hubungan obesitas dengan penyakit hipertensi pada pasien

advertisement
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN
POLIKLINIK
PUSKESMAS
TOULUAAN
KABUPATEN
MINAHASA
TENGGARA
Iva Yana Kembuan* Grace Kandou** Wulan P.J. Kaunang**
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting
di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubungannya
dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi juga menjadi
faktor risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini. Obesitas merupakan faktor resiko hipertensi
yang dapat dimodifikasi. Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2013, prevalensi penduduk obesitas
tertinggi di Sulawesi Utara. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis hubungan obesitas dengan
penyakit hipertensi dan faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi penyakit hipertensi pada
pasien rawat jalan di poliklinik Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.
Jenis Penelitian ini ialah survei analitik dengan desain kasus control berbasis
Puskesmas. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.
Waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Desember 2015 sampai bulan April 2016. Populasi
penelitian ialah pasien yang berobat di poliklinik puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa
Tenggara dengan jumlah sampel sebesar 124 responden untuk kelompok kasus dan 124 responden
untuk kelompok kontrol.
Kesimpulan dari penelitian ini jelas bahwa obesitas mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.
Faktor risiko lain yang mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Touluaan
Kabupaten Minahasa Tenggara adalah jenis kelamin, kebiasaan konsumsi alkohol dan konsumsi
lemak. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas
Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara ialah kebiasaan konsumsi alkohol. Saran yang dapat
diberikan ialah pentingnya menerapkan pola hidup sehat (makanan rendah lemak), olahraga
secara teratur dan mengurangi konsumsi alkohol sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit
Hipertensi sejak dini.
Kata Kunci: Obesitas, Penyakit Hipertensi
ABSTRACT
Hypertension is one of non-communicable diseases are becoming an important health problem
throughout the world because of its prevalence is high and continues to increase and its
relationship with cardiovascular disease, stroke, retinopathy, and kidney disease. Hypertension is
also a risk factor for the third biggest cause of early death. Obesity is a risk factor for
hypertension that can be modified. Based Data Riskesdas in 2013, the highest prevalence of
obesity in the population of North Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the
relationship of obesity with hypertension and other risk factors affecting hypertension in
outpatient
polyclinic
health
center
Touluaan
Southeast
Minahasa
Regency.
This research type is analytic survey with case control design based health centers. This research
was conducted at the health center Touluaan Southeast Minahasa Regency. Time implementation
started in December 2015 and April 2016. The study population was patients who seek treatment
at health center clinic Touluaan Southeast Minahasa district with a sample size of 124
respondents for the case group and 124 respondents to the control group.
The conclusion from this study is clear that obesity has a significant relationship with the
incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa Regency. Other risk factors
that have a relationship with the incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast
Minahasa Regency is sex, alcohol consumption habits and consumption of fat. The most dominant
factor associated with the incidence of hypertension in Puskesmas Touluaan Southeast Minahasa
Regency is the habit of alcohol consumption. Advice can be given is the importance of adopting a
healthy lifestyle (low-fat foods), exercise regularly and reduce the consumption of alcohol so as to
prevent the occurrence of hypertension early.
16
Keyword: Obesity, Hypertension Illness
PENDAHULUAN
terbesar
Saat ini masalah kesehatan telah bergeser
kematian), diikuti kanker 21,7% (8,2 juta
dari
kematian),
penyakit
infeksi
ke
penyakit
yaitu
46,2%
(17,5
sedangkan
juta
penyakit
degeneratif. Penyebabnya diduga akibat
pernafasan kronis, termasuk asma dan
perubahan gaya hidup, pola makan,
penyakit paru obstruktif kronik dan PTM
faktor lingkungan, kurangnya aktivitas
yang lain bersama-sama menyebabkan
fisik dan faktor stress. Gaya hidup kurang
sekitar
aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi
kematian), serta 4% kematian disebabkan
makanan mengandung lemak dan asupan
diabetes (1,5 juta kematian) (WHO,
natrium berlebih serta kurangnya asupan
2011).
serat dapat memicu penyakit degeneratif
10,7%
kematian
(4,0
juta
Hipertensi merupakan salah satu
(Waloya, 2013).
penyakit tidak menular yang menjadi
Penyakit tidak menular (PTM)
masalah kesehatan penting di seluruh
menjadi penyebab utama kematian secara
dunia karena prevalensinya yang tinggi
global. Data World Health Organization
dan terus meningkat serta hubungannya
(WHO) menunjukkan bahwa dari 56 juta
dengan penyakit kardiovaskuler, stroke,
kematian yang terjadi di dunia pada
retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi
tahun 2012, sebanyak 38 juta atau hampir
juga menjadi faktor risiko ketiga terbesar
tiga
penyebab kematian dini. The Third
perempatnya
disebabkan
oleh
Penyakit Tidak Menular. PTM juga
National
membunuh penduduk dengan usia yang
Examination
lebih muda. Di negara-negara dengan
bahwa hipertensi mampu meningkatkan
tingkat ekonomi rendah dan menengah,
risiko penyakit jantung koroner sebesar
dari seluruh kematian yang terjadi pada
12% dan meningkatkan risiko stroke
orang-orang berusia kurang dari 60
sebesar 24%. Menurut laporan pertemuan
tahun. Kematian karena PTM meningkat
WHO di Jenewa tahun 2002 didapatkan
di daerah Asia Tenggara dari 6,7 juta
prevalensi penyakit hipertensi 15-37%
kematian pada tahun 2000 menjadi 8,5
dari populasi penduduk dewasa di dunia.
juta kematian pada tahun 2012, dan di
Setengah dari populasi penduduk dunia
daerah Pasifik Barat dari 8,6 juta menjadi
yang
10.9 juta. Proporsi penyebab kematian
menderita
PTM pada tahun 2012 adalah penyakit
Proportional
kardiovaskular
hipertensi di seluruh dunia adalah 13%
merupakan
penyebab
17
Health
berusia
Survey
lebih
and
Nutrition
mengungkapkan
dari
60
hipertensi.
Mortality
tahun
Angka
Rate
akibat
atau sekitar 7,1 juta kematian. Selain itu
terbatas pada usia 15-17 tahun menurut
pada tahun 2001, WHO juga melaporkan
JNC VII 2003 didapatkan prevalensi
penelitian di Bangladesh dan India
nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki
dengan hasil prevalensi hipertensi 65%
6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan
dari
(5,6%)
jumlah
penduduknya,
dengan
lebih
tinggi
dari
perkotaan
prevalensi tertinggi pada penduduk di
(5,1%). Angka kejadian hipertensi di
daerah perkotaan. Sesuai dengan data
seluruh dunia mungkin mencapai 1
WHO bulan September 2011, disebutkan
milyar
bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta
kematian akibat hipertensi terjadi setiap
kematian per tahun di seluruh dunia dan
tahunnya.
