bupati pesisir selatan provinsi sumatera barat

advertisement
BUPATI PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN
NOMOR
29
TAHUN 2015
TENTANG
PENDELEGASIAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
BIDANG PENANAMAN MODAL, PERIZINAN DAN NONPERIZINAN
KEPADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU KABUPATEN PESISIR SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PESISIR SELATAN,
Menimbang
: a. bahwa
untuk
melaksanakan
Peraturan
Presiden
Rebublik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014, tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan
Terpadu
Satu
Pintu,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (4),
bahwa
penyelenggaraan
Pelayanan
Terpadu
Satu
Pintu (PTSP) di Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota
memberikan pendelegasian wewenang perizinan dan
non
perizinan
yang
menjadi
urusan
pemerintah
Kabupaten/Kota kepada kepala BPMPTSP;
b. bahwa
beberapa
bidang
perizinan
yang
menjadi
kewenangan pemerintah daerah terjadi perubahan
nomenklatur
menjadi
dan
beberapa
kewenangan
perizinan
pemerintah
tidak
lagi
kabupaten/kota,
untuk itu perlu dilakukan perubahan pendelegasian
wewenang
pemerintah
daerah
kepada
Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;
c.
bahwa Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 23
Tahun
2013
tentang
pendelegasian
urusan
Pemerintah Daerah Bidang Pelayanan Penanaman
Modal, Perizinan dan Non Perizinan kepada Kantor
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten
Pesisir
Selatan
sebagaimana
diubah
dengan peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 19
Tahun 2014, tentang perubahan atas Peraturan
1
Bupati Pesisir Selatan Nomor 23 Tahun 2013 tentang
pendelegasian urusan Pemerintah Daerah Bidang
Pelayanan Penanaman Modal, Perizinan dan Non
Perizinan kepada Kantor Penanaman Modal dan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
Kabupaten
Pesisir
Selatan, perlu disesuaikan kembali;
d. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Peraturan
Bupati
Pesisir
Selatan
tentang
Pendelegasian Urusan Pemerintah Daerah Bidang
Penanaman Modal, Perizinan dan Non Perizinan
kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan ;
Mengingat :
1. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan
Lingkungan
Daerah
Daerah
Otonom
Propinsi
Kabupaten
Sumatera
dalam
Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 25) Jis Undang-Undang Nomor 21 Drt Tahun
1957
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1957 Nomor 77) Jo Undang–Undang Nomor 58 Tahun
1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958
Nomor
108,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 1643) ;
2. Undang–Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun
1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat
I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Sebagai Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958
Nomor
112,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 1646);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang
Penanaman
Indonesia
Modal
Tahun
(Lembaran
2007
Nomor
Negara
67,
Republik
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, tentang
Perseroan Terbatas
Indonesia
Tahun
(Lembaran Negara Republik
2007
Nomor
106,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
2
5. Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008, tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, tentang
Keterbukaan
Informasi
Publik
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang
Pelayanan
Indonesia
Publik
(Lembaran
Tahun
2009
Negara
Nomor
Republik
122,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
Republik
Tambahan
Indonesia
Tahun
Lembaran
(Lembaran Negara
2009
Negara
Nomor
Republik
130,
Indonesia
Nomor 5049);
9. Undang-Undang
No
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2014
Nomor
125,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4937),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4844);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman
Pelayanan
Indonesia
Penyusunan
Minimal
Tahun
dan
Penerapan
(Lembaran
2005
Negara
Nomor
150,
Standar
Republik
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
Indonesia
Tahun
Propinsi
(Lembaran
2007
dan
Negara
Nomor
82,
Pemerintah
Republik
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
3
12. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009, tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di bidang Penanaman
Modal,
13. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010, tentang
Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
yang
Terbuka
dengan
Persyaratan
di
bidang
Penanaman Modal,
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Publik;
16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Hukum
dan
Hak
Asasi
Manusia,
Menteri
Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor
69
Tahun
2009,
08.AH.01.01.2009,
Nomor
DAG/PER/12/2009,Nomor
Nomor
:
Pelayanan
10
Nomor
Tahun
Perizinan
60/M-
Per-30/MEN/XII/2009,
2009
dan
M.HH-
tentang
Non
Pencepatan
Perizinan
untuk
memulai usaha;
17. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal Nomor 11 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;
18. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan
Tata Cara Permohonan Penanaman Modal;
19. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;
20. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman
Umum Pelayanan Publik;
21. Peraturan
Kepala
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan
4
Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan Penanaman
Modal ;
22. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 49 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;
23. Peraturan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Saru Pintu;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 3
Tahun
2011
tentang
Retribusi
Jasa
Umum
Kabupaten Pesisir Selatan;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 7
Tahun 2011 tentang Tata Ruang Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
12 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung Kabupaten
Pesisir Selatan;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 2
Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha Kabupaten
Pesisir Selatan;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
01 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu
Kabupaten Pesisir Selatan;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
05 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
30. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor
2014
tentang
Tugas
Pokok
dan
Tahun
Fungsi
Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kebupaten Pesisir Selatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERATURAN
BUPATI
PESISIR
SELATAN
TENTANG
PENDELEGASIAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH BIDANG
PENANAMAN MODAL,
KEPADA BADAN
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU KABUPATEN PESISIR SELATAN.
