R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar R. Sudarwo & Yohanes Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauhmana penerapan model pembelajaran teknik melompat jangkit dengan metode bermain dapat meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih aktif terlibat dalam pembelajaran, mereka antusias melakukan lompat jangkit sambil bermain, sehingga dapat disimpulkan peserta didik merasa senang melakukan lompat jangkit dengan metode bermain, begitupun ketika peserta didik melakukan kesalahan dengan kesadaran dan tanggung jawab peserta didik melakukan push up dengan senang sebagai hukuman tanpa diminta oleh guru. Kata kunci : teknik lompat jangkit, bermain, pendidikan jasmani, dan sekolah dasar Abstract: This study aims to describe how far the application of learning models jump technique transmissible by playing methods to improve student achievement in elementary school. Results showed that students more actively involved in learning, they do jump transmissible enthusiastic while playing, so it can be concluded students feel happy to do the jump transmissible by playing methods, as well as students make the mistake of awareness and responsibility of learners doing push ups with pleasure as punishment without being asked by the teacher. Key words: transmissible jump technique, playing, physical education, and elementary school Pendahuluan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak bisa dianggap Pendidikan Jasmani sebagai bagian dari proses hanya sebagai pelajaran pelengkap saja, karena pendidikan secara keseluruhan, masih sering dengan pendidikan jasmani yang baik dan teratur diartikan dan diinterprestasikan sebagai kegiatan bisa membantu perkembangan dan pertumbuhan pengajaran yang berupa aktifitas fisik dan demi fisik anak, baik jasmani maupun rohaninya. Berdasar- itu sendiri. Kerancuan dalam pemahaman pendidikan kan slogan “Mensana in corpore Sano” atau didalam jasmani nampaknya masih banyak dan justru tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, maka terdapat pada kalangan guru Pendidikan Jasmani itu untuk mencapai tubuh sehat sendiri. Masih banyak para guru pendidikan jasmani sekolah dasar (SD) dibutuhkan upaya guru untuk sendiri belum memahami sepenuhnya paradigma melakukan perubahan baru tentang Pendidikan Jasmani disekolah, Guru yang biasanya dalam pembelajaran Pen- umumnya mereka rata-rata masih menerapkan didikan Jasmani hanya meminta siswa melakukan Pendidikan Olahraga yang selama ini dilaksanakan senam massal saja. Sebagai pembaharuan guru di sekolah. Padahal sangat berbeda sekali arti dan harus mampu menerapkan model pembelajaran makna dari keduanya seperti yang terdapat pada teknik melompat jangkit dengan metode bermain. Falsafah dan Pendidikan Jasmani. Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang bagi peserta didik dalam pembelajarannya. Pendidikan jasmani dalam penyelenggaraan ingin dicari jawabnya yaitu sejauhmana penerap- suatu program pendidikan ikut mendukung dan an model pembelajaran teknik melompat jangkit membantu tercapainya tujuan pendidikan anak dengan metode bermain dapat meningkatkan didiknya. Untuk itu keberadaan Program Pendidikan prestasi peserta didik. Atas dasar permasalahan Jasmani merupakan bagian penting dalam pendidikan dimaskud maka tujuan penelitian ini yaitu untuk di Sekolah, oleh karena itu Pendidikan Jasmani tidak memperoleh gambaran sejauhmana pembe-lajaran boleh dianggap sebagai suatu yang bisa diabaikan teknik melompat jangkit dengan metode bermain atau sebagai pelengkap dalam penyelenggaran dapat meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah kurikulum sekolah. Menyikapi hal tersebut maka dasar. 329 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011 bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi terdapat interaksi guru dan peserta didik dengan karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena lingkungan pembelajaran yang diarahkan untuk pengalaman ini membedakan dengan perubahan- mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran perubahan lain yang disebab-kan oleh kemasakan merupakan upaya membelajarkan peserta (kematangan). didik, yang secara implisit terlihat bahwa dalam Banyak ahli berpendapat bahwa belajar pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu dan mengembangkan metode untuk mencapai untuk asosiasi atau koneksi antara suatu rangsangan mencapai hasil yang diinginkan. Dari definisi ini tertentu (stimulus) dengan reaksi tertentu (respons). dapat dikatakan bahwa pembel-ajaran adalah upaya Sementara itu ada yang menyatakan bahawa belajar guru yang bertujuan dalam artian bahwa tujuan secara sederhana memang dapat terjadi secara tersebut adalah guru membelajarkan peserta didik asosiatif, tetapi dalam proses belajar yang rumit, untuk mencapai tujuan belajar. kompleks, persepsi serta pengertian akan situasi Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya secara keseluruhan lebih memegang peranan. menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta Selain itu belajar tidak semata-mata merupakan didik dapat belajar. Pembelajaran merupakan upaya suatu akibat dari kondisi dalam lingkungan seperti untuk membelajarkan peserta didik, pembelajaran pada model-model belajar klasikal dan instrumental lebih mengutamakan pada bagai-mana upaya conditioning, tetapi juga bisa terjadi karena guru mendorong atau memfasilitasi peserta didik mencontoh perilaku yang terjadi di sekitarnya. belajar, bukan pada apa yang dipelajari peserta Menurut pendekatan konstruktivisme, belajar didik. Istilah pembelajaran adalah menggambarkan adalah membangun dan memantapkan pengeta- bahwa peserta didik lebih banyak berperan dalam huan sebagai hasil transformasi pengalaman mengkontruksikan pengetahuan bagi dirinya dan yang dilakukan melalui aneka ragam interaksi bahkan penge-tahuan itu bukan hasil transformasi peserta didik dengan sumber. Dalam psikologi dari guru. pendidikan prinsip yang paling penting menurut Bucher. C.A., (1983) mengemukakan bahwa teori konstruktivis adalah guru tidak hanya sekedar pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat disebut memberi pengetahuan kepada peserta didik, peserta ilmu apabila memenuhi karateristik sebagai berikut: didik sendiri membangun pengetahuan di dalam a) memiliki daya ramal dan kontrol terhadap hasil pikirannya. Guru memberikan kemudahan dalam belajar; b) dapat dievaluasi secara sistematik proses belajar dengan memberikan kesempatan dan dapat dipecah menjadi rangkaian kegiatan kepada peserta didik menemukan sendiri dan yang dapat dikuasai; c) mengandung pemahaman mengajar peserta didik menjadi nalar dan secara tentang tingkah laku, desain instruk-sional, sadar menggunakan strategi mereka sendiri penyampaian dan manajemen; d) berkait-an erat untuk belajar. Hal tersebut diperjelas oleh Slavin dengan prinsip belajar seperti kesiapan, motivasi, (1994:225) bahwa “The teacher can give students pelatihan, umpan balik dan kemajuan secara urutan; ladder that lead to higher understandings, yet dan e) di mungkinkan unuk meng-kaji pengajaran students themselves must clim these ladders”. “Teoritical Scientific Perspektif” Hal tersebut mengisyaratkan bahwa guru dapat Berdasarkan karakteristik pembelajaran memberi jalan dan kesempatan kepada peserta tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan didik yang dapat membantu mereka mencapai jasmani sebagai salah satu komponen pembelajaran tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus tidak akan berarti, apabila guru mengalami kesulitan diupayakan agar peserta didik sendiri yang melalui dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran. jalan tersebut (Slavin, 1994 :225). Jika implementasi-nya dapat dicapai melalui pembelajaran Hakikat Pembelajaran pendidikan jasmani, maka guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya Pengertian Pembelajaran. dalam melaksana-kan proses pembelajaran Pembelajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum, sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. dalam hal ini adalah Berdasarkan hal tersebut Garis-garis Besar Program Pengajaran. Pembelajaran di sekolah terjadi apabila 330 menunjukkan, bahwa m e l a l u i p e m b e l a j a ra n Pe n d i d i k a n J a s m a n i R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar secara keseluruhan yang mempunyai tujuan dan Kajian Literatur sasaran untuk meningkatkan keterampilan manusia Hakikat Pendidikan Jasmani. melalui media aktivitas jasmani yang telah diseleksi, Pendidikan Jasmani adalah belajar keterampilan dengan maksud mencapai tujuan. (Bucher, 1983:3). gerak, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk Sedangkan menurut kurikulum, Pendidikan Jasmani kegiatan fisik, seperti melalui permainan dan adalah proses pendidikan melalui penyediaan olahraga yang didalamnya terkandung nilai-nilai, pengalaman belajar kepada peserta didik berupa sikap dan perilaku positif. Belajar keterampilan aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang gerak dapat diartikan sebagai suatu rangkaian direncanakan secara sistematis guna merangsang proses pembelajaran gerak yang dilakukan pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan secara sistematis, terarah dan terencana. Secara motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial spesifik hakekat Pendidikan Jasmani yaitu sebagai dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu berikut: 1) Pemenuhan hasrat untuk bergerak; 2) diarahkan untuk membina , sekaligus membentuk Pengembangan Kesegaran Jasmani yang ber-kaitan gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. dengan unsur keterampilan motorik dan kesehatan (Depdiknas, 2002: 1). (komponen kebugaran Fisik); 3) Pengembangan Walaupun definisi Pendidikan Jasmani berbeda- Keterampilan; 4) Mentransfor-masikan nilai-nilai, beda, tetapi mengandung persamaan dan dapat atara lain appresiasi, percaya diri, harga diri, ditarik kesimpulan. kooperatif, tanggung jawab, sportifitas, komperatif jasmani, dan dapat dikatakan lebih lanjut bahwa dan budaya hidup sehat; dan 5) Merangsang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pertumbuhan dan perkem-bangan Jasmani juga pendidikan yang kegiatannya melibatkan interaksi Rohani secara menyeluruh yakni : kognitif, afektif antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola dan psikomotor. melalui aktivitas jasmani secara sistematis menuju Pendidikan melalui gerak Dalam proses pembelajaran Pendidikan pembentukan manusia seutuhnya. Aktivitas jasmani Jasmani, guru mengajarkan berbagai keterampilan yang dimaksud adalah kegiatan untuk meningkatkan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga keteram-pilan motorik dan nilai-nilai fungsional internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, yang mencakup kognitif, afektif dan sosial. Melalui kerja sama, dan kebersamaan), dan pembiasaan- Pendidikan Jasmani diharapkan seseorang dapat pembiasaan pola hidup sehat yang terus diamati sehat, segar jasmaninya seiring dengan perkem- dalam setiap pembelajarannya, bukan melalui bangan keterampilan, pengembangan nilai sikap pengajaran konvensional didalam kelas yang dan minat peserta didik. Aktivitas-aktivitas tersebut bersifat kajian teoritis. Aktivitas-aktivitas yang mencerminkan kesesuaian tujuan akhir, yaitu diberikan dalam pengajaran Pendidikan Jasmani pendidikan secara utuh. harus mendapat sentuhan didaktik metodik dari guru Pendidikan Jasmani, sehingga aktivitas yang Teori Belajar dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang dengan baik. amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menye-suaikan diri Definisi Pendidikan Jasmani. (adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang proses belajar inilah manusia bertahan hidup dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui kegiatan (survived). Belajar secara sederhana dikatakan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, sebagai proses perubahan dari belum mampu kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan, menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu kecerdasan dan perkembangan watak serta pribadi waktu tertentu. Perubahan yang itu harus secara yang harmonis dalam rangka membentuk manusia relative bersifat menetap (permanen) dan tidak Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak Pancasila (Mutohir, 1996:4). Sementara itu, Bucher (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku (1983) berpen-dapat bahwa Pendidikan Jasmani yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential sebagai bagian integral dari proses pendidikan behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah 331 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011 proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh Model pembelajaran lompat jangkit dengan Gordon menekankan bahwa kreativitas merupa- metode bermain kan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan Bermain dan permainan merupakan bagian hidup berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif dan kehidupan manusia, khususnya bagi anak- bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat anak, bermain tidak bisa dipisahkan dari mereka. diekspresikan dalam gerakan dalam lompat jangkit Matakupan berpendapat; bahwa bermain adalah atau mungkin membantu orang secara langsung pekerjaan yang dilakukan dengan senang hati, akan untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tepat sekali bila bermain dan permainan dijadikan tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran modal utama dalam menciptakan situasi belajar yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan (Matakupan, 1993: 5). menciptakan prosedur latihan lompat jangkit yang Lo mp at j ang ki t meru p akan s al ah s at u dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan nomor atletik yang tercantum dalam GBPP, dan Jasmani di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, merupakan mata pelajaran inti yang wajib diikuti penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik oleh semua peserta didik. Agar pembelajaran dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. atletik menyenangkan, maka pembelajaran perlu Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa dimodifikasi dan disesuaikan dengan tingkat proses intelektual. Keempat, berpikir kraetif baik pertumbuhan dan perkembangan anak. secara individu maupun kelompok adalah sama. Menurut ahli atletik Lange Gunter berpendapat Individu dan kelompok menurunkan ide-ide dan bahwa: Atletik dapat dilakukan secara bermain produk dalam berbagai hal. ditujukan pada aspek aktivitas bermain dalam atletik. Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk Fokusnya pada saran-saran dan kemungkinan- mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta kemungkinan pendidikan atletik yang dapat didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman dipandang dari berbagai segi, menarik dan penuh belajar. Namun, dalam pelaksanaannya seringkali event (Lange Gunter, 1995: 1) tidak disadari guru, bahwa masih banyak kegiatan Untuk itu, permainan Atletik yang digunakan pembelajaran yang dilaksanakan justru meng- dalam proses pembelajaran keterampilan dasar hambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. lompat jangkit perlu mengutamakan unsur kegembiraan dan kesenangan. Permaianan Fungsi Bermain dalam Pendidikan Jasmani. Atletik merupakan modifikasi mater pembelajaran Teknik Dasar lompat Jangkit. keterampilan dasar lompat jangkit sebagai pelatihan Lompat jangkit sering juga disebut dengan lompat awal/pendahuluan untuk memudahkan peserta jingkat atau lompat tiga (triple jump). Namun istilah didik melakukan teknik dasar sebelum teknik atau nama yang resmi digunakan di Indonesia, dasar yang sebenarnya. Modifikasi merupa-kan yaitu yang tercantum di dalam buku peraturan merupakan penyederhanaan dari peraturan sarana perlombaan yang dikeluarkan oleh Persatuan Atletik dan prasarana telah diubah dan disesuaikan Seluruh Indonesia (PASI) adalah Lompat Jangkit dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. (HOP – STEP JUMP). Berdasarkan teori pada buku Ini berarti dengan modifikasi diharapkan suasana peraturan perlombaan dan AD/ART PASI 1990- pembelajaran keterampilan dasar lompat jangkit 1991 pasal 174 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan: lebih menarik dapat dilakukan dan diikuti peserta 1) Lompat jangkit adalah suatu lompat yang terdiri didik tanpamerasa takut dan gagal dalam tugas dari jingkat (HOP), sebuah langkah (STEP) dan gerak. sebuah lompatan (JUMP) terjadi urut seperti ini, 2) Jangkit dilakukan Implementasi Pendekatan pola gerak dominan dengan si pelompat mendarat dalam pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar dengan kaki yang sama sesudah bertolak atau kaki meliputi: 1) Proses Pembelajaran yang hanya tolak (kaki tumpu dipakai mendarat disusul dengan berorientasi kepada hasil tanpa memper-hatikan satu langkah penuh yang mendarat menggunakan variasi dan proses pengembangannya sering kaki yang lain dan diakhiri dengan gerakan lompat) menjebak peserta didik dalam kebosanan; 2) (PASI, 1991: 151). Pendekatan yang dapat membantu menyegar- 332 R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar peserta didik diharapkan memiliki pengembangan peserta didik adalah sebagai hasil