INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 Oleh: sakrim, S.Pd, M,Pd.5 Surel: [email protected] Abstrak Kata kunci: pragmatik, pembelajaran, bahasa Indonesia Penelitian Intensitas Aplikasi Prinsip Kerjasama dalam Interaksi Belajar Mengajar Guru dan Siswa bermaksud untuk mendeskripsikan keefektifan informasi dalam komunikasi. Inten masalah penelitian ini mencakup dua hal: (1) bagaimana intensitas aplikasi maksim kualitas? (2) bagaimana intensitas aplikasi maksim kuantitas pada interaksi akademis di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi. Sedangkan pendekatan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi. Objek dalam penelitian ini siswa dan guru bahasa indonesia. Hasil penelitian intensitas aplikasi maksim dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi terdapat intensitas maksim; (1) intensitas aplikasi maksim kuantitas, dan (2) intensitas aplikasi maksim kualitas. Intensitas pengaplikasian maksim kuantitas berfungsi untuk menyampaikan informasi faktual, sedangkan intensitas pengaplikasian maksim kualitas berfungsi untuk menyampaikan informasi logis. Abstract Key word: pragmatics, learning, Indonesian This research about intensity of cooperation princip application in teaching-learning interaction of teacher and students aims to describe effectivity of communication. The aim of this research comprise of two things: (1) How is applicational intensity of quality maxims? (2) How is applicational intensity of quantity maxims in academic interaction in MTs. Saiful Ulum, Tanjung Bumi? This research used qualitative as the approach and observation as the method. The subjects is students and Indonesian teachers. It is found that application intensity of quantity maxim function in conveying factual information. Application intensity of quality maxim function in conveying logical information. 5 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Bangkalan 53 54 Latar Belakang (Grice dalam Leech, 1993). Satu diantara Komunikasi yaitu suatu proses keterampilan seseorang saat merealisasi penyampaian ide atau pesan saat interaksi komunikasi. Aktivitas komunikasi yang direalisasikan penutur dan lawan tutur adalah memperoleh suatu interaksi untuk informasi. Dalam proses berkomunikasi sesorang harus mampu mengaplikasikan sistem kebahasaan dengan tepat, sebab dalam kehidupan di masyarakat setatus seseorang akan bervariasi, mulai dari tingkat pendidikan, Aktivitas komunikasi bisa berjalan baik saat interaksi apabila standar, dan lawan tutur saling bekerjasama disesuaikan dengan tingkat pendidikan, sosial, ekonumi, dan budaya. Dengan adanya hal tersebut kegiatan komunikasi akan memberikan manfaat terhadap Interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar di kelas akan terlaksana apabila guru dan siswa saling melibatkan komponen-komponen komunikasi, yaitu latar participant, tujuan, dan urutan tutur. Adanya komponen-komponen yang menjadi intensitas dalam komunikasi bisa teraplikasikan, maka kualitas pesan, kuantitas bahasa, dan korelasi komunikasi Seorang guru diharapkan dapat menyampaikan idenya secara singkat, jelas, lengkap, benar, dan tertata. Siswa diharapkan juga dapat berkomunikasi sebagai respons terhadap guru. Jika antara guru memperhatikan dan hal siswa kurang tersebut, kualitas, relevansi, kemungkinan kejelasan dan cara pesan akan terganggu. Acuan penelitian peda interaksi kominikasi dalam proses belajar mengajar cukup kuantitas beralasan dan mempunyai intens. Maksud pengkajian penelitian terhadap interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran bisa memberikan gambaran terhadap interaksi berlangsung dalam proses belajar mengajar di kelas. Interaksi komunikasi sangat berperan terhadap capaian proses belajar mengajar. Jika ritorika penggunaan bahasa belum terstruktur, dan tidak terakumudasi maka proses belajar mengajar kurang efektiv. Yang seharusnya pesan atau ide dari guru terserap kepada siswa, adanya kerjasa sama yang kurang baik, akibatnya siswa tidak mengerti. menjadi efektiv. Keefektivan belajar- melibatkan peran aktif guru dan siswa. kebahasaan yang kebutuhan informasi dalam iteraksi. proses dalam proses belajar mengajar di kelas prosedur bahasa komunikasi diaplikasikan dengan