strategi bisnis dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada pt

advertisement
102
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN
BERSAING PADA PT. BPR PERMATA SEDANA
I Made Aditya Jaya Permana1, I Nengah Dasi Astawa2
ABSTRACT
The purpose of this study were 1) to identify the driving factors in achieving
competitive advantage in PT. BPR Permaat Sedana. 2) To identify the limiting factors in
achieving competitive advantage in PT. BPR Permata Sedana. 3) To formulate business
strategies that must be implemented by PT. BPR Permata Sedana to be able to excel and
competitive. The research is a qualitative research. Data analysis technique collection using
interviews and observation. The results showed that 1) The driving factors for competitive
strategy PT. BPR Permata Sedana is governance and behavioral or cultural PT. RB Permata
Sedana, Positive Investment Climate and high morale, Investment Climate compiled by PT.
BPR Permata Sedana showed positive views, Fund Deposit Ratio (FDR) Normal, carrying a
good investment, positive contribution to society 2) Factors inhibiting competitive strategy
PT. BPR Permata Sedana are experts who are confined, lack of means of support, lack of
rule of support, the lack of regulation of banking support operational activities as well as the
marketing of products and services that are owned, promotion and technology is still limited,
aspects of technology that are less competitive to make obstacle in terms of service to
customers.
Keywords: business strategy, competitive advantage
PENDAHULUAN
Bank memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi untuk menghimpun dana
masyarakat serta menyalurkan lagi kepada masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat
berupa tabungan atau deposito, sedangkan dana yang disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit. Dalam penghimpunan dana ataupun penyaluran kredit tiap-tiap bank memiliki
kebijakan yang berbeda-beda. Guna memikat masyarakat untuk menaruh uanganya di bank
tiap-tiap bank memiliki produk-produk tabungan agar masyarakat tertaruk untuk menaruh
uanganya di bank. Produk-produk inilah merupakan ujung tombak usaha perbankan.
Walau antusiasme masyarakat besar, namun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih
belum memberikan signifikansi penambahan market sharenya terhadap perbankan nasional.
Saat ini, market share BPR masih kurang dari 5%. Berbagai penyebab yang menjadi
penghalang laju pertumbuhan ini telah menjadi perhatian khusus oleh para pemerhati
perbankan. Sebab yang paling utama adalah karena masih kurangnya sumber daya manusia
yang benar-benar berkompeten di bidang BPR. Kekurangan sumber daya manusia tersebut
menyebabkan BPR seolah hanya menjadi follower dari perbankan konvensional, mulai dari
jenis produk perbankan, layanan, dan dijadikannya tingkat bunga yang berlaku sebagai acuan
terhadap penentuan rate of return bank BPR.
Dalam usaha memperbesar market sharenya, BPR harus memiliki formulasi strategi
bisnis, yaitu bagian dari proses manajemen stratejik yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
diagnosis, formulasi dan implementasi. Manajemen stratejik adalah suatu process untuk
menyusun atau merevisi strategi yang berorientasi masa depan (future-oriented strategies)
yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan mempertimbangkan
kapabilitasnya, kendala dan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi (Suyanto,
2007:88).
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
103
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Menurt Fajarwati (2007,101), lingkup diagnosis mencakup : 1) Analisis lingkungan
internal perusahaan termasuk identifikasi dan evaluasi misi, tujuan stratejik, strategi dan
kinerjanya serta kekuatan dan kelemahannya; 2) Analisis lingkungan ekternal perusahaan
termasuk peluang dan ancaman; dan 3) Identifikasi isue-isue kritikal utama yang harus
mendapat fokus perhatian dari manajemen.
Lebih lanjut David (2007,72) menyatakan bahwa dalam konteks formulasi strategi
terdapat tiga level yaitu strategi level korporasi, strategi level bisnis atau disebut juga strategi
kompetitif dan strategi fungsional. Masing-masing level strategi tersebut mempunyai
perbedaan fokus tetapi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Isue kunci manajemen stratejik adalah bagaimana perusahaan dapat melebihi
yang lainnya dan dapat menikmati keunggulan di sepanjang waktu? Ini adalah subyek
penting dari strategi level bisnis (business level strategy).
