“PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KOTA BUKITTINGGI” Oleh : Ardiwan Azis, Bustari Muchtar ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dalam lingkup menganalisis Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi , serta mengkaji signifikansi pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen serta melihat permasalahan dan mencari solusi pemecahannya guna meningkatkan disiplin kerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi. Populasi dalam penelitian ini yaitu keseluruhan Pegawai yang bertugas Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi yang berjumlah 52 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan secara“Proportional Stratified Random Sampling Temuan penelitian ini adalah : 1) Komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerjapegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi. 2) Komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi. 3) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung komunikasi organisasi dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Bukittinggi. Secara langsung dan tidak langsung Komunikasi organisasi mempengaruhi disiplin pegawai sebesar 28 %, motivasi kerja mempengaruhi disiplin kerja sebesar 26,7 %. Variabel lain yang memiliki potensi untuk meningkatkan disiplin pegawai sebesar 45,3 %, sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang variable lain yang dapat mempengaruhi disiplin pegawai mempunyai 1. PENDAHULUAN satu sumber daya yang perlu di penuhi. Hal ini sangat yang memerlukan perhatian tersendiri karena terpenting dalam pencapaian tujuan faktor-faktor organisasi adalah manusia, baik itu pegawai, buruh, perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan tertentu Latar Belakang Masalah Salah pikiran, karyawan loyalitas pekerja yang kesemuanya ini sering Sumber daya manusia merupakan makhluk yang serta kecintaan terhadap pekerjaan dan organisasinya. Pentingnya disebut sebagai sumber daya manusia Resources). akan mempengaharui prestasi, dedikasi dan ataupun (Human tersebut sumber daya manusia ini karena manusia-manusialah yang merupakan 1 unsur penentu kehidupan dalam setiap Saydam (1996) terlihat dari gejala-gejala organisasi, hal ini tidak dapat dipungkiri seperti tingginya kemangkiran (absensi), bahwa manusia sebagai sumber daya masuk kerja sering terlambat dan pulang merupakan faktor utama yang paling kerja lebih awal, penyelesaian kerja menentukan dalam pencapaian tujuan lambat. organisasi. Jadi, jelas terlihat bahwa disiplin Untuk terlaksananya tugas umum yang baik mencerminkan besarnya rasa pemerintahan dan pembangunan dalam tanggung jawab seseorang terhadap suatu maka tugas-tugas yang diberikan kepadanya. diperlukan kemampuan dari segenap Hal ini akan mendorong gairah kerja, komponen yang berada didalamnya semangat kerja, dan terwujudnya tujuan (pimpinan dan staff) untuk bertindak organisasi, pegawai, dan masyarakat. sesuai dengan peraturan, norma dan Disiplin kerja sangat penting digunakan ketentuan yang berlaku yang didasari sebagai arahan untuk membentuk dan oleh disiplin pribadi (self dicipline) yang melatih seseorang melakukan sesuatu tertinggi dari masing-masing Pegawai. menjadi baik, dan merupakan proses Karena tanpa adanya dukungan kerja untuk yang baik, pelaksanaan tugas pokok dan seseorang dalam mempertahankan dan fungsi serta wewenang yang telah meningkatkan tujuan organisasi secara ditetapkan oleh organisasi akan sulit objektif terwujud. menjalankan peraturan organisasi. lembaga/organisasi, menumbuhkan melalui perasaan kepatuhannya Stephen Robbins (2003), mengatakan Berdasarkan hasil pengamatan awal bahwa disiplin kerja adalah sebagai dari informasi yang penulis terima dari suatu sikap menghormati, menhgargai, Kepala Badan Kepegawaian Daerah patuh dan taat terhadap peraturan- Kota Bukittinggi, terlihat masih adanya peraturan yang pegawai yang tidak mentaati aturan tertulis maupun tidak tertulis serta saggu disiplin kerja yang telah ditetapkan menjalankanya dan tidak mengelak untu Badan menerima Bukittinggi. yang berlaku baik sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Selain Kepegawaian Daerah Kota Di samping itu masih adanya terlihat itu Pegawai dalam melaksanakan tugas rendahnya tingkat kedisiplinan menurut yang meninggalkan tempat kerja pada 2 jam dinas, untuk melakukan pekerjaannya. Komunikasi Organisasi kepentingan pribadi. Selanjutnya masih merupakan ada pegawai yang pulang lebih cepat maupun tulisan dua orang atau lebih dari ketentuan jam kerja yang berlaku, yang dapat menimbulkan pemahaman hal ini ditandai dengan fenomena. Masih dalam adanya pegawai yang datang terlambat sebagai jembatan yang mempertemukan dan istirahat siang melewati