PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL BULAN AGUSTUS 2017 Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik September 2017 DAFTAR ISI Komoditas Energi Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam Komoditas Pangan dan Pertanian Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas Komoditas Logam dan Mineral Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi 2 PENGANTAR • • • Barter merupakan kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Sistem ini digunakan selama berabad-abad sebelum penemuan uang. Namun seiring penemuan uang, tidak berarti sistem barter lantas punah. Dan, apabila berbicara perdagangan, maka merupakan suatu hal yang dinamis, karena selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan zaman ini jugalah yang membuat bentuk-bentuk perdagangan mengalami berbagai perubahan. Kalau dulu orang hanya mengenal jenis perdagangan dengan cara barter, yang berlangsung tanpa ada nilai nominal atau mata uang. Kini dikenal jenis perdagangan dengan sistem imbal beli. Imbal beli ini adalah sistem dimana pembeli mensyaratkan kepada penjual untuk melakukan pembelian atau bantuan pemasaran terhadap barang senilai penuh atau sebagian dari harga barang yang dibelinya. Kondisi ini juga berlaku pada pemerintah Indonesia dan Rusia yang sepakat melakukan imbal beli pengadaan 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia senilai 1,14 miliar dolar AS dengan barter berbagai komoditas dari Indonesia yang akan diekspor ke Rusia. Dalam kesepakatan yang ditandatangani 10 Agustus 2017, kedua negara menunjuk Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai pelaksana teknis imbal beli antara pesawat sukhoi dengan berbagai komoditas dari Indonesia yang akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan, dan produk lainnya. Skema imbal beli merupakan suatu cara pembayaran barang yang mewajibkan pemasok luar negeri untuk membeli dan atau memasarkan barang tertentu dari Indonesia sebagai pembayaran atas seluruh atau nilai sebagian barang dari pemasok luar negeri. Sistem imbal beli yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia memberikan keuntungan yang cukup banyak, seperti menambah devisa, membuka lapangan kerja, alih teknologi, hubungan diplomatik dengan negara bersangkutan dan lain sebagainya. Maka akan lebih baik apabila sistem imbal beli ini lebih diperhatikan dan dikembangkan sebagai alternatif solusi untuk menjawab berbagai hambatan perdagangan. Hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas produk bagi setiap negara sehingga mampu untuk bersaing dan mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan kesejahteraan*. 3 Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Agustus 2017 Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Agustus 2017 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr 2016 Mei Juni Juli Ags 2017 Crude oil, average 44.9 45.0 49.3 45.3 52.6 53.6 54.4 50.9 52.2 49.9 46.2 47.7 49.9 Crude oil, Brent 46.1 46.2 49.7 46.4 54.1 54.9 55.5 52.0 53.0 50.9 46.9 48.7 51.4 Crude oil, Dubai 43.7 43.7 48.3 43.8 51.8 53.4 54.2 51.2 52.5 50.3 46.4 47.6 50.4 Crude oil, WTI 44.8 45.2 49.9 45.6 52.0 52.5 53.4 49.6 51.1 48.5 45.2 46.7 48.0 Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank Harga minyak dunia dibulan Agustus terpantau mengalami tren bulish, setelah laporan ketenagakerjaan AS yang positif mendorong harapan meningkatnya permintaan energi. Sentimen lain datang dari Arab Saudi yang akan memangkas penjualan minyak mentah pada bulan depan ke beberapa pembeli di di Asia sebagai pasar minyak terbesar di dunia dengan tujuan menyusutkan surplus suplai global. Faktor lain pendorong naiknya harga minyak mentah disokong adanya spekulasi persediaan minyak yang mengetat di AS dan berita sumber minyak di Sharara Libia kembali ditutup hanya beberapa jam setelah dibuka pasca kejadian blokade pipa. 4 Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Agustus 2017 • Harga minyak terangkat di tengah spekulasi persediaan minyak yang mengetat terutama di Amerika Serikat (AS). Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, stok telah menurun selama tujuh pekan berturut-turut seiring dengan puncak musim berkendara di AS. Sementara persediaan telah berkurang, namun produksi minyak masih berada di level tertinggi sejak Juli 2015. • Persediaan minyak AS secara konsisten menurun dalam beberapa minggu belakangan. Jika kondisi ini berlanjut khususnya dari pengetatan produksi dari OPEC dan Rusia, tren bullish minyak bisa terjadi. • OPEC dan produsen minyak non OPEC termasuk Rusia mengurangi produksi sekitar 1,8 barel per hari antara Januari tahun ini dan Maret 2018 untuk menaikkan harga. Komite Teknis Gabungan OPEC dan negara-negara non-OPEC yang bertemu di Wina diinformasikan melihat tingkat kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut mencapai 94% pada Juli dibandingkan dengan 98% pada bulan sebelumnya. • Kenaikan harga minyak juga disokong berita sumber minyak di Sharara Libia kembali ditutup hanya beberapa jam setelah dibuka pasca kejadian blokade. Sementara itu, Arab Saudi memutuskan membatasi kargo ke Asia karena pasar minyak menghadapi persaingan dari minyak shale Amerika Serikat (bisnis.com 23/08/ 2017). 5 Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt) Agustus 2017 Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam Agustus 2017 120.0 4.0 3.5 95.9 3.0 2.9 2.5 100.0 80.0 60.0 2.0 1.5 40.0 1.0 20.0 - 0.5 Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei 2016 Juni Juli Ags 0.0 2017 Coal, Australian ($/mt) 67.4 72.9 93.2 100.0 86.6 84.1 80.6 80.6 84.6 74.7 81.0 87.5 95.9 Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS) 2.8 3.0 2.9 2.5 3.6 3.3 2.8 2.9 3.1 3.1 2.9 3.0 2.9 Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank Batu bara: Harga komoditas batubara terus melambung hingga menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2013. Berbagai sentimen berhasil mendorong laju harga seperti permintaan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Kenaikan permintaan juga terlihat di kawasan Asia, seperti Filipina, Jepang dan Indonesia. Selain itu, rencana China membatasi produksi batubara semakin membuat harga komoditas ini kuat. Gas alam: Gas alam terkoreksi di tengah proyeksi turunnya permintaan. Selain faktor cadangan, kondisi cuaca musim panas yang tidak sepanas biasanya di AS, serta badai Harvey yang melanda Amerika Serikat (AS) telah mengurangi permintaan gas alam hingga 5 miliar kaki kubik per hari. 6 Batu Bara • Harga batubara naik karena faktor fundamental. Peningkatan permintaan dari Uni Eropa yang berencana memperpanjang penggunaan batubara untuk pembangkit listrik. Sebelumnya, negara-negara di Eropa berniat memangkas pemakaian batubara dan menggantikannya dengan energi terbarukan. Kenaikan permintaan juga terlihat di kawasan Asia, seperti Filipina, Jepang dan Indonesia. • Sentimen positif yang paling berpengaruh datang dari China. Negeri tirai bambu itu mencatat terjadinya peningkatan impor sekaligus pengurangan jumlah output. Selain itu, cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir di China yang membuat distribusi batubara terhambat semakin mendorong harga komoditas ini kuat. • Kendati demikian, para analis memandang fase bullish batubara hanya sementara. Sebab, dalam dua tahun ke depan, AS berencana menutup sekitar 500 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). India juga akan menggunakan energi terbatukan (tenaga surya) sebagai pembangkit tenaga listrik. Sentimen negatif juga datang dari dalam negeri setelah Perusahaan Listrik Negara (PLN) berniat mengakuisisi tambang batubara guna memenuhi rencana pembangunan megaproyek listrik 35.000 megawatt (mw) (Kontan.co.id, 14/08/2017). 7 Gas Alam • Harga komoditas gas alam masih dibayangi sentimen negatif yang dipicu isu pasokan dan cuaca. Energy Information Administration (EIA) menyampaikan adanya kenaikan cadangan gas alam dari 17 miliar kaki kubik menjadi 23 miliar kaki kubik. Jika sesuai ekspektasi bisa jadi harga gas alam akan kembali tertekan. • Selain faktor cadangan, cuaca musim panas yang tidak sepanas biasanya di AS juga berpeluang akan menekan permintaan. Persoalan cuaca ini menjadi penting karena 50% konsumsi gas alam dilakukan aktivitas rumah tangga. • Sentimen negatif juga datang dari Jepang. Setelah ada permintaan gas alam karena ada kebocoran reaktor nuklir beberapa waktu lalu, kini negeri matahari terbit itu malah mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir sehingga permintaan gas kembali turun (kontan.co.id, 03/08 2017). 