42 Sri Sumardiasih / Pengaruh suhu annealing dye titanium dioxide menggunakan ekstrak ketan hitam pada dye sensitized solar cell (DSSC) Pengaruh Suhu Annealing Dye Titanium Dioxide Menggunakan Ekstrak Ketan Hitam (Oriza sativa Glutinosa) pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Sri Sumardiasih, Cari*, Agus Supriyanto, Wilfrida M. Obina Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta 57126 * E-mail : [email protected] Abstrak: Dye sensitized solar cell (DSSC) merupakan perangkat yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Fabrikasi DSSC berbentuk sandwich yang terdiri dari lapisan TiO 2 sebagai elektroda kerja, lapisan karbon sebagai elektroda lawan, lapisan dye sebagai fotosensitizer, dan elektrolit sebagai media transfer elektron. Dalam penelitian ini, elektroda kerja dilakukan dengan mencampurkan langsung dye dengan TiO 2 sehingga menghasilkan dye titanium dioxide dengan memvariasikan suhu annealingnya untuk mengetahui pengaruh suhu annealing terhadap nilai efisiensi DSSC. Dye yang digunakan adalah hasil ekstrak dari ketan hitam yang dicampur langsung dengan TiO 2 nanopartikel. Dye titanium dioxode dideposisi pada kaca Fluorine-doped Tin Oxide (FTO) dengan variasi suhu yaitu 60ºC, 90ºC, 120ºC, dan 150ºC. Absorbansi dari dye dan dye titanium dioxide dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Visible dan diperoleh absorbansi maksimum untuk dye pada 435 nm dan dye titanium dioxide pada 400 nm. Untuk karakterisasi I-V dye titanium dioxide digunakan Keithley 2602A dan diperoleh efisiensi terbesar pada suhu 120ºC yaitu 0,011%. Kata kunci: DSSC, pencampuran langsung dye, ketan hitam, variasi suhu Abstract: Dye-sensitized solar cell (DSSC) is a device that converts solar energy into electrical energy. The sandwich structure of DSSC consist of titanium dioxide layer as a working electrode, carbon layer as a counter electrode, dye layer as a photosenstizer, and electrolyte as an electron transfer media. In this work, we used natural dye extracted from black rice anthocyanin that directly mixed with TiO2 with varying annealing temperature. This work aims to determine the effect of annealing temperature on the DSSC efficiency. The dye titanium dioxide was coated on fluorine-doped tin oxide (FTO) glass plate using spin coating method with annealing temperature variation 60ºC, 90ºC, 120ºC, and 150ºC. The absorbance spectra of the dye and dye titanium dioxide were characterize by UV-Vis spectrometer and its maximum absorption was measured at 435 nm for the dye and 400 nm for the dye titanium dioxide. The efficiency of the dye titanium dioxide was determined from I-V characterization using Keithley 2602A and showed that the highest efficiency was 0.011% at temperature 120ºC. Keywords: DSSC, direct synthetic dye, black rice, varying annealing I. PENDAHULUAN Pesatnya pertumbuhan ekonomi di dunia menyebabkan kebutuhan akan energi meningkat. Namun, ketersediaan akan sumber energi tersebut khususnya minyak bumi, gas bumi, dan batu bara semakin menipis. Hal ini karena sumber energi tersebut merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Akibatnya banyak para ahli yang melakukan penelitian guna menemukan energi alternatif yang dapat diperbaharui sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan energi manusia. Salah satu energi alternatif yang banyak dikembangkan adalah dalam bidang sel surya karena keberadaan energi matahari yang melimpah. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya generasi ketiga yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik dengan prinsip fotoelektokimia dengan memanfaatkan ekstraksi pewarnaan dari bahanbahan alam organik [1]. DSSC terdiri dari lapisan TiO2 sebagai elektroda kerja, lapisan platina atau karbon sebagai elektroda lawan, dye sebagai fotosensitizer, dan elektrolit sebagai media transfer elektron [2]. Prinsip kerja DSSC pada dasarnya berada dalam skala molekular berupa reaksi dari transfer elekron. Proses pertama berupa penyerapan foton oleh permukaan dye sehingga terjadi eksitasi elektron pada dye yang kemudian diinjeksikan ke pita konduksi TiO2. Dalam hal ini TiO2 berperan sebagai akseptor elektron. Molekul dye yang ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi. Selanjutnya elektron akan ditransfer ke elektroda lawan yang mengandung lapisan platina atau lapisan karbon melewati rangkaian luar. Elektrolit yang merupakan media transfer elektron menghasilkan pasangan iodide dan triodide sehingga dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Ion triodide dengan bantuan molekul karbon/platina sebagai katalis akan menangkap elektron yang berasal dari rangkaian luar sehingga menyebabkan penambahan ion iodide pada elektron. Ion iodide ini menyediakan elektron pengganti untuk molekul dye teroksidasi sehingga dye kembali ke keadaan semula [3]. Daya listrik yang dihasilkan oleh sel surya ketika mendapat cahaya dihitung dari kemampuan untuk memproduksi tegangan ketika diberi beban dan arus Prosiding Pertemuan Ilmiah XXXI HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 18 Maret 2017 ISSN : 0853-0823 Sri Sumardiasih / Pengaruh suhu annealing dye titanium dioxide menggunakan ekstrak ketan hitam pada dye sensitized solar cell (DSSC) melalui beban pada waktu yang sama. Kemampuan ini direpresentasikan dalam kurva arus-tegangan (I-V) [4]. Kurva arus-tegangan pada sel surya ditunjukkan oleh Gambar 1[5]. Performansi dari sel surya umumnya direpresentasikan dalam efisiensi. Nilai efisiensi suatu sel surya dihitung dari rasio besarnya daya yang dihasilkan sel surya dengan daya cahaya yang datang. Besaran efisiensi juga bergantung dari intensitas spektrum matahari dan juga temperatur sel surya, sehingga umumnya untuk pengukuran efisiensi dalam kondisi standar, yaitu spektum cahaya AM 1,5 yang di simulator mengguankan dari solar simulator dan temperatur sel surya 25ºC digunakan pada saat pengukuran [5]. Pada penelitian ini, intensitas yang digunakan adalah 1000 W/m2. Gambar 1. Kurva I-V pada sel surya. Untuk menentukan efisiensi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran hubugan arus dan tegangan (I-V) yang membentuk kurva seperti pada Gambar 1. Pengukuran biasanya dilakukan dalam kondisi tersinari dan juga kondisi tidak tersinari. Arus short-circuit (Isc) adalah arus maksimum saat terjadi hubungan singkat dan tegangan open-circuit (Voc) adalah tegangan maksimum saat rangkaian terbuka. Titik pada kurva I-V yang menghasilkan arus dan tegangan maksimum disebut daya maksimum (Pmax). Fill Factor (FF) adalah parameter lain dalam karakterisasi DSSC yang didefinisikan sebagai [4] (1) 43 Dye memiliki peranan penting dalam performa DSSC karena dye berperan sebagai penyerap foton dari sinar matahari yang mengenainya [6]. Dalam penelitian ini digunakan dye alami yang diekstrak dari ketan hitam yang mengandung pigmen antosianin karena memiliki rentang penyerapan pada sinar tampak yang cukup lebar [7]. Salah satu sifat yang perlu diperhatikan pada antosianin adalah kestabilannya. Kestabilan pigmen antosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor suhu. Kondisi suhu mempengaruhi laju destruksi antosianin [8]. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh suhu annealing terhadap performa DSSC sebab selain mempengaruhi destruksi antosianin, peningkatan suhu annealing mempengaruhi kontak listrik antara pasta dengan subtrat sehingga dapat mempengaruhi performa dari DSSC [9]. II. METODE EKSPERIMEN Dye diekstrak dari 100 gr ketan hitam yang ditumbuk halus terlebih dahulu kemudian dilarutkan dengan 80 ml ethanol. Larutan tersebut distirrer selama 1 jam, dan disimpan selama 24 jam. Selanjutnya ekstrak dye disaring dengan kertas saring Whatman no. 42 dan diuji absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis Lambda 25. Elektroda kerja dibuat dari campuran pasta TiO2 dengan ekstrak dye. Pasta TiO2 diperoleh dengan mencampurkan 0,25 gr nanopowder TiO2 dengan 1,5 ml ethanol dan distirrer selama 30 menit. Selanjutnya 5 ml ekstrak dye ketan hitam dicampurkan ke pasta TiO2 tersebut sedikit demi sedikit. Campuran dye dengan TiO2 selanjutnya akan disebut dengan dye titanium dioxide. Larutan dye titanium dioxide distirrer selama 5 jam. Selanjutnya dye titanium dioxide dideposisi pada permukaan kaca Fluorin-doped Tin Oxide (FTO) dengan metode spin coating dan dipanaskan dengan varasi suhu 60ºC, 90ºC, 120ºC, dan 150ºC. Hasil deposisi kemudian diuji absorbansi menggunakan UV-Vis Lambda 25. Elektroda lawan dibuat dari grafit yang digoreskan pada permukaan kaca FTO yang kemudian dibakar di atas nyala lilin hingga menghitam. Selanjutnya elektroda kerja dan elektroda lawan ditumpuk membentuk sandwich yang di antara keduanya diteteskan elektrolit. Kemudian di kedua sisi dijepit menggunakan clipboard. Sandwich DSSC kemudian dikarakterisasi arustegangannya menggunakan Keithley 2602A untuk memperoleh kurva I-V. dengan tegangan saat keluaran maksimum, arus saat keluaran maksimum, sedangkan daya keluaran maksimum adalah [4] . (2) Persamaan efisiensi ditunjukkan oleh [4] . (3) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari karakterisasi menggunakan spektrofotometer UVVis Lamda 25 diperoleh absorbansi maksimum untuk dye ketan hitam dan dye titanium dioxide dengan variasi suhu anneling seperti pada Gambar 2. Absorbansi maksimum dye ketan hitam berada pada panjang gelombang 435 nm dengan absorbansi Amax sebesar 0,4685 au dan memiliki warna ungu kemerahan. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh oleh pustaka [6] sebesar 0,4985 au, sedangkan untuk dye titanium dioxide tidak tepat nampak puncak absorbansinya. Namun puncak Prosiding Pertemuan Ilmiah XXXI HFI Jateng& DIY, Yogyakarta 18 Maret 2017 ISSN : 0853-0823 44 Sri Sumardiasih / Pengaruh suhu annealing dye titanium dioxide menggunakan ekstrak ketan hitam pada dye sensitized solar cell (DSSC) absorbansi Amax mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya suhu annealingnya. Namun jika dilihat dari Gambar 2, dapat dikatakan terjadi pergeseran daerah serapan dye sebelum dicampur dan sesudah dicampur. Hal ini karena warna dye antosianin yang mengalami perubahan warna setelah dicampur seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Perubahan warna ini sebagai akibat adanya ikatan antara kromofor dye dari antosianin dengan Ti dari TiO2 berupa sebuah ion OH dari Ti berikatan dengan H+ dari dye antosianin membentuk molekul H2O. Ikatan ini yang bermakna sama seperti penyerapan dye oleh TiO2 pada proses perendaman mengakibatkan larutan dye titanium dioxide berwarna ungu. Pergeseran ini juga menunjukkan bahwa TiO2 membutuh-kan dye sebagai photosensitizer untuk memperlebar rentang penyerapan cahaya akibat adanya ikatan molekul antara dye dengan TiO2, sedangkan