penelitian potensi energi baru dan terbarukan di provinsi jambi

advertisement
PENELITIAN POTENSI ENERGI BARU DAN
TERBARUKAN DI PROVINSI JAMBI
TIM PENELITI
Joni Martin
Yonggi Puriza
Rahmat Supriadi
Masril
PENDAHULUAN
Di Indonesia, penyediaan tenaga listrik
baru pada listrik sebagai insfratruktur milik
pemerintah dan listrik sebagai komoditas,
sedangkan listrik sebagai insfratruktur dasar
masih belum menjadi prioritas utama. Hal ini
disebabkan karena peran pemerintah
dalam mengendalikan pasokan listrik masih
sangat besar, sehingga ketergantungan
terhadap sumber pendanaan pemerintah
dalam
memenuhi
kebutuhan
listrik
membawa konsekuensi pada pengaliran
jaringan listrik terutama oleh PLN sebagai
distributor utama kelistrikan di Indonesia,
listrik hanya dialirkan kedaerah-daerah yang
sudah
cukup
berkembang
dan
berkemampuan
membayar
listrik,
sedangkan untuk masyarakat-masyarakat di
daerah terpencil dengan insfratruktur yang
jauh dan sulit untuk dijangkau, listrik akan
sulit untuk didapatkan oleh warga.
Tidak sampainya jaringan listrik ke
daerah terpencil bukan tanpa sebab,
kondisi insfratruktur yang sulit, kemudian
skema keberadaan masyarakat yang tidak
pada satu wilayah, dikawatirkan akan biaya
yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan
dengan
pendapatan.
Ditambah
lagi
dengan kondisi sumber pasokan energi
yang semakin berkurang dan tidak dapat
diperbaharui. Kondisi ini menyebabkan
tingkat elektrifikasi di Indonesia dan
beberapa daerah, masih rendah.
Provinsi Jambi yang membutuhkan
pasokan energi besar terutama untuk
memenuhi
kebutuhan
listrik
bagi
masyarakat,
disetiap
tahunnya
selalu
mengalami peningkatan kebutuhan sumber
energi untuk penerangan listrik
rumah
tangga peningkatan terjadi sangat besar
mencapai
+
2%
pertahun,
artinya
pemerintah harus berusaha semaksimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhan
sumber energi tersebut. Akan tetapi
keterbatasan sumber daya yang ada
menyebabkan di sebagian daerah masih
terkendala
dalam
pemenuhannya.
Banyaknya
keluarga
yang
belum
tersentuh aliran listrik, rata-rata berada di
wilayah
pedesaan
yang
terpencil.
Beberapa
usaha
pemerintah
untuk
memenuhi kebutuhan listrik di desa
terpencil sebenarnya sudah banyak,
seperti memanfaatkan sumber Energi baru
dan terbarukan yang ada di daerah
melalui pemanfaatan tenaga surya, dan
tenaga air. Namun usaha tersebut masih
belum optimal, beberapa daerah di
Provinsi Jambi masih belum tersentuh oleh
usaha pemerintah akibat ketersediaan
anggaran
yang
minim,
sehingga
pemerintah diharapkan mencari solusi lain
berupa
potensi
Energi
baru
dan
terbarukan yang tidak membutuhkan
biaya besar namun berada langsung di
tengah-tengah masyarakat.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kondisi
eksisting kebutuhan energi dan potensi
yang di manfaatkan sebagai sumber
Energi baru dan terbarukan guna
memenuhi
kebutuhan
listrik
bagi
masyarakat belum teraliri listrik di Provinsi
Jambi serta memetakan Jumlah wilayah
dan penduduk yang belum teraliri listrik di
Provinsi Jambi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
hal ini bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai kondisi kebutuhan
energi di Provinsi Jambi serta potensi
sumber Energi baru dan terbarukan yang
dapat dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan energi bagi masyarakat. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dengan
Pengambilan sampel menggunakan teknik
multistage sampling yakni pengambilan
sampel berdasarkan tingkatan wilayah.
Lokasi Penelitian berada di Provinsi Jambi,
dengan
sampel
area
berada
di
Kabupaten/kota yang memiliki daerah
belum teraliri listrik. Pengumpulan data
dilakukukan melalui Wawancara mendalam
(indepth interview), Observasi (observation),
Dokumentasi (documentation), analisis data
menggunakan metode analisis deskriptif
dengan memanfaatkan Tabel, Grafik dan
gambar sebagai sarana pendeskipsian.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
kondisi
eksistingnya,
kebutuhan listrik persektor di Provinsi Jambi,
masih didominasi pada sektor rumah
dengan kebutuhan energi listrik yakni + 691
GWh/tahun. Jumlah ini tersebar untuk 11
Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi.
Sementara, sektor usaha yang terdiri atas
usaha besar dan kecil membutuhkan energi
listrik 222 GWh/Tahun, lalu sektor industri
membutuhkan energi listrik 101GWh/tahun.
Sektor lain yang membutuhkan pasokan
energi listrik adalah sektor publik yang di
dominasi oleh Perkantoran pemerintah dan
Sekolah, membutuhkan pasokan energi listrik
75 GWh pertahun, sektor ini membutuhkan
pasokan kecil karena mayoritas institusi
publik hanya memanfaatkan listrik pada
siang hari untuk aktivitas administrasi dan
jasa.
Dilihat dari jumlah penggunanya,
untuk sektor rumah tangga (691 GWh)
dipergunakan oleh + 338.763 pengguna,
sementara untuk sektor usaha/komersil
digunakan oleh + 23.063 perusahaan, untuk
sektor industri dialokasikan untuk 148 industri
di Provinsi Jambi, sementara 78 GWh yang
dialokasikan untuk publik dipergunakan oleh
+
9.196
pelanggan.
Dari
kapasitas
terpasangnya, pembangkit listrik PLTG
menjadi penyumbang terbesar yakni 61,77
MW, lalu sisanya dari PLTD (58,91 MW) yang
bersumber dari diesel. Sementara potensi air
(Mikrohidro) dan PLTS, banyak tersebar dan
digunakan langsung oleh masyarakat
dengan kapasitas antara 1-3 KW.
Kebutuhan energi listrik Provinsi
Jambi dipasok dari 2 wilayah, yakni
wilayah Jambi dan dan sebagian dari
wilayah Sumatera Barat. Namun secara
umum, sumber pasokan energi listrik untuk
Provinsi Jambi berasal dari tenaga diesel
(PLTD)
sebesar
19,85
GWh.
Untuk
memenuhi kekurangan pasokan energi
yang berasal dari diesel, pasokan energi
juga di penuhi dari Tenaga Gas (PLTG)
sebesar 61,77 MW, dan tenaga mesin gas
(202 MW). Di beberapa wilayah desa,
sumber energi listrik yang digunakan
warga berasal dari Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro dengan kapasitas 3-5
KW untuk pemenuhan 2-3 Rumah tangga.
Secara potensi, beberapa wilayah
desa memiliki sumber air yang besar dan
layak dimanfaatkan untuk jangka pendek.
Kecepatan air rata-rata berkisar antara
0.3-0.5
m/second,
sehingga
dapat
digunakan untuk memutar kincir air dalam
skala kecil tanpa dilakukan pengolahan
terhadap aliran air. Ada beberapa
keuntungan dalam penggunaan kincir air
sebagai sumber energi alternatif dalam
memenuhi kebutuhan listrik menurut
warga, seperti Tingkat efisiensi yang tinggi
dapat mencapai 85%, konstruksi yang
sederhana, mudah dalam perawatan,
teknologi yang sederhana dan mudah
diterapkan
di
daerah
yang
terisolir. Sumber lain yang mayoritas ada di
daerah terpencil adalah pemanfaatan
tenaga
surya
dalam
memenuhi
kebutuhan energy listrik. Pembangkit listrik
tenaga surya merupakan salah satu
alternative utama dalam pemenuhan
kebutuhan listrik bagi masyarakat.
Dari hasil pantauan ke lokasi desa
yang
belum
teraliri
listrik,
kondisi
insfratruktur wilayah merupakan faktor
utama yang menyebabkan beberapa
daerah sulit untuk di masuki oleh PT PLN,
namun di beberapa lokasi desa, kendala
insfratruktur bukan merupakan kendala,
namun lebih pada keberadaan rumah
penduduk yang berjarak > 500 m/rumah
sehingga secara keekonomisan akan
lebih
besar
daya
yang
hilang
dibandingkan daya yang sampai ke
masyarakat.
Namun
berdasarkan
observasi tim di beberapa desa di daerah
Kabupaten Merangin, Gardu terakhir
hanya berjarak 3 KM dari lokasi desa,
berdasarkan informasi Kepala desa,
mereka
telah
2
kali
mengajukan
permohonan ke ESDM namun belum
mendapatkan tanggapan.
Tidak berbeda dengan beberapa
desa lainnya yang berada di Kabupaten
Kerinci dan Bungo, letak gardu terakhir ratarata 3 KM dari batas desa dengan
insfratruktur baik. Ketika di Konfirmasi ke
dinas ESDM Provinsi Jambi, diketahui bahwa
usulan warga telah disampaikan kepada PT
PLN, namun PT PLN jambi mengatakan
bahwa untuk wilayah Kerinci, bungo dan
sebagian
merangin
masuk
kewilayah
sumatera barat, sehingga untuk pemenuhan
listrik di serahkan ke wilayah sumatera barat.
Dalam hal pemanfaatan sumber Energi baru
dan terbarukan, beberapa kendala yang
dihadapi antara lain:
1. SDM masyarakat desa masih lemah,
Sumber daya manusia di pedesaan
merupakan
aset
penting
dalam
pengelolaan dan pemanfaatan potensi
energi pendukung kebutuhan listrik.
salah satunya adalah SDM operator
pengelolaan jaringan, dari pantauan
terhadap
desa
yang
telah
mendapatkan
bantuan
PLTMH,
operator
pembangkit
rata-rata
mengenal teknologi secara otodidak,
dan ditunjuk warga bukan karena
keahliannya.
2. Di beberapa desa peran masyarakat
sangat kurang dalam menjaga aset
teknologi yang diberikan pemerintah,
masyarakat beranggapan bahwa aset
tersebut milik pemerintah sehingga
pemerintahlah yang harus merawatnya.
Kasus ini terjadi di kabupaten Kerinci,
aset PLTS tersentral yang diberikan oleh
pemerintah hampir sebagian besar di
jual oleh warga.
REKOMENDASI
1. Mempertimbangkan untuk membentuk
unit
pengembangan
pengelolaan
Sumber Energi baru dan terbarukan
khusus untuk wilayah terpencil dan
tertinggal yang berupa UPTD atau
setingkat.
2. Mendorong
percepatan
program
pengembangan Energi baru dan
terbarukan yang mengacu pada
blueprint pengelolaan energi nasional
guna memenuhi kebutuhan listrik bagi
masyarakat,
terutama
diwilayah
terpencil dan tertinggal sebagai solusi
jangka pendek.
3. Memberikan
penyuluhan
kepada
masyarakat agar bisa berperan aktif
dalam memanfaatkan dan menjaga
infrastruktur dan potensi energi yang
telah ada.
4. Memanfaatkan potensi air dan tenaga
surya untuk mengatasi kebutuhan
energi listrik di daerah – daerah
terpencil sebagai solusi jangka pendek.
5. Pemerintah
Kabupaten
melalui
Pemerintah
Desa
menunjuk
dan
memberikan pelatihan teknis kepada
operator pengelola infrastruktur energi
di Desa.
6. Memberikan pembinaan dan pelatihan
secara
berkelanjutan
terhadap
operator pengelola sumber Energi baru
dan terbarukan di masyarakat.
7. Memberikan
insentif
tambahan
kepada
operator
pengelola
infrastruktur energi terutama pada
daerah–daerah
tertinggal
dan
terpencil.
Referensi
Asruldin Azis. 2012. Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus Laut Di Selat Alas Kabupaten
Lombok, Nusa tenggara Barat.
BPPT. 2015. outlook energi indonesia 2015," in outlook energi indonesia 2015, anindhita, m.
sidik boedoyo, adiarso agus sugiyono, ed. jakarta, indonesia: pusat teknologi
pengembangan sumber daya energi BPPT.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Provinsi Jambi tahun 2016.
Dedi Kusnadi, Dkk. 2015. Geologi Dan Geokimia Daerah Panas Bumi Geragai Kabupaten
Tanjung
Jabung
Timur
provinsi
Jambi.
Di
Akses
Melalui
Http://Psdg.Bgl.Esdm.Go.Id/Kolokium/2015_2/Pb/1.3%20MAKALAH%20%20GERAGAI
%20%20TJT%202.Pdf
Green
Peace
indonesia.
2013.
diakses
melalui
:http://www.greenpeace.org/
seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/energi-bersih/tenaga_angin/
Green
Peace
indonesia.
2013.
Green
Peace
Indonesia.
Diakses
melalui.
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/energibersih/geothermal/
Green
Peace
Indonesia.
2013.
Diakses
melalui:
http://www.greenpeace.org
/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/energi-bersih/tenaga_angin/
Indonesia
investments.
2015.
diakses
melalui:
http://www.indonesiainvestments.com/id/bisnis/komoditas /energi-panas-bumi/item268
Indonesia
investments.
Diakses
melalui
http://www.indonesia-investments.com
/id/bisnis/komoditas/energi-panas-bumi/item268
Jiang-jian chuli li ke.2011. Summary Of The Development Of Bioenergy In The Future. ieee,
vol. 1, pp. 400 - 403, mei 2011.
Kementrian ESDM. 2008. Kebijakan dan RPP di bidang Energi baru dan terbarukan rene spee
shibashis bhowmik, "wind speed estimation based variable speed wind power
generation," ieee, vol. 2, pp. 596 - 601 , agustus 1998.
Kementrian ESDM. 2009. Masterplan Pembangunan Ketenagalistrikan 2010 s/d 2014. Jakarta
Kementrian
ESDM.
2015.
Potensi
Bioenergi
di
Indonesia.
Diakses
melalui
http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/4530potensibioenergi-diindonesia-mencapai-49810-mw.html
Kementrian ESDM. 2015. Perkembangan Penyediaan dan Pemanfaatan Migas Batubara
Energi Baru Terbarukan Dan Listrik. Pusat data dan teknologi Informasi ESDM.
Jakarta.
Kementrian ESDM.2014. Statistik Ketenagalistrikan 2014. Direktur Jendral Ketenagalistrikan.
Jakarta
Naviandri, M. 2004. Persepsi dan Penerimaan Masyarakat terhadap PLTN. Diakses melalui:
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101088430
Pemerintah Provinsi Jambi. 2014. Buku Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi tahun
2014.
Riza azmi &Hidayat amir. 2014. ketahanan energi: konsep, kebijakan dan tantangan bagi
indonesia. buletin info risiko fiskal edisi 1 tahun 2014.
Rhagumala Kusuma dkk. 2006. pengembangan energi terbarukan studi kasus di yogyakarta.
fakultas teknik universitas gadjah mada yogyakarta.
Satu Energi. 2015. Diakses melalui: http://www.satuenergi.com/2015/09/kelebihan-dankekurangan-pembangkit.html
UNORCID.2015. Mencapai Perubahan Paradigma untuk energi baru terbarukan di Indonesia.
Rangkuman Hasil acara seri dialog. Jakarta.
Warsito. 2011. Realisasi dan analisis sumber energi baru terbarukan nanohidro dari aliran air
berdebit kecil. jurnal materian dan energi indonesia vol 01. no. 1 tahun 2011.
http:www.containedenergy.com/
https://id.wikipedia.org
http://geothermal.itb.ac.id/
Download