8 Komoditas Pangan dan Pertanian MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) BUBUR KERTAS KAKAO KOPI KARET KEDELAI UDANG 9 Perkembangan Harga Komoditas Pangan dan Pertanian: Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu Agustus 2017 14.0 1000 900 12.0 800 10.0 700 8.0 600 500 6.0 400 4.0 300 200 2.0 0.0 100 Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr 2016 Mei Juni Juli Ags 0 2017 Cocoa ($/kg) 3.04 2.89 2.71 2.50 2.30 2.20 2.03 2.06 1.97 1.98 2.00 1.99 1.99 Coffee, robusta ($/kg) 2.02 2.13 2.28 2.29 2.25 2.39 2.35 2.35 2.29 2.17 2.25 2.31 2.30 Rubber, SGP/MYS ($/kg) 1.55 1.57 1.66 1.87 2.23 2.56 2.71 2.35 2.21 2.10 1.72 1.75 1.84 Shirmps, Mexican ($/kg) 10.69 10.69 12.79 12.35 12.35 12.13 12.13 12.13 12.13 12.13 12.13 12.13 12.13 Palm oil ($/mt) (RHS) 736 756 716 751 788 809 779 736 685 724 677 663 674 Soybean ($/mt) (RHS) 414 405 404 412 421 425 428 405 389 392 380 408 390 Woodpulp ($/mt) (RHS) 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank Harga komoditas pangan dan pertanian pada bulan Agustus terpantau bervariatif. Harga kakao, udang dan bubur kertas bergerak mendatar. Sementara harga komoditas kelapa sawit, kedelai, terpantau mengalami tren positif. Hanya komoditas kopi yang mengalami koreksi. 10 Komoditas Kakao & Kopi Anjloknya harga kakao dipicu oleh melimpahnya pasokan dari Pantai Gading. Saat ini negara yang berada di Afrika tersebut menguasai lebih dari 30% pangsa pasar kakao dunia, dengan produksi mendekati 2 juta ton per tahun. Bandingkan dengan produksi kakao dunia yang mencapai 4,5 juta ton per tahun. Sementara produksi di Indonesia hanya sekitar 340.000 ton, atau sekitar 9% dari total produksi dunia. Hingga saat ini, Indonesia masih merupakan produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Sebagai salah satu negara produsen biji kakao, telah berdiri 20 perusahaan industri kakao dengan kapasitas 800.000 ton per tahun. Kakao Indonsia bersama dengan hasil dari Pantai Gading dan Ghana, Afrika menjadi pasokan dengan kualitas terbaik dunia. Tentunya hasil produksi kakao Indonesia menjadi incaran pasar internasional, sayangnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih harus impor (bisnis.com, 04/06/2017). Rencana Kementerian Pertanian menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia dianggap tidak mudah dilakukan. Pasalnya, pelaku industri mengalami kesulitan untuk menaikkan produksi kopi di Indonesia dari 691.000 ton menjadi 1 juta ton di tahun ini bila tidak dilakukan peningkatan produktivitas kebun kopi. Penambahan lahan seluas 200 hektare di Kalimantan belum bisa menambah produksi kopi, karena dibutuhkan waktu setidaknya 2–3 tahun pohon-pohon tersebut membuahkan hasil. Produksi 1 juta ton per tahun baru bisa dicapai apabila dilakukan beragam upaya seperti melakukan peremajaan kebun kopi serta memberikan penyuluhan kepada para petani (kontan.co.id, 01/08/ 2017). 11 Minyak Kelapa Sawit & Karet Harga minyak kelapa sawit atau (crude palm oil/CPO) menyentuh angka tertinggi dalam sejarah. Harga CPO melambung di tengah potensi kekeringan ladang kedelai Amerika Serikat (AS). Harga CPO dan minyak kedelai selalu dalam keadaan persaingan. Bila produksi minyak kedelai terhambat dan melambungkan harga, maka permintaan CPO yang lebih murah akan bertumbuh, pun sebaliknya. Maka saat harga kedelai melonjak akan memberikan sentimen positif ke CPO. Di sisi lain, ada kekhawatiran pasar dari jumlah produksi CPO Malaysia dan Indonesia yang akan meningkat besar hingga akhir tahun. Produksi Indonesia akan tumbuh 11,2% menjadi 35,71 juta ton hingga akhir tahun, sedangkan Malaysia untuk tahun 2017 ini produksi prediksi naik 13,2% menjadi 19,6 juta ton. Bila pasokan berlebih, harga CPO bisa terkoreksi (kontan.co.id, 11/08/2017). Harga karet rebound ditopang optimisme meningkatnya permintaan. Data ekonomi China yang menunjukkan hasil bagus, dan membaiknya penjualan mobil di China yang dilaporkan