STRATEGI KOMUNIKASI PT. DIGITAL CABLE VISION DALAM MEMPERTAHANKAN PELANGGAN TV KABEL DI KOTA KENDARI *Wa Ode Sitti Nurhaedar**La Ode Jumaidin***La Iba Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, Kampus Bumi Thridharma Anduonohu,Kendari. [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel di Kota Kendari. Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. Digital Cable Vision Kendari, Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Digital Cable Vision yang berjumlah 12 orang. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling (secara sengaja) yaitu informasi ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan peneliti, dengan pertimbangan bahwa mampu memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti. Dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan tahap-tahap yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga strategi komunikasi yang diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel di Kota Kendari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Strategi Komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel yakni Pull strategy, dimana PT. Digital Cable Vision mengupayakan meraih khalayak atau meningkatkan pelanggan dengan menggunakan media cetak berupa brosur. Kemudian Push strategy, strategi ini lebih terfokus kepihak internal, hal ini dilakukan dengan berusaha mendorong karyawannya untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada pelanggan agar pelanggan yang ada tetap bertahan, dan yang terakhir Profile strategy, dalam hal ini PT. Digital Cable Vision melakukan pedekatan diri melalui interaksi dan mendengarkan keluhan pelanggan. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Mempertahankan Pelanggan, TV Kabel 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pada tanggal 28 Desember 2002 dunia penyiaran mengalami perubahan yang berarti pertumbuhan penyiaran televisi berlangganan baik di kota maupun di daerah akan meningkat. Hal itu dimungkinkan dengan diizinkannya penyelenggaraan penyiaran berlangganan melalui kabel, satelit dan terestrial, sehingga terbuka peluang bagi masyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran. Hal ini telah diwadahi oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Lembaga Penyiaran Berlangganan merupakan lembaga penyiaran yang bersifat komersial, berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan. Lembaga pernyiaran berlangganan didirikan dengan modal awal yang seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, ketentuan mengenai lembaga penyiaran berlangganan diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pada Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal-Pasal lain yang terkait dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran berlangganan disusun oleh pemerintah yang dikoordinasikan oleh menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang komunikasi dan informatika, secara aspek legal formal untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraaan penyiaran lembaga penyiaran berlangganan untuk memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat akan informasi, pendidikan, dan hiburan dengan adanya siaran televisi kabel tersebut dengan berpedoman isi siaran lembaga penyiaran berlangganan, ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, norma, yang berlaku dan diterima dalam masyarakat, kode etik, standar profesi dan pedoman perilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran, dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2 Berdirinya lembaga penyiaran berlangganan jasa penyiaran televisi diera reformasi menunjukkan sebagai salah satu bukti dari wujud kepedulian masyarakat pada era demokrasi informasi dan komunikasi untuk ikut serta melakukan pengabdiannya sebagai salah satu alternatif dalam upaya pemerataan informasi bagi masyarakat, baik di bidang sosial, politik, ekonomi dan pendidikan dilingkungan masyarakat. Pada awal perkembangannya, televisi kabel menjadi sesuatu yang sangat ekslusif dan hanya bisa diakses oleh khalayak pada tingkatan ekonomi tertentu, hal ini berubah secara perlahan-lahan seiring dengan perkembangan televisi kabel itu sendiri, jika pada mulanya ia hanya bisa diakses oleh pemilik antena parabola, maka saat ini hal itu tidak berlaku lagi, dengan metode berlangganan maka siaran televisi kabel pun bisa diakses oleh siapapun baik khalayak tingkatan ekonomi keatas maupun tingkatan ekonomi kebawah. Televisi kabel atau Community Antena Television (CATV) merupakan media penghubung melalui kabel coaxial antara operator siaran televisi dan pelanggan. Televisi kabel, juga bisa diartikan sebagai media kabel yang terhubung dari rumah kerumah masyarakat. Televisi kabel digunakan untuk melayani transmisi ke area yang lebih besar misalnya suatu kota terdapat sejumlah besar rumah tangga, melihat keadaan tersebut maka hadirlah salah satu stasiun televisi kabel diarea Kota Kendari yaitu PT. Digital Cable Vision. Dalam Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 637 Tahun 2014 tentang Izin prinsip penyiaran berlangganan jasa penyiaran televisi PT. Digital Cable Vision Kendari, Bahwa permohonan izin penyelenggaraan penyiaran Nomor : 01/Dirut-TV Kable/DCV/IX/2010 Tanggal 01 September 2010 atas nama PT. Digital Cable Vision Kendari telah memenuhi persyaratan administrasi, program siaran dan data teknik penyiaran sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan penyiaran berlangganan. PT. Digital Cable Vision adalah lembaga penyiaran berlangganan jasa penyiaran televisi di Kota Kendari, yang menghimpun siaran dari beberapa stasiun televisi lokal, nasional, dan luar negeri dalam satu pita frekuensi melalui media 3 kabel untuk didistribusikan kepada pelanggan, yang memiliki 42 pilihan channel/siaran, dengan total keseluruhan pelanggan sejak tahun 2010-2017 yang menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision sebanyak 5.150 pelanggan. Jumlah pelanggan yang tetap bertahan sebanyak 5.135 pelanggan dan pelanggan yang tidak bertahan menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision sebanyak 165 pelanggan. Setiap pelanggan yang berlangganan akan dikenakan biaya Rp 35.000/Perbulannya. Lembaga ini memiliki jangkauan sinyal pada 7 (tujuh) Kecamatatan yaitu area Kadia, Wua-Wua, Baruga, Mandonga, Poasia, Kambu, dan Puwatu. Masyarakat Kota Kendari lebih banyak memilih menggunakan jasa TV kabel dibandingkan Indovision karena harga yang ditawarkan lebih terjangkau dan memiliki channel yang tidak kalah banyak dari Indovision, tetapi tidak jarang televisi kabel ini mengalami gangguan berupa kualitas sinyal siaran yang buruk sampai pada tingkat kehilangan sinyal siaran televisi yang diakibatkan oleh cuaca buruk, sehingga pelanggannya merasa tidak puas karena penerimaan sinyal siaran yang buruk. Dengan adanya gangguan tersebut banyak pelanggan yang komplain secara lisan melalui telepon atau secara langsung kepada petugas penagih dari pihak TV Kabel. Dari permasalahan tersebut pihak PT. Digital Cable Vision menyediakan satu saluran telepon yang dapat dihubungi selama 24 jam agar keluhan dari pelanggan cepat diatasi. Oleh karena itu, komunikasi yang dibangun antara pihak PT. Digital Cable Vision dan pelanggan sangat diperlukan agar pelanggan tetap bertahan menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam Mempertahankan Pelanggan TV Kabel di Kota Kendari”? 4 Tujuan Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam Mempertahankan Pelanggan TV Kabel di Kota Kendari. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Digital Cable Vision Kendari, yang beralamat di Jl. Mekar/Lr. Bukit Asri No. 81 dengan pertimbangan bahwa PT. Digital Cable Vision Kendari merupakan salah satu lembaga penyiaran berlangganan jasa penyiaran televisi di Kota Kendari. Subjek dan Informan Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Digital Cable Vision yang berjumlah 12 orang. Informan yaitu orang yang bersedia memberikan informasi mengenai permasalahan yang diteliti dan telah dipilih dengan jumlah 8 (delapan) orang. Teknik Penentuan Informan Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling (secara sengaja). Yaitu informasi ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan peneliti, dengan pertimbangan bahwa mampu memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berdasarkan bahan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. 5 2. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam penelitian ini yang telah tersedia dalam bentuk angka atau jumlah, misalnya data tentang jumlah pelanggan PT. Digital Cable Vision. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung pada obyek penelitian dengan melakukan pengamatan dan pencatatan serta memberikan pertanyaan melalui pedoman wawancara. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan untuk memperoleh landasan teori yaitu dengan membaca berbagai literatur atau buku –buku yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data, meliputi : 1. Pengamatan (Observation) yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dilapangan untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan dapat mendeskripsikan suatu gambaran hasil penelitian secara nyata sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan (Riduwan, 2007: 76) 2. Wawancara (Interview) yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, dengan tanya jawab langsung atau tatap muka dengan informan menggunakan pedoman wawancara (Riduwan: 2007: 74). 3. Studi pustaka (Library Study) yaitu teknik pengumpulan data dan informasi melalui sumber – sumber bacaan seperti buku – buku, skripsi, dan literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian. 6 4. Dokumentasi, yaitu cara memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi laporan kegiatan, peraturan-peraturan, foto-foto, dan film yang dibutuhkan peneliti menggunakan gambar dengan maksud agar data yang dikumpulkan lebih akurat (Riduwan, 2007: 77). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara mengumpulkan data kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh berdasarkan bahan informasi atau temuan dari objek yang diteliti. Tahap-tahap yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif, yaitu 1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. 2. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dan teks naratif, dan didukung oleh dokumendokumen, serta foto-foto maupun gambar sejenisnya untuk diadakannya suatu kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan relatif. Dalam penelitian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pembagian intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara. 7 HASIL PENELITIAN Strategi Komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam Mempertahankan Pelanggan TV Kabel Di Kota Kendari Strategi Komunikasi Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan strategi komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel di Kota Kendari berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Sesuai dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, data-data disajikan dalam suatu deskriptif kualitatif yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap seluruh informan terkait strategi komunikasi PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel di Kota Kendari. Adapun strategi komunikasi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pull Strategy Pull strategy, di mana strategi komunikasi pada bagian ini difokuskan untuk meraih khalayak, yang bertujuan untuk mengarahkan khalayak untuk melihat produk, mempertimbangkan, kemudian masuk kedalam jaringan perusahaan. Dengan defenisi tersebut penulis menemukan PT. Digital Cable Vision menerapkan strategi ini untuk meraih khalayak dimana mereka setiap awal tahun mengadakan promo instalasi pemasangan TV kabel secara gratis, dan pihak PT. Digital Cable Vision mengadakan service atau layanan juga kepada pelanggan yang mengalami keluhan setiap harinya, dan sebelum melakukan pemutusan instalasi pihak PT. Digital Cable Vision memberikan toleransi kepada pelanggan selama 3 bulan lamanya. Informasi ini berdasarkan hasil wawancara saya dengan Kepala Teknis PT. Digital Cable Vision LM. Ishak yang mengatakan bahwa : “Untuk menarik minat pelanggan agar masuk kedalam jaringan perusahaan pertama kami memperlihatkan siaran TV kabel kepada masyarakat agar mereka dapat melihat dan mengenal siaran kami dengan melakukan promo pemasangan gratis di tempat-tempat umum dengan begitu ketika orang yang belum berlangganan melihat ia akan tertarik untuk menjadi pelanggan TV kabel kami selain itu kami juga 8 memberikan service atau layanan kepada pelanggan yang mengalami keluhan agar pelanggan kami merasa puas dan tetap bertahan menggunakan jasa kami. (Wawancara, Jumat 03 Februari 2017)”. Pernyataan informan diatas didukung oleh informan lain bahwa untuk menarik dan mempertahankan pelanggan agar mau menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision digunakan brosur yang berisi jumlah siaran, dan setiap pelanggan yang menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision diberikan kartu anggota dimana didalamnya terdapat toleransi bagi pelanggan yang menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision, informasi ini berdasarkan hasil wawancara dengan Wahyu yang mengatakan bahwa : “Untuk menarik minat pelanggan agar mau menggunakan jasa kami, digunakan brosur yang berisi jumlah siaran dan setiap pelanggan kami beri kartu anggota dimana didalamnya itu terdapat toleransi bagi pengguna jasa kami (Wawancara, Sabtu 04 Februari 2017)”. Hal ini sejalan pula dengan pernyataan salah satu informan bahwa dalam mempertahankan pelanggan agar mau menggunakan jasa TV kabel, kami selalu membuka diri untuk selalu menerima keluhan-keluhan pelanggan. Informasi ini berdasarkan hasil wawancara saya dengan salah satu karyawan PT. Digital Cable Vision bagian teknisi yang memperbaiki kerusakan alat pada TV kabel, Rendi mengatakan bahwa: “Untuk mempertahankan pelanggan, kami selalu membuka diri untuk selalu menerima keluhan-keluhan yang dialami pelanggan serta memberikan kelonggaran bagi mereka yang melakukan penunggakkan (Wawancara, Senin 06 Februari 2017)”. Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa untuk meraih khlayak dan mempertahankan pelanggan agar tetap menggunakan jasa dari PT. Digital Cable Vision. PT. Digital Cable Vision menggunakan media cetak berupa brosur. Selain itu PT. Digital Cable Vision memberikan service atau layanan serta toleransi kepada pelanggan yang menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision, strategi ini berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang efisien antara pihak PT. Digital Cable Vision dengan pelanggan. Strategi ini terbukti dengan banyaknya pelanggan yang tetap bertahan menggunakan jasa TV kabel. Mengingat PT. Digital Cable Vision 9 yang masih dalam skala kecil maka strategi komunikasi yang seperti ini efektif untuk digunakan. Dimana kita ketahui bahwa strategi komunikasi adalah sebuah taktik, kiat, cara-cara agar yang direncanakan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 2. Push Strategy Push strategy merupakan strategi komunikasi yang memfokuskan pada kemampuan kinerja karyawannya, strategi ini mengarahkan pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong kesetiaan dan komitmen karyawan. Dengan definisi tersebut penulis menemukan PT. Digital Cable Vision juga menerapkan teori ini dalam strategi komunikasinya untuk mempertahankan pelanggannya, pimpinan PT. Digital Cable Vision melakukan pendekatan kepada karyawan, mereka juga tidak memberi batasan yang signifikan antara karyawan dengan atasan, ini penulis temui ketika melakukan observasi di lokasi. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan salah satu informan ketika peneliti menanyakan bagaimana gaya kepemimpinan PT. Digital Cable Vision dalam meningkatkan kinerja karyawan, LM. Ishak mengatakan bahwa : “Kami berusaha membuat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara atasan dan bawahan ataupun sesama karyawan dan kami tetap menjaga komunikasi antar sesama agar hubungan antara atasan dan bawahan ataupun sesama karyawan tetap terjaga, untuk mendukung hal itu kami melakukan aktivitas bersama seperti, makan bersama dan setiap akhir tahun kami mengadakan piknik atau refreshing agar karyawan tidak tegang dan tidak teralu mengotak pada pekerjaan serta melupakan sejenak padatnya aktivitas dan menciptakan keakraban antar karyawan, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan (Wawancara Jumat 03 Februari 2017)”. Pernyataan informan diatas juga didukung oleh informan lain bahwa pimpinan PT. Digital Cable Vision memperlakukan karyawan dengan sangat baik dan tidak membeda-bedakan karyawan yang satu dengan yang lainnya. Informasi ini berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu karyawan PT. Digital Cable Vision, Ahmad Yani yang mengatakan bahwa : “Atasan memperlakukan kami dengan sangat baik hal ini terbukti dengan atasan mengajak kami untuk berlibur bersama diakhir tahun selain itu ia 10 juga tidak membedakan antara karyawan yang satu dengan yang lainnya (Wawancara, Minggu 12 Februari 2017)”. Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa untuk mempertahankan jumlah pelanggan PT. Digital Cable Vision berusaha mendorong karyawannya untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada pelangan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Pihak PT. Digital Cable Vision juga bekerja sama dengan tujuh operator lembaga penyiaran yang jauh dari lokasi perusahaan yang berfungsi memberikan layanan TV kabel agar pelanggan yang jauh dari perusahaan tetap menerima sinyal siaran yang bagus sehingga pelanggan tetap loyal pada perusahaan. 3. Profile Strategy Profile strategy merupakan strategi komunikasi untuk mempertahankan image perusahaan dan prosesnya mengarahkan pada tujuan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan perusahaan. Dengan defenisi tersebut penulis menemukan PT. Digital Cable Vision menerapkan strategi ini dalam usahanya mempertahankan pelanggan. Sebab menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar dalam mempertahankan pelanggan. Dalam konsep ini PT. Digital Cable Vision melakukan pendekatan diri melalui interaksi dan mendengarkan keluhan pelanggan secara langsung. Hal ini diwujudkan oleh PT. Digital Cable Vision melalui komunikasi yang dilakukan ketika terjadi gangguan pada TV kabel guna memberikan pelayanan yang terbaik. Untuk menjaga image perusahaan agar tetap positif PT. Digital Cable Vision mengambil langkah dengan menerapkan komunikasi persuasif. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu karyawan PT. Digital Cable Vision ketika peneliti menanyakan bagaimana pihak manajemen PT. Digital Cable Vision menjaga nama baik perusahaan, Risman mengatakan : “…Berkomunikasi dengan warga di wilayah sekitar yang mencakup wilayah jangkauan TV kabel agar tidak keberatan dengan keberadaan instalasi TV kabel dilingkungan ataupun kabel yang melintas dihalaman rumah warga dan memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik mungkin (Wawancara, Jumat 17 Februari 2017)”. 