KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KETERBUKAAN DIRI
DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA
(Studi Deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI
di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 dan
Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
C. Rahayu Kusuma Rani
NIM: 121114028
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KETERBUKAAN DIRI
DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA
(Studi Deskriptif pada Siswa-siswi Kelas XI
di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017
dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
C. Rahayu Kusuma Rani
NIM: 121114028
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Hakuna Matata
(The Lion King)
Curiosity and Learn
(Jevin Julian)
Persembahan:
Skripsi ini Rani persembahkan bagi:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma
Orang tua tercinta, Bapak Antonius Sutarto (alm) dan Ibu Anastasia Sri
Sulastri
Kakak-kakak tersayang, Mas St. Gunawan Prabowo, Mbak V. Retno
Susilowati. Mas Ady Priyanto, Mbak Elisabet Candra Herawati
Seluruh keluarga,teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung
Ranisampai sekarang serta semua orang terkasih yang telah memberikan
seluruh kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam mendampingi
dan memotivasi hingga sekarang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
KETERBUKAAN DIRI
DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA
(Studi Deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI
di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017
dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
C. Rahayu Kusuma Rani
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa-siswi kelas XI di
SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan
topik-topik bimbingan pribadi sosial.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode Kuesioner Keterbukaan Diri dalam
Komunikasi Antar Teman Sebaya. Kuesioner yang disusun terdiri dari 45 item
berdasarkan 3 aspek keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya,
yaitu: 1) mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan; 2) bersedia
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang; 3) kepemilikan
perasaan dan pikiran. Peneliti menggunakan sampel dalam melakukan uji coba
kuesioner penelitian pada 37 siswa, sedangkan subyek penelitian berjumlah 112
peserta siswa XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Hasil
pengukuran validitas kuesioner dengan total item 50, item gugur 11 dan item
valid 39. Reliabilitas instrumen 0,813. Analisis data penelitian menggunakan
program SPSS 17.0 dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 23 siswa (20%) memiliki
tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya pada tingkatan
sangat tinggi, 49 siswa (44%) pada kategori tinggi, 38 siswa (34%) pada
kategori sedang, 2 siswa (2%) pada kategori rendah, dan 0 siswa (0%) memiliki
tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya yang pada
tingkatan sangat rendah. Analisis capaian skor item-item kuesioner
teridentifikasi bahwa 0 item (0%) mencapai skor sangat tinggi, 32 item (71%)
mencapai skor tinggi, 9 item (20%) mencapai skor sedang, 4 item (9%)
mencapai skor rendah dan 0 item (0%) mencapai skor sangat rendah.
Berdasarkan temuan capaian skor yang rendah peneliti mengusulkan topik-topik
bimbingan untuk meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman
sebaya siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.
Adapun topik tersebut adalah sebagai berikut: 1) mengungkapkan perasaan, 2)
merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik.
Kata kunci:keterbukaan diri dalam komunikasi, teman sebaya
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
SELF DISCLOUSURE IN COMMUNICATION AMONG PEERS
(The Descriptive on the Study of in Class XI Pangudi Luhur Sedayu High
School the Academic Year 2016/2017 and the Implications
on the Proposed Guidance Topics)
C.Rahayu Kusuma Rani
Sanata Dharma Universty
2016
This research aims to gain an idea of the level of self disclosurein
communication between friend peersamong the students of Class XI Pangudi
Luhur Sedayu Senior High School academic year 2016/2017 and to propose for
guidance topics.
This research is a quantitative descriptive research.The data collection
used the questionnaire method on the degree of self disclosure in communication
among peers with same age.The questionnaire consisted of 45 items based on 3
aspects of self disclosure in communicationamong peers, namely: 1) expressing
information which is usually hidden; 2) willing to reach honestly to stimulus
who come; 3) having/showing feeling and thoughts. The research subjects were
112 students of Class XI Pangudi Luhur Sedayu Senior High School academic
year 2016/2017. The measurements of the validity of the questionnaire a total of
50 items, 11were not valid, while 39 were valid. The reliability resulted in the
instrument was 0.813. Data analysis used SPSS 17.0 program research and
data analysis techniques used descriptive techniques.
The results showed that 23 students (20%) had a very high level of self
disclosure among peers, 49 students (44%) have a high level, 38 students
(34%) have a medium level, 2 students (2%) reach a low score and 0 student
(0%) reaches a very low score. The analysis of questionare score indicates that
0 item (0%) reached a very high score, 32 items (71%) reached a high score,
9 items (20%) reached a medium score, 4 item (9%) reached a low score dan
0 item (0%) reached a very low score. The researcher proposed guidance
topics for improving self disclosure in communication among peers among the
students of Class XI Pangudi Luhur Sedayu High School academic year
2016/2017, namely: 1) to express feelings; 2) to respond assertively; 3) to give
and receive feedback.
Key words: self disclosurein communication among peers.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga penelitian tugas akhir dengan judul “Keterbukaan Diri
dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya (studi deskriptif pada siswa-siswi kelas
XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya
terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial).
Selama penelitian tugas akhir ini, Peneliti menyadari bahwa banyak
pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung
setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, Peneliti ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
2. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi
yang memberikan saran, dan petunjuk kepada Peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas
bimbingan dan pendampingan selama Peneliti menempuh studi.
4. Kepala Sekolah, Guru serta staff SMA Pangudi Luhur Sedayu atas ijin,
kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian.
5. Orang tua yakni Bapak Antonius Sutarto (Alm) dan Ibu Anastasia Sri Sulastri
atas seluruh doa, dukungan, kasih sayang, pendampingan, serta penguatan
yang diberikan kepada Peneliti selama ini.
6. Mas St. Gunawan Prabowo, Mbak V. Retno Susilowati, Mas Ady Priyanto,
Mbak Elisabet Candra Herawati, Michaella, Arawinda, Arkananta, dan
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
G. Batasan Istilah .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Hakikat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ................................... 8
1. Pengertian Keterbukaan Diri dalam Komunikasi .......................... 8
2. Karakteristik Keterbukaan Diri dalam Komunikasi yang Efektif.. 9
3. Tahap-tahap Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ....................... 17
4. Faktor-Faktor Penghambat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi 19
5. Manfaat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi .............................. 20
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Aspek-aspek Keterbukaan Diri dalam Komunikasi ....................... 23
B. Hakikat Teman Sebaya ....................................................................... 24
1. Pengertian Teman Sebaya .............................................................. 24
2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya .................................................. 24
3. Komunikasi Antar Teman Sebaya ................................................. 27
4. Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya .......... 28
C.Hakikat Bimbingan Pribadi Sosial ...................................................... 28
1. Pengertian Bimbingan PribadiSosial ............................................. 28
2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial ......................................... 30
3. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial .................................................. 31
D. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 32
E. Kerangka Berfikir ............................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 35
B. Subjek Penelitian ................................................................................ 35
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 36
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................................................. 38
1. Validitas Kuesioner ........................................................................ 38
2. Reliabilitas Kuesioner .................................................................... 41
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 42
1. Penentuan Skor Item Kuesioner................................................... 43
2. Kategorisasi.................................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 47
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 47
1. Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017. ..................................................................................... 47
2. Hasil Capaian Skor Item Tingkat Keterbukaan Diri dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 .................................................. 49
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 52
1. Deskripsi Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017 ...................................................................................... 52
2. Analisis Capaian Skor Item-item Tingkat Keterbukaan Diri dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017 .................................................. 57
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
Antar Teman Sebaya .......................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................................ 63
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Subyek Penelitian .......................................................................36
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya ....................................................................................................37
Tabel 3 Norma Skoring Inventori Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar
Teman Sebaya........................................................................................38
Tabel 4 Uji Validitas Kuesioner Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar
Teman Sebaya........................................................................................40
Tabel 5 Reliability Statistics ................................................................................42
Tabel 6 Kriteria Guilford .....................................................................................42
Tabel 7 Norma Kategorisasi ................................................................................44
Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
antar Teman Sebaya...............................................................................45
Tabel 9 Norma Kategorisasi Capaian Skor Tingkat Keterbukaan Diri dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya ..........................................................46
Tabel 10 Kategorisasi Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017 ..............................................................................................48
Tabel 11 Hasil Analisis Skor Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antarTeman
Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017 ..............................................................................................50
Tabel 12 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ...........52
Tabel 13 Rincian Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial Berdasarkan Item
Rendah tentang Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017 ..............................................................................................61
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berfikir ...............................................................................34
Gambar 2 Kategorisasi Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017 ..............................................................................................48
Gambar 3 Hasil Analisis Skor Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar
Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun
Ajaran 2016/2017 ..................................................................................50
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ........................................................................................68
Lampiran 2. Analisis Data Dari SPSS .................................................................73
Lampiran 3. Tabulasi data Kategorisasi ..............................................................78
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian .........................................................................86
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan
istilah variabel penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Manusia dalam menjalin hubungan dengan orang lain tidak lepas dari rasa
ingin tahu tentang lingkungan sekitar dan berbagai macam informasi
mengenai orang lain, sehingga perlu adanya komunikasi. Komunikasi yang
dilakukan merupakan setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal
maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Maka perlu adanya
ucapan secara verbal maupun perilaku yang menunjukkan adannya
keterbukaan maupun penerimaan dalam melakukan komunikasi.
Keterbukaan dalam komunikasi membangun hubungan yang kuat,
stabil, dekat dan penuh perhatian yang menentukan bagaimana perkembangan
kemampuan dalam menjalin hubungan pada masa berikutnya. Hal ini berarti
keterbukaan dalam komunikasi digunakan untuk membangun hubungan yang
lebih dalam, baik itu dalam membangun persahabatan maupun cinta.
Keterbukaan diri dalam komunikasi merupakan upaya untuk mencapai
hubungan baru yang merupakan salah satu keterampilan sosial yang penting
untuk dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa di lingkungan sekolah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Keterbukaan diri dalam komunikasi ditandai dengan perilaku mau
menanggapi pembicaraan orang lain, bersedia berkata jujur kepada orang lain
dan mau mengungkapkan baik secara verbal maupun non verbal secara tepat
gagasan/ide serta perasaan yang dimiliki.
Siswa yang kurang memiliki keterbukaan diri dalam komunikasi akan
mengalami kesulitan menjalin relasi dengan orang lain dalam upaya
membangun keakraban dan kepercayaan. Adapun hal-hal yang menyebabkan
siswa merasa ragu untuk terbuka dalam melakukan komunikasi antara lain
karena merasa takut rahasianya terbongkar, kurang percaya diri pada lawan
bicara, dan takut akan akibat yang muncul setelahnya. Hal-hal tersebut
menyebabkan siswa lebih nyaman untuk menyendiri dan memendam
perasaan.
Masalah mengenai keterbukaan diri dalam komunikasi dengan teman
sebaya tampak dialami oleh siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran 2015/2016 ditandai dengan kebingungan siswa untuk menuliskan
teman curhat (teman untuk berbagi cerita) ketika mengisi sosiometri pada
awal kegiatan bimbingan di kelas sehingga beberapa siswa tidak menuliskan
nama dan nomor absen teman curhat dalam satu kelas. Curhat yang dilakukan
antara satu siswa dengan siswa lain membutuhkan adanya keterbukaan dalam
komunikasi, kemauan dan kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan
perasaan yang dipikirkan secara verbal. Maka kebingungan siswa untuk
menuliskan teman curhat menunjukkan bahwa keterbukaan diri dalam
komunikasi pada teman sebayanya masih kurang. Keterbukaan diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam berkomunikasi yang rendah berpengaruh pada kemampuan siswa
dalam berelasi dengan teman sebaya. Selain hal tersebut juga terlihat dari
ungkapan beberapa siswa kelas XD pada saat bimbingan klasikal, bahwa
mereka tidak pernah bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapi
kepada teman. Selain itu ketika bimbingan klasikal di kelas XA beberapa
siswa kurang mampu menerima pendapat siswa lain dalam dinamika
kelompok mengenai kekurangan dan kelebihan diri.
Kemampuan untuk melakukan keterbukaan dalam berkomunikasi
yang baik membantu siswa dalam mencapai kesuksesan akademik dan
penyesuaian diri. Apabila siswa tidak memiliki keterbukaan diri, maka akan
mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya dalam
lingkungan sekolah banyak dijumpai adanya komunikasi yang kurang efektif
antara siswa dengan guru, dan siswa dengan teman-temannya. Hal ini dapat
dilihat dari gejala-gejala seperti terjadi di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Gejala-gejala tersebut yaitu siswa kurang mampu dan kurang mau
mengeluarkan pendapat baik ketika pelajaran maupun dengan teman, tidak
mampu mengemukakan ide atau gagasan yang ada pada dirinya, merasa waswas atau takut jika hendak mengemukakan sesuatu (Johnson, 1990).
Ketidakmampuan
melakukan
keterbukaan
dalam
komunikasi
juga
menyebabkan siswa kesulitan untuk berbicara dengan orang lain, relasi dan
penyesuaian diri dengan teman rendah.
