Daily Fresh Juice

advertisement
Kegiatan Rutin DOJCC Bali
(Untuk Umum)
Setiap Minggu I dan III di Aula SMI Pk 11.30
Setiap Minggu II Home Gathering Pk 11.30
terbagi menjadi 2 yaitu :
Family & Youth Gathering di Rumah Anggota DOJ
Sabtu ke IV Celebration Meal Pk 18.30 wita
di salah satu rumah anggota
Bulan Juni 2017 Holiday Season!
Komunitas DOJCC Libur Kegiatan 1 bulan
Bulan Juli 2017
2 Juli 2017 Gathering DOJCC
9 Juli 2017 Gathering DOJCC
bersama Team Australia
14-16 Juli Retret di Tegaljaya
Pelayanan Liturgi di Gereja FX Kuta
Minggu 4 Juni 2017 Koor Misa Pentakosta Pk 18.00
Minggu 2 Juli 2017 Koor Misa Bahasa Inggris Pk 18.00
Minggu 23 Juli 2017 Pelayanan Tatib Pk 18.00
Minggu 6 Agustus 2017 Koor Bahasa Inggris Pk 18.00
Minggu 20 Agustus 2017 Pelayanan Tatib
Mau Ikutan kegiatan DOJCC ?
Hubungi WA : 081 5573 4415
www.DOJCC.com
PROGRES PEMBANGUNAN
Rumah Pelangi Kasih Bali
oleh DOJCC Bali
Terimakasih untuk sumbangan
para donatur.
Persembahan kasih
untuk pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga - Bali
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Gathering DOJCC
Bulan Mei 2017
Ziarah DOJCC “Bunda Maria”
7 Mei 2017 Cemagi - Tuka
Doa bersama sebelum berangkat
bersama Rm Agustinus Sugiyarto
Doa bersama sebelum berangkat
bersama Rm Agustinus Sugiyarto
depan Goa Maria Gereja FX
Ziarah DOJCC “Bunda Maria”
7 Mei 2017 Cemagi - Tuka
Pelayanan Koor di Gereja FX
Bulan April 2017
Pelayanan Tatib di Gereja FX
Bulan 13 Mei 2017
Pelayanan Koor di Gereja FX
21 Mei 2017
Retret Komunitas DOJCC
bersama Rm Vincent Widi, MGL
27-28 Mei 2017 di Rumah Khalwat Tegaljaya
Retret Komunitas DOJCC
bersama Rm Vincent Widi, MGL
27-28 Mei 2017 di Rumah Khalwat Tegaljaya
Retret Komunitas DOJCC
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (081 5573 4415)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator:
RD. Hady Setiawan
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Layout Design : Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL,
Jeff, Rm Wenz MGL,
Rm. David MGL, Alin, Yudi, Betty,
Pras, Yustina, Rita, Lia, Siska,
Daniel, Lita, Herman, Christ
Br. Martin MGL. Desy, Ratih,
Vanessa, Flo, Lita, Rosa, Hilda,
Birendra, Maurits, Santo,
Tina Bone
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga. Sumbangan dapat
disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
081 5573 4415 untuk
konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Salam sejahtera bagi semua.
Puji Tuhan kita dapat bertemu kembali
dalam keadaan yang baik. Kasih karunia
Allah selalu melingkupi kita semua.
Di bulan ini bacaan dan renungan berkisar
tentang kasih dan pengampunan.
Banyak yang mengatakan mengampuni
itu sulit sekali. Bagaimana saya bisa
mengampuni kalau harus selalu melihat
muka orang yang menyebalkan?
Bagaimana bisa mengampuni kalau dia
tidak meminta maaf? Bagaimana bisa
melupakan kejadian yang membuat
saya terluka?
Sulit memang, tetapi dalam hidup
selalu ada pilihan. Mana yang akan
kita pilih akan mempengaruhi segala
aspek kehidupan kita. Pilihan untuk
mengampuni dan mengasihi sangat
sulit dilakukan, tetapi itulah yang ingin
Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Mengasihi sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri dan mengampuni karena
Tuhan pun akan atau telah mengampuni
kita. Sepertinya mustahil untuk bisa kita
lakukan. Tetapi kita punya Tuhan dan Roh
Kudus yang tercurah saat Pentakosta ini
akan memberikan kekuatan bagi kita.
Akan mengajarkan segala yang baik
dan bijak dalam hidup kita asal kita mau
terbuka dan menerimaNya.
Semoga kita selalu diberkati Tuhan
Salam Fresh Juice
Nathasa
Pemimpin Redaksi
Fresh Juice
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Bersatu dengan Yesus dan Bapa
Peringatan Wajib St. Yustinus
Kis.22:30, 23:6-11;
Mzm.16:1-2a, 5,7-8, 9-10,11;
Yoh.17:20-26.
Kamis 1 Juni 2017
Yoh 17:21:”supaya mereka semua menjadi
satu, samaseperti Engkau, ya Bapa, di dalam
Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga
di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Dalam injil hari ini Yesus mengajarkan kepada kita tentang persatuan-Nya dengan
Allah Bapa, yaitu bahwa Ia dan Bapa adalah satu, Allah Bapa di dalam Dia dan Dia
di dalam Bapa dan betapa Dia juga menginginkan agar umat pilihanNya juga dapat
senantiasa bersatu bersamaNya dan bersama Bapa.
Karena Yesus dan Bapa adalah satu maka segala yang dilaksanakan Yesus dalam
hidupNya berasal dari Bapa. Yesus berdoa kepada BapaNya semasa hidupNya di
dunia ini untuk menyatakan bahwa Ia juga seratus persen manusia seperti kita ,Yesus
juga mengalami pencobaan (setelah berpuasa 40 hari), takut ( ketika berdoa di Taman
Getsemani) namun pada waktu yang bersamaan Yesus juga menunjukan ke IlahianNya
dengan menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, membangkitan orang mati,
bahkan ketika berada diatas kayu salib dengan segala penderitaanNya yang amat
sangat Dia masih memikirkan umat manusia dengan memohonkan pengampunan
kepada Bapa bagi kita semua karena kita tidak tahu apa yang kita perbuat. Hanya
Tuhan sendiri yang mampu melakukan hal ini, yang dalam kesengsaraanNya yang
amat sangat masih memikirkan umat kesayanganNya.
Didalam doaNya, Yesus juga ingin agar kita umatNya dapat menjadi satu agar kita juga
dapat berada didalamNya. Tuhan memiliki segalanya karena Dialah yang menciptakan
segalaNya. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia memberikan pada manusia itu
kehendak bebas. Dengan kehendak bebas itu manusia cenderung untuk melakukan
dosa. Tuhan itu kudus tampa dosa. Jadi supaya kita dapat menyenangkan hati Yesus
untuk dapat selalu bersatu bersamaNya, kita hendaknya melepaskan kehendak
bebas kita seperti Bunda Maria yang berkata:” Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku
menurut kehendakMU”. Atau seperti Yesus di Taman Getsemani :” Ya Bapa-ku, jikalau
sekiranya mungkin biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Hanya dengan
melepaskan kehendak bebas kita dapat sungguh bersatu dengan Yesus dan Bapa
seperti yang dikehendaki oleh Yesus dalam doanya.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Menjadi Gembala untuk Domba- Domba Yesus
Jumat 2 Juni 2017
Yoh 21:15 “Gembalakanlah
domba-domba-KU”.
Marselinus dan Petrus, Yohanes
Baptista Skalabrini,
Kis. 25:13-21;
Mzm. 103:1-2, 11-12, 19-20ab;
Yoh. 21:15-19
Waktu membaca Injil ini, saya berpikir cukup panjang untuk menulis renungan harian
kali ini. Jujur, bagi saya Injil ini agak berat. Berat karena saya merasa, saya belum pantas
menjadi seorang gembala untuk domba-domba Yesus.
Saya merasa bahwa saya masih banyak berkekurangan dan masih banyak kelemahan.
Saya belum bisa menuntun orang-orang lain lebih dekat dengan Tuhan karena saya
merasa saya sendiri masih belum berada di tahap yang sempurna. Tapi setelah saya
membaca Injil ini berkali-kali, saya merasa bahwa Yesus mau mengajak kita semua
yang percaya kepada-Nya untuk menjadi gembala-Nya, walaupun kita sendiri merasa
bahwa kita masih jauh dari sempurna.
Di mata Tuhan Yesus, kita semua adalah anak-anakNya yang Ia kasihi, dan jika kita
mengasihani-Nya, kita telah diundang untuk menjadi gembala-Nya.
Menjadi gembala untuk domba-domba Yesus memang bukan hal yang paling
gampang. Tidak ada guidelines, atau peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk
bagaimana menjadi gembala. Ditambah lagi ketika kita menjadi gembala, kita akan
menjadi contoh, atau teladan dari domba-domba yang kita gembalakan.
Sering kali kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan. Untuk pekerjaan, untuk
kesehatan, untuk keluarga, untuk hubungan antara teman atau pasangan, untuk
kenaikan jabatan, dan masih banyak lagi. Ketika doa kita terkabulkan, kita merasa
sangat gembira dan sangat terberkati. Tapi pernahkah kita berpikir, apa yang Yesus
minta dari kita? Yesus selalu memberi untuk kita, kenapa kita tidak bisa memberi juga
untuk Yesus? Apakah kita sudah memberikan usaha kita yang terbaik untuk-Nya?
Yesus telah memberikan banyak untuk kita. Marilah kita saling belajar dari satu sama
lain untuk menjadi gembala yang baik yang bisa menuntun domba-domba Yesus untuk
mengikuti Yesus, Sang Jalan Kebenaran.
God Bless,
Vanessa
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kematian bukanlah urusanmu
Peringatan Wajib
St Karolus Lwanga dkk
Kis. 28:16-20,30-31;
Mzm. 11:4,5,7;
Yoh. 21:20-25
Sabtu 3 Juni 2017
Yoh 21:22 “Jikalau Aku menghendaki
supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang, itu bukan urusanmu. Tetapi
engkau, ikulah Aku”
Tiga bulan yang lalu terasa begitu panjang bagi saya. Kekasih saya divonis dokter
menderita batu empedu atau istilah sederhananya ya ada batu di dalam kantong
empedunya. Tidak ada solusi pengobatan lain yang dianjurkan Dokter saat itu selain
operasi pengangkatan kantong empedunya yang artinya kekasih saya akan hidup
tanpa kantong empedu sepanjang hidupnya. Terdengar mengerikan bagi saya
waktu itu. Bagaimana seorang bisa hidup tanpa sebuah kantong empedu? Akhirnya
tiba saatnya dioperasi. Operasinya berjalan dengan lancar dan ia sudah terlihat jauh
lebih baik tidak ada lagi keluhan sakit yang biasa ia ucapkan. Namun belum genap
seminggu semua badannya terlihat kuning menyerupai orang yang menderita liver.
Emergency kedua terjadi. Setelah diperiksa ternyata masih ada batu yang tersangkut di
saluran empedunya. Jalan pengobatan satu-satunya adalah dengan jalan operasi lagi
mengangkat batu yang ada di saluran empedunya dengan resiko saluran empedunya
harus dipotong. Lumayan membuat saya syok waktu itu karena saya baru melihat
operasi 2x yang dilakukan sebelum genap 2 minggu pasca operasi pertama. Untung
banyak dukungan doa dari teman-teman dan kekuarga sehingga operasi kedua
ini berjalan dengan lancar dan kondisi kekasih saya jauh lebih baik. Namun genap
sebulan masa pemulihan pasca operasi Ke-2 lagi-lagi kekasih saya mengalami sakit.
Emergency ketiga terjadi lagi dan setelah diperiksa ternyata masih ada 1 batu lagi di
sebuah saluran yang namanya saluran bersama dan tidak ada jalan lain selain harus
operasi lagi. Dan ya untuk ketiga kalinya kekasih saya dioperasi.
Sebagai manusia biasa bayang-bayang takut kehilangan kekasih saya sempat
terbayang saat akan operasi ketiga. Untuk pertama kalinya saya benar-benar merasa
takut akan kematian. Walau banyak peneguhan yang datang dari keluarga dan temanteman, tetap ada saat saat dimana waktu itu saya benar-benar merasa down. Namun
Puji Tuhan, masa masa itu terlewati dan sekarang kekasih saya sudah lumayan pulih dan
bisa kembali bekerja. Memang benar kematian bukanlah urusan kita. Dan bacaan hari
ini Yesus ingin menegaskan kepada kita bahwa masa kematian seseorang bukanlah
urusan kita sebagai seorang manusia. Kematian di tangan Tuhan. Oleh karena itu akan
lebih baik jika kita selalu berserah dan memasrahkan hidup kita kepada Tuhan kita di
surga karena mati dan hidup manusia di Tangan Tuhan.
FLO
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0815573 4415
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Hadiah Roh Kudus
Minggu 4 Juni 2017
Yoh. 20:22, Dan sesudah berkata
demikian, Ia mengembusi mereka dan
berkata, “Terimalah Roh Kudus.”
Hari Raya Pentakosta
Kis. 2:1-11;
Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34;
1Kor. 12:3b-7,12-13;
Yoh. 20:19-23
Lima puluh hari setelah kita merayakan Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan
kita Yesus Kristus, akhirnya Yesus memenuhi janjiNya dengan mengutus Roh
Kudus, Sang Penghibur, Sang Penolong untuk menyertai kita, gerejaNya dengan
menghembusi kita dengan RohNya sendiri, “Terimalah Roh Kudus”.
Inilah hari Raya Pentakosta yang sering disebut sebagai hari kelahiran Gereja
Kudus. Kalau gereja lahir pada hari Raya Pentakosta, maka hari ini adalah hari
ulang tahun Gereja. Kalau gereja berulang tahun, apakah hadiahnya? Tentu
saja ROH KUDUS. Kita adalah anggota Gereja, jadi kitalah yang menerima
hadiahnya. Anda mau menerima Roh Kudus?
Tentu saja kita sudah menerima Roh Kudus ketika kita dibaptis entah itu waktu
masih bayi maupun ketika kita dibaptis dewasa. Ketika kita dibaptis ada katakata yang diucapkan yakni “Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, dan
Putera dan ROH KUDUS.” Lalu mengapa kita harus terus membutuhkan Roh
Kudus?
Kita adalah manusia yang lemah yang masih berdarah daging. Dengan
kata lain, kedagingan kita masihlah sangat lekat di dalam hidup kita seperti
kata Santo Paulus. Karena kuasa dan godaan kedagingan kita begitu kuat,
kita minta Roh Kudus menuntun hidup kita supaya kita hidup menurut Roh dan
bukan mengikuti kedagingan kita atau nafsu-nafsu kita. Maka dari itulah kita
membutuhkan Roh Kudus sebagai penolong kita.
Para murid pun yang bersama dengan Yesus selama tiga tahun butuh Roh Kudus
setelah Yesus terangkat ke surga. Yesus tidak menginginkan para muridnya
seperti yatim piatu tetapi memberikan RohNya sendiri untuk menggerakkan
gereja yang sudah diawali oleh sang murid Petrus.
Maka marilah kita menerima hadiah Roh Kudus yang Tuhan berikan kepada
kita. Sesudah menerima biarkanlah Dia bekerja untuk mendampingi dan
membimbing hidup kita. Veni creator Spiritus, Datanglah Roh Kudus….
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Allah Maha Sabar
Peringatan Wajib St. Bonifasius
Tob. 1:1a,2a,3; 2:1b-8;
Mzm. 112:1-2,3-4,5-6;
Mrk. 12:1-12
Senin 5 Juni 2017
Mrk 12:12 Lalu mereka berusaha untuk
menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa
merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan
perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang
banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Perumpamaan pada bacaan hari ini mengungkapkan kasih Allah Yang Maha
sabar, yang dengan berbagai macam cara berusaha menyapa manusia
supaya datang kepada-Nya dan dengan sabar menantikan jawaban dari kita
semua. Disini yang dimaksud pertama-tama adalah orang Israel yang telah
dipilih oleh Allah, tetapi kemudian juga kita semua, khususnya yang percaya
kepada Tuhan.
Para hamba ialah para nabi yang diutus Allah mendahului Tuhan Yesus,
Putra yang tunggal. Pesan mereka diabaikan dan banyak dari mereka yang
dianiaya, bahkan ada yang dibunuh. Akhirnya Tuhan mengutus Putra-Nya
sendiri yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tanda kasih-Nya yang tidak terbatas.
Namun kedatangan Tuhan Yesus ditolak juga, walaupun dengan berbagai
macam cara Yesus telah menyatakan kerahiman dan kasih Allah lewat
pewartaan dan pelayananNya. Yesus datang pada milik-Nya, pada kebun
anggur-Nya, tetapi justru Ia ditolak, dibuang bahkan dibunuh. Kita adalah
penggarap, yang perlu bertanggung jawab atas rahmat, bakat, berkat, dan
misi yang Tuhan percayakan pada kita. Janganlah kita menjadi penggarap
yang jahat.
Melalui bacaan hari ini, kita juga diteguhkan lewat sikap Tuhan Yesus bahwa
ada saat dimana kita merasa segala kebaikan yang kita lakukan, ketaatan
pada Allah, kejujuran dan lain-lain seolah-olah akan berakhir dengan sia-sia.
Marilah kita menteladani Tuhan Yesus sendiri yang selalu setia dan menunggu
dengan sabar untuk selalu memberikan yang terbaik kepada kita.
Marilah kita berdoa. Ya Tuhan, jauhkanlah kami dari segala ketamakan dan
berilah kami keberanian untuk mencari lebih dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya. Amin.
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Selasa 6 Juni 2017
Menjadi bijaksana dimata Allah dan dunia
Mrk : 12:17 “ Berikanlah kepada
kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada kaisar dan kepada Allah apa yang
wajib kamu berikan kepada Allah !”
Peringatan St Nobertus
Tob. 2:9-14;
Mzm. 112:1-2,7bc-8,9;
Mrk. 12:13-17
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dijaman yang semakin
modern ini kita sangat mudah bertindak seperti orang-orang farisi yang
dengan mudah mencari- cari kesalahan orang lain.
Khususnya di Negara Indonesia, tentunya kita masih ingat dengan
PILKADA tahun ini. Dimana masih banyak sejumlah orang yang senantiasa
menjerat atau mencari kesalahan orang lain demi kepentingan pribadi
atau kelompok tertentu. Seperti yang dialami oleh Bapak Basuki Purnama
atau sering dikenal dengan Ahok. Ini mau menunjukkan kepada kita
betapa lemahnya iman kita.
Pada bacaan hari ini Tuhan Yesus mau menunjukkkan kepada kita betapa
pentingnya kebijaksanaan dan kejujuran di mata Allah. Tetapi sangatlah
berbeda dimata dunia, karena manusia begitu ego sehingga manusia
sering jatuh kedalam dosa. Dosa inilah yang membuat manusia sangat
jauh dari rencana dan kehendak Allah. Lalu bagaimana dengan kita,
yang menamakan diri sebagai orang Kristen pengikut Kristus?
Apakah kita mau berkata dan bertindak di dalam kebernaran dan
kejujuran atau kita malu dan takut karena dianggap sebagai orang yang
sok suci dimata dunia, dimana hanya ada kemunafikan, kebencian, iri
hati ataupun keserakahan. Olen harena itu marilah kita semua bersamasama belajar dari bacaan hari ini, agar kejujuran kebenaran dapat
ditegakkan dan dirasakan olen semua manusia. Khususnya dinegara kita
Indonesia.
Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kita Hidup karena Allah yang Hidup!
Ana dari St. Bartolomeus
Tob. 3:1-11a,16-17a;
Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9;
Mrk. 12:18-27.
Rabu 7 Juni 2017
Mrk. 12:27“Allah bukanlah Allah
orang mati, melainkan
Allah orang hidup.”
Hidup di dunia ini penuh liku-liku. Mengapa seorang janda seperti Sarah di kitab Tobit
hari ini bisa kehilangan tidak hanya satu tetapi tujuh suaminya yang mati tiba-tiba
sebelum mereka bisa punya keturunan untuk mengurus dirinya. Ini misteri penderitaan
yang hanya Tuhan yang bisa secara adil dan bijaksana menjawab. Tetapi Tuhan
menjawab dan mengabulkan doa Tobit, juga doa anaknya Tobias dan Sarah saat
mereka menikah, sehingga Tobias tidak binasa.
Penderitaan didunia sepertinya tampak tidak adil. Orang yang baik terus menerus
menderita, dan orang yang jahat bersenang-senang. Ini hanya bisa dimengerti kalau
kita menaruh harapan kepada kehidupan kekal yang abadi disurga. Harapan inilah
yang dimiliki dan diekspresikan dalam doa Tobit, Tobias dan Sarah, yang terus memuji
dan menaruh harapan kepada Tuhan. Mereka tidak kehilangan imannya (walaupun
mungkin tergoncang), iman yang percaya bahwa Tuhan itu maha baik dan penyayang.
Saya teringat teman dekat saya yang mencoba bunuh diri tapi gagal karena sebelum
dia menggantung diri, dia berdoa mohon bantuan Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
menyerahkan hidupnya. Doanya dikabulkan dan percobaan gantung diri gagal
karena tiangnya patah. Sarah, istri Tobit juga berniat gantung diri tetapi saat memikirkan
nasib ayahnya berkata dalam hatinya,“…Niscaya karena sedihnya, ayahku yang
lanjut umur ini akan mati (karena akan kehilangan putri tunggal kesayangannya). Lebih
baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati
saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku.” Iapun menadahkan
tangannya sambil menyembah Tuhan, “Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang.” (Tob.
