Perkembangan Harga Komoditas di Pasar Internasional

advertisement
PERKEMBANGAN HARGA
KOMODITAS INTERNASIONAL
BULAN AGUSTUS 2017
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik
September 2017
DAFTAR ISI
Komoditas Energi
Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam
Komoditas Pangan dan Pertanian
Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas
Komoditas Logam dan Mineral
Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
2
PENGANTAR
•
•
•
Barter merupakan kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Sistem ini digunakan selama
berabad-abad sebelum penemuan uang. Namun seiring penemuan uang, tidak berarti sistem barter lantas punah. Dan, apabila
berbicara perdagangan, maka merupakan suatu hal yang dinamis, karena selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Perkembangan zaman ini jugalah yang membuat bentuk-bentuk perdagangan mengalami berbagai perubahan. Kalau dulu orang hanya
mengenal jenis perdagangan dengan cara barter, yang berlangsung tanpa ada nilai nominal atau mata uang. Kini dikenal jenis
perdagangan dengan sistem imbal beli. Imbal beli ini adalah sistem dimana pembeli mensyaratkan kepada penjual untuk melakukan
pembelian atau bantuan pemasaran terhadap barang senilai penuh atau sebagian dari harga barang yang dibelinya.
Kondisi ini juga berlaku pada pemerintah Indonesia dan Rusia yang sepakat melakukan imbal beli pengadaan 11 pesawat tempur
Sukhoi SU-35 dari Rusia senilai 1,14 miliar dolar AS dengan barter berbagai komoditas dari Indonesia yang akan diekspor ke Rusia.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani 10 Agustus 2017, kedua negara menunjuk Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia
(PPI) sebagai pelaksana teknis imbal beli antara pesawat sukhoi dengan berbagai komoditas dari Indonesia yang akan membeli lebih
dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya,
kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk
industri pertahanan, dan produk lainnya.
Skema imbal beli merupakan suatu cara pembayaran barang yang mewajibkan pemasok luar negeri untuk membeli dan atau
memasarkan barang tertentu dari Indonesia sebagai pembayaran atas seluruh atau nilai sebagian barang dari pemasok luar negeri.
Sistem imbal beli yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia memberikan keuntungan yang cukup banyak, seperti menambah devisa,
membuka lapangan kerja, alih teknologi, hubungan diplomatik dengan negara bersangkutan dan lain sebagainya. Maka akan lebih baik
apabila sistem imbal beli ini lebih diperhatikan dan dikembangkan sebagai alternatif solusi untuk menjawab berbagai hambatan
perdagangan. Hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas produk bagi setiap negara sehingga mampu untuk bersaing dan
mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan kesejahteraan*.
3
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Agustus 2017
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Agustus 2017
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2016
Mei
Juni
Juli
Ags
2017
Crude oil, average
44.9
45.0
49.3
45.3
52.6
53.6
54.4
50.9
52.2
49.9
46.2
47.7
49.9
Crude oil, Brent
46.1
46.2
49.7
46.4
54.1
54.9
55.5
52.0
53.0
50.9
46.9
48.7
51.4
Crude oil, Dubai
43.7
43.7
48.3
43.8
51.8
53.4
54.2
51.2
52.5
50.3
46.4
47.6
50.4
Crude oil, WTI
44.8
45.2
49.9
45.6
52.0
52.5
53.4
49.6
51.1
48.5
45.2
46.7
48.0
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga minyak dunia dibulan Agustus terpantau mengalami tren bulish, setelah laporan ketenagakerjaan AS yang positif mendorong harapan meningkatnya
permintaan energi. Sentimen lain datang dari Arab Saudi yang akan memangkas penjualan minyak mentah pada bulan depan ke beberapa pembeli di di Asia
sebagai pasar minyak terbesar di dunia dengan tujuan menyusutkan surplus suplai global. Faktor lain pendorong naiknya harga minyak mentah disokong
adanya spekulasi persediaan minyak yang mengetat di AS dan berita sumber minyak di Sharara Libia kembali ditutup hanya beberapa jam setelah dibuka pasca
kejadian blokade pipa.
