BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai prediksi
konsumsi energi listrik dengan menggunakan software DKL 3.2, LEAP, Simple-E
dan ETAP. Pada penelitian pertama, metode DKL 3,2 digunakan untuk
memprediksi perkembangan trafo distribusi berdasarkan pertumbuhan beban dan
software ETAP digunakan untuk menganalisis aliran daya pada trafo. Metode
DKL 3.2 biasa digunakan oleh PT.PLN untuk memperkirakan kebutuhan energi
yang bersifat linear, namun pada metode ini tidak terdapat uji statistik yang
menunjukkan korelasi antar variabel (Dhimas M, 2009).
Penelitian berikutnya membahas tentang peramalan beban listrik dan
optimalisasi pembangunan jaringan distribusi dengan menggunakan metode
simple-e dan program linier. Metode simple-e yang digunakan dalam
penelitian ini dapat disimulasikan dengan Microsoft Excel secara berulang-ulang
dengan waktu
yang
panjang,
tetapi
dalam
metode
ini
membutuhkan
pengalaman dan ketajaman intuisi untuk membentuk model yang sesuai
dengan data yang diperoleh (Arifien E, 2012).
Berdasarkan referensi dari penelitian terdahulu, penulis menggunakan
metode LEAP dengan menggunakan skenario Business As Usual (BAU).
Skenario BAU merupakan skenario dimana prediksi didasarkan pada anggapan
bahwa pertumbuhan konsumsi listrik akan berjalan sebagaimana biasanya seperti
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
7
waktu sebelumnya, sehingga mampu memprediksikan konsumsi energi listrik
hingga jangka waktu yang cukup panjang dengan akurasi data yang valid.
2.2
Perkiraan Kebutuhan Energi listrik
Perkiraan atau forecast pada dasarnya merupakan dugaan terjadinya suatu
kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Perkiraan kebutuhan energi
listrik sangat diperlukan sebagai data masukan bagi proses perencanaan
pembangunan suatu sistem kelistrikan dan juga diperlukan guna pengoperasian
sistem tenaga listrik dalam penyediaan yang sesuai kebutuhan.
Perkiraan kebutuhan energi listrik dapat dikelompokan menurut jangka
waktunya menjadi tiga kelompok, yakni perkiraan jangka panjang perkiraan
jangka menengah dan perkiraan jangka pendek (Djiteng Marsudi 2006).
A. Perkiraan beban jangka panjang
Adalah perkiraan dalam jangka waktu yang diatas satu tahun. Dalam
perkiraan beban jangka panjang masalah masalah makro ekonomi menjadi salah
satu masalah ekstrim perusahaan listrik dalam menentukan arah perkiraan dalam
jangka waktu yang panjang.
B. Perkiraan jangka waktu menengah
Perkiran jangka waktu menengah adalah jangka waktu dari satu bulan
menuju satu tahun. Dalam perkiraan jangka menengah masalah amsalah
manajerial perusahaan semisal tentang kemampuan teknis memperluas jaringan
distribusi, dalam perkiraan jangka menengah aspek yang harus diperhatikan
adalah aspek operasional karena dalam jangka waktu menengah tidak banyak lagi
yang dapat dilakukan dari segi pengambangan. Oleh karena itu perkiraan
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
8
mengenai besarnya beban minimum juga diperlukan karena beban terendah dapat
menimbulkan persoalan seperti munculnya tegangan yang berlebihan.
C. Perkiraan jangka pendek
Perkiraan beban jangka waktu pendek adalah jangka waktu dalam hitungan
jam sampai satu minggu (168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek
terdapat batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah bawah untuk beban
minimum yang ditentukan oleh perkiraan beban menengah.
2.3
Perkiraan Beban Tenaga Listrik
Salah satu faktor yang menentukan dalam membuat perencanaan sistem
tenaga listrik adalah peramalan beban yang dilakukan oleh sistem tenaga listrik
bersangkutan. Dalam hal ini tidak ada rumus eksak karena besarnya beban
ditentukan oleh konsumen yang secara bebas memilih pemakaiannya. Namun
karena kebutuhan tenaga listrik bersifat periodik maka grafik pemakaian tenaga
listrik mempunyai sifat periodik.
Oleh karena itu statistik beban masa lalu haruslah dianalisa karena sangat
diperlukan untuk memperkirakan beban di waktu yang akan datang dengan cara
mengekstrapolasi grafik dimasa lalu ke waktu yang akan datang.
