faizal farouk penerapan analisis rasio keuangan

advertisement
PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA
DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE
FAIZAL FAROUK
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Analisis
Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah benar karya
saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Faizal Farouk
NIM H24114013
ABSTRAK
FAIZAL FAROUK H24114013. Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Bhakti Medicare. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.
Rumah Sakit Bhakti Medicare (RS BM) yang beroperasi semenjak tahun
2005 didirikan untuk memenuhi kebutuhan tempat tidur atau layanan kesehatan
masyarakat di sekitar rumah sakit. RS BM merupakan kategori rumah sakit privat
atau disebut juga rumah sakit swasta. RS BM memiliki fungsi sosial ekonomis,
di mana selain menjalankan layanan kesehatan untuk kemanusiaan, juga memiliki
fungsi sebagai penghasil profit. Tujuan penelitian: (1) Menganalisis kondisi
keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari rasio keuangannya, (2)
Mengevaluasi laju pertumbuhan laba menurut data historikal laporan keuangan
neraca dan laba rugi 2008-2012, serta (3) Mengukur tingkat kepuasan pasien
rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan RS BM.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang berasal
dari laporan keuangan neraca dan laba rugi RS BM periode 2008-2012.
Pengumpulan data primer didapat dari wawancara dengan bagian accounting,
rekam medis, dan keperawatan. Data primer lainnya diperoleh melalui pengisian
kuesioner oleh 45 pasien rawat inap RS BM. Metode pengambilan contoh
dilakukan dengan metode purposive sampling yang merupakan bagian teknik
sampling, yaitu non probability sampling. Pengujian validitas kuesioner dilakukan
dengan uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Alat Analisis untuk mengukur tingkat kepuasan pasien rawat
inap adalah Customer Satisfaction Index (CSI). Pengolahan data dibantu dengan
menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS (Statistical
Package for Social Science) 16.0 for windows.
Hasil penelitian dapat disimpulkan setelah melakukan perhitungan rasio
keuangan. RS BM apabila dilihat dari likuiditasnya ada beberapa rasio yang tidak
likuid, karena asetnya kurang dapat menjamin kewajiban lancarnya. Kinerja
keuangan rumah sakit dilihat dari empat rasio keuangan, yaitu likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dapat dikatakan baik. Faktor yang sangat
memengaruhi kinerja keuangan rumah sakit adalah pendapatan operasional berupa
penjualan jasa layanan kesehatan. Pengukuran kepuasan pasien rawat inap RS BM
dengan mengambil jumlah contoh sebanyak 45 pasien, hasil pengukuran indeks
kepuasan pasien rawat inap menunjukkan skor Customer Satisfaction Index (CSI)
80,9% dan digolongkan puas.
Kata kunci: kepuasan pasien rawat inap, mutu layanan, rasio keuangan, rumah
sakit
ABSTRACT
FAIZAL FAROUK H24114013. Application of Financial Ratio Analysis for
Predicting Income Growth and Measure Level of Inpatient Satisfaction In Bhakti
Medicare Hospital. Supervised by H. MUSA HUBEIS.
Bhakti Medicare Hospital (RS BM) operating since 2005 was established
to meet the need for a bed or public health services around the hospital. RS BM is
a private hospital. RS BM has a social economical function it mean, hospital run
the health service to humanity but also has the function as a profit producer. The
purpose of this research : (1) Analyzing the financial condition of RS BM period
2008-2012 looking from financial ratio, (2) Evaluate the earnings growth rate
according to the historical financial statements of profit and loss and balance sheet
from 2008 to 2012, and (3) Measure level of inpatient satisfaction againts the
quality of services provided by RS BM.
The data used in this study are secondary data derived from financial
statements balance sheet and profit and loss RS BM period 2008-2012. Collecting
primary data obtained from interviewing with the accounting staff, medical
records staff, and nursing. Other primary data obtained through questionnaires by
45 RS BM‟s inpatients. The sampling method was purposive sampling method
that is part sampling technique, which is non-probability sampling. The validity
test of questionnaires conducted with Pearson Product Moment and reliability
testing using Cronbach Alpha. Analysis tool to measure level of inpatient
satisfaction, is Customer Satisfaction Index (CSI). Assisted with data processing
using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS (Statistical Package for Social
Science) 16.0 for Windows.
The results can be concluded after calculating financial ratios. RS BM if
we see from the liquidity, the hospital said to be less liquid. Because the hospital
assets less current liabilities guarantee. The financial performance of the hospital
visits of four financial ratios, the liquidity, solvency, activity, and profitability can
be quite good. The factors that influence the financial performance of the
hospital is operating income in the form of sales of health care services.
Measuring RS BM inpatient satisfaction by taking the total sample of 45 people,
the results of measurements of patient satisfaction index score indicates Customer
Satisfaction Index (CSI) of 80.9% and classified satisfied.
Keywords : financial ratios, hospital, inpatient satisfaction, quality of care
PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA
DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE
FAIZAL FAROUK
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
NIM
: Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Bhakti Medicare
: Faizal Farouk
: H24114013
Disetujui oleh
Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil„alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga
penulisan skripsi berjudul “Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Bhakti Medicare” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang secara
langsung ataupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan
pembuatan skripsi ini. Penulis sadar masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,
maka diharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca untuk memperbaiki
skripsi ini, sehingga bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, November 2013
Faizal Farouk
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Perumusan Masalah ......................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3
Ruang Lingkup Penelitian................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
Definisi Rumah Sakit ....................................................................................... 4
Prinsip Keuangan ............................................................................................. 4
Laporan Keuangan ........................................................................................... 5
Neraca
5
Laporan Laba Rugi ................................................................................... 5
Pengertian Rasio Keuangan ............................................................................. 6
Kinerja Keuangan ............................................................................................ 7
Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 7
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 8
Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 8
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 10
Pengumpulan Data ......................................................................................... 10
Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 15
Sejarah Singkat Rumah Sakit......................................................................... 15
Visi dan Misi RS ............................................................................................ 15
Kondisi Keuangan RS BM............................................................................. 16
Analisis Rasio Keuangan RS BM .................................................................. 16
Rasio Likuiditas ...................................................................................... 17
Rasio Solvabilitas.................................................................................... 19
Rasio Aktivitas ........................................................................................ 20
Rasio Profitabilitas .................................................................................. 22
Analisis Tren Neraca dan Laba Rugi RS BM ................................................ 24
Customer Satisfaction Index (CSI) RS BM ............................................................... 26
Implikasi Manajerial ...................................................................................... 27
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
42
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia
Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM
Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
Analisis tren laporan neraca dan laba rugi 2008-2012 RS Bhakti
Medicare
1
16
17
25
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kerangka pemikiran penelitian
Nilai rasio lancar
Rasio cepat
Nilai rasio hutang terhadap aset
Rasio total hutang terhadap modal
Perputaran total aktiva
Rasio perputaran aktiva tetap
Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha
Rasio tingkat pengembalian ekuitas
Rasio margin laba bersih
9
18
19
19
20
21
22
22
23
24
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Medicare
Kuesioner perhitungan kepuasan pasien rawat inap
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepuasan
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepentingan
Hasil perhitungan CSI
Karakteristik responden
Laporan neraca RS BM periode 2008-2012
Laporan laba rugi RS BM periode 2008-2012
32
33
37
38
39
40
41
42
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah Sakit (RS) sebagai tempat pemberi layanan kesehatan bagi
masyarakat khususnya di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang seiring era
globalisasi. Masyarakat modern lebih sadar akan pentingnya investasi kesehatan
yang mendorong meningkatnya kebutuhan akan RS sebagai penyedia layanan
kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit digolongkan menjadi RS publik dan RS privat, dimana RS publik
merupakan RS Pemerintah (RSP) baik RS Umum (RSU) dan RS Umum Daerah
(RSUD). Sedangkan untuk RS sektor privat, kepemilikan dipegang oleh pihak
swasta.
Jamaludin (2009) mengatakan RS sebagai penyedia layanan kesehatan
apabila dilihat dari fungsi dasarnya dapat dikategorikan menjadi RS yang
berorientasi social-non profit dan social-economis. Orientasi RS social-non profit
biasanya dianut RS publik yang pada umumnya mengedepankan faktor sosial di
atas segalanya. Berbeda dengan orientasi social-economis yang biasanya dianut
RS sektor privat, faktor sosial tetap menjadi hal yang utama namun rumah sakit
privat dikembangkan untuk menghasilkan profit bagi pemberi modal. Fungsi
sosial yang dimaksud adalah fungsi RS yang berhubungan langsung dengan
pasien rumah sakit menyangkut pelayanan kesehatan yang diberikan. RS harus
dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
pasien.
Pertumbuhan jumlah RS publik dan RS privat di Indonesia merupakan hal
positif, karena RS perlu memenuhi kebutuhan tempat tidur masyarakat mengikuti
laju pertumbuhan masyarakat. Di sisi lain pertumbuhan jumlah RS perlu diikuti
dengan peningkatan mutu layanan kesehatan RS. Faktor kebutuhan masyarakat
akan mutu layanan kesehatan rumah sakit ini dapat dijadikan faktor kompetisi
antar RS untuk memberikan layanan kesehatan yang prima. Pertumbuhan jumlah
RS di Indonesia, baik RS publik dan privat yang jumlahnya semakin bertambah
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia
2008
No
13
43
375
110
71
Tempat
Tidur
9.044
13.605
41.285
10.907
6.643
467
1.079
Jumlah
1
2
3
4
5
6
2009
2010
2011
Pengelola
Kemenkes
Pemprov
Pemkab/Pemkot
TNI/POLRI
BUMN
Swasta dan
Swasta Non Profit
JUMLAH
13
44
416
123
71
Tempat
Tidur
9.131
14.029
47.811
11.821
6.747
47.266
535
128.750
1.202
Jumlah
13
48
445
129
71
Tempat
Tidur
8.873
13.955
49.436
11.771
6.925
52.064
593
52.468
634
58.372
141.603
1.299
143.428
1.370
148.125
Jumlah
Jumlah
Tempat
Tidur
15
47
472
132
70
5.714
10.927
55.487
11.272
6.353
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012)
Data dari Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan jumlah RS dan jumlah tempat
tidur di Indonesia, namun apabila dilihat RS swasta mengalami peningkatan yang
2
lebih besar. Hal ini menarik karena RS swasta tidak menggunakan dana atau
modal yang berasal dari pemerintah berbeda dengan RS sektor publik yaitu RS
pemerintah yang biaya operasionalnya ditanggung melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
RS Bhakti Medicare (RS BM) merupakan kategori RS swasta. Sama dengan
kebanyakan RS swasta lainnya, RS BM yang sudah menjadi mitra untuk layanan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda), menunjukkan RS BM tidak hanya mengejar profit namun memenuhi
fungsi sosialnya di mana Jamkesmas dan Jamkesda yang tujuan utamanya untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
RS BM yang didirikan sejak tahun 2005 mengalami laba negatif selama tiga
tahun hingga tahun 2008. Laba negatif ini tentu saja merugikan RS BM. Oleh
karena itu, RS BM yang memiliki fungsi penghasil profit perlu mengetahui
keadaan finansialnya dengan salah satu indikator kinerja laba. Indikator yang
dapat menunjukkan kinerja keuangan RS BM yaitu menggunakan analisis dari
rasio keuangan. Periode analisis rasio keuangan yang dipilih yaitu tahun
2008-2012, karena pada periode ini kondisi keuangan RS BM dikatakan normal
yaitu laba operasionalnya yang sudah positif. Alat analisis yang digunakan untuk
menilai keadaan dan kinerja finansial RS BM periode 2008-2012 yaitu melalui
rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas. Melalui rasio-rasio ini, akan diketahui misalnya besarnya
perbandingan penjualan dengan total aktiva sehingga diketahui kinerja aktiva
dalam menghasilkan penjualan dan tingkat pengembalian dari sebuah investasi
melalui rasio profitabilitas.
