BAB II TINJAUAN DATA 2.1. Landasan Teori/Referensi 2.1.1

advertisement
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
BAB II
TINJAUAN DATA
2.1. Landasan Teori/Referensi
2.1.1. Tinjauan Hotel
2.1.1.1. Pengertian Hotel
Terlepas dari sejarah perhotelan, secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata
hospitium (bahasa latin), yang artinya ruangan tamu. Dalam jangka waktu lama kata
hospitium mengalami proses perubahan pengertian yaitu menjadi hostel. Sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, kata hostel
lambat laun berubah menjadi hotel seperti yang kita kenal sekarang.
Didalam Columbia Encyclopedia dijelaskan bahwa yang dimaksud hotel itu adalah
House of Public Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah menjamu, dengan
memberikan kesenangan/kepuasan berupa akomodasi, makanan, minuman dan lain-lainnya.
Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha yang baik dari pihak yang menjamu/tuan
rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan bahwa ciri-ciri dari perhotelan itu adalah
disediakannya:
− Kamar tidur
− Disajikannya makanan dan minuman
− Diberikannya pelayanan (service)
Kata hotel memilki pengertian atau definisi yang cukup banyak, beberapa orang berbeda
dalam menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang hotel :
a. Pengertian Hotel menurut hotel Proprietors Act, 1956:
“Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makanan serta minuman dan fasilitas kamar untuk tidur
kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya
perjanjian khusus”
b. Menurut Prof.K.Krapf:
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
6
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
“Hotel adalah sebuah gedung/bangunan untuk menyediakan penginapan,
makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan bagi
mereka yang mengadakan perjalanan”.
c. Dalam surat keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.SK.241/G/70
tahun 1970:
“Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan
(akomodasi) serta menyajikan hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk
umum, yang memenuhi syarat-syarat comfort dan bertujuan komersil. Bentuk,
susunan, tata ruang, dekorasi, peralatan, perlengkapan, sanitasi, hygiene, estetika,
keamanan, dan ketentraman, secara umum dapat memberikan sasaran nyaman
comfort dan khusus untuk kamar-kamar tamu dapat menjamin adanya ketenangan
pribadi (privacy) untuk para tamu hotel’.
d. Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, No :
KM.94/HK.103/MPTT-87 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel :
“Hotel adalah salaha satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan
minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial’.
e.
Dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit yang dimaksud dengan hotel adalah suatu kamar atau
tempat dimana pengunjung dapat tidur/menginap. Hotel dalam hal ini hanya berarti
penginapan saja.
f.
Dalam Arti Luas
Dalam perkembangan selanjutnya, karena setiap orang menginap itu juga
memerlukan yang lainnya, seperti makan dan minum walaupun hanya sekedarnya,
maka lambat laun istilah hotel lebih dikenal orang bukan hanya sekedar tempat
penginapan saja, tetapi telah berkembang dalam arti luas sebagai suatu tempat yang
seseorang dapat tidur, beristirahat, atau menginap sementara waktu selama dalam
perjalannya, juga mendapatkan makanan dan minuman dan terpenuhi kebutuhan
lainnya.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
7
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
2.1.1.2. Sejarah Hotel
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai
semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan
melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu
memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin
dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masingmasing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di
Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan
yang dilalui orang ( Road Side Inn ).
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( Cowboy ) sekitar
tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar
restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para
pelancong.
Gambar 2.1. Sejarah Hotel
Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,
kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di
New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang
peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
8
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant
yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent
Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota
London.
Gambar 2.2. Sejarah Hotel
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan
170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel. Kemudian
menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak
hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan
ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
•
Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman
House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
•
Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London
•
Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta,
merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800
kamar.
•
Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama
yang dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan
“Chain Hotel” pertama di dunia.
•
Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama
yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap
kamarnya.
•
Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
9
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun
1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api.
Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel
tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas
melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.
2.1.1.3. Klasifikasi atau Penggolongan Hotel
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem
pengelompokkan hotel-hotel kedalam berbagi kelas atau tingkatan, berdasarkan
ukuran penilaian tertentu.
Berdasarkan ukuran penilaian tertentu (Naimuddin : 15). Keputusan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : KM.3 / HK.001 / MKP.02 tanggal 27 Februari
2002, tentang penggolongan kelas hotel BAB III penggolongan hotel bagian kesatu
jenis golongan hotel :
Pasal 3
•
Ayat 1 (satu) : Golongan kelas hotel terdiri atas :
a. Golongan kelas hotel bintang.
b. Golongan kelas hotel melati.
•
Ayat 2 (dua) : Golongan kelas hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam
ayat satu, dibagi atas 5 (lima) kelas yaitu hotel bintang 1 (satu) sampai bintang
5 (lima).
•
Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati sebagaimana dimaksud pada ayat 1
(satu) hanya terdiri atas satu kelas sebagai hotel melati.
Pasal 4
•
Ayat 1 (satu) : Penggolongan kelas hotel bintang ditetapkan setelah hotel
memenuhi persyaratan dalam kriteria penggolongan kelas hotel.
•
Ayat 2 (dua) : Hotel yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagai hotel
bintang, digolongkan ke dalam kelas hotel melati.
•
Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati dapat ditingkatkan menjadi hotel
bintang setelah memenuhi persyaratan sebagai hotel bintang sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 (satu).
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
10
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Disamping penggolongan hotel di atas, usaha perhotelan juga dapat
digolongkan ke dalam kelompok – kelompok tertentu berdasarkan hal – hal sebagai
berikut :
1. Plan
2. Size
3. Type of Patromage
4. Long of Guest Stay
5. Location
6. Under the Government Regulations (sesuai dengan peraturan pemerintah setempat).
Penggolongan hotel juga dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah
setempat yang disahkan, dalam hal ini beberapa Negara menganut penggolongan
kelas hotel berdasarkan Grade System (system tarif) dan Star System (urutan bintang).
Hotel dapat dikelompokkan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya,
namun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan. Berdasarkan
kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang tersedia dalam suatu hotel, maka
klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai berikut :
A. Penggolongan berdasarkan standar hotel
1. Hotel Internasional
2. Hotel Semi Internasional
3. Hotel Nasional
B. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap
•
Business hotel
Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki
fasilitas yang lengkap untuk para businessman.
•
Recreational hotel
Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan satai
atau berekreasi.
C. Klasifikasi hotel sesuai dengan jumlah kamar
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
11
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Klasifikasi hotel
berdasarkan ukurannya dapat
ditentukan dengan
jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
•
Small hotel, Small hotel adalah hotel kecil dengan umlah kamar dibawah
150 kamar.
•
Medium hotel, Medium hotel adalah hotel denga ukuran sedang, dimana
dalam medium hotel ini ada dua kategori, yaitu:
a. Average hotel denganjumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar.
b. Above average hotel denganjumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.
•
Large hotel, Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel
besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar.
D. Klasifikasi hotel sesuai dengan jenis tamu (types of guest)
Hotel ini umumnya berada didalam perkotaan ataupun didaerah yang jenis
tamunya terdiri atas beberapa klasifikasi sebagai berikut :
•
Family Hotel, tamu-tamu yang menginap bersama keluarga
•
Bussines Hotel, tamu-tamu yang menginap kebanyakan bussinesman, maka
dengan demikian diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan serta
fasilitas bussines sebagai penunjang.
•
Commercial Hotel
•
Tourist Hotel
•
Official Hotel
•
Transit Hotel
•
Cure Hotel
•
Hotel Konvensi
E. Klasifikasi hotel sesuai dengan lama tinggal
Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
•
Transit hotel, tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya
satu malam. Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran,
Abd. Rachman Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya
singgah (transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila tamu
kurang dari 24 jam (not over night)
rate (50%
maka
tarifuya hanya
diberikan day
dari full rate) serta pemakaiannya disebut day use. Transit hotel
ini umumya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara (airport), atau
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
12
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
pelabuhan !aut (harbour), untuk menampung tamu-tamu/penumpang yang
singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai cadangan (waiting
list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut.
•
Semi-residential hotel, tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi
jangka waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu
hingga satu bulan.
•
Residential hotel, tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira
paling sedikit satu bulan.
F. Klasifikasi hotel berdasarkan jenis kamar
Menurut Sulastiono (2001, p. 25), jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya
dibedakan atas :
a. Single room:
Kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
berukuran single untuk satu orang.
b. Twin room:
Kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur
masing-masing berukuran single.
c. Double room:
Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran
double (untuk dua orang).
d. Double-double:
Kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu
dan dengan tempat tidur berukuran double (untuk dua orang).
Terdapat pula jenis-jenis kamar yang dibedakan menurut fasilitas yang
tersedia dari satu hotel dengan hotel lainnya, hal tersebut dikarenakan harga
kamar selalu dikaitkan dengan fasilitas kamar. Makin lengkap fasilitas
kamarnya, makin mahal pula harganya. Contoh jenis kamar menurut fasilitas
adalah standard room, superior room, moderate, suite room, executve suite
room, dan penthouse.
Menurut Kasavana (1998), hotel berdasarkan jumlah kamarnya dibagi
menjadi empat kategori yaitu kurang dari 150 kamar, 150 hingga 299 kamar,
300 hingga 600 kamar, lebih dari 600 kamar.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
13
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
G. Klasifikasi hotel berdasarkan target market
Jenis hotel berdasarkan target market antara lain :
a. Commercial Hotels
Ditujukan kepada orang
yang pekerjaannya berhubungan dengan
berpergian, seperti bisnis manajer, kelompok meeting dan seminar. Tipe hotel
komersial merupakan tipe hotel terbesar dan fungsi utamanya adalah untuk
melayani klien bisnis.
b. Airport hotels
Airport hotel atau hotel bandara terkenal karena kedekatannya dengan pusat
perjalanan terbesar. Airport hotel merupakan hotel yang memiliki ukuran
pelayanan yang luas. Airport hotel ditujukan untuk klien bisnis, penumpang
pesawat dengan penerbangan malam atau pembatalan penerbangan dan pegawai
perusahaan penerbangan. Hotel memiliki limousine dan van yang banyak
dimanfaatkan untuk mengantar dan menjemput tamu antara hotel dan bandara.
Beberapa airport hotel menyediakan fasilitas ruang pertemuan bagi tamu yang
datang dengan pesawat terbang dan hendak melakukan sebuah pertemuan.
Menurut Sugiarto (1996), “Airport hotel adalah hotel yang terletak ssatu
kompleks bangunan dengan lapangan udara atau berada disekitar Bandar udara.
Target market dari jenis tamu hotel ini adalah para usahawan aau penumpang
pesawat yang mengalami penundaan penerbangan, juga para kru pesawat” (p.27).
c. Suite Hotel
Hotel ini ditujukan untuk keluarga yang berlibur dan seseorang yang ingin
menikmati kenyamanan saat berpergian jauh dari rumah. Hotel ini dimanfaatkan
pula oleh para professional, seperti akuntan, pengacara, para executive karena salah
satu keistimewaan yang dimiliki oleh kamar suite hotel, yaitu disetiap kamar hotel
terdapat ruang tamu dan kamar mandi yang terpisah dengan kamar memberikan
kenyamanan bagi para professional ini dalam bekerja.
d. Extended Stay Hotels
Hotel ini didirikan untuk menyediakan layanan bagi tamu yang datang
dengan tujuan untuk tinggal selama lima hari atau waktu yang lebih lama. Tamu
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
14
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
yang menginap di extended stay hotel biasanya tidak terlalu membutuhkan layanan
dari hotel. Tidak seperti tipe hotel lainnya, tariff kamar ditentukan dari lamanya
tamu tinggal dihotel tersebut. Jenis hotel ini memiliki kesamaan dengan suite hotel,
hotel ini menyediakan kebutuhan dapur dalam kamar dimana suite hotel tidak
menyediakan.
e. Residential Hotels
Ditujukan pada tamu yang ingin tinggal dihotel dalam jangka waktu yang
panjang dengan melakukan kontrak tinggal terlabih dahulu. Kamar akomodasi
dengan kamar mandi dan ruang tamu terpisah, tipe kamarnya seperti kamar suite.
Jenis akomodasi ini disediakan untuk orang yang berada dipinggiran kota, bersifat
permanen atau jangka panjang.
f. Leisure market (resort hotel)
Hotel ini ditujukan untuk orang yang berpergian, rekreasi, olahraga atau
untuk hiburan. Hotel ini bersifat musiman, pada saat high season aktivitas hotel
tinggi dan sebaliknya.
g. Bed and Breakfaast Hotels
Sebuah hotel yang terdiri dari 20-30 kamar. Hotel ini memberikan
penawaran kamar dan makan pagi. Pemilik hotel biasanya tinggal didalam hotel
tersebut dan bertanggung jawab pada penyediaan makan pagi tamu.
h. Cassino Hotels
Sebuah hotel yang fungsi utamanya adalah sebagai pendamping dari sebuah
kasino. Layanan didalam kamar, makanan dan minuman bukanlah merupakan
tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Tamu yang ingin mencari
kesenangan dan melakukan perjalanan berlibur untuk menggunakan fasilitas kasino
menginap dihotel ini.
i. Conference Centers
Conference centers di-design untuk kelompok meeting dan hampir
keseluruhan pelayanan hotel ini menawarkan akomodasi bermalam selama meeting
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
15
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
diadakan. Hotel ini menekankan pada penyediaan layanan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk kelancaran jalannya meeting.
j. Convention Hotels
Menawarkan ± 2000 kamar. Fasilitas hotel ini di-design untuk
mengakomodasi rapat besar.
H. Klasifikasi hotel sesuai dengan bintang
Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 (lima) golongan kelas berdasarkan
kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan, serta mutu pelayanan
sesuai dengan persyaratan penggolongan hotel sebagaimana yang ditetapkan dalam
lampiran Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tentang
Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel.
1. Hotel bintang satu (*)
•
Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
•
Kamar mandi didalam
•
Luas kamar standar minimum 20 m²
2. Hotel bintang dua (**)
•
Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
•
Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar
•
Kamar mandi didalam
•
Luas kamar standar minimum 22 m²
•
Luas kamar suite minimum 44 m²
3. Hotel bintang tiga (***)
•
Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
•
Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
•
Kamar mandi didalam
•
Luas kamar standar minimum 24 m²
•
Luas kamar standar minimum 48 m²
4. Hotel bintang empat (****)
•
Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
•
Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
•
Kamar mandi didalam
•
Luas kamar standar minimum 24 m²
•
Luas kamar suite minimum 48 m²
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
16
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
5. Hotel bintang lima (*****)
Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond
•
Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
•
Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
•
Kamar mandi didalam
•
Luas kamar standar minimum 26 m²
•
Luas kamar suite minimum 52 m²
I. Klasifikasi hotel sesuai dengan tipe harga kamar atau plan
Yang dimaksud dengan plan adalah suatu sisem yang dipergunakan
dihotel dalam menetukan pentarifan yang ada hubungannya dengan penyediaaan
atau penjualan makanan.
•
European Plan
•
American Plan
•
Continental Plan
•
Bermuda Plan
J. Klasifikasi hotel berdasarkan tarif kamar
•
Economy Hotel
•
First Class Hotel
•
Deluxe Hotel
K. Klasifikasi hotel berdasarkan lama operasi hotel
•
Season Hotel
•
Arround The Year Operation Hotel
L. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi hotel
•
City hotel
City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana
sebagian tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis.
•
Resort hotel
Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana
sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha.
Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain:
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
17
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan)
b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai)
c. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau)
d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung
•
Suburb hotel
Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang
merupakan kota satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya.
•
Urban hotel
Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari
kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya
hanya berupa desa.
•
Airport hotel
Airport
hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks
bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.
Berdasarkan keterangan diatas maka disimpulkan bahwa Motel pada proyek ini
termasuk kedalam klasifikasi:
•
Hotel berdasarkan standar merupakan hotel semi Internasional
Hotel berdasarkan jumlah kamar merupakan hotel medium, dengan jumlah
kamar 50 s/d 100 kamar
•
Hotel berdasarkan jenis tamu merupakan hotel transit.
•
Hotel berdasarkan lama tinggal merupakan hotel transit.
•
Hotel berdasarkan target market merupakan Leisure market (transit hotel)
•
Hotel sesuai dengan bintang merupakan hotel bintang empat (****)
•
Hotel berdasarkan lokasi hotel merupakan motel hotel
2.1.1.4 Tipe Kamar Hotel
Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang
lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendirijumlah kamar
yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di
hotel adalah sebagai berikut:
•
Standard room/regular room
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
18
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Standard room/regular room adalah kamar
yang terdapat di dalam
sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur,
kamar mandi, meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper.
Keistimewaaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah di hotel.
•
Deluxe/Superior room
Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar
di dalam
hotel
yang mana kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar room, dengan
fasilitas yang sama seperti standadr room.
Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut:
 letak kamar strategis
 arah kamar Iebih baik pemandangannya
 mutu bahan untuk mebelair dan perabotan Iebih baik dari standar
 ukuran kamar lebih luas dari standard room
 catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah di
renovasi dijadikan deluxe/superior room.
•
Suite room
Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel
yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam
satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur.
•
Studio room
Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed.
•
Junior suite
Junior suite adaah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan
standard bed dan hide-away (sofa-bed).
•
Twin bedroom
adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang.
•
Double bedded room
Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat
tidur besar (queen atau king size) untuk dua orang.
•
Connecting room
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
19
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Connecting room
dihubungkan dengan
adalah
dua
kamar
connecting door
(pintu
yang
bersebelehan di
mana
tembus/pintu penghubung) yang
terletak di dinding pemisah antara dua kamar yang bersangkutan.
•
Aqjoining room
qjoining
room
adalah
kamar
yang
bersebelahan
saling
manghapadap yang dipisahkan oleh koridor (gang).
•
Duplex
Duplex adalah kamar yang memiliki satu,dua atau tiga kamar tidur yang
terpisah, satu dengan lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi
masih dalam satu kamar yang sama.
•
Cabana
Cabana adalah kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang,
dengan atau tanpa fasilitas tempat tidur.
2.1.1.5. Persyaratan Pokok Perhotelan
Terdapat empat unsur yang menjadi persyaratan pokok perhotelan :
1. Sarana fisik dan fasilitas
Fasilitas yang tersedia didalam suatu hotel diantaranya adalah :