4
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)
Agustus 2017
• Harga minyak terangkat di tengah spekulasi persediaan minyak yang mengetat terutama di Amerika
Serikat (AS). Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, stok telah menurun selama
tujuh pekan berturut-turut seiring dengan puncak musim berkendara di AS. Sementara persediaan
telah berkurang, namun produksi minyak masih berada di level tertinggi sejak Juli 2015.
• Persediaan minyak AS secara konsisten menurun dalam beberapa minggu belakangan. Jika kondisi ini
berlanjut khususnya dari pengetatan produksi dari OPEC dan Rusia, tren bullish minyak bisa terjadi.
• OPEC dan produsen minyak non OPEC termasuk Rusia mengurangi produksi sekitar 1,8 barel per hari
antara Januari tahun ini dan Maret 2018 untuk menaikkan harga. Komite Teknis Gabungan OPEC dan
negara-negara non-OPEC yang bertemu di Wina diinformasikan melihat tingkat kepatuhan terhadap
kesepakatan tersebut mencapai 94% pada Juli dibandingkan dengan 98% pada bulan sebelumnya.
• Kenaikan harga minyak juga disokong berita sumber minyak di Sharara Libia kembali ditutup hanya
beberapa jam setelah dibuka pasca kejadian blokade. Sementara itu, Arab Saudi memutuskan
membatasi kargo ke Asia karena pasar minyak menghadapi persaingan dari minyak shale Amerika
Serikat (bisnis.com 23/08/ 2017).
5
Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt)
Agustus 2017
Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam
Agustus 2017
120.0
4.0
3.5
95.9
3.0
2.9
2.5
100.0
80.0
60.0
2.0
1.5
40.0
1.0
20.0
-
0.5
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
2016
Juni
Juli
Ags
0.0
2017
Coal, Australian ($/mt)
67.4
72.9
93.2
100.0
86.6
84.1
80.6
80.6
84.6
74.7
81.0
87.5
95.9
Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS)
2.8
3.0
2.9
2.5
3.6
3.3
2.8
2.9
3.1
3.1
2.9
3.0
2.9
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank


Batu bara: Harga komoditas batubara terus melambung hingga menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2013. Berbagai sentimen berhasil mendorong laju
harga seperti permintaan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Kenaikan permintaan juga terlihat di kawasan Asia, seperti Filipina, Jepang dan
Indonesia. Selain itu, rencana China membatasi produksi batubara semakin membuat harga komoditas ini kuat.
Gas alam: Gas alam terkoreksi di tengah proyeksi turunnya permintaan. Selain faktor cadangan, kondisi cuaca musim panas yang tidak sepanas biasanya di
AS, serta badai Harvey yang melanda Amerika Serikat (AS) telah mengurangi permintaan gas alam hingga 5 miliar kaki kubik per hari.
6
Batu Bara
•
Harga batubara naik karena faktor fundamental. Peningkatan permintaan dari Uni Eropa yang berencana memperpanjang penggunaan batubara untuk
pembangkit listrik. Sebelumnya, negara-negara di Eropa berniat memangkas pemakaian batubara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Kenaikan permintaan juga terlihat di kawasan Asia, seperti Filipina, Jepang dan Indonesia.
•
Sentimen positif yang paling berpengaruh datang dari China. Negeri tirai bambu itu mencatat terjadinya peningkatan impor sekaligus pengurangan
jumlah output. Selain itu, cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir di China yang membuat distribusi batubara terhambat semakin mendorong harga
komoditas ini kuat.
•
Kendati demikian, para analis memandang fase bullish batubara hanya sementara. Sebab, dalam dua tahun ke depan, AS berencana menutup sekitar 500
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). India juga akan menggunakan energi terbatukan (tenaga surya) sebagai pembangkit tenaga listrik. Sentimen
negatif juga datang dari dalam negeri setelah Perusahaan Listrik Negara (PLN) berniat mengakuisisi tambang batubara guna memenuhi rencana
pembangunan megaproyek listrik 35.000 megawatt (mw) (Kontan.co.id, 14/08/2017).
