hubungan pola seksual ibu hamil dengan kejadian ketuban pecah dini

advertisement
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
Lisda Handayani1, Rizqy Amelia1 Eliya Sumarni*
1
Dosen, Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Korespondensi penulis: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Ketuban Pecah Dini (KPD) termasuk penyebab peningkatan angka kematian ibu.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya KPD diantaranya pola seksual yang tidak tepat yaitu
frekuensi >3 kali seminggu, posisi yang salah dan penetrasi yang terlalu dalam. Insidensi KPD di
Indonesia berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan sedangkan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin tahun 2015 dari jumlah persalinan 3134 sebanyak 460 (14,6%) kasus KPD.
Tujuan: Mengetahui hubungan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode: Penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan Case Control. Populasi adalah seluruh
ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berjumlah 400 orang. Sampel
berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang KPD sebagai kasus dan 30 orang tidak KPD sebagai
kontrol. Teknik pengambilan accidental sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner. Data
dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Karakteristik umur ibu bersalin lebih banyak yang pada rentang 20-35 tahun sebanyak orang
47 (78,3%), sebagian mengalami ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 30 orang (50%) dan lebih
banyak melakukan pola seksual yang tidak tepat sebanyak 41 orang (68,3%). Ada hubungan pola
seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
(p = 0,000 dan OR = 10,286)
Simpulan: Pola seksual yang tidak tepat merupakan faktor risiko kejadian KPD. Perlunya pemberian
edukasi yang tepat kepada ibu hamil melalui penyuluhan mengenai frekuensi dan posisi yang tepat
untuk mencegah ketuban pecah.
Kata kunci: Ibu Hamil, Ketuban Pecah Dini (KPD), Pola Seksual
33
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau
PENDAHULUAN
Setiap
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
tahun
diseluruh
dunia
usia
kehamilan.
Indikator
yang
umum
diperkirakan terjadi 358.000 kematian ibu dan
digunakan dalam kematian ibu adalah Angka
99% kematian tersebut terjadi di negara
Kematian Ibu yaitu jumlah kematian ibu dalam
berkembang yang miskin dan sekitar 67%
100.000
merupakan sumbangan 11 negara termasuk
mencerminkan resiko obstetrik yang dihadapi
Indonesia. Menurut laporan WHO tahun 2014
oleh
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai
(Prawirohardjo, 2010).
angka 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas
kelahiran
seorang
hidup.
ibu
sewaktu
Angka
ia
ini
hamil
Penyebab kematian maternal merupakan
beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat
hal
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia
digolongkan pada faktor-faktor reproduksi,
Tenggara 16.000.
komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan
Berdasarkan
kompleks,
yang
dapat
sosioekonomi. Faktor komplikasi obstetrik yaitu
Kesehatan Indonesia (SDKI), 2012 rata- rata
antara lain disebabkan karena perdarahan
Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai
karena abortus, kehamilan ektopik, perdarahan
359 per 100.000 kelahiraan hidup sedangkan
pada kehamilan trimester 3, perdarahan post
target
menurun
partum, distosia bahu, pengguguran kandungan
sebanyak 102 AKI. Angka Kematian Ibu (AKI)
dan infeksi nifas. Infeksi nifas sendiri dapat
tercatat
Provinsi
terjadi pada keadaan persalinan yang tidak
Kalimantan Selatan adalah 123 / 100.000
mengindahkan syarat-syarat asepsis-antisepsis,
kelahiran hidup sedangkan menurut standar
partus lama, ketuban pecah dini dan sebagainya
nasionalisasinya adalah sebesar 228 / 100.000
(Prawirohardjo, 2010).
di
2015
Dinas
Demografi
cukup
dan
tahun
Survei
yang
diperkirakan
Kesehatan
kelahiran hidup.