5
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Kabupaten Pesisir Selatan.
2.
Bupati adalah Bupati Pesisir Selatan.
3.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
4.
Perangkat Daerah adalah lembaga yang membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
5.
Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Pesisir Selatan.
6.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah organisasi / lembaga pada Pemerintah Kabupaten Pesisir
Selatan yang bertanggung jawab kepada Bupati dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan dan Nagari.
7.
Kepala SKPD adalah Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan.
8.
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu yang
selanjutnya disingkat BPMP2T adalah BPMP2T Kabupaten Pesisir
Selatan.
9.
Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang selanjutnya
disingkat penyelenggaraan PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan
perizinan dan non perizinan yang proses pengolahannya mulai dari
tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya izin dilakukan di satu
tempat.
10. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah
Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan Peraturan Daerah atau
peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah
atau diperbolehnya seseorang atau badan usaha untuk melakukan
usaha atau kegiatan.
11. Perizinan
adalah
segala
bentuk
persetujuan
perizinan
yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6
12. Non perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan serta
informasi
mengenai
perizinan
sesuai
dengan
ketentuan
dan
perundangan yang berlaku.
13. Tim Teknis Perizinan dan Non Perizinan Kabupaten Pesisir Selatan
adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati yang terdiri
dari
unsur-unsur
SKPD
terkait
yang
bertugas
melakukan
pemeriksaan lapangan, pembahasan teknis atas temuan di lokasi
kegiatan usaha dan memberikan rekomendasi yang berisikan
keharusan dan larangan bagi pemohon
yang dituangkan dalam
berita acara, serta Kepala Badan wajib menyampaikan kepada
Pemohon untuk dilaksanakan agar kegiatan usahanya sesuai
dengan peraturan dan perudang-undangan.
14. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
15. Pelayanan Perizinan Fungsional adalah pelayanan perizinan yang
diberikan kepada seseorang atau badan usaha, hanya melayani
satu jenis perizinan.
16. Pelayanan Perizinan Paralel adalah pelayanan perizinan yang
diberikan kepada seseorang atau badan usaha, lebih dari satu jenis
izin yang harus dimiliki.
17. Pembinaan adalah suatu tindakan yang berdampak terhadap
pemahaman, semangat kerja, seseorang atau badan hukum.
18. Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan
peraturan perudang-undangan bidang bangunan gedung dan upaya
penegakan hukum.
19. Pengaduan masyarakat adalah laporan dari masyarakat mengenai
adanya
keluhan
dalam
rangka
penyelenggaraan
pelayanan
perizinan.
20. Izin Usaha adalah izin yang wajib dimiliki perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan produksi /operasi komersial baik produksi
barang maupun jasa sebagai pelaksanaan atas pendaftaran/Izin
prinsip/Surat Persetujuan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan sektoral.
7
21. Izin Mendirikan Bangunan atau disingkat IMB adalah izin yang
diberikan dalam rangka mendirikan bangunan.
22. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang disingkat (SIUJK) adalah izin yang
dikeluarkan Pemerintah Daerah mencakup layanan jasa konstruksi
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan
pekerjaan konstruksi.
23. Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP
adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan.
24. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat keterangan yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan
terhadap perusahaan yang menjalankan perusahaan didaerah dan
yang telah memiliki izin usaha.
25. Tanda Daftar Gudang (TDG) adalah Izin yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah terhadap setiap orang atau badan hukum yang
menjadi
pemilik
dan/atau
penguasaan
gudang,
izin
ini
diperkecualikan terhadap gudang yang bergerak diperusahaan
farmasi dan gudang yang menyatu dengan tempat usaha.
26. Tanda Daftar Industri (TDI) adalah izin yang diberikan kepada
setiap setiap pendirian perusahaan industri dengan nilai investasi
sampai dengan dua ratus juta tidak termasuk dengan aset tanah
dan bangunan tempat usaha.
27. Izin Usaha Industri (IUI) adalah Izin yang diberikan pada setiap
pendirian perusahaan industry dengan nilai investasi diatas lima
ratus juta tidak termasuk dengan aset tanah dan bangunan tempat
usaha.