untuk penurunan absorbansi dengan bertambahnya suhu, hal ini karena antosianin lebih stabil pada suhu rendah dibandingkan suhu tinggi. Pada suhu tinggi, antosianin mudah terdestruksi sehingga memungkinkan jumlah molekul dye yang berikatan dengan TiO2 akan semakin berkurang. Gambar 4. Dari Gambar 4 tampak bahwa kurva pada suhu 120ºC memiliki luas area di kuadran empat yang paling lebar. Artnya, efisisensi yang dimiliki oleh dye titanium dioxide pada suhu 120ºC paling besar. Hal ini disebabkan oleh faktor pelarut yang menggunakan etanol yang memiliki titik didih 78.5ºC serta molekul H2O dari hasil ikatan antara kromofor dye antosianin dengan Ti dari TiO2 yang memiliki titik didih 100ºC, sehingga dibutuhkan suhu di atas 100ºC untuk mengurangi kadar air pada lapisan. Selain itu, peningkatan suhu juga meningkatkan kontak listrik antara pasta dengan substrat. Namun pada suhu 150ºC, efisiensi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan antosianin mudah terdestruksi pada suhu tinggi. Akibatnya, jumlah molekul dye yang berikatan dengan TiO2 akan berkurang sehingga jumlah elektron yang tereksitasi oleh dye juga berkurang. Besarnya nilai arus,tegangan, Fill Factor (FF), dan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk mengetahui besarnya nilai FF dan efisiensi DSSC, digunakan Persamaan 2 dan Persamaan 3. Gambar 4. Kurva I-V Dye Titanium Dioxide. Gambar 2. Kurva Absorbansi Dye Ketan Hiam dan Dye Titanium Dioxide. Gambar 3. (a) dye ekstrak antosianin ketan hitam (b) dye titanium dioxide. Untuk karakterisasi arus-tegangan pada dye titanium dioxide dengan variasi suhu annealing ditunjukkan oleh Tabel 1. Data Kuva I-V Dye Titanium Dioxide Hitam dengan Variasi Suhu Annealing. Karakterisasi Suhu I-V 60 90 120 Isc(mA) 0,025 0,077 0,088 Voc(V) 0,190 0,370 0,370 Imax(mA) 0,030 0,011 0,038 Vmax (V) 0,190 0,175 0,280 FF 1,234 0,253 0,328 Efisiensi (%) 0,006 0,007 0,011 Ketan 150 0,005 0,115 0,016 0,115 2,893 0,002 Nilai efisiensi ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai efisiensi yang dilakukan oleh pustaka [10] dengan metode perendaman yang memperoleh nilai sebesar 0,028% untuk perendaman 12 jam dan 0,032% untuk perendaman 24 jam [10]. Masih kecilnya nilai efisiensi yang diperoleh disebabkan oleh beberapa hal, antara lain masih sedikitnya elektron yang terakumulasi pada substrat FTO dari hasil eksitasi elektron dye ketika terjadi penyerapan cahaya. Sedikitnya elektron yang tereksitasi disebabkan masih sedikitnya antosianin yang berikatan dengan TiO2 akibat masih kurang homogennya larutan Prosiding Pertemuan Ilmiah XXXI HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 18 Maret 2017 ISSN : 0853-0823 Sri Sumardiasih / Pengaruh suhu annealing dye titanium dioxide menggunakan ekstrak ketan hitam pada dye sensitized solar cell (DSSC) serta pengaruh suhu yang dapat menyebabkan terdestruksinya antosianin. Penggunaan dye antosianin dari ekstrak ketan hitam juga masih kurang baik karena daerah serapannya yang tidak lebar sehingga cahaya polikromatik dari lampu tidak dapat diserap maksimal. Kurang luasnya daerah serapan menyebabkan kurangnya foton yang diserap sehingga elektron eksitasi yang dihasilkan masih kecil. Selain itu, sedikitnya elektron yang terakumulasi pada FTO dimungkinkan disebabkan oleh panjangnya lintasan difusi muatan, sehingga banyak muatan yang berekomendasi sebelum sampai di elektroda [9]. Penggunaan lapisan karbon sebagai elektroda lawan juga merupakan faktor penyebab masih kecilnya efisiensi yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan karbon belum mampu terikat sempurna dengan substrat FTO sehingga ketika diteteskan elektrolit, karbon dengan mudah terlepas dari substrat. Elektrolit cair yang mudah menguap juga dapat menghambat siklus transfer elektron sehingga menyebabkan nilai efisiensi yang rendah. IV. KESIMPULAN Suhu annealing dapat mempengaruhi nilai efisiensi dari DSSC karena dapat mempengaruhi kontak listrik antara pasta dengan substrat. Namun karena dye antosianin lebih stabil pada suhu rendah dibandingkan suhu tinggi, maka terdapat suhu maksimal untuk annealing pada fabrikasi DSSC dengan menggunakan dye titanium dioxide sebagai elektroda kerja. Dalam penelitian ini efsiensi tertinggi diperoleh pada suhu annealing 120ºC yaitu 0.011%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pengelola Laboratorium Fisika Material dan Laboratorium Terpadu UNS Surakarta. Terima kasih juga atas dukungan dari LPPM Hibah Penelitian Pasca Sarjana No. 343/UN27/HK/2016 Tanggal 07 April 2016. PUSTAKA [1] [2] [3] R. Syafinar, N. Gomesh, M. Irwanto, M. Fareq, and Y.M. Irwan, Chlorophyl Pigments as Nature Based Dye For Dye Sensitized Solar Cell (DSSC), Energy Procedia, vol. 79, 2015, pp. 896-902 D.D. Pratiwi, F. Nurosyid, A. Supriyanto, and R. Suryana, Optical properties of natural dyes on the dye-sensitized solar cells (DSSC) performance, J. Phy: Conference series, vol. 776, 2016, pp. 007-012 A.B. Prasada, Hardani, Cari, and A. Supriyanto, Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevierietrifasciata (Daun Lidah Mertua), Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, 201, pp. 51-54. 45 [4] B. Alfa, M.T. Tsepav, R.L. Njinga, and Ibrahim, Fabrication and Characterization of Titanium Dioxide Based Dye Sensitized Solar Cell using Flame of the Forest Dye, Applied Physics Research, vol. 4, No. 1, 2012, pp. 48-56. [5] A. Shah, P. Torres, R. Tscharner, N. Wyrsch, and H. Keppner, Photovoltaic Technology: The Case for ThinFilm Solar Cells, Science, vol. 285, no. 5428, 1999, pp. 692-698. [6] A.B. Prasada, Cari, A. Supriyanto, U.M. Fadli, and Hardani, Pengaruh Penyisipan Logam Besi (III) Sulfat dalam Ekstrak Ketan Hitam (Oriza sativa Glutinosa) sebagai Dye Fotosensitizer, Proceeding SENAFIS, 2015, pp. 1-8. [7] Efendi Wijaya, Ekstraksi, Purifikasi, dan Karakterisasi Antosianin dari Kulit Manggis (Garcia mangostana L.), FITPG IPB, 1991. [8] Ludin NA, Mahmoud A.M.A, Mohamad AB, Kadhum AAH, Sopian K, and Karim NSA, Review on the Development of Natural Dye Photosensitizer for DyeSensitized Solar Cell, Renewable and Sustainable Energy Reviews, vol. 31, 2014, pp. 386-396. [9] Ananth S, Arumanayagam T, Vivek P, Murugakoothan P, Direct Synthesis of Natural Dye Mixed Titanium Dioxide Nano Particles by Sol-gel Method for Dye Sensitized Solar Cell Application, Optik, vol. 125, 2014, pp. 495498. [10] A. Supriyanto, A.B. Prasada, Cari, and U.M. Fadli, Identifikasi dan Karakterisasi Ekstrak KetanH itam (Oriza sativa Glutinosa) sebagai Fotosensitizer dalam Pembuatan Dye Sensitized Solar Cells (DSSC), Jurnal ILMU DASAR, vol. 17, no. 1, 2016, pp. 1-8. TANYA JAWAB Anonim Apa makna dari Vmax, Imax, dan FF? Bagaimana aplikasi DSSC? Sri Sumardiasih, UNS FF adalah parameter lain dari kinerja DSSC dengan persamaan FF = (Vmax.Imax)/(Isc.Voc) di mana Vmax dan Imax diperoleh dari keadaan maksimum setelah kondisi shortcut R open circuit ditentukan. Aplikasi DSSC berupa Window Solar Cell yang dapat disusun secara paralel maupun sesuai kebutuhan, namun belum diproduksi secara massal seperti silikon. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXXI HFI Jateng& DIY, Yogyakarta 18 Maret 2017 ISSN : 0853-0823