MAKSIM KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA IKLAN TELEVISI Ratna Harum Sari Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Iklan televisi memiliki kekhasan tersendiri. Iklan yang disajikan tidak semuanya dapat diterima oleh masyarakat karena banyak yang berpendapat iklan juga dianggap tidak santun tentunya terlihat dari bahasa yang digunakan.Tentu saja hal ini tidak terlepas dengan budaya di sekitarnya, karena tata krama atau kesantunan sebagai cermin suatu masyarakat. Diharapkan bahasa yang digunakan iklan televisi tidak akan mengubah makna yang ingin disampaikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam wacana iklan televisi. Subjek dalam penelitian ini adalah peristiwa tutur berbahasa yang terjadi dalam iklan televisi. Pengambilan data pada siaran televisi pada iklan tayangan televisi swasta. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik rekam, teknik transkrip, teknik sadap, SBLC (teknik simak bebas libat cakap). Adapun teknik analisis data menggunakan tahapan reduksi, pengkodean, penamaan, penomeran data, transkripsi, pengelompokan, penyortiran, display, dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dari tayangan iklan ditemukan kasus penggunaan prinsip kesantunan berbahasa yang distribusinya hampir merata di setiap maksim. Terdapat kasus pelanggaran maksim yang secara keseluruhan didominasi oleh pelanggaran dan pelanggaran maksim. Kata-kata kunci :kesantunanbahasa, wacana, iklan televisi PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak bisa dielakkan fungsi dan pentingnya dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia berbeda dengan makhluk lainnya, salah satu yang membedakannya adalah bahasa yang dimiliki manusia.Tanpa disadari dan dipahami, jarang sekali manusia memperhatikan bahasa yang digunakan di dalam kesehariannya sebagai alat komunikasi yang utama. Dengan bahasa diharapkan komunikasi antara pembicara dengan penyimak dapat berjalan dengan baik. Itu sebabnya bahasa memiliki peran penting bagi manusia dalam proses komunikasi, satu pihak sebagai pembicara, dan pihak lain sebagai penyimak. Bahasa bukanlah sosok yang selalu sama, tetapi terus berkembang. Dalam berkomunikasi, yang diajarkan bukanlah bentuk-bentuk bahasanya, tetapi penggunaan bentukbentuk bahasa yang digunakan. Secara fungsinya, dalam berkomunikasi, bahasa digunakan untuk mencari informasi ataupun memberikan informasi kepada orang lain. Tentunya dalam mendapatkan informasi manusia menggunakan media, baik media cetak, seperti surat kabar, majalah, maupun media elektronik, seperti televisi. Media elektronik yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 426 anak-anak hingga orang dewasa salah satunya adalah televisi, keberadaannya menjadi salah satu media elektronik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Salah satu bagian dari penyiaran televisi yang sangat menarik untuk ditonton dan didengar adalah iklan. Menyelaraskan kajian tentang media khususnya televisi sebagai sumber kajian dalam penelitian ini, ada baiknya jika pada bagian ini peneliti menjabarkan tentang latar belakang dan ketertarikan peneliti mengenai televisi dan iklan sebagai bahan utama kajian. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bersifat persuasif yang digunakan oleh orang, kelompok, atau suatu lembaga untuk menawarkan barang atau jasa kepada masyarakat. Ada banyak sekali informasi yang disiarkan oleh sebuah media masa, tetapi yang perlu diingat tidak semua informasi yang disiarkan adalah sebuah iklan. dalam posisinya dalam penyampaian informasi yang khas, iklan terletak pada pemaksimalan informasi yang disiarkan dengan waktu yang sangat singkat. Dalam penggunaanya, iklan televisi memilki kekhasan tersendiri, seperti penggunaan dialek banyumas yang terkadang terdengar kasar. Iklan yang disajikan tidak semuanya dapat diterima oleh masyarakat karena banyak yang berpendapat iklan juga dianggap tidak santun tentunya terlihat dari bahasa yang digunakan. Tentu saja hal ini tidak terlepas dengan budaya di sekitarnya, karena tata krama atau kesantunan sebagai cermin suatu masyarakat. Diharapkan bahasa yang digunakan iklan televisi tidak akan mengubah makna yang ingin disampaikan. Leech (1993) menjelaskan bahwa dalam bertutur hendaknya memperhatikan kesantunan karena kesantunan tidak bisa dianggap remeh. Untuk itu, Leech mengemukakan prinsip kesantunan sebagai pengendali atau pengontrol tuturan untuk mengurangi akibat yang kurang menyenangkan yang dapat mengakibatkan konflik karena kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur.Prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech terdiri dari enam maksim, yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan dan maksim kesimpatian. Dengan adanya prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech (1993) hendaknya diterapkan agar tuturan yang bersifat tabu atau emosi yang tidak terkontrol dapat dihindari. Menegaskan tentang prinsipprinsip yang harus digunakan dalam komunikasi iklan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam pasal 36 ayat 1 menjelaskan, yang harus ditaati jasa periklanan, antaranya; Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Isi siaran dari jasa penyiaran pada iklan televisi dapat berupa tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan berbahasa dan ada yang menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa. Selain itu, ada berbagai kemungkinan yang melatarbelakangi tuturan yang mematuhi dan menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa iklan televisi. Penelitian kesantunan dipandang sebagai pengaitan bahasa dengan tujuan penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 427 (pragmatik). Searle (1983) menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa sesungguhnya terdapat tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak tutur tersebut adalah (1) lokusi, (2) ilokusi, dan (3) perlokusi. Menurut Searle (da Leech:164-165) jenis tindak tutur dan hubungannya dengan fungsi komunikasi menyangkut lima fungsi yaitu: asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Setiap tuturan seseorang memiliki fungsi dan maksud yang berbeda-beda sehingga apa yang diucapkan dapat diterima atau dipahami dengan baik oleh penonton dan pendengarnya termasuk iklan yang disiarkan televisi. Dengan tetap mengacu pada uraian di atas, dalam bertutur hendaknya tidak secara langsung, tetapi dapat menggunakan basa-basi untuk mengontrol kesantunan, begitu pula pada iklan yang ada dalam televisi. Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka media yang digunakan adalah media televisi. Adapun alasan peneliti memilih topik ini karena iklan televisi memiliki kemungkinan mengandung penggunaan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa. Tujuan yang diharapan dari hasil penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan prinsip kesantunan apa saja yang ada dalam iklan televise, dan mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan apa saja yang ada dalam iklan televisi. MANFAAT PENELITIAN Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan kemampuan dalam berkomunikasi. Selain itu juga, diharapkan dengan adanya penelitian ini menambah pengetahuan pada ilmu bahasa dengan fokus kajian pada ilmu pragmatik. Sehingga dalam setiap komunikasi yang terjadi selalu dapat bernilai dan berdampak baik bagi pembicara dan lawan bicara, tidak menyinggung lawan tutur. Mengenai hal ini, peneliti memperkuat alasan kebermanfaatan penelitian ini dengan menggunakan teori pragmatik yang dikemukakan oleh Rahardi (2005:35) penelitian kesantunan mengkaji penggunaan bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Masyarakat tutur yang dimaksud adalah masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan budaya yang mewadahinya dengan tujuan, tercipta dan terjaganya prinsip-prinsip kesantunan dalam berbahasa. Adapun manfaat praktis penelitian ini bagi para pembaca dapat digunakan sebagai referensi dalam mempelajari penggunaan kesantunan berbahasa dan fungsi komunikatif yang terdapat di dalamnya.Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kesantunan dan kesadaran serta keinginan untuk berbahasa santun. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data berupa kata-kata yang memfokuskan pada penunjukan makna, mendeskripsikan suatu fenomena yang dikaji oleh peneliti. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif, kemudian data digali hingga mendapatkan hipotesis yang konsisten. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam wacana iklan televisi. Suber data penelitian ini adalah peristiwa tutur berbahasa yang NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 428 terjadi dalam iklan televisi. Pengambilan data pada siaran televisi swasta ( SCTV, RCTI, ANTV, TRANS TV, TRANS 7, dan MNC TV ).Adapun objek dalam penelitian ini adalah bentuk penggunaan prinsip kesantunan pada iklan televisi.Jenis data penelitian ini berupa data verbal, yang dimaksut data verbal dalam penelitian ini adalah berupa tuturan, percakapan, komunikasi. Dalam penelitian ini, teknik penyediaan data yang digunakan teknikrekam dan transkrip. Teknik rekam yaitu , ketika peneliti menyadap dan menyimak tuturan pada iklan televisi sekaligus melaksanakan perekaman dengan kamera hendycamp atau Hp sebagai alat bantu. Seluruh data yang sudah direkam kemudian ditranskip dengan diketik komputer. Teknik transkrip yaitu pengalihan tuturan (dalam bentuk bunyi) atau salinan suara atau video dalam bentuk teks atau tulisan. Kemudian teknik sadap. Dalam teknik sadap ini, peneliti memperoleh data dengan segenap kecerdikan dan kemampuannya harus menyadap komunikasi pada iklan televisi (menyadap penggunaan bahasa). Setelah menonton dan menyimak ilan televisi tersebut peneliti menyadap setiap percakapan yang mempunyai unsur penggunaan dan pelanggaran maksim kesatunan bebrbahasa agar dapat di transkrip ulang dengan cara mencatat. Karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak dan melihat (menonton iklan televisi) maka, peneliti menyimak sekaligus melakukan penyadapan terhadap penggunaan bahasa iklan televisi. Adapun teknik SBLC (teknik simak bebas libat cakap) yaitu kegiatan menyadap yang dilakukan dengan tidak berpartisipasi ketika menyimak (Sudaryanto, 1988:3-5). Pada bagian ini, peneliti tidak terlibat dalam dialog karena hanya sebagai pemerhati dan mendengarkan apa yang dikatakan dalam iklan televisi. Data yang sudah terkumpul kemudian diberi kode data sesuai dengan waktu perekaman dilakukan. Kode data sendiri terdiri dari no subjek, no data, tanggal pengambilan subjek, bulan pengambilan subjek dan tahun pengambilan subjek. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah human instrument yaitu manusia sebagai instrumen, dalam hal ini peneliti sendiri. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data, menarik kesimpulan dan menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 1989:121). Pada posisinya sebagai instrumen kunci, peneliti harus memahami teori-teori yang mendukung dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian. Disamping itu, peneliti juga menggunakan parameter penggunaan prinsip kesantunan berbahasa untuk mengklasifikasikan tuturan yang menggunakan prinsip kesantunan dalam bentuk tabulasi data. Sebelum menganalisis data, peneliti melakukan validasi dengan mengkonsultasikan data pada dosen pembimbing agar data yang dianalisis valid dan sesuai dengan masalah yang diteliti. Menurut Moleong (1989:103) analisis data merupakan proses mengurutkan data, mengelompokkan data, memberi kode data dengan maksud untuk memahami maknanya sesuai dengan masalah dalam penelitian. Dengan kata lain analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 429 Proses analisis data dimulai dengan mendeskripsikan data yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh melalui rekaman ditranskip. Proses selanjutnya adalah : Reduksi data dilakukan untuk memisahkan semua data sesuai dengan kesatuannya. Setelah data tentang penggunaan kesantunan bahasa dalam iklan televisi ditemukan, maka data tersebut disusun secara sistematis untk mempermudah peneliti melakukan pengamatan dan memberi gambaran tentang hasil pengamatan. Selain itu, reduksi data dapat digunakan untuk memudahkan pemberian kode data sesuai dengan masalah yang dihadapi agar mudah mengenali data sesuai dengan kesatuannya. Sehingga dengan demikian, pada analisis fokus tentang kesantunan bahasa dalam iklan televisi dapat dilakukan dengan lebih cermat, sistematis dan lebih memadai. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap data-data iklan diatas didapat bahwa wacana iklanditelevisi menggunakan bahasa verbal berupa lisan dan tulisan. Bahasa lisan adalah ujaran yang disampaikan secara langsung olehpara pemeraniklan baikberupadialog maupunnarasi. Sedangkan bahasa verbal tulisan adalah tulisan-tulisan yang ditampilkan di layar televisi sebagai penjelasan tambahan, pemberitahuan nama, logo dan slogan produk, serta kelebihan produk. Selain bahasa verbal, terdapat pula bahasa nonverbal serta kontekssituasi yang mendukung dan memperjelas makna yang dimaksudkan oleh iklan tersebut. Bahasa nonverbal tersebut antara lain adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Selanjutnya, konteks situasi yang ada dalam iklan tersebut sangat beragam pula, mulai dari santai, senang, jengkel, bosan, sampai pada suasana yang menandai berbagai aktivitas komunikasi serta kecenderungan makna dan nilai komunikasi yang ditimbulakan. Selanjutnya dari bahasa-bahasa yang digunakan dalam komunikasi btersebut, menimbulkan beragam makna dan tanggapan, sehingga keseluruhan makna yang bisa dirasakan dari bahasa yang terdapat dalam iklan tersebut pada kesempatan ini, peneliti menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan teori pragmatik, fokus pada pengkajian maksimkesantunan berbahasa. Lebih jelasnya, pada bagian ini berikut akan peneliti bahas satu persatu. Iklan Televisi yang Mengandung Kesantunan Berbahasa Pada hakikatnya, kajian tentang maksim kesantunan berbahasa merupakan keharusan bagi setiap media yang disiarkan secara publik. Hal ini, selain dihajatkan untuk tatap menjaga kenyamanan dan menghindari terjadinya kesalahpahman akibat bahasa yang ditimbulkan. Selaras dengan hal tersebut, ada beberapa iklan yang memang sudah memenuhi kriteria, diantaranya, iklan HP ndroid, iklan susu dancow, iklan bukalapak.com, iklan Aqua, dan iklan rokok yang diperankan seorang perempuan. Beriku peneliti akan bahasa satu persatu. Maksim Pemufakatan Maksim kemufkatan atau disebut juga dengan maksim kecocokan menekankan antara penutur dan lawan tuturnya untuk melaksanakan sikap santun jika sudah NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 430 terjadi kesepakatan antara penutur dan lawan tutur. Berikut iklan yang menyatakan tentang maksim kemufkatan, 1) Mertua : rumah sudah bersih, lampu, sofa, korden, taplak meja. Istri yang baik itu harus... (sambil berteriak karena terhanyut oleh air). Menantu: ringanin ajja (sambil membersihkan semua yang ada di rumah tersebut) (Iklan aqua RCTI) (KM1) Dalam iklan Aqua yang diperankan oleh dua orang (mertua dan menantu) tersebut, terjadi interaksi yang menimbulkan kesanggupan atau kemufakatan. Dikatakan telah terjadi kemufakatan antara keduanya terdapat pada kesanggupan menantu untuk mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh mertua untuk membersihkan seisi ruamahnya. Selanjutnya si menantu pun menyutujui dan melakukannya. Adpun tindakan menantu yang menyepakati perintah mertuanya tersebut, dikatkan sudah menerapkan maksim kemufakatan, memaksialkan kecocokan dan meminimalkan ketidakcocokan, Rahardi, (2005:6465). Maksim Penghargaan (Aprobation Maxim) Kesan saling menghargai yang ditimbulkan atas dasar keselarasan dan kesiapan dalam melakukan tindakan maupun dalam menyatakan sesuatu dengan ucapan dapat dijumpai pada berbagai komunikasi dan intraksi yang terarah antara penutur dan mitra tutur. Selanjutnya, guna menyiratkan kesan dan pesan dari ucapan dan tindakan yang dilakukan, sangat bergantung pada komunikasi atau bahasa yang digunakan. Ada ungkapan (bahasa) yang sering menimbulkan kesalah pahaman, ada pula ungkapan atau komunikasi yang menjadi penyemangat bagi mitra tutur atau setiap orang, kesemua hal tersebut dapat terbentuk jika antara komunikator dan komunikan samasama memahami hakikat dan tujuan dari komunikasi mereka. Untuk membentuk komunikasi yang berimplikasi baik dan lawan bicara merasa dhargai, maka perlu bagi setiap penutur untuk memperhatikan maksim penghargaan. Adapun hubungannya dengan penelitian ini, sebagai salah satu representasi berlangsungnya komunikasi yang saling menghargai, peneliti menyejikan contoh komunikasi yang menerapkan kesantuanan berbahasa dengan menerapkan maksim penghargaan, berikut contoh yang peneliti kutif dari iklan android one, 