naik 6,2% pada Juli 2017 (yoy) meningkatkan optimisme bahwa permintaan karet akan bertambah baik. Penguatan harga karet juga dipicu oleh beberapa investor yang melakukan aksi beli menyusul adanya spekulasi bahwa pasokan dapat terganggu karena faktor cuaca. Dari dalam negeri, kejayaan petani karet mulai memudar. Kenaikan harga komoditas karet di pasar internasional tidak bisa dinikmati petani karena harga pembelian karet di tingkat petani yang rendah (Rp4.000-7.000 per kg). Harga karet di Indonesia menjadi yang terendah di Asia Tenggara, kalah dari Malaysia dan Thailand (Rp10.000). Ditambah lagi dengan banyaknya tanaman yang sudah uzur membuat produktivitas karet Indonesia lebih rendah. Jika Thailand 1,7 ton per ha per tahun, Indonesia hanya 1,1 ton per ha per tahun. Padahal luas lahan perkebunan karet di Indonesia 3,4 juta ha dan Thailand hanya 2 juta ha.(kontan.co.id, 31/08/ 2017). 12 Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas Ketergantungan Indonesia pada komoditas udang vaname (Litopenaeus vannamei) sudah berlangsung sejak lama. Ketergantungan itu terjadi, karena udang putih tersebut selama ini menjadi komoditas andalan untuk ekspor Indonesia. Sementara, pasokan untuk indukya harus didatangkan dari luar negeri alias diimpor. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2011–2015) produksi udang nasional mengalami kenaikan rata-rata sebesar 13,48 persen. Untuk memutus ketergantungan tersebut, Indonesia kini mengembangkan udang putih yang bibitnya bisa ditemukan di perairan Indonesia (laut Arafura-Maluku) yang dikenal di pasar internasional dengan sebutan banana shrimp (Penaeus merguiensis) (Mongabay Indonesia 02/06/2017). Harga kedelai internasional yang mengalami penurunan tidak memberikan dampak besar kepada harga kedelai di Indonesia. Pasalnya Impor kedelai dari Amerika ke Indonesia baru akan sampai sekitar 39 hari sampai 45 hari karena masalah transportasi. Penurunan harga secara internasional disebabkan Amerika sudah memasuki masa panen raya. Menurunnya harga kedelai akan memberikan dampak yang positif kepada pengusaha, karena harga bahan baku yang turut mengalami penurunan. Namun, penurunan harga ini justru tidak akan berdampak baik kepada para petani. Apalagi, harga kedelai di petani saat ini sudah lebih mahal dibandingkan harga eceran. Saat ini harga kedelai di tingkat petani mencapai Rp7.700 per kg, sementara di tingkat eceran berkisar Rp 7.000 (kontan.co.id, 04/08/2017). Industri pulp (bubur kertas) dan kertas dalam negeri hingga akhir tahun diproyeksikan masih kinclong seiring dengan kenaikan harga pulp dunia. Berdasarkan data BPS, pada kuartal II/2017, industri mikro dan kecil kertas dan barang dari kertas tumbuh sebesar 23,37% secara tahunan, sedangkan industri besar dan menengah kertas dan barang dari kertas turun sebesar 6,79% secara tahunan. Indonesia memiliki pasokan pulp sebesar 6 - 8 juta ton per tahun. Dengan kenaikan harga pulp, pabrikan kertas dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang tidak memiliki bahan baku dalam negeri, mengurangi produksi kertasnya (bisnis.com, 06/08/2017). 13 Komoditas Logam dan Mineral: Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi SENG TIMAH TEMBAGA NIKEL BIJIH BESI 14 Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi Agustus 2017 25000.0 100 90 20000.0 80 70 15000.0 60 50 10000.0 40 30 5000.0 20 10 0.0 Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr 2016 Mei Juni Juli Ags 2017 Copper ($/mt) 4751.7 4722.2 4725.8 5450.9 5660.4 5754.6 5940.9 5824.6 5683.9 5599.6 5719.8 5985.1 6485.6 Nickel ($/mt) 10365.9 10175.8 10250.9 11128.9 10972.3 9971.5 10643.3 10204.7 9609.3 9155.1 8931.8 9491.4 10890.0 Tin ($/mt) 18405.4 19499.5 20060.5 21126.1 21204.4 20691.8 19446.5 19875.2 19910.3 20200.3 19658.8 20223.5 20521.0 Zinc ($/mt) 2277.3 2288.3 2304.4 2566.2 2664.8 2714.8 2845.6 2776.9 2614.9 2590.2 2573.4 2787.2 2980.7 61 58 59 73 80 80 89 88 70 62 57 68 76 Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS) 0 Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank Harga logam industri kompak mengalami penguatan seiring dengan anjloknya dolar AS dan prospek meningkatnya permintaan China. Merosotnya dolar AS memberikan tenaga dorongan bagi harga logam untuk menguat. Pasalnya, pembeli yang menggunakan mata uang lain mendapatkan harga yang lebih murah. Selain itu, permintaan logam di China, seperti seng dan tembaga, mengalami pertumbuhan sehingga stoknya semakin berkurang. Negeri Panda juga mengurangi produksi aluminium. 