BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu pesat juga melanda dunia usaha
yang menuntut tenaga kerja yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi nusa dan
bangsa.
Tenaga
kerja
yang
demikian
diharapkan
dapat
meningkatkan
produktivitas dan citra dari suatu instansi dalam melakukan pelayanan terhadap
masyarakat, hal ini menyangkut banyak hal tentang ketenagakerjaan.
Peran
serta tenaga kerja sangat
diperlukan dalam pembangunan
ketenagakerjaan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya
dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya
sesuai dengan harkat dan martabat. Perlindungan terhadap tenaga kerja
dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar dari para pekerja atau buruh dan
juga untuk menjamin kesamaan kesempatan serta penempatan tanpa adanya
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau
buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan
dunia usaha.
Ketenagakerjaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Didalam peraturan
ketenagakerjaan
diatur
perlindungan
terhadap
para
tenaga
kerja
yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan,
kesempatan serta perlakuan tanpa adanya diskriminasi dan keinginan untuk
mewujudkan kesejahteraan pekerja dengan tetap memperhatikan perkembangan
kemajuan dunia usaha.
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara
pelaku proses produksi barang dan atau jasa (terdiri dari unsur pengusaha ,
pekerja , dan pemerintah) didasarkan pada nilai nilai yang terkandung didalam
sila-sila Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Dalam Implementasi kepribadian bangsa dikenal dengan azas kekeluargaan
dan gotong royong serta asas musyawarah untuk mufakat , dimana manisfestasi
hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha diperusahaan adalah kerjasama
dalam proses produksi dalam menikmati hasil dan tanggung jawab untuk
mempertahankan kelangsungan usaha dan perkembangan perusahaan yang juga
bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Seiring dengan berkembangnya alam demokrasi, dewasa ini dinamika
hubungan industrial mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas dari waktu ke
waktu karena pekerja dan pengusaha yang memmiliki kepentingan dan tujuan
yang berbeda.
Fakta perburuhan di Indonesia adalah tidak seimbangnya jumlah tenaga
kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. Ditambah lagi sebagian besar tenaga
kerja kita adalah unskill labour. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dalam
mengatasi
penganggguran
dengan
menyediakan
lapangan
kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tersedianya lapangan kerja dapat dilakukan melalui investasi. Baik melalui public
investment maupun privat investment. Dana yang dibutuhkan Negara dalam
mewujudkan public investment sangat besar sehingga peran swasta sangat
dibutuhkan. Usaha untuk menarik investor asing merupakan salah satu bentuk dari
privat investment. Sayangnya tidak menariknya Indonesia sebagai tempat
investasi karena dipicu banyak hal, mulai dari infrastruktur yang tidak memadai,
birokrasi perizinan yang masih berbelit, etos kerja yang rendah. 1
Di sisi lain justru saat ini ada kecenderungan beralihnya tenaga trampil dan
berkeahlian untuk bekerja ke luar negeri. Bukan hanya
faktor tingginya
penghasilan yang mendorong mereka. Kondisi politik dan suasana kerja yang
memberi penghargaan pada kompetensi inilah yang menyebabkan terjadinya
migrasi pekerja berkualitas ke luar negeri.
Politk hukum nasional belum
sepenuhnya dirumuskan sesuai nilai-nilai moral dan kultural masyarakat kita,
sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.2
Untuk menjamin adanya kepastian hak dan kewajiban antara pekerja dan
pengusaaha yang memiliki kepentingan dan tujuan berbeda dalam hubungan
kerja, maka diperlukan satu rumusan sebagai pedoman pengaturan hak &
kewajiban antara pekerja dan pengusaha dalam bentuk pembuatan Perjanjian
Kerja Bersama.
Mendudukkan peraturan tentang ketenagakerjaan yang dibuat sebagai
pedoman pelaksanaan hubungan industrial antara hak dan kewajiban baik dari
1
Samhadi, Sri Hartati, ”Etos kerja Indonesia terburuk di Asia ? http://training-ethos.blogspot
.com/2007_ 12_05 _archive .html, di up date tanggal 21 Desember 2007.
2
Seran, Alexander, Moral Politik Hukum, Obor, Jakarta, 1999.
Universitas Sumatera Utara
pekerja yang diwakili oleh serikat pekerja maupun perusahaan dalam
melaksanakan hubungan kerja sehingga tidak terjadi perselisihan hubungan
industrial dan norma-norma syarat-syarat kerja, perlindungan upah, jaminan sosial
pekerja dapat terlaksana sebagaimana yang di amanatkan oleh undang-undang
yang diharapkan tercipta hubungan keharmonisan pekerja dan meningkatkan
produktifitas perusahaan guna mendukung kesejahteraan pekerja.
Suatu aturan hukum yang baik apabila memenuhi delapan kriteria, yaitu
berlaku secara umum, diumumkan, tidak berlaku surut, disusun dalam rumusan
yang dapat dimengerti, tidak saling bertentangan, dapat dilakukan secara wajar,
tidak mudah berubah, ada kecocokan antara aturan dan pelaksanaannya.
Delapan kriteria di atas merupakan suatu prinsip hukum. Salah satu prinsip
yang belum diterapkan dalam pembentukan PKB adalah adanya aturan hukum
yang tidak saling bertentangan. Di bidang perburuhan, tampaknya politik
perburuhan lebih berpihak kepada pengusaha. Banyak kemudahan yang diberikan
untuk mendorong terciptanya iklim investasi.
Dengan diundangkannya UU No: 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja /
Serikat Buruh dan UU No: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah
membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pembuatan Perjanjian Kerja
Bersama baik dari sisi tata cara atau prosedur maupun pola pikir pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama.
Perubahan atas terbitnya UU No: 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja
dan UU No: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membuat dampak
Universitas Sumatera Utara
yang cukup signifikan dalam dunia usaha di Indonesia yang salah satunya adalah
PT.Perkebunan Nusantara II.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) yang berkedudukan di Tanjung
Morawa Medan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak di sektor pertanian sub sektor perkebunan yang diusahai dengan
komoditi kelapa sawit, kakao, tembakau, karet dan tebu.
PT. Perkebunan Nusantara II ditetapkan berdasarkan PP Nomor 7 Tahun
1996 yang merupakan penggabungan dari PT. Perkebunan Nusantara II wilayah
Sumatera Utara dan Irian Jaya dengan PT. Perkebunan Nusantara IX di wilayah
Sumatera Utara.
Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara II yang ditetapkan berdasarkan PP
Nomor 28 Tahun 1975 memiliki areal perkebunan yang berada di wilayah
Propinsi Riau, Sumatera Utara dan Irian Jaya, sedangkan PT. Perkebunan
Nusantara IX yang ditetapkan berdasarkan PP Nomor 44 Tahun 1973 memiliki
areal perkebunan yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara dan Aceh.
Setelah dilakukan peleburan sebagaimana yang dimaksud dalam PP Nomor
7 Tahun 1996 maka PT. Perkebunan Nusantara II dan PT. Perkebunan Nusantara
IX dinyatakan bubar dengan ketentuan segala kewajiban dan kekayaan serta
karyawan Persero tersebut diatas beralih kepada PT. Perkebunan Nusantara II.
Kemudian didirikannya PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) dengan akte
pendirian Nomor 35 Tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Harun
Kamil,SH yang merupakan Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri
Universitas Sumatera Utara
Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-8330.HT.01.01 tertanggal 8 Agustus
1995 serta telah diumumkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
8682/1996 tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal 8
Oktober 1996.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) pada awalnya memiliki 1 (satu)
Serikat Pekerja/Serikat Buruh namun setelah keluarnya Undang-undang Nomor
21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, PT. Perkebunan Nusantara II memiliki 3
(tiga) Serikat Pekerja/Serikat Buruh yaitu Serikat Pekerja Perkebunan ( Sp-Bun ) ,
Serikat Pekerja Merdeka ( SPM ) dan Serikat Karyawan ( Sekar ). Tetapi pada
saat sekarang ini PT. Perkebunan Nusantara II mempunyai 2 (dua) serikat
Pekerja/Serikat Buruh saja, yaitu Serikat Pekerja Perkebunan ( Sp-Bun ) dan
Serikat Pekerja Merdeka (SPM).