Kebutuhan beban suatu daerah tergantung dari daerah itu sendiri,
penduduk, standar kehidupan, rencana pengembangan yang akan datang, harga
daya, dan sebagainya (Pabla, 1986).
Penggolongan karateristik beban dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan
sifat beban dan tipe beban.
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
9
Untuk tipe beban dibagi dalam kategori berikut :
a. Perumahan (Domestik) yang terdiri dari penerangan, kipas angin, AC, alat-alat
rumah tangga misal lemari es, setrika listrik, kompor listrik, dan lain-lain
b. Komersial yaitu untuk penerangan toko-toko, papan reklame, alat-alat lainnya
yang dipakai pada bangunan seperti toko, restoran, pasar, dan lain-lain
c. Kota (Publik), beban ini digunakan untuk penerangan jalan yang selalau
menyala sepanjang malam. Beban lainnya adalah seperti lampu taman, lampu
lalu lintas, air mancur untuk taman, dan sebagainya.
d. Industri, yang terdiri dari industri rumah tangga, industri kecil, industri
menengah, industri besar dan industri berat.
e. Pertanian, pada pertanian beban digunakan untuk keperluan irigasi yang
menggunakan pompa air yang digunakan oleh motor listrik.
f. Beban-beban lain, diluar beban-beban yang disebutkan diatas adalah beban
besar yang biasanya digunakan oleh industri kertas, tekstil, dan sebagainya.
Menurut (Purnomo 2005) peramalan beban dapat dibagi menjadi empat
kelompok yaitu:
a. Sektor rumah tangga
b. Sektor komersil, meliputi perdagangan, pengangkutan, komunikasi bank.
c. Sektor publik, meliputi instansi pemerintah, rumah sakit dan instansi sosial.
d. Sektor industri meliputi industri pariwisata, pertanian, pertambangan, galian,
industri pengolahan, listrik dan gas.
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
10
2.4
Beban Listrik
Untuk merencanakan suatu sistem tenaga listrik maka salah satu hal yang
harus diperhatikan adalah beban listrik. Guna mengetahui beban listrik ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu jenis beban listrik dan karakteristik
beban listrik.
2.4.1
Jenis Beban Listrik
Jaringan pada listrik AC memiliki tiga jenis beban listrik yang harus
ditopang Ketiga beban tersebut yaitu beban resistif, beban induktif, dan beban
kapasitif. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya.
a. Beban resistif
Beban resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan
(resistor) yang bisa dijumpai pada elemen pemanas dan lampu pijar. Beban resistif
memiliki sifat pasif, dimana beban tidak mampu memproduksi energi listrik.
Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama
sekali. (PLN Udiklat, 2011). Gambar 2.1 berikut adalah grafik gelombang
tegangan beban resistif
Gambar 2.1 Grafik gelombang tegangan beban resistif
(sumber https://en.m.wikipedia.org/wiki/Power_factor)
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
11
b. Beban induktif
Beban induktif dihasilkan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat
diberbagai alat-alat listrik. Beban ini memiliki faktor daya antara 0-1 (lagging).
Beban ini menyerap daya aktif (KW) dan daya reaktif (KVAR). Tegangan
mendahului arus sebesar φ° (PLN Udiklat 2011). Gambar 2.2 berikut adalah
grafik gelombang tegangan beban induktif :
Gambar 2.2 Grafik gelombang tegangan beban induktif
(sumber https://en.m.wikipedia.org/wiki/Power_factor)
c. Beban kapasitif
Beban kapasitif yakni beban yang mengandung suatu rangkaian kapasitor.
Beban ini mempunyai faktor daya antara 0-1 (leading). Beban ini menyerap daya
aktif (KW) dan mengeluarkan daya reaktif (KVAR). Arus mendahului tegangan
sebesar φ° (PLN Udiklat, 2011). Gambar 2.3 berikut adalah grafik gelombang
tegangan beban kapasitif.
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
12
Gambar 2.3 Grafik gelombang tegangan beban kapasitif
(sumber https://en.m.wikipedia.org/wiki/Power_factor)
2.4.2
Karakteristik Beban Listrik
Karakter beban merupakan faktor yang penting dalam perencanaan operasi
sistem tenaga listrik. Dengan mengerti karakteristik beban maka pengoperasian
sistem tenaga listrik dapat diatur sedemikian rupa hingga diharapkan suatu sistem
tenaga listrik dapat bekerja dengan optimal. Dalam mempelajari karakteristik
beban listrik ada beberapa istilah yang perlu diketahui yakni tentang faktor beban
dan faktor daya.
Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata terhadap beban
puncak yang diukur dalam satu periode tertentu. Beban rata-rata dan beban
puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt-ampere ampere dan sebagainya
namun satuan yang digunakan haruslah sama. pada penelitian ini yang digunakan
untuk menghitung total kapasitas trafo adalah dengan mengacu pada statistik PT.
PLN tahun 2011, dimana pada sumber tersebut tertulis untuk nilai faktor bebannya
adalah 0,8 (Statistik PLN, 2011).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
13
Faktor beban didefinisikan sebagai perbandingan antara beban rata-rata
dengan beban puncak yang diukur dalam satu periode tertentu. Beban puncak (Lf)
yang dimaksud adalah beban puncak sesaat atau beban puncak rata-rata dalam
interval tertentu, pada umumnya dipakai beban puncak dipakai dalam waktu 15 –
30 menit. Untuk perkiraan besar faktor beban pada masa yang akan datang dapat
didekati dengan data statistik yang ada. Dari definisi faktor beban dapat dituliskan
menurut (Djiteng 2006) pada persamaan (2.1)
Faktor beban (LF) =
beban rata−rata dalam periode tertentu
................ (2.1)
beban puncak dalam periode tersebut
Faktor daya adalah ukuran keefektifan sebuah peralatan dalam mengubah
arus dan tegangan menjadi daya akif atau daya yang berguna. Faktor daya
merupakan persentase dari total daya semu yang diubah menjadi daya aktif.
Faktor daya sebesar 0,8 menunjukan 80% daya semu diubah menjadi daya yang
berguna atau aktif. Definisi faktor daya dapat ditulliskan pada persamaan (2.2)
Faktor Daya (PF) = cos φ =
2.5
p (W)
S (VA)
...................................(2.2)
Pertumbuhan Pelanggan
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan diiringi pertumbuhan
ekonomi yang tinggi menyebabkan adanya kebutuhan akan energi listrik
mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga dibutuhkan penyediaan dan
penyaluran energi listrik yang memadai baik dari segi teknis maupun
ekonomisnya. Penggunaan tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan primer
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
14
atau penting dalam kehidupan masyarakat dan sering menjadi tolak ukur taraf
kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan teknologi.
Makin banyaknya industri berskala menengah maupun besar serta
pertumbuhan
pelanggan
yang
meningkat
setiap
tahunnya
tentu
akan
membutuhkan pelayanan dan penyaluran energi tenaga listrik secara kontinyu
dengan kualitas layanan yang baik dan handal. Kegiatan perdagangan,
perekonomian dan industri yang tumbuh pesat akhir ini. Oleh karena itu
permintaan akan tenaga melonjak saat ini dan pertumbuhan yang cepat
diperkiraakan akan berlangsung secara terus menerus setiap tahunnya. Untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan akan energi listrik, maka pihak penyuplai listrik
dalam hal ini adalah PT. PLN berusaha untuk melayani dan memenuhi kebutuhan
pelanggan yang semakin meningkat, sehinggan PT. PLN harus menyediakan
pembangkit listrik yang baru.
2.6
Intensitas dan Elastisitas Energi Listrik
Intensitas pemakaian energi (I) adalah parameter yang menyatakan
besarnya pemakaian energi untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
I=
volume pemakaian energi
volume aktivitas
............................................ (2.3)
Elastisitas energi adalah perbandingan laju pendapatan suatu daerah.
Semakin kecil angka elastisitas energi maka semakin efisien penggunaan energi
disuatu daerah tersebut. Angka elastisitas energi dibawah 1 dicapai apabila energi
yang tersedia telah dimanfaatkan secara optimal. Eleastisitas energi didapatkan
dengan menggunakan persamaan (Purnomo, 2005).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
15
𝐸=
2.7
volume permintaan energi
volume pendapatan
....................................... (2.4)
Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu faktor
indikator yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu daerah dalam
satu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu
daerah tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang
PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar.
PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan
sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi disuatu daerah.
Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan secara
riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak terpengaruhi oleh
faktor harga. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan
menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit
merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga
konstan (Badan Pusat Statistik, 2014).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
16
𝑡−𝑡𝑑
Yt = Ytd + (𝑌𝑡𝑎 − 𝑌𝑡𝑑 ) = (𝑡𝑎−𝑡𝑑)..........................(2.5)
Dimana :
2.8
Yt
= pertumbuhan PDRB pada tahun t (%)
Ytd
= Pertumbuhan PDRB pada tahun dasar prediksi
Yta
= pertumbuhan PDRB pada tahun akhir prediksi
t
= tahun prediksi
td
= tahun dasar prediksi
ta
= tahun akhir prediksi
Metode Peramalan Konsumsi Energi Listrik
Untuk melakukan perencanaan dalam bidang apapun, tentu harus ada
metode baku yang digunakan. Terdapat beberapa metode pendekatan untuk
menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik yang tersedia, seperti yang
dijelaskan berikut
Metode perkiraan adalah metode yang digunakan untuk menyusun
perkiraan kebutuhan listrik. Banyak metode yang dapat digunakan, namun
demikian perlu diketahui bahwa tidak ada satupun metode yang dapat mampu
memberikan hasil perkiraan yang tepat. Secara umum ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan listrik, yaitu Metode kotak
hitam (metode kecenderungan), End Use (metode analitis) dan ekonometri.
a.
Metode kotak hitam
Metode Kotak Hitam adalah metode yang disusun berdasarkan data
masa lalu tanpa memperhatikan faktor penyebab (pengaruh ekonomi, iklim,
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
17
teknologi, dan
lain-lain).Dengan menggunakan persamaan regresi maka
kebutuhan listriknya dapat dihitung. Persamaan model kotak hitam dengan
kecenderungan turun persamaan y(t)=a – bt, sedangkan persamaan kecenderungan
untuk naik adalah y(t) = a + bt.
b.
Metode End Use
Metode end use adalah model yang dibangun berdasarkan data dan
analisa penggunaan terakhir pada setiap sektor pemakai. Artinya konsumsi
tenaga listrik dihitung dengan memperhatikan jumlah peralatan listrik yang
digunakan (lampu, kulkas, AC, pompa, radio, setrika, dll) dan konsumsi listrik
spesifik setiap peralatan.
Konsumsi rumah tangga = jumlah peralatan (i) x konsumsi spesifik (i),
dengan:
Jumlah peralatan (i)
= Fraksi pemilikan (i) x jumlah pelanggan (i)
Konsumsi spesifik (i)
= berdasarkan hasil survei
c.
Metode Ekonometri
Metode ekonometri merupakan suatu metode untuk menganalisis
fenomena- fenomena ekonomi dengan menggunakan gabungan dari teori
ekonomi, matematika, dan statistika. Model ekonometri yang juga disebut
model tingkah laku atau model struktur ekonomi yang dirumuskan melalui
hubungan matematika itu yang kemudian diterapkan pada data empirik yang
dianalisis menggunakan metode statistika, sehingga dapat ditemukan hubunganhubungan ekonomi yang bersifat pembuktian.
Dalam penggunaannya untuk meramal penjualan tenaga listrik, maka teori
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
18
ekonomi kan menyebutkan bahwa:
a. Besar konsumsi listrik suatu keluarga akan dipengaruhi oleh pendapatannya.
b. Rumah tangga tersebut akan mengurangi konsumsi listriknya apabila
rekening listriknya dirasakan mengakibatkan pengeluaran sektor lain terganggu.
c. Pengurangan konsumsi listrik sebagai akibat penggunaan bentuk teknologi
yang lebih efisien atau lebih hemat.
Model yang dibangun berdasarkan pada kaidah ekonomi dan statistik
seperti yang ditujukan pada gambar. Konsumsi tenaga listrik dikaitkan dengan
pendapatam atau variabel lainnya. Dengan menggunakan persamaan regresi,
hubungan antara konsumsi tenaga listrik dan pendapatan dapat ditentukan setelah
analisa hasil regresi memenuhi kriteria uji statistik pembuatan model. Konsumsi
tenaga listrik dapat ditentukan dengan menggunakan model persamaan
yang sudah dibuat dan asumsi pertumbuhan ekonomi atau varibel yang
digunakan.
2.9
2.9.1
Metode Peramalan Konsumsi Energi Listrik menggunakan Software
DKL 3.2
Pada
DKL
3.2
digunakan
suatu
metode
yang
disusun
dengan
menggabungkan beberapa metode seperti ekonometri, kecenderungan, dan
analitis dengan pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral yaitu suatu pendekatan
dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (rumah tangga, bisnis,
umum, dan industri). Data kelistrikan yang digunakan merupakan data
pemakaian
energi listrik selama 5 tahun terakhir yang dilihat dari sisi
konsumen PLN (Tasrip,2005). Pada model ini pendekatan yang digunakan dalam
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
19
menghitung kebutuhan energi listrik adalah dengan mengelompokkan pelanggan
menjadi empat sektor yaitu
a)
sektor rumah tangga terdiri dari pemakai rumah tangga dan pemakai
kecil (golongan tarif R1, R2, dan R3).
b)
sektor bisnis terdiri dari pemakai bisnis (golongan tarif B1, B2, dan B3 ).
c)
sektor umum terdiri dari pemakai gedung/kantor pemerintah, lampu
penerangan jalan umum, dan sosial (golongan tarif S1 S2, S3, P1, P2) .
d)
sektor industri terdiri dari pemakai industri dan hotel (golongan tarif I1, I2,
I3, dan I4).
