Tuti Rohani, Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Badan Bayi Baru Lahir. 133 PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU BADAN BAYI BARU LAHIR Tuti Rohani Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan Bantul Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Badan Bayi Baru Lahir. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi, berdasarkan penelitian bahwa inisiasi menyusu dini merupakan faktor keberhasilan ASI eksklusif. Inisiasi belum banyak dilakukan karena anggapan bayi akan kedinginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap suhu badan bayi satu jam setelah lahir. Jenis penelitian eksperimen dengan desain Postest-Only Control Group Design. Lokasi penelitian di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Subjek penelitian adalah semua bayi lahir normal dan cukup bulan (aterm). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 30, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 15 bayi sebagai kelompok perlakuan dan 15 bayi sebagai kelompok kontrol. Teknik analisis data menggunakan independent t-test. Inisiasi menyusu dini pada kelompok perlakuan mempengaruhi peningkatan suhu badan bayi satu jam setelah lahir dengan angka perbedaan 0,74667 dan p=0,000 \DQJEHUDUWLPHQXQMXNNDQSHUEHGDDQ\DQJVLJQL¿NDQ,QLVLDVLPHQ\XVXGLQLPHQLQJNDWNDQVXKXEDGDQED\L\DQJ akan berpengaruh terhadap kemampuan bayi dalam mempertahankan suhu normal. Diperlukan komitmen yang baik dari petugas kesehatan khususnya penolong persalinan dalam mengimplementasikan IMD karena terbukti VLJQL¿NDQGDSDWPHQMDJDNHVWDELODQVXKXWXEXKED\L Kata Kunci: inisiasi menyusu dini, bayi baru lahir, suhu badan bayi $EVWUDFW7KH,QÀXHQFHRI(DUO\%UHDVWIHHGLQJ,QLWLDWLRQRQ1HZERUQ¶V%RG\7HPSHUDWXUH. The infant mortality rate in Indonesia is still high, exclusive breastfeeding can reduce infant mortality, based on the study that early breastfeeding initiation is a success factor of exclusive breastfeeding. Initiation has not been done much EHFDXVHRIWKHDVVXPSWLRQWKDWDEDE\ZLOOEHFROG7KLVVWXG\DLPVWRGHWHUPLQHWKHH൵HFWRIHDUO\EUHDVWIHHGLQJ initiation on infant body temperature one hour after birth. The type of the research is experimental with Postest-Only Control Group Design. The esearch location is at Public Health Center (Puskesmas) Mergangsan Yogyakarta. The research subjects are all normal born babies and enough months (aterm). The sampling technique used is purposive sampling, with 30 samples, divided into two groups: 15 infants as treatment group and 15 infants as control group. Data analysis technique uses independent t-test. Early breastfeeding initiation in the treatment JURXSLQÀXHQFHVDQLQFUHDVHRILQIDQWERG\WHPSHUDWXUHRQHKRXUDIWHUELUWKZLWKDGL൵HUHQFHRIDQGS ZKLFKPHDQVVKRZLQJVLJQL¿FDQWGL൵HUHQFHV(DUO\EUHDVWIHHGLQJLQLWLDWLRQUDLVHVWKHEDE\¶VWHPSHUDWXUH ZKLFKZLOOD൵HFWWKHEDE\¶VDELOLW\WRPDLQWDLQQRUPDOWHPSHUDWXUH,WUHTXLUHVDJRRGFRPPLWPHQWIURPKHDOWK ZRUNHUVHVSHFLDOO\ELUWKDWWHQGDQWVLQLPSOHPHQWLQJ,0'EHFDXVHLWLVSURYHQVLJQL¿FDQWWRPDLQWDLQWKHEDE\¶V body temperature stability. Keywords: early breastfeeding initiation, newborn, infant temperature 133 134 Jurnal Ilmu Kebidanan, Jilid 3, Nomor 2, hlm 133-139 Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) hambatan belum dilakukannya inisiasi menyusu dini antara lain anggapan bahwa bayi akan kedi- yang berkualitas. Pembangunan SDM tidak lepas dari upaya kesehatan khususnya peningkatan ke- nginan, ibu terlalu lelah setelah melahirkan, bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K dan sehatan bayi baru lahir. Kesehatan bayi baru lahir menjadi syarat penting karena menentukan apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan tetes mata, dan memerlukan banyak tenaga dan waktu untuk membantu ibu (Eko, 2008). Hal ini tidak sesuai dengan pedoman menyusui WHO/ sehat dan berkualitas serta mampu menghadapi tantangan globalisasi. Pada kenyataannya kondisi saat ini hak-hak anak Indonesia belum terpenuhi, UNICEF, Breast Feeding Promotion and Support, 2005 yaitu memulai menyusu segera setelah lahir (Waspodo, 2009). kebutuhan bayi baru lahir belum semuanya diwujudkan. Dapat dilihat dari angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1000 kelahiran hidup, hampir Menurut Roesli (2008), inisiasi menyusu dini dapat melatih membiasakan bayi menghisap payudara ibu yang nantinya berperan penting da- lima kali dibandingkan Malaysia, dua kali dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina (Dep Kes RI, 2007). Sementara kematian bayi di Yogyakarta mencapai 20 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 2010). Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana untuk membangun SDM yang berkualitas. Pada kenyataannya masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan menyusui bayinya, salah satu penyebabnya adalah kemampuan menghisap ASI kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena penolong persalinan selalu memisahkan bayi dengan ibunya segera setelah lahir yang berakibat mengganggu proses alami bayi untuk menyusu. Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sen- lam mewujudkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan berlanjut sampai bayi berusia dua tahun. Dalam melakukan inisiasi menyusu dini, meski tidak ditutupi selembar benang pun bayi tidak akan kedinginan, sebab tubuh ibu akan menghangatkan bayi dalam suhu yang tepat. Penelitian yang dilakukan oleh Edmond et al (2006) dalam Roesli (2008) hasil dari penelitian ini ada 16% kematian dapat dicegah bila bayi diberi ASI eksklusif sejak hari pertama, dan 22% kematian neonatal dapat dicegah bila bayi baru lahir memulai menyusu dalam satu jam pertama setelah lahir. Dapat diambil kesimpulan setiap bayi baru lahir wajib mendapatkan haknya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah lahir penelitian ini dilaksanakan di pedesaan Ghana pada tahun 2006. Mulai menyusu yang normal yaitu dalam menit-menit pertama sampai satu jam pertama dan diawali dengan kontak kulit ibu dan kulit bayi, dan diri, dalam satu jam pertama awal kehidupannya membantu ibu dan bayi sampai bayi berhasil me- )LND6GDQ6\D¿T$ Pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini belum banyak diketahui masyarakat bahkan nyusu. Ini merupakan langkah ke empat dari sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui dengan kriteria rumah sakit sayang ibu (Kementrian juga tenaga kesehatan. Inisiasi menyusu dini belum banyak dipraktikkan di Indonesia, selain karena sosialisasi yang belum meluas, hambatan juga Negara Pemberdayaan Perempuan, 2007; Roesli 2008). Pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Yog- datang dari kalangan medis baik dokter maupun rumah sakit yang belum menerima inisiasi menyusu dini dengan alasan yang bervariasi. Beberapa yakarta dilakukan di RS Dr. Sardjito, Puskesmas Tegal Rejo dan Mergangsan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, Pus- Tuti Rohani, Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Badan Bayi Baru Lahir. 135 kesmas Mergangsan Yogyakarta dengan teknik wawancara kepada kepala ruangan bersalin bahwa penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu bayi yang lahir dalam kondisi sehat (lang- pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) sudah dilakukan, tetapi belum dilakukan secara maksi- sung menangis kuat) dan cukup bulan (aterm). Penelitian ini menggunakan besar sampling minimal mal, karena keterbatasan tenaga dalam pelaksanaannya, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh inisiasi menyusu dini ter- untuk penelitian eksperimen yaitu 15 subjek peer group menurut Gay dan Diehl dalam Arikunto (2010) dimana 15 bayi akan mendapatkan perla- hadap suhu badan bayi satu jam setelah lahir, di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. kuan inisiasi menyusu dini dan 15 bayi sebagai kontrol atau tidak inisiasi menyusu dini (Arikunto, 2010). Dalam menenatukan sampel berdasarkan METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang memberikan perlakuan kepada kriteria baru lahir sehat dan cukup bulan (aterm) dengan usia kehamilan 37-42 minggu dengan urutan ganjil digunakan sebagai kelompok pe- objek yang dapat mengendalikan variabel dan secara tegas menyatakan adanya hubungan sebab akibat (Hidayat, 2007). Desain penelitian adalah “Postest-Only Control Group Design” yaitu untuk mengukur besar pengaruh perlakuan (inisiasi menyusu