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah
Kematian ibu atau kematian maternal
pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia
alam waktu 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah
34
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
dini pada kehamilan prematur. Hal ini dapat
merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan
terjadi pada kehamilan aterm maupun pada
antepartum, riwayat abortus dan persalinan
kehamilan preterm (Prawiroharjo, 2010).
preterm sebelumnya, riwayat KPD sebelumnya,
Insidensi KPD berkisar antara 8-10%
defisiensi
gizi
yaitu tembaga
atau asam
dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm
askorbat, ketegangan rahim yang berlebihan,
insidensinya
6-19%,
kesempitan panggul, kelelahan dalam ibu
sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya
bekerja, serta trauma yang didapat misalnya
2% dari semua kehamilan. Hampir semua KPD
dalam hubungan seksual, pemeriksaan dalam
pada kehamilan preterm akan lahir sebelum
dan amniosintesis (Prawiroharjo, 2010).
bervariasi
antara
aterm atau persalinan akan terjadi dalam 1
Frekuensi coitus pada trimester ketiga
minggu setelah selaput ketuban pecah. 70%
kehamilan yang lebih dari 3 kali seminggu
kasus ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan
diyakini berperan dalam terjadinya KPD. Hal
cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan
ini berkaitan dengan kondisi orgasme yang
mortalitas
oleh
memicu kontraksi rahim oleh karena adanya
prematuritas, ketuban pecah dini berhubungan
paparan terhadap hormon prostaglandin didalam
dengan penyebab kejadian prematuritas dengan
semen atau cairan sperma (Winkjosastro, 2012).
perinatal
disebabkan
insidensi 30-40% (Sualman, 2011).
Data yang didapatkan dari RSUD Dr. H.
Penyebab KPD belum dikatehui secara
Moch Ansari Saleh Banjarmasin bahwa angka
pasti, namun kemungkinan yang menjadi faktor
kejadian KPD mengalami peningkatan dari
predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara
tahun 2013-2014 dan mengalami penurunan
langsung
ataupun
pada tahun 2015. Pada tahun 2013 dari jumlah
asenderen dari vagina atau serviks. Selain itu
persalinan 2904 terdapat 262 (9%) kasus KPD
fisiologi selaput ketuban yang abnormal, serviks
dari rujukan, dan pada tahun 2014 dari jumlah
inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita
persalinan 5032 terdapat kasus KPD meningkat
kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun, faktor
menjadi 892 (17,7%) dari rujukan, sehingga
golongan darah, faktor multigraviditas/paritas,
sampai
pada
selaput
ketuban
dengan
tahun
2015
dari
jumlah
35
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
persalinan 3134 terjadi penurunan kasus KPD
yaitu 460 (14,6%) dari rujukan.
Metode analisis data dalam penelitian ini
meliputi:
Berdasarkan data-data diatas tentang
a. Analisis univariat
kejadian KPD maka peneliti tertarik untuk
Analisis
univariat
dilakukan
mencari tahu tentang hubungan pola seksual ibu
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
hamil dengan kejadian ketuban pecah dini di
untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
persentase dari tiap variabel yang diteliti.
b. Analisis bivariat
BAHAN DAN METODE
Analisis bivariat adalah analisa yang
Metode
yang
digunakan
dalam
dilakukan terhadap dua variabel yang
penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan
diduga
berhubungan
atau
berkolerasi
case control. Populasi adalah seluruh ibu
dengan menggunakan uji korelasi Chibersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Squre, dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
Banjarmasin pada bulan April 2017 yang
atau tingkat kepercayaan 95% .
berjumlah 400 orang. Sampel terdiri dari kasus
dan kontrol, yang dimaksud kasus adalah
HASIL
jumlah ibu bersalin dengan KPD pada saat
1. Karakteristik responden
penelitian dilaksanakan yaitu sebanyak 30
Karakteristik
responden
menurut
orang. Sedangkan kontrol adalah ibu bersalin
umur ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch
yang
Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada
tidak
KPD
sebanyak
30
orang.
Berdasarkan kriteria syarat perbandingan kasus
tabel 1 berikut:
dan kontrol diharapkan 1:1. maka jumlah
Tabel 1 Distribusi frekuensi Umur Ibu Bersalin di RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017
sampel sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan
sampel dengan teknik accidental sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pola seksual sedangkan variabel adalah
kejadian ketuban pecah dini.
No
Umur
Frekuensi (f)
3
Persentase (%)
5
20-35 tahun
47
78,3
>35 tahun
10
16,7
Jumlah
60
100
1
<20 tahun
2
3
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu
bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
36
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
Banjarmasin lebih banyak yang memiliki
No
umur pada rentang 20-35 tahun sebanyak
Pola Seksual
Frekuensi (f)
41
Persentase (%)
68,3
Tepat
19
31,7
Jumlah
60
100
1
Tidak tepat
2
orang 47 (78,3%).