2.9.2
LEAP
The Long-range Energy Alternatives Planning atau kemudian disingkat
menjadi LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai alat
bantu
dalam
perencanaan/pemodelan
energi-lingkungan.
LEAP
bekerja
berdasarkan asumsi skenario yang pengguna inginkan, skenario tersebut
didasarkan pada perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi
energi hingga proses tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. LEAP merupakan
model yang mempertimbangkan penggunaan akhir energi (end-use), sehingga
memiliki kemampuan untuk memasukan berbagai macam teknologi dalam
penggunaan energi.
Keunggulan LEAP dibandingkan perangkat lunak perencaaan atau
pemodelan energi-lingkungan adalah tersedianya sistem antarmuka (interface)
yang menarik dan memberikan kemudahan dalam penggunaan serta tersedia
secara cuma-cuma (freeware) bagi masyarakat. Dengan menggunakan LEAP,
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
20
pengguna dapat melakukan analisa secara tepat dari sebuah ide kebijakan energi
kesebuah analisa hasil kebijakan tersebut, hal ini dikarenakan LEAP mampu
berfungsi sebagai database, sebagai sebuah alat perkiraan atau forecasting tool
dan sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi. LEAP sebagai alat perkiraaan
atau peramalan mampu membuat permintaan dan penyediaan energi dalam
jangka waktu tertentu sesuai keinginan pengguna. Sebagai alat analisa terhadap
kebijakan energi, LEAP memberikan pandangan hasil atas efek dari ide dan
kebijakan energi yang akan diterapkan dari sudut pandang penyediaan dan
permintaan energi, ekonomi dan lingkungan.
LEAP dibuat dan dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di
Boston, Amerika Serikat, atau disebut SEI-Boston. LEAP pertama kali dibuat
pada tahun 1980, sedangkan versi terakhir dirilis pada tahun 2008.
Menu utama pada aplikasi LEAP ditunjukan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Ekspresi Simulasi LEAP
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
21
Banyak orang yang telah melakukan penelitian menggunakan aplikasi
LEAP salah satunya adalah untuk menguji perencanaan peningkatan ketersediaan
listrik dan mitigasi CO2 di Indonesia. LEAP juga digunakan pada kajian
perencanaan pengembangan jaringan kelistrikan Jawa-Madura-Bali (JAMALI).
Kajian mengenai perencanaan permintaan dan penyediaan energi menggunakan
aplikasi LEAP pernah dilakukan dengan mengambil area penelitian Daerah
Istimewa Yogyakarta (Wijaya, 2009).
LEAP terdiri dari 4 modul utama yaitu modul variable penggerak (driver
variable) atau yang dalam versi terbaru disebut key assumptions, modul
permintaan (demand), transformasi (transformation) dan sumber daya energi
(resources). Modul tambahan adalah pelengkap terhadap modul utama jika
diperlukan, yaitu statistical differences, stock changes, dan non energy sector
effects.
Sebelum memasukan data ke dalam modul transformasi untuk diproses,
terlebih dahulu dimasukan data cadangan sumber energi primer dan sekunder ke
modul sumber daya energi yang diakses menuju modul transformasi. Gambar 2.5
berikut adalah tahapan pemodelan LEAP
Activity
Driver variable
Energy intensity
Data scenario
Activity
Energy
Demand Model
Energy demand
Gambar 2.5 Skema tahapan pemodelan LEAP (M. Ery Wijaya 2009)
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
22
Modul variable penggerak (driver variable) yang cabangnya dinamakan
dengan cabang key assumptions digunakan untuk menampung parameterparameter umum yang dapat digunakan pada modul permintaan maupun modul
trasnformasi. Parameter umum misalnya adalah jumlah penduduk, jumlah rumah
tangga, intensitas energi, tingkat aktivitas dan sebagainya. Modul variabel
penggerak bersifat komplemen terhadap modul yang lain.
A.
Modul Permintaan (Demand)
Modul Permintaan (Demand) digunakan untuk menghitung permintaan
energi. Analisis yang digunakan dalam model ini menggunakan metode yang
didasarkan pada pendekatan end-use (pengguna akhir) secara terpisah untuk
masing-masing sektor pemakai (dalam penelitian ini dengan sektor tarif) sehingga
diperoleh jumlah permintaan energi per sektor pemakai dalam suatu wilayah pada
rentang waktu tertentu. Informasi mengenai variabel ekonomi, demografi dan
karakteristik pemakai energi dapat digunakan untuk membuat alternatif skenario
kondisi masa depan sehingga dapat diketahui hasil proyeksi dan pola perubahan
permintaan energi berdasarkan skenario-skenario tersebut. Sedangkan penentuan
proyeksinya menggunakan trend yang terjadi dalam beberapa waktu yang
ditentukan.
B.
Analisis permintaan energi final (Final Energy Demand Analysis)
Permintaan energi dihitung sebagai hasil perkalian antara aktivitas total
pemakaian energi dengan intensitas energi pada setiap cabang teknologi
(technology branch). Dalam bentuk persamaan matematika perhitungan
permintaan energi menggunakan final energy demand analysis adalah :
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
23
Db,s,t = TAb,s,t × EIb,s,t..............................................................................2.6
di mana D adalah Permintaan (Demand). TA adalah aktivitas total (Total
Activity). EI adalah Intensitas Energi (Energy Intensity). b adalah “cabang”
(branch). s adalah tipe skenario (scenario), dan t adalah tahun di mana dilakukan
perhitungan (mulai tahun dasar hingga tahun akhir perhitungan). Intensitas energi
merupakan rata-rata tahunan konsumsi energi (Energy Consumption=EC) per unit
aktivitas (activity level). Secara matematik ditunjukkan dengan persamaan berikut
EI = EC/Activity Level.....................................................................................2.7
Aktivitas total teknologi adalah hasil dari activity level pada semua cabang
teknologi yang akan mempengaruhi demand branch.
TAb,s,t = A𝑏1 ,s,t × A𝑏 2 .s,t × A𝑏 3 ,s,t .................................................................2.8
dimana Ab adalah level aktivitas pada cabang tertentu b, 𝑏1 adalah induk dari
cabang b, 𝑏 2 induk cabang 𝑏1 , dan seterusnya.
C. Analisis Permintaan Energi Terpakai (Useful Energy Demand Analysis)
Pada metode ini, intensitas energi ditentukan pada cabang Intensitas
Energi Gabungan (Aggregate Energy Intensity Branch), bukan pada cabang
Teknologi (Technology Branch). Pada tahun dasar, ketika digunakan 2 metode
sekaligus (yakni Final Energy Demand dan Useful Energy Demand), maka
intensitas energi untuk tiap cabang teknologi adalah ditunjukkan seperti pada
Persamaan berikut,
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
24
UEb.0 = EIAG.0 × FSb.0 × EFFb.0 .................................................................2.9
Dimana Ueb.0 adalah useful energy intensity cabang b pada tahun dasar. EIAG.0
adalah final energy intensity cabang intensitas energi gabungan pada tahun dasar.
FSb.0 adalah fuel share cabang b pada tahun dasar, dan EFFb.0 adalah efisiensi
cabang b pada tahun dasar.
Intensitas energi terpakai dari cabang intensitas energi gabungan adalah
penjumlahan dari intensitas energi terpakai pada setiap cabang teknologi. Dalam
persamaan matematika ditulis seperti Persamaan berikut
UEAGG.0 = ΣUEb.0 ........................................................................................2.10
Bagian aktivitas (activity share) yakni bagian aktivitas suatu teknologi pada suatu
cabang teknologi terhadap aktivitas teknologi cabang intensitas energi gabungan
ditunjukkan oleh Persamaan berikut,
ASb,0 = UEb,0 / UEAG,0 ............................................................................2.11
dimana ASb,0 = activity share cabang b pada tahun dasar.