11 Untuk menghadapi masalah-masalah keluhan pelanggan agar image perusahaan tetap positif perusahaan mengambil langkah dengan segera mungkin menyelesaikan permasalahan pelanggan baik secara teknis maupun non teknis. Hasil wawancara dengan salah satu informan menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah-masalah keluhan pelanggan agar image perusahaan tetap positif, Basran mengatakan bahwa: “Sebelum melakukan perbaikan, terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan pelanggan yang bersangkutan agar mereka tidak terlalu mengitervensi urusan seputar teknis yang bisa saja justru semakin memperumit pekerjaan, setelah pekerjaan selesai sebelum meninggalkan lokasi kita berpamitan dan menjelaskan kepada pelanggan bahwa pekerjaan sudah selesai (Wawancara, Minggu 19 Februari 2017)”. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan apakah selama ini pihak PT. Digital Cable Vision hanya melayani keluhan pelanggan mengenai laporan gangguan siaran saja” hal ini untuk memastikan bahwa selama ini karyawan hanya melayani keluhan pelanggan mengenai gangguan siaran televisi. Salah satu informan dalam penelitian ini, LM. Ishak mengatakan : “Tidak, selama ini karyawan kami melayani keluhan masalah teknis maupun non teknis, hal ini kami lakukan untuk mempertahankan kenyamanan pelanggan kami (Wawancara, Senin 06 Februari 2017)”. Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa untuk menjaga image perusahaan PT. Digital Cable Vision mengambil langkah tetap menjaga hubungan komunikasi dengan masyarakat atau warga di wilayah sekitar yang mencakup wilayah jangkauan TV kabel agar tidak keberatan dengan keberadaan instalasi TV kabel dilingkungan ataupun kabel yang melintas dihalaman rumah warga dan secepat mungkin untuk menangani keluhan pelanggan dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan serta berusaha mengkomunikasikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelanggan. Agar pelanggan tidak salah paham ketika terjadi gangguan sinyal siaran pada televisi mereka, hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dan konsumen. 12 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi PT. Digital Cable Vision menerapkan tiga konsep strategi komunikasi yaitu yang pertama adalah pull strategy, di mana strategi komunikasi pada bagian ini difokuskan untuk meraih khalayak, yang bertujuan untuk mengarahkan khalayak untuk dapat melihat produk, mempertimbangkan, kemudian masuk kedalam jaringan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa strategi komunikasi ini diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision. Hal ini dilakukan dengan berusaha mempertahankan pelanggan dengan menggunakan media cetak berupa brosur. Dimana media ini memiliki berbagai keunggulan dan kelebihannya diantaranya ia bersifat informatif artinya bahwa brosur bisa membawa informasi dari produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu brosur juga memiliki fungsi sebagai advertising artinya brosur menjadi bagian penting sebagai media beriklan. Teknik pemasaran dengan media brosur juga banyak memiliki keunggulan yaitu sederhana, namun langsung pada tujuan yang diinginkan sehingga konsumen bisa langsung memahami maksud yang disampaikan. Selain itu PT. Digital Cable Vision memberikan service atau layanan serta toleransi kepada pelanggan yang menggunakan jasa PT. Digital Cable Vision, strategi ini berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang efisien antara pihak PT. Digital Cable Vision dengan pelanggan. Strategi ini terbukti dengan banyaknya pelanggan yang tetap bertahan menggunakan jasa TV kabel. Mengingat PT. Digital Cable Vision yang masih dalam skala kecil maka strategi komunikasi yang seperti ini efektif untuk digunakan. Kemudian push strategy, strategi komunikasi ini memfokuskan pada kemampuan kinerja karyawannya, strategi ini mengarahkan pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong kesetiaan dan komitmen karyawan. Pada hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa strategi komunikasi ini diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision untuk mempertahankan jumlah pelanggan PT. Digital Cable Vision berusaha mendorong karyawannya untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada pelanggan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Pihak perusahaan juga bekerja sama dengan tujuh operator lembaga penyiaran yang 13 berfungsi untuk memberikan layanan TV kabel kepada pelanggan yang jauh dari perusahaan, agar pelanggan yang ada tetap menerima sinyal siaran yang bagus sehingga pelanggan yang ada tetap loyal menggunakan jasa TV kabel. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan seperti makan bersama, berlibur bersama diakhir tahun agar karyawan tidak tegang dan tidak terlalu mengotak pada pekerjaan, dan melupakan sejenak padatnya aktivitas serta menciptakan keakraban antar karyawan. Selain itu perusahaan juga memberikan apresiasi terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh setiap karyawan, dan menciptakan situasi komunikasi yang kondusif diantara semua elemen yang bekerja. Strategi yang terakhir adalah profile strategy, strategi komunikasi untuk mempertahankan image perusahaan dan prosesnya mengarahkan pada tujuan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan perusahaan. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa strategi komunikasi ini diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision. Dalam menjaga image perusahaan PT. Digital Cable Vision mengambil langkah tetap menjaga hubungan komunikasi dengan masyarakat atau warga di wilayah sekitar yang mencakup wilayah jangkauan TV kabel agar tidak keberatan dengan keberadaan instalasi TV kabel dilingkungan ataupun kabel yang melintas dihalaman rumah warga dan secepat mungkin untuk menangani keluhan pelanggan serta berusaha mengkomunikasikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelanggan. Agar pelanggan tidak salah paham ketika terjadi gangguan sinyal siaran pada televisi mereka, hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dan konsumen. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat satu strategi komunikasi yang lebih dominan diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision dalam mempertahankan pelanggan TV kabel di Kota Kendari yaitu : 14 Push strategy, merupakan strategi komunikasi yang memfokuskan kemampuan kinerja karyawannya dengan tidak memberi batasan yang signifikan antara atasan dan karyawan begitupun karyawan dengan pelanggan, strategi komunikasi ini diterapkan oleh PT. Digital Cable Vision sebagai upaya untuk mempertahankan rasa nyaman pelanggan, karena jika kinerja karyawan yang baik dan terbuka maka pelanggan tidak merasa sungkan atau berat hati untuk mengutarakan keluhan-keluhannya. Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas maka disarankan : 1. PT. Digital Cable Vision terus meningkatkan pelayanan prima dan memberikan kualitas sinyal siaran yang lebih baik agar pelanggannya tetap bertahan serta dalam menangani komplain pelanggan tetap bersikap sopan santun agar pelanggan tetap bertahan menggunakan jasa mereka dan citra perusahaan tetap lebih baik dimata pelanggan. 2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin menjadikan penelitian ini sebagai referensi bahan penelitiannya, maka diharapkan untuk lebih kritis terhadap permasalahan yang diteliti serta mengembangkan materi yang sudah ada, sebab penelitian ini masih jauh dari sempurna tentunya ada kesalahan dan kekurangan didalamnya. 15 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung :Armico. Arni Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : BumiAksara. Assauri Sofjan. 2012. Strategi Marketing. Depok : PT Raja Grafindo Persada. Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. David, Fred R. 2002. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta : Prenhalindo. Denver, James. 1996. Kamus Psikologi. Jakarta : PT Bina Aksara. Effendy, Onong, Uchjana.2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya ---------------------------------. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Cet-3. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. ---------------------------------. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Fill, Chris. 2005. Marketing Communication. England : Prentice Hall Inc. Kotler, Philip. dkk. 2000. Management Pemasaran Perspekti Asia. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 16 Murtopo, Ali. 1978. Strategi Kebudayaan. Jakarta : Center for Strategic and International Studies – CSIS. Nasution. 2004.Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta :Ghalia Indonesia. Purnomo, Setiawan, Hari dan Zulkifrimansyah.1998. Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed-3.Jakarta : Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaludin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Riduwan.2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Swastha Basu. 1996. Asas – Asas Manajemen Modern. Yogyakarta : Liberty. Tjiptono. 2005. Prinsip – Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi. Umar, Husein. 2001. Strategic Management In Action. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sumber Internet : http://anggieagustriansyah.wordpress.com/2013/01/pembahasan-tv-kabel (diakses, Tanggal 17 Desember 2016 Pukul 09.00 Wita ). 17 http://fiqirathomi.blogspot.com/2013/07/pengelolaan-tv-kabel (diakses Tanggal 17 Desember 2016 Pukul 23.57 Wita). http://jenongsendiri.wordpress.com/2011/11/11/membangun-kepuasan-pelangganmelalui-kualitas-dan-nilai-manajemen-pemasaran, Lia Astuti (diakses, Tanggal 25 Desember 2016 Pukul 09.00 Wita). http://langoday.com/2015/03/tv-kabel-sejarah-dan-perkembangannya (diakses Tanggal 17 Desember 2016 Pukul 12.45 Wita). 18