belajar dan keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Pendapat sikap positif terhadap aktivitas jasmani, agar kelak lain yang berkaitan dengan belajar pendidikan menjadi manusia dewasa yang sehat, segar jasmani jasmani mengemukakan pendapatnya bahwa dan rohani serta memiliki kepribadian yang mantap. kesiapan fisik dan mental untuk belajar apa saja Apabila kita kaji lebih jauh lagi tentang konsep pe- merupakan komponen dalam belajar keterampilan/ ngajaran, maka konsep pengajaran mengandung skill adalah kesiapan. Kesiapan belajar mengarah konotasi guru, sedangkan konsep peserta didik pada kesadaran menerima instruksi dan pencapaian adalah yang aktif belajar. Konsep pengajaran dan tujuan, karena setelah belajar diharapkan terjadi konsep pembelajaran dapat disimpulkan tidak perubahan dalam diri peserta didik/peserta didik mengandung makna yang berbeda dan sering yang belajar. Misalnya dari tidak tahu menjadi digunakan secara bergantian. Pengajaran lebih tahu, dari tidak tidak bisa melakukan menjadi bisa menekankan upaya guru dalam membelajarkan melakukan, dari tidak terampil menjadi terampil. peserta didik mencapai tujuan kurikulum. Adapun Jadi tujuan ini secara eksplisit diupayakan melalui Pembelajaran menekankan pada proses yang kegiatan pembel-ajaran. Tujuan suatu pembelajaran menggambarkan peserta didik lebih banyak akan tercapai apabila peserta didik telah siap untuk berperan dalam mengkonstruksi pengetahuan bagi belajar. Kesiapan yang dimaksudkan agar terjadi dirinya dan pengetahuan itu adalah bukan hasil perubahan tingkah laku, bukan pada aspek kognitif transformasi dari guru. Jadi pembelajaran adalah saja, tetapi juga pada aspek lainnya seperti afektif upaya untuk membelajarkan peserta didik melalui dan psikomotor. kegiatan proses belajar mengajar antara guru dengan peserta didik dalam mengembang-kan Kreativitas metode untuk hasil yang diinginkan. Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam kegiatan manusia sehari-hari, Tujuan Pembelajaran. sering pula ditekankan pentingnya pengembang- Tujuan utama pendidikan jasmani yaitu membantu an kreativitas baik pada anak didik, pegawai peserta didik agar dapat meningkatkan keteram- negeri maupun pada mereka yang berwiraswasta. pilan gerak mereka. Di samping itu, agar peserta Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampu-an didik merasa senang dan mau berpartisipasi untuk menciptakan suatu produk baru. Ciptaan itu dalam berbagai aktivitas. Tujuan ini mengisyarat- tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin kan, apabila peserta didik telah memiliki fundasi saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur- keterampilan gerak, dan sikap yang positif terha-dap unsurnya sudah ada sebelum-nya, kombinasi baru, aktivitas jasmani, maka kelak akan menjadi manusia atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, dewasa yang sehat dan segar jasmani dan rohani data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. serta memiliki kepribadian yang mantap. Untuk Kreativitas terletak pada kemampuan untuk mencapai tujuan ini diharapkan guru tidak berperan melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek sebagai pemberi pengeta-huan tetapi lebih berperan yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak sebagai fasilitator yang memungkinkan peserta didik hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain dapat mengaktifkan seluruh unsur dinamis dalam dengan balok-balok yang mempunyai bentuk proses belajar, yang dapat mengarahkan peserta dan warna yang bermacam-macam, setiap kali didik pada kegiatan kontruksi ilmu pengetahuannya. dapat menyusun sesuatu yang baru, artinya baru Tujuan yang dimaksud adalah hasil belajar. Di bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah samping pendapat lainnya yang dikemukakan, membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah proses belajar pada individu-individu di sekolah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang merupakan faktor penentu keberhasilan belajar, hanya membangun sesuatu jika ada contohnya. oleh sebab itu maka terlebih dahulu diperlukan Terdapat empat prinsip dasar sinektik tentang suatu rancangan pembelajaran yang formal dan kraetivitas. Pertama, kreativitas merupakan sistematis. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. pengetahuan atau keterampilan yang dicapai Hampir semua manusia berhubungan dengan 333 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011 digunakan untuk menginjak kertas warna-warni. beristirahat telihat jelas wajah peserta didik tampak Bagi peserta didik yang melakukan kesalahan senang dan gembira meskipun badan letih. diberi hukuman dengan push up sebanyak tiga kali. Kreativitas guru menciptakan media pembel- Selanjutnya, peserta didik diminta lari-lari kecil di ajaran berupa kertas warna yang dibentuk persegi atas kertas warna-warni tadi, sesuai ke-sepakatan panjang maupun lingkaran yang digunakan untuk jika peserta didik melakukan kesalahan menginjak permainan dalam lompat jangkit sangat baik kertas warna akan mendapat hukuman. Kemudian sekali dan membuahkan hasil yang positif. Prestasi kertas warna-warni diatur dengan jaraknya satu belajar peserta meningkat. Sebelumnya pada dengan yang lainnya agak brejauahan, dan peserta pembelajaran yang dilakukan guru nilai rata-rata didik melakukan lari yang agak lebih cepat dari yang siswa 6,38 namun setelah guru menerapkan model terdahulu. Sambil memberi istirahat dan peserta pembelajaran teknik lompat jangkit dengan metode didik berpikir , guru mengatur karpet lebih agak sulit bermain nilai rata siswa menjadi 7,28. Hal tersebut dengan cara tidak beraturan. Kemudian, peserta menunjukkan bahwa kreativitas yang dilakukan didik diminta melakukan lari kecil atau melangkah guru tidak sia-sia. Tampaknya memang sederhana, cepat di atas kertas warna-warni tadi. Sesuai hanya berupa kertas yang dibentuk bangun datar, dengan kese-pakatan bersama peserta didik yang namun bagi peserta didik sangat memotivasi untuk melakukan kesalahan menginjak kertas warna-warni melakukan suatu hal yang terbaiknya. Baik dalam tadi tetap diberi hukuman untuk memotivasi peserta melakukan lompatan maupun saat menjalani didik agar tidak melakukan kesalahan. hukuman apabila peserta didik melakukan kesalahan Permainan dilakukan dua atau tiga kali sampai dalam menginjak kertas warna warni sesuai peserta didik tidak melakukan kesalahan lagi. dengan kesepakatan. Dalam diri peserta didik telah Setelah itu peserta didik diminta beristirahat sejenak tertanam dan guru mengatur kembali susunan kertas warna- tinggi. Selain itu, telah dapat memotivasi peserta warni secara tidak teratur dan cukup sulit dan didik untuk berbuat jujur. rasa tanggung jawab sportivitas yang dengan jarak antara kertas warna merah dan warna Apabila peserta didik melakukan kesalahan, biru tertentu dengan tujuan adanya keseimbangan. dengan menginjak kertas warna dengan kaki yang Setelah istirahat guru meminta peserta didik berlari salah maka dengan suka rela peserta didik akan satu persatu sesuai absensi untuk dinilai. Dalam menjalani hukuman tanpa diminta oleh guru atau melakukan penilaian guru bersikap luwes dan teman-temanya. Dengan penuh kesadaran dan fleksibel dan tidak kaku, sehingga peserta didik rasa tanggung jawab yang tinggi peserta didik tidak merasa sedang dinilai oleh guru karena situasi akan menjalani hukuman dengan melakukan push peserta didik dalam kondisi bermain sehingga tidak up sebanyak tiga kali. Apabila kebiasaan berbuat ada perasaan takut atau cemas akan melakukan jujur terus dikembangkan dan dipelaihara, maka kesalahan dalam lompat jangkit. Peserta didik pada akhirnya tercipta manusia-manusia unggulan merasa senang melakukan permainana tersebut sebagai sumber daya yang berkualitas, jujur meski-pun dinilai oleh guru, peserta didik tetap sehingga mampu bersaing di era global. bergembira dan bersenda gurau dengan teman- Dalam melaksanakan pembelajaran, guru temannya. Gurupun tidak mengalami kesulitan telah dapat membuat peserta didik merasa senang dalam melakukan penilaian karena semuanya dan tidak tertekan ataupun takut. Apabila peserta berjalan dengan wajar dan dalam situasi bermain. didik selalu merasa senang pada setiap mengikuti Meskipun peserta didik dihadapkan pada pembelajaran, maka peserta didik juga akan permainan yang agak menantang lagi karena harus menyenangi materi yang diajarkan guru maupun melakukan gerak kaki dan berpikir untuk tidak mata pelajaran tersebut secara utuh. Apabila dalam melakukan kesalahan. Namun semua itu dilakukan setiap pembelajaran guru selalu merujuk pada dengan hati gembira dan dalam situasi bermain