Perangkat lunak yang digunakan adalah keluaran tahun 2014 seri
2014.0.1.25. lisensi yang digunakan adalah lisensi untuk pendidikan. Bagianbagian menu pada tampilan windows sangat mudah dimengerti dan dapat
disesuaikan bahasanya sesuai yang tersedia pada operating system windows yang
digunakan LEAP memiliki beberapa terminologi umum, diantaranya,
a. Area = sistem yang dikaji (negara atau wilayah)
b. Current accounts = data yang menggambarkan tahun dasar (tahun awal).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
25
c. Scenario = sekumpulan asumsi mengenai kondisi masa depan.
d. Tree = diagram yang merepresentasikan struktur model yang disusun seperti
tampilan windows explore. Tree terdiri atas beberapa branch
e. Branch = cabang atau bagian dari tree, branch utama ada empat, yaitu
key assumptions, demand, transformation, dan resources. Masing-masing
branch utama dapat dibagi lagi menjadi beberapa branch tambahan (anak
cabang).
f. Expression: formula matematis untuk menghitung perubahan nilai suatu
variabel. Expression akan muncul pada saat membuat suatu skenario.
g. Saturation: perilaku suatu variabel yang digambarkan mencapai suatu
kejenuhan tertentu. Persentase kejenuhan adalah 0% ≤ X ≤ 100%. Nilai dari
total persen dalam suatu branch dengan saturation tidak perlu berjumlah
100%
(sebagai
contoh:
%
saturation
dari
rumah
tangga
yang
menggunakan lemari es) dimana X adalah nilai variabel.
h. Share: perilaku suatu variabel yang digambarkan mencapai suatu kejenuhan
100%. Nilai dari total persen dalam suatu branch dengan share harus
berjumlah 100%.
2.9.3
Perbedaan Metode DKL 3.2 dan LEAP
Pada metode peramalan konsumsi energi listrik, yaitu metode DKL 3.2
dan LEAP, terdapat beberapa perbedaan dari kedua metode itu sendiri. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 ini
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
26
Tabel 2.1 Perbedaan metode DKL 3.2 dan LEAP
Metode DKL 3.2
Prinsip
dasar
Kelebihan
Kekurangan
2.10
Menggunakan bentuk
inkremental,
dimana
hubungan variabel bebas
dan variabel tak bebasnya
dinyatakan
dalam
perubahan dari variabelvariabelnya.
Sering digunakan oleh
PLN
dalam melakukan
perkiraan keutuhan energi
listrik yang masih bersifat
linier. Hasil peramalan
cenderung
membesar
mulai diatas tahun kelima.
Metode LEAP
Metode
statistic
yang menggunakan keunggulan
software
LEAP (Long-range
Energy Alternative
Planning).
Dapat
membuat
simulasi
(sesuai kelebihan di
dalam softwareLEAP) berulang-ulang
dengan
waktu prediksi
sesuai kebutuhan. Hasil perkiraan
mendekati
hasil nyata/akurat
dengan
skenario
BAU.
Dalam perhitugannya
Membutuhkan
metode
ini
tidak pengalaman, dan pemodelan LEAP
melakukan uji statistik untuk membentuk model yang tepat
yang dapat menunjukkan sesuai data yang ada.
apakah variabel dalam
metode ini berkolerasi
kuat.
Minitab
Minitab adalah paket program pengolah data statistik yang cukup populer.
Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh Periset Barbara
F.Ryan, Thomas A.Ryan,Jr., dan Brian L.Joiner pada tahun 1972.
2.10.1 Definisi Minitab
Minitab adalah paket program pengolah data statistik yang cukup populer.
Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh periset Barbara
F.Ryan, Thomas A.Ryan,Jr., dan Brian L.Joiner pada tahun 1972. Minitab dapat
menangani analisis statistik (Minitab, 2015).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
27
2.10.2 Trend Analysis
Analisis tren merupakan model tren umum untuk data time series dan
untuk meramalkan. Analisis tren adalah analisis yang digunakan untuk mengamati
kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun waktu yang cukup
panjang.
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk
melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi
(data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relative cukup
panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar
fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap
perubahan tersebut. Analisis trend menjadikan model trend umum untuk data
runtun waktu dan memungkinkan penghitungan peramalan untuk masa yang akan
datang.
Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk memodelkan tren,
diantaranya tipe model linear (linear model), tipe model kuadrat (quadratic
model), tipe model pertumbuhan eksponensial (exponential growth model) dan
tipe model kurva-S (S-curve model). Namun keempat prosedur model tersebut
hanya dapat digunakan untuk data runtun yang tidak memiki unsur musiman.
a.
Tipe model linear (linear model)
Tren linier adalah suatu tren yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan
diramalkan naik atau turun secara linier. Rumus dari tipe model linear dapat
dituliskan seperti pada persamaan (2.11).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
28
Yt = β0 + β1 t + et.............................................................................(2.11)
Keterangan :
β0
: kostanta
β1
: perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya
t
: waktu
et
: nilai error
Pada model ini, β menunjukan rata-rata perubahan dari periode satu ke periode
berikutnya.
b.