Fungsi yang dimiliki oleh RS BM selain penghasil profit, tidak dapat
dipisahkan dari fungsi sosial yang menjadi fungsi dasar bagi sebuah RS. Dari
empat rasio keuangan, fungsi profit setidaknya dapat diukur dan diketahui
kinerjanya. Sedangkan fungsi sosial dalam penelitian ini, mengukur
bagaimanakah kepuasan pasien dan kinerja layanan RS BM dengan alat bantu
kuesioner melalui lima atribut mutu jasa sehingga diketahui umpan respon pasien
terhadap layanan yang diberikan sehingga RS BM dapat lebih meningkatkan mutu
layanan. RS BM sudah melakukan pengukuran kepuasan pasien melalui kuesioner
tetapi, pengukuran belum difokuskan kepada pasien mana yang akan diukur
tingkat kepuasannya dan standar ukuran kepuasan dari hasil kuesionernya. Oleh
karena itu, kinerja pelayanan dalam penelitian ini yang akan dibahas difokuskan
pada kinerja pelayanan rawat inap yang dirasakan oleh pasien rawat inap. Selain
itu, Menurut laporan laba rugi RS BM 2008-2012 pendapatan operasional rawat
inap lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional rawat jalan.
Pengukuran kepuasan akan menggunakan lima mutu dimensi jasa. Melalui
pengukuran tingkat kepuasan pasien akan layanan rawat inap ini, diharapkan RS
mendapatkan gambaran akan bagaimana sudut pandang pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan. Analisis kepuasan pasien rawat inap akan
menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dengan menghitung
rataan dan bobot dari atribut kepuasan dan kepentingan melalui kuesioner yang
dibagikan lalu menggunakan standar ukuran kepuasan menurut PT Sucofindo.
Melalui penerapan rasio keuangan dan pengukuran kepuasan pasien ini
diharapkan RS BM mendapatkan gambaran keterkaitan antara kepuasan pasien
3
dan peningkatan laba sehingga dapat menentukan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kepuasan pasien yang akan berdampak pada peningkatan
laba operasional.
Perumusan Masalah
Pelayanan kesehatan yang baik ditunjang oleh fasilitas medik dan nonmedik yang baik. RS BM yang beroperasi sejak tahun 2005 mengalami laba
negatif berturut-turut selama tiga tahun. Hal ini merugikan baik bagi RS BM dan
juga masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan RS BM, karena dengan laba
yang negatif RS akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan mutu
pelayanannya. Oleh karena itu, RS BM harus mengetahui kinerja keuangannya
dan umpan balik pasien berupa tingkat kepuasan untuk dapat terus meningkatkan
mutu layanan kesehatan yang diberikan. Melalui penerapan analisis rasio
keuangan dan pengukuran indeks kepuasan pasien rawat inap, perumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari
rasio keuangannya?
2. Bagaimana pertumbuhan laba RS BM dilihat dari data historis tahun 20082012?
3. Bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan RS BM?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan perumusan masalah sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Menganalisis kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat
dari rasio keuangannya.
2. Mengevaluasi laju pertumbuhan laba RS BM menurut data historikal
laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012.
3. Mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan
yang diberikan RS BM.
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan
berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pertumbuhan
laba berdasarkan lima periode laporan neraca dan laba rugi 2008-2012, serta
mendapatkan persepsi sudut pandang pasien rawat inap terhadap kualitas
layanan yang diberikan rumah sakit.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk
melakukan penelitian di bidang keuangan dan persepsi pelanggan atau
pasien di sebuah rumah sakit.
4
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan pada analisis rasio keuangan pada RS BM yang
bersumber dari laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2008-2012, serta
mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu layanan kesehatan
RS.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Rumah Sakit
RS merupakan pusat dari pelayanan kesehatan berupa pelayanan medik
dasar, medik spesialis, rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan instalasi. Dalam
Undang-Undang No. 44 tahun 2009, dinyatakan bahwa rumah sakit adalah
institusi yang menyelenggarakan layanan kesehatan perorangan secara paripurna
dalam bentuk layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut
Setiawan (2011), pengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan dan
pengelolaan terdiri dari tiga kategori yaitu RS swasta murni, RS yang dikelola
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan RS yang dikelola oleh pemerintah.
Perbedaan ini membuat visi, misi, organisasi, dan tujuan dari masing-masing
kategori berbeda. Sedangkan pengelompokkan berdasarkan segmentasi pasar yang
ingin dibidik terdiri dari dua kategori yaitu RS umum dan khusus.
Prinsip Keuangan
Prinsip keuangan terdiri dari sepuluh (10) prinsip yang membentuk dasar
manajemen keuangan. Aturan pengambilan keputusan dan logika yang
mendasarinya, yaitu berasal dari prinsip keuangan yang nampak sederhana, tetapi
memerlukan pengetahuan menyangkut keuangan untuk memahaminya. Prinsipprinsip dasar ini akan bergerak bersama teknik dan konsep manajemen keuangan
(Keown et al 2002). Sepuluh (10) prinsip ini adalah:
1. Trade off risiko dan return
2. Nilai waktu atas uang
3. Kas lebih penting daripada laba
4. Arus kas inkremental
5. Persaingan di pasar membuat sulit mendapatkan proyek yang
keuntungannya luar biasa
6. Pasar modal yang efisien (pasar dan harga selalu benar)
7. Masalah keagenan (pelaku kegiatan perusahaan) : manajer bekerja bagi
pemilik perusahaan demi keuntungan sendiri
8. Pajak membuat bias keputusan bisnis
9. Diversifikasi risiko
10. Dilema etika selalu muncul
5
Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan dibedakan secara
garis besar menjadi empat macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan aliran kas (Martono dan Harjito 2010). Menurut
Keown et al (2002), kas lebih penting daripada profit. Kemungkinan konflik
terjadi antara manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan khususnya pada
perusahaan sekala besar di mana pemilik dan manajer memiliki kepentingan
berbeda. Misal manajer tidak akan bekerja untuk pemilik, kecuali jika manajer
merasa kepentingan pemilik yang terbaik baginya. Oleh karena itu, para
pemegang saham perusahaan, seperti halnya penyedia modal mempunyai
kebutuhan untuk meperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mengawasi
manajer, yaitu bersandar pada informasi umum pada sumber manapun dan salah
satu sumber informasi itu adalah laporan keuangan.
Neraca
Laporan keuangan yang memuat informasi mengenai jumlah kekayaan
(assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (di sisi aktiva). Kemudian juga
akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas
(modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi dalam laporan keuangan disebut
neraca (Kasmir 2008). Menurut Martono dan Harjito (2010), neraca (balance
sheet) merupakan laporan yang menggmbarkan jumlah kekayaan (harta),
kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca
biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Laporan neraca mengandung
unsur berikut :
Kekayaan = Hutang + Modal Sendiri
............................(1)
Sisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan yaitu aktiva. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan
untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk
menjalankan aktivitas operasi, perusahan membutuhkan pendanaan untuk
membiayainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan.
Kewajiban (hutang) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban
perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau modal perusahaan
merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh
pemilik dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan)
sejak berdirinya perusahaan (Wild et al 2005).
Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang
diperoleh dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang
dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam
laporan laba rugi (Kasmir 2008).
6
Menurut Brigham dan Houston (2006), laporan laba rugi merupakan laporan
yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu
periode akuntansi yang biasanya dilaporkan setiap satu kuartal atau satu tahun.
Menurut Martono dan Marjito (2010), laporan laba rugi (income statement)
merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan
dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Di dalam laporan laba rugi,
apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika
penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian.
Menurut Keown et al (2002), laporan laba rugi menjawab pertanyaan,
“Seberapa menguntungkankah suatu usaha?”. Laporan laba rugi menyajikan
informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu:
1. Penghasilan (penjualan), yaitu uang yang diperoleh dari penjualan produk
atau jasa perusahaan.
2. Harga pokok penjualan, yaitu biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang atau jasa yang akan dijual.
3. Beban operasi yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi produk
atau jasa dan administrasi bisnis.
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dan deviden.
5. beban pajak yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan .pajak
pendapatan perusahaan
Laporan laba rugi dapat diformulasikan menjadi :
Laba = Penghasilan – Biaya ...……………………(2)
Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi
perusahaan untuk suatu periode. Laba atau laba bersih mengindikasikan
profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang
ekuitas, sementara pos-pos dalam laporan merinci laba yang didapat. Laba
merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi dan
kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba kotor yang disebut juga margin kotor,
merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor
mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutup biaya produkya.
Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban
operasi (Wild et al 2005).
Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan ini selain untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan, juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen
perusahaan dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif dan
efisien (Brigham dan Houston 2006). Rasio keuangan merupakan peralatan
(tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba-rugi).
Analisis rasio keuangan bukanlah proses mekanis membagi pos satu dengan pos
yang lainnya. Dalam analisis rasio keuangan pembaca memerlukan pengetahuan
berbagai bentuk informasi keuangan agar dapat mengukur kinerja keuangan
perusahaan melalui analisis rasio keuangan (Mardiyanto 2009).