prinsip pembelajaran adalah pembelajaran yang sehingga semuanya berjalan lancer. Setelah semua melibatkan peserta didik secara aktif, membuat peserta didik melakukan tugasnya dan dinilai, guru peserta didik kreatif meminta peserta didik istirahat dan berganti pakaian berlangsung secara efektif dan juga menyenangkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Sambil peserta didik (PAKEM). Peserta didik merasa senang 334 dan pembelajaran tersebut R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar kan kembali nuansa Atletik yang sementara ini bermain. Kemudian kertas-kertas warana tersebut dianggap sebagai pembelajaran yang monoton, diatur sesuai kebutuhan. Pada awalnya kertas warna membosankan dan tanpa variasi adalah melalui warni disusun dengan berurutan sehingga peserta dimensi ritmik dan permainan; dan 3) Ritmik dan didik mudah melakukannya kemudian, kemudian permainan adalah suatu daya kehidupan yang vital susunan kertas diatur secara tidak berurutan dan dapat menimbulkan kegembiraan, kegairahan, sehingga peserta didik memerlukan pemikiran dan kelincahan, relaksasi, yang berman-faat untuk pemahaman untuk melakukan injakan kaki pada memudahkan timbulnya inspirasi. kertas-kertas tersebut dan agar tidak salah. Manfaat permainan dalam pembelajaran Atletik, Untuk melakukan pengamatan pembelajaran meliputi: 1) Mengembangkan gerak berirama; 2) digunakan pedoman observasi dan untuk meminta Memberikan nuansa kompetisi/perlombaan dalam pendapat peserta didik tentang rasa senang persaingan diantara peserta didik; 3) Penggunaan dan rasa puas pada model pembelajaran teknik alat bantu yang variatif dapat digunakan dalam lompat jangkit dengan metode bermain digunakan permainan dapat memberikan kegembiraan dan kuesioner. kepuasan kepada peserta didik; 4) Penggunaan Hasil pengamatan langsung dan kuesioner alat bantu yang menarik dan mudah, menempatkan dilakukan analisis untuk melihat hubungan antara peserta didik pada penguasaan yang penuh, pengamatan langsung dengan hasil kuesioner. Di sehingga mereka tidak segan-segan mengambil samping itu, dilakukan studi dokumentasi dengan resiko untuk memperoleh kemenangan; dan 5) membandingkan antara prestasi peserta didik Menguji ketangkasan yang tersembunyi (menggali sebelum penerapan model pembelajaran teknik kompetensi peserta didik). lompat jangkit dengan metode bermain dan setelah penerapan model pembelajaran tersebut, apakah Pelaksanaan pembelajaran teknik lompat ada peningkatan prestasi peserta didik? jangkit dengan metode bermain Hasil belajar, menyeleksi dan menkombinasikan Hasil Penelitian dan Pembahasan keterampilan-keterampilan teknik-teknik dan ide-ide Pada awal pembelajaran guru meminta peserta yang sesuai dengan olahraga perorangan (Atletik). didik melalukan pemanasan di lapangan dengan Beberapa indikator: 1) Mendemontrasi-kan teknik berlari-lari kecil berkeliling lapangan sebanyak tiga yang baik dalam semua tahap lari atau nomor- kali. Semua mata peserta didik tertuju pada kertas nomor lari; 2) Mengaplikasikan berbagai teknik berwarna-warni dengan bentuk yang berbeda. lompat jauh, lompat jangkit dan lompat tinggi; 3) Kertas warna tersebut dibentuk lingkaran, persegi Memilih pendekatan dengan event yang dihadapi; panjang di tengah lapangan. Guru mulai melaku- 4) Melakukan berbagai usaha dalam kompetisi; dan kan pembelajarannya. Dengan meminta peserta 5) Menekankan kapan mengguna-kan power dan didik menginjak kertas-kertas berwarna tadi dengan kapan menggunakan kontrol yang baik. menjelaskan kertas-kertas tadi sebagai alat Bantu lompat jangkit. Metodologi Untuk kertas warna merah berbentuk persegi Sampel dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas panjang sebagai tanda dan boleh diinjak dengan lima sekolah dasar yang memperoleh mata pelajaran kaki kanan, sedangkan kertas warna biru ber- pendidikan jasmani. Waktu yang digunakan dalam bentuk lingkaran sebagai tanda dan diinjak dengan pengambilan data adalah tiga jam pelajaran, dengan kaki kiri. Guru menyusun kertas warna-warni tadi rincian dua jam untuk pelaksanaan pembelajaran dan dengan urutan yang tidak sama yaitu satu jam untuk evaluasi (tes). Dalam melaksanakan biru-merah-biru sebanyak enam merah dan enam pembelajaran guru menggunakan alat peraga biru. Guru meminta peserta didik melakukan jalan lompat jangkit yaitu kertas