BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu merupakan kematian yang terjadi pada
perempuan hamil sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, baik
disebabkan oleh penyebab langsung maupun tidak langsung (Qomariyah,
2013; Syafiq, 2013; Ririanty, 2013). Perdarahan, eklampsia dan infeksi
adalah tiga penyebab utama kematian ibu di negara berkembang dan
perdarahan nifas dini menjadi fokus utama dalam mengendalikan angka
kematian ibu di dunia (Muslikhati, 2007; Bingham, 2012; Devi et al, 2012;
Lagrew dan David 2014).Kematian ibu juga dipengaruhi oleh faktor paritas,
umur ibu, status sosial ekonomi rendah dan kasus kegawatdaruratan yang
tidak terprediksi (Nwagha, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Fronczak et
al (2005) di Dhaka Bangladesh menyebutkan bahwa kejadian komplikasi
75% terjadi pada masa nifas yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan
dan kematian Ibu. Di Cina pada tahun 2011 angka kejadian komplikasi nifas
sangat tinggi, perdarahan nifas mencapai angka 32,6 %, sehingga penting
dilakukannya perbaikan sistem pelayanan kesehatan khususnya pada
pelayanan kesehatan nifas (Luo dan Zhang, 2011). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Berhan (2014) di Ethiopia menyebutkan bahwa angka
kematian ibu dan bayi disebabkan karena faktor pendidikan, penghasilan
(status ekonomi) dan praktik tradisional yang berbahaya yang menjadi
budaya wilayah setempat, dalam penelitian ini adalah praktik khitan pada
perempuan. Perempuan yang dikhitan pada saat bayi akan mengalami resiko
komplikasi lebih besar pada saat nifas, sehingga menyebabkan peningkatan
angka kesakitan dan kematian ibu. sebuah penelitian yang dilakukan di
Malawi pada tahun 2015 menemukan bahwa kejadian kematian ibu yang
disebabkab oleh komplikasi nifas, penyebabnya didominasi oleh kurangnya
pengetahuan ibu tentang periode nifas dan juga tidak dilakukannya rawat
commit
gabung di Rumah Sakit (Zamawe
et to
al,user
2015). Sementara itu di India Timur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyebab kematian ibu 43,35 % disebabkan oleh eklampsia yang terjadi baik
pada masa melahirkan dan juga masa nifas (Das dan Biswas, 2015).
Pada Millenium Development Goals
menjadi tujuan kelima yang harus diturunkan menjadi 102/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dalam mempercepa
Angka Kematian Ibu adalah dengan diterapkannya program Jaminan
Persalinan (Jampersal), yaitu kurang lebih 20 juta ibu hamil dan melahirkan
di seluruh Indonesia ditanggung biayanya oleh negara. Namun sampai saat ini
Jampersal belum mampu membantu menurunkan Angka Kematian Ibu.
dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi atau High Level Panel (HLP) oleh
PBB yang dihadiri oleh 27 orang perwakilan Negara-negara di seluruh dunia
dengan agenda menyusun rencana pembangunan Post
konferensi tersebut berhasil disusun limatransformasi. Pada prioritas ketiga
disebutkan bahwa Kita harus memastikan bahwa setiap orang memiliki apa
yang mereka
butuhkan
untuk
tumbuh
dan
berkembang,
termasuk
aksesterhadap pendidikan yang berkualitas dan keterampilan,kesehatan, air
bersih, listrik, telekomunikasi dantransportas
Universal
Goals yang harus diturunkan ke dalam National Goals. Pada poin akses
kesehatan dan kebutuhan tumbuh serta berkembang tersebut diturunkan
dalam National Goals berfokus pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi Balita (Saptono et al, 2013).
Angka kematian ibu tidak hanya menjadi permasalahan di tingkat
dunia, di Indonesia Angka Kematian Ibu tersebut juga menjadi salah satu
permasalahan besar yang harus diatasi. Pada tahun 2012 AKI di Indonesia
mengalami peningkatandari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).Penelitian Hapsari dan Sulistyowati
(2005) menyebutkan bahwa komplikasi-komplikasi masa nifas sebagai salah
satu penyebab kematian ibu terjadi karena faktor penolong persalinan, tempat
to user
persalinan dan tempat tinggalcommit
ibu. Ibu
yang tinggal di pedesaan mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemungkinan untuk mengalami gangguan pada masa nifas sebesar 16 kali
dibanding dengan daerah perkotaan jika dikendalikan dengan faktor penolong
persalinan. Muslikhati (2007) menemukan bahwa penyebab terbanyak
kematian ibu adalah eklampsia, perdarahan dan infeksi. Sarwani dan Nurlaela
(2012) menemukan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kematian
ibu adalah komplikasi obstetri, riwayat penyakit, riwayat persalinan, umur,
paritas, jarak antar kelahiran, pemeriksaan kehamilan, penolong persalinan,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga. Kondisi yang sama
juga terjadi di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 kejadian kematian ibu
masih tinggi mencapai 605 kasus kejadian kematian ibu (Dinkes Provinsi
Jateng, 2012). Kabupaten Klaten menjadi salah satu kabupaten di Jawa
Tengah yang mengalami peningkatan kematian ibu. Tingginya angka
kematian ibu ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti teori yang dikemukakan
oleh Blum bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat ada empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (Sudarma, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 27 Nopember 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten
diperoleh data pada tahun 2012 kejadian kematian ibu sebanyak 19 kejadian.
Kejadian kematian ibu tersebut terjadi pada masa kehamilan 16%, pada masa
persalinan 10% dan pada masa nifas 74%. Pada tahun 2013 angka kematian
ibu di kabupaten Klaten mengalami peningkatan menjadi 21 kasus. Kejadian
kematian tertinggi berada di kecamatan X yaitu 3 kasus. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan 100%, cakupan kunjungan nifas 94,52% dan
jumlah kasus komplikasi obstetri 97,46%. Hasil wawancara yang dilakukan
di Puskesmas X pada tanggal 28-29 Nopember 2014 dengan 5 ibu nifas yaitu
3 orang diantaranya mengalami komplikasi masa nifas, 1 orang ibu nifas
belum mengetahui tentang masa nifas. Menurut informan, tenaga kesehatan
tidak melakukan kunjungan setelah satu minggu selesai melahirkan, 2 dari 5
orang yang diwawancarai mengaku tidak mendapatkan penyuluhan pada saat
commit to user
menjalani masa nifas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Angka kematian ibu di kabupaten Klaten khususnya kecamatan X
belum bisa ditekan sampai tahun 2013 meskipun cakupan-cakupan program
kesehatan terutama cakupan kunjungan nifas dan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di kabupaten Klaten berdasarkan data yang
peneliti peroleh dari dinas kesehatan menunjukkan pencapaian maksimal.
Penyebab kematian ibu tersebut didominasi oleh adanya komplikasi pada
masa nifas yaitu perdarahan dan kasus infeksi yang dipengaruhi oleh
kebersihan diri, asupan gizi, sterilitas proses persalinan dan adat budaya
setempat terkait perawatan masa nifas.Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
terdahulu telah ditemukan data bahwa sebagian besar atau lebih dari 50% ibu
nifas
mengalami
komplikasi.
Komplikasi
yang ditemukan
meliputi
eklampsia, perdarahan dan infeksi nifas. Penyebab komplikasi tersebut adalah
praktik tradisional yang berbahaya dalam penelitian terdahulu disebutkan
adanya khitan perempuan di Ethiopia, kemudian juga faktor penolong
persalinan dan lokasi tempat tinggal ibu. Hal ini menunjukkan bahwa temuan
terdahulu mengungkap komplikasi masa nifas dilihat dari masa sebelum
hamil dan masa persalinan. Penyebab dari sisi masa nifas belum banyak
diungkap. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengungkap faktor apa saja
yang terjadi pada masa nifas sehingga menyebabkan terjadinya komplikasi
pada ibu nifas di Puskesmas X Kabupaten Klaten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah
penelitian yaitu :
1. Bagaimana perilaku ibu pada saat menjalani masa nifas yang
menyebabkan komplikasi pada ibu nifas?
2. Mengapakondisi rumah, komposisi anggota keluarga, kondisi lingkungan
tempat tinggal, adat, budaya, mitos-mitos, status ekonomi dan tingkat
pendidikan menyebabkan komplikasi pada ibu nifas?
3. Bagaimana pelayanan kunjungan nifas yang diberikan oleh tenaga
kesehatan, keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan, ketersediaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tenaga kesehatan dan keterjangkauan biaya pelayanan kesehatanoleh ibu
nifas?
4. Apa saja kondisi biologis dan riwayat nifas terdahuluyang menyebabkan
komplikasi pada ibu nifas?
5. Pola apa yang umumnya muncul tentang penyebab komplikasi pada ibu
nifas?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengeksplorasi faktor penyebab komplikasipada ibu nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengeksplorasi faktor perilaku individu (pengetahuan, sikap dan
aktivitas) penyebab komplikasi pada ibu nifas.
b. Mengeksplorasi faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial
penyebab komplikasi pada ibu nifas.
c. Mengeksplorasi faktor pelayanan kesehatan pada ibu nifas meliputi
pelayanan kunjungan nifas yang diberikan oleh tenaga kesehatan
(kunjungan I-IV) dan aksesibilitas sarana prasarana pelayanan
kesehatan.
d. Mengeksplorasi faktorkondisi biologis ibu nifas berupa riwayat
komplikasi nifas terdahulu dan kondisi biologis saat nifas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data dasar yang
berguna untuk melakukan penelitian lanjutanberkaitan dengankomplikasi
ibu pada masa nifas.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukankepada
pemangku kebijakan program (Dinas Kesehatan Kabupaten) untuk
evaluasi terhadap program-program kesehatan pada ibu nifas sehingga
dapat dilakukan asuhan yang tepat untuk mengurangi kejadian kesakitan
commit
user
ibu akibat komplikasi pada
masa to
nifas.
Download