Tingkat keterbukaan dalam berkomunikasi pada siswa dengan teman
sebaya berbeda-beda. Upaya untuk meningkatkan keterbukaan diri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
komunikasi siswa yang rendah yaitu dengan memberikan bimbingan yang
sesuai, yang membantu siswa untuk semakin mampu memiliki keterbukaan
dalam berkomunikasi dengan teman sebaya, sebab sifat yang terbuka
memiliki efek positif secara langsung pada kepuasan hidup di kemudian hari.
Siswa yang memiliki keterbukaan diri diharapkan memiliki kepuasan hidup
yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki
keterbukaan diri.
Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat keterbukaan dalam
komunikasi antar teman sebaya pada siswa-siswi SMA Pangudi Luhur
Sedayu di kelas XI, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya (Studi Deskriptif
pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran
2016/2017) dan Implikasinya terhadap Topik-topik Bimbingan”. Melalui
skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh SMA
Pangudi Luhur Sedayu maupun pihak lain dalam mengetahui tingkat
keterbukaan diri siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu sebagai berikut:
1.
Siswa kelas X tidak mampu menemukan teman yang mampu diajak
curhat di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2.
Beberapa siswa kelas XD mengatakan bahwa tidak pernah bercerita
mengenai masalah yang sedang dihadapi kepada teman satu kelas.
3.
Beberapa siswa kelas XA kurang mampu menerima pendapat siswa lain
dalam dinamika kelompok saat bimbingan klasikal berlangsung.
4.
Beberapa siswa kurang mampu mengeluarkan pendapat baik ketika
pelajaran maupun dengan teman.
C. Pembatasan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab masalahmasalah di atas khususnya pada masalah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu
yang menunjukkan gejala kurang memiliki keterbukaan diri. Namun karena
adanya keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis,
maka penelitian ini dibatasi masalah keterbukaan diri dalam komunikasi antar
teman sebaya di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.
Seberapa baik tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman
sebaya siswa pada kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun
Ajaran 2016/2017?
2.
Pengukuran item keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya
mana yang terindikasi rendah capaian skornya, untuk diusulkan sebagai
topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini yaitu:
1.
Mengetahui seberapa baik tingkat keterbukaan diri siswa dalam
komunikasi antar teman sebaya kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017.
2.
Mengidentifikasi pengukuran item yang rendah untuk diusulkan menjadi
topik-topik bimbingan pribadi sosial agar siswa semakin memiliki
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya.
F. Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut:
1.
Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling khususnya mengenai
keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya.
2.
Secara Praktis
a.
Bagi guru Bimbingan dan Konseling di SMA Pangudi Luhur
Sedayu.
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
dipergunakan
guru
Bimbingan dan Konseling dalam upaya meningkatkan keterbukaan
diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya dan masukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diharapkan berfungsi
untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa.
b.
Bagi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Siswa semakin memiliki keterbukaan diri yang positif
sehingga mampu berkomunikasi secara efektif pada teman sebaya,
responsif terhadap kebutuhan orang lain, serta menerima dan
hormat pada teman.
G. Batasan Istilah
Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya merupakan
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri, memberikan
tanggapan secara tepat baik verbal maupun nonverbal terhadap stimulus yang
datang dan menyadari perasaan serta pikiran yang dilontarkan individu pada
tingkat usia yang sama. Keterbukaan diri bertujuan agar individu mampu
mencapai hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh perhatian yang
menentukan bagaimana perkembangan kemampuan menjalin hubungan pada
masa berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat keterbukaan diri dalam komunikasi, hakikat
teman sebaya, hakikat bimbingan pribadi sosial, kajian penelitian yang relevan
dan kerangka berfikir.
A. Hakikat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
1.
Pengertian Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
Devito (2011), menyatakan bahwa keterbukaan diri (selfdisclosure) adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan
informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan. Jadi,
suatu pengakuan yang dilakukan secara terbuka ataupun pernyataan yang
tidak disengaja yang di dalamnya berisi informasi tentang diri sendiri,
semuanya dapat digolongkan ke dalam self-disclosure. Keterbukaan diri
dalam komunikasi merupakan salah satu keterampilan sosial yang
penting dimiliki oleh individu. Self-disclosure dapat diartikan sebagai
penyingkapan diri, atau keterbukaan diri.
Keterbukaan diri dalam komunikasi adalah mengungkapkan
reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna
untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang
lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka
diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap
kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan (Johnson, 1981).
Gordon (1999) menjelaskan bahwa orang dapat mengungkapkan
diri
dengan
menggunakan
I-Message
yaitu
pernyataan
yang
mengungkapkan diri (pikiran, perasaan dan kebutuhan) kepada mitra
komunikasi secara deskriptif, otentik, jujur, dan apa adanya. Orang yang
terampil mengungkapkan diri adalah orang yang mampu untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan dan kebutuhan secara tepat, jujur dan
terbuka dan apa adanya sehingga mitra komunikasi dapat mengerti dan
memahaminya.
Berdasarkan uraian di atas maka membuka diri tidak sama dengan
mengungkapkan detail-detail dengan intim di masa lalu. Orang lain
mengenal diri individu tidak dengan menyelidiki masa lalunya,
melainkan dengan mengetahui cara individu tersebut bereaksi. Masa lalu
hanya berguna sejauh mampu menjelaskan perilaku di masa kini.
2.
Karakteristik Keterbukaan diri dalam Komunikasi yang Efektif
Johnson (Ndoen, 2009) mengatakan keterbukaan diri dalam
komunikasi yang efektif memiliki sejumlah karakteristik, antara lain:
a.
Reaksi yang diberikan kepada individu atau peristiwa lebih merujuk
pada perasaan dari pada fakta-fakta. Mampu mengungkapkan diri
artinya dapat berbagi dengan orang lain bagaimana perasaan kita
mengenai suatu peristiwa yang baru saja terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b.
Keterbukaan diri dalam komunikasi memiliki dua dimensi yaitu
keluasan dan kedalaman. Seseorang dapat mengenal orang lain
secara lebih baik, kita perlu menampilkan lebih banyak topik untuk
dijelaskan (keluasan) dan membuat penjelasan itu diungkapkan
secara lebih pribadi (kedalaman).
c.
Keterbukaan diri dalam komunikasi fokus pada saat ini, bukan masa
lalu. Keterbukaan diri dalam komunikasi bukan berarti kita
mengungkapkan secara mendalam mengenai masa lalu kita.
Seseorang mengetahui dan mengenal kita bukan melalui sejarah
masa lalu kita tapi melalui pemahaman mereka tentang bagaimana
kita bersikap.
d.
Pada tahap awal suatu hubungan, keterbukaan diri dalam komunikasi
perlu saling berbalasan. Jumlah keterbukaan diri dalam komunikasi
yang kita lakukan akan mempengaruhi jumlah keterbukaan diri
dalam komunikasi yang dilakukan oleh orang lain.
Devito (2011) mengemukakan bahwa self disclosure mempunyai
beberapa karakteristik umum antara lain:
a.
Keterbukaan diri adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri
yang pada umumnya tersimpan, yang dikomunikasikan kepada orang
lain.
b.
Keterbukaan diri adalah informasi diri yang seseorang berikan
merupakan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui oleh
penerima.
Informasi
merupakan
pengetahuan
baru.
Agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
keterbukaan
diri
terjadi,
suatu
pengetahuan
baru
harus
dikomunikasikan.
c.
Keterbukaan diri adalah informasi tentang diri sendiri yaitu tentang
pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.
d.
Keterbukaan diri menyangkut informasi yang biasanya dan secara
aktif disembunyikan.
e.
Keterbukaan diri melibatkan sedikitnya satu orang lain. Agar
keterbukaan diri terjadi, tindak komunikasi harus melibatkan
sedikitnya
dua
orang.
Informasi
yang
disampaikan
dalam
keterbukaan diri harus diterima dan dimengerti oleh orang lain.
Karakteristik komunikasi antar pribadi diungkapkan oleh Weaver
(dalam Budyatna, 2011) sebagai berikut:
a. Melibatkan paling sedikit dua orang.
Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang.
Menurut Weaver, komunikasi antarpribadi melibatkan tidak lebih
dari dua individu yang dinamakan a dyad. Jumlah tiga atau the triad
dapat dianggap sebagai kelompok yang terkecil. Apabila kita
mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang
yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikasi antarpribadi
sebetulnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian dari
kelompok yang lebih besar. Apabila dua orang dalam kelompok yang
lebih besar sepakat mengenai hal tertentu atau sesuatu, maka kedua
orang itu terlibat dalam komunikasi antarpribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Adanya umpan balik atau feedback.
Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik. Umpan balik
merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada
pembicara. Komunikasi antarpribadi hampir selalu melibatkan umpan
balik
langsung.
Sering
kali
bersifat
segera,
nyata,
dan
berkesinambungan.
c. Tidak harus tatap muka.
Komunikasi antar pribadi tidak harus tatap muka. Kehadiran fisik
tidaklah terlalu penting, yang terpenting adalah adanya saling
pengertian antara individu yang melakukan komunikasi. Misalnya
interaksi antara dua orang sahabat dekat bisa dilakukan melalui
telfon, SMS atau bisa dengan bahasa isyarat ketika berada di ruang
terbuka tetapi masing-masing tidak berdekatan. Tetapi menurut
Weaver (dalam Budyatna, 2011) bahwa komunikasi tanpa interaksi
tatap muka tidaklah ideal walaupun bukan dalam komunikasi
antarpribadi. Kehilangan kontak langsung berarti kehilangan faktor
utama dalam umpan balik, sarana penting untuk menyampaikan
emosi menjadi hilang. Sering kali tanggapan nonverbal, misalnya
tatapan mata, anggukan kepala dan senyuman merupakan faktor
utama dalam komunikasi. Bentuk idealnya memang adanya
kehadiran fisik dalam berinteraksi secara pribadi, walaupun tanpa
kehadiran fisik masih dimungkinkan terjadinya komunikasi antar
pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Tidak harus bertujuan.
Komunikasi antarpribadi tidak harus dilakukan secara sengaja atau
dengan kesadaran maupun diungkapkan secara verbal. Gerakan
badan yang tidak sengaja dilakukan juga merupakan komunikasi.
Misalnya seseorang yang gelisah akan menggerak-gerakkan kakinya,
ketika berbicara terdebgar penuh keraguan, dan bereaksi secara
gugup.
e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antar pribadi yang benar,
maka sebuah pesan harus menghasilkan atau memiliki efek atau
pengaruh. Efek atau pengaruh tidak harus segera dan nyata, tetapi
harus terjadi. Contoh komunikasi antar pribadi yang tidak
menghasilkan
efek
misalnya,
Seseorang
mengajak
berbicara
temannya yang sedang mendengarkan musik melalui headset. Contoh
tersebut bukanlah komunikasi antar pribadi karena pesan yang
disampaikan tidak diterima dan tidak menghasilkan efek.
f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata.
Komunikasi antar pribadi tidak harus di tunjukkan dengan berkatakata (verbal). Misalnya seorang teman sudah membuat kesepakatan
kepada teman lain pada saat berkunjung di tempat teman yang sakit,
yaitu jika dia telah mengedipkan mata maka kepada temannya
merupakan isyarat bahwa waktunya untuk pulang. Pesan-pesan
nonverbal seperti menatap dan menyentuh atau membelai kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
seorang anak atau teman memiliki makna yang lebih besar daripada
kata-kata.
g. Dipengaruhi oleh konteks.
Verderber (dalam Budyatna, 2011) menyatakan bahwa konteks
merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi termasuk
apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan. Konteks
mempengaruhi harapan-harapan para partisipan, makna yang
diperoleh para partisipan dan perilaku mereka selanjutnya. Konteks
meliputi:
1) Jasmaniah. Konteks jasmaniah atau fisik meliputi lokasi, kondisi
lingkungan seperti suhu udara, pencahayaan, dan tingkat
kebisingan, jarak antara para komunikator, pengaturan tempat,
dan waktu mengenai hari. Masing-masing faktor ini dapat
mempengaruhi komunikasi. Misalnya makna dalam pembicaraan
dapat dipengaruhi oleh apakah pembicaraan tersebut bertempat
di ruang kelas ketika pelajaran berlangsung, atau di kantin ketika
jam istirahat yang penuh sesak dan ribut, ataukah di lorong
sekolah ketika istirahat sehingga suasana tenang.
2) Sosial. Konteks sosial merupakan bentuk hubungan yang
mungkin sudah ada diantara partisipan. Komunikasi yang terjadi
diantara anggota keluarga, teman, kenalan, mitra kerja, atau orang
asing dapat mempengaruhi apa dan bagaimana pesan-pesan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dibentuk, diberikan, dan dimengerti. Misalnya, interaksi ketika
berbicara dengan guru berbeda dengan interaksi dengan teman.