terstruktur, maksunya penutur dan dalam mengajar berlangsung di kelas. Interaksi kuantitas, okonumi, dan sosial. dengan peristiwa tutur yang dapat diamati adalah komunikasi Aplikasi prinsip kerja sama dalam dalam interaksi guru dan siswa juga ditegaskan proses belajar-mengajar mengadopsi 55 keharusan uktuk saling memahami pesan mampu merelasikan kontek pembicaraan penutur atau lawan tutur agar mencapai dengan kondisi atau situasi, hal ini juga efektivitas belagar siswa. Penelitian yang ditegaskan oleh pakar lain. berjudul ―Intensitas Prinsip Pragmatik adalah bahasa yang Belajar mempelajari kondisi penggunaan bahasa Mengajar Bahasa Indonesia di MTs. Saiful manusia yang pada dasarnya sangat Ulum Tanjungbumi‖ dilakukan pada tahun ditentukan oleh konteks yang mewadahi 2015 saat proses pembelajaran antara dan melatarbelakangi bahasa itu (Mey guru dalam Rahardi:49). Kerjasam dalam dan Aplikasi Interaksi siswa. Pada pengamatan tersebut ditemukan hasil komunikasi yang baik. Sehingga definisi di atas dapat interaksi diasumsikan bahwa pragmatik adalah komunikasi guru dan siswa dijadikan ilmu yang mengkaji tentang penyampaian objek penelitian. Berikut ini hasil interaksi pesan komunikasi guru dan siswa dalam proses mengkritisi pragmatik intensitas kata, dan pembelajaran. kalimat dalam komunikasi akan tersuplai Guru proses Dari : Mengapa tidak memakai sapatu hitam? : Kemarin kehujanan Bu. Siswa ketika berbahasa. Fungsi dengan baik dan efektif. Aspek-aspek Pragmatik Pertanyaan guru kepada siswa di Banyak aspek pragmatik yang atas tepat, singkat, jelas dan informatif. akan mempengaruhi interaksi komunikasi Kedua seseorang, mitra tutur sama-sama diantara beberapa aspek mendapatkan informasi yang diinginkan. pragmatik; (1) penutur dan lawan tutur, (2) Dapat yang konteks tuturan, dan (3) tujuan tuturan. dilakukan guru dan siswa saat proses Ketiga aspek yang esensialnya mengacu belajar-mengajar sudah mempunyai ciri pada prinsip kerja sama dalam interaksi perinsip kerja sama. komunikasi, agar proses informasi bisa diasumsikan percakapan seinformatif mugkin. Kajian Pragmatik Prinsip Kerja Sama Pragmatik adalah cabang ilmu Konsep prinsip kerjasama idealnya bahasa yang mempelajari struktur bahasa pengkajian sistem komunikasi yang harus secara sepadan antara bahasa penutur dan eksternal. Yang dimaksud eksternal adalah bagaimana satuan lawan bahasa yang digunakan dalam tercapai. Dalam pragmatik ada maksism- sebenarnya (Parker komunikasi yang maksim tutur agar yang tujuan komunikasi menekankan terhadap dalam Leech, 1993). Dalam interaksi prinsip kerjasama, hal ini di tegaskan oleh komunikasi penutur dan lawan tutur harus Grice maksim kuantitas, (1) buatlah 56 percakapan yang informatif seperti yang terhadap diminta informan. dengan maksud pergantian percakapan yang sedang berlangsung, (2) jangan membuat percakapan lebih pesan yang disampaikan Selain itu, Wijana dan Rahmadi (2009: 47) menyatakan informatif dari yang diminta (dalam Yule, percakapan 2006). Maksim kuantitas menekankan perserta agar para pserta tutur dalam interaksi didasarkan memberi yang memadai. Maksudnya standar proses dan memberikan prosedur komunikasi harus benar-benar informasi tambahan dari yang diperlukan. diaplikasikan oleh mitra dan informan. Berbeda dengan maksim kualitas. Informan tidak memberi informasi akurat informasi dibutuhkan, dan Maksim seinformatif tidak kualitas ini maksim mewajibkan percakapan pada setiap hendaknya bukti-bukti yang menegaskan terhadap mitra tutur, intensitas komunikasi dalam proses interaksi komunikasi tidak akan rancu dan tidak akan memberi memberikan informasi yang diyakini salah, manfaat kepa keduanya. dan tidak memberikan informasi yang Difinisi di atasa berbeda dengan kebenarannya masih dipertanyakan. Hal maksim ini mengkaji kepada keinformatifan ide atau ditegaskan oleh Grice jangan kuantitas, maksim mengatakan sesuatu yang Anda yakini pesan. salah, dan jangan mengatakan sesuatu mengharuskan keaktualan pesan, maksim jika memiliki bukti yang kuantitas menekankan kepada informan memadai (dalam Yule, 2006). Maksim dan mitara tutur terhadap keinformatifan kualitas mengkritisi interaksi komunikasi pesan. Hal ini Sudrajat pada kebenaran informasi dari peserta