1,5 juta kematian per tahun di wilayah
penyebab kematian nomor 3 setelah
Asia Tenggara. Menurut WHO, bahwa
stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %),
pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta
yakni mencapai 6,8 % dari populasi
kasus hipertensi dan diperkirakan pada
kematian pada semua umur di Indonesia
tahun 2025 menjadi 1,15 milyar atau
(Depkes RI, 2008).
sekitar 29% dari total penduduk dunia,
orang dan
sekitar 7,1 juta
Hipertensi
Berdasarkan
merupakan
Riskesdas
tahun
penderita wanita lebih banyak (30%)
2013, Prevalensi hipertensi di Indonesia
dibanding laki-laki (29%) (WHO, 2011).
yang didapat melalui pengukuran pada
Menurut JNC (Joint National
umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen,
Committee) VII tahun 2003, hipertensi
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
ditemukan
diikuti
sebanyak
60-70%
pada
Kalimantan
Selatan
(30,8%),
populasi berusia di atas 65 tahun. Lansia
Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat
yang berumur di atas 80 tahun sering
(29,4%) dan Sulawesi Utara (27,1%).
mengalami hipertensi persisten, dengan
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
tekanan sistolik menetap di atas 160
didapat melalui kuesioner terdiagnosis
mmHg. Jenis hipertensi yang khas sering
tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen,
ditemukan pada lansia adalah isolated
yang didiagnosis tenaga kesehatan atau
systolic hypertension (ISH), di mana
sedang minum obat sebesar 9,5 persen.
tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di
Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat
atas
tekanan
sendiri. Responden yang mempunyai
diastolik tetap normal (di bawah 90
tekanan darah normal tetapi sedang
mmHg). Hipertensi merupakan salah satu
minum obat
masalah
yang
persen. Jadi prevalensi hipertensi di
terjadi di negara maju maupun Negara
Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% +
berkembang. Pada analisis hipertensi
0,7 %) (Kemenkes, 2013).
140
mmHg),
kesehatan
namun
masyarakat
18
hipertensi
sebesar
0.7
Faktor risiko hipertensi yang
Negara maju, seperti di Amerika maupun
tidak dapat diubah adalah umur, jenis
Eropa yang mencapai 61% mengalami
kelamin dan
risiko
overweight dan 27% obesitas. Sementara
hipertensi yang dapat diubah meliputi
di Negara Asia Tenggara, overweight
obesitas/kegemukan,
dan
mencapai angka 22% dan 5% obesitas.
stres, merokok, olah raga yang kurang,
Menurut data WHO disemua daerah,
konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi
perempuan lebih cenderung menjadi
garam
gemuk daripada pria (WHO, 2008)
genetik. Faktor
psikososial
berlebihan,
hiperlipidemia/
hiperkolesterolemia.
Sedangkan
Berdasarkan
Data
Riset
penyebab sekunder hipertensi antara lain
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan
2013,
penggunaan
terendah di provinsi Nusa tenggara Timur
obat-obatan
seperti
kontrasepsi pil (Dalimartha, 2008).
prevalensi
penduduk
obesitas
(6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara
Obesitas merupakan faktor resiko
(24,0%).
Prevalensi
obesitas
pada
hipertensi yang dapat di modifikasi.
penduduk usia 18 tahun ke atas pada laki-
Black dan Izzo (2008), menyatakan
laki adalah 19,7% dan pada perempuan
bahwa dari 60% penderita hipertensi,
adalah 32,9 %. Di Provinsi Sulawesi
20% diantaranya mempunyai berat badan
Utara
berlebih. Penurunan berat badan sebesar
(sembilan)
5% dapat menurunkan tekanan darah.
mengkonsumsi makanan tinggi lemak
Penurunan berat badan sebesar 9,2 kg
dan provinsi yang paling tinggi penderita
dapat menurunkan tekanan darah baik
obesitas (Kemenkes, 2013).
sistole dan diastole sebesar 6,3 dan 3,1
WHO
provinsi
ke-9
terbanyak
yang
Hipertensi masuk pada daftar 10
mmHg (Black dan Izzo, 2008).
Menurut
merupakan
penyakit
melaporkan
menonjol
Surveilans
Terpadu
berdasarkan
Penyakit
(STP)
bahwa pada tahun 2014, sekitar 39%
berbasis Puskesmas di Provinsi Sulawesi
orang dewasa usia 18 tahun ke atas (38%
Utara dengan menempati posisi kedua
pria
mengalami
setelah influenza dengan jumlah kasus
overweight. Pada tahun 2014 prevalensi
20.202 penderita (Profil Dinkes Sulut,
obesitas di dunia yaitu 11% pada pria dan
2011). Hipertensi juga menempati urutan
15% pada wanita. Angka ini mengalami
tertinggi penyakit tidak menular dengan
peningkatan
tingkat
dan
40%
dua
wanita)
kali
lipat
bila
kematian
yang
tinggi
di
dibandingkan dengan tahun 1980 (5%
Kabupaten Minahasa Tenggara, dimana
pada
Puskesmas Touluaan menempati urutan
pria
dan
8%
pada
wanita).
Prevalensi tertinggi masih terjadi di
19
ke 5 di Kabupaten Minahasa Tenggara
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
(Profil Dinkes Mitra, 2014).
Touluaan
Puskesmas Touluaan terletak di
kecamatan
Touluaan,
Kabupaten
Minahasa
Tenggara. Waktu pelaksanaan penelitian
Kabupaten
ini dimulai pada bulan Desember 2015
Minahasa Tenggara yang merupakan
sampai bulan April 2016. Populasi dalam
daerah pegunungan dengan udara yang
penelitian ini yaitu seluruh pasien ()
sejuk, dengan penghasilan utama kelapa
poliklinik umum Puskesmas Touluaan
dan nira. Jumlah penduduk di kecamatan
Kabupaten Minahasa Tenggara. Semua
Touluaan adalah 6.399 jiwa, dengan jenis
pasien
pekerjaan paling banyak yaitu petani.
populasi kasus dan semua pasien yang
Penderita hipertensi pada tahun 2014 di
tidak
wilayah kerja Puskemas Touluaan adalah
populasi kontrol.
penderita
menderita
hipertensi
hipertensi
sebagai
sebagai
487 kasus (Profil PKM Touluaan, 2014).
jumlah sampel minimal untuk
Jumlah penderita pada tahun 2015 dari
responden = 124 penderita untuk kasus
bulan Januari sampai dengan Juli adalah
dan 124 penderita untuk kontrol.