2) Satu mulai berpikir beda, satu mulai berpendapat dan kita pun mempunyai harapan baru Satu mulai meraih bicara satu lagi akan mulai bercerita dan membuat yang lain tergerak satu mulai menang dan semua akan terkenag. Memperkenalkan android one selalu menginspirasi untuk maju. (Iklan Android One) (PG1) Dalam iklan Android One tersebut, terjadi komunikasi searah yang diperankan oleh seorang peria, pada beberapa ungkapan (bahasa) yang digunakannya, menggambarkan tentang sekian perbedaan. Dari perbedaan dan keanekaragaman yang NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 431 dituturkannya dapat menjadi dapat kesan yang saling menghargai antar setiap perbedaan dan selalu saling memotivasi demi sebuah kemajuan. Maksim Kesimpatian Seperti halnya bahasa yang mencirikan penggunaan maksim dalam kesantunan berbahasa yang terdapat pada iklan televisi di atas, segala bentuk komunikasi yang diucapkan hendaknya selalu dijaga dan membentuk komunikasi saling menguntungkan, mengurangi terjadinya penyimpangan, dan menjaga perasaan lawan bicara. Begitu juga halnya dengan maksim kesimpatian berikut, penutur dan mitra tutur dituntut untuk harus menjunjung simpati terhadap orang lain, dengan tidak bersikap sinis. Lebih jelasnya, berikut peneliti sediakan contoh tentang maksim kesimapatian (sympathy maxim), 3) Saya penderita kanker pita suara Karena sering terpapar asap rokok walau pun tidak saya tidak merokok Berhentilah merokok asapmu membunuh orang disekitarmu. (iklan rokok) (KS1) Dalam iklan tersebut, digambarkan tentang kesimpatian seorang penderita kanker pita suara yang disebabkan oleh asap rokok. Dengan keadaan dan kesadaran yang dimilikinya, pemeran dalam iklan rokok tersebut, menginginkan orang lain atau siapa saja yang sekiranya mengalami keadaan serupa dikarenakan lingkungan sekitarnya banyak perokok, maka hendaklah dihindarinya. Begitu juga halnya dengan para perokok sembarangan harus selalu bisa menjaga diri dan lingkungannya. Selain itu juga, dalam iklan tersebut secara tidak langsung dia ingin menyelamatkan dan membantu para calon korban dengan bersimpati dan menceritakan keadaannya demi keselamatan yang lain. Maksim Kesederhanaan Dalam komunikasi yang terjadi antara penutur dan mitra tutur, pasti akan menimbulkan tanggapan dan implikasi dari tuturannya tersebut, baik berupa pujian, hujatan, sumpa serapah, dll. Timbulnya tanggapan baik atau buruk akibat dari komunikasi yang telah atau sedang berlangsung, sangat ditentukan oleh bahasa serta tata cara berkomunikasi yang digunakan. Pada kajian pragmatik, khusus dikaji dalam kesantuan beerbahasa dengan fokus pembahasan maksim kesantuan berbahasa. Lebih jelasnya, beikut peneliti sajikan contoh tentang maksim kesederhanaan yang terdapat dalam iklan televisi. 4) Para pembina perusahaan saya ingin minta maaf jika karyawan anda tak produktif di hari belanja nasionalnya buka lapak.com. karena diskon yang tidak masuk akal dari saya dan para pelapak saking tidak masuk akal budget iklan pun dipotong habis. Sekali lagi maaf atas nama bukalapak.com (iklan bukalapak.com) (KR1) Dalam iklan tersebut, terdapat ungkapan seorang pemeran iklan yang menyatakan kekurangannya karena terlalu banyak memberikan diskon, meski sebenarnya dari ungkapan tersebut sebanranya bermaksud memmunculkan NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 432 keunggulannya. Namun karena dikemas dengan bahasa yang terkesan sederhana yang diselingi dengan ungkapan maar kepada para pelanggan atas ketidak nyamanan yangdirasakan. Selain itu juga, maksud yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut, tidak hanya ditujukan kepada palenggan, namun juga kepada pebisnis iklan lainnya. Maksim Kedermawanan Komunikasi yang terbangun atas dasar kesadaran akan pentingnya saling memahami dapat dijumpai dalam ucapan-ucapan yang selalu bisa menjaga ritme saling memahami. Dalam ungkapan-ungkapan tetentu, biasanya penutur dan mitra tutur akan saling bertukar kepentingan, bahkan tidak jarang juga penutur atau mitra tutur harus memberikan kesanggupan dan kepentingannya demi dapat menjaga perasaan lawan tuturnya. Perihal tersebut, dalam maksism kesantunan berbahasa akrab dengan maksim kedermawanan. Dalam maksim ini, peserta tutur diharuskan mengurangi keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan keuntungan penutur. Apabila dalam maksim kebijaksanaan, berpusat pada orang lain, maka pada maksim kedermawanan ini berpusat pada dirinya sendiri. Selain itu juga, hal yang perlu digaris bawahi, keuntungan pada diri sendiri, tidak hanya dalam bentuk kesanggupan melakukan sesuatu yang langsung mendatangkan keberuntungan secara materil atau sejenisnya, namun juga pada perasaan akan keberadaannyas sebagai seseorang yang mengingnkan sesuatu. Berikut peneliti paparkan contoh dalam iklan televisi. 