Tipe model kuadratik (quadratic model)
Tren parabolik (kuadratik) adalah tren yang nilai variabel tak bebasnya naik
atau turun secara linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat scatter plot
(hubungan variabel dependen dan independen adalah kuadratik). Rumus dari tipe
model kuadratik dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.12).
Yt = β0 + β1 t + β2 t2 + et
...................................................................(2.12)
keterangan
β0
: kostanta
β1 and β2
: perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya
t
: waktu
et
: nilai error
Model ini dapat digunakan untuk bentuk lengkungan plot data yang sederhana.
c.
Tipe model eksponensial (exponential growth model)
Tren eksponensial ini adalah sebuah tren yang nilai variabel tak bebasnya
naik secara berlipat ganda atau tidak linier. Rumus dari tipe model eksponensial
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
29
dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.13).
Yt = β0 β1t + et
...............................................................................................(2.13)
β0
: kostanta
β1
: perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya
t
: waktu
et
: nilai error
Model ini menunjukan adanya peningkatan secara eksponensial atau hilang.
d. Tipe Model Kurva-S (S-Curve Models)
Tren model kurva S digunakan untuk model tren logistik Pearl Reed. Tren
ini digunakan untuk data runtun waktu yang mengikuti kurva bentuk S. Rumus
dari tipe model kurva-s dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.14).
Yt = 10a / (β0 + β1 β2t ) ...............................................................................(2.14)
Keterangan
β0
: kostanta
β1
: perubahan rata-rata dari satu periode ke periode berikutnya
t
: waktu
Model
ini
digunakan
jika plot
runtun
data mengindikasikan
adanya
kecenderungan bentuk kurva “S”.
Ukuran kebaikan model ditunjukkan oleh besarnya nilai MAPE (Mean
Absolute Percentage Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD (Mean
Squared Deviation).
Semakin kecil nilai MAPE menunjukkan bahwa
model yang digunakan semakin akurat. Sehingga model tersebut secara statistis
semakin cocok untuk digunakan (Minitab, 2015).
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
30
2.11. Keranga Pemikiran
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat menyebabkan tumbuhnya sektor industri yang diiringi dengan
tingginya konsumsi energi listrik. Hal tersebut juga sejalan dengan tututan
pelanggan yang ingin mendapatkan pasokan listrik yang kontinu dan handal. PT
PLN (Persero) sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan
bertanggung jawab atas kualitas penyaluran listrik kepada pelanggan.
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang
essensial dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup
pesat termasuk di Purwokerto. Purwokerto merupakan salah satu kota di Jawa
Tengah yang sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai
bidang mulai dari ekonomi, industri, hingga fasilitas publik.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk menerapkan metode perkiraan
pertumbuhan
konsumsi
energi
listrik
untuk
menanggulangi
kenaikan
pertumbuhan beban di masa yang akan datang, data ini juga digunakan untuk
acuan penyelenggara penyedia listrik untuk mampu memenuhi konsumsi energi
listrik dimasa yang akan datang dan berguna untuk memberi masukan pada pihakpihak tertentu dalam memberikan keputusan tentang peraturan yang berkenaan
tenaga listrik khususnya di wilayah Purwokerto, Banyumas.
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
31
2.12. Hipotesis
Dalam prediksi konsumsi energi listrik dari PLN yang digunakan oleh
konsumen terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam analisis prediksi
konsumsi energi listrik, yaitu metode DKL 3,2 dan LEAP. Simulasi pada
penelitian ini menggunakan software LEAP dan Minitab. Berdasarkan penelitian
terdahulu metode LEAP mampu memprediksikan konsumsi energi listrik hingga
jangka waktu yang cukup panjang, dan mudah dalam pengaplikasiannya. Dengan
memprediksi menggunakan aplikasi LEAP maka didapat data yang akan
mempermudah penyedia listrik dalam menentukan arah kebijakan kelistrikan
untuk jangka waktu lima tahun ke depan.
Selain konsumsi energi yang dianalisis, faktor ekonomi juga menjadi hal
yang tak kalah penting, karena dalam industri faktor ekonomi dalah hal utama
yang diperhitungkan, faktor pertumbuhan domestik regional bruto (PDRB) adalah
landasaan untuk menentukan faktor ekonomi khususnya di wilayah Banyumas.
Prediksi Kebutuhan Energi…, Ikmaludin, Fakultas Teknik UMP, 2017
Download