Tabel 3 menunjukkan sbahwa ibu
2. Analisis univariat
bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
a. Kejadian ketuban pecah dini (KPD)
Saleh
Gambaran kejadian ketuban pecah
Banjarmasin
lebih
banyak
dini (KPD) pada ibu bersalin di RSUD Dr.
melakukan pola seksual yang tidak tepat
H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat
sebanyak 41 orang (68,3%).
3. Analisis bivariat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Analisis
Tabel 2 Distribusi frekuensi Kejadian Ketuban Pecah Dini pada
Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin Tahun 2017
pola
seksual
dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD)
1
Kejadian
Ketuban
Pecah Dini
Ya
2
Tidak
30
50
Jumlah
60
100
No
hubungan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
30
50
di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut.
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari
penelitian sudah ditentukan dengan case
Tabel 4. Hubungan Pola Seksual dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini
(KPD) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun
2017
control yaitu ibu bersalin yang mengalami
Tidak tepat
f
%
f
%
F
%
1
Ya
27
90
3
10
30
100
2
Tidak
14
46,7
16
53,3
30
100
Jumlah
41
68,3
19
31,7
60
100
No.
ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 30
orang (50%) dan yang tidak mengalami
ketuban pecah dini sebanyak 30 orang
Pola Seksual
Kejadian
Ketuban
Pecah Dini
(KPD)
Jumlah
Tepat
p value = 0,000, OR = 10,286
(50%).
b. Pola seksual
Tabel 4 menunjukkan dari 30 orang ibu
Gambaran pola seksual pada ibu
bersalin yang mengalami KPD sebagian besar
bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari
adalah ibu yang pola seksualnya tidak tepat
Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada
yaitu sebanyak 27 orang (90%) sedangkan dari
tabel 3 berikut:
30 orang ibu bersalin yang tidak KPD sebagian
Tabel 3 Distribusi frekuensi Pola Seksual pada Ibu Bersalin di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun
2017
37
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
besar adalah ibu yang pola seksualnya sudah
maupun untuk melahirkan karena pada
tepat yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).
rentang usia tersebut kondisi fisik ibu sudah
Hasil uji Chi-Square didapatkan p =
dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu
0,000 maka p < α maka Ho ditolak dan Ha
memberi perlindungan yang maksimal untuk
diterima artinya ada hubungan antara pola
kehamilan dan secara umum mental pada
seksual dengan kejadian ketuban pecah dini
usia tersebut sudah siap, yang berdampak
(KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
pada
Banjarmasin.
kehamilannya secara hati-hati. Ibu bersalin
Hasil
perhitungan
faktor
perilaku
merawat
dan
menjaga
risiko
dalam penelitian ini lebih banyak yang
menunjukkan besarnya OR adalah 10,286 kali
berusia 20-35 tahun disebabkan karena
artinya pola seksual yang tidak tepat akan
adanya
berisiko 10 kali lebih besar mengalami ketuban
menetapkan batasan usia minimal untuk
pecah dini (KPD) dibandingkan dengan pola
menikah adalah 20 tahun sehingga pada saat
seksual yang tepat.
bersalin mereka sudah memiliki usia yang
peraturan
pemerintah
yang
tidak berisiko.
Usia kurang dari 20 tahun atau lebih
PEMBAHASAN
1. Karakteristik umur ibu bersalin di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
tinggi untuk melahirkan. Adapun resiko yang
Karakteristik umur ibu bersalin di
RSUD
Dr.
H.
Moch.
Ansari
dari 35 tahun merupakan golongan risiko
Saleh
bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang
dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya
Banjarmasin lebih banyak yang pada rentang
tekanan
20-35 tahun sebanyak
terhambat. Bisa jadi secara mental pun
orang 47 (78,3%).
darah
belum
dan
siap.
pertumbuhan
Ini
janin
Data menunjukkan bahwa ibu bersalin rata-
wanita
menyebabkan
rata melahirkan pada usia yang tidak berisiko
kesadaran untuk memeriksakan diri dan
untuk bersalin. Usia 20-35 tahun sebenarnya
kandungannya menjadi rendah sehingga
merupakan usia yang aman untuk hamil
berisiko mengalami ketuban pecah dini
38
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
(KPD). Sedangkan pada ibu yang berusia
Wanita
>35 tahun juga merupakan faktor risiko
berkecenderungan kecil memiliki penyakit
terjadinya ketuban pecah dini karena pada
kronis yang berisiko pada bayi (Rohan dan
usia ini sudah terjadi penurunan kemampuan
Siyoto, 2013).