Tempat yang cukup luas untuk parkir kendaraan tamu.

Berbagai jenis kamar dengan fasilitas ruang tidur yang lengkap.

Telepon, telex, bussines center, dsb.

Lobby, adalah ruangan yang dipergunakan oleh tamu untuk melakukan
aktivitas sementara pada waktu kedatangan dan/ataupun keberangkatan, atau
sambil menunggu/relax.

Tersedia bar, ruangan pertemuan, pelayanan makanan/minuman ke kamar.

Fasilitas dobi untuk para tamu yang memerlukan.
2. Mutu Dari Produk Pelayanan
Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan,
menyediakan, dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi
wujudnya, produk industri hotel yang dihasilkannya terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
20
Universitas Mercu Buana
a.
Desain Interior 2009
Produk Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel secara jelas dan nyata
diterima dan dapat dilihat, yang untuk memperolehnya tidak harus membayar,
antara lain :

Kamar tamu

Makanan dan minuman

Ruang pertemuan

Sarana olahraga dan rekreasi

Hiburan

Telepon

Fasilitas-fasilitas lain
b. Produk Tidak Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel yang tidak secara
nyata diterima dalam wujud benda, akan tetapi sangat berpengaruh terhadap
nilai atau mutu daripada tanggible product, misalnya suasana lingkungan,
ketenangan, ketentraman, kehangatan, keramahtamahan, jaminan kesehatan
dan lain-lain.
3. Sikap Dan Tingkah Laku Pelaksana (Personalia Dan Karyawan)
Usaha hotel juga dapat disebut sebagai usaha pelayanan yang dilakukan
oleh manusia. Oleh karenanya terdapat beberapa persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh bekerja sebagai karyawan hotel :
a) Mampu melayani tamu dengan perasaan yang tulus.
b) Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku sesuia dengan jabatan
pekerjaannya.
c) Mempunyai rasa ikut memiliki dan tanggungjawab terhadap pekerjaannya,
serta memiliki kepribadian yang baik dan benar.
d) Harus menyadari bahwa untuk pengembangan karir bekerja di hotel sangat
tergantung dari banyak sedikitmya tamu yang menggunakan jasa pelayanan
hotel tersebut, maka karyawan harus mampu berkomunikasi dengan tamu serta
memiliki relationship yang baik dan benar.
4. Manajemen Sebagai Decision Maker Terhadap Harga
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
21
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Tujuan utama perhotelan adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk
mendapatkan keuntungan tersebut usaha perhotelan memerlukan kelompok
pengelola
dengan
memanfaatkan
atau
menggunakan
ilmu
keterampilan
manajemen khusus. Untuk mencapai tujuan utamanya dan terlaksananya
penyediaan dan pelayanan produk-produk hotel maka diperlukan suatu kerjasama
serta pembagian fungsi dan tugas sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
2.1.2. Tinjauan Hotel Bisnis
2.1.2.1. Pengertian Hotel Bisnis
Hotel Bisnis adalah sebuah hotel yang berlokasi di tempat ibu kota atau di
tengah kota yang padat dengan perekonomian dimana seseorang dapat tinggal dan
berbisnis atau bekerja di hotel tersebut. Hotel Bisnis ditujukan kepada orang yang
pekerjaannya berhubungan dengan berpergian, seperti bisnis manajer, kelompok
meeting dan seminar. Tipe hotel komersial merupakan tipe hotel terbesar dan
fungsi utamanya adalah untuk melayani klien bisnis.
2.1.2.2. Fungsi Hotel Bisnis
Hotel Bisnis biasanya di peruntukan untuk orang orang yang bekerja dan
berkeluarga. Sebagian besar pengunjung hotel bisnis adalah seorang bisnisman atau
seorang dari luar negri yang bekerja di suatu negara. Dimana lokasi hotel bisnis
berada di tengah kota dan di pusat jantung perekonomian di suatu negara, sehingga
orang orang yang berbisnis atau biasanya orang luar negri yang berbisnis di suatu
negara dia akan menginap di hotel bisnis di karenakan hotel bisnis di perlengkapi
dengan ruanga ruangan dan fasilitas fasilitas untuk seseorang bekerja seperti ruang
rapat dan sebagainnya.
2.1.2.3.Fasilitas Hotel Bisnis
Hotel bisnis di pergunakan untuk orang orang yang bekerja di tengah kota.
Maka dari itu hotel bisnis harus memiliki sejumlah fasilitas fasilitas dimana seseorang
dapat bekerja dengan rileks dan dapat menghilangkan jenuh di padatnya kesibukan
jadwal kerjannya
- Rumah makan dan restaurant
- Tempat Rapat besar
- Tempat Rapat kecil
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
22
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
- Bar
- Kolam renang
- Toilet dan sarana lainnya.
- Fitness center
- Spa
- Wifi
2.1.3. Tinjauan Tentang Ergonomi dan Antropometri
Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam perancangan
desain interior, karena dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi dan
antropometri, maka para pemakai ruangan akan mendapatkan produktifitas dan
efisiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang. Ergonomi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan
kerja yang meliputi :

Kerja fisik dan efisiensi kerja

Tenaga yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan

Konsumsi kalori

Kelelahan

Perorganisasian sistem kerja
Pengertian ergonomi tidak hanya terbatas pada sisi fisik semata, namun
bersangkutan dengan kelima indera manusia yaitu diantaranya :

