PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE FAIZAL FAROUK PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2013 Faizal Farouk NIM H24114013 ABSTRAK FAIZAL FAROUK H24114013. Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Rumah Sakit Bhakti Medicare (RS BM) yang beroperasi semenjak tahun 2005 didirikan untuk memenuhi kebutuhan tempat tidur atau layanan kesehatan masyarakat di sekitar rumah sakit. RS BM merupakan kategori rumah sakit privat atau disebut juga rumah sakit swasta. RS BM memiliki fungsi sosial ekonomis, di mana selain menjalankan layanan kesehatan untuk kemanusiaan, juga memiliki fungsi sebagai penghasil profit. Tujuan penelitian: (1) Menganalisis kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari rasio keuangannya, (2) Mengevaluasi laju pertumbuhan laba menurut data historikal laporan keuangan neraca dan laba rugi 2008-2012, serta (3) Mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan RS BM. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan neraca dan laba rugi RS BM periode 2008-2012. Pengumpulan data primer didapat dari wawancara dengan bagian accounting, rekam medis, dan keperawatan. Data primer lainnya diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh 45 pasien rawat inap RS BM. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan metode purposive sampling yang merupakan bagian teknik sampling, yaitu non probability sampling. Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Alat Analisis untuk mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap adalah Customer Satisfaction Index (CSI). Pengolahan data dibantu dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS (Statistical Package for Social Science) 16.0 for windows. Hasil penelitian dapat disimpulkan setelah melakukan perhitungan rasio keuangan. RS BM apabila dilihat dari likuiditasnya ada beberapa rasio yang tidak likuid, karena asetnya kurang dapat menjamin kewajiban lancarnya. Kinerja keuangan rumah sakit dilihat dari empat rasio keuangan, yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dapat dikatakan baik. Faktor yang sangat memengaruhi kinerja keuangan rumah sakit adalah pendapatan operasional berupa penjualan jasa layanan kesehatan. Pengukuran kepuasan pasien rawat inap RS BM dengan mengambil jumlah contoh sebanyak 45 pasien, hasil pengukuran indeks kepuasan pasien rawat inap menunjukkan skor Customer Satisfaction Index (CSI) 80,9% dan digolongkan puas. Kata kunci: kepuasan pasien rawat inap, mutu layanan, rasio keuangan, rumah sakit ABSTRACT FAIZAL FAROUK H24114013. Application of Financial Ratio Analysis for Predicting Income Growth and Measure Level of Inpatient Satisfaction In Bhakti Medicare Hospital. Supervised by H. MUSA HUBEIS. Bhakti Medicare Hospital (RS BM) operating since 2005 was established to meet the need for a bed or public health services around the hospital. RS BM is a private hospital. RS BM has a social economical function it mean, hospital run the health service to humanity but also has the function as a profit producer. The purpose of this research : (1) Analyzing the financial condition of RS BM period 2008-2012 looking from financial ratio, (2) Evaluate the earnings growth rate according to the historical financial statements of profit and loss and balance sheet from 2008 to 2012, and (3) Measure level of inpatient satisfaction againts the quality of services provided by RS BM. The data used in this study are secondary data derived from financial statements balance sheet and profit and loss RS BM period 2008-2012. Collecting primary data obtained from interviewing with the accounting staff, medical records staff, and nursing. Other primary data obtained through questionnaires by 45 RS BM‟s inpatients. The sampling method was purposive sampling method that is part sampling technique, which is non-probability sampling. The validity test of questionnaires conducted with Pearson Product Moment and reliability testing using Cronbach Alpha. Analysis tool to measure level of inpatient satisfaction, is Customer Satisfaction Index (CSI). Assisted with data processing using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS (Statistical Package for Social Science) 16.0 for Windows. The results can be concluded after calculating financial ratios. RS BM if we see from the liquidity, the hospital said to be less liquid. Because the hospital assets less current liabilities guarantee. The financial performance of the hospital visits of four financial ratios, the liquidity, solvency, activity, and profitability can be quite good. The factors that influence the financial performance of the hospital is operating income in the form of sales of health care services. Measuring RS BM inpatient satisfaction by taking the total sample of 45 people, the results of measurements of patient satisfaction index score indicates Customer Satisfaction Index (CSI) of 80.9% and classified satisfied. Keywords : financial ratios, hospital, inpatient satisfaction, quality of care PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE FAIZAL FAROUK Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi Nama Mahasiswa NIM : Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare : Faizal Farouk : H24114013 Disetujui oleh Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA Pembimbing Diketahui oleh Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen Tanggal Lulus: PRAKATA Alhamdulillahirobbil„alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi berjudul “Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Penulis sadar masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, maka diharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini, sehingga bermanfaat bagi berbagai pihak. Bogor, November 2013 Faizal Farouk DAFTAR ISI DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Perumusan Masalah ......................................................................................... 3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3 Ruang Lingkup Penelitian................................................................................ 4 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4 Definisi Rumah Sakit ....................................................................................... 4 Prinsip Keuangan ............................................................................................. 4 Laporan Keuangan ........................................................................................... 5 Neraca 5 Laporan Laba Rugi ................................................................................... 5 Pengertian Rasio Keuangan ............................................................................. 6 Kinerja Keuangan ............................................................................................ 7 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 7 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 8 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 8 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 10 Pengumpulan Data ......................................................................................... 10 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 10 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 15 Sejarah Singkat Rumah Sakit......................................................................... 15 Visi dan Misi RS ............................................................................................ 15 Kondisi Keuangan RS BM............................................................................. 16 Analisis Rasio Keuangan RS BM .................................................................. 16 Rasio Likuiditas ...................................................................................... 17 Rasio Solvabilitas.................................................................................... 19 Rasio Aktivitas ........................................................................................ 20 Rasio Profitabilitas .................................................................................. 22 Analisis Tren Neraca dan Laba Rugi RS BM ................................................ 24 Customer Satisfaction Index (CSI) RS BM ............................................................... 26 Implikasi Manajerial ...................................................................................... 27 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 27 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28 LAMPIRAN 31 RIWAYAT HIDUP 42 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012 Analisis tren laporan neraca dan laba rugi 2008-2012 RS Bhakti Medicare 1 16 17 25 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kerangka pemikiran penelitian Nilai rasio lancar Rasio cepat Nilai rasio hutang terhadap aset Rasio total hutang terhadap modal Perputaran total aktiva Rasio perputaran aktiva tetap Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha Rasio tingkat pengembalian ekuitas Rasio margin laba bersih 9 18 19 19 20 21 22 22 23 24 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Medicare Kuesioner perhitungan kepuasan pasien rawat inap Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepuasan Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepentingan Hasil perhitungan CSI Karakteristik responden Laporan neraca RS BM periode 2008-2012 Laporan laba rugi RS BM periode 2008-2012 32 33 37 38 39 40 41 42 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah Sakit (RS) sebagai tempat pemberi layanan kesehatan bagi masyarakat khususnya di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang seiring era globalisasi. Masyarakat modern lebih sadar akan pentingnya investasi kesehatan yang mendorong meningkatnya kebutuhan akan RS sebagai penyedia layanan kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit digolongkan menjadi RS publik dan RS privat, dimana RS publik merupakan RS Pemerintah (RSP) baik RS Umum (RSU) dan RS Umum Daerah (RSUD). Sedangkan untuk RS sektor privat, kepemilikan dipegang oleh pihak