Sepuluh Perintah untuk Menjadi Pemenang di Dunia Kerja

advertisement
Sepuluh Perintah untuk
Menjadi Pemenang di
Dunia Kerja
Dr.Suryadi Siregar DEA
Staf pengajar
Institut Teknologi Bandung
Acara Table Manner
Wisuda ke XX
Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jakarta, 29 Desember 2007
Pembukaan
“Bapak mengajar dengan sangat menarik dan tampaknya bapak
sangat menguasai materi yang diberikan ..” ujar seorang
mahasiswa
kepada dosennya
yang separuh baya. sambil
tersenyum, dosen tersebut hanya menjawab ,” Terima kasih”.
Dengan wajah penuh penasaran , sang mahasiswa ini kembali
bertanya, “Kalau boleh tahu, bapak sudah mengajar berapa
tahun ?”. Sang dosen terdiam sejenak sambil berpikir. “ Ya, sekitar
dua puluh lima tahun,” katanya
Inti persoalan
Seorang mahasiswa lain yang sedari tadi menguping percakapan
tersebut tampak penasaran. Setelah sang dosen berlalu, ia
kemudian menghampiri mahasiswa yang tadi berbicara dengan
sang dosen.” Saya agak ragu kalau ia berpengalaman mengajar
selama itu , sebab saat mengajar tadi saya melihat ada tulisan
tahun 1990 di transparant yang dipakainya. Transparannya juga
agak kotor. barangkali sudah lama atau dari tahun 1990 kali . Jadi
tampaknya ia tidak memiliki pengalaman mengajar selama 25
tahun melainkan bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman mengajar
satu tahun yang kemudian diulanginya sebanyak 25 kali” katanya .
Sekilas komentar diatas tampak agak “sinis” namun pernyataan
tersebut juga agak masuk akal. “Baru-baru ini seorang teman yang
kebetulan seorang pengusaha melakukan rekrutmen di
perusahaannya. Ia kemudian mendapatkan beberapa kandidat yang
akan mengisi posisi strategis di perusahaannya . Para kandidat
tersebut kemudian diundangnya untuk tes wawancara. Yang
menarik, ada satu kandidat yang pengalaman kerjanya terbilang
senior alias 20 tahun. Namun , di sisi lain ada hal yang kelihatan
agak janggal. Dari Curriculum Vitae terlihat bahwa karir sang
kandidat ini hanya tampak cemerlang di lima tahun pertama
kerjanya. setelah itu biasa-biasa saja. Ada apa gerangan ? . Ketika
test wawancara dilakukan, tampak jelas kalau sang kandidat ini
tidak berkembang karirnya di perusahaan terdahulu karena ia tidak
meng-upgrade secara kontinyu pengetahuan dan keteerampilan
yang dimilikinya. Alhasil karirnya pun dengan mudah disalib oleh
junior-juniornya. “ Bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman kerja
selama lima tahun yang kemudian diulanginya sebanyak empat
kali. Kerja bukan lagi menjadi sesuatu yang menggairahkan
baginya melainkan hanya sekedar rutinitas”, kata pengusaha ini.
Secara priabdi, saya termasuk orang yang sangat tidak percaya
kalau profesionalitas (dan kedewasaan) seseorang ditentukan oleh
usia dan gelar akademik yang disandangnya. Dari perjalanan hidup
dan perjalanan karir, saya menemukan tidak sedikit profesional
yang hanya bertambah usia serta jumlah tahun pengalaman
kerjanya namun tidak sungguh-sungguh bertumbuh . Fenomena ini
sebetulnya sangat menyedihkan.
