perancangan buku visual kesenian wayang suket

advertisement
PERANCANGAN BUKU VISUAL KESENIAN WAYANG
SUKET SEBAGAI MEDIA DOKUMENTASI KESENIAN
WAYANG SUKET DI JAWA TIMUR
Aryanto Wibowo
Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK
Kesenian Wayang Suket merupakan kesenian asli Indonesia. Pada jaman sekarang
kesenian Wayang mulai tergeser oleh kebudayaan-kebudayaan modern dan hal ini berimbas
juga kepada kesenian Wayang Suket. Hal ini diperkuat dengan hasil mapping kesenian Jawa
Timur yang hampir punah oleh Dewan Kesenian Jawa Timur.
Perancangan media ini bertujuan untuk meningkatkan animo masyarakat Indonesia
pada umumnya dan Surabaya khususnya untuk memahami kesenian Wayang Suket,
menciptakan dampak positif bagi kesenian wayang berupa peningkatan antusiasme masyarakat
terhadap kesenian wayang, dapat memicu pelestarian kesenian wayang, dan dapat
menimbulkan upaya pelestarian kesenian wayang oleh masyarakat secara mandiri. Sedangkan
masalah yang dihadapi adalah bagaimana merancang sebuah buku visual kesenian Wayang
Suket yang berfungsi sebagai media dokumentasi kesenian Wayang Suket di Jawa Timur.
Metode awal yang dilakukan adalah riset pengetahuan masyarakat tentang kesenian Wayang
Suket. Dari eksisting, USP, karakteristik dan target segmen maka diperoleh konsep visualisasi.
Wujud dari penelitian dan perancangan ini adalah sebuah buku visual yang sesuai dengan
keyword “Understanding and Maintain the Cultural Heritage” pada foto dan gaya grafis pada
keseluruhannya.
ABSTRACT
Wayang Suket is an original Indonesian art. Today's Puppet art began shifting by
modern cultures, and this also affected the Puppet art. This was confirmed by mapping results
of the East Javanese art is almost extinct by the Arts Council of East Java (Dewan Kesenian
Jawa Timur).
The design of this media aimed at increasing Indonesian public interest in general and
Surabaya in particular to understand the art of Wayang Suket, creating a positive impact of
increasing public enthusiasm for the art of puppets, can trigger a puppet art conservation, and
can lead to the preservation of the puppet arts in independent society. While the problem faced
is how to design a book of Wayang Suket visual art that serves as a documentation media of
Wayang Suket in East Java. Initial method is to research the public's knowledge about the art of
Wayang Suket. From existing, USP, characteristics and target segments of the obtained
visualization concept. The realization of this research and design is a visual book in accordance
with the keyword "Understanding and Maintain the Cultural Heritage" in an image and graphic
style of the whole.
KATA KUNCI
Pelestarian, memahami, dan karakter suket
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh
masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Kesenian wayang telah diangkat
sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau
Masterpiece of Oral And Intangible Heritage of Humanity. 1 Di daerah Jawa cerita
yang populer yang tersebar di masyarakat adalah cerita epik Ramayana,
Mahabharata, dan cerita Arjunasasrabahu. Namun cerita Arjunasasrabahu kalah
populer dibanding kedua cerita lainnya. Ketiga cerita tersebut merupakan cerita yang
berasal dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilainilai kehidupan yang sangat mendalam.
Wayang kulit pernah mengalami masa kejayaan dimasa lampau, bahkan
pada masa penyebaran agama Islam di pulau Jawa, para Wali menggunakan cerita
dan pertunjukan wayang kulit yang telah disisipi oleh ajaran-ajaran dan kaidah-kaidah
Islam sebagai media penyebaran agama Islam, hal ini dapat terwujud karena ceritacerita wayang memiliki cerita yang menggambarkan tentang kehidupan manusia yang
mengajarkan pada kita untuk menjalani hidup pada jalan yang benar, dimana dalam
hal ini agama Islam juga mengajarkan hal yang sama sehingga mudah bagi para wali
untuk memasukkan ajaran Islam ke dalam cerita wayang. Metode tersebut terbukti
cukup berhasil, karena pada zaman itu, pertunjukan wayang kulit merupakan sarana
2
hiburan bagi rakyat yang dapat merangkul masyarakat luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, wayang mulai tergeser oleh mediamedia hiburan lain yang lebih modern dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Masyarakat modern lebih memilih untuk menonton televisi di ruangan keluarga yang
nyaman daripada menghabiskan waktu semalam suntuk untuk menonton pertunjukan
wayang yang panjang, cenderung membosankan, dan sulit untuk dimengerti apalagi
untuk dinikmati. Kecanggihan teknologi telah melahirkan instrumen-instrumen hiburan
baru yang memungkinkan manusia untuk mendapatkan berbagai macam hiburan
tanpa perlu keluar rumah. Namun sesuai dengan Rumusan Keputusan Hasil Kongres
Pewayangan di Yogyakarta, 18 September 2005 pasal 4, pelestarian, pemberdayaan
dan pengembangan perlu dilakukan pada wayang yang bercorak konvensional
3
maupun modern.