swasta. Jamaludin (2009) mengatakan RS sebagai penyedia layanan kesehatan apabila dilihat dari fungsi dasarnya dapat dikategorikan menjadi RS yang berorientasi social-non profit dan social-economis. Orientasi RS social-non profit biasanya dianut RS publik yang pada umumnya mengedepankan faktor sosial di atas segalanya. Berbeda dengan orientasi social-economis yang biasanya dianut RS sektor privat, faktor sosial tetap menjadi hal yang utama namun rumah sakit privat dikembangkan untuk menghasilkan profit bagi pemberi modal. Fungsi sosial yang dimaksud adalah fungsi RS yang berhubungan langsung dengan pasien rumah sakit menyangkut pelayanan kesehatan yang diberikan. RS harus dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pasien. Pertumbuhan jumlah RS publik dan RS privat di Indonesia merupakan hal positif, karena RS perlu memenuhi kebutuhan tempat tidur masyarakat mengikuti laju pertumbuhan masyarakat. Di sisi lain pertumbuhan jumlah RS perlu diikuti dengan peningkatan mutu layanan kesehatan RS. Faktor kebutuhan masyarakat akan mutu layanan kesehatan rumah sakit ini dapat dijadikan faktor kompetisi antar RS untuk memberikan layanan kesehatan yang prima. Pertumbuhan jumlah RS di Indonesia, baik RS publik dan privat yang jumlahnya semakin bertambah ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia 2008 No 13 43 375 110 71 Tempat Tidur 9.044 13.605 41.285 10.907 6.643 467 1.079 Jumlah 1 2 3 4 5 6 2009 2010 2011 Pengelola Kemenkes Pemprov Pemkab/Pemkot TNI/POLRI BUMN Swasta dan Swasta Non Profit JUMLAH 13 44 416 123 71 Tempat Tidur 9.131 14.029 47.811 11.821 6.747 47.266 535 128.750 1.202 Jumlah 13 48 445 129 71 Tempat Tidur 8.873 13.955 49.436 11.771 6.925 52.064 593 52.468 634 58.372 141.603 1.299 143.428 1.370 148.125 Jumlah Jumlah Tempat Tidur 15 47 472 132 70 5.714 10.927 55.487 11.272 6.353 Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012) Data dari Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan jumlah RS dan jumlah tempat tidur di Indonesia, namun apabila dilihat RS swasta mengalami peningkatan yang 2 lebih besar. Hal ini menarik karena RS swasta tidak menggunakan dana atau modal yang berasal dari pemerintah berbeda dengan RS sektor publik yaitu RS pemerintah yang biaya operasionalnya ditanggung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). RS Bhakti Medicare (RS BM) merupakan kategori RS swasta. Sama dengan kebanyakan RS swasta lainnya, RS BM yang sudah menjadi mitra untuk layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), menunjukkan RS BM tidak hanya mengejar profit namun memenuhi fungsi sosialnya di mana Jamkesmas dan Jamkesda yang tujuan utamanya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu. RS BM yang didirikan sejak tahun 2005 mengalami laba negatif selama tiga tahun hingga tahun 2008. Laba negatif ini tentu saja merugikan RS BM. Oleh karena itu, RS BM yang memiliki fungsi penghasil profit perlu mengetahui keadaan finansialnya dengan salah satu indikator kinerja laba. Indikator yang dapat menunjukkan kinerja keuangan RS BM yaitu menggunakan analisis dari rasio keuangan. Periode analisis rasio keuangan yang dipilih yaitu tahun 2008-2012, karena pada periode ini kondisi keuangan RS BM dikatakan normal yaitu laba operasionalnya yang sudah positif. Alat analisis yang digunakan untuk menilai keadaan dan kinerja finansial RS BM periode 2008-2012 yaitu melalui rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Melalui rasio-rasio ini, akan diketahui misalnya besarnya perbandingan penjualan dengan total aktiva sehingga diketahui kinerja aktiva dalam menghasilkan penjualan dan tingkat pengembalian dari sebuah investasi melalui rasio profitabilitas. Fungsi yang dimiliki oleh RS BM selain penghasil profit, tidak dapat dipisahkan dari fungsi sosial yang menjadi fungsi dasar bagi sebuah RS. Dari empat rasio keuangan, fungsi profit setidaknya dapat diukur dan diketahui kinerjanya. Sedangkan fungsi sosial dalam penelitian ini, mengukur bagaimanakah kepuasan pasien dan kinerja layanan RS BM dengan alat bantu kuesioner melalui lima atribut mutu jasa sehingga diketahui umpan respon pasien terhadap layanan yang diberikan sehingga RS BM dapat lebih meningkatkan mutu layanan. RS BM sudah melakukan pengukuran kepuasan pasien melalui kuesioner tetapi, pengukuran belum difokuskan kepada pasien mana yang akan diukur tingkat kepuasannya dan standar ukuran kepuasan dari hasil kuesionernya. Oleh karena itu, kinerja pelayanan dalam penelitian ini yang akan dibahas difokuskan pada kinerja pelayanan rawat inap yang dirasakan oleh pasien rawat inap. Selain itu, Menurut laporan laba rugi RS BM 2008-2012 pendapatan operasional rawat inap lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional rawat jalan. Pengukuran kepuasan akan menggunakan lima mutu dimensi jasa. Melalui pengukuran tingkat kepuasan pasien akan layanan rawat inap ini, diharapkan RS mendapatkan gambaran akan bagaimana sudut pandang pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Analisis kepuasan pasien rawat inap akan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dengan menghitung rataan dan bobot dari atribut kepuasan dan kepentingan melalui kuesioner yang dibagikan lalu menggunakan standar ukuran kepuasan menurut PT Sucofindo. Melalui penerapan rasio keuangan dan pengukuran kepuasan pasien ini diharapkan RS BM mendapatkan gambaran keterkaitan antara kepuasan pasien 3 dan peningkatan laba sehingga dapat menentukan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan pasien yang akan berdampak pada peningkatan laba operasional. Perumusan Masalah Pelayanan kesehatan yang baik ditunjang oleh fasilitas medik dan nonmedik yang baik. RS BM yang beroperasi sejak tahun 2005 mengalami laba negatif berturut-turut selama tiga tahun. Hal ini merugikan baik bagi RS BM dan juga masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan RS BM, karena dengan laba yang negatif RS akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Oleh karena itu, RS BM harus mengetahui kinerja keuangannya dan umpan balik pasien berupa tingkat kepuasan untuk dapat terus meningkatkan mutu layanan kesehatan yang diberikan. Melalui penerapan analisis rasio keuangan dan pengukuran indeks kepuasan pasien rawat inap, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari rasio keuangannya? 2. Bagaimana pertumbuhan laba RS BM dilihat dari data historis tahun 20082012? 3. Bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan yang diberikan RS BM? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang dan perumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Menganalisis kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari rasio keuangannya. 2. Mengevaluasi laju pertumbuhan laba RS BM menurut data historikal laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012. 3. Mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan RS BM. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pertumbuhan laba berdasarkan lima periode laporan neraca dan laba rugi 2008-2012, serta mendapatkan persepsi sudut pandang pasien rawat inap terhadap kualitas layanan yang diberikan rumah sakit. 2. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian di bidang keuangan dan persepsi pelanggan atau pasien di sebuah rumah sakit. 4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian difokuskan pada analisis rasio keuangan pada RS BM yang bersumber dari laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2008-2012, serta mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu layanan kesehatan RS. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Rumah Sakit RS merupakan pusat dari pelayanan kesehatan berupa pelayanan medik dasar, medik spesialis, rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan instalasi. Dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2009, dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi yang menyelenggarakan layanan kesehatan perorangan secara paripurna dalam bentuk layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut Setiawan (2011), pengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan dan pengelolaan terdiri dari tiga kategori yaitu RS swasta murni, RS yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan RS yang dikelola oleh pemerintah. Perbedaan ini membuat visi, misi, organisasi, dan tujuan dari masing-masing kategori berbeda. Sedangkan pengelompokkan berdasarkan segmentasi pasar yang ingin dibidik terdiri dari dua kategori yaitu RS umum dan khusus. Prinsip Keuangan Prinsip keuangan terdiri dari sepuluh (10) prinsip yang membentuk dasar manajemen keuangan. Aturan pengambilan keputusan dan logika yang mendasarinya, yaitu berasal dari prinsip keuangan yang nampak sederhana, tetapi memerlukan pengetahuan menyangkut keuangan untuk memahaminya. Prinsipprinsip dasar ini akan bergerak bersama teknik dan konsep manajemen keuangan (Keown et al 2002). Sepuluh (10) prinsip ini adalah: 1. Trade off risiko dan return 2. Nilai waktu atas uang 3. Kas lebih penting daripada laba 4. Arus kas inkremental 5. Persaingan di pasar membuat sulit mendapatkan proyek yang keuntungannya luar biasa 6. Pasar modal yang efisien (pasar dan harga selalu benar) 7. Masalah keagenan (pelaku kegiatan perusahaan) : manajer bekerja bagi pemilik perusahaan demi keuntungan sendiri 8. Pajak membuat bias keputusan bisnis 9. Diversifikasi risiko 10. Dilema etika selalu muncul 5 Laporan Keuangan Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan dibedakan secara garis besar menjadi empat macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas (Martono dan Harjito 2010). Menurut Keown et al (2002), kas lebih penting daripada profit. Kemungkinan konflik terjadi antara manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan khususnya pada perusahaan sekala besar di mana pemilik dan manajer memiliki kepentingan berbeda. Misal manajer tidak akan bekerja untuk pemilik, kecuali jika manajer merasa kepentingan pemilik yang terbaik baginya. Oleh karena itu, para pemegang saham perusahaan, seperti halnya penyedia modal mempunyai kebutuhan untuk meperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mengawasi manajer, yaitu bersandar pada informasi umum pada sumber manapun dan salah satu sumber informasi itu adalah laporan keuangan. Neraca Laporan keuangan yang memuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (di sisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi dalam laporan keuangan disebut neraca (Kasmir 2008). Menurut Martono dan Harjito (2010), neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggmbarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Laporan neraca mengandung unsur berikut : Kekayaan = Hutang + Modal Sendiri ............................(1) Sisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan yaitu aktiva. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk menjalankan aktivitas operasi, perusahan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan. Kewajiban (hutang) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau modal perusahaan merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya perusahaan (Wild et al 2005). Laporan Laba Rugi Laporan keuangan memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi (Kasmir 2008). 6 Menurut Brigham dan Houston (2006), laporan laba rugi merupakan laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi yang biasanya dilaporkan setiap satu kuartal atau satu tahun. Menurut Martono dan Marjito (2010), laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Di dalam laporan laba rugi, apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Menurut Keown et al (2002), laporan laba rugi menjawab pertanyaan, “Seberapa menguntungkankah suatu usaha?”. Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu: 1. Penghasilan (penjualan), yaitu uang yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan. 2. Harga pokok penjualan, yaitu biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang atau jasa yang akan dijual. 3. Beban operasi yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi produk atau jasa dan administrasi bisnis. 4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dan deviden. 5. beban pajak yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan .pajak pendapatan perusahaan Laporan laba rugi dapat diformulasikan menjadi : Laba = Penghasilan – Biaya ...……………………(2) Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk suatu periode. Laba atau laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas, sementara pos-pos dalam laporan merinci laba yang didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba kotor yang disebut juga margin kotor, merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutup biaya produkya. Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi (Wild et al 2005). Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan ini selain untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen perusahaan dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien (Brigham dan Houston 2006). Rasio keuangan merupakan peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba-rugi). Analisis rasio keuangan bukanlah proses mekanis membagi pos satu dengan pos yang lainnya. Dalam analisis rasio keuangan pembaca memerlukan pengetahuan berbagai bentuk informasi keuangan agar dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan melalui analisis rasio keuangan (Mardiyanto 2009). 7 Menurut Mardiyanto (2009), analisis rasio keuangan menggunakan tiga (3) jenis analisis. Jenis analisisnya meliputi analisis silang (cross sectional) yang membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang sama, analisis runtun waktu (time series) yang membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang berbeda, dan analisis gabungan (combined) yang menyatukan kedua analisis sebelumnya. Hasil analisis rasio keuangan ini dapat menggunakan empat standar, yaitu rataan industri, perusahaan paling unggul, data historis, anggaran dan realisasinya. Menurut Margaretha (2011), rasio keuangan dapat dianalisis dengan beberapa cara, diantaranya: 1. Analisis horizontal atau trend analysis, yaitu dengan membandingkan rasiorasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu. Trend dapat dilihat dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu. 2. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. 3. Kombinasi (1) dan (2). Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan menurut Mardiyanto (2009), umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan (laba) adalah penghasilan dan beban. Penilaian kinerja keuangan akan memberikan gambaran keadaan perusahaan dari segi keuangan yang didapat dari analisis rasio keuangan dan laporan keuangan. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Lismawati (2009) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan dan Pelayanan KUD Sumber Alam”. Metode dan analisis data menggunakan analisis keuangan berupa analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio dan analisis kemampuan pelayanan KUD menggunakan CSI. Hasil analisis memperlihatkan bahwa rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas KUD Sumber Alam periode tahun 2003-2007 mengalami pergerakan positif, tetapi nilai rasio aktivitas usaha mengalami penurunan pada periode 20012007. Nilai rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas meningkat karena KUD Sumber Alam melakukan perampingan struktur sehingga biaya yang dihasilkan dapat diminimalkan. Nilai rasio aktivitas yang semakin menurun menunjukkan KUD Sumber Alam dalam melakukan aktivitas usahanya belum cukup baik dalam perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan total aktivanya masih rendah. Untuk tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD dikategorikan sedang karena anggotanya merasa cukup puas pada pelayanan KUD. Penelitian yang dilakukan Rahmani (2009) yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU Bhakti Asih Tangerang)”. Metode dan analisis data menggunakan Chi-Square 8 Analysis, Importance Analysis (IPA) dan CSI. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan jenis kelamin dan usia berdasarkan karakteristik responden tidak memiliki hubungan dengan atribut mutu pelayanan jasa. Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa atribut yang berada di kuadran A (Prioritas Utama), yaitu ketepatan dokter mendiagnosa penyakit, keamanan lingkungan rumah sakit, kelengkapan obat-obatan di apotek, dan kelengkapan fasilitas peralatan modern. Pada sisi kuadran B (Pertahankan Prestasi), terdapat atribut kelengkapan penjelasan dokter, ketanggapan dokter dan perawat terhadap keluhan pasien, kesiapsediaan dokter dan perawat dalam membantu pasien, pengetahuan dan keterampilan medis dokter, pelayanan dokter dan perawat yang menyakinkan, keramahan dokter dan perawat, serta kesetaraan pelayanan pengobatan. Pada kuadran C (Prioritas Rendah), terdapat atribut kecepatan pelayanan, pelayanan kasir yang prima, kecepatan pelayanan apotek, pelayanan petugas apotek yang menyakinkan, keramahan dan kesopanan petugas pendaftaran dan apotek, ketersediaan terhadap pengaduan keluhan pasien. Kuadran D terdapat atribut ketepatan tagihan biaya, kemudahan memperoleh informasi pelayanan, ketersediaan petunjuk arah untuk setiap ruangan, kerapihan dan kebersihan penampilan seluruh karyawan. Hasil Analisis CS menunjukkan bahwa pasien merasa puas akan kualitas layanan kesehatan yang diberikan RSU Bhakti Asih. Karena analisis CSI menunjukkan angka 80,43% yang berarti pasien ada pada kategori “sangat puas”. Anggari (2011) dalam penelitian berjudul “Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Musi Hutan Persada Muara Enim (Sulsel) Berbasis Laporan Keuangan 20072010”. Metode analisis data yang digunakan adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi periode 2007-2010 dengan menghitung nilai rasio keuangan dan peramalan kondisi laporan neraca dan laba rugi. Hasil penelitian pada PT. Musi Muara Enim disimpulkan bahwa posisi neraca dengan pos keuangan kewajiban, aktiva tetap dan aktiva lain-lain periode 2007-2010 mengalami penurunan dibandingkan aktiva lancar, kewajiban lancar, ekuitas yang mengalami peningkatan. Nilai rasio keuangan PT. Musi Muara Enim menunjukkan bahwa rasio likuiditas perusahaan yang kurang likuid, rasio solvabilitas yang kurang solvabel dan aktivitas perusahaan yang kurang efektif. Namun dari hasil analisis perusahaan masih mampu menghasilkan marjin keuntungan. Apabila dilihat dari analisis Du pont, kinerja perusahaan mengalami peningkatan, baik dari sisi penjualan, aktiva dan ekuitas. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian RS BM sebagai pemberi layanan kesehatan wajib untuk terus meningkatkan mutu layanannya. Meningkatnya mutu layanan akan berbanding lurus dengan kepuasan konsumen, yaitu pasien RS. Oleh karena itu sisi finansial perlu diperhatikan sebagai dasar perencanaan untuk langkah-langkah finansial di RS BM yang diharapkan berdampak pada peningkatan mutu layanan kesehatan. Kerangka pemikiran penelitian yang akan dilakukan menyangkut analisis rasio keuangan dapat dilihat pada Gambar 1. 9 Kerangka pemikiran penelitian dimulai dengan menganalisis rasio keuangan melalui laporan keuangan RS BM yaitu neraca dan laba rugi periode tahun 20082012. Periode awal penelitian yaitu tahun 2008, dipilih karena kondisi keuangan RS BM berada pada kondisi yang positif berbeda dengan tahun 2005-2007 yang kondisi keuangannya yang negatif di mana laba operasional RS. Rasio keuangan dihitung berdasarkan runtun waktu (time series), yaitu membandingkan rasio dalam waktu berbeda secara horizontal dimulai tahun 2008. Rasio yang dianalisis merupakan rasio umum yang digunakan dalam penilain kinerja perusahaan, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.. Pengukuran kinerja dari sisi non finansial dapat diketahui melalui tingkat kepuasan pasien. Dalam penelitian ini kepuasan pasien difokuskan pada pasien rawat inap karena pasien rawat inap mendapatkan semua pelayanan kesehatan yang disediakan dan berdasarkan laporan laba rugi RS BM 2008-2012 laba operasional pasien rawat inap lebih besar dibandingkan pasien rawat jalan. Diharapkan hasil dari analisis aspek finansial dan non finansial ini akan menjadi bahan evaluasi masukan untuk pengambilan keputusan bagi RS. Dengan demikian, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Rumah Sakit Bhakti Medicare Kinerja Finansial Non Finansial - Laporan Keuangan Perspektif Pelanggan (Pasien) - Neraca - Laba / Rugi Survei Indeks Kepuasan Pasien Rawat Inap (CSI) Analisis Rasio Keuangan - Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Prediksi Pertumbuhan Laba Kinerja Sosial dan Ekonomis Rekomendasi Finansial dan Non Finansial Perusahaan Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 10 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RS BM Jalan Raya Siliwangi No. 187B, Cicurug Kabupaten Sukabumi, selama kurang lebih tiga (3) bulan dimulai pada bulan Mei 2013. Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder RS BM berupa laporan keuangan, baik laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012. Data lainnya didapat dari literatur-literatur terkait yang mendukung pengumpulan data penelitian. Penarikan data primer untuk mengisi kuesioner data kepuasan pasien rawat inap menggunakan metode purposive sampling yang merupakan bagian teknik sampling, yaitu non probability sampling. Metode purposive sampling dipilih, karena peneliti menetapkan standar sampel responden yang harus memenuhi kriteria, yaitu pasien rawat inap yang sekurang-kurangnya menginap satu hari di rumah sakit. Responden juga dapat berupa keluarga atau pendampng dari pasien rawat inap. Hal ini bertujuan agar pengisian kuesioner kepuasan pasien rawat inap tepat dan tanggap terhadap jawabannya. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden menggunakan rumus Slovin untuk menentukan minimal contoh yang dibutuhkan pada tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 5%. Ukuran populasi yang diketahui dalam rumah sakit adalah 50 pasien rawat inap per bulan. Ukuran populasi ini didasarkan rata-rata jumlah pasien rawat inap yang bersumber pada data rekam medis RS BM melalui wawancara. Rumus Slovin untuk perhitungan adalah : n= Keterangan : ..................................................(3) n = Jumlah minimal contoh N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan (error) yang ditoleransi. Perhitungan minimal sampel penelitian ini adalah : n= = 44,444 ≈ 45 responden Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data keuangan berupa rasio keuangan pada penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik serta data kualitatif dideskripsikan secara analitik. Metode analisis data laporan keuangan yang digunakan adalah analisis rasio dengan membandingkan rasio berdasarkan runtun waktu (time series) secara horizontal dengan data input berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan neraca dan laba rugi yang dianalisis menggunakan 11 analisis tren, sehingga dapat memprediksi pertumbuhan laba melalui tabel tendensi laporan keuangan. Data kepuasan pelanggan pasien rawat inap dikumpulkan melalui kuesioner berdasarkan jumlah sampel yang sudah ditentukan. Data survei kepuasan pasien rawat inap diolah dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 for windows. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah : a. Analisis Rasio Analisis rasio menggambarkan keadaan dari keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, akivitas dan profitabilitas. 1) Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas menurut Martono dan Harjito (2010), merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari : i. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang tinggi memberian indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek (Martono dan Harjito 2010). Rasio lancar = ………………..(4) ii. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat atau quick ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan karena persediaan merupakan komponen yang paling rendah tingkat likuiditasnya (Martono dan Harjito 2010). Rasio Lancar = .........(5) 2) Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek dan jangka panjang. Rasio solvabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio yang terdiri dari : i. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio ini menghitung seberapa besar aset perusahaan dibelanjai oleh hutang (Martono dan Harjito 2010). Total hutang meliputi kewajiban lancar dan utang jangka panjang. Rasio Hutang = x 100% ..............(6) ii. Rasio Total Hutang dengan Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan total hutang yang dimilik perusahaan dengan modal sendiri (Martono dan Harjito 2010). 12 Rasio Total Hutang dengan Modal = ………(7) 3) Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang mengukur efektifitas manajemen perusahaan dalam mengelola aktivanya. Rasio aktivitas ini akan menggambarkan perputaran dari aktiva-aktiva dan penjualan sebuah perusahaan. Rasio aktivitas dapat dihitung menggunaan rasio-rasio yang terdiri dari : i. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) Rasio ini mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki perusahaan. Rasio dihitung dari pembagian antara penjualan dengan total asetnya (Martono dan Harjito 2010). Perputaran Total Aktiva = ……………(8) ii. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) Rasio ini membandingkan penjualan dan aktiva tetap, yang bertujuan mengukur efektifitas penggunaan aktiva tetap (Keown et al 2002). Perputaran Aktiva Tetap …………..(9) = 4) Rasio Profitabilitas Rasio profabilitas menurut Martono dan Harjito (2010) bisa dikatakan rasio keuntungan. Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba dan penjulan. Rasio profitabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio yang terdiri dari : i. Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha (Return on Investment) Rasio ini menggambarkan tentang tingkat kemampuan pengembalian yang diperoleh dari suatu investasi dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva (Margaretha 2011). (ROI) = x 100% ………..(10) ii. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return on Equity) Rasio ini sering juga disebut rentabilitas modal sendiri yang dapat mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (Martono dan Harjito 2010). (ROE) ………….(11) iii. = x 100% Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio ini merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Net Profit Margin menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Martono dan Harjito 2010). 14 Dimensi Kualitas Jasa Banyak pakar yang mengklasifikasi dimensi kualitas jasa yang berbeda. Namun pada penelitian ini menggunakan lima dimensi jasa menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry. Terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut (Parasuraman et al dalam Tjiptono 2008) : 1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. 2. Daya tanggap (responsiveness), berkenanaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan. 3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya. 4. Empati (empathy), perushaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan. 5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, sumberdaya manusia. Customer Satisfaction index Survei kepuasan konsumen yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode CSI atau indeks kepuasan pelanggan. Pelanggan di sini adalah pasien rawat inap RS BM. CSI menghitung tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan atribut-atribut. Menurut Aritonang (2005), indeks kepuasan pelanggan sangat berguna untuk tujuan internal perusahaan. Contohnya adalah memantau perbaikan pelayanan, motivasi karyawan, maupun pemberian bonus sebagai gambaran yang mewakili tingkat kepuasan menyeluruh pelanggan. Skala Likert yang digunakan untuk untuk mengukur indikator secara kualitatif adalah sebagai berikut : Skala : 1 = Sangat tidak puas = Sangat tidak penting 2 = Tidak puas = Tidak penting = Cukup penting 3 = Cukup puas 4 = Puas = Penting 5 = Sangat puas = Sangat penting CSI dihitung berdasarkan empat tahapan, yaitu (Dickson dalam Lismawati 2009) : 1. Menentukan Mean Inportance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score (MSS) yang merupakan rataan dari tingkat kepuasan. 2. Membuat Weight Factor (WF) yang merupakan bobot dari persentase atribut dimensi mutu jasa dengan total MIS seluruh atribut. 3. Menghitung Weighted Score (WS) dengan mengalikan WF dengan MSS 4. Menghitung Satisfaction Index (indeks kepuasan), yaitu dengan menjumlahkan WS semua atribut dibagi skala maksimum kategori atribut dikali 100%. CSI yang dihitung kemudian dibagi ke dalam lima kriteria, yang dimulai dari tidak puas hingga sangat puas. Kriteria bersumber pada panduan survei kepuasan konsumen yang disusun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang 15 bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian yaitu PT Sucofindo. Kriteria kepuasan konsumen ini adalah (Panduan Suvei Kepuasan Konsumen PT Sucofindo dalam Lismawati (2009) : Nilai Indeks (%): 81,00-100,00 66,00-80,99 51,00-65,99 35,00-50,99 0,00-34,99 = Sangat Puas = Puas = Cukup Puas = Kurang Puas = Tidak Puas HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Rumah Sakit RS BM merupakan rumah sakit swasta yang didirikan dan mulai beroperasi sejak tanggal 25 Mei 2005. RS BM merupakan rumah sakit swasta terlengkap di daerah Cicurug Kabupaten Sukabumi. RS ini merupakan bagian dari PT. Medikarya Utama dengan direktur utama Bapak Supriadi Setiawan dan direktur rumah sakit dr. Rahmini Sabariah. RS BM sudah melakukan kerjasama dengan PT. Jamsostek Sukabumi sejak 2008. Selain itu rumah sakit juga telah melakukan kerjasama dengan lebih dari 20 perusahaan asuransi untuk dapat memudahkan pasien dalam mendapatkan pelayanan. Visi dan Misi RS Rumah Sakit Bhakti Medicare memiliki visi yaitu “Menjadi Rumah Sakit Terpercaya Keluarga anda”. Visi ini tertuang dalam slogan yang dijunjung RS BM yaitu “Melayani dengan Sepenuh Hati”. Misi rumah sakit adalah : - Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat jalan - Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat inap - Menyediakan penunjang medis dengan tenaga kerja yang profesional - Memberikan pelayanan kesehatan yang dapat menciptakan rasa aman (secure) dan nyaman (convenience) pada seluruh