ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI PASURUAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIBLANGGA 1985 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG1PATAL GRATI PASURUAN ! s r a SKRIPSI Diajukan Untuk Memperlengkapi Syarat-Syarat dalam Memperolefi Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi m i l i k _____* brpustakaan | f "•ttlVERSITAS AIRLANOOA", _ S UR A B A Y A O le h I : DIDIK SISWANTORO No.Pokok : 048111037 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS A3RLANGGA 1985 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA /O- i - laSkLSurabaya,................................... D isetu ju i dan diterim a baik oleh : Dosen Pembimbing : Ketua Jurusan : ( Drs. Parwoto Wignjohartojo SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya,. . .............• D isetu ju i untuk d iu ji oleh : Dosen Pembimbing : / ( Drs. Soenaryo, Ak ) . / / SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KATA PENGANTAH Bismillahirrohmanirrahim. Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah Sij bhanahu Wataala yang telah melimpahkan rahmat serta hida yahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesai kan sk rip si in i yang d ib e ri judul "METODE PEMBEBANAN BI£ YA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASIL KAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI - PASURUAN". Penyusunan sk rip si in i adalah merupakan salah sa­ tu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Untuk in i penulis telah berusaha menyusun sk rip si in i dengan sekuat kemampuan yang ada, namun peryj l i s yakin dan menyadari bahwa penyusunan sk rip si in i ma­ sih banyak kekurangannya. Karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan selesainya sk rip si in i penulis mengucapkan terima kasih kepada t 1. Bapak Drs. Soenaryo, Ak selaku Dosen Pembimbing yang membimbing penulis dalam rangka penyusunan sk rip si in i hingga se le s a i. 2. Bapak Tjokorda Gde Ngurah Artana Bk.Teks., ku Manajer PT. Industri Sandang Fatal Grati se la ­ yang i SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ijinkan penulis untuk mengadakan p en elitian guna memperoleh data-data yang dlperlukan oleh penulis secara langsung* 3. Bapak Drs. And! Raswandi selaku Kepala Bagian Umum, Bapak Drs. Siswanto T j. selaku Kepala Bagi­ an Administrasi dan Keuangan beserta segenap sta f yang telah memberikan i j i n dan keterangan- kete­ rangan kepada penulis dalam rangka penyusunan sk rip si in i. b , Ibu Dekan dan semua Bapak/Ibu Dosen Fakultas Eko­ nomi Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 5« Bapak dan Ibu penulis yang te rcin ta , yang telah memberikan dorongan semangat serta d o'a restu hingga tersusunnya sk rip si in i. 6. Rekan penulis Ramdhani dan Iman Daryanto, yang de ngan se tia membari dorongan semangat serta keperluan la in yang berperan penting bagi penulis da­ lam penyusunan sk rip si in i. 7. Pihak-pihak la in yang turut membantu dalam penu- lisa n sk rip si in i, yang tidak dapat penulis sebu& kan satu persatu. Mudah-mudahan segala amal b e lia u -b e lia u diterima ii SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA oleh Allah SWT dan dibalasNya dengan b e rlip a t ganda. Akhirnya penulis berharap agar sk rip si yang sederhana in i berguna bagi penulis sen diri dan pihak la in yang berkepentingan. Dan tak lupa penulis sangat mengharapkan saran-saran maupun k r it ik dari pembaca, yang semuanya akan diterim a oleh penulis dengan senang h ati. Surabaya, 12 Oktober 1 9 8 5 P en u lis, SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI Halaraan KATA EKNGANTAR............................................ ............... i JJAPTAR ISI .................................................................... iv DAi’TAR TABEL................................................................ vi CAi'TAR GAMBAR................................................................ v iii BAB: I . PENDAHULUAN .................................................... 1 1. Pandangan Umum .......................... 1 2. Penjelasah Judul .................................... 4 3 . Alasan Pemilihan J u d u l.......... . . . . . . . 5 4* Tujuan Penyusunan *.......... ...................... 6 5* Sistim atika Skripsi .............................. 7 6 * Metodologi ........................ ........................ 10 6 .1 . Permasalahan 10 6 .2 . Hipotesa k e r j a 11 6 . 3 . Scope analisa .............................. .. 11 6 .4 . Prosedur pengumpulan dan peng - 12 olahan data I I . LA&DASAN TiiORI .............................................. 1* Pengertian Metode Pernbebanan Full 14 - Costing 14 2 . Pengertian Metode Pem'be'banan D irectC o s t i n g . . . . . . . . . .............. .. 17 iv SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB: Halaman 2 .1 . Biaya "bahan baku .................................. ... 18 2 .2 , Biaya tenaga kerja langsung ............ ....19 2.3* Biaya overhead pabrik .................. ......... 21 3. Pengaruh Perbedaan Antara Metode Full - Costing dan Metode Direct Costing 22 4. Pembahasan Biaya Bahan Baku, Biaya Tena­ ga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik Dalam Metode F u ll C o s t in g ........ . . . . . . . . . . . . . . . 4 .1 . Biaya Bahan Baku 33 ........ ............. 33 4 . 2 . Biaya Tenaga Kerja .............................. 41 4 .3 . Biaya overhead pabrik ........................ 50 I I I . TINJAUAN UMUM FKRUSAHAAK .................................. 59 1. Sejarah berdirinya perusahaan .......................59 2. Struktur Organisasi ............................ ..............63 3. Proses Produksi .......................... ........................67 . 4. Tinjauan atas Metode Pembebanan Biaya - Produksi Terhadap Produk ............................ 70 IV. MHAHASAK ATAS MtiTODE B.TBJBANAN BIAYA PRO DUXJI TERHADAP PRODUK...................................... .. 98 V. KESIMPULAN DAI! SARAH .......................................... 120 1. Kesimpulan .............................. 120 2. Saran .................................................................. 121 DAPTAR KJPUSTAKAAIi. v SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Gambar : Halaman 1 . Struktur Organisasi Patal Grati Pasuruan 65 viii SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN l . PwdftnfiftR„Bnm Dengan semakin majunya llmu pengetahuan dan teki^ g i dewasa in i , telah mendorong perkembangan ekonomi di tia p -tia p negara dan dunia usaha pada khususnya. Seperti misalnya d i dalam sektor in du stri manufaktur, karena pe£ kembangan teknologi maka banyak sekali ditemukan metode metode produksi yang baru dan juga penciptaan produk-prg, duk baru, sehingga kemampuan produksi semakin beser serta terdapat berbagai macam produk yang tersedia bagi kor; sumen d i pasaran. Namun demikian dengan semakin cepat- nya la ju pertumbuhan atau perkembangan dalam bidang in­ du stri bahkan telah te r ja d i re s e si ekonomi yang tidak sa ja melanda negara-negara industri yang telah maju, teta p i juga melanda negara-negara berkembang sep erti halnya Indonesia. Akibat dari re s e s i ekonomi yang berkepanjangan in i telah menyebabkan a k tiv ita s perusahaan-perusahaan industri menjadi berkurang, barang-barang h asil produksi nya menumpuk d i gudang karena tidak te r ju a l d i pasaran. Di antara perusahaan in du stri yang terkena akibat r e s e s i adalah pabrik-pabrik t e k s t il. Sehingga mata rantai dari produksi t e k s t il juga terpengaruh oleh kejadian tersebut termasuk in du stri pemintalan benang, yang hasilnya meru- 1 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2 pakan bahan baku bagi pabrik-pabrik t e k s t il tersebut, Uji tuk dapat menjual h asil produksinya agar kontinyuitas proses produksi dapat berlangsung, maka banyak usahayang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh perusa­ haan it u sen d iri. Usaha-usaha tersebut antara la in penghematan biaya-biaya produksi sehingga harga pokok produk dapat ditekan serendah mungkin, mengefektifkan kerja mesin-m esin pabrik, penganeka ragaman je n is produk dan sebagainya. Sebagaimana telah disinggung d i atas bahva e f i s i ensi yang berupa penghematan biaya-biaya produksi adalah sangat penting dalam rangka menjalankan proses produksi untuk menghasilkan output yang berupa barang ja d i, se­ hingga akibat dari re s e s i yang melanda banyak perusahaan Industri terutama pada in du stri pemintalan benang dapat d ia ta s i dengan baik. E fis ie n s i yang dijalankan d i perusa haan-perusahaan tersebut berhubungan erat dengan harga pokok produk yang dihasilkan, yang dalam hal in i juga erat kaitannya dengan metode yang digunakan dalam membe­ bankan biaya-biaya produksi untuk menghasilkan harga po­ kok produk itu sen d iri. Harga pokok produk ja di adalah merupakan h asil gabungan dari beberapa komponen biaya produksi, antara la in biaya bahan baku langsung, biaya tenaga k erja langsung maupun tak langsung dan biaya over head pabrik. Dalam kerangka in ila h maka penerapan metode SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3 pembebanan biaya produksi terhadap produk sangat merape- ngaruhi harga pokok produk yang dlhasilkan., Pada hakekatnya ada dua macam metode yang diguna, kan untuk membebankan biaya produksi terhadap produkyang dapat dijalankan d i perusahaan in d u stri. Metode pembeban an yang pertama adalah f u l l costing dan yang kedua lah d ir e c t costin g. Kedua metode in i dapat ada- dipergunakan , keduanya sekallgus d i dalara satu perusahaan. Pada nya penggunaan metode d ir e ct costing berkaitan erat umumde­ ngan kepentingan pihak manajemen perusahaan, sehingga de ngan adanya informasi biaya dengan metode d ir e ct costing pihak manajemen dapat menggunakannya sebagai a la t poran pertanggung-jawaban intern atau untuk tujuan pelain­ tern atau untuk tujuan Intern manajemen. Tetapl penggun& an metode f u l l costing dapat diterapkan baik untuk tujuan intern manajemen maupun bagi kepentingan pihak eks- tern. Perbedaan yang terdapat pada kedua metode in i te r letak pada perlakuan biaya tetap dan biaya varia'oel. Me­ tode d ir e c t costing tidak membebankan biaya produksi te­ tap, sedangkan metode f u l l costing membebankan balk bia­ ya produksi tetap maupun variab el. Khusus mengenai metode pembebanan f u l l co stin g , penggunaannya sangat luas baik pada perusahaan-perusaha­ an swasta maupun perusahaan m ilik pemerintah. metode in i harus benar-benar mencerminkan SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... Penerapan pengorbanan, DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA atau biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan dihasilkannya suatu produk sehingga harga pokok produk yang dihasilkan nantinya tidak akan menjadi over ataupun under stated, yang akhirnya akan merugikan perusanaan itu sendi r i . Pihak manajemen harus benar-benar m eneliti sampai seberapa jauh peranan suatu biaya yang telah dikeluarkan terhadap produk yang dihasilkan. Jadi harus ada pemisah­ an antara biaya-biaya periodik d i mana biaya-biaya in i - nantinya menjadi beban d ari Rugi/laba dan biaya-biaya yang benar-benar dapat dihubungkan dengan produk yang d i­ hasilkan, sehingga k e te litia n dan ketepatan harga pokok produk dapat dihitung. Namun demikian belum tentu seluruh perusahaan d u stri yang menghitung harga pokok produknya baik in ­ dengan f u l l costin g maupun dengan d ire ct costin g, telah menerapkan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan te o r i yang ada. Sehingga dengan demikian masin perlu kiranya dipikirkan bagaimana caranya agar perusahaan-perusahaan manufaktur dapat menerapkan kedua metode tersebut dengan sebenarnya. 2. Pen .1elas an Judul Judul sk rip si in i adalah "METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MEKGHASHKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SAHDANG PATAL GRATI PASUROIJ". SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5 Pengertian metode pembebanan d i s in i adalah tu tata sua- cara atau aturan tertentu untuic menempatkan se- suatu, yang dalam hal in i adalah biaya terhadap sesua- tu yang dibebani. Metode yang dimaksudkan adalah metode f u l l costin g. Biaya produksi yang dimaksud d i s in i adalah semua biaya-biaya yang berhubungan dengan proses produksi yang mengolah bahan baku sampai dengan produk ja d i. Biaya produksi in i m eliputi biaya bahan baku langsung dan tak langsung, biaya tenaga kerja dan uiaya overhead pabrik. Produk adalah sesuatu yang menjadi output atau ha s i l akhir dari perusahaan in du stri atau manufaktur. Pro­ duk ja di yang dimaksud d i s in i adalah berupa benang te - nun berbagai jen is yang merupakan bahan baku bagi perusa haan t e k s t il. Harga pokok produk ja d i dalam pengertiannya lah sebagai gambaran kuantitatip dari pengorbanan ada­ yang narus dilakukan oleh produsen pada penukaran barang- barang n a sil produksinya yang ditawarkau d i pasar. 3« Alasan Pemiliftan Jqdul Di dalam perusahaan in d u stri, khususnya in du stri pemintalan benang i n i , yang tujuan utamanya adalah mem- produksi barang ja d i untuk d iju a l kepada konsumen, maka yang menjadi perhatian utama adalah harga pokok SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... barang DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6 yang d iju a l tersebut. Setelah harga pokok dapat tung d ih i­ dengan tepat, maka harga pokok produk dapat d ija dikan patokan sebagai penilaian persediaan produk ja d i yang belum te r ju a l. Sehingga dengan demikian naka pene rapan metode perhitungan pembebanan biaya produksi ter hadap produk menjadi semakin penting. Oleh karena itu lah masalah in i menjadi perhatian penulis untuk membahasnya. k . Tu.1uan Penyusunam. Dalam penyusunan sk rip si in i penulis bertujuan antara la in : a. Berusaha untuk mengetahui apakah pembebanan f u l l Costing yang ditetapkan di dalam perusahaan in i telah sesuai dengan te o r i yang ada. Jadi d i s in i penulis akan memberikan pendapat dan pandangan bagi manajemen mengenai pembebanan biaya bahan baku baik langsung atau tidak langsung, pembebaij an biaya tenaga k erja , biaya overhead pabrik ser ta biaya-biaya apa saja yang termasuk di dalam biaya overhead tersebut, yang kemudian dibanding kan dengan t e o r i- t e o r i yang diperoleh , sehingga penulis dapat menarik kesimpulan tentang meto­ de pembebanan biaya produksi terhadap produk un­ tuk menghasilkan harga pokok produk ja d i yang tfi SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA pat. Hasil dari In i semua diharapkan bisa dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk mengadakan tindakan-tindakan yang dirasa perlu. b. Selain itu penulis ingin memberikan tambahan bac& an yang diharapkan dapat memberikan manfaat baik bag! penulis sen d iri maupun bagi pembaca yang la ­ in. 5- glatlm aU Jta SKrl.p sl Bab I . Pendahuluan. Dalam bab in i akan dimuat hal-hal sebagai b e rikut i 1. Pandangan Umum. I s i d i dalara Pandangan Umum in i adalah oerupa ide dasar dan latar belakang dari penulis an sk rip si in i , sehingga pembaca dapat mempu nyai gambaran yang agak lengkap tentang apa apa yang dibahas dalam sk rip si in i. 2. Penjelasan Judul. Di sin i penulis akan menjelaskan secara te rp erin ci tentang apa yang dimaksud di dalam judul yang telah dikemukakan. 3. Alasan Pemilihan Judul. Pada bagian in i penulis akan mengemukakan - alasan pen u lis, sehingga merailih judul terse SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8 but untuk penulisan sk rip si in i. Tujuan Penyusunan. Pada bagian in i penulis akan menjelaskan tu­ juan penyusunan sk rip si in i dan manfaat yang diharapkan, baik untuk penulis se n d iri, per­ usahaan maupun bag! pembaca lainnya. 5* Sistim atika. Pada bagian in i dikemukakan urutan pembahag, an yang terdapat dalam sk rip si ini* 6 . Metodologi. Pada bagian in i b e r is i : 6 .1. Permasalahan. 6 .2 . Hipotesa k erja. 6 .3 . Scope analisa. 6.^ . Prosedur pengumpulan dan pengolahan da­ ta. Bab I I . Landasan T e o ritis Pada bab in i diuraikan t e o r i-t e o r i yang berhu- bungan dan mendasari pembahasan dalam sk rip si in i yang mana te o r i in i t e r d ir i dari t 1. Pengertian tentang metode pembebanan biaya F u ll costing dan D irect costin g. 2. Pengaruh perbedaan antara metode F u ll cos­ ting dan D irect costing* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9 3. Pembahasan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam metode F u ll costin g. Bab III* Pandangan Umum Perusahaan Dalam bab in i akan diuraikan tentang : 1. Sejarah perusahaan. 2. Struktur organ isasi. 3. Proses produksi. k* Tinjauan atas metode pembebanan biaya produjc s i terhadap produk untuk menghasilkan Harga Pokok Produk Jadi d i PT. Industri Sandang P& t a l Grati. Bab IV. Analisa dan pembahasan atas metode pembebanan biaya produksi terhadap produk untuk menghasil­ kan harga pokok produk ja d i. Bab V* Kesimpulan dan Saran Bab in i merupakan bab yang terakhir yang te r d ir i dari dua bagian yaitu i 1. Kesimpulan. Dalam bagian in i diuraikan h a sil dari pengujia n hipotesa yang telah dilakukan dan kesiQ pulan yang didapat terhadap metode pembeban­ an biaya produksi terhadap produk untuk meng hasilkan harga pokok produk ja d i. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10 2. Saran. Dalam bagian in i b e r is i tentang saran-saran yang dapat penulis berikan supaya bermanfaat bagi per usahaan. 6 - Metodologi r 6 .1. Permasalahan. Perusahaan in i merupakan pabrik pemlntalan benang yang menghasilkan produk akhir berupa benang dengan berba gai je n is ukuran yang merupakan bahan baku bagi pabrik t e k s t il. Di dalam raemperhitungkan harga pokok produknya , perusahaan in i membebankan biaya produksi terhadap produk ja d i berdasarkan metode f u l l costin g. In i b era rti bahwa damua biaya produksi baik yang berupa biaya tetap maupun biaya variab el yang te r ja d i pada periode akuntansi dibe- bankan terhadap produk. Tetapl d i dalam pelaksanaan yang sesungguhnya te r ja d i beberapa penyimpangan antara la in t - Semua biaya yang t e r ja d i baik yang ada hubungannya dengan proses produksi atau tidak, seluruhnya d i- bebankan terhadap produk ja d i. Hal in i dapat dibufc tikan dengan adanya pembebanan biaya g a jl dan upah pegawai bagian umum dan adminlstrasi keuangan ter­ hadap produk, bersama-sama dengan biaya g a jl upah karyavan bagian produksi. Begitu pula dan dengan biaya tak langsung pabrik lainnya, d i mana didalanj SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO - ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11 njra sudah termasuk biaya penyusutan bangunan perumahan karyawan, biaya penyusutan inventaris kantor biaya pemeliharaan bangunan perumahan karyawan dan biaya lainnya yang tidak ada hubungarmya proses produksi, seluruhnya dibebankan dengan terhadap produk* Dengan adanya penyimpangan hal-hal tersebut d i a ta s, akan raengakibatkan harga pokok produk ja d i yang dihasilkan t i ­ dak benar karena d in ila i te r la lu tinggi* 6.2* Hipotesa kerja* Jika perusahaan d i dalam menghitung harga pokok produknya mempergunakan metode pembebanan f u l l costing de ngan benar, dalam a r t i bahwa hanya biaya-biaya yang berhy bungan dengan proses produksi yang dibebankan kepada pro­ duk, maka akan dihasilkan harga pokok produk Jadi yang te pat. 6* 3 * Scope analisa. Huang lingkup analisa yang akan dibahas m eliputi komponen biaya produksi yang membentuk harga pokok produk kecuali biaya bahan baku* Hal in i disebabkan biaya bahan baku telah dibebankan ke dalam produk dengan metode pembe banan yang oenar, yang dalam hal in i adalah metode fu ll costin g . Jadi yang menjadi t i t l k berat adalah pembebanan biaya tak langsung pabrik termasuk biaya tenaga kerja ber SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12 dasarkan metode tersebut. Di a in i penulis akan menganali sa mengenai unsur-unsur biaya apa saja yang terdapat d idalam biaya tenaga k erja yang berhubungan dengan proses produksi. Analisa yang la in adalah unsur-unsur biaya jang menjadi bagian d ari biaya tak langsung pabrik, penentu- an ta rip yang ditentukan d i muka dan pembebanannya terh& dap produk atas dasar ta rip tersebut. Penulis dalam in i tidak menganalisa tentang s e lis ih atau varian hal anta- ra biaya tak langsung yang dibebankan dengan biaya tak langsung yang sesunggubnya serta pengaruhnya terhadap la poran ru gi laba karena penulis lebih menitik beratkan pa da penerapan metode pembebanan f u l l costin g tersebut. 6. *f. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data. 6.* f.l. Prosedur pengumpulan data. a) Pengumpulan data diperoleh dengan jalan mengadakan pen elitia n dan pengamatan se cara langsung terhadap kegiatan-kegiatan pembukuan dalam perusahaan, yaitu dengan melakukan interview atau vawancfl ra dengan pimpinan, s ta f dan karyawan yang membidangi dalam masalah yang d i- hadapi pen u lis, guna memperoleh gambaran yang je la s dan praktis yang dibutuhkan penulis dalam melengkapi penulisan sk rip si in i. MI LI K _____ PERPUSTAKAAN "VBWERSITAS AIRLANOOA” SKRIPSI SURA BAY A l ill.. f o jtAUAAI : METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13 b) Pengumpulan data t e o r it i s : Yaitu pengumpulan data-data yang penu­ l i s dapatkan dari lite r a tu r - lite ra tu r yang berhubungan dengan permasalahan - yang ada atau buku-buku perpustakaan la in yang dapat menunjang. 