organ-organ reproduksi untuk menjalankan
fungsinya,
keadaan
tersebut
akan
mempengaruhi proses pembentukan dan
perkembangan
embrio
pembentukan
selaput
memudahkan
untuk
tipis
pecah
dalam
usia
20-an
juga
2. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) ibu
bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
sehingga
lebih
di
Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu
yang
bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
sebelum
Banjarmasin mengalami ketuban pecah dini
waktunya.
(KPD) sebanyak 30 orang (50%). Data
Umur antara 20 tahun sampai 35
tersebut menunjukkan bahwa sebagian ibu
tahun adalah usia yang dirasa tepat bagi
bersalin
reproduksi wanita bekerja dengan maksimal.
ketuban pembukaan pada primipara kurang
Namun, bukan berarti diatas umur 35 tahun
dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
wanita
cm.
tidak
diperbolehkan
melahirkan,
hanya saja sesuai kodrat alamiah organ
reproduksi
yang
ketuban
pecahnya
dini (KPD)
harus
sudah
mulai
diwaspadai oleh ibu hamil, seringkali ibu
penyakit
yang
hamil tidak menyadari terjadi pecah ketuban
hampiri wanita di umur itu, disebabkan
dini. Gejala yang paling sering terjadi adalah
wanita harus berhati-hati ketika putuskan
ketika ibu hamil merasakan basah atau ada
melahirkan diatas umur 35 tahun. Umur di
cairan yang merembes dari bagian vagina.
akhir remaja atau 20-an awal merupakan usia
Hal ini akan menyebabkan ibu hamil merasa
terbaik secara biologis. Di usia tersebut, sel
basah dalam waktu terus menerus.
mengendur,
wanita
Pecah
mengalami
banyaknya
telur masih segar dan organ serta sistem
reproduksi
dalam
puncak masa
muda.
Ketuban pecah dini (KPD) dapat
berkaitan dengan umur ibu bersalin. Data
39
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
menunjukkan dari 3 orang ibu yang berusia
ikat dan vaskularisasi yang belum sempurna
<20 tahun seluruhnya mengalami KPD yaitu
sehingga membentuk selaput ketuban yang
(100%) dan dari 10 orang ibu yang berusia
tipis dan tidak kuat yang dapat memicu
>35 tahun sebagian besar mengalami KPD
terjadinya ketuban pecah dini, sedangkan
yaitu sebanyak 8 orang (80%). Usia <20
pada kehamilan diatas 35 tahun, biasanya
tahun dapat terjadi KPD karena pada saat
penyakit-penyakit
usia tersebut ibu masih terlalu muda dan
tekanan darah tinggi atau diabetes melitus
belum
untuk
pada wanita lebih sering muncul. Semakin
menghadapi persalinan. Padahal risiko pada
bertambah usia, penyakit degeneratif seperti
kelahiran bayi masih cukup tinggi dan masih
gangguan pembuluh darah (Maharani, 2017).
sulit dihindari sedangkan pada usia >35
3. Pola seksual ibu bersalin di RSUD Dr. H.
mempersiapkan
diri
tahun karena semakin banyak usia maka
degeneratif
seperti
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
akan semakin mengalami penurunan fungsi
Hasil penelitian didapatkan bahwa
organ tubuh dan lebih rentan mengalami
ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
penyakit yang salah satunya adalah penyakit
Saleh Banjarmasin lebih banyak melakukan
degeneratif seperti hipertensi yang secara
pola seksual yang tidak tepat sebanyak 41
tidak
orang (68,3%). Data tersebut menunjukkan
langsung
akan
mempengaruhi
terjadinya ketuban pecah dini.
bahwa
Usia kurang dari 20 tahun organ-organ
reproduksi
belum
maksimal,
sehingga
berfungsi
perlu
sebagian
besar
salah
dalam
melakukan aktifitas hubungan intim antara
secara
responden dengan suami. Ketidaktepatan
penundaan
pola seksual ini ditunjukkan dengan adanya
kehamilan. Jalan lahir pada usia kurang dari
kesalahan
dalam
frekuensi,
20 tahun belum bisa menyanggah bagian
melakukan penetrasi penis.
posisi
dan
yang ada didalamnya secara sempurna.