310 kasus. Obesitas, aktivitas fisik,
kebiasaan makan, konsumsi alkohol dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
merokok merupakan perubahan gaya
Hubungan antara Obesitas dengan
hidup yang mungkin dapat memicu
Kejadian Hipertensi
peningkatan kasus penderita hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan
hubungan
latar
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
belakang
diatas,
maka
perlu
antara
obesitas
dilakukan penelitian apakah terdapat
Puskesmas
hubungan
dengan
Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika
hipertensi pada pasien yang rawat jalan
menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
di Poliklinik umum Puskesmas Touluaan,
dengan nilai OR 3,48. Hasil penelitian ini
Kecamatan
berarti
antara
obesitas
Touluaan
Kabupaten
Minahasa Tenggara.
obesitas
Touluaan
dengan
responden
yang
berlebih
beresiko
Kabupaten
mengalami
3,4
kali
mengalami hipertensi daripada responden
yang tidak mengalami obesitas.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian merupakan penelitian
Obesitas
terjadi
akibat
analitik dengan menggunakan desain
ketidakseimbangan jumlah kalori yang
kasus
study),
masuk lewat makanan dan minuman
pemilihan kasus (penderita hipertensi)
lebih besar dari pada jumlah kalori yang
dan kontrol (bukan penderita hipertensi).
dikeluarkan untuk tumbuh kembang,
kontrol
(case
control
20
metabolisme
maupun
beraktifitas,
berikatan
dengan
reseptor
pada
ketidakseimbangan itu dipengaruhi oleh
hipotalamus dan meningkatkan sodium
berbagai
renal dan ekskresi air dan mengubah
faktor
antara
lain
faktor
perilaku.
substansi vasoaktif seperti nitric oxide
Obesitas
kegemaran
berkaitan
mengkonsumsi
dengan
pada pembuluh darah.
makanan
Hipertensi
dapat
kelompok
terjadinya hipertensi akibat faktor lain.
akibat dari beberapa mekanisme seperti
Makin
peningkatan curah jantung, kenaikan
meningkat
massa
volume
tubuh,
makin
darah
yang
volume
tubuh
atau
pada
tinggi lemak serta meningkatkan risiko
besar
obesitas
terjadi
serta
kegemukan
peningkatan
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
resistensi vaskular perifer. Selain itu,
makanan ke jaringan tubuh. Lalu dinding
faktor
arteri mendapatkan tekanan yang lebih
(persekitaran) juga berperan penting
besar. Sehinggga jantung akan bekerja
dalam terjadinya peningkatan tekanan
ekstra keras pula. Kemudian tekanan
darah. Pada populasi penelitian ini
darah terjadi peningkatan
terdapat hubungan sedang antara IMT
genetik
dan
lingkungan
Pada orang yang obesitas terjadi
dan hipertensi. Ini membuktikan bahwa
peningkatan kerja pada jantung untuk
IMT dapat mengakibatkan hipertensi dan
memompa darah. Berat badan berlebihan
langkah-langkah
menyebabkan
volume
segera dilakukan saat remaja. Hal ini
darah dan luas dan perluasan sistem
turut dipengaruhi oleh faktor lain seperti
sirkulasi. Makin besar massa tubuh,
kebiasaan
makin banyak pula suplai darah yang
alkohol, kurangnya olahraga, stress dan
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
pengaruh obat.
nutrisi
ke
bertambahnya
jaringan
mengakibatkan
tubuh
volume
Hal
darah
ini
pencegahan
merokok,
harus
mengkonsumsi
Obesitas juga dapat mengakibatkan
yang
hipertensi
akibat
dari
abnormalitas
beredar melalui pembuluh darah akan
hormon. Adiposit (sel lemak) akan
meningkat
mensekresi
sehingga
tekanan
pada
dinding arteri menjadi lebih besar.
Obesitas
dapat
Fungsi
leptin
utama
dan
leptin
adiponektin.
adalah
untuk
menyebabkan
berinteraksi dengan hipotalamus untuk
hipertensi dan penyakit kardiovaskular
mengkontrol berat badan dan akumulasi
melalui mekanisme pengaktifan sistem
lemak
renin-angiotensin-aldosteron,
makan dan peningkatan metabolic rate.
peningkatkan aktivitas simpatis. Leptin
Bagaimanapun,
yang disekresikan oleh sel adipose
leptin yang tinggi akibat dari obesitas
21
melalui
penghambatan
peningkatan
selera
sekresi
dapat mengakibatkan resistensi terhadap
mendapatkan
fungsi
Tubuh
penurunan
Sebaliknya,
berat
badan
peningkatan
ini.
leptin
bahwa
Indeks
Massa
hubungan
yang
dengan
Hipertensi
pada
perusahaan
Migas
X
Umur
dengan
memiliki
signifikan
mengakibatkan inflamasi dan aktivasi
pekerja
sistem saraf simpatis serta menurunkan
Kalimantan Timur.
di
sekresi ginjal dan menstimulasi hipertrofi
miosite. Adiponektin pula adalah suatu
Hubungan
protein yang dihasilkan oleh jaringan
Kejadian Hipertensi
adiposa tetapi akan berkurang pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita
Penurunan
tidak ada hubungan antara umur dengan
adiponektin dikaitkan dengan resistensi
kejadian hipertensi (p = 0,381 > 0,05) di
insulin, penurunan penghasilan nitric
Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan
oxide (vasodilator), dan aktivasi sistem
Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil
renin-angintensin-aldosteron. Kedua-dua
penelitian ini menunjukkan sebagian
ini
besar responden berusia lebih dari 45
akan
obesitas.
mengakibatkan
perubahan
antara
seperti vasokonstriksi, retensi garam dan
tahun.
air
sehingga
hipertensi, setelah umur 45 tahun dinding
tekanan
arteri akan mengalami penebalan oleh
dan
disfungsi
mengakibatkan
ginjal
peningkatan
darah pada penderita obesitas.
Penelitian
yang
Umur
dapat
menyebakkan
karena adanya zat kologen pada lapisan
dilakukan
oleh
otot, sehingga pembuluh darah akan
Sulastri, dkk (2012) pada masyarakat
berangsur-angsur
Etnik
menjadi kaku sehingga menyebabkan
Minangkabau di Kota Padang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
menyempit
dan
hipertensi.
yang bermakna antara obesitas dengan
Menurut asumsi peneliti, tidak ada
kejadian hipertensi dengan nilai p=0,049
hubungan antara umur dan hipertensi
(p<0,05) dan nilai OR= 1,82. Penelitian
dikarenakan
yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2013)
hipertensi seiring dengan bertambahnya
pada pasien yang berobat di Poliklinik
umur seseorang. Individu yang berumur
Rumah Sakit Daerah di Labuang Baji
60 tahun ke atas, 50-60% mempunyai
Makasar mendapatkan bahwa perilaku
tekanan darah yang lebih besar atau sama
yang
dengan
mempunyai
hubungan
dengan
140/90
kepekaan
mmHg.
terhadap
Hal
itu
terjadinya hipertensi adalah obesitas
disebabkan adanya pengaruh degenerasi
dengan nilai p=0,039 (p<0,05) dan nilai
yang terjadi pada orang yang bertambah
OR= 8,4. Penelitian yang dilakukan oleh
usia.
Handayani
dan
Sartika
(2013)
22
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
esterogen. Bahkan setelah usia 69 tahun,
Puspita dan Haskas (2014) mendapatkan
kejadian hipertensi pada wanita lebih
bahwa ada hubungan antara umur dan
tinggi dari pria. Perempuan dipengaruhi
kejadian
hipertensi.
yang
oleh beberapa hormon termasuk hormon
dilakukan
oleh
(2014)
estrogen yang yang berperan dalam
Penelitian
Tjekyan
mendapatkan bahwa ada hubungan antara
meningkatkan
kadar
umur
hipertensi.