PT. Perkebunan Nusantara II pada saat sekarang ini mengalami kondisi
yang kurang menggembirakan apabila dibandingkan dengan PT. Perkebunan
Nusantara lainnya, hal ini dikarenakan oleh :
1. Areal produksi di garap oleh orang yang tidak bertanggung jawab
2. Usia pokok produksi sudah tidak maksimal
3. Beban hak pekerja setiap tahunnya meningkat
4. Pemberian hak pekerja sudah melebihi yang diatur dengan undangundang namun komposisinya tidak pas dengan undang-undang,
sehingga hal ini menimbulkan persepsi yang berbeda oleh serikat
pekerja dan menjadi potensi perselisihan hubungan industrial.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas dan hubungan yang
harmonis antara pihak manajemen dengan pekerja, sesuai dengan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan makna hubungan industrial,
maka PT.Perkebunan Nusantara II membuat Perjanjian Kerja Bersama yang
rumusannya memuat berbagai macam persoalan hubungan kerja antara
Perusahaan dan Pekerja. Perjanjian Kerja Bersama ini diharapkan dapat lebih
menjamin kelancaran hubungan yang harmonis antara Manajemen dan Pekerja
guna terciptanya serta terbinanya ketenangan kerja.
Berdasarkan hal-hal tersebut mendorong penulis selaku mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara untuk meneliti dan menulis skripsi dengan
judul “Perjanjian Kerja Bersama Antara Manajemen PTP Nusantara II Dengan
Serikat Pekerja Ditinjau Dari UU No.13 Tahun 2003”
B. PERMASALAHAN
Didalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
diatur tentang syarat-syarat kerja, perlindungan upah, jaminan sosial tenaga kerja,
perlindungan tenaga kerja yang bermuara kepada hak dan kewajiban pekerja dan
perusahaan namun pengaturan hak dan kewajiban tersebut tidak dapat
dilaksanakan sepenuhnya di PTP Nusantara II dikarenakan oleh beberapa
ketentuan pembayaran tentang hak sudah melebihi dari undang-undang namun
komposisinya tidak sebagaimana undang-undang. Sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan oleh manajemen PTP Nusantara II ditanggapi dengan perspektif
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda oleh serikat pekerja dan hal ini berpotensi menjadi perselisihan
hubungan industrial.
Didasari
UU No : 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja ,
di PTP
Nusantara II telah terbentuk 2 (dua) Serikat Pekerja yakni : Serikat Pekerja
Perkebunan ( Sp-Bun ) dan Serikat Pekerja Merdeka ( SPM ) maka hal ini
memberikan nuansa baru dalam proses pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja
Bersama periode 2010 – 2011 dan berdampak kepada tata cara perundingannya
yakni :
1. Bagaimanakah pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja Bersama
2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II ?
2. Kesepakatan dan perubahan apa saja yang terjadi dalam Perjanjian
Kerja Bersama PT.Perkebunan Nusantara II Periode 2010-2011 ?
3. Perselisihan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan perundingan
Perjanjian Kerja Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara
II ?
4. Bagaimanakah penyelesaian yang sudah dilaksanakan terhadap
perselisihan dan perubahan Perjanjian Kerja Bersama periode 20102011 di PT.Perkebunan Nusantara II bila ditinjau dari UU No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?
Universitas Sumatera Utara
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
Untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan di atas, adapun
yang menjadi tujuan dari penelitian dan penulisan ini adalah :
a.
Untuk mengetahui pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja
Bersama 2010-2011 pada PT.Perkebunan Nusantara II.
b.
Untuk mengetahui kesepakatan dan perubahan apa saja yang terjadi
dalam Perjanjian Kerja Bersama PT.Perkebunan Nusantara II
Periode 2010-2011.
c.
Untuk mengetahui perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan
perundingan
Perjanjian
Kerja
Bersama
2010-2011
pada
PT.Perkebunan Nusantara II.
d.
Untuk mengetahui penyelesaian yang sudah dilaksanakan terhadap
perselisihan dan perubahan Perjanjian Kerja Bersama periode 20102011 di PT.Perkebunan Nusantara II bila ditinjau dari UU No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
2. Manfaat Penulisan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian
ini akan dapat bermanfaat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a.
Terlaksananya hubungan industrial yang harmonis di suatu
perusahaan dan segala perselisihan yang timbul dari sudut pandang
berbeda antara hak dan kewajiban diselesaikan melalui musyawarah
dan mufakat yang mengacu pada peraturan ketenagakerjaan serta
kemampuan perusahaan.
b.
Secara Teoritis, bahwa penelitian ini adalah merupakan sumbangsih
penulis kepada ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hukum Perdata.
c.
Secara Praktis, bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan serta informasi kepada Mahasiswa Hukum khususnya dan
masyarakat, bangsa dan negara dalam pembangunan.
D. KEASLIAN PENULISAN
“Perjanjian Kerja Bersama Antara Manajemen PTP Nusantara II
Dengan Serikat Pekerja Ditinjau Dari UU No.13 Tahun 2003” yang diangkat
menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya yang ditulis secara objektif,
ilmiah, melalui pemikiran, referensi dari buku-buku, bantuan dari narasumber dan
pihak-pihak lain. Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul
yang sudah pernah diangkat sebelumnya dalam suatu penulisan skripsi oleh orang
lain.
Universitas Sumatera Utara
E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Perjanjian
kerja
yang
dalam
bahasa
Belanda
biasa
disebut
Arbeidsovereenkoms, dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang
pertama disebutkan dalam ketentuan pasal 1601a KUH Perdata, mengenai
perjanjian kerja disebutkan bahwa :
“Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu si buruh,
mengikatkan dirinya untuk di bawah perintahnya pihak yang lain, si majikan
untuk suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah.” 3
Selain itu pengertian mengenai Perjanjian Kerja juga di kemukakan oleh
seorang pakar Hukum Perburuhan Indonesia yaitu Bapak Prof.R.Iman
Soepomo,S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang Perjanjian
Kerja, beliau mengemukakan bahwa :
“Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh,
mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya,
majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar
upah. 4”
Selanjutnya perihal pengertian Perjanjian Kerja, ada lagi pendapat Prof.
Subekti, S.H. beliau menyatakan dalam bukunya Aneka Perjanjian, disebutkan
bahwa Perjanjian Kerja adalah :
3
Djumadi,Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,
Cet.V, 2004, hlm. 29.
4
Imam Soepomo,Loc.cit.,hlm.57.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian antara seorang “buruh” dengan seseorang “majikan”, perjanjian
mana ditandai oleh ciri-ciri; adanya suatu upah atau gaji tertentu yang
diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (bahasa Belanda
dierstverhading) yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu
(majikan) berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak
yang lain. 5
Konsepsi perjanjian kerja seperti yang ditentukan Pasal 1 angka 14
Undang-undang Ketenagakerjaan, objeknya akan sama dengan objek yang
diperjanjikan di dalam Perjanjian Kerja Bersama seperti ditentukan pada Pasal 1
angka 21 Undang-undang Ketenagakerjaan, yang menentukan bahwa :
Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat
pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat
pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak. 6
Di mana objek yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja Bersama memuat
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak. Bahkan di dalam
ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 21 tahun 1954 tentang
5
Subekti,Aneka Perjanjian,Penerbit Alumni Bandung,Cet.II,1977,hlm.63.
6
Djumadi,Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,
Cet.V, 2004, hlm. 123.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian Perburuhan dan Pasal 1601 n KUH Perdata ditambah dengan ketentuan
“yang harus diindahkan pada waktu membuat perjanjian kerja”.
Dengan demikian bahwa objek yang diperjanjikan perjanjian kerja,
Perjanjian Kerja Bersama dalam konsepsi Undang-undang Ketenagakerjaan akan
sama objeknya dengan ketentuan Pasal 1601 n KUH Perdata dan Pasal 1 ayat (2)
Undang-undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan.
Objek yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja Bersama adalah tentang
syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak, yang harus diindahkan
atau dipedomani sewaktu membuat perjanjian secara individual atau dipedomani
sewaktu membuat perjanjian secara individual, yaitu perjanjian kerja. 7
Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara Serikat pekerja/buruh atau beberap serikat pekerja/serikat
buruh
yang
tercatat
pada
instansi
yang
bertanggung
jawab dibidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha.
Perjanjian kerja bersama ini adalah semua perjanjian tertulis sehubungan
dengan kondisi–kondisi kerja yang diakhiri dengan penandatangan oleh
pengusaha, kelompok pengusaha atau satu atau lebih organisasi pengusaha disatu
pihak dan pihak lain oleh perwakilan organisasi pekerja atau perwakilan dari
pekerja yang telah disyahkan melalui peraturan dan hukum nasional. 8
7
Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Penerbit Rajagrafindo, Jakarta,
Cet.V, 2004, hlm. 124.
8
ILO Recommendation No.91 paragraf 2
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian kerja bersama mengikat pihak-pihak yang bertanda tangan di
dalamnya dan secara otomatis peraturan perusahaan tidak berlaku lagi dengan
adanya perjanjian kerja bersama, kecuali nilai dari peraturan perusahaan tersebut
lebih tinggi dari pada yang tercantum di dalam perjanjian kerja bersama. 9
Perjanjian kerja bersama adalah hak yang mendasar yang telah disyahkan
oleh anggota-anggota ILO dimana mereka mempunyai kewajiban untuk
menghormati, mempromosikan dan mewujudkan dengan itikad yang baik.
Perjanjian kerja bersama adalah hak pengusaha atau organisasi pengusaha
disatu pihak dan dipihak lain serikat pekerja atau organisasi yang mewakili
pekerja. Hak ini ditetapkan untuk mencapai “ kondisi-kondisi pekerja yang
manusiawi dan penghargaan akan martabat manusia (humane conditions of labour
and respect for human dignity)“, seperti yang tercantum dalam Konstitusi ILO.
Sedangkan pengertian Perjanjian Kerja Bersama yang termaktub di dalam
PKB PT. Perkebunan Nusantara II Periode 2010 – 2011 adalah Perjanjian kerja
bersama yang diadakan oleh dan antara Direksi PT Perkebunan Nusantara II
(Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SP BUN PTP Nusatara II Persero).
F. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk digunakan dalam
penulisan skripsi ini adalah metode pengumpulan data secara studi pustaka atau
data-data sekunder dan penelitian lapangan.
9
ILO Recommendation 91 paragraf 3 (1),(2) dan (3)
Universitas Sumatera Utara
Metode penulisan yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu
menganalisis tentang perjanjian kerja bersama dengan mengumpulkan dan
membaca referensi melalui peraturan, koran, internet, majalah dan setelah
terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menyeleksi data-data yang layak
digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini.
Sedangkan data-data penelitian di lapangan di peroleh dari pihak
PT.Perkebunan Nusantara II yang bertindak sebagai perusahaan yang mengadakan
Perjanjian Kerja Bersama dengan serikat buruh / serikat pekerjanya.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan didalam skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab, dimana
masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab tersebut tersusun
secara sistematik dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Uraian singkat
atas bab-bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. BAB I, merupakan bab PENDAHULUAN, yang menguraikan tentang :
latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB II, merupakan bab yang menguraikan tinjauan umum tentang
Perjanjian Kerja Bersama, bab ini terdiri dari beberapa sub bab seperti :
pengertian perjanjian kerja bersama, syarat-syarat pembuatan perjanjian
kerja bersama dan manfaat dibentuknya perjanjian kerja bersama.
Universitas Sumatera Utara
3. BAB III, merupakan bab yang menguraikan tinjauan umum tentang
Serikat Pekerja, bab ini terdiri atas beberapa sub bab seperti : dasar
pendirian serikat pekerja, syarat sahnya dibentuknya serikat pekerja,
batasan dan kewenangan serikat pekerja dan manfaat berdirinya serikat
pekerja.
4. BAB IV, merupakan bab yang menjelaskan tentang Pelaksanaan
Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama di PTP Nusantara II, bab ini terdiri
atas beberapa sub bab seperti : Pelaksanaan perundingan Perjanjian Kerja
Bersama Periode 2010-2011 di PTP Nusantara II, Kesepakatan &
Perubahan dari Perjanjian Kerja Bersama PTP.Nusantara II Periode 20102011, Perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perundingan Perjanjian
Kerja Bersama pada PTP.Nusantara II , Penyelesaian perselisihan &
perubahan Perjanjian Kerja Bersama PTP.Nusantara II Periode 2010-2011
ditinjau dari UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
5. BAB V, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan yang
merupakan jawaban singkat terhadap permasalahan yang telah diteliti, dan
saran
yang
merupakan
sumbangsih
pemikiran
penulis
terhadap
permasalahan di dalam skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Download