VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Pelaksanaan strategi komunikasi partisipatif yang dilakukan oleh Telkom CDC dalam PKBL Telkom telah melibatkan mitra binaan mulai dari proses perencanaan sampai pada kegiatan komunikasi PKBL Telkom. Pada awal kegiatan pihak Telkom CDC membagi mitra binaan kedalam kelompok kluster komunitas untuk memudahkan mitra binaan dalam melakukan proses identifikasi masalah terkait bidang usaha yang dijalankan. Proses identifikasi masalah pada tahap awal dilakukan bersama kelompok kluster komunitas namun pihak Telkom CDC juga memberi kesempatan bagi mitra binaa untuk berkonsultasi langsung kepada pihak Telkom CDC. Salah satu contoh dari identifikasi masalah yang dilakukan oleh kelompok kluster komunitas adalah identifikasi masalah yang dilakukan oleh kelompok kluster komunitas keramik Dinoyo yang menemukan kendala untuk mengenalkan produknya kepada konsumen karena lokasi usaha yang kurang strategis. Maka pihak Telkom CDC Malang memberikan solusi bagi kelompok kluster komunitas untuk mengikuti pameran UMK agar dapat mengenalkan produknya kepada masyarakat. Dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kluster komunitas maka pihak Telkom CDC juga lebih sering mengundang mitra binaan kelompok kluster komunitas keramik Dinoyo untuk mengikuti pameran. Dalam diskusi kelompok kluster komunitas mitra binaan dapat menentukan metode serta media komunikasi yang diinginkan yang sesuai dengan kebutuhan mitra binaan. Media komunikasi yang dipilih oleh mitra 128 129 binaan adalah media komunikasi langsung. Jika pihak Telkom CDC ingin menginformasikan atau mengundang mitra binaan untuk mengikuti kegiatan PKBL Telkom maka akan dihubungi langsung melalui telepon bukan melalui email ataupun undangan tertulis. Untuk metode komunikasi yang dipilih oleh mitra binaan adalah kombinasi antara seluruh metode informatif, metode persuasif, dan edukatif melalui seminar dan pelatihan. Pihak Telkom CDC juga melakukan kunjungan rutin untuk memantau usaha yang dijalankan oleh mitra binaan. Proses identifikasi masalah yang dilakukan secara berkelompok maupun individu serta kunjungan rutin bertujuan untuk mengetahui NOPS (Needs, Opportunities, Problem, Solution) dari mitra binaan. 2. Pengaruh strategi komunikasi partisipatif terhadap pengetahuan mitra binaan, sikap mitra binaan, dan motivasi mitra binaan: a. Strategi komunikasi partisipatif berpengaruh terhadap pengetahuan mitra binaan. Semakin tinggi partisipasi mitra binaan dalam strategi komunikasi berpengaruh positif terhadap pengetahuan mitra binaan. Hasil analisis regresi diketahui bahwa strategi komunikasi partisipatif berpengaruh sebesar 52,6 persen terhadap pengetahuan mitra binaan. b. Strategi komunikasi partisipatif berpengaruh terhadap sikap mitra binaan. Semakin tinggi partisipasi mitra binaan dalam strategi komunikasi berpengaruh positif terhadap sikap mitra binaan. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa strategi komunikasi partisipatif berpengaruh sebesar 55,7 persen terhadap sikap mitra binaan. 130 c. Strategi komunikasi partisipatif berpengaruh terhadap motivasi mitra binaan. Semakin tinggi partisipasi mitra binaan dalam strategi komunikasi berpengaruh positif terhadap motivasi mitra binaan. Hasil analisis regresi diketahui bahwa strategi komunikasi partisipatif berpengaruh sebesar 54 persen terhadap motivasi mitra binaan. 3. Pengetahuan mitra binaan, sikap mitra binaan, motivasi mitra binaan, sikap pasangan hidup, dan pembelajaran melalui observasi berpengaruh terhadap perilaku mitra binaan dengan nilai adjusted R2 80,3%. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut : a. Pengetahuan Mitra Binaan berpengaruh positif terhadap perilaku mitra binaan. Dalam hal ini semakin faham mitra binaan mengenai tujuan dari dilaksanakannya kegiatan PKBL Telkom dan kewajibannya sebagai mitra binaan maka semakin positif perilaku mitra binaan. b. Sikap Mitra Binaan berpengaruh positif terhadap perilaku mitra binaan. Dalam hal ini semakin mitra binaan setuju atau mendukung kegiatankegiatan yang ada dalam PKBL Telkom maka semakin positif perilaku mitra binaan. c. Motivasi Mitra Binaan berpengaruh positif terhadap perilaku mitra binaan. Dalam hal ini semakin ingin mitra binaan untuk mencukupi kebutuhan pokok pangan keluarga (Eksistences), semakin ingin mitra binaan untuk mengenal mitra binaan yang telah sukses (Relatedness) dan semakin ingin mitra binaan usahanya lebih dikenal masyarakat maka semakin positif perilaku mitra binaan (Growth). 131 d. Sikap Pasangan Hidup berpengaruh positif terhadap perilaku mitra binaan. Dalam hal ini semakin pasangan hidup mendukung mitra binaan dalam melakukan usaha dan mengikuti kegiatan PKBL telkom maka semakin positif perilaku mitra binaan. e. Pembelajaran Melalui Observasi berpengaruh negatif terhadap perilaku mitra binaan. Dalam hal ini semakin sering mitra binaan melakukan cara yang sama yang dilakukan oleh mitra binaan yang telah berhasil berpengaruh negatif terhadap perilaku mitra binaan. Hal ini disebebkan karena mitra binaan yang dijadikan sebagai contoh (usaha batik) tidak berasal dari jenis usaha yang sama dengan mitra binaan (usaha kuliner) menyebabkan mitra binaan tertarik untuk mencoba jenis usaha yang dilakukan oleh mitra binaan yang telah berhasil (usaha batik). Berdasarkan indikator yang ada ada pada variabel pembelajaran melalui observasi diketahui bahwa tingkat capaian tertinggi mitra binaan menemukan kendala jika melakukan saran dari mitra binaan yang telah berhasil. Hal ini disebabkan karena saran yang diberikan oleh mitra binaan terkait pengembangan usaha dan perputaran modal tidak dapat dilakukan oleh mitra binaan karena jenis usaha yang dijalankan berbeda. Selain itu mitra binaan juga mempertimbangkan risiko yang akan terjadi jika melakukan cara yang dilakukan oleh mitra binaan yang telah berhasil. Namun demikian ternyata mitra binaan justru merasa bahwa risiko yang akan terjadi lebih rendah dibandingkan dengan jika menjalankan usaha yang telah dilakukan. 132 4. Hasil Penelitian tentang perilaku mitra binaan menunjukkan bahwa tingkat capaian perilaku mitra binaan secara keseluruhan sebesar 55,6 %. Angka ini berarti mitra binaan kadang-kadang berperilaku sesuai dengan kewajibannya sebagai mitra binaan. Hal ini disebabkan karena mitra binaan hanya kadang-kadang menerima sanksi jika tidak melaksanakan kewajibannya sebagai mitra binaan sehingga tidak mendorong mitra binaan untuk sungguh-sungguh melaksanakan kewajibannya. Namun demikian mitra binaan sering mengembalikan pinjaman tepat waktu. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa survei kelayakan usaha yang dilakukan oleh pihak Telkom CDC sebelum memberikan pinjaman memiliki peran penting dimana petugas Telkom CDC dapat menyeleksi usaha mana yang memiliki potensi dan calon mitra binaan yang memiliki komitmen untuk mengembalikan pinjaman. 6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Saran bagi pihak Telkom CDC terkait pelaksanaan PKBL Telkom secara umum : a. Hendaknya Telkom CDC melakukan kegiatan pendampingan secara lebih intensif agar perubahan perilaku dari mitra binaan dapat maksimal. b. Pada kegiatan PKBL tidak ada sanksi perdata oleh sebab itu peran survey sebelum memberikan pinjaman dari petugas Telkom CDC perlu ditingkatkan agar dapat meminimalisir terjadinya kredit macet. 