Lipoprotein
(HDL)
Penelitian yang dilakukan oleh Wianti
perempuan
(2015)
komplikasinya
dengan
kejadian
mendapatkan
bahwa
ada
hubungan antara umur dan hipertensi.
dari
High
Density
melindungi
hipertensi
termasuk
dan
penebalan
dinding pembuluh darah. Pada saat masa
menopause perempuan memiliki risiko
Hubungan
antara
Jenis
hipertensi
Kelamin
yang
sama
dengan
dengan Kejadian Hipertensi
dikarenakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dimana faktor protektor tidak dihasilkan
hubungan antara jenis kelamin dengan
lagi juga ditunjang dengan kenaikan berat
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
badan (Depkes, 2006).
Puskesmas
Touluaan
perubahan
pria
hormonalnya
Kabupaten
Penelitian ini sebanding dengan
Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika
penelitian yang dilakukan oleh Tjekyan
menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
(2014) di Kota Palembang, dimana
dengan nilai OR 3,683. Hasil penelitian
responden laki-laki (56%) cenderung
ini berarti responden yang berjenis
menderita hipertensi dari perempuan
kelamin
kali
(44%) dan mendapatkan bahwa ada
mengalami hipertensi daripada responden
hubungan antara jenis kelamin dengan
perempuan.
kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,018
laki-laki
beresiko
3,6
Jenis Kelamin mempunyai pengaruh
(p<0,05) dan nilai OR= 1,39. Penelitian
pada terjadinya hipertensi, dimana pria
yang dilakukan oleh Syahrini, dkk (2012)
lebih
hipertensi
mendapatkan bahwa tidak ada hubungan
dibandingkan dengan wanita dengan
yang signifikan antara jenis kelamin
rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan
dengan
tekanan darah sistolik. Pria diduga
dilakukan oleh Anggara dan Prayitno
memiliki gaya hidup yang cenderung
(2013) mendapatkan bahwa jenis kelamin
dapat
tidak berhubungan dengan tekanan darah
banyak
mengalami
meningkatan
tekanan
darah
dibandingkan wanita. Pada wanita, risiko
hipertensi.
Penelitian
di Puskesmas Telaga Murni.
peningkatan tekanan darah terjadi setelah
menopause karena menurunya kadar
23
yang
Hubungan antara Riwayat Keluarga
hipertensi lebih banyak pada kembar
dengan Kejadian Hipertensi
monozigot (satu sel telur) daripada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
tidak ada hubungan antara riwayat
penderita yang mempunyai sifat genetik
keluarga dengan kejadian hipertensi (p =
hipertensi
0,310 > 0,05) di Poliklinik Umum
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
Puskesmas
terapi,
Touluaan
Kabupaten
primer
bersama
(esensial)
apabila
lingkungannya
akan
Minahasa Tenggara. Hasil penelitian ini
menyebabkan hipertensinya berkembang
berarti responden yang memiliki riwayat
dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun
keluarga
akan timbul tanda dan gejala (Qiu, 2003).
menderita
hipertensi
tidak
beresiko mengalami hipertensi.
Hasil penelitian ini membuktikan
Riwayat keluarga merupakan faktor
bahwa faktor keturunan kurang memiliki
bawaan yang menjadi pemicu timbulnya
peran penting dan menjadi penentu
hipertensi, terutama hipertensi primer.
seberapa besar kecenderungan orang
Jika dalam keluarga seseorang ada yang
untuk menderita hipertensi, namun bila
hipertensi, ada 25% kemungkinan orang
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
tersebut terserang hipertensi. Apabila
apapun, maka bersama lingkungannya
kedua orang tua mengidap hipertensi,
akan menyebabkan hipertensi hingga
kemungkinan menderita hipertensi naik
menimbulkan tanda dan gejala. Sharing
menjadi 60% (Nurkhalida, 2003).
exposure atau pembagian paparan dari
Faktor genetik dapat menyebabkan
kebiasaan anggota keluarga lain yang
seseorang mengalami hipertensi, efeknya
secara tidak disadari dapat mempertinggi
tidak secara langsung namun melalui
risiko kejadian hipertensi. Mengetahui
tingkat sensitivitas dengan garam atau
memiliki orang tua hipertensi sebaiknya
NaCl.
penelitian
rutin memeriksakan tekanan darah dan
eksperimental, diketahui bahwa respons
menghindari gaya hidup yang dapat
tekanan darah manusia dengan garam
meningkatkan tekanan darah. Menurut
diturunkan
asumsi
Berdasarkan
secara
genetik.
Bahwa
peneliti,
walaupun
memiliki
seseorang bisa saja mudah mengalami
riwayat keluarga menderita hipertensi
kenaikan
tetapi memiliki aktivitas fisik yang baik
tekanan
darah
bila
mengonsumsi makanan atau minuman
maka
gejala
yang banyak mengandung garam atau
dikurangi.
tidak sama sekali. Peran faktor genetik
Hasil
hiertensi
penelitian
akan
ini
dapat
sebanding
terhadap timbulnya hipertensi terbukti
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan ditemukannya kejadian bahwa
Malonda,
24
dkk
(2012),
menunjukan
bahwa tidak
ada
pengaruh riwayat
melakukan
keluarga dengan terjadinya hipertensi,
dengan
nilai
Lingkungan
mempengaruhi
p=0,254
(p>0,05).
keluarga
dapat
pola
fisik
dengan
frekuenssi sedang > 300 menit/minggu.
Aktivitas
secara
fisik
teratur
yang
dilakukan
diketahui
dapat
atau
mengurangi kekakuan pembuluh darah
kebiasaan makan anggota keluarga yang
dan meningkatkan daya tahan jantung
satu dengan yang lain, terutama dalam
serta
memilih
menurunkan tekanan darah. Aktivitas
menu
pengolahan.
makan
aktifitas
makanan
Harianto
dan
dan
cara
Pratomo
paru-paru
atau
olahraga
sehingga
sangat
mampu
mempengaruhi
(2013) mendapatkan bahwa tidak ada
terjadinya hipertensi, dimana pada orang
hubungan antara riwayat keluarga dengan
yang kurang aktivitas akan cenderung
kejadian hipertensi dengan nilai p=0,03
mempunyai frekuensi denyut jantung
(p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh
lebih tingi sehingga otot jantung akan
Situmorang (2015) mendapatkan ada
harus bekerja lebih keras pada tiap
hubungan antara faktor keturunan dengan
kontraksi. Makin keras dan sering otot
kejadian
jantung memompa maka makin besar
hipertensi
di
RSUD
Sari
Mutiara, dengan nilai p=0,000 (p<0,05).
tekanan yang dibebankan pada arteri
(Andria, 2013).
Hubungan
antara
Aktivitas
Aktivitas fisik yang teratur bisa
Fisik
membuat jantung kita sehat sehingga
dengan Kejadian Hipertensi
Hasil
bahwa
penelitian
tidak
ada
menunjukkan
hubungan
terhindar dari hipertensi, karena penyakit
antara
hipertensi
merupakan
peningkatan
aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
tekanan darah yang memberi gejala yang
(p = 0,241 > 0,05) di Poliklinik Umum
berlanjut untuk suatu target organ, seperti
Puskesmas
strok untuk otak,
Touluaan
Kabupaten
penyakit
jantung
Minahasa Tenggara. Hasil penelitian ini
koroner untuk pembuluh darah jantung
berarti responden yang memiliki aktivitas
dan otot jantung. Manfaat dari aktivitas
fisik yang baik tidak beresiko mengalami
fisik
hipertensi. Hal ini disebakan karena
meningkatkan kerja dan fungsi jantung,
sebagian
memiliki
paru dan pembuluh darah yang ditandai
pekerjaan sebagai petani lebih banyak
dengan denyut nadi istirahat menurun,
melakukan
penumpukan
berkebun
besar
responden
kegiatan
dalam
berladang
sehari-hari.
atau
Dalam
maupun
meningkatkan
kesehariannya masyarakat di wilayah
mengurangi
kerja
2012).
