komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar guru

advertisement
Tugas Akhir - 2012
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR GURU
DENGAN MURID BERKEBUTUHAN KHUSUS (ANALISIS KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI GURU DENGAN MURID TUNAGRAHITA SLB BC CIBADUYUT)
Annisa Alfi Ratriana¹, Maylanny Christin. S.s.msi ; Refi Rifaldi Wg², St.³
¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
guru dan murid tunagrahita yang ada di Sekolah Luar Biasa B/C
Cibaduyut. SLB BC Cibaduyut adalah kependekan dari Sekolah Luar
biasa Cibaduyut. SLB BC Cibaduyut terletak di Jln.Cibaduyut Gg.Ma
Maja No.4Kel.Cibaduyut Kec.Bojongloa Kidul Kota Bandung 40236
Provinsi Jawa Barat.
Gambar 1.1
HalamanDepan SLB BC Cibaduyut
Sumber :Dok.Pribadi
Sekolah Luar Biasa BC Cibaduyut didirikan tahun 2003 oleh
Yayasan Pendidikan dan Latihan Anak Berkelainan.
1
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Adapun visi dan misi yang dimiliki SLB BC Cibaduyut adalah:
Visi
Mengantarkan SLB BC YPLAB Cibaduyut menjadi SLB yang
santun, produktif, percaya diri dan mandiri.
Misi
a.Mengedepankan kearifan dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah.
b.
Memperlihatkan hasil belajar yang nyata lewat pelajaran
di dalam kelas maupun di luar kelas.
c.Mampu memberikan keyakinan yang mendalam tentang
kualitas belajardi sekolah.
d.
Memperjelas kemandirian sekolah dalam setiap kegiatan
proses belajar mengajar.
e.Mengembangkan sayap untuk bekerjasama dengan pihak
manapun.
Visi dan misi diatas menjadi landasan untuk keberlangsungan proses
belajar dan mengajar di SLB BC Cibaduyut.
SLB BC Cibaduyut memiliki lima ruang kelas, satu ruang tata
usaha yang digabungdenganruangkomputer, satu ruang kepala sekolah,
satu musola, dua kamar mandi, satu dapur, lapangan, dan kebun kecil
untuk murid-murid belajar bercocok tanam. SLB BC Cibaduyut
terletak ditengah-tengah pemukiman warga, hal tersebut menjadi salah
satu kelebihan karena anak-anak dan warga dapat berinteraksi secara
langsung yang menjadikan pembelajaran pada kedua belah pihak.
2
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
SLB BC Cibaduyut memiliki 36 murid yang memiliki
kebutuhan khusus. Murid-murid tersebut dikategorikan lagi sesuai
kebutuhannya yaitu 32 murid tunagrahita yaitu murid yang memiliki
keterbelakangan mental, satu murid tunanetra yaitu murid yang cacat
dalam pengelihatan, dan tiga murid tunarungu yaitu murid yang cacat
dalam pendengaran. Tingkatan pendidikan pada anak berkebutuhan
khusus juga dibedakan sesuai dengan umurnya ada Sekolah dasar Luar
Biasa(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa(SMPLB), dan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa(SMALB).
Gambar1.2
Murid SLB BC Cibaduyut
Sumber :Dok.SLB BC Cibaduyut
Guru di SLB BC Cibaduyut berjumlah tujuh orang guru tetap,
dan tiga orang guru honorer. Dari ketiga guru honorer, ada dua orang
guru yang memiliki kebutuhan khusus yaitu tunanetra dan tunarungu.
Guru yang mengajar di SLB BC Cibaduyut telah memiliki dasar
3
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
pendidikan dan keahlian untuk menangani anak-anak berkebutuhan
khusus.
SLB BC Cibaduyut tidak hanya mengajarkan mata pelajaran
formal di sekolah, anak-anak berkebutuhan khusus juga diajarkan
mengenai keterampilan. Guru memberikan pengajaran keterampilan
berupa membuat kue, membuat pin, membuat rajutan, komputer,
bercocok tanam, sampai membuat karya seni. Pengajaran keterampilan
memang di utamakan di SLB BC Cibaduyut agar murid-muridnya
mendapatkan bekal untuk masa depannya.
