MODUL BAHAN AJAR 1 TUGAS Modul Bahan Ajar [ETIKA PROFESI] Modul 5 Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 1 2 Modul Bahan Ajar MODUL-5: ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN 5.1. Pengantar Etika (Etimologi), etika itu berasal dari bahasa Yunani yakni “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau juga adat kebiasaan (custom). Etika tersebut biasanya berkaitan erat dengan adanya perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yakni “Mos” serta dalam bentuk jamaknya ialah “Mores”, yang berarti adat kebiasaan atau juga cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), serta menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika serta moral kurang lebih sama pengertiannya, namun tetapi didalam kegiatan sehari-hari terdapat suatu perbedaan, yakni moral atau moralitas untuk suatu penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk dapat pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Pengertian Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau suatu keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan dari “profesi” selalu dapat dikaitkan dengan pekerjaan atau juga jabatan yang dipegang oleh seseorang,namun akan tetapi tidak semua pekerjaan atau suatu jabatan dapat disebut dengan profesi disebabkan karena profesi menuntut keahlian dari para pemangkunya. Hal tersebut mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau suatu jabatan yang disebut dengan profesi tidak bisa dipegang oleh sembarang orang, namun tetapi memerlukan suatu persiapan dengan melalui pendidikan serta pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tersebut tidak sama dengan profesi. Pengertian Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu tugas yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat. A. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan etika dan profesi? 2. Apa itu Options? 2 Modul Bahan Ajar 3 3. Apa itu Workshop? 4. Bagaimana langkah-langkah untuk etika membuat keputusan? B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan profesi 2. Untuk mengetahui apa itu Options 3. Untuk mengetahui apa itu Workshop 4. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk etika membuat keputusan 5.2 Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, 3 Modul Bahan Ajar 4 terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika : Kebutuhan individu : Korupsi, alasan ekonomi Tidak ada pedoman : Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan Perilaku dan kebiasaan individu Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi Lingkungan tidak etis Pengaruh dari komunitas Perilaku orang yang ditiru Efek primordialisme yang kebablasan Sangsi Pelanggaran Etika : Sanksi Sosial Skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”. Sanksi Hukum Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama, diikuti oleh hokum Perdata. Etika & Teknologi Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaannya. Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” beberapa sense of human yang alami. ( otomatisasi mesin, refleks / kewaspadaan melambat ) 4 Modul Bahan Ajar 5 Cara orang berkomunikasi, via email atau surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan / tutur kata. Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda” Emosi ( “touch” ) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam teknologi informasi. 5.3 PILIHAN (OPTIONS) Ada berbagai cara untuk menyajikan etika rekayasa, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kursus menyediakan forum untuk menyajikan garis besar koheren dan komprehensif masalah etika; program dapat terpinggirkan, bagaimanapun, tergantung pada tingkat dukungan fakultas di departemen. Pendekatan etika-acrossthe-kurikulum menekankan masalah etika di semua program inti, menyoroti nilai-nilai yang melekat dalam materi pelajaran (Cruz dan Frey, 2003; Weil, 2004). Sayangnya, fakultas sering merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memasukkan isu-isu etis dan modul pengajaran menjadi program inti standar. Selain itu, mereka sering merasa bahwa mereka tidak memiliki keahlian untuk mengangkat isu-isu etika, meskipun dengan pengalaman, banyak yang merasa lebih nyaman tentang masalah etika dalam diskusi kelas formal (Cruz dan Frey, 2003; Weil, 2004). Pertemuan tim, serta diskusi informal dengan penasihat dan mentor, dapat memberikan kesempatan tambahan untuk menjelajahi isu-isu etis. Namun, ini relatif variabel, baik dari segi topik yang dibahas dan kualitas dan kedalaman diskusi. 5.4 LOKAKARYA (WORKSHOP) Lokakarya menawarkan kesempatan untuk pertimbangan rinci masalah etika yang timbul dalam praktek profesi. Lokakarya dapat diselenggarakan dalam konteks masyarakat profesional atau di tempat kerja. "Lokakarya Teknik praktek" yang merupakan adaptasi dari "seminar praktek penelitian," yang telah diselenggarakan selama sekitar 10 tahun di Massachusetts Institute of Technology. Peserta dalam seminar ini meliputi junior dan senior fakultas, rekan postdoctoral, staf peneliti, mahasiswa pascasarjana, dan mahasiswa, yang semuanya terlibat dalam percakapan yang dinamis. Tujuan dari seminar praktek penelitian, dan dengan lokakarya ekstensi pada praktek rekayasa, adalah untuk menyediakan forum untuk fakultas dan profesional senior untuk membahas harapan mereka dan pemahaman mereka tentang perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam hal situasi dan kasus-kasus tertentu. Lokakarya ini memberikan kesempatan bagi kelompok kecil mentoring, yaitu, untuk dosen dan insinyur senior dan peneliti untuk berinteraksi dan mendiskusikan rincian dari praktek profesional yang biasanya tidak tercakup dalam kelas formal. Siswa dan trainee juga dapat mengekspresikan keprihatinan mereka dan mendiskusikan pengalaman mereka, memberikan seluruh kelompok kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah dan isu-isu dan 5 6 Modul Bahan Ajar mengembangkan