3:10-11).
Percaya kepada Allah yang baik dan penyayang berarti percaya bahwa kita akan
diselamatkan dan akan menikmati kehidupan dan kebangkitan dari kematian dan alam
maut. Ini tidak hanya keadilan tetapi kemurahan hati yang Tuhan tawarkan kepada
mereka yang percaya. Penderitaan yang hanya sekejap dibalas dengan kebahagiaan
yang kekal.
Inilah yang Tuhan Yesus tekankan hari ini. Dia mentah-mentah menyatakan bahwa
pandangan orang Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan hidup itu salah dan
sungguh sesat. Mari kita mohon agar iman kita akan kebangkitan badan dan kehidupan
kekal selalu ditegarkan, sehingga kita tidak menjadi putus asa saat penderitaan tiba,
tetapi dipenuhi dengan harapan kehidupan yang kekal bahagia, karena Allah kita
adalah Allah yang hidup.
Rm David Lemewu, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Sabar itu Selamat
Kamis 8 Juni 2017
Mrk. 12:34 “Engkau tidak
jauh dari Kerajaan Allah!”
St. Maria Droste du Vischering (St.
Mary of the Divine Heart) – Santa
Maria dari Hati Ilahi
Tob. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9;
Mzm. 128:1-2,3,4-5;
Mrk. 12:28b-34
Pembaca Fresh Juice yang setia,
Hari ini firman Allah berbicara tentang keutamaan hukum yang harus kita laksanakan. Yaitu
bahwa hanya ada satu Allah yang esa dan Allah memerintahkan agar kita mengasihi dia
dengan segenap kekuatan kita.
Saudara sekalian sejatinya mengasihi Allah dengan segenap kekuatan bukanlah hal
yang mudah jika kita tidak dipimpin oleh Roh Allah sendiri. Maka kelekatan kita dengan
Roh Kudus adalah suatu hal mutlak jika ingin sungguh-sungguh melaksanakan perintah
Allah ini. Mencintai dengan segenap kekuatan artinya adalah cinta yang tak lekang oleh
waktu dan kondisi apa pun. Siang, malam, pagi, petang, saat susah dan senang, untuk
yang kaya dan yang miskin. Aah, jadi terkenang indahnya janji perkawinan. Memang
sesungguhnyalah, Allah ingin kita senantiasa menjadi mempelainya yang tak pernah henti
jatuh cinta padanya.
Seringkali ke-Allah-an-Nya bukan hanya kita jumpai dalam misa kudus atau doa-doa kita.
Namun Allah justru tampak dalam sosok kehidupan yang kita jumpai dalam diri pasangan
kita, anak-anak, para pegawai kita, tetangga kita, para pengemis di jalan, teman selingkungan dan sekomunitas kita. Itulah Allah yang tampak. Maka tidak jarang kita merasa
kesulitan mencintai Allah, ketika orang-orang itu melakukan hal-hal yang menyakiti hati
kita, kita jatuh dalam rasa kebencian. Kasih akan Allah menjadi kabur jika kita tidak lagi
melihat Allah yang ada di dalam sesama kita.
Apa sesungguhnya alasan sehingga kita patut mengasihi Allah yang benar? Tidak lain
adalah karena Allah telah lebih dulu mengasihi kita, lebih daripada siapa pun, dialah
satu-satunya yang mengorbankan dirinya dengan segenap jiwa dan raganya demi
keselamatan kita. Hanya Dia! Maka karena itu pulalah kita patut hanya menyembah Dia
dan Dia saja.
Saudara, St. Maria dari Hati Ilahi adalah seorang Suster yang amat mencintai hati Yesus.
Jiwanya tertambat pada Hati Yesus yang Maha Kudus. Beliau telah menyampaikan pesan
yang diterimanya dari Kristus sendiri kepada Paus Leo ke-13 untuk mempersembahkan
seluruh dunia kepada Hati Ilahi Tuhan Yesus, Hati Yesus yang Maha Kudus. Meski Yang
Mulia Bapa Suci awalnya tidak berkenan melakukannya, Yesus sendiri meyakinkannya
bahwa Bapa Suci akan tetap hidup dan diselamatkan dari sakitnya hingga Beliau boleh
menyampaikan kepada segenap umat untuk mempersembahkan Jumat Pertama pada
setiap bulan bagi hati terkudus Tuhan Yesus di dalam Misa Kudus dan Pentahtaan Sakramen
Maha Kudus. Semoga kesaksian hidup Santa Maria dari Hati Ilahi menjadikan kita semakin
mengasihi Hati Yesus yang Maha Kudus dan semakin bergiat hadir dalam penyembahan
kepada Hati Yesus yang Maha Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan. Amin.
Tina Bone Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Menunggu JawabanNya
Jumat 9 Juni 2017
Mrk 12:37 Orang yang besar
St Efrem, Yosef de Anchieta
Tob 11: 5-17;
Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10;
Mrk 12:35-37
jumlahnya mendengarkan Yesus
dengan penuh minat
Saya membayangkan apabila pada saat itu saya ada dalam kerumunan orang
sangat banyak dan dalam posisi yang sama menerima pertanyaan dari Yesus,
mungkin saya akan mengalami hal yang sama yaitu tidak mengerti ataupun
tidak mampu menjawabnya. Injil hari ini Yesus tidak memberikan jawaban atas
pertanyaanNya. Murid-murid Yesus yang sudah begitu dekatnyapun kadang
tidak mengerti apa yang ditanyakan olehNya.
Dalam kenyataan hidup ini, banyak dari kita mengalami kejadian dan
peristiwa yang sepertinya Tuhan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
susah dijawab.
Kita sudah berjalan bersama Yesus, mengimaniNya, membaca firmanNya
tidak menjamin bahwa kita mengerti, menjawab dan melakukan seperti
kehendakNya,
Sadar atau tidak sadar sekarang ini kita sudah menjadi bagian dari dunia
yang instan yang segalanya harus dibuat dan diproses secara cepat. Apa
yang kita terima, kita alami, kita rasakan semuanya harus kita respon dan
bereaksi dengan cepat pula. Mungkin kalau ada pertanyaan dan keinginan
kita untuk Tuhan, kitapun minta supaya Tuhan bisa cepat menjawab dan
mengabulkannya.
Yesus tidak membutuhkan jawaban kita yang cepat, Yesus memberikan waktu
yang cukup untuk kita dapat menjawab tidak dengan terburu-buru, tidak
dengan emosi.
Yaitu waktu dimana kita bisa lakukan untuk permenungan, membuka hati kita
lebih luas dan juga kerendahan hati yang lebih dalam secara pribadi yang
berujung dan tertuju pada kesatuan dengan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Setidaknya dalam kondisi mendesak, kita telah mengambil waktu sejenak
bersama Tuhan untuk bisa ikut dalam keputusan yang akan kita ambil agar
sesuai dengan rencanaNya.
Amin
Birendra
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Sabtu 10 Juni 2017
Tob. 12: 1,5-15,20;
MT Tob. 13:2,6,7,8;
Mrk. 12:38-44,
Memberi disaat kurang
Mrk 13:44 Sebab mereka semua
memberi dari kelimpahan, tetapi janda ini
memberi dari kekurangannya, semua yang
ada padanya yaitu seluruh nafkahnya.
Pernah suatu waktu, gereja kami di datangi kelompok koor dari ruteng. Mereka akan
mengikuti international choir di bali. Saat itu saya duduk di bangku tengah, mula-mula
tidak menyadari waktu mereka naik untuk mempersembahkan lagu. Saat menyanyi, wow,
suaranya harmonis bagus. Ngga heran lah ya, mau ikut lomba international begitu pikir
saya. Diakhir lagu baru saya sadari, saat romo memperkenalkan, para penyanyi nya. Anak
anak kecil, yang ternyata semua tuna netra. Kepala saya langsung tengadah ingin melihat
langsung wajah wajah kecil itu. Saya melihat bagaimana mereka turun dari altar dengan
memegang tangan yang didepan mereka. Berjalan saling menuntun. Saya tersentuh,
bagaimana mereka bisa berlatih menyanyi dengan keterbatasan seperti itu ? Bagaimana
mereka bisa pandai mengatur keharmonisan saat menyanyi? Teringat pula, saat saat
komunitas kami yang latihan koor. Kami semua tidak ada yang memiliki keterbatasan
penglihatan, yang kami miliki adalah keterbatasan kemauan untuk berlatih hahahaaa, tapi
meski kami bisa melihat tanpa hambatan, untuk berlatih menjadi seperti itu, rasanya sulit
sekali.
Orang yang mengalami kesulitan hidup tetapi tetap memuliakan Tuhan, tentulah memiliki
nilai lebih dibanding yang baik baik saja. Sama seperti anak anak tuna netra tersebut
yang mampu menyanyi dengan baik, bila dibandingkan anak anak tanpa kekurangan
fisik, tentulah kita akan lebih kagum kepada anak anak tuna netra. Mereka luar biasa.
Memberi disaat kita sendiri kekurangan, tentulah nilainya lebih plus dibanding memberi
saat kita kelimpahan, itu sudah sewajarnya. Pernah awal saya memulai usaha, pendapatan
bulan itu hanya 2 juta, lalu ada teman yang sakit, saat itu yang terpikir, memberi bantuan,
berarti saya akan minus, aduh Tuhan, bagaimana ini? Coba kasih saya omset lebih banyak
lagi, hahahaha (modus). Saat itu saya berkata dalam hati, ya sudah lah, uang bisa kita cari
lagi, korek celengan saja dulu. Saya percaya saat saya mau memberi di moment moment
tersusah hidup inilah, Tuhan akan mencatatnya dengan tinta emas.
Nah, bagaimana dengan anda? Sudah kah dalam hidup ini memberi bagi kemuliaan
Tuhan meski memiliki keterbatasan?
Tuhan memberkati…
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Darimana Anda tahu Tuhan itu baik?
Hari Raya
Tritunggal Mahakudus
Kel. 34:4b-6,8-9;
2Kor. 13:11-13;
Yoh. 3:16-18
Minggu 11 Juni 2017
Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal
Yoh.3:16
Dari mana kita tahu bahwa Allah itu Mahabaik? Coba Anda tanyakan ini pada teman Anda;
pada pasangan Anda; pada murid-murid Anda; pada orang tua Anda; pada anak-anak
Anda; atau bahkan pada pembimbing rohani Anda. Jawaban yang diberikan memang
beragam tetapi pasti berputar-putar di sekitar pernyataan seperti masih bernafas, boleh
menghirup udara yang segar, Tuhan masih memelihara saya, dan alam ciptaan yang indah.
