14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 di daerah pantai berlumpur Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Udang contoh yang diteliti merupakan udang yang diperoleh dari hasil tangkapan peneliti dan udang hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di penampungan. Pengambilan contoh udang dilakukan dengan metode pengambilan contoh acak. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada tiga lokasi berdasarkan keterwakilan daerah. Waktu pengambilan contoh dilakukan selama tiga hari yaitu pada tanggal 20 Juni 2010, 21 Juni 2010, dan 22 Juni 2010. Pengamatan contoh udang kecil dilakukan di Laboratorium Biologi Makro I (BIMA I), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4. Kampung Nelayan St. Pengambilan Contoh Daratan Mangrove Laut KARTOGRAFER: NOVI ARIYANTI C24061970 SKALA 1 : 35.500 TAHUN PEMBUATAN 2010 SUMBER PETA GOOGLE EARTH TAHUN 2009 SURVEY LAPANG TAHUN 2009-2010 Gambar 4. Peta lokasi penelitian 14 15 3.2. Penentuan Lokasi Penangkapan Contoh Udang Lokasi pengambilan contoh dilakukan dengan cara membagi wilayah menjadi tiga stasiun ke arah laut berdasarkan keterwakilan daerah. Lokasi yang diambil sepanjang garis pantai untuk melihat struktur populasi udang mantis (Harpiosquilla raphidea). Lokasi stasiun 1 dan 2 berada di sebelah kiri Muara Sungai Pangabuan, hal ini dikarenakan wilayahnya yang luas. Stasiun 3 berada di sebelah kanan Muara Sungai Pangabuan dan lebih dekat ke arah mangrove. Posisi stasiun diketahui dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Selain itu, contoh udang juga diperoleh dari nelayan penangkap udang mantis (H. raphidea). Posisi koordinat masing-masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Posisi Lintang dan Bujur Stasiun Pengamatan Stasiun Koordinat Lintang o Bujur o o 1 00 45’51.7”LU-00 46’54.3”LU 103 29’30.1”BT-103o30’00.5”BT 2 00o44’43.6”LU-00o45’19.9”LU 103o30’05.5”BT-103o31’33.8”BT 3 00o47’44.9”LU-00o47’27.9”LU 103o32’27.7”BT-103o30’28.7”BT 3.3. Metode Kerja 3.3.1. Pengumpulan dan penanganan udang contoh Pengumpulan contoh udang dilakukan melalui dua cara yaitu melakukan penangkapan sendiri pada lokasi penelitian dengan menggunakan sondong yang merupakan alat tangkap dasar yang biasa digunakan oleh nelayan (Lampiran 3), dan mengumpulkan udang hasil tangkapan yang didaratkan oleh nelayan. Udang yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah yang diberi es untuk menjaga kesegaran udang, kemudian dilakukan pengukuran panjang tubuh dan bobot tubuh. Udang yang berukuran kecil, dimasukkan ke dalam botol film yang di dalamnya terdapat formalin dengan konsentrasi 10 % untuk dianalisis di laboratorium. 15 16 3.3.2. Pengukuran panjang dan bobot Udang contoh yang tertangkap diseleksi berdasarkan jenis udang (spesies) dan jenis kelamin. Setelah itu, udang diukur panjang total dengan menggunakan penggaris dan kaliper dengan ketelitian masing-masing adalah 0,5 cm dan 0,05 cm dan ditimbang bobot tubuhnya dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,5 g dan 0,05 g. Panjang total udang diukur dari ujung mata sampai bagian belakang tubuh udang. Perhitungan panjang udang digunakan untuk melihat pertumbuhan individu udang mantis. 3.3.3. Struktur demografi Untuk melihat distribusi ukuran panjang udang mantis (Harpiosquilla raphidea) dilakukan dengan menghitung panjang total udang, kemudian dibuat selang kelas ukuran panjang dari udang jantan dan udang betina. Ukuran panjang udang mantis diperoleh dengan bantuan software FISAT II. Dengan demikian akan diketahui selang ukuran kelas panjang yang banyak terdapat di alam. Kemudian dapat diketahui kondisi stok udang yang masih banyak di alam sehingga dapat dilakukan pengelolaan. Kelompok ukuran yang dibentuk dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan populasi udang mantis pada masing-masing stasiun. 