batas waktu antara anggota dalam suatu organisasi. yang telah ditetapkan serta pulang lebih Hasibuan (2002) menyatakan bahwa cepat dari ketentuan yang berlaku. seseorang mempunyai kebutuhan yang Masih adanya pegawai yang tidak berhubungan dengan tempat dan suasana masuk kerja tanpa keterangan.Masih lingkungan tempat ia bekerja , tempat adanya pegawai yang meninggalkan kerja yang baik tersebut yaitu suasana tempat kerja pada jam dinas untuk kondisi komunikasi organisasi yang baik melakukan kepentingan pribadi. Masih serta efektif. Komunikasi yang berjalan adanya pegawai yang melaksanakan dan dengan baik dan kondusif terlihat dari menyelesaikan tugas pekerjaan yang terjadi hubungan kerja yang baik antar tidak tepat waktu. sesama pegawai, saling mendukung Masih rendahnya sebagai suatu hubungan masalah. lisan Komunikasi tingkat dalam bekerja akan membuat para Badan pegawai menjadi rajin dan tekun dalam Kepegawaian Daerah Kota Bukittinggi bekerja sehingga kedisiplinan pegawai dalam bekerja dipengaruhi oleh banyak terutama faktor, dari sekian banyak faktor yang tugas-tugas akan menjadi dapat tepat mempengaruhi waktu. kedisiplinan pegawai pada kedisiplinan maka penulis menduga bahwa faktor yang mempengaruhi dan penyelesaian Motivasi kerja sangat besar berperan pegawai dalam membentuk kedisiplinan pegawai. dalam bekerja pada Badan Kepegawaian Hasibuan (2002) mengatakan bahwa Daerah adalah diantara tujuan motivasi tersebut adalah komunikasi organisasi dan motivasi menciptakan suasasana dan hubungan kerja. kerja yang baik, meningkatkan rasa Kota Komunikasi berpengaruh pegawai kedisiplinan absensi Bukittinggi organisasi terhadap dalam akan tanggung jawab terhadapt tugas- kedisiplinan tugasnya, serta dapat meningkatkan melaksanakan kedisiplinan seseorang dalam bekerja . 3 Jika pegawai memiliki motivasi yang pegawai Badan Kepegawaian Daerah tinggi dan baik dalam bekerja, maka ia Kota Bukittinggi? akan mempunyai disiplin yang tinggi, 2. Sejauhmana komunikasi organisasi Tetapi jika pegawai tidak memiliki berpengaruh terhadap motivasi kerja motivasi yang tinggi maka komunikasi pegawai Badan Kepegawaian Daerah pegawai tersebut dalam bekerja tidak Kota Bukittinggi? akan berjalan sesuai yang diharapkan 3. Sejauhmana motivasi kerja sehingga akan berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap disiplin kerja disiplin ,maka karyawan pegawai Badan Kepegawaian Daerah akan malas dalam bekerja, dapat dikatakan bahwa Kota Bukittinggi? sebagian pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Bukittinggi Tujuan Penelitian belum Berdasarkan mempunyai motivasi kerja yang optimal diatas Bagi pegawai BKD yang datang terlambat berdasarkan rekap masalah dapat dirumuskan tujuan dari penelitian absen perumusan ini antara lain untuk menganalisis tentang : setiap bulannya maka ditegur oleh 1. Pengaruh komunikasi organisasi Kasubag Umum Kepegawaian pada terhadap BKD secara lisan agar kedepan tidak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) terlambat lagi. Teguran dari atasan Kota Bukittinggi. langsung menurut kami ini merupakan komunikasi komunikasi motivasi dalam dapat kepada 2. Pengaruh organisasi, terhadap menimbulkan karyawan motivasi kerja komunikasi disiplin pegawai organisasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam Kota Bukittinggi. organisasi. 3. Pengaruh motivasi kerja terhadap Perumusan Masalah disiplin Berdasarkan uraian latar belakang kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota yang telah dinyatakan di atas, maka Bukittinggi. pokok permasalahan yang dikaji dan Manfaat Penelitian dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Dengan hasil penelitian ini diharapkan 1. Sejauhmana komunikasi organisasi dapat bermanfaat, antara lain: berpengaruh terhadap disiplin kerja 1. Dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan di bidang sumber 4 daya manusia, terutama tentang melaksanakan tugas dengan baik dan disiplin 7) diciptakannya kebiasaan–kebiasaan kerja, komunikasi dan motivasi dalam suatu organisasi. yang mendukung tegaknya disiplin. 