HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Iva Yana Kembuan* Grace Kandou** Wulan P.J. Kaunang** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi juga menjadi faktor risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini. Obesitas merupakan faktor resiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2013, prevalensi penduduk obesitas tertinggi di Sulawesi Utara. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis hubungan obesitas dengan penyakit hipertensi dan faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi penyakit hipertensi pada pasien rawat jalan di poliklinik Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis Penelitian ini ialah survei analitik dengan desain kasus control berbasis Puskesmas. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Desember 2015 sampai bulan April 2016. Populasi penelitian ialah pasien yang berobat di poliklinik puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah sampel sebesar 124 responden untuk kelompok kasus dan 124 responden untuk kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini jelas bahwa obesitas mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Faktor risiko lain yang mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah jenis kelamin, kebiasaan konsumsi alkohol dan konsumsi lemak. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara ialah kebiasaan konsumsi alkohol. Saran yang dapat diberikan ialah pentingnya menerapkan pola hidup sehat (makanan rendah lemak), olahraga secara teratur dan mengurangi konsumsi alkohol sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit Hipertensi sejak dini. Kata Kunci: Obesitas, Penyakit Hipertensi ABSTRACT Hypertension is one of non-communicable diseases are becoming an important health problem throughout the world because of its prevalence is high and continues to increase and its relationship with cardiovascular disease, stroke, retinopathy, and kidney disease. Hypertension is also a risk factor for the third biggest cause of early death. Obesity is a risk factor for hypertension that can be modified. Based Data Riskesdas in 2013, the highest prevalence of obesity in the population of North Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the relationship of obesity with hypertension and other risk factors affecting hypertension in outpatient polyclinic health center Touluaan Southeast Minahasa Regency. This research type is analytic survey with case control design based health centers. This research was conducted at the health center Touluaan Southeast Minahasa Regency. Time implementation started in December 2015 and April 2016. The study population was patients who seek treatment at health center clinic Touluaan Southeast Minahasa district with a sample size of 124 respondents for the case group and 124 respondents to the control group. The conclusion from this study is clear that obesity has a significant relationship with the incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa Regency. Other risk factors that have a relationship with the incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa Regency is sex, alcohol consumption habits and consumption of fat. The most dominant factor associated with the incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa Regency is the habit of alcohol consumption. Advice can be given is the importance of adopting a healthy lifestyle (low-fat foods), exercise regularly and reduce the consumption of alcohol so as to prevent the occurrence of hypertension early. 16 Keyword: Obesity, Hypertension Illness PENDAHULUAN terbesar Saat ini masalah kesehatan telah bergeser kematian), diikuti kanker 21,7% (8,2 juta dari kematian), penyakit infeksi ke penyakit yaitu 46,2% (17,5 sedangkan juta penyakit degeneratif. Penyebabnya diduga akibat pernafasan kronis, termasuk asma dan perubahan gaya hidup, pola makan, penyakit paru obstruktif kronik dan PTM faktor lingkungan, kurangnya aktivitas yang lain bersama-sama menyebabkan fisik dan faktor stress. Gaya hidup kurang sekitar aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi kematian), serta 4% kematian disebabkan makanan mengandung lemak dan asupan diabetes (1,5 juta kematian) (WHO, natrium berlebih serta kurangnya asupan 2011). serat dapat memicu penyakit degeneratif 10,7% kematian (4,0 juta Hipertensi merupakan salah satu (Waloya, 2013). penyakit tidak menular yang menjadi Penyakit tidak menular (PTM) masalah kesehatan penting di seluruh menjadi penyebab utama kematian secara dunia karena prevalensinya yang tinggi global. Data World Health Organization dan terus meningkat serta hubungannya (WHO) menunjukkan bahwa dari 56 juta dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, kematian yang terjadi di dunia pada retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi tahun 2012, sebanyak 38 juta atau hampir juga menjadi faktor risiko ketiga terbesar tiga penyebab kematian dini. The Third perempatnya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga National membunuh penduduk dengan usia yang Examination lebih muda. Di negara-negara dengan bahwa hipertensi mampu meningkatkan tingkat ekonomi rendah dan menengah, risiko penyakit jantung koroner sebesar dari seluruh kematian yang terjadi pada 12% dan meningkatkan risiko stroke orang-orang berusia kurang dari 60 sebesar 24%. Menurut laporan pertemuan tahun. Kematian karena PTM meningkat WHO di Jenewa tahun 2002 didapatkan di daerah Asia Tenggara dari 6,7 juta prevalensi penyakit hipertensi 15-37% kematian pada tahun 2000 menjadi 8,5 dari populasi penduduk dewasa di dunia. juta kematian pada tahun 2012, dan di Setengah dari populasi penduduk dunia daerah Pasifik Barat dari 8,6 juta menjadi yang 10.9 juta. Proporsi penyebab kematian menderita PTM pada tahun 2012 adalah penyakit Proportional kardiovaskular hipertensi di seluruh dunia adalah 13% merupakan penyebab 17 Health berusia Survey lebih and Nutrition mengungkapkan dari 60 hipertensi. Mortality tahun Angka Rate akibat atau sekitar 7,1 juta kematian. Selain itu terbatas pada usia 15-17 tahun menurut pada tahun 2001, WHO juga melaporkan JNC VII 2003 didapatkan prevalensi penelitian di Bangladesh dan India nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki dengan hasil prevalensi hipertensi 65% 6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan dari (5,6%) jumlah penduduknya, dengan lebih tinggi dari perkotaan prevalensi tertinggi pada penduduk di (5,1%). Angka kejadian hipertensi di daerah perkotaan. Sesuai dengan data seluruh dunia mungkin mencapai 1 WHO bulan September 2011, disebutkan milyar bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap kematian per tahun di seluruh dunia dan tahunnya. 