7
Menurut Mardiyanto (2009), analisis rasio keuangan menggunakan tiga (3)
jenis analisis. Jenis analisisnya meliputi analisis silang (cross sectional) yang
membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang sama, analisis runtun waktu
(time series) yang membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang berbeda, dan
analisis gabungan (combined) yang menyatukan kedua analisis sebelumnya. Hasil
analisis rasio keuangan ini dapat menggunakan empat standar, yaitu rataan
industri, perusahaan paling unggul, data historis, anggaran dan realisasinya.
Menurut Margaretha (2011), rasio keuangan dapat dianalisis dengan
beberapa cara, diantaranya:
1. Analisis horizontal atau trend analysis, yaitu dengan membandingkan rasiorasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu. Trend dapat dilihat
dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.
2. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan
dengan rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk
waktu yang sama.
3. Kombinasi (1) dan (2).
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan menurut Mardiyanto (2009), umumnya diukur
berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham
(earnings per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran
penghasilan (laba) adalah penghasilan dan beban. Penilaian kinerja keuangan akan
memberikan gambaran keadaan perusahaan dari segi keuangan yang didapat dari
analisis rasio keuangan dan laporan keuangan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Lismawati (2009) dengan judul “Analisis Kinerja
Keuangan dan Pelayanan KUD Sumber Alam”. Metode dan analisis data
menggunakan analisis keuangan berupa analisis trend, analisis persentase per
komponen, analisis rasio dan analisis kemampuan pelayanan KUD menggunakan
CSI. Hasil analisis memperlihatkan bahwa rasio likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas KUD Sumber Alam periode tahun 2003-2007 mengalami pergerakan
positif, tetapi nilai rasio aktivitas usaha mengalami penurunan pada periode 20012007. Nilai rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas meningkat karena KUD
Sumber Alam melakukan perampingan struktur sehingga biaya yang dihasilkan
dapat diminimalkan. Nilai rasio aktivitas yang semakin menurun menunjukkan
KUD Sumber Alam dalam melakukan aktivitas usahanya belum cukup baik dalam
perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan total aktivanya masih rendah.
Untuk tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD
dikategorikan sedang karena anggotanya merasa cukup puas pada pelayanan
KUD.
Penelitian yang dilakukan Rahmani (2009) yang berjudul “Analisis Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU
Bhakti Asih Tangerang)”. Metode dan analisis data menggunakan Chi-Square
8
Analysis, Importance Analysis (IPA) dan CSI. Hasil analisis Chi-Square
menunjukkan jenis kelamin dan usia berdasarkan karakteristik responden tidak
memiliki hubungan dengan atribut mutu pelayanan jasa. Hasil analisis IPA
menunjukkan bahwa atribut yang berada di kuadran A (Prioritas Utama), yaitu
ketepatan dokter mendiagnosa penyakit, keamanan lingkungan rumah sakit,
kelengkapan obat-obatan di apotek, dan kelengkapan fasilitas peralatan modern.
Pada sisi kuadran B (Pertahankan Prestasi), terdapat atribut kelengkapan
penjelasan dokter, ketanggapan dokter dan perawat terhadap keluhan pasien,
kesiapsediaan dokter dan perawat dalam membantu pasien, pengetahuan dan
keterampilan medis dokter, pelayanan dokter dan perawat yang menyakinkan,
keramahan dokter dan perawat, serta kesetaraan pelayanan pengobatan. Pada
kuadran C (Prioritas Rendah), terdapat atribut kecepatan pelayanan, pelayanan
kasir yang prima, kecepatan pelayanan apotek, pelayanan petugas apotek yang
menyakinkan, keramahan dan kesopanan petugas pendaftaran dan apotek,
ketersediaan terhadap pengaduan keluhan pasien. Kuadran D terdapat atribut
ketepatan tagihan biaya, kemudahan memperoleh informasi pelayanan,
ketersediaan petunjuk arah untuk setiap ruangan, kerapihan dan kebersihan
penampilan seluruh karyawan. Hasil Analisis CS menunjukkan bahwa pasien
merasa puas akan kualitas layanan kesehatan yang diberikan RSU Bhakti Asih.
Karena analisis CSI menunjukkan angka 80,43% yang berarti pasien ada pada
kategori “sangat puas”.
Anggari (2011) dalam penelitian berjudul “Analisis Kinerja Keuangan pada
PT. Musi Hutan Persada Muara Enim (Sulsel) Berbasis Laporan Keuangan 20072010”. Metode analisis data yang digunakan adalah laporan keuangan neraca dan
laba rugi periode 2007-2010 dengan menghitung nilai rasio keuangan dan
peramalan kondisi laporan neraca dan laba rugi. Hasil penelitian pada PT. Musi
Muara Enim disimpulkan bahwa posisi neraca dengan pos keuangan kewajiban,
aktiva tetap dan aktiva lain-lain periode 2007-2010 mengalami penurunan
dibandingkan aktiva lancar, kewajiban lancar, ekuitas yang mengalami
peningkatan. Nilai rasio keuangan PT. Musi Muara Enim menunjukkan bahwa
rasio likuiditas perusahaan yang kurang likuid, rasio solvabilitas yang kurang
solvabel dan aktivitas perusahaan yang kurang efektif. Namun dari hasil analisis
perusahaan masih mampu menghasilkan marjin keuntungan. Apabila dilihat dari
analisis Du pont, kinerja perusahaan mengalami peningkatan, baik dari sisi
penjualan, aktiva dan ekuitas.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
RS BM sebagai pemberi layanan kesehatan wajib untuk terus meningkatkan
mutu layanannya. Meningkatnya mutu layanan akan berbanding lurus dengan
kepuasan konsumen, yaitu pasien RS. Oleh karena itu sisi finansial perlu
diperhatikan sebagai dasar perencanaan untuk langkah-langkah finansial di RS
BM yang diharapkan berdampak pada peningkatan mutu layanan kesehatan.
Kerangka pemikiran penelitian yang akan dilakukan menyangkut analisis rasio
keuangan dapat dilihat pada Gambar 1.
9
Kerangka pemikiran penelitian dimulai dengan menganalisis rasio keuangan
melalui laporan keuangan RS BM yaitu neraca dan laba rugi periode tahun 20082012. Periode awal penelitian yaitu tahun 2008, dipilih karena kondisi keuangan
RS BM berada pada kondisi yang positif berbeda dengan tahun 2005-2007 yang
kondisi keuangannya yang negatif di mana laba operasional RS. Rasio keuangan
dihitung berdasarkan runtun waktu (time series), yaitu membandingkan rasio
dalam waktu berbeda secara horizontal dimulai tahun 2008. Rasio yang dianalisis
merupakan rasio umum yang digunakan dalam penilain kinerja perusahaan, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas..
Pengukuran kinerja dari sisi non finansial dapat diketahui melalui tingkat
kepuasan pasien. Dalam penelitian ini kepuasan pasien difokuskan pada pasien
rawat inap karena pasien rawat inap mendapatkan semua pelayanan kesehatan
yang disediakan dan berdasarkan laporan laba rugi RS BM 2008-2012 laba
operasional pasien rawat inap lebih besar dibandingkan pasien rawat jalan.
Diharapkan hasil dari analisis aspek finansial dan non finansial ini akan menjadi
bahan evaluasi masukan untuk pengambilan keputusan bagi RS. Dengan
demikian, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Rumah Sakit Bhakti Medicare
Kinerja
Finansial
Non Finansial
-
Laporan
Keuangan
Perspektif
Pelanggan
(Pasien)
- Neraca
- Laba / Rugi
Survei Indeks
Kepuasan Pasien
Rawat Inap (CSI)
Analisis Rasio
Keuangan
-
Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Prediksi
Pertumbuhan Laba
Kinerja Sosial dan Ekonomis
Rekomendasi Finansial
dan Non Finansial Perusahaan
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
10
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS BM Jalan Raya Siliwangi No. 187B,
Cicurug Kabupaten Sukabumi, selama kurang lebih tiga (3) bulan dimulai pada
bulan Mei 2013.
Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder RS BM berupa laporan
keuangan, baik laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012. Data lainnya
didapat dari literatur-literatur terkait yang mendukung pengumpulan data
penelitian. Penarikan data primer untuk mengisi kuesioner data kepuasan pasien
rawat inap menggunakan metode purposive sampling yang merupakan bagian
teknik sampling, yaitu non probability sampling. Metode purposive sampling
dipilih, karena peneliti menetapkan standar sampel responden yang harus
memenuhi kriteria, yaitu pasien rawat inap yang sekurang-kurangnya menginap
satu hari di rumah sakit. Responden juga dapat berupa keluarga atau pendampng
dari pasien rawat inap. Hal ini bertujuan agar pengisian kuesioner kepuasan pasien
rawat inap tepat dan tanggap terhadap jawabannya.
Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden menggunakan rumus
Slovin untuk menentukan minimal contoh yang dibutuhkan pada tingkat
kesalahan yang ditoleransi adalah 5%. Ukuran populasi yang diketahui dalam
rumah sakit adalah 50 pasien rawat inap per bulan. Ukuran populasi ini didasarkan
rata-rata jumlah pasien rawat inap yang bersumber pada data rekam medis RS BM
melalui wawancara. Rumus Slovin untuk perhitungan adalah :
n=
Keterangan :
..................................................(3)
n = Jumlah minimal contoh
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan (error) yang ditoleransi.
Perhitungan minimal sampel penelitian ini adalah :
n=
= 44,444 ≈ 45 responden
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data keuangan berupa rasio keuangan pada
penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik serta data kualitatif
dideskripsikan secara analitik. Metode analisis data laporan keuangan yang
digunakan adalah analisis rasio dengan membandingkan rasio berdasarkan runtun
waktu (time series) secara horizontal dengan data input berasal dari laporan
keuangan. Laporan keuangan neraca dan laba rugi yang dianalisis menggunakan
11
analisis tren, sehingga dapat memprediksi pertumbuhan laba melalui tabel
tendensi laporan keuangan. Data kepuasan pelanggan pasien rawat inap
dikumpulkan melalui kuesioner berdasarkan jumlah sampel yang sudah
ditentukan. Data survei kepuasan pasien rawat inap diolah dengan bantuan
Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS)
16.0 for windows.
Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah :
a. Analisis Rasio
Analisis rasio menggambarkan keadaan dari keuangan perusahaan.
Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, akivitas
dan profitabilitas.
1) Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menurut Martono dan Harjito (2010), merupakan
indikator yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari :
i. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang tinggi memberian
indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek (Martono dan
Harjito 2010).