7
Gas Alam
• Harga komoditas gas alam masih dibayangi sentimen negatif yang dipicu isu
pasokan dan cuaca. Energy Information Administration (EIA) menyampaikan
adanya kenaikan cadangan gas alam dari 17 miliar kaki kubik menjadi 23
miliar kaki kubik. Jika sesuai ekspektasi bisa jadi harga gas alam akan kembali
tertekan.
• Selain faktor cadangan, cuaca musim panas yang tidak sepanas biasanya di AS
juga berpeluang akan menekan permintaan. Persoalan cuaca ini menjadi
penting karena 50% konsumsi gas alam dilakukan aktivitas rumah tangga.
• Sentimen negatif juga datang dari Jepang. Setelah ada permintaan gas alam
karena ada kebocoran reaktor nuklir beberapa waktu lalu, kini negeri
matahari terbit itu malah mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga
nuklir sehingga permintaan gas kembali turun (kontan.co.id, 03/08 2017).
8
Komoditas Pangan dan Pertanian
MINYAK KELAPA SAWIT (CPO)
BUBUR KERTAS
KAKAO
KOPI
KARET
KEDELAI
UDANG
9
Perkembangan Harga Komoditas Pangan dan Pertanian:
Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu
Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu
Agustus 2017
14.0
1000
900
12.0
800
10.0
700
8.0
600
500
6.0
400
4.0
300
200
2.0
0.0
100
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2016
Mei
Juni
Juli
Ags
0
2017
Cocoa ($/kg)
3.04
2.89
2.71
2.50
2.30
2.20
2.03
2.06
1.97
1.98
2.00
1.99
1.99
Coffee, robusta ($/kg)
2.02
2.13
2.28
2.29
2.25
2.39
2.35
2.35
2.29
2.17
2.25
2.31
2.30
Rubber, SGP/MYS ($/kg)
1.55
1.57
1.66
1.87
2.23
2.56
2.71
2.35
2.21
2.10
1.72
1.75
1.84
Shirmps, Mexican ($/kg)
10.69
10.69
12.79
12.35
12.35
12.13
12.13
12.13
12.13
12.13
12.13
12.13
12.13
Palm oil ($/mt) (RHS)
736
756
716
751
788
809
779
736
685
724
677
663
674
Soybean ($/mt) (RHS)
414
405
404
412
421
425
428
405
389
392
380
408
390
Woodpulp ($/mt) (RHS)
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga komoditas pangan dan pertanian pada bulan Agustus terpantau bervariatif. Harga kakao, udang dan bubur kertas bergerak mendatar. Sementara
harga komoditas kelapa sawit, kedelai, terpantau mengalami tren positif. Hanya komoditas kopi yang mengalami koreksi.
10
Komoditas Kakao & Kopi
Anjloknya harga kakao dipicu oleh melimpahnya pasokan dari Pantai Gading. Saat ini negara yang berada di
Afrika tersebut menguasai lebih dari 30% pangsa pasar kakao dunia, dengan produksi mendekati 2 juta ton
per tahun. Bandingkan dengan produksi kakao dunia yang mencapai 4,5 juta ton per tahun. Sementara
produksi di Indonesia hanya sekitar 340.000 ton, atau sekitar 9% dari total produksi dunia.
Hingga saat ini, Indonesia masih merupakan produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai
Gading dan Ghana. Sebagai salah satu negara produsen biji kakao, telah berdiri 20 perusahaan industri kakao
dengan kapasitas 800.000 ton per tahun. Kakao Indonsia bersama dengan hasil dari Pantai Gading dan
Ghana, Afrika menjadi pasokan dengan kualitas terbaik dunia. Tentunya hasil produksi kakao Indonesia
menjadi incaran pasar internasional, sayangnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih harus impor
(bisnis.com, 04/06/2017).