Puskesmas
Touluaan
dapat
25
olahraga
ialah
asam laktat
untuk
berkurang,
HDL
kolesterol,
aterosklerosis
(Cahyani,
Aktivitas fisik sangat penting untuk
Hubungan antara Konsumsi Alkohol
mengendalikan tekanan darah. Aktivitas
dengan Kejadian Hipertensi
fisik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
yang
cukup
dapat
membantu
menguatkan jantung. Jantung yang lebih
hubungan
kuat tentu dapat memompa lebih banyak
dengan kejadian hipertensi di Poliklinik
darah
usaha.
Umum Puskesmas Touluaan Kabupaten
Semakin ringan kerja jantung, semakin
Minahasa Tenggara. Hasil uji satistik
sedikit tekanan pada pembuluh darah
menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05)
arteri sehingga tekanan darah akan
dengan nilai OR 5,532. Hasil penelitian
menurun (Ratmayati, 2013).
ini
dengan
Hasil
dengan
hanya
penelitian
penelitian
sedikit
antara
berarti
konsumsi
responden
alkohol
yang
ini
sebanding
mengkonsumsi alkohol beresiko 5,5 kali
yang
dilakukan
mengalami hipertensi.
Situmorang (2015) pada penderita rawat
Minuman beralkohol adalah semua
inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara
jenis minuman yang mengandung etanol,
Medan, yang menyatakan bahwa tidak
termasuk Cap Tikus, anggur, bir, dan
ada
antara
saguer. Sebagian besar lansia dalam
aktivitas fisik dan kejadian hipertensi
penelitian ini mengonsumsi Cap Tikus.
dengan nilai p=0,263 (p>0,05). Hasil
Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar
penelitian ini berbeda dengan yang
alkohol rata-rata 30-40% yang dihasilkan
dilakukan
(2013)
melalui penyulingan saguer (cairan putih
hubungan
yang keluar dari mayang pohon enau).
aktivitas olahraga dengan hipertensi pada
Tinggi rendahnya kadar alkohol pada
lansia, dimana nilai p=0,000 (p<0,05).
Cap Tikus tergantung pada kualitas
Penelitian
penyulingan.
hubungan
mendapatkan
yang
oleh
Andria
bahwa
yang
berarti
ada
dilakukan
oleh
Semakin
bagus
sistem
Khomarun, dkk (2014) mendapatkan
penyulingannya, semakin tinggi pula
bahwa ada pengaruh aktivitas fisik jalan
kadar alkoholnya. Saguer sejak keluar
pagi terhadap penurunan tekanan darah
dari
pada lansia. Penelitian yang dilakukan
mengandung alkohol sekitar kurang dari
oleh Atun, dkk (2014) mendapatkan
5% (Malonda, dkk, 2012).
bahwa aktivitas fisik yang kurang dapat
menyebabkan
tekanan
darah
mayang
pohon
enau
sudah
Peminum alkohol harian ternyata
tinggi,
mempunyai tingkat tekanan darah yang
dengan nilai p=0,035 (p<0,05) dan nilai
lebih
OR=4,69.
peminum sekali seminggu, berapapun
jumlah
tinggi
total
dibandingkan
yang
diminum
dengan
setiap
minggunya. Umumnya petani Minahasa
26
sebelum pergi ke kebun, minum 1 sloki
alkohol belum jelas. Namun, diduga
atau 1 gelas ukuran kecil minuman
peningkatan
beralkohol (Cap Tikus). Minuman ini
peningkatan volume sel darah merah
dikenal oleh setiap orang Minahasa
serta kekentalan darah berperan dalam
sebagai minuman penghangat tubuh,
menaikkan tekanan darah. Beberapa studi
penambah nafsu makan, dan pendorong
menunjukkan hubungan langsung antara
semangat
tekanan darah dan asupan alkohol serta
untuk
bekerja.
Konsumsi
alkohol sebanyak 1-2 sloki oleh lansia
diantaranya
dalam
penelitian
kadar
kortisol
melaporkan
dan
bahwa
efek
ini
ternyata
terhadap tekanan darah baru Nampak bila
terjadinya
hipertensi.
mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas
Begitu juga dengan penelitian di Amerika
ukuran standar setiap harinya (Depkes
yang
RI, 2006).
mempengaruhi
menyimpulkan
bahwa
wanita
peminum alkohol yang tergolong ringan
Beberapa
laporan
menunjukkan
dan sedang potensi risiko hipertensinya
bahwa efek alkohol dimulai dengan
rendah, sedangkan pada pria risiko
jumlah
terjadinya hipertensi lebih tinggi. Hal ini
demikian
dapat dipengaruhi oleh perbedaan pola
meminum alkohol memiliki tekanan
minum, pilihan minuman, dan gaya
darah yang rendah. Namun demikian,
hidup,
dengan
beberapa laporan lainnya menunjukkan
kebiasaan konsumsi alkohol pada pria
bahwa ada ambang batas di mana
maupun wanita (Malonda, dkk, 2012).
konsumsi
yang
dihubungkan
Pengaruh alkohol terhadap kenaikan
tekanan
darah
sangat
kecil.
orang-orang
Dengan
yang
alkohol
tidak
memhubungani
tekanan darah. Dengan demikian, sekali
dibuktikan.
atau dua kali minum alkohol sehari
Mekanisme peningkatan tekanan darah
berkaitan dengan tekanan darah yang
akibat
belum
jelas.
semakin tinggi. Akhirnya ada beberapa
peningkatan
kadar
kajian yang melaporkan bahwa orang-
kortisol dan peningkatan volume sel
orang yang minum alkohol satu atau dua
darah merah serta kekentalan darah
kali sehari memiliki tekanan darah yang
berperan dalam meningkatkan tekanan
lebih rendah daripada orang-orang yang
darah. Orang – orang yang minum
tidak meminum alkohol atau orang-orang
alkohol terlalu sering atau yang terlalu
yang minum lebih banyak dari tiga kali
banyak memiliki tekanan darah yang
minum sehari.
lebih tinggi daripada individu yang tidak
Penelitian
Namun,
alkohol
telah
yang
diduga
masih
dilakukan
(2012)
oleh
minum atau minum sedikit. Selain itu
Malonda,
teori lain adalah tekanan darah akibat
bahwa konsumsi alkohol merupakan
27
dkk
yang
mendapatkan
faktor
resiko
yang
mempengaruhi
atau adrenalin yang akan menyempitkan
terjadinya hipertensi pada lansia di Kota
pembuluh darah dan memaksa jantung
Tomohon, dengan nilai p=0,006 (p<0,05)
untuk bekerja lebih berat karena tekanan
dan nilai OR=2,792, yang berarti orang
darah yang lebih tinggi. Tembakau
dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
memiliki
2,7 kali beresiko terkena hipertensi.
peningkatan tekanan darah karena dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Anggara
menyebabkan
dan Prayitno (2013) mendapatkan bahwa
darah. Karbon monoksida dalam asap
konsumsi alkohol berhubungan dengan
rokok akan menggantikan ikatan oksigen
tekanan darah dimana nilai p=0,043
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan
(p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh
tekanan darah meningkat karena jantung
Situmorang (2015) mendapatkan bahwa
dipaksa memompa untuk memasukkan
ada hubungan antara konsumsi alkohol
oksigen yang cukup ke dalam organ dan
dengan
jaringan
kejadian
hipertensi
pada
penderita di Rumah Sakit Umum Sari
efek
cukup
besar
penyempitan
tubuh
lainnya
dalam
pembuluh
(Darmawan,
2008).
Mutiara Medan, dimana nilai p=0,000
Kemungkinan tidak berhubungan-
(p<0,05).
nya antara kebiasaan merokok dengan
kejadian hipertensi disebabkan tidak
Hubungan antara Merokok dengan
ditelitinya berapa jumlah rokok yang
Kejadian Hipertensi
dihisap. Selain dari lamanya merokok,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
resiko merokok terbesar tergantung dari
tidak ada hubungan antara merokok
jumlah rokok yang dihisap perhari.
dengan kejadian hipertensi (p = 0,368
Hasil penelitian ini sejalan dengan
p>0,05) di Poliklinik Umum Puskesmas
penelitian yang dilakukan oleh Penelitian
Touluaan
Minahasa
yang dilakukan oleh Puspita dan Haskas
Tenggara. Hasil penelitian ini berarti
(2014) mendapatkan bahwa merokok
responden yang merokok ataupun tidak
tidak
merokok belum tentu akan mengalami
hipertensi,
hipertensi.
(p>0,05). Harianto dan Pratomo (2013)
Kabupaten
Menghisap
rokok
berhubungan
dimana
dengan
kejadian
nilai
p=0,116
menyebabkan
mendapatkan bahwa tidak ada hubungan
nikotin terserap oleh pembuluh darah
yang bermakna antara merokok dengan
kecil dalam paru-paru dan kemudian
hipertensi, dimana nilai p=0,234 (>0,05).
akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,
Penelitian yang dilakukan oleh Suoth,
nikotin akan memberikan sinyal pada
dkk (2014) mendapatkan bahwa tidak ada
kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
hubungan antara gaya hidup dalam hal
28
merokok dengan kejadian hipertensi,
Natrium,
jika
dikonsumsi
lebih
dimana nilai p=0,447 (>0,05). Penelitian
banyak akan meretensi lebih banyak air
yang dilakukan oleh Tjekyan (2014)
untuk
mendapatkan
elektolit, sehingga cairan intenstin bisa
memiliki
kebiasaan
hubungan
merokok
yang
signifikan
mempertahankan
terakumulasi
dan
pengenceran
volume
plasma
dengan kejadian hipertensi dimana nilai
meningkat. Peningkatan volume plasma
p=0,993 (p>0,05).
dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah,
terutama
Hubungan antara Asupan Natrium
pembuluh
dengan Kejadian Hipertensi
aterosklerosis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak
ada
hubungan
antara
darah
Pada
asupan
bila
fleksibilitas
menurun
penderita
pencegahan
maupun
oleh
hipertensi
perbaikan
pola
natrium dengan kejadian hipertensi (p
makan, salah satunya dapat dilakukan
=0,523 > 0,05) di Poliklinik Umum
dengan mengurangi konsumsi natrium
Puskesmas
Kecamatan
sebanyak 1.500 mg/hari (2/3 sendok teh
Touluaan. Hasil penelitian ini berarti
sehari). Karena setiap individu memiliki
responden yang memiliki asupan natrium
sensitivitas
yang
jumlah natrium yang dikonsumsinya
Touluaan
berlebih
belum
tentu
akan
mengalami hipertensi.
Hal
tersebut
didalam
dapat
disebabkan
yang
tubuh.
pengecapan
Poliklinik Umum Puskesmas Touluaan
mengakibatkan
dalam
makan.
ini
sudah
Seorang
terhadap
lansia
mengalami penurunan sensitifitas indera
karena sebagian besar responden di
penelitian
berbeda
jarang
Hal
dan
perasa
berkurangnya
tersebut
yang
nafsu
mengakibatkan
mengkonsumsi makanan sumber natrium
penggunaan bumbu masak atau garam
termasuk garam berbumbu.
dalam jumlah yang lebih banyak. Selain
para
responden
sudah
Umumnya
mengetahui
itu,
kebiasaan
seseorang
lansia
perlunya membatasi konsumsi natrium.
mengkonsumsi roti dan biskuit, akan
Selain itu mereka jarang mengonsumsi
menambah
bumbu
seperti
dikonsumsi. Semakin banyak natrium
Monosodium Glutamat (MSG), kecap
yang dikonsumsi akan meningkatkan
dan saos tomat botol. Mereka lebih sering
volume tekanan darah.
penyedap
menggunakan
masakan
bumbu
alami
kadar
natrium
yang
yang
Hasil Penelitian ini sejalan dengan
diperoleh dari hasil kebun seperti jahe,
penelitian yang dilakukan oleh Malonda,
kunyit, pala, kemangi, sereh dan bawang
dkk (2012), menunjukan bahwa tidak ada
putih sebagai penyedap masakan.
hubungan yang bermakna antara asupan
29
natrium dan kejadian hipertensi, dimana
khususnnya
pada
masyarakat
nilai p=0,414 (>0,05). Hasil penelitian
Kecamatan
yang dilakukan oleh Mulyati, dkk (2011)
mengonsumsi makanan yang berlemak
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
seperti daging babi, daging anjing/RW,
signfkan antara asupan Natrium berlebih
daging tikus dan makanan yang digoreng
dengan kejadian hipertensi pada pasien
dengan frekuensi makan daging 3-4 kali
rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin
perbulan dan makanan yang digoreng 2
Sudirohusodo Makassar. Penelitian yang
kali perhari.
Touluaan
di
sering
dilakukan oleh Jannah, dkk (2013)
Konsumsi lemak yang berlebihan
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
dapat menimbulkan risiko hipertensi
signifikan antara asupan natrium dengan
karena
hipertensi pada pendarita hipertensi dan
kolesterol
normotensi
etnik
tersebut akan melekat pada dinding
Minangkabau di Kota Padang. Penelitian
pembuluh darah yang lama-kelamaan
yang dilakukan oleh Alfiana, dkk (2014)
pembuluh
mendapatkan
diakibatkan adanya plaque dalam darah
masyarakat
ada
hubungan
antara
asupan natrium dengan tekanan darah di
yang
RS Tugurejo Semarang.
Plaque
akan
meningkatkan
dalam
darah.
darah
disebut
yang
Kolesterol
akan
dengan
kadar
tersumbat
aterosklerosis.
terbentuk
akan
mengakibatkan aliran darah menyempit
Hubungan antara Konsumsi Lemak
sehingga volume darah dan tekanan
dengan Kejadian Hipertensi
darah akan meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Asupan lemak dapat meningkatkan
hubungan antara konsumsi lemak dengan
kadar tekan darah diastolik dan sislotik.
kejadian hipertensi di Poliklinik Umum
Hal
Puskesmas
Kabupaten
mengkonsumsi lemak terutama lemak
Minahasa Tenggara. Hasil uji stastistika
jenuh sangat erat kaitannya dengan
menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
peningkatan berat badan yang dapat
dengan nilai OR 3,741. Hasil penelitian
berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi
ini
yang
lemak jenuh juga dapat meningkatkan
berlebih
risiko aterosklerosis yang berkaitannya
Touluaan
berarti
mengkonsumsi
responden
lemak
yang
ini
disebabkan,
beresiko 3,7 kali mengalami hipertensi
dengan
daripada
tidak
konsumsi lemak jenuh, terutama lemak
mengkonsumsi lemak. Hal ini disebabkan
dalam makanan yang bersumber dari
karena kebudayaan makan masyarakat di
hewan dan peningkatan konsumsi asam
Kabupaten
lemak tidak jenuh secukupnya yang
responden
Minahasa
yang
Tenggara,
30
tekanan
darah.
kebiasaan
Penurunan
berasal dari minyak sayuran, biji-bijian
khusus, tetapi disebabkan berbagai faktor
dan makanan yang lain yang bersumber
yang saling berkaitan. Risiko relatif
dapat menurunkan tekanan darah
hipertensi tergantung pada jumlah dan
Penelitian
ini
sejalan
dengan
keparahan dari faktor risiko yang dapat
penelitian yang dilakukan oleh Manawan,
dimodifikasi
dkk (2016) mendapatkan bahwa ada
dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak
hubungan antara asupan lemak dengan
dapat dimodifikasi antara lain faktor
kejadian hipertensi di Desa Tandengan
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis,
Satu Kecamatan Eris, dengan niali
sedangkan
p=0,000
dimodifikasi meliputi stres, obesitas,
(p<0,05).
Penelitian
yang
dilakukan oleh Mardani, dkk (2011)
antara
yang
faktor
tidak
yang
dapat
dapat
nutrisi dan gaya hidup.
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan
dan
Konsumsi alkohol merupakan gaya
kebiasaan
hidup modern yang cenderung dilakoni
mengkonsumsi lemak dengan tekanan
oleh remaja dan dewasa muda serta
darah, dimana nilai p=0,034 (p<0,05)
kalangan eksekutif di daerah perkotaan.
dengan nilai OR=4,9. Penelitian yang
Lansia dalam penelitian ini sebagian
dilakukan oleh Syahrini, dkk (2012)
besar telah mengonsumsi alkohol selama
mendapatkan
antara
lebih dari 30 tahun atau sejak berusia
konsumsi lemak dengan hipertensi di
muda. Lamanya mengonsumsi alkohol
Puskesmas
juga berpengaruh sebagai faktor risiko
ada
hubungan
Telogosari
Kulon
Kota
Semarang.
terjadinya hipertensi. Pola penggunaan
alkohol pada lansia juga bervariasi, lansia
Dominan
yang mulai menggunakan alkohol secara
Berhubungan dengan Hipertensi pada
berlebihan sejak masa dewasa muda
pasien yang Rawat Jalan di Poliklinik
menunjukkan ketergantungan alkohol.
Umum
Penggunaan
Variabel
yang
Paling
Puskesmas
Touluaan
alkohol
secara
Kabupaten Minahasa Tenggara
meningkatkan
Dari
sehingga
pengaruhnya lebih banyak pada tekanan
diperoleh hasil yaitu konsumsi alkohol
sistolik. Demikian juga dengan lansia
yang berlebih berisiko 5,7 kali terkena
yang mengonsumsi alkohol kurang dari
hipertensi
10 tahun dapat berisiko mengalami
model
akhir
regresi
dibandingkan
dengan
responden dengan aktivitas fisik yang
hipertensi.
kurang
dan
Hasil
darah
penelitian
dan
ini
konsumsi
lemak
menunjukkan bahwa sejumlah subjek
primer
tidak
mulai mengonsumsi alkohol di saat
disebabkan oleh faktor tunggal dan
memasuki usia lanjut atau pra lansia.
berlebih.
baik
tekanan
kronis
Hipertensi
31
Alasan lansia yang baru mengonsumsi
Poliklinik
Umum
Puskesmas
alkohol di akhir hidupnya yaitu sebagai
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
respons
Tenggara.
terhadap
peristiwa-peristiwa
hidup seperti rasa berduka, kesehatan
5. Tidak ada hubungan antara aktivitas
memburuk, atau kesepian.
fisik dengan kejadian hipertensi di
Pola konsumsi alkohol dalam penelitian
Poliklinik
Umum
Puskesmas
ini menunjukkan adanya risiko terhadap
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
kejadian hipertensi. Hal ini diduga karena
Tenggara.
lansia yang termasuk dalam kelompok ini
6. Ada
hubungan
antara
konsumsi
sebagian besar alkohol rata-rata 1 sloki
alkohol dengan kejadian hipertensi di
sekali seminggu atau lebih dari itu.
Poliklinik
Umum
Puskesmas
Lansia peminum alkohol yang tergolong
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
ringan dan sedang, risiko hipertensinya
Tenggara.
lebih rendah.
7. Tidak ada hubungan antara merokok
dengan
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
pembahasan,
maka
Kabupaten
Minahasa
kesimpulan
dari
Tenggara.
8. Tidak ada hubungan antara asupan
hipertensi
Touluaan
natriu dengan kejadian hipertensi di
di
Poliklinik
Umum
Puskesmas
Kabupaten
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
Minahasa Tenggara.
Tenggara.
2. Tidak ada hubungan antara umur
dengan
Puskesmas
Touluaan
1. Terdapat hubungan antara obesitas
Puskesmas
kejadian
di
Umum
dan
kejadian
hipertensi
Poliklinik
analisis
penelitian ini adalah:
dengan
kejadian
hipertensi
9. Ada hubungan antara konsumsi lemak
di
dengan
kejadian
hipertensi
di
Poliklinik
Umum
Puskesmas
Poliklinik
Umum
Puskesmas
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
Tenggara.
3. Terdapat
Tenggara.
hubungan
antara
jenis
kelamin dengan kejadian hipertensi di
SARAN
Poliklinik
Umum
Puskesmas
Saran yang bisa diberikan adalah:
Touluaan
Kabupaten
Minahasa
1. Bagi Puskesmas perlunya peningkatan
Tenggara.
serta program promosi
4. Tidak ada hubungan antara riwayat
untuk
keluarga dengan kejadian hipertensi di
meningkatkan
kesehatan
pengetahuan
penderita hipertensi tentang hipertensi
32
agar menerapkan pola hidup sehat
Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah
dengan
Kesehatan 5 (1): 20-25
mengkonsumsi
makanan
rendah lemak. olahraga secara teratur
------------.
2008.