3) Historis. Konteks historis merupakan latar belakang yang di
peroleh melalui peristiwa komunikasi sebelumnya antara para
partisipan. Hal ini mempengaruhi saling pengertian pada
pertemuan yang sekarang. Misalnya, Tono di suatu pagi
memberitahu Dina bahwa mereka akan mengerjakan tugas
kelompok bersama di rumah Dina. Ketika siang hari di sekolah
Tono bertemu Dina ia berkata, “Jadi?” Orang lain yang
mendengar pembicaraan tersebut tidak tahu atau tidak mengerti
kata, “Iya, jadi.” Tono mungkin menjawab pertanyaan Dina
dengan mengatakan, “Ok, pulang sekolah langsung ya.” Hanya
Dina dan Tono yang mengerti isi percakapan mereka karena ada
percakapan sebelumnya.
4) Psikologis. Konteks psikologis meliputi suasana hati dan perasaan
dimana dimana seseorang membawakannya kepada pertemuan
antar pribadi. Misalnya seseorang yang sedang tegang karena
ujian yang akan dihadapinya besok. Ketika ia sedang belajar
untuk menghadapi ujiannya, temannya datang dan meminta ia
berhenti belajar untuk menemaninya membeli baju. Orang
tersebut yang biasanya ramah, amarahnya meledak sambil
memarahi temannya. Hal ini terjadi karena tingkat ketegangan
jiwanya berkaitan dengan konteks psikologis dalam suasana hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan perasaan tegang sehingga mendengar pesan temannya ini
mempengaruhi cara bagaimana ia merespon.
5) Keadaan Kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi.
Konteks kultural meliputi keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, sikapsikap, makna, hierarki sosial, agama, pemikiran mengenai waktu,
dan peran dari para pertisipan (Samovar & Porter, 2000). Budaya
atau kultur melakukan penetrasi ke dalam setiap aspek kehidupan
manusia, memengaruhi bagaimana kita berpikir, berbicara, dan
berperilaku. Setiap orang merupakan bagian dari satu atau lebih
budaya-budaya etnik. Perbedaan kultur maupun etnik yang
dimiliki oleh individu dapat menyebabkan kesalahpahaman.
h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise.
Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang
mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan/kebisingan
atau noise dapat bersifat eksternal, internal, atau semantik.
1) Kegaduhan/kebisingan eksternal, berupa penglihatan-penglihatan,
suara-suara, dan rangsangan-rangsangan lainnya di dalam
lingkungan yang menarik perhatian orang jauh dari apa yang
dikatakan atau diperbuat.
2) Kegaduhan internal, berupa pikiran-pikiran dan perasaanperasaan yang ada di dalam diri sehingga mengganggu proses
komunikasi. Jika individu telah mengabaikan atau memalingkan
pesan dari seseorang dengan siapa individu tersebut sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berkomunikasi
dan
asik
melamun
atau
sedang
teringat
pembicaraan masa lalu, maka dia sedang mengalami kegaduhan
internal atau internal noise.
3) Kegaduhan semantik, adalah gangguan yang ditimbulkan oleh
lambang-lambang tertentu yang menjauhkan perhatian kita dari
pesan yang utama. Misalnya penggunaan istilah yang tidak dapat
diterima oleh lawan bicara.
3. Tahap-tahap dalam Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
Keterbukaaan diri dalam komunikasi dapat berlangsung
pada taraf kedalaman yang berbeda-beda. Taraf kedalaman diri
Keterbukaan diri dalam komunikasi dapat diukur dari apa dan siapa
yang saling dibicarakan yaitu pikiran atau perasaan, obyek tertentu,
orang lain atau dirinya sendiri. Semakin orang mau saling
membicarakan tentang perasaan yang ada dalam dirinya semakin
dalamlah taraf keterbukaan diri dalam komunikasi yang terjadi.
Atas dasar kedalamannya, Powell (1985) membedakan komunikasi
dalam lima taraf. Urutan taraf kedalaman komunikasi dimulai dari
yang dangkal menuju yang dalam dalam di uraikan sebagai berikut:
1. Taraf kelima
Komunikasi taraf kelima adalah taraf basa-basi. Merupakan
taraf komunikasi yang paling dangkal. Biasanya terjadi antara
dua orang yang bertemu secara kebetulan. Misalnya, kita sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
duduk di teras rumah, lalu seorang tetangga lewat di jalan depan
rumah kita. Sebagai sopan-santun, kita menegur tetangga kita
itu.
2. Taraf keempat
Komunikasi taraf keempat yakni membicarakan orang lain. Di
sini orang sudah mulai saling menanggapi, namun tetap masih
dalam taraf dangkal, khususnya belum mau berbicara tentang
diri masing-masing.
3. Taraf ketiga
Komunikasi taraf ketiga adalah menyatakan gagasan dan
pendapat. Kita sudah mau saling membuka diri, saling
mengungkapkan diri. Namun, keterbukaan tersebut masih
terbatas pada taraf pikiran.
4. Taraf kedua
Komunikasi taraf kedua adalah taraf hati atau perasaan. Emosi
atau perasaan adalah unsur yang membedakan orang satu
dengan yang lain, dengan mengungkapkan perasaan dan isi
hati, berarti kita sepakat untuk saling percaya.
5. Taraf pertama
Komunikasi
taraf
pertama
adalah
hubungan
puncak.
Komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran,
keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di antara kedua
belah pihak. Tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
rasa khawatir jangan-jangan kepercayaan kita disia-siakan.
Selain merasa bebas untuk saling mengungkapkan perasaan
biasanya kedua belah pihak juga memiliki perasaan yang sama
tentang banyak hal. Maka pada tahap ini komunikasi itu telah
berkembang begitu mendalam sehingga kedua belah pihak
merasakan kesatuan perasaan yang timbal-balik yang hampir
sempurna.
4.
Faktor-faktor Penghambat Keterbukan Diri dalam Komunikasi
Papu (2002), mengungkapkan bahwa kesulitan individu dalam
melakukan keterbukaan diri dalam komunikasi didasari oleh tiga faktor
berikut:
a.
Faktor resiko yang akan diterima di kemudian hari. Resiko yang
dimaksud adalah bocornya informasi yang diberikan kepada orang
ketiga, padahal informasi tersebut bersifat pribadi atau informasi
yang dapat menyinggung perasaan orang lain sehingga dapat
mengganggu
hubungan
interpersonal
yang
telah
dibangun
sebelumnya.
b.
Belum adanya rasa aman dan percaya pada diri sendiri. Rasa aman
dan percaya pada diri sendiri yaitu adanya keyakinan pada diri
sendiri untuk mengungkapkan diri secara jujur. Hal ini berkaitan
dengan penerimaan dan rasa percaya diri dengan segala hal yang ada
dalam diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c.
Faktor pola asuh yaitu tidak adanya dukungan keluarga atau
lingkungan untuk memiliki semangat keterbukaan dan kebiasaan
untuk berbagi informasi sehingga mampu terbuka secara tepat.
5.
Manfaat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
Menurut Johnson (1981), beberapa manfaat keterbukaan dalam
komunikasi diri adalah sebagai berikut:
a.
Pembukaan diri dalam komunikasi merupakan dasar bagi hubungan
yang sehat antara dua orang.
b.
Semakin bersikap terbuka terhadap orang lain, maka semakin orang
lain tersebut akan menyukai diri kita, sehingga ia akan semakin
membuka diri kepada kita.
c.
Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung
memiliki sifat-sifat sebagai berikut: kompeten, terbuka, ekstrover,
fleksibel, adaptif, dan inteligen, yakni sebagian dari ciri-ciri orang
yang masak dan bahagia.
d.
Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang
memungkinkan komunikasi intim, baik dengan diri kita sendiri
maupun dengan orang lain.
e.
Membuka diri berarti bersikap realistik. Maka, pembukaan diri
dalam komunikasi yang kita lakukan haruslah jujur, tulus dan
autentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
DeVito (2011), mengungkapkan bahwa manfaat dari keterbukaan
diri dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan diri.
Membuka diri dalam komunikasi membuat seseorang mampu
memiliki perpektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai perilaku diri sendiri. Misalnya ketika kita
mau berbicara dengan orang lain, mungkin saja mampu menambah
kesadaran mengenai aspek perilaku atau hubungan yang selama ini
tidak diketahui.
b. Lebih mampu mengatasi kesulitan.
Mengungkapkan perasaan kepada orang lain mampu menanggulangi
masalah dan kesulitan seseorang, khususnya perasaan bersalah.
Salah satu perasaan takut yang besar yang ada pada diri banyak
orang adalah bahwa mereka tidak diterima lingkungan karena
rahasia tertentu, karena sesuatu yang pernah mereka lakukan,
perasaan atau sikap tertentu yang mereka miliki. Ketakutan untuk
ditolak membangun rasa bersalah. Dengan mengungkapkan perasaan
seperti itu dan menerima dukungan, bukan penolakan, kita menjadi
lebih siap untuk mengatasi, mengurangi maupun menghilangkan
perasaan bersalah. Keterbukaan diri menumbuhkan penerimaan diri.
Jika seseorang merasa ditolak oleh orang lain, maka orang tersebut
cenderung menolak diri sendiri. Melalui pengungkapan diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dukungan-dukungan yang datang seseorang akan menempatkan diri
secara lebih baik untuk menerima tanggapan positif dari orang lain.
c. Komunikasi yang dilakukan lebih efisien.
Keterbukaan diri memperbaiki komunikasi. Seseorang memahami
dari orang lain sebagian besar sejauh seseorang memahami orang
lain secara individual. Seseorang mampu memahami apa yang
dikatakan orang lain jika telah mengenal baik orang tersebut.
Keterbukaan diri adalah kondisi yang penting untuk mengenal orang
lain. Seseorang dapat saja meneliti perilaku atau bahkan hidup
bersama orang lain selama bertahun-tahun, tetapi jika orang tersebut
tidak pernah mengungkapkan dirinya maka ia tidak akan memahami
orang itu sebagai pribadi yang utuh.
d. Hubungan lebih dalam
Keterbukaan diri dalam komunikasi diperlukan untuk membina
hubungan yang lebih bermakna diantara dua orang. Tanpa
keterbukaan diri dalam komunikasi hubungan yang bermakna dan
mendalam
tidak
akan
terjadi.
Mengungkapkan
diri
dalam
komunikasi bisa memberitahu orang lain bahwa kita mempercayai,
menghargai,
dan
cukup
peduli
kepada
orang
lain
untuk
mengungkapkan diri kita kepada mereka. Terbuka kepada orang lain
mendorong seseorang terbuka terhadap diri sendiri sehingga
membentuk hubungan yang bermakna, yaitu hubungan yang jujur
dan terbuka bukan sekesar hubungan yang seadanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6.
Aspek-aspek Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
DeVito (2011) menyebutkan bahwa kualitas keterbukaan diri
dalam komunikasi mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
antar pribadi.
a. Komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang
yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Membuka
semua riwayat hidup memang menarik tetapi tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri,
yaitu mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan,
asalkan pengungkapan diri ini patut, yaitu sesuai dengan lingkungan
(konteks) dan hubungan antar pembicara dan pendengar. Sebelum
melakukan keterbukaan diri perlu bertanya kepada diri sendiri apakah
waktu dan tempatnya sudah tepat. Biasanya makin bersifat pribadi
keterbukaan diri itu makin dekat hubungan yang di perlukan. Ada
baiknya untuk tidak mengungkapkan sesuatu secara pribadi kepada
orang yang tidak terlalu akrab, kepada kenalan biasa, dan pada tahap
awal suatu hubungan.
b. Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus
yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi terhadap apa yang kita ucapkan, dan kita berhak
mengharapkan hal itu. Tidak ada yang lebih buruk dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ketidakacuhan,
bahkan
ketidaksependapatan
jauh
lebih
menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara
bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
c. Menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner & Kelly,
1974 dalam DeVito, 2011). Terbuka dalam pengertian ini adalah
mengakui perasaan dan pikiran yang di lontarkan yaitu memang
benar-benar dirasakan dan bisa di pertanggungjawabkan. Cara terbaik
untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunkan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).
B. Hakikat Teman Sebaya
1. Pengertian Teman Sebaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2003), teman
sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama
bekerja atau berbuat. Santrock (2007) mengatakan bahwa kawan-kawan
sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
kematangan yang kurang lebih sama.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa teman sebaya adalah hubungan individu dengan tingkat usia yang
sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya
Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima
kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan
cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya.
Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal
yang paling penting.
Santrock (2007) mengemukakan bahwa salah satu fungsi
terpenting dari kelompok teman sebaya adalah:
a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga.
b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok
teman sebaya.
c) Memberikan informasi mengenai batasan perilaku yang mereka
lakukan.
Mempelajari hal-hal tersebut di rumah tidaklah mudah dilakukan
karena saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda. Maka dari itu,
sebagian besar interaksi dengan teman-teman sebaya berlangsung di luar
rumah (meskipun dekat rumah), lebih banyak berlangsung di tempattempat yang memiliki privasi dibandingkan di tempat umum, dan lebih
banyak berlangsung di antara anak-anak dengan jenis kelamin sama
dibandingkan dengan jenis kelamin berbeda.
Santrock (2007) mengemukakan bahwa, relasi yang baik diantara
teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di
masa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam
sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan
gangguan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Piaget dan Sullivan (dalam Santrock, 2007) menekankan bahwa
melalui interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan remaja
mempelajari modus relasi yang timbal balik secara simetris. Anak-anak
mengeksplorasi
prinsip-prinsip
kesetaraan
dan
keadilan
melalui
pengalaman mereka ketika menghadapi perbedaan pendapat dengan
teman-teman sebaya. Sebaliknya, terdapat sejumlah ahli teori yang
menekankan
pengaruh
negatif
dari
teman-teman
sebaya
bagi
perkembangan anak dan remaja. Bagi beberapa remaja, pengalaman
ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka merasa kesepian dan
bersikap bermusuhan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui
bahwa teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai
peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya.
Teman sebaya memberikan tempat bagi para remaja melakukan
sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri. Teman sebaya
adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh
berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dan merupakan
lingkungan sosial yang pertama bagi anak untuk bisa belajar hidup
bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Disinilah
anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri
dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Komunikasi Antar Teman Teman Sebaya
Komunikasi yang dilakukan dengan teman sebaya berkaitan
dengan minat, keluarga dan relasi dengan orang lain. Dengan
memiliki keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya maka
dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang tidak hanya
didapat dalam keluarga. memberikan masukan (koreksi) terhadap
kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan
membawa dampak
positif bagi remaja yang bersangkutan. Komunikasi yang terjadi pada
teman sebaya diharapkan sampai pada tingkat dimana individu
mampu untuk saling mengungkapkan perasaan sehingga dapat
menjalin hubungan yang lebih baik, memahami perasaan diri sendiri
maupun orang lain, dan mampu menanggapi perasaan orang lain.
Menurut Santrock (2007) peranan penting kelompok sebaya
terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat,
penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai
model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular
maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya
menjadi besar. Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya
adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar
menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa,
bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung
jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya
Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya
merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap
situasi yang sedang hadapi serta memberikan informasi terhadap masa
lalu yang relevan. Pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap
situasi tersebut dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal yang
melibatkan paling sedikit dua orang serta adanya umpan balik dan
pengaruh. Komunikasi tersebut dilakukan oleh teman yang memiliki
usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama.
Keterbukaan diri pada teman sebaya hendaknya mengacu pada
tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. Pertama komunikator
memiliki kesediaan diri untuk terbuka kepada teman sebaya, sesuai
dengan lingkungan dan hubungan yang terjalin. Kedua komunikator
memberikan stimulus ketika berkomunikasi dengan teman sebaya.
Ketiga
komunikator
menyadari
perasaan
dan
pikiran
yang
diungkapkan.
C. Hakekat Bimbingan Pribadi Sosial
1.
Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial
Menurut Yusuf (2008) bimbingan pribadi sosial merupakan
layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam masalah permasalahan
yang dialami oleh individu. Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
memantapkan
kepribadian
dan
mengembangkan
individu
dalam
menangani masalah dirinya. Bimbingan pribadi sosial di berikan dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang
hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan keterampilanketerampilan sosial pribadi yang tepat.
Winkel dan Hastuti (2012) menyatakan bahwa bimbingan pribadi
sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan
mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur
dirinnya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian
wakti luang, penyaluran nafsu seksual serta bimbingan dalam membina
hubungan kemanusiaan dangan sesama di berbagai lingkungan.
Menurut Tohirin (2007) menyatakan bimbingan pribadi sosial
adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan
pribadi yang mampu bersosilisasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik. Surya (dalam Tohirin, 2007) menjelaskan
pribadi
sosial
memecahkan
merupakan
bimbingan
masalah-masalah
pribadi
dalam
sosial
menghadapi
seperti
dan
pergaulan,
penyelesaian masalah konflik, mampu bersosialisasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan secara baik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan pribadi sosial dalah bimbingan adalah bimbingan yang
diberikan kepada individu agar dapat mencapai tugas perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi, mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan mampu memecahkan
masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian konflik, dan
penyesuaian diri sehingga mampu membina hubungan sosial yang
harmonis di lingkungannya. Bimbingan pribadi sosial diberikan dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang
hangat, mengembangkan sikap-sikap yang positif, dan ketrampilanketrampilan pribadi yang tepat.
2.
Unsur-unsur Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan
sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsurunsur sebagai berikut (Winkel dan Hastuti, 2006): Informasi tentang fase
dan tahap pekembangan yang sedang dilalui oleh siswa dan mahasiswa,
antara lain tentang cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa yang
disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerapan seksual,
tetapi pula corak pergaulan antara jenis kelamin.
a. Penyadaran dan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang semakin
berkembang kearah masyarakat modern, antara lain: apa ciri-ciri
kehidupan modern dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi
bagi kehidupan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh
kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf
pendidikannya lebih rendah dari pada anak-anaknya. Khususnya
siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari teman-temannya
mengalami kesulitan yang sama, remaja lalu tidak akan memandang
dirinya lagi sebagai orang yang abnormal.
c.
Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa.
Misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku,
latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
3.
Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial
Menurut Tohirin (2007) tujuan bimbingan pribadi sosial, sebagai
berikut:
a. Supaya individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial
secara baik dengan lingkungan.
b. Membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitankesulitan
dalam
masalah
sosial,
sehingga
individu
dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan wajar di lingkungan sekitarnya.
c. Supaya individu dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan dan
tugas pribadi.
d. Membantu individu mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi
dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
e. Agar individu mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani dan mengisi waktu luang.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Keterbukaan merupakan bentuk komunikasi dimana seseorang
mau mengungkapkan sesuatu yang biasanya disembunyikan. Penelitian
mengenai keterbukaan diri dilakukan oleh Donal Sinaga (2002) dengan judul
Deskripsi Tingkat Pembukaan Diri (Self Disclosure) para Frater Profesi
Sementara Kepada Magister Ordo Fratrum Menorum (OFM) Santo Mikhael
Malaikat Agung Indonesia Periode 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat 3 frater profesi sementara (8,10%) memiliki pembukaan diri
sangat tinggi, 5 frater profesi sementara (13,51%) pada kategori tinggi, 21
frater profesi sementara (56,75%) pada kategori cukup, 7 frater profesi
sementara (19,91%) pada kategori rendah dan 1 frater profesi sementara
(2,70%) pada kategori sangat rendah.
Penelitian mengenai keterbukaan diri juga dilakukan oleh Anissa
Rahmadhaningrum (2013) dengan judul Hubungan Keterbukaan Diri (SelfDisclosure) dengan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 3 Bantul
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37 siswa yang memiliki
tingkat keterbukaan diri yang sedang, 35 diantaranya memiliki interaksi sosial
yang baik dan 2 orang siswa lainnya memiliki nilai interaksi sosial yang
kurang baik. 25 orang siswa yang mempunyai tingkat keterbukaan diri tinggi,
24 diantaranya memiliki interaksi sosial yang baik dan hanya satu orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memiliki interaksi sosial yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa
keterbukaan diri di SMA 3 Bantul sudah baik tetapi hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keterbukaan diri dengan
interaksi sosial. Kesamaan dengan kedua penelitian ini yaitu variabel
keterbukaan diri.
E. Kerangka Perfikir
Siswa dalam hubungannya dengan teman sebaya perlu memiliki
keterbukaan ketika melakukan komunikasi. Keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya merupakan kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan informasi diri, memberikan tanggapan secara tepat, baik
verbal maupun nonverbal terhadap stimulus yang datang dan menyadari
perasaan serta pikiran yang dilontarkan individu pada tingkat usia yang sama.
Ketidak mampuan siswa untuk terbuka dengan teman sebaya ditandai dengan
ketidakmauan untuk mengungkapkan hal yang biasanya disembunyikan
kepada teman sebayanya, dan ketidakmampuan untuk mengemukakan ide
atau gagasan maupun perasaan yang ada pada dirinya.
Aspek dalam keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman
sebaya yaitu: 1) komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada
orang yang diajaknya berinteraksi; 2) kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang; 3) menyangkut kepemilikan
perasaan dan pikiran. Aspek tersebut dibuat sebagai dasar pembuatan
kuesioner yang digunakan untuk mengungkap tingkat keterbukaan diri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
komunikasi antar teman sebaya. Pengukuran item yang terindikasi rendah
capaian skornya, digunakan sebagai dasar dalam membuat usulan topik-topik
bimbingan. Topik-topik bimbingan yang diusulkan diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi siswa yaitu lebih mampu mengatasi kesulitan,
komunikasi yang dilakukan lebih efisien dan menambah pengetahuan diri.
Adapun topik bimbingan yang diusulksn berdasarkan pengukuran item yang
terindikasi rendah yaitu: 1) mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara
asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik. Skema kerangka berfikir
dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknik analisis
prosedur pengumpulan data.
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kuantitatif
yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi dan sampel tertentu. Penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status suatu gejala pada saat penelitian itu
dilakukan. Penelitian diskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai
suatu
fenomena
atau
kenyataan
sosial
dengan
jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenan dengan masalah dan unit
yang diteliti. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman
sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.
B.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Jumlah subyek penelitian
terdapat dalam tabel 1.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 1
Jumlah Subyek Penelitian
Subjek Kelas
XI IPA 1
XI IPS 1
XI IPS 2
Jumlah Total
Jumlah
36
37
39
112
Peneliti menggunakan sampel dalam melakukan uji coba alat
penelitian (kuesioner). Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan cara
acak (random sampling). Kelas yang menjadi sampel uji coba alat penelitian
(kuesioner) adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah 37 siswa.
C.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode penelitian ini menggunakan kuesioner/angket. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner sering disebut
sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam
pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak
dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh
informasi dilapangan. Pada penyusunan angket, peneliti membuat kisi-kisi
yang dapat dilihat pada tabel 2, dan item dari instrumen terdapat pada
lampiran 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman
Sebaya
Aspek
Indikator
Bersedia
mengungkapkan informasi
yang biasanya
di
sembunyikan
1. Komunikasi yang dilakukan
sesuai dengan lingkungan
(konteks).
2. Komunikasi yang dilakukan
sesuai dengan hubungan antar
pembicara dan pendengar
(bentuk hubungan yang sudah
ada diantara komunikator).
1. Memberikan umpan balik
terhadap apa yang
diungkapkan orang lain.
2. Memberikan kesempatan
kepada lawan bicara untuk
mengutarakan perasaannya.
3. Memberikan kesempatan
kepada lawan bicara untuk
mengutarakan pikirannya.
1. Mampu mengakui dan
mempertanggungjawabkan
perasaan yang diungkapkan
baik secara verbal/nonverbal.
2. Mampu mengakui
mempertanggungjawabkan
pikiran yang diungkapkan
baik secara verbal/nonverbal.
Bersedia
untuk bereaksi
secara jujur
terhadap
stimulus yang
datang.
Kepemilikan
perasaan dan
pikiran.
Jumlah
No Item
Positif Negatif
Jumlah
1, 12,
23, 26,
16, 27,
40,
7
14, 28,
41,
2, 9, 29
6
3, 13,
30, 42
11, 17,
31,
7
5, 18,
32,
6, 19,
20, 33
7
34, 43
8, 21,
4
7, 22,
35,
15, 36,
39, 44,
45
8
10, 24,
37,
4, 25,
38,
6
45
Instrumen yang disusun dimasukkan dalam empat alternatif jawaban
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak
Sesuai (STS). Menurut Hadi (dalam Sumanto, 1990) modifikasi lima
alternatif jawaban pada skala Likert menjadi empat alternatif jawaban
dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala
lima tingkat. Skala lima tingkat mengandung kategori netral yang memiliki
arti ganda. Arti netral bisa berarti belum dapat memutuskan atau ragu-ragu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Terjadinya jawaban tengah juga menimbulkan kecenderungan jawaban
netral (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas
kecenderungan jawaban. Subjek diminta memilih satu dari empat alternatif
jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda
centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma skoring inventori
keterbukaan diri siswa dalam komunikasi antar teman sebaya terdapat dalam
tabel 3.
Tabel 3
Norma Skoring Inventori Keterbukaan Siswa dalam Komunikasi
Antar teman Sebaya
Alternatif Jawaban
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
D.
Skor Favourable
4
3
2
1
Skor Unfavourable
1
2
3
4
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Validitas Kuesioner
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur
(Sugiyono, 2010). Gay (dalam Sukardi, 2003) mengungkapkan bahwa
suatu instrumen dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur.
Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas isi
(content validity). Validitas ini tidak dapat dinyatakan dengan angka,
namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
ukur dengan kesepakatan penilaian yang kompeten (expert judgement)
(Azwar, 2009). Instrumen yang berbentuk teks, pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi
atau rancangan yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi
dibantu dengan menggunakan tehnik pearson product moment.
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara x dan y
N
= Jumlah subyek
X
= Skor item tertentu yang diuji validitasnya
Y
= Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji validitasnya
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika
r = 0,30 (Sugiyono, 2008). Bila korelasi di bawah 0,30 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2008).
Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen. Pada kisikisi itu terdapat veriabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan
nomor butir (item) pernyataan yang telah dijabar dari indikator.
Berpedoman pada kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas
rasional by expert judgement dapat diakukan dengan mudah dan
sistematis. Uji validitas terdapat dalam tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Keterbukaan Diri
dalam Komunikasi antar Teman Sebaya
No Item
Aspek
Indikator
1. Komunikasi yang
dilakukan sesuai dengan
lingkungan (konteks).
2. Komunikasi yang
dilakukan sesuai dengan
hubungan antar
pembicara dan
pendengar (bentuk
hubungan yang sudah ada
diantara komunikator).
1. Memberikan umpan balik
terhadap apa yang
Bersedia
diungkapkan orang lain.
untuk
2. Memberikan kesempatan
bereaksi
kepada lawan bicara
secara jujur
untuk mengutarakan
terhadap
perasaannya.
stimulus
3. Memberikan kesempatan
yang
kepada lawan bicara
datang.
untuk mengutarakan
pikirannya.
1. Mampu mengakui dan
mempertanggungjawabka
n perasaan yang
diungkapkan baik secara
“Keverbal/nonverbal.
pemilikan”
perasaan
2. Mampu mengakui
dan pikiran.
mempertanggungjawabka
n pikiran yang
diungkapkan baik secara
verbal/nonverbal.
Jumlah
Bersedia
mengungkapkan
informasi
yang
biasanya di
sembunyikan.
Positif
Negatif
Item
Valid
Item
Tidak
Valid
1, 15,
29, 42
2, 16,
30, 43
1, 15,
29, 30,
42, 43
2, 16
3, 17,
31, 44
4, 18,
32, 45
4, 18,
31, 32,
44
3, 17,
45
5, 19,
33, 46
6, 20,
34, 47
7, 21,
35
8, 22,
36, 48
19, 33,
46, 6,
20
7, 21,
35, 8,
22, 36,
48
5, 34,
47
-
37, 23,
9
10, 24
10, 23,
24, 37
9
11, 25,
38
50, 12,
26, 39,
49
11, 25,
38, 50,
26, 39,
49
12
13, 27,
40
14, 28,
41
27, 40,
14, 28,
41
13
50
39
11
Berdasarkan tabel, dikatakan bahwa item yang valid
berjumlah 39 dan item yang tidak valid berjumlah 11. Semua item yang
valid digunakan dalam kuesioner penelitian final. 2 item yang skor
validitasnya hampir mendekati valid diperbaiki kembali kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
digunakan dalam kuesioner, 4 item ditambahkan dan di expert
judgement oleh pembimbing dan guru BK. Item ditambah agar dalam
setiap aspek jumlah itemnya seimbang, sehingga mampu menggali
masalah dengan baik. Jumlah item final adalah 45. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 2 dan hasil uji validitas dapat dilihat pada
lampiran 3.
2. Reliabilitas Kuesioner
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Penelitian ini
menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α) menguji reliabilitas.
Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 17.0. Rumus koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
Sx 2 + Si 2
α = 2[1]
Sx 2
Keterangan rumus :
S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala
Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan dihitung dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Koefisien
reliabilitas seluruh instrumen dengan perhitungan Alpha Cronbach (α)
terdapat dalam tabel 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.813
45
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria
Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel 6.
Tabel 6
Kriteria Guilford
No
1
2
3
4
5
Koefisien Korelasi
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Kualifikasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Hasil analisis data uji coba kuesioner keterbukaan diri siswa dalam
komunikasi antar teman sebaya pada tanggal 31 Agustus 2016 dengan
jumlah subjek (N) 37 siswa, diperoleh perhitungan koefisien realibilitas
Alpha Cronbach sebesar 0.870. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil
perhitungan koefisien realibilitas pada kriteria Guilford hasil analisis data
uji coba termasuk dalam kategori tinggi.
E.
Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
rumusan masalah. Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang
ditempuh dalam penelitian ini:
1.
Penentuan skoring item kuesioner
Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor dari angka 1
sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat
pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya
kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah
skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan
reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
2.
Kategorisasi
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum
jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan
sangat tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi
yang disusun oleh Azwar (2009). Keterbukaan diri dalam komunikasi
antar teman sebaya terdiri atas lima kategori: sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi yang
disajikan dalam tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 7
Norma Kategorisasi
Norma/Kriteria Skor
 + 1,5  X
 + 0,5 X   + 1,5
 - 0,5  X   + 0,5
 - 1,5  X   - 0,5
X   - 1,5
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik
: Skor tertinggi yang diperoleh subyek
penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik
: Skor tertinggi yang diperoleh subyek
penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Standar deviasi (/sd)
: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam
satuan deviasi sebaran.
 (mean teoritik)
: Rata-rata teoritis skor maksimum dan
minimum.
Kategori
di
atas
diterapkan
sebagai
patokan
dalam
pengelompokan tinggi rendah tingkat keterbukaan dalam komunikasi
antar teman sebaya. Capaian skor subyek dengan jumlah item 45
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik
: 4 x 45
= 180
Skor minimum teoritik
: 1 x 45
= 45
Luas jarak
: 180-45
= 135
Standar deviasi (/sd)
: 135:6
= 22,5
 (mean teoritik)
: (180+45):2 = 112,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 8
Norma Kategorisasi Tingkat Keterbukaan Diri Siswa dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya
 + 1,5  X
 + 0,5 X   + 1,5
 - 0,5  X   + 0,5
 - 1,5  X   - 0,5
X   - 1,5
Rentang
Skor
146
125-145
102-124
80-101
79
Berdasarkan
pada
Norma/Kriteria Skor
norma
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
tabel
7.
ditetapkan
pengelompokan baik tidaknya tingkat komunikasi interpersonal
kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan jumlah subyek 112
siswa, diperoleh unsur perhitungan sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik
: 4 x 112
= 448
Skor minimum teoritik
: 1 x 112
= 112
Luas jarak
: 448-112
= 336
Standar deviasi (/sd)
: 336:6
= 56
 (mean teoritik)
: (448+112):2 = 280
Hasil perhitungan analisis data skor butir/item tingkat
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya disajikan dalam
norma kategorisasi sebaga berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 9
Norma Kategorisasi Capaian Skor Tingkat Keterbukaan Diri
Siswa dalam Komunikasi antar Teman Sebaya
Norma/Kriteria Skor
Rentang
Skor
 + 1,5  X
364
 + 0,5 X   + 1,5
 - 0,5  X   + 0,5
 - 1,5  X   - 0,5
307-363
255-308
197- 254
X   - 1,5
196
Kategori
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
F
Prosentase
0
0%
32
9
4
71%
20%
9%
0
0%
Selanjutnya data setiap subyek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor
total yang telah diperoleh ke dalam norma kategorisasi di atas. Demikian, dapat
diketahui jumlah dan persentase tingkat keterbukaan diri siswa dalam komunikasi
antar teman sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017.
Skor item yang term termasuk kategori rendah akan dijadikan sebagai dasar dalam
pembuatan usulan topik-topik bimbingan. Tabulasi data terdapat pada lampiran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi tingkat
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap topiktopik bimbingan pribadi-sosial.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 112 siswa
kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017. Berikut
paparan deskripsi hasil kuesioner terhadap tingkat keterbukaan dalam
komunikasi antar teman sebaya:
1.
Tingkat Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya
Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui
kuesioner tingkat keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya, dan
dianalisis dengan teknik deskriptif, gambaran tingkat keterbukaan dalam
komunikasi antar teman sebaya kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017 dipaparkan pada tabel 10 dan grafik 1.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 10
Kategorisasi Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman Sebaya
Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
2016/2017
Norma/Kriteria Skor
 + 1,5  X
 + 0,5 X   + 1,5
 - 0,5  X   + 0,5
 - 1,5  X   - 0,5
X   - 1,5
Rentang
Skor
146
125-145
102-124
80-101
79
Kategori
F
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
23
49
38
2
0
Prosentase
20%
44%
34%
2%
0%
Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017 ditampilkan pada grafik berikut ini.
50
40
30
20
10
0
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
Gambar 2 Kategorisasi Keterbukaan dalam Komunikasi Antar
Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran 2016/2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 23 siswa (20%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri
dalam komunikasi antar teman sebaya sangat tinggi.
b. Terdapat 49 siswa (44%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri
dalam komunikasi antar teman sebaya yang tinggi.
c. Terdapat 38 siswa (34%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri
dalam komunikasi antar teman sebaya yang sedang.
d. Terdapat 2 siswa (2%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya rendah.
e. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya yang sangat rendah.
Jadi, sebagian siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya
dalam kategori sangat tinggi 20%, kategori tinggi 44%, kategori sedang
34%, kategori rendah 2%, dan kategori sangat rendah 0%.
2.
Hasil Analisis Capaian Skor Item Tingkat Keterbukaan Diri dalam
Komunikasi Antar Teman Sebaya Kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur
atau tidak valid maka, analisis skor item keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel
11 dan grafik 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 11
Hasil Analisis Skor Keterbukaan dalam Komunikasi Antar Teman
Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
2016/2017
Norma/Kriteria Skor
 + 1,5  X
 + 0,5 X   + 1,5
 - 0,5  X   + 0,5
 - 1,5  X   - 0,5
X   - 1,5
Rentang
Skor
364
307-363
255-308
197- 254
196
Kategori
F
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
0
32
9
4
0
Prosentase
0%
71%
20%
9%
0%
Kategorisasi item keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman
sebaya siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
2016/2017 ditampilkan pada grafik berikut ini:
35
30
25
20
15
10
5
0
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
Gambar 3 Hasil Analisis Skor Keterbukaan dalam Komunikasi
Antar Teman Sebaya Siswa/i kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:
a. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya yang sangat tinggi.
b. Terdapat 32 item (71%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri
dalam komunikasi antar teman sebaya yang tinggi.
c. Terdapat 9 item (20%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya yang sedang.
d. Terdapat 4 item (9%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya rendah.
e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya sangat rendah.
Berdasarkan pemaparan di atas sebagian siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu memiliki tingkat keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya dalam kategori sangat tinggi 0%, kategori
tinggi 71%, kategori sedang 20%, kategori rendah 9%, dan kategori sangat
rendah 0%.
Item yang teridentifikasi dalam kategori rendah, digunakan
menjadi dasar untuk merumuskan upaya meningkatkan keterbukaan diri
dalam komunikasi antar teman sebaya pada siswa. Alasannya, agar
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya pada siswa
memperoleh hasil seoptimal mungkin. Item-item yang dikategorikan
rendah dipaparkan pada tabel 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 12
Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah
No
1.
Aspek
Memberikan
kesempatan
kepada lawan
bicara untuk
mengutarakan
perasaannya.
“Kepemilikan”
perasaan dan
pikiran.
Indikator
Bersedia untuk bereaksi
secara jujur terhadap
stimulus yang datang
3.
“Kepemilikan”
perasaan dan
pikiran.
Mampu mengakui dan
mempertanggungjawab
kan perasaan yang
diungkapkan baik secara
verbal/nonverbal
4.
Bersedia mengungkapkan
informasi yang
biasanya
disembunyikan.
Komunikasi yang
dilakukan sesuai dengan
lingkungan (konteks).
2.
Mampu mengakui dan
mempertanggungjawab
kan perasaan yang
diungkapkan baik secara
verbal/nonverbal.
Pernyataan
Saya cenderung
menunjukkan wajah yang
biasa saja walaupun
sebenarnya saya sedang
tidak suka dengan perilaku
teman lain.
Terkadang apa yang saya
ucapkan dan apa yang saya
pikirkan tidak sejalan.
Saya khawatir menyakiti
atau menyinggung teman
ketika saya
mengungkapkan apa yang
saya rasakan.
Ketika saya kecewa dengan
sikap teman saya akan
langsung menegur,
bagaimanapun situasi saat
itu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1.
Deskripsi Tingkat Keterbukaan diri dalam Komunikasi antar
Teman Sebaya Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun
Ajaran 2016/2017
Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran 2016/2017 memiliki tingkat keterbukaan diri dalam komunikasi
antar teman sebaya yang baik. Hal ini menunjukkan siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 sudah memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya, namun belum
berkembang secara optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi siswa
kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu belum optimal dalam keterbukaan
diri antar teman sebaya yaitu karena rasa takut akan resiko yang terjadi
ketika terbuka dengan teman, merasa belum memiliki rasa aman dan
percaya diri untuk mengungkapkan sesuatu pada teman, dan faktor
lingkungan yang kurang mendorong atau membiasakan siswa untuk
mampu terbuka secara tepat.
Hal tersebut diatas di dukung oleh Johnson (dalam
Supratiknya, 1995) yang berpendapat bahwa pembukaan diri memiliki
dua sisi yaitu bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka
bagi yang lain. Gambaran dari karakteristik keterbukaan diri dari dua sisi
ialah: 1) Terbuka kepada orang lain yaitu jujur dalam menerima semua
kekurangan dan kemampuan yang dimiliki serta tentu saja menerima
kekurangan yang dimiliki dengan bersikap jujur, autentik, dan tulus
dalam pembukaan diri; 2) Terbuka bagi yang lain, yaitu mau
mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan orang lain.
Seseorang menerima orang lain dengan cara menyadari aneka kekuatan
dan kemampuan serta kekurangan yang dimiliki orang lain sehingga
orang lain percaya pada dirinya karena orang lain merasa bahwa ada
yang mau menerima dan mendukungnya.