warna merah berbentuk diatas kertas warna merah dan biru dengan kaki persegi panjang dan kertas warna biru berbentuk kanan harus menginjak kertas warna merah dan lingkaran. Kertas warna merah harus diinjak kaki kiri menginjak warna biru. Semua peserta oleh kaki kanan dan kertas warna biru berbentuk didik melakukannya sebanyak tiga kali, sebagai lingkaran diinjak oleh kaki kiri dengan metode pemanasan dan menghafal kaki mana yang merah- 335 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011 Peserta didik merasa senang melakukan lompat jangkit dengan metode bermain, setiap melakukan lompat jangkit dilakukannya dengan senang dan gembira begitupun ketika peserta didik melakukan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, Lembaga Penelitian IKIP Surabaya. Persatuan Atlet Seluruh Indonesia. 1991. kesalahan maka kesadaran dan tanggung jawab Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, PASI peserta didik melakukan push up dengan senang 1990-1991 Jakarta. sebagai hukuman tanpa diminta oleh guru. Saat Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory guru melakukan penilaian terhadap gerakan lompat Research and Practice. Second Edition. jangkit tidak ada satupun peserta didik yang Boston: Allyn and Bacon. melakukan kesalahan, semua peserta didik berhasil melakukan lompat jangkit dengan sempurna. Ketika peserta didik selesai melakukan lompat jangkit dengan penuh canda peserta didik beristirahat berganti pakaian olah raga dengan seragam sekolah putih-merah kembali untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Saran Guru agar selalu berusaha membuat persiapan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik menjadi tolok ukur pembelajaran yang dilaksanakan guru sehingga guru akan selalu berusaha membuat peserta didik merasa senang dalam setiap pembelajaran. Guru Pendidikan Jasmani sebaiknya terlibat langsung dalam seluruh kegiatan pembelajaran dan memperhatikan peserta didik dengan seksama jangan membiarkan peserta didik melakukan gerakan atau permainan sesuai kemauan peserta didik dan guru hanya duduk-duduk saja di pinggir lapangan sementara peserta didik berada di tengah lapangan. Apabila setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif, dan peserta didik merasa senang maka sangat dimungkinkan akan tercipta manusia-manusia unggul sebagai sumber daya yang berkualitas yang mempu bersaing di era global sekarang ini. Pustaka Acuan Bucher, C.A. 1983. Foundation of Physical Education and Sport, St. House CV. Mosby. Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Lange Gunter. 1995. Manual Aktual Knowladge for Indonesia Level I Coacher, Jakarta. Matakupan. 1993. Materi Pokok Teori Bermain, Jakarta. Mutohir. 1996. Pengembangan Model 336 R. Sudarwo & Yohanes, Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar dalam melakukan proses belajar, semua yang diberikan guru dapat dipahami dengan baik dan diterapkan dengan baik pula. Jika setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru menampilkan kreativitas-kreativitasnya yang menyenangkan. Dengan demikian, peserta didik juga terpacu untuk melakukan kreativitas. Peserta didik dapat media pembelajaran sesuai materi yang diajarkan dan dicontohkan guru maupun alat-alat atau media lainya yang baru sebagai hasil kreativitasnya. Pada akhirnya akan tercipta manusia-manusia yang kreatif yang dapat men-ciptakan ide atau sesuatu yang baru berdasarkan contoh yang telah ada, atau sesuatu yang baru sama sekali. Simpulan dan Saran Simpulan Pada awalnya susunan kertas diatur untuk memudahkan peserta didik melakukan injakan. Apabila peserta didik melakukan kesalahan lompatan atau menginjak kertas dengan kaki yang salah maka diberi hukuman. Hukumannya, melakukan push up sebanyak tiga kali. Karena lompatan dilakukan sambil bermain maka peserta didik tidak merasa takut mendapat hukuman apabila melakukan kesalahan. Kertas disusun kembali dengan susunan agak sulit dengan maksud agar peserta didik berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan lompatan. Tanpa disadari peserta didik telah dapat menghadapi tantangan yang cukup sulit yang diberikan guru dan peserta didik melakukan lompat jangkit dengan baik tanpa kesalahan. Terjadi peningkatan prestasi, sebelumnya nilai rata-rata siswa 6,38 dan setelah penerapan model pembelajaran menjadi 7,28. 337