15 Komoditas Tembaga & Seng • • • Harga tembaga terus menguat lantaran pasokan tengah terganggu dan permintaan diprediksi meningkat. China berencana melakukan pembatasan impor tembaga daur ulang. ini akan meningkatkan permintaan tembaga pemurnian. Pada saat yang sama, beberapa tambang tembaga besar juga masih mengalami gangguan produksi akibat pemogokkan pekerja tambang di Chile dan Peru. Masalah skandal surel yang memperlihatkan hubungan Presiden Amerika Donald Trump dengan Rusia juga menjadi salah satu faktor yang membantu mengerek harga tembaga. Permasalahan politik tersebut membuat, nilai dollar AS tertekan sehingga harga komoditas yang diperdagangkan dalam dollar AS terdongkrak termasuk tembaga. Dari sisi produksi selama semester I-2017, produksi tambang Grasberg di Indonesia turun 14%, tambang Escondida di Cile turun 12% dan produksi tambang di Kanada turun 19% (yoy). Hanya tambang Peru produksinya masih tumbuh 7% (kontan.co.id, 01/08/2017). Sebagaimana komoditas logam lainnya, seng sebagai bahan pelapis anti karat ini juga mengalami tren positif. Peningkatan produksi yang terjadi di Brasil dan Prancis yang menambah suplai diimbangi dengan pengurangan pasokan di Kanada, Korea Selatan, Peru, dan Thailand. Dari sisi permintaan, China sebagai konsumen terbesar di dunia, mengalami penurunan pembelian sebesar 2,1% yoy pada semester I/2017. Namun, penyerapan global masih bisa meningkat 0,61% yoy dari sebelumnya 6,91 juta ton (bisnis.com, 23/08/2017). 16 Komoditas Logam Nikel, Timah dan Bijih Besi Nikel mencatatkan harga tertinggi satu tahun terakhir. Harga logam industri ini melonjak setelah Sumitomo Metal Minning Cous memproyeksi suplai nikel bakal defisit sebesar 51.000 ton hingga akhir 2017. Sebelumnya, pada Januari-Mei 2017, Biro Statistik Logam (WBMS) juga melaporkan adanya defisit nikel di pasar global mencapai 54.300 ton. Selain defisit, terdapat pelambatan produksi, meskipun sifatnya hanya sementara. Karena Indonesia sudah diberikan relaksasi tambang. Sebagai informasi, permintaan nikel dari China memang cukup tinggi mengingat industri baja di China sedang meningkat. Kemudian, diproyeksi pembuatan kendaraan listrik juga meningkat. Satu-satunya sentimen negatif yang dapat mematahkan harga nikel datang dari nilai tukar dollar AS yang menguat (kontan. co.id, 23/08/2017). Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan melakukan moratorium izin tambang bijih timah kembali mengerek harga komoditas ini. Moratorium merupakan upaya pemerintah mengoptimalkan pengelolaan tambang dan menimalisir kerusakan lingkungan di daerah tersebut. Disisi lain, langkah tersebut dikhawatirkan mengganggu pasokan timah global. Moratorium ini terutama dikhawatirkan mengganggu pasokan ke China. Selama ini China selalu menjadi negara terbesar tujuan ekspor timah hasil permurnian dari Indonesia hingga mencapai 84.000 ton di bulan Juni 2017 (kontan.co.id, 25/08/2017). Harga baja masih akan meningkat sampai akhir 2017 karena kuatnya faktor fundamental suplai dan permintaan China. Setidaknya ada tiga faktor yang menopang harga baja, yakni musim puncak konsumsi pada September—Oktober 2017, terbatasnya ekspansi produksi dan aktivitas pabrik selama musim dingin, serta kontrol pemerintah yang ketat terhadap penambahan kapasitas baru. Faktor pendorong harga baja adalah China yang berencana menutup kapasitas produksi baja sebesar 50 juta ton pada 2017 sebagai bagian dari rencana jangka panjang 5 tahun pemangkasan produksi baja sejumlah 150 juta ton pada 2015—2020. Pada semester I/2017 Negeri Panda telah memangkas produksi sekitar 120 juta ton baja kelas rendah dan 42,39 juta ton baja mentah. Volume tersebut setara dengan 84% tingkat produksi sepanjang Tahun Ayam Api (bisnis.com, 31/07/2017). 17 Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik September 2017