2. Bagi pimpinan di Badan Kepe- Sedangkan Robbins (2002) gawaian Daerah Kota Bukittinggi menyatakan disiplin kerja yang baik dalam rangka meningkatkan disiplin merupakan kerja, efektif serta saling pengertian antara komunikasi dan motivasi terhadap pegawai. manajer hasil dan komunikasi para pekerja yang dalam organisasi dan mempunyai motivasi 2. KAJIAN TEORITIS untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Disiplin Kerja Pegawai dengan Saydam Gauzali yang telah ditetapkan. (1996) Sedangkan menurut Hasibuan (2007:49) adalah menyatakan bahwa kedisiplinan dapat menyatakan bahwa disiplin kemampuan untuk menguasai dipengaruhi diri oleh beberapa faktor norma- diantaranya adalah : 1) kepemimpinan norma yang berlaku dalam kehidupan, yang lebih baik, 2) kompensasi, 3) mentaati komunikasi sendiri dan melaksanakan tata ditentukan cara yang didalam telah sehingga kepada dapat setiap orang dijalankan dengan organisasi, 4) kesempatan promosi, 5) motivasi kerja melaksanakan dan 6) adanya peraturan yang jelas. tugas dan tanggung jawab yang telah diserahkan dalam Dalam penelitain ini indikator yang digunakan untuk mengukur penuh kesadaran. Disiplin kerja dapat tingkat disiplin pegawai adalah sesuai ditegakkan dengan melihat beberapa dengan pendapat Jing Bingti (dalam faktor, sebagai berikut : 1) pengaruh Taufik 1997) yaitu: komunikasi; 2) ada tidaknya motivasi 1) Kepatuhan kerja pegawai dalam organisasi; 3) ada jam kerja; tidaknya aturan pasti yang 2) Kepatuhan dapat pegawai terhadap pegawai terhadap dijadikan pegangan; 4) keberanian dan perintah atasan dan taat pada kemampuan peraturan yang berlaku; pimpinan dalam 3) Kepatuhan pengambilan tindakan; 5) ada tidaknya pengawasan komitmen pimpinan; pegawai 6). pegawai terhadap norma-norma yang berlaku; adanya 4) Kepatuhan dalam 5 pegawai terhadap Adapun faktor –faktor yang termasuk penggunaan bahan/alat perlengkapan dengan hati-hati. 5) Rasa tanggung jawab dalam komunikasi organisasi yang dapat dalam mempengaruhi melaksanakan tugas Gondokusumo (1995) adalah sebagai Menurut Thoha (2000) komunikasi sebagai berikut: proses 1) Hubungan interpesonal. penyampaian/berita yang dilakukan oleh 2) Peraturan seseorang 3) Umpan balik dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain atau kelompok 4) Instruksi/ perintah kecil dari orang-orang, dengan suatu 5) Koordinasi akibat dan umpan meningkatkan efektifitas serta efisiensi kerja, menurut Komunikasi Organisasi adalah dan yang Indikator yang digunakan dalam segera.Handoko (2000) mengemukakan penelitian ini yang berkaitan dengan “Komunikasi bahwa: balik adalah proses komunikasi organisasi sesuai dengan pemindahan pengertian dalam bentuk pendapat (Veithzal Rivai 2003) yaitu : gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan 1. Komunikasi pengertian vertical kebawah tersebut melibatkan lebih dari sekerjar 2. Komunikasi vertical keatas kata-kata 3. Komuikasi diagonal yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal 4. Komunikasi horizontal dan Motivasi Kerja sebagainya”.Davis dalam Mangkunegara Kata Motivasi dalam Kamus Besar (2001) menekankan bahwa komunikasi Bahasa Indonesia (1990) memiliki dua merupakan pemindahan informasi dan pengertian yaitu: pemahaman dari seseorang kepada orang a. Dorongan yang timbul pada diri lain.Menurut Rogers and Rogers dalam seseorang secara sadar atau tidak Abizar untuk melakukan tindakan dengan (1998) menyatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang stabil dari individu-individu tujuan tertentu. yang b. Usaha yang dapat menyebabkan bekerja sama untuk mencapai tujuan seseorang/kelompok orang tertentu bersama, melalui hirarkie dari tingkat tergerak untuk melakukan sesuatu dan pembagian tenaga. karena ingin mencapai tujuan yang 6 dikenhendakinya. lain, kebutuhan akan perasaan yang Pendapat dan teori tentang motivasi inggin di hormati, kebutuhan pada cukup banyak, namun yang menonjol perasaan maju atau berprestasi, serta adalah teori motivasi yang dikemukakan kebutuhan perasaan partisipasi, yang ke pakar, antara lain: empat 1. Teori Abraham R. Maslow (esteem needs) yang meliputi kebutuhan kebutuhan penghargaan atau Bahwa tindakan atau tingkah laku harga diri dan kebutuhan pandangan suatu organisme pada suatu saat tertentu baik orang lain terhadap dirinya, yang biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan- kelima kebutuhan diri (self actualization nya yang paling mendesak. Setiap needs) yang berupa kebutuhan untuk pemimpin perlu memiliki pemahaman mewujudkan diri dalam arti kebutuhan mendalam mengenai nilai dan kepuasan yang di tentang kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.Maslow dapat dari pekerjaan. menyatakan bahwa ada suatu hierarki 2. kebutuhan pada setiap manusia.Setiap Teori Douglas Mc Gregor Ada dua pendekatan atau filsafat orang memberi prioritas pada suatu mana manajemen kebutuhan sampai kebutuhan tersebut diterapkan dalam perusahaan. Tiap-tiap terpenuhi. Jika kebutuhan pertama telah pendekatan mendasarkan diri pada terpenuhi maka kebutuhan kedua akan serangkaian anggapan memegang peranan, demikian seterus- mengenai sifat manusia yang diberi nya. nama teori X dan toeri Y.Agar tujuan asumsi yang atau mungkin Hierarki kebutuhan manusia yang di motivasi dapat tercapai, maka para maksud oleh Maslow adalah sebagai manajer selayaknya menerapkan teori Y berikut: pertama kebutuhan badaniyah dalam (physiological needs) yang meliputi terlaksana dengan baik, maka orang- kenutuhan dan orang di dalam organisasi akan di kebutuhan dorong untuk berkembang dan orang- keamanan (safety needs) yang meliputi orang dapat menggunakan pengetahuan, kebutuhan akan keamanan jiwa dan keterampilan, kemampuan dan imajinasi keamanan harta, yang ketiga kebutuhan mereka sosial (sosial needs) yang meliputi tujuan organisasi. kebutuhan perasaan diterima oleh orang 3. biologos, sandang, yang pangan kedua 7 perusahannya. untuk Jika membantu teori Y mencapai Teori Frederich Herzberg Teori ini berhubungan kepuasan dengan menimbulkan kerja.Berdasarkan tidak terdiri atas: yang mempengaruhi seseorang dalam kebijaksanaan kondisi dan atau perusahaan(company rangkaian administration) hygieni.Disebut faktor disebut juga motivator Herzberg, dan menyebutnya faktor dari juga yang ada policy and supervisi (technical supervisor) dengankonsep hygieni administrasi organisasi pertama disebut faktor motivator dan kedua puas kepada pegawai (demotivasi) ini penelitiannya ada dua rangkaian kondisi pekerjaannya.Rangkaian rasa hubungan antar pribadi (interpersonal supervision) kondisi kerja (working condition) teori dua faktor dari gaji (wages) kepuasan kerja. Faktor-faktor yang berperan 4. Teori David Mc Clelland sebagai motivator terhadap pegawai Mc. Clellend (1997) dalam faktor pertama yaitu faktor yang menyatakan bahwa ada tiga dasar yang mampu memuaskan dan mendorong memotivasi manusia, ketiga kebutuhan orang untuk bekerja dengan baik, yang tersebut adalahPertama kebutuhan akan terdiri atas: prestasi (ned a. Keberhasilan pelaksanaan (achieve- ach)orang yang mempunyai prestasi ment) yang tinggi for Achievement secara umum n mereka b. Pengakuan (recognition) memiliki ciri-ciri: suka dengan mudah c. mengambil Pekerja itu sendiri (the work it seq) tanggung jawab dapat d. Tanggung jawab (responsibilities) dengan mudah menyelesaikan persoalan, e. Pengembangan (advancement) suka menetapkan tanggung jawab yang Rangkaian faktor motivator moderat dan tujuan tidak terlalu tinggi melukiskan hubungan seorang dengan dan tidak terlalu rendah, suka feedback apayang yang berguna untuk evaluasi.: Kedua dikerjakannya yaitu kandungan kerjanya, prestasi pada kebutuhan tugasnya, penghargaan atas prestasi forpower atau n pow) yaitu memiliki yang motivasi dicapainya dan peningkatan dalam tugasnya. akan kekuasaan kekuasaan (Ned seperti mengingginkan posisi kepemimpinan. Faktor kedua yang dapat Keriga kebutuhan akan afiliasi (Net For 8 affiliation atau n aff)manusia ingin Badan Kepegawaian berintekasi dengan Kota Bukittinggi, mempunyai cita Daerah orang lain, rasa ingin signifikansi pengaruh variabel eksogen memiliki, mereka ingin kepercayaan terhadap variable endogen baik secara yang cenderung parsial maupun secara bersama-sama mencoba untuk mendapatkan saling serta melihat permasalahan dan mencari pengertian solusi pemecahannya guna meningkatkan jelas rasa, dan tegas, bersama, menyenangi hubungan persahabatan. serta (BKD) disiplin kerja Pegawai Faktor-faktor yang mempe- Bukittinggi (2003) Populasi dan Sampel 1.kepemimpinan 2.komunikasi organisasi 3. Kompensasi.4 kepuasan kerja dan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ngaruhi motivasi kerja menurut Robbins adalah mengkaji Kota 1. Populasi 5.komitmen Populasi dalam penelitian ini organisasi yang dimiliki oleh anggota adalah seluruhan Pegawai yang bertugas organisasi. di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Dalam penelitian ini, indicator yang digunakan untuk Kota Bukittinggi yang berjumlah 52 mengukur orang ( keadaan September 2014). motivasi adalah sesuai dengan pendapat Penetapan pegawai yang berstatus PNS Mc. Clellend (1997) yaitu: sebagai a. Kebutuhan akan prestasi (ned populasi didasarkan pertimbangan bahwa PNS diasumsikan for Achievement n ach) akan menjalankan tugas-tugasnya sebagai b. Kebutuhan akan kekuatan (Ned suatu kewajiban dan tanggung jawab forpower atau n pow) yang c. Kebutuhan akan afiliasi (Net digariskan menurut Undang- Undang yang berlaku. For affiliation atau n aff) 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang mejadi sumber data dalam 3. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam lingkup menganalisa komunikasi organisasi dan penelitian.Sejalan dengan sampel Sugiyono menurut pengertian (1999), bahwa sampel merupakan bagian dari pengaruh jumlah dan karakteristik yang dimiliki motivasi oleh kerja terhadap disiplin kerja pegawai di 9 populasi.Teknik pengambilan sampel dari elemen populasi dalam Sumber data primer adalah pegawai penelitian ini menggunakan sampel Badan dengan Proportional Stratified Random Kota Bukittinggi yang menjadi sampel Sampling, yaitu pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu pegawai Badan anggota populasi dilakukan secara acak Kepegawaian Daerah (BKD) dan mengambil Bukittinggi sebanyak 46 orang pegawai. populasi Sedangkan data sekunder berasal dari dilakukan persentase dengan dari berdasarkan jumlah golongan. Jadi dalam Kepegawaian Bagian umum Daerah Badan (BKD) Kota Kepegawaian penelitian ini diperoleh sampel sebanyak Daerah (BKD) Kota Bukittinggi, tentang 46 orang yang terdiri dari pegawai yang standar pelayanan yang diberikan, sejarah ada di Badan Kepegawaian Daerah dan (BKD) Kota Bukittinggi. Kepegawaian Daerah (BKD) 1. Jenis Data Badan Kota Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, jenis data Dalam penelitian ini, data yang yang diperlukan adalah: data primer, data umum Bukittinggi. Jenis dan Sumber Data yaitu gambaran yang diperoleh diperlukan adalah: dan a. Data Primer, dikumpulkan langsung dari lapangan Yaitu data yang diperoleh secara melalui daftar pertanyaan (kuisioner) langsung dari semua Pegawai Negeri kepada Sipil di Badan Kepegawaian Daerah Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota (BKD) Kota Bukittinggi Bukittinggi, sedangkan data sekunder responden yaitu data yang diperoleh dari Pada pengumpulannya dengan menggunakan Badan kuesioner yang disebarkan kepada para Kepegawaian Daerah (BKD) penelitian. sebagai Kota Bukittinggi, antara lain data yang Pegawai berkaitan pegawai, Kepegawaian Daerah (BKD) Kota standar pelayanan yang diberikan, sejarah Bukittinggi yang menjadi sampel dalam dan penelitian ini. dengan gambaran jumlah umum Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bukittinggi, yang dan sebagainya Negeri Sipil Teknik di Badan b. Data Sekunder, Yaitu data yang dikumpulkan mendukung data primer. dari referensi, buku atau dokumendokumen 2. Sumber Data 10 yang terkait dengan Pengaruh Motivasi Komunikasi Kerja Organisasi, terhadap angket secara tertulis kepada semua Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Badan Kerja pegawai di Badan Kepegawaian Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Daerah Bukittinggi (BKD) Bukittinggi.Teknik Kota pengumpulannya penelitian. sebagai Angket responden terdiri dari dengan menggunakan teknik observasi kuesioner untuk mengukur variabel dan dokumentasi. disiplin kerja, komunikasi organisasi Dalam penelitian ini, dan motivasi kerja. pengumpulan data dilakukan melalui Penjabaran Variabel Berdasarkan Indikator No Variabel Indikator 1 Disiplin 1. Kepatuhan pegawai Kerja (Y) terhadap jam kerja, 2. Kepatuhan pegawai terhadap perintah atasan dan taat pada peraturan yang berlaku 3. Kepatuhan pegawai terhadap norma-norma yang berlaku 4. Kepatuhan pegawai terhadap penggunaan bahan/alat-alat perlengkapan kerja dengan hati-hati 5. Rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas 2 Komunikasi 1. Komunikasi vertical ke Organisasi bawah (X1) 2. Komunikasi Vertikal ke atas 3. Komunikasi diagonal 4. Komunikasi horigontal 3 Motivasi 1. Kebutuhan akan prestasi, Kerja (X2) 2. Kebutuhan akan kekuasaan, 3. Kebutuhan akan afiliasi 11 Sumber Tjing Bingti (dalam Taufik ) Skala Penilaian SL, SR, KK,JR,TP Veithzal Rivai SL, SR, KK,JR,TP MC Clelland SL, SR, KK,JR,TP Jika TCR berkisar antara 76 – 100% Teknik Analisis Data : Baik 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif Jika TCR berkisar antara 56 – 75,99% merupakan : Cukup Jika TCR berkisar antara 0 – 5,99% analisis untuk mendeskripsikan atau menggambarkan sekumpulan : Kurang Baik data 2. Analisis Jalur (path analysis) secara visual baik dalam bentuk tulisan Pengukuran maupun gambar/grafik (Idris, 2013). nilai untuk ditetapkan, yang didasarkan pada Skala mengkuantitatifkan faktor-faktor Likert.Data hasil penelitian dianalisis komunikasi dengan menggunakan analisis jalur organisasi, motivasi kerja dan disiplin, (Path Analysis).Teknik analisa yang serta memaparkan deskripsi variabel digunakan adalah analisis jalur (path penelitian berdasarkan jawaban setiap kuesioner dengan memberikan skor untuk masing-masing jawaban. Dalam analisis menggunakan nilai rata-rata dan untuk analysis) sejalan dengan penelitian yaitu pengaruh variabel untuk tujuan mengetahui eksogenterhadap variabel endogen, baik secara langsung persentase dari skor jawaban responden. Sedangkan dilakukan terhadap indikator-indikator yang telah Analis deskriptif dalam penelitian ini digunakan data maupun tidak langsung melalui variabel mengukur lainnya (variabel perantara/intervening. tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus sebagai berikut: TCR = 4. HASIL PENELITIAN DAN Rata − rataskor x 100% Skor maksimum PEMBAHASAN Dimana: TCR = Hasil Penelitian Tingkat pencapaian 1. Disiplin Kerja (Y) jawaban