5) Dia perlu bereksplorasi Karena itu, aku tenang karena dia terlindung (iklan susu dan cow) (KW3) Dalam iklan dancow tersebut. dapat kita temukan kebahagiaan seorang Ibu meskipun anaknya melakukan apa pun. Pada posisinya sebagai penutur, secara tidak langsung, keinginan Ibu tersebut bisa dipahami oleh sang anak, terlihat pada kepatuhan seorang anak saat diberikan susu dancow yang dapat melindungi keadaan dan pertumvuhan anak tersebut. Maksim Kebijaksanaan Pada pelaksanaannya, maksim kebijaksanaan mewajibkan untuk memaksimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan keuntungan orang lain. Di dalam maksim kebijakasanaan dijelaskan bahwa orang dapat dikatakan santun apabila memaksimalkan keuntungan orang lain dan meminimalkan kerugian orang lain. Ketika penutur berusaha menguntungkan pihak lain, lawan tututr akan merasa dihargai dan dihormati. Hal ini dilakukan untuk menjaga perasaan agar tidak dianggap kurang sopan. 6) Iklan Kecap ABC Ibu: Ayo dimakan hidangannyaAnak: wah sepertinya enak sekali, tetap masakkan seperti ini ya. (KB3) Percakapan antara Ibu dan anak disiang hari saat si anak baru pulang sekolah. Dalam iklan tersebut, terdapat percakapan antara ibu dengan anak, Ibu menawarkan makanan kepada anaknya. Dan untuk merespon tawaran Ibu tersebut, sang anak langsung memberikan pujian terhadap masakan ibunya, NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 433 Iklan Televisi yang Melanggar Kesantunan Berbahasa Pada umumnya, jika mengacu pada konsep dan teori dalam kesantunan berbahasa, dalam penyimpngannya pun, digunakan ke 6 prinsip-prinsip yang ada, seperti misalnya, maksim kedermawanan, maksim kesimpatian, maksim pemufakatan, maksim kerendah hatian, maksim dan lainnya. Maka dalam penyimpangannya, pun demikian, tetapi pada penyimpangan ini, fokus bahasan tertju pada penyimpangan yang terjadi. Deskripsi penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa akan dijabarkan berdasarkan maksim yang dilanggar. Penyebab penutur dan mitra tutur melakukan penyimpangan prinsip kesantunan bermacam-macam. Penyebab penyimpangan yang paling sering muncul yaitu dorongan rasa emosi, terlalu membanggakan diri, dan lain-lain. Lebih jelasnya, berikut peneliti sajikan data-data yang telah peneliti kumpulkan. Melanggar Maksim Kemufaktan Maksim kesepakatan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kesepakatan di antara mereka, dan meminimalkan ketidaksepakatan di antara mereka. Penyimpangan terhadap maksim kesepakatan dapat ditandai dengan tidak memberikan pilihan kepada lawan tutur, berbicara tidak sesuai situasi atau pokok permasalahan yang sedang dibicarakan, dan tidak ada kesepakatan antara penutur dan lawan tutur. Penyimpangan maksim kesepakatan dapat dilihat pada beberapa data berikut. 7) Iklan Djarum CoklatPengendara Mobil: Woi maju! Maju! Pengendara Motor: Mundur! Mundur! Pengendara yang lain: Aaah, di filter aja. Pengendara lain: maju-maju maju, mundur-mundur mundur. Jangan marahmaarah, mari ramah-ramah. (KM2) Dalam iklan tersebut, tampak beberapa pengendara berselisih keinginan demi bisa mengurai kemacetan. Salah satu pngendara menginginkan pengendara yang lain untuk mundur. Begitu juga dengan pengendara yang lain, menginginkan untuk maju. Sehingga terjadi ketidaksepakatan tentang keadaan saat itu (macet). Terjadinya perselisihan paham antara pengendara mobil dengan pengendara motor yang menimbulkan kesimpang siuran keadaan tersebutlah, dikatakan melanggar prinsip kesantunan berbahasa khusunya maksim kemufakatan. Selain itu juga, data lain yang menyinggung tentang hal tersebut dapat ditemukan pada iklan Blue berry