PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: PUSPOWARDHANI NIM. 109082000103 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M i ii iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap : Puspowardhani 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Januari 1992 3. Alamat : Jl. H.Syaip III No.52 Rt.003/01, Kel.Gandaria Selatan, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan II. 4. Telepon : 08568094567 5. Email : [email protected] PENDIDIKAN 1. SD N Pesanggrahan 06 Petang Tahun 1997-2003 2. SMP N 177 Jakarta Tahun 2003-2006 3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009 4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013 III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Baruna Swimming School, 1998-1999. 2. Lembaga Pendidikan Indonesia-Amerika (LPIA), Basic Levels, 20052006. vi 3. Program Bimbingan Belajar BTA (Bimbingan Tes Alumni) 8, 20082009. IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Bendahara Teater Citra SMA N 47 Jakarta, periode 2007-2008. 2. Anggota BIUS (Bina Usaha) BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, periode 2009-2010. V. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009. 2. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei 2010. 3. Workshop Komputer Akuntansi dengan menggunakan Zahir Accounting Edisi Standar 5.1 oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 17 Maret 2012. VI. KEPANITIAAN 1. Program Pengenalan Studi Almamater (ProPeSA) oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Agustus 2009. VII. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Harsenotomo Poespowardoyo vii 2. Tempat, Tanggal Lahir : Palopo, 27 Februari 1942 3. Ibu : Sunarsih 4. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Agustus 1946 5. Alamat : Jl. H. Syaip III No.52 Rt.003/01, Kel.Gandaria Selatan, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan 6. Anak Ke-, dari : 7 dari 7 bersaudara viii ABSTRACT The Effects of Firm Characteristics and Corporate Governance on Publication of Sustainability Report The aim of this research is to examine the effects of profitability, liquidity, leverage, industry type, activity, firm size, the number of audit committee meetings, the number of board meetings, and governance committee to the publication of sustainability report (SR). The study uses secondary data on companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in the year 2007-2011. The selection of this sample uses purposive sampling method. Based on purposive sampling method, the samples of firms that publish sustainability report (SR) are 20 companies, while the number of companies that do not publish sustainability report (SR) are 22 companies. The analysis tool to test the hypothesis is the logistic regression analysis by using SPSS 17.0. Result of this research indicates that profitability (return on assets), activity, firm size, and the number of audit committee meetings have significant influences on publication of SR. Meanwhile, profitability (net profit margin), liquidity, leverage, industry type, the number of board meetings, and governance committee have no significant influences on SR publications. Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, Industry Type, Activity, Firm Size, Meeting Audit Committee, Meeting Board of Directors, Governance Committee. ix ABSTRAK Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Report Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, tipe industri, aktivitas, ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap publikasi sustainability report (SR). Penelitian ini menggunakan data sekunder pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2011. Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah sampel perusahaan yang mempublikasikan sustainability report (SR) adalah 20 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan yang tidak mempublikasikan sustainability report (SR) adalah 22 perusahaan. Alat analisis untuk menguji hiptesis yaitu analisis regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas (return on assets), aktivitas, ukuran perusahaan, dan jumlah rapat komite audit berpengaruh signifikan terhadap publikasi SR. Sedangkan profitabilitas (net profit margin), likuiditas, leverage, tipe industri, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee tidak berpengaruh signifikan terhadap publikasi SR. Kata kunci: Sustainability Report, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Tipe Industri, Aktivitas, Ukuran Perusahaan, Jumlah Rapat Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Direksi, Governance Committee. x KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim AssalamualaikumWr. Wb. Alhamdullilahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan kemudahanNya, serta Rasulullah SAW yang telah menjadi inspirasi bagi penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report” ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, dan doanya yang tulus sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orangtua tercinta yaitu Harsenotomo dan Sunarsih yang selalu menncurahkan kasih sayang melalui doa, dukungan dan nasihat kepada penulis. 2. Kakak-kakakku Rini, Soni, Koko, Kiki, Jun, dan Desi yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. xi 4. Ibu Dr. Rini, SE.,Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atasi lmu yang telah Bapak berikan selama ini. 7. Ibu SoliyahWulandari SE., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya siding skripsi. 8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 9. Sahabat seperjuanganku “HAPPY” Annisa Ayu Fitria, Silvia Lailiyah, Laila Badriyah, Zahra Septianingsih, dan Rizka Persia Pasadena terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis. 10. Sahabatku Dhika, Hamdan, Rifky, Rahmat, Galih, Amri, Koco dan rekanrekan ACID Akuntansi C lainnya yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis. 11. Teman-teman Akuntansi UIN 2009 yang selalu memberikan semangat kepada penulis. xii 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas masukan dan bantuannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jakarta, Juni 2013 Puspowardhani xiii DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi Abstract ............................................................................................................... ix Abstrak ................................................................................................................. x Kata Pengantar ................................................................................................. xi Daftar Isi .......................................................................................................... xiv Daftar Tabel.................................................................................................... xvii Daftar Gambar .............................................................................................. xviii Daftar Lampiran ............................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ..................................... 12 1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 12 2. Teori Stakeholders ................................................................... 13 3. Teori Legitimasi ...................................................................... 15 4. Corporate Social Responsibility (CSR) .................................. 16 5. Konsep Triple Bottom Line ..................................................... 17 6. Sustainability Report ............................................................... 18 7. Karakteristik Perusahaan .......................................................... 24 a. Profitabilitas ......................................................................... 24 b. Likuiditas............................................................................. 25 xiv c. Leverage .............................................................................. 25 d. Tipe Industri ....................................................................... 26 e. Aktivitas ............................................................................. 27 f. Ukuran Perusahaan ............................................................. 27 6. Corporate Governance............................................................ 28 a. Komite Audit ....................................................................... 29 b. Dewan Direksi .................................................................... 30 c. Governance Committee ....................................................... 31 B. Hasil Penelitian Sebelumnya ....................................................... 31 C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 34 D. Hipotesis ...................................................................................... 36 1. Profitabilitas dengan Publikasi SR .......................................... 36 2. Likuiditas dengan Publikasi SR .............................................. 37 3. Leverage dengan Publikasi SR................................................ 37 4. Tipe Industri dengan Publikasi SR ......................................... 38 5. Aktivitas dengan Publikasi SR ............................................... 39 6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi SR .............................. 39 7. Komite Audit dengan Publikasi SR ....................................... 40 8. Dewan Direksi dengan Publikasi SR ..................................... 41 9. Governance Committee dengan Publikasi SR ........................ 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 44 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 44 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 45 D. Metode Analisis Data .................................................................... 46 1. Definisi Regresi Logistik ......................................................... 46 2. Tahapan Regresi Logistik .......................................................... 47 a. Statistik Deskriptif................................................................. 47 b. Pengujian Hipotesis Penelitian .............................................. 47 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................... 52 1. Variabel Independen ............................................................... 53 xv a. Karakteristik Perusahaan (X1) ............................................ 53 b. Corporate Governance (X2) .............................................. 55 3. Variabel Dependen (Sustainability Report) (Y) ....................... 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 59 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 59 1. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 59 2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................... 61 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................... 62 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 63 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................ 66 a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model.......................... 68 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 70 c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ................................... 70 d. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 71 e. Hasil Matriks Klasifikasi .................................................... 73 f. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................... 74 1) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Publikasi SR ............. 75 2) Pengaruh Likuiditas Terhadap Publikasi SR ................. 77 3) Pengaruh Leverage Terhadap Publikasi SR..................... 78 4) Pengaruh Tipe Industri Terhadap Publikasi SR .............. 79 5) Pengaruh Aktivitas Terhadap Publikasi SR .................... 80 6) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Publikasi SR ... 81 7) Pengaruh Komite Audit Terhadap Publikasi SR ............ 82 8) Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Publikasi SR ......... 83 9) Pengaruh Governance Committee Terhadap Publikasi SR84 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 86 A. Kesimpulan.................................................................................. 86 B. Implikasi ..................................................................................... 89 C. Saran ........................................................................................... 91 Daftar Pustaka .................................................................................................... 92 Lampiran ............................................................................................................. 98 xvi DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 2.1. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 32 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 58 4.1. Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ..................................................60 4.2. Data Sampel Penelitian ..............................................................................61 4.3. Statistik Deskriptif .....................................................................................63 4.4. Identifikasi Data .........................................................................................67 4.5. Data yang Diproses ....................................................................................67 4.6. Menilai Keseluruhan Model.......................................................................69 4.7. Koefisien Determinasi................................................................................70 4.8. Menguji Kelayakan Model Regresi .......................................................... 71 4.9. Hasil Uji Multikolinieritas .........................................................................72 4.10. Matriks Klasifikasi .....................................................................................73 4.11. Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .................................................................................... 74 4.12. Ringkasan Hasil Penelitian........................................................................................................... 85 xvii DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 2.1. Skema Kerangka Konseptual ......................................................................35 xviii DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1. Data Sampel ...............................................................................................98 2. Hasil Output SPSS ..................................................................................116 xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan akan mencari profit yang besar untuk memaksimalkan usahanya. Sebagian besar perusahaan menganggap bahwa mereka sudah cukup memberikan sumbangsih kepada masyarakat berupa penyediaan produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan penyediaan lapangan pekerjaan. Namun, masyarakat semakin menyadari bahwa tidak cukup hal itu saja, melainkan dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan juga perlu mendapat perhatian khusus. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Kapitalisme, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi sosial {(Galtung & Ikeda, 1995) dan (Rich, 1996) dalam (Anggraini, 2006:2)}. 1 Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik (Anggraini, 2006:2). Anggapan tersebut bukanlah suatu hal yang cukup jika suatu perusahaan ingin membentuk nilai jangka panjang karena sebenarnya masyarakat tidak kemudian hanya menuntut pemenuhan kebutuan mereka melalui penyediaan produk. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan (sustainability) dalam lingkup hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting Initiative, 2006 dalam Suryono, 2011:3). Era 1990-an muncul gerakan konsumen yangdisebut “konsumen hijau” (green consumer) menghendaki produk yang bersahabat dengan lingkungan (environmentally friendly product). Hal ini terjadi karena meningkatnya 2 kerusakan ekologi sebagai akibat kegiatan pembangunan termasuk ekonomi dan perdagangan. Permasalahan lingkungan hidup terus berlangsung hingga saat ini. Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change/IPPC) di Valencia, 19 Nopember 2007, menyebutkan bahwa pemanasan global merupakan hal yang tidak terbantahkan lagi. Aktivitas manusia (90%) sebagai penyebab utama pemanasan global. Menurut Antara News (2007), sedikitnya dua puluh tiga pulau tak berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam sepuluh tahun terakhir akibat pemanasan global. Diperkirakan tahun 2070 sekitar 800 ribu rumah dipesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau dari sekitar 18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Pulau Maladewa (India), Vanuatu dan beberapa pulau lain akan mengalami nasib sama. (Ambarini, 2010:275). Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi. Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa depan. (Setiaji, 2011). Namun, masih banyak kritik yang disampaikan oleh masyarakat, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun pakar pendidikan mengenai minimnya kepedulian perusahaan-perusahaan terhadap aspek lingkungan dan sosial yang timbul dari kegiatan operasinya. 3 Wahyuningtyas dan Nugrahanti (2012:2) menyebutkan sejumlah contoh kasus yang terjadi di antaranya adalah melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT Lapindo Brantas, limbah industri PT Wings Surya yang melampaui baku mutu buangan limbah cair telah merusak sekitar 18 hektar tanaman padi milik warga, PT Adi Makayasa yang ditutup sementara karena warga sekitar mengeluhkan polusi udara yang ditimbulkan dari aktivitas pabrik pupuk organik tersebut, serta PT Hutan Unggul Persada dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia karena telah mempekerjakan sekitar 88 anak di bawah umur. Data National Centre for Sustainability Report (NCSR), lembaga independen pengembangan, pembinaan, pengukuran, dan pelaporan implementasi CSR dan keberlanjutan perusahaan, menyuguhkan data menarik. Chairman NCSR Indonesia Ali Darwin menyebutkan sebanyak tiga puluh perusahaan di Indonesia menggunakan standar laporan keberlanjutan (sustainability report) berdasarkan panduan terbitan Global Reporting Initiative (GRI) yang berbasis di Belanda. Standar GRI ini diwajibkan di sejumlah negara, seperti Belanda, Swedia, Perancis, China, Jepang. Ada tiga alasan utama, mengapa hanya tiga puluh perusahaan di Indonesia yang mengacu GRI dalam menyusun laporan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Pertama, laporan CSR belum menjadi ketentuan wajib meski kegiatan CSR di Indonesia sudah diatur. Kedua, perusahaan yang memiliki kegiatan CSR memang tidak transparan, selain alasan biaya dalam menyusun laporan. Atau alasan ketiga, perusahaan ini low profile sehingga mereka 4 berpikir tidak perlu melaporkan, yang penting sudah memberi dampak dan keberlanjutan sosial kepada masyarakat. (Setiaji, 2011:2). Di tengah sulitnya kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu, sustainability sebuah perusahaan „tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari para konsumen, pekerja dan pihak regulator. (Xavier Bary, 2013:1). Xavier menyebutkan salah satu contoh dramatis dari perusahaan yang mengabaikan sinyal-sinyal pentingnya masalah sustainability ini adalah tiga manufaktur mobil besar di Amerika. Perusahaan-perusahaan ini merancang mobil berdasarkan asumsi bahwa ada sejumlah besar cadangan minyak bumi dan bahan-bahan mentah yang tersedia dan dapat digunakan. Mereka kehilangan daya saing mereka saat harga bahan bakar melambung tinggi di tahun 2005, sebuah refleksi dari semakin menipisnya cadangan sumber daya alam dunia. Saat krisis terjadi, dalam jangka waktu yang singkat konsumen memilih mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar. Para perusahaan 5 manufaktur mobil di Amerika tidak memiliki cukup waktu untuk merespon tren ini dengan rancangan-rancangan mobil yang baru. Perusahaanperusahaan ini sekarang berada di ambang kebangkrutan, bukan karena krisis ekonomi yang terjadi, melainkan karena mereka gagal menangani masalah sustainability beberapa tahun sebelumnya. Isu mengenai sustainable development berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menerbitkan sustainability report. The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) menjelaskan bahwa Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (Anggraini, 2006:5). Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya. (Budiman dan Supatmi, 2009:4). 6 Anggraini (2006:15) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Hasilnya adalah kepemilikan manajemen dan tipe industri berpengaruh, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Hal ini disebabkan perusahaan dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki risiko politis yang tinggi (high-profile) cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain. Mengacu pada penelitian Suryono dan Prastiwi, penelitian ini juga menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap praktik pengungkapan sustainability reporting dengan memodifikasi variabel penelitian. Perbedaan tersebut adalah menambahkan obyek pengamatan pada karakteristik perusahaan dengan variabel tipe industri. Pada variabel profitabilitas juga ditambahkan proksi net profit margin (NPM). Selain itu, penelitian ini menambah tahun penelitian yaitu dari tahun 2007 hingga 2011 agar dapat memberikan informasi yang lebih jelas bagi pemangku kepentingan. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karena tidak banyak penelitian yang membandingkan variabel mengenai karakterisitik perusahaan corporate governance dengan sustainability reporting. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik perusahaan dan praktik corporate governance dalam 7 pembuatan sustainability report. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Reporting”. B. Rumusan Masalah Tumbuhnya kesadaran publik tentang peran perusahaan di tengah masyarakat melahirkan kritik karena menciptakan masalah sosial, polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat safety produk, serta hak dan status tenaga kerja. Investor semakin peduli dengan menilai dan menentukan mana sajakah perusahaan berkelanjutan yang melalui telah indikator melakukan yang pengambilan lebih keputusan komprehensif dan memprioritaskan investasinya pada perusahaan yang menjalankan operasional perusahaan secara beretika dan bertanggung jawab. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk memberikan tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. (Made dan Putu Ayu, 2011:37). Mindset atau cara pandang bahwa perusahaan harus mengedepankan profit oriented mulai banyak dipertanyakan setelah banyak terjadinya berbagai kerusakan baik sosial maupun lingkungan sebagai impact dari aktivitas entitas bisnis dalam meraih profit. Banyaknya permasalahan lingkungan sebagai akibat kegiatan pembangunan, mendorong diciptakannya industri yang berwawasan lingkungan. Seiring dengan adanya perkembangan CSR, perusahaan mulai menyadari untuk mengungkapkan sebuah laporan yang tidak hanya berpijak pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan 8 perusahaan saja tetapi berpijak pada triple bottom line, yaitu selain informasi keuangan juga menyediakan informasi sosial dan lingkungan, yang kemudian disebut sustainability report. Sustainability report ini disusun dengan pedoman (standar) Global Reporting Initiative (GRI) yang telah dikembangkan sejak tahun 1990 dan disusun tersendiri terpisah dari laporan keuangan atau laporan tahunan. (Maharani, 2011:192). Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 4. Apakah tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 5. Apakah aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 7. Apakah komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 8. Apakah dewan direksi berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 9. Apakah governance committee berpengaruh terhadap publikasi sustainability report? 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris: a. Pengaruh profitabilitas terhadap publikasi sustainability report. b. Pengaruh likuiditas terhadap publikasi sustainability report. c. Pengaruh leverage terhadap publikasi sustainability report. d. Pengaruh tipe industri terhadap publikasi sustainability report. e. Pengaruh aktivitas perusahaan terhadap publikasi sustainability report. f. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap publikasi sustainability report. g. Pengaruh komite audit terhadap publikasi sustainability report. h. Pengaruh dewan direksi terhadap publikasi sustainability report. i. Pengaruh governance committee terhadap publikasi sustainability report. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi mahasiswa akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi mengenai pentingnya laporan keberlanjutan (sustainability report) sebuah perusahaan. c. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 10 d. Bagi perusahaan, dapat mengeluarkan sustainability report sebagai bahan evaluasi dan komunikasi kepada stakeholder. e. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai karakteristik perusahaan dan corporate governance, serta pentingnya sustainability report yang saat ini masih bersifat sukarela. f. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada ukuran moneter saja. g. Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di Indonesia. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan sebagai grand theory dimana teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan antara principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent (manajer perusahaan atau pihak yang menerima mandat) yang dilandasi dari adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan, pemisahan penanggung risiko, pembuatan keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi (Jensen dan Meckling, 1976). Konsep keagenan ini mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan, baik wajib maupun sukarela. Dorongan ini ditunjukkan sebagai alat penggerak yang digunakan untuk mengurangi asimetri informasi dan biaya agensi yang ditimbulkan dari konflik keagenan. Pihak principal juga dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agent dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh agent (Prastiwi dan Puspitaningrum, 2013:2). Adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi pengendalian (control) dalam hubungan keagenan sering menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency 12 problems). Masalah-masalah keagenan tersebut timbul karena adanya konflik atau perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi untuk memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri (Kodrat dan Herdinata, 2009:14). Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Anggraini (2006:7-8) perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen, salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat. 2. Teori Stakeholders Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur, pesaing, dan lainlain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus 13 memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994, dalam Purwanto, 2011:14) menyatakan bahwa: “Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya”. Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif (Ullman, 1985 dalam Purwanto, 2011:14). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder, tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat 14 memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011:6). 3. Teori Legitimasi Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Nor Hadi, 2010 dalam Sari, 2012:127). Menurut Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011:15), teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa: “Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasanbatasanyang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”. Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan “perusahaan beroperasi di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya” (Guthrie dan Parker, 1989 dalam Suryono, 2011, hal.7). Kesesuaian nilai sosial yang ingin diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan komunikasi yang efektif bagi masyarakat. 15 Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasiinformasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011:7). Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern). 4. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Prasetyono, 2011:239). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyuningtyas dan Nugrahanti (2012:4) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada khususnya (Made dan Putu Ayu, 2011:39). Selain itu, Syahrir dan 16 Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012:2) mengatakan bahwa tujuan dari penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto, 2011:16). 5. Konsep Triple Bottom Line Effendi (2009:109) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century 17 Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu: 1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, 2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta 3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya. 6. Sustainability Report Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009) paragraf 12, yang berbunyi sebagai berikut: “Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2009) tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan (Purwanto, 2011:18). 18 Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan investasi dan hubungan pasar lainnya (GRI, 2006:2). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu dari lembaga yang serius menangani permasalahan yang berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008:251). GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia. (Notiger dan Gai, 2007 dalam Maharani, 2012:195). Lebih lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri dan terhadap lingkungan. Laporan keberlanjutan adalah praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan 19 pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. „Laporan Keberlanjutan‟ merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006:3). Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, di antaranya: 1) Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela; 2) Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan; dan 3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara berbagai organisasi dalam waktu tertentu. Sebagaimana dijelaskan dalam CSR Indonesia (2010, hal.3) meskipun jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahun-tahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan berkelanjutan masihlah terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah seluruh 20 perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam—yang dianggap terbaik hingga sekarang-tidak seluruh deskripsi di setiap indikator dikatakan berimbang. untuk perusahaan lainnya. Ketiga, pemanfaatan laporan keberlajutan masih sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2013). Ruang lingkup informasi sustainaility report menurut GRI meliputi: a) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi perusahaan. b) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara di mana perusahaan beroperasi, kondisi kepemilikan dan badan 21 hukumnya, pasar, skala organisasi, serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan c) Report parameter, memuat report profile, report scope and boundary, dan GRI content index. d) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives (keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsip-prinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut). Kerangka kerja GRI telah diperbaiki secara kontinu dan pada tahun 2006, The Third Generation (G3) dari kerangka kerja keberlanjutan GRI telah diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. GRI G3 Guideliness (GRI, 2006) mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari 79 komponen. 1) Indikator Kinerja Ekonomi Terdiri atas 9 komponen, meliputi: a) Kinerja Ekonomi b) Aspek Keberadaan Pasar c) Dampak Ekonomi Tidak Langsung 22 2) Indikator Kinerja Sosial Terdiri atas 40 komponen, meliputi: a) Aspek Tenaga Kerja dan Praktik Kerja yang Layak Mencakup tenaga kerja, hubungan manajemen, keselamatan dan kesehatan kerja, pendidikan dan pelatihan, keberagaman dan kesempatan yang sama, serta indikator tambahan. b) Aspek Hak Asasi Manusia Mencakup praktik manajemen), anti investasi dan diskriminasi, pengadaan kebebasan (strategi dan berserikat dan perundingan bersama, pekerja anak, tenaga kerja wajib dan terpaksa, praktik kedisiplinan serta hak masyarakat adat. c) Aspek Masyarakat Mencakup Masyarakat (komunitas), Penyuapan dan Korupsi, Kebijakan Publik, Perilaku Anti Persaingan, dan Kepatuhan. d) Aspek Tanggung Jawab Produk Mencakup Keselamatan dan Kesehatan Konsumen, Pelabelan Produk dan Jasa, Komunikasi Pemasaran dan Privasi Konsumen. 3) Indikator Kinerja Lingkungan Terdiri atas 30 Komponen, meliputi : a) Bahan/Material b) Energi c) Air d) Keanekaragaman Hayati 23 e) Emisi, Efluen dan Limbah f) Produk dan Jasa g) Kepatuhan h) Transportasi i) Aspek Keseluruhan 7. Karakteristik Perusahaan a. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012:4). Pengukuran profitabilitas merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pemegang saham [(Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996)]. Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui SR, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam SR. 24 b. Likuiditas Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009:95). Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012:4). Menurut Almilia (2007:4), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. c. Leverage Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009:107). Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak 25 tertagihnya suatu utang [(Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty : 84) dalam Almilia (2007:4)]. Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang (Anggraini, 2008:8). d. Tipe Industri Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu industri high-profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang low-profile. Hal ini dikarenakan masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap industri high-profile karena kelalaian perusahaan dalam penanganan proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi masyarakat sehingga perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen. Sedangkan perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan. Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977) dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain. 26 e. Aktivitas Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011:7). Semakin tinggi rasio mancerminkan semakin baik manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencari dukungan stakeholder dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (Suryono dan Prastiwi, 2011:7). f. Ukuran Perusahaan Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil [(Jensen dan Meckling, 1976) dalam Marwata (2001)]. Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. 27 Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya, 2012:5). 8. Corporate Governance Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG). Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut : 1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR. 28 2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. 4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. a. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011:10). Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya 29 sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011:10). b. Dewan Direksi Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009). Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011:11). 30 c. Governance Committee Suryono (2011:18) menjelaskan bahwa penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya, merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011:18) menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.2. 31 Tabel 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya No. 1. 2. 3. Judul dan Peneliti Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Metode Hasil Penelitian Penelitian 1) Prosentase Analisis regresi Kepemilikan kepemilikan berganda manajemen dan manajemen, tipe industri 2) Tingkat berpengaruh leverage, terhadap 3) Ukuran pengungkapan perusahaan, informasi social; 4) Tipe industri, Leverage, 5) Profitabilitas ukuran perusahaan, dan (Fr. Reni Retno profitabilitas Anggraini, 2006) tidak berpengaruh. Pengaruh Profitabilitas (X1) Partial Least Profil dan karakteristik Profil perusahaan Square (PLS) kepemilikan perusahaan (X2) berpengaruh terhadap Ukuran dewan terhadap luas pengungkapan komisaris (X3) pengungkapan CSR dan Konsentrasi CSR; dampaknya kepemilikan (X4) Luas terhadap reaksi Abnormal return pengungkapan investor. (Y1) CSR Volume berpengaruh (Rita, Bambang, perdagangan terhadap reaksi Eko, 2008) saham (Y2) investor. Retorika dalam Sustainability Kualitatif PT. Aneka pelaporan CSR: Report Tambang telah Analisis semiotik mengungkapkan atas sustainability CSRnya juga reporting pada PT. melalui Aneka Tambang, pembuatan Tbk. sustainability report dan (Anis Chariri dan proses Firman Aji pembuatannya Nugroho, 2009) sebagian besar Variabel 32 No. 4. Judul dan Peneliti Sustainability Reporting: What Are The Characteristics of Corporations that Provide High Quality Sustainability Reports. (Dilling, 2009) 4. 5. Pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian telah memenuhi standar-standar yang telah [ditetapkan oleh GRI. Sektor perusahaan Uji beda t-test, Perusahaan yang (X1) Regresi logistik memiliki Ukuran (X2) karakteristik Profitabilitas dan profitabilitas pertumbuhan (X3) yang tinggi, Corporate bergerak di governance (X4) sektor pertambangan, dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap pembuatan sustainability report. Profitabilitas (X1) Uji beda t-test, Praktik Likuiditas (X2) Regresi logistik pengungkapan Leverage (X3) dipengaruhi oleh Aktivitas (X4) profitabilitas, Ukuran ukuran perusahaan (X5) perusahaan, dan Komite audit (X6) CG (komite Dewan direksi audit dan dewan (X7) direksi). Governance committee (X8) (Hari Suryono dan Andri Prastiwi, 2011) Pengaruh Profitabilitas (X1) karakteristik Likuiditas (X2) perusahaan Solvabilitas(X3) Statistik deskriptif Hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh 33 No. Judul dan Variabel Peneliti terhadap luas Ukuran pengungkapan perusahaan (X4) kegiatan CSR. Pengungkapan CSR (Y) (Ahmad Kamil dan Antonius Herusetya, 2012) Metode Penelitian Hasil Penelitian positif terhadap pengungkapan CSR pada laporan keuangan tahunan perusahaan publik. C. Kerangka Berpikir Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh karakterisitik perusahaan dan corporate governance terhadap publikasi sustainability report. 34 Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan tanggung jawab sosial dan lingkungan Basis Teori Variabel Independen Variabel Dependen Return on Asset Net Profit Margin Current Ratio Debt to Equity Ratio Tipe Industri Inventory Turnover Publikasi Sustainability Report Total Assets Jumlah Rapat Komite Audit Jumlah Rapat Dewan Direksi Governance Committee Metode Analisis: Regresi Logistik Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan, Implikasi, dan Saran 35 D. Hipotesis 1. Profitabilitas dengan Publikasi Sustainability Report Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan Herusetya (2012) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan kemampuas entitas dalam menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas. Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H1a: ROA berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. H1b: NPM berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 36 2. Likuiditas dengan Publikasi Sustainability Report Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek [(Prastowo dan Juliaty (2002) dalam Almilia dan Retrinasari (2007:4)]. Dalam Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011:6). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H2: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap sustainability report. 3. Leverage dengan Publikasi Sustainability Report Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio leverage yang 37 tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan baik. Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H3: Leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 4. Tipe Industri dengan Publikasi Sustainabilty Report Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile menurut Robert (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) adalah perusahaan yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi yang ketat. Penelitian yang berkaitan dengan profile perusahaan kebanyakan mendukung bahwa industri high profile mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab 38 sosialnya lebih banyak dari industri low profile. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H4: Tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 5. Aktivitas dengan Publikasi Sustainability Report Rasio aktivitas ini digunakan untuk mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat mengelola sumber-sumber dananya. Perusahaan dikatakan efektif apabila diikuti dengan tingginya perputaran aktiva di perusahaan tersebut. Semakin efektif perusahaan mengelola dananya maka akan mencerminkan kondisi keuangan yang stabil, kuat, dan rendah risiko. Kondisi inilah yang merupakan upaya dari perusahaan untuk mendapat dukungan dari para stakeholder demi kelangsungan hidup perusahaan. Tingginya rasio aktivitas merupakan gambaran kinerja keuangan yang baik sehingga mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi lain yang lebih lengkap melalui laporan keberlanjutan (sustainability report). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H5: Tingkat aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi Sustainability Report Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar 39 perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi, 2011:8). Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005), serta [Fahrizqi (2010) dan Prihandono (2010) dalam Kamil dan Herusetya] menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H6: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 7. Komite Audit dengan Publikasi Sustainabilty Report Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2008). Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal 40 audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H7: Komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 8. Dewan Direksi dengan Publikasi Sustainability Report Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG 41 sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H8: Dewan direksi berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 9. Governance Committee dengan Publikasi Sustainability Report Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuan-tujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance (GCG) berkaitan erat 42 dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam Hidayah (2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H9: Governance Committee berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu karakteristik perusahaan yang meliputi profitabilitas; likuiditas; leverage; tipe indutri; aktivitas perusahaan; serta ukuran perusahaan; dan corporate governance yang meliputi komite audit; dewan direksi; dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu publikasi sustainability reporting. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011, kecuali perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities,dan insurance. B. Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, artinya setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Dalam non probability sampling, kami menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Kriteria bagi perusahaan yang dijadikan sampel antara lain: 44 1. Perusahaan yang listing di BEI. 2. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities,dan insurance. Hal ini karena perusahaan dalam kategori tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada umumnya. 3. Perusahaan yang menerbitkan annual report periode 2007-2011. 4. Perusahaan yang menampilkan data secara lengkap untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap publikasi SR. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2007-2011. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan IDX Fact Book yang diterbitkan oleh BEI. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini. Data penunjang lainnya diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id dan website masing-masing perusahaan. 45 D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan SPSS 17. Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dummy (mempublikasikan SR atau tidak mempublikasikan SR). Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. 1. Definisi Regresi Logistik Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binari digunakan untuk menemukan persamaan regresi dimana variabel 46 dependennya bertipe kategorial dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju. 2. Tahapan Regresi Logistik Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf dibawah ini (Ghozali, 2012): a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi frekuensi variabel yang tercermin dalam nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari ROA, NPM, current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, total aset, jumlah rapat komite audit dan dewan direksi. Hasil ini akan didapat berdasarkan data olahan SPSS. Tipe industri dan keberadaaan governance committee tidak diikutsertakan dalam penghitungan statistik deskriptif karena kedua variabel tersebut menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah skala yang mengategorikan individu atau objek ke dalam kelompok yang eksklusif dan lengkap secara bersama, dan memberikan informasi mendasar dan kategorikal mengenai variabel yang diteliti. b. Pengujian Hipotesis Penelitian Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE). 47 Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk ekonomi dan keuangan, besarnya α adalah 5% (Nachrowi dan Usman, 2006:15). Kaidah pengambilan keputusan adalah: a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung. 1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas 48 bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 3) Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and 49 Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. 4) Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. 50 5) Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan publikasi sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan. 6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage, tipe industri, aktivitas, ukuran perusahaan) dan corporate governance (komite audit, dewan direksi, governance committee) terhadap publikasi sustainability report. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah: Logit (KODE) = α + β1(ROA) + β2 (NPM) + β3(CR) + β3 (DER) + β4 (TYPE) + β5 (IT) + β6 (LNTA) + β7 (JRKA) + β8 (JRDD) + β9 (GC) Penjelasan : Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah membuat sustainability report (nilai 1) dan yang tidak (nilai 0). A ROA = Konstanta = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROA. 51 NPM = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan NPM. CR = Likuiditas yang diproksikan melalui perhitungan current ratio. DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan debt to equity ratio. TYPE = Tipe Industri, high profile = 1, low profile = 0. IT = Aktivitas perusahaan yang diproksikan melalui perhitungan inventory turnover. LNTA = Ukuran perusahaan yang diproksikan melalui log natural jumlah asset perusahaan. JR KA = Komite audit yang diproksikan melalui jumlah rapat antar anggota JR DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui jumlah rapat antar anggota GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee ( nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang tidak ). E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan yang disertai dengan operasional serta cara pengukurannya. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 52 1. Variabel Independen a. Karakteristik Perusahaan (X1) 1) Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri (shareholders equity) (Sari, 2012:129). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Return On Asset = Net Profit Margin = 2) Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012:4). Rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio. Current Ratio = 53 3) Leverage Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi [(Hadiningsih, 2007) dalam (Suryono dan Prastiwi, 2011:6)]. Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. 4) Tipe Industri Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri high-profile, dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri low-profile. Kriteria untuk menentukan perusahaan termasuk high-profile dan low-profile digunakan pengelompokan menurut Roberts (1992), Preston (1977) dan Patten (1991), Hakston dan Milne (1996) dalam Anggraini (2006). Perusahaanperusahaan yang termasuk dalam industri migas, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman sebagai industri yang highprofile (Anggraini, 2006:11). 5) Rasio Analisis Aktivitas Perusahaan Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk 54 menunjang kegiatan operasi-operasi perusahaan [(Ulupui, 2009) dalam (Suryono, 2011:14)]. Rasio Aktivitas dalam penilitian ini diukur melalui inventory turnover. Inventory Turnover = 6) Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, atau ekuitas (Miswanto dan Husnan (dalam Almilia, 2007). Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2012:128). Dalam penelitian ini varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah: Size = Log natural (total aset) b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) (X2) 1) Komite Audit Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan 55 pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011:10). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance. 2) Dewan Direksi Dewan direksi merupakan bagian perseroan yang bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011:11). 3) Governance Committee Menurut Willey (2009, dalam Suryono 2011:18) governance committee merupakan sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi, yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate governance. Dalam 56 penelitian ini, pelaksanaan corporate governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan dari pembentukan governance committee. Variabel ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pembentukan governance committee. 2. Variabel Dependen (Sustainability Report) (Y) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan. Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel independen dijelaskan sebagai berikut: 57 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Profitabilitas Pengukuran Variabel Return of Asset = Skala Pengukuran Rasio Net Profit Margin = Likuiditas Current Ratio = Rasio Leverage Debt to Equity Ratio = Rasio Tipe Industri High-profile = 1 Low-profile = 0 Inventory Turnover = Nominal Aktivitas Perusahaan Ukuran Perusahaan Komite Audit Dewan Direksi Governance Committee Nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan Jumlah rapat antara anggota komite audit Jumlah rapat selama periode setahun Perusahaan yang sudah membentuk governance committee =1 Perusahaan yang belum membentuk governance committee =0 Rasio Rasio Rasio Rasio Nominal 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2007-2011, kecuali perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance. Perusahaanperusahaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dengan perusahaanperusahaan sampel lain pada umumnya. Alasan peneliti menggunakan periode yang dimulai tahun 2007 karena pada tahun 2006 merupakan tahun awal dilakukannya sustainability reporting (SR). PT. Antam merupakan satu-satunya perusahaan yang membuat SR pada saat itu, sehingga diharapkan tahun berikutnya sudah banyak perusahaan yang mengikuti jejak Antam dan menyadari pentingnya membuat laporan tersebut. Perusahaan yang tercatat dalam BEI digunakan sebagai populasi karena perusahaan tersebut memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan 59 kepada pihak luar perusahaan sehingga memungkinkan laporan tahunan tersebut dapat diperoleh dalam penelitian ini. Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2007-2011 Jumlah perusahaan yang termasuk kategori banking, credits agencies other than bank, securities,dan insurance Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap pada laporan tahunan Jumlah sampel Tahun pengamatan (tahun) Jumlah sampel total dalam penelitian 440 (170) (228) 42 5 210 Sumber : data sekunder yang diolah, 2013 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2011 berjumlah 440 perusahaan. Dari 440 perusahaan tersebut, terdapat 170 perusahaan yang masuk ke dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance, dan 228 perusahaan yang laporan tahunannya tidak menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 60 42 perusahaan, sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 210 pengamatan. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini,sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti return on asset, net profit margin, current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, total asset, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee. Selama periode tahun 2007-2011 terdapat 20 perusahaan yang mempublikasikan SR, sedangan perusahaan yang tidak mempublikasikan SR sebanyak 22 perusahaan. Dari 42 perusahaan tersebut menghasilkan 210 observasi. Ringkasan sampel penelitian disajikan daam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No. Klasifikasi Industri JUMLAH 2007 2008 2009 2010 2011 1. Animal husbandary 1 1 1 1 1 2. Automotive and Component 3 3 3 3 3 3. Building Construction 2 2 2 2 2 4. Cement 3 3 3 3 3 5. Ceramic, Glass, Porcelain 1 1 1 1 1 6. Chemicals 1 1 1 1 1 7. Coal Mining 1 1 1 1 1 8. Computer and Services 1 1 1 1 1 61 No. Klasifikasi Industri JUMLAH 2007 2008 2009 2010 2011 9. Cosmetics and Household 2 2 2 2 2 10. Crude Petroleum and Natural 3 3 3 3 3 Gas Production 11. Energy 1 1 1 1 1 12. Food and Beverages 1 1 1 1 1 13. Metal and Mineral Mining 1 1 1 1 1 14. Pharmaceuticals 1 1 1 1 1 15. Plantation 4 4 4 4 4 16. Retail Trade 6 6 6 6 6 17. Telecommunication 4 4 4 4 4 18. Tobacco Manufacturers 1 1 1 1 1 19. Transportation Services 1 1 1 1 1 20. Wholesale 4 4 4 4 4 42 42 42 42 42 JUMLAH AKUMULASI 210 Sumber: data diolah, 2013 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen, yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, dan tipe industri) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen, yaitu publikasi sustainability report. 62 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 17.0 dari variabel-variabel penelitian ini adalahdiperoleh sebanyak 210 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (5 tahun; dari tahun 2007-2011) dengan jumlah perusahaan sampel (42 perusahaan). Tabel 4.3 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 210 -0.313 0.508 0.092 0.108 NPM 210 -3.723 0.679 0.0726 0.302 CR 210 -1.963 28.195 2.025 2.820 DER 210 -38.525 1,326.000 13.062 120.523 IT 210 1.696 1,653.205 62.997 199.683 LN TA 210 25.269 32.665 29.173 1.647 JR KA 210 0 72 10.05 9.676 JR DD 210 2 79 22.69 16.731 Valid N 210 (listwise) Sumber: Output SPSS 63 Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dari penelitian ini ada 210 perusahaan. Dari 210 pengamatan ini, nilai variabel profitabilitas (ROA) yang terkecil adalah -0,313, nilai yang terbesar adalah 0,508, dengan rata-rata sebesar 0,092 dan standar deviasi 0,108. ROA yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya asset yang dimiliki untuk menciptakan laba. Pada variabel profitabilitas (NPM) nilai yang terkecil adalah -3,723, nilai yang terbesar adalah 0,679, dengan rata-rata sebesar 0,073 dan standar deviasi 0,302. NPM yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan yang dilihat dari besarnya pendapatan untuk menghasilkan laba. Pada variabel likuiditas (CR) nilai yang terkecil adalah -1,963 dan yang terbesar adalah 28,195, dengan rata-rata sebesar 2,025 dan standar deviasi 2,820. CR yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan aset lancar untuk membayar kewajiban lancarnya. Pada variabel leverage (DER) nilai yang terkecil adalah -38,525, nilai yang terbesar adalah 1.326, dengan rata-rata sebesar 13,062 dan standar deviasi 120,523. DER yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya untuk membiayai hutang perusahaan. Pada variabel aktivitas perusahaan (IT) nilai yang terendah adalah 1,696, nilai yang terbesar adalah 1.653,205 dengan rata-rata sebesar 62,997 dan standar deviasi 199,683. IT yang tinggi menunjukkan efektivitas 64 perusahaan memanfaatkan pendapatan yang diterimanya untuk menghasilkan persediaan. Pada variabel tipe industri (TYPE) nilai terkecil adalah 0, nilai terbesar adalah 1. Tipe industri dengan nilai 1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan high-profile, sedangkan nilai 0 menunjukkan bahwa perusahaan persebut merupakan low-profile. Total sampel dengan kategori high-profile sebesar 64,286% dari keseluruhan sampel sedangkan sampel dengan kategori low-profile sebesar 35,714% dari keseluruhan sampel. Pada variabel ukuran perusahaan (SIZE) nilai terkecil adalah 25,269, nilai terbesar adalah 32,665 dengan rata-rata sebesar 29,173 dan standar deviasi 1,647. Pada variabel corporate governance (JRKA) nilai terkecil adalah 0, nilai terbesar adalah 72, dengan rata-rata sebesar 10,05 dan standar deviasi 9,676. Pada variabel corporate governance (JRDD) nilai terkecil adalah 2, nilai terbesar adalah 79, dengan rata-rata 22,69 dan standar deviasi 16,731. Pada variabel corporate governance (GC) nilai terkecil adalah 0, nilai terbesar adalah 1. Corporate governance dengan nilai 1 menunjukkan bahwa perusahaan telah membentuk governance committee, sedangkan nilai 0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak membentuk governance committee. Total sampel yang memiliki governance committeesebesar 20,476% dari keseluruhan sampel sedangkan sampel yang tidak memiliki governance committee sebesar 79,524% dari keseluruhan sampel. 65 Variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit, dan jumlah rapat dewan direksi yang menggunakan skala pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil. Sedangkan untuk variabel tipe industri dan governance committee yang menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012:4). 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Regresi binary logistik adalah regresi yang digunakan untuk melakukan pemodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel Y (respons) bertipe kategorial dua pilihan (Trihendradi, 2007). Dalam penelitian ini variabel dependen (respons) Y bertipe kategorik/dua pilihan yaitu: perusahaan-perusahaan yang melakukan publikasi sustainability report (SR) dengan nilai=1 dan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan publikasi sustainability report (SR) dengan nilai=0. Keterangan ini dapat dilihat dalam tabel identifikasi data: 66 Tabel 4.4 Identifikasi Data Original Value Internal Value 0 0 1 1 Sumber: output SPSS Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 210 atau N=210. Untuk melihat kelengkapan data yang diproses dalam penelitiann ini dan tidak adanya missing case ditunjukkan pada tabel Case Processing Summary: Tabel 4.5 Data yang Diproses S u Unweighted Casesa m Selected Cases Included in Analysis b Missing Cases Total e Unselected Cases r Total : N Percent 210 100.0 0 .0 210 100.0 0 .0 210 100.0 Sumber: Output SPSS 67 Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan publikasi SR dan tidak melakukan publikasi SR) maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2012): a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number = 0), model ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada bagian selanjutnya yaitu Block Number = 1, model memasukkan konstanta dan variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL Block Number = 0 > dari pada nilai Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Nilai -2LL awal adalah sebesar 290,645. Setelah dimasukkan kesepuluh variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 142,402.Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 68 Tabel 4.6 Menilai Keseluruhan Model Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant ROA NPM CR DER TYPE IT LNTA JRKA JRDD GC Step 1 1 175.893 -16.045 4.041 0.532 -0.006 -0.001 -0.080 0.000 0.512 0.051 0.004 0.474 2 152.372 -24.396 6.806 0.955 -0.047 -0.002 -0.125 -0.001 0.773 0.115 0.004 0.468 3 144.197 -29.354 8.631 1.922 -0.104 -0.003 -0.139 -0.002 0.919 0.194 0.003 0.366 4 142.477 -31.671 9.242 3.066 -0.134 -0.004 -0.120 -0.003 0.980 0.249 0.004 0.320 5 142.408 -32.240 9.402 3.312 -0.139 -0.005 -0.112 -0.003 0.995 0.260 0.005 0.327 6 142.404 -32.265 9.405 3.320 -0.139 -0.005 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328 7 142.403 -32.267 9.403 3.320 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328 8 142.402 -32.268 9.402 3.319 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328 9 142.402 Sumber: output SPSS -32.268 9.401 3.319 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328 69 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,676 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 67,6%, sedangkan sisanya sebesar 32,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Cox & -2 Log Snell R Nagelkerke Step likelihood Square R Square 1 142.402a 0.506 0.676 Sumber: output SPSS c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-Square sebesar 6,492 dengan signifikansi (p) sebesar 0,592. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa signifikasi di atas 0,05 yang berarti keputusan yang diambil adalah menerima Ho: tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Maka model regresi ini bisa digunakan untu analisis selanjutnya atau dengan kata lain mampu memprediksi nilai observasinya. 70 Tabel 4.8 Menguji Kelayakan Model Regresi Chi-square Df Sig. 6.492 8 Sumber: output SPSS d. 0.592 Hasil Uji Multikoliniaritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antarvariabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antarvariabel independen. Menurut Ghozali (2012), panduan suatu model regresi bebas multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi antarvariabel bebas harus lemah (di bawah 0,5). Hasil Tabel 4.7 menunjukkan nilai koefisien korelasi di bawah 0,5, maka tidak ada gejala multikoliniaritas yang serius antarvariabel bebas. 71 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas Constant Constant ROA NPM CR DER TYPE IT LNTA JRKA JRDD GC 1.000 -0.155 -0.055 -0.042 0.021 0.294 0.218 -0.990 -0.330 0.106 0.121 ROA -0.155 1.000 -0.316 -0.304 0.038 -0.021 -0.049 0.114 0.152 0.059 -0.070 NPM -0.055 -0.316 1.000 0.044 0.020 -0.006 -0.192 0.010 0.176 0.128 -0.057 CR -0.042 -0.304 0.044 1.000 0.044 0.016 0.072 0.032 -0.287 0.180 -0.139 DER 0.021 0.038 0.020 0.044 1.000 0.037 -0.007 -0.033 -0.021 -0.015 -0.003 TYPE 0.294 -0.021 -0.006 0.016 0.037 1.000 -0.139 -0.372 -0.022 0.300 0.091 IT 0.218 -0.049 -0.192 0.072 -0.007 -0.139 1.000 -0.170 -0.417 -0.146 -0.067 LNTA -0.990 0.114 0.010 0.032 -0.033 -0.372 -0.170 1.000 0.256 -0.181 -0.111 JRKA -0.330 0.152 0.176 -0.287 -0.021 -0.022 -0.417 0.256 1.000 -0.105 -0.053 JRDD 0.106 0.059 0.128 0.180 -0.015 0.300 -0.146 -0.181 -0.105 1.000 -0.273 GC 0.121 -0.070 -0.057 -0.139 -0.003 0.091 -0.067 -0.111 -0.053 -0.273 1.000 Sumber: output SPSS 72 e. Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan publikasi sustainability report (SR). Tabel 4.10 Matriks Klasifikasi Predicted SR Observed SR 0 Percentage Correct 1 0 94 16 85.5 1 19 81 81.0 Overall Percentage 83.3 Sumber: output SPSS Menurut prediksi, perusahaan yang melakukan publikasi SR adalah 100 perusahaan, sedangkan hasil observasi menunjukkan hanya 81 perusahaan. Jadi, ketepatan klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang melakukan publikasi SR sebesar 81,0% (81/100), sedangkan prediksi untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi SR adalah 110 perusahaan dan hasil observasinya hanya 94, maka ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi SR sebesar 85,5% (94/110), secara keseluruhan ketepatan klasifikasi sebesar 83,3%. 73 f. Hasil Uij Regresi Logistik Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Keterangan ROA 9.401 3.289 8.169 1 0.004 12105.058 NPM 3.319 2.255 2.166 1 0.141 27.644 Tidak Signifikan CR -0.139 0.112 1.538 1 0.215 0.870 Tidak Signifikan DER -0.006 0.029 0.044 1 0.835 0.994 Tidak Signifikan TYPE -0.112 0.517 0.047 1 0.828 0.894 Tidak Signifikan IT -0.003 0.001 4.816 1 0.028 0.997 Signifikan LNTA 0.996 0.191 27.149 1 0.000 2.707 Signifikan JRKA 0.261 0.061 18.491 1 0.000 1.298 Signifikan JRDD 0.005 0.015 0.123 1 0.726 1.005 Tidak Signifikan GC 0.328 0.656 0.250 1 0.617 1.389 Tidak Signifikan -32.268 5.625 32.911 1 0.000 0.000 Constant Signifikan - Sumber: output SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: LOGIT (KODE) = -32,268 + 9,401 ROA + 3,319 NPM – 0,139 CURRENT – 0,006 DER – 0,112 TYPE – 0,003 IT + 0,996 LNTA + 0,261 JRKA + 0,005 JRDD + 0,328 GC 74 Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam sepuluh bagian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) a. Diproksikan dengan Return of Asset (ROA) Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 9,401 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,004, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-1 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa return of asset (ROA) berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Suryono dan Prastiwi (2011), Sari (2012), serta Puspitaningrum dan Prastiwi (2013). Menurut Belkoui dan Karpik (1989)dalam Sari (2012), hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusaaan paling baik diekspresikan dengan profitabilitas. Hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik 75 pengelolaan manajemen perusahaan. Seperti dikatakan Puspitaningrum (2013) bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan cenderung menyebarkan goodnews. Oleh sebab itu, tingginya ROA suatu perusahaan, mencerminkan sumber daya keuangan yang lebih besar sehingga mereka akan menyajikan pengungkapan lain selain yang diwajibkan kepada pemangku kepentingan, yaitu dengan menyajikan sustainability report. b. Diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) Variabel NPM menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 3,319 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,141, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa net rofit margin (NPM) berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen. Ketidak-konsistenan penelitian ini 76 kemungkinan disebabkan karena data net profit margin (NPM) memiliki standar deviasi yang lebih tinggi dibanding meannya. Hal itu menunjukkan bahwa varians data untuk net profit margin itu tinggi sehingga hasilnya tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena tingkat NPM yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja. 2) Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel current ratio (CR) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar –0,139 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,215, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Kamil dan Herusetya (2012). Menurut penelitian Sutomo (2004) dalam Kamil dan Herusetya (2012), alasan yang mendasari hasil pengujian ini 77 adalah karena kurangnya perhatian dari stakeholder yang berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang memperhatikan kualitas likuiditas entitas maka pada akhirnya tidak banyak mempengaruhi luas pengungkapan CSR. Alasan lain yang mungkin timbul adalah sustainability report hanya laporan tambahan untuk memberntuk image perusahaan sehingga likuiditas belum menjadi faktor yang dipertimbangkan. 