Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Lisda Handayani1, Rizqy Amelia1 Eliya Sumarni* 1 Dosen, Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin Korespondensi penulis: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Ketuban Pecah Dini (KPD) termasuk penyebab peningkatan angka kematian ibu. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya KPD diantaranya pola seksual yang tidak tepat yaitu frekuensi >3 kali seminggu, posisi yang salah dan penetrasi yang terlalu dalam. Insidensi KPD di Indonesia berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan sedangkan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2015 dari jumlah persalinan 3134 sebanyak 460 (14,6%) kasus KPD. Tujuan: Mengetahui hubungan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Metode: Penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan Case Control. Populasi adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berjumlah 400 orang. Sampel berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang KPD sebagai kasus dan 30 orang tidak KPD sebagai kontrol. Teknik pengambilan accidental sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Karakteristik umur ibu bersalin lebih banyak yang pada rentang 20-35 tahun sebanyak orang 47 (78,3%), sebagian mengalami ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 30 orang (50%) dan lebih banyak melakukan pola seksual yang tidak tepat sebanyak 41 orang (68,3%). Ada hubungan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p = 0,000 dan OR = 10,286) Simpulan: Pola seksual yang tidak tepat merupakan faktor risiko kejadian KPD. Perlunya pemberian edukasi yang tepat kepada ibu hamil melalui penyuluhan mengenai frekuensi dan posisi yang tepat untuk mencegah ketuban pecah. Kata kunci: Ibu Hamil, Ketuban Pecah Dini (KPD), Pola Seksual 33 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau PENDAHULUAN Setiap Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. tahun diseluruh dunia usia kehamilan. Indikator yang umum diperkirakan terjadi 358.000 kematian ibu dan digunakan dalam kematian ibu adalah Angka 99% kematian tersebut terjadi di negara Kematian Ibu yaitu jumlah kematian ibu dalam berkembang yang miskin dan sekitar 67% 100.000 merupakan sumbangan 11 negara termasuk mencerminkan resiko obstetrik yang dihadapi Indonesia. Menurut laporan WHO tahun 2014 oleh Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai (Prawirohardjo, 2010). angka 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas kelahiran seorang hidup. ibu sewaktu Angka ia ini hamil Penyebab kematian maternal merupakan beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat hal 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia digolongkan pada faktor-faktor reproduksi, Tenggara 16.000. komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan Berdasarkan kompleks, yang dapat sosioekonomi. Faktor komplikasi obstetrik yaitu Kesehatan Indonesia (SDKI), 2012 rata- rata antara lain disebabkan karena perdarahan Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai karena abortus, kehamilan ektopik, perdarahan 359 per 100.000 kelahiraan hidup sedangkan pada kehamilan trimester 3, perdarahan post target menurun partum, distosia bahu, pengguguran kandungan sebanyak 102 AKI. Angka Kematian Ibu (AKI) dan infeksi nifas. Infeksi nifas sendiri dapat tercatat Provinsi terjadi pada keadaan persalinan yang tidak Kalimantan Selatan adalah 123 / 100.000 mengindahkan syarat-syarat asepsis-antisepsis, kelahiran hidup sedangkan menurut standar partus lama, ketuban pecah dini dan sebagainya nasionalisasinya adalah sebesar 228 / 100.000 (Prawirohardjo, 2010). di 2015 Dinas Demografi cukup dan tahun Survei yang diperkirakan Kesehatan kelahiran hidup. Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah Kematian ibu atau kematian maternal pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia alam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah 34 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. dini pada kehamilan prematur. Hal ini dapat merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan terjadi pada kehamilan aterm maupun pada antepartum, riwayat abortus dan persalinan kehamilan preterm (Prawiroharjo, 2010). preterm sebelumnya, riwayat KPD sebelumnya, Insidensi KPD berkisar antara 8-10% defisiensi gizi yaitu tembaga atau asam dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm askorbat, ketegangan rahim yang berlebihan, insidensinya 6-19%, kesempitan panggul, kelelahan dalam ibu sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya bekerja, serta trauma yang didapat misalnya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua KPD dalam hubungan seksual, pemeriksaan dalam pada kehamilan preterm akan lahir sebelum