1,5 juta kematian per tahun di wilayah penyebab kematian nomor 3 setelah Asia Tenggara. Menurut WHO, bahwa stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %), pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta yakni mencapai 6,8 % dari populasi kasus hipertensi dan diperkirakan pada kematian pada semua umur di Indonesia tahun 2025 menjadi 1,15 milyar atau (Depkes RI, 2008). sekitar 29% dari total penduduk dunia, orang dan sekitar 7,1 juta Hipertensi Berdasarkan merupakan Riskesdas tahun penderita wanita lebih banyak (30%) 2013, Prevalensi hipertensi di Indonesia dibanding laki-laki (29%) (WHO, 2011). yang didapat melalui pengukuran pada Menurut JNC (Joint National umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, Committee) VII tahun 2003, hipertensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), ditemukan diikuti sebanyak 60-70% pada Kalimantan Selatan (30,8%), populasi berusia di atas 65 tahun. Lansia Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat yang berumur di atas 80 tahun sering (29,4%) dan Sulawesi Utara (27,1%). mengalami hipertensi persisten, dengan Prevalensi hipertensi di Indonesia yang tekanan sistolik menetap di atas 160 didapat melalui kuesioner terdiagnosis mmHg. Jenis hipertensi yang khas sering tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, ditemukan pada lansia adalah isolated yang didiagnosis tenaga kesehatan atau systolic hypertension (ISH), di mana sedang minum obat sebesar 9,5 persen. tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat atas tekanan sendiri. Responden yang mempunyai diastolik tetap normal (di bawah 90 tekanan darah normal tetapi sedang mmHg). Hipertensi merupakan salah satu minum obat masalah yang persen. Jadi prevalensi hipertensi di terjadi di negara maju maupun Negara Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + berkembang. Pada analisis hipertensi 0,7 %) (Kemenkes, 2013). 140 mmHg), kesehatan namun masyarakat 18 hipertensi sebesar 0.7 Faktor risiko hipertensi yang Negara maju, seperti di Amerika maupun tidak dapat diubah adalah umur, jenis Eropa yang mencapai 61% mengalami kelamin dan risiko overweight dan 27% obesitas. Sementara hipertensi yang dapat diubah meliputi di Negara Asia Tenggara, overweight obesitas/kegemukan, dan mencapai angka 22% dan 5% obesitas. stres, merokok, olah raga yang kurang, Menurut data WHO disemua daerah, konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi perempuan lebih cenderung menjadi garam gemuk daripada pria (WHO, 2008) genetik. Faktor psikososial berlebihan, hiperlipidemia/ hiperkolesterolemia. Sedangkan Berdasarkan Data Riset penyebab sekunder hipertensi antara lain Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan 2013, penggunaan terendah di provinsi Nusa tenggara Timur obat-obatan seperti kontrasepsi pil (Dalimartha, 2008). prevalensi penduduk obesitas (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara Obesitas merupakan faktor resiko (24,0%). Prevalensi obesitas pada hipertensi yang dapat di modifikasi. penduduk usia 18 tahun ke atas pada laki- Black dan Izzo (2008), menyatakan laki adalah 19,7% dan pada perempuan bahwa dari 60% penderita hipertensi, adalah 32,9 %. Di Provinsi Sulawesi 20% diantaranya mempunyai berat badan Utara berlebih. Penurunan berat badan sebesar (sembilan) 5% dapat menurunkan tekanan darah. mengkonsumsi makanan tinggi lemak Penurunan berat badan sebesar 9,2 kg dan provinsi yang paling tinggi penderita dapat menurunkan tekanan darah baik obesitas (Kemenkes, 2013). sistole dan diastole sebesar 6,3 dan 3,1 WHO provinsi ke-9 terbanyak yang Hipertensi masuk pada daftar 10 mmHg (Black dan Izzo, 2008). Menurut merupakan penyakit melaporkan menonjol Surveilans Terpadu berdasarkan Penyakit (STP) bahwa pada tahun 2014, sekitar 39% berbasis Puskesmas di Provinsi Sulawesi orang dewasa usia 18 tahun ke atas (38% Utara dengan menempati posisi kedua pria mengalami setelah influenza dengan jumlah kasus overweight. Pada tahun 2014 prevalensi 20.202 penderita (Profil Dinkes Sulut, obesitas di dunia yaitu 11% pada pria dan 2011). Hipertensi juga menempati urutan 15% pada wanita. Angka ini mengalami tertinggi penyakit tidak menular dengan peningkatan tingkat dan 40% dua wanita) kali lipat bila kematian yang tinggi di dibandingkan dengan tahun 1980 (5% Kabupaten Minahasa Tenggara, dimana pada Puskesmas Touluaan menempati urutan pria dan 8% pada wanita). Prevalensi tertinggi masih terjadi di 19 ke 5 di Kabupaten Minahasa Tenggara Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas (Profil Dinkes Mitra, 2014). Touluaan Puskesmas Touluaan terletak di kecamatan Touluaan, Kabupaten Minahasa Tenggara. Waktu pelaksanaan penelitian Kabupaten ini dimulai pada bulan Desember 2015 Minahasa Tenggara yang merupakan sampai bulan April 2016. Populasi dalam daerah pegunungan dengan udara yang penelitian ini yaitu seluruh pasien () sejuk, dengan penghasilan utama kelapa poliklinik umum Puskesmas Touluaan dan nira. Jumlah penduduk di kecamatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Semua Touluaan adalah 6.399 jiwa, dengan jenis pasien pekerjaan paling banyak yaitu petani. populasi kasus dan semua pasien yang Penderita hipertensi pada tahun 2014 di tidak wilayah kerja Puskemas Touluaan adalah populasi kontrol. penderita menderita hipertensi hipertensi sebagai sebagai 487 kasus (Profil PKM Touluaan, 2014). jumlah sampel minimal untuk Jumlah penderita pada tahun 2015 dari responden = 124 penderita untuk kasus bulan Januari sampai dengan Juli adalah dan 124 penderita untuk kontrol. 