SLB BC Cibaduyut terletak ditengah-tengah pemukiman
warga. Letak yang berdekatan dengan pemukiman warga dapat
memudahkan murid SLB BC Cibaduyut untuk belajar berinteraksi
dengan masyarakat. Bentuk interaksi antara murid berkebutuhan
khusus
dengan
masyarakat
biasanya
berupa
sapaan,
samapi
pertanyaan-pertanyaan ringan. Masyarakat sekitar SLB BC Cibaduyut
dapat
bekerjasama
untuk
membentuk
mental
murid-murid
berkebutuhan khusus agar anak berkebutuhan khusus tidak rendah diri.
4
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
1.2 Latar Belakang Penelitian
Olimpiade 2012 diadakan di London, Inggris akan di buka pada
tanggal 27 juli 2012. Pesta olahraga akbar ini akan diikuti oleh 204
negara dari seluruh dunia. Sebelum Olimpiade ini dimulai diadakan
acara khusus yaitu membawa obor berkeliling keseluruh dunia. Obor
Olimpiade biasanya dibawa oleh para atlit atau seseorang yang
memiliki pengaruh.
Salah seorang pembawa obor yang berasal dari Indonesia adalah
Stephanie Handojo, penyandang tunagrahita (keterbelakangan mental)
terpilih dari 12 juta anak di dunia untuk pembawa obor Olimpiade
London di kota Robin Hood, Nottingham. Peraih medali emas Special
Olympic Games 2011 di Athena pada cabang renang ini terpilih dari
delapan ribu orang yang menginspirasi yang akan membawa obor
Olimpiade London. Gadis berambut panjang ini mendapat dukungan
dari ibunda dan ayah serta kedua adiknya Stephen Handojo dan Stashia
Handojo.
Keluarga besar KBRI London dan para pelajar Indonesia di
Nottingham juga turut memberikan semangat. Sedianya Stephanie
akan mengusung obor Olimpiade London dengan menempuh jarak
sejauh 300 meter, namun panitia menetapkan sepanjang 600 meter
yang harus dibagi bersama 10 orang lainnya yang dimulai dari London
Road, Catlle Market Road dan berakhir di Old Market Square di pusat
kota dimana ribuan masyarakat telah menantikehadiran Stephanie
menjadi wakil Indonesia membawa obor Olimpiade juga menjadi
kebanggaan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris T.M Hamzah
Thayeb beserta seluruh jajaran KBRI London (Stephanie Hardojo
5
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Bawa
Obor
di
Nottingham
http://www.
antaranews.
com/berita/318803/stephanie-handojo-bawa-obor-olimpiade-dinottingham 27/07/12 09.30). Artikel Stephanie Hardojo Bawa Obor di
Nottingham dapat menjadi salah satu gambaran bahwa anak yang
memiliki keterbelakangan mental juga dapat berprestasi didunia.
Meskipun Stephanie terlahir dengan kekurangan, namun Stephanie
tidak menyerah dan mampu berprestasi. Semangat Stephanie dapat
menjadi inspirasi bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khsusu
untuk dapat berprestasi.
Fenomena anak dengan kebutuhan khusus yang berprestasi makin
banyak terjadi. Hal tersebut banyak terjadi karena kesetaraan pada
anak dengan kebutuhan khusus makin meningkat. Salah satu caranya
penyetaraan anak berkebutuhan khusus adalah dengan pendidikan.
Dalam Undang-undang anak berkebutuhan khusus juga berhak
mendapatkan pengajaran yang layak. Pada tahun 2003 pemerintah
mengeluarkan undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan Nasional (UUSPN).Dalam undang-undang tersebut di
kemukakan hal-hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anakanak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut:
1. Bab IV pasal 5(1) setiap warga Negara mempunyai hak yang
sama untuk memperolehpendidikan yang bermutu baik yang
memiliki kelainan fisik,emosional ,mental,intelektual atau
social berhak memperoleh pendidikan khusus
6
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
2. Bab V pasal 12(1)huruf b.mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat ,minat,dan kemampuannya.
3. Bab VI .bagaian kesebelas.Pendidikan khusus dan pendidikan
khusus, pasal 32 (1)pendidikan khusus bagi peserta yang
memiliki
tingkat
pembelajaran
kesulitan
dalam
karena
mengikuti
proses
kelainan
fisik
emosional,mental,social,atau memiliki potensi kecerdasan
(Pasal-pasal
yang
melandasi
pendidikan
luar
biasa
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/pendidikan-anak-luar-biasa/
27/07/12 21.30). Undang-undang pendidikan anak luar biasa menjadi
dasar pengajaran bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Proses belajar mengjar yang dilakukan guru juga berpedoman pada
undang-undang pendidikan anak luar biasa. Dengan begitu anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pendidikan anak berkebutuhan khusus tidak dapat disamakan
dengan anak normal. Anak berkebutuhan khusus mendapatkan
pendidikan
yang
khudud
pula.