28. Izin Usaha Angkutan Kendraan Umum adalah surat izin yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
angkutan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
29. Izin Trayek Angkutan Kendraan Pedesaan adalah surat izin yang
diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
trayek angkutan Pedesaan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
30. Izin Jasa Titipan untuk Kantor Agen
adalah surat izin
yang
diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
jasa titipan untuk kantor agen di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
8
31. Izin layanan penerbitan, penyiaran TV/Radio dan TV Kabel
surat izin
adalah
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang
menjalankan usaha
layanan penerbitan, penyiaran TV/Radio dan
TV Kabel di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
32. Izin galian untuk keperluan kabel dan pipa bawah tanah adalah
surat izin
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang
menjalankan usaha
bawah tanah
galian untuk keperluan
kabel
dan pipa
di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
33. Izin operasional menara telekomunikasi
adalah surat izin
yang
diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
operasional menara telekomunikasi
di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
34. Izin usaha layanan internet/warnet
adalah surat izin
yang
diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
layanan internet/warnet
di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
35. Izin usaha jasa multimedia adalah surat izin yang diberikan oleh
pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan
usaha atau perorangan yang menjalankan usaha jasa multimedia
di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
36. Izin usaha jasa layanan Wi-Fi Hotspot dan RT/RW net adalah surat
izin
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan
usaha
jasa layanan Wi-Fi Hotspot dan RT/RW net
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
37. Izin Usaha
Penggilingan Padi/Huller adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada orang
atau Badan usaha untuk mendirikan huller yang ditujukan
dan/atau digunakan untuk memproses gabah menjadi beras.
38. Izin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP-P) adalah izin tertulis dari
Pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaan
perkebunan yang melakukan usaha industri pengolahan hasil
perkebunan.
39. Izin Usaha Perkebunan Budi daya (IUP-B) adalah izin tertulis dari
Pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki
9
oleh Perusahaan
Perkebunan
yang
melakukan
usaha
budi
daya
tanaman
perkebunan.
40. Izin Usaha Perkebunan (IUP) adalah izin tertulis dari Pejabat yang
berwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaan perkebunan yang
melakukan usaha budidaya tanaman perkebunan dan terintegrasi
dengan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.
41. Izin Tanda Daftar Perkebunan Budi daya adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada orang
atau badan usaha untuk
melakukan kegiatan tanda daftar
perkebunan budidaya di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
42. Izin usaha peternakan komersil sapi potong dan sapi bibit adalah
surat izin
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang
menjalankan usaha
peternakan komersil sapi potong dan sapi
bibit di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
43. Izin usaha peternakan komersil ayam pedaging, kemitraan antara
inti dan plasma
adalah surat izin yang diberikan oleh pemerintah
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau
perorangan yang menjalankan usaha
peternakan komersil ayam
pedaging, kemitraan antara inti dan plasma di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
44. Izin usaha peternakan rakyat sapi potong dan sapi bibit
surat izin
adalah
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang
menjalankan usaha
peternakan rakyat sapi potong dan sapi bibit
di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
45. Izin usaha peredaran obat hewan ( toko/depo/kios)
izin
adalah surat
yang diberikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan
usaha
peredaran obat hewan ( toko/depo/kios)
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
46. Izin usaha peternakan rakyat ayam petelur dan ayam potong adalah
surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang
menjalankan usaha
peternakan rakyat ayam petelur dan ayam
potong di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
47. Izin usaha peternakan rakyat ayam pedaging kemitraan antara inti
dan plasma adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau
10
perorangan yang menjalankan usaha
peternakan rakyat ayam
pedaging kemitraan antara inti dan plasma di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
48. Izin praktek medis/para medis adalah surat izin
yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap dokter
hewan untuk melaksanakan praktek medis/para medis di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
49. Izin tangki timbun adalah surat izin
yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan
usaha atau perorangan yang menjalankan usaha penyimpanan
bahan bakar minyak
tangki timbun di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
50. Izin Usaha Penumpukan Gas Alam Cair/Elpiji adalah izin tertulis
yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada
sesorang atau badan usaha yang sudah mendapatkan rekomendasi
Pertamina untuk memperjual-belikan
elpiji yang sudah dikemas
dalam bentuk tabung yang dikhususkan menyimpan elpiji dibawah
lisensi Pertamina di suatu tempat/gudang dengan tujuan komersial.