dan amniosintesis (Prawiroharjo, 2010). bervariasi antara aterm atau persalinan akan terjadi dalam 1 Frekuensi coitus pada trimester ketiga minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kehamilan yang lebih dari 3 kali seminggu kasus ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan diyakini berperan dalam terjadinya KPD. Hal cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan ini berkaitan dengan kondisi orgasme yang mortalitas oleh memicu kontraksi rahim oleh karena adanya prematuritas, ketuban pecah dini berhubungan paparan terhadap hormon prostaglandin didalam dengan penyebab kejadian prematuritas dengan semen atau cairan sperma (Winkjosastro, 2012). perinatal disebabkan insidensi 30-40% (Sualman, 2011). Data yang didapatkan dari RSUD Dr. H. Penyebab KPD belum dikatehui secara Moch Ansari Saleh Banjarmasin bahwa angka pasti, namun kemungkinan yang menjadi faktor kejadian KPD mengalami peningkatan dari predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara tahun 2013-2014 dan mengalami penurunan langsung ataupun pada tahun 2015. Pada tahun 2013 dari jumlah asenderen dari vagina atau serviks. Selain itu persalinan 2904 terdapat 262 (9%) kasus KPD fisiologi selaput ketuban yang abnormal, serviks dari rujukan, dan pada tahun 2014 dari jumlah inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita persalinan 5032 terdapat kasus KPD meningkat kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun, faktor menjadi 892 (17,7%) dari rujukan, sehingga golongan darah, faktor multigraviditas/paritas, sampai pada selaput ketuban dengan tahun 2015 dari jumlah 35 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. persalinan 3134 terjadi penurunan kasus KPD yaitu 460 (14,6%) dari rujukan. Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi: Berdasarkan data-data diatas tentang a. Analisis univariat kejadian KPD maka peneliti tertarik untuk Analisis univariat dilakukan mencari tahu tentang hubungan pola seksual ibu terhadap tiap variabel dari hasil penelitian hamil dengan kejadian ketuban pecah dini di untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. persentase dari tiap variabel yang diteliti. b. Analisis bivariat BAHAN DAN METODE Analisis bivariat adalah analisa yang Metode yang digunakan dalam dilakukan terhadap dua variabel yang penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan diduga berhubungan atau berkolerasi case control. Populasi adalah seluruh ibu dengan menggunakan uji korelasi Chibersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Squre, dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 Banjarmasin pada bulan April 2017 yang atau tingkat kepercayaan 95% . berjumlah 400 orang. Sampel terdiri dari kasus dan kontrol, yang dimaksud kasus adalah HASIL jumlah ibu bersalin dengan KPD pada saat 1. Karakteristik responden penelitian dilaksanakan yaitu sebanyak 30 Karakteristik responden menurut orang. Sedangkan kontrol adalah ibu bersalin umur ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch yang Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tidak KPD sebanyak 30 orang. Berdasarkan kriteria syarat perbandingan kasus tabel 1 berikut: dan kontrol diharapkan 1:1. maka jumlah Tabel 1 Distribusi frekuensi Umur Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017 sampel sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola seksual sedangkan variabel adalah kejadian ketuban pecah dini. No Umur Frekuensi (f) 3 Persentase (%) 5 20-35 tahun 47 78,3 >35 tahun 10 16,7 Jumlah 60 100 1 <20 tahun 2 3 Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh 36 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. Banjarmasin lebih banyak yang memiliki No umur pada rentang 20-35 tahun sebanyak Pola Seksual Frekuensi (f) 41 Persentase (%) 68,3 Tepat 19 31,7 Jumlah 60 100 1 Tidak tepat 2 orang 47 (78,3%). Tabel 3 menunjukkan sbahwa ibu 2. Analisis univariat bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari a. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) Saleh Gambaran kejadian ketuban pecah Banjarmasin lebih banyak dini (KPD) pada ibu bersalin di RSUD Dr. melakukan pola seksual yang tidak tepat H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat sebanyak 41 orang (68,3%). 3. Analisis bivariat dilihat pada tabel 2 berikut: Analisis Tabel 2 Distribusi frekuensi Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017 pola seksual dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) 1 Kejadian Ketuban Pecah Dini Ya 2 Tidak 30 50 Jumlah 60 100 No hubungan Frekuensi (f) Persentase (%) 30 50 di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 2 menunjukkan bahwa dari penelitian sudah ditentukan dengan case Tabel 4. Hubungan Pola Seksual dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017 control yaitu ibu bersalin yang mengalami Tidak tepat f % f % F % 1 Ya 27 90 3 10 30 100 2 Tidak 14 46,7 16 53,3 30 100 Jumlah 41 68,3 19 31,7 60 100 No. ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 30 orang (50%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini sebanyak 30 orang Pola Seksual Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Jumlah Tepat p value = 0,000, OR = 10,286 (50%). b. Pola seksual Tabel 4 menunjukkan dari 30 orang ibu Gambaran pola seksual pada ibu bersalin yang mengalami KPD sebagian besar bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari adalah ibu yang pola seksualnya tidak tepat Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada yaitu sebanyak 27 orang (90%) sedangkan dari tabel 3 berikut: 30 orang ibu bersalin yang tidak KPD sebagian Tabel 3 Distribusi frekuensi Pola Seksual pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017 37 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. besar adalah ibu yang pola seksualnya sudah maupun untuk melahirkan karena pada tepat yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). rentang usia tersebut kondisi fisik ibu sudah Hasil uji Chi-Square didapatkan p = dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu 0,000 maka p < α maka Ho ditolak dan Ha memberi perlindungan yang maksimal untuk diterima artinya ada hubungan antara pola kehamilan dan secara umum mental pada seksual dengan kejadian ketuban pecah dini usia tersebut sudah siap, yang berdampak (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh pada Banjarmasin. kehamilannya secara hati-hati. Ibu bersalin Hasil perhitungan faktor perilaku merawat dan menjaga risiko dalam penelitian ini lebih banyak yang menunjukkan besarnya OR adalah 10,286 kali berusia 20-35 tahun disebabkan karena artinya pola seksual yang tidak tepat akan adanya berisiko 10 kali lebih besar mengalami ketuban menetapkan batasan usia minimal untuk pecah dini (KPD) dibandingkan dengan pola menikah adalah 20 tahun sehingga pada saat seksual yang tepat. bersalin mereka sudah memiliki usia yang peraturan pemerintah yang tidak berisiko. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih PEMBAHASAN 1. Karakteristik umur ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tinggi untuk melahirkan. Adapun resiko yang Karakteristik umur ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari dari 35 tahun merupakan golongan risiko Saleh bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya Banjarmasin lebih banyak yang pada rentang tekanan 20-35 tahun sebanyak terhambat. Bisa jadi secara mental pun orang 47 (78,3%). darah belum dan siap. pertumbuhan Ini janin Data menunjukkan bahwa ibu bersalin rata- wanita menyebabkan rata melahirkan pada usia yang tidak berisiko kesadaran untuk memeriksakan diri dan untuk bersalin. Usia 20-35 tahun sebenarnya kandungannya menjadi rendah sehingga merupakan usia yang aman untuk hamil berisiko mengalami ketuban pecah dini 38 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. (KPD). Sedangkan pada ibu yang berusia Wanita >35 tahun juga merupakan faktor risiko berkecenderungan kecil memiliki penyakit terjadinya ketuban pecah dini karena pada kronis yang berisiko pada bayi (Rohan dan usia ini sudah terjadi penurunan kemampuan Siyoto, 2013). organ-organ reproduksi untuk menjalankan fungsinya, keadaan tersebut akan mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan embrio pembentukan selaput memudahkan untuk tipis pecah dalam usia 20-an juga 2. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sehingga lebih di Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh sebelum Banjarmasin mengalami ketuban pecah dini waktunya. (KPD) sebanyak 30 orang (50%). Data Umur antara 20 tahun sampai 35 tersebut menunjukkan bahwa sebagian ibu tahun adalah usia yang dirasa tepat bagi bersalin reproduksi wanita bekerja dengan maksimal. ketuban pembukaan pada primipara kurang Namun, bukan berarti diatas umur 35 tahun dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 wanita cm. tidak diperbolehkan melahirkan, hanya saja sesuai kodrat alamiah organ reproduksi yang ketuban pecahnya dini (KPD) harus sudah mulai diwaspadai oleh ibu hamil, seringkali ibu penyakit yang hamil tidak menyadari terjadi pecah ketuban hampiri wanita di umur itu, disebabkan dini. Gejala yang paling sering terjadi adalah wanita harus berhati-hati ketika putuskan ketika ibu hamil merasakan basah atau ada melahirkan diatas umur 35 tahun. Umur di cairan yang merembes dari bagian vagina. akhir remaja atau 20-an awal merupakan usia Hal ini akan menyebabkan ibu hamil merasa terbaik secara biologis. Di usia tersebut, sel basah dalam waktu terus menerus. mengendur, wanita Pecah mengalami banyaknya telur masih segar dan organ serta sistem reproduksi dalam puncak masa muda. Ketuban pecah dini (KPD) dapat berkaitan dengan umur ibu bersalin. Data 39 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. menunjukkan dari 3 orang ibu yang berusia ikat dan vaskularisasi yang belum sempurna <20 tahun seluruhnya mengalami KPD yaitu sehingga membentuk selaput ketuban yang (100%) dan dari 10 orang ibu yang berusia tipis dan tidak kuat yang dapat memicu >35 tahun sebagian besar mengalami KPD terjadinya ketuban pecah dini, sedangkan yaitu sebanyak 8 orang (80%). Usia <20 pada kehamilan diatas 35 tahun, biasanya tahun dapat terjadi KPD karena pada saat penyakit-penyakit usia tersebut ibu masih terlalu muda dan tekanan darah tinggi atau diabetes melitus belum untuk pada wanita lebih sering muncul. Semakin menghadapi persalinan. Padahal risiko pada bertambah usia, penyakit degeneratif seperti kelahiran bayi masih cukup tinggi dan masih gangguan pembuluh darah (Maharani, 2017). sulit dihindari sedangkan pada usia >35 3. Pola seksual ibu bersalin di RSUD Dr. H. mempersiapkan diri tahun karena semakin banyak usia maka degeneratif seperti Moch. Ansari Saleh Banjarmasin akan semakin mengalami penurunan fungsi Hasil penelitian didapatkan bahwa organ tubuh dan lebih rentan mengalami ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari penyakit yang salah satunya adalah penyakit Saleh Banjarmasin lebih banyak melakukan degeneratif seperti hipertensi yang secara pola seksual yang tidak tepat sebanyak 41 tidak orang (68,3%). Data tersebut menunjukkan langsung akan mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini. bahwa Usia kurang dari 20 tahun organ-organ reproduksi belum maksimal, sehingga berfungsi perlu sebagian besar salah dalam melakukan aktifitas hubungan intim antara secara responden dengan suami. Ketidaktepatan penundaan pola seksual ini ditunjukkan dengan adanya kehamilan. Jalan lahir pada usia kurang dari kesalahan dalam frekuensi, 20 tahun belum bisa menyanggah bagian melakukan penetrasi penis. posisi dan yang ada didalamnya secara sempurna. Pola seksual yang tepat tergambar Organ reproduksi yang belum maksimal jika hubungan intim tersebut dilakukan mengakibatkan kurang terbentuknya jaringan dengan frekuensi 1x seminggu, posisi ibu 40 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 berada diatas, posisi posisi tahun, rata-rata usia pernikahan yang sudah menungging dan penetrasi penis diluar lama tentunya mengalami kebosanan dalam sehingga tidak menekan perut ibu sedangkan berhubungan intim sehingga makin lama usia pola seksual yang tidak tepat jika frekuensi pernikahan >3 kali, posisi ibu berada di bawah dan berhubungan penetrasi ketidaktepatan pola seksual. penis yang miring, Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. dalam sehingga semakin intim rendah yang frekuensi menyebabkan menekan perut ibu. Ketidaktepatan tersebut Seksual secara umum merupakan tergambar pada jawaban responden yang sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin menunjukkan sebanyak 12 orang (20%) yang atau hal-hal yang berhubungan dengan salah dalam frekuensi melakukan hubungan perkara-perkara hubungan intim antara laki- intim, sebanyak 30 orang (50%) yang salah laki dengan perempuan. Perilaku seksual pada aspek posisi yang sebagian besar posisi adalah segala tingkah laku yang didorong ibu hamil berada di bawah dan sebanyak 16 oleh hasrat seksual, mulai dari perasaan orang (26,6%) melakukan penetrasi terlalu tertarik hingga tingkah laku berkencan, dalam sehingga ibu merasa sakit. bercumbu dan senggama. Objek seksual Ketepatan dapat dapat berupa orang baik sejenis maupun berkaitan dengan usia saat hamil. Ibu hamil lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri yang sendiri (Purwostuti dan Walyani, 2015). berusia pola <20 seksual tahun cenderung melakukan pola seksual yang tidak tepat Prinsipnya wanita melakukan tentunya usia pernikahan masih tergolong perutnya tidak tertindih saat berhubungan. baru dan masih tinggi semangat untuk Kehamilan dapat merupakan waktu yang melakukan yang terbaik dimana sebuah pasangan dapat banyak mencoba posisi hubungan seksual yang frekuensinya tentu seksual lebih dan seksual boleh karena karena pada saat usia tersebut hubungan hubungan hamil bervariasi.dan selama dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah berbeda harus lama menikah sedangkan pada usia >35 diperhatikan adalah jangan sampai penis 41 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. menekan mulut rahim, karena itu sebaiknya akan berisiko mengalami ketuban pecah dini dipilih posisi yang paling tidak menekan karena sperma yang dihasilkan setiap kali perut ibu hamil (Lestari, 2011). berhubungan intim prostaglandin sehingga 4. Hubungan pola seksual ibu bersalin dengan