dini) terhadap suhu badan bayi satu jam setelah lahir yang akan dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, Inisiasi menyusu dini adalah setelah bayi lahir seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan, memotong dan mengikat tali pusat, bayi ditengkurapkan pada perut dan dada ibu, ibu dan bayi diselimuti bersama dan kepala bayi diberi topi, bayi akan menyusu sendiri, dilakukan selama satu jam. Dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini dan yang tidak inisiasi menyusu dini. Suhu badan bayi baru lahir adalah hasil pengukuran suhu badan bayi, yang dilakukan satu jam setelah lahir diukur de- lakuan dan urutan genap sebagai kelompok kontrol. Sampai jumlah terpenuhi yaitu 15 bayi untuk kelompok pelakuan dan 15 bayi untuk kelompok sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer melalui pengamatan atau observasi dan pengukuran yang dilakukan oleh peneliti. Pada variabel bebas digunakan teknik pengamatan atau observasi dengan mengadakan observasi secara langsung kepada subjek penelitian, pada variabel terikat pengumpulan data menggunakan pengukuran, yaitu dengan menggunakan alat ukur termometer elektronik. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji independent t-test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok. Pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 (Riwidikdo, 2009). ngan menggunakan termometer elektronik di ke- HASIL DAN PEMBAHASAN tiak. HASIL Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir di Puskesmas Mergangsan Yogya- Penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Mergangsan mulai tanggal 16 November-12 karta pada bulan Juni-Juli pada tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir sehat dan cukup bulan (aterm) dengan usia Desember 2013 mendapatkan jumlah sampel yaitu 15 bayi pada kelompok perlakuan (IMD) dan 15 bayi pada kelompok kontrol (tidak IMD), dengan kehamilan 37-42 minggu. Teknik sampling pada karakteristik responden sebagai berikut: 136 Jurnal Ilmu Kebidanan, Jilid 3, Nomor 2, hlm 133-139 Tabel 1. Karakteristik Responden pada Kelompok Perlakuan (IMD) dan Kelompok Kontrol (tidak IMD) Variabel IMD Cara persalinan n 14 1 15 0 15 Spontan Tindakan 2500-4000 < 36,5 36,5 -37,5 Berat badan (gram) Suhu badan (ºC) % 93,3 6.7 100 0 100 Tidak IMD n % 15 100 0 0 15 100 11 73,33 4 26,67 Pada tabel 1. dapat dilihat karakteristik cara persalinan spontan 100% pada kelompok si menyusu dini dan kelompok kontrol atau tidak inisiasi menyusu dini, terlebih dahulu dilakukan kontrol (tidak IMD). Karakteristik berat badan menunjukkan bahwa karakteristik berat badan se- pengujian normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Didapatkan hasil uji luruh responden baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mempunyai berat badan 2500-4000 gram yaitu sebesar 100%. Karakteristik suhu badan bayi satu jam setelah lahir dengan suhu <36,5ºC menunjukkan bahwa responden pada kelompok perlakuan tidak ada (0%) dan pada kelompok kontrol 73,33%. Selanjutnya untuk responden dengan suhu 36,5ºC-37,5ºC pada kelompok perlakuan mempunyai persentase sebesar 100%, sedangkan pada kelompok kontrol 26,67%. K-S suhu badan bayi satu jam setelah lahir memberikan nilai 0.747 dengan probabilitas 0.632 jauh GLDWDVĮ MDGLGDSDWGLVLPSXONDQGDWDEHUGLVtribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan t test independent. Uji statistik selanjutnya mengukur kebermaknaan pengaruh dan beda rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir pada kelompok perlakuan yaitu inisiasi menyusu dini dan kelompok kontrol atau tidak inisiasi menyusu dini. Pengaruh perlakuan terhadap bayi diketahui melalui kajian perbedaan rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, disajikan melalui tabel. Hasil Observasi/ Perlakuan Sebelum dilakukan pengujian pengaruh dan beda rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir pada kelompok perlakuan yaitu inisia- Tabel 2. Perbedaan Rata-Rata Suhu Badan Bayi Satu Jam setelah Lahir Kelompok Perlakuan (IMD) dan Kelompok Kontrol (tidak IMD) Kelompok IMD non IMD n Mean SD 15 15 36,96 36,22 0,22 0,32 Mean SE t P GL൵HUHQFH 0,74 GL൵HUHQFH 0,10 7,23 value 0,00 6LJQL¿NDVLp<0,01) Tabel 2. memperlihatkan perbedaan rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir sebe- dari t tabel yaitu dengan nilai 2,04, yang berarti ada perbedaan bermakna rata-rata suhu badan bayi sar 0,74 derajat selcius satuannya dengan nilai p =0,000 (p<0,01). Nilai t hitung 7,23 lebih besar satu jam setelah lahir pada kelompok perlakuan yang mendapatkan inisiasi menyusu dini dan ke- Tuti Rohani, Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Badan Bayi Baru Lahir. 