Anak
berkebutuhan
khusus
mendapatkan pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Segala sarana
dan prasarana yang ada di SLB sudah disesuaikan dengan kebutuhan
yang anak luar biasa butuhkan. Dari mulai guru, penyesuaian materi
pelajaran, sampai alat bantu belajar yang dipergunakan semuannya
harus disesuaikan dengan kurikulum anak berkebutuhan khusus.
Sekolah Luar Biasa (SLB)yang ada di Indonesia jumlahnya
ada 1500 unit sekolah.Untuk Jawa Barat jumlah SLB ada 300
7
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
sekolah yang tersebar di 26 kota dan kabupaten. Sebagian
berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masingmasing kategori kecacatan SLB itu di kelompokkan menjadi :
(1) SLB bagian A untuk anak tuna netra
(2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu
(3) SLB bagian C untuk anak tuna Grahita
(4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa
(5) SLB bagian E untuk anak tuna laras
(6) dan SLB bagian F untuk anak cacat ganda(Sejarah Perkembangan
Luar Biasa http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/pendidikan-anakluar-biasa/ 27/07/12 10.00). Pengkategorian sekolah luar biasa
berdasarkan kecacatan atau kebutuhan yang dimiliki oleh penyandang
cacat
dapat
memudahkan
materi.Karakteristik
guru
Siswa-siswa
memberikan
yang
penangana
mempunyai
dan
gangguan
perkembangan tersebut, memerlukan suatu metode pembelajaran yang
berbeda satu sama lain. Penanganan yang tepat diyakini dapat
meningkakan potensi peserta didik.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang perlu
mendapatkan perhatian lebih. Anak berkebutuhan khusus memiliki
keistimewaan
yang
perlu
dipahami
dengan
seksama.
Anak
berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah kata “Anak Luar Biasa
(ALB)”
yang
menandakan
adanya
kelainan
khusus.
Anak
berkebutuhan khusus mempunyai karakter yang berbeda antara satu
dengan lainnya (Delphie, 2006:1). Karakter yang berbeda satu sama
8
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
lain juga harus di tangani secara berbeda juga. Penanganan anak
berkebutuhan khusus akan maksimal jika ada kerjasama antara orang
tua dengan guru di sekolah. Anak menjadi tanggung jawab orang tua
jika dirumah, dan disekolah anak akan menjadi tanggung jawab dan
berada dalam pengawasan guru. Guru yang menangani anak
berkebutuhankhusus harus memiliki kualifikasi pendidikan dalam
bidang luar biasa. Guru menjadi sosok yang penting dalam
keberhasilan sebuah proses belajar mengajar.
Guru sehari-hari dikenal sebagai pengajar. Setiap hari guru pergi
kesekolah untuk mengajarkan berbagai hal kepada muridnya. Dalam
masyarakat dikenal pameo guru adalah sosok yang digugu dan di tiru
maka setiap tingkah laku dan perkataan guru akan menjadi perhatian
setiap orang.
Anak berkebutuhan khusus cenderung memiliki sifat yang
sensitif, mereka akan tertutup pada orang-orang yang tidak dapat
membuatnya nyaman. Anak berkebutuhan khusus juga harus
mendapatkan perlindungan dan kasih sayang yang besar dari orangorang disekitarnya. Guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus
harus dapat menciptakan suasana yang kondusif, agar anak
berkebutuhan dapat merasakan rasa nyaman dan terlindungi.
Guru anak berkebutuhan khusus haru dapat memahami siswanya
dengan baik. Tidak semua guru dapat mengajar di SLB. Jika di sekolah
umum guru akan malakukan proses-belajar mengajar sesuai dengan
pedoman kurikulum, namun jika mengajar di SLB guru yang
menyesuaikan pedoman kurikulumnya. Satu materi pembelajaran yang
9
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
seharusnya dapat selesai dalam satu bulan, jika diterapkan pada anak
berkebutuhan khusus akan menjadi tiga atau empat bulan.
Salah satu bentuk kapasitas dan kapabilitas yang penting dimiliki
oleh guru adalah menguasai dengan baik terhadap teori komunikasi
antarpersonal. Pengetahuan terhadap teori ini akan memberikan
wawasan dan pengetahuan mengenai kondisi siswa, pilihan strategi,
dan metode mengajar yang tepat (Naim, 2011:98). Proses belajar
mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa berkebutuhan khusus
akan lebih banyak menggunakan komunikasi secara antarpribadi.
Walapun di dalam kelas di isi oleh beberapa murid namun pendekatan
yang guru lakukan akan bersifat antarpribadi.
Pada dasarnya seorang guru adalah seorang komunikator. Proses
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas merupakan proses
komunikasi. Dalam konteks komunikasi pendidikan, guru seyogianya
memenuhi
segala
prasyarat
komunikasi
yang
efektif
dalam
menyampaikan pelajaran (Naim, 2011:112). Guru harus mampu
berkomunikasi dengan baik, jika guru sudah menjadi komunikator
yang baik maka materi pelajaran yang disampaikan akan maksimal.
Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara guru dengan siswa
berkebutuhan khusus akan terjadi dalam proses belajar mengajar.
Komunikasi antarpribadi yang efektif memiliki lima ciri yaitu
keterbukaan, emapati, sikap positif, sikap mendukung dan kesetaraan
(Wiryanto, 2008:14). Lima ciri efektifitas komunikasi antarpribadi
tersebut dapat menjadi acuan untuk melaksanakan komunikasi
antarpribadi yang maksimal. Manusia adalah makhlus sosial yang
10
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
saling membutuhkan satu sama lain maka . Komunikasi antarpribadi
memang komunikasi yang paling sering digunakan oleh manusia.
Komunikasi antarpribadi yang terjadi tidak terlepas dari komunikasi
verbal dan non-verbal.
Pendidikan pada anak dengan kebutuhan khusus sangatlah
penting, karena mereka memiliki kekurangan yang dapat menghambat
kehidupan anak berkebutuhan khusus. Pendidikan yang diajarkan dapat
berupa hal-hal dasar pada kehidupan sehari-hari sampai keterampilan.
Pendidikan akan berjalan maksimal jika di dukung dengan guru yang
memiliki kapasitas dan kabilitas yang baik. Guru sebagai komunikator
di dalam prose belajar mengajar dapat menyampaikan pelajaran
dengan berbagai pendekatan agar murid mampu menyerap pelajaran.
1.3 Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada komunikasi antarpribadi dalam
proses belajar mengajar antara guru dengan murid berkebutuhan
khusus “Komunikasi Antarpribadi dalam Proses Belajar Mengajar
Guru dengan Murid Berkebutuhan Khusus(Analisis Komunikasi
Antarpribadi Guru dengan Murid Tunagrahita SLB BC Cibaduyut)”.
Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Profil pemimpin, pelaksana dan murid tunagrahita di SLB BC
Cibaduyut.
2. Efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru dengan murid
tunagrahita pada SLB BC Cibaduyut.
3. Pola komunikasi antarpribadi antara guru dengan murid
tunagrahita di SLB BC Cibaduyut.
11
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
4. Aktivitas komunikasi verbal dan non-verbal dalam proses
belajar mengajar anata guru dengan murid berkebutuhan
khusus.
5. Metode pembelajaran yang dilakukan guru kepada murid
tunagrahita di SLB BC Cibaduyut.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus permasalahan diatas dapat dirinci masalahmasalah khusus berikut:
1. Bagaimana profil pemimpin, pelaksana dan murid tunagrahita
di SLB BC Cibaduyut?
2. Bagaimana efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru
dengan murid tunagrahita pada SLB BC Cibaduyut?
3. Bagaimana pola komunikasi antarpribadi antara guru dengan
murid tunagrahita di SLB BC Cibaduyut?
4. Bagaimana aktivitas komunikasi verbal dan non-verbal dalam
proses
belajar
mengajar
anata
guru
dengan
murid
berkebutuhan khusus?
5. Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan guru kepada
murid tunagrahita di SLB BC Cibaduyut?