responden Hasil analisis data menggunakan Kriteria jawaban responden adalah uji TCR tentang variabel disiplin kerja sebagai berikut: disajikan dalam tabel berikut. Arikunto (2002 dalam Yanti, 2009) mengemukakan kriteria rata-rata skor variabel disiplin pegawai jawaban BKD Kota Bukittinggi adalah sebesar responden adalah sebagai berikut: Persentase Pencapaian Bahwa 4,38 dengan Tingkat Capaian Responden : Kriteria (TCR) 12 88,09%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa disiplin kerja Untuk melihat deskripsi variabel pegawai berada pada kategori Baik. komunikasi organisasi pada masing- Rata-rata Indikator disiplin kerja masing indikator komunikasi vertical pada 5 indikator yang sudah ditetapkan, kebawah, vertical ke atas, diagonal dan seluruhya sudah masuk dalam kategori horizontal. Bahwa rata-rata skor variabel baik yaitu > 75%. Persentase indikator komunikasi organisasi pegawai BKD yang paling rendah adalah indikator Kota Bukittinggi adalah sebesar 3,93 kepatuhan pegawai terhadap perintah dengan Tingkat Capaian atasan dan peraturan yang berlaku yaitu (TCR) 78,68%. Persentase 77,8 %, namun masih dalam kategori menunjukkan baik. Pada penelitian ini dapat dijelaskan organisasi pegawai berada pada kategori bahwa pegawai BKD Kota Bukittinggi Baik. sudah disiplin terhadap tersebut komunikasi kerja, Rata-rata Indikator komunikasi memiliki kepatuhan terhadap perintah organisasi pada 4 indikator yang sudah atasan dan peraturan yang berlaku, ditetapkan, seluruhya sudah masuk dalam mentaati norma-norma yang berlaku, kategori baik yaitu > 75%. Persentase menggunakan bahan perlengkapan dengan / jam bahwa Responden alat – hati-hati alat indikator yang paling rendah adalah serta indikator komunikasi vertical keatas memiliki rasa tanggung jawab dalam yaitu 75,3 %, namun masih dalam melaksanakan tugas. Dari 16 pertanyaan, kategori baik. Dapat dijelaskan bahwa 1 indikator pertanyaan yang berada pada pegawai BKD Kota Bukittinggi sudah kategori cukup yaitu pertanyaan nomor 6 memiliki komunikasi organisasi vertical tentang berada dikantor karena diperintah keatas yang cukup baik, tetapi perlu lebih atasan walaupun jam kantor telah usai, didingkatkan karena capain responden- dimana diperoleh nilai TCR 65,2 %. nya masih dibawah indicator yang lain. Nilai TCR yang cukup ini mengindikasikan bahwa kedisipilnan masih pegawai Nilai rendahnya dalam pertanyaan hal TCR masing-masing komunikasi yang cukup adalah pada komunikasi vertical ke mematuhi perintah atasan. bawah yaitu tentang pimpinan memberikan teguran kepada bawahan atas kelalaian / kesalahan kerjanya. Pada 2. Komunikasi Organisasi (X1) komunikasi vertical ke atas yang masih 13 cukup adalah tentang mengadukan Hasil analisis data menggunakan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan uji TCR tentang variabel motivasi kerja. kepada atasan, memberitahukan atasan Diketahui bahwa rata-rata skor variabel mengenai sedang motivasi kerja pegawai BKD Kota berlangsung, memberikan saran yang Bukittinggi adalah sebesar 4,17 dengan relevan kepada atasan, menyampaikan Tingkat aspirasi 83,32%. Persentase berhubungan dengan pekerjaan. Pada menunjukkan bahwa komunikasi horizontal yang masih dalam pegawai berada pada kategori Baik. pekerjaan yang mengenai kategori cukup hal-hal adalah yang tentang Capaian Responden (TCR) tersebut motivasi kerja Rata-rata Indikator motivasi pada mendamaikan / menengahi perbedaan 3 indikator yang sudah ditetapkan, persepsi dengan karyawan lain. seluruhya sudah masuk dalam kategori Indikator yang perlu menjadi baik yaitu > 75%. Persentase indikator perhatian adalah indikator komunikasi yang paling rendah adalah indikator vertical keatas (75,3%) dan komunikasi kebutuhan akan kekuasaan yaitu 80,55 horizontal (75,13 %) yang merupakan %, namun masih dalam kategori baik. indikator dengan nilai paling rendah. Dapat dijelaskan bahwa pegawai BKD Beberapa Kota indikator pertanyaan yang Bukittinggi sudah memiliki berada pada kategori cukup yaitu tentang motivasi kerja sudah baik yang berkaitan pimpinan memberikan teguran kepada dengan motivasi tentang kebutuhan akan bawahan atas kelalaian / kesalahan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kerjanya, mengadukan kesulitan dalam kebutuhan akan afiliasi. melaksanakan pekerjaan kepada atasan, Dari 13 pertanyaan, ada 2 memberitahukan atasan saya mengenai indikator pertanyaan yang berada pada pekerjaan yang sedang berlangsung, kategori cukup yaitu pertanyaan no 7 memberikan saran yang relevan kepada kebutuhan tentang kekuasaan tentang atasan, saya saya yakin dengan kemampuan yang saya yang berhubungan miliki, saya dapat bekerja dengan baik menyampaikan mengenai hal-hal aspirasi dengan pekerjaan serta