pasien tanpa membedakan kelas, suku, ras dan agama. Fasilitas Rumah Sakit RS BM memiliki fasilitas medik dan penunjang medik yang lengkap dengan didukung oleh dokter-dokter umum dan spesialis yang kompeten di bidangnya. Untuk fasilitas rawat inap, RS BM menyediakan jenis ruangan seperti : - Ruang rawat inap (VIP, Kelas Utama, Kelas I, Kelas II dan Kelas III) - HCU (High Care Unit) - Ruang OK atau Ruang Operasi 16 Jumlah tempat tidur yang dimiliki dari fasilitas rawat inap RS BM dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM Jenis Ruangan VK HCU OK Ferma Rawat Inap Kelas I Rawat Inap Kelas II Rawat Inap Kelas III Rawat Inap Kelas Utama Ruang VIP Ruang Ibu Ruang Anak TOTAL Jumlah Tempat Tidur (buah) 3 2 1 5 5 10 10 3 1 3 3 45 Sumber : Wawancara Bagian Pemasaran RS BM, tahun 2013 Kondisi Keuangan RS BM Kinerja sebuah perusahaan harus dapat diukur dan diketahui baik dalam hal finansial dan non finansial. Kondisi finansial dari sebuah perusahaan juga dapat menggambarkan dari kesehatan keuangannya yang bisa dilihat dari laporan keuangan yang pada umumnya berupa laporan laba rugi dan neraca. RS BM yang memiliki dualitas fungsi, yaitu berorientasi sosial dan profit perlu untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangannya. Dalam penelitian ini, kondisi keuangan RS BM dilihat melalui laporan laba rugi dan neraca tahun 2008-2012. Analisis Rasio Keuangan RS BM Perkembangan sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya dapat tercermin melalui kondisi keuangan yang berasal dari laporan keuangan. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui gambaran akan kinerja dan kondisi keuangan, yaitu menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Di dalam analisis rasio, sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan dan dalam penelitian ini untuk menganalisis rasio keuangan RS BM digunakan dua laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Rasio-rasio yang akan dianalisis di RS BM adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. Laporan keuangan yang menjadi sumber data rasio keuangan ini menggunakan laporan keuangan periode 2008-2012.. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3. 17 Tabel 3. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012 No Rasio Keuangan 1 Analisis Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Solvabilitas Rasio Hutang (%) Rasio Total Hutang dengan Modal (%) Rasio Aktivitas Perputaran Total Aktiva Perputaran Aktiva Tetap Rasio Profitabilitas Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha (%) Tingkat Pengembalian Ekuitas (%) Marjin Laba Bersih (%) 2 3 4 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012 1,571 1,214 1,480 1,170 1,440 1,126 1,292 0,998 1,321 0,991 1,440 1,126 0,062 0,066 0,067 0,071 0,073 0,079 0,083 0,091 0,088 0,097 0,073 0,079 0,652 0,722 0,763 0,847 0,849 0,949 0,855 0,958 0,903 1,022 0,849 0,949 0,058 0,114 0,157 0,152 0,172 0,152 0,062 0,089 0,122 0,149 0,170 0,185 0,165 0,177 0,189 0,191 0,165 0,177 Sumber : Laporan Keuangan RS BM Periode 2008-2012 (diolah) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas dapat menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban finansial yang harus segera dilunasi. Analisi rasio ini dapat menggunakan dua pendekatan. Pertama membandingkan antara kas atau berupa aktiva-aktiva yang dapat segera diubah dalam bentuk kas pada tahun di mana kewajiban finansial jatuh tempo dan harus segera dibayar, kedua dengan mengeluarkan pos persediaan dari aktiva lancar sehingga pengkuruan likuiditas menjadi lebih fokus. Dengan demikian rasio likuiditas ini dapat dijadikan indikator RS BM menyangkut kemampuannya dalam melunasi kewajibankewajiban finansial jangka pendek menggunakan aktiva lancar. Rasio Lancar Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar tidak mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan baik dalam mengelola kewajiban jangka pendeknya. Nilai rasio yang tinggi dapat diartikan bahwa nilai aktiva dalam menghasilkan laba operasi tidak produktif atau dapat dikatakan banyak dana yang menganggur. Nilai rasio lancar RS BM pada tahun 2008 menunjukkan angka 1,571, dan menurun tahun 2009 sebesar 1,480. Tahun 2010-2011 nilai rasio lancar terus menurun diangka 1,440 dan 1,292 . Namun terjadi peningkatan pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,321 dibandingkan dengan tahun 2011. Rataan 18 2 Nilai Rasio 1.7 1.4 CR 1.1 0.8 0.5 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 2. Nilai rasio lancar Berdasarkan Gambar 2, nilai rasio lancar rumah sakit terus menurun. Hal ini Disebabkan nilai aktiva lancarnya kurang dapat menjamin pembayaran kewajiban lancarnya atau hutang lancar yang meningkat dalam lima tahun lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai aktiva lancar RS dalam lima tahun. Penurunan nilai rasio tahun 2008-2011 ini harus ditanggapi dengan serius oleh RS. Karena peningkatan nilai rasio tahun 2012 juga tergolong kurang baik apabila dibandingkan tahun 2008.. Untuk proyeksi tahun 2013 agar nilai rasio lancar meningkat alternatif yang dapat diambil yaitu mengurangi sebisa mungkin hutang lancar atau meningkatkan nilai aktiva lancar agar rasio lancar tidak terus menurun. Rasio Cepat Rasio cepat atau quick ratio (QR) menghitung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aktiva lancar dengan mengurangi pos persediaan. Persediaan pada laporan neraca yang dieliminasi mempunyai maksud karena persediaan merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid. Rasio cepat RS BM mengalami hal yang serupa dengan rasio lancar, yaitu penurunan dari tahun ketahun. Dapat dilihat pada Tabel 5, tahun 2008 nilai rasio cepat 1,214 menurun menjadi 1,170 pada tahun 2009. Penurunan terus terjadi untuk tahun berikutnya yaitu 2010-2012, sebesar 1,126, 0,998, dan 0,991. Hal ini dapat dikatakan kurang baik apabila RS BM mengurangi persediaan untuk menjamin pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Tahun 2011-2012 nilai QR semakin menjauhi nilai standar. Kewajiban yang semakin meningkat dari tahun 2011-2012 dengan peningkatan yang signifikan dari pos hutang usaha dan uang muka pasien menjadi penyebab rasio cepat RS BM tergolong kurang baik. Kemampuan bayar RS dengan mengeliminasi persediaan menjadi kurang baik dan dapat dinyatakan bahwa RS BM kurang likuid. 19 1.3 Nilai Rasio 1.1 0.9 QR 0.7 0.5 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 3. Rasio cepat Berdasarkan Gambar 3, nilai rasio cepat RS BM fluktuasinya hampir sama dengan rasio lancar. Tren rasio cepat menunjukkan penurunan yang terus terjadi pada periode 2008-2011, kecuali untuk tahun 2012. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio antara total hutang dan total aset. Dalam rasio ini akan dijelaskan bagaimana RS BM didanai atau dengan kata lain persentase nilai aktiva rumah sakit yang didanai oleh hutang. Rasio Hutang terhadap Aset Debt to asset ratio (DAR) atau disebut rasio hutang terhadap aset merupakan rasio yang menghitung nilai persentase rumah sakit yang dibiayai oleh hutang, termasuk hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Apabila kita lihat hasil perhitungan dari rasio hutang terhadap aset RS BM pada Tabel 6, tahun 2008 aset yang dibiaya oleh hutang 6,2%. Tahun 2009 meningkat menjadi 6,6% dan meningkat kembali pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 7,3%, 8,3% dan 8,8%. 10.00% Persentase 8.00% 6.00% DAR 4.00% 2.00% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 4. Nilai rasio hutang terhadap aset Peningkatan persentase hutang RS BM menurut Gambar 4 terjadi pada tahun 2008-2012, namun nilai rasio hutang ini tergolong baik dan aman karena rumah sakit tergolong mampu membayar semua hutang apabila terjadi sekenario 20 terburuk yaitu dilikuidasi. Peningkatan hutang usaha dan uang muka pasien secara nyata mengakibatkan peningkatan nilai rasio ini. Rasio Hutang terhadap Modal Debt to equity ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal RS BM itu sendiri. Jika nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah, sebaliknya jika nilai rasio lebih kurang dari satu maka modal perusahaan itu sendiri mampu menjamin hutang yang dimiliki baik jangka panjang maupun jangka pendek. Nilai rasio dari tahun 2008 sebesar 6,6% meningkat tahun 2009 menjadi 7,1%. Peningkatan terjadi tahun 2010-2011 menjadi 7,9% dan 9,1%. Meningkat kembali tahun 2012 menjadi 9,7%. 11.00% Persentase 9.50% 8.00% DER 6.50% 5.00% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 5. Rasio total hutang terhadap modal Hasil perhitungan rasio total hutang dengan modal atau DER pada Gambar 5, menunjukkan peningkatan dari tahun 2008-20012 . Apabila kita lihat nilai rasionya dari tahun 2008-2012, rasio ini tergolong baik karena modal dapat menjamin hutang jangka pendek dan jangka panjang rumah sakit dengan perolehan nilai yang kurang dari satu. Rata-rata untuk rasio ini adalah 0,079 yang berarti Rp1 modal atau ekuitas perusahaan dapat menjamin Rp 0,079 hutang RS BM baik yang jangka panjang dan jangka pendek. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur nilai efektivitas manajemen sebuah perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Pengukuran nilai efektivitas perusahaan yang dimaksud adalah efektivitas dalam pengelolaan persediaanpersediaan dan kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva. Rasio aktivitas menggunakan nilai dari pos laporan laba rugi perusahaan dengan mgnhubungkan nilai dari laporan neraca. Rasio ini mengukur perputaran unsurunsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan. 21 Perputaran Total Aktiva Perputaran total aktiva atau Total Assets Turnover Ratio (TATO) pada rumah sakit mengukur efisiensi aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio perputaran total aktiva RS BM mengalami peningkatan dari 2008-2012. Namun peningkatan ini tergolong kecil apabila dilihat dari nilai rasionya. Tahun 2008 nilai rasio TATO 0,652 lalu meningkat di tahun 2009 sebesar 0,763 dan meningkat pada tahun 2010-2012 sebesar 0,849, 0,855 dan 0,903. 