310 kasus. Obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan makan, konsumsi alkohol dan HASIL DAN PEMBAHASAN merokok merupakan perubahan gaya Hubungan antara Obesitas dengan hidup yang mungkin dapat memicu Kejadian Hipertensi peningkatan kasus penderita hipertensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan hubungan latar kejadian hipertensi di Poliklinik Umum belakang diatas, maka perlu antara obesitas dilakukan penelitian apakah terdapat Puskesmas hubungan dengan Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika hipertensi pada pasien yang rawat jalan menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05) di Poliklinik umum Puskesmas Touluaan, dengan nilai OR 3,48. Hasil penelitian ini Kecamatan berarti antara obesitas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. obesitas Touluaan dengan responden yang berlebih beresiko Kabupaten mengalami 3,4 kali mengalami hipertensi daripada responden yang tidak mengalami obesitas. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian merupakan penelitian Obesitas terjadi akibat analitik dengan menggunakan desain ketidakseimbangan jumlah kalori yang kasus study), masuk lewat makanan dan minuman pemilihan kasus (penderita hipertensi) lebih besar dari pada jumlah kalori yang dan kontrol (bukan penderita hipertensi). dikeluarkan untuk tumbuh kembang, kontrol (case control 20 metabolisme maupun beraktifitas, berikatan dengan reseptor pada ketidakseimbangan itu dipengaruhi oleh hipotalamus dan meningkatkan sodium berbagai renal dan ekskresi air dan mengubah faktor antara lain faktor perilaku. substansi vasoaktif seperti nitric oxide Obesitas kegemaran berkaitan mengkonsumsi dengan pada pembuluh darah. makanan Hipertensi dapat kelompok terjadinya hipertensi akibat faktor lain. akibat dari beberapa mekanisme seperti Makin peningkatan curah jantung, kenaikan meningkat massa volume tubuh, makin darah yang volume tubuh atau pada tinggi lemak serta meningkatkan risiko besar obesitas terjadi serta kegemukan peningkatan dibutuhkan untuk memasok oksigen dan resistensi vaskular perifer. Selain itu, makanan ke jaringan tubuh. Lalu dinding faktor arteri mendapatkan tekanan yang lebih (persekitaran) juga berperan penting besar. Sehinggga jantung akan bekerja dalam terjadinya peningkatan tekanan ekstra keras pula. Kemudian tekanan darah. Pada populasi penelitian ini darah terjadi peningkatan terdapat hubungan sedang antara IMT genetik dan lingkungan Pada orang yang obesitas terjadi dan hipertensi. Ini membuktikan bahwa peningkatan kerja pada jantung untuk IMT dapat mengakibatkan hipertensi dan memompa darah. Berat badan berlebihan langkah-langkah menyebabkan volume segera dilakukan saat remaja. Hal ini darah dan luas dan perluasan sistem turut dipengaruhi oleh faktor lain seperti sirkulasi. Makin besar massa tubuh, kebiasaan makin banyak pula suplai darah yang alkohol, kurangnya olahraga, stress dan dibutuhkan untuk memasok oksigen dan pengaruh obat. nutrisi ke bertambahnya jaringan mengakibatkan tubuh volume Hal darah ini pencegahan merokok, harus mengkonsumsi Obesitas juga dapat mengakibatkan yang hipertensi akibat dari abnormalitas beredar melalui pembuluh darah akan hormon. Adiposit (sel lemak) akan meningkat mensekresi sehingga tekanan pada dinding arteri menjadi lebih besar. Obesitas dapat Fungsi leptin utama dan leptin adiponektin. adalah untuk menyebabkan berinteraksi dengan hipotalamus untuk hipertensi dan penyakit kardiovaskular mengkontrol berat badan dan akumulasi melalui mekanisme pengaktifan sistem lemak renin-angiotensin-aldosteron, makan dan peningkatan metabolic rate. peningkatkan aktivitas simpatis. Leptin Bagaimanapun, yang disekresikan oleh sel adipose leptin yang tinggi akibat dari obesitas 21 melalui penghambatan peningkatan selera sekresi dapat mengakibatkan resistensi terhadap mendapatkan fungsi Tubuh penurunan Sebaliknya, berat badan peningkatan ini. leptin bahwa Indeks Massa hubungan yang dengan Hipertensi pada perusahaan Migas X Umur dengan memiliki signifikan mengakibatkan inflamasi dan aktivasi pekerja sistem saraf simpatis serta menurunkan Kalimantan Timur. di sekresi ginjal dan menstimulasi hipertrofi miosite. Adiponektin pula adalah suatu Hubungan protein yang dihasilkan oleh jaringan Kejadian Hipertensi adiposa tetapi akan berkurang pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita Penurunan tidak ada hubungan antara umur dengan adiponektin dikaitkan dengan resistensi kejadian hipertensi (p = 0,381 > 0,05) di insulin, penurunan penghasilan nitric Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan oxide (vasodilator), dan aktivasi sistem Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil renin-angintensin-aldosteron. Kedua-dua penelitian ini menunjukkan sebagian ini besar responden berusia lebih dari 45 akan obesitas. mengakibatkan perubahan antara seperti vasokonstriksi, retensi garam dan tahun. air sehingga hipertensi, setelah umur 45 tahun dinding tekanan arteri akan mengalami penebalan oleh dan disfungsi mengakibatkan ginjal peningkatan darah pada penderita obesitas. Penelitian yang Umur dapat menyebakkan karena adanya zat kologen pada lapisan dilakukan oleh otot, sehingga pembuluh darah akan Sulastri, dkk (2012) pada masyarakat berangsur-angsur Etnik menjadi kaku sehingga menyebabkan Minangkabau di Kota Padang menyatakan bahwa terdapat hubungan menyempit dan hipertensi. yang bermakna antara obesitas dengan Menurut asumsi peneliti, tidak ada kejadian hipertensi dengan nilai p=0,049 hubungan antara umur dan hipertensi (p<0,05) dan nilai OR= 1,82. Penelitian dikarenakan yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2013) hipertensi seiring dengan bertambahnya pada pasien yang berobat di Poliklinik umur seseorang. Individu yang berumur Rumah Sakit Daerah di Labuang Baji 60 tahun ke atas, 50-60% mempunyai Makasar