1. Pengertian Strategi
Malhotra (2005:12) menyatakan bahwa istilah strategi sebenarnya tidak asing dalam
setiap percakapan sehari-hari. Seringkali istilah strategi ini dalam pemikiran kita mempunyai
pengertian sendiri dalam membaca kata ini dalam sebuah tulisan atau sedang berbicara
dengan orang lain. Artinya istilah strategi ini sudah sangat populis, tetapi yang
membingungkan dari istilah strategi ini yaitu orang sering menyamakan strategi dengan
taktik atau siasat. Norton dan Kaplan dalam Asep (2009) “Strategi dan operasi (taktik) adalah
dua hal yang sama-sama penting namun berbeda”. Strategi tanpa taktik adalah jalan panjang
menuju kemenangan, taktik tanpa strategi adalah suara kegaduhan sebelum kekalahan.
Strategi dan taktik boleh dibilang dua hal yang saling melengkapai satu sama lainnya dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Norton dan Kaplan menambahkan bahwa strategi
sebagai konsep adalah blueprint masa depan berjangka panjang. Blueprint itu terdiri dari dua
bagian utama, yakni tujuan jangka panjang dan cara untuk mencapai tujuan jangka panjang
itu berdasarkan tujuan dan aktivitas dalam perspektif financial, perspektif customer,
perspektif proses internal, dan perspektif learning and growth. Dengan perpaduan dua bagian
utama ini, suatu strategi akan benar-benar menjadi konsep yang terstruktur dan holistik.
strategi akan menjadi konsep pars pro toto (bagian-bagian untuk keseluruhan/terstruktur)
sekaligus totem pro parte (keseluruhan untuk bagian-bagian/holistik)
Jack Trout dalam Suyanto (2007:17) menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah
bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetisi, bagaimana membuat persepsi yang baik
dibenak consumer, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi
spesialis, menguasai satu kata sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan
memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi yang lebih baik.
Hamel dan Prahalat dalam Suyanto (2007:17) menyatakan bahwa untuk bersaing
dimasa yang akan datang membutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa
bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan bersaing di masa sekarang.
Kedua, melakukan langkah untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang
mendalam tentang peluang-peluang yang akan muncul diwaktu yang akan datang. Ketiga,
melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju perjalanan di masa yang akan
datang. Keempat, mengambil yang pertama dari masa yang akan datang tanpa mengambil
resiko yang berlebihan.
2. Pengertian Bisnis
Menurut Stoner dan Dolan (2009:5), bisnis adalah organisasi laba yang memproduksi
dan menjual barang atau jasa. Bisnis adalah aktivitas pencarian laba yang memberikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (Bovee dan Thill, 2011:3).
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
104
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Selain itu Brown dan Petrello dalam Sugiyono (2003:20) menyatakan bisnis adalah
suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pendapat ini dipertegas pula oleh Hughes dan Kapoor dalam Sugiyono (2003:20) menyatakan
bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Keseluruhan rangkaian kegiatan menjalankan usaha (bisnis) yang lengkap akan membentuk
kelompok - kelompok kegiatan menurut fungsinya, sehingga masing - masing kelompok
kegiatan tersebut dinamakan fungsi bisnis.
3. Strategi Bisnis
Menurut Grant (2009:14), strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya.
Strategi bisnis merupakan dokumen yang harus dijadikan landasan berpijak utama dalam
pembuatan strategi teknologi informasi karena dalam dokumen tersebut disebutkan visi dan
misi perusahaan serta target kinerja masing-masing fungsi pada struktur organisasi (Indrajit,
2011:31).
4. Pengertian Keunggulan Bersaing
Menurut Dirgantoro (2011:159) bahwa, keunggulan bersaing merupakan
perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk pembelinya. Wahyudi
(2006:61) mendefinisikan keunggulan bersaing, adalah sesuatu yang memungkinkan sebuah
perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri. Semakin kuat keunggulan yang dimiliki
akan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dan begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai keunggulan
bersaing perusahaan tidak bisa memandang kondisi perusahaan sebagai satau kesatuan yang
utuh. Keunggulan bersaing perusahaan ditentukan oleh banyak faktor. Masing-masing faktor
memiliki fungsi yang berbeda-beda dan saling mendukung.
5. Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT adalah suatu metode analisis
yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi perencanaan yang telah disusun dan
menganalisis yang mendasarkan kepada kemampuan melihat kekuatan baik internal maupun
eksternal yang dimiliki perusahaan dibanding perusahaan pesaing (Murpi & Iskandar, 2011).
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan suatu strategi pembangunan daerah. Hal tersebut dilakukan melalui analisis
situasi atau kondisi, sehingga dapat merumuskan strategi dalam persaingannya di pasaran.
Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi
dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi (Amir, 2005:101). Menurut
Murpi & Iskandar (2011), Kekuatan (Strength) adalah suatu kondisi ketika perusahaan
mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (di atas rata-rata industri), kelemahan
(weakness) adalah kondisi ketika perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan
baik dikarenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi, peluang (opportunity) adalah
suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum
dikuasai oleh pihak pesaing dan belum tersentuh oleh pihak manapun, ancaman (threats)
adalah suatu keadaan ketika perusahaan mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja
pihak pesaing, yang jika dibiarkan, perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudian hari
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
105
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
6. Lingkungan Perusahaan
Secara garis besar, lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
perusahaan, sementara lingkungan eksternal berhubungan dengan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Di dalam merumuskan strategi korporasi, bisnis dan fungsional, tahap pertama yang
dilakukan adalah analisis SWOT. Analisis lingkungan memberikan kesempatan bagi
perencana strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan
tanggapan serta pilihan terhadap peluang tersebut. Hal ini juga membantu perencana strategi
untuk mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari ancaman atau
mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan perusahaan.
Selain itu analisis lingkungan juga dapat membantu dalam memaksimalkan kekuatan serta
meminimalkan kelemahan internal perusahaan dalam setiap sektor lingkungan dimana
keseluruhan dari faktor ini saling berinteraksi satu sama lain.
Analisis lingkungan eksternal harus memperhatikan informasi apa saja yang bisa
digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Untuk melakukan analisis lingkungan
eksternal dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: pengumpulan informasi lisan, tertulis,
pengamatan langsung dan peramalan. Sedangkan analisis lingkungan internal sebenarnya
merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tindakan seperti mengidentifikasi aspekaspek kunci operasional perusahaan, mengevaluasi kondisi faktor-faktor keunggulan strategis
tersebut dengan membandingkan kondisi sekarang dengan kondisi yang lalu, atau dengan
pesaing.
METODE PENELITIAN
Sebagai suatu proses untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, maka sebelum
melaksanakan penelitian perlu adanya metode yang diperlukan dalam penelitian. Dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan dan manfaat penelitian serta berbagai kendala
yang muncul. Maka, metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif. Sugiyono (2010:11) menyatakan bahwa
“penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan induktif, yaitu penelitian yang diawali dengan mencari data
empirik kemudian dianalisis untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Pendekatan induktif memberikan cara agar manusia dapat memecahkan suatu problematika,
mulai dari mencari fakta-fakta yang murni dari pengalaman masyarakat, dari fakta-fakta itu
ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Dengan demikian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan induktif, dimana peneliti ingin mengemukakan suatu kesimpulan dengan
beranjak dari data-data yang ada di lapangan.
PEMBAHASAN
1. Faktor Pendorong Keunggulan Bersaing PT. BPR Permata Sedana
Dalam usaha mencpai keunggulan bersaing PT. BPR Permata Sedana didorong oleh
beberapa faktor. Faktor pendorong tersebut berasal dari internal maupun eksternal. Dari
internal yang merupakan faktor pendorong adalah kekuatan (strength) yang dimiliki oleh PT.
BPR Permata Sedana, sedangkan dari eksternal faktor pendorongnya adalah peluang
(opportunity). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diidentifikasi beberapa
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
106
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
faktor pendorong keunggulan bersaing PT. BPR Permata Sedana. Adapun faktor-faktor
pendorong tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Faktor internal
Merek
Rangkuty (2008:211), menyatakan bahwa merek merupakan salah satu aset strategik
yang paling berharga dan telah menjadi elemen penting yang berkontribusi terhadap
kesuksesan setiap organisasi atau perusahaan bisnis manapun nirlaba, manufaktur maupun
penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Merek (brand) juga merupakan perekat
yang mengikatkan berbagai fungsi pemasaran dalam organisasi. Inti dari komunikasi
pemasaran yang sebenarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Jika perusahaan
mampu membangun suatu merek yang kokoh, maka perusahaan akan memiliki program
pemasaran yang kokoh pula, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu, maka segala upaya
yang dilakukan oleh pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, kehumasan, tidak
mampu mencapai tujuan program pemasaran perusahaan, dengan kata lain pemasaran adalah
merek (branding). Tjiptono (2008:347) yang merumuskan merk sebagai nama, istilah, tanda,
symbol atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang
dan jasa para pesaingnya.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau SDM merupakan suatu potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju
tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam
pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi (Sutrisno, 2010:55).
Produk
Dalam kondisi persaingan sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika hanya
mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena
itu, setiap perusahaan didalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu
mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih
baik, sehingga dapat memberi daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.
Sofyan (2008:182) menyatakan bahwa “produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki digunakan atau dikonsumsi”.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008:95) pengertian produk adalah: “Produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan”.
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing, produk ini dapat berupa
barang ataupun jasa, jika tidak ada produk maka tidak ada pemindahan hak milik, maka tidak
ada marketing. Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi,
penjualan dan harga. Jika tidak diikuti dengan produk yang bermutu, disenangi oleh
konsumen maka usaha marketing ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, perlu dikaji produk
apa yang akan dipasarkan dan bagaimana selera konsumen saat ini.
Menurut Kotler dan Keller (2007:15) mendefinisikan keragaman produk sebagai
berikut : “Keragaman Produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli”.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
107
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Produk yang telah disalurkan oleh PT. BPR Permata Sedana adalah produk tabungan
dan kredit. Masyarakat bisa memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan barang jaminan
yang dimiliki. Produk simpanan yang dimiliki PT. BPR Permata Sedana diantaranya adalah:
TABUNGAN, merupakan Suatu bentuk simpanan yang sifatnya tidak terikat, dimana
untuk kegiatan menyimpan dan menarik simpanan tersebut dapat dilakukan kapanpun sesuai
keinginan nasabah. Tabungan pada PT. BPR Permata Sedana mendapatkan bunga 5%
pertahun dan diberikan pada setiap bulannya. Kelebihan tabungan pada PT.BPR Permata
Sedana adalah saat awal pembukaan dan penutupa rekening tidak ada biaya yang dikenakan,
tetapi setiap bulannya nasabah mengalami pemotongan Rp.1000 untuk biaya administrasi
buku tabungan.
Budaya Perusahaan
Sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari
budaya perusahaan (corporate culture) yang dimilikinya. Budaya perusahaan adalah bagian
dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Budaya perusahaan
pada dasarnya adalah visi dan misi perusahaan sendiri yang menggambarkan jati diri dari
perusahaan tersebut who we are dan how we do the business. Hal ini tercermin dari nilai-nilai
yang dianut oleh setiap individu dari suatu perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan
proses bisnisnya. Budaya perusahaan bukanlah sesuatu yang sangat abstrak. Budaya adalah
bagian dari hidup kita yang selama ini seringkali kita abaikan peranannya. Padahal budaya
tersebut berperan penting dalam membentuk diri kita sehingga kita mampu mencapai sesuatu
(Sutrisno, 2010:77).
Lokasi PT. BPR Permata Sedana
Dalam bauran pemasaran place (tempat) merupakan salah satu alat perusahaan untuk
mengejar tujuan pemasaran, Rangkuti (2009:23) mengistilahkan place sebagai distribusi atau
penempatan. Selanjutnya Rangkuti menjelaskan pengertian distribusi atau penempatan adalah
“menempatkan suatu produk atau outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai
sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk
tersebut dari produsen ke konsumen”.
Sulastri dkk. (2007) menemukan bahwa dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan
lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan
pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi
pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga
sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan
terlalu bagus. Untuk itu sebelum memulai sebuah usaha, harus di perhatikan dulu tempattempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha kita. Riset harus dilakukan dan
bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya ditentukan lokasi yang paling strategis
bagi usaha yang akan di jalankan.
Pendapat tersebut sejalan dengan kajian UMi (2010) yang menemukan keberadaan
pasar yang merupakan sentra bisnis merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk
mendirikan usaha jasa disekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat
potensial dari keberadaan pasar dan sentra bisnis itu sendiri. Banyaknya masyarakat atau
kegiatan ekonomi yang ada di sekitar lingkungan itu merupakan pasar yang sangat potensial
untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha
jasa yang didirikan di sekitar pasar atau sentra bisnis yang ada.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
108
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2. Faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) yang dimiliki oleh PT. BPR Permata Sedana
antara lain dapat dapat diuraikan sebagai berikut :
Peraturan dan kebijakan pemerintah
Dalam pengembangan suatu bisnis usaha tentunya peraturan atau kebijakan baik itu
dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat menentukan arah pengembangannya. Begitu
pula dengan PT. BPR Permata Sedana, peraturan atau kebijakan bisa menjadi dasar atau
pedoman serta peluang bagi langkah dalam mengembangkan bisnis perbankan. Dalam hal ini
peraturan atau kebijakan dari eksternal PT. BPR Permata Sedana merupakan peluang untuk
mengembangkan cabang pada saat ini dan masa yang akan datang. Ada beberapa peraturan
atau kebijakan yang mendorong dan berkaitan dengan proses pengembangan PT. BPR
Permata Sedana.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Faktor pendorong strategi bersaing PT. BPR Permata Sedana
a. Tata kelola dan perilaku atau budaya PT. BPR Permata Sedana yang baik, di mana
perbankan adalah bisnis di bidang jasa yaitu pelayanan jasa tersebut harus sesuai
dengan apa yang diamanahkan dari nasabah pemilik dana maupun nasabah yang
membutuhkan dana yang di wujudkan dengan prinsip Good Coorporate Governance
dan Code of Conduct yakni perilaku atau budaya kerja perusahaan yang baik.
b. Iklim Investasi Positif dan semangat kerja tinggi, Iklim Investasi yang dihimpun oleh
PT. BPR Permata Sedana menunjukkan positif dilihat dari perkembangan dari tahun ke
tahun, dimana rata-rata tumbuh > 50% per tahun jauh diatas rata-rata pertumbuhan
Bank Konvensional yang sekitar ± 12 s/d 15% per tahun, hal ini juga didukung dengan
semangat kerja yang tinggi sebagai wahana untuk berkarya dan berprestasi bagi karyawan
c. Fund Deposit Ratio (FDR) Normal, daya dukung investasi yang baik sehingga dapat
mencapai FDR di ambang normal yaitu 90% - 110%.
d. Kontribusi Positif terhadap masyarakat dan kelestarian Lingkungan, di mana PT. BPR
Permata Sedana memiliki dua program yaitu Go Green (Kelestarian Lingkungan) dan
Corporate Social Responsibility.
e. Membantu pelaku-pelaku pariwisata di Wilayah Kuta, serta nelayan-nelayan di pesisir
pantai Kedonganan dan Jimbaran untuk meningkatkan dan pengembangan
perekonomian di Wilayah Kuta.
f. Penduduk yang mayoritas bergelut dibidang pariwisata memberikan kontribusi yang
cukup pada kinerja PT. BPR Permata Sedana.
g. Melakukan kerjasama, dalam menciptakan suatu peluang untuk mewujudkan dukungan
atas perkembangan investasi PT. BPR Permata Sedana melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak.
h. Potensi Masyarakat yang tinggi, potensi masyarakat Kuta yang cukup tinggi baik
dilihat dari tingkat mobilitas ekonomi dan perdagangan.
i. Pembukaan kantor cabang, adanya peluang pembukaan kantor cabang memberikan
peluang tersendiri terhadap pengembangan PT. BPR Permata Sedana.