mendamaikan. (TCR = 74,2%) dan pertanyaan nomor 10 kebutuhan akan aviliasi tentang saya melakukan pekerjaan dengan memper- 3. Motivasi Kerja (X2) 14 timbangkan kelemahan dan kelebihan Berdasarkan perhitungan pengaruh yang saya miliki (TCR=74,2%). langsung dan tidak langsung dapat dibuat ringkasan sebagai berikut : Hasil Analisis Jalur Rekapitulasi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung No Keterangan 1 Pengaruh Langsung Variabel Komunikasi Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y) 2 Pengaruh Langsung Variabel Komunikasi Organisasi (X1) terhadap Disiplin Kerja (Y) 3 Pengaruh Tidak Langsung Variabel Komunikasi Organisasi (X1) terhadap Disiplin Kerja (Y) melalui Motivasi Kerja (X2) Jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Komunikasi Organisasi 4 Pengaruh Langsung Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap Disiplin Kerja (Y) Jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung variabel motivasi kerja Jumlah Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh variabel lain terhadap disiplin kerja Total Tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi organisasi disiplinkerja mempengaruhi 7,6%. 7,6 5,5 28 26,7 26,7 54,7 45,3 100 secara langsung 28%. mempengaruhi disiplin kerja pegawai sesesar % maupun tidak langsung adalah sebesar motivasi kerja sebesar 14,9%. Sedangkan adalah baik % 14,9 Untuk variabel motivasi kerja Komunikasi mempengaruhi disiplin kerja pegawai organisasi mempengaruhi disiplinkerja Badan melalaui variabel motivas kerja adalah Bukittinggi dari hasil penelitian adalah sebesar 5,5%. Jadi dapat dilihat bahwa sebesar 26,7%. komunikasi organisasi dan motivasi kerja dapat organisasi mempengaruhi 15 Kepegawaian Daerah Kota Artinya komunikasi mempengaruhi disiplin kerja sebesar 54,7%. Variabel lain yang memiliki potensi untuk meningkatkan disiplin pegawai sebesar 45,3 %, sehingga perlu 5. KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang Kesimpulan variable lain yang dapat mempengaruhi Berdasarkan pembahasan yang telah disiplin pegawai. Hasil dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini sejalan dapat dengan pendapat Luthans (1995) bahwa diambil kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: banyak faktor- faktor yang mempe- 1. Motivasi kerja berpengaruh ngaruhi disiplin kerja diantaranya adalah: signifikan terhadap disiplin kerja 1). Kepemimpinan, 2). Gaji, 3). Promosi, pegawai 4) supervise, 5). kelompok kerja, 6). Daerah Kota Bukittinggi (sig. iklim organisasi dan 7) motivasi kerja. 0,000). Hal ini bermakna bahwa Selain itu menurut Hasibuan (2007) semakin tinggi motivasi kerja menyatakan bahwa kedisiplinan dapat pegawai maka semakin dipengaruhi meningkat disiplin pegawai oleh beberapa faktor Badan diantaranya adalah : 1) kepemimpinan Badan yang lebih baik, 2) kompensasi, 3) Kota Bukittinggi. komunikasi dalam organisasi, 4) 2. Kepegawaian Kepegawaian Terdapat pengaruh Daerah langsung kesempatan promosi, 5) motivasi kerja maupun tidak langsung komuni- dan 6) adanya peraturan yang jelas. kasi organisasi dan motivasi Dengan kerja demikian mengindikasikan temuan penelitian bahwa untuk terhadap pegawai Badan disiplin kerja Kepegawaian meningkatkan disiplin kerja maka perlu Daerah Kota Bukittinggi. Secara diperhatikan variabel lain yang dapat langsung dan tidak langsung mempengaruhi disilpin kerja pegawai Komunikasi organisasi mempe- pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ngaruhi disiplin pegawai sebesar Kota yang 28 %, motivasi kerja mempe- dan ngaruhi disiplin kerja sebesar Bukittinggi dikemukakan oleh seperti Luthans Hasibuan. 26,7 %. Variabel lain yang memiliki potensi untuk mening- 16 katkan disiplin pegawai sebesar b. Meningkatkan Komunikasi Orga- 45,3 %, sehingga perlu dilakukan nisasi dengan cara pengkajian lebih lanjut tentang variable lain yang 1) Memeperbaiki sitem komu- dapat mempengaruhi disiplin pegawai. organisasi terutama yang berhubungan dengan komunikasi Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk nikasi meningkatkan disiplin karena kerja vertical keatas tingkat capaian respondennya dalam kategori pegawai Badan Kepegawaian daerah cukup (BKD) Bukittinggi disarankan kepada persentase 76,4% Pimpinan dengan rata-rata 2) Komunikasi vertical, diagonal 1. Badan Kepegawaian daerah (BKD) dan horizontal di BKD Kota Kota Bukittinggi untuk a. Meningkatkan motivasi Bukittinggi perlu ditingkatkan kerja yang dapat dilakukan dengan pegawai dengan cara: 1) Menunjukkan melaksanakan adanya pelatihan keberhasilan dari kinerja yang untuk kegiatan penguatan kerja sama tim. dilakukan, serta memberikan c. Meningkatkan pengakuan, disiplin kerja pegawai dengan cara; 2) Melakukan upaya pengem- 1) Melakukan langkah-langkah bangan, dengan mengikutkan strategis untuk meningkatkan pegawai untuk program diklat kesadaran 3) Menghilangkan kebijaksanaan yang tidak memperhatikan supervisi peraturan yang berlaku. 