Rasio lancar
=
………………..(4)
ii. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat atau quick ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat
untuk mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini merupakan
perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi
hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan karena
persediaan merupakan komponen yang paling rendah tingkat
likuiditasnya (Martono dan Harjito 2010).
Rasio Lancar
=
.........(5)
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek dan
jangka panjang. Rasio solvabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio
yang terdiri dari :
i. Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini menghitung seberapa besar aset perusahaan dibelanjai oleh
hutang (Martono dan Harjito 2010). Total hutang meliputi kewajiban
lancar dan utang jangka panjang.
Rasio Hutang
=
x 100% ..............(6)
ii. Rasio Total Hutang dengan Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan
total hutang yang dimilik perusahaan dengan modal sendiri (Martono
dan Harjito 2010).
12
Rasio Total Hutang dengan Modal =
………(7)
3) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang mengukur efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aktivanya. Rasio aktivitas ini akan
menggambarkan perputaran dari aktiva-aktiva dan penjualan sebuah
perusahaan. Rasio aktivitas dapat dihitung menggunaan rasio-rasio yang
terdiri dari :
i. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
Rasio ini mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio dihitung dari pembagian antara penjualan dengan
total asetnya (Martono dan Harjito 2010).
Perputaran Total Aktiva
=
……………(8)
ii. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Rasio ini membandingkan penjualan dan aktiva tetap, yang bertujuan
mengukur efektifitas penggunaan aktiva tetap (Keown et al 2002).
Perputaran Aktiva Tetap
…………..(9)
=
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profabilitas menurut Martono dan Harjito (2010) bisa dikatakan
rasio keuntungan. Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba dan
penjulan. Rasio profitabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio yang
terdiri dari :
i. Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha (Return on
Investment)
Rasio ini menggambarkan tentang tingkat kemampuan pengembalian
yang diperoleh dari suatu investasi dengan membandingkan laba
setelah pajak dengan total aktiva (Margaretha 2011).
(ROI)
=
x 100% ………..(10)
ii. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)
Rasio ini sering juga disebut rentabilitas modal sendiri yang dapat
mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan (Martono dan Harjito 2010).
(ROE)
………….(11)
iii.
=
x 100%
Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio ini merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung
seluruh biaya dan pajak penghasilan. Net Profit Margin menunjukkan
perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Martono
dan Harjito 2010).
14
Dimensi Kualitas Jasa
Banyak pakar yang mengklasifikasi dimensi kualitas jasa yang berbeda.
Namun pada penelitian ini menggunakan lima dimensi jasa menurut Parasuraman,
Zeithaml dan Berry. Terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan
tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut (Parasuraman et al dalam Tjiptono
2008) :
1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan
menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.
2. Daya tanggap (responsiveness), berkenanaan dengan kesediaan dan
kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan.
3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan
karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya.
4. Empati (empathy), perushaan memahami masalah para pelanggannya dan
bertindak demi kepentingan pelanggan.
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan,
sumberdaya manusia.
Customer Satisfaction index
Survei kepuasan konsumen yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan metode CSI atau indeks kepuasan pelanggan. Pelanggan di sini
adalah pasien rawat inap RS BM. CSI menghitung tingkat kepuasan pelanggan
berdasarkan atribut-atribut. Menurut Aritonang (2005), indeks kepuasan
pelanggan sangat berguna untuk tujuan internal perusahaan. Contohnya adalah
memantau perbaikan pelayanan, motivasi karyawan, maupun pemberian bonus
sebagai gambaran yang mewakili tingkat kepuasan menyeluruh pelanggan. Skala
Likert yang digunakan untuk untuk mengukur indikator secara kualitatif adalah
sebagai berikut :
Skala : 1 = Sangat tidak puas
= Sangat tidak penting
2 = Tidak puas
= Tidak penting
= Cukup penting
3 = Cukup puas
4 = Puas
= Penting
5 = Sangat puas
= Sangat penting
CSI dihitung berdasarkan empat tahapan, yaitu (Dickson dalam Lismawati
2009) :
1. Menentukan Mean Inportance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score
(MSS) yang merupakan rataan dari tingkat kepuasan.
2. Membuat Weight Factor (WF) yang merupakan bobot dari persentase
atribut dimensi mutu jasa dengan total MIS seluruh atribut.
3. Menghitung Weighted Score (WS) dengan mengalikan WF dengan MSS
4. Menghitung Satisfaction Index (indeks kepuasan), yaitu dengan
menjumlahkan WS semua atribut dibagi skala maksimum kategori atribut
dikali 100%.
CSI yang dihitung kemudian dibagi ke dalam lima kriteria, yang dimulai
dari tidak puas hingga sangat puas. Kriteria bersumber pada panduan survei
kepuasan konsumen yang disusun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
15
bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian
yaitu PT Sucofindo. Kriteria kepuasan konsumen ini adalah (Panduan Suvei
Kepuasan Konsumen PT Sucofindo dalam Lismawati (2009) :
Nilai Indeks (%):
81,00-100,00
66,00-80,99
51,00-65,99
35,00-50,99
0,00-34,99
= Sangat Puas
= Puas
= Cukup Puas
= Kurang Puas
= Tidak Puas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Rumah Sakit
RS BM merupakan rumah sakit swasta yang didirikan dan mulai beroperasi
sejak tanggal 25 Mei 2005. RS BM merupakan rumah sakit swasta terlengkap di
daerah Cicurug Kabupaten Sukabumi. RS ini merupakan bagian dari PT.
Medikarya Utama dengan direktur utama Bapak Supriadi Setiawan dan direktur
rumah sakit dr. Rahmini Sabariah. RS BM sudah melakukan kerjasama dengan
PT. Jamsostek Sukabumi sejak 2008. Selain itu rumah sakit juga telah melakukan
kerjasama dengan lebih dari 20 perusahaan asuransi untuk dapat memudahkan
pasien dalam mendapatkan pelayanan.
Visi dan Misi RS
Rumah Sakit Bhakti Medicare memiliki visi yaitu “Menjadi Rumah Sakit
Terpercaya Keluarga anda”. Visi ini tertuang dalam slogan yang dijunjung RS
BM yaitu “Melayani dengan Sepenuh Hati”. Misi rumah sakit adalah :
- Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat jalan
- Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat inap
- Menyediakan penunjang medis dengan tenaga kerja yang profesional
- Memberikan pelayanan kesehatan yang dapat menciptakan rasa aman
(secure) dan nyaman (convenience) pada seluruh pasien tanpa membedakan
kelas, suku, ras dan agama.
Fasilitas Rumah Sakit
RS BM memiliki fasilitas medik dan penunjang medik yang lengkap dengan
didukung oleh dokter-dokter umum dan spesialis yang kompeten di bidangnya.
Untuk fasilitas rawat inap, RS BM menyediakan jenis ruangan seperti :
- Ruang rawat inap (VIP, Kelas Utama, Kelas I, Kelas II dan Kelas III)
- HCU (High Care Unit)
- Ruang OK atau Ruang Operasi
16
Jumlah tempat tidur yang dimiliki dari fasilitas rawat inap RS BM dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM
Jenis Ruangan
VK
HCU
OK
Ferma
Rawat Inap Kelas I
Rawat Inap Kelas II
Rawat Inap Kelas III
Rawat Inap Kelas Utama
Ruang VIP
Ruang Ibu
Ruang Anak
TOTAL
Jumlah Tempat Tidur
(buah)
3
2
1
5
5
10
10
3
1
3
3
45
Sumber : Wawancara Bagian Pemasaran RS BM, tahun 2013
Kondisi Keuangan RS BM
Kinerja sebuah perusahaan harus dapat diukur dan diketahui baik dalam hal
finansial dan non finansial. Kondisi finansial dari sebuah perusahaan juga dapat
menggambarkan dari kesehatan keuangannya yang bisa dilihat dari laporan
keuangan yang pada umumnya berupa laporan laba rugi dan neraca. RS BM yang
memiliki dualitas fungsi, yaitu berorientasi sosial dan profit perlu untuk
mengetahui kinerja dan kondisi keuangannya. Dalam penelitian ini, kondisi
keuangan RS BM dilihat melalui laporan laba rugi dan neraca tahun 2008-2012.
Analisis Rasio Keuangan RS BM
Perkembangan sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan
operasionalnya dapat tercermin melalui kondisi keuangan yang berasal dari
laporan keuangan. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui gambaran
akan kinerja dan kondisi keuangan, yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Di dalam
analisis rasio, sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan dan dalam
penelitian ini untuk menganalisis rasio keuangan RS BM digunakan dua laporan
keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Rasio-rasio yang akan dianalisis di
RS BM adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. Laporan
keuangan yang menjadi sumber data rasio keuangan ini menggunakan laporan
keuangan periode 2008-2012.. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
dapat dilihat pada Tabel 3.
17
Tabel 3. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
No
Rasio Keuangan
1
Analisis Likuiditas
Rasio Lancar
Rasio Cepat
Rasio Solvabilitas
Rasio Hutang (%)
Rasio Total Hutang dengan Modal (%)
Rasio Aktivitas
Perputaran Total Aktiva
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio Profitabilitas
Tingkat Pengembalian Investasi dari
Laba Usaha (%)
Tingkat Pengembalian Ekuitas (%)
Marjin Laba Bersih (%)
2
3
4
2008
2009
Tahun
2010
2011
2012
1,571
1,214
1,480
1,170
1,440
1,126
1,292
0,998
1,321
0,991
1,440
1,126
0,062
0,066
0,067
0,071
0,073
0,079
0,083
0,091
0,088
0,097
0,073
0,079
0,652
0,722
0,763
0,847
0,849
0,949
0,855
0,958
0,903
1,022
0,849
0,949
0,058
0,114
0,157
0,152
0,172
0,152
0,062
0,089
0,122
0,149
0,170
0,185
0,165
0,177
0,189
0,191
0,165
0,177
Sumber : Laporan Keuangan RS BM Periode 2008-2012 (diolah)
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dapat menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam
melunasi kewajiban-kewajiban finansial yang harus segera dilunasi. Analisi rasio
ini dapat menggunakan dua pendekatan. Pertama membandingkan antara kas atau
berupa aktiva-aktiva yang dapat segera diubah dalam bentuk kas pada tahun di
mana kewajiban finansial jatuh tempo dan harus segera dibayar, kedua dengan
mengeluarkan pos persediaan dari aktiva lancar sehingga pengkuruan likuiditas
menjadi lebih fokus. Dengan demikian rasio likuiditas ini dapat dijadikan
indikator RS BM menyangkut kemampuannya dalam melunasi kewajibankewajiban finansial jangka pendek menggunakan aktiva lancar.