Unsur penglihatan

Unsur pendengaran

Unsur perasa

Unsur penciuman

Unsur keindahan atau kenyamanan
Untuk merancang dan memilih perabot perlu memperhatikan siapa
penggunanya. Bagaimana ukuran perabotnya, bagaimana bentuk dan warna yang
diinginkan (sesuai) dengan karakter anak, sehingga mereka merasa nyaman dan aman
menggunakannya.
Ukuran
perabot
yang
tidak
sesuai
akan
menyebabkan
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
23
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
ketidaknyamanan, kelelahan dan akibat-akibat fisik seperti perubahan tulang
belakang, dada, dll (Budirahardjo, 2002:30). Berikut ini akan dipaparkan tinjauan dari
beberapa perabot yang ada :
Berikut adalah ukuran standart kenyamanan dan jarak kedekatan kursi pada
area lobby Hotel sesuai ergonomi dan antropometri.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
24
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.3 Area Lobby
Gambar 2.4. Area Resepsionis
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
25
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.5. Sleeping Spaces
Gambar 2.6. Area Wastafel
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
26
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
2.1.4. Tinjauan Tentang Gaya dan Arsitektur Jawa Tengah
2.1.4.1. Gaya
Gaya yang dipilih guna mendukung karakter desain adalah modern,
dengan menggunakan bentuk-bentuk geometris ( mengikuti fungsi ) dan
bentuk sederhana namun mampu memberikan kesan yang nyaman dan
menyenangkan bagi tamu hotel serta tetap menonjolkan keberanian karakter
warna dan bahan. Dengan menerapkan gaya tersebut di harapkan dapat
memberikan rancangan desain yang memiliki estetika sehingga tamu dapat
menikmati fasilitas-fasilitas yang lengkap dan fasilitas di kamar didesain
senyaman mungkin.
Tamu yang datang di buat agar merasa senyaman mungkin. Dengan
tujuan agar secara psikologis dapat mengurangi rasa lelah mereka secara tidak
langsung. pemakaian warna-warna yang soft mampu memberi efek psikologis
yang baik bagi tamu hotel.
2.1.4.1.1. Pengertian Gaya Modern
Pengertian gaya secara umum adalah ragam cara rupa, bentuk
dan sebagainya yang khusus mengenai tulisan, karangan, pemakaian
bahasa, bangunan rumah dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cypress, 1972: 388)
Kata “Modern” berasal dari kata latin “Modo” yang berarti
barusan. Sejarah penggunaan kata modern dapat ditarik dalam sejarah
sejak tahun 1127.Seorang kepala biarawan, Suger, merekonstruksi
Bassilica St. Denis di Paris.Hasil rekonstruksinya adalah sesuatu hal
yang baru. Suger akhirnya memberikan istilah gaya itu dengan “Opus
Modernum”, yang berarti sebuah karya baru. (Adityawan Arief, 1999:
49)
Kata modern dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan
zaman. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 589)
Modernisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional,
menyesuaikannya dengan aliran-aliran modern dalam filsafat, sejarah
dan ilmu pengetahuan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 589).
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
27
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Modern sebagai isme adalah serangkaian pemikiran dan
gerakan dalam berbagai bidang kehidupan yang muncul sejak tahun
1900 hingga 1950.
Kegiatan
barang-barang
konsumsi
yang
sebelumnya dikerjakan dengan tangan digantikan dengan tenaga
mesin atau produksi massal. (Adityawan, Arief, 1999: 49)
2.1.4.1.2. Sejarah Perkembangan Gaya Modern
Gerakan Modern pada awalnya muncul di Inggris pada abad
ke-18.Ketika ditemukannya mesin uap oleh James Watt.Sejak
penemuan tersebut terjadi perubahan atau pergantian dari tenaga
manusia menjadi tenaga mesin, penggantian tenaga makhluk hidup
dengan benda mati sampai dengan tercetusnya Revolusi Industri. Tapi
ada juga kelompok yang tidak menyukai dampak dari Revolusi
Industri tersebut, beberapa diantaranya adalah gerakan Art and Craft
Movement dan Art Nouveau yang inti dari gerakan mereka adalah
berusaha menghidupkan kembali keterampilan tangan manusia dalam
seni dan kriya.
Pada awal masa seni rupa Modern, muncul beberapa
aliran, diantaranya adalah Kubisme (1882-1963), Ekspressionisme
(1900-1906),
Futurisme
(1909),
Konstruktivisme
(1914-1920),
Surrealisme (1924), Dadaisme (1916-1922), dan De Stijll (19171931).
Di
bermunculan
masa
banyak
Modern
awal
lembaga
yang
(early
modern),
mewadahi
mulai
dan
turut
mengembangkan Modernisasi diantaranya Der Deutcher Werkbund
(DDW).Sebuah perkumpulan yang sangat sukses menggabungkan
aspek seni dan industri sebelum Perang Dunia Pertama yang tumbuh
di Jerman.Setelah Jerman makin maju di Abad ke-20, Jerman
mendirikan sebuah perusahaan besar bernama AEG (Allgemeine
Elektrizitatz Gesellschaft). Yang para desainernya nanti akan menjadi
cikal bakal pengajar di Bauhaus. Kemudian muncul aliran Desain
Grafis Plakatstil Sampai akhirnya muncul sekolah seni Bauhaus
(1919) yang keberadaannya sangat berpengaruh di dalam seni Modern
dan pada masa munculnya gaya Internasional (International Style)
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
28
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
yang dipopulerkan oleh Walter Gropius. Tokoh lain International
Style ada H.P. Berlage (Belanda), Peter Behrens (Jerman), Otto
Wagner (Australia) dan lain-lain. Pada masa ini, ciri umum yang
melanda Arsitektur dunia pada abad XIX dan awal abad XX adalah
Asimetris, Kubis dalam komposisi atau kesatuan bentuk, sedikit atau
tidak menggunakan sama sekali ornamen.
Modernisasi
secara
tidak
langsung
juga
turut
dikembangkan oleh meletusnya Perang Dunia ke-2.Semua fasilitas
menjadi hancur.Untuk ‘membangun’ lagi dari awal sangatlah
berat.Maka dilakukan penghematan Sumber Daya Manusia dan
Sumber Daya Alam. Tidak ada lagi pembedaan kelas diantara para
konsumen,semuanya diseragamkan. Maka dibutuhkan furniture yang
serba guna, sederhana, kuat, mudah diperbaiki, dan murah serta
hemat.Semua desain menjadi sangat fungsional dan ekonomis dalam
pembuatannya.Bahkan barang bekas perang semuanya dimanfaatkan
untuk sipil.Sampai akhirnya semua kepraktisan itu melahirkan masa
Modernisme.
Perkembangan gaya modern di Indonesia dimulai
semenjak tahun 1960. Masa orde baru, bisa dikatakan adalah saat
berkembangnya modernisasi Indonesia di segala bidang, termasuk
bidang arsitektur.Modernisme di Indonesia ditandai dengan mulai
dibangunnya berbagai gedung-gedung tinggi, sarana transportasi, dan
pusat perbelanjaan. Contoh bangunan modern yang masih ada hingga
sekarang anatara lain: wisma nusantara, Ratu plaza, Gedung
bumiputera di jalan Sudirman dan lainnya. Ciri-ciri yang dapat
diidentifikasi antara lain dari penggunaan bidang kaca yang lebar,
bentuk
geometris
pada
fasad
bangunan,
eksposed
struktur,
penampilan natural bahan bangunan. (Sumber: Adityawan Arief,
Tinjauan Desain, 1999 dan Sumalyo Yulianto, Arsitektur Modern
akhir abad XIX dan abad XX,1997).
2.1.4.1.3. Periode Perkembangan Modern
1) Periode I (1917-1929)
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
29
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Pada periode ini, munculnya gerakan modern dipicu oleh
perang dunia pertama (1917-selesai).Terjadi pandangan radikal yang
mulai meluas di seluruh Eropa, salah satunya adalah pandangan
mengenai konsepsi ruang.Penganut awal mula gerakan ini adalah
kelompok De Stijl dari Belanda, kelompok November Gruppe, dan
lain-lain. Pada periode satu ini terbentuk dan berdiri CIAM (Conggres
Internationaux d’Architecture Moderne) tahun 1928, hasil kongres
ini, bahwa arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa,
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial ekonomi yang
ditimbulkan zaman mesin pada waktu itu; yaitu dengan mencari
keharmonisan dari elemen-elemen Modern serta mengembalikan
arsitektur pada bidang yang sebenarnya. Beberapa tokoh yang
menonjol pada periode I, yaitu:
a) Frank Lloyd Wright (Amerika Serikat)
Menurut Frank Lloyd Wright setiap permasalahan arsitektur
pemecahannya selalu berhubungan dengan alam atau lingkungan,
seperti: iklim, topografi, dan bahan bangunan. Gaya arsitektur Wright
disebut organic; estetika dan konstruksi sama pentingnya, lahir dan
tumbuh dari situasi secara alami.
b) Walter Gropius (Jerman dan Amerika Serikat)
Falsafah tentang arsitektur adalah keahlian (kepandaian dan
seni) yang dipadu dengan kemajuan teknik (bahan dan stuktur).
c) Ludwig Mies van der Rohe (Jerman dan Amerika Serikat)
Falsafah tentang arsitektur adalah kesederhanaan, kerapihan,
ketelitian, kedisiplinan, keseimbangan dan bersifat umum, yang
diungkapkan dalam bentuk bangunannya:
- Teratur (bentuk segi empat atau balok) dan simetris
- Netral penggunaannya
- Eksterior tidak mencerminkan fungsi
- Rangka bangunan kaku dengan dinding pengisi dibuat indah
- Bahan-bahan buatan pabrik
- Mencerminkan keindahan mesin, memperhatikan detail.
d) Le Corbusier (Perancis)
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
30
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Falsafah tentang arsitektur adalah menciptakan perasaan aman,
keramahtamahan, kebahagiaan, serta kesatuan yang harmonis dari
bentuk-bentuk yang ada di bumi dan hubungannya dengan skala
manusia. Selain itu desainnya dipengaruhi oleh bentuk-bentuk
simetris, penggunaan beton exposed dan permainan bayangan (seperti
seni patung). (Eppi P, Suryawijaya dkk, 1986 : 5-10)
2.1.4.1.4. Ciri – Ciri Desain Modern
1) Formalisme
Menampilkan bentuk sesederhana mungkin, kejujuran bahan, warna
formal, berorientasi pada bisnis.
2) Pragmatisme
Menampilkan kepraktisan dalam konstruksi, bentuk, bahan, warna
dan fungsi.
3) Fungsionalime
Menampilkan bentuk harus mempunyai fungsi (Form Follow
Function).
4) Universalisme
Menampilkan satu ukuran kebenaran dan keindahan ukuran-ukuran
yang ada di masyarakat Modern Barat (International Style)
5) Form Follow Function
Setiap bentuk harus ada fungsinya (Fungsional dan Rasional)
6) Simplicity (Sederhana)
7) Less Is More
8) Membuang Ornamen
9) Membuang gaya dan Teknik Traditional
10) Penekanan pada konsep keseragaman (Uniformity)
2.1.4.1.5. Ciri – Ciri Desain Mebel Modern
1. Bentuk mebel harus mengikuti fungsi atau setiap bentuk harus ada
fungsinya (form follow function).
2. Menghilangkan elemen dekoratif yang tidak berfungsi.
3. Praktis: knock down, mobile stocking, folding dan mudah dikemas.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
31
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
4. Mudah dibuat secara missal.
5. Ekonomis.
6. Bahan lebih variatif.
7. Bentuk sesederhana mungkin.
8. Berorientasi pada pasar.
9. Universal.
2.1.4.1.6 . Aplikasi Warna pada Desain Modern
Warna-warna yang digunakan pada desain modern bukan
warna-warna yang berani seperti pada gaya post modern, seperti warna
biru kuat, orange, merah, dan kuning. Warna yang ditampilkan pada
desain modern merupakan warna-warna netral.\
2.1.4.3. Arsitektur Jawa Tengah
2.1.4.2.1. Latar Belakang pemilihan Etnik
Etnik Jawa tengah yang terkenal dengan adat istiadatnya memberi nilai
tersendiri sebagai ragam hias dan sebagai sumber inspirasi bagi banyak orang yang
mengenalnya. Lewat citarasa tradisional yang orisinal gaya etnik Jawa Tengah