1 Nilai Rasio 0.85 0.7 TATO 0.55 0.4 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 6. Perputaran total aktiva Hasil perhitungan rasio peruputaran total aktiva RS BM pada Gambar 6 menunjukkan bahwa rumah sakit dalam menghasilkan pendapatan operasi atau volume bisnis dilihat dari total aktiva atau total investasinya, rumah sakit sudah efektif. RS BM sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan operasinya secara konsisten agar efektifitas aktiva yang dimilki perusahaan meningkat pada tahun 2013. Perputaran Aktiva Tetap Rasio perputaran aktiva tetap atau Fixed Asset Turnover (FAT) mengukur seberapa efektif rumah sakit dalam menggunakan aktiva tetapnya. Rasio ini membandingkan penjualan dan aktiva tetap bersih. Dalam rasio ini digambarkan bagaimana efisiensi dari aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan jasa rumah sakit. Penjualan jasa ini yaitu pendapatan RS yang berupa pendapatan pasien rawat jalan, pendapatan pasien rawat inap dan pendapatan penunjang medis. Nilai rasio perputaran aktiva tetap RS BM menunjukkan bahwa efisiensi dari penggunaan aktiva tetap yang dihubungkan dengan penjualan atau pendapatan operasional rumah sakit. Tahun 2008-2012 nilai rasio ini terus meningkat 0,722, 0,847, 0,949, 0,958 dan1,022,. 22 Nilai Rasio 1.3 1.1 FAT 0.9 0.7 0.5 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 7. Rasio perputaran aktiva tetap Gambar 7 menunjukkan keadaan nilai rasio yang meningkat. Meskipun hal ini baik namun apabila terus meningkat akan erjadi idle capacity pada RS. Penumpukan aktiva tetap RS dapat berupa investasi, namun hal ini apabila berlanjut maka efektifitas dari aktiva tetap akan terus berkurang, karena RS perlu meningkatkan penjualan jasa berupa pendapatan operasi. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektifitas dari manajemen rumah sakit secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan bagaimana rumah sakit mendapatkan surplus yang diperoleh dari hubungan antara pendapatan dan investasi. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha atau Return on Investment (ROI) atau disebut Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakan atau dimiliki. Nilai rasio ROI RS BM dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3. Apabila dilihat pada Tabel 3, nilai persentase ROI RS BM mengalami peningkatan. Tahun 2008 nilai ROI RS 5,8% dan meningkat di tahun berikutnya 11,4%. Tahun 2010 peningkatan terjadi 15,7%, tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 15,16%. Dan meningkat kembali pada tahun 2012 sebesar 17,2%. Rataan persentase nilai ROI RS BM periode 2008-2009 adalah 15,2%. 20.30% Persentase 15.30% 10.30% ROI 5.30% 0.30% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 8. Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha 23 Rasio ROI menunjukkan fluktuasi pada tahun 2008-2012, yaitu peningkatan nilai rasio ini terjadi dari 2008-2010 dan menurun di tahun 2011 dan kembali meningkat di tahun 2012. Fenomena ini terjadi akibat laba bersih RS BM pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010. Penurunan laba bersih ini diakibatkan jumlah beban dan kewajiban yang tidak dapat dikontrol oleh rumah sakit. Pos Beban dan kewajiban yang meningkat ini adalah beban rawat inap dan beban gaji. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas Rasio tingkat pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) sering disebut rentabilitas modal sendiri (Martono dan Harjito 2010). Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, kemampuan RS dalam menghasilkan keutungan dari modal sendiri atau ekuitas. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3, nilai rasio ROE mengalami fluktuatif. Terlihat nilai pada tahun 2008-2009 meningkat dan kembali turun tahun 20102011, serta kembali meningkat pada tahun 2012, tetapi tidak melampaui nilai rasio pada tahun 2008-2010. Tahun 2012 nilai rasio yang meningkat jika dibandingkan dengan nilai rasio tahun 2011 dapat diartikan bahwa proporsi dari perbandingan pendapatan bersih dan total ekuitas RS pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan tahun 2011 meskipun tidak sebanding dengan nilai rasio pada tahun 2008-2010. 20.00% Persentase 17.00% 14.00% ROE 11.00% 8.00% 5.00% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 9. Rasio tingkat pengembalian ekuitas Rasio ROE pada Gambar 9 menunjukkan fluktuasi pada tahun 2008 bernilai 6,2% dan meningkat pada tahun 2009 sebesar 12,2%. Tahun 2010, nilai rasio ini mengalami penurunan menjadi 17% dan meningkat pada tahun berikutnya (2011) sebesar 16,5%. Tahun 2010, nilai rasio kembali naik dari tahun sebelumnya (18,9%). Tahun 2008-2010 modal RS BM terus meningkat dalam menghasilkan keuntungan namun menurun pada tahun 2011 dan kembali meningkat tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa modal RS BM digunakan dengan baik karena dapat menghasilkan keuntungan atau pendapatan bersih yang terus meningkat kecuali untuk tahun 2011 yang menurun. Penurunan pendapatan bersih diakibatkan oleh beban dan kerugian yang meningkat lebih besar dari tahun sebelumnya dibandingkan jumlah penghasilan RS BM. 24 Rasio Margin Laba Bersih Rasio margin laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak dan biaya-biaya dengan penjualan. Penjualan di RS BM ini adalah pendapatan operasi yang didapatkan dari penjualan jasa. Berdasarkan Tabel 3, nilai rasio margin laba bersih terlihat cenderung meningkat dari tahun 2008-2011 dan sedikit menurun pada tahun 2011. Terlihat bahwa RS BM kesulitan menghadapi beban yang semakin tinggi pada tahun 2011. 20.00% Persentase 17.00% 14.00% NPM 11.00% 8.00% 5.00% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 10. Rasio margin laba bersih Peningkatan nilai rasio margin laba bersih dilihat pada tahun 2008, dengan nilai 8,9%, tahun 2009 meningkat 14,9%, tahun 2010 meningkat 18,5% dan tahun 2011 mengalami penurunan 17,7%. Tahun 2012 nilai rasio meningkat 19,1%. Penurunan nilai rasio margin laba bersih RS BM tahun 2011 ini menunjukkan pihak RS belum mampu untuk mengendalikan biaya operasional yang terus meningkat. Biaya operasional ini menyangkut beban dari kegiatan usaha dan beban umum. Beban yang meningkat secara nyata adalah beban rawat inap dan gaji karyawan. Analisis Tren Neraca dan Laba RS BM Analisis tren, atau disebut dengan analisis indeks, merupakan salah satu alat analisis laporan keuangan. Alat analisis ini biasanya digunakan untuk laporan neraca dan laba rugi dengan cara menetapkan tahun dasar pada laporan keuangan. Kemudian setiap pos keuangan laporan keuangan yang dijadikan tahun dasar, dirubah menjadi angka indeks 100. Pemilihan tahun dasar ini tidak harus selalu tahun yang paling awal namun bisa juga dianggap tahun yang normal. Analisis ini membandingkan perkembangan secara horizontal dari tahun ke tahun dengan cara dibandingkan dengan tahun dasar dan dikali 100%. Dengan demikian akan diketahui bagaimana perkembangan laporan keuangan dibandingkan dengan tahun dasar. Apakah tendensi dari pos laporan neraca dan laba rugi naik, turun atau cenderung tetap. Analisis tren ini memfokuskan pada pos keuangan atau akunakun yang signifikan. Laporan neraca dan laba rugi RS BM tahun 2008-2012 yang dianalisis dengan metode analisis indeks dapat dilihat pada Tabel 4. 25 Tabel 4. Analisis tren laporan neraca dan laba rugi 2008-2012 RS BM Pos Keuangan NERACA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Jumlah Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban dan Ekuitas LABA RUGI Jumlah Pendapatan Operasional (Penjualan bersih) Laba Kotor Jumlah Beban dan Kerugian Jumlah Pendapatan Bersih (Laba) 2008 2009 Tren (%) 2010 2011 2012 100 100 100 100 102 101 108 101 111 102 121 101 115 104 140 102 126 106 150 106 100 118 133 137 146 100 100 100 119 117 129 133 120 194 135 123 192 143 127 214 Sumber : Laporan Keuangan RS BM Periode 2008-2012 (diolah) Analisis tren laporan neraca RS BM periode 2008-2012 menunjukkan tendensi dari nilai aset yang dimiliki, kewajiban dan modal. Persentase dari perhitungan analisis tren laporan neraca ini dapat menggambarkan kondisi tahun 2008-2012, apakah cenderung bergerak naik, tetap atau turun. Terlihat pada Tabel 10, jumlah aktiva lancar RS BM cenderung meningkat dari tahun 2008-2012. Tahun 2009 peningkatan nilai aset lancar 2% dibandingkan dengan tahun 2008. Nilai peningkatan relatif kecil dikarenakan akun persediaan RS tahun 2009 sebesar Rp 81.842.540,- menurun dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 87.122.350,- ,meskipun nilai kas dan piutang meningkat. Tahun 2010 meningkat 11% dibandingkan tahun 2008. Karena peningkatan terjadi pada asuransi dibayar dimuka dan piutang jasa perawatan. Pada tahun 2011, peningkatan terjadi 15%, tahun 2012 terjadi peningkatan 26% dibandingkan tahun 2008. Jumlah total aktiva merupakan jumlah antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Peningkatan pos keuangan ini tahun 2009 terlihat tidak banyak berubah, karena hasil analisis tren menyatakan peningkatan hanya 1%. Dikatakan tidak banyak berubah dibanding tahun 2008, tetapi ada peningkatan dalam hal aset tetap, tahun 2010 terjadi peningkatan 2% dibandingkan tahun 2008, tahun 2011 peningkatan terjadi cukup besar, yaitu 4% dibandingkan tahun 2008, karena RS berinvestasi pada alat penunjang pelayanan kesehatan. Tahun 2012 peningkatan jumlah aktiva menjadi 6% dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan jumlah aktiva tergolong kecil, disebabkan RS BM belum melakukan penambahan ruangan rawat inap dan hanya menambah peralatan kantor dan penunjang medik. Pos keuangan jumlah hutang jangka pendek, atau kewajiban lancar RS BM meningkat sejalan dengan peningkatan nilai aktiva rumah sakit. Tahun 2009 peningkatan terjadi sebesar 8% dibandingkan dengan tahun 2008. Tahun 2010 terjadi peningkatan sangat besar, yaitu 21% dibandingkan tahun 2008. Tahun 2011 nilai tren meningkat 40% dibandingkan tahun 2008. Tahun 2012 jumlah kewajiban meningkat cukup besar, yaitu 50%. Hutang telah menyebabkan peningkatan ini, dikarenakan pos keuangan hutang usaha dan uanng muka meningkat. Dilihat dari laporan neraca bagian aktiva lancar, peningkatan nyata terjadi pada pos persediaan hal ini dikarenakan rumah sakit terus melakukan investasi berupa persediaan medis seperti obat, alat kesehatan dan alat medis untuk persediaan non medis yaitu peralatan kantor, linen, bahan makanan kering atau basah. Dan kas yang merupakan pos keuangan yang penting peningkatannya 26 tidak terlalu nyata. Kas yang seharusnya didapat dari penerimaan penjualan jasa secara tunai peningkatannya tidak terlihat nyata. Dilihat dari kewajiban lancar RS BM, hutang usaha mengalami peningkatan yang nyata dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan RS BM perlu mendanai biaya operasional sehari-hari. Analisis tren laporan aktivitas RS BM menunjukkan tendensi dari perolehan keuntungan kegiatan operasi atau laba rugi rumah sakit. Pos keuangan pendapatan operasional dapat dikatakan juga sebagai penjualan bersih. Penjualan disini adalah penjualan jasa pelayanan yang dilakukan oleh RS BM. Tahun 2009 pendapatan operasional meningkat 18%. Tahun 2010 meningkat 33% dibanding tahun 2008. tahun 2011 dan 2012 pos keuangan terus meningkat 37% dan 46%. Laba kotor rumah sakit mengalami peningkatan dari tahun 2009-2012. Tahun 2009 laba kotor meningkat 19% dibandingkan tahun 2008. Tahun 2009 laba kotor meningkat 33% dan 37% ditahun 2010 dibandingkan tahun 2008. Laba kotor tahun 2012 dibandingkan tahun 2008 meningkat 43%. Tahun 2009 beban dan kerugian meningkat 17%. Tahun 2010 dan 2011 meningkat 20% dan 23%. Tahun 2012 beban dan kerugian meningkat 27% dibandingkan tahun 2008. Jumlah pendapatan bersih rumah sakit meningkat dari tahun ke tahun dimulai tahun 2009, di mana pendapatan bersih meningkat 29%. Tahun 2010 meningkat cukup pesat, yaitu 94%. Tahun 2011 peningkatan laba bersih ini menurun menjadi 92%, hal ini akibat beban yang meningkat diantaranya beban rawat inap gaji karyawan. meningkat kembali 114% diakibatkan pendapatan operasional yang meningkat dan RS BM dapat mengantisispasi beban yang dihadapi seperti beban rawat inap. Peningkatan yang nyata untuk pos keuangan pada laporan aktivitas atau laba rugi RS BM adalah pendapatan operasional rawat inap. Seiring dengan meningkatnya pendapatan operasional rawat inap, peningkatan yang nyata juga terjadi pada beban rawat inap baik berupa listrik, peralatan medik dan non medik penunjang dan beban gaji karyawan dan direksi. Customer Satisfaction Index (CSI) RS BM Survei kepuasan pasien rawat inap RS BM dengan menggunakan metode Indeks kepuasan pelanggan atau CSI dilakukan dengan menghitung nilai rataan dari tingkat kepentingan dan kepuasan dari seluruh atribut. Hasil Perhitungan CSI RS BM dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan lima dimensi jasa, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy, nilai CSI untuk pelayanan yang diberikan bagi pasien rawat inap adalah 80,9%. Dengan menggunakan standar yang dibuat PT Sucofindo sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian Ini menandakan bahwa pasien rawat inap merasakan pelayanan yang disediakan rumah sakit melalui lima dimensi jasa dapat digolongkan “PUAS”. Untuk pilihan makanan dan kecepatan pelayanan perawat merupakan indikator kepuasan yang paling kecil nilai survei kepuasaannya. Ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit untuk menambah menu dan variasi makanan bagi pasien rawat inap dan meningkatkan kinerja perawat melalui peningkatan kecepatan melayani pasien. Secara keseluruhan RS BM sudah memberikan pelayanan yang memuaskan pasien rawat inap sebagai konsumennya. Rataan untuk mengetahui nilai kepuasan pasien rawat inap RS BM dapat dilihat pada Lampiran 5 pada kolom Mean 27 Satisfaction Score (MSS). Karakteristik responden yang dijadikan contoh dapat dilihat pada Lampiran 4. Implikasi Manajerial Implikasi dari penilitian in adalah bagaimana RS BM sebagai RS sektor privat atau milik swasta dapat meningkatkan kinerja keuangannya dilihat dari penerapan analisis rasio keuangan. Hasil analisis empat rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, perlu melakukan langkahlangkah berikut: 1. Likuiditas RS BM dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan lagi nilai pos aktiva lancar, terutama akun kas dengan mengurangi persediaan yang semakin menumpuk dari tahun ke tahun. Persediaan yang dimaksud adalah persediaan medis dan non medis. Persediaan ini dapat dikurangi dengan memprioritaskan persediaan non medis untuk dikurangi yaitu bisa berupa alat tulis kantor, linen, bahan bangunan. 2. Selama lima tahun periode laporan keuangan yang dianalisis, RS BM mengalami peningkatan relatif kecil dilihat dari analisis kecenderungan laporan keuangan neraca dan laba rugi 2008-2012, RS BM harus bisa terus meningkatkan kapasitas ruang rawat inap berupa jumalh tempat tidur untuk meningkatkan pendapatan operasi RS. 3. Kepuasan pasien rawat inap yang diukur dengan CSI berdasarkan lima dimensi mutu jasa dikategorikan puas, di samping adanya peningkatan laba operasional RS BM. Untuk meningkatkan kepuasan pasien rawat inap menjadi “Sangat Puas”, RS BM dapat melihat dimensi mutu dengan nilai terkecil yaitu pilihan makanan dan kecepatan pelayanan perawat. Hal yang dapat dilakukan adalah menambahkan menu makanan untuk pasien rawat inap dan meningkatkan kinerja perawat yang melayani pasien. Salah satunya adalah kecepatan dalam melayani pasien saat pasien membutuhkan pelayanan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kondisi keuangan RS BM tahun 2008-2012 dilihat dari nilai rasio keuangannya (likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas) dapat dikatakan cukup baik. Rasio Aktivitas mengalami peningkatan dari tahun 2008-2011 dengan rataan perputaran total aktiva sebesar 0,849 dan perputaran aktiva tetap sebesar 0,949. Rasio profitabilitas juga mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2011 terjadi penurunan untuk tingkat pengembalian ivestasi dari laba usaha, tingkat pengembalian ekuitas dan margin laba bersih. 2. Laju pertumbuhan laba RS BM meningkat dari tahun ke tahun terlihat pada tren laporan laba rugi 2008-2012. Hal ini erat kaitannya dengan penjualan bersih atau pendapatan operasi rumah sakit yang meningkat akibat 28 peningkatan jumlah pasien yang menggunakan layanan kesehatan di rumah sakit, terutama peningkatan jumlah hunian pasien rawat inap. 3. Tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan RS BM tergolong puas, dengan skor CSI melalui lima dimensi mutu jasa 80,9%. Kecepatan pelayanan perawat memiliki nilai rataan tingkat kepentingan tertinggi melalui atribut reliability. Dan rataan untuk tingkat kepuasan tertinggi dimiliki oleh atribut Emphaty yaitu perhatian dokter. Saran 1. RS BM sebaiknya meningkatkan nilai dari pos aktiva lancar khususnya akun kas rumah sakit. Peningkatan ini bisa didapat dari alternatif mengurangi persediaan yang terus meningkat. 2. RS BM diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kapasitas layanan, baik berupa fasilitas medik dan non medik, namun harus tetap mengontrol pos beban agar tidak meningkat secara berlebih. Oleh karena itu peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan operasi RS. 3. Rataan kepuasan pasien rawat jalan pada atribut pilihan makanan tergolong kecil, dibandingkan dengan yang lain. Usulan penting dilakukan penambahan variasi menu makanan. Peningkatan kecepatan perawat dalam melayani pasien rawat inap juga perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan nilai skor CSI hingga “Sangat Puas”. DAFTAR PUSTAKA Anggari AF. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Musi Hutan Persada Muara Enim (Sumsel) Berbasis Laporan Keuangan 2007-2010 [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Aritonang. 2005. Kepuasan Pelanggan Pengukuran dan Penganalisisan Dengan SPSS. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Brigham EF, Houston JF. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta (ID) : Salemba Empat. (Terjemahan, Ed ke-10 Buku 1) Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta : Prenada Media. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta. [diunduh 20 Juli 2013]. Tersedia pada http://www.depkes.go.id. Keown AJ, Martin JD, Petty JW, Scott FD Jr. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Jakarta (ID): Indeks. (Terjemahan Ed ke-9 Jilid 1) Lismawati. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Pelayanan KUD Sumber Alam (Studi Kasus : KUD Sumber Alam Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. 29 Martono dan Harjito DA. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta (ID): Ekonisia. Mardiyanto H. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): Grasindo. Margaretha F. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta (ID) : Erlangga. Tjiptono F. 2008. Service Yogyakarta (ID) : Adi. Management Mewujudkan Layanan Prima. Rahmani FV. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU Bhakti Asih Tangerang) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. [RS BM] Rumah Sakit Bhakti Medicare. 2008. Laporan Keuangan RS Bhakti Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM. _________________________________. 2009. Laporan Keuangan RS Bhakti Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM. _________________________________. 2010. Laporan Keuangan RS Bhakti Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM. _________________________________. 2011. Laporan Keuangan RS Bhakti Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM. _________________________________. 2012. Laporan Keuangan RS Bhakti Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM. Setiawan S. 2011. Loyalitas Pelanggan Jasa Studi Kasus Bagaimana Rumah Sakit Mengelola Loyalitas Pelanggannya. Bogor (ID): IPB Press. Wild JJ, Subramanyam KR, Halsey FR. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID) : Salemba Empat. (Terjemahan, Edisi Ke-8 Buku 2) 30 LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Medicare Direktur Utama PT. Medikarya Utama Direktur RS Bhakti Medicare Komite Medik SEKRETARIAT Medik Koord. Dokter Umum Dokter Umum Koord. Rawat Jalan Koord. Pelayanan Keperawatan Non Medik Koord. Rawat Inap Koord. Penunjang Medik Marketing HRD Kesehatan Lingkungan Poliklinik HCU Gizi CS Driver Accounting Staff Accounting Finance IT Purchasing Order IGD OK Labolatorium Security VK Radiologi Mekanik Perinatologi Fisioterapi House Maid and Linen NS I, Utama, VIP Rekam Medis NS Ibu dan Anak Farmasi NS II, II dan Isolasi Kasir 31 31 32 Lampiran 2. Kuesioner perhitungan kepuasan pasien rawat inap PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian. Terimakasih atas kesediaan responden untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner yang akan sangat berguna sebagai masukan untuk peningkatan mutu layanan Rumah Sakit Bhakti Medicare dan juga penelitian untuk melengkapi data skripsi. Data singkat peneliti : Nama NIM Departemen Fakultas Universitas : FAIZAL FAROUK : H24114013 : Manajemen : Ekonomi dan Manajemen : Institut Pertanian Bogor Informasi yang diberikan oleh responden akan dijaga kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas kesediaannya. I. Data Umum Responden Rawat Inap Kelas Ruangan : Tanggal : 1. Apakah anda sudah menggunakan layanan rawat inap Rumah Sakit Bhakti Medicare selama lebih dari 1 hari ? a. Ya (Lanjutkan) b. Tidak (Stop) II. Data Spesifik Responden Rawat Inap Berilah tanda (x) pada jawaban yang disediakan 1. Jenis Kelamin … a. Pria b. Wanita 2. Apa penddikan terakhir anda … a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma e. S1 f. Lainnya, sebutkan … 3. Pembayaran .. a. Jamsostek d. Perorangan b. Jamkesmas e. Asuransi 4. Umur .. a. < 21 tahun c. 36-45 tahun b. 21-35 tahun d. > 45 tahun 33 Lanjutan Lampiran 2 5. Pekerjaan .. a. Tidak / belum bekerja b. Pegawai Negeri Sipil (PNS) c. Wiraswasta d. Pegawai Swasta e. Ibu Rumah Tangga f. Lainnya, sebutkan … 6. Pendapatan Per bulan ... a. < Rp 1.000.000,b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 c. Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 d. Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 e. > Rp 6.000.000 34 Lanjutan Lampiran 2 Kuesioner Tingkat Kepuasan Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang Bapak / Ibu kehendaki. Keterangan : 1 = Sangat Tidak Penting = Tidak Puas 2 = Tidak puas = Tidak Penting 3 = Cukup Puas = Cukup penting 4 = Puas = Penting 5 = Sangat Puas = Sangat Penting Nilai Tingkat Nilai Tingkat Kepentingan Kepuasan No Atribut Pelayanan Rawat Inap 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Tangible (Berwujud) Kebersihan ruangan rawat inap Pilihan makanan Penyajian makanan Kenyamanan dan ketenangan ruang rawat inap Reliability (Keandalan) Penjelasan dokter mengenai penyakit yang diderita Sikap dokter dalam memeriksa Penjelasan perawat tentang perawatan yang dilakukan Sikap perawat dalam melayani Responsiveness (Kesigapan) Kecepatan pelayanan perawat Kecepatan pelayanan bagian farmasi atau apotek Kecepatan pelayanan bagian laboratorium Kecepatan pelayanan bagian kebersihan Kesigapan pelayanan keamanan Kesigapan petugas kasir Assurance (Keyakinan) Keramahan Petugas Customer Service Keterampilan perawat Pembebabanan biaya Emphaty (Perhatian) Kemudahan dalam pendaftaran pasien rawat inap Perhatian dokter Perhatian perawat Rasa Makanan 35 Lanjutan Lampiran 2 Saran / Komentar : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 38 Lampiran 5. Hasil perhitungan CSI No Atribut Mean Importance Score (MIS) Weight Factor (WF) Mean Satisfaction Score (MSS) 4,115 0,048496777 4,156 3,826 3,959 0,045090806 0,04665826 3,978 4,178 4,158 0,049003547 4,244 0,20375675 4,135 0,048732484 4,156 0,20150882 4,088 0,048178572 4,156 0,196954 4,113 0,048473206 4,067 0,1993703 4,155 0,048968191 4 0,20346283 4,179 0,04925104 3,978 0,2058201 4,024 0,047424308 4,156 0,19083542 4,004 0,047188601 4,156 0,18894316 4,005 0,047200387 4,156 0,18903755 3,98 0,046905752 4 4,113 0,048473206 4,222 0,18668489 0,1993703 4,071 0,047978221 4,156 4,158 3,673 0,049003547 0,043287645 4,156 4,022 4,137 0,048756055 4,156 4,09 4,155 3,713 84,851 0,048202143 0,048968191 0,04375906 1 4,267 4 4,244 86,604 Weight Score (WS) Tangible (Berwujud) 1 2 3 4 Kebersihan ruangan rawat inap Pilihan makanan Penyajian makanan Kenyamanan dan ketenangan ruang rawat inap 0,19956424 0,17251742 0,18472005 Reliability (Keandalan) 5 6 7 8 Penjelasan dokter mengenai penyakit yang diderita Sikap dokter dalam memeriksa Penjelasan perawat tentang perawatan yang dilakukan Sikap perawat dalam melayani Responsiveness (Kesigapan) 9 10 11 12 13 14 Kecepatan pelayanan perawat Kecepatan pelayanan bagian farmasi atau apotek Kecepatan pelayanan bagian laboratorium Kecepatan pelayanan bagian radiologi Kesigapan pelayanan keamanan Kesigapan petugas kasir Assurance (Keyakinan) 15 16 17 Keramahan Petugas Customer Service Keterampilan perawat Pembebabanan biaya 0,19531934 0,20375675 0,15899552 Emphaty (Perhatian) 18 19 20 21 Kemudahan dalam pendaftaran pasien rawat inap Perhatian dokter Perhatian perawat Rasa Makanan TOTAL CSI 0,2017038 0,19714676 0,20346283 0,16247739 4,04540822 80,9 39 Lampiran 6. Karakteristik responden Keterangan Kelas ruangan : Kelas VIP Kelas Utama Kelas I Kelas II Kelas III Jenis kelamin : - Pria - Wanita Pendidikan terakhir : - SMP - SMA - Diploma - S1 - Lainnya, Pembayaran : - Jamsostek - Perorangan - Jamkesmas - Asuransi Umur : - < 21 tahun - 21-35 tahun - 36-45 tahun - > 45 tahun Pekerjaan : - Tidak / belum bekerja - Pegawai Negeri Sipil (PNS) - Wiraswasta - Pegawai Swasta - Ibu Rumah Tangga - Lainnya, sebutkan … Jumlah pendapatan per bulan : - . < Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 - Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 - Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 - > Rp 6.000.000 Jumlah Pasien Rawat Inap Persentase (%) 5 1 14 16 9 11 2 31 36 20 26 19 58 42 2 9 17 14 3 4 20 38 32 6 32 1 3 9 71 2 7 20 2 9 5 29 4 20 12 64 3 4 8 28 2 - 7 9 18 62 4 - 3 17 15 3 7 7 38 33 7 15 40 40 Lampiran 7. Laporan neraca RS BM periode 2008-2012 Tahun No 1 Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 176,861,307 177,199,981 181,111,848 183,896,446 190,558,719 80,393,854 83,689,892 89,596,671 90,659,247 92,642,538 5,812,545 7,339,011 10,124,203 9,702,479 9,634,073 Aktiva Lancar : 1.1 Kas dan Setara Kas 1.2 Piutang Jasa Perawatan 1.3 Piutang lain-lain 1.4 Asuransi dibayar dimuka 32,455,012 40,902,352 50,617,855 55,681,285 68,645,648 1.5 Persediaan 87,122,350 81,842,540 92,431,658 100,235,272 120,600,807 382,645,068 390,973,776 423,882,235 440,174,729 482,081,785 3,716,358,003 3,865,281,936 3,894,350,712 3,899,219,046 3,983,877,177 171,148,033 284,992,802 313,835,393 240,617,662 321,530,872 Jumlah Aktiva Lancar 2 Aktiva Tetap : 2.1 Harga Perolehan 2.2 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap 2.3 Nilai Buku 3,545,209,970 3,580,289,134 3,580,515,319 3,658,601,384 3,662,346,305 Jumlah Aktiva (1+2) 3,927,855,038 3,971,262,910 4,004,397,554 4,098,776,113 4,144,428,090 3 Kewajiban : 3.1 Hutang usaha 187,444,992 187,453,730 201,077,435 226,429,295 253,203,963 3.2 Hutang pajak 11,130,260 11,421,480 12,934,601 22,392,342 23,660,164 3.3 Hutang lain-lain 5,031,268 5,140,300 6,192,306 5,281,248 7,252,716 3.4 Uang muka pasien Jumlah Kewajiban Lancar 4 39,910,129 60,143,499 74,090,864 86,576,914 80,721,268 243,516,649 264,159,009 294,295,206 340,679,799 364,838,111 Ekuitas : 4.1 Modal 5,542,534,062 5,542,534,062 5,542,534,062 5,542,534,062 5,542,534,062 4.2 Laba (rugi) tahun berjalan 1,214,702,620 1,596,620,124 1,819,564,463 1,773,467,559 1,751,020,124 4.3 Laba (rugi) ditahan 643,493,053 238,810,037 12,867,251 10,970,149 11,923,959 Jumlah Ekuitas 3,684,338,389 3,707,103,901 3,710,102,348 3,758,096,354 3,779,589,979 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas (3+4) 3,927,855,038 3,971,262,910 4,004,397,554 4,098,776,153 4,144,428,090 41 Lampiran 8. Laporan laba rugi RS BM periode 2008-2012 No I Uraian 2009 2010 2011 2012 Pendapatan operasional rawat jalan 1,004,898,764 1,327,461,180 1,340,283,456 1,387,127,460 1,410,162,355 Pendapatan operasional rawat inap 1,234,551,801 1,357,292,022 1,698,274,520 1,712,974,930 1,862,471,242 266,548,122 287,462,387 300,183,764 340,121,289 400,023,179 54,043,200 59,712,473 60,415,224 63,124,120 70,127,471 2,560,041,887 3,031,928,062 3,399,156,964 3,503,347,799 3,742,784,247 148,741,620 150,834,528 182,474,875 240,124,124 300,128,372 2,411,300,267 2,881,093,534 3,216,682,089 3,263,223,675 3,442,655,875 19,918,760 20,198,463 21,824,660 23,123,744 21,127,641 2,431,219,027 2,901,291,997 3,238,506,749 3,286,347,419 3,463,783,516 Beban rawat inap 745,247,254 754,835,252 774,860,238 793,531,240 809,172,654 Beban rawat jalan 325,030,305 332,762,360 351,473,020 352,384,276 373,235,412 Beban penunjang medik 134,450,112 146,487,653 148,172,452 164,169,872 171,241,926 3,254,301 6,937,562 8,923,764 10,824,912 10,909,846 Gaji Direksi, Kary, Adm dan UM 851,247,254 1,052,935,252 1,157,860,238 1,163,531,240 1,193,972,654 Beban Personalia 125,030,305 132,762,360 141,473,020 152,384,276 161,235,412 14,450,112 16,487,653 16,812,452 17,469,872 18,241,926 5,254,301 6,937,562 8,923,764 10,824,912 10,909,846 2,203,963,944 2,450,145,654 2,608,498,948 2,665,120,600 2,748,919,676 227,255,083 451,146,343 630,007,801 621,226,819 714,863,840 Pendapatan operasional lainnya Jumlah Pendapatan Operasional (Penjualan bersih) II Pengurangan pendapatan operasional III Laba Kotor IV Penghasilan Non Operasional V Jumlah Penghasilan, sumbangan dan Sumber lain VI Beban dari Kegiatan Usaha : Beban operasional lainnya Beban Umum dan Administrasi : Administrasi dan Umum Beban Bunga Jumlah Beban dan Kerugian VIII 2008 Penghasilan dan Sumbangan Tidak Terikat : Pendapatan operasional Unit Penunjang VII Tahun Jumlah Pendapatan Bersih 41 42 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat tanggal 25 September 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Drs. Ruhyatulhilal dan Dra. Ida Farida. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Cinagara 1 pada tahun 2002. Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Cigombong dan lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Kota Bogor pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian Perencanaan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur regular. Dan melanjutkan pendidikan pada Program Alih Jenis Manejemen IPB pada tahun 2011.