solusi potensial. Hal ini dapat informatif dan, pada akhirnya, membantu untuk kedua fakultas dan profesional senior karena sifat dari sarjana dan pengalaman pascasarjana mungkin telah berubah secara signifikan sejak "hari mereka." Lokakarya juga memberikan kesempatan bagi dosen dan profesional senior untuk membahas masalah etika dengan mereka rekan-rekan; jenis masalah jarang dibahas di tempat lain sampai masalah serius mengembangkan. Selain itu, meskipun profesional senior sering setuju bahwa situasi tertentu yang bermasalah dan menganggap bahwa tindakan terbaik adalah jelas, "jelas" jawabannya mungkin berbeda dari satu orang ke orang lain sebagai hasil dari berbagai latar belakang, perspektif, dan pengalaman. Jadi dalam lokakarya interaktif, baik peserta senior dan junior tidak hanya dapat menjelajahi strategi untuk menangani masalahmasalah rumit dan mempelajari mana yang telah bekerja di masa lalu, mereka juga dapat memperoleh umpan balik dalam cara yang produktif tidak mengancam. Format lokakarya ini cukup sederhana. Kerangka untuk memeriksa topik, termasuk konsep utama atau poin pertentangan, disajikan pertama. Ini diikuti dengan presentasi kasus situasi kehidupan nyata, kadang-kadang disertai singkat (tiga sampai lima menit) presentasi oleh panel yang mencakup profesional senior, junior profesional, trainee, dan mahasiswa, yang masing-masing alamat aspek skenario yang tampaknya signifikan dari perspektif nya. Sebagian besar lokakarya terdiri dari diskusi, baik oleh seluruh kelompok atau dengan kelompokkelompok kecil pertama yang dipimpin oleh fasilitator dan diikuti dengan diskusi yang dimoderatori oleh kelompok seluruh dirancang untuk memanen dan kritik ide dari kelompokkelompok kecil. Dalam kedua kasus, diskusi biasanya mengungkapkan bahwa ada lebih dari satu solusi untuk masalah-lebih dari satu solusi yang dapat diterima etis dan lebih dari satu solusi-dan tidak dapat diterima bahwa solusi "yang baik" bervariasi dengan sudut pandang. Peserta didorong untuk mengadopsi perspektif "agen" daripada "hakim," yaitu, untuk mengidentifikasi program tindakan untuk setiap karakter seolah-olah mereka karakter itu dan memeriksa implikasi dari setiap pilihan (Whitbeck, 1998). Peserta diminta untuk membuat eksplisit alasan mereka mempertimbangkan tindakan tertentu lebih atau tidak dapat diterima. Diskusi umum dirancang untuk mengkritik ide-ide dan analisis implikasinya baik untuk individu dan untuk profesi. Pada akhir lokakarya, peserta diberikan "Sebuah Daftar Periksa untuk Etis Pengambilan Keputusan," alat yang berguna untuk mengevaluasi dan menangani isu-isu etika yang mungkin mereka hadapi di masa depan (lihat Lampiran, hlm. 131). Format lokakarya dapat segera disesuaikan tidak hanya untuk lokakarya intrainstitusional dan seminar departemen dalam setiap disiplin, tetapi juga untuk pertemuan sebagai bagian dari program dari masyarakat profesional atau sebagai bagian dari pertemuan tim atau lokakarya perusahaan di tempat kerja. 5.5 Etika sebagai Komponen Sebuah Proyek Strategi pengajaran lain yang menekankan etika sebagai kompetensi inti adalah untuk membuat komponen eksplisit proyek. Sebagai contoh, selama tiga tahun terakhir kami telah memasukkan etika ke dalam program National Science Foundation yang didanai, Penelitian Pengalaman untuk Sarjana (REU), untuk mahasiswa yang tertarik dalam bioteknologi (Hirsch et al., 2003). Unsur sentral dari REU etika komponen adalah bahwa setiap siswa mengidentifikasi aspek etika atau implikasi dari proyek panas nya. Para siswa mendiskusikan proyek mereka dan keprihatinan etis 6 7 Modul Bahan Ajar terkait dengan siswa lain, termasuk diskusi tentang isu-isu etis dalam presentasi mereka pada akhir musim panas, dan yang paling penting, pilih salah satu masalah etis atau implikasi untuk diskusi mendalam ditulis. Mahasiswa dalam program REU telah meneliti berbagai topik, dari alokasi yang adil kredit untuk kontribusi untuk sebuah proyek untuk bias dalam berkomunikasi hasil penelitian untuk perlakuan manusiawi dari hewan laboratorium dalam pengajaran dan penelitian untuk pembatasan akses komputer oleh mereka yang tunanetra dan orang-orang di negara berkembang. Pendekatan REU dapat disesuaikan dengan sarjana, master, dan proyek tesis doktor, serta diskusi proyek di tempat kerja dalam tim dan kelompok pertemuan. 5.6 LANGKAH LANGKAH UNTUK ETIKA MEMBUAT KEPUTUSAN LANGKAH 1 : Mengenali dan mendefinisikan masalah etika (yaitu, mengidentifikasi apa saja yang menjadi masalah dan siapa yang terlibat atau terpengaruh). LANGKAH 2 : Mengidentifikasi fakta-fakta kunci dari situasi, serta ambiguitas atau ketidakpastian, dan apa tambahan informasi yang diperlukan dan mengapa. LANGKAH 3 : Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkena dampak atau "stakeholder" (yaitu, individu atau kelompok yang mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, masalah atau resolusi). Sebagai contoh, dalam kasus yang melibatkan penipuan yang disengaja dalam melaporkan hasil penelitian, mereka yang terkena dampak termasuk mereka yang dilakukan penipuan, anggota lain dari kelompok riset, departemen dan universitas, pemberi dana, jurnal mana hasilnya dipublikasikan, peneliti lain mengembangkan atau melakukan penelitian temuan, dll LANGKAH 4 : Merumuskan program alternatif tindakan yang bisa diambil, dan terus memeriksa fakta-fakta. LANGKAH 5 : Menilai setiap alternatif (yaitu, implikasinya, apakah itu sesuai dengan standar etika yang digunakan, dan jika tidak, apakah itu dapat dibenarkan atas dasar lainnya; konsekuensi bagi pihak yang terkena dampak; isu-isu yang akan ditinggalkan terselesaikan, apakah itu dapat dipertahankan secara terbuka dengan alasan etis; preseden yang akan ditetapkan; kendala praktis, misalnya, ketidakpastian mengenai konsekuensi, kurangnya kemampuan, otoritas atau sumber daya, kelembagaan, struktural, atau hambatan prosedural). LANGKAH 6 : Membangun diinginkan pilihan dan membujuk atau bernegosiasi dengan orang lain untuk melaksanakannya. LANGKAH 7 : Putuskan apa tindakan yang harus diambil dan dengan demikian, memeriksa kembali dan mempertimbangkan penalaran dalam langkah-langkah 1-6. 7 8 Modul Bahan Ajar 5.7 KESIMPULAN Mengintegrasikan etika di semua tingkat pendidikan menekankan kepada siswa dan fakultas bahwa etika adalah kompetensi inti. Pengalaman menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik pengajaran yang efektif etika: • Masalah etika harus diatasi secara eksplisit. Model peran yang baik diperlukan tetapi tidak cukup untuk mengajar perilaku dan standar etika. • Partisipasi oleh para profesional senior dan dosen sangat penting karena mereka memberikan keahlian dan pengalaman dalam pembahasan standar profesional dan nilainilai. Selain itu, mereka mengklarifikasi harapan mereka, sehingga menekankan pentingnya dan legitimasi nilai-nilai profesional dan standar etika. • Cara yang paling efektif untuk menyampaikan praktek etika adalah melalui diskusi interaktif dari kasus-kasus tertentu. • Mahasiswa (dan fakultas dan profesional senior) belajar dengan mengidentifikasi dan membahas masalah etika yang timbul dalam proyek-proyek mereka sendiri. • Kegiatan yang efektif dalam pengaturan pendidikan dapat diadaptasi untuk tempat kerja. Diskusi eksplisit dari praktek yang bertanggung jawab dan etis dari rekayasa, kisaran masalah etika, dan nilai-nilai profesional dan standar masyarakat merupakan suatu pengakuan dari kompleksitas masalah etika dan kebutuhan untuk mengatasi mereka. Diskusi perilaku bertanggung jawab dan etis juga menegaskan kembali tanggung jawab masyarakat, secara individu dan kolektif, untuk mengatasi isu-isu ini sebagai profesional. 5.8 SARAN Jika ada yang kurang dari makalah ini mohon untuk dapat di kritisi karena sesungguh penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Etikaprofesiadalahsikaphidupberupakeadilanuntukmemberikanpelayanan professional terhadapmasyarakatdenganketertibanpenuhdankeahliansebagaipelayanandala mrangkamelaksanakantugasberupakewajibanterhadapmasyarakat. 8 9 Modul Bahan Ajar Etikakeinsinyuran (engineering) dapatdipertimbangkandalamtigakerangkaacuan: individu, professional, dan social yang dapatdibagimenjadi “microethics” dan Penelitiandaninstruksidalametika “macroethics”. engineering secaratradisionalberfokuspadaisu-isumicroethicaldanmasalah-masalah, dansedikitperhatiandiberikankepadamacroethicalatauintegrasipendekatanmicro ethicaldanmacroethical. Masyarakat engineering professional memilikidampak yang besarterhadap proses desaiteknikdansejauhmanadimensi social dalamperanmerekamempromosikanpendidikan dalammenetapkanstandaretis, dihargai, engineering, dandalammenyebarkankodeetik. Selainitumasyarakatteknikprofesonalseringmemberikansuaramerekauntukperd ebatanatasisu-isukebijakan public mengenaipengembangandanpenggunaanteknologi. Dalammakalahiniakandijelaskanmengenaimicroethics, macroethics, sertaperanmasyarakat professional. I.1. RumusanMasalah a. Apakahdefinisidarietikaprofesi? b. Apakahdefinisidari professional? c. Apakahdefinisidarimicroethicsdanmacroethics? d. Apaperanmasyarakat professional? I.2. Tujuan Tujuandaripenyusunanmakalahiniadalah: a. Mengetahuimicroethicsdanmacroethicsdalam engineering b. Mengetahuiperanmasyarakatprofesional 9 10 Modul Bahan Ajar BAB II PEMBAHASAN II.1. EtikaProfesi Etikaberasaldari kata ethos yang (bahasaYunani) berartikarakter, watakkesusilaanatauadat.Sebagaisuatusubyek, etikaakanberkaitandengankonsep yang 10 Etika Modul Bahan Ajar 11 dimilikiolehindividuataupunkelompokuntukmenilaiapakahtindakan-tindakan yang telahdikerjakannyaitusalahataubenar, burukataubaik.EtikamenurutBertensmempunyaiarti: 1. Ilmutentangapa yang baikdanapa yang burukdantentanghakdakkewajiban moral (akhlak); 2. Kumpulan asasataunilai yang bekenaandenganakhlak; 3. Nilaimengenaibenardansalah yang dianutsuatugolonganataumasyarakat. Profesiadalahsuatu moral community (masyarakat moral) yang memilikicitacitadannilai-nilaibersama. (Bertens, 2000) Etikaprofesiadalahsikaphidupberupakeadilanuntukmemberikanpelayanan professional terhadapmasyarakatdenganketertibanpenuhdankeahliansebagaipelayanandala mrangkamelaksanakantugasberupakewajibanterhadapmasyarakat. (Suhrawardi, 1994) II.2. MicroethicsdanMacroethicsdalam Engineering Etikakeinsinyuran (engineering) dapatdipertimbangkandalamtigakerangkaacuan: individu, professional, dan social yang dapatdibagimenjadi (berkaitandenganindividudanhubungan “macroethiccs” “microethics” internaldariprofesikeinsinyuran) (berkaitandengantanggungjawab dan social secarakolektifdariprofesidankeputusanmasyarakatmengenaiteknologi) Table 1. Microethicsdanmacroethicsdalam engineering Sum ber Microethics Macroethics Individual Professional Ladd Hubunga Masalah yang (198 n dihadapaianggotadarisuatuprofesisebagai Social 11 Modul Bahan Ajar 12 0) professio sebuahgrupdalamhubungannyadenganm nal asyarakat (yaitu, tanggungjawab social individud sebagaikelompok professional) anindivid u lain yang merupak anklien, rekan, danpega waimere ka. McL Etikateknis: Etikaprof Etika social: ean keputusandanpertimb esi: keputusankebijakante (199 angandibuatoleh interaksi knologipada level 3) engineer antara sosial engineer dankelo mpok lain (manage r, engineer , pegawai) Vand Analisismicroleveldarit Analisismacroleveldari erbur eknologiindividuataupr teknologisecarakeselu g aktisi ruhan (199 5) Ketikamenggabungkanberbagaiaspeketika engineering, munculpolamenarik. Tigakerangkaacuanterlihat: individu, professional, dan social. Menggabungkan terminology Ladd danVanderburgini, „microethics‟ dapatdilihatuntukmenyertakanperhatiandenganindividudanhubungan profesirakayasa, sementara berlakuuntukkeduatanggungjawabdariprofesi internal „macroethics‟ engineering dankeputusanmasyarakattentangteknologi. 12 13 Modul Bahan Ajar II.3. PeranMasyarakatProfesional Seorangprofesionaladalahorang yang menyadaribetularahkemanaiamenjurus, mengapaiamenempuhjalanitu, Professional societies danbagaimanacaranyaiaharusmenujusasarannya. Iamenyenangipekerjaannyakarenaia bias mengerjakannyadenganbaikkarenaiamenyenangipekerjaanitu. professional Seorang adalahseorang yang senantiasasiapsiagadengangagasanbiladiperlukan, ditambahdengaselusingagasanlainnyasekalipuntidakada memintadaripadanya. orang Iaadalahseorang yang yang maubekerjakerasuntukmencapaitujuannyadantetapjugatidakkehilangansemang atkerjakerasitudalamtugasnya. Perbedaanantaramicroethicsdanmacroethicsbergunauntukperanmasyarak at professional dalametika engineering. Sejauhini, peranmasyarakat professional engineering telajdibatasiterutamauntukmengembangkankodeetik. Masyarakat professional, berpotensibisaberfungsisebagaisaluranuntukmempertemukanseluruhrangkaian kerangkaetikadenganmenghubungkanetikaindividudan professional danmenghubungkanetikaprofesionaldan social. Dalam domain macroethics, masyarakat professional dapatmenyediakan link antaratanggungjawab social darikeputusanprofesidanmasyarakattentangteknologidenganmengeluarkanpern yataanpadaisu-isukebijakan sepertipembangunanberkelanjutandanreformasikewajibanproduk public, (Herkert, 2003). 13 14 Modul Bahan Ajar Dalam domain masyarakat microethical, professional dapatmemberikandukunganbagiindividu yang terlibatdalamperilakuetis. Insinyurdan professional lain yang membukaaibatau yang mengambiltindakan yang Professional societies konsistendengankodeetikmerekaseringmembayarharga mungkintermasukpenurunanpangkat, yang berat, pemecatan, yang “blacklist”, ataubahkanancamanterhadapkehidupan. Dalamkeadaanini, banyak yang beranggapanbahwaitutidakmasukakaluntukmengharapkaninsinyur untukmenjadi “pahlawan moral”. ahlitelahdifokuskanbanyakperhatianpadabagaimanamasyarakat dapatmemberikandukunganuntukinsinyur yang individual Para professional bertindaksecaraetis, denganalasanbahwaanggotamasyarakatmemilikitanggungjawabkolektifuntukm empromosikandanmelindungiperilakuetis.Ketikaupayauntukmemberikandukung anetismelaluikantoretikaperusahaandanperaturanpemerintahvertemudenganha sil yang beragam, masyarakatteknik professional dapatmemberikanpenyeimbangtekanantempatkerja. BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan Etikaprofesiadalahsikaphidupberupakeadilanuntukmemberikanpelayanan professional 14 15 Modul Bahan Ajar terhadapmasyarakatdenganketertibanpenuhdankeahliansebagaipelayanandala mrangkamelaksanakantugasberupakewajibanterhadapmasyarakat. Etikakeinsinyuran (engineering) dapatdipertimbangkandalamtigakerangkaacuan: individu, professional, dan social yang dapatdibagimenjadi “microethics” (berkaitandenganindividudanhubungan internal dariprofesikeinsinyuran) dan “macroethiccs” (berkaitandengantanggungjawab social secarakolektifdariprofesidankeputusanmasyarakatmengenaiteknologi). Masyarakat professional, berpotensibisaberfungsisebagaisaluranuntukmempertemukanseluruhrangkaian kerangkaetikadenganmenghubungkanetikaindividudan professional danmenghubungkanetikaprofesidan social. Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini. Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan. Pemanfaatan energy nuklir yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi. 15 16 Modul Bahan Ajar Apa yang terbayangkan dalam benak kita ketika mendengar kata “nuklir”? Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu yang mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan berbahaya.. Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi, ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Berkaitan dengan semakin berkembangnya engineer dan teknologi saat ini maka rekayasa teknologi aplikasi praktis dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk berbagai masalah dunia nyata. Berikut ini akan dibahas lagi mengenai berbagai permasalahan tenaga nuklir dan rekayasa teknologi yang telah dilakukan manusia sampai saat ini. A. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu : 1. Apa pengertian nuclear-power engineer dan teknologi? 2. Apa yang menyebabkan pemikiran kembali tentang ketidak percayaan tenaga nuklir itu? 3. Bagaiman argument terhadap daya nuklir? 4. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip dari limbah nuklir khususnya untuk mereka pembuang geologi? 5. apa pengertian nuklir dan teknologi? 6. Apa yang menyebabkan masalah utama dengan daya nuklir? 7. Bagaimana model peran profesi insinyur? 8. Bagaimana komponen dari perilaku moral yang dapat di kembangkan melalui pengajaran yang berpusat pada siswa? B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu : 16 17 Modul Bahan Ajar 1. Untuk mengetahui bagaimana argument-argumen tehadap tenaga nuklir. 2. Untuk mengetahui bagaiman model peran profesi insinyur. 3. Untuk mengetahui komponen-komponen dari perilaku moral. BAB II PEMBAHASAN A. Daya Nuklir 1.1 Pengertian Nuklir Nuklir merupakan bentuk energi yang dihasilkan melalui proses reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga di kenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tabrkan inti atom lainnya dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, Gambar a. Nuclear Power beta, dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. Setelah beberapa dekade ketidakpercayaan tenaga nuklir itu sekarang kembali dalam agenda. Ada dua hal yang menyebabkan pemikiran kembali tentang ketidakpercayaan tenaga nuklir itu sekarang kembali dalam agenda, yaitu 1. Ada peningkatan konsumsi energy di seluruh dunia, sumber tradisional energi menjadi langka. 2. Energi nuklir tampaknya menjadi pilihan yang paling ramah lingkungan. 1.2 Beberapa argumen untuk daya nuklir a. Keberlanjutan 17 18 Modul Bahan Ajar Sebuah reaktor nuklir memancarkan hampir tidak ada karbon dioksida, dibandingkan dengan gas rumah kaca utama yang dipancarkan oleh jenis pembangkit listrik. b. Keselamatan Daya nuklir relatif aman. Ada tiga insiden besar, api Windscale 1957, Three Mile Island pada tahun 1979 dan 1986. Chernobyl ini kegagalan termasuk desain Soviet, yang sebelum beberapa modifikasi yang sangat luas dengan jenis, diendapkan bencana Chernobyl. Lebih dari 10 000 reaktor-tahun operasi telah menunjukkan kurangnya luar biasa dari masalah di salah satu reaktor yang adalah licensable seluruh dunia. Mungkin tidak ada teknologi skala besar lainnya digunakan di seluruh dunia dengan catatan keamanan yang sebanding. Hal ini terutama karena keselamatan diberi prioritas yang sangat tinggi dari awal energi nuklir sipil Program, setidaknya di Barat. Sekitar sepertiga dari biaya reaktor khas hasil dari sistem keamanan dan struktur, termasuk penahanan dan back-up ketentuan. Ini adalah proporsi yang lebih tinggi dari biaya dari desain bahkan pesawat dan konstruksi. Setiap statistik membandingkan keamanan energi nuklir dengan alternatif sarana untuk menghasilkan listrik nuklir acara menjadi yang paling aman. Minyak dan batubara industri telah menyebabkan kematian lebih dari waktu ke waktu dan pelajaran keselamatan telah belajar. Potensi risiko berkurang lebih lanjut oleh keselamatan melekat besar modern reaktor nuklir. c. Ekonomi Reaktor nuklir modern jauh lebih ekonomis daripada versi lama. Harga uranium tetap aman untuk beberapa waktu, memberikan keamanan fiskal yang lebih besar dari yang diberikan oleh bahan bakar fosil. d. Keamanan energi Dari perspektif nasional, keamanan pasokan energi masa depan adalah faktor utama dalam menilai keberlanjutan mereka. Penilaian setiap kali tujuan terbuat dari kebijakan energi nasional atau regional, keamanan adalah prioritas. Keputusan Perancis pada tahun 1974 untuk secara dramatis memperluas penggunaan energi nuklir adalah terutama didorong oleh pertimbangan keamanan energi. Namun, ekonomi kebajikan sejak menjadi lebih menonjol. Uni Eropa Kertas Hijau pada keamanan energy pada tahun 2000 diajukan batubara, energi nuklir dan terbarukan 18 19 Modul Bahan Ajar sebagai tiga pilar masa depan keamanan energi untuk Eropa. Pemerintah AS jelas bahwa energi nuklir harus memainkan peran meningkat abad ini. e. Biaya kesempatan Daya nuklir memberikan akses ke sumber daya hampir tak terbatas dari energi dengan biaya kesempatan diabaikan, yaitu apa pilihan lain mungkin negatif terpengaruh. Seperti energi terbarukan, seperti angin atau tenaga surya, tenaga nuklir tidak menguras sumber daya yang berguna untuk keperluan lain, menggunakan energi yang relative berlimpah. Pendekatan diramu untuk energi maka bisa mulai memenuhi tuntutan generasi masa depan. f. Limbah Tenaga nuklir menghasilkan limbah dalam operasi dan dekomisioning. Namun, ini adalah dua pilihan yang relatif aman dan industri nuklir adalah satu-satunya biaya ini ke dalam produk Pembuangan geologi limbah nuklir yang paling banyak diterima sebagai pilihan : Komunitas ilmiah dan teknis umumnya merasa yakin bahwa sudah ada ada solusi teknis untuk bahan bakar bekas dan pendingin limbah nuklir dan pembuangan pertanyaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari bertahun-tahun kerja oleh berbagai profesional di institusi di seluruh dunia. Ada konsensus luas tentang keamanan dan manfaat pembuangan geologi (OECD 2001). g. Etika yang mendasari Pescatore (1999) menunjukkan empat prinsip dasar. ini adalah dihasilkan melalui diskusi dengan pemerintah AS tentang prinsip-prinsip untuk membimbing keputusan oleh administrator publik atas dasar Rio internasional dan deklarasi UNESCO. Kedua hal ini tanggung jawab mengakui masa depan generasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah : 19 20 Modul Bahan Ajar • Wali Prinsip: "Setiap generasi memiliki kewajiban sebagai wali amanat untuk melindungi kepentingan generasi mendatang. " • Prinsip Keberlanjutan: 'Tidak ada generasi harus menghilangkan generasi masa depan dari kesempatan untuk kualitas hidup yang sebanding dengan sendiri. ' • The Rantai Kewajiban Prinsip: 'kewajiban utama Setiap generasi adalah untuk menyediakan kebutuhan hidup dan generasi penerus, 'penekanan adalah bahwa „jangka pendek bahaya beton memiliki prioritas di atas jangka panjang hipotetis bahaya '. • Prinsip pencegahan: 'Tindakan yang menimbulkan ancaman realistis ireversibel bahaya atau bencana konsekuensi tidak boleh dikejar kecuali ada beberapa countervailing perlu mendapatkan keuntungan baik generasi sekarang atau masa depan. ' Menerapkan prinsip-prinsip ini untuk pertanyaan dari limbah nuklir, dan khususnya untuk mereka pembuangan geologi, sistem dengan keamanan pasif melekat, Pescatore (1999) mencatat : • Generasi memproduksi sampah bertanggung jawab untuk manajemen yang aman dan biaya yang terkait. • Ada kewajiban untuk melindungi individu dan lingkungan baik sekarang dan di masa depan. • Tidak ada dasar moral bagi diskon kesehatan masa depan dan risiko lingkungan kerusakan. • keturunan kami tidak sengaja terkena risiko yang kita tidak akan menerima hari ini. Individu harus dilindungi setidaknya serta mereka berada di hadir. • Keselamatan dan keamanan repositori seharusnya tidak menganggap struktur sosial yang stabil untuk masa depan yang tidak terbatas atau kemajuan teknologi terus. • Limbah harus diproses sehingga tidak menjadi beban bagi generasi mendatang. Namun, kita tidak harus perlu membatasi kemampuan generasi mendatang untuk mengambil kendali manajemen, termasuk kemungkinan pemulihan limbah. • Kami bertanggung jawab untuk menyampaikan kepada generasi mendatang pengetahuan kita tentang risiko yang terkait dengan limbah. 20 21 Modul Bahan Ajar • Harus ada fleksibilitas yang cukup dalam prosedur pembuangan untuk memungkinkan alternatif pilihan. Secara khusus, informasi harus dibuat tersedia sehingga masyarakat dapat mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan, yang, dalam kasus ini, akan dilanjutkan secara bertahap. Pescatore menunjukkan bahwa pembuangan geologi dianggap sebagai tahap akhir di pengelolaan sampah. Dia berpendapat bahwa hal ini menjamin keamanan dan keselamatan dengan cara yang tidak akan memerlukan pengawasan, pemeliharaan atau kontrol institusional. Argumen untuk pengembangan tenaga nuklir berakhir dengan menekankan bahwa dengan demikian jauh tidak ada alternatif yang kredibel ditetapkan untuk produksi skala besar di masa depan listrik. Kapasitas surya dan angin tidak bisa mulai untuk menjawab kebutuhan di ini skala. Dalam terang itu, dan dari perhatian sama pentingnya untuk keberlanjutan, tenaga nuklir harus memainkan bagian penting dalam ekonomi campuran kekuasaan. Beberapa argumen terhadap tenaga nuklir. Terhadap pandangan ini adalah bahwa Komisi Pembangunan Berkelanjutan di Inggris (2006). Dalam konteks target pemerintah dari 20 persen memotong emisi karbon dioksida pada tahun 2010 dan 60 persen dipotong pada tahun 2050, Komisi berpendapat bahwa bahkan jika tenaga nuklir adalah dua kali lipat di Inggris ini tidak akan mencapai 8 persen cut emisi karbon dioksida pada 2035. perkembangan sumber energi akan memakan waktu terlalu lama. 1.3 Beberapa masalah utama dengan daya nuklir Selain itu, ada beberapa masalah utama dengan tenaga nuklir : • Tidak ada solusi jangka panjang belum untuk menangani limbah nuklir. Karena sifat limbah, itu membawa risiko besar. Dalam pembuangan limbah itu ditolak oleh penyelidikan publik Inggris pada tahun 1997 justru karena ilmu dealing dengan limbah tersebut tetap tidak terbukti. Tidak ada jaminan mengisolasi limbah dari lingkungan. Sementara sepuluh reaktor baru akan menghasilkan hanya Peningkatan persen 10 per di limbah radioaktif mereka juga akan menghasilkan 300 persen peningkatan limbah yang 21 22 Modul Bahan Ajar paling berumur panjang. Prinsip kehati-hatian harus, di terang pertimbangan tersebut, menyebabkan kita untuk menahan pada pilihan nuklir, daripada bergerak maju. • Biaya utama dari opsi nuklir masih belum jelas. Setelah dibangun, mereka akan menghasilkan tenaga murah, tetapi biaya modal, konstruksi dan dekomisioning, sangat sulit untuk memperkirakan sebelum mereka dibangun. • Pada titik ketika ada minat belum pernah terjadi sebelumnya dalam jaringan yang akan memungkinkan distribusi daya lokal, fokus pada tenaga nuklir akan menekan Inggris ke sistem kekuasaan terpusat. • Tenaga nuklir akan memberikan konsumen dan bisnis kesan bahwa sesungguhnya masalah adalah teknologi dan bahwa ini adalah memperbaiki teknologi. Ini akan mengambil debat jauh dari pertanyaan tentang kebutuhan dan tanggung jawab konsumen dan kebutuhan untuk efisiensi energi. Ini akan menjadi contoh yang baik dari determinisme teknologi. • Jika Inggris mengembangkan tenaga nuklir sulit untuk melihat bagaimana Barat bias menyangkal negara-negara lain, seperti Iran dan Korea Utara, kesempatan untuk melakukan hal yang sama, terutama dalam terang negosiasi perubahan iklim. Hal ini kemudian sangat mungkin bahwa negara-negara berkembang bisa memiliki standar keamanan yang lebih rendah, sehingga menciptakan risiko yang lebih tinggi dari paparan radiasi dan serangan teroris. • Meskipun standar keselamatan yang tinggi di Barat, pembangkit listrik akan masih mungkin target teroris. • Tenaga nuklir sering dianggap sebagai sumber energi dari dalam negeri. Bahkan Inggris tidak memiliki deposit uranium, dan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang ketersediaan jangka panjang dan pasokan jangka pendek uranium. • Komisi berpendapat bahwa mungkin ada biaya kesempatan yang signifikan, tidak Setidaknya kemungkinan kuat bahwa, dengan kebutuhan untuk fokus pada pengembangan cepat opsi nuklir, pekerjaan ini bisa jauh mengambil sumber dari promosi efisiensi energi. Dalam sebuah komentar pada pandangan Komisi Jonathon Porritt (2006) berpendapat bahwa ada pertimbangan etis yang lebih luas yang membawa kita kembali 22 23 Modul Bahan Ajar ke keberlanjutan itu sendiri. Laporan Brundtland mendefinisikan keberlanjutan sebagai 'pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri '(1987). Hal ini dapat dilihat sebagai mempertahankan keadilan antargenerasi. Porritt terus, Teknologi nuklir menimbulkan dilema etika yang kompleks dalam hal ini. Limbah nuklir tingkat tinggi tetap berbahaya radioaktif selama ratusan ribu tahun; reaktor nuklir harus menjadi 'ngengat mengepalkan' selama beberapa dekade sementara pembongkaran berlangsung. Sebagian dari risiko dan biaya yang sedang berlangsung terkait dengan pengelolaan limbah dan dekomisioning karena itu akan jatuh pada warga yang tidak pihak dalam keputusan yang diambil untuk membangun reaktor di tempat pertama, atau penerima manfaat dari listrik yang mengalir dari orang-reaktor selama mereka seumur hidup. (Porritt 2006, 13) Perdebatan nuklir secara efektif menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang mudah. Pada satu tingkat, tenaga nuklir memberikan konflik nilai riil, antara kapasitas daya ini untuk mengurangi emisi karbon dan dampak masa depan yang mungkin dari limbah nuklir dan dekomisioning. Hal ini juga menyoroti kemustahilan virtual mengantisipasi konsekuensi dari setiap satu pilihan. Akhirnya, mengingatkan kita argumen lain utama, menunjuk oleh Davies, apakah kita perlu lebih atau kurang teknologi. Langkah ke depan dalam teknologi tampaknya akan mempertanyakan sifat kemanusiaan kita. Sebuah headline berita terbaru mencatat pilihan, dalam konteks medis, untuk menggugurkan janin dengan kaki klub. Teknologi memungkinkan kita untuk melihat masalah dan 'kesepakatan' dengan mereka. Mendasari pandangan seperti teknologi yang dua pandangan terkait: gagasan bahwa manusia dapat diri mereka 'diperbaiki' jika tidak dibuat sempurna dan gagasan bahwa risiko dapat dihilangkan. Bahaya yang pertama adalah bahwa hal itu dapat menyebabkan akhirnya eugenika. Bahaya yang kedua adalah bahwa hal itu dapat menyebabkan kurangnya kesadaran akan realitas lingkungan sosial dan fisik. 23 24 Modul Bahan Ajar Ini adalah pusat masalah tenaga nuklir menuntut bahwa prinsip-prinsip kunci tertentu, disarankan oleh Komisi Pembangunan Berkelanjutan (2006, 3), memandu perdebatan : • Penggunaan Bertanggung Jawab ilmu. Ini membutuhkan baik bukti ketat untuk setiap keputusan dan penerimaan ketidakpastian ilmiah. • Mempromosikan tata pemerintahan yang baik. Ini melibatkan kedua pemerintahan yang efektif dan pengambilan keputusan yang memungkinkan perdebatan luas dan keterlibatan publik. Salah satu bahaya dari situasi ini adalah bahwa pemain utama dengan sumber daya dapat mulai mendominasi perdebatan. Lobi nuklir, misalnya, telah menjadi terkait dengan kampanye melawan angin dan tenaga Ming Pemerintah harus memastikan transparansi dan ruang untuk mendengar semua pandangan dan ketakutan. • Mencapai ekonomi berkelanjutan. • Memastikan masyarakat yang kuat, sehat dan adil. Ini melibatkan memenuhi kebutuhan yang berbeda dari semua orang. Dari semua prinsip-prinsip yang disarankan oleh Komisi yang satu ini datang paling dekat dengan mengembangkan etika yang mendasari positif atau tujuan, daripada melihat teknologi sebagai hanya membebaskan masyarakat dari kendala. • Hidup dalam batas lingkungan. Ini melibatkan menghormati batas-batas lingkungan dan biosfer. Ini meminta pertanyaan besar di semua tingkat tentang apa yang dibutuhkan energi untuk mempertahankan kemanusiaan. Pada gilirannya ini terlihat untuk memotong kembali pada permintaan. Tak pelak, ini terhubung dengan pertanyaan tentang tujuan. Hal ini juga bergerak debat jauh dari hak sederhana untuk tanggung jawab. Dalam hal ini tanggung jawab dibagi oleh orang-orang di semua lapisan masyarakat. B. Engineer and Technology 1.1 Pengertian Engineer and Technology 24 25 Modul Bahan Ajar Insinyur merupakan penerapan keahlian khusus (matematika, fisika dan pengetahuan ilmiah lainnya yang relevan) untuk melakukan perencanaan, perancangan (design), konstruksi, operasi dan perawatan dari produk, proses, maupun sistem kerja tertentu secara efektif-efisien guna kemaslahatan manusia. Teknologi merupakan Sekumpulan pengetahuan dan peralatan yang dipergunakan atau dibuat oleh manusia untuk secara progresif menguasai alam dan lingkungannya. Teknologi engineering adalah Gambar b. Engineer spesialis yang didedikasikan untuk pengembangan, desain, dan Gambar c. Technology implementasi teknik dan teknologi. Pendidikan rekayasa teknologi lebih dari pendidikan yang luas teknik khusus dan diterapkan. Rekayasa Technologists sering bekerja sebagai asisten insinyur untuk perusahaan manufaktur, perbaikan produk, desain dan konstruksi, dan prinsip-prinsip menerapkan rekayasa pemerintah federal dan keterampilan teknis. Bagaimana kemudian harus insinyur menanggapi perdebatan ini? Davies menunjukkan sesuatu yang harus bahwa ini bukan diserahkan kepada filsuf atau teolog. Mereka jelas memiliki pendapat, dan dengan demikian harus menjadi bagian dari perdebatan interdisipliner. Namun, dengan sangat berkat peran mereka, insinyur 'memiliki tanggung jawab untuk mengartikulasikan di kedua kata dan perbuatan, dan posisi etika dalam kaitannya dengan fenomena ini sehari-hari kita sebut teknologi'. Rotblat (2001) melihat ilmuwan dan insinyur sebagai memiliki suara besar di masa depan. Pada satu tingkat suara insinyur individu , misalnya, memilih untuk tidak bekerja atau dapat memiliki efek negatif pada masyarakat, lingkungan, atau seorang insinyur yang memilih untuk bekerja pada beberapa perusahaan khusus untuk berkontribusi kepedulian tanggung jawab kreatif. Tindakan pertambangan, misalnya, 25 26 Modul Bahan Ajar mempengaruhi lingkungan sosial dan fisik secara langsung. Para ilmuwan dan insinyur dapat bekerja pada upaya untuk kreatif menyeimbangkan efek ini, seperti yang dijelaskan dalam kasus Anglo Amerika. Dalam hal ini kita bergerak ke tampilan dari insinyur tidak menjadi hanya 'nomor cruncher', tapi sebagai seorang profesional yang aktif berkontribusi melalui praktek untuk pengembangan makna etika global. Rotblat mengambil ini lebih lanjut, menunjukkan bahwa setiap insinyur atau ilmuwan harus seorang filsuf serta ahli teknis. Filsafat menuntut penalaran hati-hati dan memberikan 'cara berbeda dalam memandang dunia, di luar daerah sederhana kompetensi atau keahlian. Rotblat kemudian menunjukkan bahwa insinyur mungkin secara resmi mengambil sumpah sebelum memasuki profesi. 'Profesi' yang sangat merujuk komitmen atau sumpah yang melakukan satu untuk tugas. Rotblat (2001, 174) mengutip dari sumpah beberapa Universitas Amerika meminta siswa mereka untuk mengambil, analog dengan sumpah Hipokrates untuk praktisi medis (tidak lagi diambil) : Saya berjanji untuk bekerja untuk dunia yang lebih baik, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam cara yang bertanggung jawab secara sosial. Saya tidak akan menggunakan pendidikan saya untuk tujuan apapun yang dimaksudkan untuk menyakiti manusia atau lingkungan. Sepanjang karir saya, saya akan mempertimbangkan implikasi etis dari pekerjaan saya sebelum saya mengambil tindakan. Sementara tuntutan pada saya mungkin menjadi besar, saya menandatangani deklarasi ini karena saya menyadari bahwa tanggung jawab individu adalah langkah pertama pada jalan menuju perdamaian. Dalam arti lain dibutuhkan insinyur serius baik sebagai individu dan sebagai anggota profesi yang akan cara-cara kecil atau besar mempengaruhi lingkungan sosial dan fisik. Martin dan Schinzinger (1989) menyarankan berbagai beberapa model peran profesi insinyur dalam kaitannya dengan ini : • Juru selamat Insinyur sebagai pemain kunci dalam penciptaan masyarakat utopis dengan perkembangan teknologi dan kemakmuran materi untuk semua. • Guardian 26 27 Modul Bahan Ajar Jika insinyur tidak dapat menciptakan masyarakat utopis maka mereka dapat membantu untuk menjaga terhadap pengembangan masyarakat yang diperintah oleh teknologi. Ini melibatkan membantu untuk bekerja melalui kepentingan masyarakat, berdasarkan pengetahuan teknik. • enabler Sosial dan katalis Berikut insinyur tidak hanya menerima perintah tetapi bekerja dengan manajer dan dengan masyarakat untuk membantu para pemangku kepentingan untuk melihat pilihan dan nilai-nilai yang terlibat. Dengan cara ini pengelolaan teknologi berkisar kemitraan kreatif, mengembangkan makna saat mereka pergi bersama. Internasional Jaringan Insinyur dan ilmuwan untuk Global Responsibility (INES) berpendapat pentingnya jaringan praktisi untuk mempromosikan peran dan tanggung jawab tersebut, terutama : Mendorong dan memfasilitasi komunikasi internasional antara insinyur dan ilmuwan berusaha untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional, keadilan dan pembangunan berkelanjutan dan bekerja untuk penggunaan yang bertanggung jawab dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini termasuk : • Untuk bekerja untuk pengurangan pengeluaran militer dan untuk transfer sumber daya untuk kepuasan kebutuhan dasar. • Untuk mempromosikan teknologi ramah lingkungan saat mengambil efek jangka panjang ke rekening. • Untuk meningkatkan kesadaran prinsip-prinsip etika di kalangan insinyur dan ilmuwan dan untuk mendukung mereka yang telah menjadi korban untuk bertindak atas prinsipprinsip tersebut (dari INES Pendiri Pernyataan, Berlin 1991). Organisasi terkait, ilmuwan untuk Global Responsibility (SGR, http: // www. Sgr.org.uk), juga menyediakan bahan dalam membantu untuk memilih 'etika karir' di bidang teknik, termasuk isu yang terlibat dalam bekerja untuk industri senjata dan mirip daerah berpotensi bermasalah. The Royal Academy of Engineering (RAE, http://www.raeng.org.uk) juga menekankan pentingnya membawa etika tegas ke dalam kurikulum rekayasa dalam 27 28 Modul Bahan Ajar pendidikan tinggi. RAE ini Pengajaran Teknik Etika Group (TEEG) telah mengembangkan peta untuk embedding etika dalam kurikulum. Kadang-kadang keberatan bahwa ide mengajar etika itu sendiri yang salah, karena melibatkan memaksakan pandangan etika pada siswa. Ini adalah salah paham titik etika mengajar, yang adalah untuk memungkinkan siswa untuk mengembangkan otonomi etika dalam kaitannya dengan komunitas profesional mereka. Ini memperhitungkan baik identitas etika profesi dan tanggung jawab penting dari profesi individu untuk mengembangkan nilai-nilai yang ia dapat mengartikulasikan dan membenarkan dan tanggung jawab untuk membuat keputusan etis dalam praktek. Oleh karena itu, Istirahat (1994), misalnya, menunjukkan empat komponen dari perilaku moral yang dapat dikembangkan melalui pengajaran yang berpusat pada siswa : • sensitivitas moral Kesadaran situasi dan kebutuhan para pemangku kepentingan dan nilai-nilai. • penilaian moral Kapasitas penalaran moral yang memungkinkan orang untuk mengidentifikasi dan membenarkan nilai-nilai inti. • motivasi moral The memprioritaskan nilai-nilai moral. • karakter moral Pengembangan kualitas moral bersama keterampilan Dengan cara gaya insinyur dirinya sendiri apapun, ada sedikit alasan di abad dua puluh satu karena tidak menyadari, lingkungan, masalah organisasi dan profesional global yang menantang akuntabilitas dan tanggung jawab insinyur dan profesi rekayasa. 28 29 Modul Bahan Ajar BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Nuklir merupakan bentuk energi yang dihasilkan melalui proses reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). 1. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga di kenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta, dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. 2. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tabrkan inti atom lainnya dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. 29 30 Modul Bahan Ajar Insinyur merupakan penerapan keahlian khusus (matematika, fisika dan pengetahuan ilmiah lainnya yang relevan) untuk melakukan perencanaan, perancangan (design), konstruksi, operasi dan perawatan dari produk, proses, maupun sistem kerja tertentu secara efektif-efisien guna kemaslahatan manusia, Dan teknologi merupakan Sekumpulan pengetahuan dan peralatan yang dipergunakan atau dibuat oleh manusia untuk secara progresif menguasai alam dan lingkungannya. B. Kritik dan Saran Semua lembaga-lembaga profesi tersebut harus memiliki tujuan yang satu yaitu mengutamakan profesionalitias dalam bekerja yang dilihat dari kepatuhan menjadikan kode etik profesi sebagai pedoman. Etika profesi Insinyur diatur oleh suatu badan atau organisasi yang bertanggung jawab di lingkup Insinyur seperti PII (Persatuan Insinyur Indonesia) lebih agresif dalam melaksanakan tugasnya agar lebih maju negara Indonesia ini DAFTAR PUSTAKA Simon, Robinson, Ross Dixon dan Christopher Preece. 1988. Engineering, Busness and Professional Ethics. Oxford : Elsevier Linacre House. http://sainsforhuman.blogspot.co.id/2013/03/nuklir-pengertian-bahan-pembuatnya-dan.html file:///C:/Users/USER/Downloads/ETIKA%20PROFESI%20(2).pdf http://www.ristek.go.id/file/upload/hakteknas/hakteknas2012/MateriSeminarHakteknas2011/Har i%20II/Kamis%20Siang/KETUM%20PII%201108%20Serpong-rev%201.pdf 30 31 Modul Bahan Ajar DAFTAR PUSTAKA Bertens, K 2000. Etika. Seri filsafatatmajaya: 15. Jakarta: PT gramediapustakautama. Lubis, Sahrawardi, 1994. EtikaProfesiHukum.Jakarta :SinarGrafika. Johnson, Deborah G. et al (2004). Emerging Technologies and Ethical Issues in Engineering. United States of America :The National Academies Press. Herkert, J.R. 2003a. Professional societies, microethics, and macroethics: product liability as an ethical issue in engineering design. Interna DAFTAR PUSTAKA National Academy of Engineering. 2003. “Emerging Techhnologies And Ethical Issues In Engineering”.pdf STMIK El Rahma Yogyakarta. 2014. “Diktat Etika Profesi”.pdf http://www.academia.edu/4646217/langkah_langkah_untuk_etika_membuat_keputu san.pdf. Diakses pada 24 Oktober 2015 31 32 Modul Bahan Ajar https://www.scribd.com/doc/244947655/Options and Workshop. Diakses pada 22 Oktober 2015 32