Jawaban yang kelihatan bagus, masuk akal, universal, tetapi menurut saya tidak sungguh
mendalam. Dari mana saya tahu Allah itu Mahabaik? Cukupkah dari kesehatan kita? Dari
usaha kita yang maju? Dari anak-anak kita yang berhasil? Dari perjalanan kita yang aman?
Dari rencana pelayanan kita yang diurapi?
Cobalah nonton film Gifted (2017), tentang seorang paman Frank Adler (Chirs Evans) yang
mencoba membesarkan keponakannya Mary (McKeena Grace) yang super-brilliant untuk
menjadi manusia. Menjadi manusia berarti melalui proses pertumbuhan sebagai anak
kecil, kemudian remaja, dewasa dan berhasil dalam hidup, dan Frank berjanji untuk selalu
ada bersama Mary. Suatu saat si keponakan ini bertanya, apa Tuhan itu ada? Si paman
menjawab tidak tahu. Lalu si keponakan itu bilang Roberta (tetangga mereka) tahu. Si paman
menyambung Roberta tidak tahu, dia hanya punya imandan itu bagus, karena iman bukan
soal tahu atau tidak tahu tapi soal apa yang dirasakan dan dialami. Lalu si ponakan bilang
ada orang di TV yang bilang Tuhan itu tidak ada. Si paman membalas bedanya antara Atheist
di TV dan Roberta adalah Roberta sayang kamu dan selalu siap menolongmu. Nah, kalau
ada orang bertanya kepada Anda darimana Anda tahu Tuhan itu baik? Jawaban Anda
pertama tentu harus berasal dari apa yang Anda rasakan dan yang Anda alami sendiri. Itu
jawaban subyektif. Tiap orang berhak punya ekspresi tertentu tentang pengalaman subyektifnya tentang kebaikan Tuhan. Namun jawaban subyektif saja tidak cukup. Anda harus bisa
memberi jawaban yang obyektif tentang Tuhan yang Mahabaik, yang tidak tergantung dari
pengalaman dan perasaan Anda. Jawaban yang paling obyektif adalah karena Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal (Yoh.3:16).
Seperti si Roberta dalam film Gifted di atas. Dia tidak punya hubungan darah apa pun dengan
Mary dan Frank, namun ia mengasihi dan selalu siap membantu si kecil Mary dan si Frank,
pamannya yang seringkali menyebalkan. Tidak ada maksud tersembunyi apa pun, murni
hanya rasa sayang dan keinginnan untuk menolong. Karena itu, setelah menonton film itu,
saya bisa bilang Roberta adalah orang baik, sama seperti saya dengan yakin bisa bilang
Allah itu Mahabaik, karena memang Dia baik sampai rela menyerahkan anak-Nya sendiri
untuk keselamatan saya dan agar saya memperolah hidup yang kekal, tinggal sekarang
apakah saya percaya atau tidak.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Ambil yang asyik aja
Senin 12 Juni 2017
Yos 1:9b “Kuatkanlah dan
teguhkanlah hatimu, janganlah kecut
dan tawar hati”
2Kor. 1: 1-7;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;
Mat. 5:1-12,
Firman Tuhan kepada kita melalui surat Yosua kali ini menurut saya adalah berkat,
dimana tuhan yang akan memenangkan semua pertarungan yang akan kita
hadapi. Bahkan diayat 9b itu disebutkan bahwa Tuhan akan menyertai kita
kemanapun kita melangkah. Berarti penyertaan Tuhan selalu ada.
Tetapi di injil Matius hari ini malah disana isi dari Firman Tuhan itu ga ada yang
enak, semuanya jelek jelek, ya walaupun ada janji janji surga. Ini beneran Janji
Surga lho, karena coba dibaca Mat 5:3-12 semuanya isinya menyuruh kita
berbahagia walaupun sakit semua, karena ada janji surga. Beda sama Surat
Yosua tadi, bukan janji surga, tapi janji nyata.
Tapi apa kita terus ambil surat Perjanjian Lama saja, karena surat Perjanjian Baru
kebanyakan janji surga, walaupun yang mengucapkan Yesus sendiri. Ya gak lah
ya, karena kita berbuat sekarang bukan hanya untuk apa yang ada didunia
ini, tetapi kita melakukannya untuk membalas kebaikan Tuhan dan kita berbuat
untuk hal yang lebih kekal, yaitu kerajaan Surga.
Nah kebanyakan dari kita sekarang kalo ambil firman seenaknya sendiri, pada
saat gajian firman ditekankan ke perpuluhan, kalo ga perpuluhan masuk neraka.
Kalo pas ada masalah disangkut sangkutkan sama firman Tuhan dan malah
mengutuk orang lain yang berbuat buruk pada kita, bayangkan, firman Tuhan
dipakai untuk mengutuk, ini betul ada, dan sempat disampaikan di retreat yang
saya ikuti. Maka dari retreat itu kita diminta untuk melepas kutuk yang pernah
kita ucapkan.
Maka dari sekarang mari kita lebih bijak untuk membaca Firman Tuhan. Jangan
ambil enaknya sendiri, yang bagus diterima yang ga bagus ga diterima. Emang
baca tabloid cari yang bagus bagus saja. Semoga kita diberi Roh Kebijaksanaan
dalam mengambil setiap keputusan. Amin
Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Cahaya Dunia
Selasa 13 Juni 2017
Peringatan Wajib
St. Antonius dr Padua
2Kor. 1: 18-22; Mzm. 119:129,
130,131, 132,133,135;
Mat. 5:13-16
Mat. 5.16 Hendaknya cahayamu
bersinar di depan orang agar mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan bapamu disurga.
Salam damai sejaterah untuk kita semua.
Firman hari ini mengingatkan kita agar senantiasa rendah hati dan apa adanya.
Dalam bacaan pertama para Rasul yang setia memberitakan Injil kepada
semua orang bahkan kepada kita hari ini tetap gagah berani berkata Ya kepada
kebenaran Kristus Yesus. Sebab Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah. Allah
sendiri yang meneguhkan, mengurapi, memeterai dan memberi Roh Kudus atas
kita.
Semoga kita mampu menjadi terang dan garam di tengah dunia ini sebagai
Rasa cinta kita atas pengorbanan-Nya disalib. Semoga kita tetap berada dalam
kebenaran Kristus sehingga cahaya kita tetap bersinar dan Yesus kristus terus
dipermuliakan.
Saudara Tidak mudah menjadi murid yang setia tapi yakinlah bahwa Allah serta
kita, karna Allah adalah kebenaran. Dialah sumber Cahaya dan Garam Dunia
yang abadi,hanya didalam Dia ada sukacita dan keselamatan.
Semoga iman didalam Kristus,mengantarkan kita sampai kepada kehidupan
kekal. Amin
Doa
Ya Allah sumber cahaya dan kebenaran jaga lah selalu cahaya dalam hati kami
agar tidak padam karna keegoisan kami. Amin
Salam satu Hati pengikut Kristus.
Rossa Olla DT
Mau gabung Kegiatan DOJCC ?
HP: 0815573 4415
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Rabu 14 Juni 2017
Kejujuran, Kesetiaan, Iman Yang Teguh = SUKSES
Yos 3:9 “Datanglah dekat dan
dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.”
Elisa Nabi, Gerardus
2Kor. 3:4-11 ;
Mzm 99:5-9 ;
Mat 5:17-19 ;
Saudara-saudari yang terkasih, keberhasilan dari setiap orang saat ini biasanya
didapatkan dengan kerja keras dan bukan dengan sekejap mata tetapi melalui suatu
proses yang panjang dan tidak mudah.
Hari ini kita mau belajar meraih kesuksesan bukan hanya secara materi, tapi juga dalam
kehidupan spiritualitas kita. Melalui bacaan kita hari ini, ada beberapa sifat yang harus
kita miliki agar menjadi seorang yang sukses.
Sifat pertama yaitu Kejujuran (Yosua 14:6-7) Sewaktu Musa mengutus Kaleb ke Kanaan,
Kaleb kembali dengan kabar yang baik. ia juga mengingatkan orang Israel akan
penyertaan Tuhan. Tidak ada satu beritapun yang ia rekayasa. Sifat kejujuran itu sangat
penting, karena ketika kita jujur kita sedang menunjukan kepada dunia bahwa diri kita
seperti teladan Tuhan Yesus Kristus
Kedua, Kesetiaan dalam mengikut Tuhan (Yosua 14:8-9). Kesetiaan dalam mengikut
Tuhan tidak hanya berarti rajin ke gereja, rajin berdoa, atau rajin membaca Firman.
Tidak hanya itu. Kesetiaan dalam mengikut Tuhan juga berbicara tentang menyerahkan
otoritas atas seluruh aspek hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Dan kesetiaan dalam
mengikut Tuhan berarti kita percaya akan penyertaan Tuhan yang sempurna dalam
setiap situasi kehidupan yang kita terima.
Ketiga adalah memiliki Iman yang teguh. Baru-baru ini kita juga mendengar tentang
seorang pemimpin yang sudah berjasa buat kemajuan daerahnya tapi dihukum penjara
dan dinyatakan bersalah. Suatu peristiwa yang mirip dengan yang dialami oleh Kaleb.
Tapi, walaupun ia dilupakan, ia tidak melupakan janji Tuhan. Ia tetap beriman.
Demikian pula dengan kita, ketika kita beriman kita harus juga berkerja keras untuk
mewujudkan apa yang kita imani. Jika saudara/i punya keinginan, misalnya mau
menjadi PNS (pegawai negeri sipil) apakah saudara/i hanya akan berdoa dan beriman,
selanjutnya untuk kemudian langsung berhasil jadi PNS? Pasti tidak! Melainkan kita harus
sekolah/kuliah dulu, pilih jurusan yang benar, belajar selama bertahun-tahun, melamar
pekerjaan di dinas terkait, bekerja sekian tahun, baru punya kesempatan untuk menjadi
PNS kan?
Jadi jika kita mau menjadi pengikut Yesus yang sukses baik dalam kehidupan rohani kita
maupun dalam pendidikan kita, milikilah Kejujuran, Kesetiaan dalam mengikut Tuhan &
iman yang teguh.
Selamat meraih kesuksesan. Tuhan Yesus memberkati.
Salam Penuh Kasih,
Maurits
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kemerdekaan
Kamis 15 Juni 2017
2 Kor 3:17 “Sebab Tuhan
2Kor. 3:15-4:1,3-6;
Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14;
Mat. 5:20-26
adalah Roh dan dimana
ada Roh Allah disitu ada
kemerdekaan”
Seringkali kita menunda-nunda apa yang kita tahu Tuhan ingin kita
melakukannya. Mungkin jauh didalam hati Tuhan telah berbicara kepada kita
tentang mengampuni kesalahan, keinginan untuk berubah dari kebiasaan lama
yang kurang baik atau meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga. Tapi
terkadang kita merespon..Ah besok saja aku melakukan itu!
Memilih untuk menaati suaraNya, tentunya itulah yang mestinya terjadi. Namun
ternyata “taat” bisa berbeda. Bergantung pada “mengapa taat” atau motivasi
dari ketaatan itu. Kita bisa taat karena “takut” pada hukuman, takut berdosa.
Atau taat karena ia sudah mengenal Sosok Pribadi Allah yang walaupun
tidak terlihat kita tahu bahwa Dia begitu mengasihi kita. Inilah inti dari apa
yang dikatakan Paulus dalam ayat 17: “…di mana ada Roh Allah, di situ ada
kemerdekaan.”
Roh Allah tidak menjadikan orang terbelenggu dan takut, seperti orang Israel
yang diperhamba Hukum Taurat. Roh Allah membebaskan orang dari belenggu
itu, dan menempatkannya pada kehidupan yang merdeka.
Roh Allah tidak menjadikan kita tidak berdaya, bergantung, tidak punya
inisiatif, takut melakukan kesalahan. Sebaliknya, Roh Allah memerdekakan
dan memberdayakan kita, menjadikan kita bersyukur, kreatif, tidak selalu
menunggu, bahkan berani menanggung resiko, demi kasih kepada Tuhan dan
sesama.
Beribadah, mengasihi, melayani, berbuat dan bersikap baik, bukan karena
takut hukuman, tetapi karena merdeka, sehingga dengan sadar memilih untuk
melakukannya.
Tuhan memberkati
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Zina
Jumat 16 Juni 2017
Mat 5:29 Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu,
karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota
tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh
dicampakkan ke dalam neraka.
Lutgardis, Anisetus Koplin,
Yohanes Fransiskus Regis
2Kor 4:7-15;
Mzm. 116:10-11,15-16,17-18;
Mat. 5:27-32
Bacaan hari ini sungguh berbeda dengan bacaan Alkitab biasanya yang banyak
mengunakan perumpamaan. Zina dalam alkitab dijelaskan secara gamblang dan
terang-terangan.
Namun yang menarik adalah di dalam penjelasan yang gamblang, juga terungkap
perumpamaan untuk hidup kita.
Bila matamu menyesatkan, buanglah. Tentu saya yakin ini adalah perumpamaan,
bukan Yesus meminta kita membuang mata kita. Namun apabila dalam hidup kita,
ada yang mengganggu jalan kita kepada Bapa, maka buanglah!
Seringkali kita sulit membuang sesuatu. Dalam pelatihan 5S yang saya ajarkan dalam
program untuk UKM. Saya selalu menganjurkan untuk menata tempat kerja dengan
melalukan S pertama yaitu SORT atau memilah. Kita memilah barang hidup (yang masih
kita butuhkan), barang mati (yang tidak kita butuhkan) dan barang koma.
Kita banyak memiliki barang koma dalam hidup kita. Barang yang mau dibuang sayang,
namun tidak tahu kapan akan digunakan. Barang-barang ini biasanya mengandung
kenangan masa lalu. Saran dalam pelatihan yang saya buat adalah : memberi label
kepada barang koma , tentukan expired date nya! Buang, jadikan dia barang mati bila
masa expired yang kita tentukan menemui tanggalnya.
Mungkin dalam hidup kita, kita juga punya barang koma, yang kita tidak tega untuk
membuangnya.
Hari ini mari kita tentukan expired date nya, tentukan kapan kita harus membuangnya.
Biarlah hidup kita dipenuhi hal-hal positif saja, yang berguna bagi hidup kita.
Jeff
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Berlebihan
2Kor. 5: 14-21;
Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12;
Mat. 5:33-37
Sabtu 17 Juni 2017
Mat. 5:37, ”Jika ya, hendaklah
kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih
dari pada itu berasal dari si jahat.”
Saya pernah mengenal orang yang selalu berkata atau bercerita berlebihlebihan. Misalnya dia berhasil menjual sepuluh mainan anak, maka ketika
bertemu temannya, dia akan bercerita bahwa dia telah menjual 100 mainan
anak dengan keuntungan yang fantastis! Ketika mereka bersiul kagum,
semakin semangat dia bercerita bla blaa blaa, dan ternyata, semua yang
dikatakannya itu adalah khayalan melulu, sebuah kebohongan. Yang kemudian
berulang lagi, karena malu mengakui bahwa yang kemarin diceritakannya
adalah kebohongan. Itu dalam pekerjaan, dalam hidup bersosialisasi juga
demikian, Misalnya orang itu mendapatkan hadiah sepatu boot. Suatu hari dia
berkata, “Esok ada pertemuan kan, aku akan datang telat dan lewat di depan
teman-teman sambil menyibak rambutku, bergaya seperti model hahaha..,
biar mereka melihat sepatuku ini. Aku pengen melihat reaksi mereka!”
sambil tertawa-tawa, ia menikmati perkataannya sendiri. Terkadang demi
mendapatkan simpati orang-orang di sekitarnya, dia akan sering bercerita
atau bersaksi sambil keliatan terbeban atau sungguh menangis, sehingga
kisah itu akan membuat orang di sekitarnya ikut sedih dan mungkin membenci
orang yang dianggap membuatnya menangis. Pokoknya orang itu senang
membuat dirinya menjadi pusat perhatian dengan berusaha membuat orang
lain menjadi korban kebencian.
Demikianlah, Iblis, yang adalah bapa segala dusta atau raja kebohongan
(Yohanes 8;44) akan menguasai hati dan pikiran seseorang yang menilai segala
sesuatu dengan ukuran manusia/duniawi (2Kor. 5:16); suka membandingbandingkan diri dengan orang lain, suka bersumpah, suka mengikat sesuatu
demi memuaskan keinginan hatinya saja.
Maka marilah kita minta kepada Roh Kudus, agar senantiasa memandang
segala sesuatu seperti apa adanya, membimbing roh kita agar hanya tunduk
kepada Roh Kudus. Dengan demikian kita terhindar dari hal-hal yang berlebihan
karena kita hidup, bukan lagi untuk diri sendiri, tapi untuk Dia, Kristus, yang telah
mati dan bangkit bagi kita (2kor 5:15-16).
Narita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
MInggu 18 Juni 2017
Berikan tubuh dan DarahNYA untuk kita
Yoh 6:51, “Akulah roti hidup
yang telah turun dari surga. Jikalau
seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya..”
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Ul. 8:2-3,14b-16a; Mzm. 147:1213,14-15,19-20; 1Kor. 10:16-17; Yoh.
6:51-58
Waktu saya masih mengenyam pendidikan di seminari menengah Roh Kudus TukaBali tahun 1988-1994, saya selalu teringat akan panggung tempat kami biasanya
mengadakan acara-acara kebersamaan yang letaknya dekat pelinggih Bunda Maria
Fatima. Yang uniknya adalah di panggung tersebut terdapat gapura yang di tengahnya
dihiasi dengan ukiran burung pelikan. Burung pelikan itu mencucukkan paruhnya ke
dadanya sehingga mengalir air dan darah. Air dan darah itulah yang menjadi makanan
dan minuman bagi anak-anaknya yang sedang kelaparan dan kehausan di musim
paceklik, sampai akhirnya si induk burung Pelikan mati demi kehidupan anak-anaknya.
Tentu ukiran patung di tembok panggung itu hanyalah sebuah perumpamaan yang
mengisahkan bagaimana Yesus pun memberikan Tubuh dan DarahNya untuk kita
“anak-anak”nya. Yesus mati menumpahkan darahNya untuk menebus dosa-dosa kita
supaya kita hidup. Sayang sekali bahwa panggung yang berdekatan dengan Pelinggih
Bunda Maria Fatima tersebut sudah dibongkar dan sudah berubah sekarang ini. Jadi
kenangan itu sudah hilang ketika saya berkunjung ke seminari Roh Kudus Tuka sebagai
almamater saya.
Namun kenangan bagaimana saya menerima Tubuh Kristus pertama kali di kala
Komuni Pertama atau orang bilang “Sambut Baru” tak pernah hilang. Dulu saya selalu
penasaran bagaimanakah “rasanya” Tubuh Kristus yang diterima orang-orang ketika
maju ke depan di waktu komuni kudus. Dan akhirnya rasa penasaran itu kesampaian
juga ketika pada saatnya saya “Sambut Baru”.
Memang rasa hosti yang sudah dikonsekrir itu hambar, tetapi kerinduan untuk menerima
Tubuh Kristus sudah terjawab. Saya menerima Yesus dalam rupa Roti bundar kecil.
Sungguh luar biasa bahwa Yesus hadir di dalam rupa roti kecil dan bahkan dimasukkan
di dalam Monstrans dimana umat bisa mengadakan Adorasi.
Sekarang sebagai seorang imam, saya diberikan kuasa dari Allah sebagai imam
tertahbis untuk merayakan Ekaristi dimana hosti dan anggur “diubah” menjadi Tubuh
dan Darah Tuhan Yesus. Sungguh sesuatu yang sangat istimewa bagi saya. Setiap kali
saya merayakan Ekaristi, saya selalu bersyukur kepada Tuhan karena memberikan Tubuh
dan DarahNya untuk kelangsungan hidup rohani saya dan kelak menikmati perjamuan
abadi di Surga kelak.
Apakah Anda bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan Yesus yang memberikan
segala-galanya untuk Anda sehingga Anda hidup?
Rm. Vincent Widi, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kasih mampu menanggung segala sesuatu
Romualdus
2Kor. 6:1-10;
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;
Mat. 5:38-42
Senin 19 Juni 2017
Mat 5:39 Janganlah kamu melawan
orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapapun yang menampar
pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu.
Baru-baru ini saya belajar sesuatu dari anak saya yang masih kelas 6 SD. Ada seorang
guru yang dari semenjak anak saya kelas 2 sering membuat kesal anak saya dan saya.
Dari cara menilainya yang menurut saya subyektif, kurangnya dia memahami materi,
dan beberapa hal yang kurang saya sukai ketika ia mengajar. Sebagai orang tua,
kami sering protes terhadap guru tersebut sehingga hal itu berdampak pada sikap
guru tersebut terhadap anak saya. Sepertinya guru tersebut kurang menyukai anak
saya. Walaupun kadang anak saya bercerita dengan kesal, tetapi ia tidak pernah
menyimpan kemarahan terhadap guru itu. Bahkan ia tetap menghormati guru tersebut,
ia tetap berusaha melakukan dengan sebaik-baiknya semua tugas yang diberikan oleh
guru tersebut. Tetapi justru di kelas 6 ini, sikap guru tersebut berubah. Ia sering bercanda
dengan anak saya..bahkan ketika anak saya akan menghadapi Ujian Akhir Nasional, ia
secara khusus memberkati anak saya. Saya tahu Tuhan mampu mengubahkan setiap
hati, yang terkeras sekalipun. Jujur saya terharu, ketulusan anak saya menerima sikap
gurunya, mampu melembutkan hati guru tersebut (pastinya dengan campur tangan
Tuhan).
Ketika saya membaca Mat 5:38-42, saya teringat hal tersebut. Tuhan Yesus sendiri
mengajarkan kita untuk mengasihi sesama kita. Bukan sekedar mengasihi tetapi kasih
yang tulus, kasih yang mengampuni, kasih yang rela menanggung segala sesuatu
walaupun kelihatannya tidak adil, kasih yang murah hati. Tuhan tahu kasih-lah satusatunya yang bisa melunakkan kekerasan hati. Betapa pentingnya peran kasih dalam
kehidupan ini.
Kita sebagai anak-anak Tuhan tidak lepas dari tugas pelayanan, baik di keluarga,
masyarakat, komunitas ataupun di Gereja. Paulus dalam 2 Korintus 6 :1-10 menuliskan
bagaimana seharusnya pelayanan dilakukan. Apapun keadaannya (sekalipun dalam
penderitaan, kesesakan) pelayanan seharusnya dilakukan dalam kemurnian hati,
kesabaran, Roh Kudus, dan kasih yang tidak munafik. Dan menurut saya, semua itu
hanya bisa dilakukan jika orang itu memiliki kasih yang sejati dalam dirinya. Kasih mampu
menanggung segala sesuatu, kasih juga mampu mengubahkan sesuatu menjadi baik
adanya. Betapa akan berbedanya wajah dunia ini jika kasih menjadi dasar perbuatan
setiap orang.
Marilah kita berusaha bersama-sama untuk berpegang teguh pada kasih dalam setiap
tindakan kita.
Jesus Bless Us
LIA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Kemenangan terbesar adalah ketika kita berhasil mengasihi lawan
Selasa 20 Juni 2017
2Kor. 8: 1-9;
Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a;
Mat. 5:43-48
Mat 5:44 “Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.”
Dalam “hukum” dunia kata “mengasihi” dan “musuh” adalah dua kata
yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Orang yang
membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa,
sakit, dan sebagainya. Maka nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang
aneh. Sebab normalnya musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau
perlu dibasmi. Akan tetapi, itulah yang dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan
Yesus: ”Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44). Ajaran mengasihi musuh
mengajak dan mengajarkan kita semua, bahkan setiap hari kita diingatkan
untuk berbuat baik. Ada banyak efek yang akan di timbukkan bagi diri kita
sendiri jika membenci musuh, diataranya; Pertama: membenci musuh akan
merugikan diri sendiri , tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus
dikuasai kebencian terhadap orang lain. Kedua: melawan kebencian dengan
kebencian sama dengan melipat gandakan kebencian. Seperti gelap yang
tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang. Terang walau
hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.
Dengan memahami makna ajaran ”mengasihi musuh”, kita bisa melihat luka
tanpa dendam, kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita
memandangnya sebagai kesempatan untuk mengasihi orang lain, untuk
berbuat kebaikan. Seperti ada pepatah mengatakan, “Membalas kebaikan
dengan kejahatan adalah tabiat iblis, membalas kebaikan dengan kebaikan
adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah
tabiat ilahi”.
Yah, musuh saja harus kita kasihi apalagi orang yang sangat kita sayangi.
“Kasih” akan membuat kita dengan tulus mengampuni orang yang telah
melukai perasaan kita. Lalu dengan rendah hati dan kepasrahan yang total
kita bisa serahkan semua rasa kecewa, amarah dan sakit hati yang dirasakan
kepada Kristus. Maka setelah itu kitapun dapat merasakan rasa damai yang
luar biasa memenuhi hati.
Yudi
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kehormatan Sejati: Lurus Hati – Bengkok Diri
Peringatan Wajib
St. Aloisius Gonzaga
2Kor. 9:6-11;
Mzm. 112:1-2,3-4,9;
Mat. 6:1-6,16-18.
Rabu 21 Juni 2017
Mat.6:3,6,18“Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.”
Ingin dihormati, disenangi, dikagumi dan dipuji-puji adalah sifat dasar
manusia yang sulit ditaklukkan. Bukan berarti kita tidak boleh mendapatkan
penghormatan, kekaguman dan pujian orang lain, tetapi kalau itu yang kita
cari semata-mata, maka kita menjadikan diri kita pusat dari segala yang kita
kerjakan. Kita mentuhankan diri kita sendiri. Kita mencuri kemuliaan Tuhan.
Karena itu Tuhan Yesus memberikan nasihat supaya saat kita berdoa,
bersedekah, dan berpuasa, kita hendaknya memurnikan niat hati kita
dari keinginan untuk dihormati, dikagumi, dan dipuji. Biarlah mata hati kita
dipusatkan kepada Tuhan dan tidak kepada diri sendiri.
Santo Aloisius Gonzaga yang kita rayakan hari ini berkata saat dia masuk
kedalam Serikat Yesuit, “Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang
kepada agama agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku
tobat.” Nasihat Tuhan Yesus hari ini adalah penyangkalan diri yang bisa
meluruskan hati kita yang sering bengkok karena suka memperkaya diri sendiri.
Biarlah saat kita diluruskan hatinya, tubuh kitalah yang bengkok menyembah
Allah.
Menyangkal diri tidaklah mudah. Saya juga sering gagal. Sepertinya tubuh kita
bengkok dan tidak leluasa, ada yang membatasi nafsu memuaskan diri. Tetapi
mari kita mau belajar seperti Santo Aloisius. Dia tidak puas akan kepuasan
lahiriah dimana kita bisa langsung menikmati hasil jerih payah kita. Dia belajar
menabung disurga dengan suka rela melayani orang orang yang sakit disaat
kota Roma dilanda wabah. Penyakit itupun dijangkitinya dan merenggut
nyawanya saat ia hanya berusia 23 tahun. Dia tidak sempat menerima segala
kehormatan dan kekaguman dunia. Tetapi Tuhan lewat Gereja mengingatnya
dan mengkuduskannya. Ia dikanonisasi oleh Benediktus XIII pada 31 Desember
1726. Sebuah hadiah kehormatan yang tak tertandingi.
Rm David Lemewu, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Kerelaan Mengampuni
Kamis 22 Juni 2017
Mat. 6:12; dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami
juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami.
Paulinus dari Nola, Yohanes Fisher,
Thomas More, Julie Billiart
2Kor. 11: 1-11;
Mzm. 111:1-2,3-4,7-8;
Mat 6:7-15
Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kita berdoa. Berdoa jangan bertele-tele karena Bapa di
surga sudah mengetahui apa yang kita butuhkan. Straight to the point mungkin itu yang
Tuhan Yesus mau. Supaya tidak melebar kemana-mana lalu hilang fokus.
Point yang menjadi renungan kita hari ini, pada ayat 12 tentang pengampunan. Supaya
doa kita berkenan kepada Bapak, kita terlebih dahulu harus rendah hati mohon kesucian
dan hati yang damai agar layak dan pantas kita datang menghadap kehadirat-Nya. Kita
sering merasa gelisah karena dosa dan perasaan bersalah. Karena itu kita memerlukan
pengampunan dari Tuhan untuk mendapatkan ketenangan batin. Ketika kita dengan
tulus hati mengampuni orang lain, maka kita akan memperoleh ketenangan batin dan
kelegaan jiwa. Semua aura kemarahan, kepahitan dan kebencian akan terbang keluar
jika pengampunan itu dilakukan dengan hati yang tulus. Bukankah Tuhan menghendaki
supaya kita selalu hidup damai dengan sesama?
Yesus tahu bahwa manusia sering menaruh dendam dengan sesama. Bahkan ada
yang menyimpan dendam hingga tahunan, lebih parah lagi, mungkin tanpa sengaja
sampai terucap “sampai tujuh turunan”, BAH! Makanya pada perikop yang lain Yesus
menyampaikan bahwa kita harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali. Artinya
pengampunan tanpa batas. Pada ayat lanjutan 14 dan 15, “jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau
kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”.
Ini adalah suatu prinsip penting mengenai cara Allah mengampuni dosa.
Pengampunan diberikan Allah Bapa, seukuran dengan kerelaan manusia untuk
mengampuni sesama. Permohonan diajarkan dengan rendah hati, penuh iman dan
harapan, karena yang diisyaratkan dalam doa ini akan diberikan. Percaya!
Tuhan memberkati.
Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Rancangan Kesempurnaan
HARI RAYA
HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Ul. 7:6-11;
Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,10;
1Yoh. 4:7-16; Mat. 11:25-30
Jumat 23 Juni 2017
Rm 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
Saya bergabung dalam komunitas DOJCC Bali sekitar 2012. Saya datang membawa
bekal komplain dan kesedihan saya tentang Pembaharuan Karismatik. Dan karena
saya sendiri lah yang sakit dan tidak damai sejahtera, seakan-akan saya ditempatkan
di tempat yang sangat tidak saya sukai. Ya, saya ada di Komunitas Karismatik, tetapi
saya tidak merasakan pertumbuhan sama sekali. Benih-benih sakit ini, terus bertumpuk
sampai pada puncaknya, dan saya memutuskan keluar dari DOJCC pada waktu itu.
Ketika saya keluar itulah, pencarian pribadi saya mulai terjadi. saya kembali pada
Saat Teduh saya di pagi hari. Saya kembali mendengarkan Firman dari youtube, Itunes,
Dll. Saya memasuki masa yang baru dalam hubungan pribadi saya dengan Allah.
Saya memasuki masa pengenalan yang berbeda. Di masa-masa pemulihan ini, ada
beberapa teman-teman dekat saya di DOJCC yang sedang sedih yang menggerakkan
saya dan suami untuk menghibur serta mensupport mereka. Hal ini sebenarnya membuat
saya bingung. Saat itu saya sedang tidak aktif, tetapi permasalahan-permasalahan
yang teman-teman saya alami atau pergumulkan, memunculkan sebuah pemikiran:
Andai mereka punya sebuah “Rumah”, yang bisa membantu mereka mengenalkan
mereka pada Sumber Kehidupan. Tentunya dalam bahasa yang saya kenal, hanya
ada satu nama, yaitu Yesus.
Pemikiran itulah yang menebalkan muka saya, dan memberanikan diri saya untuk
kembali aktif di DOJCC. Tanpa saya sadari, masa itu adalah masa saya memulihkan
diri saya dari semua kekecewaan saya. Meskipun saya tidak meniatkan nya. Tetapi
itulah yang saya rasakan.
Tidak pernah terlintas di pikiran saya, bahwa melalui DOJCC lah, saya didorong untuk
lebih mengenal DIA secara lebih pribadi dan apa VISI yang IA taruh dalam hidup saya.
Melalui setiap kejadian suka, duka, gelisah, protes, yang saya alami di dalam komunitas
ini, Allah pakai untuk memurnikan saya. Hingga pada akhirnya, ketika waktu itu datang,
ketika keputusan itu harus saya ambil, hanya ada KASIH dan Rasa TERIMA KASIH yang
Berlimpah di dalam hati saya untuk Komunitas Indah yang Tuhan berikan bagi saya dan
keluarga kecil saya, DOJCC Bali.
Teruslah Berkarya DOJCC Bali, Bukan untuk menjadi Pengikut, tetapi sebagai MuridMurid Kristus!
~Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Syukurilah Hari Kelahiran
Sabtu 24 Juni 2017
Luk. 1:66 Dan semua orang, yang
mendengarnya, merenungkannya dan
berkata: Menjadi apakah anak ini nanti?
Sebab tangan Tuhan menyertai
Hari Kelahiran
St. Yohanes Pembaptis
Yes. 49:1-6;
Kis. 13:22-26;
Luk. 1:57-66,80.
St. Yohanes Pembaptis seringkali dimasukkan ke dalam golongan para nabi yaitu nabi
terakhir sebelum datangnya Messias. Dia dianggap sebagai nabi, karena kelihatan unik
dan eksentrik. Tinggalnya di padang gurun, jauh dari pemukiman penduduk, makanannya
belalang dan madu hutan, dan pakaiannya dari kulit unta dengan ikat pinggang kulit
(bdk. Mat. 3:4), tapi anehnya orang dari seluruh Yudea dan penduduk di Yerusalem dan
di daerah sekitar Sungai Yordan datang menemuinya sambil mengaku dosa dan dibaptis
(dicuci) olehnya (bdk. Mat. 3:5-6). Artinya, Yohanes ini bukan orang gila, apalagi nabi yang
gila. Yohanes ini unik.
Pada Hari Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ini kita bukan hanya disuguhkan kisah si Yohanes
yang dewasa, tetapi kisah si Yohanes yang memang unik dari sejak hari lahirnya. Ibunya
mandul tiba-tiba hamil, ayahnya tiba-tiba bisu, tapi kemudian bisa berbicara setelah ia
menamai si jabang bayi ini sebagai Yohanes (bdk. Luk. 1:36,63,64). Unik bukan? Lalu apa
pesan Injil hari ini untuk kita? Apa kita hanya diajak untuk terkagum-kagum, sambil bilang
Wow, gitu? Tentu tidak
Saya punya dua orang keponakan, namanya Karina dan Clarissa. Si Karina ini umurnya 2,5
tahun dan Clarissa baru 6 bulan. Karina ini hobbynya ngupil dan memanjat perabotan di
rumah, suka selfie dan menggunting rambut sendiri, suka main masak-masakan tapi juga
bermain bola, sayang sama adiknya tapi iri juga kalau yang disayang hanya Clarissa.
Pendek kata, Karina ini menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Saya seringkali membatin
menjadi apakah anak ini nanti?
Cobalah tanya kepada orang tua kita (kalau mereka masih hidup) bagaimana kisah
kelahiran kita dulu? Pasti setiap orang punya ceritera yang unik. Lalu lihatlah jadi apa kita
sekarang. Apa orang tua kita pernah membayangkan atau meramalkan kita menjadi
seperti sekarang ini? Saya tidak mengajak kita untuk menyesalkan dan mengutuk hari
kelahiran kita, tetapi yang mau saya tegaskan pada Hari Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
untuk kita semua adalah; jangan pernah menyepelekan rencana Tuhan melalui hidup kita
masing-masing.
Sebagai pengikut Kristus kita yang sudah menerima Sakramen-sakramen ini telah dikaruniai
Tuhan untuk pengudusan diri (bdk. Yes. 11:2-3) dan kemudian kita diberi kharisma-kharisma
(bdk. 1 Kor 12:1-12) untuk membangun Gereja-Nya (bdk. 1 Kor. 14:12). Kita semua dilahirkan
untuk satu tujuan, yaitu membangun Gereja-Nya. Karena itu, syukurilah hari kelahiran kita,
dan hiduplah untuk membangun Gereja-Nya, bukan untuk cari untung, cari selamat atau
saling teror dan saling menista satu sama lain.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Menyangkal Dosa
Yer. 20:10-13;
Rm. 5:12-15;
Mat. 10:26-33.
Minggu 25 Juni 2017
Mat. 10:33 Barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku
juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di sorga
Teman saya Jeff Kristianto (salah satu penulis FJ) pernah mengutip Al Pacino dalam salah
satu status Facebook-nya; bunyinya begini I asked God for a bike, but I know God
doesn’t work that way, so I stole a bike and asked for forgiveness. Kutipan ini ternyata ada
benarnya dan juga ada konyolnya. Benar, karena memang Tuhan lebih memperhatikan
pertobatan kita daripada perbuatan-perbuatan salah kita. Konyol, karena Tuhan pasti
tidak pernah mengajarkan murid-muridNya untuk meniti karir sebagai pencuri yang
beriman.
Mengapa teman saya dan saya sendiri senang dengan kutipan dari si Al Pacino itu?
Mungkin karena kami berdua tergabung dalam kelas murid-murid Kristus yang mau
menjadi orang benar yang konyol atau dibenarkan dari kekonyolan (kedosaan) kami.
Sebagai Pastor, saya ingin sekali menjadi Pastor yang suci dan baik, dan seringkali
suci dan baik itu disamakan dengan tidak pernah berbuat salah atau tahan terhadap
segala godaan dosa. Namun kenyataannya saya hanya bisa menjadi Pastor baik yang
berdosa. Seringkali ada rasa frustrasi dan rasa tidak layak menghadapi kenyataan diri
yang seperti ini. Seringkali saya bertanya-tanya di dalam hati; apa ini artinya saya telah
gagal menjalani panggilan saya sebagai Pastor? Lalu kemudian masuk kategori orang
yang menyangkal Tuhan? (bdk. Mat. 10:33).
Saya ingat dalam salah satu sessi Ministry Supervision, saya mendiskusikan issue ini. Waktu
itu saya bilang, saya bingung, tidak fokus dalam panggilan, seringkali menyalahkan diri
sendiri dan cenderung menjadi pribadi yang sedih, tidak gembira, tidak menikmati
panggilan saya sebagai Pastor. Kemudian, supervisor saya ini menggali lebih jauh
tentang perasaan saya ketika saya bingung, gagal fokus, sedih, dan tertekan dan
ternyata semuanya bermuara pada satu perasaan yaitu MARAH kepada diri sendiri.
Ternyata saya tidak mau terima bahwa saya MARAH dan karena itu semua terlihat lewat
sikap saya yang bingung, gagal fokus, sedih, dan tertekan. Nah, bagaimana jalan
keluarnya? Ternyata, jalan keluarnya sederhana, saya harus bisa seperti Al Pacino itu.
Tentu bukan menjadi pencuri, tetapi apa yang harus saya lakukan setelah mencuri
sepeda? Itu yang paling penting.
Jangan menyangkal kedosaan kita. Terimalah bahwa kita semua orang berdosa yang
mau berbuat baik. Tertawakan kedosaan kita, tapi jangan kemudian berbangga
karenanya. Yesus paham koq, saya hanya bisa menjadi Pastor baik yang konyol
(berdosa). Kedengarannya memang saya seperti ada di dalam tahanan kedosaan
saya tapi jangan takut, sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak
memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan (Mzm. 69:34).
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
37
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Mari Berkaca....
Senin 26 Juni 2017
Mat 7 : 3
“ Mengapakah engkau
melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak
engkau ketahui? “
Maria Magdalena Fontaine,
Margeurite Rutan
Kej. 12:1-9;
Mzm. 33:12-13,18-19,20,22;
Mat. 7:1-5
Bacaan hari ini merupakan perikop yang sangat terkenal. Dan dengan sekali
membaca kita sudah mampu menangkap pesan yang disampaikan oleh
perikop ini.
Mudah memang untuk melihat kesalahan orang lain. Apalagi kalau kita sudah
ada perasaan tidak suka terhadap orang tersebut. Lalu apakah kita tidak
boleh menegur orang lain? Dan apakah kalau ada yang salah kita biarkan
saja? Tentu saja tidak……
Dalam permenungan saya kali ini saya ingin mengajak saudara-saudara untuk
flash back. Bagaimanakah rasanya kalau kita ‘ditegur’ oleh orang yang kita
sukai dan hormati? Dan bagaimanakah rasanya kalau kita ‘ditegur’ oleh orang
yang tidak kita sukai?
Nah saya akan mengajak kita semua merenung. Bagaimana untuk menjadi
orang yang bisa diterima kehadiran kita di tengah masyarakat, komunitas,
lingkungan kerja, dsb. Hal yang sangat sepele kelihatannya dengan magic
word yang sudah sedari kecil kita tahu yaitu kata : TERIMA KASIH, MAAF,
TOLONG. Dan tentunya budaya 3S : SENYUM, SAPA, SALAM. Ternyata banyak
dari kita yang masih menganggap hal itu tidak penting. Tentunya untuk
melakukan hal tersebut tidaklah sulit. Hanya butuh kemauan dan kesadaran
bahwa keberadaan kita akan membuat orang lain nyaman atau tidak dengan
perilaku kita.
Nah dengan menjadi orang yang mudah diterima keberadaan kita di
lingkungan, komunitas dan masyarakat tentunya pada saat kita harus
memberikan masukan atau dengan kata lain menegur orang lain, akan
menjadi lebih mudah. Karena orang yang akan kita beri masukan ada pada
‘frekwensi’ yang sama.
Mari kita sadari bahwa apa yang kita perbuat dan kita ucapkan akan memberi
nilai dan dinilai oleh orang lain.
Litawati
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
38
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Kesempatan lebih dahulu
Ana dari St. Bartolomeus,
Tomas dari Orvieto
Kej. 13:2,5-18;
Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5;
Mat. 7:6,12-14
Selasa 27 Juni 2017
Kej 13:8 “Janganlah kiranya ada
perkelahian antara aku dan engkau,
dan antara para gembalaku dan para
gembalamu, sebab kita ini kerabat.
Kadang kita mendengar bagaimana sanak keluarga dan saudara terpecah
belah hanya karena harta. Sepertinya makin banyak harta makin tidak mudah
pula kita mengelolanya dengan kejernihan hati.
Abraham pun punya masalah dengan Lot perihal kepemilikan lahan yang
tidak cukup karena harta dan ternak yang begitu banyak yang mereka miliki
bersama. Abraham memilih solusi untuk mereka saling memisahkan diri atas
kepemilikan lahan, karena bagi Abraham kekerabatan itu lebih penting. Dan
Abraham memberikan kesempatan pertama kepada Lot untuk memilih bagian
dari negeri, lalu Abraham mengambil sisanya.
Sebagai yang lebih senior Abraham memberikan kesempatan lebih dulu
kepada Lot. Abraham tidak bingung memikirkan gimana caranya supaya dia
mendapatkan yang terbaik dari pilihan yang ada, yang terbesar, yang paling
subur, dll.
Andaikan Anda dua bersaudara dan ada dua benda yang berharga yang
harus dibagi.. akankah Anda memberikan kesempatan kepada saudara Anda
untuk memilih lebih dahulu dan mengijinkan saudaramu mengetahui bahwa
Anda mengasihinya?
Saya teringat kisah dua orang saudara. Sang Adik menikah dan punya anak.
Sang kakak tidak menikah dan tinggal sendirian. Waktu malam tiba Sang Adik
diam diam membawa satu karung beras dan menaruh di lumbung kakaknya.
Pikirnya “Kakakku sendirian, aku punya anak dan istri yang membantuku, dia
pasti lebih membutuhkan dariku” Sementara Sang Kakak juga diam diam di
malam hari membawa satu karung beras dan menaruh di lumbung Sang Adik,
pikirnya “Adikku serumah banyak orang. Dia pasti membutuhkan lebih banyak
beras untuk makan orang serumah”
Inilah kasih. Ini juga yang seharusnya mendasari sikap kita terhadap seluruh
harta yang di akhir hari, hanyalah titipan. Bagaimana mungkin titipan membuat
kita berselisih dan terputus tali kasih, bukankah itu tidak pantas?
Mari ambil waktu memberikan orang lain kesempatan lebih dahulu….
kesempatan menyeberang jalan, kesempatan bicara lebih dahulu…
kesempatan memilih warna yang disukai lebih dahulu.
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
39
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Menanti berkat
Rabu 28 Juni 2017
Mat. 7 : 17
“Camkanlah setiap pohon
yang baik akan menghasilkan buah yang
baik, sedang pohon yang tidak baik akan
menghasilkan buah yang tidak baik.
Peringatan Wajib St. Ireneus
Kej. 15:1-12,17-18;
Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9;
Mat. 7:15-20
Dalam injil hari ini kita di peringati untuk selalu waspada terhadap sesuatu
yang bersifat ‘palsu’, terlebih lagi kepalsuan tersebut memberikan efek yang
baik diawal tetapi mematikan pada akhirnya. Yesus memberikan pengandaian
tentang pohon dan buah, pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik
juga tentunya, begitupun sebaliknya.
Memang cara yang paling mudah untuk menilai sesuatu yaitu dari asal sesuatu
itu tercipta atau sejarahnya, seperti salah satu contoh, orang yang melamar
pekerjaan pastinya tidak dengan mudah untuk dipercaya oleh suatu perusahaan
untuk diterima oleh perusahaan tersebut, perusahaan tersebut pasti menilai latar
belakang pendidikan atau pengalaman orang tersebut, bagaimana pribadi
orang tersebut, dan lain-lain.
Sekarang pertanyaannya, apakah kita berasal dari sesuatu yang baik?
YA!, kita berasal dari sesuatu yang baik tentunya, setiap orang yang mengimani
dirinya kepada Tuhan merupakan hasil dari karya Tuhan yang sangat luar biasa.
Bapa Abraham sebagai pokok pohon iman membuahkan keturunan yang baik
berkat janji-janji Tuhan yang dituangkan di dalam Injil.
Selalu percaya dan mengimani Tuhan di dalam keseharian kehidupan kita dan
tentunya mengembangkan setiap apa pun yang Tuhan sudah berikan kepada
kita, terlebih lagi kita merupakan buah-buah dari Tuhan yang sudah diciptakan
seturut dengan rupa Tuhan sendiri. Jadilah buah yang baik disepanjang hidup
kita dan hasilkanlah buah yang baik juga nantinya.
Christ.A
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
40
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Pengikut Kristus yang Bahagia
HARI RAYA St. PETRUS
dan St. PAULUS RASUL
Kis. 12:1-11;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9;
2Tim. 4:6-8,17-18;
Mat. 16:13-19
Kamis 29 Juni 2017
Mat. 16:16
“Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup!“
Ada satu kesamaan antara St Petrus dan St Paulus, yaitu keberanian untuk mengijinkan iman
akan Kristus diterima pula oleh orang-orang bukan Yahudi. Awalnya pengikut Kristus pada
masa Gereja Perdana itu hanya terdiri dari orang-orang Yahudi saja. Bahkan mereka yang
dari kalangan bukan Yahudi dipaksa untuk harus menerima adat istiadat Yahudi terlebih
dahulu sebelum diterima masuk dalam lingkungan pengikut Kristus. Jadi mereka harus disunat
lebih dahulu, harus makan makanan yang tidak haram dan mengikuti aturan adat istiadat
Yahudi yang sama sekali asing bagi mereka. Persoalan ini lama-lama menjadi besar dan
mereka memutuskan untuk mengadakan Konsili pertama dalam sejarah Gereja di Yerusalem.
Topik yang dibicarakan adalah apakah karya keselamatan yang telah dimulai oleh Yesus itu
hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi atau bisa juga untuk seluruh umat manusia.
Ketika diskusi sedang berlanjut Petrus kemudian menceriterakan pengalamannya di ketika
berkunjung ke Yope (Kis. 10:1-48), dan bagaimana ia sendiri terkejut bahwa Roh Kudus
pun bisa turun atas orang-orang tak bersunat (Kis. 10:45). Karena kesaksian Petrus ini maka
pengikut Kristus dari kalangan orang-orang Yahudi pun kemudian memuliakan Allah dan
yakin bahwa „kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang
memimpin kepada hidup“ (Kis. 11:18). Nah, kalau Petrus mulai terbuka untuk menerima
bahwa Roh Kudus pun bisa turun ke atas bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka St Paulus
adalah orang yang membawa visi Petrus ini menjadi nyata. Paulus (bersama Barnabas)
kemudian mengkhususkan diri untuk karya pewartaan Injil bagi bangsa-bangsa bukan
Yahudi. Dengan demikian visi Petrus dan kerja keras Paulus itulah yang memungkinkan iman
akan Kristus sampai juga kepada kita sekarang ini.
Lalu sekarang apa makna pesta ini untuk kita? Kita dihadapkan pada zaman yang berubah,
dimana iman akan Kristus, tidak lagi menjadi pilihan populer. Orang tidak perlu menjadi
pengikut Kristus kalau ingin menjadi orang baik. Atheist pun banyak yang baik, bahkan ada
yang lebih baik dari pengikut Kristus sendiri. Tentu tidak semua kita dipanggil menjadi Petrus
dan Paulus di zaman modern ini, yang punya kuasa untuk meyakinkan bangsa-bangsas
lain dengan khotbah-khotbah atau mukjizat-mukjizat yang mereka buat. Kita manusia biasa,
tetapi tidak berarti dengan keadaan kita yang „biasa-biasa“ saja ini kita berhenti untuk
mewartakan karya keselematan Allah lewat Yesus Kristus. Yang kita bisa buat adalah, menjadi
pengikut Kristus yang bahagia, bahkan Paus Fransiskus mengatakan bukan hanya bahagia
tetapi yang “sukacita“. Kita tidak hanya dipanggil menjadi pengikut kristus yang sekedar
happy tapi joyful.
Tidak ada kesaksian yang lebih ampuh di zaman modern ini, selain kesaksian hidup. Bahwa
dengan mengakui Kristus sebagai Mesias anak Allah yang hidup, kita pun menunjukkan di
dalam hidup bahwa dengan mengikuti Kristus kita bukan hanya bisa hidup, tetapi hidup
bahagia, bukan hanya bahagia, tetapi bersukacita ... baik atau tidak baik waktunya.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
41
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
Jumat 30 Juni 2017
Mat 8:2 Maka datanglah seorang
yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud
menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika
Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Kebebasan Sejati
Raymundus Lullus
Kej. 17:1,9-10,15-22;
Mzm. 128:1-2,3,4-5;
Mat. 8:1-4
Bacaan Injil hari ini menunjukkan suatu pernyataan iman yang luar biasa.
Tuan, jika Tuan mau… bukan atas kemauan dia tetapi atas kemauan Tuhan.
Bagi saya pribadi, bukanlah hal yang mudah bagi saya, ketika saya meminta sesuatu dari
Tuhan, untuk mengatakan jika Tuhan mau. Artinya meskipun kita memiliki pengharapan
penuh kepada Tuhan, tetapi itu menurut rencana dan rancangan-Nya.
Tetapi lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata, “Aku mau,
jadilah engkau tahir” (Mat 8:3). Kasih Yesus sungguh telah menyentuh hatinya secara
pribadi sehingga memberikan keberanian bagi orang kusta ini untuk mendekat dan
menerobos kerumunan massa yang mengerumuni Yesus pada saat itu. Yesus pun melihat
bagaimana sungguh-sungguhnya pernyataan iman dari penderita kusta ini.
Jika kita bisa membayangkan bagaimana keberanian penderita kusta ini yang menerobos
orang-orang yang pada masa itu, sikap mereka terhadap penderita kusta, mereka akan
mengasingkan para penderita kusta, mengucilkan mereka, dan dapat saja menendang
penderita kusta untuk menjauh dari mereka. Bukankah pada masa kini, karena tuntutan
jaman, lingkungan sekitar kita, terkadang kita menjadi takut untuk menyatakan iman
kita? Untuk menaruh semua pengharapan akan kasih Allah di dalam hidup kita meskipun
di tengah-tengah segala macam pergumulan yang kita hadapi saat ini? Untuk tidak
membatasi kuasa Allah yang mampu untuk melakukan segala perbuatan ajaib di dalam
hidup kita dan membebaskan kita dari segala pergumulan yang sedang kita hadapi
masing-masing?
Seperti yang dikatakan Yesus dalam Markus 11: 23-24 “Sesungguhnya barangsiapa berkata
kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang
hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu
akan terjadi baginya”. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta
dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya , maka hal itu akan diberikan
kepadamu
Biarlah kita memiliki kata-kata seperti orang kusta, Tuan, jika Engkau mau Engkau dapat
mentahirkan aku. Ia tidak peduli dengan penyakit dan penderitaannya. Percaya bahwa
Yesus peduli dengan penyakitnya, percaya bahwa Yesus dapat membuat hidup kita
lebih bahagia, percaya bahwa hidup kita akan di ubahkan menjadi lebih baik. Biarlah
kita dengan segala kesulitan hidup maupun tantangannya, kita mau datang dan sujud
menyembah Yesus, percaya di dalam nama Tuhan Yesus turun segala mukjizat, iman kita
dikuatkan dan kita terus memiliki kata-kata yg beriman serta memuliakan Tuhan.
Amin
Ratih
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
42
Fresh Juice !
Vol. 89 / 2017
www.DOJCC.com
Download