Penilaian Insektarium sebagai Media Pembelajaran Materi

advertisement
Penilaian Insektarium sebagai Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Seranggga pada
Mata Kuliah Entomologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri *
Oleh
Riyanto
Lektor Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri
E- mai: [email protected] HP: 08127865934
Abstraks
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian insektarium
sebagai media pembelajaran materi klasifikasi serangga pada mata kuliah entomologi di
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri. Metode penelitian ini adalah metode
deskriptif. Jumlah sampel insektarium 17 kotak, insektarium diambil dari tugas mahasiswa
pada mata kuliah entomologi di Pendidikan biologi FKIP Unsri. Pedoman rentang angka
untuk penilaian mengunakan buku pedoman FKIP Unsri 2009/2010. Hasil penilaian
menunjukkan insektarium yang mendapatkan nilai kategori sangat baik (A) dengan rerata
88,75 adalah 23 %, kategori baik (B) dengan rerata 79,75 adalah 71 %, dan kategori cukup
(C) dengan rerata 67,00 adalah 6 %. Insektarium yang mendapat nilai kategori kurang (D)
dan sangat kurang (E) tidak ada atau 0 %. Pada umumnya, aspek ketepatan meletakkan
spesimen dalam taksa, wakil tipe metamorfosis hemimetabola dan holometabola, keutuhan
morfologi spesimen dan kesalahan spesimen, kelayakan kotak insektarium, penulisan nama
ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium dengan skor = 4. Ke lima aspek tersebut
dinyatakan standar. Aspek wakil ordo dan genus dalam klasifikasi serangga, wakil serangga
primitif dan modern, wakil serangga dari habitat terestrial dan akuatik, wakil serangga
nokturnal dan diurnal dan wakil serangga bermanfaat dan merugikan dengan skor < 4,
sehingga dinyatakan belum memenuhi standar. Rerata seluruh aspek ketepatan meletakkan
spesimen dalam taksa, wakil tipe metamorfosis hemimetabola dan holometabola, keutuhan
morfologi spesimen dan kesalahan spesimen, kelayakan kotak insektarium, penulisan nama
ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium termasuk kategori sangat baik (A),
sedangkan Wakil ordo dan genus dalam klasifikasi serangga, wakil serangga primitif dan
modern, wakil serangga dari habitat terestrial dan akuatik, wakil serangga nokturnal dan
diurnal dan wakil serangga bermanfaat dan merugikan termasuk kategori baik (B). Insktarium
yang layak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi klasifikasi serangga di mata
kuliah entomologi Program studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri yang berkategori sangat
baik, mempunyai aspek standar dan rerata aspek sangat baik.
Kata kunci : Penilaian, Insektarium, dan Pendidikan Biologi
Pendahuluan
Seorang guru biologi yang mengajar di dalam kelas, bila hanya menggunakan katakata dalam menjelaskan materinya tentu tidak memberikan hasil yang maksimal. Siswa
sebagai audien dapat menjadi bosan, bagi guru tentu sangat melelahkan karena harus
menjelaskan seluruhnya. Cara belajar dan mengajar di atas dikatakan sebagai penyajian
materi secara verbal yang akan mengakibatkan siswa merasa jenuh, sehingga siswa akan
cenderung menghindar dari materi pelajaran. Bila pembelajaran berakhir, sebagian besar
materi yang telah disampaikan oleh guru akan luput dari perhatiannya atau segera dilupakan.
1
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Oleh karena itu, guru perlu suatu alat bantu selama mengajar di kelas agar dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat bantu tersebut merupa media
pembelajaran.
Media pembelaran biologi seiring dengan kemajuan teknologi telah berkembang di
universitas dan sekolah, namun media pembelajaran sederhana tidak boleh ditinggalkan
begitu saja. Media pembelajaran yang canggih dan media pembelajaran yang sederhana
keduanya masih sangat dibutuhkan dan saling melengkapi. Media pembelajaran yang
dikembangkan dengan berbasis pada teknologi canggih tidak seluruhnya dapat diaplikasikan
secara luas. Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka masih sangat dibutuhkan keberadaan
media pembelajaran sederhana yang berkualitas. Bahan pembelajaran sederhana tergolong
murah dan mudah atau tidak rumit pengadaannya dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
Media pembelajaran sederhana tidak berarti lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan
bahan pembelajaran yang menggunakan teknologi canggih. Hal ini sangat bergantung pada
kualitas dan juga pengembangannya. Media pembelajaran yang sederhana yang berkulitas
perlu dinilai kelayakannya termasuk yang dibuat oleh mahasiswa.
Mahasiswa sebagai calon
guru yang berkualitas harus menguasi seluruh materi
perkuliahan termasuk membuat media pembelajaran. Media pembelajaran sangat diperlukan
ketika calon guru biologi peerteaching dan microteaching di Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Unsri. Selain itu,
media pembelajaran diperlukan oleh mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri pada praktek pengalaman lapangan (PPL) di sekolah
mitra (UPPSB, 2006). PPL adalah suatu ajang pelatihan bagi calon guru untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pembentukan dan pembinaan tenaga
kependidikan yang profesional (Rachman, 2005). Pada saat PPL materi yang diberikan
kepada mahasiswa berupa kemampuan mengajar, kemampuan membuat RPP dan media
pembelajaran.