2. Faktor penghambat strategi bersaing PT. BPR Permata Sedana
a. Terbatasnya karyawan yang frofesional di bidang perbankan pada PT. BPR Permata
Sedana masih memerlukan pelatihan tambahan dari lembaga perbankan untuk
mencetak tenaga yang kompeten.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
109
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
b. Kurangnya sarana pendukung, beberapa sarana penting yang masih sering
meninggalkan kesan dan keluhan bagi setiap nasabah yang bertransaksi seperti
keberadaan halaman parkir yang luas dan memadai.
c. Kurangnya aturan pendukung, kurangnya peraturan tentang perbankan yang
mendukung setiap kegiatan operasional maupun pemasaran produk dan jasa yang
dimiliki.
d. Teknologi yang masih terbatas, aspek teknologi yang kurang kompetitif menjadikan
kendala tersendiri dalam hal pelayanan kepada nasabah.
a. Total share perbankan, di mana bagi PT. BPR Permata Sedana lembaga-lembaga
keuangan lainnya seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD), koperasi dan lembaga
keuangan lainnya bukan merupakan pesaing melainkan teman sejawat, sehingga
berkiprah seiring sejalan untuk bekerja giat menaikkan share yang hingga saat ini
masih di bawah 5% dibanding total share perbankan Konvensional.
b. Kurang pemahaman tentang perbankan, kurang adanya pemahaman masyarakat Kuta
tentang produk, system dan mekanisme perbankan khususnya BPR. Hal ini akan
mempengaruhi kecepatan pengembangan PT. BPR Permata Sedana
c. Kurang dukungan dari masyarakat, karena sebagian masyarakat masih menganggap
BPR adalah bank kecil, yang kurang aman.
3. Strategi Bisnis yang diterapkan PT. BPR Permata Sedana adalah:
a. Intensifikasi promosi dan ekstensifikasi promosi
Intensifikasi promosi dilaksanakan dengan membujuk nasabah tabungan ataupun
deposito untuk menambahdana yang disimpannya. Ekstensifikasi promosi dilakukan
dengan mencari nasabah baru dengan cara mendatangi kantor-kantor, hotel-hotel dan
pengusaha atau toko yang belum menjadi nasabah.
b. Ekstensifikasi distribusi
Ekstensifikasi distribusi dilaksanakan dengan membuka kantor kas di tempat-tempat
strategis seperti pasar dan kawasan hotel. Dengan dibukanya kantor kas dapat
mendekatkan PT. BPR Permata Sedana dengan nasabah yang beromisili jauh dari
kantor cabang.
c. Evaluasi dan pengendalian
Langkah akhir dalam perumusan strategi adalah evaluasi dan pengendalian.
Penelusuran strategi dan pemasarannya membuahkan pengendalian dan sistem
informasi yang efektif dan memberikan umpan balik (feedback) yang lengkap dan tepat
waktu. Dengan demikian tindakan perbaikan atas dasar evaluasi dan umpan balik
tersebut senantiasa diurutkan untuk mencapau tujuan efektifsehingga mekanisme
pengembangan strategi berjalan secara kontinyu dan dapat diperoleh rumusan strategi
yang dinamis.
Saran
1. Untuk meniingkatkan pangsa pasar dan mampu bersaing agar dilaksanakan pemasaran
agresf dan proaktif. Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi yang telah dilakukan perlu
lebih digalakkan.
2. Dalam hal penetapan tarip suku bunga karena sudah ditetapkan sebelumnya oleh Dewan
Komisaris, untuk dapat menarik nasabah PT. BPR Permata Sedana agar melakukan
promosi dengan memberikan kenang-kenangan berlogo PT. BPR Permata Sedana kepada
nasabahnya dan untuk dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada agar
meningkatkan mutu pelayanan.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
110
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Majid,
(2008),
Pengertian,
Konsep,
Definisi
Pemasaran
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/ (7
Agustus 2015, 22:30)
Amir, (2005), Dinamika Pemasaran, Jelajahi & Rasakan, Edisi 1, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada.
Asep Ruli Radimal R (2009), Konsep Strategi http://asepruli.blogspot.com/ 2009/06/konsepstrategi.html (13 Agustus 2015 22.50)
Assauri, S. (2007), Manajemen Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
David, F.R. (2007), Managemen Strategies, Konsep, Pearson Prentice Hall Penerbit Salemba
Empat. Edisi Bahasa Indonesia.