mendapatkan bahwa perilaku tekanan darah yang lebih besar atau sama yang dengan mempunyai hubungan dengan 140/90 kepekaan mmHg. terhadap Hal itu terjadinya hipertensi adalah obesitas disebabkan adanya pengaruh degenerasi dengan nilai p=0,039 (p<0,05) dan nilai yang terjadi pada orang yang bertambah OR= 8,4. Penelitian yang dilakukan oleh usia. Handayani dan Sartika (2013) 22 Penelitian yang dilakukan oleh esterogen. Bahkan setelah usia 69 tahun, Puspita dan Haskas (2014) mendapatkan kejadian hipertensi pada wanita lebih bahwa ada hubungan antara umur dan tinggi dari pria. Perempuan dipengaruhi kejadian hipertensi. yang oleh beberapa hormon termasuk hormon dilakukan oleh (2014) estrogen yang yang berperan dalam Penelitian Tjekyan mendapatkan bahwa ada hubungan antara meningkatkan kadar umur hipertensi. Lipoprotein (HDL) Penelitian yang dilakukan oleh Wianti perempuan (2015) komplikasinya dengan kejadian mendapatkan bahwa ada hubungan antara umur dan hipertensi. dari High Density melindungi hipertensi termasuk dan penebalan dinding pembuluh darah. Pada saat masa menopause perempuan memiliki risiko Hubungan antara Jenis hipertensi Kelamin yang sama dengan dengan Kejadian Hipertensi dikarenakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dimana faktor protektor tidak dihasilkan hubungan antara jenis kelamin dengan lagi juga ditunjang dengan kenaikan berat kejadian hipertensi di Poliklinik Umum badan (Depkes, 2006). Puskesmas Touluaan perubahan pria hormonalnya Kabupaten Penelitian ini sebanding dengan Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika penelitian yang dilakukan oleh Tjekyan menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05) (2014) di Kota Palembang, dimana dengan nilai OR 3,683. Hasil penelitian responden laki-laki (56%) cenderung ini berarti responden yang berjenis menderita hipertensi dari perempuan kelamin kali (44%) dan mendapatkan bahwa ada mengalami hipertensi daripada responden hubungan antara jenis kelamin dengan perempuan. kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,018 laki-laki beresiko 3,6 Jenis Kelamin mempunyai pengaruh (p<0,05) dan nilai OR= 1,39. Penelitian pada terjadinya hipertensi, dimana pria yang dilakukan oleh Syahrini, dkk (2012) lebih hipertensi mendapatkan bahwa tidak ada hubungan dibandingkan dengan wanita dengan yang signifikan antara jenis kelamin rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan dengan tekanan darah sistolik. Pria diduga dilakukan oleh Anggara dan Prayitno memiliki gaya hidup yang cenderung (2013) mendapatkan bahwa jenis kelamin dapat tidak berhubungan dengan tekanan darah banyak mengalami meningkatan tekanan darah dibandingkan wanita. Pada wanita, risiko hipertensi. Penelitian di Puskesmas Telaga Murni. peningkatan tekanan darah terjadi setelah menopause karena menurunya kadar 23 yang Hubungan antara Riwayat Keluarga hipertensi lebih banyak pada kembar dengan Kejadian Hipertensi monozigot (satu sel telur) daripada Hasil penelitian menunjukkan bahwa heterozigot (berbeda sel telur). Seorang tidak ada hubungan antara riwayat penderita yang mempunyai sifat genetik keluarga dengan kejadian hipertensi (p = hipertensi 0,310 > 0,05) di Poliklinik Umum dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi Puskesmas terapi, Touluaan Kabupaten primer bersama (esensial) apabila lingkungannya akan Minahasa Tenggara. Hasil penelitian ini menyebabkan hipertensinya berkembang berarti responden yang memiliki riwayat dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun keluarga akan timbul tanda dan gejala (Qiu, 2003). menderita hipertensi tidak beresiko mengalami hipertensi. Hasil penelitian ini membuktikan Riwayat keluarga merupakan faktor bahwa faktor keturunan kurang memiliki bawaan yang menjadi pemicu timbulnya peran penting dan menjadi penentu hipertensi, terutama hipertensi primer. seberapa besar kecenderungan orang Jika dalam keluarga seseorang ada yang untuk menderita hipertensi, namun bila hipertensi, ada 25% kemungkinan orang dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi tersebut terserang hipertensi. Apabila apapun, maka bersama lingkungannya kedua orang tua mengidap hipertensi, akan menyebabkan hipertensi hingga kemungkinan menderita hipertensi naik menimbulkan tanda dan gejala. Sharing menjadi 60% (Nurkhalida, 2003). exposure atau pembagian paparan dari Faktor genetik dapat menyebabkan kebiasaan anggota keluarga lain yang seseorang mengalami hipertensi, efeknya secara tidak disadari dapat mempertinggi tidak secara langsung namun melalui risiko kejadian hipertensi. Mengetahui tingkat sensitivitas dengan garam atau memiliki orang tua hipertensi sebaiknya NaCl. penelitian rutin memeriksakan tekanan darah dan eksperimental, diketahui bahwa respons menghindari gaya hidup yang dapat tekanan darah manusia dengan garam meningkatkan tekanan darah. Menurut diturunkan asumsi Berdasarkan secara genetik. Bahwa peneliti, walaupun memiliki seseorang bisa saja mudah mengalami riwayat keluarga menderita hipertensi kenaikan tetapi memiliki aktivitas fisik yang baik tekanan darah bila mengonsumsi makanan atau minuman maka gejala yang banyak mengandung garam atau dikurangi. tidak sama sekali. Peran faktor genetik Hasil hiertensi penelitian akan ini dapat sebanding terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan ditemukannya kejadian bahwa Malonda, 24 dkk (2012), menunjukan bahwa tidak ada pengaruh riwayat melakukan keluarga dengan terjadinya hipertensi, dengan nilai Lingkungan mempengaruhi p=0,254 (p>0,05). keluarga dapat pola fisik dengan frekuenssi sedang > 300 menit/minggu. Aktivitas secara fisik teratur yang dilakukan diketahui dapat atau mengurangi kekakuan pembuluh darah kebiasaan makan anggota keluarga yang dan meningkatkan daya tahan jantung satu dengan yang lain, terutama dalam serta memilih menurunkan tekanan darah. Aktivitas menu pengolahan. makan aktifitas makanan Harianto dan dan cara Pratomo paru-paru atau olahraga sehingga sangat mampu mempengaruhi (2013) mendapatkan bahwa tidak ada terjadinya