2) Melalui yang reward 2. Bagi Peneliti selanjutnya 5) Memberikan tunjangan yang kinerja pemberian and funishment kontiniu terhadap pegawai berbasiskan agar mematuhi perintah atasan dan kebutuhan pegawai, 4) Melakukan pegawai Adanya 45,3% variabel lain yang serta belum diteliti yang dapat mempe- memberikan promosi jabatan ngaruhi disiplin pegawai maka perlu serta memberian beasiswa melakukan studi lebih lanjut tentang variable 17 lain sehingga disiplin Manullang, (1996), Diakses dari http:// Trainermuslim.com/perb edaan-motivasikaryawan-honor-danpns.html. desember 2009 Masithoh, Nurul, (1998), Pengaruh Unsur-Unsur Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Operasional Pada Perusaaan Sepatu (tesis)Program Pascasarjana Universitas Air Langga, Surabaya Mangkunegara. A.P, (2001), Manajmen Sumber Daya Manusis, Remaja Rosada Karya, Bandung Martin Handoko, (1994) Motivasi dan Penggerak Tingkah Laku, Edisis 2, Kanusus Jakarta Mc. Clelland, (1997), Human Resources Management Practice,Penguin Press, New York, 2001 Nawawi, H. (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan Kedua, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Nitisasmito, S, Alex, (1982), Manajemen Personalia, Jakarta Edi Sirensi, Chalia Indonesia. Poerwadaminto (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka pegawai di BKD Kota Bukittinggi dapat terus ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Abizar.R. (1988). Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Perusahaan, Grahila, Bandung Anoraga. Pandji dan Sri Suyati, (1995). Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Dunia Pustaka Jaya. Arikunto, Suharsimi, (2002), Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi Rineka Cipta, Jakarta, . Danin, Sudarman (2004), Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, Jakarta, PT. Asdi Mahasatya. Deddy Mulyana, (2001), Komunikasi Organisasi, Strataegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Media Scene, Jakarta Gibson, James L, John M. Ivancevich, James H. Donnely Jr (1996). Organisasi, Prilaku Struktur dan Proses. Jakarta: Erlangga. Gondokusumo, AA (1995), Komunikasi Penugasan, Cetakan Kelima Jakarta. PT. Toko Gunung Agung Handoko, T. Hani (1994). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Jakarta: Konsensus. Hasibuan, S.P. Malayu, 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, CV. Haji Masagung, Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indoenesia (1990). Jakarta. Balai Pustaka.. Rivai, Veithzal, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktek, Grafindo Jakarta Robbins, Stephen P. 1994. Perilaku Organisasi. Jilid 1, Jakarta: PT Raja Grafindo. R.Wayne Pace & Don F.Faules, 1998, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja 18 Perusahaan, terjemahan Deddy Mulyana, Remaja Rosdakarya, Bandung. Saydam, Gouzali., Bc.TT. Built In Training: Jurus Jitu Mengembangkan Profesionalisme SDM, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996. Singarimbun, Masri dan Sofiani Effendi (1989), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Simamora, Hendri. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Aditya Media. Siswanto, (2002), Manajemen Modern, Konsep dan Aplikasi. Bandung. Sinar Baru Sitepu, Nirwana SK. (1994). Analisis Jalur. Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistik Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran Penerbit Alfabeta, Bandung, 1994 Siagian, SP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara Sudrajat (1996). Buku Pedoman Gerakan Disiplin Nasioanal, Jakarta : IGDN Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, CV. Alfa Beta. Sudjana. (1996). Metode Statistik. Bandung, Sinar Baru. Thoha, Miftah (2001). Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Timpe, A.Dale (2003). Memotivasi Pegawai. Jakarta: Elex Media Komputindo. Jurnal Ida Bayu Brahmasari, (1995), Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemiminan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan Pada PT Central Proteina Prima Tbk. Surabaya Regina Aditya Reza (2010), Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disisplin Kerja dan Kinerja Karyawan Pada PT. Sinar Sentosa Perkasa Banja Negara Niputu Ester Suniatuti (2013), Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Oganisasi dan Komunikasi Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Perusahaan Daerah Perparkiran Kota Denpasar, Bali Niko Permana Putra (2005), Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Indonesia Power Searang 19