Profil
Kesehatan
dan mengurangi konsumsi alkohol
Indonesia
sehingga dapat mencegah terjadinya
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
penyakit Hipertensi sejak dini.
tekanan
2008.
------------. 2012. Profil Dinas Kesehatan
2. Bagi penderita perlunya melakukan
pemeriksaan
Tahun
Provinsi
darah,
Sulut
Tahun
2011.
Manado.
pengobatan secara rutin dan menjalani
------------. 2013a. Riset Kesehatan Dasar
pola hidup sehat serta menghindari
Propinsi Sulawesi Utara . Manado.
faktor resiko lain untuk mencegah
------------.2013b. Riset Kesehatan Dasar
timbulnya komplikasi lebih lanjut.
Indonesia (RISKESDAS) 2013.
Kementerian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Badan Penelitian dan
Alfiana, N., S. Bintanah, dan H. S.
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Kusuma. 2014. Hubungan Asupan
Atun, L., T. Siswati, dan W. Kurdanti.
Kalsium dan Natrium terhadap
2014. Asupan Sumber Natrium,
Tekanan
pada
Rasio Kalium Natrium, Aktivitas
Penderita Hipertensi Rawat Inap di
Fisik dan Tekanan Darah Pasien
RS Tugurejo Semarang. Jurnal
Hipertensi. MGMI 6 (1): 63-71.
Darah
Sistolik
Gizi Universitas Muhammadiyah
Black, H. R., J. L. Izzo., Sica, and A.
Semarang 3 (1): 8-15.
Domenic.
2008.
Primary
Andria, K. M. 2013. Hubungan antara
Hypertension : The essentials of
Perilaku Olahraga, Stres dan Pola
blood high pressure, basic science,
Makan dengan Tingkat Hipertensi
population
pada Lanjut Usia di Posyandu
management.
Lansia Kelurahan Gebang Putih
Lippincott Williams and Willkins.
Kecamatan
Kota
USA.
Surabaya. Jurnal Promkes 1 (2):
Dalimartha.,
Sukolilo
111-117.
4th
Purnama.,
clinical
Edition.
Sutarina.,
Mahendra, dan Darmawan. 2008.
Anggara, H. D, dan N. Prayitno. 2013.
Care
Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan
and
Tekanan
Darah
your
self
:
Hipertensi.
Penebar Plus. Jakarta
di
Handayani, Y. N, dan R. A. D. Sartika.
Puskesmas Telaga Murni Cikarang
2013. Hipertensi pada Pekerja
Perusahaan
33
Migas
X
di
Kalimantan
Timur
Indonesia.
Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan
Makalah Seri Kesehatan 17 (7):26-
Komunitas 1 (3): 129-135.
32.
Mulyati, H. A. Syam, dan S. Sirajuddin.
Harianto. E, dan H. Pratomo. 2013.
2011. Hubungan Pola Konsumsi
Pajanan Kebisingan dan Hipertensi
Natrium
di Kalangan Pekerja Pelabuhan.
Aktivitas Fisi dengan Kejadian
Jurnal
Hipertensi pada Pasien Rawat
Kesehatan
Masyarakat
Nasional 8(5): 215-222.
Jalan
di
dan
Kalium
RSUP
Dr.
serta
Wahidin
Jannah, M., D. Sulastri, dan Y. Lestari.
Sudirohusodo Makassar. Media
2013. Perbedaan Asupan Natrium
Gizi Masyarakat Indonesia 1 (1):
dan
46-51.
Kalium
pada
Hipertensi
dan
Penderita
Normotensi
Nurkhalida.
2003.
Warta
Kesehatan
Masyarakat Etnik Minangkabau di
Masyarakat.
Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Kesesehatan RI. Jakarta.
Anadalas 2 (3):132-236.
Situmorang, P. R. 2015. Faktor-faktor
Khomarun., M. A. Nugroho, dan E. S.
Wahyuni.
Departemen
2014.
yang
Pengaruh
Berhubungan
Kejadian
dengan
Hipertensi
pada
Aktivitas Fisik Jalan Pagi terhadap
Penderita Rawat Inap di Rumah
Penurunan Tekanan Darah pada
Sakit Umum Sari Mutiara Medan
Lansia dengan Hipertensi Stadium
Tahun
I di Posyandu Lansia Desa Makam
Keperawatan 1 (1): 67-72.
Haji.
Jurnal
Terpadu
Ilmu
2014.
Jurnal
Ilmiah
Sulastri, D., Elmatris, dan R. Ramadhani.
Kesehatan 3 (2): 166-171.
2012. Hubungan Obesitas dengan
Malonda, N. S. H., L. K. Dinarti, dan R.
Kejadian
Hipertensi
pada
Pangastuti. 2012. Pola Makan dan
Masyarakat Etnik Minangkabau di
Konsumsi Alkohol sebagai Faktor
Kota Padang. Majalah Kedokteran
Resiko Hipertensi pada Lansia.
Andalas 36 (2): 188-201.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia 8 (4):
Suoth, M., H. Bidjuni dan R. T. Malara.
202-212.
2014.
Mardani, S., T. Gustina., H. Dewanto,
dan
Y.
Priwahyuni.
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan Kejadian Hipertensi di
2011.
Puskesmas Kolongan Kecamatan
Hubungan antara Indeks Massa
Kalawat
Tubuh
Utara. Jurnal Keperawatan 2 (1):
(IMT)
Mengkonsumsi
dan
Kebiasaan
Lemak
dengan
1-10.
34
Kabupaten
Minahasa
Syahrini, E. N., H. S. Susanto, dan A.
Udiyono.
Resiko
2012.
WHO. 2008. Waist Circumference And
Faktor-faktor
Hipertensi
Primer
Waist-Hip Ratio. Report of a WHO
di
Expert Consultation, Geneva.
Puskesmas Telogosari Kulon Kota
Semarang.
Jurnal
Wianti, A. 2015. Faktor-faktor Individu
Kesehatan
yang
Berhubungan
dengan
Masyarakat 1 (2): 315-325.
Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD
Tjekyan, R. M. S. 2014. Angka Kejadian
Puskesmas Cigasong Kabupaten
dan Faktor Resiko Hipertensi di
Majalengkan Tahun 2015. Jurnal
Kota Palembang tahun 2013. MKS
Kampsu STIKES YPIB. 3 (8) : 1-1
46 (1): 1-11.
Waloya
T.,
Rimbawan
Andarwulan. 2013
Antara
Konsumsi
Aktifitas
Fisik
dan
N.
Hubungan
Pangan
Dengan
dan
Kadar
Kolesterol Darah Pria dan Wanita
Dewasa
di
Bogor.
Pascasarjana
Tesis.
Universitas
Indonesia. Jakarta.
WHO. 2014a. Global status Report on
Noncommunicable Disease 2014.
WHO
Library
Cataloguing-in-
Publication Data. Geneva.
WHO. 2014b. Global status Report on
Alcohol and Health 2014. WHO
Library Cataloguing-in-Publication
Data. Geneva.
WHO. 2011. Regional Office for SouthEast
Asia.
Sustainable
Healthy
Department
of
Development
and
Environments.
Non
Communicable
Hypertension
Disease
:
(online)
(http://www.searo.who.int) diakses
22 Oktober 2015.
35
Download