hipertensi, dimana pada orang hubungan antara riwayat keluarga dengan yang kurang aktivitas akan cenderung kejadian hipertensi dengan nilai p=0,03 mempunyai frekuensi denyut jantung (p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh lebih tingi sehingga otot jantung akan Situmorang (2015) mendapatkan ada harus bekerja lebih keras pada tiap hubungan antara faktor keturunan dengan kontraksi. Makin keras dan sering otot kejadian jantung memompa maka makin besar hipertensi di RSUD Sari Mutiara, dengan nilai p=0,000 (p<0,05). tekanan yang dibebankan pada arteri (Andria, 2013). Hubungan antara Aktivitas Aktivitas fisik yang teratur bisa Fisik membuat jantung kita sehat sehingga dengan Kejadian Hipertensi Hasil bahwa penelitian tidak ada menunjukkan hubungan terhindar dari hipertensi, karena penyakit antara hipertensi merupakan peningkatan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi tekanan darah yang memberi gejala yang (p = 0,241 > 0,05) di Poliklinik Umum berlanjut untuk suatu target organ, seperti Puskesmas strok untuk otak, Touluaan Kabupaten penyakit jantung Minahasa Tenggara. Hasil penelitian ini koroner untuk pembuluh darah jantung berarti responden yang memiliki aktivitas dan otot jantung. Manfaat dari aktivitas fisik yang baik tidak beresiko mengalami fisik hipertensi. Hal ini disebakan karena meningkatkan kerja dan fungsi jantung, sebagian memiliki paru dan pembuluh darah yang ditandai pekerjaan sebagai petani lebih banyak dengan denyut nadi istirahat menurun, melakukan penumpukan berkebun besar responden kegiatan dalam berladang sehari-hari. atau Dalam maupun meningkatkan kesehariannya masyarakat di wilayah mengurangi kerja 2012). Puskesmas Touluaan dapat 25 olahraga ialah asam laktat untuk berkurang, HDL kolesterol, aterosklerosis (Cahyani, Aktivitas fisik sangat penting untuk Hubungan antara Konsumsi Alkohol mengendalikan tekanan darah. Aktivitas dengan Kejadian Hipertensi fisik Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada yang cukup dapat membantu menguatkan jantung. Jantung yang lebih hubungan kuat tentu dapat memompa lebih banyak dengan kejadian hipertensi di Poliklinik darah usaha. Umum Puskesmas Touluaan Kabupaten Semakin ringan kerja jantung, semakin Minahasa Tenggara. Hasil uji satistik sedikit tekanan pada pembuluh darah menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05) arteri sehingga tekanan darah akan dengan nilai OR 5,532. Hasil penelitian menurun (Ratmayati, 2013). ini dengan Hasil dengan hanya penelitian penelitian sedikit antara berarti konsumsi responden alkohol yang ini sebanding mengkonsumsi alkohol beresiko 5,5 kali yang dilakukan mengalami hipertensi. Situmorang (2015) pada penderita rawat Minuman beralkohol adalah semua inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara jenis minuman yang mengandung etanol, Medan, yang menyatakan bahwa tidak termasuk Cap Tikus, anggur, bir, dan ada antara saguer. Sebagian besar lansia dalam aktivitas fisik dan kejadian hipertensi penelitian ini mengonsumsi Cap Tikus. dengan nilai p=0,263 (p>0,05). Hasil Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar penelitian ini berbeda dengan yang alkohol rata-rata 30-40% yang dihasilkan dilakukan (2013) melalui penyulingan saguer (cairan putih hubungan yang keluar dari mayang pohon enau). aktivitas olahraga dengan hipertensi pada Tinggi rendahnya kadar alkohol pada lansia, dimana nilai p=0,000 (p<0,05). Cap Tikus tergantung pada kualitas Penelitian penyulingan. hubungan mendapatkan yang oleh Andria bahwa yang berarti ada dilakukan oleh Semakin bagus sistem Khomarun, dkk (2014) mendapatkan penyulingannya, semakin tinggi pula bahwa ada pengaruh aktivitas fisik jalan kadar alkoholnya. Saguer sejak keluar pagi terhadap penurunan tekanan darah dari pada lansia. Penelitian yang dilakukan mengandung alkohol sekitar kurang dari oleh Atun, dkk (2014) mendapatkan 5% (Malonda, dkk, 2012). bahwa aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan tekanan darah mayang pohon enau sudah Peminum alkohol harian ternyata tinggi, mempunyai tingkat tekanan darah yang dengan nilai p=0,035 (p<0,05) dan nilai lebih OR=4,69. peminum sekali seminggu, berapapun jumlah tinggi total dibandingkan yang diminum dengan setiap minggunya. Umumnya petani Minahasa 26 sebelum pergi ke kebun, minum 1 sloki alkohol belum jelas. Namun, diduga atau 1 gelas ukuran kecil minuman peningkatan beralkohol (Cap Tikus). Minuman ini peningkatan volume sel darah merah dikenal oleh setiap orang Minahasa serta kekentalan darah berperan dalam sebagai minuman penghangat tubuh, menaikkan tekanan darah. Beberapa studi penambah nafsu makan, dan pendorong menunjukkan hubungan langsung antara semangat tekanan darah dan asupan alkohol serta untuk bekerja. Konsumsi alkohol sebanyak 1-2 sloki oleh lansia diantaranya dalam penelitian kadar kortisol melaporkan dan bahwa efek ini ternyata terhadap tekanan darah baru Nampak bila terjadinya hipertensi. mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas Begitu juga dengan penelitian di Amerika ukuran standar setiap harinya (Depkes yang RI, 2006). mempengaruhi menyimpulkan bahwa wanita peminum alkohol yang tergolong ringan Beberapa laporan menunjukkan dan sedang potensi risiko hipertensinya bahwa efek alkohol dimulai dengan rendah, sedangkan pada pria risiko jumlah terjadinya hipertensi lebih tinggi. Hal ini demikian dapat dipengaruhi oleh perbedaan pola meminum alkohol memiliki tekanan minum, pilihan minuman, dan gaya darah yang rendah. Namun demikian, hidup, dengan beberapa laporan lainnya menunjukkan kebiasaan konsumsi alkohol pada pria bahwa ada ambang batas di mana maupun wanita (Malonda, dkk, 2012). konsumsi yang dihubungkan Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah sangat kecil. orang-orang Dengan yang alkohol tidak memhubungani tekanan darah. Dengan demikian, sekali dibuktikan. atau dua kali minum alkohol sehari Mekanisme peningkatan tekanan darah berkaitan dengan tekanan darah yang akibat belum jelas. semakin tinggi. Akhirnya ada beberapa peningkatan kadar kajian yang melaporkan bahwa orang- kortisol dan peningkatan volume sel orang yang minum alkohol satu atau dua darah merah serta kekentalan darah kali sehari memiliki tekanan darah yang berperan dalam meningkatkan tekanan lebih rendah daripada orang-orang yang darah. Orang – orang yang minum tidak meminum alkohol atau orang-orang alkohol terlalu sering atau yang terlalu yang minum lebih banyak dari tiga kali banyak memiliki tekanan darah yang minum sehari. lebih tinggi daripada individu yang tidak Penelitian Namun, alkohol telah yang diduga masih dilakukan (2012) oleh minum atau minum sedikit. Selain itu Malonda, teori lain adalah tekanan darah akibat bahwa konsumsi alkohol merupakan 27 dkk yang mendapatkan faktor resiko yang mempengaruhi atau adrenalin yang akan menyempitkan terjadinya hipertensi pada lansia di Kota pembuluh darah dan memaksa jantung Tomohon, dengan nilai p=0,006 (p<0,05) untuk bekerja lebih berat karena tekanan dan nilai OR=2,792, yang berarti orang darah yang lebih tinggi. Tembakau dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol memiliki 2,7 kali beresiko terkena hipertensi. peningkatan tekanan darah karena dapat Penelitian yang dilakukan oleh Anggara menyebabkan dan Prayitno (2013) mendapatkan bahwa darah. Karbon monoksida dalam asap konsumsi alkohol berhubungan dengan rokok akan menggantikan ikatan oksigen tekanan darah dimana nilai p=0,043 dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan (p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh tekanan darah meningkat karena jantung Situmorang (2015) mendapatkan bahwa dipaksa memompa untuk memasukkan ada hubungan antara konsumsi alkohol oksigen yang cukup ke dalam organ dan dengan jaringan kejadian hipertensi pada penderita di Rumah Sakit Umum Sari efek cukup besar penyempitan tubuh lainnya dalam pembuluh (Darmawan, 2008). Mutiara Medan, dimana nilai p=0,000 Kemungkinan tidak berhubungan- (p<0,05). nya antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi disebabkan tidak Hubungan antara Merokok dengan ditelitinya berapa jumlah rokok yang Kejadian Hipertensi dihisap. Selain dari lamanya merokok, Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko merokok terbesar tergantung dari tidak ada hubungan antara merokok jumlah rokok yang dihisap perhari. dengan kejadian hipertensi (p = 0,368 Hasil penelitian ini sejalan dengan p>0,05) di Poliklinik Umum Puskesmas penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Touluaan Minahasa yang dilakukan oleh Puspita dan Haskas Tenggara. Hasil penelitian ini berarti (2014) mendapatkan bahwa merokok responden yang merokok ataupun tidak tidak merokok belum tentu akan mengalami hipertensi, hipertensi. (p>0,05). Harianto dan Pratomo (2013) Kabupaten Menghisap rokok berhubungan dimana dengan kejadian nilai p=0,116 menyebabkan mendapatkan bahwa tidak ada hubungan nikotin terserap oleh pembuluh darah yang bermakna antara merokok dengan kecil dalam paru-paru dan kemudian hipertensi, dimana nilai p=0,234 (>0,05). akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, Penelitian yang dilakukan oleh Suoth, nikotin akan memberikan sinyal pada dkk (2014) mendapatkan bahwa tidak ada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin hubungan antara gaya hidup dalam hal 28 merokok dengan kejadian hipertensi, Natrium, jika dikonsumsi lebih dimana nilai p=0,447 (>0,05). Penelitian banyak akan meretensi lebih banyak air yang dilakukan oleh Tjekyan (2014) untuk mendapatkan elektolit, sehingga cairan intenstin bisa memiliki kebiasaan hubungan merokok yang signifikan mempertahankan terakumulasi dan pengenceran volume plasma dengan kejadian hipertensi dimana nilai meningkat. Peningkatan volume plasma p=0,993 (p>0,05). dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama Hubungan antara Asupan Natrium pembuluh dengan Kejadian Hipertensi aterosklerosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara darah Pada asupan bila fleksibilitas menurun penderita pencegahan maupun oleh hipertensi perbaikan pola natrium dengan kejadian hipertensi (p makan, salah satunya dapat dilakukan =0,523 > 0,05) di Poliklinik Umum dengan mengurangi konsumsi natrium Puskesmas Kecamatan sebanyak 1.500 mg/hari (2/3 sendok teh Touluaan. Hasil penelitian ini berarti sehari). Karena setiap individu memiliki responden yang memiliki asupan natrium sensitivitas yang jumlah natrium yang dikonsumsinya Touluaan berlebih belum tentu akan mengalami hipertensi. Hal tersebut didalam dapat disebabkan yang tubuh. pengecapan Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan mengakibatkan dalam makan. ini sudah Seorang terhadap lansia mengalami penurunan sensitifitas indera karena sebagian besar responden di penelitian berbeda jarang Hal dan perasa berkurangnya tersebut yang nafsu mengakibatkan mengkonsumsi makanan sumber natrium penggunaan bumbu masak atau garam termasuk garam berbumbu. dalam jumlah yang lebih banyak. Selain para responden sudah Umumnya mengetahui itu, kebiasaan seseorang lansia perlunya membatasi konsumsi natrium. mengkonsumsi roti dan biskuit, akan Selain itu mereka jarang mengonsumsi menambah bumbu seperti dikonsumsi. Semakin banyak natrium Monosodium Glutamat (MSG), kecap yang dikonsumsi akan meningkatkan dan saos tomat botol. Mereka lebih sering volume tekanan darah. penyedap menggunakan masakan bumbu alami kadar natrium yang yang Hasil Penelitian ini sejalan dengan diperoleh dari hasil kebun seperti jahe, penelitian yang dilakukan oleh Malonda, kunyit, pala, kemangi, sereh dan bawang dkk (2012), menunjukan bahwa tidak ada putih sebagai penyedap masakan. hubungan yang bermakna antara asupan 29 natrium dan kejadian hipertensi, dimana khususnnya pada masyarakat nilai p=0,414 (>0,05). Hasil penelitian Kecamatan yang dilakukan oleh Mulyati, dkk (2011) mengonsumsi makanan yang berlemak mendapatkan bahwa ada hubungan yang seperti daging babi, daging anjing/RW, signfkan antara asupan Natrium berlebih daging tikus dan makanan yang digoreng dengan kejadian hipertensi pada pasien dengan frekuensi makan daging 3-4 kali rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin perbulan dan makanan yang digoreng 2 Sudirohusodo Makassar. Penelitian yang kali perhari. Touluaan di sering dilakukan oleh Jannah, dkk (2013) Konsumsi lemak yang berlebihan mendapatkan bahwa ada hubungan yang dapat menimbulkan risiko hipertensi signifikan antara asupan natrium dengan karena hipertensi pada pendarita hipertensi dan kolesterol normotensi etnik tersebut akan melekat pada dinding Minangkabau di Kota Padang. Penelitian pembuluh darah yang lama-kelamaan yang dilakukan oleh Alfiana, dkk (2014) pembuluh mendapatkan diakibatkan adanya plaque dalam darah masyarakat ada hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah di yang RS Tugurejo Semarang. Plaque akan meningkatkan dalam darah. darah disebut yang Kolesterol akan dengan kadar tersumbat aterosklerosis. terbentuk akan mengakibatkan aliran darah menyempit Hubungan antara Konsumsi Lemak sehingga volume darah dan tekanan dengan Kejadian Hipertensi darah akan meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Asupan lemak dapat meningkatkan hubungan antara konsumsi lemak dengan kadar tekan darah diastolik dan sislotik. kejadian hipertensi di Poliklinik Umum Hal Puskesmas Kabupaten mengkonsumsi lemak terutama lemak Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika jenuh sangat erat kaitannya dengan menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05) peningkatan berat badan yang dapat dengan nilai OR 3,741. Hasil penelitian berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi ini yang lemak jenuh juga dapat meningkatkan berlebih risiko aterosklerosis yang berkaitannya Touluaan berarti mengkonsumsi responden lemak yang ini disebabkan, beresiko 3,7 kali mengalami hipertensi dengan daripada tidak konsumsi lemak jenuh, terutama lemak mengkonsumsi lemak. Hal ini disebabkan dalam makanan yang bersumber dari karena kebudayaan makan masyarakat di hewan dan peningkatan konsumsi asam Kabupaten lemak tidak jenuh secukupnya yang responden Minahasa yang Tenggara, 30 tekanan darah. kebiasaan Penurunan berasal dari minyak sayuran, biji-bijian khusus, tetapi disebabkan berbagai faktor dan makanan yang lain yang bersumber yang saling berkaitan. Risiko relatif dapat menurunkan tekanan darah hipertensi tergantung pada jumlah dan Penelitian ini sejalan dengan keparahan dari faktor risiko yang dapat penelitian yang dilakukan oleh Manawan, dimodifikasi dkk (2016) mendapatkan bahwa ada dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak hubungan antara asupan lemak dengan dapat dimodifikasi antara lain faktor kejadian hipertensi di Desa Tandengan genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis, Satu Kecamatan Eris, dengan niali sedangkan p=0,000 dimodifikasi meliputi stres, obesitas, (p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh Mardani, dkk (2011) antara yang faktor tidak yang dapat dapat nutrisi dan gaya hidup. mendapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan Konsumsi alkohol merupakan gaya kebiasaan hidup modern yang cenderung dilakoni mengkonsumsi lemak dengan tekanan oleh remaja dan dewasa muda serta darah, dimana nilai p=0,034 (p<0,05) kalangan eksekutif di daerah perkotaan. dengan nilai OR=4,9. Penelitian yang Lansia dalam penelitian ini sebagian dilakukan oleh Syahrini, dkk (2012) besar telah mengonsumsi alkohol selama mendapatkan antara lebih dari 30 tahun atau sejak berusia konsumsi lemak dengan hipertensi di muda. Lamanya mengonsumsi alkohol Puskesmas juga berpengaruh sebagai faktor risiko ada hubungan Telogosari Kulon Kota Semarang. terjadinya hipertensi. Pola penggunaan alkohol pada lansia juga bervariasi, lansia Dominan yang mulai menggunakan alkohol secara Berhubungan dengan Hipertensi pada berlebihan sejak masa dewasa muda pasien yang Rawat Jalan di Poliklinik menunjukkan ketergantungan alkohol. Umum Penggunaan Variabel yang Paling Puskesmas Touluaan alkohol secara Kabupaten Minahasa Tenggara meningkatkan Dari sehingga pengaruhnya lebih banyak pada tekanan diperoleh hasil yaitu konsumsi alkohol sistolik. Demikian juga dengan lansia yang berlebih berisiko 5,7 kali terkena yang mengonsumsi alkohol kurang dari hipertensi 10 tahun dapat berisiko mengalami model akhir regresi dibandingkan dengan responden dengan aktivitas fisik yang hipertensi. kurang dan Hasil darah penelitian dan ini konsumsi lemak menunjukkan bahwa sejumlah subjek primer tidak mulai mengonsumsi alkohol di saat disebabkan oleh faktor tunggal dan memasuki usia lanjut atau pra lansia. berlebih. baik tekanan kronis Hipertensi 31 Alasan lansia yang baru mengonsumsi Poliklinik Umum Puskesmas alkohol di akhir hidupnya yaitu sebagai Touluaan Kabupaten Minahasa respons Tenggara. terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti rasa berduka, kesehatan 5. Tidak ada hubungan antara aktivitas memburuk, atau kesepian. fisik dengan kejadian hipertensi di Pola konsumsi alkohol dalam penelitian Poliklinik Umum Puskesmas ini menunjukkan adanya risiko terhadap Touluaan Kabupaten Minahasa kejadian hipertensi. Hal ini diduga karena Tenggara. lansia yang termasuk dalam kelompok ini 6. Ada hubungan antara konsumsi sebagian besar alkohol rata-rata 1 sloki alkohol dengan kejadian hipertensi di sekali seminggu atau lebih dari itu. Poliklinik Umum Puskesmas Lansia peminum alkohol yang tergolong Touluaan Kabupaten Minahasa ringan dan sedang, risiko hipertensinya Tenggara. lebih rendah. 7. Tidak ada hubungan antara merokok dengan KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, maka Kabupaten Minahasa kesimpulan dari Tenggara. 8. Tidak ada hubungan antara asupan hipertensi Touluaan natriu dengan kejadian hipertensi di di Poliklinik Umum Puskesmas Kabupaten Touluaan Kabupaten Minahasa Minahasa Tenggara. Tenggara. 2. Tidak ada hubungan antara umur dengan Puskesmas Touluaan 1. Terdapat hubungan antara obesitas Puskesmas kejadian di Umum dan kejadian hipertensi Poliklinik analisis penelitian ini adalah: dengan kejadian hipertensi 9. Ada hubungan antara konsumsi lemak di dengan kejadian hipertensi di Poliklinik Umum Puskesmas Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. 