menegaskan tutur. menunjukkan Anda tidak Sudrajat menyatakan menunjukkan (2009: 134) maksim bahwa kualitas kalimat yang diungkapkan oleh penuturnya berisi hal yang sebenar-benarnya. Dalam artian Jika kuantitas maksim kualitas (2009: maksim kuantitas bahwa kalimat diungkapkan oleh 134) yang penutur harus memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan tuturnya. Selain itu pengkajian maksim bahwa mitra tutur saat menerima dan kuantitas banyak didefinisikan oleh pakar memberi informasi kuantitas pesan sesuai kebahasaan, dalam hal ini pendapat lain dengan menyatakan menunjukkan kenyataan. bahwa Informan informasi benar menghendaki adanya, tidak keluar dari konteks maksim memberikan kualitas, sehingga lawan tutur paham secukupnya bahwa maksim setiap kuantitas pertuturan kontribusi atau sebanyak yang yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya (Wijana 57 dan Rohmadi, 2009: 45). Saat interaksi Tanjungbumi. Subjek yang digunakan komunikasi baik penutur atau mitra tutur, dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dalam harus kelas VIII dan guru mata pelajaran bahasa tersebut Indonesia kelas VIII di MTs. Saiful Ulum berkomunikasi memperhatikan disebabkan konteks. dalam Hal setiap komunikasi Tanjungbumi. memiliki informasi yang berbeda. Dari Metode yang digunakan dalam informasi yang berbeda tersebut harus penelitian ini adalah metode simak, catat, diperhatikan (observasi). Teknik pengumpulan data pula kesesuaian fungsi kalimat tuturan dengan informasi, agar adalah komunikasi yang sedang dijalin berjalan dilakukan dengan menyadap interaksi lancar. Oleh karena itu, agar pesan bisa komunikasi guru dan siswa, setelah data seinfrmatif terkumpul mungkin, setiap pemakai bahasa harus mengaplikasikan prinsipprinsip kerjasam, khususnya sadap. Teknik dikelompokan sadap berdasar rumusan masalah lalu dianalisis. maksim Hasil Penelitian kuantitas. Berdasarkan definisi di prosedur dan proses interaksi komunikasi harus diaplikasikan oleh peserta tutur, dan aspek-aspek komunikasi sekema yang Hasil data pada penelitian tentang atas memberi pemahaman bahwa standar, memberikan teknik akan baik jika diantara peserta mempunyai pradigma, ide atau pesan bisa seinformatif mungkin apabila semua aspek interaksi komunikasi Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja Sama Dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Di Tanjungbumi, MTs. Saiful Ulum dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah (1) Intensitas Aplikasi Maksim Intensitas Kuantitas, Aplikasi Maksim dan (2) Kualitas. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian. dilakukan dengan prosedur yang tepat. Intensitas Aplikasi Maksim Kuantitas Jenis Penelitian dalam Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, karena pada dasarnya penelitian ini menyajikan data berupa kata dan kalimat berdasarkan yang pada akan dianalisis rumusan masalah Interaksi Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Kelas VIII di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi Tuturan yang disampaikan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar pempunyai tujuan memberi dalam penelitian. Objek penelitian ini informasi. Tuturan bahasa yang terjadi adalah Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja dalam interaksi komunikasi bisa dikatakan Sama Dalam Proses Belajar Mengajar mempunyai Bahasa Indonesia di MTs. Saiful Ulum mengaplikasikan pengertaian aspek-aspek sudah maksim 58 kuantitas apabila peserta tutur samaPertanyaan guru kepada siswa sama mandapatkan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Penggunaan bahsa yang mematuhi prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada Guru Siswa Guru Konteks : tugas beritanya di kumpulkan, Bu? : iya, kumpulkan. : temanya apa, Bu? : pendidikan. (R1/MKN/1) : siswa mempertegas tugas dari guru untuk pertemuan minggu selanjutnya, tentang mencarai beri dan menganalisis. Wacana yang dilakukan siswa dan guru dalam interaksi komunikasi menunjukkan maksim kuantitas. Artinya data di atas cepat, tepat, dan informatif. Begitu juga jawaban guru kepada siswanya tidak melebihi maksism kuantitas, ungkapan guru tidak ada penambahan serta kekurangan informasi yang diharapkan siswa, yang diinginkan dari pertanyaan siswa kepada guru ―tugasnya dikumpulkan?