D III Kepabeanan dan Cukai MATERI Metode Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi Latar Belakang Mata Kuliah Pendidikan anti Korupsi yang bersifat Teoritis. Sifat teoritis tersebut itu sangat membosankan. Bagaimana supaya menarik? a. Dalam penyampaian tidak monoton b. Memperkuat aspek kognigtif dengan pemilihan metode pembelajaran yang kreatif c. Pengajar harus bisa menjadi komunikator, fasilitator dan motivator d. Menciptakan suasana pembelajaran pendidikan anti korupsi. Kampus sebagai land of integrity Mengapa Perlu Pendidikan Anti Korupsi 4 pendekatan yang sering dipakai (wijayanto 2010): a. Pendekatan Pengacara b. Pendekatan Bisnis c. Pendekatan Pasar atau Ekonomi d. Pendekatan Budaya Perspektif Korupsi dan Anti Korupsi Fakta-fakta mengenai Perspektif Korupsi dan anti korupsi: a. Perspektif Hukum memandang bahwa korupsi merupakan kejahatan (crime). Munculnya mata kuliah Hukum Pidana Korupsi di Fakultas Hukum b. Perspektif Politik memandang bahwa korupsi sering terjadi di ranah politik khususnya korupsi besar (grand corruption). Muncul mata kuliah seperti korupsi birokrasi atau korupsi politik di Fakultas Ilmu Politik. c. Perspektif Sosiologi memandang bahwa korupsi adalah sebuah masalah sosial, masalah institusional dan masalah struktural. Munculnya mata kuliah Sosiologi Korupsi di Fakultas Ilmu Sosial Lanjutan .... 1 d. Perspektif Agama memandang bahwa korupsi terjadi sebagai dampak dari lemahnya nilai-nilai agama dalam diri individu. Munculnya mata kuliah Korupsi dan Agama di Fakultas Falsafah dan Agama. Tujuan Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi Pembangunan Karakter anti Korupsi. 2. Membentuk kepribadian anti korupsi pada diri pribadi mahsiswa serta membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi. 1. Konsep-konsep Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. Internalisasi pembelajaran integritas. Intensi Perilaku Anti Korupsi. Konsep pembelajaran berpusat di mahasiswa Metode pengajaran Metode partisipasi aktif dari mahasiswa • Growth Competitiveness Index Indonesia ranking 50 dengan skor 4,26. • Jumlah hari mendapatkan ijin di Indonesia contoh waktu yang diperlukan untuk mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia. • PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16. • 2004, 2005, dan 2006 terkorup se-Asia. PERC Ltd. • Skor IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN hanya sedikit lebih baik dari Myanmar dan Kamboja. • Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran pelayanan publik • The World Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49; Institute of Managemen Singapura 3. t Developmen t (IMD) Geneva • Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis waktu menunggu persetujuan ijin-ijin relatif lebih lama dibanding negara Asia lain. 8 IPK Mutu Pelayanan Publik ? Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis Country Risk ? Daya saing ? PERC Ltd. Bgmn sudut pandang orang lain thd korupsi? Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia PERC Annual Graft Ranking Global Corruption Barometer Institute of Management Development (IMD) Geneva The World Competitiveness Scoreboard Growth Competitiveness Index (GCI) rankings, dalam Global Competitiveness 9 Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi Indeks Persepsi Korupsi mencerminkan ‘persepsi’ masyarakat, khususnya pebisnis tentang tingkat korupsi suatu negara diturunkan dari bagaimana layanan publik mereka rasakan. 10