Pola seksual yang tepat tergambar
Organ reproduksi yang belum maksimal
jika hubungan intim tersebut dilakukan
mengakibatkan kurang terbentuknya jaringan
dengan frekuensi 1x seminggu, posisi ibu
40
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
berada
diatas,
posisi
posisi
tahun, rata-rata usia pernikahan yang sudah
menungging dan penetrasi penis diluar
lama tentunya mengalami kebosanan dalam
sehingga tidak menekan perut ibu sedangkan
berhubungan intim sehingga makin lama usia
pola seksual yang tidak tepat jika frekuensi
pernikahan
>3 kali, posisi ibu berada di bawah dan
berhubungan
penetrasi
ketidaktepatan pola seksual.
penis
yang
miring,
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
dalam
sehingga
semakin
intim
rendah
yang
frekuensi
menyebabkan
menekan perut ibu. Ketidaktepatan tersebut
Seksual secara umum merupakan
tergambar pada jawaban responden yang
sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin
menunjukkan sebanyak 12 orang (20%) yang
atau hal-hal yang berhubungan dengan
salah dalam frekuensi melakukan hubungan
perkara-perkara hubungan intim antara laki-
intim, sebanyak 30 orang (50%) yang salah
laki dengan perempuan. Perilaku seksual
pada aspek posisi yang sebagian besar posisi
adalah segala tingkah laku yang didorong
ibu hamil berada di bawah dan sebanyak 16
oleh hasrat seksual, mulai dari perasaan
orang (26,6%) melakukan penetrasi terlalu
tertarik hingga tingkah laku berkencan,
dalam sehingga ibu merasa sakit.
bercumbu dan senggama. Objek seksual
Ketepatan
dapat
dapat berupa orang baik sejenis maupun
berkaitan dengan usia saat hamil. Ibu hamil
lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri
yang
sendiri (Purwostuti dan Walyani, 2015).
berusia
pola
<20
seksual
tahun
cenderung
melakukan pola seksual yang tidak tepat
Prinsipnya
wanita
melakukan
tentunya usia pernikahan masih tergolong
perutnya tidak tertindih saat berhubungan.
baru dan masih tinggi semangat untuk
Kehamilan dapat merupakan waktu yang
melakukan
yang
terbaik dimana sebuah pasangan dapat
banyak
mencoba posisi hubungan seksual yang
frekuensinya
tentu
seksual
lebih
dan
seksual
boleh
karena karena pada saat usia tersebut
hubungan
hubungan
hamil
bervariasi.dan
selama
dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah
berbeda
harus
lama menikah sedangkan pada usia >35
diperhatikan adalah jangan sampai penis
41
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
menekan mulut rahim, karena itu sebaiknya
akan berisiko mengalami ketuban pecah dini
dipilih posisi yang paling tidak menekan
karena sperma yang dihasilkan setiap kali
perut ibu hamil (Lestari, 2011).
berhubungan
intim
prostaglandin
sehingga
4. Hubungan pola seksual ibu bersalin dengan
mengandung
akan
terus
kejadian ketuban pecah dini (KTD) RSUD
merangsang kontraksi, ini dengan demikian
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
semakin sering berhubungan intim maka
Hasil penelitian didapatkan dari 30
akan
semakin
besar
kontraksi
yang
orang ibu bersalin yang mengalami KPD
ditimbulkan sehingga berakibat pecahnya
sebagian
ketuban sebelum waktunya.
besar
adalah
ibu
yang pola
seksualnya tidak tepat yaitu sebanyak 27
Ibu hamil
yang memasuki
usia
orang (90%) sedangkan dari 30 orang ibu
kehamilan trimester III tentunya
perut
bersalin yang tidak KPD sebagian besar
semakin
akan
adalah ibu yang pola seksualnya sudah tepat
mempengaruhi posisi kenyamanan untuk
yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Hasil uji
melakukan hubungan intim. Posisi yang baik
statistik menunjukkan ada hubungan antara
dalam berhubungan pada saat kehamilan
pola seksual dengan kejadian ketuban pecah
trimester III yaitu tidak menekan perut. Jika
dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
hubungan
Saleh Banjarmasin dengan nilai p = 0,000 (p
menyebabkan
< α) dan OR = 10,286.
nyaman dan tidak rileks terlebih melakukan
Hasil penelitian menunjukkan pola
gerakan
membesar
tidak
dengan
seksual merupakan faktor resiko terjadinya
menyebabkan
ketuban pecah dini
waktunya.
