ilmu kealaman dasar

advertisement
ILMU KEALAMAN DASAR
OLEL; LINDA INDRAYANI
(1006205138)
ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
teori asal mula kehidupan di bumi
Kapan dan bagaimana asal kehidupan di bumi masih menjadi pertanyaan yang menggantung dalam benak
para pemikir di bumi ini. Setidaknya ada 5 teori yang berhubungan dengan hal tersebut, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Teori kreasi khas
Teori generatio spontanae
Teori keadaan mantap
Teori kosmozoan
Teori evolusi biokimia
Teori kreasi khas menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari zat supranatural (ghaib).
Teori Generatio Spontanae (abiogenesis) menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. Tokoh pendukung teori ini adalah Aristoteles dan Antonie van Leuwenhoek. Menurut Aristoteles :
•
•
•
ikan dan katak berasal dari lumpur
cacing berasal dari tanah
dsb
Pendapat Aristoteles didikung oleh van Leuwenhoek melalui eksperimennya. Dia merendam jerami dalam
air, setelah didiamkan beberapa hari dan diamati dengan mikroskop (sederhana) ternyata ada mikro
organisme.
Ditentang oleh para penganut paham biogenesis. Tokohnya adalah Francesko Redi, Lazzaro Spallanzani
dan Louis Pasteur. Menurut Pasteur :
•
•
•
Omne vivum ex ovo
Omne ovum ex vivo
Omne vivum ex vivo
TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Miller menyatakan bahwa dalam
percobaannya, ia berhasil meniru atmosfer
bumi purba semirip mungkin. Tetapi, gas-gas
yang digunakan Miller dalam percobaannya
ternyata sangat jauh dari keadaan bumi purba
yang sesungguhnya.
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di
abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander
Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk
bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi
dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup,
dapat terbentuk.
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori
untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat
muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah
tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya
berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus
mengakui:
Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan
yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari
keseluruhan teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin
of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953
(Reprint), hlm.196.)
Para evolusionis setelah Oparin melakukan
percobaan untuk menemukan penjelasan evolusionis
tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di
antaranya dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley
Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil
mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana
dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat
pada atmosfer bumi purba.
Waktu itu, percobaan ini dianggap sebagai bukti
Tatkala Darwin mengajukan teorinya, saat itu
ilmiah yang mendukung evolusi. Di kemudian hari,
seluk-beluk makhluk hidup hingga bagiannya
hal ini terbukti tidak benar. Penemuan berikutnya
yang terkecil belumlah banyak diketahui.
menunjukkan bahwa gas-gas yang digunakan dalam
Dengan mikroskop sederhana yang masih
percobaan tersebut sangat berbeda dengan gas-gas
terbelakang kala itu, mustahil susunan rumit
pada atmosfer bumi purba. Miller sendiri akhirnya
makhluk hidup dapat disaksikan.
mengakui ketidakabsahan percobaannya.
Segala upaya evolusionis di abad kedua puluh untuk menjelaskan asal-usul kehidupan telah berakhir
dengan kegagalan. Jeffrey Bada, profesor geokimia dan pendukung utama teori evolusi, mengakui
kenyataan ini dalam majalah Earth edisi Februari 1998, yang termasuk di antara terbitan evolusionis
terkemuka:
Kini saat kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi masalah terbesar yang tidak
terpecahkan yang kita punyai saat kita memasuki abad ke dua puluh: “Bagaimana kehidupan
muncul pertama kali di bumi?” (Jeffrey Bada, “Origins”, Earth, February 1998, hlm. 40)
Penghalang terbesar bagi teori evolusi adalah struktur teramat kompleks pada sel hidup. Setiap makhluk
hidup di bumi tersusun atas sel-sel berukuran sekitar seperseratus milimeter. Sejumlah makhluk hidup
bahkan hanya terdiri atas satu sel. Namun organisme bersel satu ini pun memiliki susunan teramat
kompleks. Mereka memiliki sistem sangat rumit agar tetap hidup, bahkan mesin pendorong kecil untuk
bergerak.
Sel memiliki rancangan yang sungguh rumit sehingga ilmuwan terkemuka, Fred
Hoyle, membandingkannya dengan pesawat Boeing 747. Menurutnya, sebagaimana
sebuah pesawat terbang yang tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa sengaja
dibuat, maka sel pun takkan pernah mungkin terbentuk dengan sendirinya tanpa
penciptaan sengaja. Sungguh, contoh ini mengarahkan pada satu kebenaran penting:
meskipun manusia mampu merancang pesawat terbang raksasa dengan ilmu dan
teknologinya, mereka belum mampu menghasilkan satu pun sel hidup.
Di masa Darwin, struktur kompleks sel belumlah diketahui. Dengan mikroskop sederhana waktu itu, sel
terlihat menyerupai bercak-bercak kecil sederhana. Namun, mikroskop elektron canggih yang ditemukan
sekitar pertengahan abad kedua puluh mengungkapkan betapa kompleks dan rapinya sebuah sel
sesungguhnya. Mereka telah membuka tabir sebuah kerumitan dan keteraturan yang tidak mungkin
dihasilkan oleh peristiwa kebetulan belaka.
Satu sel hidup terdiri dari ribuan bagian kecil yang bekerja secara serasi. Sekedar gambaran, dalam sel
terdapat pusat pembangkit tenaga, pabrik canggih, bank data kompleks, sistem penyimpanan raksasa, pusat
pengolahan modern, dan membran sel yang seolah dengan sadar mengatur apa saja yang keluar dan masuk
sel. Agar sel tetap hidup, semua bagian ini harus ada pada saat bersamaan. Mustahil sistem rumit dan
kompleks semacam ini dapat muncul sebagai hasil kebetulan.
Saat ini, laboratorium tercanggih sekalipun tidak mampu membuat satu sel hidup dari materi tak hidup. Hal ini benarbenar telah diakui sebagai kemustahilan; dan upaya untuk membuat sel-sel hidup dari materi tak hidup telah
ditinggalkan.
Namun teori evolusi menklaim bahwa sistem ini, yang manusia dengan segala kecerdasan, ilmu, dan teknologinya
tidak berhasil menirunya, muncul menjadi ada secara kebetulan. Sir Fred Hoyle, pakar matematika dan astronomi
Inggris terkemuka, memaparkan kemustahilan ini dengan sebuah contoh:
Kemungkinan terbentuknya kehidupan tingkat tinggi secara kebetulan dapat disamakan dengan kemungkinan
angin tornado yang ketika melintasi tempat pembuangan barang bekas, merakit pesawat Boeing 747 dari
bahan-bahan yang ada.( "Hoyle on Evolution", Nature, Vol 294, November 12, 1981, hlm. 105.)
Kini, Miller (kiri) mengakui bahwa percobaannya
tahun 1953 sangat jauh dari pembuktian
tentang asal-usul kehidupan. Evolutionist
terkenal, Alexander Oparin (kanan) tak mampu
mengemukakan bukti apa pun untuk
mendukung teori “evolusi kimia” yang
diajukannya.
Download