3) Pengaruh Leverage (DER) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel debt to equity ratio (DER) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,006 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,835, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwaleverage berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari (2012). Kokobu et.al,. (2001) dalam Sari (2012:137) menyatakan dalam penelitiannya di Jepang, perusahaan Jepang secara tradisional mempunyai hubungan yang baik dengan bank, walaupun mempunyai suatu derajat ketergantungan yang tinggi pada utang. Hubungan yang baik antara perusahaan yang 78 memiliki utang dengan debtholders diperkirakan menjadi penyebab tidak adanya pengaruh leverage terhadap CSR disclosure. Hal ini bisa juga disebabkan karena perusahaan memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial sehingga tigkat leverage menjadi tidak mempengaruhi dibuatnya sustainability report meskipun hutangnya besar (Sari, 2012:137). 4) Pengaruh Tipe Indutri (TYPE) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel TYPE menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,112 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,828, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-5 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa tipe industri berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari dan Chariri (2007). Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 Ayat 1, yang mengatur tentang kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan, menyatakan bahwa “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab 79 sosial dan lingkungan”. Hal ini mengindikasikan bahwa baik perusahaan tersebut high-profile maupun low-profile, mereka akan tetap membuat sustainability report yang didasarkan atas peraturan di atas dan juga kesadaran manajemen, walaupun baru sebagian perusahaan saja yang menerapkan. Selain itu, setiap perusahaan pasti ingin memberi image yang baik di kalangan masyarakat, salah satunya dengan mempublikasikan SR (Lestari dan Chariri, 2007:17). 5) Pengaruh Analisis Aktivitas Perusahaan (IT) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel inventory turnover (IT) menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,003 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,028, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-6 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini bertentangan dengan Suryono dan Prastiwi (2011:24) yang menyatakan bahwa aktivitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap sustainaility report. Tingginya rasio IT mencerminkan bahwa perusahaan mampu mengelola asetnya dengan baik sehingga memiliki kondisi keuangan yang stabil. Hal ini akan mendorong manajemen untuk membuat sustainability 80 report. Tujuannya adalah meyakinkan investor dan stakeholder lainnya demi kelangsungan hidup perusahaan. 6) Pengaruh Ukuran Perusahaan (LNTA) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel LNTA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,996 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-7 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan olehAlmilia dan Retrinasari (2007), Dilling (2009), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari (2012). Berdasarkan teori oleh Meek, Roberts dan Gray (1995, dalam Almilia dan Retrinasari, 2007:13) bahwa perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Sebaliknya, bagi perusahaan kecil, tidak terlalu penting untuk membuat sustainability report karena butuh biaya yang lebih besar. Shingvi dan Desai (1971, dalam Almilia dan Retrinasari, 2007:13) pun menuturkan bahwa perusahaan kecil umumnya 81 berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar. 7) Pengaruh Komite Audit (JRKA) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel JRKA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,261 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-8 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa jumlah rapat komite audit berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Menurut Collier (1993) dalam Suryono dan Prastiwi (2011:24) keberadaan komite audit membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar dapat berjalan dengan baik. Semakin berkualitas komite audit, mereka akan memahami makna pengungkapan informasi. Oleh karena itu, melalui jumlah pertemuan, komite audit semakin mampu mendorong manajemen untuk mengungkapkan sustainability report sebagai media komunikasi dengan stakeholder. 82 8) Pengaruh Dewan Direksi (JRDD) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel JRDD menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,005 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,726, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-9 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa jumlah rapat dewan direksi berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dilling (2009) serta Suryono dan Prastiwi (2011). Direksi bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota, maka semakin sering komunikasi sehingga memudahkan terwujudnya good corporate governance (GCG) dan terbukanya informasi. Hidayah (2008:62) mengemukakan tidak didukungnya hipotesis ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya kesadaran emiten dalam menerapkan GCG. Mereka menerapkan bukan karena kebutuhan, tetapi hanya sekedar mematuhi peraturan. Dengan demikian, frekuensi rapat antara anggota dewan direksi tidak mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal keterbukaan informasi mengenai sustainability report. 83 9) Pengaruh Governance Committee (GC) Terhadap Publikasi Sustainability Report (SR) Variabel GC menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,328 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,617, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-10 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pembentukan governance committee berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Pembentukan GC yang dilakukan sejumlah perusahaan diharapkan dapat pengungkapan mewujudkan sosial prinsip memberi dan inisiatif lingkungan transparancy untuk yang dari melakukan lebih, GCG. untuk Namun, berdasarkan uji hipotesis hal ini belum bisa dibuktikan dikarenakan mungkin masih minimnya jumlah perusahaan yang membentuk GC di Indonesia (Suryono dan Prastiwi, 2011:25). Dikatakan minim karena hanya 10 perusahaan yang membentuk GC dari 42 perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini: 84 Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel Dependen Variabel Independen Sustainability Report ROA (+) NPM (+) CR (-) DER (-) TYPE (-) IT (-) LNTA (+) JRKA (+) JRDD (+) GC (+) Keterangan: : variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen atau hipotesis diterima. : variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau hipotesis ditolak. 85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, tipe industri, aktivitas perusahaan, serta ukuran perusahaan; dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap publikasi sustainability report (SR). Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut: 1. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap publikasi sustainability report (SR), sedangkan yang diproksikan dengan NPM tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report (SR). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Anggraini (2006), Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), Sari (2012), serta Puspitaningrum dan Prastiwi (2013). Tingkat profitabiilitas menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan. ROA yang tinggi mencerminkan sumber daya keuangan yang lebih besar sehingga berpengaruh pada perusahaan untuk menyajikan pengungkapan lainnya seperti SR. Sementara, NPM yang tinggi memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi sehingga tidak berpengaruh pada perusahaan untuk membuat SR. 86 2. Hasilnya menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current ratio tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Kamil dan Herusetya (2012). Alasan yang mendasarinya menurut Sutomo (2004) dalam Kamil dan Herusetya (2012) adalah karena kurangnya perhatian dari stakeholder yang berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang memperhatikan kualitas likuiditas entitas sehingga tidak banyak mempengaruhi luas pengungkapan CSR. 3. Hasilnya menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Anggraini (2006), Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari (2012). Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan yang baik antara perusahaan dan debtholders. Selain itu, kepedulian dan tanggung jawab perusahaan yang tinggi terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan. 4. Hasilnya menunjukkan bahwa tipe industri tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Lestari dan Chairiri (2007). Alasan yang mendasarinya adalah adanya UU PT yang mengatur kewajiban bagi seluruh perusahaan untuk melaksanakan tanggung sosial dan lingkungan. 5. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang 87 dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Rasio aktivitas yang tinggi mencerminkan perusahaan mengelola aset dengan baik sehingga kondisi keuangannya stabil. Hal inilah yang mendorong manajemen untuk membuat SR. 6. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007), Dilling (2009), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari (2012). Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan lebih luas, sedangkan perusahaan kecil umumnya tidak membuat SR terkait posisinya yang berbahaya dalam persaingan jika mengungkapkan terlalu banyak informasi. 7. Hasilnya menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Banyaknya jumlah rapat komite audit mencerminkan bahwa manajemen telah mampu memahami pentingnya pengungkapan informasi seperti SR. 8. Hasilnya menunjukkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Hal ini ditegaskan oleh Hidayah (2008) yang menyatakan terdapat rendahnya kesadaran emiten dalam menerapkan GCG sehingga frekuensi rapat tidak mencerminkan komunikasi yang baik dalam keterbukaan informasi seperti SR. 88 9. Hasilnya menunjukkan bahwa governance committee tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Masih minimnya jumlah perusahaan yang membentuk governance committee menjadi penyebab utama sehingga kurang ada komite yang dapat memberi inisiatif untuk membuat SR. Dapat disimpulkan, dalam penelitian ini dari tujuh proksi karakteristik perusahaan yang digunakan, hanya tiga yang hasilnya berpengaruh. Selain itu, dari tiga variabel corporate governance, hanya satu saja yang hasilnya berpengaruh, yaitu komite audit. Atau dengan kata lain, secara simultan karakteristik perusahaan dan corporate governance tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hal ini disebabkan karena adanya regulasi seperti UU No.40 tentang Perseroan Terbatas (PT) menciptakan iklim penerapan sustainability report bagi seluruh perusahaan publik secara mandatory, tidak lagi bersifat voluntary (Kamil dan Herusetya, 2012:12). B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai publikasi sustainability report. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal 89 ini faktor yang mempengaruhinya adalah ROA, aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan komite audit. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut: a. Bagi perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang akan datang. b. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada masyarakat dan alam. c. Bagi pemerintah selaku regulator Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaanperusahaan publik di Indonesia. 90 C. Saran Penelitian mengenai publikasi sustainability report di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini: 1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian dan menambah tahun pengamatan. Atau dapat pula memfokuskan penelitiannya hanya pada perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT). 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, variabel profitabilitas diproksikan dengan ROE, serta variabel corporate governance dapat diproksikan dengan kepemilikan manajerial dan dewan komisaris. 91 DAFTAR PUSTAKA Adit, “Membangun Tata Kelola Perusahaan Menurut Prinsip-prinsip GCG”, Diambil dari http://businessenvironment.wordpress.com/2007/04/30/membanguntatakelol a-perusahaan-menurut-prinsip-prinsip-gcg/ diakses pada 21 Desember 2012. Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”, Diambil dari http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainabilityreporting/ 6 Mei 2013, Diakses pada 16 Mei 2013. Almilia, Luciana dan Retrinasari, Ikka, “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta.9 Juni 2007. Almilia, Luciana Spica, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela: Internet Financial and Sustainability Reporting”, JAAI Volume 12 No.2, Desember 2008: 117-131. Ambarini, Nur Sulistyo B, “Audit Lingkungan sebagai Perwujudan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) di Era Globalisasi Ekonomi”, MMH, Jilid 39 No.3 Juli 2010. Anggraini, Retno, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keungan Tahunan”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.23-26 Agustus 2006. Anonim, “Peranan dewan komisaris dan komite audit dalam rangka implementasi GCG”. http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi24/peranan.htm diakses pada 20 Desember 2012. 92 Bary, Xavier, “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambil dari www.pa-international.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc , Diakses pada 16 Mei 2013. Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Budiman, Ferry dan Supatmi, “Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Report Awards (ISRA) Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham”, 2009. Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk”. CSR Indonesia, “Ruang Perbaikan bagi Pelaporan Keberlanjutan”, Bogor, 22 Desember 2010. Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are The Characteristics Of Corporatons That Provide High Quality Sustainability Reports- An Empirical Analysis”, dalam International Business & Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute of Technology, Canada, 2009. Effendi, Muh.Arief, “The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi”, Salemba 4, Jakarta. 2009. Fitriani. “Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.” Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001. 93 Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”, Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”, Netherland, 2006. Gunawan, Hendra, “Dari 438 Emiten, Hanya 25 Perusahaan yang Membuat Laporan Keberlanjutan”, Diambil dari http://investasi.kontan.co.id/news 21 Desember 2011. Diakses pada 15 Oktober 2012. Hackston, David and Markus J. Milne. ”Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies”.Accounting, Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1, p. 77-108. 1996. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012. Hidayah, Erna, “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di BEJ”, dalam Jurnal Akuntansi Vol.12, No.1, Juni 2008: 53-64. Jensen, M.C. and Meckling, ”Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, dan Ownership Structure”, Journal of Financial Economics. Vol 3, p. 305-360. 1976. Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.1. Februari 2012. Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian, “Manajemen Keuangan Based on Empirical Research”, Graha Ilmu, 2009. 94 Komite Nasional Kebijakan Governance, “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, 2006. Lestari, H. S., dan Chariri, A, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan”, 2007. Maharani, Satia Nur, “Corporate Sustainability Report sebagai Indikator Pengambilan Keputusan Investasi”, Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol.15, No.2, Mei 2011, hlm 191-200. Marwati. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001. Nachrowi Nachrowi Djalal, Hardius Usman, “Pendekatan Populer dan PraktisEkonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Prasetyono, “Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 2011. Purwanto, Agus, “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Terhadap Corporate Social Responsibility”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Volume 8 No.1, November 2011:1-94. Puspitaningrum, Ayu dan Prastiwi, Arum, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR)”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013. 95 Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. “The Relationship between Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”.Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2, hal.212-226. 2009. Sekaran, Uma, “Research Methods for Bussiness: Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Sembiring, E.R, “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. 2005. Setiaji, Stefanus Arif, “Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga CSR yang Disembunyikan”, Diambil dari http://www.bisnis.com/articles Jumat, 23 Desember 2011, Diakses pada 15 Oktober 2012. Singhvi, S dan Desai, H. “An Empirical Analysis of The Quality of Corporate Financial Disclosure”. Accounting Review, Vol.46, No.1 pp. 129-138. 1971. Sudana, I Made dan Ayu, Putu, “Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. April 2011. Suryono, Hari dan Prastiwi, Andri, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011. Trihendradi, Cornelius. “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: ANDI. 2007. 96 Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan CSR”, 2012. Waizly,“Perlukah Membuat Laporan Kegiatan CSR?”, Diambil dari http://themarketeers.com/archives/perlukah-membuat-laporan-kegiatan-csr.html 24 September 2010.Diakses pada 13 Oktober 2012. Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report”, 2011. Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No.2.Desember 2008. 97 DAFTAR PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SUSTAINABILTY REPORT (SR) AALI ADHI ADRO ANTM ASGR ASII AUTO BTEL BWPT ELSA HMSP INCO INDF INKP INTP ISAT PGAS PTBA 2007 2008 Tahun 2009 2010 2011 PTRO SGRO SMAR No. Nama Perusahaan Kode 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Astra Agro Lestari Tbk Adhi Karya (Persero) Tbk Adaro Energy Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra-Graphia Tbk Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Bakrie Telecom Tbk BW Plantation Tbk Elnusa Tbk HM Sampoerna Tbk Vale Indoensia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk INDOSAT Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk Petrosea Tbk Sampoerna Agro Tbk SMART Tbk 19. 20. 21. 98 No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Perusahaan Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Timah (Persero) Tbk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Bakrie Sumatra Plantation Tbk United Tractor Tbk Unilever Indonesia Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Kode SMCB SMGR TINS TKIM TLKM UNSP UNTR UNVR WIKA Sumber: data diolah Keterangan: = menampilkan data secara lengkap = tidak menampilkan data secara lengkap 99 2007 2008 Tahun 2009 2010 2011 DAFTAR PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SUSTAINABILITY REPORT (SR) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Centrin Online Tbk Catur Sentosa Adiprana Tbk Energi Mega Persada Tbk Enseval Putera Megatrading Tbk XL Axiata Tbk Smartfren Telecom Tbk Gajah Tunggal Tbk Hero Supermarket Tbk Kalbe Farma Tbk Lautan Luas Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Matahari Putra Prima Tbk Radiant Utama Interinsco Tbk Millenium Pharmacon International Tbk Salim Invomas Pratama Selamat Sempurna Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Mandom Indonesia Tbk Tira Austenite Tbk Panorama Transportasi Tbk Kode AMFG CENT CSAP ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA RUIS SDPC SIMP SMSM SOBI TCID TIRA WEHA 100 2007 2008 Tahun 2009 2010 2011 DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN No. Nama Perusahaan Kode 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Adhi Karya (Persero) Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra-Graphia Tbk Astra International Tbk Centrin Online Tbk Catur Sentosa Adiprana Tbk Elnusa Tbk Energi Mega Persada Tbk Enseval Putra Megatrading Tbk XL Axiata Tbk Smartfren Telecom Tbk Gajah Tunggal Tbk Hero Supermarket Tbk HM Sampoerna Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk INDOSAT Tbk Kalbe Farma Tbk Lautan Luas Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Matahari Putra Prima Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk Radiant Utama Interinsco Tbk Millenium Pharmacon International Tbk Sampoerna Agro Tbk Salim Ivomas Pratama SMART Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Mandom Indonesia Tbk Tira Austenite Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) ADHI AMFG ANTM ASGR ASII CENT CSAP ELSA ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO HMSP INDF INTP ISAT KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA PGAS PTBA 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 101 RUIS SDPC SGRO SIMP SMAR SMCB SMGR SMSM SOBI TCID TIRA TLKM 38. 39. 40. 41. 42. Bakrie Sumatra Plantations Tbk United Tractor Tbk Unilever Indonesia Tbk Panorama Transportasi Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk 102 UNSP UNTR UNVR WEHA WIKA DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 NO. KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 ADHI ANTM ASGR ASII ELSA HMSP INDF INTP ISAT PGAS PTBA SGRO SMAR SMCB SMGR TLKM UNSP UNTR UNVR PROF ROA 0.026 0.426 0.115 0.103 0.046 0.231 0.033 0.098 0.045 0.007 0.194 0.103 0.123 0.023 0.208 0.157 0.048 0.115 0.368 NPM 0.022 0.427 0.099 0.093 0.048 0.122 0.035 0.134 0.124 0.179 0.184 0.135 0.122 0.045 0.185 0.216 0.106 0.082 0.157 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.209 4.474 1.336 0.913 1.083 1.780 0.921 2.960 0.926 1.173 4.432 2.516 1.720 1.330 3.644 0.773 3.173 1.339 1.110 13.283 0.374 0.988 1.169 1.259 0.280 2.621 0.443 1.720 2.090 0.399 0.405 1.285 2.193 0.271 1.156 0.807 1.259 0.980 27 24 7 10 12 8 7 6 9 30 17 0 11 7 36 72 9 5 6 51 22 41 48 27 15 5 2 34 22 19 6 5 21 23 49 24 43 24 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 103 18.824 9.104 5.877 15.318 43.736 3.336 6.682 7.351 102.050 422.348 15.190 7.434 5.534 14.260 9.162 52.030 13.244 8.564 14.630 29.097 30.119 27.160 31.782 28.401 30.383 31.016 29.935 31.444 30.644 28.999 28.367 29.718 29.606 29.773 32.038 29.092 30.196 29.305 GC 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 NO. KODE 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 WIKA ADHI ANTM ASGR ASII ELSA HMSP INDF INTP ISAT PGAS PTBA SGRO SMAR SMCB SMGR TLKM UNSP UNTR UNVR PROF ROA 0.031 0.016 0.134 0.074 0.114 0.040 0.241 0.026 0.155 0.036 0.025 0.280 0.204 0.104 0.037 0.238 0.117 0.037 0.116 0.370 NPM 0.030 0.012 0.143 0.061 0.095 0.053 0.112 0.027 0.178 0.132 0.050 0.237 0.192 0.065 0.059 0.207 0.175 0.059 0.095 0.155 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.652 1.174 8.016 1.136 1.322 1.394 1.444 0.898 1.786 0.905 2.176 3.657 2.270 1.722 1.683 3.386 0.542 1.488 1.636 1.004 2.151 7.745 0.264 1.527 1.214 1.045 1.004 3.110 0.325 1.953 2.471 0.508 0.372 1.088 2.024 0.301 1.337 0.902 1.046 1.096 11 14 22 10 7 51 7 6 5 9 23 16 9 12 5 18 26 7 12 4 11 60 34 44 52 32 12 5 3 41 23 17 3 5 12 41 51 15 43 22 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 104 9.225 11.444 6.894 5.550 11.201 34.097 4.529 6.401 6.454 58.593 881.010 17.179 19.019 12.006 12.424 7.725 19.006 20.711 5.319 12.126 29.050 29.265 29.958 27.458 32.022 28.830 30.412 31.310 30.055 31.576 30.872 29.440 28.399 29.936 29.669 29.992 32.145 29.179 30.760 29.504 GC 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 NO. KODE 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 WIKA ADHI ANTM ASGR ASII ELSA HMSP INDF INTP ISAT PGAS PTBA SGRO SMAR SMCB SMGR TLKM UNSP UNTR UNVR PROF ROA 0.027 0.029 0.061 0.086 0.113 0.111 0.287 0.051 0.207 0.027 0.217 0.338 0.125 0.073 0.123 0.257 0.116 0.049 0.156 0.407 NPM 0.024 0.021 0.069 0.050 0.102 0.127 0.131 0.056 0.260 0.081 0.346 0.305 0.155 0.053 0.151 0.231 0.175 0.109 0.131 0.167 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.444 1.196 7.273 1.447 1.369 1.534 1.881 1.161 3.006 0.546 2.484 4.912 2.612 1.579 1.270 3.576 0.606 1.010 1.656 1.042 3.108 6.686 0.215 1.034 1.003 1.197 0.693 2.451 2.211 2.047 1.355 0.402 0.269 1.097 1.191 0.258 1.222 0.899 0.755 1.020 11 18 25 11 7 29 8 8 5 7 34 26 5 10 5 20 25 3 14 3 27 50 47 45 38 45 12 7 3 57 20 21 7 5 12 32 47 10 37 23 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 105 4.858 15.121 7.442 8.980 13.530 43.703 4.086 7.258 8.332 124.075 1276.464 21.829 13.364 6.639 15.554 10.222 19.862 21.375 7.372 13.617 29.384 29.359 29.928 27.376 32.119 29.069 30.506 31.329 30.217 31.639 30.987 29.720 28.447 29.954 29.614 30.192 32.211 29.255 30.826 29.644 GC 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 NO. KODE 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 WIKA ADHI ANTM ASGR ASII ELSA HMSP INDF INTP ISAT PGAS PTBA SGRO SMAR SMCB SMGR TLKM UNSP UNTR UNVR PROF ROA 0.033 0.038 0.137 0.121 0.127 0.017 0.313 0.063 0.210 0.012 0.194 0.230 0.157 0.101 0.079 0.234 0.116 0.044 0.130 0.389 NPM 0.029 0.033 0.193 0.076 0.111 0.015 0.148 0.077 0.290 0.033 0.316 0.254 0.195 0.062 0.139 0.253 0.168 0.268 0.104 0.172 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.444 1.143 3.817 1.510 1.262 1.604 1.612 2.037 5.554 0.516 3.434 5.791 1.892 1.527 1.662 2.917 0.915 0.535 1.566 0.851 2.652 4.175 0.283 1.104 1.098 0.892 1.009 1.336 0.172 1.937 1.225 0.358 0.336 1.115 0.529 0.285 0.976 1.197 0.839 1.150 15 19 20 8 9 41 8 8 4 6 20 37 5 12 5 33 30 8 4 5 79 50 42 45 40 55 12 9 3 43 34 21 9 5 12 22 46 30 33 19 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 106 6.310 91.878 7.113 10.176 11.990 36.596 4.426 6.804 8.571 151.363 1407.179 18.668 10.209 7.497 11.923 8.831 25.100 15.017 5.385 12.509 29.372 29.226 30.141 27.613 32.357 28.934 30.653 31.487 30.362 31.598 31.099 29.797 28.687 30.155 29.976 30.376 32.234 30.549 31.022 29.794 GC 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 NO. KODE 