mampu menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang dengan keindahannya
dan keunikannya baik dari bahasanya, adat istiadatnya, masakannya dan interiornya.
Interior Jawa Tengah lebih banyak menggunakan material material alam
seperti kayu, batu alam dan ukiran ukirannya yang khas. Oleh sebab itu gaya Bisnis
Hotel ini akan dihadirkan melalui cita rasa tradisional yang dikolaborasikan dengan
sentuhan modern pada beberapa bagian ruang dalam dengan perpaduan etnik jawa
tengah.
2.1.4.2.2. Definisi Etnik Jawa Tengah
Etnik JawaTengah adalah gaya penataan interior yang mengambil inspirasi
dari budaya tradisional Jawa Tengah, yang dicirikan dengan pemakaian material
alami, kerajinan seni tradisional Jawa tengah serta ragam hias tradisional Jawa
tengah yang juga disertai dengan pemakaian material yang bersifat modern.
Pemakaian material tradisional, kerajinan tradisional serta ragam hias tradisional
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
32
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
tidak hanya memiliki fungsi semata tetapi juga dapat memberikan jiwa pada ruang.
Seperti ukiran ukiran pada furniture jawa tengah.
2.1.4.2.3. Arsitektur Jawa Tengah
Arsitektur atau Seni Bangunan yang terdapat di daerah Provinsi Jawa Tengah
dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Arsitektur Tradisional, yaitu Seni Bangunan Jawa asli yang hingga kini masih tetap
hidup dan berkembang pada masyarakat Jawa. Ilmu yang mempelajari seni bangunan
oleh masyarakat Jawa biasa disebut Ilmu Kalang atau disebut juga Wong Kalang.
Yang merupakan bangunan pokok dalam seni bangunan Jawa ada 5 (lima) macam,
ialah :
-
Panggang-pe, yaitu bangunan hanya dengan atap sebelah sisi.
Gambar 2.7. Rumah panggang
-
Kampung, yaitu bangunan dengan atap 2 belah sisi sebuah bubungan di tengah
saja.
Gambar 2.8 Rumah Kampung
-
Limasan, yaitu bangunan dengan atap 4 belah sisi sebuah bubungan di
tengahnya.
Gambar 2.9. Rumah Limasan
-
Joglo atau Tikelan, yaitu bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah sisi,
sebuah bubungan di tengahnya.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
33
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.10Rumah Joglo
-
Tajug atau Masjid, yaitu bangunan dengan Soko Guru atap 4 belah sisi, tanpa
bubungan, jadi meruncing.
Gambar 2.11 Rumah Tajug
2. Arsitektur Modern, yaitu seni bangunan yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang
mempunyai corak campuran antara seni bangunan asli dengan pengaruh seni bangunan
luar, atau campuran antara luar dengan luar atau asli luar. Paduan unsur seni bangunan
yang satu dengan yang lain ini terutama terlihat pada konstruksi bangunannya, atau
pada bentuk atapnya. Dari bagian yang mudah terlihat ini, misalnya pada atap, orang
dapat mengenalnya dengan mudah bahwa bangunan itu unsur seninya perpaduan. Jenis
bangunan yang termasuk arsitektur modern ini dapat berfungsi sebagai tempat tinggal,
rumah ibadah, gedung sekolah, gedung pertemuan, rumah makan, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, Masjid Kudus, yang selain berbentuk bangunan Jawa asli yaitu Tajug,
juga memiliki menara yang berbentuk bale kul-kul seni budaya Bali, mempunyai pintu
gerbang bergaya Persia. Kantor-kantor Pemerintahan peninggalan masa pemerintahan
kolonial Belanda banyak yang memiliki pilar-pilar dengan Kapiteel Yonis, Doris atau
Kornilis.
Monumen-monumen yang termasuk Arsitektur Modern adalah ; Monumen Palagan
Ambarawa, Monumen Diponegoro di Magelang, Monumen Tugu Muda di Semarang,
dan lain-lainnya.
Masing-masing bentuk berkembang menjadi beraneka jenis dan variasi yang bukan
hanya berkaitan dengan perbedaan ukurannya saja, melainkan juga dengan situasi dan kondisi
daerah setempat. Dari kelima macam bangunan pokok rumah Jawa ini, apabila diadakan
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
34
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
penggabungan antara 5 macam bangunan maka terjadi berbagai macam bentuk rumah Jawa.
Sebagai contoh : Gedang selirang, gedang setangkep, cere gencet, sinom joglo, dll.
Menurut pandangan hidup masyarakat Jawa, bentuk-bentuk rumah itu mempunyai
sifat dan penggunaan tersendiri. Misalnya bentuk Tajug, itu selalu hanya digunakan untuk
bangunan yang bersifat suci, umpamanya untuk bangunan Masjid, sehingga masyarakat jawa
tidak mungkin rumah tempat tinggalnya dibuat berbentuk Tajug. Rumah yang lengkap sering
memiliki bentuk-bentuk serta penggunaan yang tertentu, antara lain :
-
Pintu gerbang
: bentuk kampung
-
Pendopo
: bentuk joglo
-
Pringgitan
: bentuk limasan
-
Dalem
: bentuk joglo
-
Gandhok
:bentuk pacul gowang
-
Dapur
:bentuk kampung
-
Dan lain-lain.
Tetapi bagi orang yang tidak mampu tidaklah mungkin akan demikian. Dengan
sendirinya rumah yang berbentuk doro gepak (atap bangunan yang berbentuk mirip burung
dara yang sedang terbang mengepakkan sayapnya) misalnya bagian-bagiannya dipergunakan
untuk kegunaan yang tertentu, misalnya :
-
Emper depan
: untuk Pendopo
-
Ruang tengah
: untuk tempat pertemuan keluarga
-
Emper kanan-kiri
: untuk senthong dan senthong kiri kanan
-
Emper yang lain
: untuk gudang dan dapur
Di beberapa daerah pantai terdapat pula rumah-rumah yang berkolong/ rumah
panggung. Hal tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga bila ada banjir. Dalam Seni
Bangunan Jawa karena telah begitu maju, maka semua bagian kerangka rumah telah diberi
nama-nama tertentu, seperti : ander, dudur, brunjung, usuk peniyung, usuk ri-gereh, reng,
blandar,
pengeret,
saka
guru,
saka
penanggap,
umpak.
Bahan bangunan rumah Jawa ialah terutama dari kayu jati. Arsitektur tradisional Jawa
terbukti sangat populer tidak hanya di Jawa sendiri tetapi sampai menjangkau manca negara.
Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Malaysia juga Bandar Udara Soekarno-Hatta
mempunyai arsitektur tradisional Jawa. Arsitektur tradisional Jawa harus dilihat sebagai
totalitas pernyataan hidup yang bertolak dari tata krama meletakkan diri, norma dan tata nilai
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
35
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
manusia Jawa dengan segala kondisi alam lingkungannya. Arsitektur ini pada galibnya
menampilkan karya “swadaya dalam kebersamaan” yang secara arif memanfaatkan setiap
potensi dan sumber daya setempat serta menciptakan keselarasan yang harmonis antara
“jagad cilik” (mikrokosmos) dan “jagad gedhe” (makrokosmos).
Pada dasarnya arsitektur tradisonal Jawa – sebagaimana halnya Bali dan daerah lain –
adalah arsitektur halaman yang dikelilingi oleh pagar. Yang disebut rumah yang utuh
seringkali bukanlah satu bangunan dengan dinding yang pejal melainkan halaman yang berisi
sekelompok unit bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda. Ruang dalam dan luar saling
terkait fungsinya tanpa pembatas yang jelas. Struktur bangunannya merupakan struktur
rangka dengan konstruksi kayu, bagaikan payung yang terpancang terbuka. Dinding ruangan
sekedar merupakan tirai pembatas, bukan dinding pemikul. Yang sangat menarik pula untuk
diungkap adalah struktur tersebut diperlihatkan secara jelas, wajar dan jujur tanpa ada usaha
menutup-nutupinya
Atap bangunannya selalu menggunakan tritisan yang lebar, yang sangat melindungi
ruang beranda atau emperan di bawahnya. Tata ruang dan struktur yang demikian sungguh
cocok untuk daerah beriklim tropis yang sering mengalami gempa dan sesuai untuk peri
kehidupan manusia yang memiliki kepribadian senang berada di udara terbuka. Halaman
yang lega dengan perkerasan pasir atau kerikil sangat bermanfaat untuk penyerapan air hujan.
Sedangkan pepohonan yang ditanam seringkali memiliki sasraguna (multi fungsi), yaitu
sebagai peneduh, penyaring debu, peredam angin dan suara, juga sebagai sumber pangan bagi
manusia dan binatang bahkan sering pula dimanfaatkan untuk obat tradisional.
Sumber utama untuk mengenal seni bangunan Jawa untuk untuk daerah Jawa Tengah
adalah Kraton Surakarta dan Kraton Mangkunegaran. Juga peninggalan-peninggalan
bangunan makam kuno serta masjid-masjid kuno seperti Masjid Demak, Masjid Kudus
dengan menaranya yang bergaya khusus, Makam Demak, Makam Kadilangu, Makam
Mengadeg, dll.
Di samping seni bangunan Jawa asli yang berupa bangunan rumah tempat tinggal,
terdapat juga seni bangunan Jawa peninggalan dari jaman Sanjayawangça dan
Syailendrawangça, semasa berkuasa di daerah Jawa Tengah. Bangunan semasa itu biasanya
menggunakan bahan bangunan batu sungai, ada juga yang menggunakan batu merah, bahan
kayu
yang
peninggalannya
tidak
kita
jumpai
lagi.
Fungsi bangunan-bangunan itu bermacam-macam : sebagai tempat pemujaan, tugu
peringatan, tempat pemakaman, tempat bersemedi, dan sebagainya. Corak bangunanbangunan agama itu ada yang agama Budha Mahayana, misalnya : Borobudur. Yang
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
36
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
bercorak Trimurti, misalnya : Dieng. Sedangkan yang bercorak campuran dengan
kepercayaan
daerah
setempat,
misalnya
:
Candi
Sukuh
dan
Çeta.
Gaya bangunan (terutama untuk tempat tinggal) khas Jawa, atapnya menyerupai
trapesium, di bagian tengah menjulang ke atas berbentuk limas; serambi depan lebar dan
ruang tengah tidak bersekat-sekat (biasanya dipergunakan sbg ruang tamu).
Berdasarkan pada pandangan hidup orang Jawa bahwa kehidupan manusia tidak
terlepas dari pengaruh alam semesta, atau dalam lingkup yang lebih terbatas adalah dari
pengaruh lingkungan sekitarnya, maka keberadaan rumah bagi orang Jawa harus
mempertimbangkan hubungan tersebut. Joglo sebagai salah satu simbol kebudayaan
masyarakat Jawa, merupakan media perantara untuk menyatu dengan Tuhan (kekuatan Ilahi)
sebagai tujuan akhir kehidupan (sangkan paraning dumadi), berdasar pada kedudukan
manusia sebagai seorang individu, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Nilai filosofis
Joglo merepresentasikan etika Jawa yang menuntut setiap orang Jawa untuk memiliki sikap
batin yang tepat, melakukan tindakan yang tepat, mengetahui tempat yang tepat (dapat
menempatkan diri) dan memiliki pengertian yang tepat dalam kehidupan.
Rumah joglo merupakan bangunan arsitektur tradisional jawa tengah, rumah joglo
mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama
penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga
soko guru.
Susunan ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu ruangan
pertemuan yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan
pertunjukan wayang kulit disebut pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem atau
omah jero sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu
senthong kiri, senthong tengah dan senthong kanan.
Gambar 2.12 Denah Rumah Joglo
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
37
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.13 Konstruksi Rumah Joglo
Gambar 2.14 Rumah Joglo
2.1.4.2.4. Ornamen Jawa Tengah
Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang diukir.
Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya,
misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-tetes,banaspati dan sebagainya.
Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen
yang umum dipakai.