Rasio Lancar
Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang
menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi nilai rasio
lancar tidak mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan baik dalam mengelola
kewajiban jangka pendeknya. Nilai rasio yang tinggi dapat diartikan bahwa nilai
aktiva dalam menghasilkan laba operasi tidak produktif atau dapat dikatakan
banyak dana yang menganggur.
Nilai rasio lancar RS BM pada tahun 2008 menunjukkan angka 1,571, dan
menurun tahun 2009 sebesar 1,480. Tahun 2010-2011 nilai rasio lancar terus
menurun diangka 1,440 dan 1,292 . Namun terjadi peningkatan pada tahun 2012
yaitu sebesar 1,321 dibandingkan dengan tahun 2011.
Rataan
18
2
Nilai Rasio
1.7
1.4
CR
1.1
0.8
0.5
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 2. Nilai rasio lancar
Berdasarkan Gambar 2, nilai rasio lancar rumah sakit terus menurun. Hal ini
Disebabkan nilai aktiva lancarnya kurang dapat menjamin pembayaran kewajiban
lancarnya atau hutang lancar yang meningkat dalam lima tahun lebih tinggi
dibandingkan peningkatan nilai aktiva lancar RS dalam lima tahun. Penurunan
nilai rasio tahun 2008-2011 ini harus ditanggapi dengan serius oleh RS. Karena
peningkatan nilai rasio tahun 2012 juga tergolong kurang baik apabila
dibandingkan tahun 2008.. Untuk proyeksi tahun 2013 agar nilai rasio lancar
meningkat alternatif yang dapat diambil yaitu mengurangi sebisa mungkin hutang
lancar atau meningkatkan nilai aktiva lancar agar rasio lancar tidak terus menurun.
Rasio Cepat
Rasio cepat atau quick ratio (QR) menghitung kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aktiva lancar
dengan mengurangi pos persediaan. Persediaan pada laporan neraca yang
dieliminasi mempunyai maksud karena persediaan merupakan aktiva lancar yang
paling tidak likuid. Rasio cepat RS BM mengalami hal yang serupa dengan rasio
lancar, yaitu penurunan dari tahun ketahun. Dapat dilihat pada Tabel 5, tahun
2008 nilai rasio cepat 1,214 menurun menjadi 1,170 pada tahun 2009. Penurunan
terus terjadi untuk tahun berikutnya yaitu 2010-2012, sebesar 1,126, 0,998, dan
0,991.
Hal ini dapat dikatakan kurang baik apabila RS BM mengurangi persediaan
untuk menjamin pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Tahun 2011-2012 nilai
QR semakin menjauhi nilai standar. Kewajiban yang semakin meningkat dari
tahun 2011-2012 dengan peningkatan yang signifikan dari pos hutang usaha dan
uang muka pasien menjadi penyebab rasio cepat RS BM tergolong kurang baik.
Kemampuan bayar RS dengan mengeliminasi persediaan menjadi kurang baik dan
dapat dinyatakan bahwa RS BM kurang likuid.
19
1.3
Nilai Rasio
1.1
0.9
QR
0.7
0.5
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 3. Rasio cepat
Berdasarkan Gambar 3, nilai rasio cepat RS BM fluktuasinya hampir sama
dengan rasio lancar. Tren rasio cepat menunjukkan penurunan yang terus terjadi
pada periode 2008-2011, kecuali untuk tahun 2012.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio antara total hutang dan total aset. Dalam
rasio ini akan dijelaskan bagaimana RS BM didanai atau dengan kata lain
persentase nilai aktiva rumah sakit yang didanai oleh hutang.
Rasio Hutang terhadap Aset
Debt to asset ratio (DAR) atau disebut rasio hutang terhadap aset
merupakan rasio yang menghitung nilai persentase rumah sakit yang dibiayai oleh
hutang, termasuk hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Apabila kita
lihat hasil perhitungan dari rasio hutang terhadap aset RS BM pada Tabel 6, tahun
2008 aset yang dibiaya oleh hutang 6,2%. Tahun 2009 meningkat menjadi 6,6%
dan meningkat kembali pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 7,3%, 8,3% dan
8,8%.
10.00%
Persentase
8.00%
6.00%
DAR
4.00%
2.00%
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 4. Nilai rasio hutang terhadap aset
Peningkatan persentase hutang RS BM menurut Gambar 4 terjadi pada
tahun 2008-2012, namun nilai rasio hutang ini tergolong baik dan aman karena
rumah sakit tergolong mampu membayar semua hutang apabila terjadi sekenario
20
terburuk yaitu dilikuidasi. Peningkatan hutang usaha dan uang muka pasien secara
nyata mengakibatkan peningkatan nilai rasio ini.
Rasio Hutang terhadap Modal
Debt to equity ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan
perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka
panjang dengan jumlah modal RS BM itu sendiri. Jika nilai rasio lebih besar dari
satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah,
sebaliknya jika nilai rasio lebih kurang dari satu maka modal perusahaan itu
sendiri mampu menjamin hutang yang dimiliki baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Nilai rasio dari tahun 2008 sebesar 6,6% meningkat tahun 2009 menjadi
7,1%. Peningkatan terjadi tahun 2010-2011 menjadi 7,9% dan 9,1%. Meningkat
kembali tahun 2012 menjadi 9,7%.
11.00%
Persentase
9.50%
8.00%
DER
6.50%
5.00%
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 5. Rasio total hutang terhadap modal
Hasil perhitungan rasio total hutang dengan modal atau DER pada
Gambar 5, menunjukkan peningkatan dari tahun 2008-20012 . Apabila kita lihat
nilai rasionya dari tahun 2008-2012, rasio ini tergolong baik karena modal dapat
menjamin hutang jangka pendek dan jangka panjang rumah sakit dengan
perolehan nilai yang kurang dari satu. Rata-rata untuk rasio ini adalah 0,079 yang
berarti Rp1 modal atau ekuitas perusahaan dapat menjamin Rp 0,079 hutang RS
BM baik yang jangka panjang dan jangka pendek.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur nilai efektivitas manajemen
sebuah perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Pengukuran nilai efektivitas
perusahaan yang dimaksud adalah efektivitas dalam pengelolaan persediaanpersediaan dan kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva. Rasio
aktivitas menggunakan nilai dari pos laporan laba rugi perusahaan dengan
mgnhubungkan nilai dari laporan neraca. Rasio ini mengukur perputaran unsurunsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan.
21
Perputaran Total Aktiva
Perputaran total aktiva atau Total Assets Turnover Ratio (TATO) pada
rumah sakit mengukur efisiensi aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio
perputaran total aktiva RS BM mengalami peningkatan dari 2008-2012. Namun
peningkatan ini tergolong kecil apabila dilihat dari nilai rasionya. Tahun 2008
nilai rasio TATO 0,652 lalu meningkat di tahun 2009 sebesar 0,763 dan
meningkat pada tahun 2010-2012 sebesar 0,849, 0,855 dan 0,903.
1
Nilai Rasio
0.85
0.7
TATO
0.55
0.4
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 6. Perputaran total aktiva
Hasil perhitungan rasio peruputaran total aktiva RS BM pada Gambar 6
menunjukkan bahwa rumah sakit dalam menghasilkan pendapatan operasi atau
volume bisnis dilihat dari total aktiva atau total investasinya, rumah sakit sudah
efektif. RS BM sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan
pendapatan operasinya secara konsisten agar efektifitas aktiva yang dimilki
perusahaan meningkat pada tahun 2013.
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap atau Fixed Asset Turnover (FAT) mengukur
seberapa efektif rumah sakit dalam menggunakan aktiva tetapnya. Rasio ini
membandingkan penjualan dan aktiva tetap bersih. Dalam rasio ini digambarkan
bagaimana efisiensi dari aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan jasa rumah
sakit. Penjualan jasa ini yaitu pendapatan RS yang berupa pendapatan pasien
rawat jalan, pendapatan pasien rawat inap dan pendapatan penunjang medis. Nilai
rasio perputaran aktiva tetap RS BM menunjukkan bahwa efisiensi dari
penggunaan aktiva tetap yang dihubungkan dengan penjualan atau pendapatan
operasional rumah sakit. Tahun 2008-2012 nilai rasio ini terus meningkat 0,722,
0,847, 0,949, 0,958 dan1,022,.
22
Nilai Rasio
1.3
1.1
FAT
0.9
0.7
0.5
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 7. Rasio perputaran aktiva tetap
Gambar 7 menunjukkan keadaan nilai rasio yang meningkat. Meskipun hal
ini baik namun apabila terus meningkat akan erjadi idle capacity pada RS.
Penumpukan aktiva tetap RS dapat berupa investasi, namun hal ini apabila
berlanjut maka efektifitas dari aktiva tetap akan terus berkurang, karena RS perlu
meningkatkan penjualan jasa berupa pendapatan operasi.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektifitas dari
manajemen rumah sakit secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan bagaimana
rumah sakit mendapatkan surplus yang diperoleh dari hubungan antara
pendapatan dan investasi.
Rasio Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha
Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha atau Return on
Investment (ROI) atau disebut Return on Asset (ROA) adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang
digunakan atau dimiliki. Nilai rasio ROI RS BM dari tahun 2008-2012 dapat
dilihat pada Tabel 3. Apabila dilihat pada Tabel 3, nilai persentase ROI RS BM
mengalami peningkatan. Tahun 2008 nilai ROI RS 5,8% dan meningkat di tahun
berikutnya 11,4%. Tahun 2010 peningkatan terjadi 15,7%, tahun 2011 terjadi
penurunan menjadi 15,16%. Dan meningkat kembali pada tahun 2012 sebesar
17,2%. Rataan persentase nilai ROI RS BM periode 2008-2009 adalah 15,2%.
20.30%
Persentase
15.30%
10.30%
ROI
5.30%
0.30%
2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 8. Rasio tingkat pengembalian investasi
dari laba usaha
23
Rasio ROI menunjukkan fluktuasi pada tahun 2008-2012, yaitu peningkatan
nilai rasio ini terjadi dari 2008-2010 dan menurun di tahun 2011 dan kembali
meningkat di tahun 2012. Fenomena ini terjadi akibat laba bersih RS BM pada
tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010. Penurunan laba
bersih ini diakibatkan jumlah beban dan kewajiban yang tidak dapat dikontrol
oleh rumah sakit. Pos Beban dan kewajiban yang meningkat ini adalah beban
rawat inap dan beban gaji.
Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas
Rasio tingkat pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) sering
disebut rentabilitas modal sendiri (Martono dan Harjito 2010). Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan modal sendiri
yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain,
kemampuan RS dalam menghasilkan keutungan dari modal sendiri atau ekuitas.
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3, nilai rasio ROE mengalami fluktuatif.
Terlihat nilai pada tahun 2008-2009 meningkat dan kembali turun tahun 20102011, serta kembali meningkat pada tahun 2012, tetapi tidak melampaui nilai rasio
pada tahun 2008-2010. Tahun 2012 nilai rasio yang meningkat jika dibandingkan
dengan nilai rasio tahun 2011 dapat diartikan bahwa proporsi dari perbandingan
pendapatan bersih dan total ekuitas RS pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan
tahun 2011 meskipun tidak sebanding dengan nilai rasio pada tahun 2008-2010.
20.00%
Persentase
17.00%
14.00%
ROE
11.00%
8.00%
5.00%
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 9. Rasio tingkat pengembalian ekuitas
Rasio ROE pada Gambar 9 menunjukkan fluktuasi pada tahun 2008 bernilai
6,2% dan meningkat pada tahun 2009 sebesar 12,2%. Tahun 2010, nilai rasio ini
mengalami penurunan menjadi 17% dan meningkat pada tahun berikutnya (2011)
sebesar 16,5%. Tahun 2010, nilai rasio kembali naik dari tahun sebelumnya
(18,9%). Tahun 2008-2010 modal RS BM terus meningkat dalam menghasilkan
keuntungan namun menurun pada tahun 2011 dan kembali meningkat tahun 2012.
Hal ini menunjukkan bahwa modal RS BM digunakan dengan baik karena dapat
menghasilkan keuntungan atau pendapatan bersih yang terus meningkat kecuali
untuk tahun 2011 yang menurun. Penurunan pendapatan bersih diakibatkan oleh
beban dan kerugian yang meningkat lebih besar dari tahun sebelumnya
dibandingkan jumlah penghasilan RS BM.
24
Rasio Margin Laba Bersih
Rasio margin laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio
yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak dan biaya-biaya dengan
penjualan. Penjualan di RS BM ini adalah pendapatan operasi yang didapatkan
dari penjualan jasa. Berdasarkan Tabel 3, nilai rasio margin laba bersih terlihat
cenderung meningkat dari tahun 2008-2011 dan sedikit menurun pada tahun 2011.
Terlihat bahwa RS BM kesulitan menghadapi beban yang semakin tinggi pada
tahun 2011.
20.00%
Persentase
17.00%
14.00%
NPM
11.00%
8.00%
5.00%
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 10. Rasio margin laba bersih
Peningkatan nilai rasio margin laba bersih dilihat pada tahun 2008, dengan
nilai 8,9%, tahun 2009 meningkat 14,9%, tahun 2010 meningkat 18,5% dan tahun
2011 mengalami penurunan 17,7%. Tahun 2012 nilai rasio meningkat 19,1%.
Penurunan nilai rasio margin laba bersih RS BM tahun 2011 ini menunjukkan
pihak RS belum mampu untuk mengendalikan biaya operasional yang terus
meningkat. Biaya operasional ini menyangkut beban dari kegiatan usaha dan
beban umum. Beban yang meningkat secara nyata adalah beban rawat inap dan
gaji karyawan.
Analisis Tren Neraca dan Laba RS BM
Analisis tren, atau disebut dengan analisis indeks, merupakan salah satu alat
analisis laporan keuangan. Alat analisis ini biasanya digunakan untuk laporan
neraca dan laba rugi dengan cara menetapkan tahun dasar pada laporan keuangan.
Kemudian setiap pos keuangan laporan keuangan yang dijadikan tahun dasar,
dirubah menjadi angka indeks 100. Pemilihan tahun dasar ini tidak harus selalu
tahun yang paling awal namun bisa juga dianggap tahun yang normal. Analisis ini
membandingkan perkembangan secara horizontal dari tahun ke tahun dengan cara
dibandingkan dengan tahun dasar dan dikali 100%. Dengan demikian akan
diketahui bagaimana perkembangan laporan keuangan dibandingkan dengan tahun
dasar. Apakah tendensi dari pos laporan neraca dan laba rugi naik, turun atau
cenderung tetap. Analisis tren ini memfokuskan pada pos keuangan atau akunakun yang signifikan. Laporan neraca dan laba rugi RS BM tahun 2008-2012
yang dianalisis dengan metode analisis indeks dapat dilihat pada Tabel 4.
25
Tabel 4. Analisis tren laporan neraca dan laba rugi 2008-2012 RS BM
Pos Keuangan
NERACA
Jumlah Aktiva Lancar
Jumlah Aktiva
Jumlah Kewajiban Lancar
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
LABA RUGI
Jumlah Pendapatan Operasional
(Penjualan bersih)
Laba Kotor
Jumlah Beban dan Kerugian
Jumlah Pendapatan Bersih (Laba)
2008
2009
Tren (%)
2010
2011
2012
100
100
100
100
102
101
108
101
111
102
121
101
115
104
140
102
126
106
150
106
100
118
133
137
146
100
100
100
119
117
129
133
120
194
135
123
192
143
127
214
Sumber : Laporan Keuangan RS BM Periode 2008-2012 (diolah)
Analisis tren laporan neraca RS BM periode 2008-2012 menunjukkan
tendensi dari nilai aset yang dimiliki, kewajiban dan modal. Persentase dari
perhitungan analisis tren laporan neraca ini dapat menggambarkan kondisi tahun
2008-2012, apakah cenderung bergerak naik, tetap atau turun. Terlihat pada Tabel
10, jumlah aktiva lancar RS BM cenderung meningkat dari tahun 2008-2012.
Tahun 2009 peningkatan nilai aset lancar 2% dibandingkan dengan tahun 2008.
Nilai peningkatan relatif kecil dikarenakan akun persediaan RS tahun 2009
sebesar Rp 81.842.540,- menurun dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp
87.122.350,- ,meskipun nilai kas dan piutang meningkat. Tahun 2010 meningkat
11% dibandingkan tahun 2008. Karena peningkatan terjadi pada asuransi dibayar
dimuka dan piutang jasa perawatan. Pada tahun 2011, peningkatan terjadi 15%,
tahun 2012 terjadi peningkatan 26% dibandingkan tahun 2008. Jumlah total aktiva
merupakan jumlah antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Peningkatan pos
keuangan ini tahun 2009 terlihat tidak banyak berubah, karena hasil analisis tren
menyatakan peningkatan hanya 1%. Dikatakan tidak banyak berubah dibanding
tahun 2008, tetapi ada peningkatan dalam hal aset tetap, tahun 2010 terjadi
peningkatan 2% dibandingkan tahun 2008, tahun 2011 peningkatan terjadi cukup
besar, yaitu 4% dibandingkan tahun 2008, karena RS berinvestasi pada alat
penunjang pelayanan kesehatan. Tahun 2012 peningkatan jumlah aktiva menjadi
6% dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan jumlah aktiva tergolong kecil,
disebabkan RS BM belum melakukan penambahan ruangan rawat inap dan hanya
menambah peralatan kantor dan penunjang medik.
Pos keuangan jumlah hutang jangka pendek, atau kewajiban lancar RS BM
meningkat sejalan dengan peningkatan nilai aktiva rumah sakit. Tahun 2009
peningkatan terjadi sebesar 8% dibandingkan dengan tahun 2008. Tahun 2010
terjadi peningkatan sangat besar, yaitu 21% dibandingkan tahun 2008. Tahun
2011 nilai tren meningkat 40% dibandingkan tahun 2008. Tahun 2012 jumlah
kewajiban meningkat cukup besar, yaitu 50%. Hutang telah menyebabkan
peningkatan ini, dikarenakan pos keuangan hutang usaha dan uanng muka
meningkat. Dilihat dari laporan neraca bagian aktiva lancar, peningkatan nyata
terjadi pada pos persediaan hal ini dikarenakan rumah sakit terus melakukan
investasi berupa persediaan medis seperti obat, alat kesehatan dan alat medis
untuk persediaan non medis yaitu peralatan kantor, linen, bahan makanan kering
atau basah. Dan kas yang merupakan pos keuangan yang penting peningkatannya
26
tidak terlalu nyata. Kas yang seharusnya didapat dari penerimaan penjualan jasa
secara tunai peningkatannya tidak terlihat nyata. Dilihat dari kewajiban lancar RS
BM, hutang usaha mengalami peningkatan yang nyata dari tahun ke tahun. Hal ini
dikarenakan RS BM perlu mendanai biaya operasional sehari-hari.
Analisis tren laporan aktivitas RS BM menunjukkan tendensi dari perolehan
keuntungan kegiatan operasi atau laba rugi rumah sakit. Pos keuangan pendapatan
operasional dapat dikatakan juga sebagai penjualan bersih. Penjualan disini adalah
penjualan jasa pelayanan yang dilakukan oleh RS BM. Tahun 2009 pendapatan
operasional meningkat 18%. Tahun 2010 meningkat 33% dibanding tahun 2008.
tahun 2011 dan 2012 pos keuangan terus meningkat 37% dan 46%. Laba kotor
rumah sakit mengalami peningkatan dari tahun 2009-2012. Tahun 2009 laba kotor
meningkat 19% dibandingkan tahun 2008. Tahun 2009 laba kotor meningkat 33%
dan 37% ditahun 2010 dibandingkan tahun 2008. Laba kotor tahun 2012
dibandingkan tahun 2008 meningkat 43%. Tahun 2009 beban dan kerugian
meningkat 17%. Tahun 2010 dan 2011 meningkat 20% dan 23%. Tahun 2012
beban dan kerugian meningkat 27% dibandingkan tahun 2008. Jumlah pendapatan
bersih rumah sakit meningkat dari tahun ke tahun dimulai tahun 2009, di mana
pendapatan bersih meningkat 29%. Tahun 2010 meningkat cukup pesat, yaitu
94%. Tahun 2011 peningkatan laba bersih ini menurun menjadi 92%, hal ini
akibat beban yang meningkat diantaranya beban rawat inap gaji karyawan.
meningkat kembali 114% diakibatkan pendapatan operasional yang meningkat
dan RS BM dapat mengantisispasi beban yang dihadapi seperti beban rawat inap.
Peningkatan yang nyata untuk pos keuangan pada laporan aktivitas atau laba rugi
RS BM adalah pendapatan operasional rawat inap. Seiring dengan meningkatnya
pendapatan operasional rawat inap, peningkatan yang nyata juga terjadi pada
beban rawat inap baik berupa listrik, peralatan medik dan non medik penunjang
dan beban gaji karyawan dan direksi.