Kemampuan untuk terbuka dalam komunikasi antar teman
sebaya. pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2016/2017 dapat dilihat dari tiga aspek yang dipaparkan oleh DeVito
(2011). Pertama, siswa memiliki kemauan dan kemampuan untuk
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan sesuai dengan
lingkungan (konteks) dan hubungan antar pembicara dan pendengar.
Misalnya, siswa mampu memilih situasi atau keadaan dimana ia akan
mengungkapkan informasi kepada teman, siswa mampu menentukan
dengan siapa ia mampu membuka diri dengan mempertimbangkan
hubungan yang sudah terjalin. Akan tetapi beberapa siswa kurang
mampu mengekspresikan perasaan secara tepat ketika menghadapi
perilaku teman yang tidak sesuai dengan apa yang sedang dirasakan.
Faktor yang dapat melatar belakangi perilaku tersebut adalah faktor
resiko yang akan diterima di kemudian hari, yaitu rasa takut untuk
menyinggung perasaan orang lain sehingga mengganggu hubungan
interpersonal yang sudah dibangun sebelumnya.
Kedua, siswa memiliki kesediaan untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang yaitu mampu memberikan umpan balik
terhadap apa yang diungkapkan teman sebayanya dan memberikan
kesempatan kepada teman sebayanya untuk mengutarakan perasaan dan
pikirannya. Misalnya mendengarkan teman, mengungkapkan kesetujuan
maupun ketidak setujuan dengan apa yang diungkapkan teman secara
jujur, menjawab pertanyaan dari teman, serta berinisiatif untuk bertanya
terlebih dahulu pada teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ketiga,
menyangkut
“kepemilikan”
perasaan
dan
pikiran
(Bochner & Kelly, 1974 dalam DeVito, 2011). Terbuka dalam pengertian
ini yaitu siswa mampu dan mau mengakui perasaan serta pikiran yang
diungkapkan yaitu memang benar-benar dirasakan dan bisa di
pertanggungjawabkan. Beberapa siswa kelas XI di SMA Pangudi Luhur
Sedayu tahun ajaran 2016/2017, kurang mampu mengungkapkan secara
verbal apa yang sedang dipikirkan, takut menyakiti teman jika
mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan takut untuk menegur
perilaku teman yang negatif. Faktor yang dapat melatar belakangi
perilaku tersebut adalah kemampuan siswa untuk tersebut untuk
memahami betul apa yang diinformasikan, baik positif maupun negatif.
Hal ini terjadi karena dukungan dari lingkungan, untuk mampu
mengungkapkan secara terbuka dalam komunikasi dengan teman sebaya.
Manfaat keterbukaan diri dalam komunikasinya dengan teman
sebaya yang memiliki siswa, menurut DeVito (2011) adalah sebagai
berikut:
a. Menambah pengetahuan diri.
Siswa yang membuka diri dalam komunikasi kepada teman
sebayanya maka ia mampu memiliki perpektif baru tentang diri
sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku diri
sendiri. Ketika siswa mau berbicara dengan teman sebayanya, akan
menambah kesadaran mengenai aspek perilaku atau hubungan yang
selama ini tidak diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Lebih mampu mengatasi kesulitan.
Siswa yang mau mengungkapkan perasaan kepada teman sebayanya
mampu menanggulangi masalah dan kesulitannya, khususnya
perasaan bersalah. Salah satu perasaan takut yang besar yang ada
pada diri siswa adalah bahwa mereka tidak diterima lingkungan
karena rahasia tertentu, karena sesuatu yang pernah mereka lakukan,
perasaan atau sikap tertentu yang mereka miliki. Ketakutan untuk
ditolak membangun rasa bersalah. Dengan mengungkapkan perasaan
seperti itu dan menerima dukungan, bukan penolakan, siswa menjadi
lebih siap untuk mengatasi, mengurangi maupun menghilangkan
perasaan bersalah. Keterbukaan diri menumbuhkan penerimaan diri.
c. Komunikasi yang dilakukan lebih efisien.
Siswa mampu memahami apa yang dikatakan temannya jika telah
mengenal baik teman tersebut. Keterbukaan diri dalam komunikasi
antar teman sebaya adalah kondisi yang penting untuk mengenal
teman lain. Seseorang dapat saja meneliti perilaku atau bahkan hidup
bersama orang lain selama bertahun-tahun, tetapi jika orang tersebut
tidak pernah mengungkapkan dirinya maka ia tidak akan memahami
orang itu sebagai pribadi yang utuh.
d. Hubungan lebih dalam
Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya diperlukan
untuk membina hubungan yang lebih bermakna diantara dua orang.
Tanpa keterbukaan diri dalam komunikasi hubungan yang bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan mendalam tidak akan terjadi. Mengungkapkan diri dalam
komunikasi kepada teman lain bisa memberitahu bahwa seseorang
mempercayai, menghargai, dan cukup peduli kepada teman lain
untuk mengungkapkan diri kita kepada mereka. Terbuka kepada
teman lain mendorong seseorang terbuka terhadap diri sendiri
sehingga membentuk hubungan yang bermakna, yaitu hubungan
yang jujur dan terbuka bukan sekedar hubungan yang seadanya.
2.
Analisis Capaian Skor Item-item Keterbukaan Diri Siswa dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya
Berdasarkan analisa capaian skor item-item
keterbukaan diri
siswa dalam komunikasi antar teman sebaya terdapat empat item yang
termasuk dalam kategori rendah. Item pertama yaitu “Saya cenderung
menunjukkan wajah yang biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang
tidak suka dengan perilaku teman lain”. Rendahnya item ini dapat
diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran 2016/2017 belum bersedia untuk bereaksi secara jujur terhadap
teman sebayanya. Faktor yang dapat melatar belakangi keterbukaan diri
siswa dalam komunikasi antar teman sebaya menurut Papu (2002) yaitu
belum adanya rasa aman untuk mengungkapkan perasaan pada teman
sebaya. Rasa aman tercipta dari rasa percaya pada teman sebaya. Rasa
aman
terbentuk
dari
keakraban
terhadap
teman
yang
diajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
berkomunikasi sehingga mampu mengungkapkan apa yang sedang
dirasakan secara jujur.
Item kedua, “Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang
saya pikirkan tidak sejalan”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan
bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran
2016/2017 belum mampu mengakui dan mempertanggungjawabkan
perasaan yang diungkapkan baik itu secara verbal maupun nonverbal.
Artinya siswa belum mampu mengungkapkan perasaan maupun pikiran
yang dimiliki. Adapun faktor yang dapat melatar belakangi hal tersebut
yaitu kurangnya dukungan dari lingkungan untuk mampu terbuka dalam
komunikasi. Kemampuan untuk terbuka dalam berkomunikasi dapat
timbul ketika individu memiliki semangat keterbukaan dan kebiasaan
untuk berbagi informasi sehingga mampu terbuka secara tepat (Papu,
2002).
Item ketiga, “Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman
ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan”. Rendahnya item ini
dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun
ajaran
2016/2017
belum
mampu
mengakui
dan
mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik itu secara
verbal maupun nonverbal. Artinya siswa belum mampu mengungkapkan
parasaan maupun pikiran yang dimiliki. Menurut Papu (2002) faktor
yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah faktor resiko yang yang
akan diterima di kemudian hari yaitu rasa takut jika menyinggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
perasaan teman sehingga mampu menganggu hubungan interpersonal
yang telah terbangun sebelumnya.
Item keempat, “Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya
akan langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu”. Rendahnya item
ini dapat diindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Sedayu tahun ajaran 2016/2017 belum mampu mengakui dan
mempertanggungjawabkan perasaan yang diungkapkan baik itu secara
verbal maupun nonverbal. Faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut
yaitu resiko yang akan diterima di kemudian hari. Artinya siswa belum
mampu mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang dimiliki. Adapun
faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut menurut Papu (2002)
adalah faktor resiko yang yang akan diterima di kemudian hari yaitu rasa
takut jika menyinggung perasaan teman sehingga mampu menganggu
hubungan interpersonal yang telah terbangun sebelumnya. selain itu juga
dipengaruhi oleh tingkat keakraban antar teman sebaya.
Faktor yang menghambat keterbukaan diri dalam komunikasi
antar teman sebaya selain yang telah disebutkan diatas adalah
kepribadian. Derlega (1993) mengatakan bahwa self disclosure, dapat
dipengaruhi oleh kepribadian (personality). Individu yang introvert dan
susah untuk bersosialisasi cenderung lebih sedikit membuka diri.
Supratiknya (1995) mengatakan bahwa, mereka yang merasa khawatir,
gugup dalam berbicara secara umum juga lebih sedikit membuka diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dibandingkan mereka yang merasa tenang dan nyaman dalam
berkomunikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah
mengindikasikan bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali
dalam hal: mengungkapkan perasaan, merespon secara asertif, memberi
dan menerima umpan balik. Oleh karena itu siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 membutuhkan bimbingan
dan pendampingan dari guru Bimbingan dan Konseling tentang
keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya.
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
Antar Teman Sebaya
Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk
dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan
program bimbingan pada bahwa siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2016/2017. Usulan program bimbingan, tertuang dalam konsep
program bimbingan yang dapat dilihat pada tabel 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 13
Rincian Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial
Berdasarkan Item Rendah tentang Keterbukaan Diri dalam Komunikasi
antar Teman Sebaya Siswa/i Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu
Tahun Ajaran 2016/2017
No
Item dengan
Capaian Skor
Terendah
Indikator
Aspek
Topik
Tujuan
Metode
Pelaksana
1.
Saya cenderung
menunjukkan
wajah yang
biasa saja
walaupun
sebenarnya
saya sedang
tidak suka
dengan
perilaku teman
lain.
Bersedia
untuk
bereaksi
secara jujur
terhadap
stimulus
yang datang
Memberikan
kesempatan
kepada lawan
bicara untuk
mengutarakan
perasaannya.
Mengungkapkan
Perasaan
Siswa mampu
menunjukkan
perasaan secara
tepat pada teman
yang mengajak
berkomunikasi.
Dinamika Kelompok
dengan menggunakan
“Kartu Emosi” yang
berisi bentuk-bentuk
emosi negatif maupun
positif, salah satu siswa
mem-praktekkan yang
ainnya menanggapi secara
positif.
Guru
Bimbingan
dan
Konseling
2.
Terkadang apa
yang saya
ucapkan dan
apa yang saya
pikirkan tidak
sejalan.
Mampu
mengakui
dan
mempertanggungja
wabkan
perasaan
yang
“Kepemilikan”
perasaan dan
pikiran.
Merespon
secara
Asertif
Siswa mampu
memahami
bentuk
pengungkapan
perasaan secara
verbal secara
Dinamika Kelompok
dengan menggunakan
game bermain peran,
dimana dalam setiap
diberi sebuah cerita yang
terdapat sebuah masalah
yang diungkapkan dan
harus ditanggapi/direspon
Guru
Bimbingan
dan
Konseling
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Saya khawatir
menyakiti atau
menyinggung
teman ketika
saya mengungkapkan apa
yang saya
rasakan.
diungkap
kan baik
secara
verbal/
nonverbal
4.
Ketika saya
kecewa dengan
sikap teman
saya akan
langsung
menegur,
bagaimanapun
situasi saat itu.
Komunikasi
yang
dilakukan
sesuai
dengan
lingkungan
(konteks).
Bersedia
mengungkapkan informasi
yang biasanya
di
sembunyikan
Memberi
dan
Menerima
Umpan
Balik
efektif.
oleh anggota kelompok
lain. Ada yang mendapat
tugas memberi respon
secara positif ada yang
merespon secara negatif.
Siswa mampu
memberikan
respon secara
tepat terhadap
sikap teman yang
negatif.
Dinamika Kelompok
dengan menggunakan
permainan /game yang
dalam setiap
kelompoknya secara
bergantian
mengungkapkan kesan,
reaksi dan perasaan pada
lawan bicara secara
sopan.
Guru
Bimbingan
dan
Konseling
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat
proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil
penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.
A.
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian adalah:
1.
Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya siswa/i kelas
XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 sudah baik.
Hal ini tampak dari hasil perolehan skor keterbukaan diri dalam
komunikasi antar teman sebaya yang menunjukkan bahwa siswa/i
kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu sudah memiliki keterbukaan
diri dalam komunikasi antar teman sebaya, namun kurang
ditingkatkan secara optimal.
2.
Ditemukan empat item keterbukaan diri dalam komunikasi antar
teman sebaya yang capaian skornya rendah. Empat item tersebut
digunakan sebagai dasar penyusunan topik bimbingan supaya dapat
membantu siswa meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi
antar teman sebaya. Adapun topik tersebut adalah sebagai berikut: 1)
mengungkapkan perasaan, 2) merespon secara asertif dan 3) memberi
dan menerima umpan balik.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil
penelitian, sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebaiknya berkerjasama dengan guru Bimbingan
dan
Konseling
membantu
siswa
dalam
mengembangkan
dan
meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya
melalui pemberian fasilitas-fasilitas yang sekiranya diperlukan oleh
guru Bimbingan dan Konseling dalam melaksanakan bimbingan.