Gunungan
Gunungan adalah simbol dari jagad raya. Puncaknya adalah lambang keagungan dan
keesaan. Bentuk simbol ini memang menyerupai gunung (seperti yang sering dipakai dalam
wayang kulit). Dalam prakteknya, orang-orang Jawa memasang motif gunungan di rumah
mereka sebagi pengharapan akan adanya ketenteraman dan lindungan Tuhan dalam rumah
tersebut.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
38
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.15 Gunungan

Lung-lungan
Sesuai dengan arti harafiah kata “lung” sendiri yang berarti batang tumbuhan yang
masih muda, simbol ini berupa tangkai, buah, bunga dan daun yang distilir. Jenis tumbuhan
yang sering digunakan adalah tumbuhan teratai, kluwih, melati, beringin, buah keben dsb.
Gambar 2.16 Lung-lungan

Wajikan
Berasal dari kata ”wajik”, yaitu sejenis makanan dari beras ketan yang dicampur gula
kelapa. Sesuai dengan namanya, wajikan berupa bentukan belah ketupat yang di tengahnya
terdapat stilasi bunga.
Gambar 2.17 Wajikan

Patran
Patran berbentuk seperti daun yang disusun berderet-deret. Biasanya patran
ditempatkan
di
bagian
bangunan
yang
sempit
dan
panjang.
Banyu-tetes. Ornamen ini biasa diletakkan bersamaan dengan patran. Sesuai dengan
namanya, oranamen ini menggambarkan tetesan air hujan dari pinggiran atap (tritisan) yang
berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
39
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Gambar 2.18 Patran

Banaspati
Ragam hias berbentuk wajah hantu / raksasa. Banaspati ini melambangkan raksasa
yang akan menelan / memakan segala sesuatu yang jahat yang hendak masuk ke dalam
rumah. Karenanya ragam hias ini biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti pagar,
gerbang, atau pintu masuk.
Gambar 2.19 Banaspati
2.1.4.2.5. Perbandingan jawa barat dan jawa timur
Soekmono, seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan
gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah dengan candi Jawa Timur. Langgam
Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum tahun 1.000 masehi,
sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun
1.000 masehi. Candi-candi di Sumatera dan Bali, karena kemiripannya dikelompokkan ke
dalam langgam Jawa Timur.
Bagian dari
Langgam Jawa Tengah
Candi
Langgam Jawa Timur
Bentuk
bangunan
Cenderung tambun
Cenderung tinggi dan ramping
Atap
Jelas menunjukkan undakan,
umumnya terdiri atas 3 tingkatan
Atapnya merupakan kesatuan tingkatan.
Undakan-undakan kecil yang sangat
banyak membentuk kesatuan atap yang
melengkung halus.
Kemuncak
Kubus (kebanyakan candi Hindu),
Stupa (candi Buddha), Ratna atau
terkadang Dagoba yang berbentuk tabung
Vajra (candi Hindu)
(candi Buddha)
Gawang
pintu dan
Gaya Kala-Makara; kepala Kala
dengan mulut menganga tanpa
Hanya kepala Kala tengah menyeringai
lengkap dengan rahang bawah terletak di
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
40
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
hiasan relung rahang bawah terletak di atas
atas pintu, Makara tidak ada
pintu, terhubung dengan Makara
ganda di masing-masing sisi pintu
Ukiran lebih tinggi dan menonjol
dengan gambar bergaya naturalis
Relief
Mandala konsentris, simetris,
formal; dengan candi utama
Tata letak
terletak tepat di tengah halaman
dan lokasi
kompleks candi, dikelilingi jajaran
candi utama
candi-candi perwara yang lebih
kecil dalam barisan yang rapi
Ukiran lebih rendah (tipis) dan kurang
menonjol, gambar bergaya seperti wayang
bali
Linear, asimetris, mengikuti topografi
(penampang ketinggian) lokasi; dengan
candi utama terletak di belakang, paling
jauh dari pintu masuk, dan seringkali
terletak di tanah yang paling tinggi dalam
kompleks candi, candi perwara terletak di
depan candi utama
Arah hadap
bangunan
Kebanyakan menghadap ke timur Kebanyakan menghadap ke barat
Bahan
bangunan
Kebanyakan batu andesit
Kebanyakan bata merah
Tabel 2.1 perbedaan arsitektur jawa tengah dan jawa timur
Sumber: Wikipedia Perbandingan Arsitektur Jawa Tengah dan Jawa Timur
2.1.4.2.6. Green building Category
1. Sustainable sites - manajemen tapak
Tujuan: memilih dan mengelola lahan dengan prinsip ramah lingkungan tanpa
merusak lingkungan binaan/sekitar.

Pemilihan tapak:
-
Sesuai guna lahan (bukan: area pertanian, daerah resapan,
area konservasi)

-
Brown field area (area bekas pakai: bekas banguanan)
-
Penggunaan tapak bangunan secukupnya (KDB)
-
Memperkaya biodiversity (keanekaragaman hayati)
Community connectivity: Kedekatan dengan fasilitas umum
(mini market, bank, restaurant, klinik, dll)

Public transport (mengurangi polusi & negative impact dari
penggunaan mobil)

Heat island effect:
-
Mengurangi sebanyak mungkin panas bangunan ke
lingkungan (roof garden, sky garden, green landsekap,
pemilihan material atap, kaca, bahan insulasi)
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
41
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009

Strom water manajemen (manajemen air hujan agar sebanyak
mungkin terserap ke tanah
1. Water Efficiency - konservasi air

Mengurangi penggunaan air bersih pada bangunan

Menghitung kebutuhan air
2. Energy & atmosphere - hemat energy

Refrigerant – HVAC (non CFC, system HVAC yang hemat
enery)

Transportasi vertical: lift(lift hemat energy, pengatur waktu,
sediakan tangga untuk pindah 1-2 lantai dekat area lift),
escalator(sensor mode hanya aktif jika ada yang memakai)

Building cover: selubung bangunan

Lighting (hemat energy, sensor, penzonaan ruang)

Electric equipment (hemat energy, bersertifikat energy star /
setara)

Green power (penggunaan energy alternative yang tdk
menimbulkan polusi (energy angin, air, gas)
3. Materials & resources - sumber & green Material

Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang
bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi
belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan
yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.

Reuse berarti pemakaian kembali.

Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik, sampai mendaur ulang kertas
bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besarbesaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat
sampah yang membedakan antara organik dan non-organik
saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan
lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah.

Repair menjadikan 3R menjadi 4R. Repair memang banyak
dilupakan oleh banyak orang, dan ini sebenarnya adalah hal
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
42
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
yang terpenting di Indonesia. Repair adalah usaha perbaikan
demi lingkungan. Contoh memperbaiki barang-barang yang
rusak agar bisa kita gunakan kembali. Banyak sekali hal yang
bisa kita lakukan dari repair ini sendiri dan sangat diperlukan
di Indonesia. Yang terpenting adalah kreativitas dan kemauan
karena tanpa keinginan yang kuat, membuang sampah di jalan
pun menjadi mudah. Tapi kalau anda sudah membiasakan diri
dengan hidup yang menghargai lingkungan, maka dengan
mudah anda dapat menahan diri.

Waste.

Life cycle assessment.

Regional material.

Certified wood (bahan yg cepat tumbuh:bamboo)
4. Indoor environmental quality - kualitas udara dalam ruang
5. Innovation & design process - ide kreatif
2.1.5. Teori Gabungan Fisik Ruang
2.1.5.1. Sirkulasi
Pada bangunan publik, sirkulasi menjadi salah satu faktor terpenting,
keberadaan setiap orang juga harus jelas letak dan fungsinya. Permainan
plafond dan lantai misalnya, bisa membantu pemakai ruangan tersebut pada
suatu arah dan hal ini sangat bermanfaat sekali untuk perancangan interior
pada bangunan publik.
2.1.5.2. Pencahayaan
Dalam hal pencahayaan, anak autis peka terhadap cahaya sehingga
dalam mendesain ruang dibutuhkan pencahayaan tidak langsung, agar mereka
merasa lebih nyaman, bila mereka nyaman maka keberhasilan kegiatan terapi
akan lebih maksimal.
Menurut Lighting Modern Building pencahayaan memiliki efek
tertentu yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu interior.
Cahaya termasuk salah satu bagian dari warna yang dapat memberikan efek
psikologi, oleh karena itu penerapan cahaya pada ruang terapi autis adalah
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
43
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
sama penting untuk diperhatikan, karena cahaya memiliki radiasi yang dapat
memberikan efek terapi, termasuk pada anak autis. Adapun efek cahaya yang
dapat diterapkan pada ruangan, yaitu :

Aman/nyaman : menyenangkan, terang, tenang, lembut dan hangat.