Customer Satisfaction Index (CSI) RS BM
Survei kepuasan pasien rawat inap RS BM dengan menggunakan metode
Indeks kepuasan pelanggan atau CSI dilakukan dengan menghitung nilai rataan
dari tingkat kepentingan dan kepuasan dari seluruh atribut. Hasil Perhitungan CSI
RS BM dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan lima dimensi jasa, yaitu
tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy, nilai CSI untuk
pelayanan yang diberikan bagi pasien rawat inap adalah 80,9%. Dengan
menggunakan standar yang dibuat PT Sucofindo sebagai BUMN yang bergerak
dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian Ini
menandakan bahwa pasien rawat inap merasakan pelayanan yang disediakan
rumah sakit melalui lima dimensi jasa dapat digolongkan “PUAS”. Untuk pilihan
makanan dan kecepatan pelayanan perawat merupakan indikator kepuasan yang
paling kecil nilai survei kepuasaannya. Ini dapat menjadi masukan bagi rumah
sakit untuk menambah menu dan variasi makanan bagi pasien rawat inap dan
meningkatkan kinerja perawat melalui peningkatan kecepatan melayani pasien.
Secara keseluruhan RS BM sudah memberikan pelayanan yang memuaskan
pasien rawat inap sebagai konsumennya. Rataan untuk mengetahui nilai kepuasan
pasien rawat inap RS BM dapat dilihat pada Lampiran 5 pada kolom Mean
27
Satisfaction Score (MSS). Karakteristik responden yang dijadikan contoh dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Implikasi Manajerial
Implikasi dari penilitian in adalah bagaimana RS BM sebagai RS sektor
privat atau milik swasta dapat meningkatkan kinerja keuangannya dilihat dari
penerapan analisis rasio keuangan. Hasil analisis empat rasio keuangan seperti
likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, perlu melakukan langkahlangkah berikut:
1. Likuiditas RS BM dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan lagi nilai
pos aktiva lancar, terutama akun kas dengan mengurangi persediaan yang
semakin menumpuk dari tahun ke tahun. Persediaan yang dimaksud adalah
persediaan medis dan non medis. Persediaan ini dapat dikurangi dengan
memprioritaskan persediaan non medis untuk dikurangi yaitu bisa berupa
alat tulis kantor, linen, bahan bangunan.
2. Selama lima tahun periode laporan keuangan yang dianalisis, RS BM
mengalami peningkatan relatif kecil dilihat dari analisis kecenderungan
laporan keuangan neraca dan laba rugi 2008-2012, RS BM harus bisa terus
meningkatkan kapasitas ruang rawat inap berupa jumalh tempat tidur untuk
meningkatkan pendapatan operasi RS.
3. Kepuasan pasien rawat inap yang diukur dengan CSI berdasarkan lima
dimensi mutu jasa dikategorikan puas, di samping adanya peningkatan laba
operasional RS BM. Untuk meningkatkan kepuasan pasien rawat inap
menjadi “Sangat Puas”, RS BM dapat melihat dimensi mutu dengan nilai
terkecil yaitu pilihan makanan dan kecepatan pelayanan perawat. Hal yang
dapat dilakukan adalah menambahkan menu makanan untuk pasien rawat
inap dan meningkatkan kinerja perawat yang melayani pasien. Salah
satunya adalah kecepatan dalam melayani pasien saat pasien membutuhkan
pelayanan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Kondisi keuangan RS BM tahun 2008-2012 dilihat dari nilai rasio
keuangannya (likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas) dapat
dikatakan cukup baik. Rasio Aktivitas mengalami peningkatan dari tahun
2008-2011 dengan rataan perputaran total aktiva sebesar 0,849 dan
perputaran aktiva tetap sebesar 0,949. Rasio profitabilitas juga mengalami
peningkatan meskipun pada tahun 2011 terjadi penurunan untuk tingkat
pengembalian ivestasi dari laba usaha, tingkat pengembalian ekuitas dan
margin laba bersih.
2. Laju pertumbuhan laba RS BM meningkat dari tahun ke tahun terlihat pada
tren laporan laba rugi 2008-2012. Hal ini erat kaitannya dengan penjualan
bersih atau pendapatan operasi rumah sakit yang meningkat akibat
28
peningkatan jumlah pasien yang menggunakan layanan kesehatan di rumah
sakit, terutama peningkatan jumlah hunian pasien rawat inap.
3. Tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan
RS BM tergolong puas, dengan skor CSI melalui lima dimensi mutu jasa
80,9%. Kecepatan pelayanan perawat memiliki nilai rataan tingkat
kepentingan tertinggi melalui atribut reliability. Dan rataan untuk tingkat
kepuasan tertinggi dimiliki oleh atribut Emphaty yaitu perhatian dokter.
Saran
1. RS BM sebaiknya meningkatkan nilai dari pos aktiva lancar khususnya akun
kas rumah sakit. Peningkatan ini bisa didapat dari alternatif mengurangi
persediaan yang terus meningkat.
2. RS BM diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kapasitas
layanan, baik berupa fasilitas medik dan non medik, namun harus tetap
mengontrol pos beban agar tidak meningkat secara berlebih. Oleh karena itu
peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
operasi RS.
3. Rataan kepuasan pasien rawat jalan pada atribut pilihan makanan tergolong
kecil, dibandingkan dengan yang lain. Usulan penting dilakukan penambahan
variasi menu makanan. Peningkatan kecepatan perawat dalam melayani
pasien rawat inap juga perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan nilai skor
CSI hingga “Sangat Puas”.
DAFTAR PUSTAKA
Anggari AF. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Musi Hutan Persada
Muara Enim (Sumsel) Berbasis Laporan Keuangan 2007-2010 [skripsi].
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Aritonang. 2005. Kepuasan Pelanggan Pengukuran dan Penganalisisan Dengan
SPSS. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Brigham EF, Houston JF. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta (ID)
: Salemba Empat. (Terjemahan, Ed ke-10 Buku 1)
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta : Prenada Media.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan
Indonesia Tahun 2011. Jakarta. [diunduh 20 Juli 2013]. Tersedia pada
http://www.depkes.go.id.
Keown AJ, Martin JD, Petty JW, Scott FD Jr. 2004. Manajemen Keuangan :
Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Jakarta (ID): Indeks. (Terjemahan Ed ke-9
Jilid 1)
Lismawati. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Pelayanan KUD Sumber Alam
(Studi Kasus : KUD Sumber Alam Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
29
Martono dan Harjito DA. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta (ID):
Ekonisia.
Mardiyanto H. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): Grasindo.
Margaretha F. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan.
Jakarta (ID) : Erlangga.
Tjiptono F. 2008. Service
Yogyakarta (ID) : Adi.
Management
Mewujudkan Layanan
Prima.
Rahmani FV. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU Bhakti Asih Tangerang) [skripsi].
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
[RS BM] Rumah Sakit Bhakti Medicare. 2008. Laporan Keuangan RS Bhakti
Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM.
_________________________________. 2009. Laporan Keuangan RS Bhakti
Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM.
_________________________________. 2010. Laporan Keuangan RS Bhakti
Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM.
_________________________________. 2011. Laporan Keuangan RS Bhakti
Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM.
_________________________________. 2012. Laporan Keuangan RS Bhakti
Medicare Tahun 2008. Sukabumi (ID): RS BM.
Setiawan S. 2011. Loyalitas Pelanggan Jasa Studi Kasus Bagaimana Rumah Sakit
Mengelola Loyalitas Pelanggannya. Bogor (ID): IPB Press.
Wild JJ, Subramanyam KR, Halsey FR. 2005. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta (ID) : Salemba Empat. (Terjemahan, Edisi Ke-8 Buku 2)
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Medicare
Direktur Utama PT. Medikarya Utama
Direktur RS Bhakti Medicare
Komite Medik
SEKRETARIAT
Medik
Koord. Dokter
Umum
Dokter
Umum
Koord.
Rawat Jalan
Koord.
Pelayanan
Keperawatan
Non Medik
Koord.
Rawat Inap
Koord. Penunjang
Medik
Marketing
HRD
Kesehatan
Lingkungan
Poliklinik
HCU
Gizi
CS
Driver
Accounting
Staff
Accounting
Finance
IT
Purchasing
Order
IGD
OK
Labolatorium
Security
VK
Radiologi
Mekanik
Perinatologi
Fisioterapi
House Maid
and Linen
NS I, Utama,
VIP
Rekam
Medis
NS Ibu dan
Anak
Farmasi
NS II, II dan
Isolasi
Kasir
31
31
32
Lampiran 2. Kuesioner perhitungan kepuasan pasien rawat inap
PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian. Terimakasih
atas kesediaan responden untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner yang akan
sangat berguna sebagai masukan untuk peningkatan mutu layanan Rumah Sakit
Bhakti Medicare dan juga penelitian untuk melengkapi data skripsi. Data singkat
peneliti :
Nama
NIM
Departemen
Fakultas
Universitas
: FAIZAL FAROUK
: H24114013
: Manajemen
: Ekonomi dan Manajemen
: Institut Pertanian Bogor
Informasi yang diberikan oleh responden akan dijaga kerahasiaannya, dan
hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas kesediaannya.
I. Data Umum Responden Rawat Inap
Kelas Ruangan :
Tanggal
:
1. Apakah anda sudah menggunakan layanan rawat inap Rumah Sakit Bhakti
Medicare selama lebih dari 1 hari ?
a. Ya (Lanjutkan)
b. Tidak (Stop)
II. Data Spesifik Responden Rawat Inap
Berilah tanda (x) pada jawaban yang disediakan
1. Jenis Kelamin …
a. Pria
b. Wanita
2. Apa penddikan terakhir anda …
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Diploma
e. S1
f. Lainnya, sebutkan …
3. Pembayaran ..
a. Jamsostek
d. Perorangan
b. Jamkesmas
e. Asuransi
4. Umur ..
a. < 21 tahun
c. 36-45 tahun
b. 21-35 tahun
d. > 45 tahun
33
Lanjutan Lampiran 2
5. Pekerjaan ..
a. Tidak / belum bekerja
b. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Wiraswasta
d. Pegawai Swasta
e. Ibu Rumah Tangga
f. Lainnya, sebutkan …
6. Pendapatan Per bulan ...
a. < Rp 1.000.000,b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000
c. Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000
d. Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000
e. > Rp 6.000.000
34
Lanjutan Lampiran 2
Kuesioner Tingkat Kepuasan Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang Bapak / Ibu kehendaki.