6.W.2. Prosedur pengolahan data t a) Data praktis dan data t e o r it is yang te­ lah dapat dikumpulkan diolah la g i dan dihubungkan satu dengan yang la in se­ hingga akhirnya diperoleh suatu uraian yang menyatu, sistim a tis dan praktis u& tuk digunakan dalam penyusunan sk rip si tersebut. b) Analisa data. Dari h a sil yang diperoleh , pengolahan data praktis dibandingkan dengan h a s il pengolahan data secara t e o r it i s maka u& tuk selanjutnya akan dapat d ita rik sua­ tu kesimpulan dan dapat disajikan saran yang akan berguna dalam membantu pemecahan masalah yang timbul dana perusaha an* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB II LAITDASAK TEORI 1. Pengertlan Metode Pembebanan F u ll Costing Di dalam membebankan biaya produksi terhadap pro­ duk, dapat digunakan salah satu dari dua konsep pembeban an biaya produksi yaitu : a. IConsep metode pembebanan f u l l costin g atau absorjD tio n coating atau konsep conventional costin g . b. Konsep metode pembebasan d ire ct costin g. Pengertian metode pembebanan f u l l costin g atau me tode absorption costin g menurut Profesor Matz dan Usry- adalah sebagai berikut : Absorption, f u l l o r conventional costin g as singns d ire ct m aterials and d ire ct labor costs and a sha re o f both fix e d and variable fa ctory overhead to units o f production". 1 Jadi konsep metode pembebanan f u l l costin g atau absorpti on co stin g , yaitu membebankan semua elemen biaya produk s i , baik biaya tetap maupun biaya v a ria b el, ke dalam har ga pokok produk, Oleh karena itu elemen biaya produksi- pada konsep metode pembebanan f u l l costin g m eliputi b ia ­ ya bahan baku biaya tenaga k erja langsung dan biaya over head pabrik. ] Matz Adolph and Milton F. Usry, Cost Accounting Planing; and C ontrol. Sevent E dition , South-Westgiti Pu bliah in g C o., C incinnati, Ohio, 1980, h al. 627. 14 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15 Bahan baku langsung dan upah langsung diga'oung menjadi sij atu penggolongan la g ! yaitu biaya primer, Upah langsung dan biaya overhead dapat diga'oung ke dalam golongan yang disebut biaya pengolahan, yang merupakan biaya untuk meng olah bahan langsung menjadi barang ja d i. Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari barang ja d i yang langsung dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok dari barang ja d i, se p e rti papan untuk membuat mebel, baja un­ tuk membuat kerangka mobil dan minyak mentah untuk raembuat bensin, Kemudahan untuk menelusuri bahan itu dari ba­ han it u dari barang ja d i merupakan pertimbangan pokokyang menempatkannya sebagai bahan langsung. Perekat dan paku untuk membentuk perkakas merupakan bagian dari barang ja ­ d i, teta p i untuk pembiayaan bahan tersebut dapat digolong kan sebagai bahan tak langsung untuk kelancaran k erja. Upah langsung adalah upah tenaga kerja untuk yang berhubungan secara langsung dengan barang ja d i, Biaya da­ r i upah yang dibayarkan kepada peker ja a h li atau bukan aji l i yang dapat dibebankan kepada suatu unit terten tu yang diproduksi disebut upah langsung, Biaya overhead juga disebut overhead p a orik a si, b£ aya pabrikasi atau beban pabrik dapat diartikan sebagai biaya d a ri bahan, upah tak langsung dan semua biaya pa - brik a si yang tidak dapat dibebankan kepada suatu u n it, pe kerjaan atau h a sil pekerjaan. Dapat dikatakan biaya over- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16 bead adalah semua biaya pabrikasi kecuali bahan dan upah langsung, yang dalam hal in i berlaku bagi pengumpulan bi& ya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Tetapi jik a pengumpulan biaya produksi menggunakan metode harga pokok proses, maka biaya overhead pabrik adalah se­ mua biaya pabrikasi k ecu ali biaya bahan langsung dan tak langsung serta biaya tenaga kerja baik langsung maupun - tak langsung. Bahan tak langsung (bahan pembantu) adalah semua yang diperlukan untuk pembuatan h asil produksi yang beru­ pa produk ja d i, yang penggunaannya te r la lu k e c il dan te r­ la lu rumit untuk menganggapnya sebagai bahan langsung. Pe rek at, benang, paku, paku jamur, keling dan sebagainya termasuk dalam kelompok in i. Persediaan pabrik semacam han tak langsung, yang t e r d ir i dari minyak pelumas, gemuk lap pembersih dan semua yang diperlukan untuk memeiihara kebersihan llngkungan kerja dan mesin-mesin. Upah tak langsung sebagai kebalikan dari upah lang sung, dapat dikatakan sebagai upah buruh yang tidak seca­ ra langsung mempengaruhi pembentukan-pembentukan atau pem buatan dari barang ja d i. Upah tak langsung in i mencakup biaya pengawas (su p erv isor), Biaya penyusutan dan pemeliharaan gedung, a ir , gas, telepon, l i s t r i k dan pekerjaan jasa lainnya yang secara f i s i k tidak berkaitan dengan prc, duksi. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17 2. Pengertlan Metodq Pembebanan D irect Costing Metode pembebanan d ir e ct costing dapat d id e fin s ikan sebagai berikut : D irect costing charges products with only those manufacturing costs that vary d ir e c t ly with volume. Only prime costs (d ir e c t materials and d ir e c t labor) plus variab le fa cto ry overhead expenses are assigned to in ven tories, both work in process and fin ish ed goods, and to the cost o f good so ld . 2 Jadi konsep penentuan harga pokok dengan metode d ir e ct costing hanya memasukkan biaya produksi variab el sebagai elemen harga pokok produk, biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau biaya waktu (period cost)yang langsung dibebankan kepada ru gi-laba periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai oiaya produksi. Dari pengertian tersebut dapat disebutkan bahwa konsep metode pembebanan d ir e c t costing didasarkan pemisahan biaya dalam suatu perusahaan ke dalam pada elemen biaya v a ria b e l, oleh karena itu terhadap biaya yang bers if a t semi variabel perlu dipisahkan dengan teknik te r - tentu. Untuk dapat membebankan harga pokok produk dengan tepat, perlu dibahas elemen biaya apa saja yang termasuk harga pokok produk dalam konsep metode d ir e ct costin g,ya itu : 2I b l d ., hal. 629. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18 2.1. Biaya bahan baku. Secara umum biaya banan baku diperlakukan sebagai elemen biaya variabel sehingga dalam konsep penentuan har ga pokok dengan metode pembebanan d ir e ct costin g , biaya bahan baku adalah merupakan elemen biaya produksi varia bel. Apabila diinginkan penentuan harga pokok yang te­ pat, maka perlu diadakan analisa lebih lanJut tentang e le men apa saja yang membentuk harga pokok bahan baku. Dalam hal in i perusahaan dapat memilih salah satu dari dua pe- ngertian harga pokok bahan baku sep erti yang dikemukakan oleh Drs. R.A. Supriyono, Ak sebagai- berikut j a. Harga pokok bahan baku adalah m eliputi harga faktur ditambah biaya-biaya lainnya yang terjafci da­ lam rangka perolehan bahan baku sampai dengan siap dipakai, baik yang berhubungan dengan biaya peme sanan (ordering cost) maupun biaya penyimpanan (ca rying c o s t ). b. Harga pokok bahan baku hanyalan sebesar harga fa& tur dari bahan oaku yang d i b e l i , sedangkan biaya biaya lainnya yang te r ja d i dalam rangka . p^role.^an bahan baku sampai dengan siap dipakai tidak diper­ lakukan sebagai elemen harga pokok bahan baku,akan tetapi diperlakukan sebagai elemen biaya overhe­ ad pabrik. 3 Apabila perusahaan d i dalam menentukan harga pokok banan baku dengan metode pembebanan f u l l costing se p e rti pengertian (a) d i atas, maka seiuruh oiaya yang te r ja d i ^RA Supriyono, Akuntansi biava Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Data Kelevan untuk Pembuatan Ketjt^t ^ a n . E disi satu, Bagian Penerbitan Fak'ultas Ekonomi UGH Bulaksumur, Yogyakarta, 1982 , hal. 2?9* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19 dalara rangka perolehan bahan oaku sampai dengan siap pa- kai adalah merupakan komponen harga pokok bahan baku. Tetapi untuk perusahaan yang menggunakan konsep me tode pembebanan d ir e ct costing sep erti pengertian (b) d iatas, maka elemen harga pokok bahan baku hanyalah seoesar harga faktur yang dianggap sebagai biaya variabel,sedangkan biaya-biaya yang la in yang te r ja d i dalam rangka olehan bahan baku sampai siap untuk dipakai per­ diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik tetap dan dengan sendirinya merupakan biaya periode (period c o s t ). 2 .2. Biaya tenaga kerja langsung. S eperti halnya biaya bahan baku, umumnya biaya te­ naga kerja langsung diperlakukan sebagai elemen biaya va­ r ia b e l, sehingga dalam konsep penentuan harga pokok de­ ngan metode pembebanan d ir e ct costin g, biaya tenaga kerja langsung adalah elemen biaya produksi. Dalam hal in i John G. Blocker dan Weltmer mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : "D irect labor con sists o f the labor o f employees which can be id e n tifie d ,a s in the case o f d ir e ct m aterials, with the manufacture o f a product or group o f products in i+ a manufacturing concern11* Sebenarnya perlu dian alisa te rle b ih dahulu apakah k John G. Blocker and W.Keith Weltmer, Cost Accoun­ tin g , Third E dition, Me Graw H ill Book, New York, 1 9 , Mil. 18* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20 biaya tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya tetap atau merupakan unsur biaya variab el. Dalam hal in i RA Supriyono menggolongkan sistem penggajian perusahaan seba­ gai berikut s 2 .2 .1 . Sistem upah per potong (buah) produk. Pada sistim in i besarnya upah biaya tenaga ker ja langsung ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkan dikalikan tarip upah per potong atau per buah. Semakin oesar jumlah produk, se makin besar pula upah tenaga kerja langsung. 2 .2 .2 . Sistem upah perjam kerja langsung. Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung ditentukan dari jumlah jam kerja yang te r ja d i dikalikan upah per jam k erja. Semakin besar jam k e rja , akan mengakibatkan semakin be sar pula upah tenaga kerja langsung. ~ 2.2.3* Sistem upah tetap per bulan. Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung besarnya tetap sama untuk setiap bu­ lan, tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produk yang dihasilkan atau lamanya jam kerja langsung, dalam satu bulan. 5 Dari sistem pengupahan tersebut, tarapak baixwa pada sistem upah per potong atau sistem upah per jam akan meng akibatkan biaya tenaga kerja langsung sifatnya v a ria b el. Semakin k e c il kegiatan, maka semakin k e c il pula biaya te ­ naga kerja langsung. Oleh karena it u apabila digunakan sistem upah per potong atau per jam, elemen biaya tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya produksi. Untuk perusahaan yang menggunakan sistem upah per bulan secara tetap, maka biaya tenaga kerja langsung ia - lah merupakan elemen biaya teta p, sehingga biaya tenaga ^RA Supriyono, Op c i t . . hal. 260. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21 kerja langsung bukan merupakan elemen biaya produksi akan teta p i merupakan elemen biaya periode. Jadi d i dalam pembahasan d i atas dianggap sistem upah yang digunakan adalah sistem upah per potong, sehing ga b e r s ifa t variabel dan diperlakukan sebagai elemen bia­ ya produksi. 2.3« Biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik atas dasar tingkah lakunya atau v a ria b ilita sn y a dapat dikelompokkan menjadi t 2 .3 .1 . Biaya overhead pabrik v a ria b el. Dalam golongan in i m eliputi semua elemen biaya overhead pabrik yang akan berubah secara pro porsion al dengan perubahan volume atau kegiatan perusahaan. Semakin besar kegiatan semakin besar pula jumlah to ta l biaya. Sebaliknya sem& kin k e c il kegiatan, semakin k e c il pula jumlah to ta l biaya. Pada konsep penentuan harga pokok dengan metode d ire ct co stin g , semua elemen bia ya overhead pabrik variabel adalah merupakan elemen biaya produksi. 2 .3 .2 . Biaya overhead pabrik tetap. Dalam golongan in i m eliputi semua elemen biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya tetap korj stan tidak terpengaruh oleh perubahan volume atau a k tiv ita s sampai dengan tingkatan terten - SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22 tu. Pada konsep penentuan harga pokok dengan meto­ de d ir e c t co stin g , semua elemen biaya overhead pa­ b rik tetap tidak merupakan elemen biaya produksi, akan te ta p i sebagai elemen biaya periode. Jadi sek a li la g ! penentuan harga pokok produk de­ ngan menggunakan metode d ir e c t costin g mengandung pengertian bahwa konsep tersebut didasarkan pada pemisahan bia­ ya dalam suatu perusahaan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya v a ria b e l, yang nantinya hanya biaya produksi varia­ b el yang menjadi elemen harga pokok produk. 3* Penearuh Perbedaan Antara Metode F u ll Costing dan Meto de D irect Costing Perbedaan konsep metode f u l l costing dan metode d i r e c t costin g terleta k pada tujuan utama dari kedua konsep tersebut. Konsep metode pembebanan d ir e c t costin g mempu- nyai tujuan utama untuk pelaporan in te rn a l, sedangkan korj sep metode pembebanan f u l l costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya perbedaan tersebut meng akibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi te­ tap yang selanjutnya mempengaruhi i "a# Penentuan besarnya harga pokok produk dan besar­ nya harga pokok persediaan. b. Penggolongan dan penyajian d i dalam laporan ru gilaba " . 6 RA Supriyono, Op c i t . * hal. 26*k SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23 Dalam membahas perbedaan konsep metode f u l l ting dan metode d ir e ct costing leb ih la n ju t, agar cos­ lebih je la s akan d ip e rin ci dari seg i * 1. Penentuan harga pokok produk* 2« Penentuan harga pokok persediaan. 3. Penyajian laporan rugi - laba. ad. 1* Penentuan harga pokok produk. Di dalam pembahasan d i muka telah dikemukakan bahwa pada konsep metode f u l l costin g , semua elemen biaya - produksi baik tetap maupun v a ria b e l, dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk m eliputi t a. Biaya bahan baku. b • Biaya tenaga kerja langsung. c . Biaya overhead pabrik v a ria b el. d. Biaya overhead pabrik tetap. Dari pengertian konsep penentuan harga pokok ngan metode d ir e ct costin g yang sudah diuraikan de­ di muka dapat pula diketahui bahwa pada konsep metode d ir e ct cos­ ting hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi varia b e l ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu e le ­ men harga pokok produk m eliputi : a. Biaya bahan baku. b• Biaya tenaga kerja langsung. c. Biaya overhead pabrik variabel. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21* Perbedaan penentuan harga pokok produk dengan meng gunakan kedua konsep tersebut d i atas dapat diperbandingkan dalam bentuk tabel yang dapat d ilih a t pada tabel 1 . * Agar leb ih je la s la g i, maka d i s in i penulis membe­ rikan contoh sebagai berikut s Dalam menghasilkan sebuah produk ja d i, PT X telah mengelu arkan sejumlah biaya produksi yang berupa biaya bahan ba­ ku sebesar Rp. 3 00 ,- biaya tenaga kerja langsung Rp. 750,serta biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp. 3 50 ,- dan biaya overhead pabrik variab el Rp. 275?- Untuk dapat me- ngetahui berapa harga pokok produk dengan menggunakan ke­ dua metode tersebut d i atas, dapat d ilih a t pada tabel 2* TABEL * 1 PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK PRODUK Elemen biaya Biaya bahan baku Metode F ull Costing Metode D irect Costing Rp. Rp xx xx Biaya tenaga kerja langsung XX XX Biaya overhead pabrik varia­ b e l. XX XX Biaya overhead pabrik tetap XX Rp. xx Rp xx Sumber* Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengerj dalian Biaya serta Data Relevan untuk Pembuatan Keputusan, E disi Pertama, Liberty O ffs e t, Yogya karta, 1962 , hal. 266. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25 TABELi 2 PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK PRODUK Elemen Biaya Metode F u ll Costing Metode D irect Costing 300 , - Rp. 300,- Biaya tenaga kerja langsung 750 ,- 7 50 ,- Biaya overhead pabrik v a ria b el 275,- 275,- Biaya overhead pabrik tetap 350,- - Rp. Biaya bahan baku Rp. 1 .67 5 ,- Rp.1.325?" Di dalam tabel tersebut d i atas te rlih a t bahwa j i ka digunakan metode f u l l costin g , maka harga pokok sebuah produk yang dihasilkan akan sebesar Rp. 1 .6 7 5 ,- sedang - kan b ila digunakan metode d ir e c t co stin g , harga produk akan sebesar Rp* 1.325?- Perbedaan harga pokok Rp. 1.325?- sebesar: Perbedaan harga pokok sebesar Rp. 350,- Merij pakan s e lis ih yang berupa biaya overhead pabrik teta p, yang d i dalam metode d ir e ct costing biaya in i akan - dibe­ bankan sebagai biaya periode. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26 ad* 2* Penentuan harga pokok persediaan* Dalam suatu periode akuntansi tertentu, pada umumnya jumlah produk yang dihasilkan berbeda dengan jumlah produk yang d iju a l, sehingga perusahaan - memili- ki persediaan. Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi terhadap produk antara konsep metode pembeban­ an f u l l costin g dengan konsep metode pembebanan d ir e ct co stin g , mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persg diaan. Pada konsep metode pembebanan f u l l co stin g , bia­ ya overhead pabrik tetap dibebankan ke dalam harga po­ kok produk. Oleh karena itu apabila sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum te r ju a l, maka seba­ gian biaya overhead pabrik tetap, masih tetap pada harga pokok persediaan. Konsep metode melekat pembebanan d ir e c t costin g tidak membebankan biaya overhead pabrik tetap ke dalam harga pokok produk, akan teta p i dibeban­ kan langsung ke dalam rugi - laba sebagai biaya p e rio ­ de. Oleh karena itu produk yang masih terdapat dalam persediaan atau belum te r ju a l, hanya dibebani biaya prgi duksi variab el atau biaya overhead pabrik tetap tidak melekat pada harga pokok persediaan. Secara matematika, perbedaan penentuan harga po­ kok persediaan antara kedua konsep tersebut d i atas, da pat dinyatakan dengan rumus eabagai berikut i PHP = KP (BVS + BTS ) SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27 PHV = KP (BVS) PHP - PHV = KP (BTS) d l mana; PHP = Persediaan pada konsep metode pembebanan f u l l costin g, PHV = Persediaan pada konsep metode pembebanan d i­ r e c t costin g. KP = Kuantitas persediaan. BVS = Biaya produksi v a ria b el satuan. BTS = Biaya produksi tetap satuan. Untuk contoh yang sama sep erti pembahasan yang ter dabulu, jik a PT X mempunyai persediaan barang ja d i yang belum te r ju a l sebanyak 30 u n it, maka perbedaan harga kok persediaan dengan menggunakan kedua metode po­ tersebut dapat dihitung sebagai berikut t Dengan metode f u l l co stin g , akan dihasilkan harga pokok sebesar Rp* 50.250,- 30 unit x (Rp. 1 .3 2 5 ,- + Rp.350,- )* Sedangkan dengan metode d ir e ct costing akan dihasilkan - harga pokok sebesar Rp. 39*750,- (30 unit x R p.l.325>-)» Selisihnya sebesar Rp* 10.500,- adalah merupakan biaya overhead tetap. ad. 3* Penyajian laporan rugi - laba. Perbedaan d i dalam penyajian laporan ru gi-laba antara konsep metode pembebanan f u l l costing dengan metode pembebanan d ir e ct costin g, dapat d itin ja u dari segi s SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28 a, Penggolongan biaya d i dalam laporan ru gi-laba. b, Struktur atau susunan penyajian laporan ru gi-la ba . c, Besarnya laba bersih. Dalam pembahasan in i penulis akan menguraikan seca ra singkat masing-masing se g i tersebut d i atas. a. Penggolongan biaya d i dalam laporan rugi - laba. Pada konsep metode pembebanan f u l l co stin g , biaya digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu j 1) Biaya produksi dan 2) Biaya non produksi. Biaya produksi m eliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan variab el. Semua biaya produksi diperlakukan sebagai harga pokok pro, duk dan baru dipertemukan dengan penghasilan penjualan pa da periode d i mana produk tersebut laku d iju a l dengan cara menentukan besarnya harga pokok penjualan. Biaya non produksi pada metode f u l l costing in i disebut pula dengan biaya periode (period c o s t ). Pengertian biaya periode pa­ da konsep in i adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan d i- lang­ sung kepada rugi - laba periode terjadin ya, yang m eliputi semua biaya tetap maupun variabel untuk fun gsi pemasaran, adm inistrasi dan umum dan fin a n s ia l. Pada konsep metode pembebanan d ir e ct costin g, bia­ ya digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu i (1) Biaya variabel SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... i.i i l i ; k ;w ta k a a k ", I jYEf^ITA* t e r 1 DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29 dan (2) Biaya tetap. Biaya variab el m eliputi semua biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubaban volu me kegiatan. Biaya in i dikelompokkan ke dalam (a) Biaya produksi variab el yang m eliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead v a ria b el, (b) Bi aya non produksi variab el yang m eliputi biaya pemasaran v a ria b e l, biaya adm inistrasi dan umum v a ria b el serta bia­ ya fin a n s ia l variab el. Biaya tetap pada konsep in i disebut dengan biaya periode. Biaya in i m eliputi biaya overhead pabrik tetap biaya pemasaran teta p, biaya adm inistrasi dan umum tetap, serta biaya fin a n sia l tetap* b. Struktur atau susunan penyajian laporan ru gi-laba. Untuk menggambarkan perbedaan d i dalam penyajian laporan ru gi - laba antara konsep metode pembebanan costing dengan metode pembebanan d ir e c t co stin g , fu ll penulis akan memberikan contoh sebagai berikut s Misalkan kapasitas normal atau pabrik adalah 20.000 unit per bulan,atau 2^0.000 per tahun. Biaya variabel per unit adalah : bahan baku langsung Rp. 3 ,- upah langsung Rp. 2 ,2 ? dan biaya overhead pabrik variabel R p.0,75 atau jumlah seluruh biaya variabel adalah Rp. 6 , - Biaya over head pabrik tetap adalah Rp. 300.000,- per tahun atau Rp. 2 5 .0 0 0 ,- per bulan atau Rp. 1,25 per unit pada kapasi tas normal. Unit atas dasar produksi digunakan untuk pem- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30 bebanan biaya overhead pabrik. Biaya adm inistrasi dan pe masaran tetap sebesar Rp* 5*000,- per bulan atau Rp. 6 0 .0 0 0 ,- setahun dan biaya adm inistrasi variabel se­ besar Rp. 3 .0 0 0 ,- Keterangan contoh d i atas d iik u ti de­ ngan asumsi-asumsi sebagai berikut \ - Biaya overhead pabrik variabel terpakai dan se- sungguhnya sama besarnya. - Tidak ada varian bahan baku dan upah. - Tidak ada persediaan awal maupun akhir barang da­ lam proses. - Biaya standard hanya dibebankan pada barang ja d i. Harga pokok per unit sebesar Rp. 1 0 ,- Produksi se sungguhnya, penjualan dan persediaan barang se le s a i da­ lam unit adalah sebagai berikut : Saldo awal persediaan (u n it) 1.000, diproduksi 20.000 - u n it, d iju a l 16.500 u n it; saldo akhir k* 500 u n it. Dari keterangan di atas, penulis dapat menyusun daftar ru gi laba se p e rti te r lih a t pada tabel 3 pada halaman berikut in i. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31 TABEL i 3 PERBANDINGAN LAPORAN RUGI - LABA K e t e r a n g a n Metode Full Costing Rpt 165.000.Rp. 60. 000 ,^ 5.o o o ,- Penjualan Bahan baku Biaya upah langsung Metode D irect Costing Ru. 165,000,- . Rp. 60. 000 ,>+5 . 000 , - Biaya overhad pabrik v a ria b el 15. o o o ,- 15 . 000 , - Biaya overhead pabrik tetap 25.000*- - Harga pokok produksi Rp. 1^5*000,Rp* 120 . 000 , - Harga pokok produksi variabel 7 .2 5 0 ,- 6. 000 . - Harga pokok barang yang te r s e dia Rp. 152 . 250 , - Rp. 126 . 000 ,- Persediaan awal Persediaan akhir 27.0 0 0,- 3 2 .6 2 5 ,- Harga pokok penjualan Rp. 119.625,- Laba kotor Rp. ^ 5.375,- Biaya adm inistrasi dan pemasaran; Variabel Rp. 3*000,Tetau 000.- Rp. 9 9 .0 0 0 ,- 3 . 000 , Rp. 8. 000 ,- Kontri'ousi margin Dikurangi biaya tetap * Biaya overhead pabrik Biaya adm inistrasi dan pemasaran Jumlah biaya tetap Laba bersih - Rp. 63 . 000 , - Rp. 25. 000 ,- 5.0C0.Rp.* 3 0 .0 0 0 .Rp. 3 7 .3 7 5 ,- Rp. 3 3 . 000 , Sumber; Adolph Matz and Milton F* Usry, Cos Accounting, Plan­ ning and Control, terjemahan Taufik Salim, Moh.Gandhi, Slamet, C.Manurung, Jakarta, hal. 229. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32 c* Besarnya laba bersih* Seperti te r lih a t pada tabel 3? maka dengan digun& kannya metode pembebanan f u l l costin g , besarnya laba her sih yang dihasilkan adalah Rp. 37.375*- Sedangkan dengan metode d ir e c t costin g laba bersih menjadi Rp. 33*000,S elisih sebesar Rp.lf.375,- merupakan akibat biaya yang dibebankan dalam persediaan yang belum te rju a l tetap dan dibebankan sebagai biaya untuk periode selanjutnya, jik a digunakan metode f u l l costin g. Agar penyebab perbedaan in i dapat diketahui, maka perlu diadakan analisa sebagai berikut s Metode f u l l costing t Laba bersih operasi Rp. 37.3 7 5,- Metode d ir e ct costing t Laba bersih operasi 33-000,Rp. “+.375,- Metode f u l l costin g j Perubahan persediaan (saldo akhir dikurangi saldo aw al), naik sebe­ sar .................................. *.................... Rp. 25.375,Metode d ir e ct costin g: Perubahan persediaan (saldo akhir dikurangi saldo awal) naik sebesar 11 21 *000 fPerbedaan .......................................... Rp. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... ^ .3 7 5 ,- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33 Perbedaan in i merupakan h asil perkalian antara perubahan persediaan dalam unit dengan bagian tetap da­ r i ta rip biaya tak langsung sebesar Rp. 1,25. k, Pembahasan Biaya Bahar^ Baku. Biava Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik dalam Metode F u ll Costing Di dalam pembahasan yang la lu telah dijelaskan bahwa elemen biaya produksi dalam metode pembebanan f u l l costing adalah m eliputi biaya bahan baku langsung dan tak langsung, biaya tenaga kerja langsung dan tak lang­ sung serta biaya overhead pabrik. Di dalam pembahasan ka l i i n i , penulis akan menguraikan secara lebih te rp e rin ci tentang masing-masing elemen biaya produksi yang terkan dung d i dalam harga pokok produk dalam metode f u l l cos­ tin g . *f. 1. Biaya bahan baku. Berbeda halnya dengan metode pembebanan d ir e c t- costin g, di raana hanya membebankan biaya v a ria b e l, maka metode f u l l costing akan membebankan seluruh elemen bia­ ya produksi baik yang sifatnya tetap maupun v a ria b el. De mikian pula halnya biaya bahan baku. Jika diinginkan pe­ nentuan harga pokok yang tep a t, maka perlu diketahui l e ­ bih lan ju t tentang unsur apa saja yang membentuk harga pokok bahan baku. Seperti halnya yang dikemukakan SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... oleh DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3^ Adolph Matz dan Milton F. Usry sebagai berikut : A guiding p rin cip le in accounting fo r the co st o f m aterials is that a l l costs incurred in entering a unit o f materials into fa cto ry production should be included. A cqu isition co s ts , such as the vendor's ifl v o ice p rice and transportation charges, are v is ib le costs of the purchased goods. 7 *f. 1 .1. K la s ifik a s i biaya bahan baku. Di dalam perusahaan yang berproduksi massa, biasa nya je n is produk yang diproduksi dari hari ke hari lah sama. Oleh karena itu d i dalam metode harga ada­ pokok proses, tidak dladakan pembedaan antara biaya bahan lang sung (d ir e c t material cost) dengan biaya bahan baku tak langsung (in d ir e c t m aterials c o s t ). Jika d i dalam metode harga pokok pesanan, biaya bahan tak langsung yang dipakai oleh departemen produksi digolongkan sebagai e le ­ men biaya overhead pabrik, maka d i dalam metode harga p& kok proses, biaya bahan baku tak langsung diperlakukan sebagai kelompok biaya tersen d iri (tid a k termasuk gai kelompok biaya te rse n d iri (tidak terraasuk seba­ sebagai elemen biaya overhead pabrik, maupun biaya bahan baku) atau digolongkan dalam satu kelompok biaya bahan baku dan penolong. tz Adolph and Milton F. Usry, SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... Op c i t . T h a l,318 DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35 lf .l* 2 . Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai da­ lam produksi. Karena dalam satu periode akuntansi serin gk ali - te r ja d i flu k tu a si harga, maka harga b e ll bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain* Hal in i menyebabkan persediaan bahan baku yang ada d i gudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbeda beda maskipun jenisnya sama. Hal in i menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai da­ lam produksi. Untuk in i ada berbagai macam metode penentuan ha£ ga pokok bahan baku yang dipakai (m aterials costing me­ thod) , diantaranya menurut Matz and Usry adalah t (a) (b) (c ) (d) F ir s t -in , f ir s t - o u t ( f i f o ) . Average co st. L a st-in , f ir s t - o u t ( l i f o ) . Other methods— such as month-end average co s t, la s t purchase p rice or market p rice at date of issu e , and standard co st. 8 (a) Metode F ir s t in f i r s t out. Metode pembiayaan f i f o in i digunakan untuk mem- perkenalkan tentang pembiayaan bahan baku. Pemakaian metode in i didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama k a li dipakai, dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama k a li c i t . . hal. 318 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36 masuk ke gudang bahan atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama k a li masuk ke gudang han akan digunakan untuk menentukan harga ba­ per­ olehan per satuan bahan yang dipakai pertama ka­ l i , disusul harga perolehan per satuan yang ma­ suk berilcutnya ' Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh transaksi se p e rti d i bawah in i. 1 Pebruari t Saldo awal 8 unit a Rp. 6 ,— setiap u n it. h Pebruari : Dikeluarkan 2 unit. 10 Pebruari s Dikeluarkan 2 unit. 11 Pebruari : D ibeli 3 unit a'Rp. 7 ,- s e t i ap unit. 12 Pebruari : Diterima 1 unit dari pabrik. 20 Pebruari ; Dikeluarkan 6 unit. Perhitungan transaksi tersebut sep erti berikut in i . Gambaran yang dibahas dalam tabel h berikut in i adalah beranggapan adanya sistem persediaan per­ petu al, begitu pula dengan pembahasan metode-metode yang la in . SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37 TABEL k METODE PEMBIAYAAN FIFO Penerimaan Pengeluaran S 1 s a 1 Februari 1 Feb 8 a'Rp. 6 ,= Rp. H-8,b Feb 2 a'Rp. 6 ,- Feb 6 a'Rp. 6 ,- = Rp. 1 2 ,10 Feb 2 a fRp. 6,~ = Rp. 3 6 ,10 Feb b a'Rp. 6 ,- = Rp. 1 2 ,- = Rp. 2^,11 Feb b a 'R p .6 , - - 11 Feb 3 a' = Rp. 2b}- Rp.7,-=Rp« 21,- 3 a'Rp. 7 ,= Rp.2 1 ,12 Feb 1 a'Rp. 6 ,- 12 Feb 5 a'Rp. 6 ,- = Rp. 6 ,- = Rp. 3 0 ,3 a ,Rp.7i-*Rp*21 20 Feb 5 a 'R p .6 ,- 20 Feb 2 a 'R p .7 ,- = Rp. 3 0 ,- = Rp. 1^,- 1 a*Rp.7,-= R p.7,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA (b) Metode Las in F irst out. Pemakaian metode Last in f i r s t out atau masuk akhir keluar pertama mendasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama k a li dipakai dibebani dengan harga perolehan bahan per satuan bahan dari yang terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan p& han per satuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya. Dengan contoh data sep erti pada metode apabila menggunakan metode l i f o , adalah fifo sebagai berikut (Lihat tabel 5)• (c) Metode biaya ra ta -ra ta . Pemakaian metode ra ta -rata (average costin g me­ thod) didasarkan pada anggapan bahan yang dikon sumsi dibebani dengan harga pokok per satuan ba­ han rata-rata^ Perhitungan dengan metode biaya r& ta -rata untuk contoh yang sama se p e rti pada tabel 5 dapat d ilih a t pada gambar 2A . (d) Metode la in untuk pembiayaan bahan baku. d . l . Metode biaya rata-rata akhir bulan. Untuk menjamin pembiayaan yang tepat dan la ­ poran yang cepat tentang pekerjaan atau ha­ s i l produksi yang sudah s e le s a i, beberapa pe rusahaan pada akhir setiap bulan menetapkan biaya ra ta -rata untuk masing-masing jen is b& SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39 TABEL 5 METODE PEMBIAYAAN LIFO Pener imaan S i s a Pengeluaran 1 Feb 8 a !Rp. 6 ,- 1 Feb. = Rp. W ,b Feb 2 a 'R p .6 ,- b Feb 6 a !R p .6 ,- = Rp. 3 6 ,- = Rp* 1 2 ,10 Feb 2 a 'R p .6 ,- 10 Feb a'R p*6,- = Rp. 2^ ,- = Rp,1 2 ,- 11 Feb k a'Rp. 6 ,- 11 Feb 3 a'Rp. 7 = Rp. 2^,- = Rp* 2 1 ,- 3 a lRp*71-=R p*2l,12 F eb la 'R p .6,- 12 Feb 5 a 'R p .6 ,- = R p .6 ,- = Rp.30,3 a'Rp. 7 ,= Rp. 21,- 20 Feb 3 a'Rp*7?- 20 Feb 2 a 'R p .6 ,- = Rp, 2 1 ,- = Rp. 1 2 ,- 3 a'Rp. 6 ,= Rp.1 8 ,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA bo TABEL 6 METODE PEMBIAYAAN RATA-RATA Penerimaan Pengeluaran S i s a 1 Feb 8 a ' R p . - 1 Feb. = R p .W ,b Feb 2 a'Rp. 6 ,- = Rp. 1 2 ,10 Feb 2 a'Rp. 6 ,= Rp. 1 2 ,- b Feb 6 a'Rp. 6 ,- = Rp.36,10 Feb b a 'R p .6 ,= Rp.2^,11 Feb 7 a 'R p .6,^ 11 Feb 3 a 'R p .7 = Rp.2 1 ,- = Rp. ^5>12 Feb 1 a 'R p .6 ,= Rp. 6 ,20 Feb 6 a'R p.6,^ = Rp.38,1* 12 Feb 8 a 'R p .6,^ = Rp.51,20 Feb 2 a 'R p .6,3 = Rp*12,6 han yang tersedia di gudang dan menggunakan me tode in i untuk seluruh pengeluaran selama bu­ lan berikutnya. Apabila prosedur pembiayaan uij tuk menghitung biaya bahan baku yang sudah d idigunakan ataupun dikonsumsi. Biaya yang sudah SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA digunakan diperoleh dengan menambahkan jumlah kuantitas maupun jumlah harga baik pembeli annya pada persediaan awal, dan dengan demiki­ an memperoleh suatu biaya ra ta -ra ta . d*2. Metode harga pasar pada tanggal pengeluaran. Bahan baku yang d ib e ri standart secara tepat dan diperdagangkan atas dasar pertukaran rang-barang, sep erti kapas, gandum, ba- tembaga, atau minyak mentah kadang-kadang dimasukkan ke dalam biaya produksi dengan harga menurut ku- tipan atau at quoted p rice pada tanggal penge­ luaran. Sebagai akibatnya prosedure in i meng- gantikan biaya pengganti untuk biaya yang su- dah dialami atau dikonsumsi dan mempunyai keku atan membebankan bahan baku untuk produksi de­ ngan harga yang sedang atau masih. d .3 . Metode biaya standar. Metode in i membebani bahan baku yang dikeluar\ kan dengan harga yang ditetapkan sebelumnya , atau yang d ita k s ir , yang mencerminkan harga yang normal atau harga akan datang yang diha- rapkan. . Biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang d i SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA **2 berikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Elemen bia ya tenaga kerja yang merupakan bagian dari biaya produksi adalah biaya tenaga untuk karyawan pabrik. Pada perusaha­ an yang r e l a t i f k e c il d i mana jumlah karyawan juga r e la - t i f se d ik it umumnya digunakan dua sistem penggajian, seba gian karyawan d ig a ji dengan jumlah tetap per bulan dan se bagian la g i d ig a ji atas dasar hari kerja atau jam kerja. Sedangkan pada perusahaan yang r e la t if besar, s if a t pro- duksinya massa, dan memiliki jumlah karyawan yang r e l a t i f banyak sistem penggajian dapat digunakan dasar kontrak p erjan jian kerja dengan organisasi karyawan, - p e n e liti- an atas p rod u k tivitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan , program pembagian laba, program in sen tip, program jaminan upah minimum dan sebagainya. Sebelum memuahas tentang biaya tenaga kerja jauh, d i dalam hal in i akan dibahas leb ih dahulu penggolongan kegiatan tenaga k erja. Di dalam leb ih tentang perusahaan penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan seba- berikut s a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisa­ s i perusahaan. Organisasi dalam perusanaan manufaktur dapat dibag i ke dalam tiga fungsi pokok : pabrik, pemasaran dan adm inistrasi. Oleh karena itu perlu ada pengj^ longan dan pempedaan antara tenaga k erja pabrik SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... - DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ^3 dan bukan pabrik, karena upah dan g a ji tenaga ker­ ja pabrik merupakan unsur harga pokok produk, se- dangkan g a ji dan upah tenaga kerja bukan pabrik('o& gian pemasaran dan adm inistrasi) merupakan biaya yang dibebankan ke dalam biaya periode yang ber sangkutan. b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departe men dalam perusahaan. Misalnya pabrik t e r d ir i dari tiga departemen yaitu Departemen Pulp, Departemen kertas, dan Departemen Penyempurnaan (dalam pabrik kertas) maka tenaga - kerja digolongkan sesuai dengan departemen-departe men yang ada. c. Penggolongan menurut je n is pekerjaan. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digo - longkan menurut s if a t pekerjaannya. Misalnya dalam Departemen Pulp, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut : operator, raandor dan superintended Peng golongan semacam in i dapat dipakai sebagai dasar penetapan deferen sia si upah dan standar kerja. d* Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja diba g i menjadi tenaga kerja langsung dan tidak lang­ sung. Seperti telah disebutkan d i muka, tenaga ker MILIK SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... PERPUSTAKAAN "®EZVERSITAS A1R1ANOOA™ DIDIK SISWANTORO J U S A f i A Y A ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ja pabrik yang mengerjakan produk disebut tenaga k erja langsung, sedangkan tenaga yang tidak secara langsung mengerjakan produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja langsung dibeban kan langsung ke rekening Barang dalam proses dan upah tenaga kerja tidak langsung sebagai bagian da r i biaya overhead. Biaya tenaga kerja menurut Drs. Mulyadi dapat diba g i ke dalam : (1) Gaji dan upah reguler yaitu jumlah g a ji dan upah kotor dikurangi dengan potongan potongan serta pajak upah, asuransi dan se bagainya. (2) Premi lembur. (3) Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related c o s t ). 9 *+.2.1. Biaya g a ji dan upah. Dalam perusahaan ada berbagai macam cara perhitung an g a ji dan upah karyawan. Salah satu cara adalah dengan mengalikan ta rip upah dengan jam kerja karyawan. Untuk perusahaan yang menggunakan metode harga po­ kok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu jam hadir (clo ck card) dan kartu jam kerja (jo b time t ic k e t ). Kartu jam hadir adalah suatu catatan jam hadir karyawan d i perusahaan. Kartu in i menu& jukkan jam kerja reguler dan jam kerja lembur selama se- ^Mulyadi, ftkutansi Biava Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Edisi ketiga, Bagian Penerbitan Faku2 tas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 1981, hal. 161. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA minggu. Pada umumnya karyawan diharuskan memasukkan kartu jam hadir tersebut ke dalam suatu a la t (yang secara otomat is mencap jam kedatangan karyawan) baik pada saat karya­ wan tiba di perusahaan maupun pada saat pulang. Pada s e t iap akhir minggu, kartu jam hadir dikirim ke bagian pembuat ' daftar g a ji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitung an g a ji dan upah karyawan. Kartu jam kerja adalah kartu catatan yang menunjukkan bagaimana karyawan memakai waktunya d i antara oerbagai pekerjaan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam ha d ir dan dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk pembagi- an g a ji dan upah. Untuk metode harga pokok pesanan, kartu jam kerja in i tidak perlu. Dalam hubungannya denga'n g a ji dan upah, perusahaan memberikan insentip kepada karyawannya agar dapat beker- ja lebih baik. Insentip dapat didasarkan atas waktu kerja h a sil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.Ada beberapa cara pemberian insentip antara la in ! a. S trigh t piecework with a guaranted hourly minimum plan. Karyawan dibayar atas dasar ta rip per jam un­ tuk menghasilkan jumlah satuan output standar.Untuk h a s il produksi yang melebihi jumlah standar terse­ but, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA k6 jumlah kelebihan satuan output d i atas standar d i- kalikan tarip upah per satuan. Tarip upah per satu­ an dihitung dengan cara merabagi upah standar per - jam dengan satuan out put standar per jam. Contoh ; Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sa­ tuan produk sebesar satu satuan sebesar lima menit maka jumlah output standar per jam adalah 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp. 2% 2 per jam, maka ta- r ip upah per satuan adalah Rp, 2,10 (Rp. 25,2 : 12) Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah stan­ dar per jam tetap mendapatkan upah Rp. 25,2 per jam. Tetapi b ila ia dapat memhuat 1*+ satuan per jam (ada kelebihan dari jumlah satuan standar per jam), maka upahnya dihitung sebagai berikut : Upah dasar per ja m .......................... Rp. 25*20 Insentip s Rp.25*20 s 1 2 .............. *+,20 Upah yang diterim a pekerja per jam Rp. 29,^0 b. Taylor d iffe r e n t ia l piece rate plan. Cara pemberian insentip in i adalah semacam strig h t p iece rate plan yang menggunakan tarip tiap potonguntuk jumlah output rendah per jam dan ta rip tiap potong yang la in untuk jumlah out put tin g g i per Jam. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Contoh : Karyawan dapat menerima upah Rp. 1 .20 0 ,- per hari (untuk 8 jam k e r ja ). Misalkan rata-rata seorang karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, se- hingga upahnya per satuan Rp. 12,50 (upah per hari dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari sebe­ sar Rp. 1.200 s 12 : 8 ). Dalam Taylor plan in i misal nya ditetapkan ta rip upah per satuan Rp. 1 0 ,- untuk karyawan yang menghasilkan 15 satuan atau le b ih . J i ka seorang karyawan menghasilkan 1^ satuan atau rang per jam dan Rp. l 5 j - per satuan untuk ku- karyawan yang menghasilkan 15 satuan atau le b ih . Jika seorang karyawan dapat menghasilkan 16 satuan per jam, maka upah per jamnya dihitung sebagai berikut : R p.15,- d i kalikan 16 (Rp.2^0,- per jam). Sedangkan b ila karya­ wan menghasilkan 12 satuan per jam, maka upah per jamnya adalah Rp. 120,- (12 dikalikan Rp. 1 0 ,- ) . Dapat disebutkan di s in i bahwa cara pemberian insen­ t ip yang la in adalah t Gant task and bonus plan; Has, le y premium plan; Emersen e ffic ie n c y plan; Measured daywork; Group bonus system. .2 . Premi lembur. Dalam perusahaan, kalau karyawan bekerja le ­ bih dari *+0 jam satu minggu, maka mereka berhak m£ nerima uang lembur dan premi lembur. Misalnya SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... da- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA bB lam satu minggu seorang karyawan bekerja selama bb jam dengan tarip upah (dalam jam kerja biasa maupun jam lembur ) Rp. 25?- per jam, Premi lembur dihitung 50 % dari tarip upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut : Jam b i a s a ............ Vo x Rp. 2 5 ,- Rp* 1 .000,- Lembur .................. b x Rp. 2 5 ,- Rp* 100,- Premi lembur . . . . b x Rp. 12,50 Rp. 50,- Rp. 1 .1 5 0 ,- Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur da­ pat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibe- baskan pada pekerjaan atau departemen d i mana lembur terse but t e r ja d i. Perlakuan in i dapat dibenarkan b ila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan langganan / pemesan mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut. Premi lembur dapat diperlakukan sebagai elemen bia­ ya overhead pabrik atau dikeluarkan dan dianggap sebagai biaya periode. Perlakuan yang terakhir in i dapat dibenar kan jik a lembur tersebut te r ja d i karena ketidak efisien a n atau pemborosan waktu kerja biasa. ^ .2 .3 . Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga (labor kerja related c o s t s ). ^ 2 * 3 .1 . Setup time. Baringkali te r ja d i diperlukan waktu dan SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... sejumlah DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA k9 uang untuk memulai produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut se­ tup costs* Setup te r ja d i pada waktu pabrik atau proses dibuka atau dibuka kembali atau pada vak tu produk baru diperkenalkan. Setup costs m eli­ p u ti pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan de sighn, latihan bagi karyawan dan kerugian-kerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman. Ada 3 (tig a ) cara perlakuan terhadap setup costs s a, Dimasukkan ke dalam upah tenaga kerja lang­ sung. B ila setup costs dapat d iid en tifik a sik a n pa­ da pesanan, maka serin gk a li diperlakukan se­ bagai upah tenaga kerja langsung dan dibeban kan langsung ke rekening barang dalam proses. b, Dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik. Jurnal untuk membukukan setup costs adalah sebagai berikut : Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx Kas xx Hutang dagang xx Persediaan xx c, Setup costs dibebankan kepada pesanan terten tu, teta p i tidak sebagai unsur biaya tenaga kerja langsung* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5o *+.2.3.2. Biaya waktu menganggur. Di dalam mengolah produk, seringkali t e r ja d i ham batan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal in i menimbulkan waktu menganggur. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu meng­ anggur in i diperlakukan sebagai beban dalam reke ning Biaya overhead pabrik sesungguhnya. Contoh yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut s Seorang karyawan dalam satu minggu harus beker ja selama *4-0 jam. Upahnya Rp. 3 0 ,- per jam. Da r i ko jam k erja tersebut misalnya 5 jam merupg kan waktu menganggur, maka jurnal untuk mencata t biaya tenaga kerja adalah : B D P - Biaya tenaga kerja langsung . .R p .1.050, Biaya overhead pabrik sesungguhnya.. . . ” 150, Gaji dan u p a h .............................................. Rp .120 0 ,- ^.3* Biaya overhead pabrik (Biaya tak langsung pabrik). / D e fin is i biaya overhead pabrik menurut Prof.John G. Blocker dan W. Keith Weltmer adalah sebagai berikut : "Overhead costs are operating costs o f a business enter p rice which cannot be traced d ir e c tly to a particu lar unit o f output. 10John G. Blocker and W. Keith Weltmer, O p .C it.T hal. 113* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51 Biaya overhead pabrik d i dalam metode f u l l costing in i cukup baik biaya overhead pabrik tetap maupun biaya overhead v a ria b e l, maka seluruh elemen biaya overhead in i adalah merupakan elemen biaya produksi. Untuk memperjelas d e fin is i biaya overhead baik tetap maupun v a ria b e l, maka penulis menyajikan pendapat dari Blocker dan W.K. Weltmer sebagai berikut s Fixed costs are commonly described as those which do not vary in to t a l amount with increases or decrea­ ses in productive a c t iv it y or volume o f output fo r a given period o f time, usually a year. Examples in clu ­ de management s a la r ie s , building d ep reciation , rent, property taxes, and am ortization o f Jeasaholds. Variable costs include rep a irs, power, work men's compensation, su p lies, and in d irect lab or, wich are ty p ic a l o f costs varying in to ta l amount with changes in productive a c t iv it y . 11 ^•3.1. Pembagian Biaya Overhead Pabrik ke dalam departe men produksi dan departemen pelayanan. Sebelum menjelaskan biaya-biaya dari masing-masing departemen tersebut di atas, k in i akan dibahas lebih dahu lu tentang pengertian departemen produksi dan departemen pelayanan itu sen d iri. Berikut in i pendapat dari Profesor A Matz dan M.F. Usry s A Producing department engages in the actual manu­ factu re o f the product by changing the shape, form or nature o f the material worked upon, or by assembling the parts into a fin ish ed a r t ic le . A Service department renders a serv ice that con tri butes in an in d irect manner to the manufacture o f the ■^John G. Blocker and W.Keith Weltmer, Loc c i t » SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52 product but which does not i t s e lf chang the shape. form or nature o f the m aterial that is converted into the fin ish ed product. 12 Setelah pembahasan tersebut, maka berikut in i pem£ l i s akan menyajikan beberapa contoh dari departemen produk s i dan pelayanan. Departemen Produksi antara la in departemen pemotongan, penyerutan, perakitan, adalah pemintalan, permesinan, penyepuhan, penyulingan dan pengadukan. Departemen Pelayanan : Peralatan Keamanan Pengobatan Pemeliharaan bahan Pembelian Pengawasan produksi Pemeriksaan Penerimaan Personalia Penggudangan Pengiriman Kafetaria Kelompok biaya umum Pabrik. Garis besar dari biaya overhead pabrik langsung dari departemen-departemen dapat dikelompokkan sebagai berikut : (a) Pengawasan, upah tidak langsung dan upah kerja lem­ bur. (b) Tunjangan-tunjangan buruh (c ) Bahan tidak langsung dan perbekalan pabrik (d) Reparasi dan perawatan a la t-a la t. (e) Penyusutan a la t-a la t. Kelompok biaya-biaya in i biasanya dapat segera dihu- 12Matz Adaiph and Milton F. Usry, Op c i t . , hal. 236 . SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA bungkan dengan departemen yang menciptakannya, baik depar­ temen produksi maupun departemen pelayanan. Dalam uraian berikut in i akan diberikan pandangan yang te rp e rin ci dari setiap kelompok biaya overhead langsung departemen-departe men* (a) Upah tidak langsung dan upah lembur (over tim e). Kelompok tenaga kerja pabrik in i , berlainan dengan pekerja langsung tidaklah mempengaruhi bentuk ataupun h a sil produksi, mereka merupakan pelengkap dari is i pembuatan nya. Perlu diketahui bahwa setiap pekerja pabrik yang ti­ dak termasuk dalam kelompok pekerja langsung dengan sendirinya masuk ke dalam kelompok overhead pabrik. Karena biaya overhead dibebankan kepada semua h a s il produksi, kelalaian ataupun kesalahan dalam pengelompok- an dapat menyebabkan dibebankannya upah langsung kepada satu je n is produk saja dan ditempatkan sebagai baya upah tidak langsung dalam bentuk biaya overhead bagi jen is pro­ duk lainnya, yang dengan demikian memperkecil harga pokok dari satu je n is produk dan memperbesar harga pokok dari pro, duk lainnya. Oleh sebab itu keputusan untuk menggolongkan suatu biaya sebagai biaya langsung atau bukan, mempunyai pe ngaruh langsung terhadap t a r if biaya overhead. Oleh karena biaya upah langsung biasanya dipakai sebagai landasan untuk menetapkan t a r if-t a r i f . Dalam hal yang demikian, suatu kepij SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5^ tusan untuk menggolongkan suatu tindakan sebagai pekerja- an tidak langsung dapat memperkecil penyebut dan memperbe sar pembilang dalam perbandingan (biaya overhead 5 biaya upah langsung) yang dipakai dalam perhitungan t a r if biaya overhead. Contoh berikut in i menunjukkan kemungkinan- ke- mungkinan yang timbul karena kesalahan penempatan upah langsung sebesar Rp. 1 .0 0 0 ,- sebagai upah tidak langsung : Penempatan yang Penempatan benar sebagai salah sebagai upah langsung. upah tidak lang­ yang sung. Upah la n g su n g .............. Rp. 6«000T- Rp. 5 .0 0 0 .- 5*000,- Rp. 6 .00 0 ,- R.P.*.__ tr Rp. 1 .000.- 6 .000.- Rp. 7.000t- Biaya overhead: Upah tidak langsung. Rp. Biaya overhead lain nya Jumlah biaya overhead. Rp. Tarif biaya overhea = Biaya overhead Rp.6000,= Biaya upah langsung 100 % Rp. 6000,- Rp. 7 .0 0 0 ,Rp. 5*000,- Bagian teroesar dari upah lembur yang dibayar seharusnya dibebankan sebagai biaya overhead dari departemen dari departemen d i mana kerja lembur tersebut dilakukan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Metode in i barus d iik u ti untuk setiap pekerjaan pada hal-hal khusus. Namun demikian bagian upah lembur yang dibayarkan kepada karyawan pekerja langsung harus d i bebankan kepada upah langsung. (b) Tunjangan tambahan. Tunjangan tambahan bagi buruh termasuk tunjangan untuk c u t i, pajak pendapatan, ganti ru gi pekerja, asuran­ s i , dana pensiun, tunjangan kesehatan. Tunjangan tambahan in i merupakan tambahan bagi biaya tenaga kerja dan harus jik a tambahan in i menyangkut tenaga kerja langsung ditambahkan pada biaya tenaga kerja langsung. (c ) Bahan pembantu dan suku cadang pabrik. Kesalahan dalam membedakan antara bahan langsung dengan bahan tidak langsung - bahan pembantu (yang d ise ­ but terakhir in i merupakan bagian dari biaya overhead pa­ brik ) mempunyai akibat yang sama dengan kesalahan dalam memisahkan dengan tepat antara upah langsung dengan upah tidak langsung dalam menentukan harga pokok dari h a sil produksi. Akan tetapi untuk membedakan bahan langsung de­ ngan bahan tidak langsung tidaklah te r la lu s u lit . Dalam usaha manufaktur, bahan langsung adalah semua yang beru- bah bentuknya oleh suatu proses produksi dan menjadi bagi an yang tidak terpisahkan dari h asil akhir produksi. han tidak langsung adalah merupakan bahan pembantu SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... Ba­ dalam DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA tindakan pemrosesan dan tidak menjadi bagian dari barang ja d i atau menjadi bagian dari barang ja d i teta p i nilainya sa­ ngat k e c il b ila dibandingkan dengan bahan baku. (d) Reparasi dan perawatan. Dalam hal biaya reparasi dan perawatan, adalah ting sek a li untuk menentukan pengawasan atas jumlah penbiaya yang dikeluarkan oleh departemen reparasi dan perawatan dan menciptakan cara yang paling tepat untuk membebankan biaya perawatan kepada departemen yang menerima jasa pelayanan - tersebut. Pada dasarnya, pekerjaan dari kelompok reparasi dan perawatan diawasi oleh kepala bagian reparasi dan perawatan sehingga Jumlah biaya perawatan harus dibebankan kepada de­ partemen perawatan dan jumlahnya dapat ditekan sesuai de­ ngan anggaran perawatan. Akan teta p i karena perawatan meru­ pakan kegiatan pelayanan maka biaya yang te r ja d i harus d i- bagi-bagi kepada departemen yang menerima jasa perawatan - tersebut. Kebanyakan pekerjaan perawatan yang dilakukan bagi suatu departemen merupakan pekerjaan yang berulangkali dil& kukan dan pembebanan dilakukan secara merata sepanjang ta­ hun. Hamun demikian beberapa je n is pekerjaan perawatan se­ p e r ti kerusakan atau r e v is i besar jarang sek ali te r ja d i sedangkan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Dalam hal demi­ kian perusahaan yang menganut anggaran departemen dapat me- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57 ngadakan pembagian secara merata terhadap biaya reparasi besar sepanjang tahun dan melakukan pembebanan bulanan de­ ngan dasar ta rip yang ditentukan sebelumnya. Tarip - tarip itu biasanya dibuat berdasarkan tahun-tahun yang lampau. Potongan bulanan dibebankan kepada ongkos perawatan dan d i kreditkan ke dalam perkiraan cadangan. Biaya reparasi yang sebenarnya dibebankan ke dalam perkiraan cadangan in i . De­ ngan cara in i maka biaya perawatan yang besar dibebankan kepada usaha perusahaan menurut bagian dari tingkat yang k ira -k ira sebanding dengan daya tahan dari usaha peralatan yang digunakan. (e) Penyusutan a la t-a la t. Penyusutan biasanya merupakan biaya yang tidak da­ pat dikon trol oleh kepala-kepala bagian. Namun demikian pe makaian mereka atas a la t-a la t mempengaruhi biaya perawat­ an dan penyusutan. Hal in i berlaku bagi semua jen is aktiva yang dapat disusutkan, sep erti mesin-mesin dan a la t - alat gedung-gedung, kendaraan, meubel dan perkakas. Untuk peneii tuan biaya dan pengawasan yang tepat guna, penyusutan bia­ sanya dikaitkan dengan departemen yang menggunakan a k ti­ va yang bersangkutan serta biayanya dibebankan langsung ke pada departemen tersebut. Metode yang dipakai adalah de­ ngan menghitung penyusutan menurut departemen, berdasarkan harga peralatan yang terca tat pada catatan perincian a k ti­ va tersebut. Jika tidak terdapat catatan yang SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... te r p e rin ci, DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 58 atau bilaraana barang itu dipakai bersama oleh dua bagian atau lebih dalam perusahaan, biaya penyusutan dihimpun da­ lam kelompok perkiraan biaya umum pabrik. W.3*2. Biaya Tak Langsung Departemen* B ila suatu jen is biaya sep erti biaya tenaga l i s t r i k penerangan, sewa dan penyusutan pabrik dipiku l bersama oleh beberapa departemen dalam perusahaan, maka pembebanan nya tidaklah dilakukan langsung terhadap departemen-departemen itu . Pengeluaran semacam in i tidak oerasal d a ri su& tu departemen tertentu. Biaya itu adalah untuk kepentingan bersama dan karenanya harus dibagi secara merata kepada s.§ tiap departemen, atau semua departemen yang mempergunakan nya. Suatu patokan pokok mengenai pemakaian setiap depax temen harus diketahui untuk dapat membebankan biaya setiap bagian secara a d il. Sebagai contoh, ukuran luas ruangan yang dipakai oleh suatu bagian dapat dipakai sebagai pedoman dalam membebankan biaya sewa pada departemen yang bersangkutan. Dalam pabrik di mana suatu departemen mengguna­ kan sebagian ruang pabrik dengan tin ggi atap yang berbeda oeda maka dapat digunakan ukuran i s i ruangan (per kubik) sebagai pedoman pembebanan biaya tersebut. Ruangan yang di gunakan untuk tangga naik, elevator, eskalator, lo ro n g -lo rong dan galery juga diperhitungkan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1* Se.larah B erdirirya perusahaan 1.1. Ma^a konsepsi. Proyek pabrik Peraintalan Grati adalah merupakan proyek mandataris yang diatur dalam ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/I96O, tanggal 3 Desember i 960 , dan termasuk bagi an dari rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana Delapan Tahun. Dapat ditambahkan d i s in i bahwa proyek tersebut merupakan r e a lis a s i k red it dari In ggris, yang dalam hal in i adalah perusahaan P la tt Bross (Sales) Ltd.Oldham Eng land dengan pemerintah Republik Indonesia c .q . Departe men Perindustrian Rakyat. Kontrak in i ditanda tangani p^ da tanggal 1 Pebruari 1961. Setelah melalui p en elitian beberapa waktu, team survey dari P.N.P.R. Leppin Karya Yasa menetapkan plant side untuk pendirian pabrik pemintalan in i d i G rati, sebuah Kecamatan d i kawasan Kabupaten Pasuruan. 1*2. M^sp. pelaksanaan proyek. Untuk pelaksanaan pembangunan proyek pabrik pemin talan d i G rati, oleh pemerintah telah ditunjuk P.N.P.R. Leppin Karya Yasa (dengan P.P. So. 19V 1961). 59 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60 Tidak se d ik it kesulitan dan hambatan yang dihada- p i dalam pelaksanaan pembangunan tersebut. Tidak saja d ibidang teh n is, teta p i juga d i bidang pengadaan bahan- ba­ han/material serta keadaan harga yang terus meningkat. Juga s itu a s i p o lit ik dan keamanan pada waktu itu tidak s t a b il. Kita ingat adanya perjuangan Trikora dan ke mudian disusul dengan adanya Dwikora. Namun berkat kerja keras dengan penuh kesadaran serta semangat membangun, maka kesulitan serta - hambat­ an tersebut dapat ditanggulangi, sehingga proyek pemintal an in i dapat diselesaikan. Pelaksanaan pembangunan proyek pabrik peraintalan d i Grati memakan waktu yang cukup lama akibat dari s itu a s i tersebut d i atas. 1*3* Masa pengelolaan. Pengelolaan menejemen atas proyek pabrik pemintalan Grati hingga k in i dapat diriwayatkan secara ringkas se bagai berikut : 1«3*1» P.N»P«R. Leppin Karya Yasa. Pada permulaan pembangunan maupun pada tahap surveynya, manajemen proyek pabrik pemintalan Gra­ t i d ik e lo la sepenuhnya oleh P*N.P.R. Leppin KaryaYasa; yang mengemban tugas untuk melaksanakan pem­ bangunan proyek-proyek in du stri yang menjadi tang gung jawab Departemen Perindustrian Rakyat se p e rti SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61 tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19tyl96l dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Rakyat No mor 1^2** tanggal 15 Nopember 1961 . 1.3*2. Komando Operasi, Proyek--proyek Sandang (KOPROSAN). Dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Koordinator (Menko) Kopartemen Perindustrian Rakyat No­ mor 025/SK/MENK0/VTV65 tanggal 28 J u li 1965, maka pengelolaan manajemen pindah ke tangan Komando Ope­ r a s i Proyek-proyek Sandang (KOPROSAN), sedangkan PN PR Leppin Karya Yasa masih bertugas menyelesaikan pembangunan-pembangunan phisik hingga proyek s e le - sa i. 1,3*3* P*T, Industri Sandang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6/ 1967 tertanggal 2b J u li 1967 , pengelolaan manajemen pin­ dah dari pihak KOPROSAN kepada P.II. Industri San­ dang hingga tahun 1977Atas dasar pertimbangan e f f i s i e n s i dan e fe k tiv ita s usaha yang seja lan dengan perkembangan indus­ t r i t e k s t il, serta setelah melalui beberapa p en elitia n , maka dikeluarkan S.K. Menteri Perindustri­ an Nomor 3WWS&/2/77 untuk langkah pembentukan PT dari PN, dengan didahului pemoentukan team Likuidas i /Care Taker PN Industri Sandang- Setelah SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... diben- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62 tuk team L ik u id ita si in i , maka sebagai tindak lan- jutnya adalah dengan dikeluarkannya SK Menteri Ke- uangan Nomor 38/1978 tanggal 25 Januari 1978 serta sesuai dengan ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12/1969? PN Industri Sandang diubah sta­ tus hukumnya menjadi PT (P ersero). l A . Lokasi perusahaan. Letak PT Industri Sandang Pemintalan Grati ialah di Desa Sumberagung dan Desa Ranukllndungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Luas tanah yang menjadi milik PT. Inp d u stri Sandang Pabrik Pemintalan Grati adalah 280.800 m . Pabrik tersebut terleta k d i tep i jalan raya menghubungkan kota Surabaya dan banyuwangi. Sedangkan yang d i- belakang pabrik ada jalan kereta api jurusan Surabaya - B& nyuwangi. Adapun lokasi pabrik tersebut adalah sebagai ber ikut : - l*f Km dari kota Pasuruan. - 23 Km dari kota Probolinggo. - 7^ Km dari kota Surabaya. - 65 Km dari kota Malang. - 1 Km dari Stasiun K.A. Grati. Dengan demikian je la s la h oanwa letak perusahaan tersebut dari segi komersil dan transportasi adalah sa­ ngat s tra te g is . SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi Perusahaan Pemintalan Grati mg nganut sistem organisasi g a ris. Dalam hal in i Manager sebagai pimpinan te r tin g g i, kepala bagian sebagai s ta f man& je r langsung secara a k tif yang t e r d ir i dari ; - Bagian Administrasi dan Keuangan. - Bagian Produksi. - Bagian Teknik. - Bagian Kesebatan. - Kepala Seksi, sebagai pembantu/staf dari Kepala Ba gian. - Kepala Urusan, sebagai pembantq/staf Kepala Seksi. - Kepala Regu dan Operator, sebagai tenaga operasioniVpelaksanaan langsung d i bawah kepala urusan. Mntuk lebih je la s la g i dapat kita ik u ti pada bagan organ! sa si d i halaman berikutnya. Adapun mengenai pembagian tugas dan wewenang, akan penulis uraikan sebagai berikut s a. Manajer sebagai pimpinan perusahaan mempunyai tu­ gas dan wewenang antara la in : - Itelaksanakan kebijaksanaan pokok yang m eliputi bidang-bidang produksi dan teknik berdasarkan - production order, keuangan atas dasar anggaran yang sudah ditetapkan, pengadaan banan dan rang yang dibutuhkan, penjualan h a sil SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... ba- produksi, DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6^ penjualan barang-barang rusak dan tak terpakai personalia, pelayanan umum dan kerumah tanggaan, adm inistrasi dan ketata usahaan. - Mengamankan semua kekayaan, inventaris dan surat surat oerharga m illk perusahaan. - Mengarabil tindakan manajeraen lainnya lainnya yang dianggap perlu dan menguntungkan perusaha- an setelab mendapat persetujuan lebih dabulu dar i d irek si. - Membina hubungan baik dengan instansi pemerintab perusabaan-perusabaan la in dan masyarakat setempat. b. Tugas dan wewenang Kepala Bagian Umum m eliputi ! - Hengatur penyelenggaraan pembinaan p erson il dan hubungan perburuban. - Hengatur kegiatan pembinaan mental serta menye- lenggarakan tugas-tugas penyuluhan (cou n cellin g) terhadap masalab karyawan dan keluarganya. - Bersama-sama dengan bagian kesehatan menyelenggfi rakan bygene perusabaan dan kesobatan kerja. - Mengatur penyelenggaraan pelayanan umum dan kegi atan-kegiatan kerumah tanggaan serta angkutan d i nas. - Dan tugas-tugas serta wewenang yang la in yang - berhubungan dengan bagian umum. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO 3 0< O < ' G G cd cd-P •H cd w>-g cd a) cn w 0) w G •H aS s -d G to 3 G Cd bl CO ^ G ♦H -P cd bO (0 y cd *H (i) CQ G w •H (0 S3 •h *d bfl O cd « ft *H cd top'd >»H -P O *H f-i d> <D C rn+J c ^ 3 ^ 3 •rl O *d W CO *H 0 0 <d Jd hH co P i g I O *rl G to *d G H -P OO c 0 ^ *H G O co fi,*P<yo *n0 4 1 G. £TO ^ *H G 0)03 0 0) W) rH G 0) CO X, -p “ •rl U) (1) w a S 5 to H G *H £* H P 0 (X G I aJ cd m tt *H *P G 6 W L| TJ *H 'H X I g o <d W *H Fh H Q) cd p cd a w a« 0) 2 G •H -P (0 o •H G -P f t to g s ■n n sr cd cd Iff nc i I rCOi tiO •H cd 6 CO Cd G H StJ-H ^ 0 *H Ct, s i tt 60fl5 flJV G fiH P X cd 0 p* ftT* a G cd 10 G *rl cd G *H nri w-d B O > .O © Q^.^? cd <d fn O Pi bO ID P i ,o CO cn^ ^'elb'S d (d o G 0) t, u O »H ft U PHCdj ao) CO C CD +3 0 ‘H *H d a <d U G 6 cd O U 'd Ph *h *H P <J+50, w U d r lflO flJC G 0 V . bO cd -P 0 .G I « G 0*3 WJ TJ £-< Cd CO H O *3 1 u u bo M GH G P £ G CQ 1 CO G u G <D I cd -P 0 >» co G O ffi -P G *H G s . cd cd cd u P S G ^*d THIS— $ e l •rl W Jsl to 0 «ri cd -p 0) to G o -P G *H G W GH to A g *h G © fiS S o Go H Cd-P 0 ® w G O w rH •rl 0) to M 4) 0) •H CO Q G I cd cd u <d W fH <1 R G 0 »d tH ft»H >» P o n ffi G I 0) cd cd *H h to Q , GO) H w w tn Ct*H <1) p o cd-P 0 G 0) G cd cd cd CO-P X I G cd cd I to g o to a w ^ *h c g *tJ g Cd C0*rl ftTi PSGffiCO^ G 0 jtl arm r-t o G <d to o « P r*i f t a <d cd x: cd (0 G fn 0 a. G 0 h -p r* H u Q) .o e DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA... SKRIPSI U ru s a i B engk e l S ip il GRATI ORGANISASI PATAL STRUKTUR ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Tugas dan wewenang Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan antara la in j - Menyelenggarakan la lu lin ta s keuangan yang meli puti ; penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang, pengurusan surat-surat oerharga dan ba­ rang-barang jaminan; penyelesaian hutang piu - tang, rencana kebutuhan uang per bulan dan mel§ kukan v e r ifik a s i. - Menyelenggarakan penjualan dan pembelian barang - Menyelenggarakan pergudangan. - Melakukan pencatatan (pembukuan) kekayaan dan hutang perusahaan. - Menyusun laporan keuangan berupa neraca dan daf tar ru gi/lab a . - Menyelenggarakan adm inistrasi bagian adrainistra s i keuangan, - Dan sebagainya. Xugas dan wewenang Kepala Bagian Produksi antara la in t - Mengatur dan raelaksanakan proses produksi dari bahan baku menjadi barang ja d i sesuai produktion order. - Merabuat rencana kebutunan ba^an bakiV pembantu spare parts dan a la t-a la t serta bahan lainnya. - Mengambil langkafc b ila te r ja d i penyimpangan da- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67 r i standar tertentu yang telah ditetapkan. - Menyelenggarakan adm inistrasi bagian produksi , dan la in -la in yang berhubungan dengan proses pro duksi. Dalam menguraikan pembagian tugas dan wewenang i n i , penulis banya membatasi sampai dengan tugas dan wewe nang dari Kepala Bagian Produksi, karena h al-ba l in ila h yang nantinya berbubungan dengan permasalahan yang sedang penulis hadapi. 3* Proses Produksi Proses produksi d i Patal Grati merupakan kontinyu, dalam a r t i bahwa pengolahan bahan/serat proses sampai menjadi barang ja d i atau benang tenun melalui tahap-tahap mesin terten tu dan tetap serta p o s is i raesin yang berurutan secara teratur. Dalam membabas proses produksi in i , pe n ulls akan menguraikan secara berurutan sesuai dengan urutan mesin yang ada. 3 .1 . Raw material/bahan baku. Pada tahap pertama/persiapan sebelum dimasukkan ke mesin pertama terleb ih dahulu setelah diambil dari gudang bahan berupa bale, dibuka dan diangin-anginkan d i Bale Store selama + 2^ jam, dengan tujuan agar terbuka dari be kas kepadatan pengepakan seraula, yang nantinya akan meng- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68 ganggu pembukaan pada mesin berikutnya. S elesai diangin anginkan bahan baku tersebut mengalami pencampuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku d i Patal G rati, 65 % tetoron dan 35 % rayon. 3 .2 . Mesin Bloving. Merupakan mesin tahap pertama dalam urutan proses pemintalan. Pada mesin in i serat/bahan setelah dicampur di masukkan ke dalam mesin oleh tenaga karyawan secara tera tur. Tenaga kerja untuk menangani mesin in i berjumlah 7(tu juh) orang yang t e r d ir i dari 6 orang operasional dan 1 (sa tu) orang maintenance yang ditugaskan untuk membuka gumpal an kapas/serat, mencampur bahan serat dari beroagai ku alitas untuk mengurangi besarnya penyimpangan/variasi, member sihkan bahan dari kandungan kotoran, membentuk LAP sebagai h a s il produksi mesin blowing yang merupakan gulungan lapis an secara kontinyu dengan ukuran tertentu untuk setiap dof. Sesuai dengan naraa unit mesin in i (Blow ing), kegiat an transportasi pemindahan bahan dari bagian satu ke bagi­ an selanjutnya d i unit mesin in i dilaksanakan dengan tena­ ga isapan angin yang digerakkan dari beberapa fan yang ada, 3*3- Mesin carding. Mesin in i adalah mesin yang mengolah h asil dari me­ sin blowing (LAP) untuk diproses lebih la n ju t. Mesin SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... in i DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69 ditangani oleh 6 orang tenaga op erasion il dan k orang te ­ naga maintenance untuk memenuhi fungsi utamanya menyisir serat yang berada pada gulungan lap, yang kemudlan gulung an lap diuraikan kembali, s is a -s is a kotoran dibersihkan sambil dipisah-pisahkan antara serat pendek dan panjang, kemudlan membentuk hubungan kelompok se ra t-se ra t in i menja d i apa yang disebut S liv e r. 3 A . Mesin drawing. Mesin in i mengadakan penarikan se ra t-se ra t dan tingkat kerataan dari s liv e r tadi d ip ertin ggi sambil me- nyayatkan letak serat s liv e r , disempurnakan pula percam puran seratnya. 3 .5 . Mesin speed. Mesin in i berfungsi untuk melakukan penarikan da- lara batas tertentu, sehingga berat roving per yardnya sek itar 8 gram. Di sin i s liv e r berubah menjadi roving. Juga mesin in i bertugas untuk memberikan gintiran atau tw ist tingkat pertama sehingga berbentuk roving dan akhirnya ro ving tersebut diatur atau digulung pada bobin. 3»6. ffesln rin g spinning frame. Mesin in i berfungsi menarik lebih Ian ju t. Pada me­ sin in i roving diubah menjadi benang yang diinginkan memberikan gintiran secukupnya agar memperoleh SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... dan kekuat- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70 an yang dikehendaki, juga mengatur benang pada terapatnya (b ob in ). Mesin ring in ila h yang menjadi ukuran besar k e c il nya kapasitas suatu pabrik pemintalan dengan melihat pada banyaknya jumlah spindle atau disebut mata p in ta l. 3*7. Mesin F inishing. H asil dari mesin ring s f tersebut di atas diolah la g i oleh mesin perabantu in i untuk digulung kembali atau d iadakan perangkapan benang h a sil dari mesin tersebut. Untuk mendapatkan benang rangkap dua atau le b ih , digunakan mesin doubler atau cheese winder yang akan mengolah lebih lanjut benang tersebut tanpa memberikan suatu gintiran atau tw ist. Setelab itu h a sil dari mesin doubler in i akan diolah la g i oleh mesin ring dou bler/tw istin g. Pada mesin in i benang-be nang tadi akan diberikan g in tira n , d i samping itu juga d iratakan, kekuatan ditingkatkan dan yang terakhir digulung ke tempat benang tersebut (bob in ). Benang yang telab digu­ lung i n i , akan digulung kembali oleh mesin cone winder un­ tuk digulung pada paper cone yang berbentuk contong, baik dari h a s il mesin ring ataupun mesin doubler untuk selan jut nya akan dipacking dan digudangkan. Tin.1auan Atas Metode Pembebanan Biaya Produksi Terhadap Produk 4-.1. Unsur-unsur biaya tak langsung pabrik. Sebelum membahas tentang pembebanan biaya tak lang- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71 sung pabrik, penulis akan te rle b ih dahulu akan mengurai­ kan semua elemen biaya tak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik yang terdapat d i Patal Grati. Unsur-unsur biaya overhead pabrik terdapat didalam rekening-rekening sep erti yang terdapat dalam tabel ?• H§ kening-rekening atau daftar perkiraan biaya overhead pa­ brik in i m eliputi biaya bahan pembantu antara la in adalah biaya s o la r , premium, pelumas, l i s t r i k dan biaya pembantu lainnya, biaya p erson il yang t e r d ir i atas biaya gaji,upah honorarium, lembur, biaya kelebihan jam k erja , biaya peng obatan, perangsang tahunan, pakaian dinas, makan/ minum, enolument, c u ti, pesangon, asuransi karyawan, biaya tran.g, p o rt, dan biaya karyawan lainnya, biaya persediaan, biaya umum yang te r d ir i dari biaya umum berkala antara la in sewa kantor, a la t-a la t t u lis dan cetakan, telepon dan t e le ­ gram, l i s t r i k dan a ir untuk perumahan, biaya komputer dan biaya langganan koran/majalah dan la in -la in , biaya pajak, biaya umum in s id e n til, biaya penyusutan yang terbagi atas biaya penyusutan einplasement, bangunan, in s ta la s i, mesin produksi, mesin d ie s e l, mesin bengkel, kendaraan kantor maupun pabrik, inventaris dan penyusutan aktiva immaterii l , biaya pemeliharaan emplasemen, pemeliharaan bangunan, pemeliharaan in s ta la s i, mesin produksi, mesin d ie s e l, me­ sin bengkel, kendaraan dan in ven taris, biaya asuransiyang te r d ir i atas biaya asuransi kebakaran bangunan, asuransi in s t a la s i, mesin produksi, asuransi kendaraan, dan m asu- T r i PEUPUSTAKAAN SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... T T T V E ^ IT A S SISWANTORO AIJILA 'rCVV* DIDIK i J i a n a v a ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72 ransi in ven taris. TABKL 7 ANGGARAN BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK TH. 19.. PATAL GRATI (R p . Kode Jenis Biaya 1 2 M. Biaya Bahan Pembantu : MO Pemakaian solar M 0.00.02 - M 0.02.05 - D ieseV L istrik 'M 0 . 0 3 .06 M0.0>+. 12 Umum 1 . 0 0 0 ,© ) Jumlah „ ------------------------------------------------- 589,- - AC 1.168.177,5 0 ,- - Maintenance Produksi 7 18 ,1.169-5^3 Ml Pemakaian Premium: M l . 00.02 - Umum M l. 01 .03 - Bengkel Umujn M l. 02.05 - D ie se l/L istrik M l . 03.06 - AC M l.OM 12 - Maintenance Produksi 8 . 360 ,8V,278,8 7 ,l.M +6,10.255,- M2 Pemakaian Pelumas t M 2.00.02 - Umum SKRIPSI 660,- METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 73 Kode Jenis Biaya Jumlah 1 2 3 4-12.01.03 - Bengkel Umum 4 0 ,- 4-12.02.05 - D ise V L istrik 27-120,- >+12.03.06 -A C 4-12.04-. 12 - Maintenance Produksi 235,4-.832,3 2 .8 8 7 ,- k2/k Biaya Personil : 4-20 Gaji 608.195,- 421 Upah 3 7.7 3 5,- *4-22.00.01 Honorarium 1.075,- 4-23- Lembur 3 -5 75 ,- 4-31.00.01 Pengobatan 40.500,- 4-33.00.01 Perangsang tahunan U9.528,- k3k.00.01 Pakaian dinas 24-. 600,- W35 . 00 . 0 i Makan/minum 59.753,- 4-40.00.01 Enolument 3 -1 65 ,- 44-1.00.01 Cuti 4-. 8 4 o ,- 44-2.00.01 Pesangon 4-.3 8 0 ,- 4-U-3.00.01 Asuransi karyawan 444-.00.01 Biaya karyawan la in 1 - Biaya transport 4-1.4o8,~ 860 , 1 .6 5 0 ,881.264-,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7U Kode Jenis Biaya Jumlah 1 2 3 bl9 Bahan Pembantu la in U50 B j^a.P er^ediaa^ 8 . 13U,- : U50. 01 . 10 . - Asuransi persediaan 273 , - >+50.02.10 - Kesusutan/barang rusak 1.119 U50. 03.10 - Biaya nails/turun barang 3 . 227 , - U50. 05 . 10 . - Ongkos angkut 6 .U3 3 , - U50. 06.10 - Pemeriksaan/Pemeliharaan barang U60 Biava Umum Berkala U60.01.02 - Alat tu lis/barang cetakan 6 .5 2 3 ,- U60.02.02 - Telepon, te le x , telgram 5-02 2,- U60.0U.02 - Langganan koran dan majalah 1 7 ,1 1.06 9,- j 621 , 1 2 .1 6 6 ,- U6l Pa.lak U6l.01.02 - Pajak kekayaan U61.02.00 - Ipeda dan Ireda 7 .0 0 0 ,- U61.03.02 - Pajak kendaraan 3 10.- t ^ 3 ,- 7 .3 5 3 ,- 5 U65 Biava uraum In sid e n til U65.00.02 - Biaya rapat U65.01.02 - Biaya tarau U65-02.02 - Biaya perayaan 590,- U65.03.02 - Biaya keamanan 9 1 ,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... 3 5 5 ,1 .9 5 0 ,- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 75 Kode 1 Jenis Biaya 2 Jumlah 3 U65 . 0 U.02 - Biaya perjalanan dinas U65.05.02 - Biaya pemeriksaan akuntan U65.o8.02 - Biaya olah raga/rekreasi U.251 , - U65.10.02 - Biaya in s id e n til lainnya 590,16.00U,- 1 1 0 CO 7 .^ 6 8 ,- Biava Penyusutan s U70 Penyusutan Enrolasemen s U70 . 00.00 - Jalan dan jembatan U70 . 01.00 - Pagar U70 . 02.00 - Halaman dan tanaman U70 . 03.00 - Lapangan olah raga U7 C.05.00 - R iol/selok an 337,I . 3U6 , Uo,- 188 ,Uo.1 .9 5 1 ,- U71 Penyusutan Baneunan s U71 . 00.00 - Bangunan pabrik 15.055,- U71 . 01.00 - Bangunan kantor 1 .7 9 6 ,- U7 1 . 02.00 - Bangunan pembangkit tenaga 832,- U71 . 0 U.00 - Bangunan ruang tunggu 7 9 9 ,- U71 . 03.00 - Bangunan ruraah dinas U7 1 . 05.00 - Bangunan bengkel 211,- U71 . 06.00 - Bangunan gudang 918,- U7 1 . 09.00 - Bangunan p o lik lin ik SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... 2 .1 1 5 ,- 1 . 13 U,- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 76 Jenis Biaya 2 Kode 1 Jumlah 3 17 U,- U71.10.00 - Bangunan pos penjagaan U7 1 . 11.00 - Bangunan mess >+71.12.00 - Bangunan rumah ibadah U71.l5.00 - Bangunan STK U72 . Penvusutan In sta la si 2 U72 . 00.02 Umum U72 .OI. OU In sta la si a ir 1 -9 6 3 ,- U72 . 02.05 D ie se l/ l i s t r i k 6 .3 7 1 ,- U72 . 03.06 AC 6 .2 5 5 .- 6 5 ,211,- , - . . 15.9,,23.U79,- . U2U,- 15.013 U73 Penvusutan Mesin Pabrik 1 U73 . 00.13 - Mesin blowing 20. um , - U7 3 . 01 . 1U - Mesin carding 3 9.08 7,- U7 3 . 06.19 - Mesin drawing U7 3 . 07.20 - Mesin speed 10.856,- U7 3 . 08.21 - Mesin ring spindmg 91.712,- U73 . 09.22 - Mesin doubling 8.U51,- 2 .U3 1 , - U7 3 . 10 . 2U - Mesin ring twisting U73 . 10.23 SKRIPSI - "e sin cone winder METODE PEMBEBANAN BIAYA... U.578,. lQt U i5,208.018,- DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 77 Kode Jenis Biaya Jumlah 1 2 3 V71*- Penvusutan Mesin Pembanekit s 1*71k 0 0 .0 5 - D iesel 11.9 5 6,3 .0 7 5 ,- ^7^.01.05 - Generator 15.031,k-7% Penvusutan Mesin Benekel : ^75.05.03 - Mesin las e le k tr is 7 3 ,- ^75-06* 03 - Mesin las karbit 2 1 ,- ^75*10.03 - I'esin bengkel lainnya *+77 *K)8,502,- Penvusutan Kendaraan : V77 . 00.02 - Kendaraan Penumpang - ^77.02.10 - F o r k lift 2. 925i2 .9 2 5 ,- ^■78 Penvusutan Inventaris s *+78.00.12 - Inventaris pabrik 1 .35 0 ,- *+78.00.02 - Inventaris kantor 393,2 5 ,- 668- ** 1 *+78.07.12 - Inventaris to o le 0 *+78*03.02 - Inventaris ruman tangga 0 *+78.02.02 - Inventaris meubelair 3.0*+l,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78 Jenis Biaya Kode U79 . 00.08 J umlah Penyusutan Aktiva immaterial ______ m > = 270 . 3 U5 , U8. Biava Pemelinaraan : WO Biaya pemelinaraan emplasemen U80.00 - Jalan dan jembatan 996, U80.01.00 - Pagar 8U7,' U80.02.00 - Halaman dan tanaman U80 . 03.00 - Halaman/lapangan olah raga U80. 0 j .00 - R iol/selok a n U8l Biava Pemeliharaan Bangi^nan : U82.00.05 - In sta la si l i s t r i k s U82 . 01 . 0U - In sta la si a ir 2.667,' UU8,. _U LU i^ 6 . 103 , - 15.897, U18 , U82.03.06 - In sta la si AC 12.277, U82.05.02 - In sta lasi telepon dan telekom (Umum) . . ..7.03 y2 9.295,- U83 Biava Pemelinaraan Mesin Produksi; U83 . 00.13 - Mesin blowing 25-98U,. U83 . 01 . 1 U - Mesin carding 60.363, U83 . 06.19 - Mesin drawing 3-387, U83 . 07.20 - Mesin speed 7-970,' U83 . 08.21 - Mesin ring spinning SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... 61.136,. DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79 Kode Jenis Biaya Jumlah 1 2 3 U83.09.22 - Mesin doubling U83 . l l . 2U - Mesin ring twisting U63.10.23 - Mesin Winding 5-73 7,6.U5U,- 2b.2k6.~ 195.177,- U8U Biava Pemeliharaan Mesin Pembanekit s U6U.00.05 - D iesel U8U,0l.05 - Generator UO.U25,- U0 .U25 , U65 Biava Pemeliharaan Mesin Benekel s W 5.o5.o3 - Mesin las e le k tris iV W5-06.03 - Mesin las Karbit 1 6 ,- U67.02.10 - Mesin bengkel lainnya 7 9 5 ,825,- U87 Biava Pemeliharaan Kendaraan : U87.00.02 - Kendaraan penumpang W 7.02.10 - F o rk lif U.593,- U.593,U68 Biava Pemeliharaan inventaris s U68.00.12 - Inventaris pabrik 2 A 1 U,- W 8.01.02 - Inventaris Kantor 357,- U88.02.02 - Inventaris meubelair 3 7 1 ,- U68.03.02 - Inventaris rumah tangga *f95,3 .6 3 7 ,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80 Jenis Biaya Kode 1 Jumlah 2 3 **9 Biava Asuransi : ^90 - Asuransi kebakaran bangunan 526,- ^91 - Asuransi kebakaran in s ta la s i 105 , - ^92 - Asuransi kebakaran mesin pro­ 3 - 7*+8 ,- duksi. *f92.00.05 - Asuransi kebakaran mesin d ie ­ sel **92.00.03 833,- - Asuransi kebakaran mesin bengkel ^93 1 5 ,- - Asuransi kebakaran kendaraan (umum) k9b >+15,- - Asuransi kebakaran inventaris pabrik 9 0 ,5 -7 3 2 ,- *♦95 Biaya penjualan Total Anggaran Biaya Tak Lang­ sung s 1 . 5 oo,2.71 2 .78 5 ,- h* 2« Pemakaian biaya tak langsung pabrik. Setelah perincian tentang rekening biaya tak lang­ sung pabrik dijelaskan d i muka, maka sekarang penulis akan menguraikan pemakaian atau pengeluaran biaya tak langsung pabrik sehubungan dengan adanya proses produksi di SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... Patal DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 81 Grati. Untuk hal in i pemakaian biaya tak langsung pabrik yang akan penulis uraikan, akan d ib atasi hanya contoh untuk tahun auggaran 198^* Oleh karena it u semua biaya yang te rja d i adalah beban untuk periode tahun I 98W sa ja . Pema­ kaian biaya tak langsung paorik yang te r ja d i di Patal Gra t i , secara keseluruhan akan penulis jelaskan sesuai de- ngan kenyataan yang ada sep erti tampak pada tabel 3. Di dalam tabel tersebut te rlih a t suatu spreading biaya atau d is trib u s i biaya yang terbagi atas tempat-tempat biaya. Secara terp erin ci tempat-tempat biaya diuagi menjadi tempat biaya pembantu, tempat biaya umum, tempat biaya gudang, tempat biaya-'oiaya produksi dan te.npat oia ya penjualan. Untuk tempat oiaya penjualan in i sebenarnya tidak termasuk dalam elemen biaya produksi dan karenanya biaya in i nantinya dibebankan sebagai biaya umum a dan ad m in istrasi. Di dalam masing-masing tempat biaya tersebut d i atas terkecu ali tempat uiaya gudang dan penjualan, ter bagi la g i menjadi sub tempat biaya, Tempat biaya pemoantu t e r d ir i atas tempat biaya bangunan, s o s ia l, umum, bci*gkel a ir , d i e s e l /l i s t r i k dan AC (a ir co n d itio n e r). Tempat bia­ ya umum terbagi atas dua bagian yaitu biaya menejer biaya adm inistrasi dan keuangan. Tempat biaya produksi dan - terbagi menjadi sepuluh sub tempat biaya yaitu biaya peng awas produksi, maintenance produksi, blowing, carding,dr§ SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82 wing, speed, rin g , doubling, twisting dan winding. Penjelasan dari masing-masing pengeluaran biaya yang dianggarkan tersebut, akan penulis jelaskan sebagai borikut : Anggaran pemakaian solar untuk tahun 198V sebesar Rp. 1.169.5^ 3,- yang akan terbagi adalah pengeluarannya oleh bagian umum sebesar Rp. 5 -9 8 5 ,-; bagian d ie s e l / l i s ­ t r ik sejumlah Rp. 1 .1 6 8 .1 7 7 ,-; kemudian bagian AC dan ma­ intenance produksi masing-masing sebesar Rp. 50,- dan Rp. 718,Anggaran pengeluaran biaya premium sebesar: Rp. 1 0 .2 5 5 ,- yang terbagi pengeluarannya oleh bagian umum sejumlah Rp. 8 .3 6 0 ,- bagian bengkel Rp. 8U ,-; d i e s e l / l i s tr ik sebesar Rp. 2 7 8 ,-; untuk AC Rp. 8 7 , - sedangkan mai^ tenance produksi sejumlah R p.l.lU -6,Pengeluaran biaya pelumas yang direncanakan sebe­ sar Rp. 3 2 .8 8 7 ,- Biaya ini akan didistribusikan ke bagian umum sejumlah Rp. 660,- untuk bengkel Rp. Uo,- bagian die sel /listrik akan dikeluarkan Rp. 27.120,- bagian AC sebg sar Rp. 235,- dan terakhir bagian maintenance sebesar Rp. U.832,- Rencana pengeluaran biaya bahan pembantu la in membutuhkan biaya sebesar Rp. 8 .1 3 ^ ,- yang t e r d ir i dari pe­ ngeluaran untuk kebutuhan bengkel Rp. 1 .1 7 9 ,- untuk a ir Rp, U 8 l,- d i e s e l /l i s t r i k sebesar Rp. U o,- bagian AC sebe­ sar Rp. U.363 ,- maintenance produksi Rp. U88,- untuk b io - SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ro 00 co ON S M .H H <*y -J * s! _ i o h m «* ^) I4 h s« d w 3 s a yn 9 si a fi a l i L U a, a n K ?* a «4 • 'i> o-i tJ T> 0 >- PU ft 1 •n ffi f{ £l sa•t*J U w -J H O 1"' s I a* ft i *-» M •rt i! fd on ft OJ n c\, OJ -J - CM CM C\| ON r c > n • O n au -4 ft OJ £ « UN r. -4 o <i NC IA ft Oa I j i l i ! i i i I I i •O ft «o OJ s s « r» in I I .I On Os -4 O to o I I •«0o• I i i ft CM i- ^ • Q. 80 *- • a s -= ? oj . i . I ON ft « o On -4 -4 On IA o On o on ON t n 5 3 3 ■P 5A O' T" ft ft r j. Q 1 i n 1 O 1 • •0 ^ o OJ o i i I J I I i i I 1 i 1 i i I I i I I I 1 I 1 I J 1 I t I I I I I I I i I I I I I I I I & a & 6 I I i I I i -4 t 1 I l i I I 1 I i i J i I I 1 l to 1 1 1 l c t • r-l ,1 1^ i i I I I I 1 I l 1 4 • i I 4 • I I 1 t • ’- T -4 ON 1 1 1 1 I i \Q 1 I I I I I l I 1 I * 1 1 1 1 1 to, 5 ft O co (M in C O NO O •O i l l I i I I l O m i 1 oj O I I O r*> i l l I in cr 0 i I 1 I I I I * 1 1 CM IA CV ON I I I 1 1 I J • 1 1 1 I i i S l J 1 1 1 I I 1 1 1 1 I I 1 1 I I I * > ii T- >9 I UN I I I I 1 1 I 1 a* 1 I 1 I 1 1 1 I I ^Z t 1 I I 1 rr\ O f> o • r— . 1 rOn T~ o il CO V) •H 1* 0) iH Ct •rl I^ 41 f € -P o H • 4* *1 i, :\ i> • » k- • » d u \ oi t- \ f t <■) .*» C)• in a* r<in T» •H V, 4J a i-i a, ft «o m *• »— On • • • o• T~ f t in CO o CM (\J Oi •rl h d • L ii 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 I \C 5 14 c CP 1 I I c 3 • » n » t c B a j 5 T J I I f~4 (U ^-1 I g • • • >> >> b d >» r •a I« Iw »h cqwQHWP-.&,psCL.CL, I PH n. iU CO eo t * I i l ft I I M I 1 I t*I 1 I I 1 I U > l • I I » I » i On 3 ^ in • o « o o r n m u o * o o in oj o m vo -T «o Q. no *■ fj -P q 3 a 0 Q 03 •rl*? 6-i • to 3 d Jh O d • u a 7] H tu a* I i I * J I 1 1 i J ♦ I t*eo O a CM I I 1 1 ’ I 1 On * 1 * * ^ i 1 I ft » 1 * I i 1 * 1 I I i I I I I 1 1 1 I C *£ 1 I *3. I I I 1 1 1 I I m I 1 1 1 1 1 1 1 1 I 3 § 1 I 1 1 1 I 1 1 I 1 I I —t J I in x/^ in o o to Ci ft U'V ft r- r- <3 in n in NP o « h-• T“• • l/N in» NO L\ NP p- r“ ft -4" P' ft ft O) \n 3- u o a o w I 1 t | I I I I I I 1 I i I I 1 I I i I < i I i i * i I I 1 1 t 1 1 I i I 1 I ! i 1 I 1 I i 1 1 I 1 i | 3 I *° ^ I » I | °. *^ ^ 3 & r- CO I 1 1 C « I O | I I I i OJ » on - 4 \r. Si _4 - 4 IA t > «o co. t-? 1 1 1 1 *\C> 1 1 U\ 1- ft w «o nh co r- O NO ft \Q ^ ft ft ft t- I r*w -J- tJ 3- rn ON I - -J [■— O O O ft NO CJn r*\ O * o | 1 1 I O i 1 1 1 • 1 I W 1 1 1 I 1 1 1 I OJ m «o ft ■ Q. -if t- I 1 1 I I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 1 I t • ♦ -j -d r\ vr) o j (•J o <\J r+ PCVJ Q O • N 1 I S- I 1 I to o 4 CO hOi io 1 I O in N- rr• co NO r• T— I •o ON in 10 8 I r~i 6) •H •r> ft m h- - t m - t Ui «o ft ON to r- T“ >*> • • • • ON o O] 40 <30 O N C r- ft rNO • l! o u (D P< (U PI * i DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA... SKRIPSI ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA & ( Lonjutftn TQbel 'i 3 t- C X ) 5 ca SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8U wing Rp* 15U,-; untuk bagian mesin ring sebesar R p,1.011 dan winding Rp. Ul8 , Jumlah biaya g a ji yang dianggarkan berjumlah: Rp. 608.195?- Biaya in i didistribu sikan ke bagian umum Rp. 6 6 .2 0 5 ,- ; bagian bengkel sebesar Rp. 1 U.96I,-;u n tu k bagian d i e s e l /l i s t r i k sejumlah Rp. 3 3 * 3 1 9 bagian Rp. lU .5 2 8 ,-; bagian adm inistrasi dan keuangan AC sebesar Rp, 2 1 A 9 3 ,- 5 untuk g a ji bagian gudang Rp. 10.360,- peng awas produksi Rp. 6 0 .3 0 7 ,-; bagian maintenance produksi sebesar Rp. 3 3 -3 9 6 ,-; bagian blowing Rp. 2 2 .9 7 ^ ,-; bagi­ an carding Rp. 1 5 .6 8 6 ,-; bagian mesin drawing R p.22.3^1,bagian speed Rp. 2 3 .6 0 7 ,-; untuk bagian ring Rp.1^0.361,bagian doubling Rp. 1 8 .2 8 0 ,-; twisting dan winding ma­ sing-masing sebesar Rp. 10.88U,- dan Rp. 99**+935— Anggaran biaya upah yang berjumlah Rp. 3 7 .7 3 5 ,- akan didistribu sik an untuk upah bagian umum sebesar Rp. 6 3 9 ,-; bagian d i e s e l /l i s t r i k Rp. 3 6 3 ,-; bagian penga was produksi Rp. 1 .0 0 1 ,-; bagian maintenance produksi Rp. 3 *9^ 7,-; bagian drawing Rp. I.U0 8 , - ; bagian ring se­ besar Rp. 29.U95,- dan terakhir bagian winding sebesar Rp. 882 , ' 1" Biaya honorer yang direncanakan sebesar Rp. 1 .0 7 5 ,hanya dibebankan untuk bagian umum. Biaya lembur yang diperkirakan sebesar Rp.3*575,akan terbagi untuk biaya lembur bagian umum Rp. 3 ^ 2 ,-;ba^ SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA gian bengkel Rp. II1* , - ; bagian d i e s e l /l i s t r i k Rp. 2 0 0 ,-; bagian AC Rp. 9 $ )-; bagian adm inistrasi keuangan Rp.200,bagian gudang Rp. 6 7 ,-; biaya pengawas produksi Rp. 3 6 1 ,bagian maintenance produksi Rp. 198?-; bagian blowing se­ besar Rp. 1 3 0 ,-; bagian carding Rp. 9 0 ,- ; bagian drawing Rp* 9 5 )-; speed Rp. l U l ,- ; ring Rp. 8 3 ^ ,-; doubling sebe­ sar Rp. 9 0 ,- ; dan bagian tw isting dan winding masing -masing sebesar Rp. 7 6 ,- dan Rp. 539?Untuk anggaran pengeluaran biaya-biaya pengobatan sebesar Rp. U 0.500,-; biaya transport Rp. 1 .6 5 0 ,-; perang sang tahunan Rp. 4 9 .5 2 8 ,-; pakaian dinas Rp. 2 ^ .6 0 0 ,-; mg kanan/minuraan Rp. 59*753?-; emolumen Rp. 3# 165?-5 cu ti se besar Rp. 840,-p ; biaya pesangon sebesar Rp.4-.380,-; biaya asuransi karyawan Rp. 4-1.4o8,~ seluruhnya dan menjadi beban untuk tempat biaya pembantu bagian s o s ia l, dan d i- tambah biaya karyawan la in sebesar Rp. 8 60 ,Anggaran oiaya persediaan sejumlah Rp. 11.069,-ada lah dioebankan untuk tempat biaya gudang. Anggaran biaya umum berkala yang merupakan beban bagi bagian umum diperkirakan sebesar Rp. 12.166,Biaya pajak yang d ita k sir untuk bangunan sebesar Rp. 7*000,- sedangkan taksiran pajak yang menjadi beban bagian umum sebesar Rp. 353?- sehingga t o ta l anggaran pa­ jak sejumlah Rp. 7*353?Biaya umum in s id e n til akan menjadi tanggungan bagi an umum sebesar Rp. 16.004-,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 86 Biaya penyusutan emplaseraen yang dianggarKan sebe sar Rp. 1.951 j- yaitu untuk penyusutan tanah lapang, halaman, r i o l - r i o l , pagar, ja la n -ja la n s e k e lilin g perusaha an dan la in -la in yang merupakan beban bagi bagian bangun an. Biaya penyusutan bangunan yang d ita k sir sebesar Rp. 23*4-79,- yang menjadi beban bagi bangunan. Anggaran biaya penyusutan in sta la si yang t e r d ir i dari in s ta la s i d i bagian umum Rp. 4-24-,- in s ta la s i a ir Rp. 1 .9 6 3 )-; in sta la si d i e s e l /l i s t r i k dan AC masing- masing sebesar Rp. 6.371*- dan Rp. 6 .2 5 5 ,- Sehingga to ta l penyusutan sebesar Rp. 15*013,Untuk penyusutan mesin pabrik yang t e r d ir i dari penyusutan mesin blowing Rp. 2 0 .4 6 8 ,-; mesin carding se­ besar Rp. 3 9 -0 8 7 ,-; mesin drawing Rp. 8 .4-51,-; mesin speed Rp. 1 0 .8 5 6 ,-; mesin ring Rp. 9 1 .7 1 2 ,-; mesin dou­ b lin g Rp. 2.4-31,-; mesin tw isting dan winding masing-ma­ sing sebesar Rp. 4*.578,- dan Rp. 30.4-15,- Total penyusut an mesin pabrik sebesar Rp. 208.018,Penyusutan mesin d ie s e l pembangkit tenaga lis tr ik dianggarkan sebesar Rp. 15.031,Penyusutan mesin bengkel d ita k sir sebesar Rp.502,dan juga penyusutan kendaraan sebesar Rp. 2 .9 2 5 )- yang masing-masing dibebankan untuk bagian bengkel dan bagian gudang. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 87 Penyusutan inventaris yang masing-masing untuk in ventaris bagian umum Rp. 1 .02 3 ,- dan inventaris mainte nance produksi sebesar Rp. 2 .9 2 ? ,- Sehingga t o t a l penyu sutan Bp. 3.04-1, ~ Penyusutan immaterial yang dibebankan kepada mana je r sebesar Rp. 385,Untuk biaya pemeliharaan emplasemen dan pemeliha­ raan bangunan masing-masing sebesar Rp. 6 .1 0 3 ,- dan Rp* 6 .3 7 8 ,- yang kesemuanya menjadi beban bagi bagian ba1 ngunan. Biaya pemeliharaan in sta la s i yang t e r d ir i dari ifl s ta la s i untuk bagian umum sebesar Rp. 7 0 3 ,-; in s ta la s i a ir Rp. 4-18,-; in s ta la s i d i e s e l /l i s t r i k Rp. 15 . 897 , - dan AC Rp. 12.2 7 7,- Total biaya in i sebesar Rp. 29.295*Anggaran biaya pemeliharaan mesin produksi yang te r d ir i dari mesin blowing sebesar Rp. 25*984-,-; mesin carding Rp. 6 0 .3 6 3 ,-; mesin drawing Rp. 3 * 3 8 ?,-; mesin speed Rp. 7 *97 0,-; mesin ring sebesar Rp.6l . i 36 , - ; mesin doubling Rp. 5*737,-; mesin twisting dan mesin winding masing-masing sejumlah Rp. 6.4-54-,- dan Rp. 24-.24-6,Biaya pemeliharaan mesin d ie s e l yang menjadi be­ ban bagian d i e s e l /l i s t r i k sebesar Rp. 40.4-25)Biaya pemeliharaan mesin bengkel yang d ita k sir se oesar Rp. 8 25 ,- yang menjadi beban bagian bengkel. Biaya pemeliharaan kendaraan yang menjadi beban - SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 88 bagian umum sebesar Rp, k . 5935- Sedangkan biaya pemeliha­ raan inventaris untuk bagian umum sejumlah Rp, 1.223,-dan bagian maintenance produksi Rp. 2 .UlU,- Sehingga to ta l b i aya pemeliharaan inventaris berjumlah Rp. 3*637,Biaya asuransi kebakaran bangunan yang menjadi be­ ban bagian bangunan sebesar Rp. 526,Sedangkan biaya asuransi untuk kebakaran in s ta la s i yang dalam hal in i t e r d ir i dari in sta la s i d ie s e l/ l i s t r i k dan AC masing-masing sebesar Rp. 55?- dan Rp. 50,Biaya asuransi kebakaran mesin, yaitu untuk bengkel sebesar Rp. 1 5 )-; mesin d ie s e l Rp. 833 ?-5 mesin mesin blowing Rp. 502,- mesin carding Rp. 1 .1 6 5 ,-; mesin dra­ wing Rp. 6 6 ,-; mesin speed sebesar Rp. 1 5 ^ ,-; mesin ring Rp. 1 .1 8 0 ,-; mesin doubling Rp. I l l , - ; twisting dan win­ ding masing-masing sebesar Rp. 1255- dan Rp. HU5,Biaya asuransi kebakaran inventaris bagi maintenaji ce produksi dianggarkan sebesar Rp. 9 0 ,Sedangkan biaya penjualan yang berjumlah R p .l5 0 0 ,d i s in i tidak termasuk elemen biaya produksi melainkan menjadi elemen tersen d iri sebagai biaya penjualan - yang nantinya dibebankan terhadap masing-masing produk ja d i me la lu i tarip yang diperhitungkan atas jumlah bal (#) yang diproduksi bagi tia p -tia p jen is produk tersebut. Untuk memperjelas keterangan tersebut d i atas, dapat juga d ilih a t di dalam tabel 7 yang merupakan pey in cian dari sebagian pos-pos d i dalam spreading biaya. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 89 U.3. Pembebanan Biaya Tak Langsung pabrik. Setelah penjelasan secara terp erin ci tentang pemakaian atau pengeluaran yang dianggarkan dari biaya tak langsung pabrik, maka pada kesempatan in i penulis akan memberikan penjelasan mengenai pembebanan biaya produksi tak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik terha - dap produk. S eperti te r lih a t d i dalam tabel 8, y aitu dalam spreading biaya tak langsung pabrik, d i sana tampak bahwa sesudah semua biaya tak langsung pabrik yang dianggarkan did istrib u sik a n dan dialokasikan maka sebagai h asil akhir biaya tak langsung pabrik untuk departemen produksi akan bertambah sesuai dengan jumlah alokasi biaya yang d it e r ima dari seluruh departemen pemoantu yang ada. Departemen produksi yang dimaksud d i s in i adalah departemen Blowing Carding, Drawing, Speed, Ring, Doubling, twisting dan Win ding. Dalam tabel tersebut te r lin a t pula, bahwa biaya tak langsung masing-masing departemen produksi setelah meneri ma a lok asi biaya dari departemen pembantu adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah) blowing s untuk departemen sebesar Rp. 1^7 . 131,-5 departemen Carding Rp. 2*+7.*+59,departemen Drawing Rp. 119*136,-; departemen Speed ; sebe­ sar Rp. 137-107,-; departemen Ring Rp. lA 5 5 .5 ll» - J depar temen doubling Rp. 9 1 -8 8 0 ,-; departemen Twisting sebesar: Rp. 137*252,- dan departemen Winding Rp. 375.809,- SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 90 Pembebanan biaya tak langsung pabrik ke dalam pro­ duk yang te rja d i d i Patal Grati dilakukan dengan menggunfi kan tarip biaya tak langsung pabrik per d elivery hours (DH). Untuk selanjutnya tarip in i dikalikan dengan jumlah DH per produk yang dihasilkan untuk tia p -tia p departemen produksi. Sehingga akhirnya akan dapat diketahui biaya - proses per bal untuk tia p -tia p produk ja d i yang d ih a s il kan# Sebelum dilakukan perhitungan tarip biaya tak lang sung pabrik dari masing-masing departemen produksi terse­ but, maka deliv ery hours terpakai dari tia p -tia p departe­ men produksi harus diperbitungkan leb ih dahulu. Untuk in i penulis menyajikan h a sil perhitungan akhir DH terpakai se lama setahun sebagai berikut j departemen Blowing sebesar 17.281 DH; departemen Carding sebesar 706.031 DH; departe men Drawing 38 U.936 DH; departemen Speed 7-OlU.oUl DH; de partemen Ring 302.906.016 DH; departemen Doubling sebesar 3.663.512 DH; departemen Twisting 39.275.76U DH; dan de- par temen Winding 8.126.279 DH. Sesudah jumlah DH diketahui, maka perhitungan ta­ rip per DH untuk masing-masing departemen produksi adalan sebagai berikut ; - Departemen Blowing Rp.8.51U.03275 (Rp.IU7 . 131.000,- : 17.281 DH ). Rp.2U7 A 59.OOC,- Departemen Drawing Rp.309,U9560U (-------------------------- ) 706.031 DH SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 91 Rp. 119.136.000,Departemen Drawing Rp.309?U9560l+ (---------------------------- ) 38U.936 DH Departemen Speed Departemen Ring Rp.19?5^5833 Rp.137-107.000,(---------------------------- ) 7.01U.0U1 DH Rp. U,805157 Rp.l.U55*5ll.OOO (.... ........................... ) 302.906.016 DH Rp. 91.880.000,Departeraen Doubling R p.25)079760 (---------------------------- ) 39.275-76U DH Departemen Winding Rp. U6,2l+6136 Rp.375.809.000,(---------------------------- ) 8.126.279 DH Untuk membebankan biaya tak langsung pabrik ke da­ lam produk, maka tarip per DH yang ditentukan di muka ter soout nantinya dikalikan dengan jumlah DH yang sesungguhnya te r ja d i untuk menghasilkan per bal per jen is produk untuk tia p -tia p departemen produksi. Untuk itulah penulis akan menyajikan tabel 9 dan 10 yang menggambarkan pemakai an Da sesunggubnya secara t o t a l dan perhitungan biaya tak langsung tia p -tia p jen is produk. Biaya tak langsung untuk tiap jen is pr6duksi yang telan diperhitungkan tersebut nantinya dibebani la g i dengan bia ya penjualan. Biaya penjualan tersebut dibebankan tia p -tia p jen is produk dengan memperhitungkan tarip kepada per bal ($) untuk jumlah masing-masing jen is produk ja d i yang yang dihasilkan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 92 Perhitungan biaya penjualan yang dibebankan kepada produk adalah sebagai berikut : - 1 's TR = Rp. 19.263,68 (Rp. 1.500.000 x 187,166 0 ---------- ) 1U . 57U 3 - 16's TR = Rp.lU 7 .900,35(1.500.000 1.U37 t> ---------------- ) lU. 57U t x 91,666 - 20 's RY = Rp. 9*U3U,5U (Rp. 1.500 .000 x---------- ) 1U. 57U 2289,935 - 20's TR = Rp. 235.686,98 (Rp. 1.500.000 x --------- ) lU. 57U t - 30 's TR = Rp.29.0UU,05 (Rp.l. 500.000 x 282,192 t --------lU. 57U f, ) 5U67,365 - UO's TR = Rp.562.717,60 (Rp.l.500.000 x ---------- ) lU. 57U % - U 0/2 RY = Rp.3U.067,5l (Rp. 1. 500. COO x --------- ) lU. 57U JS - U 0/2 TR = Rp. (Rp.l. 500.000 x 1,337 ^ lU. 57U - U5's TR = 137 .608 ,05 3311 ^ Rp.U62.9U7,65 (Rp.l. 500 .000 x ‘+,>t98 ^ ____ j lU. 57U t Demikianlan h a sil pemitungan pembebanan biaya perj jualan itepada masing-masing jen is proauk ja d i yang menggij uakan ta rip dengan berdasarkan pada jumlah produksi yang yang dianggarkan sebesar Ik, 57*+$. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO SKRIPSI u METODE PEMBEBANAN BIAYA... vO -o • o U> LO Co VO C» ON ^3 s Interim per'isar.aan DIDIK SISWANTORO K £ a y* ON O' s* ro «+ UX CO ON on s i h* H V n • • ■s] 03 O S) JH . ON ro ON sS o •4 ON CO • Lo H Lo O 8 £ u> iu (V) » ro Lo s# • VA v0 H SI o o • vn i\) H XT u» O Vj\ -o o CD u> VO ^F On vO O U> LO SI lo ro -F £ H • ON 00 ON ro 00 vO • l\) VJX vO H o ux *F ON u> vj ON S* vO Lo LO L»J H • Lo N3 yi ro H H r VO ■sD ro ON VJ\ U> ro OJ ON vO o S] H v\ O ON H vO # £ vn L*J u> NO -s3 ■F On nj ro O' o ON £ v\ H VJI ON £ co ro vb -F vO O vO -si ON s? VO vO u> vn • U> VJ\ g ON ro vO -F 03 'O -F vO NJX 00 ro -F 00 VJ\ ON ro CO NJX H fo 5 ro 00 h U) vO O 00 VJl H • Lo •F H VI VJX ON ro ho • o VJI O • ON H ON # -F SI H -F *.SI 00 H •s 00 Lo o O' f\3 • H NJX ro NJX ro vO vO vO vO vO • o O O s> LO vO H -0 H vO 00 O CS IU on no ON 5 o IV) S] i • .O •>3 VO Lo CD -F • CD SJ o H UJ fV) H vn ti H cn H* >H ->1 m CD <D & 03 S' crq H* P 04 £H P. & C H* cr) H 0 00 OP H* 03 C+ ■ff (F7 si >0 -F CD ro 00 S) VA «* lo n\ Lo s» H Lo • v£> -F VO "■O 00 H O H • O' H ON 01 H » OJ VJ\ fO ON ro O to CO S] o H ro NO ON SJ vji H -F O sN #JX vn £ ro ■F VO 00 SI -F VO W -r -F • vO -F • 03 £ LO o -<3 vn sM S] • -F vn vO on ro ON vj\ vO U> S3 • vO IV> VJ\ U> bco ¥ S ' • ■<1 ON co s* ro o •sj H t O vO H s* 00 VO Lo LO o vn Lo U; LO ro • H 3 (V o D o C c >-* Lo CO vO vj ON ro * ro s vn no ro ro -r lo H H s* vO vO (\3 W ro o l\> o 00 fO OJ ON • vo ro co • o o Lo ro oh 1 •F H ON ro ro •F o o -F VJ\ -o VJI CO • ro CO *sJ *<1 VO N] 00 vn VJI vO ON 'OX H • vO u> H O • vO ro +- • H H LO 00 ON ON on ro VJX H s* ON • w UO to NJX O w w h3 H3 9 ■ o 00 ¥00 £ 03 ro •f • 00 H Lo On • O H ro -r H O VO VJ\ On H LO vn ON ■k* ro H H vO « vO ON *<] ux O lo -f CD vO a iu o £ ro -o vO vD • LO • 00 S' ON • CO ON -F >* ■V] H to VJX lo ON o VJ o vn ON co s» vO vn H • ON CO » ro LO VJ\ vO Ci vn ber ON ON 00 CO • M ca W M NJX S vO vO W f & H ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA D C! P p •H vO h vO cd \D EH • H On to o CM • cors P, (X O. 51 rH co m \0 rH r~1 rH vO co CO o#» VO CMUN NO CN rn CMUN o UN ON J* UN CV o O rH o i • • • • • m ON IN NO H CM00 CMVO !N ON rn vO VO [N • • rH rn UN CM •s 1 CM v O CM • 00 CM UN « rH CO ON rH CO ON 1 rH • IN 00 r* 00 00 CO • 1 CM rn rn rH JrH r« ON CM N • rn NO CM CM CN 1 r* rn UN J*• vO ON H • H ON Ov vO IN rH UN IN rn•s ■ 1 1 CM c* ON CN JO J- rH H«K CM CM 3 ON co rn NO CN O • o vO CMCO • rH ON O on rn rn CM5 CO rn CN CM UN UN O N H VO IN r> O rn#« rH W \ i (N rn rH CM ON rH UN CM CN On rH CM • • 00• CM • J*• m J± J t IN rH (N 00 m 't UN 00 J - rH J• • • * • rH ON o IN rH CM rH J irv rn rn On CM IN rn lf\ op W ONco On CM w% P ON CMvO rH vO ON UN CN o 00 vO H N UN VO rH • • • • CM H J21 NO m U N co ON v ft V ft U n U >u oo 00 vO 5 T* #» rH ro Cs. rg J- A UN vO • vO Ci\ Jrf- UN VO • • • • H ft o rH UN os H U rn N rn UN CN CO CN NO J* CO • • • H CM m H IJ PS En CO rH tc P o rn o rn ON O rn * CM Hrs Csr* CM UN oo rs CM'•'.M rH JOn CM co 5 NO IN O- r* s o m bO bo to hn bD Cl CJ bO •H •H ri a H *H a a •H T3 0 w ,Q CO rd > *0 ttj 0 fl 0 •H i~i 0 •H Pi ■rl CO cc S £ H 3 to o CM CM o ON m NO rH vO IfN vO rH CMJ± co*%VO •s IN «N r> #« ON [N iH o UN VO UN S ON rn 5 o co rn rH O \TN UN CO o CN o Jr CO ON • • • • • • « • • ft H o CMIN o VO rn rn CM on tf rn On CM CMCO UN co rH vO On On NO ON rH o rn ON • • • • • • • • • Us Its CM CO rH CM A CN 3 rH s CM 1 3 • rH O Os J* rn IN vO CMvO IT\ O rn irv Cn. IN H s CO rH » UN a rvj rn UN UN UN ONJ- vO ON O [N ONJT On rn H P. o N$ J- £ r* oo*> O JT• CM • •H C ON_± UN rn XI J* o ON rH rH UN o CM 6-» 3 U Eh N m m • to 0) 00 0) O u p. m + C ^ UN on o CO U\ rH N CM a} rn VO U co rn CM CM CM vO vO £N c^. CO ► * r* #> r* m* • cd O. CM CM o o •H W vO o NO lr\ IN vO UN o CO ffl CN P co O OO m• m on• CM • • • • • • CO VO vO ONco ON pH UN ON On UN H rn VO rn4 CM IN A V * # A CN. O CM CM00 CM c <D El 0) -P FH cd ft <D P ONJon UN rH JUN pf) on • -j"• UN ON o ON « CO UN JIN rH rn• UN rn o• VO rH rH rn ON •> UN CO CN. • H ON • CO p cd rH a X5 VO CO «s UN CM C«^ UN -± rn • JIN NO oL l UN CM *N o rn IN • rH CM o• ON o UN rH r' rn CN o rH o J-• ON • IN IN CO J± 00• rH UN rH rH 00 fc vO r< vO m vO CM « • CMCO O o • ON a vO o rH CN #* tfS IN 00 rH o O CN • « vO ON O on IN vO • • CM rH CN vO CN •• r~i to M 3 w tip H rH M aj d •P rH cd £? •1-3 >> cd r*i •rH 0 pq Oi H cd >» ■P <d o w ♦H EH CP ii1 a (i ii CO ii rH rH on vO ii • rH vO 5 CN «s * * II P FN on ON ffi 00 o rH m v O v O IN O O II rH ON CM • CO • • » on •o II m J Os UN CM IN r— ii m ii CN CN CO vO H ii ii s • rn• ♦ rn• O• ii CM II >H rn vO rn J r J~ II II II CM CN Vl Jr C 11\ J* co IN CN O m UN J ” CN UN 1!!3 1 H 3- 00 «s o *•> 00 IN il p r* II VO CMJ* on Os II ON CM CM rH II on 3 On Jh IN CO o UN IN II H rH CMCO ki II rH CM II . H o IN II CM Ors vO rn r** II Os CN UN J!!*i o 5 rH on UN II UN ON vO vO oo IN • • • • • II VO rH rn ii m • o O ii •** o IN H NO J • II IN £1 H J-• H UN CO • • • • Us UN rH H II^ UN rn II UN ON J- UN CO II UN >1 11 II o VO !!g II CO UN vO r> II CO C N UN CN3 O Os U N CN CM #* CM rn on i!5 II H m co vO • M II c^ 00 vO as IN II IN ON CO a J-• VO • • •o II II vO vO XTN IN ♦ it NO ■£ rn rH IiIi CM rH vO CM II CM rH II £0 IIoo II CO o vO ON UN as on uO •NvO tH r* CM rs r>» (N II * II o J ’ IN on UN IN • o O rn CMUN II H II p UN UN UN rn J r II II Oh ■ • « • • II rH rH CMJ r CO H£ c^. O Us CO ON 00 II Ih rH rH II II CO II II on II UN CM O o US CM ii m X CM CN IN IN UN it ON CMvO OO «> N n n r. #s #\ r> U ii rH CMvO Us H ii H on vO CM00 • ii j* CMCO • CM u J r CO H ii ii ii ii CN UNCO ONr— O U N lr J* Hcc rs « r» rH #v O mc\ J r Cn CM ON H c\ vOvO m CMUnco vo a CN • •« •< • UN O N O C O J ‘ J J m (N<\ O cr CN UNU' CM K• ? • • • • m O CNJ- rn rH H ON ON « O' j o • rH CM U> • (V* CO ON Osr»" o lr\U> IN vO •>O• ONIN HO i J * USOn • •• CO OIN ona> Sr o UN ONO' ON CO rnvO •s • as«s 1J -• O (N IN rr ONrH rr V O •IN • • OCM OS 1<r vC MvO OnU> CO • • 3• CM as O vO 00 Os rH ON On I t CM lr> vO • O' U' rH • vO H (NUN CM CO ro 0*0 ♦ S « r r> CM CO CM CO oo J ' o J • •t • o INO' VO CN J ■CM CN s O UN U• • • vO CO O I CN # O O' ro • vO •Hi 5 5 1 o ONO' 00 rH CMCMUs • rs « «s 1 O 00 co vO vO COor CM CO H O CM * •• • J ’ mtH J N O CO O CM Us UN • _|• rn rH \ on on on jt UN CN CN J o ON U N m vO w ITS CO •N #» rs Q rn rH ONj - J ' i on Os UN ON UN on O• • O•n CO • CM CNJ* vO H CM 3 UN J* CN v O J 0 1CO on lr • UN CM 00 CM ONCO Cs. CM ONO' Os • «s # r> OvO o• 1 |JvO mco »H O• ' HvO CO •• • CN CNUN CM o vOcr O rH *CM o •J • • CO CM CM rr CM CM CM CM rs rp CNOs co rH J- CMvO UN H o « o ♦ On m MUN I P rnrs *> rs C J* vO ON o o o H rn VO IN o NO • • CM ON O rH Os ON us UN rH CO CM UN vO CN \rs CM CM r» c* CM3 rs rs CM vO rn UN o- IN rH on rn us rH CN • « • • •N • P vO o UN rH UN IN o vO J* o O CN vO vO CM • • • • • N vO Jon J* U CM on rH rH ON n VO IN UN Os CO J*•s rH !! » r*> o J r*> CM r« i Us UN UN CN CN II CM UN CM o IN J r 11 ON il rH M J r rH CN us C ii *•> • • • • • • II CM p ONCO 00 CO CM II CO « rn rn o rn UN II CM 00 CM on vO CN • • • • • II CMJ* CM CM rH II II II CM !!g II iij! w ii ~ II o ii m ii ii ii ii u ;i ii n ii ii ii ii ii n ii n !!* 11Us ii m II ON ti il ON II00 il CM ■ I * I1Ii CM II II II II ii a; n iR ii .1 CO 11 o II CM II Wi Us J- IN m rn C\| \ P r* r* CNJO tN vOOmH q vOsOr-tGOvO ^ COO mCNrH J-J- C\t\f\j- CJNlTN • * • ♦ » C\JC\JCMQ rn 0 0 O N C n v O fT) I mosH j* j• ■• • • UNvOlNrHtN Us J - csra d - o o -00 C'wlfN CM m CMvOON r> « #s <’yl rnc\ UNOJ- & CJ|CO0sO• • a cmrn mvo DsJ* • • OUn >0 J- It s lr\ Hco 00 00 O OnCMOn G UnUsvooo o rn u sH rn CM X p \ r> • ONOMNITSVO 0> rCOv£)VTNO. r a i OVd* CM CM • • • • I i • COONONCOCVJ O' ITS rH h H o 00 H CMHHvO • • * CMUN rn J\lT' J* J " J * vO J* U n co NO CM C J- m oo on o m J* m 0.0 00. r* v «< UNrHtfSNOVOUSC*\.t cooo vO M J~ COO H J-J- O O H O C CM J UNcO(NON^h CONOif* Pi vO • • • • • * • • • • JNr*l m c o i n cm h o m m H IN ON oo o^j-j- o n h o c o Un o H N t s j - Us CMUNiH CN ro m m H cm m m o o o vo rHCMHHj*j-\Dr— I CM CM m on NO vO 00 O CMrH COJ - C^CMnOOO J ' J ' t N O J ’ UN •'CM j CM On H ^ *nO vO +> * #*CM CNCO USCM tN O C O Q \ D IN ONO H r n J - ONrn^D Unono 0\3* O HU> rHUN\DH C MmmUN nX)rO^NONNISO CM \ 0 ON r l H a i Cj (J DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA... SKRIPSI P^ru sa Sunber; Intern BENT ETC TAK LANGSUNG DA N -BPERPUSTAKAAN IAYA PENJU ALAN PAIRLANGGA ER JENIS ADLN UNIVERSITAS Tahun : ... PERHITTJNGAK BIAYA 10 TABEL ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 95 Dengan diketemukannya biaya tak langsung secara to t a l untuk tiap jen is produk, maka harga pokok produk da- pat dihitung. Perhitungan harga pokok produk in i akan d ilakukan dengan cara menjumlahkan biaya langsung yang ter­ d i r i dari biaya bahan baku langsung dan biaya bahan lang­ sung lainnya dengan biaya tak langsung pabrik secara t a l per tahun ditambah la g i dengan biaya penjualan to­ yang dibebankan untuk tiap je n is produk ja d i, Untuk menghitung harga pokok produk per b a l, maka harga pokok to ta l untuk per je n is produk dibagi dengan jumlah produk yang d ih a s il kan setahun untuk masing-masing jen is produk. Di dalam tinjauan in i , penulis tidak menjelaskan tentang pembebanan biaya bahan baku langsung dan didya b^ han langsung lainnya, karena menurut penulis pembebanan biaya-biaya tersebut terhadap produk sudah benar. Sehing­ ga penulis lebih menitik beratkan pada metode pembetjan- an f u l l costing untuk biaya tak langsung pabrik saja yang d i dalamnya sudah termasuk biaya tenaga kerja bagian pro­ duksi* Perincian perhitungan harga pokok produk per bal (?) per jen is produk ja d i, sep erti tampak pada tabel 11. Sebagai contoh untuk perhitungan harga pokok per bal pro­ duk je n is l ' s TR : Harga pokok per J8 setahun l*s TR = Rp. 1*6.653.139,05 Rp. 2^9.260,76 ( ------------------------------) . 187,166 t SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 96 Demikian pula halnya dengan perhitungan harga pokok produk untuk je n is -je n is lainnya, dihitung dengan cara yang serupa. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO SKRIPSI o Sumber; Intern i : ! •r O N rv> vO -r SI On ON NO METODE PEMBEBANAN BIAYA... va VA \0 ON ON -r •r • o (O • to NO 1 s* «r to oo ro to vO NO %* 00 00 H • H • VA v0 to CD CO o to NJl VJL vO * NO • to On VO O ro ON • VO • vO NO ro O O vO O to vn H • ro NO • bt t5Sl H • \0 o 00 00 O H ON NJl U> s* £ VA CO co vn oo co vO \0 o o 00 fO to O -r vO £ -T o vO SJ VA H O • vO H ON VA tO ON tO CO 03 S s« € S#- H ¥ fO >0 nO ND O s» 00 s* ^3 H to S3 • £ • ro ro ro ■<] H ro • *n3 00 • o 00 to g tsL VA • r to • £ VA -r >0 • ro vO to ro • to 00 H VA • vO vO tSL ro to v0 fO v» H vO NO ro oo IO tJ rf ro 00 to ti «• O • 1 to vn to vO H SJ -r oo 00 H H vn H o N* to ON to VA S] ON ON o (O • ¥ • o vO • to o 00 CO OO H • • to • c; 5 c+ fQ £13 pr co p d ra C P H td c4 g 7 H to OJ hJ» I T H* to (D D "0 hi o cn a4 rj J ro H-s c+ Q o • to fD H* (K d to OQ P w h* V> VJ W H* VA O u> S] to u • • ta CO H ON ON H ¥ H 00 SJ SI to to H to H H3 to to ti t • a to vO o VA • 00 H ■ r ■ r N3 • vn VA O' to ro • U> tsl Os On ON vO H Hj W to H • ON ♦ On SJ *r s# S] 03 H1 to SI s* 00 NO t -r VA O H • H O u> «r • •o H SJ VA 00 SJ O • •N 00 VA o to ON O sa S] ■r •r ro -r ■r •H ro ON IO • to 4^ ro %4 to -T do U> • vn 00 00 s# £ ON ro to • ■r M to • to SJ O -r VA N* >3 On 8 IO ro £ -r •ON ON VA to « H to NO o NJ\ to • W P H *0 <D O w o a *d • ro h , to to ui o ro LO H <T> ► NO va NO s j N O *s3 -T 10 W • • • Ju.H* to QN O SJ O o v0 ro C P On t o d f CO O o on h o\ p><< to H 0) Q CO NJ N] 00 £ On -r <4o s# !► K UJ O VA IO o nO 8 \D Nj\ 00 ¥ va h va -o NO H 00 s# OO >3 H • H VA • O 00 • H H T» H to to to ti to w *• in to «• to o M 01 to VA S ro • ro vO ro S] £ S’ H H O VA ■r On to •H V i • » •r •r to IO 00 H 00 vO V.A VA CO vO •T ••T • • • • ON va ON H H to to to S] NO s i NO NO .-F 00 O o CO H o ON -r va H -r O H ON S] o oo •n: o to S) ro to H ON • o H SJ s» to o » 00 o • -SO a va ro ON • VA 00 VA 1 *# ro -o to to ON NO N# 00 00 si o ON ro bN >0 ro NO H >» H va >0 ON • va va to « no ON S3 vO • ON • - r •>o VA CO o • to • H t* to to si H to • ° • H 1 ^• 1 O' 1 t li S3 si o CO £ NO SO ro to K ro • • ro to ■r • NA ON # • 20 SJ ♦ 20 d £ \ 00 • c \ NO • 16 H3 (0 -r VA • M o S5 S H H 6 w H H3 1-3 S H3 -s3 vO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA p eru sah aan . DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN ATAS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PRODUK S eperti telah penulis uraikan d i bab-bab yang la lu , bahwa penentuan harga pokok produk yang benar ada lah sangat penting sehubungan dengan penentuan harga ju a l barang ja di maupun untuk digunakan sebagai dasar pen ilaia n persediaan barang yang belum t e r ju a l. Untuk itu lah maka metode pembebanan biaya yang digunakan sebagai alat untuk menentukan harga pokok produk ja d i, juga men ja d i perhati'an yang penting artinya. Di dalam tinjauan tentang metode pembebanan bia­ ya produksi yang te r ja d i d i Patal Grati dapat disim pulkan bahv/a perusahaan tersebut telah membebankan seluruh biaya yang t e r ja d i d i perusahaan tersebut, baik yang ada hubungannya maupun tidak ada hubungan dengan proses produksi, terhadap produk yang dihasilkan. Hal in i te r ja d i karena perusahaan tersebut menganut me­ tode pembebanan f u l l costin g , Dalam kondisi serta s if a t usaha dari perusahaantersebut, penulis tidak sependapat apabila seluruh b ia ­ ya yang te r ja d i d i perusahaan dibebankan kepada produk. Sehingga menurut penulis, hal in i dapat mengakibatkan penentuan besamya harga pokok produk d in ila i te r la lu 98 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 99 t in g g i. Oleh sebab itulah penulis bermaksud akan membahas satu demi satu biay-biaya yang seharusnya dibebankan fcebagai biaya produksi, yang dalam hal in i adalah. unsur b i aya tak langsung pabrik serta biaya-biaya yang tidak se­ harusnya dibebankan sebagai biaya produksi, melainkan se bagai unsur biaya umum dan adm inistrasi keuangan yang b e rd ir i sen d iri dan terlepas sebagai elemen biaya produk s i. Pada tinjauan pemakaian biaya bahan pembantu,yang dimaksudkan d i s in i adalah pemakaian biaya untuk so la r , premium dan pelumas penulis berkesimpulan bahwa seluruh biaya tersebut nantinya akan dibebankan sebagai biaya - produksi, Penuli3 tidak sependapat dengan metode pembebanan biaya yang digunakan oleh perusahaan tersebut terutama tentang biaya bahan pembantu tersebut d i a ta s. Menurut pendapat penulis tidak semua biaya tersebut dapat dibe bankan sebagai biaya produksi, melainkan ada salah satu diantaranya yang dapat dikategorikan sebagai biaya umum dan adm inistrasi keuangan, yaitu biaya premiun sebesar Rp. 8 .3 6 0 .0 0 0 ,-. Biaya in i adalah biaya yang dipakai untuk pembelian bahan bakar bagi kendaraan penumpang un - tuk bagian umum serta adm inistrasi keuangan. Biaya in i harus dipisahkan dari unsur biaya produksi karena SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... biaya DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IOC tersebut tidak berhubungan erat dengan proses produksi* Sehingga nantinya akan menjadi baban rugi laba atau men ja di biaya periode. Meskipun demikian pemakaian biaya sola r dan pelumas yang menjadi beban bagian umum, tetap sebagai unsur dari biaya produksi karena penggunaannyaditujukan bagi kelancaran proses produksi, baik d i de partemen produksi maupun d i departemen pembantu produk­ s i se p e rti bengkel mumum, bagian d ie s e l/ l i s t r i k , AG maupun maintenance produksi. Biaya P erson il : Biaya p erson il in i t e r d ir i dari biaya g a ji karya wan, upah honorarium, lembur, biaya pengobatan, tunjang an tran sport, biaya perangsang tahunan, pakaian dinas , makanan/minum, enolumen (kenaikan g a j i ) , biaya c u t i, pe sangon, biaya asuransi karyawan serta biaya karyawan la innya, Penulis tidak sependapat jik a biaya-biaya terse­ but di atas dibebankan keseluruhan sebagai biaya produk s i , karena ada sejumlah tertentu yang menjadi unsur umum dan adm inistrasi keuangan sedangkan sebagian la in ­ nya merupakan un3ur biaya produksi. Jika biaya-biaya - in i digabungkan menjadi unsur biaya produksi keseluruh­ an, maka biaya produksi akan menjadi besar dan akhimya mengakibatkan harga pokok produk d in ila i te r la lu tin g g i . Oleh karena itulah penulis berpendapat sebaiknya b i SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 101 aya-biaya in i dipisahkan menjadi dua k la s ifik a s i "biaya sep erti tersebut di a tas. Alasan kuat pemisahan in i ada lah bahwa biaya biaya yang menjadi unsur biaya umum dan adm inistrasi keuangan tidak mempunyai hubungan yang erat dengan proses produksi yang ada. Hal in i erat k a it annjra dengan tugas dan wewenang masing-masing bagian sep erti te r lih a t dalam struktur organisasi perusahaan, Dengan adanya pemisahan biaya in i, maka biaya produksi yang menjadi elemen harga pokok produk dapat diperhi - tungkan dengan sebenamya. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut i Biaya g a ji yang termasuk biaya umum dan adm inistrasi ke uangan adalah sejumlah Rp, 8 7.698.000,- yang t e r d ir i da r i g a ji bagian umum sebesar Rp. 66.205.000,- dan biaya g a ji bagian adm inistrasi keuangan Rp. 2 1 .4 9 3 .0 0 0 ,-. Sedangkan biaya g a ji karyawan yang termasuk unsur biaya produksi adalah biaya g a ji bagian blowing sejumlah Rp. 22*974.000,-; bagian Carding Rp. 1 5 .6 8 6 .0 0 0 ,-; bagi an Drawing Rp. 22.341.000,-jbagian Speed Rp.23.607.000,bagian Ring sebesar Rp. 140.361.000,-; bagian doublingRp. 1 .8 2 8 .0 0 0 ,-; bagian Twisting Rp. 1 0 .3 8 4 .0 0 0 ,-; bagi an Winding Rp. 9 9 .4 9 3 .0 0 0 ,-; bagian Maintenance produk­ s i Rp. 60.307.000,- ; bagian Bengkel Rp, 14.961.000,- ; bagian d i e s e l /l i s t r i k Rp. 33,319.000,- serta bagian SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... AC DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 102 yang berjumlah Rp. 1 4 .5 2 8 .0 0 0 ,-. Pemisahan biaya berdasarkan pada spreading biaya tak langsung in i sep erti te r lih a t d i ta b el 8 pada bab t ig a . Demikian pula dengan dasar pemisahan untuk biaya upah, honorarium serta b ia ­ ya lembur, Untuk biaya upah, honorarium serta lembur yang menjadi unsur biaya umum dan adm inistrasi keuangan ada­ lah Rp, 2 .2 5 6 .0 0 0 ,-, Sejumlah biaya tersebut t e r d ir i dari biaya upah karya wan bagian umum Rp. 6 3 9 .0 0 0 ,-; honorarium karyawan bagi an vraum Rp. 1 ,0 7 5 .0 0 0 ,-; biaya lembur untuk bagian umum dan adm inistrasi keuangan masing-masing sebesar Rp. 342.000,- dan Rp, 2 0 0 ,0 0 0 ,-. Sedangkan sisanya meru pakan unsur biaya produksi, Untuk biaya pengobatan 3ebesar Rp. 4 0 .5 0 0 .0 0 0 ,-, juga harus dipisahkan, mengingat bahwa pelayanan kese hatan adalah untuk seluruh karyawan perusahaan, Untuk karyawan bagian umum dan adm inistrasi keuangan,maka bia ya in i akan menjadi elemen biaya umum dan adm inistrasikeuangan yang nantinya menjadi beban rugi laba sedang kan biaya untuk karyawan lainnya adalah sebagai elemen biaya produksi. Karena biaya pengobatan adalah berhu bungan erat dengan karyawan, maka pemisahan biaya in i kedalam dua k la s ifik a s i biaya di atas juga berdasarkanpada juiilah karyawan yang bekerja pada masing-masing ba SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 103 gian. Perhitungannya adalah dengan menggunakan prosenta se jumlah karyawan pada masing-masing "bagian terhadap jumlah seluruh karyawan yang ada. Dengan demikian nanti nya jumlah hiaya pengobatan pada masing-masing bagian adalah sesuai dengan prosentase tersebut. Jumlah karyawan dibagian umum dan adm inistrasi keuangan adalah sebesar 924 orang atau sauna dengan 9,A% dari jumlah seluruh karyawan yaitu 9.846 prang* Sedangkan dibagian produksi dan bagian pembantu produksi ada­ lah 8.922 orang atau 90,6 Jumlah biaya pengobatan - yang menjadi unsur biaya umum dan adm inistrasi sebesarRp. 3*807.000,- (9 ,4 % dari Rp. 40.500.000,- ) , sedangkan sisanya sebesar Rp, 36.693*000,- menjadi unsur b ia ­ ya produksi. Perhitungan dengan jumlah prosentase di atas menurut pendapat penulis juga berlaku bagi biaya p erson il lainnya yaitu biaya tunjangan transport, biaya perang sang tahunan, biaya pakaian dinas, makan/minum, emolu men. biaya c u ti, pesangon, biaya asuransi karyawan, dan biaya karyawan lainnya. Untuk itu maka perhitungan masing-masing biaya tersebut yang menjadi elemen biaya umum dan administra­ s i keuangan adalah sebagai berikut i Biaya tunjangan transport adalah sebesar Rp.155.100 , - SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10U (9, 4 % dari Rp. 1 ,6 5 0 .0 0 0 ,- ) ; biaya perangsang tahunan Rp. 4 .6 5 5 .6 3 2 ,- (9 ,4 % dari Rp, 49.528.000,- ) ; biaya pakaian dinas Rp. 2 ,31 2 .40 0 ,- ( 9,4 % dari sejumlah Rp* 24.600,000,- ) ; biaya makan rainura Rp. 5 .6 1 6 .7 8 2 ,- (9,4^ dari Rp. 59.753*000,- * ; biaya emolumen atau biaya ke naikan g a ji sebesar Rp. 297*510,-); biaya cu ti Rp. 454*960,- (9 ,4 % dari Rp. 4 .8 4 0 .0 0 0 ,- ) ; biaya pesa ngon Rp. 411*720,- (9 ,4 % dari Rp, 4*380.©0©,- ) ; biaya asuransi karyawan sejumlah Rp. 3*892.352,- (9 ,4 % dari Rp, 41*408.000,- ) dan yang terakhir adalah biaya karya wan lain Rp. 8 0 .8 4 0 ,- (9 ,4 % dari Rp, 860.000,- ) . Sedangkan biaya-biaya p erson il tersebut yang merupakanunsur biaya produksi adalah sebagai berikut i Biaya tunjangan transport sebesar Rp. 1 ,4 9 4 .90 0 ,- (90,6$ dari sejumlah Rp 1.650*000.- ) ; biaya perangsang tahun­ an Rp* 44*872.268,- (90,6 % dari Rp. 4 9*5 2 8 .0 0 0 ,-);b ia ya pakaian dinas Rp. 22.287*600,- (90,6 % dari Rp. 24.690.000,- ) ; biaya makan minum Rp. 54*136*218,— atau 90,6 % dari Rp* 59*753*000,- ; biaya emolumen Rp. 2,867*490,- ( 90,6 % dari Rp. 3*165*000 ) ; - biaya c u ti Rp, 4*385*040,- (&0,6 % dari sejumlttfi Rp.4.840*000) biaya pesangon Rp. 3*968.000,- (90,6 % dari sejumlah - Rp.4*380.000,- ) ; biaya asuransi karyawan Rp.37*515*648 atau 90,6 % dari Rp. 1 .40 8 .00 0 ,- ) ; dan biaya karyawan la in sebesar Rp. 779.000,- (90,6 /» dari Rp.8 6 0 .0 00 ,-)* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 105 Biaya umum berkala : Biaya umum berkala t e r d ir i dari biaya a la t- alat tu lis/baran g cetakan, biaya telepon te le x telegram, bia ya langganan koran dan majalah yang keseluruhannya b erjumlah Rp. 1 2.1 6 6 .0 0 0 ,-. F.enurut pendapat penulis selu­ ruh biaya tersebut adalah menjadi elemen biaya umum dan adm inistrasi keuangan terk ecu ali untuk sebagian biaya a la t-a la t tu lis/baran g /barang cetakan yang dikonsumsioleh bagian pembantu produksi yang digunakan untuk adsi n is tr a s i dibagian produksi. Jumlah biaya yang menjadi unsur biaya produksi in i menurut pengamatan penulis ada lah sepertiga bagian dari sejumlah Rp. 6.52 3 .00 0 ,- atau sebeaar Rp. 2.17 4 .33 3 ,Pajak : Biaya pajak yang dian^arkan in i t e r d ir i atas pa jak kekayaan, pajak Ipeda dan Ireda dan pajak kendaraan Menurut pendapat penulis paj^k kekayaan dan Ipeda, seta gian ada yang merupakan unsur biaya produksi dan lain nya adalah unsur biaya umum dan a d n in istra si. tntuk pa­ jak kendaraan seluruhnya adalah unsur biaya umum dan ad m irU tra si keuangan, karena binya in i adalah untuk pa jak kendaraan bermotor yang digunakan untuk bagian uirum dan adm inistrasi. Pemisahan pajak kekayaan adalah berda sarkan pada kekayaan yang berupa aktiva tetap dari ma sing-masing banian atau departemen. Berdasarkan peng SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... - DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 106 ' amatan penulis jumlah n ila i kekayaan untuk departemen pro duksi dan departemen pembaritunya adalah sek itar 80$ t o t a l kekayaan yang ada, Sedangkan ; dari $ lainnya merupakan kekayaan bagian umum dan administrasj.. Untuk Ipeda dan Ireda pemisahan biaya berlandaakan pada luas bangunan da­ r i masing-masing departemen, j-uas bangunan umum dan admi2 n ie tr a s i keuangan sebesar 123.796,56 m atau 32 $ dari se 2 luruh luas bangunan yang ada yaitu 386.374,92 m * Sedangkan 68 $ sisanya adalah luas bangunan produksi beserta - pembantu produksi, Periiitungan biaya pajak yang menjadi elemen biaya umum dan adm inistrasi keuangan adalah sebagai berikut : Pajak kekayaan sebesar Rp. 8*600,- (20$ dari Rp.43.000 , yang dapat d ilih a t pada ta b el 7 ) dan Ipeda maupun Iredaeebesar kurang leb ih Rp. 2 .2 4 0 .0 0 0 ,- (32$ dari t o t a l Ipe­ da dan Ireda sejumlah Rp. 7 .0 0 0 .0 0 0 ,- ) , Sedangkan jumlah pajak yang merupakan unsur biayo produksi adalah sebagaiberikut : Pajak kekayaan sejumlah Rp. 3 4 .4 0 0 ,- (80$ dari Rp. 4 3 .0 0 0 ,-) dan Ipeda maupun Ireda sebesar Rp.4.760.000 Biaya Umum In s id e n til; Biaya in i t e r d ir i dari biaya rapat, biaya tamu,bia ya perayaan, biaya keamanan, birya p^rj^lanan dinas, b ia ­ ya peraeriksaan akuntan,biaya oltth raga/rekreasi dan biaya in s id e n til lainnya secara to ta l berjumlah Rp.16.004.000,Penulis berpendapat bahwa semua biaya in i menjadi un^ur- biaya umum dan adm inistrasi keuanga, nehingga tidak ada biaya yang menjadi beban bagian produksi. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 107 t Biaya Penyusutan Emplasemen s Biaya ini terdiri dari biaya penyusutan jalan dan jembatan, pagar, halaman dan tanaman, lapangan olah ra^a serta selokan. Menurut pendapat penulis, semua biaya terse but kecuali biaya penyusutan lapangan olah raga, ada yang menjadi unsur biaya umum, dan aisanya merupakan elemen bia ya produksi. Dasar pemisahan ini berdasarkan pada luas ba­ ngunan masing-masing bagian, dengan alasan bahwa semakin luas bangunan, maka semakin beaar pula kebutuhan akan sar£ na tersebut di atas. Jumlah biaya penyusutan yang merupakan elemen bia­ ya umum dan administrasi adalah aebagai berikut : Biaya penyusutan sebesar Rp. 107.840,- untuk jalan dan jem batan yang berasai dari 32% x Rp. 337.000,-; biaya penyu sutan pagar sejumlah Rp. 430.7?0,- (32/S dari Rp.l.346,000) biaya penyusutan halaman dan tanaman Rp. 12.800,- (32% da­ ri Rp.40.000,-); dan biaya penyui:utan riool/selokan sebe aar Rp. 12.800,-. Sedangkan bi^ya penyujutan emplasemen- sisanya yang menjadi elemen bicyfi. produksi seluruhnya ber­ jumlah Rp. 1.198.840,- ( 68 *4 dari Rp. 337.000,- + Rp.40.CC0 + Rp. 40.000,- ). Sedangkan biaya penyusutan lapangan olf-h raga seluruhnya merupakan unsur biaya umum, karena pemakal. an lapangan tersebut ditujukan untuk seluruh karyawan per­ usahaan* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1C'8 Biaya Penyusutan Bangunan ; Biaya in i t e r d ir i dari biaya penyusutan bangunan pabrik, kantor, pembangkit tenaga, rumah dinas, ruang tunggu, bengkel,gudang, p o lik lin ik , pos penjagaan, mess rumah ibadah dan St£* Jumlah secara terperifaci sep erti pada ta b el 7* Penulis berpendapat bahwa biaya penyusut­ an bangunan yang menjadi elemen biaya umum dan administ r a s i keuangan adalah biaya penyusutan bangunan kantor, bangunan rumah dinas, bangunan pos penjagaan, bangunan mess, rumah ibadah dan STK, yang berjumlah seluruhnya Rp, 4.520,000,-. Sedangkan sisanya menjadi elemen biaya produksi yang keseluruhannya berjumlah Rp. 18.959,000,Jumlah ini berasal dari jumlah total penyusutan bangun­ an sebesar Rp. 23.479.000,- dikurangi dengan sejumlah Rp, 4.520.000,-. Biaya Penyusutan Instalasi Seperti te r lih a t pada ta bel 7, maka penulis ber­ pendapat semua biaya in i adalah merupakan beban produksi terk ecu ali untuk biaya penyusutan bagian in s ta la s i- telepon dan telekom yang terletak di kantor bagian umum dan adm inistrasi, Oleh karena itu biaya in i, menurut- pendapat penulis, lebih tepat menjadi unsur biaya umum dan adm inistrasi keuangan, yaitu sejumlah Rp.424,000,- M lh lK 'TRQVH ftSl f AS AIRLAN CCLV SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... SURABAYA DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10$ Biaya penyusutan Inventaris : Biaya in i m eliputi penyusutan inventaris pabrik, inventaris kantor, maubelair, inventaris rumah dan T oole, Menurut tangga pendapat p en u lis, maka yang terma - suk elemen biaya umum dan adm inistrasi m eliputi biaya penyusutan inventaris kantor, meubelair, dan inventaris rumah tangga yang jumlah keseluruhannya adalah Rp, 1 .0 2 3 .00 0 ,- , Sedangkan biaya penyusutan inventaris pabrik dan inventaris to o le merupakan elemen biaya pro­ duksi, yaitu berjumlah Rp, 2 .01 8 ,00 0 ,Biaya Penyusutan Aktiva Immaterial : Penulis berpendapat, bahwa seluruh biaya in i ada lah merupakan unsur biaya umum dan adm inistrasi yang berjumlah sebesar Rp, 3 8 5 ,0 0 0 ,-, Aktiva in i adalah ak ti va tetap yang berada di ruang kerja manager perusahaan, Biaya Pemeliharaan Emplasemen Seperti halnya biaya penyusutan emplasemen yang la lu , maka dasar perhitungan untuk memisahkan biaya in i menjadi dua k la s ifik a s i biaya umum dan adm inistrasi ada lah sama, yaitu berdasarkan luas bangunan dari masing masing bagian k ecu ali untuk biaya pemeliharaan lapangan olah raga, Elemen biaya urpum dan adm inistrasi adalah sebagai berikut ; Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan sebesar Rp, 318,720,000,- (32 % dari Rp. 9 9 6 ,0 0 0 ,-);bia SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 110 ya pemeliharaan pagar Rp. 271.04-0,- atau 32% dari Rp. 847.000,- ; biaya pemeliharaan halaman dan tanamanRp, 853.440,- ( 32% dari Rp. 2 .66 7 .00 0 ,- ) dan yang te r akhir biaya pemeliharaan selokan Rp. 365.760,- ( 32% da r i Rp. 1 .1 4 3 .0 0 0 ,- ) . Sedangkan untuk elemen biaya pro­ duksi adalah sebesar Rp. 3 .8 4 4 .0 4 0 ,- atau 86^ dari (Rp. 996.000,- + Rp. 847.000,- + Rp. 2 .66 7 .00 0 ,- + Rp. 1 .14 3 .00 0 ,- ) . Biaya pemeliharaan lapangan olah raga seluruhnya menjadi bagian biaya umum dan administra­ s i. Biaya Pemeliharaan Bangunsan : Jika d ilih a t dari Tabel 7, maka biaya in i m eliputi tig a unsur yaitu biaya pemeliharaan hanya bangunan- pabrik, bangunan rumah tangga, dan bangunan gudang. Untuk itu penulis berpendapat bahwa hanya biaya pemeli­ haraan bangunan rumah dinas yang termasuk elemen biaya umum dan adm inistrasi, yaitu berjumlah sebesar Rp. 1.37 3 .00 0 ,- . Untuk biaya pemeliharaan bangunan ]?abrik dan gudang tetap menjadi unsur biaya produksi,yang berjumlah sek itar Rp. 5 .0 0 5 .0 0 0 ,-, Biaya Pemeliharaan In sta la si : S eperti halnya biaya penyusutan in s ta la s i, maka d i s in i penulis berpendapat bahwa yang merupakan elemen biaya produksi adalah biaya pemeliharaan in s ta la s i l i s - SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA in tr ik sejumlah Rp. 15.897*000,- , Maya pemeliharaan ins ta la s i a ir Rp. 418.000,- ; in sta la s i AG sehesar Rp. 12.277.OgO,-. Yang termasuk unsur hiaya umum dan ad m inistrasi adalah "biaya pemeliharaan in s ta la s i telepon dan telekom sebesar Rp. 703.000,- . Biaya Pemeliharaan Kendaraan : Biaya in i hanya t e r d ir i dari biaya pemeliharaankendaraan penumpang yaitu sebesar Rp. 4.593.000,-* Bia­ ya in i menurut pendapat penulis bukan merupakan Blemen biaya produksi melainkan elem biaya umum dan administra s i . Dengan alasan bahwa kendaraan in i dipergunakan bagi departemen umum dan adm inistrasi. Biaya Pemeliharaan Inventaris ; Biaya in i m eliputi biaya pemeliharaan inventaris pabrik sebesar Rp. 2 .4 1 4 .00 0 ,- ; biaya inventaris kan to r Rp. 3 5 7 .0 0 0 ,-; inventaris meubelair Rp. 371*000 dan inventaris rumah tangga sebesar Rp. 495*000,-. Se p e r ti halnya biaya penyusutan inventaris, maka yang te r masuk uneur biaya produksi hanya biaya pemeliharaan in ­ ventaris pabrik, sedangkan lainnya adalah unsur biaya umum dan biaya adm inistrasi keuangan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Biaya Asuransi : Biaya asuransi in i t e r d ir i atas asuransi kebakar an bangunan, asuransi kebakaran in s ta la s i, asuransi ke­ bakaran mesin produksi, asuransi kebakaran mesin d ie s e l asuransi kebakaran mesin bengkel, asuransi kebakaran kendaraan umum, dan asuransi kebakaran inventaris pa­ b rik . Seluruh perinciannya se p e rti tampak pada tabel Kecuali biaya asuransi kebakaran bangunan dan - 7 kendara­ an maka seluruh biaya tersebut, menurut pendapat penu l i s , merupakan komponen biaya produksi. Khusus bagi bia ya asuransi kebakaran bangunan, harus dipisahkan la g i menjadi dua k la s ifik a s i yaitu biaya umum dan administra s i serta biaya produksi. Hal in i karena luas bangunan- m eliputi bangunan umum dan adm inistrasi termasuk rumah dinas serta bangunan bagian produksi dan pembantu pro duksi. Perhitungannya sama dengan pajak Ipeda yang la lu , yaitu dengan prosentase luas bangunan. Biaya asuransi kebakar an bangunan yang termasuk komponen biaya produksi sebe­ sar Rp. 357.680,- (68 % dari Rp. 526.000,- ) . Sedangkan sisanya sebesar Rp. 168.320,- adalah unsur biaya umum dan adm inistrasi keuangan. Untuk biaya asuransi kebakar an untuk bagian umum, sep erti halnya biaya pemelihara­ an kendaraan, akan menjadi beban bagian umum dan admi n is tr a s i keuangan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 113 Biaya Penjualan : Biaya penjualan sebesar R p .l.500.000,- tersebut, menurut pendapat penulis sebaiknya dipisahkan te rse n d iri, sehingga nantinya bersama-sama dengan "biaya umum dan admi n is tr a s i keuangan menjadi biaya periode yang menjadi be ban rugi laba. Hal in i disebabkan biaya penjualan adalahsemua biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan penjual an atau pemasaran. Jadi tidak ada hubungan sama sek ali de ngan kegiatan produksi. Demikianlah pembahasan beberapa biaya yang menurut pendapat pen u lis, perlu diadakan pemisahan agar pembebanan biaya produksi terhadap produk menjadi benar. Setelah beberapa jen is biaya tersebut dipisahkah , maka langkah selanjutnya adalah membebankan biaya produk­ s i atas dasar ta rip yang telah ditentukan di muka. Untukmendapatkan t a r i in i , perlu disusun spreading biaya tak langsung untuk memperhitungkan ta rip biaya tak langsung per departemen produksi. ^ntuk itulah penulis menyusun - ii] reading biaya se p e rti pada tabel 12. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 115 £ada tabel spreading biaya tak langsung tersebut , bagian atau departemen produksi menerima alokasi biaya da r i departemen pembantu produksi, Departemen pembantu yang dimaksud adalah departemen bangunan* Sosial,umum, bengkel a ir d ie s e l / l i s t r i k , Ac, gudang, pengawas produksi serta maintenance produksi. Sesudah menerima alokasi biaya, naka jumlah biaya tak langsung yang menjadi beban masing-raa aing departemen produksi adalah sebagai berikut ; Departemen Blowing sebesar Rp, 132*394.610,- ; departemen Carding Rp, 245*362.080,-; departemen Drawing Rp,1 08.266.090,-; departemen Doubling Rp. 83*967.600,- ; departemen Twisting Rp, 137.4-83.580,- dan departemen Win­ ding Rp. 329.816.390,Dengan demikian ta rip biaya tak langsung per d e li­ very hours (DH) untuk masing-masing departemen produksi di atas dapat dihitubg sebagai berikut: - Departemen Blowing Rp.7.661,2817 ( RP»1?2*?2i 16 1 0 ) 17.281 DH - Departemen Carding Rp. 347.2573 ( RP t ? ^ .? 6 2 .0 8 0 t- ^ 706.031 DH - Departemen Drawing Rp. - Departemen Speed Rp. 281,2573 ( R£gj-P&«2^§-t090a- ) 384.936 DH 18,1768 ( RP»127,493.350>- ) 7.C14.041 DH - Departemen Ring Rp. 4,575135( RP*^-* 385,834*900,-^ 302.906.016 DU SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ue - Departemen Doubling Rp.22,919974 ( PP? 8? . 967 .6 0 0 ,- ) 3.663.512 DH - Departemen Twisting Rp. 3*500468 ) 39.275.764 DH - Departemen Winding Rp.40,586397 ) 8.126.279 DH Untuk membebankan biaya tak langsung pabrik kedalaa produk, ta rip per DH tersebut dikalikan dengan jumlah DI. yang sebenamya untuk menghasilkan perbal per jen is produk pada tia p -tia p departemen produksi. Perhitungan pembebanan biaya tak langsung pabrik in i, dapat te r lih a t pada ta b el 13. Untuk selanjutnya setelah diadakan perhitungan b ia ­ ya tak langsung pabrik, maka harga pokok produk jadi dapat diperhitungkan. Yaitu dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya taklangsung pabrik. Seperti halnya pada tinjauan perusahaan yang la lu , biaya langsung yang t^ r d ir i dari bahan baku dan bahan langsung lainnya in i akan disajikan roenurut jumlah yang sama dengan perhitungan perusahaan. Hal in i karena penulis tidak membahas sama sek a li tentang bahan baku maupun bahan langsung lainnya. Secara terp erin r'i, perhitungan harga pokok untuk setiap jen is produk, ba­ lk aecrjra t o t a l maupun per bal (jS), te r lih a t pada ta bel 14. Untuk memperhitungkan harga pokok produk per d i- 1 *kukan dengan cara sebagai berikut : SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO P I- «<; p» W 1-3 M* O P ct CQ oq 0 OsCOM s•3so O •• VAOO O sO ^ M* p so H uj U) OS SA H • sO Co ,5 Co o O ' U1 H i i « O sO vji H O sO o -r SA >0 ■r O H u> va • o fO Cj -r o O ' S3 • TO O s3 U ) i\) G' rv) f f co -T \) «• «* 4 >« v i cd r h S 3 S 3 £*■ ^ A 00 sO r H O 03 • • METODE PEMBEBANAN BIAYA... vn o CosO -o » O H DIDIK SISWANTORO sa <■# »« -r IV) o ^ o Co Co • s3 O •r On H • • S3 V3 s j CO VA O VA H *4 S ) 00 S 3 sO o Co Co 03 ♦ VA Co H VA CD ON SA sO ro sO « U> s 3 ;d H S3 o N3 CO N3 CO i « vn ro ^0 00 (O s] • Ch s • n3 M # “nQ o 00 £ CO ■r K3 jO lo ro \ fclL H Lo ii (D tJ CD ct P 4 OJ NO .t? o o * H M I\) CO SO • • « JV> ■r VO -S3 VA ON CO JO ON NA S3 sO Co S H H H o VA ro • • £ co t H sO . H s3 0 00 001<£>, 1 1 c■ r • • • • fO VA - r On 00 H o (O sO H • • IV) ■o 00 ^3 1 I * • SO s • jU h IU O ' CosO vO ro - r c o H u> ro & o ^ H VA rosA VA ro O • O s£) ro \> • Co H O U > s O N 3 \ O S j\ r o • 00 • H H OnsOCo \j \ o Co On OOs a v a o H - T - T V n o N O J SO ro oo si s# ■ v s« ^ • • • ■ • • r o c o O QnOnsO ^ -r SA O S] O PO-N3 - T ^ n r o co CO H H O vC oC u S »On*O s«O iOn • • • • v AOnsO -t" on coo oo n3 O S ] j? o NJ ro ^ > >* M »i ^ ^ *J «j 0 \ O d \j \ j t H ^ l\) f ro o rovj O s a .fr rC0ON 0 0 On ■T co m & >ACo O <D H C O | \ ) h ro M HsO ••• jJUJ'vJvO roso Ovc O vji U X O 1 4 U <4 v o -F 4 ^ J H S ] <4 w ••• « • • sO Ctf OnhsOsO COfOO S ] s 3 S ) -OsOsO fO OS 00 >3 O H U i l\) On *-w M* »• < o *d Cxj ft O'Q kj M H* Co fO w ro (0 P» O P 4 lOvQsOsa ■T Nj 5 OOLO 00 bS-ffq SH O Qwp OQ CD(0 O CfNS3 0 savaO fo W # (T9 P t t H3 P M ¥P R* P H * C tJ Uj W o 'CQ M -c + H B w H» a 39 B » pH c+ 05 SKRIPSI *-9 P P CO H* m H ON SO # s3 VA Co si s* vo fo SO H 8 sO ro co % H O S3 « O s3 H ■S Co s3 • SO ON H • 00 ro CO SA H O H • H •r SO O t s 3 ON ON OD 00 sa Co On CO o Co *r • VA ro -F Oo ON s» sO O • 00 ON SO 00 • o CD -r • sO CO 00 <•# sa o t* l OQ H B era CD cn 4 ew s* y uQ w g >W -v OQ ct p hn CO H* o ctP P H “F" Co 00 H i O -r so CO • VA H O so • so sO CO ro ON VA ro On i H VA sO •T so sS VA » sO -r H • SI VA NJl • Co sO s3 Si s3 O CO H H -r ro * sO o ON % S3 H IO s# Co S] i sO ON 1 1 1 CO Co • VA O VA • 1 ON Co H 00 ro VA • y\ ] CO CO vi ■r On S3 r ? «* rs H* 05 H* c t u. a SQ b[ UQ 1 1 I 1 1 1 I c O SO H G • -r « 00 ro VA s« OD S3 VA ro ON ON s# ON SQ o -r Co ro s* ro s3 O VA VA Lo » sO sO O • sO SO sO S» 00 VA 8 sO VA O • Co Co ro s* so O £ ft ro • ON CO S3 • sO sO ON *4 s* 00 Co sO On H ro H i o 00 s3 • Co VA VA CO Co S0 • sO sO 00 • CO s3 ro £ H -r VA i s3 ON oo <# ro o sa s sO ro • ON sa CD » VA ON ro ro -F Co & co ro ON ON CD H u> CO s 3 VA ON s 3 VA O » • i • s 3 O IU o VA CO ro s* s* On sO 00 S3 s o ON oo s 3 H CD ro • 00 H VA si VA ro CO CO Co Co • w O w O tu • • >• CO s3 • SA CC ro • o sO £ ON • -F s3 O H « s« SI s] SA so H • Co CO S3 *d • *s CD o sO ro ro H H CO g ro • VA VA S/I • O » : (t j- B CO o 00 00 ca H W Lo vn rv) H SO ro 15L fNJ Co ii co o oj so u> NJ\ fu • ru oo s CO o ro N) U> ON sn sS k vn a 4 c (D (0 00 Sf ^ 3 SO O ' Co CO CO S3 • •r VA SO H Co ro - r ■p- o • • • s3 On ON ON s a • • • ro O VA sO Os H CO H s« SJ s# Co sO ON VA H sO sO to • • o S3 o H ■r O •+ «« - r CO Co S3 s 3 sO H CD O VA o • ON H ON l\) O IO ro - r • • • • ^3 - r o ro H va sO o O Co CO • • • • sO S3 o ro s 3 Os VA H H VA sO o s# SJ H s a Co SO CO - r ON Co G H VA • -r s3 VA » VA SO H Si so s3 00 VA H • Co sO ro HJ VA -r Co -r • VA ro ON - r • • CD sO sO -r si OO s3 VA ■ r $ £ OO sO • ON SO Os • w O Co s» o Co O ON SO g VA • H ro S3 H SO • w *> (D P 4 o *H — o ' OQ (D z Pi K H H* H* a H* yH *** >— i a OQ OQ OQ a OQ V p H C /3 ct H* D crq h- - T VJ\ s o VO -p" vO CO sO « OJ •o *n] fO Os O ' 00 ^J O S \ £ O p O V A O N 'O O N U ia N u> (O ro o 00 O on H ""O |\) s] vn ro cd VJ\ so \n ON “SO U ) H -S3 vo M CO U) s i Cj -T sj\ l\) O' ON fj Nl • sO ro r Co ON CO 00 N* «* CD • Co so (O O so • • 00 ON On Co sO ro 00 OJ COo ro s a ro s a ->• ^ •S3 OJ I so so IO I CO ** ro H » Co ■r H • £ sa ro ON SO O CO C o • CD I H VA s* ON ro • O u> n3 CO S3 VA -r. • H O 00 • H O • -n3 fO I sO s* H ro ON Oj V Jl VA fo • • i H H "s3 H & NA ^ «• U> SO £ 00 ro CO • H sO oo si H sO 00 S3 1 I I I • s si s j\ si ro ro £ h * CO ro H -r 00 VA s# S3 H sO CO Co O S3 SA • • H on SA so ro sO ro h Os ro sa no lo oo so O sO On CO ON H Co • VA sO O • VJ^ Co H on h • ro IV) CO 00 -pi vj SI ro 00 H SA O SJ ON SA Co NS] H O SO SO s j » • • oo ro & s j O0 S3 on ro Co ro H H SO O S ] f •o S 3 SA M fO H NO OD JO On S3 O -T -r ro co • • • • O 00 VA • ^ ■ r v \ 'O) fv> sO SA O f\? •r ro -r ** j t U» c o f\j CD S 3 Co SO *<] CO Co ^ • Co ON SA ^ L*-> CO S3 so Co • • • ro h h U) • • co s j so sn o i NO . co vo ro -T ■r so ro • • • -r r o s o c o sa co -P"*no o j si ^ s* sM s» • • • ONSA nJ c o o S3 O n h On h H U » U» w -r H u» o u» ,05 UI U SI 00 • • I # SA 00 ON w >3 ON H h ro u> 00VA SO i i • ON ro • s3 o sO ro si ro fo Co s a o o M sa i\ ) # VI u> U> H H ro H H SA -<1 ^ S J U) H O f O ro 00 SO U) -T rv> -F • o ro ^ ^ Oj s0 H so U> H sO C o • u> SA ro s a • • • • • \n 00 h ro SA o 0 > so o H Lo SA SO SA o S 3 CO H (jJ CO S I O sO o -r H •V *J\ r\3' \o o\ *-0 c o U) f nj\ H ro i o H C» f ■T CD H \ ) \J\ 0 \ -S3 O ^ U Vj\ O) ro ro ro oo n ] s i on on O J O N U > * s 3 r O H O J O O O O lO iy 'O f O a ' tn <£ sn sj\ vo »-3 P 01 ft* n tr* (TQ p a ► d OQ (D W 4 g P £3 Otj H P «+ t3j • • • • « • • « P H* S 3 [ O ^ O J I O ( Q O C O P H W *<] Os u> o H* XJ P H P 4 O c D* 0«5 * Oi £ hJ &- H* H* H* H* B tJ OQ 0Q era td f~9 ro o H. O co ro ro o • t • t 0) d- a & HU OQ H* < w O w W S » a w Hts fi »-3 u a • Sd CO ro o tu Cn £ w ON •* CO Os ON H 00 S3 C) t* sO H sO sO Co IO H SA SO H IT OQ (n 6t-' OQ & <+ P H* tt Os On ON sO H H (D ct <D (D ►d P 4 $ > M K H3 0 CO H CO 0 n3 CO cfr. l. o tr- H tb M > K* > g S M HJ ►^ ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 118 - Produk l* s TR = Rn.246.234,48 ( Rp-46- 086f 7 ? ? j l § ) 187,166 - Prodjuk 1 6 's TR = Rp.428.607,88 (RP»616«252.408,05^ t 1.437,8 t - Produk 2 0 's RY = Rp.443.754,38 ( RP»4°«677f 188^68 ) 91,666 t - Produk 2 0' s TR = Rp.443.754,36 ( RPt1*106- ! 6? . 6^1,17 2.289,935 t - Produk 3 0' s TR= Rp.487.409,80 ( RP»1?7»^4?.fJAl*~ ) 282,192 t - Produk 35' s TR= Rp.500.653,36 ( RP‘ 5.,05Qj,§2.1 ,.10 ) 10.088 t - Produk 40 's TR= Rp.522.639,- ( RP•2•? ^?.s,4.58.161j.2i 5.467.365 t - Produk 40' / 2 RY= Rp.624.481,- ( RP»2°6.703.226,58 ^ 331 - Produk 40/2 Produk 45' s TR=Rp.529.532,22 ) t TR= Rpt 558.651,33 ( Rpt ) 1.337 - ) t ( RP«2-382.165.298,10 ^ 4.498,707 t Demikianlah beberapa perhitungan harga pokok dari sepuluh jen is produk ja d i dengan menggunakan metode pembebebanan f u l l co stin g , yaitu dengan membebankan seluruh kora ponen biaya produksi baik biaya produksi yang b e rs ifa t t e tap maupun variabel terhadap produk yang dihasilkan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO IT II SKRIPSI O H • Ul H Ul METODE PEMBEBANAN BIAYA... I vn CO 00 • as Ul H * Ul ro vo • VJl ro ro * o as - OS • 4^ Ul O H as Ul • ro VD 00 *• H Ul U4 ro <* UJ o ro as • CO • -J CO H O • H CO VO VO * CO H as ro • 00 o • ro ro Os <• Ul UJ r\) o as • ui CD CO ro -p* Ul u» CD <• -J OS 00 CO • CO H H 00 • O H Ul • > O ro * H Ul Ul -J H O • ui Ul -4 V>J «*• 1 TO t <7\ •» Os VO 4* H • Ul Ul -J & ro » UJ CO ro • o VD «• 4* o CO Ul 4* O 4* O S ro • \ ro 00 VO • CO • H ro Ul o VO • o H co OS vo 00 CO • ro Ul as • O CD H • Ul -4 o -J 4* * 4* VO CO H O VJl ro Ul • OS o o » H Ul Ul • VD Ul H w H VO H \J1 • VD Ul ro «» VO H vo Ul *• 05 H3 • H O O CO 00 H O H3 pa Ui Ul Ul -• M as V>J vo • Ul ro ro UJ ro H OS Ul 00 • H CO Ul <3 • ro • <t *H ro o o ro CD * H VD • o Os Ul Ul o o • as Ul UJ «* O * H H ^O O Ul o • Ul • ui --3 «• ro O 00 o O vD • co -■4 > *>3 H UJ • H UJ O • VJ1 H O v>) UJ ro • V>J -P-0 ■ Ul Ul as •• -f^ H vo H «• OS OS OS w O ro • Ul • Ul V>J o oo • VJl O --3 • Ul H « -P* UJ -4 <• a> w H OS — CQ t-3 « ro CD * -J O as UJ -4 Ul • UJ 4*. -1^ -4 H <• Ul H • as 00 OS * H On O H H • OD U4 Ul • -4 Ul 4* * 4^ 4^ as a> *• 00 00 H • -4 os Jio • Ul ro «* os CO OS Ul ro VO « • CO 4* Ul Ul • § -4 * CO 00 o ro co «• os 4* o UJ o CD ro VJl ro • • as as VM 00 4^ ro Ul > •• • ro as 4* CO H CO as * -4 ro UJ <• o as • W *d • CO B H o' P CD 4 w o w I > > ffi 0C9O P3 Hd 3 09 o H *d * c+ w H* P c •bi P- H d P m H* O *Xl <H 4 £ o 'J o • Q) CH B c+ 3 a> h 3 CO W td * _p* V>1 -J • w e> as V>1 • k H • 5 CO o 00 •• 3 05 w O OS OS H H 03 -4 «* W »-3 H«* CO H • ui ui Ul UI « Ul o -p* CO -J fU H O O 00 00 0 0 ro ** > -j co • o 00 UJ • -J CO Ul VO U4 ro • ro 00 VD i-3 W m O ro • 4* Ch 03 vD 00 ro UJ O * H UD vD OS ui J • vo v£> • VJl 00 H • UJ ro Ul «• VO H vD ro ro CO ro «» W H3 CO o Ul • os • UJ • Ul Ul VD • vD \D O O UJ CO o ro CO H • vo ro vo • Ul vn H • O Ul • •iN. as -4 «• Ul OS Ul -• CO -p* o -a • u> ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PWRIIITUiraAIT HARGA POKOK TAHUN 19 22 DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V KBSIKPQLAN DAN SARA1I ^>.1. Kesimpulan Setelah penulis raenguraikan pcmbahasan sep erti dala/u bab IV di muka, maka dengan demikian hipotesa kerja telah d iu ji dan tem yata terbukti dengan benar dan penu l i s memberikan kesimpulan sebagai berikut : - Penentuan harga pokok produk dengan metode f u l l - costin g adalah konsep yang membebankan semua unsur biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya vari abel, kedalam harga pokok produk. Dengan demikian mf:nurut konsep in i unsur-unaur biaya produksi meli puti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya over head pabrik* - Metode yang dijalankan oleh perusahaan adalah meto de f u l l co stin g . Metode f u l l costin g yang dimaksud di s in i adalah penentuan harga pokok produk yang membebankan semua biaya yang te r ja d i di perusahaan baik yang berhubungan dengan proses produksi ataupun tidak. Atau dengan kata lain pembebanan biaya tersebut m eliputi biaya produksi sebagai unsur har ga pokok produk, serta biaya umum dan administrasi 120 SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 121 keuangan dan biaya penjualan yang sebenamya bukan merupakan, unsur biaya produksi. Sebagai akibatnya harga pokok produk yang dihasilkan menjadi tidak- tepat karena d in ila i te rla lu tin g g i. * Karena selain biaya bahan baku dan biaya bahan langsung lainnya raasuk kedalara perkiraan biaya overhead pabrik, maka dengan sendirinya di dalam perusahaan tersebut tidak ada perkiraan biaya tena ga k erja langsung te r s e n d ir i. Hal in i disebabkan g a ji dan upah yang diterima karyawan dibayarkan se cara tetap setiap bulan, sehingga perusahaan menganggap biaya tenaga k erja adalah merupakan biaya teta p, sehingga termasuk sebagai biaya overhead pa b rik . 5*2. Saran * Agar harga pokok produk tidak d in ila i te r la lu tin g g i, maka sebaiknya diadakan pemisahan biaya- biaya yang ter^adi di perusahaan, kedalam dua macam k la s ifik a s i biaya yaitu biaya umum dan adm inistrasi keuangan yang nantinya akan menjadi beban r u g i-la ba serta biaya produksi yang merupakan komponen - harga pokok produk yang dihasilkan. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 122 - Hendaknya pemisahan biaya tersebut diperhitungkan menurut sesuatu yang relevan dengan biaya-biaya tersebu t. Untuk itu penulis meroberikan saran seba gai berikut : Pemisahan biaya yang berdasarkan d is tr ib u s i biaya sep erti pada ta b el 8 adalah t e r d ir i dari biaya premium, biaya g a ji, upah, honorarium, lembur,bia ya umum in s id e n t il, biaya penyusutan dan pemeliha raan in s ta la s i, biaya penyusutan dan pemeliharaan inventaris, biaya penyusutan aktiva immaterial , biaya pemeliharaan dan asuransi kebakaran kendara an, Pemisahan biaya berdasarkan prosentase ;jumlah kar yawan m eliputi biaya pengobatan, tunjangan transpor, perangsang tahunan, biaya pakaian dinas, rnakan/minum, emulumen, c u ti, pesangon, asuransi kar yawan dan biaya karyawan lainnya. Untuk pemisahan biaya yang berdasarkan luas lan t a i atau luas bangunan t e r d ir i atas biaya pajak yaitu Ipeda dan Ireda, biaya penyusutan dan peme­ liharaan emplasemen kecuali lapangan olah ra^a dan biaya asuransi kebakaran bangunan, Biaya penyusutan bangunan aebaiknya dipisahkan me nurut harga perolehan masine-masing bangunan yjai^ ada. SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 123 Bagi biaya umum berkala yang dalara hal in i adalah biaya a la t t u lis dan cetakan, sebaiknya dipisah kan menurut jumlah pemakaian untuk tia p -tia p de pertemen. Sedangkan pemisahan biaya pajak kekayaan lebih tepat apabila berdasarkan pada n ila i ak­ tiv a tetap di masing-masing bagian/departemen. Untuk biaya pemeliharaan bangunan sebaiknya d ip isahkan menurut perhitungan yang telah ada sep erti pada ta b el 7 yang la lu . - Biaya penjualan yang adaf sebaiknya dibuatkan per kirakan te rse n d iri yaitu perkiraan biaya penjual­ an. Nantinya biaya in i bersama dengan biaya umum dan adm inistrasi keuangan menjadi beban rugi laba dan bukan menjadi beban biaya produksi. MIL** SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR BUKU Blocker, John G., and W, KeithWeltmer, Cost Accounting, the Me Graw H ill Book Company , In c. New York 1954. Katz, Adolph, and Milton P. Usry, Cost Accounting Plan nlng and C ontrol, Seventh E dition, South-Western l*u b lish in g Co, Cincinnati Ohio, 1980, frulyadi, Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengen dalian M aya, fedisi Xe T iga . feglan Penerbitan ffakultas Ekonomi U niversitas Gajah Mada, Yogyakarta,1981# RA. Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendali Biaya Serta Data Relevan untuk Fembuatan Keputusan. EdiBi "^erEama, Bagian Fenerbitan_!Pakuitas^ Ekonomi "Uni v ersita s Gajah Mada, Yogyakarta, 1982* SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO