PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA Penyakit hemolitik pada neonatus atau HDN (Hemolytic Disease of the Newborn) • HDN adalah akibat lewatnya antibody IgG dari sirkulasi ibu melalui plasenta ke dalam sirkulasi fetus dimana antibody tersebut bereaksi dg eritrosit janin dan menyebabkn penghacurannya oleh sistem retikuloendotel janin • Sensitisasi Rh adalah respon sistem kekebalan tubuh Rh- untuk membentuk antibodi terhadap darah Rh+ yang masuk ke dalam sistem peredaran darah Rh-. • Antibodi yang dibentuk adalah ANTIBODI ANTI Rh+ yang berfungsi untuk menyerang dan menghancurkan darah yang mengandung antigen Rh (Rh+). Penyebab HDN • Sensitisasi Rh dapat terjadi pada seorang wanita Rh- apabila janin yang dikandungnya memiliki Rh+. • Dalam keadaan normal darah ibu tidak akan bercampur dengan darah janin sampai dengan melahirkan karena ibu dan bayi memiliki sistem peredaran darah masing-masing yang satu sama lain bekerja sendiri-sendiri. Yang berfungsi sebagai penghubung antara ibu dan bayi adalah plasenta. Plasenta menyerap nutrisi, immunoglobulin, dan antibodi dari dalam tubuh ibu untuk di’transfer’ ke tubuh bayi agar bayi dapat berkembang dengan baik. • Pada keadaan tertentu darah bayi yang Rh+ dapat tercampur dengan darah ibu Rh- sehingga tubuh ibu Rh- memberikan respon dengan membentuk antibodi anti Rh+. • Hal ini tidak akan berpengaruh pada kehamilan saat itu sampai dengan melahirkan. Tetapi hal ini akan memberikan akibat yang fatal pada kehamilan selanjutnya dimana dalam tubuh ibu Rh- sudah ada antibodi terhadap Rh+. PROSES ANTIBODY IBU DAN MERUSAK JANIN PROSES ANTIBODY IBU DAN MERUSAK JANIN RHD PROSES Pada kehamilan selanjutnya apabila janin Rh+ maka antibodi dalam tubuh ibu akan mengenali janin tersebut sebagai benda asing dan menghancurkan darah bayi. Efek pada bayi adalah anemia, kuning (jaundice), atau masalah lain yang lebih serius. MENINGGAL DALAM KANDUNGAN, BBLR, ANEMIA BERAT,DLL Keadaan ini akan cenderung semakin memburuk pada kehamilan-kehamilan selanjutnya KONSULTASILAH • Sensitisasi Rh adalah salah satu alasan penting bagi seorang wanita Rh- untuk berkonsultasi dengan seorang dokter ahli. • Sensitisasi Rh tidak memberikan gejala apapun pada kehamilan. Tes darah pada trimester pertama kehamilan adalah satu-satunya cara untuk tahu apakah seorang wanita Rh- mempunyai resiko sensitisasi Rh atau tidak. – Jika beresiko, sensitisasi Rh dapat dicegah – Jika sudah terjadi sensitisasi Rh, penanganan dan pengobatan yang benar akan membantu melindungi bayi Siapa yang beresiko mengalami sensitisai rh selama kehamilan? • Sensitisasi Rh pada kehamilan hanya bisa terjadi jika seorang wanita memiliki Rh- dan hanya jika bayinya memiliki darah Rh+. • Jika ibu Rh- dan ayah Rh+, ada kemungkinan bayi akan memiliki darah Rh+. SENSITISASI Rh DAPAT TERJADI • Jika kedua orang tua memiliki Rh- maka bayi akan memiliki Rh-. SENSITISASI Rh TIDAK AKAN TERJADI • Jika kedua orang tua memiliki Rh+ maka bayi akan memiliki Rh+ atau mungkin Rh-. SENSITISASI Rh TIDAK AKAN TERJADI walau bayi Rh- karena ibu adalah Rh+. HASIL PERKAWINAN Penegakkan Diagnosis sensitisasi Rh Sebaiknya pada semua wanita hamil dilakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada trimester pertama kehamilannya (10 T ANC berkualitas – Kemenkes RI). Ketika diketahui si ibu memiliki Rh- maka sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan titer antibodi dalam darah ibu (baca artikel RNI tentang Coombs’ Test). Jika hasil pemeriksaan titer antibodi negatif Ulangi pemeriksaan titer antibodi antara minggu ke 24-28 kehamilan. Jika hasilnya masih negatif maka untuk selanjutnya tidak perlu dilakukan test kembali sampai dengan melahirkan. Kecuali jika dilakukan tindakan amniosentesis atau kehamilan telah lebih dari 40 minggu atau jika terjadi palcentae abruptio (kerusakan plasenta dalam kandungan) yang bisa menyebabkan perdarahan dalam kandungan. Lakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada bayi saat lahir. Jika bayi memiliki Rh+, lakukan test titer antibodi ulang pada ibu setelah melahirkan untuk melihat apakah ada resiko terjadi sensitisasi saat kehamilan akhir atau saat melahirkan. Jika hasil pemeriksaan titer antibodi positif: Pantau ketat perkembangan janin Amniosentesis setelah 15 minggu untuk memeriksa golongan darah bayi dan faktor Rh Test titer antibodi secara teratur untuk memeriksa tingkat antibodi dalam darah ibu Lakukan pemeriksaan Doppler Ultrasound untuk memeriksa aliran darah ke otak bayi. Hal ini dapat mendeteksi adanya anemia pada bayi dan tingkat keparahannya, Dapatkah sensitisasi Rh dicegah? • Jika antibodi dalam darah ibu Rh- belum terbentuk maka disarankan untuk dilakukan suntikan Immunoglobulin anti RhD untuk mencegah sensitisasi Rh. • Indikasi pemberian suntikan Immunoglobulin Anti RhD: – Setelah tindakan amniosentesis atau chordosentesis – Pada usia kehamilan 28 minggu – Setelah kelahiran bayi sampai dengan 72 jam paska melahirkan jika bayi memiliki Rh+ – Paska aborsi (keguguran) – Paska kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) – Suntikan Immunoglobulin ini hanya dapat bekerja pada jangka waktu tertentu, sehingga suntikan ini perlu diulang setiap kali ibu Rh- hamil. Perawatan kehamilan • Jika dalam tubuh ibu hamil Rh- telah terbentuk antibodi terhadap Rh+ maka kehamilan tersebut termasuk kedalam kehamilan beresiko tinggi. • Perawatan dan penanganan terhadap bayi dalam kandungan didasarkan pada seberapa parah kehancuran sel darah merah bayi yang berdampak anemia pada bayi (diketahui dengan pemeriksaan Doppler Sonografi) PENANGANAN • Jika bayi mengalami ANEMIA RINGAN maka bayi tidak memerlukan perawatan khusus • Jika ANEMIA SEMAKIN PARAH maka bayi harus segera dilahirkan. Dan pada beberapa kasus bayi mungkin harus ditransfusi darah untuk mengatasi kuning pada bayi • Jika ANEMIA BERAT maka harus segera dilakukan transfusi ganti dalam kandungan. Hal ini dapat membantu menjaga bayi sampai cukup matang untuk dilahirkan, dan biasanya setelah dilahirkan bayi harus kembali ditransfusi. • Di masa lalu sensitisasi Rh sangat mematikan bagi bayi menyebabkan kematian pada bayi dan memupuskan harapan seorang ibu Rhuntuk mempunyai keturunan. • Tetapi dengan perawatan dan penanganan yang tepat dan baik sekarang sebagian besar bayi dengan Rh disease dapat bertahan dan sehat hingga lahir TERIMAKASIH