Erna
Febru
Aries
S.
Februari
(2008),
Penelitian
Deskriptif
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ (9 April 2015,
22:30)
Fajarjaya W.I.M. (2007), Formulasi Strategi Pemasaran Pada Bengkel Cat Mobil Wipers di
Denpasar, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar
Frances Bowen (2007), judulnya Corporate Social Strategy : Competing viewsfrom Two
theories of theFirm. http://philpapers.org/ rec/BOWCSS (28 Agustus 2015 20:11)
Icuk Rangga Bawono (2009), Manajemen StrategiSektor Publik : Langkah Tepat Menuju
Good Governance http://icukranggabawono.com/ jurnal/Manajemen.pdf
Irvin Fauzan Lubis, (2007), Budaya Perusahaan Menentukan Keunggulan Perusahaan (Bag.2)
Vol 2 No 5 http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/ 250715.pdf (16 Agustus 2015,
23:15)
Jiang, K. Charles YJ, Cheah, David A.S.C. and Guozhi L. (2007), Strategic adaptations to
environments inside China, An empirical investigation in the construction industry.
Chinese Management Studies. Vol: 1 (1):42-56. Available from :
http:/www.emeraldinsight.com/1750-614X.htm.
Kodrat,David Sukardi, (2009), Manajemen Distribusi : Old Distribution Chanels and Postmo
Distribution Chanels Approach Berbasis Teori dan Praktek, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kotler & Keller. (2009), Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Pearson Prentice Hall penerbit PT
Indeks. Edisi Bahasa Indonesia.
Malhotra. (2005), Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan Edisi Keempat jilid 1, Pearson
Prentice Hall, penerbit Indeks. Edisi Bahasa Indonesia
Muhammad Suwarsono, (2004), Manajemen Strategik. Konsep dan Kasus, Edisi ke-3,
Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Pearce & Robinson. (2008), Manajemen Strategis, Formulasi, Implementasi,dan
Pengendalian, Edisi ke- 10, Buku 1. Penerbit Salemba Empat.
Rangkuti, Freddy. (2008), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama
_____________(2008), Metode Riset Pemasaran. Jakarata PT Gramedia Pustaka Utama.
Ridwan, (2008), Metode dan Teknik Penulisan Tesis. Penerbit Alfabeta Bandung
Rizky
Pribadi
(2012),
Persepsi
masyarakat
terhadap
lembaga
keuangan
http://www.batatsa.com/?p=250 ( 22 Agustus 2015, 14:15)
Siagian P Sondang, 2007 Manajemen Strategik. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta
Sulastri Rini Rindrayani, M.Astiham, (2007) Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran
terhadap Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Mamer Onyx di Kecamatan
Campurdarat
Kabupaten
Tulungagung.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
111
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5307431438.pdf Volume 5, Nomor: 3, ( 9
Agustus 2015, 23:05)
Sutrisno, dkk, 2010, Pendekatan Perilaku Konsumen Untuk Menentukan Peta Persepsi
Produk dan Strategi Pemasaran Studi Kasus pada Produk Minuman Ringan di
Palembang
http://ebookfreetoday.com
/view-pdf.php?bt=P-E-M-A-S-A-R-AN&lj=http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal%20Vol_%201%20Sutrisno.pdfahaan
Vol : 1 ( 7 Agustus 2015 21:05)
Suyanto. 2007. Strategic Management, Global Most admired Companies. Penerbit C.V Andi
Offset Yogyakarta
Umi Pratiwi,Oktober 2010 Balance Scorcard dan Manajemen Strategik Vol 11 Nomor 2
http:/jurnalstiei-kayutangu.ac.id (13 April 2010 21:55
Wood H. Emma 2006 The Internal Predictors of Business Performance in Small Firms,
Volume 13:441. http:/www.emeraldinsight.com/ journals. htm?articleid=1567440 (28
Agustus 2015 19:34)
Yulitha Anita Mele Dae 2010 Startegi Bauran Pemasaran Motor Merek Honda pada PT.
Asaparis di Denpasar, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Download