51. Izin usaha Perikanan (SIUP) adalah surat izin yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan
usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
perikanan di
daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
52. Izin Penangkapan ikan (SIPI) adalah surat izin yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan
usaha atau perorangan yang menjalankan usaha penagkapan ikan
di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
53. Izin Kapal Penangkapan ikan (SIKPI) adalah surat izin
yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
kapal penagkapan ikan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
54. Izin tanda daftar usaha jasa perjalanan wisata adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha
jasa perjalanan wisata di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
55. Izin tanda daftar usaha jasa akomodasi adalah surat izin
yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
11
tanda daftar usaha
jasa akomodasi di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
56. Izin tanda daftar usaha jasa makanan dan minuman adalah surat
izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan
izin tanda daftar usaha
jasa makanan dan minuman
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
57. Izin tanda daftar usaha jasa kawasan parawisata adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha jasa kawasan parawisata di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
58. Izin tanda daftar usaha jasa transportasi parawisata adalah surat
izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan
izin tanda daftar usaha
jasa transportasi parawisata
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
59. Izin tanda daftar usaha jasa daya tarik wisata
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha
jasa daya tarik wisata
di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
60. Izin tanda daftar usaha jasa penyelenggaraan hiburan rekreasi
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan
yang menjalankan izin tanda daftar usaha
jasa penyelenggaraan
hiburan rekreasi di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
61. Izin tanda daftar usaha jasa pramu wisata adalah surat izin yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha jasa pramu wisata di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
62. Izin
tanda
daftar
usaha
jasa
penyelenggaraan
pertemuan,
perjalanan insentif, konfersi dan pameran adalah pemberian jasa
bagi
suatu
pertemuan
sekelompok
orang,
penyelenggaraan
perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha atas pertasinya,serta
penyelenggaraan pameran dalam penyeberluasan informasi dan
promosi suatu barang/jasa yang berskala nasional dan regional.
12
raan pertemuan, perjalanan insentif, konfersi dan pameran
di
daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
63. Izin tanda daftar usaha jasa konsultan parawisata adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha
jasa
konsultan parawisata
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
64. Izin tanda daftar usaha jasa informasi wisata
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha
jasa
konsultan parawisata
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
65. Izin tanda daftar usaha jasa wisata tirta
adalah surat izin
yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan izin
tanda daftar usaha jasa wisata tirta
di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
66. Izin mendirikan rumah sakit adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan usaha untuk
membangun fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
perorangan
secara
paripurna
dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan/atau gawat
darurat.
67. Izin mendirikan rumah sakit khusus adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan
usaha untuk menyelenggarakan pemberian pelayanan utama pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit.
68. Izin mendirikan rumah sakit sementara adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan
usaha
membangun
menyelenggarakan
fasilitas
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
perorangan
yang
secara
paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan/atau gawat darurat untuk sementara.
69. Izin klinik bersalin adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan usaha atau
perorangan
untuk
menjalankan
usaha
fasilitas
kesehatan kilinik bersalin di Kabupaten Pesisir Selatan.
13
pelayanan
70. Izin penyelenggaraan laboratorium kesehatan adalah izin tertulis
yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada
badan usaha atau perorangan untuk penyelenggaraan laboratorium
kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan.
71. Izin klinik adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan usaha atau perorangan
untuk penyelenggaraan izin klinik di Kabupaten Pesisir Selatan.
72. Izin kerja dokter adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada Dokter untuk menjalankan kerja
dokter setelah memenuhi persyaratan
di Kabupaten Pesisir
Selatan.
73. Izin praktek dokter adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada
Dokter untuk
menjalankan prakter dokter setelah memenuhi persyaratan
di
Kabupaten Pesisir Selatan.
74. Izin kerja bidan adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada bidan yang sudah memenuhi
persyaratan untuk bekerja difasilitas pelayanan kesehatan di
Kabupaten Pesisir Selatan.
75. Izin praktek bidan adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada bidan yang sudah
memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek bidan mandiri
di Kabupaten Pesisir Selatan.
76. Izin tugang gigi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada tugang gigi untuk melaksanakan
pekerjaan sebagai tukang gigi
di Kabupaten Pesisir Selatan.
77. Izin kerja apoteker adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada apoteker yang sudah
memenuhi
persyaratan
untuk
bekerja
difasilitas
pelayanan
kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan.
78. Izin praktek apoteker adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada apoteker yang sudah
memenuhi
mandiri
persyaratan
untuk
menjalankan
praktek
apoteker
di Kabupaten Pesisir Selatan.
79. Izin apotek adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada badan usaha atau perorangan
untuk menjalankan usaha apotek sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku di Kabupaten Pesisir Selatan.
14
80. Izin kerja refraksionis optisien adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada refraksionis
optisien
yang
sudah
memenuhi
persyaratan
untuk
bekerja
difasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan.
81. Izin optikal adalah Izin yang diberikan oleh Pemerintah daerah
kepada orang atau badan usaha untuk
melaksanakan usaha di
bidang optikal.
82. Izin toko obat adalah Izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada perorangan atau badan usaha
untuk menjalankan usaha perdagangan eceran obat.
83. Izin pengobatan tradisional adalah Izin yang diberikan oleh
Pemerintah
daerah
kepada
orang
atau
badan
usaha
untuk
melaksanakan pengobatan tradisional di Kabupaten Pesisir Selatan.
84. Izin praktek fisiothrapis adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada fisiothrapis yang
sudah
memenuhi
fisiothrapis
persyaratan
untuk
menjalankan
praktek
di Kabupaten Pesisir Selatan.