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unsri sebagai calon guru selama masa studi
diwajibkan menempuh 143-153 sks, sedangkan mata kuliah yang membahas khusus materi
media biologi secara khusus tidak ada (FKIP Unsri, 2010/2011). Untuk itu, selama kuliah
masih perlu diberikan bekal materi media sederhana termasuk mahasiswa yang mengikuti
mata kuliah entomologi di Program Studi Biologi FKIP Unsri. Materi kuliah entomologi di
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri membahas pendahuluan, peranan insekta bagi
tumbuhan dan manusia, tingkah laku dan ekologi insekta, Internal insekta, eksternal insekta,
perkembangan dan spesialisasi, anatomi dan fungsi ulat sutera, klasifikasi insekta dan
pembuatan insektarium, pengendalian hayati dan toksikologi insektisida (FKIP Unsri, 2007).
2
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Pada materi klasifikasi serangga dan pembuatan insektarium outputnya adalah insektarium.
Insektarium tidak saja diperlukan sebagai media pembelajaran di universitas, tetapi dapat
digunakan pada sekolah menengah.
Pada era sertifikasi guru dan dosen, tenaga pendididk dituntut profesional dalam
dibidangnya. Guru atau dosen yang profesional dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
pada akhirnya akan meningkatkan kecerdasan anak didik. Calon guru yang profesional
tentulah dapat membuat perencanaan pembelajaran sampai media pembelajaran dengan baik,
salah satu media adalah insektarium. Kelayakan membuat insektarium bagi calon guru yang
profesional merupakan suatu keharusan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
menilai kemampuan calon guru biologi dalam membuat insektarium di Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri. Selain itu, insektarium yang layak dan memenuhi standar
dapat digunakan sebagai media pembelajaran di materi klasifikasi serangga.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif. Tujuan penelitian
deskriptif untuk melukiskan variabel atau kondisi ’apa yang ada” dalam suatu situasi
(Farchan,1982). Bahan atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah insektarium
hasil karya mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri semester ganjil tahun
2010/2011 sebanyak 17 kotak yang dikoleksi di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP
Unsri kampus Indralaya dan Kampus Palembang. Waktu penelitian dari bulan November
2010 sampai April 2011.
Cara kerja
Prosedur kerja penelitian ini, yaitu:
1. Perencanaan
a. Menjelaskan cara pembuatan insektarium pada mahasiswa pada saat mengikuti kuliah.
b. Membuat lembar skor untuk penilaian insektarium hasil karya mahasiswa (Tabel 1).
c. Membuat quis insektarium untuk mahasiswa (Lampiran 1).
2. Cara membuat insektarium
a. Koleksi serangga
Serangga perairan dikoleksi dengan jaring air. Jaring direndam atau digerakkan di
tumbuhan air. Jenis serangga yang melayang atau mengapung dapat ditangkap dengan jaring.
Serangga air yang ditemukan di bawah batu atau cabang-cabang kayu yang terendam dapat
ditangkap langsung (Delacruz, 1995; Borror et al., 2005).
3
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Serangga terestrial seperti kupu-kupu, belalang dan kumbang dikoleksi dengan
inseknet atau jaring serangga. Banyak jenis serangga lainya dapat dikumpulkan dari bawah
batu atau cabang pohon dan dengan menggali dari dalam kayu yang membusuk. Serangga
nokturnal seperti ngengat dapat ditangkap dengan menggunakan lampu terang yang
dilekatkan di papan putih sebagai penarik. Serangga kecil yang merayap seperti semut dan
anai-anai dapat dikoleksi dengan menggunakan aspirator (sejenis alat hisap). Serangga yang
berhubungan dengan sampah dan tanah dapat dipisahkan dari tanah atau sampah
menggunakan corong Berlese (Delacruz, 1995 ; Borror et al., 2005).
b. Mematikan serangga
Serangga dapat dimatikan dengan beberapa cara, yaitu pembekuan, pemanasan, atau
pengasapan. Metode beku dengan menggunakan botol pembunuh serangga. Botol pembunuh
berupa botol bekas atau tabung erlemeyer. Caranya masukkan kapas yang telah dicelupkan
dalam alkhohol, lalu botol ditutup rapat. Biarkan botol selama 5 menit, oleh karena itu dapat
dilakukan di rumah (Delacruz, 1995; Borror et al., 2005).
c. Pengawet serangga atau spesimen
Serangga diawetkan dengan alkohol 70% atau larutan Carl akan meningkat dayanya
jika ditambahkan sedikit gliserin. Tujuan penambahan gliserin untuk melindungi bagian
tubuh serangga yang keras dari kerapuhan (Delacruz, 1995; Borror et al., 2005).
d. Pelekatan dan perekatan spesimen.
Alat yang digunakan adalah kotak koleksi, jarum, potongan kertas kecil, sirlak putih,
jepitan atau pinset serangga, dan label. Serangga yang dikumpulkan dari lapangan dapat
dilekatkan satu hari setelah dikumpulkan. Jika spesimen ditaruhkan dalam botol yang tertutup
rapat, spesimen dapat tetap segar untuk 1 hari. Jika spesimen telah kering dan kaku, spesimen
harus “dilunakkan” kembali sebelum dilekatkan (Delacruz, 1995).
Metode perekatan seringkali berbeda antar ordo, tergantung jenis ciri - ciri yang
digunakan untuk klasifikasi. Orthoptera, Neuroptera, Ephemeroptera, Odonata, Homoptera,
Mecoptera, Trichoptera, Lepidoptera, dan Hymenoptera hendaknya ditusuk dengan jarum
tepat di toraks (Delacruz, 1995).
e. Pemberian label
Setelah identifikasi lalu diberi label. Label ini harus dibuat sekecil mungkin dan berisi
informasi sebagai berikut: lokasi, tanggal dan nama kolektor. Label ini harus diletakkan di
jarum tepat di bawah spesimen, buatlah jarak yang sama antara ujung jarum dengan
spesimen. Untuk spesimen yang dimasukkan dalam botol, informasi yang sama hendaknya
4
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
ditulis di atas kertas putih yang cukup kuat untuk direndam dalam pengawet. Letakkan label
di dalam botol tersebut (Borror et al., 2005 ; Elzinga, 1987).
Tabel 1. Lembar skor untuk penilaian insektarium
No
Aspek penilaian insektarium
Skor
Total
1.
Ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa
a. Kurang tepat sampai ordo (> 1 kesalahan)
1
b. Kurang tepat sampai genus (> 3 kesalahan)
1
c. Tepat sampai ordo
2
d. Tepat sampai genus
2
2.
Wakil ordo dan genus dalam klasifikasi serangga
a. Wakil ordo kurang (<75% dari Elzinga, 1987)
1
b. Wakil genus dalam tiap ordo kurang (< 3 genus)
1
c. Wakil ordo lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
d. Wakil genus dalam tiap ordo lengkap (> 3 genus)
2
3.
Wakil serangga primitif dan modern
a. Wakil ordo serangga primitif kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
b. Wakil ordo serangga modern kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
c. Wakil ordo serangga primitif lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
d. Wakil ordo serangga modern lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
4.
Wakil serangga dari habitat
a. Wakil serangga akuatik kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
b. Wakil serangga terestrial kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
c. Wakil serangga akuatik lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
d. Wakil serangga terestrial lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
5.
Wakil serangga nokturnal dan diurnal
a. Wakil serangga nokturnal kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
b. Wakil serangga diurnal kurang (<75% dari elzinga, 1987)
1
c. Wakil serangga nokturnal lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
d. Wakil serangga diurnal lengkap (>75% dari elzinga, 1987)
2
6.
Wakil serangga bermanfaat dan merugikan
a. Wakil serangga bermanfaat kurang (< 3)
1
b. Wakil serangga merugikan kurang (<3)
1
c. Wakil serangga bermanfaat lengkap (>3)
2
d. Wakil serangga merugikan lengkap (>3)
2
7.
Wakil tipe metamorfosis
a. Wakil hemimetabola kurang (<3)
1
b. Wakil holometabola kurang (<3)
1
c. Wakil hemimetabola lengkap (>3)
2
d. Wakil holometabola lengkap (>3)
2
8.
Keutuhan morfologi spesimen dan kesalahan spesimen
a. Morfologi organ spesimen kurang lengkap (>3)
1
b. Ditemukan kesalahan spesimen non serangga (>0)
1
c. Morfologi organ spesimen lengkap
2
d. Tidak ditemukan kesalahan spesimen non serangga
2
9.
Kelayakan kotak insektarium
a. Kurang memenuhi standar (terbuat dari plastik)
1
b. Tidak dilengkapi dinding transparans
1
c. Memenuhi standar (terbuat kayu dan kaca)
2
d. Dilengkapi dinding transparans
2
10. Penulisan nama ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium
a. Nama ilmiah spesimen (marga) kurang jelas
1
b. Metode perekatan kurang tepat
1
c. Nama ilmiah spesimen (marga) jelas
2
d. Metode perekatan tepat
2
Keterangan : Hanya mengisi dua dari tiap-tiap indikator yang memenuhi kriteria. Pilhan a dan b jawaban belum
standar dengan skor 3, 2 dan 1. Pilhan c dan d jawaban standar dengan skor = 4.
5
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Nama spesimen (marga). Nama ilmiah serangga hendaknya nampak pada label yang
diletakkan di jarum, dekat dengan dasar kotak koleksi. Untuk banyak spesimen yang terdiri
dari satu jenis, label dibuat untuk setiap spesimen atau dibuat satu saja sebagai pedoman.
Label ordo dan famili ditempatkan di dasar atau atas kotak yang berisi dari famili atau ordo
yang sama (Delacruz, 1995). Untuk identifikasi disarankan dengan referensi Borror et al.,
(2005), Elzinga (1987), Romoser dan Stoffolano (1998) dan referensi dari internet lainnya.
3. Lembar skor untuk penilaian insektarium
Untuk menentukan menilai kelayakan dibuat lembar penilaian. Dalam lembar
penilaian dituliskan aspek- aspek insektarium yang akan skor. Mengingat kelayakan
insektarium bervariasi, maka tiap-tiap aspek dibuatkan pilihan ketepatan memberi skor
(Tabel 1) (Modifikasi Santoso, 2011).
Analisis data
Untuk menentukan besarnya skor tiap-tiap indikator yang dinilai, maka dibuat
pedoman skor (modifikasi Santoso, 2011). Skor maksimum dari insektarium adalah 40,
sehingga perlu dikonversikan dalam bentuk ratusan sebagai berikut: Jumlah skor/40 x 100 =
skor insektarium. Selanjutnya untuk menentukan kategori nilai digunakan pedoman penilaian
acuan patokan (PAK) (buku pedoman FKIP Unsri, 2009/2010).
Hasil dan Pembahasan
Penilaian insektarium hasil karya mahasiswa sebagai media pembelajaran materi
klasifikasi pada mata kuliah entomologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Unsri.
Hasil penilaian terhadap insektarium hasil karya mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini. Tabel 2
menunjukkan skor penilaian insektarium dikategorikan sangat baik, baik dan cukup.
Tabel 2. Rekapitulasi kategori, rerata, jumlah dan persentase skor insektarium hasil karya mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
Rentang skor
Kategori
Rentang skor
Jumlah
%
Rerata Tiap
Keterangan
huruf
insektarium
Kategori
86-100
A
87,5 – 92,5*
4
23
88,75
Sangat baik
71-85
B
72,5 - 85
12
71
79,75
Baik
56-70
C
67
1
6
67,00
Cukup
46-55
D
Kurang
40-45
E
Sangat kurang
17
100% Rerata total= 78,51
Keterangan:* skor tertinggi
6
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Dari Tabel 2 menunjukkan persentase insektarium hasil karya mahasiswa calon guru
biologi FKIP unsri yang mendapatkan nilai kategori sangat baik (A) adalah 23,50 % dengan
nilai rerata 88,75, nilai kategori baik (B) adalah 70,58 % dengan rerata nilai 79,75 dan
kategori nilai cukup (C) adalah 5,88 % dengan rerata 67,00 (Gambar 3). Insektarium yang
mendapatkan nilai kategori di bawah C (kurang dan sangat kurang), yaitu D dan E tidak ada.
Rentang skor insektarium kategori sangat baik adalah 87,50 - 92,50, kategori baik adalah
72,50 - 85,00 dan kategori cukup nilai tunggal, yaitu 67,00. Rerata total nilai seluruhnya
adalah 78,51 berkategori baik. Untuk lebih jelas persentase penilaian insektarium hasil karya
mahasiswa sebagai calon guru biologi FKIP Unsri dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Diagram Pinca (pie diagram) persentase kategori nilai yang diperoleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi di FKIP Unsri.
Gambar 1 memperlihatkan bahwa seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Unsri sebagai calon guru biologi pada umumnya sudah baik dalam membuat
insektarium. Hal ini terbukti dari hasil penilaian berdasarkan PAK seluruhnya mahaiswa
mendapatkan nilai kategori lebih besar atau sama dengan di atas cukup. Menurut buku
pedoman FKIP Unsri (2009/2010) dan PPs Unsri (2007/2008) bahwa skor rata-rata mata
kuliah > 56 dikategorikan cukup. Artinya cantuman seluruh aspek-aspek insektarium pada
umumnya sudah baik.
Persentase cantuman 10 aspek insektarium hasil karya mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi sebagai calon guru biologi yang dibuat dengan berpedoman pada
pembuatan insektarium menurut Delacruz (1995), Borror et al., (2005) dan Elzinga (1987)
dapat lihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa 5 aspek insektarium dinyatakan
standar, sedangkan 5 aspek lain dinyatakan belum standar.
7
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Tabel 3. Cantuman 10 aspek insektarium standar hasil karya mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
No.
Aspek insektarium
Standar (Sangat
baik) (%)
1.
Ketepatan
meletakkan
spesimen
dalam taksa
Wakil ordo dan genus dalam
klasifikasi serangga
Wakil serangga primitif dan modern
Wakil serangga dari habitat terestrial
dan akuatik
Wakil serangga nokturnal dan diurnal
70,58
2.
3.
4.
5.
6.
Belum standar (baik, cukup, kurang)
(%)
(%)
Kekurangan
29,41
5,88
94,11
0
0
100*
100*
Serangga primitif
Serangga akuatik
5,88
94,11
Serangga
nokturnal
Serangga
merugikan
Wakil serangga bermanfaat dan
5,88
94,11
merugikan
7.
Wakil
tipe
metamorfosis
88,23*
11,76
hemimetabola dan holometabola
8.
Keutuhan morfologi spesimen dan
76,47
23,52
kesalahan spesimen
9.
Kelayakan kotak insektarium
76,47
23,52
10. Penulisan nama ilmiah dan perekatan
76,47
23,52
spesimen dalam insektarium
Keterangan: Standar, jika skor = 4, tidak standar, jika skor < 4. * Persentase skor tertinggi.
Non serangga
Kotak plastik
Dari 10 aspek insektarium yang dinilai, wakil tipe metamorfosis serangga
hemimetabola dan holometabola yang memenuhi standar, yaitu 88%. Aspek keutuhan
morfologi spesimen dan kesalahan spesimen, kelayakan kotak insektarium serta penulisan
nama
ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium yang memenuhi standar, yaitu
76,47%. Aspek ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa yang memenuhi standar, yaitu
70,58%. Aspek wakil ordo dan genus dalam klasifikasi serangga, wakil serangga nokturnal
dan diurnal dan wakil serangga bermanfaat dan merugikan yang memenuhi standar, yaitu
5,88 %. Aspek wakil serangga primitif dan modern, wakil serangga dari habitat terestrial dan
akuatik yang memenuhi standar 0% atau tidak ada. Untuk lebih jelas persentase aspek
insektarium yang dinyatakan standar dan belum standar dapat dilihat pada Gambar 2 berikut
ini.
8
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Gambar 2. Persentase aspek insektarium yang dinyatakan standar dan belum standar
Dari Gambar 2 terlihat ada 5 aspek insektarium yang dibuat mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri dinyatakan standar dengan persentase tiap aspek ≥ 70,58%.
Artinya kelima aspek di Gambar 2 sudah layak dari segi kualitas dan muatan penting dalam
materi klasifikasi serangga, sedangkan 5 aspek lain dinyatakan belum standar karena belum
layak dari segi kualitas dan muatan penting dalam materi klasifikasi. Hasil analisa materi
klasifikasi serangga secara garis besar memuat 10 aspek insektarium.
Media dan sumber belajar yang berkualitas dan layak seperti insektarium merupakan
komponen atau bagian penting Rencana Pembelajaran (RPP), oleh karena itu media dan
sumber belajar harus dibuat berkulitas dan layak. Dinyatakan oleh Ibrahim (2002) dan Nur
(2002) bahwa RPP pada model pembelajaran kontekstual (CTL) memuat tujuan
pembelajaran, pemilihan dan organisasi materi, sumber dan media pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Menurut Winkel (2005) dan Tim Seqip (2005)
komponen pokok dalam RPP yang harus ada adalah tujuan intruksional khusus, kemampuan
siswa pada awal pelajaran, materi pelajaran, media dan sumber pembelajaran, prosedur
diktatis misalnya metode demontrasi, eksperimen, kooperatif, peralatan belajar dan mengajar
dan evaluasi hasil belajar. Semua aspek-aspek di atas harus ada dan harus dikuasai oleh guru
dengan baik, sehingga proses belajar mengajar di kelas menjadi efektif, efisien dan hasilnya
mudah diukur.
9
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Kelayakan cantuman 10 aspek insektarium hasil karya mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
Kelayakan cantuman 10 aspek-aspek insektarium dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa setelah dilakukan penilain aspek insektarium
dikategorikan sangat baik dan baik.
Tabel 4. Penilaian terhadap aspek-aspek insektarium hasil karya mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
No
Aspek-aspek insektarium
1
Ketepatan meletakkan spesimen dalam
taksa
Wakil ordo dan genus dalam klasifikasi
serangga
Wakil serangga primitif dan modern
2
Rerata
skor/aspek
87,50
Sebaran penilaian kategori (%)
A
B
C
D
13,33 20,00 40,00 20,00
70,00
26,66
3,33
3,33
40,00
70,25
30,00
0
0
60,00*
Wakil serangga dari habitat terestrial
dan akuatik
Wakil serangga nokturnal dan diurnal
75,00
30,00
0
0
60,00*
77,50
30,00
0
0
60,00*
Wakil serangga bermanfaat dan
merugikan
Wakil tipe metamorfosis hemimetabola
dan holometabola
Keutuhan morfologi
spesimen dan
kesalahan spesimen
Kelayakan kotak insektarium
75,00
3,33
23,33
40,00
20,00
97,50
0
3,33
53,33
46,66
87,50
10,00
3,33
36,66
53,33
87,50
16,66
13,33
26,66
43,33
Penulisan nama ilmiah dan perekatan
spesimen dalam insektarium
Keterangan : * skor tertinggi.
87,50
23,33
20,00
20,00
36,66
3
4
5
6
7
8
9
10
Ket.
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa,
dengan skor yaitu 87,50. Hasil penilaian kategori pilihan jawaban yang tertinggi adalah C
(tepat sampai ordo 40%). Hasil quis jawaban mahasiswa yang tepat meletakkan spesimen
dalam taksa dengan berpedoman pada buku identikasi atau kunci determinasi 15,38%,
mencocokkan dari gambar di internet 78,46% dan mencocokkan gambar pada buku 6,15%.
Diduga ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa dengan cara mencocokkan dari gambar
di internet (78,46%), sebenarnya mahasiswa melihat kunci determinasi atau identifikasi yang
dimuat di internet.
Wakil ordo dan genus dalam klasifikasi serangga
rerata skor yaitu 70,00. Hasil
penilaian kategori pilihan jawaban yang tertinggi adalah D (wakil genus dalam tiap ordo
lengkap (> 3 genus) 40%). Hasil quis jawaban mahasiswa wakil ordo dan genus dalam
klasifikasi serangga, mahasiswa yang sudah mengetahui mewakili ordo dan genus 47,69%,
mahasiswa yang belum mengetahui mewakili ordo dan sudah mewakili genus 26,15% dan
10
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
mahasiswa yang belum mengetahui mewakili ordo dan genus 24,61%. Menurut Elzinga
(1987) jumlah ordo serangga adalah 25 ordo. Kenyataaanya maksimal jumlah ordo yang
ditemukan pada insektarium kurang dari 25%.
Wakil serangga primitif dan modern rerata skor, yaitu 7,25. Hasil penilaian kategori
pilihan jawaban tertinggi B (wakil ordo serangga primitif kurang (<75% dari elzinga, 1987)
52,94%). Hasil quis jawaban mahasiswa menunjukkan wakil serangga primitif dan modern,
mahasiswa yang mencari serangga ordo primitif dan ordo serangga modern 16,92%,
mahasiswa yang mencari ordo serangga yang ketemu saja 83,07 dan mahasiswa tidak
mencari serangga ordo primitif 0%. Kenyataan di lapangan jumlah ordo primitif jumlahnya
sedikit. Menurut Romoser dan Stoffolano (1998) jumlah ordo yang tergolong primitif hanya
4 ordo, oleh karena itu jumlah ordo serangga primitif hasil penilaian cantuman aspek ini tidak
standar 100% (Tabel 3).
Wakil serangga dari habitat terestrial dan akuatik rerata skor, yaitu 75,00. Hasil
penilaian kategori pilihan jawaban tertinggi D (wakil serangga terestrial lengkap (>75 % dari
Elzinga 1987) 60,00%). Hasil quis jawaban mahasiswa menunjukkan wakil serangga dari
habitat terestrial dan akuatik, mahasiswa yang mencari serangga di daratan dan perairan
13,84%, mahasiswa yang mencari di darat saja 86,15% dan mahasiswa yang
mencari
serangga di perairan saja 0%. Kenyataanya hasil penilaian cantuman aspek ini tidak standar
100% (Tabel 3), terutama kekurangan pada koleksi serangga akuatik.
Wakil serangga nokturnal dan diurnal dengan rerata skor, yaitu 77,50. Hasil penilaian
kategori pilihan jawaban tertinggi D (wakil serangga diurnal lengkap (>75% dari Elzinga,
1987) 60,00%). Hasil quis jawaban mahasiswa menunjukkan wakil serangga nokturnal dan
diurnal, mahasiswa yang mencari siang dan malam 26,15%, mahasiswa yang mencari siang
saja 64,61% dan mahasiswa yang mencari malam saja 0%. Kenyataan hasil penialaian
cantuman aspek ini tidak standar 94,11% (Tabel 3), terutama kekurangan koleksi serangga
nokturnal.
Wakil serangga bermanfaat dan merugikan dengan rerata skor, yaitu 75,00. Hasil
penilaian kategori pilihan jawaban tertinggi memilih jawaban C, yaitu wakil serangga
bermanfaat lengkap (>3) 40%. Hasil quis mahasiswa menunjukkan wakil serangga
bermanfaat dan merugikan, mahasiswa yang mengkoleksi serangga bermanfaat dan
merugikan 95,38%, mahasiswa yang mengkoleksi serangga yang bermanfaat saja % dan
mahasiswa yang mengkoleksi serangga yang merugikan saja 4,61%. Kenyataan hasil
penilaian cantuman aspek ini tidak standar 94,11% (Tabel 3). Kekurangan terutama pada
sampel serangga merugikan.
11
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Wakil tipe metamorfosis hemimetabola dan holometabola dengan rerata skor, yaitu
97,50. Hasil penilaian kategori pilihan jawaban tertinggi memilih jawaban C, yaitu wakil
hemimetabola lengkap (>3) 40,00%. Hasil quis mahasiswa menunjukkan wakil tipe
metamorfosis hemimetabola dan holometabola, mahasiswa yang mengkoleksi serangga yang
bermetamorfosis sempurna dan tidak sempurna 92,30%, mahasiswa yang mengkoleksi
metamorfosis holometabola saja 9,23% dan mahasiswa yang mengkoleksi metamorfosis
hemimetabola saja 0%. Kenyataan hasil penialaian cantuman aspek ini standar 88, 23%.
Pada umumnya mahasiswa mengkoleksi serangga ordo modern, diketahui serangga ordo
modern pada umumnya metamorfosis hemimetabola dan holometabola (Borror et al., 2005).
Keutuhan morfologi spesimen dan kesalahan spesimen dengan rerata skor, yaitu
87,50. Hasil penilaian kategori dengan pilihan jawaban tertinggi memilih D, yaitu tidak
ditemukan kesalahan spesimen non serangga 53,33%. Hasil quis mahasiswa menunjukkan
keutuhan morfologi
dan kesalahan spesimen non serangga, mahasiswa yang mengikuti
prosedur mengawetkan spesimen dan tahu spesimen non serangga 55,38%, mahasiswa yang
modifikasi prosedur pengawetan spesimen dan ragu spesimen non serangga 47,69% dan
mahasiswa yang tidak mengikuti prosedur dan tidak tahu spesimen non serangga 0%.
Kenyataan hasil penilaian cantuman aspek ini standar 76,47%, kekurangan terutama
ditemukan spesimen non serangga atau kerabat dekat serangga (Gambar 3b).
Kelayakan kotak insektarium dengan rerata skor, yaitu 87,50. Hasil penilaian kategori
jawaban tertinggi memilih D, yaitu kotak insektarium dilengkapi dinding transparan 43,33%.
Hasil quis mahasiswa menunjukkan kelayakan kotak insektarium, mahasiswa yang
mengetahui standar kotak insektarium 56,92% dan mahasiswa yang tidak mengetahui standar
kotak insetarium 41,53%. Kenyataan hasil penilaian cantuman aspek ini standar 76,47%
artinya pada umumnya mahasiswa sudah mengetahui kotak yang standar. Kekurangan aspek
ini terutama beberapa tugas mahasiswa menggunakan kotak plastik kue untuk insektarium
(Gambar 3d).
Penulisan nama ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium dengan rerata
skor, yaitu 87,50. Hasil penilaian kategori dengan jawaban tertinggi memilih D, yaitu metode
perekatan tepat 36,66%. Hasil quis menunjukkan penulisan nama ilmiah dan perekatan
spesimen dalam insektarium, mahasiswa yang mengetahui cara penulisan atau cara
merekatkan spesimen di dalam kotak insektarium 87,69 % dan mahasiswa yang tidak
mengetahui cara penulisan dan cara merekatkan spesimen dalam kotak insektarium 12,30 %
(Gambar 3).
12
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
a
b
c
d
Gambar 3. Insektarium hasil karya mahasiswa Program Studi Studi Pendidikan Biologi FKIP
Unsri. a dan b kategori sagat baik(↑) non serangga. c. kategori baik. d. kategori
cukup, kotak dari plastik kue.
Pada umumnya aspek-aspek insektarium hasil karya mahasiswa sebagai calon guru
biologi di Program Studi Biologi FKIP Unsri dengan hasil kategori baik dan sangat baik
(70,25 - 97,50). Untuk lebih jelas rerata aspek insektarium dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram rerata nilai setiap aspek insektarium hasil karya mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 4) di atas 10 aspek insektarium telah dikuasai
dengan baik dan sangat baik, hal ini terlihat dari rerata skor tiap aspek insektarium > dari
cukup, yaitu kategori baik dan sangat baik. Artinya calon guru pendidikan Biologi FKIP
Unsri telah menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan insektarium sebagai media
pembelajaran dengan baik dan sangat baik. Media insektarium secara umum mencakup 10
aspek. Kesepuluh aspek harus dikuasai oleh guru dengan baik dalam membuat media karena
13
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
berkaitan dengan materi klasifikasi serangga khususnya dan materi mata kuliah entomologi
pada umumnya.
Pada saat melaksanakan tugasnya, seorang guru profesional dituntut untuk membuat
persiapan seperti media pembelajaran dan memakai media pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Media pembelajaran seperti insektarium dapat digunakan untuk membantu
menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar di kelas. Jadi aspek-aspek insektarium
tersebut akan ikut berpengaruh terhadap penyerapan ilmu dan bahan pelajaran. Menurut
Infoskripsi (2009) kemampuan profesional guru meliputi kepribadian guru, penguasai ilmu
dan bahan pelajaran, dan ketrampilan mengajar.
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan:
1. Insktarium yang layak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi klasifikasi
serangga di mata kuliah entomologi Program studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri yang
berkategori sangat baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian media insektarium yang telah dibuat oleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri sebagai calon guru biologi dikategori
sangat baik, baik dan cukup.
3. Ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa, wakil tipe metamorfosis hemimetabola dan
holometabola, keutuhan morfologi spesimen dan kesalahan spesimen, dan kelayakan
kotak insektarium Penulisan nama ilmiah dan perekatan spesimen dalam insektarium
pada umumnya standar karena termasuk kategori nilai sangat baik. Wakil ordo dan genus
dalam klasifikasi serangga, wakil serangga primitif dan modern, wakil serangga dari
habitat terestrial dan akuatik, wakil serangga nokturnal dan diurnal dan wakil serangga
bermanfaat dan merugikan pada umumnya belum standar.
4. Rerata 10 aspek insektarium, yaitu ketepatan meletakkan spesimen dalam taksa, wakil
tipe metamorfosis hemimetabola dan holometabola, keutuhan morfologi spesimen dan
kesalahan spesimen, kelayakan kotak insektarium, penulisan nama ilmiah dan perekatan
spesimen dalam insektarium termasuk kategori sangat baik (A), sedangkan wakil ordo
dan genus dalam klasifikasi serangga, wakil serangga primitif dan modern, wakil
serangga dari habitat terestrial dan akuatik, wakil serangga nokturnal dan diurnal dan
wakil serangga bermanfaat dan merugikan termasuk kategori baik (B).
14
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Saran
Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam penelitian ini perlu dilanjutkan
mengenai :
1. Hubungan kemampuan calon guru biologi FKIP Unsri membuat insektarium sebagai
media pembelajaran dengan kemampuan indeks prestasi kumulatif selama belajar di
Unversitas Sriwijaya.
2. Hubungan kemampuan calon guru biologi FKIP Unsri membuat insektarium sebagai
media pembelajaran biologi dengan kemampuan PPL di sekolah menengah.
Daftar Rujukan
Borror, D,J., Triplehorn, C.A., dan Johnson, N.F., 2005. Study of Insects. 7 th Edition.
Thomson Brooks/Cole. Australia, Canada, Singapura, Spain, United Kingdom, United
Stated.
Delacruz, A. A, 1995. Spesimen Biologi Pembuatan dan Pengawetan. Higher Education
Development Support USAID-Jakarta-Indonesia.
Elzinga, R.J. 1987. Fundamentals of Entomology. Third Edition, Prentice-Hall, Inc.
Englewood Cliffs, New Jersey 07632. USA.
FKIP Unsri, 2007. Buku Pedoman FKIP Unsri. Indralaya : FKIP Unsri.
Farchan, A., 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.
FKIP Unsri, 2010/2011. Buku Pedoman FKIP Unsri. Indralaya : FKIP Unsri.
Ibrahim, M., 2002. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) : Materi Pembelajaran Kontekstual
(CTL). Medan. Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta.
Infoskripsi, 2009. Profesionalisme Guru. Dikases tanggal
http://www.infoskripsi.com/Article/Profesionalisme-Guru.html
29
April
2009.
Nur, M. 2002. Materi Pembelajaran Kontekstual (CTL). Medan. Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta.
PPs Unsri, 2007/2008. Buku Pedoman Program Pascasarjana Universitas sriwijaya.
Palembang. Program Pascasarjana Unsri.
Rachman, F. A., 2005. Siatem dan Format Pemantauan PPL. Disampaikan Pada Lokakarya
PPL Peningkatan Kualitas Layanan dan Bimbingan Mahasiswa PPL Melalaui
Pelatihan Dosen Pemantau. Indralaya.UPPSB FKIP Unsri.
Romoser and Stoffolano (1998). The Science of Entomology. 4
th
Edition. McGraw-Hill
Companies, Inc. Singapura.
UPPSB FKIP Unsri, 2006. Delapan Keterampilan Dasar Mengajar. Buku Petunjuk PPL FKIP
Unsri. Indralaya : FKIP Unsri.
15
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Santoso, D. 2011. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan latihan Profesi Guru. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan nasional.
Tim SEQIP, 2005. Science Education Quality Improvement Project (SEQIP) Kerjasama
Indonesia-Jerman. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
Winkel, W.s., 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media abadi.
16
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Lampiran 1. Soal quis untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri
Quis Insektarium
1. Pada saat membuat insektarium dari mana anda mengetahui ordo atau genus serangga
yang dikoleksi: a. buku identfikasi atau kunci determinasi b. mencocokkan dari gambar
di internet c. mencocokkan gambar pada buku.
2. Apakah insektarium yang saudara buat sudah mewakili seluruh ordo dan genus serangga:
a. sudah mewakili ordo dan genus b. sudah mewakili ordo dan belum mewakili genus c.
belum mewakili ordo dan genus.
3. Apakah pada saat koleksi saudara berusaha mencari kelompok serangga primitif dan
kelompok serangga modern: a. ya, mencari serangga ordo primitif dan serangga ordo
modern b. mencari serangga (ordo) yang ketemu saja c. tidak mencari serangga ordo
primitif.
4. Apakah pada saat koleksi saudara mencari serangga yang hidup di perairan dan di daratan:
a. ya, di perairan dan di daratan b. di darat saja c. di perairan saja.
5. Apakah pada saat koleksi saudara mencari serangga yang hidup di malam hari dan siang
hari: a. ya, malam dan siang hari b. siang hari saja c. malam hari saja.
6. Apakah pada saat koleksi saudara mencari serangga yang merugikan dan serangga yang
bermanfaat: a. ya, merugikan dan bermanfaat b. merugikan saja c. bermanfaat saja.
7. Apakah pada saat koleksi saudara mencari serangga yang bermetamorfosis holometabola
dan hemimetabola:
a. ya, bermetamorfosis hemimetabola dan holometabola
b.
bermetamorfosis holometabola saja c. metamorfosis hemimetabola saja.
8. Apakah pada saat koleksi saudara membuatnya sesuai prosedur pengawetan spesimen: a.
ya sesuai prosedur pengawetan dan tahu spesiemn non serangga b. modifikasi prosedur
pengawetan dan ragu specimen non serangga c. tidak mengikuti prosedur pengawetan dan
tidak tahu spesimen non serangga.
9. Apakah saudara tahu kotak insektarium standar: a. ya tahu (transparan) b. tidak tahu.
10.
Apakah saudara tahu cara cara merekatkan spesimen di dalam kotak insektarium: a.
ya tahu b. tidak tahu.
17
*Disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP Unsri, PPs Unsri Bukit Besar Plg, 14 Mei 2009
Download