Keterangan : 1 = Sangat Tidak Penting = Tidak Puas
2 = Tidak puas = Tidak Penting
3 = Cukup Puas = Cukup penting
4 = Puas = Penting
5 = Sangat Puas = Sangat Penting
Nilai Tingkat
Nilai Tingkat
Kepentingan
Kepuasan
No
Atribut Pelayanan Rawat Inap
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Tangible (Berwujud)
Kebersihan ruangan rawat inap
Pilihan makanan
Penyajian makanan
Kenyamanan dan ketenangan
ruang rawat inap
Reliability (Keandalan)
Penjelasan dokter mengenai
penyakit yang diderita
Sikap dokter dalam memeriksa
Penjelasan perawat tentang
perawatan yang dilakukan
Sikap perawat dalam melayani
Responsiveness (Kesigapan)
Kecepatan pelayanan perawat
Kecepatan pelayanan bagian
farmasi atau apotek
Kecepatan pelayanan bagian
laboratorium
Kecepatan pelayanan bagian
kebersihan
Kesigapan pelayanan keamanan
Kesigapan petugas kasir
Assurance (Keyakinan)
Keramahan Petugas Customer
Service
Keterampilan perawat
Pembebabanan biaya
Emphaty (Perhatian)
Kemudahan dalam pendaftaran
pasien rawat inap
Perhatian dokter
Perhatian perawat
Rasa Makanan
35
Lanjutan Lampiran 2
Saran / Komentar :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
38
Lampiran 5. Hasil perhitungan CSI
No
Atribut
Mean
Importance
Score (MIS)
Weight
Factor (WF)
Mean
Satisfaction
Score (MSS)
4,115
0,048496777
4,156
3,826
3,959
0,045090806
0,04665826
3,978
4,178
4,158
0,049003547
4,244
0,20375675
4,135
0,048732484
4,156
0,20150882
4,088
0,048178572
4,156
0,196954
4,113
0,048473206
4,067
0,1993703
4,155
0,048968191
4
0,20346283
4,179
0,04925104
3,978
0,2058201
4,024
0,047424308
4,156
0,19083542
4,004
0,047188601
4,156
0,18894316
4,005
0,047200387
4,156
0,18903755
3,98
0,046905752
4
4,113
0,048473206
4,222
0,18668489
0,1993703
4,071
0,047978221
4,156
4,158
3,673
0,049003547
0,043287645
4,156
4,022
4,137
0,048756055
4,156
4,09
4,155
3,713
84,851
0,048202143
0,048968191
0,04375906
1
4,267
4
4,244
86,604
Weight
Score (WS)
Tangible (Berwujud)
1
2
3
4
Kebersihan ruangan rawat
inap
Pilihan makanan
Penyajian makanan
Kenyamanan dan ketenangan
ruang rawat inap
0,19956424
0,17251742
0,18472005
Reliability (Keandalan)
5
6
7
8
Penjelasan dokter mengenai
penyakit yang diderita
Sikap dokter dalam
memeriksa
Penjelasan perawat tentang
perawatan yang dilakukan
Sikap perawat dalam
melayani
Responsiveness (Kesigapan)
9
10
11
12
13
14
Kecepatan pelayanan perawat
Kecepatan pelayanan bagian
farmasi atau apotek
Kecepatan pelayanan bagian
laboratorium
Kecepatan pelayanan bagian
radiologi
Kesigapan pelayanan
keamanan
Kesigapan petugas kasir
Assurance (Keyakinan)
15
16
17
Keramahan Petugas Customer
Service
Keterampilan perawat
Pembebabanan biaya
0,19531934
0,20375675
0,15899552
Emphaty (Perhatian)
18
19
20
21
Kemudahan dalam
pendaftaran pasien rawat inap
Perhatian dokter
Perhatian perawat
Rasa Makanan
TOTAL
CSI
0,2017038
0,19714676
0,20346283
0,16247739
4,04540822
80,9
39
Lampiran 6. Karakteristik responden
Keterangan
Kelas ruangan :
Kelas VIP
Kelas Utama
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jenis kelamin :
- Pria
- Wanita
Pendidikan terakhir :
- SMP
- SMA
- Diploma
- S1
- Lainnya,
Pembayaran :
- Jamsostek
- Perorangan
- Jamkesmas
- Asuransi
Umur :
- < 21 tahun
- 21-35 tahun
- 36-45 tahun
- > 45 tahun
Pekerjaan :
- Tidak / belum bekerja
- Pegawai Negeri Sipil (PNS)
- Wiraswasta
- Pegawai Swasta
- Ibu Rumah Tangga
- Lainnya, sebutkan …
Jumlah pendapatan per bulan :
- . < Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000
- Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000
- Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000
- > Rp 6.000.000
Jumlah Pasien Rawat Inap
Persentase (%)
5
1
14
16
9
11
2
31
36
20
26
19
58
42
2
9
17
14
3
4
20
38
32
6
32
1
3
9
71
2
7
20
2
9
5
29
4
20
12
64
3
4
8
28
2
-
7
9
18
62
4
-
3
17
15
3
7
7
38
33
7
15
40
40
Lampiran 7. Laporan neraca RS BM periode 2008-2012
Tahun
No
1
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
176,861,307
177,199,981
181,111,848
183,896,446
190,558,719
80,393,854
83,689,892
89,596,671
90,659,247
92,642,538
5,812,545
7,339,011
10,124,203
9,702,479
9,634,073
Aktiva Lancar :
1.1
Kas dan Setara Kas
1.2
Piutang Jasa Perawatan
1.3
Piutang lain-lain
1.4
Asuransi dibayar dimuka
32,455,012
40,902,352
50,617,855
55,681,285
68,645,648
1.5
Persediaan
87,122,350
81,842,540
92,431,658
100,235,272
120,600,807
382,645,068
390,973,776
423,882,235
440,174,729
482,081,785
3,716,358,003
3,865,281,936
3,894,350,712
3,899,219,046
3,983,877,177
171,148,033
284,992,802
313,835,393
240,617,662
321,530,872
Jumlah Aktiva Lancar
2
Aktiva Tetap :
2.1
Harga Perolehan
2.2
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
2.3
Nilai Buku
3,545,209,970
3,580,289,134
3,580,515,319
3,658,601,384
3,662,346,305
Jumlah Aktiva (1+2)
3,927,855,038
3,971,262,910
4,004,397,554
4,098,776,113
4,144,428,090
3
Kewajiban :
3.1
Hutang usaha
187,444,992
187,453,730
201,077,435
226,429,295
253,203,963
3.2
Hutang pajak
11,130,260
11,421,480
12,934,601
22,392,342
23,660,164
3.3
Hutang lain-lain
5,031,268
5,140,300
6,192,306
5,281,248
7,252,716
3.4
Uang muka pasien
Jumlah Kewajiban Lancar
4
39,910,129
60,143,499
74,090,864
86,576,914
80,721,268
243,516,649
264,159,009
294,295,206
340,679,799
364,838,111
Ekuitas :
4.1
Modal
5,542,534,062
5,542,534,062
5,542,534,062
5,542,534,062
5,542,534,062
4.2
Laba (rugi) tahun berjalan
1,214,702,620
1,596,620,124
1,819,564,463
1,773,467,559
1,751,020,124
4.3
Laba (rugi) ditahan
643,493,053
238,810,037
12,867,251
10,970,149
11,923,959
Jumlah Ekuitas
3,684,338,389
3,707,103,901
3,710,102,348
3,758,096,354
3,779,589,979
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas (3+4)
3,927,855,038
3,971,262,910
4,004,397,554
4,098,776,153
4,144,428,090
41
Lampiran 8. Laporan laba rugi RS BM periode 2008-2012
No
I
Uraian
2009
2010
2011
2012
Pendapatan operasional rawat jalan
1,004,898,764
1,327,461,180
1,340,283,456
1,387,127,460
1,410,162,355
Pendapatan operasional rawat inap
1,234,551,801
1,357,292,022
1,698,274,520
1,712,974,930
1,862,471,242
266,548,122
287,462,387
300,183,764
340,121,289
400,023,179
54,043,200
59,712,473
60,415,224
63,124,120
70,127,471
2,560,041,887
3,031,928,062
3,399,156,964
3,503,347,799
3,742,784,247
148,741,620
150,834,528
182,474,875
240,124,124
300,128,372
2,411,300,267
2,881,093,534
3,216,682,089
3,263,223,675
3,442,655,875
19,918,760
20,198,463
21,824,660
23,123,744
21,127,641
2,431,219,027
2,901,291,997
3,238,506,749
3,286,347,419
3,463,783,516
Beban rawat inap
745,247,254
754,835,252
774,860,238
793,531,240
809,172,654
Beban rawat jalan
325,030,305
332,762,360
351,473,020
352,384,276
373,235,412
Beban penunjang medik
134,450,112
146,487,653
148,172,452
164,169,872
171,241,926
3,254,301
6,937,562
8,923,764
10,824,912
10,909,846
Gaji Direksi, Kary, Adm dan UM
851,247,254
1,052,935,252
1,157,860,238
1,163,531,240
1,193,972,654
Beban Personalia
125,030,305
132,762,360
141,473,020
152,384,276
161,235,412
14,450,112
16,487,653
16,812,452
17,469,872
18,241,926
5,254,301
6,937,562
8,923,764
10,824,912
10,909,846
2,203,963,944
2,450,145,654
2,608,498,948
2,665,120,600
2,748,919,676
227,255,083
451,146,343
630,007,801
621,226,819
714,863,840
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah Pendapatan Operasional (Penjualan bersih)
II
Pengurangan pendapatan operasional
III
Laba Kotor
IV
Penghasilan Non Operasional
V
Jumlah Penghasilan, sumbangan dan Sumber lain
VI
Beban dari Kegiatan Usaha :
Beban operasional lainnya
Beban Umum dan Administrasi :
Administrasi dan Umum
Beban Bunga
Jumlah Beban dan Kerugian
VIII
2008
Penghasilan dan Sumbangan Tidak Terikat :
Pendapatan operasional Unit Penunjang
VII
Tahun
Jumlah Pendapatan Bersih
41
42
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat tanggal 25 September 1989.
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Drs. Ruhyatulhilal
dan Dra. Ida Farida. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri Cinagara 1 pada tahun 2002. Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Cigombong dan lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 3 Kota Bogor pada tahun 2008.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian Perencanaan
Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa Direktorat Program Diploma Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur regular. Dan melanjutkan
pendidikan pada Program Alih Jenis Manejemen IPB pada tahun 2011.
Download