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 WIKA ADHI ANTM ASGR ASII ELSA HMSP INDF INTP ISAT PGAS PTBA SGRO SMAR SMCB SMGR TLKM UNSP UNTR UNVR PROF ROA NPM 0.045 0.030 0.127 0.124 0.137 -0.007 0.416 0.091 0.198 0.018 0.197 0.268 0.161 0.121 0.097 0.201 0.150 0.003 0.127 0.397 0.047 0.027 0.186 0.081 0.130 -0.006 0.153 0.108 0.259 0.045 0.313 0.292 0.175 0.056 0.141 0.241 0.217 0.171 0.107 0.177 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 28 15 13 10 8 43 10 7 4 5 22 36 4 12 5 13 30 8 7 4 27 56 41 29 36 53 12 11 3 44 44 19 10 5 12 25 52 60 40 20 1.406 1.103 10.642 1.592 1.364 1.246 1.749 1.909 6.985 0.551 5.499 4.632 1.589 1.864 1.466 2.647 0.958 1.007 1.783 0.687 2.425 5.172 0.411 1.023 1.024 1.305 0.899 0.695 0.154 1.773 0.803 0.409 0.365 1.007 0.455 0.345 0.690 1.072 0.689 1.848 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 107 7.059 97.650 6.130 7.797 13.558 43.504 5.930 6.935 10.460 220.726 1653.205 16.409 9.411 11.157 13.189 8.162 94.001 19.636 7.722 12.946 29.469 29.441 30.352 27.750 32.665 29.110 30.595 31.612 30.530 31.586 31.064 30.074 28.858 30.320 30.024 30.610 32.266 30.858 31.469 29.981 GC 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2011 NO. KODE 20 WIKA PROF ROA 0.047 NPM 0.050 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.139 2.750 13 28 0 108 8.870 29.750 GC 1 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 NO. KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 AMFG CENT CSAP ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA RUIS SDPC SIMP SMSM PROF ROA 0.087 0.160 0.031 0.012 0.111 0.013 0.011 0.011 0.039 0.137 0.034 0.039 0.113 0.021 0.087 0.041 0.053 0.097 NPM 0.080 0.222 0.016 0.102 0.036 0.039 0.057 0.014 0.013 0.101 0.026 0.030 0.093 0.018 0.040 0.153 0.153 0.075 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 2.835 28.195 1.157 0.652 1.910 0.228 4.268 2.209 0.931 4.983 0.829 2.151 1.497 2.253 2.877 1.393 0.655 1.709 0.353 0.050 1.754 1.798 0.858 3.217 1.526 2.544 1.721 0.331 2.423 1,145 2.830 1.585 1.291 2.305 0.915 0.654 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 109 4.486 240.905 5.951 3.010 7.671 109.562 5.086 7.113 10.400 4.907 6.805 5.328 14.338 10.777 506.548 8.546 5.534 4.341 28.196 25.315 27.706 29.869 28.370 30.566 29.143 29.766 28.193 29.268 28.390 28.716 27.402 29.765 26.746 26.170 30.565 27.445 12 1 5 4 5 5 3 4 4 5 3 4 3 4 16 5 6 4 12 2 5 9 14 42 40 12 52 17 3 4 12 52 12 12 7 12 GC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 NO. KODE 19 20 21 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 SOBI TCID TIRA WEHA AMFG CENT CSAP ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA PROF ROA NPM 0.112 0.153 0.011 0.040 0.115 -0.173 0.046 -0.003 0.106 -0.001 -0.223 -0.072 0.045 0.124 0.042 -0.018 0.039 0.001 0.090 0.109 0.011 0.073 0.099 -0.205 0.021 -0.019 0.036 -0.002 -0.551 -0.078 0.016 0.090 0.033 -0.020 0.023 0.001 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.808 17.609 1.140 0.806 3.452 3.320 1.362 1.800 1.906 0.202 0.663 1.400 0.859 3.333 1.124 1.403 1.970 1.122 0.826 0.077 2.141 0.58 0.331 0.246 1.721 2.393 0.879 5.711 5.597 1.470 1.819 0.375 3.178 2.335 2.388 2.135 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 110 3.482 6.119 2.730 185.213 3.609 153.627 5.755 3.867 8.015 76.507 8.938 5.691 9.363 4.905 4.257 3.070 12.893 12.184 27.460 27.310 26.199 25.352 28.321 25.269 27.835 30.167 28.553 30.995 29.199 29.796 28.386 29.372 28.882 28.956 27.422 29.907 3 12 12 3 12 1 5 12 4 5 3 4 2 2 5 4 4 4 12 13 12 20 12 3 5 6 12 43 28 12 52 22 3 4 12 12 GC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 NO. KODE 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RUIS SDPC SIMP SMSM SOBI TCID TIRA WEHA AMFG CENT CSAP ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO KLBF PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT ROA NPM CR 0.049 0.031 0.051 0.098 0.128 0.126 0.001 0.035 0.034 0.113 0.001 -0.169 0.110 0.062 -0.152 0.102 0.061 0.143 0.026 0.011 0.090 0.068 0.095 0.093 0.005 0.060 0.035 0.176 0.004 -1.197 0.038 0.125 -1.963 0.114 0.026 0.102 1.945 1.324 1.153 1.818 1.672 8.098 1.157 0.414 3.344 5.631 1.268 0.472 1.935 0.334 0.425 2.532 0.714 2.987 2.069 2.870 0.901 0.625 0.950 0.116 1.944 0.927 0.290 0.167 2.068 4.869 0.862 2.110 5.002 2.324 2.054 0.392 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 111 367.270 8.045 13.004 4.727 3.132 5.387 3.017 171.938 4.488 124.098 5.399 3.643 7.882 689.231 12.242 9.205 7.954 5.820 27.151 26.455 30.669 27.558 27.736 27.538 26.155 25.609 28.310 25.354 27.957 29.959 28.725 30.941 29.191 29.815 28.671 27.198 20 4 6 4 9 13 12 12 12 2 5 14 4 7 4 4 8 4 15 12 12 12 35 12 12 24 12 4 5 8 22 40 31 12 52 24 GC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 NO. KODE 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 3 4 5 6 LTLS MAPI MBAI MPPA RUIS SDPC SIMP SMSM SOBI TCID TIRA WEHA AMFG CENT CSAP ENRG EPMT EXCL PROF ROA NPM 0.028 0.048 0.208 -0.012 0.033 0.036 0.087 0.141 0.125 0.125 0.011 0.033 0.140 0.013 0.019 -0.001 0.079 0.106 0.023 0.047 0.133 0.029 0.018 0.009 0.227 0.097 0.107 0.090 0.009 0.054 0.136 0.014 0.010 -0.050 0.026 0.166 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.121 1.449 2.332 0.692 2.174 1.486 13.369 1.587 1.535 7.263 1.249 0.512 3.940 1.236 1.168 0.613 1.927 0.488 2.784 1.624 1.163 5.379 1.670 2.002 0.822 0.798 0.876 0.129 1.512 1.141 0.287 2.758 2.513 1.003 0.810 1,326 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 112 8.408 3.590 16.951 1.696 247.296 10.547 8.351 5.392 5.977 6.763 3.663 126.229 4.950 4.841 5.142 3.506 8.575 288.921 28.756 28.849 27.573 28.052 27.057 26.314 30.794 27.571 27.864 27.626 26.030 25.770 28.495 26.515 28.165 30.096 28.811 30.936 4 4 4 4 12 4 7 4 6 12 7 2 12 2 5 14 4 6 12 4 12 12 15 12 6 12 32 14 12 12 12 4 12 52 20 40 GC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 NO. KODE 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 2 FREN GJTL HERO KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA RUIS SDPC SIMP SMSM SOBI TCID TIRA WEHA AMFG CENT PROF ROA NPM -0.313 0.080 0.071 0.183 0.024 0.055 0.223 0.508 0.022 0.001 0.068 0.141 0.038 0.126 0.018 0.001 0.125 0.000 -3.723 0.084 0.029 0.126 0.022 0.043 0.163 0.679 0.012 0.002 0.102 0.096 0.034 0.090 0.015 0.001 0.130 0.000 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 0.215 1.761 0.792 4.394 1.101 1.270 2.601 1.761 1.495 1.420 1.483 2.174 1.179 10.684 1.437 0.528 4.423 7.214 -38.525 1.941 1.721 0.235 3.143 1.498 0.662 0.599 1.799 2.046 1.795 0.960 1.377 0.104 1.352 2.154 0.254 0.167 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 113 1.743 9.047 8.343 6.594 6.335 4.388 15.351 8.812 145.277 6.544 7.178 5.086 3.838 7.596 4.053 263.958 4.368 426.996 29.131 29.970 28.771 29.582 28.909 28.931 27.771 30.066 27.112 26.346 30.970 27.696 28.136 27.677 26.107 26.163 28.621 25.381 2 4 11 4 4 4 4 4 15 4 8 4 6 14 6 2 14 2 12 12 52 36 12 4 12 52 12 12 5 12 32 14 12 12 12 5 GC 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 NO. KODE 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 CSAP ENRG EPMT EXCL FREN GJTL HERO KLBF LTLS MAPI MBAI MPPA RUIS SDPC SIMP SMSM SOBI TCID TIRA PROF ROA NPM 0.037 0.010 0.080 0.091 -0.195 0.059 0.074 0.184 0.023 0.082 0.016 0.012 0.003 0.012 0.080 0.193 0.012 0.124 0.033 0.018 0.082 0.033 0.151 -2.515 0.058 0.031 0.140 0.016 0.061 0.015 0.014 0.003 0.004 0.179 0.121 0.013 0.085 0.025 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 1.176 0.634 1.980 0.388 0.256 1.749 0.817 3.653 1.038 1.040 1.041 1.222 1.077 1.374 1.969 2.716 1.116 11.743 1.467 2.379 1.827 0.795 1.277 2.762 1.607 1.615 0.270 3.236 1.461 1.144 0.814 3.654 2.413 0.549 0.695 0.869 0.108 1.182 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 114 5.096 5.057 7.664 280.994 5.108 7.131 371.254 6.399 5.478 4.275 9.809 7.036 138.207 8.113 7.514 5.571 3.162 5.943 3.915 28.329 30.485 29.106 31.070 30.140 30.078 28.945 29.744 29.027 29.116 28.054 29.964 27.617 26.502 31.134 27.759 28.007 27.754 26.134 5 7 2 6 2 4 7 3 4 4 4 4 12 4 8 4 6 14 4 12 52 2 36 12 12 52 41 12 4 12 52 17 12 4 12 32 15 12 GC 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR TAHUN 2011 NO. KODE 22 WEHA PROF ROA 0.017 NPM 0.026 LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT 0.404 0.329 1 115 16.162 26.294 2 12 GC 1 Descriptive [DataSet2] Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 210 -.3130 .5080 .091507 .1075664 NPM 210 -3.723 .679 .07264 .301544 CR 210 -1.9633 28.1950 2.024624 2.8204064 DER 210 -38.5250 1,326.0000 13.061859 120.5225092 IT 210 1.6960 1,653.2050 62.997493 199.6826745 LN TA 210 25.269 32.665 29.17308 1.647188 JR KA 210 0 72 10.05 9.676 JR DD 210 2 79 22.69 16.731 Valid N (listwise) 210 LOGISTIC REGRESSION VARIABLES SR /METHOD=ENTER ROA NPM CR DER HL IT LNTA JRKA JRDD GC /CLASSPLOT /PRINT=GOODFIT CORR ITER(1) /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5). Logistic Regression [DataSet2] Case Processing Summary a Unweighted Cases Selected Included in Cases Analysis Missing Cases Total Unselected Cases Total N Percent 210 Dependent Variable 100.0 Encoding Original Internal 0 .0 210 100.0 0 .0 0 0 210 100.0 1 1 Value Value a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. 116 Block 0: Beginning Block Classification Table a,b,c Iteration History Iteration Step 0 Predicted Coefficients -2 Log likelihood a,b SR Constant 1 290.645 -.095 2 290.645 -.095 Observed Step SR 0 a. Constant is included in the model. 0 Percentag 1 e Correct 0 110 0 100.0 1 100 0 .0 Overall Percentage b. Initial -2 Log Likelihood: 290.645 52.4 c. Estimation terminated at iteration number 2 a. Constant is included in the model. because parameter estimates changed by less b. The cut value is .500 than .001. Variables in the Equation B Step 0 Constant S.E. -.095 Wald .138 df .476 Sig. 1 .490 Exp(B) .909 Variables not in the Equation Score Step 0 Variables df Sig. ROA 30.183 1 .000 NPM 7.688 1 .006 .180 1 .671 DER 1.791 1 .181 HL 9.545 1 .002 IT .959 1 .328 LNTA 64.072 1 .000 JRKA 39.705 1 .000 JRDD 18.490 1 .000 GC 15.569 1 .000 Overall Statistics 99.580 10 .000 CR 117 Block 1: Method = Enter a,b,c,d Iteration History Coefficients -2 Log Iteration Step 1 likelihood Constant ROA NPM CR DER HL IT LNTA JRKA JRDD GC 1 175.893 -16.045 4.041 .532 -.006 -.001 -.080 .000 .512 .051 .004 .474 2 152.372 -24.396 6.806 .955 -.047 -.002 -.125 -.001 .773 .115 .004 .468 3 144.197 -29.354 8.631 1.922 -.104 -.003 -.139 -.002 .919 .194 .003 .366 4 142.477 -31.671 9.242 3.066 -.134 -.004 -.120 -.003 .980 .249 .004 .320 5 142.408 -32.240 9.402 3.312 -.139 -.005 -.112 -.003 .995 .260 .005 .327 6 142.404 -32.265 9.405 3.320 -.139 -.005 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328 7 142.403 -32.267 9.403 3.320 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328 8 142.402 -32.268 9.402 3.319 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328 9 142.402 -32.268 9.401 3.319 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 290.645 d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. 118 Omnibus Tests of Model Coefficients Model Summary Chi-square Step 1 Step df Sig. 148.243 10 .000 Block 148.243 10 .000 Model 148.243 10 .000 -2 Log Step Cox & Snell Nagelkerke likelihood 1 142.402 R Square a .506 R Square .676 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 df 6.492 Sig. 8 .592 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test SR = 0 Observed Step 1 SR = 1 Expected Observed Expected Total 1 21 20.909 0 .091 21 2 20 20.190 1 .810 21 3 20 18.951 1 2.049 21 4 14 17.001 7 3.999 21 5 15 14.045 6 6.955 21 6 13 9.900 8 11.100 21 7 4 5.706 17 15.294 21 8 2 2.519 19 18.481 21 9 1 .746 20 20.254 21 10 0 .033 21 20.967 21 119 Classification Table a Predicted SR Observed Step 1 SR Percentage 0 1 Correct 0 94 16 85.5 1 19 81 81.0 Overall Percentage 83.3 a. The cut value is .500 Variables in the Equation B Step 1 a S.E. Wald df Sig. Exp(B) ROA 9.401 3.289 8.169 1 .004 12105.058 NPM 3.319 2.255 2.166 1 .141 27.644 CR -.139 .112 1.538 1 .215 .870 DER -.006 .029 .044 1 .835 .994 HL -.112 .517 .047 1 .828 .894 IT -.003 .001 4.816 1 .028 .997 LNTA .996 .191 27.149 1 .000 2.707 JRKA .261 .061 18.491 1 .000 1.298 JRDD .005 .015 .123 1 .726 1.005 GC .328 .656 .250 1 .617 1.389 -32.268 5.625 32.911 1 .000 .000 Constant a. Variable(s) entered on step 1: ROA, NPM, CR, DER, HL, IT, LNTA, JRKA, JRDD, GC. 120 Correlation Matrix Constant Step 1 ROA NPM CR DER HL IT LNTA JRKA JRDD GC Constant 1.000 -.155 -.055 -.042 .021 .294 .218 -.990 -.330 .106 .121 ROA -.155 1.000 -.316 -.304 .038 -.021 -.049 .114 .152 .059 -.070 NPM -.055 -.316 1.000 .044 .020 -.006 -.192 .010 .176 .128 -.057 CR -.042 -.304 .044 1.000 .044 .016 .072 .032 -.287 .180 -.139 DER .021 .038 .020 .044 1.000 .037 -.007 -.033 -.021 -.015 -.003 HL .294 -.021 -.006 .016 .037 1.000 -.139 -.372 -.022 .300 .091 IT .218 -.049 -.192 .072 -.007 -.139 1.000 -.170 -.417 -.146 -.067 LNTA -.990 .114 .010 .032 -.033 -.372 -.170 1.000 .256 -.181 -.111 JRKA -.330 .152 .176 -.287 -.021 -.022 -.417 .256 1.000 -.105 -.053 JRDD .106 .059 .128 .180 -.015 .300 -.146 -.181 -.105 1.000 -.273 GC .121 -.070 -.057 -.139 -.003 .091 -.067 -.111 -.053 -.273 1.000 121 Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 32 + + | | | | F | | R 24 + + E | 1| Q | 1| U |0 1| E 16 +0 1+ N |0 1| C |0 1| Y |0 1| 8 +0 0 11+ |000 00 0 1 1 1 11| |000 00 00 000 0 0 0 01 1 1 11 11 1 1 111| |000000000 00000 000010 00 000 1 11000 0 0 0 0100100 0 000 0 01 1 01 1101 101101111 1111011| Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1 Each Symbol Represents 2 Cases. 122