3. Terdapat Tenggara. hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi di SARAN Poliklinik Umum Puskesmas Saran yang bisa diberikan adalah: Touluaan Kabupaten Minahasa 1. Bagi Puskesmas perlunya peningkatan Tenggara. serta program promosi 4. Tidak ada hubungan antara riwayat untuk keluarga dengan kejadian hipertensi di meningkatkan kesehatan pengetahuan penderita hipertensi tentang hipertensi 32 agar menerapkan pola hidup sehat Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah dengan Kesehatan 5 (1): 20-25 mengkonsumsi makanan rendah lemak. olahraga secara teratur ------------. 2008. Profil Kesehatan dan mengurangi konsumsi alkohol Indonesia sehingga dapat mencegah terjadinya Departemen Kesehatan RI. Jakarta. penyakit Hipertensi sejak dini. tekanan 2008. ------------. 2012. Profil Dinas Kesehatan 2. Bagi penderita perlunya melakukan pemeriksaan Tahun Provinsi darah, Sulut Tahun 2011. Manado. pengobatan secara rutin dan menjalani ------------. 2013a. Riset Kesehatan Dasar pola hidup sehat serta menghindari Propinsi Sulawesi Utara . Manado. faktor resiko lain untuk mencegah ------------.2013b. Riset Kesehatan Dasar timbulnya komplikasi lebih lanjut. Indonesia (RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik DAFTAR PUSTAKA Indonesia, Badan Penelitian dan Alfiana, N., S. Bintanah, dan H. S. Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Kusuma. 2014. Hubungan Asupan Atun, L., T. Siswati, dan W. Kurdanti. Kalsium dan Natrium terhadap 2014. Asupan Sumber Natrium, Tekanan pada Rasio Kalium Natrium, Aktivitas Penderita Hipertensi Rawat Inap di Fisik dan Tekanan Darah Pasien RS Tugurejo Semarang. Jurnal Hipertensi. MGMI 6 (1): 63-71. Darah Sistolik Gizi Universitas Muhammadiyah Black, H. R., J. L. Izzo., Sica, and A. Semarang 3 (1): 8-15. Domenic. 2008. Primary Andria, K. M. 2013. Hubungan antara Hypertension : The essentials of Perilaku Olahraga, Stres dan Pola blood high pressure, basic science, Makan dengan Tingkat Hipertensi population pada Lanjut Usia di Posyandu management. Lansia Kelurahan Gebang Putih Lippincott Williams and Willkins. Kecamatan Kota USA. Surabaya. Jurnal Promkes 1 (2): Dalimartha., Sukolilo 111-117. 4th Purnama., clinical Edition. Sutarina., Mahendra, dan Darmawan. 2008. Anggara, H. D, dan N. Prayitno. 2013. Care Faktor-faktor yang Berhubungan dengan and Tekanan Darah your self : Hipertensi. Penebar Plus. Jakarta di Handayani, Y. N, dan R. A. D. Sartika. Puskesmas Telaga Murni Cikarang 2013. Hipertensi pada Pekerja Perusahaan 33 Migas X di Kalimantan Timur Indonesia. Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan Makalah Seri Kesehatan 17 (7):26- Komunitas 1 (3): 129-135. 32. Mulyati, H. A. Syam, dan S. Sirajuddin. Harianto. E, dan H. Pratomo. 2013. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Pajanan Kebisingan dan Hipertensi Natrium di Kalangan Pekerja Pelabuhan. Aktivitas Fisi dengan Kejadian Jurnal Hipertensi pada Pasien Rawat Kesehatan Masyarakat Nasional 8(5): 215-222. Jalan di dan Kalium RSUP Dr. serta Wahidin Jannah, M., D. Sulastri, dan Y. Lestari. Sudirohusodo Makassar. Media 2013. Perbedaan Asupan Natrium Gizi Masyarakat Indonesia 1 (1): dan 46-51. Kalium pada Hipertensi dan Penderita Normotensi Nurkhalida. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat Etnik Minangkabau di Masyarakat. Kota Padang. Jurnal Kesehatan Kesesehatan RI. Jakarta. Anadalas 2 (3):132-236. Situmorang, P. R. 2015. Faktor-faktor Khomarun., M. A. Nugroho, dan E. S. Wahyuni. Departemen 2014. yang Pengaruh Berhubungan Kejadian dengan Hipertensi pada Aktivitas Fisik Jalan Pagi terhadap Penderita Rawat Inap di Rumah Penurunan Tekanan Darah pada Sakit Umum Sari Mutiara Medan Lansia dengan Hipertensi Stadium Tahun I di Posyandu Lansia Desa Makam Keperawatan 1 (1): 67-72. Haji. Jurnal Terpadu Ilmu 2014. Jurnal Ilmiah Sulastri, D., Elmatris, dan R. Ramadhani. Kesehatan 3 (2): 166-171. 2012. Hubungan Obesitas dengan Malonda, N. S. H., L. K. Dinarti, dan R. Kejadian Hipertensi pada Pangastuti. 2012. Pola Makan dan Masyarakat Etnik Minangkabau di Konsumsi Alkohol sebagai Faktor Kota Padang. Majalah Kedokteran Resiko Hipertensi pada Lansia. Andalas 36 (2): 188-201. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 8 (4): Suoth, M., H. Bidjuni dan R. T. Malara. 202-212. 2014. Mardani, S., T. Gustina., H. Dewanto, dan Y. Priwahyuni. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di 2011. Puskesmas Kolongan Kecamatan Hubungan antara Indeks Massa Kalawat Tubuh Utara. Jurnal Keperawatan 2 (1): (IMT) Mengkonsumsi dan Kebiasaan Lemak dengan 1-10. 34 Kabupaten Minahasa Syahrini, E. N., H. S. Susanto, dan A. Udiyono. Resiko 2012. WHO. 2008. Waist Circumference And Faktor-faktor Hipertensi Primer Waist-Hip Ratio. Report of a WHO di Expert Consultation, Geneva. Puskesmas Telogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Wianti, A. 2015. Faktor-faktor Individu Kesehatan yang Berhubungan dengan Masyarakat 1 (2): 315-325. Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Tjekyan, R. M. S. 2014. Angka Kejadian Puskesmas Cigasong Kabupaten dan Faktor Resiko Hipertensi di Majalengkan Tahun 2015. Jurnal Kota Palembang tahun 2013. MKS Kampsu STIKES YPIB. 3 (8) : 1-1 46 (1): 1-11. Waloya T., Rimbawan Andarwulan. 2013 Antara Konsumsi Aktifitas Fisik dan N. Hubungan Pangan Dengan dan Kadar Kolesterol Darah Pria dan Wanita Dewasa di Bogor. Pascasarjana Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. WHO. 2014a. Global status Report on Noncommunicable Disease 2014. WHO Library Cataloguing-in- Publication Data. Geneva. WHO. 2014b. Global status Report on Alcohol and Health 2014. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. Geneva. WHO. 2011. Regional Office for SouthEast Asia. Sustainable Healthy Department of Development and Environments. Non Communicable Hypertension Disease : (online) (http://www.searo.who.int) diakses 22 Oktober 2015. 35