KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN MELALUI PUKAT CINCIN (Purse Seine) TAHUN 20052011 DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO, KOTA BANDA ACEH Junaidi M. Affan1* 1 Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakutas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda aceh 2311; *Email korespondensi: [email protected] ABSTRACT. The purpose of this research is to analyze the fish catch used purse seine gear in 2005-2010 on PPP Lampulo Banda Aceh. Data were analyzed by descriptive quantitatively to describe the composition of the catch. The result showed that purse seine catches was different in annually with the highest average catches was in 2011 at 682.932 kg per month and the lowest one was in 2005 at 294.549 kg per month. The catch result also showed that 40 species were found in this reasearch which dominated by pelagic fish is Skipjack tuna, Yellowfin tuna, Roughear scad, Striped mackerel and Northen pilchard. Keywords: Fishing catch, Purse seine gear, years 2005-2011 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap purse seine dari tahun 2005-2011 di PPP Lampulo Banda Aceh. Data hasil tangkapan dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang menggambarkan komposisi hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan nelayan purse seine bervariasi setiap tahunnya dengan rata-rata hasil tangkapan tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 682.932 kg per bulan dan rata-rata terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 294.549 kg per bulan. Jenis ikan hasil tangkapan berjumlah 40 jenis yang secara umum didominasi oleh ikan-ikan pelagis yaitu Cakalang, Tongkol, Layang, Kembung dan Lemuru. Kata kunci: Hasil tangkapan, purse seine. Tahun 2005-2011 Pendahuluan Perairan bagian utara Aceh ( meliputi kawasan perairan Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang) merupakan perairan yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia dan memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar, sehingga usaha penangkapan ikan merupakan aktifitas yang dominan dan penting di perairan ini. Sebagian hasil tangkapan di kawasan ini didaratkan di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Lampulo yang terletak di muara Krueng Aceh dalam Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Pukat cicin atau purse seine adalah salah satu alat tangkap yang populer dan banyak digunakan oleh nelayan ini karena dinilai lebih efektif menangkap ikan-ikan pelagis kecil (Von Brandt, 1984). Karena efektif inilah menyebabkan adanya keinginan dari pemilik usaha dan pengusaha baru yang ingin berinvestasi di bidang perikanan tangkap untuk melakukan dan meningkatkan aktivitas usahanya. Permasalahannya adalah belum adanya analisis kelayakan usaha pukat cincin pada kapal yang beroperasi di Lampulo. Oleh sebab itu, sebelum memulai usaha penangkapan ini ada baik perlu dilakukan atau diketahuinya kondisi hasil tangkapan yang didaratkan selama ini khususnya di Lampulo. Untuk mengetahui kondisi perikanan khususnya perikanan tangkap maka diperlukan analisis hasil tangkapan dengan menggunakan pukat cincin dalam periode waktu tertentu. Kajian komposisi ikan hasil tangkapan dianalisis dari data bulanan hasil tangkapan nelayan pukat cincin yang diperoleh dari Instansi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lampulo dari bulan April 2005 sampai dengan Juli 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015 1 nelayan Lampulo dengan menggunakan purse seine selama kurun waktu 2005 – 2011 Bahan dan Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris terhadap trend hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat cincin. Data hasil tangkapan meliputi jenis dan jumlah ikan yang diperoleh dari UPTD Perikanan Lampulo sebagai lembaga pemerintah yang berwenang di PPP Lampulo dalam bentuk rekapitulasi laporan bulan. Selain itu data pendukung seperti lama waktu melaut dan areal penangkapan didapatkan dari hasil wawancara dengan nelayan terutama pawang boat dan panglima laot. Analisa data menggunakan metode statistik deskriptif yaitu dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasi dan menginterpretasikan data serta disajikan dalam bentuk grafis untuk menggambarkan kondisi hasil tangkapan tersebut. Hasil dan Pembahasan Jumlah hasil tangkapan Hasil analisis data tangkapan selama tahun 2005 sampai 2011 yang tersedia di UPTD Perikanan Lampulo ditunjukkan pada Gambar 1 . 800,000 Total tangkapan (Kg) 600,000 400,000 200,000 Jumlah total hasil tangkapan per tahun639,940 (Kg) 431,257 391,325 366,254 294,549 551,671 496,883 0 2005 2006 2007Tahun 2008 2009 2010 2011 Gambar 1. Grafik rata-rata hasil tangkapan ikan nelayan Lampulo yang menggunakan alat tangkap purse seine tahun 2005-2011 Rata-rata hasil tangkapan tahun 2005 yang merupakan tahun pemulihan dari bencana gempa dan tsunami menunjukkan angka terendah yaitu 294.549 kg per bulan, hal ini disebabkan karena jumlah armada yang terbatas. Masukkan perbandingan armada sebelum tsunami dan tahun 2005 (setelah tsunami untuk mendukung penyataan anda. Namun hasil tangkapan rata-rata pertripnya lebih tinggi berbanding tahun 2006 sampai 2011. Hasil tangkapan tahun 2006 meningkat menjadi 431.257 kg per bulan. Untuk rata-rata tahun 2007 dan 2008 masing-masing 366.062 kg per bulan dan 391.242 kg per bulan, mengalami penurunan hasil tangkapan. Sedangkan tahun 2009, 2010 dan 2011 rataratanya yaitu masing-masing menunjukkan angka 639.940 kg per bulan, 502.179 kg per bulan, 682.932 kg per bulan. Secara keseluruhan berdasarkan trend dapat dikatakan bahwa hasil tangkapan ikan nelayan purse seine yang didaratkan di PPP Lampulo adalah meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2011. Selain itu, berdasarkan data bulanan tahun 2005-2011 yang ditunjukkan Gambar 1. menyatakan bahwa ada kecenderungan hasil tangkapan ikan nelayan yang menggunakan alat tangkap purse seine tidak dapat diprediksi, namun secara keseluruhan hasil tangkapan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan analisa Mukhlis (2009) yang menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan nelayan yang menggunakan alat tangkap purse seine menunjukkan angka yang relatif sama di setiap musimnya yang artinya bahwa banyak tidaknya jumlah hasil tangkapan tidak dipengaruhi oleh musim. Hasil komunikasi pribadi dengan pemangku adat setempat yaitu Panglima Laot Lhok Krueng Aceh dan beberapa pawang, juga menyatakan bahwa pola musim tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan. Hasil tangkapan yang paling banyak adalah pada tahun 2011 yaitu 682.932 kg per bulan dan yang paling sedikit adalah tahun 2005 yaitu rata-rata sebanyak 294.549 kg per bulan. Kemudian meningkat di tahun 2006 yaitu rata-rata per bulan sebesar 431.257 kg per bulan. Dan kemudian ditahun berikutnya yaitu 2007 dan 2008 rata-rata hasil tangkapan menurun, masing-masing sebesar 366.062 kg per bulan dan 391.242 kg per bulan. Setelah terjadi peningkatan hasil penangkapan di Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015 2 tahun 2009 dengan rata-rata tangkapan sebesar 639.940 kg per bulan, rata-rata hasil tangkapan di tahun 2010 juga menurun berjumlah 502.179 kg per bulan. Sedikitnya hasil tangkapan di tahun 2005 disebabkan karena terganggunya aktifitas perikanan akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004, hal ini juga yang mengakibatkan tidak adanya hasil tangkapan pada bulan Januari-Maret 2005. Sedangkan untuk hasil tangkapan tahun 2011 walaupun data yang dikumpulkan hanya bulan Januari-Juli, namun rata-rata hasil tangkapannya tinggi, hampir dua kali lipat dari hasil tangkapan tahun 2005. Penyebab hal