(KPD).
Ibu
yang
ibu
yang
tepat
posisi
akan
hamil
merasa
tidak
terlalu
ketuban
kencang
pecah
yang
sebelum
memiliki pola seksual tidak tepat berisiko
Ketuban dipecah dini bisa terjadi
mengalami KPD sebanyak 10 kali. Ibu hamil
karena hubungan seksual yang tidak hati-hati
yang melakukan hubungan seksual saat
seperti melakukan penetrasi penis terlalu
trimester III dengan frekuensi berlebihan
dalam sehingga menekan perut ibu dan
42
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
mengakibatkan ibu meras sakit dengan
KPD sebesar 18,75%. Sebaiknya terakhir
frekuensi yang terlalu sering selama masa
melakukan hubungan seksual pada ibu hamil
kehamilan dan juga bisa terjadi bila dalam
trimester III > 6 jam sebelum proses
melakukan
persalinan
hubungan
seksual
tidak
karena
untuk
menghindari
mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin
pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya
yang
akibat penetrasi penis yang sangat dalam.
sedang
mengetahui
dikandung
posisi
yang
serta
tidak
benar
saat
melakukan hubungan seksual saat kehamilan
(Suryoprajogo, 2008).
Menurut Manuaba (2009) penyebab
UCAPAN TERIMA KASIH
KPD salah satunya karena coitus saat
Saya sangat berterima kasih kepada
kehamilan trimester III dengan frekuensi >
Civitas Akademika AKBID dan STIKES Sari
3x seminggu, penetrasi penis yang sangat
Mulia Banjarmasin yang telah memberikan izin
dalam dan posisi suami menekan dinding
untuk melakukan penelitian, dan ucapan terima
perut ibu sehingga dapat mengakibatkan
kasih kepada RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
trauma dalam hubungan seksual dan akan
Banjarmasin yang telah memberikan izin serta
terjadi pecahnya selaput ketuban. Menurut
tempat untuk melakukan penelitian.
penelitian Juwita (2007) menunjukkan hasil
bahwa
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini
yaitu melakukan hubungan seksual saat
hamil dengan frekuensi > 3x seminggu,
posisi coitus yaitu suami diatas dan penetrasi
penis yang sangat dalam sebesar 37,50%,
infeksi genetalia sebesar 37,50%, paritas
(multipara) sebesar 37,59%, dan riwayat
43
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
DAFTAR PUSTAKA
Juwita, A. R. 2007. Faktor yang mempengaruhi
terjadinya ketuban pecah dini di Rumah
Bersalin Triyanti Maospati Jawa Barat
tahun 2007.
Lestari, S. 2011. Pola komunikasi seksualitas
pada pasangan suami istri. Journal
ilmiah psikologis indigeneous.
Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual..
Prawihardjo, S. 2010. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Purwoastuti, E. & Walyani, E. S. 2015.
Panduan Materi Kesehatan Reproduksi
dan Keluarg Berencana. Yogykarta: PT.
Pustaka Baru.
Maharani, T. 2017. Hubungan usia, paritas
dengan ketuban pecah dini di Puskesmas
Jagir Surabaya. Vol. 8 (2). 102-107.
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
2016. Jumlah Kasus Ketuban Pecah
Dini tahun 2013-2015. Banjarmasin:
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
Manuaba, I. B. G. 2009. Penuntun
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : EGC.
Rohan, H. H., & Siyoto, H. S. 2013. Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
SDKI.
2012. Pendekatan Tentang Angka
Kematian Ibu Dan Balita. Jakarta: SDKI
Sualman, K. 2011. Penatalaksanaan ketuban
pecah dini kehamilan preterm.
(Availablehttp://belibisa17.com/2009/08/28/penatalaksanaankpd-preterm/). Diunduh tanggal 13
oktober 2016.
Suryoprajogo, 2008. Seks Hamil dan Nifas.
Yogyakarta.
Winkjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka.
44
Download