Ashari Bayu Prasada / Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) 51 Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) Ashari Bayu Prasada, Hardani, Cari, Agus Supriyanto Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta 57126 e-mail: [email protected] Abstrak – Dye Sensitized Solar Cells (DSCC) merupakan salah satu dari sel listrik fotokimia yang terdiri dari fotoelektroda, pewarna, elektrolit dan counter elektroda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi sifat optik dan listrik ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak Sanseviera Trifasciata (Daun Lidah Mertua) terhadap peningkatan efisiensi sel surya berbasis Dye Sensitized Solar Cells (DSSC). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material FMIPA UNS. Uji absorbansi menggunakan Spektrofotometer UV Visible Lambda 25 dan uji karakterisasi arus dan tegangan (I-V) menggunakan Keithley 2602A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewarna alami dari ekstrak daun lidah mertua memiliki absorbansi maksimum pada panjang gelombang 434 nm dan 666 nm. Hasil ini menjadikan Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) perlu untuk diselidiki sebagai bahan sensitizer DSSC. Kata kunci: Dye Sensitized Solar Cells (DSSC), Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) Abstract – Dye Sensitized Solar Cells (DSCC) is one of the electric photochemical cells which consist of photoelectrode, dyes, electrolytes, and counter electrode. This study aims to determine the optical properties and electrical characterization of Sansevieria trifasciata (Lidah Mertua Leaves) extracts. In addition, this study also aims to know the effects of Sanseviera trifasciata (Lidah Mertua Leaves) extracts to increase the efficiency of a solar cells based on Dye Sensitized Solar Cells (DSSC). This research was conducted at the Laboratory of Material Science Faculty UNS. The absorbance test is measured using UV Visible Spectrophotometer Lambda 25 when the test of characterization of current and voltage (I-V) using a Keithley 2602A. Results Indicates that the natural dye from the Lidah Mertua leaves extracts has a maximum absorbance at a wavelength of 434 nm and 666 nm. This result makes Sansevieria trifasciata (Lidah Mertua Leaves) need to be investigated as a potential sensitizer DSSC. Keywords: Dye Sensitized Solar Cells (DSSC), Sansevieria Trifasciata (Lidah Mertua Leaves) I. PENDAHULUAN Sel surya berdasarkan perkembangan teknologi saat ini dan bahan pembuatannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pertama, sel surya yang terbuat dari silikon tunggal, dan silikon multi kristal. Kedua, sel surya tipe lapis tipis dan yang ketiga sel surya organik (Dye Sensitized Solar Cells). Sel surya konvensional berupa sambungan p-n junction yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, masih mahal untuk dikembangkan karena menggunakan teknologi yang canggih. Hingga ditemukan oleh Gratzel yaitu sel surya organik, DSSC sebagai sebagai sel surya dengan dye sensitizer dari bahan organik dapat dikembangkan berbiaya murah serta fabrikasi murah [1]. DSSC berbeda dengan sel surya komersial berbasis silikon, dimana pada sel surya DSSC ini terjadi pemisahan antara fungsi penyerapan cahaya dengan transport pembawa muatannya [2]. Keunggulan DSSC dibandingkan dengan sel surya komersial berbasis silikon diantaranya murah, pembuatannya mudah, serta memiliki efisiensi tinggi walau pada intensitas cahaya yang kurang [3]. DSSC merupakan sel surya fotoelektrokimia sehingga digunakan elektrolit sebagai medium transport muatan. DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari nanopori TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2 dan katalis yang semuanya dideposisi diantara dua kaca konduktif. Struktur DSSC nampak seperti Gambar 1. Gambar 1. Struktur Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Pada dasarnya prinsip kerja DSSC mengkonversi energi cahaya ke listrik dalam skala molekular dalam bentuk reaksi dari transfer elektron. Proses pertama dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada dye akibat absorbsi foton. Dimana ini merupakan salah satu peran dari sifat TiO2. Ketika foton dari sinar matahari Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Ashari Bayu Prasada / Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) 52 menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh dye yang melekat pada permukaan TiO2. Sehingga dye mendapatkan energi untuk tereksitasi. Dye tereksitasi membawa energi dan diinjeksikan ke pita konduksi pada TiO2. TiO2 berperan sebagai akseptor elektron. Molekul dye yang ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi. Selanjutnya elektron akan ditransfer melewati rangkaian luar menuju elektroda pembanding (ektroda yang mengandung lapisan karbon). Elektrolit (pasangan iodide dan triodide) yang bertindak sebagai mediator elektron sehingga dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Ion Triodide menangkap elektron yang berasal dari rangkaian luar dengan bantuan molekul karbon sebagaai katalis. Elektron tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan dibantu oleh karbon sehingga dapat bereaksi dengan elektrolit yang menyebabkan penambahan ion iodide pada elektron. Kemudian satu ion iodide pada elektrolit mengantarkan elektron yang membawa energi menuju dye teroksidasi. Elektrolit menyediakan elektron pengganti untuk molekul dye teroksidasi. Sehingga dye kembali ke keadaan awal. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 3. Grafik Karakteristik I-V DSSC [4] Performa sel surya adalah kemampuan sel surya mengkonversi cahaya menjadi energi listrik. Gambar 3. Merupakan kurva karakteristik I-V yang menunjukkan kemampuan sel dalam memproduksi tegangan dan arus. Pada gambar tersebut diperlihatkan tegangan open circuit (Voc), arus short circuit (Isc), tegangan maksimum, arus maksimum dan fill factor. Saat kondisi short circuit (Isc), sel akan menghasilkan arus short circuit. Saat kondisi open circuit tidak ada arus yang mengalir sehingga tegangannya akan menjadi maksimum atau disebut dengan tegangan open circuit. Fill Factor merupakan ukuran kualitas performa sel surya [8]. Fill Factor (FF) merupakan suatu ukuran kuantitatif kualitas suatu sel surya, serta merupakan ukuran luas persegi kurva I-V, Fill Factor dapat diperoleh menggunakan persamaan (1): FF = (1) Daya maksimum yang dihasilkan sel surya diperoleh melalui persamaan (2): Gambar 2. Prinsip Kerja DSSC [4] DSSC tidak terlepas dari Dye (Pewarna), dalam hal ini pewarna memiliki peranan penting sebagai penyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Pada penelitian yang pernah dilakukan, pewarna dari senyawa ruthenium complex dapat mencapai efisiensi 1112% [5]. Namun, jumlah pewarna ruthenium complex terbatas dan harganya cukup mahal. Dengan alasan tersebut, penelitian berkembang ke arah pencarian pewarna alami yang diekstrak dari bunga, daun dan buahbuahan [6]. Pewarna alami yang digunakan sebagai sensitizer pada DSSC tergolong ramah lingkungan, pembuatannya pun mudah dan murah meskipun lifetimenya rendah [7]. Beberapa penelitian menggunakan bahan dari platinum (Pt) sebagai elektroda lawan pada DSSC. Pada penelitian ini, akan digunakan platinum (Pt) sebagai elektroda lawan pada DSSC berbahan organic ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua). dapat Pmaks = Voc × Isc × FF (2) Efisiensi ( ) yang dihasilkan sel surya dapat diperoleh melalui persamaan (3): = = (3) Efisiensi sel surya merupakan perbandingan kuantitatif dari daya maksimum yang dihasilkan sel (Pmaks) dengan daya dari cahaya yang datang (Pin) dapat ditentukan dengan persamaan (3). II. METODE PENELITIAN TiO2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah Titanium (IV) Oxide, anatase Titanium dioxide powder, 99,8% trace metals basis. TiO2 sebanyak 0,5 gr dilarutkan dalam 2 ml etanol absolut diaduk selama 30 menit menggunakan vortex stirrer. TiO2 dilapiskan di atas kaca konduktif Fluorine Tin Oxide (FTO) dengan luasan pendeposisian 2cm x 1,5cm menggunakan metode slip casting. Lapisan TiO2 yang sudah terdeposisi dipanaskan pada suhu 5000C selama 60 menit diatas hot Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Ashari Bayu Prasada / Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Spektrofotometer UV-Visible Lambda 25 pada Dye Lidah Mertua dan Lapisan TiO2 Pengukuran spektrum absorbansi dilakukan dengan cara mengambil dye yang telah direndam selama 24 jam dengan campuran pelarut ethanol kemudian diukur dengan Spektrofotometer UV-Visible Lambda 25 dengan rentang panjang gelombang yang digunakan antara 200800 nm. Kemudian lapisan TiO2 yang telah dideposisikan di atas permukaan kaca FTO juga diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible Lambda 25 untuk mengetahui spektrum absorbansi terhadap panjang gelombang cahaya tampak. Berdasarkan hasil uji, masing-masing ditunjukkan pada gambar di bawah ini: absorbansi maksimumnya masing-masing adalah 5,141 dan 2,845. Kemudian absorbansi maksimum lapisan TiO2 berada pada panjang gelombang = 315 nm dengan nilai absorbansi maksimumnya adalah 2,690. Absorbansi dye (pewarna) lidah mertua menunjukkan bahwa bahan tersebut mampu bekerja pada rentang absorbansi cahaya tampak (visible light) sehingga pewarna yang diekstrak dari daun lidah mertua ini mampu menyerap energi sinar matahari dengan baik dan mampu memaksimalkan kinerja dari DSSC. Karakterisasi arus-tegangan (I-V) adalah suatu metode untuk mengetahui seberapa besar kemampuan DSSC dapat mengkonversi cahaya menjadi energi listrik. Pengukuran dengan menggunakan Keithley 2602A dilakukan pada keadaan gelap dan terang yaitu di bawah penyinaran lampu halogen dengan intensitas 1000 W/m2. Hasil pengujian arus dan tegangan dengan perendaman selama 24 jam ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Uji Keithley Dye Lidah Mertua 0.0025 0.002 0.0015 0.001 0.0005 Arus (A) plate. Dalam penelitian ini digunakan dye dari ekstrak daun lidah mertua (Sansevieria Trifasciata), 40 gr daun lidah mertua dihaluskan menggunakan mortar sampai halus. Daun lidah mertua yang sudah halus dilarutkan dalam 50 ml etanol sambil diaduk selama 60 menit 200 rpm menggunakan vortex stirrer pada suhu kamar. Setelah diaduk kemudian didiamkan selama 24 jam dan disaring menggunakan kertas saring Filter Paper 103. Setelah penyaringan, simpan larutan dalam wadah tertutup dan terlindung dari sinar matahari. Konstruksi DSSC yang digunakan adalah sistem sandwich. Elektroda kerja berupa kaca konduktif FTO yang telah dilapisi TiO2 yang sudah direndam dengan dye daun lidah mertua. Elektroda lawan berupa kaca konduktif FTO yang telah dilapisi lapisan tipis pt (Hexachloroplatinic (IV) acid 10%). Elektrolit terbuat dari I2/KI yang dilarutkan dalam PEG yang kemudian ditetesi diantara elektroda lawan dan elektroda kerja diberikan pembatas berupa keyboard protector agar tidak terjadi hubungan arus pendek. Elektroda kerja dan elektroda lawan yang telah ditetesi elektrolit kemudian ditumpuk dan dijepit menggunakan clipboard. Sandwich DSSC kemudian dikarakterisasi arus dan tegangannya. 53 0 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 -0.0005 -0.001 Arus Gelap Arus Terang -0.0015 Tegangan (V) Gambar 5. Grafik karakterisasi I-V Dye Lidah Mertua Dari Gambar 3. menunjukkan karakterisasi I-V nilai konduktivitas dari elektrolit pada arus terang lebih besar daripada arus gelap. Efisiensi yang dihasilkan oleh DSSC yang menggunakan ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) disajikan pada tabel di bawah ini: Grafik Absorbansi Dye dan TiO2 8 Dye Lidah Mertua TiO2 6 Tabel 1. Efisiensi Ekstrak Daun Lidah mertua pada perendaman 24 jam Karakteristik Hasil Voc 317 mV Isc 303 A Absorbansi 4 2 0 -2 -4 200 300 400 500 600 Panjang Gelombang (nm) 700 Vmax Imax 800 Efisiensi 177 mV 208 A 0,0124% Gambar 4. Grafik Absorbansi Dye dan TiO2 Hasil Karakterisasi spektrum absorbansi pada Gambar 2. Memperlihatkan bahwa absorbansi maksimum ekstrak daun lidah mertua berada pada panjang gelombang = 434 nm dan = 666 nm sedangkan nilai IV. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pewarna dari ekstrak daun lidah mertua (Sansevieria Trifacsiata) memiliki nilai absorbansi maksimum pada panjang gelombang = 434 nm dan = 666 nm, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Ashari Bayu Prasada / Studi Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Menggunakan Ekstrak Sansevieria Trifasciata (Daun Lidah Mertua) 54 yang menunjukkan bahwa pewarna tersebut mampu bekerja pada rentang absorbansi cahaya tampak sehingga dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam DSSC. 2. Efisiensi yang dihasilkan oleh pewarna yang diekstrak dari daun lidah mertua (Sansevieria Trifasciata) adalah 0,0124%. hal ini menunjukkan bahwa pemberian Pt (Hexachloroplatinic (IV) acid 10%) pada elektroda lawan memberikan performa yang lebih baik pada DSSC karena berfungsi sebagai katalis dalam mempercepat reaksi redoks dengan elektrolit. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pengelola Laboratorium Fisika Material Fakultas MIPA UNS Surakarta dan dukungan dari LPPM Hibah Pascasarjana UNS tahun 2014. [4] [5] [6] [7] [8] J. Halme, Dye-Sensitized nanostructured and organic photovoltaic cells: technical review and preliminary test, M.A. thesis, Helsinky University of Technology, 2002. S. Agustini, D.D. Risanti dan D. Sawitri, Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Bersadarkan Fraksi Volume TiO2 Anatase-Rutile dengan Garnicia mangostana dan Rhoeo Spathacea sebagai Dye Fotosensitizer, vol. 2, no. 2, 2013, pp. B-131-B-136. H. Zhou, W. Liqiong, G. Yurong and M. Tingli, DyeSensitized Solar Cells Using 20 Natural Dyes As Sensitizers, Journal of Photochemistry and Photobiology A Chemistry, 2011, pp. 188-194. J.K. Lee and Y. Mengjin, Progress In Light Harvesting and Charge Injection of Dye-Sensitized Solar Cells, Material Science and Engineering B 176, 2011, pp. 11421160. Cari, Nurussaniah, Biosandi, Anita, A. Supriyanto dan R. Suryana, Studi Penggunaan Poly(3-Hexylthiophene) P3HT dan Grafit Terhadap Kinerja Solar Cells, vol. 3, no. 1, 2013. PUSTAKA [1] [2] [3] V. Ekasari, G. Yudoyono, Fabrikasi DSSC dengasn Dye Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Linn Var. Rubrum) Variasi Larutan TiO2 Nanopartikel Berfase Anatase dengan Teknik Pelapisan Spin Coating, vol. 2, no. 1, 2013, pp. B-15-B-20. A. Hagfeldt, B. Didriksson, T. Palmqwist, H. Lindstrom and S. Lindsquist, Solar Energy Matter and Solar Cells Verification of high efficiencies for the Gratzel-cell a 7% efficient solar cell based on dye-sensitized colloidal TiO2 films, vol. 5, 1994, pp. 481-488. M. Akiyama, E. Abe and I. Imai, High efficiency dyesensitized solar cell based on a nitrogen doped nanostructured titania electrode, vol. 5, 2005, pp. 25432547. Tanya Jawab Ayi Bahtiar, Unpad ?Alasan Penggunaan lidah mertua sebagai dye? Ashari Bayu P, UNS @Lidah mertua dipilih sebagai dye (pewarna) karena banyak mengandung pigmen klorofil dan juga lidah mertua ini lebih banyak menyerap sinar matahari, dengan banyak foton yang diserap, maka dektron pada dye lebih banyak mendapatkan energi untuk teleksitasi pada proses siklus DSSC . Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823