mengandung akan terus kejadian ketuban pecah dini (KTD) RSUD merangsang kontraksi, ini dengan demikian Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin semakin sering berhubungan intim maka Hasil penelitian didapatkan dari 30 akan semakin besar kontraksi yang orang ibu bersalin yang mengalami KPD ditimbulkan sehingga berakibat pecahnya sebagian ketuban sebelum waktunya. besar adalah ibu yang pola seksualnya tidak tepat yaitu sebanyak 27 Ibu hamil yang memasuki usia orang (90%) sedangkan dari 30 orang ibu kehamilan trimester III tentunya perut bersalin yang tidak KPD sebagian besar semakin akan adalah ibu yang pola seksualnya sudah tepat mempengaruhi posisi kenyamanan untuk yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Hasil uji melakukan hubungan intim. Posisi yang baik statistik menunjukkan ada hubungan antara dalam berhubungan pada saat kehamilan pola seksual dengan kejadian ketuban pecah trimester III yaitu tidak menekan perut. Jika dini (KPD) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari hubungan Saleh Banjarmasin dengan nilai p = 0,000 (p menyebabkan < α) dan OR = 10,286. nyaman dan tidak rileks terlebih melakukan Hasil penelitian menunjukkan pola gerakan membesar tidak dengan seksual merupakan faktor resiko terjadinya menyebabkan ketuban pecah dini waktunya. (KPD). Ibu yang ibu yang tepat posisi akan hamil merasa tidak terlalu ketuban kencang pecah yang sebelum memiliki pola seksual tidak tepat berisiko Ketuban dipecah dini bisa terjadi mengalami KPD sebanyak 10 kali. Ibu hamil karena hubungan seksual yang tidak hati-hati yang melakukan hubungan seksual saat seperti melakukan penetrasi penis terlalu trimester III dengan frekuensi berlebihan dalam sehingga menekan perut ibu dan 42 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. mengakibatkan ibu meras sakit dengan KPD sebesar 18,75%. Sebaiknya terakhir frekuensi yang terlalu sering selama masa melakukan hubungan seksual pada ibu hamil kehamilan dan juga bisa terjadi bila dalam trimester III > 6 jam sebelum proses melakukan persalinan hubungan seksual tidak karena untuk menghindari mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya yang akibat penetrasi penis yang sangat dalam. sedang mengetahui dikandung posisi yang serta tidak benar saat melakukan hubungan seksual saat kehamilan (Suryoprajogo, 2008). Menurut Manuaba (2009) penyebab UCAPAN TERIMA KASIH KPD salah satunya karena coitus saat Saya sangat berterima kasih kepada kehamilan trimester III dengan frekuensi > Civitas Akademika AKBID dan STIKES Sari 3x seminggu, penetrasi penis yang sangat Mulia Banjarmasin yang telah memberikan izin dalam dan posisi suami menekan dinding untuk melakukan penelitian, dan ucapan terima perut ibu sehingga dapat mengakibatkan kasih kepada RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh trauma dalam hubungan seksual dan akan Banjarmasin yang telah memberikan izin serta terjadi pecahnya selaput ketuban. Menurut tempat untuk melakukan penelitian. penelitian Juwita (2007) menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini yaitu melakukan hubungan seksual saat hamil dengan frekuensi > 3x seminggu, posisi coitus yaitu suami diatas dan penetrasi penis yang sangat dalam sebesar 37,50%, infeksi genetalia sebesar 37,50%, paritas (multipara) sebesar 37,59%, dan riwayat 43 Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 DAFTAR PUSTAKA Juwita, A. R. 2007. Faktor yang mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini di Rumah Bersalin Triyanti Maospati Jawa Barat tahun 2007. Lestari, S. 2011. Pola komunikasi seksualitas pada pasangan suami istri. Journal ilmiah psikologis indigeneous. Handayani , et. al., Hubungan Pola Seksual.. Prawihardjo, S. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP. Purwoastuti, E. & Walyani, E. S. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarg Berencana. Yogykarta: PT. Pustaka Baru. Maharani, T. 2017. Hubungan usia, paritas dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Jagir Surabaya. Vol. 8 (2). 102-107. RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. 2016. Jumlah Kasus Ketuban Pecah Dini tahun 2013-2015. Banjarmasin: RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Manuaba, I. B. G. 2009. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC. Rohan, H. H., & Siyoto, H. S. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. SDKI. 2012. Pendekatan Tentang Angka Kematian Ibu Dan Balita. Jakarta: SDKI Sualman, K. 2011. Penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan preterm. (Availablehttp://belibisa17.com/2009/08/28/penatalaksanaankpd-preterm/). Diunduh tanggal 13 oktober 2016. Suryoprajogo, 2008. Seks Hamil dan Nifas. Yogyakarta. Winkjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka. 44