12
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan dan
manfaat praktis dari masalah yang diteliti, maka penulis memaparkan
tujuan sebagai berikut:
1. Profil pemimpin, pelaksana dan murid tunagrahita di SLB BC
Cibaduyut.
2. Efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru dengan murid
tunagrahita pada SLB BC Cibaduyut.
3. Pola komunikasi antarpribadi antara guru dengan murid
tunagrahita di SLB BC Cibaduyut.
4. Aktivitas komunikasi verbal dan non-verbal dalam proses
belajar mengajar anata guru dengan murid berkebutuhan
khusus.
5. Metode pembelajaran yang dilakukan guru kepada murid
tunagrahita di SLB BC Cibaduyut.
13
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
1.6 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang memerlukan refrensi, maka penulis memaparkan kegunaan
penelitian sebagai berikut:
1.6.1 Aspek Teoretis
Peneliti diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dan
masukan bagi para pengembangan ilmu komunikasi dan komunikasi
antarpribadi manusia pada umumnya.
1.6.2 Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
masukan kepada masyarakat khususnya pembaca tentang komunikasi
antarpribadi yang salah satu pihaknya mengalami keterbelakangan
mental. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
dan dapat memberikan saran bagi para guru di sekolah luar biasa untuk
dapat memberikan pengajaran yang lebih baik lagi pada muridnya.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
14
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan,metode
pengumpulan data, situasi sosial unit analisis, dan teknik analisis.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pada bab ini dijelaskan mengenai komunikasi antarpribadi dalam
proses belajar mengajar antara guru dengan murid berkebutuhan
khusus.
Pengolahannya dengan menggunakan metode yang telah
ditetapkan sebelumnya. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan
mengenai analisa dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang
telah diperoleh.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil
penelitian berikut saran-saran.
15
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Komunikasi
antarpribadi dalam proses belajar mengajar guru dengan murid
berkebutuhan khusus di SLB B/C Cibaduyut, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Profil pemimpin, dan pelaksana di SLB BC Cibaduyut sudah
sesuai dengan ketentuan seorang pengajar dan pendidik di
lingkungan sekolah.Profil ketiga murid tunagrahita yang
dijadikan
objekjuga
sesuai
dengan
karakteristik
anak
tunagrahita.
2. Terjadi efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru dengan
murid tunagrahita di SLB BC Cibaduyut, namun tidak
maksimal. Hal tersebut dikarenakan murid tunagrahita tidak
dapat memenuhi indikator kesetaraan.
a. Keterbukaan
Keterbukaan
yang ditunjukan
anak tunagrahita adalah
keterbukaan tanpa tanggung jawab, jadi terkesan komunikasi
tanpa makna. Mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang
mereka bicarakan.
118
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
b. Empati
Guru yang mengajar murid tunagrahita memiliki empati yang
cukup tinggi, karena guru harus memahami betul apa
kekurangan yang ada pada anak tunagrahita. Sedangkan pada
anak tunagrahita empati yang ada kurang terlihat karena
mereka memiliki kekurangan dalam hal emosional.
c. Sikap dukungan
Sikap dukungan yang diberikan guru sudah maksimal. Guru
mampu mendukung muridnya dengan memberikan motivasi
untuk belajar. Sikap dukungan juga ditunjukan oleh guru dan
murid yang berbentuk kerjasama dalam proses belajar
mengajar.
d. Sikap positf
Dalam komunikasi yang dilakukan guru dengan murid
tunagrahita di SLB BC Cibaduyut sudah bersikap positif,
kedua belah pihak dapat saling menghargaisatusama lain dan
dapat menjalin kerjasama. Anak tunagrahita dapat mengikuti
contoh dari sikap positif yang diberikan oleh guru. Sikap
positif yang dicontohkan mampu dipraktikan lagi dengan baik
oleh anak tunagrahita. Namun contoh tersebut harus selalu
diulang-ulang dan diberikan pengarahan dalam bentuk
praktiknya.
119
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
e. Kesetaraan
Kesetaraan hanya dapat terbentuk dari guru yang mengajar
anak tunagrahita. Guru mampu menempatkan diri dalam
berkomunikasi dengan anak tunagrahita agar terbentuknya
kesetaraan komunikasi antara guru dengan anak tunagrahita.