Misalnya adanya jam masuk kelas untuk kegiatan Bimbingan dan
Konseling.
2. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling dapat membantu siswa kelas XI
SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 meningkatkan
keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya melalui
pelaksanakan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun topik
bimbingan yang dapat digunakan yaitu: 1) mengungkapkan perasaan,
2) merespon secara asertif dan 3) memberi dan menerima umpan balik.
Selain itu juga perlu adanya konseling maupun kegiatan lain (outbond,
retret, kegiatan pelatihan kepemimpinan) yang menunjang siswa agar
semakin mau dan mampu terbuka dengan teman sebayanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3. Peneliti Lain
Peneliti lain apabila ingin mengadakan penelitian terhadap topik
penelitian yang sama, saat melakukan observasi sebaiknya peneliti
dapat mengamati siswa saat mengikuti pelajaran, selain itu juga dapat
melakukan wawancara kepada guru maupun kepala sekolah sehingga
peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan hasil
observasi yang dilakukan. Penelitian ini juga dapat menjadi awal bagi
penelitian lain yang akan meneliti lebih dalam, misalnya dalam jenis
penelitian Kualitatif maupun pada Penelitian Tindakan Bimbingan dan
Konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogykarta: Pustaka Belajar
Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogykarta: Pustaka
Belajar
Derlega, V., Metts S., Petronio S & Margulis S.T. (1993). Self
Disclosure. California : Sage Publication. Inc.
Devito J. A. 2009. Komunikasi Antar Manusia (Edisi Kelima), Jakarta:
Karisma Publishing
Gordon, T. Menjadi Orangtua Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Johnson, D.W. 1981. Reaching Out Interpersonal Effectiveness and Self
Actualization. Englewood Cliffs: Prentice Hall
Johnson. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramesia Pustaka
Umum
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Papalia, Old dan Feldman. Human Developmen: Perkembangan
Manusia. Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Papu. 2002. Pengungkapan Diri. E-Psikologi.
Santrock, J W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara
Supraktinya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Yogyakarta: Andi Offset
Supraktinya, A. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT
Gravindo Persada
Winkel dan Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Posdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1: Kuesioner
KUESIONER
Disusun oleh:
C. Rahayu Kusuma Rani
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
A. Identitas
1. No. Absen
:
2. Jenis kelamin
: laki-laki/ perempuan
3. Tanggal pengisian
:
B. Kata Pengantar
Teman-teman yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan temanteman untuk mengisi kuesioner. Saya sangat mengharapkan teman-teman
mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan
pengalaman teman-teman. Atas kesediaan teman-teman saya mengucapkan
terima kasih.
C. Petunjuk Pengisian
Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti , jujur, dan sesuai
dengan diri dan pengalaman teman-teman. Berikanlah tanda (√) pada kolom
yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman teman-teman.
Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Sangat sesuai (SS) : Hal ini sangat sesuai dengan diri teman-teman dan
pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
2. Sesuai (S)
: Hal ini sesuai dengan diri teman-teman dan
pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
3. Tidak sesuai (TS)
: Hal ini kurang sesuai dengan diri teman-teman dan
pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
4. Sangat Tidak sesuai (STS)
: Hal ini tidak sesuai dengan diri teman-teman
dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
Langkah-langkah mengisi koesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam koesioner ini
2. Jawab dan berilah tanda centang
(√) pada salah satu kolom yang
disediakan dengan teliti , jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman
teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No
1
Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang
Alternative jawaban
disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?
SS
Saya melihat keadaan dan memilih kata-kata yang tepat
untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan kepada teman.
2
Saya dapat mengungkapkan masalah yang saya hadapi
dengan teman yang baru saja saya kenal.
3
Saya mengungkapkan ketidak setujuan ketika apa yang
dikatakan teman tidak sesuai dengan pendapat saya
4
Saya merasa bingung untuk mengungkapkan apa yang saya
pikirkan pada teman lain.
5
Saya bertanya apa yang terjadi kepada teman yang terlihat
murung.
6
Saya pura-pura tidak mendengar ketika teman sedang
mengungkapkan kekesalannya.
7
Saya mampu mengungkapkan apa yang sedang saya rasakan
kepada teman lain.
8
Saya cenderung kurang setuju dengan pendapat teman.
9
Saya merasa ragu untuk mengungkapkan kekurangan yang
saya miliki dengan teman lain.
10
Ketika ada perilaku teman yang menimbulkan masalah bagi
saya, maka saya akan mengatakannya.
11
Saya cenderung diam dan tidak menanggapi ketika diajak
berbicara.
12
Saya mencari waktu yang tepat untuk bercerita kepada
teman.
13
Saya mengangguk ketika merasa apa yang diungkapkan
teman sesuai dengan apa yang saya pikirkan.
14
Saya berinisiatif untuk memulai pembicaraan pada teman
baru.
15
Saya lebih nyaman untuk menyembunyikan perasaan marah
saya kepada teman dari pada harus mengungkapkannya.
16
Saya melihat suasana hati teman terlebih dahulu sebelum
saya bercerita kepadanya.
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No
17
Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang
Alternative jawaban
disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?
SS
Saya mengangguk dan mengiyakan pendapat teman,
walaupun dalam hati saya tidak setuju dengan apa yang
dikatakannya
18
Saya mendengarkan teman yang sedang mengungkapkan
pemikirannya mengenai suatu hal.
19
Ketika teman mengeluhkan tentang perasaannya yang sedang
tidak baik saya cenderung mengabaikannya
20
Saya memotong perkataan teman ketika saya bosan dengan
apa yang dia katakan.
21
Pendapat yang diungkapkan teman kebanyakan kurang tepat
dengan prinsip saya sehingga saya tidak berminat untuk
meminta pendapat teman.
22
Saya mengaku kepada teman lain ketika saya sedang sedih.
23
Saya memilih bercerita kepada teman ketika suasana sepi
agar bisa fokus dengan apa yang sedang dibicarakan.
24
Saya mampu mengatakan ketidaksetujuan terhadap pendapat
teman lain.
25
Saya lebih baik setuju dengan pemikiran teman lain dari pada
saya harus mengungkapkan pemikiran saya sendiri
26
Ketika ingin bercerita kepada teman saya bertanya terlebih
dahulu apakah dia mau dan memiliki waktu untuk
mendengarkan.
27
Saya mampu bercerita dengan teman bagaimanapun situasi
saat itu.
28
Saya merasa nyaman untuk bercerita dengan teman dekat.
29
Saya merasa malu untuk bertanya kepada teman ketika
kesulitan dalam pelajaran.
30
Saya menjawab pertanyaan dari teman dengan jujur.
31
Saya menghindar ketika ditanya oleh teman mengenai diri
saya.
S
KS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No
32
Seberapa setujukah anda pada masing-masing perilaku yang
Alternative jawaban
disebutkan dibawah ini dalam kehidupan anda sehari-hari?
SS
Saya menghargai setiap apa yang diungkapkan oleh
teman.
33
Saya pura-pura tidak mendengar ketika teman sedang
mengungkapkan kekesalannya.
34
Saya mendengarkan teman yang sedang mengungkapkan
pemikirannya mengenai suatu hal.
35
Ketika saya sedang mengalami perasaan yang kuat
(marah, frustasi, kecewa, dsb) saya dengan mudah
mengungkapkannya dengan kata-kata kepada teman.
36
Saya cenderung menunjukkan wajah yang biasa saja
walaupun sebenarnya saya sedang tidak suka dengan
perilaku teman lain.
37
Saya mau mengungkapkan pendapat yang saya miliki
kepada teman lain.
38
Terkadang apa yang saya ucapkan dan apa yang saya
pikirkan tidak sejalan.
39
Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika
saya mengungkapkan apa yang saya rasakan.
40
Ketika saya kecewa dengan sikap teman saya akan
langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu.
41
Saya mampu bertukar pikiran dengan teman dekat.
43
Saya bertanya ketika bingung dengan apa yang
diungkapkan teman saya.
44
Saya memberi kesempatan kepada teman untuk
memberikan pendapatnya.
44
Saya memilih memendam perasaan kecewa saya terhadap
teman daripada mengatakannya secara harus
mengungkapkannya secara langsung.
45
Ketika saya marah dengan teman, saya tidak akan
mengaku kepada mereka.
S
KS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2: Analisis Data Dari SPSS
TABEL VALIDITAS
Aspek 1
item1
Parameter
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item2
.326
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item8
item9
item10
.538**
.001
.440**
.007
.381*
.022
VALID
36
Pearson Correlation
.190
Sig. (2-tailed)
.268
N
VALID
36
.067
Sig. (2-tailed)
VALID
36
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
VALID
36
.308
N
GUGUR
36
Pearson Correlation
N
VALID
36
.091
N
item7
.005
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
item6
.457**
.286
Pearson Correlation
GUGUR
36
Pearson Correlation
N
VALID
36
Sig. (2-tailed)
N
item5
.000
.169
Sig. (2-tailed)
item4
.575
Keterangan
**
Pearson Correlation
N
item3
Hasil Akhir
GUGUR
36
.447**
.007
35
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
item11
Pearson Correlation
.262
Sig. (2-tailed)
.129
N
item12
35
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.370*
.027
N
item13
Pearson Correlation
.451**
.006
N
Pearson Correlation
.368*
.027
N
VALID
36
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.404*
.015
N
item16
VALID
36
Sig. (2-tailed)
item15
VALID
36
Sig. (2-tailed)
item14
GUGUR
VALID
36
Pearson Correlation
.105
Sig. (2-tailed)
.541
N
GUGUR
36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Aspek Kedua
Aspek 1
item17
Parameter
.290
Sig. (2-tailed)
.086
N
item18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item19
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item21
Hasil Akhir
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Keterangan
GUGUR
36
.617**
.000
VALID
36
.404*
.014
VALID
36
.347*
.038
VALID
36
.601**
.000
36
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
item22
Pearson Correlation
.273
Sig. (2-tailed)
.107
N
item23
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item24
item25
Pearson Correlation
Pearson Correlation
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item29
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item31
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item32
item33
.561**
.000
.575**
.000
.502**
.002
VALID
35
.512**
.002
VALID
35
.653**
.000
VALID
36
.677**
.000
VALID
36
.586**
.000
VALID
36
.537
N
VALID
35
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
VALID
36
.106
Pearson Correlation
GUGUR
36
Pearson Correlation
N
VALID
36
.184
Sig. (2-tailed)
item28
.035
Sig. (2-tailed)
N
item27
.352*
.226
Sig. (2-tailed)
item26
36
Pearson Correlation
N
GUGUR
GUGUR
36
.617**
.000
36
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
item34
Pearson Correlation
.481**
Sig. (2-tailed)
.003
N
item35
35
Pearson Correlation
.317
Sig. (2-tailed)
.064
N
item36
VALID
VALID
35
Pearson Correlation
.429**
Sig. (2-tailed)
.009
N
VALID
36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Aspek 3
Aspek 1
item37
Parameter
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item38
.128
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item42
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item43
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item44
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VALID
36
Sig. (2-tailed)
N
item41
.008
.258
Sig. (2-tailed)
item40
.433
Keterangan
**
Pearson Correlation
N
item39
Hasil Akhir
GUGUR
36
.492**
.002
VALID
36
.523**
.001
VALID
36
.414*
.012
VALID
36
.358*
.032
VALID
36
.447**
.006
VALID
36
.493**
.002
36
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
item45
Pearson Correlation
.252
Sig. (2-tailed)
.138
N
item46
Pearson Correlation
36
.670**
Sig. (2-tailed)
.000
N
item47
Pearson Correlation
.494**
.002
N
Pearson Correlation
.643**
.000
N
.405*
Pearson Correlation
.014
N
Pearson Correlation
VALID
36
Sig. (2-tailed)
item50
VALID
36
Sig. (2-tailed)
item49
VALID
36
Sig. (2-tailed)
item48
GUGUR
VALID
36
.508**
Sig. (2-tailed)
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.002
36
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Tabulasi data Kategorisasi
TABULASI DATA
1A1
1A2
1A3
1A4
1A5
1A6
1A7
1A8
1A9
1A10
1A11
1A12
1A13
1A14
1A15
1A16
1A17
1A18
1A19
1A20
1A21
1A22
1A23
1A24
1A25
1A26
1
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