Monoton
: datar, tanpa ornamen, membosankan.

Suram
: gelap, menekan, mengancam, membayang dan lemah.

Dramatis
: mengkilap, menstimulasi, menarik, bervariasi.
2.1.5.3. Udara
Udara untuk AC diruangan biasanya dipakai 250C - 270C, pengaturan
ventilasi udara ini sangat penting, karena dengan ventilasi udara yang tepat
dapat membuat suasana nyaman tercipta di ruang terapi, sehingga anak autis
dapat lebih mudah berkomunikasi. Adapun usaha-usaha yang dapat dibuat,
yaitu :

Mengatur suhu udara dalam ruang terapis dengan alat AC atau kipas angin.

Mengusahakan sebanyak mungkin peredaran udara dalam ruangan terapis
2.1.5.4. Suara
a. Suara yang gaduh dapat mengganggu efisien terapi karena anak autis
sangat peka terhadap suara.
b. Suara dapat dikurangi dengan lubang-lubang ventilasi agar suara terbawa
angin keluar.
c. Pengendapan dinding menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk
menciptakan ruang terapi yang nyaman bagi anak autis.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
44
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
2.2 Tinjauan Data Proyek
2.2.1. Deskripsi umum Hotel Borobudur
-
Judul Proyek
: Hotel Bisnis Ibis
-
Tema
: Perancangan Interior Bisnis Hotel
-
Sifat Proyek
: Fiktif
-
Lokasi
: Jalan Gajah Mada 172, Semarang 50133, Simpang Lima
-
Pemilik
: Swasta
-
Pengelola
: PT Sunindo Gapura Prima
-
Sasaran
: Businessman local dan Mancanegara
-
Fasilitas
:Memiliki, kolam renang, bak spa, sauna, internet dan
sebagainya
-
Jam Buka
: Monday – Sunday, 24 Hours
-
Jumlah Kamar
: 173 kamar
-
Type kamar
: 2 Type Kamar ( Double room, dan Deluxe)
2.2.2. Latar Belakang dan Sejarah Hotel Ibis
Gambar 2.20 Logo Hotel Ibis
Ibis Semarang Simpang Lima memberikan pilihan akomodasi dengan harga
terjangkau di pusat kota Semarang. Terletak di jalan utama, dengan Simpang Lima Square
dan pusat - pusat perbelanjaan yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki, hotel ini hanya
berjarak 15 menit dari bandara udara. Kamar tamu hotel bergaya modern dan dilengkapi
dengan sarana yang juga modern seperti TV plasma dan sambungan internet. Para tamu
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
45
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
diundang untuk menikmati beragam pilihan minuman dan bir mancanegara yang tersedia di
bar hotel and Taste, restoran yang menyediakan makanan kecil atau tapas.
Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan
beberapa aspek penting, seperti aspek lingkungan, ekonomi serta aspek keamanan. Untuk itu
diperlukan suatu perencanaan yang matang sehingga setiap hambatan yang mungkin terjadi
dimasa yang akan datang dapat teratasi dengan baik. Hal tersebut haruslah menjadi landasan
utama dalam setiap pekerjaan khususnya di bidang Desain Interior. Mengingat semakin
meningkatnya tingkat perekonomian di Indonesia khususnya di kota Semarang hal ini
membuat banyak investor melakukan berbagai macam jenis usaha salah satunya usaha dalam
bidang perhotelan. Kebutuhan akan penginapan ( hotel ) di kota semarang masih sangat
banyak, sedangkan saat ini hotel yang terdapat di Semarang masih sedikit. Oleh karena itu
pihak Owner berani melakukan investasi untuk mendirikan sebuah hotel baru di Semarang.
Dengan dibukanya hotel Ibis ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kebutuhan perhotelan. Untuk itu dengan dibangunnya hotel Ibis di kawasan Simpang Lima
Semarang dirasa sangatlah tepat.
Hotel Ibis Semarang berada di simpang lima, semarang Hotel ini menawarkan
akomodasi yang bernilai serta berlokasi di pusat kota. Hotel ini terletak di jalan ama dan
dekat dengan dengan pusat perbelanjaan di semarang. Kelebihan hotel ini antara lain dekat
dengan bandara ahmad yani, Semarang. Bangunan hotel ini memiliki desain minimalis dan
berteknologi tinggi serta aman dan nyaman untuk menginap. Dilengkapi 173 kamar dengan
layar plasma dan koneksi internet.
Komunikasi hotel ini cukup baik, di samping mereka mempunyai program seperti
diskon pemesanan via internet. Mereka memiliki identitas visual yang cocok dengan karakter
ibis hotel. Logo hotel ini memiliki bentuk minimalis dan memiliki tipografi yang modern
sehingga terlihat nyaman di lihat dan terkesan simple
2.2.3. Visi dan Misi
VISI
Ibis Hotel Semarang memposisikan diri sebagai hotel bisnis berbintang tiga yang menjadi
pilihan utama di Semarang.
MISI
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
46
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
1. Ibis hotel Semarang merupakan hotel bisnis yang dirancang dan dikelola dengan
penuh kesungguhan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi segenap
pelanggan yang bermaksud mendapatkan kenyamanan dalam rangka beristirahat dan
atau mengadakan pertemuan bisnis di Semarang.
2. Dalam memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi segenap pelanggan, kami
senantiasa bertekad memberikan keramahan, kecepatan, dan ketepatan dalam
pelayanan serta suasana lingkungan yang nyaman.
3. Dalam mengelola segenap aktivitas, kami senantiasa mengutamakan keseimbangan
yang dinamis antara kepuasan pelanggan, kesejahteraan karyawan, kepentingan
pemegang saham, serta kepedulian lingkungan utnuk mewujudkan kesuksesan yang
berkelanjutan.
2.2.4. Lokasi
Gambar 2.21 Lokasi Hotel Ibis
Hotel Ibis simpang Lima Semarang Memberikan pelayanan terbaik bagi
para
pengunjungnnya yang berkunjung ke Semarang. Dengan harga yang terjangkau, tetapi tetap
memberikan pelayan terbaik, mulai dari valet parking, check in yg cepat, ruangan kamar yang bersih,
serta tempat tidur yg nyaman, memberikan kenyamanan dlm istirahat kami. Kamar nya pun boleh
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
47
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
terbilang cukup bsr (tdk sempit). Lokasi yg strategis menambah nilai tambah bagi hotel ini, krn
sangat strategis di pusat kota, dekat pusat jajanan ( wisata kuliner).
2.2.5. Fasilitas Hotel
Gambar 2.22 fasilitas Hotel Ibis Semarang
Hotel Ibis Semarang memiliki kolam renang, spa dengan layanan lengkap tempat pemijatan.
Akses internet nirkabel tersedia di tempat umum (dengan biaya tambahan). Hotel bintang 3 ini
memiliki prasarana bisnis, antara lain pusat bisnis, ruang rapat kecil, dan ruang pertemuan/rapat.
Pilihan bersantap di hotel antara lain restoran, serta kafe dan bar/lounge. Sarapan cuma-cuma
tersedia.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
48
Universitas Mercu Buana
-
Desain Interior 2009
Umum
Bar, Bagian Penerima Tamu 24 Jam, Surat Kabar, Taman, Kamar Bebas-Rokok, Cocok
untuk Tamu Penyandang Cacat, Lift, Check-In/Check-Out Kilat, Brankas, AC, Restoran
-
Kegiatan
Kolam renang, Spa dan tempat pijit kesehatan
-
Layanan
Layanan Kamar , Fasilitas Rapat/Perjamuan , Pusat Bisnis,
-
Internet
Internet kabel tersedia di kamar hotel dengan biaya IDR 174244 setiap 24 jam.
-
Parkir
Parkir pribadi gratis tersedia di lokasi properti (reservasi tidak diperlukan).
-
Kamar tamu.
Fasilitas dalam kamar tamu berpenyejuk udara di Hotel Ibis Semarang , meliputi
brankas (dapat memuat laptop) dan koran gratis. Tamu dapat menggunakan akses internet
kabel dan nirkabel kecepatan tinggi secara gratis di kamar. Kamar dilengkapi televisi LCD.
Kamar mandi menyediakan bathub, perlengkapan mandi desainer, dan pengering rambut.
Fasilitas tambahan mencakup setrika/meja setrika dan radio jam. Selain itu, fasilitas yang
tersedia atas permintaan meliputi telepon pengingat bangun dan layanan penyiapan tempat
tidur tersedia setiap malam.
2.2.6. Pengguna Ruang
2.2.6.1. Pengelola
2.2.6.1.1. Struktur Organisasi
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
49
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
Skema 2.1 Struktur Organisasi
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
50
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
2.2.6.1.2. Job Descripsion.
1. General manager : direktur atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang
mengatur semua urusan yang berkaitan dengan berjalannya perusahaan baik
didalam maupun diluar.
2. Resident Manager : tangan kanan atau wakil pimpinan tertinggi dalam
perusahaan yang mengatur semua urusan yang berkaitan dengan berjalannya
perusahaan baik didalam maupun diluar dan menjadi kepala dari semua
departermen.
3. Secetary to General Manager : secetary direktur utama yang menagatur semua
jadwal kegiatan/acara.
4. Executive Assistant Manager : assistant President manager yang menangani
semua departermen
5. Finance controller : jenjang puncak tertinggi dari tingkat jabatan dibidang
Accounting dan Keuangan. Memiliki Fungsi, tugas dan tanggung jawab serta
kewenangan tertinggi di bagian Accounting dan Keuangan

Membentuk, menganalisa dan menginterpretasikan data statistik maupun
informasi keuangan, sehingga dapat memberikan penilaian yang
independent mengenai rasio atau perbandingan antara hasil operasi
(tingkat keuntungan) dan kinerja terhadap anggaran, dan hal-hal lain
terkait dengan perpajakan maupun tingkat ke-efektif-an operasional
perusahaan

Bertanggung jawab secara langsung untuk mengevaluasi kinerja staf
maupun manajer Bagian Accounting. Kemampuan untuk memberikan
pelatihan terhadap karyawan adalah diperulan, bertugas untuk menjaga
keterampilan staf di bagian keuangan dan accounting agar tetap berada di
level yang terbaik, boleh memberikan rekomendasi untuk mengangkat
maupun memberhentikan staf maupun manajer di bagian accounting dan
keuangan.