3. Pola komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dengan
murid tunagrahita dapat terjadi satu arah ketika murid
tunagrahita tidak tertarik dengan materi pembelajaran, namun
dapat menjadi dua arah ketika murid tunagrahita tertarik dengan
materi pembelajaran.
4. Aktivitas Komunikasi verbal yang terdapat pada anak
tunagrahita kurang begitu baik. Anak tunagrahita tidak dapat
berfikir abstrak tentang sebuah kata. Komunikasi verbal yang
dilakukan oleh guru harus terus diulang-ulang agar mereka
paham. Sedangkan komunikasi non-verbal berperan besar
untuk mempertegas komunikasi verbal. Anak tuangrahita akan
lebih merasa dihargai jika komunikasi non-verbal digunakan.
5. Metode belajar yang sering digunakan adalah metode
wawancara, ceramah dan praktik. Dengan ketiga metode
pembelajaran tersebut anak tunagrahita akan lebih memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki adalah
sangat terbatas. Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penulisan
120
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
laporan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang
diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan yang dapat
diterima dan bermanfaat.
1. Guru
SLB
BC
Cibaduyut
harus
membuat
metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ada, tentu harus
memperhatikan kekuarang yang dimiliki oleh masing-masing
anak.
2. Anak tunagrahita diajarkan tentang jujur atau keterbukaan
yang bertanggung jawab agar dia dapat memahami apa yang ia
sampaikan.
3. Guru SLB BC Cibaduyut dapat lebih banyak memberikan
contoh sikap positif pada anak tunagrahita, agar anak
tunagrahita dapat bergaul di lingkungan sosial.
4. Memberikan lebih banyak pelajaran keterampilan seperti
menjahit, berkebun, memasak, dan lainya, agar dapat dijadikan
sumber mata pencaharian anak tunagrahita ketika ia lulus dari
SLB.
5. Memberikan pemeriksaan dan terapi secara berkala terhadap
anak tunagrahita.
121
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Buku
Adrianto, Elvinaro. (2010). Metode Penelitian untuk Public
Relations. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Arifin, Daeng. (2010). Manajemen Pembelajaran Efektif.
Bandung: Pustaka Al-Kasyaf.
AW, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Budyatna, Muhammad & Ganiem. (2011). Teori Komunikasi
Antrapribadi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi. Jakarta:
Prenada Media Group.
Cangara, Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Effendi, Onong Uchjana. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hanafiah et al. (2010). Konsep Dasar Penelitian Tindakan
Kelas & Model-Model Pembelajaran. Bandung: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara
Bandung.
122
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Hidayat, Darsun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan
Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial.
Yogyakarta: Erlangga
Manungsong, Frieda. (2009). Pisikologi dan Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Depok: Lembaga Pengembangan
Sarana Pengukuran dan Pendidikan Pisikologi Universitas
Indonesia.
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Psikologi
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Komunikasi.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sangadji, Etta, Mamang & Sopiah. (2010). Metodologi
Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta:
ANDI.
Satori, Djam’am & Komariah, aan. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soemantri, T., Sutjihati. (2007). Pisikologi Anak Luar Biasa.
Bandung: PT. Refika Aditama.
123
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B. (2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
West, Richard & Turner, H., Lynn (2008). Pengantar Teori
Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Yin, Robert k. (2011). Studi Kasus Desain dan Metode.
Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada
Internet
Karakeristik Anak Tunagrahita
http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/karakteristikanak-tunagrahita 08/04/12 14.53
Makna alinea satu, dua, tiga dan empat pembukaan UUD
1945 http://ndrapoername.blogspot.com/2010/03/maknaalinea-ke123-dan-4-pembukaan-uud.html 09/04/12 20.11
Memahami intelegensi manusia
http://www.gudangmateri.com/2010/06/memahamiintelegensi-manusia.html 20.59 13/03/12.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 249.000 Orang
Belum Tersentuh
http://www.harianjoglosemar.com/berita/pendidikan-anak-
124
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2012
berkebutuhan-khusus-249000-orang-belum-tersentuh10611.html 12/02/12 22.38
Pengertian tunagrahita
http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/pengertiantunagrahita.html 09/04/12 14.56
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945/Perubahan IV http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945/Pe
rubahan_IV 13/02/12 19.35
Artikel Koran
Harian Jogja, 07/02/12 “GURU SLB: Warga Difabel Sering
Dianggap ‘Tidak Sehat’ “
125
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Download