Saya percaya kalau yang namanya makhluk hidup harus senantiasa
bertumbuh. Aplikasinya adalah menjadi orang yang lebih baik dari
waktu ke waktu. Sayangnya, masih banyak anak manusia yang
memiliki hobi bernyanyi lagu ”aku masih seperti yang dulu “
Tips praktis
Sesungguhnya, kehidupan serta pekerjaan yang kita miliki dapat
menjadi semacam sarana bagi kita untuk menunjukkan siapa diri
kita yang sebenarnya. Prestasi kta disebuah perusahaan juga akan
secara langsung menunjukkan jati diri kita. Alangkah bahagianya
jika kita menyadari ada sebuah kesempatan berharga yang yang
terbentang untuk kita pada saat diterima bekerja di sebuah
perusahaan. Ya, kita memiliki kesempatan untuk menjadi
pemenang sekaligus juga pecundang
dalam dunia kerja.
Pilihannya ada ditangan kita sendiri. Perkenankanlah saya untuk
membagikan sejumlah tips yang kiranya dapat untuk
menghantarkan naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam karir Anda.
Pertama, bekerjalah sesuai dengan potensi diri
anda .
Banyak orang yang tidak berhasil dalam hidup karena mereka
bekerja di bidang yang sesungguhnya tidak mereka sukai atau
tidak mereka kuasai. Alhasil, prestasi yang mereka peroleh tidak
pernah maksimal. Lantas, bagaimana kita bisa tahu potensi diri
kita ? Ada berbagai pendekatan untuk menjawab hal itu, antara lain
carilah pekerjaan yang membangkitkan gairah Anda atau Anda
merasa senang ketika mengerjakannya (passion) Dengan demikian
pekerjaan tidak lagi dirasakan sebagai beban karena Anda sangat
menikmatinya meski (terkadang) Anda barangkali tidak
memeperoleh upah dalam bentuk uang atau materi.Bisa jadi bidang
itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal Anda.
Selain itu bekerjalah di bidang yang anda bisa atau
mahir(strength) , bukan bidang yang sulit bagi anda. Orang yang
senantiasa melakukan pekerjaan yang sebetulnya sulit baginya
lambat laun akan merasa depresi.Pekerjaan hanya akan menjadi
beban baginya.
Kedua, utamakan hubungan baik dengan semua
orang.
Kompetensi tanpa didukung dengan kemampuan membina
hubungan baik akan menjadi penghalang bagi karir seseorang.
Sebaliknya jika seseorang mampu berhubungan baik dengan
sesama (termasuk atasan rekan kerja, bawahan, konsumen, dsb)
maka ia akan lebih mudah mendapat dukungan. Orang yang tidak
mampu berhubungan baik dengan orang lain akan sangat sulit
bekerja sama dalam sebuah tim. Bukankah kita semua sadar kalau
sebuah prestasi besar hanya mungkin dicapai jika kita bekerja
dalam sebuah tim?
Ketiga, tunjukkan minat dan ketulusan untuk
membantu rekan kerja lebih sukses
Hal ini bisa diwujudkan melalui tindakan proaktif dalam bekerja,
ketersediaan memberikan ide atau kritik yang membangun serta
kesediaan untuk berbagi ilmu dengan rekan kerja lainnya.
Keempat, berikan lebih dari yang diminta
Orang yang bekerja pas banrol akan mendapat upah yang pas
banrol pula . Berikan yang terbaik yang mapu Anda berikan.
Sayangnya banyak juga orang yang sering berkata, “kalau gaji
dinaikkan tentu saya akan bekerja lebih giat lagi “ Ini bukan sikap
yang bijaksana. Bukankah hukum alam mengajarkan dengan tegas
bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur dan bukan sebaliknya?
Jadi menabur dulu baru menuai kemudian. Lakukan yang terbaik
dulu maka upah, promosi jabatan dsb akan mengikuti kita.
Seorang sahabat pernah mengingatkan saya kalau orang yang
paling memberatkan perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji
paling tinggi melainkan karyawan yang tidak produktif. Oleh
karena
itu
jadikanlah
diri
Anda
berharga
bagi
perusahaan.Kehadiran dan ketidakhadiran Anda dalam perusahaan
tersebut seharusnya memberi warna tersendiri. Yang paling
berbahaya jika kehadiran Anda sama sekali tidak memberikan nilai
tambah atau bahkan nilai minus bagi perusahaan. saya sering
mengatakan kalau karyawan yang baik ibarat tulang rusuk bagi
perusahaan.
Kelima, bergaul lintas departemen.
Hal ini sangat penting agar Anda memahami organisasi secara
keseluruhan dan makin sadar kalau kesuksesan organisasi
ditentukan oleh kesuksesan tiap bagian atau departemen di
dalamnya. Dengan demikian, Anda akan semakin rendah hati.
Tana bergaul lintas departemen, seseorang cendrung menjadi
sombong dan berpikir kalau departemennyalah yang paling penting
dan paling berjasa bagi keberhasilan perusahaan
Keenam, terlibatlah dalam kegiatan informal
Misalnya piknik bersama, tahun baru bersama ataupun olahraga.
Kegiatan seperti ini tidak hanya mengakrabkan hubungan namun
sekaligusmemperluas lingkaran pengaruh Anda sehingga akan
memudahkan Anda jika satu hari nanti Anda menempati posisi
strategis sebagai pemimpin di perusahaan tersebut.
Ketujuh, perioritaskan pekerjaan Anda
Sekedar sibuk tidaklah berarti Anda orang yang berprestasi. Oleh
sebab itu Anda harus membuat agenda mengenai hal apa saja yang
harus Anda lakukan dan mendisiplinkan diri Anda untuk
mengerjakannya. Pepatah mengatakan disiplin beratnya berkilokilo namun penyesalan beratnya berton-ton. Fokus untuk
mengerjakan perioritas pekerjan Anda akan membuat Anda
menjadi orang yang lebih produktif.
Kedelapan, evaluasi berkala kinerja Anda
Semakin lama seorang bekerja disebuah perusahaan, semakin ia
punya kemungkinan “terjebak” dalam rutinitas . Agar hal initidak
terjadi pada diri Anda, ushakan secara rutin melakukan evaluasi
atas kinerja Anda.Selain itu sebaiknya Anda memiliki seorang
rekan yang bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda. Orang
tersebut barangkali bisa menjadim mitra akuntabilitas bagi Anda
sehingga memacu Anda untuk terus bertumbuh.
Kesembilan,
tingkatkan
keterampilan Anda
pengetahuan
dan
Kalau Anda bertumbuh perusahaan Anda akan bertumbuh. Dunia
yang terus berubah ditambah kompetesi yang semakin ketat
seharusnya menjadi alarm peringatan. Prestasi masa lalu, nama
besar, bukanlah jaminan untuk terus berhasil. Jangan ragu untuk
mengikuti berbaga pelatihan, membaca buku-buku pengembangan
diri dan juga buku-buku yang sesuai dengan bidang pekerjaan
Anda, serta belajar dari mereka yang lebih ahli atau lebih
berpengalaman. Saya kenal seorang teman yang menjadi manager
HRD disebuah bank swasta terkemuka di tanah air yang tidak
ragu-ragu menginvestasikan dana pribadinya untuk terus belajar.
Bau-baru ini ia mengikuti sebuah pelatihan di Singapura dengan
biaya sendiri. Dia sepenuhnya sadar, kalau tidak bertumbuh ia
akan menjadi “manusia karatan”.
Kesepuluh, nikmati waktu libur Anda
Alangkah sayangnya jika hidup hanya kita habiskan untuk bekerja.
Sesekali kita juga harus mengambil waktu untuk benar-benar lepas
dari dunia kerja, untuk beristirahat dan menghimpun tenaga baru.
Ambil waktu untuk berdoa dan bersyukur atas semua karunia-Nya.
Atau sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk
menunjukkan kepada mereka betapa Anda mengasihi mereka.
Berlibur dengan keluarga tercinta seringkali membawa kesegaran
dan energi baru dalam menghadapi hari-hari yang akan datang.
Bagaimana menurut pengalaman Anda ?
Download