85. Izin Usaha Mendirikan Depot Isi Ulang Air minum adalah izin
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan
kepada orang atau badan usaha untuk memproduksi air isi ulang
yang memenuhi standar kesehatan dengan tujuan komersial.
86. Izin Gangguan adalah izin yang diberikan bagi tempat usaha yang
dapat
menimbulkan
bahaya,
kerugian
dan
gangguan,
dan
tercemarnya lingkungan, dikecualikan kepada tempat usaha yang
lokasinya ditunjuk oleh pemerintah daerah meliputi kawasan
industri dan zona industri.
87. Izin tempat usaha
adalah izin yang diberikan
Pemerintah
Kabupaten Pesisir Selatan kepada orang atau badan usaha untuk
mejalankan usaha di Kabupaten Pesisir Selatan.
88. Izin lokasi adalah izin yang diberikan Pemerintah Kabupaten Pesisir
Selatan kepada perorangan atau badan usaha tentang lokasi usaha
di Kabupaten Pesisir Selatan.
89. Izin
Pemasangan
Reklame
adalah
Izin
yang
diberikan
oleh
pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan kepada orang atau badan
hukum
yang
menyelenggarakan
kegiatan
memperkenalkan,
menganjurkan dan mempromosikan melalui media yang dipajang di
suatu tempat dengan corak dan ragamnya dirancang untuk tujuan
komersial.
15
90. Izin lingkungan adalah surat izin yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau
perorangan yang menjalankan
usaha
yang berdampak terhadap
lingkungan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
91. Izin pembuangan limbah cair ke badan air (IPLC)
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan yang menjalankan usaha
yang berdampak terhadap pembuangan limbah cair ke badan air di
daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
92. Izin penyimpanan sementara limbah bahan berbaya dan beracun
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan
yang menjalankan usaha yang berdampak terhadap penyimpanan
sementara limbah bahan berbahaya dan beracun di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
93. Izin Operasional penyelenggaraan Pendidikan formal dan infomal
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan
untuk pendirian satuan pendidikan anak usia dini
di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
94. Izin pendirian lembaga pendidikan ketrampilan swasta (LPKS)
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan
untuk pendirian lembaga pendidikan ketrampilan swasta di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
95. Izin tanda daftar
lembaga pendidikan ketrampilan swasta (LPKS)
adalah surat izin
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terhadap badan usaha atau perorangan
untuk izin tanda daftar lembaga pendidikan ketrampilan swasta di
daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
96. Izin penambahan program pelatihan kerja
adalah surat izin yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap badan usaha atau perorangan untuk izin penambahan
program pelatihan kerja di daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
97. Izin perpanjangan lembaga pendidikan kerja (LPK)
izin
adalah surat
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan terhadap
badan usaha atau
perorangan untuk izin
perpanjangan lembaga pendidikan kerja di daerah Kabupaten
Pesisir Selatan.
16
98. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman
modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman
modal asing untuk melakukan usaha di Kabupaten Pesisir Selatan.
99. Izin Prinsip Penanaman Modal adalah izin untuk memulai kegiatan
penanaman modal di bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas
fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan
fasilitas fiskal.
100. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal yang selanjutnya disebut
Izin
Prinsip
Perluasan
adalah
izin
untuk
memulai
rencana
perluasan penanaman modal di bidang usaha yang memperoleh
fasilitas fiskal dan dalam penanaman modal memerlukan fasilitas
fiskal.
101. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal yang selanjutnya disebut
Izin Prinsip Perubahan adalah izin untuk melakukan perubahan
atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin prinsip/izin
perluasan sebelumnya.
102. Izin Usaha Penanaman Modal
perusahaan
untuk
adalah izin yang wajib dimiliki
melaksanakan
kegiatan
produksi
/operasi
komersial baik produksi barang maupun jasa sebagai pelaksanaan
atas
pendaftaran/Izin
prinsip/Surat
Persetujuan,
kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan sektoral.
103. Izin usaha perluasan Penanaman Modal adalah izin yang wajib
dimiliki
oleh
perusahaan
untuk
melaksanakan
kegiatan
produksi/koperasi komersial atas penambahan kapasitas produksi
melebihi
kapasitas
produksi
yang
telah
diizinkan,
sebagai
pelaksanaan atas izin prinsip perluasan, persetujuan perluasan,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
104. Izin usaha perubahan adalah izin yang wajib dimiliki oleh
perusahaan untuk melakukan perubahan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam izin usaha/izin usaha perluasan sebelumnya
sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan penanaman modal.
105. Izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal (merger)
adalah izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan yang meneruskan
kegiatan
usaha
terjadi
penggabungan
untuk
melaksanakan
kegiatan produksi/operasional kemersial perusahaan gabungan
17
BAB II
AZAZ, TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
(1) Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman modal, perizinan dan non
perizinan pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terbadu Kabupaten Pesisir Selatan dengan azas sebagai berikut :
a.
transparan yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti.
b.
akuntabel yaitu dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
c.
partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
d.
Kesamaan
hak,
yaitu
tidak
diskriminatif
dalam
arti
tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
ekonomi.
e.
Efesian yaitu, proses pelayanan perizinan hanya melibatkan tahaptahap yang penting dan melibatkan personel yang memiliki
kapasitas memadai.
f.
Efektif yaitu, proses pelayanan perizinan dilakukan berdasarkan
tata urutan dan hanya melibatkan personel yang telah ditetapkan.
g.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan
penerima pelayanan perizinan harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
h.
Propesional,
pemrosesan
perizinan
melibatkan
keahlian
yang
diperlukan, baik untuk validasi administratif, verifikasi lapangan,
pengukuran
dan
penilian
kelayakan,
yang
masing-masing
prosesnya dilaksanakan berdasarkan tata urutan dan prosedur
yang telah ditetapkan.
(2). Penyelenggaraan PTSP di bidang penanaman modal, perizinan dan non
perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Pesisir Selatan bertujuan sebagai berikut :
a. Menciptakan pelayanan perizinan yang berkualitas, efektif, efesien,
cepat, mudah, transparan dan pasti.
b. Memberikan
akses
yang
lebih
memperoleh pelayanan publik.
18
luas
kepada
masyarakat
untuk
c. Adanya kepastian hukum, kejelasan prosedur pelayanan,
dapat
ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian izin dan non
perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya .
d. Memangkas waktu dan alur birokrasi proses pengurusan.
e. Mengintegrasikan beberapa jenis perizinan dengan mengurangi berkas
kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih
permohonan izin.
f. Pembebasan biaya perizinan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM)
yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Pemberian hak dan akses yang luas kepada masyarakat untuk
memperoleh informasi dan pelayanan di bidang perizinan dan nan
perizinan.
(3). Penyelenggaraan PTSP di bidang penanaman modal, perizinan dan non
perizinan pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan dengan prinsip sebagai berikut :
a. kesederhanaan, prosedur pelayanan harus dilaksanakan secara mudah,
cepat, tepat , lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan;
b. kejelasan dan kepastian dalam hal :
1.
Prosedur/ tata cara pelayanan;
2.
Persyaratan,
baik
persyaratan
teknis
maupun
persyaratan
administratif;
c.
3.
Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab; dan
4.
Rincian biaya/tarif pelayanan, termasuk tata cara pembayaran.
kepastian waktu, pemrosesan pemohon perizinan dan non perizinan
dapat
diselesaikan
dalam
waktu
yang
telah
ditetapkan
tampa
memperhatikan skala usaha pemohon;
d. kepastian hukum, proses, biaya dan waktu wajib mengikuti aturan
yang berlaku, sehingga dokumen perizinan yang dihasilkan memiliki
kekuatan hukum yang menjadi jaminan hukum dan rasa aman bagi
pemiliknya;
e. kemudahaan akses, ditujukan dengan :
1. Ketersediaan informasi yang dapat dengan mudah dan langsung
diakses oleh masyarakat.
2. Pelayanan aparat yang responsif.
19
f. kenyamanan, PTSP harus memiliki ruang pelayanan dan sarana
pelayanan lainnya yang memadai sehingga memberikan rasa nyaman
bagi para pemohon.
g. Kedispilinan, kesopanan dan keramahan.
1. Setiap
petugas
pelayanan
memberikan
pelayanan
kepada
pemohon dengan memperhatikan etika dan kesopanan dalam
berkomunikasi baik dalam hal tutur bahasa, raut muka, maupun
bahasa tubuh.
2. Setiap petugas memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
3. Petugas penilai teknis memberikan
penilain secara
objektif
berdasarkan keahliannya dan memberikan masukan kepada
pengambil keputusan berdasarkan pandangan keahlian tersebut,
secara jujur dan bertanggung jawab, termasuk memberikan
rekomendasi apakah izin yang dimohon dapat disetujui atau
harus ditolak.
BAB III.
URUSAN YANG MENJADI KEWENANGAN
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Pasal 3
(1) Urusan yang menjadi kewenangan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
Badan Penanaman Modal dan
Kabupaten
Pesisir
Selatan
adalah
penyelenggaraan pelayanan bidang Penanaman Modal, Perizinan dan
Non Perizinan.
(2) Penyelenggaraan pelayanan dibidang penanaman modal, perizinan dan
non perizinan sebagaimana
dimaksud
ayat (1), wajib dilaksanakan
dengan mempedomani Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah
ditetapkan.
20
BAB IV
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG DIDELEGASIKAN KEPADA
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Pasal 4
Perizinan dan non perizinan yang menjadi urusan Pemerintah Daerah yang
didelegasikan kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu sebagai berikut:
1.