3.4. Analisis Data 3.4.1. Struktur demografi a. Struktur umur Struktur umur udang mantis (Harpiosquilla raphidea) dapat diperoleh dengan menggunakan data panjang total dikelompokkan ke dalam kelas yang berbeda-beda kemudian ditentukan frekuensi dari masing-masing kelas. Dari tabel sebaran frekuensi panjang tersebut dibuat grafik distribusi frekuensi panjang total dalam bentuk grafik poligon dan kurva normal. Grafik poligon memiliki beberapa kelemahan, misalnya bila data yang didapat tidak menyebar normal, maka tidak bisa menduga kenormalan data karena grafik ini hanya menggambarkan data mentah saja. Untuk itu, diperlukan kurva normal untuk menduga sebaran normalnya. 16 17 Kurva normal dibuat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : F ( x) 1 e 1 X 2 2 , 2 Keterangan : e X = Rata-rata panjang total = Standar deviasi panjang total = 2,71 dan = 3,14 Langkah-langkah dalam menentukan distribusi frekuensi panjang udang mantis (H. raphidea) menurut Walpole (1995) adalah sebagai berikut : 1. Menentukan banyaknya selang kelas yang diperlukan (K). K 1 3,32.log( N ) ........................................................................................ N = Banyaknya data. 1 2. Menentukan wilayah data yang diperoleh dari pengurangan data terbesar (X max) dengan data terkecil (X min). W X max X min ...................................................................................... 2 3. Menentukan lebar selang kelas (r) dengan cara membagi wilayah data dengan banyaknya kelas. r W ................................................................................................................. K 3 4. Menentukan limit bawah kelas terendah dan tertinggi dan menambahkan lebar kelas pada batas bawah kelas untuk mendapatkan batas atas kelasnya. 5. Mendaftarkan seluruh limit kelas dan batas kelas dengan menambahkan lebar kelas pada limit dan batas selang sebelumnya. 6. Menentukan titik tengah kelas pada masing-masing selang dengan merata-ratakan limit kelas atau batas kelasnya. 7. Menentukan frekuensi masing-masing kelas dengan memasukkan data pada selang kelas yang telah ditentukan. 8. Menjumlahkan kolom frekuensi untuk membuktikan banyaknya total data. 17 18 b. Biomassa stok Perhitungan biomassa stok udang mantis dilakukan dengan menghitung kepadatan udang dan luasan daerah per stasiun. Luasan daerah diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan jarak koordinat pada masing-masing stasiun. Dalam menghitung biomassa stok tidak digunakan koefisien alat tangkap. Nilai biomassa sering digunakan untuk mengetahui nilai stok biomassa populasi (Brower et al. 1990). Perhitungan biomassa adalah sebagai berikut: n W B i 1 D n = Biomassa (g/km2) W = Jumlah berat individu contoh (g) D = Kepadatan (individu/km2) n = jumlah individu contoh (individu) Keterangan : B 3.4.2. Hubungan panjang dengan bobot total Melalui hubungan panjang dengan bobot total dapat diketahui pengaruh panjang terhadap bobot. Dalam menghitung hubungan panjang dan bobot, udang mantis jantan maupun betina yang sedang molting (berganti kulit) tidak diikutkan dalam perhitungan karena akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Rumus yang digunakan untuk melihat hubungan panjang dengan bobot total menurut Rousefell dan Everhart in Effendie (1997) yaitu: W = a Lb LogW Loga LogW ( LogL ) Nx b Keterangan Loga b.LogL 2 LogLx ( LogW ) 2 LogLxLogW LogL LogW ( NxLoga) LogL : W = Bobot Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) (gram) N = Jumlah Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) (ekor) L = Panjang Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) (cm) 18 19 Untuk menguji nilai b digunakan uji t, dengan hipotesis: H0 : b = 3, hubungan panjang-bobot udang mantis adalah isometrik H1 : b ≠ 3, hubungan panjang-bobot udang mantis adalah allometrik, yaitu: Allometrik positif (b>3), pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan panjang. Allometrik negatif (b<3), pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan bobot. t hitung = Keterangan: b1 b0 Sb1 b1 = nilai b (dari hubungan panjang-bobot) b0 = 3 Sb1 = simpangan koefisien b Kemudian, bandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dengan menggunakan selang kepercayaan 95% (α = 0,05). Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhannya, kaidah keputusan yang diambil adalah sebagai berikut: thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0) thitung < ttabel : gagal tolak hipotesis nol (H0) 19