4
3
4
3
2
3
3
3
2
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
2
2
4
3
3
1
2
2
3
1
3
2
2
3
2
2
3
1
2
2
2
2
3
4
2
2
4
3
2
5
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
2
2
3
6
4
4
3
2
3
4
4
4
2
4
3
3
4
3
2
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
7
3
4
3
2
2
4
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
4
2
3
3
3
3
2
3
8
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
9
3
1
3
3
2
4
4
3
3
3
2
3
3
1
2
2
1
3
4
2
2
3
3
4
3
3
10
3
2
2
3
3
3
4
3
2
2
3
2
4
3
2
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
11
3
4
3
3
2
4
3
4
3
3
2
3
4
3
2
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
12
3
3
2
3
2
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
13
3
4
2
2
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
14
3
4
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
15
3
3
1
3
3
4
2
3
3
3
3
2
1
1
2
1
2
3
4
4
2
3
4
3
2
16
3
4
4
3
3
4
1
4
2
2
3
2
4
3
2
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
17
4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
4
2
2
1
3
2
3
3
3
3
4
3
2
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
2
19
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
20
3
2
4
3
2
3
3
4
3
2
2
3
4
3
2
3
4
4
3
4
3
2
3
3
2
21
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
22
3
2
4
2
1
4
3
3
2
2
2
2
1
2
2
1
4
2
4
1
4
2
3
2
2
3
23
3
4
2
2
2
4
4
2
2
3
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
3
3
3
3
3
2
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
4
3
3
3
3
2
4
4
3
2
25
3
3
3
2
2
4
2
2
2
2
3
3
1
4
2
4
3
4
3
2
3
2
3
4
3
2
26
3
1
2
4
3
3
1
2
2
3
3
3
4
2
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
27
2
3
4
2
2
2
4
2
2
2
2
3
4
1
2
4
4
3
3
3
3
2
2
3
2
3
28
4
4
4
4
2
4
1
4
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
2
3
3
29
4
3
4
3
3
4
4
4
2
3
2
3
4
4
4
4
2
2
4
3
4
3
3
4
3
2
30
2
4
3
3
3
4
3
3
2
3
3
2
4
2
3
3
4
3
3
2
3
2
4
3
3
2
31
4
3
4
4
2
4
2
4
2
3
3
3
4
4
2
3
1
3
4
3
4
3
3
4
3
2
32
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
2
33
3
4
4
3
1
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
4
3
2
34
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
35
2
3
4
4
3
3
2
2
3
1
3
2
2
1
2
1
2
3
4
2
4
2
3
4
2
3
36
2
1
3
2
3
2
4
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
37
3
2
4
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
3
38
2
3
2
3
2
3
2
3
3
1
2
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
2
2
2
3
3
39
3
1
1
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
1
1
4
1
2
2
3
2
1
2
3
3
40
1
2
4
3
3
1
1
3
2
3
2
2
3
3
3
3
1
3
2
3
1
3
2
3
3
3
41
3
3
3
3
1
3
3
3
2
3
2
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
42
2
2
1
2
3
2
4
2
3
1
2
2
2
1
3
1
3
2
4
2
1
2
1
3
2
2
43
2
3
2
2
2
1
4
2
2
2
2
2
2
2
2
1
4
1
4
2
2
2
2
4
2
3
44
3
3
2
1
2
4
1
2
2
2
3
2
3
3
1
1
3
2
3
2
4
2
3
4
3
2
45
3
1
3
1
4
4
1
2
2
2
2
2
3
3
1
1
1
3
2
2
4
2
3
4
3
2
131
127
133
119
118
146
124
131
108
116
120
122
140
123
113
129
132
138
144
125
145
120
135
156
125
115
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1A27
1A28
1A29
1A30
1A31
1A32
1A33
1A34
1A35
1A36
1S1
1S2
1S3
1S4
1S5
1S6
1S7
1S8
1S9
1S10
1S11
1S12
1S13
1S14
1S15
1S16
1S17
1S18
1S19
3
4
3
3
2
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
2
4
2
3
2
3
3
3
1
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
1
2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
1
2
4
3
2
1
2
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
3
4
4
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
1
2
1
4
3
1
4
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
3
4
2
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
1
2
2
4
2
1
3
3
3
2
3
3
3
4
2
2
3
4
2
3
3
3
3
1
2
3
3
3
2
1
2
1
4
2
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
4
4
3
4
4
2
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
4
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
2
4
4
3
3
1
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
2
4
3
2
4
2
4
3
3
3
2
2
2
4
2
1
2
2
4
3
3
1
2
2
1
3
2
2
3
2
1
3
1
2
2
1
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
3
2
3
2
4
3
2
3
2
3
3
3
4
4
2
4
3
3
2
3
3
3
1
3
2
3
3
3
1
2
3
3
3
1
1
2
2
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
4
3
3
3
2
3
2
4
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
1
2
2
2
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
1
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
2
2
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
3
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
4
3
3
1
2
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
4
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
2
1
4
3
3
4
3
3
2
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
4
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
4
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
4
3
3
2
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
4
2
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
1
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
2
4
3
3
2
3
3
2
3
3
2
1
2
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
4
4
3
3
2
3
2
2
2
2
3
2
3
4
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
3
4
2
2
2
2
3
2
2
3
1
2
3
4
3
2
1
3
3
2
2
2
2
2
3
3
1
1
3
2
1
2
2
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
4
1
2
2
3
3
3
2
2
4
2
2
2
1
3
1
3
2
1
2
1
3
2
2
1
3
3
1
2
1
1
2
2
3
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
4
1
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
1
1
2
3
1
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
1
1
2
3
3
2
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
2
4
4
2
4
3
3
3
2
2
3
2
1
1
2
3
2
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
4
2
3
4
2
3
3
1
1
1
2
3
2
2
4
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
2
3
2
3
3
2
2
4
2
1
2
3
3
2
3
2
2
3
4
2
3
3
1
2
1
2
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
4
2
4
2
3
3
1
2
2
3
3
4
2
2
2
4
2
1
3
3
3
126
120
134
124
139
129
124
140
134
120
128
130
132
130
110
126
127
117
126
137
113
109
113
135
113
118
119
113
137
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1S20
1S21
1S22
1S23
1S24
1S25
1S26
1S27
1S28
1S29
1S30
1S31
1S32
1S33
1S34
1S35
1S36
1S37
2S1
2S2
2S3
2S4
2S5
2S6
2S7
2S8
2S9
2S10
2S11
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
1
3
4
2
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
1
2
3
3
1
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
4
3
4
3
4
4
4
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
1
2
3
2
3
4
4
3
2
2
3
2
2
3
4
4
2
2
2
3
2
4
3
2
3
4
3
4
3
3
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
1
2
4
2
3
4
3
1
2
3
2
3
4
3
3
2
3
2
3
3
2
1
2
3
3
3
1
2
2
3
2
3
3
3
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
4
2
2
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
1
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
4
3
4
1
2
1
2
2
2
1
2
1
3
1
2
3
2
4
2
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
1
4
2
2
1
3
3
3
1
2
4
3
3
2
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
2
4
2
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
2
4
4
4
3
3
3
4
2
3
1
3
3
4
2
3
3
2
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
2
2
3
3
2
3
3
1
3
2
3
3
3
4
2
2
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
1
3
3
1
3
2
3
1
3
4
4
4
3
3
3
2
4
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
4
4
3
3
4
2
3
3
2
3
4
3
2
3
2
4
3
3
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
4
3
3
3
2
4
4
3
3
4
4
4
2
4
4
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
4
4
4
3
2
2
2
3
3
3
4
2
3
4
3
2
2
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
1
3
4
2
3
1
2
4
2
4
2
2
3
2
4
3
3
2
3
2
2
3
2
4
3
2
4
4
4
2
4
2
3
3
3
4
3
2
4
2
3
4
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
4
3
3
3
3
3
2
2
3
1
2
2
2
4
2
2
2
2
3
4
3
3
3
2
4
3
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
2
3
2
3
4
4
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
4
2
4
1
3
3
3
4
2
3
1
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
1
3
4
3
3
3
2
3
4
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
2
3
3
1
3
3
3
1
3
4
3
4
3
3
1
3
4
3
4
4
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
2
4
3
4
4
3
4
2
3
2
2
3
3
2
3
3
4
1
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
1
1
2
1
3
1
3
1
3
2
3
1
2
2
2
1
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
4
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
4
2
2
3
2
3
2
2
2
4
2
3
1
1
4
3
2
3
3
1
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
2
3
2
1
1
3
1
2
2
4
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
1
3
2
2
2
2
2
1
2
1
2
4
3
2
1
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
2
4
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
2
4
4
3
4
1
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
1
3
3
3
2
3
2
3
1
4
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
4
3
3
2
1
3
1
3
3
3
2
3
2
3
1
2
3
2
2
2
3
2
128
139
128
125
121
128
125
141
134
130
130
142
141
131
124
132
141
120
132
111
133
148
130
134
114
130
115
127
142
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2S12
2S13
2S14
2S15
2S16
2S17
2S18
2S19
2S20
2S21
2S22
2S23
2S24
2S25
2S26
2S27
2S28
2S29
2S30
2S31
2S32
2S33
2S34
2S35
2S36
2S37
2S38
2S39
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
362
2
3
3
2
2
3
3
3
3
1
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
2
3
2
3
3
2
318
2
3
3
2
2
2
2
4
3
4
3
2
4
3
3
3
1
4
2
2
1
2
3
3
3
2
3
3
320
3
2
1
2
3
3
3
3
4
2
1
2
3
2
1
1
1
3
2
3
4
2
2
3
3
3
2
3
272
4
3
3
3
3
3
2
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
1
4
4
2
3
3
4
2
3
3
2
362
4
2
1
2
3
3
3
4
3
4
4
3
3
2
2
2
1
1
4
3
4
3
2
2
3
2
3
3
337
3
3
2
2
3
2
2
4
3
4
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
4
1
3
3
3
314
3
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
326
2
2
1
2
2
3
3
1
3
2
1
2
3
2
3
3
1
4
3
3
4
2
2
3
2
2
3
3
283
3
4
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
345
3
3
4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
4
4
4
3
4
2
2
3
2
4
3
2
348
4
2
4
3
3
3
3
4
1
1
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
1
3
3
4
2
3
3
2
352
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
2
353
3
3
2
2
3
3
3
4
4
3
2
4
4
2
3
3
3
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
3
336
3
2
1
3
3
2
3
1
3
2
1
3
4
3
2
2
1
1
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
258
4
3
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
2
3
2
3
1
2
3
3
3
3
3
4
2
1
3
3
340
3
2
1
3
2
3
3
4
4
1
3
3
2
3
2
2
1
2
3
3
2
2
4
3
2
3
2
2
284
3
3
3
3
3
3
3
4
4
1
4
4
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
362
3
2
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
1
1
4
2
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
345
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
2
3
1
3
3
314
3
2
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
2
2
4
3
3
3
4
3
2
2
3
4
3
3
329
3
1
1
3
3
2
2
4
3
1
1
3
3
3
2
2
1
3
2
3
1
3
3
3
3
3
2
3
292
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2
3
3
3
2
3
4
4
1
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
3
4
2
2
3
3
336
3
4
1
3
3
3
3
4
4
2
3
4
2
3
3
1
4
3
1
3
2
3
3
3
3
3
316
3
2
3
3
3
3
4
4
4
4
3
2
4
2
1
1
4
2
3
4
4
2
3
3
3
3
3
2
311
3
1
1
3
3
2
3
3
3
2
3
4
2
2
3
3
1
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
324
3
4
2
3
2
3
2
4
1
1
3
2
3
2
2
2
2
3
4
2
2
2
2
3
2
3
3
3
280
Ket : Sangat Tinggi Tinggi
3
4
4
3
3
2
4
1
4
4
3
4
4
2
3
3
4
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
362
3
3
1
3
3
3
4
4
4
1
3
4
4
3
2
2
2
1
4
3
4
2
3
3
2
3
3
3
328
3
4
3
2
3
3
4
1
3
4
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
2
2
3
3
3
332
Sedang
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
2
2
3
1
3
3
4
2
3
2
3
3
3
3
326
3
3
3
2
3
3
4
4
4
4
3
4
3
2
3
3
1
3
4
4
3
4
2
3
3
3
3
2
352
3
2
3
2
3
3
4
3
3
4
3
1
3
3
3
3
1
2
4
3
4
3
2
2
3
2
3
2
334
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
2
3
2
363
3
3
1
2
2
2
3
4
2
4
2
1
4
2
3
3
1
3
1
4
1
4
3
3
1
3
2
2
294
2
2
1
3
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
2
1
3
2
2
2
233
2
3
3
2
3
2
3
1
4
4
2
3
4
2
2
2
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
2
322
3
2
1
2
3
3
2
4
2
1
2
2
1
3
2
2
1
2
2
3
4
2
2
1
3
3
3
2
254
2
1
1
2
2
2
2
3
1
1
2
2
2
3
2
2
1
3
1
3
4
2
2
1
3
3
3
3
224
2
2
1
2
2
2
3
1
1
1
3
2
2
3
2
2
1
2
1
2
4
3
2
2
2
3
2
3
244
3
4
1
2
3
3
3
2
4
4
3
3
4
2
3
3
1
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
351
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
3
2
3
3
3
314
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
1
3
4
3
3
3
3
4
1
3
3
2
322
4
2
1
3
3
2
3
4
4
4
2
2
4
3
1
1
1
1
3
4
4
2
2
3
2
3
3
3
283
4
3
1
3
3
2
2
4
4
4
2
4
4
2
2
2
1
2
2
3
4
3
2
2
1
3
3
2
282
134
121
100
120
125
122
135
148
147
129
128
130
143
117
110
111
99
120
134
142
131
125
116
135
111
123
130
119
Rendah
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4: Surat Ijin Penelitian
Download