IMB ( fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi ganda/campuran, fungsi
khusus, fungsi keagamaan dan fungsi sosial budaya ).
2.
IUJK ( Izin Usaha Jasa Konstruksi ).
3.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
4.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
5.
Tanda Daftar Industri (TDI).
6.
Izin Usaha Industri (IUI).
7.
Tanda Daftar Gudang (TDG).
8.
Izin Usaha Angkutan Kendraan Umum.
9.
Izin Trayek Angkutan Pedesaan.
10. Izin Jasa Titipan untuk Kantor Agen.
11. Izin Layanan Penerbitan, Penyiaran TV / Radio dan Penyiaran
TV Kabel.
12. Izin Galian untuk keperluan kabel dan pipa bawah tanah.
13. Izin Operasional Menara Telekomunikasi.
14. Izin Usaha Layanan Internet / warung Internet.
15. Izin Usaha Jasa Multimedia.
16. Izin Usaha Jasa Layanan Wi-Fi Hotspot dan RT/RW net.
17. Izin Usaha Penggilingan Padi/Huller.
18. Izin Usaha Perkebunan (IUP).
19. Izin Usaha Pabrik Pengolahan (IUP-P).
20. Izin Usaha Perkebunan Budi Daya (IUP-B).
21. Tanda Daftar Perkebunan Budidaya.
22. Izin Usaha Peternakan Komersil Sapi Potong dan Sapi Bibit.
23. Izin Usaha Peternakan Komersil Ayam Pedaging, Kemitraan antara
Inti dan Plasma.
24. Izin Usaha Peternakan Rakyat, Sapi Potong dan Sapi Bibit.
25. Izin Usaha Peredaran Obat Hewan ( took/depo/kios).
26. Izin Usaha Peternakan Rakyat Ayam Petelur dan Ayam Potong.
21
27. Izin Usaha Peternakan Rakyat Ayam Pedaging, kemitraan antara
Inti dan Plasma.
28. Izin Praktek Medis / Para Medis ( dokter hewan ).
29. Izin Tangki Timbun.
30. Izin Penumpukan Gas Alam Cair/ELPIJI.
31. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP).
32. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) .
33. Surat Izin Kapal Penangkapan Ikan (SIKPI).
34. Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata.
35. Tanda Daftar Usaha Jasa Akomodasi.
36. Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman.
37. Tanda Daftar Usaha Jasa Kawasan Parawisata.
38. Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Parawisata
39. Tanda Daftar Usaha Jasa Daya Tarik Wisata.
40. Tanda Daftar Usaha Jasa Penyelenggaraan Hiburan Dan Rekreasi.
41. Tanda Daftar Usaha Jasa Paramu Wisata.
42. Tanda
Daftar
Usaha
Penyelenggaraan
Pertemuan,
Insentif, Konferensi dan Pameran.
43. Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Parawisata.
44. Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Wisata.
45. Tanda Daftar Usaha Jasa Wisata Tirta.
46. Tanda Daftar Usaha SPA (perawatan kecantikan).
47. Izin Mendirikan Rumah Sakit.
48. Izin Mendirikan Rumah Sakit Khusus.
49. Izin Mendirikan Rumah Sakit Sementara
50. Izin Operasional dan Klarifikasi Rumah Sakit.
51. Izin Klinik Bersalin.
52. Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik.
53. Izin Klinik.
54. Izin Kerja Dokter.
55. Izin Praktek Dokter.
56. Izin Kerja Bidan.
57. Izin Praktek Bidan.
58. Izin Kerja Perawat.
59. Izin Praktek Perawat.
60. Izin Tukang Gigi.
61. Izin Kerja Apoteker (SIKA).
62. Izin Praktek Apoteker(SIPA).
63. Izin Apotik.
22
Perjalanan
64. Izin Kerja Refraksionis Optisien.
65. Izin Optikal.
66. Izin Toko Obat.
67. Izin Pengobatan Tradisional.
68. Izin Praktek Fisiothrapis.
69. Izin Depot Isi Ulang Air Minum.
70. Izin Gangguan / HO.
71. Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
72. Izin Lokasi.
73. Izin Pemasangan Papan Reklame.
74. Izin Lingkungan.
75. Izin Pembuangan Limbah Cair ke Badan Air (IPLC).
76. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).
77. Izin Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Formal dan Informal.
78. Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Ketrampilan Swasta (LPKS).
79. Izin Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Ketrampilan Swasta (LPKS).
80. Izin Penambahan Program Pelatihan kerja.
81. Izin Perpanjangan Lembaga Pendidikan Kerja (LPK).
82. Izin Prinsip Penanaman Modal.
83. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal.
84. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal.
85. Izin Usaha Penanaman Modal.
86. Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal.
87. Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal.
88. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (merger).
Pasal 5
Surat Keputusan pemberian Perizinan dan non perizinan
sebagaimana
dimaksud pada pasal 4 ayat (2) di atas diberikan kewenangan kepada
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Penandatanganannya atas nama Bupati
Pesisir Selatan.