Rencana Kementerian Pertanian menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia
dianggap tidak mudah dilakukan. Pasalnya, pelaku industri mengalami kesulitan untuk menaikkan produksi
kopi di Indonesia dari 691.000 ton menjadi 1 juta ton di tahun ini bila tidak dilakukan peningkatan
produktivitas kebun kopi.
Penambahan lahan seluas 200 hektare di Kalimantan belum bisa menambah produksi kopi, karena
dibutuhkan waktu setidaknya 2–3 tahun pohon-pohon tersebut membuahkan hasil. Produksi 1 juta ton per
tahun baru bisa dicapai apabila dilakukan beragam upaya seperti melakukan peremajaan kebun kopi serta
memberikan penyuluhan kepada para petani (kontan.co.id, 01/08/ 2017).
11
Minyak Kelapa Sawit & Karet
Harga minyak kelapa sawit atau (crude palm oil/CPO) menyentuh angka tertinggi dalam sejarah. Harga
CPO melambung di tengah potensi kekeringan ladang kedelai Amerika Serikat (AS). Harga CPO dan
minyak kedelai selalu dalam keadaan persaingan. Bila produksi minyak kedelai terhambat dan
melambungkan harga, maka permintaan CPO yang lebih murah akan bertumbuh, pun sebaliknya. Maka
saat harga kedelai melonjak akan memberikan sentimen positif ke CPO.
Di sisi lain, ada kekhawatiran pasar dari jumlah produksi CPO Malaysia dan Indonesia yang akan
meningkat besar hingga akhir tahun. Produksi Indonesia akan tumbuh 11,2% menjadi 35,71 juta ton
hingga akhir tahun, sedangkan Malaysia untuk tahun 2017 ini produksi prediksi naik 13,2% menjadi 19,6
juta ton. Bila pasokan berlebih, harga CPO bisa terkoreksi (kontan.co.id, 11/08/2017).
Harga karet rebound ditopang optimisme meningkatnya permintaan. Data ekonomi China yang
menunjukkan hasil bagus, dan membaiknya penjualan mobil di China yang dilaporkan naik 6,2% pada Juli
2017 (yoy) meningkatkan optimisme bahwa permintaan karet akan bertambah baik. Penguatan harga
karet juga dipicu oleh beberapa investor yang melakukan aksi beli menyusul adanya spekulasi bahwa
pasokan dapat terganggu karena faktor cuaca.
Dari dalam negeri, kejayaan petani karet mulai memudar. Kenaikan harga komoditas karet di pasar
internasional tidak bisa dinikmati petani karena harga pembelian karet di tingkat petani yang rendah
(Rp4.000-7.000 per kg). Harga karet di Indonesia menjadi yang terendah di Asia Tenggara, kalah dari
Malaysia dan Thailand (Rp10.000). Ditambah lagi dengan banyaknya tanaman yang sudah uzur membuat
produktivitas karet Indonesia lebih rendah. Jika Thailand 1,7 ton per ha per tahun, Indonesia hanya 1,1
ton per ha per tahun. Padahal luas lahan perkebunan karet di Indonesia 3,4 juta ha dan Thailand hanya 2
juta ha.(kontan.co.id, 31/08/ 2017).
12
Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas
Ketergantungan Indonesia pada komoditas udang vaname (Litopenaeus vannamei) sudah berlangsung sejak lama.
Ketergantungan itu terjadi, karena udang putih tersebut selama ini menjadi komoditas andalan untuk ekspor
Indonesia. Sementara, pasokan untuk indukya harus didatangkan dari luar negeri alias diimpor. Selama kurun waktu 5
tahun terakhir (2011–2015) produksi udang nasional mengalami kenaikan rata-rata sebesar 13,48 persen. Untuk
memutus ketergantungan tersebut, Indonesia kini mengembangkan udang putih yang bibitnya bisa ditemukan di
perairan Indonesia (laut Arafura-Maluku) yang dikenal di pasar internasional dengan sebutan banana shrimp (Penaeus
merguiensis) (Mongabay Indonesia 02/06/2017).
