AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN BINAHONG

advertisement
AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP Staphylococcus aureus
Secara In Vitro
Cindy Lufika*, Diana K. Jasaputra**,Djaja Rusmana***
*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
**Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,
Bandung
***Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,
Bandung
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 65, Bandung
ABSTRAK
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita pada dewasa ini, terlebih penyakit
infeksi pada kulit. Pioderma merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes, namun Staphylococcus aureus merupakan
bakteri terbanyak yang menyebabkan infeksi pioderma pada kulit. Daun Binahong memiliki
aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dan mengukur zona inhibisi daun Binahong
terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro.
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah disc diffusion dengan cara mengamati zona inhibisi yang ditimbulkan oleh pemberian
infusa daun Binahong terhadap Staphylococcus aureus, hasil zona inhibisi ini kemudian
dibandingkan dengan zona inhibisi akibat pemberian cakram antibiotik ampicillin sebagai kontrol.
Hasil penelitian infusa daun binahong terhadap Staphylococcus aureus tidak didapat diameter
zona inhibisi (0 mm) pada pemberian infusa daun Binahong dengan konsentrasi hingga 400% .
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah infusa daun binahong (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) tidak memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in
vitro.
Kata Kunci: infusa daun Binahong, Staphylococcus aureus
ABSTRACT
Skin infection is a common disease today, especially skin infection. Impetigo is one of the skin
infection caused by Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes. However, Staphylococcus
aureus is the most common cause of impetigo. Binahong leaf is a leaf that has a beneficence for
curing various diseases that has been used by the people.
This research's objective is to determine the inhibition zone of Staphylococcus aureus by giving
binahong leaves infusion.
This research is a true experimental research that used disc diffusion method. This method was
performed by observing the inhibition zone of Staphylococcus aureus caused by an addition of
binahong leaves infusion. The result of this inhibition zone was compared with the inhibition zone
of ampicillin disc.
The result showed that there was no antimicrobial activity against Staphylococcus aureus seen
at 400% of concentration Binahong leaves infusion. In conclusion, Binahong leaves infusion didn't
have an in vitro anti microbial activity towards Staphylococcus aureus
Keyword: Binahong leaves infusion, Staphylococcus aureus
kelainan kulit, contohnya eksfoliatin,
PENDAHULUAN
hemosilin, dan hyaluronidase (2).
Pioderma
merupakan
salah
satu
Daun Binahong yang termasuk ke
penyakit infeksi pada kulit, bakteri yang
dalam Basellaceae adalah salah satu
menyebabkan infeksi pioderma adalah
tanaman obat yang tumbuh di daerah
Streptococcus
tropis, sebenarnya daun ini berasal dari
pyogenes
dan
Staphylococcus aureus, namun menurut
Brazil
hasil pendataan, Staphylococcus aureus
perkembangan
merupakan
yang
kemudian mulai dikenal oleh negara-
dengan
negara lainnya (3). Daun ini telah
persentase sebanyak 65,6% sedangkan
digunakan di negara Cina, Korea, dan
Streptococcus pyogenes 28,1% (Fatani,
Taiwan untuk menyembuhkan berbagai
Bukhari, Karima, & Abdulghani, 2002).
penyakit
Staphylococcus aureus adalah bakteri
mengandung
yang
banyak
saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin
menyebabkan penyakit kulit pioderma,
(5). Zat-zat aktif yang dimiliki oleh
selain itu infeksi Staphylococcus aureus
Binahong ini memiliki aktivitas sebagai
dapat
antimikroba (6) (7).
bakteri
menyebabkan
terbanyak
pioderma
agresif
dan
menjadi
paling
infeksi
hematogen,
bakteri ini akan memasuki aliran darah
tubuh
dan
sekunder
di
kemudian
sekunder
menyebabkan
organ
lainnya
menyebabkan
seperti
infeksi
yang
penyakit
osteomielitis
dan
infeksi akut endokarditis (1).
namun
seiring
zaman,
(4).
dengan
daun
Daun
zat-zat
ini
Binahong
aktif
seperti
Menurut buku yang berjudul The
Miracle of Herbs, tertulis bahwa daun
Binahong
memiliki
menyembuhkan
aktivitas
luka
dengan
untuk
cara
menghancurkan daun Binahong segar
dan kemudian di taruh di atas bagian
Staphylococcus aureus ditransmisi
melalui tangan yang kurang terjaga
tubuh yang terkena luka (8).
Penelitian
mengenai
efek
kebersihannya dan melalui luka pada
antimikroba daun Binahong terhadap
kulit, Staphylococcus aureus merupakan
Staphylococcus aureus secara in vitro
bakteri komensal pada manusia yang
pernah
dapat ditemukan pada vagina, usus,
Amertha, dkk dengan menggunakan
kulit, dan saluran pernafasan bagian
ekstrak
atas.
aureus
sedangkan penelitian oleh Ani Umar,
menghasilkan banyak toksin dan enzim
dkk, pengujian aktivitas antimikroba
yang
daun Binahong ini digunakan dengan
Staphylococcus
dapat
menyebabkan
banyak
dilakukan
etanol
sebelumnya
daun
oleh
Binahong,
metode
pembuatan
dilakukan
pada
ekstrak
luka
mencit
etanol
Pembuatan infusa daun Binahong
yang
dilakukan dengan cara daun Bianhong
terinfeksi Staphylococcus aureus.
segar ditutup dengan kertas koran
Pada penelitian ini, bahan yang
kemudian dijemur dibawah matahari
digunakan adalah infusa daun Binahong
agar menjadi kering. Potongan daun
dengan tujuan agar mudah dibuat,
Binahong kering sebanyak 10 gram
murah,
oleh
dicampur dengan air 100 mL di dalam
masyarakat. Saat ini, belum ada bukti
panci. Rendam potongan daun Binahong
ilmiah efek antimikroba infusa daun
kering, kemudian panaskan di atas
Binahong
penangas air selama 15 menit terhitung
dapat
diadaptasi
terhadap
Stapylococcus
saat suhu mencapai 900C sambil diaduk.
aureus.
Oleh karena hal-hal tersebut, penulis
Setelah proses pembuatan infusa selesai,
tertarik untuk melakukan penelitian
lanjutkan dengan proses penyaringan
terhadap infusa daun Binahong sebagai
menggunakan
antimikroba
memastikan bahwa yang
terhadap
bakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro.
kain
flannel
untuk
digunakan
hanyalah cairan infusanya, kemudian
infusa disimpan di dalam beaker glass
(9).
Sebelum melakukan percobaan, alat
METODE PENELITIAN
yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
eksperimental
murni
meminimalkan risiko kontaminasi dari
menggunakan
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Staphylococcus aureus. Penelitian ini
Alat-alat tersebut disterilkan dengan
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
menggunakan otoklaf.
menggunakan
laboratorik
Fakultas
dengan
Kedokteran
Universitas
harus
dalam
Identifikasi
keadaan
mikroba
steril
untuk
dilakukan
Kedokteran Maranatha dari Januari 2014
dengan pewarnaan gram, pengamatan
sampai dengan Juli 2014.
secara makroskopis dengan medium
Variabel perlakuan pada penelitian
Manitol Salt Agar dan Lempeng Agar
ini, yaitu infusa daun Binahong dalam
Darah, serta tes katalase. Persiapaan
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%,
mikroorganisme uji dilakukan dengan
100%, 200% dan 400%. Variabel respon
cara ambil 4-5 koloni dari Müller Hinton
pada penelitian ini adalah zona inhibisi
Agar yang telah diinkubasikan, koloni
pada sekitar cakram.
tersebut dimasukkan ke dalam NaCl
fisiologis untuk mencapai kekeruhan
diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu
suspensi yang sesuai standar, kekeruhan
370 C(11).
0,5 standar McFarland dibandingkan
dengan
suspensi
kekeruhan
bakteri.
belum
Apabila
sama
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
ditambahkan inokulasi mikroorganisme
Pada
atau
didapatkan:
dilakukan pengenceran hingga
didapatkan kekeruhan yang sama (10).
Pengujian
infusa
aktivitas
daun
identifikasi
mikroorganisme,
1. Pewarnaan gram didapatkan bakteri
antimikroba
kokus gram positif dengan susunan
Binahong
terhadap
aureus
dilakukan
2. Pengamatan secara makroskopis pada
dengan cara sebagai berikut suspensi
Manitol Salt Agar didapatkan bakteri
Staphylococcus aureus ditanamkan pada
mampu memfermentasi manitol.
Staphylococcus
media
Müller
Hinton
menyerupai buah anggur.
Agar
3. Pengamatan secara makroskopis pada
menggunakan cara spreadplate dengan
Lempeng Agar Darah didapatkan bakteri
menggunakan cotton swab. Cakram
beta-hemolytic
kertas yang sudah diteteskan infusa daun
melisiskan eritrosit.
dengan
menggunakan
konsentrasi
tertentu
dan
cakram
inhibisi yang terbentuk pada berbagai
10µg
sebagai
konsentrasi
Ampicillin
kontrol positif diletakkan di permukaan
Müller
Hinton
Agar,
penelitian
mampu
Binahong
antibiotik
Hasil
karena
infusa
diameter
daun
zona
Binahong
tercantum dalam tabel berikut:
kemudian
Tabel 4.1 Diameter Zona Inhibisi Konsentrasi 20%-100%
Konsentrasi
Kontrol Positif
20%
40%
60%
80%
100%
Ampicillin
Diameter I
-
-
-
-
-
32, 5 mm
Diameter II
-
-
-
-
-
32, 3 mm
Rata-Rata
-
-
-
-
-
32,4 mm
Keterangan: ampicillin diameter resisten <28 mm dan diameter sensitif >29 mm
Tabel 4.2 Diameter Zona Inhibisi Konsentrasi 200% dan 400%
Konsentrasi
Kontrol Positif
200%
400%
Ampicillin
Diameter I
-
-
32, 4 mm
Diameter II
-
-
32, 2 mm
Rata-Rata
-
-
32,3 mm
Tabel 4.1 dan tabel 4.2 menunjukkan
Berikut merupakan hasil penelitian
bahwa tidak terdapat zona inhibisi yang
aktivitas
antimikroba
dihasilkan oleh infusa daun Binahong
Binahong
terhadap
dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%,
aureus secara in vitro lainnya:
80%, 100%, 200%, dan 400%.
penelitian Uji
tidak
Ekstrak
zona
daun
Staphylococcus
1. Anggun Anggraini Wibisana pada judul
Hasil pengamatan di atas menunjukkan
terdapat
ekstrak
inhibisi
yang
Aktivitas
Etanol
Daun
Antibakteri
Binahong
terbentuk di sekeliling cakram yang
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
telah diberi infusa daun Binahong
terhadap bakteri Staphylcoccus aureus
dengan konsentrasi 20 %, 40%, 60%,
Secara In Vitro. Konsentrasi larutan uji
80%, 100%, 200%, dan 400%. Hal ini
yang digunakan adalah 1,95 mg/ml; 3,91
menunjukkan
daun
mg/ml; 7,81 mg/ml; 15,62 mg/ml; 31,25
aktivitas
mg/ml; 62,50 mg/ml; 125 mg/ml; 250
disebabkan
mg/ml. Hasil penelitian menunjukkan
Binahong
bahwa
tidak
antimikroba.
infusa
memiliki
Hal
ini
mungkin karena:
bahwa terdapat aktivitas antibakteri
1. Zat-zat aktif yang terkandung di dalam
ekstrak etanol daun Binahong (Anredera
daun Binahong sedikit atau tidak larut
cordifolia (Ten.) Steen) terhadap bakteri
dalam metode infusa.
S.aureus secara in vitro, semakin tinggi
2. Zat
aktif
sukar/tidak
infusa
daun
menembus
Binahong
dinding
sel
bakteri gram positif.
3. Tekhnik
pengerjaan
Binahong kurang benar
konsentrasi
ekstrak
etanol
daun
Binahong maka daya hambat terhadap
bakteri S.aureus semakin besar (12).
infusa
daun
2. Agus Ria Murdianto, Enny Fachriyah,
dan Dewi Kusrini pada judul penelitian
Isolasi, Identifikasi Serta uji Aktivitas
Antibakteri
Senyawa
Triterpenoid
dari
Golongan
Daun
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
Steen) terhadap Staphylococcus aureus
Steenis)
dan Escherichia coli. Hasil uji dari isolat
Staphylococcus
triterpenoid yang
Pseudomonas
menghambat
Ekstrak
5. Mufid Khunaifi pada judul penelitian
diperoleh mampu
pertumbuhan
bakteri
Terhadap
Bakteri
aureus
dan
aeruginosa.
penelitian didapatkan KHM
Hambat
coli pada konsentrasi hambat minimum
Binahong
sebesar 100-2000 ppm dengan daya
Staphylococcus aureus pada konsentrasi
hambat lemah (13).
25%
Christiawan,
David
Perdanakusuma pada judul penelitian
Aktivitas Antimikroba Daun Binahong
terhadap
dan
Minimum)
ekstrak
(Kadar
Staphylococcus aureus dan Escherichia
3. Arman
Minimum)
Hasil
KBM
bakteri
(Kadar
terhadap
daun
Bunuh
Staphylococcus
aureus adalah 50% (16).
6. Ani Umar, Dwi Krihariyani, dan Diah
Terhadap Pseudomonas aeruginosa dan
Titik
Staphylococcus aureus yang Sering
penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak
Menjadi Penyulit pada Penyembuhan
Daun Binahong (Anredera cordifolia
Luka Bakar. Hasil penelitian didapatkan
(Ten.) Steenis) Terhadap Kesembuhan
bahwa tidak terlihat hasil antibakteri
Luka Infeksi Staphylococcus aureus
ekstrak etanol daun Binahong terhadap
pada Mencit. Hasil penelitian didapatkan
Staphylococcus
bahwa penggunaan ekstrak etanol daun
aureus
pada
semua
Mutiarawawti
pada
pada
luka
judul
konsentrasi yang diujikan (10%, 5%,
Binahong
mencit
2,5%, 1,25%, 0,625%, 0,3125%) (14).
menyebabkan penyembuhan luka selama
4. Noorhamdani AS, Sudiarto, Vita Uxiana
7 hari dan hasil penggunaan ekstrak
pada judul penelitian Uji Ekstrak Daun
etanol daun Binahong ini sama dengan
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
konrol positif yang digunakan yatu
Steenis) Sebagai Antimikroba Terhadap
antimikroba asam fusidat (17)
Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
Berdasarkan
penelitian
ini,
dapat
disimpulkan
bahwa
ekstrak
daun
SIMPULAN
Binahong mempunyai efek antimikroba
Infusa
daun
Binahong
(Anredera
terhadap Staphylococcus aureus dengan
cordifolia (Ten.) Steen) tidak memiliki
kadar bunuh minimumnya adalah 12,5%
aktivitas antimikroba hingga konsentrasi
(15).
400% terhadap Staphylococcus aureus.
SARAN
Penulis menyarankan bagi para peneliti
lainnya yang ingin menguji aktivitas
antimikroba daun Binahong terhadap
Staphylococcus aureus, sebagai berikut:
1. Tidak
sebagai
dianjurkan
terapi
untuk
terhadap
digunakan
infeksi
Staphylococcus aureus menggunakan
infusa daun Binahong.
2. Pengujian aktivitas antimikroba daun
Binahong dilakukan pada bakteri lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine
(6th ed.). New York: McGraw-Hill, 2003.
2. Prescot, H. Laboratory Exercise in
Microbiology Fifth Edition. McGraw-Hill
Companies, 2002.
3. Wagner, W. L., Herbst, D. R., & Sohmer, S. H.
Manual of The Flowering Plants of
Hawaii. Honolulu, Hawai, 1999.
4. Ferri, M Binahong Sebagai Obat . Pusat
penelitian dan pengembangan pertanian,
2009.
5. Rachmawati, S.,. Studi Makroskopis,
Mikroskopis, dan Skrining Fitokimia
daun Anredera cordifolia (Ten.) Steen,
Universitas Airlangga, 2008
6. Seeman, P., Cheng, & Iles. Structure of
membrane holes in osmotic and saponin
hemolysis, 1973.
7. Harbrone. Metode Fitokimia: Penuntun Cara
modern Menganalisis Tumbuhan, 1987.
8. Utami, P., & Ervira, D. The Miracle of Herbs.
Jakarta: Pt. Agromedia Pustaka, 2013.
9. Depkes RI. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia (VI). Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
Balai
Penelitian Tanaman Obat, 2006.
10. Forbes, A. B., Sahm, F. D., & Weissfeld, S.
A. Bailey & Scott's Diagnostic
Microbiology (11 ed.). Mosby, 2002.
11.Bailey, & Scott's. Diagnostic Microbiology
(Vol. 11th edition). Mosby, 2002.
12. Anggun, A. W. Uji AKtivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Binahong
(ANredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Terhadap Bakteri S. aureus Secara In
Vitro, 2012.
13. Agus, R. M., Enny, F., & Dewi, K. Isolasi,
Identifikasi serta Uji Aktivitas
Antibakteri Senyawa Golongan
Triterpenoid dari Ekstrak Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, 2013.
14. Arman, C., & David, P. Aktivitas
Antimikroba Daun Binahong Terhadap
Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus yang Sering
Menjadi Penyulit pada Penyembuhan
Luka Bakar, 2010.
15. Noorhamdani, A. S., Sudiarto, & Vita, U. Uji
Ekstrak Daun Binahong sebagai
Antimikroba terhadap Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aeruginosa,
2010.
16. Ani, U., Dwi, K., & Diah, T. M. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Binahong
Terhadap Kesmbuhan Luka Infeksi
Staphylococcus aureus pada mencit,
2012.
Download