23
BAB V
PROSES DAN WAKTU PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Pasal 6
(1)
Proses dan Waktu Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu mengacu
kepada
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan
maupun Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
(2)
Pengelolaan dokumen persyaratan perizinan dan non perizinan mulai
dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen dilakukan
secara terpadu satu pintu.
Pasal 7
(1) Pemeriksaan teknis di lapangan dilakukan oleh Tim Teknis Perizinan
di bawah Koordinasi Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan.
(2) Tim
teknis
perizinan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
beranggotakan masing-masing wakil dari perangkat daerah teknis
terkait dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati Pesisir Selatan.
(3) Tim teknis perizinan sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (2)
memiliki
kewenangan
untuk
mengambil
keputusan
dalam
memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu
permohonan perizinan.
Pasal 8
Jangka waktu penyelesaian perizinan dan non perizinan ditetapkan paling
lama 5 ( lima ) hari sepanjang persyataran lengkap dan benar terhitung mulai
sejak diterimanya berkas permohonan beserta seluruh kelengkapannya.
24
BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 9
(1) Pembinaan penyelenggaran pelayanan perizinan dan non perizinan yang
dilimpahkan kewenangan pengurusannya kepada Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dilakukan oleh Perangkat Daerah
yang secara teknis terkait melalui
kegiatan pengaturan, pemberdayaan
dan pengawasan agar penyelenggaran
penerbitan izin dan non izin
berlangsung sesuai dengan standar pelayanan.
(2) Pembinaan terhadap perizinan dan non perizinan yang ditelah diterbitkan
dilakukan
oleh
satuan
perangkat
daerah
terkait
sesuai
dengan
kewenangannya.
(3) Pembinaan yang dilakukan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditujukan
kepada pejabat
dan petugas pelayanan pada Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan.
BAB VI
PENGADUAN
Pasal 10
(1)
Masyarakat
yang
merasa
dirugikan
atas
pelayanan
pada
Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir
Selatan dapat melakukan pengaduan baik secara langsung (melalui
petugas loket pengaduan, telepon
dan lain-lain) maupun secara tidak
langsung (pengaduan tertulis melalui kotak pengaduan, media cetak dan
media elektronik).
(2)
Berdasarkan tingkatnya pengaduan dibagi atas :
a. Pengaduan ringan
yaitu pengaduan oleh orang atau badan usaha
berkaitan dengan prosedur dan proses perizinan;
b. Pengaduan sedang yaitu
usaha
berkaitan dengan
pengaduan oleh sesorang atau badan
penolakan
atas perizinan dan non
perizinan yang dimohonkan; dan
c. Pengaduan berat
yaitu pengaduan oleh orang atau badan usaha
berkaitan dengan
permasalahan yang muncul atas izin dan non
izin yang telah diterbitkan.
25
(3)
Penanganan
dan
tindak
lanjut
pengaduan
berdasarkan
tingkatan
sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dilakukan dengan :
a. jenis pengaduan ringan dapat dijawab oleh petugas/seksi informasi,
pengaduan, pemantauan dan evaluasi pada Badan;
b. jenis pengaduan sedang dapat dilakukan oleh Kepala Badan setelah
melakukan koordinasi dengan tim teknis perizinan/SKPD terkait;
dan
c. jenis pengaduan berat dapat dilakukan melalui rapat tim teknis
perizinan.
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 11
(1)
Pengawasan dan Pengendalian terhadap izin yang telah diterbitkan
dilaksanakan
oleh
satuan
kerja
perangkat
daerah
sesuai
dengan
kewenangannya.
(2)
Bupati menunjuk pejabat terkait untuk melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan penerapan peraturan ini terhadap penyelenggara pelayanan
perizinan dan non perizinan pada
Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan.
(3)
Terhadap terjadinya penyimpangan dalam penerapan peraturan ini,
Bupati memberikan teguran dan sanksi kepada penyelenggara pelayanan
perizinan dan non perizinan pada Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Dengan berlakunya peraturan ini, maka :
1. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 23 Tahun 2013 tentang
pendelegasian urusan Pemerintah Daerah Bidang Pelayanan
Penanaman Modal, Perizinan dan Non Perizinan kepada Kantor
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Pesisir Selatan;
26
2. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 19 Tahun 2014, tentang
perubahan atas Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 23 Tahun
2013 tentang
pendelegasian urusan Pemerintah Daerah Bidang
Pelayanan Penanaman Modal, Perizinan dan Non Perizinan kepada
Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Pesisir Selatan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi
Pasal 13
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
Ditetapkan di
pada tanggal
Diundangkan di
pada tanggal
: Painan
: 18 Agustus 2015
: Painan
: 18 Agustus 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PESISIR SELATAN
ERIZON
BERITA DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 NOMOR 29.
27
Download