Pada jaman sekarang, terdapat wayang yang biasanya berbahan kulit
menjadi wayang yang berbahan rumput dan wayang ini bernama Wayang Suket.
Dewan Kesenian Jawa Timur pada saat ini melakukan mapping kesenian
Jawa Timur yang akan punah, dan Wayang Suket adalah termasuk dari salah satu
kesenian Jawa Timur hampir punah tersebut. Selama ini Dewan Kesenian Jawa Timur
mengaku juga kurang dalam sosialisasi kesenian Wayang Suket. 4
Agar kebudayaan wayang suket tetap lestari, maka dibutuhkan media yang
mampu memberikan informasi tentang kesenian Wayang Suket itu sendiri. Sehingga
kesenian Wayang Suket dapat terangkum sebagai bentuk informasi yang bisa
digunakan sebagai ilmu pengetahuan tentang kebudayaan hingga di masa yang akan
datang.
Masalah
Masyarakat Surabaya menganggap perlu adanya upaya pelestarian kesenian
Wayang Suket (88%), dan 50% dari mereka menganggap bahwa buku merupakan
media yang paling sesuai untuk melestarikan kesenian Wayang Suket. Selain itu 78%
responden berminat membaca jika kesenian Wayang Suket bisa dikemas dalam
sebuah buku. 5
1
Winoto, Irfan, 2006, Parodius : Wayang Dalam Dunia “Resolusi Rendah”
Winoto, Irfan, 2006, Parodius : Wayang Dalam Dunia “Resolusi Rendah”
3
Winoto, Irfan, 2006, Parodius : Wayang Dalam Dunia “Resolusi Rendah”
4
Wawancara dengan Nonot Sukrasmono komite seni rupa, Dewan Kesenian Jawa Timur
5
Riset kuisioner di kota Surabaya
2
Buku visual merupakan pilihan media yang cocok untuk merangkum kesenian
wayang suket. Buku memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan media-media
informasi lainnya.
Keberadaan buku dan internet tetap saling melengkapi. Artinya keberadaan
dua-duanya saling melengkapi karena masing-masing punya kelebihan dan sisi
kekurangannya sendiri . Namun ada beberapa hal yang membuat buku memiliki nilai
“lebih” dibandingkan televisi, radio, atau internet. 6 Diantaranya adalah :
1.
Buku Selalu Up To Date.
Buku selalu menyimpan informasi akurat, meskipun sudah berumur ratusan
tahun. Bahkan semakin tua tulisan sebuah buku, buku adalah benda yang semakin
dicari untuk mengetahui data peradaban yang ada ketika itu.
2.
Buku Selalu Kaya Imajinasi
Buku membuat pembaca menjadi orang yang kaya dengan imajinasi dan
otomatis akan merangsang kita untuk mengembangkan ide-ide kreatif.
3.
Buku Memiliki Bahasan Yang Lengkap
Di dalam buku, kita bisa mendapatkan informasi yang menyeluruh tentang
sebuah topik. Jika menonton televisi atau browsing di internet, topik yang ditampilkan
seringkali masih ada di kupasan luar, tidak mendalam, dan diambil hanya dari satu
sudut pandang saja. Dari sini maka buku dikatakan sebagai jendela dunia.
4.
Buku Mudah Dibawa.
Buku dapat dibawa kemana saja, dibaca dimana saja, dan dapat dibaca
berulang-ulang.
5.
Membaca Buku Lebih Santai.
Duduk di depan monitor untuk membaca sesuatu di website dalam waktu
yang lama seringkali membuat orang merasa tersiksa. Jika melihat televisi, kita harus
tetap berada di depan televisi dan tidak bisa ditinggal.
Maka kesimpulannya adalah, meskipun internet dan televisi memiliki
keuntungan dan kelebihan yang banyak, internet dan televisi tetap tidak akan dapat
7
menggantikan buku.
Batasan Masalah
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
Perancangan hanya bersifat pada studi tentang kesenian Wayang Suket
Perancangan dan penelitian dilakukan untuk lingkup kota Surabaya saja.
Batasan secara teknis dalam perancangan ini adalah
Perancangan difokuskan pada perencanaan tata layout dan gambar buku
secara visual yang mampu mencirikan karakter Wayang Suket
Fokus media yang digunakan adalah berupa buku visual dalam bentuk cetak
fullcolor.
Konten buku, isi (baik gambar maupun tulisan), serta ketentuan penerbit
dalam perancangan buku visual dalam perancangan ini, hanya bersifat
sebagai simulasi.
Data tulisan terbatas pada wawancara langsung dengan Thalib Prasodjo
sebagai tokoh seniman Wayang Suket di Jawa Timur dan sumber-sumber lain
sebagai bahan pendukung (sumber dari artikel, buku yang mebahas Wayang
Suket, majalah, website, dan testimoni para tokoh terpilih dan masyarakat
umum).
Metode Penelitian
1.
6
7
Data Primer :
Observasi langsung
www.tipstrik.com accessed October 2009
www.id.shvoong.com accessed October 2009
-
-
2.
-
Observasi merupakan pengamatan langsung pada Padepokan Akar Rumput,
dan buku visual lain sebagai acuan dan pembanding.
Depth Interview
Depth interview berupa data hasil wawancara dengan Thalib Prasodjo
(seniman Wayang Suket Jawa Timur), Dewan Kesenian Jawa Timur, dan JP
Books.
Kuisioner
Kuisioner berupa sejumlah pertanyaan yang disebarkan pada 50 orang
responden yang mewakili target audience untuk Buku Visual Wayang Suket.
Data Sekunder :
Data dari berbagai perpustakaan
Data dari internet berupa artikel atau berita
Data dari surat kabar
Data dari Dewan Kesenian Jawa Timur
Sumber Data
-
Literatur dari buku, artikel, maupun internet yang mencakup semua hal
tentang Wayang Suket serta kajian teori yang mendukung judul penelitian ini.
Observasi, wawancara, dan kuisioner adalah sumber data yang bersifat
mencari data dari konsumen baik mengenai persepsi serta respon mereka
terhadap dunia seni terutama dalam tentang Wayang Suket.
PEMBAHASAN
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh
masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional. Wayang kulit pernah mengalami
masa kejayaan dimasa lampau. Seiring dengan perkembangan zaman, wayang mulai
tergeser oleh media-media hiburan lain yang lebih modern dan lebih mudah dijangkau
oleh masyarakat.
Pada jaman sekarang, terdapat wayang yang biasanya berbahan kulit
menjadi wayang yang berbahan rumput dan wayang ini bernama Wayang Suket.
Dewan Kesenian Jawa Timur pada saat ini melakukan mapping kesenian Jawa Timur
yang akan punah, dan Wayang Suket adalah termasuk dari salah satu kesenian Jawa
Timur hampir punah tersebut. Selama ini Dewan Kesenian Jawa Timur mengaku juga
kurang dalam sosialisasi kesenian Wayang Suket. 8
Agar kebudayaan wayang suket tetap lestari, maka dibutuhkan media yang
mampu memberikan informasi tentang kesenian Wayang Suket itu sendiri. Sehingga
kesenian Wayang Suket dapat terangkum sebagai bentuk informasi yang bisa
digunakan sebagai ilmu pengetahuan tentang kebudayaan hingga di masa yang akan
datang.
Masyarakat Surabaya menganggap perlu adanya upaya pelestarian kesenian
Wayang Suket (88%), dan 50% dari mereka menganggap bahwa buku merupakan
media yang paling sesuai untuk melestarikan kesenian Wayang Suket. Selain itu 78%
responden berminat membaca jika kesenian Wayang Suket bisa dikemas dalam
sebuah buku. 9
Buku visual merupakan pilihan media yang cocok untuk merangkum kesenian
wayang suket. Buku memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan media-media
informasi lainnya. Menurut Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group, media dalam bentuk
tulisan atau deskripsi dapat menghidupkan imajinasi pembaca. Imajinasi pembaca
8
9
Wawancara dengan Nonot Sukrasmono komite seni rupa, Dewan Kesenian Jawa Timur
Riset kuisioner di kota Surabaya
kadang lebih hidup daripada sebuah foto. Inilah salah satu kunci bahwa jurnalistik tulis
masih diharapkan bisa bertahan di tengah arus jurnalistik audio visual. 10
Hasil
Dengan mengangkat konsep ”Understanding and Maintain the Cultural
Heritage” maka turunannya adalah sebagai berikut.
Judul Cover, Pembabagan dan Sub Judul
Judul Cover, Pembabagan dan Sub Judul menggunakan font Harpoon.
Gambar1. Font Harpoon
Nomor Halaman
Selain Font Harpoon digunakan untuk nomor halaman, font Little Lord Fontleroy juga
digunakan untuk huruf awal paragraf.
Gambar 2. Font Little Lord Fontleroy
Narasi
Narasi menggunakan font Times New Roman ukuran 10 points.
Gambar 3. Font Times New Roman
Gambar
Keterangan gambar menggunakan font Arial ukuran 9 points
10
Iskan, Dahlan, Ganti Hati, 2007, JP Books, Surabaya
Gambar 4. Font Arial
Nomor Halaman
Nomor halaman menggunakan warna cokelat untuk menyesuaikan dengan tone
warna buku. Terletak di bawah halaman bagian luar. Menggunkan font Little Lord
Fontleroy dan terdapat judul buku untuk menunjukkan identitas buku.
Gambar 5. Nonmor Halaman
Judul Bab
Menggunakan font Harpoon yang sesuai dengan judul buku. Judul halaman dipilih
warna cokelat untuk menyamakan dengan tone warna buku itu sendiri.
Gambar 6. Judul Bab
Grid
Menggunakan 2 grid dengan format justify agar tekesan rapi dan mudah dibaca.
Gambar 7. Grid
Caption
Caption menggunakan font Arial 9 points dengan format justify. Caption diletakkan di
bawah gambar yang dijelaskan.
Gambar 8. Caption
Anatomi Buku
Foto awal bab
Judul
Sub Judul
Judul
Fotografi
Text
Caption
Ornamen
Nomor halaman
Gambar 9. Anatomi Buku
Desain Cover
Desain cover menggunakan gambar Gatotkaca. Karena Gatotkaca dianggap
mampu mewakili karakter wayang. Selain itu diambil ornamen "gelung" wayang yang
digunkan sebagai frame untuk mewakili isi buku ini yaitu tentang wayang. Terdapat
juga ornamen batik parang yang dimodifikasi dengan batik pedalaman untuk
mempertegas tone kebudayaan Jawa dan makna dari Wayang Suket oleh anak-anak
pada jaman dahulu.
Gambar 10. Desain Cover
Pembabagan
Terbagi dalam 2 halaman. Di sebelah kiri terdapat satu halaman berisi foto yang
mewakili isi bab dan sebelah kanan merupakan judul bab. Image foto dimasukkan
dalam frame dengan nuansa Jawa dengan tone warna kebudayaan tradisional Jawa.
Gambar 11. Pembabagan
Introduksi
Bagian introduksi berisi tentang kutipan-kutipan diantaranya adalah:
a. Pengantar dari penulis
Gambar 12. Pengantar Penulis
b. Kutipan dari Thalib Prasodjo sebagai seniman Wayang Suket.
c. Kutipan dari Pak Nonot Sukrasmono, Dewan Kesenian Jawa Timur.
Gambar 13. Pengantar Thalib Prasodjo dan nonot Sukrasmono
Daftar Isi
Gambar 14. Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Membahas tentang pengertian Wayang dan sejarah kemunculan Wayang.
Gambar 15. Isi Bab I
BAB II Perjalanan Sang Suket
Membahas pengertian Wayang Suket, sejarah kemunculannya, filosofi yang ada
dalam Wayang Suket, pagelaran Wayang Suket.
Gambar 16. Isi BabII
BAB III Membuat Wayang Suket
Membahas secara teknis pembuatan sebuah Wayang Suket.
Gambar 17. Isi Bab III
BAB IV Tokoh-Tokoh Wayang Suket
Membahas karakter-karakter tokoh Wayang Suket dan membandingkan dengan
Wayang Kulit.
Gambar 18. Isi Bab IV
BAB V Sang Maestro
Membahas tokoh-tokoh seniman wayang Suket diantaranya adalah Slamet Gundono
dan Thalib Prasodjo
Gambar 19. Isi Bab V
Pembatas Buku
Pembatas buku berukuran 4 x 21 cm. Menggunakan teknik lipatan agar mudah
menemukan lokasi pembatas buku itu sendiri.
Lipatan
Gambar 20. Pembatas Buku
Poster
Desain Poster berukuran A3 yang digunakan untuk media promosi, untuk memberitahu bahwa
telah terbit buku visual Kesenian Wayang Suket.
Gambar 21. Poster
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Didalam perancangan buku visual kesenian Wayang Suket ini banyak
manfaat yang dapat diambil oleh penulis, bukan hanya kesederhanaan di balik
"kehidupan" sang suket, semangat para maestro kesenian Wayang Suket, dan
karakter-karakter Wayang Suket, tetapi juga makna kesenian untuk Indonesia. Kita
sebagai bangsa Indonesia hendaknya bangga karena memiliki beragam kebudayaan
asli Indonesia. Filosofi yang terkandung dalam kesenian Wayang Suket patut menjadi
pemacu semangat para generasi muda untuk berkarya agar bangsa Indonesia
semakin kaya akan kesenian dan kebudayaan.
Banyak sekali kebudayaan tradisional asli Indonesia yang hampir punah.
Salah satunya adalah Wayang Suket. Maka kita sebagai Warga Negara Indonesia
hendaknya melakukan usaha-usaha pelestarian kebudayaan Indonesia sesuai
dengan kemampuan kita masing-masing. Selain itu kita hendaknya juga menghargai
kebudayaan bangsa kita sendiri dan tidak melupakannya begitu saja.
Setelah buku ini selesai dicetak dan didistribusikan semoga buku ini dapat membantu
membuka pengetahuan masyarakat tentang kesenian Wayang suket yang pada
kenyataannya sudah hampir punah. Buku ini dapat menjadi sebuah alternatif bacaan
untuk para penggemar buku budaya khususnya kebudayaan Jawa. Dalam buku ini
pembaca disuguhi dengan cerita yang lengkap dengan tampilan visual yang menarik.
Saran
Kesenian Wayang Suket merupakan sebuah warisan yang dimiliki oleh
Bangsa Indonesia, sehingga wajib bagi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk
membantu melestarikan dan menyelamatkan salah satu aset bangsa ini dengan
bidang dan keahlian yang kita punya masing-masing. Kita sebagai masyarakat yang
berkecimpung di dunia desain khususnya desain komunikasi visual, maka dapat
menggunakan ilmu yang kita miliki tersebut untuk menghasilkan suatu karya yang
dapat dinikmati masyarakat awam agar memiliki pemahaman untuk mengenal,
memahami dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Kesenian Wayang Suket merupakan salah satu dari puluhan bahkan ratusan
kebudayaan Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dan dapat menumbuhkan rasa
bangga kita sebagai bangsa Indonesia yang unggul pada masa lalu sampai masa
sekarang dan masa berikutnya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
memperkenalkan kebudayaan kepada masyarakat, salah satunya adalah berupa
Buku Visual.
Masih banyak media modern lainnya selain buku visual yang dapat digunakan
sebagai sarana pelestarian kesenian Wayang Suket. Jadi tidak menutup kemungkinan
untuk mengembangkan lebih lagi cara-cara peleastarian kesenian Wayang Suket itu
sendiri.
Pada akhirnya, marilah kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia
memanfaatkan keahlian bidang Desain Komunikasi Visual untuk hal yang berguna
bagi orang banyak dan bagi Bangsa Indonesia, seperti terhadap kebudayaan yang
kurang diperhatikan dan tenggelam sebagai wujud apresiasi dan rasa bangga
terhadap bangsa kita yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
DAFTAR RUJUKAN
______, Jawa Pos edisi Kamis, 13 Agustus 2009 rubrik Metropolis
______, Jawa Pos edisi Kamis, 30 April 2009 rubrik Metropolis
______, Tabloid Posmo edisi September 2009 rubrik Wejangan
______, 1996, Wayang, PT Intermasa, Tizar Purbaya
WB Iyan, Anatomi Buku
George E. Belch & Michael A. Belch, Ibid
Iskan, Dahlan, 2007, Ganti Hati, Surabaya, JP Books
Jaeni, 2005, Menengok Jagat Tari Sunda, Studio Tari Indra dan Etnoteater.
Kotler, Philip, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas, PT.
Indeks, Jakarta,
Kotler, Philip, 1980, Principles of Marketing, New Jersey, Prentice Hall.
Mussolini, Naptharina, "Segitia Emas Makin Diincar", Warta Ekonomi, No.
19/TH/V/4 Oktober 1993
Miller, Karen Lowry, "You Just Talk To These Kids", Business Week, 19 April 1993,
hal 45-46
Rustan, Surianto, S.Sn, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama
Soelarko, 2003, The Complete Photographer, Semarang, Dahara Prize Semarang
Winoto, Irfan, 2006, Parodius : Wayang Dalam Dunia “Resolusi Rendah"
www.diptara.blogspot.com
www.id.shvoong.com
www.tipstrik.com
Download