yang dibawakan oleh Agnes Monica berikut, 8) CSL Blueberry Pilih yang saya pilih” Agnes Monica Harga Rp 499 ribu (-KM1) Dalam konteks iklan Blueberry tersebut, nampak seorang aktris yang bernama Agnes Monica melakukan intraksi searah. Pada posisinya sebagai penyampai informasi kepada khalayak, seharusnya tidak menimbulkan kesan keakuan, meski pun sebagai publik figur. Pada pengertian teori yang dikemukakan dalam maksim kemufakatan, seharusnya penutur yang baik mestinya harus terlebih NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 434 dahulu mempertimbangkan kemufakatan baru kemudian melakukan tindakan dan membicarakan sesuatu, terlebih jika mengedepankan keakuannya. Melanggar Maksim Kesederhanaan Pada aplikasinya, maksim kesederhanaan menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan diri sendiri. Penyimpangan terhadap maksim kesederhanaan dapat ditandai dengan memberikan kritik yang menjatuhkan orang lain, berbicara yang menyakiti hati orang lain, tidak mengucapkan “terimakasih” ketika mendapat saran/kritikan dari orang lain, tidak menghargai orang lain, dan mementingkan kepentingan pribadi. Penyimpangan maksim pujin dapat dilihat pada beberapa data berikut. Adapun pelanggaran maksim kesederhnaan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, dapat ditemukan dalam iklan Hit listrik berikut. 9) (IKLAN HIT BELANJA) Pemeran lelaki : bukankah ada yang lebih baik dari hit? Pemeran permpuan : yang lebih baik dari hit? Yang lebih mahal, banyak...(-KR1) Dalam iklan tersebut, tampak seorang perempuan berkomunikasi dengan seorang laki-laki, dalam pembicaraan mereka, terdengar seorang laki-laki yang menanyakan peri hal kualitas Hit listrik yang akan dibelikannya. Penyimpangan maksim kesimpatian dapat dilihat pada beberapa data berikut 10) (iklan shampo) “Penampilan rambut bisa menipu, saat menyentuh baru percaya. Shampo Pantene, kuyakin saat kusentuh, begitu sempurna, terasa sehatnya, itulah pantene.” (-KS1) Dalam iklan tersebut, seharusnya seorang penutur meskipun berbicara dengan dirinya sendiri, jika ingin menjaga kesimpatiannya terhadap orang lain. Hal yang harus dijaga adalah kesan menyanjung dirinya sendiri. Melanggar Maksim Kedermawanan Pada prinsipnya maksim kedermawanan adalah (a) buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin (b) buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.Maksim kedermawanan berpusat pada diri sendiri.Berikut contoh yang telah peneliti temukan pada iklan Bengbeng. 11) Iklan Beng-Beng Cowok: lho makan apa? Cewek: adda dong, Lho mau? Belli sana Rasakan enaknya bengbeng disetiap gigitan. (KW1) Dalam iklan tersebut, memperlihatkan komunikasi iklan yang melanggar maksim kedermawanan. Hal tersebut dapat diketahui dari penutur yang tidak mau berbagi antar temannya. Melanggar Maksim Kebijaksanaan Maksim kebijaksanaan mengatur sebuah tuturan agar tidak memberatkan lawan tutur dan terasa lebih halus. Seseorang dalam menghasilkan sebuah tuturan harus bersikap arif. Penyimpangan terhadap maksim kearifan dapat ditandai dengan penutur menggunakan diksi yang kasar atau vulgar, memerintah secara langsung, menegur secara langsung, memberi saran secara NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 435 langsung, menolak dengan nada tinggi, dan menolak dengan kasar. Penyimpangan maksim kearifan dapat dilihat pada data berikut, 12) “Rokok membunuhmu” (KB1) Dalam iklan rokok tersebut, tampak ucapan yang dirasa tidak bijaksana dan tidak sopan meskipun bermaksud baik. Pada hakikatnya, Seharusnya penutur lebih memaksimalkan orang lain, dan mengutamakan perasaan mitra tuturny. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kesantunan berbahasa yang terdapat dalam iklan televisi, peneliti menemukan ada 27 iklan yang memenuhi keriteria, keseluruhannya menyatakan tentang kesantunan berbahasa dan pelanggarannya. Melengkapi kajian tentang kesantunan berbahasa dan pelanggarannya, penutur dan mitra tutur seharusnya tidak secara langsung menyampaikan maksudnya, tetapi dapat menggunakan basa-basi untuk mengontrol kesantunan. Prinsip Kesantunan Bernahasa dalam Iklan Televisi Pada iklan yang ada dalam televisi seperti yang peneliti telah lakukan analisis dan pembahasan terhadap beberapa iklan tersebut, di antaranya kesantunan berbahasa yang terjadi pada maksim kedermawanan dalam iklan dancow, maksim kesederhanaan dalam iklan bukalapak.com, maksim maksim kemufakatan dalam iklan Aqua, maksim penghargaan dalam iklan android one, dan maksim kesimpatian dalam iklan perempuan. rokok pemeran Pelanggaran Maksim Kesantunan Berbahasa Dalam Iklan Televisi Begitu pula dalam pelanggaran maksim kesantuanan berbahasa yang terdapat dalam iklan televisi, pada masing-masing data yang peneliti temukan, keseluruhannya hampir memenuhi keriteria yang dikatakan telah melanggar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai rasa dan respon emosi yang ditimbulkannya setelah konteks komunikasi dalam percakapan atau pernyataannya disampaikan. Berikut iklan-iklan yang melanggar kesantunan berbahasa, antara lain; melanggar maksim kebijaksanaan dalam iklan rokok dalam bentuk pernytaan, melanggar maksim kesimpatian dalam iklan shampo, melanggar maksim kemufakatan dalam iklan djarum cokla dan iklan CSL Blue berry, dan melanggar maksim kesederhanaan dalam iklan HIT obat nyamuk. SARAN Berdasarkan simpulan hasil penelitian terhadap kesantunan berbahasa dan pelanggaran kesantunan berbahasa dalam iklan televisi maka saran yang diperoleh sebagai berikut. 1. Kepada peneliti atau penulis khususnya dalam bidang bahasa, agar dalam melakukan penelitian secara menyeluruh, agar dapat dirasakan oleh pembaca dan peneliti pada khususnya. 2. Penelitian lebih lanjut terkait kesantunan berbahasa dalam iklan televisi masih perlu dilakukan dan dikembangkan, karena masih banyak yang belum terungkap melalui penelitian ini. NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 436 3. Penggunaan prinsip kesantunan berbahasa dalam televisi merupakan suatu bentuk yang telah dirancang sedemikian rupa dan mengalami pengeditan agar layak dipertontonkan serta diperdengarkan dan bertujuan menghasilkan efek secara alami kepada penonton. Penelitian ini akan lebih berkembang apabila penelitian bentuk penyimpangan dilakukan. 4. Kepada para pembaca, penelitian singkat ini semoga dapat dijadikan bahan referensi tentang kesantunan dan sekaligus penambah wawasan tentang fenomena bahasa dalam masyarakat. DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Alwi, H., Dardjowidjojo, D., Lapoliwa, H., & Moeliono, A.M. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Beaugrande, R.A. & Dressler, W.U. 1986. Introduction to Text Linguistics. Third Edition. Harlow-Essex: Longman Group Limited Chaer, Abdul. 2010. Kesantuanan Berbahasa. Jakarta : Rineka Cipta.. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, G. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (terjemahan, M.D.D. Oka). Jakarta: UI-Press. Mahsun. 2014. Teks Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Pusada Moleong, L. 1989. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Moleong.2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya. Mulyana. 2005. Kajian Wacana : Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Nadar, F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, K. 2005. Pragmatik; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Moleong.2009. Sosiopragmatik. Jakarta. Erlangga. Rani, A. dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Slamaet, St. Y. 2009. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Surakarta: LPP UNS dan UPT. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sudaryat, Y. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya. NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 437 Suwandi, S. 2008. Serbalinguistik (Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa). Cetakan 1. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Suyanto, M. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: ANDI OFFSET Tamburaka, A. 2013. Literasi Media; Media Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tarigan, H. G. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Offset Angkasa. Wijana, I Dewa Putu& Rohmadi, M. 2009. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Andi Wijana, I Dewa Putu & Yuma Pustaka. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 _____________________________________ Halaman 438