriteria Penilaian Kinerja Unggul dengan menggunakan beberapa indikator sebagai berikut; I. Pendorong kinerja • Kepemimpinan • Perencanaan strategis • Fokus pada pelanggan dan pasar II. Kinerja dasar • Perbaikan kinerja pegawai • Pengelolaan proses produksi dan pelayanan III. Hasil capaian kinerja Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 178 Hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi Berikut hasil penilaian Kinerja Direksi Perspektif KPI Bobot (%) Satuan Target 2016 I. PENDORONG KINERJA Kepemimpinan Skor KPKU 2,00 Skor 600,00 Skor GCG 2,00 Skor 93,50 2,00 % 90,00 2,00 Unit 7,00 2,00 Unit 19 - Target Program 2,00 % 100,00 - Target Fisik 2,00 % 75,00 % 84,00 4,00 Perencanaan Strategis Tingkat Utilisasi Peralatan Produksi Tingkat Penilaian Proper - Warna Biru Tingkat Keselamatan Kerja Perusahaan - Bendera Emas Tingkat Penyerapan CAPEX 10,00 Fokus Pada Pelanggan dan Pasar Tingkat Kepuasan Pelanggan/ CSI 19,00 19,00 II. KINERJA DASAR Perbaikan Kinerja Pegawai Competency Level Index - Karyawan Pimpinan 3,00 % 85,00 - Karyawan Pelaksana 3,00 % 77,00 Employee Engagement Index 3,00 % 85,00 2,00 Kg KK /HK 18,10 3,00 Kg TBS /HK 1.440,00 Produktifitas Tenaga Kerja Bidang Produksi - Karet - Kelapa Sawit 14,00 Pengelolaan Proses Produksi dan Pelayanan Penjualan Produksi 1. Karet 2,00 Ton 35,012 2. CPO 2,00 Ton 694,069 3. PKO dan PKM 2,00 Ton 135,516 1. Karet 2,00 Kg. KK/Ha 1,531 2. CPO 3,00 Ton/Ha 5,45 1. Karet 2,00 Rp/Kg 17.520,15 2. Kelapa Sawit 3,00 Rp/Kg 6.128,47 4,00 Kg/Pokok/Tahun 0,595 9,00 Kg/Pokok/Tahun 8,860 Produktivitas (Kebun Sendiri) Harga Pokok FOB Pemupukan Tanaman Menghasilkan 1. Karet 2. Kelapa Sawit 29,00 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 179 Perspektif KPI Bobot (%) Satuan Target 2016 III. CAPAIAN KINERJA Hasil Capaian Kinerja Perusahaan Profitabilitas - Return on Asset 12.00 % 1.28 - Solvabilitas 12.00 % 446.43 24.00 TOTAL 100.00 Berikut hasil penilaian Kinerja Dewan Komisaris No. Aspek & Parameter Periode Satuan Output Bobot Rencana Output Aspek Perencanaan 1 Menyusun RKA Dewan Komisaris tahun 2016 Tahunan Dokumen 5 1 2 Menyusun kontrak manajemen (KPI) Dewan komisaris tahun 2016 Tahunan Dokumen 5 1 Sub Total 10 Aspek Pengawasan & Nasehat 1 Memberikan tanggapan/ rekomendasi kepada Pemegang Saham untuk: a. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan b. Laporan Tahunan c. Laporan Kinerja Triwulanan d. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2016-2020 Tahunan Tahunan Triwulanan Setahun Surat Surat Surat Surat 5 5 7 5 1 1 3 1 Setahun Surat 12 12 2 Memberikan nasehat/ rekomendasi kepada Direksi sesuai tugas Dewan Komisaris 3 Rapat Dewan Komisaris a. Jumlah Rapat b. Kehadiran Rapat c. Penyelesaian Risalah rapat Bulanan Bulanan Bulanan Kali % Risalah 10 5 5 12 100 12 4 Kunjungan Kerja Setahun Kunjungan 5 12 Sub Total 59 Aspek Pelaporan 1 Laporan realisasi pelaksanaan KPI Dewan Komisaris 2 Laporan pengawasan Dewan Komisaris Triwulanan Laporan 7 2 Tahunan Laporan 7 1 Aspek Dinamis 1 Pengusulan Auditor eksternal kepada pemegang saham Tahunan Surat 5 1 2 Peningkatan kompetensi melalui seminar, workshop dll Setahun Kali 4 7 3 Hasil assessmen GCG Dewan Komisaris Tahunan Skor 4 25 4 Tanggapan terhadap tindaklanjut temuan Auditor/ SPI/ assesor GCG Setahun Surat 4 1 Sub Total TOTAL Jujur • Tulus • Ikhlas 17 100,00 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 180 KEBIJAKAN REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Remunerasi Dewan Komisaris mengacu pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor: 04/MBU/2014tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium menurut komposisi faktor jabatan sebagai berikut: 1. Komisaris Utama : 45% dari Direktur Utama 2. Anggota Dewan Komisaris : 90% dari Komisaris Utama Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Pada prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, Direksi membuat kajian perhitungan penghasilan diterima (take home pay) yang terdiri atas Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem/ Insentif Kinerja yang formulasinya mengacu kepada PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014. Usulan penghasilan ini dibahas bersama Dewan Komisaris yang selanjutnya dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun 2016. Usulan penghasilan yang sudah dianggarkan tersebut selanjutnya disampaikan kepada RUPS untuk ditetapkan bersamaan dengan Persetujuan Laporan Tahunan 2015 dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun 2015 yang diselenggarakan pada Juli 2016. RUPS melakukan penilaian atas usulan penghasilan Dewan Komisaris dan mengesahkan usulan penghasilan Dewan Komisaris tersebut. Untuk menerapkan keputusan RUPS tersebut, Direksi menerbitkan Surat Keputusan Nomor:3.00/ SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016 tentang Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan. I II III IV Laporan Tahunan 2016 Peraturan Menteri BUMN No: PER-04/MBU/2014 RKAP PTPN III Holding Tahun 2016 Rapat Umum Pemegang Saham SK No: 3.00/SKPTS/R/24/2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 181 Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, prinsip dasar pemberian remunerasi, sebagai berikut: a. Penetapan penghasilan yang berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, dan faktor- faktor lain yang relevan, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; b. Penetapan penghasilan yang berupa tantiem yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kinerja dan kemampuan keuangan perusahaan, serta faktor faktor lain yang relevan. Penetapan penghasilan tersebut mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, tingkat inflasi, kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan dan faktor-faktor yang lain yang relevan, serta tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat memberikan tantiem kepada anggota Direksi berdasarkan penetapan RUPS dalam pengesahan laporan tahunan, apabila: a. Realisasi tingkat kesehatan perusahaan paling rendah dengan nilai 70; dan b. Target tingkat kesehatan dalam RKAP tercapai meskipun nilainya di bawah 70. Besaran tantiem dikaitkan dengan capaian KPI dalam Kontrak Manajemen dengan prinsip agresif, yakni semakin tinggi dan menantang target, semakin besar tantiem yang diberikan. Selain mempertimbangkan capaian KPI, penetapan tantiem juga mempertimbangkan investasi jangka panjang yang dilakukan secara agresif dan keberhasilan penugasan pemerintah. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris Sesuai Keputusan RUPS atas persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2015 Nomor3.00/SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016, bahwa Komisaris Utama dan Anggota Komisaris masing-masing mendapat honorarium sebesar 45% dari gaji Direktur Utama dan 90% dari honorarium Komisaris Utama. 1. Imbalan Jangka Pendek • Honorarium Merupakan penghasilan tetap berupa uang yang diterima setiap bulan oleh seseorang karena kedudukannya sebagai anggota Dewan Komisaris. Besaran honorarium anggota Dewan Komisaris ditetapkan dengan Faktor Jabatan: Komisaris Utama sebesar 45% dari gaji Direktur Utama dan Anggota Komisaris sebesar 90% dari Komisaris Utama. • Tunjangan Merupakan penghasilan berupa uang atau yang dinilai dengan uang yang diterima pada waktu tertentu oleh anggota Dewan Komisaris. Jenis tunjangan yang diberikan terdiri dari tunjangan hari raya, tunjangan transportasi, dan tunjangan purna jabatan. Besaran tunjangan terdiri dari tunjangan hari raya diberikan sebesar 1 (satu) kali honorarium dan tunjangan transportasi sebesar 20% dari honorarium masing-masing anggota Dewan Komisaris. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 182 • Fasilitas Merupakan penghasilan berupa sarana dan atau kemanfaatan dan atau penjaminan yang digunakan/dimanfaatkan oleh anggota Dewan Komisaris dalam rangka pelaksanaan tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangundangan. Jenis fasilitas terdiri dari fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum. • Tantiem Merupakan penghasilan yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris apabila Perusahaan memperoleh laba dan tidak mengalami akumulasi kerugian. Komposisi besaran tantiem bagi Komisaris Utama adalah 90% dari tantiem Direktur utama sedangkan untuk anggota Dewan Komisaris adalah 90% dari tantiem Komisaris Utama. Komponen penghasilan bagi Dewan Komisaris untuk tahun 2016, adalah sebagai berikut: No. Nama Jabatan Jumlah Penghasilan Bulanan 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 86.724.000 2 Dahlan Harahap Komisaris 78.051.600 3 Sardan Marbun Komisaris 78.051.600 4 Deddy Yevri Sitorus Komisaris 78.051.600 5 Subur Budhisantoso Komisaris TOTAL 78.051.600 398.930.400 Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, prinsip dasar pemberian remunerasi, sebagai berikut: a. Penetapan penghasilan yang berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, dan faktor- faktor lain yang relevan, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; b. Penetapan penghasilan yang berupa tantiem yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kinerja dan kemampuan keuangan perusahaan, serta faktor faktor lain yang relavan. 2. Imbalan Jangka Panjang Imbalan jangka panjang diberikan dalam bentuk santuan purna jabatan berupa uang asuransi yang dikelola oleh PT Asuransi Bumi Putera. Imbalan ini akan diberikan pada saat Dewan Komisaris mengakhiri masa jabatannya, dengan jumlah manfaat Asuransi (uang Asuransi) untuk Komisaris Utama sebesar Rp598.002.671,- sedangkan masing–masing komisaris menerima manfaat asuransi (uang asuransi) sebesar Rp415.775.221,-. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 183 Struktur Remunerasi Direksi Sesuai Keputusan RUPS atas persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2015 Nomor 3.00/SKPTS/R/24/2016 tanggal 1 Juli 2016, remunerasi gaji Direktur Utama untuk tahun 2016. Gaji anggota Direksi ditetapkan sebesar 90% dari gaji Direktur Utama. 1. Imbalan Jangka Pendek Imbalan jangka pendek yang diberikan Perusahaan kepada Direksi meliputi tantiem yang terpisah dari ketentuan bonus karyawan dan besarnya tantiem ditetapkan oleh RUPS. Selain itu, Direksi menerima Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan, tunjangan komunikasi yang diberikan maksimal sebesar 5% dari gaji, tunjangan pakaian dinas, tunjangan cuti tahunan, tunjangan cuti besar, tunjangan perumahan apabila Perusahaan tidak menyediakan rumah jabatan, dan tunjangan utilitas. 2. Imbalan Jangka Panjang Imbalan jangka panjang diberikan dalam bentuk santunan purna jabatan berupa uang asuransi yang dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya, maksimal premi sebesar 25% dari gaji. Imbalan ini akan diberikan pada saat Direksi mengakhiri masa jabatannya, dengan jumlah manfaat Asuransi (uang Asuransi) untuk Direktur Utama sebesar Rp40.150.000,- sedangkan masing-masing Direktur menerima manfaat asuransi (uang asuransi) sebesar Rp36.135.000,3.Fasilitas Direksi juga mendapatkan fasilitas berupa fasilitas kenderaan dinas, fasilitas kesehatan, fasilitas bantuan hukum, fasilitas rumah jabatan, fasilitas club membership, fasilitas perkumpulan profesi, dan fasilitas biaya representasi (batas maksimum ditetapkan RUPS). Komponen penghasilan bagi Direksi untuk tahun 2016, adalah sebagai berikut: No. Nama Jumlah Penghasilan Bulanan 3 4 1 2 1 Elia Massa Manik Direktur Utama 188.600.000 2 Seger Budiarjo Direktur Human Capital & Umum 172.540.000 3 Nurhidayat Direktur Pelaksana 172.540.000 4 Erwan Pelawi Direktur Keuangan & Korporasi 172.540.000 TOTAL Jujur • Tulus • Ikhlas Jabatan 706.220.000 Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 184 INFORMASI PERTEMUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan guna membahas hal yang bersifat strategis dan memerlukan keputusan segera. Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dan setiap saat jika diminta oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada Komisaris lain. Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat, dengan ketentuan bahwa seluruh anggota Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan atas usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan melalui rapat formal. Segala keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat. No. Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 10 10 100% 2 Sardan Marbun Komisaris 10 10 100% 3 Dahlan Harahap Komisaris 10 10 100% 4 Subur Budhisantoso Komisaris 10 10 100% 5 Dedi Y.H. Sitorus Komisaris 10 10 100% Rapat Direksi Rapat Direksi telah diatur di dalam Anggaran Dasar dan Board Manual yaitu paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulan. Selama tahun 2016, Direksi telah menyelenggarakan 12 kali Rapat Direksi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Segala keputusan yang diambil dalam rapat Direksi bersifat mengikat. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 185 No. Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % 1 Elia Massa Manik Direktur Utama 9 9 100% 2 Nurhidayat Direktur Pelaksana 12 12 100% 3 Erwan Pelawi Direktur Keuangan 12 12 100% 4 Seger Budiarjo Direktur Umum 12 12 100% Rapat Gabungan Dewan Komisaris secara berkala mengadakan rapat internal, dan rapat koordinasi dengan Direksi yang disebut dengan Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris tentang kinerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara menyeluruh. No. Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % 1 Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 12 12 100% 2 Sardan Marbun Komisaris 12 12 100% 3 Dahlan Harahap Komisaris 12 12 100% 4 Subur Budhisantoso Komisaris 12 12 100% 5 Dedi Y.H. Sitorus/ Heri Sebayang Komisaris 12 12 100% 6 Elia Massa Manik Direktur Utama 12 12 100% 7 Nurhidayat Direktur Pelaksana 12 12 100% 8 Erwan Pelawi Direktur Keuangan 12 12 100% 9 Seger Budiarjo Direktur Umum 12 11 92% INFORMASI PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PENGENDALI Perseroan adalah Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya 100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 186 HUBUNGAN AFILIASI Hubungan Keluarga dengan Nama Dewan Komisaris Direksi Hubungan Keuangan dengan Pemegang Saham Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak KOMISARIS UTAMA (Joefly J. Bahroeny) - √ - √ - √ - √ - √ - √ KOMISARIS (Sardan Marbun) - √ - √ - √ - √ - √ - √ KOMISARIS (Dahlan Harahap) - √ - √ - √ - √ - √ - √ KOMISARIS (Subur Budhisantoso) - √ - √ - √ - √ - √ - √ KOMISARIS (Dedi Y.H. Sitorus) - √ - √ - √ - √ - √ - √ DIREKTUR UTAMA (Elia Massa Manik) - √ - √ - √ - √ - √ - √ DIREKTUR Pelaksana (Nurhidayat) - √ - √ - √ - √ - √ - √ DIREKTUR KEUANGAN (Erwan Pelawi) - √ - √ - √ - √ - √ - √ DIREKTUR UMUM (Seger Budiarjo) - √ - √ - √ - √ - √ - √ Anggota Dewan Komisaris, masing-masing tidak memiliki hubungan keuangan maupun hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis vertikal maupun horizontal terhadap sesama anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, maupun Pemegang Saham. KEBERAGAMAN KOMPOSISI Dalam rangka mewujudkan proses dan mekanisme pemilihan dan penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, Perusahaan telah mengikuti persyaratan dan tata cara yang diatur melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 187 dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, serta Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Persyaratan, Tata Cara Pengangkatan, dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara. Komposisi Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah memenuhi unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi independensi, keahlian/pendidikan, serta pengalaman kerja. Seluruh Anggota Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik. Berdasarkan kebijakan Pemegang Saham, dalam penetapan komposisi Dewan Komisaris telah dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) termasuk memperhatikan unsur keberagaman sebagaimana pada tabel berikut: Nama Kompetensi Usia Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir KOMISARIS UTAMA (Joefly J. Bahroeny) Agribisnis 60 Laki-Laki S2 KOMISARIS (Sardan Marbun) Manajemen 68 Laki-Laki Lemhanas KOMISARIS (Dahlan Harahap) Agribisnis 63 Laki-Laki S2 KOMISARIS (Subur Budhisantoso) Antropologi 79 Laki-Laki S3 KOMISARIS (Dedi Y.H. Sitorus) Agribisnis dan Komunikasi Politik 46 Laki-Laki S2 DIREKTUR UTAMA (Elia Massa Manik) Teknik dan Manajemen 51 Laki-Laki S2 DIREKTUR PELAKSANA (Nurhidayat) Agribisnis 55 Laki-Laki S2 DIREKTUR KEUANGAN (Erwan Pelawi) Ekonomi 60 Laki-Laki S2 DIREKTUR UMUM (Seger Budiarjo) Ekonomi dan Agribisnis 49 Laki-Laki S2 KOMITE AUDIT Komite Audit berfungsi sebagai organ pendukung yang membantu Dewan Komisaris, melaksanakan tugas monitoring, evaluasi, supervisi, dan pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 188 Keanggotaan Komite Audit Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen, dan 2 (dua) orang anggota yang semuanya merupakan Pihak Independen yang memenuhi kriteria integritas, kompetensi, akhlak, moral dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diangkat berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris, dengan susunan sebagai berikut: Posisi di Perusahaan SK Dewan Komisaris Masa Jabatan KEP-06/DK/XII/2013 tanggal 11 Desember 2013 2013 – 2018 Ketua Dahlan Harahap Komisaris Independen Anggota Syamsuddin Lubis Pihak Independen KEP-03/DK/VIII/2014 tanggal 18 Agustus 2014 2014 – 2016 Anggota Darwin Bagindo Pakih Pihak Independen KEP-02/DK/VII/2015 tanggal 1 Juli 2015 2015 - 2017 Profil Komite Audit Dahlan Harahap Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 6 Juni 1953. Lulusan Pendidikan Sarjana Fakultas Pertanian USU Medan tahun 1976 dan lulus Magister S2 bidang Manajemen Agribisnis MMA – UGM Yogyakarta tahun 2008. Mengawali karier sebagai Asisten Tanaman PTP II Tanjung Morawa, bidang pengelola Afdeling komoditi kakao tahun 1981. Dan jabatan terakhir adalah Direktur Utama PTP Nusantara IV (Persero) tahun 2012. Sejak tahun 2013 menjabat sebagai Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan merangkap sebagai ketua Komite Audit. Syamsuddin Lubis Warga Negara Indonesia, Lahir di Medan, 13 Agustus 1956. Lulusan Pendidikan Sarjana Fakultas Ekonomi, dan Magister Akuntansi USU, Medan. Mengawali karier sebagai staf akuntansi di Bagian Pembiayaan PTP V Sei Karang, pernah menjabat Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Corporate Secretary, Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern, Kepala Bagian Kemitraan Bina Lingkungan, General Manager Rumah Sakit, Direktur PT Industri Karet Nusantara dan Staf Ahli Direktur Utama. Mulai Agustus tahun 2014 menjabat sebagai Anggota Komite Audit Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 189 Darwin Bagindo Pakih Warga Negara Indonesia, Lahir di Kisaran, Medan, 20 Juni 1955. Lulusan Pendidikan Sarjana Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Swasta Riama, Medan, Menyelesaikan Sertifikasi Qualified Internal Auditor, YPIA, Jakarta, Master Bussiness Administration, Institute Management Study, Jakarta. Diangkat menjadi Anggota Komite Audit sejak Juli 2015 - sekarang. Independensi dan Persyaratan Anggota Komite Audit Seluruh anggota Komite Audit adalah pihak independen, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Hubungan Keluarga dengan Nama Jabatan Dewan Komisaris Ya Tidak Direksi Ya Tidak Hubungan Keuangan dengan Pemegang Saham Dewan Komisaris Ya Ya Tidak Tidak Pemegang Saham Direksi Ya Tidak Ya Tidak Dahlan Harahap Ketua - √ - √ - √ - √ - √ - √ Syamsuddin Lubis Anggota - √ - √ - √ - √ - √ - √ Darwin Bagindo Pakih Anggota - √ - √ - √ - √ - √ - √ Persyaratan keanggotaan Komite Audit 1. Persyaratan Independensi a. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak pernah terikat dalam pekerjaan atau penugasan yang memberikan jasa audit, jasa konsultasi hukum, jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan; b. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak pernah terikat dalam kewenangan dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan Perusahaan; c. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan; d. Tidak memiliki kepentingan/keterikatan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan terhadap perusahaan; e. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semendawa sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pemegang Saham; Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 190 f. Tidak merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris, Sekretaris/Staf Sekretariat Dewan Komisaris pada BUMN/Perusahaan lain; g. Tidak merangkap sebagai anggota Komite Audit, anggota Komite Lain pada perusahaan dan/ atau anggota Komite pada BUMN/perusahaan lain. 2. Persyaratan Kompetensi a. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan/pemeriksaan; b. Salah seorang dari anggota Komite Audit harus memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan; c. Salah seorang dari anggota Komite Audit harus memahami industri/bisnis perusahaan dan pengetahuan yang cukup di bidang system dan teknologi informasi; d.Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan terutama yang menyangkut BUMN dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi perusahaan; e. Mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menilai Efektivitas Sistem Pengendalian Intern a. Komite Audit memonitor kecukupan upaya Direksi dalam menjalankan, mengembangkan dan mempertahankan sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan. b.Komite Audit melakukan evaluasi terhadap kehandalan sistem pengendalian internal Perusahaan guna memberikan masukan dan saran perbaikan untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal, manajemen risiko, dan sistem informasi dan komunikasi. c. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek tata kelola sistem dan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Perusahaan. 2. Menilai efektivitas tugas Auditor Eksternal a. Setiap tahun, laporan keuangan tahunan Perusahaan harus diaudit oleh Auditor Eksternal yang ditunjuk melalui RUPS dari calon yang diajukan oleh Dewan Komisaris cq Komite Audit; b. Komite Audit memiliki kewenangan untuk melakukan proses seleksi calon auditor eksternal, merekomendasikan penunjukan, mengevaluasi independensi, mengawasi perencanaan dan pelaksanaan audit sampai memeriksa pelaporan serta monitor tindaklanjut hasil audit dari Auditor Eksternal; c. Komite Audit melakukan proses seleksi calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku bagi Perusahaan dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam proses pengadaannya; d. Komite Audir dapat menggunakan laporan atau berkomunikasi dengan auditor eksternal untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal; e. Komite Audit melakukan supervisi audit untuk memastikan bahwa auditor eksternal menerapkan Standar Profesi Akuntan Publik dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan bersikap obyektif serta independen dalam melaksanakan tugas audit. 3. Menilai Efektivitas Tugas Auditor Internal a. Komite Audit melakukan monitoring pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI) b. Analisis terhadap Laporan Pelaksanaan Kegiatan SPI yang disampaikan kepada Dewan Komisaris cq Komite Audit; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 191 c. Penyelenggaraan rapat berkala dengan SPI sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk membahas: - Temuan hasil audit dan hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan sistem pengendalian intern, inefisiensi operasi Perusahaan, kekeliruan penerapan standar akuntansi, dan pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku; - Tindak lanjut temuan hasil audit serta hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas SPI. d. Komite Audit melalui Dewan Komisaris dapat meminta SPI untuk melakukan audit khusus atau audit investigasi terhadap kemungkinan adanya indikasi penyelewengan/penggelapan atau penyimpangan di lingkungan Perusahaan. 4. Melaksanakan Tugas Khusus a. Pemberian tugas khusus kepada Komite Audit oleh Dewan Komisaris dilakukan dengan perintah tertulis dari Dewan Komisaris; b. Lingkup pekerjaan tugas khusus bagi Komite Audit sepenuhnya ditentukan oleh Dewan Komisaris sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku; c. Dalam melaksanakan tugas khusus Komite Audit dapat : - Memeriksa dan menganalisis semua catatan, dokumen dan informasi lainnya yang diperlukan termasuk notulen rapat Direksi dan rapat Dewan Komisaris; - Jika dianggap perlu, melakukan audit investigasi bekerjasama dengan SPI atau meminta bantuan tenaga ahli atau konsultan untuk membantu Komite Audit; - Komite Audit menyampaikan laporan pelaksanaan tugas khusus kepada Dewan Komisaris. Program Kerja Komite Audit Tahun 2016 1. Evaluasi Laporan Keuangan Konsolidasian tahun 2016 2. Evaluasi atas Laporan Keuangan Konsolidasian Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun Buku 2015 3. Evaluasi atas Laporan Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Triwulanan Tahun Buku 2016. 4. Review atas usulan RKAP Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun 2017. 5. Review atas usulan PKPT SPI Tahun 2017. 6. Evaluasi Laporan Kinerja SPI, Triwulanan Tahun 2016 yang meliputi: • Evaluasi atas pelaksanaan PKPT SPI Tahun 2016. • Monitoring tidak lanjut atas hasil audit SPI Tahun Buku 2015. • Evaluasi pelaksanaan Internal Audit Charter. 7. Melakukan proses pengusulan calon Auditor Eksternal (KAP) untuk pelaksanaan audit Tahun Buku 2016. 8. Monitoring audit atas Laporan Keuangan yang dilaksanakan oleh KAP 9. Evaluasi tindak lanjut hasil audit atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 yang dilaksanakan oleh KAP. 10.Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Internal Perusahaan. 11.Menyelenggarakan rapat internal Komite Audit. 12.Melakukan pertemuan secara berkala dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI). 13.Melakukan kunjungan kerja ke perkebunan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). 14.Menyusun Laporan Kegiatan Komite Audit secara berkala. 15.Menyusun Rencana Kerja Komite Audit Tahun 2017. 16.Meningkatkan kompetensi melalui pelatihan/workshop/seminar. 17.Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 192 Rapat Komite Audit Sebagaimana ditetapkan dalam Piagam Komite Audit, Komite dapat mengadakan rapat setiap saat. Komite Audit mengadakan pertemuan secara berkala dengan Manajemen berdasarkan tugas dan tanggung jawab Komite Audit. Selama tahun 2016, Komite Audit telah menyelenggarakan 10 kali rapat, yang terdiri dari: Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % Dahlan Harahap Ketua 10 10 100% Syamsuddin Lubis Anggota 10 10 100% Darwin Bagindo Pakih Anggota 10 10 100% Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2016 Pada tahun 2016 Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Rencana Kerja yang telah disetujui sebagai berikut : a) Menghadiri rapat-rapat Dewan komisaris baik internal maupun rapat gabungan Dewan komisaris dengan Direksi b) Mengadakan koordinasi melalui rapat-rapat dengan berbagai unit/divisi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dengan menyampaikan saran-saran dan rekomendasi yang dituangkan dalam notulen rapat c) Mengadakan rapat rutin mingguan dan bulanan dalam bentuk rapat internal Komite Audit dan rapat dengan berbagai Unit/Divisi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) untuk membahas segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi komite d) Membuat laporan hasil evaluasi Komite Audit atas Laporan keuangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) triwulan I sd III tahun 2015 dan Laporan Evaluasi Komite Audit atas laporan Keuangan Konsolidasian Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun buku yang berakhir tanggal 31 desember 2015 (Audited) e) Membuat laporan hasil evaluasi Komite Audit terhadap hasil pemeriksaan SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) triwulan I sd IV f) Membuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kondisi keuangan dan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, sebagai referensi untuk pengambilan keputusan Dewan Komisaris. g) Melakukan kunjungan kerja ke beberapa Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang dalam rangka monitoring h) Membuat dan menyusun RKA Komite Audit Tahun 2016 sebagai Pedoman kegiatan Komite dalam melaksankan tugas sebagi organ Dewan Komisaris i) Melakukan pertemuan dengan auditor ekternal dan menghadiri rapat closing audit atas laporan keuangan tahun buku 2015di beberapa kantor cabangutama dan kantor cabang Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 193 KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Fungsi nominasi dan remunerasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dijalankan oleh Dewan Komisaris dengan mengacu pada PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawan Badan usaha Milik Negara dan Kepmen BUMN No:SK-46/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Perhitungan Gaji Direktur Utama dan Tantiem/Insentif Kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Prosedur Nominasi dan Remunerasi Prosedur Nominasi 1. Penyusunan sistem seleksi dan rekrutmen calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris; 2. Penyusunan kriteria dan jumlah calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan oleh Dewan Komisaris ke RUPS serta calon Direktur yang akan dipilih oleh Dewan Komisaris untuk mengisi kekosongan, apabila terjadi situasi demikian; 3. Penyusunan sistem penilaian dan nominasi calon Direksi dan Dewan Komisaris; 4. Memberikan evaluasi dan analisis atas sistem seleksi, rekrutmen, dan suksesi karyawan Perusahaan. Prosedur Remunerasi 1. Dewan Komisaris bersama Direksi melakukan kajian serta pembahasan perhitungan Remunerasi 2. Dewan Komisaris mengusulkan Besaran Nilai Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada RUPST; 3. RUPST memberikan persetujuan terkait Besaran Nilai Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun berjalan. Sistem Gaji dan Insentif Perusahaan memiliki sistem job grading dalam penggajian karyawannya. Perhitungan job grading tersebut ditinjau dari beberapa elemen yaitu knowhow, problem solving dan akuntabilitas dalam pekerjaan tersebut. Dengan sistem grading ini, karyawan akan terus terpacu untuk meningkatkan kinerja guna mencapai peningkatan karir ke jabatan dengan bobot yang lebih tinggi dan secara otomatis akan meningkatkan pendapatan karyawan tersebut. Kebijakan Suksesi Direksi Perusahaan telah memiliki mekanisme penetapan kandidat pengganti / suksesor Direksi, yaitu dengan mempunyai “Talent Pool” satu tingkat di bawah Direksi. Proses penilaian kompetensi dilakukan oleh Konsultan Independen. Talent Pool tersebut kemudian diajukan oleh Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 194 KOMITE PEMANTAU RISIKO Komite Pemantau Risiko berfungsi sebagai organ pendukung Dewan Komisaris yang membantu dalam pelaksanaan tugas memantau dan monitoring pelaksanaan Manajemen Risiko dan penerapan GCG pada Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Komite Pemantau Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terdiri dari 2 (dua) orang, yang terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota yang merupakan anggota Dewan Komisaris, dan seorang anggota dari Pihak Independen. Komite Pemantau Manajemen Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dengan susunan sebagai berikut: Posisi di Perusahaan Ketua Deddy Y.H. Sitorus Komisaris Anggota Afrah Yusren Pihak Independen SK Dewan Komisaris Masa Jabatan KEP-02/DK/XII/2016 tanggal Desember 2016 2016 – sekarang KEP-03/DK/XII/2015 tanggal 31 Desember 2015 2015 - 2017 Profil Komite Pemantau Risiko Deddy Y.H. Sitorus Warga Negara Indonesia, Lahir di Pematang Siantar, 17 November 1970.. Memperoleh Sarjana Bidang Pertanian dari Universitas Simalungun, Sumatera Utara (1989), Master Bidang Komunikasi Politik dari Kingston University (2008). Memiliki pengalaman kerja sebagai Komisaris PT Takagama (2009–sekarang), Direktur Eksekutif PT Optima Consulting Network (2010– 2012), Komisaris PT Optima Consulting Network (2012–2014), Analis Ekslusif IHS (Information Handling Services) Perwakilan Indonesia (2011–2013), Analis Ekslusif IHS Perwakilan Asia Tenggara (2013–sekarang), Komisaris Independen PT Waskita Beton Precast (2015–sekarang), Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2016-sekarang) Afrah Yusren Warga Negara Indonesia, Lahir di Sibolga, Sumatera Utara, tanggal 29 Agustus 1949, Sarjana Pertanian dari Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1978. Beliau pernah menjabat sebagai Administratur PTP IV (1989 – 1993), Kepala Bagian Teknologi, Kepala Bagian Komersil PTP IV (1994 – 1996), Kepala Bagian Pengadaan, Manajer Industri Hilir, Kepala Bagian Pengolahan, Kepala Bagian Teknik dan Distrik Manajer PTPN III (1996–2004) dan Direktur Utama PT Sarana Agro Nusantara (2004 –2005) dan sejak tahun 2007 hingga saat ini menjabat sebagai Komite Pemantau Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 195 Independensi Anggota Komite Risiko Seluruh anggota Komite Risiko adalah pihak independen, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Hubungan Keluarga dengan Nama Jabatan Dewan Komisaris Direksi Hubungan Keuangan dengan Pemegang Saham Dewan Komisaris Pemegang Saham Direksi Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Sardan Marbun Ketua - √ - √ - √ - √ - √ - √ Afrah Yusren Anggota - √ - √ - √ - √ - √ - √ Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko Tugas Komite Pemantau Risiko: 1. Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi yang dapat diambil oleh Perusahaan; 2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengidentifikasi risiko usaha sesuai best practices pengelolaan risiko; 3. Memantau pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang terdiri dari risiko keuangan, risiko pasar, risiko operasional, risiko legal dan risiko sumber daya manusia sesuai Best Practices pengelolaan risiko. 4. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sesuai best practices pengelolaan risiko dan selanjutnya melaporkan kepada Dewan Komisaris; 5. Melakukan pendalaman atas potensi risiko sesuai dengan best practices pengelolaan risiko yang perlu mendapatkan perhatian Komisaris dan memberikan saran perbaikan dan tindaklanjut kepada Komisaris. 6. Membantu Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang berhubungan dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). 7. Memastikan seluruh aktivitas Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) selalu berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik/GCG dan beretika bisnis yang sehat. 8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko: 1. Komite Pemantau Manajemen Risiko berwenang mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, aset serta sumber daya lainnya milik Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya; 2. Dalam hal-hal tertentu, Komite Pemantau Manajemen Risiko dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dewan Komisaris setelah mendapat surat tugas yang ditandatangani oleh Komisaris Utama; 3. Melalui persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, bilamana diperlukan Komite Pemantau Risiko dapat meminta bantuan tenaga ahli dan/atau kosultan yang biayanya menjadi beban Perusahaan; Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 196 4. Komite Pemantau Risiko bertanggungjawab untuk menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan baik dari pihak internal maupun pihak eksternal dan hanya dipergunakan untuk kepentingan tugasnya; 5. Komite Pemantau Risiko bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya; 6. Evaluasi kinerja Komite Pemantau Risiko, baik secara individual maupun secara kolektif akan dilakukan setiap tahun oleh Komisaris. Persyaratan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko 1. Persyatan Independen a. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak pernah terikat dalam pekerjaan atau penugasan yang memberikan jasa manajemen risiko, jasa di bidang GCG, jasa konsultasi hukum, jasa audit dan jasa konsultasi lainnya kepada Perusahaan; b. Dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris tidak pernah terikat dalam kewenangan dan tanggung jawab merencanakan, memimpin atau mengendalikan kegiatan Perusahaan; c. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perusahaan; d. Tidak memiliki kepentingan/keterikatan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan terhadap Perusahaan; e. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semendawa sampai derajat ketiga menurut garis lurus maupun garis kesamping dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pemegang Saham Perusahaan; 2. Persyaratan Kompetensi a. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang Manajemen Risiko dan GCG; b. Salah seorang dari anggota Komite Pemantau Risiko harus memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan; c. Salah seorang dari anggota Komite Pemantau Risiko harus memahami industri/bisnis perusahaan dan pengetahuan yang cukup di bidang agroindustri; d.Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan terutama yang menyangkut BUMN dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasional Perusahaan; e. Mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Rapat Komite Pemantau Risiko Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu bulan yang dipimpin oleh Ketua Komite Pemantau Risiko, atau anggota Komite Pemantau Manajemen Risiko yang paling senior, apabila Ketua Komite Pemantau Risiko berhalangan hadir. Jika dipandang perlu, Komite Pemantau Risiko dapat mengundang Manajemen terkait dengan materi rapat untuk hadir dalam rapat Komite. Setiap rapat Komite Pemantau Risiko dituangkan dalam Risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Pemantau Risiko yang hadir. Komite Pemantau Risiko dapat hadir dalam Rapat Dewan Komisaris, atau Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris, apabila diundang. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 197 Nama Jabatan Jumlah Rapat Kehadiran % Deddy Y.H. Sitorus Ketua 10 10 100% Afrah Yusren Anggota 10 10 100% Program Kerja Komite Pemantau Risiko 2016 1. Evaluasi Laporan bulanan Manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tahun 2016. 2. Evaluasi penerapan mitigasi risiko. 3. Evaluasi hasil assessment GCG. 4. Pendampingan tindak lanjut GCG. 5. Evaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG. 6. Menyampaikan laporan triwulanan kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan program kegiatan Komite. 7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk pemberian keputusan atas permohonan Direksi yang dipandang mempunyai muatan risiko tertentu. 8. Monitoring dan evaluasi kebijakan manajemen risiko yang terdiri dari risiko pasar, risiko keuangan, risiko operasional, risiko legal dan risiko SDM sesuai dengan best practice pengelolaan risiko. 9. Melakukan kunjungan lapangan ke wilayah operasi dalam rangka monitoring terhadap berbagai aspek risiko yang dihadapi Perusahaan. 10.Menyusun dan mengusulkan program kerja Komite Tahun 2017. 11.Melaksanakan tugas lainnya dari Dewan Komisaris. Realisasi Program Kerja Komite Pemantau Risiko Tahun 2016 Sepanjang tahun 2016, Komite Pemantau Risiko melakukan aktivitas dalam rangka pelaksanaan tugasnya sepanjang tahun 2016, dirinci dalam pokok-pokok kegiatan sebagai berikut : 1. Menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris baik internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi dalam tahun 2016. 2. Mengadakan koordinasi melalui rapat-rapat dengan berbagaiUnit/Divisi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dengan menyampaikan saran-saran dan rekomendasi. 3. Membuat hasil evaluasi Komite Pemantau Risiko atas operasional Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) triwulan I s.d IV tahun 2016. 4. Membuat surat rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai analisis risiko yang berkaitan dengan operasional Perusahaan yang dilaporkan oleh Direksi, sebagai referensi untuk pengambilan keputusan. 5. Mengadakan rapat bulanan untuk membahas pencapaian kinerja tahun 2016 dan rencana kerja tahun 2017. 6. Menyusun rancangan Standard Operating Procedure (SOP) tentang Kebijakan Pengawasan dan Pemberian Nasihat Dewan Komisaris kepada Direksi 7. Membuat dan menyusun RKA Komite Tahun 2017 yang merupakan pedoman kegiatan Komite dalam melaksanakan tugas sebagai organ Dewan Komisaris. 8. Melakukan persiapan Evaluasi Penerapan GCG Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tahun buku 2015 dengan menyampaikan Laporan Ketua Komite Pemantau Risiko kepada Komisaris Utama. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 198 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko Tahun 2016 1.Mengevaluasi dan memantau potensi risiko dari LM yang disampaikan manajemen dan melaporkannya kepada Dewan Komisaris 2. Mengikuti Rapat Intern Dewan Komisaris bulan Januari sampai dengan Desember 2015 3. Mengikuti rapat Dewan Komisaris bersama Direksi 4. Bersama Sekretaris Perusahaan membuat risalah rapat Dewan Komisaris yang mencatat segala sesuatu yang dibicarakan dan yang diputuskan dalam rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama. 5. Mendampingi Dewan Komisaris melakukan kunjungan kerja ke unit-unit usaha dan anak perusahaan kemudian membuat laporan hasil kunjungan dengan saran dan nasihat dalam usaha meningkatkan kinerja Perusahaan 6. Komunikasi dengan manajemen mengenai tindak lanjut hal-hal yang dinasehatkan/dimintakan perhatian yang tercantum didalam Risalah Rapat Dewan Komisaris, Risalah Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, Hasil kunjungan Dewan Komisaris ke unit-unit usaha dan anak perusahan yang setiap bulan dikomunikasikan dengan manajemen perkembangan tindaklanjutnya yang merupakan implementasi peningkatan pengawasan Dewan Komisaris. Tindak lanjut hal-hal yang dinasehatkan/dimintakan perhatian oleh Dewan Komisaris disusun bersama Sekretariat Perusahaan untuk dibahas setiap bulannya mulai Januari 2016 sampai dengan Desember 2016 didalam Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. 7. Mengadakan rapat Komite Dewan Komisaris sebelum rapat internal Dewan Komisaris yang membahas LM bulanan, LM Triwulanan, LM Tahunan dan laporan kunjungan untuk disampaikan ke Dewan Komisaris sebagai bahan rapat Dewan Komisaris dengan Direksi dari bulan Januari – Desember 2016. 8. Melakukan kajian/evaluasi atas setiap usulan Direksi yang terkait dengan kerjasama investasi, penyertaan modal, pendirian perusahaan patungan/anak perusahaan, pelepasan aset Perusahaan, dan kegiatan lain untuk mendapatkan rekomendasi Dewan Komisaris. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 199 Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan memiliki peran penting dalam memfasilitasi komunikasi antara Perusahaan dengan seluruh pemangku kepentingan, serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Guna mendukung peranan tersebut, Sekretaris Perusahaan diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi sebagai Liason Officer, Corporate Communication, Compliance Officer, Investor Relation, serta administrasi dokumen dan notulensi rapat guna memenuhi ketentuan tata kelola perusahaan yang baik. Tugas lainnya adalah memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan informasi yang sejalan dengan penerapan prinsip GCG, memastikan bahwa laporan tahunan Perusahaan telah mencantumkan implementasi GCG di lingkungan Perusahaan, serta mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPS. Fungsi Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengacu pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 3.06/ SKPTS/R/30/2016 tanggal 30 Desember 2016, Rizal Ariansyah diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Profil Sekretaris Perusahaan Rizal Ariansyah Warga Negara Indonesia, Lahir di Surabaya, 24 Juni 1974. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Hukum dari Universitas Indonesia (1996), Master Bidang Hukum dari Universitas Indonesia (2006). Memiliki pengalaman kerja sebagai Kepala Grup Hukum Badan Penyehatan Perbankan Nasional (1999–2004), Kepala Sub Bagian Hukum PT Perusahaan Pengelola Aset (2004–2005), Kepala Bagian Hukum-2 PT Perusahaan Pengelola Aset (2005–2009), Partner Firma Hukum Radjiman Bilitea & Partners (2009–2012), Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset (2012–2016). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 200 Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara Perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, Sekretaris Perusahaan akan selalu menjaga hubungan yang baik dengan; • Memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; • Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/ atau sewaktu-waktu apabila diminta; • Menyiapkan daftar khusus sehubungan dengan kepemilikan saham dan hubungan usaha dari Direksi, Dewan Komisaris dan anggota keluarga mereka masing-masing dalam Perusahaan, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. • Menyiapkan buku Daftar Pemegang Saham Perusahaan, yang wajib memuat seluruh pihak yang memiliki 5% atau lebih saham Perusahaan; • Sebagai penghubung (liaison officer) antara Perusahaan dengan masyarakat; • Menghadiri rapat Direksi; • Bertanggung jawab untuk pelaksanaan RUPS Perusahaan; dan • Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan Tahun 2016 Selama tahun 2016, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut: a. Menangani Administrasi Perusahaan dengan melakukan pengelolaan surat masuk dan surat keluar ke Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Instansi Pemerintah dan Stakeholders lainnya. b. Melaksanakan RUPS Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 telah dilaksanakan pada tanggal Juli 2016 di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lt. 13, Jakarta Pusat. c. Melakukan rapat dan sosialisasi kebijakan investasi perusahaan dengan Jumlah calon investor yang ditangani dan investasi yang berhasil direalisasikan selama tahun 2016. d. Menangani administrasi Perusahaan dengan melakukan pengelolaan surat masuk dan surat keluar ke Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Instansi Pemerintah dan Stakeholders lainnya. e. Memastikan Penerapan Good Corporate Governance di Bagian Sekretariat Perusahaan sudah berjalan dengan baik, dengan pelaksanaan asessment baik yang dilakukan oleh BPKP maupun pihak independen lainnya. f. Melaksanakan kegiatan Sekretariat Perusahaan yang terkait dengan Stakeholders sesuai dengan Laporan Manajemen bulanan Bagian Sekretariat Perusahaan. g. Melaksanakan focus grup discussion (FGD) dengan tema “Prinsip Judgement Rule” bagi direksi dan Dewan Komisaris bersama ahli Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S., Direksi dan Dewan Komisaris serta Kepala Divisi h. Melaksanakan FGD dengan tema “akselerasi program corporate turn around” yang dihadiri seluruh Direksi dan Dewan Komisaris PTPN Grup. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 201 I. Melaksanakan FGD dengan ahli hukum pertanahan dan ahli sejarah Prof. Djoko Suryo J. Pelaksanaan tandatangan Nota kesepahaman kerjasama antara Kejaksaan Agung cq Jamdatun dengan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) K. Pelaksanaan tandatangan Nota kesepahaman kerjasama antara BPKP dengan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) L. Melaksanakan RUPS RKAP-P tahun buku 2016 M. Pelaksanaan rapat Direksi selama 21 kali dalam tahun 2016 Kegiatan Sekretaris Perusahaan Tahun 2016 No Uraian Tanggal Rapat Keterangan 1 Rapat Kerja Direksi 19 Januari 2016 - Penerapan Good Corporate Governance (GCG) 2 Rapat Kerja Direksi 09 Pebruari 2016 - Pembentukan New Co Holding BUMN Perkebunan - Penandatanganan MoU IT dengan Telkom (Sentralisasi E-Procurement) - Product Branding Gula - Kajian dan penyusunan Bisnis Industri Hilir Teh - Kondisi atas Permasalahan Keuangan Anak Perusahaan PTPN-VII dan Mitra Ogan 3 Rapat Kerja Direksi 22 Pebruari 2016 4 Rapat Kerja Direksi 30 Maret 2016 - Pemberian Pinjaman dan Penerbitan Corporate Guarantee 5 Rapat Kerja Direksi 08 April 2016 - Press Tour Media Rusia ke Indonesia untuk meliput Minyak kelapa sawit 6 Rapat Kerja Direksi 27 April 2016 - Pengambilalihan Saham di PT Mitra Ogan - Pembentukan Tim Pengawasan (Ad-Hoc) - Penentuan Deviden Payout Ratio untuk masing-masing Anak perusahaan - PLTBG Sei Mangkei 7 Rapat Kerja Direksi 10 Mei 2016 - Program Akselarasi Peningkatan Kinerja PTPN-III 8 Rapat Kerja Direksi 11 Mei 2016 - Pembekalan Direksi dan SEVP Baru 9 Rapat Kerja Direksi 11 Mei 2016 - Perubahan Struktur Organisasi - Tindak Lanjut terkait Kunjungan Direktur Utama 10 Rapat Kerja Direksi 23 Mei 2016 - Pengadaan Pupuk Bersama - Penutupan PLTBS Rambutan - Training Manajer dan Evaluasi Kompetensi Manajer 11 Rapat Kerja Direksi 24 Mei 2016 - Evaluasi Kinerja PTPN-I s/d PTPN-XIV - Perkembangan harga CPO dan Karet - Strategi untuk upaya Akselerasi Produksi & Efisiensi Biaya 12 Rapat Kerja Direksi 26 Mei 2016 - Kinerja s/d bulan April 2016 - Target Cash Flow PTPN-III - Rencana Pengelolaan Kebun Keera Maroangin Awaya milik PTPN-XIV Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 202 No 13 Uraian Rapat Kerja Direksi Tanggal Rapat 27 Mei 2016 Keterangan - Hasil Kunjungan Kerja Dewan Komisaris ke DLAB-I dan DLAB-II - Penetapan Harga DHBB dan Pengadaan Barang - Perubahan Budaya PTPN-III 14 Rapat Kerja Direksi 29 Juni 2016 - RKAP Perubahan Tahun 2016 - Pembahasan SOP dan Premi - Evaluasi Anak Perusahaan 15 Rapat Kerja Direksi 23 Juli 2016 - Kebun/Unit sebagai Profit Centre & Distrik sebagai SBU - Strategi Perusahaan Perkebunan - Konsep Pengukuran Profit and Loss Responsibility - Analisa Gross Profit Margin 16 Rapat Kerja Direksi 15 Agustus 2016 - Pertemuan Silahturahmi Direktur Utama dengan SP-BUN Tingkat Perusahaan dan SP-BUN Basis se DLAB-I 17 Rapat Kerja Direksi 29 Agustus 2016 - Fungsi Bagian & Peningkatan Professionalisme - Strategic Business Unit - Corporate Turn Around - Pembahasan Rencana Judical Review terhadap Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Kawasan Hutan Provinsi SUMUT 18 Rapat Kerja Direksi 19 Oktober 2016 19 Rapat Kerja Direksi 03 Desember 2016 - Program Pembelian TBS Pihak Ketiga Tahun 2017 20 Rapat Kerja Direksi 05 Desember 2016 - Rencana Roadmap Teknologi PKS 21 Rapat Kerja Direksi 15 Desember 2016 - Pembahasan Evaluasi dan Program Kerja Tahun 2017 Korespondensi Sekretaris Perusahaan Tahun 2016 No 1 Uraian Pemegang Saham Jumlah Surat Masuk Jumlah Surat Keluar 155 104 2 Surat Dewan Komisaris 69 42 3 Instansi Pemerintah 1699 943 4 Stakeholders Lainnya 812 198 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 203 AUDIT INTERNAL Perusahaan membentuk Satuan Pengawas internal (SPI) yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal Perusahaan, memastikan seluruh sistem dan prosedur yang ditetapkan Perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu. Selain itu SPI juga memastikan keandalan informasi operasional dan keuangan bagi manajemen serta memastikan kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan Perusahaan. Pelaksanaan fungsi SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengacu pada Bab VI Undang-undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Selain itu, keberadaan SPI Perusahaan juga mengikuti peraturan dan ketentuan perundang-undangan sebagai berikut; • Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 tentang Perusahaan, tercantum pada bab III Satuan Pengawasan Intern: Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 • Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Ketua SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) pada 2016 dijabat oleh Jasir Swondo berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 3.08/SKPTS/R/98/2014 tentang mutasi dan promosi Kepala Bagian/Manajer. Profil Audit Internal Jasir Swondo Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Bidang Ekonomi dari Universitas Darma Agung, Medan (1988), Master Bidang Manajemen dari Universitas Sumatera Utara (2006). Memiliki pengalaman kerja sebagai Asisten Administrasi Kebun PTP-III (1991), Staf Pembiayaan PTP-III (1992–1994), Kepala Tata Usaha Kebun PTPIII (1994–1995), Staf Pembiayaan PTPN III (1995–1998), Asisten Tata Usaha Kebun Membang Muda PTPN III (1998–2000), Asisten Tata Usaha Kebun PRA PTPN III (2000 - 2002), Asisten Urusan Pajak PTPN III (2002–2003), Staf Pajak dan Asuransi PTPN III (2003 – 2004), Kepala Bidang Pembiayaan Distrik Manajer Labuhan Batu PTPN III (2004–2006), Kepala Bidang Pembiayaan Distrik Manajer Rumah Sakit PTPN III (2006–2008), Kepala Bidang Keuangan Distrik Manajer Labuhan Batu PTPN III (2008), Pengawas Wilayah II Satuan Pengawas Intern PTPN III (2008–2011), Wakil Direktur PT Industri Karet Nusantara (2011 – 2014), Kepala Satuan Pengawas Intern Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) (2014–sekarang). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 204 Sumber Daya Manusia SPI Berdasarkan SKPTS Nomor: 3.00/SKPTS/36/2016 tanggal 1 Agustus 2016 tentang perubahan dari penyempurnaan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Bagian Satuan Pengawasan Intern yang terdiri dari: Jabatan Jumlah Kepala Bagian 1 Pengawas Wilayah 2 Ketua Tim 5 Staf Pengawas Bidang Tanaman 5 Staf Pengawas Bidang Teknik/Pengolahan 5 Staf Pengawas Bidang Keuangan/Umum 4 Staf Urusan Administrasi - Jumlah 22 Kualifikasi/Persyaratan Profesional Auditor Auditor Internal harus mempunyai kecakapan profesional yang memadai dan kecermatan yang seksama untuk bidang tugasnya. Bagian SPI harus membuat Rencana Kebutuhan Tenaga Auditor, sehingga jumlah tenaga auditor mencukupi kebutuhan perusahaan. Kecukupan tenaga auditor dihasilkan dari analisis beban kerja yang dilakukan oleh Bagian SPI dan/atau Divisi SDM. Kualitas tenaga auditor yang ditugaskan di Bagian SPI, yaitu sebagai berikut: 1. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya; 2. Kepala Bagian SPI memiliki keahlian yang diakui dalam profesi auditor internal dengan mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat (Certified Internal Auditor/Qualified Internal Auditor); 3. Staf Bagian SPI memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dengan mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam Fungsi Auditor Internal; 4. Mengikuti program pengembangan profesi secara berkelanjutan bagi staf auditor internal, baik untuk mempertahankan sertifikasi profesinya maupun ikut serta dalam pendidikan yang mendukung usaha-usaha memperoleh sertifikasi profesi; 5. Wajib mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal dan mematuhi kode etik Audit Internal; 6. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif; dan 7. Memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 205 Sertifikasi Sebagai Profesi Audit Internal Anggota SPI Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mematuhi Standar Profesi Auditor Intern untuk menjaga kinerja dan hasil audit dalam melaksanakan tugasnya. Standar profesi dan pedoman pelaksanaan audit intern mencakup standar atribut, standar kinerja dan standar implementasi. Standar atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu dan pihakpihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit yang mencakup mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu yang mencakup kegiatan assurance (A), consulting (C), investigation (I) dan control self assessment (CSA). Standar Profesi yang melandasi pelaksanaan tugas Bagian SPI adalah Standar Profesi Audit Internal yang diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal tahun 2004. Kode Etik Panduan pelaksanaan tugas SPI senantiasa mengacu pada ketentuan perilaku atau etika pelaksanaan pemeriksaan yang baik sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksa internal wajib bersikap jujur, objektif, hati-hati, bijaksana, bertanggung jawab, berani, dan memiliki integritas yang tinggi serta harus mampu bertindak secara independen dalam menjalankan tugas maupun kewajibannya, dan harus mampu memelihara kepercayaan yang diberikan oleh Direktur Utama dan/atau Kepala Audit Internal; 1. Jujur, obyektif, dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawabnya; 2. Loyal terhadap perusahaan, namun tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum; 3. Tidak boleh terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi auditor intern atau perusahaan; 4. Menahan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan perusahaan, atau kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara obyektif; 5. Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dari auditan, karyawan, ataupun mitra bisnis perusahaan, yang patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya; 6. Melaksanakan seluruh penugasan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya; 7. Mematuhi sepenuhnya Standar Profesi Audit Internal, kebijakan dan peraturan perusahaan; 8. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk mendapatkan keuntungan pribadi, melanggar hukum, atau menimbulkan kerugian terhadap perusahaan; 9. Mengungkapkan semua fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum; dan 10.Senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya, dan wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 206 Struktur Organisasi dan Kedudukan SPI SPI bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama, serta bertindak sebagai mitra kerja dari Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan, pemantauan dan tindak lanjut temuan audit serta perkembangan proses audit. Temuan-temuan dari SPI disampaikan kepada Manajemen dan Komite Audit sebagai masukan dalam melakukan peningkatan efektifitas pengendalian internal serta melakukan tindak lanjut atas penerapannya. Kedudukan SPI sebagai organ yang membantu Direktur Utama ditempatkan dalam struktur organisasi dibawah Direktur Utama yang memiliki peran dan tanggung jawabnya dalam pengungkapan pandangan dan pemikiran yang tidak dapat dipengaruhi ataupun ditekan dari manajemen dan pihak lain. Direktur Utama Kepala Bagian SPI Pengawas Wilayah SUMUT Tim Auditor Pengawas Wilayah Jakarta Tim Auditor Hubungan Kerja Hubungan kerja yang dilakukan oleh SPI meliputi aktivitas hubungan kerja dengan manajemen, hubungan kerja dengan Komite Audit, serta hubungan dengan Auditor Eksternal. A. Hubungan Kerja dengan Manajemen SPI sebagai mitra bagi semua tingkatan manajemen serta sebagai advisor yang memberikan masukan konstruktif kepada Direksi, berwenang setiap saat melaksanakan fungsinya pada semua unit kerja dalam lingkup Perusahaan guna memastikan bahwa kebijakan Direksi dan Sistem Pengendalian Internal dijalankan secara konsisten. B. Hubungan Kerja dengan Komite Audit Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI dan Komite Audit merupakan mitra kerja, dimana Komite Audit melakukan penilaian atas aktivitas hasil audit yang dilakukan oleh SPI, dan memberikan masukan yang konstruktif kepada SPI sebagai umpan balik atas pelaksanaan tugas yang dilakukan SPI, yang diwujudkan dengan rapat koordinasi yang dilakukan sekali dalam sebulan. C. Hubungan dengan Auditor Eksternal Guna mendukung audit yang dilakukan pihak eksternal (Kantor Akuntan Publik, BPK dan BPKP), maka SPI mendukung sepenuhnya dengan memberikan informasi yang relevan berkaitan dengan tujuan audit eksternal yang dilakukan, dan secara jabatan SPI menjadi mitra kerja KAP, BPK dan BPKP untuk mendukung proses audit berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 207 Fungsi dan Tugas Masing-Masing Anggota Unit Kerja SPI Ruang lingkup tugas SPI melaksanakan pengawasan secara optimal sehingga perusahaan mengarah pada zero fraud, mencakup: 1. Audit Keuangan; 2. Audit Operasional; 3. Audit Investigasi/Khusus; 4. Audit Kepatuhan; 5. Konsultasi/Bimbingan Teknis; dan 6.Evaluasi/Reviu. • Audit Keuangan Audit ini mencakup audit transaksi, perkiraan, kegiatan fungsi dan pertanggungjawaban keuangan untuk menentukan apakah: - Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang berhasil guna; - Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sumber daya, kewajiban dan operasi perusahaan; serta - Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat dipercaya dan bermanfaat serta disajikan secara layak. • Audit Operasional Audit Operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan pada Perusahaan dengan tujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Audit operasional bertujuan untuk menilai apakah sumber daya ekonomi yang tersedia telah dikelola secara ekonomis, efisiensi, dan efektif. Manfaat audit operasional adalah: - Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan; - Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil; - Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan; serta - Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. • Audit Investigasi/Khusus Audit investigasi/khusus bertujuan untuk memperoleh kepastian tentang ada tidaknya penyimpangan atau kecurangan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. • Audit Kepatuhan Audit Kepatuhan dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Konsultasi/Bimbingan Teknis Bagian SPI dapat membantu auditan memberi solusi berupa saran dan rekomendasi audit yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. Peran Bagian SPI sebagai konsultan diharapkan dapat meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuan perusahaan. • Evaluasi/Reviu Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 208 Laporan Singkat Pelaksanaan Tugas SPI 2016 Tugas utama SPI adalah menilai kelayakan dan efektivitas pengendalian internal, aktivitas manajemen risiko, serta implementasi GCG. Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI adalah untuk memberikan kesimpulan tentang kinerja sistem pengendalian internal Perusahaan yang meliputi: • Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian internal pada setiap unit kerja dan kantor pusat di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero); • Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku, termasuk kelayakan dan efektivitas kebijakan operasi yang telah ditetapkan oleh Pengurus Perusahaan; • Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, termasuk sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi tersebut; • Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya, termasuk proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya; • Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan tujuan Perusahaan; • Penilaian (assessment) atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen risiko. • Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau perintah dari Direktur Utama. SPI Perusahaan juga mengatur dua aspek pokok penting yang terdiri dari struktur pemeriksaan serta proses pemeriksaan. 1. Struktur Pemeriksaan Aspek struktur akan mengatur mengenai kedudukan, tugas, dan fungsi; wewenang; pertanggungjawaban, persyaratan pengawas internal; piagam pengawasan internal; serta hubungan SPI dengan Komite Audit. 2. Proses Pemeriksaan Aspek proses mengatur mengenai: • Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan pengawasan internal; • Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal dan pengawasan eksternal; • Pelaksanaan program quality assurance; • Dokumentasi dan administrasi. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 209 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012, dinyatakan dalam pasal 26, Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investigasi dan aset perusahaan. Sistem Pengendalian Internal dimaksud mencakup lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan, pengkajian terhadap pengelolaan risiko usaha, aktivitas pengendalian , sistem informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Sistem pengendalian internal yang diterapkan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan Perusahaan secara transparan dan prudent, mengamankan aset Perusahaan, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, yang dalam penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Perusahaan. Sistem Pengendalian Internal Perusahaan merupakan proses yang digerakkan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan yang didesain untuk memastikan bahwa Perusahaan: 1. Menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas sejalan dengan misi perusahaan; 2. Mendorong pelaksanaan kegiatan perusahaan yang terstruktur, efisien dan efektif serta memperoleh hasil sebagaimana direncanakan; 3. Melindungi sumber daya perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, penyalahgunaan dan salah urus; 4. Menjaga keandalan pelaporan keuangan dan operasional perusahaan serta memastikan bahwa laporan Perusahaan telah disajikan dengan pengungkapan yang cukup seluruh informasi yang relevan bagi para pengambil keputusan; 5. Ketaatan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang ditetapkan manajemen. Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Sistem Pengendalian Internal Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Sistem Pengendalian Internal terletak pada kemampuannya menciptakan budaya organisasi yang sehat melalui kepemimpinan, arah dan tujuan organisasi serta penetapan standar perilaku etis yang harus diteladani oleh seluruh jajaran organisasi. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan. Direksi berwenang menetapkan kebijakan dan prosedur operasional di Perusahaan berupa : 1. Rencana strategis dan operasional dalam mencapai tujuan dan target-target Perusahaan; 2. Kebijakan mengatur sumber daya Perusahaan, baik SDM, aset, keuangan maupun teknologi melalui penetapan standar-standar proses dan hasil kerja serta pendelegasian tanggungjawab serta kewenangan dan distribusi informasi yang mendukungnya. 3. Kebijakan menggerakkan sumber daya Perusahaan melalui penetapan target kinerja, pembentukan budaya organisasi dan pemberian instruksi operasional. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 210 Kumpulan kebijakan manajemen Perusahaan merupakan dokumentasi atas strategi dan cara melaksanakan proses bisnis di Perusahaan yang paling baik, paling efektif, paling mudah, paling aman, paling cepat, paling efisien, paling murah maupun paling dapat diaplikasikan pada saat ini. Dalam kapasitas ini manajemen harus memastikan adanya mekanisme penyempurnaan yang berkesinambungan atas berbagai kebijakan dan prosedur yang berlaku di Perusahaan. Direksi memiliki tugas utama mengelola, mengarahkan dan menggerakkan serta mengontrol seluruh sumber daya Perusahaan untuk melaksanakan seluruh proses bisnis yang ada di Perusahaan sebagai upaya mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja Perusahaan. Dalam pelaksanaan sehari-hari, seluruh sumber daya yang dimiliki saling berinteraksi menjalankan proses bisnis Perusahaan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal Perusahaan serta deviasi dari asumsi yang digunakan dalam rencana kerja seringkali menimbulkan kebutuhan untuk mengubah kebijakan strategis, rencana kerja maupun prosedur kerja Perusahaan. Melalui mekanisme pengelolaan risiko dan penyempurnaan kebijakan prosedur organisasi, perubahan ini terus dipantau dan diantisipasi dalam tindakan korektif berupa perubahan kebijakan, rencana kerja maupun prosedur kerja di perusahaan. Kesesuaian Pengendalian Internal Dengan Standar Internasional Kesesuaian Sistem Pengendalian Internal dapat terlihat melalui lima aspek pengendalian yang senantiasa dijaga oleh Perusahaan, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.Penerapan lima aspek tersebut dilaksanakan terintegrasi dari akuntabilitas seluruh kegiatan perusahaan yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu yang menjadi fondasi dari pengendalian internal adalah Direksi dan Karyawan di dalam organisasi yang dapat membentuk lingkungan pengendalian yang baik. Sistem Pengendalian internalakan berjalan secara efektif jika kelima unsur tersebut terbangun dengan baik dan beroperasi sesuai proporsinya masing-masing. a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian yang efektif diperlukan dalam mendukung setiap karyawan untuk menjalankan semua aktivitasnya, dedikasi atas tugas dan tanggung jawab, memiliki pengetahuan yang memadai serta berkomitmen untuk melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang benar. Manajemen wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Internal dan manajemen yang sehat dalam lingkungan kerjanya, diwujudkan melalui: 1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika; 2. Komitmen terhadap kompetensi; 3. Kepemimpinan yang kondusif; 4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; 5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; 6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia. 7. Perwujudan peran aparat pengawasan internal Perusahaan yang efektif. b. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Perusahaan. Penilaian risiko dilakukan untuk menentukan dampak dari risiko teridentifikasi terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebagai acuan dalam mengembangkan kegiatan pengendalian yang diperlukan dalam meminimalkan risiko. Penilaian risiko diawali dengan penetapan maksud dan tujuan Perusahaan yang jelas dan konsisten, mengidentifikasi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 211 secara efisien dan efektif terhadap risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar Perusahaan dan terakhir melakukan analisis untuk mengetahui dampak dari risiko serta pengendalian yang diperlukan. Berikut hal-hal yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam penilaian risiko; • Penetapan tujuan Perusahaan • Penetapan kegiatan • Identifikasi dan Analisis Risiko • Penerapan sistem manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Kegiatan pengendalian merupakan unsur pengendalian internal yang ketiga. Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Kebijakan dibuat untuk mengarahkan apa yang seharusnya dikerjakan dan berfungsi sebagai dasar bagi penyusunan prosedur. Kegiatan Pengendalian diselenggarakan sesuai dengan ukuran, kompleksitas, sifat dari tugas dan fungsi Perusahaan, sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Diutamakanpada kegiatan pokok Perusahaan; 2. Harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko; 3. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Perusahaan atau bisnis inti Perusahaan; 4. Seluruh kegiatan memiliki kebijakan dan prosedur yang ditetapkan secara tertulis; 5. Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan, kegiatan pengendalian terdiri atas: 1. Reviu atas kinerja perusahaan; 2. Pembinaan sumber daya manusia; 3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; 4. Pengendalian fisik aset; 5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; 6. Pemisahan fungsi; 7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 8. Pencapaian yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; 9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; 10.Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan 11.Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian internal serta transaksi dan kejadian penting. d. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi dan komunikasi merupakan suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial serta ketaatan dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan. Perusahaan memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan maupun non keuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa internal serta eksternal. Informasi tersebut direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan Perusahaan dan lainnya di seluruh Perusahaan yang memerlukan dalam bentuk yang memungkinkan yang bersangkutan melaksanakan pengendalian internal dan tanggung jawab operasional. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 212 Berikut beberapa hal yang dilakukan dalam aspek Informasi dan Komunikasi: • Perusahaan telah memiliki website: www.holding-perkebunan.com media saluran komunikasi dengan pihak eksternal perusahaan. Dalam website telah dikomunikasikan antara lain: berita terbaru Perusahaan saat ini, visi, misi dan tujuan Perusahaan, Code of Conduct, Panduan Pedoman Pelaksanaan GCG, Board Manual, Annual Report; • Sebagai Perseroan Terbuka, Perusahaan telah secara rutin menyampaikan pelaporannya ke pihak luar yang terkait; • Perusahaan memiliki mekanisme keluhan atas pelayanan perusahaan berikut penanganannya; • Perusahaan telah memiliki Master Plan Teknologi Informasi; • Perusahaan telah menindaklanjuti masukan atau saran dari pihak eksternal perusahaan, termasuk dari eksternal auditor (KAP, BPK) dan evaluator lainnya (BPKP, Assessor KPKU); • Untuk menjalin komunikasi internal, Perusahaan telah memiliki mekanisme yang memungkinkan informasi mengalir ke seluruh bagian, antar kegiatan fungsional, antara lain dengan adanya rapat Management Review, pertemuan informal setiap pekan; • Perusahaan telah memiliki Buku Saku Pegawai yang direviu setiap 2 tahun sekali, yang sebelum disahkan dikonsultasikan terlebih dahulu ke Departemen Tenaga Kerja; • Perusahaan juga telah memiliki kebijakan dan mekanisme tentang Pengendalian Gratifikasi, Whistle Blowing System. e. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan adalah proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal, termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit dalan struktur organisasi.Pemantauan dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, kompaasi, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Internal dengan ruang lingkup dan frekuensi tertentu berdasarkan pada penilaian risiko dan efektifitas prosedur pemantauan yang berkelanjutan. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Internal dan dfilakukan dengan mempertimbangkan lingkup dan frekuensi evaluasi, metodologi, dan sumber daya. Pemantauan Berkelanjutan (On Going Monitoring) 1. Manajemen memiliki strategi untuk meyakinkan bahwa pemantauan berkelanjutan efektif dan dapat memicu evaluasi terpisah pada saat persoalan teridentifikasi atau pada saat sistem berada dalam keadaan kritis, serta pada saat pengujian secara berkala diperlukan. 2.Adanya strategi yang meliputi rencana untuk mengevaluasi secara berkala kegiatan pengendalian atas kegiatan operasi penting dan sistem pendukung pencapaian misi. Karyawan dalam pelaksanaan tugas rutinnya memperoleh informasi mengenai berfungsinya pengendalian internal secara efektif. 3. Komunikasi dengan pihak eksternal harus dapat menguatkan data yang dihasilkan secara internal atau harus dapat mengidikasikan adanya masalah dalam pengendalian internal. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 213 Penyelesaian Hasil Audit Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya berguna untuk memperkuat pengendalian internal.Rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan Perusahaan. Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal Dewan Komisaris, Direksi dan Pimpinan Unit Kerja bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal dan untuk memperkuat atau menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Internal dimaksud maka dilakukan pengawasan internal atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Perusahaan termasuk akuntabilitas keuangan Perusahaan dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal. Evaluasi Terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Internal Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki mekanisme evaluasi yang diselenggarakan melalui penilaian sendiri, review, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Internal dan evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern Perusahaan atau pihak eksternal. Perusahaan menetapkan evaluator, ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah dan telah memadai bagi Perusahaan, yang meliputi : a. Hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan yang berkelanjutan dipertimbangkan saat menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi . b. Perusahaan melakukan evaluasi terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti perubahan rencana atau strategi manajemen yang mendasar, ekspansi atau penciutan usaha, perubahan yang signifikan pada operasi atau proses informasi keuangan dan anggaran. c. Pengendalian intern pada seksi atau bagian tertentu dievaluasi secara periodik. Evaluasi terpisah dilakukan oleh pegawai yang mempunyai keahlian tertentu yang disyaratkan dan dapat melibatkan aparat pengawasan internal Perusahaan atau auditor eksternal. Evaluasi Terpisah Berikut ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian yang dapat dijadikan pertimbangan: 1. Hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan yang berkelanjutan; 2. Terjadinya perubahan dalam Perusahaan seperti perubahan rencana atau strategi manajemen yang mendasar, ekspansi atau penciutan usaha, perubahan yang signifikan pada operasi atau proses informasi keuangan dan anggaran. Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internal Perusahaan atau pihak eksternal yang ditunjuk oleh Perusahaan, jika diperlukan evaluator dapat menggunakan metode atau alat lain yang sesuai seperti pembandingan (benchmarking), kuesioner, bagan arus (flowchart) dan teknik kuantitatif. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 214 Akuntan Publik Penunjukan Akuntan Publik Dalam memastikan integritas penyajian laporan keuangan kepada pemegang saham, Perseroan menggunakan jasa Auditor Eksternal. Penunjukan Auditor Eksternal untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2015 ditetapkan melalui RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak diperkenankan memiliki benturan kepentingan (Conflict of Interest) dengan Perusahaan guna menjamin independensi dan kualitas hasil audit. Auditor Eksternal bertanggung jawab untuk menyampaikan opini atas ketaatan Laporan Keuangan Perusahaan yang diaudit terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum. Ruang Lingkup Pekerjaan Akuntan Publik a. Melaksanakan audit umum atas laporan keuangan konsolidasi Perseroan tahun buku 2015. b. Melakukan evaluasi atas Laporan Hasil Kinerja Perseroan untuk tahun buku 2015. Sesuai Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-04/MBU/2011 Tanggal 19 Agustus 2011 tentang indikator penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara Jasa Keuangan Bidang Usaha Perasuransian Jasa Penjaminan. c. Melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perseroan tahun buku 2015. d. Melakukan audit kepatuhan atas peraturan dan pengendalian Internal yang diterapkan perusahaan untuk tahunan yang berakhir 31 Desember 2015. e.Jasa Review Laporan Aset & Liabilitas. f. Jasa Laporan Kinerja. Akuntan Publik 2012–2016 Tahun Nama KAP Biaya Keterangan 2015 Purwantono, Sungkoro & Surja Rp1.704.883.950,- (PPN) Audit Laporan Keuangan 2014 Purwantono, Sungkoro & Surja Rp2.479.860.000,- (PPN) Audit Laporan Keuangan 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Rp1.042.442.500 Audit Laporan Keuangan 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Rp1.042.442.500 Audit Laporan Keuangan Jasa Lain Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk hanya melakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian, dan tidak memberikan jasa lain selain audit atas laporan keuangan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 215 Manajemen Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memastikan bahwa seluruh potensi risiko dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Perusahaan telah diidentifikasi, dianalisa, dievaluasi, dan dimitigasi probabilitas serta dampaknya sehingga tidak akan menghambat pencapaian tujuan strategis Perusahaan. Komitmen Perusahaan untuk melaksanakan manajemen risiko diwujudkan melalui penyusunan kebijakan dan kerangka kerja manajemen risiko, dengan mempertimbangkan aspek konteks Perusahaan, integrasi proses, dan akuntabilitas. Penerapan Manajemen Risiko Sebagai salah satu bentuk mandat dan komitmen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam penerapan Manajemen Risiko, Perusahaan mengubah standar sistem manajemen risiko dari COSO menjadi standar ISO31000:2009 yang sekarang juga telah didaptasi Indonesia menjadi SNI ISO 31000:2011. a. Manajemen Risiko di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di kelola oleh Unit Manajemen Risiko yang secara struktural berada di dalam Bagian TI/TB dan Manajemen Risiko dan di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan. Unit Manajemen Risiko berperan menjalankan fungsi pengembangan, pemeliharaan, dan evaluasi sistem manajemen risiko. Dalam konteks ini, Unit Manajemen Risiko tidak dapat mengambil alih tanggungjawab para Risk Owner. b. Tanggungjawab dan wewenangnya meliputi: 1. Mengembangkan, memelihara, dan mengevaluasi validitas dan kapasitas sistem manajemen risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). 2. Merumuskan format dan formula Kriteria Risiko Korporat dan Kriteria Risiko masing-masing Bagian / Distrik / Kebun / Unit dan mengusulkan kepada Direksi bersama dengan Komite Manajemen Risiko untuk disahkan dan digunakan sebagai acuan bagi pengukuran nilai risiko oleh para Risk Owner. 3. Menjadi fasilitator dan katalisator bagi penerapan sistem manajemen risiko yang terintegrasi oleh para Risk Owner dan bawahannya (atau dapat disebut Risk Controller), dan memastikan bahwa para Risk Owner dan Risk Controller memiliki kompetensi yang memadai untuk mengelola risiko sesuai ketentuan dalam Pedoman Manajemen Risiko. 4. Menyusun, memelihara, memantau dan mengkaji perkembangan status risiko korporat sesuai dinamika perubahan database risiko yang dilaporkan para Risk Owner dan melaporkannya kepada Direksi dalam bentuk Profil/Portofolio Risiko, termasuk memberikan opini terhadap kebijakan Perusahaan, tindakan korporat (corporate action), dan investasi dari sudut pandang manajemen risiko, untuk keperluan pengambilan keputusan strategis oleh Direksi maupun keputusan lainnya oleh para Risk Owner. 5. Mengevaluasi aplikasi sistem manajemen risiko melalui pemantauan dan pengkajian (review) terhadap laporan pengelolaan risiko oleh para Risk Owner serta merekomendasikan langkahlangkah perbaikan sistem kepada Direksi, sedangkan untuk hal khusus disampaikan melalui Komite Manajemen Risiko. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 216 6. Memberikan opini terhadap semua kebijakan Perusahaan, tindakan korporat (corporate action), dan investasi dari sudut pandang manajemen risiko guna mendukung pengambilan keputusan strategis Penerapan Manajemen Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses perencanaan strategis maupun operasional Perusahaan, sebagai perwujudan dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Dengan manajemen risiko yang baik, maka diharapkan semua risiko dapat diidentifikasi, dikelola, dikendalikan dan dimitigasi secara tepat, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pencapaian tujuan Perusahaan. Selain itu, penerapan manajemen risiko yang baik dapat mengeksplorasi peluang untuk meningkatkan laba Perusahaan serta meningkatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Road Map Manajemen Risiko Perusahaan mempunyai road map manajemen risiko yang dijadikan rencana kerja Komite Pemantau Risiko sebagai unit pengelola risiko Perusahaan. Terukur • Asesment Maturitas • Pemetaan & Pengembangan MR • Bank Data Risiko Berkualitas Pondasi & Komitmen • Struktur Organisasi • Benchmarking • Interview Kepala Unit 2009 2014 2014 2015 Infrastruktur & Sistem • Kebijakan & Pedoman • Pengelolaan MR di seluruh Unit • Sosialisasi/Training • Update WI • Modifikasi iRinQ Laporan Tahunan 2016 2016 2017 Budaya • RKAP berbasis Risiko • Evaluasi & Feedback Efektif semua level • Review & Improve iRinQ Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 217 Profil Dan Mitigasi Risiko 2016 Dari hasil proses Manajemen Risiko yang telah dilakukan maka berikut ini disampaikan profil dan peta risiko korporat PT Perkebunan Nusantara III Holding. Kriteria yang digunakan sebagai indikator pengelompokan risiko korporat harus dapat memenuhi salah satu syarat di bawah ini: 1. Risiko tersebut ada di seluruh unit kerja dan memiliki indikator secara korporat yang tertuang dalam RKAP ataupun KPI. 2. Risiko tersebut berkaitan dengan nilai investasi dengan jumlah signifikan. 3. Risiko tersebut berkaitan dengan eksternal yang sulit dalam pengelolaannya. 4. Risiko tersebut berkaitan dengan aspek legal yang sangat memungkinkan menjadi permasalahan hukum bila gagal dikendalikan. 5. Risiko tersebut dapat memberikan dampak signifikan bagi Perusahaan secara korporat (baik dampak finansial, non finansial, operasional dan reputasi perusahaan). Profil Risiko Korporat pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: No. Risiko Korporat Probabilitas Dampak Tingkat Risiko 1 Target Produksi tidak tercapai ST 5 ST 5 Ekstrim 25 2 Pengadaan dan Distribusi pupuk terhambat ST 5 ST 5 Ekstrim 25 3 Biaya dan Harga Pokok Produksi diatas RKAP T 4 T 5 Ekstrim 20 4 Harga Jual Produk Turun ST 5 ST 5 Ekstrim 25 5 Pengembangan dan Pelaksanaan Kawasan Industri Sei Mangkei ST 5 ST 5 Ekstrim 25 6 Risiko Legal T 4 T 5 Ekstrim 20 7 Kontribusi Kerugian Anak Perusahaan ST 5 ST 5 Ekstrim 25 ST: Sangat Tinggi T: Tinggi S: Sedang Berdasarkan kajian yang dilakukan selama periode tahun 2016 risiko-risiko utama yang dihadapi Perusahaan antara lain adalah : No. Risiko Utama Mitigasi Kejadian Risiko 1 Risiko tidak tercapainya target produksi berakibat pada pencapaian laba yang tidak optimal. Perusahaan meningkatkan peranan distrik dalam hal pengawasan. Risiko ini umumnya terjadi akibat adanya pergeseran iklim yang cukup ekstrim serta adanya keberadaan beberapa kebun/unit penggalian produksi yang belum optimal. 2 Risiko keterlambatan pengadaan dan distribusi pupuk Perusahaan melakukan pengawasan lebih ketat dari setiap elemen yang terlibat. Pengadaan pupuk sering terhambat akibat birokrasi pengadaan atau realisasi pelaksanaan oleh rekanan. 3 Risiko harga pokok produksi/pengolahan di atas RKAP Perusahaan mengawasi harga pokok produksi Risiko turunan dari tidak tercapainya target produksi 4 Risiko turunnya harga jual produk di pasar Menerapkan penjualan “wait and see” serta melakukan penjualan jangka panjang Risiko penurunan harga minyak bumi yang merupakan bahan dasar karet sintetis. 5 Risiko pengembangan dan pelaksanaan kawasan industri Sei Mangkei • Perusahaan merekrut profesional yang sudah berpengalaman di bidang pemasaran khususnya pemasaran kawasan • Perusahaan membentuk anak perusahaan pada kawasan industri untuk mempersingkat birokrasi dan mempercepat respon ke pasar • Perusahaan mempersiapkan sarana dan prasarana bagi tenant yang sudah ada seperti ketersediaan suplai listrik dari pembangkit, pengolahan air limbah, dsb Pengembangan kawasan industri membutuhkan sumber daya yang berpengalaman, sementara karyawan internal PTPN III masih perlu diuji dalam bidang pemasaran Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 218 No. Risiko Utama Mitigasi Kejadian Risiko 6 Risiko Legal Perusahaan mengantisipasi pertikaian hukum yang mungkin terjadi dari kontrakkontrak bisnis kategori ekstrim/high risk Penyelesaian kontrak bisnis seperti PLTBS Sei Mangkei dan PHP SG masih berjalan 7 Risiko Keuangan dari Kontribusi Anak Perusahaan Kontribusi Kerugian Anak Perusahaan PTPN III sebagai induk holding PTPN I, II dan IV s/d XIV menimbulkan konsekuensi pencapaian laba/rugi seperti halnya kontribusi kerugian dari PT IKN dan PT ESW. Infrastruktur Manajemen Risiko Dari profil risiko yang diperlihatkan, Manajemen perlu membuat daftar yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan mitigasi atau memutuskan pilihan pengelolaan risiko bentuk lainnya dan mengambil keputusan agar risiko tersebut tidak menjadi risiko yang berkelanjutan, hingga berkembang menjadi permasalahan hukum. Dalam mendukung terlaksananya proses manajemen risiko yang efektif dan berkesinambungan, Perusahaan perlu membangun infrastruktur sebagai prasarana pendukung yang dapat menunjang proses manajemen risiko bagi seluruh pemangku kepentingan internal Perseroan. Infrastruktur yang ada saat ini, antara lain adanya prosedur dan divisi khusus yang mengatur pengelolaan risiko Perusahaan dalam bentuk Prosedur Manajemen Risiko. Hubungan Kerja dengan Pemantau Risiko Salah satu wujud implementasi manajemen risiko yang terintegrasi, Perusahaan menggunakan konsep “Three Lines of Defense” atau tiga lapis pertahanan Manajemen Risiko, yang terdiri dari: 1. Lapis Pertahanan Pertama Lapis pertahanan pertama yaitu manajemen operasional, merupakan fungsi unit bisnis yang melakukan operasional sehari-sehari. Sebagai lapis pertahanan pertama adalah proyek, cabang, divisi produksi dan Unit Kantor Pusat. Lapis pertahanan pertama ini merupakan risk owner yang bertugas untuk mengelola risiko di unit masing-masing, menjaga lingkungan pengendalian yang kondusif, menerapkan pengendalian internal yang efektif dan konsisten melaksanakan kebijakan dan prosedur manajemen risiko. 2. Lapis Pertahanan Kedua Lapis pertahanan kedua yaitu manajemen risiko, bertugas menyiapkan kerangka kerja, memfasilitasi penerapan manajemen risiko, mengawasi pelaksanaan manajemen risiko di Perusahaan dan memantau serta melaporkan risiko-risiko utama di Perusahaan kepada manajemen. Sebagai lapis pertahanan kedua adalah Komite Pemantau Risiko sebagai penanggung jawab pengelolaan risiko di Perusahaan. 3. Lapis Pertahanan Ketiga Lapis pertahanan ketiga adalah audit internal, dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Tugas lapis ketiga adalah mengawasi dan memastikan efektivitas manajemen risiko serta memastikan bahwa lapis pertahanan pertama dan lapis pertahanan kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Audit internal dan unit manajemen risiko secara tidak langsung berkoordinasi dengan Dewan Komisaris. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 219 Sosialisasi Manajemen Risiko Untuk meningkatkan pengetahuan dan implementasi manajemen risiko pada semua pegawai dan menumbuhkan budaya manajemen risiko di Perusahaan, maka Komite Pemantau Risiko memiliki program kerja sosialisasi manajemen risiko. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk in house training kepada semua pegawai sesuai otorisasi masing-masing dalam pengelolaan risiko Perusahaan, antara lain: • Training Manajemen Risiko untuk pegawai baru melalui Orientasi Pegawai Baru (OPB). • Sosialisasi Prosedur Manajemen Risiko untuk semua Fasilitator Risiko Evaluasi Efektifitas Manajemen Risiko Efektifitas Manajemen Risiko dilakukan oleh SPI. Efektifitas Manajemen Risiko dinilai berdasarkan seberapa besar penanganan/mitigasi yang dilakukan dapat mengurangi risiko. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui efektivitasnya dari pelaksanaan manajemen risiko masing-masing Divisi, Unit maupun Kawasan. Evaluasi dilakukan setiap triwulan yang kemudian direkap oleh Komite Pemantau Risiko. Mitigasi risiko yang dianggap efektif, akan dikumpulkan dan direkap oleh Komite Pemantau Risiko untuk menjadi bank data/pustaka risiko. Pustaka risiko akan diberikan kepada semua risk owner, untuk digunakan sebagai panduan penyusunan profil risiko selanjutnya. Evaluasi atas penerapan Manajemen Risiko dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan assessment atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penerapan Manajemen Risiko, disimpulkan terdapat area of improvement sebagai berikut : • Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan terbatas kepada Dewan Komisaris belum disampaikan kepada Pemegang Saham. • Satuan Pengawasan Internal belum melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian intern tingkat entitas pada tahun 2016. Rekomendasi perbaikan atas area of improvement adalah: • Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada Dewan Komisaris dan kepada Pemegang Saham; • Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas pengendalian internal tingkat entitas. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 220 Kode Etik Perusahaan telah mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan pada setiap kegiatan operasi di semua tingkat dan struktur organisasi. Untuk mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan Perusahaan, pada 2016 Perseroan melakukan review kembali terhadap Pedoman Etika Perusahaan dengan menyempurnakan budaya atau nilai-nilai Perusahaan yang hendaknya dihayati dan dijalankan dengan sukarela dan sukacita oleh Insan Perusahaan, juga menambahkan tentang Pengendalian Gratifikasi. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) yang merupakan standar perilaku bagi seluruh individu dalam beraktivitas baik di dalam maupun di luar lingkungan Perusahaan, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan Perusahaan bagi individu yang meliputi Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan pelaku bisnis lainnya yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders. Manfaat Code of Conduct adalah: a. Menciptakan suasana kerja yang sehat dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan. b. Membentuk karakter individu perusahaan yang disiplin dan beretika dalam bergaul dengan sesama individu dalam perusahaan maupun dengan pihak lain di luar Perusahaan. c. Sebagai pedoman yang mengatur, mengawasi sekaligus mencegah penyalahgunaan wewenang dan jabatan setiap individu dalam Perusahaan. d. Sebagai acuan terhadap penegakan kedisiplinan. e. Menjadi acuan perilaku bagi individu dalam Perusahaan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders Perusahaan. Isi Kode Etik Kode etik Perseroan mewajibkan seluruh jajaran Perusahaan baik itu para pejabat, manajemen maupun karyawan untuk patuh dan taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku di dalam Perusahaan, termasuk budaya perusahaan, menghindari kegiatan yang menyebabkan benturan kepentingan, serta menyimpan dan menjaga kerahasiaan informasi bisnis Perusahaan dan informasi yang berkaitan dengan pihak yang memiliki hubungan dengan Perusahaan. Code of Conduct berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan Perusahaan bagi individu yang meliputi Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan pelaku bisnis lainnya yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders. Berikut Kode Etik Perusahaan: Sistem Nilai 1. Paradigma Baru • Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan; • Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dalam memenangkan persaingan; • Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi Perusahaan; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 221 • Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan; • Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human and intellectual capital) yang dibutuhkan Perusahaan; • Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membina hubungan baik dan menjadi panutan; • Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya; • Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis; • Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif; • Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat; • Setiap tugas dan operasional Perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas, dan penuh tanggungjawab; • Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan 2. Tata Nilai • Proactivity, selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi. • Excellence, selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi. • Team Work, perusahaan selalu mengutamakan kerjasama tim agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi Perusahaan. • Innovation, selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metoda baru dan produk baru. • Responsibility, selalu bertanggungjawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. 3. Visi dan Misi Perusahaan VISI Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. MISI • Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan; • Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan; • Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal; • Berupaya menjadi Perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor; • Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis; • Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas; • Melaksanakan seluruh aktivitas Perusahaan yang berwawasan lingkungan. 4.Tagline Jujur Selaras antara kata dan tindakan Tulus Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan didasari dengan hati yang bersih Ikhlas Melaksanakan tugas sebagai bentuk pengabdian 5.Strategi • Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategis untuk mewujudkan peluang bisnis; • Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar mencermati pesaing; Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 222 • Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulabaan (profitability); • Mematuhi aturan HSE (Health, Safety, and Environment) kesehatan, keselamatan, dan lingkungan; • Melaksanakan keunggulan operasional agar Perusahaan menjadi efisien dan efektif dalam biaya; • Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan paradigma baru; • Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja Etika Bisnis 1. Etika Bisnis Aktivitas Perusahaan berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dan melaksanakan dengan sepenuhnya prinsip-prinsip integritas Perusahaan sesuai UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Menyusun Laporan Keuangan sesuai standar akuntansi yang lazim dan mengungkapkan seluruh transaksi di dalam Laporan Keuangan (disclosure). Mengutamakan mutu layanan dan produk, menghargai kinerja dan prestasi karyawan, serta tidak melakukan bisnis ilegal dan menghindari praktek korupsi, kolusi, nepotisme. 2. Komitmen Kepada Pemangku kepentingan Perusahaan mempunyai komitmen untuk secara terus menerus membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, kepada: pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok/ rekanan, pemerintah, pesaing, auditor, masyarakat sekita, mitra binaan, dan lingkungan, media massa, LSM dan ormas, serikat pekerja, mitra usaha strategis, perguruan tinggi dan lembaga penelitian, anak perusahaan, petani plasma. Etika Kerja 1. Sikap Individu • Taat terhadap peraturan-peraturan perusahaan; • Malu untuk berbuat hal-hal di luar kepatutan; • Jujur dan disiplin dalam bekerja; • Terbuka dan mau meningkatkan diri; • Saling menghargai dan sopan santun terhadap sesama; • Egaliter (kebersamaan, kesetaraan); • Bersedia ditempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan ketentuan yang berlaku; • Perilaku Individu di Dalam dan di Luar Perusahaan • Melakukan pekerjaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, saling mendukung untuk kemajuan maupun kelangsungan Perusahaan; • Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, berperilaku sopan dan santun baik di dalam maupun di luar tugas; • Tidak melakukan penekanan atau intimidasi, penghinaan, atau berkata kasar, pelecehan ataupun provokasi, dan tidak menimbulkan persaingan tidak sehat diantara sesama karyawan; • Menjaga dan menghormati hal yang bersifat pribadi sesama karyawan, seperti agama, hari libur agama/nasional, status, suku/ras dan keluarga; • Disiplin, tidak meninggalkan aktivitas kerja sebelum waktunya tanpa izin dari atasan, dan atau tidak melakukan aktivitas lain untuk kepentingan pribadi atau pihak di luar perusahaan tanpa izin selama jam kerja; • Bersikap terbuka kemungkinan adanya perbedaan pendapat (dissenting opinion) di dalam merumuskan suatu keputusan; Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 223 • Tidak melalaikan tugas dan pekerjaan sehingga mengakibatkan kerugian Perusahaan; • Tidak mabuk, madat, memakai narkotik dan obat berbahaya (narkoba) maupun memperdagangkan minuman keras, narkoba, dan yang sejenisnya di tempat kerja atau di luar Perusahaan; • Tidak membujuk pimpinan, bawahan dan atau sesama karyawan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan; • Tidak melakukan perbuatan asusila seperti pelecehan seksual, pencemaran nama baik atasan maupun bawahan serta keluarganya; • Tidak melakukan tindakan melawan hukum seperti berjudi, mencuri dan atau menggelapkan harta Perusahaan, melakukan penipuan kepada atasan, bawahan maupun sesama karyawan dan memperdagangkan harta Perusahaan secara ilegal; • Tidak membiarkan dirinya atau teman kerja dalam keadaan bahaya, walaupun telah mendapat peringatan, seperti membiarkan teman sekerja bekerja tidak sesuai dengan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja); • Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai Perusahaan. 2. Perilaku Atasan • Memberi panutan dalam tindakan dan tutur kata, bersikap adil dan terbuka dengan bawahannya; • Membangun komunikasi terbuka dan konstruktif, melaksanakan koordinasi dan hubungan kerjasama yang harmonis; • Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri; • Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB); • Patuh dan konsekuen terhadap hukum dan kebijakan (policy) yang sudah ditetapkan; • Menilai kinerja bawahan secara objektif berdasarkan kriteria yang jelas, tidak memanfaatkan posisi/jabatan untuk kepentingan pribadi, kelompok atau pihak lain. 3. Perilaku Bawahan • Hormat dan santun kepada atasan dan loyal kepada Perusahaan dalam setiap pelaksanaan tugas yang diberikan; • Selalu kreatif dan berani mengambil inisiatif, memberikan dukungan, terutama dalam menghadapi permasalahan yang timbul; • Berkomunikasi dengan atasan secara jujur, terbuka dan beretika; • Patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard Operating Procedure (SOP)/ Instruksi Kerja yang sudah ditetapkan; • Tidak melakukan tindakan di luar kewenangannya, disiplin dalam melaksanakan setiap tugasnya; • Mematuhi dan menghormati tugas dan petunjuk atasan yang tidak bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku; • Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 4. Perilaku Kepada Rekan Kerja • Tidak melakukan penekanan atau intimidasi terhadap rekan kerja, atasan atau bawahannya untuk kepentingan tertentu, baik pribadi atau kepentingan pihak lain, internal maupun eksternal; • Tidak melakukan pelecehan terhadap suku, agama, ras, adat istiadat dan hal-hal lain yang bertentangan dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan seperti penggunaan kata-kata kasar, merendahkan, dan tidak senonoh terhadap sesama karyawan; • Tidak melakukan ancaman fisik maupun nonfisik, tindakan permusuhan atau provokasi terhadap rekan kerja, atasan dan bawahan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan tertentu yang dapat merugikan Perusahaan; • Menghindari persaingan tidak sehat dan pemanfaatan jabatan untuk kepentingan tertentu, bersikap terbuka dan menghargai perbedaan pendapat (dissenting opinion). Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 224 Komitmen Khusus 1. Pengelolaan Catatan, Dokumen, dan Informasi Catatan, dokumen dan informasi perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan, akurat, dan tepat waktu, oleh karena itu individu yang bertanggungjawab atas pengelolaan catatan, dokumen dan informasi harus berlaku jujur, obyektif, dan setia. 2. Kewajiban Pengamanan Harta Perusahaan Seluruh individu menjaga, melindungi, memelihara dan menggunakan harta benda perusahaan sebaik-baiknya. Menjaga keakuratan alat ukur, alat hitung untuk membantu karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan. Menjaga rahasia Perusahaan meliputi: formula, desain, dokumen atau informasi sensitif perusahaan. Menjaga dan menghargai hak milik intelektual (propertyrights) dan merusak harta benda Perusahaan. 3. Transaksi Perdagangan Internal Tidak dapat mentolerir adanya praktek-praktek pemberian informasi dari orang dalam (insider trading) serta melakukan tindakan hukum terhadap pelaku insider trading sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Benturan Kepentingan Tidak diperkenankan untuk memegang jabatan rangkap apapun di luar perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan bisnis dengan Perusahaan, kecuali dalam hubungannya dengan koperasi karyawan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak diperkenankan untuk melakukan ikatan bisnis secara pribadi maupun melibatkan keluarga, dengan pihak lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan bisnis dengan Perusahaan. 5. Kegiatan Politik Perusahaan berkomitmen tidak menjalankan aktivitas politik dan tidak berafiliasi kepada partai politik serta tidak memberikan kontribusi apapun menyangkut aktivitas politik. Tidak menjadi pengurus partai politik dan/atau anggota legislatif, serta tidak memperkenankan dana atau fasilitas dan sumber daya Perusahaan disumbangkan/dipinjam/ dipakai kepada partai atau kandidat partai maupun non partai. 6. Donasi, Komisi, dan Suap Pemberian donasi hanya dapat dilakukan untuk tujuan amal dan tujuan sosial lainnya dalam batas yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Perusahaan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Donasi yang diterima perusahaan menjadi milik Perusahaan. Seluruh komisi yang diterima sebagai akibat adanya transaksi yang dilakukan perusahaan menjadi milik Perusahaan dan dibukukan sebagai pendapatan Perusahaan, dan seluruh komisi dagang yang diberikan harus sesuai dengan kepatutan dan kewajaran transaksi yang dilakukan. Perusahaan dan setiap individu tidak memberikan, menawarkan, atau menerima baik langsung atau tidak langsung sesuatu yang berharga yang dapat dikategorikan sebagai suap kepada atau dari pelanggan atau pejabat pemerintah maupun pihak lainnya untuk mempengaruhi keputusan. Pelaksanaan Code of Conduct diawasi oleh Dewan Kehormatan yang bertugas mengawasi pelaksanaan pedoman ini. Pembentukan Dewan Kehormatan (terdiri dari unsur Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan yang ditunjuk, dan Serikat Pekerja) dan mekanisme kerjanya diatur dalam Surat Keputusan Direksi. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 225 Penegakan Code of Conduct Pelaporan Pelanggaran Code of Conduct: • Setiap individu berkewajiban melaporkan setiap pelanggaran atas Code of Conduct yang dilakukan individu lain dengan bukti yang cukup kepada Dewan Kehormatan. Laporan dari pihak luar wajib diterima sepanjang didukung bukti dan identitas yang jelas dari pelapor; • Dewan Kehormatan wajib mencatat setiap laporan pelanggaran pedoman perilaku Perusahaan dan melaporkannya kepada Direksi dengan didukung oleh bukti yang cukup dan dapat dipertanggungjawabkan; • Dewan Kehormatan wajib memberikan perlindungan terhadap pelapor. Sosialisasi Kode Etik Perseroan senantiasa melakukan sosialisasi dalam penerapan Code of Conduct Perusahaan kepada seluruh pegawai, mulai dari level operasional sampai kepada top manajemen. Sosialisasi ini dimaksudkan agar seluruh Insan Perusahaan senantiasa patuh terhadap Code of Conduct Perusahaan. Perusahaan melakukan penegakan terhadap Code of Conduct yang dilakukan dengan melakukan pemantauan secara berkala terhadap penegakan Code of Conduct Perusahaan dan menyediakan fasilitas bagi pengaduan terhadap pelanggaran Code of Conduct Perusahaan. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut: • Melakukan sosialiasi kode etik kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja secara berkala • Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja. • Pengkajian secara berkala butir-butir aturan kode etik dalam rangka pengembangan kode etik lebih lanjut. Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Bagian Sekretaris Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG dan kode etik berkoordinasi dengan unit kerja terkait. Penandatanganan Pakta integritas Perusahaan mewajibkan setiap karyawan dan manajemen Perusahaan untuk menandatangani Pakta Integritas mengenai kepatuhan terhadap Kode Etik Perusahaan untuk memastikan bahwa semua organ Perusahaan memiliki komitmen untuk membangun etika dan kultur bisnis yang sehat serta membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen dari semua jajaran perusahaan. Penandatanganan Kepatuhan terhadap Kode Etik ini diperbaharui setiap awal tahun oleh seluruh karyawan Perusahaan. Management Review Perusahaan secara konsisten menyelenggarakan Management Review per triwulanan dalam rangka mengevaluasi kinerja perseroan dan melakukan internalisasi pelaksanaan etika bisnis sehingga terbentuk rasa memiliki dan dari semua pihak dalam Perusahaan serta memahami atas pelaksanaan pedoman dalam kegiatan sehari-hari. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 226 Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja Penegakan terhadap pelanggaran kode etik adalah berupa penindakan secara serius yang dapat mengakibatkan tindakan indisipliner sesuai dengan peraturan Perusahaan yang berlaku. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan kode etik Perusahaan menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala Unit. Penerapan Code of Conduct Infrastruktur GCG Penandatanganan Pakta Integritas & Form Kepatuhan Penyebaran Code of Conduct Sosialisasi dalam Management Review Pelaporan Pelanggaran Etika Kepada SPI Penegakan Code of Conduct Sosialisasi dalam Management Review Pemeriksaan oleh SPI Rapat Direksi Proses Sanksi Divisi SDM Keputusan Direksi untuk Sanksi Disiplin Sedang dan Berat Penerapan Sanksi Divisi SDM untuk Sanksi Disiplin Ringan Gratifikasi Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Jadi, dapat disimpulkan gratifikasi merupakan kegiatan pemberian dan/atau penerimaan hadiah/ cinderamata dan hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan Perusahaan terkait dengan wewenang/jabatannya di Perusahaan, sehingga dapat menimbulkan benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas, maupun profesionalisme Insan Perusahaan. Bagi Perusahaan, gratifikasi merupakan penerimaan yang berkaitan dengan jabatan dan bertentangan tugas pokok dan fungsi. Gratifikasi memiliki tujuan dan maksud untuk mempengaruhi kebijakan dalam pengambilan keputusan, antara lain: Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 227 • • • • • Fee Marketing. Uang Pelicin, uang pulsa dan uang lainnya. Hadiah/Cinderamata/Bingkisan dari Pihak Lain untuk kepentingan Insan Perusahaan. Parcel dan atau bingkisan hari-hari keagamaan. Uang transportasi, tiket dan akomodasi perjalanan dinas dari pihak lain yang tidak tertuang dalam kontrak kerja. • Diskon/potongan harga/pemberian atau keuntungan lainnya dari pihak lain yang diberikan secara tidak wajar untuk kepentingan Insan Perusahaan. Kebijakan Gratifikasi Ketentuan mengenai gratifikasi dalam Peraturan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia tercantum dalam Pasal 12 B Ayat (1) Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan juga Pasal 2 Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan KPK Nomor 06 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan KPK Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi, yang menyatakan bahwa “setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya.” Berdasarkan penjelasan Pasal 2 angka 7 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan juga Pasal 1 huruf d dan e Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Termasuk dalam kategori penyelenggara Negara adalah Direksi, Dewan Komisaris dan Pejabat Struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Dengan terbitnya surat edaran KPK No B.2974/01-13/07/2014 tanggal 8 Juli 2014 perihal Himbauan Gratifikasi Menjelang Hari Raya dan Peraturan Menteri BUMN No: PER 05/MBU/2014 tentang Program Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian BUMN serta dalam rangka menyempurnakan kebijakan gratifikasi yang disampaikan dalam buku kode etik, Perusahaan telah menjalankan sosialisasi tentang gratifikasi melalui Surat Edaran. Berikut Tahapan Gratifikasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero): Agenda Acara Tahap I • Direktur Utama & Direksi Gratifikasi KPK melakukan Penandatangan Komitmen Gratifikasi; • Penyerahan Drop Box & Sosialisasi. Tahap II Tahap III Bimbingan Teknik: Penyusunan Petunjuk Teknis, Konsultasi & diskusi tentang ketentuanketentuan/pasal-pasal yang akan diatur dalam Peraturan Gratifikasi. Training for Trainer: Training/ pembelajaran kepada seluruh peserta yang mewakili dari seluruh PTPN I sampai dengan XIV Tahap II Tahap III Tahap IV Sosialisasi: Sosialisasi Gratifikasi ke seluruh karyawan PTPN III dan Anak Perusahaan. Hasil Tahap I Memorandum of Understanding Komitmen Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi. Jujur • Tulus • Ikhlas Peraturan/Pedoman Gratifikasi. Trainer Gratifikasi (Tenaga Penyuluh). Tahap IV Penerapan Gratifikasi. Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 228 Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (Whistleblowing System) Keberadaan WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan. Dengan keberadaan WBS diharapkan Perusahaan dapat menerapkan sistem yang efektif dalam mengungkap terjadinya berbagai bentuk penyimpangan dan mampu menyelesaikannya dalam waktu singkat serta bertujuan untuk: a. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun nonfinansial dan dapat merusak citra Perusahaan serta mengurangi kerugian yang terjadi karena pelanggaran melalui deteksi dini. b. Menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik serta mengurangi risiko yang dihadapi Perseroan, akibat dari pelanggaran baik dari segi keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja, dan reputasi. c. Mempermudah manajemen dalam menangani laporan-laporan pelanggaran secara efektif dan sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta tetap menjaga kerahasiaan informasi dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya. d. Meningkatnya reputasi Perseroan di mata pemangku kepentingan (stakeholders), regulator, dan masyarakat umum. Lingkup pengaduan yang akan ditindaklanjuti oleh Whistleblowing System adalah pelanggaran terhadap kode etik, penyimpangan dari peraturan danperundangan yang berlaku, benturan kepentingan atau penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan lain di luar Perusahaan dan gratifikasi. Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Pelanggaran Prosedur Pengelolaan WBS Pelapor Insan PTPN III, Pihak Luar Tidak Terbukti Selesai Petugas Pengelola WBS Bagian Distrik/Kebun/ Unit Terkait Seleksi, Investigasi Awal Koordinasi OK Tidak Terbukti Direksi Tim Incestigasi/SPI/ Auditor Eksternal Selesai Investigasi Lanjutan Rekomendasi Terbukti Sanksi Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 229 Mekanisme penyaluran pengaduan penyimpangan oleh Pelapor pada dasarnya dilakukan melalui jalur formal. Prosedur pelaporan pelanggaran, antara lain: 1. Setiap Insan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan atau Pihak Ketiga yang melihat atau mengetahui adanya pelanggaran terhadap: • peraturan perundang-undangan; • pedoman etika perusahaan atau melanggar norma-norma kesopanan; • prinsip akuntansi yang berlaku umum; • kebijakan dan prosedur operasional Perusahaan, ataupun kebijakan, prosedur, dan peraturan lain yang dianggap perlu oleh Perusahaan; • menyalahgunakan wewenang atau jabatan untuk kepentingan pribadi dan atau golongan/ kelompok; • melakukan iregularitas; • gratifikasi; • tindakan yang membahayakan keselamatan kerja; • tindakan kecurangan lainnya yang dapat menimbulkan kerugian finansial ataupun non-finansial. 2. Laporan pengaduan yang diterima oleh Unit Pengelola WBS diadministrasikan oleh Petugas Pengelola WBS dengan mencatat alamat, nama pengirim, e-mail, dan nomor telepon agar bisa dihubungi oleh petugas Pengelola WBS. 3. Pengelola WBS yang menerima pelaporan pelanggaran, menyeleksi laporan pelanggaran dan melaksanakan investigasi awal terhadap pengaduan. Hasil investigasi awal tersebut dilaporkan kepada Direksi. 4. Dari laporan Unit Pengelola WBS, Direksi menetapkan rekomendasi apakah akan dilakukan investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi (Bagian Satuan Pengawasan Internal dan/atau Eksternal Investigator), serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris. 5. Tim Investigasi (Bagian Satuan Pengawasan Internal dan/atau Eksternal Investigator) melakukan investigasi lanjutan terhadap pengaduan/ pengungkapan dan melaporkan hasilnya kepada Direksi. 6. Dari laporan investigasi lanjutan oleh Tim Investigasi, Direksi menetapkan rekomendasi tindakan selanjutnya. Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan Pengaduan/Pengungkapan akan ditutup. Apabila pengaduan/pengungkapan tersebut terbukti atau memerlukan tindak lanjut, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, atau diteruskan kepada pihak penyidik untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 7. Seluruh proses Sistem Pelaporan Pelanggaran harus terdokumentasi dengan baik dan reliable (dapat dipertanggungjawabkan). Mekanisme Pelaporan • Pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan oleh anggota Direksi, atau orang yang mempunyai hubungan khusus dengan anggota Direksi, maka laporan pelanggaran disampaikan oleh pelapor kepada Unit Pengelola WBS untuk selanjutnya diserahkan kepada Komisaris Utama. Penanganan lebih lanjut diserahkan kepada Dewan Komisaris dan bila diperlukan investigasi, disarankan untuk menggunakan investigator/ auditor luar yang independen; • Pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris maka pelanggaran disampaikan oleh pelapor kepada Unit Pengelola WBS untuk selanjutnya diserahkan kepada Direktur Utama. Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh Direksi, dan bila diperlukan investigasi disarankan untuk menggunakan investigator/auditor eksternal yang independen; Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 230 • Pelanggaran yang dilakukan oleh Insan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) diluar yang diatur di atas, maka laporan pelanggaran disampaikan oleh pelapor kepada Unit Pengelola WBS untuk diproses lebih lanjut. Hasil dari penanganan dari Unit Pengelola WBS disampaikan kepada Direksi. Penanganan terhadap laporan dari Unit Pengelola WBS ditetapkan oleh Direksi, bila diperlukan investigasi maka Direksi dapat menunjuk Bagian SPI dan/atau eksternal investigator, serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris. • Dalam hal pelanggaran yang berkaitan dan atau yang dilakukan bersama-sama anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan anggota Unit Pengelola WBS, maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan kepada penegak hukum yang berwenang. Media Komunikasi Perusahaan menyediakan media komunikasi bagi insan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan semua pihak untuk menyampaikan laporannya kepada Tim WBS, melalui: Alamat: Gedung Agro Plaza Jl. HR. Rasuna Said Kav. X2, No. 1, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12950 Telepon: (021) 2918 3300 SMS : SMS ke 9600, dengan format : ptpn3[spasi]pesan Email: [email protected] Perlindungan Pelapor Fungsi Komite Pemantau Sistem Pelaporan Pelanggaran wajib menjaga kerahasiaan pelapor dengan menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan, yaitu: • Dalam melakukan proses tindak lanjut atas setiap pengaduan/penyingkapan wajib mengedepankan kerahasiaan, asas praduga tidak bersalah dan profesionalisme. • Identitas pelapor dijamin kerahasiaannya oleh Perusahaan. • Perusahaan menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, hukuman ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan kasus yang diadukan kepada pihak manapun. • Perlindungan ini juga berlaku bagi pekerja yang melaksanakan investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan pengaduan/ penyingkapan. Penanganan Pengaduan 1. Apabila hasil investigasi menyimpulkan pengaduan yang disampaikan mengandung unsur tidak ada niat baik, menyampaikan bukti palsu, ada unsur kedengkian, tanpa dasar yang jelas, maka pelapor dapat digugat balik atau dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Untuk pelapor yang beritikad baik, Perusahaan juga dapat menyediakan perlindungan hukum sesuai peraturan yang berlaku. 3. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pelapor atas pelanggaran yang dapat dibuktikan sehingga aset/keuangan Perusahaan dapat diselamatkan. Penghargaan diberikan melalui kebijakan Direksi dengan tetap memperhatikan aspek kerahasiaan atau perlindungan pelapor. 4. Terlapor yang terbukti melakukan pelanggaran, dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 5.Terlapor yang tidak terbukti melakukan pelanggaran, ada kewajiban Perusahaan untuk mengembalikan nama baik atau rehabilitasi. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 231 Pengelola Pengaduan Perusahaan menunjuk Tim Khusus yang bertanggung jawab untuk penanganan laporan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Insan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang disebut Unit Pengelola Whistleblowing System (WBS). Pengarah : Direksi PT Perkebunan Nusantara III Pelaksana: 1. Ketua/Anggota : Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan 2. Wakil Ketua/Anggota : Kepala Bagian TI/TB & MR (CMR) 3. Sekretaris/Anggota : Kepala Urusan Evaluasi & Pengembangan TB 4. Wakil Sekretaris/Anggota : Kepala Urusan Kesekretariatan 5.Anggota: • Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern • Kepala Bagian SDM • Kepala Bagian Hukum • Kepala Urusan Humas • Kepala Urusan Kesejahteraan Karyawan • Kepala Urusan Hukum • Pengawas Wilayah • Staf Urusan Evaluasi & Website Perencanaan Basis Data Jumlah Jumlah Informasi Informasi yang Dilaporkan ke Direksi yang Diterima Pihak Terlapor Informasi yang Kebun/ Diterima Bagian Unit 1 54 2 4 Jujur • Tulus • Ikhlas 3 26 Total 4 = (2+3) 30 Jumlah Informasi yang Tidak Di laporkan 5 = (1-4) 24 Jumlah Informasi yang Ditindaklanjuti Bagian Kebun/ Unit 6 7 1 8 Total 8 = (6+7) 9 Jumlah Tindak Lanjut Informasi yang Belum Efektif Bagian Kebun/ Unit 9 10 3 18 Total Keterangan 11 = (9+10) 12 21 Kolom Tindak Lanjut Informasi yang Belum Efektif relatif tinggi karena masih dalam proses oleh Bagian terkait Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 232 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 233 Berkelanjutan Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara optimal menjadi fokus utama jangka pendek Holding Perkebunan guna memperkokoh pondasi sistem pertanian bio-industry yang berkelanjutan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 234 Komitmen Perusahaan terhadap Kegiatan CSR Perusahaan menjalankan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR menyasar pada para Pemangku Kepentingan secara luas, yakni mencakup konsumen, masyarakat sekitar, dan juga terhadap lingkungan. Kebijakan CSR terangkum di dalam Kode Etik yang diberlakukan kepada seluruh elemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) demi mendukung tujuan CSR dalam membangun kepercayaan para Pemangku Kepentingan terhadap Perusahaan. Melalui Program BUMN Hadir untuk negeri, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen untuk mengintegrasikan program CSR dengan bisnis perkebunan. Perusahaan menyadari bahwa pertumbuhan usaha tak lepas dari hubungan baik antara Perusahaan dengan masyarakat. Oleh karena itu, Perusahaan senantiasa berupaya menjaga dan membina hubungan baik tersebut, tidak terbatas untuk kepentingan bisnis saja, namun juga untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat secara umum. kegiatan CSR Perusahaan meliputi: 1. 2. 3. 4. Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja; Lingkungan Hidup; Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan; dan Tanggung Jawab terhadap Konsumen Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 235 Dasar Kebijakan Seluruh Kebijakan CSR berlandaskan pada kebijakan umum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, antara lain: 1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 2. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Pelanggan; 3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 4. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 5. PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN Biaya Kegiatan Sepanjang 2016, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)telah mengeluarkan biaya sebesar Rp403,54 miliar untuk pelaksanaan kegiatan PKBL. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN YANG TERKAIT DENGAN KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA Kegiatan CSR Ketenagakerjaan mengacu pada Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Keselamatan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi perhatian penting Perusahaan khususnya terkait pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan yaitu karyawan. Kami menyadari untuk memproduksi komoditas berstandar internasional, tuntutan implementasi K3 akan semakin tinggi. K3 juga dipandang sebagai bagian yang berperan signifikan dalam menciptakan suasana kerja yang aman dan kondusif bagi setiap pekerja. Setiap tahunnya, kami senantiasa melakukan peninjauan kinerja agar tiap aspek yang memerlukan perbaikan dapat segera ditindaklanjuti. KEGIATAN YANG DILAKUKAN Untuk memastikan dan memperbaiki kesehatan, keselamatan dan keamanan lokasi kerja, Perusahaan melakukan audit Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta pengukuran Hyperkes secara berkala dan pelaksanaan manajemen risiko. Skor audit dan jumlah kecelakaan kerja menjadi Performance Indicator (PI) masingmasing unit tersebut. Hasil audit dan pemantauan pelaporan bulanan yang dikenal dengan Laporan P2K3 dan Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) yang meliputi laporan kecelakaan kerja, kesehatan dan tingkat keamanan seperti pencurian produksi dan lain-lain menjadi dasar untuk memperbaiki lingkungan kerja. Di samping itu, Holding Perkebunan melibatkan seluruh tenaga kerjanya untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, keamanan dan ergonomis tempat kerja melalui: Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 236 • • • • • • • • • • • • • • • Pembentukan P2K3 (Manajemen, karyawan dan SPBUN) Sosialisasi prosedur, peraturan dan hak/ kewajiban Pemberian Alat Pelindung Diri (APD) seperti earplug, sarung tangan, masker, sepatu, helm dll Pemenuhan kualifikasi, perizinan para personil dan peralatan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Memberikan pelatihan (OJT, Seminar, dan lain-lain) SMK3 kepada karyawan Pemeriksaan berkala kesehatan karyawan yang terlibat langsung dengan penggunaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan lokasi kerja berbahaya Pemeriksaan sarana dan prasarana perusahaan Pemeriksaan dan uji lingkungan kerja, seperti tingkat kebisingan, humidity, dll Pemberian extra fooding untuk karyawan yang bekerja dengan bahan kimia, radiasi (komputer, dll) Pemenuhan peralatan tanggap darurat Pemasangan rambu peringatan di lokasi kerja Rapat-rapat pengurus P2K3 secara rutin dan berkala untuk membahas efektivitas penyelesaian permasalahan, keluhan dan masukan karyawan serta kinerja keseluruhan SMK3. Memberikan pelatihan Hyperkes bagi para dokter PTPN III (Persero) Memberikan pelatihan satpam secara profesional oleh lembaga eksternal Kepolisian Penataan tempat kerja sesuai dengan ergonomika dan alur kerja, misal tata ruang Pabrik Kelapa Sawit. Keberhasilan kinerja dan target yang dicapai dalam implementasi SMK3 ditunjukkan dengan terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat, efisien dan produktif. Guna menciptakan hal tersebut, lokasi kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya diidentifikasi dan setiap tenaga kerja yang bekerja pada lokasi tersebut diberikan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan lokasi kerja. Untuk pekerja tertentu yang dipersyaratkan memiliki sertifikat keahlian diberikan pelatihan untuk menda-patkan sertifikat tersebut. Sebagai indikator keberhasilan penerapkan SMM, SML dan SMK3 tercermin dengan dipertahankannya sertifikat yang sudah diraih dari Badan Sertifikasi yang berwenang dan memperoleh penghargaan Bendera Emas dari Presiden RI. Selanjutnya, sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan tersebut digunakan acuan keputusan dan peraturan perundangan pemerintah, seperti untuk tingkat kebisingan, emisi udara, layout pergudangan dan batasan lainnya sesuai kondisi lingkungan kerja. Penilaian terhadap pemenuhan indikator-indikator keselamatan kerja dilaksanakan setahun sekali dengan memperhatikan berat dampak, skala dampak, lama dampak, pertimbangan biaya, kuantitas dampak dan kepedulian terkait sesuai dengan kondisi lingkungan kerja. Masing-masing item penilaian memiliki batasan nilai kriteria yang bersifat kuantitatif. Nilai rata-rata hasil evaluasi diranking. Jika nilai aspek ada di atas rata-rata atau aspek tersebut dipersyaratkan dalam peraturan perundangan, maka aspek tersebut menjadi aspek penting/target yang perlu ditindaklanjuti. Sebagai bentuk evaluasi terhadap penerapan SMK3 di Perusahaan, manajemen secara berkala melaksanakan Audit Eksternal SMK3. Pelaksanaan Audit Eksternal SMK3 tahun 2016 mencatat hasil sebagai berikut: Audit Eksternal SMK3 Tahun 2016 No. Kebun/Unit Nilai (%) Penghargaan 1 Kebun Merbau Selatan 97.55 Sertifikat dan Bendera Emas 2 Kebun Labuhan Haji 96.32 Sertifikat dan Bendera Emas 3 Kebun Aek Nabara Selatan 96.32 Sertifikat dan Bendera Emas 4 Kebun Ambalutu 96.32 Sertifikat dan Bendera Emas 5 Kebun Gunung Para 96.32 Sertifikat dan Bendera Emas Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 237 No. Kebun/Unit Nilai (%) Penghargaan 6 Kebun Gunung Monako 96.32 Sertifikat dan Bendera Emas 7 Kebun Hapesong 96.00 Sertifikat dan Bendera Emas 8 Kebun Dusun Hulu 95.71 Sertifikat dan Bendera Emas 9 Kebun Bukit Tujuh 95.18 Sertifikat dan Bendera Emas 10 Pabrik Aek Torop 95.09 Sertifikat dan Bendera Emas 11 Kebun Bandar Selamat 95.09 Sertifikat dan Bendera Emas 12 Kebun Huta Padang 95.09 Sertifikat dan Bendera Emas 13 Kebun Bangun 95.09 Sertifikat dan Bendera Emas 14 Pabrik Torgamba 95.18 Sertifikat dan Bendera Emas 15 Kebun Batang Toru 95.00 Sertifikat dan Bendera Emas 16 Kebun Aek Torop 92.17 Sertifikat dan Bendera Emas 17 Kantor Direksi 90.36 Sertifikat dan Bendera Emas Selain inisiatif K3 dan SMK3 tersebut, Perusahaan juga menyediakan sarana dan prasarana kerja yang cukup mengakomodir kebutuhan tenaga kerja agar perform dengan optimal baik dari sisi keselamatan maupun kesehatan kerja. Seperti, mendesain pabrik agar sesuai dengan alur kerja dan ergonomik atau menyediakan alat kerja/APD yang berkualitas untuk meminimalisasi kecelakaan kerja. Holding Perkebunan juga telah menetapkan ukuran kinerja dan sasaran untuk setiap faktor kesehatan, keselamatan dan keamanan pada lokasi kerja yang berbeda. Lokasi kerja dibedakan berdasarkan perbedaan produk pada unit kerja. Perusahaan juga memberikan layanan kesehatan kepada pekerjanya seperti, menyediakan pelayanan kesehatan berupa perawatan kesehatan dan perobatan bagi karyawan yang diimplementasikan dengan menyediakan poliklinik kebun di setiap kebun/ unit, tersedianya 4 (empat) unit Rumah sakit dimana ketentuannya diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Selain itu, karyawan juga diberikan izin untuk meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat gaji sesuai dengan ketentuan dalam PKB. Karyawan juga didukung dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja seperti diatur dalam PKB dan jaminan sosial serta kesejahteraan tenaga kerja. Bagi para pensiunan, perusahaan juga memberikan jaminan perawatan kesehatan sesuai dengan ketentuan. Ketentuan di atas berlaku untuk seluruh karyawan dan karyawan honorer Holding Perkebunan sedangkan untuk karyawan outsourcing ketentuan pelayanan dan manfaat ditetapkan oleh perusahaan pemasok tenaga kerja. Selama tahun 2016, Perusahaan telah merealisasikan anggaran SMK3 mencapai Rp439.450.000 yang secara garis besar dialokasikan untuk menyelenggarakan kegiatan Audit Eksternal SMK3. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 238 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN YANG TERKAIT DENGAN Lingkungan Hidup Kebijakan Perusahaan berkomitmen untuk mengurangi dampak aktivitas usaha terhadap alam yang berkesinambungan dengan produk-produk berkualitas. Komitmen ini merupakan bentuk partisipasi aktif Perusahaan. KEGIATAN YANG DILAKUKAN Limbah Padat Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki instruksi kerja dalam proses dan prosedur pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Kegiatan ini mencakup pemilihan dan pengelolaan limbah biasa dengan bahan berbahaya dan beracun (B3), serta pengelolaan tempat pembuangan sampah sementara. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pemanfaatan terhadap limbah ramah lingkungan dengan menggunakannya sebagai pupuk. Limbah Cair Perseroan mengelola limbah cair melalui proses sedimentasi atau mengalirkan limbah cair ke kolam penampungan, diendapkan, kemudian air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air dialirkan ke saluran umum. Sedangkan endapan dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara. Pencemaran Udara Selama bertahun-tahun, hasil uji ambien udara di lingkungan Perusahaan senantiasa berada di bawah ambang batas. Perusahaan menggunakan instalasi pengolahan pencemaran udara yaitu dust collector, hal ini dilakukan agar kualitas udara dapat selalu terjaga dalam kondisi baik. Ambang batas tersebut secara umum menunjukkan kualitas udara di lingkungan kerja dan secara khusus menunjukkan kadar debu dan CO yang ada. Hal ini dilakukan untuk memenuhi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Penghematan Energi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) senantiasa melakukan upaya penghematan energi dalam aktivitas perkantoran yang dilakukan dengan mengurangi konsumsi energi di lingkungan Perusahaan. Penghematan energi ini dilakukan dengan penggunaan barang-barang elektronik berdaya rendah, pengendalian penggunaan air, efisiensi waktu penggunaan AC, serta meminimalisir penggunaan kertas. Saat ini, Perusahaan telah menerapkan penerangan menggunakan lampu LED pada beberapa fasilitas umum dan office block yang dimiliki. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 239 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN YANG TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN Kebijakan Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pada aspek sosial kemasyarakatan diarahkan pada program-program yang bersifat memberdayakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di lokasi sekitar Perusahaan, terutama para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta masyarakat yang termasuk dalam kategori ekonomi kurang mampu. Perusahaan mengimplementasikan program CSR melalui program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagaimana diatur dalam peraturan Meneg. BUMN No.Per-03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Meneg. BUMN No.Per-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Kedua program tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pemangku kepentingan berupa : • Kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat • Pelestarian lingkungan • Hubungan baik dan kerjasama dengan pemangku kepentingan KEGIATAN YANG DILAKUKAN Perusahaan mewujudkan tanggung jawab perusahaan di bidang sosial dan kemasyarakatan melalui realisasi Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Koperasi sejak tahun 1992 dan pelaksanaan Program Bina Lingkungan sejak tahun 2000. Program Kemitraan (PK) dilaksanakan dengan suatu konsep pembinaan terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga/instansi terkait yang berkompenten dibidangnya. Dalam pelaksanaannya, Perusahaan menyisihkan maksimal 1-2% dari laba bersih untuk Program Kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, serta 1-2% dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di Wilayah Usaha BUMN melalui pemanfaatan dana dari BUMN. Dalam melaksanakan kegiatannya pada tahun 2016, Bagian PKBL Perusahaan telah melakukan kegiatan antara lain : • Menyalurkan Pinjaman kepada Usaha Kecil, Menengah di tahun 2015 sebesar Rp21.310.000.000,kepada 507 UKM. • Sampai dengan tahun 2016, Perusahaan telah menyalurkan pinjaman kepada UKM sebesar Rp239.363.552.113,- kepada 7.325 UKM di 22 Pemko/Pemkab. di Wilayah Sumatera Utara. • Melaksanakan Pembinaan berupa pelatihan Kewirausahaan bagi Usaha Kecil dan Menengah yang baru mendapat pinjaman modal kerja. • Mengikutsertakan Mitra Binaan Unggulan dalam Pameran-Pameran untuk memperkenalkan produk-produk Mitra Binaan. • Melaksanakan program pelatihan kerajinan tangan dan tata boga di Wilayah Pemkab. Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu Induk, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan dan Tapanuli Selatan. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 240 Realisasi Penyaluran Program Kemitraan per Wilayah No. PEMKAB/PEMKOT Realisasi Tahun 2016 Mitra Binaan Realisasi s.d. Tahun 2016 Rp Mitra Binaan Rp I. Penyaluran 1 Asahan 27 1.095.000.000 523 13.676.946.000 2 Deli Serdang 67 2.910.000.000 1.117 31.996.347.380 3 Serdang Bedagai 51 1.770.000.000 520 16.442.000.000 4 Dairi 6 315.000.000 78 2.599.911.111 5 Karo 6 320.000.000 232 8.704.183.000 6 Labuhan batu Induk 41 1.690.000.000 618 17.944.918.603 7 Labuhan batu Utara 55 2.145.000.000 414 14.707.688.000 8 Labuhan batu Selatan 29 1.070.000.000 291 10.683.820.000 9 Medan 113 5.280.000.000 1.812 65.503.738.350 10 Simalungun 44 1.650.000.000 571 15.052.044.000 11 Tebing Tinggi 15 730.000.000 232 6.372.100.000 12 Tap. Selatan 32 1.330.000.000 461 14.157.850.939 13 Mandailing Natal - - 56 658.169.980 14 Tap. Tengah 12 580.000.000 175 4.322.500.000 15 Tap. Utara - - 78 1.843.506.375 16 Toba Samosir - - 20 449.875.000 17 Batu Bara 9 425.000.000 54 1.887.800.000 18 Nias - - 1 3.092.500 19 Cluster - - 2 10.754.914.875 20 Humbahas - - 7 303.145.000 21 Prop. Sumbar - 16 170.000.000 22 Prop. NAD - 47 1.129.001.000 21.310.000.000 7.325 239.363.552.113 Total 507 Realisasi Penyaluran Program Kemitraan per Sektor No. PEMKAB/PEMKOT Realisasi Tahun 2016 Mitra Binaan Realisasi s.d. Tahun 2016 Rp Mitra Binaan Rp I. Penyaluran 1 Perdagangan 344 14.285.000.000 4.069 133.206.079.349 2 Jasa 111 4.925.000.000 1.885 61.366.415.875 3 Pertanian 1 50.000.000 187 3.183.976.441 4 Industri 39 1.525.000.000 754 20.631.160.411 5 Perikanan 4 180.000.000 106 2.708.343.178 6 Peternakan 7 295.000.000 147 4.555.020.522 7 Perkebunan 1 50.000.000 175 2.957.641.462 8 Sektor Lainnya/Cluster - - 2 10.754.914.875 507 21.310.000.000 7.325 239.363.552.113 Total Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 241 Selain kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut, sebagai perusahaan BUMN bidang perkebunan yang peduli pada masyarakat lingkungan, Perusahaan juga telah menyalurkan dana CSR Tahun 2016 sebesar ± Rp519.400.000,- (lima ratus sembilan belas juta empat ratus ribu rupiah) untuk menyelenggarakan kegiatan sosial dan kemasyarakatan sebagai berikut : Bantuan Peringatan Hari Besar / Perayaan Nasional ataupun Keagamaan. Rp31.900.000,- diantaranya meliputi bantuan pelaksanaan perayaan hari besar keagamaan, hari besar nasional, peringatan ulang tahun institusi dan kegiatan keagamaan dari berbagai institusi dan stakeholder di berbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara. Bantuan untuk Kegiatan Lain dari Pemangku Kepentingan Rp487.500.000,- diantaranya bantuan untuk korban bencana Alam erupsi Gunung Sinabung, Pembangunan Kantor Satlantas Dolok Merawan Kab. Sergai, Bantuan dana partisipasi untuk Masjid Kementerian BUMN, Bantuan pelestarian hutan bakau mangrove di Pangkalan Berandan, Bantuan penghijauan Toba Go Green, Cuci Ulang Parit di Labuhan Haji, Beasiswa untuk Siswa SD, SMP & SMA di sekolah-sekolah sekitar Kebun PTPN III , Pengerasan Jalan Batang Gogar Aek Torop, Bantuan untuk bencana banjir dan tanah longsor di Tapteng, dan lain-lain. Dalam melaksanakan setiap kegiatan CSR Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tetap bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun para pemangku kepentingan dilingkungan unit kerja Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) guna menjaga hubungan yang harmonis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sebagai Perusahaan BUMN tetap memiliki komitmen kuat untuk menjalankan program CSR yang telah diwajibkan pemerintah untuk dilaksanakan sebagai eksistensi perusahaan dimata pemerintah daerah, pusat, maupun stake holder dalam membangun Good Corporate Governance (GCG). BANTUAN BINA LINGKUNGAN TAHUN 2016 Bantuan Bencana Alam Memberikan bantuan korban bencana alam berupa sembako untuk korban Erupsi Gunung Sinabung Karo Sumatera Utara dan gempa bumi di Aceh. Total realisasi adalah sebesar Rp178.410.280,- Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 242 Bantuan Pendidikan dan/atau Pelatihan Memberikan bantuan pelatihan berupa pelatihan keterampilan kerajinan tangan bagi ibu-ibu dan remaja putri, Prasarana dan sarana pendidikan serta renopasi rumah sekolah disekitar kebun-kebun PTPN III di Sumatera Utara dan Program Siswa Mengenal Nusantara. Total realisasi adalah sebesar Rp1.131.608.979,Bantuan Pengembangan Prasarana dan/atau Sarana Umum Memberikan bantuan berupa sarana olah raga, bantuan truk pengangkut sampah di Wil. Simalungun dan bantuan lainnya sekitar kebun-kebun PTPN III di sumatera Utara. Total realisasi adalah sebesar Rp6.373.950.321,Bantuan Sarana Ibadah Memberikan bantuan renovasi rumah-rumah ibadah dan sarana keagamaan. Total realisasi adalah sebesar Rp1.264.727.563,Bantuan sosial Kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan Dalam rangka pengentasan kemiskinan Perusahaan melaksanakan Program Bedah Rumah sebanyak 52 unit bagi masyarakat tidak mampu, bedah rumah bagi veteran di luar Pulau Sumatera Utara, melaksanakan kegiatan Pasar Murah sembako di sekitar kebun-kebun PTPN III di sumatera Utara dan Bantuan Hadir Untuk Negeri di Prov. Jawa Barat. Total Realisasi adalah sebesar Rp3.924.000.084,- Realisasi Penyaluran Program Bina Lingkungan per Wilayah No. PEMKAB/PEMKOT Realisasi Tahun 2016 Realisasi s.d. Tahun 2016 I. Penyaluran 1 Asahan 505.437.163 11.967.519.304 2 Deli Serdang 616.928.517 10.744.334.299 3 Serdang Bedagai 77.245.302 14.331.028.807 4 Dairi - 147.060.000 5 Karo 3.000.000 1.222.673.100 6 Labuhan Batu Induk 117.905.583 17.425.407.363 7 Labuhan Batu Utara 475.735.617 7.004.553.502 8 Labuhan Batu Selatan 9 Medan 964.261.317 12.966.488.607 2.259.762.250 48.868.028.025 10 Simalungun 474.244.562 12.078.423.265 11 Tebing Tinggi 119.651.400 2.858.452.400 12 Tapanuli Selatan 449.387.536 10.359.309.913 13 Mandailing Natal - 267.378.150 14 Tapanuli Tengah - 169.032.000 15 Tapanuli Utara - 455.436.240 16 Toba Samosir - 660.159.800 17 Langkat - 2.471.484.840 18 Samosir - 387.028.080 19 Nias - 20.000.000 20 Pemkab. Aceh Timur - 816.954.240 Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas Analisis dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 243 No. PEMKAB/PEMKOT 21 Batu Bara 22 23 Realisasi Tahun 2016 Realisasi s.d. Tahun 2016 15.527.875 1.456.377.615 Binjai - 288.342.000 Humbahas - 268.100.000 24 Padang Lawas 25 Diluar Pulau Sumatera Total - 50.100.000 6.794.010.105 6.893.528.755 12.873.097.227 164.177.200.305 Realisasi Penyaluran Program Bina Lingkungan per Sektor Usaha No. PEMKAB/PEMKOT Realisasi Tahun 2016 Realisasi s.d. Tahun 2016 I. Penyaluran 1 Bencana Alam 2 Pendidikan dan/atau Pelatihan 178.410.280 1.383.221.480 1.131.608.979 47.219.495.442 3 Peningkatan Kesehatan - 5.732.692.600 4 Pengembangan Prasarana dan/atau Sarana Umum 6.373.950.321 41.819.306.587 5 Sarana Ibadah 1.264.727.563 58.184.532.240 6 Pelestarian Alam - 39.375.000 7 Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam rangka Pengetasan Kemiskinan 3.924.400.084 9.798.576.956 12.873.097.227 164.177.200.305 Total Tanggung Jawab Sosial terhadap Konsumen Kebijakan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) senantiasa patuh pada peraturan perundangundangan terkait dengan industri perkebunan di Indonesia. Selain itu, Perseroan juga memprioritaskan kebutuhan pelanggan dalam mengakses informasi dan menyampaikan keluhan. Oleh karena itu, Perusahaan memproses setiap keluhan pelanggan dengan cepat dan tepat serta. Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 Ikhtisar Kinerja Laporan Manajemen Profil Perusahaan Tinjauan Pendukung Bisnis 244 KEGIATAN YANG DILAKUKAN Perusahaan senantiasa menjaga keseluruhan proses dilaksanakan dengan terencana, sistematis dan terkendali, baik dari sisi material, proses, maupun produk. Di samping itu, Perusahaan mengandalkan Quality Asssurance untuk menjaga kualitas produk dalam proses yang telah ditetapkan Manajemen. Proses Quality Asssurance adalah melakukan pemeriksaan terhadap hasil panen, dan juga terhadap bahan pendukung lainnya pada saat bahan baku diterima. Pemeriksaan proses produksi dilaksanakan sejak dari hulu hingga hilir, dan juga terhadap kualitas produk akhir. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) juga harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan memberikan pelayanan dan produk yang berkualitas, harga yang kompetitif serta upaya-upaya yang dapat menjaga kepuasan kepada pelanggan, diantaranya: • • • • • Ketepatan waktu dalam pengiriman barang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati Mutu produk sesuai dengan SNI Kondisi peralatan pabrik yang sesuai standar Kesesuaian produk yang dipesan dan yang diterima pembeli sesuai dengan kontrak Komunikasi yang efektif antara PTPN III (Persero) dengan pelanggan dalam menyelesaikan setiap keluhan/komplain pelanggan. Terhadap hasil komunikasi dengan pelanggan dilakukan evaluasi untuk perbaikan proses, mutu dan pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan juga dapat menyampaikan keluhannya secara lisan ataupun tertulis melalui surat dan email. Saat ini Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan dan sarannya melalui website www. ptpn3.go.id. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menyadari peran penting informasi kepuasan dan ketidak puasan pelanggan serta loyalitas pelanggan yang akan dapat menjadi acuan dalam merespon perubahan berbisnis dari ekonomi industri ke era ekonomi digital sehingga Perusahaan dapat merumuskan kembali visi, misi, tata nilai (values) serta strategi Perusahaan terimplementasi dalam kehidupan bisnis perkebunan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama dalam kinerja Perusahaan sebagai informasi yang terkini dan valid sebagai bahan dalam melakukan desain ulang strategi yang bermanfaat dalam pengembangan produk. Karena pelanggan sangat penting bagi kelangsungan hidup Perusahaan, maka Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) secara periodik melakukan Survey Kepuasan Pelanggan yang bertujuan untuk memperoleh informasi antara lain: • Produk yang ditawarkan dapat diterima dan didukung oleh pelanggan pasar; • Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan serta usaha dan upaya untuk menarik pelanggan baru; • Mengetahui keinginan/permintaan dan keluhan pelanggan terhadap produk dan pelayanan produk antara lain konsistensi mutu, harga, ketepatan waktu penyediaan barang/pengiriman barang serta komunikasi; • Mengetahui citra perusahaan di mata pelanggan; • Memperbaiki kinerja perusahaan melalui identifikasi Room to Improve; • Sebagai dasar dalam penyusunan dan monitoring rencana tindak lanjut ke depan. Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas 245 Tanggung Jawab PeLaporan Tahunan Dewan Komisaris dan Direksi menyatakan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait Dewan Komisaris Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama Dahlan Harahap Deddy Y.H. Sitorus Komisaris Komisaris Deddy Fauzi Elhakim Dilza Vierson N. Komisaris Komisaris Direksi Dasuki Amsir Direktur Utama Seger Budiarjo Erwan Pelawi Direktur Human Capital Management dan Umum Direktur Manajemen Operasi dan Pengembangan Nurhidayat Direktur Pelaksana Jujur • Tulus • Ikhlas Laporan Tahunan 2016 246 Halaman ini sengaja dikosongkan Laporan Tahunan 2016 Jujur • Tulus • Ikhlas