Harga kedelai internasional yang mengalami penurunan tidak memberikan dampak besar kepada harga kedelai di
Indonesia. Pasalnya Impor kedelai dari Amerika ke Indonesia baru akan sampai sekitar 39 hari sampai 45 hari karena
masalah transportasi. Penurunan harga secara internasional disebabkan Amerika sudah memasuki masa panen raya.
Menurunnya harga kedelai akan memberikan dampak yang positif kepada pengusaha, karena harga bahan baku yang
turut mengalami penurunan. Namun, penurunan harga ini justru tidak akan berdampak baik kepada para petani.
Apalagi, harga kedelai di petani saat ini sudah lebih mahal dibandingkan harga eceran. Saat ini harga kedelai di tingkat
petani mencapai Rp7.700 per kg, sementara di tingkat eceran berkisar Rp 7.000 (kontan.co.id, 04/08/2017).
Industri pulp (bubur kertas) dan kertas dalam negeri hingga akhir tahun diproyeksikan masih kinclong seiring dengan
kenaikan harga pulp dunia. Berdasarkan data BPS, pada kuartal II/2017, industri mikro dan kecil kertas dan barang
dari kertas tumbuh sebesar 23,37% secara tahunan, sedangkan industri besar dan menengah kertas dan barang dari
kertas turun sebesar 6,79% secara tahunan. Indonesia memiliki pasokan pulp sebesar 6 - 8 juta ton per tahun.
Dengan kenaikan harga pulp, pabrikan kertas dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang tidak memiliki bahan baku
dalam negeri, mengurangi produksi kertasnya (bisnis.com, 06/08/2017).
13
Komoditas Logam dan Mineral:
Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
SENG
TIMAH
TEMBAGA
NIKEL
BIJIH BESI
14
Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Agustus 2017
25000.0
100
90
20000.0
80
70
15000.0
60
50
10000.0
40
30
5000.0
20
10
0.0
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2016
Mei
Juni
Juli
Ags
2017
Copper ($/mt)
4751.7
4722.2
4725.8
5450.9
5660.4
5754.6
5940.9
5824.6
5683.9
5599.6
5719.8
5985.1
6485.6
Nickel ($/mt)
10365.9
10175.8
10250.9
11128.9
10972.3
9971.5
10643.3
10204.7
9609.3
9155.1
8931.8
9491.4
10890.0
Tin ($/mt)
18405.4
19499.5
20060.5
21126.1
21204.4
20691.8
19446.5
19875.2
19910.3
20200.3
19658.8
20223.5
20521.0
Zinc ($/mt)
2277.3
2288.3
2304.4
2566.2
2664.8
2714.8
2845.6
2776.9
2614.9
2590.2
2573.4
2787.2
2980.7
61
58
59
73
80
80
89
88
70
62
57
68
76
Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS)
0
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga logam industri kompak mengalami penguatan seiring dengan anjloknya dolar AS dan prospek meningkatnya permintaan China. Merosotnya dolar AS memberikan tenaga
dorongan bagi harga logam untuk menguat. Pasalnya, pembeli yang menggunakan mata uang lain mendapatkan harga yang lebih murah. Selain itu, permintaan logam di China, seperti
seng dan tembaga, mengalami pertumbuhan sehingga stoknya semakin berkurang. Negeri Panda juga mengurangi produksi aluminium.
15
Komoditas Tembaga & Seng
•
•
•
Harga tembaga terus menguat lantaran pasokan tengah terganggu dan permintaan diprediksi meningkat.