Menjaga sistem akuntansi dan pencatatan transaksi maupun aset
perusahaan.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
51
Universitas Mercu Buana
6. System
Desain Interior 2009
manager
:
seseorang
yang
mengacu
pada
administrasi
perusahaan-lebar sistem terdistribusi termasuk (dan umumnya dalam praktek)
sistem komputer.
7. Purchasing
manager
:
sesorang
yang
bertugas
memastikan
tingkat
kemungkinan permintaan untuk layanan dan produk untuk memenuhi
kebutuhan bisnis para tamu hotel dan memaksimalkan efisiensi kinerja hotel
8. Receiving and store manager : Memeriksa dan memverifikasi jumlah pada
semua peralatan hotel dan mengkoordinasikan semua fungsi yang terkait
dengan piutang
9. Director of marketing : bagian kepala marketing yang bertugas mengkordinir
pemasaran hotel
10. Director of sales catering: bagian yang bertugas memasarkan hotel tersebut
agar dikenal banykan orang sehingga akan banyak tamu yang akan menginap
dihotel tesebut,dan dharapkan dengan dilakukannya pemasaran yaitu agar
tamu mau datang kembali ke hotel tersebut.
11. Public relation director : Menyambut setiap tamu tamu hotel dengan ramah

Menjawab telepon berkaitan dengan informasi akan hotel tersebut

Memberi bantuan petunjuk akan lokasi tempat yang diminta kepada
para pengunjung hotel

Memberikan informasi berkaitan dengan hotel kepada para pengunjung
hotel

Mencatat daftar pengunjung hotel berkaitan dengan check in & check
out

Data entry akan informasi tamu hotel

Mencatat berbagai informasi yg diperlukan oleh hotel seperti check in
check out reservasi dll

Menyortir surat surat yang masuk ke hotel baik kertas maupun
elektronik

Memberikan citra + image hotel yg baik dan ramah serta professional

Memberikan bantuan kepada setiap pengunjung hotel bila diperlukan

Mengamati
&
melaporkan
aktivitas
pengunjung
hotel
yang
mencurigakan bila diperlukan
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
52
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
12. Executive chef : menciptakan rasa masakan dan jenis masakan baru dan
menghidangkan sebuah masakan
13. Assistant executive saos chef : menciptakan rasa saos dalam masakan dan
membabntu executive chef
14. Food and berverage manager: mempersiapkan cake, cookie, gateau, cooky
15. Chief security : bertugas untuk menjaga keamanan hotel
16. Room division manager : bertugas sebagai kepala pengawas pegawai pembantu
hotel seperti Front office manager, laundry manager, executive house keeper
17. Front office manager: tempat yang paling depan yang ada di dalam suatu hotel
yang bertugas mengurusi regristrasi tamu sebelum menginap di dalam
hotel,memesan kamar dan juga check out.
18. Executive housekeep: yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan
kamar bagi para tamu yang akan menginap di dalam hotel serta membersihkannya
selama tamu menginap di hotel tersebut.
19. Laundry manager adalah bagian untuk mencuci baju atau melaundry seperti
handuk hotel, seprei hotel dan sarung bantal hotel
20. Chief engineer: memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan perbaikanperbaikan jika ada suatu kerusakan serta perawatan baik itu interior
maupuneksterior. Seperti contohnya, mengecat, memperbaiki kerusakan listrik
dan lain-lain.
21. Human resources director: bertugas sebagai perekrut karyawan karyawan baru
dimana hotel memerlukan Sumber Daya Manusia untuk bekerja di hotel
22. Personel manager : yang memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan
perencanaan, pengawasan, dan berperan serta dalam perekrutan karyawan , serta
membantu dalam pengarahan program pelatihan bagi karyawan dalam suatu
hotel.Demikianlah
department-departemen
yang
ada
dalam
hotel
untuk
menunjang pengoperasionalan hotel.
23. Training manager : seseorang yang bertugas melatih dan mengawasi karyawan
karyawan hotel yang baru masuk
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
53
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
2.2.6.2. Customer
2.2.6.2.1. Latar Belakang
Simpang Lima merupakan pusat jantung perekonomian di
Semarang. Sebagai jantung perekonomian Semarang memiliki banyak
gedung gedung kantor bertingkat sehingga banyak hotel hotel bisnis di
Semarang yang di peruntukan untuk para pengunjung yang dapat
melakukan aktifitas pekerjaannya dengan fasilitas yang lengkap.
Pengunjung hotel bisnis merupakan seseorang yang ingin beristirahat
ataupun melakukan pekerjaan dengan suasana yang nyaman.
2.2.6.2.2. Aktifitas
Aktifitas pengunjung hotel Ibis Semarang dimana para
pengunjung dapat melakukan aktifitasnya sepeti di hotel hotel lain
dimana pengunjung dapat chek in hotel, beristirahat, makan, tidur,
bernang, melakukan spa ataupun melakukan aktifitas kerjaannya
seperti melakukan tugas tugasnya seperti meeting dengan clent, atau
seminar di ruang auditorium.
2.2.7. Karakteristik Jenis Tamu Hotel Semarang
Jenis konsumen atau tamu Hotel Semarang terbagi kedalam dua tipe,
yaitu tamu bussines dan family, Berikut Tabel 3.1 Jenis Tamu Di Hotel Ibis
Semarang.
No.
Jenis Tamu
F
%
1
Family
20
20
2
Bussines
80
80
100
100%
Total
Tabel 2.2 Jenis Tamu Hotel Ibis Semarang
Berdasarkan Tabel 3.1 Jenis Tamu Hotel Ibis Semarang terbagi
kedalam dua tipe, ini dapat dilihat bahwa tamu yang menginap di Hotel Ibis
80% adalah tamu yang berasal dari bussines atau perusahaan yang sedang
singgah di Ibis. Jenis tamu ini berasal dari perusahaan lokal maupun asing,
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
54
Universitas Mercu Buana
Desain Interior 2009
instalasi pemerintah maupun swasta. Tamu yang menginap family sebesar
20%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa konsumen Bussines yang
mendominasi ini merupakan konsumen yang bertujuan untuk beristirahat,
ataupun berbisnis.
2.2.8. Karakteristik Jenis Tamu Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
F
%
PNS / BUMN
30
30%
Pegawai Swasta
40
40%
Wiraswasta
25
25%
Lainnya
5
5%
100
100%
Total
Tabel 2.3 Jenis Tamu Hotel Ibis Semarang Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Sample yang diambil dari penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh data yaitu yang ber-profesi
sebagai
PNS / BUMN sebesar 30%, Pegawai Swasta sebesar 25%,
Wiraswasta sebesar 40% dan lainnya 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa
sebagian besar Tamu Hotel Ibis Semarang adalah bekerja sebagai pegawai
Swasta.
2.2.9. Karakteristik Jenis Tamu Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia
Keterkaitan antara jenis tamu yang menginap di Hotel Ibis Semarang
dilihat dari jenis kelamin dan usia dimaksudkan untuk menganalisis seberapa
besar jumlah tamu yang menginap untuk tamu bisnis dan individu didasarkan
pada jenis kelamin dan usia dari masing-masing. Berdasarkan pengolahan
data, diperoleh hasil sebagai berikut :
Jenis Tamu
Individu
Jenis Kelamin
Usia
Total
<20
20-30
30-40
>40
Laki-laki
0
10
8
5
23
Perempuan
1
3
4
2
10
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
55
Universitas Mercu Buana
Bussines
Desain Interior 2009
Laki-laki
2
21
17
3
43
Perempuan
1
12
8
3
24
4
46
37
13
100
Total
Tabel 2.4 Jenis Tamu Hotel Ibis Semarang Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan table tersebut menunjukan bahwa terdapat 23 tamu
berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan yang
berasal dari tamu Individu, sedangkan untuk Bisnis terdapat 43 orang berjenis
kelamin laki-laki dan 24 orang berjenis kelamin perempuan. Hasil ini
menunjukan bahwa jumlah jenis kelamin laki-laki yang menginap Hotel Ibis
Semarang lebih dominan. Umumnya mereka menginap di Hotel Ibis Semarang
berasal dari tamu Bisnis sebanyak 2 orang berusia kurang dari 20 tahun, 21
orang berusia 20-30 tahun, 17 orang berusia antara 30-40 tahun dan sebanyak
3 orang berusia lebih dari 40 tahun, sedangkan jenis Individu umumnya
sebanyak 0 orang berusia kurang dari 20 tahun, 10 orang berusia 20-30 tahun.
8 orang berusia 30-40 tahun dan sebanyak 5 orang berusia lebih dari 40 tahun.
Skripsi |Perancangan Hotel Bisnis Ibis Semarang
56
Download