BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar, namun ketersediaan energi minyak bumi atau yang berbasis fosil semakin berkurang [1]. Saat ini persediaan minyak dunia diperkirakan akan habis 23 tahun ke depan, gas akan habis 62 tahun ke depan, dan batu bara akan habis 146 tahun ke depan [2]. Oleh karena itu kita mencari sumber energi alternatif yang dapat menggantikan energi tersebut. Energi alternatif yang ditemukan diharapkan selain bisa menyelesaikan permasalahan energi secara ekonomi, mampu pula menjawab masalah lingkungan dan kesehatan seperti polusi udara dan emisi karbon dioksida [3]. Salah satunya yaitu menggunakan energi dari matahari yang menjadi salah satu alternatif yang banyak digunakan karena sangat menjanjikan antara lain ditinjau dari segi kelimpahannya di alam, bersih, aman dan memungkinkan sebagai pembangkit energi di daerah-daerah terpencil [4]. Sebagai salah satu negara tropis, Indonesia memiliki potensi sumber tenaga surya yang baik karena jumlah energi matahari yang sampai ke bumi sangat besar, yaitu sekitar 700 Megawatt setiap menitnya. Bila dikalkulasikan, jumlah ini 10.000 kali lebih besar dari total konsumsi energi dunia [5]. Cara untuk memanfaatkan energi matahari yaitu dengan menggunakan sel surya. Sel surya memiliki beberapa generasi perkembangan. Genarasi pertama yaitu sel surya berbasis silikon yang sudah beredar dipasaran namun dalam proses produksinya membutuhkan biaya yang sangat mahal. Generasi kedua yaitu sel surya yang dibuat dengan teknologi lapisan tipis (thin film) dan generasi ketiga yaitu teknologi pembuatan sel surya organic dan fotoelektrokimia. Pada tugas akhir ini dikembangkan sel surya generasi ketiga yaitu sel surya Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). DSSC tersusun atas sepasang elektroda, yakni elektroda kerja dan elektroda lawan (counter electrode). Kedua elektroda tersebut terbuat dari substrat kaca konduktif, yang telah dilapisi Transparent Conductive Oxide (TCO). Elektroda kerja tersusun atas lapisan oksida yang dilapisi oleh molekul zat pewarna (dye) sensitasi. Molekul dye berfungsi sebagai penangkap foton cahaya dan semikonduktor yang umumnya berstruktur nano berfungsi meneruskan foton menjadi elektron. Pada counter electrode yang berada pada lapisan sisi belakang DSSC terdapat lapisan katalis yang umumnya berupa lapisan karbon atau platina, yang berfungsi untuk mempercepat kinerja reaksi proses reduksi triodide pada elektrolit. Pada DSSC elektrolit digunakan sebagai medium transport muatan. Material semikonduktor TiO 2 merupakan bahan yang dapat dan mudah diaplikasikan sebagai bahan utama pembuatan DSSC. Sifat lain dari semikonduktor adalah daya absorbsi optik dan sifat emisi pada panjang gelombang yang lebar. TiO2 merupakan material yang paling cocok sebagai bahan pembuatan DSSC dengan tegangan yang dihasilkan relatif rendah [6]. DSSC yang biasa digunakan yaitu DSSC tipe sandwich yang memiliki dua jenis elektroda. Namun kekurangan tipe sandwich ini membutuhkan biaya yang mahal dalam proses fabrikasinya karena menggunakan dua substrat. Sehingga dikembangkan DSSC tipe monolitik untuk mengurangi biaya fabrikasinya. Pada tipe monolitik ini hanya menggunakan satu pelapisan substrat glass yang terlapisi TCO. Hal ini sangat menguntungkan secara ekonomis karena harga TCO glass yang relatif mahal, sehingga tipe monolitik ini lebih hemat dalam penggunaannya. Pada tugas akhir ini dikembangkan sel surya DSSC menggunakan konfigurasi tipe monolitik. Khusus pada sel surya dengan konfigurasi monolitik terdapat lapisan zirconia (ZrO2) merupakan material yang biasa digunakan sebagai spacer untuk pemisah antara anoda dan katoda karena tipe monolitik ini hanya menggunakan satu substrat [7]. Zirconia dipilih sebagai spacer karena mempunyai sifat tahan terhadap temperatur tinggi dan bersifat sebagai insulator yang mempunyai band gap antara 5-7 eV [7] . Struktur sel surya ini menggunakan FTO sebagai elektroda, TiO2 sebagai lapisan aktif penyerap foton, elektrolit sebagai medium reaksi reduksioksidasi, karbon atau platina sebagai counter electrode dan ruthenium Z907 sebagai dye. Pada tugas akhir ini dilakukan variasi ketebalan ZrO2 dan melihat pengaruh jenis material yang digunakan pada counter electrode terhadap efisiensi sel surya akan dipelajari. Berdasarkan paper pada literatur ada korelasi antara ketebalan lapisan sehingga mempengaruhi kurva karakterisktik I-V dan tentunya akan berpengaruh pada efisiensi yang dihasilkan [8]. Pengaruh ketebalan lapisan ZrO2 dan jenis counter electrode terhadap efisiensi dan penyerapan foton oleh sel surya akan dianalisis dengan menggunakan kurva I-V meter, morfologi lapisan dan komposisi elemen penyusun lapisan pada sel surya akan dianalisis menggunakan SEM, EDS, dan XRD. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah yang dikaji dalam tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh ketebalan lapisan ZrO2 terhadap efisiensi sel surya Dye Sensitized (DSSC) dengan konfigurasi tipe monolitik? 2. Bagaimana pengaruh karbon dan platina sebagai counter electrode terhadap efisiensi sel surya Dye Sensitized (DSSC) dengan konfigurasi tipe monolitik? 1.3 Tujuan Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh ketebalan lapisan ZrO2 terhadap efisiensi sel surya Dye Sensitized (DSSC) dengan konfigurasi tipe monolitik. 2. Mengetahui pengaruh karbon dan platina sebagai counter electrode terhadap efisiensi sel surya Dye Sensitized (DSSC) dengan konfigurasi tipe monolitik. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan sel surya Dye Sensitized (DSSC) menggunakan metode screen printing. 2. Counter electrode menggunakan karbon dan platina. 3. Pelapisan ZrO2 dibuat dengan ketebalan lapisan yang berbeda-beda. 4. Luas sampel dari sel ssurya memiliki dimensi sebesar 2 cm x 2 cm per sel. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada perancangan tugas akhir ini meliputi: 1. BAB I menjelaskan mengenai latar belakang yang menerangkan mengapa penelitian dilakukan dengan mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kemudian disini juga menerangkan mengenai rumusan masalah dan batasan masalah agar bahasan penelitian lebih fokus pada bagian yang diteliti sehingga tidak melebar pada pembahasan yang lain. Selain itu juga menjelaskan tentang tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir. 2. BAB II menjelaskan mengenai landasan teori sebagai penunjang penelitian berupa teori sel surya dan hal pendukung dalam penelitian sel surya. Pada BAB ini juga terdapat penjelasan umum mengenai sel surya dan perkembangannya, prinsip kerja sel surya hingga terdapat sifat listrik didalamnya. 3. BAB III menjelaskan mengenai metode yang digunakan pada penelitian secara terperinci yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian, serta perancangan sistem kerja yang dibuat pada penyusunan tugas akhir ini. 4. BAB IV membahas mengenai hasil penelitian dan memaparkannya. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian yang dilakukan. Pengujian alat dilakukan sebagai bagian dari analisis data yang di dapat. 5. BAB V menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat sehingga dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian yang bermaksud untuk pengembangan penelitian selanjutnya.