137 lompok kontrol yang tidak mendapatkan inisiasi menyusu dini. bayi mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh hal ini membuat rentan terhadap hipotermi. Penu- PEMBAHASAN runan suhu antara 1°C dan 2°C dapat terjadi dalam satu jam pertama setelah lahir bila tidak dilaku- Berdasarkan analisis univariat karakteristik dari 30 responden yang terdiri dari 15 bayi kelompok perlakuan dan 15 bayi kelompok kontrol kan upaya mengatasinya, maka suhu tubuh normal mungkin tidak akan tercapai dalam empat sampai delapan jam yang akan berakibat kesakitan hingga diketahui 93,3% lahir secara spontan hanya 6,7% saja yang lahir dengan tindakan. Sedangkan karakteristik berat badan bayi pada kedua kelompok kematian (Johnson et al, 2007; Varney et al, 2007). Inisiasi menyusu dini dapat dilakukan pada semua bayi baru lahir dengan jenis persalinan spontan 100% mempunyai berat badan 2500gr-4000gr. Hasil penelitian menunjukkan kebermaknaan pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap peningkat- maupun tindakan seperti ektraksi vakum dan seksio sesaria dengan ketentuan bayi dalam keadaan sehat atau menangis kuat (Mawarti, 2008). an suhu badan bayi satu jam setelah lahir dengan hasil nilai rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir yang dilakukan IMD 36,96 sedangkan nilai rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir yang tidak dilakukan IMD 36,22. Inisiasi menyusu dini akan meningkatkan suhu badan bayi satu jam setelah lahir. Secara statistik perbedaan rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir sebesar 0,74 dengan nilai p =0,000(p<0,01). Hasil penelitian ini bermakna ada perbedaan suhu badan bayi yang dilakukan IMD dengan suhu badan bayi yang tidak diberikan IMD. Perbedaan suhu ini secara klinis memberikan pegaruh besar tehadap bayi baru lahir. Dengan dilakukanya IMD suhu badan bayi baru lahir akan meningkat Hal ini sesuai dengan teori Dr. Niels Bergman (2005) dalam Simkin, P et al (2007) yang menyebutkan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan 1ºC lebih panas dari pada dada ibu yang tidak melahirkan, jika bayi kepanasan Berdasarkan pedoman menyusui WHO/ UNICEF yaitu untuk memulai menyusu segera setelah lahir/inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini juga merupakan salah satu tujuan MDGs (Millennium Development Goals) untuk menurukan angka kematian bayi. Berdasarkan data yang dalam pusat data dan informasi tentang situasi dan analisis ASI Eksklusif menyusui merupakan suatu proses yang wajib dilaksnakan dalam proses persalinan sudah tertuang dalam standar APN. Pelaksanaan IMD akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif pada pasal enam berbunyi “setiap ibu melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkanya”. Dengan adanya peraturan tersebut semakin menegaskan perlunya dukungan, komitmen dari semua pihak untuk memberikan suhu dada ibu akan turun. Jika bayi kedinginan, pelayanan inisiasi menyusu dini pada bayi baru la- suhu dada ibu akan meningkat 2ºC untuk menghangatkan bayi. Dengan dilakukannya inisiasi menyusu dini maka suhu badan bayi akan terjaga hir (Waspodo, 2009 ; Dep Kes RI, 2014). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sirajuddin dkk (2014) tentang faktor determinan dengan baik. Inisiasi menyusu dini juga akan menurunkan risiko hipotermi karena bayi baru lahir akan mudah kehilangan panas terutama satu jam pendidikan, pengetahuan, sikap ibu, tindakan bidan dan dukungan keluarga) terhadap pelaksanaan IMD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varia- setelah lahir (Roesli, 2008 ; Simkin, P et al, 2007). Pada teori lainya menurut varney suhu kulit pada bayi baru lahir adalah 36,0°C dan 36,5°C, bel dukungan keluarga, pendidikan dan tindakan bidan adalah determinan penting, sedangkan variabel dukungan keluarga adalah determinan utama 138 Jurnal Ilmu Kebidanan, Jilid 3, Nomor 2, hlm 133-139 terhadap pelaksanaan IMD. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu progam Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yang memeberikan rangsangan awal dimulai pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini, dan diharapkan berkelanjutan selama enam bulan pertama. Kegagalan IMD dan DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. Rev, Cet.14. Jakarta: Rineka Cipta. DepKesRI. 2007. Setiap Jam 10 Bayi dan 20 Balita di Indonesia Meninggal. http://.www. dep.kes.go.id. Diunduh pada tanggal 4 pemberian ASI eksklusif pada periode tersebut, Maret 2011. EHUSRWHQVL PHQLPEXONDQ GH¿VLHQVL ]DW JL]L SDGD bayi, serta memungkinkan terjadi status gizi ku- DepKesRI. 2014. Situasi dan Analisis Asi Eklsklusif Pusat Data dan Informasi. http://www. rang, yang berujung pada penurunan poin kecerdasan intelektual bayi, dan menjadi ancaman terhadap sumber daya manusia Indonesia pada masa mendatang (Sirajuddin dkk, 2014). Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini hanya meneliti pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada satu variabel saja yaitu suhu badan yang di observasi. KESIMPULAN Nilai rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir yang dilakukan IMD 36,9667 sedangkan nilai rata-rata suhu badan bayi satu jam setelah lahir yang tidak dilakukan IMD 36,2222. Inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir secara statistik berpengaruh terhadap peningkatan suhu badan bayi satu jam setelah lahir dengan angka perbedaan 0,74667 dan p=0,000. Mengingat bahwa inisiasi menyusu dini bagi bayi efektif dalam mempengaruhi suhu badan bayi baru lahir maka disarankan kepada seluruh bidan pelaksana untuk memberikan pelayanan/asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir secara tepat dan benar, pada bayi yang lahir spontan maupun dengan tindakan sehingga hak bayi terpenuhi. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan data penelitian ini sebagai data skunder tentang hubungan inisiasi menyusu dini dan suhu badan bayi satu jam setelah lahir. Peneliti selanjutnya dapat meneliti sejauh mana pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap keberhasilan ASI eksklusif, tumbuh kembang bayi, juga pengaruhnya terhadap ibu. depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf. Diunduh tanggal 15 Mei 2017. Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2010. 3UR¿O.HVHhatan Propinsi DIY Tahun 2010. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Propinsi DIY. Eko, C. 2011. Inisiasi Menyusu Dini tahu Apa Yang Dia Mau. http://www.pd.persi.co.id. Diiunduh pada tanggal 4 Maret 2011. )LND 6 GDQ 6\D¿T $ +XEXQJDQ 0HQ\Xsu Segera dan Pemberian ASI Eksklusif Sampai dengan Empat Bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol 22, 447-55. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Jonhson, R and Taylor, W. 2007. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC. Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Pekan ASI Sedunia. Jakarta: Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI. Mawarti R. 2008. Langkah Sukses Menuju Inisiaasi Menyusu Dini, Disampaikan dalam Seminar Inisiasi Menyusu Dini Di RS Dr. Sarjito Yogyakarta pada Tanggal 15 Maret 2008. 1XJUDKHQ\ ( GDQ $O¿DK ( )DNWRU 3HQJhambat dan Pendorong Penerapan ASI Eklusif. Jurnal Ilmu Kebidanan. 2 (2); 79-86 Tuti Rohani, Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Badan Bayi Baru Lahir. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Terapan dengan Program R Versi 2.5.1 Bidang Kesehatan Umum. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Simkin, P et al. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta: ARCAN. Sirajuddin, S dkk. 2014. Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=269755. Diunduh tanggal 13 Mei 2017. Varney, H et al. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. 139 Waspodo. 2009. Asuhan Persalinan Normal 2009. Edisi 3 (Revisi). Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik.