BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan penyelenggaraan pelayanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pelanggan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut : 1) Usaha/kegiatan yang berpotensi menghasilkan limbah B3 Tahun 2014 sejumlah 1.471 buah dan Tahun 2015 menjadi 1.489 buah terjadi peningkatan sebesar 12,25% dengan potensi limbah padat B3 (sludge + limbah batu bara) mencapai 1.084.464,42 ton/tahun. 2) Lahan kritis di Jawa Tengah yang belum tertangani masih luas. Sampai tahun 2016 luasnya mencapai 488.493 ha dari luas lahan kritis 634.601 ha; 3) Usaha/kegiatan skala kecil/menengah/besar di Jawa Tengah yang mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan sebanyak 648.999 buah, dengan jumlah limbah cair yang dibuang sebesar 645.995.000 m3/tahun; 4) Menurunnya kualitas udara di perkotaan yang melampaui baku mutu yang ditetapkan. 5) Volume timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat meningkat mencapai 22.791,93 ton/hr pada tahun 2015 dan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. 6) Ketersediaan dan kontinyuitas data dan informasi kehutanan khususnya pada hutan rakyat masih kurang lengkap sehingga menyulitkan dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan; 7) Masalah perubahan fungsi dan penggunaan kawasan hutan seperti pinjam pakai, tukar menukar, kerjasama dan penggunaan bersama masih banyak yang belum tuntas; 8) Pola budidaya hutan rakyat masih dijumpai kegagalan karena bibit kurang berkualitas, teknik budidaya belum menerapkan silvikutur intensif dan tingginya serangan hama dan penyakit; Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 29 9) Pengembangan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan terkendala keterbatasan akses pasar, modal dan kurang fokus serta kurang terpadu dalam pengembangannya; 10) Kebakaran pada hutan lindung dan hutan konservasi dan pencurian hasil hutan pada hutan produksi masih tinggi; 11) Produktifitas sumber daya hutan masih rendah; 12) Jumlah penduduk miskin di sekitar hutan masih tinggi. 3.2 TELAAH VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Untuk melakukan analisis terhadap tugas pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang terkait dengan visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah perlu dilakukan telaahan terhadap visi, misi dan program tersebut. Adapun visi dan misi dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Visi : “MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” Misi : 1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan; 2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran 3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”; 4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan; 5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak; 6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat; 7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan; Sedangkan berdasarkan relevansi dan korelasi tuga pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 30 dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur adalah terletak pada Misi ke-7 yaitu : “Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah Lingkungan”, yang bertujuan yang Berkelanjutan dan Ramah Menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan; Adapun sasaran dari misi ke-7 tersebut yang secara langsung dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan; Berdasarkan Visi dan Misi tersebut, Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2013 – 2018 memiliki beberapa program unggulan, diantaranya yang sangat terkait dengan urusan lingkungan hidup dan kehutanan adalah pembangunan lingkungan, desa infrastruktur mandiri, yang kedaulatan menerapkan pangan, wawasan kedaulatan energi, penanggulangan kemiskinan dan Ijo Royo-royo. Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2013 – 2018 sangat berkaitan erat dengan permasalahan umum pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Jawa Tengah. Dinas membantu Lingkungan Gubernur Hidup dan melaksanakan Kehutanan urusan mempunyai tugas pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah dengan 4 fungsi sebagaimana pada Bab II. Untuk mendukung visi dan misi Gubernur terpilih, urusan Lingkungan Hidup dan Kehutanan dijabarkan dalam 3 (tiga) indikator urusan lingkungan hidup dan 2 (dua ) indikator urusan kehutanan yaitu: 1) Informasi status mutu air (SPM) 2) Informasi status mutu udara ambien (SPM) 3) Tindak lanjut pengaduan akibat dugaan pencemaran lingkungan 4) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 5) Kontribusi sektor kehutanan terhadapp PDRB 3.3 TELAAH RENSTRA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Presiden Republik Indonesia telah mengarahkan visi dan misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang dijadikan peta jalan seluruh kementerian dalam merancang arah pembangunan, sasaran dan strategi yang akan dilaksanakannya. Arahan pembangunan Indonesia ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 31 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor : 2 Tahun 2015. Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri 4) sebagai Negara maritim; 5) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 6) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan, 8) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan 9 agenda pembangunan Tahun 2015-2019, yang di dalamnya memuat sub agenda dan sasaran yang hendak dicapai dan menjadi amanat bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pelaksanaan pembangunan dibagi ke dalam : prioritas nasional, yang memuat sasaran pembangunan yang memiliki kaitan langsung dengan janji Presiden dan Wakil Presiden; prioritas bidang, yang memuat sasaran yang memiliki kaitan terhadap bidang sumberdaya alam dan lingkungan untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan lintas bidang yang sasarannya merupakan hasil kerja bersama lintas kementerian. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Selanjutnya, untuk memastikan peran pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dirumuskan sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 32 Kehutanan. Sasaran strategis ini akan menjadi panduan dan mendorong arsitektur kinerja tahun 2015-2019. Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah : (1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; (2) Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan, (3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain). Memperhatikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2014 – 2019, pada prinsipnya sasaran strategi dan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut akan menjadi salah satu faktor pendorong atas peningkatan kualitas pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, dikarenakan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut secara langsung akan mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan di Jawa Tengah. Selain hal tersebut peran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari entitas lingkungan hidup dan kehutanan dan sekaligus sebagai katalis bagi para pihak yang jumlahnya banyak dan kepentingannya cukup beragam. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 33 3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2009-2029 DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD 2013 – 2018 A. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Rencana struktur tata ruang Jawa Tengah terdiri dari 4 Sistem, yaitu Pedesaan, Perkotaan, Perwilayahan, dan Jaringan Prasarana Wilayah. Pengelolaan lingkungan hidup sangat terkait erat dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Semakin tinggi tingkat kesesuaian pembangunan infrastruktur dengan RTRW yang telah ditetapkan semakin baik pengelolaan lingkungan hidupnya. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 pada pasal 3 huruf (h) bahwa RTRW Provinsi Jawa Tengah menjadi pedoman untuk rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Rencana Pola Ruang Jawa Tengah menempatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebagai Pelaksana Utama untuk Perwujudan Hutan Lindung, Perwujudan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, Perwujudan Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, Perwujudan Kawasan Hutan Rakyat, selain itu Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menjadi Pelaksana Pendukung pada Rencana Pengembangan Sungai, Pengembangan Waduk, Pengembangan Embung, Perwujudan Kawasan Resapan Air, Perwujudan Kawasan Perlindungan Setempat, Perwujudan Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah dan Kawasan Pengungsian Satwa, Perwujudan Kawasan Lindung Geologi, Kawasan Strategis Provinsi Jateng dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup. Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jawa Tengah antara lain dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup menempatkan Kawasan Hutan Jawa Tengah sebagai kawasan yang strategis (diantaranya TN Merapi, TN Merbabu, TN Karimunjawa, Dataran Tinggi Dieng, Sindoro Sumbing, Rawa Pening, Segara Anakan, DAS Garang, KR Baturraden, Gunung Lawu, Gunung Slamet) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 telah merinci Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 34 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 adalah sebagai berikut: 1. Indikasi Program Utama Perwujudan Sistem Jaringan Pelaksana Pendukung Pengembangan Sungai (Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, Pengendalian Daya Rusak Air Sungai), Pengembangan Waduk (Konservasi Sumber Daya Air Waduk, Pendayagunaan Sumber Daya Air waduk, Pengendalian Daya Rusak Air Waduk), Pengembangan Embung. 2. Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang a. Pelaksana Utama Perwujudan Hutan Lindung (Rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan hutan lindung, Pengembangan dan pengelolaan kawasan hutan lindung). Perwujudan Kawasan Hutan Lindung Secara Fisiografis Seperti Hutan Lindung (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan pengelolaan kawasan) b. Pelaksana Pendukung Perwujudan Kawasan Resapan Air (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan pengelolaan Kawasan) c. Pelaksana Pendukung Perwujudan Kawasan Perlindungan Setempat (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan) d. Pelaksana Utama Perwujudan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya) e. Pelaksana Pendukung Perwujudan Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah dan Kawasan Pengungsian Satwa (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan) f. Pelaksana Pendukung Perwujudan Kawasan Lindung Geologi (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan) g. Pelaksana Utama Produksi Perwujudan Pengembangan Kawasan Hutan (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengeloaan Kawasan) Pelaksana Utama Perwujudan Kawasan Hutan Rakyat (Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan, Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 35 3. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi Pelaksana Pendukung Perwujudan Kawasan Strategis Prov Jateng dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup (Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi) Memperhatikan arahan RTRWP, maka permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah pada prinsipnya sama dengan permasalahan yang akan dihadapi dalam mewujudkan RTRWP Provinsi Jateng 2009 s.d 2029. Atas arahan dalam RTRWP telah menjadi pendorong utama untuk meningkatkan pelayanan Dinas Kehutanan Jawa Tengah khususnya untuk mewujudkan luas tutupan hutan minimal 30% dari luas daratan dan tersebar secara proporsional. B. Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam kajian pengaruh dan mitigasi dampak indikasi program prioritas RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013 - 2018 terdapat 25 program prioritas yang perlu dilakukan mitigasi karena pelaksanaannya berdampak pada lingkungan, yakni : 1) Program pembangunan jalan dan jembatan; 2) Program peningkatan jalan dan penggantian jembatan; 3) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatab; 4) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa serta jaringan pengairan lainnya; 5) Program penyediaan dan pengelolaan air baku; 6) Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumberdaya air; 7) Program pengendalian banjir dan pengamanan pantai; 8) Program peningkatan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan; 9) Program peningkatan kinerja pengelolaan air minum dan sanitasi; 10) Program pembangunan perumahan; 11) Program pengembangan perhubungan darat; 12) Program pengembangan perhubungan laut; 13) Program pengembangan perhubungan udara; 14) Program peningkatan iklim dan realisasi investasi; 15) Program pengembangan agribisnis; 16) Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan; 17) Program pengembangan pertambangan dan air tanah; 18) Program pengembangan ketenagalistrikan dan migas; Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 36 19) Program pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi; 20) Program pengembangan perikanan tangkap; 21) Program pengembangan perikanan budidaya; 22) Program optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan; 23) Program pepengembangan industri logam, mesin dan tekstil; 24) Program pengembangan industri agro, kimia dan hasil hutan; 25) Pengembangan industri alat transportasi, elektronika dan aneka Dengan demikian maka Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu program-program tersebut diharapkan melakukan tindakan tindakan mitigasi dan melaksanakan rekomendasi berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat implementasi program-program tersebut. Dari hasil kajian pengaruh dan mitigasi dampak indikasi program prioritas RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013 - 2018 tidak satupun program pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 yang perlu melaksanakan tindakan mitigasi untuk mengurangi dampak pada lingkungan dan melaksanakan rekomendasi sesuai Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Dengan adanya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhadap RPJMD 2013-2018 diharapkan dalam setiap pembangunan yang dilaksanakan mengacu pada kaidah lingkungan dan aspek-aspek pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atas RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 terhadap program pembangunan yang terkait dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan, terdapat satu Program Pembangunan Kehutanan yang telah dibahas dalam dokumen KLHS dikarenakan diduga berpotensi berdampak negatif terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan. Adapun beberapa dampak yang diduga akan muncul atas implementasi program ini antara lain: 1. Pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak terkendali mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan dan menimbulkan lahan kritis 2. Berpotensi meningkatkan pencemaran udara dan air karena berkembangnya industri pengolahan hasil hutan; Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 37 3. Berpotensi meningkatkan pencemaran udara karena kebakaran hutan yang diakibatkan dari pemanfaatan hutan yang tidak terkendali; 4. Berpotensi menyebabkan erosi, banjir dan tanah longsor, jika pemanfaatan hasil hutan tanpa upaya rehabilitasi. Atas potensi pemanfaatan dampak potensi ini, telah sumberdaya direkomendasikan hutan harus dalam memperhatikan kelestarian sumberdaya hutan melalui pengendalian dan pengawasan, penegakan aturan/hukum dan peningkatan rehabilitasi hutan serta peningkatan penerapan sertifikasi pengelolaan hutan lestari. 3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, pelanggan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dan memperhatikan Visi, Misi, Program Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2013 – 2018 yang dituangkan dalam RPJMD Jawa Tengah Periode 2013 - 2018, Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Periode 2014 – 2019, RTRWP Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis, maka telah dilakukan pelingkupan dengan menggunakan metode USG (Urgency /kemendesakan, Seriosness/keseriusan dan Growth/pertumbuhan) terhadap hasil identifikasi isu-isu pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Jawa Tengah dan analisis internal, berdasarkan pelingkupan tersebut ditetapkan beberapa isu strategis yang akan ditangani sebagai berikut: 1) Meningkatnya pencemaran air, baik itu dari Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga dan semakin tingginya pencemaran limbah padat (sampah dan limbah B3); 2) Meningkatnya kerusakan DAS, terutama yang diakibatkan oleh praktik penebangan liar dan konversi lahan; 3) Rusaknya habitat diakibatkan oleh ekosistem deforestasi degradasi sebagian kawasan hutan pesisir mangrove, dan laut, serta yang terjadinya besar terumbu karang dan padang lamun, mengakibatkan erosi pantai dan berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity); 4) Menurunnya kualitas udara perkotaan dengan semakin meningkatnya perindustrian dan penggunaan kendaraan bermotor; 5) Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan; Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 38 6) Masih tingginya potensi konflik dalam penggunaan kawasan hutan, ancaman terhadap gangguan keamanan hutan maupun kebakaran hutan; 7) Rendahnya produktivitas sumberdaya hutan; 8) Belum efisiennya pemanfaatan hasil hutan kayu sebagai bahan baku Industri pengolahan; 9) Lemahnya kapasitas dan kompetensi kelembagaan kehutanan 10) Potensi hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan belum dikembangkan secara optimal Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 39