HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK Nur Aini Rahmawati 1), Mila Sari Dwi Jayanti 2) Abstrak : Latar Belakang Penelitian ini yaitu di indonesia dari seluruh kematian balita, sebanyak 38 % meninggal pada masa bayi baru lahir (Asuhan Persalinan Normal (APN), 2008 :141). Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia terutama disebabkan oleh prematuritas (32%), asfiksia (30%), infeksi (22%), kelainan kongenital (7%), lain-lain (9%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Inisiasi menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir di Bidan Praktek Mandiri Puji Lestari Mawung Trucuk Klaten. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan study korelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang HPL nya bulan Maret 2011 dan April 2011 di BPM Puji Lestari Mawung Trucuk Klaten. Pengambilan sampel dengan teknik acidental sampling. Instrumen yang digunakan lembar observasi dan termometer. Data dianalisa menggunakan uji korelasi chi square dengan nilai signifikasi 0,049. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir dimana nilai P = 0,049 (p< 0.05). Sebagian besar responden mengalami peningkatan suhu tubuh setelah dilakukan IMD selama 1 jam yaitu peningkatan suhu 0,1 0C sebanyak 13 orang (43,3%), peningkatan suhu tubuh 0,2 0C sebanyak 13 orang (43,3%) dan peningkatan suhu tubuh 0,3 0C sebanyak 4 orang (13,4%). Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara Inisiasi menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir. Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Peningkatan Suhu Tubuh, BBL. Nur Aini Rahmawati, Mila Sari Dwi Jatyanti, Hubungan Inisiasi Menyusu Dini… I. segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan PENDAHULUAN Menurut 31 World Health kontak kulit bayi dengan kulit ibu, Organisation (WHO), setiap tahunnya setidaknya selama satu jam setelah sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir.Ternyata inisiasi menyusu dini baru lahir mengalami asfiksia. Di tidak hanya menyukseskan pemberian Indonesia dari seluruh kematian balita, ASI eksklusif. Lebih dari itu yaitu sebanyak 38 % meninggal pada masa menyelamatkan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008). karena menyusu di satu jam pertama Penyebab kematian bayi baru lahir di bayi baru lahir sangat berperan dalam Indonesia terutama disebabkan oleh menurunkan angka kematian bayi. Jika prematuritas (32%), asfiksia (30%), semua bayi segera setelah lahir diberi infeksi (22%), kelainan kongenital kesempatan menyusu sendiri dengan (7%), lain-lain (9%). membiarkan kontak kulit ibu ke ke Penelitian dr. Edmond dkk pada 10.947 bayi yang lahir antara juli 2003 sampai juni 2004 di nyawa bayi. Oleh kulit bayi maka nyawa bayi dapat diselamatkan (Roesli,2008 : 08) Ghana Mekanisme pengaturan temperatur menunjukkan bahwa menunda inisiasi tubuh pada bayi baru lahir menyusu dini belum berfungsi sempurna oleh karena kematian bayi. akan Jika meningkatkan bayi diberi itu jika tidak segera (BBL) dilakukan kesempatan menyusu dalam satu jam pencegahan kehilangan panas tubuh pertama dengan dibiarkan kontak kulit maka bayi baru lahir dapat mengalami ke kulit ibu maka 22% nyawa bayi di hipotermia (JNPK-KR, 2008 : 123). bawah 28 hari dapat diselamatkan. Jika Suhu normal bayi baru lahir berkisar menyusu pertama saat bayi berusia 36,5–37,5 ˚C. diatas dua jam dan di bawah 24 jam Upaya-upaya yang aman dan pertama tinggal 16 % nyawa bayi di efektif untuk mencegah dan mengatasi bawah 28 hari yang dapat diselamatkan penyebab utama kematian bayi baru (Roesli ,2008 :06 ). lahir adalah pelayanan antenatal yang Inisiasi menyusu dini ( early berkualitas. Asuhan persalinan norma initiation ) atau permulaan menyusu l/ dasar dan pelayanan kesehatan dini adalah bayi mulai menyusu sendiri neonatal oleh tenaga profesional 32 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 30-36 (APN,2008 :141). Pelukan ibu pada sectional. Populasi yang digunakan tubuh bayi dapat menjaga kehangatan pada penelitian ini adalah semua ibu tubuh dan mencegah kehilangan panas hamil yang HPL nya (hari perkiraan dan anjurkan ibu untuk menyusui lahir) bayinya segera setelah lahir sebaiknya April 2011 di BPM Puji Lestari pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) harus Mawung dimulai dalam waktu satu jam pertama berjumlah 48 responden. Pengambilan kelahiran (Sumarah, 2008 :174) sampel pada bulan Maret 2011 dan Trucuk (Teknik Klaten sampling) yaitu dalam Jawa Tengah merupakan salah penelitian ini menggunakan accidental satu provinsi perintis program Inisiasi sampling yaitu pengambilan sampel Menyusu Dini. tanggal 20 dilakukan dengan mengambil kasus salah satu atau responden yang kebetulan ada kabupaten di wilayah Jawa Tengah atau tersedia di suatu tempat sesuai yaitu Kabupaten Klaten, ditetapkan dengan sebagai pilot proyek UNICEF untuk (Notoatmodjo, pelaksanaan program Inisiasi Menyusu yang digunakan adalah 30 responden. November Pada 2007 dan Dini sesuai Peraturan Daerah No.7 Th konteks penelitian 2010:125). Sampel Analisa data yang igunakan adalah 2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini analisa dan ASI Eksklusif. Perda ini dibuat menggunakan rumus Chi Square (X2). dengan tujuan untuk memberikan perlindungan secara hukum bagi bayi untuk mendapatkan hak dasarnya, serta memberikan perlindungan secara hukum dan kesempatan bagi ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya univariat dan bivariat III. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Pelaksanaan IMD Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMD di BPM Puji Lestari Desa Mawung Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dimanapun berada (Perda Kabupaten No IMD Frekuensi Prosentase Klaten No.7,2008) 1. Tercapai 26 86,7% 2. Tidak 4 13,3% 30 100,0% II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini observasional analitik. menggunakan pendekatan adalah Peneliti cross Tercapai Jumlah Sumber : Data primer 2011 Nur Aini Rahmawati, Mila Sari Dwi Jatyanti, Hubungan Inisiasi Menyusu Dini… 33 b. Peningkatan Suhu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peningkatan Suhu di BPM Puji Lestari Desa Mawung Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. Peningkatan Suhu (0C) No Frekuensi Prosentase 1. 0,10C 13 43,3% 2. 0,20C 13 43,3% 3 0,30C 4 13,4% 30 100,0% Jumlah Sumber : Data primer 2011 2. Analisis Bevariate Tabel 4.3. Hubungan antara IMD dengan peningkatan suhu di BPM Puji Lestari Desa Mawung Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. Peningkatan Suhu Pelayanan IMD 0 0,10 C Tercapai 9 (30%) 0 0,20 C 0 0,30 C Jumlah p 2 13 (43,3%) 4 (13,3%) 26 (86,7%) 0,049 6,036 Tidak 4 (13,3%) 0 0 Jumlah 13 (43,3%) 13 (43,3%) 4 (13,3%) 4 (13,3%) 30 (100) Sumber : Data Primer 2011 Hasil penelitian menunjukkan signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05); bahwa IMD yang tercapai sebanyak 26 maka dapat dinyatakan bahwa ada responden dengan peningkatan suhu hubungan antara pelaksanaan inisiasi 0,200C sebanyak 13 responden (43,3%) menyusu dini dengan peningkatan suhu dan peningkatan suhu 0,30C sebanyak untuk bayi baru lahir. 4 responden (13,3%). Hasil analisis korelasi antara untuk menguji pelaksanaan peningkatan suhu IMD hubungan dengan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,049. Karena nilai 2. Pembahasan Hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang tercapai dalam IMD dan peningkatan suhunya 0,200C sebanyak 13 responden (43,3%). Hal ini dilihat 34 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 30-36 dari hasil uji statistik dengan diletakkan di dada ibu ini kepanasan menggunakan chi square, yaitu dengan maka suhu dada ibu akan turun 1° C. diperolehnya nilai X2 hitung = 6,036 Jika bayi kedinginan maka suhu dada dengan signifikansi p = 0,049 berarti ibu akan meningkat 2° C untuk 0,049<0,05 Ho menghangatkan bayi. Jadi dada ibu dini yang melahirkan merupakan tempat permulaan terbaik bagi bayi yang baru lahir (p<0,05), diterima. Inisiasi menyusu (early initiation) menyusu dini maka atau adalah bayi mulai daripada tempat tidur yang canggih menyusu sendiri segera setelah lahir dan (Roesli, 2008 : h. 28). Menyusu atau termoregulator bagi suhu bayi. Ini akan laktasi menurunkan kematian bayi baru lahir adalah produksi dan pengeluaran ASI dimana keduanya mahal. Kulit ibu bersifat karena kedinginan ( hypotermia ). harus sama baiknya. Selama kehamilan Didukung dengan penelitian dr. biasanya ASI dihambat oleh kadar Edmond dkk pada 10.947 bayi yang estrogen yang masih tinggi pada hari lahir antara juli 2003 sampai juni 2004 ke-2 atau ke-3 pasca persalinan, kadar di estrogen turun dengan drastis dan saat menunda inisiasi menyusu dini akan inilah terjadi sekresi ASI. Sehingga meningkatkan kematian bayi. Jika bayi dengan menyusu diberi kesempatan menyusu dalam satu sekresi ASI dini, akan diharapkan makin cepat (Manajemen Laktasi). Hasil penelitian Ghana menunjukkan bahwa jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu maka 22% nyawa menunjukkan bayi di bawah 28 hari dapat terjadi peningkatan suhu pada bayi diselamatkan. Jika menyusu pertama yang tercapai pelaksanaan IMD. Hasil saat bayi berusia diatas dua jam dan di ini sesuai dengan Roesli (2008, h.28), bawah 24 jam pertama tinggal 16 % disebutkan dada ibu menghangatkan nyawa bayi di bawah 28 hari yang bayi bayi dapat diselamatkan (Roesli ,2008 :06 ). merangkak mencari payudara. Suhu Hasil ini sesuai dengan faktor badan ibu yang melahirkan menjadi 1° yang dapat menghambat pengeluaran C lebih panas dari pada suhu dada ibu ASI dan refleks oxytocin sebagaimana sebelum melahirkan, jika bayi yang dijelaskan oleh Roesli (2008 : 06) dengan tepat selama Nur Aini Rahmawati, Mila Sari Dwi Jatyanti, Hubungan Inisiasi Menyusu Dini… 35 adalah ibu dalam keadaan bingung, Peningkatan Suhu Tubuh Bayi Baru kacau, marah dan sedih; ibu terlalu Lahir Di BPS Yustina Tangen Sragen. khawatir air susunya tidak cukup untuk Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat kebutuhan bayinya; rasa sakit pada saat menjaga menyusui yang membuat ibu takut mencegah untuk menyusui; perasaan malu untuk anjurkan ibu untuk menyusui bayinya menyusui; ayah tidak mendukung dan segera kurang perhatian terhadap ibu dan pemberian ASI harus dimulai dalam bayinya. waktu satu jam pertama kelahiran Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir kehangatan kehilangan setelah (BBL) itu inisiasi segera dilakukan panas dan lahir sebaiknya Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tidak dan (Sumarah,2008:174). belum berfungsi sempurna oleh karena jika tubuh mengenai menyusu hubungan dini dengan pencegahan kehilangan panas tubuh peningkatan suhu tubuh pada bayi baru maka bayi baru lahir dapat mengalami lahir di BPM Puji Lestari Mawung hipotermia (APN, 2008 : 123). Suhu Trucuk Klaten Tahun 2011 maka dapat normal bayi baru lahir berkisar 36,5 – disimpulkan adanya hubungan yang 37,5 (Saifudin, signifikan antara Inisiasi menyusu dini 2001:373). Stres dingin (cold stress) dengan peningkatan suhu tubuh pada menimbulkan masalah fisiologis dan bayi baru lahir. ˚C (suhu axilla) metabolisme pada semua bayi baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain. Bayi normal mungkin mencoba untuk meningkatkan suhu tubuh dengan menangis atau meningkatkan aktivitas motorik dalam berespon terhadap ketidaknyamanan karena suhu lingkungan lebih rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Eka Putra Aprilyanawati (2008) Penerapan kontak ke kulit dalam IV. KESIMPULAN DAN SARAN Ada hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir. Bagi tenaga kesehatan harus dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir khususnya pencegahan hipotermi pada bayi baru menerapkan yang benar. lahir, dengan cara langkah-langkah IMD 36 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 30-36 DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. h. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. h. 152; Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. h. 144; Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Edisi Revisi. 2010. h. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono; 2008. h. 213; Saifuddin, A.B. Adriaansz, G, Wiknjosasro, H, Waspodo, D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matenatal Dan Neonatal. Jakarta: JPNKKN POGI Be kerjasama dengan Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawiroharjo; 2001. h. 90; 98; Saifuddin, A.B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Matenatal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawiroharjo; 2002. h. N 31 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2006. h. 4 Roesli, Utami. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda dan Puspa Swara; 2008. h 1-47 Kodrat, L. Dasyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca; 2010. h 44-50 Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin. Jakarta: Fitramaya; 2009. h 173174 JNPK. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR; 2008. h 141 JNPK. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR; 2007. h 95 Ladewig,p. London,M. Olds, S. Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC; 2006. h 153156 Kabar Kesehatan. Inisiasi Menyusu Dini. 10 Januari 2011. [ Diakses tanggal 2 februari 2011]. Didapat dari http://www.dempelonline.com/201 1/1/info -kesehatan Anonim. Inisiasi Menyusu Dini. Desember 2010.[ Diakses tanggal 13 Februari 2011]. Didapat dari http://www.ayahbunda.co.id/artike l/Kelahiran/Gizi+dan Kesehatan/inisisasi. Menyusui.dini/001. Constantina. Hubungan Antara Menyusu Dini dengan Kecepatan Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Rs PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Stikes Aisyah Yogyakarta; 2007. Aprilyanawati EP. Penerapan kontak ke kulit dalam Peningkatan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir di BPS Yustina Tangen Sragen. Surakarta: Stikes Aisyah Surakarta; 2008. Suwarni. Faktor – faktor yang Menghambat Ibu Nifas untuk Menyusui Dini Bayi Baru Lahir di RSK Bhakti Ibu Yogyakarta 2002. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada; 2002.