‖, guru menjawab tidak. Selanjutnya siswa ingin tau tema beritanya apa?‖, guru menjawab pendidikan. Berdasarkan data dan analisis data di atas intensitas aplikasi komunikasi proses belajar mengajar siswa sudah menaati maksim kuantitas, kefektifan pesan cepat, tepat, dan sangat logis sebagai maksim kuantitas. (2) Guru : benar tugasmu dikerjakan di rumah! Siswa : benar, Bu. Guru : tulisanya tidak jelas. Siswa : pulpennya macet, Bu. Konteks mempunyai ciri maksim kuantitas. Artinya data di atas sudah informatif. Pertanyaan guru kepada siswa tidak melebihi maksism kuantitas, data berikut. (1) Siswa dalam interaksi komunikasi : Guru kurang yakin kalau tugas yang dikumpulkan oleh sebagian siswa dikerjakan di rumah, sistematika definisi jawaban tidak terstruktur dan tulisan tidak rapi. jawaban siswa kepada guru tidak ada penambahan serta kekurangan informasi yang diharapkan guru, yang diinginkan dari pertanyaan guru tugasnya dikerjakan di rumah, siswa menjawab iya. Selanjudnya guru mempertegas, ―tulisan tidak terstruktur dan tidak rapi‖, siswa menjawab pulpenya macet. Berdasarkan data dan analisis data di atas intensitas aplikasi komunikasi proses belajar mengajar siswa sudah mematuhi maksim kuantitas, kefektifan pesan sangat logis sebagai maksim kuantitas. (3) Siswa Guru Siswa : berapa sanggahan, Bu? : satu kelompok dua. : nilaya satu kelompok sama, Bu? : iya, sama. : kelompok lima tidak menyanggah? : kami masih diskusi, Bu. Guru Guru Siswa Konteks : siswa dan guru membahas sitematika presentasi saat proses belajar mengajar, siswa mempertegas tentang sanggahan dalam satu kelompok idealnya berapa sanggahan, dan standar penilaian perkelompok sama. Pertanyaan siswa kepada guru dalam interaksi komunikasi mempunyai 59 ciri maksim kuantitas. Wacana di atas informasi yang diperoleh dalam interaksi mempunyai memadai komunikasi meberikan informasi faktual, sesuai dengan yang diharapkan oleh mitra dan difinisi bisa diterima dengan pradigma tuturnya, dan pesan sudah informatif. logis. Penggunaan bahsa yang mematuhi Pertanyaan siswa kepada guru dijawab prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada dengan data berikut. informasi informasi yang yang memadai, pertanyaan kedua dan ketiga juga dijawab oleh guru diinginkan, dengan informasi (4) Siswa yang Guru Siswa dalam interaksi komunikasi peserta tutur tidak melebihi dan tidak mengurangi maksism kuantitas. Guru Para peserta tutur dalam sebuah interaksi di : kurikulum 2013 sama dengan KTSP, Bu? : tidak sama. : di sini kurikulumnya apa, Bu? : sekarang masih menggunakan kurikulum KTSP. atas menaati maksim kuantitas dengan tujuan agar informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh mitra tuturnya dengan jelas dan tidak terjadi salah paham. Berdasarkan data dan analisis data di atas intensitas aplikasi maksim kuantitas dalam interaksi komunikasi proses belajar mengajar siswa sudah menaati maksim kuantitas antar mitra tuturnya, kefektifan, dan keinformatifan pesan sangat logis. Interaksi Proses Belajar Mengajar Kelas VIII di MTs. Saiful Ulum Wacana yang dilakukan oleh guru dan siswa saat proses belajar mengajar informasi yang bahasa yang terjadi dalam interaksi komunikasi bisa didefinisikan sebagai kepada siswanya. Kebenaran informasi yang disampaikan Guru dapat dilihat dari diberikan, guru memberikan informasi kepada siswa kurikulum 2013 dan KTSP berbeda. Pada tuturan selanjutnya Guru maksim kualitas, ideal, dan faktual, Guru menyatakan bahwa kurikulum yang digunakan KTSP. Dengan hasil data dan analisis di diyakina benar dan tidak memberikan pesan salah. Tuturan telah memberikan informasi yang benar memberikan informasi yang cepat, tepat, Tanjungbumi memberikan Pada wacana (4) di atas, Guru intensitas atau keaktualan informasi yang Intensitas Aplikasi Maksim Kualitas dalam Konteks : wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar membahas persamaan dan perbedaan kurikulum 2013 KTSP, wacana selanjudnya siswa menegaskan kurikulum yang digunakan di MTs, Saiful Ulum itu apa. apabila atas mitra tutur sudah mengimplementasikan maksim kualitas, hal itu terlihat dari kualitas pesan dari mitra tutur sangat ideal, faktual, dan nalarisasi secara logis. 60 (6) Siswa (5) Siswa Guru Siswa Guru : SMA Negeri 1 Bangkalan dimana, Bu? : di depan RS junuk Bangkalan. : di sana ada jurusan IPA, Bu? : iya. ada. Guru Siswa Guru Siswa Guru Konteks : wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar dalam keadaan membahas tema tugas pembawa acara. Siswa menegaskan kembali, tugas yang dikerjaakan cukup berupa naskah, tegas jawaban guru selain membuat naskah siswa juga haru mengekspresikan ke depan. Siswa yang lain menyanggah dari tugas dirumah jika MC boleh, guru menjawab boleh. Konteks : wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar dalam keadaan membahas jika nanti lulus mau melanjutkan, dia menegaskan letak SMA Negeri 1 Bangkalan di mana, dan sekolah itu ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada wacana (5) di atas, Guru telah memberikan informasi yang cepat, tepat, ideal, dan sesuai dengan karakter keinginan siswa. Kebenaran informasi yang disampaikan Guru dapat dilihat dari intensitas atau keaktualan informasi yang diberikan, Guru memberikan informasi kepada siswa letak SMA Negeri 1 Bangkalan di depan Rumah Sakit Junok Bangkalan, komunikasi selanjutnya guru menegaskan pertanyaan siswa, di SMA Negeri 1 Bangkalan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ada, dan sebagian siswa mempriorotaskan jurusan tersebut. Keaktualan jawaban dari guru memri karakter yang kuat terhadap aspek-aspek komunikasi. Data dan analisis data di atas semua aspek-aspek komunikasi sudah terealisasi oleh mitra tutur, sebagai kriteria maksim kualitas sangat ideal. : Tugas minggu depan pembawa acara, Bu? : Iya. : cuma berupa naskah, Bu? : tidak. Kalian harus membacakan di depan. : kalau Mc boleh bu? : iya, boleh. Pada wacana (6) siswa dan guru saat interaksi mengajar komunikasi memperlihatkan belajar kaliatas informasi yang di peroleh mitra tutur faktual, dan logis. Faktual maksudnya informasi yang duperoleh benar-benar ada, kebenaran itu bisa dibuktikan dengan fakta, sedangkan logis bisa didefinisikan hasil interaksi saat komunikasi dalam belajar mengajar informasi bisa diterima dengan nalar secara idiologis. pertanyaan siswa kepada guru tentang pembawa acara guru tegas menjawab, dan jawaban tidak kabur dari apa yang diinginkan siswa. Pertanyaan siswa selanjudnya guru memberikan informasi cepat, tepat dan benar. Kebenaran itu bisa dikonsumsi oleh akuratnya jawaban guru. 61 Dengan hasil data dan analisis di atas mitra tutur Percakapan Pada Talk Show Rossy sudah di Global TV. Skripsi. Program Studi mengimplementasikan maksim kualitas, Pendidikan Bahasa hal itu terlihat dari akuratnya informasi Surabaya: Universitas akurat, faktual, idiologis, serta naralisasi Surabaya. bisa diterima secara pradigma akademisi. Imperatif aplikasi di MTs. Saiful dan aplikasi kualitas. maksim pengaplikasian (2) maksim Pragmatik. Bandung: Angkasa. Warni, Yuliko. 2001. Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Sopan intensitas Santun Intensitas sedangkan Bahasa Pragmatik (terjemahan oleh M.D.D. Oka). Jakarta: UI Press. Rahardi, Kunjana. Pragmatik. Erlangga Rahardi, R. Kunjana 2009. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma. 2001. Metodelogi Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press Suryani, Lilis. dan 2006. Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Grice dalam Crayon Yoshito Usui. Sastra Universitas Indonesia. Negeri Surabaya. Yule, George. (terjemahan Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Sunarto. Karya Surabaya: pengaplikasian maksim kualitas berfungsi Daftar Pustaka Komik Skripsi. Program Studi Pendidikan intensitas untuk menyampaikan informasi logis. dalam Shinchan kuantitas berfungsi untuk menyampaikan informasi faktual, Bahasa Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran intensitas maksim; (1) intensitas aplikasi maksim kuantitas, dalam dan Bandung Ulum Tanjungbumi dapat disimpulkan terdapat Sunda Indonesia. Bandung: Balai Bahasa maksim dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia Bahasa Padanannya Berdasarkan hasil pembahasan intensitas Negeri Suganda, Dadang dkk. 1998. Konstruksi Simpulan penelitian Indonesia. 1993. Pragmatik oleh Rombe Mustajab).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.