ini menurut sumber dari beberapa orang nelayan dan pawang serta Panglima Laot Lhok Krueng Aceh sendiri yang menyatakan bahwa pada tahun 2011 ini kondisi aktifitas perikanan sudah kembali normal, baik itu aktifitas masyarakat nelayan maupun infrastruktur pendukung perikanan di PPP Lampulo. Fluktuatifnya hasil tangkapan nelayan Lampulo yang menggunakan alat tangkap purse seine selain dari faktor alam, diduga juga ada pengaruh dari jumlah unit kapal. Jumlah kapal yang ada di PPP Lampulo sejak tahun 2005 hingga tahun 2011 (akhir Juni) mengalami penambahan jumlah. Penambahan unit ini selain merupakan sumbangan bantuan juga ada yang merupakan milik pribadi (investasi perseorangan) atau dengan kata lain nelayan setempat sering menyebutkannya tokee boat. Pada tahun 2010 dan 2011 jumlah kapal yang aktif beroperasi lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2009. Banyak kapal hasil bantuan pasca gempa dan tsunami tidak aktif beroperasi lagi. Jumlah armada penangkapan yang banyak tidak akan mempengaruhi banyaknya trip pendaratan ikan dan juga tidak berpengaruh terhadap banyaknya hasil tangkapan ikan. Walaupun angka yang di tunjukkan pada tahun 2005 dan 2009 ada kecenderungan terjadinya pengaruh antara peningkatan jumlah armada tangkapan terhadap peningkatan trip kapal dan peningkatan hasil tangkapan ikan, namun pada tahuntahun yang lain hal ini tidak terbukti. Dapat dilihat di tahun 2008 dimana hasil tangkapan berjumlah 4.694.900 kg dan jumlah armada sebanyak 88 unit serta trip pendaratan ikannya berjumlah 2.910 kali, hal ini berbanding terbalik dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dengan jumlah armada 75 jumlah trip lebih banyak yaitu 3.413 kali dan hasil tangkapan 4.392.746 kg.. Jumlah trip yang sedikit yaitu 352 kali di tahun 2005 dengan unit kapal yang tersediapun dalam jumlah sedikit pula yaitu 35 unit sehingga hasil tangkapan yang diperoleh juga sedikit yaitu sebanyak 2.650.945 kg. Dan sebaliknya dengan jumlah kapal yang aktif sebanyak 99 unit pada tahun 2009 menghasilkan hasil tangkapan ikan sebanyak 7.679.282 kg dimana aktifitas trip pendaratan ikannya yang terjadi sebanyak 3.604 kali. Selain itu, trip perjalanan kapal juga diduga menjadi faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan. Berikut ini gambar rata-rata per trip hasil tangkapan ikan. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 lebih besar dibandingkan dengan tahun lainnya, bahkan angka yang di tunjukkan sangat signifikan besarnya yaitu lebih dari dua kali hasil tangkapan per trip tahun lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa usaha penangkapan di tahun 2005 lebih efektif, dengan jumlah armada tangkap (kapal) yang lebih sedikit namun produksi ikan yang dihasilkan per armadanya lebih besar, terus menurun hingga tahun 2007. Namun, secara umum hasil tangkapan ikan per trip nelayan purse seine Lampulo dapat dikatakan memiliki trend (kecenderungan) naik setiap tahunnya dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2011 Gambar 2. Grafik hasil tangkapan ikan ratarata per trip nelayan Lampulo yang menggunakan alat tangkap purse seine tahun 2005-2011 Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015 3 Jumlah tangkapan per… 150,000 Tren jumlah tangkapan per unit 100,000 kapal per tahun (Kg/unit/tahun) 95,943 86,414 86,251 77,569 75,741 58,601 53,363 50,000 0 Tahun Gambar 3. Grafik hubungan hasil tangkapan ikan dengan trip pendaratan ikan nelayan Lampulo yang menggunakan alat tangkap purse seine tahun 2005-2011 Berdasarkan grafik hubungan hasil tangkapan ikan dengan trip pendaratan ikan tersebut didapat trend (kecenderungan) bahwa hasil tangkapan ikan meningkat setiap tahunnya. Jumlah trip yang beroperasi tidak menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan purse seine Lampulo. Adanya trend meningkatkan hasil tangkapan ini dipengaruhi oleh adanya penggunanan teknologi modern untuk membantu mengoptimalkan proses penangkapan ikan nelayan yaitu Fishfinder. Ada sebanyak 75 unit kapal dari total 99 unit kapal yang ada di PPP Lampulo, dilengkapi dengan alat Fishfinder GARMIN GPSMAP 178C Sounder with GPS yang mampu merekam suhu, pasang surut dan kedalaman air laut hingga 350 meter serta mampu mendeteksi keberadaan kawanan ikan. Fishfinder ini mulai digunakan oleh para nelayan Lampulo sejak tahun 2009, dan untuk data hasil tangkapan pada tahun ini menunjukkan angka tertinggi dimana jumlah hasil tangkapan mencapai 7.679.282 kg. Pada tahun 2010 berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan para nelayan, pawang kapal dan dengan panglima laot menginformasikan bahwa banyak kapal yang menggunakan Fishfinder mengalami kerusakan, dan pada tahun 2010 tercatat penurunan hasil tangkapan ikan, sedangkan pada tahun 2005-2008 kapalkapal nelayan di Lampulo belum menggunakan alat bantu fishfinder, dan hasil tangkapan di tahun-tahun tersebut pun sedikit. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data UPTD dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan menggunakan fishfinder dengan alat tangkap pukat cincin (purse seine) di perairan Utara Aceh adalah sebagai berikut: 1. Hasil tangkapan ikan nelayan purse seine yang didaratkan di PPP Lampulo yang paling banyak adalah pada tahun 2011 yaitu rata-rata sebesar 682.932 kg/bulan dan yang paling sedikit adalah pada tahun 2005 yaitu rata-rata sebesar 294.549 kg/bulan. 2. Meningkatnya hasil tangkapan sejak tahun 2007 hingga 2011 diduga disebabkan karena adanya penggunaan alat bantu fishfinder. 3. Persentase komposisi jenis ikan hasil tangkapan per tahun dari jumlah 40 jenis ikan hasil tangkapan terdapat ikan dominan tertangkap seperti cakalang ratarata 31,53 % per tahun, ikan layang ratarata 21,01 % per tahun, tongkol rata-rata 10,46 % per tahun, sunglir rata-rata 4,86 % per tahun dan tongkol krai 4,53 % per tahun. Daftar Pustaka Anonymous, 2000. Perikanan Dalam Angka. Dinas Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Badan Pusat Statistik, Produksi Perikanan Tangkap Menurut Provinsi dan Subsektor, 2007. www. bps.go.id [28 juni 2009] Badan Pusat Statistik (BPS) NAD. 2008. Aceh Dalam Angka. Kerjasama badan pusat statistik dan perencanaan pembangunana daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Brandt, Von. 1984. Fish Catching Methods of the world. Edisi 3. Von Litho, Ltd. Great Britani.. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NAD. 2007. Perkembangan Pembangunan Berbasis Kelautan di Provinsi NAD. Banda Aceh. Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009. Statistik Perikanan Tangkap Propinsi Aceh Tahun 2008. Banda Aceh. Majid, A.R.A. 2004. Field Guide to Selected Commersial Marine Fishes of Malaysian waters. Fisheries Research Institute. Department of Fisheries Malaisia. xxiv + 132 hlm. Muklis, JL Gaol, D. Simbolon. 2009. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015 4 Cakalang (Katsuwomus pelamis) dan Tongkol (Euthynnus affanis). E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis., Vol. 1, No. 1: 24-32. Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan Ketiga. Djambatan. Jakarta. vii + 351 hlm. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan oleh Eidman, D.Y. Bengen dan Koesbiono. Gramedia. Jakarta. ix + 480 hlm. Raharjo, S, dan HS. Sanusi. 1982. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. ix + 142 hlm. Subani W, H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Sainsbury, JC. 1996. Commercial Fishing Methods: an Introduction to Vessels andgears. Edisi III. Fishing News Books. Oxford. Umar, H. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. P.T. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sains Riset Volume V No.1 Maret 2015 5