China berencana melakukan pembatasan impor tembaga daur ulang. ini akan meningkatkan permintaan
tembaga pemurnian. Pada saat yang sama, beberapa tambang tembaga besar juga masih mengalami
gangguan produksi akibat pemogokkan pekerja tambang di Chile dan Peru. Masalah skandal surel yang
memperlihatkan hubungan Presiden Amerika Donald Trump dengan Rusia juga menjadi salah satu faktor
yang membantu mengerek harga tembaga. Permasalahan politik tersebut membuat, nilai dollar AS
tertekan sehingga harga komoditas yang diperdagangkan dalam dollar AS terdongkrak termasuk
tembaga.
Dari sisi produksi selama semester I-2017, produksi tambang Grasberg di Indonesia turun 14%, tambang
Escondida di Cile turun 12% dan produksi tambang di Kanada turun 19% (yoy). Hanya tambang Peru
produksinya masih tumbuh 7% (kontan.co.id, 01/08/2017).
Sebagaimana komoditas logam lainnya, seng sebagai bahan pelapis anti karat ini juga mengalami tren
positif. Peningkatan produksi yang terjadi di Brasil dan Prancis yang menambah suplai diimbangi dengan
pengurangan pasokan di Kanada, Korea Selatan, Peru, dan Thailand. Dari sisi permintaan, China sebagai
konsumen terbesar di dunia, mengalami penurunan pembelian sebesar 2,1% yoy pada semester I/2017.
Namun, penyerapan global masih bisa meningkat 0,61% yoy dari sebelumnya 6,91 juta ton (bisnis.com,
23/08/2017).
16
Komoditas Logam Nikel, Timah dan Bijih Besi
Nikel mencatatkan harga tertinggi satu tahun terakhir. Harga logam industri ini melonjak setelah Sumitomo Metal Minning
Cous memproyeksi suplai nikel bakal defisit sebesar 51.000 ton hingga akhir 2017. Sebelumnya, pada Januari-Mei 2017,
Biro Statistik Logam (WBMS) juga melaporkan adanya defisit nikel di pasar global mencapai 54.300 ton. Selain defisit,
terdapat pelambatan produksi, meskipun sifatnya hanya sementara. Karena Indonesia sudah diberikan relaksasi tambang.
Sebagai informasi, permintaan nikel dari China memang cukup tinggi mengingat industri baja di China sedang meningkat.
Kemudian, diproyeksi pembuatan kendaraan listrik juga meningkat. Satu-satunya sentimen negatif yang dapat
mematahkan harga nikel datang dari nilai tukar dollar AS yang menguat (kontan. co.id, 23/08/2017).
Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan melakukan moratorium izin tambang bijih timah
kembali mengerek harga komoditas ini. Moratorium merupakan upaya pemerintah mengoptimalkan pengelolaan tambang
dan menimalisir kerusakan lingkungan di daerah tersebut. Disisi lain, langkah tersebut dikhawatirkan mengganggu
pasokan timah global. Moratorium ini terutama dikhawatirkan mengganggu pasokan ke China. Selama ini China selalu
menjadi negara terbesar tujuan ekspor timah hasil permurnian dari Indonesia hingga mencapai 84.000 ton di bulan Juni
2017 (kontan.co.id, 25/08/2017).
Harga baja masih akan meningkat sampai akhir 2017 karena kuatnya faktor fundamental suplai dan permintaan China.
Setidaknya ada tiga faktor yang menopang harga baja, yakni musim puncak konsumsi pada September—Oktober 2017,
terbatasnya ekspansi produksi dan aktivitas pabrik selama musim dingin, serta kontrol pemerintah yang ketat terhadap
penambahan kapasitas baru. Faktor pendorong harga baja adalah China yang berencana menutup kapasitas produksi baja
sebesar 50 juta ton pada 2017 sebagai bagian dari rencana jangka panjang 5 tahun pemangkasan produksi baja sejumlah
150 juta ton pada 2015—2020. Pada semester I/2017 Negeri Panda telah memangkas produksi sekitar 120 juta ton baja
kelas rendah dan 42,39 juta ton baja mentah. Volume tersebut setara dengan 84% tingkat produksi sepanjang Tahun Ayam
Api (bisnis.com, 31/07/2017).
17
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik
September 2017
Download