133 2. Saran bagi pihak Telkom CDC terkait komponen dalam pelaksanaan strategi komunikasi partisipatif PKBL Telkom: a. Pihak Telkom CDC Malang hendaknya meninjau kembali komponen komunikator khususnya dalam sesi manajemen keuangan agar lebih menarik. Materi yang diberikan sebaiknya mudah dipahami oleh mitra binaan agar mitra binaan tertarik untuk mengikuti sesi yang diberikan. b. Media UMK Direktori Mitra Binaan sebaiknya dikemas lebih ringkas agar mitra binaan tertarik untuk membaca informasi yang ada di dalamnya. c. Kegiatan kelompok kluster komunitas hendaknya dilakukan secara rutin tidak hanya pada awal kegiatan PKBL Telkom dilaksanakan. Karena dengan rutinnya kegiatan kelompok kluster komunitas maka antara mitra binaan dapat saling berbagi informasi terkait usaha yang dijalankan. Melalui kegiatan kelompok kluster komunitas ini diharapkan dapat membuka kesempatan untuk mengembangkan usaha. Pertemuan dengan mitra binaan yang telah berhasil sebaiknya dilakukan dengan frekuensi yang lebih sering dan dijadwalkan oleh pihak Telkom CDC agar hasil yang diperoleh dari pembelajaran melalui observasi sesuai dengan yang diharapkan. 3. Saran terkait variabel pengetahuan mitra binaan, sikap mitra binaan, motivasi mitra binaan, sikap pasangan hidup, dan pembelajaran melalui observasi: a. Pengetahuan Mitra Binaan: 134 Pihak Telkom CDC sebaiknya lebih sering mengingatkan pentingnya Direktori UMK Mitra Binaan dan SIM PKBL Telkom dalam kegiatankegiatan pelatihan dan seminar agar mitra binaan menyadari akan pentingnya Direktori UMK Mitra Binaan dan SIM PKBL Telkom. b. Sikap Mitra Binaan Agar Mitra binaan dapat mendukung atau bersikap positif pada komunikator dalam kegiatan PKBL akan lebih baik jika mitra binaan juga diberikan kesempatan untuk memilih komunikator yang sesuai dengan bidang yang dijelaskan. c. Motivasi Mitra Binaan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mitra binaan kurang termotivasi membuka cabang dari usaha yang dijalankan. Pihak Telkom CDC sebaiknya memberikan reward atau hadiah bagi mitra binaan yang berhasil membuka cabang usaha yang dijalankan agar mitra binaan termotivasi untuk mengembangkan usahanya. d. Sikap Pasangan Hidup Pihak Telkom CDC hendaknya dapat memberikan pengarahan atau penjelasan bagi pasangan hidup dari mitra binaan agar dapat membantu mitra binaan dalam memanfaatkan SIM PKBL Telkom untuk dapat melakukan laporan keuangan kepada pihak Telkom. Bahkan jika diperlukan pihak Telkom CDC Malang dapat memberikan pelatihan intensif bagi pasangan dari mitra binaan dalam menggunakan SIM PKBL agar pasangan hidup dari mitra binaan dapat membantu mitra 135 binaan untuk menggunakan SIM PKBL Telkom sesuai dengan yang diharapkan e. Pembelajaran Melalui Observasi Mitra binaan yang telah berhasil atau sukses yang dihadirkan dalam kegiatan kelompok kluster komunitas sebaiknya sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan oleh mitra binaan (mitra binaan dari usaha kuliner belajar pada mitra binaan usaha kuliner yang berhasil). Hal ini dilakukan agar mitra binaan dapat melakukan proses observasi dengan baik sesuai dengan bidang usahanya. Selain itu sebaiknya mitra binaan yang ingin mengamati atau belajar dari mitra binaan yang telah berhasil sebaiknya diundang untuk datang langsung ke tempat mitra binaan yang telah berhasil untuk dapat melihat langsung kegiatan usaha yang dilakkan oleh mitra binaan yang telah berhasil. Jika tidak maka proses ini hanya berupa kegiatan sharing tanpa ada proses pembelajaran observasi yang memadai. 4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti strategi komunikasi terkait kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Telkom untuk mengenalkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar lebih banyak pelaku usaha yang dapat merasakan bantuan dari kegiatan PKBL Telkom.